hubungan dasar negara dan konstitusi

26
HUBUNGAN DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI (MATERI RINGKASAN) A. Dasar Negara 1. Pengertian Dasar Negara Dasar negara berasal dari kata dasar dan negara. Arti kata dasar adalah landasan atau foundamental. Arti kata negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang didalamnya harus ada rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat. Arti kata dasar negara bagi bangsa Indonesia adalah Pancasila seperti yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. 2. Fungsi dan Kedudukan Dasar Negara Dalam tinjauan yuridis konstitusional, Pancasila sebagai dasar negara mempunyai kedudukan sebagai norma obyektif dan norma tertinggi di dalam negara serta sebagai sumber dari segala sumber hukum dan sumber tertib hukum negara RI hal ini sesuai dengan Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 jo Tap MPR No. V/MPR/1973 jo Tap MPR No. IX/MPR/1978, selanjutnya dipertegas lagi mengenai kedudukan Pancasila sebagai dasar negara berdasarkan Tap. MPR No. XVII/MPR/1998 yang kemudian dicabut dengan Tap. MPR RI No. II/MPR/2000. Dalam Tap. MPR RI No. II/MPR/2000 Tentang Sumber Hukum disebutkan bahwa Pancasila dan Batang Tubuh UUD 1945 (setelah diamandemen dibaca pasal-pasal) menjadi Sumber Hukum Dasar Nasional, dan dengan ditetapkannya ketetapan ini maka Pancasila tidak lagi sebagai Sumber dari segala sumber hukum melainkan menjadi Sumber Hukum Dasar Nasional. Fungsi Pancasila sebagai dasar negara dalam tinjauan sosiologis berarti sebagai pengatur hidup kemasyarakatan, sedangkan tinjauan yang bersifat 1

Upload: umi-sarofah

Post on 26-Dec-2015

52 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Dasar Negara Dan Konstitusi

HUBUNGAN DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI

(MATERI RINGKASAN)

A. Dasar Negara1. Pengertian Dasar Negara

Dasar negara berasal dari kata dasar dan negara. Arti kata dasar adalah landasan atau foundamental. Arti kata negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang didalamnya harus ada rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat. Arti kata dasar negara bagi bangsa Indonesia adalah Pancasila seperti yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.

2. Fungsi dan Kedudukan Dasar NegaraDalam tinjauan yuridis konstitusional, Pancasila sebagai dasar negara

mempunyai kedudukan sebagai norma obyektif dan norma tertinggi di dalam negara serta sebagai sumber dari segala sumber hukum dan sumber tertib hukum negara RI hal ini sesuai dengan Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 jo Tap MPR No. V/MPR/1973 jo Tap MPR No. IX/MPR/1978, selanjutnya dipertegas lagi mengenai kedudukan Pancasila sebagai dasar negara berdasarkan Tap. MPR No. XVII/MPR/1998 yang kemudian dicabut dengan Tap. MPR RI No. II/MPR/2000.

Dalam Tap. MPR RI No. II/MPR/2000 Tentang Sumber Hukum disebutkan bahwa Pancasila dan Batang Tubuh UUD 1945 (setelah diamandemen dibaca pasal-pasal) menjadi Sumber Hukum Dasar Nasional, dan dengan ditetapkannya ketetapan ini maka Pancasila tidak lagi sebagai Sumber dari segala sumber hukum melainkan menjadi Sumber Hukum Dasar Nasional.

Fungsi Pancasila sebagai dasar negara dalam tinjauan sosiologis berarti sebagai pengatur hidup kemasyarakatan, sedangkan tinjauan yang bersifat etis filosofis berarti sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cara-cara mencari kebenaran.

B. Konstitusi1. Pengertian Konstitusi

Konstitusi negara atau Undang-Undang Dasar adalah peraturan negara yang memuat ketentuan-ketentuan pokok dan menjadi salah satu sumber dari peraturan perundangan lainnya yang berada di bawahnya.Istilah konstitusi sebenarnya telah dikenal sejak zaman Yunani kuno dengan istilah politeia yang memiliki arti sama dengan konstitusi dan terdapat juga istilah nomia yang diartikan sama dengan undang-undang. Kedua istilah ini dikemukakan oleh Aristoteles.

1

Page 2: Hubungan Dasar Negara Dan Konstitusi

Istilah Konstitusi berasal dari bahasa latin Constitutio atau Constituere, kemudian berkembang di Prancis dengan istilah constituer, dalam bahasa Inggrisnya dengan istilah constitution.

2. Macam-Macam KonstitusiMenurut C. F. Strong membedakan konstitusi menjadi dua macam yaitu konstitusi tertulis (bila dibuat oleh yang berwenang dalam bentuk naskah) dan konstitusi tidak tertulis (tradisi).

3. Sifat dan Fungsi Konstitusi NegaraSifat pokok konstitusi negara adalah fleksibel (luwes) dan juga rigid (kaku). Konstitusi dikatakan fleksibel apabila konstitusi itu memungkinkan adanya perubahan sewaktu-waktu sesuai dengan perkembangan masyarakat. Konstitusi dikatakan kaku apabila konstitusi itu sulit diubah kapanpun kecuali melalui amandemen.Fungsi pokok konstitusi negara adalah untuk membatasi kekuasaan pemerintahan negara sedemikian rupa agar penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara tidak bersifat sewenang-wenang, sehingga hak-hak warga negara terlindungi atau terjamin. Gagasan ini selanjutnya dinamakan konstitusionalisme.

4. Kedudukan KonstitusiUndang-Undang Dasar memiliki kedudukan tertinggi dalam peraturan perundang-undangan, karena setiap perundangan yang berada dibawahnya tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangan yang ada di atasnya dan apabila ada peraturan perundangan yang tidak sesuai dengan Undang-Undang Dasar harus dicabut. Undang-Undang Dasar juga dipergunakan sebagai dasar dalam penyusunan peraturan perundangan yang ada di bawahnya.UUD yang memiliki kedudukan tertinggi sebagai fundamental law (hukum dasar). Sebagai hukum dasar yang tertulis, konstitusi mengatur tiga masalah pokok:- Jaminan terhadap hak asasi manusia

- Ditetapkan susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar

- Adanya pembagian atau pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang juga bersifat mendasar

C. Hubungan Dasar Negara dengan KonstitusiHubungan atau keterkaitan dasar negara dengan konstitusi suatu negara

nampak pada gagasan dasar, cita-cita, dan tujuan negara yang tertuang dalam Pembukaan atau Mukadimah Undang-Undang Dasar suatu negara. Dari dasar negara inilah kehidupan negara yang dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan diatur dan diwujudkan. Salah satu perwujudan dalam

2

Page 3: Hubungan Dasar Negara Dan Konstitusi

mengatur dan menyelenggarakan kehidupan ketatanegaraan suatu negara adalah dalam bentuk konstitusi atau Undang-Undang Dasar.1. Dasar Negara dan Pembukaan UUD 1945

Hubungan dasar negara dengan Pembukaan UUD 1945 dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Falsafah dasar negara Pancasila yang abstrak tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 yang merupakan uraian terperinci dari Proklamasi 17 Agustus 1945.

2) Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu kebulatan yang utuh dan tersusun secara teratur (sistematis) dan bertingkat (hierarkis). Sila yang satu menjiwai dan meliputi sila yang lain secara bertingkat.

3) Jiwa Pancasila yang abstrak, setelah tercetus menjadi Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 tercermin dalam pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.

4) Kesatuan tafsir sila-sila Pancasila harus bersumber dan berdasarkan Pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945

2. Dasar Negara dan Pasal-Pasal UUD 19451) Sila-sila Pancasila dalam kaitannya dengan pasal-pasal UUD 1945

sebagai berikut:2) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa berhubungan erat dengan pasal 29 (1,2)

UUD 19453) Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab berhubungan erat dengan pasal

27, 28, 28 A-28 J, 29, 30, 31, 32, 33, 34 UUD 19454) Sila Persatuan Indonesia berhubungan erat dengan pasal 1 (1), 32, 35, 36

UUD 19455) Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan berhubungan erat dengan pasal 1 (2), 2, 3, 22 E, 28, 37 UUD 1945

6) Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berhubungan erat dengan pasal 23, 27 (2), 31, 33, 34 UUD 1945

D. SUBSTANSI KONSTITUSI NEGARA1. UNSUR-UNSUR KONSTITUSI NEGARA

Konstitusi atau Undang-Undang adalah instrumen of geverment yaitu seperangkat kebijakan yang digunakan sebagai pegangan untuk memerintah dalam suatu negara.

Negara yang berdasarkan konstitusi adalah negara yang kekuasaan pemerintahannya, hak-hak rakyatnya, dan hubungan antara kekuasaan pemerintah serta hak-hak warga negaranya diatur oleh hukum. Oleh karena

3

Page 4: Hubungan Dasar Negara Dan Konstitusi

itu, negara konstitusional adalah negara yang kehidupannya didasarkan pada konstitusi. Sifatnya nasional dan demokratis.

Substansi (isi) konstitusi suatu negara secara umum meliputi sebagai berikut:

1) Bentuk negara

2) Bentuk pemerintahan

3) Alat-alat kelengkapan negara

4) Tugas alat-alat kelengkapan negara

5) Hubungan tata kerja alat perlengkapan negara

6) Hak dan kewajiban warga negara

7) Pembagian kekuasaan negara

8) Sistem pemerintahan negara

Menurut Sri Sumantri, konstitusi berisi 3 hal pokok, yaitu :

1) Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara

2) Ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental

3) Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang bersifat fundamental

2. KLASIFIKASI KONSTITUSI

Menurut C.F. Strong konstitusi diklasifikasikan atas :

1. Konstitusi yang luwes ( flexible ) dan konstitusi yang kaku (rigid)2. Konstitusi tertulis (written constitution) dan konstitusi tidak tertulis

(unwritten constitution).K. C.Wheare mengklasifikasikan konstitusi sebagai berikut :1. Konstitusi tertulis dan konstitusi bukan tertulis2. Konstitusi fleksible dan konstitusi rigid3. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi tidak derajat tinggi4. Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan5. Konstitusi sistem pemerintahan presidental dan konstitusi sistem

pemerintahan parlementer

4

Page 5: Hubungan Dasar Negara Dan Konstitusi

3. SIFAT DAN FUNGSI KONSTITUSI1) Sifat pokok konstitusi adalah :

a) Flexible (luwes) : konstitusi memungkinkan adanya perubahan sewaktu-waktu sesuai perkembangan masyarakat. Contoh, konstitusi negara Inggris dan Selandia Baru.

b) Rigid (kaku) : konstitusi sulit untuk dirubah kapanpun. Contoh, konstitusi negara Amerika, Kanada, Jerman, dan Indonesia.

2) Fungsi pokok konstitusiSecara lebih operasional,suatu konstitusi mempunyai fungsi sebagai berikut:a) Membatasi / mengendalikan kekuasaan negara penguasa tidak

bertindak sewenang-wenangb) Memberi suatu kerangka dan dasar hukum struktur pemerintahan

ke dalamlembaga-lembaga negara untuk dijadikan landasan penyelenggaraan negara yang melindungu HAM.

Gagasan mengenai fungsi pokok konstitusi ini disebut konstitusionalisme.

Menurut Carl J. Friedrich, konstitusionalisme merupakan gagasan yang melihat pemerintah sebagai satu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, tetapi dikenakan beberapa pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintah itu tidak disalah gunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk memerintah.

4. KEDUDUKAN KONSTITUSIKonstitusi mempunyai kedudukan yang penting dalam kehidupan negara yaitu:1) Konstitusi sebagai hukum dasar yaitu dasar adanya sumber kekuasaan

bagi lembaga negara.2) Konstitusi sebagai hukum tertinggi (superior) terhadap aturan lainnya.3) Implementasi dasar negara ke dalam konstitusi atau UUD 1945.

E. IMPLEMENTASI DASAR NEGARA KEDALAM UUD 1945 Implementasi dasar negara kedalam konstitusi adalah suatu keharusan yang arus dilakukan untuk melaksanakan amanat & cita-cita kemerdekaan suatu bangsa.Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD RI 1945 mengandung pengertian bahwa Pancasila merupakan substansi esensial dari pembukaan & mendapatkan kedudukan secara yuridis formal dalam pembukaan

5

Page 6: Hubungan Dasar Negara Dan Konstitusi

PEMBUKAAN UUD 1945 NKRI

A. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 :

Pembukaan UUD 1945 bersama – sama dengan pasal – pasal UUD 1945, disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, dan diundangkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun II NO.7

Pembukaan UUD 1945 terdiri atas empat alinea, adapun pada bagian alinea IV memuat pernyataan mengenai keadaan setelah Negara Indonesia terbentuk dan memiliki hubungan yang bersifat kausal dan organis dengan pasal – pasal UUD 1945. Hubungan ini menyangkut beberapa hal, antara lain :

a. Undang – undang Dasar ditentukan akan adab. Yang diatur dalam UUD adalah tentang pembentukan pemerintahan Negarac. Negara Indonesia adalah bentuk Republik yang berkedaulatan Rakyatd. Ditetapkannya Pancasila sebagai dasar falsafat Negara Indonesia

Hal – hal tersebut “ bersifat fundamental dan asasi bagi Negara Indonesia, sehingga Pembukaan UUD 1945 berkedudukan tetap dan tidak dapat diubah “

Hal ini sesuai dengan ketetapan MPR / MPRS, yang menyatakan :

“ Pembukaan UUD 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci yang mengandung cita – cita luhur dari Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan yang memuat Pancasila sebagai dasar Negara, merupakan satu rangkaian dengan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan oleh karena itu tidak dapat diubah oleh siapapun juga termasuk MPR hasil Pemilu, karena merubah pembukaan UUD 1945 berarti sama halnya dengan pembubaran Negara RI”.

