hubungan antara tawakal dengan kecemasan …

133
HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN PADA LANSIA SKRIPSI Oleh Savirah Nurita Dwi Lestari 17320239 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2021

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

43 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN

TERHADAP KEMATIAN PADA LANSIA

SKRIPSI

Oleh

Savirah Nurita Dwi Lestari

17320239

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2021

Page 2: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

i

HUBUNGAN ANTARA TAWAKKAL DENGAN KECEMASAN

TERHADAP KEMATIAN PADA LANSIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Program Studi Psikologi, Jurusan Psikologi,

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Derajat Sarjana S1 Psikologi

Oleh:

Savirah Nurita Dwi Lestari

17320239

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2021

Page 3: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul :

HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN

TERHADAP KEMATIAN PADA LANSIA

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi

Program Prodi Psikologi

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Memperoleh

Derajat Sarjana S1 Psikologi

Pada Tanggal

Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Dr. Phil. Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si. ______________

2. Rumiani, S.Psi., M.Psi. ______________

3. Ratna Syifa’a Rachmahana, S.Psi., M.Si. ______________

Mengesahkan

Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya

Universitas Islam Indonesia

Ketua Program Studi

Resnia Novitasari, S.Psi., M.A..

asus
Typewritten text
20 April 2021
Page 4: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Yang beranda tangan dibawah ini, saya:

Nama : Savirah Nurita Dwi Lestari

No. Mahasiswa : 17320239

Program Studi : Psikologi

Judul Skripsi : Hubungan antara Tawakal dengan Kecemasan Terhadap

Kematian pada Lansia

Membuat pernyataan sebagai berikut:

1. Selama melakukan penelitian dan pembuatan laporan penelitian skripsi, saya

tidak melakukan tindak pelanggaran etika akademik dalam bentuk apapun,

seperti penjiplakan, pembuatan skripsi oleh orang lain atau pelanggaran lain

yang bertentangan dengan etika akademik yang dijunjung tinggi Universitas

Islam Indonesia. Oleh karena itu, skripsi yang saya buat merupakan karya

ilmiah saya sebagai penulis, bukan jiplakan atau karya orang lain.

2. Apabila dalam ujian skripsi saya terbukti melanggar etika akademik, maka saya

siap menerima sanksi sebagaimana aturan yang berlaku di Universitas Islam

Indonesia.

3. Apabila dikemudian hari, setelah saya lulus dari Fakultas Psikologi dan Ilmu

Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, ditemukan bukti secara

meyakinkan bahwa skripsi saya adalah jiplakan atau karya orang lain, maka

saya bersedia menerima sanksi akademis yang ditetapkan Universitas Islam

Indonesia.

Yogyakarta, 03 April 2021

Yang Menyatakan

Savirah Nurita Dwi Lestari

Page 5: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahirahminirahhim

Subhanallah Walhamdulillah walaa illa ha illallah wallahu akbar,

Puji syukur atas segala nikmat, rezeki, pertolongan dan keridhoan yang telah

Allah SWT berikan selama proses penyusunan skripsi ini. Perjalanan panjang

untuk memperoleh gelar psikologi ini tidak akan pernah tercapai tanpa dukungan

orang tua dan keridhoan Allah SWT di setiap prosesnya. Skripsi ini adalah bukti

karya kecil yang saya buat sebagai langkah awal untuk mencapai tahapan

kehidupan berikutnya. Besar harapan saya karya ini dapat menjadi amalan jariah

bagi siapapun di masa depan. Sebagai wujud terima kasih saya persembahkan

karya ini untuk:

Orangtua saya tercinta,

Bapak Tabroni dan Ibu Nurpajar

Terima kasih untuk dukungan secara finansial, psikologis, dan doa yang telah

diberikan.

Kakak dan Adik-ku Tercinta,

Redha Ilahi Prasetya dan Ghaitsah Zahira Tricahyani

Terima kasih atas dukungan, saran, dan hiburan yang telah diberikan yang saya

jadikan sebagai penyemangat selama proses pendidikan.

Tim Penyemangat,

BTS

Terima kasih atas hiburan penghilang penat selama menempuh pendidikan dan

terima kasih atas inspirasi untuk selalu menjadi lebih baik di setiap lirik lagu nya.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

v

HALAMAN MOTTO

“Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali

janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu

menggelisahkan kamu”

(QS. Ar-Rum: 60)

Jika Allah mengabulkan doa ku maka aku berbahagia, tapi jika Allah tidak

mengabulkan doa ku maka aku lebih berbahagia. Karena yang pertama adalah

pilihanku sedangkan kedua adalah pilihan-Nya.

(Ali bin Abi Thalib)

Ini Jalanmu, dan Milikmu sendiri. Orang lain mungkin berjalan bersama mu, tapi

tidak ada yang bisa menggantikanmu berjalan.

(Jalaludin Rumi)

Kamu tidak akan tau nikmatnya kebahagiaan tanpa merasakan kesedihan

(Jeon Jungkook)

Page 7: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalmu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi rabbil’alamin. Puji syukur kepada Allah SWT atas segala

nikmat, karunia serta ridho-Nya sehingga hamba mampu untuk menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Berkat ridho dari Allah SWT saya dapat diberi kemudahan,

anugerah, semangat, dan petunjuk dalam proses pembuatan skripsi. Shalawat serta

salam yang selalu saya curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi

suri tauladan bagi seluruh umat-Nya.

Skripsi ini penulis buat sebagai langkah untuk memperoleh gelar Strata Satu

(S1) Program studi Psikologi. Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberi

manfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya sehingga menjadi perantara sebagai

amal jariah bagi siapapun. Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak

melibatkan yang secara ikhlas membantu baik dalam memberi saran, motivasi,

tenaga, arahan, masukan, dan doa sehingga skripsi ini dapat tersusun. Untuk itu

pada kesempatan yang sangat berharga ini, penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., Psikolog selaku Dekan Fakultas

Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia atas

kepemimpinanya.

2. Ibu Resnia Novitasari, S.Psi., M.A. selaku Ketua Program Studi Psikologi,

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya atas kepemimpinan dan

bimbingannya bagi seluruh mahasiswa Psikologi Universitas Islam Indonesia.

3. Ibu Dr. Phil. Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang senantiasa membimbing saya dengan sabar dan meluangkan waktunya

untuk memberikan arahan dan masukan serta mendoakan kami selaku anak-

anak bimbingan skripsi beliau hingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Ratna Syifa’a Rachmana, S.Psi., M.Si. selaku Dosesn Pembimbing

Akademik saya yang senantiasi memberi bantuan, masukan, dan arahan selama

menempuh pendidikan 4 tahun di Psikologi.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

vii

5. Kedua orangtua yang sangat saya cintai, Ibu Nurpajar dan Bapak Tabroni atas

segala pengorbanan, doa, dukungan, dan kasih sayang selama ini. Berkat ridho

Ibu dan Bapak yang mengizinkan saya untuk merantau dan mau menerima saya

untuk menempuh pendidikan di jurusan Psikologi.

6. Sahabat-sahabat ku yang menemani ku selama sulit dan senang di dunia

perkuliahan Nadhira, Nabila, Rachma, Harbiyant, Farah, dan Lintang yang

telah banyak saya repotkan di perantauan. Terima kasih banyak telah mau

menjadi teman saya di Jogja

7. Sahabat SD sampai dengan SMA ku Queenstar; Endah, Amel, Fauziah,

Nadhira, dan Agustin. Terima kasih atas dukungan dan tetap menjaga

silahtuhrahmi selalu.

8. Teman-teman angkatan Psikologi 2017 yang telah menemani dan membantu

saya berproses baik yang disadari maupun tidak disadari.

9. LKD Noor Fatimah dan Posyandu Lansia An-Nur yang telah mengizinkan saya

untuk mengambil data di lembaga ibu sekalian. Semoga menjadi amal jariah

bagi ibu semua.

10. Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang telah memberi kesempatan saya

magang dan mengembangkan potensi saya di lembaga KPAI.

11. Semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak dalam

penyelesaian skripsi ini,

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna namun

saran dan kritik yang membangun akan selalu saya terima dengan lapang dada.

Sekian yang penulis sampaikan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan digunakan

sebaik-baiknya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yogyakarta, 03 April 2021

Savirah Nurita Dwi Lestari

Page 9: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v

UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi

ABSTRAK ............................................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

C. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

D. Keaslian Penelitian ....................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 13

A. Kecemasan terhadap Kematian pada Lansia .............................................. 13

B. Tawakal ...................................................................................................... 18

C. Hubungan antara Tawakal dengan Kecemasan terhadap Kematian pada

Lansia ................................................................................................................ 21

D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 27

A. Identifikasi Variabel ................................................................................... 27

B. Definisi Operasional................................................................................... 27

C. Subjek Penelitian ........................................................................................ 28

D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 28

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .......................................................... 30

F. Metode Analisis Data ................................................................................. 31

Page 10: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

ix

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN .................................... 32

A. Orientasi Kancah dan Perencanaan ............................................................ 32

B. Laporan Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 37

C. Hasil Penelitian .......................................................................................... 37

D. Pembahasan ................................................................................................ 44

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 50

A. Kesimpulan ................................................................................................ 50

B. Saran ........................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 52

LAMPIRAN .......................................................................................................... 60

Page 11: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Skor Dalam Skala Kecemasan Terhadap Kematian ............................... 28

Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Kecemasan Terhadap Kematian ........................ 29

Tabel 3. Skor Dalam Skala Kecemasan Terhadap Kematian ............................... 29

Tabel 4. Distribusi Aitem Skala Tawakal ............................................................. 30

Tabel 5. Rencana Analisis Data Dan Taraf Signifikansi....................................... 31

Tabel 6. Deskpripsi Responden Try-Out .............................................................. 34

Tabel 7. Distribusi Butir Aitem Skala Kecemasan Terhadap Kematian Setelah Uji

Coba ............................................................................................................... 35

Tabel 8. Distribusi Butir Aitem Skala Tawakal Setelah Uji Coba ........................ 36

Tabel 9. Deskripsi Responden Penelitian.............................................................. 38

Tabel 10. Deskripsi Data Penelitian ...................................................................... 38

Tabel 11. Kriteria Kategorisasi Skala ................................................................... 39

Tabel 12. Penormaan Untuk Kategorisasi ............................................................. 39

Tabel 13. Penormaan Untuk Kategorisasi ............................................................. 40

Tabel 14. Pembagian Persentil Kecemasan Terhadap Kematian Berdasarkan Jenis

Kelamin .......................................................................................................... 41

Tabel 15. Pembagian Persentil Tawakal Berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan 41

Tabel 16. Hasil Uji Normalitas Skala Kecemasan Terhadap Kematian Dan Tawakal

....................................................................................................................... 42

Tabel 17. Hasil Uji Linearitas Skala Kecemasan Terhadap Kematian Dan Tawakal

....................................................................................................................... 43

Tabel 18. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................ 44

Page 12: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Skala Penelitian (Uji Coba) .............................................................. 61

Lampiran 2. Tabulasi Data (Uji Coba) .................................................................. 70

Lampiran 3. Uji Validitas Dan Reliabilitas (Uji Coba) ........................................ 76

Lampiran 4. Skala Penelitian ............................................................................... 79

Lampiran 5. Tabulasi Data .................................................................................... 87

Lampiran 6. Uji Validitas Dan Reliabilitas ......................................................... 93

Lampiran 7. Hasil Uji Asumsi .............................................................................. 97

Lampiran 8. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 100

Lampiran 9. Skor Empirik................................................................................... 102

Lampiran 10. Perhitungan Skor Hipotetik .......................................................... 104

Lampiran 11. Kategorisasi Responden ............................................................... 106

Lampiran 12. Frekuensi Responden .................................................................... 111

Lampiran 13. Surat Izin Penelitian...................................................................... 113

Lampiran 14. Surat Keterangan Selesai Penelitian ............................................. 116

Lampiran 15. Informed Consent ......................................................................... 119

Page 13: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

xii

Hubungan tawakal dengan kecemasan terhadap kematian pada Lansia

Savirah Nurita Dwi Lestari

Psikologi, Fakultas Piskologi dan Ilmu Sosial Budaya,

Universitas Islam Indonesia

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tawakal dan

kecemasan terhadap kematian pada lansia. Hipotesis yang diajukan pada penelitian

ini adalah adanya hubungan negatif antara tawakal dengan kecemasan terhadap

kematian pada lansia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan skala

yang digunakan antara lain tawakal dari teori Al Jauziyah yang diadaptasi oleh

Rosita (2018) dan kecemasan terhadap kematian (Death anxiety scale) dari teori

Templer yang diadaptasi oleh Hapsari (2015). Subjek pada penelitian ini sebanyak

43 lansia yang berusia 60-70 tahun. Hasil analisis uji korelasi Spearman Rho

diperoleh hasil 0,670 (p > 0,05). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tawakal

dengan kecemasan terhadap kematian pada lansia tidak memiliki korelasi antar

kedua variabel. Hasil analisis uji koefisien determinasi menunjukan bahwa tawakal

memberikan sumbangan terhadap kecemasan terhadap kematian sebesar 0,13%.

Kata Kunci : tawakal, kecemasan terhadap kematian, lansia

Page 14: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lansia adalah individu yang berusia 60 tahun ke atas (Hurlock, 1980). Undang-

Undang No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan juga menjelasakan bahwa yang

dimaksud dengan lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas. Saat

ini Indonesia memiliki jumlah penduduk berusia lanjut yang terus meningkat setiap

tahunnya. Berdasarkan data survey penduduk antar sensus (Supas) menunjukan

hasil di tahun 2020 Indonesia memiliki 9,92% (26,82 Juta) penduduk lansia (BPS,

2020). Lansia ini tersebar sebesar 52,95% di daerah perkotaan dan 47,05% di

daerah pedesaan. Sedangkan ditinjau berdasarkan dari jenis kelamin terdapat

47,71% lansia laki-laki dan 52,29% lansia perempuan.

Selanjutnya, hasil survey penduduk pada tahun 2020 juga menyatakan bahwa

terdapat 6 provinsi yang memiliki jumlah penduduk lansia tertinggi yaitu terdiri

dari Yogyakarta (14,71%), Jawa Tengah (13,81%), Jawa Timur (13,38%), Bali

(11,58%), Sulawesi Utara (11,51%), dan Sumatera Barat (10,07%). Hasil data

statistik survey penduduk antar sensus juga menunjukan bahwa rasio

ketergantungan lansia terhadap penduduk produktif pada tahun 2020 meningkat

menjadi 15,54%. Jumlah penduduk lansia ini akan terus meningkat pada setiap

tahunnya bahkan Badan Pusat Statistik memproyeksikan pada tahun 2045

penduduk lansia akan mencapai seperlima dari total penduduk Indonesia.

Pertambahan penduduk yang berusia lanjut ini hendaknya diikuti dengan

peningkatan angka harapan hidup. Angka harapan hidup lansia menjadi sangat

penting apabila diikuti dengan peningkatan kemajuan teknologi khususnya di

bidang kesehatan (Stephoe & dkk., 2015). Selain itu, cara untuk meningkatkan

kesejahteraan hidup lansia harus diikuti dengan memperhatikan kesehatan fisik

maupun psikologisnya. Ketiga faktor inilah yang dapat menyebabkan tercapainya

successful aging (Liffiton, Horton, Baker, & Weir, 2012). Menurut Cao &

Page 15: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

2

Rammohan (2016), semakin meningkatnya harapan hidup di Indonesia belum dapat

menjamin terbebasnya dari permasalahan yang dialami oleh lansia. Salah satu

permasalahan yang dapat dialami oleh lansia yakni berkaitan dengan kondisi

psikologis dirinya.

Umumnya tugas perkembangan merupakan faktor yang dapat menganggu

kondisi psikologis pada lansia itu sendiri. Havinghurst (1953) menjelaskan bahwa,

lansia memiliki tugas perkembangan salah satunya untuk menyesuaikan diri dengan

penurunan kondisi fisik dan kesehatan yang terjadi. Hurlock (1980) juga

menambahkan bahwa, tugas perkembangan seorang lansia yaitu menyesuaikan diri

dengan datangnya kematian. Kematian adalah proses kehidupan yang sejak awal

kehidupan manusia menjadi peristiwa tidak menyenangkan. Hal ini diakarenakan

kematian bersifat abstrak, tidak bisa dikendalikan, penampakan wujud yang sulit

ditebak, serta sulit untuk dapat dipahami (Royal & Fereshte, 2011). Sifat inilah

yang dapat menyebabkan perasaan takut dan cemas (Yalom, 1980).

Kecemasan didefinisikan sebagai bentuk situasi yang mengancam seseorang

(Atkinson, R.C., & R.E., 1998). Menurut Tilich (1952) salah satu jenis kecemasan

dapat berupa Anxiety of fate and death atau ontic anxiety yakni kecemasan akan

nasib dan kematian. Cicirelli (2002) juga menjelaskan bahwa, kecemasan dalam

menghadapi kematian adalah peristiwa umum yang dapat terjadi pada setiap

rentang usia dan dapat dijadikan motivasi dasar dari perilaku manusia.

Di Indonesia kasus kecemasan terhadap kematian itu sendiri digambarkan dari

salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Ningrum, dkk. (2018) dengan

menunjukan hasil bahwa di Balai Perlindungan Sosial Trensa Werdha (BPSTW)

Ciparay Kabupaten Bandung dari 150 orang lansia terdapat 51.9% yang mengalami

kecemasan kematian tinggi. Selain itu, berdasarkan pada penelitian Setyawan

(2015) menunjukan hasil bahwa daerah Ngablak, Magelang memiliki tingkat

kecemasan dalam menghadapi kematian pada lansia yang juga cukup tinggi.

Menurut Nevid (2005) ciri-ciri seseorang mengalami kecemasan adalah

ditandai dengan ciri fisik susah tidur, gangguan pencernaan, serta kognitif yang

Page 16: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

3

memiliki pikiran bingung dan perasaan khawatir. Hal ini sejalan dengan, hasil

wawancara terhadap 7 lansia di Balai Rehsos Dharma Putera Purworejo “Wiloso

Wredo” yang dilakukan oleh Pratiwi (2017) dalam penelitiannya menunjukan

bahwa ketujuh lansia mengalami ciri yang sama dengan penjelasan tersebut,yakni

mengeluh mengalami gangguan pencernaan, susah tidur, sakit pada tulang dan otot,

merasa pusing, memikirkan dosa-dosa yang telah dilakukan, serta khawatir akan

kematian. Perasaan khawatir terhadap kematian yang berlebihan juga dapat

menyebabkan gangguan fungsi-gungsi emosional normal manusia. Hal ini

dijelaskan pada penelitian yang dilakukan oleh Feifel & Nagy (1981) bahwa

terdapat hubungan positif antara ketakutan terhadap kematian dengan gangguan

emosional seperti neurotisme, depresi, gangguan psikosomatis lainnya.

