hubungan antara perhatian orang tua dengan kemandirian...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA
DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VII
SMP N 7 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh
BENI ABDUL ROHMAN
NIM 111 11 166
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2015
MOTTO
“kehidupan yang diawali dengan keraguan maka kegagalan
yang akan datang tetapi kehidupan yang dimulai dengan
keyakinan, kesungguhan, dan do’a maka kebahagian dan
kesempurnaan dalam hidup yang akan didapat”
PERSEMBAHAN
Skripsi Ini Penulis Persembahkan Untuk:
1. Kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Suratno dan Ibunda Juariyah
yang karena segala limpahan kasih sayang, pengorbanan dan doanya
penulis dapat menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini dengan baik
dan lancar. Semoga Allah swt selalu dan akan selalu melimpahkan rahmat,
dan inayah-Nya, dan kucuran karunia kesehatan bagi beliau berdua.
2. Keluarga besar penulis yang selalu memberikan nasehat dan semangat,
sahabat-sahabat terutama sahabat POSKO 11 KKN yang selalu memberi
dukungan dan sahabat-sahabat dari kecil hingga sekarang yang selalu
membantu.
3. Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. yang membimbing dan memotivasi penulis
dengan sabar dari bangku studi sampai terselesaikannya skripsi ini.
4. Seluruh dosen di IAIN Salatiga yang telah memberika hikmah dan
pengajaran, motivasi dan apresiai, sehingga penulis selalu bersemangat
untuk terus maju dan berkembang, semoga Allah membalas segala amal
dan menjadikannya ladang ilmin tuntafa‟u bih yang terus mengalir dan
menyebar. Sehat dan panjang umur untuk beliau semua.
5. Semua guru serta ustad dan ustadzah yang telah memberikan pembelajaran
tentang kehidupan.
6. Teman-teman pemuda dan pemudi desa Gamol yang selalu menghibur dan
memberi motivasi.
7. Teman dan sahabat selama studi di IAIN Salatiga semua angkatan,
terkhusus angkatan 2011, dan semua yang rekan yang mendukung dan
memberikan kontribusi yang berarti bagi proses studi penulis selama ini.
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb
Puja dan puji marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang
maha Esa sebagai ungkapan rasa syukur kepadaNya yang telah dan senantiasa
melimpahkan hidayah dan inayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini sebagai salah satu persyaratan wajib untuk dapat memperoleh gelar
Sarjana Srata Satu Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga. Solawat serta salam marilah kita sanjungkan kepangkuan Baginda
Rosulullah Muhammad SAW yang mana beliau lah yang merupakan insan
pilihan Allah.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemui hambatan, tetapi
dengan rahmat-Nya dan perjuangan penulis serta bantuan berbagai pihak sehingga
skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan banyak
terima kasih atas segala nasehat, bimbingan, dukungan, dan bantuannya kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Kajur PAI IAIN Salatiga.
4. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag. selaku pembimbing skripsi sekaligus
pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, pengarahan,
ABSTRAK
Rohman, Beni Abdul 2015. 1111166. Hubungan antara perhatian orang tua
dengan kemandirian belajar siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga tahun
pelajaran 2015/2016. Pembimbing: Prof. Dr. H. Mansur M. Ag.
Kata kunci: Perhatian Orang tua dan Kemandirian belajar siswa
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1). Perhatian orang tua di SMP
N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016, 2). Kemandirian belajar siswa di SMP N
7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016, 3). Ada tidaknya hubungan perhatian orang
tua dengan kemandirian belajar siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga. Alat yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, angket, dan
dokumentasi. Yang menjadi subjek penelitian 10% yaitu, 24 siswa dari populasi
yang berjumlah 229 siswa, teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan teknik random sampling.
Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis statistik, dengan
menggunakan rumus product moment. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
ada hubungan positif antara hubungan perhatian orang tua dengan kemandirian
belajar siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini
dapat dilihat dengan hasil angket cek list dari perhatian orang tua yang
memperoleh kategori tinggi mencapai 54,17%, kategori baik 37,49% dan,
kategori cukup dan kurang tidak ada. Sedangkan hasil chek list untuk
kemandirian belajar siswa kategori tinggi 33,35%, kategori baik mencapai
66,65%, dan kategori cukup dan kurang tidak ada . Berdasarkan analisis yang
telah dilakukan secara sistematik diperoleh hasil akhirya itu hasil rhitung (rh)
sebesar 0,574 berada di atas rtabel (rt) pada taraf signifikan 5% yaitu 0,404 dengan
N = 24.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa ada hubungan
positif antara perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa, sehingga
hipotesis yang diajukan dapat diterima atau dibuktikan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
LOGO IAIN SALATIGA .......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. v
HALAMAN MOTTO ................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
ABSTRAK .................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ .. 5
D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 5
E. Manfaat Hasil Penelitian ................................................................ 6
F. Definisi Operasional dan Indikator Pendahuluan .......................... 7
G. Metode Penelitian ....................................................................... .. 12
H. Sistematika Penulisan ................................................................. .. 16
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Perhatian Orang Tua ...................................................................... . 17
Pengertian Perhatian Orang Tua. ........................................... . 17
Bentuk-bentuk perhatian orang tua........................................... 19
B. Kemandirian Belajar Siswa ............................................................ 22
1. Pengertian Kemndirian...................................................... . 22
2. Definisi belajar .................................................................. . 23
C. Metode dan Cara Untuk Mengembangkan Kemandirian Anak .... 25
D. Faktor-faktor yang Mendorong Terbentuknya Kepribadian Anak. 26
1. Faktor Internal ................................................................... 26
2. Faktor Ekternal .................................................................. 27
E. Faktor Penyebab Keterlambatan Kemandirian Anak .................... 29
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar ............. 30
BAB III : HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Tinjauan Historis ....................................................................... 35
2. Letak Geografis ......................................................................... 35
3. Struktur Organisasi .................................................................... 37
4. Keadaan Sekolah SMP N 7 Salatiga ......................................... 37
5. Fasilitas...................................................................................... 38
B. Penyajian Data ........................................................................... .. 40
1. Hasil Angket Perhatian Orang Tua ........................................ .. 40
2. Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa ............................. .. 41
BAB IV : ANALISIS DATA
A. Analisis Deskriptif .................................................................... 42
1. Nilai variabel X (Perhatian Orang Tua) .............................. 42
2. Nilai Variabel Y (Kemandirian Belajar) .............................. 45
B. Pengujian hipotesis ..................................................................... 48
C. Pembahasan................................................................................. 51
BAB V :PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 54
B. Saran ........................................................................................ 55
C. Penutup ....................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel I : Jumlah Siswa Kelas VII Sampai Kelas IX
Tabel II : Sarana dan Prasarana
Tabel III : Data Hasil Angket Perhatian Orang Tua
Tabel IV : Data Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa
Tabel V : Daftar Nilai Perhatian Orang Tua
Tabel VI : Distribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua
Tabel VII : Interval Kategori Perhatian Orang Tua
Tabel VIII : Daftar nilai Kemandirian Belajar
Tabel IX : Distribusi Frekuensi Kemandirian Belajar
Tabel X : Interval Kategori Kemandirian Belajar
Tabel XI : Tabel Kerja Korelasi Product Moment
Tabel XII : Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak adalah buah hati bagi orang tua dalam sebuah keluarga
sekaligus sebagai sesuatu generasi yang akan meneruskan perjuangan orang
tua dalam keluarga. Setiap orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar
didalam mendidik dan membentuk anak agar masa depan anak menjadi
generasi yang baik dan bermanfaat bagi keluarga, bangsa, dan negara.
Generasi yang baik dapat dilihat pada perilaku dan perbuatan kesehariannya
yang tidak menyimpang dari aturan baik itu norma maupun syari’at agama
Islam yang diajarkan oleh Rosulullah. Anak sangat membutuhkan perhatian
orang tua sejak mereka dilahirkan hingga mereka sudah memiliki
kemandirian untuk berbuat atas dorongan sendiri dan memiliki tanggung
jawab sendiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak banyak
jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern
dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang terjadi didalam diri sendiri yang
mempengaruhinya. Siswa harus memiliki kesadaran dan motivasi untuk
belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar dan kesadaran untuk belajar
harus memiliki tanggung jawab sendiri serta memiliki inisiatif sendiri.
Faktor ektern yaitu faktor yang berada diluar diri siswa yang dapat
mempengaruhi belajar siswa yaitu keluarga dan masyarakat. Keluarga sangat
berperan dalam perkembangan kemandirian belajar. Keluarga adalah tempat
di mana siswa bisa merasakan kenyamana, kebahagian, dan kebiasaan yang
baik.
Keluarga merupakan unit pertama dalam perkembangan anak.
Keluarga merupakan sistem yang paling khusus dan tersendiri. Dalam
keluarga itulah tempat tinggal pertama bagi anak untuk melakukan interaksi,
mengambil asas-asas bahasa, nilai, perilaku, kebiasaan, kecenderungan jiwa
dan sosial.
Orang tua yang berhasil menjadi pemimpin keluarga adalah orang tua
yang mampu memberikan pendidikan yang baik, orang tua yang selalu dilihat
perilakunya, kepribadiannya, dan pendidikannya, yang akan ditiru
perilakunya dan kepribadiannya.
Orang tua harus memberikan kasih sayang sepenuhnya kepada anak,
memberikan bimbingan, dan orang tua wajib memperhatikan perkembangan
anaknya. Selain itu keluarga merupakan wadah pertama dan utama bagi
pertumbuhan perkembangan anak. Jika suasana dalam keluarga itu baik dan
menyenangkan, maka anak akan tumbuh dengan baik pula. Jika tidak, tentu
akan terhambatlah pertumbuhan anak tersebut. Peranan orang tua dalam
keluarga amat penting, terutama ibu. Dialah yang mengatur, membuat rumah
tangganya menjadi surga bagi anggota keluarga, menjadi mitra sejajar yang
saling menyayangi dengan suaminya.
