hubungan antara tingkat spiritualitas dengan …...5 hubungan antara tingkat spiritualitas dengan...

26
1 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT SPIRITUALITAS DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA Oleh Arifzal Isaac Kehi 802009121 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi : S1 Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2013

Upload: others

Post on 08-May-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

1

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT SPIRITUALITAS

DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA MAHASISWA

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN

SATYA WACANA SALATIGA

Oleh

Arifzal Isaac Kehi

802009121

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi

Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi : S1 Psikologi

Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2013

Page 2: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana
Page 3: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

2

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Arifzal Isaac Kehi

NIM : 802009121

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul :

“HUBUNGAN ANTARA TINGKAT SPIRITUALITAS

DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA MAHASISWA

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN

SATYA WACANA SALATIGA”

Yang dibimbing oleh :

1. S.A. Kristianingsih, M.Si., Psi.

2. Jusuf Tj. Purnomo, MA., Psi.

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau

sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan

cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau

gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya

saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis atau

sumber aslinya.

Salatiga, 27 Agustus 2013

Yang memberi pernyataan,

Arifzal Isaac Kehi

Page 4: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

3

Page 5: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

4

Page 6: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

5

Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku

Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Arifzal Isaac Kehi

S.A. Kristianingsih, Jusuf Tj. Purnomo.

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana, 2013

ABSTRAKSI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

signifikansi hubungan antara tingkat spiritualitas dengan perilaku

prososial pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah ada hubungan positif signifikan antara tingkat

spiritualitas dengan perilaku prososial pada mahasiswa Fakultas

Psikologi UKSW. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Psikologi

UKSW Salatiga. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa yang

aktif berkuliah di Fakultas Psikologi UKSW Salatiga. Subjek

yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 120 orang dan

diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Variabel tingkat spiritualitas diukur dengan menggunakan skala

spiritualitas yang terdiri dari 30 item dan variabel perilaku

prososial diukur dengan skala prosocial tendencies meansure

yang terdiri dari 30 item. Data dianalisis dengan menggunakan

teknik analisa korelasi Product Moment Pearson. Koefisien

korelasi yang diperoleh sebesar 0,401 dengan nilai signifikansi

0,000 sehingga dapat disimpulkan dari hasil penelitian

menunjukkan terdapat hubungan yang positif signifikan antara

tingkat spiritualitas dengan perilaku prososial pada mahasiswa

Fakultas Psikologi UKSW.

Kata kunci : Tingkat Spiritualitas, Perilaku Prososial, Mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Saya Wacana.

Page 7: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

6

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT SPIRITUALITAS

DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA MAHASISWA

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN

SATYA WACANA SALATIGA

PENGANTAR

Latar Belakang

Mahasiswa adalah kaum intelektual terdidik, kaum muda

dengan segala potensi yang memiliki kesempatan dan ruang

untuk berada dalam lingkungan akademis yang disebut kampus.

Mahasiswa menghubungkan dimensi ketuhanan (maha) dan

kemahklukkan (siswa). Kata “maha” identik dengan makna

kemutlakan, kebenaran absolut. Sedangkan kata “siswa”

merupakan sosok pembelajar yang senantiasa bergerak/dinamis

karena memang mahasiswa sebagai manusia merupakan mahkluk

material yang akan terus bergerak untuk menciptakan suasana

pembelajaran yang kondusif.

Hal ini sejalan dengan PP Republik Indonesia Nomer 38

Tahun 1982 tentang Kewajiban Penyelenggaraan Perguruan

Tinggi Swasta Pasal 12, yang menyatakan fungsi dan peran dari

mahasiswa itu sendiri yakni dapat mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar mampu mengembangkan potensi

dalam dirinya sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi, yakni

pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat. Dengan kata lain adanya Tri Darma Perguruan

Tinggi tersebut mahasiswa dituntut untuk lebih proaktif dan lebih

peka terhadap fenomena sosial yang ada di sekitarnya, tidak

hanya dalam bidang akademik seperti penelitian dan pengajaran

Page 8: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

7

melainkan dalam bidang humanis yakni pelayanan kepada

masyarakat. Dari keseluruhan predikat yang diterima oleh

mahasiswa tersebut semestinya tidak hanya sekedar kebanggaan

diri saja, namun hal itu seharusnya dapat terimplementasikan di

dalam kehidupan bermahasiswa.

Perilaku prososial yang tinggi sangat dibutuhkan dalam

kehidupan manusia khususnya mahasiswa psikologi yang

bergerak di bidang pelayanan sosial, hal ini bertujuan agar

seseorang dapat mengurangi afek negatif, artinya bahwa kadang-

kadang seseorang menolong ketika mereka berada pada suasana

hati yang jelek dan ingin membuat diri mereka sendiri merasa

lebih baik, dengan kata lain perilaku prososial dapat berperan

sebagai self-help untuk mengurangi perasaan negatif diri sendiri

(Cialdini, et al., dalam Baron & Byrne, 2005). Pendapat lain

menyatakan bahwa perilaku prososial dapat membuat perasaan

menjadi enak jika orang yang menolong mengetahui bahwa ia

telah mencapai sesuatu. Dari pandangan ini, penolong berespon

pada kebutuhan korban karena dia ingin merasa enak kerena

berhasil mencapai sesuatu dan istilah ini dikenal sebagai hipotesis

kesenangan empatik (Smith, at al., dalam Baron & Byrne, 2005).

Jacobi (2004) menunjukkan bahwa individu yang memiliki

spiritualitas tinggi merasa mempunyai keterampilan sosial yang

lebih baik di mana mungkin berkontribusi pada perilaku

prososial. Selain itu spiritualitas dapat berfungsi sebagai faktor

pelindung seseorang untuk melakukan perilaku antisosial dan

membuat individu condong berprasangka ke perilaku prososial.

Page 9: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

8

Terkait dengan perilaku manusia itu sendiri tentunya setiap

agama mengajarkan kebaikan bagi setiap pemeluknya, maka

seseorang yang mempunyai nilai-nilai spritualitas yang tinggi

akan selalu berusaha berbuat baik dengan menolong sesamanya

dan berperilaku prososial (Bonner, 2003). Elkins, at al. (dalam

Emmons, 2000) menyatakan bahwa spiritualitas adalah jalan

untuk menjadi dan mengalami kesadaran spiritual yang diperoleh

melalui kesadaran dimensi transendental yang ditandai oleh nilai-

nilai yang mampu diidentifikasikan dan diinternalisasi baik yang

datang dari diri sendiri, orang lain, alam, dan kehidupan.

Tischler (2002) mendefinisikan spiritualitas sebagai suatu

hal yang berhubungan dengan perilaku atau sikap tertentu dari

seorang individu. Menjadi seorang yang spiritual berarti menjadi

seorang yang terbuka, memberi, dan penuh kasih. Clinebell

(dalam Hawari, 2002) menjelaskan ada beberapa kebutuhan dasar

spiritualitas manusia untuk melakukan perilaku prososial seperti

kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan alam dan sesama

manusia. Untuk menjaga interaksi yang baik dengan sesama

manusia, manusia itu juga akan melakukan perilaku prososial

namun tidak mendapatkan keuntungan langsung dari orang orang

yang ditolong namun orang tersebut percaya bahwa dengan ia

menolong sesamanya maka ia akan mendapatkan pahala dari

Yang Maha Kuasa.

Dari beberapa penelitian yang mendukung adanya

hubungan positif antara spiritualitas dengan prososial di atas

terdapat juga hasil- hasil penelitian yang kontradiktif dengan itu.

Penelitian yang dilakukan Darley dan Batson (dalam Baron &

Page 10: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

9

Byrne, 2005) menyatakan bahwa tidak terjadinya perilaku

prososial pada mahasiswa-mahasiswa seminari, di mana individu-

individu tersebut seharusnya memiliki kecenderungan untuk

menolong orang lain yang membutuhkan. Hal tersebut terjadi

karena ketika seseorang dipenuhi oleh kekhawatiran-

kekhawatiran pribadi, tingkah laku prososial tidak terjadi. Orang

yang terlalu sibuk memperhatikan lingkungan sekitarnya gagal

untuk menyadari situasi darurat yang nyata-nyata terjadi.