Kecemasan juga diartikan sebagai reaksi emosional dan kompleks yang

bersumber dari perspektif individu tehadap situasi yang mengancam atau

membahayakan (Spielberger, 1972). Berdasarkan teori yang diungkapkan oleh

Spielberger, menjelaskan bahwa kecemasan terbagi menjadi 2 bagian yaitu state

anxiety dan trait anxiety. Trait anxiety adalah perasaan khawatir akan ancaman

terhadap suatu kondisi yang sebenarnya tidak berbahaya dan biasanya bersumber

dari kepribadian individu yang memiliki potensi cemas yang tinggi. Sedangkan,

state anxiety adalah kecemasan yang muncul pada situasi tertentu secara sadar dan

bersifat subyektif. State anxiety ini memiliki kaitan erat dengan kecemasan pada

keadaan tertentu yakni khususnya pada kecemasan dalam menghadapi kematian

(Annisa & Ifdil, 2016). Perspektif individu terhadap kematian sangatlah bersifat

subyektif, hal ini dikarenakan individu dapat menganggap kematian sebagai

kehilangan kehidupan duniawi dan akan terjadi kengerian setelahnya namun disisi

lain ada juga yang memandang bahwa kematian adalah kehidupan berikutnya yang

bersifat abadi.

Spielberger (1972) mengungkapkan bahwa unsur utama terhadap kecemasan

terbagi menjadi 3 antara lain perasaan ketidakpastian (uncertainty),

ketidakberdayaan (helplessness), serta terakhir gabungan kedua perasaan tersebut

yang berorientasi terhadap hal yang akan terjadi (future orientation). Hal ini

Page 17: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

4

memiliki kaitan dengan perasaan cemas terhadap kematian, seperti yang

diuangkapkan oleh Shihab (dalam Hidayat, 2006) seseorang merasakan cemas

terhadap kematian diakibatkan oleh apa yang terjadi setelah kematian adalah suatu

hal yang tidak dapat diprediksi, memikirkan keluarga yang hendak ditinggal, selain

itu bisa juga disebabkan oleh pemikiran akan tempat kehidupan setelah mati

sangatlah buruk.

Lansia yang mengalami kecemasan dalam menghadapi kematian dipengaruhi

oleh beberapa faktor penyebab. Beberapa penelitian menjelaskan dalam Ottu, dkk.

(2017), terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan yaitu

faktor usia, integritas ego, kontrol diri, religiusitas, dan personal sense of

fulfillment. Faktor usia dapat mempengaruhi kecemasan terhadap kematian,

dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dadfar, dkk. (2018), bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kecemasan kematian antara

remaja, dewasa tengah, dan dewasa akhir. Pada dewasa akhir menunjukan hasil

kecemasan kematian lebih tinggi dibandingkan pada golongan usia dewasa awal

dan dewasa tengah. Penelitian tersebut juga menjelaskan pada usia yang semakin

tua menyebabkan individu memahami bahwa tidak ada kesempatan untuk

mengkompensasi kesalahan mereka sebelumnya oleh karena itu kecemasan

terhadap kematian membuat mereka gelisah.

Pada penelitian Naftali, dkk. (2017) juga menjelaskan, kesiapan lansia dalam

menghadapi kematian di dasari oleh usia yang telah menua dan keyakinan mereka

bahwa kematian merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari. Masih pada

penelitian yang sama juga menjelaskan bahwa ketidaksiapan lansia menghadapi

kematian didasari oleh keinginan hidup lebih lama bersama keluarga dan masih ada

beberapa keinginan yang hendak dicapai, hal ini menunjukan adanya pengaruh

integritas ego yaitu perasaan keterikatan dan personal sense of fulfillment. Pada

faktor religiusitas dapat mempengaruhi kecemasan terhadap kematian dilihat dari

hasil penelitian Asyifa (2018) yang menunjukan bahwa, religiusitas yang tinggi di

Panti Jompo Muhammadiyah Rancabolang mempengaruhi rendahnya kecemasan

terhadap kematian yang signifikan. Selain itu juga terdapat dalam penelitian

Page 18: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

5

Merizka, dkk. (2019) yang membuktikan bahwa, terdapat hubungan negatif antara

religiusitas dengan kecemasan kematian pada dewasa madya. Maka dapat

disimpulkan semakin tinggi skor religiusitas maka semakin rendah skor kecemasan

kematian, demikian juga sebaliknya.

Kecemasan terhadap kematian juga dipengaruhi oleh kontrol diri seperti yang

dijelaskan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nazira, dkk (2020) menunjukan

bahwa, mindfulness yang berorientasi pada hidup saat ini (living in the present)

dengan mengembangkan perilaku berdasarkan kontrol diri memiliki hubungan

negatif yang signifikan dengan kecemasan terhadap kematian pada lansia di panti

jompo. Hal ini diartikan bahawa semakin tinggi mindfulness maka semakin rendah

kecemasan terhadap kematian. Mumpuni (2014) juga menjelaskan bahwa, individu

yang memiliki kontrol diri yang tinggi dengan cara menjaga kesehatan dan

meningkatkan religiusitas dapat menurunkan tingkat kecemasan terhadap kematian.

Namun individu yang tidak mampu mengontrol kehidupannya untuk dapat yakin

bahwa peristiwa dalam kehidupan adalah bagian dari takdir akan memunculkan

perasaan cemas disebabkan oleh ketidakpastian hidup.

Berdasarkan berbagai bukti penelitian tersebut yang menjadi fokus

pembahasan pada penelitian ini adalah faktor religiusitas. Krause dan Hayward

(2014) menjelaskan bahwa faktor religiusitas dapat mengurangi tingkat kecamasan

menghadapi kematian pada lansia dikarenakan individu memiliki keyakinan akan

adanya pengampunan dari Tuhan. Kecemasan dalam menghadapi kematian akan

berkurang ketika individu mengamalkan dimensi-dimensi religiusitas yang

menurut Glock dan Stark (1966) terdiri dari dimensi keyakinan, praktek agama,

pengalaman, pengetahuan, dan konsekuensi.

Mewujudkan dimensi religiusitas menurut keyakinan agama Islam dapat

dilakukan dengan memahami dan mengamalkan kitab suci Al-Qur’an. Al-Qur’an

berisi pedoman hidup bagi semua pemeluk agama Islam. Salah satu pedoman hidup

yang dapat diamalkan dalam Al-Qur’an adalah tawakkal. Pada Kamus Besar

Bahasa Indonesia tawakal diartikan berpasrah diri kepada kehendak Allah SWT

dengan sepenuh hati setelah berikhtiar. Tawakkal juga dimaknai sebagai

Page 19: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

6

menyerahkan diri kepada Allah SWT ketika menghadapi kesulitan, kepentingan,

dan serta teguh hati ketika mengalami bencana yang diikuti dengan jiwa yang

tenang dan hati tenteram (Alghazali, 1992). Berdasarkan definisi tersebut tawakkal

mampu memberikan ketenangan dan hati yang tenteram sehingga disinyalir dapat

mengurangi tekanan jiwa salah satunya kecemasan dalam menghadapi kematian.

Islam mengajarkan untuk bertawakkal setelah berusaha atau berjuang. Contohnya

ketika individu merasa cemas dalam menghadapi kematian hendaknya individu

tersebut berusaha untuk menjaga kesehatan fisik dan psikologisnya dan terakhir

bertawakkal dengan cara menyerahkan diri kepada Allah SWT, seperti yang

dituangkan dalam Al-Qur’an surah At-Thalaq:

“Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan

mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya.

Sungguh, Allah telah menetapkan ketentuan bagi setiap sesuatu.” – (Q.S At-

Thalaq: 3)

Implementasi tawakkal terdiri atas tiga tingkatan yakni: Ketenangan dan

ketenteraman hati akan apa yang telah dijanjikan Allah SWT. Selanjutnya Taslim,

yakni meyakini bahwa Allah SWT mengetahui segala sesuatu mengenai apa yang

dibutuhkan dalam kehidupannya dan menyerahkan segala urusan kepada Allah

SWT. Tingkatan terakhir yakni tafwid yang berarti ikhlas menerima segala bentuk

keadaan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT (Miswar, 2008).

Melalui tawakkal hendaknya individu mampu meyakini bahwa usaha dan

rencana yang telah disusun dalam hidupnya, berada dibawah kuasa aturan dan

sunnah Tuhan dan sudah ditakdirkan sejak lahir. Bertawakkal juga mengajak

individu untuk tidak sombong akan rencana kehidupannya dan harus

mempertimbangkan takdir Allah, sehingga tatkala mengingat kematian individu

dapat meyakini bahwa kematian adalah suatu proses kehidupan yang sudah diatur

dan tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, hal yang dapat dilakukan oleh individu

yakni berusaha melakukan hal baik semaksimal mungkin dikehidupan dan akhirnya

menyerahkan semua hasilnya kepada Tuhan, sehingga perasaan khawatir yang

berlebihan terhadap kematian dapat berkurang. Berdasarkan latar belakang

Page 20: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

7

masalah, penulis ingin mengajukan rumusan masalah yaitu sebagai berikut:

“Apakah terdapat hubungan antara tawakkal dengan tingkat kecemasan terhadap

kematian pada lansia?”

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tawakkal

dengan kecemasan terhadap kematian pada lansia.

C. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan khususnya

dalam bidang psikologi klinis terkait dengan kecemasan terhadap kematian

pada lansia.

2. Manfaat Praktis

Apabila hipotesis dalam penelitian ini terbukti diharapkan mampu memberikan

acuan dalam mengatasi kecemasan terhadap kematian melalui peningkatan

tawakkal di kehidupan.

D. Keaslian Penelitian

Untuk mendukung penelitian ini, peneliti menemukan beberapa kajian riset

terdahulu mengenai variabel tawakal dan kecemasan terhadap kematian untuk

dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian ini. Pada penelitian terkait kecemasan

terhadap kematian pernah diteliti sebelumnya oleh Merizka, Khairani, Dahlia, dan

Farandina (2019) dengan judul “Religiusitas dan Kecemasan Kematian pada

Dewasa Madya”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

religiusitas dengan kecemasan kematian pada dewasa madya. Teori yang digunakan

pada penelitian tersebut ialah religiusitas menurut Krauss & Hamzah (2016) dan

teori kecemasan kematian menurut Templer (1970). Alat ukur religiusitas yang

digunakan adalah The Revised Muslim Religiosity-Personality Inventory (MRPI)

Page 21: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

8

yang disusun oleh Krauss & Hamzah (2016). Pada alat ukur variabel tergantung

penelitian ini menggunakan Templer’s Death Anxiety Scale (DAS) yang disusun

oleh Templer (1970). Hasil analisis data pada penelitian ini menunjukan hasil nilai

(r) = -0,461 p = 0,004 (p < 0,05) hasil ini menunjukan bahwa terdapat hubungan

negatif antara religiusitas dengan kecemasan kematian pada dewasa madya. Maka

dapat disimpulkan semakin tinggi skor religiusitas maka semakin rendah skor

kecemasan kematian, demikian juga sebaliknya.

Penelitian rujukan berikutnya yaitu dilakukan oleh Dinakaramani dan Indati

(2018) dengan judul “Peran Kearifan (Wisdom) terhadap Kecemasan menghadapi

Kematian pada Lansia”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi

peran kearifan dengan kecemasan terhadap kematian pada lansia. Penelitian ini

menggunakan teori Ardelt (2003) untuk variabel peran kearifan dan menggunakan

teori Templer (1970). Alat ukur yang digunakan antara lain Three-Dimensional

Wisdom Scale oleh Aldert (2003) untuk mengukur variabel peran kearifan dan

Death Anxiety Scale oleh Templer (1970) untuk mengukur variabel kecemasan

terhadap kematian. Hasil pada penelitian tersebut menunjukan tingkat kearifan pada

lansia dapat menjadi perdiktor terhadap tinggi rendahnya kecemasan menghadapi

kematian dengan menggunakan metode analisis data teknik regresi linear sederhana

dengan hasil sebesar 14,3%.

Selanjutnya penelitian yang menjadi rujukan dan sama-sama menggunakan

variabel tawakal yaitu penelitian oleh Agus Mulyana (2015) yang berjudul

“Tawakal dan Kecemasan Mahasiswa pada Mata Kuliah Praktikum”. Tujuan dari

penelitian ini untuk memperoleh gambaran terkait adanya hubungan antara tawakal

dan kecemasan pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah pilihan dengan

metode praktikum. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori tawakal

oleh Ibnu Qayyim dan teori Yusuf Qardawi (dalam Ningsih, 2013) sedangkan pada

teori variabel kecemasan mahasiswa menggunakan Grebb (1997), Davidson, dkk.

(2004), dan Freud. Alat ukur yang digunakan pada penelitian variabel tawakal

dikembangkan oleh Prapti Ningsih (2013) dan untuk variabel kecemasan

menggunakan instrument alat ukur Penn State Woory Questionnaire (PSWQ).

Penelitian ini menggunakan analisis data statistik deskriptif dengan hasil dari 32

Page 22: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

9

total mahasiswa terdapat 12% yang menunjukan tingkat tawakal tinggi dengan

kecemasan tinggi, 18% mahasiswa yang memiliki tingkat tawakal tinggi dengan

kecemasan sedang, 19% mahasiswa yang menunjukan tingkat tawakal tinggi

dengan kecemasan rendah, 3% mahasiswa memiliki tingkat tawakal sedang dengan

kecemasan tinggi, 10% mahasiswa memiliki tingkat tawakal sedang dengan

kecemasan sedang, dan terakhir 0% mahasiswa yang memiliki tingkat tawakal

sedang dengan kecemasan rendah.

Penelitian yang menjadi rujukan berikutnya adalah penelitian yang dilakukan

oleh Eka Rosita (2018) dengan judul “Hubungan antara Tawakal dan Berpikir

Positif pada Mahasiswa”. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui

korelasi antara tawakal dan berpikir positif pada mahasiswa. Teori pada variabel

tawakal yang digunakan yaitu Ibnu Qayyim Al-Jauziyah (1998) dan untuk variabel

berpikir positif menggunakan teori Hong, Z.R., Lin, H. S dan Lawrence, F.P.

(2012). Skala pada penelitian variabel tawakal menggunakan alat ukur yang dibuat

oleh peneliti nya sendiri dengan didasari oleh teori Al-Jauziyah dan untuk variabel

berpikir positif, skala yang digunakan dikembangkan oleh Hong, Z.R., Lin, H. S

dan Lawrence, F.P. (2012). Hasil penelitian ini menunjukan terdapat hubungan

positif antara tawakal dan berpikir positif pada mahasiswa dengan nilai tawakal

yang berkontribusi terhadap berpikir positif sebesar 6.10%.

1. Keaslian Topik

Berdasarkan berbagai referensi penelitian yang penulis kumpulkan dari

peneliti sebelumnya dengan menggunakan variabel tawakal dan kecemasan

terhadap kematian berikut persamaan dan perbedaannya. Merizka, Khairani,

Dahlia, dan Farandina (2019) yang meneliti religiusitas dan kecemasan

kematian pada dewasa madya. Kesamaan antara penelitian tersebut dengan

yang penulis teliti yaitu pada variabel tergantung sedangkan pada variabel

bebas terdapat perbedaan. Variabel bebas pada penelitian tersebut adalah

religiusitas dan pada penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah tawakal.

Dinakaramani dan Indati (2018) juga pernah meneliti terkait peran kearifan dan

kecemasan terhadap kematian pada lansia. Kesamaan penelitian tersebut

dengan yang diteliti oleh penulis terdapat pada variabel tergantung yaitu

Page 23: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

10

kecemasan terhadap kematian. Variabel bebas yang hendak penulis teliti

menjadi pembeda dengan penelitian tersebut. Variabel bebas pada penelitian

tersebut adalah peran kearifan (wisdom) sedangkan variabel bebas yang

dilakukan pada penelitian penulis yaitu tawakal.

Agus Mulyana (2015) juga pernah meneliti terkait tawakal dan kecemasan

mahasiswa pada mata kuliah praktikum. Kesamaan pada penelitian tersebut

dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yakni pada variabel bebas

tawakal. Sedangkan variabel tergantung penelitian tersebut berbeda dengan

yang penulis teliti. Variabel tergantung pada penelitian tersebut membahas

terkait kecemasan mahasiswa pada mata kuliah praktikum sedangkan variabel

tergantung yang diteliti oleh penulis yaitu kecemasan menghadapi kematian.

Eka Rosita (2018) juga meneliti terkait tawakal dan berpikir positif pada

mahasiswa. Kesamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis teliti

yaitu pada variabel bebas tawakal. Sedangkan pada variabel tergantung

terdapat perbedaan. Penelitian tersebut menggunakan variabel tergantung

berpikir positif sedangkan pada penelitian penulis yaitu kecemasan terhadap

kematian.

2. Keaslian Teori

Berdasarkan teori kecemasan terhadap kematian pada penelitian yang

dilakukan oleh Merizka, Khairani, Dahlia, dan Farandina (2019) yakni

menggunakan teori dan aspek dari Templer (1970). Sedangkan pada penelitian

yang dilakukan oleh Dinakaramani dan Indati (2018) juga menggunakan teori

dari Templer (1970). Berdasarkan teori tawakal, Agus Mulyana (2015) dalam

penelitian nya menggunakan teori dari Ibnu Qayyim & Yusuf Qardawi (dalam

Ningsih, 2013). Sedangkan pada penelitian terkait variabel tawakal yang

dilakukan juga oleh Eka Rosita (2018) menggunakan teori Ibnu Qayyim Al-

Jauziyah (1998). Peneliti sendiri dalam penelitian ini menggunakan teori

tawakal dari Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dan teori kecemasan terhadap kematian

dari Templer (1970)

3. Keaslian Alat Ukur

Page 24: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

11

Skala pada penelitian yang dilakukan oleh Merizka, Khairani, Dahlia, dan

Farandina (2019) adalah alat ukur Templer’s Death Anxiety Scale oleh Templer

(1970). Pada penelitian yang dilakukan oleh Dinakaramani dan Indati (2018)

juga menggunakan skala Death Anxiety Scale oleh Templer (1970). Kedua

penelitian ini sama-sama menggunakan skala berbentuk kuisioner. Pada

peneltian dengan menggunakan variabel tawakal yang dilakukan oleh Agus

Mulyana (2015) menggunakan skala alat ukur yang dikembangkan oleh Prapti

Ningsih (2013). Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Eka Rosita

(2018) mengembangkan alat ukur nya sendiri berdasarkan teori Al-Jauziyah.

Penulis pada penelitian ini menggunakan 2 skala kuisioner untuk variabel

tawakal menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Eka Rosita (2018)

berdasarkan teori Al-Jauziyah dan untuk variabel kecemasan terhadap

kematian menggunakan skala Death Anxiety Scale (DAS) dari teori Templer

(1970) yang kemudian dikembangkan oleh Hapsari (2015).

4. Keaslian Subjek

Penelitian Merizka, Khairani, Dahlia, dan Farandina (2019) menggunakan

subjek dewasa madya dengan total 60 individu (35 laki-laki dan 25

perempuan). Subjek pada penelitian Dinakaramani dan Indati (2018) yaitu

lansia yang berusia 60-85 tahun dan tidak menetap di panti Wredha dengan

jumlah 130 orang. Agus Mulyana (2015) dalam penelitian nya menggunakan

subjek mahasiswa yang mengambil mata kuliah pilihan dengan menerapkan

metode praktikum sebanyak 32 orang. Pada penelitian ini penulis menetapkan

subjek dengan karakteristik lansia yang sedang berusia 60 – 70 tahun.

Penulis pada penelitian ini hendak meneliti terkait hubungan antara tawakal

dengan kecemasan terhadap kematian pada lansia. Metode penelitian yang akan

dilakukan pada proses pengumpulan data yaitu metode kuantitatif dengan

mengaplikasikan 2 skala. Penelitian ini terdiri dari variabel tawakal sebagai

variabel bebas dan kecemasan terhadap kematian sebagai variabel tergantung.