Bagaimanakah hubungan antara Proklamasi dan Pembukaan UUD 1945 ?

Bahwa Pembukaan Undang – undang Dasar 1945 merupakan rangkaian yang terperinci dari Proklamsi sebagai suatu pernyatan kemerdekaan.

B. Hakekat Pembukaan UUD 19451. Pembukaan UUD 1945 sebagai tertib hukum tertinggi

Oleh sebab itu, maka kedudukan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah sebagi sumber dari segala sumber hukum Indonesia, sehingga semua peraturan perundangan yang digunakan di Indonesia harus berdasarkan dan bersumber pada Pancasila

6

Page 7: Hubungan Dasar Negara Dan Konstitusi

2. Bagaimanakah hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan pasal – pasal UUD 1945 ?Bahwa Pembukaan UUD 1945 memuat pokok – pokok pikiran , yaitu :- Pokok pikiran “ Persatuan “

- Pokok pikiran “ Keadilan Sosial “

- Pokok pikiran “ Kedaulatan Rakyat “

- Pokok pikiran “ Ketuhanan YME, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab“

Dan, keempat pokok pikiran yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut, dijabarkan dalam pasal – pasal UUD 1945. Jadi, Pasal – pasal UUD 1945 merupakan penjabaran dari pokok – pikiran yang termuat dalam pembukaan UUD 1945. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa pembukaan UUD 1945 adalah sebagai sumber hukum positif Indonesia.

3. Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat adanya tertib Hukum IndonesiaPembukaan UUD 1945 memuat unsur – unsur yang menurut ilmu hukum diisyaratkan bagi adanya suatu tertib hukum di Indonesia, yaitu suatu keterbulatan dan keseluruhan peraturan – peraturan hukum. Pembukaan UUD 1945 Sebagai Pokok kaidah Negara yang Fundamental (Staatsfundamentalnorm)Sebagai pokok kaidah negara yang fundamental,Pembukaan UUD 1945 ,memiliki beberapa ciri,antara lain: Sebagai norma dasar yang memberikan arah serta dasr-dasar cita-cita

hukum bagi Undang-Undang Dasar negara. Memiliki kedudukan hukum yang tinggi dari pada pasal UUD 1945 Mengandung pokok-pokok pikiran yang dijabarkan dalam pasal-

pasalnya. Mengandung norma yang harus dipatuhi Memiliki hakikat kedudukan hukum yang bersifat tetap.

4. Makna setiap alinea dalam Pembukaan UUD 1945Alinea pertama

Adalah suatu pengakuan hak azasi kebebasan atau kemerdekaan semua bangsa dari segala bentuk penjajahan dan penindasan oleh bangsa lain(dalil obyektif),dan untuk mempertanggungjawabkan bahwasanya pernyataan kemerdekaan adalah sesuatu yang sudah selayaknya,karena berdasar atas hak kodrat yang sifatnya mutlak dari moral bangsa Indonesia untuk merdeka (pernyataan subyektif).

Alinea kedua

7

Page 8: Hubungan Dasar Negara Dan Konstitusi

Adalah pengakuan hak azasi sosial yang berupa keadilan dan pengakuan azasi ekonomi yang berupa kemakmuran dan kesejahteraan,sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

Alinea ketiga adalah hak kodrat yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada semua bangsa.

Alinea keempat Adalah memuat tujuan Negara ,sebagai ketentuan pedoman dan pegangan yang tetap serta praktis,yaitu dalam realisasi hidup bersama dalam Negara Indonesia yang berdasar pada Pancasila.

PERKEMBANGAN KONSTITUSI INDONESIA

8

Page 9: Hubungan Dasar Negara Dan Konstitusi

A. PERIODE BERLAKUNYA KONSTITUSI Konstitusi di Indonesia termasuk konstitusi tertulis. Perkembangan

konstitusi Indonesia terus berkembang, sejak UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.

Pembagian periode pelaksanaan kostitusi dalam sejarah perjalanan Bangsa Indonesia beserta sistematika dari masing-masing konstitusi adalah sebagai berikut :1. UUD 1945 Sebelum Amandemen (18 Agustus 1945- 27 Desember 1949)

UUD 1945 dinyatakan sebagai hukum dasar yang sah dan berlaku di Indonesia sejak ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Rumusan UUD 1945 sebenarnya menggunakan rumusan hasil sidang BPUPKI yang sudah mengalami perubahan dan penyempurnaan dan ditetapkan pada sidang PPKI.

Sistematika UUD 1945 terdiri dari tiga bagian yaitu:a. Pembukaan terdiri dari empat alinea.b. Batang Tubuh terdiri dari 16 Bab, 37 Pasal. IV Aturan Peralihan dan II

Aturan Tambahan.c. Penjelasan.

Pembukaan UUD 1945 yang terdiri dari empat alinea itu, juga mempunyai pokok-pokok pikiran yang sangat penting, yaitu:

a. Negara Indonesia adalah suatu negara yang berdasarkan paham negara persatuan.

b. Dasar negara adalah Pancasila, yaitu.1) Ketuhanan Yang Maha Esa.2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.3) Persatuan Indonesia.4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan.5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Batang tubuh UUD 1945, yang dipertegas dalam penjelasan UUD 1945, mengatur tentang sistem pemerintahan negara, yaitu:

a. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Pasal 1).b. Sistem kostitusional, yaitu pemerintah berdasar atas konstitusi (hukum

dasar), jadi tidak bersifat kekuasaan yang tidak terbatas. (Pasal 1)

9

Page 10: Hubungan Dasar Negara Dan Konstitusi

c. Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara menurut Undang-Undang Dasar (Pasal 4).

d. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara, yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden(Pasal 17).

e. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas, kepala negara harus tunduk pada Konsitusi (Pasal 4).

f. DPR tidak dapat dibubarkan oleh Presiden (Pasal 7).

Undang-Undang Dasar 1945 pelaksanaan aturan pokok ketatanegaraan menjadi 2 periode, yaitu:

a. Periode, 18 Agustus 1945 — 14 November 1945· -Bentuk negara : negara kesatuan

· -Bentuk pemerintahan : republik

· -Bentuk kabinet : kabinet presidensialb. Periode 14 November 1945 — 27 Desember 1949

· -Bentuk negara : negara kesatuan

· -Bentuk pemerintahan : republik

· -Bentuk kabinet : kabinet parlementer

2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat( 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)

Konstitusi Republik Indonesia Serikat, atau lebih dikenal dengan atau Konstitusi RIS adalah konstitusi yang berlaku di Republik Indonesia Serikat sejak tanggal 27 Desember 1949 (yakni tanggal diakuinya kedaulatan Indonesia dalam bentuk RIS) hingga diubahnya kembali bentuk negara federal RIS menjadi negara kesatuan RI pada tanggal 17 Agustus 1950.

Perubahan bentuk negara dari negara kesatuan menjadi negara serikat mengharuskan adanya penggantian UUD, sehingga disusunlah naskah UUD RIS & dibuat oleh delegasi RI serta delegasi BFO pada KMB. UUD yg diberi nama Konstitusi RIS tersebut mulai berlaku tgl 27 Desember 1949, yg terdiri atas Mukadimah berisi 4 alinea, Batang Tubuh yg berisi 6 bab & 197 pasal, serta sebuah lampiran.

Konstitusi RIS adalah sebuah konstitusi yang bersifat sementara, yang dalam waktu secepat-cepatnya. Konstituante bersama dengan pemerintah akan menetapkan konstitusi baru menggantikan konstitusi ini. Bentuk negara menurut konstitusi ini adalah negara serikat dan bentuk pamerintahannya ialah republik (Pasal 1 ayat 1 KRIS). Kedaulatan negara dilakukan oleh pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal 1 ayat 2 KRIS).

10

Page 11: Hubungan Dasar Negara Dan Konstitusi

Sedangkan alat-alat kelengkapan RIS adalah:

a. Presidenb. Menteric. Senatd. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)e. Mahkamah Agung (MA)f. Dewan Pengawas Keuangan (DPK)

Sistem pemerintahan menurut konstitusi RIS dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pemerintahan dijalankan oleh Presiden bersama-sama para menteri dengan tujuan untuk menyelenggarakan kesejahteraan Indonesia dan mengurus supaya konstitusi UU Federal dan peraturan-peraturan lainnya yang berlaku untuk RIS dijalankan.

b. Presiden adalah kepala negara yang kekuasaannya tidak dapat diganggu gugat dan dipilih orang-orang yang dikuasakan oleh pemerintah daerah-daerah bagian.

c. Sistem kabinet adalah kabinet yang bertanggung jawab (cabinet government) kepada perdana menteri.

d. Kabinet tidak dapat dipaksa untuk meletakkan jabatannya oleh DPR pertama RIS.

e. RIS mengenal sistem perwakilan bikameral (dua kamar), yaitu Senat dan DPR.

f. Konstitusi RIS 1949 disahkan melalui keputusan presiden pada tanggal 31 Januari 1950 No.48 (LN.50-3) dan diundangkan pada tanggal 6 Februari 1950.

