hubungan antara kontrol diri dengan …eprints.ums.ac.id/32720/10/02. naskah publikasi.pdf ·...

15
i HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PENGUNGKAPAN DIRI PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh PUTRI WULAN SARI L.B F100 100 069 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Upload: nguyendan

Post on 10-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN …eprints.ums.ac.id/32720/10/02. Naskah Publikasi.pdf · kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Hipotesis yang diajukan

i

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PENGUNGKAPAN

DIRI PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Oleh

PUTRI WULAN SARI L.B

F100 100 069

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN …eprints.ums.ac.id/32720/10/02. Naskah Publikasi.pdf · kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Hipotesis yang diajukan

ii

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGANPENGUNGKAPAN

DIRI PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai

Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh

PUTRI WULAN SARI L.B

F 100 100 069

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN …eprints.ums.ac.id/32720/10/02. Naskah Publikasi.pdf · kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Hipotesis yang diajukan

iii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN …eprints.ums.ac.id/32720/10/02. Naskah Publikasi.pdf · kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Hipotesis yang diajukan
Page 5: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN …eprints.ums.ac.id/32720/10/02. Naskah Publikasi.pdf · kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Hipotesis yang diajukan

v

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PENGUNGKAPAN

DIRI PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK

Putri Wulan Sari L. B

Wiwien Dinar Pratisti

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Email : [email protected]

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara

kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Hipotesis

yang diajukan yaitu ada hubungan negatif antara kontrol diri dengan

pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Populasi dalam penelitian ini

adalah remaja pengguna facebook dengan karakteristik remaja berusia 15 sampai

18 tahun dengan sampel penelitian adalah remaja siswa-siswi di Solo

danSamarinda dengan jumlah masing-masing responden sebanyak 50 siswa untuk

tiap sekolah. Alat pengumpulan data berupa skala kontrol diri dan skala

pengungkapan diri. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik

korelasi Product Moment. Hasil analisis data diketahui bahwa ada hubungan

negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan pengungkapan diri pada

remaja pengguna facebook, ditunjukkan dengan nilai (rxy) sebesar - 0,734 dengan

signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,01), artinya ada hubungan negatif yang sangat

signifikan antara kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna

facebook. Sumbangan efektif yang diberikan variabel kontrol diri terhadap

pengungkapan diri dalam menggunakan faceboook sebesar 53,9%, ditunjukkan

oleh koefisien determinasi (r2) = 0,539. Kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol

diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook dan peran kontrol

diri cukup besar terhadap kecenderungan pengungkapan diri pada remaja

pengguna facebook.

Kata Kunci: Kontrol Diri, dan Pengungkapan Diri

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN …eprints.ums.ac.id/32720/10/02. Naskah Publikasi.pdf · kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Hipotesis yang diajukan

1

Pendahuluan

Manusia adalah makhluk sosial, yaitu

makhluk yang mempunyai kebutuhan untuk

berinteraksi dan berhubungan dengan orang

lain. Adanya kehidupan yang semakin

modern, dalam hal ini adalah manusia yang

hidup dengan segala kecanggihan ilmu,

teknologi dan komunikasi yang ada saat ini

memberikan sumbangsih yang cukup besar

dalam kelancaran hidup manusia. Media

teknologi informasi tidak hanya berfungsi

sebagai penyedia informasi konsumennya

untuk membangun jaringan sosial yang

semakin hari semakin terbuka. Dengan kata

lain, media teknologi informasi telah

menjadi bagian yang sangat penting dalam

kehidupan masyarakat dunia.

Keinginan untuk memiliki hubungan

dengan orang lain ini pada umumnya sangat

besar ketika manusia berada pada tahap

perkembangan remaja (Papalia, Olds &

Feldman, 2007). Pengguna internet saat ini

tidak terbatas pada orang dewasa saja, tetapi

remaja juga anak-anak. Sebagaimana

periode umur remaja menurut Monks,

Knoers dan Haditono (2001) masa remaja

dibedakan menjadi empat bagian, yaitu: (1)

masa pra-remaja atau pra-pubertas (10-12

tahun), (2) masa remaja awal atau pubertas

(12-15 tahun), (3) masa remaja pertengahan

(15-18 tahun), (4) masa remaja akhir (18-21

tahun).

Facebook telah menarik perhatian

sebagian besar pengguna internet di

Indonesia, hal ini dibuktikan dengan jumlah

penggunanya yang sangat besar.

Perkembangan facebook yang begitu pesat

menjadikan Indonesia sebagai Negara

dengan pengunjung facebook terbanyak se-

Asia Pasifik dengan traffic rank yang terus

meningkat dari waktu ke waktu (Top Sites

Alexa, 2010 dalam Kristiani & Harefa,

2012). Ketika individu menggunakan

facebook untuk mengungkapkan atau

mencurahkan segala hal yang terjadi dalam

dirinya maupun memberikan informasi

terkini kepada orang lain, menunjukkan

bahwa orang tersebut memiliki keinginan

untuk menampilkan diri dan mengungkap-

kan diri.

Wheeless, Nesser, dan McCroskey

(1986) mengemukakan bahwa pengung-

kapan diri adalah bagian dari referensi diri

yang dikomunikasikan yang diberikan

individu secara lisan pada suatu kelompok

kecil. Individu yang kurang memiliki

pengungkapan diri cenderung untuk menarik

diri dan menghindari komunikasi, ditambah

dengan harga diri rendah, akan

mempengaruhi pola komunikasi dalam

pengungkapan diri. Usia remaja diharapkan

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN …eprints.ums.ac.id/32720/10/02. Naskah Publikasi.pdf · kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Hipotesis yang diajukan

2

telah memiliki kontrol diri yang baik agar

dapat memilih dan mempertimbangkan hal-

hal yang positif dalam hal ini adalah mampu

menggunakan internet sesuai kebutuhan,

memadukan aktivitas difacebook dengan

aktivitas-aktivitas lain dalam kehidupannya.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti

ingin mengetahui hubungan antara kontrol

diri dengan pengungkapan diri pada remaja

pengguna facebook.

Morton (1978, dalam Taylor, Peplau,

&Sears, 2009) mengartikan pengungkapan

diri merupakan kegiatan membagi perasaan

dan informasi yang akrab dengan orang lain.

Informasi didalam pengungkapan diri ini

bersifat deskriptif dan evaluatif. Deskriptif

artinya individu melukiskan berbagai fakta

mengenai diri sendiri yang mungkin belum

diketahui oleh pendengar seperti, jenis

pekerjaan, alamat dan usia. Sedangkan

evaluatif artinya individu mengemukakan

pendapat atau perasaan pribadinya seperti

tipe orang yang disukai atau hal-hal yang

disukai atau yang dibenci.

Aspek pengungkapan diri yang

dikemukakan oleh Wheeless, dkk (1986)

yaitu: tujuan, jumlah, positif-negatif,

kejujuran, kedalaman.

Menurut DeVito (1997), ada beberapa

faktor yang mempengaruhi pengungkapan

diri seseorang, diantaranya: besarnya

kelompok, perasaan menyukai, efek diadik,

kompetensi, kepribadian, topik, jenis

kelamin.

Seyogyanya melalui jejaring sosial

facebook, individu dapat memberikan atau

berbagi informasi positif, berbagi ilmu

pengetahuan kepada orang lain dan apabila

ingin mengungkapkan ekspresi dalam diri

tetap membatasi dengan mengontrol perilaku

ketika mengakses facebook.

Menurut Dariyo (2004) individu yang

memiliki kontrol diri yang baik dalam

memanfaatkan facebook memiliki

karakteristik sebagai berikut: individu dapat

mengontrol perilaku aktif menggunakan

jejaring sosial, individu berusaha untuk

mengontrol mengunggah status atau foto,

individu dapat mengendalikan pikiran-

pikiran yang membuatnya justru tertekan

dan individu dapat membuat pilihan-pilihan

alternatif dalam hidupnya.

Menurut Averill (1973), kontrol diri

merupakan variabel psikologis yang

sederhana karena didalamnya tercakup tiga

konsep yang berbeda tentang kemampuan

mengontrol diri yaitu kemampuan individu

untuk memodifikasi perilaku, kemampuan

individu dalam mengelola informasi yang

tidak diinginkan dengan cara menginter-

pretasi serta kemampuan individu untuk

memilih suatu tindakan berdasarkan suatu

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN …eprints.ums.ac.id/32720/10/02. Naskah Publikasi.pdf · kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Hipotesis yang diajukan

3

yang diyakini. Rosenbaum (1993, 1998

dalam Agbaria, 2014) menggambarkan

kontrol diri sebagai sistem kognitif,

keterampilan berorientasi tujuan yang

memungkinkan orang untuk bertindak untuk

mencapai tujuan, untuk mengatasi kesulitan

terkait dengan pikiran perasaan dan perilaku;

untuk menunda kepuasan dan mengatasi

tekanan.

Menurut Averill (dalam Sarafino &

Smith, 2011), mengungkapkan beberapa

aspek yang terdapat dalam kontrol diri

(kontrol diri) seseorang, antara lain: kontrol

perilaku, kontrol kognitif, kontrol

keputusan, kontrol informasi, kontrol

keyakinan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi

kontrol diri menurut Averill (1973) antara

lain:

a. Faktor Internal. Faktor internal yang

mempengaruhi kontrol diri adalah

kondisi emosi dalam diri seorang

individu, kemampuan kognitif,

kepribadian, minat dan usia. Faktor

internal adalah faktor yang

mempengaruhi kontrol diri seorang

individu yang berasal dari dalam diri

sendiri.

b. Faktor eksternal. Faktor eksternal

diantaranya adalah lingkungan.

Lingkungan keluarga dan lingkungan

masyarakat menjadi faktor yang

mempengaruhi kontrol diri seorang

individu.

Dari pembahasan yang telah

diuraikan di atas maka hipotesis yang

diajukandalam penelitian ini adalah “Ada

hubungan negatif antara kontrol diri dengan

pengungkapan diri pada remaja pengguna

facebook”. Artinya, semakin tinggi kontrol

diri maka semakin rendah pengungkapan diri

pada remaja pengguna facebook, sebaliknya

semakin rendah kontrol diri maka semakin

tinggi pengungkapan diri pada remaja

pengguna facebook.

Metode Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah

remaja pengguna facebook dengan

karakteristik remaja pertengahan menurut

Monks, Knoers dan Haditono (2001) berusia

15 sampai 18 tahun di kota Solo dan

Samarinda. Sampel dalam penelitian ini

ditentukan dengan jumlah 100 orang remaja

SMA pengguna facebook di kota

Surakartadan Samarinda dengan jenis

kelamin laki-laki dan perempuan.

Teknik pengambilan sampel ini

menggunakan teknik sampling non-

probabilitas. Arikunto (2010), teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah quota sampling, yaitu

teknik untuk menentukan sampel dari

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN …eprints.ums.ac.id/32720/10/02. Naskah Publikasi.pdf · kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Hipotesis yang diajukan

4

populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu

sampai jumlah kuota yang diinginkan. Kuota

yang ditentukan oleh peneliti sejumlah 100

orang responden dari keseluruhan jumlah

responden pengguna facebook.

Pengungkapan diridalam penelitian

ini diungkap dengan menggunakan skala

pengungkapan diri. Pengungkapan diri

dalam penelitian ini akan diukur dengan

aspek pengungkapan diri dari Wheeless, dkk

(1986) yang mengacu pada aspek-aspek

tujuan, jumlah, positif-negatif, kejujuran dan

kedalaman.

Kontrol diri dalam penelitian ini

diungkap dengan menggunakan skala

kontrol diri. Kontrol diri dalam penelitian ini

akan diukur dengan skala kontrol diri dari

Averill (dalam Sarafino & Smith, 2011)

yang mengacu pada aspek-aspek kontrol

perilaku, kontrol kognitif, kontrol keputusan,

kontrol informasi dan kontrol keyakinan.

Metode analisis data yang digunakan

untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini

adalah teknik analisis product moment dan

uji t-test. Teknik korelasi product moment

dengan menggunakan program SPSS 19.0

for Windows. Sedangkan uji t-test digunakan

untuk melihat perbedaan pengungkapan diri

ditinjau dari jenis kelamin dan ditinjau dari

tempat tinggal (Solo dan Samarinda).

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dengan

menggunakan teknik analisis product

moment dari Pearson diperoleh hasil

koefisien korelasi rxy sebesar - 0,734 dengan

signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,01). Hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan negatif

yang sangat signifikan antara kontrol diri

dengan pengungkapan diri pada remaja

pengguna facebook. Artinya, semakin tinggi

kontrol diri seorang remaja dalam

menggunakan facebook maka pengungkapan

dirinya akan semakin rendah, sebaliknya

semakin rendah kontrol diri seorang remaja

dalam menggunakan facebook maka

pengungkapan dirinya akan semakin tinggi.

Sehingga hipotesis yang diajukan oleh

peneliti diterima.

