hubungan antara self-esteem dengan subjective...

156
HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING KARYAWAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Disusun oleh : SUSI HANDAYANI BR. LUBIS NIM: 106070002186 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432H/2011M

Upload: vukhuong

Post on 08-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING KARYAWAN UIN

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Disusun oleh :

SUSI HANDAYANI BR. LUBIS NIM: 106070002186

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432H/2011M

Page 2: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,
Page 3: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,
Page 4: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

v

Motto

“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhan-Mu dengan hati yang puas lagi diridho-Nya. Maka masuklah ke dalam jemaah

hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku”. (QS. Al-Fajr : 27-30)

“Engkau yang tulus hidup dan bekerja sepenuhnya dalam kebaikan, akan dibangunkan ruangan yang indah di hatimu, yang didalamnya

tergemakan firman Tuhan, agar engkau menyampaikan berita gembira dari-Nya, dan meneruskan tuntunan dari Utusan-Nya,

untuk kebahagiaan sesamamu dan kelestarian alam, agar engkau terpelihara dalam indahnya kebahagiaan dan kesejahteraan”.

(Mario Teguh)

Page 5: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

vi

Sebuah Dedikasi

Karya ini kupersembahkan untuk Ayah & Mamak tercinta,

Sungguh pencapaian ananda ini tidak akan pernah sebanding

dengan segala pengorbanan yang telah Ayah & Mamak berikan.

Terimakasih atas cinta dan kasih sayangnya serta doa

yang selalu terucap untuk ananda.

serta Adik-adikku tersayang, yang selalu menyayangiku dengan

sepenuh hati, dan selalu memberikan dukungan

serta mendoakanku dalam kebaikan.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

vii

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Mei 2011

C) Susi Handayani Br. Lubis D) Hubungan antara Self-esteem dengan Subjective Well-being Karyawan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta E) XVII + 94 Halaman + 19 Lampiran F) Penelitian ini berusaha melihat hubungan antara self-esteem dengan subjective

well-being pada Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Self-esteem merupakan sikap individual, baik positif atau negatif terhadap dirinya sebagai suatu totalitas. Sementara subjective well-being merupakan evaluasi kognitif dan afektif seseorang tentang hidupnya.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Peneliti menggunakan alat ukur satisfaction with life scale oleh Diener dengan angka reliabilitas 0,87 dan self esteem scale oleh Morris Rosenberg dengan angka reliabilitas 0,82. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 134 orang yang merupakan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Analisis pada penelitian ini menggunakan uji korelasi pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa self-esteem memiliki koefisien korelasi positif yang signifikan, artinya semakin tinggi self-esteem yang dimiliki maka akan semakin tinggi subjective well-being karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemudian hasil analisis selanjutnya menggunakan uji regresi yang menunjukkan bahwa usia, tingkat pendidikan dan masa kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap subjective well-being. Adapun jenis kelamin, status pernikahan, pekerjaan (jabatan dan golongan) serta pendapatan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap subjective well-being.

Dari hasil penelitian ini dapat disarankan bahwa dalam penelitian selanjutnya hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur, serta sampel penelitian yang lebih besar, agar mendapatkan gambaran responden yang sesungguhnya dan hasil penelitian yang lebih baik.

G) Bahan Bacaan: 22 buku + 12 jurnal + 3 artikel internet

Page 7: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

viii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology B) May 2011 C) Susi Handayani Br. Lubis

D) The correlation between employee’s Subjective Well-being and Self-esteem of Syarif Hidayatullah Islamic State University

E) XVII + 94 pages + 19 attachment F) The purpose of this research is to seek the correlation between employee’s

Subjective Well-being and Self-esteem of Syarif Hidayatullah Islamic State University. Subjective well-being is defined as a person’s cognitive and affective evaluations of his or her life. While Self-esteem is defined as the individual’s positive or negative attitude toward the self as a totally.

The approach used in this research was quantitative method. This research used satisfaction with life scale by Diener with reliability 0,87 and self esteem scale by Morris Rosenberg with reliability 0,82. The participants of this research were 134 employees of Syarif Hidayatullah Jakarta Islamic State University. The analysis on this research was correlation test on significance rate 0.05. The research shows that self-esteem had significantly positive coefficient correlation. It means that subjective well-being will get high score if self-esteem increase. Furthermore, by using regression test the research shows that age, educational level, and work period have significant effect towards subjective well-being. While sex, marriage status, job position, and income have no significant effect towards subjective well-being. The suggestion for next researcher is the administration measurement and larger sample in order to get more real respondent and better result of research.

G) References : 22 books + 12 journals + 3 internet articles

Page 8: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim

Syukur Alhamdullilah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat kekuasaan dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW serta

pengikutnya sampai akhir zaman.

Terselesaikannya skripsi ini sebenarnya juga tidak luput dari bantuan pihak

luar, oleh karena itu, izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Jahja Umar, Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Ibu Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si, Pembantu Dekan I, beserta seluruh

jajaran dekanat lainnya, yang selalu berusaha menciptakan lulusan-lulusan

Fakultas Psikologi yang berprestasi dan berkualitas.

2. Bapak Abdul Rahman Shaleh, M.Si. Dosen Pembimbing satu, yang selalu

sabar memberikan solusi-solusi cerdas mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan penelitian, berdiskusi, memberi masukan yang sangat berarti, dan

memberi semangat kepada penulis. Terimakasih atas keikhlasannya untuk

meluangkan waktu di sela-sela kesibukan dengan jadwal bapak yang begitu

padat walaupun penulis tahu bahwa bapak sangat lelah namun bapak tetap

mau menerima penulis dengan senyum yang begitu ramah untuk melakukan

bimbingan kendatipun itu sangat menyita jam istirahat bapak.

3. Ibu Liany Luzvinda, M.Si. Dosen pembimbing dua, yang telah memberikan

masukan yang bermanfaat dan sangat berarti yang berkaitan dengan penelitian

sehingga sangat membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Terimakasih telah meluangkan waktu di sela-sela kesibukan ibu dalam

mengurus si kecil yang masih membutuhkan banyak perhatian dari ibu.

4. Ibu S. Evangeline I Suaidy M. Psi. Psi., Pembimbing akademik kelas A

angkatan 2006 yang selalu menyempatkan diri untuk mengikuti acara-acara

kelas A untuk memberikan perhatian dan nasehat-nasehat yang berarti demi

masa depan yang lebih baik.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

x

5. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan kesabaran dan keikhlasan.

Semoga segala ilmu dan pengetahuan yang bapak dan ibu berikan dapat

bermanfaat untuk penulis maupun untuk orang lain dalam kehidupan

bermasyarakat.

6. Staff bagian Akademik, Umum, dan Keuangan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah banyak berjasa baik itu dari segi waktu

maupun tenaga kepada Mahasiswa Psikologi UIN Jakarta dan khususnya

kepada Penulis.

7. Teristimewa, Mamak yang berhati lembut dan berjiwa tegar yang rela

mengeluarkan keringat demi pendidikan dan kebahagiaan anak-anaknya

walaupun dengan kondisi badan yang mudah sakit serta Ayah yang berwatak

tegas serta keras yang rela bekerja keras demi menghidupi keluarganya dan

yang selalu mengajarkan betapa pentingnya memiliki jiwa yang tegar, mandiri

dan berhati besar. Skripsi ini adalah sebuah dedikasi sederhana atas

pengabdian ananda kepada Ayah dan Mamak tercinta.

8. Adikku Asmin yang selalu mengalah yang rela menunda masuk kuliah demi

kelulusan kakaknya terlebih dahulu karena faktor menurunnya ekonomi

keluarga serta adikku Julhan yang selalu ingin menjadi orang yang melebihi

kemampuan kakaknya.

9. Uda dan Nanguda yang juga sangat membantu penulis di akhir-akhir masa

penulisan skripsi baik itu membantu dalam hal fisik maupun psikis, nenek,

Tobang, Semua Tulang dan Nantulang, etek, sepupu-sepupu serta keluarga

yang telah mendukung dan mendoakan penulis.

10. Teman-teman rekan kerja di Metro TV dan di LP3ES yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu yang selalu memberikan arti sebuah kebersamaan dalam

team kerja, memberikan kebahagiaan serta dukungannya kepada penulis.

11. Teman-teman di Federasi Olahraga Mahasiswa (FORSA) serta Senpai-senpai

dan teman-teman Karate UIN Jakarta, yang telah banyak mengajarkan arti dan

makna hidup serta mengajarkan ilmu organisasi yang sangat berguna bagi

penulis hingga saat ini. Khususnya Senpai Abi yang selalu mengajarkan dan

Page 10: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

xi

menekankan pentingnya mempunyai jiwa yang pemberani yang tidak takut

untuk menantang dunia namun tetaplah mempunyai hati yang jernih, ikhlas

dan tidak sombong.

12. Sahabat-sahabatku tersayang (Hasnah, Sarah, Kori, Bima, Ali, Bambang, Ayu,

Nur, Sunu, Ade, Kak Ipul, Uda Anif) serta teman-teman yang lain yang tidak

dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih untuk persahabatan yang indah ini.

Semoga Allah selalu menjaga persaudaraan dan kasih sayang kita dan

mengumpulkan kita dalam keadaan yang baik. Kalian keluarga kedua yang

Allah kirimkan untuk selalu menemaniku baik itu dalam “tawa” maupun

“tangis” disaat orang tua serta saudara-saudaraku jauh di seberang sana.

Persahabatan yang indah ini tidak akan pernah terlupakan sampai kapanpun.

13. Seluruh jajaran staff dan karyawan Biro AUK bagian Ortala dan Kepegawaian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah banyak membantu penulis baik

disaat KKL maupun dalam pengumpulan data penelitian serta telah

menganggap penulis sebagai bagian dari keluarga Ortala dan Kepegawaian.

14. Teman-teman angkatan 2006 khususnya kelas A yang selalu smart dalam

bepikir dan berdiskusi, serta angkatan dibawah penulis, terimakasih atas

kebersamaan dan pembelajaran yang begitu indah selama ini. Semua

kenangan indah yang telah kita lalui bersama tidak akan pernah terlupakan.

15. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, karena dukungan moral

serta pengertian mereka penulis bisa menyelesaikan laporan ini.

Hanya asa dan doa yang penulis panjatkan kepada semua pihak yang

membantu penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk

itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan untuk

menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca.

Jakarta, Mei 2011

Penulis

Page 11: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

xii

DAFTAR ISI

Cover

Lembar Pengesahan Pembimbing....................................................................... ii

Pengesahan Oleh Panitia Ujian ..........................................................................iii

Pernyataan Bukan Plagiat...................................................................................iv

Motto .................................................................................................................v

Persembahan ......................................................................................................vi

Abstrak ..............................................................................................................vii

Abstract .............................................................................................................viii

Kata Pengantar ...................................................................................................ix

Daftar Isi ............................................................................................................xii

Daftar Tabel .......................................................................................................xiv

Daftar Lampiran.................................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................1

1.1. Latar Belakang ......................................................................1

1.2. Pembatasan Masalah .............................................................11

1.3. Rumusan Permasalahan.........................................................11

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................12

1.5. Sistematika Penulisan............................................................13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................14

2.1. Subjective Well-being ..............................................................14

2.1.1. Definisi .......................................................................14

2.1.2. Komponen-komponen Subjective Well-being ..............15

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Subjective

Well-being ...................................................................21

2.2. Self-esteem ..............................................................................31

2.2.1. Definisi .......................................................................31

2.2.2. Karakteristik Self-esteem .............................................32

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self-esteem ............35

2.2.4. Dimensi Self-esteem ....................................................35

Page 12: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

xiii

2.3. Kerangka Berfikir dan Hipotesis Penelitian ...........................36

BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................41

3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..............................................41

3.2. Populasi dan Sampel ...............................................................42

3.3. Variabel Penelitian ..................................................................43

3.3.1. Definisi Konseptual Variabel.......................................43

3.3.2. Definisi Operasional Variabel .....................................44

3.4. Pengumpulan Data ..................................................................44

3.4.1. Metode Pengumpulan Data .........................................44

3.4.2. Instrumen Penelitian ...................................................44

3.4.3. Uji Instrumen Penelitian .............................................47

3.4.3.1. Uji Validitas ....................................................48

3.4.3.2. Uji Reliabilitas ................................................48

3.5. Prosedur Penelitian .................................................................49

3.6. Metode Analisa Data...............................................................51

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN ..................................................53

4.1. Gambaran Umum Responden..................................................53

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................62

4.3. Kategorisasi Berdasarkan Penyebaran Skor Responden ...........62

4.3.1. Kategorisasi Skor Subjective Well-being ......................62

4.3.2. Kategorisasi Skor Self-Esteem .....................................63

4.4. Uji Hipotesis ...........................................................................64

4.5. Analisis Demografi .................................................................67

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN .....................................80

5.1. Kesimpulan ...........................................................................80

5.2. Diskusi ..................................................................................82

5.3. Saran ................................................................................... 92

5.3.1. Saran Teoritis .......................................................... 92

5.3.2. Saran Praktis ........................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia ...............................53

Tabel 4.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........54

Tabel 4.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Status Pernikahan ............55

Tabel 4.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................55

Tabel 4.5 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Golongan .........................56

Tabel 4.6 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jabatan .............................57

Tabel 4.7 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Unit Kerja ........................58

Tabel 4.8 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Masa Kerja ......................59

Tabel 4.9 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Gaji/Pendapatan Perbulan 60

Tabel 4.10 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Penghasilan Tambahan ...61

Tabel 4.11 Deskripsi Umum Skor Penghitungan Statistik Skala Self-esteeem dan

Subjective Well-being ........................................................................62

Tabel 4.12 Penyebaran Skor skala Subjective Well-being ....................................63

Tabel 4.13 Penyebaran skor skala Self-esteem ....................................................64

Tabel 4.14 Korelasi Subjective Well-being dengan Self-esteem ...........................65

Tabel 4.15 Model Summary ................................................................................65

Tabel 4.16 Anova(b) ..........................................................................................66

Tabel 4.17 Coefficients(a) ..................................................................................66

Tabel 4.18 Model Summary ................................................................................68

Tabel 4.19 Anova(c) ..........................................................................................68

Tabel 4.20 Model Summary ................................................................................69

Tabel 4.21 Anova(b)...........................................................................................70

Tabel 4.22 Model Summary ................................................................................70

Tabel 4.23 Anova(b)...........................................................................................71

Tabel 4.24 Model Summary ................................................................................71

Tabel 4.25 Anova(b)...........................................................................................72

Tabel 4.26 Model Summary ................................................................................73

Tabel 4.27 Anova(b)...........................................................................................73

Tabel 4.28 Model Summary ................................................................................74

Page 14: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

xv

Tabel 4.29 Anova(b)...........................................................................................74

Tabel 4.30 Model Summary ................................................................................75

Tabel 4.31 Anova(b)...........................................................................................76

Tabel 4.32 Model Summary ................................................................................76

Tabel 4.33 Anova(b)...........................................................................................77

Tabel 4.34 Model Summary ................................................................................77

Tabel 4.35 Anova ...............................................................................................78

Tabel 4.36 Model Summary ................................................................................78

Tabel 4.37 Anova ...............................................................................................79

Page 15: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Alat Ukur Penelitian

Lampiran 3 Output Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out Subjective Well-being

Lampiran 4 Output Validitas dan Reliabilitas Try Out Self-esteem

Lampiran 5 Output Uji Validitas dan Reliabilitas (Field Study) Subjective Well-

being

Lampiran 6 Output Uji Validitas dan Reliabilitas (Field Study) Self-esteem

Lampiran 7 Output Regresi Self-esteem dengan Subjective Well-being

Lampiran 8 Regresi Umum Skor Perhitungan Statistik Skala Self-esteem dan

Subjective Well-being

Lampiran 9 Output Regresi Usia dengan Subjective Well-being

Lampiran 10 Output Regresi Jenis Kelamin dengan Subjective Well-being

Lampiran 11 Output Regresi Status Pernikahan dengan Subjective Well-being

Lampiran 12 Output Regresi Pendapatan dengan Subjective Well-being

Lampiran 13 Output Regresi Pendapatan Tambahan dengan Subjective Well-

being

Lampiran 14 Output Regresi Pekerjaan (Jabatan, Golongan, dan Masa Kerja)

dengan Subjective Well-being

Lampiran 15 Output Regresi Tingkat Pendidikan dengan Subjective Well-being

Lampiran 16 Output Regresi Pengaruh Variabel Self-esteem, Usia, Pendapatan,

dan Masa Kerja terhadap Subjective Well-being

Lampiran 17 Skor-skor Subjective Well-being Responden

Page 16: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

xvii

Lampiran 18 Skor-skor Self-esteem Responden

Lampiran 19 Data Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Status

Pernikahan, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan (Jabatan, Golongan,

dan Masa Kerja), Pendapatan Perbulan, serta Pendapatan

Tambahan Responden

Page 17: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah penelitian, pembatasan

masalah, rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika

penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang merupakan salah satu universitas Islam

terkemuka di Indonesia memiliki komitmen menciptakan sumber daya insani yang

cerdas, kreatif, dan inovatif. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkeinginan

memainkan peranan optimal dalam kegiatan learning, discoveries, and

angagement hasil-hasil riset kepada masyarakat. Komitmen tersebut merupakan

bentuk tanggung jawab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam membangun

sumber insani bangsa yang mayoritas adalah Muslim. UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta ingin menjadi sumber perumusan nilai keislaman yang sejalan dengan

kemodernan dan keindonesiaan. Oleh karena itu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menawarkan studi-studi keislaman, studi-studi sosial, politik, dan ekonomi serta

sains, dan teknologi modern—termasuk kedokteran—dalam perspektif integrasi

ilmu. Motto ini pertama kali disampaikan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, dalam pidato Wisuda Sarjana ke-67 tahun

akademik 2006-2007 (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008).

Seiring perkembangan zaman komitmen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tersebut tentu sangat memegang peranan penting dalam pembekalan skill yang

Page 18: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

2

baik untuk para peserta didik agar terciptanya sumber daya manusia yang

berkualitas serta tidak menutup kemungkinan bahwa lulusan UIN Syarif

Hidayatullah juga mampu menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga mampu

mengurangi jumlah pengangguran.

Perkembangan zaman yang cepat jika tidak diiringi dengan peningkatan

jumlah lapangan kerja dapat menyebabkan banyak pengangguran. Minimnya

lapangan kerja ini membuat para pencari kerja harus berkompetensi. Disinilah

peran dari kemampuan pencari kerja tersebut. Pencari kerja yang memiliki skill

baik dapat dengan mudah memperoleh pekerjaan sedangkan mereka yang tidak

memiliki skill yang tidak baik harus bersusah payah untuk mendapatkan pekerjaan

yang sesuai. Namun hal ini bertentangan dengan berbagai fakta yang terjadi

dimana banyak pekerja yang telah memiliki pekerjaan baik resign dari perusahaan

tempat ia bekerja.

Relevan dengan fenomena yang didapatkan dengan mewawancarai

seorang karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berinisial P berusia 55

tahun. Bapak P memutuskan untuk menjadi karyawan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada saat berusia 28 tahun dan hingga saat ini sudah bekerja sebagai

Karyawan selama lebih kurang 25 tahun. Bapak P menuturkan bahwa sebenarnya

penghasilan perbulan masih terbilang kecil dan masih jauh dari cukup. Hal ini

disebabkan karena pengeluaran keluarga perbulan juga banyak. Namun Bapak P

menuturkan selalu mensyukuri dengan apa yang sudah didapatkan. Bapak P

menuturkan bahwa yang membuat ia merasa bahagia dan nyaman bekerja di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta bukanlah semata-mata karena materi yang didapatkan,

karena sebelum ia bekerja di Instansi UIN pun ia sudah bisa membeli rumah dari

Page 19: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

3

penghasilannya bekerja di Perusahaan Swasta, namun Bapak P memilih resign

dari perusahaan swasta tersebut karena faktor usia yang semakin bertambah.

Bapak P merasa bangga dan nyaman bekerja di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

karena berbasis islam, lingkungannya yang enak, dan satu iman artinya beragama

muslim semua. Karena mempunyai basic islam maka frekuensi untuk berbuat

curang lebih minim, berbeda halnya dengan instansi umum atau instansi

pemerintahan lainnya, mereka saling berlomba untuk mendapatkan harta yang

banyak dan tidak jarang dengan jalan yang curang, itu yang membuat Bapak P

lebih merasa nyaman dan puas bekerja di Instansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(hasil wawancara, 06 Mei 2011).

Contoh lain Seperti yang dipaparkan oleh bapak S yang telah bekerja di

DEPAG (Departemen Agama) dari tahun 1980 hingga sekarang, atau dengan kata

lain sudah bekerja selama 30 tahun. Bapak S menuturkan bahagia bekerja di

DEPAG karena selama ini beliau bisa mendapatkan penghasilan yang cukup

sehingga dapat membiayai keluarga, serta dapat membantu orang yang

membutuhkan jasa, terlebih lagi sangat merasa senang jika mendapat dinas keluar

kota karena dapat mengenal kota lain (hasil wawancara, 14 Agustus 2010).

Apakah penyebab dari fenomena-fenomena tersebut?

Fenomena di atas menunjukkan bahwa seseorang dapat memutuskan

bertahan atau tidaknya dari pekerjaan dapat disebabkan oleh berbagai faktor

misalnya usia, gaji, pendidikan, kepuasan dan perasaan atau mood. Faktor tersebut

merupakan bagian dari psikologi positif dan lebih spesifiknya mengenai

kesejahteraan psikologi atau well-being.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

4

Istilah psychological well-being didefinisikan berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Bradburn (1969, dalam Ryff, 1989). Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Bradburn untuk meneliti perubahan sosial pada level makro

(perubahan yang terjadi akibat tekanan politik, urbanisasi, pekerjaan dan

pendidikan), serta rujukan Bradburn pada buku terkenal karangan Aristotle,

Nicomachean Ethics, ia menerjemahkan psychological well-being menjadi

happiness (kebahagiaan). Dalam Nicomachean Ethics dijelaskan bahwa tujuan

tertinggi yang ingin diraih individu adalah kebahagiaan. Kebahagiaan berdasarkan

pendapat Bradburn berarti adanya keseimbangan antara afek positif dan afek

negatif (Ima, 2007).

Well-being itu terbagi dalam dua yaitu subjektif well-being dan objektif

well-being. Subjektive well-being adalah evaluasi-evaluasi kognitif dan afektif

seseorang dalam hidupnya. Evaluasi-evaluasi tersebut terdiri dari reaksi-reaksi

emosi yang dijadikan sebagai penilaian kognitif dalam kepuasan dan pemenuhan.

Maka subjektif well-being adalah sebuah konsep luas yang terdiri dari pengalaman

emosi yang menyenangkan, level negatif mood yang rendah, dan kepuasan hidup

yang tinggi. (Ed Diener, Richard E. Lucas & Shigero Oishi, 2005).

Istilah subjective well-being didefinisikan sebagai evaluasi kognitif dan

afektif seseorang tentang hidupnya yang meliputi penilaian emosional terhadap

berbagai kejadian yang dialami yang sejalan dengan penilaian kognitif terhadap

kepuasan dan pemenuhan hidup. Seseorang dikatakan memiliki subjective well-

being yang tinggi jika mereka merasa puas dengan kondisi hidup mereka,

Page 21: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

5

seringkali merasakan emosi positif dan jarang merasakan emosi negatif. (Diener

dan Larsen, 1984; Edington, 2005 dalam Arbiyah, Nurwiyanti & Oriza, 2008).

Sedangkan teori objective well-being biasanya didukung oleh daftar

persyaratan yang harus dipenuhi orang untuk menjalani kehidupan yang baik,

suatu kebutuhan universal dan tidak berbeda di antara masyarakat. Teori

subjective well-being mendasari gagasan kesejahteraan psikologis atau well-being

pada fakta bahwa “orang-orang diperhitungkan untuk menilai yang terbaik dengan

kualitas secara keseluruhan dalam hidup mereka, dan strategi bertanya dengan

berterus terang tentang well-being mereka (Frey and Sutzter, 2002:405 dalam

Royo & Jackeline, 2005).

Objective well-being berhubungan dengan kepuasan akan kebutuhan dasar.

Seperti untuk karakteristik rumah, hal yang perlu dipertimbangkan berkaitan

dengan air minum yang bagus, listrik dan kebersihan. Sedangkan dalam hal

hubungannya dengan pendidikan seperti frekuensi hadir sekolah, tipe sekolah,

lokasi sekolah, model transport yang digunakan dan berapa lama jarak yang

ditempuh (Royo & Jackeline, 2005).

Pada penelitian ini, peneliti lebih fokus kepada subjective well-being agar

penelitian tidak terlalu luas. Karena subjective well-being lebih menggambarkan

individu mengenai kesejahteraannya secara spesifik dan secara menyeluruh

mengenai kepuasan hidup dalam domain kehidupannya secara subjektif

dibandingkan dengan objective well-being yang cenderung lebih bersifat

kebutuhan universal dan tidak berbeda di antara masyarakat.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

6

Subjektive well-being terkait dengan rasa puas seseorang akan kondisi

hidupnya, seringkali seseorang merasakan emosi positif dan jarang merasakan

emosi negatif. Banyak orang yang merasa puas dengan penghasilan yang didapat

sehingga dapat merasakan kesenangan dan ketenangan dalam hidupnya, namun

ada juga yang merasa tidak pernah puas dengan penghasilan yang didapat,

sehingga tidak dapat merasakan kesenangan dan ketenangan dalam hidupnya.

Selain fenomena-fenomena di atas terdapat juga berbagai penelitian

tentang subjective well-being misalnya oleh Ed Diener dan Carol Diener pada

tahun 1996 dalam laporan penelitiannya yang meneliti tentang sebagian besar

orang bahagia. Dalam penelitian ini peneliti bertanya kepada orang yang

mempunyai kesempatan untuk melaporkan secara lisan seberapa bahagia atau

puas mereka. Pertanyaan yang diberikan bertujuan untuk melihat fakta siapa yang

lebih atau kurang bahagia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

orang merasa puas dengan pernikahannya, pekerjaannya, dan waktu luang yang

dimiliki.

Akan tetapi, walaupun studi terbaru menunjukkan bahwa kebanyakan

orang bahagia (Diener & Diener, in perss) dan mempertimbangkan emosi positif

lebih normatif dari emosi negatif (Sommers, 1984), sejauh mana aktivitas

kehidupan mempengaruhi tingkat individu dari subjective well-being tidak

sepenuhnya dipahami. Sebagai contoh, efek dari keadaan kehidupan objektif,

seperti pendapatan (Diener, Sandvik, Seidlitz, & Diener, 1992), kesehatan (Okun

& George, 1984), tahun pendidikan (Diener, 1984), dan daya tarik fisik (Diener,

Wolsic, & Fujita, 1995), sering ditemukan mempunyai pengaruh yang kecil.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

7

Demikian pula, temuan Campbell, Converse, dan Rogers (1976) menyimpulkan

bahwa efek dari variabel-variabel demografis di subjective well-being

berpengaruh kecil pada kesejahteraan subjektif. Peneliti lain menunjukkan bahwa

kesejahteraan terutama ditentukan oleh sifat daripada situasi kehidupan eksternal

(Costa & McCrae, 1980, 1984; Costa, McCrae, & Zonderman, 1987; Diener,

Sandvik, Pavot, & Fujita, 1992 dalam Eunkook Suh, Ed Diener, & Frank Fujita,

1996).