Konstitusi RIS mengatur ketatanegaraan sebagai berikut:

1. Bentuk negara : negara federasi/serikat2. Bentuk pemerintahan : republik3. Bentuk kabinet : kabinet parlementer

Sistematika konstitusi RIS,yaitu:

a. Pembukaan terdiri dari empat alinea/ paragraf.b. Batang Tubuh terdiri dari 6 Bab, 197 Pasal.c. Tidak ada penjelasan.

3. Undang- Undang Dasar Sementara 1950 Sebelum Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar, pada saat itu

terjadi demo besar-besaran menuntut pembuatan suatu Negara Kesatuan. Maka melalui perjanjian antara tiga negara bagian, Negara Republik

11

Page 12: Hubungan Dasar Negara Dan Konstitusi

Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Sumatera Timur dihasilkan perjanjian pembentukan Negara Kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950.

Sejak 17 Agustus 1950, Negara Indonesia diperintah dengan menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 yang menganut sistem kabinet parlementer.

Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, atau dikenal dengan UUDS 1950, adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

UUDS 1950 ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950 tentang Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, dalam Sidang Pertama Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR RIS tanggal 14 Agustus 1950 di Jakarta.

UUDS 1950 dinamakan "sementara", karena hanya bersifat sementara, menunggu terpilihnya Konstituante hasil pemilihan umum yang akan menyusun konstitusi baru. Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih Konstituante secara demokratis, namun Konstituante gagal membentuk konstitusi baru hingga berlarut-larut.

Pada masa ini terjadi banyak pergantian kabinet diakibatkan situasi politik yang tidak stabil. Tercatat ada 7 kabinet pada masa ini.a. 1950-1951 - Kabinet Natsirb. 1951-1952 - Kabinet Sukiman-Suwirjoc. 1952-1953 - Kabinet Wilopod. 1953-1955 - Kabinet Ali Sastroamidjojo Ie. 1955-1956 - Kabinet Burhanuddin Harahapf. 1956-1957 - Kabinet Ali Sastroamidjojo IIg. 1957-1959 - Kabinet Djuanda

Berdasarkan UUD 1950 maka bentuk ketatanegaraan seperti bentuk negara, pemerintahan dan cabinet adalah seperti berikut:

Konstitusi RIS mengatur ketatanegaraan sebagai berikut:

-Bentuk negara : negara kesatuan -Bentuk pemerintahan : republik -Bentuk kabinet : kabinet parlementer

Sistematika konstitusi RIS,yaitu:

a. Pembukaan terdiri dari empat alinea/ paragraf. Namun rumusannya tidak sama dengan UUD 1945

b. Batang Tubuh terdiri dari 6 Bab, 146 Pasal.c. Tidak ada penjelasan.

12

Page 13: Hubungan Dasar Negara Dan Konstitusi

4. Undang- Undang Dasar 1945 Amandemen ( 5 Juli 1959- sekarang)Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling tarik ulur kepentingan partai politik seperti berbeda-bedanya garis politik partai-partai politik yang berakibat seringnya terjadi pergantian kabinet.Serta gagalnya Dewan Konstituante untuk menetapkan UUD yang baru, maka maka pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang berisi:

1) Pembubaran Konstituante2) Berlakunya kembaii UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950.3) Akan dibentuk dalam waktu dekat MPRS (Majelis Permusyawaratan

Rakyat Sementara) dan DPAS (Dewan Pertimbangan Agung Sementara)

Dengan Dekrit Presiden maka negara Republik Indonesia dengan resmi menggunakan UUD 1945 kembali. Sejak saat itu UUD 1945 berlaku hingga sekarang, walaupun dalam pelaksanaannya masih terdapat penyimpangan-penyimpangan. Pada 1998 UUD 1945 mengalami amandemen oleh MPR terutama pada bagian batang tubuh.

Sejak itulah, bangsa Indonesia kembali memakai konstitusi UUD 1945, yang memiliki sistem ketatanegaraan sebagai berikut :

a. Bentuk negara : negara kesatuanb. Bentuk pemerintahan : republikc. Bentuk kabinet : presidensial

Setelah berakhirnya masa orde lama dan orde baru, bangsa Indonesia memasuki masa reformasi. Masa reformasi ditandai dengan adanya keterbukaan dan transparasi di segala bidang. Untuk menyelaraskan perkembangan zaman yang semakin kompleks maka kostitusi-pun harus diadakan perubahan. Akhirnya, UUD 1945 mengalami amandemen/perubahan pada beberapa pasalnya.

Hingga tanggal 10 Agustus 2002, UUD 1945 telah empat kali diamandemen oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Perubahan UUD 1945 dilakukan pada :

1. Perubahan I diadakan pada tanggal 19 Oktober 1999;Pada amandemen ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 9 pasal yaitu: Pasal 5 ayat (1), 7, 9 ayat (1) dan (2), 13 ayat (2) dan (3),14 ayat (1) dan (2), 15, 17 ayat (2) dan (3), 20 ayat (1), (2), (3) dan (4), 21 ayat (1).

13

Page 14: Hubungan Dasar Negara Dan Konstitusi

2. Perubahan II diadakan pada tanggal 18 Agustus 2000;Pada amandemen II ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 24 pasal yaitu: Pasal 18 ayat (1) s/d (7), 18A ayar (1) dan (2), 18B ayat (1) dan (2), 19 ayat (1) s/d (3), 20 ayat (5), 20A ayat (1) s/d (4), 22A, SSB, 25A, 26 ayat (2) dan (3), 27 ayat (3), 28A, 28B ayat (1) dan (2), 28D ayat (1) s/d (4), 28E ayat (1) s/d (3), 28F, 28G ayat (1) dan (2), 28H ayat (1) s/d (4), 28I ayat (1) s/d (5), 28J ayat (1) dan (2), 30 ayat (1) s/d (5), 36A, 36B, 36C.

3. Perubahan III diadakan pada tanggal 9 November 2001;Pada amandemen III ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 19 pasal yaitu: Pasal 1 ayat (2) dan (3), 3 ayat (1) s/d (3), 6 ayat (1) s/d (3), 6A ayat (1), (2), (3) dan (5), 7A, 7B ayat (1) s/d (7), 7C, 8 ayat (1) s/d (3), 11 ayat (2) dan (3), 17 ayat (4), 22C ayat (1) s/d (4), 22D ayat (1) s/d (4), 22E ayat (1) s/d (3), 23F ayat (1) dan (2), 23G ayat (1) dan (2), 24 ayat (1) dan (2), 24A ayat (1) s/d (5), 24B ayat (1) s/d (4), 24C ayat (1) s/d (6).

4. Perubahan IV diadakan pada tanggal 10 Agustus 2002Pada amandemen IV ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 17 pasal yaitu: pasal-pasal : 2 ayat (1), 6A ayat (4), 8 ayat (3), 11 ayat (1), 16 23B, 23D, 24 ayat (3), 31 ayat (1) s/d (5), 32 ayat (1) dan (2), 33 ayat (4) dan (5), 34 ayat (1) s/d (4), 37 ayat (1) s/d (5), Aturan Peralihan Pasal I s/d III, aturan Tambahan pasal I dan II.Dengan diberlakukannya amandemen UUD 1945 sebanyak 4 kali maka berdasarkan pasal 2 Aturan Tambahan, UUD bangsa Indonesia adalah naskah yang terdiri atas pembukaan dan pasal-pasalnya. Akhirnya, sistematika UUD 1945 setelah diamandemen adalah sebagai berikut :

5. Pembukaan UUD 1945 terdiri atas 4 alineaBatang tubuhUUD 1945 terdiri atas 20 Bab, 37 pasal , 3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan

6. Penjelasan UUD 1945

c. FUNGSI DAN TAHAPAN PERUBAHAN UUD 1945FUNGSI PERUBAHAN UUD 1945Fungsi perubahan terhadap Undang-undang dasar 1945 adalah untuk perbaharuan, agar UUD 1945 bisa berkembang sesuai jaman, mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan masyarakat.Sifat pokok perubahan konstitusi, diantaranya adalah sebagai berikut :a. Luwes (flexible), konstitusi member ruang bebas kemungkinan adanya

perubahan terhadap konstitusi sesuai dengan perkembangan masyarakat.b. Kaku (rigid), mudah tidaknya kemungkinan adanya perubahan konstitusi

untuk mengikuti perkembangan zaman. Fungsi perubahan konstitusi adalah :

14

Page 15: Hubungan Dasar Negara Dan Konstitusi

1. Mengubah pasal-pasal dalam konstitusi yang tidak jelas dan tidak tegas salam memberikan pengaturan. Akibatnya, banyak hal yang dengan mudah dapat ditafsirkan oleh siapa saja, tergantung pada kepentingan orang-orang yang menafsirkannya.

2. Mengubah dan/atau menambah pengaturan-prngaturan di dalam konstitusi yang terlampau singkat dan tidak lengkap serta terlalu banyak mendelegasikan pengaturan selanjutnya kepada undang-undang dan ketetapan lainnya.

3. Memperbarui beberapa ketentuan yang sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi politik dan ketatanegaraan suatu negara.

Perubahan UUd 1945 diharapkan dapat menjadikan UUD 1945 semakin baik, agar kelemahan yang terdapat dalam UUD 1945 dapat diperbaiki. Hal –hal dalam UUD 1945 yang telah mengalami perubahan atau perbaikan diantaranya sebagai berikut :

a. Pembatasan kekuasaan presidenb. Penegasan peran kekuasaan legislatif Indonesiac. Dicantumkan hak asasi manusia Indonesiad. Ditegaskan kembali hak dan kewajiban Negara maupun Warga Negarae. Pembaruan lembaga negara.

2. TAHAPAN PERUBAHAN UUD 1945UUD 1945 telah mengalami 4 kali amandemen, berikut tahapan amandemen UUD 1945.No. Amandemen Masa Berlaku1. Amandemen I

Dihasilkan melalui sidang umum MPR tahun 1999, tanggal 14-12 oktober 1999 19 Oktober 1999- 18 Agustus 2000

2. Amandemen II3. Dihasilkan melalui sidang tahunan MPR tahun 2000, tanggal 7-18 Agustus

2000 18 Agustus 2000- 9 November 20014. Amandemen III

Dihasilkan melalui sidang tahunan MPR tahun 2001, tanggal 1-9 November 2001 9 November 2001-10 Agustus 2002

5. Amandemen IVDihasilkan melalui sidang tahunan MPR tahun 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 10 Agustus 2002- sekarang

15

Page 16: Hubungan Dasar Negara Dan Konstitusi

Prosedur dalam perubahan undang-undang dasar diatur dalam pasal 37 UUD 1945, yaitu:

a. Usul perubahan pasal-pasal undang-undang dasar dapat diagendakan dalam siding MPR apabila diajukan sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota MPR

b. Setiap usul perubahan pasal-pasla UUD diajukan secara tertulis dan diajukan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya

c. Untuk mengubah pasal-pasal UUD, siding MPR dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 jumlah MPR

d. Putusan untuk mengubah UUD dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya 50 %+ 1 dari seluruh anggota MPR

e. Khusus tentang bentuk negara kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan

3. KESEPAKATAN DASAR DALAM MELAKUKAN PERUBAHAN Dalam sistem ketatanegaraan modern, ada 2 sistem yang berkembang dalam perubahan konstitusi yaitu:1. Renawali (pembaruan) suatu perubahan konstitusi secara keseluruhan

sehingga yang diberlakukan adalah konstitusi baru itu2. Amandemen (perubahan), suatu perubahan konstitusi dengan tetap

memberlakukan konstitusi yang asli

Menurut Gorge Jellinek terdapat 2 macam perubahan konstitusi (UUD) diantaranya adalah:

1. Verfassung sonderug, dilakukan dengan sengaja berdasarkan ketentuan dalam konstitusi (UUD)

2. Verfassung wandlung, perubahan konstitusi tidak ditentukan dalam konstitusi, melainkan dengan cara revolusi, coupd’etat atau convention.

CF. Strong menjelaskan tentang 4 macam perubahan konstitusi, diantarnya :

1. Perubahan konstitusi yang dilakukan legislative menurut pembatasan-

pembatasan tertentu

2. Perubahan konstitusi yang dilakukan rakyat melalui referendum yaitu

pendapat langsung rakyat melalui pemungutan suara

3. Perubahan konstitusi yang dilakukan sejumlah negara bagian (di negara

serikat)

16

Page 17: Hubungan Dasar Negara Dan Konstitusi

4. Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh lembaga negara khusus untuk

keperluan perubahan konstitusi (sepeti MPR di Indonesia,mahkamah

konstitusi di Prancis dan parlemen di Inggris)

Bentuk perubahan konstitusi diantaranya adalah pergantian, penambahan,

pengurangan, perubahan pasal per pasal dan pergantian seluruh pasal.

4. CONTOH PERILAKU POSITIF TERHADAP KONSTITUSI NEGARA

Berperilaku positif terhadap konstitusi adalah berusaha memiliki cara

pandang yang membangun terhadap segala masalah mengenai konstitusi.

Kita sebagai warga negara yang bertanggung jawab seharusnya

berperilaku konstitusional dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.

Perilaku konstitutional adalah perilaku berdasarkan dan hanya berpijak

kepadaaturan penyelenggaraan bernegara yang sesuai UUD 1945

Perilaku constitutional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat

ditunjukkan dengan hal-hal berikut :

1. Menyelenggarakan pemilu, untuk perubahan kepemimpinan negara dengan

menghindari cara paksaa, kekerasan ataupun pemberontakkan.

2. Mengutamakan musyawarah atau pemungutan suara dalam pemilihan

pejabat dan menghindari kolusi, suap maupun money politic.

3. Mendukung penyelenggaraan aksi-aksi damai dalam mempengaruhi

kebijakan public dan menolak aksi kekerasan, infiltrasi atau revolusi

4. Mempercayakan kepada pihak yang berwenang para pelaku kejahatan serta

menghindari main hakim.

17

Page 18: Hubungan Dasar Negara Dan Konstitusi

18