hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar …/hubungan...hubungan antara kompetensi guru...

102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : PRETTY YULIA SEKTI K8408094 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Upload: vodang

Post on 17-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 6 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

PRETTY YULIA SEKTI

K8408094

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 6 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh :

PRETTY YULIA SEKTI

K8408094

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Pretty Yulia Sekti. K8408094. HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPSA SMA NEGE RI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 . Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara : (1) kompetensi dengan prestasi belajar sosiologi. (2) motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi. (3) kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar Sosiologi.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan survey (research) dan penyajian data secara deskriptif korelatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Surakarta sejumlah 147 siswa dengan mengambil sampel populasi sejumlah 100 siswa. teknik pengambilan sampling menggunakan teknik multi stage cluster random sampling atau stratified random sampling, sedangkan pengumpulan datanya menggunakan teknik angket dan test prestasi. Teknik analisis data yang digunakan teknik korelasi.

Berdasarkan penelitian dan perhitungan dapat disimpulkan bahwa : (1) Hubungan antara kompetensi guru dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 diperoleh perhitungan rx1y = 0,022 dan p = 0,45. Karena p > 0,30 ,ditolak. (2) Hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rx2y = -0,119 dan p = 0,26 . Karena p = <0,30 “, diterima. (3) hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rx12y = 0,12 dan p = 0,82. Karena p = > 0,30 , ditolak.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kompetensi guru dan motivasi belajar siswa tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar sosiologi siswa. oleh karena itu kompetensi guru dan motivasi siswa hendaknya lebih diperhatikan untuk acuan peningkatan prestasi belajar sosiologi.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Pretty Yulia Sekti. K840894. THE CORRELATION BETWEEN TEACHERS’ COMPETENCE AND STUDENTS’ MOTIVATION TOWARDS STUDENTS’ SOCIOLOGY LEARNING ACHIEVEMENT AT ELEVENTH GRADE SOCIAL STUDENTS OF SMA NEGERI 6 SURAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR 2011/2012 . Thesis. Surakarta : Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, July 2012.

The aims af this research were to know the corelation between: (1) teachers’ competence and students’ sociology learning achievement. (2) Students’ motivation and students’ sociology learning achievement. (3) teachers’ competence and students’ motivation towards students’ sociology learning achievement.

The methodology of this research was quantitative which used survey approach (research) and correlative description in explaing the data. The population of this research was the elevent social grade of SMAN 6 Surakarta consists of 147 students. The sample of this research were 100 students. The sampling technique used was multi stage cluster random sampling or stratified random sampling, where as the technique of colecting data of this research was qustionaire and achievement test. The technique of analyzing the data of this research was correlation technique.

Based on this research and the calculation, it can be concluded that: (1) the correlation between teachers’ competence and students’ sociology learning achievement at the eleventh grade social students of SMAN 6 Surakarta in the academic year 2011/2012 obtained rx1y = 0,022 and p = 0,45. Because of p = <0.30 it was rejected. (2) the correlation between students’ motivation and students’ achievement in learning sociology at eleventh grade of SMAN 6 Surakarta in the academic year 2011/2012 obtained rx2y = -0,119 and p = 0,26. Based on the result p = <0,30, it was accepted. (3) the correlation between teachers’ competence and students’ motivation towards students’ achievement in learning sociology at the eleventh grade social students of SMAN 6 Surakarta in the academic year 2011/2012 obtained rx12y = 0,12 and p = 0,82. Based on the result p = >0,30, it was rejected.

The research result showed that there was no significance realtionship between teachers’ competence and students’ motivation towards students achievement in learning sociology. Therefore, teachers’ competence and students’ motivation should be more noted for the reference of the improvement sociology learning achievement.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

“Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena

didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan

untuk berhasil”

( Mario Teguh )

“Orang yang paling menyesal pada hari kiamat adalah orang yang ada kesempatan

mencari ilmu didunia, tetapi tidak mau mencari ilmu dan orang yang tidak

mengajarkan ilmu yang dimiliki kepada orang lain”

( H.R Abu Azakir )

“jika setiap langkah kita dimulai dengan kesabaran, maka pastilah kita akan

menemukan hasil yang manis”

( Penulis )

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada :

1. Allah SWT untuk segala kekuatan dan ridhoNya

2. Ibu Yunaniati dan Bapak Sujito (Alm) tercinta dengan segala limpahan

do’a, kasih sayang, kesabaran, perhatian, semangat, serta segala yang telah

tercurahkan

3. Keponakan tersayang ( Emir Oriza Ilmi ) dengan segala keceriaan yang

selalu membawa semangat untukku

4. Teman – teman kost Felicia (Leni, O’ta, Teye, Manda, Mega, Novi, Fitri,

Ida, Niki, Tika) Dariati, Tika Asih, Titis ,Widya Pusparingga senyum dan

semangat kalian selalu memberi kekuatan baru untukku

5. Penyemangat dan sumber kekuatanku, Ali Firmansyah

6. Almamater

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini pada akhirnya dapat diselesaikan.

Terlebih dahulu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima

kasih terutama kepada yang terhormat :

1. Dekan dan Pembantu Dekan I,II serta III Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;

2. Drs. Saiful Bachri, M. Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta ;

3. Drs. H. MH Sukarno, M. Pd., Ketua Program Studi Pendidikan

Sosiologi Antropologi Jurusan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;

4. Drs. Noor Muhsin Iskandar, M. Pd pembimbing I, yang dengan sabar

memberikan bimbingan, arahan dan dorongan selama penulisan

penyusunan skripsi;

Dra. Siti Chotidjah, M. Pd pembimbing II yang dengan sabar

memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan menyusun

skripsi;

5. Atik Catur Budiati, S. Sos. , M.A selaku Pembimbing Akademik yang

telah memberikan semangat,bimbingan,dan arahan selama menjadi

mahasiswa di program Studi Sosiologi Antropologi FKIP UNS;

6. Kepada Kepala dan guru-guru mata pelajaran Sekolah SMA Negeri 6

Surakarta yang menjadi objek dalam penelitian saya, terimakasih telah

membantu dalam memperoleh data penelitian;

7. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah

membantu demi lancarnya penulisan skripsi ini.

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan

dari Allah SWT. Peneliti mengharapkan kritik, saran dan petunjuk

yang bersifat membangun dari pembaca.

Surakarta, 20 juli 2012

Penulis

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………… i

PERNYATAAN …………………………………………………… ii

PENGAJUAN ……………………………………………………… iii

PERSETUJUAN …………………………………………………… iv

PENGESAHAN …………………………………………………… v

ABSTRAK ………………………………………………………… vi

MOTTO …………………………………………………………… viii

PERSEMBAHAN ………………………………………………… ix

KATA PENGANTAR ……………………………………………. x

DAFTAR ISI ……………………………………………………… xii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………… xv

DAFTAR TABEL ………………………………………………… xvi

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………… xvii

BAB I. PENDAHULUAN ……………………… ……………….. 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………… 1 B. Rumusan Masalah ………………………………………….. 5 C. Tujuan Penelitian …………………………………………… 5 D. Manfaat Penelitian ………………………………………….. 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA …………………………………… 7

A. Tinjauan Pustaka …………………………………………… 7 1. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar Sosiologi ………….. 7

a. Pengertian Belajar …………………………………. 7 b. Tahap – tahap dan Prinsip – prinsip belajar ……….. 8 c. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Belajar ……… . 11 d. Kesulitan dan Kiat Mengatasi Dalam Belajar ……… 15 e. Pengertian Prestasi Belajar …………………………. 17 f. Penilaian Prestasi Belajar …………………………… 19

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

2. Tinjauan Tentang Kompetensi Guru …………………. . 21 a. Pengertian Kompetensi ……………………………. . 21 b. Hakikat Guru ………………………………………. 22 c. Kompetensi Guru …………………………………… 24 d. Kompetensi Kepribadian Guru …………………….. 26 e. Kompetensi Pedagogik ……………………………… 27 f. Kompetensi Profesional Guru ………………………. 33 g. Kompetensi Sosial guru …………………………… 35

3. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar ……………………. 37 a. Pengertian Motivasi Belajar ………………………… 37 b. Fungsi Motivasi …………………………………… 39 c. Macam – macam Motivasi ………………………….. 41 d. Peranan dan Tujuan Motivasi ………………………. 42 e. Cara Menimbulkan Motivasi di Sekolah …………… 43 f. Penelitian yang Relevan …………………………….. 45

B. Kerangka Berpikir …………………………………………… 46 C. Hipotesis …………………………………………………….. 49

BAB III. METODE PENELITIAN ………………………………… 50

A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………… 50 B. Rancangan / Desain Penelitian ……………………………… 51 C. Populasi dan Sampel ………………………………………… 52 D. Teknik Pengumpulan Sampel ………………………………. 55 E. Pengumpulan Data ………………………………………….. 59 F. Validitas Instrumen Penelitian ……………………………… 63 G. Analisis Data …………………………………………………. 65

BAB IV. HASIL PENELITIAN ……………………………………. 72

A. Deskripsi Data ……………………………………………….. 73 B. Pengujian Prasyarat Analisis ……………………………….. 80 C. Pengujian Hipotesis …………………………………………. 80 D. Pembahasan Hasil Analisis Data …………………………… 81

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ……………. 83

A. Kesimpulan ………………………………………………….. 83 B. Implikasi …………………………………………………….. 84 C. Saran ………………………………………………………… 85

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 86

LAMPIRAN ……………………………………………………….. 88

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir ……………………………………… 48

Gambar 1.1.1 Gambar Keterangan Waktu Penelitian ……………… 50

Gambar 2.1 Histogram Kompetensi Guru ………………………….. 75

Gambar 3.1 Histogram Motivasi Belajar ………………………….. .. 77

Gambar 4.1 Histogram Prestasi belajar …………………………….. 79

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Data Kompetensi Guru ………… 74

Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Data Motivasi Belajar Siswa …. 76

Tabel 4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar …………… 78

Tabel 4.4 Tabel Korelasi antara X1 dan X2 ……………………………. 80

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Rangcangan penelitian ……………………………………………… 88

Instrument angket try out kompetensi guru ………………………… 129

Instrument angket try out motivasi belajar …………………………… 134

Instrument angket penelitian kompetensi guru ………………………. 138

Instrument angket penelitian motivasi belajar ………………………. 141

Soal test prestasi ……………………………………………………… 143

Lampiran 1. Hasil uji analisis butir kompetensi guru ………………… 151

Lampiran 2. Hasil uji analisis butis motivasi belajar ………………… 158

Lampiran 3. Gambar histogram variabel X1, X2, Y …………………. 168

Lampiran 4. Diskriptif data variabel X1, X2, Y ……………………... 171

Lampiran 5. Diskriptif korelasi variabel X1, X2, Y …………………. 172

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar seseorang untuk mewujudkan

berbagai potensi yang ada pada dirinya. Pendidikan merupakan proses

untuk mewujudkan berbagai perilaku yang baik. Menurut undang-undang

No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 1

dinyatakan bahwa : “pendidikan adalah usaha sadar dan rencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan,pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan serta

keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat,bangsa,dan Negara”.

Di Indonesia pelaksanaan pendidikan dibedakan menjadi tiga jalur

yaitu : formal,informal,dan non formal. Salah satu tujuan pendidikan

formal ialah memberikan perubahan progresif di berbagai aspek. Baik

aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif), dan aspek

psikomotorik. Pendidikan formal ini dapat diperoleh setiap individu

melalui proses belajar pada instansi pendidikan. Pemerintah juga telah

mencanangkan wajib belajar sembilan tahun untuk setiap masyarakatnya.

Belajar merupakan suatu kegiatan yang dapat menghasilkan

perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual. Perubahan-

perubahan itu, berbentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dari

hasil belajar karena usaha sadar yang dilakukan oleh anak. Tolak ukur dari

pencapaian proses belajar seseorang dalam pendidikan formal ditentukan

oleh pengukuran hasil belajar siswa. Seperti yang diungkapkan Hamalik

“prestasi belajar adalah tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa

setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Prestasi belajar tersebut dipengaruhi

oleh beberapa faktor baik itu berasal dari dalam diri siswa (faktor intern)

maupun dari luar diri siswa (faktor ekstern). Faktor intern terdiri dari

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

faktor fisik (fisiologi umum dan panca indera) dan psikis antara lain

(minat, kecerdasan,bakat serta motivasi). Faktor eksternal meliputi faktor

lingkungan (bimbingan, dorongan /dukungan keluarga) dan faktor

pendidikan (kurikulum, program, sarana, fasilitas, dan guru) (1995:159).

Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan

belajar adalah faktor dari guru. Guru mempunyai peran yang cukup besar

dalam pencapaian prestasi siswa. Seorang pendidik dapat disebut sebagai

sumber belajar , fasilitator , motivator , dan juga konselor yang berperan

dalam membelajarkan siswa. Membelajarkan adalah membuat siswa

melaksanakan proses belajar , sehingga memperoleh hasil belajar yang

berupa pengetahuan , keterampilan , dan perubahan sikap atau nilai. Untuk

dapat melaksanakan penguasaan pembelajaran itu , guru harus mempunyai

kompetensi yang sesuai dengan tuntutan masyarakat dewasa ini.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang

Guru, pasal 2 menyebutkan bahwa guru wajib memiliki Kualifikasi

Akademik, Kompetensi, Sertifikat Pendidikan, sehat jasmani dan rohani

serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional. Kompetensi yang dimaksudkan adalah seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan

diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Kompetensi Guru yang sebagaimana dimaksud meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

1. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam

pengelolaan pembelajaran peserta didik yang meliputi :

pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman

terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum atau silabus,

perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang

mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran,

evaluasi hasil belajar, pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

2. Kompetensi kepribadian mencakup kepribadian yang : beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, arif

bijaksana, demokratis, mantab, berwibawa, stabil,dewasa.

3. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian

dari masyarakat yang meliputi kompetensi untuk : berkomunikasi

lisan, tulis, dan isyarat secara santun, menggunakan teknologi

komunikasi dan informasi secara fungsional, bergaul secara efektif,

dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,

pemimpin suatu pendidikan, orang tua wali peserta didik,

menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat

kebersamaaan.

4. Kompetensi professional merupakan kemampuan guru dalam

menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi , dan

seni budaya yang diampunya meliputi penguasaan : materi

pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program

satuan pendidikan, mata pelajaran dan kelompok mata pelajaran

yang akan diampu, serta konsep dan metode disiplin keilmuan ,

teknologi atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi

atau koheren dengan program satuan pendidikan , mata pelajaran,

dan kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

Motivasi belajar merupakan faktor internal yang berpengaruh besar

terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Motivasi belajar merupakan

suatu kondisi psikis yang mendorong siswa untuk melakukan aktivitas

belajar guna mencapai tujuan yang berupa hasil belajar yang maksimal.

Motivasi belajar timbul dari dalam diri masing-masing individu, sehingga

motivasi antara siswa yang satu dengan yang lainnya berbeda.

Setiap guru dituntut mempunyai kemampuan dan kecakapan sesuai

bidang mata pelajaran yang diampunya. Guru memang harus professional

dalam mendidik siswanya. Kemampuan guru dalam mengajar bisa

berdampak pada motivasi siswa dalam belajar. Tidak hanya itu

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kemampuan dan kecakapan guru dalam mengajar sangatlah berpengaruh

juga pada prestasi belajar siswa, khususnya prestasi belajar siswa SMA

Negeri 6 Surakarta. Pada faktanya masih terdapat guru yang dalam proses

pembelajarannya kurang memperhatikan sebagian dari kompetensi-

kompetensi guru. Guru yang kadang dalam penyampaian materi masih ada

yang belum fasih menggunakan teknologi sehingga hanya mengandalkan

system ceramah saja. hal ini akan berdampak pula pada motivasi siswa,

karena siswa akan merasa bosan dengan model pembelajaran yang

monoton atau yang begitu-begitu saja. jika motivasi siswanya sudah mulai

berkurang, secara otomatis juga berpengaruh pada menurunnya hasil

prestasi belajar sosiologi siswa SMA Negeri 6 Surakarta. Oleh karena itu

kompetensi guru memang wajib dikuasai oleh setiap guru sebagai wujud

profesionalitasnya dalam bekerja. Proses belajar PAIKEM (Pembelajaran

Aktif, Inovatif, Kreatif, Edukatif, Menyenangkan), bervariatif serta

penguasaan materi yang kuat oleh guru akan mempengaruhi motivasi

belajar siswa dan juga terhadap prestasi belajarnya.

Pada hakikatnya faktor–faktor yang menunjang keberhasilan

prestasi belajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dengan adanya

kompetensi guru dalam mengajar dengan professional dan mampu

memunculkan motivasi dari diri siswa yang tinggi dapat menjadi faktor

pendukung keberhasilan siswa dalam berprestasi yang memuaskan.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji

mengenai hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa

dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Surakarta

Tahun Pelajaran 2011 / 2012.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan pembatasan masalah di

atas, maka perumusan masalah yang dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan yang positif antara kompetensi guru dengan

prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Surakarta Tahun

Pelajaran 2011/2012 ?

2. Apakah ada hubungan yang positif antara motivasi belajar siswa

dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Surakarta

Tahun Pelajaran 2011/2012 ?

3. Apakah ada hubungan yang positif antara kompetensi guru dan

motivasi belajar siswa secara bersama dengan prestasi belajar siswa

kelas XI IPS SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui hubungan yang positif antara kompetensi guru

dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Surakarta

Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui hubungan yang positif antara motivasi belajar siswa

dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Surakarta

Tahun Pelajaran 2011/2012.

3. Untuk mengetahui hubungan yang positif antara kompetensi guru dan

motivasi belajar siswa secara bersama dengan prestasi belajar siswa

kelas XI IPS SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Setelah pelaksanaan penelitian ini diharapkan memberikan jawan

dari masalah yang dikemukakan oleh peneliti pada rumusan masalah, juga

diharapkan member sumbangan bagi dunia pendidikan baik secara teoritis

maupun praktis .

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1. Manfaat Teoritis

• Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi ilmu pendidikan mengenai hubungan kompetensi

guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi

siswa.

2. Manfaat praktis

• Bagi guru

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi bagi para guru untuk memperbaiki dan meningkatkan

kompetensinya sebagai guru yang professional.

• Bagi siswa

Dengan adanya penelitian ini timbul kesadaran dari dalam diri

siswa tentang pentingnya motivasi sebagai pendorong usaha dan

pencapaian prestasi belajar.

• Bagi peneliti

Dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat mengetahui mengenai

pentingnya kompetensi guru dalam memotivasi siswa untuk

pencapaian prestasi belajar.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar

a. Pengertian belajar

Para ahli psikologi membuat batasan atau definisi tentang

perbuatan belajar dengan cara yang berlainan, sesuai dengan

pandangannya masing-masing .

Mengenai pengertian belajar Robert E. Silverman yang dikutip

oleh Masyhuri (1990) berpendapat bahwa “Learning is a proses in wich

past experience or practice result in relatively permanent change in a

individuals repertory of responses”. (hlm 6)

Bahwa belajar adalah suatu proses dimana pengalaman lampau atau hasil

latihan yang relatif permanen mengubah penyediaan respon individu.

Cronbach yang dikutip oleh Masyhuri (1990) berpendapat bahwa “

learning is shown by a change in behavior as result of experience “

Pembelajaran ditunjukkan dengan perubahan perilaku sebagai hasil dari

pengalaman. (hlm 6)

Hilgrad yang dikutip oleh Masyuri (1990) mengemukakan

pendapatnya tentang belajar sebagai berikut :

…learning is the process by which in a activity originates or is changed through training procedures whether in the laboratory or in the natural environment as distinguished from change by factors not attributable to training . (hlm 6)

Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang menghasilkan

perubahan dalam memberikan sambutan terhadap suatu situasi,dan bahwa

perubahan itu tidak boleh hanya ditandai oleh pertumbuhan atau keadaan

yang bersifat sesaat.

Suryabrata mengemukakan bahwa “belajar itu membawa perubahan

(…) actual maupun potensional. Perubahan itu pada pokoknya adalah

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

didapatkan kecakapan baru. Dan perubahan itu terjadi pada waktu lama

(1993:323) .

Belajar menurut Slameto secara psikologis adalah “suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (2003:2).

Dari beberapa pengertian belajar di atas peneliti menyimpulkan

bahwa belajar merupakan suatu aktifitas yang menghasilkan perubahan

pada diri individu. Perubahan itu berupa kemampuan baru dalam

memberikan respon terhadap suatu stimulus yang relatif permanen.

Dengan kata lain individu yang telah melakukan kegiatan belajar akan

memiliki kemampuan baru dalam memberikan sambutan terhadap situasi

tertentu.

b. Tahap – Tahap dan Prinsip – Prinsip Belajar

1. Tahap – tahap belajar

Menganalisis kegiatan belajar sebagai suatu keseluruhan, menuntut

agar kita memperhatikan perilaku orang yang melakukan kegiatan belajar

sejak situasi awal, ketika individu akan memulai kegiatan belajar

itu,sampai pada situasi akhir, yakni keadaan setelah individu usai

melakukan kegiatan belajar. Berikut merupakan tahap –tahap belajar

(Masyhuri 1990 : 9) :

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini sebenarnya individu belum melakukan kegiatan

belajar. Ia baru melakukan penginderaan. Berbagai macam

rangsangan yang datang dari lingkungan sekitarnya diterima tanpa

perhatian yang menyertainya.

b. Tahap seleksi stimulus

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Pada tahap ini individu mengadakan pemilihan rangsang

berdasarkan kondisi jasmani atau rokhaninya akan mendapatkan

perhatian dan reaksi tertentu.

c. Tahap pemusatan perhatian

Pada tahap ini siswa telah dapat menentukan pilihannya, yakni

menetapkan rangsang mana yang dari sekian banyak rangsang itu

yang akan mendapat perhatian khusus, untuk kemudian diberi

sambutan atau reaksi tertentu. Siswa yang mempunyai kesadaran

belajar tinggi tentulah akan memusatkan perhatiannya kepada

materi sajian dari gurunya, dan mengabaikan rangsangan lain yang

tidak diperlukan.

d. Tahap pelaksanaan perbuatan belajar

Pada tahap ini individu yang belajar itu menelaah materi pelajaran

yang dihadapinya. Untuk itu perlu mengingat – ingat hasil belajar

yang telah dimiliki sebelumnya. Agar dapat memahami

pengetahuan baru atau materi pelajaran yang baru diperlukan

pengetahuan siap yang telah dikuasai sebelumnya. Aktivitas psikis

yang dilakukan individu pada tahap ini adalah menganalisis

pengetahuan yang baru maupunm pengetahuan yang telah dimiliki

sebelumnya untuk kemudian dicari hubungannya.

e. Tahap penemuan insight atau pemahaman

Pada tahap ini individu yang belajar merasa telah menemukan

sesuatu yang baru. Kohler menyebut tahap ini dengan istilah “Aha

Erlebniz”. Suatu tahap dimana individu telah menemukan

hubungan arti antara bagian-bagian dari pengetahuan baru yang

sedang dihadapi, dengan bagian-bagian dari pengetahuan lama /

yang telah dimiliki sebelumnya.

f. Tahap reinforcement atau tahap penguatan

Bila individu yang belajar itu telah menemukan insight, dan

kemudian dengan prinsip yang telah ditemukannya itu ia mampu

melakukan sesuatu seperti : menjawab soal dengan benar, membuat

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

atau menyelesaikan suatu tugas yang baik dan betul, memecahkan

masalah, melaksanakan tugas dengan baik dan sebagainya,

biasanya akan mendapat sambutan yang positif dari orang-orang

yang menyaksikannya.

g. Tahap transfer of learning atau transfer training

Perolehan dari kegiatan belajar atau latihan, yang berupa

kemampuan , keterampilan, penguasaan prinsip, dan sebagainya.

Didalam tahap ini dialih fungsikan atau dialih tugaskan untuk

menghadapi masalah-masalah lain.

h. Tahap pengausan

Dalam tahap ini hasil berlajar yang telah dicapai oleh individu itu

mengalami penyusutan dan lama –kelamaan menjadi hilang

sebagian atau seluruhnya. Keadaan seperti ini disebabkan oleh :

Berkurangnya frekuens “ reinforcement”, karena tidak

menggunakan dalam praktek, atau karena tidak pernah latihan

maka hasil belajar itu tidak pernah mendapatkan penguat, dan

akhirnya banyak yang terlupakan .

Adanya “inhibisi” atau gangguan setelah tercapainya hasil belajar ,

gangguan ini bisa berwujud hasil belajar yang baru, yang tidak ada

kaitannya dengan hasil belajar yang telah dimilikinya itu, tetapi

bisa juga berupa hasil belajar yang lebih canggih mengenai hal

yang sama.

2. Prinsip – prinsip belajar

Kingsley yang dikutip oleh Ganda mengemukakan bahwa “prinsip-

prinsip belajar antara lain adalah prinsip kematangan, prinsip belajar

dengan berbagai aktivitas disertai dengan upaya trial and eror, prinsip

repetisi, prinsip motivasi, prinsip penciptaan situasi (conditioning),

prinsip hubungan dan organisasi” (2004:36).

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Berikut adalah penjelasan mengenai prinsip-prinsip belajar :

a. Prinsip kematangan Seseorang yang telah mencapai kematangan pada tahap tertentu akan lebih mudah mengadakan penyesuaian belajar pada tingkat itu dari pada mereka yang belum mencapai kematangan.

b. Prinsip belajar dengan berbagai aktivitas disertai upaya trial dan eror

Belajar tidak mungkin dilaksanakan tanpa adanya aktivitas. Yang dimaksud dengan trial and eror adalah mengadakan ujicoba sesuatu cara walau ada kegagalan, tetapi mencoba dan mencoba terus sampai pada suatu saat mencapai sukses.

c. Prinsip repetisi Repetisi (repetition-ulangan), repetisi dapat meningkatkan dan melengkapi keterampilan sederhana dengan adanya pelatihan yang berkesinambungan.

d. Prinsip motivasi Dalam belajar sebaiknya selalu ditentukan tujuan sehingga timbul motivasi intrinsik yang menentukan keberhasilan belajar.

e. Prinsip penciptaan situasi (conditioning) Situasi stimulus yang diberikan selama belajar harus sesuai dengan respon baru yang diberikan, sehingga akan merangsang respond an selanjutnya.

f. Prinsip hubungan dan organisasi Yang dimaksud dengan proses pengorganisasian pengalaman ialah pengalaman yang kita peroleh akan menjadi dasar pengalaman yang baru. Pengalaman itu harus ditata dalam proses pikir. Kemudian, dicari antar kaitannya hingga menimbulkan konsep pemikiran yang baru.

c. Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa

dapat kita bedakan menjadi 3 macam ( Syah 2005 : 144), yakni :

1. Faktor internal siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek,

yakni :

a. Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-

sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah,

apalagi jika disertai pusing yang berat misalnya, dapat

menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehinggaa materi

yang dipelajarinyapun kurang atau tidak berbekas. Untuk

mempertahankan tonus jasmani tetap bugar, siswa sangat

dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi.

b. Aspek psikologis

Inteligensi Siswa

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai

kemampuan psiko_fisik untuk mereaksi rangsangan atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak

saja,melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan

tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam

hubungannya memang dengan intelegensi manusia lebih

menonjol dari pada peran organ-organ lainnya lantaran otak

merupakan “menara pengontrol “ hampir seluruh aktivitas

manusia.

Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response

tendency) dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang,

barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama kepada anda dan

mata pelajaran yang anda sajikan merupakan pertanda awal

yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya sikap

negative siswa terhadap anda dan mata pelajaran anda dapat

menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut. Untuk

mengantisipasi kemungkinan munculnya sikap negative siswa

seperti tersebut diatas, guru dituntut untuk terlebih dahulu

menunjukkan sikap positif terhadap dirinya sendiri terhadap

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

mata pelajarannya, seorang guru sangat dianjurkan untuk

senantiasa menghargai dan mencintai profesinya.

Bakat siswa

Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan potensional

yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa

yang akan datang (Chalpin, 1972 ; Reber, 1988). Dengan

demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti

berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tetentu

sesuai dengan kapasitas masing- masing. Dalam perkembangan

selanjutnya , bakat kemudian diartikan sebagai kemampuan

individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak

bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.

Minat siswa

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat seperti

yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat

mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam

bidang-bidang tertentu . umpamanya, seorang siswa yang

menaruh minat besar terhadap matematika akan memusatkan

perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lainnya. Kemudian

karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah

yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan

akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.

Motivasi siswa

Motivasi ialah keadaan internal organism baik manusia

ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.

Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer)

untuk bertingkah laku secara terarah. Kekurangan atau ketiadaan

motivasi, baik yang bersifat internal maupun bersifat eksternal,

akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

melakukan proses mempelajari materi-materi pelajaran yang

baik di sekolah maupun di rumah.

2. Faktor Ekternal Siswa

Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas

dua macam yakni :

a. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial siswa seperti para guru, para staf

administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi

semangat belajar siswa. Selanjutnya , yang termasuk

lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga

teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa

tersebut. Kondisi masyarakat dilingkungan kumuh yang serba

kekurangan dan anak-anak pengangguran, misalnya, akan

sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan

belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat

orang tua , praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga,

dan demografi keluarga,semuanya dapat memberi dampak baik

ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai

oleh siswa.

b. Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung

sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan

letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar

yang digunakan siswa.

3. Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar yang sudah disampaikan di atas, dapat dipahami

sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam

menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi

tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan

masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu (Lawson :1991)

d. Kesulitan dan kiat mengatasi dalam belajar

1. Kesulitan belajar

Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang

untuk mencapai kinerja akademik (academic performance) yang

memuaskan. Namun dari kenyataann sehari-hari tampak jelas bahwa

siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual,

kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan

belajar terkadang sangat mencolok antara seorang siswa dengan siswa

lainnya. Secara garis besar faktor – faktor penyebab timbulnya kesulitan

belajar menurut (Syah 2005 :164) terdiri atas dua macam yaitu :

a. Faktor intern siswa

Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan

psiko-fisik ,yaitu :

1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti

rendahnya intelektul/inteligensi siswa

2) Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya

emosi dan sikap

3) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti

terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata

dan telinga)

b. Faktor ekstern siswa

Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan

sekitar yang tidak mengandung aktivitas belajar siswa. faktor

lingkungan siswa meliputi :

1) Lingkungan keluarga, contohnya ketidakharmonisan

hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan

ekonomi keluarga.

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2) Lingkungan masyarakat, contohnya wilayah perkampungan

kumuh, dan teman sepermainan yang nakal.

3) Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung

sekolah yang buruk seperti dekat pasar,kondisi guru dan alat

– alat belajar yang berkualitas rendah.

2. Kiat mengatasi kesulitan belajar

Banyak alternatif yang dapat dilakukan guru dalam mengatasi

kesulitan belajar siswanya. Akan tetapi, sebelum pilihan tertentu

diambil, guru sangat diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan

beberapa langkah penting yaitu :

a. Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian

masalah dan hubungan antarbagian tersebut untuk memperoleh

pengertian yang benar mengenai kesulitan belajar yang dihadapi

siswa

b. Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang

memerlukan perbaikan

c. Menyusun program perbaikan, khususnya program remedial

teaching (pengajaran perbaikan)

Setelah langkah-langkah di atas selesai, barulah guru melakukan

langkah selanjutnya, yaitu :

1) Analisis hasil diagnosis

Data dan informasi yang diperoleh guru melalui diagnostic

kesulitan belajar tadi perlu dianalisis sedemikian rupa,

sehingga jenis kesulitan khusus yang dialami siswa yang

berprestasi rendah itu dapat diketahui secara pasti.

2) Menentukan kecakapan bidang bermasalah

Berdasarkan hasil analisis tadi, guru diharapkan dapat

menentukan bidang kecakapan tertentu yang dianggap

bermasalah dan memerlukan perbaikan. Bidang – bidang

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

kecakapan bermasalah ini dapat dikategorikan menjadi tiga

yaitu :

a. Bidang kecakapan bernasalah yang dapat ditangani

guru sendiri

b. Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani

oleh guru dengan bantuan orang tua

c. Bidang kecakapan bermasalah yang tidak dapat

ditangani baik oleh guru maupun orang tua.

d. Menyusun program perbaikan

Dalam hal menyusun perbaikan (remedial teaching),

sebelumnya guru perlu menetapkan hal-hal berikut :

i. Tujuan pengajaran remedial

ii. Materi pengajaran remedial

iii. Metode pengajaran remedial

iv. Alokasi waktu pengajaran remedial

v. Evaluasi kemajuan siswa selelah mengikuti

program pengajaran remedial

( Syah , 2005 : 167 )

e. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang setelah

melakukan kegiatan . Hal ini sesuai makna prestasi yang

diungkapkan oleh Tirtanegoro bahwa “prestasi merupakan hasil

usaha yang dilakukan dan menghasilkan perubahan yang dinyatakan

dalam bentuk symbol untuk menunjukkan kemampuan dalam

mencapai hasil kerja dalam kurun waktu tertentu” ( 1994 : 43).

Prestasi dalam kehidupan manusia dianggap parenial sebab

dalam kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi sesuai dengan

bidangnya masing-masing. Menurut Arifin menyatakan “prestasi

berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa

Indonesia menjadi prestasi”. Yang berarti “hasil usaha “ atau prestasi

adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

menyelesaikan suatu hal (1990:3). Secara umum prestasi

diidentikkan dengan kesuksesan yang diraih seseorang dalam bidang

tertentu. Bidang tersebut misalnya dalam bidang akademis,

pekerjaan, olahraga, dan sebagainya. Arifin mengungkapkan

“prestasi yang dimaksud tidak lain adalah kemampuan, keterampilan

dan sikap seseorang dalam melakukan sesuatu hal” (1990 :3).

Murbay dalam Beck mendefinisikan prestasi sebagai

berikut: “Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan,

melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan

baik dan secepat mungkin” (1990: 290). Winkel mengemukakan

bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah

dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil

maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-

usaha belajar (1996: 226). Sedangkan Slameto mengemukakan

bahwa “prestasi adalah pencapaian hasil belajar yang sudah

ditetapkan di setiap bidang tertentu” (2002 :20).

Nasution prestasi belajar adalah “Kesempurnaan yang

dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi

belajar adalah hasil usaha siswa yang dapat dicapai berupa

penguasaan pengetahuan, kemampuan, kebiasaan dan keterampilan

serta sikap setelah mengikuti proses pembelajaran yang mana dapat

dibuktikan dengan hasil test” (1996: 17).

Prestasi dalam kegiatan belajar mengajar dapat diartikan

sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang dari hasil belajar. Idris

dan Jamal menyatakan “ klasifikasi segi kepribadian yang dimiliki

peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar dinamakan

taksonomi tujuan pendidikan , dimana meliputi domain ( kawasan

kognitif ), afektif dan psikomotor” ( 1992 : 32 ) .

Menurut Tirtonegoro pengertian prestasi belajar adalah “…penilaian

hasil usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka,

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah

dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu” Periode tersebut

menurut Tirtonegoro “…misalnya tiap catur wulan atau smester,

hasil prestasi berlajar anak dinyatakan dalam buku rapor (2001 : 43).

Berdasarkan beberapa definisi di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa pengertian prestasi belajar adalah hasil usaha siswa yang

dapat dicapai berupa penguasaan, pengetahuan, kemampuan,

kebiasaan dan keterampilan serta perubahan sikap.

Prestasi belajar yang telah dicapai oleh siswa setelah

menjalani kegiatan belajar mengajar dinyatakan dalam bentuk angka,

symbol atau kalimat yang ditulis dalam buku raport siswa dalam

periode satu smester. Prestasi belajar yang akan dikaji oleh peneliti

adalah prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Surakarta

dalam periode waktu semester, yang diperoleh dari hasil test ujian

tertulis bidang sosiologi yang disusun oleh peneliti.

f. Penilaian prestasi belajar

Penilaian itu digunakan untuk mengukur keberhasilan

kegiatan tersebut, sehingga dapat diketahui mana yang berhasil dan

mana yang tidak. Syah mengemukakan “ evaluasi artinya penilaian

terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dalam sebuah program” (2006 :141) .

Syah (2006 ) menyebutkan berbagai macam evaluasi mulai yang

sederhana sampai yang paling kompleks, yaitu :

a. Pre test dan post test Kegiatan pre test dilakukan oleh guru pada setiap akan memulai pelajaran baru. Di adakannya pre test ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan diajarkan. Sedangkan post test adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada akhir pelajaran. Tujuannya untuk mengetahui apakah siswa dapat menguasai materi yang telah diajarkan.

b. Evaluasi prasyarat Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang diajarkan.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

c. Evaluasi diagnostic Evaluasi ini dilakukan setelah selesai pelajaran dengan mengidentifikasikan bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.

d. Evaluasi formatif Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir pelajaran. Tujuannya untuk mendiagnosis kesulitas belajar tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan remedial (perbaiakan).

e. Evaluasi sumatif Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran. Hasilnya dijadikan bahan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi ( hlm199). Arikunto (1996) menjelaskan pula pengukuran nilai yang lain,

yaitu dalam suatu penilaian ada tiga yang harus diukur, ukuran

itu adalah pengukuran ranah kognitif, ranah psikomotorik dan

pengukuran ranah afektif. Pengukuran ini dinilai penting dalam

menilai prestasi belajar siswa. pengukuran tersebut akan

dijelaskan sebagai berikut :

i. Pengukuran ranah kognitif

Dalam pengukuran ini biasanya menggunakan macam-

macam tes agar dapat diketahui siswa sudah paham atau

belum dengan materi yang diajarkan

ii. Pengukuran ranah afektif

Pengukuran ini sangat berbeda dengan pengukuran ranah

kognitif, yaitu pengukurannya membutuhkan waktu yang

lama karena mengamati sikap anak didik. Dalam ranah

afektif ini yang menjadi sasaran penilaian adalah perilaku

anak didik

iii. Pengukuran ranah psikomotorik

Pengukuran ini biasanya bersamaan dengan pengukuran

ranah kognitif, yaitu berupa keterampilan yang diukur ( hlm

172) .

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

evaluasi hasil belajar dapat memberikan gambaran tentang seberapa

jauh prestasi yang dapat dicapai oleh seorang siswa dalam belajar

mengajar.

2. Kompetensi Guru

a. Pengertian kompetensi

Istilah kompetensi guru mempunyai banyak makna, Charles dalam

Mulyasa mengemukakan bahwa : “competency as rational

performance which satisfactorily meets the objective for desired

condition ( kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk

mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai kondisi yang diharapkan)”

(2007:25).

Di dalam bahasa inggris terdapat tiga peristilahan yang mengandung

makna apa yang dimaksudkan dengan perkataan kompetensi Syaefudin

(2009) :

1. “competence is being competent, ability (to do the work)”. (kompetensi itu pada dasarnya menunjukkan kepada kecakapan atau kemampuan untuk mengerjakan suatu pekerjaan.

2. “competent refers to (persons) having ability, power,authority, skill, knowledge, (to do what is needed). Kompetensi itu pada dasarnya merupakan suatu sifat (karakteristik) orang-orang (kompeten)ialah yang memiliki kecakapan, daya (kemampuan), otoritas (kewenangan), kemahiran (keterampilan), pengetahuan, dan sebagainya.

3. “competency is rational performance wich satisfactorily meets the objectivities for a desired condition” (kompetensi itu menunjukkan kepada tindakan (kinerja) rasional yang dapat mencapai tujuan-tujuannya secara memuaskan berdasarkan kondisi (prasyarat)yang diharapkan (hlm 44) . Menurut Sagala (2010) kompetensi merupakan peleburan dari

pengetahuan (daya pikir), sikap (daya kalbu), dan keterampilan (daya fisik) yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan,keterampilan, niali dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dalam melaksanakan tugas/pekerjaannya. Dapat juga dikatakan bahwa kompetensi merupakan gabungan dari kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi dan harapan yang mendasari karakteristik seseorang untuk berunjuk kerja dalam menjalankan tugas atau pekerjaan guna mencapai standart kualitas dalam pekerjaan nyata ( hlm 23).

Dari uraian diatas, Nampak bahwa kompetensi mengacu pada

kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui

pendidikan; kompetensi guru menunjuk kepada performance dan

perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu didalam

pelaksanaan tugas-tugas pendidikan. Dikatakan rasional karena

mempunyai arah dan tujuan, sedangkan performance merupakan

perilaku nyata dalam arti tidak hanya dapat diamati tetapi mencakup

sesuatu yang tidak kasat mata.

Kompetensi merupakan komponen utama dari standart profesi

disamping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan

dalam prosedur dan system pengawasan tertentu. Kompetensi diartikan

dan dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dengan

eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta

memberikan perhatian, dan mempersepsi yang mengarahkan seseorang

menemukan cara-cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif

dan efisien.

b. Hakikat guru

Guru sebagai pendidik adalah tokoh yang paling banyak bergaul

dan berinteraksi dengan para murid. Guru bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

melakukan bimbingan dan pelatihan , melakukan penelitian dan

pengkajian, dan membuka komunikasi dengan masyarakat. Guru juga

berkewajiban menggerakkan dan mendorong peserta didik agar

semangat dalam belajar, sehingga semangat belajar peserta didik

benar-benar dapat menguasai bidang ilmu yang dipelajari. Guru juga

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

harus membantu peserta didik untuk dapat memperoleh pembinaan

yang sesuai dengan bakat,minat, dan kemampuan yang dimiliki.

Guru merupakan salah satu komponen yang berpengaruh dalam

sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian

sentral,pertama,dan utama. Fitur yang satu ini akan senantiasa menjadi

sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru

selalu terkait dengan komponen manapun dalam system pendidikan.

Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru

merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi keberhasilan

peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar

mengajar. Upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk

menungkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan

yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang professional dan

berkualitas.

Menurut Supriadi yang dikutip Mulyasa (2007) “untuk menjadi

guru professional, seorang guru dituntut untuk memiliki minimal lima

hal “, yaitu :

1. Mempunyai komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya 2. Menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang

diajarkan serta cara mengajarkannya kepada peserta didik 3. Bertanggung jawab memantau hasil belajar peserta didik melalui

berbagai cara evaluasi 4. Mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan

belajar dari pengalamannya 5. Seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam

lingkungan profesinya ( hlm11)

Guru sebagai fasilitator sedikitnya harus memiliki tujuh sikap

seperti yang didefinisikan rogers dalam Mulyasa (2007) berikut ini:

1. Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinannya, atau kurang terbuka;

2. Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasi dan perasaannya;

3. Mau dan mampu menerrima ide peserta didik yang inovatif, dan kreatif, bahkan yang sulit sekalipun;

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

4. Lebih meningkatkan perhatiannya terehadap hubungan dengan peserta didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran;

5. Dapat menerima balikan (feedback), baik yang sifatnya positif maupun negatif, dan menerimanya sebagai pandangan yang konstruktif terehadapa diri dan perilakunya;

6. Toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama proses pembelajaran;

7. Menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya mereka sudah tahu prestasi dicapainya ( hlm55).

Guru merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi dalam

sistem pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian

secara sentral, pertama dan utama. Guru juga harus merupakan

komponen yang paling berpengaruh terhadap tercapainya proses dan

hasil pendidikan yang berkualitas.

c. Kompetensi Guru

Pada hakekatnya kompetensi guru tidak dapat dilepaskan dari

hakekat guru dan hakekat tugas guru. Pada dasarnya kompetensi guru

merupakan konsekuensi dari tugas dan kewajiban guru yang harus

dilakukan sehubungan dengan guru sebagai profesi. Kompetensi guru

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan

pembelajaran dan pendidikan disekolah. Kompetensi guru merupakan

perpaduan antara kemampuan personal,keilmuan,teknologi, sosial,

spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standart profesi

guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta

didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan

profesionalisme.

Kompetensi tidak dapat berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh

banyak faktor lain yaitu latar belakang pendidikan , pengalaman

mengajar, dan lamanya mengajar. Kompetensi dapat digunakan

sebagai alat seleksi dalam penerimaan calon guru, pedoman dalam

pengembangan tenaga guru.

Menurut Broke and Stone dalam Mulyasa (2007) , kompetensi guru

sebagai “ Discriptive of qualitative nature of teacher behavior to be

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

entirely meaningful “. Kompoetensi guru merupakan gambaran

kualitatif tentang hakekat perilaku guru yang penuh arti (hlm 25).

Sedangkan menurut Charles dalam Mulyasa (2007 ) mengemukakan

bahwa “competency as rational performance which satisfactorily

meets the objective for desired condition”. Kompetensi merupakan

perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan

sesuai kondisi yang diharapkan (hlm 25).

Guru yang professional adalah guru yang memiliki seperangkat

kompetensi ( pengetahuan , keterampilan , dan perilaku ) yang harus

dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalannya. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru

berdasarkan Undang –Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen pada Bab IV Pasal 10 ayat 91, yang menyatakan bahwa

“kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang

diperoleh melalu pendidikan profesi”

Menurut UU Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 dab PP No. 19

Tahun 2005, kompetensi guru meliputi :

1. Kompetensi kepribadian, mencerminkan kepribadian yang mantab

, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta

didik, dan berakhlak mulia

2. Kompetensi pedagogik, meliputi pemahaman terhadap peserta

didik, evaluasi hasil belajar, perancangan dan pelaksanaan belajar ,

serta pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai kompetensi yang dimilikinya .

3. Kompetensi professional, merupakan penguasaan materi pelajaran

secara luas dan mendalam mencangkup penguasaan materi

kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang

menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan

metodelogi keilmuannya.

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

4. Kompetensi sosial, merupakan kemampuan guru untuk

berkomunikasi dalam bergaul secara efektif dengan peserta didik,

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta

didik, dan masyarakat sekitar.

d. Kompetensi Kepribadian Guru

Pribadi guru memiliki peran yang sangat besar terhadap

keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran.

Pribadi guru juga mempunyai peranan dalam membentuk kepribadian

siswa. Seorang anak mempunyai kecenderungan untuk meniru tingkah

laku orang yang lebih tua . begitu juga seorang siswa yang mencontoh

pribadi gurunya. Guru mempunyai pengaruh besar bagi pertumbuhan

dan perkembangan siswa. Semua itu menunjukkan bahwa kepribadian

seorang guru sangat dibutuhkan oleh siswa dalam proses pembentukan

kepribadiannya.

Dalam standart nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3

butir b, yang dikutip Mulyasa ( 2007 ) dikemukakan bahwa yang

dimaksud dengan “Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan

kepribadian yang mantab , stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi

teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia” (hlm 117).

Masing-masing kepribadian tersebut mempunyai indikator sebagai

berikut :

1. Kepribadian yang mantab dan stabil memiliki indikator esensial :

bertindak sesuai dengan norma hukum, bertindak sesuai dengan

norma sosial, bangga sebagai guru dan memiliki konsistensi dalam

bertindak sesuai dengan norma.

2. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial :

menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan

memiliki etos kerja sebagai guru.

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

3. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial : memiliki

perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik, sekolah

dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan

bertindak.

4. Akhlak yang berwibawa memiliki indikator esensial : memiliki

perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan

memiliki perilaku yang disegani.

5. Akhlak yang mulia dapat menjadi teladan memiliki indikator

esensial : bertindak sesuai dengan norma religious (iman, taqwa

,jujur,ikhlas), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

e. Kompetensi Pedagogik

Kemampuan yang sering diabaikan oleh guru adalah kemampuan

seorang guru dalam rangka mengelola pembelajaran. Seorang guru

kadang hanya terfokus pada bagaimana dia dapat menyampaikan

materi dengan baik, bagaimana dia menyampaikan materi yang

diberikan dapat selesai tepat waktu . sebagian besar guru hanya

beranggapan bahwa peserta didik diibaratkan sebagai sebuah bejana

yang akan diisi dengan air (ilmu) oleh gurunya, guru cenderung

menyampaikan materi dengan metode ceramah, menguasai kelas. Hal

ini akan menyebabkan siswa menjadi orang pasif yang hanya mampu

menerima apa yang disampaikam oleh guru tanpa memiliki

kemampuan untuk menyampaikan sesuatu.

Sementara dewasa ini peserta didik harus dituntut lebih aktif untuk

menyampaikan apresiasi atau pendapat di dalam kelas. Oleh karena itu

guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi dan

pengelolaan kelas agar terkesan tidak monoton dan pasif. Sehingga

dalam suatu pembelajaran akan tercipta hubungan timbal balik antara

guru dan siswanya.

Menurut Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 Tentang Guru,

pasal 2 disebutkan bahwa Guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik,

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Kompetensi, Sertifikat Pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Kompetensi yang dimaksud adalah seperangkat pengetahuan,

ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan

diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan.

Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Kompetensi Guru bersifat holistik.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan Guru dalam

pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya

meliputi:

1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. Guru dituntut

sebagai seseorang yang mempunyai wawasan luas tentang

pendidikan, tentang ilmu yang dianggap relevan dalam

pendidikan. Dengan pemahaman wawasan yang luas akan

mempermudah guru sendiri untuk menyampaikan suatu materi

kerpada siswa. Dengan wawasan luas guru akan memiliki

beberapa cara kreatif dalam proses pembelajaran sehingga proses

pembelajaran bisa berlangsung dengan kreatif dan mudah

diterima oleh siswa.

2. Pemahaman terhadap peserta didik. Guru memiliki pemahaman

akan psikologi perkembangan anak, sehingga mengetahui dengan

benar pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak didiknya.

Guru dapat membimbing anak melewati masa-masa sulit dalam

usia yang dialami anak. Selain itu, Guru memiliki pengetahuan

dan pemahaman terhadap latar belakang pribadi anak, sehingga

dapat mengidentifikasi problem-problem yang dihadapi anak serta

menentukan solusi dan pendekatan yang tepat.

3. Pengembangan kurikulum atau silabus;

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

4. Perancangan pembelajaran, memahami landasan kependidikan,

menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi

pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi

yang ingin dicapai, materi ajar, serta menyusun rancangan

pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.

5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;

Kegagalan pelaksanaan pembelajaran sebagian besar disebabkan

oleh penerapan metode pendidikan yang konvensional, anti

dialog, pewarisan pengetahuan, dan tidak bersumber pada realitas

masyarakat. Sehubungan dengan ini, telah ditegaskan dalam

Rencana Peraturan Pemerintah tentang Guru, bahwa guru harus

memiliki kompetensi untuk melaksanakan pembelajaran yang

mendidik dan dialogis. Hal ini berarti, bahwa pelaksanaan

pembelajaran harus berangkat dari proses dialogis antar sesama

subjek pembelajaran, sehingga melahirkan pemikiran kritis dan

komunikasi. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses

interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi

perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran, adapun teknologi yang bisa

mendukung pembelajaran guna mempermudah siswa menyerap

materi yang disampaikan guru. Oleh karena itu guru dituntut

untuk memiliki kompetensi dalam pemanfaatan teknologi

pembelajaran terutama internet, agar dia mampu memanfaatkan

berbagai pengetahuan, teknologi, dan informasi dalam

melaksanakan tugas utamanya mengajar dan membentuk

kompetensio peserta didik. Penggunaan teknologi dalam

pendidikan dan pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan

atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, guru

dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan

mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu sistem jaringan

computer yang dapat diakses oleh peserta didik. Fasilitas

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

pendidikan pada umumnya mencakup sumber belajar, sarana dan

prasarana penunjang lainnya, sehingga peningkatan fasilitas

pendidikan harus ditekankan pada peningkatan sumber-sumber,

baik kuantitas maupun kualitasnya, sejalan dengan perkembangan

teknologi pendidikan dewasa ini. Perkembangan sumber-sumber

belajar ini memungkinkan peserta didik belajar tanpa batas., tidak

hanya diruang kelas, tetapi bisa dilaboratorium, perpustakaan,

dirumah, dan tempat –tempat lain.

7. Evaluasi hasil belajar, merancang dan melaksanakan evaluasi

proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan

belajar, serta memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk

perbaikan kualitas progam pembelajaran secara umum. Evaluasi

hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan

pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan

dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir

satuan pendidikan dan sertifikasi.

a. Penilaian kelas, penilaian kelas dilakukan dengan ulangan

harian, ulangan umum, dan ujian akhir. Ulangan harian

dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan

bahasan atau kompetensi tertentu. Ulangan harian ini terdiri

dari seperangkat soal yang harus dijawab para peserta didik,

dan tugas – tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep

yang sedang dibahas. Ulangan harian minimal dilakukan tiga

kali dalam setiap semester. Ulangan harian ini terutama

ditujukan untuk memperbaiki program pembelajaran, tetapi

tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan lain,

misalnya sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan

nilai bagi peserta didik.

Ulangan umum dilaksanakan setiap akhir semester, dengan

bahan yang diujikan sebagai berikut :

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

i. Ulangan umum semester pertama soalnya diambil

dari materi semester pertama.

ii. Ulangan umum semester kedua soalnya merupakan

gabungan dari materi semester pertama dan kedua,

dengan penekanan npada materi semester kedua.

Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan.

Bahan-bahan yang diujikan meliputi seluruh materi

pembelajaran yang telah diberikan, dengan penekanan pada

bahan-bahan yang diberikan pada kelas. Hasil ujian akhir ini

terutama digunakan untuk menentukan kelulusan bagi setiap

peserta didik, dan layak tidaknya untuk melanjutkan

pendidikan pada tingkat diatasnya.

b. Tes Kemampuan Dasar, tes kemampuan dasar dilakukan

untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan

berhitung, yang diperlukan dalam rangka memperbaiki

program pembelajaran (program remedial). Tes kemampuan

dasar dilakukan pada setiap tahun akhir kelas III.

c. Penilaian Akhir Satuan pendidikan dan Sertifikasi, pada

setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan

kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh

dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajara peserta didik

dalam satuan waktu tertentu.

8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya, memfasilitasi peserta didik untuk

pengembangan berbagai potensi akademik dan memfasilitasi

peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non

akademik. Pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru

melalui berbagai cara, antara lain melalui kegiatan ekstra

kulikuler, pengayaan atau remedial, serta bimbingan dan

konseling.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

a. Kegiatan ektrakulikuler, kegiatan ini merupakan kegiatan

tambahan di suatu lembaga pendidikan, yang dilaksanakan

diluar kegiatan kulikuler. Meskipun kegiatan ini bersifat

ekstra, namun tidak sedikit yang berhasil mengembangkan

bakat peserta didik, bahkan dalam kegiatan ekstrakulikuler

inilah peserta didik mengembangkan berbagai potensi

yang dimilikinya, atau bakat-bakatnya yang terpendam.

Disamping mengembangkangkan bakat, ekstrakulikuler

juga dapat membentuk watak dan kepribadian peserta

didik, karena dalam kegiatan ini biasanya ditanamkan

disiplin, kebersihan, cinta lingkungan dan lain-lain.

b. Pengayaan dan Remidial, berdasarkan hasil analisis

terhadap kegiatan belajar, dan terhadap tugas-tugas, hasil

tes, dan ulangan dapat diperoleh tingkat kemampuan

belajar setiap peserta didik. Hasil analisis ini dipadukan

dengan catatan-catatan yang ada pada program mingguan

dan harian, untuk digunakan sebagai bahan tindak lanjut

proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Program ini

juga mengidentifikasi materi yang perlu diulang, peserta

didik yang wajib mengikuti remedial, dan mengikuti

program pengayaan.

c. Bimbingan dan Konseling Pendidikan, sekolah

berkewajiban memberikan bimbingan dan konseling

kepada peserta didik yang mnyangkut pribadi, sosial,

belajar, dan karier. Selain guru pembimbing, guru mata

pelajaran yang memenuhi criteria pelayanan bimbingan

dan karier diperkenkan memfungsikan diri sebagai guru

pembombing. Oleh karena itu, guru mata pelajaran dan

wali kelas harus senantiasa berdiskusi dan berkoordinasi

dengan guru bimbingan dan konseling secara rutin dan

berkesinambungan.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

f. Kompetensi Professional Guru

Kemampuan yang mutlak harus dipenuhi seorang guru adalah

kemampuan dalam menyampaikan materi. Seorang guru harus

mampu menguasai materi yang akan disampaikan sehingga dia dapat

menyampaikan dengan urut dan jelas, memilih metode yang sesuai

agar perhatian siswa dapat terfokus dan tidak bosan dalam mengikuti

pelajaran . dengan menguasai materi yang akan disampaikan, seorang

guru dapat selesai tepat waktu dan mampu mencapai hasil yang

memuaskan. Kemampuan semacam ini disebut dengan kompetensi

professional guru.

Standart nasional pendidikan pada pasal 28 ayat (3) butir c yang

dikutip Mulyasa menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan

“kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

membimbing peserta didik memenuhi standart kompetensi yang

ditetapkan dalam “Standart Nasional Pendikan” (2007 : 135 ) .

Beberapa indikator yang dapat menunjukkan kompetensi

professional guru adalah:

1. Menguasai subtansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi,

memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah,

memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang

menaungi atau koheren dengan materi ajar, memahami

hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, dan menerapkan

konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Menguasai struktur dan metode keilmuan, menguasai langkah-

langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam

pengetahuan atau materi bidang studi.

Secara lebih rinci aspek-aspek yang termasuk dalam penilaian

kompetensi professional , antara lain :

1) Pra pembelajaran

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

a. Mempersiapkan siswa untuk belajar

b. Melakukan kegiatan apresiasi

2) Kegiatan inti pembelajaran

a. Penguasaan materi pembelajaran

1) Menunjukkan penguasaan materi pelajaran

2) Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain

yang relevan

3) Menyampaikan materi dengan jelas , sesuai

dengan herarki belajar dan karakteristik siswa

4) Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

b. Pendekatan atau strategi pembelajaran

1) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan

karakteristik siswa

2) Melaksanakan pembelajaran secara runtut

3) Menguasai kelas

4) Melaksanakan pembelajaran yang bersifat

kontekstual

5) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu yang direncanakan

c. Pemanfaatan sumber belajar atau media belajar

1) Menggunakan media secara efektif dan efisien

2) Menghasilkan pesan yang menarik

3) Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

d. Pembelajaran yang memicu dan memelihara

keterlibatan siswa

1) Menumbuhkan partisipati aktif siswa dalam

pembelajaran

2) Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon

siswa

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

3) Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa

dalam belajar

e. Penilaian proses dan hasil belajar

1) Memantau kemajuan belajar selama proses

belajar

2) Melakukan penelitian akhir sesuai dengan

kompetensi (tujuan)

f. Penggunaan bahasa

1) Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara

jelas, baik, dan benar

2) Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

3) Penutup

a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa

b. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan

arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bahan remidi atau

pengayaan.

g. Kompetensi Sosial Guru

Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial.

Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain,

yang dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari kehidupan

sosial masyarakat dan lingkungannya. Guru adalah makhluk

sosial yang selalu hidup bersama dengan orang lain baik di

sekolah maupun di kehidupan masyarakat. Oleh Karena itu,

guru dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik untuk

bergaul, berkomunikasi dengan orang lain, menggunakan

teknologi komunikasi terutama dalam kaitannya dengan

pendidikan. Kemampuan itu tidak terbatas pada pembelajaran

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

disekolah tetapi juga pada pendidikan yang berlangsung di

masyarakat.

Dalam Standart Nasional Pendidikan yang dikutip Mulyasa

(2007) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan

“Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian

dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara

efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan , orang tua wali dari peserta didik, dan

masyarakat sekitar “ (hlm 140). Hal tersebut lebih lanjut dalam

RPP guru dikutip Mulyasa (2007) bahwa kompetensi sosial

merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat

yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk :

1. Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat

2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi

secara fungsional

3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali

peserta didik

4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar

Kompetensi sosial memiliki beberapa indikator yaitu :

1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif

dengan peserta didik,

2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif

dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan

3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif

dengan orang tua wali peserta didik dan masyarakat

sekitar (hlm 140).

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

3. Motivasi belajar

a. Pengertian motivasi belajar

Setiap orang memiliki kondisi internal yang berbeda,

termasuk motivasi pada diri seseorang. Ada seseorang yang gigih

dalam berusaha mencerminkan memiliki motivasi yang tinggi untuk

mencapai tujuannya, tetapi ada pula yang sebaliknya. Motivasi dapat

mempengaruhi tingkah laku seseorang, karena motivasi sebagai

dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah

laku. Dorongan ini ada pada seseorang yang melakukan sesuatu

berdasarkan dorongan dari dalam dirinya. Oleh karena itu, seseorang

melakukan suatu perbuatan yang didasarkan atas motivasi yang ada

pada orang tersebut.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran, mengenai hal tersebut Callahan

dan Clark dalam Slameto (1988) mengemukakan bahwa “motivasi

adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya

tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu” (hlm 98). Dengan

motivasi akan tumbuh dorongan untuk melakukan sesuatu dalam

kaitannya dengan pencapaian tujuan. Seseorang melakukan sesuatu

kalau memiliki tujuan atas perbuatannya, demikian halnya karena

adanya tujuan yang jelas maka akan bangkit dorongan untuk

mencapainya (Mulyasa,2007:58).

Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan

belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang

tinggi.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hamzah (2008) istilah

motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan “sebagai

kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan

individu tersebut bertindak atau berbuat “ (hlm 23). Mengenai hal ini

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Hamzah (2008) menambahkan bahwa motivasi belajar adalah

dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang

belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umunya

dengan berbagai indikator atau unsur yang mendukung (hlm 23).

Indikator motivasi belajar menurut Hamzah (2008) dapat

ditunjukkan dengan adanya :

1) Hasrat keinginan berhasil. 2) Dorongan dan kebutuhan dalam belajar. 3) Harapan dan cita-cita masa depan. 4) Penghargaan dalam belajar. 5) Kegiatan yang menarik dalam belajar. 6) Lingkungan belajar yang kondusif.

(hlm 23)

Dalam kegiatan belajar Sardiman menambahkan bahwa motivasi

dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek

belajar itu dapat tercapai. Dikatakan “keseluruhan”, karena pada

umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan

siswa untuk belajar (2009:75)

Oleh karena itu dalam motivasi yang ada pada setiap orang Sardiman

(2009) mengklasifikasikan sebagai berikut :

1) Tekun menghadapi tugas. 2) Ulet menghadapi kesulitan. 3) Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik

mungkin. 4) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. 5) Lebih senang bekerja mandiri. 6) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. 7) Dapat mempertahankan pendapatnya. 8) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini. 9) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal (hlm 48)

Mengenai motivasi Dimyati & Mudjiono (1999)

berpendapat “motivasi belajar ada yang intrinsic atau ekstrinsik.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Penguatan motivasi belajar tersebut berada di tangan para

guru/pendidik dan anggota masyarakat lain. Guru sebagai pendidik

bertugas memperkuat motivasi belajar selama minimum 9 tahun

pada usia wajib belajar. Orang tua bertugas memperkuat motivasi

belajar sepanjang hayat” (hlm.94)

Mengenai motivasi pada individu Djaali (2007) “motivasi

adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri

seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu

guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan)” (hlm.101). pendapat lain

juga dikemukakan olah Ngalim (2006) “motivasi yaitu suatu usaha

yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga

tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan

sesuatu sehingga hasil atau tujuan tertentu” (hlm.73).

Berdasarkan definisi di atas, maka peneliti menyimpulkan

bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan ekternal

pada diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar untuk

meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan

pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam

kurikulum sekolah. Dengan demikian intensitas motivasi belajar

akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar siswa.

b. Fungsi Motivasi

Motivasi merupakan kekuatan, baik dari dalam maupun

dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.

Oleh karena itu motivasi mempunyai peranan yang penting, semakin

besar motivasi seseorang maka akan semakin baik pula hasil yang

akan dicapi oleh seseorang tersebut. Mengenai fungsi fungsi

motivasi untuk seseorang Sardiman (2009) mengklasifikasikan

sebagai berikut :

Terdapat tiga fungsi motivasi:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut (hlm 83)

Selanjutnya Sardiman (2009) juga menambahkan bahwa

motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian

prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi.

Motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang

baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan

didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan

dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang

siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi

belajarnya (hlm 83)

Hal tersebut sesuai dengan simpulan Eysenck bahwa

fungsi motivasi antara lain adalah menjelaskan dan mengontrol

tingkah laku. Menjelaskan tingkah laku berarti dapat diketahui

alasan siswa melakukan pekerjaan dengan tekun dan rajin.

Sedangkan mengontrol tingkah laku berarti dapat diketahui alasan

seseorang sangat menyenangkan suatu objek dan kurang menyenangi

objek yang lain (Djali,2007:104).

Berdasarkan penjabaran di atas, maka peneliti menyimpulkan

bahwa fungsi motivasi belajar adalah sebagai pendorong, pengarah

dan penyeleksi usaha untuk pencapaian tujuan yang diinginkan.

Seseorang yang belajar dengan usaha yang tekun dan didasari

adanya motivasi akan dapat mencapai prestasi yang baik, karena

motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat

pencapaian prestasi belajarnya.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

c. Macam – macam motivasi

Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari

berbagai sudut pandang. Berikut adalah macam – macam motivasi

menurut Sardiman (2005) :

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya. a. Motif-motif bawaan.

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari.

b. Motif-motif yang dipelajari. Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang disyaratkan secara sosial. Sebab manusia dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia yang lain, sehingga motivasi itu terbentuk.

2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya :kebutuhan

untuk minum,makan,bernapas,seksual,berbuat,dan kebutuhan untuk beristirahat.

b. Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Jelasnya motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar.

c. Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.

3. Motivasi jasmaniah dan rohaniah a. Momen timbulnya alasan. sebagai contoh seorang pemuda

yang sedang giat berlatih olah raga untuk menghadapi porseni disekolahnya, tetapi tiba-tiba disuruh ibunya untuk mengantarkan seseorang tamu membeli tiket karena tamu itu mau kembali ke Jakarta. Si pemuda itu kemudian mengantarkan tamu tersebut. dalam hal ini si pemuda tadi timbul alasan baru untuk melakukan sesuatu kegiatan.

b. Momen pilih. Maksudnya dalam keadaan pada waktu ada alternative-alternatif yang mengakibatkan persaingan diantara alternative atau alasan-alasan itu.

c. Moment putusan. Dalam persaingan antara berbagai alasan, sudah barang tentu akan berakhir dengan dipilihnya suatu alternative.

d. Moment terbentuknya kemauan. Kalau seseorang sudah menetapkan satu putusan untuk dikerjakan, timbullah

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

dorongan pada diri seseorang untuk bertindak, melaksanakan putusan itu.

4. Motivasi instrinsik dan ekstrinsik a. Motivasi intrinsik. Yang dimaksud dengan motivasi intrinsic

adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

b. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (hlm 86)

d. Peranan dan Tujuan Motivasi

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami

dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku yang sedang

belajar. Hamzah (2008) berpendapat ada beberapa peran penting

motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain :

1) Peran motivasi dalam menentukan prestasi belajar Motivasi berperan dalam penguatan belajar bila seorang

anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.

2) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar Peran ini terkait dengan kemaknaan belajar. Seorang

anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.

3) Motivasi menentukan ketekunan belajar Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar, akan

berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan akan memperoleh hasil yang baik (hlm 27)

Peranan motivasi dalam mempelajari tingkah laku

seseorang besar sekali. Hal ini disebabkan, motivasi diperlukan

bagi rein-forcement (stimulus yang memperkuat dan

mempertahankan tingkah laku yang dikehendaki) yang merupakan

kondisi mutlak bagi proses belajar, motivasi menyebabkan

timbulnya berbagai tingkah laku, di mana salah satu di antaranya

mungkin dapat merupakan tingkah laku yang dikehendaki.

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Motivasi menurut Ngalim (2006) memiliki tujuan yaitu

untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul

keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya

sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan

dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah (hlm.73).

Berdasarkan penjabaran di atas, maka peneliti menyimpulkan

bahwa motivasi memiliki beberapa peranan, antara lain di dalam

menentukan prestasi belajar, dalam memperjelas tujuan belajar,

menentukan ketekunan belajar dan dalam mempelajari tingkah laku

seseorang. Selain itu, tujuan motivasi adalah menggerakkan

keinginan dan kemauan pada diri siswa untuk meningkatkan prestasi

belajar dalam upaya pencapaian prestasi atau tujuan yang diinginkan.

e. Cara menimbulkan motivasi di sekolah

Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik

intrinsic maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi,

pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat

mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan

belajar.

Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis

menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Tetapi untuk

motivasi ekstrinsik kadang-kadang tepat, dan kadang-kadang juga

bisa kurang sesuai. Hal ini guru harus hati-hati dalam menumbuhkan

dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik. Sebab

mungkin maksudnya memberikan motivasi tetapi justru tidak

menguntungkan perkembangan belajar disekolah.

Adapun bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi

dalam kegiatan belajar disekolah menurut Sardiaman (2005) :

1. Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai symbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/ nilai yang baik.

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2. Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik lagi bagi sesesorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut.

3. Saingan/kompetisi Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

4. Ego-invilvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.

5. Member ulangan Pada siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.

6. Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

7. Pujian Apabila ada siswa yang sukses dan berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberi pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.

8. Hukuman Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi motivasi.

9. Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesenjangan, ada maksud untuk belajar.

10. Minat Motivasi muncul karena kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan motivasi yang pokok

11. Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tuhuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar (hlm 91)

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

f. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Warsono. Hubungan Antara Kedisiplinan dan Motivasi Belajar

dengan Prestasi Belajar Sosiologi pada Siswa Kelas XI SMA

Negeri Jumapolo Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi, Surakarta

:Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas

Maret Surakarta, Juni 2010.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui : (1) hubungan antara

kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa

kelas XI SMA Negeri Jumapolo Tahun Pelajaran 2009/2010 :

(2) hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar

sosiologi pada siswa kelas XI SMA Negeri Jumapolo Tahun

Ajaran 2009/2010; (3) hubungan antara kedisiplinan belajar dan

prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas XI SMA Negeri

Jumapolo Tahun Ajaran 2009/2010. Penelitian ini menggunakan

metode penelitian deskriptif korelasional. Populasi dalam

penelitian ini seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri

Jumapolo. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara kedisiplinan belajar

dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri

Jumapolo Tahun Pelajaran 2009/2010.

2. Astrini.Hubungan Antara Kompetensi Guru dan Kedisiplinan

Siswa Denmgan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA

Muhammadiyah 1 Klaten Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi,

Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas

Sebelas Maret, Juni 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) hubungan

antara kompetensi guru dengan prestasi belajar sosiologi siswa

kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Klaten Tahun Ajaran

2009/2010; (2) hubungan antara kedisiplinan dengan prestasi

belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1

Klaten Tahun Pelajaran 2009/2010; (3) hubungan antara

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

kompetensi guru dan kedisiplinan siswa dengan prestasi belajara

sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1 Klaten

Tahun Ajaran 2009/2010. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian deskriptif korelasional. Berdasarkan penelitian

tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara kompetensi guru dan kedisiplinan siswa dengan prestasi

belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1

Klaten. Tahun Pelajaran 2009/2010.

B. Kerangka Berpikir

Pada prinsipnya kerangka berpikir diperlukan untuk

memperjelas penalaran, sehingga sampai pada jawaban sementara

atas masalah yang telah dirumuskan. Bertolak dari kajian teori ,

maka dapat diajukan kerangka pemikiran sebagai berikut :

1. Hubungan antara kompetensi guru dengan prestasi belajar

Guru merupakan faktor eksternal dalam pencapaian prestasi

belajar siswa. Selain itu guru juga merupakan unsur dinamis

dalam proses pembelajaran. Ada berbagai kondisi guru yang

siap membelajarkan siswa. Membelajarkan adalah membuat

siswa belajar , sehingga diperoleh hasil belajar yang berupa

pengetahuan , keterampilan dan sikap atau nilai. Oleh karena itu

untuk menjalankan tugasnya guru harus mempunyai kompetensi

yang sesuai dengan tuntutan masyarakat sekarang ini.

Kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru

dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-

kurangnya meliputi pemahaman wawasan atau landasan

kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik,

pengembanagan kurikulum/silabus, perancangan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis,

pemanfaatan teknologi pembelajran, evaluasi hasil belajar, dan

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya. Kompetensi yang dimiliki guru

hendaknya bisa dituangkan dalam proses belajar mengajar.

Dalam hali ini siswa yang akan belajar lebih keras dan

mengusahakan untuk lebih baik. Kompetensi yang dimiliki guru

memungkinkan untuk terwujudnya prsetasi belajar siswa

menjadi lebih baik. Hal ini disebabkan karena danya dorongan

belajar baik di kelas oleh guru maupun dirumah akan

meningkatkan prestasi siwa. Semakin baik kompetensi guru

selama mengajar, diharapkan akan semakin memberikan

dorongan kepada siswa untuk belajar yang akhirnya prestasi

dapat meningkat.

2. Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa Dengan Prestasi

Belajar

Motivasi merupakan dorongan bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu. Motivasi bisa datang dari luar dan dari

dalam, motivasi yang datang dari dalam diri siswa besar

manfaatnya, akan tetapi jika hal tersebut tidak kunjung muncul,

maka gurulah yang bertugas memunculkannya. Motivasi

merupakan organism untuk melakukan sesuatu, sikap atau

perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan dan diarahkan kepada

tujuan tertentu yang telah direncanakan. Apabila motivasi yang

tinggi pada masing-masing siswa diharapkan nantinya bisa lebih

meningkatkan prestasi belajar, yang mungkin sebelum ada

motivasi belajar prestasi akademik maupun non akademiknya

yang kurang baik bisa lebih meningkat dari sebelumnya. Untuk

itu sebaiknya para guru membantu para siswa agar lebih

menumbuhkan motivasi diri. Siswa yang memiliki motivasi

belajar yang baik akan terdorong untuk lebih meningkatkan

prestasi belajarnya.

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

3. Hubungan antara Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar

Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa

Kompetensi Guru merupakan faktor utama yang dimiliki guru

yang berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Adanya

kompetensi guru yang baik akan membangkitkan semangat atau

motivasi dalam diri siswa untuk berprestasi lebih baik. Tanpa

dipaksa siswa akan lebih bersemangat untuk belajar jika

mempunyai guru dengan wawasan yang luas serta cara belajar

yang kreatif.

Sehingga dapat dikatakan ada hubungan antara kompetensi

guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.

Dengan demikian jika kompetensi yang dimiliki seorang guru

baik maka siswa juga akan memili motivasi belajar lebih tingga

sehingga siswa mampu memiliki prestasi belajar yang tinggi

pula. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka dapat

digambarkan suatu paradigm penelitian sebagai berikut :

Gambar 1. Paradigma Penelitian

Kompetensi

Guru

Motivasi Belajar

Siswa

Prestasi Belajar

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

C. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada hubungan positif antara Kompetensi Guru dengan Prestasi

Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 6 Surakarta

Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Ada hubungan positif antara Motivasi Belajar Siswa dengan

Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 6

Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

3. Ada hubungan positif antara Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar

Siswa secara bersama dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa

Kelas XI IPS SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Surakarta dengan

pertimbangan sebagai berikut :

a. Mengingat SMA Negeri 6 Surakarta merupakan salah satu SMA

terbaik di Surakarta sehingga peneliti berharap terdapat hubungan yang

relevan antara Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Siswa dengan

Prestasi Belajar Siswa.

b. Jarak dan waktu yang terjangkau dari tempat tinggal peneliti.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang direncanakan untuk penelitian ini adalah dari mulai

pengajuan judul hingga pembuatan laporan, denagan rincian sebagai

berikut :

Jenis Kegiatan Bulan

Jan Feb Maret April Mei Juni Juli

1. Persiapan penelitian

a. Mengurus perizinan

b. Koordinasi dengan guru mata pelajaran

c. Menyusun angket dan tes uji prestasi

d. Melakukan uji coba

angket dan tes

e. Menganalisi hasil uji coba serta merevisi angket dan tes

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

jenis Kegiatan

Bulan

Jan Feb Maret April Mei Juni Juli

f. Finalisasi serta penggandaan angket dan tes

2. Pelaksanaan penelitian

a. Pelaksanaan eksperimen

b. Analisis data dan hasil eksperimen

3. Penyusunan laporan skripsi

a. Penyusunan draf

b. Pengetikan skripsi

4. Pelaksanaan ujian dan revisi

B. Rancangan / Desain Penelitian

Sebagai suatu kegiatan yang memiliki tujuan, maka terlebih dahulu

peneliti menentukan langkah-langkah penelitian dalam menyelesaikan

permasalahan ini. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif korelasional. Menurut Slamet (2008), “penelitian

deskriptif bermaksud untuk memberikan uraian mengenai suatu gejala

sosial yang diteliti” (hlm.7). Sedangkan metode penelitian korelasional

bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor

berkaitan dengan variasi-variasi pada satu/lebih faktor lain berdasarkan

koefisien korelasi (Suryabrata,1990). Alasan menggunakan metode

deskriptif karena peneliti berusaha menggambarkan keadaan berdasarkan

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

fakta-fakta yang ada serta lebih memusatkan diri pada pemecahan masalah

yang terjadi pada saat sekarang. Sedangkan alasan menggunakan analisis

korelasional karena peneliti ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara variabel bebas dalam hal ini kompetensi Guru (X1) dan motivasi

belajar (X2) dengan variabel terikat dalam hal ini prestasi belajar sosiologi

(Y). Untuk lebih jelasnya, rancangan penelitian terlampir.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi penelitian

Populasi dalam suatu penelitian merupakan suatu kelompok

individu yang menjadi obejek yang akan diselidiki tentang aspek-aspek

yang ada dalam kelompok tersebut. aspek-aspek yang akan diungkap

dalam penelitian ini adalah aspek kompetensi guru, aspek motivasi belajar

siswa dan aspek prestasi belajar siswa.

Menurut Hadi (2004), “populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk

atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama” (hlm

182). Sejumlah penduduk disini bukan hanya menunjuk kepada manusia,

akan tetapi juga benda-benda lain yang memiliki sifat dasra bawaan

maupun cirri-ciri yang sama. Pendapat lain dari Sugiyono (2011), “

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek / subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (hlm 80).

Sedangkan menurut Slamet (2008) “populasi adalah keseluruhan

dari unit-unit analisis yang memiliki spesifikasi atau cirri-ciri tertentu”,

(hlm 40). Berdasarkan pendapat di atas , maka populasi adalah jumlah

keseluruhan angggota subyek yang memiliki karakteristik tertentu yang

akan diteliti. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa maksud dari

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

populasi adalah keseluruhan objek / individu yang memiliki karakteristik

tertentu yang menjadi perhatian peneliti sebagai subyek penelitian.

Dari beberapa pendapat ahli tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa populasi adalah keseluruhan elemen dalam kelompok yang

memiliki satu atau lebih karakteristik yang sama, di mana sampel diambil

dan akan dikenakan kesimpulan hasil penelitian. Dalam penelitian ini

populasinya adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Surakarta

tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 147 siswa yang terbagi dalam

lima kelas, dengan rincian sebagai berikut :

• XI IPS 1 : 29 siswa

• XI IPS 2 : 28 siswa

• XI IPS 3 : 30 siswa

• XI IPS 4 : 29 siswa

• XI IPS 5 : 31 siswa

Dan seluruh guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Negeri 6

Surakarta yang aktif mengajar dikelas.

2. Sampel Penelitian

a. Pengertian Sampel

Dalam suatu penelitian sering digunakan sampel sebagai sumber

informasi/data untuk menjawab masalah penelitian melalui pembuktian

suatu hipotesis.

Menurut Sukardi “sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang

dipilih untuk sumber data tersebut “(2003:54). Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

2009: 81). Penarikan sampel sangatlah diperlukan peneliti. Lazimnya

keterbatasan waktu ,uang dan upaya yang tidak memungkinkan peneliti

menyelidiki semua anggota populasi. Sehingga diperlukan sebuah teknik

pengambilan sampel yang tepat. Teknik pengangambilan sampel ini yang

disebut dengan sampling (Sugiyono,2009:81). Pendapat lain dari Hadi

(2004) “sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari

jumlah populasi “ (hlm 182).

Melengkapi pendapat diatas Slamet (2008) mengemukakan bahwa

“kelompok yang ingin kita pelajari itu diistilahkan dengan populasi, dan

kelompok yang kita pilih dari populasi itu yang dianggap mewakili

populasi disebut sampel” (hlm .24). dengan berpegang pada pendapat

Slamet yang mengemukakan bahwa besarnya populasi minimal 500

sedangkan jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 147 maka peneliti

mempertimbangkan untuk mengambil sampel populasi yaitu jumlah

sampel adalah jumlah keseluruhan populasi yang ada. Yang mana jumlah

sampel untuk uji coba instrument adalah 22 siswa, dan sampel untuk

penelitian adalah 100 siswa.

b. Ukuran sampel

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel.

Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama

dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Oleh karena itu ada beberapa

pendapat tentang ukuran sampel menurut para ahli sebagai berikut :

Roscoe dalam buku Research Methods For Business (1982) yang

dikutip Sugiyono (2009)

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30

sampai dengan 500

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya : pria-wanita,pegawai

negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap

kategori minimal 30

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate

(korelasi atau regresi ganda misalnya ), maka jumlah anggota

sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya

variabel penelitiannya ada 5 (independen = dependen ), maka

jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan

kelompok eksperimen dan kelompok control, maka jumlah anggota

sampel masing-masing antara 10s/d 20 (hlm 91)

Gay (1976) yang dikutip Consuelo (1993) menawarkan beberapa ukuran

minimum yang dapat diterima berdasarkan tipe penelitian, sebagai berikut:

1. Penelitian deskriptif – 10 persen dari populasi. Untuk populasi yang

sangat kecil diperlukan minimum 20 persen.

2. Penelitian korelasi – 30 subyek

3. Penelitian ex post facto atau penelitian kasual komparatif – 15 subyek

per kelompok

4. Penelitian eksperimen – 15 subyek perkelompok. Beberapa ahli

percaya bahwa 30 subyek perkelompok dapat dipertimabngkan sebagai

ukuran minimum (hlm 13)

D. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam pengambilan sampel penelitian perlu menggunakan suatu

teknik, guna mendapatkan sampel yang benar-benar mewakili. Teknik

tersebut dinamakan teknik sampling. Mengenai teknik sampling Hadi

Page 73: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

(1983) berpendapat bahwa sampling adalah cara atau teknik yang

digunakan untuk mengambil sampel (hlm 93).

Sedangkan pendapat lain disampaikan Nawawi (1995) bahwa

sampling merupakan cara menentukan sampel yang jumlahnya sesuai

dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,

dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh

sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi

(hlm 73)

Dari beberapa pendapat di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan

bahwa teknik sampling adalah teknik atau cara yang digunakan oleh

peneliti untuk menentukan jumlah sampel yang akan mewakili jumlah

populasi dalam penelitian.

Menurut Hadi ( 2001) ada dua macam teknik sampling yaitu :

1. Teknik random sampling yang meliputi :

1) Cara undian, yaitu pengambilan sampel secara undian

2) Cara ordinal, yaitu memilih nomor genap atau ganjil atau

kelipatan tertentu

3) Cara randomisasi dari table bilangan random

2. Teknik Non Random sampling meliputi :

1) Teknik stratified sampling yaitu pengambilan sampel apabila

populasi terdiri dari susunan kelompok-kelompok yang

bertingkat

2) Teknik purposive yaitu pengambilan sampling berdasarkan

cirri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah

diketahui sebelumnya.

Page 74: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

3) Teknik quota sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan

pada quantum.

4) Teknik incidental sampling yaitu pengambilan sampel

berdasarkan apa atau siapa saja yang kebetulan dijumpai

ditempat-tempat tertentu.

5) Teknik proportional sampling yaitu cara pengambilan sampel

dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan sub-sub

populasi.

6) Teknik area probability sampling yaitu cara pengambilan

sampel dengan cara pembagian sampel berdasarkan pada area.

7) Teknik cluster sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan

atas kelompok yang ada pada populasi

8) Teknik double sampling yaitu cara pengambilan sampling yang

mengusahakan adanya sampel kembar.

9) Teknik combined sampling yaitu cara pengambilan sampel

dengan mengkombinasikan teknik sampling satu dengan yang

lain (hlm 183-189)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik multi stage

cluster random sampling atau stratified random sampling . karena siswa

tidak hanya terdiri dari kelompok yang bertingkat yaitu kelas X,XI,dan

XII. Sedangkan dalam penelitian, peneliti mengambil kelas XI sebagai

objek penelitian, karena apabila kelas X yang dijadikan objek, maka

pengetahuan dan pengalaman obyek kurang mencukupi terhitung karena

kelas X adalah termasuk siswa baru. Sedangkan apabila obyek penelitian

kelas XII tentu saja akan menganggu proses belajar kelas XII yang akan

mengahadapi Ujian Nasional. Oleh karena itu peneliti mengambil obyek

Page 75: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

kelas XI dimana siswa kelas XI sudah cukup memiliki pengetahuan dan

pengalaman, serta kelas XI merupakan kelas aman dimana siswa juga

belum akan menghadapi ujian nasional. peneliti juga menggunakan

teknik cluster karena siswa terdiri dari kelas-kelas yang berbeda mulai

dari kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, XI IPS 4, XI IPS 5. Peneliti

menggunakan teknik random sampling secara undian untuk menetapkan

sampel penelitian, dengan alasan karakteristik populasinya mempunyai

karakter yang hampir sama, sehingga setiap individu dalam populasi atau

anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.

Sedangkan cara undian digunakan karena relatif murah,mudah dan juga

waktu bisa digunakan secara efisien.

Dari setiap kelas akan diambil antara 9-10 siswa dari setiap kelas

secara undian sebagai sampel uji coba, dan sisanya dari jumlah siswa

akan dijadikan sampel secara keseluruhan yaitu sejumlah 100 siswa.

Langkah-langkah teknik multi stage cluster random sampling

dengan cara undian yaitu :

a) Membuat daftar nama-nama populasi

b) Memberi kode angka untuk setiap anggota populasi

c) Menulis kode tersebut masing-masing dalam satu lembar kertas

kecil

d) Menggulung kertas tersebut

e) Memasukkan gulungan kertas tersebut kedalam kaleng

f) Mengocok kaleng untuk mengeluarkan gulungan kertas, dan catat

kode yang keluar

g) Mengambil gulungan kertas sebanyak yang dibutuhkan.

Page 76: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

E. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh

untuk memperoleh data yang diperlukan dalam suatu penelitian

dengan menggunakan suatu alat tertentu. Pengumpulan data yang

dimaksudkan untuk memperoleh informasi atau keterangan yang

benar dan dapat dipercaya. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan beberapa metode pengumpulan data, antara lain:

1. Variabel bebas 1 (kompetensi guru), teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah angket bentuk tertutup. Angket tertutup

yaitu angket yang terdiri dari pertanyaan atau pernyataan dengan

sejumlah jawaban yang telah ditentukan atau diarahkan oleh

peneliti. Alasan pemilihan teknik ini adalah angket tertutup

mudah diisi, memerlukan waktu yang singkat, memusatkan

responden pada pokok bahasan, relative obyektif dan mudah

ditabulasi serta dianalisis . selain itu angket tertutup lebih dapat

membawa jawaban responden sesuai dengan tujuan peneliti yang

ada.

2. Variabel bebas II (motivasi belajar siswa) teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah angket bentuk tertutup. Angket tertutup

yaitu angket yang terdiri dari pertanyaan atau pernyataan dengan

sejumlah jawaban yang telah ditentukan atau diarahkan oleh

peneliti. Alasan pemilihan teknik ini adalah angket tertutup

mudah diisi, memerlukan waktu yang singkat, memusatkan

responden pada pokok bahasan, relative obyektif dan mudah

ditabulasi serta dianalisis . selain itu angket tertutup lebih dapat

membawa jawaban responden sesuai dengan tujuan peneliti yang

ada.

Page 77: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Dalam hal ini Azwar (2005) berpendapat bahwa :

a. Awal kerja perancangan skala psikologi dimulai dari

identifikasi tujuan ukur, yaitu memilih suatu definisi dan

mengenali teori yang mendasari konstrak psikologi

atribut yang hendak diukur

b. Dilakukan pembatasan kawasan (domain) ukur

berdasarkan konstrak yang didefinisikan oleh teori yang

bersangkutan, pembatasan ini harus diperjelas dengan

menguraikan komponen atau dimensi-dimensi yang ada

dalam atribut termaksud; komponen atau dimensi atribut

teoritik yang telah jelas batasannya tidak jarang masih

perlu dioperasionalkan kedalam bentuk respon yang

harus diungkap dari subyek.

c. Sebelum penulisan aitem dimulai . perancang skala

perlu menetapkan bentuk atau format stimulus yang

hendak digunakan.

d. Setelah itu dilakukan reviewyang pertama oleh penulis

sendiri , yaitu dengan selalu memeriksa ulang setiap

item yang baru saja ditulis apakah telah sesuai dengan

indicator perilaku yang hendak diungkap dan apakh

tidak keluar dari pedoman penulisan aitem.

e. Item yang telah melewati proses review kemudian

diujicobakan

f. Setelah diujicobakan, langkah selanjutnya adalah

analisis item yang merupakan proses pengujian

parameter item guna mengetahui apoakah item

memenuhi persyaratan psikometris untuk disertakan

Page 78: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

sebagai bagian dari skala. Hasil analisis item menjadi

dasar dalam seleksi item. Item-item yang tidak

memenuhi persyaratan psikometris akan disingkirkan

atau diperbaiki lebih dahulu sebelum dapat menjadi

bagian dari skala. Dalam analisis item yang lebih

lengkap dilakukan juga analisis indeks validitas dan

indeks reliabilitas.

g. Format final skala harus dirakit dalam tampilan yang

menarik namun tetap memudahkan bagi responden

untuk membaca dan menjawabnya. dalam bentuk akhir,

skala dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan dan

mungkin pula lembar jawaban yang terpisah (hlm 12)

Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti menyusun langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Menetapkan tujuan

Dalam penelitian ini, angket disusun dengan tujuan untuk

mendapatkan data tentang penggunaan media pembelajaran

dan kreativitas siswa.

b. Menentukan konsep tentang kompetensi guru dan motivasi

belajar siswa.

c. Menyusun indicator

Bertujuan untuk memperjelas permasalahan yang dituangkan

dalam instrument termasuk batasan variabel yang akan diteliti.

d. Menyusun kisi-kisi instrument

Kisi-kisi instrument diperlukan untuk memperjelas serta

mempermudah pembuatan item-item instruimen. Pembuatan

kisi-kisi dalam instrument ini disesuaikan dengan indicator-

Page 79: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

indikator yang sudah ditentukan sebelumnya dan disesuaikan

dengan lingkup masalah dan tujuan yang hendak dicapai.

e. Menyusun item instrument

Instrumen yang dibagikan dapat disusun dengan langkah

sebagai berikut :

1. Membuat item-item pertanyaan

2. Membuat surat pengantar angket

3. Menyusun petunjuk dan pedoman pengisian angket

f. Menentukan skor

Setelah angket disusun, kemudian akan disusun skor dari

masing-masing jawaban. Dalam penelitian angket ini, setiap

item mempunyai alternative jawaban dan skor antara 0 sampai

1. Dari alternative jawaban tersebut diberi bobot nilai sebagai

berikut :

Bentuk item positif :

1). Alternative jawaban A, mempunyai bobot nilai 1

2). Alternative jawaban B, mempunyai bobot nilai 0

Bentuk item negative :

1). Alternative jawaban A, mempunyai bobot nilai 0

2). Alternative jawaban B, mempunyai bobot nilai 1

g. Mengadakan uji coba (try out) angket

Tujuan diadakan try out ialah agar mendapatkan angket yang

benar-benar valid. Oleh karena itu intrumen penelitian perlu

diuji melalui uji validitas dan relibilitas sebelum diterapkan

dilapangan. Tujuan diadakan try out terhadap angket adalah

untuk mengetahui kelemahan angket yang disebarkan kepada

responden dan untuk mengetahui sejauh mana responden

Page 80: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

mengalami kesulitan di dalam menjawab pertanyaan tersebut,

serta untuk memenuhi syarat validitas dan relibilitas.

4. variabel terikat (prestasi belajar sosiologi), teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah tes. Tes dalam penelitian ini adalah

tes uji prestasi belajar untuk menmgukur tingkat prestasi belajar

sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Surakarta. Tes

tersebut berbentuk multiple choice yang disusun oleh peneliti ,

dengan opsi jawaban sejumlah 5 item (a,b,c,d, dan e), dengan

alternatif jawaban paling benar mempunyai bobot nilai 1 dan

jawaban salah mempunyai bobot nilai 0. Sebelum digunakan

untuk penelitian , butir – butir soal diujicobakan dan melalui uji

validitas dan reliabilitas. Tes yang digunakan dikembangkan atau

diturunkan daro kisi-kisi kerikulum yang berlaku pada sekolah

tersebut.

F. Validitas Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas Butir Angket

Uji validitas digunakan untuk mendapatkan tingkat kevalidan

dan kesahihan atau instrumen untuk mendapatkan ketepatan antara

data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat

dikumpulkan peneliti. Rumus yang digunakan untuk menguji

validitas instrumen adalah Korelasi Product Moment dari Pearson,

yaitu:

Page 81: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y

∑X = jumlah skor butir

∑Y = jumlah skor total

(∑X)(∑Y) = jumlah perkalian skor X dan skor Y

(∑X)2 = jumlah kuadrat dari skor butir

(∑Y)2 = jumlah kuadrat dari skor total

N = jumlah responden

(Budiyono,2003:62)

Apabila rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel pada taraf

signifikan 5%, maka butir pernyataan tersebut valid. Namun, jika

rhitung lebih kecil dari rtabel, maka butir pernyataan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Sudarwan Damin (2000) “Reliabilitas instrument

adalah tingkat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur

meskipun digunakan secara berulang kali pada subyek yang sama

ataupun berbeda” (hlm 195). Dengan demikian relibialitas

merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana

suatu hasil pengukuran sampel konsisten apabila pengukuran

diulangi dua kali atau lebih bahkan untuk subyek yang sama dan

berbeda.

Suatu instrument disebut reliable apabila hasil pengukuran dengan

instrument tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut

dilakukan pada orang-orang yang berlainan (tidak memiliki kondisi

yang sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan.

Page 82: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Untuk menghitung reliabelitas digunakan rumus Alpha Cronbach

sesuai dengan rumus JP. Guilford (1954) sebagai berikut :

= Reliabilitas instrument

= Variance of part 1 of a testy the siza not spesified

= Variance of the total scores

= Number of part

Kriteria uji reliabilitas tersebut adalah jika p<0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa butir soal adalah reliabel, sebaliknya jika

p>0,05 maka butir soal dinyatakan tidak reliabel (hlm 385).

G. Analisi Data

Penelitian ini tentang hubungan kompetensi guru dan

motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS

Sma Negeri 6 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 menggunakan

pendekatan kuantitatif. Sehubungan dengan hal tersebut , peneliti

menjelaskan proses pembuatan jawaban responden dari teknik

pengumpulan data angket menjadi data yang bersifat angka-angka

dari masing-masing masing-masing variabel penelitian sebagai

berikut :

1) Kompetensi guru

Dari seluruh jawaban responden penelitian yang diskor

dengan (a) untuk jawaban ya dan (b) untuk jawaban tidak,

menghasilkan skor untuk bentuk item positif jawaban (a)

Page 83: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

mempunyai bobot nilai 1 dan jawaban (b) mempunyai

bobot nilai 0, serta untuk bentuk item negatif jawaban (a)

mempunyai bobot 0 dan jawaban (b) mempunyai bobot

nilai 1. Hasil penjumlahan skor jawaban responden

menghasilkan skor total atau skor komposit, dari masing –

masing variabel skor komposit ini menyatakan data

variabel yang masuk kategori data interval. Selanjutnya

untuk mentransformasi data berskala interval menjadi data

berskala kategorikal (deskrit) peneliti menggunakan

prosedur transformasi nilai dari skor mentah ke skor

kategorikal dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menghitung skor maksimal ideal (SMI)

Skor ini diperoleh dari menjumlahkan semua jawaban

tiap-tiap responden dari jawaban yang benar.

b. Menghitung mean ideal (MI)

Menghitung MI dengan rumus MI = 1/2 . SMI

c. Menghitung standart devisi ideal (SDI)

Menghitung standart devisi ideal dengan rumus SDI = 1/3. MI

d. Membuat pedoman konversi skor akhir berdasarkan

criteria konversi skor akhir sesuai kebutuhan . peneliti

mengkategorikan skor akhir dari variabel ini menjadi

tiga kategori yaitu sangat baik, baik dan kurang baik

dengan kode sangat baik =3, baik = 2, dan kurang baik

= 1. Dalam variabel ini menjadi tiga kategori sebagai

modifikasi dari skala 5 yang dikemukakan oleh Sutrisno

Hadi dengan pedoman konversi :

Mean + 1,5 SD = Sangat Baik

Mean + 0,5 SD = Baik

Mean – 1,5 SD = Kurang baik

Page 84: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

2) Motivasi belajar siswa

a. Menghitung skor maksimal ideal (SMI).

Skor ini diperoleh dari menjumlahkan semua jawaban

tiap-tiap responden dari jawaban yang benar.

b. Menghitung mean ideal (MI).

Menghitung MI dengan rumus MI = 1/2 . SMI

c. Menghitung standart devisi ideal (SDI)

Menghitung standart devisi ideal dengan rumus SDI = 1/3. MI

d. Membuat pedoman konversi skor akhir berdasarkan

criteria konversi skor akhir sesuai kebutuhan . peneliti

mengkategorikan skor akhir dari variabel ini menjadi

tiga kategori yaitu sangat baik, baik dan kurang baik

dengan kode sangat baik =3, baik = 2, dan kurang baik

= 1. Dalam variabel ini menjadi tiga kategori sebagai

modifikasi dari skala 5 yang dikemukakan oleh Sutrisno

Hadi dengan pedoman konversi :

Mean + 1,5 SD = Motivasi belajar tinggi

Mean + 0,5 SD = Motivasi belajar sedang

Mean – 1,5 SD = Motivasi belajar rendah

3) Prestasi belajar sosiologi

a. Menghitung skor maksimal ideal (SMI)

Skor ini diperoleh dari menjumlahkan semua jawaban

tiap-tiap responden dari jawaban yang benar.

b. Menghitung mean ideal (MI)

Menghitung MI dengan rumus MI = 1/2 . SMI

c. Menghitung standart devisi ideal (SDI)

Menghitung standart devisi ideal dengan rumus SDI = 1/3. MI

Page 85: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

d. Membuat pedoman konversi skor akhir berdasarkan

criteria konversi skor akhir sesuai kebutuhan . peneliti

mengkategorikan skor akhir dari variabel ini menjadi

tiga kategori yaitu sangat baik, baik dan kurang baik

dengan kode sangat baik =3, baik = 2, dan kurang baik

= 1. Dalam variabel ini menjadi tiga kategori sebagai

modifikasi dari skala 5 yang dikemukakan oleh Sutrisno

Hadi dengan pedoman konversi :

Mean + 1,5 SD = Sangat Baik

Mean + 0,5 SD = Cukup

Mean – 1,5 SD = Kurang baik

Mean – 0,5 SD = Gagal

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik analisis koefisian korelasi ganda yaitu cara atau

teknik khusus untuk mencari hubungan antar dua variabel

(sebagai predictor) dengan variabel lain (sebagai kriterium).

Alasan digunakannya teknik ini adalah :

1. Karena dalam penelitian ini terdapat dua variabel

predicator dan satu variabel kriterium.

2. Untuk mengetahui hubungan antara predictor

dengan kriterium, sekaligus dapat mengetahui

signifikan atau tidaknya hubungan tersebut.

Dalam pengolahan data, peneliti menggunakan bantuan

computer seri SPS-2000 edisi Sutrisno Hadi dan Yuni

Pamardiningsih UGM Yogyakarta tahun 2004 versi IBM/IN.

kaidah uji hipotesis menggunakan computer sebagai berikut:

Jika p (probalilitas) < 0,01 = sangat signifikan

Jika p (probalilitas) < 0,05 = signifikan

Jika p (probalilitas) < 0,15 = cukup signifikan

Page 86: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Jika p (probalilitas) < 0,30 = kurang signifikan

Jika p (probalilitas) > 0,30 = tidak signifikan

Langkah – langkah yang diperlukan dalam penelitian ini

untuk menguji persyaratan analisis koefisien korelasi adalah :

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang

akan

dianalisis berbentuk sebaran normal atau tidak. Dengan menggunakan

uji Chi

Kuadrat :

(Sutrisno Hadi, 2004 :259)

Keterangan :

X 2 : Chi Kuadrat

fo : Frekuensi yang diperoleh dari sampel

fh : Frekuensi yang diharapkan dari sampel

Kriteria pengujiannya adalah X 2 hit < X 2 tabel, maka sampel dari

populasi

berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas regresi itu merupakan uji signifikansi perbedaan

garis regresi yang sebenarnya ( yaitu yang dihitung dari data yang

diperoleh) dengan garis regresi teoritis ( yaitu apabila regresi itu

Page 87: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

benar-benar linier). Dalam hal ini F ini dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

(Rochman Natawidjaja, 1988 :49)

Keterangan :

Ƞ (eta) = rasio korelasi antara kedua perangkat skor

n = banyaknya sampel yang digunakan

k = banyaknya baris atau lajur skor atau kelas interval yang digunakan

r = koefisien korelasi antara kedua perangkat skor yang bersangkutan

1. Uji Hipotesis

a. Menghitung koefisien korelasi antara X1 dan Y dengan rumus dari

Sudjana (2003:47) :

Keterangan:

: Koefisien korelasi antara X1 dan Y

: Jumlah subyek

: Jumlah skor X1

∑Y : Jumlah Skor Y

b. Menghitung koefisien korelasi antara X2 dan Y dengan rumus dengan

rumus dari Sutrisno Hadi (2001:125) :

Page 88: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Keterangan :

: Koefisien korelasi antara X2 dan Y

: Jumlah subyek

: Jumlah skor X2

∑Y : Jumlah Skor Y

a. Menghitung koefisien korelasi antara kriterium Y dengan prediktor X1

dengan

prediktor X2 dengan rumus (Sutrisno Hadi : 2001 : 125):

Keterangan :

Ry(1,2) = Koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan Y

α 1 = Koefisien X1

α 2 = Koefisien X2

Page 89: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam penelitian kuantitatif, sebelum penelitian dilakukan maka perlu

diadakan uji coba angket untuk mengetahui validitas butir soal yang akan

digunakan. Maka dalam penelitian ini hasil perhitungan validitas dan reliabilitas

dipaparkan sebelum menjelaskan deskripsi data yang diperoleh.

Uji validitas digunakan untuk menguji apakah butir – butir yang

diujicobakan dapat menmgukur keadaan responden yang sebenarnya. Validitas

yang digunakan dalam pengujian ini adalah validitas konstruk, yaitu untuk

menunjukkan seberapa jauh test mengukur sifat – sifat konstruk tertentu karena

item disusun berdasarkan teori. Berdasarkan hasil uji validitas yang dibantu

dengan Program statistic SPSS dengan criteria uji validitas jika p < 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa item soal pengujian adalah valid, sebaliknya jika p >

0,05 maka item soal pengujian dinyatakan tidak valid. Adapun hasil uji validitas

adalah sebagai berikut :

a. Variabel kompetensi Guru (X1)

Dari hasil analisis butir pada angket yang diujicobakan menunjukkan

bahwa dari 80 item soal didapat 36 soal valid dan 44 soal yang

dinyatakan tidak valid atau gugur. Soal yang dinyatakan valid adalah

soal nomor 1, 2, 4, 5, 8, 11, 14, 15, 17, 19, 21, 23, 25, 26, 27, 31, 33,

35, 37, 38, 39, 41, 43, 44, 46, 48, 51, 53, 56, 61, 65, 67, 68, 69, 72, 74,

75 dan yang tidak valid adalah 3, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 16, 18, 20, 22,

24, 28, 29, 30, 32, 34, 36, 42, 45, 47, 49, 50, 52, 54, 55, 57, 58, 59, 60,

62, 63, 64, 66, 70, 71, 73, 76, 77, 78, 79, 80.

Page 90: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

b. Variabel Motivasi Belajar (X2)

Dari hasil analisis butir soal pada angket yang diujicobakan

menunjukkan bahwa dari 43 soal didapat 26 soal yang valid dan 17

soal yang tidak valid atau gugur. Soal yang dinyatakan valid adalah

soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 14, 15, 17, 19, 21, 24, 25, 26, 27, 28,

29, 30, 32, 33, 35, 36, 37, 39, 40. Dan yang tidak valid adalah 6, 8, 11,

12, 13, 16, 18, 20, 22, 23, 31, 33, 34, 38, 41, 42, 43.

Sedangkan perolehan dara reliabilitas untuk kompetensi guru

diketahui rtt = 0,973 dan 0,000. Dan variabel motivasi belajar siswa

diperoleh rtt = 0,965 dan p = 0,000. Karena rtt > dari 0,900 maka ketua

variabel diatas dapat dikatakan reliabel.

A. Deskripsi Data

Penelitian tentang hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar

siswa terhadap prestasi belajar sosiologi siswa SMA Negeri 6 Surakarta tahun

pelajaran 2011/2012 , meliputi tiga macam data yaitu :

1. Kompetensi Guru yang berasal dari skor angket responden

2. Motivasi Belajar siswa berasal dari skor angket responden

3. Prestasi belajar siswa berasal dari post test yang sesuai dengan silabus

sekolah untuk siswa kelas XI IPS.

Ketiga data tersebut, berdasarkan dari hasil penelitian akan dijelaskan

dalam uraian di bawah ini :

1. Deskripsi Data tentang Kompetensi Guru

Kompetensi Guru dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X1). Skor

data yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan rangkuman data

statistic dapat disajikan dalam uraian sebagai berikut :

Page 91: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

a. N = 30

b. Mean = 23,97

c. Std. Deviation = 2,327

Distribusi frekuensi data Kompetensi Guru disajikan dalam table

sebagai berikut :

Table 4.1 distribusi frekuensi data kompetensi guru

N valid 30

missing 0

Mean 23.9667

Std. Deviation 2.32651

Skewness -.221

Std. Error of Skewness .427

Kurtosis -1.128

Std. Error of Kurtosis .833

Range 7.00

Minimum 20.00

Maximum 27.00

Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel kompetensi guru maka dapat

diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke-5 yaitu pada

interval 27-28 dengan frekuensi 6. Kemudian diikuti kelas ke-4 pada interval 25

dengan frekuensi 5. Setelah itu diikuti kelas ke-3 pada interval 22-23 dengan

frekuensi 4. Sedangkan responden yang paling sedikit menempati kelas ke-2

diikuti interval 20,24 dan 26 dengan frekuensi 3. Penyebaran data dapat dapat

diperiksa dalam histogram berikut ini :

Page 92: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Gambar 2.1. Grafik Histogram Kompetensi Guru (X1)

2. Deskripsi Data tentang Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X2). Skor data

yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan rangkuman data statistic

dapat di sajikan dalam uraian sebagai berikut :

N = 100

Mean = 17,48

Std. Deviation = 2,667

Page 93: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Distribusi frekuensi data Motivasi Belajar Siswa disajikan dalam tabel

sebagai berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Motivasi Belajar Siswa (X2)

N Valid 100

Missing 0

Mean 17.4800

Std. Deviation 2.65710

Skewness -.566

Std. Error of Skewness .241

Kurtosis .079

Std. Error of Kurtosis .478

Range 12.00

Minimum 10.00

Maximum 22.00

Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel motivasi belajar siswa maka

dapat diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke-3 yaitu

pada interval 19-20 dengan frekuensi 20. Kemudian diikuti oleh kelas ke-2 yaitu

pada interval 16-17 dengan frekuensi 15. Kemudian diikuti olek kelas ke -1

dengan interval 14 dan 18 dengan frekuensi 10. Sedangkan responden paling

sedikit berada pada kelas ke-4 dengan interval 22 dan frekuensi 5. Penyebaran

data dapat diperiksa dalam histogram berikut ini :

Page 94: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Gambar 3.1. Grafik Histogram Motivasi Belajar Siswa (X2)

3. Deskripsi Data tentang Prestasi Belajar

Prestasi belajar sosiologi dalam penelitian ini adalah variabel terikat (Y).

skor data yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran . sedangkan rangkuman

data statistic dapat disajikan dalam uraian sebagai berikut :

N = 100

Mean = 32,3100

Std.Deviation = 6,16391

Page 95: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Distribusi frekuensi data dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Data tentang Prestasi Belajar

N Valid 100

Missing 0

Mean 32.3100

Std. Deviation 6.16391

Skewness .220

Std. Error Skewness .241

Kurtosis -.118

Std. Error of Kurtosis .478

Range 28.00

Minimum 20.00

Maximum 48.00

Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel prestasi belajar sosiologi (Y)

dapat diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke -3 pada

interval 30 dengan frekuensi 20. Kemudian diikuti kelas ke-1 pada interval 25

dengan frekuensi 15. Setelah itu diikuti kelas ke-2 pada interval 35 dengan

frekuensi 10. Sedangkan responden paling sedikit berada pada kelas ke-4 pada

interval 40 dengan frekuensi 5. Penyebaran data dapat diperiksa dalam histogram

sebagai berikut :

Page 96: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Gambar 4.1 Grafik Histogram Prestasi Belajar Sosiologi (Y)

Page 97: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

B. Pengujian Prasyarat Analisis

1. Normalitas Sebaran Data

Dengan memperhatikan tabel sebaran kompetensi guru diketahui

sebagai berikut :

Mean = 23,97 , Std. Deviation = 2,327 , dan N = 30

dengan rentang interval : Range = 7, Skewness = -0,221 , serta

Kurtosis = -1,128 maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data

distribusi normal.

C. Pengujian Hipotesis

Korelasi antara Kompetensi Guru (X1) dan Motivasi Belajar Siswa (X2)

dengan Prestasi Belajar Sosiologi (Y) dapat dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel. 4.4 Korelasi antara Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar

Dengan Prestasi Belajar Sosiologi

Variabel X1 X2 Y Signifikansi

X1 r = 0,022

p = 0,45

Tidak

signifikan

X2 r = -0,119

p = 0,26

Kurang

signifikan

X1X2 r12y = 0,12

p = 0,82

Tidak

signifikan

Dengan menggunakan kaidah uji hipotesis jika p < 0,30 = kurang

signifikan dan jika p > 0,30 = tidak signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa

korelasi antara X1 dan Y tidak memiliki hubungan yang signifikan, sedangkan

Page 98: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

korelasi antara X2 dan Y memiliki hubungan yang kurang signifikan. Jadi

korelasi antara X1,X2 dan Y tidak memiliki hubungan yang signufikan.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Setelah dilakukan perhitungan dan analisis data untuk pengujian hipotesis

kemudian dilakukan pembahasan dan analisis data terhadap rumusan hipotesis

sebagai berikut :

1. Hubungan antara Kompetensi Guru (X1) dengan

Prestasi Belajar sosiologi (X2)

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil perhitungan yang telah dilakukan

bahwa hipotesis nomer satu yang berbunyi “ada hubungan yang positif antara

kompetensi guru dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA

Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 “ ditolak, karena diperoleh data

nilai rx1y =0,022 dan p = 0,45. Karena p > 0,30 dan sesuai dengan kriteria

pengujian maka hasil yang didapat adalah tidak signifikan. Hal tersebut

dikarenakan walaupun pada dasarnya kompetensi yang baik pada guru belum

tentu member sumbangan pada siswa untuk berprestasi lebih baik.. Jadi saat ini

kompetensi Guru di SMA Negeri 6 Surakarta belum ada hubungan yang positif

dengan prestasi belajar siswa.

2. Hubungan Motivasi Belajar Siswa (X2) dengan

Prestasi Belajar Sosiologi siswa (Y)

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan bahwa

hipotesis yang berbunyi “ ada hubungan yang positif antara motivasi belajar

siswa dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6

Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012” diterima, karena diperoleh data sebagai

berikut : nilai rx2y = -0,119 dan p = 0,26. Karena p = < 0,30 dan sesuai dengan

kriteria pengujian maka hasil yang didapat adalah signifikan.

Page 99: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memiliki usaha dan kemauan

keras yang tinggi untuk banyak melakukan dan mencoba kegiatan yang

mendorong kegiatan belajar., memelihara kualitas belajar yang bagus dan

berusaha mengatasi segala hambatan dan kesulitan dalam belajar serta

mempunyai pengharapan yang kuat untuk sukses dan lebih baik dari prestasi

sebelumnya. Sehingga siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi

mempunyai prestasi yang baik. Jadi motivasi belajar siswa disini masih berperan

dalam prestasi belajar mereka. Walaupun dalam penelitian menunujukkan bahwa

motivasi belajar dan prestasi belajar sosiologi memiliki hubungan yang kurang

signifikan.

3. Hubungan Antara Kompetensi Guru (X1) dan Motivasi Belajar

Siswa (X2) Dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa (Y)

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan bahwa

hipotesis nomer tiga yang berbunyi “ada hubungan yang positif antara kompetensi

guru dan motivasi belajar dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS

SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/1012” ditolak, karena diperoleh

data sebagai berikut : nilai rx12y = 0,12 dan p = 0,82. Karena p > 0,30 dan sesuai

dengan kriteria pengujian maka hasil yang didapatkan adalah tidak signifikan.

Page 100: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari deskripsi data dan pengujian hipotesis yang telah

dilakukan, dapat diambil simpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil analisis data yang dilakukan diketahui bahwa hipotesis

nomer satu yang berbunyi “ada hubungan yang positif antara

kompetensi guru dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS

SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 “ ditolak, karena

diperoleh data nilai rx1y =0,022 dan p = 0,45. Karena p > 0,30 dan

sesuai dengan kriteria pengujian maka hasil yang didapat adalah tidak

signifikan.

2. Dari hasil analisis data yang dilakukan diketahui bahwa hipotesis

nomer dua yang berbunyi “ ada hubungan yang positif antara motivasi

belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS

SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012” diterima, karena

diperoleh data sebagai berikut : nilai rx2y = -0,119 dan p = 0,26.

Karena p = < 0,30 dan sesuai dengan kriteria pengujian maka hasil

yang didapat adalah kurang signifikan. Semakin tinggi motivasi dalam

diri siswa semakin tinggi pula keinginan siswa untuk berprsetasi lebih

baik, tekun belajar, memelihara kualitas belajar, serta berusaha

mengatasi segala hambatan dan kesulitan dalam belajar serta

mempunyai pengharapan yang kuat untuk sukses agar lebih baik dari

prestasi sebelumnya. Tetapi jika semakin menurunnya motivasi belajar

siswa maka prestasi belajar yang dicapai juga kurang maksimal.

3. Dari hasil analisis data yang dilakukan diketahui bahwa hipotesis

nomer tiga yang berbunyi “ada hubungan yang positif antara

Page 101: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

kompetensi guru dan motivasi belajar dengan prestasi belajar sosiologi

siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran

2011/1012” ditolak, karena diperoleh data sebagai berikut : nilai rx12y

= 0,12 harga F = 0,20 dan p = 0,82. Karena p > 0,30 dan sesuai

dengan kriteria pengujian maka hasil yang didapatkan adalah tidak

signifikan. Kompetensi guru yang baik tidak mempengaruhi terhadap

prestasi belajar siswa menjadi lebih baik. Tapi dengan motivasi belajar

dalam diri siswa dapat mempengaruhi prestasi mereka lebih tinggi.

Jadi dapat dinyatakan bahwa kompetensi guru yang baik dan motivasi

belajar siswa tidak ada hubungan positif terhadap prestasi belajar

sosiologi siswa.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, maka dapat

dikemukakan beberapa implikasi sebagai berikut :

1. Dengan tidak adanya hubungan yang positif antara kompetensi guru dengan

prestasi belajar sosiologi siswa, maka dapat member gambaran bahwa

adanya kompetensi guru yang bagus belum tentu dapat menunjang prestasi

belajkar siswa lebih baik. Tapi bukan berarti kompetensi guru yang baik

tidak diperlukan. Dengan adanya kompetensi guru yang semakin lebih baik

lagi ke depannya mungkin saja nanti bisa menjadi pendorong siswa untuk

mau belajar lebih giat. Karena bagaimanapun guru adalah seorang contoh

bagi siswanya.

2. Motivasi belajar yang dimiliki siswa memiliki hubungan yang erat dengan

prestasi belajar siswa. karena motivasi belajar merupakan dorongan yang ada

pada diri siswa untuk dapat mencapai atau mendapatkan sesuatu yang

menjadi prioritasnya. Suatu kegiatan yang dilakukan tanpa adanya motivasi

maka kemungkinan besar hasil yang diperoleh juga tidak akan maksimal,

karena tidak ada kemauan dari dalam diri sendiri. Namun sebaliknya apabila

Page 102: HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR …/Hubungan...hubungan antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

motivasinya besar, maka segala sesuatu yang dirasa berat akan terasa ringan

dan mudah untuk dilakukan. Semakin termotivasi diri siswa, maka criteria

prestasi yang diinginkan akan diperoleh dengan maksimal. Jadi dengan

adanya motivasi belajar, seseorang dapat mencapai hasil yang lebih baik.

3. Kompetensi guru dan motivasi belajar siswa tidak memiliki hubungan yang

positif dengan prestasi belajar sosiologi siswa. guru dan siswa memang tidak

dapat dipisahkan tapi dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi

guru dan motivasi belajar siswa tidak memiliki hubungan dengan prestasi

belajar. Melainkan motivasi belajar siswa lah yang memiliki hubungan

dengan prestasi belajar sosiologi siswa. Sedangkan kompetensi guru yang

baik tidak menunjukkan hubungan positif dengan prestasi belajar sosiologi.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi dari hasil penelitian diatas, maka perlu

penulis sampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Kepada siswa

a. siswa hendaknya menyadari bahwa kompetensi guru yang baik

sebenarnya bisa membantu mendorong motivasi belajarnya. Sebaiknya

siswa juga lebih menjaklin hubungan yang baik dengan guru.

b. Siswa hendaknya mampu memotivasi dirinya sendiri untuk pencapaian

prestasi yang lebih baik lagi.

2. Kepada sekolah

a. Sekolah hendaknya memberi dukungan bagi terbentuknya lingkungan

yang lebih baik agar tercipta suasana yang kondusif disekolah.

3. Kepada orang tua

Orang tua hendaknya selalu mengawasi dan membimbing anaknya dalam

bergaul demngan teman baik disekolah maupun lingkungan luar sekolah.