Sama halnya dengan penelitian yang

dilakukan oleh Widiana, dkk (2004) yang

menunjukkan adanya hubungan negatif

antara kontrol diri dengan kecenderungan

kecanduan internet. Hal ini diperkuat oleh

Dariyo (2004), yaitu individu yang memiliki

kontrol diri baik, dapat memanfaatkan

faceboook dengan karakteristik sebagai

berikut: individu dapat mengontrol perilaku

aktif menggunakan jejaring sosial, berusaha

untuk mengontrol mengunggah status atau

foto, individu dapat mengendalikan pikiran-

pikiran yang membuatnya justru tertekan

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN …eprints.ums.ac.id/32720/10/02. Naskah Publikasi.pdf · kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Hipotesis yang diajukan

5

dan individu dapat membuat pilihan-pilihan

alternatif dalam hidupnya.

Kemampuan dalam mengontrol diri

pada masing-masing individu pasti berbeda-

beda, individu yang memiliki kontrol diri

yang baik cenderung akan mampu untuk

membatasi, mengarahkan dan membimbing

perilakunya ketika mengungkapkan diri

melalui facebook. Sebaliknya, individu yang

memiliki kontrol diri yang rendah cenderung

kurang mampu membatasi, mengarahkan

dan membimbing perilakunya ketika

mengungkapkan diri melalui facebook.

Hal ini didukung oleh teori dari

Averill (1973), faktor yang mempengaruhi

kontrol diri adalah faktor internal dan

eksternal. Faktor internal salah satunya yaitu

kepribadian, faktor kepribadian juga

menentukan bagaimana kontrol diri yang

dimiliki oleh remaja. Remaja dengan

kepribadian ekstrovert cenderung kurang

memiliki kontrol diri yang baik, remaja

seringkali menceritakan keadaan dirinya,

memberikan informasi-informasi mengenai

dirinya kepada individu lain dan keadaan ini

akan mengakibatkan tingginya

pengungkapan diri remaja. Namun remaja

yang memiliki kontrol diri yang baik akan

dapat lebih mengendalikan diri jika

dihadapkan dengan situasi yang tidak sesuai

dengan harapan remaja tersebut, sehingga

perilaku dan emosi negatif pun dapat

dikendalikan atau bahkan dihindari. Terlebih

lagi jika remaja mendapat dukungan dari

lingkungan keluarga yang memberikan

kesempatan kepada anak untuk menentukan

keputusannya sendiri maka anak akan lebih

memiliki kontrol diri.

Berdasarkan hasil kategorisasi

variabel pengungkapan diri mempunyai

rerata empirik (RE) sebesar 75,15 dan rerata

hipotetik (RH) sebesar 72,5 yang berarti

pengungkapan diri pada subjek tergolong

sedang. Artinya, responden melakukan

pengungkapan diri dalam kategori cukup.

Kondisi ini dapat diinterpretasikan bahwa

sebagian responden penelitian ingin

mengungkapkan diri secara apa adanya

sebagai salah satu cara dalam berkomunikasi

agar dapat menjalin hubungan dengan

individu lain secara akrab. Sebagaimana

yang disampaikan oleh Morton (1978, dalam

Taylor, dkk 2009) mengartikan

pengungkapan diri merupakan kegiatan

membagi perasaan dan informasi yang akrab

dengan orang lain. Ketika individu

menggunakan facebook untuk

mengungkapkan atau mencurahkan segala

hal yang terjadi dalam diri individu remaja

maupun membagikan informasi terkini

kepada pengguna lain, menunjukkan bahwa

orang tersebut memiliki keinginan untuk

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN …eprints.ums.ac.id/32720/10/02. Naskah Publikasi.pdf · kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Hipotesis yang diajukan

6

menampilkan diri dan cenderung melakukan

pengungkapan diri.Namun sebagian individu

cenderung menutup diri dan kurang terbuka

dalam menggunakan facebook. Hal ini

sesuai dengan pendapat dari Wheeless, dkk

(1986), yaitu individu yang kurang memiliki

pengungkapan diri cenderung untuk menarik

diri dan menghindari komunikasi, ditambah

dengan harga diri rendah, akan

mempengaruhi pola komunikasi dalam

pengungkapan diri.

Berdasarkan hasil kategorisasi

variabel kontrol diri dikatahui rerata empirik

(RE) sebesar 67,81 dan rerata hipotetik (RH)

sebesar 62,5 yang berarti kontrol diri pada

subjek tergolong sedang. Artinya, responden

cukup mampu dalam melakukan kontrol diri

dalam menggunakan facebook. Kondisi ini

dapat diiterpretasikan bahwa responden

cukup mampu dalam mengontrol dan

mengarahkan perilaku, pemikiran dan

informasi serta cukup mampu mengambil

keputusan dari setiap kejadian. Selaras

dengan pendapat Rodin (1986, dalam

Sarafino, 2011) yang mendefinisikan kontrol

diri adalah perasaan bahwa individu dapat

membuat keputusan dan mengambil

tindakan yang efektif untuk menghasilkan

sesuatu yang diinginkan dan menghindari

yang tidak diinginkan. Untuk itu kontrol diri

diperlukan hampir disetiap kehidupan

remaja untuk membatasi diri terutama pada

saat menggunakan facebook terhadap hal-hal

yang kurang baik dan sebagai alat untuk

membentuk perilaku manusia yang sesuai

dengan norma dalam masyarakat.

Sumbangan efektif (SE) variabel

kontrol diri terhadap pengungkapan diri

remaja dalam menggunakan facebook

sebesar 53,9% dilihat dari koefisien

determinasi atau R square sebesar 0,539. Hal

ini menunjukkan bahwa masih ada 46,1%

faktor-faktor lain yang memberikan

sumbangan efektif terhadap pengungkapan

diri, seperti kondisi emosional, kepribadian,

jenis kelamin dan kontrol sosial.

Dari hasil uji homogenitas

pengungkapan diri berdasarkan jenis

kelamin yang dilakukan dengan

menggunakan Levene Statistic diketahui

bahwa nilai p adalah 0,009 (p < 0,05) maka

sampel dalam penelitian ini memiliki

varians skor yang tidak homogen. Dari hasil

analisis uji perbedaan diketahui bahwa nilai t

= 1,995 (p < 0,05) dengan signifikansi

sebesar 0,049 (p < 0,05). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

pengungkapan diri berdasarkan jenis

kelamin pada laki-laki dan perempuan yang

signifikan dengan mean laki-laki sebesar

72,56 dan mean perempuan sebesar 77,74.

Artinya, ada perbedaan yang signifikan

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN …eprints.ums.ac.id/32720/10/02. Naskah Publikasi.pdf · kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Hipotesis yang diajukan

7

pengungkapan diri berdasarkan jenis

kelamin.Judy Pearson (1980, dalam DeVito

1997) berpendapat bahwa peran seks-lah

(sex-role) dan bukan jenis kelamin dalam

arti biologis yang menyebabkan perbedaan

dalam hal pengungkapan diri ini.

Perbedaan pengungkapan diri antara

laki-laki dan perempuan menurut Jourard

(2000) terjadi karena adanya harapan yang

berbeda terhadap laki-laki dan perempuan.

Harapan bagi laki-laki untuk tampak lebih

kuat, objektif, kerja keras, tidak emosional,

dan mampu menyembunyikan emosinya

dapat menghambat pengungkapan diri pada

laki-laki, sedangkan harapan bagi

perempuan untuk mampu menolong dan

menyenangkan orang lain dapat

meningkatkan pengungkapan diri pada

perempuan.

Dari hasil uji hemogenitas

pengungkapan diri berdasarkan tempat

tinggal yang dilakukan dengan

menggunakan Levene Statistic diketahui

bahwa pada pengungkapan diri nilai p

adalah 0,226 (p > 0,05) maka sampel dalam

penelitian ini memiliki varians skor yang

homogen. Dari hasil analisis uji perbedaan

diketahui bahwa nilai t = -12,416 dengan

signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

ada perbedaan yang sangat signifikan

pengungkapan diri berdasarkan tempat

tinggal, dengan mean di kota Solo sebesar

64,90 dan mean di kota Solo sebesar 85,40.

Artinya, terdapat perbedaan pengungkapan

diri remaja pengguna facebook di Solo

dengan di Samarinda. Pengungkapan diri

remaja yang tinggal di Samarinda lebih

tinggi daripada pengungkapan diri remaja

yang tinggal di Solo. Adanya perbedaan

budaya, nilai serta aturan sosial yang berlaku

dimasyarakat memberikan cara pandang

yang berbeda. Perbedaan tersebut yang pada

akhirnya akan membentuk kepribadian dan

pola komunikasi di masing-masing daerah

tempat tinggal.

Menurut Gainau (2009),

pengungkapan diri sangat dipengaruhi oleh

budaya, baik itu nilai-nilai, aturan, cara

pandang, dan sikap seseorang terhadap

lingkungannya. Budaya dalam hal ini adalah

budaya dari tempat tinggal responden, yaitu

di Solo dan Samarinda. Masyarakat yang

tinggal di Jawa memiliki persperktif sebagai

seorang individu yang lembut, halus dalam

bertutur kata, gotong royong dan masih

menjunjung tinggi adat istiadat sehingga

remaja yang tinggal di Jawa lebih tertutup

dibandingkan dengan remaja yang tinggal di

Samarinda dengan karakteristik yang

berbicara apa adanya, individualis dan lain

sebagainya.

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN …eprints.ums.ac.id/32720/10/02. Naskah Publikasi.pdf · kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Hipotesis yang diajukan

8

Sebagaimana hasil observasi

terhadap responden, karakteristik remaja

yang tinggal di Samarinda yaitu, mudah

bergaul, berbicara apa adanya, konsumtif

dan memiliki harga diri yang tinggi, berani,

modis dan rajin beribadah. Keadaan

geografis kota Samarinda sebagai ibu kota

propinsi dengan penduduk yang lebih

variatif (beragam) menjadikan karakteristik

remaja yang tinggal di Samarinda lebih

mudah terbuka terhadap hal-hal baru.

Hal ini diperkuat dari hasil penelitian

yang dilakukan oleh Masturah (2013)

mengenai pengungkapan diri antara remaja

Jawa dan Madura menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan

pengungkapan diri antara remaja Jawa dan

Madura, remaja Madura memiliki tingkat

pengungkapan diri yang lebih tinggi

dibandingkan dengan remaja Jawa, dalam

pengungkapan diri secara verbal atau dalam

penyampaian informasi diri kepada individu

lain, baik informasi pribadi, sosial, karir,

maupun pendidikan, menyatakan pendapat,

dan menyampaikan perasaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa kontrol diri memiliki pengaruh

terhadap pengungkapan diri pada remaja

pengguna facebook, meskipun

pengungkapan diri tidak hanya dipengaruhi

oleh variabel tersebut.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan

pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada hubungan negatif antara kontrol diri

dengan pengungkapan diri pada remaja

pengguna facebook. Artinya, semakin

tinggi kontrol diri seorang remaja dalam

menggunakan facebook maka

pengungkapan dirinya akan semakin

rendah, sebaliknya semakin rendah

kontrol diri seorang remaja dalam

menggunakan facebook maka

pengungkapan dirinya akan semakin

tinggi.

2. Sumbangan efektif atau peranan kontrol

diri terhadap pengungkapan diri pada

remaja dalam menggunakan facebook

sebesar 53,9%, ini berarti masih terdapat

43,1% faktor lain yang mempengaruhi

pengungkapan diri remaja dalam

menggunakan facebook, seperti: kondisi

emosional, kepribadian, jenis kelamin

dan kontrol sosial.

3. Responden penelitian memiliki kontrol

diri yang tergolong sedang, ini berarti

responden cukup mampu dalam

mengatur, mengarahkan dan mengambil

suatu tindakan yang sebelumnya kurang

baik menuju ke arah yang lebih positif.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN …eprints.ums.ac.id/32720/10/02. Naskah Publikasi.pdf · kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Hipotesis yang diajukan

9

4. Responden memiliki tingkat

pengungkapan diri yang tergolong

sedang, ini berarti sebagian subjek dapat

mengungkapkan dirinya sebagai salah

satu cara dalam menjallin hubungan

interpersonal, akan tetapi ada saat

tertentu seorang remaja lebih memilih

untuk menyimpan informasi tentang diri

sendiri.

5. Ada hubungan yang signifikan antara

kontrol diri dengan pengungkapan diri

berdasarkan jenis kelamin. Artinya, ada

perbedaan pengungkapan diri antara

remaja laki-laki dan remaja perempuan

dalam menggunakan facebook.

6. Ada hubungan yang signifikan antara

kontrol diri dengan pengungkapan diri

berdasarkan tempat tinggal. Artinya, ada

perbedaan yang sangat signifikan antara

pengungkapan diri remaja pengguna

facebook yang tinggal di Solo dan di

Samarinda.

Berdasarkan hasil penelitian dan

kesimpulan yang diperoleh, maka penulis

memberikan saran yang diharapkan dapat

bermanfaat, yaitu:

a. Bagi responden penelitian dalam hal ini

adalah seorang remaja diharapkan dapat

menyesuaikan diri ketika

mengungkapkan diri difacebook dengan

mengungkapkan diri dalam kehidupan

nyata. Remaja juga diharapkan untuk

mempertimbangkan isi informasi yang

akan diunggah difacebook, misalnya

dengan mengalihkan pikiran-pikiran

negatif (update foto dan status secara

berlebihan) ke arah yang lebih positif

(berbagi informasi terkini mengenai

teknologi, ilmu pengetahuan dan lain

sebagainya).

b. Bagi orang tua diharapkan untuk lebih

mengontrol anak-anak dalam

penggunaan facebook misalnya dengan

menjalin komunikasi yang hangat dan

akrab dalam keluarga agar anak-anak

tidak memilih facebook sebagai media

komunikasi sehingga dapat lebih

meminimalkan penggunaan facebook.

c. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat

memberikan acuan untuk melakukan

penelitian lanjutan mengenai hubungan

antara kontrol diri dengan pengungkapan

diri dengan mempertimbangkan variabel

yang berbeda, misalnya kontrol diri

dengan trait kepribadian, budaya (tempat

tinggal), dan kemampuan kognitif.

Peneliti selanjutnya juga dapat meneliti

pada jejaring sosial yang lain selain

facebook karena pada masa ini telah

bermunculan jejaring sosial baru yang

kemungkinan banyak digunakan oleh

remaja dan masyarakat secara umum.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN …eprints.ums.ac.id/32720/10/02. Naskah Publikasi.pdf · kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Hipotesis yang diajukan

10

Selain itu, peneliti selanjutnya

diharapkan dapat menyempurnakan skala

yang pernah digunakan peneliti agar

hasilnya lebih terlihat perbedaan

pengungkapan diri berdasarkan jenis

kelamin dan tempat tinggal.

Daftar Pustaka

Agbaria, Q. (2014). Religiosity, Social

Support, Self-Control and Happiness

as Moderating Factors of Physical

Violence among Arab Adolescents in

Israel.Educational Research and

Development Authority, 05 (02), 75-

85. (Online). Israel: Al-Qasmic

College.

Arinkunto, S. (2010). Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik (Edisi

Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Averill, J.R. (1973). Personal Control Over

Aversive Stimuli and It’s

Relationship to Stress. Psychological

Buletin, 80 (04). (online). (diakses

pada Senin, 11 Agustus 2014 pukul

09.10).

Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan

Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia.

DeVito, J.A. (1997). Komunikasi

Antarmanusia. Edisi Kelima

(Terjemahan oleh Ir. AgusMaulana

MSM). Jakarta: Profesional Books.

Gainau, M.B. (2009). Keterbukaan Diri (Self

Disclosure) Siswa dalam Perspektif

Budaya dan Implikasinya Bagi

Konseling. Jurnal Ilmiah Widya

Warta, 33 (01). (online). (diakses

pada hari Rabu, 3 Desember 2014

pukul 13.45).

Jourard, S.M. (2000). Self Disclosure an

Experimental Analisys of the

Transparent Self. (online). New

York: Robert E. Krieger (diakses

tanggal 17 Juli 2014).

Kristiani, Y.O &Harefa, A. (2012). Studi

Literatur Keterbukaan Diri pada

Remaja Pengguna Facebook.Depok:

Universitas Gunadarma.

Monks, F.J., Knoers, A.M.P., &Haditono, S.

R. (2001). Psikologi Perkembangan:

Pengantar Dalam Berbagai

Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Papalia D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D.

(2007). Human Development (9th

edition). New York: McGraw Hill.

Sarafino, E.P, & Smith, T.W. (2011). Health

Psychology Biopsychosocial

Interactions Second Edition. New

York: John Wiley & Sons, Inc.

Taylor, S.E., Peplau, L.A., & Sears, D.O.

(2009). Psikologi Sosial. Edisi Kedua

Belas. (Terjemahan oleh

TriWibisono B.S). Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Wheeless, L.R., Nesser, K.,& Mccroskey,

J.C. (1986). The Relationships of

Self-Disclosure and Disclosiveness

To High and Low Communication

Apprehension, Communication

Research Reports (3) (Online),.

http://www.jamescmccroskey.com/p

ublications/137.pdf.