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Nurul Arbiyah, Fivi Nurwianti

Imelda, dan Ika Dian Oriza, pada tahun 2008, dengan menggunakan metode

penelitian kualitatif dengan istrumen data berbentuk kuesioner dengan jumlah

partisipan 231 orang yang memiliki karakteristik penduduk miskin (pendapatan

perkapita perbulan kurang atau sama dengan Rp. 187.942). Hasil dari penelitian

ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara bersyukur

dengan subjective well-being. Penelitian ini dapat melihat hubungan bersyukur

dengan subjective well-being, sehingga pembaca lebih bisa melihat kelebihan diri

yang dimilikinya agar bisa bersyukur (Arbiyah, Nurwiyanti & Oriza, 2008).

Berdasarkan fenomena dan beberapa penelitian mengenai subjective well-

being yang telah dilakukan oleh sebagian peneliti baik di luar maupun di dalam

negeri inilah yang menyebabkan peneliti merasa terdorong untuk melakukan

penelitian yang berhubungan dengan subjective well-being.

Subjektive well-being itu terkait dengan beberapa hal. Lucas, Diener dan

Suh tahun 1996 mendemonstrasikan multi-item dari subjective well-being yaitu

kepuasan hidup, perasaan senang, dan perasaan tidak senang dan juga dari

Page 24: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

8

konstruk lain seperti self-esteem (Diener, Richard E. Lucas, & Shigehiro Oishi

dalam C. R. Snyder dan Shane J. Lopez, 2005).

Wilson tahun 1967 memperlihatkan bahwa faktor psikologis dan

demografi berhubungan dengan subjective well-being. Faktor psikologis terdiri

dari self-esteem, kebahagiaan (happiness), mood, kepribadian, dan IQ. Sedangkan

faktor demografi terdiri dari umur, pendidikan, jenis kelamin, agama, status, gaji,

kesehatan, dan kebudayaan (culture) (C. R Synder dan Shane J. Lopez, 2005).

Self-esteem sendiri menurut Coopersmith (dalam Ling dan Dariyo, 2000),

menyatakan bahwa self-esteem atau harga diri adalah penilaian yang dibuat

seseorang, dan biasanya tetap, tentang dirinya, hal itu menyatakan sikap

menyetujui atau tidak menyetujui, dan menunjukkan sejauhmana orang

menganggap dirinya mampu, berarti, sukses dan berharga. (Ratna Maharani

Hapsari, tanpa tahun).

Self-esteem sangat memegang peranan penting dalam kehidupan

seseorang. Bahkan menurut Diener masyarakat dalam negara-negara yang

individualistik mendasari hidup mereka dengan penilaian kepuasan hidup pada

tingkat perasaan tingginya self-esteem. (Diener dan Diener, 1995 dalam Synder

dan Lopez, 2005).

Oleh karena itu individu sangat diharuskan untuk mempunyai self-esteem

yang tinggi guna untuk pengembangan dirinya agar dapat merasakan kepuasan

hidup. Dengan merasakan kepuasan hidup maka terciptalah kesejahteraan

subjektif atau subjective well-being yang menimbulkan tingginya afek positif

Page 25: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

9

pada diri individu dan rendahnya afek negatif serta kepuasan hidup dalam domain

kehidupan.

Kaitan self-esteem dengan subjective well-being, menurut Campbell

(dalam Wangmuba, 2009) menemukan bahwa self-esteem merupakan prediktor

yang paling penting untuk kesejahteraan subjektif. Self-esteem yang tinggi

membuat seseorang memiliki beberapa kelebihan termasuk pemahaman mengenai

arti dan nilai hidup. Hal itu merupakan pedoman yang berharga dalam hubungan

interpersonal dan merupakan hasil alamiah dari pertumbuhan seseorang yang

sehat (Ryan & Deci, 2001). Studi telah menunjukkan bahwa orang yang

dilaporkan memiliki self-esteem yang tinggi biasanya menggunakan lebih banyak

proses peningkatan diri (Sedikides dalam Wangmuba, 2009; Widyatys, 2010).

Rosenberg, Schooler, Schoenbach dan Rosenberg (1995) menguraikan

bahwa global self-esteem menjadikan sikap positif atau negatif pada individu ke

arah kesempurnaan diri, yang mana berhubungan erat dengan kesejahteraan

psikologis atau psychological well-being secara keseluruhan (Swenson, 2003).

Di kehidupan sehari-hari khususnya pada karyawan tentu kita banyak

menemukan seseorang yang selalu ingin mengembangkan dirinya melalui

pengalaman-pengalaman baru dalam hal peningkatan kualitas diri, sehingga

karyawan bisa lebih produktif dan efektif dalam pekerjaannya. Hal ini tidak akan

dapat terwujud jika individu atau karyawan tersebut mempunyai tingkat self-

esteem yang rendah.

Adapun mengenai self-esteem itu sendiri, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang mempunyai visi menjadikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai

Page 26: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

10

lembaga pendidikan tinggi terkemuka dalam mengintegrasikan aspek keilmuan,

keislaman dan keindonesiaan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menjadi

jendela keunggulan akademis Islam Indonesia (window of academic exellence of

Islam in Indonesia) dan barometer perkembangan pembelajaran, penelitian, dan

kerja-kerja sosial yang diselenggarakan kaum Muslim Indonesia dalam berbagai

bidang ilmu. Dalam kerangka memperkuat peranannya tersebut UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta berkomitmen untuk mengembangkan diri sebagai

Universitas Riset (Research University) dan Universitas Kelas Dunia (World

Class University) (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008).

Dengan demikian, untuk mencapai komitmen tersebut tentunya perlu

produktivitas dan kreativitas karyawan yang tinggi dan efektif. Karena untuk

menjadi Universitas Riset dan Universitas kelas Dunia yang mengintegrasikan

aspek keilmuan, keislaman dan keindonesiaan bukanlah hal yang mudah, semua

membutuhkan strategi dan sistem kerja yang tepat. Oleh karena itu, karyawan

perlu memiliki rasa self-esteem yang tinggi agar tujuan dan komitmen yang telah

dibuat oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat tercapai.

Hal ini dijelaskan oleh Tjahjono tahun 2005, self-esteem yang rendah

menyebabkan tujuan perusahaan menjadi terhambat karena karyawannya menjadi

kurang efektif dan produktif, self-esteem yang tinggi memang tidak mudah untuk

dimiliki karena self-esteem tidak dibawa sejak lahir tetapi memerlukan proses

(Ratna Maharani Hapsari, tanpa tahun).

Adapun karena fenomena dan hasil penelitian di atas, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Hubungan antara Self-

esteem dengan Subjective Well-being Karyawan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta”.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

11

1.2 Pembatasan Masalah

Penelitian ini terkait dengan hubungan antara self-esteem dengan subjective well-

being pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang definisinya adalah

sebagai berikut:

1. Subjective well-being

Subjective well-being didefinisikan sebagai evaluasi kognitif dan

afektif seseorang tentang hidupnya. Evaluasi ini meliputi penilaian emosional

terhadap berbagai kejadian yang dialami yang sejalan dengan penilaian

kognitif terhadap kepuasan dan pemenuhan hidup. (Diener, Lucas, Oishi

dalam C. R Synder dan Shane J. Lopez, 2005). Skor subjective well-being

didapat dari skala satisfaction with life scale oleh Diener.

2. Self-esteem

Menurut Morris Rosenberg (dalam Flynn, 2001) definisi self-esteem

adalah sikap individual, baik positif atau negatif terhadap dirinya sebagai

suatu totalitas. Skor self-esteem didapat dari skala self esteem scale oleh

Morris Rossenberg.

1.3 Rumusan Permasalahan

Dalam penelitian ini, permasalahan tentang hubungan antara self-esteem dengan

subjective well-being pada karyawan, dapat disampaikan dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara self-esteem dengan subjective

well-being pada karyawan?

Page 28: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

12

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara usia, jenis kelamin, status

pernikahan, pendapatan atau gaji, pekerjaan (terkait dengan jabatan, golongan

dan masa kerja), dan tingkat pendidikan dengan subjective well-being pada

karyawan?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui adanya hubungan yang signifikan antara self-esteem

dengan subjective well-being pada karyawan.

2. Untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan antara usia, jenis kelamin,

status pernikahan, pendapatan atau gaji, pekerjaan/posisi/jabatan, dan tingkat

pendidikan dengan subjective well-being pada karyawan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1.4.2.1 Manfaat Teoritis

Mengembangkan ilmu pengetahuan Psikologi, khususnya psikologi industri

organisasi dan psikologi klinis, tentang hubungan antara self-esteem dengan

subjective well-being pada karyawan, dan diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan rasa ingin tahu mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas

Psikologi dalam pengembangan teori Psikologi serta mengembangkan banyak

penelitian agar menemukan teori Psikologi baru. Serta memberi stimulus pada

pemerhati bidang ini agar dapat melakukan penelitian serupa dengan harapan akan

mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

13

1.4.2.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat luas, khususnya kepada pihak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mengenai self-esteem dan subjective well-being yang dimiliki karyawan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta agar dapat dijadikan sebagai sumber-sumber dalam

pengambilan keputusan agar dapat merancang kegiatan dan kebijakan yang positif

serta pelatihan self-esteem yang sesuai bagi karyawan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

1.5 Sistematika Penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi beberapa bahasan seperti yang akan digambarkan

berikut ini:

BAB I Pendahuluan: latar belakang masalah, identifikasi masalah dalam

penelitian, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II Kajian pustaka: sub bab subjective well-being serta variabel yang

menjadi model analisis, sub bab self-esteem serta variabel yang

menjadi model analisis, sub bab kerangka berpikir, dan hipotesis

BAB III Metode penelitian: metode pengumpulan data dan metode analisis data

BAB IV Hasil Penelitian: analisis deskriptif, uji hipotesis

BAB V Kesimpulan, diskusi dan saran

Page 30: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bagian ini, peneliti akan menjelaskan teori yang digunakan dalam

penelitian ini. Adapun teori-teori yang akan dijelaskan adalah teori subjective

well-being dan teori self-esteem serta kerangka teori dan hipotesis penelitian.

2.1 Subjective Well-being

Sejak dahulu, manusia memikirkan tentang hal yang membuat hidup yang baik

(good life). Upaya untuk menjawab pertanyaan mengenai hidup yang baik terus

menerus dilakukan oleh peneliti. Salah satu komponen yang utama dari hidup

yang baik adalah kebahagiaan (happiness). Sayangnya sukar untuk menentukan

satu definisi kebahagiaan. Hal ini dikarenakan kebahagiaan bisa merujuk ke

banyak arti seperti rasa senang (pleasure), kepuasan hidup, emosi positif, hidup

bermakna, atau bisa juga merasakan kebermaknaan (contentment). Oleh

karenanya, beberapa peneliti lebih memilih menggunakan “subjective well-being”

dibandingkan kebahagiaan. Diener mendefinisikan subjective well-being sebagai

sebuah kombinasi afek positif (ketiadaan afek negatif) dan kepuasan hidup pada

umumnya. Dan selanjutnya, Diener menggunakan istilah subjective well-being

sebagai sinonim dari kebahagiaan (C. R. Snyder & Shane J. Lopez, 2007).

2.1.1 Definisi

Subjective well-being merupakan konsep yang sangat luas, meliputi emosi

pengalaman menyenangkan, rendahnya tingkat mood negatif, dan kepuasan hidup

yang tinggi (Diener, Lucas, Oishi, 2005). Seseorang memilki subjective well-

being yang tinggi jika mereka merasa puas dengan kondisi hidup mereka, sering

Page 31: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

15

merasakan emosi positif dan jarang merasakan emosi negatif. subjective well-

being sendiri adalah kondisi yang cenderung stabil sepanjang waktu dan

sepanjang rentang kehidupan (Diener dan Larsen, 1984, dalam Edington, 2005).

Diener, Lucas, Oishi (2005) mendefinisikan subjective well-being sebagai

berikut:

“Subjective well-being is defined as a person’s cognitive and affective evaluations of his or her life. These evaluation include emotional reactions to events as well as cognitive judgement of satisfaction and fulfillment” (p:63) Istilah subjective well-being didefinisikan sebagai evaluasi kognitif dan

afektif seseorang tentang hidupnya. Evaluasi ini meliputi penilaian emosional

terhadap berbagai kejadian yang dialami yang sejalan dengan penilaian kognitif

terhadap kepuasan dan pemenuhan hidup. Definisi dari Diener tersebut akan

digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini.

2.1.2 Komponen-komponen Subjective Well-being

Subjective well-being tersusun dari beberapa komponen utama, termasuk

kepuasan hidup secara umum, kepuasan terhadap ranah spesifik kehidupan,

adanya afek yang positif (mood dan emosi yang menyenangkan), dan ketiadaan

afek negatif (mood dan emosi yang tidak menyenangkan) (Eddington & Shuman,

2005). Keempat komponen utama ini, yaitu afek positif, afek negatif, kepuasan

hidup dan kepuasan ranah kehidupan, memilki korelasi sedang satu sama lain, dan

secara konseptual berkaitan satu sama lain. Namun, dari tiap-tiap komponen

menyediakan informasi unik mengenai kualitas subjektif kehidupan seseorang

(Diener, Scollon, & Lucas, 2003). Afek positif dan afek negatif termasuk ke

Page 32: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

16

dalam komponen afektif, sementara kepuasan hidup dan domain kepuasan

termasuk ke dalam komponen kognitif.

Komponen-komponen utama kemudian direduksi ke dalam beberapa

elemen khusus. Afek positif meliputi kegembiraan, keriangan hati, kesenangan,

kebahagiaan hati, kebanggaan, afeksi, dan kebahagiaan. Afek negatif meliputi

munculnya perasaan bersalah, malu, kesedihan, kecemasan, dan kekhawatiran,

kemarahan, stress, depresi, dan rasa iri. Kepuasan hidup dikategorikan melalui

kepuasan terhadap hidup saat ini, kepuasan dengan masa lalu, dan kepuasan

dengan masa depan. Kepuasan ranah kehidupan muncul terhadap pekerjaan,

keluarga, waktu, kesehatan, keuangan, dirinya sendiri, dan kelompoknya

(Eddington & Shuman, 2005). Berikut ini adalah penjelasan untuk tiap-tiap

komponen yang membentuk subjective well-being.

2.1.2.1 Afek Positif dan Afek Negatif

Emosi atau mood, yang keduanya diberi label afek, mencerminkan penilaian

seseorang terhadap peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya (Diener, 2000).

Larsen dan Diener (1992, dalam Carr, 2004) dan Averill (1997, dalam

Carr, 2004) menjelaskan bahwa pengalaman emosi setidaknya memiliki dua

dimensi, yaitu activation atau arousal; dan pleasantness atau evaluation. Afek

posititif adalah kombinasi arousal dan pleasantness, dan emosi yang termasuk

didalamnya antara lain aktif, siap sedia, dan senang. Afek negatif adalah

kombinasi arousal dan unpleasantness, dan didalamnya terdapat emosi seperti

cemas, sedih, dan ketakutan.

Page 33: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

17

Lucas, Diener dan Suh (1996, dalam Diener, Lucas, & Oishi, 2005)

mendemonstrasikan bahwa item yang banyak dari skala kepuasan hidup, perasaan

senang (pleasant affect), dan perasaan tidak senang (unpleasant affect)

membentuk faktor-faktor yang bisa dipisahkan satu sama lain.

Dalam hal ini, afek memiliki dimensi frekuensi dan intensitas. Dimensi

frekuensi merupakan keseluruhan jumlah predominasi afek positif dan afek

negatif. Afek positif dan afek negatif bersifat independen, meskipun demikian

beberapa penelitian menunjukkan bahwa keduanya berkorelasi negatif. Semakin

sering seseorang merasakan salah satu afek, semakin rendah frekuensi afek lain

yang dirasakannya. Dimensi intensitas mengacu pada kuat lemahnya afek yang

dirasakan oleh seseorang. Hal inilah yang menjelaskan mengapa kedua afek yang

independen ini muncul secara bersamaan.

Diener (1991, dalam Diener, Scollon, & Lucas, 2003) menyatakan dalam

penelitian-penelitian well-being, sebaiknya menggunakan frekuensi dalam

meneliti mengenai afek positif dan negatif. Alasannya, karena well-being

berbicara mengenai evaluasi kondisi emosi yang sifatnya relatif jangka panjang,

sedangkan intensitas lebih bisa menjelaskan suasana emosi yang bersifat lebih

sementara, seperti mood. Selain itu, jika afek positif dan negatif terasa kuat secara

bersamaan maka akan membingungkan dalam penentuan well-being seseorang.

Oleh karenanya, alasan psikometris juga menjadi pertimbangan untuk

menggunakan dimensi frekuensi dalam pengukuran afek.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

18

2.1.2.2 Kepuasan Hidup (Life Satisfaction)

Kepuasan hidup yang sering kali disebut dengan istilah penilaian kehidupan

secara global (Diener, Scollon, & Lucas, 2003), merefleksikan penilaian individu

bahwa kehidupannya ini berjalan dengan baik. Setiap individu dapat menelaah

kondisi kehidupannya sendiri, menimbang pentingnya kondisi-kondisi tersebut,

dan kemudian mengevaluasi kehidupannya ke dalam skala memuaskan dan tidak

memuaskan. Evaluasi global semacam ini disebut sebagai penilaian kognitif atas

kepuasan hidup. Dikatakan demikian karena penilaian ini membutuhkan proses

kognitif.

Beberapa penelitian memfokuskan diri pada bagaimana penilaian ini

dibuat. Umumnya individu tidak menguji semua aspek kehidupan mereka dan

menimbangnya secara tepat. Mungkin karena proses semacam ini sukar,

kebanyakan orang menggunakan berbagai cara singkat dalam menghasilkan

penilaian kepuasan. Secara spesifik, orang menggunakan informasi yang

menonjol saat melakukan penilaian (Schwarz & Strack, 1999, dalam Diener,

Scollon, & Lucas, 2003).

Meskipun menggunakan cara singkat atau jalan pintas, penilaian kepuasan

hidup individu secara temporal cukup stabil (Magnus & Diener, 1991; Ehrhard et

al., 2000, dalam Diener, Scollon, & Lucas, 2003). Hal ini terjadi karena informasi

yang digunakan pada saat membuat penilaian kepuasan cenderung merupakan

informasi yang mudah diakses setiap saat. Dengan kata lain, penilaian kepuasan

yang dilakukan seseorang didasarkan pada informasi yang tersedia pada saat

penilaian tersebut dilakukan, dan kebanyakan dari informasi tersebut merupakan

Page 35: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

19

informasi yang tetap sama dari waktu ke waktu. Di dalam banyak kasus, orang

cenderung menggunakan informasi yang relevan dan stabil, yang pada akhirnya

akan menghasilkan penilaian kepuasan yang stabil dan bermakna (Diener, Scollon

& Lucas, 2003).

Pada saat membuat penilaian kepuasan hidup, seseorang juga

menggunakan sumber-sumber informasi lain, diantaranya perbandingan dengan

standar-standar yang penting (Diener, Scollon, & Lucas, 2003). Campbell et al.

(dalam Diener, Scollon, & Lucas, 2003) menyatakan bahwa individu melihat pada

domain yang penting dalam hidup dan membandingkan domain kehidupan ini

dengan berbagai standar pembanding, misalnya situasi yang mereka alami di masa

lalu, keadaan di lingkungan sekitar mereka masa kini, ataupun harapan akan

sesuatu di masa depan.

Kepuasan hidup digunakan sebagai salah satu cara mengukur well-being

karena dengan cara ini peneliti dapat menangkap well-being dalam bentuk luas

dari sudut pandang partisipan itu sendiri (Diener, 1991, dalam Diener, Scollon, &

Lucas, 2003). Selain itu, keuntungan dari melihat kepuasan hidup sebagai ukuran

well-being adalah karena tipe pengukuran ini menangkap sensasi secara global

akan well-being dari perspektifnya sendiri.

2.1.2.3 Kepuasan Terhadap Ranah Kehidupan (Domain Satisfaction)

Komponen selanjutnya yang termasuk dalam model hirarki subjective well-being

adalah kepuasan ranah kehidupan (Domain satisfaction). Kepuasan ranah

kehidupan mencerminkan penilaian seseorang mengenai domain tertentu dalam

kehidupannya. Proses penilaian kepuasan ranah kehidupan digabungkan, dan titik

Page 36: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

20

berat yang diberikan pada tiap domain, dapat bervariasi bagi setiap orang. Diener

et al. (2002, dalam Diener, Scollon, Lucas, 2003) menemukan bahwa orang-orang

yang bahagia cenderung menitikberatkan domain-domain terbaik dalam

kehidupan mereka, sedangkan orang-orang yang tidak bahagia cenderung lebih

menitikberatkan pada domain-domain terburuk dalam kehidupan mereka. Karena

itu, kepuasan ranah kehidupan tidak hanya dapat mencerminkan bagian-bagian

komponen dari sebuah penilaian kepuasan hidup, tetapi juga dapat menyediakan

informasi yang unik mengenai keseluruhan well-being seseorang.

Ketika mengkonstruksikan penilaian kepuasan hidup secara global (life

satisfaction), seseorang menelaah berbagai domain dalam kehidupannya

(kesehatan, kehidupan, keluarga, pekerjaan, dan kehidupan sosial), menimbang

pentingnya domain-domain tersebut, dan kemudian mengumpulkan sejumlah

penilaian tadi untuk memperoleh keseluruhan evaluasi dari kepuasan hidupnya.

Jadi, life satisfaction dihasilkan melalui proses heuristik. Individu tidak memiliki

kemampuan untuk menggabungkan dan mengagregasi sederet domain kehidupan.

Kepuasan ranah kehidupan akan menjadi penting bagi para peneliti yang

tertarik akan pengaruh well-being pada area tertentu. Sebagai contoh, jika peneliti

ingin mengetahui peningkatan well-being pekerja, kepuasan terhadap pekerjaan

dapat memberikan pengukuran yang lebih sensitif dibanding yang dihasilkan oleh

global well-being. Sama halnya jika seorang peneliti ingin meneliti populasi

khusus, mungkin diperlukan pengukuran terhadap domain tertentu yang relevan

dengan populasi kelompok tersebut (Diener, Scollon, & Lucas, 2003). Karena itu,

selain dapat menyediakan informasi mengenai cara individu melakukan penilaian

Page 37: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

21

global, skor yang didapat dari kepuasan ranah kehidupan juga menyediakan

informasi lebih detail tentang aspek tertentu dalam kehidupan seseorang yang

berjalan dengan baik atau buruk (Diener, Scollon, & Lucas, 2003).

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Subjective Well-being

Wilson (1967 dalam Diener, Lucas, & Oishi, 2005) menyatakan bahwa faktor

kepribadian dan faktor demografis memiliki hubungan dengan subjective well-

being. Ia menyatakan bahwa orang yang bahagia adalah seorang yang muda,

sehat, berpendidikan, berpenghasilan bagus, ekstrovert, optimis, religious, telah

menikah dengan self-esteem yang tinggi, memiliki semangat kerja, memiliki cita-

cita, pada kedua jenis kelamin dan berbagai variasi inteligensi.

Deneve dan Cooper (1998, dalam Diener, Lucas, dan Oishi, 2003)

mengidentifikasi 137 trait kepribadian yang berhubungan dengan subjective well-

being adalah extraversion dan neurotism. Costa dan McCrae (dalam Diener,

Lucas, & Oishi, 2003) menemukan bahwa extraversion memprediksikan afek

yang menyenangkan dan neuroticism memprediksikan afek tidak menyenangkan

dalam periode sepuluh tahun. Sementara itu, trait lain dalam model kepribadian

“the big five trait faktor”, yaitu agreeableness, conscientiousness, dan openness

to experience menunjukkan hubungan yang lebih lemah dengan SWB (Watson &

Clark dalam Diener, Lucas, & Oishi, 2003).

Penelitian lain yang juga dilakukan secara sistematis menggambarkan

hubungan variasi demografis dengan subjective well-being (Diener et al, 1999,

dalam Diener, Lucas, & Oishi, 2005). Sejumlah penemuan replikasi

menghasilkan: (a) faktor demografis seperti usia, jenis kelamin, dan pendapatan

Page 38: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

22

berhubungan dengan subjective well-being; (b) efeknya biasanya kecil; dan (c)

banyak orang cukup bahagia, karena itu, faktor demografis cenderung

membedakan antara orang yang cukup bahagia dan yang sangat bahagia. (Diener

et al, 1999, dalam Diener, Lucas, & Oishi, 2005).

Penelitian berikutnya juga menggambarkan bahwa faktor demografis

memperlihatkan bahwa pendapatan, religion dan personality adalah afek-afek

yang mempengaruhi subjective well-being. (Robert Biswas-Diener & Ben dean,

2007).

Berikut ini akan dipaparkan variabel-variabel demografis yang

mempengaruhi subjective well-being seseorang.

2.1.3.1 Usia

Penelitian menunjukkan bahwa kepuasan hidup seringkali meningkat atau paling

tidak menetap seiring meningkatnya usia (Herzog & Rodgers, 1981; Horley &

Lavery, 1995; Larson, 1978; Okun, Haring, & Witter, 1983, dalam Eddington &

Shuman, 2005). Usia berhubungan dengan subjective well-being, tapi efeknya

sangat kecil, dan tergantung kepada komponen subjective well-being yang diukur

(Diener, Lucas, dan Oishi, 2005). Sebagai contoh, pada sampel dari 40 negara,

Diener dan Suh (1998, dalam Diener, Lucas, & Oishi, 2005) menemukan bahwa

meskipun afek menyenangkan menurun sepanjang usia, kepuasan hidup dan afek

tidak menyenangkan menunjukkan sedikit perubahan.

Studi internasional dari beberapa negara juga menunjukkan bahwa

kepuasan hidup tidak menurun dengan bertambahnya usia (Butt & Beiser, 1987;

Inglehart, 1990, Veenhoven, 1984). Tidak adanya penurunan yang signifikan

Page 39: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

23

dalam kepuasan hidup di seluruh umur menunjukkan kemampuan orang untuk

beradaptasi dengan kondisi mereka. Penurunan pendapatan dan pernikahan terjadi

di seluruh kelompok usia dewasa, namun, kepuasan hidup stabil. Beberapa

peneliti telah menyarankan bahwa temuan ini berfungsi sebagai bukti bahwa

orang menyesuaikan kembali tujuan mereka dengan bertambahnya usia mereka

(Campbell et al, 1976;. Rapkin & Fischer, 1992). Melanjutkan dengan garis

pemikiran ini, Ryff (1991) menemukan orang dewasa yang lebih tua menunjukkan

lebih dekat antara ideal dan persepsi diri sebenarnya dibandingkan dengan orang-

orang muda (Eddington & Shuman, 2005).

2.1.3.2 Jenis Kelamin

Jenis kelamin berhubungan dengan subjective well-being, tapi efeknya sangat

kecil, dan tergantung kepada komponen subjective well-being yang diukur

(Diener, Lucas, dan Oishi, 2005). Pada penelitian yang melibatkan 40 negara,

Lucas dan Gohn (dalam Diener, Lucas, & Oishi, 2005) menemukan bahwa

perbedaan subjective well-being antar jenis kelamin hanyalah kecil, dengan

perempuan menunjukkan afek tidak menyenangkan dan afek menyenangkan yang

lebih besar.

Perbedaan jenis kelamin dalam subjective well-being adalah kecil atau

tidak ada di bangsa Barat. Data terbesar berasal dari World Value Survey

(Inglehart, 1990) di mana sekitar 170.000 representatif sampel responden dari 16

bangsa-bangsa disurvei, perbedaan SWB antara laki-laki dan perempuan sangat

kecil. Michalos (1991) 18.000 siswa perguruan tinggi dipelajari di lebih dari 30

Page 40: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

24

negara dan menemukan perbedaan jenis kelamin yang sangat kecil dalam

kepuasan hidup dan kebahagiaan (Eddington & Shuman, 2005).

