hubungan antara tawakal dengan kecemasan …
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN
TERHADAP KEMATIAN PADA LANSIA
SKRIPSI
Oleh
Savirah Nurita Dwi Lestari
17320239
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2021
i
HUBUNGAN ANTARA TAWAKKAL DENGAN KECEMASAN
TERHADAP KEMATIAN PADA LANSIA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Program Studi Psikologi, Jurusan Psikologi,
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Derajat Sarjana S1 Psikologi
Oleh:
Savirah Nurita Dwi Lestari
17320239
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2021
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul :
HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN
TERHADAP KEMATIAN PADA LANSIA
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi
Program Prodi Psikologi
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Memperoleh
Derajat Sarjana S1 Psikologi
Pada Tanggal
Dewan Penguji Tanda Tangan
1. Dr. Phil. Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si. ______________
2. Rumiani, S.Psi., M.Psi. ______________
3. Ratna Syifa’a Rachmahana, S.Psi., M.Si. ______________
Mengesahkan
Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
Universitas Islam Indonesia
Ketua Program Studi
Resnia Novitasari, S.Psi., M.A..
iii
HALAMAN PERNYATAAN
Yang beranda tangan dibawah ini, saya:
Nama : Savirah Nurita Dwi Lestari
No. Mahasiswa : 17320239
Program Studi : Psikologi
Judul Skripsi : Hubungan antara Tawakal dengan Kecemasan Terhadap
Kematian pada Lansia
Membuat pernyataan sebagai berikut:
1. Selama melakukan penelitian dan pembuatan laporan penelitian skripsi, saya
tidak melakukan tindak pelanggaran etika akademik dalam bentuk apapun,
seperti penjiplakan, pembuatan skripsi oleh orang lain atau pelanggaran lain
yang bertentangan dengan etika akademik yang dijunjung tinggi Universitas
Islam Indonesia. Oleh karena itu, skripsi yang saya buat merupakan karya
ilmiah saya sebagai penulis, bukan jiplakan atau karya orang lain.
2. Apabila dalam ujian skripsi saya terbukti melanggar etika akademik, maka saya
siap menerima sanksi sebagaimana aturan yang berlaku di Universitas Islam
Indonesia.
3. Apabila dikemudian hari, setelah saya lulus dari Fakultas Psikologi dan Ilmu
Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, ditemukan bukti secara
meyakinkan bahwa skripsi saya adalah jiplakan atau karya orang lain, maka
saya bersedia menerima sanksi akademis yang ditetapkan Universitas Islam
Indonesia.
Yogyakarta, 03 April 2021
Yang Menyatakan
Savirah Nurita Dwi Lestari
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bismillahirahminirahhim
Subhanallah Walhamdulillah walaa illa ha illallah wallahu akbar,
Puji syukur atas segala nikmat, rezeki, pertolongan dan keridhoan yang telah
Allah SWT berikan selama proses penyusunan skripsi ini. Perjalanan panjang
untuk memperoleh gelar psikologi ini tidak akan pernah tercapai tanpa dukungan
orang tua dan keridhoan Allah SWT di setiap prosesnya. Skripsi ini adalah bukti
karya kecil yang saya buat sebagai langkah awal untuk mencapai tahapan
kehidupan berikutnya. Besar harapan saya karya ini dapat menjadi amalan jariah
bagi siapapun di masa depan. Sebagai wujud terima kasih saya persembahkan
karya ini untuk:
Orangtua saya tercinta,
Bapak Tabroni dan Ibu Nurpajar
Terima kasih untuk dukungan secara finansial, psikologis, dan doa yang telah
diberikan.
Kakak dan Adik-ku Tercinta,
Redha Ilahi Prasetya dan Ghaitsah Zahira Tricahyani
Terima kasih atas dukungan, saran, dan hiburan yang telah diberikan yang saya
jadikan sebagai penyemangat selama proses pendidikan.
Tim Penyemangat,
BTS
Terima kasih atas hiburan penghilang penat selama menempuh pendidikan dan
terima kasih atas inspirasi untuk selalu menjadi lebih baik di setiap lirik lagu nya.
v
HALAMAN MOTTO
“Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali
janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu
menggelisahkan kamu”
(QS. Ar-Rum: 60)
Jika Allah mengabulkan doa ku maka aku berbahagia, tapi jika Allah tidak
mengabulkan doa ku maka aku lebih berbahagia. Karena yang pertama adalah
pilihanku sedangkan kedua adalah pilihan-Nya.
(Ali bin Abi Thalib)
Ini Jalanmu, dan Milikmu sendiri. Orang lain mungkin berjalan bersama mu, tapi
tidak ada yang bisa menggantikanmu berjalan.
(Jalaludin Rumi)
Kamu tidak akan tau nikmatnya kebahagiaan tanpa merasakan kesedihan
(Jeon Jungkook)
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalmu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil’alamin. Puji syukur kepada Allah SWT atas segala
nikmat, karunia serta ridho-Nya sehingga hamba mampu untuk menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Berkat ridho dari Allah SWT saya dapat diberi kemudahan,
anugerah, semangat, dan petunjuk dalam proses pembuatan skripsi. Shalawat serta
salam yang selalu saya curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi
suri tauladan bagi seluruh umat-Nya.
Skripsi ini penulis buat sebagai langkah untuk memperoleh gelar Strata Satu
(S1) Program studi Psikologi. Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberi
manfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya sehingga menjadi perantara sebagai
amal jariah bagi siapapun. Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak
melibatkan yang secara ikhlas membantu baik dalam memberi saran, motivasi,
tenaga, arahan, masukan, dan doa sehingga skripsi ini dapat tersusun. Untuk itu
pada kesempatan yang sangat berharga ini, penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., Psikolog selaku Dekan Fakultas
Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia atas
kepemimpinanya.
2. Ibu Resnia Novitasari, S.Psi., M.A. selaku Ketua Program Studi Psikologi,
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya atas kepemimpinan dan
bimbingannya bagi seluruh mahasiswa Psikologi Universitas Islam Indonesia.
3. Ibu Dr. Phil. Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang senantiasa membimbing saya dengan sabar dan meluangkan waktunya
untuk memberikan arahan dan masukan serta mendoakan kami selaku anak-
anak bimbingan skripsi beliau hingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Ratna Syifa’a Rachmana, S.Psi., M.Si. selaku Dosesn Pembimbing
Akademik saya yang senantiasi memberi bantuan, masukan, dan arahan selama
menempuh pendidikan 4 tahun di Psikologi.
vii
5. Kedua orangtua yang sangat saya cintai, Ibu Nurpajar dan Bapak Tabroni atas
segala pengorbanan, doa, dukungan, dan kasih sayang selama ini. Berkat ridho
Ibu dan Bapak yang mengizinkan saya untuk merantau dan mau menerima saya
untuk menempuh pendidikan di jurusan Psikologi.
6. Sahabat-sahabat ku yang menemani ku selama sulit dan senang di dunia
perkuliahan Nadhira, Nabila, Rachma, Harbiyant, Farah, dan Lintang yang
telah banyak saya repotkan di perantauan. Terima kasih banyak telah mau
menjadi teman saya di Jogja
7. Sahabat SD sampai dengan SMA ku Queenstar; Endah, Amel, Fauziah,
Nadhira, dan Agustin. Terima kasih atas dukungan dan tetap menjaga
silahtuhrahmi selalu.
8. Teman-teman angkatan Psikologi 2017 yang telah menemani dan membantu
saya berproses baik yang disadari maupun tidak disadari.
9. LKD Noor Fatimah dan Posyandu Lansia An-Nur yang telah mengizinkan saya
untuk mengambil data di lembaga ibu sekalian. Semoga menjadi amal jariah
bagi ibu semua.
10. Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang telah memberi kesempatan saya
magang dan mengembangkan potensi saya di lembaga KPAI.
11. Semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak dalam
penyelesaian skripsi ini,
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna namun
saran dan kritik yang membangun akan selalu saya terima dengan lapang dada.
Sekian yang penulis sampaikan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan digunakan
sebaik-baiknya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Yogyakarta, 03 April 2021
Savirah Nurita Dwi Lestari
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
ABSTRAK ............................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7
C. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
D. Keaslian Penelitian ....................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 13
A. Kecemasan terhadap Kematian pada Lansia .............................................. 13
B. Tawakal ...................................................................................................... 18
C. Hubungan antara Tawakal dengan Kecemasan terhadap Kematian pada
Lansia ................................................................................................................ 21
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 27
A. Identifikasi Variabel ................................................................................... 27
B. Definisi Operasional................................................................................... 27
C. Subjek Penelitian ........................................................................................ 28
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 28
E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .......................................................... 30
F. Metode Analisis Data ................................................................................. 31
ix
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN .................................... 32
A. Orientasi Kancah dan Perencanaan ............................................................ 32
B. Laporan Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 37
C. Hasil Penelitian .......................................................................................... 37
D. Pembahasan ................................................................................................ 44
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 50
A. Kesimpulan ................................................................................................ 50
B. Saran ........................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 52
LAMPIRAN .......................................................................................................... 60
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Skor Dalam Skala Kecemasan Terhadap Kematian ............................... 28
Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Kecemasan Terhadap Kematian ........................ 29
Tabel 3. Skor Dalam Skala Kecemasan Terhadap Kematian ............................... 29
Tabel 4. Distribusi Aitem Skala Tawakal ............................................................. 30
Tabel 5. Rencana Analisis Data Dan Taraf Signifikansi....................................... 31
Tabel 6. Deskpripsi Responden Try-Out .............................................................. 34
Tabel 7. Distribusi Butir Aitem Skala Kecemasan Terhadap Kematian Setelah Uji
Coba ............................................................................................................... 35
Tabel 8. Distribusi Butir Aitem Skala Tawakal Setelah Uji Coba ........................ 36
Tabel 9. Deskripsi Responden Penelitian.............................................................. 38
Tabel 10. Deskripsi Data Penelitian ...................................................................... 38
Tabel 11. Kriteria Kategorisasi Skala ................................................................... 39
Tabel 12. Penormaan Untuk Kategorisasi ............................................................. 39
Tabel 13. Penormaan Untuk Kategorisasi ............................................................. 40
Tabel 14. Pembagian Persentil Kecemasan Terhadap Kematian Berdasarkan Jenis
Kelamin .......................................................................................................... 41
Tabel 15. Pembagian Persentil Tawakal Berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan 41
Tabel 16. Hasil Uji Normalitas Skala Kecemasan Terhadap Kematian Dan Tawakal
....................................................................................................................... 42
Tabel 17. Hasil Uji Linearitas Skala Kecemasan Terhadap Kematian Dan Tawakal
....................................................................................................................... 43
Tabel 18. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................ 44
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Skala Penelitian (Uji Coba) .............................................................. 61
Lampiran 2. Tabulasi Data (Uji Coba) .................................................................. 70
Lampiran 3. Uji Validitas Dan Reliabilitas (Uji Coba) ........................................ 76
Lampiran 4. Skala Penelitian ............................................................................... 79
Lampiran 5. Tabulasi Data .................................................................................... 87
Lampiran 6. Uji Validitas Dan Reliabilitas ......................................................... 93
Lampiran 7. Hasil Uji Asumsi .............................................................................. 97
Lampiran 8. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 100
Lampiran 9. Skor Empirik................................................................................... 102
Lampiran 10. Perhitungan Skor Hipotetik .......................................................... 104
Lampiran 11. Kategorisasi Responden ............................................................... 106
Lampiran 12. Frekuensi Responden .................................................................... 111
Lampiran 13. Surat Izin Penelitian...................................................................... 113
Lampiran 14. Surat Keterangan Selesai Penelitian ............................................. 116
Lampiran 15. Informed Consent ......................................................................... 119
xii
Hubungan tawakal dengan kecemasan terhadap kematian pada Lansia
Savirah Nurita Dwi Lestari
Psikologi, Fakultas Piskologi dan Ilmu Sosial Budaya,
Universitas Islam Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tawakal dan
kecemasan terhadap kematian pada lansia. Hipotesis yang diajukan pada penelitian
ini adalah adanya hubungan negatif antara tawakal dengan kecemasan terhadap
kematian pada lansia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan skala
yang digunakan antara lain tawakal dari teori Al Jauziyah yang diadaptasi oleh
Rosita (2018) dan kecemasan terhadap kematian (Death anxiety scale) dari teori
Templer yang diadaptasi oleh Hapsari (2015). Subjek pada penelitian ini sebanyak
43 lansia yang berusia 60-70 tahun. Hasil analisis uji korelasi Spearman Rho
diperoleh hasil 0,670 (p > 0,05). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tawakal
dengan kecemasan terhadap kematian pada lansia tidak memiliki korelasi antar
kedua variabel. Hasil analisis uji koefisien determinasi menunjukan bahwa tawakal
memberikan sumbangan terhadap kecemasan terhadap kematian sebesar 0,13%.
Kata Kunci : tawakal, kecemasan terhadap kematian, lansia
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia adalah individu yang berusia 60 tahun ke atas (Hurlock, 1980). Undang-
Undang No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan juga menjelasakan bahwa yang
dimaksud dengan lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas. Saat
ini Indonesia memiliki jumlah penduduk berusia lanjut yang terus meningkat setiap
tahunnya. Berdasarkan data survey penduduk antar sensus (Supas) menunjukan
hasil di tahun 2020 Indonesia memiliki 9,92% (26,82 Juta) penduduk lansia (BPS,
2020). Lansia ini tersebar sebesar 52,95% di daerah perkotaan dan 47,05% di
daerah pedesaan. Sedangkan ditinjau berdasarkan dari jenis kelamin terdapat
47,71% lansia laki-laki dan 52,29% lansia perempuan.
Selanjutnya, hasil survey penduduk pada tahun 2020 juga menyatakan bahwa
terdapat 6 provinsi yang memiliki jumlah penduduk lansia tertinggi yaitu terdiri
dari Yogyakarta (14,71%), Jawa Tengah (13,81%), Jawa Timur (13,38%), Bali
(11,58%), Sulawesi Utara (11,51%), dan Sumatera Barat (10,07%). Hasil data
statistik survey penduduk antar sensus juga menunjukan bahwa rasio
ketergantungan lansia terhadap penduduk produktif pada tahun 2020 meningkat
menjadi 15,54%. Jumlah penduduk lansia ini akan terus meningkat pada setiap
tahunnya bahkan Badan Pusat Statistik memproyeksikan pada tahun 2045
penduduk lansia akan mencapai seperlima dari total penduduk Indonesia.
Pertambahan penduduk yang berusia lanjut ini hendaknya diikuti dengan
peningkatan angka harapan hidup. Angka harapan hidup lansia menjadi sangat
penting apabila diikuti dengan peningkatan kemajuan teknologi khususnya di
bidang kesehatan (Stephoe & dkk., 2015). Selain itu, cara untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup lansia harus diikuti dengan memperhatikan kesehatan fisik
maupun psikologisnya. Ketiga faktor inilah yang dapat menyebabkan tercapainya
successful aging (Liffiton, Horton, Baker, & Weir, 2012). Menurut Cao &
2
Rammohan (2016), semakin meningkatnya harapan hidup di Indonesia belum dapat
menjamin terbebasnya dari permasalahan yang dialami oleh lansia. Salah satu
permasalahan yang dapat dialami oleh lansia yakni berkaitan dengan kondisi
psikologis dirinya.
Umumnya tugas perkembangan merupakan faktor yang dapat menganggu
kondisi psikologis pada lansia itu sendiri. Havinghurst (1953) menjelaskan bahwa,
lansia memiliki tugas perkembangan salah satunya untuk menyesuaikan diri dengan
penurunan kondisi fisik dan kesehatan yang terjadi. Hurlock (1980) juga
menambahkan bahwa, tugas perkembangan seorang lansia yaitu menyesuaikan diri
dengan datangnya kematian. Kematian adalah proses kehidupan yang sejak awal
kehidupan manusia menjadi peristiwa tidak menyenangkan. Hal ini diakarenakan
kematian bersifat abstrak, tidak bisa dikendalikan, penampakan wujud yang sulit
ditebak, serta sulit untuk dapat dipahami (Royal & Fereshte, 2011). Sifat inilah
yang dapat menyebabkan perasaan takut dan cemas (Yalom, 1980).
Kecemasan didefinisikan sebagai bentuk situasi yang mengancam seseorang
(Atkinson, R.C., & R.E., 1998). Menurut Tilich (1952) salah satu jenis kecemasan
dapat berupa Anxiety of fate and death atau ontic anxiety yakni kecemasan akan
nasib dan kematian. Cicirelli (2002) juga menjelaskan bahwa, kecemasan dalam
menghadapi kematian adalah peristiwa umum yang dapat terjadi pada setiap
rentang usia dan dapat dijadikan motivasi dasar dari perilaku manusia.
Di Indonesia kasus kecemasan terhadap kematian itu sendiri digambarkan dari
salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Ningrum, dkk. (2018) dengan
menunjukan hasil bahwa di Balai Perlindungan Sosial Trensa Werdha (BPSTW)
Ciparay Kabupaten Bandung dari 150 orang lansia terdapat 51.9% yang mengalami
kecemasan kematian tinggi. Selain itu, berdasarkan pada penelitian Setyawan
(2015) menunjukan hasil bahwa daerah Ngablak, Magelang memiliki tingkat
kecemasan dalam menghadapi kematian pada lansia yang juga cukup tinggi.
Menurut Nevid (2005) ciri-ciri seseorang mengalami kecemasan adalah
ditandai dengan ciri fisik susah tidur, gangguan pencernaan, serta kognitif yang
3
memiliki pikiran bingung dan perasaan khawatir. Hal ini sejalan dengan, hasil
wawancara terhadap 7 lansia di Balai Rehsos Dharma Putera Purworejo “Wiloso
Wredo” yang dilakukan oleh Pratiwi (2017) dalam penelitiannya menunjukan
bahwa ketujuh lansia mengalami ciri yang sama dengan penjelasan tersebut,yakni
mengeluh mengalami gangguan pencernaan, susah tidur, sakit pada tulang dan otot,
merasa pusing, memikirkan dosa-dosa yang telah dilakukan, serta khawatir akan
kematian. Perasaan khawatir terhadap kematian yang berlebihan juga dapat
menyebabkan gangguan fungsi-gungsi emosional normal manusia. Hal ini
dijelaskan pada penelitian yang dilakukan oleh Feifel & Nagy (1981) bahwa
terdapat hubungan positif antara ketakutan terhadap kematian dengan gangguan
emosional seperti neurotisme, depresi, gangguan psikosomatis lainnya.
Kecemasan juga diartikan sebagai reaksi emosional dan kompleks yang
bersumber dari perspektif individu tehadap situasi yang mengancam atau
membahayakan (Spielberger, 1972). Berdasarkan teori yang diungkapkan oleh
Spielberger, menjelaskan bahwa kecemasan terbagi menjadi 2 bagian yaitu state
anxiety dan trait anxiety. Trait anxiety adalah perasaan khawatir akan ancaman
terhadap suatu kondisi yang sebenarnya tidak berbahaya dan biasanya bersumber
dari kepribadian individu yang memiliki potensi cemas yang tinggi. Sedangkan,
state anxiety adalah kecemasan yang muncul pada situasi tertentu secara sadar dan
bersifat subyektif. State anxiety ini memiliki kaitan erat dengan kecemasan pada
keadaan tertentu yakni khususnya pada kecemasan dalam menghadapi kematian
(Annisa & Ifdil, 2016). Perspektif individu terhadap kematian sangatlah bersifat
subyektif, hal ini dikarenakan individu dapat menganggap kematian sebagai
kehilangan kehidupan duniawi dan akan terjadi kengerian setelahnya namun disisi
lain ada juga yang memandang bahwa kematian adalah kehidupan berikutnya yang
bersifat abadi.
Spielberger (1972) mengungkapkan bahwa unsur utama terhadap kecemasan
terbagi menjadi 3 antara lain perasaan ketidakpastian (uncertainty),
ketidakberdayaan (helplessness), serta terakhir gabungan kedua perasaan tersebut
yang berorientasi terhadap hal yang akan terjadi (future orientation). Hal ini
4
memiliki kaitan dengan perasaan cemas terhadap kematian, seperti yang
diuangkapkan oleh Shihab (dalam Hidayat, 2006) seseorang merasakan cemas
terhadap kematian diakibatkan oleh apa yang terjadi setelah kematian adalah suatu
hal yang tidak dapat diprediksi, memikirkan keluarga yang hendak ditinggal, selain
itu bisa juga disebabkan oleh pemikiran akan tempat kehidupan setelah mati
sangatlah buruk.
Lansia yang mengalami kecemasan dalam menghadapi kematian dipengaruhi
oleh beberapa faktor penyebab. Beberapa penelitian menjelaskan dalam Ottu, dkk.
(2017), terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan yaitu
faktor usia, integritas ego, kontrol diri, religiusitas, dan personal sense of
fulfillment. Faktor usia dapat mempengaruhi kecemasan terhadap kematian,
dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dadfar, dkk. (2018), bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kecemasan kematian antara
remaja, dewasa tengah, dan dewasa akhir. Pada dewasa akhir menunjukan hasil
kecemasan kematian lebih tinggi dibandingkan pada golongan usia dewasa awal
dan dewasa tengah. Penelitian tersebut juga menjelaskan pada usia yang semakin
tua menyebabkan individu memahami bahwa tidak ada kesempatan untuk
mengkompensasi kesalahan mereka sebelumnya oleh karena itu kecemasan
terhadap kematian membuat mereka gelisah.
Pada penelitian Naftali, dkk. (2017) juga menjelaskan, kesiapan lansia dalam
menghadapi kematian di dasari oleh usia yang telah menua dan keyakinan mereka
bahwa kematian merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari. Masih pada
penelitian yang sama juga menjelaskan bahwa ketidaksiapan lansia menghadapi
kematian didasari oleh keinginan hidup lebih lama bersama keluarga dan masih ada
beberapa keinginan yang hendak dicapai, hal ini menunjukan adanya pengaruh
integritas ego yaitu perasaan keterikatan dan personal sense of fulfillment. Pada
faktor religiusitas dapat mempengaruhi kecemasan terhadap kematian dilihat dari
hasil penelitian Asyifa (2018) yang menunjukan bahwa, religiusitas yang tinggi di
Panti Jompo Muhammadiyah Rancabolang mempengaruhi rendahnya kecemasan
terhadap kematian yang signifikan. Selain itu juga terdapat dalam penelitian
5
Merizka, dkk. (2019) yang membuktikan bahwa, terdapat hubungan negatif antara
religiusitas dengan kecemasan kematian pada dewasa madya. Maka dapat
disimpulkan semakin tinggi skor religiusitas maka semakin rendah skor kecemasan
kematian, demikian juga sebaliknya.
Kecemasan terhadap kematian juga dipengaruhi oleh kontrol diri seperti yang
dijelaskan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nazira, dkk (2020) menunjukan
bahwa, mindfulness yang berorientasi pada hidup saat ini (living in the present)
dengan mengembangkan perilaku berdasarkan kontrol diri memiliki hubungan
negatif yang signifikan dengan kecemasan terhadap kematian pada lansia di panti
jompo. Hal ini diartikan bahawa semakin tinggi mindfulness maka semakin rendah
kecemasan terhadap kematian. Mumpuni (2014) juga menjelaskan bahwa, individu
yang memiliki kontrol diri yang tinggi dengan cara menjaga kesehatan dan
meningkatkan religiusitas dapat menurunkan tingkat kecemasan terhadap kematian.
Namun individu yang tidak mampu mengontrol kehidupannya untuk dapat yakin
bahwa peristiwa dalam kehidupan adalah bagian dari takdir akan memunculkan
perasaan cemas disebabkan oleh ketidakpastian hidup.
Berdasarkan berbagai bukti penelitian tersebut yang menjadi fokus
pembahasan pada penelitian ini adalah faktor religiusitas. Krause dan Hayward
(2014) menjelaskan bahwa faktor religiusitas dapat mengurangi tingkat kecamasan
menghadapi kematian pada lansia dikarenakan individu memiliki keyakinan akan
adanya pengampunan dari Tuhan. Kecemasan dalam menghadapi kematian akan
berkurang ketika individu mengamalkan dimensi-dimensi religiusitas yang
menurut Glock dan Stark (1966) terdiri dari dimensi keyakinan, praktek agama,
pengalaman, pengetahuan, dan konsekuensi.
Mewujudkan dimensi religiusitas menurut keyakinan agama Islam dapat
dilakukan dengan memahami dan mengamalkan kitab suci Al-Qur’an. Al-Qur’an
berisi pedoman hidup bagi semua pemeluk agama Islam. Salah satu pedoman hidup
yang dapat diamalkan dalam Al-Qur’an adalah tawakkal. Pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia tawakal diartikan berpasrah diri kepada kehendak Allah SWT
dengan sepenuh hati setelah berikhtiar. Tawakkal juga dimaknai sebagai
6
menyerahkan diri kepada Allah SWT ketika menghadapi kesulitan, kepentingan,
dan serta teguh hati ketika mengalami bencana yang diikuti dengan jiwa yang
tenang dan hati tenteram (Alghazali, 1992). Berdasarkan definisi tersebut tawakkal
mampu memberikan ketenangan dan hati yang tenteram sehingga disinyalir dapat
mengurangi tekanan jiwa salah satunya kecemasan dalam menghadapi kematian.
Islam mengajarkan untuk bertawakkal setelah berusaha atau berjuang. Contohnya
ketika individu merasa cemas dalam menghadapi kematian hendaknya individu
tersebut berusaha untuk menjaga kesehatan fisik dan psikologisnya dan terakhir
bertawakkal dengan cara menyerahkan diri kepada Allah SWT, seperti yang
dituangkan dalam Al-Qur’an surah At-Thalaq:
“Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya.
Sungguh, Allah telah menetapkan ketentuan bagi setiap sesuatu.” – (Q.S At-
Thalaq: 3)
Implementasi tawakkal terdiri atas tiga tingkatan yakni: Ketenangan dan
ketenteraman hati akan apa yang telah dijanjikan Allah SWT. Selanjutnya Taslim,
yakni meyakini bahwa Allah SWT mengetahui segala sesuatu mengenai apa yang
dibutuhkan dalam kehidupannya dan menyerahkan segala urusan kepada Allah
SWT. Tingkatan terakhir yakni tafwid yang berarti ikhlas menerima segala bentuk
keadaan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT (Miswar, 2008).
Melalui tawakkal hendaknya individu mampu meyakini bahwa usaha dan
rencana yang telah disusun dalam hidupnya, berada dibawah kuasa aturan dan
sunnah Tuhan dan sudah ditakdirkan sejak lahir. Bertawakkal juga mengajak
individu untuk tidak sombong akan rencana kehidupannya dan harus
mempertimbangkan takdir Allah, sehingga tatkala mengingat kematian individu
dapat meyakini bahwa kematian adalah suatu proses kehidupan yang sudah diatur
dan tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, hal yang dapat dilakukan oleh individu
yakni berusaha melakukan hal baik semaksimal mungkin dikehidupan dan akhirnya
menyerahkan semua hasilnya kepada Tuhan, sehingga perasaan khawatir yang
berlebihan terhadap kematian dapat berkurang. Berdasarkan latar belakang
7
masalah, penulis ingin mengajukan rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
“Apakah terdapat hubungan antara tawakkal dengan tingkat kecemasan terhadap
kematian pada lansia?”
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tawakkal
dengan kecemasan terhadap kematian pada lansia.
C. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan khususnya
dalam bidang psikologi klinis terkait dengan kecemasan terhadap kematian
pada lansia.
2. Manfaat Praktis
Apabila hipotesis dalam penelitian ini terbukti diharapkan mampu memberikan
acuan dalam mengatasi kecemasan terhadap kematian melalui peningkatan
tawakkal di kehidupan.
D. Keaslian Penelitian
Untuk mendukung penelitian ini, peneliti menemukan beberapa kajian riset
terdahulu mengenai variabel tawakal dan kecemasan terhadap kematian untuk
dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian ini. Pada penelitian terkait kecemasan
terhadap kematian pernah diteliti sebelumnya oleh Merizka, Khairani, Dahlia, dan
Farandina (2019) dengan judul “Religiusitas dan Kecemasan Kematian pada
Dewasa Madya”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
religiusitas dengan kecemasan kematian pada dewasa madya. Teori yang digunakan
pada penelitian tersebut ialah religiusitas menurut Krauss & Hamzah (2016) dan
teori kecemasan kematian menurut Templer (1970). Alat ukur religiusitas yang
digunakan adalah The Revised Muslim Religiosity-Personality Inventory (MRPI)
8
yang disusun oleh Krauss & Hamzah (2016). Pada alat ukur variabel tergantung
penelitian ini menggunakan Templer’s Death Anxiety Scale (DAS) yang disusun
oleh Templer (1970). Hasil analisis data pada penelitian ini menunjukan hasil nilai
(r) = -0,461 p = 0,004 (p < 0,05) hasil ini menunjukan bahwa terdapat hubungan
negatif antara religiusitas dengan kecemasan kematian pada dewasa madya. Maka
dapat disimpulkan semakin tinggi skor religiusitas maka semakin rendah skor
kecemasan kematian, demikian juga sebaliknya.
Penelitian rujukan berikutnya yaitu dilakukan oleh Dinakaramani dan Indati
(2018) dengan judul “Peran Kearifan (Wisdom) terhadap Kecemasan menghadapi
Kematian pada Lansia”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi
peran kearifan dengan kecemasan terhadap kematian pada lansia. Penelitian ini
menggunakan teori Ardelt (2003) untuk variabel peran kearifan dan menggunakan
teori Templer (1970). Alat ukur yang digunakan antara lain Three-Dimensional
Wisdom Scale oleh Aldert (2003) untuk mengukur variabel peran kearifan dan
Death Anxiety Scale oleh Templer (1970) untuk mengukur variabel kecemasan
terhadap kematian. Hasil pada penelitian tersebut menunjukan tingkat kearifan pada
lansia dapat menjadi perdiktor terhadap tinggi rendahnya kecemasan menghadapi
kematian dengan menggunakan metode analisis data teknik regresi linear sederhana
dengan hasil sebesar 14,3%.
Selanjutnya penelitian yang menjadi rujukan dan sama-sama menggunakan
variabel tawakal yaitu penelitian oleh Agus Mulyana (2015) yang berjudul
“Tawakal dan Kecemasan Mahasiswa pada Mata Kuliah Praktikum”. Tujuan dari
penelitian ini untuk memperoleh gambaran terkait adanya hubungan antara tawakal
dan kecemasan pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah pilihan dengan
metode praktikum. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori tawakal
oleh Ibnu Qayyim dan teori Yusuf Qardawi (dalam Ningsih, 2013) sedangkan pada
teori variabel kecemasan mahasiswa menggunakan Grebb (1997), Davidson, dkk.
(2004), dan Freud. Alat ukur yang digunakan pada penelitian variabel tawakal
dikembangkan oleh Prapti Ningsih (2013) dan untuk variabel kecemasan
menggunakan instrument alat ukur Penn State Woory Questionnaire (PSWQ).
Penelitian ini menggunakan analisis data statistik deskriptif dengan hasil dari 32
9
total mahasiswa terdapat 12% yang menunjukan tingkat tawakal tinggi dengan
kecemasan tinggi, 18% mahasiswa yang memiliki tingkat tawakal tinggi dengan
kecemasan sedang, 19% mahasiswa yang menunjukan tingkat tawakal tinggi
dengan kecemasan rendah, 3% mahasiswa memiliki tingkat tawakal sedang dengan
kecemasan tinggi, 10% mahasiswa memiliki tingkat tawakal sedang dengan
kecemasan sedang, dan terakhir 0% mahasiswa yang memiliki tingkat tawakal
sedang dengan kecemasan rendah.
Penelitian yang menjadi rujukan berikutnya adalah penelitian yang dilakukan
oleh Eka Rosita (2018) dengan judul “Hubungan antara Tawakal dan Berpikir
Positif pada Mahasiswa”. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
korelasi antara tawakal dan berpikir positif pada mahasiswa. Teori pada variabel
tawakal yang digunakan yaitu Ibnu Qayyim Al-Jauziyah (1998) dan untuk variabel
berpikir positif menggunakan teori Hong, Z.R., Lin, H. S dan Lawrence, F.P.
(2012). Skala pada penelitian variabel tawakal menggunakan alat ukur yang dibuat
oleh peneliti nya sendiri dengan didasari oleh teori Al-Jauziyah dan untuk variabel
berpikir positif, skala yang digunakan dikembangkan oleh Hong, Z.R., Lin, H. S
dan Lawrence, F.P. (2012). Hasil penelitian ini menunjukan terdapat hubungan
positif antara tawakal dan berpikir positif pada mahasiswa dengan nilai tawakal
yang berkontribusi terhadap berpikir positif sebesar 6.10%.
1. Keaslian Topik
Berdasarkan berbagai referensi penelitian yang penulis kumpulkan dari
peneliti sebelumnya dengan menggunakan variabel tawakal dan kecemasan
terhadap kematian berikut persamaan dan perbedaannya. Merizka, Khairani,
Dahlia, dan Farandina (2019) yang meneliti religiusitas dan kecemasan
kematian pada dewasa madya. Kesamaan antara penelitian tersebut dengan
yang penulis teliti yaitu pada variabel tergantung sedangkan pada variabel
bebas terdapat perbedaan. Variabel bebas pada penelitian tersebut adalah
religiusitas dan pada penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah tawakal.
Dinakaramani dan Indati (2018) juga pernah meneliti terkait peran kearifan dan
kecemasan terhadap kematian pada lansia. Kesamaan penelitian tersebut
dengan yang diteliti oleh penulis terdapat pada variabel tergantung yaitu
10
kecemasan terhadap kematian. Variabel bebas yang hendak penulis teliti
menjadi pembeda dengan penelitian tersebut. Variabel bebas pada penelitian
tersebut adalah peran kearifan (wisdom) sedangkan variabel bebas yang
dilakukan pada penelitian penulis yaitu tawakal.
Agus Mulyana (2015) juga pernah meneliti terkait tawakal dan kecemasan
mahasiswa pada mata kuliah praktikum. Kesamaan pada penelitian tersebut
dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yakni pada variabel bebas
tawakal. Sedangkan variabel tergantung penelitian tersebut berbeda dengan
yang penulis teliti. Variabel tergantung pada penelitian tersebut membahas
terkait kecemasan mahasiswa pada mata kuliah praktikum sedangkan variabel
tergantung yang diteliti oleh penulis yaitu kecemasan menghadapi kematian.
Eka Rosita (2018) juga meneliti terkait tawakal dan berpikir positif pada
mahasiswa. Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis teliti
yaitu pada variabel bebas tawakal. Sedangkan pada variabel tergantung
terdapat perbedaan. Penelitian tersebut menggunakan variabel tergantung
berpikir positif sedangkan pada penelitian penulis yaitu kecemasan terhadap
kematian.
2. Keaslian Teori
Berdasarkan teori kecemasan terhadap kematian pada penelitian yang
dilakukan oleh Merizka, Khairani, Dahlia, dan Farandina (2019) yakni
menggunakan teori dan aspek dari Templer (1970). Sedangkan pada penelitian
yang dilakukan oleh Dinakaramani dan Indati (2018) juga menggunakan teori
dari Templer (1970). Berdasarkan teori tawakal, Agus Mulyana (2015) dalam
penelitian nya menggunakan teori dari Ibnu Qayyim & Yusuf Qardawi (dalam
Ningsih, 2013). Sedangkan pada penelitian terkait variabel tawakal yang
dilakukan juga oleh Eka Rosita (2018) menggunakan teori Ibnu Qayyim Al-
Jauziyah (1998). Peneliti sendiri dalam penelitian ini menggunakan teori
tawakal dari Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dan teori kecemasan terhadap kematian
dari Templer (1970)
3. Keaslian Alat Ukur
11
Skala pada penelitian yang dilakukan oleh Merizka, Khairani, Dahlia, dan
Farandina (2019) adalah alat ukur Templer’s Death Anxiety Scale oleh Templer
(1970). Pada penelitian yang dilakukan oleh Dinakaramani dan Indati (2018)
juga menggunakan skala Death Anxiety Scale oleh Templer (1970). Kedua
penelitian ini sama-sama menggunakan skala berbentuk kuisioner. Pada
peneltian dengan menggunakan variabel tawakal yang dilakukan oleh Agus
Mulyana (2015) menggunakan skala alat ukur yang dikembangkan oleh Prapti
Ningsih (2013). Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Eka Rosita
(2018) mengembangkan alat ukur nya sendiri berdasarkan teori Al-Jauziyah.
Penulis pada penelitian ini menggunakan 2 skala kuisioner untuk variabel
tawakal menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Eka Rosita (2018)
berdasarkan teori Al-Jauziyah dan untuk variabel kecemasan terhadap
kematian menggunakan skala Death Anxiety Scale (DAS) dari teori Templer
(1970) yang kemudian dikembangkan oleh Hapsari (2015).
4. Keaslian Subjek
Penelitian Merizka, Khairani, Dahlia, dan Farandina (2019) menggunakan
subjek dewasa madya dengan total 60 individu (35 laki-laki dan 25
perempuan). Subjek pada penelitian Dinakaramani dan Indati (2018) yaitu
lansia yang berusia 60-85 tahun dan tidak menetap di panti Wredha dengan
jumlah 130 orang. Agus Mulyana (2015) dalam penelitian nya menggunakan
subjek mahasiswa yang mengambil mata kuliah pilihan dengan menerapkan
metode praktikum sebanyak 32 orang. Pada penelitian ini penulis menetapkan
subjek dengan karakteristik lansia yang sedang berusia 60 – 70 tahun.
Penulis pada penelitian ini hendak meneliti terkait hubungan antara tawakal
dengan kecemasan terhadap kematian pada lansia. Metode penelitian yang akan
dilakukan pada proses pengumpulan data yaitu metode kuantitatif dengan
mengaplikasikan 2 skala. Penelitian ini terdiri dari variabel tawakal sebagai
variabel bebas dan kecemasan terhadap kematian sebagai variabel tergantung.
Subjek pada penelitian ini yaitu lansia yang berusia 60 – 70 tahun. Penelitian ini
memiliki keunikan tersendiri dibandingkan penelitian dari berbagai referensi
12
sebelumnya. Maka dapat penulis simpulkan bahwa penelitian ini diyakini masih
bersifat orisinil.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan terhadap Kematian pada Lansia
1. Pengertian Kecemasan terhadap Kematian pada Lansia
Ego berfungsi untuk memperingatkan individu akan kemungkinan
terjadinya suatu bahaya sehingga kognitif mampu mempersiapkan
reaksi adaptif yang sesuai, hal ini merupakan kondisi diri ketika
merasakan kecemasan. Seperti yang dijelaskan oleh Freud (dalam
Alwisol, 2010), kecemasan dapat berguna sebagai mekanisme
pertahanan ego karena perasaan cemas mampu memberi sinyal bahaya
pada individu dan jika tidak diberikan perlakuan yang tepat maka
bahaya itu akan terus meningkat sampai ego terkalahkan.
Atkinson, dkk (1998) juga menjelaskan bahwa kecemasan adalah
emosi yang menyebabkan ketidaknyamanan yang dapat menimbulkan
perasaan khawatir, prihatin, serta takut yang terkadang muncul dengan
tingkatan berbeda. Lubis (2009) juga menambahkan bahwa kecemasan
merupakan reaksi dari suatu ancaman baik bersifat nyata atau bahkan
khayalan. Kecemasan umumnya muncul ketika individu merasakan
adanya ketidakpastian dimasa yang akan datang. Selain itu, kecemasan
juga bisa timbul akibat berfikir tentang sesuatu yang tidak
menyenangkan yang akan terjadi.
Salah satu bentuk kecemasan menurut Tilich (dalam Nugraheni,
2005) adalah anxiety of fate and death atau ontic anxiety yakni
kecemasan akan nasib dan kematian. Cicirelli (2002) juga menjelaskan
bahwa, kecemasan dalam menghadapi kematian adalah peristiwa
umum yang dapat terjadi pada setiap rentang usia dan dapat dijadikan
motivasi dasar dari perilaku manusia. Newfield, dkk. (2007) juga
menambahkan bahwa kecemasan terhadap kematian adalah perasaan
takut, khawatir yang berhubungan dengan kematian atau sekarat.
14
Carpenito-Moyet (2013) juga menyebutkan bahwa kecemasan
kematian adalah suatu kondisi dimana seseorang merasa gelisah
dikarenakan ketidak nyamanan yang tidak dapat diprediksi atau samar,
bisa juga disebut sebagai ketakutan yang diperoleh dari persepsi
terhadap hal yang mengancam keberadaan seseorang, baik bersifat
realita ataupun khayal. Florian dan Kravetz (1983) menjelaskan bahwa
death anxiety atau kecemasan terhadap kematian memiliki sifat
multidimensional yang diartikan di setiap dimensi bisa diberi
perlakukan secara terpisah atau tidak saling bergantung dan disaat yang
sama akan membangun struktur ketakutan akan kematian.
Kemudian, Florian dan Kravetz (1983) juga menyebutkan bahwa
kecemasan terhadap kematian adalah perasaan khawatir dan prihatin
akan konsekuensi kematian itu sendiri terhadap fisik dan pikiran,
kekhawatiran yang dimaksud yaitu dampak kesakitan ketika mati
terhadap interaksi intrapersonal dan juga kekhawatiran kehidupan
setelah mati atau yang biasa disebut akhirat. Sedangkan Lonetto dan
Templer (1986) juga menjelaskan bahwa kecemasan terhadap kematian
dapat didefinisikan sebagai kondisi emosional yang tidak
menyenangkan yang diakibatkan oleh pemikiran yang berkaitan
dengan kematian diri sendiri.
Kesimpulan berdasarkan berbagai definisi para ahli yang dijelaskan
diatas bahwa, kecemasan terhadap kematian merupakan perasaan
gelisah, khawatir atau takut yang tidak nyaman sehingga diartikan
sebagai tanda dalam menghadapi kematian yang dapat menimbulkan
dampak pada jasmani seperti ketegangan fisik dan kegelisahan akan
berakhirnya suatu kehidupan sehingga mempengaruhi kondisi
psikologis dalam interaksi sosial, fikiran, serta tubuh.
2. Aspek-aspek Kecemasan terhadap Kematian pada Lansia
Aspek kecemasan dalam menghadapi kematian menurut Templer
yang dikembangkan oleh Goreja dan Pervez (2000) terdiri dari:
1) Subjektifitas akan kedekatan dengan kematian
15
Pengalaman individu akan kecemasan terhadap kematian
yang dapat menimbulkan ketidak nyamanan sangatlah berbeda
(subjektif) disaat individu tersebut memikirkan kemungkinan
dirinya akan mengalami kematian dalam waktu dekat.
2) Pikiran negatif mengenai kematian
Pemikiran individu terhadap kematian yang dapat
menyebabkan individu tersebut merasakan emosi negatif.
3) Memikirkan penderitaan dan kematian yang bersifat abadi
Kecemasan yang bersumber dari pemikiran individu
terhadap rasa sakit atau siksaan yang parah yang akan dialami
selama menghadapi penderitaan sakit menuju kematian ataupun
setelah kematian
4) Dampak pada keselamatan
Kematian umumnya dianggap pengalaman yang tidak
menyenangkan dan mengancam keberadaan diri.
5) Takut akan kehilangan
Kecemasan dalam menghadapi kematian juga ditandai
dengan takutnya kehilangan akan hal-hal apa saja yang telah
mengisi kehidupannya, yakni berkaitan dengan pencapaian-
pencapaian tujuan dalam hidup. Selain itu juga takut akan
kehilangan orang-orang terdekat dan merasa sendiri.
6) Takut akan hukuman
Aspek kecemasan terhadap kematian ini diartikan sebagai
kekhawatiran individu terhadap konsekuensi setelah kematian
dari perilaku mereka selama hidup.
Aspek-aspek dari teori Templer yang dijelaskan di atas menjadi
bagian dasar yang digunakan pada penelitian ini. Peneliti menggunakan
teori tersebut dikarenakan pada penelitian ini lebih memfokuskan
kecemasan terhadap kematian yang berkaitan dengan kognitif dan
emosi. Aspek-aspek ini mencakup pengalaman subyektif individu
terhadap kematian, pemikiran negatif mengenai penderitaan kematian
16
yang bersifat abadi, dampak kematian yang mengancam, perasaan takut
akan kehilangan dan hukuman.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan terhadap
Kematian
Menurut Templer (1976) kecemasan dalam menghadapi kematian
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, faktor psikologis, atau pengalaman
hidup individu yang berkaitan dengan kematian. Secara spesifik dari
beberapa penelitian terdapat 5 faktor yang mempengaruhi kecemasan
kematian diantaranya yaitu (Ottu, Essien, & Lawal, 2017):
1) Usia
Perbedaan kelompok usia juga mempengaruhi tingkat
kecemasan individu terhadap kematian. Perbedaan golongan usia
ini juga memunculkan perbedaan pemahaman dan kedekatan
mereka dengan kematian yang dapat mempengaruhi tingkat
kecemasan terhadap kematian (Neimeyer R. , 1994).
2) Integritas Ego
Integritas ego diartikan sebagai perasaaan terhadap sesama
manusia yang saling memiliki atau mencintai sehingga secara tidak
langsung memunculkan keterikatan dengan aturan dan
lingkungannya (Erikson, 1997). Faktor ini merujuk kepada tugas
perkembangan kepribadian berdasarkan teori Erikson pada tahap
integritas versus putus asa. Erikson (1997) juga menjelaskan
bahwa tahapan ini muncul ketika individu mulai mengalami
perasaan kematian. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kesebir (2014) yang menjelaskan bahwa kecemasan kematian
disebabkan oleh mempertahankan noisy ego sedangkan individu
yang rendah hati akan memunculkan quiet ego sebagai represntasi
dari self-transcedence yang lebih kuat dan mampu melawan
kecemasan terhadap kematian.
3) Kontrol Diri
17
Individu yang memiliki kontrol diri lebih mampu mengatasi
masalah yang berasal dari luar atau eksternal. Seperti yang
dijelaskan Henderson (2002), individu yang memiliki kontrol diri
rendah cenderung memiliki tingkat stress yang tinggi, terutama
yang berkaitan dengan persoalan yang tidak dapat dikontrol seperti
kematian, sehingga tingkat kecemasan terhadap kematian akan
cenderung tinggi. Berdasarkan penelitian Stern, dkk. (dalam Ottu,
Essien, & Lawal, 2017), terkait hubungan antara life changing
event dan tingkat keparahan penyakit menunjukan hasil bahwa
yang lebih menghasikan pengaruh tinggi adalah peristiwa yang
tidak dapat dikendalikan (misalnya kematian) dibandingkan
dengan peristiwa yang dapat dikendalikan (misalnya perceraian).
4) Religiusitas
Penelitian yang dilakukan Henderson (2002) menjelaskan
bahwa komunitas dengan religiusitas pada kategori tinggi memiliki
kecemasan terhadap kematian yang lebih rendah. Hal ini sejalan
dengan pendapat Kartono (dalam Deliaty, 2019) yakni religiusitas
dapat memberikan kesadaran manusia akan hakikat hidup yang
sesungguhnya, selain itu menstimulus manusia untuk tahan
terhadap cobaan, duka, nestapa, ataupun kepedihan dalam
kehidupan. Hal ini dikarenakan manusia yang religius mampu
mengkonstruk nilai atau makna dalam kehidupannya.
5) Personal sense of Fulfillment
Faktor ini didefinisikan sebagai hal-hal yang telah berkontribusi
dalam mengisi kehidupannya. Kontribusi tersebut berupa
kesempatan, yakni berkaitan dengan pencapaian-pencapaian tujuan
dalam hidup. Lansia umumnya mengalami ketidakmampuan lagi
untuk melanjutkan berbagai kegiatan dan peran yang dulu sangat
bermakna dan sesuai dengan pemenuhan harapan mereka
(Neimeyer R. , 1994). Hal ini dikarenakan beberapa lansia biasanya
mengalami isolasi sosial, kesepian yang menyebabkan kerinduan
18
mereka akan kehidupan sebelumnya (Neimeyer R. , 1994). Namun
berbanding terbalik bagi individu yang menjadikan kematian
sebagai bagian dari tujuan akhir hidup mereka maka kecemasan
akan kematian lebih rendah dialami oleh individu karena telah
membayangkan antisipasi kematian tersebut terjadi sehingga
mereka lebih menerima terjadinya kematian (Neimeyer R. , 1994).
Berdasarkan faktor-faktor yang telah dijelaskan oleh berbagai ahli
diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan terhadap kematian
dipengaruhi oleh faktor usia, agama dan religiusitas, pendidikan,
pengalaman, integritas ego, kontrol diri, personal sense of fulfillment,
dan berbagai faktor lainnya. Namun faktor yang menjadi fokus pada
penelitian ini adalah usia dikarenakan pada penelitian ini lebih
menspesifikan subjek pada lansia. Selain itu faktor lain yang menjadi
fokus penelitan ini adalah religiusitas dan agama dikarenakan variabel
pada penelitian ini menggunakan salah satu indikator pengaplikasian
agama islam yaitu tawakal.
B. Tawakal
1. Pengertian Tawakal
Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, tawakal berarti
berserah (kepada kehendak Tuhan), yakni sepenuh hati meyakini semua
cobaan, derita, dan sebagainya kepada Tuhan. Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, tawakal merupakan berserah diri
kepada keputusan Allah dan meyakini sepenuh hati kepada Allah SWT.
Tawakal secara etimologi berdasarkan Kamus Al-Munawwir,
disebut tawakal allahlahi arab (bertawakal, pasrah kepada Allah) (Al-
Munawwir, 1997). Sedangkan secara terminologi, terdapat banyak
definisi mengenai tawakal, hal ini sejalan dengan yang disampaikan
Hasyim melalui bukunya yaitu “Dialog Tasawuf dan Psikologi”:
Terdapat banyak sekali pendapat mengenai tawakal. Antara lain
pendapat yang menyatakan bahwa tawakal yakni memotong hubungan
19
hati dengan selain Allah. Sahl bin Abdullah mendeskripsikan individu
yang bertawakal kepada Allah adalah layaknya orang mati di hadapan
orang yang memandikan yakni yang membalikkanya kemanapun ia
mau. Menurutnya, tawakal yaitu berhentinya kecondongan hati kepada
suatu hal selain Allah (Hasyim, 2002).
Al-Ghazali berpendapat bahwa yang dimaksud dengan tawakal
yaitu pada hakikatnya tidak bisa sempurna kecuali dengan seluruh
rangkaian yang ada, yakni mengendalikan hati dari hal yang
membahayakan dan tidak bermanfaat kepada Tuhan Yang Maha
Pelindung hal ini dikarenakan segala sesuatu ilmu dan seisinya terjadi
atas kehendak dan kekuasaan-Nya (Al-Ghazali, 1995). Sedangkan
menurut Muhammad bin Hasan Asy-syarif, tawakal diartikan sebagai
individu yang sadar bahwa hanya Allah yang mengatur rizki dan segala
urusan, oleh karena itu bersandarlah kepada Allah semata dan tidak
selain-Nya. Berdasarkan pandangan TM. Hasbi Ash-Shiddieqy,
tawakal didefinisikan sebagai kondisi berserah diri dengan Allah dan
berpegang teguh kepada-Nya (Shiddieqy, 2001).
Al-Jauziyah (1998) menjelaskan bahwa tawakal adalah serangkaian
dari berbagai kondisi dan pada hakikatnya tidak akan utuh kecuali
rangkaian tersebut dilaksanakan secara keseluruhan. Selanjutnya, Ilyas
(1999) juga menjelaskan tawakal sebagai sebuah keimanan. Keimanan
seseorang ditandai dengan menyerahkan segala urusan kehidupan
beserta manfaat dan mudharat nya kepada Allah SWT. Individu yang
mampu pasrah dan berserah diri kepada Allah SWT serta ikhlas
terhadap semua rencana dimasa depan yang Allah SWT kehendaki
mampu menjadikan hati manusia tenteram dan tenang, hal ini
dikarenakan individu tersebut percaya akan adanya keadilan Allah
SWT. Hal ini sejalan dengan yang difirmankan Allah di dalam Al-
Qur’an
“….Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika
kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Al-Maidah 5:23)
20
Menurut perspektif Dumaiji (2015) keadaan hati yang meyakini
kepada rububiyah-Nya, dipenuhi oleh pengetahuan tentang Allah,
menyandarkan diri kepada Allah, serta meyakini akan kecukupan-Nya
disebut sebagai tawakal. Qardhawi (2015) juga menambahkan bahwa
tawakal merupakan bagian dari ibadah hati yang diutamakan dan juga
sebagai bagian dari wujud salah satu akhlak keimanan yang paling
besar. Sedangkan, menurut konsep teori barat yang hampir serupa
dengan konsep tawakal islam yaitu disebut sebagai surrender to god.
Menurut Wong-McDonald & Gorsuch (dalam Clements & Emarkova,
2012) menjelaskan surrender to god adalah perilaku yang secara aktif
menunjukan tindakan dan keinginan dirinya atas kepercayaan kepada
Tuhan.
Berdasarkan berbagai definisi para tokoh diatas dapat disimpulkan
bahwa tawakal dapat menjadikan individu percaya dan berserah diri
akan segala keputusan Allah SWT yang maha adil kemudian disertai
dengan ikhtiar dan keikhlasan terhadap segala takdir Allah SWT.
2. Aspek-aspek Tawakal
Berdasarkan pandangan Al Jauziyah (1998) tawakal terdiri atas
tujuh aspek yang menjadi landasan antara lain:
a) Memahami sepenuh hati sifat, kecukupan, kekuasaan, kesendirian
dan mengembalikan segala urusan kepada Allah SWT serta
meyakini tiada segala suatu hal terjadi tanpa izin Allah SWT.
b) Memahami sebab dan akibat individu bertawakal. Melalui sebab
individu dapat mengetahui apa yang ditawakali. Melalui memahami
sebab dan akibat tersebut maka tawakal yang individu terapkan
akan menjadi sempurna.
c) Menjadikan pijakan tauhid sebagai sesuatu yang diyakini sepenuh
hati. Tiada sempurna suatu tawakal apabila tidak diiringi oleh
pijakan tauhid yang sempurna. Hal ini karena hakekat suatu tawakal
adalah tauhid hatinya. Apabila perilaku syirik masih ada di dalam
21
hatinya, maka tawakal yang dilakukan individu akan menjadi cacat.
Semakin jauh tauhid yang diterapkan maka semakin besar juga
tawakal yang diyakini.
d) Hati yang bersandar diri kepada Allah SWT dan merasa tenang
karena bergantung kepada Allah. Hal ini dapat menyebabkan
apabila bergantung hanya kepada Allah SWT maka individu
tersebut tidak merasakan kegelisahan yang ditimbulkan oleh
godaan.
e) Berprasangka baik kepada Allah SWT. Individu akan memperoleh
kebaikan apabila juga diikuti dengan prasangka baik kepada Allah
SWT. Hal ini dikarenakan besar dan kecilnya tawakal individu
dapat dilihat dari seberapa besar dirinya berprasangka baik kepada
Allah SWT.
f) Tunduk dan hati yang pasrah kepada Allah serta menghindari segala
larangannya. Individu yang tunduk dan berserah hanya kepada
Allah SWT akan menjadikan individu yang mampu menghindari
segala larangan-Nya.
g) Pasrah hanya kepada Allah SWT. Segala urusan yang telah
ditetapkan Allah SWT dengan penuh pengharapan dan tanpa
pemaksaan dengan hati yang pasrah berserah diri kepada-Nya
menjadikan tawakal sempurna.
C. Hubungan antara Tawakal dengan Kecemasan terhadap Kematian
pada Lansia
Perkembangan pada fase lanjut usia (lansia) ditandai dengan
penurunan-penurunan baik itu kondisi fisik dan psikis. Salah satu tugas fase
perkembangan tersebut juga diikuti oleh persiapan dalam menghadapi
kematian. Pada dasarnya realita kematian bukan hanya terjadi pada lansia
melainkan juga terjadi pada semua mahluk hidup dan tidak dapat diprediksi
kapan terjadinya. Oleh karena itu sifat kematian yang abstrak, tidak bisa
ditebak, dan mengancam inilah yang dapat menyebabkan timbulnya
kecemasan dalam diri individu.
22
Kecemasan ini biasa disebut dengan death anxiety atau kecemasan
terhadap kematian. Kecemasan terhadap kematian ditandai oleh beberapa
faktor antara lain rentang usia, jenis kelamin, kontrol diri, religiusitas,
integritas ego, dan faktor lainnya. Faktor yang menjadi fokus pada
penelitian ini adalah rentang usia dan religiusitas. Faktor rentang usia
menjadi fokus dikarenakan subjek pada penelitian ini berpusat pada rentan
usia tertentu yaitu lansia (≥60 tahun). Subjek lansia dipilih disebabkan
umumnya lansia rentan mengalami penurunan fungsi psikis dan fisik, hal
ini dapat berdampak pada sistem imun tubuh lansia yang menjadi lemah.
Selain itu, fungsi kognitif juga sudah mulai menurun ditandai dengan lansia
yang umumnya sulit untuk mengingat banyak hal atau mudah untuk lupa.
Berbagai Hal tersebut dapat menjadi ancaman untuk terjadinya kematian
apabila kondisinya semakin parah.
Selanjutnya, faktor yang menjadi fokus yaitu religiusitas. Banyak sekali
penelitian yang menghubungkan kecemasan dalam menghadapi kematian
dengan religiusitas. Namun religiusitas itu sangatlah luas cakupan nya.
Religiusitas terdiri dari pemahaman, pengaplikasian, serta meyakini
sepenuh hati. Agama Islam menganjurkan umatnya untuk memahami,
mengaplikasikan, serta meyakini isi Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan
kitab yang menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat muslim. Pedoman
hidup yang harus diterapkan oleh umat muslim didalam Al-Qur’an
sangatlah banyak. Salah satu pedoman dan pengaplikasian yang harus
diterapkan umat muslim yaitu tawakal.
Tawakal diartikan sebagai berserah diri akan keputusan Allah SWT
yang maha adil setelah melaksanakan ikhtiar. Melalui tawakal ini
harapannya lansia mampu berserah diri terhadap takdir Allah SWT dan
ikhlas terhadap segala kondisi yang terjadi di masa depan sehingga hati nya
dapat menjadi tenteram dan tenang. Apabila hati individu tersebut tenteram
dan tenang maka tingkat kecemasan dalam menghadapi kematian juga
disinyalir akan menurun. Hal ini dikarenakan kematian merupakan takdir
23
Allah SWT yang tidak dapat dihindari dan merupakan suatu bagian dari
kehidupan yang tidak dapat dipisahkan.
Berdasarkan aspek dari tawakal itu sendiri dijelaskan bahwa, tawakal
ditandai dengan manusia yang menyadari sifat, kekuasaan, kecukupan,
kesendirian, dan kembalinya segala urusan kepada Allah SWT dan segala
sesuatu terjadi atas izin kehendak-Nya. Berdasarkan aspek tersebut untuk
melakukan tawakal diperlukan keyakinan akan sifat-sifat kebesaran Allah
SWT dan meyakini juga bahwa seluruh hal yang terjadi baik yang ada di
langit maupun dibumi tidak luput akan izin Nya termasuk kematian seluruh
makhluk ciptaan Nya. Tawakal akan dikatakan sempurna apabila kita
melakukan sebab untuk mendapatkan akibat, sebab diperoleh dari usaha
yang ia lakukan namun disertai dengan tawakal sehingga hal yang
ditujukan dalam tawakal menjadi jelas. Islam meyakini bahwa seluruh
takdir telah diatur oleh Allah SWT, namun proses untuk menghadapi takdir
tersebut masih bisa dapat dirubah. Hal ini dapat diilustrasikan pada
kecemasan kematian yang pada dasarnya merupakan takdir yang telah
ditentukan pada setiap mahluk namun bagaimana individu tersebut mati
pasti berbeda-beda sehingga diperlukan ikhtiar dan bertawakal kepada
Allah agar kematian tidak terjadi secara menyiksa. Siksaan dari proses
kematian itu sendirilah yang menjadi salah satu faktor individu
mencemaskan akan kematian. Dalam bertawakal diperlukan juga pijakan
tauhid yang benar agar tawakal menjadi sempurna, jika seseorang masih
menanamkan syirik dalam hati nya maka tidak akan sempurna tawakal
tersebut. Penjelasan tersebut juga dijelaskan di dalam Al-Qur’an QS. Ar-
Rad ayat 28 yang artinya:
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati
menjadi tenteram.” (QS. Ar-Rad:28)
24
Bertawakal juga dapat menjadikan manusia untuk selalu berprasangka
baik kepada Allah SWT dan berpasrah diri atas segala urusan yang telah
ditetapkan oleh Allah SWT dan salah satunya adalah takdir kematian.
Aspek tawakal juga mengungkapkan bahwa bertawakal dapat menjadikan
manusia untuk tetap menyandarkan hati nya kepada Allah SWT. Hal ini
dapat menyebabkan individu terhindar dari kegelisahan seperti kecemasan
terhadap kematian sehingga disinyalir merasa tenang karena hanya
bergantung kepada-Nya.Seperti yang dijelaskan dalam arti QS. Al Baqoroh
Ayat 112 yaitu:
“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada
Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi
Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati.” - (Q.S. Al-Baqaroh: 112)
Manusia terkadang mengkhawatirkan berbagai hal yang tidak dapat
diprediksi seperti akan kehilangan harta, jabatan, keluarga, dan sebagainya
sehingga hal ini dapat menyebabkan manusia takut dan berusaha
mempertahankan apa yang telah dimilikinya. Hal ini dapat menyebabkan
ketidakinginan menghadapi kematian dan meninggalkan nikmat dunia.
Kenyataanya manusia tidak selamanya bersifat abadi. Namun kejadian
yang sering terjadi yaitu adanya perasaan takut atau cemas yang berlebihan
dapat menyebabkan dirinya jauh dari tawakal sehingga berpotensi
memunculkan gangguan psikis salah satunya kecemasan dan bahkan bisa
juga berdampak pada fisik. Menurut Al-Ghazali (1995), tawakal tidak akan
sempurna kecuali keteguhan hati dan keyakinan bahwa segala sesuatu tidak
akan lepas dari kodrat dan ridho Yang Maha Kuasa.
Al-Ghazali (1995) juga menyatakan bahwa tidak ditemukan hasil
bahwa orang yang iman nya kuat, bertawakal, serta menjalankan segala
perintah Allah SWT mengalami penyakit mental ataupu merasa takut dan
cemas. Jika seseorang memiliki iman yang teguh dalam arti sesungguhnya,
25
mengamalkan, serta menghayati apa yang diimaninya maka individu
tersebut tidak berbuat hal yang melanggar moral, etika, dan hukum
kehidupan. Seseorang yang beriman tidak akan cemas dan takut akan
segala hal beserta ketidakpastiannya, kecuali kepada Allah SWT. Menurut
Chirzin (2005) orang yang beriman dan bertawakal kepada Allah SWT
akan menghasilkan kebebasan diri dari penguasaan orang lain, berbesar
hati dan menumbuhkan keberanian, serta memberikan ketenangan hati dan
ketentraman jiwa. Oleh karena itu tawakal sangat berguna untuk
menurunkan tingkat kecemasan apabila diterapkan dengan seutuhnya.
Berdasarkan urairan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa lansia
yang mengalami penurunan fungsi fisik dan psikis adalah menjadi subjek
pada penelitian ini, dikarenakan rentan terhadap ancaman kematian.
Kematian yang bersifat abstrak dan tidak dapat diprediksi akan
menimbulkan rasa cemas bagi lansia, terutama pada lansia yang merasa
belum terpenuhinya faktor personal sense of fulfillment terhadap
pencapaiannya dalam hidup. Kekhawatiran akan konsekuensi kehidupan
setelah kematian juga menjadi faktor lain timbulnya kecemasan. Namun
kecemasan ini diasumsikan dapat menurun apabila menerapkan salah satu
komponen religiusitas dan agama. Komponen tersebut dalam Islam
terdapat didalam Al-Qur’an yang merupakan pedoman hidup bagi seluruh
umat muslim. Pedoman yang dapat diaplikasikan salah satunya adalah
tawakal. Melalui tawakal lansia diharapkan dapat berserah diri dan
menerima dengan ikhlas akan takdir dan keputusan Allah SWT di masa
depan dengan syarat telah melaksanakan ikhtiar terlebih dulu. Apabila
individu mampu ikhlas dan berserah diri kepada Allah SWT maka akan
menimbulkan ketenteraman dan ketenangan yang sangat membantu dalam
mengurangi kecemasan dalam menghadapi kematian.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah adanya hubungan
negatif antara tawakal dengan kecemasan terhadap kematian pada lansia.
26
Semakin tinggi tingkat tawakal seorang lansia maka semakin rendah
tingkat kecemasan seorang lansia dalam menghadapi kematian, sebaliknya
semakin rendah tingkat tawakal seorang lansia maka semakin tinggi pula
tingkat kecemasan lansia dalam menghadapi kematian.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel
1. Variabel tergantung : Kecemasan terhadap Kematian
2. Variabel bebas : Tawakal
B. Definisi Operasional
1. Kecemasan terhadap Kematian
Kecemasan terhadap kematian dapat diukur menggunakan skala yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kecemasan terhadap
kematian yang dialami oleh lansia. Skala kecemasan terhadap kematian yang
digunakan pada penelitian ini adalah berdasarkan teori Templer yang diadaptasi
oleh Hapsari (2015) yang terdiri dari lima dimensi yaitu antara lain kecemasan
bersifat umum mengenai kematian, proses waktu yang berjalan cepat, perasaan
takut akan masa depan, perasaan takut akan rasa sakit, berbagai pemikiran yang
berkaitan dengan kematian. Alternatif jawaban pada skala ini dimodifikasi
menjadi 5 pilihan alternatif jawaban. Hasil skor yang tinggi menunjukan tingkat
kecemasan terhadap kematian pada diri subjek yang tinggi. Sebaliknya, hasil
skor yang rendah menunjukan tingkat kecemasan terhadap kematian pada diri
subjek yang rendah.
2. Tawakal
Tawakal dapat diukur menggunakan skala tawakal yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat tawakal yang dimiliki oleh subjek. Skala
tawakal ini menggunakan teori Al Jauziyah yang diadaptasi oleh Rosita (2018)
dengan memiliki aspek antara lain meyakini kekuasaan Allah, menentukan
sebab akibat, kemantapan hati mengenai tauhid, berserah diri kepada Allah,
berprasangka baik kepada Allah, merendahkan hati kepada Allah, dan pasrah
kepada Allah. Hasil skor yang tinggi menunjukan tingkat tawakal pada diri
subjek yang tinggi. Sebaliknya, hasil skor yang rendah menunjukan tingkat
tawakal yang rendah pada diri subjek.
28
C. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah lansia dengan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan, berusia 60 – 70 tahun.
D. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode pengumpulan data yang
digunakan melalui kusioner terdiri dari 2 skala yaitu skala kecemasan terhadap
kematian dan skala tawakal. Penelitian ini menggunakan metode penyusunan skala
likert yang terdiri dari 5 alternatif jawaban. Subjek dapat memilih salah satu
diantara 5 alternatif jawaban tersebut sesuai dengan kondisi dirinya yang
sesungguhnya.
1. Skala Kecemasan terhadap Kematian
Skala kecemasan terhadap kematian pada penelitian ini menggunakan alat
ukur Death Anxiety Scale (DAS) oleh Templer (1970). Pada skala ini terdapat
15 aitem yang terdiri dari 10 aitem favourable dan 5 unfavourable. Aitem
favourable merupakan pernyataan jawaban yang mendukung variabel penelitian,
sedangkan aitem unfavourable merupakan pernyataan jawaban yang tidak
mendukung penelitian.
Alternatif pilihan jawaban yang terdiri atas 5 pilihan antara lain sangat
sesuai (SS), sesuai (S), netral (N), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS).
Berikut tabel penilaian kriteria:
Tabel 1.
Skor dalam Skala Kecemasan Terhadap Kematian
Pilihan Jawaban Keterangan Favourable Unfavourable
SS Sangat Sesuai 5 1
S Sesuai 4 2
N Netral 3 3
TS Tidak Sesuai 2 4
STS Sangat Tidak Sesuai 1 5
29
Tabel 2.
Distribusi Aitem Skala Kecemasan Terhadap Kematian
Aspek Favourable Unfavourable Jumlah
Kecemasan Kematian
secara umum
1 5,7 3
Bergantinya waktu
dan kehidupan yang
singkat
2, 8, 12 - 3
Ketakutan akan masa
depan
13 15 2
Ketakutan akan sakit 4,9,11 6 4
Pemikiran mengenai
kematian
10,14 3 3
Jumlah 10 5 15
2. Skala Tawakal
Skala tawakal yang digunakan pada penelitian ini adalah skala tawakal yang
berdasarkan teori dari Al-Jauziyah (1998) yang diadaptasi oleh Rosita (2018).
Aspek pada skala ini terdiri dari mengetahui kekuasaan Allah, menetapkan sebab
akibat, memantapkan hati pada pijakan tauhid, menyandarkan diri kepada Allah,
berbaik sangka kepada Allah, menundukkan hati kepada Allah, dan pasrah
kepada Allah. Pada skala ini terdiri dari 18 aitem yang terdiri dari 10 aitem
favourable dan 8 aitem unfavourable. Aitem favourable merupakan pernyataan
jawaban yang mendukung variabel penelitian, sedangkan aitem unfavourable
merupakan pernyataan jawaban yang tidak mendukung penelitian.
Alternatif pilihan jawaban yang terdiri atas 5 pilihan antara lain sangat
sesuai (SS), sesuai (S), netral (N), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS).
Berikut tabel penilaian kriteria:
Tabel 3.
Skor dalam Skala Kecemasan Terhadap Kematian
30
Pilihan Jawaban Keterangan Favourable Unfavourable
SS Sangat Sesuai 5 1
S Sesuai 4 2
N Netral 3 3
TS Tidak Sesuai 2 4
STS Sangat Tidak Sesuai 1 5
Tabel 4.
Distribusi Aitem Skala Tawakal
Aspek Favourable Unfavourable Total
Mengetahui Allah 1, 2 - 2
Menetapkan
sebab dan akibat 4, 3 2
Memantapkan
hati pada tauhid 5, 6, 8, 9 7 5
Menyandarkan
hati kepada Allah 10 11, 12 3
Berbaik sangka
kepada Allah 13 14 2
Tunduk dan
kepasrahan hati
kepada Allah
- 15, 16 2
Pasrah kepada
Allah 18 17 2
Jumlah 10 8 18
E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Seberapa jauh kepercayaan sebuah alat ukur dikenal dengan istilah
reliabilitas. Reliabilitas dapat menunjukan hasil konsistensi atau kepercayaan
suatu alat ukur serta memuat keakuratan suatu pengukuran. Reliabilitas dapat
31
dihitung melalui koefesien alpha. Reliabilitas ditunjukan melalui koefisien
reliabilitas yang rentang angkanya berkisar 0-1. Semakin tinggi reliabilitasnya
maka koefisien reliabilitas semakin mendekati angka 1. Sebaliknya, semakin
rendah reliabilitas maka koefisien reliabilitasnya semakin mendekati angka 0
(Azwar, 2005).
Selain itu, ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya disebut dengan istilah validitas. Validitas ini berfungsi untuk
menentukan keilmiahan atau keabsahan hasil suatu penelitian (Azwar, 2005).
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini guna menguji
hipotesis yang diajukan bahwa adanya hubungan antara kecemasan terhadap
kematian dan tawakal pada lansia yang akan dinilai secara statistik dengan
menggunakan korelasi Spearman-Rho. Tekni statistik analisis ini digunakan
karena dapat digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel. Proses
analisis data penelitian ini akan menggunakan program Statistical Program for
Social Science (SPSS) version 25.0 for Windows.
Tabel 5.
Rencana Analisis Data dan Taraf Signifikansi
Analisis Jenis Data Statistik Taraf
Signifikansi
Uji Reliabilitas Interval Cronbach Alpha P < 0,05, α> 0,7
Uji Normalitas Interval Kolmogrov-
Smirnov
P > 0,05
Uji Linearitas Interval Analisis Varian P < 0,05
Uji Hipotesis Interval Spearman-Rho P < 0,05
32
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Orientasi Kancah dan Perencanaan
1. Orientasi Kancah
Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat yaitu antara lain di Panti Jompo
Nur Fatimah Palembang, Posyandu Lansia An-Nur Sekayu, dan kelompok
pengajian masjid Agung Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi persiapan administrasi surat izin
dan alat ukur yang hendak digunakan dalam proses pengambilan data.
Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 5 Februari sampai dengan 15
Februari 2021 dengan melibatkan 43 responden yang sesuai dengan kriteria
penelitian. Karakteristik reponden pada penelitian ini yaitu lansia yang berusia
minimal 60 – 70 tahun dan beragama Islam.
Pemilihan responden ini didasari oleh tujuan penelitian yang hendak
mengetahui hubungan antara tawakal dengan tingkat kecemasan terhadap
kematian pada lansia. Lansia itu sendiri merupakan golongan kelompok sosial
yang umumnya memiliki kondisi fisik yang mulai menurun sehingga rentan
untuk mengalami gangguan kondisi kesehatan. Hal ini menyebabkan
kelompok lansia memiliki potensi yang lebih tinggi dibandingkan kelompok
lainnya untuk menghadapi kematian. Selain itu responden juga dipilih
berdasarkan agama nya yaitu lansia yang beragama Islam. Hal ini dikarenakan
sesuai dengan tujuan penelitian yang memiliki fokus kaitan dengan aspek
penerapan umat Islam yang tertera didalam Al-Qur’an yakni tawakal.
2. Persiapan Penelitian
a. Persiapan Perijinan
Persiapan penelitian diawali dengan perijinan yang diberikan oleh
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia
dengan normor surat 259/Dek/70/DURT/II/2021, tertanggal 4 Februari
2021. Ijin diajukan kepada pimpinan Panti Jompo Nur Fatimah Palembang
sebagai syarat untuk melakukan pengambilan data penelitian. Selain itu,
33
pada proses pengambilan data di kelompok pengajian Masjid Agung,
Sekayu kami berikan pernyataan kesediaan responden untuk mengisi skala
yang diberikan oleh peneliti. Pernyataan tersebut telah dilampirkan di
halaman pertama angket skala yang diberikan kepada responden.
Selanjutnya, responden menyantumkan tanda tangan nya sebagai tanda
persetujuan berpartisipasi dalam proses penelitian. Pernyataan tersebut
juga diberlakukan kepada seluruh responden lainnya yang ada di Panti
Jompo Nur Fatimah Palembang serta Posyandu Lansia An-Nur Sekayu.
b. Persiapan Alat Ukur
Persiapan alat ukur pada penelitian ini yaitu melalui try-out terpakai.
Terdapat 2 skala yang digunakan yaitu skala kecemasan terhadap kematian
dan skala tawakal. Skala kecemasan terhadap kematian menggunakan
skala Death Anxiety Scale (DAS) dengan didasari oleh teori Templer
terkait 5 dimensi kecemasan terhadap kematian yang kemudian
dikembangkan oleh Hapsari (2015). Aspek-aspek yang terdapat pada skala
kecemasan terhadap kematian ini terdiri dari kecemasan secara umum
mengenai kematian, ketakutan akan rasa sakit, berbagai pemikiran terkait
kematian, pemikiran terkait waktu yang berganti dengan sangat cepat,
serta ketakutan akan masa depan. Skala ini memiliki 15 aitem yang terdiri
dari 10 aitem favourable dan 5 aitem unfavourable.
Skala tawakal penelitian ini didasari oleh aspek-aspek penelitian Al-
Jauziyah yang kemudian dikembangkan oleh Rosita (2018). Aspek-aspek
pada skala tawakal ini antara lain yaitu mengetahui kekuasaan Allah,
menetapkan sebab dan akibat, memantapkan hati pada pijakan tauhid,
menyandarkan diri kepada Allah, berbaik sangka kepada Allah,
menundukan hati kepada Allah, serta pasrah kepada Allah. Skala ini
memiliki 18 aitem yang terdiri dari 10 aitem favourable dan 8 aitem
unfavourable.
Setelah mempersiapkan dan menentukan skala maka selanjutnya
dilakukanlah tahap uji coba. Tahap uji coba atau try-out ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabitas dari masing-masing skala
34
sehingga dapat ditentukan apakah kedua skala tersebut layak digunakan
pada penelitian ini. Try-out dilaksanakan pada tanggal 5 - 15 Februari 2021
dengan memperoleh responden berjumlah 43 orang lansia. Responden ini
terdiri dari 33 lansia perempuan dan 10 lansia laki-laki dengan rentang usia
antara 60 - 70 Tahun.
Tabel 6.
Deskpripsi Responden Try-Out
Klasifikasi
Responden
Deskripsi
Responden
Jumlah Persentase
Jenis Kelamin Laki-laki 10 23,3%
Perempuan 33 76,7%
c. Hasil Uji Coba Alat Ukur
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan setelah melakukan uji coba
skala pada penelitian ini maka dilakukanlah analisa hasil data uji coba
dengan mengunakan teknis statistik melalui program software Statistical
Program for Social Science (SPSS) version 25.0 for Windows.Analisis ini
bertujuan untuk mengetahui reliabilitas dan validitas sehingga dapat
diseleksi aitem-aitem yang dapat mengukur apa yang hendak ukur sesuai
dengan variabel pada penelitian ini.
1) Skala Kecemasan terhadap Kematian
Hasil analisis statistik pada uji coba (try-out) skala kecemasan
terhadap kematian diperoleh hasil koefisen reliabilitas Cronbach
Alpha sebesar 0,642 dengan indeks diskriminasi aitem yang bergerak
antara -0,115 sampai dengan 0,593. Hasil reliabilitas tersebut
menunjukan bahwa skala kecemasan terhadap kematian yang di uji
coba belum memenuhi syarat minimal reliabilitas Cronbach Alpha
yaitu α > 0,70. Berdasarkan hasil analisis data ini maka dilakukan
seleksi di beberapa butir aitem yang akan digunakan sebagai data
dalam penelitian ini. Anallisis dari 15 aitem sebelumnya maka yang
diputuskan untuk digunakan pada skala penelitian ini sebanyak 6 butir
35
aitem. Berdasarkan 6 butir aitem yang ditetapkan, masih terdapat
beberapa aitem yang dipertahankan meskipun tidak memenuhi syarat
minimal skor koefesien korelasi aitem total (rbt) yakni diatas 0,30.
Aitem yang memiliki skor koefisien korelasi aitem total yang cukup
tinggi antara lain pada aitem no 13 (rbt= 0,593), no 11 (rbt= 0,557),
no 9 (rbt= 0,504), no 10 (rbt= 0,455), no 5 (rbt= 0,298), dan terakhir
aitem no 12 (rbt= 0,291). Aitem yang digugurkan antara lain aitem
pada no 1 (rbt = 0,284), no 2 (rbt= 0,096), no 3 (rbt = -0,115), no 4
(rbt= 0,228), no 6 (rbt = 0,055), no 7 (rbt = 0,217), no 8 (rbt = 0,191),
no 14 (rbt = 0,276) dan terakhir no 15 (rbt = 0,090)
Pada putaran kedua dengan menggunakan 6 aitem yang telah
dipilih sehingga didapatkan hasil koefesien reliabilitas Cronbach
Alpha yang meningkat yaitu sebesar 0,714 dengan rentang indeks
diskriminan yang bergerak antara 0,226 sampai dengan 0,680. Maka
dari hasil 15 aitem yang tersedia dinyatakan terdapat 9 aitem yang
digugurkan dan 6 aitem lainnya tetap dipertahankan. Perincian dapat
dilihat pada tabel 7 berikut:
Tabel 7.
Distribusi Butir Aitem Skala Kecemasan Terhadap Kematian Setelah
Uji Coba
Aspek Favourable Unfavourable Jumlah
Kecemasan Kematian
secara umum
- 1(5) 1
Bergantinya waktu
dan kehidupan yang
singkat
5(12) - 1
Ketakutan akan masa
depan
6(13) - 1
Ketakutan akan sakit 2(9), 4(11) - 2
36
Pemikiran mengenai
kematian
3(10) - 1
Jumlah 5 1 6
2) Skala Tawakal
Hasil analisis statistik pada uji coba (try-out) skala tawakal
diperoleh hasil koefisen reliabilitas Cronbach Alpha sebesar 0,700
dengan indeks diskriminasi aitem yang bergerak antara -0,146 sampai
dengan 0,652. Hasil reliabilitas tersebut menunjukan bahwa skala
tawakal yang di uji coba telah memenuhi syarat minimal reliabilitas
Cronbach Alpha yaitu α > 0,70. Berdasarkan hasil uji coba skala
tersebut diputuskan untuk mengugurkan 3 aitem karena belum
memenuhi syarat minimum koefesien korelasi aitem total (rbt) yakni
diatas 0,30 antara lain terdapat pada aitem no 3 (rbt= 0,038) dan no 7
(rbt= 0,186). Terdapat satu aitem yang dipertahankan meskipun belum
memenuhi syarat minimum 0,30 yakni pada aitem no 4 (rbt = 0,125)
dan no 16 (rbt = -0,146). Aitem tersebut diputuskan untuk tetap
dipertahankan karena mempertimbangkan keseimbangan butir aitem
khususnya mewakili skala pada aspek kedua yakni “menetapkan
sebab dan akibat” dan aspek keenam yakni “tunduk dan kepasrahan
hati kepada Allah”. Maka dari hasil 18 aitem yang tersedia dinyatakan
terdapat 2 aitem yang digugurkan dan 16 aitem lainnya tetap
dipertahankan. Perincian dapat dilihat pada tabel 8 berikut:
Tabel 8.
Distribusi Butir Aitem Skala Tawakal Setelah Uji Coba
Aspek Favourable Unfavourable Total
Mengetahui Allah 1, 2 - 2
Menetapkan sebab dan
akibat 3(4) - 1
37
Memantapkan hati pada
tauhid 5, 6, 8, 9 - 4
Menyandarkan hati kepada
Allah 10 11, 12 3
Berbaik sangka kepada
Allah 13 14 2
Tunduk dan kepasrahan hati
kepada Allah - 4(15), 16 2
Pasrah kepada Allah 7(18) 15(17) 2
Jumlah 10 6 16
B. Laporan Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 10 hari yakni dari tanggal 5 Februari
sampai dengan 15 Februari 2021. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan
skala penelitian berupa angket kepada responden yang memiliki usia minimum 60
-70 tahun dan seorang muslim. Angket disebarkan dibeberapa tempat antara lain
LKS (Lembaga Kesejahteraan Sosial) Penitipan Lansia Noor Fatimah Palembang,
Posyandu Lansia An-Nur Sekayu, dan kelompok pengajian di Masjid Agung
Sekayu. Saat proses pengambilan data, responden diberikan angket penelitian dan
kemudian peneliti menjelaskan terkait teknis pengisian angket serta form pengisian
informed consent. Berdasarkan proses pengambilan data tersebut diperoleh 43
responden yang memenuhi syarat kriteria untuk dianalisis lebih lanjut, karena
dalam pengisian angket semua responden tersebut menjawab dengan lengkap (tidak
ada aitem yang terlewatkan atau tidak diisi).
C. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Responden Penelitian
38
Responden pada penelitian ini di dominasi oleh kelompok perempuan yakni
sebanyak 33 orang dan responden laki-laki sebanyak 10 orang. Responden
pada penelitian ini memiliki rentang usia 60 – 70 tahun. Total keseluruhan
responden pada penelitian ini berjumlah 43 orang lansia. Berdasarkan tingkat
pendidikan responden terdiri dari tamatan SD sebanyak 13 orang, SMP
sebanyak 6 orang, SMA sebanyak 13 orang, Sarjana strata 1 sebanyak 8 orang,
Magister sebanyak 2 orang dan terdapat 1 responden yang memiliki tingkat
pendidikan lain nya (tidak menyelesaikan sekolah atau menempuh pendidikan
khusus). Seluruh responden ini didominasi oleh lansia yang berasal dari daerah
sumatera selatan.
Gambaran umum terkait responden penelitian berdasarkan data-data yang
diperoleh dari skala tersebut dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 9.
Deskripsi Responden Penelitian
Klasifikasi
Responden
Deskripsi
Responden
Jumlah Persentase Total
Persentase
Jenis Kelamin Laki-laki 10 23,3%
100% Perempuan 33 76,7%
Tingkat
Pendidikan
SD 13 30,2%
100%
SMP 6 14%
SMA 13 30,2%
S1 8 18,6%
S2 2 4,7%
Lain-lain 1 2,3%
2. Deskripsi Data Penelitian
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka diperoleh gambaran
atau deskripsi data penelitian yang berisi fungsi dasar statistik. Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10.
Deskripsi Data Penelitian
39
Variabel Hipotetik Empirik
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
Kecemasan
Terhadap
Kematian
6 30 18 4 8 29 19,49 4,27
Tawakal 16 80 48 10,67 54 80 69,47 5,78
Keterangan : Min : Nilai Minimum
Max : Nilai Maksimum
Mean : Nilai Rata-rata
SD : Standar Deviasi
Selanjutnya, hasil skor skala dikategorikan menjadi 5 kategori seperti yang
terdapat pada tabel 11. Kategori tersebut antara lain sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah, dan sangat rendah. Kategorisasi ini bertujuan untuk dapat
melihat tingkat penempatan responden ke dalam kelompok yang terpisah
secara kontinum sesuai dengan atribut yang telah diukur sebelumnya (Azwar,
2012). Sehingga syarat kriteria yang dibuat didasarkan pada norma berikut ini:
Tabel 11.
Kriteria Kategorisasi Skala
Kategorisasi Rumus Norma
Sangat Tinggi M + 1,5SD < X
Tinggi M + 0,5SD < X < M + 1,5SD
Sedang M – 0,5SD < X < M + 0,5SD
Rendah M – 1,5SD < X < M – 0,5SD
Sangat Rendah X < M – 1,5SD
Keterangan : M : Mean
SD : Standar Deviasi
Tabel 12.
Penormaan untuk Kategorisasi
Kategorisasi Kecemasan Terhadap
Kematian
Tawakal
Sangat Tinggi 24 < X 64 < X
40
Tinggi 20 < X < 24 53 < X < 64
Sedang 16 < X < 20 43 < X < 53
Rendah 12 < X < 16 32 < X < 43
Sangat Rendah X < 12 X < 32
Berdasarkan rumus penentuan penormaan pada tabel 12 di atas, maka
diketahui kategorisasi kecemasan terhadap kematian yang berada pada tingkat
sangat tinggi berjumlah 3 responden (7%), kategori tinggi 14 responden
(32,6%), kategori sedang 16 responden (37,2%), kategori rendah 8 responden
(18,6%) dan terakhir pada kategori sangat rendah sebanyak 2 responden
(4,7%). Sehingga untuk kategorisasi kecemasan terhadap kematian yang
memiliki jumlah responden terbanyak berada pada kategori sedang yakni
sebesar 37,2%. Sedangkan untuk kategorisasi pada skala tawakal pada tingkat
sangat tinggi sebanyak 35 responden (81,4%) dan kategori tinggi 8 responden
(18,6%). Pada skala tawakal ini hasil kategorisasi menunjukan bahwa tidak ada
responden yang berada di tingkat sedang, rendah, maupun sangat rendah.
Sehingga dapat disimpulkan kategorisasi yang memiliki responden terbanyak
pada skala tawakal berada pada kategori sangat tinggi yaitu sebesar 81,4%.
Berikut hasil data penelitian kategorisasi yang dijelaskan secara tabel:
Tabel 13.
Penormaan untuk Kategorisasi
Kategorisasi
Kecemasan Terhadap
Kematian Tawakal
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi 3 7% 35 81,4%
Tinggi 14 32,6% 8 18,6%
Sedang 16 37,2% 0 0%
Rendah 8 18,6% 0 0%
Sangat Rendah 2 4,7% 0 0%
41
Adapun persentil pada variabel kecemasan terhadap kematian berdasarkan
perbedaan jenis kelamin adalah sebagai berikut:
Tabel 14.
Pembagian Persentil Kecemasan Terhadap Kematian berdasarkan Jenis
Kelamin
Kategorisasi Laki-laki Perempuan
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi 2 20% 1 3%
Tinggi 1 10% 13 39,4%
Sedang 4 40% 12 36,4%
Rendah 2 20% 6 18,2%
Sangat Rendah 1 10% 1 3%
TOTAL 10 100% 33 100%
Berdasarkan hasil kategorisasi pada tabel di atas, perbedaan tingkat
kecemasan terhadap kematian antara laki-laki dan perempuan menunjukan
bahwa, lansia berjenis kelamin laki-laki memiliki persentase terbesar berada
pada kategori sedang dan perempuan pada tingkat kategori tinggi. Responden
berjenis kelamin perempuan pada kategori tersebut sebanyak 13 responden
dengan persentase 39,4% sedangkan pada laki-laki berjumlah 4 responden
dengan persentase 40%. Adapun hasil kategorisasi persentil tawakal pada
masing-masing jenis kelamin adalah sebagai berikut:
Tabel 15.
Pembagian Persentil Tawakal berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan
Kategorisasi Laki-laki Perempuan
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi 8 80% 27 81,8%
Tinggi 2 20% 6 18,2%
TOTAL 10 100% 33 100%
42
Berdasarkan hasil ketagorisasi pada tabel di atas, perbedaan tingkat tawakal
antara lansia berjenis kelamin laki-laki dan perempuan menunjukan bahwa
persentase terbesar keduanya berada ditingkat sangat tinggi. Jumlah responden
laki-laki sebanyak 8 orang dengan persentase 80% dan pada perempuan
sebanyak 27 orang dengan persentase sebesar 81,8%.
3. Uji Asumsi
Sebelum melakukan uji hipotesis peneliti, akan melakukan uji asumsi
terlebih dahulu guna menentukan apakah uji hipotesis yang hendak dilakukan
menggunakan statistik parametrik atau non-parametrik. Uji asumsi ini terdiri
dari uji normalitas dan linearitas. Uji asumsi parametrik dilakukan apabila hasil
data analisis bersifat normal dan linear apabila sebaliknya maka digunakan uji
analisis non-parametrik.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui
sebaran data yang terdistribusi dengan normal pada setiap variabel nya.
Pada penelitian ini menggunakan uji normalitas pada tes Kolmorgorov-
Sminov dan Shapiro-Wilk. Syarat data dapat dikatakan terdistribusi dengan
normal jika hasil analisis statistik menunjukan koefisien signifikansi (p) >
0,05. Berdasarkan hasil data analisis uji normalitas menggunakan tes
Kolmogrov-Smonov dan Shapiro-Wilk menunjukan bahwa sebaran data
pada variabel kecemasan terhadap kematian dan tawakal terdistribusi
normal (p) > 0,05. Variabel kecemasan terhadap kematian menunjukan
hasil koefisien Kolmogrov-Sminov sebesar 0,200 sedangkan variabel
tawakal terdistribusi normal dengan taraf signifikansi sebesar 0,121.
Berikut penjelasan hasil uji normalitas melalui tabel pada kedua variabel:
Tabel 16.
Hasil Uji Normalitas Skala Kecemasan Terhadap Kematian dan Tawakal
Variabel Statistik Taraf
Signifikansi Keterangan
43
Kecemasan terhadap
Kematian 0,108 0,200 Normal
Tawakal 0,121 0,121 Normal
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan dalam satu penelitian bertujuan untuk
mengetahui apakah antar variabel dalam suatu penelitian menunjukan
korelasi yang linier. Uji linearitas dapat diartikan juga sebagai pengujian
garis regresi antar kedua variabel yakni variabel bebas dan tergantung.
Penelitian dikatakan bersifat linear jika memenuhi syarat nilai koefisien
korelasi (p) < 0,05 pada linierity. Uji linearitas pada penelitian hubungan
antara tawakal dengan kecemasan terhadap kematian pada lansia
menujukan hasil tidak linear. Hal ini dilihat berdasarkan hasil yang
menunjukan F = 0,307 dan p = 0,585 (p > 0,05). Berikut merupakan hasil
data uji linearitas yang dijelaskan kedalam tabel berikut:
Tabel 17.
Hasil Uji Linearitas Skala Kecemasan Terhadap Kematian dan Tawakal
Variabel Linearitas (F) Taraf
Signifikansi Keterangan
Kecemasan
Kematian &
Tawakal
F Linierity 0,307 0,585 Tidak
Linear F Deviation
from linierity 1,087 0,422
4. Uji Hipotesis
Hasil uji asumsi yang dilakukan sebelumnya, diperoleh hasil yang
menunjukan bahwa sebaran data kecemasan terhadap kematian dan tawakal
terdistribusi secara normal. Namun, hasil analisis uji linearitas tidak
memenuhi. Oleh karena itu, uji hipotesis yang dilakukan menggunakan uji
statitistik non-parametrik. Teknik uji korelasi yang digunakan adalah teknik
korelasi Spearman-rho melalui program SPSS version 25.0 for Windows.
44
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa korelasi Spearman antara tawakal
dengan kecemasan terhadap kematian menghasilkan nilai r = -0,067 dengan
nilai p = 0,670 (p > 0,05). Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis tersebut dapat
dilihat bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara tawakal dengan
kecemasan terhadap kematian pada lansia, sehingga dapat disimpulkan bahwa
hipotesis yang diajukan ditolak.
Tabel 18.
Hasil Uji Hipotesis
Variabel
Koefisien
Korelasi
(r)
Koefisien
Korelasi
(r2)
Taraf
Signifikansi
(p)
Keterangan
Tawakal dan
Kecemasan
terhadap
Kematian
-0,067 0,134 0,670 Tidak
Berkorelasi
D. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara tawakal
dengan kecemasan terhadap kematian. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang
telah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan teknik analisis data
Spearman-rho diperoleh hasil tidak adanya korelasi negatif antar kedua variabel
penelitian, yaitu dengan nilai r = -0,067 dan nilai p = 0,670. Hal ini menunjukan
bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara variabel tawakal dengan
variabel kecemasan terhadap kematian. Maka dari hasil penelitian tersebut
dapat dikatakan bahwa hipotesis pada penelitian ini ditolak.
Hasil analisis kategorisasi menunjukan bahwa tingkat tawakal yang dimiliki
oleh responden penelitian pada kategori sangat tinggi sebesar 81,4% sebagai
persentase terbesar. Sedangkan pada variabel kecemasan terhadap kematian
persentase paling tinggi berada pada kategori sedang yakni sebesar 37,2%.
Tingginya tingkat tawakal responden tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor
45
diantaranya tingkat keimanan suatu individu serta dipengaruhi oleh dorongan
untuk mencapai tujuan tertentu (surga, keridhoan dari Allah SWT, dll) dan
kewajiban sebagai umat muslim. Hal ini seperti dijelaskan oleh Basri (2008)
bahwa tawakal merupakan landasan keimanan serta ketauhidan kepada Allah
SWT dalam beribadah dan harus diikutsertakan dalam berbagai urusan baik
yang sederhana hingga yang lebih besar. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah (dalam
Raudatussaadah, 2013) juga menjelaskan bahwa terdapat tiga aspek yang dapat
mempengaruhi tinggi dan rendahnya tingkat perilaku tawakal seseorang antara
lain, dilandaskan oleh tauhid, kemudian sikap tawakal yang muncul didalam
hati, dan perilaku nyata sebagai hasil dari perbuatan tawakal. Hal ini diartikan
juga semakin tinggi tingkat tauhid seseorang maka semakin tinggi pula derajat
tawakal dan amalannya (Raudatussaadah, 2013).
Latar belakang responden yang dimintai untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini adalah mayoritas lansia yang rajin mengikuti kegiatan masjid
seperti pengajian dan pemandian jenazah, hal ini dapat menjadi faktor
pertimbangan yang dapat mempengaruhi tingkat tawakal responden itu sendiri.
Namun saat di lapangan mereka menyampaikan bahwasanya mereka memang
tidak takut akan kematian karena mereka yakin semuanya akan mati pada
waktunya namun yang mereka khawatirkan adalah konsekuensi kehidupan
setelah kematian yakni khusus nya siksa neraka. Mereka merasa khawatir
apakah amalan yang mereka lakukan selama ini diterima oleh Allah SWT atau
sebaliknya.
Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Suhail & Akram
(2002) yang menunjukan hasil bahwa mayoritas Muslim di Pakistan memiliki
skor tinggi pada Templer Death Anxiety Scale dengan perilaku yang sama
yakni, cenderung memiliki keyakinan agama yang kuat dan meyakini adanya
kehidupan setelah kematian serta komitmen terhadap penerapan praktik agama
Islam. Hasil penelitian tersebut disebabkan oleh dalam skala Templer Death
Anxiety Scale (TDAS) itu sendiri memilih untuk mengecualikan item
keagamaan dengan alasan semua agama pasti mempertimbangkan tentang
46
kematian (Beshai, 2008). Pertimbangan alasan lainnya dijelaskan dalam
penelitian Templer & Dotson (1970) bahwa rata-rata orang yang memiliki
perbedaan dalam kepercayaan, kehidupan setelah kematian, fundamentalisme,
kekuatan keyakinan, dan partisipasi aktif dalam kegiatan gereja memiliki
tingkat kecemasan kematian yang hampir sama. Pada sisi lain menurut Florian
& Kravets (1983), ketakutan akan kematian individu yang mengamalkan agama
akan lebih tinggi dikarenakan keyakinan dalam suatu agama menekankan pada
retribusi di akhirat.
Tawakal itu sendiri merupakan bagian dari religiusitas umat, sehingga dapat
dikatakan bahwa penelitian ini sejalan juga dengan yang dilakukan oleh
Muthoharoh & Andriani (2014) yang menunjukan hasil bahwa tidak terdapat
korelasi antara religiusitas dengan kecemasan terhadap kematian pada dewasa
tengah. Hasil tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Templer & Dotson (1970), menunjukan hasil bahwa tidak adanya hubungan
yang signifikan antara skor kecemasan terhadap kematian dengan variabel
agama. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdel-Khalek &
Lester (2009) yang menyatakan bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan
antara religiusitas dengan kecemasan terhadap kematian.
Namun penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Merizka, dkk (2019) dan Archentari (2015) yang menyatakan terdapat
hubungan negatif antara religiusitas dan kecemasan terhadap kematian yakni
semakin tinggi tingkat religiusitas individu dewasa madya maka semakin
rendah tingkat kecemasan terhadap kematian, begitupun sebaliknya. Hal ini
sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Asyifa (2018) yang
menunjukan hasil bahwa terdapat hubungan negatif antara religiusitas dan
kecemasan terhadap kematian pada lansia.
Thouless (dalam Widiana, 2013) menjelaskan bahwa terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi sikap keagaamaan (religiusitas), diantaranya: 1)
Dipengaruhi oleh pendidikan dari orang tua, tradisi sosial, dan tekanan sosial,
2) Sikap keagamaan yang dibentuk berdasarkan pengalaman, terutama
47
pengalaman kebaikan, keindahan, bahkan peringatan atau pertolongan dari
tuhan, 3) Kebutuhan yang tidak terpenuhi dapat menjadi faktor yang
mempengaruhi tingkat religiusitas seperti kebutuhan beragama, kasih sayang,
bahkan ancaman kematian, 4) Proses pemikiran verbal atau proses kognitif
dalam berbagai bentuk juga mempengaruhi religiusitas seseorang.
Kecemasan pada dasarnya merupakan perasaan yang tidak akan lepas dari
setiap individu terhadap suatu hal yang diluar kendali dirinya. Kecemasan juga
tidak selalu diartikan sebagai suatu hal yang negatif namun kecemasan juga
dapat mendorong indvidu untuk berbuat hal positif demi menghindari
kecemasan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ishiyama (1986) terkait proses terapi kecemasan dengan meminta klien untuk
memaknai pengalaman kecemasan dalam konteks positif. Klien diminta untuk
memaknai perasaan cemas sebagai isyarat untuk bertindak (cue for action)
dibandingkan untuk melawan atau mengabaikan (cue for fight or flight). Hasil
penelitian ini menunjukan perubahan bahwa klien menjadi lebih aktif
melaksanakan kegiatan produktif dan memanfaatkan perasaan cemasnya
sebagai motivasi untuk memperbaiki diri.
Pada konsep Islam sendiri terdapat juga kecemasan yang bernilai positif
yang disebut Khauf dan Raja’. Khauf didefinisikan sebagai kecemasan,
ketakutan, kekhawatiran akan amalan kebajikan yang telah dikerjakan apakah
dapat diterima (mabrur) oleh Allah SWT ataukah justru ditolak (mardud),
sedangkan raja’ merupakan wujud keinginan kepada Allah SWT untuk
menerima amalan yang telah dilakukan (Amir, 2017). Berdasarkan hal tersebut
dapat dilihat bahwa khauf maupun kecemasan dalam ilmu psikologi memiliki
kesamaan dalam unsur kecemasan, kedua kondisi tersebut sama-sama
mengkhawatirkan hal yang tidak pasti dan juga khawatir apabila yang tidak
diinginkan terjadi. Perbedaannya terletak pada sifat kedua kondisi tersebut
yakni khauf lebih mengarahkan kecemasan yang konstruktif sedangkan
kecemasan pada teori psikologi lebih mengarah kepada sifat destruktif (Amir,
2017). Khauf menyebabkan umat muslim merujuk kepada amalan baik dan
48
menjauhi perbuatan maksiat untuk persiapan dimasa yang akan datang,
sedangkan kecemasan dalam psikologi menyebabkan terhambatnya
perkembangan hubungan interpersonal yang sehat, menjadikan manusia tidak
mampu fokus dan berkembang bahkan hingga gangguan yang lebih parah lagi
(Amir, 2017).
Dapat dilihat dari tingginya tingkat tawakal pada responden penelitian ini
dan didukung dari latar belakang kegiatan yang dilakukan oleh responden yang
mayoritas lebih banyak melaksanakan kegiatan keaagamaan seperti pengajian
di masjid. Aktivitas-aktivitas tersebut juga dapat menjadi pertimbangan yang
mempengaruhi tingginya tingkat tawakal pada lansia sehingga
mengindikasikan bahwa semakin tawakal individu maka semakin sering juga ia
mengingat akan kematian. Selain itu, hasil analisis yang menunjukan tingkat
kecemasan terhadap kematian dengan persentase tertinggi berada pada kategori
sedang sehingga hal tersebut dapat diindikasikan bahwa mayoritas responden
tidak terlalu berlebihan cemas akan kematian namun juga tidak abai terhadap
kematian itu sendiri.
Agama Islam sendiri meyakini bahwa individu yang beriman merupakan
orang yang selalu mengingat kematian. Seperti yang dijelaskan oleh Hannuw
(2011) bahwa terdapat manfaat bagi seorang muslim apabila mengingat
kematian dalam hidupnya antara lain mengingat kematian dapat bernilai ibadah
karena dapat mendorong individu untuk khusyu’ dalam shalat, mengingat
kematian dalam Islam juga diyakini dapat membuat individu semakin sering
mempersiapkan diri untuk berjumpa dengan Allah sehingga ia akan terus
berusaha memperbaiki dirinya. Hal ini seperti pada penelitian yang dilakukan
oleh Neimeyer, ddk (2004) yang menjelaskan bahwa seseorang yang dapat
memaknai hidupnya secara positif maka ia mungkin juga akan dapat memaknai
kematian sebagai hal yang positif juga, sehingga secara tidak langsung mereka
dapat meningkatkan penerimaan akan kematian itu sendiri dan menjadikan
perasaan cemas untuk diarahkan ke hal yang lebih positif.
49
Secara keseluruhan, peneliti menyadari bahwa di dalam penelitian ini masih
memiliki beberapa kekurangan. Besar harapan peneliti untuk penelitian
selanjutnya dengan topik yang sama dapat mengembangkan penelitian ini
dengan berbagai kondisi latar belakang yang berbeda.
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
tidak ada nya hubungan negatif antara tawakal dengan kecemasan kematian pada
lansia. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa hipotesis pada penelitian ini ditolak
B. Saran
1. Bagi Subjek Penelitian
Berdasarkan hasil analisis tingkat tawakal subjek pada penelitian ini
terbilang cukup tinggi, saran saya responden dapat selalu bisa mempertahankan
sikap tawakal yang terdapat dalam diri individu masing-masing. Selain itu, pada
penelitian ini juga menunjukan bahwa tingkat kecemasan terhadap kematian
responden berada pada kategori sedang sehingga peneliti menyarankan agar
lansia dapat menjadikan kecemasan terhadap kematian ini sebagai indikator
untuk memotivasi diri dalam melakukan kegiatan produktif guna memperbaiki
diri dan meningkatkan aktualisasi diri masing-masing.
2. Bagi LKS Penitipan Lansia Noor Fatimah Palembang
Kepada LKS Penitipan Lansia Noor Fatimah Palembang diharapkan dapat
memberikan kegiatan aktif bukan hanya di bidang keagamaan namun juga untuk
kesejahteraan psikologis para lansia. Besar harapan peneliti apabila LKS Noor
Fatimah memiliki psikolog dan dokter rujukan yang bekerjasama untuk dapat
membantu para lansia agar tingkat kecemasan terhadap kematian tidak terus
meningkat.
3. Bagi Posyandu Lansia An-Nur Sekayu
Kepada Posyandu Lansia An-Nur Sekayu besar harapan peneliti agar
posyandu dapat terus meningkatkan pelayanan, bukan hanya dalam pemeriksaan
dan menjaga kesehatan fisik para lansia namun juga menjaga kesehatan psikis
atau mental para lansia. Peneliti juga menyarankan Posyandu Lansia An-Nur
51
Sekayu dapat melakukan beberapa kegiatan aktif yang mendukung
kesejahteraan psikologis para lansia.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Kepada Peneliti Selanjutnya, yang akan mengangkat topik yang sama atau
mengembangkan topik penelitian terkait tawakal ataupun kecemasan terhadap
kematian dapat mengkaitkan dengan faktor lainnya yang diasumsikan
mempengaruhi tawakal atau tingkat kecemasan terhadap kematian dan bahkan
apabila muncul faktor-faktor baru lagi dipenelitian berikutnya. Selain itu,
peneliti juga menyarankan untuk penelitian berikutnya dapat mengembangkan
alat ukur kecemasan terhadap kematian yang menganut unsur Islami dan juga
alat ukur tawakal yang tidak menimbulkan social desirability.
52
DAFTAR PUSTAKA
Abdel-Khalek, A., & Lester, D. (2009). Religiosity and death anxiety: No
Association in Kuwait. Psychological Reports 104, 770-772.
Al-Ghazali, I. (1995). Muhtasar Ihya Ulumuddin; Terj. Zaid Husein al-Hamid.
Jakarta: Pustaka Amani.
Alghazali, M. (1992). Jawahir Al-Qur'an . Jakarta: Rajawali Press.
Al-Jauziyah, I. (1998). Madarijus salikin, penjabaran kongkrit “iyyaka na’budu
waiiyaka nasta’in”. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
Al-Munawwir, A. W. (1997). Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap.
Yogyakarta: Pustaka Progressif.
Alwisol. (2010). Psikologi kepribadian (edisi revisi). Malang: UMM Press.
Amir, M. (2017). Konsep Khauf dan Raja' Imam Al-Ghazali dalam Terapi
Gangguan Kecemasan. Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Ananda Ruth Naftali, Y. Y., & Anwar, M. A. (2017). Kesehatan Spiritual dan
Kesiapan Lansia dalam Menghadapi Kematian. Buletin Psikologi 25(2),
124-135.
Annisa, D. F., & Ifdil. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia
(Lansia). Konselor 5(2), 93-99.
Archentari, K. A., & Siswati. (2015). Hubungan antara religiusitas dengan
kecemasan terhadap kematian pada individu fase dewasa madya di PT Tiga
Serangkai Group. Jurnal Empati 3(3), 106-116.
Asyifa, W. (2018). Pengaruh religiusitas lansia terhadap kecemasan pada
kematian. Bandung: Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati.
Atkinson, R., R.C., H., & R.E. (1998). Pengantar Psikologi Jilid 2 Edisi 8
(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
53
Azwar, S. (2005). Sikap Manusia: Teori dan pengukurannya Edisi Kedua.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Bappenas, UNFPA, & BPS. (2018). Proyeksi penduduk Indonesia 2015-2045,
Hasil Supas 2015. Jakarta: BAPPENAS; UNFPA; BPS.
Basri, M. M. (2008). Indahnya Tawakal. Surakarta: Indiva Pustaka.
Beshai, J. A. (2008). Are Cross-Cultural Comparisons Of Norms on Death Anxiety
Valid? OMEGA 57(3), 299-313.
BPS. (2020). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2020. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Cao, J., & Rammohan, A. (2016). Social capital and healthy ageing in Indonesia.
BMC Public Health , 631-645.
Carpenito-Moyet, L. J. (2013). Nursing diagnosis: application to clinical practice.
Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins.
Chirzin, M. (2005). Konsep dan Hikmah Aqidah Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Cicirelli, V. G. (2002). Fear of death in older adults: Prediction from terror
management theory. Journal of Gerontology 57(4), 358-366.
Clements, A., & Emarkova, A. (2012). Surrender to God and stress: A possible link
between religiosity and health. Psychology of Religion and Spirituality 4(2),
93-107.
Dadfar, M., & dkk. (2018). Deat anxiety in muslim iranians: A comparison between
youths, middle adults, late adults. Illness, Crisis & Loss, 1-16.
Deliaty, W. (2019). Hubungan Religiusitas dengan Kecemasan Menghadapi
Kematian pada Lansia di Desa Mekar Sari Deli Tua. Medan: Fakultas
Psikologi; Universitas Medan Area.
54
Dinakaramani, S., & Indati, A. (2018). Peran Kearifan (Wisdom) terhadap
Kecemasan menghadapi Kematian pada Lansia. Jurnal Psikologi 45(3),
181-188.
Dumaiji, A. A. (2015). Tawakal bergantung sepenuhnya kepada Allah. Jakarta:
Pustaka Al Inabah.
Erikson, E. H. (1997). The life cycle completed. New York: W.W. Norton &
Company.
Florian, V., & Kravetz, S. (1983). Fear of Personal Death: Attribution, Structure,
and Relation to Religious Belief. Journal of Personality and Social
Psychology 44(3), 600-607.
Glock, C. Y., & Stark, R. (1966). Religion and Society in Tension. Social Forces
45(1), 134-135.
Goreja, T., & Pervez, S. (2000). Relationship between death anxiety, religious
orientation, and life satisfaction, M.Sc Thesis. Islamabad: National Institute
of Psychology, QAU.
Hannuw, K. (2011). Ahkamul Janaiz Fiqhu Tajhizul Mayyit. Mesir: Dar
Al'Alamiyah.
Hapsari, A. (2015). Efektivitas pelatihan autosyiar: makna kematian dengan
subliminal teknik stand up comedy terhadap penurunan kecemasan akan
kematian pada lanjut usia. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga.
Hasyim, M. (2002). Dialog Antara Tasawuf dan Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Kerjasama Walisongo.
Havighurst, R. J. (1953). Older People. Newyork: Longmans, Green and Co.
Henderson, L. (2002). Variables Affecting Death Anxiety. Retrieved Maret 15,
2020, from http://home.wlu.edu/-whitingw/sampap.htm
55
Hidayat, K. (2006). Psikologi Kematian: Mengubah Ketakutan Menjadi
Optimisme. Jakarta: Hikmah.
Hurlock, B. (1980). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Ilyas, Y. (1999). Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan
Islam.
Ishiyama, F. I. (1986). Positive reinterprettation of fear of death: A Japanese
(Morita) psychotherapy approach to anxiety treatmen. Psychotherapy:
Theory, Research, Practice, Training 23(4), 556-562.
Iskandar, B. J., Noupal, M., & Setiawan, K. C. (2018). Sikap Tawakal dengan
Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa Kelas XII Madrasah
Aliyah di Kota Palembang. Psikis: Jurnal Psikologi Islami 4 (1), 17-26.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2021, Februari 1). Retrieved from
https://kbbi.web.id/tawakal
Kesebir, P. (2014). A quiet ego quiets death anxiety: Humility as existential anxiety.
Journal of Personality and Social Psychology 106(4), 610-623.
Krause, N., & Hayward, D. (2014). Religious involvement and death anxiety.
Omega 69(1), 59-87.
Liffiton, J., Horton, S., Baker, J., & Weir, P. (2012). Successful aging: How does
physical activity influence engagement with life? European Review of
Aging and Physical Activity, 103-108.
Lonetto, R., & Templer, D. (1986). Death Anxiety. Washington DC: Hemisphere
Publishing.
Lubis, N. (2009). Depresi, Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana.
Merizka, L., Khairani, M., Dahlia, & Faradina, S. (2019). Religiusitas dan
Kecemasan Kematian pada Dewasa Madya. An-Nafs: Jurnal Fakultas
Psikologi 13(2), 76-84.
56
Miswar, M. (2008). Konsep Tawakkal dalam Al-Qur'an. Medan: Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN SU.
Mulyana, A. (2015). Tawakal dan Kecemasan Mahasiswa pada Mata Kuliah
Praktikum. Psympathic 2(1), 17-24.
Mumpuni, D. (2014). Analisis faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi death
anxiety. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Muthoharoh, S., & Andriani, F. (2014). Hubungan antara religiusitas dengan
kecemasan kematian pada dewasa tengah. Jurnal Psikologi Kepribadian
dan Sosial 3(1), 23-29.
Nazira, & dkk. (2020). Hubungan antara mindfulness dengan kecemasan terhadap
kematian pada lanjut usia. Psikologia: Jurnal Pemikiran dan Penelitian
Psikologi 15(2), 55-61.
Neimeyer, R. (1994). Death Anxiety Handbook. Washington DC: Taylor & Francis.
Neimeyer, R. A., Wittkowski, J., & Moser, R. P. (2004). Psychological research on
death attitudes: an overview and evaluation. Death Studies 28(4), 309-340.
Nevid, J., & dkk. (2005). Psikologi Abnormal Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Newfield, S., Hinz, M., Tilley, D., Sridaromont, K., & Maramba, P. (2007). Nursing
diagnosis adult, child, women’s, mental health, gerontic, and home health
considerations. Philadelphia: F.A. Davis Company.
Ningrum, T. P., Okatiranti, & Nurhayati, S. (2018). Gambaran Tingkat Kecemasan
Tentang Kematian pada Lansia di BPSTW Ciparay Kabupaten Bandung.
Jurnal Keperawatan 6(2), 142-149.
Nugraheni, S. (2005). Hubungan Antara Kecerdasan Ruhaniah dengan kecemasan
Menghadapi Kematian pada Lanjut usia. Indigenous Jurnal Berkala Ilmiah
Berkala Psikologi 7(1), 18-38.
Ottu, I. F., Essien, E. A., & Lawal, A. M. (2017). Death Anxiety From Quality of
Life and Emotional Impact of Event: A Case Study of Proximate
57
Earwitnesses of Dana Air Crash in Nigeria. OMEGA-Journal of Death and
Dying, 1-20.
Pamungkas, A., Wiyanti, S., & Agustin, R. (2013). Hubungan antara religiusitas
dan dukungan sosial dengan kecemasan menghadapi tutup usia pada lanjut
usia kelurahan Jebres Surakarta. Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa 2(1),
1-10.
Pratiwi, D. (2017). Hubungan antara religiusitas dengan kecemasan menghadapi
kematian pada lansia di balai Rehsos Dharma Putera Purworejo "Wiloso
Wredo". Yogyakarta: Universitas Mercubuana.
Qardhawi, Y. (2015). Ikhlas dan tawakal. Jakarta Timur: Istanbul.
Raudatussaadah. (2013). Pelaksanaan manajemen pembelajaran pendidikan
agama Islam di SMA Negeri 4 Takengon. Medan: Program Pascasarjana
Institut Islam Negeri Sumatera Utara.
Rosita, E. (2018). Hubungan antara tawakal dan berpikir positif pada mahasiswa.
Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Royal, K., & Fereshte, E. (2011). Psychometric properties of the death anxiety scale
among terminally ill patients. Journal of Psychosocial Oncology 29(4), 359-
371.
Saleem, T., Gul, S., & Saleem, S. (2015). Death Anxiety Scale; Translation and
Validation in patient wih Cardiovascular Disease. Professional Med J 22(6),
723-732.
Setyawan, M. F. (2015). Hubungan spiritualitas dengan tingkat kecemasan
menghadapi kematian pada lansia umur di atas 60 tahun di dusun
Tanggulangin. Yogyakarta: STIKES Aisyiyah.
Shiddieqy, T. H. (2001). Al-Islam I. Pustaka Rizki Putra: Semarang.
Spielberger, C. (1972). Needed research on stress and anxiety a spesial report of
the usoe-sponsored Grant Study: Critical Appraila Of Research In The
58
Personality-Emotions-Motivation Domain. Texas: Texas Christian
University Institute of Behavioral Research.
Stephoe, A., & dkk. (2015). Psychological wellbeing, health,. Lancet, 640-648.
Suhail, K., & Akram, S. (2002). Correlates of Death Anxiety in Pakistan. Death
Studies 26(1), 39-50.
Templer, & dkk. (2006). Construction of Death Anxiety Scale-Extended. OMEGA
53(3), 209-226.
Templer, D. (1970). The construction and validation of a Death Anxiety Scale.
Journal of General Psychology 82, 165-177.
Templer, D. (1972). Death Anxiety in Religiosly Very Involved Persons.
Psychological Reports 31, 361-362.
Templer, D. (1976). Two-Factor Theory of Death Anxiety. Essence, 91-93.
Templer, D. I., & Dotson, E. (1970). Religious correlates of death anxiety.
Psychological Reports, 895-897.
Tillich, P. (1952). Second Edition The Courage to Be . London: Yale University
Press.
Widiana, N. (2013). Hubungan Antara Kadar Religiusitas Dengan Kesehatan
Mental (Studi Pada Mahasiswa Program Studi PAI Semester 6 STAIN
Salatiga Tahun 2013). Salatiga: STAI.
Wijaya, F., & Safitri, R. (2010). Persepsi terhadap Kematian dan Kecemasan
Menghadapi Kematian pada Lanjut Usia (Naskah Publikasi). Retrieved
from http://fpsi.mercubuana-yogya.ac.id/wp-
content/uploads/2012/06/Naskah-Pubikasi-Ranni-dan-Freddy.ok_.pdf
Yalom, I. (1980). Existential psychoteraphy. New York: Basic Books.
59
Zariayufa, K., Ninin, R. H., & Widiastuti, T. R. (2019). Hubungan Belief in
Afterlife dengan Kecemasan Terhadap Kematian. Psikoislamedia Jurnal
Psikologi 4(1), 84-104.
60
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Skala Penelitian
(Uji Coba)
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2021
Kampus Terpadu, Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan Hormat,
Perkenalkan, saya Savirah Nurita Dwi Lestari, mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu
SosialBudaya, Program studi Psikologi, Universitas Islam Indonesia. Saat ini saya sedang
melakukan pengambilan data alat ukur yang akan digunakan untuk tugas akhir.
Ibu/Bapak yang saya hormati, dengan kerendahan hati, saya memohonkesediaannya
untuk mengisi kuisioner penelitian ini sesuai dengan keadaan yang dirasakan, kesungguhan
dan kejujuran Ibu/Bapak. Jawaban-jawaban yang Ibu/Bapak berikan merupakan informasi
yang sangat berharga. Kerahasiaan jawaban Ibu/Bapak dijamin dan
dipertanggungjawabkan oleh etika akademik. Terima kasih atas kesediaan, kesungguhan
dan kejujuran Ibu/Bapak dalam menjawab setiap pernyataan yang ada. Semoga Allah
membalas kebaikan Ibu/Bapak. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Hormat saya
Savirah Nurita Dwi Lestari
IDENTITAS DIRI
Nama (Inisial) :
Jenis Kelamin :
Tempat, Tanggal lahir :
Usia :
Pendidikan Terakhir :
Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian dan
menjawab semua pernyataan penelitian sesuai dengan kesadaran saya yang sebenarnya.
……………., ………………. 2021
( )
PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER
Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan, pada setiap pernyataan terdapat 4
pilihan jawaban. Anda diminta untuk memberikan pendapat Anda dengan memilih
salah satu pilihan jawaban sesuai dengan keadaan diri anda yang sesungguhnya.
Jawaban berasal dari narasumber langsung dan tidak boleh diwakilkan kecuali
dibantu dalam hal pembacaan soal atau penulisan jawaban. Silahkan memberikan
pendapat Anda dengan memberikan tanda silang (x) pada kolom yang tersedia,
yaitu:
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
CONTOH CARA MENJAWAB YANG BENAR:
Sangat Sesuai Sesuai
Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
JANGAN MENJAWAB DUA/LEBIH DARI SATU JAWABAN SEKALIGUS:
Sangat Sesuai Sesuai
Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
SKALA I
1. Saya menyadari segala rezeki (kesehatan, kepintaran, teman yang baik, dll)
berasal dari Allah
Sangat
Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai
Sangat Tidak
Sesuai
2. Segala hal yang saya dapatkan merupakan pemberian dari Allah
Sangat
Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai
Sangat Tidak
Sesuai
3. Penentu keberhasilan saya adalah diri saya sendiri
Sangat
Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai
Sangat Tidak
Sesuai
4. Usaha yang saya lakukan tidak mungkin berhasil tanpa ridha Allah
Sangat
Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai
Sangat Tidak
Sesuai
5. Saya meyakini dengan sepenuh hati bahwa Islam adalah agama yang benar
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
6. Allah adalah sebaik-sebaik tempat untuk memohon
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
7. Allah adalah zat yang Maha Segalanya. Akan tetapi, saya percaya ada zatyang Maha
Segalanya selain Allah
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
8. Ketika saya melakukan suatu kesalahan, hanya kepada Allah saya
kembali(bertaubat)
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
9. Saya percaya bahwa Tuhan yang patut disembah hanyalah Allah
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
10. Saya bergantung hanya kepada Allah
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
11. Saya berharap kepada selain Allah (manusia)
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
12. Saya menyelesaikan masalah saya tanpa melibatkan Allah
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
13. Saya yakin bahwa suatu hal yang saya dapatkan merupakan pemberian dari
Allah
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
14. Yang saya dapatkan selama ini adalah usaha saya sendiri tanpa campur
tangan Allah
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
15. Pekerjaan saya lebih penting dibandingkan meluangkan waktu untuk Allah
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
16. Saya melakukan kewajiban saya (sholat) hanya untuk menggugurkan
kewajiban tersebut
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
17. Saya berhasil karena kerja keras saya sendiri
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
18. Disamping telah berusaha, saya juga menyerahkan segalanya kepada Allah
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
SKALA II
1. Saya sangat takut meninggal
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
2. Pikiran tentang kematian tekadangmemasuki pikiran saya
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
3. Saya tidak merasa gugup ketika orang lain membicarakan kematian
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
4. Saya takut menjalani operasi
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
5. Saya sama sekali tidak takutmeninggal
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
6. Saya tidak terlalu takut terkena penyakit kanker
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
7. Pikiran tentang kematian tidakpernah menghantui saya
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
8. Saya sering stress karena merasawaktu berlalu begitu cepat
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
9. Saya takut tersiksa saat meninggal
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
10. Saya sangat terganggu denganadanya kehidupan setelah kematian
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
11. Saya sangat takut terkena seranganjantung
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
12. Seringkali saya berfikir bahwahidup ini terlalu singkat
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
13. Saya merinding mendengar oranglain membicarakan perang dunia III
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
14. Saya takut melihat mayat
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
15. Saya merasa tidak ada yang harusdilakukan dimasa depan
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
Lampiran 2.
Tabulasi Data
(Uji Coba) Data Online:
http://bit.ly/TabulasiData17320239
TABULASI DATA TRY OUT SKALA TAWAKAL
(AITEM 1-14)
Subj
ek
A
1
A
2
A
3
A
4
A
5
A
6
A
7
A
8
A
9
A
10
A
11
A
12
A
13
A
14
S1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
S2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 2
S3 5 5 2 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 1
S4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 1
S5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
S6 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5
S7 5 5 2 5 5 5 2 5 5 5 2 4 4 4
S8 5 5 5 1 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4
S9 5 5 2 5 5 5 5 5 5 4 2 4 5 4
S10 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4
S11 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4
S12 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 3 4 5 5
S13 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4
S14 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5
S15 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4
S16 5 5 1 5 5 5 2 4 5 5 3 1 5 4
S17 5 5 2 5 5 5 1 5 5 5 5 4 5 5
S18 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4
S19 5 5 2 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4
S20 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4
S21 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
S22 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4
S23 4 2 4 5 5 4 5 2 4 2 4 4 4 5
S24 4 4 2 4 5 4 2 4 4 4 2 4 5 4
S25 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
S26 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
S27 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4
S28 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5
S29 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 4
S30 4 5 2 4 5 4 4 4 5 4 2 2 5 4
S31 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4
S32 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
S33 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
S34 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 2 5 2
S35 4 4 4 2 4 5 5 5 5 5 3 2 4 2
S36 5 5 5 1 5 5 5 5 4 5 4 5 5 2
S37 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 1 4 1
S38 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5
S39 5 5 2 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5
S40 5 4 2 4 4 5 4 4 5 4 2 4 5 4
S41 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4
S42 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4
S43 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4
TABULASI DATA TRY OUT SKALA TAWAKAL
(AITEM 15-18)
Subjek A 15 A 16 A 17 A 18
S1 5 1 5 5
S2 2 4 2 4
S3 4 2 4 5
S4 5 1 2 5
S5 5 1 5 5
S6 4 1 4 5
S7 4 4 2 4
S8 4 4 2 5
S9 4 4 2 4
S10 4 4 2 4
S11 4 4 2 5
S12 5 5 1 5
S13 4 4 3 5
S14 5 4 4 5
S15 4 4 4 4
S16 4 4 3 5
S17 5 5 4 5
S18 4 4 4 5
S19 5 4 4 5
S20 4 4 4 5
S21 5 4 2 5
S22 4 5 2 4
S23 4 4 4 4
S24 4 4 2 5
S25 5 5 5 5
S26 5 4 4 5
S27 4 4 4 5
S28 4 4 4 4
S29 5 4 1 5
S30 4 4 2 4
S31 1 5 3 4
S32 5 2 4 4
S33 4 4 4 4
S34 4 1 2 5
S35 4 1 2 5
S36 4 4 4 4
S37 5 2 4 4
S38 5 4 1 5
S39 4 5 2 5
S40 5 4 4 4
S41 4 4 2 4
S42 4 3 4 4
S43 4 3 4 4
TABULASI DATA TRY OUT SKALA
KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN
(AITEM 1-15)
Subjek A
1
A
2
A
3
A
4
A
5
A
6
A
7
A
8
A
9
A
10
A
11
A
12
A
13
A
14
A
15
S1 1 3 1 1 1 5 4 2 2 2 1 1 1 1 2
S2 2 2 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 2 2 2
S3 4 2 4 4 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4 4
S4 4 2 4 5 4 5 4 2 4 2 4 2 2 4 2
S5 4 2 4 5 2 1 4 2 2 2 2 4 1 2 4
S6 2 3 4 4 4 4 4 2 4 2 4 1 4 2 2
S7 2 5 4 2 2 4 4 4 2 3 2 2 2 2 1
S8 1 4 5 2 2 5 4 4 2 2 2 4 2 1 5
S9 1 3 4 3 3 2 2 1 3 3 2 3 2 1 4
S10 2 2 4 2 2 4 2 4 4 2 4 4 4 1 4
S11 4 5 1 5 2 4 3 3 4 2 5 2 3 2 4
S12 4 5 1 5 2 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4
S13 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4
S14 4 5 2 4 2 4 5 2 4 2 5 4 5 2 4
S15 4 5 2 4 2 5 4 2 2 2 4 4 4 2 2
S16 3 4 1 5 3 4 4 2 5 5 4 4 5 2 5
S17 4 4 1 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2
S18 2 4 2 4 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 4
S19 1 4 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4
S20 2 2 2 4 2 4 4 2 4 4 4 5 4 4 4
S21 1 3 2 3 1 3 2 2 4 2 3 3 3 1 5
S22 2 4 5 5 1 4 4 2 4 4 5 2 4 1 4
S23 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4
S24 2 4 2 4 2 2 2 2 4 2 5 4 3 2 4
S25 2 5 1 4 1 1 4 2 4 4 2 5 4 1 5
S26 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 5 3 3 5
S27 4 4 1 5 2 3 4 2 4 2 5 4 5 1 4
S28 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4
S29 5 4 3 2 4 5 2 4 5 4 4 4 3 2 5
S30 2 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4
S31 1 4 2 5 1 1 5 2 5 4 5 2 4 4 2
S32 3 4 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 5
S33 1 4 2 2 2 4 4 4 2 2 2 4 1 1 4
S34 2 5 4 2 2 4 4 2 4 4 5 4 5 4 4
S35 2 5 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4
S36 2 5 1 4 5 4 1 2 5 2 4 2 4 1 2
S37 2 4 4 4 5 1 4 2 5 4 5 4 5 4 4
S38 2 4 3 3 1 3 3 3 2 1 5 4 4 1 5
S39 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 2 4
S40 1 4 2 4 2 3 3 2 2 2 4 3 2 2 4
S41 2 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4
S42 4 4 1 5 3 5 4 5 5 3 5 4 4 2 5
S43 4 4 1 5 3 5 4 1 1 3 5 4 2 2 5
Lampiran 3.
Uji Validitas
Dan
Reliabilitas
(Uji Coba)
RELIABILITAS DAN VALIDITAS SKALA KECEMASAN TERHADAP
KEMATIAN
PUTARAN PERTAMA
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 43 100.0
Excludeda 0 .0
Total 43 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.642 15
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ITEM1 45.16 40.616 .284 .622
ITEM2 43.88 44.105 .096 .646
ITEM3 45.05 46.522 -.115 .687
ITEM4 44.09 41.324 .228 .631
ITEM5 45.12 40.677 .298 .620
ITEM6 44.14 43.790 .055 .658
ITEM7 44.30 42.216 .217 .631
ITEM8 45.02 42.499 .191 .635
ITEM9 44.09 38.324 .504 .589
ITEM10 44.79 39.312 .455 .598
ITEM11 43.93 37.209 .557 .578
ITEM12 44.35 40.804 .291 .621
ITEM13 44.42 36.154 .593 .568
ITEM14 45.51 41.446 .276 .623
ITEM15 43.91 43.705 .090 .649
RELIABILITAS DAN VALIDITAS SKALA TAWAKAL
PUTARAN PERTAMA
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 43 100.0
Excludeda 0 .0
Total 43 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.700 18
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ITEM_1 71.79 34.741 .651 .672
ITEM_2 71.86 34.551 .468 .675
ITEM_3 73.60 36.007 .038 .728
ITEM_4 72.12 35.772 .125 .706
ITEM_5 71.72 35.873 .490 .683
ITEM_6 71.81 35.679 .442 .683
ITEM_7 72.42 34.487 .186 .702
ITEM_8 71.91 35.039 .385 .681
ITEM_9 71.70 36.025 .489 .684
ITEM_10 71.86 34.790 .433 .678
ITEM_11 72.74 30.004 .652 .640
ITEM_12 72.70 31.740 .476 .663
ITEM_13 71.84 35.711 .422 .683
ITEM_14 72.63 32.144 .357 .679
ITEM_15 72.33 33.987 .396 .677
ITEM_16 73.02 38.928 -.146 .751
ITEM_17 73.47 32.731 .306 .687
ITEM_18 71.98 36.023 .323 .688
Lampiran 4.
Skala
Penelitian
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2021
Kampus Terpadu, Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan Hormat,
Perkenalkan, saya Savirah Nurita Dwi Lestari, mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu
SosialBudaya, Program studi Psikologi, Universitas Islam Indonesia. Saat ini saya sedang
melakukan pengambilan data alat ukur yang akan digunakan untuk tugas akhir.
Ibu/Bapak yang saya hormati, dengan kerendahan hati, saya memohonkesediaannya
untuk mengisi kuisioner penelitian ini sesuai dengan keadaan yang dirasakan, kesungguhan
dan kejujuran Ibu/Bapak. Jawaban-jawaban yang Ibu/Bapak berikan merupakan informasi
yang sangat berharga. Kerahasiaan jawaban Ibu/Bapak dijamin dan
dipertanggungjawabkan oleh etika akademik. Terima kasih atas kesediaan, kesungguhan
dan kejujuran Ibu/Bapak dalam menjawab setiap pernyataan yang ada. Semoga Allah
membalas kebaikan Ibu/Bapak. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Hormat saya
Savirah Nurita Dwi Lestari
IDENTITAS DIRI
Nama (Inisial) :
Jenis Kelamin :
Tempat, Tanggal lahir :
Usia :
Pendidikan Terakhir :
Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian dan
menjawab semua pernyataan penelitian sesuai dengan kesadaran saya yang sebenarnya.
……………., ………………. 2021
( )
PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER
Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan, pada setiap pernyataan terdapat 4
pilihan jawaban. Anda diminta untuk memberikan pendapat Anda dengan memilih
salah satu pilihan jawaban sesuai dengan keadaan diri anda yang sesungguhnya.
Jawaban berasal dari narasumber langsung dan tidak boleh diwakilkan kecuali
dibantu dalam hal pembacaan soal atau penulisan jawaban. Silahkan memberikan
pendapat Anda dengan memberikan tanda silang (x) pada kolom yang tersedia,
yaitu:
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
CONTOH CARA MENJAWAB YANG BENAR:
Sangat Sesuai Sesuai
Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
JANGAN MENJAWAB DUA/LEBIH DARI SATU JAWABAN SEKALIGUS:
Sangat Sesuai Sesuai
Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
SKALA I
1. Saya menyadari segala rezeki (kesehatan, kepintaran, teman yang baik, dll)
berasal dari Allah
Sangat
Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai
Sangat Tidak
Sesuai
2. Segala hal yang saya dapatkan merupakan pemberian dari Allah
Sangat
Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai
Sangat Tidak
Sesuai
3. Usaha yang saya lakukan tidak mungkin berhasil tanpa ridha Allah
Sangat
Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai
Sangat Tidak
Sesuai
4. Pekerjaan saya lebih penting dibandingkan meluangkan waktu untuk Allah
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
5. Saya meyakini dengan sepenuh hati bahwa Islam adalah agama yang benar
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
6. Allah adalah sebaik-sebaik tempat untuk memohon
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
7. Disamping telah berusaha saya juga menyerahkan segalanya kepada Allah
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
8. Ketika saya melakukan suatu kesalahan, hanya kepada Allah saya kembali
(bertaubat)
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
9. Saya percaya bahwa Tuhan yang patut disembah hanyalah Allah
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
10. Saya bergantung hanya kepada Allah
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
11. Saya berharap kepada selain Allah (manusia)
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
12. Saya menyelesaikan masalah saya tanpa melibatkan Allah
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
13. Saya yakin bahwa suatu hal yang saya dapatkan merupakan pemberian dari
Allah
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
14. Yang saya dapatkan selama ini adalah usaha saya sendiri tanpa campur
tangan Allah
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
15. Saya berhasil karena kerja keras saya sendiri
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
16. Saya melakukan kewajiban saya (sholat) hanya untuk menggugurkan
kewajiban tersebut
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
SKALA II
1. Saya sama sekali tidak takut meninggal
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
2. Saya takut tersiksa saat meninggal
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
3. Saya sangat terganggu dengan adanya kehidupan setelah kematian
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
4. Saya sangat takut terkena serangan jantung
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
5. Seringkali saya berpikir bahwa hidup ini terlalu singkat
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
6. Saya merinding mendengar oranglain membicarakan perang dunia III
Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
Lampiran 5.
Tabulasi Data
TABULASI DATA SKALA TAWAKAL
(AITEM 1-14)
Subj
ek
A
1
A
2
A
3
A
4
A
5
A
6
A
7
A
8
A
9
A
10
A
11
A
12
A
13
A
14
S1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1
S2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 2 4
S3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 1 4 2
S4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 1 5 1
S5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1
S6 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 1
S7 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 4 4
S8 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4
S9 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 5 4 4 4
S10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
S11 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4
S12 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5
S13 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4
S14 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4
S15 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4
S16 5 5 5 5 5 4 5 5 3 1 5 4 4 4
S17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
S18 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4
S19 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4
S20 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4
S21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
S22 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5
S23 4 2 5 5 4 2 4 2 4 4 4 5 4 4
S24 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4
S25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
S26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4
S27 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4
S28 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4
S29 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 4 5 4
S30 4 5 4 5 4 4 5 4 2 2 5 4 4 4
S31 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 1 5
S32 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 2
S33 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
S34 4 4 4 4 5 5 5 5 3 2 5 2 4 1
S35 4 4 2 4 5 5 5 5 3 2 4 2 4 1
S36 5 5 1 5 5 5 4 5 4 5 5 2 4 4
S37 5 5 5 5 5 5 5 4 4 1 4 1 5 2
S38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4
S39 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5
S40 5 4 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4
S41 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
S42 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3
S43 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3
TABULASI DATA SKALA TAWAKAL
(AITEM 15-16)
Subjek A 15 A 16
S1 5 5
S2 2 4
S3 4 5
S4 2 5
S5 5 5
S6 4 5
S7 2 4
S8 2 5
S9 2 4
S10 2 4
S11 2 5
S12 1 5
S13 3 5
S14 4 5
S15 4 4
S16 3 5
S17 4 5
S18 4 5
S19 4 5
S20 4 5
S21 2 5
S22 2 4
S23 4 4
S24 2 5
S25 5 5
S26 4 5
S27 4 5
S28 4 4
S29 1 5
S30 2 4
S31 3 4
S32 4 4
S33 4 4
S34 2 5
S35 2 5
S36 4 4
S37 4 4
S38 1 5
S39 2 5
S40 4 4
S41 2 4
S42 4 4
S43 4 4
TABULASI DATA TRY OUT SKALA
KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN
(AITEM 1-6)
Subjek A
1
A
2
A
3
A
4
A
5
A
6
S1 1 2 2 1 1 1
S2 4 4 4 2 4 2
S3 2 4 4 4 2 2
S4 4 4 2 4 2 2
S5 2 2 2 2 4 1
S6 4 4 2 4 1 4
S7 2 2 3 2 2 2
S8 2 2 2 2 4 2
S9 3 3 3 2 3 2
S10 2 4 2 4 4 4
S11 2 4 2 5 2 3
S12 2 4 3 4 3 3
S13 4 4 4 4 2 3
S14 2 4 2 5 4 5
S15 2 2 2 4 4 4
S16 3 5 5 4 4 5
S17 2 4 4 4 4 4
S18 2 4 2 4 2 2
S19 4 5 5 5 5 5
S20 2 4 4 4 5 4
S21 1 4 2 3 3 3
S22 1 4 4 5 2 4
S23 4 4 2 4 2 4
S24 2 4 2 5 4 3
S25 1 4 4 2 5 4
S26 3 3 3 3 5 3
S27 2 4 2 5 4 5
S28 3 3 3 3 4 3
S29 4 5 4 4 4 3
S30 4 4 2 4 4 4
S31 1 5 4 5 2 4
S32 3 4 3 4 4 4
S33 2 2 2 2 4 1
S34 2 4 4 5 4 5
S35 2 4 4 4 4 5
S36 5 5 2 4 2 4
S37 5 5 4 5 4 5
S38 1 2 1 5 4 4
S39 4 4 4 4 4 3
S40 2 2 2 4 3 2
S41 2 2 2 2 2 2
S42 3 5 3 5 4 4
S43 3 1 3 5 4 2
Lampiran 6.
Uji Validitas
Dan
Reliabilitas
RELIABILITAS DAN VALIDITAS SKALA KECEMASAN TERHADAP
KEMATIAN
PUTARAN KEDUA
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 43 100.0
Excludeda 0 .0
Total 43 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.714 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Saya sama sekali tidak
takut meninggal
16.91 14.848 .251 .733
Saya takut tersiksa saat
meninggal
15.88 12.248 .647 .613
Saya sangat terganggu
dengan adanya kehidupan
setelah kematian
16.58 13.916 .434 .679
Saya sangat takut terkena
serangan jantung
15.72 13.016 .486 .663
Seringkali saya berpikir
bahwa hidup ini terlalu
singkat
16.14 15.075 .226 .739
Saya merinding
mendengarkan orang lain
membicarakan perang
dunia III
16.21 11.312 .680 .593
HASIL UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS SKALA TAWAKAL
PUTARAN 2
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 43 100.0
Excludeda 0 .0
Total 43 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.745 16
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Saya menyadari segala
rezeki berasal dari Allah
64.70 29.930 .712 .717
Segala hal yang saya
dapatkan merupakan
pemberian Allah
64.77 29.611 .533 .720
Usaha yang saya lakukan
tidak mungkin berhasil
tanpa ridha Allah
65.02 29.880 .242 .745
Saya meyakini sepenuh
hati bahwa Islam adalah
agama yang benar
64.63 31.144 .518 .730
Allah adalah sebaik-baik
tempat untuk memohon
64.72 30.920 .475 .729
Ketika saya melakukan
kesalahan, hanya kepada
Allah saya kembali
(bertaubat)
64.81 30.393 .396 .730
Saya percaya bahwa
Tuhan yang patut
disembah hanyalah Allah
64.60 31.340 .505 .731
Saya bergantung hanya
kepada Allah
64.77 29.897 .487 .723
Saya berharap kepada
selain Allah (manusia)
65.65 26.852 .535 .710
Saya menyelesaikan
masalah saya tanpa
melibatkan Allah
65.60 27.864 .425 .724
Saya yakin bahwa suatu
hal yang saya dapatkan
merupakan pemberian dari
Allah
64.74 30.957 .452 .730
Yang saya dapatkan
selama ini adalah usaha
saya sendiri tanpa campur
tangan Allah
65.53 27.064 .416 .726
Pekerjaan saya lebih
penting dibandingkan
meluangkan waktu untuk
Allah
65.23 29.040 .450 .722
Saya melakukan kewajiban
saya (sholat) hanya untuk
menggugurkan kewajiban
tersebut
65.93 32.590 -.048 .791
Saya berhasil karena kerja
keras saya sendiri
66.37 29.858 .173 .759
Disamping telah berusaha,
saya juga menyerahkan
segalanya kepada Allah
64.88 30.962 .402 .732
Lampiran 7.
Hasil Uji Asumsi
(Uji Normalitas Dan
Uji Linearitas)
HASIL UJI NORMALITAS
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KECEMASAN
KEMATIAN
43 100.0% 0 0.0% 43 100.0%
TAWAKAL 43 100.0% 0 0.0% 43 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
KECEMASAN KEMATIAN Mean 19.49 .652
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 18.17
Upper Bound 20.80
5% Trimmed Mean 19.51
Median 20.00
Variance 18.256
Std. Deviation 4.273
Minimum 8
Maximum 29
Range 21
Interquartile Range 5
Skewness -.291 .361
Kurtosis .472 .709
TAWAKAL Mean 69.47 .882
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 67.69
Upper Bound 71.24
5% Trimmed Mean 69.70
Median 70.00
Variance 33.445
Std. Deviation 5.783
Minimum 54
Maximum 80
Range 26
Interquartile Range 7
Skewness -.658 .361
Kurtosis .199 .709
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KECEMASAN
KEMATIAN
.108 43 .200* .979 43 .611
TAWAKAL .121 43 .121 .965 43 .215
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
HASIL UJI LINEARITAS
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
KECEMASAN KEMATIAN
* TAWAKAL
43 100.0% 0 0.0% 43 100.0%
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
KECEMASAN
KEMATIAN *
TAWAKAL
Between
Groups
(Combined) 374.078 20 18.704 1.048 .455
Linearity 5.484 1 5.484 .307 .585
Deviation from
Linearity
368.594 19 19.400 1.087 .422
Within Groups 392.667 22 17.848
Total 766.744 42
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
KECEMASAN KEMATIAN *
TAWAKAL
-.085 .007 .698 .488
Lampiran 8.
Hasil Uji Hipotesis
HASIL UJI HIPOTESIS
Correlations
KECEMASAN
KEMATIAN TAWAKAL
Spearman's rho KECEMASAN
KEMATIAN
Correlation Coefficient 1.000 -.067
Sig. (2-tailed) . .670
N 43 43
TAWAKAL Correlation Coefficient -.067 1.000
Sig. (2-tailed) .670 .
N 43 43
Lampiran 9.
Skor Empirik
HASIL UJI EMPIRIK
Descriptive Statistics
N
Ran
ge
Minim
um
Maxi
mum Sum Mean
Std.
Devia
tion
Varia
nce
Skewnes
s Kurtosis
Stati
stic
Stati
stic
Statis
tic
Statist
ic
Stati
stic
Stati
stic
St
d.
Err
or
Statist
ic
Statis
tic
Stati
stic
St
d.
Err
or
Stati
stic
St
d.
Err
or
KECEMA
SAN
KEMATI
AN
43 21 8 29 838 19.4
9
.65
2
4.273 18.25
6
-.291 .36
1
.472 .70
9
TAWAKA
L
43 26 54 80 2987 69.4
7
.88
2
5.783 33.44
5
-.658 .36
1
.199 .70
9
Valid N
(listwise)
43
Lampiran 10.
Perhitungan Skor
Hipotetik
PERHITUNGAN SKOR HIPOTETIK SKALA KECEMASAN TERHADAP
KEMATIAN
Xmin = 6 x 1
= 6
Xmax = 6 x 5
= 30
Mean = ½ (Imin + Imax) Total Item
= ½ (1+5) 6
= 18
SD = 1/6 (Xmax – Xmin)
= 1/6 (30 – 6)
= 4
PERHITUNGAN SKOR HIPOTETIK SKALA TAWAKAL
Xmin = 16 x 1
= 16
Xmax = 16 x 5
= 80
Mean = ½ (I min + I max) Total Item
= ½ (1+5) 16
= 48
SD = 1/6 (Xmax – Xmin)
= 1/6 (80 – 16)
= 10,67
Lampiran 11.
Kategorisasi
Responden
KATEGORISASI RESPONDEN HASIL SKALA KECEMASAN
TERHADAP KEMATIAN
No Kategori Rumus Norma
1 Sangat Tinggi M + 1,8SD ≤ X
24 < X
2 Tinggi M + 0,5SD < X < M + 1,5SD
20 < X ≤ 18 + 1,5(4)
20 < X ≤ 24
3 Sedang M – 0,5SD < X ≤ M + 0,5SD
16 < X ≤ 18 + 0,5(4)
16 < X ≤ 20
4 Rendah M – 1,5SD ≤ X < M – 0,5SD
12 < X ≤ 18 – 0,5(4)
12 < X ≤ 16
5 Sangat Rendah X < M – 1,5SD
X < 18 – 1,5(4)
X < 12
FREKUENSI JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN KETEGORISASI
TINGKAT KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN
KECEMASAN KEMATIAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Rendah 2 4.7 4.7 4.7
Rendah 8 18.6 18.6 23.3
Sedang 16 37.2 37.2 60.5
Tinggi 14 32.6 32.6 93.0
Sangat Tinggi 3 7.0 7.0 100.0
Total 43 100.0 100.0
FREKUENSI JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN KETEGORISASI
TINGKAT KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN PADA LAKI-LAKI
KECEMASAN KEMATIAN LAKI-LAKI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sangat Rendah 1 10.0 10.0 10.0
Rendah 2 20.0 20.0 30.0
Sedang 4 40.0 40.0 70.0
Tinggi 1 10.0 10.0 80.0
Sangat Tinggi 2 20.0 20.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
FREKUENSI JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN KETEGORISASI
TINGKAT KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN PADA PEREMPUAN
KECEMASAN KEMATIAN PEREMPUAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Rendah 1 3.0 3.0 3.0
Rendah 6 18.2 18.2 21.2
Sedang 12 36.4 36.4 57.6
Tinggi 13 39.4 39.4 97.0
Sangat Tinggi 1 3.0 3.0 100.0
Total 33 100.0 100.0
KATEGORISASI RESPONDEN HASIL SKALA TAWAKAL
No Kategori Rumus Norma
1 Sangat Tinggi M + 1,5SD < X
64 < X
2 Tinggi M + 0,6SD < X ≤ M + 1,8SD
53 < X ≤ 48 + 1,5(10,67)
53 < X ≤ 64,1
53 < X ≤ 64
3 Sedang M – 0,5SD < X ≤ M + 0,5SD
43 < X ≤ 48 + 0,5(10,67)
43 < X ≤ 53,34
43 < X ≤ 53
4 Rendah M – 1,5SD < X ≤ M – 0,5SD
32 < X ≤ 48 – 0,5(10,67)
32 < X ≤ 42,66
32 < X ≤ 43
5 Sangat Rendah X < M – 1,5SD
X < 48 – 1,5(10,67)
X < 31,99
X < 32
FREKUENSI JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN KETEGORISASI
TINGKAT TAWAKAL
TAWAKAL
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tinggi 8 18.6 18.6 18.6
Sangat Tinggi 35 81.4 81.4 100.0
Total 43 100.0 100.0
FREKUENSI JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN KETEGORISASI
TINGKAT TAWAKAL PADA LAKI-LAKI
TAWAKAL LAKI-LAKI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tinggi 2 20.0 20.0 20.0
Sangat Tinggi 8 80.0 80.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
FREKUENSI JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN KETEGORISASI
TINGKAT TAWAKAL PADA PEREMPUAN
TAWAKAL PEREMPUAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tinggi 6 18.2 18.2 18.2
Sangat Tinggi 27 81.8 81.8 100.0
Total 33 100.0 100.0
Lampiran 12.
Frekuensi Responden
FREKUENSI RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
JENIS KELAMIN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 10 23.3 23.3 23.3
Perempuan 33 76.7 76.7 100.0
Total 43 100.0 100.0
FREKUENSI RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
TINGKAT PENDIDIKAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid LAIN-LAIN 1 2.3 2.3 2.3
S1 8 18.6 18.6 20.9
S2 2 4.7 4.7 25.6
SD 13 30.2 30.2 55.8
SMA 13 30.2 30.2 86.0
SMP 6 14.0 14.0 100.0
Total 43 100.0 100.0
Lampiran 13.
Surat Izin Penelitian
Lampiran 14.
Surat Keterangan
Selesai Penelitian
Lampiran 15.
Informed Consent