Subjek pada penelitian ini yaitu lansia yang berusia 60 – 70 tahun. Penelitian ini

memiliki keunikan tersendiri dibandingkan penelitian dari berbagai referensi

Page 25: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

12

sebelumnya. Maka dapat penulis simpulkan bahwa penelitian ini diyakini masih

bersifat orisinil.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan terhadap Kematian pada Lansia

1. Pengertian Kecemasan terhadap Kematian pada Lansia

Ego berfungsi untuk memperingatkan individu akan kemungkinan

terjadinya suatu bahaya sehingga kognitif mampu mempersiapkan

reaksi adaptif yang sesuai, hal ini merupakan kondisi diri ketika

merasakan kecemasan. Seperti yang dijelaskan oleh Freud (dalam

Alwisol, 2010), kecemasan dapat berguna sebagai mekanisme

pertahanan ego karena perasaan cemas mampu memberi sinyal bahaya

pada individu dan jika tidak diberikan perlakuan yang tepat maka

bahaya itu akan terus meningkat sampai ego terkalahkan.

Atkinson, dkk (1998) juga menjelaskan bahwa kecemasan adalah

emosi yang menyebabkan ketidaknyamanan yang dapat menimbulkan

perasaan khawatir, prihatin, serta takut yang terkadang muncul dengan

tingkatan berbeda. Lubis (2009) juga menambahkan bahwa kecemasan

merupakan reaksi dari suatu ancaman baik bersifat nyata atau bahkan

khayalan. Kecemasan umumnya muncul ketika individu merasakan

adanya ketidakpastian dimasa yang akan datang. Selain itu, kecemasan

juga bisa timbul akibat berfikir tentang sesuatu yang tidak

menyenangkan yang akan terjadi.

Salah satu bentuk kecemasan menurut Tilich (dalam Nugraheni,

2005) adalah anxiety of fate and death atau ontic anxiety yakni

kecemasan akan nasib dan kematian. Cicirelli (2002) juga menjelaskan

bahwa, kecemasan dalam menghadapi kematian adalah peristiwa

umum yang dapat terjadi pada setiap rentang usia dan dapat dijadikan

motivasi dasar dari perilaku manusia. Newfield, dkk. (2007) juga

menambahkan bahwa kecemasan terhadap kematian adalah perasaan

takut, khawatir yang berhubungan dengan kematian atau sekarat.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

14

Carpenito-Moyet (2013) juga menyebutkan bahwa kecemasan

kematian adalah suatu kondisi dimana seseorang merasa gelisah

dikarenakan ketidak nyamanan yang tidak dapat diprediksi atau samar,

bisa juga disebut sebagai ketakutan yang diperoleh dari persepsi

terhadap hal yang mengancam keberadaan seseorang, baik bersifat

realita ataupun khayal. Florian dan Kravetz (1983) menjelaskan bahwa

death anxiety atau kecemasan terhadap kematian memiliki sifat

multidimensional yang diartikan di setiap dimensi bisa diberi

perlakukan secara terpisah atau tidak saling bergantung dan disaat yang

sama akan membangun struktur ketakutan akan kematian.

Kemudian, Florian dan Kravetz (1983) juga menyebutkan bahwa

kecemasan terhadap kematian adalah perasaan khawatir dan prihatin

akan konsekuensi kematian itu sendiri terhadap fisik dan pikiran,

kekhawatiran yang dimaksud yaitu dampak kesakitan ketika mati

terhadap interaksi intrapersonal dan juga kekhawatiran kehidupan

setelah mati atau yang biasa disebut akhirat. Sedangkan Lonetto dan

Templer (1986) juga menjelaskan bahwa kecemasan terhadap kematian

dapat didefinisikan sebagai kondisi emosional yang tidak

menyenangkan yang diakibatkan oleh pemikiran yang berkaitan

dengan kematian diri sendiri.

Kesimpulan berdasarkan berbagai definisi para ahli yang dijelaskan

diatas bahwa, kecemasan terhadap kematian merupakan perasaan

gelisah, khawatir atau takut yang tidak nyaman sehingga diartikan

sebagai tanda dalam menghadapi kematian yang dapat menimbulkan

dampak pada jasmani seperti ketegangan fisik dan kegelisahan akan

berakhirnya suatu kehidupan sehingga mempengaruhi kondisi

psikologis dalam interaksi sosial, fikiran, serta tubuh.

2. Aspek-aspek Kecemasan terhadap Kematian pada Lansia

Aspek kecemasan dalam menghadapi kematian menurut Templer

yang dikembangkan oleh Goreja dan Pervez (2000) terdiri dari:

1) Subjektifitas akan kedekatan dengan kematian

Page 28: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

15

Pengalaman individu akan kecemasan terhadap kematian

yang dapat menimbulkan ketidak nyamanan sangatlah berbeda

(subjektif) disaat individu tersebut memikirkan kemungkinan

dirinya akan mengalami kematian dalam waktu dekat.

2) Pikiran negatif mengenai kematian

Pemikiran individu terhadap kematian yang dapat

menyebabkan individu tersebut merasakan emosi negatif.

3) Memikirkan penderitaan dan kematian yang bersifat abadi

Kecemasan yang bersumber dari pemikiran individu

terhadap rasa sakit atau siksaan yang parah yang akan dialami

selama menghadapi penderitaan sakit menuju kematian ataupun

setelah kematian

4) Dampak pada keselamatan

Kematian umumnya dianggap pengalaman yang tidak

menyenangkan dan mengancam keberadaan diri.

5) Takut akan kehilangan

Kecemasan dalam menghadapi kematian juga ditandai

dengan takutnya kehilangan akan hal-hal apa saja yang telah

mengisi kehidupannya, yakni berkaitan dengan pencapaian-

pencapaian tujuan dalam hidup. Selain itu juga takut akan

kehilangan orang-orang terdekat dan merasa sendiri.

6) Takut akan hukuman

Aspek kecemasan terhadap kematian ini diartikan sebagai

kekhawatiran individu terhadap konsekuensi setelah kematian

dari perilaku mereka selama hidup.

Aspek-aspek dari teori Templer yang dijelaskan di atas menjadi

bagian dasar yang digunakan pada penelitian ini. Peneliti menggunakan

teori tersebut dikarenakan pada penelitian ini lebih memfokuskan

kecemasan terhadap kematian yang berkaitan dengan kognitif dan

emosi. Aspek-aspek ini mencakup pengalaman subyektif individu

terhadap kematian, pemikiran negatif mengenai penderitaan kematian

Page 29: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

16

yang bersifat abadi, dampak kematian yang mengancam, perasaan takut

akan kehilangan dan hukuman.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan terhadap

Kematian

Menurut Templer (1976) kecemasan dalam menghadapi kematian

dipengaruhi oleh faktor lingkungan, faktor psikologis, atau pengalaman

hidup individu yang berkaitan dengan kematian. Secara spesifik dari

beberapa penelitian terdapat 5 faktor yang mempengaruhi kecemasan

kematian diantaranya yaitu (Ottu, Essien, & Lawal, 2017):

1) Usia

Perbedaan kelompok usia juga mempengaruhi tingkat

kecemasan individu terhadap kematian. Perbedaan golongan usia

ini juga memunculkan perbedaan pemahaman dan kedekatan

mereka dengan kematian yang dapat mempengaruhi tingkat

kecemasan terhadap kematian (Neimeyer R. , 1994).

2) Integritas Ego

Integritas ego diartikan sebagai perasaaan terhadap sesama

manusia yang saling memiliki atau mencintai sehingga secara tidak

langsung memunculkan keterikatan dengan aturan dan

lingkungannya (Erikson, 1997). Faktor ini merujuk kepada tugas

perkembangan kepribadian berdasarkan teori Erikson pada tahap

integritas versus putus asa. Erikson (1997) juga menjelaskan

bahwa tahapan ini muncul ketika individu mulai mengalami

perasaan kematian. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kesebir (2014) yang menjelaskan bahwa kecemasan kematian

disebabkan oleh mempertahankan noisy ego sedangkan individu

yang rendah hati akan memunculkan quiet ego sebagai represntasi

dari self-transcedence yang lebih kuat dan mampu melawan

kecemasan terhadap kematian.

3) Kontrol Diri

Page 30: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

17

Individu yang memiliki kontrol diri lebih mampu mengatasi

masalah yang berasal dari luar atau eksternal. Seperti yang

dijelaskan Henderson (2002), individu yang memiliki kontrol diri

rendah cenderung memiliki tingkat stress yang tinggi, terutama

yang berkaitan dengan persoalan yang tidak dapat dikontrol seperti

kematian, sehingga tingkat kecemasan terhadap kematian akan

cenderung tinggi. Berdasarkan penelitian Stern, dkk. (dalam Ottu,

Essien, & Lawal, 2017), terkait hubungan antara life changing

event dan tingkat keparahan penyakit menunjukan hasil bahwa

yang lebih menghasikan pengaruh tinggi adalah peristiwa yang

tidak dapat dikendalikan (misalnya kematian) dibandingkan

dengan peristiwa yang dapat dikendalikan (misalnya perceraian).

4) Religiusitas

Penelitian yang dilakukan Henderson (2002) menjelaskan

bahwa komunitas dengan religiusitas pada kategori tinggi memiliki

kecemasan terhadap kematian yang lebih rendah. Hal ini sejalan

dengan pendapat Kartono (dalam Deliaty, 2019) yakni religiusitas

dapat memberikan kesadaran manusia akan hakikat hidup yang

sesungguhnya, selain itu menstimulus manusia untuk tahan

terhadap cobaan, duka, nestapa, ataupun kepedihan dalam

kehidupan. Hal ini dikarenakan manusia yang religius mampu

mengkonstruk nilai atau makna dalam kehidupannya.

5) Personal sense of Fulfillment

Faktor ini didefinisikan sebagai hal-hal yang telah berkontribusi

dalam mengisi kehidupannya. Kontribusi tersebut berupa

kesempatan, yakni berkaitan dengan pencapaian-pencapaian tujuan

dalam hidup. Lansia umumnya mengalami ketidakmampuan lagi

untuk melanjutkan berbagai kegiatan dan peran yang dulu sangat

bermakna dan sesuai dengan pemenuhan harapan mereka

(Neimeyer R. , 1994). Hal ini dikarenakan beberapa lansia biasanya

mengalami isolasi sosial, kesepian yang menyebabkan kerinduan

Page 31: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

18

mereka akan kehidupan sebelumnya (Neimeyer R. , 1994). Namun

berbanding terbalik bagi individu yang menjadikan kematian

sebagai bagian dari tujuan akhir hidup mereka maka kecemasan

akan kematian lebih rendah dialami oleh individu karena telah

membayangkan antisipasi kematian tersebut terjadi sehingga

mereka lebih menerima terjadinya kematian (Neimeyer R. , 1994).

Berdasarkan faktor-faktor yang telah dijelaskan oleh berbagai ahli

diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan terhadap kematian

dipengaruhi oleh faktor usia, agama dan religiusitas, pendidikan,

pengalaman, integritas ego, kontrol diri, personal sense of fulfillment,

dan berbagai faktor lainnya. Namun faktor yang menjadi fokus pada

penelitian ini adalah usia dikarenakan pada penelitian ini lebih

menspesifikan subjek pada lansia. Selain itu faktor lain yang menjadi

fokus penelitan ini adalah religiusitas dan agama dikarenakan variabel

pada penelitian ini menggunakan salah satu indikator pengaplikasian

agama islam yaitu tawakal.

B. Tawakal

1. Pengertian Tawakal

Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, tawakal berarti

berserah (kepada kehendak Tuhan), yakni sepenuh hati meyakini semua

cobaan, derita, dan sebagainya kepada Tuhan. Sedangkan menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia, tawakal merupakan berserah diri

kepada keputusan Allah dan meyakini sepenuh hati kepada Allah SWT.

Tawakal secara etimologi berdasarkan Kamus Al-Munawwir,

disebut tawakal allahlahi arab (bertawakal, pasrah kepada Allah) (Al-

Munawwir, 1997). Sedangkan secara terminologi, terdapat banyak

definisi mengenai tawakal, hal ini sejalan dengan yang disampaikan

Hasyim melalui bukunya yaitu “Dialog Tasawuf dan Psikologi”:

Terdapat banyak sekali pendapat mengenai tawakal. Antara lain

pendapat yang menyatakan bahwa tawakal yakni memotong hubungan

Page 32: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

19

hati dengan selain Allah. Sahl bin Abdullah mendeskripsikan individu

yang bertawakal kepada Allah adalah layaknya orang mati di hadapan

orang yang memandikan yakni yang membalikkanya kemanapun ia

mau. Menurutnya, tawakal yaitu berhentinya kecondongan hati kepada

suatu hal selain Allah (Hasyim, 2002).

Al-Ghazali berpendapat bahwa yang dimaksud dengan tawakal

yaitu pada hakikatnya tidak bisa sempurna kecuali dengan seluruh

rangkaian yang ada, yakni mengendalikan hati dari hal yang

membahayakan dan tidak bermanfaat kepada Tuhan Yang Maha

Pelindung hal ini dikarenakan segala sesuatu ilmu dan seisinya terjadi

atas kehendak dan kekuasaan-Nya (Al-Ghazali, 1995). Sedangkan

menurut Muhammad bin Hasan Asy-syarif, tawakal diartikan sebagai

individu yang sadar bahwa hanya Allah yang mengatur rizki dan segala

urusan, oleh karena itu bersandarlah kepada Allah semata dan tidak

selain-Nya. Berdasarkan pandangan TM. Hasbi Ash-Shiddieqy,

tawakal didefinisikan sebagai kondisi berserah diri dengan Allah dan

berpegang teguh kepada-Nya (Shiddieqy, 2001).

Al-Jauziyah (1998) menjelaskan bahwa tawakal adalah serangkaian

dari berbagai kondisi dan pada hakikatnya tidak akan utuh kecuali

rangkaian tersebut dilaksanakan secara keseluruhan. Selanjutnya, Ilyas

(1999) juga menjelaskan tawakal sebagai sebuah keimanan. Keimanan

seseorang ditandai dengan menyerahkan segala urusan kehidupan

beserta manfaat dan mudharat nya kepada Allah SWT. Individu yang

mampu pasrah dan berserah diri kepada Allah SWT serta ikhlas

terhadap semua rencana dimasa depan yang Allah SWT kehendaki

mampu menjadikan hati manusia tenteram dan tenang, hal ini

dikarenakan individu tersebut percaya akan adanya keadilan Allah

SWT. Hal ini sejalan dengan yang difirmankan Allah di dalam Al-

Qur’an

“….Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika

kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Al-Maidah 5:23)

Page 33: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

20

Menurut perspektif Dumaiji (2015) keadaan hati yang meyakini

kepada rububiyah-Nya, dipenuhi oleh pengetahuan tentang Allah,

menyandarkan diri kepada Allah, serta meyakini akan kecukupan-Nya

disebut sebagai tawakal. Qardhawi (2015) juga menambahkan bahwa

tawakal merupakan bagian dari ibadah hati yang diutamakan dan juga

sebagai bagian dari wujud salah satu akhlak keimanan yang paling

besar. Sedangkan, menurut konsep teori barat yang hampir serupa

dengan konsep tawakal islam yaitu disebut sebagai surrender to god.

Menurut Wong-McDonald & Gorsuch (dalam Clements & Emarkova,

2012) menjelaskan surrender to god adalah perilaku yang secara aktif

menunjukan tindakan dan keinginan dirinya atas kepercayaan kepada

Tuhan.

Berdasarkan berbagai definisi para tokoh diatas dapat disimpulkan

bahwa tawakal dapat menjadikan individu percaya dan berserah diri

akan segala keputusan Allah SWT yang maha adil kemudian disertai

dengan ikhtiar dan keikhlasan terhadap segala takdir Allah SWT.

2. Aspek-aspek Tawakal

Berdasarkan pandangan Al Jauziyah (1998) tawakal terdiri atas

tujuh aspek yang menjadi landasan antara lain:

a) Memahami sepenuh hati sifat, kecukupan, kekuasaan, kesendirian

dan mengembalikan segala urusan kepada Allah SWT serta

meyakini tiada segala suatu hal terjadi tanpa izin Allah SWT.

b) Memahami sebab dan akibat individu bertawakal. Melalui sebab

individu dapat mengetahui apa yang ditawakali. Melalui memahami

sebab dan akibat tersebut maka tawakal yang individu terapkan

akan menjadi sempurna.

c) Menjadikan pijakan tauhid sebagai sesuatu yang diyakini sepenuh

hati. Tiada sempurna suatu tawakal apabila tidak diiringi oleh

pijakan tauhid yang sempurna. Hal ini karena hakekat suatu tawakal

adalah tauhid hatinya. Apabila perilaku syirik masih ada di dalam

Page 34: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

21

hatinya, maka tawakal yang dilakukan individu akan menjadi cacat.

Semakin jauh tauhid yang diterapkan maka semakin besar juga

tawakal yang diyakini.

d) Hati yang bersandar diri kepada Allah SWT dan merasa tenang

karena bergantung kepada Allah. Hal ini dapat menyebabkan

apabila bergantung hanya kepada Allah SWT maka individu

tersebut tidak merasakan kegelisahan yang ditimbulkan oleh

godaan.

e) Berprasangka baik kepada Allah SWT. Individu akan memperoleh

kebaikan apabila juga diikuti dengan prasangka baik kepada Allah

SWT. Hal ini dikarenakan besar dan kecilnya tawakal individu

dapat dilihat dari seberapa besar dirinya berprasangka baik kepada

Allah SWT.

f) Tunduk dan hati yang pasrah kepada Allah serta menghindari segala

larangannya. Individu yang tunduk dan berserah hanya kepada

Allah SWT akan menjadikan individu yang mampu menghindari

segala larangan-Nya.

g) Pasrah hanya kepada Allah SWT. Segala urusan yang telah

ditetapkan Allah SWT dengan penuh pengharapan dan tanpa

pemaksaan dengan hati yang pasrah berserah diri kepada-Nya

menjadikan tawakal sempurna.

C. Hubungan antara Tawakal dengan Kecemasan terhadap Kematian

pada Lansia

Perkembangan pada fase lanjut usia (lansia) ditandai dengan

penurunan-penurunan baik itu kondisi fisik dan psikis. Salah satu tugas fase

perkembangan tersebut juga diikuti oleh persiapan dalam menghadapi

kematian. Pada dasarnya realita kematian bukan hanya terjadi pada lansia

melainkan juga terjadi pada semua mahluk hidup dan tidak dapat diprediksi

kapan terjadinya. Oleh karena itu sifat kematian yang abstrak, tidak bisa

ditebak, dan mengancam inilah yang dapat menyebabkan timbulnya

kecemasan dalam diri individu.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

22

Kecemasan ini biasa disebut dengan death anxiety atau kecemasan

terhadap kematian. Kecemasan terhadap kematian ditandai oleh beberapa

faktor antara lain rentang usia, jenis kelamin, kontrol diri, religiusitas,

integritas ego, dan faktor lainnya. Faktor yang menjadi fokus pada

penelitian ini adalah rentang usia dan religiusitas. Faktor rentang usia

menjadi fokus dikarenakan subjek pada penelitian ini berpusat pada rentan

usia tertentu yaitu lansia (≥60 tahun). Subjek lansia dipilih disebabkan

umumnya lansia rentan mengalami penurunan fungsi psikis dan fisik, hal

ini dapat berdampak pada sistem imun tubuh lansia yang menjadi lemah.

Selain itu, fungsi kognitif juga sudah mulai menurun ditandai dengan lansia

yang umumnya sulit untuk mengingat banyak hal atau mudah untuk lupa.

Berbagai Hal tersebut dapat menjadi ancaman untuk terjadinya kematian

apabila kondisinya semakin parah.

Selanjutnya, faktor yang menjadi fokus yaitu religiusitas. Banyak sekali

penelitian yang menghubungkan kecemasan dalam menghadapi kematian

dengan religiusitas. Namun religiusitas itu sangatlah luas cakupan nya.

Religiusitas terdiri dari pemahaman, pengaplikasian, serta meyakini

sepenuh hati. Agama Islam menganjurkan umatnya untuk memahami,

mengaplikasikan, serta meyakini isi Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan

kitab yang menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat muslim. Pedoman

hidup yang harus diterapkan oleh umat muslim didalam Al-Qur’an

sangatlah banyak. Salah satu pedoman dan pengaplikasian yang harus

diterapkan umat muslim yaitu tawakal.

Tawakal diartikan sebagai berserah diri akan keputusan Allah SWT

yang maha adil setelah melaksanakan ikhtiar. Melalui tawakal ini

harapannya lansia mampu berserah diri terhadap takdir Allah SWT dan

ikhlas terhadap segala kondisi yang terjadi di masa depan sehingga hati nya

dapat menjadi tenteram dan tenang. Apabila hati individu tersebut tenteram

dan tenang maka tingkat kecemasan dalam menghadapi kematian juga

disinyalir akan menurun. Hal ini dikarenakan kematian merupakan takdir

Page 36: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

23

Allah SWT yang tidak dapat dihindari dan merupakan suatu bagian dari

kehidupan yang tidak dapat dipisahkan.

Berdasarkan aspek dari tawakal itu sendiri dijelaskan bahwa, tawakal

ditandai dengan manusia yang menyadari sifat, kekuasaan, kecukupan,

kesendirian, dan kembalinya segala urusan kepada Allah SWT dan segala

sesuatu terjadi atas izin kehendak-Nya. Berdasarkan aspek tersebut untuk

melakukan tawakal diperlukan keyakinan akan sifat-sifat kebesaran Allah

SWT dan meyakini juga bahwa seluruh hal yang terjadi baik yang ada di

langit maupun dibumi tidak luput akan izin Nya termasuk kematian seluruh

makhluk ciptaan Nya. Tawakal akan dikatakan sempurna apabila kita

melakukan sebab untuk mendapatkan akibat, sebab diperoleh dari usaha

yang ia lakukan namun disertai dengan tawakal sehingga hal yang

ditujukan dalam tawakal menjadi jelas. Islam meyakini bahwa seluruh

takdir telah diatur oleh Allah SWT, namun proses untuk menghadapi takdir

tersebut masih bisa dapat dirubah. Hal ini dapat diilustrasikan pada

kecemasan kematian yang pada dasarnya merupakan takdir yang telah

ditentukan pada setiap mahluk namun bagaimana individu tersebut mati

pasti berbeda-beda sehingga diperlukan ikhtiar dan bertawakal kepada

Allah agar kematian tidak terjadi secara menyiksa. Siksaan dari proses

kematian itu sendirilah yang menjadi salah satu faktor individu

mencemaskan akan kematian. Dalam bertawakal diperlukan juga pijakan

tauhid yang benar agar tawakal menjadi sempurna, jika seseorang masih

menanamkan syirik dalam hati nya maka tidak akan sempurna tawakal

tersebut. Penjelasan tersebut juga dijelaskan di dalam Al-Qur’an QS. Ar-

Rad ayat 28 yang artinya:

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram

dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati

menjadi tenteram.” (QS. Ar-Rad:28)

Page 37: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

24

Bertawakal juga dapat menjadikan manusia untuk selalu berprasangka

baik kepada Allah SWT dan berpasrah diri atas segala urusan yang telah

ditetapkan oleh Allah SWT dan salah satunya adalah takdir kematian.

Aspek tawakal juga mengungkapkan bahwa bertawakal dapat menjadikan

manusia untuk tetap menyandarkan hati nya kepada Allah SWT. Hal ini

dapat menyebabkan individu terhindar dari kegelisahan seperti kecemasan

terhadap kematian sehingga disinyalir merasa tenang karena hanya

bergantung kepada-Nya.Seperti yang dijelaskan dalam arti QS. Al Baqoroh

Ayat 112 yaitu:

“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada

Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi

Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)

mereka bersedih hati.” - (Q.S. Al-Baqaroh: 112)

Manusia terkadang mengkhawatirkan berbagai hal yang tidak dapat

diprediksi seperti akan kehilangan harta, jabatan, keluarga, dan sebagainya

sehingga hal ini dapat menyebabkan manusia takut dan berusaha

mempertahankan apa yang telah dimilikinya. Hal ini dapat menyebabkan

ketidakinginan menghadapi kematian dan meninggalkan nikmat dunia.

Kenyataanya manusia tidak selamanya bersifat abadi. Namun kejadian

yang sering terjadi yaitu adanya perasaan takut atau cemas yang berlebihan

dapat menyebabkan dirinya jauh dari tawakal sehingga berpotensi

memunculkan gangguan psikis salah satunya kecemasan dan bahkan bisa

juga berdampak pada fisik. Menurut Al-Ghazali (1995), tawakal tidak akan

sempurna kecuali keteguhan hati dan keyakinan bahwa segala sesuatu tidak

akan lepas dari kodrat dan ridho Yang Maha Kuasa.

Al-Ghazali (1995) juga menyatakan bahwa tidak ditemukan hasil

bahwa orang yang iman nya kuat, bertawakal, serta menjalankan segala

perintah Allah SWT mengalami penyakit mental ataupu merasa takut dan

cemas. Jika seseorang memiliki iman yang teguh dalam arti sesungguhnya,

Page 38: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

25

mengamalkan, serta menghayati apa yang diimaninya maka individu

tersebut tidak berbuat hal yang melanggar moral, etika, dan hukum

kehidupan. Seseorang yang beriman tidak akan cemas dan takut akan

segala hal beserta ketidakpastiannya, kecuali kepada Allah SWT. Menurut

Chirzin (2005) orang yang beriman dan bertawakal kepada Allah SWT

akan menghasilkan kebebasan diri dari penguasaan orang lain, berbesar

hati dan menumbuhkan keberanian, serta memberikan ketenangan hati dan

ketentraman jiwa. Oleh karena itu tawakal sangat berguna untuk

menurunkan tingkat kecemasan apabila diterapkan dengan seutuhnya.

Berdasarkan urairan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa lansia

yang mengalami penurunan fungsi fisik dan psikis adalah menjadi subjek

pada penelitian ini, dikarenakan rentan terhadap ancaman kematian.

Kematian yang bersifat abstrak dan tidak dapat diprediksi akan

menimbulkan rasa cemas bagi lansia, terutama pada lansia yang merasa

belum terpenuhinya faktor personal sense of fulfillment terhadap

pencapaiannya dalam hidup. Kekhawatiran akan konsekuensi kehidupan

setelah kematian juga menjadi faktor lain timbulnya kecemasan. Namun

kecemasan ini diasumsikan dapat menurun apabila menerapkan salah satu

komponen religiusitas dan agama. Komponen tersebut dalam Islam

terdapat didalam Al-Qur’an yang merupakan pedoman hidup bagi seluruh

umat muslim. Pedoman yang dapat diaplikasikan salah satunya adalah

tawakal. Melalui tawakal lansia diharapkan dapat berserah diri dan

menerima dengan ikhlas akan takdir dan keputusan Allah SWT di masa

depan dengan syarat telah melaksanakan ikhtiar terlebih dulu. Apabila

individu mampu ikhlas dan berserah diri kepada Allah SWT maka akan

menimbulkan ketenteraman dan ketenangan yang sangat membantu dalam

mengurangi kecemasan dalam menghadapi kematian.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah adanya hubungan

negatif antara tawakal dengan kecemasan terhadap kematian pada lansia.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

26

Semakin tinggi tingkat tawakal seorang lansia maka semakin rendah

tingkat kecemasan seorang lansia dalam menghadapi kematian, sebaliknya

semakin rendah tingkat tawakal seorang lansia maka semakin tinggi pula

tingkat kecemasan lansia dalam menghadapi kematian.

Page 40: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel

1. Variabel tergantung : Kecemasan terhadap Kematian

2. Variabel bebas : Tawakal

B. Definisi Operasional

1. Kecemasan terhadap Kematian

Kecemasan terhadap kematian dapat diukur menggunakan skala yang

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kecemasan terhadap

kematian yang dialami oleh lansia. Skala kecemasan terhadap kematian yang

digunakan pada penelitian ini adalah berdasarkan teori Templer yang diadaptasi

oleh Hapsari (2015) yang terdiri dari lima dimensi yaitu antara lain kecemasan

bersifat umum mengenai kematian, proses waktu yang berjalan cepat, perasaan

takut akan masa depan, perasaan takut akan rasa sakit, berbagai pemikiran yang

berkaitan dengan kematian. Alternatif jawaban pada skala ini dimodifikasi

menjadi 5 pilihan alternatif jawaban. Hasil skor yang tinggi menunjukan tingkat

kecemasan terhadap kematian pada diri subjek yang tinggi. Sebaliknya, hasil

skor yang rendah menunjukan tingkat kecemasan terhadap kematian pada diri

subjek yang rendah.

2. Tawakal

Tawakal dapat diukur menggunakan skala tawakal yang bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar tingkat tawakal yang dimiliki oleh subjek. Skala

tawakal ini menggunakan teori Al Jauziyah yang diadaptasi oleh Rosita (2018)

dengan memiliki aspek antara lain meyakini kekuasaan Allah, menentukan

sebab akibat, kemantapan hati mengenai tauhid, berserah diri kepada Allah,

berprasangka baik kepada Allah, merendahkan hati kepada Allah, dan pasrah

kepada Allah. Hasil skor yang tinggi menunjukan tingkat tawakal pada diri

subjek yang tinggi. Sebaliknya, hasil skor yang rendah menunjukan tingkat

tawakal yang rendah pada diri subjek.

Page 41: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

28

C. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah lansia dengan jenis kelamin laki-laki dan

perempuan, berusia 60 – 70 tahun.

D. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode pengumpulan data yang

digunakan melalui kusioner terdiri dari 2 skala yaitu skala kecemasan terhadap

kematian dan skala tawakal. Penelitian ini menggunakan metode penyusunan skala

likert yang terdiri dari 5 alternatif jawaban. Subjek dapat memilih salah satu

diantara 5 alternatif jawaban tersebut sesuai dengan kondisi dirinya yang

sesungguhnya.

1. Skala Kecemasan terhadap Kematian

Skala kecemasan terhadap kematian pada penelitian ini menggunakan alat

ukur Death Anxiety Scale (DAS) oleh Templer (1970). Pada skala ini terdapat

15 aitem yang terdiri dari 10 aitem favourable dan 5 unfavourable. Aitem

favourable merupakan pernyataan jawaban yang mendukung variabel penelitian,

sedangkan aitem unfavourable merupakan pernyataan jawaban yang tidak

mendukung penelitian.

Alternatif pilihan jawaban yang terdiri atas 5 pilihan antara lain sangat

sesuai (SS), sesuai (S), netral (N), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS).

Berikut tabel penilaian kriteria:

Tabel 1.

Skor dalam Skala Kecemasan Terhadap Kematian

Pilihan Jawaban Keterangan Favourable Unfavourable

SS Sangat Sesuai 5 1

S Sesuai 4 2

N Netral 3 3

TS Tidak Sesuai 2 4

STS Sangat Tidak Sesuai 1 5

Page 42: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

29

Tabel 2.

Distribusi Aitem Skala Kecemasan Terhadap Kematian

Aspek Favourable Unfavourable Jumlah

Kecemasan Kematian

secara umum

1 5,7 3

Bergantinya waktu

dan kehidupan yang

singkat

2, 8, 12 - 3

Ketakutan akan masa

depan

13 15 2

Ketakutan akan sakit 4,9,11 6 4

Pemikiran mengenai

kematian

10,14 3 3

Jumlah 10 5 15

2. Skala Tawakal

Skala tawakal yang digunakan pada penelitian ini adalah skala tawakal yang

berdasarkan teori dari Al-Jauziyah (1998) yang diadaptasi oleh Rosita (2018).

Aspek pada skala ini terdiri dari mengetahui kekuasaan Allah, menetapkan sebab

akibat, memantapkan hati pada pijakan tauhid, menyandarkan diri kepada Allah,

berbaik sangka kepada Allah, menundukkan hati kepada Allah, dan pasrah

kepada Allah. Pada skala ini terdiri dari 18 aitem yang terdiri dari 10 aitem

favourable dan 8 aitem unfavourable. Aitem favourable merupakan pernyataan

jawaban yang mendukung variabel penelitian, sedangkan aitem unfavourable

merupakan pernyataan jawaban yang tidak mendukung penelitian.

Alternatif pilihan jawaban yang terdiri atas 5 pilihan antara lain sangat

sesuai (SS), sesuai (S), netral (N), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS).

Berikut tabel penilaian kriteria:

Tabel 3.

Skor dalam Skala Kecemasan Terhadap Kematian

Page 43: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

30

Pilihan Jawaban Keterangan Favourable Unfavourable

SS Sangat Sesuai 5 1

S Sesuai 4 2

N Netral 3 3

TS Tidak Sesuai 2 4

STS Sangat Tidak Sesuai 1 5

Tabel 4.

Distribusi Aitem Skala Tawakal

Aspek Favourable Unfavourable Total

Mengetahui Allah 1, 2 - 2

Menetapkan

sebab dan akibat 4, 3 2

Memantapkan

hati pada tauhid 5, 6, 8, 9 7 5

Menyandarkan

hati kepada Allah 10 11, 12 3

Berbaik sangka

kepada Allah 13 14 2

Tunduk dan

kepasrahan hati

kepada Allah

- 15, 16 2

Pasrah kepada

Allah 18 17 2

Jumlah 10 8 18

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Seberapa jauh kepercayaan sebuah alat ukur dikenal dengan istilah

reliabilitas. Reliabilitas dapat menunjukan hasil konsistensi atau kepercayaan

suatu alat ukur serta memuat keakuratan suatu pengukuran. Reliabilitas dapat

Page 44: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

31

dihitung melalui koefesien alpha. Reliabilitas ditunjukan melalui koefisien

reliabilitas yang rentang angkanya berkisar 0-1. Semakin tinggi reliabilitasnya

maka koefisien reliabilitas semakin mendekati angka 1. Sebaliknya, semakin

rendah reliabilitas maka koefisien reliabilitasnya semakin mendekati angka 0

(Azwar, 2005).

Selain itu, ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan

fungsi ukurnya disebut dengan istilah validitas. Validitas ini berfungsi untuk

menentukan keilmiahan atau keabsahan hasil suatu penelitian (Azwar, 2005).

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini guna menguji

hipotesis yang diajukan bahwa adanya hubungan antara kecemasan terhadap

kematian dan tawakal pada lansia yang akan dinilai secara statistik dengan

menggunakan korelasi Spearman-Rho. Tekni statistik analisis ini digunakan

karena dapat digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel. Proses

analisis data penelitian ini akan menggunakan program Statistical Program for

Social Science (SPSS) version 25.0 for Windows.

Tabel 5.

Rencana Analisis Data dan Taraf Signifikansi

Analisis Jenis Data Statistik Taraf

Signifikansi

Uji Reliabilitas Interval Cronbach Alpha P < 0,05, α> 0,7

Uji Normalitas Interval Kolmogrov-

Smirnov

P > 0,05

Uji Linearitas Interval Analisis Varian P < 0,05

Uji Hipotesis Interval Spearman-Rho P < 0,05

Page 45: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

32

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Orientasi Kancah dan Perencanaan

1. Orientasi Kancah

Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat yaitu antara lain di Panti Jompo

Nur Fatimah Palembang, Posyandu Lansia An-Nur Sekayu, dan kelompok

pengajian masjid Agung Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi persiapan administrasi surat izin

dan alat ukur yang hendak digunakan dalam proses pengambilan data.

Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 5 Februari sampai dengan 15

Februari 2021 dengan melibatkan 43 responden yang sesuai dengan kriteria

penelitian. Karakteristik reponden pada penelitian ini yaitu lansia yang berusia

minimal 60 – 70 tahun dan beragama Islam.

Pemilihan responden ini didasari oleh tujuan penelitian yang hendak

mengetahui hubungan antara tawakal dengan tingkat kecemasan terhadap

kematian pada lansia. Lansia itu sendiri merupakan golongan kelompok sosial

yang umumnya memiliki kondisi fisik yang mulai menurun sehingga rentan

untuk mengalami gangguan kondisi kesehatan. Hal ini menyebabkan

kelompok lansia memiliki potensi yang lebih tinggi dibandingkan kelompok

lainnya untuk menghadapi kematian. Selain itu responden juga dipilih

berdasarkan agama nya yaitu lansia yang beragama Islam. Hal ini dikarenakan

sesuai dengan tujuan penelitian yang memiliki fokus kaitan dengan aspek

penerapan umat Islam yang tertera didalam Al-Qur’an yakni tawakal.

2. Persiapan Penelitian

a. Persiapan Perijinan

Persiapan penelitian diawali dengan perijinan yang diberikan oleh

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia

dengan normor surat 259/Dek/70/DURT/II/2021, tertanggal 4 Februari

2021. Ijin diajukan kepada pimpinan Panti Jompo Nur Fatimah Palembang

sebagai syarat untuk melakukan pengambilan data penelitian. Selain itu,

Page 46: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

33

pada proses pengambilan data di kelompok pengajian Masjid Agung,

Sekayu kami berikan pernyataan kesediaan responden untuk mengisi skala

yang diberikan oleh peneliti. Pernyataan tersebut telah dilampirkan di

halaman pertama angket skala yang diberikan kepada responden.

Selanjutnya, responden menyantumkan tanda tangan nya sebagai tanda

persetujuan berpartisipasi dalam proses penelitian. Pernyataan tersebut

juga diberlakukan kepada seluruh responden lainnya yang ada di Panti

Jompo Nur Fatimah Palembang serta Posyandu Lansia An-Nur Sekayu.

b. Persiapan Alat Ukur

Persiapan alat ukur pada penelitian ini yaitu melalui try-out terpakai.

Terdapat 2 skala yang digunakan yaitu skala kecemasan terhadap kematian

dan skala tawakal. Skala kecemasan terhadap kematian menggunakan

skala Death Anxiety Scale (DAS) dengan didasari oleh teori Templer

terkait 5 dimensi kecemasan terhadap kematian yang kemudian

dikembangkan oleh Hapsari (2015). Aspek-aspek yang terdapat pada skala

kecemasan terhadap kematian ini terdiri dari kecemasan secara umum

mengenai kematian, ketakutan akan rasa sakit, berbagai pemikiran terkait

kematian, pemikiran terkait waktu yang berganti dengan sangat cepat,

serta ketakutan akan masa depan. Skala ini memiliki 15 aitem yang terdiri

dari 10 aitem favourable dan 5 aitem unfavourable.

