hubungan antara mekanisme corporate governance, kinerja lingkungan … · lingkungan dengan kinerja...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA MEKANISME CORPORATE
GOVERNANCE, KINERJA LINGKUNGAN DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Pascalis Advenata Nugroho
NIM: 122114102
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
HUBUNGAN ANTARA MEKANISME CORPORATE
GOVERNANCE, KINERJA LINGKUNGAN DENGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Pascalis Advenata Nugroho
NIM: 122114102
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA MEKANISME C ORP ORATEG O flE NNANCE, KINERIA LINGKUNCAN DENGAN KINERIA
KEUANGA}I PERUSA}IAAN(Sfidi Eryiris pada Perusalman yrng Terdafu dihrsa Efek Irdonesia Tahur
2010-2014)
Pembirubiry
Tangal 11Jr,li 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBLINGAN ANTARA MEKANISME CO RP ORAT EG O V E RN A}{C E, KINtrRJA LINGKLINGAN DENGAN KI}IERIA
KETIANGAN PtrRUSAI Ld{T{(Stdi Empirii padaPensahaan yang Terdaftm diBursa Efsk Indonesia Tatnm
20i0-2014)
Dipersbpkan dan ditulis olehPascalis Advenata Nugruho
NIM: 122114102
Telah dipertahankan di depan Dewan PenguJi
Pada Tangpl 10 Agustus 2016Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Tanda TanganJabatan
Ket$a
Sekretris
Angota
Anggota
Anggota
Yogyakart4 31 Agrstus 2016F
Dhanna
,, l"-g.lr*we*zr*-/
ilt
S.E., M.B.A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sometimes the first step is the hardest one. Just take it. Have the
courage to follow your heart and intuition” (Steve Jobs)
“Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb
a tree. It will live its whole life believing that it is stupid” (Albert Einstein)
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Untuk pemberi hidup dan segalanya, Gusti Allah
Untuk Bapak Agustinus Katri Nugroho dan Ibu Scholastika Yani Hadi
Rustanti
Untuk Brigitta Destiyani Puspaningrum dan Lucia Triyananda
Hayuningsih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TINIVERSITAS SANATA DHARMAFAKLLTAS EKONOMI
JIIRUSAN AKLINTANSI _ PROGRAM STI]DI AKLINTANSI
PERNYATAAII KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertandatang;an di bawah ini Saya menyatakan bahwa skrfusi dengan judul:
.. HUBLIN GAN AN TARA M BKA}I IS ME C O R P O RATE G O VE RN A NC E,KINERJA LINGKTJNGAN DENGAI\ KINERJA KEUANGAN
PERUSAIIAAN'
dandimajukan untuk diuji tanggal l0Agustus 2076adahh hasil karya saya"
Dengan ini saya rnenyatakan dengan sesungguhnya bahwa dahm skripsi ini
tiCak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan
cara nrcnyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
mennnjukkan gagasan ataupendapat atzupenakiran daripenulis lain yang sayaaku
seohh - olah sebapi tulisan saya sendiri dan atau tiCak terdapat bagian atau
kesehruhan hrlisan )ang saya salh, tinr, atau yang saya ambil dari tulisan orang
lain tarpa rremberkan pengakuan pada penulb aslinya.
Apabih saya nrlakukan hal tersebut di atas, baik sengaja rnarpur tidak,
dengan ini saya menyatakan nrenark skripsi yang saya ajr.rkan sebagai hasil tulisan
saya sendiri ini Bila kemudian terbukti bahwa saya temyata melalaftan tindakan
menyalin atau meniru hrlisan orang lain seolah - olah hasil pemkira saya sendiri,
berarti gehr dan ganh yarg telah yang telah diberkan oleh uriversitas batal sala
terima.
Yogyakarta, 31 Agustus 2016
Yang membuat pemyataarg
t(MPascalis Advenata Nugroho
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PTIBLIKASI KARYA ILMIAH I]NTT]I( KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah rri, saya rnahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Narrn
Norrnr Mahasiswa
: Pascalis Advenata Nugroho
: l22ll4l02
Demi pengembangan ihru pengetahua4 sala rnemberkan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharrna karya ikniah saya yang berjudut "Hubungan antara
Mekanisme Corporate Governance, Kinerja Lingkungan dengan Kinerja
Keuangan Perusahaan", beserta perangftat yang diperhrkan (bfla ada). Dengan
demkian saya memberftan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharrna hak
wrtuk rnenyinpan, rnengalihkan dahm bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendisffibusftan secara terbatas, dan menpublikasikannya
di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tarpa perlu meminta izin
dari saya marpul nremberi royahi kepada saya selarna tetap mencanturnkan nama
saya sebagai penulis.
Demkian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yograkarta, 31 Agustus 2016,^*ru
Pascalis Advenata Nugroho
VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan kasih-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul “Hubungan antara Mekanisme Corporate Governance, Kinerja
Lingkungan dengan Kinerja Keuangan Perusahaan”.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma. Saya menyadari bahwa skripsi ini berhasil disusun berkat bantuan,
bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala
kerendahan hati pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
kepribadian kepada penulis.
2. Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma.
3. Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Dr. Titus Odong Kusumajati, M.A., selaku dosen pembimbing akademik.
5. Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Ak., selaku pembimbing yang telah
membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah
membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama menempuh studi.
7. Seluruh karyawan dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang
telah banyak membantu penulis selama bergabung bersama civitas akademia
Universitas Sanata Dharma.
8. Bapak Agustinus Katri Nugraha, Ibu Scholastika Yani Hadi Rustanti, Brigitta
Destiyani Puspaningrum dan Lucia Triyananda Hayuningsih selaku keluarga
penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9.
10.
Andriyanto Adi Nugroho, Yohanes Adfya Vendy Sucahyo, Aloysius Aldo
Reinaho, Mfttam Satria, Thornas Dwi Yananto, Wieke Indah Amelia, Maria
Alina Putri Eni Nur Puji selaku teman spesial penulis.
Ando, Wasi, Berl Wawa4 Cicilia, Cindy, Diaa Adventia, I-ave, Lintang,
Wayalf Dona selaku ternan seperjuangan kelas MPT Pak Anto.
11. Ternan-teman dan pitnk lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu
Pern:lis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena ifu pentrlis mengharapkan krihk dan saran Sernoga skripsi ini dapat
berrnanfrat bagi pembaca.
Yograkarta, 31 Agustus 2016
I
0bPascalis Advenata Nugroho
vilt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................. v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ........................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR .................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ........................................................................... xii
ABSTRAK ........................................................................................................... xiv
ABSTRACT ........................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
C. Batasan Masalah ......................................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5 E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan ................................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Pendukung ......................................................................................... 8 1. Legitimacy Theory ............................................................................. 8
2. Agency Theory ................................................................................... 9 B. Kinerja Keuangan Perusahaan .................................................................... 10 C. Definisi Corporate Governance ................................................................. 11
D. Asas Corporate Governance ....................................................................... 12 E. Mekanisme Corporate Governance ............................................................ 14
1. Dewan Komisaris Independen ........................................................... 15 2. Kepemilikan Institusional .................................................................. 15 3. Kepemilikan Manajerial ..................................................................... 17
F. Kinerja Lingkungan .................................................................................... 18 G. Hubungan Antara Mekanisme Corporate Governance dengan Kinerja
Keuangan Perusahaan ................................................................................. 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
H. Hubungan Antara Kinerja Lingkungan dengan Kinerja
Keuangan Perusahaan ................................................................................. 24 I. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 26 J. Kerangka Konseptual Penelitian ................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 28 B. Objek Penelitian .......................................................................................... 28 C. Populasi Sasaran ......................................................................................... 28
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 28 E. Variabel Penelitian ...................................................................................... 29
1. Kinerja Keuangan Perusahaan .......................................................... 29 2. Mekanisme Corporate Governance .................................................. 29 3. Kinerja Lingkungan ........................................................................... 30
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 31 1. Mendeskripsikan Data ....................................................................... 31
2. Variabel Penelitian .............................................................................. 31 3. Analisis Deskriptif ............................................................................... 33 4. Klasifikasi Data ................................................................................. 33
5. Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) ................................................ 35
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Populasi Sasaran ....................................................................................... 38 B. Profil Perusahaan ...................................................................................... 39
1. Aneka Tambang (Persero) Tbk. ........................................................ 39 2. Asahimas Flat Glass Tbk. .................................................................. 39 3. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. ................................................... 39
4. Fajar Surya Wisesa Tbk. ................................................................... 40 5. Holcim Indonesia Tbk. ...................................................................... 40
6. Indo Acidatama Tbk. ......................................................................... 40 7. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. .................................................. 40 8. Kalbe Farma Tbk. .............................................................................. 41
9. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. ............................................ 41 10. Kimia Farma (Persero) Tbk. .............................................................. 41
11. PP London Sumatra Indonesia Tbk. .................................................. 42 12. Prasidha Aneka Niaga Tbk. ............................................................... 42 13. SMART Tbk. ..................................................................................... 42
14. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. .................................................... 43 15. Suparma Tbk. .................................................................................... 43
16. Surya Toto Indonesia Tbk. ................................................................ 43 17. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. ................................................ 43 18. Timah (Persero) Tbk. ........................................................................ 44
19. Tunas Baru Lampung Tbk. ................................................................ 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Data ................................................................................................ 45
1. Deskripsi Data ................................................................................... 45 2. Perhitungan Variabel ......................................................................... 68 3. Analisis Deskriptif ............................................................................... 77
4. Pengklasifikasian Data ....................................................................... 82 5. Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) ................................................ 91
B. Pembahasan ................................................................................................ 98
1. Hubungan antara Mekanisme Corporate Governance dengan
Kinerja Keuangan Perusahaan ........................................................... 98 2. Hubungan Antara Kinerja Lingkungan dengan Kinerja
Keuangan Perusahaan ....................................................................... 102
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 103 B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 103
C. Saran ........................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 105
LAMPIRAN ......................................................................................................... 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Peringkat PROPER ................................................................. 19
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran .................................................... 38
Tabel 5.1 Jumlah Dewan Komisaris .................................................................... 46
Tabel 5.2 Jumlah Dewan Komisaris Independen ................................................. 47
Tabel 5.3 Jumlah Saham yang dimiliki Institusi .................................................. 48
Tabel 5.4 Jumlah Saham Perusahaan ................................................................... 50
Tabel 5.5 Jumlah Saham yang dimiliki Manajer .................................................. 52
Tabel 5.6 Hasil PROPER Perusahaan .................................................................. 54
Tabel 5.7 Harga Penutupan Saham Perusahaan ................................................... 56
Tabel 5.8 Jumlah Saham Biasa yang Beredar ...................................................... 58
Tabel 5.9 Utang Lancar ........................................................................................ 60
Tabel 5.10 Nilai Buku Persediaan ........................................................................ 62
Tabel 5.11 Utang Jangka Panjang ........................................................................ 64
Tabel 5.12 Nilai Buku Total Aktiva ..................................................................... 66
Tabel 5.13 Perhitungan Proporsi Dewan Komisaris Independen ........................ 68
Tabel 5.14 Perhitungan Kepemilikan Institusional .............................................. 70
Tabel 5.15 Perhitungan Kepemilikan Manajerial ................................................ 72
Tabel 5.16 Kinerja Lingkungan dengan Variabel Dummy ................................... 74
Tabel 5.17 Perhitungan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Tobin’s Q ......... 76
Tabel 5.18 Analisis Deskriptif Dewan Komisarisn Independen .......................... 77
Tabel 5.19 Analisis Deskriptif Kepemilikan Institusional ................................... 78
Tabel 5.20 Analisis Deskriptif Kepemilikan Manajerial ..................................... 79
Tabel 5.21 Analisis Deskriptif Kinerja Lingkungan ............................................ 80
Tabel 5.22 Analisis Deskriptif Kinerja Keuangan Perusahaan ............................ 81
Tabel 5.23 Hasil Klasifikasi Dewan Komisaris Independen ................................ 82
Tabel 5.24 Data Klasifikasi Dewan Komisaris Independen ................................ 83
Tabel 5.25 Hasil Klasifikasi Kepemilikan Institusional ....................................... 84
Tabel 5.26 Data Klasifikasi Kepemilikan Institusional ....................................... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Tabel 5.27 Hasil Klasifikasi Kepemilikan Manajerial ......................................... 86
Tabel 5.28 Data Klasifikasi Kepemilikan Manajerial .......................................... 87
Tabel 5.29 Hasil Klasifikasi Kinerja Lingkungan ................................................ 88
Tabel 5.30 Hasil Klasifikasi Kinerja Keuangan Perusahaan ................................ 89
Tabel 5.31 Data Klasifikasi Kinerja Keuangan Perusahaan ................................ 90
Tabel 5.32 Tabulasi Silang antara Dewan Komisaris Independen
dengan Kinerja Keuangan Perusahaan .............................................. 92
Tabel 5.33 Tabel Symmetric Measures antara Dewan Komisaris Independen
dengan Kinerja Keuangan Perusahaan .............................................. 92
Tabel 5.34 Tabulasi Silang antara Kepemilikan Institusional
dengan Kinerja Keuangan Perusahaan .............................................. 93
Tabel 5.35 Tabel Symmetric Measures antara Kepemilikan Institusional
dengan Kinerja Keuangan Perusahaan .............................................. 94
Tabel 5.36 Tabulasi Silang antara Kepemilikan Manajerial
Dengan Kinerja Keuangan Perusahaan ............................................. 95
Tabel 5.37 Tabel Symetric Measures antara Kepemilikan Manajerial
Dengan Kinerja Keuangan Perusahaan ............................................. 95
Tabel 5.38 Tabulasi Silang antara Kinerja Lingkungan
dengan Kinerja Keuangan Perusahaan .............................................. 96
Tabel 5.39 Tabel Symetric Measures antara Kinerja Lingkungan
dengan Kinerja Keuangan Perusahaan .............................................. 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MEKANISME CORPORATE
GOVERNANCE, KINERJA LINGKUNGAN DENGAN
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2010 – 2014)
Pascalis Advenata Nugroho
NIM: 122114102
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara mekanisme
corporate governance dan kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini juga
menganalisis hubungan antara kinerja lingkungan dan kinerja keuangan
perusahaan.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Jumlah populasi sasaran sebanyak
19 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014.
Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel
penelitian adalah deskriptif statistik.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan sangat lemah dan positif
antara mekanisme corporate governance yang diukur dengan dewan komisaris
independen dengan kinerja keuangan perusahaan. Mekanisme corporate
governance yang diukur dengan kepemilikan institusional memiliki hubungan yang
sedang dan positif dengan kinerja keuangan perusahaan. Mekanisme corporate
governance yang diukur dengan kepemilikan manajerial memiliki hubungan yang
lemah dan negatif dengan kinerja keuangan perusahaan. Kinerja lingkungan
memiliki hubungan yang lemah dan positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Kata kunci: mekanisme corporate governance, dewan komisaris independen,
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kinerja lingkungan, kinerja
keuangan perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
THE RELENTIONSHIP BETWEEN CORPORATE GOVERNANCE
MECHANISM, ENVIROMENTAL PERFOMANCE WITH CORPORATE
FINANCIAL PERFOMANCE
(Empirical Study on Listed Companies in Indonesia Stock Exchange
in 2010-2014)
Pascalis Advenata Nugroho
NIM: 122114102
Sanata Dharma University Yogyakarta
2016
The purpose of the study is to analyze the relationship between corporate
governance mechanism and corporate financial perfomance. This research also analyzes the relationship beetween environmental perfomance and corporate financial perfomance.
The type of the research is empirical studies. The target population is 19 firms
listed in the Indonesia Stock Exchange in 2010-2014. The data analysis is
correlation analysis.
The results show that there is a very weak and positive association between corporate governance measured with executive boards and corporate financ ia l perfomance. Corporate governance mechanism measured with institutiona l
ownership has a medium and positive association with corporate financ ia l perfomance. Corporate governance mechanism measured with manager ia l
ownership has a weak and negative association with corporate financ ia l perfomance. Enviromental perfomance has a weak and positive association with corporate financial perfomance.
Keywords: corporate governance mechanism, executive boards, institutiona l
ownership, managerial ownership, enviromental perfomance, corporate fianc ia l perfomance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang investor melakukan investasi pada suatu perusahaan dengan tujuan
untuk mendapatkan return yang maksimal. Investor memiliki berbagai
pertimbangan sebelum melakukan investasi, antara lain dengan melihat kinerja
keuangan suatu perusahaan yang diukur melalui nilai perusahaan. Nilai perusahaan
dapat diukur dari beberapa aspek antara lain melalui nilai buku (book value) dan
nilai pasar (market value). Cara lain yang dapat digunakan investor untuk
mengetahui kinerja keuangan sebuah perusahaan, yaitu dengan menghitung rasio
Tobin’s Q. Tobin’s Q merupakan ukuran yang lebih teliti karena memberikan
gambaran yang tidak hanya pada aspek fundamental, namun juga sejauh mana pasar
menilai perusahaan dari berbagai aspek yang dilihat oleh pihak luar termasuk
investor (Hariati dan Rihatiningtyas, 2015).
Proses peningkatan kinerja perusahaan diperlukan untuk menarik minat
investor, namun proses ini sering menimbulkan konflik antara investor (prinsipal)
dengan manajer (agen), yang sering disebut dengan konflik keagenan (agency
conflict). Konflik keagenan timbul karena terjadi perbedaan kepentingan antara
agen dan prinsipal. Pihak agen lebih mengutamakan kepentingan pribadi yang
bertentangan dengan tujuan perusahaan dan sering mengabaikan kepentingan
prinsipal yang akan berdampak pada penurunan kualitas laba kemudian akan
menurunkan nilai perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Konflik keagenan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dapat diminimalisir dengan suatu mekanisme pengawasan atau monitoring.
Penerapan tata kelola perusahaan atau corporate governance dapat menjadi sarana
pengawasan dalam konflik keagenan. Penerapan mekanisme corporate governance
diharapkan mampu menjadi penghambat perilaku curang agen sehingga diharapkan
akan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
Perusahaan selain meningkatkan kinerja keuangan perusahaan juga harus
memperhatikan lingkungan dan masyarakat sekitar sesuai dengan prinsip 3P (profit,
people, and planet) dan legitimacy theory. Legitimacy theory mengungkapkan
bahwa perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatan
usaha berdasarkan nilai-nilai justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi
berbagai kelompok kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan. Prinsip
3P (profit, people, and planet) menuntut perusahaan tidak hanya mengejar profit,
namun juga harus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat (people) dan
aktif menjaga kelestarian lingkungan (planet) (Irawan, 2008).
Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup mulai tahun 2002 telah
membuat program penilaian sebagai upaya pertanggungjawaban dalam
mengendalikan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup serta pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan beracun. Pemerintah juga telah mengeluarkan
Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang membahas mengenai pencegahan serta pengendalian dan
kepastian hukum pencemaran lingkungan. Program Peringkat Kinerja Perusahaan
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) digunakan untuk menilai kinerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
lingkungan perusahaan dan memacu perusahaan agar semakin baik dalam usaha
peduli lingkungan.