Pertolongan tidak diberikan karena tidak adanya kesadaran

bahwa keadaan gawat darurat itu terjadi, meskipun mahasiswa

seminari itu dikenal sebagai seorang mahasiswa yang tentunya

diajarkan mengenai pengamalan akan nilai-nilai spiritualitas yang

baik.

Sementara itu menurut Saputro (2008) dalam hasil

penelitiannya mengenai tingkat religiusitas dengan perilaku

prososial pada mahasiswa yang beragama Islam, menyatakan

bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan dari kedua

variabel tersebut. Hal itu terjadi karena dalam penelitian ini

terdapat variabel-variabel di luar tingkat religiusitas yang turut

memengaruhi tindakan prososial. Variabel tersebut antara lain

keterlibatan sosial dari si penolong atau pengaruh lingkungan

sekitar terhadap perilaku menolong (bystander effect);

penguasaan keterampilan si penolong dalam memberikan

pertolongan, misalnya ketika si penolong ingin memberikan

pertolongan kepada orang yang hampir tenggelam namun si

penolong itu sendiri tidak memiliki kemampuan untuk berenang

dengan otomatis ia tidak akan memberikan pertolongan.

Page 11: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

10

Dari beberapa pembahasan dan penelitian di atas, bisa

dikatakan bahwa dengan tingkat spritualitas yang tinggi dapat

membantu seseorang untuk dapat berperilaku prososial, jika

dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat spiritualitas

yang rendah. Namun, di sisi lain terdapat penelitian yang sifatnya

kontradiksi dengan hal tersebut, Baron & Byrne (2005)

menyatakan bahwa tidak terjadi perilaku prososial pada

mahasiswa seminari yang di mana seharusnya memiliki

spiritualitas yang baik. Oleh sebab itu, peneliti merasa perlu

untuk melakukan penelitian ini pada mahasiswa Fakultas

Psikologi UKSW, selain dirasa akan pentingnya mengembangkan

kepekaan dan sikap empati mahasiswa psikologi yang pada

dasarnya fokus bergerak di bidang pelayanan masyarakat, di sisi

lain penelitian ini perlu untuk dilakukan karena sebagai salah satu

bentuk pengamalan terhadap visi dan misi dari Fakultas Psikologi

UKSW itu sendiri yakni menciptakan profil lulusan yang mampu

mengintegrasikan tubuh (body), jiwa (mind) dan spiritual secara

teoritis maupun praktis

(http://www.uksw.edu/id.php/akademik/programstudi/title/psikolo

gi). Pemahaman akan visi dan misi ini jelas dapat di pahami

dalam ranah kognitif maupun tindakan sehari-hari bahwa

mahasiswa tidak hanya mampu dalam hal teoritis seperti

pembelajaran di kelas-kelas saja namun hal ini juga mampu

terimplementasikan ke dalam tatanan praktis yakni mampu

memberikan dampak yang positif bagi masyarakat sekitar.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

ini mengenai hubungan antara tingkat spiritualitas dengan

Page 12: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

11

perilaku prososial pada mahasiswa. Penelitian mengenai

hubungan spiritualitas dengan perilaku prososial ini bermaksud

membahas permasalahan sejauhmana spiritualitas berhubungan

dengan perilaku prososial pada mahasiswa fakultas psikologi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

positif signifikan antara tingkat spiritualitas dengan tingkat

perilaku prososial pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga.

TINJAUAN PUSTAKA

Prososial

Sears, Freedman, dan Peplau (1991) menjelaskan perilaku

prososial meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan atau

direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa memperdulikan

motif si penolong. Rushton (dalam Sears, 1991) mengemukakan

perilaku prososial berkisar dari tindakan altruisme yang tidak

mementingkan diri sendiri atau tanpa pamrih sampai tindakan

menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh kepentingan sendiri.

William (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2003) membatasi

perilaku prososial lebih rinci sebagai perilaku yang memiliki

intensi untuk mengubah keadaan psikis atau fisik penerima

sedemikian rupa, sehingga penolong akan merasa bahwa si

penerima menjadi lebih sejahtera atau puas secara material

ataupun psikologis. Carlo & Randal (2002) menambahkan

perilaku prososial adalah perilaku yang dilakukan untuk

Page 13: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

12

kepentingan orang lain baik diminta ataupun tidak untuk

memenuhi kesejahteraan orang tersebut.