Temuan lain yang menarik dalam jenis kelamin dan literatur subjective

well-being adalah wanita melaporkan lebih berafek negatif dan depresi

dibandingkan pria dan lebih mungkin untuk mencari terapi gangguan ini, namun,

pria dan wanita melaporkan kira-kira sama dalam tingkat kebahagiaan global.

Salah satu penjelasan bahwa wanita lebih mudah mengakui perasaan negatif

sedangkan laki-laki menyangkal perasaan tersebut adalah mungkin kedua jenis

kelamin mengalami tingkat afek negatif dan depresi yang sama, tetapi wanita

melaporkan perasaan ini dan sering mencari bantuan profesional lebih lanjut.

Penjelasan lain untuk perbedaan jenis kelamin paradoksal di SWB ditawarkan

oleh Fujita, Diener, dan Sandvik (1991). Mereka menunjukkan bahwa dalam

peran sosial pengasuh, perempuan disosialisasikan menjadi lebih terbuka terhadap

pengalaman emosional, termasuk emosi positif dan negatif, pada gilirannya,

mereka mungkin mengalami lebih positif dan lebih berdampak negatif. Penelitian

mereka tidak mengungkapkan bahwa wanita melaporkan afek positif yang baik

dalam jumlah yang lebih besar, dengan demikian, mungkin pengalaman

perempuan, rata-rata, baik emosi positif dan negatif lebih kuat dan sering

dibandingkan pria. Para peneliti juga menemukan bahwa gender bertanggung

jawab atas kurang dari 1% dari varians dalam kebahagiaan tapi lebih dari 13%

dari perbedaan dalam intensitas pengalaman emosional. Fujita et al. berhipotesis

bahwa perempuan rata-rata terbuka terhadap pengalaman emosional yang kuat,

menciptakan kerentanan terhadap depresi yang diberikan oleh banyaknya

Page 41: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

25

peristiwa-peristiwa buruk, tetapi juga menciptakan peluang untuk tingkat intens

kebahagiaan atas peristiwa yang baik (Eddington & Shuman, 2005).

2.1.3.3 Status Pernikahan

Hubungan positif antara status pernikahan dengan subjective well-being secara

konsisten ditemukan dalam penelitian internasional (Diener, Gohm, Suh, & Oishi,

1998 dalam Eddington & Shuman, 2005). Survey berskala besar ini

mengindikasikan bahwa orang-orang yang menikah lebih sering merasa bahagia

dibandingkan dengan orang-orang yang tidak pernah menikah, bercerai, atau

berpisah. Status pernikahan dan subjective well-being berhubungan secara

signifikan meskipun usia dan pendapatan dikontrol (Glenn & Weaver, 1979;

Gove, Hughes, & Style, 1983, dalam Eddington & Shuman, 2005). Lee,

Seccombe, & Shehan (1991, dalam Eddington & Shuman, 2005) meneliti

perbedaan antara orang-orang yang menikah dan tidak menikah sejak 1972

sampai 1989 dan menemukan bahwa orang-orang yang menikah, baik pria

maupun wanita, secara konsisten lebih bahagia dibanding orang-orang yang tidak

menikah. Diener, dkk (1998, dalam Eddington & Shuman, 2005) menemukan

bahwa pernikahan menawarkan keuntungan yang lebih besar bagi pria atau wanita

dalam hal emosi positif, tapi tidak dalam kepuasan hidup. Lebih jauh lagi, terdapat

bukti-bukti bahwa orang-orang yang bahagia memiliki kecendrungan untuk

menikah, keuntungan pernikahan itu sendiri bisa meningkatkan subjective well-

being (Mastekaasa, 1995 dalam Eddington & Shuman, 2005). Meskipun

demikian, Diener, Lucas, & Oishi (2005) juga menyatakan bahwa efek pernikahan

bisa berbeda bagi laki-laki dan perempuan.

Page 42: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

26

Sadarjoen (2005) dalam bukunya menyebutkan bahwa setiap individu

membawa satu set kebutuhan akan hubungan dan harapan. Dengan harapan,

pasangan perkawinannya kelak akan mampu memuaskan dirinya, paling tidak

sebagian dari kebutuhannya tersebut. Peluang bagi terciptanya relasi yang

memuaskan tersebut ditentukan oleh beberapa aspek di bawah ini:

1. Sejauh mana pasangan perkawinan mampu memenuhi kebutuhan

pasangan masing-masing.

2. Sejauh mana kebebasan dari hubungan yang mereka ciptakan memberi

peluang bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan harapan-

harapan yang mereka bawa sebelum perkawinan terlaksana.

2.1.3.4 Pendapatan

Secara umum, korelasi yang rendah namun signifikan antara pendapatan dengan

subjective well-being ditemukan pada sampel representatif di Amerika (Diener et

al, 1993, dalam Eddington & Shuman, 2005). Pada kenyataannya, pendapatan

secara konsisten berhubungan dengan subjective well-being didalam suatu Negara

( Diener et al.; Haring, Stock, & Okun, dalam Diener, Lucas, & Oishi, 2005) dan

antar Negara (Diener et al., dalam Diener, Lucas, Oishi, 2005); tapi pada level

individu dan level nasional, perubahan pendapatan sepanjang waktu memiliki efek

yang kecil pada subjective well-being. Walaupun demikian, terdapat bukti-bukti

mengenai pengaruh pendapatan terhadap subjective well-being. Salah satu

kemungkinannya adalah bahwa pendapatan hanya mempengaruhi subjective well-

being pada tingkat yang lebih rendah, dimana kebutuhan dasar belum terpenuhi.

Page 43: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

27

Tetapi apabila kebutuhan dasar telah terpenuhi, peningkatan pendapatan atau

kekayaan hanya sedikit berpengaruh terhadap kebahagiaan.

2.1.3.5 Pekerjaan

Menurut Argyle (2001, dalam Carr, 2004), status pekerjaan berhubungan dengan

kebahagiaan, dimana orang-orang yang bekerja cenderung lebih bahagia

dibandingkan dengan orang-orang yang tidak bekerja, dan orang-orang yang

bekerja dalam bidang professional dan terlatih cenderung lebih bahagia jika

dibandingkan dengan orang-orang yang bekerja dalam bidang yang tidak terlatih.

Pekerjaan berhubungan dengan subjective well-being karena pekerjaan

menawarkan stimulasi yang optimal bagi seseorang untuk menemukan

kesenangan, hubungan sosial yang positif, dan rasa identitas dan makna

(Csikszentmihalyi, 1990; Scitovsky, 1976, dalam Eddington & Shuman, 2005).

Orang-orang yang tidak bekerja memiliki stress yang lebih tinggi, rendahnya

kepuasan hidup, dan angka bunuh diri yang tinggi bila dibandingkan dengan

orang-orang yang bekerja.

2.1.3.6 Tingkat Pendidikan

Telah ditemukan korelasi yang rendah namun signifikan antara tingkat pendidikan

dengan subjective well-being (Campbell et al., 1976; Cantril, 1965; Diener et al.,

1993, dalam Eddington & Shuman, 2005). Dalam analisis meta-literatur, Witter,

Okun, Saham, dan Haring (1984) mengamati efek ukuran rata-rata 0,13. Efek

ukuran ini serupa dengan pengaruh pendidikan pada kepuasan kehidupan (.15),

moral (.15), dan kualitas hidup (.12). Pendidikan juga berkorelasi dengan well-

Page 44: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

28

being pada individu dengan pendapatan rendah dan di Negara miskin (Campbell,

1981; Diener et al., 1993; Veenhoven, 1994). dalam suatu kasus sebelumnya

pendidikan menciptakan waktu luang lebih luas didalam sumber-sumber

kebahagiaan yang lain, dan dalam kasus yang terakhir status sosial disampaikan

melalui pendidikan. di Amerika Serikat Pengaruh pendidikan pada SWB menjadi

lemah dari waktu ke waktu. Campbell (1981) mencatat bahwa pada tahun 1957,

44% dari lulusan perguruan tinggi dilaporkan yang sangat senang dibandingkan

dengan 23% dari mereka yang tidak sekolah tinggi, sedangkan pada tahun 1978,

persentase yang sesuai adalah 33 dan 28 persen (Eddington & Shuman, 2005).

Sejalan dengan hal tersebut, Diener et al., (1999, dalam Carr, 2004)

menyatakan bahwa tingkat pendidikan berkorelasi positif dengan kebahagiaan dan

hubungan ini kuat pada kelompok berpendapatan rendah pada Negara-negara

berkembang dan populasi pada Negara miskin.

2.1.4 Pengukuran Subjective Well-being

Subjective well-being telah diukur dengan berbagai macam cara dalam berbagai

penelitian. Tidak ada satu skala yang secara khusus digunakan secara umum atau

lebih baik dari pada skala yang lain. Banyak skala yang ada menggunakan satu

item dengan kategori respon yang berbeda-beda. Dengan menggunakan sudut

pandang psikometri, pengukuran yang didasarkan dengan satu item cenderung

sederhana, tapi juga memiliki kegunaan yang nyata (Andrews &Robinson, 1991).

Meskipun satu item dapat digunakan untuk mengukur kepuasan atau

kebahagiaan, dalam level umum ataupun level spesifik dalam aspek kehidupan,

pengukuran subjective well-being yang paling luas digunakan merupakan skala

Page 45: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

29

dengan multi item. Skala dengan multi item, dalam beberapa pengukuran, secara

umum memiliki validitas dan/atau reabilitas yang lebih tinggi karena error dalam

pengukuran yang mungkin terjadi dalam skala satu item, paling tidak, bisa

dikurangi dengan adanya item-item yang lain. Selain itu, dengan skala multi item,

bisa didapatkan informasi yang lebih luas tentang komponen-komponen yang

menyusun subjective well-being (Andrews & Robinson, 1991).

Ukuran subjective well-being harus mengambil dari perspektif responden

sendiri. Untuk alasan ini, kebanyakan studi dari subjective well-being telah

mengandalkan langkah-langkah konstruksi self-report. Namun, ada banyak alasan

untuk berhati-hati dalam menafsirkan hasil yang hanya didasarkan pada ukuran

evaluasi diri. Beberapa orang tampak lebih bahagia daripada yang lain hanya

karena mereka menggunakan angka yang lebih tinggi dalam skala respon atau

karena mereka ingin menjadi baik di mata eksperimen. Jadi, meskipun self-report

memainkan peran sentral dalam penelitian subjective well-being, mereka harus

dilengkapi dengan teknik pengukuran untuk mendapatkan pemahaman lengkap

konstruksi (Diener, Scollon & Lucas, 2003).

Self-report dalam subjective well-being bervariasi dalam kompleksitasnya.

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa bahkan yang paling sederhana -

ukuran single-item - bisa menunjukkan beberapa tingkat reliabilitas dan validitas.

Diener et al (in press), misalnya, menunjukkan bahwa ukuran item tunggal

("kegembiraan") dapat memprediksi variabel kriteria 18 tahun kemudian.

Demikian pula, Lucas et al (in press) menunjukkan bahwa ukuran item tunggal

kepuasan hidup relatif stabil sepanjang waktu dan sensitif terhadap perubahan

Page 46: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

30

dalam fenomena kehidupan. Oleh karena itu, jika fokus penelitian adalah untuk

mendapatkan well-being dengan ukuran relatif yang dapat diandalkan dan valid

serta tidak dapat menggabungkan berbagai indikator self-report, maka untuk dapat

menilai konstruksi ini dapat menggunakan ukuran single-item. Tentu saja, langkah

beberapa komponen akan meningkatkan keandalan dan tingkat cakupan (Diener,

Scollon & Lucas, 2003).

Ada sejumlah pengukuran yang dapat diandalkan konstruksi valid well-

being (lihat MacKay, 1980, Larsen et al 1985;. Andrews dan Robinson, 1991;.

Stone, 1995, Lucas et al, Dalam pers untuk review.). Sebagian besar dari ukuran

satu atau lebih dari struktur well-being menggunakan elemen dengan validitas

item yang jelas. Sebagai contoh, skala kepuasan hidup dapat meminta responden

sejauh mana mereka setuju dengan pernyataan seperti: "Saya puas dengan hidup

saya" atau "dalam banyak hal, hidup saya mendekati ideal" (al Diener et. , 1985

dalam Diener, Scollon & Lucas, 2003).

Teknik terakhir yang telah digunakan para peneliti untuk mengukur well-

being adalah untuk menguji respon orang untuk emosi sensitif. Seidlitz dan

Diener (1993), misalnya, meminta orang untuk mengingat banyaknya pengalaman

bahagia dari kehidupan mereka yang mereka dapat dalam waktu singkat (Diener,

Scollon & Lucas, 2003).

Page 47: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

31

2.2 Self-esteem

2.2.1 Definisi

Menurut Morris Rosenberg (dalam Flynn, 2001) definisi self-esteem adalah sikap

individual, baik positif atau negatif terhadap dirinya sebagai suatu totalitas.

Mruk (2006) menjelaskan bahwa Rosenberg telah memperkenalkan cara

lain dalam mendefinisikan self-esteem yaitu sebagai suatu rangkaian sikap

individu tentang apa yang dipikirkan mengenai dirinya berdasarkan persepsi

perasaan, yaitu suatu perasaan tentang “keberhargaan” dirinya atau sebuah nilai

sebagai seseorang.

Sedangkan menurut Coopersmith (dalam Heatherton & Wyland, 2003)

self-esteem adalah penilaian pribadi terhadap keberhargaan dirinya yang

diekspresikan dalam sikap yang berpegang teguh pada prinsip pribadi. Self-esteem

mengekspresikan sikap penerimaan atau penolakan, yang mengindikasikan tingkat

kepercayaan individu terhadap dirinya akan kapasitas, signifikansi, kesuksesan

dan keberhargaan.

Teori self-esteem dan pengukurannya mengandung makna asumsi

kebudayaan dan gender. Dengan kata lain, implikasinya yaitu self-esteem adalah

suatu karakteristik individual yang mana seluruh manusia memilikinya dan secara

berkesinambungan berusaha untuk selalu memperbaikinya (Flynn, H.K., 2001).

Lain halnya lagi dengan Minchinton (1995) yang mendefinisikan Self-

esteem sebagai nilai yang kita letakkan pada diri kita sendiri. Penilaian diri kita

sendiri untuk melihat betapa berharganya diri kita sebagai manusia, berdasarkan

Page 48: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

32

persetujuan atau pertidak setujuan dari diri kita, mengenai diri kita dan prilaku

kita.

Sedangkan menurut Branden (1995) self-esteem adalah sebuah disposisi

untuk memberikan pengalaman kepada seseorang untuk menguasai secara

kompeten dengan dasar tantangan hidup dan berguna bagi kebahagiaan.

Dari berbagai pengertian dari self-esteem di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa self-esteem adalah sikap individual, baik positif atau negatif terhadap

dirinya dimana seluruh manusia memilikinya guna untuk melihat betapa

berharganya dirinya sebagai manusia.

Adapun teori dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengertian self-

esteem dari teori Morris Rosenberg.

2.2.2 Karakteristik Self-esteem

Self-esteem bukanlah sifat atau aspek tunggal saja, melainkan sebuah kombinasi

dari beragam sifat dan perilaku. Dalam bukunya, Maximum Self-esteem,

Minchiton (1995) menjabarkan tiga aspek self-esteem, yaitu perasaan mengenai

diri sendiri, perasaan terhadap hidup serta perasaan dalam kaitannya dengan orang

lain.

a. Perasaan Mengenai Diri Sendiri

1) Menerima diri sendiri, maksudnya individu menerima dirinya secara nyata

dan penuh, nyaman dengan dirinya sendiri, dan memiliki perasaan yang

baik tentang diri sendiri, apapun kondisi yang dihadapi saat ini. Individu

memandang bahwa dirinya memiliki keunikan tersendiri, menghargai

setiap potensi yang dimiliki tanpa mengeluh.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

33

2) Menghormati diri sendiri. Individu memiliki self-respect dan keyakinan

yang dalam bahwa dirinya penting, kalaupun bukan bagi orang lain,

setidaknya bagi dirinya sendiri. Individu dengan self-esteem yang akan

merasa kasihan dan memaafkan dirinya sendiri; menyukai dirinya sendiri

dengan ketidaksempurnaan yang dimiliki.

3) Menghargai keberhargaan dirinya. Individu tidak terpengaruh dengan

pendapat orang lain mengenai dirinya. Individu tidak merasa lebih baik

bila dipuji dan tidak merasa lebih buruk jika dirinya dihina oleh orang lain.

Perasaan baik mengenai dirinya tidak bergantung pada keadaan kondisi

luar atau sesuatu yang akan atau telah dilakukan.

4) Memegang kendali atas emosi diri sendiri. Individu merasa terbebas dari

perasaan yang tidak menyenangkan atas rasa bersalah, rasa marah, rasa

takut, dan kesedihan. Emosi umum yang paling kuat terjadi adalah rasa

bahagia karena individu merasa senang dengan dirinya dan kehidupannya.

(Minchinton, 1995:21).

b. Perasaan terhadap Hidup

1) Menerima kenyataan. Perasaan terhadap hidup berarti menerima tanggung

jawab atas setiap bagian hidup yang dijalaninya. Individu dengan self-

esteem yang tinggi akan dengan lapang dada dan tidak menyalahkan

keadaan hidup ini (orang lain) atas segala masalah yang dihadapinya. Ia

sadar bahwa semuanya itu terjadi berkaitan dengan pilihan dan

keputusannya sendiri, bukan karena faktor eksternal. Individu menyadari

bahwa ia memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupannya seperti yang

mereka pilih. Individu mengetahui apa yang benar dan terbaik bagi

dirinya.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

34

2) Memegang kendali atas diri sendiri. Individu yang memiliki self-esteem

yang tinggi tidak berusaha untuk mengendalikan orang lain atau situasi

yang ada. Sebaliknya, Ia akan dengan mudah menyesuaikan diri dengan

keadaan (Minchinton, 1995:23).

c. Perasaan dalam Kaitannya dengan Orang Lain

1) Menghormati orang lain. Individu menghormati hak-hak orang lain

sebagaimana mereka berada, melakukan seperti yang mereka pilih, dan

hidup seperti mereka selama mereka juga menunjukkan rasa hormat atau

kesopanan yang sama kepada dirinya dan orang yang lain. Individu dengan

self-esteem yang tinggi tidak memaksa nilai-nilai atau keyakinannya pada

orang lain.

2) Memiliki toleransi terhadap orang lain. Individu dengan self-esteem tinggi

akan menerima kekurangan orang lain, fleksibel, dan bertanggung jawab

dalam hubungannya dengan orang lain. Individu memandang semua orang

memiliki keberhargaan yang sama dan layak untuk dihormati. Ia

menghormati kebutuhan dirinya serta mengakui kebutuhan orang lain

(Minchinton, 1995:25).

Menurut Coopersmith (1967) self-esteem memiliki beberapa tingkatan,

yaitu:

1. Tingkatan tinggi, yang memiliki ciri mandiri, kreatif, yakin atas gagasan-

gagasan dan pendapatnya, mempunyai kepribadian stabil, tingkat kecemasan

yang rendah, dan lebih berorientasi pada keberhasilan.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

35

2. Tingkatan sedang, mempunyai penilaian tentang kemampuan, harapan-harapan

dan kebermaknaan dirinya bersifat positif, sekalipun lebih moderat. Mereka

memandang dirinya lebih baik daripada kebanyakan orang, tetapi tidak sebaik

penilaian individu dengan harga diri tinggi.

3. Tingkatan rendah, pada umumnya kurang percaya pada dirinya sendiri dan

enggan untuk menyatakan diri dalam suatu kelompok, terutama bila mereka

mempunyai gagasan-gagasan baru dan kreatif. Mereka kurang berhasil dalam

hubungan antar pribadi dan kurang aktif dalam masalah-masalah sosial.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self-esteem

Teori self-esteem oleh Rosenberg bersandarkan pada dua faktor (dalam Flynn,

2001), yaitu:

1. Gambaran penilaian

Manusia berkomunikasi tergantung pada keadaan yang terlihat dari

perspektif orang lain. Pada proses sewaktu berperan menjadi orang lain. Pada

proses sewaktu berperan menjadi orang lain, maka kita menjadi sadar bahwa

kita adalah objek perhatian, persepsi dan evaluasi orang lain.

2. Perbandingan sosial

Perbandingan sosial ini menekankan bahwa self-esteem adalah “salah satu

bagian suatu konsekuensi hasil perbandingan mereka sendiri dengan orang lain

dan perolehan evaluasi diri, baik yang positif maupun yang negatif”.

2.2.4 Dimensi Self-esteem

Berikut adalah pandangan Morris Rosenberg terhadap dimensi self-esteem (dalam

Mruk, 2006):

Page 52: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

36

1. Rosenberg memulai dengan menunjukkan bahwa pemahaman self-esteem

sebagai fenomena suatu sikap diciptakan dengan kekuatan sosial dan

kebudayaan.

2. Study mengenai self-esteem ini dihadapkan pada masalah-masalah tersendiri.

Salah satunya yaitu refleksitas self, yang mengandung arti bahwa evaluasi diri

lebih kompleks daripada evaluasi objek-objek eksternal lain karena self terlibat

dalam mengevaluasi self itu sendiri.

3. Self-esteem ini merupakan sikap yang menyangkut keberhargaan individu

sebagai seseorang yang dilihat sebagai sebuah variabel yang sangat penting

dalam tingkah laku karena self-esteem itu sendiri bekerja untuk atau melawan

kita dalam situasi tertentu.

2.3 Kerangka Berpikir dan Hipotesis

2.3.1 Kerangka Berpikir

Rosenberg, Schooler, Schoenbach dan Rosenberg (1995, dalam Swenson, 2003)

mendeskripsikan bahwa global self-esteem yang merupakan sikap individual, baik

positif atau negatif terhadap dirinya sebagai suatu totalitas sangat berhubungan

erat dengan psychological well-being (Swenson, 2003).

Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum self-

esteem berhubungan dengan subjective well-being (tingginya kepuasan hidup,

tingginya afek positif, serta rendahnya afek negatif) khususnya pada budaya

individualistis. (Diener & Diener, 1995 dalam Diener & Schimmack, 2003).

Dari penjelasan Rosenberg dan hasil penelitian dari Diener tersebut

menunjukkan bahwa self-esteem berhubungan dengan well-being atau

kesejahteraan psikologis. Orang yang memiliki self-esteem yang tinggi akan lebih

Page 53: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

37

memiliki rasa kepuasaan hidup yang tinggi dibandingkan dengan orang yang

memiliki self-esteem yang rendah.

Tingginya self-esteem merujuk pada tingginya estimasi individu atas nilai,

kemampuan, dan kepercayaan yang dimilikinya. Self-esteem yang rendah

melibatkan penilaian yang buruk akan pengalaman masa lalu dan pengharapan

yang rendah bagi pencapaian masa depan.

Orang dengan harga diri atau self-esteem tinggi memiliki sifat positif

terhadap dirinya. Mereka merasa puas dan menghargai diri sendiri, yakin bahwa

mereka mempunyai sejumlah kualitas baik, dan hal-hal yang patut dibanggakan.

Selain self-esteem, faktor-faktor demografis seperti usia, jenis kelamin,

status pernikahan, pendapatan, pekerjaan dan tingkat pendidikan juga memegang

peranan penting dalam hal kesejahteraan psikologis atau subjective well-being.

Contohnya, sebagian hasil penelitian menyebutkan bahwa orang yang menikah,

baik pria maupun wanita, secara konsisten lebih bahagia dibanding orang-orang

yang tidak menikah (Lee, Seccombe, & Shehan (1991, dalam Eddington &

Shuman, 2005), dan Diener, dkk (1998, dalam Eddington & Shuman, 2005)

menemukan bahwa pernikahan menawarkan keuntungan yang lebih besar bagi

pria atau wanita dalam hal emosi positif, tapi tidak dalam kepuasan hidup. Lebih

jauh lagi, terdapat bukti-bukti bahwa orang-orang yang bahagia memiliki

kecendrungan untuk menikah, keuntungan pernikahan itu sendiri bisa

meningkatkan subjective well-being (Mastekaasa, 1995 dalam Eddington &

Shuman, 2005).

Page 54: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

38

Subjective well-being mengacu pada bagaimana orang menilai kehidupan

mereka, dan termasuk beberapa variabel seperti kepuasan hidup dan kepuasan

perkawinan, kurangnya depresi, kegelisahan, suasana hati dan emosi positif.

Seseorang dikatakan telah memiliki subjective well-being tinggi jika ia

mengalami kepuasan hidup dan sering gembira, dan sedikit pengalaman yang

tidak menyenangkan seperti jarang emosi kesedihan dan kemarahan. Sebaliknya,

seseorang dikatakan telah memiliki subjective well-being rendah jika ia tidak puas

dengan kehidupan, sedikit pengalaman sukacita dan kasih sayang, dan sering

merasa emosi negatif seperti kemarahan atau kecemasan.

Bagan 2.2

Kerangka Berpikir

Usia

Jenis Kelamin

Status Pernikahan

Pendapatan/ Gaji

Pekerjaan/posisi/jabatan

Tingkat Pendidikan

Self-esteem

Subjective well-being

Page 55: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

39

2.3.2 Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan yang signifikan antara self-esteem dengan subjective well-being

pada karyawan.

2. Ada pengaruh yang signifikan antara usia terhadap subjective well-being pada

karyawan.

3. Ada pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin terhadap subjective well-

being pada karyawan.

4. Ada pengaruh yang signifikan antara status pernikahan terhadap subjective

well-being pada karyawan.

5. Ada pengaruh yang signifikan antara pendapatan atau gaji terhadap subjective

well-being pada karyawan.

6. Ada pengaruh yang signifikan antara pekerjaan (terkait dengan jabatan,

golongan dan masa kerja) terhadap subjective well-being pada karyawan.

7. Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan terhadap subjective

well-being pada karyawan.

8. Ada pengaruh yang signifikan antara self-esteem, usia, pendapatan dan masa

kerja secara bersama-sama terhadap subjective well-being pada karyawan?

2.3.3 Hipotesis Nihil

1. Tidak ada hubungan yang signifikan antara self-esteem dengan subjective

well-being pada karyawan.

2. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara usia terhadap subjective well-being

pada karyawan.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

40

3. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin terhadap subjective

well-being pada karyawan.

4. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara status pernikahan terhadap

subjective well-being pada karyawan.

5. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pendapatan atau gaji terhadap

subjective well-being pada karyawan.

6. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pekerjaan (terkait dengan jabatan,

golongan dan masa kerja) terhadap subjective well-being pada karyawan.

7. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan terhadap

subjective well-being pada karyawan.

8. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara self-esteem, usia, pendapatan dan

masa kerja secara bersama-sama terhadap subjective well-being pada

karyawan.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

41

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam

penelitian. Terdiri dari beberapa subbab, berikut ini adalah penjelasan dari

masing-masing subbab.

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui hubungan antara self-esteem

dengan subjective well-being karyawan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Untuk

membahas permasalahan ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif sebab

pada data akhir akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik.

Sedangkan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode korelasional. Pengukuran dengan korelasi ini digunakan untuk

menentukan besarnya arah hubungan antara satu variabel dengan variabel lain

(Sevilla, 1993). Hal ini sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, yaitu bertujuan

untuk melihat hubungan antara Independent Variabel (IV) dengan Dependent

Variabel (DV). Yaitu hubungan antara self-esteem dengan subjective well-being

Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

42

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2010), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Gay (dalam Sevilla, 2006) mendefinisikan populasi sebagai kelompok

dimana peneliti akan mengeneralisasikan hasil penelitiannya. Sedangkan menurut

Kerlinger seperti yang dikutip Sevilla bahwa populasi adalah keseluruhan

anggota, kejadian, atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan baik. Dalam

penelitian ini yang menjadi populasi adalah karyawan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang berjumlah 134 orang.

3.2.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sugiyono (2010) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang akan diteliti. Sebagaimana menurut

Kerlinger (2006) bahwa untuk memperkecil suatu galat atau error, sebaiknya

digunakan sampel besar. Sedangkan berdasarkan penjelasan Sevilla untuk

penelitian, ukuran minimum yang ditawarkan Gay, bahwa untuk penelitian

korelasi diambil minimal 30 sampel (Sevilla dkk, 2006).

Gay (1976, dalam Sevilla, 2006) menawarkan beberapa ukuran minimum

yang dapat diterima berdasarkan tipe penelitian, adapun dalam penelitian

deskriptif yaitu 10 persen dari populasi. Penelitian korelasi minimum 30 subjek.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah karyawan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 59: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

43

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah menggunakan teknik

sampling insidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu

siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat

digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok

sebagai sumber data. Teknik tersebut termasuk dari jenis nonprobability

sampling, dimana teknik pengambilan sampel ini tidak memberikan peluang yang

sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel

(sugiyono, 2009).

3.3 Variabel Penelitian

Variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari (Kerlinger,

dalam Sevilla dkk, 2006). Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas

(Independent Variabel) dan variabel terikat (Dependent Variabel). Adapun

independent variabel dalam penelitian ini adalah self-esteem sedangkan

Dependent Variabel dalam penelitian ini adalah subjective well-being.

3.3.1 Definisi Konseptual Variabel

a. Self-esteem di definisikan oleh Morris Rosenberg adalah sikap individual, baik

positif atau negatif terhadap dirinya sebagai suatu totalitas.

b. Subjective well-being adalah evaluasi kognitif dan afektif seseorang tentang

hidupnya. Evaluasi ini meliputi penilaian emosional terhadap berbagai kejadian

yang dialami yang sejalan dengan penilaian kognitif terhadap kepuasan dan

pemenuhan hidup (Diener, Lucas, & Oishi, 2005).

Page 60: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

44

3.3.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional (Subjective well-being) adalah skor yang diperoleh dari

jawaban subjek atas hasil pengukuran dengan alat tes Satisfaction With Life Scale

dari Diener yang terdiri dari 5 item.

Definisi operasional (self-esteem) adalah skor yang diperoleh dari jawaban

subjek atas hasil pengukuran dengan alat tes Self-esteem Scale oleh Morris

Rosenberg yang terdiri dari 10 aitem.

3.4 Pengumpulan Data

3.4.1 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner

merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2010).

3.4.2 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010). Peneliti menggunakan skala

sebagai instrument pengumpulan data. Dalam penelitian ini, terdapat tiga skala,

yaitu isian demografis subjek, skala self esteem Scale oleh Morris Rosenberg, dan

skala subjective well-being yang menggunakan skala satisfaction with life scale

oleh Diener.

1. Isian Biodata Demografis Subjek

Angket ini berisi pertanyaan mengenai biodata partisipan, seperti nama, usia,

jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan terakhir, pekerjaan/posisi/jabatan,

dan gaji/pendapatan.

Page 61: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

45

2. Self Esteem Scale oleh Morris Rosenberg dimana subjek diharuskan untuk

menjawab 10 buah aitem-aitem dengan empat pilihan jawaban, yaitu:

Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

Untuk aitem yang ke 1, 3, 4, 7, 10 Adalah aitem yang favorable,

karena itu skoringnya adalah Sangat Setuju (SS)= 4, Setuju (S)= 3, Tidak

Setuju (TS)=2 dan Sangat Tidak Setuju (STS)=1.

Sementara untuk aitem yang ke 2, 5, 6, 8, 9 adalah aitem yang

unfavorable. Skoringnya adalah Sangat Setuju (SS)=1, Setuju (S)= 2, Tidak

Setuju (TS)= 3, dan Sangat Tidak Setuju (STS)= 4.

Dari keseluruhan skor yang didapatkan dari 10 aitem ini, maka

semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula self-esteem

subjek. Dan hasil skor ini, subjek akan diklasifikasikan ke dalam beberapa

tingkatan sesuai dengan skor yang diperoleh, yaitu tingkat tinggi, sedang dan

rendah.

Validitas Self Esteem Scale (SES) dari Rosenberg ini yaitu 0, 72 yang

dikorelasikan konstruk yang bersangkutan, yaitu dengan Lerner Self Esteem

Scale. Sementara Fleming dan Courtesy melaporkan angka reliabilitas skala

ini yaitu 0, 82 yang dilakukan dengan metode test-retest pada sampelnya

berjumlah 259 laki-laki dan perempuan (Robinson, dkk., 1991).

Berikut adalah pertanyaan yang ada didalam Self Esteem Scale oleh

Morris Rosenberg:

Page 62: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

46

1. Secara keseluruhan saya puas dengan diri saya sendiri

2. Kadang-kadang saya merasa bahwa diri saya tidak baik

3. Saya merasa bahwa saya mempunyai beberapa kualitas yang bagus

4. Saya bisa melakukan banyak hal seperti orang pada umumnya

5. Saya rasa tidak banyak yang dapat saya banggakan pada diri saya

6. Saya sering merasa tidak berguna

7. Saya merasa bahwa saya adalah seorang yang berharga, setidaknya

sederajat dengan orang lain

8. Saya berharap saya mempunyai respek lebih terhadap diri saya

9. Dalam semua hal, saya cenderung merasa bahwa saya orang yang gagal

10. Saya menanamkan sikap positif terhadap diri saya sendiri.

Namun skala ini akan dilakukan try out kembali untuk mendapatkan

validitas dan reliabilitas yang baik.

3. Skala Satisfaction With Life Scale oleh Diener dimana responden diwajibkan

menjawab 5 item, dengan tujuh pilihan jawaban, yaitu:

Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Agak Setuju (AS)

Tidak Pernah Setuju (TPS)

Agak Tidak Setuju (ATS)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

Page 63: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

47

Skoringnya adalah Sangat Setuju= 7, Setuju= 6, Agak Setuju= 5, Tidak

pernah Setuju= 4, Agak Tidak Setuju= 3, Tidak Setuju= 2, Sangat Tidak

Setuju= 1.

Pada alat ukur ini terdapat 5 pertanyaan, Alat ukur ini mempunyai

konsistensi internal yang baik, dimana alpha cronbach nya ada di 0,87, dan

menunjukkan bahwa SWLS mempunyai kekayaan psikometrik (Ed Diener,

Robert A. Emmons, Randy J. Larsen, and Sharon Griffin, 1985).

Berikut adalah pertanyaan yang ada didalam Satisfaction With Life

Scale oleh Diener:

1. Dalam banyak hal, hidup saya mendekati ideal

2. Kondisi hidup saya sangat bagus

3. Saya puas dengan hidup saya

4. Sejauh ini saya sudah mendapatkan hal-hal penting yang saya mau dalam

hidup.

5. Jika saya bisa mengubah hidup saya, saya hampir tidak mau mengubah hal

sedikit pun.

Skala ini juga akan dilakukan try-out kembali untuk mendapatkan

validitas dan reliabilitas yang baik.

3.4.3 Uji Instrumen Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen dengan 15

item dari 2 skala, yaitu skala self-esteem sebanyak 10 item, skala subjective well-

being sebanyak 5 item. Uji instrument diberikan kepada 75 karyawan UIN Syarif

Page 64: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

48

Hidayatullah Jakarta tanggal 7 sampai 9 Februari 2011. Uji instrument ini

dilakukan dengan maksud:

a. Mengetahui validitas instrument di mana skor tiap item dikorelasikan dengan

skor total.

b. Mengetahui tingkat reliabilitas instrument yang digunakan untuk mengukur

tingkat reliabilitas skala tersebut.

3.4.3.1 Uji Validitas

Validitas merupakan suatu alat pengukur bahwa alat-alat tersebut bisa mengukur

menurut kenyataannya seperti yang dikehendaki untuk diukur (Chaplin, 2006).

Anastasi memberikan definisi bahwa suatu alat tes dikatakan valid bila tes

tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Anastasi & Urbina, 2007). Menurut

Cronbach (dalam Azwar, 2005), koefisien validitas suatu konstruk yang baik

adalah >0,3.

Dari 10 item skala self-esteem oleh Rosenberg diperoleh 9 item yang valid,

dengan daya pembeda >0,3. Sedangkan dari 5 item skala subjective well-being

yaitu satisfaction with life scale oleh Diener diperoleh 4 item yang valid.

3.4.3.2 Uji Reliabilitas

Anastasi dan Urbina (2007) memberikan pengertian bahwa suatu tes dikatakan

reliabel apabila tes tersebut mampu memberikan hasil yang konsisten meskipun

tes tersebut diberikan dan diskor oleh penilai yang berbeda, atau diberikan pada

waktu yang berlainan, atau menggunakan bentuk paralel dari tes tersebut.

Page 65: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

49

Uji reliabilitas instrument penelitian ini menggunakan uji statistik Alpha

Cronbach dengan menggunakan SPSS versi 17.0. suatu konstruk atau variabel

dikatakan memiliki reliabilitas yang baik bila memiliki koefisien reliabilitas diatas

0,6 dan mendekati angka 1. (Azwar, 2005). Uji reliabilitas skala self-esteem oleh

Rosenberg dan skala satisfaction with life scale oleh Diener yang mengukur

subjective well-being adalah sebagai berikut:

a. Nilai reliabilitas skala self-esteem dengan 9 item yang valid adalah sebesar

0,685. Jadi, skala self-esteem ini dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan

sebagai alat ukur penelitian.

b. Nilai reliabilitas skala subjective well-being dengan 4 item adalah sebesar

0,855. Jadi, skala subjective well-being dapat dikatakan reliable dan dapat

digunakan sebagai alat ukur penelitian.

3.5 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mencoba merencanakan langkah-langkah yang

diharapkan dapat menunjang kelancaran penelitian, langkah-langkah tersebut

sebagai berikut:

1. Persiapan Penelitian

Dimulai dengan perumusan masalah dan pembatasan masalah.

Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti

Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan

teori yang tepat.

Page 66: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

50

Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan digumakan

dalam penelitian ini yaitu skala self-esteem dan skala subjective well-being

yang berupa skala Likert.

Menentukan lokasi dan menyelesaikan administrasi perizinan.

2. Tahap Uji Coba

Peneliti melakukan uji coba alat ukur kedua skala pada 75 karyawan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tahap pengambilan data

Menentukan jumlah sampel penelitian.

Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta

kesediaan responden untuk mengisi skala penelitian.

Memberikan alat ukur yang telah disiapkan kepada responden.

Setelah uji coba dilakukan, peneliti melakukan uji validitas dan

reliabilitas. Uji validitas skala dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor

tiap item dengan skor total, dengan menggunakan rumus korelasi Product

Moment dari Pearson dan perhitungannya menggunakan program SPSS versi

17.0. Maka diperoleh reliabilitas dari skala self-esteem sebesar 0,685, skala

subjective well-being sebesar 0,855. Ketika alat ukur ini dapat disimpulkan

memiliki reliabilitas yang baik karena suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai alpha Cronbach > 0.60.

3. Tahap Field Study

Penelitian sesungguhnya dilakukan selama 7 hari, yaitu pada tanggal 14-23

Februari 2011. Peneliti menyebarkan skala self-esteem yang terdiri dari 9

Page 67: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

51

item, skala subjective well-being terdiri dari 4 item kepada 134 karyawan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Tahap Pengolahan Data

a. Penulis memberikan kode dan melakukan skoring terhadap hasil skala

yang telah diisi responden.

b. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, kemudian

membuat tabel data.

c. Skor mentah yang diperoleh distandarkan dengan menggunakan skor-T.

Azwar (2003) menjelaskan bahwa skor standar T didasarkan atas

penyimpangan skor mentah dari mean distribusinya. Besarnya mean dan

distribusi standar skor-T setelah diadakan konversi adalah mean sebesar 50

dan deviasi standar sebesar 10.

d. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk

menguji hipotesis penelitian melalui program SPSS 17.0.

e. Membuat laporan hasil dan kesimpulan penelitian.

3.6 Metode Analisis Data

Dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian yaitu apakah terdapat hubungan

yang signifikan antara self-esteem dengan subjective well-being pada karyawan,

penulis menggunakan metode statistika karena datanya berupa angka-angka yang

merupakan hasil pengukuran dan perhitungan. Dalam hal ini berdasarkan

hipotesis yang akan diukur peneliti menggunakan teknik analisis multiple

regression atau analisis regresi berganda. Adapun persamaan umum analisis

regresi berganda ini adalah:

T = 50 + 10 (X-M)/s

Page 68: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

52

dimana :

Y : Dependent variable (DV) yang dalam hal ini adalah subjective

well-being

X1, X2, ......, Xp : Independent variable (IV) yang jumlahnya p

p : Jumlah independent variable (IV)

a : Intercept / konstan

b1, b2, ......, bp : Koefisien regresi untuk masing-masing IV

e : Residu / sisa (IV yang tidak termasuk dalam persamaan)

Dalam analisis multiple regression ini dapat diperoleh beberapa informasi, yaitu :

1. R2 yang menunjukkan proporsi varian (presentase varian) dari dependent

variable (DV) yang bisa diterangkan oleh independent variable (IV).

2. Uji hipotesis mengenai signifikan atau tidaknya masing-masing koefisien

regresi. Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang signifikan dari

independent variable (IV) yang bersangkutan.

3. Persamaan regresi yang ditemukan bisa digunakan untuk membuat prediksi

tentang berapa harga Y jika nilai setiap independent variable (IV) diketahui.

Y = a + b1X1 + b2X2 + …… + bpXp + e

Page 69: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

53

BAB IV

ANALISA HASIL PENELITIAN

Bab berikut ini akan membahas mengenai presentasi dan analisis data meliputi

gambaran umum responden, analisis deskriptif, kategorisasi, dan hasil uji

hipotesis.

4.1 Gambaran Umum Responden

Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta. Subjek penelitian dalam penelitian ini sebanyak 134 karyawan yang

bekerja di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4.1.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia

Usia N Presentase 63 – 68 tahun 2 1,5% 57 – 62 tahun 0 0% 51 – 56 tahun 13 9,7% 45 – 50 tahun 30 22,4% 39 – 44 tahun 23 17,2% 33 – 38 tahun 26 19,4% 27 – 32 tahun 23 17,1% 21 – 26 tahun 17 12,7% Jumlah 134 100%

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa responden sebagian besar berusia

45-50 terdapat 30 responden dengan presentase 22,4%, 2 responden yang berusia

63 – 68 tahun dengan presentase sebesar 1,5%, 13 responden yang berusia 51 – 56

Page 70: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

54

tahun dengan presentase 9,7%, 26 responden yang berusia 33-38 tahun dengan

presentase 19,4%, dan 17 responden yang berusia 21-26 tahun dengan presentase

12, 7. Sedangkan sisanya masing-masing 23 responden yang dengan presentase

17,2%, pada responden yang berusia berusia 39-44 tahun dan 27– 32 tahun.

4.1.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 4.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan N Presentase SMA 21 15,7% D2 2 1,5% D3 3 2,2% S1 73 54,5% S2 33 24,6% S3 2 1,5% Jumlah 134 100%

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa responden dalam

penelitian ini didominasi oleh responden yang berlatar belakang pendidikan S1

sebanyak 73 orang dengan presentase sebesar 54,5%. Sedangkan yang berlatar

belakang pendidikan SMA sebanyak 21 orang dengan presentase sebesar 15,7%,

yang berlatar belakang pendidikan D3 sebanyak 3 orang dengan presentase

sebesar 2,2%, yang berlatar pendidikan S2 sebanyak 33 orang dengan presentase

sebesar 24,6%. Adapun selebihya masing-masing 2 responden yaitu yang berlatar

pendidikan D2 dan S3 dengan presentase masing-masing 1,5%.

Page 71: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

55

4.1.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Tabel 4.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Status Pernikahan

N Presentase

Belum Menikah 21 15,7% Menikah 113 84,3% Jumlah 134 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang belum

menikah sebanyak 21 orang dengan presentase 15,7%, dan responden yang

menikah sebanyak 113 orang dengan presentase 84,3%. Dapat terlihat bahwa

responden didominasi oleh responden yang sudah menikah.

4.1.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin N Presentase Laki-laki 62 46,3% Perempuan 72 53,7% Jumlah 134 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden didominasi oleh

responden dengan jenis kelamin perempuan dengan jumlah responden sebanyak

72 orang dengan presentase 53,7%, sedangkan responden dengan jenis kelamin

laki-laki berjumlah 62 orang dengan presentase 46,3%.

Page 72: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

56

4.1.5 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Golongan

Tabel 4.5 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Golongan

Golongan N Presentase PTT 11 8,2% II/a 9 6,7% II/b 6 4,5% II/c 5 3,7% III/a 25 18,7% III/b 25 18,7% III/c 21 15,7% III/d 25 18,7% IV/a 6 4,5% IV/b 1 0,7% Jumlah 134 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden di dominasi oleh

golongan III/a, III/b, dan golongan III/d dengan masing-masing jumlah responden

sebanyak 25 orang dengan presentase 18,7%. Kemudian PTT (Pegawai Tidak

Tetap) terdiri dari 11 orang dengan presentase sebanyak 8,2%, golongan II/a

sebanyak 9 orang dengan presentase sebanyak 6,7%, selanjutnya golongan II/c

terdapat 5 responden dengan presentase sebanyak 3,7%, golongan III/c sebanyak

21 orang dengan presentase 15,7%, sedangkan golongan IV/b hanya terdiri dari 1

orang dengan presentase sebanyak 0,7%, kemudian selebihnya masing-masing

terdiri dari 6 responden dengan jumlah presentase sebanyak 4,5% pada golongan

II/b dan IV/a.

Page 73: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

57

4.1.6 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jabatan

Tabel 4.6 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jabatan

Jabatan N Presentase Bendahara 2 1,5% BPP 2 1,5% Dosen 5 3,7% Fungsional 2 1,5% Kabag 6 4,5% Kasubag 21 15,7% Kepala Perpus 1 0,7% Pelaksana 3 2,2% Pem. Bendahara 1 0,7% Pendamping BLU 1 0,7% Pendamping Fakultas 1 0,7% Pudek 1 0,7% Pustakawan 3 2,2% Sekpim 1 0,7% Sekprodi 2 1,5% Staff Admin 76 56,7% Staf IT 2 1,5% Staff Keuangan 1 0,7% Staff Pendamping 1 0,7% Teaching Assistant 1 0,7% Teknisi 1 0,7% Jumlah 134 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang

mendominasi adalah responden yang bekerja pada bagian staff admin yaitu

berjumlah 76 orang dengan presentase sebanyak 56,7%, sebagai Dosen berjumlah

5 orang dengan presentase sebanyak 3,7%, Kabag terdiri dari 6 orang dengan

presentase sebanyak 4,5%, selanjutnya Kasubag sebanyak 21 orang dengan

presentase sebanyak 15,7%, serta Pustakawan dan pelaksana masing-masing

ד_Finsrsid6124821berjumlah 3 orang dengan presentase sebanyak 2,2%, kemudian

selebihnya masing-masing terdiri dari 2 responden dengan presentase sebanyak

Page 74: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

58

1,5% terdiri dari Bendahara, BPP, Fungsional, Sekprodi, dan Staff IT. Selanjutnya

masing-masing terdiri dari 1 responden dengan presentase sebanyak 0,7% yang

terdiri dari Kepala Perpustakaan, Pembantu Bendahara, Pendamping BLU,

Pendamping Fakultas, Pudek, Sekpim, Staff Keuangan, Staff Pendamping,

Teaching Assistant, dan teknisi.

4.1.7 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Unit Kerja

Tabel 4.7 Gambaran Umum Berdasarkan Unit Kerja

Unit Kerja N Presentase

Biro AAK 12 9% Biro AUK 10 7,5% Biro AUK bag. Ortala dan Kepegawaian

13 9,7%

Biro PKSI 8 5,9% CSRC UIN Jakarta 1 0,7% Fakultas Adab dan Humaniora 7 5,2% Fakultas dakwah dan Komunikasi 5 3,7% Fakultas Dirasat Islamiyah 5 3,7% Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial 5 3,7% Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 6 4,5% Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 8 6% Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

9 6,7%

Fakultas Psikologi 20 15% Fakultas Sains dan Teknologi 4 3% Fakultas Syariah dan Hukum 4 3% Fakultas Ushuluddin dan Filsafat 5 3,7% Pusat Bahasa dan Budaya UIN Jakarta 4 3% Sekolah Pasca Sarjana UIN Jakarta 8 6% Jumlah 134 100%

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa responden dalam

penelitian ini didominasi oleh responden pada unit kerja Fakultas Psikologi

sebanyak 20 orang dengan presentase sebesar 15%. Sedangkan unit kerja Biro

Page 75: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

59

AAK sebanyak 12 orang dengan presentase sebesar 9%, unit kerja Biro AUK

sebanyak 10 orang dengan presentase sebesar 7,5%, unit kerja Biro AUK bag.

Ortala dan Kepegawaian sebanyak 13 orang dengan presentase sebesar 9,7%. Unit

kerja CSRC UIN Jakarta berjumlah 1 orang, unit kerja Fakultas Adab dan

Humaniora sebanyak 7 orang dengan presentase 5,2%, unit kerja Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan sebanyak 9 orang dengan presentase 6,7%,

Adapun selebihya masing-masing 8 responden yaitu pada unit kerja Biro PKSI,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dan Sekolah Pasca Sarjana dengan

presentase masing-masing 6%. Selanjutnya masing-masing 5 responden yaitu

pada unit kerja Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Fakultas Dirasat Islamiyah,

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, serta Fakultas Ushuluddin dan Filsafat dengan

presentase 3,7%. Kemudian selebihnya, masing-masing 4 responden yaitu pada

unit kerja Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Syariah dan Hukum, serta Pusat

Bahasa dan Budaya UIN Jakarta dengan presentase 3%.

4.1.8 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Masa Kerja

Tabel 4.8 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja N Presentase 28 – 31 tahun 6 4,5% 24 – 27 tahun 10 7,5% 20 – 23 tahun 13 9,7% 16 – 19 tahun 12 8,9% 12 – 15 tahun 19 14,2% 8 – 11 tahun 30 22,4% 4 – 7 tahun 21 15,7% 0 – 3 tahun 23 17,2% Jumlah 134 100%

Page 76: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

60

Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa responden yang

mendominasi berdasarkan masa kerjanya adalah masa kerja pada rentang 8 – 11

tahun yaitu terdiri dari 30 responden dengan presentase sebanyak 22,4%, 6

responden pada masa kerja 28 – 31 tahun dengan presentase sebanyak 4,5%, 10

responden pada masa kerja 24 – 27 tahun dengan presentase sebanyak 7,5%, 13

respoden pada masa kerja 20 – 23 tahun dengan presentase sebanyak 9,7%, 12

responden pada masa kerja 16 – 19 tahun dengan presentase sebanya 8,9%, 19

responden pada masa kerja 12 – 15 tahun dengan presentase sebanyak 14,2%,

21responden pada masa kerja 4 – 7 tahun dengan presentase sebanyak 15,7%, dan

selanjutnya 23 responden pada masa kerja 0 – 3 tahun dengan presentase

sebanyak 17,2%.

4.1.9 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Gaji/pendapatan Perbulan

Tabel 4.9 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Gaji/pendapatan Perbulan

Pendapatan perbulan dalam Rupiah

N Presentase

11.400.000 – 12.800.000 2 1,5% 9.900.000 – 11.300.000 0 0% 8.400.000 – 9.800.000 2 1,5% 6.900.000 – 8.300.000 4 3,0% 5.400.000 – 6.800.000 6 4,5% 3.900.000 – 5.300.000 29 21,6% 2.400.000 – 3.800.000 39 29,1% 900.000 – 2.300.000 52 38,8% Jumlah 134 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang

mendominasi adalah rentang pendapatan 900.000 – 2.300.000 yaitu berjumlah 52

orang dengan presentase sebanyak 38,8%, 4 responden berpenghasilan antara

Page 77: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

61

6.900.000 – 8.300.000 dengan presentase sebanyak 3,0%, 6 responden

berpenghasilan antara 5.400.000 – 6.800.000 dengan presentase sebanyak 4,5%,

29 responden berpenghasilan antara 3.900.000 – 5.300.000 dengan presentase

sebanyak 21,6%, dan 39 responden berpenghasilan antara 2.400.000 – 3.800.000

dengan presentase sebanyak 29,1%, dan selanjutnya masing-masing dengan

jumlah responden 2 orang dengan presentase sebanyak 1,5% berpenghasilan

antara 11.400.000 – 12.800.000 dan 8.400.000 – 9.800.000 perbulan.

4.1.10 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Penghasilan Tambahan

Tabel 4.10 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Penghasilan Tambahan

Penghasilan Tambahan N Presentase

Ada 53 39,6% Tidak ada 81 60,4% Jumlah 134 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang medominasi

dalam hal penghasilan tambahan adalah responden yang tidak ada penghasilan

tambahan yaitu sebanyak 81 responden dengan presentase sebanyak 60,4% dan

responden yang memiliki penghasilan tambahan terdiri dari 53 responden dengan

presentase sebanyak 39,6%.

Page 78: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

62

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Tabel 4.11 Deskripsi Umum Skor Perhitungan Statistik Skala Self-Esteem dan

Subjective Well-being

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SWB SE

134 134

46.32 46.04

20.23 28.70

66.55 74.74

50.0000 50.0000

10.00000 10.00000

Berdasarkan tabel 4.10, dapat diketahui jumlah subjek penelitian sebanyak

134 orang dengan skor subjective well-being terendah adalah 20.23, sedangkan

skor subjective well-being tertinggi ialah 66.55 dengan skor rata-rata 50.0000.

Kemudian skor self-esteem tertinggi adalah 74.74 sedangkan skor terendah self-

esteem adalah 28.70 dengan skor rata-rata 50.0000.

4.3 Kategorisasi Berdasarkan Penyebaran Skor Responden

4.3.1 Kategorisasi Skor Subjective Well-being

Skala subjective well-being terdiri dari 4 item yang valid dengan 7 pilihan

jawaban yang diberi skor 1 sampai dengan 7. Dengan demikian, skor mentah yang

mungkin diperoleh tiap subjek berkisar dari 7 sampai 49. Namun, karena skor

mentah yang diperoleh masing-masing subjek distandarkan dengan menggunakan

skor-T, maka skor standar yang diperoleh masing-masing subjek berkisar dari

yang terendah 20,23 sampai dengan yang tertinggi 66,55.

Untuk mengetahui skor subjective well-being yang diperoleh responden

tersebut tinggi atau rendah, maka disajikan norma skor skala subjective well-

being setelah diketahui nilai mean dan SD yang disajikan pada tabel 4.10.

Page 79: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

63

Peneliti membagi klasifikasi skor subjective well-being menjadi tiga

kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Dari tabel 4.10, diketahui bahwa mean

subjective well-being adalah sebesar 50,0000 dengan standar deviasi sebesar

10,00000. Dengan begitu, kategorisasi yang didapat untuk subjective well-being

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12 Penyebaran Skor Skala Subjective Well-being

Kategori Rumus Rentangan Standart Score

Jumlah Subjek Persen

Tinggi X > M + 1SD > 60 9 6,7% Sedang M – 1SD ≤ X≤ M + 1SD 40 – 60 107 79,9% Rendah X < M – 1SD < 40 18 13,4% ∑ 134 100%

Berdasarkan gambaran tabel di atas dapat terlihat bahwa sebagian besar

responden memiliki subjective well-being yang sedang dengan presentase sebesar

79,9%. Sedangkan 9 orang dari 134 responden memiliki subjective well-being

yang tinggi dengan presentase 6,7% dan sebanyak 18 orang dari 134 responden

yang memiliki subjective well-being yang rendah dengan presentase 13,4%.

4.3.2 Kategorisasi Skor Self-Esteem

Skala self-esteem terdiri dari 9 item yang valid dengan empat pilihan jawaban

yang diberi skor 1 sampai dengan 4. Dengan demikian, skor yang mungkin

diperoleh tiap subjek berkisar dari 9 sampai 36. Namun, karena skor mentah yang

diperoleh masing-masing subjek distandarkan dengan menggunakan skor-T, maka

skor standar yang diperoleh masing-masing subjek berkisar dari yang terendah

28,70 sampai dengan yang tertinggi 74,74.

Page 80: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

64

Untuk mengetahui skor self-esteem yang diperoleh responden tersebut

tinggi atau rendah, maka disajikan norma skor self-esteem setelah diketahui nilai

mean dan SD pada tabel 5 di atas.

Peneliti membagi klasifikasi skor self-esteem menjadi tiga kategori, yaitu

tinggi, sedang, dan rendah. Dari tabel 4.10, diketahui bahwa mean skor self-

esteem adalah sebesar 50,0000 dengan standar deviasi sebesar 10,00000. Berikut

ini akan digambarkan pada tabel persebaran skor self-esteem responden penelitian.

Tabel 4.13 Penyebaran Skor Skala Self-Esteem

Kategori Rumus Rentangan Standart Score

Jumlah Subjek Persen

Tinggi X > M + 1SD > 60 21 15,7% Sedang M – 1SD ≤ X≤ M + 1SD 40 – 60 93 69,4% Rendah X < M – 1SD < 40 20 14,9% ∑ 134 100%

Berdasarkan gambaran tabel di atas dapat terlihat bahwa sebagian besar

responden memiliki self-esteem yang sedang dengan presentase sebesar 69,4%.

Sedangkan 21 orang dari 134 responden memiliki sel-esteem yang tinggi dengan

presentase 15,7% dan sebanyak 20 orang dari 134 responden yang memiliki self-

esteem yang rendah dengan presentase 14,9%.

4.4 Uji Hipotesis

Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini

menggunakan rumus regresi berganda untuk mencari hubungan subjective well-

being dengan self-esteem karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam

perhitungannya, peneliti menggunakan program SPSS versi 17.0 Berikut ini

adalah hasil perhitungannya.

Page 81: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

65

Tabel 4.14 Korelasi Self-Esteem dengan Subjective Well-being

Correlations

SWB SE

Pearson Correlation SWB 1.000 .365

SE .365 1.000 Sig. (1-tailed) SWB . .000

SE .000 . N SWB 134 134

SE 134 134

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai r hitung antara subjective

well-being dengan self-esteem sebesar 0,365 dan nilai p value sebesar 0,00.

Karena nilai p value < 0,05 , maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak

ada hubungan antara subjective well-being dengan self-esteem ditolak.

Tabel 4.15

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics R Square Change F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .365a .133 .126 9.34668 .133 20.243 1 132 .000

a. Predictors: (Constant), SE

Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel di atas, terlihat bahwa

koefisien determinasi R square (R2) menunjukkan nilai sebesar 0,133 atau 13,3%.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel self-esteem memberikan sumbangsih

terhadap variabel subjective well-being sebesar 13,3%. Dengan demikian,

perubahan variabel subjective well-being sebesar 86,7% dapat dijelaskan oleh

variabel lain selain self-esteem.

Page 82: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

66

Setelah diketahui nilai r square signifikansi sumbangsih kedua variabel X

terhadap variabel Y, kemudian dilakukan penghitungan Anova (uji linearitas)

untuk mengetahui apakah model persamaan garis regresi yang dipergunakan tepat

diterapkan dalam perhitungan regresi ini. Hasilnya disajikan pada tabel Anova (b)

berikut:

Tabel 4.16 ANOVA(b)

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1768.431 1 1768.431 20.243 .000a

Residual 11531.569 132 87.360 Total 13300.000 133

a. Predictors: (Constant), SE b. Dependent Variable: SWB

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang diperoleh

adalah sebesar 20,243 dengan p value 0,000. Karena p value yang diperoleh <

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan garis regresi yang

dipergunakan dalam penelitian ini dapat diterapkan.

Setelah diketahui nilai r hitung untuk menguji persamaan regresi,

kemudian dilakukan perhitungan nilai konstanta dari kedua variabel X. Hasilnya

disajikan dalam tabel Coeficients (a) berikut:

Tabel 4.17 Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 31.768 4.132 7.688 .000

SE .365 .081 .365 4.499 .000 a. Dependent Variable: SWB

Page 83: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

67

Pada tabel 4.14 di atas dapat diketahui bahwa nilai t hitung antara self-

eeteem dengan subjective well-being sebesar 4,499 dengan p value sebesar 0,000.

Hal ini menunjukkan bahwa self-esteem berpengaruh terhadap subjective well-

being. Selain itu, dari tabel 4.16 pada kolom beta dapat diketahui koefisien regresi

dari masing-masing variabel sehingga dapat diperoleh persamaan garis regresi,

yaitu:

Y’ = 31,768 + 0,365 X1

Keterangan:

Y’ = subjective well-being

X1 = self-esteem

Dengan model persamaan ini, dapat diperkirakan subjective well-being

dengan self-esteem pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Nilai

koefisien positif menunjukkan hubungan positif, dimana variabel subjective well-

being akan naik sebesar 0,365 dengan self-esteem. Karena koefisien positif

menunjukkan hubungan positif maka semakin tinggi self-esteem yang dimiliki

maka akan semakin tinggi subjective well being karyawan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4.5 Analisis Demografi

Peneliti melakukan analisis demografi untuk melihat regresi antara usia, jenis

kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan (yang terbagi dalam

jabatan, golongan, masa kerja), dan pendapatan perbulan karyawan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta (yang terbagi dalam gaji perbulan di instansi tempat

karyawan bekerja dan ada atau tidaknya pendapatan lain diluar gaji dimana

Page 84: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

68

karyawan bekerja di instansi tersebut). Berikut ini adalah hasil perhitungan yang

diperoleh dengan menggunakan SPSS 17.0.

4.5.1 Usia dengan Subjective Well-being

Dari hasil uji regresi dengan menggunakan SPSS 17.0, diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.18

Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel di atas, terlihat bahwa

koefisien determinasi R square (R2) menunjukkan nilai sebesar 0,046 atau 4,6%.

Hal ini menunjukkan bahwa usia responden memberikan sumbangsih terhadap

variabel subjective well-being sebesar 4,6%.

Untuk mengetahui pengaruh atau sumbangsih yang diberikan signifikan

atau tidak, dapat dilihat hasilnya pada tabel anova. Dari hasil perhitungan SPSS

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.19 ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 611.283 1 611.283 6.359 .013a

Residual 12688.717 132 96.127 Total 13300.000 133

a. Predictors: (Constant), usia

b. Dependent Variable: Tskor SWB

Model Summary Model

R R

Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Chang

e df1 df2 Sig. F

Change 1 .214

a .046 .039 9.80442 .046 6.359 1 132 .013

a. Predictors: (Constant), usia

Page 85: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

69

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung usia yang diperoleh

adalah sebesar 6,359 dengan p value 0,013. Karena p value yang diperoleh < 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa usia pengaruhnya signifikan terhadap variabel

subjective well-being.

4.5.2 Jenis Kelamin dengan Subjective Well-being

Hasil uji regresi yang diperoleh dari SPSS 17.0, adalah sebagai berikut:

Tabel 4.20 Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .010a .000 -.007 10.03726 .000 .014 1 132 .905

a. Predictors: (Constant), VAR00003

Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel di atas, terlihat bahwa

koefisien determinasi R square (R2) menunjukkan nilai sebesar 0,000 atau 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin responden memberikan sumbangsih

terhadap variabel subjective well-being sebesar 0%.

Untuk mengetahui pengaruh atau sumbangsih yang diberikan signifikan

atau tidak, dapat dilihat hasilnya pada tabel anova. Dari hasil perhitungan SPSS

diperoleh hasil sebagai berikut:

Page 86: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

70

Tabel 4.21 ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.445 1 1.445 .014 .905a

Residual 13298.555 132 100.747

Total 13300.000 133

a. Predictors: (Constant), VAR00003

b. Dependent Variable: Tskor SWB

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang diperoleh

adalah sebesar 0,014 dengan p value 0,905. Karena p value yang diperoleh > 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin pengaruhnya tidak signifikan

terhadap variabel subjective well-being.

4.5.3 Status Pernikahan dengan Subjective Well-being

Hasil uji regresi yang diperoleh dari SPSS 17.0, adalah sebagai berikut:

Tabel 4.22 Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .133a .018 .010 9.94808 .018 2.392 1 132 .124

a. Predictors: (Constant), VAR00003

Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel di atas, terlihat bahwa

koefisien determinasi R square (R2) menunjukkan nilai sebesar 0,018 atau 1,8%.

Hal ini menunjukkan bahwa status pernikahan responden memberikan

sumbangsih terhadap variabel subjective well-being sebesar 1,8%.

Page 87: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

71

Untuk mengetahui pengaruh atau sumbangsih yang diberikan signifikan

atau tidak, dapat dilihat hasilnya pada tabel anova. Dari hasil perhitungan SPSS

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.23 ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 236.720 1 236.720 2.392 .124a

Residual 13063.280 132 98.964 Total 13300.000 133

a. Predictors: (Constant), VAR00003 b. Dependent Variable: Tskor SWB

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang diperoleh

adalah sebesar 2,392 dengan p value 0,124. Karena p value yang diperoleh > 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa status pernikahan pengaruhnya tidak signifikan

terhadap variabel subjective well-being.

4.5.4 Tingkat Pendidikan dengan Subjective Well-being

Hasil uji regresi yang diperoleh dari SPSS 17.0, adalah sebagai berikut:

Tabel 4.24 Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Chan

ge

1 .312a .097 .062 9.68511 .097 2.758 5 128 .021

a. Predictors: (Constant), VAR00005, VAR00001, VAR00003, VAR00002, VAR00004

Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel di atas, terlihat bahwa

koefisien determinasi R square (R2) menunjukkan nilai sebesar 0,097 atau 9,7%.

Page 88: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

72

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden memberikan

sumbangsih terhadap variabel subjective well-being sebesar 9,7%.

Untuk mengetahui pengaruh atau sumbangsih yang diberikan signifikan

atau tidak, dapat dilihat hasilnya pada tabel anova. Dari hasil perhitungan SPSS

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.25 ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1293.424 5 258.685 2.758 .021a

Residual 12006.576 128 93.801

Total 13300.000 133

a. Predictors: (Constant), VAR00005, VAR00001, VAR00003, VAR00002, VAR00004

b. Dependent Variable: Tskor SWB

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang diperoleh

adalah sebesar 2,758 dengan p value 0,021. Karena p value yang diperoleh < 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan pengaruhnya signifikan

terhadap variabel subjective well-being.

4.5.5 Pekerjaan (Jabatan, Golongan, dan Masa Kerja) dengan Subjective

Well-being

4.5.5.1 Jabatan dengan Subjective Well-being

Hasil uji regresi yang diperoleh dari SPSS 17.0, adalah sebagai berikut:

Page 89: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

73

Tabel 4.26 Model Summary

Model R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .358a .128 -.035 10.17306 .128 .786 21 112 .731

a. Predictors: (Constant), VAR00021, VAR00017, VAR00005, VAR00003, VAR00014, VAR00018,

VAR00006, VAR00016, VAR00009, VAR00004, VAR00002, VAR00001, VAR00020, VAR00019,

VAR00015, VAR00013, VAR00012, VAR00011, VAR00010, VAR00008, VAR00007

Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel di atas, terlihat bahwa

koefisien determinasi R square (R2) menunjukkan nilai sebesar 0,128 atau 12,8%.

Hal ini menunjukkan bahwa jabatan responden memberikan sumbangsih terhadap

variabel subjective well-being sebesar 12,8%.

Untuk mengetahui pengaruh atau sumbangsih yang diberikan signifikan

atau tidak, dapat dilihat hasilnya pada tabel anova. Dari hasil perhitungan SPSS

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.27 ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1708.989 21 81.380 .786 .731a

Residual 11591.011 112 103.491

Total 13300.000 133

a. Predictors: (Constant), VAR00021, VAR00017, VAR00005, VAR00003, VAR00014, VAR00018,

VAR00006, VAR00016, VAR00009, VAR00004, VAR00002, VAR00001, VAR00020, VAR00019,

VAR00015, VAR00013, VAR00012, VAR00011, VAR00010, VAR00008, VAR00007

b. Dependent Variable: Tskor SWB

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang diperoleh

adalah sebesar 0,786 dengan p value 0,731. Karena p value yang diperoleh > 0,05

Page 90: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

74

maka dapat disimpulkan bahwa jabatan pengaruhnya tidak signifikan terhadap

variabel subjective well-being.

4.5.5.2 Golongan dengan Subjective Well-being

Hasil uji regresi yang diperoleh dari SPSS 17.0, adalah sebagai berikut:

Tabel 4.28 Model Summary

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .324a .105 .040 9.79803 .105 1.616 9 124 .118

a. Predictors: (Constant), VAR00009, VAR00008, VAR00001, VAR00002, VAR00007, VAR00003, VAR00004, VAR00006, VAR00005

Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel di atas, terlihat bahwa

koefisien determinasi R square (R2) menunjukkan nilai sebesar 0,105 atau 10,5%.

Hal ini menunjukkan bahwa golongan responden memberikan sumbangsih

terhadap variabel subjective well-being sebesar 10,5 %.

Untuk mengetahui pengaruh atau sumbangsih yang diberikan signifikan

atau tidak, dapat dilihat hasilnya pada tabel anova. Dari hasil perhitungan SPSS

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.29 ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1395.822 9 155.091 1.616 .118a

Residual 11904.178 124 96.001 Total 13300.000 133

a. Predictors: (Constant), VAR00009, VAR00008, VAR00001, VAR00002, VAR00007, VAR00003, VAR00004, VAR00006, VAR00005 b. Dependent Variable: Tskor SWB

Page 91: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

75

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang diperoleh

adalah sebesar 1,616 dengan p value 0,118. Karena p value yang diperoleh > 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa golongan pengaruhnya tidak signifikan terhadap

variabel subjective well-being.

4.5.5.3 Masa Kerja dengan Subjective Well-being

Hasil uji regresi yang diperoleh dari SPSS 17.0, adalah sebagai berikut:

Tabel 4.30

Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel di atas, terlihat bahwa

koefisien determinasi R square (R2) menunjukkan nilai sebesar 0,047 atau 4,7%.

Hal ini menunjukkan bahwa masa kerja responden memberikan sumbangsih

terhadap variabel subjective well-being sebesar 4,7%.

Untuk mengetahui pengaruh atau sumbangsih yang diberikan signifikan

atau tidak, dapat dilihat hasilnya pada tabel anova. Dari hasil perhitungan SPSS

diperoleh hasil sebagai berikut:

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .217a .047 .040 9.79818 .047 6.535 1 132 .012

a. Predictors: (Constant), MasaKerja

Page 92: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

76

Tabel 4.31 ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 627.436 1 627.436 6.535 .012a

Residual 12672.564 132 96.004

Total 13300.000 133

a. Predictors: (Constant), MasaKerja

b. Dependent Variable: SWB

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang diperoleh

adalah sebesar 6,535 dengan p value 0,012. Karena p value yang diperoleh < 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa masa kerja pengaruhnya signifikan terhadap

variabel subjective well-being.

4.5.6 Pendapatan atau Gaji Perbulan dengan Subjective Well-being

Hasil uji regresi yang diperoleh dari SPSS 17.0, adalah sebagai berikut:

Tabel 4.32

Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel di atas, terlihat bahwa

koefisien determinasi R square (R2) menunjukkan nilai sebesar 0,000 atau 0%.

Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan responden memberikan sumbangsih

terhadap variabel subjective well-being sebesar 0%.

Model Summary

Model

R

R

Square

Adjusted

R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R

Square

Change

F

Chang

e df1 df2

Sig. F

Change

1 .002a .000 -.008 10.03779 .000 .000 1 132 .985

a. Predictors: (Constant), pendapatan/gaji perbulan

Page 93: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

77

Untuk mengetahui pengaruh atau sumbangsih yang diberikan signifikan

atau tidak, dapat dilihat hasilnya pada tabel anova. Dari hasil perhitungan SPSS

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.33 ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .034 1 .034 .000 .985a

Residual 13299.966 132 100.757 Total 13300.000 133

a. Predictors: (Constant), pendapatan/gaji perbulan

b. Dependent Variable: Tskor SWB Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang diperoleh

adalah sebesar 0,054 dengan p value 0,000. Karena p value yang diperoleh > 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan atau gaji perbulan pengaruhnya tidak

signifikan terhadap variabel subjective well-being.

4.5.7 Pendapatan Tambahan dengan Subjective Well-being

Hasil uji regresi yang diperoleh dari SPSS 17.0, adalah sebagai berikut:

Tabel 4.34 Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

>7drr1

.020a .000 -.007 10.03577 .000 .054 1 132 .817

a. Predictors: (Constant), VAR00001

Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel di atas, terlihat bahwa

koefisien determinasi R square (R2) menunjukkan nilai sebesar 0,000 atau 0%.

Page 94: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

78

Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan tambahan responden memberikan

sumbangsih terhadap variabel subjective well-being sebesar 0%.

Untuk mengetahui pengaruh atau sumbangsih yang diberikan signifikan

atau tidak, dapat dilihat hasilnya pada tabel anova. Dari hasil perhitungan SPSS

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.35 ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.400 1 5.400 .054 .817a

Residual 13294.600 132 100.717 Total 13300.000 133

a. Predictors: (Constant), VAR00001

b. Dependent Variable: Tskor SWB

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang diperoleh

adalah sebesar 0,054 dengan p value 0,817. Karena p value yang diperoleh > 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa penghasilan tambahan pengaruhnya tidak

signifikan terhadap variabel subjective well-being.

4.5.8 Pengaruh Variabel Self-esteem, Usia, Pendapatan, dan Masa Kerja

terhadap Subjective Well-being. Hasil uji regresi yang diperoleh dari SPSS 17.0, adalah sebagai berikut:

Tabel 4.36 Model Summary

Model

R R

Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

4 .406d .165 .139 9.27990 .003 .406 1 129 .525

a. Predictors: (Constant), SE b. Predictors: (Constant), SE, usia c. Predictors: (Constant), SE, usia, pendapatan d. Predictors: (Constant), SE, usia, pendapatan, masa kerja

Page 95: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

79

Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel di atas, terlihat bahwa

koefisien determinasi R square (R2) menunjukkan nilai sebesar 0,165 atau 16,5%.

Hal ini menunjukkan bahwa self-esteem, usia, pendapatan dan masa kerja secara

bersama-sama memberikan sumbangsih terhadap variabel subjective well-being

sebesar 16,5%.

Untuk mengetahui pengaruh atau sumbangsih yang diberikan signifikan

atau tidak, dapat dilihat hasilnya pada tabel anova. Dari hasil perhitungan SPSS

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.37 ANOVAe

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1768.431 1 1768.431 20.243 .000a

Residual 11531.569 132 87.360 Total 13300.000 133

2 Regression 2055.669 2 1027.835 11.975 .000b

Residual 11244.331 131 85.835 Total 13300.000 133

3 Regression 2155.976 3 718.659 8.383 .000c

Residual 11144.024 130 85.723 Total 13300.000 133

4 Regression 2190.971 4 547.743 6.360 .000d

Residual 11109.029 129 86.117 Total 13300.000 133

a. Predictors: (Constant), SE

b. Predictors: (Constant), SE, usia

c. Predictors: (Constant), SE, usia, pendapatan

d. Predictors: (Constant), SE, usia, pendapatan, masa kerja

e. Dependent Variable: Tskor SWB

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa p value yang diperoleh < 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama self-esteem, usia,

Page 96: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

80

pendapatan, dan masa kerja pengaruhnya signifikan terhadap variabel subjective

well-being.

Page 97: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

81

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Dalam bab ini, akan dibahas mengenai kesimpulan, diskusi, serta saran dari hasil

penelitian.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Ada hubungan yang signifikan antara self-esteem dengan subjective well-being

pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Koefisien korelasi positif,

artinya hubungan bersifat positif dimana semakin tinggi self-esteem yang

dimiliki maka akan semakin tinggi subjective well-being karyawan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ada pengaruh yang signifikan antara usia dengan subjective well-being pada

karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin dengan subjective

well-being pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara status pernikahan dengan

subjective well-being pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pendapatan atau gaji perbulan

maupun pendapatan tambahan dengan subjective well-being pada karyawan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 98: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

82

6. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara jabatan dan golongan dengan

subjective well-being pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ada pengaruh yang signifikan antara pekerjaan (masa kerja) dengan subjective

well-being pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan subjective

well-being pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Ada pengaruh yang signifikan antara self-esteem, usia, pendapatan, dan masa

kerja secara bersama-sama terhadap subjective well-being pada karyawan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Self-esteem secara mandiri memberikan sumbangsih sebesar 13,3% terhadap

subjective well-being pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. Hasil analisis uji regresi antara usia, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat

pendidikan, pekerjaan (terdiri dari jabatan, golongan dan masa kerja),

pendapatan, dan pendapatan tambahan dengan subjective well-being pada

karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat disimpulkan bahwa usia

responden memberikan sumbangsih sebesar 4,6%, jenis kelamin 0%, status

pernikahan sebesar 1,8%, tingkat pendidikan sebesar 9,7%, pekerjaan yang

terdiri dari jabatan sebesar 12,8%, golongan sebesar 10,5% dan masa kerja

sebesar 4,7%, pendapatan sendiri baik itu gaji perbulan maupun pendapatan

perbulan masing-masing memberikan sumbangsih sebesar 0%, terhadap

variabel subjective well-being. Namun, jenis kelamin, status pernikahan,

jabatan dan golongan, serta pendapatan atau gaji perbulan maupun pendapatan

tambahan pengaruhnya tidak signifikan terhadap variabel subjective well-

Page 99: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

83

being. Karena pada tabel anova diperoleh p value masing-masing dari keenam

variabel tersebut > 0,05. Artinya pengaruhnya tidak signifikan. Berbeda

halnya dengan usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan yaitu masa kerja. Usia,

tingkat pendidikan, dan pekerjaan yaitu masa kerja pengaruhnya signifikan

terhadap variabel subjective well-being. Karena pada tabel anova diperoleh p

value tersebut < 0,05. Artinya pengaruhnya signifikan.

12. Self-esteem, usia, pendapatan, dan masa kerja secara bersama-sama

memberikan sumbangsih sebesar 16,5% terhadap subjective well-being

karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Karena p value dari self-esteem,

usia, pendapatan, dan masa kerja secara bersama-sama < 0,05. Artinya

pengaruhnya signifikan.

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa terdapat hubungan positif yang

signifikan antara self-esteem dengan subjective well-being pada karyawan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi self-

esteem seseorang, maka akan semakin tinggi pula subjective well-being pada

karyawan. Hal ini sesuai dengan teori Rosenberg bahwa secara khusus, global

self-esteem berhubungan dengan well-being atau kesejahteraan psikologis

(Rosenberg et al., 1995).

Menurut Morris Rosenberg (dalam Flynn, 2001) definisi self-esteem

adalah sikap individual, baik positif atau negatif terhadap dirinya sebagai suatu

totalitas.

Page 100: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

84

Diener dan Diener (1995) menemukan bahwa self-esteem berkorelasi

dengan subjective well-being di 31 negara yang mereka teliti. Bagaimanapun,

sedikit banyaknya variasi antar budaya pada hakekatnya sangatlah penting. Self-

esteem merupakan elemen yang sangat penting dalam kepuasan hidup dalam

kultur individual karena “mengajarkan untuk menyukai diri sendiri, dan

melakukan isyarat penyesuaian mental” (Diener an Diener 1995, p. 653 dalam

Diener & Suh, 2000).

Sebagian besar (69,4%) karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

memiliki self-esteem yang sedang dan hanya 15,7% yang memiliki self-esteem

yang tinggi, sedangkan 14,9% karyawan memiliki self-esteem yang rendah berarti

bahwa para karyawan cukup dapat bersikap positif atau negatif terhadap dirinya

sebagai suatu totalitas.

Dari hasil penelitian dan teori yang ada maka dapat diasumsikan bahwa

salah satu faktor yang mempengaruhi self-esteem karyawan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta adalah pembentukan karakter dirinya yang dipengaruhi oleh

pendidikan dan lingkungan, dimana sebagian besar latar belakang pendidikan

karyawan adalah pendidikan yang berbasis agama islam. Selain pendidikan,

lingkungan sosial juga berperan dalam pembentukan self-esteem karyawan.

Sebagai contoh, masyarakat Indonesia yang sebagian besar adalah mayoritas

penduduk islam masih menjunjung tinggi nilai-nilai yang berhubungan dengan

agama islam, baik itu yang berhubungan dengan tingkat pendidikan seseorang

maupun tempat dimana mereka bekerja (Lembaga atau Instansi berbasis islam).

Hal ini merupakan kebanggaan dan kepuasan tersendiri pada individu karyawan.

Page 101: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

85

Kepuasan hidup yang dirasakan oleh karyawan berdasarkan self-esteem

yang dimiliki sesuai dengan yang dirasakan oleh responden yang berinisial AF

yang telah bekerja di perusahaan Telkomsel selama 10 bulan, ia mengaku merasa

senang bekerja di Telkomsel walaupun dibawah naungan outsourcing, ia

menuturkan bahwa ia bertahan kerja karena dengan alasan membutuhkan uang

dan AF merasa bahagia karena bisa bekerja, dengan bekerja maka ia akan

dijauhkan dari kehinaan (hasil wawancara, 06 Agustus 2010).

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa subjective well-being itu tidak

hanya dapat dirasakan oleh pegawai yang berbasis pegawai negeri sipil atau PNS

saja tetapi subjective well-being juga dapat dirasakan oleh pegawai yang yang

bekerja di perusahaan swasta. Namun dibutuhkan penelitian lebih lanjut agar

asumsi ini menghasilkan informasi yang lebih akurat dan valid.

Selanjutnya peneliti melakukan analisis terhadap faktor demografi

dengan menggunakan regresi berganda antara usia, jenis kelamin, status

pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan (terdiri dari jabatan, golongan dan masa

kerja), pendapatan, dan pendapatan tambahan dengan subjective well-being serta

pengaruh self-esteem, usia, pendapatan, dan masa kerja secara bersama-sama

terhadap subjective well-being. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel

jenis kelamin, status pernikahan, dan pekerjaan (terdiri dari jabatan dan golongan)

serta pendapatan atau gaji perbulan maupun pendapatan tambahan tidak memberi

pengaruh yang signifikan. Sedangkan variabel usia, tingkat pendidikan, masa

kerja memberi pengaruh yang signifikan terhadap subjective well-being.

Page 102: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

86

Selanjutnya self-esteem, usia, pendapatan, dan masa kerja secara bersama-sama

memberi pengaruh yang signifikan terhadap subjective well-being.

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa variabel usia pengaruhnya

signifikan terhadap subjective well-being. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

yang telah dilakukan sebelumnya yang menunjukkan bahwa kepuasan hidup

seringkali meningkat atau paling tidak menetap seiring meningkatnya usia

(Herzog & Rodgers, 1981; Horley & Lavery, 1995; Larson, 1978; Okun, Haring,

& Witter, 1983, dalam Eddington & Shuman, 2005). Begitu juga dengan

pendapatnya Diener yang menyatakan bahwa usia berhubungan dengan subjective

well-being, tapi efeknya sangat kecil, dan tergantung kepada komponen subjective

well-being yang diukur (Diener, Lucas, dan Oishi, 2005).

Dalam ruang lingkup karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

berada di bawah naungan Departemen Agama, usia cukup memberikan peranan

yang penting dalam memperoleh sebuah jabatan yang lebih tinggi. Sebagai

contoh, dalam Rancangan Statuta 2002 disebutkan beberapa syarat formal calon

Rektor dan Pembantu Rektor UIN, salah satu kriteria yang harus dimiliki oleh

keduanya selain masa kerja dan berpendidikan Strata Tiga (S3), kriteria yang lain

yang harus dimiliki adalah berusia maksimal 61 tahun. (Azra, 2004).

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa faktor

syarat formal tersebut yang menyebabkan usia berpengaruh signifikan terhadap

subjective well-being karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagian besar

responden adalah berusia 45-50 tahun yaitu berjumlah 22,4%, artinya sebagian

besar responden berusia dibawah 61 tahun. Semakin tinggi usia karyawan maka

Page 103: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

87

akan semakin tertutup peluang untuk mendapatkan posisi atau jabatan yang lebih

tinggi, sebaliknya, semakin muda usia karyawan maka semakin terbuka peluang

untuk mendapatkan posisi atau jabatan yang lebih tinggi. Maka dapat diambil

kesimpulan, sebagian besar responden masih memiliki peluang yang besar untuk

mendapatkan jabatan yang lebih tinggi, dengan demikian kesempatan untuk

mengembangkan diri dengan diiringi tingginya self-esteem yang diperoleh

karyawan tersebut juga akan semakin besar. Sehingga karyawan akan memiliki

subjective well-being yang tinggi.

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin

pengaruhnya tidak signifikan terhadap subjective well-being. Hal ini berbeda

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lucas dan Gohn yang melibatkan 40

negara, menemukan bahwa perbedaan subjective well-being antar jenis kelamin

hanyalah kecil (dalam Diener, Lucas, & Oishi, 2005).

Kendatipun perbedaan subjective well-being antar jenis kelamin hanyalah

kecil, namun tetap saja terdapat perbedaan hasil penelitian dengan yang peneliti

lakukan. Hal ini dapat saja disebabkan oleh perbedaan kultur yang ada di Negara

Indonesia dengan Negara dimana Lucas dan Gohn melakukan penelitian.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Diener dan Diener (1995) sedikit banyaknya

variasi antar budaya pada hakekatnya sangatlah penting. (Diener an Diener 1995,

p. 653 dalam Diener & Suh, 2000). Kemudian, Suh berpendapat bahwa tidak

hanya melakukan perbedaan subjective well-being dalam kepentingan untuk

individual versus kelompok, tapi orang-orang dalam perbedaan budaya

Page 104: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

88

kemungkinan besar menilai kepuasan hidup dalam cara-cara yang berbeda. (Suh

et al. 1998, dalam Diener & Suh, 1999).

Perlu diperhatikan bahwa terdapat perbedaan antara budaya di Barat

dengan budaya yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah yang berhubungan

dengan peranan wanita sebagai pengatur rumah tangga dan sebagai pekerja diluar

rumah. Peranan wanita sebagai pengatur rumah tangga itu cukup berat. Dalam hal

ini ini terdapat relasi-relasi formal dan semacam pembagian kerja (devision of

labour): dimana suami terutama sekali bertindak sebagai pencari nafkah, dan istri

berfungsi sebagai pengurus rumah tangga; tetapi acap kali juga berperan sebagai

pencari nafkah (Kartono, 1992). Di barat, penghasilan atau pendapatan wanita

yang bekerja hanya diaplikasikan untuk dirinya sendiri sementara untuk masalah

kebutuhan rumah tangga tetap menjadi tanggung jawab suami seutuhnya,

sebaliknya budaya di Indonesia sebagian besar istri merupakan pencari nafkah

tambahan, sedangkan laki-laki yang berperan sebagai suami adalah pencari nafkah

utama (Lubis & Jamil, 2003, dalam tim penulis pusat studi wanita UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2003). Artinya pengasilan yang didapat oleh istri merupakan

tambahan untuk kebutuhan rumah tangga. Karena sebagian besar responden

dalam penelitian ini adalah perempuan yaitu sebesar 53,7%, hal ini juga yang

memungkinkan bahwa perbedaan jenis kelamin tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap subjective well-being.

Begitu juga dengan status pernikahan, hasil penelitian menunjukkan

bahwa status pernikahan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

subjective well-being. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian dari

Page 105: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

89

Diener dkk yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara status

pernikahan dengan subjective well-being secara konsisten ditemukan dalam

penelitian internasional (Diener, Gohm, Suh, & Oishi, 1998 dalam Eddington &

Shuman, 2005).

Perbedaan hasil penelitian ini dapat saja disebabkan bahwa para

karyawan telah mendapatkan kepuasan hidup dari faktor lain selain dari faktor

pernikahan, misalnya saja dari usia, tingkat pendidikan serta self-esteem yang

dimilikinya, sehingga status pernikahan tidak begitu berpengaruh terhadap

subjective well-being karyawan tersebut.

Adapun tingkat pendidikan menunjukkan hasil yang signifikan dengan

subjective well-being. Sejalan dengan hal tersebut, Diener et al., (1999, dalam

Carr, 2004) menyatakan bahwa tingkat pendidikan berkorelasi positif dengan

kebahagiaan dan hubungan ini kuat pada kelompok berpendapatan rendah pada

Negara-negara berkembang dan populasi pada Negara miskin. Dalam hal ini, ada

kesesuaian antara hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Diener yaitu ada hubungan yang signifikan antara tingkat

pendidikan dengan subjective well-being yang dalam hal ini peneliti melakukan

penelitian di Indonesia yang merupakan Negara berkembang.

Tingkat pendidikan karyawan memegang peranan positif dalam

kepuasan hidup. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki karyawan maka

semakin bagus kualitas yang dimilikinya dan mampu mengembangkan potensi-

potensi yang ada pada dirinya. Selain itu, tingkat pendidikan juga penting dalam

jenjang karir. Sebagai contoh, dalam Rancangan Statuta 2002 disebutkan salah

Page 106: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

90

satu kriteria yang harus dimiliki sebagai calon Rektor UIN adalah berpendidikan

Strata Tiga (S3) (Azra, 2004). Oleh karena itu, tingkat pendidikan sangatlah

penting dalam hubungannya dengan subjective well-being.

Dalam hal pekerjaan yang berhubungan dengan jabatan dan golongan,

hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara

jabatan dan golongan dengan subjective well-being. Pekerjaan disini termasuk

didalamnya dari segi jabatan, golongan dan masa kerja pada karyawan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Hasil penelitian ini berbeda dengan pernyataan Argyle

(2001, dalam Carr, 2004), status pekerjaan berhubungan dengan kebahagiaan,

dimana orang-orang yang bekerja cenderung lebih bahagia dibandingkan dengan

orang-orang yang tidak bekerja, dan orang-orang yang bekerja dalam bidang

profesional dan terlatih cenderung lebih bahagia jika dibandingkan dengan orang-

orang yang bekerja dalam bidang yang tidak terlatih. Pekerjaan berhubungan

dengan subjective well-being karena pekerjaan menawarkan stimulasi yang

optimal bagi seseorang untuk menemukan kesenangan, hubungan sosial yang

positif, dan rasa identitas dan makna (Csikszentmihalyi, 1990; Scitovsky, 1976,

dalam Eddington & Shuman, 2005). Orang-orang yang tidak bekerja memiliki

stress yang lebih tinggi, rendahnya kepuasan hidup, dan angka bunuh diri yang

tinggi bila dibandingkan dengan orang-orang yang bekerja. Adanya perbedaan

hasil penelitian ini dapat saja terjadi karena sebagian besar responden dalam

penelitian ini mempunyai jenis pekerjaan yang tidak berbeda jauh antara

responden yang satu dengan respoden yang lainnya. Sehingga menghasilkan

Page 107: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

91

bahwa pekerjaan yang berhubungan dengan jabatan dan golongan pengaruhnya

tidak signifikan terhadap subjective well-being.

Berbeda halnya dengan pekerjaan yang berhubungan dengan masa kerja.

Masa kerja pengaruhnya signifikan terhadap subjective well-being. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Csikszentmihalyi (1990) bahwa

pekerjaan berhubungan dengan subjective well-being karena pekerjaan

menawarkan stimulasi yang optimal bagi seseorang untuk menemukan

kesenangan, hubungan sosial yang positif, dan rasa identitas dan makna

(Csikszentmihalyi, 1990; Scitovsky, 1976, dalam Eddington & Shuman, 2005).

Semakin lama karyawan bekerja maka stimulasi pekerjaan semakin

optimal dalam menemukan kesenangan, hubungan sosial yang positif, dan rasa

identitas dan makna. Selain itu, masa kerja juga dapat memberikan peluang bagi

karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk naik jabatan. Misalnya, dalam

Rancangan Statuta 2002 disebutkan bahwa salah satu syarat untuk dapat diangkat

menjadi Dekan, salah satu kriteria yang harus dimiliki adalah berstatus sebagai

dosen tetap yang telah mengabdi di fakultas “Adab” sekurang-kurangnya 4 tahun

(Azra, 2004). Oleh karena itu masa kerja pengaruhnya signifikan terhadap

subjective well-being.

Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan atau gaji

pengaruhnya tidak signifikan terhadap subjective well-being. Hasil penelitian ini

berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Diener et al, yang

menyatakan bahwa korelasi yang rendah namun signifikan antara pendapatan

dengan subjective well-being ditemukan pada sampel representative di Amerika

Page 108: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

92

(Diener et al, 1993, dalam Eddington & Shuman, 2005). Tapi pada level individu

dan level nasional, perubahan pendapatan sepanjang waktu memiliki efek yang

kecil pada subjective well-being. Walaupun demikian, terdapat bukti-bukti

mengenai pengaruh pendapatan terhadap subjective well-being .

Dalam hal ini, dapat diasumsikan bahwa pendapatan atau gaji yang

diperoleh oleh karyawan di Instansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maupun

pendapatan tambahan diluar gaji perbulan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

belum bisa memberikan kepuasan hidup secara keseluruhan. Hal ini dapat saja

terjadi karena perbedaan budaya yang ada di Indonesia dengan budaya yang ada

di Negara lain yang telah melakukan penelitian sebelumnya. Pernyataan ini sesuai

dengan pernyataan Suh yang berpendapat bahwa tidak hanya melakukan

perbedaan subjective well-being dalam kepentingan untuk individual versus

kelompok, tapi orang-orang dalam perbedaan budaya kemungkinan besar menilai

kepuasan hidup dalam cara-cara yang berbeda. (Suh et al. 1998, dalam Diener &

Suh, 1999). Didalam budaya Indonesia tidak semua orang mendasari kebahagiaan

mereka dengan harta yang banyak. Misalnya relevan dengan hasil wawancara

dengan Bapak yang berinisial T, yang menyatakan bahwa ia akan cenderung lebih

bangga jika mempunyai anak banyak dan dapat menyekolahkan anak-anaknya

samapi ke jenjang pendidikan yang tinggi walaupun harta kekayaannya akan

berkurang secara drastis, saat anak-anaknya masih sekolah dan kuliah, semua

harta kekayaan hampir tidak bersisa sedikitpun, namun setelah semua anak-

anaknya berhasil dan sukses rasa lelah selama menyekolahkan anak-anaknya

Page 109: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

93

hilang seketika dan hal tersebut yang membuat Bapak T bangga, bahagia dan

puas (hasil wawancara, 18 september 2010).

Kemudian relevan juga dengan fenomena berdasarkan hasil wawancara

dengan seorang karyawati McDonald yang berinisial IP yang telah bekerja

diperusahaan tersebut selama satu bulan, ia mengaku bahwa ia tidak betah kerja di

perusahaan tersebut karena tidak sesuai dengan keinginan hati dan merasa bahwa

itu bukanlah bidangnya, walaupun gaji yang menjanjikan dan tunjangan

kedepannya yang lumayan besar, ia tetap memilih keluar dari perusahaan tersebut

(hasil wawancara, 06 Agustus 2010).

Fenomena tersebut menggambarkan bahwa kepuasan hidup tidak hanya

berdasarkan atas gaji atau pendapatan yang didapat. Namun ada berbagai faktor

lain yang dapat meningkatkan subjective well-being, seperti afek positif atau afek

negatif yang dirasakan oleh masing-masing individu.

5.3 Saran

Dalam penelitian ini tentu saja masih terdapat kekurangan atau keterbatasan.

Meskipun skala self-esteem dan skala subjective well-being tersebut merupakan

skala baku. Oleh karena itu, berdasarkan pengalaman tersebut, peneliti

memberikan beberapa saran teoritis dan saran praktis sebagai berikut:

5.3.1. Saran Teoritis

1. Untuk penelitian selanjutnya yang serupa, peneliti menyarankan agar lebih

memperhatikan aitem-aitem pernyataan pada skala, baik dari segi kuantitas

Page 110: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

94

maupun kualitasnya pernyataan atau pertanyaan agar dapat lebih mengukur

apa yang ingin diukur.

2. Peneliti juga menyarankan untuk memperbanyak jumlah responden dalam

penelitian selanjutnya, agar hasil yang didapat lebih menggambarkan kondisi

yang sebenarnya.

3. Peneliti menyarankan agar sampel dalam penelitian selanjutnya tidak hanya

dari jenis pekerjaan yang berada dibawah naungan Pemerintahan saja, namun

dapat mengambil sampel dari jenis pekerjaan yang berlatar belakang

perusahaan swasta maupun perusahaan Persero agar menghasilkan data yang

beragam dan dapat melihat perbedaan hasil penelitian dari keduanya.

4. Selanjutnya peneliti menyarankan dalam pengumpulan data penelitian tidak

hanya menggunakan wawancara dan angket saja, melainkan dilengkapi

dengan observasi dalam jangka waktu tertentu agar informasi yang didapatkan

lebih komprehensif.

5.3.2. Saran Praktis

Adapun saran praktis yang bisa diberikan oleh peneliti kepada pihak UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta terkait dengan hasil penelitian ini adalah:

1. Hendaknya Instansi lebih memperbanyak kegiatan pembinaan mental seperti

training motivasi dan kegiatan outbound, yang bertujuan untuk meningkatkan

self-esteem karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta agar karyawan

memiliki subjective well-being yang tinggi.

2. Instansi sebaiknya lebih memperhatikan pendidikan karyawan. Agar kualitas

karyawan akan semakin baik serta karyawan mampu mengembangkan

Page 111: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

95

potensi-potensi yang ada pada diri karyawan sehingga membentuk sebuah

kinerja yang bagus dan dapat membentuk sebuah pola pikir yang berhubungan

dengan kognitif dan pada akhirnya karyawan dapat mencapai atau memiliki

subjective well-being yang tinggi.

Page 112: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

DAFTAR PUSTAKA

Anastasi, Anne & Susana Urbina. (2007). Tes psikologi. Jakarta: Indeks.

Andrews, Frank M., & Robinson, John P. (1991). Measure of subjective well being. Dalam John P. Robinson, Philips R. Shaver, & Lawrence S. Wrightsman, Measures of personality and social psychological attitudes (hal 61-114). USA: Academic Press.

Arba’ah, Ima Maulana. (2007). Hubungan orientasi religious dengan psychological well being (kesejahteraan psikologis). Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Azra, Azumardi. (2004). Realita dan cita kesetaraan gender di uin jakarta: baseline dan analisa institusional pengarusutamaan gender pada uin syarif hidayatullah jakarta tahun 1999-2003. Jakarta: McGill IAIN-Indonesia Social Equity Project.

Azwar, Saifuddin. (2005). Tes prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

______________. (2005). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Branden, Nathaniel. (1995). The six pilliars of self-esteem. USA: Bantam Books.

Carr, Alan. (2004). Positive psychology: the science of happiness and human strenght. New-York: Brunner-Routledge.

Chaplin. (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Dean, Ben & Biswas-Diener, Robert. (2007). Positive psychology coaching: putting the science of happiness to work for your clients. United State of America: John Wiley.

Diener, Carol & Diener, Ed. (1996, May). Psychological science: research report, most people are happy. American Psychological Society, Vol. 7.

Diener, Ed. (2000, Januari). Subjective well being: the science of happiness and a proposal for the national index. American Psychologycal Association, Vol.55, 34-43.

Diener, Ed, Emmons, Robert A., Larsen, Randy J. & Griffin Sharon. (1985). The satisfaction with life scale. Journal of Personality Assessment, 49, 1.

Page 113: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

Diener, Ed., Lucas, Richard. E., & Oihi, Shigero. (2003). Personality, culture, and subjective well being: emotional and cognitive evaluation of life. Annual Reviews. Vol. 54, 403-426.

Diener, Ed., Lucas, Richard. E., & Oishi, Shigero. (2005). Subjective well being: the science of happiness and life satisfaction. Dalam C.R. Snyder & S.J. Lopez (edtr.), Handbook of positive psychology (hal 63-73). New York: Oxford University Press.

Diener, Ed. & Schimmack, Ulrich. (2003). Brief report: Predictive validity of explicit and implicit self-esteem for subjective well being. Journal of Research in Personality 37, 100-106.

Diener, Ed., Scollon, Napa Christie & Lucas, Richard E. (2003). The evolving concept of subjective well being: the multifaceted nature of happiness. Article in press: advances in cell aging and gerontology. Vol 15, 187-219.

Diener, Ed., Suh, Eunkook Mark. (1999). National differences in subjective well-being. Dalam Daniel Kahneman, Ed Diener, and Nobert Schwarz, Well-being: the foundations of hedonic psychology. New York: Russell Sage Foundation.

Eddington, Neil & Shuman, Ricard. (2005). Subjective well being (happiness). continuing psychology education.

Flynn, Heather Kohler. (2003, November). Self esteem theory and measurement: a critical review. Volume Three Issue One, Issn 1495-8513.

Fujita, Frank, Diener, Ed., & Suh, Eunkook. (1996). Event and subjective well-being: only recent events matter. Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 70. No. 5, 1091-1102.

Hapsari, Ratna Maharani (2008). Sumbangan perilaku asertif terhadap harga diri pada karyawan. http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/Artikel_10502202.pdf.

Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah. (2008). Tentang uin. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. http://www.uinjkt.ac.id/index.php/tentang-uin.html.

Kartono, Kartini. (1992). Psikologi wanita (jilid 2): mengenal wanita sebagai ibu & nenek. Bandung: Mandar Maju.

Kerlinger, Fred N. (2006). Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Page 114: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

Lopez. Shane J. & Snyder. C.R. (2007). Positve Psychology: The scientific and practical explorations of human strengths. London: SAGE Publications.

Lubis, Amani & Jamil, Asriati. (2003). Seks dan gender. Dalam Tim Penulis Pusat Studi Wanita (PSW) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pengantar kajian gender. Jakarta: Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah bekerjasama dengan McGill Project/IISEP.

Minchinton, Jerry. (1993). Maximum self-esteem: the handbook for reclaiming your sense of self-worth. Kuala Lumpur: Golden Books Centre SDN. BHD.

Mruk, Christopher, J. (2006). Self-esteem research theory, and practice: toward a positive psychology of self-esteem. New York: Springer Publishing Company, Inc.

Oriza, Ika Dian, Imelda, Fivi Nurwianti & Arbiyah, Nurul. (2008, Januari). Hubungan bersyukur dan subjective well being pada penduduk miskin. JPS, vol. 14 No. 01.

Royo, Monica Guillen & Jackeline Velazco. (2005, Juny). Exploring the relationship between happiness, objective and subjective well-being: evidence from rural thailand. ESRC Research Group on Well-being in Developing Countries, University of Bath, Great Britain.

Sadarjoen, Sawitri Supardi. (2005). Konflik marital: pemahaman konseptual, aktual dan alternatif solusinya. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sevilla, Consuelo G. (2006). Pengantar metode penelitian. Jakarta: UI Press.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. Bandung: Alfabeta.

Suh, Eunkook M. (2000). Self, the hyphen between culture and subjective well-being. Dalam Ed Diener and Eunkook M. Suh (edtr.), Culture and Subjective Well-being. The MIT Press.

Swenson, Patricia Louise. (2003, August). A psychometric study of the rosenberg self-esteem scale: an investigation of gender dif. The University of British Columbia: The Faculty of Gradute Studies.

Tomaka, Joseph & Blascovich, Jim. (1991). Measure of self-esteem. Dalam John P. Robinson, Philips R. Shaver, & Lawrence S. Wrightsman, Measures of personality and social psychological attitudes (hal 61-114). USA: Academic Press.

Page 115: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

Widyatys. (2010). Hubungan antara self esteem dan subjective well being pada remaja. http://widyatys.blogspot.com/2010/05/hubungan-antara-self-esteem-dan.html.

Wyland. Carrie L. & Heatherton Todd F. (2003). Assessing self-esteem. Dalam C.R. Snyder & S.J. Lopez (edtr.), Positive psychological assessment: A handbook of models and measures. Washington, DC: American Psychological Association.

Page 116: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,
Page 117: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

1

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, saat ini sedang melakukan penelitian yang merupakan persyaratan

untuk mencapai gelar sarjana Psikologi. Oleh karena itu saya mengharapkan bantuan

Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi angket ini.

Dalam menjawab angket ini tidak ada jawaban salah atau benar, maka

Bapak/Ibu/Saudara/i bebas menentukan jawaban yang paling sesuai dengan diri

Bapak/Ibu/Saudara/i. Setiap jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan akan terjamin

kerahasiaannya dan hanya dipakai untuk penelitian ini saja.

Bacalah petunjuk pengisian terlebih dahulu. Setelah selesai mengisi angket ini mohon

diteliti kembali jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i agar tidak ada pernyataan yang tidak terjawab

atau terlewati.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 04 Februari 2011

Hormat saya,

Susi Handayani Br. Lubis

Page 118: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

2

Data Responden

Nama Lengkap (inisial) :

Usia :

Jenis Kelamin :

Status Pernikahan :

Pendidikan terakhir : :

Pekerjaan :

Unit Kerja :

Bagian :

Jabatan :

Golongan :

Masa bekerja :

Berapa pendapatan perbulan Bapak/Ibu/Saudara/i?

Gaji di instansi tempat Bapak/Ibu/Saudara/I bekerja ( tunjangan + gaji pokok) :

Rp…………..

Pendapatan lain di luar gaji dari tempat Bapak/Ibu/Saudara/I bekerja (usaha/pekerjaan lain):

Rp…………..

Petunjuk Pengisian Bagian 1

Bagian ini terdiri dari 5 pernyataan. Pada bagian ini, Bapak/Ibu/Saudara/i diminta untuk

menjawab pernyataan-pernyataan yang telah disediakan yang sesuai dengan diri

Bapak/Ibu/Saudara/i pada kolom jawaban dengan memberi tanda Checklist (√). Adapun

pilihan jawabannya adalah sebagai berikut:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

AS : Agak Setuju

TPS : Tidak Pernah Setuju

ATS : Agak Tidak Setuju

Page 119: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

3

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Contoh

No Pernyataan SS S AS TPS ATS TS STS

1. Sejauh ini, saya merasa kesehatan saya baik √

Selamat Mengerjakan

Skala 1

No Pernyataan SS S AS TPS ATS TS STS

1. Dalam banyak hal, hidup saya mendekati ideal

2. Kondisi hidup saya sangat bagus

3. Saya puas dengan hidup saya

4. Sejauh ini saya sudah mendapatkan hal-hal

penting yang saya mau dalam hidup

5. Jika saya bisa mengubah hidup saya, saya hampir

tidak mau mengubah hal sedikit pun

Mohon periksa kembali lembar kuesioner ini agar tidak ada pernyataan yang terlewat.

Page 120: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

4

Petunjuk Pengisian Bagian 2

Bagian ini terdiri dari 10 pernyataan. Pada bagian ini, Bapak/Ibu/Saudara/i diminta untuk

menjawab pernyataan-pernyataan yang telah disediakan yang sesuai dengan diri

Bapak/Ibu/Saudara/i pada kolom jawaban dengan memberi tanda Checklist (√). Adapun

pilihan jawabannya adalah sebagai berikut:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Contoh

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya adalah orang yang pemaaf √

Skala 2

No Pernyataan SS S TS STS

1. Secara keseluruhan saya puas dengan diri saya sendiri

2. Kadang-kadang saya merasa bahwa diri saya tidak baik

3. Saya merasa bahwa saya mempunyai beberapa kualitas yang

bagus

4. Saya bisa melakukan banyak hal seperti orang pada umumnya

5. Saya rasa tidak banyak yang dapat saya banggakan pada diri saya

6. Saya sering merasa tidak berguna

7. Saya merasa bahwa saya adalah seorang yang berharga,

setidaknya sederajat dengan orang lain

8. Saya berharap saya mempunyai respek lebih terhadap diri saya

9. Dalam semua hal, saya cenderung merasa bahwa saya orang

yang gagal

10. Saya menanamkan sikap positif terhadap diri saya sendiri

Mohon periksa kembali lembar kuesioner ini agar tidak ada pernyataan yang terlewat.

Page 121: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

LAMPIRAN 3

Output Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out Subjective Well Being

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 19,2400 15,806,529 ,714

VAR00002 19,5467 13,170,655 ,658

VAR00003 19,3067 12,134,755 ,615

VAR00004 19,4400 13,196,649 ,660

VAR00005 21,2933 16,021,173 ,855

LAMPIRAN 4

Output Validitas dan Reliabilitas Try Out Self-esteem

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

VAR00001 26,9867 7,203,165 ,685

VAR00002 27,4933 6,659,355 ,649

VAR00003 26,8400 6,974,350 ,652

VAR00004 26,7867 6,116,533 ,611

VAR00005 27,0667 6,036,533 ,610

VAR00006 26,7867 6,305,520 ,617

VAR00007 26,8800 6,512,420 ,636

VAR00008 28,1200 8,837-,333 ,761

VAR00009 26,6267 6,237,501 ,619

VAR00010 26,4133 6,705,430 ,637

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,752 5

Page 122: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,676 10

LAMPIRAN 5

Output Uji Validitas dan Reliabilitas (Field Study) Subjective Well Being

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 15,8881 10,717 ,614 ,805 VAR00002 15,9851 9,940 ,675 ,778 VAR00003 15,8358 9,687 ,662 ,785 VAR00004 15,9403 9,741 ,684 ,774

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,831 4

LAMPIRAN 6

Output Uji Validitas dan Reliabilitas (Field Study) Self-esteem

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

VAR00001 24,0746 6,596,329 ,647

VAR00002 23,2910 7,245,268 ,659

VAR00003 23,2910 6,433,435 ,624

VAR00004 23,6045 5,684,555 ,588

VAR00005 23,2612 6,059,538 ,599

VAR00006 23,3955 6,406,454 ,620

VAR00007 24,5299 8,837-,312 ,763

VAR00008 23,1418 6,032,502 ,605

VAR00009 22,9328 6,665,420 ,630

Page 123: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1768,431 1 1768,431 20,243,000a

Residual 11531,569 132 87,360 Total 13300,000 133

a. Predictors: (Constant), SE

b. Dependent Variable: SWB

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,670 9

LAMPIRAN 7

Output Regresi Self-esteem dengan Subjective Well Being

Correlations

SWB SE

Pearson Correlation SWB 1.000 .365

SE .365 1.000 Sig. (1-tailed) SWB . .000

SE .000 . N SWB 134 134

SE 134 134

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 ,365a ,133 ,126 9,34668,133 20,243 1 132 ,000

a. Predictors: (Constant), SE

Page 124: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 31,768 4,132 7,688,000

SE ,365 ,081 ,365 4,499,000

a. Dependent Variable: SWB

LAMPIRAN 8

Regresi Umum Skor Perhitungan Statistik Skala Self-esteem dan Subjective

Well Being

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SWB SE

134 134

46.32 46.04

20.23 28.70

66.55 74.74

50.0000 50.0000

10.00000 10.00000

LAMPIRAN 9

Output Regresi Usia dengan Subjective Well Being

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 611.283 1 611.283 6.359 .013a

Residual 12688.717 132 96.127 Total 13300.000 133

a. Predictors: (Constant), usia

b. Dependent Variable: Tskor SWB

Model Summary Model

R R

Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Chang

e df1 df2 Sig. F

Change 1 .214

a .046 .039 9.80442 .046 6.359 1 132 .013

a. Predictors: (Constant), usia

Page 125: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

LAMPIRAN 10

Output Regresi Jenis Kelamin dengan Subjective Well Being

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .010a .000 -.007 10.03726 .000 .014 1 132 .905

a. Predictors: (Constant), VAR00003

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.445 1 1.445 .014 .905a

Residual 13298.555 132 100.747

Total 13300.000 133

a. Predictors: (Constant), VAR00003

b. Dependent Variable: Tskor SWB

LAMPIRAN 11

Output Regresi Status Pernikahan dengan Subjective Well Being

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .133a .018 .010 9.94808 .018 2.392 1 132 .124

a. Predictors: (Constant), VAR00003

Page 126: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 236.720 1 236.720 2.392 .124a

Residual 13063.280 132 98.964

Total 13300.000 133 a. Predictors: (Constant), VAR00003 b. Dependent Variable: Tskor SWB

LAMPIRAN 12

Output Regresi Pendapatan dengan Subjective Well Being

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .034 1 .034 .000 .985a

Residual 13299.966 132 100.757 Total 13300.000 133

a. Predictors: (Constant), pendapatan/gaji perbulan b. Dependent Variable: Tskor SWB

LAMPIRAN 13

Output Regresi Pendapatan Tambahan dengan Subjective Well Being

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .020a .000 -.007 10.03577 .000 .054 1 132 .817

a. Predictors: (Constant), VAR00001

Model Summary

Model

R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change dim

e

ns

io

n0

1 .002a .000 -.008 10.03779 .000 .000 1 132 .985

a. Predictors: (Constant), pendapatan/gaji perbulan

Page 127: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.400 1 5.400 .054 .817a

Residual 13294.600 132 100.717 Total 13300.000 133

a. Predictors: (Constant), VAR00001 b. Dependent Variable: Tskor SWB

LAMPIRAN 14

Output Regresi Pekerjaan (Jabatan, Golongan, dan Masa Kerja) dengan

Subjective Well Being

1. Jabatan dengan Subjective Well Being

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .358a .128 -.035 10.17306 .128 .786 21 112 .731 a. Predictors: (Constant), VAR00021, VAR00017, VAR00005, VAR00003, VAR00014, VAR00018, VAR00006, VAR00016, VAR00009, VAR00004, VAR00002, VAR00001, VAR00020, VAR00019, VAR00015, VAR00013, VAR00012, VAR00011, VAR00010, VAR00008, VAR00007

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1708.989 21 81.380 .786 .731a

Residual 11591.011 112 103.491

Total 13300.000 133

a. Predictors: (Constant), VAR00021, VAR00017, VAR00005, VAR00003, VAR00014,

VAR00018, VAR00006, VAR00016, VAR00009, VAR00004, VAR00002, VAR00001, VAR00020,

VAR00019, VAR00015, VAR00013, VAR00012, VAR00011, VAR00010, VAR00008, VAR00007

b. Dependent Variable: Tskor SWB

Page 128: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

2. Golongan dengan Subjective Well Being

Model Summary

Mode

l R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .324a .105 .040 9.79803 .105 1.616 9 124 .118

a. Predictors: (Constant), VAR00009, VAR00008, VAR00001, VAR00002, VAR00007, VAR00003,

VAR00004, VAR00006, VAR00005

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 1395.822 9 155.091 1.616 .118a

Residual 11904.178 124 96.001

Total 13300.000 133 a. Predictors: (Constant), VAR00009, VAR00008, VAR00001, VAR00002, VAR00007, VAR00003, VAR00004, VAR00006, VAR00005

b. Dependent Variable: Tskor SWB

3. Masa Kerja dengan Subjective Well Being

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .217a .047 .040 9.79818 .047 6.535 1 132 .012 a. Predictors: (Constant), MasaKerja

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 627.436 1 627.436 6.535 .012a

Residual 12672.564 132 96.004 Total 13300.000 133

a. Predictors: (Constant), MasaKerja b. Dependent Variable: SWB

Page 129: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

LAMPIRAN 15

Output Regresi Tingkat Pendidikan dengan Subjective Well Being

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Chang

e df1 df2

Sig. F

Change

1 .312a .097 .062 9.68511 .097 2.758 5 128 .021

a. Predictors: (Constant), VAR00005, VAR00001, VAR00003, VAR00002, VAR00004

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1293.424 5 258.685 2.758 .021a

Residual 12006.576 128 93.801

Total 13300.000 133

a. Predictors: (Constant), VAR00005, VAR00001, VAR00003, VAR00002, VAR00004 b. Dependent Variable: Tskor SWB

Page 130: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

LAMPIRAN 16

Output Regresi Pengaruh Variabel Self-esteem, Usia, Pendapatan, dan Masa Kerja terhadap Subjective Well Being

Model Summary Model

R R

Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

dim

ensi

on0

4 .406d .165 .139 9.27990 .003 .406 1 129 .525a. Predictors: (Constant), SE b. Predictors: (Constant), SE, usia c. Predictors: (Constant), SE, usia, pendapatan d. Predictors: (Constant), SE, usia, pendapatan, masa kerja

ANOVAe

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1768.431 1 1768.431 20.243 .000a

Residual 11531.569 132 87.360 Total 13300.000 133

2 Regression 2055.669 2 1027.835 11.975 .000b

Residual 11244.331 131 85.835 Total 13300.000 133

3 Regression 2155.976 3 718.659 8.383 .000c

Residual 11144.024 130 85.723 Total 13300.000 133

4 Regression 2190.971 4 547.743 6.360 .000d

Residual 11109.029 129 86.117 Total 13300.000 133

a. Predictors: (Constant), SE

b. Predictors: (Constant), SE, usia

c. Predictors: (Constant), SE, usia, pendapatan

d. Predictors: (Constant), SE, usia, pendapatan, masa kerja

e. Dependent Variable: Tskor SWB

Page 131: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

LAMPIRAN 17

Skor-skor Subjective Well Being Responden

ITEM NUMBER OF ITEM JUMLAH RESPONDEN 1 2 3 4

1 L 3 2 2 2 9 2 SA 6 6 6 5 23 3 NTS 5 5 6 6 22 4 HB 6 6 5 5 22 5 SZ 5 5 6 6 22 6 NT 5 5 6 6 22 7 IL 6 6 6 7 25 8 HR 5 3 5 5 18 9 AR 6 6 7 6 25

10 SN 6 7 6 7 26 11 LI 6 6 6 6 24 12 D 6 6 6 6 24 13 SH 6 6 6 6 24 14 MZ 5 5 5 5 20 15 JS 6 3 4 3 16 16 R 5 5 5 5 20 17 RT 5 5 2 2 14 18 RH 5 6 6 6 23 19 SR 6 7 7 6 26 20 UA 5 6 6 6 23 21 SM 6 6 6 6 24 22 AM 6 5 5 3 19 23 N 2 2 2 3 9 24 ES 2 2 3 1 8 25 SD 5 5 5 5 20 26 A 5 5 5 5 20 27 S 5 5 7 6 23 28 SRF 6 6 6 6 24 29 H 7 6 7 6 26 30 BNY 6 6 6 6 24 31 IF 6 6 6 5 23 32 OM 5 3 5 5 18 33 N 6 6 6 6 24 34 AJ 6 6 6 6 24 35 EPS 5 6 6 5 22 36 AS 5 5 5 6 21 37 UB 5 6 7 5 23 38 FRNA 3 5 6 5 19 39 BP 5 5 6 5 21 40 IM 6 5 5 5 21 41 ID 6 5 6 5 22 42 B 5 5 4 6 20 43 MA 6 6 6 5 23

Page 132: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

44 MN 7 7 7 7 28 45 LSA 5 5 5 5 20 46 N 6 6 6 6 24 47 NU 6 6 7 6 25 48 M 6 5 6 5 22 49 RD 5 5 5 6 21 50 FR 7 7 7 7 28 51 AR 5 5 3 3 16 52 MG 5 5 2 5 17 53 O 6 2 2 2 12 54 SB 5 6 7 5 23 55 OB 5 5 5 6 21 56 DTA 6 6 6 7 25 57 NC 6 5 6 6 23 58 HF 6 5 3 3 17 59 UC 7 6 6 6 25 60 BT 7 6 6 6 25 61 FA 6 6 6 6 24 62 RS 5 5 3 3 16 63 AM 6 5 6 5 22 64 P 6 5 6 6 23 65 MA 6 3 6 5 20 66 MFI 5 6 6 6 23 67 YD 6 6 6 6 24 68 HL 6 6 6 6 24 69 JS 4 4 4 6 18 70 FK 5 5 5 5 20 71 S 6 2 5 5 18 72 H 5 6 6 6 23 73 SN 6 5 5 5 21 74 R 5 2 6 6 19 75 RO 6 6 6 6 24 76 Y 5 6 7 6 24 77 A 7 6 6 6 25 78 Q 6 5 5 5 21 79 FCH 6 7 7 7 27 80 RS 5 5 6 5 21 81 YY 5 6 6 6 23 82 AN 6 6 6 6 24 83 Y 6 6 5 6 23 84 V 5 6 6 6 23 85 M 6 7 6 6 25 86 DN 7 6 6 6 25 87 S 3 5 5 2 15 88 DSY 5 5 6 6 22 89 MG 5 5 5 6 21 90 S 6 6 2 2 16 91 J 5 5 5 5 20 92 MS 5 6 6 2 19 93 NI 6 6 6 5 23

Page 133: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

94 EZ 6 3 7 7 23 95 BRO 5 6 5 6 22 96 AP 2 5 5 6 18 97 BP 6 6 6 6 24 98 SL 6 6 7 5 24 99 JT 3 2 4 3 12

100 EL 6 7 7 7 27 101 DS 6 6 6 5 23 102 AN 6 6 5 6 23 103 BP 2 5 2 6 15 104 EAA 7 7 6 6 26 105 AF 4 5 6 6 21 106 MI 6 6 6 5 23 107 MPA 2 2 6 3 13 108 SR 5 6 6 6 23 109 LS 7 6 6 6 25 110 DS 6 6 2 6 20 111 S 6 6 6 6 24

AY 5 5 5 5 20 113 R 5 6 6 7 24 114 U 6 5 5 5 21 115 SS 6 5 5 7 23 116 RI 2 2 2 3 9 117 SR 2 2 2 3 9 118 R 2 2 2 3 9 119 IA 5 5 6 6 22 120 AN 5 6 6 6 23 121 AM 6 6 6 6 24 122 Y 3 5 6 3 17 123 SD 5 5 5 5 20 124 SS 6 5 3 5 19 125 M 7 6 7 6 26 126 Z 6 6 6 6 24 127 R 3 6 6 3 18 128 SY 6 6 5 5 22 129 TH 6 6 6 6 24 130 RO 6 5 6 6 23 131 SW 6 6 6 7 25 132 WN 6 3 6 5 20 133 HD 5 5 5 5 20 134 SC 5 6 5 5 21

Page 134: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

LAMPIRAN 18

Skor-skor Self-esteem Responden

ITEM NUMBER OF ITEM JUMLAH RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 L 3 3 3 3 3 3 3 2 3 26 2 SA 3 3 4 3 3 3 3 3 4 29 3 NTS 3 3 3 3 3 3 2 3 3 26 4 HB 2 4 4 3 4 3 2 4 4 30 5 SZ 2 4 3 3 3 3 2 4 4 28 6 NT 2 3 3 3 3 3 2 3 3 25 7 IL 2 4 4 3 2 4 2 4 3 28 8 HR 2 3 3 2 3 2 2 3 3 23 9 AR 3 3 3 3 4 3 3 4 4 30

10 SN 2 4 4 4 3 3 2 3 3 28 11 LI 3 4 4 4 4 4 1 4 4 32 12 D 2 3 3 4 3 3 1 4 4 27 13 SH 1 3 3 2 3 3 2 4 4 25 14 MZ 3 3 3 3 3 3 2 3 3 26 15 JS 3 3 3 3 3 3 1 3 4 26 16 R 3 4 4 3 3 3 1 4 4 29 17 RT 3 3 4 3 3 4 1 3 4 28 18 RH 3 3 4 4 4 3 2 4 4 31 19 SR 4 3 4 4 4 4 2 4 4 33 20 UA 3 3 3 4 3 3 2 4 4 29 21 SM 2 3 3 2 3 3 2 3 3 24 22 AM 3 3 3 3 3 3 2 4 4 28 23 N 3 3 3 2 3 2 2 3 4 25 24 ES 3 3 3 3 2 3 2 2 3 24 25 SD 2 3 2 2 2 2 2 3 3 21 26 A 2 3 3 3 4 4 1 4 4 28 27 S 2 3 2 3 4 3 1 4 4 26 28 SRF 2 3 3 3 3 3 3 3 3 26 29 H 3 3 3 2 4 3 2 4 4 28 30 BNY 3 3 3 3 3 3 2 3 3 26 31 IF 3 4 4 3 3 3 2 4 4 30 32 OM 2 2 2 3 3 3 1 3 4 23 33 N 3 4 4 3 3 4 2 4 4 31 34 AJ 3 3 4 3 4 4 1 4 4 30 35 EPS 2 3 3 3 3 3 2 3 3 25

Page 135: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

36 AS 3 3 3 3 4 3 2 3 4 28 37 UB 2 4 4 3 3 3 1 3 4 27 38 FRNA 2 3 3 2 3 3 2 3 4 25 39 BP 2 4 3 3 3 2 2 3 4 26 40 IM 2 3 3 3 3 3 2 3 4 26 41 ID 3 3 3 3 3 3 2 3 4 27 42 B 3 3 2 4 4 2 3 3 3 27 43 MA 2 4 3 2 3 3 2 3 4 26 44 MN 2 3 2 3 3 4 2 3 3 25 45 LSA 3 3 3 3 3 3 2 3 4 27 46 N 2 3 3 3 3 3 2 3 3 25 47 NU 3 3 4 3 4 3 1 3 3 27 48 M 3 3 3 3 3 3 2 4 3 27 49 RD 2 3 4 2 3 3 2 3 3 25 50 FR 4 4 4 4 4 4 1 4 4 33 51 AR 3 4 4 4 4 4 1 4 4 32 52 MG 2 3 3 3 3 3 2 3 4 26 53 O 2 3 2 2 2 3 2 2 3 21 54 SB 2 3 3 3 3 4 2 4 3 27 55 OB 2 3 3 3 4 3 2 4 4 28 56 DTA 2 3 3 3 3 4 1 2 4 25 57 NC 2 3 3 2 3 3 2 3 3 24 58 HF 2 3 4 4 4 4 1 4 4 30 59 UC 3 3 3 3 4 4 2 4 4 30 60 BT s 3 4 4 4 4 2 4 4 32 61 FA 3 3 3 2 3 3 3 3 3 26 62 RS 3 3 3 3 3 3 1 4 3 26 63 AM 3 3 3 3 3 3 2 3 3 26 64 P 2 2 4 2 3 2 3 4 4 26 65 MA 2 3 3 2 4 2 2 4 3 25 66 MFI 3 3 3 3 3 3 2 3 3 26 67 YD 3 3 3 3 4 3 2 4 4 29 68 HL 2 3 4 3 3 3 2 4 4 28 69 JS 2 3 3 2 2 3 2 3 3 23 70 FK 3 3 3 3 3 3 2 3 3 26 71 S 2 3 3 2 3 2 2 3 4 24 72 H 3 4 4 4 3 4 2 3 4 31 73 SN 2 3 3 3 3 3 2 3 3 25 74 R 2 2 2 2 3 3 2 3 3 22 75 RO 2 4 4 3 4 4 2 4 4 31

Page 136: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

76 Y 2 3 3 3 3 2 3 3 4 26 77 A 3 3 4 4 4 4 2 3 3 30 78 Q 1 4 3 3 4 3 2 3 4 27 79 FCH 2 4 3 4 4 4 1 4 4 30 80 RS 2 3 3 3 3 3 2 3 3 25 81 YY 2 3 4 2 3 3 1 4 4 26 82 AN 2 3 3 2 2 3 2 3 3 23 83 Y 2 3 2 3 3 2 3 3 3 24 84 V 3 3 3 4 4 3 2 4 4 30 85 M 2 3 2 2 3 2 2 3 4 23 86 DN 3 3 3 3 4 3 2 4 4 29 87 S 2 3 2 4 4 3 2 4 3 27 88 DSY 2 3 3 1 2 2 3 3 3 22 89 MG 2 3 3 3 3 3 2 3 4 26 90 S 2 3 3 2 3 2 2 3 4 24 91 J 2 3 3 3 3 3 2 2 3 24 92 MS 2 3 2 3 3 3 2 3 4 25 93 NI 2 3 4 2 3 3 2 3 3 25 94 EZ 2 4 4 3 4 3 1 4 4 29 95 BRO 2 3 3 3 3 3 2 3 3 25 96 AP 2 3 3 2 2 3 2 3 3 23 97 BP 2 3 4 4 3 3 1 3 4 27 98 SL 1 4 4 1 1 4 1 3 2 21 99 JT 4 3 3 1 3 2 1 2 4 23

100 EL 2 4 4 3 2 3 1 2 4 25 101 DS 3 3 3 2 2 3 3 3 3 25 102 AN 3 2 3 3 3 3 2 4 4 27 103 BP 2 3 2 2 3 2 3 2 3 22 104 EAA 2 3 3 4 4 3 2 4 4 29 105 AF 2 3 4 2 4 3 2 4 3 27 106 MI 3 3 3 2 4 3 1 4 3 26 107 MPA 2 2 2 2 3 2 2 2 3 20 108 SR 3 3 3 3 3 3 2 3 3 26 109 LS 3 3 4 4 4 4 2 4 4 32 110 DS 1 3 3 3 2 3 1 3 3 22 111 S 3 3 3 3 3 3 2 4 3 27 112 AY 2 3 3 4 4 4 1 1 4 26 113 R 2 3 3 2 3 2 2 3 4 24 114 U 2 3 2 3 3 3 2 3 3 24 115 SS 3 3 4 3 3 4 3 4 3 30

Page 137: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

116 RI 2 3 3 2 3 3 2 3 3 24 117 SR 2 3 3 2 3 3 2 4 3 25 118 R 2 3 3 2 3 3 3 2 3 24 119 IA 4 3 4 3 4 3 2 4 4 31 120 AN 1 3 3 2 2 2 2 2 3 20 121 AM 3 4 3 3 4 3 2 4 4 30 122 Y 2 3 2 2 3 2 2 3 2 21 123 SD 3 3 3 3 4 4 2 4 3 29 124 SS 2 4 3 3 3 3 2 4 4 28 125 M 1 4 3 2 3 3 1 4 4 25 126 Z 2 4 3 3 3 4 3 4 4 30 127 R 3 3 3 4 4 3 1 4 4 29 128 SY 3 3 3 3 3 3 2 3 3 26 129 TH 1 4 4 4 4 4 1 4 4 30 130 RO 2 3 3 2 3 3 2 2 3 23 131 SW 1 3 3 3 3 2 3 3 3 24 132 WN 2 3 3 2 3 3 2 3 3 24 133 HD 2 3 3 3 4 3 3 3 3 27 134 SC 2 3 3 2 2 3 2 3 3 23

Page 138: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

LAMPIRAN 19

Data Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Status Pernikahan, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan (Jabatan, Golongan, dan Masa Kerja), Pendapatan Perbulan, serta Pendapatan Tambahan Responden.

Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin

No. Inisial J.kelamin X1 X2 X3 Skor DV

1 1 L 1 0 1 9

2 4 L 1 0 1 22

3 5 L 1 0 1 22

4 7 L 1 0 1 25

5 8 L 1 0 1 18

6 9 L 1 0 1 25

7 13 L 1 0 1 24

8 14 L 1 0 1 20

9 15 L 1 0 1 16

10 16 L 1 0 1 20

11 17 L 1 0 1 14

12 22 L 1 0 1 19

13 23 L 1 0 1 9

14 24 L 1 0 1 8

15 25 L 1 0 1 20

16 26 L 1 0 1 20

17 27 L 1 0 1 23

18 36 L 1 0 1 21

19 39 L 1 0 1 21

20 42 L 1 0 1 20

21 43 L 1 0 1 23

22 48 L 1 0 1 22

23 51 L 1 0 1 16

24 52 L 1 0 1 17

25 53 L 1 0 1 12

26 54 L 1 0 1 23

27 58 L 1 0 1 17

28 59 L 1 0 1 25

29 63 L 1 0 1 22

30 64 L 1 0 1 23

31 65 L 1 0 1 20

32 66 L 1 0 1 23

33 67 L 1 0 1 24

34 69 L 1 0 1 18

35 74 L 1 0 1 19

36 75 L 1 0 1 24

37 78 L 1 0 1 21

38 83 L 1 0 1 23

39 85 L 1 0 1 25

40 86 L 1 0 1 25

41 87 L 1 0 1 15

42 91 L 1 0 1 20

43 92 L 1 0 1 19

44 96 L 1 0 1 18

45 102 L 1 0 1 23

46 103 L 1 0 1 15

47 104 L 1 0 1 26

48 105 L 1 0 1 21

49 106 L 1 0 1 23

50 107 L 1 0 1 13

51 109 L 1 0 1 25

52 110 L 1 0 1 20

53 111 L 1 0 1 24

54 118 L 1 0 1 9

55 120 L 1 0 1 23

56 121 L 1 0 1 24

57 122 L 1 0 1 17

58 129 L 1 0 1 24

59 130 L 1 0 1 23

60 131 L 1 0 1 25

61 133 L 1 0 1 20

62 134 L 1 0 1 21

63 2 P 1 1 0 23

64 3 P 1 1 0 22

65 6 P 1 1 0 22

Page 139: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

66 10 P 1 1 0 26

67 11 P 1 1 0 24

68 12 P 1 1 0 24

69 18 P 1 1 0 23

70 19 P 1 1 0 26

71 20 P 1 1 0 23

72 21 P 1 1 0 24

73 28 P 1 1 0 24

74 29 P 1 1 0 26

75 30 P 1 1 0 24

76 31 P 1 1 0 23

77 32 P 1 1 0 18

78 33 P 1 1 0 24

79 34 P 1 1 0 24

80 35 P 1 1 0 22

81 37 P 1 1 0 23

82 38 P 1 1 0 19

83 40 P 1 1 0 21

84 41 P 1 1 0 22

85 44 P 1 1 0 28

86 45 P 1 1 0 20

87 46 P 1 1 0 24

88 47 P 1 1 0 25

89 49 P 1 1 0 21

90 50 P 1 1 0 28

91 55 P 1 1 0 21

92 56 P 1 1 0 25

93 57 P 1 1 0 23

94 60 P 1 1 0 25

95 61 P 1 1 0 24

96 62 P 1 1 0 16

97 68 P 1 1 0 24

98 70 P 1 1 0 20

99 71 P 1 1 0 18

100 72 P 1 1 0 23

101 73 P 1 1 0 21

102 76 P 1 1 0 24

103 77 P 1 1 0 25

104 79 P 1 1 0 27

105 80 P 1 1 0 21

106 81 P 1 1 0 23

107 82 P 1 1 0 24

108 84 P 1 1 0 23

109 88 P 1 1 0 22

110 89 P 1 1 0 21

111 90 P 1 1 0 16

112 93 P 1 1 0 23

113 94 P 1 1 0 23

114 95 P 1 1 0 22

115 97 P 1 1 0 24

116 98 P 1 1 0 24

117 99 P 1 1 0 12

118 100 P 1 1 0 27

119 101 P 1 1 0 23

120 108 P 1 1 0 23

121 112 P 1 1 0 20

122 113 P 1 1 0 24

123 114 P 1 1 0 21

124 115 P 1 1 0 23

125 116 P 1 1 0 9

126 117 P 1 1 0 9

127 119 P 1 1 0 22

128 123 P 1 1 0 20

129 124 P 1 1 0 19

130 125 P 1 1 0 26

131 126 P 1 1 0 24

132 127 P 1 1 0 18

133 128 P 1 1 0 22

134 132 P 1 1 0 20

Page 140: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

Data Responden Berdasarkan Status Pernikahan

No. Inisial Status Pernikahan X1 X2 X3 Skor Dv

1 1 Menikah 1 0 1 9

2 2 Menikah 1 0 1 23

3 3 Menikah 1 0 1 22

4 4 Menikah 1 0 1 22

5 5 Menikah 1 0 1 22

6 6 Menikah 1 0 1 22

7 7 Menikah 1 0 1 25

8 8 Menikah 1 0 1 18

9 10 Menikah 1 0 1 26

10 12 Menikah 1 0 1 24

11 13 Menikah 1 0 1 24

12 14 Menikah 1 0 1 20

13 16 Menikah 1 0 1 20

14 17 Menikah 1 0 1 14

15 19 Menikah 1 0 1 26

16 21 Menikah 1 0 1 24

17 23 Menikah 1 0 1 9

18 24 Menikah 1 0 1 8

19 25 Menikah 1 0 1 20

20 26 Menikah 1 0 1 20

21 27 Menikah 1 0 1 23

22 28 Menikah 1 0 1 24

23 29 Menikah 1 0 1 26

24 30 Menikah 1 0 1 24

25 31 Menikah 1 0 1 23

26 32 Menikah 1 0 1 18

27 35 Menikah 1 0 1 22

28 36 Menikah 1 0 1 21

29 39 Menikah 1 0 1 21

30 42 Menikah 1 0 1 20

31 44 Menikah 1 0 1 28

32 45 Menikah 1 0 1 20

33 46 Menikah 1 0 1 24

34 47 Menikah 1 0 1 25

35 48 Menikah 1 0 1 22

36 49 Menikah 1 0 1 21

37 50 Menikah 1 0 1 28

38 51 Menikah 1 0 1 16

39 52 Menikah 1 0 1 17

40 53 Menikah 1 0 1 12

41 54 Menikah 1 0 1 23

42 55 Menikah 1 0 1 21

43 56 Menikah 1 0 1 25

44 57 Menikah 1 0 1 23

45 59 Menikah 1 0 1 25

46 60 Menikah 1 0 1 25

47 61 Menikah 1 0 1 24

48 63 Menikah 1 0 1 22

49 64 Menikah 1 0 1 23

Page 141: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

50 65 Menikah 1 0 1 20

51 66 Menikah 1 0 1 23

52 67 Menikah 1 0 1 24

53 68 Menikah 1 0 1 24

54 69 Menikah 1 0 1 18

55 70 Menikah 1 0 1 20

56 71 Menikah 1 0 1 18

57 72 Menikah 1 0 1 23

58 73 Menikah 1 0 1 21

59 74 Menikah 1 0 1 19

60 75 Menikah 1 0 1 24

61 76 Menikah 1 0 1 24

62 77 Menikah 1 0 1 25

63 78 Menikah 1 0 1 21

64 79 Menikah 1 0 1 27

65 80 Menikah 1 0 1 21

66 81 Menikah 1 0 1 23

67 82 Menikah 1 0 1 24

68 83 Menikah 1 0 1 23

69 84 Menikah 1 0 1 23

70 86 Menikah 1 0 1 25

71 87 Menikah 1 0 1 15

72 88 Menikah 1 0 1 22

73 89 Menikah 1 0 1 21

74 90 Menikah 1 0 1 16

75 92 Menikah 1 0 1 19

76 93 Menikah 1 0 1 23

77 94 Menikah 1 0 1 23

78 96 Menikah 1 0 1 18

79 97 Menikah 1 0 1 24

80 98 Menikah 1 0 1 24

81 99 Menikah 1 0 1 12

82 100 Menikah 1 0 1 27

83 101 Menikah 1 0 1 23

84 103 Menikah 1 0 1 15

85 104 Menikah 1 0 1 26

86 105 Menikah 1 0 1 21

87 106 Menikah 1 0 1 23

88 107 Menikah 1 0 1 13

89 108 Menikah 1 0 1 23

90 109 Menikah 1 0 1 25

91 110 Menikah 1 0 1 20

92 111 Menikah 1 0 1 24

93 112 Menikah 1 0 1 20

94 113 Menikah 1 0 1 24

95 114 Menikah 1 0 1 21

96 115 Menikah 1 0 1 23

97 116 Menikah 1 0 1 9

98 117 Menikah 1 0 1 9

99 118 Menikah 1 0 1 9

100 119 Menikah 1 0 1 22

101 120 Menikah 1 0 1 23

102 121 Menikah 1 0 1 24

103 122 Menikah 1 0 1 17

Page 142: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

104 123 Menikah 1 0 1 20

105 124 Menikah 1 0 1 19

106 125 Menikah 1 0 1 26

107 126 Menikah 1 0 1 24

108 129 Menikah 1 0 1 24

109 130 Menikah 1 0 1 23

110 131 Menikah 1 0 1 25

111 132 Menikah 1 0 1 20

112 133 Menikah 1 0 1 20

113 134 Menikah 1 0 1 21

114 9 Belum menikah 1 1 0 25

115 11 Belum menikah 1 1 0 24

116 15 Belum menikah 1 1 0 16

117 18 Belum menikah 1 1 0 23

118 20 Belum menikah 1 1 0 23

119 22 Belum menikah 1 1 0 19

120 33 Belum menikah 1 1 0 24

121 34 Belum menikah 1 1 0 24

122 37 Belum menikah 1 1 0 23

123 38 Belum menikah 1 1 0 19

124 40 Belum menikah 1 1 0 21

125 41 Belum menikah 1 1 0 22

126 43 Belum menikah 1 1 0 23

127 58 Belum menikah 1 1 0 17

128 62 Belum menikah 1 1 0 16

129 85 Belum menikah 1 1 0 25

130 91 Belum menikah 1 1 0 20

131 95 Belum menikah 1 1 0 22

132 102 Belum menikah 1 1 0 23

133 127 Belum menikah 1 1 0 18

134 128 Belum menikah 1 1 0 22

Page 143: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

Data Responden Berdasarkan Golongan

No Inisial Golongan X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 Skor DV

