hubungan antara status gizi dan motivasi kerja
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN MOTIVASI
KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
WANITA BAGIAN GILING ROKOK
DI PT NOJORONO KUDUS
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh
Febry Candra Adityana
NIM. 6450408087
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
2013
ii
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakltas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang
Januari 2013
Abstrak
Febry Candra Adityana
Hubungan antara Status Gizi dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas
Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus.
XII + 94 halaman + 13 tabel + 9 gambar + 16 lampiran
Dalam kondisi perkembangan pembangunan kearah industrialisasi dan
pesaingan pasar yang semakin ketat, sangat diperlukan tenaga kerja yang sehat dan
produktif. Tenaga kerja memiliki peranan dan kedudukan yang sangat penting
sebagai pelaku dan tujuan pembangunan karena dituntut adanya sumber daya
manusia yang berkualitas dan mempunyai produktivitas yang tinggi. Salah satu dari
faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas tinggi adalah Status Gizi dan
Motivasi Kerja. Dengan adanya Status Gizi dan Motivasi Kerja yang baik tenaga
kerja mampu meningkatkan kesejahteraan dan daya saing di era globalisasi. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui hubungan antara Status Gizi dan
Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di
PT Nojorono Kudus.
Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja yang ada pada bagian
Giling rokok di PT Nojorono Kudus. Teknik pengambilan sampel dengan metode
Purposive sampling dan menggunakan rumus Stanlay Lemeslow sehingga
didapatkan jumlah sampel 69 pekerja sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Instrumen dalam penelitian ini adalah pengukuran Status Gizi dengan menggunakan
microtois, timbangan injak, dan pengisian kuesioner Motivasi Kerja. Analisis data
dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji Chi-Square dengan α=
0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara Status Gizi
dengan Produktivitas Kerja (p-value 0,003) serta nilai kolerasi r = 0,333 yang berarti
ada hubungan rendah dan Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja (p-value 0,002)
serta nilai kolerasi r = 0,345 yang berarti ada hubungan rendah.
Saran yang diberikan kepada Pimpinan PT Nojorono Kudus adalah
hendaknya dilakukan upaya untuk memelihara dan meningkatkan status gizi kerja
dengan tidak mengganti jatah makan tambahan dengan uang sehingga program gizi
kerja dapat tercapai serta peningkatan motivasi kerja untuk memperoleh
produktivitas yang tinggi, yaitu dengan peningkatan kualitas pengawasan dan
pembayaran atau gaji serta memberikan penilaian work performance indikator secara
rutin bagi karyawan sehingga dapat meningkatkan motivasi dalam bekerja.
Kata Kunci : Status Gizi, Motivasi Kerja, Produktivitas Kerja
Kepustakaan : 29 (1994-2009)
iii
Public Health Departement
Sport Science Faculty
Semarang State University
January 2013
Abstract
Febry Candra Adityana
The relationship between Nutritional Status and Working Motivation with
Productivity the Woman Part Milled Smoking PT Nojorono Kudus.
XIII + 94 pages +13 tables + 9 figure + 16 appendices
In development progress towards industrialization and rivalry of the market
getting tougher, the healthy and productive labors are very needed. Labor has a role
and a very important positions as principals and development object as required the
presence of qualified human resources and having productivity. One of the factors
that may affect the high productivity is the nutritional status and working motivation.
The nutritional status and good working motivation of labor may able to increase
prosperity and competitiveness in the era of globalization. The purpose of this
research is to to find out the relationship between nutritional status and working
motivation with the women labor productivity in cigarette milling sector at PT
Nojorono Kudus.
The type of this research is observational analytic with cross sectional
approach. The population in this research is the entire labors who work in cigarette
milling sector at PT Nojorono Kudus. The technical sampling by using purposive
sampling method and stanlay lemeslow formula, so it can be obtained that there are
69 workers as the entire samples according to the criteria that have been settled. The
instrument of this research is the nutritional Status measurement by using microtois,
the scales of stampede, and filling the questionnaire working motivation. Data
analysis was done by univariate and bivariat (using Chi-Square with α= 0,05).
The conclusion from this study that there is a relationship between nutritional
Status and work productivity (p-value of 0.003) as well as the value of correlatioan r
= 0.333 which means that there is a low connection and working motivation with
work productivity (p-value of 0.002) as well as the value of correlatioan r = 0,345
which means that there is a low connection.
The advice might be given to the menegement of PT Nojorono Kudus is he
should do the effort to maintain and improve the nutritional status of work with an
extra meal ration does not replace with money so that the work can be accomplished
nutrition programs as well as increased motivation of working to achieve high
productivity, increased quality of surveillance and payment or salary and provide
assessment of work performance indicators routinely for employees so as to enhance
motivation in work.
Keywords : Nutritional Status, Working Motivation, Work Productivity
Librarianship : 29 (1994-2009)
iv
PENGESAHAN
Telah disidangkan di hadapan panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, skripsi atas nama:
Nama : Febry Candra Adityana
NIM : 6450408087
Judul : Hubungan Antara Status Gizi dan Motivasi Kerja dengan
Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT
Nojorono Kudus
Pada hari : Senin
Tanggal : 6 Mei 2013
Panitia Ujian:
Ketua, Sekretaris,
Drs. H. Harry Pramono, M.Si. Irwan Budiono, S.KM., M.Kes.
NIP. 19591019 198503 1 001 NIP. 19751217 200501 1 003
Dewan Penguji Tanggal
Ketua, Evi Widowati, S.KM., M.Kes.
NIP. 19830206 200812 2 003
Anggota, Drs. Sugiharto, M.Kes.
(Pembimbing Utama) NIP. 19550512 198601 1 001
Anggota, Drs. Bambang Wahyono, M.Kes.
(Pembimbing Pendamping) NIP. 19600610 198703 1 002
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai dari urusanmu, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain dan
hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap, (Qs Al-Insirah: 6-8)”.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya pesembahkan kepada:
1. Ayahnda Suyono dan Ibunda Ngatini
2. PT Nojorono Kudus.
3. Almamater Unnes.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah dan karunia-
Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan antara Status Gizi dan Motivasi
Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT
Nojorono Kudus” dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Semarang.
Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian sampai penyelesaian skripsi ini,
dengan rendah hati disampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Bapak Drs. H.
Harry Pramono, M.Si, atas Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing
Skripsi.
2. Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Semarang, Bapak Drs. Tri Rustiadi, M.Kes., atas ijin penelitian.
3. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang, Ibu Dr. dr. Hj. Oktia Woro K.H., M.Kes., atas
persetujuan penelitian.
4. Pembimbing I, Bapak Drs. Sugiharto, M.Kes., atas bimbingan, arahan serta
masukan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Pembimbing II, Bapak Drs. Bambang Wahyono, M.Kes., atas bimbingan, arahan
serta masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala HRD PT. Nojorono Kudus, Bapak Dwi Widodo, atas ijin penelitian.
vii
7. Kepala Bagian SKT PT. Nojorono Kudus, Bapak D. Hardiyanto, atas ijin
penelitian.
8. Kepala BAPPEDA Kudus, Bapak Mas’ut SH., M.Hum., atas ijin penelitian.
9. Ayahnda Suyono dan Ibunda Ngatini, atas do’a, pengorbanan dan motivasi baik
moril maupun materiil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
10. Adikku (Deby), atas do’a, motivasi dan semangat sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
11. Teman Kos (Angga, Habib, Siget, Riza, Nizar), atas masukan dan motivasinya
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
12. Teman diskusi (Agung, Aripta, Nugroho, Andhika, Irkhas, Reza, Yoga, Chris,
Hilda, Chandra) atas kebersamaan, bantuan dan motivasinya dalam penyusunan
skripsi ini.
13. Teman Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Angkatan 2008, atas masukan serta
motivasinya dalam penyusunan skripsi ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas masukannya dalam
penyelesaian skripsi ini.
Semoga amal baik dari semua pihak mendapatkan pahala yang berlipat ganda
dari Allah SWT. Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan karya
selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Semarang, Mei 2013
Penyusun
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
ABSTRACT ........................................................................................................... iii
PERSETUJUAN .................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5
1.5 Keaslian Penelitian ....................................................................................... 6
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 9
2.1 Pengertian Produktivitas Kerja ...................................................................... 9
2.2 Faktor yang Berhubungan dengan Produktivitas Kerja ................................. 9
2.3 Pengertian Status Gizi ................................................................................... 16
ix
2.4 Pengertian Motivasi Kerja ............................................................................. 22
2.5 Pengukuran Produktivitas .............................................................................. 29
2.6 Kerangka Teori .............................................................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 32
3.1 Kerangka Konsep .......................................................................................... 32
3.2 Variabel Penelitian......................................................................................... 33
3.3 Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 33
3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel .................................. 34
3.5 Rancangan Penelitian..................................................................................... 34
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................................... 35
3.7 Sumber Data Penelitian ................................................................................. 37
3.8 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 37
3.9 Validitas dan Reliabilitas ............................................................................... 38
3.10 Pengambilan Data .......................................................................................... 38
3.11 Pelaksanaan Pengambilan Data ..................................................................... 39
3.12 Pengolahan dan Analisis Data ....................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 43
4.1 Diskripsi Data ................................................................................................ 43
4.2 Hasil Penelitian .............................................................................................. 45
BAB V PEMBAHASAN ....................................................................................... 52
5.1 Hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita
Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus................................................ 52
x
5.2 Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita
Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus................................................ 54
5.3 Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 58
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 59
6.1 Simpulan ........................................................................................................ 59
6.2 Saran .............................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 61
LAMPIRAN ........................................................................................................... 63
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1: Keaslian Penelitian................................................................................. 6
Tabel 1.2: Perbedaan Penelitian .............................................................................. 7
Tabel 3.1: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ........................... 34
Tabel 3.2: Pelaksanaan Kegiatan Pengambilan Data .............................................. 40
Tabel 3.3: Pedoman Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi................................ 42
Tabel 4.1: Distribusi Responden berdasarkan Usia ................................................ 44
Tabel 4.2: Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja ..................................... 45
Tabel 4.3: Distribusi Responden berdasarkan Status Gizi ...................................... 46
Tabel 4.4: Distribusi Responden berdasarkan Motivasi Kerja................................ 47
Tabel 4.5: Distribusi Responden berdasarkan Aspek Motivasi Kerja .................... 48
Tabel 4.6: Distribusi Responden berdasarkan Produktivitas Kerja ........................ 48
Tabel 4.7: Hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Kerja ..................... 50
Tabel 4.8: Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja .............. 51
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1: Kerangka Teori .................................................................................. 31
Gambar 3.1: Kerangka Konsep ............................................................................... 32
Gambar 4.1: Distribusi Responden berdasarkan Usia ............................................ 44
Gambar 4.2: Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja ................................. 45
Gambar 4.3: Distribusi Responden berdasarkan Status Gizi .................................. 46
Gambar 4.4: Distribusi Responden berdasarkan Motivasi Kerja............................ 47
Gambar 4.5: Distribusi Responden berdasarkan Produktivitas Kerja .................... 49
Gambar 4.6: Distribusi Responden berdasarkan Hubungan antara Status Gizi
dengan Produktivitas Kerja ................................................................ 50
Gambar 4.7: Distribusi Responden berdasarkan Hubungan antara Motivasi Kerja
dengan Produktivitas Kerja ................................................................ 51
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Kuesioner Motivasi Kerja................................................................... 63
Lampiran 2: Daftar Identitas Responden ................................................................ 66
Lampiran 3: Daftar Status Gizi Responden ........................................................... 68
Lampiran 4: Daftar Motivasi Kerja Responden ...................................................... 70
Lampiran 5: Perhitungan Interpretasi Skor Kuesioner Penelitian........................... 72
Lampiran 6: Data Produktivitas Kerja Responden.................................................. 78
Lampiran 7: Hasil Analisis Univariat ..................................................................... 81
Lampiran 8: Hasil Analisis Bivariat ........................................................................ 83
Lampiran 9: Surat Keputusan Dosen Pembimbing ................................................. 86
Lampiran 10: Surat Ijin Observasi dari FIK UNNES ............................................. 87
Lampiran 11: Surat Ijin Penelitian dari FIK UNNES ............................................. 88
Lampiran 12: Surat Ijin Penelitian dari Kesbangpolinmas Kabupaten Kudus ....... 89
Lampiran 13: Surat Ijin Penelitian dari BAPEDA Kabupaten Kudus .................... 90
Lampiran 14: Surat Keterangan Diijinkan Penelitian dari BAPEDA ..................... 91
Lampiran 15: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .......................... 92
Lampiran 16: Dokumentasi ..................................................................................... 93
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kondisi perkembangan pembangunan kearah industrialisasi dan
pesaingan pasar yang semakin ketat, sangat diperlukan tenaga kerja yang sehat dan
produktif. Searah dengan hal tersebut, kebijakan pembangunan dibidang kesehatan
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh
masyarakat, termasuk masyarakat tenaga kerja. Tenaga kerja memiliki peranan dan
kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan karena
dituntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai produktivitas
yang tinggi. Tenaga kerja yang demikian mampu meningkatkan kesejahteraan dan
daya saing di era globalisasi (Anies, 2005:23).
Seiring dengan majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
era globalisasi ini, setiap negara termasuk bangsa Indonesia menghadapi tantangan
untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada pada saat ini. Manusia dalam
pekerjaannya tidak merupakan mesin yang bekerja begitu saja, tanpa perasaan,
pikiran dan kehidupan sosial. Manusia adalah suatu yang paling komplek. Manusia
memiliki rasa suka dan benci, gembira dan sedih, berani dan takut, dan lain-lain
sebagainya. Manusia mempunyai kehendak, kemampuan, angan-angan, dan cita-cita.
Manusia memiliki dorongan hidup tertentu. Selain itu, manusia mempunyai pikiran
dan pertimbangan, yang menentukan sikap dan pendiriannya dan manusia juga
mempunyai pergaulan hidup, baik di rumahnya, atau di tempat kerjanya, maupun di
masyarakat luas. Maka demilkian seorang tenaga kerja memliki perasaan, pikiran,
2
dan kehidupan sosial seperti itu. Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan pengaruh
yang tidak sedikit terhadap kepada keadaan pekerja dalam pekerjaannya (Suma’mur
P.K., 1996:207).
Kesehatan dan daya kerja sangat erat hubungannya dengan tingkat gizi kerja
seseorang. Tubuh memerlukan zat dari makanan untuk pemeliharaan tubuh, yang
banyak sedikitnya keperluan ini sangat tergantung pada usia, jenis kelamin,
lingkungan dan beban yang diderita oleh seseorang. Zat makanan tersebut diperlukan
juga untuk pekerjaan dan meningkatkan sepadan dengan lebih beratnya pekerjaan.
Pekerjaan memerlukan tenaga yang sumbernya adalah makanan (Suma’mur P.K.,
1996:50).
Seseorang tenaga kerja dengan sikap mental, motivasi yang tinggi serta
disiplin dan etos kerja yang tinggi akan selalu memacu dirinya untuk bekerja lebih
produktif. Motivasi kerja adalah dorongan kehendak yang ada dalam diri tenaga
kerja untuk berperilaku meningkatkan produktivitas kerja. Motivasi ini didasarkan
atas adanya keyakinan bahwa bekerja produktif akan memberikan manfaat bagi
dirinya (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:265).
Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata
maupun fisik (barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Misalnya saja,
’’produktivitas adalah ukuran efisiensi produk. Suatu perbandingan antara hasil
keluaran dan masukan atau output:input. Masukan sering dibatasi dengan tenaga
kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai
(Muchdarsyah Sinungan, 2003:12).
Bagi perusahaan, tenaga kerja merupakan aset yang sangat menentukan
aspek keberhasilan, baik dalam rangka memperoleh keuntungan perusahaan maupun
dalam rangka kelangsungan perusahaan dan pengembangan usaha lebih lanjut. Untuk
3
itu perusahaan perlu memiliki sumber daya manusia yang mempunyai etos kerja
yang tinggi, keahlian, keterampilan, semangat dan profesionalisme yang tinggi pula.
Sehingga dapat dikatakan bahwa tenaga kerja sebagai sumber daya manusia
memegang peranan yang utama dalam proses peningkatan produktivitas kerja (A.M.
Sugeng Budiono, dkk., 2003:244).
Pendapat Suterneister menyatakan bahwa produktivitas sekitar 90%
bergantung kepada kinerja tenaga kerja, dan yang 10 % bergantung kepada
perkembangan teknologi dan bahan mentah. Selanjutnya kinerja tenaga kerja 80-90
% bergantung kepada motivasi bekerja dan yang 10-20% bergantung kepada
kemampuannya, motivasi tenaga kerja untuk 50% bergantung kepada kondisi sosial,
40% bergantung kepada kebutuhan dan 10% bergantung kepada kondisi fisik
(Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003:275).
PT Nojorono adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang rokok
yang berada di Kabupaten Kudus. Perusahaan tersebut mempunyai banyak tenaga
kerja yang tersebar dalam beberapa bagian khususnya pada bagian giling dan batil.
Rata-rata mereka bekerja selama 9,5 jam dalam sehari. Semua aktivitas dimulai jam
06.00 WIB sampai dengan 15.30 WIB. Berdasarkan observasi awal pada bulan April
didapatkan hasil bahwa dari 10 responden terdapat 6 responden yang Status Gizinya
tidak memenuhi syarat, yaitu dengan menunjukkan hasil 4 responden dengan kriteria
gemuk dan 2 responden dengan kriteria kurus. Kemudian observasi kedua dilakukan
pada bulan november untuk mengetahui hasil produksi pada bulan Agustus,
September, dan Oktober 2012. Dari hasil observasi tersebut diketahui perminggunya
pada bulan Agustus minggu ke empat pekerja tidak memenuhi target 230.000 batang
rokok dari target 5.750.000 batang rokok pekerja hanya dapat menyelesaikan
4
5.520.000 batang rokok, pada bulan September minggu ke tiga pekerja tidak
memenuhi target 180.000 batang rokok dari target 5.230.000 batang rokok pekerja
hanya dapat menyelesaikan 5.050.000 batang rokok, dan yang terakhir pada bulan
Oktober minggu ke empat pekerja tidak memenuhi target 865.000 batang rokok dari
target 4.872.000 batang rokok pekerja hanya dapat menyelesaikan 4.007.000 batang
rokok. Hal ini dapat disebabkan karena banyak tenaga kerja yang tidak masuk
dikarenakan sakit, cuti atau keluar dari perusahaan yang perbulannya hampir 25%.
Sehingga berdampak pada ketidak sesuaian dengan target yang ditentukan dari pusat.
Meningkatnya produksi yang dihasilkan tidak hanya tergantung pada mesin-
mesin yang modern, modal yang cukup dan bahan baku yang banyak, tetapi
tergantung kepada orang yang melaksanakan pekerjaan. Tenaga kerja sebagai
pelaksana dalam kegiatan perusahaan harus diarahkan untuk mencapai tingkat
produktivitas yang optimal (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:244).
Salah satu sarana untuk meningkatkan hasil produksi yaitu dengan
memotivasi karyawan. Motivasi merupakan setiap kegiatan yang mendorong,
meningkatkan gairah dan mengajak karyawan untuk bekerja lebih efektif, serta
meningkatakan praktek yang tidak produktif, dapat merupakan bagian pokok dari
usaha meningkatkan pekerjaan yang efektif. Untuk mencapai produktivitas kerja
yang tinggi maka status gizi dan motivasi kerja harus tetap terpelihara atau bahkan
meningkat (Bambang Kussriyanto, 1999:10).
Dari latar belakang diatas menjadi alasan peneliti mengambil judul:
Hubungan antara Status Gizi dan Motivasi Kerja dengan Produktifitas Tenaga Kerja
Wanita Bagian Giling Rokok Di PT Nojorono Kudus.
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian
adalah:
“Adakah Hubungan antara Status Gizi dan Motivasi Kerja dengan
Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara Status Gizi dan
Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di
PT Nojorono Kudus.
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Untuk Tenaga kerja
Hasil penelitian diharapkan dapat berguna untuk tenaga kerja khususnya
pada peningkatan produktivitas giling rokok di PT. Nojorono Kudus.
1.4.2 Untuk Perusahaan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk mengetahui
status gizi dan motivasi kerja , serta dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam
rangka peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja serta sebagai data yang
digunakan untuk pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan kebijaksanaan.
1.4.3 Untuk Penulis
Manfaat bagi penulis untuk mengetahui hubungan antara antara Status gizi
dan Motivasi Kerja dengan Produktifitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok
Di PT Nojorono Kudus.
6
1.5 Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian ini diperoleh dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Nikmatul Fitri tahun 2006 dan Waris Ambar M tahun 2011 (Tabel 1.1).
Tabel 1.1: Keaslian Penelitian
No Judul
Penelitian
Nama
Penelitian
Tahun
Penelitian
Jenis
penelitian
Variabel
Penelitian
Hasil
Penelitian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Hubungan
antara
motivasi
kerja
dengan
kinerja
perawat di
Instalasi
Inap
RSUD
Tugurejo
Semarang.
Nikmatul
Fitri
2006 Cross
Sectional
Variabel
Bebas:
Motivasi
kerja
Variabel
Terikat:
Produktivi
tas kerja
Ada
hubungan
yang
segnifikan
antara
motivasi
kerja
dengan
kinerja
perawat di
Instalasi
inap
RSUD
Tugurejo
Semarang
2. Hubungan
antara
status gizi
dengan
produktivi
tas kerja
pada
tenaga
kerja
wanita
bagian
pelinting
rokok di
pabrik
Wisma
Jaya
Putera
Kab.
Demak.
Waris
Ambar M.
2005 Cross
Sectional
Variabel
Bebas:
Status
Gizi
Variabel
Terikat:
Produktivi
tas kerja.
Ada
hubungan
antara
status gizi
dengan
produktivi
tas kerja
wanita
bagian
pelinting
rokok di
pabrik
Wisma
Jaya
Putera
Kab.
Demak
7
1.5.1 Matrik Perbedaan Penelitian
Matrik pebedaan penelitian digunakan untuk mengetahui perbedaan
penelitian yang dilakukan sekarang dengan peneliti sebelumnya (Tabel 1.2).
Tabel 1.2: Perbedaan Penelitian
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
1.6.1 Ruang lingkup Tempat
Penelitian dilakukan di PT Nojorono Jl. Jendral Sudirman No. 86-B Kudus.
No Beda Febry Candra Adityana Nikmatul
Fitri
Waris Ambar
Musyawaroh
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Judul Hubungan antara Status
gizi dan Motivasi Kerja
dengan Produktifitas
Kerja Bagian Giling
Rokok Di PT Nojorono
Kudus.
Hubungan
antara
motivasi
kerja dengan
kinerja
perawat di
Instalasi inap
RSUD
Tugurejo
Semarang.
Hubungan antara
status gizi dengan
produktivitas kerja
pada tenaga kerja
wanita bagian
pelinting rokok di
pabrik Wisma Jaya
Putera Kec. Mijen
Kab. Demak.
2. Tahun
dan
Tempat
Tahun 2012 PT
Nojorono Kudus.
2006, RSUD
Tugurejo
Semarang.
2005, Di pabrik
Wismajaya Putera
Kec. Mijen Kab.
Demak
3. Variabel Variabel Bebas: Status
Gizi dan Motivasi
Kerja
Variabel Terikat:
Produktivitas Kerja.
Variabel
Bebas:
Motivasi
kerja
Variabel
Terikat:
Produktivitas
kerja.
Variabel Bebas: Status
Gizi
Variabel Terikat:
Produktivitas kerja
8
1.6.2 Ruang Lingkup Waktu
Ruang lingkup waktu meliputi proses penyusunan proposal yang dilakukan
pada bulan Maret 2012 hingga mulai dilakukan penelitian yang dapat dilakukan pada
bulan Januari 2013.
1.6.3 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi meliputi kajian tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat
dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Gizi Masyarakat mengenai Status
Gizi dan Motivasi Kerja terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Wanita bagian Giling
Rokok di PT Nojorono Kudus.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Produktivitas Kerja
Menurut A.M. Sugeng Budiono, dkk (2003:263) produktivitas mempunyai
beberapa pengertian. Pertama, menurut pengertian fisiologis, produktivitas
mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa
mutu kehidupan ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari
ini. Dalam suatu perusahaan atau pabrik, manajemen harus terus-menerus melakukan
perbaikan proses produksi, sistem kerja, lingkungan kerja, teknologi, dan lain-lain.
Kedua, produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dan masukan
(input).
2.2 Faktor yang Berhubungan dengan Produktivitas Kerja
2.2.1 Beban Kerja
Berupa beban fisik, mental, maupun sosial yang mempengaruhi tenaga kerja
sehingga upaya penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuan perlu
diperhatikan. Ketetapan penempatan tenaga kerja meliputi kecocokan, pengalaman,
mengurangi beban kerja dengan modifikasi cara kerja, atau perencanaan mesin serta
alat kerja.
Menurut Tarwaka, dkk (2004:95), faktor yang mempengaruhi beban kerja adalah
2.2.1.1 Faktor Eksternal
Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar
tubuh pekerja. Aspek beban kerja eksternal sering disebut sebagai stressor. Yang
termasuk beban kerja eksternal adalah:
10
Pertama, tugas-tugas. Tugas ada yang bersifat fisik seperti, tata ruang kerja,
stasiun kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja dan alat bantu kerja.
Tugas juga ada yang bersifat mental seperti, kompleksitas pekerjaan dan tanggung
jawab terhadap pekerjaan.
Kedua, organisasi kerja. Organisasi kerja yang mempengaruhi beban kerja
misalnya, lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, sistem pengupahan,
kerja malam, musik kerja, tugas dan wewenang.
Ketiga, lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi
beban kerja adalah yang termasuk dalam beban tambahan akibat lingkungan kerja.
Misalnya saja lingkungan kerja fisik (penerangan, kebisingan, getaran mekanisme),
lingkungan kerja kimiawi (debu, gas pencemaran udara), lingkungan kerja biologis
(bakteri, virus dan parasit) dan lingkungan kerja psikologis (penempatan tenaga
kerja).
2.2.1.2 Faktor Internal
Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu
sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi tersebut
dikenal dengan strain. Secara ringkas faktor internal meliputi:
1. Faktor somatis, yaitu jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan,
status gizi.
2. Faktor psikis, yaitu motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dll.
2.2.2 Beban tambahan akibat lingkungan kerja
Sebagai tambahan kepada beban kerja yang langsung akibat pekerjaan
sebenarnya, suatu pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan atau situasi,
yang berakibat beban tambahan pada jasmani dan rohani tenaga kerja (Suma’mur
P.K., 1996:49).
11
Terdapat 5 (lima) faktor penyebab beban tambahan yang dimaksud, yaitu:
(1) Faktor fisik, meliputi penerangan, suhu, udara, kelembaban, cepat rambat udara,
suara, vibrasi mekanis, radiasi dan tekanan udara; (2) Faktor kimia, yaitu gas, uap,
debu, kabut, asap, awan, cairan, dan benda padat; (3) Faktor biologi, baik dari
golongan tumbuhan atau hewan; (4) Faktor fisiologis seperti konstruksi mesin, sikap
dan cara kerja; (5) Faktor mental psikologi, yaitu suasana kerja, hubungan diantara
pekerja atau dengan pengusaha, pemilihan kerja dan lain-lain (Suma’mur P.K.,
1996:49).
2.2.3 Kapasitas Kerja
Kapasitas kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu dengan yang lainnya
hal ini dipengaruhi oleh:
2.2.3.1 Keterampilan
Semakin tinggi keterampilan kerja yang dimiliki, semakin efisien badan dan
jiwa pekerja, sehingga beban kerja menjadi relatif sedikit. Tidaklah heran apabila
angka sakit dan mangkir kerja sangat kurang pada mereka yang memiliki
keterampilan tinggi, bila mereka cukup memotivasi dan dedikasi (Suma’mur. P.K.,
1996:50). Keterampilan banyak pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan.
Keterampilan karyawan perusahaan dapat ditingkatkan melalui trening, kursus dan
lain-lain. Peningkatan percepatan keterampilan tenaga kerja diharapkan mampu
merubah struktur keterampilan tenaga kerja dalam jangka panjang menjadi struktur
bentuk “guci” dengan konsentrasi dibagian tengah untuk dapat melaksanakan
pekerjaan guna mendukung proses industrialisasi (A.M. Sugeng Budiono, dkk.,
2003:234).
12
2.2.3.2 Masa kerja
Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja dari pertama mulai
masuk hingga sekarang masih bekerja. Masa kerja dapat diartikan sebagai sepenggal
waktu yang agak lama dimana seseorang tenaga kerja masuk dalm satu wilayah
tempat usaha sampai batas waktu tertentu (Suma’mur P.K., 1996:71). Masa kerja
dapat dikategorikan menjadi:
1. Masa kerja baru: < 6 tahun
2. Masa kerja sedang: 6-10 tahun
3. Masa kerja lama: (> 10 tahun)
2.2.3.3 Kesegaran jasmani
Kesegaran jasmani dan rokhani adalah penunjang penting produktivitas
seseorang dalam kerjanya. Kesegaran tersebut dimulai sejak memasuki pekerjaan
dan terus dipelihara selama bekerja, bahkan sampai setelah berhenti bekerja.
Kesegaran jasmani dan rokhani tidak saja pencerminan kesehatan fisik dan mental,
tetapi juga gambaran keserasian penyesuaian seseorang dengan pekerjaannya yang
banyak dipengaruhi oleh kemampuan, pengalaman, pendidikan, dan pengetahuan
yang dimiliki (Suma’mur P.K., 1996:50).
2.2.3.4 Jenis Kelamin
Laki-laki dan wanita berbeda dalam kemampuan fisiknya dan kekuatan
kerja ototnya. Menurut pengalaman, ternyata biologi pada wanita tidak
mempengaruhi kemampuan fisik, melainkan lebih bersifat sosial dan cultural.
Ukuran dan daya tahan tubuh wanita berbeda dengan pria. Beberapa data
menunjukkan bahwa pekerja wanita lebih diperlukan pada suatu industri yang
13
memerlukan lebih banyak keterampilan dan ketelitian dari pada tenaga laki-laki. Jadi
secara umum wanita hanya mempunyai kekuatan fisik 2/3 dari kemampuan fisik
laki-laki, tetapi dalam hal tertentu wanita lebih teliti. Untuk kerja fisik wanita
mempunyai VO2 max 15-30% lebih rendah dari laki-laki. Kondisi tersebut
menyebabkan presentase lemak tubuh wanita lebih tinggi dari kadar Hb darah lebih
rendah dari pada laki-laki (Tarwaka, dkk., 2004:9).
2.2.3.5 Usia
Usia produktif adalah antara 15-54 tahun. Kebanyakan kinerja fisik
mencapai puncak pada usia pertengahan dua puluhan dan kemudian menurun dengan
bertumbuhnya usia. Semakin dengan bertambahnya usia maka kemampuan jasmani
dan rohaninyapun akan berkurang secara berlahan-lahan. Aktivitas hidup juga
berkurang yang mengakibatkan semakin bertambahnya ketidakmampuan tubuh
dalam berbagai hal. Usia seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik
sampai batas tertentu dan mencapai puncaknya pada usia 25 tahun. Pada usia 50-60
tahun kekuatan otot menurun sebesar 25%, kemampuan sensoris-motoris menurun
sebanyak 60%. Selanjutnya kemampuan fisik seseorang yang berusia lebih dari 60 th
tinggal mencapai 50% dari usia orang yang berusia 25 tahun (Tarwaka, dkk.,
2004:9).
2.2.3.6 Status Gizi
Manusia yang sehat dan mendapatkan makanan yang cukup, baik kualitas
maupun kuantitasnya maka akan memiliki kemampuan yang maksimal dalam
menjalani hidupnya. Kemampuan maksimal ini disebutkan kapasitas kerja orang
dewasa. Namun apabila energi yang diperoleh dari makanan tidak cukup, maka
14
orang akan bekerja dibawah kapasitas kerja seharusnya. Secara keseluruhan
kandungan energi yang rendah dalam makanan akan membawa dampak berupa
penurunan kegiatan otot, efisiensi kerja otot rendah dan lama waktu bekerja
berkurang. Dengan adanya gangguan ini maka kapasitas kerja secara keseluruhan
menjadi berkurang dan keadaan ini tentunya akan menyebabkan penurunan
produktivitas kerja (Sjahmien Moehji, 2003:11). Daya tahan tubuh seseorang
biasanya dipengaruhi dari gizi dan makanan yang didapat, dengan semua itu akan
memberikan semangat kerja tiap karyawan untuk memacu prestasi sehingga
produktivitas kerja karyawan akan tercapai. Kesehatan tenaga kerja dan produktivitas
kerja erat kaitannya dengan tingkat atau keadaan gizi. Seseorang tenaga kerja dengan
keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja yang lebih baik, begitu pula
sebaliknya. Tenaga kerja memerlukan makanan yang bergizi untuk pemeliharaan
tubuh, untuk perbaikan dari sel-sel dan jaringan, untuk pertumbuhan sampai masa
tertentu dan untuk melakukan kegiatan termasuk pekerjaan. Seseorang tenaga kerja
dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh
yang lebih baik, begitu pula sebaliknya pada tenaga kerja dengan keadaan gizi yang
buruk dan dengan beban kerja yang berat akan mengganggu kerja dan mempercepat
kelelahan (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:154).
2.2.3.7 Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan atau motor pendorong kegiatan seseorang
kearah dan tujuan tertentu dan melibatkan segala kemampuan yang dimiliki untuk
mencapainya (Tarwaka, dkk., 2004:139). Maka dengan adanya pengakuan dan
prestasi yang dicapai berupa insentif, adanya kesempatan bagi karyawan untuk
15
mengembangkan dirinya melalui pelatihan, dengan kondisi pekerjaan yang cukup
menyenangkan dan tempat kerja yang nyaman, didukung oleh hubungan kerja yang
harmonis serta adanya jaminan keselamatan kerja dan sistem penggajian yang baik
akan mendorong tenaga kerja untuk melakukan pekerjaannya dengan penuh
tanggung jawab. Tingginya tanggung jawab para karyawan membawa konsekuensi
yang ditunjukan dengan pencapain hasil produksi yang sesuai dengan target atau
melebihi target yang ditentukan. Seseorang karyawan dengan sikap mental, motivasi
yang tinggi serta disiplin dan etos kerja yang tinggi akan selalu memicu dirinya
untuk bekerja lebih produktif. Motivasi ini didasrkan atas adanya keyakinan bahwa
bekerja produktif akan memberikan manfaat bagi dirinya (A.M. Sugeng Budiono,
dkk., 2003:265).
2.2.3.8 Kondisi Kesehatan
Pengertian “sehat” senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik
mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan
kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan
lingkungan dan pekerjaan (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:97). Kesehatan dan
daya kerja sangat erat hubungannya dengan tingkat gizi seseorang. Pekerjaan
membutuhkan tenaga yang sumbernya adalah makanan. Kondisi kesehatan
merupakan penunjang penting produktivitas seseorang dalam bekerja. Kondisi
tersebut dimulai sejak memasuki pekerjaan dan terus dipelihara selama bekerja,
bahkan sampai setelah berhenti bekerja (Suma’mur P.K., 1996:203).
2.2.3.9 Kelelahan Kerja
Semua jenis pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja. Kelelahan kerja
akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan. Sehingga dapat
16
mengganggu pencapaian produktivitas kerja yang tinggi. Kelelahan yang terus
menerus setiap hari akan berakibat keadaan kelelahan yang kronis. Perasaan lelah
tidak saja terjadi sesudah bekerja sore hari, tetapi juga selama bekerja bahkan
kadang-kadang sebelumnya (Suma’mur P.K., 1996:192).
2.3 Pengertian status gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaaan zat gizi. Dibedakan menjadi status gizi buruk atau kurang, baik dan
lebih (Sunita Almatsier, 2002:3). Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi
dari gizi dan makanan yang didapat, dengan semua itu akan memberikan semangat
kerja tiap karyawan untuk memacu prestasi sehingga produktivitas kerja karyawan
akan tercapi. Kesehatan tenaga kerja dan produktivitas kerja erat kaitannya dengan
tingkat atau keadaan gizi.
Seseorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki
kapasitas kerja yang lebih baik, begitu pula sebaliknya. Tenaga kerja memerlukan
makanan yang bergizi untuk pemeliharaan tubuh, untuk perbaikan dari sel-sel dan
jaringan, untuk pertumbuhan sampai masa tertentu dan untuk melakukan kegiatan
termasuk pekerjaan. Seseorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan
memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik, begitu pula sebaliknya
pada tenaga kerja dengan keadaan gizi yang buruk dan dengan beban kerja yang
berat akan mengganggu kerja dan mempercepat kelelahan (A.M. Sugeng Budiono,
dkk., 2003:154).
2.3.1 Kebutuhan gizi pekerja
Gizi kerja adalah nutrisi yang di perlukan oleh para pekerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai jenis pekerjaannya. Sebagai suatu aspek dari ilmu-ilmu
17
gizi yang pada umumnya, maka gizi kerja ditujukan untuk kesehatan dan daya kerja
tenga kerja yang setinggi-tingginya (Suma’mur P.K., 1996:197).
Secara Umum ada 3 kegunaan makanan bagi tubuh (triguna makanan),
yakni sumber tenaga (karbohidrat, lemak, protein), sumber zat pembangun (protein
dan air) dan sumber zat pengatur diantaranya vitamin dan air (Djoko Pekik Irianto,
2007:5).
2.3.1.1 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan bahan untuk tubuh, terdapat terutama dalam bahan
makanan berasal dari tumbuhan terutama penghasil tepung di dalam tubuh manusia
dirubah menjadi glikogen dan disimpan dalam hati dan otot-otot. Bial diperlukan,
dikeluarkan dalam darah dan jaringan sebagai glukosa. Karbohidrat berfungsi
sebagai tenaga untuk kegiatan tubuh dan pengatur suhu badan. Kelebihannya dalam
badan dirubah dan disimpan sebagai lemak (Suma’mur P.K., 1996:205).
2.3.1.2 Protein
Protein berfungsi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
menggantikan sel-sel yang mati sebagai protein struktural, selain itu protein juga
berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai mikroba dan zat
toksik lainya. Sebagai zat pengatur, protein mengatur proses metabolisme dalam
bentuk enzim dan hormon (Achmad Djaeni Sediaoetama, 2000:75).
2.3.1.3 Vitamin
Vitamin adalah zat organik komplek yang dibutuhkan dalam jumlah sangat
kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu harus
didatangkan dari makanan, vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan
18
dan pemeliharaan kehidupan, tiap vitamin mempunyai tugas spesifik dalam tubuh
(Sunita Almatsier, 2002:151).
2.3.1.4 Mineral
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun
fungsi tubuh secara keseluruhan. Di samping itu mineral berperan dalam berbagai
tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim (Sunita
Almatsier, 2002:228).
2.3.1.5 Air
Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 55-60% dari
berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian utama tubuh tanpa lemak atau lean
body mass. Kandungan air tubuh relatif berbeda antar manusia, bergantung pada
proporsi jaringan otot dan jaringan lemak (Sunita Almatsier, 2002:220).
2.3.2 Faktor yang Berhubungan dengan Kebutuhan Gizi Seseorang
Kebutuhan gizi setiap orang berbeda satu sama lainya dan sangat
bergantung pada beberapa faktor yaitu:
2.3.2 .1 Ukuran Tubuh
Semakin besar ukuran tubuh seseorang maka semakin besar pula kebutuhan
kalorinya, meskipun usia, jenis kelamin, dan aktivitas yang dilakukan sama.
2.3.2.2 Usia
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun
keatas) merupakan msalah penting, karena selain mempunyai resiko-resiko penyakit
tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu pemantauan
19
keadaan tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah
dengan mempertahankan berat badan ideal.
2.3.2.3 Jenis Kelamin
Laki-laki umumnya membutuhkan relatif lebih banyak kalori dibanding
dengan wanita. Hal ini karena secara fisiologis laki-laki mempunyai lebih banyak
otot dan juga lebih aktif, sehingga secara kodrati pria diciptakan untuk tampil lebih
aktif dan kuat dari pada wanita. Pria lebih sanggup melaksanakan pekerjaan yang
lebih berat lainya seperti mengangkat karung beras di pasar atau pelabuhan.
Sedangkan kegiatan wanita pada umumnya lebih banyak membutuhkan ketrampilan
tangan.
2.3.2.4 Aktivitas pekerjaan yang dilakukan
Pekerjaan berat akan membutuhkan kalori dan protein lebih besar dari pada
mereka yang bekerja sedang dan ringan. Besarnya kebutuhan kalori tergantung
banyaknya otot yang dipergunakan untuk bekerja serta lamanya penggunaan otot
tersebut. Disamping itu protein yang digunakan juga lebih tinggi dari normal. Karena
harus mengganti jaringan baru yang lebih banyak dari pada keadaan biasa untuk
mempertahankan agar tubuh dapat bekerja secara normal.
2.3.2.5 Kondisi tubuh tertentu
Pada orang yang baru sembuh dari sakit akan membutuhkan lebih banyak
kalori dan zat gizi lainya dari pada sebelum sakit. Penambahan zat gizi tersebut
diperlukan untuk rehabilitas kembali sel tubuh yang rusak selam sakit.
2.3.2.6 Kondisi lingkungan
Pada musim hujan membutuhkan lebih banyak kalori dibanding dengan
musim panas. Demikian pula pada tempat yang dingin lebih tinggi dari pada tempat
20
pada suhu panas. Dimana tambahan kalori pada tempat dingin diperlukan untuk
mempertahan suhu tubuh (Tarwaka, dkk., 2004:72).
2.3.3 Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi tujuh penilaian
yaitu: Antropometri, Pemeriksaan Klinis, Biokimia, Biofisik, Survei Konsumsi
makanan, Statistik Fital dan Faktor Ekologi.
2.3.3.1 Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan barbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan
asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan
fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh (I
Dewa Nyoman Supariasa, 2002:19).
2.3.3.2 Pemeriksaan Klinis
Metode ini sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat, metode ini
didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jarinagn epitel seperti: kulit,
rambut, mata dan mukosa oral (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:19).
2.3.3.3 Pemerikasaan Biokimia
Pemeriksaan laboratorium (biokimia), dilakaukan melalui pemeriksaan
spesimen jaringan tubuh (darah, urin, tinja, hati dan otot) yang diuji secara
21
laboratoris terutama untuk mengetahui kadar hemoglobin, feritin, glukosa, dan
kolesterol. Pemerikaan biokimia bertujuan mengetahui kekurangan gizi spesifik
(Djoko Pekik Irianto, 2007:65).
2.3.3.4 Pemeriksaan Biofisik
Pemeriksaan dilakukan dengan melihat kemampuan fungsi serta perubahan
struktur jaringan. Pemerikasaan biofisik bertujuan mengetahui situasi tertentu,
misalnya pada orang yang buta senta (Djoko Pekik Irianto, 2007:66).
2.3.3.5 Survei konsusmsi makanan
Survai konsusmsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara
tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi oleh
individu.
Pengumpilan data survai konsumsi makanan dapat memberikan gambaran
tentang konsumsi berbagai makanan yang mengandung zat gizi pada masyarakat,
keluarga dan individu. Survai konsumsi makanan dapat mengidentifikasi kelebihan
dan kekurangan zat gizi (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:20).
2.3.3.6 Statistik vital
Pemerikasaan dilakukan dengan menganalisis data kesehatan seperti angka
kematian, angka kesakitan dan kematian akibat hal yang berhubungan dengan gizi.
Pemeriksaan ini bertujuan menemukan indikator tidak langsung status gizi
masyarakat (Djoko Pekik Irianto, 2007:66).
2.3.3.7 Faktor Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor
fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat
tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain.
22
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahuai
penyebab malnutrisi disuatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program
intervensi gizi. Setiap metode penilaian status gizi memiliki kelebihan dan
kelemahan. Berbagai contoh penggunaan penilaian status gizi seperti antropometri
digunakan untuk mengukur karakteristik fisik dan zat gizi seseorang (I Dewa
Nyoman Supariasa, 2002:19)
2.4 Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang
memberikan energi, mendorong kegiatan atau gerakan dan mengarah atau
menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau
mengurangi ketidakseimbangan (Muchdarsyah Sinungan, 2003:134).
Produktivitas dalam suatu organisasi dihubungkan oleh banyak faktor,
seperti kesempatan memperoleh pendidikan dan pelatihan tambahan, penilaian
prestasi kerja yang adil, rasional dan obyektif, sistem imbalan serta berbagai faktor
lainnya. Motivasi dan kepuasan kerja merupakan bagian dari faktor tersebut. Akan
tetapi dilihat dari sudut pemeliharahan hubungan dengan karyawan, motivasi dan
kepuasan kerja merupakan bagian yang penting. Motivasi yang tepat membuat
karyawan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan
tugasnya karena meyakini bahwa keberhasilan organisasi mencapai tujuan sasaran,
kepentingan pribadi anggota organisasi akan terpelihara. Pimpinan organisasi perlu
mengetahui motivasi kerja dari anggota organisasi (karyawan). Melalui mengetahui
motivasi itu maka pimpinan dapat mendorong karyawan bekerja lebih baik (Sondang
P. Siagian, 2001:286).
23
Peningkatan motivasi kerja dapat dilakukam dengan cara-cara: (1)
Penggunaan rangsang yang positif dengan memberikan penghargaan atau hukuman
yang tepat pada suatu tindakan; (2) Menjaga kesegaran jasmani, misalnya dengan
melakukan senam sehat atau jalan sehat; (3) Motivasi melalui uang; (4)
Meningkatkan motivasi melalui perbaikan rencana rancangan kerja. Membuat
pekerjaan lebih menarik, memotivasi dan kenyamanan kerja akan timbul; (5)
Menimbulkan rasa ingin memiliki dan rasa ikut bertanggung jawab terhadap
pekerjaan yang dihadapi; (6) Menciptakan suasana kompetisi yang sehat; (7)
Menciptakan situasi kebersamaan baik formal maupun non formal (Muchdarsyah
Sinungan, 2003:42).
2.4.1 Unsur Penggerak Motivasi
Motivasi tenaga kerja akan ditentukan oleh perangsangnya. Perangsang
yang dimaksud merupakan mesin penggerak motivasi tenaga kerja, sehingga
menimbulkan pengaruh perilaku individu yang bersangkutan.
Siswanto Sastrohadiwiryo (2003:269), mengemukakan unsur penggerak
motivasi antara lain:
2.4.1.1 Kinerja (Achievement)
Keinginan berkinerja sebagai suatu kebutuhan dapat mendorong mencapai
sasaran.
2.4.1.2 Penghargaan (Recognition)
Pengahargaan, pengakuan, atau recognition atas suatu kinerja yang telah
dicapai seseorang merupakan perangsang yang kuat. Pengakuan atas suatu kinerja,
akan memberikan kepuasan batin yang lebih tinggi dari pada penghargaan dalam
24
bentuk materi atau hadiah. Penghargaan atau pengakuan dalam bentuk piagam
penghargaan atau medali, dapat menjadikan perangsang yang lebih kuat
dibandingkan dengan berupa barang atau uang.
2.4.1.3 Tantangan (Challenge)
Adanya tantangan yang dihadapi, merupakan perangsang kuat bagi manusia
untuk mengatasinya. Suatu sasaran yang tidak menantang atau dengan mudah dapat
dicapai biasanya tidak mampu menjadi perangsang, bahkan cenderung menjadi
kegiatan rutin. Tantangan demi tantangan, biasanya akan menumbuhkan kegairahan
untuk mengatasinya.
2.4.1.4 Tanggung Jawab (Responsibility)
Adanya rasa ikut memiliki (sense of belonging) atau rumongso handarbeni
akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung jawab.
2.4.1.5 Pengembangan (Development)
Pengembang kemampuan seseorang, baik dari pengalaman kerja atau
kesempatan untuk maju, dapat merupakan perangsang kuat bagi tenaga kerja untuk
bekerja lebih giat lebih bergairah. Apalagi jika pengembangan perusahaan selalu
dikaitkan dengan kinerja atau produktivitas.
2.4.1.6 Keterlibatan (Involvement)
Rasa ikut terlibat atau involved dalam suatu proses pengambilan keputusan
atau bentuknya, dapat pula “kotak saran” dari tenaga kerja, yang dijadikan masukan
untuk menejemen perusahaan, merupakan perangsang yang cukup kuat untuk tenga
kerja.
Adanya ras keterlibatan bukan saja menciptakan rasa memiliki dan rasa
tanggung jawab tetapi juga menimbulkan rasa mawas diri untuk bekerja lebih baik,
menghasilkan produk yang lebih bermutu.
25
2.4.1.7 Kesempatan (Opportunity)
Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karir yang terbuka, dari
tingkat bawah sampai tingkat menejemen puncak merupakan perangsang yang cukup
kuat bagi tenag kerja. Bekerja tanpa harapan atau kesempatan untuk meraih
kemajuan atau perbaikan nasib, bukan merupakan perangsang untuk berkinerja atau
bekerja produktif.
2.4.2 Jenis motivasi kerja
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003:99) terdapat dua jenis motivasi,
yaitu: (1) Motivasi positif (Insentif Positif) Motivasi positif dengan maksudnya
manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada
mereka yang berprestasi di atas standar, dengan motivasi positif ini semangat kerja
karyawan akan meningkat karena umumnya manusia senang menerima yang baik-
baik saja; (2) Motivasi negatif (Insentif negatif) Motivasi negatif maksudnya
menejer memotivasi bawahannya dengan memberikan hukuman kepada mereka yang
pekerjaannya kurang baik (prestasi rendah). Pemberian motivasi negatif ini semangat
kerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat, karena mereka takut di
hukum, tetapi untuk jangka waktu yang panjang dapat berakibat kurang baik. Dalam
praktek kedua jenis motivasi di atas sering digunakan oleh menejer suatu perusahaan.
Penggunaanya harus tepat dan seimbang, supaya dapat meningkatkan semangat kerja
karyawan.
2.4.3 Tujuan motivasi
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003:97), tujauan motivasi antara lain
sebagai berikut (1) Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan; (2)
Miningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan; (3) Meningkatkan produktivitas
26
kerja karyawan; (4) Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan;
(5) Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan; (6)
Mengefektifkan pengadaan karyawan; (7) Menciptakan suasana dan hubungan kerja
yang baik; (8) Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan; (9) Meningkatkan
tingkat kesejahteraan karyawan; (10) Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan
terhadap tugas-tugasnya; (11) Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan
bahan baku
2.4.4 Teknik pengukuran motivasi
Kekuatan motivasi tenaga kerja untuk bekerja atau berkinerja secara
langsung tercemin sebagai upayanya seberapa jauh ia bekerja keras. Upaya ini
mungkin menghasilkan kinerja yang baik atau sebaliknya karena ada dua faktor yang
harus benar jika upaya itu akan diubah menjadi kinerja
Pertama, tenaga kerja harus memiliki kemampuan yang diperlukan utuk
mengerjakan tugasnya dengan baik, tanpa kemampuan dan upaya yang tinggi tidak
mungkin menghasilkan kinerja yang baik. Kedua adalah persepsi tenaga kerja yang
bersangkutan tentang bagaimana upayanya dapat diubah sebaik-baiknya menjadi
kinerja, jika terjadi persepsi yang salah, kinerja akan rendah meskipun upaya dan
motivasinya mungkin tinggi (Siswanto Sastrohadiwiryo, 2002:275).
2.4.5 Teori Motivasi
2.4.5.1 Teori Abraham H. Maslow
Salah seorang ilmuwan yang dipandang sebagai pelopor teori motivasi
adalah Abraham H. Maslow. Teori motivasi Maslow pada intinya berkisar pada
pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu: (1)
27
Kebutuhan fisiologikal, seperti sandang, pangan dan papan; (2) Kebutuhan
Keamanan, tidak hanya dalam arti fisik, akan tetapi juga mental, psikologikal dan
intelektual; (3) Kebutuhan Sosial; (4) Kebutuhan prestisi yang pada umumnya
tercemin dalam simbol-simbol status; (5) Aktualisasi diri dalam arti tersedianya
kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam
dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata (Sondang P. Siagian,
2001:287).
2.4.5.2 Teori Mc. Clelland: Teori Motivasi Berprestasi
David Mc. Clelland menemukan adanya kebutuhan atau keinginan individu
yang kuat untuk mencapai prestasi yang akan terlihat dengan adanya motivasi yang
kuat akan pekerjaan yang menantang (Challenging) dan bersaing (Chompetitive),
sehingga dapat dikatakan bahwa manusia mempunyai tiga kebutuhan dasar, yaitu:
(1) Kebutuhan akan berprestasi; (2) Kebutuhan akan kekuasaan; (3) Kebutuhan akan
berafilisasi dengan sesamanya (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:248).
2.4.5.3 Teori Dua Faktor dari Herzberg
Teori ini dinamakan teori dua faktor karena dalam teori ini dikembangkan
dua faktor motivasi bagi para pegawai. Faktor ini yang pertama dinamakan faktor
yang membuat pegawai merasa tidak puas dan faktor yang kedua dinamakan faktor
yang membuat pegawai menjadi merasa puas. Dua faktor tersebut juga dinamakan
sebagai faktor ekstrinsic dan intrinsic. Faktor ekstrinsic terdiri dari serangkaian
kondisi kerja yang meliputi faktor sebagai berikut: (1) Gaji atau upah; (2) Keamanan
pengawasan; (3) Kondisi Kerja; (4) Status; (5) Kebijakan perusahaan; (6) Mutu dari
28
teknik pengawasan; (7) Interaksi antar personal, yang dapat dibedakan menjadi
interaksi antara sesamanya, interaksi antara bawahan, interaksi antara pimpinan
(atasan). Menurut Herzberg apabila faktor tersebut ada maka tidak memerlukan
motivasi dan apabila faktot itu tidak ada maka akan menyebabkan rasa tidak puas
dikalangan para pegawai. Faktor yang kedua,yaitu satisfiers atau faktor intrinsic,
terdiri dari serangkaian kondisi yang meliputi beberapa faktor sebagai berikut: (1)
Pengakuan; (2) Tanggung Jawab; (3) Prestasi; (4) Pekerjaan itu sendiri; (5) Adanya
kemungkinan untuk berkembang; (6) Kemajuan. Menurut Herzberg, serangakaian
kondisi tersebut apabila terpenuhi akan meningkatkan motivasi kerja para pegawai
(Wursanto, 2003:305).
2.4.5.4 Teori Harapan
Victor H Vroom, dalam bukunya yang berjudul: Work and Motivation
mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “Teori Harapan”. Menurut teori
ini, motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang dicapai oleh seseorang dan
pikiran yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang
diinginkannya itu. Artinya, apabilaseseorang sangat menginginkan sesuatu dan jalan
nampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya
mendapatkannya.
Dinyatakan dalam cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa
jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu
cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang
diinginkannya itu tipis, motivasinya pun untuk berupaya akan menjadi rendah
(Sodang P. Siagian, 2001:292).
29
2.4.5.5 Teori Clayton Alderfer
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG”, teori tersebut merupakan
huruf pertama dari ketiga istilah tersebut, yaitu: E (Existence), R (Relatedness), G
(Growth). Jika makna ketiga istilah tersebut didalami akan terlihat dua hal penting.
Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang
dikembangkan oleh Maslow, “Relatedness” senada dengan hierarki ketiga dan
keempat menurut konsep Maslow dan “Growth” mengandung makna yang sama
dengan “selt actualizaion” menurut Maslow. Kedua teori ini Alderfer menekankan
bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan pemusanya secara serentak
(Sodang P. Siagian, 2001:289).
2.4.5.6 Teori Keadilan
Menurut model teori ini, motivasi seseorang karyawan sangat dipengarui
oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk dalam
faktor internal adalah: (1) Persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (2) Harga diri;
(3) Harapan pribadi; (4) Kebutuhan; (5) Keinginan; (6) Kepuasan kerja; (7) Prestasi
yang dihasilkan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengarui motivasi kerja
seseorang antara lain; (1) Jenis dan sifat pekerjaan; (2) Kelompok kerja dimana
seseorang bergabung; (3) Situasi lingkungan pada umumnya; (4) Sistem imbalan
yang berlaku dan cara penerapannya (Sodang P. Siagian, 2001:294).
2.5 Pengukuran Produktivitas
Produktivitas (P) dapat diformulasikan sebagai peningkatan produktivitas
berlainan dengan peningkatan produksi. Produksi adalah hasil akhir dari suatu
30
proses. Peningkatan produksi belum tentu disertai peningktan produktivitas. Produksi
dapat saja meningkat tetapi peningkatan produksi ini diikuti pula oleh kenaikan atau
biaya yang lebih besar.
Dimana: P= Poduktivitas
O= Keluaran (output)
I= Masukan (input)
Produktivitas disebut meningkat apabila P>1 (A.M. Sugeng Budiono, dkk.,
2003:264).
Dari pengertian tersebut dapat diartikan pula bahwa produktivitas dapat
digunakan sebagai efisiensi, efektivitas dan kualitas setiap sumber daya yang
digunakan selama produksi berlangsung
Pengukuran produktivitas (P) juga dapat diukur dengan rumusan sebagai
berikut:
Dimana: P = Produktivitas
M = Upah tenaga kerja per orang/hari
DM = Biaya intervensi untuk perbaiki per orang/hari
K = Keluaran sebelum intervensi (hasil kerja rata-rata per orang/hari
DK = Kenaikan keluaran hasil kerja rata-rata per orang/hari
+ = Hasil kerja naik
_ = Hasil kerja turun
31
2.6 Kerangka Teori
Dari hasil penelaahan dan mengacu konsep dasar tentang status gizi dan
motivasi kerja dengan produktivitas, dapat ditentukan secara grafis maupun analisis
maka teoritisnya adalah (gambar 2.1).
Gambar 2.1: Kerangka Teori
Sumber: A.M. Sugeng Budiono, dkk1 (2003), Suma’mur P. K
2 (1996), Tarwaka,
dkk3 (2004).
Kapasitas Kerja
1. Keterampilan1
2. Massa kerja2
3. Kesegaran Jasmani2
4. Jenis Kelamin3
5. Usia3
6. Status gizi1
7. Motivasi1
8. Kondisi Kesehatan2
9. Kelelahan kerja2
Beban Tambahan Dari
Lingkungan Kerja2
1. Fisik
2. Kimia
3. Biologi
4. Fisiologis
5. Mental Sosial
Produktivitas Kerja
Beban Kerja2
1. Faktor Eksternal
2. Faktor Interna
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan antara konsep atau variabel yang
akan diamati atau diukur melalui penelitian yang dilakukan (Soekidjo Notoatmodjo,
2005:69). Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah (Gambar 3.1).
Gambar 3.1: Kerangka Konsep
Keterangan: * dikendalikan
Variabel Bebas
1. Status Gizi
2. Motivasi Kerja
Variabel Terikat
Produktivitas Kerja
Variabel Pengganggu
1. Umur*
2. Kondisi Kesehatan*
33
3.2 Variabel Penelitian
3.2.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang bila berubah akan mengakibatkan
perubahan variabel lain (Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismail, 1995:157).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Status Gizi dan Motivasi Kerja.
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang berubah akibat perubahan variabel
bebas dalam penelitian (Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismail, 1995:157).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Produktivitas.
3.2.3 Variabel Pengganggu
Variabel pengganggu adalah jenis variabel yang berhubungan (asosiasi)
dengan variabel bebas dan berhubungan dengan variabel tergantung, tetapi bukan
merupakan variabel antara (Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismail, 1995:158).
Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah usia dan kondisi kesehatan. Dalam
penelitian ini variabel pengganggu dikendalikan dengan cara pengkategorian sampel
penelitian.
3.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis diartikan sebagai simpulan sementara atau dugaan logis tentang
keadaan populasi. secara statistik menyatakan parameter populasi dari satu variabel
yang terdapat dalam populasi dan dihitung berdasarkan statistik sampel. karena
hipotesis hanya merupakan pernyataan sementara atau dugaan logis maka hipotesis
mungkin benar, tetapi mungkin juga tidak benar (Eko Budiarto, 2001:178). Dalam
penelitian, dirumuskan hipotesis: Ada Hubungan antara Status Gizi dan Motivasi
Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT
Nojorono Kudus.
34
3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Definisi Operasional dalam penelitian ini dapat dirumuskan untuk
menghindari penafsiran yang salah serta memberikan gambaran yang lebih jelas,
maka dikemukakan batasan istilah (Tabel 3.1).
Tabel 3.1: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Variabel Definisi
Operasional
Cara
Pengukuran
Kategori Skala
Pengukuran
Status Gizi Status gizi
adalah
keadaan
tubuh sebagai
akibat
konsumsi
makanan dan
penggunaan
zat gizi
dalam diri
tenaga kerja
Pemeriksaan
Indeks Massa
Tubuh (IMT)
1. Kurus IMT
<18,5
2. Normal IMT
>18,5-25,5
3. Gemuk IMT
>25,5 (I
Dewa
Nyoman
Supariasa
dkk.,
2002:61).
Ordinal
Motivasi
Kerja
Adalah
dorongan
kehendak
yang ada
dalam diri tenaga kerja
Kuesioner 1. Rendah Skor
25-55
2. Sedang Skor
56-75
3. Tinggi Skor 76-100
(Saiffudinn
Azwar,
2008:114).
Ordinal
Produktivitas Produktivitas
adalah
perbandingan
antara
keluaran dan
masukan atau
perbandingan
antara output
dengan input
Menggunakan
rumus tingkat
prodiktivitas
Produktivitas
tinggi (P>1)
Produktivitas
rendah (P<1)
(A.M Sugeng
Budiono, dkk.,
2003:263).
Ordinal
3.5 Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode survei analitik, karena penelitian
bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kontribusi faktor resiko tertentu terhadap
35
adanya suatu kejadian tertentu (efek). Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini
adalah cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi
anatara faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya tiap
subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap
status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti
bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama (Soekidjo
Notoadmodjo, 2005:145).
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
3.6.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek, subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:61). Populasi dalam
penelitian ini adalah tenaga kerja bagian giling rokok di PT Nojorono Kudus.
Populasi dalam penelitian ini adalah 246 orang.
3.6.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu
hingga dianggap mewakili populasinya (Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael,
2011:90). Cara pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling yaitu memilih sampel yang diperoleh dari semua sampel yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.6.2.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada populasi
target dan populasi terjangkau (Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismail, 1995:22).
36
Dalam penelitian ini kriteria inklusi adalah: (1) Usia 25-49 tahun; (2) Kondisi
kesehatan baik atau dengan kata lain tidak menderita salah satu atau lebih dari
penyakit yaitu tidak memiliki gangguan kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diare,
asma, sakit kepala, nyeri punggung dan leher, karena seseorang yang sedang
menderita sakit akan mudah terpengaruh oleh efek lingkungan (Sartono, 2002:23).
2.6.2.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria Eksklusi adalah sebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi
yang harus dikeluarkan dari studi (Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismail,
1995:22). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah responden yang
menolak/tidak hadir untuk diteliti maupun yang tidak ada saat penelitian.
Sampel minimal yang diambil berjumlah 69 sampel dari 246 populasi.
Sampel tersebut diperoleh dari rumus sebagai berikut:
Keterangan :
n :Besar sampel
N :Jumlah populasi
: Standar Deviasi Normal
Untuk 1,96 dengan Confidence Level 95%
P : Proporsi untuk sifat yang diperkirakan terjadi pada populasi
Apabila tidak diketahui proporsi sifat tertentu tersebut, maka biasanya
digunakan P adalah 0,5
d : Derajat kesalahan yang diterima (0,1)
Besar sampel minimalnya adalah:
37
(Lamen Sow Stanley, 1997:54).
3.7 Sumber Data Penelitian
3.7.1 Sumber Data Primer
Data primer adalah bila pengumpulan data dilakukan secara langsung oleh
peneliti (Eko Budiarto, 2002:5). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan
cara: pemeriksaan Status Gizi dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh, pengkuran
Motivasi Kerja dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran Produktivitas Kerja.
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah bila pengumpulan data yang diinginkan diperoleh dari
orang lain dan tidak dilakukan oleh peneliti sendiri (Eko Budiarto, 2002:5) Data
sekunder meliputi gambaran umum perusahaan, jumlah karyawan, nama-nama
karyawan, proses produksi dan gambaran produktivitas kerja yang diperoleh
berdasarkan laporan perusahaan.
3.8 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini yang dimaksud Instrumen yaitu perangkat yang akan
digunakan untuk membantu pengumpulan data dari penelitian yang dilakukan
(Soekidjo Notoatmodjo, 2005:48). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
3.8.1 Pengukuran
Pengukuran dimanfaatkan untuk mengumpulkan data mengenai tinggi
badan, berat badan dan nilai Produktivitas responden.
3.8.1.1 Pengukuran Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan dengan menggunakan Microtoise.
38
3.8.1.2 Pengukuran Berat Badan
Pengukuran berat badan dengan menggunakan timbangan injak.
3.8.2 Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk mengetahui motivasi kerja karyawan PT
Nojorono Kudus. Melalui kuesioner, responden diberikan keterangan, sedangkan
peneliti memberikan tanda skoring pada kuesioner.
3.9 Validitas dan Reliabilitas
3.9.1 Validitas
Hasil dari validitas kuesioner Motivasi Kerja diperoleh r hitung yang
kemudian dibandingkan r tabel product moment dengan signifikan 5% didapat harga
r tabel sebesar 0,444. Pertanyaan yang mempunyai r hitung < 0,444 adalah nomor
11, 14, 17, 20, 28. Dengan demikian pertanyaan nomor 11, 14, 17, 20, 28 tidak valid.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa 25 butir pertanyaan dikatakan valid.
3.9.2 Reliabilitas
Dinyatakan reliabel jika r alpha > r tabel (Soekidjo Notoatmodjo
2002:135). Berdasarkan perhitungan diperoleh r alpha (0,874) > r tabel (0,444),
sehingga 25 pertanyaan dikatakan reliabel.
3.10 Pengambilan Data
Dalam penelitian ini pengambilan data dengan cara pengukuran langsung
yaitu:
3.10.1 Pengkuran Status Gizi
Pengukuran Status Gizi dengan alat microtoise untuk pengukur tinggi badan
dan timbangan injak untuk pengukuran berat badan. Adapun langkahnya sebagai
berikut:
39
3.10.1.1 Langkah Persiapan
Langkah persiapan dilakukan sebelum alat mulai digunakan yaitu :
1. Cek timbangan injak dan microtoise untuk mengetahui dalam keadaan baik atau
tidaknya.
2. Kalibrasi alat sebelum melakukan pengukuran.
3.10.1.2 Langkah Pengukuran
Langkah untuk mulai pengukuran adalah sebagai berikut:
1. Tentukan lokasi pengukuran.
2. Pilih tempat pada lokasi yang alas dan dinding permukaannya datar.
3. Pasang microtoise dan timbangan pada dinding dan alas permukaan yang datar.
4. Ukur tinggi jarak antara alas permukaan dengan microtoise sampai menunjukan
angka nol pada microtoise.
5. Catat hasil pengukuran dan hitung IMT.
3.10.2 Pengisian kuesioner
Pengisian kuesioner berguna untuk mengetahui Motivasi Kerja, dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner yang berisi indikator Motivasi
Kerja dikerjakan secara langsung kepada responden yang menjadi subyek penelitian.
3.11 Pelaksanaan Pengambilan Data
Urutan pada waktu pengambilan data adalah:
3.11.1 Tahap Pra-pengambilan Data
Tahap pra-pengambilan data adalah kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan
pengambilan data. Adapun kegiatan pra-pengambilan data adalah:
1. Peminjaman alat timbangan injak untuk pengukuran berat badan dan microtoise
untuk pengukuran tinggi badan.
2. Koordinasi dengan pihak perusahaan tentang tujuan dan prosedur pengambilan
data.
40
3. Penentuan responden berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
4. Persiapan alat pengukur tinggi badan, berat badan dan kuesioner serta lembar
pengambilan data.
3.11.2 Tahap Pengambilan Data
Tahap pengambilan data adalah kegiatan yang dilakukan saat pengambilan data.
Adapun kegiatan pada tahap pengambilan data adalah:
1. Pengukuran dan pencatatan data Status Gizi di bagian Giling rokok di PT
Nojorono Kudus.
2. Pengisian kuesioner tentang Motivasi Kerja oleh responden bagian Giling rokok
di PT Nojorono Kudus.
3. Pencatatan hasil produksi perusahaan yang bertujuan untuk mengetahuai tingkat
produktivitas kerja.
Adapun pelaksanaan pengambilan data penelitian dapat dituliskan pada
(Tabel 3.2):
Tabel 3.2: Pelaksanaan Kegiatan Pengambilan Data
No Tanggal Pelaksanaan Kegiatan Pukul
(1) (2) (3) (4)
1. 2 Januari 2013 Koordinasi dengan pihak perusahaan tentang
tujuan dan prosedur pengambilan data.
08.00
2. 3 Januari 2013 Penentuan responden berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan.
08.00
3. 16 Januari 2013 Pengukuran Status Gizi bagian Giling rokok di
PT Nojorono Kudus
13.00
4. 16 Januari 2013 Pengisian kuesioner tentang Motivasi Kerja oleh
responden bagian Giling rokok di PT Nojorono
Kudus.
13.00
5. 19 Januari 2013 Pencatatan hasil produksi perusahaan yang
bertujuan untuk mengetahuai tingkat
produktivitas kerja.
14.00
6. 20 Januari 2013 Pencatatan seluruh data dan hasil penelitian. 11.00
7. 21 Januari 2013 Pengolahan dan analisis data. 09.00
41
3.11.3 Tahap Pasca-pengambilan Data
Tahap pasca-pengambilan data adalah kegiatan yang dilakukan setelah
melakukan penelitian. Adapun tahap pasca-pengambilan data adalah:
1. Pencatatan seluruh data dan hasil pengambilan data
2. Pengolahan dan analisis data
3.12 Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Dalam
penelitian ini seseorang peneliti menggunakan analisis statistik yaitu cara-cara ilmiah
yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisis
data penyelidikan yang berupa angka.
3.12.1 Pengolahan Data
Data yang terkumpul kemudian diolah secara manual maupun menggunakan
komputer dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Editing, meneliti
kelengkapan, kejelasan serta konsisitensi data dengan tujuan mengkoreksi data,
sehingga jika ada kesalahan dapat segera diklarifikasi; (2) Koding, mengklarifikasi
jawaban maupun hasil pengukuran serta, melakukan pengkodean data untuk
memudahkan penelitian; (3) Entri data, memasukan data yang diperoleh ke dalam
komputer; (4) Tabulasi, mengkelompokan data sesuai dengan tujuan penelitian
dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.
3.12.2 Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, maka selanjutnya adalah dianalisis data
dengan teknik-teknik. Sehingga data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan. Adapun
data dianalisis dengan program komputer dengan menggunakan teknik analisis data
yang meliputi:
42
3.12.2.1 Analisis Univariat
Analisis dilakukan terhadap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya
analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari setiap variabel
(Soekidjo Notoadmodjo, 2005:188).
3.12.2.2 Analisis Bivariat
Analisis untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
dengan menggunakan uji statistik chi-square, menggunakan uji alternatif Fisher
dengan bantuan program computer. Traf signifikansi yang digunakan adalah 95%
dengan derajat kebebasan (df=1), dan nilai kemaknaan (α = 5%). Kriteria hubungan
berdasarkan nilai p value (probabilitas) yang dihasilkan dibandingkan dengan nilai
kemaknaan yang dipilih, dengan criteria yaitu : (1) jika p value > 0,05 maka Ho
diterima, (2) jika p value < 0,05 maka Ho ditolak (Sopiyudin Dahlan, 2004:27).
Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar variabel bebas dan
variabel terikat maka digunakan koefisien korelasi. Pedoman untuk diberikan
interpretasi terhadap koefisien korelasi (tabel 3.3).
Tabel 3.3: Pedoman Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi
No Interval Koefisien Tingkat Hubungan
(1) (2) (3)
1 0,00-0,199 Sangat rendah
2 0,20-0,399 Rendah
3 0,40-0,599 Sedang
4 0,60-0,799 Kuat
5 0,80-1,000 Sangat kuat
(Sumber: Sugiyono, 2009:216)
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Data
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 69 orang yang bekerja
dibagian giling. Data sekunder diperoleh dari karyawan PT. Nojorono Kudus untuk
mengetahuai jumlah karyawan, nama-nama karyawan, gambaran umum perusahaan,
proses produksi dan gambaran produktivitas kerja yang diperoleh berdasarkan
laporan perusahaan. Data primer diperoleh melalui pengukuran Status Gizi,
pengisian kuesioner oleh sampel dan observasi di lokasi penelitian.
4.1.1. Gambaran Lokasi Penelitian
PT. Nojorono Kudus adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang rokok.
Pertama kali didirikan pada tahun 1932 dengan nama Firma Nojorono. Pada Tahun
1973, Firma Nojorono diubah menjadi badan hukum Perseroan Terbatas dengan
nama PT Nojorono Tobacco Company Limited. Kemudian pada tahun 2002
sehubungan dan pertimbangan akan diluncurkannya produk baru maka nama
perusahaan kembali dirubah menjadi PT Nojorono Tobacco International (PT NTI).
Karena melihat peluang pasar untuk rokok SKM (rokok kretek yang diproduksi
dengan mesin), maka pada tahun 1984 perusahaan mulai memproduksi SKM baru
Minakdjinggo Special 14 batang. Sejak saat itu PT Nojorono memiliki jenis produk
SKT (rokok kretek yang diproduksi dengan tangan) dan SKM.
4.1.2 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah para tenaga kerja bagian giling rokok
di PT. Nojorono Kudus sebanyak 69 orang pekerja, dengan kriteria umur 25-49
44
tahun, kondisi kesehatan baik atau dengan kata lain tidak menderita salah satu atau
lebih dari penyakit yaitu tidak memiliki gangguan kesehatan seperti tekanan darah
tinggi, diare, asma, sakit kepala, nyeri punggung dan leher, karena seseorang yang
sedang menderita sakit akan mudah terpengaruh oleh efek lingkungan.
4.1.2.1 Usia
Berdasarkan hasil penelitian dari 69 responden diperoleh data distribusi
responden menurut usia sebagai berikut (Tabel 4.1).
Tabel 4.1: Distribusi Responden berdasarkan Usia
No. Usia Jumlah Prosentase
1. 25-49 69 100%
Jumlah 69 100%
Berdasarkan Kategori usia di atas, frekuensi usia 25-49 tahun sebanyak 69
responden, dengan prosentase 100% (Gambar 4.1)
Gambar 4.1: Distribusi Responden berdasarkan Usia
45
4.1.2.2 Masa Keja
Masa kerja pekerja dilihat dari lamanya bekerja pada bagian Giling rokok,
dari hasil wawancara didapatkan masa kerja responden sebagai berikut (Tabel 4.2).
Tabel 4.2: Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja
No. Masa Kerja Jumlah Prosentase
1. Baru (<6 tahun) 0 0%
2. Sedang (6-10 tahun) 11 15,9%
3. Lama (>10 tahun) 58 84,1%
Jumlah 69 100%
Berdasarkan kategori masa kerja di atas, frekuensi terbanyak terdapat pada
masa kerja masa kerja lama (>10 tahun) sebanyak 58 responden dengan prosentase
84,1%. Sedangkan pada masa kerja baru (<6 tahun) sebanyak 0 responden dengan
prosentase 0% dan masa kerja sedang (6-10 tahun) sebanyak 11 responden dengan
prosentase 15,9% (Gambar 4.2).
Gambar 4.2: Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja
46
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Univariat
Responden dalam penelitian ini adalah tenaga kerja bagian giling rokok di
PT. Nojorono Kudus yang berjumlah 69 orang. Gambaran subyek penelitian meliputi
status gizi, motivasi kerja dan tingkat produktivitas kerja.
4.2.1.1 Status Gizi
Status gizi dalam penelitian ini dapat dikelompokan menjadi 3 kriteria yaitu
kurus, normal dan gemuk. Hasil penelitian diperoleh data distribusi responden
berdasarkan Status Gizi sebagai berikut (Tabel 4.3).
Tabel 4.3: Distribusi Responden berdasarkan Status Gizi
No. Kriteria Jumlah Prosentase
1. Kurus 4 5,8%
2. Normal 52 75,4%
3. Gemuk 13 18,8%
Jumlah 69 100%
Sumber: Data Penelitian 2013
Berdasarkan Kategori Status Gizi di atas, frekuensi Status Gizi pekerja pada
kategori kurus yaitu 4 responden atau 5,8%, kategori normal yaitu 52 responden atau
75,4%, kategori gemuk yaitu 13 responden atau 18,8% (Gambar 4.3).
Gambar 4.3: Distribusi Responden berdasarkan Status Gizi
47
4.2.1.2 Motivasi kerja
Motivasi kerja dalam penelitian ini dapat dikelompokan menjadi 3 kriteria
yaitu rendah apabila skor 25-55, sedang apabila diperoleh skor 56-75 dan tinggi
apabila diperoleh skor 76-100. Hasil penelitian diperoleh data distribusi responden
berdasarkan Motivasi Kerja sebagai berikut (Tabel 4.4).
Tabel 4.4: Distribusi Responden berdasarkan Motivasi Kerja
No Kriteria Jumlah Prosentase
1. Rendah 0 0%
2. Sedang 19 27,5%
3. Tinggi 50 72,5%
Jumlah 69 100%
Berdasarkan Kategori Motivasi Kerja di atas, menunjukan motivasi kerja
rendah 0 responden dengan prosentase 0%, motivasi kerja sedang 19 responden
dengan prosentase 27,5%, motivasi kerja tinggi 50 responden dengan prosentase
72,5% (Gambar 4.4).
Gambar 4.4: Distribusi Responden berdasarkan Motivasi Kerja
48
Distribusi responden berdasarkan prosentase skor aspek motivasi kerja
menunjukan sebagai berikut (Tabel 4.5).
Tabel 4.5: Distribusi Responden berdasarkan Aspek Motivasi Kerja
No. Aspek Motivasi Kerja % Skor Kriteria
1. Kebutuhan 83% Tinggi
2. Tujuan 84% Tinggi
3. Sikap 77% Tinggi
4. Kemampuan 81% Tinggi
5. Pembayaran atau gaji 74% Sedang
6. Keamanan pekerjaan 81% Tinggi
7. Sesama pekerja 82% Tinggi
8. Pengawasan 73,36% Sedang
9. Pujian 82% Tinggi
10. Pekerjaan itu sendiri 78% Tinggi
Berdasarkan prosentase skor aspek motivasi kerja menunjukan indikator
kebutuhan (83%), tujuan (84%), sikap (77%), kemampuan (81%), pembayaran atau
gaji (74%), keamanan pekerjaan (81%), sesama pekerja (82%), pengawasan
(73,36%), pujian (82%), pekerjaan itu sendiri (78%).
4.2.1.3 Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja dalam penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua
kriteria yaitu: tinggi apabila skor P>1 dan rendah apabila diperoleh skor P<1. Hasil
penelitian diperoleh data distribusi responden berdasarkan Produktivitas Kerja
sebagai berikut (Tabel 4.6).
Tabel 4.6: Distribusi Responden berdasarkan Produktivitas Kerja
No Interval Kriteria Jumlah Prosentase
1 P>1 Tinggi 48 69,6%
2 P<1 Rendah 21 30,4%
Jumlah 69 100%
49
Berdasarkan Kategori Produktivitas Kerja di atas, menunjukan produktivitas
kerja tinggi 48 responden dengan prosentase 69,6% dan produktivitas rendah 21
responden dengan prosentase 30,4% (Gambar 4.5).
Gambar 4.5: Distribusi Responden berdasarkan Produktivitas Kerja
4.2.2 Anilisis Bivariat
4.2.2.1 Hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Kerja
Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji chi-square. Hasil uji
chi-square maka didapat p value sebesar 0,003. Maka p value lebih kecil dari 0,05
(0,003 < 0,05) sehingga Ha diterima yang menyatakan bahwa ada Hubungan antara
Status Gizi dngan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT.
Nojorono Kudus (Tabel 4.7).
Tabel 4.7: Hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Kerja
Status Gizi Produktivitas Kerja
Tinggi % Rendah % N %
Kurus dan
gemuk
7 41,2% 10 58,8% 17 100%
Normal 41 78,8% 11 21,2% 52 100%
Total 48 69,6% 21 30,4% 69 100%
50
Berdasarkan hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Kerja,
menunjukan kategori kurus dan gemuk sebanyak 17 responden, pada status gizi
kurus dan gemuk tersebut pekerja bagian giling rokok yang produktivitasnya tinggi
sebanyak 7 responden atau 41,2% dan yang produktivitas kerjanya rendah sebanyak
10 responden atau 58,8%. Status gizi normal sebanyak 52 responden, pada status gizi
normal tersebut pekerja bagian giling rokok yang produktivitasnya tinggi sebanyak
41 responden atau 78,8% dan yang memiliki produktivitas kerjanya rendah sebanyak
11 responden atau 21,2% (Gambar 4.6).
Gambar 4.6: Distribusi responden berdasarkan Hubungan Antara Status Gizi dengan
Produktivitas Kerja.
4.2.2.2 Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja
Berdasarkan analisi menggunakan chi-square maka didapat p value sebesar
0,002. Maka p value lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05) sehingga Ha diterima yang
menyatakan bahwa ada Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas
Tenaga Kerja Wanita Bagian Giling Rokok di PT. Nojorono Kudus (Tabel 4.8).
51
Tabel 4.8: Hubungan antara Motivasi Kerja dengan produktivitas kerja
Motivasi Kerja Produktivitas Kerja
Tinggi % Rendah % N %
Sedang 8 42,1% 11 57,9% 19 100%
Tinggi 40 80,0% 10 20,0% 50 100%
Total 48 69,6% 21 30,4% 69 100%
Berdasarkan hubungan antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Kerja,
menunjukan bahwa motivasi kerja bagian giling rokok pada kategori sedang
sebanyak 19 responden, pada motivasi sedang tersebut pekerja bagian giling rokok
yang produktivitasnya tinggi sebanyak 8 responden atau 42,1% dan yang memiliki
produktivitas rendah sebanyak 11 responden atau 57,9%. Motivasi pada kategori
tinggi sebanyak 50 responden, pada motivasi tinggi tersebut pekerja bagian giling
rokok yang produktivitasnya tinggi sebanyak 40 responden atau 80,0% dan yang
memiliki produktivitas rendah sebanyak 10 responden atau 20,0% (Gambar 4.7).
Gambar 4.7: Distribusi responden berdasarkan Hubungan Antara Motivasi Kerja
dengan Produktivitas Kerja
52
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita
Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden
memiliki status gizi yang normal yaitu sebanyak 52 responden atau 75,4%, status
gizi kurang sebanyak 4 responden atau 5,8% dan status gizi lebih sebanyak 13
responden atau 18,8%. Hasil uji statistik Chi-square menunjukkan ada hubungan
antara status gizi dengan tingkat produktivitas tenaga kerja wanita bagian giling
rokok di PT Nojorono Kudus, hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikans p value
0,003.
Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat kombinasi makanan
dan penggunaan zat gizi (Sunita Almatsier, 2002:3). Status gizi yang normal untuk
wanita berdasarkan IMT adalah 18,5-25,5. Kesehatan tenaga kerja dan produktivitas
kerja erat bertalian dengan status gizi (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003:154).
Manusia yang sehat dan mendapatkan makanan yang cukup, baik kulitas maupun
kuantitasnya, akan memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalani hidupnya.
Kemampuan maksimal ini disebut “kapasitas orang dewasa”. Jadi untuk memperoleh
kapasitas orang dewasa yang maksimal, manusia harus memperoleh makanan yang
cukup sehingga memperoleh semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan,
perbaikan dan pemeliharaan jaringan tubuh dan terlaksananya fungsi faal normal
dalam tubuh, di samping memperoleh energi yang cukup untuk memungkinkan
bekerja secara maksimal (Sjahmien Moehji, 2003:11). Bagi tenaga kerja kekurangan
53
akan zat gizi akan mengakibatkan gangguan kesehatan. Gangguan tersebut akan
mempengaruhi kapasitas kerja secara keseluruhan menjadi berkurang dan keadaan
itu tentu saja akan menurunkan produktivitas kerja (Sjahmien Moehji, 2003:12).
Gizi kerja adalah zat yang dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan pekerjaanya agar tingkat kesehatan dan produktivitas
kerjanya tercapai setinggi-tingginya (Gempur Santoso, 2004:75). Tubuh memerlukan
zat-zat dari makanan untuk pemeliharaan tubuh. Perbaikan dari kerusakan sel-sel
maupun jaringan tubuh. Zat-zat makanan ini diperlukan untuk pekerjaan dan
meningkat berbanding lurus dengan beratnya pekerjaan. Pekerjaan memerlukan
tenaga yang sumbernya adalah makanan, dalam kaitan dengan gizi kerja, nutrisi yang
diperlukan oleh tenaga kerja tidak berbeda dengan yang dibutuhkan oleh orang lain
dan dalam kegiatan lain (Anies, 2005:26). Bekerja keras tanpa di imbangi dengan
makanan yang bergizi yang dimakan setiap hari maka dalam waktu dekat akan
menderita kekurangan tenaga, lemas dan tidak dapat bergairah dalam melakukan
pekerjaanya, tentu saja yang bersangkutan tidak dapat diharapkan adanya
produktivitas yang dikehendaki (G. Kartasapoetra dan Marsetyo, 2008:17).
Penerapan gizi kerja di perusahaan sering mengalami kendala, sebagaimana
upaya kesehatan kerja yang lain, gizi kerja masih dianggap sebagai pos rugi. Bukan
hanya belum prioritas melainkan pemborosan bagi keuangan perusahaan, jarang
disadari bahwa gizi kerja justru menunjang produktivitas kerja hal ini tidak hanya
menguntungkan bagi pekerja tapi juga keuntungan bagi perusahaan. Gizi kerja
merupakan salah satu syarat mencapai derajat kesehatan yang optimal, khususnya
bagi masyarakat pekerja. Kesehatan itu sendiri mencakup dua aspek yaitu: aspek
54
kesejahteraan dan aspek pengembangan sumber daya manusia. Demikian pula gizi di
satu pihak mempunyai aspek kesehatan dan dilain pihak mempunyai aspek
mencerdaskan kehidupan bangsa serta menunjang produktivitas, oleh karena itu
perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya
menyehatkan, mencerdaskan serta meningkatkan produktivitas kerja (Anies,
2005:24).
5.2 Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja
Wanita Bagian Giling Rokok di PT Nojorono Kudus.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden
memiliki motivasi kerja yang tinggi yaitu sebanyak 50 responden atau 72,5% dan
motivasi kerja sedang 19 responden atau 27,5%. Hasil uji statistik chi-square
menunjukkan ada hubungan antara motivasi kerja dengan tingkat produktivitas
tenaga kerja wanita bagian giling rokok di PT Nojorono Kudus, hal ini ditunjukkan
dengan nilai signifikan p value 0,002. Mayoritas tenaga kerja yang memiliki
motivasi kerja sedang memiliki produktivitas kerja yang kurang sehingga output
kerja yang dihasilkan kurang dari target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal
ini dapat disebabkan karena tenaga kerja tidak masuk dikarenakan sakit, cuti atau
keluar dari perusahaan yang perbulannya hampir 25%.
Motivasi merupakan kekuatan atau motor pendorong kegiatan seseorang
kearah dan tujuan tertentu dan melibatkan segala kemampuan yang dimiliki untuk
mencapainya (Tarwaka, dkk., 2004:139). Maka dengan adanya pengakuan dan
prestasi yang dicapai berupa insentif, adanya kesempatan bagi karyawan untuk
mengembangkan dirinya melalui pelatihan, dengan kondisi pekerjaan yang cukup
55
menyenangkan dan tempat kerja yang nyaman, didukung oleh hubungan kerja yang
harmonis serta adanya jaminan keselamatan kerja dan sistem penggajian yang baik
akan mendorong tenaga kerja untuk melakukan pekerjaanya dengan penuh tanggung
jawab. Tingginya tanggung jawab para karyawan membawa konsekuensi yang
ditunjukkan dengan pencapaian hasil produksi yang sesuai dengan target atau
melebihi target yang ditentukan.
Motivasi kerja seorang tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja
yang dapat dicapai dalam pekerjaannya yang pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap produktivitas tenaga kerja. Dalam kerangka konseptual untuk analisis
perilaku orang dalam organisasi yang diajukan oleh Fred Luthas dapat ditemukan
kausalitas dengan dasar Stimulus Response atau Stimulus Organism Response (SR
atau SOR). Pada model tersebut nampak bahwa motivasi hanyalah salah satu elemen
yang ada pada individu sebagai peserta organisasi dalam berperilaku. Adapun
perilaku akan meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja (Siswanto
Sastrohadiwiryo, 2003:274).
Pengukuran motivasi kerja di PT Nojorono Kudus meliputi beberapa
indikator yaitu: (1) Kebutuhan (83%) tergolong tinggi, kebutuhan berprestasi
merupakan kebutuhan untuk mencapai sukses, yang diukur berdasarkan standar
kesempurnaan dalam diri seseorang. Kebutuhan ini berhubungan erat dengan
pekerjaan dalam mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk mencapai prestasi
tertentu (Moh. As’ad, 2004:53); (2) Tujuan (84%) tergolong tinggi. Adanya tujuan
dan minat yang tinggi yang dimiliki oleh karyawan terhadap pekerjaan yang dijalani
56
sehingga akan menimbulkan motivasi dalam bekerja, dalam hal ini karyawan
mempunyai tujuan untuk memperoleh kesuksesan dan memajukan perusahaan; (3)
Sikap (77%) tergolong tinggi, motivasi berdasarkan sikap menyangkut bagaimana
orang berpikir dan merasa. Motivasi berdasarkan sikap adalah keyakinan diri
mereka, kepercayaan diri mereka, sikap mereka terhadap kehidupan positif maupun
negatif. Motivasi berdasarkan sikap adalah bagaimana mereka merasakan masa
depan dan bagaimana mereka bereaksi terhadap masa lampau. Kita semua dari waktu
ke waktu harus yakin bahwa kita mempunyai sikap yang benar (Richard Denny,
1994:4). Dalam penelitian ini sikap yang dimiliki responden terhadap pekerjaan
tergolong baik yaitu bekerja keras dan pantang menyerah, sehingga mempunyai rasa
tanggung jawab terhadap pekerjaanya; (4) Kemampuan (81%) tergolong tinggi,
adanya kesempatan yang diberikan perusahaan kepada responden untuk
mengembangkan kemampuanya dengan mengikuti pelatihan yang diadakan
perusahaan tiap bulan; (5) Pembayaran atau Gaji (74%) tergolong sedang, pemberian
kompensasi bentuk uang sebagai motivasi kepada tenaga kerja memiliki dua
pengaruh perilaku. Keanggotaan adalah pengaruh yang paling luas, yang
mempengaruhi tenaga kerja pada semua tingkat pendapatan. Pengaruh yang kedua
adalah negatif dari sudut pandang perusahaan, dan cenderung terbatas hanya pada
tenaga kerja yang pendapatanya tidak lebih dari tingkat “standar kehidupan yang
layak” dan cenderung menganggap kompensasi bentuk uang tidak seimbang
(Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003:271); (6) Keamanan pekerjaan (81%) tergolong
tinggi, keamanan pekerjaan yang menimbulkan gas dari bahan kimia yang diserap
57
tubuh lewat pernafasan dan mempengaruhi berfungsinya berbagai jaringan tubuh
dengan akibat penurunan daya kerja (Suma’mur P.K., 1996: 49); (7) Sesama Pekerja
(82%) tergolong tinggi, sesuai dengan pendapat (Suyanto, 2008:60), bahwa
seseorang yang memiliki keinginan untuk membentuk persahabatan, cinta dan rasa
saling memiliki. Keinginan untuk memiliki hubungan persahabatan atau hubungan
antara manusia secara dekat, mereka berkeinginan untuk disukai dan diterima orang
lain. Hubungan kerja antara sesama pekerja dan atasan yang terjalin harmonis dan
rasa kekeluargaan; (8) Pengawasan (73,36%) tergolong sedang, adanya pengawasan
yang dilakukan sebulan sekali oleh pimpinan perusahaan, sehingga akan memotivasi
karyawan untuk bekerja lebih baik lagi; (9) Pujian (82%) tergolong tinggi, adanya
pujian yang diberikan atasan kepada karyawan yang memiliki prestasi atau kinerja
yang bagus yaitu dalam bentuk pemberian piagam atau dipromosikan ke jenjang
yang lebih tinggi. Hampir semua perusahaan menjadikan prestasi kerja yang dicapai
sebagai karyawan sebagai salah satu kriteria untuk kegiatan promosi. Prestasi kerja
yang tinggi memiliki kecenderungan untuk memperlancar kegiatan promosi bagi
tenaga karyawan yang bersangkutan, demikian pula kecenderungan sebaliknya
(Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003:261); (10) Pekerjaan itu sendiri (78%) tergolong
tinggi, menurut Robert Kreiter dan Angelo Kinicki (2005:251) bahwa, satu pekerjaan
yang membosankan dan monoton menghalangi motivasi untuk berprestasi baik,
sedangkan suatu pekerjaan yang menantang akan meningkatkan motivasi. Tiga hal
yang terdapat dalam suatu pekerjaan yang menantang adalah keragaman, ekonomi,
dan wewenang mengambil keputusan. Dua hal yang umum digunakan untuk
58
menambahkan keragaman dan tantangan pada pekerjaan rutin adalah pengayaan
pekerjaan (atau merancang ulang pekerjaan) dan rotasi pekerjaan.
Nampak jelas bahwa motivasi kerja memberikan peranan yang tinggi untuk
meningkatkan produktivitas kerja. Seperti yang diungkapkan A.M. Sugeng Budiono,
dkk (2003:265), seorang tenaga kerja dengan sikap mental, motivasi yang tinggi
akan selalu memicu dirinya untuk bekerja lebih produktif. Motivasi kerja merupakan
dorongan kehendak yang ada dalam diri tenaga kerja untuk berperilaku
meningkatkan produktivitas kerja. Motivasi ini didasarkan atas keyakinan bahwa
bekerja produktif akan memberikan manfaat bagi dirinya.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian tentang hubungan antara status gizi dan motivasi kerja dengan
produktivitas tenaga kerja wanita bagian giling rokok di PT Nojorono Kudus.
Penelitian ini tidak lepas dari beberapa keterbatasan yaitu: (1) Sulitnya responden
untuk diajak kerjasama pada saat penelitian, terutama pada saat pengisian kuesioner
yang mengakibatkan data yang diperoleh menjadi rancu; (2) Waktu yang diberikan
untuk penelitian khususnya pengisian kuesioner terbatas yaitu pada saat jam istirahat,
sehingga memungkinkan pekerja tergesa-gesa untuk menjawab pertanyaan dan ingin
segera menyelesaikan semua pertanyaan agar cepat beristirahat; (3) Faktor
kesungguhan dan kemampuan dari responden saat pengukuran status gizi, responden
yang diteliti sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga peneliti dalam melakukan
pengambilan data terhadap responden harus bisa menyesuaikan dengan kesibukan
responden yaitu mengambil waktu istirhat sehingga tidak mengganggu aktivitas
responden.
59
59
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara status gizi dan motivasi
kerja dengan produktivitas tenaga kerja wanita bagian giling rokok di PT Nojorono
Kudus, dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada hubungan antara status gizi dengan produktivitas tenaga kerja wanita bagian
giling rokok di PT Nojorono Kudus.
2. Ada hubungan antara motivasi kerja dengan produktivitas tenaga kerja wanita
bagian giling rokok di PT Nojorono Kudus.
6.2 Saran
6.2.1 Untuk Tenaga Kerja di PT Nojorono Kudus
Tenaga kerja yang mempunyai status gizi normal hendaknya
mempertahankan dengan cara makan makanan yang cukup sehingga memperoleh
semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan sedangkan tenaga kerja yang
mempunyai status gizi gemuk dan kurus hendaknya menerapkan pola hidup sehat
dengan cara makan makanan yang cukup sesuai dengan jenis pekerjaan ukuran
sedang yang membutuhkan gizi senilai 3000 kalori per harinya sehingga memperoleh
semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan serta berolahraga secara teratur.
6.2.2 Untuk Pimpinan PT Nojorono Kudus
1. Hendaknya dilakukan upaya untuk memelihara dan meningkatkan status gizi kerja
dengan tidak mengganti jatah makan tambahan dengan uang makan sehingga
program gizi kerja dapat tercapai serta mengadakan penyuluhan tentang kesehatan
dan gizi secara teratur.
60
60
2. Peningkatan motivasi kerja untuk memperoleh produktivitas yang tinggi, yaitu
dengan peningkatan kualitas pengawasan dan pembayaran atau gaji serta
memberikan penilaian work performance indikator secara rutin bagi karyawan
sehingga dapat meningkatkan motivasi dalam bekerja.
6.2.3 Untuk Peneliti Selanjutnya
Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang variabel yang mempengaruhi
produktivitas kerja misalnya beban tambahan akibat lingkungan kerja seperti faktor
fisik: penerangan dan suhu serta faktor fisiologis yaitu sikap dan cara kerja terhadap
produktivitas kerja. Bila ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan tenaga
kerja sebaiknya menyesuaikan dengan waktu kosong pekerja sehingga dalam
pengambilan data tidak mengganggu proses dalam bekerja.
61
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003, Bunga Rampai Hiperkes dan Kesehatan Kerja,
Semarang: Badan Penerbit Undip.
Achmad Djaeni Sediaoetama, 2000, Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi di
Indonesia, Jakarta Timur: Dian Rakyat.
Anies, 2005, Penyakit Akibat Kerja, Jakarta: Kelompok Gramedia.
Bambang Kussriyanto, 1999, Meningkatkan Produktivitas Karyawan, Jakarta: PT.
Gramedia.
Djoko Pekik Irianto, 2007, Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan,
Yogyakarta: Andi.
Eko Budiarto, 2002, Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat,
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
G. Kartasapoetra dan Marsetyo, 2008, Ilmu Gizi, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Gempur Santoso, 2004, Menejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta:
Pretasi Pustaka.
I Dewa Nyoman Supariasa, dkk, 2002, Penilaian Status Gizi, Jakarta: EGC.
Malayu S.P. Hasibuan, 2003, Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan
Produktivitas, Jakarta: Bumi Aksara.
Moh. As’ad, 2004, Psikologi Industri, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Muchdarsyah Sinungan, 2003, Produktivitas Apa dan Bagaimana, Jakarta: Bumi
Aksara.
Richard Denny, 1994, Sukses Motivasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Robert Kreiter dan Angelo Kinicki, 2005, Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba
Empat.
Saifuddin Azwar, 2008, Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset.
Sartono, 2002, Racun Dan Keracunan, Jakarta: Widya Medika.
62
62
Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003, Menejemen Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta: PT.
Cipta.
Sjahmien Moehji, 2003, Ilmu Gizi 2, Jakarta: Papas Sinar Sinanti.
Sodang P. Siagian, 2001, Menejemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi
Aksara.
Soekidjo Notoatmodjo, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Sopiyudin Dahlan, 2004, Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta: PT
Arkans.
Stanley Lemeshow, dkk., 1997, Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael, 2002, Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Klinis, Jakarta: UI.
Sugiyono, 2009, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.
Suma’mur P.K., 1996, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta: Gunung
Agung.
Sunita Almatsier, 2002, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Suyanto, 2008, Mengenal Kepemimpinan dan Managemen Keperawatan di Rumah
Sakit, Yogyakarta: Mitra Cendekia.
Tarwaka, dkk., 2004, Ergonomi untuk Kesehatan Kerja dan Produktivitas,
Surakarta: UNIBA Press.
Wursanto, 2003, Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, Yogyakarta: Andi Offset.
63
63
63
Lampiran 1
Kuesioner Motivasi Kerja
A. Petunjuk pengisian
1. Identitas responden harap diisi huruf cetak
2. Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda (√) pada salah satu alternatif
jawaban.
B. Identitas Responden
1. No. Responden :
2. Nama responden :
3. Usia :
4. Masa kerja :
5. Pendidikan akhir :
C. Petunjuk : Beri tanda (√) pada kolom yang tersedia
Alternatif jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut
SS : Bila anda Sangat Setuju dengan pertanyaan tersebut.
S : Bila anda Setuju dengan pertanyaan tersebut.
TS : Bila anda Tidak Setuju dengan pertanyaan tersebut.
STS : Bila anda Sangat Tidak Setuju dengan pertanyaan tersebut.
D. Pertanyaan
No Pertanyaan SS S TS STS
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Kebutuhan
1. Karyawan memperoleh gaji yang sesuai
dengan standart UMR.
2. Bekerja disini, sebagai upaya untuk
Mencukupi kebutuhan hidup
II. Tujuan
3. Bapak/Ibu/Saudara mempunyai tujuan
dan minat yang tinggi terhadap
pekerjaan yang anda jalani saat ini
sehingga menimbulkan motivasi dalam
bekerja
4. Bapak/Ibu/Saudara ingin mencapai
kesuksesan dalam bekerja.
64
64
Lanjutan (Lampiran 1)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
III. Sikap
5. Bapak/Ibu/Saudara berusaha keras untuk
memperbaiki kinerja masa lalu pada
pekerjaan.
6. Bapak/Ibu/Saudara tidak merasa rendah
diri bila mengalami kegagalan dalam
menjalankan tugas perusahaan.
7. Bapak/Ibu/Saudara tidak pernah
mengeluh dalam melakukan pekerjaan.
III. Kemampuan
8. Tugas dan tanggumg jawab yang
diberikan sesuai dengan kemampuan
dan pendidikan Bapak/Ibu/Saudara.
9. Atasan memberi pelatihan-pelatiahan
kepada karyawan untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan
V. Pembayaran atau Gaji
10. Gaji yang Bapak/Ibu/Saudara terima
saat ini dapat mencukupi kebutuhan
sehari-hari dengan layak
11. Gaji yang Bapak/Ibu/Saudara terima
saat ini selain untuk memenuhi
kebutuhan pokok juga bisa digunakan
untuk memenuhi kebutuhan seperti:
biaya anak sekolah, biaya kesehatan,
serta kebutuhan pokok (sandang,
pangan).
12. Gaji yang Bapak/Ibu/Saudara terima
saat ini sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan.
VI. Keamanan pekerjaan
13. Keamanan lingkungan kerja dalam
perusahaan sudah terjamin (misalnya:
keamanan tempat parkir, keamanan
gedung)
14. Adanya petugas satpam atau keamanan
dalam lingkungan perusahaan membuat
karyawan nyaman dalam bekerja.
15. Tersedianaya alat-alat keselamatan kerja
saat melaksanakan pekerjaan.
VII. Sesama pekerja
16. Hubungan dengan rekan kerja berjalan
dengan baik.
17. Apabila teman sekerja mengalami
65
65
Lanjutan (Lampiran 1)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kesulitan dalam bekerja,
Bapak/Ibu/Saudara selalu memberikan
bantuan
18. Pengawasan yang dilakukan oleh oleh
perusahaan tidak mendorong anda untuk
tidak bekerja lebih produktif.
19. Dalam bekerja, Bapak/Ibu/Saudara
merasa nyaman terhadap pengawasan
dari atasan.
IX. Pujian
20. Pemberian penghargaan terhadap
karyawan yang berprestasi akan
memberi motivasi kerja karyawan.
21. Atasan selalu memberikan pujian bila
ada karyawan yang menjalankan tugas
pekerjaan yang memuaskan.
22. Penghargaan dan pujian yang diberikan
pimpinan kepada bawahannya sebagai
pendorong semangat kerja karyawan.
X. Pekerjaan itu sendiri
23. Hampir setiap pekerjaan dapat saya
laksanakan dengna baik dan menantang.
24. Bila ada tugas lembur,
Bapak/Ibu/Saudara merasa termotivasi
melakukan pekerjaan tersebut dengan
sebaik-baiknya
25. Bapak/Ibu/Saudara menyelesaikan tugas
atau pekerjaan sesuai dengan prosedur
organisasi
Keterangan Kategori
SS : Skor 4 Rendah skor: 25-55
S : Skor 3 Sedang skor : 56-75
TS : Skor 2 Tinggi skor : 76-100
STS : Skor 1 (Saiffudinn Azwar, 2008:114).
66
66
Lampiran 2
DAFTAR INDENTITAS RESPONDEN
No. Kode Nama Responden Usia Masa Kerja Pendidikan Terakhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. R.01 Brendy A.P 25 8 SMP
2. R.02 Tumiah 38 14 SMA
3. R.03 Siti Rochanah 41 20 SMP
4. R.04 Paini 46 31 SMP
5. R.05 Parti 40 20 SMP
6. R.06 Diyan Winarsih 38 15 SMP
7. R.07 Miatin 40 20 SMP
8. R.08 Sumartini 45 17 SMA
9. R.09 Mulyani 25 8 SMP
10. R.10 Sri Aminah 30 13 SMP
11. R.11 Khusnul Khotimah 25 8 SMP
12 R.12 Siti Maghfiroh 25 8 SMP
13. R.13 Siti Atinah 47 27 SMP
14. R.14 Susilowati 32 15 SMP
15. R.15 Sukarini 43 20 SMP
16. R.16 Sutrisni 27 7 SMP
17. R.17 Suyatmi 35 17 SMP
18. R.18 Siti Muslimah 38 20 SMP
19. R.19 Suntari 41 23 SMP
20. R.20 Maryani 25 8 SMP
21 R.21 Titin Rahayu 33 16 SMP
22. R.22 Siswati 26 8 SMP
23. R.23 Kusmiatun 32 10 SMA
24. R.24 Salipah 41 20 SMP
25. R.25 Sri Mulyati 40 20 SMP
26. R.26 Kayati 42 22 SMP
27. R.27 Supriatun 49 32 SMP
28. R.28 Torasih 40 22 SMP
29. R.29 Sunipah 46 14 SMP
30. R.30 Tuginah 49 30 SMP
31. R.31 Sugianti 48 25 SMP
32. R.32 Aswati 45 29 SMP
33. R.33 Rumisih 45 27 SMP
34. R.34 Suyati 40 22 SMP
35. R.35 Siti Lasmiyati 43 25 SMP
36. R.36 Mulyati 38 14 SMA
37. R.37 Sunami 40 22 SMP
38. R.38 Karsiwah 42 23 SMP
67
67
Lanjutan (Lampiran 2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
39. R.39 Siti Masamah 37 20 SMP
40. R.40 Rusmiati 40 18 SMA
41. R.41 Kasmilah 36 18 SMP
42. R.42 Srimpi 46 18 SMA
43. R.43 Suparsih 42 18 SMA
44. R.44 Mas Tuwik 38 22 SMP
45. R.45 Heni ernawati 27 8 SMP
46. R.46 Wariyati 46 27 SMP
47. R.47 Rasumi 40 23 SMP
48. R.48 Nortiah 44 24 SMP
49. R.49 Ngatinah 42 23 SMP
50. R.50 Susana 42 24 SMP
51. R.51 Sunarti 40 23 SMP
52. R.52 Sumilah 49 30 SMP
53. R.53 Kartinah 48 30 SMP
54. R.54 Masni 44 26 SMP
55. R.55 Ngasmi 45 10 SMA
56. R.56 Tukinem 43 25 SMP
57. R.57 Sumirah 47 30 SMP
58. R.58 Sumik 49 30 SMP
59. R.59 Sukati 46 26 SMP
60. R.60 Jumilah 49 28 SMP
61. R.61 Banisih 35 18 SMP
62. R.62 Sumiah 47 23 SMA
63. R.63 Suwarti 41 24 SMP
64. R.64 Subiyanti 42 25 SMP
65. R.65 Utami 45 24 SMP
66. R.66 Kasmiah 41 25 SMP
67. R.67 Ning Kusnawati 26 8 SMP
68. R.68 Kariyem 40 16 SMA
69. R.69 Ngatmini 45 16 SMA
68
68
Lampiran 3
DAFTAR STATUS GIZI RESPONDEN
No.
Kode
Nama Responden
Berat
Bandan
(Kg)
Tinggi
Badan
(Cm)
IMT
Kategori
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. R.01 Brendy A.P 58 155 24,1 Normal
2. R.02 Tumiah 60 150 26,6 Gemuk
3. R.03 Siti Rochanah 52 149 23,4 Normal
4. R.04 Paini 50 156 20,5 Normal
5. R.05 Parti 55 149 24,7 Normal
6. R.06 Diyan Winarsih 56 156 23 Normal
7. R.07 Miatin 51 145 24,2 Normal
8. R.08 Sumartini 62 158 24,8 Normal
9. R.09 Mulyani 39 151 17,1 Kurus
10. R.10 Sri Aminah 58 155 24,1 Normal
11. R.11 Khusnul Khotimah 55 158 22,0 Normal
12 R.12 Siti Maghfiroh 43 155 17,9 Kurus
13. R.13 Siti Atinah 50 160 19,5 Normal
14. R.14 Susilowati 58 153 24,7 Normal
15. R.15 Sukarini 52 148 23,7 Normal
16. R.16 Sutrisni 63 151 27,6 Gemuk
17. R.17 Suyatmi 50 148 22,8 Normal
18. R.18 Siti Muslimah 52 160 20,3 Normal
19. R.19 Suntari 52 152 22,5 Normal
20. R.20 Maryani 80 157 32,5 Gemuk
21 R.21 Titin Rahayu 54 147 25 Normal
22. R.22 Siswati 50 148 22,8 Normal
23. R.23 Kusmiatun 59 163 22,2 Normal
24. R.24 Salipah 36 149 16,2 Kurus
25. R.25 Sri Mulyati 47 150 20,8 Normal
26. R.26 Kayati 60 148 27,3 Gemuk
27. R.27 Supriatun 83 163 31,3 Gemuk
28. R.28 Torasih 60 148 27,3 Gemuk
29. R.29 Sunipah 70 153 29,9 Gemuk
30. R.30 Tuginah 46 148 21 Normal
31. R.31 Sugianti 42 152 18,1 Kurus
32. R.32 Aswati 59 155 24,5 Normal
33. R.33 Rumisih 55 155 22,9 Normal
34. R.34 Suyati 56 161 21,6 Normal
35. R.35 Siti Lasmiyati 88 164 32,8 Gemuk
36. R.36 Mulyati 62 159 24,6 Normal
37. R.37 Sunami 56 155 23,3 Normal
38. R.38 Karsiwah 54 152 23,3 Normal
69
69
Lanjutan (Lampiran 3)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
39. R.39 Siti Masamah 48 150 21,3 Normal
40. R.40 Rusmiati 60 152 25,9 Gemuk
41. R.41 Kasmilah 59 147 27,3 Gemuk
42. R.42 Srimpi 45 147 20,8 Normal
43. R.43 Suparsih 58 150 25,7 Gemuk
44. R.44 Mas Tuwik 52 152 22,5 Normal
45. R.45 Heni ernawati 43 149 19,3 Normal
46. R.46 Wariyati 65 154 27,4 Gemuk
47. R.47 Rasumi 45 148 20,5 Normal
48. R.48 Nortiah 59 157 23,9 Normal
49. R.49 Ngatinah 44 149 19,8 Normal
50. R.50 Susana 45 154 18,9 Normal
51. R.51 Sunarti 56 154 23,6 Normal
52. R.52 Sumilah 48 153 20,5 Normal
53. R.53 Kartinah 45 151 19,7 Normal
54. R.54 Masni 45 150 20 Normal
55. R.55 Ngasmi 46 152 19,9 Normal
56. R.56 Tukinem 48 155 21,4 Normal
57. R.57 Sumirah 47 154 19,8 Normal
58. R.58 Sumik 48 155 20 Normal
59. R.59 Sukati 46 154 19,3 Normal
60. R.60 Jumilah 50 158 20,6 Normal
61. R.61 Banisih 47 156 19,3 Normal
62. R.62 Sumiah 45 153 19,2 Normal
63. R.63 Suwarti 45 150 20 Normal
64. R.64 Subiyanti 48 157 19,4 Normal
65. R.65 Utami 47 153 20,4 Normal
66. R.66 Kasmiah 45 150 20 Normal
67. R.67 Ning Kusnawati 64 156 26,2 Gemuk
68. R.68 Kariyem 54 150 24 Normal
69. R.69 Ngatmini 44 151 19,3 Normal
70
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29)
1 R.01 4 3 3 4 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 75 Sedang
2 R.02 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 70 Sedang
3 R.03 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 75 Sedang
4 R.04 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 82 Tinggi
5 R.05 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 91 Tinggi
6 R.06 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 Sedang
7 R.07 1 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 75 Sedang
8 R.08 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 86 Tinggi
9 R.09 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 86 Tinggi
10 R.10 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 75 Sedang
11 R.11 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 79 Tinggi
12 R.12 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 70 Sedang
13 R.13 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 84 Tinggi
14 R.14 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 2 2 3 4 3 3 4 1 4 3 3 2 1 2 2 72 Sedang
15 R.15 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 86 Tinggi
16 R.16 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 79 Tinggi
17 R.17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 76 Tinggi
18 R.18 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 83 Tinggi
19 R.19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 93 Tinggi
20 R.20 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 65 Sedang
21 R.21 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 3 3 74 Sedang
22 R.22 4 3 4 4 4 1 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 88 Tinggi
23 R.23 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 86 Tinggi
24 R.24 2 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 88 Tinggi
25 R.25 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 86 Tinggi
26 R.26 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 86 Tinggi
27 R.27 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 81 Tinggi
28 R.28 4 4 4 3 3 4 2 3 4 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 87 Tinggi
29 R.29 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 70 Sedang
30 R.30 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 78 Tinggi
31 R.31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 1 3 4 3 4 3 2 3 84 Tinggi
32 R.32 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 80 Tinggi
33 R.33 2 3 4 4 4 4 3 4 3 2 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 2 4 83 Tinggi
34 R.34 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 72 Sedang
35 R.35 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 3 87 Tinggi
36 R.36 4 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 85 Tinggi
Jumlah KategoriF6 F9 F10
Kode
DAFTAR MOTIVASI KERJA SAMPEL
NOF1 F2 F3 F4 F5
Lampiran 4
F7 F8
71
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29)
37 R.37 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 4 80 Tinggi
38 R.38 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 81 Tinggi
39 R.39 4 4 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 86 Tinggi
40 R.40 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 3 3 76 Tinggi
41 R.41 3 3 3 3 4 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 70 Sedang
42 R.42 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 69 Sedang
43 R.43 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 79 Tinggi
44 R.44 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 2 2 4 2 3 85 Tinggi
45 R.45 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 70 Sedang
46 R.46 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 83 Tinggi
47 R.47 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 71 Sedang
48 R.48 3 2 4 3 4 1 2 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 2 4 4 4 3 1 4 4 77 Tinggi
49 R.49 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 3 4 4 4 1 4 4 76 Tinggi
50 R.50 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 3 2 3 4 80 Tinggi
51 R.51 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 80 Tinggi
52 R.52 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 83 Tinggi
53 R.53 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 76 Tinggi
54 R.54 3 3 3 3 2 4 2 3 4 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 74 Sedang
55 R.55 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 77 Tinggi
56 R.56 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 78 Tinggi
57 R.57 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 81 Tinggi
58 R.58 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 83 Tinggi
59 R.59 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 4 79 Tinggi
60 R.60 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 67 Sedang
61 R.61 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 77 Tinggi
62 R.62 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 84 Tinggi
63 R.63 4 4 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 79 Tinggi
64 R.64 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 77 Tinggi
65 R.65 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 78 Tinggi
66 R.66 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 80 Tinggi
67 R.67 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 74 Sedang
68 R.68 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 81 Tinggi
69 R.69 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 82 Tinggi
5437
6900
79%
Tinggi
680
Tinggi
552
73,36%
Tinggi
552
82%
Tinggi
552
TinggiSedang
648
828 828
81% 82%
670
828
78%
450 405636464
552
81%
Tinggi
610
828
74%
Sedang
446
Skor Maks
84%
Tinggi
828
77%
Tinggi
%
Kategori
456
552
83%
Tinggi
Jumlah
F8NO Kode
F1 F2 F9 F10Jumlah Kategori
Lanjutan (Lampiran 4)
F3 F4 F5 F6 F7
72
Lampiran 5
PERHITUNGAN INTERPRETASI SKOR KUESIONER PENELITIAN
Kriteria Motivasi Kerja
Skor Tertinggi = 25 X 4 =100
Skor Terendah = 25 X 1 =25
Mean Teoritis = 25 X 2,5 =62,5
Standar Deviasi =
=
=12,5
Kategori Skor Perhitungan Motivasi Kerja
Interval Interval Kriteria
X < µ - 1α X < 56 Tinggi
µ -1α ≤ x < µ + 1α 56 ≤ Sedang
X ≥ µ + 1α 75 ≤ X Rendah
(Saifuddin Azwar, 2008: 114)
Presentasi Skor Tiap Item Pertanyaan
P=
P = Presentase
𝛈 = Skor Riil
N = Skor Ideal
73
Lanjutan (Lampiran 5)
Kriteria Setiap Indikator dari Variabel Motivsi Kerja
Kriteria Indikator 1 (Kebutuhan) Variabel Motivasi Kerja
Data Maksimal = 69 X 2 X 4 = 552
Data Minimal = 69 X 2 X 1 = 138
Range = 552 – 138 = 414
Variabel Motivasi Kerja
Interval Interval Kriteria
415 ≤ Skor ≤ 552 76% ≤ % ≤ 100% Tinggi
277 ≤ Skor ≤ 414 51% < % ≤ 75% Sedang
138 ≤ Skor ≤ 276 25% < % < 50% Rendah
Kriteria Indikator 2 (Tujuan) Variabel Motivasi Kerja
Data Maksimal = 69 X 2 X 4 = 552
Data Minimal = 69 X 2 X 1 = 138
Range = 552 – 138 = 414
Variabel Motivasi Kerja
Interval Interval Kriteria
415 ≤ Skor ≤ 552 76% ≤ % ≤ 100% Tinggi
277 ≤ Skor ≤ 414 51% < % ≤ 75% Sedang
138 ≤ Skor ≤ 276 25% < % < 50% Rendah
74
Lanjutan (Lampiran 5)
Kriteria Indikator 3 (Sikap) Variabel Motivasi Kerja
Data Maksimal = 69 X 3 X 4 = 828
Data Minimal = 69 X 3 X 1 = 207
Range = 828 – 207 = 621
Variabel Motivasi Kerja
Interval Interval Kriteria
622 ≤ Skor ≤ 828 76% < % < 100% Tinggi
415 ≤ Skor ≤ 621 51% < % ≤ 75% Sedang
207 ≤ Skor ≤ 414 25% ≤ % ≤ 50% Rendah
Kriteria Indikator 4 (Kemampuan) Variabel Motivasi Kerja
Data Maksimal = 69 X 2 X 4 = 552
Data Minimal = 69 X 2 X 1 = 138
Range = 552 – 138 = 414
Variabel Motivasi Kerja
Interval Interval Kriteria
415 ≤ Skor ≤ 552 76% ≤ % ≤ 100% Tinggi
277 ≤ Skor ≤ 414 51% < % ≤ 75% Sedang
138 ≤ Skor ≤ 276 25% < % < 50% Rendah
75
Lanjutan (Lampiran 5)
Kriteria Indikator 5 (Pembayaran dan Gaji) Variabel Motivasi Kerja
Data Maksimal = 69 X 3 X 4 = 828
Data Minimal = 69 X 3 X 1 = 207
Range = 828 – 207 = 621
Variabel Motivasi Kerja
Interval Interval Kriteria
622 ≤ Skor ≤ 828 76% < % < 100% Tinggi
415 ≤ Skor ≤ 621 51% < % ≤ 75% Sedang
207 ≤ Skor ≤ 414 25% ≤ % ≤ 50% Rendah
Kriteria Indikator 6 (Keamanan Pekerjaan) Variabel Motivasi Kerja
Data Maksimal = 69 X 3 X 4 = 828
Data Minimal = 69 X 3 X 1 = 207
Range = 828 – 207 = 621
Variabel Motivasi Kerja
Interval Interval Kriteria
622 ≤ Skor ≤ 828 76% < % < 100% Tinggi
415 ≤ Skor ≤ 621 51% < % ≤ 75% Sedang
207 ≤ Skor ≤ 414 25% ≤ % ≤ 50% Rendah
76
Lanjutan (Lampiran 5)
Kriteria Indikator 7 (Sesama Pekerja) Variabel Motivasi Kerja
Data Maksimal = 69 X 2 X 4 = 552
Data Minimal = 69 X 2 X 1 = 138
Range = 552 – 138 = 414
Variabel Motivasi Kerja
Interval Interval Kriteria
415 ≤ Skor ≤ 552 76% ≤ % ≤ 100% Tinggi
277 ≤ Skor ≤ 414 51% < % ≤ 75% Sedang
138 ≤ Skor ≤ 276 25% < % < 50% Rendah
Kriteria Indikator 8 (Pengawasan) Variabel Motivasi Kerja
Data Maksimal = 69 X 2 X 4 = 552
Data Minimal = 69 X 2 X 1 = 138
Range = 552 – 138 = 414
Variabel Motivasi Kerja
Interval Interval Kriteria
415 ≤ Skor ≤ 552 76% ≤ % ≤ 100% Tinggi
277 ≤ Skor ≤ 414 51% < % ≤ 75% Sedang
138 ≤ Skor ≤ 276 25% < % < 50% Rendah
77
Lanjutan (Lampiran 5)
Kriteria Indikator 9 (Pujian) Variabel Motivasi Kerja
Data Maksimal = 69 X 3 X 4 = 828
Data Minimal = 69 X 3 X 1 = 207
Range = 828 – 207 = 621
Variabel Motivasi Kerja
Interval Interval Kriteria
622 ≤ Skor ≤ 828 76% < % < 100% Tinggi
415 ≤ Skor ≤ 621 51% < % ≤ 75% Sedang
207 ≤ Skor ≤ 414 25% ≤ % ≤ 50% Rendah
Kriteria Indikator 10 (Pekerjaan itu Sendiri) Variabel Motivasi Kerja
Data Maksimal = 69 X 3 X 4 = 828
Data Minimal = 69 X 3 X 1 = 207
Range = 828 – 207 = 621
Variabel Motivasi Kerja
Interval Interval Kriteria
622 ≤ Skor ≤ 828 76% < % < 100% Tinggi
415 ≤ Skor ≤ 621 51% < % ≤ 75% Sedang
207 ≤ Skor ≤ 414 25% ≤ % ≤ 50% Rendah
78
Lampiran 6
DAFTAR PRODUKTIVITAS KERJA RESPONDEN
No
Kode
PTK
Total
PTK (O)
PYD (I)
TPK
Kriteria
Hari ke 1
Hari ke 2
Hari ke 3
Hari ke 4
Hari ke 5
P>1=
TINGGI
P<1=
RENDAH
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 R.01 4000 4.000 3000 4000 3000 18000 3600 5000 0,72 Rendah
2 R.02 5000 3000 5000 5000 5000 23000 4600 5000 0,92 Rendah
3 R.03 5000 4000 4000 6000 5000 24000 4800 5000 0,96 Rendah
4 R.04 5000 6000 5000 4000 5000 25000 5000 5000 1 Tinggi
5 R.05 6000 6000 7000 4000 4000 27000 5400 5000 1,08 Tinggi
6 R.06 6000 6000 6000 4000 7000 29000 5800 5000 1,16 Tinggi
7 R.07 5000 6000 5000 4000 5000 25000 5000 5000 1 Tinggi
8 R.08 6000 6000 6000 4000 6000 28000 5600 5000 1,12 Tinggi
9 R.09 4000 4000 4000 3000 4000 19000 3800 5000 0,76 Rendah
10 R.10 6000 6000 7000 4000 7000 30000 6000 5000 1,2 Tinggi
11 R.11 6000 6000 5000 4000 6000 27000 5400 5000 1,08 Tinggi
12 R.12 4000 5000 5000 3000 5000 22000 4400 5000 0,88 Rendah
13 R.13 6000 6000 7000 4000 6000 29000 5800 5000 1,16 Tinggi
14 R.14 5000 5000 5000 3000 5000 23000 4600 5000 0,92 Rendah
15 R.15 6000 5000 6000 4000 6000 27000 5400 5000 1,08 Tinggi
16 R.16 5000 5000 5000 3000 5000 23000 4600 5000 0,92 Rendah
17 R.17 6000 6000 6000 4000 6000 28000 5600 5000 1,12 Tinggi
18 R.18 6000 5000 4000 5000 5000 25000 5000 5000 1 Tinggi
19 R.19 6000 6000 7000 4000 7000 30000 6000 5000 1,2 Tinggi
20 R.20 4000 4000 4000 3000 4000 19000 3800 5000 0,76 Rendah
79
Lanjutan (Lampiran 6)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
21 R.21 2000 4000 5000 5000 5000 21000 4200 5000 0,84 Rendah
22 R.22 4000 6000 6000 4000 6000 26000 5200 5000 1,04 Tinggi
23 R.23 6000 6000 6000 4000 5000 27000 5400 5000 1,08 Tinggi
24 R.24 4000 5000 5000 4000 5000 23000 4600 5000 0,92 Rendah
25 R.25 6000 6000 6000 4000 7000 29000 5800 5000 1,16 Tinggi
26 R.26 6000 6000 6000 4000 6000 28000 5600 5000 1,12 Tinggi
27 R.27 6000 5000 5000 3000 5000 24000 4800 5000 0,96 Rendah
28 R.28 5000 5000 5000 5000 5000 25000 5000 5000 1 Tinggi
29 R.29 5000 5000 4000 5000 4000 23000 4600 5000 0,92 Rendah
30 R.30 6000 6000 4000 3000 6000 25000 5000 5000 1 Tinggi
31 R.31 6000 6000 6000 4000 6000 28000 5600 5000 1,12 Tinggi
32 R.32 6000 6000 6000 4000 6000 28000 5600 5000 1,12 Tinggi
33 R.33 5000 6000 5000 4000 6000 26000 5200 5000 1,04 Tinggi
34 R.34 6000 6000 4000 6000 5000 27000 5400 5000 1,08 Tinggi
35 R.35 6000 6000 5000 4000 4000 25000 5000 5000 1 Tinggi
36 R.36 6000 6000 5000 3000 5000 25000 5000 5000 1 Tinggi
37 R.37 5000 5000 5000 4000 5000 24000 4800 5000 0,96 Rendah
38 R.38 5000 6000 5000 4000 5000 25000 5000 5000 1 Tinggi
39 R.39 6000 6000 6000 4000 6000 28000 5600 5000 1,12 Tinggi
40 R.40 6000 6000 5000 4000 6000 27000 5400 5000 1,08 Tinggi
41 R.41 5000 6000 6000 4000 5000 26000 5200 5000 1,04 Tinggi
42 R.42 5000 4000 4000 3000 5000 21000 4200 5000 0,84 Rendah
43 R.43 5000 6000 6000 4000 6000 27000 5400 5000 1,08 Tinggi
44 R.44 6000 6000 7000 4000 7000 30000 6000 5000 1,2 Tinggi
45 R.45 6000 5000 6000 4000 5000 26000 5200 5000 1,04 Tinggi
46 R.46 6000 5000 4000 5000 4000 24000 4800 5000 0,96 Rendah
80
Lanjutan (Lampiran 6)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
47 R.47 6000 6000 6000 4000 7000 29000 5800 5000 1,16 Tinggi
48 R.48 4000 6000 4000 6000 5000 25000 5000 5000 1 Tinggi
49 R.49 5000 4000 5000 4000 5000 23000 4600 5000 0,92 Rendah
50 R.50 6000 6000 6000 4000 6000 28000 5600 5000 1,12 Tinggi
51 R.51 6000 6000 6000 5000 5000 28000 5600 5000 1,12 Tinggi
52 R.52 6000 6000 6000 4000 6000 28000 5600 5000 1,12 Tinggi
53 R.53 5000 4000 3000 4000 4000 20000 4000 5000 0,8 Rendah
54 R.54 6000 6000 4000 3000 4000 23000 4600 5000 0,92 Rendah
55 R.55 6000 6000 4000 7000 5000 28000 5600 5000 1,12 Tinggi
56 R.56 4000 4000 3000 4000 3000 18000 3600 5000 0,72 Rendah
57 R.57 5000 5000 5000 4000 5000 24000 4800 5000 0,96 Rendah
58 R.58 5000 6000 5000 4000 6000 26000 5200 5000 1,04 Tinggi
59 R.59 6000 6000 4000 6000 5000 27000 5400 5000 1,08 Tinggi
60 R.60 6000 6000 7000 4000 6000 29000 5800 5000 1,16 Tinggi
61 R.61 6000 5000 6000 4000 6000 27000 5400 5000 1,08 Tinggi
62 R.62 6000 6000 7000 4000 6000 29000 5800 5000 1,16 Tinggi
63 R.63 6000 6000 4000 6000 5000 27000 5400 5000 1,08 Tinggi
64 R.64 6000 6000 6000 4000 5000 27000 5400 5000 1,08 Tinggi
65 R.65 6000 6000 6000 4000 6000 28000 5600 5000 1,12 Tinggi
66 R.66 6000 6000 7000 4000 7000 30000 6000 5000 1,2 Tinggi
67 R.67 5000 5000 5000 4000 5000 24000 4800 5000 0,96 Rendah
68 R.68 6000 6000 6000 4000 6000 28000 5600 5000 1,12 Tinggi
69 R.69 6000 6000 6000 4000 6000 28000 5600 5000 1,12 Tinggi
Keterangan
PTK : Produktivitas tenaga kerja Per hari (O)
PYD : Produktivitas yang diharapkan sehari (I)
TPK : Tingkat Produktivitas Kerja
81
81
Lampiran 7
HASIL ANALISIS UNIVARIAT
1. Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 25-49 69 100.0 100.0 100.0
2. Masa Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 6-10 11 15.9 15.9 15.9
>10 58 84.1 84.1 100.0
Total 69 100.0 100.0
3. Status gizi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid kurus 4 5.8 5.8 5.8
normal 52 75.4 75.4 81.2
gemuk 13 18.8 18.8 100.0
Total 69 100.0 100.0
4. Motivasi kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid sedang 19 27.5 27.5 27.5
tinggi 50 72.5 72.5 100.0
Total 69 100.0 100.0
82
82
Lanjutan (Lampiran 7)
5. Produktivitas kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tinggi 48 69.6 69.6 69.6
rendah 21 30.4 30.4 100.0
Total 69 100.0 100.0
83
83
Lampiran 8
HASIL ANALISIS BIVARIAT
1. Hubungan antara Status Gizi dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita
Bagian Giling Rokok
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
status gizi * produktivitas
kerja 69 100.0% 0 .0% 69 100.0%
status gizi * produktivitas kerja Crosstabulation
produktivitas kerja
Total tinggi rendah
status gizi kurus dan gemuk Count 7 10 17
Expected Count 11.8 5.2 17.0
% within status gizi 41.2% 58.8% 100.0%
normal Count 41 11 52
Expected Count 36.2 15.8 52.0
% within status gizi 78.8% 21.2% 100.0%
Total Count 48 21 69
Expected Count 48.0 21.0 69.0
% within status gizi 69.6% 30.4% 100.0%
84
84
Lanjutan (Lampiran 8)
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .333 .003
N of Valid Cases 69
2. Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita
Bagian Giling Rokok
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
motivasi kerja * produktivitas
kerja 69 100.0% 0 .0% 69 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 8.587a 1 .003
Continuity Correctionb 6.900 1 .009
Likelihood Ratio 8.104 1 .004
Fisher's Exact Test .006 .005
Linear-by-Linear Association 8.462 1 .004
N of Valid Casesb 69
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,17.
b. Computed only for a 2x2 table
85
85
Lanjutan Lampiran 8
motivasi kerja * produktivitas kerja Crosstabulation
produktivitas kerja
Total tinggi rendah
motivasi kerja sedang Count 8 11 19
Expected Count 13.2 5.8 19.0
% within motivasi kerja 42.1% 57.9% 100.0%
tinggi Count 40 10 50
Expected Count 34.8 15.2 50.0
% within motivasi kerja 80.0% 20.0% 100.0%
Total Count 48 21 69
Expected Count 48.0 21.0 69.0
% within motivasi kerja 69.6% 30.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 9.338a 1 .002
Continuity Correctionb 7.634 1 .006
Likelihood Ratio 8.897 1 .003
Fisher's Exact Test .004 .003
Linear-by-Linear Association 9.203 1 .002
N of Valid Casesb 69
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,78.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .345 .002
N of Valid Cases 69
86
86
Lampiran 9
87
87
Lampiran 10
Yth. HRD PT. Nojorono Kudus
88
88
Lampiran 11
89
89
Lampiran 12
90
90
Lampiran 13
91
91
Lampiran 14
92
92
Lampiran 15
93
93
Lampiran 16
DOKUMENTASI PENELITIAN
Pengukuran Berat Badan
Pengkuran Tinggi Badan
94
94
Lanjutan (Lampiran 16)
Pengisiam Kuesioner Responden