Kemandirian adalah sikap seorang anak untuk melakukan sesuatu
dengan sendiri dan sikap seseorang anak untuk bertindak bebas melakukan
sesuatu atas dorongan sendiri yang memiliki kemampuan untuk mengatur
dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain serta memiliki tanggung jawab
sendiri terhadap apa yang dilakukannya. Anak mandiri pada dasarnya adalah
anak yang mampu berfikir dan berbuat untuk dirinya sendiri. Seorang anak
yang mandiri biasanya aktif, kreatif, kompeten, tidak tergantung pada orang
oran lain, dan tampak spontan.
Tips-tips untuk mengembangkan kemandirian
1. Anak-anak didorong agar mau melakukan sendiri
2. Anak diberi kesempatan sekali mengambil keputusan sendiri
3. Anak diberi kesempatan untuk bermain sendiri tanpa ditemani
sehingga terlatih untuk mengembangkan ide dan berfikir untuk
dirinya.
Belajar adalah kesediaan atau kesungguhan yang disertai dengan
tanggung jawab yang muncul pada diri siswa dalam belajar di sekolah atau
perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai akibat latihan dan
pengalaman yang dilaksanakan secara sadar dan sengaja sehingga
menimbulkan pengetahuan. Anak yang memiliki kemandirian belajar,
memiliki kemauan dalam belajar, memiliki tanggung jawab sendiri dalam
belajar, memiliki kemandirian belajar atas dorongan sendiri.
Maka dapat dikatakan bahwa perhatian orang tua sangat penting bagi
kemandirian belajar siswa. Pertama kalinya yang mengajarkan kemandirian
belajar adalah orang tua yang selalu melihat dan memberikan nasehat kepada
anaknya. Orang tua yang berperilaku baik maka anak akan selalu menirukan
serta melakukan sama dengan apa yang dilakukan orang tuanya dan
sebaliknya jika orang tua berperilaku buruk maka anaknya tidak jauh beda
dari orang tuanya kecuali anak itu sudah mengetahui antara perbuatan baik
dan perbuatan buruk. Orang tua yang selalu mendidik kemandirian dalam
belajar sejak dini maka anak tersebut akan terbiasa saat menginjak masa-masa
remaja dan dewasa.
Dalam perkembangan kemandirian belajar seorang siswa yaitu orang
tuanya. Orang tua yang selalu memberikan pendidikan yang baik dan orang
tua yang memberikan kenyamanan dan keharmonisan dalam keluarga, maka
anak dapat berkembang dengan baik. Orang tua yang seperti itu adalah orang
tua yang selalu memperhatikan perkembangan anak dalam belajar. Orang tua
yang hanya bekerja dan tidak memperhatikan anaknya maka perkembangan
kemandirian belajar anak akan terhambat.Berdasarkan permasalahan-
permasalahan yang ada, maka peneliti tertarik meneliti tentang “Hubungan
antara perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa kelas VII SMP
N 7 salatiga tahun pelajaran 2015/2016.”
B. Rumusan Masalah
Pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat perhatian orang tua pada siswa kelas VII SMP N 7
Salatiga tahun pelajaran 2015/2016?
2. Bagaimana kemandirian belajar siswa kelas VII di SMP N 7 Salatiga?
3. Adakah hubungan perhatian orang tua dengan kemandirian belajar
siswa kelas VII di SMP N 7 Salatiga?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak
direalisir oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat perhatian orang tua pada siswa kelas VII SMP
N 7 Salatiga.
2. Untuk mengetahui tingkat kemandirian belajar siswa kelas VII di SMP N
7 Salatiga.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara perhatian orang tua
dengan kemandirian belajar siswa kelas VII di SMP N 7 Salatiga.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis atau jawaban sementara/dugaan sementara terhadap pertayaan
penelitian banyak memberi manfaat bagi pelaksanaan penelitian, (Nana
Sudjana, 1989: 12). Arikunto (2010: 102) berpendapat bahwa hipotesis
adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Pada penelitian ini hipotesisnya adalah “Hubungan antara perhatian orang tua
dengan kemandirian belajar siswa di SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran
2015/2016.”
E. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang berkaitan :
1. Bagi orang tua
Agar lebih memperhatikan aktivitas kegiatan anak-anak serta mampu
mendidik anak-anaknya, agar anak-anaknya memiliki kemandirian
belajar.
2. Bagi siswa
Diharapkan siswa dapat mandiri untuk belajar , karena ada dorongan
dan perhatian orang tua.
3. Bagi peneliti
Sebagai media untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam
meneliti sehingga dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam
perkuliyahan pada keadaan yang sebenarnya dalam lapangan.
4. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Penilitian ini dapat sebagai sumbangsih pemikiran dan pengembangan
ilmu dalam rangka memajukan bangsa demi tercapai tujuan.
F. Definisi Operasional dan Indikator Pendahuluan
1. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi interprestasi yang keliru serta salah paham di dalam
memahami suatu kata atau kalimat, maka perlu penulis jelaskan judul
penelitian di atas.
a. Perhatian Orang tua
Perhatian menurut bahasa “hal memperhatikan, apa yang
diperhatikan, minat,”(Departeman Pendidikan Nasional’ 2007: 857).
Pengertian orang tua dalam kamus besar bahasa Indonesia
disebutkan “orang tua artinya ayah dan ibu.” (Departemen Pendidikan
Nasional, 2007: 802)
Dapat dikatakan ibu adalah Seseorang yang melahirkan,
memberi kehidupan kepada anak-anaknya, memiliki ikatan batin, dan
merawat serta mendidik sejak dari kecil yang tidak meminta timbal-
balik kepada anaknya serta ayah yang selalu memberikan tanggung
jawab sebagai kepala rumah tangga.
b. Kemandirin Belajar Siswa
Kemandirian adalah sikap seorang anak untuk melakukan
sesuatu dengan sendiri dan sikap seseorang anak untuk bertindak bebas
melakukan sesuatu atas dorongan sendiri yang memiliki kemampuan
untuk mengatur dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain serta memiliki
tanggung jawab sendiri terhadap apa yang dilakukannya. Karena
biasanya orang yang memiliki kemandirian jika melakukan perbuatan
sudah mempertimbangkan dahulu sebelum melakukannya.
Anak yang mampu berfikir dan berbuat untuk dirinya sendiri.
Seorang anak yang mandiri biasanya aktif, kreatif, kompeten, tidak
tergantung pada orang lain, dan tampak spontan,(Anggota IKAPI, 2006:
45).
Siswa atau anak dapat mandiri tergantung bagaimana orang tua
memberikan perhatian kepada anaknya. Jika orang tua memberikan
pendidikan kemandirian sejak kecil maka kemandirian itu dapat terbawa
setiap pertumbuhan anak sampai masa dewasa. Anak bisa mandiri jika
orang tua memberi dorongan semangat belajar secara penuh.
Tugas-tugas rutin yang harus dipelajari oleh anak sejak kecil :
termasuk makan tanpa dilayani, berpakaian sendiri, menjaga kesehatan
dirinya sendiri, dan menjaga barang-barang miliknya sendiri menjadi
tanggung jawab anak. Orang tua harus memberikan dorongan keberanian
dan latihan yang cukup memadai, mengerjakan pekerjaan rutin tersebut
bagi anaknya. Jangan mengerjakan untuk anak-anaknya anda suatu
pekerjaan yang dapat mereka kerjakan sendiri. Mengambil alih tanggung
jawab anak-anak berarti kita harus selalu melayani mereka, menghambat
perkembangan kemandirian mereka dan merampas kesempatan anak
untuk belajar dari situasi yang realistis(Maurice Balson, 1987: 137).
Orang tua harus membantu perkembangan anak dengan baik agar
anak dapat berkembang dengan baik secara mandiri, terutama dalam
proses belajar sehari-hari dan pendidikannya. Orang tua cuma
mengarahkan dengan baik, tutur kata yang halus, dan sopan agar anak-
anak tidak merasa tertekan apabila anak melakukan kesalahan dalam
proses belajar.
Belajar menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berusaha
(berlatih dan sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian
(Poerwodarminto, 1982: 108). Belajar adalah kesediaan atau
kesungguhan yang disertai dengan tanggung jawab yang muncul pada
diri siswa dalam belajar di sekolah atau perubahan tingkah laku pada diri
seseorang sebagai akibat latihan dan pengalaman yang dilaksanakan
secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan pengetahuan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi
dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan ekstern.
1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa,
adapun yang termasuk faktor intern adalah :
a. Faktor jasmani, faktor ini meliputi :
1) Faktor kesehatan
2) Cacat tubuh
b. Faktor psikologis, meliputi
a. Kecerdasan
b. Motivasi
c. Bakat
2. Faktor ekstern
Faktor ekstern secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
tiga macam yaitu :
a. Faktor keluarga
b. Faktor sekolah
c. Faktor masyarakat
Siswa adalah komponen utama dalam proses belajar serta
sebagai komponen yang dipersiapkan untuk menjadi orang yang
bermasyarakat serta menjadi orang yang siap untuk mandiri, bertanggung
jawab, dan berkepribadian yang baik yang didorong atas dirinya sendiri.
2. Indikator Penelitian
a. Indikator perhatian orang tua diantaranya meliputi:
1) Orang tua selalu memberi kasih sayang kepada anaknya
Orang tua yang selalu mencurahkan rasa kasih sayang dengan
sepenuh hati maka anak akan merasakan kebahagian dan
ketentraman maka pertumbuhan anak akan baik.
2) Orang tua selalu membimbing belajar anak
Orang tua yang menyempatkan membimbing belajar anak, maka
anak akan terlatih serta terbiasa dengan bimbingan orang tua dan
tidak merasa takut apabila didampingi serta tidak takut untuk
bertanya dalam belajar.
3) Orang selalu memperhatikan tingkat perkembangan belajar anak
Orang tua yang selalu memperhatikan perkembangan belajar
anak, maka orang tua akan tahu sejauh mana anak memahami
pelajaran selama di sekolah dan diluar sekolah. Orang tua yang
selalu memperhatikan anak bisa memberikan nasehat disaat
anak melakukan kesalahan.
b. Indikator kemandirian belajar siswa diantaranya meliputi
1) Memiliki kemauan sendiri dalam belajar
Seorang anak yang memiiki kemauan sendiri dalam dalam
belajar, anak tersebut sudah mmiliki perilaku kemandirian
belajar. Tetapi orang tua tetap memberikan bimbingan selama
anak belum bisa berdiri sendiri
2) Anak memiliki tanggung jawab belajar
Anak yang memiliki tanggung jawab belajar sudah bisa
melakukan sendiri atas dorongan sendiri serta memiliki
tanggung jawab sendiri untuk melakukan keputusan-keputusan
yang diambil.
3) Mampu mengatur dirinya sendiri
Anak yang mampu mengatur dirinya sendiri adalah anak yang
sudah bisa memberikan keputusan-keputusan sendiri tanpa ada
yang membantunya, anak yang bisa mengatur dirinya tidak akan
terpengaruh dengan orang lain.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan rancangan penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif,
dikarenakan peneliti hanya mengumpulkan data sebanyak - banyaknya
mengenai faktor-faktor pendukung antar variabel, kemudian dianalisis
untuk menemukan hubungan antar variabel.
2. Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah SMP N 7 Salatiga
Kelas VII tahun 2015 pada tanggal 5 September 2015.
3. Populasi dan Sampel
Suharsimi Arikunto (2010:173) mengatakan bahwa populasi
merupakan keseluruhan dari subyek penelitian. Menurut Nana Sudjana
(1989:84) populasi merupakan keseluruhan individu yang
digeneralisasikan, sedang sampel adalah sejumlah individu yang
diambil dari populasi yang memiliki sifat sama dengan populasi.
Adapun populasi kelas VII SMP N 7 Salatiga sejumlah 229 siswa.
Berkaitan dengan hal tersebut, Suharsimi Arikunto memberikan
pedoman yaitu kurang dari 100, lebih baik diambil semua, merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika subyek lebih dari 100 orang,
diambil antara 10 % - 15 % hingga 20 % - 25 % atau bahkan boleh
lebih dari 25 % dari jumlah populasi yang ada yaitu 229 siswa.
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 10% yaitu berjumlah 24
siswa.
4. Teknik Pengumpulan Data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subyek
darimana data diperoleh, sedangkan data adalah hasil dari penelitian
yang diperoleh melalui subyek penelitian. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Metode observasi
Observasi yaitu teknik pengumpulan data dimana penulis
mengadakan pengamatan yang berada dilingkungan SMP N 7
Salatiga. Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data dari
lingkungan sekolaht tersebut.
b. Metode Angket
Metode utama penggalian data dalam penelitian ini adalah angket.
Angket merupakan metode yang menggunakan sejumlah daftar
pertanyaan tertulis yang harus diisi oleh responden. Yaitu angket
yang disusun dengan menyediakan alternatif jawaban sehingga
memudahkan responden dalam memberi jawaban dan
memudahkan peneliti dalam menganalisa. Metode ini digunakan
untuk memperoleh data tentang perhatian orang tua dengan
kemandirian belajar siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga tahun
pelajaran 2015/2016
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah
prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto,
1998:234). Metode ini digunakan penulis sebagai pelengkap dalam
pengumpulan data. Dalam menetapkan mentode ini hanya
digunakan untuk mengumpulkan data, yang berwujud surat – surat
atau dokumentasi.
5. Analisis Data
Dilakukan dengan menggunakan metode statistika tergantung pada
skala pengukuran variabel karena beberapa prosedur analisis hanya
cocok untuk skala pengukuran tertentu. Untuk meganalisis data adalah
sebagai berikut :
a. Analisis data pendahuluan
Dalam analisis ini, peneliti mengumpulkan data, peneliti
menggunakan tabel distribusi frekuensi sederhana, dengan
menggunakan kriteria sebagai berikut:
1) Untuk jawaban Sangat Setuju (SS) mendapat nilai 4;
2) Untuk jawaban Setuju (S) mendapat nilai 3;
3) Untuk jawaban Tidak Setuju (TS) mendapat nilai 2;
4) Dan untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat nilai 1
b. Analisis uji hipotesis
Dalam meneliti subjek penelitian, penulis membagi kedalam dua
variabel yaitu hubungan orang tua dan kemandirian belajar siswa
,maka penulis menggunakan rumus korelasi product moment.
Adapun rumusnya sebagai berikut:
rxy = N∑XY−(∑X)(∑Y)
[N ∑ X2− ∑X 2][N∑Y2−(∑Y)²
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara X dan Y
XY = Produk dari X kali Y
X = Variabel skor 1
Y = Variabel skor 2
N = Jumlah responden
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman dalam skripsi ini, secara garis besar
urut-urutan sisteatika penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagian muka skripsi terdiri atas, halaman judul, halaman nota
pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata
pengantar, dan daftar isi.
BAB I terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, hipotesis
penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan indikator
pendahuluan, metode penelitian, sistematika penulisan
BAB II berisikan pembahasan teori tentang perhatian orang tua dan
kemandirian belajar siswa. Pada bab ini dijabarkan tentang pengertian
perhatian orang tua serta fungsi dan peran orang tua. Selain itu juga akan
diuraikan tentang pengertian kemandirian, metode untuk mengembangkan
kemandirian belajar siswa, serta faktor pendorong kemandirian belajar siswa.
BAB III akan membahas hasil penelitian yang berupa gambaran lokasi
penelitian dan penyajian hasil jawaban angket yang diberikan
BAB IV membahas analisa data yang meliputi analisis pendahuluan,
analisis uji hipotensis, dan pembahasan.
BAB V berisi tentang penutup yang berisikan kesimpulan, saran-
saran, dan kata penutup.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Perhatian Orang Tua
1. Pengertian perhatian orang tua
Perhatian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hal
memperhatikan siapa yang diperhatikan dan minat(Departemen dan
kebudayaan: 754).
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-
anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima
pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat
dalam kehidupan keluarga. Orang tua atau ibu dan bapak memegang
peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan
anaknya(Daradjat, 2011: 35).
Sedangkan pengertian orang tua adalah ayah ibu kandung, orang
yang dianggap (cerdik, pandai, ahli, dan sebagainya), orang yang
dihormati (disegani di kampung)(Departemen Pendidikan Nasional,
2007: 802). orang tua dalam hal ini adalah ibu bapak dari anak atau wali
murid yang bersangkutan.
Dari uraian di atas maka pengertian pemberian perhatian orang
tua adalah segala sesuatu yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya
dengan tujuan agar minat belajarnya dapat bertambah dan mempunyai
minat belajar yang tinggi di sekolah.
Keluarga itu adalah unit pertama dan institusi pertama dalam
masyarakat, dimana hubungan-hubungan yang terdapat di dalamnya,
sebagian besar bersifat hubungan-hubungan langsung. Di situlah
berkembang individu dan di situlah terbentuknya tahap-tahap awal proses
pemasyarakatan (socialization), dan melalui interaksi dengannya, ia
memperoleh pengetahuan, keterampilan, minat, nilai-nilai, emosi dan
sikapnya dalam hidup, dan dengan itu ia memperoleh ketentraman dan
ketenangan.
Anak lahir dalam keadaan fitrah, keluarga dan lingkungan
anaklah yang mempengaruhi dan membentuk kepribadiannya. Perilaku
kecenderungannya sesuai dengan bakat yang ada dalam dirinya,
pengaruh yang kuat dan cukup langgeng adalah kejadian dan pengalaman
pada masa kecil sang anak yang tumbuh dan suasana keluarga yang
ditempati (Zurayk, 1997:21). Dari penjelasan di atas sangatlah jelas
bahwa pengaruh orang tua terhadap pendidikan anaknya sangatlah besar,
hal ini juga diperkuat oleh sabda nabi Muhammad SAW:
ا ل م و م ام ما ا ل م و م ام ما م ن وم ام ما م ن ا ل وم لا م م ا ون م ن م ما م م م م الا ل م و ا م ال ول ود ا م ن م ا م ن
Artinya: Tidak seorang pun yang baru dilahirkan kecuali dalam
keadaan fitroh maka orang tuanya lah yang menjadikan yahudi,
nasrani, maupun majusi (Shahih Bukhori, 1994:117).
Keluarga merupakan dasar yang fundamental bagi anak dalam
perkembangan perkembangan dan pertumbuhan anak, kebiasaan dan
way of life orang tua memberikan warna dasar terhadap pembentukan
kepribadian anak. Dan dari pengalaman yang didapat dari keluarga
dapat menjurus ke arah positif/baik dan kearah
negatif/buruk,(Simanjuntak, 1984:117). Dari pendapat tersebut
bahwasannya pengaruh orang tua sangatlah besar terhadap perilaku
anak dan mempengaruhi jalan seorang anak menuju masa depannya.
2. Bentuk-bentuk perhatian orang tua
Bentuk-bentuk dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
a. Orang tua sebagai pelindung
Bahwasanya orang tua sebagai pelindung harus dapat menjaga
dan memelihara keselamatan dan kelangsungan hidup keluarganya
baik yang besrsifat jasmani maupun yang bersifat rohani. Dengan
demikian anak merasa tenang aman dan tentram hidup dalam keluarga
yang bertanggung jawab. Zakiyah derajat menjelaskan beberapa hal
yang sangat penting yang harus diperhatikan sebagai kebutuhan psikis
anak diantaranya adalah:
1) Kebutuhan akan merasa kasih sayang
2) Kebutuhan rasa aman
3) Kebutuhan akan rasa percaya diri
4) Kebutuhan akan rasa kebebasan
5) Kebebasan akan rasa sukses
6) Kebutuhan akan rasa mengenal
b. Orang tua sebagai pemimpin
Orang tua harus mampu mendidik dan mengarahkan ke jalan yang
baik dengan cara memberikan contoh-contoh atau suri tauladan yang
baik agar pada diri anak tertanam akhlakul karimah, karena sebaik-
baiknya pemimpin adalah pemimpin yang mampu memimpin
anggotanya dengan baik dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan fungsi orang tua sebagai
pemimpin adalah surat At Tahrim ayat 6
يا أي ها الذين آمنوا قوا أن فسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والجارة
ها م الك ة الة ادة ي وو الل ما أم هم وي ف لوو ما ي م وو لي
Artinya:
”wahai orang yang beriman peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar
dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa
yang dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang dia perintahkan “(Depag, 2006:448)
Dari firman Allah dalam surat At Tahrim ayat 6 menerangkan
bahwa orang tua harus mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya agar
tidak terjerus pada hal-hal yang dilarang oleh Agama.
Sedangkan peranan orang tua dalam keluarga diantaranya adalah
1) Menciptakan suasana keluarga yang harmonis
Didalam keluarga harus menjalin hubungan komunikasi yang
baik, baik diantara Ibu dan Bapak, orang tua dan anak, sehingga
antara anggota keluarga tidak terjadi kerenggangan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi suasana keluarga
diantaranya adalah:
a) Struktur keluarga
b) Hubungan anak dan dengan orang tua
c) Sikap terhadap rumah
d) Anak dengan hiburan
e) Anak dengan sekolah
f) Anak dengan agama
g) Anak dengan normal sosial
2) Pembentukan moral anak
Aspek moral seorang anak merupakan suatu yang berkembang
dan dikembangkan, artinya bagaimana anak itu kelak akan
bertingkah laku sesuai atau tidak sesuai dengan nila-nilai moral
yang berlaku semua itu banyak dipengaruhi oleh lingkungan.
3) Pendidikan Keluarga
Anak merupakan amanah Allah yang harus diasuh, pelihara
dan dibimbing dengan sebaik-sebaiknya, karena kelak orang tua
akan dimintai pertanggung jawabannya diakherat, adapun konsep
anak sebagai amanah dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al Anfal
ayat 28 :
ااو ف يةا وااف ع و ما و ع ة ا ن ا ف ع و ةا و و ن يع ا و و ع و م م يع وام م واع و م وا و ن و ا و ع و و
Artinya :
Dan ketahuilah bahwa harta mu dan anak-anakmu hanyalah
sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi allah ada pahala
yang besar. (Depag, 2006;143)
Suatu peran yang menuntut mereka untuk lebih menekankan
pada dorongan dari dalam diri mereka dibandingkan dorongan
berkat hubungan mereka dengan anak-anak. Keberhasilan orang tua
sangat tergantung pada kecakapan mereka untuk
mengintegritasikan anggota-anggota keluarga mereka masing-
masing(Maaurice Balson,1987: 124).
B. Kemandirian Belajar Siswa
1. Pengertian Kemandirian
Kemandirian adalah sikap seorang anak untuk melakukan sesuatu
dengan sendiri dan sikap seseorang anak untuk bertindak bebas
melakukan sesuatu atas dorongan sendiri yang memiliki kemampuan
untuk mengatur dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain serta memiliki
tanggung jawab sendiri terhadap apa yang dilakukannya. Karena
biasanya orang yang memiliki kemandirian jika melakukan perbuatan
sudah mempertimbangkan dahulu sebelum melakukannya.
Anak mandiri pada dasarnya adalah anak yang mampu berfikir
dan berbuat untuk dirinya sendiri. Seorang anak yang mandiri biasanya
aktif, kreatif, kompeten, tidak tergantung pada orang lain, dan tampak
spontan. Ada beberapa ciri khas anak mandiri antara lain mempunyai
kecenderungan memecahkan masalah dari pada berkutat dalam
kekhawatiran bila terlibat masalah, tidak takut mengambil risiko karena
sudah mempertimbangkan baik buruknya, percaya terhadap penilaian
sendiri sehingga tidak sedikit-sedikit bertanya atau meminta bantuan, dan
mempunyai kontrol yang lebih baik terhadap hidupnya.
2. Beberapa Definisi Belajar
b. Belajar menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berusaha
(berlatih dan sebagainya) supaya mendapat suatu
kepandaian(Poerwodarminto, 1982: 108).
c. Para ahli belum seragam dalam memberikan definisi belajar,
menurut Lilik Sriyanti dkk (2013: 14) dalam buku teori-teori
pembelajaran berikut akan diuraikan sebagai definisi belajar:
1) Crow and Crow dalam Education Psychology , belajar adalah
perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan
berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan
sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan
sengan situasi baru.
2) Menurut Cronbanch dalam bukunya Educational Psyhology
mengemukakan “learning is show by a change in behevior as a
result of experience”
3) Menurut Dictionary of Psychology disebutkan bahwa belajar
memiliki dua definisi. Pertama; belajar diartikan “the proces of
acquiring knowledge.” Kedua; belajar diartikan „a relatively
permanent change potentialily which occurs as a result of
reinforced praktice”. Pengertian pertama, belajar memiliki arti
sesuatu proses untuk memperoleh pengetahuan. Pengertian
kedua, belajar berarti sesuatu perubahan kemampuan untuk
bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang
diperkuat
4) Menurut Syah, menyimpulkan, belajar adalah tahapan
perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sabagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa
belajar adalah kesediaan atau kesungguhan yang disertai dengan
tanggung jawab yang muncul pada diri siswa dalam belajar di sekolah
atau perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai akibat latihan
dan pengalaman yang dilaksanakan secara sadar dan sengaja sehingga
menimbulkan pengetahuan.
C. Metode atau Cara Untuk Mengembangkan Kemandirian Anak
Anak-anak akan berkembang melalui berbagai tingkat dari sikap
ketergantungan kepada orang ke tingkat kemandirian yang penuh apabila
mereka diberi dorongan semangat untuk melakukan. Bagi beberapa anak,
upaya mendapatkan kemandirian secara bertahap dihalangi oleh orang tuanya
yang selalu berbuat sesuatu yang dapat dilakukan oleh anak itu
sendiri(Maurice Balson, 1987: 137).
Kemadirian harus diajarkan sejak dini. Sebab, kemandirian anak akan
berpengaruh masa remaja dan dewasa. Anak yang mandiri tidak akan
meminta bantuan orang lain karena bisa melakukannya sendiri.
Tips-tips untuk mengembangkan kemandirian
Cara untuk mengembangkan kemandirian pada anak pada prinsipnya
adalah dengan memberikan kesempatan untuk terlibat dalam berbagai
aktivitas. Semakin banyak kesempatan maka anak anak akan semakin
terampil mengembangkan skillnya sehingga lebih percaya diri. beberapa hal
yang seharusnya dilakukan dan sebaiknya tidak dilakukan dan dilihat pada
paparan berikut ini.
Lakukan:
1. Anak-anak didorong agar mau melakukan sendiri kegiatan sehari-hari
yang ia jalani seperti gosok gigi, makan sendiri, bersisir, berpakaian, dan
lain sebagainya segera setelah mereka mampu melakukannya sendiri.
2. Anak diberi kesempatan sekali mengambil keputusan sendiri, misalnya
memilih baju yang akan dipakainya.
3. Anak diberi kesempatan untuk bermain sendiri tanpa ditemani sehingga
terlatih untuk mengembangkan ide dan berfikir untuk dirinya. Agar tidak
terjdi kecelakaan maka atur ruangan tempat bermain anak sehingga tidak
ada barang yang berbahaya(Anggota IKPI, 2006: 49).
D. Faktor-Faktor yang Mendorong Terbentuknya Kepribadian Anak
Kemandirian merupakan salah satu karakter atau kepribadian seorang
manusia yang tidak dapat berdiri sendiri. Kemandirian bukanlah keterampilan
yang muncul tiba-tiba, melainkan perlu diajarkan kepada anak, tanpa diajarkan
anak tidak akan tahu bagaimana mereka membantu dirinya sendiri.
Setidaknya, ada dua faktor yang berpengaruh dalam mendorong timbulnya
kemandirian anak, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang berasal dari diri anak itu sendiri. Sementara faktor
eksternal yaitu faktor yang datang atau ada di luar anak itu sendiri.
Berikut adalah deskripsi dari faktor-faktor yang mendorong timbulnya
kemandirian anak(Wiyani, 2013: 35-41).
1. Faktor Internal
Faktor internal ini terdiri dari dua kondisi, yaitu kondisi fisiologis dan
kondisi psikologis. Berikut adalah penjelasan dari dua kondisi tersebut.
a. Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis yang berpengaruh antara lain keadaan tubuh,
kesehatan jasmani, dan jenis kelamin. Pada umumnya, anak yang sakit
lebih bersikap tergantung daripada orang yang tidak sakit. Anak yang
menderita sakit mengundang kasihan yang berlebihan dibandingkan
yang lain sehingga dia mendapatkan pemeliharaan yang lebih dan itu
sangat berpengaruh terhadap kemandirian mereka.
b. Kondisi Psikologis
Meskipun kecerdasan atau kemampuan berfikir seorang anak
dapat diubah atau dikembangkan melalui lingkungan, sebagian ahli
berpendapat bahwa faktor bawaan juga berpengaruh terhadap
keberhasilan lingkungan dalam mengembangkan kecerdasan seorang
anak, pandangan yang demikian disebut pandangan nativisme.
Sementara mereka yang berpandangan kecerdasan seorang anak
dipengaruhi oleh lingkungan dikenal dengan empirisme. Panduan
antara keduanya adalah konvergensi.
Lepas dari perbedaan pendapat di atas, tentunya semua pakar
pendidikan sepakat bahwa kecerdasan atau kemampuan kognitif
berpengaruh terhadp pencapaian kemandirian seorang anak. Hal ini
disebabkan kemampuan bertindak dan mengambil keputusan yang
dilakukan oleh seorang anak yang mampu berfikir dengan seksama
tentang tindakannya. Dengan demikian kecerdasan yang dimiliki
seorang anak berpengaruh terhadap kemandirian anak.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini meliputi lingkungan, rasa cinta, dan kasih sayang
orang tua kepada anaknya, pola asuh orang tua dalam keluarga, dan faktor
pengalaman dalam kehidupan.
a. Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam
pembentukan kemandirian anak. Lingkungan yang baik dapat
menjadikan cepat tercapainya kemandirian anak. Keluarga sebagai
lingkungan terkecil dalam pembentukan karakter anak. Kondisi
lingkungan kelurga ini sangat berpengaruh dalam kemandirian anak.
b. Rasa Cinta dan Kasih Sayang
Rasa cinta dan kasih sayang kepada anak hendaknya diberikan
sewajarnya karena hal itu dapat mempengaruhi mutu kemandirian
anak. Bila rasa cinta dan kasih sayang diberikan berlebihan anak akan
menjadi kurang mandiri.
c. Pola Asuh Orang Tua dalam Keluarga
Lingkungan keluarga berperan penting dalam pembentukan karakter
kemandirian. Pembentukan karakter kemandirian tersebut tidak lepas
dari peran orang tua dan pengasuhan yang diberikan orang tua kepada
anaknya. Bila anak sejak kecil dilatih untuk mandiri, ketika harus
keluar dari asuhan orang tua untuk hidup mandiri, ia tidak akan
merasa takut.
d. Pengalaman dalam Kehidupan
Pengalaman dalam kehidupan anak meliputi pengalaman
lingkungan sekolah dan masyarakat. Lingkungan sekolah berpengaruh
terhadap pembentukan kemandirian anak, baik melalui hubungan
dengan teman maupun dengan guru. Dalam perkembangan sosial,
anak mulai memisahkan diri dari orang tuanya dan mengarah kepada
teman sebaya. Maka pada saat itu anak telah memulai perjuangan
memperoleh kebebasan. Dengan demikian, melalui hubungan dengan
teman sebaya anak akan blajar berfikir mandiri.
Faktor budaya dan kelas sosial juga dapat mempengaruhi
kemandirian anak. Seorang anak dalam ruang lingkup tempat tinggal
mengalami tekanan untuk mengembangkan suatu pola kepribadian
tertentu yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh
budayanya. Kemudian kelas sosial, termasuk kelas ekonomi dan kelas
pendidikan juga mempengaruhi ketergantungan anak pada orang tua.
E. Faktor Penyebab Keterlambatan Kemandirian Anak
Pembelajaran berbasis kemandirian sangat penting diajarkan kepada
anak. Tujuan supaya anak ketika dewasa nanti dapat melakukan aktifitas
dengan mandiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Banyak anak yang
mengalami keterlambatan kemandirian. Hal ini disebabkan sejak kecil anak
tidak diajarkan kemandirian oleh orang tuanya. Berikut sebab mengapa anak
sering mengalami keterlambatan kemandirian.
1. Anak terlalu dimanjakan
Banyak orang tua yang terlalu memanjakan anaknya. Segala sesuatu
yang diinginkan anak, pasti dituruti oleh orang tuanya. Padahal, yang
demikian secara tidak langsung dapat menghambat kemandirian anak.
Sebab, seorang anak tidak perlu berusaha untuk memenuhi kebutuhan
dirinya.
2. Membatasi aktivitas dan kreatifitas anak
Segala bentuk aktivitas dan kreatifitas yang ditunjukkan anak pada
dasarnya merupakan fitrah. Orang tua tidak boleh membatasi aktivitas
dan kreatifitas seorang anak. Sebab, dengan membatasi aktivitas dan
kreatifitasnya berarti secara tidak langsung orang tua telah menghambat
kemandirian anak, terutama anak usia dini. Biarkan anak melakukan
aktivitas dan kreatifitas sendiri. Peran orang tua hanyalah membimbing
dan mengarahkan supaya anak dapat mengerti dan belajar dari diri orang
tuanya (Fadlillah dan Khorida, 2013: 120-122).
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar
Ratih Sunar Astuti berpendapat bahwa prinsip mendidik kemandirian
adalah melatihkan pada saat yang tepat. Latihan yang terlalu awal justru akan
membuat anak merasa tidak aman dan menjadi tertekan. Namun, apabila
terlambat maka kita akan kesulitan mengubah sifat ketergantungan anak
terhadap orang tua.(Anggota IKPI, 2006: 53)
Cara untuk mengembangkan kemandirian pada anak pada prinsipnya
adalah dengan memberikan kesempatan untuk terlibat dalam berbagai
aktivitas. Semakin banyak kesempatan maka anak akan semakin terampil
mengembangkan skillnya sehingga lebih percaya diri, ada beberpa cara yang
harus dilakukan orang tua dan ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan
orang tua.
1. Yang harus dilakukan orang tua
a. Biarkan anak mengerjakan segala sesuatu sendir, walaupun sering
membuat kesalahan
b. Ketika bermain bersama bermainlah sesuai keinginan anak, jika anak
tergantung pada kita maka beri dorongan untuk berinisiatif dan
dukung keputusannya
c. Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan dan idenya
d. Latihlah anak untuk bersosialisasi, sehingga anak belajar menghadpi
problem sosial yang lebih komplek. Jika anak ragu-ragu atau takut
cobalah menemaninya terlebih dahulu, sehingga anak tidak terpaksa
e. Untuk anak yang lebih besar, mulailah ajak anak untuk mengurus
rumah
f. Ketika anak mulai memahami konsep waktu dorong merekauntuk
mengatur jadwal pribadinya
g. Anak-anak juga perlu diberi tanggung jawab dan kosekuensinya bila
tidak memenuhi tanggung jawabnya
h. Kesehatan dan kemampuan biasanya berkaitan juga dengan
kemandirian
2. Yang tidak boleh dilakukan oleh orang tua
a. Jika anak ingin melakukan hal baru, orang tua tidak perlu
menunggui dan terlalu mengkhawatirkannya. Jangan juga
memberikan intruksi terus menerus. Sikap seperti ini justru akan
mengembagkan perasaan ragu-ragu pada anak dan menghilangkan
kesempatan bagi anak untuk berfikir sendiri
b. Orang tua jangan tergesa-tergesa memberikan bantuan saat anak
datang meminta pertolongan. Dorong anak untuk berfikir sendiri,
jikatidk berhasil juga berikan bimbingan tidak langsung.
c. Jangan memberikan tuntutan dan beban yang terlalu tinggi pada si
anak
d. Jangan berfokus pada hasil, tetapi hargai setiap usaha anak
e. Jangan pernah melabel anak dengan istilah bodoh, atau kalimat lain
jika anak belum mampu menyelesaikan tugasnya(Anggota IKPI,
2006: 51).
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi
dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan ekstern .
1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa,
adapun yang termasuk faktor intern adalah :
a. Faktor jasmani, faktor ini meliputi :
1) Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadan baik segeap badan serta yang
ada ditubuh dari ujung kaki sampai kepala tidak ada penyakit
atau bebas penyakit. Kesehatan seseorang sangat berpengaruh
cara belajar dan cara berfikir seorang siswa.
2) Cacat tubuh
Orang yang cacat tubuh berpengaruh dalam belajar. Sebab,
orang yang cacat tubuh membutuhkan alat untuk belajar.
Seperti, orang yang tidak bisa mendengar maka membutuhkan
peraga dan butuh pendamping yag khusus agar bisa belajar
dengan baik.
b. Faktor psikologis
Faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor
psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat,
sikap, kepribadian, dan kematangan:
1) Kecerdasan
Kecerdasan siswa sangat mempengaruhi belajar, siswa yang
memiliki kecerdasan yang baik menyerap dan memahami
pelajaran.
2) Motivasi
Siswa yang memiliki motivasi dalam belajar memiliki dua
lipati niat untuk belajar.
3) Bakat
Kemampuan untuk belajar dan kemampuan itu baru akan
terealisasikan menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar
atau terlatih, bakat juga mempengaruhi dalam belajar.
2. Faktor ekstern
Faktor ekstern secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga
macam yaitu :
a. Faktor keluarga
1) Cara orang tua mendidik
2) Relasi antar anggota keluarga
3) Suasana rumah
4) Keadaan ekonomi keluarga
b. Faktor sekolah
1) Metode mengajar
2) Kurikulum
3) Relasi guru dengan siswa
4) Relasi siswa dengan siswa
5) Waktu sekolah
c. Faktor masyarakat
1) Kegiatan siswa dalam masyarakat
2) Teman bergaul bentuk kehidupan
Dapat dikatakan perilaku atau sifat mandiri dari seseorang tidak
terbentuk secara mendadak, akan tetapi melalui proses yang panjang yaitu
sejak kanak-kanak. Sikap kemandirian belajar siswa, mula-mula orang tua
harus membimbing anak agar bisa melakukan sendiri, menemukan solusi
sendiri, dan orang tua memberikan keluasaan belajar dengan cara anak itu
sendiri serta waktu belajar sendiri.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Tinjauan Historis
Pada tahun 1986, pertama pemikiran tentang pendirian SMP N 7
Salatiga yang dilatarbelakangi masih kurangnya sekolah tingkat SLTP di
Salatiga. Dan pada tahun 1987 SMP N 7 Salatiga mulai beroperasi,
namun masih bertempat di SMP N 2 Salatiga. Selang 3 tahun pada tahun
1990 berpindah ke gedung baru milik SMP N 7 salatiga di Jalan Setiaki
No 15 Salatiga sampai sekarang. Siswa dari tahun ke tahun semakin
banyak dan sarana prasarananya semakin memadahi dari ruang kelas,
ruang komputer, ruang guru, tempat ibadah (mushola), dan lain-lain.
2. Letak Geografi
SMP N 7 Salatiga terletak di kota Salatiga. Sekolah tersebut
terletak 4 km dari pusat kota Salatiga. Sebagian besar daerahnya adalah
daerah perkebunan, namun ada beberapa di sekitar sekolah ada rumah
dan sekolah alam untuk lebih jelasnya profil sekolah sebagai berikut:
a. Profil Sekolah
Identitas Sekolah SMP N 7 Salatiga
Nama Sekolah : SMP Negeri 7 Salatiga
Nama Kepala Sekolah : Dra. Anna Maria Andharini, M. Pd.
No. Statistik Sekolah : 201036203007
NIS : 20007
Alamat Sekolah : Jl. Setiaki No. 15 Kec. Sidomukti,
Salatiga
Nomor Telepon : (0298) 322272
Status Sekolah : Negeri
Jenjang Akreditasi : A
Tahun didirikan : 1987
Tahun Beroprasi : 1987
Kepemilikan Tanah : Pemkot Kota Salatiga
a. Status tanah : SHM
b. Luas tanah : 12.780 m²
Status bangunan : Milik Pemerintah Kota Salatiga
Luas seluruh bangunan : 3.039 m²
Nomor rekening sekolah : 0081-01-009019-50-5 atas nama
SMP Negeri 7 Salatiga
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 5 September 2015 SMP
N 7 Salatiga segi geografi sangat tepat dan terletak pada lingkungan
kondusif, di mana transportasi lancar serta tidak terisolasi dari kota.
Posisi lembaga pendidikan berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara : berbatasan dengan perkebunan
b. Sebelah selatan : berbatasan dengan perkebunan
c. Sebelah timur : berbatasan dengan rumah masyarakat dan sekolah
d. Sebelah barat : berbatasan dengan perkebunan dan sekolah alam
Penduduk sekitar sekolah ini merupakan masyarakat yang sudah
maju dan beragam agama yang mayoritas agama Islam. Sekolah SMP N
7 Salatiga sebelah selatankurang lebih 1 km ada tempat wisata yaitu
taman kota. Adapun situasi dan kondisi sekolah cukup aman.
3. Struktur Organisasi
Organisasi adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan dan
merupakan wadah penyelenggaraan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Struktur organisasi bersifat permanen tetapi tidak menutup
kemungkinan terjadi pergantian atau reorganisasi apabila dipandang
perlu, demi kelancaran dalam mencapai tujuan atau usaha-usaha
peningkatan, efisiensi, dan efektifitas serta produktifitas. Organisasi
sekolah merupakan salah satu keharusan dalam lembaga pendidikan. Hal
ini didasarkan kenyataan bahwa seluruh komponen yang ada di dalam
lingkungan sekolah harus dapat berjalan dengan seimbang, sehingga
pencapaian tujuan yang diinginkan dapat tercapai. SMP N 7 Salatiga
adalah salah satu lembaga pendidikan yang formal, agar dapat tercapainya
tujuan pendidikan Nasional, intruksional, kurikuler, dan hal ini sudah
ditentukan dalam struktur organisasi
4. Keadaan Sekolah SMP N 7 Salatiga
Peneliti mewancarai salah satu petugas TU di SMP N 7 Salatiga
menanyakan jumlah pendidik, karyawan, dan siswa kelas VII hingga
kelas IX di sekolah ini, peneliti mendapatkan jumlahnya sebagai berikut
a. Keadaan guru dan karyawan
Pendidik dan karyawan di SMP N 7 Salatiga, semuanya
berjumlah 61 orang yang terdiri dari 53 itu terdiri dari 48 PNS dan 5
sebagai guru honorer serta karyawan ada 13 yang terdiri dari 5 PNS
dan 8 swasta.
b. Keadaan siswa
Keadaan siswa pada tahun 2015/2016 telah mencapai 629 dengan
rician sebagai berikut :
Tabel I
Jumlah siswa kelas VII sampai kelas IX
NO KELAS JUMLAH
1 KELAS 7 229
2 KELAS 8 211
3 KELAS 9 189
JUMLAH SEMUA 629
5. Fasilitas
Berdasarkan observasi dan dokumentasi dari kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, guru, dan tata usaha bahwa fasilitas yang dimiliki
sekolah sudah cukup memadahi dalam rangka menunjang tujuan
pendidikan. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan dipaparkan fasilitas
yang dimiliki sebagai berikut :
a. Untuk bangunan dan sekelilingnya berjumlah 1280 m2
b. Lapanganan serbaguna yaitu lapangan basket, sepak bola, volly, dan
lain-lain.
c. Setiap ruangan terdapat meja kursi guru dan siswa serta telah
dilengkapi sarana pembelajaran
d. Peralatan kantor terdiri dari komputer dan alat-alat elektronik.
e. Ruang laboratorium terdiri dari 2 yaitu lap komputer dan lap IPA
f. Di luar ruangan ada beberapa taman atau gubug sebagai sarana
pembelajaran di luar sekolah dan sebagai tempat istirahat untuk
siswa dan siswi
Tabel II
Sarana dan Prasarana :
Ruang Jumlah
Ruang kelas 21
Ruang kepala sekolah 1
Ruang guru 1
Ruang kurikulum 1
Ruang laboratorium IPA 1
Ruang computer 1
Ruang perpustakaan 1
Ruang UKS 1
Ruang BK 1
Ruang seni 1
Mushola 1
Ruang Agama (Kristen) 1
Toilet 14
B. Penyajian Data
Berdasarkan nilai hasil angket yang diberikan kepada 24 siswa pada
variabel perhatin orang tua dan kemandirian belajar siswa datanya dapat
disajikan sebagai berikut:
1. Hasil angket perhatian orang tua
Tabel III
Data hasil angket perhatian orang tua
NO RESP JAWABAN NILAI
Jumlah SS S ST STS 4 3 2 1
1 1 9 5 1 0 36 15 2 0 53
2 2 6 9 0 0 24 27 0 0 51
3 3 5 7 3 0 20 21 6 0 47
4 4 2 7 5 1 8 21 10 1 40
5 5 7 6 2 0 28 18 4 0 50
6 6 10 5 0 0 40 15 0 0 55
7 7 4 6 5 0 16 18 10 0 44
8 8 4 11 0 0 16 33 0 0 49
9 9 5 7 2 1 20 21 4 1 46
10 10 6 4 5 0 24 12 10 0 46
11 11 3 9 3 0 12 27 6 0 45
12 12 8 5 2 0 32 15 4 0 51
13 13 10 3 2 0 40 9 4 0 53
14 14 4 9 2 0 16 27 4 0 47
15 15 9 1 5 0 36 3 10 0 49
16 16 7 8 0 0 28 24 0 0 52
17 17 7 7 1 0 28 21 2 0 51
18 18 2 11 2 0 8 33 4 0 45
19 19 3 8 4 0 12 24 8 0 44
20 20 10 5 0 0 40 15 0 0 55
21 21 9 6 0 0 36 18 0 0 54
22 22 7 4 4 0 28 12 8 0 48
23 23 8 7 0 0 32 21 0 0 53
24 24 6 6 3 0 24 18 6 0 48
2. Angket Kemandirian Belajar Siswa
Berdasarkan data angket yang mempertanyakan tentang kemandirian
belajar siswa sebagai berikut :
Tabel IV
Data hasil angket kemandirian belajar siswa
NO RESP JAWABAN NILAI
Jumlah SS S TS STS 4 3 2 1
1 1 4 10 1 0 16 30 2 0 48
2 2 3 8 4 0 12 24 8 0 44
3 3 3 10 2 0 12 30 4 0 46
4 4 3 5 5 2 12 15 10 2 39
5 5 3 8 4 0 12 24 8 0 44
6 6 7 8 0 0 28 24 0 0 52
7 7 2 10 3 0 8 30 6 0 44
8 8 0 11 4 0 0 33 8 0 41
9 9 6 6 3 0 24 18 6 0 48
10 10 8 7 0 0 32 21 0 0 53
11 11 1 12 2 0 4 36 4 0 44
12 12 6 5 4 0 24 15 8 0 47
13 13 7 7 1 0 28 21 2 0 51
14 14 0 14 1 0 0 42 2 0 44
15 15 11 4 0 0 44 12 0 0 56
16 16 3 10 2 0 12 30 4 0 46
17 17 6 8 1 0 24 24 2 0 50
18 18 3 8 4 0 12 24 8 0 44
19 19 3 10 2 0 12 30 4 0 46
20 20 11 4 0 0 44 12 0 0 56
21 21 9 6 0 0 36 18 0 0 54
22 22 3 7 4 1 12 21 8 1 42
23 23 6 7 1 0 24 21 2 0 47
24 24 4 11 0 0 16 33 0 0 49
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Analisis Deskriptif
Dalam analisis ini akan diketahui perhatian orang tua terhadap siswa
kelas VII SMP N 7 Salatiga tahun pembelajaran 2015/2016 berdasarkan
jawaban angket yang telah disebarkan pada 24 siswa kelas VII.
1. Nilai variabel x (perhatian orang tua)
Dari hasil angket yang telah diperoleh nilai variabel untuk
perhatian orang tua diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel V
Daftar nilai perhatian orang tua
SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016
No Nilai
No Nilai
1 53
13 53
2 51
14 47
3 47
15 49
4 40
16 52
5 50
17 51
6 55
18 45
7 44
19 44
8 49
20 55
9 46
21 54
10 46
22 48
11 45
23 53
12 51
24 48
Adapun distribusi frekuensi tentang hasil jawaban angket adalah
sebagai berikut :
Tabel VI
Distribusi frekuensi perhatian orang tua
SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016
No Nilai Frequency Percent FX
1 40 1 4,17 40
2 44 2 8.33 88
3 45 2 8,33 90
4 46 2 8,33 92
5 47 2 8,33 94
6 48 2 8,33 96
7 49 2 8,33 98
8 50 1 4,17 50
9 51 3 12,5 153
10 52 1 4,17 52
11 53 3 12,5 159
12 54 1 4,17 54
13 55 2 8,33 110
Total 24 100% 1176
Untuk mencari mean pada tabel di atas, maka dilakukan langkah
sebagai berikut :
a. Proses penghitungan mean (X) ebagai berikut :
𝑋 =∑fx
𝑁
=1176
24
= 49
b. Untuk mengartikan tingkat perhatian orang tua, maka peneliti
membuat interval dengan kategori sebagai berikut :
R = H – L + 1
H = Jumlah item X skor tertinggi a = 4
= 15 x 4
= 60
L = Jumlah item X skor terendah a = 1
= 15 x 1
=15
Jadi R = H – L + 1
= 60 – 15 + 1
=46
𝑖 =𝑅
𝐾
Dimana
i = Interval
R = Jumlah interval kelas
K = Jumlah kelas interval berdasarkan jumlah alternatif jawaban
𝑖 =46
4
𝑖 = 11,5
Untuk lebih jelasnya akan disajikan tabel dibawah ini ang memuat
kategoriyang kualitas pelaksanaan.
Tabel VII
Interval kategori perhatian orang tua
SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016
No Interval Kategori Frekuensi Prosentase
1 49,5 – 60 Sangat baik 13 54’17
2 38 – 48,5 Baik 11 45,82
3 26,5 – 37 Cukup 0 0
4 15 – 25,5 Kurang 0 0
Total 24 100%
Dengan demikian dapat disimpulkan perhatian orang tua di
SMP N 7 Salatiga dapat dikatagorikan sangat baik dikarenakan mean
nilai angket sebesar 54,17 mencapai interval kategori sangat baik
(49,5–60) sesuai dengan tabel di atas.
2. Nilai Variabel Y (Kemandirian Belajar). Nilai jawaban masing-masing
siswa anak adalah sebagai berikut :
Tabel VIII
Daftar nilai kemandirian belajar siswa
SMP N 7 SalatigaTahun pelajaran 2015/2016
No Nilai
Nilai No
1 48
13 51
2 44
14 44
3 46
15 56
4 39
16 46
5 44
17 50
6 52
18 44
7 44
19 46
8 41
20 56
9 48
21 54
10 53
22 42
11 44
23 47
12 47
24 49
Adapun distribusi frekuensi tentang hasil jawaban angket adalah
sebagai berikut :
Tabel IX
Distribusi frekuensi kemandirian belajar siswa
SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016
No Nilai Frequency Percent FX
1 39 1 4,17 39
2 41 1 4,17 41
3 42 1 4,17 42
4 44 6 25 264
5 46 3 12,5 138
6 47 2 8,33 94
7 48 2 8.33 96
8 49 1 4,17 49
9 50 1 4,17 50
10 51 1 4,17 51
11 52 1 4,17 52
12 53 1 4,17 53
13 54 1 4,17 54
14 56 2 8,33 112
Total 24 100% 1135
Untuk mencari mean pada tabel di atas, maka dilakukan langkah
sebagai berikut :
a. Proses penghitungan mean (Y) ebagai berikut :
𝑋 =∑fy
𝑁
=1135
24
= 47,29
b. Untuk mengartikan tingkat kemandirian belajar, maka peneliti
membuat interval dengan kategori sebagai berikut :
R = H – L + 1
H = Jumlah item Y skor tertinggi a = 4
= 15 x 4
= 60
L = Jumlah item Y skor terendah a = 4
= 15 x 1
=15
Jadi R = H – L + 1
= 60 – 15 + 1
= 46
𝑖 =𝑅
𝐾
Dimana
i = Interval
R = Jumlah interval kelas
K = Jumlah kelas interval berdasarkan jumlah alternatif jawaban
𝑖 =46
4
𝑖 = 11,5
Untuk lebih jelasnya akan disajikan tabel dibawah ini ang memuat
kategoriyang kualitas pelaksanaan.
Tabel X
Interval kategori kemandirian belajar siswa
SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016
No Interval Kategori Frekuensi Prosentase
1 49,5 – 60 Sangat baik 8 33,35
2 38 – 48,5 Baik 16 66,65
3 26,5 – 37 Cukup 0 0
4 15 – 25,5 Kurang 0 0
Total 24 100%
Dengan demikian dapat disimpulkan kemandirian belajar di SMP
N 7 Salatiga dapat dikatagorikan baik dikarenakan mean nilai angket sebesar
66,65% mencapai interval kategori sangat baik (38-48,5) sesuai dengan tabel
di atas.
B. Pengujian Hipotesis
Setelah diketahui nilai dan prosentase serta mean skor dari kedua
variabel di atas, maka selanjutnya dalam analisis ini, nilai variabel X
(perhatian orang tua) dan nilai variabel Y (kemandirian belajar siswa) SMP N
7 Salatiga dengan menggunakan rumus korelasi product moment.
rxy = N∑XY−(∑X)(∑Y)
[N ∑ X2− ∑X 2][N∑Y2−(∑Y)²
Tabel XI
Tabel kerja korelasi Product Moment
NO X Y X² Y² XY
1 53 48 2809 2304 2544
2 51 44 2601 1936 2244
3 47 46 2209 2116 2162
4 40 39 1600 1521 1560
5 50 44 2500 1936 2200
6 55 52 3025 2704 2860
7 44 44 1936 1936 1936
8 49 41 2401 1681 2009
9 46 48 2116 2304 2208
10 46 53 2116 2809 2438
11 45 44 2025 1936 1980
12 51 47 2601 2209 2397
13 53 51 2809 2601 2703
14 47 44 2209 1936 2068
15 49 56 2401 3136 2744
16 52 46 2704 2116 2392
17 51 50 2601 2500 2550
18 45 44 2025 1936 1980
19 44 46 1936 2116 2024
20 55 56 3025 3136 3080
21 54 54 2916 2916 2916
22 48 42 2304 1764 2016
23 53 47 2809 2209 2491
24 48 49 2304 2401 2352
1176 1135 57982 54159 55854
Diketahui :
N = 24 ∑X = 1176 ∑Y = 1135
∑X2 = 57982 ∑Y2 = 54159 ∑XY = 55854
rxy = N∑XY−(∑X)(∑Y)
[N ∑ X2− ∑X 2][N∑Y2−(∑Y)²
rxy = 24 x 55854− 1176 1135
24 x 57983− 1176 2][24 x 54159− 1135 2
rxy = 1340496−1334760
1391592−1382976 ][1299816−1288225
rxy = 5736
8616 x 11591
rxy = 5736
99868056
rxy = 5736
9993.40
rxy = 0,574
Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa koefisien antara
perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa SMP N 7 Salatiga tahun
pelajaran 2015/2016 sebesar 0,574 (rxy = 0,574)
C. Pembahasan
Selanjutnya untuk menguji apakah ada hubungan antara perhatian
orang tua dengan kemandirian belajar siswa SMP N 7 Salatiga, dari hasil
yang telah ditemukan sebesar 0,574 (rxy = 0,574). Maka selanjutnya
memberikan interprestasi sebagai berikut :
1. Secara sederhana : dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara
variabel X dan variabel Y tidak bertanda negatif: berarti diantara kedua
variabel tersebut terdapat korelasi positif (korelasi Berjalan searah)
2. Dengan memperhatikan besarnya rxy (yaitu = 0,574), yang besarnya
berkisar 0,40 – 0,70 antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
hubungan.
3. Interpretasi dengan menggunakan tabel “r”: df = N-nr = 24 – 2 = 22
product moment ternyata bahwa df sebesar 22, pada taraf signifikan 5%
diperoleh r tabel = 0,404 dan taraf signifikan 1% diperoleh r tabel = 0,515.
Apabila hasilnya menunjukkan bahwa ro ≥ rt, berarti signifikan, yang
berarti pula bahwa hipotesis yang petulis ajukan diterima, tetapi apabila
sebaliknya, ro ≤ rt berarti non signifikan, maka hipotesis ha yang penulis ajukan
ditolak.
Adapun untuk mengetahui apakah nilai rxy (ro) itu signifikan atau tidak
maka diuji dengan taraf signifikan 5% dan 1% yang operasional adalah sebagai
berikut :
Pada taraf signifikan 5% hasilnya adalah:
ro = 0,574
rt 5% = 0,404
ro > rt 0,05 (Signifikan)
pada taraf signifikan 1% hasilnya adalah :
ro = 0,574
rt 1% = 0,515
ro > rt = 0,01 (Signifikan)
Dari penguji di atas membuktikan bahwa setelah rxy (ro) diuji baik
pada taraf signifikan 5% atau 1%, ro tetap menunjukkan hasil lebih besar dari rt.
Dengan demikian hipotesis alternatif ha yang berbunyi “ada hubungan
perhatian orang tua dengan kemandirian belajar SMP N 7 Salatiga siswa kelas
VII tahun pelajaran 2015/2016” yang diajukan adalah diterima.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari ketiga interpretasi di atas adalah
terdapat hubungan positif antara Variabel X dan Variabel Y dan hubungan itu
sifatnya signifikan sehingga hubungan itu memang ada, yaitu antara perhatian
orang tua dengan kemandirian siswa SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran
2015/2016.
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang
ditentukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan
yang tertera di bawah ini :
Tabel XII
Pedoman untuk memberikan interpretasi
Terhadap koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,00 sangat Kuat
Berdasarkan tabel di atas, dapat hubungan diketahui bahwa
interpretasi terhadap koefisien korelasi perhatian orang tua dengan kemandirian
belajar siswa SMP N 7 Salatiga terdapat tingkat hubungan yang sedang.
Dalam analisis korelasi, yang besarnya adalah kuadrat dari koefisien
korelasi (r²). Koefisien ini disebut sebagai penentu, karena varian yang terjadi
pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varian yang terjadi pada
variabel independen. Untuk koefisien korelasi diatas ditemukan r = 0,574.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah diadakan penelitian lapangan dan mengalisis data yang
diperoleh dalam rangka pembahasan skripsi yang berjudul “hubungan
perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa kelas VII SMP N 7
Salatiga tahun pelajaran 2015/2016”. Dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Perhatian orang tua berdasarkan jawaban angket yang disebar kepada 24
siswa, yang masuk kategori sangat baik berjumlah 13 anak, yang
termasuk dalam kategori baik berjumlah 11 siswa, dan tidak ada kategori
cukup dan kurang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perhatian
orang tua kelas VII di SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016 dapat
dikategorikan sangat baik dikarenakan mean nilai angket sebesar 49.
2. Kemandirian belajar siswa SMP N 7 Salatiga kelas VII tahun pelajaran
2015/2016 berdasarkan jawaban angket yang disebar kepada 24 siswa,
yang termasuk dalam kategori sangat baik berjumlah 8 siswa, yang
termasuk dalam kategori baik ada 16 siswa, dan kategori cukup dan
kurang tidak ada sama sekali. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kemandirian belajar siswa SMP N 7 Salatiga kelas VII tahun
pelajaran 2015/2016 dapat dikategorikan baik dikarenakan mean nilai
angket sebesar 47,29 mencapai interval (38 – 48,5)
3. Berdasarkan analisis tentang hubungan perhatian orang tua dengan
kemandirian belajar siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran
2015/2016 ditemukan untuk kesalahan 5% uji dua pihak dan dk = N-nr =
24 – 2 = 22, maka diperoleh r tabel = 0,404 dan kesalahan 1% r tabel =
0,515. Dari pengujian di atas membuktikan bahwa setelah rxy (ro) diuji
baik baik pada taraf signifikan 5% atau 1%, ro tetap menunjukkan hasil
lebih besar dari rt. Dengan demikian hipotesis alternatif ha yang berbunyi
“ada hubungan antara perhatian orang tua dengan kemandirian belajar
siswa kelas VII SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016” yang
diajukan adalah diterima. Kesimpulan yang dapat diambil dari ketiga
interpretasi di atas adalah terdapat hubungan positif antara Variabel X
dan Variabel Y dan hubungan itu sifatnya cukup signifikan sehingga
hubungan itu memang ada antara perhatian orang tua dan kemandirian
belajar siswa kelas VII di SMP N 7 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.
B. Saran–Saran
Setelah peneliti menyimpulkan hasil penelitian ini, maka peneliti
memberikan saran – saran sebagai berikut :
1. Bagi orang tua, yang berperan penting bagi anak/siswa dalam proses
mendidik hendaknya anak/siswa harus dijadikan sebagai subyek yang
memiliki kebutuhan, minat, baka, potensi, dan kemampuan untuk
berkembang kearah yang positif. Orang tua harus memahami perilaku
belajar siswa/anak melalui berbagai macam kegiatan yang dilakukan
seorang anak dan orang tua hendaknya mendukung proses pembelajaran
siswa dengan prinsip kemandirian belajar serta membantu mengawasi dan
mengendalikan diri seorang siswa.
2. Bagi siswa hendaknya sadar dengan eksistensinya sebagai manusia yang
harus maju dan berkembang terutama dalam melakukan aktifitas belajar
sehingga tumbuh kesadaran untuk perilaku belajar secara mandiri.
3. Bagi pembaca, apabila sesuatu yang bermanfaat dan dapat dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari terutama penciptaan sikap anak untuk
berperilaku belajar mandiri
C. Penutup
Dengan mengucap alhamdulillah wa syukurillah, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis sangat menyadari bahwa
apa yang telah penulis tuangkan dalam bentuk skripsi ini adalah jauh dari
kesempurnaan yang ada sebab penulis menyadari masih banyak kekurangan
dan keterbatasan–keterbatasan yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik serta
saran yang konstruktif dari pembaca sekalian penulis berharap berguna serta
kesempurnaan skripsi ini dan juga bagi penulis pribadi semoga mengambil
hikmahnya agar menjadikan kesempurnaan tulisan-tulisan di masa
mendatang. Tidak penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini dan semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua, amin.
DAFTAR PUSTAKA
Anggota IKAPI. 2006. membuat prioritas Melatih Anak Mandiri. Yogyakarta:
Kanisius,
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharismi. 2010. Prosedur Penelitian Bidang Sosial Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta,
Balson, Maurice. 1987. Bagaimana Menjadi Orang Tua yang baik. Jakarta:
Bumi Aksara,
Darajat, Zakiah. 2011. Ilmu Pendiidkan Islam. Jakarta: Bumi Aksara,
Depag RI. 1984. Al-Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penerjemah Al-Qur'an,
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besa Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
Fadillah, Muhammad dan Khorida, Lilif Mualifatul. 2013. Bina Karakter anak
Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
Sriyanti, Lilik, Muna Erawati, Suwardi. 2013. Teori-Teori Belajar. STAIN
Salatiga
Sudjana, Nana. Ibrahim. 1989. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan.Bandung:
Sinar Baru,
Simanjuntak. 1984. Latar Belakang Kenakalan Remaja. Bandung: penerbit
Alumni (Anggota IKAPI)
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yangmempengaruhinya. Cetakan
Keempat. Jakarta: Rineka Cipta,
Soeharto, Bohar. 1989. Menyiapkan Penelitiandan Penulisan Ilmiah. Bandung:
Tarsito
Surachmad, Winarno, 1972. Dasar Dan Tehnik Research. Bandung: C.V.
TARSITO.
Suryabrata ,Sumadi. 1993, Psikologi pendidika. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
Kasiram, Moh. 2008. Metodologi penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Yogyakarta:
UIN-Malang press.
Poerwadarminto, Ngalim. WJS. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka,
Wiyani, Novan Ardi. 2013. Bina Karakter anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media,
Zurayk, Ma’ruf, 1997, Bimbingan Praktis Mendidik Anak Menuju Remaja,
Bandung: Al-Bayan,
HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN
KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 7 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
A. Kisi-kisi perhatian orang tua
Variabel Indikator Item Angket
Perhatian
Orang Tua Kasih sayang orang tua 1,2,3,4,5
Orang tua sebagai
pembimbing dalam belajar 6,7,8,9,10
Orang tua selalu
memperhatikan belajar
anaknya 11,12,13,14,15
B. Kisi-kisi kemandirian belajar siswa
Variabel Indikator Item Angket
Kemandirian
belajar siswa Memiliki kemauan dalam
belajar 1,2,3,4,5
Memiliki tanggung jawab
belajar 6,7,8,9,10
Mengatur dirinya sendiri 11,12,13,14,15
ANGKET INSTRUMEN PENELITIAN
Nama Siswa : ___________________
Kelas : ___________________
Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan
berpengaruh terhadap reputasi dan prestasi anda di sekolah ini.
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET :
1. Isilah daftar identitas yang telah disediakan
2. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti dan seksama
3. Isilah dengan jujur sesuai dengan kenyataan pada diri saudara
4. Berilah tanda check (√) pada alternatif jawaban yang anda anggap
paling benar
5. Seluruh pernyataan harus dijawab dan tidak diperkenankan
jawaban lebih dari
Satu
6. Keterangan pilihan :
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
ANGKET PERHATIAN ORANG TUA
NO PERTANYAAN SS S TS STS
1 2 3 4
1 Orang tua sangat menyayangi saya
2 Orang tua selalu memberikan bimbingan
belajar di rumah
3
Walaupun orang tua sedang sibuk, tetapi selalu
menyempatkan diri menemani saya dalam
belajar
4 Orang tua selalu menanyakan kegiatan saya di
sekolah
5
Ketika saya mendapatkan nilai kurang bagus,
saya tidak dimarahi tetapi dinasehati dan diberi
pengarahan agar kedepannya lebih baik
6 Orang tua selalu mengingatkan saya selalu
berdo'a sebelum mengerjakan sesuatu
7 Orang tua selalu memberi semangat untuk
belajar
8
Saya tidak diizinkan menonton TV sebelum
mengerjakan tugas sekolah atau diwajibkan
belajar dulu
9
Orang tuamengarahkan memilih teman bergaul
dan memberi pengarahan tentang pergaulan
yang baik
10 Pada waktu luang orangtua mengecek tugas
dan pelajaran yang diajarkan oleh guru
11 Orang tua selalu mengontrol kegiatan saya
sehari-hari
12 Orang tua membantu memecahkan masalah
dalam pelajaran
13 Orang tua selalu peduli terhadap kemajuan
belajar saya
14 Setiap seminggu sekali orang tua selalu
megajak diskusi tentang pelajaran di sekolah
15 Orangtua mengingatkan jika sifat menyontek
adalah sifat jelek
ANGKET INSTRUMEN PENELITIAN
Nama Siswa : ___________________
Kelas : ___________________
Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan
berpengaruh terhadap reputasi dan prestasi anda di sekolah ini.
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET :
1. Isilah daftar identitas yang telah disediakan
2. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti dan seksama
3. Isilah dengan jujur sesuai dengan kenyataan pada diri saudara
4. Berilah tanda check (√) pada alternatif jawaban yang anda anggap
paling benar
5. Seluruh pernyataan harus dijawab dan tidak diperkenankan
jawaban lebih dari
Satu
6. Keterangan pilihan :
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
ANGKET KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
NO PERTANYAAN SS S TS STS
1 2 3 4
1 Setiap hari saya belajar dirumah, meskipun
hari libur
2 Saya rajin membaca buku yang berkaitan
dengan materi pembelajaran di sekolah
3
Jika ada istilah atau kosa kata baru yang belum
saya pahami, saya berusaha mencari tahu dari
buku-bukuyang ada di perpustakaan atau
bertanya kepada guru
4
Ketika saya tidak masuk sekolahkarena sakit,
agar saya tidak ketinggalan pelajaran, maka saya
memimjam buku catatan milik teman untuk
disalin dirumah.
5
Sesudah tes/ulangan, saya mencoba
mengulang kembali untuk menjawab tes
tersebut di rumah
6
Agar mendapat nilai yang lebih baik dari
semester yang lalu, saya berusaha lebih giat
dan konsentrasi dalam mengikuti
pembelajaran
7
Ketika di sekolah diadakan les tambahan jam
pelajaran oleh bapak/ ibu guru, saya
mengikutinya dengan senang hati
8
Saya selalu berusaha mendapatkan nilai
yang terbaik di kelas dalam setiap ulangan
dengan belajar sungguh-sungguh
9
Saya belajar di rumah, sesuai jadwal yang
saya buat sendiri tanpa mengurangi jam
belajar yang dibuat
10 Saya tidak pernah telat datang ke sekolah
setiap harinya
11 Saya berusaha masuk sekolah, meskipun di
rumah sedang ada hajatan
12
Ketika ada tugas kelompok yang diberikan
oleh bapak/ ibu guru, saya mengerjakan
tugas tersebut bersama teman-teman satu
kelompok
13
Ketika jam pelajaran kosong, saya
menggunakan waktu tersebut untuk
mengulang pelajaran kemarin
14
Sebelum belajar, saya menyiapkan buku-
buku, alat tulis menulis atau peralatan
belajar yang lain yang saya butuhkan
15
Setiap ada permasalahan dalam memahami
materi pelajaran, saya bertanya kepada orang
lain yang lebih tahu