Skala tawakal penelitian ini didasari oleh aspek-aspek penelitian Al-

Jauziyah yang kemudian dikembangkan oleh Rosita (2018). Aspek-aspek

pada skala tawakal ini antara lain yaitu mengetahui kekuasaan Allah,

menetapkan sebab dan akibat, memantapkan hati pada pijakan tauhid,

menyandarkan diri kepada Allah, berbaik sangka kepada Allah,

menundukan hati kepada Allah, serta pasrah kepada Allah. Skala ini

memiliki 18 aitem yang terdiri dari 10 aitem favourable dan 8 aitem

unfavourable.

Setelah mempersiapkan dan menentukan skala maka selanjutnya

dilakukanlah tahap uji coba. Tahap uji coba atau try-out ini bertujuan

untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabitas dari masing-masing skala

Page 47: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

34

sehingga dapat ditentukan apakah kedua skala tersebut layak digunakan

pada penelitian ini. Try-out dilaksanakan pada tanggal 5 - 15 Februari 2021

dengan memperoleh responden berjumlah 43 orang lansia. Responden ini

terdiri dari 33 lansia perempuan dan 10 lansia laki-laki dengan rentang usia

antara 60 - 70 Tahun.

Tabel 6.

Deskpripsi Responden Try-Out

Klasifikasi

Responden

Deskripsi

Responden

Jumlah Persentase

Jenis Kelamin Laki-laki 10 23,3%

Perempuan 33 76,7%

c. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan setelah melakukan uji coba

skala pada penelitian ini maka dilakukanlah analisa hasil data uji coba

dengan mengunakan teknis statistik melalui program software Statistical

Program for Social Science (SPSS) version 25.0 for Windows.Analisis ini

bertujuan untuk mengetahui reliabilitas dan validitas sehingga dapat

diseleksi aitem-aitem yang dapat mengukur apa yang hendak ukur sesuai

dengan variabel pada penelitian ini.

1) Skala Kecemasan terhadap Kematian

Hasil analisis statistik pada uji coba (try-out) skala kecemasan

terhadap kematian diperoleh hasil koefisen reliabilitas Cronbach

Alpha sebesar 0,642 dengan indeks diskriminasi aitem yang bergerak

antara -0,115 sampai dengan 0,593. Hasil reliabilitas tersebut

menunjukan bahwa skala kecemasan terhadap kematian yang di uji

coba belum memenuhi syarat minimal reliabilitas Cronbach Alpha

yaitu α > 0,70. Berdasarkan hasil analisis data ini maka dilakukan

seleksi di beberapa butir aitem yang akan digunakan sebagai data

dalam penelitian ini. Anallisis dari 15 aitem sebelumnya maka yang

diputuskan untuk digunakan pada skala penelitian ini sebanyak 6 butir

Page 48: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

35

aitem. Berdasarkan 6 butir aitem yang ditetapkan, masih terdapat

beberapa aitem yang dipertahankan meskipun tidak memenuhi syarat

minimal skor koefesien korelasi aitem total (rbt) yakni diatas 0,30.

Aitem yang memiliki skor koefisien korelasi aitem total yang cukup

tinggi antara lain pada aitem no 13 (rbt= 0,593), no 11 (rbt= 0,557),

no 9 (rbt= 0,504), no 10 (rbt= 0,455), no 5 (rbt= 0,298), dan terakhir

aitem no 12 (rbt= 0,291). Aitem yang digugurkan antara lain aitem

pada no 1 (rbt = 0,284), no 2 (rbt= 0,096), no 3 (rbt = -0,115), no 4

(rbt= 0,228), no 6 (rbt = 0,055), no 7 (rbt = 0,217), no 8 (rbt = 0,191),

no 14 (rbt = 0,276) dan terakhir no 15 (rbt = 0,090)

Pada putaran kedua dengan menggunakan 6 aitem yang telah

dipilih sehingga didapatkan hasil koefesien reliabilitas Cronbach

Alpha yang meningkat yaitu sebesar 0,714 dengan rentang indeks

diskriminan yang bergerak antara 0,226 sampai dengan 0,680. Maka

dari hasil 15 aitem yang tersedia dinyatakan terdapat 9 aitem yang

digugurkan dan 6 aitem lainnya tetap dipertahankan. Perincian dapat

dilihat pada tabel 7 berikut:

Tabel 7.

Distribusi Butir Aitem Skala Kecemasan Terhadap Kematian Setelah

Uji Coba

Aspek Favourable Unfavourable Jumlah

Kecemasan Kematian

secara umum

- 1(5) 1

Bergantinya waktu

dan kehidupan yang

singkat

5(12) - 1

Ketakutan akan masa

depan

6(13) - 1

Ketakutan akan sakit 2(9), 4(11) - 2

Page 49: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

36

Pemikiran mengenai

kematian

3(10) - 1

Jumlah 5 1 6

2) Skala Tawakal

Hasil analisis statistik pada uji coba (try-out) skala tawakal

diperoleh hasil koefisen reliabilitas Cronbach Alpha sebesar 0,700

dengan indeks diskriminasi aitem yang bergerak antara -0,146 sampai

dengan 0,652. Hasil reliabilitas tersebut menunjukan bahwa skala

tawakal yang di uji coba telah memenuhi syarat minimal reliabilitas

Cronbach Alpha yaitu α > 0,70. Berdasarkan hasil uji coba skala

tersebut diputuskan untuk mengugurkan 3 aitem karena belum

memenuhi syarat minimum koefesien korelasi aitem total (rbt) yakni

diatas 0,30 antara lain terdapat pada aitem no 3 (rbt= 0,038) dan no 7

(rbt= 0,186). Terdapat satu aitem yang dipertahankan meskipun belum

memenuhi syarat minimum 0,30 yakni pada aitem no 4 (rbt = 0,125)

dan no 16 (rbt = -0,146). Aitem tersebut diputuskan untuk tetap

dipertahankan karena mempertimbangkan keseimbangan butir aitem

khususnya mewakili skala pada aspek kedua yakni “menetapkan

sebab dan akibat” dan aspek keenam yakni “tunduk dan kepasrahan

hati kepada Allah”. Maka dari hasil 18 aitem yang tersedia dinyatakan

terdapat 2 aitem yang digugurkan dan 16 aitem lainnya tetap

dipertahankan. Perincian dapat dilihat pada tabel 8 berikut:

Tabel 8.

Distribusi Butir Aitem Skala Tawakal Setelah Uji Coba

Aspek Favourable Unfavourable Total

Mengetahui Allah 1, 2 - 2

Menetapkan sebab dan

akibat 3(4) - 1

Page 50: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

37

Memantapkan hati pada

tauhid 5, 6, 8, 9 - 4

Menyandarkan hati kepada

Allah 10 11, 12 3

Berbaik sangka kepada

Allah 13 14 2

Tunduk dan kepasrahan hati

kepada Allah - 4(15), 16 2

Pasrah kepada Allah 7(18) 15(17) 2

Jumlah 10 6 16

B. Laporan Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 10 hari yakni dari tanggal 5 Februari

sampai dengan 15 Februari 2021. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan

skala penelitian berupa angket kepada responden yang memiliki usia minimum 60

-70 tahun dan seorang muslim. Angket disebarkan dibeberapa tempat antara lain

LKS (Lembaga Kesejahteraan Sosial) Penitipan Lansia Noor Fatimah Palembang,

Posyandu Lansia An-Nur Sekayu, dan kelompok pengajian di Masjid Agung

Sekayu. Saat proses pengambilan data, responden diberikan angket penelitian dan

kemudian peneliti menjelaskan terkait teknis pengisian angket serta form pengisian

informed consent. Berdasarkan proses pengambilan data tersebut diperoleh 43

responden yang memenuhi syarat kriteria untuk dianalisis lebih lanjut, karena

dalam pengisian angket semua responden tersebut menjawab dengan lengkap (tidak

ada aitem yang terlewatkan atau tidak diisi).

C. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Responden Penelitian

Page 51: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

38

Responden pada penelitian ini di dominasi oleh kelompok perempuan yakni

sebanyak 33 orang dan responden laki-laki sebanyak 10 orang. Responden

pada penelitian ini memiliki rentang usia 60 – 70 tahun. Total keseluruhan

responden pada penelitian ini berjumlah 43 orang lansia. Berdasarkan tingkat

pendidikan responden terdiri dari tamatan SD sebanyak 13 orang, SMP

sebanyak 6 orang, SMA sebanyak 13 orang, Sarjana strata 1 sebanyak 8 orang,

Magister sebanyak 2 orang dan terdapat 1 responden yang memiliki tingkat

pendidikan lain nya (tidak menyelesaikan sekolah atau menempuh pendidikan

khusus). Seluruh responden ini didominasi oleh lansia yang berasal dari daerah

sumatera selatan.

Gambaran umum terkait responden penelitian berdasarkan data-data yang

diperoleh dari skala tersebut dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut:

Tabel 9.

Deskripsi Responden Penelitian

Klasifikasi

Responden

Deskripsi

Responden

Jumlah Persentase Total

Persentase

Jenis Kelamin Laki-laki 10 23,3%

100% Perempuan 33 76,7%

Tingkat

Pendidikan

SD 13 30,2%

100%

SMP 6 14%

SMA 13 30,2%

S1 8 18,6%

S2 2 4,7%

Lain-lain 1 2,3%

2. Deskripsi Data Penelitian

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka diperoleh gambaran

atau deskripsi data penelitian yang berisi fungsi dasar statistik. Hal ini dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10.

Deskripsi Data Penelitian

Page 52: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

39

Variabel Hipotetik Empirik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Kecemasan

Terhadap

Kematian

6 30 18 4 8 29 19,49 4,27

Tawakal 16 80 48 10,67 54 80 69,47 5,78

Keterangan : Min : Nilai Minimum

Max : Nilai Maksimum

Mean : Nilai Rata-rata

SD : Standar Deviasi

Selanjutnya, hasil skor skala dikategorikan menjadi 5 kategori seperti yang

terdapat pada tabel 11. Kategori tersebut antara lain sangat tinggi, tinggi,

sedang, rendah, dan sangat rendah. Kategorisasi ini bertujuan untuk dapat

melihat tingkat penempatan responden ke dalam kelompok yang terpisah

secara kontinum sesuai dengan atribut yang telah diukur sebelumnya (Azwar,

2012). Sehingga syarat kriteria yang dibuat didasarkan pada norma berikut ini:

Tabel 11.

Kriteria Kategorisasi Skala

Kategorisasi Rumus Norma

Sangat Tinggi M + 1,5SD < X

Tinggi M + 0,5SD < X < M + 1,5SD

Sedang M – 0,5SD < X < M + 0,5SD

Rendah M – 1,5SD < X < M – 0,5SD

Sangat Rendah X < M – 1,5SD

Keterangan : M : Mean

SD : Standar Deviasi

Tabel 12.

Penormaan untuk Kategorisasi

Kategorisasi Kecemasan Terhadap

Kematian

Tawakal

Sangat Tinggi 24 < X 64 < X

Page 53: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

40

Tinggi 20 < X < 24 53 < X < 64

Sedang 16 < X < 20 43 < X < 53

Rendah 12 < X < 16 32 < X < 43

Sangat Rendah X < 12 X < 32

Berdasarkan rumus penentuan penormaan pada tabel 12 di atas, maka

diketahui kategorisasi kecemasan terhadap kematian yang berada pada tingkat

sangat tinggi berjumlah 3 responden (7%), kategori tinggi 14 responden

(32,6%), kategori sedang 16 responden (37,2%), kategori rendah 8 responden

(18,6%) dan terakhir pada kategori sangat rendah sebanyak 2 responden

(4,7%). Sehingga untuk kategorisasi kecemasan terhadap kematian yang

memiliki jumlah responden terbanyak berada pada kategori sedang yakni

sebesar 37,2%. Sedangkan untuk kategorisasi pada skala tawakal pada tingkat

sangat tinggi sebanyak 35 responden (81,4%) dan kategori tinggi 8 responden

(18,6%). Pada skala tawakal ini hasil kategorisasi menunjukan bahwa tidak ada

responden yang berada di tingkat sedang, rendah, maupun sangat rendah.

Sehingga dapat disimpulkan kategorisasi yang memiliki responden terbanyak

pada skala tawakal berada pada kategori sangat tinggi yaitu sebesar 81,4%.

Berikut hasil data penelitian kategorisasi yang dijelaskan secara tabel:

Tabel 13.

Penormaan untuk Kategorisasi

Kategorisasi

Kecemasan Terhadap

Kematian Tawakal

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi 3 7% 35 81,4%

Tinggi 14 32,6% 8 18,6%

Sedang 16 37,2% 0 0%

Rendah 8 18,6% 0 0%

Sangat Rendah 2 4,7% 0 0%

Page 54: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

41

Adapun persentil pada variabel kecemasan terhadap kematian berdasarkan

perbedaan jenis kelamin adalah sebagai berikut:

Tabel 14.

Pembagian Persentil Kecemasan Terhadap Kematian berdasarkan Jenis

Kelamin

Kategorisasi Laki-laki Perempuan

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi 2 20% 1 3%

Tinggi 1 10% 13 39,4%

Sedang 4 40% 12 36,4%

Rendah 2 20% 6 18,2%

Sangat Rendah 1 10% 1 3%

TOTAL 10 100% 33 100%

Berdasarkan hasil kategorisasi pada tabel di atas, perbedaan tingkat

kecemasan terhadap kematian antara laki-laki dan perempuan menunjukan

bahwa, lansia berjenis kelamin laki-laki memiliki persentase terbesar berada

pada kategori sedang dan perempuan pada tingkat kategori tinggi. Responden

berjenis kelamin perempuan pada kategori tersebut sebanyak 13 responden

dengan persentase 39,4% sedangkan pada laki-laki berjumlah 4 responden

dengan persentase 40%. Adapun hasil kategorisasi persentil tawakal pada

masing-masing jenis kelamin adalah sebagai berikut:

Tabel 15.

Pembagian Persentil Tawakal berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan

Kategorisasi Laki-laki Perempuan

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Sangat Tinggi 8 80% 27 81,8%

Tinggi 2 20% 6 18,2%

TOTAL 10 100% 33 100%

Page 55: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

42

Berdasarkan hasil ketagorisasi pada tabel di atas, perbedaan tingkat tawakal

antara lansia berjenis kelamin laki-laki dan perempuan menunjukan bahwa

persentase terbesar keduanya berada ditingkat sangat tinggi. Jumlah responden

laki-laki sebanyak 8 orang dengan persentase 80% dan pada perempuan

sebanyak 27 orang dengan persentase sebesar 81,8%.

3. Uji Asumsi

Sebelum melakukan uji hipotesis peneliti, akan melakukan uji asumsi

terlebih dahulu guna menentukan apakah uji hipotesis yang hendak dilakukan

menggunakan statistik parametrik atau non-parametrik. Uji asumsi ini terdiri

dari uji normalitas dan linearitas. Uji asumsi parametrik dilakukan apabila hasil

data analisis bersifat normal dan linear apabila sebaliknya maka digunakan uji

analisis non-parametrik.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui

sebaran data yang terdistribusi dengan normal pada setiap variabel nya.

Pada penelitian ini menggunakan uji normalitas pada tes Kolmorgorov-

Sminov dan Shapiro-Wilk. Syarat data dapat dikatakan terdistribusi dengan

normal jika hasil analisis statistik menunjukan koefisien signifikansi (p) >

0,05. Berdasarkan hasil data analisis uji normalitas menggunakan tes

Kolmogrov-Smonov dan Shapiro-Wilk menunjukan bahwa sebaran data

pada variabel kecemasan terhadap kematian dan tawakal terdistribusi

normal (p) > 0,05. Variabel kecemasan terhadap kematian menunjukan

hasil koefisien Kolmogrov-Sminov sebesar 0,200 sedangkan variabel

tawakal terdistribusi normal dengan taraf signifikansi sebesar 0,121.

Berikut penjelasan hasil uji normalitas melalui tabel pada kedua variabel:

Tabel 16.

Hasil Uji Normalitas Skala Kecemasan Terhadap Kematian dan Tawakal

Variabel Statistik Taraf

Signifikansi Keterangan

Page 56: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

43

Kecemasan terhadap

Kematian 0,108 0,200 Normal

Tawakal 0,121 0,121 Normal

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan dalam satu penelitian bertujuan untuk

mengetahui apakah antar variabel dalam suatu penelitian menunjukan

korelasi yang linier. Uji linearitas dapat diartikan juga sebagai pengujian

garis regresi antar kedua variabel yakni variabel bebas dan tergantung.

Penelitian dikatakan bersifat linear jika memenuhi syarat nilai koefisien

korelasi (p) < 0,05 pada linierity. Uji linearitas pada penelitian hubungan

antara tawakal dengan kecemasan terhadap kematian pada lansia

menujukan hasil tidak linear. Hal ini dilihat berdasarkan hasil yang

menunjukan F = 0,307 dan p = 0,585 (p > 0,05). Berikut merupakan hasil

data uji linearitas yang dijelaskan kedalam tabel berikut:

Tabel 17.

Hasil Uji Linearitas Skala Kecemasan Terhadap Kematian dan Tawakal

Variabel Linearitas (F) Taraf

Signifikansi Keterangan

Kecemasan

Kematian &

Tawakal

F Linierity 0,307 0,585 Tidak

Linear F Deviation

from linierity 1,087 0,422

4. Uji Hipotesis

Hasil uji asumsi yang dilakukan sebelumnya, diperoleh hasil yang

menunjukan bahwa sebaran data kecemasan terhadap kematian dan tawakal

terdistribusi secara normal. Namun, hasil analisis uji linearitas tidak

memenuhi. Oleh karena itu, uji hipotesis yang dilakukan menggunakan uji

statitistik non-parametrik. Teknik uji korelasi yang digunakan adalah teknik

korelasi Spearman-rho melalui program SPSS version 25.0 for Windows.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

44

Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa korelasi Spearman antara tawakal

dengan kecemasan terhadap kematian menghasilkan nilai r = -0,067 dengan

nilai p = 0,670 (p > 0,05). Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis tersebut dapat

dilihat bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara tawakal dengan

kecemasan terhadap kematian pada lansia, sehingga dapat disimpulkan bahwa

hipotesis yang diajukan ditolak.

Tabel 18.

Hasil Uji Hipotesis

Variabel

Koefisien

Korelasi

(r)

Koefisien

Korelasi

(r2)

Taraf

Signifikansi

(p)

Keterangan

Tawakal dan

Kecemasan

terhadap

Kematian

-0,067 0,134 0,670 Tidak

Berkorelasi

D. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara tawakal

dengan kecemasan terhadap kematian. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang

telah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan teknik analisis data

Spearman-rho diperoleh hasil tidak adanya korelasi negatif antar kedua variabel

penelitian, yaitu dengan nilai r = -0,067 dan nilai p = 0,670. Hal ini menunjukan

bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara variabel tawakal dengan

variabel kecemasan terhadap kematian. Maka dari hasil penelitian tersebut

dapat dikatakan bahwa hipotesis pada penelitian ini ditolak.

Hasil analisis kategorisasi menunjukan bahwa tingkat tawakal yang dimiliki

oleh responden penelitian pada kategori sangat tinggi sebesar 81,4% sebagai

persentase terbesar. Sedangkan pada variabel kecemasan terhadap kematian

persentase paling tinggi berada pada kategori sedang yakni sebesar 37,2%.