Aspek-aspek Perilaku Prososial

Menurut dari Carlo & Randall (2002), aspek-aspek perilaku

prososial, yaitu: Altruistic, Compliant, Emotional, Public,

Anonymous dan dire.

Bentuk-bentuk Perilaku Prososial

Bringham (1991) menyebutkan bentuk-bentuk perilaku

prososial, yaitu: Altruisme, Murah hati, Persahabatan, Kerjasama,

Menolong, Penyelamatan, Pengorbanan, dan Berbagi.

Faktor-faktor Yang Memengaruhi Perilaku Prososial

Beberapa hal yang dapat memengaruhi orang lain untuk

menolong antara lain: Mood, Faktor Kepribadian, Waktu,

Spiritualitas, Kondisi lingkungan, Bystander, dan Gender.

Spiritualitas

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2001) menyatakan

bahwa spiritual adalah kejiwaan, rohani, batin, mental atau moral.

Dalam konteks universal, terlepas dari tradisi agama tertentu,

spiritualitas diartikan Beazley (dalam Strack, et al., 2002) sebagai

sebuah kepercayaan terhadap sosok transenden, yang berpusat

pada nilai serta loyalitas masing-masing individu sehingga dalam

bertindak individu mampu menyelaraskan dirinya agar dapat

hidup di dunia yang tidak pasti. Malinski (dalam Smith, 1994)

mengaitkan spiritualitas sebagai eksistensi diri dan pengalaman

dari kesatuan yang diwujudkan dalam bentuk kesadaran yang

Page 14: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

13

meningkat tentang keterkatian antara masyarakat dengan

lingkungan.

Spiritualitas menurut Elkins (dalam Wahyuningsih, 2009)

adalah cara individu memahami keberadaan maupun pengalaman

yang terjadi pada dirinya. Di sisi lain seseorang yang dikatakan

cerdas secara spiritual adalah seseorang yang memiliki

kemampuan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan

makna dan nilai-nilai hidup. Bukan hanya dalam teoritis-

spekulatif, melainkan dalam tataran perilaku konkrit, yaitu dalam

hamparan tantangan nyata hidup sehari-hari. Menurut Delaney

(2005), spiritualitas adalah fenomena multidimensional yang

secara universal dialami oleh individu sebagai konstruksi sosial

dan terus dikembangkan individu selama rentang kehidupannya.

Fenomena multidimensional yang dimaksudkan adalah gejala

sosial yang terjadi dan dialami oleh masyarakat yang dapat

diterangkan serta dinilai dari berbagai dimensi secara ilmiah.

Aspek-aspek Spritualitas

Delaney (2005) mengemukakan ada tiga aspek dalam

spiritualitas, yaitu : Self-discovery, Relationships, dan Eco-

awareness.

METODE PENELITIAN

Populasi dari penelitan ini adalah seluruh mahasiswa

Fakultas Psikologi UKSW. Selanjutnya total sampel yang diambil

dalam penelitian ini berjumlah 120 orang. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive

sampling. Cara atau prosedur yang digunakan untuk menentukan

Page 15: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

14

sampel adalah dengan membagikan angket kepada Mahasiswa

Fakultas Psikologi UKSW yang diharapkan dapat memenuhi

jumlah sampel yang telah ditentukan, yaitu 120 jumlah angket.

Untuk memperoleh data dari penelitian ini, peneliti

menggunakan skala penilaian guna mengukur tingkat

spiritualitas dan perilaku prososial. Skala Spiritualitas yang

dibuat oleh Delaney (2005). Skala spiritualitas tersebut meliputi

tiga aspek spiritualitas. Tiga aspek tersebut yaitu self-discovery,

relationships, dan eco-awareness. Dari aspek-aspek tersebut

kemudian disusun pernyataan-pernyataan yang mendukung

(favorable) dan tidak mendukung (unfavorable)

Sebaliknya untuk mengukur perilaku prososial, peneliti

menggunakan skala prososial yang dibuat oleh Carlo & Randal

(2002) yang bernama skala Prosocial Tendencies Measure

(PTM). Enam aspek tersebut yaitu altruistic, compliant,

emotional, public, dan Anonymous, dan dire. Setelah item

pertanyaan tersusun, maka kemudian diperlukan teknik penilaian

(skoring) untuk mengukur tinggi rendahnya spiritualitas yang

muncul.

Pernyataan yang mendukung (favorable) menggunakan

urutan penelitian jawaban SS (sangat sesuai) diberi skor 4, S

(sesuai) diberi skor 3, TS (tidak sesuai) diberi skor 2, dan STS

(sangat tidak sesuai) diberi skor 1. Sebaliknya untuk pernyataan

yang tidak mendukung (unfavorable) memiliki pilihan jawaban

SS, S, TS, dan STS. Keempat pilihan jawaban tersebut

menggunakan kriteria penilaian untuk pilihan jawaban SS (sangat

Page 16: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

15

sesuai) diberi skor 1, S (sesuai) diberi skor 2, TS (tidak sesuai)

diberi skor 3, dan STS (sangat tidak sesuai) diberi skor 4.

HASIL PENELITIAN

Pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan teknik

korelasi Product Moment yang di uji dengan menggunakan

program SPSS for windows versi 16.0. Pada skala spiritualitas,

diperoleh bahwa dari 30 item yang diuji terdapat 5 item yang

gugur. Nilai validitas yang digunakan bergerak dari angka 0,300

sampai dengan 0,539 dengan reliabilitas sebesar α = 0,866.

Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan uji validitas pada skala

perilaku prososial, diperoleh bahwa dari 30 item yang diuji

terdapat 7 item yang gugur. Nilai validitas yang digunakan

bergerak dari angka 0,300 sampai dengan 0,631 dengan

reliabilitas sebesar α = 0,886.

Penelitian ini juga menggunakan uji normalitas untuk

mengetahui normal tidaknya distribusi data penelitian pada

masing-masing variabel penelitian. Uji normalitas dalam

penelitian ini dihitung dengan rumus one sample Kolmogorov-

Smirnov test yaitu untuk menguji kesesuaian distribusi data yang

didapat dengan distribusi tertentu dalam hal ini adalah distribusi

normal. Berdasarkan hasil pengujian normalitas, kedua variabel

memiliki signifikansi lebih besar dari 0,05 (>0,05). Variabel

spiritualitas memiliki koefisien sebesar 0,776 dengan probabilitas

(p) atau signifikansi sebesar 0,584 (p < 0,05). Variabel perilaku

prososial memiliki koefisien sebesar 1.285 dengan probabilitas

(p) atau signifikansi sebesar 0,073 (p < 0,05). Dengan demikian

Page 17: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

16

kedua variabel memiliki distribusi data yang normal yaitu p >

0,05.

Hasil uji linearitas dilakukan untuk menguji integritas

hubungan data yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Berdasarkan analisis hasil uji linearitas yang menggunakan Tabel

Anova nilai deviation from linearity maka dapat diketahui bahwa

kedua variabel tersebut memiliki nilai Fbeda sebesar 1,454 dengan

signifikansi p = 0,095 (p > 0,05) yang menunjukkan hubungan

antara variabel spiritualitas dengan perilaku prososial adalah

linear.

Dari 120 mahasiswa yang dijadikan sampel penelitian

diperoleh hasil bahwa 36,6 % atau 44 mahasiswa memiliki

tingkat spiritualitas pada kategori sangat tinggi, 60,8 % atau 73

mahasiswa memiliki tingkat spiritualitas pada kategori tinggi, dan

2,5 % atau 3 mahasiswa memiliki tingkat pada kategori sedang.

Sedangkan untuk perilaku prososial dari 120 mahasiswa yang

dijadikan sampel terdapat 13,3 % atau 16 mahasiswa pada

kategori skor sangat tinggi, 65 % atau 78 mahasiswa pada

kategori tinggi, 20,8 % atau 25 mahasiswa pada kategori sedang,

dan 0,9 % atau 1 mahasiswa pada kategori rendah.

Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi Product Moment

oleh Karl Pearson antara variabel spiritualitas dengan variabel

perilaku prososial, menunjukkan koefisien korelasi r = 0,401

dengan signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukan

bahwa ada hubungan positif signifikan antara spiritualitas dan

perilaku prososial pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW

Salatiga.