1 9 PTT 1 0 0 0 0 0 0 0 0 25

2 10 PTT 1 0 0 0 0 0 0 0 0 26

3 11 PTT 1 0 0 0 0 0 0 0 0 24

4 12 PTT 1 0 0 0 0 0 0 0 0 24

5 15 PTT 1 0 0 0 0 0 0 0 0 16

6 18 PTT 1 0 0 0 0 0 0 0 0 23

7 31 PTT 1 0 0 0 0 0 0 0 0 23

8 33 PTT 1 0 0 0 0 0 0 0 0 24

9 39 PTT 1 0 0 0 0 0 0 0 0 21

10 40 PTT 1 0 0 0 0 0 0 0 0 21

11 85 PTT 1 0 0 0 0 0 0 0 0 25

12 22 II/a 0 1 0 0 0 0 0 0 0 19

13 23 II/a 0 1 0 0 0 0 0 0 0 9

14 56 II/a 0 1 0 0 0 0 0 0 0 25

15 57 II/a 0 1 0 0 0 0 0 0 0 23

16 58 II/a 0 1 0 0 0 0 0 0 0 17

17 78 II/a 0 1 0 0 0 0 0 0 0 21

18 100 II/a 0 1 0 0 0 0 0 0 0 27

19 101 II/a 0 1 0 0 0 0 0 0 0 23

20 113 II/a 0 1 0 0 0 0 0 0 0 24

21 25 II/b 0 0 1 0 0 0 0 0 0 20

22 35 II/b 0 0 1 0 0 0 0 0 0 22

23 108 II/b 0 0 1 0 0 0 0 0 0 23

24 110 II/b 0 0 1 0 0 0 0 0 0 20

25 130 II/b 0 0 1 0 0 0 0 0 0 23

26 131 II/b 0 0 1 0 0 0 0 0 0 25

27 13 II/c 0 0 0 1 0 0 0 0 0 24

28 17 II/c 0 0 0 1 0 0 0 0 0 14

29 20 II/c 0 0 0 1 0 0 0 0 0 23

30 43 II/c 0 0 0 1 0 0 0 0 0 23

31 70 II/c 0 0 0 1 0 0 0 0 0 20

32 34 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 24

33 36 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 21

34 37 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

35 38 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 19

36 63 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 22

37 64 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

38 66 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

39 67 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 24

40 71 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 18

41 79 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 27

42 80 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 21

43 81 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

44 83 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

45 84 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

46 89 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 21

47 90 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 16

48 94 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

49 95 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 22

50 104 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 26

51 106 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

Page 144: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

52 118 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 9

53 119 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 22

54 127 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 18

55 128 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 22

56 134 III/a 0 0 0 0 1 0 0 0 0 21

57 2 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 23

58 6 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 22

59 19 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 26

60 21 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 24

61 26 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 20

62 29 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 26

63 44 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 28

64 51 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 16

65 60 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 25

66 62 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 16

67 65 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 20

68 68 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 24

69 69 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 18

70 76 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 24

71 91 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 20

72 93 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 23

73 98 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 24

74 99 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 12

75 102 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 23

76 107 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 13

77 114 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 21

78 115 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 23

79 116 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 9

80 117 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 9

81 125 III/b 0 0 0 0 0 1 0 0 0 26

82 3 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 22

83 4 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 22

84 7 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 25

85 14 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 20

86 16 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 20

87 27 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 23

88 45 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 20

89 46 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 24

90 47 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 25

91 50 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 28

92 55 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 21

93 61 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 24

94 73 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 21

95 74 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 19

96 82 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 24

97 92 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 19

98 96 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 18

99 97 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 24

100 105 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 21

101 122 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 17

102 126 III/c 0 0 0 0 0 0 1 0 0 24

103 1 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 9

104 5 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 22

105 8 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 18

Page 145: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

106 24 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 8

107 28 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 24

108 30 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 24

109 32 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 18

110 41 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 22

111 48 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 22

112 49 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 21

113 52 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 17

114 53 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12

115 72 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 23

116 75 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 24

117 77 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 25

118 88 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 22

119 103 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 15

120 109 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 25

121 111 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 24

122 112 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 20

123 121 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 24

124 124 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 19

125 129 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 24

126 132 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 20

127 133 III/d 0 0 0 0 0 0 0 1 0 20

128 42 IV/a 0 0 0 0 0 0 0 0 1 20

129 59 IV/a 0 0 0 0 0 0 0 0 1 25

130 86 IV/a 0 0 0 0 0 0 0 0 1 25

131 87 IV/a 0 0 0 0 0 0 0 0 1 15

132 120 IV/a 0 0 0 0 0 0 0 0 1 23

133 123 IV/a 0 0 0 0 0 0 0 0 1 20

134 54 IV/b -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 23

Page 146: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

Data Responden Berdasarkan Jabatan No. Inisial Jabatan X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 Skor DV

1 125 Bendahara 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26

2 126 Bendahara 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24

3 45 BPP 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20

4 88 BPP 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22

5 5 Dosen 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22

6 6 Dosen 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22

7 19 Dosen 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26

8 26 Dosen 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20

9 92 Dosen 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19

10 105 Fungsional 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21

11 115 Fungsional 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23

12 3 Kabag 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22

13 54 Kabag 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23

14 59 Kabag 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25

15 65 Kabag 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20

16 120 Kabag 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23

17 123 Kabag 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20

18 1 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9

19 24 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8

20 28 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24

21 30 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24

22 32 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18

23 48 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22

24 49 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21

25 52 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17

26 53 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12

Page 147: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

27 72 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23

28 75 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24

29 77 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25

30 86 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25

31 87 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15

32 103 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15

33 112 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20

34 121 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24

35 122 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17

36 124 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19

37 129 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24

38 133 Kasubag 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20

39 8 Kepala Perpustakaan 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18

40 56 Operator 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25

41 69 Pelaksana 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18

42 70 Pelaksana 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20

43 27 Pem. Bendahara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23

44 20 Pendamping BLU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23

45 62 Pendamping Fakultas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16

46 42 Pudek 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 20

47 39 Pustakawan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 21

48 40 Pustakawan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 21

49 41 Pustakawan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 22

50 18 Sekpim 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 23

51 4 Sekprodi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 22

52 14 Sekprodi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 20

53 2 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

Page 148: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

54 7 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 25

55 10 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 26

56 11 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 24

57 12 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 24

58 13 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 24

59 15 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 16

60 16 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 20

61 17 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 14

62 21 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 24

63 25 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 20

64 29 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 26

65 31 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

66 33 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 24

67 34 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 24

68 35 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 22

69 36 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 21

70 37 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

71 38 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 19

72 44 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 28

73 46 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 24

74 47 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 25

75 50 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 28

76 51 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 16

77 55 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 21

78 57 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

79 58 Staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 17

80 60 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 25

Page 149: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

81 61 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 24

82 63 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 22

83 64 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

84 66 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

85 67 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 24

86 68 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 24

87 71 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 18

88 73 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 21

89 74 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 19

90 76 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 24

91 78 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 21

92 79 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 27

93 80 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 21

94 81 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

95 82 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 24

96 83 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

97 84 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

98 85 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 25

99 89 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 21

100 90 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 16

101 91 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 20

102 93 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

103 94 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

104 95 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 22

105 96 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 18

106 97 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 24

107 98 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 24

Page 150: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

108 99 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 12

109 100 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 27

110 101 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

111 102 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

112 104 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 26

113 106 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

114 107 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 13

115 108 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

116 109 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 25

117 110 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 20

118 111 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 24

119 113 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 24

120 114 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 21

121 116 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 9

122 117 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 9

123 118 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 9

124 119 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 22

125 130 Staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23

126 131 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 25

127 132 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 20

128 134 staff admin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 21

129 22 Staff IT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 19

130 43 Staff IT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 23

131 128 staff keuangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 22

132 127 staff pendamping 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 18

133 9 Teaching Asistant 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 25

134 23 Teknisi -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 9

Page 151: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No. Inisial Pendidikan Terakhir X1 X2 X3 X4 X5

Skor DV

1 13 SMA 1 0 0 0 0 24

2 15 SMA 1 0 0 0 0 16

3 23 SMA 1 0 0 0 0 9

4 24 SMA 1 0 0 0 0 8

5 25 SMA 1 0 0 0 0 20

6 29 SMA 1 0 0 0 0 26

7 35 SMA 1 0 0 0 0 22

8 57 SMA 1 0 0 0 0 23

9 58 SMA 1 0 0 0 0 17

10 71 SMA 1 0 0 0 0 18

11 81 SMA 1 0 0 0 0 23

12 83 SMA 1 0 0 0 0 23

13 93 SMA 1 0 0 0 0 23

14 98 SMA 1 0 0 0 0 24

15 101 SMA 1 0 0 0 0 23

16 108 SMA 1 0 0 0 0 23

17 113 SMA 1 0 0 0 0 24

18 117 SMA 1 0 0 0 0 9

19 118 SMA 1 0 0 0 0 9

20 130 SMA 1 0 0 0 0 23

21 131 SMA 1 0 0 0 0 25

22 8 D2 0 1 0 0 0 18

23 99 D2 0 1 0 0 0 12

24 17 D3 0 0 1 0 0 14

25 56 D3 0 0 1 0 0 25

26 110 D3 0 0 1 0 0 20

27 1 S1 0 0 0 1 0 9

28 9 S1 0 0 0 1 0 25

29 10 S1 0 0 0 1 0 26

30 11 S1 0 0 0 1 0 24

31 12 S1 0 0 0 1 0 24

32 16 S1 0 0 0 1 0 20

33 18 S1 0 0 0 1 0 23

34 20 S1 0 0 0 1 0 23

35 21 S1 0 0 0 1 0 24

36 22 S1 0 0 0 1 0 19

37 27 S1 0 0 0 1 0 23

38 28 S1 0 0 0 1 0 24

39 30 S1 0 0 0 1 0 24

40 31 S1 0 0 0 1 0 23

41 32 S1 0 0 0 1 0 18

42 33 S1 0 0 0 1 0 24

43 34 S1 0 0 0 1 0 24

44 36 S1 0 0 0 1 0 21

45 37 S1 0 0 0 1 0 23

46 38 S1 0 0 0 1 0 19

47 39 S1 0 0 0 1 0 21

48 40 S1 0 0 0 1 0 21

49 41 S1 0 0 0 1 0 22

50 43 S1 0 0 0 1 0 23

51 44 S1 0 0 0 1 0 28

52 45 S1 0 0 0 1 0 20

53 46 S1 0 0 0 1 0 24

54 47 S1 0 0 0 1 0 25

55 48 S1 0 0 0 1 0 22

56 49 S1 0 0 0 1 0 21

57 51 S1 0 0 0 1 0 16

58 61 S1 0 0 0 1 0 24

59 62 S1 0 0 0 1 0 16

60 63 S1 0 0 0 1 0 22

61 64 S1 0 0 0 1 0 23

62 65 S1 0 0 0 1 0 20

63 66 S1 0 0 0 1 0 23

64 67 S1 0 0 0 1 0 24

65 69 S1 0 0 0 1 0 18

66 70 S1 0 0 0 1 0 20

67 72 S1 0 0 0 1 0 23

68 74 S1 0 0 0 1 0 19

69 76 S1 0 0 0 1 0 24

70 77 S1 0 0 0 1 0 25

71 78 S1 0 0 0 1 0 21

72 79 S1 0 0 0 1 0 27

73 80 S1 0 0 0 1 0 21

74 84 S1 0 0 0 1 0 23

75 85 S1 0 0 0 1 0 25

76 87 S1 0 0 0 1 0 15

77 88 S1 0 0 0 1 0 22

78 89 S1 0 0 0 1 0 21

Page 152: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

79 90 S1 0 0 0 1 0 16

80 94 S1 0 0 0 1 0 23

81 95 S1 0 0 0 1 0 22

82 96 S1 0 0 0 1 0 18

83 97 S1 0 0 0 1 0 24

84 100 S1 0 0 0 1 0 27

85 103 S1 0 0 0 1 0 15

86 104 S1 0 0 0 1 0 26

87 106 S1 0 0 0 1 0 23

88 107 S1 0 0 0 1 0 13

89 111 S1 0 0 0 1 0 24

90 115 S1 0 0 0 1 0 23

91 116 S1 0 0 0 1 0 9

92 119 S1 0 0 0 1 0 22

93 120 S1 0 0 0 1 0 23

94 122 S1 0 0 0 1 0 17

95 123 S1 0 0 0 1 0 20

96 127 S1 0 0 0 1 0 18

97 128 S1 0 0 0 1 0 22

98 129 S1 0 0 0 1 0 24

99 134 S1 0 0 0 1 0 21

100 2 S2 0 0 0 0 1 23

101 3 S2 0 0 0 0 1 22

102 4 S2 0 0 0 0 1 22

103 5 S2 0 0 0 0 1 22

104 6 S2 0 0 0 0 1 22

105 7 S2 0 0 0 0 1 25

106 14 S2 0 0 0 0 1 20

107 19 S2 0 0 0 0 1 26

108 26 S2 0 0 0 0 1 20

109 50 S2 0 0 0 0 1 28

110 52 S2 0 0 0 0 1 17

111 53 S2 0 0 0 0 1 12

112 54 S2 0 0 0 0 1 23

113 55 S2 0 0 0 0 1 21

114 60 S2 0 0 0 0 1 25

115 68 S2 0 0 0 0 1 24

116 73 S2 0 0 0 0 1 21

117 75 S2 0 0 0 0 1 24

118 82 S2 0 0 0 0 1 24

119 86 S2 0 0 0 0 1 25

120 91 S2 0 0 0 0 1 20

121 92 S2 0 0 0 0 1 19

122 102 S2 0 0 0 0 1 23

123 105 S2 0 0 0 0 1 21

124 109 S2 0 0 0 0 1 25

125 112 S2 0 0 0 0 1 20

126 114 S2 0 0 0 0 1 21

127 121 S2 0 0 0 0 1 24

128 124 S2 0 0 0 0 1 19

129 125 S2 0 0 0 0 1 26

130 126 S2 0 0 0 0 1 24

131 132 S2 0 0 0 0 1 20

132 133 S2 0 0 0 0 1 20

133 42 S3 -1 -1 -1 -1 -1 20

134 59 S3 -1 -1 -1 -1 -1 25

Page 153: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

Data Responden Berdasarkan Ada Penghasilan Tambahan

No. Inisial Penghasilan Tambahan X1 Skor DV

1 4 ada 1 22

2 7 ada 1 25

3 8 ada 1 18

4 14 ada 1 20

5 15 ada 1 16

6 17 ada 1 14

7 26 ada 1 20

8 27 ada 1 23

9 29 ada 1 26

10 30 ada 1 24

11 35 ada 1 22

12 37 ada 1 23

13 39 ada 1 21

14 41 ada 1 22

15 44 ada 1 28

16 45 ada 1 20

17 46 ada 1 24

18 47 ada 1 25

19 48 ada 1 22

20 49 ada 1 21

21 52 ada 1 17

22 53 ada 1 12

23 54 ada 1 23

24 56 ada 1 25

25 57 ada 1 23

26 65 ada 1 20

27 67 ada 1 24

28 71 ada 1 18

29 74 ada 1 19

30 75 ada 1 24

31 77 ada 1 25

32 81 ada 1 23

33 82 ada 1 24

34 84 ada 1 23

35 86 ada 1 25

36 88 ada 1 22

37 92 ada 1 19

38 96 ada 1 18

39 97 ada 1 24

40 98 ada 1 24

41 101 ada 1 23

42 103 ada 1 15

43 110 ada 1 20

44 111 ada 1 24

45 114 ada 1 21

46 119 ada 1 22

47 123 ada 1 20

48 124 ada 1 19

49 127 ada 1 18

50 128 ada 1 22

51 131 ada 1 25

52 132 ada 1 20

53 133 ada 1 20

54 1 tidak ada 0 9

55 2 tidak ada 0 23

56 3 tidak ada 0 22

57 5 tidak ada 0 22

58 6 tidak ada 0 22

59 9 tidak ada 0 25

60 10 tidak ada 0 26

61 11 tidak ada 0 24

62 12 tidak ada 0 24

63 13 tidak ada 0 24

64 16 tidak ada 0 20

65 18 tidak ada 0 23

66 19 tidak ada 0 26

67 20 tidak ada 0 23

68 21 tidak ada 0 24

69 22 tidak ada 0 19

70 23 tidak ada 0 9

71 24 tidak ada 0 8

72 25 tidak ada 0 20

73 28 tidak ada 0 24

74 31 tidak ada 0 23

Page 154: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

75 32 tidak ada 0 18

76 33 tidak ada 0 24

77 34 tidak ada 0 24

78 36 tidak ada 0 21

79 38 tidak ada 0 19

80 40 tidak ada 0 21

81 42 tidak ada 0 20

82 43 tidak ada 0 23

83 50 tidak ada 0 28

84 51 tidak ada 0 16

85 55 tidak ada 0 21

86 58 tidak ada 0 17

87 59 tidak ada 0 25

88 60 tidak ada 0 25

89 61 tidak ada 0 24

90 62 tidak ada 0 16

91 63 tidak ada 0 22

92 64 tidak ada 0 23

93 66 tidak ada 0 23

94 68 tidak ada 0 24

95 69 tidak ada 0 18

96 70 tidak ada 0 20

97 72 tidak ada 0 23

98 73 tidak ada 0 21

99 76 tidak ada 0 24

100 78 tidak ada 0 21

101 79 tidak ada 0 27

102 80 tidak ada 0 21

103 83 tidak ada 0 23

104 85 tidak ada 0 25

105 87 tidak ada 0 15

106 89 tidak ada 0 21

107 90 tidak ada 0 16

108 91 tidak ada 0 20

109 93 tidak ada 0 23

110 94 tidak ada 0 23

111 95 tidak ada 0 22

112 99 tidak ada 0 12

113 100 tidak ada 0 27

114 102 tidak ada 0 23

115 104 tidak ada 0 26

116 105 tidak ada 0 21

117 106 tidak ada 0 23

118 107 tidak ada 0 13

119 108 tidak ada 0 23

120 109 tidak ada 0 25

121 112 tidak ada 0 20

122 113 tidak ada 0 24

123 115 tidak ada 0 23

124 116 tidak ada 0 9

125 117 tidak ada 0 9

126 118 tidak ada 0 9

127 120 tidak ada 0 23

128 121 tidak ada 0 24

129 122 tidak ada 0 17

130 125 tidak ada 0 26

131 126 tidak ada 0 24

132 129 tidak ada 0 24

133 130 tidak ada 0 23

134 134 tidak ada 0 21

Page 155: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

Data Responden Berdasarkan Usia, Masa Kerja dan Pendapatan Perbulan

No. Usia Masa Kerja Pendapatan Perbulan

1 46 18 tahun Rp. 4.000.000

2 38 10 tahun Rp. 2.000.000

3 38 10 tahun Rp. 2.300.000

4 43 13 tahun Rp. 6.500.000

5 64 10 tahun Rp. 5.000.000

6 27 1 tahun Rp. 2.000.000

7 37 4 tahun Rp. 7.300.000

8 49 27 tahun Rp. 5.200.000

9 21 1 tahun Rp. 1.200.000

10 29 5 tahun Rp. 2.100.000

11 22 3 tahun Rp. 1.000.000

12 31 7 tahun Rp. 1.300.000

13 36 8 tahun Rp. 1.500.000

14 37 10 tahun Rp. 7.000.000

15 28 2 tahun Rp. 3.000.000

16 43 10 tahun Rp. 3.300.000

17 49 8 tahun Rp. 4.000.000

18 25 2 tahun Rp. 1.300.000

19 33 7 bulan Rp. 1.700.000

20 25 3 tahun Rp. 1.500.000

21 36 4 tahun Rp. 2.000.000

22 26 6 tahun Rp. 1.300.000

23 44 6 tahun Rp. 1.200.000

24 47 20 tahun Rp. 4.000.000

25 45 10 tahun Rp. 3.000.000

26 33 3 tahun Rp. 3.500.000

27 48 25 tahun Rp. 3.200.000

28 47 18 tahun Rp. 5.000.000

29 49 28 tahun Rp. 6.800.000

30 56 30 tahun Rp. 4.000.000

31 27 4 tahun Rp. 1.300.000

32 45 15 tahun Rp. 2.600.000

33 22 1 bulan Rp. 1.300.000

34 27 3 tahun Rp. 1.600.000

35 29 8 tahun Rp. 3.500.000

36 38 13 tahun Rp. 1.600.000

37 27 2 tahun Rp. 2.000.000

38 24 2 tahun Rp. 1.800.000

39 27 6 bulan Rp. 2.800.000

40 23 6 bulan Rp. 1.800.000

41 47 20 tahun Rp. 12.800.000

42 41 6 tahun Rp. 5.000.000

43 33 9 bulan Rp. 1.300.000

44 37 11 tahun Rp. 4.200.000

45 36 11 tahun Rp. 4.500.000

46 38 13 tahun Rp. 3.100.000

47 34 8 tahun Rp. 5.700.000

48 52 27 tahun Rp. 4.200.000

49 50 18 tahub Rp. 6.000.000

50 36 10 tahun Rp. 2.800.000

51 32 7 tahun Rp. 2.900.000

52 48 19 tahun Rp. 5.000.000

53 40 14 tahun Rp. 8.000.000

54 47 20 tahun Rp. 9.250.000

55 38 20 tahun Rp. 2.200.000

56 24 6 tahun Rp. 1.900.000

57 32 II tahun Rp. 2.600.000

58 24 4 tahun Rp. 2.000.000

59 50 22 tahun Rp. 5.000.000

60 36 6 tahun Rp. 2.000.000

61 37 10 tahun Rp. 2.200.000

62 22 7 bulan Rp. 1.700.000

63 46 14 tahun Rp. 2.500.000

64 44 14 tahun Rp. 2.500.000

65 52 28 tahun Rp. 4.500.000

66 41 15 tahun Rp. 2.300.000

67 31 5 tahun Rp. 2.450.000

68 45 14 tahun Rp. 2.000.000

69 43 10 tahun Rp. 2.000.000

70 32 11 tahun Rp. 1.740.000

71 41 17 tahun Rp. 3.200.000

72 41 14 tahun Rp. 5.000.000

73 39 11 tahun Rp. 3.000.000

74 52 27 tahun Rp. 3.000.000

75 46 20 tahun Rp. 4.300.000

76 33 5 tahun Rp. 2.000.000

77 42 22 tahun Rp. 12.000.000

Page 156: HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2726/1/SUSI... · hal yang perlu diperhatikan adalah pengadministrasian alat ukur,

78 28 6 tahun Rp. 1.500.000

79 40 9 tahun Rp. 2.300.000

80 36 2 tahun Rp. 1.800.000

81 39 17 tahun Rp. 3.100.000

82 46 10 tahun Rp. 3.500.000

83 53 12 tahun Rp. 2.400.000

84 26 2 tahun Rp. 4.700.000

85 26 6 bulan Rp. 1.500.000

86 51 20 tahun Rp. 5.000.000

87 48 14 tahun Rp. 3.131.000

88 40 15 tahun Rp. 5.300.000

89 24 17 tahun Rp. 1.600.000

90 28 5 tahun Rp. 1.500.000

91 33 8 tahun Rp. 2.000.000

92 49 11 tahun Rp. 3.700.000

93 46 25 tahun Rp.3.475.000

94 40 10 tahun Rp. 2.400.000

95 22 1 bulan Rp. 1.300.000

96 35 11 tahun Rp. 3.500.000

97 43 23 tahun Rp.5.300.000

98 53 28 tahun Rp. 3.700.000

99 48 26 tahun Rp. 2.800.000

100 29 6 tahun Rp. 1.500.000

101 28 11 tahun Rp. 3.005.000

102 35 4 tahun Rp. 2.500.000

103 50 20 tahun Rp. 4.600.000

104 27 10 tahun Rp. 1.725.000

105 45 15 tahun Rp. 3.000.000

106 43 14 tahun Rp. 4.050.000

107 51 25 tahun Rp. 3.000.000

108 29 6 tahun Rp. 1.600.000

109 68 12 tahun Rp. 2.000.000

110 34 5 tahun Rp. 3.500.000

111 52 24 tahun Rp. 9.000.000

112 38 17 tahun Rp. 5.000.000

113 30 8 tahun Rp. 1.500.000

114 31 1 tahun Rp. 3.900.000

115 50 27 tahun Rp. 3.000.000

116 48 16 tahun Rp. 2.000.000

117 55 30 tahun Rp. 2.500.000

118 51 30 tahun Rp. 2.500.000

119 40 5 tahun Rp. 4.000.000

120 48 18 tahun Rp. 4.000.000

121 39 13 tahun Rp. 3.000.000

122 47 18 tahun Rp. 4.000.000

123 49 22 tahun Rp. 6.000.000

124 51 28 tahun Rp. 5.500.000

125 36 8 tahun Rp. 2.100.000

126 40 12 tahun Rp. 3.000.000

127 24 2 tahun Rp. 2.100.000

128 23 1 tahun Rp. 1.900.000

129 53 21 tahun Rp. 4.700.000

130 44 20 tahun Rp. 2.000.000

131 30 8 tahun Rp. 3.200.000

132 50 17 tahun Rp. 4.900.000

133 41 12 tahun Rp. 7.000.000

134 30 10 tahun Rp. 1.500.000