Tingginya tingkat tawakal responden tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor

Page 58: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

45

diantaranya tingkat keimanan suatu individu serta dipengaruhi oleh dorongan

untuk mencapai tujuan tertentu (surga, keridhoan dari Allah SWT, dll) dan

kewajiban sebagai umat muslim. Hal ini seperti dijelaskan oleh Basri (2008)

bahwa tawakal merupakan landasan keimanan serta ketauhidan kepada Allah

SWT dalam beribadah dan harus diikutsertakan dalam berbagai urusan baik

yang sederhana hingga yang lebih besar. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah (dalam

Raudatussaadah, 2013) juga menjelaskan bahwa terdapat tiga aspek yang dapat

mempengaruhi tinggi dan rendahnya tingkat perilaku tawakal seseorang antara

lain, dilandaskan oleh tauhid, kemudian sikap tawakal yang muncul didalam

hati, dan perilaku nyata sebagai hasil dari perbuatan tawakal. Hal ini diartikan

juga semakin tinggi tingkat tauhid seseorang maka semakin tinggi pula derajat

tawakal dan amalannya (Raudatussaadah, 2013).

Latar belakang responden yang dimintai untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini adalah mayoritas lansia yang rajin mengikuti kegiatan masjid

seperti pengajian dan pemandian jenazah, hal ini dapat menjadi faktor

pertimbangan yang dapat mempengaruhi tingkat tawakal responden itu sendiri.

Namun saat di lapangan mereka menyampaikan bahwasanya mereka memang

tidak takut akan kematian karena mereka yakin semuanya akan mati pada

waktunya namun yang mereka khawatirkan adalah konsekuensi kehidupan

setelah kematian yakni khusus nya siksa neraka. Mereka merasa khawatir

apakah amalan yang mereka lakukan selama ini diterima oleh Allah SWT atau

sebaliknya.

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Suhail & Akram

(2002) yang menunjukan hasil bahwa mayoritas Muslim di Pakistan memiliki

skor tinggi pada Templer Death Anxiety Scale dengan perilaku yang sama

yakni, cenderung memiliki keyakinan agama yang kuat dan meyakini adanya

kehidupan setelah kematian serta komitmen terhadap penerapan praktik agama

Islam. Hasil penelitian tersebut disebabkan oleh dalam skala Templer Death

Anxiety Scale (TDAS) itu sendiri memilih untuk mengecualikan item

keagamaan dengan alasan semua agama pasti mempertimbangkan tentang

Page 59: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

46

kematian (Beshai, 2008). Pertimbangan alasan lainnya dijelaskan dalam

penelitian Templer & Dotson (1970) bahwa rata-rata orang yang memiliki

perbedaan dalam kepercayaan, kehidupan setelah kematian, fundamentalisme,

kekuatan keyakinan, dan partisipasi aktif dalam kegiatan gereja memiliki

tingkat kecemasan kematian yang hampir sama. Pada sisi lain menurut Florian

& Kravets (1983), ketakutan akan kematian individu yang mengamalkan agama

akan lebih tinggi dikarenakan keyakinan dalam suatu agama menekankan pada

retribusi di akhirat.

Tawakal itu sendiri merupakan bagian dari religiusitas umat, sehingga dapat

dikatakan bahwa penelitian ini sejalan juga dengan yang dilakukan oleh

Muthoharoh & Andriani (2014) yang menunjukan hasil bahwa tidak terdapat

korelasi antara religiusitas dengan kecemasan terhadap kematian pada dewasa

tengah. Hasil tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Templer & Dotson (1970), menunjukan hasil bahwa tidak adanya hubungan

yang signifikan antara skor kecemasan terhadap kematian dengan variabel

agama. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdel-Khalek &

Lester (2009) yang menyatakan bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan

antara religiusitas dengan kecemasan terhadap kematian.

Namun penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Merizka, dkk (2019) dan Archentari (2015) yang menyatakan terdapat

hubungan negatif antara religiusitas dan kecemasan terhadap kematian yakni

semakin tinggi tingkat religiusitas individu dewasa madya maka semakin

rendah tingkat kecemasan terhadap kematian, begitupun sebaliknya. Hal ini

sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Asyifa (2018) yang

menunjukan hasil bahwa terdapat hubungan negatif antara religiusitas dan

kecemasan terhadap kematian pada lansia.

Thouless (dalam Widiana, 2013) menjelaskan bahwa terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi sikap keagaamaan (religiusitas), diantaranya: 1)

Dipengaruhi oleh pendidikan dari orang tua, tradisi sosial, dan tekanan sosial,

2) Sikap keagamaan yang dibentuk berdasarkan pengalaman, terutama

Page 60: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

47

pengalaman kebaikan, keindahan, bahkan peringatan atau pertolongan dari

tuhan, 3) Kebutuhan yang tidak terpenuhi dapat menjadi faktor yang

mempengaruhi tingkat religiusitas seperti kebutuhan beragama, kasih sayang,

bahkan ancaman kematian, 4) Proses pemikiran verbal atau proses kognitif

dalam berbagai bentuk juga mempengaruhi religiusitas seseorang.

Kecemasan pada dasarnya merupakan perasaan yang tidak akan lepas dari

setiap individu terhadap suatu hal yang diluar kendali dirinya. Kecemasan juga

tidak selalu diartikan sebagai suatu hal yang negatif namun kecemasan juga

dapat mendorong indvidu untuk berbuat hal positif demi menghindari

kecemasan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ishiyama (1986) terkait proses terapi kecemasan dengan meminta klien untuk

memaknai pengalaman kecemasan dalam konteks positif. Klien diminta untuk

memaknai perasaan cemas sebagai isyarat untuk bertindak (cue for action)

dibandingkan untuk melawan atau mengabaikan (cue for fight or flight). Hasil

penelitian ini menunjukan perubahan bahwa klien menjadi lebih aktif

melaksanakan kegiatan produktif dan memanfaatkan perasaan cemasnya

sebagai motivasi untuk memperbaiki diri.

Pada konsep Islam sendiri terdapat juga kecemasan yang bernilai positif

yang disebut Khauf dan Raja’. Khauf didefinisikan sebagai kecemasan,

ketakutan, kekhawatiran akan amalan kebajikan yang telah dikerjakan apakah

dapat diterima (mabrur) oleh Allah SWT ataukah justru ditolak (mardud),

sedangkan raja’ merupakan wujud keinginan kepada Allah SWT untuk

menerima amalan yang telah dilakukan (Amir, 2017). Berdasarkan hal tersebut

dapat dilihat bahwa khauf maupun kecemasan dalam ilmu psikologi memiliki

kesamaan dalam unsur kecemasan, kedua kondisi tersebut sama-sama

mengkhawatirkan hal yang tidak pasti dan juga khawatir apabila yang tidak

diinginkan terjadi. Perbedaannya terletak pada sifat kedua kondisi tersebut

yakni khauf lebih mengarahkan kecemasan yang konstruktif sedangkan

kecemasan pada teori psikologi lebih mengarah kepada sifat destruktif (Amir,

2017). Khauf menyebabkan umat muslim merujuk kepada amalan baik dan

Page 61: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

48

menjauhi perbuatan maksiat untuk persiapan dimasa yang akan datang,

sedangkan kecemasan dalam psikologi menyebabkan terhambatnya

perkembangan hubungan interpersonal yang sehat, menjadikan manusia tidak

mampu fokus dan berkembang bahkan hingga gangguan yang lebih parah lagi

(Amir, 2017).

Dapat dilihat dari tingginya tingkat tawakal pada responden penelitian ini

dan didukung dari latar belakang kegiatan yang dilakukan oleh responden yang

mayoritas lebih banyak melaksanakan kegiatan keaagamaan seperti pengajian

di masjid. Aktivitas-aktivitas tersebut juga dapat menjadi pertimbangan yang

mempengaruhi tingginya tingkat tawakal pada lansia sehingga

mengindikasikan bahwa semakin tawakal individu maka semakin sering juga ia

mengingat akan kematian. Selain itu, hasil analisis yang menunjukan tingkat

kecemasan terhadap kematian dengan persentase tertinggi berada pada kategori

sedang sehingga hal tersebut dapat diindikasikan bahwa mayoritas responden

tidak terlalu berlebihan cemas akan kematian namun juga tidak abai terhadap

kematian itu sendiri.

Agama Islam sendiri meyakini bahwa individu yang beriman merupakan

orang yang selalu mengingat kematian. Seperti yang dijelaskan oleh Hannuw

(2011) bahwa terdapat manfaat bagi seorang muslim apabila mengingat

kematian dalam hidupnya antara lain mengingat kematian dapat bernilai ibadah

karena dapat mendorong individu untuk khusyu’ dalam shalat, mengingat

kematian dalam Islam juga diyakini dapat membuat individu semakin sering

mempersiapkan diri untuk berjumpa dengan Allah sehingga ia akan terus

berusaha memperbaiki dirinya. Hal ini seperti pada penelitian yang dilakukan

oleh Neimeyer, ddk (2004) yang menjelaskan bahwa seseorang yang dapat

memaknai hidupnya secara positif maka ia mungkin juga akan dapat memaknai

kematian sebagai hal yang positif juga, sehingga secara tidak langsung mereka

dapat meningkatkan penerimaan akan kematian itu sendiri dan menjadikan

perasaan cemas untuk diarahkan ke hal yang lebih positif.

Page 62: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

49

Secara keseluruhan, peneliti menyadari bahwa di dalam penelitian ini masih

memiliki beberapa kekurangan. Besar harapan peneliti untuk penelitian

selanjutnya dengan topik yang sama dapat mengembangkan penelitian ini

dengan berbagai kondisi latar belakang yang berbeda.

Page 63: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

tidak ada nya hubungan negatif antara tawakal dengan kecemasan kematian pada

lansia. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa hipotesis pada penelitian ini ditolak

B. Saran

1. Bagi Subjek Penelitian

Berdasarkan hasil analisis tingkat tawakal subjek pada penelitian ini

terbilang cukup tinggi, saran saya responden dapat selalu bisa mempertahankan

sikap tawakal yang terdapat dalam diri individu masing-masing. Selain itu, pada

penelitian ini juga menunjukan bahwa tingkat kecemasan terhadap kematian

responden berada pada kategori sedang sehingga peneliti menyarankan agar

lansia dapat menjadikan kecemasan terhadap kematian ini sebagai indikator

untuk memotivasi diri dalam melakukan kegiatan produktif guna memperbaiki

diri dan meningkatkan aktualisasi diri masing-masing.

2. Bagi LKS Penitipan Lansia Noor Fatimah Palembang

Kepada LKS Penitipan Lansia Noor Fatimah Palembang diharapkan dapat

memberikan kegiatan aktif bukan hanya di bidang keagamaan namun juga untuk

kesejahteraan psikologis para lansia. Besar harapan peneliti apabila LKS Noor

Fatimah memiliki psikolog dan dokter rujukan yang bekerjasama untuk dapat

membantu para lansia agar tingkat kecemasan terhadap kematian tidak terus

meningkat.

3. Bagi Posyandu Lansia An-Nur Sekayu

Kepada Posyandu Lansia An-Nur Sekayu besar harapan peneliti agar

posyandu dapat terus meningkatkan pelayanan, bukan hanya dalam pemeriksaan

dan menjaga kesehatan fisik para lansia namun juga menjaga kesehatan psikis

atau mental para lansia. Peneliti juga menyarankan Posyandu Lansia An-Nur

Page 64: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

51

Sekayu dapat melakukan beberapa kegiatan aktif yang mendukung

kesejahteraan psikologis para lansia.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Kepada Peneliti Selanjutnya, yang akan mengangkat topik yang sama atau

mengembangkan topik penelitian terkait tawakal ataupun kecemasan terhadap

kematian dapat mengkaitkan dengan faktor lainnya yang diasumsikan

mempengaruhi tawakal atau tingkat kecemasan terhadap kematian dan bahkan

apabila muncul faktor-faktor baru lagi dipenelitian berikutnya. Selain itu,

peneliti juga menyarankan untuk penelitian berikutnya dapat mengembangkan

alat ukur kecemasan terhadap kematian yang menganut unsur Islami dan juga

alat ukur tawakal yang tidak menimbulkan social desirability.

Page 65: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

52

DAFTAR PUSTAKA

Abdel-Khalek, A., & Lester, D. (2009). Religiosity and death anxiety: No

Association in Kuwait. Psychological Reports 104, 770-772.

Al-Ghazali, I. (1995). Muhtasar Ihya Ulumuddin; Terj. Zaid Husein al-Hamid.

Jakarta: Pustaka Amani.

Alghazali, M. (1992). Jawahir Al-Qur'an . Jakarta: Rajawali Press.

Al-Jauziyah, I. (1998). Madarijus salikin, penjabaran kongkrit “iyyaka na’budu

waiiyaka nasta’in”. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.

Al-Munawwir, A. W. (1997). Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap.

Yogyakarta: Pustaka Progressif.

Alwisol. (2010). Psikologi kepribadian (edisi revisi). Malang: UMM Press.

Amir, M. (2017). Konsep Khauf dan Raja' Imam Al-Ghazali dalam Terapi

Gangguan Kecemasan. Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Ananda Ruth Naftali, Y. Y., & Anwar, M. A. (2017). Kesehatan Spiritual dan

Kesiapan Lansia dalam Menghadapi Kematian. Buletin Psikologi 25(2),

124-135.

Annisa, D. F., & Ifdil. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia

(Lansia). Konselor 5(2), 93-99.

Archentari, K. A., & Siswati. (2015). Hubungan antara religiusitas dengan

kecemasan terhadap kematian pada individu fase dewasa madya di PT Tiga

Serangkai Group. Jurnal Empati 3(3), 106-116.

Asyifa, W. (2018). Pengaruh religiusitas lansia terhadap kecemasan pada

kematian. Bandung: Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati.

Atkinson, R., R.C., H., & R.E. (1998). Pengantar Psikologi Jilid 2 Edisi 8

(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Page 66: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

53

Azwar, S. (2005). Sikap Manusia: Teori dan pengukurannya Edisi Kedua.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Bappenas, UNFPA, & BPS. (2018). Proyeksi penduduk Indonesia 2015-2045,

Hasil Supas 2015. Jakarta: BAPPENAS; UNFPA; BPS.

Basri, M. M. (2008). Indahnya Tawakal. Surakarta: Indiva Pustaka.

Beshai, J. A. (2008). Are Cross-Cultural Comparisons Of Norms on Death Anxiety

Valid? OMEGA 57(3), 299-313.

BPS. (2020). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2020. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Cao, J., & Rammohan, A. (2016). Social capital and healthy ageing in Indonesia.

BMC Public Health , 631-645.

Carpenito-Moyet, L. J. (2013). Nursing diagnosis: application to clinical practice.

Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins.

Chirzin, M. (2005). Konsep dan Hikmah Aqidah Islam. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Cicirelli, V. G. (2002). Fear of death in older adults: Prediction from terror

management theory. Journal of Gerontology 57(4), 358-366.

Clements, A., & Emarkova, A. (2012). Surrender to God and stress: A possible link

between religiosity and health. Psychology of Religion and Spirituality 4(2),

93-107.

Dadfar, M., & dkk. (2018). Deat anxiety in muslim iranians: A comparison between

youths, middle adults, late adults. Illness, Crisis & Loss, 1-16.

Deliaty, W. (2019). Hubungan Religiusitas dengan Kecemasan Menghadapi

Kematian pada Lansia di Desa Mekar Sari Deli Tua. Medan: Fakultas

Psikologi; Universitas Medan Area.

Page 67: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

54

Dinakaramani, S., & Indati, A. (2018). Peran Kearifan (Wisdom) terhadap

Kecemasan menghadapi Kematian pada Lansia. Jurnal Psikologi 45(3),

181-188.

Dumaiji, A. A. (2015). Tawakal bergantung sepenuhnya kepada Allah. Jakarta:

Pustaka Al Inabah.

Erikson, E. H. (1997). The life cycle completed. New York: W.W. Norton &

Company.

Florian, V., & Kravetz, S. (1983). Fear of Personal Death: Attribution, Structure,

and Relation to Religious Belief. Journal of Personality and Social

Psychology 44(3), 600-607.

Glock, C. Y., & Stark, R. (1966). Religion and Society in Tension. Social Forces

45(1), 134-135.

Goreja, T., & Pervez, S. (2000). Relationship between death anxiety, religious

orientation, and life satisfaction, M.Sc Thesis. Islamabad: National Institute

of Psychology, QAU.

Hannuw, K. (2011). Ahkamul Janaiz Fiqhu Tajhizul Mayyit. Mesir: Dar

Al'Alamiyah.

Hapsari, A. (2015). Efektivitas pelatihan autosyiar: makna kematian dengan

subliminal teknik stand up comedy terhadap penurunan kecemasan akan

kematian pada lanjut usia. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga.

Hasyim, M. (2002). Dialog Antara Tasawuf dan Psikologi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar Kerjasama Walisongo.

Havighurst, R. J. (1953). Older People. Newyork: Longmans, Green and Co.

Henderson, L. (2002). Variables Affecting Death Anxiety. Retrieved Maret 15,

2020, from http://home.wlu.edu/-whitingw/sampap.htm

Page 68: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

55

Hidayat, K. (2006). Psikologi Kematian: Mengubah Ketakutan Menjadi

Optimisme. Jakarta: Hikmah.

Hurlock, B. (1980). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang

kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Ilyas, Y. (1999). Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan

Islam.

Ishiyama, F. I. (1986). Positive reinterprettation of fear of death: A Japanese

(Morita) psychotherapy approach to anxiety treatmen. Psychotherapy:

Theory, Research, Practice, Training 23(4), 556-562.

Iskandar, B. J., Noupal, M., & Setiawan, K. C. (2018). Sikap Tawakal dengan

Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa Kelas XII Madrasah

Aliyah di Kota Palembang. Psikis: Jurnal Psikologi Islami 4 (1), 17-26.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2021, Februari 1). Retrieved from

https://kbbi.web.id/tawakal

Kesebir, P. (2014). A quiet ego quiets death anxiety: Humility as existential anxiety.

Journal of Personality and Social Psychology 106(4), 610-623.

Krause, N., & Hayward, D. (2014). Religious involvement and death anxiety.

Omega 69(1), 59-87.

Liffiton, J., Horton, S., Baker, J., & Weir, P. (2012). Successful aging: How does

physical activity influence engagement with life? European Review of

Aging and Physical Activity, 103-108.

Lonetto, R., & Templer, D. (1986). Death Anxiety. Washington DC: Hemisphere

Publishing.

Lubis, N. (2009). Depresi, Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana.

Merizka, L., Khairani, M., Dahlia, & Faradina, S. (2019). Religiusitas dan

Kecemasan Kematian pada Dewasa Madya. An-Nafs: Jurnal Fakultas

Psikologi 13(2), 76-84.

Page 69: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

56

Miswar, M. (2008). Konsep Tawakkal dalam Al-Qur'an. Medan: Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN SU.

Mulyana, A. (2015). Tawakal dan Kecemasan Mahasiswa pada Mata Kuliah

Praktikum. Psympathic 2(1), 17-24.

Mumpuni, D. (2014). Analisis faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi death

anxiety. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Muthoharoh, S., & Andriani, F. (2014). Hubungan antara religiusitas dengan

kecemasan kematian pada dewasa tengah. Jurnal Psikologi Kepribadian

dan Sosial 3(1), 23-29.

Nazira, & dkk. (2020). Hubungan antara mindfulness dengan kecemasan terhadap

kematian pada lanjut usia. Psikologia: Jurnal Pemikiran dan Penelitian

Psikologi 15(2), 55-61.

Neimeyer, R. (1994). Death Anxiety Handbook. Washington DC: Taylor & Francis.

Neimeyer, R. A., Wittkowski, J., & Moser, R. P. (2004). Psychological research on

death attitudes: an overview and evaluation. Death Studies 28(4), 309-340.

Nevid, J., & dkk. (2005). Psikologi Abnormal Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Newfield, S., Hinz, M., Tilley, D., Sridaromont, K., & Maramba, P. (2007). Nursing

diagnosis adult, child, women’s, mental health, gerontic, and home health

considerations. Philadelphia: F.A. Davis Company.

Ningrum, T. P., Okatiranti, & Nurhayati, S. (2018). Gambaran Tingkat Kecemasan

Tentang Kematian pada Lansia di BPSTW Ciparay Kabupaten Bandung.

Jurnal Keperawatan 6(2), 142-149.

Nugraheni, S. (2005). Hubungan Antara Kecerdasan Ruhaniah dengan kecemasan

Menghadapi Kematian pada Lanjut usia. Indigenous Jurnal Berkala Ilmiah

Berkala Psikologi 7(1), 18-38.

Ottu, I. F., Essien, E. A., & Lawal, A. M. (2017). Death Anxiety From Quality of

Life and Emotional Impact of Event: A Case Study of Proximate

Page 70: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

57

Earwitnesses of Dana Air Crash in Nigeria. OMEGA-Journal of Death and

Dying, 1-20.

Pamungkas, A., Wiyanti, S., & Agustin, R. (2013). Hubungan antara religiusitas

dan dukungan sosial dengan kecemasan menghadapi tutup usia pada lanjut

usia kelurahan Jebres Surakarta. Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa 2(1),

1-10.

Pratiwi, D. (2017). Hubungan antara religiusitas dengan kecemasan menghadapi

kematian pada lansia di balai Rehsos Dharma Putera Purworejo "Wiloso

Wredo". Yogyakarta: Universitas Mercubuana.

Qardhawi, Y. (2015). Ikhlas dan tawakal. Jakarta Timur: Istanbul.

Raudatussaadah. (2013). Pelaksanaan manajemen pembelajaran pendidikan

agama Islam di SMA Negeri 4 Takengon. Medan: Program Pascasarjana

Institut Islam Negeri Sumatera Utara.

Rosita, E. (2018). Hubungan antara tawakal dan berpikir positif pada mahasiswa.

Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Royal, K., & Fereshte, E. (2011). Psychometric properties of the death anxiety scale

among terminally ill patients. Journal of Psychosocial Oncology 29(4), 359-

371.

Saleem, T., Gul, S., & Saleem, S. (2015). Death Anxiety Scale; Translation and

Validation in patient wih Cardiovascular Disease. Professional Med J 22(6),

723-732.

Setyawan, M. F. (2015). Hubungan spiritualitas dengan tingkat kecemasan

menghadapi kematian pada lansia umur di atas 60 tahun di dusun

Tanggulangin. Yogyakarta: STIKES Aisyiyah.

Shiddieqy, T. H. (2001). Al-Islam I. Pustaka Rizki Putra: Semarang.

Spielberger, C. (1972). Needed research on stress and anxiety a spesial report of

the usoe-sponsored Grant Study: Critical Appraila Of Research In The

Page 71: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

58

Personality-Emotions-Motivation Domain. Texas: Texas Christian

University Institute of Behavioral Research.

Stephoe, A., & dkk. (2015). Psychological wellbeing, health,. Lancet, 640-648.

Suhail, K., & Akram, S. (2002). Correlates of Death Anxiety in Pakistan. Death

Studies 26(1), 39-50.

Templer, & dkk. (2006). Construction of Death Anxiety Scale-Extended. OMEGA

53(3), 209-226.

Templer, D. (1970). The construction and validation of a Death Anxiety Scale.

Journal of General Psychology 82, 165-177.

Templer, D. (1972). Death Anxiety in Religiosly Very Involved Persons.

Psychological Reports 31, 361-362.

Templer, D. (1976). Two-Factor Theory of Death Anxiety. Essence, 91-93.

Templer, D. I., & Dotson, E. (1970). Religious correlates of death anxiety.

Psychological Reports, 895-897.

Tillich, P. (1952). Second Edition The Courage to Be . London: Yale University

Press.

Widiana, N. (2013). Hubungan Antara Kadar Religiusitas Dengan Kesehatan

Mental (Studi Pada Mahasiswa Program Studi PAI Semester 6 STAIN

Salatiga Tahun 2013). Salatiga: STAI.

Wijaya, F., & Safitri, R. (2010). Persepsi terhadap Kematian dan Kecemasan

Menghadapi Kematian pada Lanjut Usia (Naskah Publikasi). Retrieved

from http://fpsi.mercubuana-yogya.ac.id/wp-

content/uploads/2012/06/Naskah-Pubikasi-Ranni-dan-Freddy.ok_.pdf

Yalom, I. (1980). Existential psychoteraphy. New York: Basic Books.

Page 72: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

59

Zariayufa, K., Ninin, R. H., & Widiastuti, T. R. (2019). Hubungan Belief in

Afterlife dengan Kecemasan Terhadap Kematian. Psikoislamedia Jurnal

Psikologi 4(1), 84-104.

Page 73: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

60

LAMPIRAN

Page 74: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

Lampiran 1.

Skala Penelitian

(Uji Coba)

Page 75: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2021

Kampus Terpadu, Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan Hormat,

Perkenalkan, saya Savirah Nurita Dwi Lestari, mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu

SosialBudaya, Program studi Psikologi, Universitas Islam Indonesia. Saat ini saya sedang

melakukan pengambilan data alat ukur yang akan digunakan untuk tugas akhir.

Ibu/Bapak yang saya hormati, dengan kerendahan hati, saya memohonkesediaannya

untuk mengisi kuisioner penelitian ini sesuai dengan keadaan yang dirasakan, kesungguhan

dan kejujuran Ibu/Bapak. Jawaban-jawaban yang Ibu/Bapak berikan merupakan informasi

yang sangat berharga. Kerahasiaan jawaban Ibu/Bapak dijamin dan

dipertanggungjawabkan oleh etika akademik. Terima kasih atas kesediaan, kesungguhan

dan kejujuran Ibu/Bapak dalam menjawab setiap pernyataan yang ada. Semoga Allah

membalas kebaikan Ibu/Bapak. Aamiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Hormat saya

Savirah Nurita Dwi Lestari

Page 76: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

IDENTITAS DIRI

Nama (Inisial) :

Jenis Kelamin :

Tempat, Tanggal lahir :

Usia :

Pendidikan Terakhir :

Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian dan

menjawab semua pernyataan penelitian sesuai dengan kesadaran saya yang sebenarnya.

……………., ………………. 2021

( )

Page 77: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER

Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan, pada setiap pernyataan terdapat 4

pilihan jawaban. Anda diminta untuk memberikan pendapat Anda dengan memilih

salah satu pilihan jawaban sesuai dengan keadaan diri anda yang sesungguhnya.

Jawaban berasal dari narasumber langsung dan tidak boleh diwakilkan kecuali

dibantu dalam hal pembacaan soal atau penulisan jawaban. Silahkan memberikan

pendapat Anda dengan memberikan tanda silang (x) pada kolom yang tersedia,

yaitu:

STS : Sangat Tidak Sesuai

TS : Tidak Sesuai

S : Sesuai

SS : Sangat Sesuai

CONTOH CARA MENJAWAB YANG BENAR:

Sangat Sesuai Sesuai

Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

JANGAN MENJAWAB DUA/LEBIH DARI SATU JAWABAN SEKALIGUS:

Sangat Sesuai Sesuai

Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

Page 78: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

SKALA I

1. Saya menyadari segala rezeki (kesehatan, kepintaran, teman yang baik, dll)

berasal dari Allah

Sangat

Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai

Sangat Tidak

Sesuai

2. Segala hal yang saya dapatkan merupakan pemberian dari Allah

Sangat

Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai

Sangat Tidak

Sesuai

3. Penentu keberhasilan saya adalah diri saya sendiri

Sangat

Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai

Sangat Tidak

Sesuai

4. Usaha yang saya lakukan tidak mungkin berhasil tanpa ridha Allah

Sangat

Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai

Sangat Tidak

Sesuai

5. Saya meyakini dengan sepenuh hati bahwa Islam adalah agama yang benar

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

6. Allah adalah sebaik-sebaik tempat untuk memohon

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

7. Allah adalah zat yang Maha Segalanya. Akan tetapi, saya percaya ada zatyang Maha

Segalanya selain Allah

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

8. Ketika saya melakukan suatu kesalahan, hanya kepada Allah saya

kembali(bertaubat)

Page 79: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

9. Saya percaya bahwa Tuhan yang patut disembah hanyalah Allah

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

10. Saya bergantung hanya kepada Allah

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

11. Saya berharap kepada selain Allah (manusia)

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

12. Saya menyelesaikan masalah saya tanpa melibatkan Allah

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

13. Saya yakin bahwa suatu hal yang saya dapatkan merupakan pemberian dari

Allah

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

14. Yang saya dapatkan selama ini adalah usaha saya sendiri tanpa campur

tangan Allah

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

15. Pekerjaan saya lebih penting dibandingkan meluangkan waktu untuk Allah

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

Page 80: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

16. Saya melakukan kewajiban saya (sholat) hanya untuk menggugurkan

kewajiban tersebut

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

17. Saya berhasil karena kerja keras saya sendiri

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

18. Disamping telah berusaha, saya juga menyerahkan segalanya kepada Allah

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

Page 81: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

SKALA II

1. Saya sangat takut meninggal

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

2. Pikiran tentang kematian tekadangmemasuki pikiran saya

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

3. Saya tidak merasa gugup ketika orang lain membicarakan kematian

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

4. Saya takut menjalani operasi

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

5. Saya sama sekali tidak takutmeninggal

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

6. Saya tidak terlalu takut terkena penyakit kanker

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

7. Pikiran tentang kematian tidakpernah menghantui saya

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

8. Saya sering stress karena merasawaktu berlalu begitu cepat

Page 82: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

9. Saya takut tersiksa saat meninggal

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

10. Saya sangat terganggu denganadanya kehidupan setelah kematian

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

11. Saya sangat takut terkena seranganjantung

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

12. Seringkali saya berfikir bahwahidup ini terlalu singkat

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

13. Saya merinding mendengar oranglain membicarakan perang dunia III

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

14. Saya takut melihat mayat

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

15. Saya merasa tidak ada yang harusdilakukan dimasa depan

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

Page 83: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

Lampiran 2.

Tabulasi Data

(Uji Coba) Data Online:

http://bit.ly/TabulasiData17320239

Page 84: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

TABULASI DATA TRY OUT SKALA TAWAKAL

(AITEM 1-14)

Subj

ek

A

1

A

2

A

3

A

4

A

5

A

6

A

7

A

8

A

9

A

10

A

11

A

12

A

13

A

14

S1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

S2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 2

S3 5 5 2 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 1

S4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 1

S5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

S6 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5

S7 5 5 2 5 5 5 2 5 5 5 2 4 4 4

S8 5 5 5 1 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4

S9 5 5 2 5 5 5 5 5 5 4 2 4 5 4

S10 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4

S11 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4

S12 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 3 4 5 5

S13 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4

S14 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5

S15 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4

S16 5 5 1 5 5 5 2 4 5 5 3 1 5 4

S17 5 5 2 5 5 5 1 5 5 5 5 4 5 5

S18 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4

S19 5 5 2 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4

S20 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4

S21 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

S22 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4

S23 4 2 4 5 5 4 5 2 4 2 4 4 4 5

S24 4 4 2 4 5 4 2 4 4 4 2 4 5 4

S25 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

S26 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5

S27 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4

S28 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5

S29 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 4

S30 4 5 2 4 5 4 4 4 5 4 2 2 5 4

S31 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4

S32 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5

S33 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4

S34 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 2 5 2

S35 4 4 4 2 4 5 5 5 5 5 3 2 4 2

S36 5 5 5 1 5 5 5 5 4 5 4 5 5 2

S37 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 1 4 1

S38 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5

Page 85: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

S39 5 5 2 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5

S40 5 4 2 4 4 5 4 4 5 4 2 4 5 4

S41 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4

S42 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4

S43 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4

TABULASI DATA TRY OUT SKALA TAWAKAL

(AITEM 15-18)

Subjek A 15 A 16 A 17 A 18

S1 5 1 5 5

S2 2 4 2 4

S3 4 2 4 5

S4 5 1 2 5

S5 5 1 5 5

S6 4 1 4 5

S7 4 4 2 4

S8 4 4 2 5

S9 4 4 2 4

S10 4 4 2 4

S11 4 4 2 5

S12 5 5 1 5

S13 4 4 3 5

S14 5 4 4 5

S15 4 4 4 4

S16 4 4 3 5

S17 5 5 4 5

S18 4 4 4 5

S19 5 4 4 5

S20 4 4 4 5

S21 5 4 2 5

S22 4 5 2 4

S23 4 4 4 4

S24 4 4 2 5

S25 5 5 5 5

S26 5 4 4 5

S27 4 4 4 5

S28 4 4 4 4

S29 5 4 1 5

S30 4 4 2 4

S31 1 5 3 4

S32 5 2 4 4

S33 4 4 4 4

Page 86: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

S34 4 1 2 5

S35 4 1 2 5

S36 4 4 4 4

S37 5 2 4 4

S38 5 4 1 5

S39 4 5 2 5

S40 5 4 4 4

S41 4 4 2 4

S42 4 3 4 4

S43 4 3 4 4

Page 87: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

TABULASI DATA TRY OUT SKALA

KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN

(AITEM 1-15)

Subjek A

1

A

2

A

3

A

4

A

5

A

6

A

7

A

8

A

9

A

10

A

11

A

12

A

13

A

14

A

15

S1 1 3 1 1 1 5 4 2 2 2 1 1 1 1 2

S2 2 2 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 2 2 2

S3 4 2 4 4 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4 4

S4 4 2 4 5 4 5 4 2 4 2 4 2 2 4 2

S5 4 2 4 5 2 1 4 2 2 2 2 4 1 2 4

S6 2 3 4 4 4 4 4 2 4 2 4 1 4 2 2

S7 2 5 4 2 2 4 4 4 2 3 2 2 2 2 1

S8 1 4 5 2 2 5 4 4 2 2 2 4 2 1 5

S9 1 3 4 3 3 2 2 1 3 3 2 3 2 1 4

S10 2 2 4 2 2 4 2 4 4 2 4 4 4 1 4

S11 4 5 1 5 2 4 3 3 4 2 5 2 3 2 4

S12 4 5 1 5 2 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4

S13 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4

S14 4 5 2 4 2 4 5 2 4 2 5 4 5 2 4

S15 4 5 2 4 2 5 4 2 2 2 4 4 4 2 2

S16 3 4 1 5 3 4 4 2 5 5 4 4 5 2 5

S17 4 4 1 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2

S18 2 4 2 4 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 4

S19 1 4 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4

S20 2 2 2 4 2 4 4 2 4 4 4 5 4 4 4

S21 1 3 2 3 1 3 2 2 4 2 3 3 3 1 5

S22 2 4 5 5 1 4 4 2 4 4 5 2 4 1 4

S23 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4

S24 2 4 2 4 2 2 2 2 4 2 5 4 3 2 4

S25 2 5 1 4 1 1 4 2 4 4 2 5 4 1 5

S26 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 5 3 3 5

S27 4 4 1 5 2 3 4 2 4 2 5 4 5 1 4

S28 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4

S29 5 4 3 2 4 5 2 4 5 4 4 4 3 2 5

S30 2 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4

S31 1 4 2 5 1 1 5 2 5 4 5 2 4 4 2

S32 3 4 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 5

S33 1 4 2 2 2 4 4 4 2 2 2 4 1 1 4

S34 2 5 4 2 2 4 4 2 4 4 5 4 5 4 4

S35 2 5 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4

S36 2 5 1 4 5 4 1 2 5 2 4 2 4 1 2

S37 2 4 4 4 5 1 4 2 5 4 5 4 5 4 4

S38 2 4 3 3 1 3 3 3 2 1 5 4 4 1 5

S39 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 2 4

Page 88: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

S40 1 4 2 4 2 3 3 2 2 2 4 3 2 2 4

S41 2 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4

S42 4 4 1 5 3 5 4 5 5 3 5 4 4 2 5

S43 4 4 1 5 3 5 4 1 1 3 5 4 2 2 5

Page 89: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

Lampiran 3.

Uji Validitas

Dan

Reliabilitas

(Uji Coba)

Page 90: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

RELIABILITAS DAN VALIDITAS SKALA KECEMASAN TERHADAP

KEMATIAN

PUTARAN PERTAMA

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 43 100.0

Excludeda 0 .0

Total 43 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.642 15

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

ITEM1 45.16 40.616 .284 .622

ITEM2 43.88 44.105 .096 .646

ITEM3 45.05 46.522 -.115 .687

ITEM4 44.09 41.324 .228 .631

ITEM5 45.12 40.677 .298 .620

ITEM6 44.14 43.790 .055 .658

ITEM7 44.30 42.216 .217 .631

ITEM8 45.02 42.499 .191 .635

ITEM9 44.09 38.324 .504 .589

ITEM10 44.79 39.312 .455 .598

ITEM11 43.93 37.209 .557 .578

ITEM12 44.35 40.804 .291 .621

ITEM13 44.42 36.154 .593 .568

ITEM14 45.51 41.446 .276 .623

ITEM15 43.91 43.705 .090 .649

Page 91: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

RELIABILITAS DAN VALIDITAS SKALA TAWAKAL

PUTARAN PERTAMA

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 43 100.0

Excludeda 0 .0

Total 43 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.700 18

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

ITEM_1 71.79 34.741 .651 .672

ITEM_2 71.86 34.551 .468 .675

ITEM_3 73.60 36.007 .038 .728

ITEM_4 72.12 35.772 .125 .706

ITEM_5 71.72 35.873 .490 .683

ITEM_6 71.81 35.679 .442 .683

ITEM_7 72.42 34.487 .186 .702

ITEM_8 71.91 35.039 .385 .681

ITEM_9 71.70 36.025 .489 .684

ITEM_10 71.86 34.790 .433 .678

ITEM_11 72.74 30.004 .652 .640

ITEM_12 72.70 31.740 .476 .663

ITEM_13 71.84 35.711 .422 .683

ITEM_14 72.63 32.144 .357 .679

ITEM_15 72.33 33.987 .396 .677

ITEM_16 73.02 38.928 -.146 .751

ITEM_17 73.47 32.731 .306 .687

ITEM_18 71.98 36.023 .323 .688

Page 92: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

Lampiran 4.

Skala

Penelitian

Page 93: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2021

Kampus Terpadu, Jl. Kaliurang KM 14,5 Yogyakarta

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan Hormat,

Perkenalkan, saya Savirah Nurita Dwi Lestari, mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu

SosialBudaya, Program studi Psikologi, Universitas Islam Indonesia. Saat ini saya sedang

melakukan pengambilan data alat ukur yang akan digunakan untuk tugas akhir.

Ibu/Bapak yang saya hormati, dengan kerendahan hati, saya memohonkesediaannya

untuk mengisi kuisioner penelitian ini sesuai dengan keadaan yang dirasakan, kesungguhan

dan kejujuran Ibu/Bapak. Jawaban-jawaban yang Ibu/Bapak berikan merupakan informasi

yang sangat berharga. Kerahasiaan jawaban Ibu/Bapak dijamin dan

dipertanggungjawabkan oleh etika akademik. Terima kasih atas kesediaan, kesungguhan

dan kejujuran Ibu/Bapak dalam menjawab setiap pernyataan yang ada. Semoga Allah

membalas kebaikan Ibu/Bapak. Aamiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Hormat saya

Savirah Nurita Dwi Lestari

Page 94: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

IDENTITAS DIRI

Nama (Inisial) :

Jenis Kelamin :

Tempat, Tanggal lahir :

Usia :

Pendidikan Terakhir :

Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian dan

menjawab semua pernyataan penelitian sesuai dengan kesadaran saya yang sebenarnya.

……………., ………………. 2021

( )

Page 95: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER

Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan, pada setiap pernyataan terdapat 4

pilihan jawaban. Anda diminta untuk memberikan pendapat Anda dengan memilih

salah satu pilihan jawaban sesuai dengan keadaan diri anda yang sesungguhnya.

Jawaban berasal dari narasumber langsung dan tidak boleh diwakilkan kecuali

dibantu dalam hal pembacaan soal atau penulisan jawaban. Silahkan memberikan

pendapat Anda dengan memberikan tanda silang (x) pada kolom yang tersedia,

yaitu:

STS : Sangat Tidak Sesuai

TS : Tidak Sesuai

S : Sesuai

SS : Sangat Sesuai

CONTOH CARA MENJAWAB YANG BENAR:

Sangat Sesuai Sesuai

Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

JANGAN MENJAWAB DUA/LEBIH DARI SATU JAWABAN SEKALIGUS:

Sangat Sesuai Sesuai

Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

Page 96: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

SKALA I

1. Saya menyadari segala rezeki (kesehatan, kepintaran, teman yang baik, dll)

berasal dari Allah

Sangat

Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai

Sangat Tidak

Sesuai

2. Segala hal yang saya dapatkan merupakan pemberian dari Allah

Sangat

Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai

Sangat Tidak

Sesuai

3. Usaha yang saya lakukan tidak mungkin berhasil tanpa ridha Allah

Sangat

Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai

Sangat Tidak

Sesuai

4. Pekerjaan saya lebih penting dibandingkan meluangkan waktu untuk Allah

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

5. Saya meyakini dengan sepenuh hati bahwa Islam adalah agama yang benar

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

6. Allah adalah sebaik-sebaik tempat untuk memohon

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

7. Disamping telah berusaha saya juga menyerahkan segalanya kepada Allah

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

8. Ketika saya melakukan suatu kesalahan, hanya kepada Allah saya kembali

(bertaubat)

Page 97: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

9. Saya percaya bahwa Tuhan yang patut disembah hanyalah Allah

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

10. Saya bergantung hanya kepada Allah

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

11. Saya berharap kepada selain Allah (manusia)

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

12. Saya menyelesaikan masalah saya tanpa melibatkan Allah

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

13. Saya yakin bahwa suatu hal yang saya dapatkan merupakan pemberian dari

Allah

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

14. Yang saya dapatkan selama ini adalah usaha saya sendiri tanpa campur

tangan Allah

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

15. Saya berhasil karena kerja keras saya sendiri

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

Page 98: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

16. Saya melakukan kewajiban saya (sholat) hanya untuk menggugurkan

kewajiban tersebut

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

Page 99: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

SKALA II

1. Saya sama sekali tidak takut meninggal

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

2. Saya takut tersiksa saat meninggal

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

3. Saya sangat terganggu dengan adanya kehidupan setelah kematian

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

4. Saya sangat takut terkena serangan jantung

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

5. Seringkali saya berpikir bahwa hidup ini terlalu singkat

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

6. Saya merinding mendengar oranglain membicarakan perang dunia III

Sangat Sesuai Sesuai Netral Tidak Sesuai Sangat Tidak

Sesuai

Page 100: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

Lampiran 5.

Tabulasi Data

Page 101: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

TABULASI DATA SKALA TAWAKAL

(AITEM 1-14)

Subj

ek

A

1

A

2

A

3

A

4

A

5

A

6

A

7

A

8

A

9

A

10

A

11

A

12

A

13

A

14

S1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1

S2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 2 4

S3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 1 4 2

S4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 1 5 1

S5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1

S6 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 1

S7 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 4 4

S8 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4

S9 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 5 4 4 4

S10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4

S11 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4

S12 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5

S13 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4

S14 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4

S15 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4

S16 5 5 5 5 5 4 5 5 3 1 5 4 4 4

S17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5

S18 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4

S19 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4

S20 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4

S21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4

S22 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5

S23 4 2 5 5 4 2 4 2 4 4 4 5 4 4

S24 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4

S25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

S26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4

S27 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4

S28 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4

S29 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 4 5 4

S30 4 5 4 5 4 4 5 4 2 2 5 4 4 4

S31 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 1 5

S32 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 2

S33 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4

S34 4 4 4 4 5 5 5 5 3 2 5 2 4 1

S35 4 4 2 4 5 5 5 5 3 2 4 2 4 1

S36 5 5 1 5 5 5 4 5 4 5 5 2 4 4

S37 5 5 5 5 5 5 5 4 4 1 4 1 5 2

S38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4

Page 102: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

S39 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5

S40 5 4 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4

S41 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4

S42 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3

S43 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3

TABULASI DATA SKALA TAWAKAL

(AITEM 15-16)

Subjek A 15 A 16

S1 5 5

S2 2 4

S3 4 5

S4 2 5

S5 5 5

S6 4 5

S7 2 4

S8 2 5

S9 2 4

S10 2 4

S11 2 5

S12 1 5

S13 3 5

S14 4 5

S15 4 4

S16 3 5

S17 4 5

S18 4 5

S19 4 5

S20 4 5

S21 2 5

S22 2 4

S23 4 4

S24 2 5

S25 5 5

S26 4 5

S27 4 5

S28 4 4

S29 1 5

S30 2 4

S31 3 4

S32 4 4

Page 103: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

S33 4 4

S34 2 5

S35 2 5

S36 4 4

S37 4 4

S38 1 5

S39 2 5

S40 4 4

S41 2 4

S42 4 4

S43 4 4

Page 104: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

TABULASI DATA TRY OUT SKALA

KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN

(AITEM 1-6)

Subjek A

1

A

2

A

3

A

4

A

5

A

6

S1 1 2 2 1 1 1

S2 4 4 4 2 4 2

S3 2 4 4 4 2 2

S4 4 4 2 4 2 2

S5 2 2 2 2 4 1

S6 4 4 2 4 1 4

S7 2 2 3 2 2 2

S8 2 2 2 2 4 2

S9 3 3 3 2 3 2

S10 2 4 2 4 4 4

S11 2 4 2 5 2 3

S12 2 4 3 4 3 3

S13 4 4 4 4 2 3

S14 2 4 2 5 4 5

S15 2 2 2 4 4 4

S16 3 5 5 4 4 5

S17 2 4 4 4 4 4

S18 2 4 2 4 2 2

S19 4 5 5 5 5 5

S20 2 4 4 4 5 4

S21 1 4 2 3 3 3

S22 1 4 4 5 2 4

S23 4 4 2 4 2 4

S24 2 4 2 5 4 3

S25 1 4 4 2 5 4

S26 3 3 3 3 5 3

S27 2 4 2 5 4 5

S28 3 3 3 3 4 3

S29 4 5 4 4 4 3

S30 4 4 2 4 4 4

S31 1 5 4 5 2 4

S32 3 4 3 4 4 4

S33 2 2 2 2 4 1

S34 2 4 4 5 4 5

S35 2 4 4 4 4 5

S36 5 5 2 4 2 4

S37 5 5 4 5 4 5

S38 1 2 1 5 4 4

Page 105: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

S39 4 4 4 4 4 3

S40 2 2 2 4 3 2

S41 2 2 2 2 2 2

S42 3 5 3 5 4 4

S43 3 1 3 5 4 2

Page 106: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

Lampiran 6.

Uji Validitas

Dan

Reliabilitas

Page 107: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

RELIABILITAS DAN VALIDITAS SKALA KECEMASAN TERHADAP

KEMATIAN

PUTARAN KEDUA

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 43 100.0

Excludeda 0 .0

Total 43 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.714 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Saya sama sekali tidak

takut meninggal

16.91 14.848 .251 .733

Saya takut tersiksa saat

meninggal

15.88 12.248 .647 .613

Saya sangat terganggu

dengan adanya kehidupan

setelah kematian

16.58 13.916 .434 .679

Saya sangat takut terkena

serangan jantung

15.72 13.016 .486 .663

Seringkali saya berpikir

bahwa hidup ini terlalu

singkat

16.14 15.075 .226 .739

Saya merinding

mendengarkan orang lain

membicarakan perang

dunia III

16.21 11.312 .680 .593

Page 108: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

HASIL UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS SKALA TAWAKAL

PUTARAN 2

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 43 100.0

Excludeda 0 .0

Total 43 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.745 16

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Saya menyadari segala

rezeki berasal dari Allah

64.70 29.930 .712 .717

Segala hal yang saya

dapatkan merupakan

pemberian Allah

64.77 29.611 .533 .720

Usaha yang saya lakukan

tidak mungkin berhasil

tanpa ridha Allah

65.02 29.880 .242 .745

Saya meyakini sepenuh

hati bahwa Islam adalah

agama yang benar

64.63 31.144 .518 .730

Allah adalah sebaik-baik

tempat untuk memohon

64.72 30.920 .475 .729

Ketika saya melakukan

kesalahan, hanya kepada

Allah saya kembali

(bertaubat)

64.81 30.393 .396 .730

Page 109: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

Saya percaya bahwa

Tuhan yang patut

disembah hanyalah Allah

64.60 31.340 .505 .731

Saya bergantung hanya

kepada Allah

64.77 29.897 .487 .723

Saya berharap kepada

selain Allah (manusia)

65.65 26.852 .535 .710

Saya menyelesaikan

masalah saya tanpa

melibatkan Allah

65.60 27.864 .425 .724

Saya yakin bahwa suatu

hal yang saya dapatkan

merupakan pemberian dari

Allah

64.74 30.957 .452 .730

Yang saya dapatkan

selama ini adalah usaha

saya sendiri tanpa campur

tangan Allah

65.53 27.064 .416 .726

Pekerjaan saya lebih

penting dibandingkan

meluangkan waktu untuk

Allah

65.23 29.040 .450 .722

Saya melakukan kewajiban

saya (sholat) hanya untuk

menggugurkan kewajiban

tersebut

65.93 32.590 -.048 .791

Saya berhasil karena kerja

keras saya sendiri

66.37 29.858 .173 .759

Disamping telah berusaha,

saya juga menyerahkan

segalanya kepada Allah

64.88 30.962 .402 .732

Page 110: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

Lampiran 7.

Hasil Uji Asumsi

(Uji Normalitas Dan

Uji Linearitas)

Page 111: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

HASIL UJI NORMALITAS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KECEMASAN

KEMATIAN

43 100.0% 0 0.0% 43 100.0%

TAWAKAL 43 100.0% 0 0.0% 43 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

KECEMASAN KEMATIAN Mean 19.49 .652

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 18.17

Upper Bound 20.80

5% Trimmed Mean 19.51

Median 20.00

Variance 18.256

Std. Deviation 4.273

Minimum 8

Maximum 29

Range 21

Interquartile Range 5

Skewness -.291 .361

Kurtosis .472 .709

TAWAKAL Mean 69.47 .882

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 67.69

Upper Bound 71.24

5% Trimmed Mean 69.70

Median 70.00

Variance 33.445

Std. Deviation 5.783

Minimum 54

Maximum 80

Range 26

Interquartile Range 7

Skewness -.658 .361

Kurtosis .199 .709

Page 112: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

KECEMASAN

KEMATIAN

.108 43 .200* .979 43 .611

TAWAKAL .121 43 .121 .965 43 .215

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

HASIL UJI LINEARITAS

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

KECEMASAN KEMATIAN

* TAWAKAL

43 100.0% 0 0.0% 43 100.0%

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

KECEMASAN

KEMATIAN *

TAWAKAL

Between

Groups

(Combined) 374.078 20 18.704 1.048 .455

Linearity 5.484 1 5.484 .307 .585

Deviation from

Linearity

368.594 19 19.400 1.087 .422

Within Groups 392.667 22 17.848

Total 766.744 42

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

KECEMASAN KEMATIAN *

TAWAKAL

-.085 .007 .698 .488

Page 113: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

Lampiran 8.

Hasil Uji Hipotesis

Page 114: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

HASIL UJI HIPOTESIS

Correlations

KECEMASAN

KEMATIAN TAWAKAL

Spearman's rho KECEMASAN

KEMATIAN

Correlation Coefficient 1.000 -.067

Sig. (2-tailed) . .670

N 43 43

TAWAKAL Correlation Coefficient -.067 1.000

Sig. (2-tailed) .670 .

N 43 43

Page 115: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

Lampiran 9.

Skor Empirik

Page 116: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

HASIL UJI EMPIRIK

Descriptive Statistics

N

Ran

ge

Minim

um

Maxi

mum Sum Mean

Std.

Devia

tion

Varia

nce

Skewnes

s Kurtosis

Stati

stic

Stati

stic

Statis

tic

Statist

ic

Stati

stic

Stati

stic

St

d.

Err

or

Statist

ic

Statis

tic

Stati

stic

St

d.

Err

or

Stati

stic

St

d.

Err

or

KECEMA

SAN

KEMATI

AN

43 21 8 29 838 19.4

9

.65

2

4.273 18.25

6

-.291 .36

1

.472 .70

9

TAWAKA

L

43 26 54 80 2987 69.4

7

.88

2

5.783 33.44

5

-.658 .36

1

.199 .70

9

Valid N

(listwise)

43

Page 117: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

Lampiran 10.

Perhitungan Skor

Hipotetik

Page 118: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

PERHITUNGAN SKOR HIPOTETIK SKALA KECEMASAN TERHADAP

KEMATIAN

Xmin = 6 x 1

= 6

Xmax = 6 x 5

= 30

Mean = ½ (Imin + Imax) Total Item

= ½ (1+5) 6

= 18

SD = 1/6 (Xmax – Xmin)

= 1/6 (30 – 6)

= 4

PERHITUNGAN SKOR HIPOTETIK SKALA TAWAKAL

Xmin = 16 x 1

= 16

Xmax = 16 x 5

= 80

Mean = ½ (I min + I max) Total Item

= ½ (1+5) 16

= 48

SD = 1/6 (Xmax – Xmin)

= 1/6 (80 – 16)

= 10,67

Page 119: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

Lampiran 11.

Kategorisasi

Responden

Page 120: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

KATEGORISASI RESPONDEN HASIL SKALA KECEMASAN

TERHADAP KEMATIAN

No Kategori Rumus Norma

1 Sangat Tinggi M + 1,8SD ≤ X

24 < X

2 Tinggi M + 0,5SD < X < M + 1,5SD

20 < X ≤ 18 + 1,5(4)

20 < X ≤ 24

3 Sedang M – 0,5SD < X ≤ M + 0,5SD

16 < X ≤ 18 + 0,5(4)

16 < X ≤ 20

4 Rendah M – 1,5SD ≤ X < M – 0,5SD

12 < X ≤ 18 – 0,5(4)

12 < X ≤ 16

5 Sangat Rendah X < M – 1,5SD

X < 18 – 1,5(4)

X < 12

FREKUENSI JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN KETEGORISASI

TINGKAT KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN

KECEMASAN KEMATIAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Rendah 2 4.7 4.7 4.7

Rendah 8 18.6 18.6 23.3

Sedang 16 37.2 37.2 60.5

Tinggi 14 32.6 32.6 93.0

Sangat Tinggi 3 7.0 7.0 100.0

Total 43 100.0 100.0

Page 121: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

FREKUENSI JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN KETEGORISASI

TINGKAT KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN PADA LAKI-LAKI

KECEMASAN KEMATIAN LAKI-LAKI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Sangat Rendah 1 10.0 10.0 10.0

Rendah 2 20.0 20.0 30.0

Sedang 4 40.0 40.0 70.0

Tinggi 1 10.0 10.0 80.0

Sangat Tinggi 2 20.0 20.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

FREKUENSI JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN KETEGORISASI

TINGKAT KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN PADA PEREMPUAN

KECEMASAN KEMATIAN PEREMPUAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Rendah 1 3.0 3.0 3.0

Rendah 6 18.2 18.2 21.2

Sedang 12 36.4 36.4 57.6

Tinggi 13 39.4 39.4 97.0

Sangat Tinggi 1 3.0 3.0 100.0

Total 33 100.0 100.0

Page 122: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

KATEGORISASI RESPONDEN HASIL SKALA TAWAKAL

No Kategori Rumus Norma

1 Sangat Tinggi M + 1,5SD < X

64 < X

2 Tinggi M + 0,6SD < X ≤ M + 1,8SD

53 < X ≤ 48 + 1,5(10,67)

53 < X ≤ 64,1

53 < X ≤ 64

3 Sedang M – 0,5SD < X ≤ M + 0,5SD

43 < X ≤ 48 + 0,5(10,67)

43 < X ≤ 53,34

43 < X ≤ 53

4 Rendah M – 1,5SD < X ≤ M – 0,5SD

32 < X ≤ 48 – 0,5(10,67)

32 < X ≤ 42,66

32 < X ≤ 43

5 Sangat Rendah X < M – 1,5SD

X < 48 – 1,5(10,67)

X < 31,99

X < 32

FREKUENSI JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN KETEGORISASI

TINGKAT TAWAKAL

TAWAKAL

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tinggi 8 18.6 18.6 18.6

Sangat Tinggi 35 81.4 81.4 100.0

Total 43 100.0 100.0

Page 123: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

FREKUENSI JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN KETEGORISASI

TINGKAT TAWAKAL PADA LAKI-LAKI

TAWAKAL LAKI-LAKI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tinggi 2 20.0 20.0 20.0

Sangat Tinggi 8 80.0 80.0 100.0

Total 10 100.0 100.0

FREKUENSI JUMLAH RESPONDEN BERDASARKAN KETEGORISASI

TINGKAT TAWAKAL PADA PEREMPUAN

TAWAKAL PEREMPUAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tinggi 6 18.2 18.2 18.2

Sangat Tinggi 27 81.8 81.8 100.0

Total 33 100.0 100.0

Page 124: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

Lampiran 12.

Frekuensi Responden

Page 125: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

FREKUENSI RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN

JENIS KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 10 23.3 23.3 23.3

Perempuan 33 76.7 76.7 100.0

Total 43 100.0 100.0

FREKUENSI RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

TINGKAT PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid LAIN-LAIN 1 2.3 2.3 2.3

S1 8 18.6 18.6 20.9

S2 2 4.7 4.7 25.6

SD 13 30.2 30.2 55.8

SMA 13 30.2 30.2 86.0

SMP 6 14.0 14.0 100.0

Total 43 100.0 100.0

Page 126: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

Lampiran 13.

Surat Izin Penelitian

Page 127: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …
Page 128: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …
Page 129: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

Lampiran 14.

Surat Keterangan

Selesai Penelitian

Page 130: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …
Page 131: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …
Page 132: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …

Lampiran 15.

Informed Consent

Page 133: HUBUNGAN ANTARA TAWAKAL DENGAN KECEMASAN …