hubungan antara penggunaan smartphone …eprints.ums.ac.id/60781/1/naskah publikasi.pdf · hubungan...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN
INTENSITAS INTERAKSI SOSIAL
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
Oleh :
YERIESKA RISTINA NOVA
F 100 120 231
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN
INTENSITAS INTERAKSI SOSIAL
ABSTRAK
Intensitas Interaksi Sosial adalah seberapa sering suatu hubungan antara dua
atau lebih individu, dimana perilaku individu yang satu mempengaruhi,
mengubah, atau memperbaiki perilaku individu yang lain. Interaksi sosial dapat
dipandang sebagai dasar proses-proses sosial yang ada, menunjuk pada hubungan-
hubungan sosial yang dinamis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara penggunaan smartphone dengan intensitas interaksi sosial secara
langsung atau interaksi sosial pada kehidupan nyata di kehidupan sehari-hari.
Peneliti menggunakan metode kuantitatif untuk mencapai tujuan penelitian ini.
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMP N
8 Magelang yang berjumlah 104 subjek. Cara penentuan subjek dalam penelitian
ini berdasarkan teknik purposive non random sampling. Teknik purposive non
random sampling yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu dengan pertimbangan tertentu yang bertujuan agar
data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif (Sugiono, 2011). Hasil
analisis data dari penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar -
0,071 dengan signifikansi (p) = 0,473 (p<0,05). Hal ini menunjukkan hasil
penelitian ini ada hubungan negatif antara penggunaan smartphone dengan
intensitas interaksi sosial. Berdasarkan hasil analisis diketahui penggunaan
smartphone mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 57,38 dan rerata hipotetik
(RH) sebesar 57,5 yang berarti perilaku penggunaan smartphone subjek penelitian
tergolong sedang. Variabel intensitas interaksi sosial mempunyai rerata empirik
(RE) sebesar 113,04 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 90 yang berarti intensitas
interaksi social subjek penelitian masih tergolong tinggi. Dengan adanya
penelitian ini diharap mendapatkan manfaat terutama dalam berinteraksi sosial
secara langsung dan batasan–batasan dalam menggunakan smartphone.
Kata kunci : Interaksi Sosial, Penggunaan Smartphone, Skala Interaksi Sosial,
Skala Penggunaaan Smartphone
ABSTRACT
The intensity of social interaction is a connection about two and many more
persons, while a behaviour another persons be able to change with one persons or
many more. An appearance social interaction base for process a social connection
and indicate for balanced social connection. This study aims to determine a
relationship between smartphone usage with the intensity of social interaction in
real life. Researcher used quantitative method to achieve the objectives of this
research. The subject used by quota sampling method wich is techniques for
determining the sample of data population who has characteristics until the
amount sufficed (Sugiono 2011). The subjects used in this study are the students
in 8 junior high school Magelang with total 104 students. The results of the
correlation coefficient (r) of -0.071 with a significance (p) = 0.473 (p <0.05). This
2
indicates there is a negativecorrelationabout relationship between smartphone
usage with intensity of social interaction. Based on the results analysis, it shows
smartphone usage variables have the empirical mean (RE) of 57,38 and the
hypothetical mean (RH) of 57.5 which means the smartphone usage of research
subjects considered moderate. The intensity of social interaction variables have
the empirical mean (RE) of 113,04 and the hypothetical mean (RH) of 90 which
means the intensity of social intraction the research subjects classified as high.
From this research is expeted to benefit from the uses of smartphone and intensity
of interaction social in real life also with a limits of smartphone uses.
Keyword : Smartphone Usage, Intensity Of Social Interaction, Scale Of Intensity
Social Interaction
1. PENDAHULUAN
Fenomena remaja dalam era modern seperti sekarang yang sangat
dimanjakan oleh alat teknologi dalam berbagai aktivitas, dalam hal
komunikasi jarak jauh para remaja pada umumnya cenderung menggunakan
smartphone, yang pada awal penciptaan produk ini diperuntukkan bagi
kalangan pebisnis agar memudahkan kegiatan usahanya. Tetapi pada faktanya,
para remaja juga memilih smartphone disebabkan aplikasi dan fitur-fitur
canggih yang terdapat di dalamnya. Ketergantungan ini membuat para remaja
sulit lepas dari gadget jenis ini, sehingga intensitas pemakaian di kalangan
mereka dapat merubah pola interaksi sosialnya (Noor 2014).
Remaja dalam hal ini pelajar, sedang berada pada proses di mana menuju
kepada sifat kedewasaan, pola pikir remaja yang cenderung terbuka lebih mudah
menerima hal-hal baru yang bersifat inovatif dibandingkan orangtua. Usia remaja
adalah usia dimana interaksi dan komunikasi yang dilakukan kepada orang-orang
yang baru di sekitarnya dilakukan secara intens, dan penggunaan smartphone
memberikan dampak, baik yang bersifat negatif maupun positif dalam interaksi
sosialnya (Noor 2014).
Kepemilikan smartphone tersebut, menjadikan kegiatan mengakses situs
jejaring social menjadi sangat mudah bagi mereka, sehingga memungkinkan
mereka mencari teman baru secara mudah, dan interaksi pun menjadi sering
dilakukan lewat social networking. Berdasarkan permasalahan, fenomena,
kondisi, dan kenyataan dari hubungan penggunaan smartphone terhadap interak
3
sisosial, tanpa disadari para pecandu smartphone kehilangan kemampuan untuk
hidup bersama dan juga semakin berkurangnya interaksi social secara langsung
(Firdaus 2015).
Masa remaja, merupakan masa yang sebagian besar diarahkan pada
persoalan hubungan teman sebaya. Remaja akan banyak menghabiskan waktu
bersama teman-teman sebaya daripada bersama anggota keluarga. Remaja
mulai berusaha melepaskan diri dari pengaruh dan dominasi orang tua, dan
mulai bergerak mencari identitas dalam kelompok-kelompok yang berjenis
kelamin sama, dan rata-rata usia sama. Interaksi yang terus menerus, dan
intens akan membentuk suatu hubungan persahabatan. Ormrod (2009 : 109)
menyatakan bahwa hubungan pertemanan menjadi suatu pembelajaran dan
pelatihan berbagai ketrampilan sosial bagi para remaja termasuk negosiasi,
persuasi, kerjasama, kompromi, kendali emosional, dan penyelesaian konflik.
Pendapat tersebut dapat dijabarkan bahwa teman sebaya dalam kelompok
interaksi sosial memiliki peran yang penting untuk membentuk identitas.
Individu akan saling mempengaruhi dalam proses interaksi sosial, terjadi
imitasi perilaku, dan belajar untuk meningkatkan ketrampilan sosial.
Selain itu, smartphone juga mengubah pola pikir manusia bahwa
mengoperasikan smartphone lebih menarik ketimbang berinteraksi dengan lawan
bicara secara langsung. Pengguna smartphone aktif ini terkadang tidak menyadari
bagaimana perasaan lawan bicaranya yang hanya terdiam melihat mereka sibuk
menggunakan smartphone-nya. Jelas apabila smartphone mempengaruhi interaksi
manusia denngan mengubah interaksi secara langsung (face to face) menjadi tidak
langsung (Khafidli 2014).
Kemunculan telepon genggam smartphone membuat banyak kalangan
remaja lebih asik dan sibuk dengan fitur yang terdapat pada alat tersebut, mereka
jauh lebih menyukai interaksi via jejaring sosial media, dari pada harus bertatap
muka langsung. Adanya smartphone juga memiliki efek baru pada perilaku
penggunanya (Bian& Leung, 2014).
Menurut Soerjono Soekanto (2000) interaksi sosial merupakan hubungan-
hubungan sosial yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara
4
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang-perorangan dengan
kelompok manusia. ada empat aspek dari interaksi sosial, meliputi: adanya
hubungan, adanya individu, adanya tujuan, dan adanya hubungan dengan struktur
dan fungsi kelompok.
Penggunaan berbagai macam teknologi merupakan hak setiap masyarakat
modern. Tetapi, jika mengacu pada para pelajar, bagaimana penggunaan tersebut
dapat membantunya dalam proses pembelajaran, khususnya penggunaan
smartphone bagi mereka dapat memberikan dampak, baik bersifat positif ataupun
negatif. Berdasarkan permasalahan, fenomena dan kondisi di atas di atas,peneliti
termotivasi untuk melakukan penelitian apakah penggunaan smartphone dapat
mempengaruhi intensitas interaksi sosial pada remaja. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penggunaan smartphone
dengan intensitas interaksi sosial.
2. METODE
Penelitian ini terdiri atas variabel bebas yaitu penggunaan smartphone dan
variabel tergantung yaitu intensitas interaksi sosial. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa-siswi SMP N 8 Magelang. Peneliti mengambil sampel
sebanyak 104 siswa dengan menggunakan teknik purposive non random
sampling. Teknik purposive non random sampling yaitu teknik untuk menentukan
sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu dengan pertimbangan
tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bias lebih representative
(Sugiono, 2011).
Pengambilan sampel memiliki beberapa kriteria, yaitu a) Berusia antara 14-17
tahun atau menduduki jenjang pendidikan setara dengan siswa-siswi SMP, b)
Tercatatsiswa-siswi SMP N 8 Magelang. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan alat ukur skala intensitas
interaksi sosial dan skala penggunaan smartphone berdasarkan aspek penggunaan
smartphone (Budyatna 2014). Pengambilan data variable penelitian ini dilakukan
melalui metode skala berdasarkan aspek interaksi sosial (SoerjonoSoekanto
2010). Metode skala yaitu metode penyelidikan dengan menggunakan suatu daftar
5
pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau diterjemahkan oleh orang
yang menjadi subjek penelitian (Hadi 2007). Penentuan metode statistik yang
digunakan disesuaikan dengan tujuan penelitian dan jenis data, yang dalam
penelitian ini hipotesis yang diuji adalah hubungan antara penggunaan
smartphone terhadap intensitas interaksi sosial. Selanjutnya perhitungan analisis
data menggunakan korelasi Product Moment dengan bantuan program SPSS 16,0
for windows (Azwar,2014).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan analisis product moment dari
Pearson dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows diperoleh
hasil koefisien korelasi rxy = -0,071 dengan sig. = 0,473; (p < 0,05). Hasil
penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti, yaitu ada
hubungan negatif antara penggunaan smartphone dengan intensitas interaksi
sosial. Hasil penelitian ini berarti ada hubungan negatif antara penggunaan
smartphone dengan intensitas interaksi sosial. Menurut penelitian Williams &
Sawyer, 2011 (dalam Nekie tahun 2013) mengatakan bahwa smartphone lebih
dominan dikalangan masyarakat khususnya dikalangan remaja saat
ini,dikarenakan dari segi fitur yang ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan
penggunaan dalam setiap kegiatannya dan banyak yang bisa dilakukan dalam satu
genggaman saja. Salah satunya ialah menghubungi orang terdekat atau
komunikasi tidak langsung.
Hal ini sejalan dengan hipotesis yang dikemukakan peneliti. Marshal
McLuhan dalam (Hafner & Jones, 2012) bahwa manusia membentuk alat-alat
komunikasi, tetapi pada akhirnya alat-alat tersebut akan membentuk manusia
dengan media baru yang mempengaruhi makna yang dibuat oleh seseorang,
maknanya hubungan dirinya dengan orang lain akan menjadi seperti apa orang
tersebut dan pada akhirnya pola-pola interaksi dalam berkomunikasi ini akan
membentuk kebiasaan dan budaya baru (Rosidah Herni 2013).
6
Fazrian Noor (2014) mengungkapkan pada penelitiannya analisa
penggunaan sartphone terhadap pertemanan di sekolah kelas X SMA N 4
Palangkaraya hasil penelitian tersebut salah satunya memberikan dampak positif
diantaranya (1) dampak positif Smartphone adalah a) tidak mengaktifkan
Smartphone saat pembelajaran berlangsung, b) memanfaatkan Smartphone untuk
belajar kelompok, c) memanfaatkan fitur situs jejaring sosial untuk berkomunikasi
dengan teman, d) memanfaatkan Smartphone untuk melakukan kegiatan bersama
teman-teman seperti belajar kelompok, e) menyapa teman walaupun sedang
memainkan Smartphone, f) orang tua selalu mengecek Smartphone. g) melakukan
kegiatan bersama dengan teman yang tidak menggunakan Smartphone.
Keterbatasan subjek penelitian adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi ada tidaknya korelasi antara penggunaan smarphone dengan
intensitas interaksi sosial. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh
peneliti menunjukkan bahwa beberapa subjek menggunakan smartphone untuk
sarana berkomunikasi sebelum bertemu secara langsung dalam kehidupan sehari-
harinya sehingga smartphone sangat membantu dalam proses seberapa sering
berinteraksi secara langsung. Selain itu dalam penelitian ini subjek penelitian
sudah ditentukan oleh pihak sekolah agar tidak mengganggu proses belajar
mengajar. Cara pengambilan sampel tersebut tidak memberi kesempatan yang
sama bagi anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel sehingga keterwakilan
populasi oleh sampel lebih rendah dan menyebabkan generalisasi terbatas. Diduga
terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi interaksi sosial.
Penggunaan smartphone siswa pada SMP N 8 Magelang tergolong sedang.
Penggunaan smartphone mempunyai rerata empirik (RE) 57,38 dan rerata
hipotetik (RH) sebesar 57,5 yang berarti penggunaan smartphone pada subjek
tergolong sedang.. Subjek yang berada dalam kategori sangat rendah berada pada
rentang angka 23 s/d 37 dengan jumlah subjek 0 (0%), kategori rendah berada
pada rentang angka 38 s/d 51 dengan jumlah subjek 15 (14%), kategori sedang
berada pada rentang angka 52 s/d 64 dengan jumlah subjek 74 (72%), kategori
tinggi berada pada rentang angka 65 s/d 78 dengan jumlah subjek 15 (14%), dan
7
kategori sangat tinggi berada pada rentang angka 79 s/d 92 dengan jumlah subjek
0 (0%), dari total subjek yang berjumlah 104 siswa.
Intensitas Interaksi sosial pada siswa SMP N 8 Magelang tergolong tinggi.
Intensitas Interaksi sosial mempunyai rerata empirik (RE) 113,04 dan rerata
hipotetik (RH) 90 yang berarti intensitas interaksi sosial subjek tinggi. Subjek
yang berada dalam kategori sangat rendah berada pada rentang angka 36 s/d 57
dengan jumlah subjek 0 (0%), kategori rendah berada pada rentang angka 58 s/d
79 dengan jumlah subjek 0 (0%), kategori sedang berada pada rentang angka 80
s/d 100 dengan jumlah subjek 10 (10%), kategori tinggi berada pada rentang
angka 101 s/d 122 dengan jumlah subjek 75 (72%), dan kategori sangat tinggi
berada pada rentang angka 122 s/d 144 dengan jumlah subjek 19 (18%), dari total
subjek yang berjumlah 104 siswa.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan negatif antara penggunaan
smartphone dengan intensitas interaksi sosial. Penggunaan smartphone subjek
penelitian tergolong sedang, ditunjukkan dengan rerata empirik (RE)=57,38 dan
rerata hipotetik (RH)= 57,5. Intensitas interak sisosial subjek penelitian tergolong
tinggi, ditunjukkan dengan rerata empirik (RE)=113,04 dan rerata hipotetik (RH)=
90. Sumbangan efektif dari variabel penggunaan smartphone dengan intensitas
interaksi sosial sebesar 5% dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,071.
Masih terdapat 95% faktor lain yang mempengaruhi interaksisosial. Dari
kesimpulan di atas penulis dapat memberikan saran bagi sekolah diharapkan lebih
memperhatikan batasan-batasan siswa dalam mengunakan smartphone. Sekolah
juga diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana siswa dalam meningkatkan
interaksi sosial siswa di sekolah. Komunikasi antara orang tua dan anak
berdampak besar pada kehidupan sehari-hari anak, baik di sekolah maupun diluar
sekolah. Komunikasi yang baik akan terjalin apabila orang tua mampu terbuka
dengan anak, sehingga menunjukkan rasa empati terhadap apa yang dialami anak.
Anak menjadi mudah menjelaskan dan berinteraksi dengan lingkungan
8
terdekatnya yaitu keluarga. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk
melakukan penelitian dengan tema yang sama diharapkan dapat memperluas hasil
penelitian dikarenakan masih terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi
interak sisosial selain penggunaan smartphone. Selain itu, peneliti selanjutnya
diharapkan menggunakan teori-teori yang lebih banyak dan hasil penelitian yang
lebih terbaru. Peneliti selanjutnya juga diharapkan menggunakan random
sampling untuk pengambilan sampel agar generalisasi lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA\
Anggita Syalshabila Prilasha. (2015 Agustus 08) “ Hubungan Antara Frekuensi
Penggunaan Smartphone Dengan Dimensi Individually & Connectedness
Dalam Pola Relasi Remaja Orang Tua Pada Remaja Yang Berusia 15 – 19
Tahun”(Skripsi). Bogor:Institut Pertanian Bogor
Azwar, Saifuddin. 2007. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar Offset
Azwar, Saifuddin. 2014. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset
Badwildan, R.A. (2004). Rahasia Dibalik Handphone.Jakarta : Darul Farah
Bernard Raho (2004). Sebuah Pengantar Sosiologi. Surabaya : Sylvia
Bian, M. & Leung L. (2014). Linking Loneliness, Shyness, Smartphone
Addiction and
Patterns of Smartphoneuse to Capital. Journal: Social Science Computer
Review ,1-19
Budyatna.M . (2005). Pengembangan Sistem Informasi Permasalahan dan
Prospeknya. Jakarta: CV. Citra Mandiri
Brotosiswoyo, B.S (2002). Dampak Sistem Jaringan Global Pada Pendidikan
Tinggi Tangerang : Indosakti
Fazrian Noor. (2014 Desember 04) “Analisa Penggunaan Smartphone Dalam
Pertemanan Di Sekolah Kelas X di SMA N 4 Palangkaraya Tahun Ajaran
2013/2014” (Skripsi). Palangkaraya: Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya
FirdausBayu. (2015 ,Januari 09) “DampakPenggunaan Smartphone
TerhadapInteraksiSosial d KalanganMahasiswaJurusanSosiologi Agama,
FakultasUnsuhulludindanPemikiran Islam”(Skripsi). Yogyakarta:
Universitas Islam NegeriSunanKalijaga Yogyakarta
9
Gea, Antonius Atosokhi, Antonio Panca Yuni Wulandari & Yohanes Babari.
Character Building II, Relasi Dengan Sesama. Jakarta : PT Gramedia,
2003.
Gerungan, W.A. Psikologi Sosial. Bandung : PT Refika Aditama, 2004.
http://hot.detik.com/read/2015/10/08/162759/3039651/763/interaksi-sosial-
kurang-dari-3-kali-sepekan-awas-rentan-depresi
http://cetakkompas.com/read/2015/12/08/162759/3039651/763/fenomena-
smartphone
Joko Reza, I. (2015 , October 01). Makin Banyak Remaja di Asia yang
Kecanduan
Smartphone. Diakses Maret 25, 2016 dari
http://tekno.liputan6.com/read/2329307/makin-banyak-remaja-di-asia-
yang-kecanduan-smartphone
Khafidli Firgiawan, M. (2013). Pengaruh Smartphone terhadap Interaksi Sosial
Mahasiswa di Kota Tangerang. Anima, Indonesian Psychological Journal,
28 (1), 13l-142
Lenhart, A. (2012 , March 19). PewInternet.org. Diakses Maret 26, 2016 dari
http://www.pewInternet.org/Reports/2012/Teens-and-smartphones.aspx
Morey, Doc. Phone Power : Meningkatkan Keefektifan Berkomunikasi di
Telepon. Jakarta : PT Gramedia, 2004.
Oulasvirta, A., Rattenbury, T., Ma, L., & Raita, A. (2012). Habits Make
Smartphone Use More Pervasive. Personal and Ubiquitos Computing,
105-114
Ormrod, Jeanne Ellis. 2009.
PsikologiPendidikanMembantuSiswaTumbuhdanBerkembang, Jilid 1.
Jakarta :Erlangga
Putra Aucky. (2014 ,Agustus 08) “ peran smartphone dalaminteraksisosial
anakmuda”(JurnalStudiDeskripsikualitatifPeran Smartphone Dalam
KelompokPersahabatanAnakMuda) . (Malang) : Universitas Brawijaya
Rosidah.E.H. (2013, Oktober 02) “ PolaKomunikasiMahasiswaDalam
Menggunakan Smartphone”(JurnalStudiKasusMahasiswa Marketing
Komunikasi FEK Binus University). (Jakarta) :UniversitasBina Nusantara
Saputra A. Prayudi. 2014. Fenomena Penggunaan Smartphone Di Kalangan
Pelajar (Studi Kasus Di SMP Islam Athirah I Makassar(Skripsi).
Makassar: Universitas Hasanuddin
10
Syarif Nurlelah. (2015 , Maret 02) “Pengaruh Perilaku Pengguna Smartphone
TerhadapKomunikasi Interpersonal Siswa SMK TI Airlangga
Samarinda” . (Samarinda) : Universitas Mulawarmane-journal ilmu
komunikasifisip-Universitas Mulawarman (2), 213-217
Soerjono, Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT RajaGrafindo, 2010.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung ; Tarsito.T.B.K
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B : Bandung.
W.A. Gerungan. (2014). Psikologi Sosial : Bandung . Ersaw