Page 18: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

17

PEMBAHASAN

Bedasarkan penelitian tentang hubungan antara tingkat

spiritualitas dengan perilaku prososial pada mahasiswa Fakultas

Psikologi UKSW Salatiga, didapatkan hasil perhitungan koefisien

korelasi (r) sebesar 0,401 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p <

0,05). Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan yang positif

signifikan antara tingkat spiritualitas dengan perilaku prososial

pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW Salatiga. Dengan

demikian, dinyatakan dalam penelitian ini H1 diterima dan H0

ditolak. Artinya bahwa semakin tinggi tingkat spiritualitas

mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW maka akan semakin tinggi

pula perilaku prososial mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW.

Demikian pula sebaliknya, semakin rendah tingkat spiritualitas

mahasiswa Fakultas Psikologi maka semakin rendah pula

perilaku prososial pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW.

Jadi dapat dikatakan bahwa tingkat spiritualitas berkorelasi

dengan perilaku prososial.

Hasil dari penelitian yang dilakukan peneliti mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Kerley, Mattews, & Blanchard

(2005) yang menunjukkan adanya hubungan yang positif antara

religiustas dan spiritualitas dengan perilaku prososial pada

remaja. Sebaliknya, religiusitas dan spiritualitas ditemukan

berkorelasi negatif dengan perilaku antisosial. Sejalan dengan

Kerley, Mattews, & Blanchard, Jacobi (2004) menunjukkan

bahwa individu yang memiliki spiritualitas tinggi merasa

mempunyai keterampilan sosial yang lebih baik Di mana

mungkin berkontribusi pada perilaku prososial. Selain itu

Page 19: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

18

spiritualitas dapat berfungsi sebagai faktor pelindung seseorang

untuk melakukan perilaku antisosial dan membuat individu

condong berprasangka ke perilaku prososial.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini

diperoleh data dari tingkat spiritualitas mahasiswa Fakultas

Psikologi UKSW berada pada kategori tinggi yakni sebesar

60,8%. Sejalan dengan hal tersebut perilaku prososial pada

mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW dapat dikatakan berada

pada kategori tinggi yakni sebesar 65%. Artinya bahwa sebagian

besar mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW memiliki tingkat

spiritualitas dan perilaku prososial yang tinggi serta dari hasil

analisis data menunjukan bahwa terdapat hubungan antara tingkat

spiritualitas dengan perilaku prososial.

Banyak faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya

perilaku prososial, spiritualitas merupakan salah satu faktor

pendukung dari semua faktor yang dapat memengaruhi tinggi

rendahnya perilaku prososial. Jika dilihat kontribusi yang

diberikan spiritualitas terhadap perilaku prososial sebesar 16,08

% dan sebanyak 83,92 % dipengaruhi oleh faktor lain diluar

spiritualitas yang dapat memengaruhi perilaku prososial. Faktor-

faktor tersebut seperti mood yang menyatakan seseorang yang

dalam kondisi baik lebih mudah memberikan pertolongan (Pines

& Maslach, 2002), faktor kepribadian seseorang yang

menyatakan bahwa tipe kepribadian ekstrovert merupakan tipikal

orang yang cendrung lebih prososial (Dinnia, 2006), faktor waktu

yang menyatakan bahwa orang yang mempunyai waktu luang

cendrung untuk bisa memberikan pertolongan dari pada orang

Page 20: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

19

yang sibuk dan tergesa-gesa (Darley dan Batson dalam Taylor et

al., 2009), faktor kondisi lingkungan yang menyatakan bahwa

orang lebih mau membantu ketika cuaca sedang cerah

dibandingkan sedang turun hujan atau cuaca yang tidak nyaman

Cunningham (dalam Taylor et al, 2009), faktor bystander yang

menyatakan bahwa semakin banyak kehadiran orang lain di

lokasi, maka tanggung jawab untuk menolong semakin

berkurang, karena terjadi penyebaran tanggung jawab (Baron dan

Byrne, 2005), dan faktor yang terakhir adalah faktor gender yang

menyatakan bahwa wanita lebih cenderung menerima

pertolongan dari pada pria atau pasangan pria-wanita, dan pria

lebih cenderung memberi pertolongan dari pada wanita (Latane &

Dabbs; Piliavin & Unger, dalam Baron & Byrne, 2005).

KESIMPULAN

Terdapat hubungan positif singnifikan antara tingkat

spiritualitas dengan perilaku prososial pada mahasiswa Fakultas

Psikologi UKSW. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat

spiritualitas maka semakin tinggi perilaku prososial mahasiswa.

Demikian pula semakin rendah tingkat spiritualitas maka semakin

rendah perilaku prososial mahasiswa. Besarnya kontribusi efektif

tingkat spiritualitas terhadap perilaku prososial sebesar 16,08 %.

Hal ini menunjukan bahwa ada faktor-faktor lain diluar tingkat

spiritualitas yang dapat memengaruhi perilaku prososial

mahasiswa, seperti : faktor mood, kepribadian, waktu, kondisi

lingkungan, bystander, dan gender. Ketiga aspek spiritualitas

memiliki hubungan dengan perilaku prososial. Ketiga aspek

tersebut masuk dalam kategori rendah. Dalam perhitungan

Page 21: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

20

prosentase diperoleh hasil bahwa salah satu dari ketiga aspek

spiritualitas yaitu aspek Relationship memiliki prosentase lebih

tinggi yaitu sebesar 13,10 %. Tingkat spiritualitas sebagian besar

subjek berada pada kategori tinggi yakni sebesar 62,5 % dan

tingkat perilaku prososial sebagian besar subjek berada pada

kategori tinggi yakni sebesar 70 %.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan,

maka peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu :

1. Mahasiswa

Sebagi kaum intelektual muda yang terdidik,

mahasiswa diharapkan mampu memberikan kontribusi real

di tengah-tengah perubahan jaman saat ini. Predikat yang

diterima sebagai seorang mahasiswa tidak menjadikan itu

sebagai kebanggaan diri saja melainkan mahasiswa dituntut

untuk dapat melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi,

tidak hanya di ranah akademik saja melainkan mahasiswa

dapat melaksanakan tugasnya di bidang pengabdian

masyarakat yakni terlibat dalam aktivitas-aktivitas

kemanusiaan seperti ikut serta dalam menolong korban

bencana alam, melaksanakan posko pengaduan dan advokasi

terhadap masyarakat yang diperlakukan tidak adil,

melakukan transfer of knowladge kepada masyarakat

sehingga masyarakat juga mendapatkan informasi mengenai

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Page 22: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

21

2. Mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kontribusi

masing-masing aspek dari Delaney (2005) menghasilkan

skor presentase yang lebih besar pada aspek relationship,

yaitu 13,10 %. Adanya hasil tersebut diharapkan bagi

mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW agar mampu

mengembangkan maupun meningkatkan hubungan integral

dengan orang lain berdasarkan rasa hormat dan saling

menghargai dengan tujuan terciptanya perilaku prososial

yang lebih baik lagi di Fakultas Psikologi UKSW.

3. Lembaga Pendidikan Tinggi

Lembaga pendidikan tinggi yang mempunyai peran

sangat besar sebagai salah satu lembaga sosialisasi dan

penunjang aktivitas mahasiswa dalam meningkatkan perilaku

prososial melalui pendidikan. Hal yang dapat dilakukan

seperti menempatkan kurikulum yang berhubungan dengan

perilaku prososial secara proporsional sehingga dapat

terciptanya nilai- nilai moral yang berdampak pada budaya

akademis yang menjunjung tinggi kepedulian terhadap

lingkungan contohnya magang atau pelatihan, dan KKN

(Kuliah Kerja Nyata).

4. Peneliti selanjutnya

Meskipun hasil dari penelitian ini menunjukan adanya

hubungan yang positif antara tingkat spiritualitas dan

perilaku prososial pada mahasiswa Fakultas Psikologi

UKSW, namun peneliti mengharapkan adanya penelitian

lebih lanjut dengan mengembangkan variabel-variabel yang

Page 23: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

22

digunakan seperti mood, kepribadian, waktu, kondisi

lingkungan, bystander, dan gender sehingga dapat

menambah pemahaman masyarakat dan juga sebagai

sumbangsih besar bagi ilmu psikologi khususnya psikologi

sosial. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan dapat

dilengkapi dengan wawancara yang mendalam sehingga

dengan demikian informasi yang didapatkan menjadi lebih

komprehensif.

Page 24: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

23

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur penelitian, suatu praktek.

Jakarta: Bina Aksara.

Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas, Edisi 4. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Baron, R. A & Donn, B. (2005). Psikologi sosial. Edisi:10.

Jilid:2.Terj: Djuwita. Jakarta: Erlangga. Bonner, K., Koven,

L. P., & Patrick, J. H. (2003). Effect of religiosity and

spirituality on depressive symptoms and prosocial

behaviors. Journal of Religious Gerontology, Vol 14 No

2/3, hlm 189 -205.

Bringham, J.C. (1991). Social psychology. New York:

Harpercollins Publisher. Carlo, G. & Randall, B. (2002).

The development of a measure of prosocial behaviors for

late adolescencts. Journal of Youth and Adolescence.Vol.

31, No.1, hlm 31-44.

Carlo, G. & Randall, B. (2002). The development of a measure of

prosocial behaviors for late adolescencts. Journal of Youth

and Adolescence.Vol. 31, No.1, hlm 31-44. Dayakisni, T &

Hudaniah. (2003). Psikologi sosial. Cet:2. Malang: UMM

Press.

Delaney, C. (2005). The spirituality scale development and

psychometric testing of holistic instrument to assess the

human spiritual dimension. Journal of Holistic Nursing,

Vol. 23 No 2, hlm 146-167.

Dinnia, L. (2006). Hubungan antara tipe kepribadian introvert

ekstrovert dengan kecenderungan perilaku prososial pada

santri kelas 3 Mu’alimien Pesantren Persatuan Islam 1

Bandung. Skripsi tidak diterbitkan. Unisba Bandung.

Page 25: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

24

Emmons, R. A. (2000). Is spirituality an intelligence? motivation,

cognition, and the psychology of ultimate concern.

International Journal for The Psychology, Vol.10, No.1,

hlm 3-26.

Hawari, D. (2002). Dimensi religi dalam praktek psikiatri dan

psikologi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Jakarta.

Jacobi, L. J. (2004). Psychological protective factors and social

skills : an examination of spirituality and prosocial

behavior. National Communication Association. English:

University of Minnesota.

Pines, A. M. & Maslach, C. (2002). Experiencing social

psychology. reading and projects. California : The

McGraw-Hill companies Inc.

Saputro, D. (2008). Hubungan Antara Tingkat Religiusitas

dengan Tingkah laku Altruis Pada Mahasiswa yang

Beragama Islam. http://library.gunadarma.ac.id/10501064

skripsi_fpsi. Diakses tanggal 16 Agustus 2012.

Sears, D. O., Fredman, J. L., & Peplau, L. A. (1991). Psikologi

sosial. Jilid 2 (Terjemahan). Edisi kelima. Jakarta:

Erlangga.

Smith, D. W. (1994). Theory of spirituality. university of

southern maine school of nursing. Journal of Holisting

Nursing, 9, hlm 1-18.

Strack, G., & Fottler, M. D. (2002). Spirituality and effective

leadership in healthcare: is there a connection? Frontiers

of health services management (ABI/INFORM Research

from Proquest). Vol 18(4), hlm 3-18.

Taylor, Shelley E., Peplau, L.A., & Sears, D.A. (2009). Psikologi

sosial edisi kedua belas. Alih bahasa oleh Tri Wibowo B.S.

Jakarta : Kencana.

Page 26: Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan …...5 Hubungan antara Tingkat Spiritualitas dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

25

Tischler, L., Biberman, J., & McKeage, R. (2002). Linking

emotional intelligence, spirituality and workplace

performance: definitions, models and ideas for research.

Journal of Managerial Psychology. Vol 17, No 3, hlm 203-

218.

Wahyuningsih, H. (2009). Validasi konstruksi alat ukur

spirituality orientation inventory (SOI). Jurnal Psikologi,

Vol 36, No.2, hlm. 116-129.

www.uksw.edu/id.php/akademik/programstudi/title/psikologi.

Diakses pada tanggal 16 Agustus 2012.

www.KamusBahasaIndonesia.org. Diakses pada tanggal 16

Agustus 2012.