Penerapan Program Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PROPER) membuat stakeholder semakin menyadari
pentingnya lingkungan hidup dan bagaimana melestarikan lingkungan sekitar
(Ulya, 2014). Penerapan mekanisme corporate governance menurut Forum
Corporate Governance Indonesia (FCGI) memberikan manfaat untuk
meningkatkan pelayanan kepada stakeholder. Perusahaan yang mampu
memperhatikan pengelolaan lingkungan perusahaan akan berdampak pada
peningkatan citra perusahaan di masyarakat. Peningkatan citra perusahaan akan
membuat masyarakat semakin percaya dengan perusahaan dan dapat meningkatkan
loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Peningkatan loyalitas dan kepercayaan
masyarakat akan meningkatkan penjualan dan profitabilitas perusahaan.
Peningkatan penjualan dan profitabilitas tersebut mengindikasikan bahwa kinerja
keuangan perusahaan juga akan meningkat (Hariati dan Rihatiningtyas, 2015).
Penelitian mengenai pengaruh corporate governance terhadap kinerja
keuangan perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Situmorang (2013),
menyatakan bahwa dewan komisaris independen serta kepemilikan institusional
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan
bahwa dewan komisaris independen akan membantu untuk mengurangi masalah
keagenan dan meningkatkan pengawasan lebih optimal. Susanti (2013)
menyatakan, komisaris independen tidak berpengaruh, sedangkan untuk
kepemilikan institusional terdapat pengaruh terhadap kinerja keuangan. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dapat meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan. Hariati dan Rahatiningtyas (2015), menyatakan bahwa
kepemilikan institusional tidak mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan,
sedangkan kinerja lingkungan terdapat pengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Hasil ini sejalan dengan Suratno, dkk (2006), Retno (2012) dan Bidhari
dkk (2013) namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Angela (2015) dan
Wijayati (2015).
Beberapa penelitian belum menunjukkan hasil yang konsisten hubungan
antara corporate governance dengan kinerja keuangan perusahaan, dan kinerja
lingkungan dengan kinerja keuangan perusahaan. Peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan antara ketiga variabel tersebut dengan judul
“Hubungan antara Mekanisme Corporate Governance, Kinerja Lingkungan
dengan Kinerja Keuangan Perusahaan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hubungan antara mekanisme corporate governance dengan
kinerja keuangan perusahaan?
2. Bagaimana hubungan antara kinerja lingkungan dengan kinerja keuangan
perusahaan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini dihitung dengan rasio
Tobin’s Q.
2. Mekanisme corporate governance dalam penelitian ini diproksikan dengan
dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, dan kepemilikan
manajerial.
3. Kinerja lingkungan dalam penelitian ini diukur menggunakan Program
Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
(PROPER) yang diterbitkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Hubungan antara mekanisme corporate governance dengan kinerja keuangan
perusahaan.
2. Hubungan antara kinerja lingkungan dengan kinerja keuangan perusahaan.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu bidang akuntansi dan
penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya
dalam bidang akuntansi terkait dengan kinerja lingkungan, corporate
governance, dan kinerja keuangan perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Memberikan kontribusi praktis untuk menerapkan good corporate
governance sebagai alat bantu meningkatkan kinerja lingkungan dan kinerja
keuangan perusahaan.
3. Menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan yang terkait
dengan kinerja lingkungan.
4. Memberikan stimulus secara proaktif sebagai pengontrol perilaku-perilaku
perusahaan.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini disusun dalam enam bab dengan sistematika sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan teori-teori pendukung dan hasil penelitian
terdahulu sebagai acuan penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis penelitian, objek penelitian, teknik
pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, variabel penelitian
dan teknik analisis data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Bab ini memberikan gambaran mengenai data yang digunakan
dalam penelitian, cara peneliti menentukan sampel, serta gambaran
statistik deskriptif dari sampel penelitian.
BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang pengujian yang dilakukan, analisis
terhadap data, dan temuan empiris yang diperoleh.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan hasil uji dan analisis data yang dilakukan
pada bab sebelumnya, dan keterbatasan pada saat proses penelitian.
Dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian, penulis memberikan
saran-saran bagi pihak yang berkepentingan dengan penelitin ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Pendukung
1. Legitimacy Theory
Teori legitimasi menyatakan bahwa perusahaan tidak hanya
memperhatikan hak-hak investor tetapi juga memperhatikan hak-hak publik.
Teori legitimasi dilandasi oleh kontrak sosial yang terjadi antara perusahaan
dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber
ekonomi. Legitimasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diinginkan dan dicari
perusahaan dari masyarakat (Ghozali dan Chariri, 2007). Legitimasi ada
karena terdapat kesesuaian antara kegiatan organisasi dan harapan
masyarakat. Perusahaan dikatakan memiliki legitimasi ketika sistem nilai
perusahaan selaras dengan sistem nilai kemasyarakatan.
Legitimasi mengharuskan perusahaan melakukan kegiatan sosial
dan lingkungan yang memiliki implikasi akuntansi pada pelaporan dan
pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan melalui pelaporan sosial
dan lingkungan yang dipublikasikan. Teori legitimasi menegaskan bahwa
untuk memperoleh kepercayaan dari masyarakat atas kegiatan yang
dilakukan, maka perusahaan harus menjalankan kegiatan sesuai dengan
norma dan nilai–nilai yang berlaku di lingkungan sekitar (Ghozali dan
Chariri, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Perusahaan dapat menggunakan komunikasi atau laporan keuangan
untuk mempertahankan legitimasi dimata masyarakat dan/atau para
pemangku kepentingan perusahaan. Salah satu strategi komunikasi untuk
mempertahankan legitimasi adalah dengan memberi gambaran tentang
kegiatan kepedulian terhadap masyarakat yang relevan (Angela, 2015).
2. Agency Theory
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan
sebagai sebuah kontrak dimana satu atau lebih pihak (prinsipal) melibatkan
pihak lain (agen) untuk melakukan beberapa layanan atas nama prinsipal.
Prinsipal yang dimaksud adalah pemegang saham (investor) sedangkan yang
dimaksud dengan agen adalah manajemen perusahaan. Teori ini berhubungan
erat dengan corporate governance, karena hubungan agen dan principal
menjadi fokus utama. Hubungan kontrak kedua belah pihak tersebut dapat
menimbulkan manipulasi untuk meningkatkan utilitas masing-masing sangat
mungkin terjadi (Jensen dan Meckling, 1976). Masalah keagenan terjadi
apabila bagian kepemilikan manajer atas saham perusahaan kurang dari
seratus persen. Masalah ini mengakibatkan manajer cenderung
mengedepankan kepentingan pribadi daripada memaksimalkan perusahaan
sehingga menyebabkan agency cost menjadi meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
B. Kinerja Keuangan Perusahaan
Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi memiliki tujuan tertentu
yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggota
perusahaan. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi
manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat
dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal.
Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajiban manajemen terhadap para
penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
Fahmi (2011) mendefinisikan kinerja keuangan sebagai suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan
kegiatan perusahaan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan
secara baik dan benar, seperti membuat laporan keuangan yang telah memenuhi
standar dan ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP
(General Accepted Accounting Principle). Salah satu rasio yang dinilai bisa
memberikan informasi yang baik adalah Tobin’s Q. Tobin’s Q merupakan ukuran
yang lebih teliti karena memberikan gambaran yang tidak hanya pada aspek
fundamental, namun juga sejauh mana pasar menilai perusahaan dari berbagai
aspek yang dilihat oleh pihak luar termasuk investor (Hariati dan Rihatiningtyas,
2015). Fahmi (2011) menyatakan bahwa penggunan Tobin’s Q lebih baik karena
rasio Tobin’s Q menitikberatkan pada nilai perusahaan saat ini relatif terhadap
biaya untuk menggantikan nilai perusahaan tersebut. Perusahaan dengan rasio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Tobin’s Q lebih tinggi memiliki peluang investasi yang lebih baik. Penggunaan
Tobin’s Q sebagai pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan alasan bahwa
dengan Tobin’s Q maka dapat diketahui nilai pasar perusahaan, yang
mencerminkan keuntungan masa depan perusahaan seperti laba saat ini
dibandingkan dengan rasio lain seperti ROA yang hanya melihat laba pada saat itu.
Fahmi (2011) mengatakan jika rasio tobin’s Q di atas satu (>1), menunjukkan
bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih
tinggi daripada pengeluaran investasi. Jika rasio tobin’s Q di bawah satu (<1),
investasi dalam aktiva tidak menarik.
𝑇𝑜𝑏𝑖𝑛′𝑠 𝑄 = 𝑀𝑉𝐸 + 𝐷𝐸𝐵𝑇
𝑇𝐴
Keterangan
MVE Harga penutupan saham akhir tahun x jumlah saham biasa yang
beredar
DEBT (utang lancar – aktiva lancar) + nilai buku sediaan + utang jangka
panjang
TA Nilai buku total aktiva
C. Definisi Corporate Governance
Shleifer dan Vishny (1997) mendefinisikan corporate governance merupakan
serangkaian mekanisme yang dapat melindungi pihak-pihak minoritas dari
ekspropriasi yang dilakukan oleh para manajer dan pemegang saham pengendali
dengan penekanan pada mekanisme legal. Corporate governance secara definitif
merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang
menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder (Shleifer dan
Vishny, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)
menjelaskan corporate governance adalah suatu sistem yang mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan, struktur corporate governance menetapkan distribusi
hak dan kewajiban dewan direksi, para manajer, para pemegang saham dan para
pemangku kepentingan yang lain. OECD juga menjelaskan ada dua teori yang
mendasari corporate governance:
1. Stewardship theory
Teori ini memandang manajemen sebagai pihak yang dapat dipercaya
untuk bertindak terbaik, secara umum untuk kepentingan publik dan secara
khusus untuk para pemegang saham.
2. Agency theory
Teori ini memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai agen bagi
para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi
kepentingan sendiri bukan sebagai pihak yang arif, adil, dan bijaksana bagi para
pemegang saham (Solihin, 2009).
D. Asas Corporate Governance
Asas Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk mencapai
kesinambungan usaha dengan memperhatikan stakeholder. Asas Good Corporate
Governance yang diterbitkan oleh Komite Nasional Corporate Governance
menyatakan terdapat 5 prinsip yang harus dilakukan oleh perusahaan (KNKG,
2006), yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1. Transparansi (Transparency)
Objektivitas dalam menjalankan bisnis harus dijaga oleh perusahaan,
perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara
yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan
harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang
disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting
untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan stakeholder.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerja perusahaan
secara transparan dan wajar, untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar,
terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja
yang berkesinambungan.
3. Responsibilitas (Responsibility)
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga
dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat
pengakuan sebagai good corporate citizen.
4. Independensi (Independency)
Perusahaan dalam melancarkan pelaksanaan asas GCG harus dikelola
secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya harus senantiasa
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan yang
lain berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
E. Mekanisme Corporate Governance
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa mekanisme corporate
governance dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan yang akan tercermin
dalam kualitas laba perusahaan. Menurut Lins dan Warnock (2004) secara umum
mekanisme yang dapat mengendalikan perilaku manajemen atau sering disebut
mekanisme corporate governance dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok,
yaitu mekanisme internal dan eksternal. Mekanisme internal adalah cara untuk
mengendalikan perusahaan dengan menggunakan struktur dan proses internal
seperti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), komposisi dewan direksi,
komposisi dewan komisaris dan pertemuan dengan board of director. Indonesia
menganut system two tier dimana memisahkan keanggotaan dewan, yakni anggota
dewan komisaris sebagai pengawas dan dewan direksi sebagai eksekutif korporasi.
Two board system merupakan mekanisme yang relatif sederhana dalam menjawab
kebutuhan publik akan pengendalian dengan tetap mempertahankan independensi
manajemen.Mekanisme eksternal adalah cara mempengaruhi perusahaan selain
dengan menggunakan mekanisme internal, seperti pengendalian oleh perusahaan
dan pengendalian pasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
1. Dewan Komisaris Independen
Menurut UU Perseroan Terbatas Pasal 97 menyatakan bahwa komisaris
bertugas untuk mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan
perusahaan serta memberi nasihat terhadap direksi. Komisaris wajib dengan
itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan
perseroan. Pedoman Good Corporate Governance Indonesia (FGCI)
menyatakan dewan komisaris merupakan inti dari corporate governance yang
ditugaskan menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen
dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan keterlaksanaan akuntabilitas.
Dewan komisaris bertanggung jawab untuk meningkatkan daya saing atau
efisiensi sebagai pusat ketahanan dan kesuksesan perusahaan.
Perusahaan yang memiliki corporate governance yang baik, seperti yang
diatur dalam peraturan OJK No. 33 tahun 2014 wajib memiliki komisaris
independen yang berjumlah secara proporsional minimal 30% (tiga puluh
persen) dari jumlah seluruh komisaris. Dewan komisaris independen dinyatakan
dengan perbandingan jumlah anggota dewan komisaris independen dengan total
dewan komisaris (Lins dan Warnock, 2004).
𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠
2. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang
dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank,
perusahaan investasi, dan lain–lain. Nabela (2012) mengatakan bahwa
kepemilikan institusional merupakan proporsi saham yang dimiliki institusi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
akhir tahun yang diukur dengan presentase. Menurut Nuraina (2012)
kepemilikan institusional merupakan prosentase saham perusahaan yang
dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, dana pensiun, atau
perusahaan lain). Berdasarkan PSAK nomor 15 tahun 2015 tentang Investasi
pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, jika institusi memiliki kurang dari
20% kepemilikan saham pada suatu perusahaan, maka institusi tersebut tidak
memiliki pengaruh yang signifikan atas perusahaan tersebut. Institusi jika
memiliki lebih dari 20% kepemilikan saham pada suatu perusahaan, maka
institusi tersebut memiliki pengaruh yang signifikan atas perusahaan tersebut.
Berdasarkan PSAK nomor 65 tahun 2015 tentang Laporan Keuangan
Konsolidasian, institusi yang memiliki kepemilikan lebih dari 50% pada suatu
perusahaan akan memperoleh hak pengendalian atas investee (control of
investee).
Sheila, dkk (2012) menyatakan kepemilikan institusional mempunyai arti
penting dalam memonitor manajemen dan melakukan pengawasan yang lebih
optimal terhadap kinerja manajemen. Pengawasan terhadap manajemen
tergantung pada jumlah investasi yang dilakukan. Semakin besar kepemilikan
institusional maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan untuk
mengawasi kinerja manajemen dan dapat semakin memberi dorongan yang lebih
besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan
meningkat. Lins dan Warnock (2004) menyatakan bahwa kepemilikan
institusional dinyatakan dengan perbandingan jumlah saham yang dimiliki
institusi dengan jumlah saham perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 = 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
3. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan yang
dimiliki oleh manajemen perusahaan (direksi dan komisaris). Jensen dan
Meckling (1976) mengungkapkan bahwa struktur kepemilikan ekuitas
berpengaruh penting terhadap insentif manajerial dan nilai perusahaan. Mereka
berargumen bahwa kepemilikan saham manajerial dapat mengurangi insentif
manajer untuk mengkonsumsi kemewahan, menyedot kekayaan pemegang
saham, atau terlibat dalam perilaku yang tidak memaksimumkan nilai
perusahaan. Ardianingsih dan Ardiyani (2010) menemukan bahwa semakin
besar kepemilikan saham manajerial, maka manajemen akan menyediakan
insentif untuk mendistribusikan arus kas kepada pemegang saham. Selain itu, Li
dan Sun (2014) menemukan bahwa kepemilikan eksekutif dikaitkan dengan
fokus perusahaan yang lebih besar, menunjukkan bahwa tingkat masalah
penghindaran risiko manajerial dapat dikurangi melalui kepemilikan saham yang
lebih tinggi. Kepemilikan manajerial dinyatakan dengan perbandingan jumlah
saham yang dimiliki manajemen dengan jumlah keseluruhan saham perusahaan
(Lins dan Warnock, 2004).
𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 = 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑚𝑒𝑛
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
F. Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan adalah kinerja perusahaan untuk menciptakan lingkungan
yang hijau (green) (Suratno dkk, 2006). Pemerintah melalui Kementrian
Lingkungan Hidup (KLH) membentuk suatu platform yang dipakai untuk menilai
kepatuhan operasi industri terhadap lingkungan hidup dan masyarakat lewat
program pemeringkatan yang bernama Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan (PROPER) (Reliantoro, 2012).
PROPER dimulai sejak tahun 1996, terhenti pada tahun 1997-2001 karena
krisis ekonomi. Pada tahun 2002 dihidupkan kembali dengan kriteria yang lebih
lengkap. Tahun 2010-2014 penekanan diberikan pada dua hal yaitu ekstensifikasi
PROPER, mendorong upaya sukarela perusahaan untuk mengimplementasikan
konsep-konsep lingkungan dalan kegiatan produksi.
Kriteria penilaian PROPER tertuang pada Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup No 5 tahun 2011 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Secara umum peringkat kinerja PROPER
dibedakan menjadi 5 peringkat yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Tabel 2.1
Kriteria Peringkat PROPER
Peringkat Keterangan
Emas Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang telah secara konsisten menunjukkan
keunggulan lingkungan (environmental excellency) dalam
proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang
beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat
Hijau Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan
lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond
compliance) melalui pelaksanaan sistem pengelolaan
lingkungan, pemanfaatan sumberdaya secara efisien melalui
upaya 4R (reduce, reuse, recycle dan recovery) dan
melakukan upaya tanggung jawab sosial (comdev) dengan
baik
Biru Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan
lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan
dan/atau peraturan perundang-undangan
Merah Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang upaya pengelolaan lingkungan hidup
dilakukannya tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan
Hitam Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan
kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan atau tidak melaksanakan sanksi
administrasi
Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup, 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
G. Hubungan Antara Mekanisme Corporate Governance dengan Kinerja
Keuangan Perusahaan
Mekanisme corporate governance dalam penelitian ini diproksikan
dengan dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, dan
kepemilikan manajerial. Komisaris independen menjaga agar tidak ada pihak
yang merasa dirugikan dan tujuan perusahaan dapat tercapai dengan mendorong
penerapan praktek tata kelola yang baik. Hal ini berkaitan dengan prinsip
akuntabilitas dan keadilan karena dalam good corporate governance
memperhitungkan semua pemegang kepentingan. Akuntabilitas dan keadilan
merupakan prasyarat dalam mencapai kinerja yang berkesinambungan (Ulya dan
Prastiwi, 2014).
Susanti (2013) menyatakan bahwa pengawasan dewan komisaris terhadap
manajemen pada umumnya tidak efektif. Ketidakefektifan ini terjadi karena
proses pemilihan dewan komisaris yang kurang demokratis dimana kandidat
dewan komisaris sering dipilih oleh manajemen sehingga setelah terpilih tidak
berani memberi kritik terhadap manajemen. Keadaan akan menjadi lain jika
dewan komisaris didominasi oleh anggota dari luar (independent board), maka
kegiatan monitoring yang dilakukan dewan komisaris terhadap manajer menjadi
efektif.
Johl dkk. (2015) menyatakan bahwa non-executive director (komisaris
independen) dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang
terjadi diantara para manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen
serta memberikan nasihat kepada manajemen. Komisaris independen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
memainkan peranan yang aktif dalam peninjauan kebijakan dan praktik
pelaporan keuangan. Komisaris independen diperlukan pada dewan untuk
memantau dan mengawasi tindakan dewan direksi karena perilaku
opportunistik mereka (Jensen dan Meckling, 1976). Yesika (2013)
mengungkapkan bahwa perusahaan perusahaan yang memiliki dewan komisaris
independen yang lebih besar, memiliki kinerja yang lebih unggul.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan adalah
kepemilikan institusional. Kepemilikan institusional pada perusahaan akan
mendorong peningkatan pengawasan agar lebih optimal terhadap kinerja
manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang
dapat digunakan untuk mendukung atau justru tidak mendukung terhadap
kinerja manajemen. Pengawasan yang dilakukan oleh investor institusional
sangat bergantung pada jumlah investasi yang dilakukan (Sihombing, 2014).
Semakin besar kepemilikan institusi, maka akan semakin besar kekuatan
suara dan dorongan dari institusi keuangan tersebut untuk mengawasi
manajemen dan berakibat akan memberikan dorongan yang lebih besar untuk
mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan meningkat.
Pengaruh kepemilikan institusional terhadap manajemen perusahaan dapat
menjadi sangat penting serta dapat digunakan untuk menyelaraskan kepentingan
manajemen dengan pemegang saham (Sabrina, 2010).
Menurut Shleifer dan Vishny (1996) menyatakan bahwa institutional
shareholders, dengan kepemilikan saham yang besar, memiliki insentif untuk
memantau pengambilan keputusan perusahaan. Wening (2009) mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
bahwa semakin besar kepemilikan oleh institusi maka semakin besar pula
kekuatan suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan.
Kepemilikan institusional, dapat bertindak sebagai pihak yang
memonitor perusahaan. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin
efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak
sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen
(Faizal, 2004). Wening (2009) mengatakan bahwa semakin besar kepemilikan
oleh institusi keuangan maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan
untuk mengoptimalkan nilai perusahaan.
Kepemilikan saham institusional berpengaruh positif menunjukkan bahwa
fungsi kontrol dari pemilik sangat menentukan dalam meningkatkan kinerja
perusahaan. Secara teoritis bahwa semakin tinggi kepemilikan institusional
maka semakin kuat kontrol terhadap perusahaan, kinerja/nilai perusahaan akan
naik apabila pemilik perusahaan bisa mengendalikan perilaku manajemen agar
bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan (Darwis, 2009)
Suranta dan Midiastuty (2005) menunjukkan bahwa aktivitas monitoring
institusi mampu mengubah struktur pengelolaan perusahaan dan mampu
meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Hal ini didukung oleh Susanti
(2013) yang menemukan bahwa monitoring yang dilakukan institusi mampu
mensubstitusi biaya keagenan lain sehingga biaya keagenan menurun dan nilai
perusahaan meningkat.
Nuraina (2012) mengatakan bahwa kepemilikan institusional
mempengaruhi perilaku perusahaan karena mereka sering menyediakan sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
manajemen atau membebankan biaya tambahan. Keberadaan investor
institusional dianggap mampu memonitor secara efekif setiap keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan karena investor
institusional terlibat dalam pengambilan keputusan perusahaan yang strategis.
Kepemilikan manajemen adalah proporsi pemegang saham dari pihak
manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan
(direktur dan komisaris) (Permanasari, 2010). Permanasari (2010) mengatakan
bahwa dengan kepemilikan manajemen dalam sebuah perusahaan akan
menimbulkan dugaan yang menarik bahwa nilai perusahaan meningkat sebagai
akibat kepemilikan manajemen yang meningkat. Kepemilikan oleh manajemen
yang besar akan efektif memonitoring aktivitas perusahaan. Jensen dan
Meckling (1976) mengatakan ketika kepemilikan saham oleh manajemen
rendah, maka kecenderungan akan terjadinya perilaku opportunistic manajer
akan meningkat. Kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan
dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara
manajemen dan pemegang saham sehingga permasalahan antara agen dan
prinsipal diasumsikan akan hilang apabila seorang manajer juga sekaligus
sebagai pemegang saham.
Ardianingsih dan Ardiyani (2010) mengatakan bahwa kepemilikan
manajerial dapat meningkatkan pengawasan. Pengawasan tersebut akan dapat
memonitor kinerja manajemen perusahaan. Mekanisme pengawasan terhadap
manajemen tersebut menimbulkan suatu biaya yaitu biaya keagenan, oleh karena
itu salah satu cara untuk mengurangi agency cost adalah dengan adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kepemilikan saham oleh pihak manajemen (Haruman, 2008). Sabrina (2010)
menyatakan bahwa kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme
yang dapat dipergunakan agar pengelola perusahaan melakukan aktivitas sesuai
dengan kepentingan pemilik perusahaan. Manajer akan termotivasi untuk
meningkatkan kinerjanya yang juga merupakan keingingan dari pemegang
saham.
H. Hubungan Antara Kinerja Lingkungan dengan Kinerja Keuangan
Perusahaan
Sihombing (2014) menyatakan bahwa perusahaan memiliki kewajiban
untuk memuaskan stakeholder. Peningkatan kinerja lingkungan merupakan
salah satu wujud tanggung jawab kepada stakeholder. Kepemilikan institusi juga
dapat mempengaruhi kinerja lingkungan. Hal ini dikarenakan perusahaan
dengan kinerja lingkungan yang tinggi akan memiliki biaya lingkungan yang
rendah. Semakin rendahnya biaya lingkungan, maka kinerja perusahaan akan
meningkat.
Porter dan Linde (1995) dalam Ulya dan Prastiwi (2014) mengatakan
perubahan kinerja lingkungan sebuah perusahaan dapat membawa kinerja
ekonomi perusahaan yang lebih baik. Berdasarkan legitimacy theory, legitimasi
merupakan faktor yang strategis untuk membangun strategi perusahaan terutama
dalam rangka memposisikan diri dengan masyarakat sesuai dengan kontrak
sosial yang ada. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik secara
tidak langsung telah menjaga kelangsungan perusahaan. Perusahaan akan
terhindar dari berbagai kerugian yang muncul di masa mendatang. Pencegahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
ini dapat mengurangi biaya lingkungan dimasa mendatang sehingga berdampak
baik pada kinerja ekonomi perusahaan.
Teori legitimasi menjelaskan bahwa perusahaan yang melakukan kegiatan
sosial dan lingkungan akan memiliki implikasi akuntansi pada pelaporan dan
pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan melalui pelaporan sosial dan
lingkungan yang dipublikasikan (Deegan (1996) dalam Yesika (2013)). Teori
legitimasi menegaskan bahwa untuk memperoleh kepercayaan dari masyarakat
atas kegiatan yang dilakukan, maka perusahaan harus menjalankan kegiatan
sesuai dengan norma dan nilai–nilai yang berlaku di lingkungan sekitar.
Mekanisme corporate governance seperti dewan komisaris independen akan
cenderung lebih kritis dalam menilai keputusan manajemen tentang kegiatan
lingkungan dan mencegah tindakan yang dapat menyebabkan pelanggaran
lingkungan sehingga tercipta kinerja lingkungan yang lebih baik (Villiers dkk.
(2009) dalam Yesika (2013))
Hasil lain mengindikasikan bahwa pengelolaan lingkungan yang baik
dapat menghindari klaim masyarakat dan pemerintah serta meningkatkan
kualitas produk yang berdampak pada peningkatkan keuntungan ekonomi
perusahaan. Sebagian perusahaan dalam industri modern menyadari bahwa isu
lingkungan dan sosial juga merupakan bagian penting dari perusahaan (Pflieger
dkk., 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
I. Penelitian Terdahulu
Penelitian Susanti (2013) menunjukkan bahwa komisaris independen
tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan sedangkan
kepemilikan institusional mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan yang diukur menggunakan Cash Flow Return on Assets
(CFROA). Penelitian yang dilakukan Situmorang (2013) menunjukkan
bahwa dewan komisaris independen, dan kepemilikan institusional
berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Penelitian yang dilakukan Hariati dan Rihatiningtyas (2015)
menunjukkan bahwa dewan komisaris independen, dan kinerja lingkungan
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan
institusional berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang
dilakukan Ulya dan Prastiwi (2014) menunjukkan hasil bahwa secara
langsung menunjukkan hasil komisaris independen berpengaruh terhadap
kinerja ekonomi perusahaan, namun kepemilikan institusional dan
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja ekonomi
perusahaan.
Permanasari (2010) menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi
nilai perusahaan yang diukur dengan rumus Tobin’s Q hanya variabel
corporate social responsibility. Variabel kepemilikan manajemen dan
variabel kepemilikan institusional tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
Sabrina (2010) menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
corporate governance yang diukur dengan Corporate Governance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Perception Index (CGPI) dengan kinerja perusahaan yang diukur dengan
Tobin’s Q. Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak
memiliki hubungan terhadap kinerja perusahaan.
J. Kerangka Konseptual Penelitian
Penelitian ini meneliti hubungan antara corporate governance dengan kinerja
keuangan perusahaan, serta kinerja lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan.
Kerangka konseptual dalam penelitian ini seperti digambarkan di bawah ini.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Kinerja
Lingkungan
Corporate
Governance
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi empiris. Studi empiris
merupakan studi yang dilakukan berdasarkan data-data eksperimental hasil
pengamatan, pengalaman serta uji coba yang dianalisis sehingga menghasilkan
kesimpulan yang dapat mewakili populasi yang diteliti.
B. Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010-2014.
C. Populasi Sasaran
Populasi sasaran yang diambil adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2010-2014 dan yang mengikuti PROPER. Kriteria yang
ditentukan dalam penelitian ini adalah:
1. Perusahaan yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan
tahunan perusahaan pada tahun 2010-2014.
2. Perusahaan yang telah mengikuti PROPER pada tahun 2010-2014.
3. Perusahaan yang menggunakan satuan mata uang Rupiah (Rp).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dokumentasi, dengan mengumpulkan, mempelajari dan menganalisis data
sekunder.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
E. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan Tobin’s Q.
Data mengenai harga saham penutupan diambil dari website Yahoo Finance dan
data mengenai keuangan perusahaan diambil dari laporan keuangan perusahaan.
Rasio ini dikembangkan oleh Profesor Ames Tobin (1967). Darmawati dan
Khomsiyah (2005) yang dikutip oleh Angela (2015) telah menyesuaikan rumus
Tobin’s Q dengan kondisi transaksi keuangan perusahaan di Indonesia menjadi:
𝑇𝑜𝑏𝑖𝑛′𝑠 𝑄 = 𝑀𝑉𝐸 + 𝐷𝐸𝐵𝑇
𝑇𝐴
Keterangan
MVE Harga penutupan saham akhir tahun x jumlah saham biasa yang
beredar
DEBT (utang lancar – aktiva lancar) + nilai buku sediaan + utang jangka
panjang
TA Nilai buku total aktiva
2. Mekanisme Corporate Governance
Mekanisme corporate governance dalam penelitian ini diproksikan dengan
dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, dan kepemilikan
manajerial. Data penelitian diambil dari website www.idx.co.id.
a. Dewan Komisaris Independen
OJK mengatur jumlah minimal komisaris independen sebesar 30% dari
keseluruhan anggota dewan komisaris. Komisaris independen merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
rasio antara jumlah anggota komisaris independen dengan total keseluruhan
anggota dewan komisaris (Lins dan Warnock, 2004).
b. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham yang
mayoritas dimiliki oleh institusi atau lembaga perusahaan. Kepemilikan
institusional diukur sesuai presentase kepemilikan saham oleh institusi
perusahaan (Lins dan Warnock, 2004).
c. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah presentase kepemilikan saham oleh
setiap pihak yang terlibat langsung dalam pembuatan keputusan perusahaan.
Kepemilikan manajerial diukur dengan presentase kepemilikan saham dari
pihak manajemen yang terlibat langsung dalam pengambilan keputusan (Lins
dan Warnock, 2004).
3. Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan ditentukan melalui prestasi perusahaan dalam
mengikuti PROPER yang dipublikasikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.
Menurut Angela (2015), penentuan kinerja lingkungan dilakukan dengan
pemberian skor dummy. Perusahaan yang mendapat peringkat tertinggi yaitu
emas maka akan diberi nilai 5. Nilai dummy 4 untuk peringkat hijau, dummy 3
untuk peringkat biru, dummy 2 untuk peringkat merah, dan dummy terendah
yaitu 1 untuk peringkat hitam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
F. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah anggota
komisaris independen, jumlah seluruh anggota dewan komisaris, jumlah saham
yang dimiliki institusional, saham yang dimiliki mnajemen, total saham, harga
penutupan saham pada akhir tahun, jumlah saham biasa yang beredar, total utang
lancar, total aktiva lancar, nilai buku persediaan, total utang jangka panjang, nilai
buku total aktiva, dan prestasi perusahaan dalam mengikuti PROPER.
2. Variabel Penelitian
a. Dewan Komisaris Independen
Rasio dewan komisaris independen dalam penelitian ini dinyatakan
dengan perbandingan jumlah anggota dewan komisaris independen
dengan total dewan komisaris.
𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠
b. Kepemilikan Institusional
Rasio kepemilikan institusional dalam penelitian ini dinyatakan dengan
perbandingan antara saham yang dimiliki oleh suatu institusi dengan total
saham beredar.
𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 = 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
c. Kepemilikan Manajerial
Rasio kepemilikan manajerial dalam penelitian ini dinyatakan dengan
perbandingan antara saham yang dimiliki oleh manajemen dengan total
saham beredar.
𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 = 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑚𝑒𝑛
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
d. Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan dengan menggunakan variabel dummy sesuai
dengan pencapaian peringkat PROPER perusahaan, jika perusahaan
mendapat peringkat tertinggi yaitu emas maka akan diberi dummy 5.
Dummy 4 untuk peringkat hijau, dummy 3 untuk peringkat biru, dummy 2
untuk peringkat merah, dan dummy terendah yaitu 1 untuk peringkat
hitam.
e. Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini dihitung
menggunakan rumus Tobin’s Q. Penggunaan rumus Tobin’s Q dapat
mengetahui nilai pasar perusahaan, yang mencerminkan keuntungan masa
depan perusahaan seperti laba saat ini dibandingkan dengan rasio lain
seperti ROA yang hanya melihat laba pada saat itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
𝑇𝑜𝑏𝑖𝑛′𝑠 𝑄 = 𝑀𝑉𝐸 + 𝐷𝐸𝐵𝑇
𝑇𝐴
Keterangan
MVE
Harga penutupan saham akhir tahun x jumlah saham biasa yang beredar
DEBT (utang lancar – aktiva lancar) + nilai buku sediaan + utang jangka panjang
TA Nilai buku total aktiva
3. Analisis Deskriptif
Deskripsi variabel dilakukan untuk mengetahui sebaran data, serta sebagai
dasar kualifikasi data. Analisis deskriptif juga memberikan gambaran atau
deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai maksimum,
dan minimum. (Ghozali, 2011).
a. Dewan Komisaris Independen
b. Kepemilikan Institusional
c. Kepemilikan Manajerial
d. Kinerja Lingkungan
e. Kinerja Keuangan Perusahaan
4. Klasifikasi Data
a. Dewan Komisaris Independen
Klasifikasi data dewan komisaris independen didasarkan pada
peraturan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) No. 33 Tahun 2014 yang
menyatakan bahwa perusahaan wajib memiliki komisaris independen
paling sedikit 30% dari jumlah komisaris keseluruhan. Hasil klasifikasi
dewan komisaris independen dikategorikan menjadi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
1) Tidak sesuai ketentuan : 0% - 29%
2) Sesuai ketentuan : 30% - 100%
b. Kepemilikan Institusional
Klasifikasi data kepemilikan institusional didasarkan pada jumlah
saham yang dimiliki oleh institusi. Menurut PSAK 15 tahun 2015 tentang
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama dan PSAK 65 tahun
2015 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian. Berdasarkan PSAK 15
dan 65 tahun 2015 maka kepemilikan institusional dibagi menjadi:
1) Tidak memiliki pengaruh signifikan : <20%
2) Memiliki pengaruh signifikan : 20% - 50%
3) Hak pengendalian (control) : >50%
c. Kepemilikan Manajerial
Klasifikasi data kepemilikan manajerial didasarkan pada jumlah
saham yang dimiliki oleh manajer. Kepemilikan manajerial dikategorikan
menjadi 2 kategori yaitu:
1) Tidak ada : Kepemilikan manajerial 0%
2) Ada :Kepemilikan manajerial >0%
d. Kinerja Lingkungan
Klasifikasi data kinerja lingkungan berdasarkan pada peringkat dari
hasil PROPER yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.
Hasil kinerja lingkungan dikategorikan menjadi:
1) Hitam
2) Merah
3) Biru
4) Hijau
5) Emas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
e. Kinerja Keuangan Perusahaan
Fahmi (2011) mengatakan jika rasio tobin’s Q lebih besar dari satu,
menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang
memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi. Jika
rasio tobin’s Q lebih kecil dari satu, investasi dalam aktiva tidak menarik.
Hasil kinerja keuangan perusahaan dikategorikan menjadi:
1) Rendah : Tobin’s Q < 1
2) Sedang : Tobin’s Q 1 – 3
3) Tinggi : Tobin’s Q >3
5. Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs)
Analisis tabulasi silang (crosstabs) menyajikan data dalam bentuk tabulasi
yang meliputi baris dan kolom dan data untuk penyajian crosstabs adalah data
berskala nominal atau kategori (Ghozali, 2011). Ukuran yang digunakan untuk
menginterpretasi koefisien korelasi sebagai berikut (Sugiyono, 2004):
0,00-0,199 : sangat lemah
0,20-0,399 : lemah
0,40-0,599 : sedang
0,60-0,799 : kuat
0,80-1,00 : sangat kuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
a. Hubungan antara mekanisme corporate governance dengan kinerja
keuangan perusahaan
Mekanisme Corporate governance dalam penelitian ini diproksikan
dengan dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, dan
kepemilikan manajerial.
1) Hubungan antara mekanisme corporate governance yang
diproksikan dengan dewan komisaris independen dengan kinerja
keuangan perusahaan
Melakukan tabulasi silang antara dewan komisaris independen dan
kinerja keuangan perusahaan. Koefisien hubungan menggunakan
koefisien gamma.
2) Hubungan antara mekanisme corporate governance yang
diproksikan dengan kepemilikan institusional dengan kinerja
keuangan perusahaan
Melakukan tabulasi silang antara kepemilikan institusional dan
kinerja keuangan perusahaan. Koefisien hubungan menggunakan
koefisien gamma.
3) Hubungan antara mekanisme corporate governance yang
diproksikan dengan kepemilikan manajerial dengan kinerja
keuangan perusahaan
Melakukan tabulasi silang antara kepemilikan manajerial dan kinerja
keuangan perusahaan. Koefisien hubungan menggunakan koefisien
gamma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
b. Hubungan antara kinerja lingkungan dengan kinerja keuangan perusahaan
Melakukan tabulasi silang antara kinerja lingkungan dan kinerja
keuangan perusahaan. Koefisien hubungan menggunakan koefisien Eta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Populasi Sasaran
Populasi sasaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 hingga
2014, dan yang terpilih memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Populasi sasaran
ditentukan dengan membuat kriteria – kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh
peneliti. Kriteria pemilihan perusahaan yang menjadi populasi sasaran dijelaskan
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1. Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran
Kriteria Sampel Jumlah
Perusahaan yang listing di BEI tahun 2010 - 2014 522
Perusahaan yang tidak mengikuti PROPER berturut – turut dari tahun 2010 - 2014
(487)
Perusahaan yang tidak menggunakan satuan mata uang Rupiah (Rp) (16)
Jumlah sampel 19
.
Berdasarkan tabel 4.1, terdapat 522 perusahaan yang listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Penelitian ini juga menggunakan perusahaan yang mengikuti
PROPER yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup secara berturut –
turut tahun 2010-2014. Terdapat 487 perusahaan yang tidak mengikuti PROPER
tahun 2010-2014. Sehingga jumlah perushaan menjadi 35 perusahaan yang
mengikuti PROPER secara berturut – turut.
Penelitian ini juga menggunakan laporan keuangan yang menggunakan
satuan mata uang Rupiah (Rp). Terdapat 16 perusahaan yang tidak menggunakan
satuan mata uang Rupiah (Rp), sehingga jumlah perushaaan menjadi 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
perusahaan, selanjutnya 19 perusahaan tersebut disebut sebagai populasi sasaran
dalam penelitian ini. Kesimpulan dari hasil pengujian maupun analisis pada bab
berikutnya berlaku pada populasi sasaran sejumlah 19 perusahaan.
B. Profil Perusahaan
Berikut ini profil dari 19 perusahaan yang menjadi populasi sasaran dalam
penelitian ini.
1. Aneka Tambang (Persero) Tbk.
Kode Perusahaan ANTM
Nama Perusahaan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.
Alamat Perusahaan Gedung Aneka Tambang Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 1, Lingkar Selatan, Tanjung Barat,
Jakarta, Indonesia.
Industri Pertambangan, Energi dan Migas
Sub Industri Tambang Mineral
2. Asahimas Flat Glass Tbk.
Kode Perusahaan AMFG
Nama Perusahaan PT Asahimas Flat Glass
Alamat Perusahaan Jl. Ancol IX/5, Ancol Barat, Jakarta Utara,
Indonesia.
Industri Manufaktur, Prasana dan Jasa
Sub Industri Kaca
3. Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
Kode Perusahaan CPIN
Nama Perusahaan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
Alamat Perusahaan Jl. Ancol VIII No. 1,
Jakarta, Indonesia.
Industri Agroindustri
Sub Industri Pengolahan Daging
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
4. Fajar Surya Wisesa Tbk.
Kode Perusahaan FASW
Nama Perusahaan PT Fajar Surya Wisesa Tbk.
Alamat Perusahaan Jl. Abdul Muis No. 30, Jakarta,
Indonesia.
Industri Manufaktur, Prasarana dan Jasa
Sub Industri Kertas
5. Holcim Indonesia Tbk.
Kode Perusahaan SMCB
Nama Perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk.
Alamat Perusahaan Jamsostek Tower, North Building, 15th Floor
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 38, Jakarta, Indonesia.
Industri Manufaktur, Prasarana dan Jasa
Sub Industri Semen
6. Indo Acidatama Tbk.
Kode Perusahaan SRSN
Nama Perusahaan PT Indo Acidatama Tbk.
Alamat Perusahaan Graha Kencana Lt. 9, Jl. Raya Perjuangan 88,
Jakarta, Indonesia.
Industri Manufaktur, Prasarana dan Jasa
Sub Industri Industri Kimia
7. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Kode Perusahaan INTP
Nama Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Alamat Perusahaan Wisma indocement, Lantai 8/ Level 8 Jl. Jenderal Sudirman, Kav. 70-71
Jakarta, Indonesia.
Industri Manufaktur, Prasarana dan Jasa
Sub Industri Semen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
8. Kalbe Farma Tbk.
Kode Perusahaan KLBF
Nama Perusahaan PT Kalbe Farma Tbk.
Alamat Perusahaan Gedung KALBE Jl. Let. Jend. Suprapto Kav. 4 Jakarta Pusat,
Indonesia.
Industri Manufaktur, Prasarana dan Jasa
Sub Industri Farmasi
9. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk.
Kode Perusahaan KBRI
Nama Perusahaan PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk.
Alamat Perusahaan Gedung Antam Office Park Tower B, Lt. 11,
Jl. Letjen TB. Simatupang No. 1 RT.010 RW. 004, Tanjung Barat, Jagakarsa,
Jakarta Selatan, Indonesia.
Industri Manufaktur, Prasarana dan Jasa
Sub Industri Kertas
10. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Kode Perusahaan KAEF
Nama Perusahaan PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
Alamat Perusahaan Jl. Veteran No. 9, Jakarta Pusat,
Indonesia.
Industri Manufaktur, Prasarana dan Jasa
Sub Industri Farmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
11. PP London Sumatra Indonesia Tbk.
Kode Perusahaan LSIP
Nama Perusahaan PT Perusahaam Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk.
Alamat Perusahaan Prudential Tower 15th Floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 79, Jakarta, Indonesia.
Industri Agroindustri
Sub Industri Sawit
12. Prasidha Aneka Niaga Tbk.
Kode Perusahaan PSDN
Nama Perusahaan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk.
Alamat Perusahaan Plaza Sentral Lt. 20 Jl. Jendral Sudirman Kav. 47,
Jakarta, Indonesia.
Industri Agroindustri
Sub Industri Karet
13. SMART Tbk.
Kode Perusahaan SMAR
Nama Perusahaan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk.
Alamat Perusahaan Sinar Mas land Plaza Tower II Lt. 30
Jl. M.H. Thamrin No.51, Jakarta, Indonesia.
Industri Agroindustri
Sub Industri Minyak Goreng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
14. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk.
Kode Perusahaan SOBI
Nama Perusahaan PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk.
Alamat Perusahaan Wisma 46 Kota BNI Lt.24 Jl. Jend. Sudirman Kav. 1,
Jakarta, Indonesia
Industri Agroindustri
Sub Industri Tepung
15. Suparma Tbk.
Kode Perusahaan SPMA
Nama Perusahaan PT Suparma Tbk.
Alamat Perusahaan Jl. Mastrip 856, Karangpilang Surabaya Indonesia.
Industri Manufaktur, Prasarana dan Jasa
Sub Industri Kertas
16. Surya Toto Indonesia Tbk.
Kode Perusahaan TOTO
Nama Perusahaan PT Surya Toto Indonesia Tbk.
Alamat Perusahaan Jl. Tomang raya No. 16-18 Jakarta
Indonesia.
Industri Manufaktur, Prasarana dan Jasa
Sub Industri Keramik
17. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
Kode Perusahaan PTBA
Nama Perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
Alamat Perusahaan Jl. Parigi No. 1, Tanjung Enim
Sumatera Selatan Indonesia
Industri Pertambangan, Energi dan Migas
Sub Industri Stockpile Batubara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
18. Timah (Persero) Tbk.
Kode Perusahaan TINS
Nama Perusahaan PT Timah (Persero) Tbk
Alamat Perusahaan Jl. Jenderal Sudirman No. 51, Pangkalpinang Bangka Belitung
Indonesia
Industri Pertambangan, Energi dan Migas
Sub Industri Tambang Mineral
19. Tunas Baru Lampung Tbk.
Kode Perusahaan TBLA
Nama Perusahaan PT Tunas Baru Lampung Tbk
Alamat Perusahaan Wisma Budi
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C6, 9th Floor Jakarta Indonesia
Industri Agroindustri
Sub Industri Sawit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB V
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Deskripsi Data
Data mengenai mekanisme corporate governance diproksikan dengan
dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, dan kepemilikan
manajerial.
a. Data mengenai Dewan Komisaris Independen
Data mengenai dewan komisaris independen berupa jumlah
komisaris independen dan jumlah dewan komisaris. Data mengenai jumlah
dewan komisaris dapat dilihat pada tabel 5.1 dan data mengenai jumlah
dewan komisaris independen dapat dilihat pada tabel 5.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 5.1 Jumlah Dewan Komisaris
No. Nama Perusahaan Jumlah Dewan Komisaris
2010 2011 2012 2013 2014
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk
4 6 6 6 6
2 Asahimas Flat Glass Tbk 6 6 6 6 6
3 Charoen Pokphand
Indonesia Tbk 5 5 5 6 6
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 3 3 3 3 5
5 Holcim Indonesia Tbk 8 8 8 7 6
6 Indo Acidatama Tbk 9 9 9 8 8
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
7 7 7 7 7
8 Kalbe Farma Tbk 6 6 6 6 6
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
3 3 3 3 3
10 Kimia Farma (Persero)
Tbk 4 5 5 5 5
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk
9 9 9 8 8
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 6 6 6 6 6
13 SMART Tbk 8 8 8 9 9
14 Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk 3 4 4 3 3
15 Suparma Tbk 5 5 5 5 5
16 Surya Toto Indonesia Tbk 3 3 4 4 5
17 Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk 5 6 6 6 6
18 Timah (Persero) Tbk 6 6 6 6 5
19 Tunas Baru Lampung Tbk 3 3 3 3 3 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 5.2 Jumlah Dewan Komisaris Independen
No. Nama Perusahaan
Jumlah Dewan Komisaris
Independen
2010 2011 2012 2013 2014
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk
2 2 2 2 2
2 Asahimas Flat Glass Tbk 2 2 2 2 2
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk
2 2 2 2 2
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 1 1 1 1 2
5 Holcim Indonesia Tbk 3 3 3 3 3
6 Indo Acidatama Tbk 3 3 3 3 3
7 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 3 3 3 3 3
8 Kalbe Farma Tbk 2 2 2 2 2
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
1 1 1 1 0
10 Kimia Farma (Persero) Tbk
2 2 2 2 2
11 PP London Sumatra
Indonesia Tbk 3 3 4 3 3
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 2 2 2 2 2
13 SMART Tbk 3 3 3 5 5
14 Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk 1 1 1 1 1
15 Suparma Tbk 2 2 2 2 3
16 Surya Toto Indonesia Tbk 1 1 1 1 2
17 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
2 2 2 2 2
18 Timah (Persero) Tbk 0 0 0 0 1
19 Tunas Baru Lampung Tbk 1 1 1 1 1 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
b. Data mengenai Kepemilikan Institusional
Data mengenai kepemilikan institusional berupa jumlah saham yang
dimiliki oleh suatu institusi dan jumlah saham perusahaan. Data mengenai
jumlah saham yang dimiliki institusi dapat dilihat pada tabel 5.3 dan data
mengenai jumlah saham perusahaan dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.3 Jumlah Saham yang dimiliki Institusi
No. Nama Perusahaan Saham yang dimiliki Institusi (dalam lembar)
2010 2011 2012
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk 6.199.999.999 6.199.999.999 6.199.999.999
2 Asahimas Flat Glass Tbk 367.444.500 367.444.500 367.617.500
3
Charoen Pokphand
Indonesia Tbk 9.106.385.410 9.106.385.410 9.106.385.410
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 1.876.812.500 1.876.812.500 1.876.812.500
5 Holcim Indonesia Tbk 6.179.612.820 6.179.612.820 6.179.612.820
6 Indo Acidatama Tbk 5.135.893.652 5.135.893.652 4.694.421.652
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 2.357.216.097 2.357.216.097 2.357.216.097
8 Kalbe Farma Tbk 5.310.667.517 5.310.667.517 26.549.155.085
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk 4.678.367.441 4.874.322.221 4.376.502.780
10
Kimia Farma (Persero)
Tbk 4.999.999.999 4.999.999.999 4.999.999.999
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk 811.685.002 4.058.425.010 4.058.425.010
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 1.068.121.210 1.068.121.210 1.038.121.210
13 SMART Tbk 2.734.477.571 2.791.897.571 2.791.897.571
14
Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk 786.936.945 906.341.790 906.341.790
15 Suparma Tbk 1.272.200.897 1.272.200.897 1.272.200.897
16
Surya Toto Indonesia
Tbk 46.968.962 47.045.842 476.583.870
17 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 2.077.272.147 1.929.926.306 1.930.209.672
18 Timah (Persero) Tbk 3.271.469.999 3.271.469.999 3.271.469.999
19 Tunas Baru Lampung Tbk 2.682.625.492 2.682.625.492 2.879.226.492
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 5.3 Jumlah Saham yang dimiliki Institusi (lanjutan)
No. Nama Perusahaan
Saham yang dimiliki Institusi
(dalam lembar)
2013 2014
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk 6.199.999.999 6.199.999.999
2 Asahimas Flat Glass Tbk 367.617.500 367.717.500
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 9.106.385.410 9.106.385.410
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 1.876.812.500 1.851.885.000
5 Holcim Indonesia Tbk 6.179.612.820 6.179.612.820
6 Indo Acidatama Tbk 4.694.421.652 4.694.421.652
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 2.357.216.097 2.357.216.097
8 Kalbe Farma Tbk 26.545.655.085 26.584.505.085
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk 2.410.515.244 6.515.996.801
10 Kimia Farma (Persero) Tbk 4.999.999.999 4.999.999.999
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk 4.058.425.010 4.058.425.010
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 1.038.121.210 1.038.121.210
13 SMART Tbk 2.791.897.571 2.791.897.571
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 906.341.790 906.341.790
15 Suparma Tbk 1.200.400.897 1.107.200.897
16 Surya Toto Indonesia Tbk 476.584.320 953.168.640
17 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 1.498.087.499 1.498.087.499
18 Timah (Persero) Tbk 3.271.469.999 4.841.053.951
19 Tunas Baru Lampung Tbk 2.900.226.492 2.900.226.492 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 5.4 Jumlah Saham Perusahaan
No. Nama Perusahaan Jumlah Saham Perusahaan (dalam lembar)
2010 2011 2012
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk 9.538.459.750 9.538.459.750 9.538.459.750
2 Asahimas Flat Glass Tbk 434.000.000 434.000.000 434.000.000
3
Charoen Pokphand
Indonesia Tbk 16.398.000.000 16.398.000.000 16.398.000.000
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 2.477.888.787 2.477.888.787 2.477.888.787
5 Holcim Indonesia Tbk 7.662.900.000 7.662.900.000 7.662.900.000
6 Indo Acidatama Tbk 6.020.000.000 6.020.000.000 6.020.000.000
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 3.681.231.699 3.681.231.699 3.681.231.699
8 Kalbe Farma Tbk 9.375.024.422 9.375.024.422 46.875.122.110
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk 7.913.117.916 8.687.994.942 8.687.995.242
10
Kimia Farma (Persero)
Tbk 5.554.000.000 5.554.000.000 5.554.000.000
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk 1.364.572.793 6.822.863.965 6.822.863.965
12
Prasidha Aneka Niaga
Tbk 1.440.000.000 1.440.000.000 1.440.000.000
13 SMART Tbk 2.872.193.366 2.872.193.366 2.872.193.366
14
Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk 914.257.250 924.912.750 925.211.250
15 Suparma Tbk 1.492.046.658 1.492.046.658 1.492.046.658
16
Surya Toto Indonesia
Tbk 49.536.000 49.536.000 495.360.000
17 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 2.304.131.850 2.304.131.850 2.304.131.850
18 Timah (Persero) Tbk 5.033.020.000 5.033.020.000 5.033.020.000
19 Tunas Baru Lampung Tbk 4.735.063.324 4.942.098.939 4.942.098.939
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 5.4 Jumlah Saham Perusahaan (lanjutan)
No. Nama Perusahaan
Jumlah Saham Perusahaan
(dalam lembar)
2013 2014
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk 9.538.459.750 9.538.459.750
2 Asahimas Flat Glass Tbk 434.000.000 434.000.000
3
Charoen Pokphand Indonesia
Tbk 16.398.000.000 16.398.000.000
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 2.477.888.787 2.477.888.787
5 Holcim Indonesia Tbk 7.662.900.000 7.662.900.000
6 Indo Acidatama Tbk 6.020.000.000 6.020.000.000
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 3.681.231.699 3.681.231.699
8 Kalbe Farma Tbk 46.875.122.110 46.875.122.110
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk 8.687.995.734 8.687.995.734
10 Kimia Farma (Persero) Tbk 5.554.000.000 5.554.000.000
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk 6.819.963.965 6.819.963.965
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 1.440.000.000 1.440.000.000
13 SMART Tbk 2.872.193.366 2.872.193.366
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 925.211.250 925.211.250
15 Suparma Tbk 1.492.046.658 1.492.046.658
16 Surya Toto Indonesia Tbk 495.360.000 990.720.000
17
Tambang Batubara Bukit Asam
Tbk 2.304.131.850 2.304.131.850
18 Timah (Persero) Tbk 5.033.020.000 7.447.753.454
19 Tunas Baru Lampung Tbk 4.942.098.939 5.342.098.939 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
c. Data mengenai Kepemilikan Manajerial
Data mengenai kepemilikan manajerial berupa jumlah saham yang
dimiliki manajer dan jumlah saham perusahaan. Data mengenai jumlah
saham yang dimiliki manajer dapat dilihat pada tabel 5.5 dan data
mengenai jumlah saham perusahaan dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.5 Jumlah Saham yang dimiliki Manajer
No. Nama Perusahaan
Saham yang dimiliki Manajer (dalam
lembar)
2010 2011 2012
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk 511.250 594.750 1.110.500
2 Asahimas Flat Glass Tbk - - -
3
Charoen Pokphand Indonesia
Tbk - - -
4 Fajar Surya Wisesa Tbk - - -
5 Holcim Indonesia Tbk - - -
6 Indo Acidatama Tbk 30.471 30.471 726.876.144
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk - - -
8 Kalbe Farma Tbk - - -
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk - 100.239.250 100.239.250
10 Kimia Farma (Persero) Tbk 272.500 272.500 125.000
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk - - -
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 23.735.000 23.735.000 23.786.000
13 SMART Tbk - - -
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 7.450.725 - -
15 Suparma Tbk - - -
16 Surya Toto Indonesia Tbk - - -
17
Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk 373.000 60.000 60.000
18 Timah (Persero) Tbk - - -
19 Tunas Baru Lampung Tbk 4.676.000 4.676.000 4.676.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 5.5 Jumlah Saham yang dimiliki Manajer (lanjutan)
No. Nama Perusahaan
Saham yang dimiliki
Manajer (dalam lembar)
2013 2014
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk 1.147.250 1.200.750
2 Asahimas Flat Glass Tbk 20.000 20.000
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk - -
4 Fajar Surya Wisesa Tbk - -
5 Holcim Indonesia Tbk -
6 Indo Acidatama Tbk 567.100.467 697.978.645
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk - -
8 Kalbe Farma Tbk - -
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk - -
10 Kimia Farma (Persero) Tbk 125.000 125.000
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk - -
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 23.786.000 23.786.000
13 SMART Tbk - -
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk - -
15 Suparma Tbk - -
16 Surya Toto Indonesia Tbk - -
17 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 60.000 60.000
18 Timah (Persero) Tbk 340.000 560.388
19 Tunas Baru Lampung Tbk 4.676.000 4.676.000 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
d. Data mengenai Kinerja Lingkungan
Data mengenai kinerja lingkungan berupa hasil PROPER perusahaan yang
diterbitkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup. Hasil PROPER dapat
dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6 Hasil PROPER Perusahaan
No. Nama Perusahaan Peringkat PROPER
2010 2011 2012 2013 2014
1 Aneka Tambang
(Persero) Tbk Hijau Hijau Hijau Biru Hijau
2 Asahimas Flat Glass Tbk Biru Biru Biru Biru Biru
3 Charoen Pokphand
Indonesia Tbk Biru Biru Biru Merah Biru
4 Fajar Surya Wisesa Tbk Biru Biru Merah Biru Biru
5 Holcim Indonesia Tbk Emas Emas Emas Emas Emas
6 Indo Acidatama Tbk Biru Biru Biru Biru Biru
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Hijau Hijau Emas Emas Hijau
8 Kalbe Farma Tbk Biru Biru Biru Merah Biru
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
Biru Biru Biru Biru Biru
10 Kimia Farma (Persero)
Tbk Biru Biru Biru Biru Biru
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk
Biru Biru Merah Biru Biru
12 Prasidha Aneka Niaga
Tbk Biru Biru Biru Merah Biru
13 SMART Tbk Biru Hijau Hijau Hijau Biru
14 Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk Merah Biru Biru Biru Biru
15 Suparma Tbk Merah Biru Biru Biru Biru
16 Surya Toto Indonesia Tbk
Biru Biru Biru Biru Biru
17 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
Hijau Hijau Hijau Emas Emas
18 Timah (Persero) Tbk Biru Biru Biru Biru Biru
19 Tunas Baru Lampung
Tbk Biru Biru Biru Biru Biru
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
e. Data mengenai Kinerja Keuangan Perusahaan
Data mengenai kinerja keuangan perusahaan berupa harga penutupan
saham perusahaan, jumlah saham biasa yang beredar, utang lancar, aktiva
lancar, nilai buku persediaan, utang jangka panjang, dan nilai buku total
aktiva. Data harga penutupan saham perusahaan dapat dilihat pada tabel
5.7, data jumlah saham biasa beredar dapat dilihat pada tabel 5.8, data
utang lancar dapat dilihat pada tabel 5.9, data nilai buku persediaan dapat
dilihat pada tabel 5.10, data utang jangka panjang dapat dilihat pada tabel
5.11, dan data nilai buku total aktiva dapat dilihat pada tabel 5.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 5.7 Harga Penutupan Saham Perusahaan
No. Nama Perusahaan
Harga Penutupan Saham Perusahaan
(dalam rupiah)
2010 2011 2012
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk 2.057,94 1.360,76 1.075,17
2 Asahimas Flat Glass Tbk 5.800,00 6.550,00 8.300,00
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 1.840,00 2.150,00 3.500,00
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 2.875,00 4.375,00 2.400,00
5 Holcim Indonesia Tbk 2.250,00 2.175,00 2.900,00
6 Indo Acidatama Tbk 60,00 54,00 50,00
7
Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 15.950,00 17.050,00 22.650,00
8 Kalbe Farma Tbk 3.250,00 3.400,00 1.030,00
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk 97,00 50,00 50,00
10 Kimia Farma (Persero) Tbk 159,00 340,00 720,00
11
PP London Sumatra
Indonesia Tbk 12.850,00 2.250,00 2.250,00
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 80,00 310,00 205,00
13 SMART Tbk 5.000,00 6.400,00 6.550,00
14
Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk 3.350,00 2.275,00 810,00
15 Suparma Tbk 230,00 240,00 290,00
16 Surya Toto Indonesia Tbk 38.917,80 49.894,80 6.636,00
17 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 22.950,00 17.350,00 15.000,00
18 Timah (Persero) Tbk 2.750,01 1.670,01 1.520,00
19 Tunas Baru Lampung Tbk 410,00 590,00 490,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 5.7 Harga Penutupan Saham Perusahaan (lanjutan)
No. Nama Perusahaan
Harga Penutupan Saham
Perusahaan (dalam rupiah)
2013 2014
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk 915,58 894,58
2 Asahimas Flat Glass Tbk 7.000,00 8.050,00
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 3.375,00 3.780,00
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 2.025,00 1.650,00
5 Holcim Indonesia Tbk 2.275,00 2.185,00
6 Indo Acidatama Tbk 50,00 50,00
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 20.000,00 25.000,00
8 Kalbe Farma Tbk 1.250,00 1.830,00
9
Kertas Basuki Rachmat Indonesia
Tbk 50,00 50,00
10 Kimia Farma (Persero) Tbk 590,00 1.465,00
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk 1.930,00 1.890,00
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 150,00 143,00
13 SMART Tbk 7.850,00 8.100,00
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 1.850,00 2.500,00
15 Suparma Tbk 210,00 197,00
16 Surya Toto Indonesia Tbk 7.683,78 3.966,63
17
Tambang Batubara Bukit Asam
Tbk 10.200,00 12.500,00
18 Timah (Persero) Tbk 1.600,00 1.230,00
19 Tunas Baru Lampung Tbk 470,00 755,00 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 5.8 Jumlah Saham Biasa yang Beredar
No. Nama Perusahaan Jumlah Saham Biasa yang Beredar (dalam lembar)
2010 2011 2012
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk 9.538.459.750 9.538.459.750 9.538.459.750
2
Asahimas Flat Glass
Tbk 434.000.000 434.000.000 434.000.000
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 16.398.000.000 16.398.000.000 16.398.000.000
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 2.477.888.787 2.477.888.787 2.477.888.787
5 Holcim Indonesia Tbk 7.662.900.000 7.662.900.000 7.662.900.000
6 Indo Acidatama Tbk 6.020.000.000 6.020.000.000 6.020.000.000
7
Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 3.681.231.699 3.681.231.699 3.681.231.699
8 Kalbe Farma Tbk 9.375.024.422 9.375.024.422 46.875.122.110
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk 7.913.117.916 8.687.994.942 8.687.995.242
10 Kimia Farma (Persero) Tbk 5.554.000.000 5.554.000.000 5.554.000.000
11
PP London Sumatra
Indonesia Tbk 1.364.572.793 6.822.863.965 6.822.863.965
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 1.440.000.000 1.440.000.000 1.440.000.000
13 SMART Tbk 2.872.193.366 2.872.193.366 2.872.193.366
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 914.257.250 924.912.750 925.211.250
15 Suparma Tbk 1.492.046.658 1.492.046.658 1.492.046.658
16
Surya Toto Indonesia
Tbk 49.536.000 49.536.000 495.360.000
17 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 2.304.131.850 2.304.131.850 2.304.131.850
18 Timah (Persero) Tbk 5.033.020.000 5.033.020.000 5.033.020.000
19 Tunas Baru Lampung Tbk 4.735.063.324 4.942.098.939 4.942.098.939
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 5.8 Jumlah Saham Biasa yang Beredar (lanjutan)
No. Nama Perusahaan
Jumlah Saham Biasa yang Beredar
(dalam lembar)
2013 2014
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk 9.538.459.750 9.538.459.750
2 Asahimas Flat Glass Tbk 434.000.000 434.000.000
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 16.398.000.000 16.398.000.000
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 2.477.888.787 2.477.888.787
5 Holcim Indonesia Tbk 7.662.900.000 7.662.900.000
6 Indo Acidatama Tbk 6.020.000.000 6.020.000.000
7
Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 3.681.231.699 3.681.231.699
8 Kalbe Farma Tbk 46.875.122.110 46.875.122.110
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk 8.687.995.734 8.687.995.734
10 Kimia Farma (Persero) Tbk 5.554.000.000 5.554.000.000
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk 6.819.963.965 6.819.963.965
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 1.440.000.000 1.440.000.000
13 SMART Tbk 2.872.193.366 2.872.193.366
14
Sorini Agro Asia Corporindo
Tbk 925.211.250 925.211.250
15 Suparma Tbk 1.492.046.658 1.492.046.658
16 Surya Toto Indonesia Tbk 495.360.000 990.720.000
17
Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk 2.304.131.850 2.304.131.850
18 Timah (Persero) Tbk 5.033.020.000 7.447.753.454
19 Tunas Baru Lampung Tbk 4.942.098.939 5.342.098.939 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 5.9 Utang Lancar
No. Nama Perusahaan Utang lancar (dalam ribuan rupiah)
2010 2011 2012
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk 1.989.071.312 846.446.529 3.041.406.158
2
Asahimas Flat Glass
Tbk 325.854.000 333.132.000 426.669.000
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 1.461.341.000 1.357.912.000 2.167.652.000
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 1.440.959.280 861.199.320 2.879.319.498
5 Holcim Indonesia Tbk 1.355.830.000 1.683.799.000 1.556.875.000
6 Indo Acidatama Tbk 102.457.250 81.670.263 111.511.056
7
Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 1.347.705.747 1.476.597.000 2.418.762.000
8 Kalbe Farma Tbk 1.146.489.093 1.630.588.528 1.891.617.853
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk 125.279.945 55.728.502 15.460.305
10 Kimia Farma (Persero) Tbk 469.822.675 459.694.310 537.184.235
12
Prasidha Aneka Niaga
Tbk 194.443.610 180.506.510 236.667.625
13 SMART Tbk 4.105.059.000 4.248.861.000 3.498.527.000
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 734.196.214 580.940.000 484.599.000
15 Suparma Tbk 90.034.509 304.846.562 182.354.489
16 Surya Toto Indonesia Tbk 341.607.956 444.637.070 448.767.622
17
Tambang Batubara
Bukit Asam Tbk 1.147.728.000 1.918.413.000 1.770.664.000
18 Timah (Persero) Tbk 1.269.482.000 1.421.976.000 959.806.000
19
Tunas Baru Lampung
Tbk 1.468.443.372 1.366.205.000 1.459.715.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 5.9 Utang Lancar (lanjutan)
No. Nama Perusahaan
Utang Lancar (dalam ribuan
rupiah)
2013 2014
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk 3.855.511.633 3.862.917.319
2
Asahimas Flat Glass
Tbk 473.960.000 398.238.000
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 2.327.048.000 4.467.240.000
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 1.310.179.939 1.838.653.252
5 Holcim Indonesia Tbk 3.262.054.000 3.807.545.000
6 Indo Acidatama Tbk 89.839.668 116.994.521
7
Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 2.740.089.000 3.260.559.000
8 Kalbe Farma Tbk 2.640.590.023 2.385.920.172
9
Kertas Basuki Rachmat
Indonesia Tbk 55.576.171 71.285.195
10 Kimia Farma (Persero) Tbk 746.123.148 854.811.681
12
Prasidha Aneka Niaga
Tbk 227.421.742 197.877.917
13 SMART Tbk 7.281.549.000 8.996.931.000
14
Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk 522.008.000 1.042.410.000
15 Suparma Tbk 456.536.667 186.961.154
16 Surya Toto Indonesia Tbk 496.494.829 528.814.814
17 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 2.260.956.000 3.574.129.000
18 Timah (Persero) Tbk 2.439.590.000 3.512.730.000
19 Tunas Baru Lampung Tbk 2.269.869.000 2.590.132.000
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 5.10 Nilai Buku Persediaan
No. Nama Perusahaan Nilai Buku Persediaan (dalam ribuan rupiah)
2010 2011 2012
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk 1.229.283.112 1.687.897.283 1.449.967.933
2
Asahimas Flat Glass
Tbk 490.140.000 594.380.000 671.664.000
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 1.554.780.000 2.339.543.000 3.366.317.000
4
Fajar Surya Wisesa
Tbk 502.124.039 668.283.200 636.373.572
5 Holcim Indonesia Tbk 499.926.000 570.459.000 687.087.000
6 Indo Acidatama Tbk 163.552.586 121.603.634 180.002.478
7
Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 1.299.548.786 1.327.720.000 1.470.305.000
8 Kalbe Farma Tbk 1.550.828.819 1.705.189.186 2.115.483.766
9
Kertas Basuki
Rachmat Indonesia Tbk 544.971 6.069.684 3.838.295
10
Kimia Farma
(Persero) Tbk 386.653.606 456.068.713 530.417.299
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk 264.473.000 368.244.000 645.954.000
12
Prasidha Aneka Niaga
Tbk 154.065.950 162.977.980 225.987.489
13 SMART Tbk 2.702.534.000 2.839.141.000 2.674.693.000
14
Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk 484.427.343 377.596.000 422.504.000
15 Suparma Tbk 187.723.548 147.186.584 249.616.587
16
Surya Toto Indonesia
Tbk 224.574.601 280.976.518 331.838.555
17 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 423.678.000 644.833.000 765.964.000
18 Timah (Persero) Tbk 1.802.707.000 2.447.376.000 1.617.389.000
19 Tunas Baru Lampung Tbk 477.584.502 488.998.000 649.179.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 5.10 Nilai Buku Persediaan (lanjutan)
No. Nama Perusahaan
Nilai Buku Persediaan (dalam
ribuan rupiah)
2013 2014
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk 2.445.933.902 1.761.888.223
2 Asahimas Flat Glass Tbk 689.093.000 745.048.000
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 4.044.737.000 4.333.238.000
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 649.109.351 829.904.363
5 Holcim Indonesia Tbk 591.057.000 736.995.000
6 Indo Acidatama Tbk 192.744.153 182.628.520
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 1.473.645.000 1.665.546.000
8 Kalbe Farma Tbk 3.053.494.513 3.090.544.151
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk 3.464.928 16.458.960
10 Kimia Farma (Persero) Tbk 640.909.360 687.406.883
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk 374.485.000 380.360.000
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 217.607.447 159.934.594
13 SMART Tbk 3.365.362.000 3.804.054.000
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 486.323.000 668.357.000
15 Suparma Tbk 304.304.052 387.969.639
16 Surya Toto Indonesia Tbk 359.986.764 452.112.191
17 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 901.952.000 1.033.360.000
18 Timah (Persero) Tbk 2.344.513.000 3.384.025.000
19 Tunas Baru Lampung Tbk 786.809.000 956.097.000 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 5.11 Utang Jangka Panjang
No. Nama Perusahaan Utang Jangka Panjang (dalam ribuan rupiah)
2010 2011 2012
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk 720.825.489 3.582.744.998 3.834.818.732
2
Asahimas Flat Glass
Tbk 203.878.000 212.263.000 231.663.000
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 574.889.000 1.300.822.000 2.004.511.000
4
Fajar Surya Wisesa
Tbk 1.243.464.933 2.273.196.962 892.024.791
5 Holcim Indonesia Tbk 2.255.416.000 1.739.442.000 2.193.586.000
6 Indo Acidatama Tbk 33.295.107 27.271.692 21.393.761
7
Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 897.841.880 940.783.000 917.660.000
8 Kalbe Farma Tbk 113.872.339 128.030.525 154.695.712
9
Kertas Basuki
Rachmat Indonesia Tbk 18.284.964 13.920.641 13.835.771
10
Kimia Farma
(Persero) Tbk 73.434.800 82.042.428 97.629.655
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk 385.735.000 421.109.000 479.601.000
12
Prasidha Aneka Niaga
Tbk 26.650.610 34.570.786 36.366.208
13 SMART Tbk 2.393.791.000 3.137.486.000 3.809.473.000
14
Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk 165.127.168 30.399.000 50.170.000
15 Suparma Tbk 681.613.668 495.469.261 702.506.212
16
Surya Toto Indonesia
Tbk 118.993.117 134.391.701 175.731.390
17 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 1.133.723.000 2.650.117.000 4.010.684.000
18 Timah (Persero) Tbk 408.551.000 550.036.000 583.001.000
19 Tunas Baru Lampung Tbk 941.069.081 1.271.098.000 1.978.341.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 5.11 Utang Jangka Panjang (lanjutan)
No. Nama Perusahaan
Utang Jangka Panjang (dalam
ribuan rupiah)
2013 2014
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk 5.216.118.226 6.251.723.634
2 Asahimas Flat Glass Tbk 304.706.000 335.511.000
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 3.444.249.000 5.451.910.000
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 2.823.948.426 2.097.669.575
5 Holcim Indonesia Tbk 2.859.989.000 4.629.215.000
6 Indo Acidatama Tbk 106.406.914 134.510.685
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 889.465.000 839.613.000
8 Kalbe Farma Tbk 174.513.285 221.636.516
9
Kertas Basuki Rachmat
Indonesia Tbk 39.936.786 550.984.553
10 Kimia Farma (Persero) Tbk 101.461.711 302.228.994
11
PP London Sumatra Indonesia
Tbk 556.461.000 688.236.000
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 36.810.857 44.475.831
13 SMART Tbk 4.614.664.000 4.349.920.000
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 48.913.000 64.276.000
15 Suparma Tbk 555.034.581 1.100.395.869
16 Surya Toto Indonesia Tbk 214.032.539 267.281.556
17 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 5.197.372.000 7.395.218.000
18 Timah (Persero) Tbk 551.594.000 631.505.000
19 Tunas Baru Lampung Tbk 2.144.516.000 2.273.870.000 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 5.12 Nilai Buku Total Aktiva
No. Nama Perusahaan Nilai Buku Total Aktiva (dalam ribuan rupiah)
2010 2011 2012
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk
12.310.732.099 15.201.235.077 19.708.540.946
2 Asahimas Flat Glass
Tbk 2.372.657.000 2.690.595.000 3.115.421.000
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk
6.518.276.000 8.848.204.000 12.348.627.000
4 Fajar Surya Wisesa
Tbk 4.495.022.405 4.936.093.737 5.578.334.207
5 Holcim Indonesia Tbk
10.437.249.000 10.950.501.000 12.168.517.000
6 Indo Acidatama Tbk 364.004.769 361.182.183 402.108.960
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
15.346.145.678 18.151.331.000 22.755.160.000
8 Kalbe Farma Tbk 7.032.496.663 8.274.554.113 9.417.957.181
9
Kertas Basuki
Rachmat Indonesia Tbk
786.163.546 744.581.031 740.753.171
10 Kimia Farma (Persero) Tbk
1.657.291.834 1.794.399.675 2.076.347.581
11 PP London Sumatra
Indonesia Tbk 5.561.433.000 6.791.859.000 7.551.796.000
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk
414.611.350 421.366.403 682.611.126
13 SMART Tbk 12.475.642.000 14.721.899.000 16.247.395.000
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
1.656.571.520 1.312.276.000 1.354.507.000
15 Suparma Tbk 1.490.033.771 1.551.777.407 1.664.353.265
16 Surya Toto Indonesia
Tbk 1.091.583.115 837.114.048 966.806.112
17 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
8.722.699.000 11.510.262.000 12.728.981.000
18 Timah (Persero) Tbk 5.881.108.000 6.569.807.000 6.101.007.000
19 Tunas Baru Lampung Tbk
3.651.105.169 4.244.618.000 5.197.552.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 5.12 Nilai Buku Total Aktiva (lanjutan)
No. Nama Perusahaan
Nilai Buku Total Aktiva (dalam ribuan
rupiah)
2013 2014
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk 21.865.117.391 22.044.202.220
2 Asahimas Flat Glass Tbk 3.539.393.000 3.918.391.000
3 Charoen Pokphand Indonesia
Tbk 15.722.197.000 20.862.439.000
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 5.692.060.408 5.581.000.723
5 Holcim Indonesia Tbk 14.894.990.000 17.195.352.000
6 Indo Acidatama Tbk 420.782.548 463.347.124
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
26.607.241.000 28.884.973.000
8 Kalbe Farma Tbk 11.315.061.275 12.425.032.368
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
788.749.191 1.299.315.037
10 Kimia Farma (Persero) Tbk 2.471.939.549 2.968.184.626
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk
7.974.876.000 8.655.146.000
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 681.832.333 620.928.440
13 SMART Tbk 18.381.114.000 21.292.993.000
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
1.568.167.000 2.231.409.000
15 Suparma Tbk 1.767.105.819 2.091.957.079
16 Surya Toto Indonesia Tbk 1.089.798.515 1.115.004.308
17 Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk 11.677.155.000 14.812.023.000
18 Timah (Persero) Tbk 8.244.019.000 9.752.477.000
19 Tunas Baru Lampung Tbk 6.212.359.000 7.328.419.000 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
2. Perhitungan Variabel Penelitian
a. Dewan Komisaris Independen
Dewan komisaris independen diperoleh dari jumlah dewan komisaris
independen dibandingkan dengan jumlah dewan komisaris secara
keseluruhan. Prosentase dewan komisaris independen dapat dilihat pada
tabel 5.13.
Tabel 5.13 Perhitungan Dewan Komisars Independen
No. Nama Perusahaan
Dewan Komisaris Independen
(dalam persen)
2010 2011 2012 2013 2014
1 Aneka Tambang (Persero)
Tbk 50,00 33,33 33,33 33,33 33,33
2 Asahimas Flat Glass Tbk 33,33 33,33 33,33 33,33 33,33
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk
40,00 40,00 40,00 33,33 33,33
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 33,33 33,33 33,33 33,33 40,00
5 Holcim Indonesia Tbk 37,50 37,50 37,50 42,86 50,00
6 Indo Acidatama Tbk 33,33 33,33 33,33 37,50 37,50
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
42,86 42,86 42,86 42,86 42,86
8 Kalbe Farma Tbk 33,33 33,33 33,33 33,33 33,33
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
33,33 33,33 33,33 33,33 0,00
10 Kimia Farma (Persero) Tbk
50,00 40,00 40,00 40,00 40,00
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk
33,33 33,33 44,44 37,50 37,50
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 33,33 33,33 33,33 33,33 33,33
13 SMART Tbk 37,50 37,50 37,50 55,56 55,56
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
33,33 25,00 25,00 33,33 33,33
15 Suparma Tbk 40,00 40,00 40,00 40,00 60,00
16 Surya Toto Indonesia Tbk 33,33 33,33 25,00 25,00 40,00
17 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
40,00 33,33 33,33 33,33 33,33
18 Timah (Persero) Tbk 0,00 0,00 0,00 0,00 20,00
19 Tunas Baru Lampung Tbk 33,33 33,33 33,33 33,33 33,33 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Pada tabel 5.13 terdapat 19 perusahaan untuk hasil dewan komisaris
independen antara tahun 2010 hingga 2014. Tabel 5.13 menunjukkan
dewan komisaris independen setiap tahun pada masing-masing
perusahaan. Dewan komisaris independen masing-masing perusahaan
sebagian besar mengalami perubahan selama masa penelitian, namun ada
juga perusahaan yang memiliki dewan komisaris yang tetap selama tahun
penelitian. Dewan komisaris independen yang tidak mengalami perubahan
adalah perusahaan:
1) Asahimas Flat Glass Tbk
2) Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
3) Kalbe Farma Tbk
4) Prasidha Aneka Niaga Tbk
5) Tunas Baru Lampung Tbk
Pada tabel 5.13 terdapat perusahaan yang tidak memenuhi
ketentuan pemerintah, yaitu PT. Timah (Persero) Tbk. Pemerintah
mengharuskan perusahaan harus memiliki komisaris independen
sepertiga dari jumlah komisaris, atau sekitar 33% komisaris harus
independen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
b. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional diperoleh dari jumlah saham yang
dimiliki oleh sebuah institusi dibandingkan dengan jumlah saham
keseluruhan. Hasil perhitungan kepemilikan institusional dapat dilihat
pada tabel 5.14.
Tabel 5.14 Perhitungan Kepemilikan Institusional
No. Nama Perusahaan
Kepemilikan Institusional (dalam
persen)
2010 2011 2012 2013 2014
1 Aneka Tambang (Persero)
Tbk 65,00 65,00 65,00 65,00 65,00
2 Asahimas Flat Glass Tbk 84,66 84,66 84,70 84,70 84,73
3 Charoen Pokphand
Indonesia Tbk 55,53 55,53 55,53 55,53 55,53
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 75,74 75,74 75,74 75,74 74,74
5 Holcim Indonesia Tbk 80,64 80,64 80,64 80,64 80,64
6 Indo Acidatama Tbk 85,31 85,31 77,98 77,98 77,98
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
64,03 64,03 64,03 64,03 64,03
8 Kalbe Farma Tbk 56,65 56,65 56,64 56,63 56,71
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
59,12 56,10 50,37 27,75 75,00
10 Kimia Farma (Persero)
Tbk 90,03 90,03 90,03 90,03 90,03
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk
59,48 59,48 59,48 59,51 59,51
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 74,18 74,18 72,09 72,09 72,09
13 SMART Tbk 95,21 97,20 97,20 97,20 97,20
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
86,07 97,99 97,96 97,96 97,96
15 Suparma Tbk 85,27 85,27 85,27 80,45 74,21
16 Surya Toto Indonesia Tbk 94,82 94,97 96,21 96,21 96,21
17 Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk 90,15 83,77 65,02 65,02 65,02
18 Timah (Persero) Tbk 65,00 65,00 65,00 65,00 65,00
19 Tunas Baru Lampung Tbk 56,65 54,28 58,26 58,68 54,29 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Pada tabel 5.14 terdapat 19 perusahaan untuk hasil kepemilikan
institusional antara tahun 2010 hingga 2014. Tabel 5.14 menunjukkan
kepemilikan institusional setiap tahun pada masing-masing perusahaan.
Kepemilikan institusional masing-masing perusahaan sebagian besar
tidak mengalami perubahan selama masa penelitian, namun ada beberapa
perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional yang berubah-ubah
selama tahun penelitian. Kepemilikan institusional yang mengalami
perubahan adalah perusahaan:
1) Indo Acidatama Tbk
2) Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
3) Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
Pada tabel 5.14 terdapat perusahaan yang tidak memenuhi
ketentuan pemerintah, yaitu PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk.
Pemerintah mengharuskan perusahaan yang terbuka sebesar 50,1%
saham perusahaan harus dimiliki oleh publik, sedangkan PT. Kertas
Basuki Rachmat Indonesia Tbk pada tahun 2013 saham yang dimiliki
publik hanya 27,75%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
c. Kepemilikan Manajerial
Rasio kepemilikan manajerial diperoleh dari jumlah saham yang
dimiliki oleh manajer dibandingkan dengan jumlah saham keseluruhan.
Hasil prosentase kepemilikan manajerial dapat dilihat pada tabel 5.15.
Tabel 5.15 Perhitungan Kepemilikan Manajerial
No. Nama Perusahaan Kepemilikan Manajerial (dalam persen)
2010 2011 2012 2013 2014
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk
0,00536 0,00624 0,01164 0,01203 0,01259
2 Asahimas Flat Glass Tbk
0,00000 0,00000 0,00000 0,00461 0,00461
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk
0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
4
Fajar Surya Wisesa Tbk
0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
5 Holcim Indonesia Tbk
0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
6 Indo Acidatama Tbk 0,00051 0,00051 12,07435 9,42027 11,59433
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
8 Kalbe Farma Tbk 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
0,00000 1,15377 1,15377 0,00000 0,00000
10 Kimia Farma (Persero) Tbk
0,00491 0,00491 0,00225 0,00225 0,00225
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk
0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk
1,64826 1,64826 1,65181 1,65181 1,65181
13 SMART Tbk 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
0,81495 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
15 Suparma Tbk 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
16 Surya Toto Indonesia Tbk
0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
17 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
0,01619 0,00260 0,00260 0,00260 0,00260
18 Timah (Persero) Tbk 0,00000 0,00000 0,00000 0,00676 0,00752
19 Tunas Baru Lampung Tbk
0,09875 0,09462 0,09462 0,09462 0,08753
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Pada tabel 5.15 terdapat 19 perusahaan untuk hasil kepemilikan
manajerial antara tahun 2010 hingga tahun 2014. Tabel 5.15
menunjukkan kepemilikan manajerial setiap tahun pada masing-masing
perusahaan. Kepemilikan manajerial masing-masing perusahaan
sebagian besar tidak mengalami perubahan selama masa penelitian,
namun ada beberapa perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial
yang berubah-ubah selama tahun penelitian. Kepemilikan manajerial
merupakan jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh manajer
dibandingkan dengan jumlah saham perusahaan yang beredar. Semakin
besar kepemilikan manajerial berarti semakin banyak saham perusahaan
yang dimiliki oleh manajer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
d. Kinerja Lingkungan
Hasil kinerja lingkungan dengan menggunakan variabel dummy
sesuai dengan pencapaian peringkat PROPER perusahaan. Hasil kinerja
lingkungan dapat dilihat pada tabel 5.16.
Tabel 5.16 Kinerja Lingkungan dengan Variabel Dummy.
No. Nama Perusahaan Kinerja Lingkungan
2010 2011 2012 2013 2014
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk
4 4 4 3 4
2 Asahimas Flat Glass Tbk 3 3 3 3 3
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk
3 3 3 2 3
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 3 3 2 3 3
5 Holcim Indonesia Tbk 5 5 5 5 5
6 Indo Acidatama Tbk 3 3 3 3 3
7 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 4 4 5 5 4
8 Kalbe Farma Tbk 3 3 3 2 3
9 Kertas Basuki Rachmat
Indonesia Tbk 3 3 3 3 3
10 Kimia Farma (Persero) Tbk
3 3 3 3 3
11 PP London Sumatra
Indonesia Tbk 3 3 2 3 3
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk
3 3 3 2 3
13 SMART Tbk 3 4 4 4 3
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
2 3 3 3 3
15 Suparma Tbk 2 3 3 3 3
16 Surya Toto Indonesia Tbk
3 3 3 3 3
17 Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk 4 4 4 5 5
18 Timah (Persero) Tbk 3 3 3 3 3
19 Tunas Baru Lampung
Tbk 3 3 3 3 3
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Keterangan:
5 = emas
4 = hijau 3 = biru
2 = merah 1 = hitam
Tabel 5.16 menunjukkan kinerja lingkungan setiap tahun pada
masing-masing perusahaan. Kinerja lingkungan merupakan penilaian
yang dilakukan untuk mengetahui peran perusahaan dalam melestarikan
lingkungan. Penilaian kinerja lingkungan sesuai dengan kriteria
penilaian PROPER yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Peringkat
terbaik kinerja lingkungan adalah peringkat emas, dan yang terburuk
adalah peringkat hitam. Peringkat emas diberikan kepada perusahaan
yang secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan, sedangkan
peringkat hitam diberikan kepada perusahaan yang sengaja melakukan
perbuatan atau mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan. Dalam penelitian ini tidak ada perusahaan yang
mendapatkan peringkat hitam. Kinerja lingkungan terburuk pada
penelitian ini adalah merah. Peringkat merah menandakan bahwa
perusahaan telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang tidak
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
e. Kinerja Keuangan Perusahaan
Perhitungan kinerja keuagan perusahaan menggunakan rumus
Tobin’s Q. Hasil perhitungan kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat
pada tabel 5.17.
Tabel 5.17 Perhitungan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Tobin’s Q
No. Nama Perusahaan Tobin's Q
2010 2011 2012 2013 2014
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk 1,298 0,657 0,555 0,602 0,638
2 Asahimas Flat Glass Tbk 0,950 0,933 1,051 0,714 0,691
3 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 4,524 3,959 4,677 3,583 3,174
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 2,024 2,736 1,555 1,395 1,265
5 Holcim Indonesia Tbk 1,830 1,661 2,011 1,481 1,374
6 Indo Acidatama Tbk 1,132 0,820 0,764 0,939 0,862
7 Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk 3,569 3,096 3,235 2,326 2,829
8 Kalbe Farma Tbk 4,016 3,546 4,884 5,034 6,709
9 Kertas Basuki Rachmat
Indonesia Tbk 1,104 0,634 0,583 0,578 0,728
10 Kimia Farma (Persero) Tbk 0,406 0,905 1,762 1,195 2,675
11 PP London Sumatra
Indonesia Tbk 3,114 2,078 1,943 1,617 1,484
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 0,535 1,297 0,606 0,465 0,513
13 SMART Tbk 1,386 1,353 1,553 1,617 1,442
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 2,161 1,849 0,666 1,210 1,314
15 Suparma Tbk 0,638 0,602 0,652 0,612 0,615
16 Surya Toto Indonesia Tbk 1,737 2,980 3,389 3,475 3,644
17 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 5,611 3,156 2,545 2,174 2,254
18 Timah (Persero) Tbk 2,247 1,254 1,128 0,987 1,042
19 Tunas Baru Lampung Tbk 0,876 0,980 0,806 0,803 0,954 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 5.17 menunjukkan kinerja keuangan perusahaan setiap tahun
pada masing-masing perusahaan yang dihitung dengan menggunakan
rasio Tobin’s Q. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan menggunakan
rasio Tobin’s Q, karena rasio Tobin’s Q dianggap dapat mencerminkan
keuntungan pada masa depan, dibandingkan dengan rasio lain seperti
ROA yang hanya melihat laba pada saat tertentu. Semakin baik kinerja
keuangan perusahaan, maka perusahaan tersebut memiliki peluang
investasi yang lebih baik.
3. Analisis Deskriptif
a. Dewan Komisaris Independen
Analisis deskriptif dari dewan komisaris independen terlihat pada tabel
berikut.
Tabel 5.18
Analisis Deskriptif Dewan Komisaris Independen
Dewan Komisaris Independen
N Valid 95
Missing 0
Mean 34,4%
Minimum 0%
Maximum 60% Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016
Pada tabel 5.18 terdapat 95 perusahaan yang memenuhi kriteria
penelitian. Rata-rata dewan komisaris independen dalam penelitian ini
sebesar 34,4%. Secara rata-rata perusahaan yang terdapat dalam penelitian
ini sudah menerapkan peraturan yang dikeluarkan OJK yang
mengharuskan perusahaan memiliki komisaris independen minimal 30%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dari jumlah komisaris perusahaan. Dewan komisaris independen terendah
dalam penelitian ini adalah PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk pada
tahun 2014 dan PT Timah (Persero) Tbk pada tahun 2010 hingga 2013
yang tidak memiliki dewan komisaris independen. Dewan komisaris
tertinggi adalah PT Suparma Tbk pada tahun 2014 yang memiliki
komisaris independen sebesar 60% dari jumlah komisaris perusahaan.
b. Kepemilikan Institusional
Analisis deskriptif dari kepemilikan institusional terlihat pada tabel
berikut.
Tabel 5.19
Analisis Deskriptif Kepemilikan Institusional
Kepemilikan Institusional
N Valid 95
Missing 0
Mean 73,96%
Minimum 27,75%
Maximum 97,99% Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016
Pada tabel 5.19 terdapat 95 perusahaan yang memenuhi kriteria
penelitian dan rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama
5 tahun, antara tahun 2010 hingga tahun 2014. Rata-rata kepemilikan
institusional dalam penelitian ini sebesar 73,96% saham perusahaan
dimiliki oleh publik. Secara rata-rata perusahaan yang terdapat dalam
penelitian ini sudah memenuhi peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah yang mengharuskan perusahaan pubik minimal 50,1% saham
perusahaan dimiliki oleh publik. Kepemilikan institusional terendah dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
penelitian ini adalah PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk pada tahun
2013 dengan kepemilikan institusional hanya sebesar 27,75%, hal ini
menandakan bahwa PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk tidak
mematuhi peraturan pemerintah yang mengharuskan perusahaan terbuka
sebanyak 50,1% saham perusahaan dimiliki oleh publik. Kepemilikan
institusional tertinggi adalah PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk pada
tahun 2011 hingga 2014 yang memiliki kepemilikan institusional sebesar
97,99%.
c. Kepemilikan Manajerial
Analisis deskriptif dari kepemilikan manajerial sebagai terlihat pada tabel
berikut.
Tabel 5.20
Analisis Deskriptif Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Manajerial
N Valid 95
Missing 0
Mean 0,47%
Minimum 0%
Maximum 12,07%
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016.
Pada tabel 5.20 terdapat 95 perusahaan yang memenuhi kriteria
penelitian dan rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama
5 tahun, antara tahun 2010 hingga 2014. Rata-rata kepemilikan manajerial
dalam penelitian ini sebanyak 0,47% saham perusahaan dimiliki oleh
manajemen. Secara rata-rata data kepemilikan manajerial yang terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dalam penelitian ini, saham yang dimiliki manajer masih sangat sedikit
yaitu kurang dari 1% dari jumlah saham perusahaan. Kepemilikan
manajerial di dalam penelitian ini banyak yang bernilai 0 (nol). Hal ini
berarti manajer tidak memiliki saham perusahaan. Kepemilikan manajerial
tertinggi bernilai 12,07% yang terdapat pada PT. Indo Acidatama Tbk
pada tahun 2012.
d. Kinerja Lingkungan
Analisis deskriptif dari kinerja lingkungan terlihat pada tabel berikut.
Tabel 5.21
Analisis Deskriptif Kinerja Lingkungan
Kinerja Lingkungan
N Valid 95
Missing 0
Modus 3
Minimum 2
Maximum 5
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016
Pada tabel 5.21 terdapat 95 perusahaan yang memenuhi kriteria
penelitian dan rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama
5 tahun, antara tahun 2010 hingga 2014. Data kinerja lingkungan
terbanyak dalam penelitian ini adalah 3 atau peringkat biru. Kinerja
lingkungan dengan peringkat biru menandakan bahwa perusahaan telah
melakukan upaya pengelolaan lingkungan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. Kinerja lingkungan tertinggi bernilai 5 atau
peringkat emas, PT. Holcim Indonesia Tbk., PT. Indocement Tunggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Prakarsa Tbk., PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. Perusahaan
dengan kinerja lingkungan peringkat emas menandakan bahwa perusahaan
tersebut telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan
(environmental excellency) dalam proses produksi dan/atau jasa,
melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap
masyarakat.
e. Kinerja Keuangan Perusahaan
Analisis deskriptif dari kinerja keuangan perusahaan terlihat pada tabel
berikut.
Tabel 5.22
Analisis Deskriptif Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja Keuangan Perusahaan
N Valid 95
Missing 0
Mean 1,8214
Minimum 0,41
Maximum 6,71 Sumber : Data sekunder yang diolah, 2016.
Pada tabel 5.22 terdapat 95 perusahaan yang memenuhi kriteria
penelitian dan rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama
5 tahun, antara tahun 2010 hingga 2014. Rata-rata kinerja keuangan
perusahaan dalam penelitian ini sebesar 1,8214. Kinerja keuangan
perusahaan dengan hasil kinerja keuangan perusahaan lebih dari 1
menandakan bahwa perusahaan sudah memiliki kinerja keuangan yang
baik, karena jumlah nilai pasar perusahaan lebih tinggi dibandingkan
dengan total aset perusahaan. Secara rata-rata sesuai dengan data kinerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
keuangan perusahaan yang terdapat dalam penelitian ini, kinerja keuangan
perusahaan telah baik karena nilai pasar perusahaan lebih tinggi
dibandingkan dengan total aset perusahaan. Kinerja keuangan terendah
sebesar 0,41 yaitu PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. pada tahun 2010,
sedangkan untuk kinerja keuangan perusahaan terbaik dengan hasil 6,71
adalah PT. Kalbe Farma Tbk. pada tahun 2014.
4. Pengklasifikasian Data
a. Dewan Komisaris Independen
Klasifikasi data dewan komisaris independen didasarkan pada
peraturan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) No. 33 Tahun 2014 yang
menyatakan bahwa perusahaan wajib memiliki komisaris independen
paling sedikit 30% dari jumlah komisaris keseluruhan. Hasil klasifikasi
dewan komisaris independen dikategorikan menjadi:,
1) Tidak sesuai ketentuan : 0% – 29%
2) Sesuai ketentuan : 30% – 100%
Hasil pengklasifikasian dari dewan komisaris independen seperti pada
tabel 5.23 dan tabel 5.24.
Tabel 5.23 Hasil Klasifikasi Dewan Komisaris Independen
Kriteria Jumlah Persen
Tidak Sesuai Ketentuan 10 10,5
Sesuai Ketentuan 85 89,5
Total 95 100 Sumber: Data sekunder diolah yang diolah, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tabel 5.24 Data Klasifikasi Dewan Komisaris Independen
No. Nama Perusahaan Dewan Komisaris Independen
2010 2011 2012 2013 2014
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk
2 2 2 2 2
2 Asahimas Flat Glass Tbk 2 2 2 2 2
3 Charoen Pokphand
Indonesia Tbk 2 2 2 2 2
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 2 2 2 2 2
5 Holcim Indonesia Tbk 2 2 2 2 2
6 Indo Acidatama Tbk 2 2 2 2 2
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
2 2 2 2 2
8 Kalbe Farma Tbk 2 2 2 2 2
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
2 2 2 2 1
10 Kimia Farma (Persero) Tbk 2 2 2 2 2
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk
2 2 2 2 2
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 2 2 2 2 2
13 SMART Tbk 2 2 2 2 2
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
2 1 1 2 2
15 Suparma Tbk 2 2 2 2 2
16 Surya Toto Indonesia Tbk 2 2 1 1 2
17 Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk 2 2 2 2 2
18 Timah (Persero) Tbk 1 1 1 1 1
19 Tunas Baru Lampung Tbk 2 2 2 2 2 Sumber: Data sekunder diolah yang diolah, 2016.
Keterangan: 1 = Tidak sesuai ketentuan (0% - 29%)
2 = Sesuai ketentuan minimal (30% - 100%)
Pada tabel 5.23 terdapat 10 perusahaan atau 10,5% perusahaan yang
tidak mematuhi ketentuan dari OJK. OJK telah mengeluarkan aturan yang
mengharuskan perusahaan memiliki komisaris independen paling sedikit
30% dari jumlah komisaris. Sebanyak 85 perusahaan atau 89,5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
perusahaan telah menerapkan aturan yang dikeluarkan oleh OJK dengan
memiliki komisaris independen sesuai kriteria.
b. Kepemilikan Institusional
Klasifikasi data kepemilikan institusional didasarkan pada jumlah
saham yang dimiliki oleh institusi. Menurut PSAK 15 tahun 2015 tentang
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama dan PSAK 65 tahun
2015 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian. Berdasarkan PSAK 15
dan 65 tahun 2015 maka kepemilikan institusional dibagi menjadi:
1) Tidak memiliki pengaruh signifikan : <20%
2) Memiliki pengaruh signifikan : 20% - 50%
3) Hak pengendalian (control) : >50%
Hasil pengklasifikasian dari kepemilikan institusional seperti pada tabel
5.25 dan tabel 5.26.
Tabel 5.25 Hasil Klasifikasi Kepemilikan Institusional
Kriteria Jumlah Persen
Tidak Memiliki Pengaruh Signifikan 0 0
Memiliki Pengaruh Signifikan 2 2,1
Hak Pengendalian (control) 93 97,9
Total 95 100 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel 5.26 Data Klasifikasi Kepemilikan Institusional
No. Nama Perusahaan Kepemilikan Institusional
2010 2011 2012 2013 2014
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk 3 3 3 3 3
2 Asahimas Flat Glass Tbk 3 3 3 3 3
3 Charoen Pokphand Indonesia
Tbk 3 3 3 3 3
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 3 3 3 3 3
5 Holcim Indonesia Tbk 3 3 3 3 3
6 Indo Acidatama Tbk 3 3 3 3 3
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
3 3 3 3 3
8 Kalbe Farma Tbk 3 3 3 3 3
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
3 3 2 2 3
10 Kimia Farma (Persero) Tbk 3 3 3 3 3
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk
3 3 3 3 3
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 3 3 3 3 3
13 SMART Tbk 3 3 3 3 3
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
3 3 3 3 3
15 Suparma Tbk 3 3 3 3 3
16 Surya Toto Indonesia Tbk 3 3 3 3 3
17 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
3 3 3 3 3
18 Timah (Persero) Tbk 3 3 3 3 3
19 Tunas Baru Lampung Tbk 3 3 3 3 3 Sumber: Data sekunder diolah yang diolah, 2016.
Keterangan:
1 = Tidak memiliki pengaruh signifikan : <20% 2 = Memiliki pengaruh signifikan : 20% - 50% 3 = Hak pengendalian (control) : >50%
Pada tabel 5.25 terdapat 2 perusahaan atau 2,1% perusahaan yang
memiliki pengaruh signifikan. Sebanyak 93 perusahaan atau 97,9%
perusahaan yang memiliki hak pengendalian (control).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
c. Kepemilikan Manajerial
Klasifikasi data kepemilikan manajerial didasarkan pada jumlah
saham yang dimiliki oleh manajer. Kepemilikan manajerial dikategorikan
menjadi 2 kategori yaitu:
1) Tidak ada : Kepemilikan manajerial 0%
2) Ada : Kepemilikan manajerial >0%
Hasil pengklasifikasian dari kepemilikan manajerial seperti pada tabel
5.27 dan tabel 5.28.
Tabel 5.27 Hasil Klasifikasi Kepemilikan Manajerial
Kriteria Jumlah Persen
Kepemilikan
Manajerial
Tidak Ada 58 61,1
Ada 37 38,9
Total 95 100 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Tabel 5.28 Data Klasifikasi Kepemilikan Manajerial
No. Nama Perusahaan Kepemilikan Manajerial
2010 2011 2012 2013 2014
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk
2 2 2 2 2
2 Asahimas Flat Glass Tbk 1 1 1 2 2
3 Charoen Pokphand
Indonesia Tbk 1 1 1 1 1
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 1 1 1 1 1
5 Holcim Indonesia Tbk 1 1 1 1 1
6 Indo Acidatama Tbk 2 2 2 2 2
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
1 1 1 1 1
8 Kalbe Farma Tbk 1 1 1 1 1
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
1 2 2 1 1
10 Kimia Farma (Persero) Tbk 2 2 2 2 2
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk
1 1 1 1 1
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 2 2 2 2 2
13 SMART Tbk 1 1 1 1 1
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
2 1 1 1 1
15 Suparma Tbk 1 1 1 1 1
16 Surya Toto Indonesia Tbk 1 1 1 1 1
17 Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk 2 2 2 2 2
18 Timah (Persero) Tbk 1 1 1 2 2
19 Tunas Baru Lampung Tbk 2 2 2 2 2 Sumber: Data sekunder diolah yang diolah, 2016.
Keterangan:
1 = Tidak ada : Kepemilikan manajerial 0% 2 = Ada : Kepemilikan manajerial >0%
Pada tabel 5.27 terdapat 58 perusahaan atau 61,1% tida ada
kepemilikan manajerial. Sebanyak 37 perusahaan atau 38,9% ada
kepemilikan manajerial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
d. Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan akan diklasifikasikan menjadi 5 (lima) kategori
sesuai peringkat PROPER. Kriteria pengklasifikasian untuk kinerja
lingkungan sebagai berikut:
1) Hitam
2) Merah
3) Biru
4) Hijau
5) Emas
Hasil pengklasifikasian dari kinerja lingkungan seperti pada tabel 5.29.
Tabel 5.29 Hasil Klasifikasi Kinerja Lingkungan
Kriteria Jumlah Persen
Hitam 0 0
Merah 7 7,4
Biru 66 69,5
Hijau 13 13,7
Emas 9 9,5
Total 95 100 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Pada tabel 5.29 terdapat 0 perusahaan yang mendapatkan peringkat
PROPER hitam. Sebanyak 7 perusahaan atau 7,4% perusahaan
mendapatkan peringkat PROPER merah. Sebanyak 66 perusahaan atau
69,5% perusahaan mendapatkan peringkat PROPER biru. Sebanyak 13
perusahaan atau 13,7% perusahaan mendapatkan peringkat PROPER
hijau. Sebanyak 9 perusahaan atau 9,5% perusahaan mendapatkan
peringkat PROPER emas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
e. Kinerja Keuangan Perusahaan
Fahmi (2011) mengatakan jika rasio tobin’s Q di atas satu,
menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang
memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi. Jika
rasio tobin’s Q lebih kecil satu, investasi dalam aktiva tidak menarik. Hasil
kinerja keuangan perusahaan dikategorikan menjadi:
1) Rendah : Tobin’s Q < 1
2) Sedang : Tobin’s Q 1 – 3
3) Tinggi : Tobin’s Q >3
Hasil pengklasifikasian dari kinerja keuangan perusahaan seperti pada
tabel 5.30 dan tabel 5.31.
Tabel 5.30 Hasil Klasifikasi Kinerja Keuangan Perusahaan
Kriteria Jumlah Persen
Rendah 34 35,8
Sedang 42 64,2
Tinggi 19 20
Total 95 100 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel 5.31 Data Klasifikasi Kinerja Keuangan Perusahaan
No. Nama Perusahaan Kinerja Keuangan Perusahaan
2010 2011 2012 2013 2014
1 Aneka Tambang (Persero) Tbk
1 3 2 1 1
2 Asahimas Flat Glass Tbk 2 2 2 1 1
3 Charoen Pokphand
Indonesia Tbk 2 1 3 2 1
4 Fajar Surya Wisesa Tbk 2 2 2 2 3
5 Holcim Indonesia Tbk 1 1 3 1 3
6 Indo Acidatama Tbk 2 2 1 3 1
7 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
2 2 2 1 2
8 Kalbe Farma Tbk 3 3 2 1 2
9 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
3 2 1 2 1
10 Kimia Farma (Persero) Tbk 3 2 1 1 2
11 PP London Sumatra Indonesia Tbk
2 2 1 1 1
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk 2 2 2 1 3
13 SMART Tbk 2 2 1 3 3
14 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
3 2 3 2 2
15 Suparma Tbk 1 1 1 3 2
16 Surya Toto Indonesia Tbk 3 2 2 1 2
17 Tambang Batubara Bukit
Asam Tbk 3 1 2 1 2
18 Timah (Persero) Tbk 1 2 2 2 1
19 Tunas Baru Lampung Tbk 1 1 3 2 1 Sumber: Data sekunder diolah yang diolah, 2016.
Keterangan : 1 = Rendah : Tobin’s Q < 1
2 = Sedang : Tobin’s Q 1 – 3 3 = Tinggi : Tobin’s Q >3
Pada tabel 5.30 terdapat 34 perusahaan atau 35,8% memiliki kinerja
keuangan rendah (Tobin’s Q < 1). Sebanyak 42 perusahaan atau 44,2% memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
kinerja keuangan sedang (Tobin’s Q 1 - 3). Sebanyak 19 perusahaan atau 20%
memiliki kinerja keuangan tinggi (Tobin’s Q >3).
5. Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs)
Analisis tabulasi silang (crosstabs) menyajikan data dalam bentuk tabulasi
yang meliputi baris dan kolom dan data untuk penyajian crosstabs adalah data
berskala nominal atau kategori (Ghozali, 2011).
a. Analisis Tabulasi Silang (Crosstab) antara Mekanisme Corporate
Governance dengan Kinerja Keuangan Perusahaan
Hasil tabulasi silang (crosstab) antara mekanisme corporate
governance dengan kinerja keuangan perusahaan sebagai berikut.
1) Hubungan antara Mekanisme Corporate Governance yang diproksikan
dengan Dewan Komisaris Independen dengan Kinerja Keuangan
Perusahaan
Hasil tabulasi silang antara dewan komisaris independen dengan kinerja
keuangan perusahaan terlihat pada tabel 5.32 dan hasil korelasi dapat
dilihat pada tabel 5.33.
Tabel 5.32. Tabulasi Silang antara Dewan Komisaris Independen dengan
Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja Keuangan
Perusahaan
Rendah Sedang Tinggi Total
Dewan
Komisaris
Independen
Tidak Sesuai
Ketentuan
4 5 1 10
Sesuai Ketentuan
30 37 18 85
Total 34 42 19 95 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Tabel 5.33. Tabel Symmetric Measures antara Dewan Komisaris
Independen dengan Kinerja Keuangan Perusahaan
Symmetric Measures
Gamma 0,176 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Pada tabel 5.32 terdapat 10 perusahaan yang memiliki dewan
komisaris independen tidak sesuai ketentuan. Sebanyak 4 perusahaan
memiliki kinerja keuangan perusahaan rendah, 5 perusahaan memiliki
kinerja keuangan sedang, dan 1 perusahaan memiliki kinerja keuangan
tinggi. Perusahaan dengan dewan komisaris independen sesuai ketentuan
sebanyak 85 perusahaan. Sebanyak 30 perusahaan memiliki kinerja
keuangan perusahaan rendah, 37 perusahaan memiliki kinerja keuangan
sedang, dan 18 perusahaan memiliki kinerja keuangan tinggi.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara dewan komisaris
independen dengan kinerja keuangan perusahaan, perusahaan dengan
dewan komisaris yang semakin tinggi belum tentu memiliki kinerja
keuangan yang tinggi. Hasil uji gamma dalam hubungan antara dewan
komisaris independen dengan kinerja keuangan perusahaan menunjukkan
hasil yang sangat lemah. Hasil yang sangat lemah ini ditunjukkan dengan
nilai (value) gamma pada tabel 5.33 sebesar 0,176 dan arah dari hubungan
ini adalah positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
2) Hubungan antara Mekanisme Corporate Governance yang diproksikan
dengan Kepemilikan Institusional dengan Kinerja Keuangan Perusahaan
Hasil tabulasi silang antara kepemilikan institusional dengan kinerja
keuangan perusahaan terlihat pada tabel 5.34 dan hasil korelasi dapat
dilihat pada tabel 5.35.
Tabel 5.34. Tabulasi Silang antara Kepemilikan Institusional dengan Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja Keuangan Perusahaan
Rendah Sedang Tinggi Total
Kepemilikan
Institusional
Tidak Memiliki Pengaruh
Signifikan
0 0 0 0
Memiliki Pengaruh Signifikan
1 1 0 2
Hak Pengendalian
(Control) 33 41 19 93
Total 34 42 19 95 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Tabel 5.35. Tabel Symmetric Measures antara Kepemilikan Institusional dengan Kinerja Keuangan Perusahaan
Symmetric Measures
Gamma 0,411 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Pada tabel 5.34 terdapat 2 perusahaan yang memiliki pengaruh
signifikan. Sebanyak 1 perusahaan memiliki kinerja keuangan krendah dan
1 perusahaan memiliki kinerja keuangan sedang. Perusahaan yang
memiliki hak pengendalian (control) sebanyak 93 perusahaan. Sebanyak
33 perusahaan memiliki kinerja keuangan rendah dan 41 perusahaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
memiliki kinerja keuangan sedang, dan 19 perusahaan yang memiliki
kinerja keuangan tinggi.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kepemilikan institusional
dengan kinerja keuangan perusahaan, perusahaan dengan kepemilikan
institusional yang semakin tinggi belum tentu memiliki kinerja keuangan
yang tinggi. Hasil uji gamma dalam hubungan antara kepemilikan
institusional dengan kinerja keuangan perusahaan menunjukkan hasil yang
sedang. Hasil yang sedang ini ditunjukkan dengan nilai (value) gamma
pada tabel 5.31 sebesar 0,411 dan arah dari hubungan ini adalah positif.
3) Hubungan antara Mekanisme Corporate Governance yang diproksikan
dengan Kepemilikan Manajerial dengan Kinerja Keuangan Perusahaan
Hasil tabulasi silang antara kepemilikan manajerial dengan kinerja
keuangan perusahaan terlihat pada tabel 5.36 dan hasil korelasi dapat
dilihat pada tabel 5.37.
Tabel 5.36. Tabulasi Silang antara Kepemilikan Manajerial dengan
Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja Keuangan
Perusahaan
Rendah Sedang Tinggi Total
Kepemilikan
Manajerial
Tidak Ada
17 29 12 58
Ada 17 13 7 37
Total 34 42 19 95 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tabel 5.37. Tabel Symmetric Measures antara Kepemilikan Manajerial
dan Kinerja Keuangan Perusahaan
Symmetric Measures
Gamma -0,222 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Pada tabel 5.36 terdapat 58 perusahaan yang tidak ada kepemilikan
manajerial. Sebanyak 17 perusahaan memiliki kinerja keuangan rendah,
29 perusahaan memiliki kinerja keuangan sedang, dan 12 perusahaan
memiliki kinerja keuangan tinggi. Sebanyak 37 perusahaan yang ada
kepemilikan manajerial. Sebanyak 17 perusahaan memiliki kinerja
keuangan rendah, 13 perusahaan memiliki kinerja keuangan sedang, dan 7
perusahaan memiliki kinerja keuangan tinggi.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kepemilikan manajerial
dengan kinerja keuangan perusahaan, perusahaan yang memiliki
kepemilikan manajerial belum tentu memiliki kinerja keuangan yang lebih
tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan
manajerial. Hasil uji gamma dalam hubungan antara kepemilikan
manajerial dengan kinerja keuangan perusahaan menunjukkan hasil yang
lemah. Hasil yang lemah ini ditunjukkan dengan nilai (value) gamma pada
tabel 5.37 sebesar -0,222 dan arah dari hubungan ini adalah negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
b. Analisis Tabulasi Silang (Crosstab) Antara Kinerja Lingkungan dan Kinerja
Keuangan Perusahaan
Hasil tabulasi silang (crosstab) antara kinerja lingkungan dengan kinerja
keuangan perusahaan dapat dilihat pada tabel 5.38 dan hasil korelasi dapat
dilihat pada tabel 5.39.
Tabel 5.38. Tabulasi Silang antara Kinerja Lingkungan dengan Kinerja Keuangan Perusahaan 4
Kinerja Keuangan
Perusahaan
Kurang
Bagus
Bagus Sangat
Bagus
Total
Kinerja
Lingkungan
Hitam 0 0 0 0
Merah 2 3 2 7
Biru 29 25 12 66
Hijau 3 6 4 13
Emas 0 8 1 9
Total 34 42 19 95 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Tabel 5.39. Tabel Symmetric Measures antara Kinerja Lingkungan dengan
Kinerja Keuangan Perusahaan
Symmetric Measures
Eta 0,261 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.
Pada tabel 5.38 terdapat 7 perusahaan yang memiliki kinerja
lingkungan dengan peringkat merah. Sebanyak 2 perusahaan memiliki kinerja
keuangan rendah, 3 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan sedang, dan
2 perusahaan dengan kinerja keuangan tinggi. Perusahaan dengan kinerja
lingkungan dengan peringkat biru sebanyak 66 perusahaan. Sebanyak 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
perusahaan memiliki kinerja keuangan rendah, 25 perusahaan yang memiliki
kinerja keuangan sedang, dan 12 perusahaan dengan kinerja keuangan tinggi.
Perusahaan dengan kinerja lingkungan dengan peringkat hijau
sebanyak 13 perusahaan. Sebanyak 3 perusahaan memiliki kinerja keuangan
rendah, 6 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan sedang, dan 4
perusahaan dengan kinerja keuangan tinggi. Perusahaan dengan kinerja
lingkungan dengan peringkat emas sebanyak 9 perusahaan. Tidak ada
perusahaan memiliki kinerja keuangan rendah, 8 perusahaan yang memiliki
kinerja keuangan sedang, dan 1 perusahaan dengan kinerja keuangan tinggi.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kinerja lingkungan dengan
kinerja keuangan perusahaan, perusahaan dengan kinerja lingkungan yang
semakin tinggi belum tentu memiliki kinerja keuangan yang tinggi. Hasil uji
eta dalam hubungan antara kinerja lingkungan dengan kinerja keuangan
perusahaan menunjukkan hasil yang lemah. Hasil yang lemah ini ditunjukkan
dengan nilai (value) eta pada tabel 5.39 sebesar 0,261 dan arah dari hubungan
ini adalah positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
B. Pembahasan
Berdasarkan data yang sudah didapatkan dan diolah, maka pembahasan dalam
penelitian ini sebagai berikut.
1. Hubungan antara Mekanisme Corporate Governance dengan Kinerja
Keuangan Perusahaan
a. Hubungan antara mekanisme corporate governance yang diproksikan
dengan dewan komisaris independen dengan kinerja keuangan
perusahaan
Berdasarkan analisis data, terdapat hubungan sangat lemah
dengan arah hubungan positif antara mekanisme corporate governance
yang diproksikan dengan dewan komisaris independen dengan kinerja
keuangan perusahaan. Hubungan yang sangat lemah memiliki
kecenderungan bahwa penambahan dewan komisaris independen
belum tentu akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Arah
hubungan positif memiliki kecenderungan dengan penambahan dewan
komisaris independen akan meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian dari Susanti (2013) dan
Johl, dkk. (2015). Susanti (2013) menyatakan bahwa peran dewan
komisaris dalam suatu perusahaan lebih ditekankan pada fungsi
monitoring dari implementasi kebijakan direksi. Peran komisaris ini
diharapkan dapat meminimalisir permasalahan agensi yang timbul
antara dewan direksi dengan pemegang saham. Hasil ini tidak sejalan
dengan Hariati dan Rihatiningtyas (2015) dan Situmorang (2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Situmorang (2013) menyatakan bahwa semakin banyak dewan
komisaris independen, maka pembatasan atas tindakan kecurangan
dapat dilakukan lebih efektif, sehingga kinerja keuangan perusahaan
akan meningkat. Johl, dkk. (2015) menyatakan bahwa non-executive
director (komisaris independen) dapat bertindak sebagai penengah
dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal dan
mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada
manajemen.
b. Hubungan antara mekanisme corporate governance yang diproksikan
dengan kepemilikan institusional dengan kinerja keuangan perusahaan
Berdasarkan analisis data, terdapat hubungan yang sedang
dengan arah hubungan positif antara mekanisme corporate governance
yang diproksikan dengan kepemilikan institusional dengan kinerja
keuangan perusahaan. Hubungan yang sedang memiliki kecenderungan
penambahan kepemilikan institusional belum tentu meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan. Arah hubungan positif memiliki
kecenderungan dengan penambahan kepemilikan institusional akan
menambah kinerja keuangan perusahaan. Hasil ini sejalan dengan
penelitian dari Hariati dan Rihatiningtyas (2015) dan Permanasari
(2010). Permanasari (2010) menyatakan bahwa investor institusional
mayoritas memiliki kecenderungan untuk berkompromi atau berpihak
kepada manajemen dan mengabaikan kepentingan pemegang saham
minoritas. Anggapan bahwa manajemen sering mengambil tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
atau kebijakan yang non-optimal dan cenderung mengarah pada
kepentingan pribadi mengakibatkan strategi aliansi antara investor
institusional dengan pihak manajemen ditanggapi negatif oleh pasar.
Hal ini tentunya berdampak pada penurunan harga saham perusahaan
dipasar modal sehingga dengan kepemilikan institusional belum
mampu menjadi mekanisme yang dapat meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian
Situmorang (2013) dan Susanti (2013). Situmorang (2013) mengatakan
bahwa semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin besar
kekuatan suara dan dorongan dari institusi untuk mengoptimalkan
kinerja keuangan perusahaan. Kepemilikan institusional disuatu
perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan agar lebih
optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham
mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk
mendukung atau justru tidak mendukung terhadap kinerja manajemen.
Pengawasan yang dilakukan oleh investor institusional sangat
bergantung pada jumlah investasi yang dilakukan (Sihombing, 2014).
Kepemilikan institusional, dapat bertindak sebagai pihak yang
memonitor perusahaan. Semakin besar kepemilikan institusional maka
semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga
dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang
dilakukan oleh manajemen (Susanti, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
c. Hubungan antara mekanisme corporate governance yang diproksikan
dengan Kepemilikan Manajerial dengan Kinerja Keuangan Perusahaan
Berdasarkan analisis data, terdapat hubungan yang lemah dengan
arah hubungan negatif antara mekanisme corporate governance yang
diproksikan dengan kepemilikan manajerial dengan kinerja keuangan
perusahaan. Hubungan yang lemah memiliki kecenderungan bahwa
penambahan kepemilikan manajerial belum tentu akan meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan. Arah hubungan negatif memiliki
kecenderungan dengan penambahan kepemilikan manajerial akan
menurunkan kinerja keuangan perusahaan. Hasil ini sejalan dengan
Permanasari (2010) yang menyatakan bahwa jumlah saham yang
dimiliki oleh manajemen sangat sedikit mengakibatkan pihak
manajemen belum merasa ikut memiliki perusahaan sehingga pihak
manajemen belum termotivasi untuk memaksimalkan kinerja keuangan
perusahaan sehingga merugikan pemegang saham. Kepemilikan saham
yang rendah juga mengakibatkan kinerja manajemen juga cenderung
rendah. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ardianingsih dan Ardiyani (2010) dan Li dan Sun (2014). Li dan Sun
(2014) menyatakan bahwa kepemilikan manajemen akan meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan. Ardianingsih dan Ardiyani (2010)
menyatakan bahwa kepemilikan saham manajerial dapat membantu
dalam penyatuan kepentingan antara pemegang saham dengan manajer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
2. Hubungan antara Kinerja Lingkungan dengan Kinerja Keuangan Perusahaan
Berdasarkan hasil analisis data, terdapat hubungan yang lemah dengan
arah hubungan positif antara kinerja lingkungan dan kinerja keuangan
perusahaan. Hubungan yang lemah memiliki kecenderungan bahwa
perbaikan peringkat kinerja lingkungan belum tentu meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan. Arah hubungan positif memiliki kecenderungan
dengan perbaikan peringkat kinerja lingkungan akan meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan. Hasil ini sejalan dengan Angela (2015) dan Wijayati
(2015) yang tidak menemukan pengaruh antara kinerja lingkungan dan
kinerja keuangan perusahaan. Angela (2015) menyatakan bahwa sebagian
besar perusahaan hanya melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang
diersyaratkan sesuai dalam perundang-undangan, sehingga para stakeholder
tidak terpengaruh dengan pencapaian kinerja lingkungan perusahaan. Hasil
ini tidak sejalan dengan teori legitimasi, Hariati dan Rihatiningtyas (2015),
Djuitaningsih dan Ristiawati (2011), dan Suratno, dkk (2007). Sihombing
(2014) menyatakan bahwa perusahaan memiliki kewajiban untuk memuaskan
stakeholder. Peningkatan kinerja lingkungan merupakan salah satu wujud
tanggung jawab kepada stakeholder. Teori legitimasi menegaskan bahwa
untuk memperoleh kepercayaan dari masyarakat atas kegiatan yang
dilakukan, maka perusahaan harus menjalankan kegiatan sesuai dengan
norma dan nilai–nilai yang berlaku di lingkungan sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data, kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Hubungan antara mekanisme corporate governance dan kinerja keuangan
perusahaan dibagi menjadi tiga bagian yang menunjukan hasil:
a. Hubungan antara mekanisme corporate governance yang diproksikan
dengan dewan komisaris independen dengan kinerja keuangan
perusahaan sangat lemah dengan arah hubungan positif.
b. Hubungan antara mekanisme corporate governance yang diproksikan
dengan kepemilikan institusional dengan kinerja keuangan perusahaan
sedang dengan arah hubungan positif.
c. Hubungan antara mekanisme corporate governance yang diproksikan
dengan kepemilikan manajerial dengan kinerja keuangan perusahaan
lemah dengan arah hubungan negatif.
2. Hubungan antara kinerja lingkungan dengan kinerja keuangan perusahaan
lemah dengan arah hubungan positif.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:
1. Jumlah sampel yang didapat sangat terbatas, dari 500 perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya 35 perusahaan saja yang
mengikuti PROPER.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
2. Mekanisme corporate governance hanya menggunakan tiga proksi yaitu
dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, dan kepemilikan
manajerial.
C. Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah:
1. Mempertimbangkan penggunaan corporate governance perception index
untuk mengetahui nilai corporate governance.
2. Mempertimbangkan penggunaan proksi lain untuk mengukur corporate
governance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
DAFTAR PUSTAKA
Angela. 2015. “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Finansial dengan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Varibel
Intervening”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Ardianingsih, Arum dan Ardiyani, Komala. 2010. “Analisis Pengaruh Struktur
Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Pena, Vol. 19 No. 2,
(September).
Bai, Chong-En, Liu Qiao, Lu Joe, Song Frank M., dan Zhang Junxi. 2006. “An
Empirical Study on Corporate Governance and Market Valuation in China”.
Frontiers of Economics in China, Vol. 1, pp 83-111, (Januari). University of
Hongkong
Barnea, Amir and Rubin, Amir. 2010. “Corporate Social Responsibility as a
Conflict between Shareholders”. Journal of Business Ethics, Vol 97, pp 71-
86 (November).
Bathala, C.T et al. 1994. “Managerial Ownership, Debt Policy and the Impact of
Institutional Holdings: an Agency Perspective” Financial Management,
vol.23, no.3, Autumn.
Bidhari, S. C., Salim, U., & Aisjah, S. 2013. “Effect of Corporate Social
Responsibility Information Disclosure on Financial Performance and Firm
Value in Banking Industry Listed at Indonesia Stock Exchange”. European
Journal of Business and Management, 5 (18), 39-46.
Darwis. 2009. “Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan”. Jurnal
Keuangan Dan Perbankan Vol 13, No.3.
Djuitaningsih, Tita dan Ristiawatil, Erista Eka. 2011. “Pengaruh Kinerja
Lingkungan dan Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Finansial Perusahaan”.
Jurnal Ilmiah Online Universitas Jember, Vol. 2, No. 2.
Fahmi, Irham. 2011. “Analisis Kinerja Keuangan: Panduan Bagi Akademisi,
Manajer, dan Investor untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek
Keuangan”. Bandung: Alfabeta.
Faizal. 2004. “Analisis Agency Costs, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme
Corporate Governance”. Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar.
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Iman dan Chariri, Anis. 2007. “Teori Akuntansi”. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Hariati, Isnin dan Rihatiningtyas, Yeney W. 2015. “Pengaruh Tata Kelola
Perusahaan dan Kinerja Lingkungan Terhadap Nilai Perusahaan”.
Simposium Nasional Akuntansi 18, (16-19 September) 2015, Medan.
Haruman, Tendi. 2008. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan
Keuangan dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi XI,
Pontianak
Hasibuan, Muhammad Rizal. 2001. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Sosial (Social Disclosures) dalam Laporan Tahunan Emiten
di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya”. Tesis. Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro, Semarang.
Irawan, R. 2008. “Corporate Social Responsibility: Tinjauan Menurut Peraturan
Perpajakan di Indonesia. The 2nd National Conference UKWMS, September,
Surabaya.
Jensen, M. And Meckling, W. 1976. “Theory of the Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Structure”, Journal of Financial Economics,
Vol. 3, pp. 305-60.
Johl, Satirenjit Kaur; Satirenjit Kaur dan Barry J. Cooper. 2015. “Board
Characteristics and Firm Performance: Evidence from Malaysian Public
Listed Firms”. Journal of Economics, Business and Management, Vol. 3, No.
2 (Februari).
Kock, Carl J. and Santalo, Juan. 2005. “Are Shareholders Environmental Laggars?
Corporate Governance and Environmental Firm Perfomance”. IE Working
Paper, DE8-114-I, (Januari).
Lastanti, Hexana Sri. 2004. “Hubungan Struktur Corporate Governance dengan
Kinerja Perusahaan dan Reaksi Pasar”. Simposium Nasional Akuntansi VIII,
Solo.
Li, Xing and Sun, Stephen Teng. 2014. “Managerial Ownership and Firm
perfomance: Evidence From the 2003 Tax Cut”. American Economic
Association.
Lins, Karl V. dan Warnock, Francis E. 2004. “Corporate Governance and the
Shareholder Base”. International Finance Discussion Papers, No. 816
(Agustus).
McConnell, John J. And Servaes, Henri. 1990. “Additional Evidence on
EquityOwnership and Corporate Value”. Journal of Financial Economics,
Vol. 27, Issue 2 (Oktober).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Nabela, Yoandhika. 2012. “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kebijakan
Deviden, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang”. Jurnal Manajemen,
Vol. 01, No. 01, September 2012.
Nuraina, Elva. 2012. “Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan
terhadap Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan”. Jurnal Bisnis dan
Ekonomi (JBE), September 2012, Hal. 110-125.
Nuraini, Eiffeliena. 2012. “Pengaruh Environmental Performance dan
Environmental Disclosure terhadap Economic Performance”. Skripsi.
Universitas Diponegoro, Semarang.
Nurcahyani; Suhadak dan R. Rustam Hidayat. 2011. “Pengaruh Penerapan Good
Corporate Governance dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja
Keuangan”. Jurnal. Universitas Brawijaya, Malang.
Paramita, Silvia. 2013. “Determinan dan Konsekuensi Investasi Lingkungan”.
Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.
Permanasari, Wien Ika. 2010. “PengaruhKepemilikan Manajemen, Kepemilikan
Institusional, dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.
Pflieger, Juli; Matthias Fischer, Thilo Kupfer, Peter Eyerer. 2005. “The
Contribution of Life Cycle Assessment to Global Sustainability Reporting of
Organization”. Management of Environmental, Vol. 16, No. 2.
Putri, Imanda Firmansyah dan Nasir Mohammad. 2006. ”Analisis Persamaan
Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko,
Kebijakan Hutang, dan Kebijakan Dividen dalam Perspektif Teori
Keagenan”. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.
Rakhiemah, Aldilla N. dan Agustia, Dian. 2009. “Pengaruh Kinerja Lingkungan
Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja
Finansial Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Jurnal. Universitas Airlangga, Surabaya.
Reliantoro, Sigit. 2012. “The Gold for Green: Bagaimana Penghargaan PROPER
Emas Mendorong Lima Perusahaan Mencapai Inovasi Penciptaan Nilai dan
Keunggulan Lingkungan”. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup.
Retno M, R. D. 2012. “Pengaruh Good Corporate Governance dan pengungkapan
Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal
Nominal, 1 (1), 84-103.
Ross, Stephen A., et all. 2015. “Pengantar Keuangan Perusahaan”. Jakarta:
Salemba Empat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Sabrina, Anindhita Ira. 2010. “Pengaruh Corporate Governance dan Struktur
Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan”. Skripsi. Universitas
Diponegoro, Semarang.
Sarumpaet, Susi. 2005. “The Relationship Between Environmental Performance
and Financial Performance of Indonesian Companies”. Jurnal Akuntansi &
Keuangan, vol.7, no.2, (November), Universitas Kristen Petra.
Sayekti, Y dan Wondabio, L.S. 2007. “Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earning
Response Coefficient”. Simposium Nasional Akuntansi X, (26-28 Juli) 2007,
Makassar.
Sheila, Permatasari. 2012. “Impact of Corporate Governance on Social and
Environmental Disclosure of Malaysian Listed Bank”. Asian Journal of
Finance & Accounting, ISSN 1946-052X 2012, Vol. 4, No. 1.
Shleifer, Andrei and Vishny, Robert W. 1997. “A Survey of Corporate
Governance”. The Journal of Finance. Vol. LII, No. 2 (Juni).
Sihombing, Lena Supriati. 2014. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap
Kinerja Lingkungan”. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.
Situmorang, Jefry Z. F. H. 2013. “Pengaruh Corporate Governance Terhadap
Kinerja Keuangan”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Solihin, Ismail. 2009. “Corporate Social Responsibility: From Charity to
Sustainability”. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2004. “Statistik Nonparametrik: untuk Penelitian”. Bandung: Alfabeta.
Suharyati, Tri Lestari. 2015. “Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap
Kinerja Lingkungan”. Skripsi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Suranta, Edy dan Midiastuty, Pranata Puspa. 2005. “Corporate Governance,
Earning dan Return Saham”. Simposium Riset Ekonomi II, (23-24
November) 2005, Surabaya.
Suratno, I. G., Darsono., Mutmainah, S. 2006. “Pengaruh environmental
performance terhadap environmental disclosure dan economic performance”.
Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.
Susanti, Emillia. 2013. “Pengaruh Pelaksanaan Good Corporate Governance,
Kepemilikan Institusional dan Leverage Terhadap Kinerja Keuangan”.
Skripsi. Universitas Negeri Padang, Padang.
Ulya, Maulida A. dan Prastiwi, Andri. 2014. “Pengaruh Corporate Governance
Terhadap Kinerja Ekonomi Perusahaan Perusahaan dengan Kinerja
Lingkungan sebagai Variabel Intervening”. Diponegoro Journal of
Accounting, ISSN 2337-3806, Vol. 3. No. 3, Hal. 1-14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Wahyudi, Untung dan Hartini Prasetyaning Pawestri. 2006. “Implikasi Struktur
Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan dengan Keputusan Keuangan
Sebagai variabel Intervening”. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.
Wening, Kartikawati. 2009. “Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan”. http://hana.wordpres/2009/05/17/pengaruh-
kepemilikan-institusionalterhadap-kinerja-keuangan-perusahaan/, diakses
tanggal 29 Oktober 2015.
Wijayati, Brigita Tryas. 2015. “Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Corporate Social
Responsibility (CSR) Disclosure Terhadap Kinerja Keuangan”. Skripsi.
Universitas Sanata Dharma, Yogyaharta.
Wu, Wei dan Sundgren, Stefan. 2009. “Board Composition and Firm Perfomance:
A Quantitative Study on Chinese Listed Companies”. Master Thesis. Umea
School of Business.
Yesika. 2013. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Karakteristik
Perusahaan Terhadap Kinerja Lingkungan”. Skripsi. Universitas Diponegoro,
Semarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 1
Hasil uji Gamma antara Dewan Komisaris Independen dan Kinerja Keuangan Perusahaan
Symmetric Measures
Value Asymp. Std.
Errora
Approx. Tb Approx. Sig.
Ordinal by Ordinal Gamma ,176 ,263 ,661 ,509
N of Valid Cases 95
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Lampiran 2
Hasil uji Gamma antara Kepemilikan Institusional dan Kinerja Keuangan Perusahaan
Symmetric Measures
Value Asymp. Std.
Errora
Approx. Tb Approx. Sig.
Ordinal by Ordinal Gamma ,411 ,456 ,741 ,459
N of Valid Cases 95
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Lampiran 3
Hasil uji Gamma antara Kepemilikan Manajerial dan Kinerja Keuangan
Perusahaan
Symmetric Measures
Value Asymp. Std.
Errora
Approx. Tb Approx. Sig.
Ordinal by Ordinal Gamma -,222 ,173 -1,264 ,206
N of Valid Cases 95
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 4
Hasil uji Eta antara Kinerja Lingkungan dan Kinerja Keuangan Perusahaan
Directional Measures
Value
Nominal by Interval Eta
Kinerja Lingkungan
Dependent
,261
KKP_2 Dependent ,208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI