hubungan budaya literasi dengan keterampilan...

122
HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV SDN SUDIRMAN II KECAMATAN UJUNG PANDANG KOTA MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar IRFAN SAMSIR 10540 9491 14 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2020

Upload: others

Post on 22-Nov-2020

32 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

HUBUNGAN BUDAYA LITERASI

DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

SDN SUDIRMAN II KECAMATAN UJUNG PANDANG

KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

IRFAN SAMSIR

10540 9491 14

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2020

Page 2: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

vii

Page 3: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

vii

Page 4: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

vii

Page 5: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

vii

Page 6: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

vii

Page 7: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

vii

Page 8: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

vi

MOTO

Belajarlah Dalam Bersabar, dan Bersabarlah Dalam Belajar. Pada

Kesungguhan Ada Jalan Tuhan, dan Pada Kebenaran Ada Ridho

Tuhan.

Kebodohan yang paling bodoh bagi seorang mahasiswa ialah memilih

tunduk dan munafik terhadap ketidaktahuan.

“Saling Menasihatilah Untuk Kebenaran dan Saling Menasihatilah

Untuk Kesabaran,”

(QS Al-„Asr: 3)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda baktiku Kepada Ayah dan

Ibu yang senantiasa memberikan segala rasa cinta, kasih sayang dan

doa restu, dukungan dan semangat serta pengorbanan yang tulus dan

ikhlas.

Buat saudara”ku dan semua keluarga aku yang selalu memberikan

dukungan dan semangat guna tercapainya keberhasilan Penulis. End

Thanks For All Of My Friend, kalian adalah warna keindahan dalam

keseharianku dan yakinlah kita akan selalu menjadi idola bagi diri kita

sendiri.

Page 9: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

vii

ABSTRAK

IRFAN SAMSIR, 2020. Hubungan Budaya Literasi Dengan Keterampilan

Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN Sudirman II Kec. Ujung Pandang Kota

Makassar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pembimbing I Aliem Bahri dan pembimbing II Kaharuddin.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif (Exfo Facto) yang bertujuan

untuk mengetahui mengetahui hubungan (korelasi) antara budaya literasi dengan

keterampilan menulis narasi siswa IV SDN Sudirman II Kec. Ujung Pandang

Kota Makassar.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas IV di SDN

Sudirman II pada Tahun pelajaran 2020/2021. Adapun dari kelas tersebut dipilih

sampel secara penuh, yaitu satu kelas sebagai sampel. Pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa angket dan tes keterampilan

keterampilan menulis narasi. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan

menggunakan tekhnik statistik deskriptif, yakni digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi.

Dari hasil analisis statistika deskriptif diperoleh nilai rata-rata variabel

budaya literasi berada pada kategori cukup baik, yaitu sebesar 40%, dan besaran

rata-rata variabel keterampilan menulis narasi siswa berada pada kategori baik,

yaitu sebesar 55%. Selain itu nilai koefien korelasi yang diperoleh adalah sebesar

0,430 dan setelah dikonsultasikan dengan nilai r tabel pada taraf signifikansi 5%

dan N= 55, sehingga dapat diketahui nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel (0,434

≥ 0,266) yang berarti terdapat hubungan antara budaya literasi dengan

keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SDN Sudirman II Kec. Ujung

Pandang Kota Makassar.

Kata kunci: Budaya Literasi, Keterampilan Menulis Narasi Siswa

Page 10: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil „Alamin puji dan syukur kehadirat Allah swt atas

segala limpahan rahmat dan segala nikmat yang selalu tercurahkan kepada

penulis, salam dan salawat kepada junjungan Nabi Muhammmad saw, keluarga,

sahabat dan seluruh ummat muslim yang tetap istiqomah pada ajarannya. Pada

kesempatan ini penulis mendapat nikmat yang luar biasa karena dapat

menyelesaikan proposal ini sebagai bagian tugas akhir untuk memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Dalam penyusunan proposal ini, tidak sedikit mengalami hambatan, akan

tetapi atas berkat pertolongan sang Khalik Allah Swt penulis dapat mengatasinya

dengan baik. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan sebagaimana

layaknya sebuah karya ilmiah. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,

penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuannya baik berupa moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini

mulai dari awal sampai selesai. Ucapan terima kasih yang tak terhingga dan

teristimewa untuk yang penulis cintai dan mencintai penulis dengan sepenuh hati

Page 11: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

viii

Bakri dan Ibunda Salmia, atas pengorbanannya yang tak akan pernah bisa penulis

balas walaupun sampai titik peluh yang terakhir. Aliem Bahri, S,Pd., M,Pd.

Pembimbing I dan Kaharuddin, M.Pd., Ph,D. Pembimbing II, yang di tengah

kesibukannya masih dapat meluangkan waktunya membantu dan membimbing

penulis.

Demikian juga ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya penulis

sampaikan kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan FKIP

Universitas Muhammadiyah Makassar. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd, Ketua Jurusan

dan Ernawati, S.Pd, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak dan Ibu Dosen pada Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar

yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan selama mengikuti

pendidikan. Dan tiada imbalan yang dapat diberikan oleh penulis, hanya kepada

Allah SWT penulis menyerahkan segalanya dan semoga bantuan yang diberikan

selama ini bernilai ibadah di sisi-Nya Amin.

Makassar, 01 Oktober 2020

Penulis

Page 12: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iii

SURAT PERNYATAAN........................................................................ iv

SURAT PERJANJIAN ........................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... vi

ABSTRAK .............................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................ viii

DAFTAR ISI ........................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 9

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka ..................................................................... 10

B. Kerangka Pikir ..................................................................... 41

C. Hipotesis Penelitian ............................................................ 44

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................... 45

B. Populasi dan Sampel ............................................................ 45

Page 13: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

ix

C. Prosedur Penelitian .............................................................. 46

D. Definisi Operasional Variabel ............................................. 47

E. Instrument Penelitian ........................................................... 48

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 48

G. Teknik Analisis Data .......................................................... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian .................................................................... 53

B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 61

C. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................. 66

B. Saran .................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 68

RIWAYAT HIDUP PENULIS ............................................................... 70

LAMPIRAN ............................................................................................ 71

Page 14: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbandingan Persamaan dan Perbadaan Penelitan Relevan .. 13

Tabel 2.1 Kerangka Berpikir .................................................................. 43

Tabel 3.1 Populasi Siswa SDN Sudirman II ........................................... 46

Tabel 3.2 Indeks Interpretasi Koefisien Korelasi .................................... 53

Tabel 4.1 Kategori Budaya Literasi Siswa .............................................. 55

Tabel 4.2 Kategori Keterampilan Menulis Narasi .................................. 57

Page 15: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

xi

DAFTAR GAMBAR

Diagram Batang Skor Budaya Lterasi..................................................... 55

Diagram Batang Skor Keterampilan Menulis Narasi.............................. 57

Page 16: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Pendukung

Indikator Penilaian Keterampilan Menulis Narasi ...............................

Angket Budaya Literasi ........................................................................

Media Gambar Seri Tes Keterampilan Menulis ...................................

Data Perolehan Skor Siswa ..................................................................

Data Perolehan Angket Budaya Literasi ..............................................

Data Perolehan Skor Tes Keterampilan Menulis Narasi Siswa ...........

Data Analisis Korelasi Product Moment ..............................................

Lampiran 2 Persuratan

Berita Acara Ujian Proposal .................................................................

Surat Izin Penelitian Dari PTSP ...........................................................

Surat Izin Penelitian Dari Kesbangpol Kota Makassar ........................

Surat Pemberitahuan Izin Penelitian SDN Sudirman II .......................

Lembar Validasi Angket Budaya Literasi ............................................

Lampiran 3 Dokumentasi

Dokumentasi Observasi .......................................................................

Dokumentasi Pengisian Angket Budaya Literasi .................................

Dokumentasi Tes Menulis Narasi Siswa..............................................

Page 17: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang sangat

penting dipelajari. Bahasa indonesia sebagai alat berkomunikasi memiliki peran

dan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa kemampuan berbahasa indonesia

tentu tidak akan munkin seseorang dapat berkomunikasi secara baik dan benar,

sehingga menjadi perlu didalami dan dipahami serta dipelajari, khususnya

disekolah. Hal itu dapat dilihat dalam Kurikulum Tinkat Satuan Pendidikan itu

sendiri, dimana pembelajaran bahasa indonesia dihadirkan, kemudian diarahkan

untuk meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi menggunakan

bahasa indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang

Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, juga menegaskan bahwa

kompetensi bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta

didik terhadap penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa dan sikap positif

terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Dengan demikian pembelajaran bahasa

Indonesia adalah pembelajaran yang penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh

peserta didik.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, setidaknya ada empat keterampilan

yang harus diajarkan dan dikuasai oleh siswa. Ialah keterampilan menyimak,

berbicara, membaca dan keterampilan menulis (Henry Tarigan, 2008:1).

Page 18: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

2

Keterampilan menulis merupakan tahapan akhir yang dikuasai siswa, karena

siswa dapat menulis dengan baik apabila keterampilan berbahasa lainnya seperti

(menyimak, berbicara dan membaca), telah dimiliki siswa. Pada dasarnya

penguasaan keterampilan menulis, itu lebih sulit dibandingkan dengan

keterampilan berbahasa lainnya. Dilihat dari sudut kemudahanya, penguasaan

keterampilan membaca, menyimak dan berbicara, akan lebih mudah dibanding

penguasaan terhadap keterampilan menulis.

Menulis itu sendiri adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran atau

gagasan kedalam bentuk atau simbol-simbol tulisan. Gagasan ditulis berdasarkan

pengetahuan, pandangan, pengalaman, keterampilan, perasaan, sikap, perilaku,

khayalan, kemauan, dan keyakinan (Sutanto Leo, 2017:2). Sementara terampil

berarti cakap, atau mampu, sehingga keterampilan menulis dapat diartikan

kemampuan atau kecakapan seseorang dalam menuangkan ide, gagasan,

pemikiran maupun perasaannya melalui lambang-lambang tulisan dengan sistem

bahasa yang berlaku.

Penguasaan keterampilan menulis memang bukan hal yang mudah,

menulis dipengaruhi banyak faktor. Sediktnya dibagi atas dua faktor, internal

maupun eksternal. Faktor internal meliputi dari kesulitan ejaan, penggunaan tanda

baca, pemilihan kosakata, penyusunan kalimat, paragraf hingga kesulitan

mengembangkan ide cerita kedalam bahasa tulis sedangkan faktor eksternal

meliputi sarana dan prasarana dalam menulis. Dalam prosesnya, tidak jarang

soerang penulis mendapati kesulitan dalam menulis. Terlebih lagi bagi seseorang

yang baru menulis atau ditinkat pemula seperti anak seusia sekolah dasar .

Page 19: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

3

Di sekolah dasar, pembelajaran menulis ditemui pada mata pelajaran

bahasa indonesia. Menulis disekolah dasar umumnya dibagi atas dua. Menulis

menulis tingkat dasar dan menulis tinkat lanjut. Menulis tinkat dasar adalah

menulis pemulaan, yaitu siswa baru belajar menuliskan huruf abjad, kosa kata dan

kalimat. Sementara menulis tingkat lanjut adalah menulis tahap lanjutan. Menulis

lanjutan bisa ditemui pada mata pelajaran bahasa indonesia dikelas IV.

Sebagaimana dalam standar kompetensi pembelajaran bahasa Indonesia itu

sendiri, salahsatunya ialah siswa atau peserta didik mampu mengungkapkan

pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan,

pengumuman, dan pantun anak. Karenanya seorang siswa atau peserta didik

diharapkan mampu mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara

tertulis yang salah satunya dalam bentuk karangan narasi.

Karangan narasi adalah karangan yang berusaha menciptakan,

mengisahkan, dan merangkaikan tindak-tanduk manusia dalam sebuah peristiwa

atau pengalaman manusia dari waktu ke waktu, juga di dalamnya terdapat tokoh

yang menghadapi suatu konflik yang disusun secara sistematis (Dalman, 2016 :

106). Dengan kata lain Karangan narasi bertujuan untuk menyampaikan gagasan

dalam urutan waktu dengan maksud menghadirkan di depan mata angan-angan

pembaca serentetan peristiwa yang biasanya memuncak pada kejadian utama.

Bersesuaian dengan itu, Gorys Keraf (2010 : 136) menyatakan bahwa

karangan narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan

dengan jelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.

Selanjutnya peristiwa yang dimaksud, ialah rentetan kejadian dari satu waktu ke

Page 20: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

4

waktu, membentuk konflik dihadapi dan diselesaikan oleh suatu tokoh. Olehnya

seseorang yang hendak menulis sebuah karangan narasi, haruslah memiliki

kemampuan membaca peristiwa, kemudian meramuhnya kedalam bentuk teks

atau bahasa tulis, dan keduanya akan lebih mudah diwujudkan apabila seseorang

memiliki budaya literasi yang baik.

Yaya Suhendar (295: 2006) menjelaskan bahwa budaya literasi

membiasakan seseorang untuk melakukan kebiasaan berpikir yang diikuti proses

membaca dan menulis, yang pada akhirnya menciptakan karya. Kemampuan

seorang siswa dalam membuat narasi berkaitan erat dengan budaya literasi siswa.

Artinya Siswa cenderung bisa menghasilkan karangan narasi yang baik apabila

memiliki budaya literasi yang kuat. Sementara siswa yang tidak memiliki budaya

literasi cenderung lebih sulit merangkai karangan narasi. Adapun Budaya literasi

siswa dapat diartikan sebagai kebiasaan membaca dan menulis oleh seorang

siswa. Kebiasaan membaca dan menulis ini merupakan modal awal atas siswa

dalam membuat karya dalam bentuk tulisan narasi.

Seperti diketahui membaca merupakan kunci utama untuk mengetahui

segala sesuatu, termasuk informasi dan petunjuk sehari-hari yang berdampak

besar bagi kehidupan. Kebiasaan membaca menjadikan seseorang banyak tahu

akan hal, tidak berhenti sampai dengan meluasnya wawasan, tetapi juga

membantu mengembangkan pemikiran, memperdalam pemahaman serta

menguatkan memori dan imajinasi terhadap suatu kejadian. Selain itu kebiasaan

membaca juga memperkaya perbendaharaan kata, memperkaya ide, meningkatkan

Page 21: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

5

kemapuan memahami gagasan yang tertuang dalam baris demi baris sebuah

bacaan, nantinya memudahkan seseoarang dalam proses menulis karangan.

Asma Nadia (dalam Wiediarti, 2005: 143) pernah menuturkan, tidak

mungkin seseorang menjadi penulis atau pengarang kalau tidak suka membaca.

Pernyataan tersebut selaras dengan ucapan karta negara (dalam Wiedarti, 2016:

142) yang mengatakan bahwa tradisi menulis tidak akan dicapai tanpa didahului

oleh tradisi membaca. Artinya semakin sesorang banyak membaca, maka semakin

banyak tahu, dan semakin banyak tahu, maka semakin mudah ketika ia sedang

menulis ataupun mengarang.

Begitupun dengan menulis, menulis memiliki kesamaan dengan membaca,

karena dalam proses menulis pasti diikuti dengan proses membaca, melibatkan

proses berfikir dan itu terjadi secara berulang. Kebiasaan menulis dapat

mengembangkan pemikiran, memperkuat daya ingat dan meningkatkan

pengetahuan. Kebiasaan menulis melatih seseorang untuk berfikir secara runtut

dan logis, menjadikan seseorang memahami struktur dan unsur kebahasaan,

menguasai banyak kosa kata, serta melatih menyajikan ide kedalam berbagai

ragam bahasa tulis sesuai kaidah penulisan yang berlaku.

Zainurrahman (2011: 8) mengatakan modal pokok yang diperlukan agar

menulis menjadi pekerjaan yang mudah adalah, logika berfikir, banyak membaca,

motivasi yang kuat dan ketekunan, serta banyak berlatih atau membiasakan

menulis. Senada dengan Badudu (1985: 100) secara tegas mengatakan

keterampilan menulis memerlukan banyak latihan. Dari penjabaran di atas dapat

disimpulkan bahwa keterampilan menulis narasi, tidak hanya dipengaruhi oleh

Page 22: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

6

kebiasaan membaca, tetapi juga dipengaruhi oleh kebiasaan menulis atau latihan

menulis itu sendiri. Dengan sering membaca dan menulis, siswa bisa menguasai

banyak kata dan berbagai tipe dan model kalimat, yang semuanya itu merupakan

modal dan bahan dasar dalam proses kepenulisan narasi. Dengan kata lain,

kebiasaan membaca dan menulis dalam hal ini budaya literasi memudahkan siswa

dalam kegiatan menulis narasi.

SDN Sudirman II adalah sekolah yang terletak dikecamatan Kec. Ujung

Pandang Kota Makasar tepat berada di Jl. Jenderal Sudirman No 7, merupakan

sekolah yang sejauh ini telah menerapkan gerakan literasi sekolah (GLS) sejak

ditetapakannya Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 yang bertujuan

munmbuhkan budaya literasi. Berdasarkan hasil observasi lapangan serta shering

bersama guru setempat, SDN Sudirman II dalam prosesnya mewujudkan budaya

literasi disekolah, dilengkapi sarana prasarana memadai yang menopang

pelaksanaan gerakan literasi, seperti perpustakaan, sudut baca, buku pelajaran dan

buku-buku non pelajaran, serta menjalangkan kegiatan literasi seperti membaca

buku non pelajaran selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai dan kegiatan-

kegiatan lain yang terfokus untuk meningkatkan budaya literasi disekolah. Dilain

hal keberedaan tim lierasi sekolah (TLS) di sekolah tesrebut yang melibatkan guru

sebagai pelaku utama semakin memastikan gerakan literasi sekolah selama dapat

berjalan dengan baik dan membuahkan hasil.

Tim literasi/Tim GLS literasi bertanggungjawab melakukan

pengembangan perpustakaan sekolah, mengembangkan sudut baca disekolah,

melaksanakan berbagai kegiatan/even literasi seperti kampanye literasi, mengawal

Page 23: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

7

program 15 menit membaca setiap hari, dan kegiatan literasi lainnya

(mendongeng, membuat ringkasan, membaca nyaring, mengapresiasi karya sastra

dll). Dari berbagai kegiatan ataupun even literasi, pada akhirnya mampu

membiasakan seorang siswa agar dekat dengan buku, menjadikan anak cinta pada

kegiatan membaca dan itu dapat dilihat dimana secar garis besar siswa memiliki

buku teks non pelajaran sebagai bahan bacaannya yang dipinjam dari

perpustakaan sekolah tanpa harus ada pengwajiban menyelesaikan bacaan atau

menyetor berupa ringkasan dari buku yang ia pinjam. Biasanya guru hanya

menanyakan seputar buku apa yang sementara ia baca dan membuka kesempatan

bagi siapapun siswa yang ingin berbagi cerita atau berbagi informasi dari hasil

bacaan, ketika sebelum atau setelah pembelajaran. Tidak terhenti sampai disitu,

semenjak digalakkannya berbagai kegiatan literasi disekolah tersebut, peserta

didik pada umumnya mengalami peningkatan hasil belajar, khusunya pada mata

pelajaran bahasa indonesia dikelas IV.

Seperti halnya dalam pelajaran menulis karangan narasi, sebelumnya

sisiwa kelas IV dalam menulis, cenderung sulit menemukan ide menulis, sulit

mengembangkan ide tulisan, susah menentukan pilihan kata yang tepat (diksi),

menentukan alur dan penokohan serta kurang memahami ejaan, tata tulis dan cara

mengorganisasikan pesan kedalam bahasa tulis. Tetapi semenjak penerapan

gerakan literasi berjalan, siswa menjadi lebih mudah dan kerap menemukan solusi

dalam menghadapi „kebuntuan‟ ketika sedang menulis. Bahkan siswa lebih

percaya diri memajang hasil karangan, dipajang padan mading kelas ataupun

mading sekolahnya. Hanya saja bimbingan serta arahan dari guru tetap

Page 24: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

8

diperlukan, diantaranya guru tetap membantu siswa menggali ide dari tema

karangan yang hendak dituliskan. Kadang-kadang, guru harus menggunakan

media pembelajaran yang inovatif dan kreatif, yang dapat memudahkan siswa

dalam proses mengarang, tujuannya untuk memantik ide siswa, agar mendapat

gambaran yang jelas dari tema yang hendak dibuatkan karangan.

Berangkat dari paparan dan pemikiran di atas, budaya literasi dalam arti

kebiasaan membaca dan menulis memiliki hubungan yang positif dengan

keterampilan menulis narasi. Dalam hali ini, semakin tinggi budaya literasi

seseorang, maka semakin baik pula keterampilan menulis narasinya. Begeitupulah

sebaliknya, semakin rendah budaya literasi seseorang maka semakin rendah pula

keterampilannya dalam menulis narasi. Atas dasar itu, peneliti terdorong umtuk

melakukan peneltiani dengan maksud membuktikan apakah budaya literasi

memiliki hubungan dengan ketrampilan menulis narasi siswa dengan mengangkat

sebuah judul “Hubungan Budaya Literasi dengan Keterampilan Menulis Narasi

Siswa Kelas IV di SDN Sudirman II Kec. Ujung Pandang Kota Makassar.”

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang yang dijabarkan di atas, peneliti mengajukan

rumusan masalah yaitu “ Adakah hubungan budaya literasi dengan keterampilan

menulis narasi siswa Kelas IV SDN Sudirman II Kec. Ujung Pandang Kota

Makassar?

Page 25: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

9

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan budaya literasi dengan keterampilan menulis narasi siswa

Kelas IV SDN Sudirman II Kec. Ujung Pandang Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini terbagi atas dua sub bagian, baik secara

teoritis maupun secara praktis :

1. Manfaat teoretis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapakan menjadi bahan bahan,

referensi, dan kajian, serta dapat memperkaya khazanah seputar tentang

keterampilan menulis narasi dan budaya literasi.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada

siswa keterkaitan antara budaya literasi dengan keterampilan menulis

narasi serta mendorong siswa, agar tetap membudayakan membaca dan

terus berlatih menulis

b. Bagi guru, hasil penelitian ini peneliti dapat untuk menamba wawasan

dan menjadi rujukan serta pertimbangan dalam upaya peningkatan

budaya literasi dan peningkatan keterampilan menulis narasi siswa.

c. Bagi peneliti, hasil penelitian sebagai dasar, acuan dan refrensi bagi

penelitian lain di tempat dan pelajaran yang berbeda.

Page 26: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

10

Page 27: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian yang Relevan

a. Achmad Zakaria 2017 melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Budaya

Literasi Terhadap Prestasi Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Peserta Didik Di

SMP Iskandar Said Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh budaya literasi terhadap prestasi belajar. Berdasarkan

hasil pengumpulan data melalui angket yang dibagikan kepada peserta didik

dan setelah dianalisis diperoleh data dengan presentase 71,02%, hal ini

menunjukkan bahwa budaya literasi tergolong cukup tinggi. Sementara prestasi

pelajaran kebudayaan islam di SMP iskandar Said Surabaya juga tergolong

baik dan dilihat dari hasil rata-rata peserta didik adalah 86,77 dari 89 jumlah

peserta didik (responden). Selain itu, terdapat hubungan positif yang signifikan

antara pengaruh budaya literasi terhadap prestasi belajar peserta didik. Hal ini

dibuktikan dari hasil yang diperoleh menggunakan rumus korelasi product

moment, diperoleh angka indeks korelasi sebesar 0,33 yang berkisar antara

0,02-0,40 ini berarti terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dan

Variabel Y.

b. Evi Rahmawati 2012 telah melakukan penelitian yang berjudul Hubungan

Kebiasaan Membaca Tajuk Rencana Dengan Keterampilan Menulis

Argumentasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri kota Yogyakarta yang

Page 28: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

12

Berkategori Sedang. Penelitian ini menggunakan dua variabel. Yaitu kebiasaan

membaca tajuk rencana dan kemampuan menuis argumentasi. Populasi dalam

penelitian ini adalah 5 sekolah dengan jumlah kelas sebanyak 38. Sampel

penelitian ini diambil 50 % sehingga didapatkan sampel sebanyak 19 kelas

dengan jumlah siswa sebanyak 494. Hasil penelitian menujukkan terdapat

hubungan yang signifikan antara kebiasaan membaca tajuk rencana dengan

keterampilan menulis argumentasi siswa kelas XI SMA Negeri Yogyakarta.

c. Perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang dilakukan

Pada dasaranya bentuk dan model penelitian ini memiliki kesamaan yang

mencolok dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Zakaria dan Evi

Rahmawati. Hal yang dikatakan sama diantaranya terdapat pada jenis

penelitian yang terdapat pada penleitian ini menggunakan jesnis penelitian

experimen yang berkonsentrasi pada hubungan (korelasi) antar variabel-

variabel yang diteliti. Begitupun dengan jenis penelitian pada penelitian yang

dilakukan oleh Ahmad Zakaria dan Evi Rahmawati ialah menggunkan bentuk

dan model experimen dan jenis penleitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan korelasi antar variabel (X terhadap Y). Apakah terdapat hubungan

antara variabel X dan variabel Y, bagaimankah arah hubungannya, serta

besaran kontribusi variabel (X) terhadap variabel (Y).

Dilain hal variabel, instrumen dan teknik analisis data yang digunakan

pada penelitian ini, juga memiliki kesamaan. Bila dilihat variabel X (Budaya

Literasi) dalam penelitian ini memiliki kesamaan dengan variabel X dalam

penelitian yang diteliti oleh Ahmad Zakaria. Demikian pun penelitian oleh

Page 29: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

13

Evy Rahmawati, yaitu mengkaji mempelajari varibel Y yang sama dengan

penelitian ini (Keterampilan menulis) dan meneliti variabel X yang memiliki

kemiripan (Kebiasaan membaca tajuk rencana) dengan variabel X pada

penelitian ini (Budaya Litrasi). Dalam hal instrumen dan teknik analisis data

secara garis besar memiliki kesamaan, seperti halnya angket (kuesioner) dan

tes yang digunakan, proses, isi dan muatan kurang lebih sama namun sudah

tentu berbeda tapi tujuan tetap sama yiatu memperoleh data kemudian

mengungkap korelasi antar variabel yang diteliti. Hanya saja pada penelitian

yang dilakukan Ahmad Zakaria tidak menggunakan tes dikarenakan variabel

(Y) sudah dapat diketahui nilainya tanpa harus dilakukan tes.

Sementara perbedaan mendasar dalam penelitian dengan penelitian yang

dilakukan Ahmad Zakaria dan Evy Rahmawati, yaitu populasi dan teknik

pengambilan sampel. Populasi pada penelitian Ahmad Zakaria adalah seluruh

jumlah siswa yang ada di SMP Iskandar Said Surabaya dengan menggunakan

teknik pengambilan sampel secara acak (random sampel) dari populasi atau

peserta didik SMP Iskandar Said Surabaya yang terdapat pada kelas (VII, VIII,

IX). Sedangkan populasi dan teknik pengambilan sampel dalam penelitian

yang dilakukan oleh Evi Rahmawati ialah seluruh jumlah siswa di 5 sekolah

SMA dikota yogyakarta dengan teknik sampel 50% dari populasi yang ada.

Sementara populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang ada di

SDN Sudirman II dengan sampel yaitu selurh jumlah siswa yang ada dikelas

IV (61). Jika dua peneltian sebelumnya, nantinya akan melakukan generalisasi

atas hasil yang diperoleh terhadap populasi. Sementara pada peneltian ini

Page 30: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

14

generalisasi hasil penelitian lebih terfokus terhadap suatu kelompok belajar

yakni siswa kelas IV. Agar dapat dengan muda dipahami, berikut akan lebih

detil digambarkan perbedaan dan persamaan dari penelitian yang relevan

dengan penelitian ini:

No. Item Penelitian

Ahmad Zakaria

Penelitian

Evy Rahmawati

Penelitian Ini

(Irfan Samsir)

2. Variabel

Penelitian (X, Y)

Budaya

Literasi (X),

Hasil Belajara

Sejarah

Kebudayaan

Islam (Y)

Membaca Tajuk

Rencana (X),

Keterampilan

Menulis

Argumentasi (Y)

Budaya

Literasi (X),

Keterampilan

Menulis

Narasi (Y)

3. Jenis Penelitian Experimen

Korelasi

Eksperimen

Korelasi

Eksperimen

Korelasi

4. Populasi SMP Iskandar

Said 5 Sekolah SMA

SDN

Sudirman II

5.

Teknik

Pengumpulan

Data

Observasi,

Angket

Observasi,

Angket, Tes

Observasi,

Angket, Tes

7.

Teknik

Pengambilan

Sampel

Random

Sampling

50 % dari

populasi

Sampel Penuh

(Seluruh

Siswa Dikelas

IV)

6. Teknik Analisis

Data

Statistik

Deskriptif

Statistik

Deskriptif

Statistik

Deskriptif

Page 31: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

15

2. Budaya Literasi

a. Pengertian Budaya Literasi

Budaya dalam kamus besar bahasa indonesia diartikan sebagai (1) sesuatu

mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab, maju), (2) sesuatu

yang sudah menjadi kebiasaan dan sukar diubah. Budaya menurut Alo liliweri

(2012: 8) adalah perilaku yang telah tertanam, yang dipelajari sekelompok

orang, yang secara umum menerangkan sebuah tradisi kehidupan, diakui,

dipertahankan, kemudian diwariskan kegenerasi selanjutnya. Selanjutnya

Sulasman (2013: 17), mengatakan budaya meliputi pengetahuan, keyakinan,

kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, kemampuan serta kebiasaan yang

didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Adapun literasi dalam kamus besar bahasa indonesia juga memiliki

beberapa arti, dua diantaranya adalah (1) kemampuan menulis dan membaca,

(2) kemampuan individu dalam mengelolah informasi dan pengetahuan untuk

kecakapan hidup. Sementara literasi menurut pandangan Yosal Iriantara (2009:

4) literasi terkait dengan huruf yang melibatkan kempampuan penguasaan

sistem-sistem tulisan dan konvensi-konvensi yang menyertainya. Berdasarkan

pengertian di atas, budaya literasi secara sederhana dapat disimpulkan sebagai

suatu pola hidup atau sikap serta kebiasaan indidvidu secara berkelompok,

yang dapat diterjemahkan dalam sebuah perilaku seseorang dalam melakukan

aktivitas membaca dan menulis.

Literasi dalam arti luas, bukan hanya berkaitang tentang kemampuan

membaca dan menulis saja. Dengan kata lain literasi lebih dari sekadar

Page 32: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

16

kemampuan membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir

menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital,

dan auditori. Lebih jauh UNESCO 2003 menyebutkan bahwa literasi

menyangkut pula dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan,

menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi,

menggunakan dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi bermacam-

macam persoalan.

Lebih jauh litrasi oleh Kemendibud dipandang sebagai salah satu indikator

kemajuan bangsa. Keberliterasian dalam konteks ini bukan hanya hanya

masalah bagaimana suatu bangsa bebas dari buta aksara, melaingkan juga yang

lebih penting bagaimana bangsa memiliki kecakapan hidup agar mampu

bersaing daan bersanding dengan bangsa lain untuk menciptakan kesejahteraan

dunia. Dengan kata lain, bangsa dengan budaya literasi tinggi menunjukkan

kemampuan bangsa tersebut berkolaborasi, berfikir kritis, kreatif, komunikatif

sehingga dapat memenangi persaingan global.

d. Dimensi Literasi

Adapun dimensi literasi dalam buku panduang Gerakan Literasi Nasional

dapetakan menjadi 6 poin yaitu, 1) literasi baca tulis, 2) literasi numerasi, 3)

literasi digital, 4) literasi sains, 5) literasi finansial, 6) literasi budaya dan

kewargaan.

1) Literasi baca tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca,

menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi

untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk

Page 33: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

17

mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta

untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.

2) Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) bisa

memperoleh, menginterpretasikan, menggunakan, dan

mengomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika

untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks

kehidupan sehari-hari; (b) bisa Menganalisis informasi yang

ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) untuk

mengambil keputusan.

3) Literasi sains adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu

mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru,

menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasarkan

fakta, memahami karakteristik sains, membangun kesadaran

bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam,

intelektual dan budaya, serta meningkatkan kemauan untuk terlibat dan

peduli dalam isu-isu yang terkait sains.

4) Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan

media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan,

mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan

memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh

hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 34: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

18

5) Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk

mengaplikasikan (a) pemahaman tentang konsep dan risiko, (b)

keterampilan, dan (c) motivasi dan pemahaman agar dapat membuat

keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan

kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat

berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.

6) Literasi budaya dan kewargaan pengetahuan dan kecakapan dalam

memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai

identitas bangsa. Sementara itu, literasi kewargaan adalah pengetahuan

dan kecakapan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga

masyarakat.

Sementara Clay (2001: 8) membagi komponen literasi seperti sebagai

berikut:

1) Literasi dini (Early literacy) yaitu kemampuan untuk menyimak,

memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan

yang dibentuk oleh pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan

sosialnya di rumah. Pengalaman peserta didik dalam berkomunikasi

dengan bahasa ibu menjadi fondasi perkembangan literasi dasar.

2) Literasi dasar (Basic literacy) kemampuan untuk mendengarkan,

berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan

dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating),

mempersepsikan informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta

Page 35: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

19

menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan

pengambilan kesimpulan pribadi.

3) Literasi perpustakaan (Library literacy) antara lain, memberikan

pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi,

memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal, memahami Dewey

Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan

dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog

dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami

informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian,

pekerjaan, atau mengatasi masalah.

4) Literasi media (Media Literacy), merupakan kemampuan untuk

mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak,

media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media

internet), dan memahami tujuan penggunaannya.

5) Literasi teknologi (Technology Literacy) yaitu kemampuan memahami

kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras

(hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam

memanfaatkan teknologi. Berikutnya, kemampuan dalam memahami

teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet.

Dalam praktiknya, juga pemahaman menggunakan komputer

(Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan

mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta

mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan

Page 36: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

20

membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini,

diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang

dibutuhkan masyarakat.

6) Literasi visual (Visual Literacy) adalah pemahaman tingkat lanjut

antara literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan

kemampuan dan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi

visual dan audiovisual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap

materi visual yang tidak terbendung, baik dalam bentuk cetak, auditori,

maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu

dikelola dengan baik.

e. Strategi menumbuhkan budaya literasi

Untuk membangun budaya literasi disekolah, sejak tahun 2016

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menggiatkan Gerakan Literasi

Nasional, yang didalam terdiri Gerakan Literasi Sekolah (GLS), (Gerakan

Literasi Keluarga), (Gerakan Literasi Masyarakat). Gerakan yang tidak hanya

melibatkan jajaran Kemendikbud, tetapi juga oleh para pemamngku

kepentingan seperti pegiat literasi, akademisi, organisasi profesi, dunia usaha,

dan kementrian lembaga lain. Pelibatan ekosistem pendidikan sejak

penyusunan konsep, kebijakan, penyediaan materi pendukung, sampai pada

kampanye literasi. Hal itu diharapakan keluarga, sekolah, dan masyarakat

mulai dari perkotaan sampai ke wilayah terjauh turut andil dalam

menumbuhkan budaya literasi.

Page 37: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

21

Sebagaimana menurut Wiedarti, dkk. (2016:10) dalam konteks sekolah,

subjek dalam kegiatan literasi adalah peserta didik, pendidik, tenaga

kependidikan (pustakawan, pengawas), dan kepala sekolah. Semua komponen

warga sekolah ini berkolaborasi dalam mewujudkan budaya literasi disekolah.

Selain itu penyedian bahan bacaan dan kegiatan-kegiatan literasi juga tak kalah

penting untuk mendorong peningkatan minat baca serta tumbuhnya budaya

literasi. Kemendikbud dalam hal ini secara tegas menyatakan bahwa cara untuk

mengembangkan budaya literasi bangsa adalah melalui penyediaan bahan

bacaan dan peningkatan minat baca pada anak. Dengan minat baca yang tinggi,

didukung dengan ketersediaan bahan bacaan yang bermutu dan terjangkau,

akan mendorong pembiasaan membaca dan menulis, baik dieskolah maupun

dimasyarakat. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa

meningkatkan budaya literasi siswa disekolah tidak terlepas dari keterlibatan

semua pihak, khusunya warga sekolah serta sarana dan prasarana sebagai

fasilitas pendukung dalam upaya meningkatkan budaya literasi siswa

disekolah.

Selain itu, strategi serta perencenaan yang matang dalam menumbuhkan

budaya literasi, juga tak kalah pentingnya, sehingga implementasi peningkatan

budaya literasi dapat berjalan dengan baik, agar dapat diukur, dievaluasi guna

menutupi kekurangan-kekurangan untuk peninkatan yang lebih lanjut. Menurut

Beers, dkk (2009:12) ada beberapa strategi untuk menciptakan dan mengkatkan

budaya literasi disekolah :

1) Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi

Page 38: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

22

Lingkungan fisik adalah hal pertama yang dilihat dan dirasakan

warga sekolah. Oleh karena itu, lingkungan fisik perlu terlihat ramah

dan kondusif untuk pembelajaran. Sekolah yang mendukung

pengembangan budaya literasi sebaiknya memajang karya peserta

didik dipajang di seluruh area sekolah, termasuk koridor, kantor kepala

sekolah dan guru. Selain itu, karya-karya peserta didik diganti secara

rutin untuk memberikan kesempatan kepada semua peserta didik.

Selain itu, peserta didik dapat mengakses buku dan bahan bacaan lain

di sudut baca di semua kelas, kantor, dan area lain di sekolah. Ruang

pimpinan dengan pajangan karya peserta didik akan memberikan kesan

positif tentang komitmen sekolah terhadap pengembangan budaya

literasi.

2) Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model

komunikasi dan interaksi yang literat.

Lingkungan sosial dan afektif dibangun melalui model komunikasi dan

interaksi seluruh komponen sekolah. Hal itu dapat dikembangkan

dengan pengakuan atas capaian peserta didik sepanjang tahun.

Pemberian penghargaan dapat dilakukan saat upacara bendera setiap

minggu untuk menghargai kemajuan peserta didik di semua aspek.

Prestasi yang dihargai bukan hanya akademik, tetapi juga sikap dan

upaya peserta didik. Dengan demikian, setiap peserta didik mempunyai

kesempatan untuk memperoleh penghargaan sekolah. Selain itu,

literasi diharapkan dapat mewarnai semua perayaan penting di

Page 39: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

23

sepanjang tahun pelajaran. Ini bisa direalisasikan dalam bentuk festival

buku, lomba poster, mendongeng, karnaval tokoh buku cerita, dan

sebagainya. Pimpinan sekolah selayaknya berperan aktif dalam

menggerakkan literasi, antara lain dengan membangun budaya

kolaboratif antarguru dan tenaga kependidikan. Dengan demikian,

setiap orang dapat terlibat sesuai kepakaran masing-masing. Peran

orang tua sebagai relawan gerakan literasi akan semakin memperkuat

komitmen sekolah dalam pengembangan budaya literasi.

3) Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat.

Lingkungan fisik, sosial, dan afektif berkaitan erat dengan lingkungan

akademik. Ini dapat dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan gerakan

literasi di sekolah. Sekolah sebaiknya memberikan alokasi waktu yang

cukup banyak untuk pembelajaran literasi. Salah satunya dengan

menjalankan kegiatan membaca dalam hati dan guru membacakan

buku dengan nyaring selama 15 menit sebelum pelajaran berlangsung.

Untuk menunjang kemampuan guru dan staf, mereka perlu diberikan

kesempatan untuk mengikuti program pelatihan tenaga kependidikan

untuk peningkatan pemahaman tentang program literasi, pelaksanaan,

dan keterlaksanaannya.

Berangkat dari beberapa paparan di atas, maka budaya literasi secara

ringkas dapat digambarkan sebagai suatu pola hidup atau sikap, maupun

perilaku yang sudah menjadi kebiasaan individu secara berkelompok dalam

melakukan kegiatan membaca dan menulis maupun melakukan kegiatan-

Page 40: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

24

kegiatan lain bernuangsa literasi, yang pada pada hakikatnya melatih

kemampuan seseorang dalam mengidentifikasi, mengelolah, dan mengevaluasi

serta mengkomunikasikan informasi, melatih kemampuan seseorang berpikir,

yang berujung pada kemampuan seseorang dalam menciptakan karya.

Literasi dalam konteks yang luas, lebih dari sekedar membaca dan

menulis. Literasi juga merupakan salahsatu tolak ukur kemajuan suatu bangsa,

Keberliterasian bukan sekadar masalah bagaimana suatu bangsa bebas dari

buta aksara, melaingkan juga yang lebih penting bagaimana bangsa memiliki

kecakapan hidup agar mampu bersaing daan bersanding dengan bangsa lain

untuk menciptakan kesejahteraan dunia. Literasi memiliki tingkatan dan

tahapan dengan kata lain literasi memiliki dimensi dan ruang lingkup yang

luas. Pada umumnya setiap seseorang memilki literasi yang baik, namun tidak

semua orang memiliki literasi yang baik. Seseorang yang memiliki budaya

literasi yang baik, tentu memiliki kemampuan literasi yang tinggi. Dan

seseorang tidak memiliki kemampuan literasi yang baik, sudah tentu tidak

memilki budaya literasi rendah. Untuk meningkatkan budaya literasi

pemerintha melalui Kemdendikbud telah mengeluarkan kebijakan Gerakan

Literasi Nasional sejak tahun 2016, yang bertujuan untuk menumbuhkan

budaya literasi. Gerakan tersebut salahsatunya, merupakan Gerakan Literasi

Siswa (GLS) yang secara khusus dirancang untuk menjadikan sekolah sebagai

ekosistem yang literat, agar menumbuhkan budaya literasi siswa.

Kemampuan literasi tumbuh secara bertahap, tidak dengan tumbuh subur

begitu saja, membutuhkan proses dan melalui tingkatan-tingkatan literasi

Page 41: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

25

tertentu, seperti literasi dasar, literasi baca-tulis dan lain-lain, sehingga dengan

demikian butuh latihan melalui pembiasaan sehari-sehari. Hal itu dapat

dilaksanakan dan diwujudkan melalui pembiasaan dirumah maupun disekolah.

Yaitu membentuk rumah ataupun sekolah menjadi ekosistem yang literat, agar

dapat mendorong peningkatan budaya literasi siswa. Dalam konteks ini pelaku,

strategi, perencenaan yang matang, kegiatan-kegiatan literasi, serta sarana dan

prasarana pendukung merupakan hal penentu, agar gerakan literasi benar-benar

berjalan secara konsisten, dapat dievaluasi dan dikembangkan sehingga

akhirnya dapat membuahkan hasil yang memuasakan. Dari gambaran di atas

penulis menyimpulkan seorang siswa dikatakan memiliki budaya literasi tinggi

atau kuat cirinya apabila, memiliki kedekatan dengan buku yang ditandai

dengan minat baca, kebutuhan bahan bacaan, kemudian memiliki wawasan

luas, memiliki perbendaharaan kata, kaya akan ide-ide, punya sikap ingin tahu

dan rasa penasaran tinggi, memiliki pemahaman kebahasaan serta pengalaman

menulis dan keterampilan berfikir kritis.

3. Keterampilan Menulis Narasi

a. Pengertian keterampilan menulis

Menulis merupakan kegiatan berbahasa secara tertulis. Menurut Dalman

(2016: 3) menulis dapat didefenisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian

pesan (komunikasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan

bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa

unsur, yaitu penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media,

Page 42: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

26

dan pembaca. Menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan merangkai huruf

menjadi kata atau kalimat untuk disampaikan kepada orang lain, sehingga

orang lain dapat memahaminya. Dalam hal ini, dapat terjadinya komunikasi

antar penulis dan pembaca dengan baik.

Selaras dengan pandangan di atas, Tarigan (2008: 4) mengatakan bahwa

menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap mata dengan orang

lain. lebih lanjut, menulis juga merupakan kegiatan yang produktif dan

ekspresif. Dalam kegiatan menulis, penulis haruslah terampil memanfaatkan

grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata.

Sementara menurut Sutanto Leo (2017: 2) dalam memberikan pengertian

tentang menulis lebih menekan kepada aspek ide dalam menulis. Ia

memandang menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran atau gagasan

kedalam bentuk atau simbol-simbol tulisan. Gagasan ditulis berdasarkan

pengetahuan, pandangan, pengalaman, keterampilan, perasaan, sikap, perilaku,

khayalan, kemauan, dan keyakinan.

Adapun Endang Kasupardi (2010: 5) lebih rinci lagi dalam memberi

pengertian menulis, yakni melingkupi beberapa pengertian di atas. Menurut

endang, menulis pada hakikatnya adalah suatu proses yang menggunkan

lambang-lambang (huruf) untuk menyusun, mencatat, dan mengkomunikasikan

serta dapat menampung aspirasi yang dapat menghibur, memberi informasi,

dan menambah pengetahuan. Menurutnya menulis dapat pula disimpulkan

sebagai berikut :

Page 43: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

27

1) Merupakan suatu bentuk komunikasi,

2) Merupakan suatu proses pemikiran yang dimulai dengan pemikiran

tentang gagasan yang akan disampaikan,

3) Adalah bentuk komunikasi yang berbeda dengan bercakap-cakap, dalam

tulisan tidak terdapat intonasi ekspresi wajah, gerak fisiki, serta situasi

yang menyertai percakapan,

4) Merupakan suatu ragam komunikasi yang perlu dilengkapi dengan alat-

alat penjelas serta aturan ejaan dan tanda baca,

5) Merupakan bentuk komunikasi untuk menyampaikan gagasan penulis

kepada khayalak pembaca yang dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.

Menulis sebagai keterampilan memiiliki pengertian tersendiri. Dengan

kata lain keterampilan menulis memiliki makna tersendiri. Keterampilan

berasal dari kata dasar trampil yang berarti cakap, mampu dan cekatan.

Terampil dalam kamus bahasa besar indonesia adalah cakap dalam

menyelesaikan tugas. Sedangkan keterampilan itu sendiri ialah, kecakapan

untuk menyelesaikan tugas. Dengan demikian apabila dihubungkan dengan

kegiatan menulis, maka keterampilan menulis dapat diartikan kemapuan atau

kecakapan seseorang dalam menuangkan ide, gagasan, pemikiran maupun

perasaannya melalui lambang-lambang tulisan dengan sistem bahasa yang

berlaku.

b. Manfaat dan tujuan menulis

Dalam proses menulis, penulis dituntut berfikir menemukan gagasan,

kemudian menuangkan gagasan atau hasil pikiran kedalam bentuk teks.

Page 44: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

28

Perubahan dari ide kedalam bentuk teks, menunut penulis agar mampu

menerejmahkan ide kedalam bentuk huruf atau kata-kata, kemudian

menghubung-hubungkan kata demi kata, kalimat demi kalimat hingga paragraf

demi paragraf, membentuk kesatuan yang padu, selanjutnya melahirkan pesan

dan maksud tertentu, membentuk kesan dan pehaman kepada pembaca

terhadap suatu topik atau tema yang dibahas. Disini, penulis tidak hanya

berposisi sebagai penulis, kadang-kadang ia pula sebagai pembaca bagi tulisan

sendiri. Ia harus memahami kembali apa yang telah dituliskannya, dan

berusaha menemukan dan menutupi kekurangan apa saja yang masih terdapat

pada isi tulisannya. Kekurangan-kekurangan itu bisa berupa pilihan kata, tanda

baca, keseseuaian antara kalimat, keselarasan antar paragraf serta keabsahan

suautu ide tentu patut diprtanyakan dan dipikirkan ulang, apakah ide yang ada

dalam tulisan sudah sesuai dengan ide yang hendak kita sampaikan kepembaca.

Artinya sebuah tulisan sudah benar-benar mewakili maksud penulisnya dari

apa yang hendak disampaikan kepembacanya.

Terlepas dari siapa pembacanya, penulis selaku yang menghasilkan tulisan

disini telah menyelesaikan tugasnya. Dengan kata lain penulis telah lepas dari

tulisannya, dan selanjutnya tulisan akan bergantung kepada siapa pembacanya.

Kualitas pemahan terhadap isi tulisan akan ditentukan oleh sipembaca.

Pembacalah atas pemahaman yang dia miliki yang berhak menentukan mau

bagaimana ia memahami isi tulisan dari hasil bacaannya. Dilain hal

pemahaman, wawasan, serta kebiasaan menuangkan ide kedalam tulisan, juga

turut menentukan kualitas dari tulisan yang dihasilkan.

Page 45: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

29

Dari rangkaian proses perpindahan ide dia di atas, dari penulis kepembaca,

dari satu bentuk bentuk yang lainnya, dengan melaui media tulis. Dari proses

itulah seorang memperoleh banyak manfaat yang bisa diperoleh ketika

menulis. Menulis bukan hanya mengola pikir, tapi juga mengolah rasa.

Menulis melatih keberenanian, memperdalam pengetahuan. Menulis menuntut

seseorang berfikir kritis, dan menulis juga melatih imajinasi, bahkan kadang-

kadang menlis dipercaya mampu mengurangi strees.

Menulis bisa memperkuat ingatan, memperbanyak kosakata, memperluas

wawasan. Menulis juga melatih kesabaran, memperjelas apa yang belum jelas,

dapat menjernihkan pikiran, melatih konstrasi dan tentunya menulis melatih

kemampuan menulis itu sendiri yaitu kemampuan menuliskan pesan dengan

bahasa yang baik dan benar.

Pada dasaranya fungsi utama menulis ialah berkomunikasi tidak langsung.

Sebagaiaman hal itu dikatakan Henry G Tarigan (2008:22) bahwa fungsi utama

menulis pada dasarnya sebagai alat komunikasi tidak langsung. Akan tetapi

tidak sampai disitu saja. Ketika menulis, seseorang akan memperdalam daya

tangkap, mendapatkan solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi,

menyusun pengalaman atau belajar dari pengalaman orang lain.

Menurut Dalman (2016:6) menulis memiliki banyak manfaat yang dapat

dipetik dalam kehidupan ini, diantaranya ialah:

1) Peningkatan kecerdasan

2) Pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas,

3) Penumbuhan keberanian dan,

Page 46: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

30

4) Pendorongan kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi

Menulis bermanfaat bagi otak. Menurut Sutanto Leo (2017:8) dengan

menulis, pikiran atau otak penulis akan terus aktif atau tetap bekerja (berfikir).

Hal ini adalah cara untuk memelihara daya ingat dan memperlambat atau

mencegah tingkat kepikunan, menambah serta mengupdate ilmu pengetahuan.

Adapun menurut Endang Kasupriadi manfaat dari kegiatan menulis yaitu,

sebagai berikut:

1) Wawasan tentang suatu topik bertambah luas dan semakin dalam

2) Untuk menulis tentang sesuatu, anda terpaksa belajar tentang sesuatu itu

serta berfikir/bernalar. Anda mengumpulkan fakta-fakta, menghubung-

hubungkan, serta menarik kesimpulan;

3) Menulis berarti menyusun gagasan secara runtut dan sistematis. Dengan

demikian anda menjelaskan sesuatu yang semula masih samar bagi diri

anda.

4) Jika anda menulis, anda menuangkan gagasan anda ke atas kertas,

sehingga ada jarak antara anda dengan gagasan itu. Dengan demikian,

anda akan lebih muda dalam menilai gagasan anda.

5) Dengan menuliskan permasalahan di atas kertas, anda lebih muda

memecahkannya;

6) Tugas menulis mengenai suatu topik memaksa anda belajar secara aktif ;

7) Kegiatan menulis yang terencana akan membiassakan anda berfikir dan

berbahasa secara tertib.

Page 47: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

31

Selain memiliki manfaat, menulis juga memiliki banyak tujuan. Dalman

berpendapat (2016:13) bahwa menulis memiliki beberapa tujuan, yaitu sebagai

berikut:

1) Tujuan Penugasan

2) Tujuan Estetis

3) Tujuan Penerangan

4) Tujuan Pernyataan diri

5) Tujuan Kreatif

6) Tujuan konsumtif

Sujanto dalam Endang Kasupardi (2010: 8) mengemukakan, bahwa tujuan

menulis sebagai berikut:

1) Mengekspresikan perasaan

2) Memberi informasi

3) Mempengaruhi pembaca dan,

4) Memberi hiburan

Merujuk uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan, kegiatan menulis

memiliki banyak manfaat. Menulis dapat memperluas wawasan, memperdalam

pemahaman, melatih seseorang berfikir, memperkuat ingatan, melatih

keberanian dan kesabaran, memperbanyak perbendaharaan kata dan melatih

imajinasi, serta memperkaya ide maupun gagasan. Sementara tujuan menulis

ialah mengungkapkan ide, gagasan, perasaan, pendapat melalui bahasa tulis

dengan baik dan benar agar mudah dipahami pembaca. Dengan kata lain tujuan

menulis, ialah mengeksperisikan ide, gasasan maupun perasaan kedalam

bentuk lambang-lambang bahasa, kepada pembaca dengan bahasa tulis yang

baik dan benar, yang mudah dmengerti oleh pembaca.

Page 48: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

32

c. Pengertian Narasi

Dalman (2015: 106) menyebutkan karangan narasi adalah karangan yang

berusaha menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan tindak-tanduk

manusia dalam sebuah peristiwa atau pengalaman manusia dari waktu ke

waktu, juga di dalamnya terdapat tokoh yang menghadapi suatu konflik yang

disusun secara sistematis. Dengan kata lain Karangan narasi bertujuan untuk

menyampaikan gagasan dalam urutan waktu dengan maksud menghadirkan di

depan mata angan-angan pembaca serentetan peristiwa yang biasanya

memuncak pada kejadian utama.

Senada dengan hal di atas, Bukhari (2010: 130) mengatakan narasi adalah

jenis karangan yang menceritakan proses kejadian tentang sesuatu peristiwa.

Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada

pembaca mengenai fase, langkah urutan, atau rangkaian terjadinya ssesuatu

hal. Karangan narasi harus menceritakan peristiwa yang tersaji secara

kronologis. Lebih lanjut pernyataan serupa juga dinyatakan oleh Sutanto Leo

(2017: 94) mengatakan narasi adalah jenis tulisan yang mengisahkan sebuah

kejadian atau peristiwa secara kronologis atau berdasarakan urutan waktu.

Berdasarkan uraian di atas, narasi dapat diartikan sebagai jenis karangan yang

menyajikan kepada pembaca serangkaian peristiwa yang dialami tokoh dalam

menghadapi konflik dan urutan waktu tertentu atau secara kronologis.

d. Karakteristik dan Jenis Narasi

Bukhari (2010: 130) memetakan, karangan narasi biasanya mempunyai

karakteristik-karakteristik berikut:

Page 49: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

33

1) Menceritakan sebuah cerita

2) Mempunyai permulaan

3) Mempunyai setting dan karakteristik

4) Biasanya di ceritakan dala suatu rangkaian waktu

5) Sering dimulai dengan sebuah masalah dan kemudian meliputi

serangkaian peristiwa yang mengarah pada suatu solusi.

Sementara menurut Keraf (2007:136) ciri-ciri karangan narasi yaitu:

1) Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan

2) Dirangkai dalam urutan waktu

3) Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?

4) Ada konflik. Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita

Adapun Jenis narasi mempunyai dua jenis, yaitu narasi ekspositori dan

narasi sugestif (Sutanto Leo 2017:97):

1) Narasi ekpositori adalah narasi yang mengisahkan serangkaian

peristiwa (faktual) dengan tujuan memperluas pengetahuan orang

tentang kisah seseorang. Orang tersebut sebagai pelaku diceritakan dari

awal kehidupan pada waktu kecil, berkembang sampai pada akhirnya

kehidupannnya. Tulisan berjudul ini menceritakan biografi,

autobiografi, riwayat perjalanan. Dalam contoh paragraf ekspositori di

bawah ini terdapat nama tokoh (karakter), waktu berurutan

menunjukkan perkembangan peristiwa yang terjadi.

2) Narasi sugestif ini adalah hasil khayalan, atau imajinasi penulis dengan

tujuan untuk memberi kesan terhadap peristiwa tersebut. Sugestif juga

berarti saran. Narasi yang berusaha memberikan saran tertentu,

menyampaikan pesan, ajakan, atau amanat kepada para pembaca atau

pendengar. Penulis mengajak pembaca untuk melakukan dan merasakan

apa yang seolah-olah dilakukan dan dirasakan penulis. Jenis dari

karangan narasi ini bersumber dari khayalan atau imajinasi penulis,

maka dari itu bersifat fiksi.

Sebuah jenis narasi memiliki cirinya masing-masing, baik ekspositori,

maupun sugestif. Adapun Endang Kasupriadi (2010: 31) mengatakan narasi

ekspositori memiliki ciri-ciri seperti tujuan untuk mengajak pembaca,

mempersoalkan tahap-tahap kejadian, bersifat lekas adalah khusus untuk

Page 50: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

34

menceritakan cerita/peristiwa yang hannya suatuf kali terja, dan bersifat

generalisasi apabila kejadian itu berulang. Sementara narasi sugestif memilikik

ciri-ciri seperti melibatkan daya khayal (imajinasi), merangsang daya khayal

pembaca, dan tujuannya agar pembaca dapat menggali makna dan cerita.

Merunut dari pandangan-pandangan di atas, maka dapat simpulkan bahwa

karaktersitik narasi ialah adanya unsur perbuatan/tindakan, tokoh, urutan

waktu, konflik, sudut pandang, alur peritiwa dan konklusi. Sedangkan jenis

narasi secara umum terbagi atas dua jenis, yaitu ekspositoris dan sugestif.

Ekpositoris ialah narasi yang mengisahkan peristiwa faktual dan sugestif ialah

narasi yang bersifat khayal berasal dari hasil imajinasi.

e. Langkah-langkah menulis narasi

Menulis adalah proses. Tulisan tidak bisa langsung jadi begitu saja. Ibarat

sedang pergi kesuatu tempat, menulis membutuhkan proses, yang tidak bisa

sekali menulis langsung jadi. Agar menulis menjadi mudah, umumya

seseorang mulai menentukan tema yang akan ia bahas. Lalu tema tersebut ia

persempit menjadi judul. Selain itu bahkan membangun komitmen serta tujuan

menulis juga perlu dan sangat penting, agar tulisan benar-benar selesai dan

tulisan semakin terarah. Selanjutnya membuat kerangkah karangan sesuai tema

dan judul yang telah ditentukan juga tak kalah penting. Kerangkah karangan ini

nantinya akan menjadi peta petunjuk dalam menulis, serta berfungsi menjaga

tulisan agar-agar tidak melabar kemana-kemana.

Di sekolah dasar, pesrta didik sudah diarahkan untuk menulis. Warisidi,

Edi & Farika (2008: 60) menyebutkan langkah-langkah menulis sebagai

Page 51: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

35

berikut: 1) menentukan topik karangan, 2) merumuskan tema, 3) menyusun

kerangkah karangan, dan 4) mengembangkan kerangkah karangan.

1) Menentukan Topik Karangan

Topik karangan adalah gagasan inti yang dijadikan landasan

pengembangan karangan.

2) Merumuskan Tema

Tema adalah suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan pembahasan

dari yang akan dicapai melalui topik yang sudah dirumuskan.

3) Menyusun Kerangkah Karangan

Kerangkah karangan adalah rencana kerja yang memuat garis-garis besar

karangan.

4) Mengembangkan Kerangkah Karangan

Pengembangan karangan adalah memaparkan bukti yang mendukung

dalam bentuk paragraf. Gagasan utama didukung kalimat penjelas. Dengan

demikian, paragraf menjadi utuh dan informasinya lengkap.

Irene Clark (Zainurrahman, 2013:12-32) membagi langkah-langakah

menulis kedalam tiga kelompok besar, yaitu: prewritng, writing, dan rewriting.

1) Prewriting atau plaining

Pada tahap ini, seseorang penulis menyiapkan ide yang akan

dituangkannya dalam bentuk tulisan. Prewriting melingkupi: 1) membuat

kerangkah ide, 2) mempertimbangkan pembaca, dan 3)

mempertimbangkan konteks.

2) Writing

Jika kerangkah ide telah dibuat, maka penulis tinggal memulai menulis

dari awal hingga akhir seseuai dengan ide yang sudah terstruktur oleh

kernagka. Dalam tahap ini, ada beberapa hal yang harus dijaga oleh

penulis, yaitu: 1) fokus, 2) konsistensi, 3) pengembangan ide yang

menarik, 4) pembacaan model, 5) pertahankan diri sebagai penulis, 6)

kejelasan, 7) tone atau nada, dan 8) pengembangan paragraf.

3) Rewriting

Proses revisi merupakan prosese membaca ulang tulisan yang telah ditulis

untuk mengidentifikasi kesalahan. Proses ini membutuhkan kemampuan

berfikir kritis, akan sulit melakukan proses identifikasi kesalahan,

kekurangan, dan proses revisi.

Page 52: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

36

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan langkah-langkah menulis narasi

antara lain: 1) prewritng, 2) writing, 3) rewriting. Dalam ketiga tahapa tersebut

sudah mencakup, penentuan menentukan tema, menggambarkan rentetan

peristiwa, menntukan tokoh dan karakternya, menetukan alur dan sudut

pandang dan sudut pandang, serta mengembangkan cerita.

f. Pengertian Keterampilan Menulis Narasi

Berdasarkan pengertian menulis, dan pengertian narasi yang telah

dijelaskan sebulumnya, maka dapat disumpulkan pengertian keterampilan

keterampilan menulis narasi adalah kecakapan seseorang untuk mengisahkan

peristiiwa yang telah terjadi dengan sejlas-jelasnya kedala bahasa tulis

sehingga tampak seolah-seolah pembaca melihat atau merasakan sendiri

peristiwa itu.

g. Penilaian Keterampilan Menulis Narasi

Untuk memperoleh data tentang tingkat menulis narasi siswa, maka

penilaian penting dilakukan. Data tersebut bisa diperoleh melalui tes yang

diberikan kepada siswa atau responden. Tes sebagai insturmen pengumpulan

data, untuk merekam tingkat kemapuan menulis narasi siswa. Menurut

Sudaryono (2016: 89) tes adalah serangkaian pernyataan atau latihan yang

digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi,

kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Dalam hal ini penilaian keterampilan menulis, peserta didik dituntut untuk

berunjuk kerja bahasa, sebab menulis merupakan keterampilan memproduksi

bahasa melalui sarana tulis, maka siswa mesti melakukan praktik menulis

Page 53: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

37

(sebagai tes untuk mengukur keterampilan menulis narasi siswa). Dari sanalah

siswa akan menerapkan kompetensi kebahasaannya dalam menulis dan dari

sana pula dapat dilihat ataupun diukur sejauh mana tinkat keterampilan narasi

oleh siswa. Sebagaiman dikatakan Nurgiayantoro (2011: 86) bahwa penilaian

keterampilan menulis adalah sebuah penilaian yang menuntut peserta didik

untuk berunjuk kerja bahasa. Dalam penilaian keterampilan menulis, peserta

didik harus berunjuk kerja bahasa, praktik mempergunakan bahasa target untuk

menerapkan kompetensi kebahasaan dan pengetahuannya tentang dunia dalam

sebuah penuturan.

Tes atau tugas menulis hendaknya memberi kesempatan bagi siswa untuk

bebas memilih dan mempergunakan bahasa serta mempertimbangkan bentuk

dan jenisnya. Tujuannya agar penilaian keterampilan menulis menjadi otentik,

benar-benar mengukur tingkat kemampuan siswa dalam menulis narasi.

Sebagaimana hal tersebut juga dinyatakan Nurgiyantoro (2011: 99) bahwa tes

menulis haruslah yang menuntut peserta didik untuk berfikir memilih dan

mempergunakan bahasa secara tepat dan sekaligus memikirkan bahasa secara

tepat dan sekaligus memikirkan gagasan yang akan dikemukakan. Selain dari

pertimbangan dari segi kebahasaan dan gagasan, tes harus juga

mempertimbangkan bentuk, jenisnya, atau ragam tulisan yang secara nyata

dibutuhkan dalam kebutuhan di dunia nyata. Jadi tugas menulis tidak hanya

mempertimbangkan unsur bentuk (kebahasaan) dan isi (pesan) saja, melainkan

juga ragam tulisan yang akan dibuat. Tugas menulis yang mempertimbangkan

hal tersebut adalah tes menulis yang benar-benar otentik.

Page 54: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

38

Selanjutnya, pemilihan jenis tulisan yang akan diguanakan sebagai tes

hendaknya memperhatikan kompetensi yang dimiliki dan jenjang pendidikan

peserta didik (Nurgiyantoro, 2011: 101). Dalam hal ini, anak usia kelas IV SD

yang akan mengerjakan tugas menulis narasi (tes), itu sebaikanya dipandu

dengan rangsangan tertentu, seperti buku, gambar, atau yang lain. seperti

halannya gambar. dengan gambar bisa jadi pemancing kognisi dan imajinasi

serta pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan. Dengan kata lain gambar bisa

dijadikan media dalam tes menulis yang dapat menyampaikan pesan dan ide

tertentu terhadap siswa. Salahsatunya media gambar seri sangat cocok

digunakan untuk tes keterampilan menulis narasi.

Media gambar seri merupakan serangkaian gambar yang terpisah antara

satu dengan yang lain tetapi memiliki satu-kesatuan urutan cerita. Media

Gambar seri yang dipakai dalam tes menulis karangan narasi, adalah rangkaian

gambar yang tersusun secara kronologis. Dari rangkaian gambar tersebut maka

akan membentuk sebuah cerita yang nantinya menjadi sumber ide bagi untuk

mengarang yang sesuai dengan imajinasi, dan kompetensi kebahasaan yang

dimiliki siswa.

4. Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Pada prinsipnya perkembangan setiap individu berjalan dengan normal, yaitu

melewati fase yang disebut dengan bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa, dan

masa tua. Setiap fase yang ditempuh tentu memiliki ciri dan karakteristik masing-

masing. Terkhusus pada anak diusia sekolah dasar, khususnya pada kelas IV SD

(9-12 tahun), ialah sebuah tahap perkembangan akhir kanak-kanak. Dimana

Page 55: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

39

seorang anak, berikutnya akan memasuki masa usia remaja. Adapun

perkembangan terjadi, dapat ditinjau dari perkembangan fisik, kognitif, dan

bahasanya. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut sebagaimana dikutip dari

Desmita (2010: 153-168) :

a. Perkembangan Fisik

Perkembangan Fisik anak usia kelas IV SD, merupakan periode

pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi

perubaha-perubahan puberitas, kira-kira 2 tahun menjelang anak menjadi

matang secra seksual, pada masa ini pertumbuhan berkembang pesat.

Karena itu, masa ini sering juga disebut sebagai periode “tenang” sebelum

pertumbuhan yang cepat menjelang masa remaja. Meskipun merupakan

“masa tenang” , tetapi hal ini bukan berarti bahwa pada masa ini tidak

terjadi proses pertumbuhan fisik yang berarti.

b. Perkembangan Kognitif

Seiring dengan masuknya anak kesekolah dasar, maka kemampuan

kognitifnya turut mengalami perkembangan yang pesat. Karena dengan

masuk sekolah, berarti dunia dan minak anak bertambah luas, dan dengan

meluasnya minat maka bertambah pula pengertian tentang manuisa dan

objek-bjek yang seblumnya kurang berarti bagi anak. Dalam keadaan

normal, pikiran anak berkembang secara berangsur-angsur. Kalau pada

masa sebelumnya daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris.

Maka pada usia sekolah dasar ini daya pikir berkembang kearah berfikir

Page 56: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

40

kongkrit, rasional, dan objektif. Daya ingatannya menjadi sangat kuat,

sehingga anak benar-benar berada dalam suatu stadium belajar.

Dalam upaya memahami alam sekitarnya , mereka tidak lagi terlalu

mengandalakan informasi yang bersumber dari pancaindra, karena ia

mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tanpak oleh

mata dengan kenyataan sesungguhnya, dan antara yang bersifat sementara

dan bersifat menetap. Misalnya mereka akan tahu bahwa air dalam gelas

besar pendek dipindahakan ke dalam gelas yang kecil tinggi, jumlahnya

akan tetap sama, karena tidak satu tetespun yang tumpah. Hal ini adalah

karena mereka tidak mengandalakan persepsi penglihatannya, melainkan

sudah mampu menggunakan logikanya, mereka dapat mengukur,

menimbang, dan menghitung jumlahnya.

c. Perkembangan bahasa.

Diusia sekolah dasar perkembangan bahasa terus meningkat.

Perbendahaaraan kosa kata anak meningkat dan cara anak-anak

menggunakan kata dan kalimat bertambah kompleks serta lebih

menyerupai orang dewasa. Dari berbagai pengalaman hidup, pelajaran

yang diberikan disekolah, bacaan, pembicaraan, dengan anak-anak lain,

serta melalui radio dan telvisi, anak-anak menambah perbendaharaan

kosakata yang ia pergunakan dalam percakapan dan tulisan. Ketika anak

masuk kelas 1 sekolah dasar perbendaharaan kosa katanya sekitar 20.000

hingga 24.000 kosa kata. Pada saat anak duduk dikelas 6, perbendaharaan

kosa katanya meningkat menjadi sekitar 50.000 kata.

Page 57: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

41

Di samping peningkatan dalam jumlah perbendaharaan kosa kata ,

perkembangan bahasa, perkembangan bahasa anka juga terlihat dalam cara

berfikir tentang kata-kata. Pada masa ini anak-anak menjadi kurang terikat

dengan tindakan-tindakan dan dimensi-dimensi perceptual yang berkaitan

dengan kata-kata, serta pendekatan mereka lebih analitis terhadap kata-

kata. Peningkatan kemampuan anak dalam mengalisis kata-kata, menolong

mereka memahami kata-kata yang tidak berkaitan langsung dengan

pengalaman-pengalaman pribadinya. Ini memungkinkan anak menambah

kosa kata yang lebih abstrak kedalam perbendaharaan kata mereka.

Peningkatan kemampuan analitis terhadap akat-kata juga disertai dengan

kemajuan dalam tata bahasa. Anak usia 6 tahun sudah hampir menguasai

semua jenis struktur kalimat. Dari usia tahun hingga 9 atau 10 tahun,

panjang kalimat semakin bertambah. Pada usia 9 tahun secara bertahap

anak mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan padat, serta

dapat menerapkan berbagai aturan tata bahasa secra tepat.

Senada dengan hal di atas, Piaget (Nurgyantoro 2018: 63) juga menjelaskan

anak usia 8 dan 9 tahun secara umum memiliki karakteristik: (i) penfungsian

tahap berfikir operasional kongkret, berfikir kini lebih fleksibel dan hati-hati ; (ii)

pengalaman pada tahap kepandaian versus perasaan rendah diri, (iii) penerimaan

konsep benar berdasarkan aturan; (iv) adanya perhatian dari kelompok kini lebih

penting, (v) mualai melihat dengan sudut pandang orang lain, dan semakin

berkurang sifat egosentris, (vi) mengembangkan konsep dan hubungan spasial;

(vii) menghargai petualangan imajinatif; (viii) menunjukkan keterampilan dan

Page 58: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

42

minat yang berbeda dengan sekelompoknya, (ix) mempunyai ketertarikan pada

hobi dan koleksi yang bervariasi; (x) menunjukan peningkatan kemampuan

mengutarakan ide kedalam kata-kata; dan (xi) membentuk persahabatan yang

khusus.

B. Kerangka Pikir

Menulis merupakan kegiatan berkomunikasi antara penulis dengan

pembaca. Dengan kata lain menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa

penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan

menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis berfungsi sebagai

wadah berkomunikasi untuk mengemukakan ide, gagasan, maupun perasaan.

Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa yang dipelajari pada

mata pembelajaran bahasa indonesia. Untuk bisa terampil dalam menulis,

seseorang membutuhkan wawasan luas, daya imjinasi dan penguasan kaidah

kebahasaan. Salahsatunya ialah menulis dalam bentuk karangan narasi. Karangan

narasi adalah suatu karya tulis yang didalamnya memuat sebuah kejadian atau

peristiwa yang dialami seseorang pada tempat dan waktu tertentu. Keterampilan

menulis narasi mensyratkan penguasaan penggunaan tanda baca, ejaan, diksi,

penyusunan kalimat dan dibutuhkan ide, dan kreatifitas serta pengalaman dalam

mengorganisasikan gagasan secara runtut dan logis sesuai maksud yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis, agar dapat dengan mudah

dimengerti oleh pembaca.

Page 59: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

43

Penguasaan tersebut dapat dimiliki oleh seseorang apabila dilatari budaya

literasi yang baik. Begitupulah dengan ide, daya imajinasi dan wawasan yang

luas, dapat dimiliki seseorang bila ditopang oleh budaya literasi yang kuat.

Budaya literasi siswa secara sederhana diterjemahkan sebagai kebiasaan

membaca dan menulis yang dimiliki seseorang. Kebiasaan membaca dan menulis

ini merupakan modal awal atas siswa dalam membuat karangan dalam bentuk

tulisan narasi. Membaca bisa diartikan sebagai proses menyerap berbagai bentuk

dan jenis informasi didalam tulisan. Kebiasaan membaca menjadikan seseorang

banyak tahu akan suatu hal, tidak berhenti sampai dengan meluasnya wawasan,

tetapi juga membantu mengembangkan pemikiran, memperdalam pemahaman

serta menguatkan memori dan imajinasi terhadap suatu gagasan, peristiwa,

fenomena dan pemasalahan. Kebiasaan membaca informasi juga memperkaya

perbendaharaan kata, memperkaya ide, meningkatkan kemapuan memahami

gagasan yang tertuang dalam baris demi baris sebuah bacaan.

Begitupun dengan menulis, menulis memiliki kesamaan dengan membaca,

karena dalam proses menulis pasti diikuti dengan proses membaca, melibatkan

proses berfikir dan itu terjadi secara berulang. Kebiasaan menulis dapat

mengembangkan pemikiran, memperkuat daya ingat dan meningkatkan

pengetahuan. Kebiasaan menulis melatih seseorang untuk berfikir secara runtut

dan logis, menjadikan seseorang memahami struktur dan unsur kebahasaan,

menguasai banyak kosa kata, serta melatih menyajikan ide kedalam berbagai

ragam bahasa tulis sesuai kaidah penulisan yang berlaku. Kebiasaan menulis ini

juga terkait dengan pengalaman menulis. Semakin sering terbiasa seseorang

Page 60: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

44

menuangkan ide maupun perasaan atau hal apa saja yang diketahui kedalam

bentuk tulisan, maka ia akan semakin terlatih dalam menulis. Berdasarkan uraian

di atas, dapat diduga, antara budaya literasi dengan keterampilan menulis narasi

terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Dengan kata lain, semakin tinggi

budaya literasi seseorang, maka semakin baik keterampilannya dalam menilis

narasi. Begitupun sebaliknya, apabila ketrampilan menulis narasi siswa rendah,

menunjukkan rendahnya budaya literasi seseorang. Adapun bagan kerngakah

berfikir dapat digambarkan sebagai berikut:

Budaya Literasi (X) Ketrampilan Menulis Narasi (Y)

Indikator :

a. Kebiasaan membaca

b. Koleksi buku

c. Frekwensi kunjungan

keperpustakan

d. Kebutuhan terhadap bacaan

e. Tindakan untuk mencari

bacaan

f. Ketertarikan untuk selalu

membaca

g. Keaktifan peserta didik

mengikuti kegiatan literasi

(menyimak, membaca,

berbicara menulis seperti

cerpen, puisi, pantun dan

lain)

Indikator:

a. Ide/gagasan

b. Organisasi isi

c. Struktur tata bahasa

d. Gaya: pilihan dan diksi

e. Ejaan dan tata tulis

f. Alur

g. Penokohan

Hubungan budaya literasi dengan

keterampilan menulis narasi

Page 61: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

45

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan, latar belakang, kajian pustaka dan kerangakah berfikir yang

diuraikan sebelumnya, maka adapun hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

H0: Tidak erdapat hubungan positif dan signifikan antara budaya literasi

dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV di SDN Sudirman II

Kec. Ujung Pandang Kota Makassar.

H1: Terdapat hubungan positif dan signifikan antara budaya literasi dengan

keterampilan menulis narasi siswa kelas IV di SDN Sudirman II Kec.

Ujung Pandang Kota Makassar.

Page 62: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan masalah yang akan diteliti, jenis penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif yang mencari dan bertujuan untuk mengetahui hubungan

(korelasi) antara varibel-variabel penelitian, dalam hal ini yaitu hubungan antara

budaya literasi (X) sebagai variabel bebas dengan keterampilan menulis narasi

siswa (Y) sebagai variabel terikat, kemudian menjawab bagaaimanakah arah

hubungan tersebut dan mencari nilai koefisien koorelasi kedua dari kedua variabel

tersebut.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan. Jadi populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek

yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh

subyek hanya orang, tetapi juga meliputi seluruh karakteristik/sifat yang

dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Adapun populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas IV SDN Sudirman II Kec. Ujung Pandang Kota

Page 63: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

47

Makassar dengan jumlah siswa sebanyak 55 yang terdiri dari 33 siswa

perempuan dan 22 siswa laki-laki sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Jumlah Siswa SDN Sudirman II

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 Kelas 1 31 19 50

2 Kelas 2 24 32 56

3 Kelas 3 27 20 47

4 Kelas 4 22 33 55

5 Kelas 5 33 25 58

6 Kelas 6 30 33 63

Total 167 162 329

(Sumber: SDN Sudirman II)

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2017: 118) sampel adalah bagian dari jumlah yang

dimiliki populasi. Namun dalam penelitian ini, peneliti mengambil seluruh

anggota populasi untuk dijadikan sebagai sampel penelitian dengan teknik

sampling nonprobability sampling yaitu sampling jenuh atau biasa disebut total

sampling. Jadi sampel dalam penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas IV

dengan jumlah 55 siswa yang terdir dari 22 siswa perempuan dan 33 siswa

laki-laki.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan,

dalam penelitian ini masalah yang diteliti yaitu mengenai hubungan antara

budaya literasi dengan keterampilan menulis narasi siswa.

2. Membatasi dan merumuskan permasalahan.

Page 64: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

48

3. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

4. Menentukan kerangka bepikir dan hipotesis dari penelitian.

5. Mendesain metode penelitian yang akan digunakan yaitu menentukan jenis dan

desain penelitian, populasi, sampel, dan teknik sampling.

6. Menyusun instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data.

7. Penelitian ini menggunkan instrumen penelitian berbentuk angket dan tes.

8. Menentukan analisis data yang akan digunakan. Penelitian ini menggunakan

analisis data statistik deskriptif dan inferensial,

9. Mengorganisasi dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika

yang relevan.

10. Membuat laporan penelitian. Setelah semua analisis data selesai, peneliti

menyusun laporan hasil penelitian.

D. Defenisi Operasional Variabel

1. Budaya literasi adalah suatu kebiasaan indidvidu dalam melakukan kegiatan

memahami, mengidentifikasi dan menkomunukasikan informasi. Selain itu

budaya literasi dalam arti yang kurang lebih sama, merupakan kebiasaan

seseorang dalam usaha untuk menyerap pengetahuan yang diikuti kebiasaan

berpikir yang pada akhirnya akan memperluas wawasan hingga mampu

menciptakan karya

2. Keterampilan menulis narasi merupakan kecakapan seseorang untuk

mengisahkan peristiiwa yang telah terjadi dengan sejelas-jelasnya kedalam

bahasa tulis sehingga tampak seolah-seolah pembaca melihat atau merasakan

sendiri peristiwa itu.

Page 65: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

49

E. Instrumen Penelitian

Insturmen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel-

variabel yang diteliti. instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa

angket (kuesioner) dan tes. Angket digunakan untuk mengukur variabel budaya

literasi berupa angket tertup yang memuat pernyataan/pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Dalam menyusun angket peneliti menggunakan

skala likert. Untuk mengukur budaya literasi siswa, skala likert sangat cocok

digunakan dalam penyusunan angket nantinya sebagaimana menurut Sugiyono

(2017: 92) bahwa skala likert cocok untuk digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu dengan pemberian tugas kepada

siswa untuk membuat karya tulis, dalam hal ini menulis karangan narasi

berdasarkan rangsangan media gambar, yaitu gambar seri yang selanjutnya hasil

karangan narasi akan diberikan penilaian dengan mengacu pada rubrik penilaian

keterampilan menulis narasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam penelitian adalah dan, tes, angket atau kusioner.

1) Angket atau Kuesioner

Yaitu peneliti melakukan penyebaran angket, berisi pertanyaan tertulis

untuk memperoleh informasi dari responden yang telah ditetapkan sebagai

sampel. Angket disebar kepada seluruh sampel untuk diisi dan dijawab

oleh siswa.

Page 66: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

50

2) Tes

Tes adalah serangkaian pernyataan atau latihan yang digunakan untuk

mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes diberikan kepada sampel

adalah tugas menulis narasi. Tes diberikan setelah angket yang disebar

telah di jawab dan telah dianalisis datanya.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1) Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi (Sugiyono 2017: 147). Adapun analisis

dalam penelitian ini menggunakan interpretasi skor. Interpretasi skor

digunakan untuk memaparkan data angket budaya literasi dan data tes

keterampilan menulis narasi. Untuk menginterpretasikan pada masing-

masing varabel, haruslah diketahui terlebih dahulu nilai maksimal, nilai

minimal, mean, rentang dan standar deviasi pada masing-masing variabel.

Pada penelitian ini, tingkatan kategori budaya literasi dan tingkatan

kategori keterampilan menulis narasi dipetakan kedalam empat kategori,

dalam hal ini sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan rentang skor

menentukan kategori masing-masing variabel.

Page 67: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

51

2) Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensilal digunakan untuk menguji hipotesis

asosiatif, yaitu untuk mengetahui arah hubungan dan kuatnya hubungan

antara kedua variabel X dan Y. Berikut langkah dalam melakukan analisis

statistik inferensal:

a. Uji Prasyarat

Uji prasyarat merupakan uji yang dilakukan sebelum

melakukan uji hipotesis. Uji prasyarat terdiri atas uji normalitas

dan uji linearitas.

Uji normalitas bermaksud mengetahui distribusi antara kedua

variabel mempunyai distribusi normal atau tidak. Adapun uji

normalitas pada penelitian ini menggunakan One-Sample

Kolmogrov-Smirnov Tes. Kaidah yang digunakan ialah, jika

P>0,05 sebarannya dikatakan normal, dan sebaliknya jika p<0,05

sebarannya tidak normal. Adapun apabila nilai signifikansinya

>0,05 bahwa data berdistribusi normal.

Uji Linearitas bermaksud untuk mengungkap apakah kedua

variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Data dapat

dikatakan linear, apabila kenaikan skor variabel X di ikuti kenaikan

variabel Y. Pada penelitian ini, uji linearitas, mengggunakan test of

linearity pada taraf signifikansi 0,05. Kaidah pada uji linearitas,

yaitu apabila nilai P>0,05 dan sebaliknya apabila P<0,05 maka

dinyatakan tidak linear.

Page 68: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

52

b. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui hubungan

anntara kedua variabel yaitu dengan berdasar nilai perolehan nilai

koefisien korelasi, yaitu dengan menggunkan rumus korelasi

product moment: Nilai koefisien korelasi ini nantinya dapat

menunjukkan keeratan hubungan dan arah hubungan dari kedua

variabel (berkontribusi positif atau negatif):

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑

√ ∑ ∑

Keterangan:

Koefisien korelasi antar X dengan Y

∑ : Jumlah skor tiap butir ∑ : Jumlah Skor Total ∑ : Jumlah hasil kali skor X dengan skor Y

: Jumlah X

: Jumlah Y : Banyak Subjek

(Kesumawati 2017: 107)

Statistik Hipotesis:

H0: tidak ada hubungan yang positif dan signifikan anatara budaya

literasi dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV

SDN Sudirman II Kec. Ujung Pandang Kota Makassar.

H1: ada hubungan yang positif dan signifikan anatara budaya

literasi dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV

SDN Sudirman II Kec. Ujung Pandang Kota Makassar.

Jika r hitung ≥ r tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Sebaliknya

jika rhitung < rtabel, maka H1 ditolak.

Page 69: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

53

Selanjtnya untuk mengetahui besarnya tingkat keeratan

hubungan diantara kedua variabel budaya literasi (X) terhadap

keterampilan menulis narasi (Y), maka koefisien korlasi (rxy)

dikonsultasikan pada tabel/pedoman interpretasi koefisien korelasi

sebagai berikut:

Tabel 3.2 Indeks Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0, 199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1, 000 Sangat Kuat

Sumber: (Sugiyono, 2017: 184)

Page 70: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskripftif digunakan untuk menganalisis data dan memaparkan

data hasil penelitan variabel budaya literasi dan keterampilan menulis narasi.

Berikut analisis deskriptif kedua variabel tersebut:

a. Budaya Literasi

Data terkait budaya literasi siswa yang diperolah dari angket disebar

kepada 55 siswa-siswi kelas IV SDN Sudirman II dalam hal ini selaku

responden. Angket disebar dengan metode daring menggunakan google

formulir (Terlampir). Terdapat sebanyak 25 pertanyaan, dan tiap

pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, sangat setuju, jawaban

setuju diberi skor 3, jawaban tidak setuju diberi skor 2, jawaban sangat

tidak setuju diberi skor 1.

Berdasarkan tabulasi data perolehan skor angket sebagaimana

terlampir, skor terendah yang diperoleh responden adalah 25, sementara

skor tertingi 90 dan total keseluruhan skor adalah sebanyak 3234.

Kemudian data dianalisis lebih lanjut, yaitu dengan menentukan

kualifikasi dan interval nilai sebagaimana di bawah ini:

Jumlah Butir Angket = 25

Skor Terendah = 1 x 25 Interval

Skor Tertinggi = 4 x 25

Page 71: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

55

Dengan demikian, data perolehan skor siswa pada angket budaya

literasi dapat dikalsifikasikan dan dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Kategori Budaya Literasi Siswa

Kategori Interval F %

Sangat Baik 81 100 4 7%

Baik 62 80 19 35%

Cukup Baik 44 61 22 40%

Kurang 25 43 10 18%

Jumlah 55 100%

Adapun distribusi frekuensi data perolehan angket budaya literasi

siswa pada tabel tersebut dapat pula digambarkan dalam bentuk diagram

batang sebagai berikut:

Selanjutnya untuk mencari besaran nila rata-rata dari varibel X, dapat

menggunkan rumus:

Mv= ∑

Mx=

58,8

Keterangan:

M= Rata-rata variabel (X atau Y)

V= Variabel

N= Jumlah responden

(Kesumawati 2017: 108)

7%

35% 40%

18%

0

5

10

15

20

25

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang

Budaya Literasi Siswa

Page 72: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

56

Dari perolehan nilai rata-rata variabel X, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa budaya literasi siswa kelas IV SD Sudirman II berada

dalam kategori cukup baik yang dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata

58,8 yaitu berada pada interval 44 - 61.

b. Keterampilan Menulis Narasi

Data keterampilan menulis narasi, ialah data yang diperoleh dari hasil

tes keterampilan menulis narasi oleh sisiwa kelas IV SDN Sudirman II.

Dimana peneliti memberikan tes menulis narasi kepada 55 siswa melalaui

metode daring. Peneliti menggunakan media gambar seri, yang terdiri atas

potongan-potongan gambar yang terkait dan memuat peristiwa atau

kegiatan sehari-hari seorang anak mulai dari bangun tidur hingga

berangkat kesekolah (terlampir). Peneliti juga terlebih dahulu menjelaskan

kepada ketidak adanya kaitan antara tes menulis dengan nilai maupun

kenaikan kelas siswa. Dalam melakukan penilaian, peneliti melihat

beberapa aspek, yaitu ide/gagasan, organisasi isi, struktur tata bahasa,

diski, ejaan dan tata tulis, alur cerita dan penokohan. Adapun untuka

masing-masing aspek, itu mempunyai bobot skor penilaian yang berbeda,

disesuaikan dengan tingkat kesulitan masing-masing aspek. Sementara

untuk nilai keterampilan menulis narasi siswa, yaitu Nol (0) untuk nilai

minimal dan seratus (100) untuk nilai maksimal yang dapat diperoleh

siswa. Nantinya nilai-nilai tersebut, akan dikelompokkan kedalam empat

kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang.

Page 73: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

57

Berdasarkan skor perolehan tes keterampilan menulis narasi siswa,

skor terendah yang diperoleh responden adalah 24, sementara skor tertingi

92 dan adapun total keseluruhan skor adalah sebanyak 3047. Selanjutnya

data perolehan skor diklasifikasikan pada tabel berkut ini:

Tabel 4.2 Kategori Keterampilan Menulis Narasi

Kategori Interval F %

Sangat Baik 76 100 5 9%

Baik 51 75 30 55%

Cukup Baik 26 50 16 29%

Kurang 0 25 4 7%

Jumlah 55 100%

Distribusi frekuensi data keterampilan menulis narasi siswa pada tabel

tersebut dapat pula digambarkan dalam bentuk diagram batang

sebagaimana dibawa ini:

Selanjutnya mencari besaran nila rata-rata dari varibel Y:

MY=

55,4

Dari nilai rata-rata di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SD Sudirman II berada dalam

kategori baik, karena dengan nilai rata-rata adalah 55,4 yang berada pada

interval 51-75.

9%

55%

29%

7%

0

10

20

30

40

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang

Keterampilan Menulis Narasi

Page 74: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

58

2. Analisis Statistik Inferensial

a. Uji Prasyrat

Uji prasyarat merupakan uji yang dilakukan sebelum melakukan uji

hipotesis. Uji prasyarat terdiri atas uji normalitas dan uji linearitas.

1) Uji normalitas bermaksud mengetahui distribusi antara kedua variabel

mempunyai distribusi normal atau tidak. Adapun uji normalitas pada

penelitian ini menggunakan One-Sample Kolmogrov-Smirnov Tes pada

program SPSS.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Budaya Literasi

Keterampilan

Menulis Narasi

N 55 55

Normal Parametersa Mean 58.8000 55.4000

Std. Deviation 16.49063 15.99838

Most Extreme

Differences

Absolute .092 .101

Positive .045 .071

Negative -.092 -.101

Kolmogorov-Smirnov Z .679 .753

Asymp. Sig. (2-tailed) .745 .623

a. Test distribution is Normal.

Kaidah yang digunakan ialah, jika nilai Sig>0,05 sebarannya dapat

dikatakan normal, maka dalam hal ini data kedua variabel dapat dikatakan

berdistribusi normal, karena nilai signifikansinya 0,623 yakni lebih besar

dari 0,05.

2) Uji Linearitas bermaksud untuk mengungkap apakah kedua variabel

mempunyai hubungan yang linear atau tidak secar signifikan. Data dapat

dikatakan linear, apabila kenaikan skor variabel X di ikuti kenaikan

variabel Y. Pada penelitian ini, uji linearitas, mengggunakan test of

linearity pada taraf signifikansi 0,05:

Page 75: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

59

MANOVA Table

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Keterampilan

Menulis Narasi *

Budaya Literasi

Between

Groups

(Combined) 9126.117 32 285.191 1.336 .242

Linearity 2598.624 1 2598.624 12.177 .002

Deviation from Linearity 6527.493 31 210.564 .987 .522

Within Groups 4695.083 22 213.413

Total 13821.200 54

Berdasarkan tabel di atas, nilai signifkansi 0,522 lebih besar dari 0,05

sehingga dalam hal ini hubungan di antara kedua variabel dapat dikatakan

linear.

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan bagian yang paling penting dalam penelitian ini,

untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti. Dalam hal

ini uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya korelasi,

tingkat keeratan dan arah hubungan di antara variabel budaya literasi siswa

dengan ketermapilan menulis narasi sisiwa. Yaitu dengan berdasar kepada

perolehan nilai koefisien korelasi, yang dengannnya dapat menggunkan

rumus korelasi product moment untuk mengetahui besaran nilai koefisen

korelasi:

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑

] [ ∑

]

Keterangan:

Koefisien korelasi antar X dengan Y

∑ : Jumlah seluruh skor X ∑ : Jumlah seluruh skor Y ∑ : Jumlah hasil kali skor X dengan skor Y

∑ : Jumlah hasi skor X kuadrat

∑ : Jumlah Y

: Jumlah Responden

(Kesumawati 2017: 107)

Page 76: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

60

Berdaasarkan tabel kerja product momen didapatkan nilai sebagai

berikut:

∑ = 3234 ∑ = 3047 ∑ = 185341

∑ = 204844

∑ = 182625

∑ = 3234 x 3234 = 10458756

∑ = 3047 x 3047 = 10458756

= 55

Selanjutnya mengihitungnya dengan memasukkan ke dalam rumus:

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑

] [ ∑

]

√ √

√[ ] [ ]

√[ ] [ ]

4

Adapun pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui penerimaan atau

penolakan hipotesis dengan asumsi:

H0 : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan anatara budaya

literasi dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SDN

Sudirman II Kec. Ujung Pandang Kota Makassar.

H1 : Ada hubungan yang positif dan signifikan anatara budaya literasi

dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SDN Sudirman

II Kec. Ujung Pandang Kota Makassar.

Page 77: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

61

Jika r hitung ≥ r tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Sebaliknya jika

rhitung < rtabel, maka H1 ditolak. Adapun diketahui nilai rtabel berdasarakan hasil

analisis data ialah sebesara 0,434 dan nilai r tabel dengan N= 55 pada taraf

signifikansi 5% adalah sebesar 0,266. Sehingga dengan membandingkan

kedua nilai tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai r hitung lebih

besar dari nilai r tabel (0434 ≥ 0,266). Dengan demikian H0 ditolak dan H1

diterima.

Hal tersebut juga dapat diuji menggunakan program SPSS, sebaiamana di

bawah ini:

Correlations

Buadaya

Literasi

Keterampilan

Menulis Narasi

Buadaya Literasi Pearson Correlation 1 .434**

Sig. (2-tailed) .001

N 55 55

Keterampilan Menulis

Narasi

Pearson Correlation .434** 1

Sig. (2-tailed) .001

N 55 55

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 78: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

62

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasar kepada hasil analisis data di atas, menunjukkan bahwa budaya

literasi siswa kelas IV SDN Sudirman II, berada pada kategori cukup baik. Hal itu

terlihat dari frekwensi skor yang dicapai oleh siswa, yaitu sebesar 40%. Adapun

selanjutnya 35% berada dalam kategori baik, kemudian 18% pada kategori kurang

baik dan 7% sisanya berada pada kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan

bahwa siswa kelas IV SDN Sudirman II memiliki kesadaran akan pentingnya

membangun budaya literasi, utamanya dalam hal ketertarikan untuk selalu

mencari informasi serta keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan literasi

disekolah.

Sedangkan hasil analis data keterampilan menulis narasi siswa kelas IV

SDN Sudirman II berada pada kategori baik. Dimana frekwensi terbanyak

perolehan skor keterampilan menulis narasi, itu berada pada kategori baik, yakni

sebesar 55%. Adapun 29 %, berada pada kategori cukup baik, kemudian 7% pada

kategori kurang baik dan 9% berada dalam kategori sangat baik. Dari nilai

tersebut, mampu menunjukkan bahwa siswa kelas IV SDN Sudirman II cukup

cakap dalam mengembangkan ide dan menuangkan gagasan kedalam sebuah

cerita atau karangan narasi.

Adapun berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan rumus uji

korelasi, dan ditemukan koefisien korealsi sebesar +0,434. Dari nilai

tersebut, dapat diketahui terdapat korelasi postif yang artinya terdapat hubungan

positif antara budaya literasi dengan keterampilan menulis narasi siswa.

Hubungan positif mengartikan semakin tinggi budaya literasi maka semakin

tinggi pula keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SDN Sudirman II.

Page 79: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

63

Begitupun sebaliknya, jika budaya literasi siswa rendah maka akan semakin

rendah pulah keterampilan siswa dalam menulis narasi.

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel minat

membaca dengan keterampilan menulis narasi, yaitu dengan menggunakan

pedoman interpretasi terhadap koefisien korelasi sebagai berikut :

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0, 199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1, 000 Sangat Kuat

Sumber: (Sugiyono, 2017: 184)

Mengacu dengan demikian, dapat diketahui tingkat keeratan hubungannya

berada pada rentang interval 0,40 – 0,599, yaitu menunjukkan tingkat hubungan

kedua variabel yang berada pada kategori sedang.

Kemudian untuk mengetahui apakah hasil uji hipotesis dapat diberlakukan

generalisasi untuk seluruh anggota populasi dimana sampel diambil dalam hal ini

seluruh siswa SDN Sudirman II, maka dilakukan upaya membandingkan nilai

rhitung dengan nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% dengan N= 55. Dimana bila

rhitung lebih besar dari rtabel maka nilai koefisien korelasi dapat berlaku terhadap

populasi, dan begitupun sebaliknya. Nilai r tabel dengan N= 55 pada taraf

signifikansi 5% adalah sebesar 0,266, sehingga dapat diketahui nilai r hitung lebih

besar dari nilai r tabel (0,434 ≥ 0,266). sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya

literasi memiliki hubungan yang signifikan dengan keterampilan menulis narasi

dan dengan hasil perbandingan nilai rhitung dengan rhitung, maka nilai koefisien

Page 80: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

64

korelasi dalam hal ini dapat digeneralisasi terhadap selurh anggota populasi

dimana sampel diambil.

Dengan demikian hal di atas dapat dikatakan membenarkan atas teori yang

dibangun, bahwa untuk bisa terampil dalam menulis, seseorang membutuhkan

wawasan luas, daya imjinasi dan penguasan kaidah kebahasaan. Salahsatunya

ialah menulis dalam bentuk karangan narasi. Karangan narasi adalah suatu karya

tulis yang didalamnya memuat sebuah kejadian atau peristiwa yang dialami

seseorang pada tempat dan waktu tertentu. Keterampilan menulis narasi

mensyaratkan penguasaan penggunaan tanda baca, ejaan, diksi, penyusunan

kalimat dan dibutuhkan ide, dan kreatifitas serta pengalaman dalam

mengorganisasikan gagasan secara runtut dan logis sesuai maksud yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis, agar dapat dengan mudah

dimengerti oleh pembaca.

Penguasaan tersebut dapat dimiliki oleh seseorang apabila tanpa dilatari

budaya literasi yang baik. Begitupulah dengan ide, daya imajinasi dan wawasan

yang luas, dapat dimiliki seseorang bila ditopang oleh budaya literasi yang kuat.

Budaya literasi siswa secara sederhana diterjemahkan sebagai kebiasaan

membaca yang dimiliki seseorang dalam memahami informasi. Kebiasaan

membaca ini merupakan modal awal atas siswa dalam membuat karangan dalam

bentuk tulisan narasi. Membaca bisa diartikan sebagai proses menyerap berbagai

bentuk dan jenis informasi atau ide dan gagasan didalam berbagai sumber dan

media apapun. Dilain hal budaya literasi juga dapat diartikan sebagai keaktifan

atau kebiasaan dalam melaksanakan kegitan-kegiatan yang dapat meningkatkan

kemampuan literasi yang dengannya akan semakin membiasakan seseorang dalam

Page 81: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

65

memahami informasi. Dimana kebiasaan memahami informasi menjadikan

seseorang banyak tahu akan suatu hal, tidak berhenti sampai dengan meluasnya

wawasan, tetapi juga membantu mengembangkan pemikiran, memperdalam

pemahaman serta menguatkan memori dan imajinasi terhadap suatu gagasan,

peristiwa, fenomena dan permasalahan. Dengan terbiasa mengupayakan untuk

dapat memahami informasi, akan dapat memperkaya perbendaharaan kata,

memperkaya ide, meningkatkan kemampuan menemukan gagasan yang terdapat

didalam informasi.

Hal demikian terkait erat dalam kegitan menulis. Dalam proses menulis,

penulis dituntut berfikir menemukan gagasan, kemudian menuangkan gagasan

atau hasil pikiran kedalam bentuk teks. Perubahan dari ide kedalam bentuk teks,

menunut penulis agar mampu menerejmahkan ide kedalam bentuk huruf atau

kata-kata, kemudian menghubung-hubungkan kata demi kata, kalimat demi

kalimat hingga paragraf demi paragraf, membentuk kesatuan yang padu,

selanjutnya melahirkan pesan dan maksud tertentu, membentuk kesan dan

pehaman kepada pembaca terhadap suatu topik atau tema yang dibahas.

Sehingga semakin sering seseorang melatih kemampuan literasinya, maka

akan turut mentukan keterampilan dalam menuangkan ide maupuan gagasan

kedalam bentuk tulisan. Dengan kata lain, semakin baik budaya literasi seseorang,

akan memperbanyak wawasan dan pengetahuan, yang selanjutnya akan

memudahkan menemukan dan mengembangkan ide sehingga dapat pula

menuangkannya dengan baik dan benar kedalam sebuah tulisan yang berkualitas

lagi muda dipahami oleh pembaca. Termasuk jika dituangkan dalam bentuk

karangan narasi.

Page 82: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

66

C. Keterbatasan Penelitian

Adalah wajar, bila dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan dan

keterbatasan. Hal yang mungkin terjadi ialah, yaitu pada saat pengisian angket dan

pengerjaan tes menulis narasi dimana peneliti tidak dapat melakukan kontroling

sebagaimana seharusnya oleh karena peneliti dalam pelaksanaan penelitan, itu

terpaksa menggunakan metode daring tanpa melalui tatap muka. Dengan kata lain

peneliti mengikuti situasi dan keadaan yang diberlakukan sekolah, yang

melakukan pembelajaran melaui daring ditengah-tengah situasi darurat pandemi.

Karenanya Peneliti sepenuhnya menyadari Angket dan tes disebar secara online,

membuka kemungkinan bagi siswa /responden dalam mengerjakannya tidak

berdasarkan keadaan sebenarnya.

Dilain hal jika mengacu kepada hasil uji korelasi, setidaknya dapat

menunjukkan tingkat hubungannya berada pada kategori sedang dan itu berarti

memungkinkan adanya variabel-variabel lain turut memberi pengaruh, bahkan

lebih memiliki hubungan, tetapi peneliti tidak melibatkannya pada penelitian ini.

Dengan demikian pada penelitian mendatang, sebaiknya agar dilibatkan variabel-

variabel lain untuk dapat menghasilkan penelitian yang maksimal.

Page 83: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

66

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Mengacu kepada hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara budaya literasi

denga keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SDN Sudirman II. Hal

demikian ditunjukan dari budaya literasi yang berada pada kategori cukup baik,

yaitu sebesar 40%, dan keterampilan menulis narasi siswa berada pada kategori

baik, yaitu sebesar 55%. Pun juga nilai koefien korelasi yang diperoleh adalah

sebesar 0,430 dan setelah dikonsultasikan dengan nilai r tabel pada taraf

signifikansi 5% dan N= 55, sehingga dapat diketahui nilai r hitung lebih besar dari

nilai r tabel (0,434 ≥ 0,266. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

semakin budaya literasi siswa Kelas IV SDN Sudirman II, maka semakin baik

pula keterampilan menulis narasinya. Adapun jika budaya literasi rendah, maka

keterampilan menulis narasi juga akan rendah). Adapun mengacu kepada

pedoman interpretasi koefisien korelasi, menunjukkan hubungan diantara kedua

variabel berada pada kategori sedang.

Page 84: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

67

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka pada bagian ini peneliti hendak mengajukan beberapa saran

sebagaimana di bawah ini :

1. Bagi Guru

Untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa, sebaiknya guru

pertama-tama mengusahakan menggenjot budaya litarasi siswa. Terlebih

bagi siswa yang dalam hal ini keterampilan menulis narasinya masih

rendah sehingga penting bagi guru mengambil sebuah upaya untuk

meningkatakan budaya literasi siswa.

2. Bagi Siswa

Teruntuk siswa, agar seharus mungkin tetap meningkatkan budaya

literasi, yaitu dengan terus membiasakan diri melakukan kegiatan literasi.

Terutama terhadap kegiatan membaca, tetap harus senang tiasa dilatih dan

tetap dilaksanakan secara berkesinambungan. Di samping itu, siswa juga

tetap aktif mengikuti kegiatan literasi disekolah, seperti pembiasaan

membaca, belajar menulis, dan latihan mewarnai.

Page 85: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

68

DAFTAR PUSTAKA

Alo Liliweri. 2012. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta:

PT. LKiS Printing Cemerlang.

Achmad Zakaria. 2017. Pengaruh Budaya Literasi Terhadap Prestasi Belajar

Sejarah Kebudayaan Islam Peserta Didik di SMP Iskandar Said.

Surabaya: Universitas Isalam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Bukhari. 2019. Keterampilan Berbahasa (Membaca dan Menulis). Banda Aceh:

Pen Na Banda Aceh.

Burhan Nurgyantoro. 2018. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa.

Yogyakarta: UGM Press.

Burhan Nurgyantoro. 2018.Sastra Anak. Yogyakarta: UGM Press.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sekolah Dasar, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional

Badudu, J.S. 1985. Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Beers. C. S. 2009. A Principal’s Guide to Literacy Instruction. Newyourk:

Guilford Press.

Clay, M. M. 2001. Change Over Time in Children’s to Literacy Development.

Portsmouth: Heinemann.

Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta : Rajawali Pers.

Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Evi Rahmawati. 2012. Hubungan Kebiasaan Membaca Tajuk Rencana dengan

Keterampilan Menulis Argumentasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri

Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Endang K. Supardi. 2010.Pengembangan Keterampilan Menulis. Jakarta: Multi

Kreasi Satu Delapan.

Henry. G. Tarigan. 2008. Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa.

Iriantara, Yosal. 2009. Literasi Media. Bandung: Simbiosa Reka Mata Media

Page 86: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

69

Kemendikbud. 2016. Desain Induk Gerakan Literasi. Jakarta: Direktoral Jendral

Pendidikan Dasar dan Menengah.

Keraf, G. 2010. Argumentasi dan Narasi. Jakarta : Gramedia

Pangesti Wiedarti. 2016. Menuju Budaya Menulis, Suatu Bunga Rampai.

Yogyakarta: Tiara Wacana.

Nila Kesumawati.2017. Pengantar Statistika Penelitian. Depok: PT Raja

Grafindo Persada.

Pangesti Wiedarti. 2017. Panduan Praktis Gerakan Literasi Jakarta: Dikdasmen.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. 2015. Jakarta: Direktoral

Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah

Sulasman dan Gumiliar, Setia. 2013. Teori-Teori Kebudayaan. Bandung: Pustaka

Setia.

Sutanto Leo. 2017. Mencerahkan Bakat Menulis. Jakarta: Gramedi Pustaka

Utama.

Sutirna. 2014. Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik. Jakarta: Penerbit

Anda

Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Sugyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Unesco. 2003. The Prague Declaration. “Toward an Information Literate

Society.”

Yaya Suhendar. 2006. Dinamika Informasi dalam Era Global. Jakarta: Fajar

Interpratama.

Zainurrahman. 2011. Menulis dari Teori Hingga Praktik. Bandung; Alfabeta.

Page 87: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

70

RIWAYAT HIDUP

IRFAN SAMSIR, lahir di Pulau Sapuka, Kab. Pangkep pada tanggal 03 Maret

1995. Anak kedua dari empat (4) bersaudara yang merupakan buah kasih sayang

dari pasangan Ayahanda BAKRI dengan Ibunda SALMIA. Penulis menempuh

pendidikan dasar di SD Negeri 28 Sapuka 2002 sampai 2008. Pada tahun yang

sama penulis pendidikan di SMP Negeri 1 Liukang Tangaya dan tamat pada

tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan di SMA 1 Liukang

Tangaya, hingga akhirnya tamat pada tahun 2014. Kemudian pada tahun 2014

penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar dan terdaftar pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Strata 1 (S1)

kependidikan. Pada tahun 2021 Penulis menyelesaikan studi dengan menyusun

karya ilmiah yang berjudul “Hubungan Budaya Literasi Dengan Keterampilan

Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN Sudirman II Kecamatan Ujung Pandang

Kota Makassar”.

Page 88: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

LAMPIRAN I

D

A

T

A

P

E

N

D

U

K

U

N

G

Page 89: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

Indikator Penilaian Keterampilan Menulis Narasi

No Aspek Indikator Skor Kriteria

1 Gagasan/i

de

1. Padat informasi, substantif, judul

sesuai dengan tema, pengembangan

tulisan lengkap, setting dikembangkan

secara detail dan menarik, sesuai

tema.

2. Informasi cukup, subtansi cukup,

pengembangan terbatas, judul sesuai

tema, setting dikembangkan secara

detail namun tidak menarik, relevansi

dengan tema tetapi tidak lengkap.

3. Informasi terbatas, substansi kurang,

pengembangan tulisan kurang,

pengembangan setting cukup lengkap,

judul tidak sesuai dengan tema.

4. Tidak berisi, tak ada substansi, tidak

ada pengembangan tulisan, setting

tidak lengkap dan tidak menarik, tidak

ada judul.

27-30

24-26

21-23

0-20

Sangat

baik

Baik

Sedang

Kurang

2 Organisas

i/Isi

1. Gagasan diungkapkan dengan jelas,

padat, terorganisisr dengan baik,

urutan logis, kohensif.

2. Kurang terorganisisr, tetapi ide utama

terlihat, urutan logis, tetapi tidak

lengkap.

3. Gagasan kacau, kurang terorganisisr,

terpotong-terpotong, urutan dan

pengembangan tidak logis.

4. Tidak terorganisir, tidak layak nilai.

17-20

14-16

11-13

8-10

Sangat

baik

Baik

Sedang

Kurang

Struktur

Tata

Bahasa

1. Konstruksi struktur tata bahasa pada

kalimat kompleks, efektif, hanya

terdapat sedikit kesalahan

penggunaan bentuk kebahasaan.

2. Konstruksi stuktur tata bahasa pada

kalimat sederhana, efektif, ada

kesalahan pada konstruksi, makna

tidak kabur.

3. Terjadi kesalahan serius dalam

konstruksi kalimat kalimat, terdapat

banyak kesalahan, makna

membingungkan atau kabur.

4. Konstruksi kalimat tidak beraturan,

tidak menguasai atauran sintaksis,

terdapat banyak sekali kesalahan,

tidak komunkiatif, tidaklayak nilai.

7-10

4-6

2-3

0-1

Sangat

baik

Baik

Sedang

Kurang

Page 90: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

4 Gaya:

Pilihan dan

Diksi

1. Pemanfaatan potensi kata cangggih,

pilihan kata dan ungkapan tepat,

pengeuasai pembentukan kata.

2. Pemanfaatan potensi kata agak canggih,

pilihan kata dan ungkapan kadang-kdana

kurang tepat tetapi tidak mengganggu

3. Pemanfaatan potensi kata terbatas, sering

terjadi kesalahan penggunaan kosa kata

dan dapat mengaburkan makna.

4. Pemanfaatan potensi kata asal-asalan,

pengetahuan tentang kosa kata rendah,

tidak layak nilai.

7-10

4-6

2-3

0-1

Sangat baik

Baik

Sedang

Kurang

5 Ejaan dan

Tata Tulis

1. Menguasai aturan penulisan, hanya

terdapat beberapa kesalahan ejaan.

2. Kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan

namun tidak mengaburkan makna.

3. Sering terjadi kesalahan ejaan, makna

membingungkan.

4. Tidak menguasai aturan penulisan,

terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan

tidak terbaca, tidak layak nilai.

7-10

4-6

2-3

0-1

Sangat baik

Baik

Sedang

Kurang

6 Alur 1. Penyajian urutan cerita logis, runtut,

sesuai gambar, menarik.

2. Penyajian urutan cerita logis, tidak

runtut, sesuai gambar.

3. Penyajian urutan cerita logis, tidak

menarik, tidak seusai gambar.

4. Penyajian urutan cerita tidak logis, tidak

menarik, tidak sesuai gambar.

7-10

4-6

2-3

0-1

Sangat baik

Baik

Sedang

Kurang

7 Penokohan 1. Kreatif dalam mengembangkan tokoh,

karater dijelaskan secara jelas dan detail,

sesuai gambar.

2. Kurang kreatif dalam mengembangkan

tokoh, karakter jelas dan detail, sesuai

gambar.

3. Kurang kreatif dalam mengembangkan

tokoh, tidak ada penjelasan karakter

tokoh.

4. Tokoh dikembangkan secara terbatas,

tidak ada penjabaran karakter tokoh.

7-10

4-6

2-3

0-1

Sangat baik

Baik

Sedang

Kurang

Page 91: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

68

Angket Budaya Literasi

Petunjuk!

1. Tuliskan nama, kelas dan asal sekolah Anda.

2. Bacalah pernyataan dengan tenang dan seksama.

3. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda kemudian berilah tanda

cek (√) pada kolom :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

No Indikator Pertanyaan SS S TS STS

1.

Kebiasaan membaca

Saya senang membaca

2. Saya membaca dari berbagai sumber

apa saja, seperti koran, majalah, dan

internet

3. Sebagai siswa kelas V, saya tidak perlu

membaca

4

Koleksi buku

Saya menggunakan uang tabunganku

untuk membeli buku.

5 Saya tidak suka mengoleksi buku.

6 Jika ulang tahun, Saya ingin

orangtuaku memberi hadiah

berupa buku.

7

Frekwensi

kunjungan

keperpustakan

Saya mengunjungi perpustakaan setiap

kali kesekolah

8 Saya memanfaatkan waktu

kosong/istrahat untuk membaca buku

diperpustakaan

9 Saya senang ketika berada

diperpustakaan

10

Kebutuhan

terhadap

bacaan

Saya sering meminjam buku bacaan

milik teman untuk dibaca.

11 Saya selalu meluangkan waktu untuk

membaca informasi atau tulisan setiap

hari.

12 Saya membaca, hanya saat disuruh oleh

guru disekolah atau orang tua dirumah

13

Tindakan

untuk mencari

bacaan

Setiap hari saya meluangkan waktu

untuk mencari informasi yang saya

butuhkan

14 Saya mencari bacaan hanya saat

disuruh oleh guru disekolah

15 Saya sering bertanya kepada teman,

guru, orang tua tentang informasi apa

yang bagus untuk dibaca.

16 Saya selalu tertarik membaca ulang

Page 92: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

No Indikator Pertanyaan SS S TS STS

Ketertarikan

untuk selalu

membaca

bacaan yang saya senangi

17 Saya seringkali tertarik membaca suatu

tulisan jika melihat judul atau gambar

dari tulisan tersebut

18 Saya selalu tertarik melanjutkan

membaca tulisan yang belum habis

terbaca atau tertunda

19 Keaktifan

peserta didik

mengikuti

kegiatan

literasi

(menyimak

dan membaca

cerita, puisi,

pantun dan

lain)

Saya akan tampil membaca didepan

kelas, hanya saat ditunjuk oleh guru.

20 Bila guru membacakan tulisan 15 menit

pada sebelum dimulai pembelajaran

saya tidak terlau memperhatikannya

21 Saya senang bila disekolah guru setiap

hari membacakan cerita, pantun, dan

puisi diawa atau diakhir pembelajaran.

22. Dengan banyak membaca, menambah

kosa kata saya

23. Dengan banyak membaca, menambah

pemahaman saya terhadap suatu

peristiwa disekeliling saya

24. Dengan terbiasa membaca,

memudahkan saya ketika membuat

tulisan tentan sebuah kejaidan,

peristiwa serta kegiatan sehari-hari

25. Saya mencatat hal-hal penting yang say

lihat dan dengar dari guru, seseorang,

buku, maupun telvisi

Page 93: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

Tugas Menulis Menulis Narasi

Buatlah sebuah tulisan tentang kegiatan yang sedang dilakukan oleh Heri berdasarkan

gambar di bawah ini dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Siapkan selembar kertas, selanjutnya tulislkan nama anda

2. Perhatikan gambar seri di bawah ini.

3. Tulislah kedalam bentuk kalimat kegiatan yang sedang dilakukan Heri pada tiap-tiap

gambar

4. Gunakan kata-kata anda sendiri dalam menuliskannya

5. Kemudian rangkailah kalimat demi kalimat tersebut hingga membentuk tulisan yang

menceritkan keseluruhan kegiatan Heri.

5

2 3

4

1

6

7 8 9

Page 94: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

Data Perolehan Skor Siswa

No. Nama Budaya Literasi Keterampilan

Menulis Narasi

1 Ange Salsabila Mangiri 79 74

2 Amira Afifah Mukhbitah Hafiza

Arif 82 92

3 Jihan Febriyanti Harus Wandi 55 69

4 Muh. Aqiel Mumtaz 43 75

5 Muh. Sakti Shafwan 61 77

6 Kyara Zhafira Rezky 60 77

7 Arya Dzaki Adhitama 26 39

8 Moch Rafli Sayudi 53 71

9 Nur Suci Susanti Ramadani

Wongkar 25 24

10 Sri Wahyuni Anwar 79 54

11 Talita Aulia Tryani 90 80

12 Syifa Kamila 75 68

13 Farah Qanitha Putri 60 56

14 Lin Rahma Dewaty 76 66

15 Muh. Azriel Putra Pratama 81 60

16 Nur Qalbi Afika 76 57

17 Rafka Aditiya 50 76

18 Reygita Rifda Aula Arsyad 58 73

19 Abu Maulana 39 50

20 Muhammad Luthfi Al Faith 30 55

21 Fitri Ramadani 51 73

22 Feby Syakinah 34 50

23 Neyla Az Shafa Priwijaya 84 63

24 Arumi Sekarningrum Baharsyah 66 46

25 Muhammad Aqil Haziq Ibrahim 49 25

26 Afham Affandi 78 55

27 Muh. Daffa Adelio Putra 63 40

28 Wira Hadipriyono 61 46

29 Hafizah Arif 58 40

30 Sofyan Alkharis 70 54

Page 95: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

31 Gilbert Kristina Bolla 70 57

32 Muh. Saputra Sanjaya 60 57

33 Muh. Faiq Syahrir 69 48

34 Adytia Pratama 79 67

35 Alif Syahqi Rahman 78 61

36 Ubaidillah Ahror 70 56

37 Muh. Naufal Al-Fatih 63 71

38 Agni Damara Fauziah 52 70

39 St Rafeyfa Asyla 43 60

40 Reski Septiani Rizni 44 56

41 Afifa Salwa Safitri 27 25

42 Andi Ainun Khalilah 79 56

43 Emy Mariatush 47 65

44 ST Syahrani Zaskia 53 37

45 Airah Anugra Amelia 39 44

46 Ayla Muthia 57 70

47 Faustina Sisila Farus 44 24

48 Almitra Kirana Murdi 34 57

49 Shafira Zahra K 56 41

50 Meliani Daniel 69 40

51 ST Nurhafifah Fujiah W 51 35

52 Khalilah Thufailah 52 38

53 Safana Fauziyah A 75 58

54 Neisha Iffah Fakhira 66 40

55 Afdal Jabir 45 29

N=55 3234 3047

Page 96: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

Tabel Data Perolehan Angket Budaya Literasi Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 2 4 2 4 3 2 79

2 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 4 2 1 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 82

3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 1 2 2 55

4 2 3 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 43

5 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 61

6 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 1 60

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 26

8 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 1 2 53

9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25

10 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 79

11 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 90

12 4 4 4 3 2 2 4 2 4 2 3 3 2 4 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 4 75

13 4 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 60

14 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3 3 4 76

15 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 3 81

16 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 76

17 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 50

18 2 2 3 2 3 2 2 3 1 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 1 2 3 2 2 3 58

19 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 3 1 2 2 1 2 1 2 1 39

20 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 30

21 3 2 3 4 2 3 3 2 2 2 2 3 2 1 3 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 51

22 1 3 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 3 34

23 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 84

24 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 66

25 3 3 2 2 3 2 2 1 2 1 2 3 2 2 1 3 2 1 2 2 1 3 1 2 1 49

26 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 78

27 4 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 63

28 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 61

29 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 1 3 1 2 3 2 2 1 3 2 3 1 2 58

30 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 70

31 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 70

32 3 3 2 3 2 3 2 3 4 4 2 2 3 2 2 1 2 1 3 2 3 2 3 2 1 60

33 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 69

34 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 79

35 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 78

36 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 70

37 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 4 2 2 3 3 63

38 2 1 2 3 2 3 2 2 1 2 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 52

39 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 43

40 3 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 3 1 3 1 3 1 2 2 44

41 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

42 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 79

43 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 1 1 3 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 47

No

Res

Butir SoalSkor

Page 97: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

44 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 3 1 2 2 2 1 53

45 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 39

46 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 57

47 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 3 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 44

48 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 34

49 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 1 2 1 2 56

50 4 3 4 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 69

51 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 51

52 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 1 1 2 3 2 2 2 2 1 52

53 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 75

54 2 2 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 1 3 3 3 66

55 2 1 2 2 1 2 2 1 3 2 2 1 2 1 2 3 1 3 2 2 1 2 1 2 2 45

3234Total Skor Keseluruhan (X)

Page 98: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

Data Perolehan Skor Tes Keterampilan Menulis Narasi Siswa

1 2 3 4 5 6 7

1 28 19 7 6 5 4 5 74

2 29 20 9 9 8 9 8 92

3 26 17 6 5 6 5 4 69

4 25 18 8 5 7 5 7 75

5 27 19 7 8 6 5 5 77

6 27 18 8 7 5 7 5 77

7 20 9 3 2 1 2 2 39

8 25 13 9 9 5 5 5 71

9 9 8 1 2 1 1 2 24

10 22 15 5 2 3 3 4 54

11 28 16 8 7 7 8 6 80

12 27 17 7 5 4 3 5 68

13 21 11 4 4 7 6 3 56

14 23 16 5 6 5 5 6 66

15 24 13 9 4 4 4 2 60

16 24 14 3 3 5 2 6 57

17 25 17 9 5 6 6 8 76

18 26 15 8 6 7 6 5 73

19 21 12 4 3 3 4 3 50

20 20 17 4 4 3 5 2 55

21 26 18 7 6 5 5 6 73

22 22 13 4 3 3 2 3 50

23 24 16 7 5 4 4 3 63

24 18 11 3 4 5 3 2 46

25 8 7 3 2 2 1 2 25

26 22 14 5 3 3 4 4 55

27 15 8 5 2 3 3 4 40

28 22 9 3 4 3 3 2 46

29 18 8 3 5 2 2 2 40

30 23 8 6 6 4 3 4 54

31 23 9 8 6 4 3 4 57

32 22 9 6 5 6 4 5 57

33 19 9 3 4 4 3 6 48

34 23 15 5 4 8 8 4 67

35 26 8 9 5 5 4 4 61

36 21 15 3 4 5 5 3 56

37 24 19 9 4 6 4 5 71

38 26 16 7 6 4 6 5 70

39 20 14 7 3 5 5 6 60

40 27 14 4 2 5 2 2 56

41 9 9 2 1 2 1 1 25

42 20 8 6 7 6 4 5 56

43 25 10 6 7 5 7 5 65

44 21 9 1 2 1 2 1 37

45 20 6 4 5 4 3 2 44

No

Res

Nilai Juml

ah

Page 99: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

46 26 17 5 7 4 6 5 70

47 7 8 2 3 1 2 1 24

48 21 16 5 3 5 4 3 57

49 16 12 3 3 2 3 2 41

50 13 10 3 4 3 4 3 40

51 13 8 2 4 2 3 3 35

52 14 9 3 4 3 2 3 38

53 26 16 4 4 3 3 2 58

54 20 8 2 3 2 3 2 40

55 9 9 3 2 1 3 2 29

3047Total

Page 100: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

Tabel 4.5 Kerja Korelasi Product Moment

No X Y X2

Y2 X × Y

1 79 74 6241 5476 5846

2 82 92 6724 8464 7544

3 55 69 3025 4761 3795

4 43 75 1849 5625 3225

5 61 77 3721 5929 4697

6 60 77 3600 5929 4620

7 26 39 676 1521 1014

8 53 71 2809 5041 3763

9 25 24 625 576 600

10 79 54 6241 2916 4266

11 90 80 8100 6400 7200

12 75 68 5625 4624 5100

13 60 56 3600 3136 3360

14 76 66 5776 4356 5016

15 81 60 6561 3600 4860

16 76 57 5776 3249 4332

17 50 76 2500 5776 3800

18 58 73 3364 5329 4234

19 39 50 1521 2500 1950

20 30 55 900 3025 1650

21 51 73 2601 5329 3723

22 34 50 1156 2500 1700

23 84 63 7056 3969 5292

24 66 46 4356 2116 3036

25 49 25 2401 625 1225

26 78 55 6084 3025 4290

27 63 40 3969 1600 2520

28 61 46 3721 2116 2806

29 58 40 3364 1600 2320

30 70 54 4900 2916 3780

31 70 57 4900 3249 3990

32 60 57 3600 3249 3420

33 69 48 4761 2304 3312

34 79 67 6241 4489 5293

35 78 61 6084 3721 4758

36 70 56 4900 3136 3920

37 63 71 3969 5041 4473

38 52 70 2704 4900 3640

39 43 60 1849 3600 2580

40 44 56 1936 3136 2464

41 27 25 729 625 675

Page 101: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

42 79 56 6241 3136 4424

43 47 65 2209 4225 3055

44 53 37 2809 1369 1961

45 39 44 1521 1936 1716

46 57 70 3249 4900 3990

47 44 24 1936 576 1056

48 34 57 1156 3249 1938

49 56 41 3136 1681 2296

50 69 40 4761 1600 2760

51 51 35 2601 1225 1785

52 52 38 2704 1444 1976

53 75 58 5625 3364 4350

54 66 40 4356 1600 2640

55 45 29 2025 841 1305

N=55 3234 3047 204844 182625 185341

Page 102: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

LAMPIRAN II

P

E

R

S

U

R

A

T

A

N

Page 103: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV
Page 104: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV
Page 105: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV
Page 106: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV
Page 107: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV
Page 108: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV
Page 109: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV
Page 110: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV
Page 111: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV
Page 112: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV

LAMPIRAN III

D

O

K

U

M

E

N

T

A

S

I

Page 113: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV
Page 114: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV
Page 115: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV
Page 116: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV
Page 117: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV
Page 118: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV
Page 119: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV
Page 120: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV
Page 121: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV
Page 122: HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN …digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12318-Full_Text.pdf · HUBUNGAN BUDAYA LITERASI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV