hubungan antara kematangan psikososial dengan...

119
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI PADA MAHASISWA PERANTAU DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA HALAMAN JUDUL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh : Age Tiara Wimana 139114047 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 30-Nov-2020

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN

STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI PADA MAHASISWA PERANTAU

DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

HALAMAN JUDUL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Age Tiara Wimana

139114047

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

ii

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

iii

ALAMAN PENGESAHAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

untuk dukungan dari orang-orang yang saya cintai,

untuk proses yang sudah saya lalui,

dan untuk masa depan yang sudah menanti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

v

MOTTO

from now on

what's waited till tomorrow starts tonight

it starts tonight

and let this promise in me start

like an anthem in my heart

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

vi

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Oktober 2018

Age Tiara Wimana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

vii

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN

PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI PADA

MAHASISWA PERANTAU DI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

Age Tiara Wimana

ABSTRAK

Penelitian ini berusaha melihat hubungan antara kematangan psikososial dengan

penggunaan strategi akulturasi integrasi pada mahasiswa perantau. Penelitian ini

dilakukan kepada 229 mahasiswa perantau di Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta, dengan usia 18-25 tahun. Pemilihan partisipan

dilakukan dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan dua buah skala, yaitu skala Penggunaan Strategi Akulturasi

Integrasi, dan MEPSI. Data yang didapat kemudian dikorelasikan dengan uji

korelasi Spearman’s rho. Hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi sebesar

0,236 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa

ada hubungan signifikan dan positif di antara kematangan psikososial dengan

penggunaan strategi akulturasi integrasi pada mahasiswa perantau. Kemampuan-

kemampuan yang dikembangkan dalam kematangan psikososial dapat

mendukung individu untuk menjalin relasi dengan orang lain, dan juga dapat

mendukung pembentukan identitas individu. Di sisi lain, kedua hal tersebut juga

dapat mendukung pengambilan strategi akulturasi integrasi.

Kata kunci : integrasi, kematangan psikososial, perantau, strategi akulturasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

viii

THE CORRELATION BETWEEN PSYCHOSOCIAL MATURITY

AND THE APPLICATION OF INTEGRATION AS AN

ACCULTURATION STRATEGY IN UNDERGRADUATE PSYCHOLOGY

DEPARTMENT STUDENT OF SANATA DHARMA UNIVERSITY FROM

OUTSIDE YOGYAKARTA

ABSTRACT

This study is aimed to seek the correlation between psychosocial maturity and the application of integration as an acculturation strategy in undergraduate students

from outside Yogyakarta. This study had 229 undergraduate students from outside

Yogyakarta in Department of Psychology, Sanata Dharma University, aged 18-25

as the participant. Purposive Sampling method was used in this study. Data

collection was accomplished with Application Integration Acculturation

Strategies and MEPSI. The data itself was correlated with Spearman’s rho

correlation test. The results showed 0,236 correlation and significancy 0,000

(p<0,05). This data means that there is a significant and positive correlation

between psychosocial maturity and application of integration as an acculturation

strategy in undergraduate students from outside Yogyakarta. Developed

competencies in psychosocial maturity enable individuals to establish a

relationship with others and support identity achievement. Those competencies

are required in the application of integration as an acculturation strategies.

Keywords : acculturation strategy, integration, psychosocial maturity, student

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

ix

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Age Tiara Wimana

Nomor Mahasiswa : 139114047

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN

PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI PADA

MAHASISWA PERANTAU DI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola di internet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Yogyakarta

Pada Tanggal : 26 Oktober 2018

yang menyatakan,

Age Tiara Wimana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya yang melimpah

sehingga penelitian ini dapat berjalan dan selesai dibuat. Proses pembuatan skripsi

ini juga tidak lepas dari peran banyak pihak yang telah memberikan waktu,

pikiran, tenaga, dan dukungan bagi pneliti. Maka dari itu, peneliti mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Titik Kristiyani M.Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum, M.App,Psych. selaku Kepala

Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Passchedona Henrietta Puji Dwi Astuti Dian Sabbati, S.Psi., M.A.

selaku Wakil Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma.

5. Bapak Edward Theodorus, M.App.Psy. selaku dosen pembimbing skripsi,

yang tidak pernah lelah dan dengan sabar mendampingi peniliti dalam

pembuatan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma yang sudah membantu dan mendukung peneliti sampai saat ini.

7. Seluruh partisipan yang telah mau ambil bagian dalam penelitian ini, serta

semua penulis yang karyanya menjadi acuan dan inspirasi dalam proses

pembuatan skripsi ini.

8. Mami, Babeh, Esol, dan Egol atas cinta, doa, dan semangat yang diberikan

pada peneliti. Juga Om Roni dan Mbah Slawi yang mendukung peneliti

dengan caranya masing-masing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

xi

9. Koleta Acintya Saraswati, yang sudah menjadi sumber semangat, pemberi

masukan, dan pendamping dalam keseharian. Terima kasih sudah mau

berjalan bersama dalam perjalanan ini.

10. Om Ivan, Tante Inez, dan Kaki Nini atas dukungan yang sungguh besar

artinya bagi peneliti.

11. Dr.Y.B. Cahya Widiyanto, M.Si., Timotius Maria Raditya Hernawa,

M.Psi., Mbak Thia, dan juga seluruh asisten P2TKP yang telah menjadi

guru, sahabat, dan keluarga yang penuh CINTA.

12. Cyrillus Yuniarto Purnomo, Felix Dewa Ndaru, Bonivasios Dwi, Nikolaus

Kusumasmara, Amatohula Lahagu, dan Stefanus Krisna atas suka duka

yang telah dibagikan.

13. Teman-teman dari Bimbingan Skripsi Pak Edo, seluruh mahasiswa

Psikologi, khususnya Kelas D angkatan 2013 yang sudah berbagi ilmu

skaligus menjadi teman seperjuangan peneliti.

14. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, namun telah

membentuk peneliti menjadi seperti saat ini.

Peneliti berharap agar penelitian ini membawa banyak manfaat, akan

tetapi peneliti juga menyadari ada banyak kelemahan dan kekurangan dalam

penelitian ini. Maka dari itu, peneliti juga terbuka terhadap adanya kritik dan

saran yang dapat membantu penelitian ini dan juga peneliti untuk menjadi lebih

baik. Sekali lagi, terima kasih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING............................................................... ii

ALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................................................ v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................................................vii

ABSTRACT ................................................................................................................................ viii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............................................................ ix

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... x

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. xvii

BAB I ............................................................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1

B. Rumusan Permasalahan .................................................................................................... 11

C. Ruang Lingkup ................................................................................................................. 12

D. Tujuan .............................................................................................................................. 12

E. Pertanyaan Penelitian........................................................................................................ 12

F. Manfaat Penelitian ............................................................................................................ 13

1. Bagi Mahasiswa Perantau ............................................................................................ 13

2. Bagi orangtua dan pihak universitas ............................................................................ 13

3. Bagi masyarakat di sekitar tempat tinggal mahasiswa perantau.................................... 13

4. Bagi ilmuwan dan praktisi psikologi............................................................................ 14

BAB II ........................................................................................................................................ 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

xiii

A. Pengantar .......................................................................................................................... 15

B. Dinamika Psikologis Mahasiswa Perantau ........................................................................ 15

1. Perspektif Perkembangan ............................................................................................ 16

2. Perspektif Psikologi Sosial .......................................................................................... 18

C. Strategi Akulturasi Integrasi ............................................................................................. 21

1. Definisi ....................................................................................................................... 21

2. Aspek-aspek Strategi Akulturasi Integrasi ................................................................... 23

3. Faktor-faktor ............................................................................................................... 25

4. Proses dan Dampak ..................................................................................................... 28

D. Strategi Akulturasi Integrasi pada Mahasiswa Perantau..................................................... 31

E. Kematangan Psikososial ................................................................................................... 32

1. Definisi Kematangan Psikososial ................................................................................ 32

2. Tahap-tahap Perkembangan Psikososial ...................................................................... 35

3. Proses dan dampak ...................................................................................................... 39

F. Kematangan Psikososial Mahasiswa Perantau ................................................................... 41

G. Hubungan Antara Kematangan Psikososial dengan Strategi Akulturasi Integrasi pada

Mahasiswa Perantau ............................................................................................................... 43

H. Kerangka Konseptual........................................................................................................ 46

I. Hipotesis .......................................................................................................................... 49

BAB III ....................................................................................................................................... 50

A. Pengantar .......................................................................................................................... 50

B. Rancangan Penelitian........................................................................................................ 50

C. Partisipan .......................................................................................................................... 50

D. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel .................................................................. 51

1. Strategi Akulturasi Integrasi ........................................................................................ 51

2. Kematangan Psikososial .............................................................................................. 52

E. Prosedur ........................................................................................................................... 52

F. Alat pengumpulan data ..................................................................................................... 54

1. Strategi Akulturasi Integrasi ........................................................................................ 55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

xiv

2. Kematangan Psikososial .............................................................................................. 57

3. Validitas ...................................................................................................................... 59

4. Seleksi item ................................................................................................................. 60

5. Reliabilitas .................................................................................................................. 61

G. Analisis Data .................................................................................................................... 62

1. Uji Normalitas............................................................................................................. 62

2. Uji Hipotesis ............................................................................................................... 62

H. Pertimbangan Etis ............................................................................................................. 63

BAB IV ....................................................................................................................................... 64

A. Pengantar .......................................................................................................................... 64

B. Hasil ................................................................................................................................. 64

1. Deskripsi Data Partisipan ............................................................................................ 64

2. Deskripsi Data Penelitian ............................................................................................ 66

3. Uji Normalitas............................................................................................................. 68

4. Uji Hipotesis ............................................................................................................... 69

C. Pembahasan ...................................................................................................................... 70

BAB V ........................................................................................................................................ 76

A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 76

B. Keterbatasan ..................................................................................................................... 77

C. Saran ................................................................................................................................ 77

1. Bagi mahasiswa perantau ............................................................................................ 78

2. Bagi orangtua, dosen, dan pihak universitas ................................................................ 78

3. Bagi masyarakat di lingkungan sekitar mahasiswa perantau ........................................ 79

4. Bagi komunitas ilmuwan psikologi .............................................................................. 79

D. Komentar Penutup ............................................................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 81

LAMPIRAN ................................................................................................................................ 94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Blueprint Skala Strategi Akulturasi Integrasi…………………… 53

Tabel 3.2. Bobot Skala Strategi Akulturasi Integrasi………………………. 54

Tabel 3.3. Sabaran Item Skala Strategi Akulturasi Integrasi

untuk Try Out…………………………………………………… 54

Tabel 3.4. Sebaran Item MEPSI……………………………………………. 56

Tabel 3.5. Sabaran Item Skala Strategi Akulturasi Integrasi

Setelah Seleksi Item…………………………………………….. 58

Tabel 4.1. Jenis Kelamin Partisipan………………………………………... 61

Tabel 4.2. Usia Partisipan………………………………………………….. 62

Tabel 4.3. Daerah Asal Partisipan………………………………………….. 63

Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Deskripsi Variabel…………………………... 64

Tabel 4.5. Hasil Pengukuran Deskripsi Variabel Penggunaan

Strategi Akulturasi Integrasi dan Uji Beda

Mean Empiris dengan Mean Teoretis…………………………... 64

Tabel 4.6. Mean Skor Skala Penggunaan Strategi Akulturasi

Integrasi Berdasarkan Daerah Asal……………………………... 65

Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Data Penelitian…………………………… 66

Tabel 4.8. Hasil Uji Hipotesis……………………………………………… 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Uji Coba Skala Penggunaan Strategi Akulturasi Integrasi…... . 85

Lampiran 2 : Informed Consent Penelitian………………………………..... 88

Lampiran 3 : Reliabilitas Skala Penggunaan Strategi Akulturasi Integrasi… 89

Lampiran 4 : Uji Nomalitas………………………………………………… . 92

Lampiran 5 : Uji Hipotesis………………………………………………..... . 92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Skema Penelitian………………………………………….... 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian ini membahas mengenai penggunaan strategi akulturasi integrasi

pada mahasiswa perantau di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Peneliti merasa tertarik dengan penelitian ini karena tiga alasan, yaitu

1) peneliti merasa sedih melihat teman sekelas peneliti yang kesulitan dalam

menghadapi perbedaan budaya, 2) peneliti sendiri merupakan mahasiswa perantau

yang sempat mengalami kesulitan di perantauan, dan 3) peneliti ingin melakukan

sesuatu dalam kapasitasnya sebagai mahasiswa psikologi untuk membantu

mahasiswa perantau yang mengalami kesulitan dalam menghadapi perbedaan

budaya di perantauan.

Pertama, peneliti merasa sedih saat melihat teman sekelas peneliti yang

merasa tidak nyaman dengan kondisi di kelas karena perbedaan budaya, padahal

seharusnya ada cara lain yang bisa dilakukan oleh teman tersebut. Teman tersebut

mengalami kesulitan dalam menjalin pertemanan di kelas. Dia menjadi sangat

pendiam, tidak memiliki banyak teman, dan juga memiliki prestasi akademik yang

kurang baik di kelas. Di sisi lain, ada teman peneliti yang lain yang memiliki cara

berbeda dalam menghadapi perbedaan budaya di perantauan. Teman tersebut

berbicara dengan aksen daerah asalnya dan menjalin relasi yang baik dengan

orang-orang yang ditemui. Teman tersebut juga suka pergi mencicipi makanan-

makanan khas Yogyakarta, dan pergi ke tempat-tempat menarik. Dalam hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

2

pertemanan, teman tersebut memiliki banyak teman dan menjadi tempat bagi

teman-teman lain untuk bercerita serta mencurahkan isi hati. Peneliti merasa

bahwa seharusnya teman peneliti yang pertama bisa menggunakan cara

menghadapi perbedaan budaya yang diambil oleh teman kedua.

Kedua, peneliti sendiri merupakan mahasiswa perantau yang pernah

mengalami kesulitan dalam menghadapi perbedaan budaya. Selama hidup di

perantauan, peneliti mengalami kesulitan terkait dengan penggunaan bahasa.

Peneliti berasal Purwokerto, di mana bahasa Jawa di Purwokerto memiliki

kosakata dan dialek yang berbeda dengan bahasa Jawa yang digunakan di

Yogyakarta. Peneliti merasa malu karena dalam keseharian dialek tersebut sering

dianggap lucu oleh kebanyakan orang. Peneliti membutuhkan beberapa waktu

sebelum akhirnya dapat memperkaya kosakata dan memperhalus dialek untuk

memperlancar komunikasi dengan teman lain. Untuk mencapai hal tersebut,

peneliti terus-menerus membiasakan diri untuk berelasi dengan teman dari budaya

yang berbeda. Keseluruhan proses ini membuat peneliti merasa lega, karena

setelah itu peneliti menjadi semakin percaya diri dan mudah bergaul dengan

orang-orang di perantauan. Peneliti merasa bahwa membuka diri terhadap budaya

di tempat baru sangat membantu peneliti untuk mengatasi kesulitan di perantauan.

Alasan ketiga, peneliti ingin melakukan sesuatu dalam kapasitasnya sebagai

mahasiswa psikologi untuk membantu mahasiswa perantau yang mengalami

kesulitan dalam menghadapi perbedaan budaya di perantauan. Peneliti melakukan

penelitian mengenai strategi akulturasi integrasi, di mana strategi akulturasi

integrasi merupakan strategi yang adaptif untuk digunakan dalam menghadapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

3

perbedaan budaya (Berry, 1997). Penelitian ini bisa menjadi referensi dan

memberikan gambaran bagi mahasiswa perantau yang sedang menghadapi

berbagai tantangan di perantauan bahwa ada cara-cara adaptif yang dapat

digunakan. Dengan begitu, melalui penelitian ini peneliti dapat berkontribusi

untuk membuat kondisi mahasiswa perantau menjadi lebih baik.

Ketiga alasan di atas menunjukkan bahwa topik penelitian ini sangat

bermakna bagi peneliti. Penelitian ini juga dapat digunakan untuk menerapkan

ilmu yang telah didapat ke dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah membahas mengenai ketertarikan peneliti, bagian selanjutnya akan

membahas mengenai latar belakang penelitian ini dan juga permasalahan apa yang

berusaha diselesaikan melalui penelitian ini. Pada bab ini juga akan dijabarkan

manfaat dari penelitian ini, baik bagi mahasiswa perantau, bagi orangtua, dosen,

pihak universitas, dan bagi ilmuwan psikologi.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Yogyakarta menjadi tujuan banyak

orang untuk berkuliah. Hal ini sudah dimulai sejak Ki Hajar Dewantara, seorang

tokoh pendidikan dan pergerakan nasional, mendirikan Perguruan Tamansiswa

pada tahun 1922 (Darmaningtyas, 2017). Perguruan tersebut memberikan

pendidikan kepada semua kalangan, tidak hanya untuk bangsawan saja seperti

sekolah-sekolah pada jaman penjajahan Belanda (Hanna, 2017). Dengan

membuka pendidikan untuk semua kalangan, dalam kurun delapan tahun

Perguruan Tamansiswa berkembang pesat dan memiliki puluhan ribu murid

(Darmaningtyas, 2017). Sejak saat itu, pendidikan di Yogyakarta berkembang

pesat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

4

Perkembangan perguruan tinggi di Yogyakarta tidak lepas dari sikap

dukungan pemimpin Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono

IX. Pada tahun 1946, Sri Sultan Hemengku Buwono IX yang juga menjabat

sebagai wakil presiden Republik Indonesia, mengambil peran besar dalam

pendirian UGM (Iwan, n.d.). Ia menjadi penggagas beridirinya UGM, dan juga

memberikan tanah miliki kraton untuk dijadikan tempat berdirinya UGM. Tidak

hanya itu, lingkungan kraton juga dibuka untuk kegiatan perkuliahan.

Keterbukaan ini membuat pendidikan di Yogyakarta menjadi semakin

berkembang. Saat ini, terdapat 106 perguruan tinggi di Yogyakarta (Kementerian

Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, 2016).

Yogyakarta menjadi tujuan mahasiswa untuk merantau juga karena biaya

hidup yang relatif murah dibandingkan dengan biaya hidup di kota-kota lain

(Araro, 2018). Pada tahun 1980 nasi kucing menjadi makanan yang populer di

kalangan mahasiswa. Disebut nasi kucing karena makanan tersebut berisi porsi

kecil nasi yang diberi ikan teri. Bahkan hingga sekarang nasi kucing masih sangat

mudah ditemui di Yogyakrta dengan harga sekitar Rp 1.500 – Rp 2.000 per porsi

(Sulkhan, 2018).

Jumlah mahasiswa perantau di Yogyakarta selalu meningkat dari tahun ke

tahun. Pada tahun 2013, persentase mahasiswa perantau di Yogyakarta mencapai

78,8 persen (“Pertahankan ‘Indonesia Mini’ di Yogyakarta,” 2013). Dengan

jumlah sebesar itu, pertemuan antara budaya yang berbeda akan terjadi.

Banyaknya mahasiswa perantau yang berkuliah di Yogyakarta membuat

terjadinya kontak antara mahasiswa dari suatu daerah dengan mahasiswa dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

5

daerah lainnya. Berbagai artikel menyebutkan manfaat dari perantau, sseperti

menjadi lebih mandiri, bertanggungjawab, belajar budaya baru, menumbuhkan

rasa cinta pada negara, dan lain sebagainya (Fadhilla, 2017; Nindra, 2017; Tarana,

2017).

Manfaat dari merantau ini dirasakan oleh Putri Nuzulil, seorang mahasiswa

dari Aceh yang berkuliah di Bandung (Nuzulil, 2017). Putri Nuzulil merasa

bahwa dirinya adalah anak yang manja, yang selalu mengandalkan orangtua

dalam menghadapi permasalahan. Contoh yang diceritakan oleh Putri adalah

ketika Putri menghadapi masalah, ia akan langsung berkeluh kesah pada

orangtuanya. Contoh lainnya, Putri yang memiliki suatu alergi akan

membangunkan kedua orangtuanya di tengah malam apabila alerginya kambuh,

meskipun Putri menyadari bahwa alergi tersebut bisa diatasi hanya dengan

meminum obat tanpa perlu membangunkan orangtuanya. Putri merasa bahwa

dengan merantau dirinya bisa semakin mandiri. Putri juga lebih mampu

bertanggungjawab atas dirinya sendiri, mampu mengatur keuangan, dan banyak

manfaat lain.

Putri mengungkapkan bahwa kunci suksesnya untuk hidup di perantauan

adalah dengan fokus pada tujuannya untuk merantau (Nuzulil, 2017). Putri juga

selalu menjalin kontak dengan kedua orangtuanya di Aceh, dan tetap

mempertahankan nilai-nilai yang dibwanya dari Aceh supaya tidak terbawa

kehidupan bebas di Bandung.

Pengalaman lain diceritakan oleh Arief, mahasiswa perantau dari Depok

yang berkuliah di Solo. Di Solo, Arief mengalami kesulitan untuk menjalin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

6

percakapan sehari-hari dengan teman yang berbahasa Jawa. Ia mengungkapkan

bahwa tingkatan dalam bahasa Jawa menjadi kesulitan bagi dirinya untuk

memahami bahasa Jawa. Untuk mengatasi hal tersebut Arief berusaha

mempelajari bahasa Jawa sederhana dalam kehidupan sehari, mulai dari

menggunakan kata “nggih” dalam percakapan sehari-hari untuk merespon

percapakan dalam Bahasa Jawa. Hal ini memperlancar komunikasi Arief dengan

orang dari Jawa, sehingga adaptasinya di Solo menjadi semakin lancar.

Dalam kajian psikologi, kedua cara menghadapi perbedaan budaya tersebut

dalam pengalaman tersebut disebut dengan strategi akulturasi integrasi (Berry,

2007). Penggunaan strategi tersebut ditandai dengan adanya orientasi individu

untuk mempertahankan budaya yang asli yang dimilikinya, dan juga adanya

perilaku membuka diri terhadap budaya di lingkungan baru. Berbagai literatur

mengungkapkan bahwa strategi akulturasi integrasi merupakan strategi yang

paling adaptif untuk digunakan di perantauan karena membawa berbagai dampak

positif bagi individu yang menggunakannya, seperti hidup lebih sejahtera, dan

lebih cepat beradaptasi di perantauan (Berry, 1997, 2007; Berry & Hou, 2017). Di

sisi lain, penggunaan strategi yang jauh dari strategi akulturasi integrasi dapat

membawa hasil yang berbeda pula. Penggunaan strategi akulturasi marginalisasi

misalnya, di mana individu tidak membuka diri terhadap budaya di lingkungan

barunya, dapat membawa individu memiliki kepuasan hidup yang rendah di

perantauan karena rentan mengalami konflik dan diskriminasi di perantauan

(Berry & Hou, 2017; Ramos, Cassidy, Reicher, & Haslam, 2016).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

7

Pada tahun 2014 sempat ramai dibicarakan seseorang bernama Florence

Sihombing, mahasiswa pascasarjana yang berkuliah di Yogyakarta. Berawal dari

Florence yang ditegur karena memotong antrean saat hendak melakukan

pengisian bahan bakar, ia mencurahkan perasaannya di media sosial (Tim VIVA,

2014).

“Jogja miskin, tolol, miskin dan tak berbudaya. Teman-teman

Jakarta, Bandung, jangan mau tinggal di Jogja”.

Banyak pihak yang merasa tidak terima dengan kiriman tersebut dan

melaporkan kasus ini ke polisi. Bahkan situs berita liputan6.com menulis dengan

judul Florence Sihombing kini jadi orang paling dicari di Jogja (“Florence

Sihombing Kini Jadi `Orang Paling Dicari di Jogja`,” 2014). Kasus ini terus

berjalan di pengadilan, hingga akhirnya Florence dijatuhi hukuman 2 bulan

penjara karena dianggap melakukan pencemaran nama baik (Yanuar, 2015).

Kasus di atas menunjukkan bahwa Florence tidak menggunakan strategi yang

adaptif di perantauan.

Ditinjau dari teori Berry, Florence nampak tidak menggunakan strategi

akulturasi yang adaptif. Dari kasus Florence, ia terlihat mempertahankan budaya

asli yang dimiliki dengan mengajak teman-temannya yang berasal dari Jakarta dan

Bandung untuk tidak ke Yogyakarta. Padahal Florence adalah mahasiswa yang

berkuliah di Yogyakarta, akan tetapi Florence seperti tidak mengidentifikasi

Yogyakarta sebagai tempat tinggalnya juga. Dari sisi terbuka atau menerima

budaya di perantauan, Florence juga terlihat tidak melakukan hal tersebut.

Florence cenderung terlihat tidak menyesuaikan diri dengan budaya yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

8

Yogyakarta. Dari pembahasan di atas, Florence terlihat seperti menggunakan

strategi akulturasi separasi, di mana strategi akulturasi ini merupakan strategi

yang tidak adaptif karena membatasi interaksi dengan budaya di tempat baru.

Penggunaan strategi yang adaptif menekankan pada perantau untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan. Di sisi lain, dalam psikologi dikenal

pendekatan psikososial, di mana pendekatan ini juga memandang bahwa

perkembangan psikologis individu tidak hanya berasal dari dalam dirinya saja,

melainkan juga dari interaksi antara individu dengan lingkungan sosialnya

(Erikson, dalam Newman & Newman, 2012). Individu yang tumbuh bersama

dengan lingkungan sosialnya kemungkinan memiliki penyesuaian diri yang baik

pula terhadap lingkungan. Kemampuan penyesuaian diri ini merupakan

kemampuan yang dibutuhkan dalam penggunaan strategi akulturasi integrasi. Hal

ini memungkinkan adanya hubungan antara kematangan psikososial pada individu

dengan pengambilan strategi akulturasi integrasi.

Teori tahap perkembangan psikososial dari Erikson membagi tahap

perkembangan ke dalam delapan tahap (Feist & Feist, 2008). Pada masing-masing

tahap, individu akan mengembangkan suatu unsur dalam dirinya. Unsur yang

dikembangkan dapat bersifat positif, dan negatif. Individu dikatakan semakin

matang secara psikososial saat individu semakin banyak mengembangkan unsur

positif (Olczak & Goldman, 1975). Unsur positif tersebut adalah trust, autonomy,

initiative, industry, identity, intimacy, generativity, dan ego integrity (Newman &

Newman, 2012). Unsur-unsur tersebut berkaitan dengan kemampuan individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

9

untuk membentuk dirinya dan di saat yang sama juga menyesuaikan diri dengan

tuntutan masyarakat.

Penelitian dilakukan di lingkungan Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta karena banyaknya jumlah mahasiswa perantau di gakultas

tersebut. Berdasarkan data yang didapat dari Sekretariat Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2018), persentase mahasiswa perantau di

fakultas tersebut berjumlah 634 mahasiswa, atau 68 persen dari keseluruhan

mahasiswa. Penelitian ini dapat membantu melihat penggunaan strategi akulturasi

integrasi dari mahasiswa perantau di Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penggunaan

strategi akulturasi integrasi ini penting karena dianggap sebagai cara yang paling

adaptif dalam menghadapi perbedaan budaya (Berry, 2007). Selain itu, salah satu

tujuan yang harus dicapai oleh mahasiswa psikologi adalah kemampuan untuk

menjalin relasi interpersonal yang baik (APA Board of Educational Affairs Task

Force on Psychology Major Competencies, 2013) yang juga merupakan aspek

penyusun dari penggunaan strategi akulturasi integrasi.

Pengalaman yang dihadapi oleh mahasiswa perantau tidak lepas dari peran

berbegai pihak 1) orangtua mahasiswa perantau, 2) pihak universitas, 3)

masyarakat di sekitar tempat tinggal mahasiswa perantau, dan 4) ilmuwan serta

praktisi psikologi. Pertama, peran orangtua mahasiswa dalam hal membentuk diri

mahasiswa perantau. Pola asuh yang digunakan orangtua mempengaruhi resiliensi

mahasiswa di perantauan (Cahya Permata & Listiyandini, 2015). Dengan

mendidik anaknya untuk mandiri dan menggunakan pola asuh otoritatif, orangtua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

10

dapat membuat anak menjadi lebih resilien di perantauan. Selain itu, dukungan

sosial yang diberikan orangtua juga dapat membuat mahasiswa perantau membuat

mahasiswa perantau merasa didukung, dicintai, dan diperhatikan (Harijanto &

Setiawan, 2017).

Kedua, pihak universitas dan juga Kemenristekdikti yang berperan dalam

mendorong prestasi mahasiswa. Untuk mencapai hal tersebut universitas dan

Kemenristekdikti akan menyediakan sistem pelajaran, dan menyediakan fasilitas

pembelajaran yang memadai (Novenanty, n.d.). Selain dari sisi akademis, pihak

universitas dan Kemenristekdikti juga berperan dalam pengembangan diri

mahasiswa. Peran ini dijalankan dengan mengadakan program pengembangan-

pengembangan bagi mahasiswa.

Ketiga, masyarakat di lingkungan sekitar berperan memberi dukungan bagi

mahasiswa perantau (Lian & Tsang, 2010; Sullivan & Kashubeck-West, 2015).

Dukungan diberikan dalam berbagai bentuk seperti perhatian, dorongan, dan juga

dukungan materi. Adanya dukungan dari masyarakat sekitar akan menggantikan

dukungan yang biasa didapat dari orangtua dan orang-orang di daerah asalnya

(Phillimore, 2011). Hal ini dapat memudahkan mahasiswa perantau untuk

beradaptasi.

Keempat, ilmuwan dan praktisi psikologi berperan dalam pengembangan

ilmu pengetahuan. Pengembangan ini dilakuakan untuk meningkatkan

pemahaman tentang perilaku manusia, baik dalam bentuk pemahaman mengenai

diri sendiri maupun orang lain (HIMPSI, 2010). Ilmu pengetahuan ini penting

bagi kesejahteraan masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

11

B. Rumusan Permasalahan

Di perantauan, mahasiswa perantau akan bertemu dengan orang dari budaya

yang berbeda. Dalam mengahadapi perbedaan budaya ini terdapat berbagai

macam strategi. Strategi akulturasi integrasi merupakan strategi yang adaptif dan

membawa banyak manfaat bagi mahasiswa perantau. Manfaat tersebut antara lain

dapat meningkatkan kesejahteraan serta kepuasan hidup mahasiswa di perantauan

(Berry & Hou, 2017). Di sisi lain, dari pembahasan sebelumnya dapat dilihat

bahwa ada banyak perantau di Yogyakarta, namun tidak semua mahasiswa rantau

mengembangkan identitas adaptif dan mampu menyesuaikan diri dengan keadaan

di lingkungan baru. Ketidakmampuan ini dapat menyebabkan berbagai hal, seperti

diskriminasi, dan penurunan kualitas hidup mahasiswa perantau (Berry & Hou,

2017).

Melihat kesenjangan tersebut, peneliti melakukan penelitian yang

berhubungan dengan strategi akulturasi integrasi. Penelitian mengenai strategi

akulturasi mahasiswa perantau belum banyak dilakukan di Indonesia. Penelitian

yang sudah dilakukan, antara lain studi deskriptif mengenai penggunaan strategi

akulturasi pada etnik Minangkabau dan Batak di Bandung (Jamhur et al., 2015)

dan penelitian kualitatif dengan subjek ekspatriat yang ada di Yogyakarta (Sari &

Subandi, 2015). Padahal penelitian menganai penggunaan strategi akulturasi dan

dampaknya menjadi topik yang banyak dibahas di luar negeri (Ahani, 2016; Berry

& Hou, 2017; Dona & Berry, 1994; Pham & Harris, 2001). Hal ini perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

12

dilakukan mengingat penelitian mengenai akulturasi perlu dilakukan di berbagai

konteks dan partisipan yang berbeda (Sam & Berry, 2006).

C. Ruang Lingkup

Perbedaan antara budaya asli dengan budaya baru dihadapi oleh seluruh

mahasiswa perantau, namun dalam penelitian ini peneliti hanya akan melihat

hubungan antara kematangan psikososial dengan penggunaan strategi akulturasi

integrasi pada mahasiswa perantau di Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Yang dimaksud dengan mahasiswa perantau dalam

penelitian ini adalah mahasiswa yang berasal dari luar Daerah Istimewa

Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa perantau yang berusia 18-25

tahun. Penelitian ini tidak mengkategorikan, atau memeriksa strategi apa yang

digunakan oleh partisipan.

D. Tujuan

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat hubungan

antara kematangan psikososial dengan pengambilan strategi akulturasi integrasi

pada mahasiswa perantau.

E. Pertanyaan Penelitian

Apakah ada hubungan yang signifikan antara kematangan psikososial

dengan pengambilan strategi akulturasi integrasi pada mahasiswa perantau?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

13

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi mahasiswa perantau

dan juga bagi pihak-pihak yang berhubungan dengan mahasiswa perantau. Bagian

ini akan menjabarkan manfaat-manfaat apa saja yang diberikan melalui penelitian

ini.

1. Bagi Mahasiswa Perantau

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mahasiswa

perantau tentang hubungan antara kematangan psikososial dengan penggunaan

strategi akulturasi integrasi. Pengetahuan ini dapat menjadi bekal bagi bagi

mahasiswa perantau untuk dapat meningkatkan penggunaan strategi akulturasi

intergasi di perantauan.

2. Bagi orangtua dan pihak universitas

Penelitian ini bermanfaat bagi orang tua mahasiswa persntsu untuk

mempersiapkan kematangan anak. Bagi universitas, penelitian ini bermanfaat

untuk memperkaya materi yang dapat digunakan dalam program

pengembangan mahasiswa perantau. Misalnya program mengenai cara yang

adaptif dalam menghadapi perbedaan budaya, dan bagaimana meningkatkan

perilaku adaptif tersebut.

3. Bagi masyarakat di sekitar tempat tinggal mahasiswa perantau

Melalui pemapaparan teori, penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran

masyarakat sekitar mengenai perannya bagi proses adaptasi mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

14

perantau. Masyarakat sekitar juga dapat mengetahui dinamika yang dialami

oleh mahasiswa perantau selama di perantauan.

4. Bagi ilmuwan dan praktisi psikologi

Penelitian ini dapat memperkaya kajian psikologi dalam hal penggunaan

strategi akulturasi integrasi pada mahasiswa perantau. Pengetahuan baru yang

didapat dapat menambah pengetahuan yang sudah ada, sehingga dapat

melengkapi pemahaman yang sudah ada sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengantar

Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai variabel-variabel dan target

grup yang ada dalam penelitian ini supaya dapat terlihat hubungan antara kedua

variabel. Pertama, peneliti akan membahas menganai dinamika psikologis

mahasiswa perantau yang akan dibahas dari 2 perspektif : psikologi

perkembangan dan psikologi sosial. Dari perspektif psikologi perkembangan,

dinamika psikologis mahasiswa perantau akan dibahas dari tahap dan tugas

perkembangan yang sedang dijalani oleh mahasiswa pernatau. Sedangkan pada

perspektif psikologi sosial, akan dibahas dinamika kelompok yang memiliki

pengalaman dan dinamika serupa dengan mahasiswa perantau. Hal ini dilakukan

untuk mendapakan gambaran yang luas mengenai mahasiswa perantau.

Bab ini juga akan menjabarkan variabel-variabel yang ada dalam penelitian

ini, mulai dari definisi, aspek, dan faktor-faktor yang mempengaruhi variabel.

Peneliti juga akan menjabarkan hubungan kedua variabel dengan mahasiswa

perantau, dan juga hubungan antara kedua variabel itu sendiri. Melalui hubungan-

hubungan tersebut, bab ini akan ditutup dengan hipotesis yang diajukan oleh

peneliti.

B. Dinamika Psikologis Mahasiswa Perantau

Untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai mahasiswa perantau,

bab ini akan membahas mahasiswa perantau dari dua perspektf. Kedua perspektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

16

tersebut adalah psikologi perkembangan dan psikologi sosial. Dari perspektif

perkembangan, mahasiswa perantau akan dilihat sebagai individu yang berada

dalam tahap perkembangan emerging adulthood. Pembahasan dinamika

psikologis mahasiswa perantau dari perpektif psikologi sosial akan memandang

mahasiswa perantau sebagai sojourner.

1. Perspektif Perkembangan

Dari perspektif perkembangan, mahasiswa berada di tahap

perkembangan emerging adulthood, yaitu berusia 18-25 tahun (Santrock,

2014; Subdit Statistika Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial, 2017). Arnett

(2000) menggambarkan tahap emerging adulthood sebagai tahapan peralihan

dari tahap remaja menuju tahap dewasa. Pada tahap ini individu mulai

melepaskan ketergantungannya terhadap orang lain layaknya tahap anak-anak

dan remaja yang masih bergantung pada orangtuanya, akan tetapi belum

memiliki tanggungjawab yang dimiliki orang dewasa, seperti bekerja dan

menghidupi keluarga.

Tahapan emerging adulthood memiliki tugas khusus, yaitu eksplorasi

(Arnett, 2000). Eksplorasi menjadi cara individu untuk menemukan identitas

yang sebetulnya sudah dimulai sejak individu berada di tahap perkembangan

remaja, di mana eksplorasi menjadi cara individu untuk menemukan identitas

(Feist & Feist, 2008). Pada tahap emerging adulthood, eksplorasi semakin

terfokus dan mendalam di tiga hal, yaitu cinta, pekerjaan, dan pandangan

tentang dunia (Arnett, 2000). Pada eksplorasi dalam hal cinta, individu akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

17

memikirkan dan mencari orang untuk dijadikan pendamping hidup bukan lagi

untuk bersenang-senang saja (Arnett, 2005).

Kedua, dalam hal pekerjaan. Sebagai orang dewasa tentunya perlu

memenuhi berbagai kebutuhan hidup. Pada masa remaja individu belum

memikirkan tentang pekerjaan atau profesi apa yang akan ditekuninya.

Beberpa remaja misalnya mencari pekerjaan untuk dijadikan pengisi waktu

luang dan tamabahan uang saku (Larson & Verma, 1999). Dalam masa

peralihan ini individu mulai mencari pekerjaan yang menjadi ketertarikannya,

dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Pada area yang ketiga, individu akan mendapat berbagai pandangan

tentang dunia melalui berbagai hal, seperti pengalaman hidup yang dialami

(Gutierrez & Park, 2015) dan pergi meninggalkan rumah (Arnett, 2015).

Dalam eksplorasi ini, terkadang individu juga dapat menemukan nilai-nilai

yang bertentangan dengan nilai-nilai yang dibawa olehnya sejak kecil (Arnett,

2000). Dengan adanya eksplorasi ini, individu akan memiliki gambaran yang

jelas tentang dirinya yang digunakan sebagai bekal untuk memasuki masa

dewasa nanti.

Sejalan dengan eksplorasi yang ditekankan oleh Arnett, Teori

Perkembangan Psikososial mengungkapkan bahwa mahasiswa perantau

sedang berada pada peralihan dari masa remaja menuju dewasa dan berusaha

mendapat kejelasan identitas melalui eksplorasi (Santrock, 2014). Identitas

berkaitan dengan tujuan hidup, nilai-nilai yang dianut. Ketika identitas tidak

atau belum didapat, individu mengalami identity confusion (Feist & Feist,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

18

2008). Hal ini ditandai dengan permasalahan seperti kurang memiliki

gambaran diri yang jelas dan ketidakmampuan membangun relasi. Pada masa

dewasa, individu yang mengalami identity confusion dapat mengalami

berbagai kesulitan, misalnya berpindah-pindah tempat kerja tanpa tujuan pasti,

bergonta-ganti pasangan, dan lain sebagainya.

2. Perspektif Psikologi Sosial

Dinamika yang dialami oleh mahasiswa perantau bisa dilihat dari

dinamika psikologis dari sojourner, yaitu orang yang meninggalkan daerah

asalnya dan tinggal di daerah tertentu untuk sementara waktu (Berry, 2007;

Church, 1982; Ikeguchi, 2008). Selain mahasiswa perantau, turis, dan orang

yang melakukan perjalanan bisnis juga tercakup dalam kategori sojourner.

Perpindahan sojourner ke tempat baru dan kontak dengan budaya yang

berbeda-beda di tempat baru dapat membawa dampak negatif bagi sojourner.

Berbagai penelitian telah berusaha melihat dampak dari pertemuan sojourner

dengan budaya yang berbeda. Dampak dari perbedaan budaya yang ditemui

ini adalah akulturatif stres, di mana hal tersebut dapat membawa kecemasan,

bahkan depresi pada individu yang mengalaminya (Berry, 2007; Church,

1982; Hamamura & Laird, 2014). Dampak lain dari kontak dengan budaya

lain adalah munculnya perasaan terisolasi karena jauh dari keluarga, teman,

dan harus hidup sendiri (Phillimore, 2011). Perasaan ini muncul akibat dari

perubahan kebiasaan dan hilangnya dukungan sosial yang biasa diterima

sojourner di tempat asalanya. ini menjadi beban tersendiri bagi sojourner.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

19

Maka dari itu, dukungan sosial baik dari lingkungan barunya sangat

diperlukan sojourner untuk menggantikan dukungan yang biasa didapat di

tempat asalnya (Lian & Tsang, 2010; Sullivan & Kashubeck-West, 2015). Hal

ini tentu saja dapat membentu mengurangi dampak negatif yang dihadapi oleh

sojourner.

Akulturasi juga dapat membawa perubahan psikologis dalam diri

individu (Berry, 2007). Perubahan psikologis yang terjadi dalam diri

sojourner merupakan bentuk usaha untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan barunya (Berry, Poortinga, Breugelmans, Chasiotis, & Sam,

2012). Salah satu bentuk peruhahan yang dapat diamati adalah perubahan

bahasa. Sojourner akan menemui bahasa yang berbeda dari budaya aslinya.

Perbedaan bahasa dapat mengganggu proses komunikasi antara pendatang dan

orang di tempat baru, padahal komunikasi merupakan kunci bagi sojourner

untuk mampu berbaur dan terlibat dalam kehidupan di tempat barunya

(Selmer & Lauring, 2015). Usaha yang dapat dilakukan oleh sojourner untuk

menghadapi hal ini adalah dengan mempelajari bahasa di tempat barunya.

Berbagai penelitian menunjukkan perubahan pola makan juga dialami

oleh sojourner (Lesser et al., 2014; Skreblin & Sujoldzic, 2003). Perubahan

ini tidak lepas dari ketersediaan bahan makanan di lingkungan sekitar. Seperti

dalam penelitian, partisipan merasa bahwa dirinya lebih mudah untuk

mendapatkan buah dan sayur daripada di tempat asalnya. Hal ini diikuti

dengan tingkat konsumsi buah dan sayur partisipan yang meningkat. Akan

tetapi perubahan pola makan memang tidak terjadi begitu saja. Butuh waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

20

beberapa lama bagi sojourner untuk beradaptasi dengan makanan di tempat

baru (Raza et al., 2016).

Sojourner juga rentan mengalami diskriminasi. Diskriminasi adalah

tindakan tidak adil yang bersifat negatif, dan tindakan yang berbahaya kepada

anggota suatu kelompok yang disebabkan oleh keanggotaan anggota tersebut

di suatu kelompok (Aronson, Wilson, & Akert, 2005). Diskriminasi membuat

sojourner merasa tidak bisa menjalin relasi dengan budaya di sekitarnya

(Berry et al., 2006; Ramos et al., 2016). Tidak adanya relasi antara sojourner

dan lingkungan membuat kelekatan antara sojourner dengan lingkungan tidak

terbentuk. Lebih jauh lagi, mendapat diskriminasi dapat mengarahkan

sojourner pada penurunan kesehatan mental, dan menurunkan kepuasan hidup

pada sojourner (Berry & Hou, 2017).

Meski banyak tantangan yang dihadapi individu di perantauan, menjadi

sojourner juga memiliki berbagai manfaat. Pengalaman sojourner terpapar

budaya lain membuat belajar bahasa baru dapat meningkatkan kemampuan

sojourner dalam hal komunikasi lintas budaya (Salisbury, An, & Pascarella,

2013). Hal ini memungkinkan individu untuk menjalin relasi dengan teman

dari budaya berbeda (Williams, 2005). Dengan banyak menjalin relasi degan

individu yang berbeda budaya, sojourner akan terbiasa menemui perbedaan.

Penelitian menyebutkan bahwa melakukan kontak dengan orang-orang dari

budaya yang berbeda dapat meningkatkan toleransi pada individu (van Zalk,

Kerr, van Zalk, & Stattin, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

21

Penyesuaian diri yang baik pada sojourner dapat meningkatkan

kesejahteraan sojourner selama berada di tempat baru (Berry & Hou, 2017).

Sebaliknya, ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri akan membawa

sojourner pada pengalaman kesepian, dan kehilangan makna hidup (Russell,

Rosenthal, & Thomson, 2010). Perubahan psikologis yang dialami oleh

individu juga berbeda-beda, sama halnya dengan cara individu menghadapi

perbedaan budaya yang berbeda-beda pula.

C. Strategi Akulturasi Integrasi

Pada bagian ini, peneliti akan menjabarkan hal-hal yang berakaitan dengan

variabel penggunaan strategi akulturasi integrasi, mulai dari definisi strategi

akulturasi integrasi, aspek-aspek yang membentuk strategi tersebut, dan faktor-

faktor yang memperngaruhi penggunaan strategi akulturasi integrasi. Bagian

terakhir akan membahas mengenai proses yang terdapat dalam strategi akulturasi

dan dampak yang ditimbulkan.

1. Definisi

Dalam menjelaskan mengenai akulturasi terdapat dua buah model yang

digunakan, yaitu model akulturasi unidimensional dan bidimensional (Arends-

Tóth & Van de Vijver, 2007). Model pertama adalah model akulturasi

unidimensional. Model ini memandang akulturasi sebagai suatu proses

kontinum, di mana individu akan mempertahankan budaya aslinya atau

beradaptasi dengan menyesuaikan diri mengikuti budaya yang ada di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

22

sekitarnya. Saat individu mempertahankan budaya aslinya, maka individu

tidak mengikuti budaya di sekiarnya, begitu pula sebaliknya. Model kedua

adalah model akulturasi bidimensional, di mana model ini menggunakan sudut

pandang bahwa dalam proses mempertahankan budaya yang dimiliki oleh

individu dan proses menyesuaikan diri dengan lingkungan berada dalam

dimensi yang berbeda. Hal ini memungkinkan individu untuk melakukan

keduanya secara bersamaan. Dari kedua model tersebut, peneliti menggunakan

model akulturasi bidimensional untuk digunakan dalam penelitian ini.

Model Akulturasi Bidimensional yang paling banyak diteliti adalah

model akulturasi yang dikembangkan oleh Berry (Arends-Tóth & van de

Vijver, 2006). Berry (2007) menggunakan pandangan bidemensional untuk

membuat suatu konsep yang dinamakan Strategi Akulturasi, di mana konsep

ini didasarkan pada dua buah isu. Pertama, apakah individu mempertahankan

budaya asli yang sudah dimilikinya atau tidak, dan yang kedua adalah apakah

individu terbuka terhadap budaya lain atau tidak. Pertemuan isu-isu tersebut

menghasilkan empat macam strategi akulturasi. Ketika individu

mempertahankan budaya aslinya dan di saat yang sama juga terbuka terhadap

budaya lain, strategi tersebut dinamakan integrasi. Sebaliknya ketika individu

tidak mempertahankan budaya aslinya, dan di sisi lain juga tidak mau

menerima budaya baru di tempat tinggalnya, individu tersebut menggunakan

strategi marginalisasi. Strategi asimilasi digunakan saat indvidu tidak

mempertahankan budaya aslinya, dan lebih memilih untuk membuka dirinya

bagi budaya baru di sekitarnya. Berkebalikan dengan asimilasi, individu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

23

menggunakan strategi akulturasi separasi justru lebih memilih untuk

mempertahankan budaya asli yang dimiliki dan tidak membuka diri dengan

budaya baru yang ada di sekitarnya.

Dari pembahasan di atas, dapat dilihat bahwa definisi dari strategi

akulturasi integrasi adalah cara mengahadapi perbedaan budaya yang ditandai

dengan orientasi untuk mempertahankan budaya asli dan membuka diri

terhadap budaya di lingkungan baru. Definisi inilah yang akan digunakan oleh

penliti dalam melakukan penelitian.

2. Aspek-aspek Strategi Akulturasi Integrasi

Strategi akulturasi integrasi terbentuk dari sikap individu yang memiliki

orientasi untuk mempertahankan budaya asli, dan terbuka terhadap budaya

lain. Pada bagian ini, bentuk nyata dari kedua hal tersebut akan dijabarkan

secara lebih detail.

a. Sikap Mempertahankan Budaya Asli

Berry (2007) menjelaskan perilaku individu untuk tetap

mempertahankan budaya yang sudah dimilikinya meskipun berada di

tempat yang baru. Bentuk dari perilaku mempertahankan budaya asli dapat

bermacam-macam. LaFromboise, Coleman, & Gerton (1993) menjelaskan

bahwa kemampuan ini ditandai dengan perasaan positif dari individu saat

harus menjalin relasi dengan orang dari budaya yang sama dengannya.

Selain itu, perilaku mempertahankan budaya asli ini dapat dilihat

dari penggunaan bahasa dari daerah asal oleh individu (Ikeguchi, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

24

Penggunaan bahasa ini menjadi hal ditekankan karena bahasa merupakan

identitas bagi suatu kelompok budaya. Ikeguchi juga mengungkapkan

bahwa mempertahankan budaya asli juga berarti mempertahankan

pertemanan dari daerah asalnya, dan juga tetap menjalin kontak dengan

keluarganya. Berkaitan dengan hal tersebut, individu juga akan memiliki

rasa tanggungjawab untuk melakukan sesuatu bagi orang-orang tersebut.

Individu yang mempertahankan budaya aslinya juga memiliki

pengetahuan tentang budaya aslinya dan juga memiliki perasaan aman saat

bersama dengan orang dari daerah asalnya.

b. Sikap Terbuka Terhadap Budaya Lain

Berbagai literatur menggambarkan sikap terhadap budaya lain

sebagai mau menjalin kontak dengan budaya lain. Ikeguchi (2008)

menjelaskan bahwa penyesuaian diri dengan lingkungan memerlukan

individu untuk dapat memahami nilai-nilai dan makna yang ada di dalam

lingkungan barunya. Salah satu contoh yang dapat dilihat adalah dalam

percakapan dengan orang yang lebih tua, hendaknya individu berbicara

dengan menggunakan bahasa krama. Selain itu, terbuka terhadap

lingkungan baru berarti juga mengembangkan relasi sosial dan terlibat

dalam lingkungan tersebut. Ada pula unsur-unsur budaya yang

digambarkan Ikeguchi (2008) sebagai unsur implisit, seperti gaya

komunikasi, dan unsur eksplisit seperti makan, musik, dan lain

sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

25

Penjabaran mengenai kedua aspek pembentuk strategi akulturasi integrasi

dapat meningkatkan pemahaman akan penggunaan strategi akulturasi

integrasi. Penjabaran mengenai kedua aspek tersebut masih bisa diperbanyak

dengan menyasar ke berbagai situasi kehidupan yang lain (Arends-Tóth & van

de Vijver, 2006).

3. Faktor-faktor

Penggunaan strategi akulturasi integrasi tidak serta-merta dapat

digunakan oleh individu. Dalam prosesnya, terdapat faktor-faktor yang

mendukung maupun menghambat pengambilan strategi akulturasi integrasi.

Bagian ini akan menjelaskan mengenai faktor-faktor tersebut.

a. Karakteristik Masyarakat di Tempat Baru

Berry dan Sam (2010) menyebutkan bahwa sikap individu juga

dibentuk dari kondisi dan tuntutan masyarakat sekitar. Di antara

masyarakat yang multikultural, integrasilah yang akan didukung.

Sedangkan ketika masyarakat berusaha mengembangkan lingkungan yang

harmonis dan sejenis, maka strategi akulturasi asimilasi akan lebih

mendapat dukungan. Bakker dkk., (2006) juga mengungkapkan hal yang

sama, yaitu bahwa masyarakat memiliki pengaruh yang besar terhadap

pemilihan strategi akulturasi dari individu. Sikap terbuka masyarakat

terhadap pendatang misalnya, memungkinkan terjadinya interaksi antara

pendatang dengan penduduk setempat. Kondisi seperti ini memungkinkan

pendatang untuk menggunakan strategi akulturasi integrasi. Tidak adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

26

keterbukaan dari masyarakat hanya memungkinkan individu untuk

mengambil strategi akulturasi separasi dan marginalisasi.

Di Yogyakarta sendiri terdapat stereotip dan prasangka terhadap

orang-orang dari Papua (Nugraha, 2015). Bentuknya bermacam-macam,

mulai dari menganggap orang Papua suka minum-minum, membuat

kerusuhan, suka melanggar aturan, dan lain sebagainya. Hal membuat

orang orang Papua di Yogyakarta mengalami berbagai diskriminasi

(Masyitoh, 2017). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Masyitoh (2017)

dijelaskan bahwa mahasiswa Papua mengalami berbagai penolakan saat

hendak mencari kos, saat hendak menyewa motor atau mobil, dan juga

dijauhi di masyarakat.

Dalam akulturasi, bukan tidak mungkin antara satu budaya dengan

budaya lain memiliki kesamaan dalam hal nilai, kepercayaan, atau yang

lainnya. Seberapa besar kesamaan budaya yang ditemui di tempat baru

juga menjadi faktor yang menentukan perilaku integrasi dari individu

(Arends-Tóth & van de Vijver, 2006; de Anda, 1984). Persamaan yang

terdapat pada kedua budaya memungkinkan individu untuk lebih cepat

memahami lingkungan. Dengan demikian, individu akan mampu lebih

cepat menyesuaikan diri dengan norma dan cara hidup di tempat yang

baru. Hal tersebut akan membantu individu dalam mengambil strategi

akulturasi integrasi. Mahasiswa yang berasal dari Jawa dan berkuliah di

Yogyakarta tidak akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri. Hal

ini karena budaya sopan santun yang dijunjung dalam kehidupan sehari-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

27

hari mampu membantu mahasiswa dari Jawa untuk diterima di masyrakat

(Endrayanty, 2012).

Selain kesamaan norma dan nilai-nilai dalam suatu budaya,

persamaan atau perbedaan fisik juga menjadi faktor yang menentukan

dalam pengambilan strategi akulturasi integrasi. Di dalamnya termasuk

etnisitas yang dimiliki oleh individu. Datang ke tempat baru di mana

individu memiliki karakter fisik yang sama dengan orang-orang di

sekitarnya akan memudahkan individu tersebut untuk menyatu dengan

masyarakat (de Anda, 1984). Sebaliknya, perbedaan karakter fisik seperti

warna kulit dan perbedaan bentuk mata akan terlihat secara langsung.

Dengan perbedaan ini, orang di lingkungan baru dapat langsung

membedakan ‘outsiders’ dengan ‘insiders’. Hal ini membuat perbedaan

fisik menjadi dapat penghalang bagi individu dalam melakukan sosialisasi.

b. Karakteristik Personal

Selain faktor dari budaya di sekitar, faktor dari dalam diri individu

pun memiliki peranan (Arends-Tóth & van de Vijver, 2006). Salah satunya

ada kemampuan problem solving yang dimiliki oleh individu (de Anda,

1984). Kemampuan problem solving mengindikasikan kemampuan

kognitif individu untuk memahami lingkungan. Pemahaman ini dapat

membawa individu untuk merespon lingkungannya dengan cara yang

tepat. Cara merespon lingkungan yang dilakukan dengan tepat

memungkinkan individu untuk lebih mudah menjalin relasi dengan budaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

28

lain, di mana hal tersebut penting dalam pengambilan strategi akulturasi

integrasi.

Karakteristik individu lainnya yang dapat menjadi faktor penentu

adalah kemampuan individu untuk menggunakan bahasa baru (de Anda,

1984). Seperti yang sudah diungkapkan sebelumya bahwa kemampuan

berbahasa ini dapat membuka jalan bagi individu untuk menjalin relasi

dengan orang dari budaya baru (Williams, 2005). Adanya keterbukaan

terhadap budaya lain dalam diri individu dapat menjadi jalan bagi individu

untuk menggunakan strategi akulturasi integrasi.

Meskipun terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pengambilan

strategi akulturasi integrasi pada individu, peneliti memiliki keterbatasan

untuk dapat melibatkan seluruh faktor tersebut ke dalam penelitian. Faktor

kesamaan budaya antara budaya asli individu dengan budaya di tempat baru

misalnya, tidak dapat peneliti libatkan secara mendalam dalam penelitian ini.

4. Proses dan Dampak

Aspek aspek dan faktor memberi dampak pada individu, berikut

penjelasannya. Pembahasan sebelumnya menjelaskan bahwa strategi

akulturasi integrasi merupakan perilaku individu untuk mempertahankan

budaya asli sekaligus membuka diri terhadap budaya baru dalam menghadapi

akulturasi. Penggunaan strategi akulturasi integrasi sendiri berhubungan

dengan adaptasi individu di tempat barunya (Lian & Tsang, 2010). Berkaitan

dengan hal tersebut, penggunaan strategi akulturasi integrasi berhubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

29

juga dengan rendahnya stres pada individu yang disebabkan oleh perbedaan

budaya di lingkungan baru (Sullivan & Kashubeck-West, 2015). Hal ini

terjadi karena pengambilan strategi akulturasi integrasi memungkinkan

individu untuk mendapat dukungan sosial baik dari budaya asalnya, maupun

orang-orang budaya baru. Selain berhubungan dengan adaptasi dan rendahnya

tingkat stres, penggunaan strategi akulturasi integrasi juga berhubungan

dengan kepuasan hidup yang lebih baik dibanding dengan individu yang

menggunakan strategi lainnya (Ryabichenko & Lebedeva, 2016). Banyaknya

manfaat yang didapat dari pengambilan strategi akulturasi integrasi, tidak

heran apabila berbagai penelitian menganggap strategi ini sebagai strategi

yang paling adaptif untuk digunakan dalam menghadapi akulturasi (Berry,

1997).

Sebaliknya, individu yang tidak mengambil strategi akulturasi integrasi

memiliki sikap untuk tidak mempertahankan budaya asli yang dimiliki dan di

sisi lain juga cenderung tidak membuat kontak dengan budaya di sekitarnya

(Berry, 2007). Dampak dari sikap seperti ini membuat individu rentan

terhadap perlakuan diskriminasi dari lingkungan barunya (Berry & Hou,

2017). Hal ini juga berkaitan dengan rendahnya adaptasi individu di

lingkungan sosial dan rendahnya kepuasan hidup individu di tempat barunya

(Lian & Tsang, 2010; Ryabichenko & Lebedeva, 2016).

Penggunaan strategi akulturasi juga bisa ditingkatkan. Meningkatkan

perilaku integrasi tentu berarti meningkatkan orientasi individu terhadap

budaya aslinya, dan juga meningkatkan partisipasi individu dengan budaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

30

barunya. Bryam dalam Yu & Wang (2011) mengungkapkan bahwa kunci

untuk dapat menjalin relasi dengan budaya baru adalah melalui pemahaman

akan bahasa daerah setempat. Dampak yang dibawa dari meningkatnya relasi

individu dengan lingkungannya antara lain menghindari terjadinya

diskriminasi, dan juga kesepian, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan

individu (Berry & Hou, 2017).

Untuk melakukan kontak dengan budaya lain, individu juga memerlukan

situasi yang nyaman bagi dirinya. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya

bahwa pertemuan individu dengan budaya lain dapat memunculkan akulturatif

stres yang dapat membuat individu mengalamai kecemasan, bahkan depresi

(Berry, 2007; Church, 1982; Hamamura & Laird, 2014). Adanya akulturatif

stres dapat menghambat individu untuk terlibat dengan lingkungan barunya.

Untuk mengatasi hal ini, individu memerlukan strategi coping, di mana

strategi coping adalah cara yang diambil oleh individu untuk mengurangi stres

(Lazarus & Folkman, 1984). Schmitz (dalam Kosic, 2004) mengungkapkan

bahwa penggunaan strategi coping yang lebih berfokus pada masalah daripada

emosi memiliki hubungan yang kuat dengan penggunaan strategi akulturasi

integrasi. Dengan demikian, melatih individu untuk secara aktif menggunakan

strategi coping yang berfokus terhadap permasalahan dapat mendorong

meningkatnya perilaku integrasi pada individu juga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

31

D. Strategi Akulturasi Integrasi pada Mahasiswa Perantau

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, mahasiswa pergi merantau dengan

tujuan untuk menuntut ilmu. Akan tetapi, mahasiswa perantau juga menghadapi

tantangan di perantauan seperti akulturatif stres (Risaharti & Wang, 2018). Hal ini

disebabkan karena perbedaan budaya yang dihadapi oleh mahasiswa perantau

antara budaya aslinya dengan budaya di tempat baru. Ketidakmampuan untuk

menghadapi akulturatif stres ini juga dapat meningkatkan kemungkinan individu

untuk mengalami diskriminasi yang diakibatkan oleh terpisahnya individu dari

lingkungan sekitar (Ramos et al., 2016) dan berujung pada rendahnya kepuasan

hidup mahasiswa di perantauan (Ryabichenko & Lebedeva, 2016).

Rendahnya penggunaan strategi akulturasi integrasi dapat membuat

mahasiswa perantau mengalami berbagai kesulitan. Segala kesulitan ini dapat

membuat mahasiswa tidak lagi fokus dengan tujuan awal merantau, yaitu untuk

menuntut ilmu. Penelitian yang dilakukan oleh Rania, Siri, Bagnasco, Aleo, &

Sasso (2014) sendiri menekankan pentingnya bagi mahasiswa perantau

membangun relasi yang baik dengan lingkunga. Hal ini dapat mendukung

performa akademik dari mahasiswa perantau. Rania et al., (2014) juga

menambahkan bahwa performa akademik mahasiswa perantau juga dipengurhi

oleh kepuasan hidupnya selama di perantauan.

Kontak dengan orang orang dan budaya yang berbeda dengan budaya asli

yang dimiliki oleh mahasiswa perantau adalah suatu hal yang tidak dapat

dihindari (Imamura & Zhang, 2014). Akan tetapi mahasiswa perlu melakukan

kontak dan terbuka dengan budaya di tempat barunya (Berry & Sam, 2010). Sikap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

32

terbuka terhadap budaya lain dan tetap menjalin kontak dengan budaya asli seperti

dalam pengambilan strategi akulturasi integrasi berhubungan dengan kepuasan

hidup mahasiwa perantau (Ryabichenko & Lebedeva, 2016), dan rendahnya

akulturatif stres yang dialami di lingkungan baru (Kosic, 2004). Melalui

pembahasan di atas dapat dipahami pentingnya strategi akulturasi integrasi dalam

kehidupan mahasiswa perantau.

E. Kematangan Psikososial

Setelah membahas mengenai penggunaan strategi akulturasi integrasi,

bagian ini akan membahas mengenai kematangan psikososial. Penjelasan akan

dimulai definisi kematangan psikososial, dilanjutkan dengan tahap-tahap

perkembangan psikososial dari Erikson, dan terakhir adalah proses dan dampak.

1. Definisi Kematangan Psikososial

Pendekatan psikososial melihat perkembangan sebagai hasil dari proses

biologis, psikologis, dan sosial yang saling mempengaruhi dalam diri individu

(Newman & Newman, 2012). Newman dan Newman (2012) menganalogikan

perkembangan ego ini dengan teori evolusi, di mana teori ini memandang

adaptasi sebagai hasil dari interaksi organisme dengan lingkungan fisiknya.

Dengan kata lain, pendekatan ini memandang bahwa ego individu tidak

berkembang dengan sendirinya, melainkan menyesuaikan juga dengan

kebutuhan lingkungan sosial dan juga kemampuan fisik dari individu itu

sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

33

Greenberger dan Sorensen (1974) juga menjelaskan konsep psikososial

sebagai kesatuan proses antara faktor biologis, psikologis, dan sosiologis dari

individu. Lagi-lagi individu perlu menyesuaikan diri dengan tuntutan dari

lingkungan sosial yang ada. Adapun untuk dapat memenuhi tuntutan sosial di

sekitarnya, individu harus mampu memiliki 3 buah kemampuan. Pertama,

kemampuan untuk menjadi diri yang berfungsi sepenuhnya. Kemampuan ini

meliputi kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, dan

bertanggungjawab atas keberlangsungan hidupnya sendiri. Kemampuan yang

kedua adalah kemampuan untuk menjalin interaksi dengan orang lain. Dalam

hidup, manusia tidak pernah lepas dari orang lain. Individu perlu bekerjasama

dan melakukan kontak sosial untuk bertahan hidup. Dengan adanya

kemampuan untuk menjalin relasi sosial, individu akan dapat diterima dan

dipercaya dalam masyarakat (Greenberger & Sorensen, 1974). Yang terakhir

adalah kemampuan untuk memberi kontribusi bagi kesatuan masyarakat.

Kemampuan ini perlu dikembangkan karena dipandang dapat

mempertahankan keberlangsungan dari masyarakat dan individu itu sendiri.

Setelah mendapat gambaran mengenai konsep psikososial, selanjutnya akan

dibahas mengenai apa itu kematangan.

Greenberger dan Sorensen (1974) melalui tulisannya yang berjudul

Toward a Concept of Psychosocial Maturity membagi konsep kematangan

menjadi dua hal, yaitu statis dan dinamis. Konsep kematangan statis

menggambarkan kematangan dengan deskripsi akan hasil yang seharusnya

dicapai atau hasil akhir dari suatu produk. Sedangkan, konsep kematangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

34

dinamis menjelaskan kematangan melalui langkah-langkah yang harus dilalui

untuk mencapai produk akhir. Dari penjebaran tersebut, kematangan berbica

mengenai tahapan tercapainya produk akhir atau perkembangan yang

seutuhnya dari suatu tahap perkembangan.

Salah satu ahli yang menggunakan pendekatan Psikososial adalah Erik

Erikson (Newman & Newman, 2012). Melalui teori perkembangan

psikososialnya, Erikosn membagi tahap perkembangan manusia menjadi

delapan tahapan di mana setiap tahapan perkembangan menjadi dasar bagi

perkembangan di tahap selanjutnya. Feist & Feist (2008) menganalogikan

perkembangan ini seperti seorang anak yang belajar jalan. Proses belajar jalan

diawali dari anak yang hanya bisa merangkak, setelah bisa merangkak,

barulah anak tersebut mampu berdiri, berjalan, kemudian baru berlari dan

melompat. Ketika anak sudah memiliki kemampuan untuk melompat,

kemampuan untuk merangkak, berjalan, dan berlarinya tidak hilang. Dengan

kata lain, kemampuan tersebut dibangun di atas kemampuan lainnya.

Menurut Erikson, individu akan menjumpai krisis di setiap tahapan

perkembangan. Dalam penyelesaian krisis tersebut, individu akan mengalami

konflik antara unsur sistonik dan distonik. Unsur sistonik menrupakan unsur-

unsur positif, seperti trust, autonomy, industry, dan identity. Sebaliknya, unsur

distonik merupakan unsur negatif seperti mistrust, guilty, dan shame. Konflik

tersebut akan menghasilkan basic strength yang akan menjadi modal bagi ego

untuk melangkah ke tahap perkembangan selanjutnya. Ketika basic strength

tersebut tidak terpenuhi, yang terjadi adalah munculnya anthithesis atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

35

patologi dari basic strength. Olczak & Goldman (1975) mendifiniskan

kematangan psikososial sebagai seberapa sukses individu menyelesaikan

krisis di setiap tahap perkembangan psikososial.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat dilihat bahwa definisi dari

kematangan psikososial adalah seberapa sukses individu menyelesaikan krisis

dari tahap perkembangan yang merupakan kesatuan dari proses biologi,

psikologi, dan sosiologi individu. Definisi kematangan psikososial dan

tahapan perkembangan psikososial Erikson inilah yang akan dijadikan

landasan teori untuk melihat kematangan psikososial dalam penelitian ini.

2. Tahap-tahap Perkembangan Psikososial

Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa setiap tahapan

perkembangan psikososial, individu akan mengahdapi krisis. Untuk

memahami krisis yang dihadapi oleh individu dalam proses mencapai

kematangan psikososial, krisis dari setiap tahapan akan dijabarkan di bagian

ini.

a. Masa bayi

Pada masa bayi, individu akan mengalami konflik antara basic trust

vs basic mistrust. Perkembangan dua hal ini akan dipengaruhi oleh

pemenuhan kebutuhan bayi dari lingkungannya, di mana ibu merupakan

figur yang penting dalam pemenuhan kebutuhan ini (Alwisol, 2009). Saat

lingkungan dapat memenuhi kebutuhan si bayi, seperti makanan, dan

keramahan, individu akan mengembangkan basic trust, di mana individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

36

yang mampu mengembangkan basic trust dalam dirinya akan memiliki

rasa percaya terhadap orang lain, serta memandang dunia, orang lain, dan

dirinya sendiri secara positif (Santrock, 2014). Pada masa dewasa,

individu yang mengembangkan trust memiliki tingkat konflik yang lebih

rendah saat menjalin pertemanan (Jones, Vaterlaus, Jackson, & Morrill,

2004).

b. Kanak-kanak awal

Pada masa kanak-kanak, di mana individu sudah mengenal hak,

kewajiban, dan batasan-batasan, individu akan mengalami konflik

autonomy vs shame and doubt (Alwisol, 2009). Keberhasilan dalam

mengontrol diri, menyelesaikan kewajiban, dan menyesuaikan diri

terhadap batasan akan memunculkan sisi sistonik dalam diri individu,

yaitu otonomi (Feist & Feist, 2008). Otonomi yang dimiliki individu akan

membuat individu mampu mengandalkan diri sendiri dalam bertindak dan

menentukan pilihan, serta melakukan pengambilan resiko. Sedangkan sisi

distonik pada tahap ini adalah rasa malu dan ragu-ragu, yang ditandai

dengan perasaan diamati, tidak yakin, dan lain sebagainya.

c. Usia bermain

Tahapan berikutnya adalah pada usia bermain, yaitu usia tiga sampai

enam tahun (Alwisol, 2009). Kemampuan individu untuk semakin lincah

bergerak memungkinkan anak untuk semakin memahami lingkungannya.

Hal ini akan menumbuhkan konflik antara inisiatif dengan rasa bersalah.

Alwisol (2009) mengatakan bahwa inisiatif tanpa rasa bersalah akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

37

menyebabkan kekacauan, sedangkan perasaan berdosa yang terlalu besar

menyebabkan individu menjadi kompulsif dan terlalu terkekang. Individu

yang mengembangkan inisiatif yang baik akan lebih mudah menjalin

pertemanan dengan orang lain. Penelitian menunjukkan inisiatif pada masa

dewasa berhubungan dengan rendahnya konflik dalam pertemanan

individu tersebut (Jones et al., 2004).

d. Usia sekolah

Memasuki usia sekolah, individu akan dihadapkan dengan ketekunan

dan perasaan inferior. Dalam hal ini, ketekunan memiliki sifat sistonik

yang ditandai dengan ketekunan serta kemauan individu untuk melakukan

suatu pekerjaan hingga tuntas. Sebaliknya, ketidakmampuan menuntaskan

pekerjaan akan membawa individu pada perasaan inferior.

e. Remaja

Berbagai sumber menyebutkan bahwa masa remaja merupakan masa

yang paling penting dalam tahap perkembangan individu (Arnett, 2000;

Feist & Feist, 2008; Newman & Newman, 2012). Menurut Feist & Feist

(2008), masa remaja penting karena pada masa remaja ini terjadi pencarian

identitas pada individu. Identitas inilah yang akan dibawa oleh individu

hingga tua nanti. Menurut Erikson (dalam Feist & Feist), identitas muncul

dari dua hal, yaitu penguatan akan identifikasi individu pada masa kanak-

kanak, dan kesediaan individu untuk mengikuti suatu standar yang berlaku

di masyarakat. Pada masa ini, terkadang individu lebih memilih mengikuti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

38

nilai-nilai dalam kelompok pertemanan, sehingga teman dan masyarakat

memiliki peran penting dalam kehidupan remaja.

Identitas sebagai unsur sistonik akan dihadapkan dengan

kebingungan identitas sebagai unsur distonik. Individu yang menemukan

identitasnya ditandai dengan pemahaman akan apa yang diinginkan dan

tidak diinginkan, serta apa yang hendak dituju dalam hidup. Sedangkan

kebingungan identitas ditandai dengan adanya ketidakmampuan

membangun kedekatan dengan orang lain, dan penolakan akan standar

yang ada di lingkungannya. Baik standar dari keluarga maupun dari teman

sebaya.

f. Dewasa awal

Tahap keenam dalam Teori Perkembangan Psikososial ini adalah

tahap dewasa awal. Setelah di masa remaja individu mendapatkan

identitasnya, pada masa ini individu akan bertemu dengan identitas milik

orang lain dan membentuk sebuah kedekatan. Individu yang mampu

mengembangkan kedekatan ditandai dengan memiliki sifat hangat,

terbuka, dan peduli terhadap orang lain. Sebaliknya, ketidakmampuan

menjalin kedekatan akan menciptakan isolasi bagi individu tersebut. Cinta

menjadi basic strength dalam tahapan ini.

g. Dewasa

Pada masa dewasa, individu akan lebih berfokus pada merawat dan

mendukung perkembangan keturunannya (Santrock, 2014). Kemampuan

ini dinamakan generativitas, di mana unsur distonik dari generativitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

39

adalah stagnansi. Stagnansi muncul ketika individu hanya berfokus pada

dirinya sendiri. Keinginan untuk memberikan sesuatu pada orang lain,

baik itu anak, keluarga, dan masyarakat menghasilkan basic strength

kepedulian.

h. Usia tua

Tahapan terakhir dari Tahap Perkembangan Psikososial Erikson

adalah usia tua. Di mana individu akan mengalami konflik antara

integritas dengan keputusasaan (Feist & Feist, 2008). Masa ini merupakan

masa individu akan melihat kembali masa hidup yang sudah dilaluinya.

Ketika proses peninjauan kembali menampilkan hal baik, individu akan

mencapai integritas. Sebaliknya, ketika proses melihat kembali

menunjukkan hasil yang kurang baik, individu akan merasa putus asa.

Setelah penjabaran mengenai delapan tahap perkembangan psikososial

dari Erikson, selanjutnya akan dibahas mengenai dinamika di dalam

kematangan psikososial ini sendiri. Selain itu, akan dibahas pula dari

kematangan psikososial.

3. Proses dan dampak

Erikson membagi tahapan perkembangan dalam teorinya tanpa

mencantukan usia di mana perkembangan tersebut terjadi, melainkan hanya

memberi nama suatu periode, seperti usia kanak-kanak, remaja, dan masa tua.

Hal ini dimaksudkan bahwa perkembangan yang terjadi tidak hanya terpaku

pada usia dari individu. Perkembangan yang terjadi menyesuaikan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

40

kematangan psikologis dan lingkungan sosial yang dimiliki oelh individu

(Newman & Newman, 2012). Dengan demikian, individu yang lebih tua

belum tentu lebih matang daripada individu yang leih muda (Goebel & Brown

dalam Sheldon & Kasser, 2001).

Kematangan psikososial individu ditentutan oleh kesuksesan individu

melewati krisis yang ada di setiap tahap perkembangan (Olczak & Goldman,

1975). Artinya semakin banyak krisis yang dilewati dengan sukses, semakin

matang pula individu tersebut secara psikososial. Hal ini ditandai dengan

individu yang memiliki pandangan positif terhadap dunia, mampu

mengendalikan diri, memiliki inisiatif, dan mampu menyelesaikan tugas

dengan baik. Unsur sistonik lain yang merupakan hasil dari kesuksesan

melewati krisis dalam tahap perkembangan psikososial adalah menemukan

tujuan hidup, mampu membangun kedekatan dengan orang lain, memiliki

keinginan untuk berbagi dengan orang lain, dan yang terakhir adalah individu

akan mengalami kepenuhan dalam dirinya.

Kejelasan identitas yang merupakan bagian dari kematangan psikososial

juga menghasilkan individu yang fleksibel dan adaptif (Santrock, 2014).

Kemampuan ini membuat individu lebih mampu untuk menyesuaikan diri

dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidupnya. Kematangan

psikososial juga dapat membuat membantu individu untuk mencapai

kesejahteraan (Deci & Ryan, 1991). Bahkan tidak hanya kesejahteraan

individu, penelitian yang dilakukan oleh Olczak dan Goldman (1975) juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

41

menunjukkan bahwa individu yang kematangan psikososial memiliki korelasi

yang positif, tinggi, dan signifikan dengan aktualisasi diri.

Berkebalikan dengan individu yang matang secara psikososial, semakin

sedikit individu mampu melewati krisis dengan sukses, individu tersebut

dikatan semakin tidak matang (Olczak & Goldman, 1975). Erikson (1968)

menggambarkan individu dengan unsur-unsur distonik : menjadi orang yang

pesimis, pemalu, memiliki rasa bersalah yang tinggi, rendah diri, dan

kebingungan akan identitas. Selain itu, individu tersebut juga akan memiliki

ketidakmampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, hanya berfokus

pada dirinya sendiri, dan juga mengalami keputusasaan saat melihat kembali

proses dalam hidupnya.

Penjabaran di atas telah menunjukkan bagaimana individu dengan

kematangan psikososial yang tinggi, dan bagaiamana individu dengan

kematangan yang rendah. Bagian selanjutnya, kematangan psikososial akan

dibahas dalam konteks mahasiswa perantau.

F. Kematangan Psikososial Mahasiswa Perantau

Penelitian ini berfokus pada kematangan psikososial mahasiswa perantau, di

mana mahasiswa perantau sedang mengalami krisis antara identitas dengan

kebingungan identitas (Arnett, 2000). Dengan melihat pada konsep kematangan

dinamis, tercapainya kejelasan identitas pada tahap ini menjadi tolok ukur bagi

mahasiswa perantau untuk dapat dikatakan matang secara psikososial

(Greenberger & Sorensen, 1974).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

42

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa sebelum mencapai

kejelasan identitas, mahasiswa perlu untuk melewati dengan baik krisis yang ada

di tahap perkemabangan sebelumnya, dan untuk mencapai kejelasan identitas

individu perlu melakukan eksplorasi (Arnett, 2015). Perkembangan psikososial

mahasiswa pada masa perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh teman sebaya

(Jones et al., 2004). Jones (dalam Feist & Feist, 2008) menambahkan bahwa hal

ini disebabkan karena beberapa faktor : orangtua bukan lagi sumber kelekatan

utama, bahkan masa ini juga merupakan masa di mana individu pergi

meninggalkan rumahnya dan tinggal di tempat lain. Hal ini menyebabkan

mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman. Selain itu, pada

masa ini individu juga melakukan eksplorasi di area cinta dan mulai memiliki

hubungan yang lebih intim dengan pasangannya (Jones et al., 2004).

Melalui pertemanan dan perjumpaan orang-orang dalam kehidupannya,

mahasiswa akan berjumpa dengan nilai-nilai dan budaya yang berbeda dengan

nilai-nilai yang dibawa sejak kecil (Feist & Feist, 2008). Hal ini lebih dialami lagi

oleh mahasiswa perantau, di mana mahasiswa perantau tinggal bukan di daerah

asalnya lagi. Hal ini membawa pembentukan identitas pada diri mahasiswa,

karena menurut Feist & Feist (2008), pembentukan identitas dipengaruhi oleh dua

hal : penegasan atau penghapusan identifikasi pada masa kanak-kanak, dan

kesediaan individu untuk menerima standar tertentu yang berlaku di masyarakat

tempat ia tinggal.

Berbagai penelitian menyebutkan bahwa proses ini menjadikan masa remaja

sebagai masa yang paling penting dalam perkembangan individu (Sullivan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

43

Jones et al., 2004). Pencapaian identitas di pada mahasiswa perantau akan menjadi

modal bagi mahasiswa untuk mengahdapi krisis di tahap perkembangan

selanjutnya. Dikatakan demikian karena identitas inilah yang akan menentukan

masa depan individu. Hal disebabkan karena identitas individu akan berkaitan

dengan penentuan tujuan jangka panjang, pekerjaan, cinta, dan berbagai hal lain

yang akan dibawa di masa dewasa (Arnett, 2000; Gfellner & Cordoba, 2011).

Dengan demikian, hal-hal tersebut pula yang dimiliki oleh mahasiswa perantau

yang memiiki kematangan psikososial tinggi.

Sebaliknya, mahasiswa perantau yang memiliki kematangan psikososial

yang rendah akan mengalami distres (Gfellner & Cordoba, 2011). Distres sendiri

merupakan ketidakmampuan untuk menyatukan aspek-aspek dalam diri untuk

membentuk suatu pemahaman diri yang utuh. Aspek-aspek tersebut antara lain

peran dalam keidupan, hubungan individu dengan sesama, dan juga komitmen.

Ketidakjelasan ini akan membawa mahasiwa rantau pada ketidakpastian akan

tujuan hidup, pilihan pekerjaan, pertemanan, dan lain sebagainya. Feist & Feist

(2008) menambahkan kebingungan akan hal-hal tersebut juga akan

mempengaruhi komintmen mahasiswa perantau dan menyebabkan individu

tersebut tidak bisa setia pada suatu pekerjaan, atau bahkan pada satu pasangan.

G. Hubungan Antara Kematangan Psikososial dengan Strategi Akulturasi

Integrasi pada Mahasiswa Perantau

Mahasiswa perantau merupakan individu yang berada dalam tahap

perkembangan emerging adulthood (Arnett, 2000). Fokus utama individu pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

44

tahap perkembangan ini adalah eksplorasi identitas. Individu akan mencoba

berbagai hal dalam hidupnya. Eksplorasi akan cinta, pekerjaan, dan pandangan

individu terhadap dunia mencapai puncaknya pada masa ini. Salah satu bentuk

eksplorasi yang dilakukan adalah dengan merantau (Alwisol, 2009).

Memasuki usia mahasiswa (18-25 tahun), individu memasuki tahap

perkembangan emerging adulthood. Pada tahap perkembangan ini, individu akan

berfokus pada pencarian identitas (Arnett, 2000). Dalam usaha pencapaian

identitas ini, individu akan melakukan eksplorasi, khususnya di bidang cinta,

pekerjaan, dan pandangan terhadap dunia. Individu akan mulai mencari pasangan

untuk masa depan, dan mulai mempersiapkan diri untuk karir yang akan dijalani

juga. Bentuk eksplorasi yang dapat kita lihat adalah menjadi mahasiswa perantau

(Arnett, 2000).

Penejelasan di bagian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kehidupan di

peratauan tidak slelau mudah. Mahasiswa perantau akan bertemu dan melakukan

kontak dengan budaya yang berbeda dengan budaya aslinya (Imamura & Zhang,

2014), dan akan menemui berbagai perbedaan-perbedaan antara budaya di tempat

barunya, seperti perbedaan makanan, bahasa, dan lain sebagainya (Lesser et al.,

2014; Selmer & Lauring, 2015). Mahasiswa perantau juga dapat mengalami

perasaan kesepian (Phillimore, 2011). Perasaan kesepian dapat membuat

mahasiswa perantau menarik diri dari interaksi sosial. Padahal penarikan diri

semakin menjauhkan perantau dari lingkungan sosial. Semakin jauh perantau dari

lingkungan sosial, hal ini dapat memicu diskriminasi dari lingkungan sekitar

(Ramos et al., 2016). Hal-hal ini dapat menurunkan kesehatan mental dan juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

45

menurunkan kepuasan hidup dari mahasiswa selama di perantauan (Berry & Hou,

2017).

Strategi Akulturasi Integrasi dapat digunakan untuk mengahadapi berbagai

tantangan di perantauan. Menggunakan strategi ini berarti individu beorientasi

untuk mempertahankan budaya aslinya dan juga terbuka terhadap budaya lain di

tempat barunya (Berry, 2007). Penggunaan strategi ini dapat mengatasi

permasalahan-permasalah mahasiswa perantau seperti permasalahan kesepian

yang sebelumnya telah disebutkan. Memiliki orientasi untuk mepertahankan

budaya asli berarti juga menjalin kontak dengan orang dari daerah asalnya,

ditambah lagi dengan membuka diri terhadap pertemanan dengan orang-orang

baru di perantauan memungkinkan individu mendapat dukungan sosial yang

dibutuhkan selama di perantauan (Sullivan & Kashubeck-West, 2015).

Penggunaan strategi ini juga berhubungan dengan menjauhakan mahsiswa dari

diskriminasi, dan dapat meningkatkan kepuasan hidup mahasiswa di perantaun

(Berry & Hou, 2017).

Penggunaan strategi akulturasi integrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor,

seperti tingkat kesamaan budaya yang terdapat di daerah asal dengan yang ada di

perantauan, dan karakterisitik personal dari mahasiswa itu sendiri. Penelitian ini

ingin melihat hubungan antara kematangan psikososial dengan penggunaan

strategi akulturasi integrasi pada mahasiswa perantau.

Kematangan psikososial sendiri dilihat dari kemampuan-kemampuan

mahasiswa perantau yang dikembangkan dalam tahap perkembangan psikososail

dari Erikson (Olczak & Goldman, 1975). Kemampuan-kemampuan terebut adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

46

trust, autonomy, initiative, industry, identity, intimacy, generativity, dan ego

integrity. Kemampuan-kemampuan tersebut dirasa dapat mendukung penggunaan

strategi akulturasi integrasi pada mahasiswa perantau. Penelitian dari Jones et al.,

(2004) menunjukkan korelasi negatif antara konflik dalam pertmanan dengan trust

dan autonomy pada mahasiswa. Kemampuan initiative yang dikembangkan

individu juga berhubungan dengan dukungan dalam hubungan pertemanan

mahasiswa. Kemampuan-kemampuan tersebut dapat mendukung mahsiswa

perantau untuk menjalin relasi dengan orang dari budaya yang berbeda. Relasi

tersebut akan bermanfaat untuk mendapatkan dukugan sosial di perantauan

(Sullivan & Kashubeck-West, 2015). Selain itu, dalam proses kematangan

psikososial juga dikembangkan identitas, yang merupakan kemampuan yang

dikembangkan di usia-usia remaja dan emerging adulthood (Arnett, 2000).

Identitas yang jelas dirasa dapat membuat individu memiliki orientasi yang

terhadap budaya aslinya yang dapat mendukung mahasiswa perantau untuk

menggunakan strategi akulturasi integrasi di perantauan.

H. Kerangka Konseptual

Strategi akulturasi integrasi merupakan cara yang paling adaptif untuk

menghadapi akulturasi. Orang yang menggunakan strategi ini memiliki orientasi

terhadap budaya aslinya, dan di saat yang sama juga terbuka pada budaya lain

yang dijumpai di perantauan. Akan tetapi tidak semua individu memiliki

kemampuan untuk menggunakan strategi ini. Peneliti berusaha melihat hal-hal apa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

47

yang berhubungan penggunaan strategi akulturasi integrasi. Dalam usaha tersebut,

peneliti mencoba menggali salah satu

Mahasiswa perantau akan mengembangkan kematangan psikososial. Dalam

tahap perkembangan psikososial, individu akan mengembangkan suatu

kemampuan pada tahap tertentu. Kemampuan-kemampuan tersebut adalah trust,

autonomy, initiative, industry, identity, intimacy, generativity, dan ego integrity.

Kemampuan-kemampuan tersebut disebut kemampuan sistonik, yaitu kemampuan

yang bersifat positif. Sebalkinya, kemampuan-kemampuan distonik merupakan

kemampuan yang bersifat negatif. Semakin banyak kemampuan-kemampuan

tersebut, mahasiswa dapat dikatakan semakin matang secara psikososial.

Saat mahasiswa perantau mengembangkan kematangan psikososial yang

tinggi, unsur-unsur sistonik seperti autonomy, initiative, dan trust akan

memungkinkan individu untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Selain itu,

aspek kematangan psikososial yang lain, yaitu identitas juga dapat memberikan

kejelasan identitas bagi individu. Kedua hal ini dapat mendukung mahasiswa

perantau untuk mengambil strategi akulturasi integrasi selama di perantauan.

Pengambilan strategi akulturasi integrasi berhubungan dengan kepuasan hidup

yang tinggi di perantauan. Selain itu, dengan mengambil stategi akulturasi

integrasi, mahasiswa juga akan mendapat dukungan sosial dari lingkungan serta

terhindar dari diskriminasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

48

Mahasiswa perantau

Melakukan ekplorasi akan identitas

Kematangan Psikososial Tinggi

Kematangan Psikososial

Rendah

-Mengembangkan unsur-unsur

sistonik

- Memiliki dentitas yang jelas

dan sehat

- Mampu menyesuaikan diri

dengan perubahan di

masyarakat

- Mampu menjalin hubungan

baik dengan orang lain

- Mengembangkan unsur-unsur

distonik

- Mengalami kebingungnan

identitas

- Kurang mampu menyesuaikan

diri dengan perubahan di masyarakat dan menerima

standar di tempat baru

Penggunaan strategi akulturasi

integrasi yang tinggi

Penggunaan strategi akulturasi

integrasi yang rendah

- Memiliki akulturatif stres yang

rendah

- Kepuasan hidup yang tinggi

di perantauan

- Rentan mengalami

diskriminasi

- Kepuasan hidup yang rendah

di perantauan

Gambar 2.1

Skema Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

49

I. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai

berikut :

1. Ada hubungan yang signifikan dan positif antara kematangan

psikososial dengan strategi akulturasi integrasi pada mahasiswa

perantau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

50

BAB III

METODE

A. Pengantar

Pada bagian ini akan dijelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan desain

penelitian yang akan di lakukan dalam penelitian ini. Mulai dari jenis penelitian,

partisipan yang akan dilibatkan dalam penelitian ini, hingga metode analisis data

yang akan digunakan.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional, di mana

penelitian kuantitatif bertujuan dan berguna untuk menguji sebuah teori dengan

melihat hubungan antara dua variabel (Supratiknya, 2015). Data yang didapatkan

dari penelitian kuantitatif adalah data berupa angka yang kemudian diolah

menggunakan porsedur statistika (Creswell, 2014). Pengumpulan data dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei. Metode survei

sendiri adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan kecendurangan,

sikap, atau pendapat dari sebuah sampel atau populasi (Creswell, 2014). Dalam

peneltian ini, penyebaran dan pengisian survei akan dilakukan secara daring.

C. Partisipan

Partisipan dalam penelitian merupakan mahasiswa perantau, atau dengan

kata lain berasal dari luar Daerah Istimewa Yogyakarta. Partisipan juga

merupakan mahasiswa aktif di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

51

Yogyakarta dengan rentang usia 18-25 tahun. Untuk memenuhi kebutuhan

partisipan ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini

merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan kriteria tertentu yang

dimiliki oleh partisipan (Siregar, 2013). Dengan adanya pertimbangan pada

kriteria partisipan, jenis sampling ini termasuk dalam sampling yang bersifat

nonprobalitias. Artinya, populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini (Neuman, 2014). Hal ini membuat hasil

penelitian dengan metode sampling yang bersifat nonprobabilitas tidak dapat

digeneralisasi ke seluruh populasi.

D. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

Terdapat dua buah variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel tergantung

(dependent variable) dan variabel bebas (independent variable). Supratiknya

(2015) menyebutkan bahwa variabel tergantung merupakan variabel yang

diasumsikan sebagai hasil atau akibat pengaruh dari variabel independen.

Sedangkan variabel independen merupakan variabel yang kemungkinan

mempengaruhi atau berdampak pada hasil tertentu. Variabel tergantung dalam

penelitian ini adalah strategi akulturasi integrasi, dan yang menjadi variabel bebas

adalah kematangan psikososial.

1. Strategi Akulturasi Integrasi

Strategi akulturasi integrasi merupakan cara dalam menghadapi

akulturasi, di mana pada cara ini individu mempertahankan budaya asli yang

dimiliki, dan memiliki sikap terbuka terhadap lingkungan budaya sekitar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

52

(Berry, 2007). Perilaku mempertahankan budaya asli yang dilakukan oleh

individu dilihat dari relasi individu dengan orang-orang dari budaya aslinya,

dan penggunaan bahasa dari daerah asal individu. Sedangkan sikap terbuka

terhadap budaya sekitar dilihat dari pemahaman individu akan nilai-nilai di

lingkungan baru, penyesuaian gaya komunikasi, dan juga keinginan untuk

merasakan makanan khas di budaya baru.

2. Kematangan Psikososial

Kematangan Psikososial adalah banyaknya atribut positif dari Tahapan

Psikososial Erik Erikson yang dicapai oleh individu. Atribut positif tersebut

adalah trust, autonomy, initiative, industry, identity, intimacy, generativity,

dan ego integrity yang didapat dari masing-masing tahap perkembangan

psikososial (Erikson, dalam Newman & Newman, 2012; Santrock, 2014).

Pencapaian individu akan atribut positif tersebut menjadi indikator untuk

menunjukkan kematangan psikososial dalam diri individu.

E. Prosedur

Penelitian ini menggunakan Strategi Akulturasi Integrasi yang disusun oleh

peneliti untuk pengumpulan data. Skala dibuat berdasarkan dua aspek penyusun

strategi akulturasi integrasi yang diekmukakan oleh Berry, yaitu perilaku

mempertahankan budaya asli dan sikap terbuka terhadap budaya di tempat baru

(Berry, 2007). Peneliti menyarikan berbagai penelitian untuk menjabarkan kedua

aspek tersebut yang kemudian digunakan untuk menentukan area budaya apa saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

53

yang hendak dilihat dalam penelitian ini (Berry, 2006). Hasil tersebut kemudian

dituliskan dalam bentuk item-item dalam skala.

Skala strategi akulturasi integrasi yang sudah jadi tersebut kemudian dilihat

validitasnya terlebih dahulu. Peneliti melakukan validasi expert judgement dengan

mengkonsultasikan hasil penyusunan skala tersebut kepada dosen pembimbing

untuk melihat item-item yang dirasa kurang relevan untuk digunakan dalam

peneltian. Selain dari dosen pembimbingan, peneliti juga melakukan peer

judgement. Peneliti meminta lima orang rekan peneliti untuk memberi masukan

terkait item-item yang telah dibuat. Masukan yang didapat dari dosen

pembimbing dan rekan peneliti menjadi landasan peneliti untuk melakukan revisi

terhadap item-item yang telah dibuat sebelumnya.

Berbeda dengan skala startegi akulturasi integrasi, skala yang digunakan

untuk mengumpulkan data kematangan psikososial merupakan skala terjemahan

dari Modified Erikson’s Psychosocial Stage Inventory (Darling-Fisher & Leidy,

1988). Untuk menggunakan skala ini, peneliti lebih dulu meminta izin untuk

menerjemahkan dan menggunakan skala MEPSI dalam penelitian kepada Darling-

Fisher selaku pembuat skala. Setelah mendapat izin dari pembuat skala, peneliti

berlanjut ke proses selanjutnya, yaitu penerjemahan.

Proses penerjemahan melibatkan orang-orang yang memiliki keahlian dalam

bahasa Inggris. Skala ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indaonesia oleh rekan

yang seorang lulusan Jurusan Sastra Inggris. Hasil terjemahan tersebut kemudian

diterjemahkan kembali ke Bahasa Inggris untuk dibandingkan dengan naskah

awal. Proses ini bertujuan untuk melihat apakah ada pergeseran makna atau tidak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

54

Pembandingan ini dilakukan oleh rekan yang merupakan lulusan S-1 Pendidikan

Bahasa Inggris, dan mendapat gelar master di bidang pendidikan di Australia.

Kedua skala yang telah melalui proses validasi selanjutnya dibawa ke tahap uji

coba.

Uji coba skala dilakukan dengan menyebarkan kedua skala secara daring

kepada sejumlah partisipan. Partisipan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah

mahasiswa perantau, dalam artian berasal dari luar Daerah Istimewa Yogyakarta,

dan berusia 18-25 tahun. Partisipan juga merupakan mahasiswa aktif Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Proses ini berlangsung dari 25

Juni 2018 hingga 29 Juni 2018 dan mendapatkan 71 partisipan. Data yang didapat

kemudian diolah menggunakan program SPSS untuk dilihat validitas dan

reliabilitasnya. Hasil olahan tersebut dijadikan sebagai dasar untuk menentukan

item-item mana saja yang layak untuk digunakan dalam penelitian. Keseluruhan

proses ini dinamakan proses seleksi item, dan akan dibahas pada bagian lain dari

tulisan ini.

F. Alat pengumpulan data

Kedua variabel dalam penelitian ini diukur menggunakan alat pengumpulan

data. Baik variabel penggunaan strategi akulturasi integrasi, maupun variabel

kematangan psikososial, memiliki alat pengumpulan datanya masing-masing.

Subbab ini akan menjelaskan mengenai alat pengumpulan data tersebut, mulai

dari sumber alat ukur, jenis alat ukur, dan juga blueprint dari alat ukur tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

55

1. Strategi Akulturasi Integrasi

Pengumpulan data strategi akulturasi integrasi dilakukan dengan

menggunakan skala yang disusun oleh peneliti. Skala ini mengacu pada teori

strategi akulturasi yang ditulis oleh Berry, dimana startegi akulturasi integrasi

disususun dari perilaku individu mempertahankan budaya asli, dan di saat

yang bersamaan juga terbuka terhadap budaya baru (Berry, 2007).

Skala ini terdiri dari item-item favorable dan unfavourable. Pada item-

item favourable, skor bergerak dari 1-5, di mana semakin sering individu

melakukan pernyataan yang terdapat pada item, semakin tinggi pula skor yang

didapat oleh partisipan. Hal ini menunjukkan penggunaan strategi akulturasi

integrasi yang tinggi pula. Sebaliknya, pada item unfavourable, skor bergerak

dari 5-1, dan semakin sering individu melakukan pernyataan yang terdapat

pada item, semakin rendah skor yang didapat oleh partisipan.

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

survei. Peneliti akan membagikan kuesioner dalam bentuk skala mengenai

variabel dalam penelitian ini kepada sampel. Skala yang digunakan yaitu

berupa skala likert, di mana skala dalam skala likert partisipan akan diminta

untuk menyatakan respons kesetujuan atau ketidaksetujuaannya terhadap

suatu pernyataan dalam rentang yang bersifat kontinum (Supratiknya, 2014).

Repons yang disediakan ada 5, yaitu sangat setuju, setuju, tidak tahu, tidak

setuju, dan sangat tidak setuju.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

56

Untuk mendapatkan data skor variabel strategi akulturasi integrasi,

peneliti menggunakan kuesioner yang disusun oleh peneliti sendiri.. Kuesioner

berisi 28 item dengan penjabaran sebagai berikut:

Tabel 3.1

Blueprint Skala Strategi Akulturasi Integrasi

Aspek Indikator

Total

Item

Mempertahankan budaya asli

Menjalin relasi dengan orang dari

daerah asal, menggunaan bahasa

daerah asal di perantauan, mengetahui

tentang daerah asal, merasa aman saat

bersama teman dari daerah asal, dan

merasa memiliki tanggungjawab untuk

melakukan sesuatu bagi orang daerah

asal

14

Terbuka terhadap budaya

baru

Menjalin relasi dengan orang dari

budaya yang berbeda, memahami

budaya atau bahasa di tempat baru,

menikmati elemen eksplisit dari budaya

baru seperti music dan makanan, serta

melibatkan diri dalam linkungan di

budaya baru

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

57

Tabel 3.2

Bobot Skala Strategi Akulturasi Integrasi

Aspek Jumlah Item

Total % Favorable Unfavorable

Mempertahankan

budaya asli 8 8 16 50%

Terbuka

terhadap budaya

baru

8 8 16 50%

Total 16 16 32 100%

Tabel 3.3

Sabaran Item Skala Strategi Akulturasi Integrasi untuk Try Out

Aspek Favorable Unfavorable Total

Mempertahankan

budaya asli

1, 10, 14, 15, 21, 28,

29, 31

2, 5, 12, 16, 18, 22,

26, 32 16

Terbuka terhadap

budaya baru

3, 8, 9, 17, 19, 23,

25, 30

4, 6, 7, 11, 13, 20,

24, 27 16

Total 16 16 32

2. Kematangan Psikososial

Pengumpulan data untuk variabel kematangan psikososial dilakukan

dengan menyebarkan skala Modified Erikson’s Psychosocial Maturity

Inventory (MEPSI) kepada partisipan. Skala yang digunakan merupakan skala

terjemahan dari skala asli yang dikembangkan oleh Darling-Fisher & Leidy

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

58

(1988). Skala ini berisi 80 item, di mana terdapat 10 item untuk masing-

masing tahapan perkembangan psikososial.

Skor untuk masing-masing item bergerak dari 1 sampai dengan 5, di

mana skor tersebut akan dijumlahkan dan dirata-rata untuk mendapatkan skor

MEPSI keseluruhan. Skor 1 sampai dengan 2 menunjukkan bahwa partisipan

lebih banyak didominasi dengan atribut negatif seperti mistrust, inferiority,

dan isolation. Sebaliknya, skor 4 sampai dengan 5 menunjukkan bahwa

partisipan lebih banyak didominasi dengan atribut positif. Data dari skala ini

juga digunakan untuk memisahkan antara partisipan yang memiliki

kematangan psikososial tinggi dengan yang rendah. Batas skor yang

digunakan adalah 4, di mana skor lebih dari atau sama dengan 4, kematangan

psikososial dikategorikan tinggi, dan kurang dari 4 dikategorikan rendah.

Dalam penyusunannya, skala ini telah diuji coba kepada 168 orang

dewasa (Darling-Fisher & Leidy, 1988). Hasil dari uji coba tersebut didapati

bahwa koefisien reliabilitas untuk trust adalah 0.82 (n = 157), autonomy 0.84

(n = 160), initiative 0.78 (n = 153), industry 0.88 (n = 151), identity 0.85 (n =

157), intimacy 0.78 (n = 157), generativity 0.75 (n = 157), and ego integrity

0.80 (n = 159). Selain itu didapati koefisien yang didapatkan untuk

keseluruhan skala adalah sebesar 0.97 (n = 126). Koefisien reliabilitas pada

MEPSI, baik skala untuk mengukur setiap tahapan maupun keseluruhan skala

menunjukkan skor yang lebih dari 0,7 di mana skor ini menunjukkan bahwa

reliabilitas tes ini baik (Supratiknya, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

59

Tabel 3.4

Sebaran Item MEPSI

Skala Distribusi Item Jumlah

item %

Positif Negatif

Trust - Mistrust 24, 34, 36,

53, 67

10, 18, 28,

40, 44 10 12,5%

Autonomy - Shame & Doubt 1, 5, 12,

54, 68

37, 49, 57,

66, 78 10 12,5%

Initiative - Guilt 7, 32, 59,

71, 75

11, 15, 22,

23, 65 10 12,5%

Industry - Inferiority 2, 29, 33,

38, 64

14, 52, 61,

74, 76 10 12,5%

Identity - Confusion 8, 13, 16,

17, 41

6, 9, 25,

47, 48 10 12,5%

Intimacy - Isolation 4, 26, 45,

62, 77

3, 30, 39,

58, 72 10 12,5%

Generativity - Stagnation 21, 42, 50,

70, 80

27, 43, 60,

63, 69 10 12,5%

Ego Integrity - Despair 20, 46, 56,

73, 79

19, 31, 35,

51, 55 10 12,5%

Jumlah total item dalam skala 80 100%

3. Validitas

Validitas dalam pengukuran psikologis adalah suatu kualitas yang

menunjukkan bahwa sebuah tes benar-benar mengukur atribut psikologis yang

hendak diukur (Supratiknya, 2014). Untuk melihat validitas alat ukur yang

digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengujian validitas

yang melibatkan ahli. Metode ini disebut dengan metode expert judgment.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

60

Dalam hal ini, ahli yang dilibatkan adalah dosen pembimbing, dan juga ahli

bahasa Inggris untuk melakukan penerjemahan skala.

4. Seleksi item

Seleksi dilakukan untuk mendapatkan item-item yang akan digunakan

dalam skala final. Pada tahap ini, akan dilihat korelasi antar item dalam suatu

alat ukur (Supratiknya, 2014). Tujuannya adalah agar ditemukan adanya sifat

homogen dan daya diskriminasi yang baik dari suatu skala. Pada tahap ini ,

item yang dperthankan adalah item yang memiliki nilai korelasi > 0,20

(Supratiknya, 2014).

Seleksi item dalam penelitian ini hanya dilakukan kepada Skala Strategi

Akultuasi Integrasi. Hal ini disebabkan karena alat ukur MEPSI yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang diadaptasi, sehingga

tidak diperkenankan untuk mengubah konstruknya (Azwar, 2009). Dalam hal

ini, yang dimaksud mengubah termasuk menambahkan atau mengurangi item

dalam alat ukur. Hasilnya adalah terdapat 12 item yang digugurkan. Skala

yang semula berisi 32 item, bekurang menjadi 20 item.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

61

Tabel 3.5

Sabaran Item Skala Strategi Akulturasi Integrasi Setelah Seleksi Item

Aspek Favorable Unfavorable Total %

Mempertahankan

budaya asli

1, 10, 14, 15,

21*, 28*, 29, 31*

2*, 5*, 12, 16,

18, 22, 26, 32* 10 50%

Terbuka terhadap

budaya baru

3, 8, 9*, 17*,

19, 23, 25, 30

4*, 6, 7*, 11*,

13*, 20, 24, 27 10 50%

Total 11 9 20 100%

*item gugur

5. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan seberapa jauh alat ukur dapat dipercaya untuk

mengukur suatu atribut (Azwar, 2009). Alat ukur yang memiliki reliabilitas

yang baik akan menunjukkan yang konsisten saat diberikan secara berulang

dalam jangka waktu yang berbeda (AERA, APA, dalam Supratiknya, 2014).

Untuk melihat reliabilitas suatu alat ukur perlu dilakukan uji Alpha Cronbach

(Supratiknya, 2014). Koefisien reliabilitas bergerak dari 0,00 hingga 1,00 di

mana semakin besar koefisien reliabilitas suatu alat ukur, berarti semakin

reliabel tes tersebut. Selain itu, suatu alat ukur dapat dianggap memilki

koefisien reliabilitas yang memuaskan apabila memiliki skor > 0,7 (Kline,

dalam Supratiknya, 2014). Setelah dilakukan uji reliabilitas Alpha Cronbach

diketahui bahwa Skala Strategi Akulturasi yang dirancang oleh penliti

memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,751 (p>0,7). Hasil ini menunjukkan

bahwa reliabilitas skala ini memuaskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

62

G. Analisis Data

Bagian ini akan menjabarkan mengenai analisis data yang akan dilakukan

dalam penelitian ini. Analisis untuk melihat normalitas perseberan data yang

didapat akan dijabarkan terlebih dahulu. Normalitas persebaran data diperlukan

untuk menentukan uji hipotesis apa yang digunakan. Pembahasan selanjutnya

akan membahas uji hipotesis yang akan dilakukan.

1. Uji Normalitas

Peneliti menggunakan program komputer untuk melakukan analisis data

dalam penelitian ini, yaitu SPSS for Windows. Analisis pertama adalah uji

normalitas, di mana hal ini dilakukan untuk melihat persebaran data yang

didapatkan. Data dapat dikatakan memliki persebaran yang normal jika nilai

signifikansi yang dimiliki lebih dari 0,05 (Mayers, 2013). Uji normalitas

sendiri dapat dilakukan dengan uji normaltias Kolmogorov-Smirnov saat

partisipan berjumlah 50 atau lebih. Sebaliknya, apabila jumlah partisipan

kurang dari 50, uji normalitas Shapiro-Wilk yang akan digunakan (Mayers,

2013). Dengan jumlah partisipan sebanyak 241 partisipan, penelitian ini

mengunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis statistik korelasi.

Metode analisis data ini disesuaikan dengan tujuan penelitian yang melihat

kekuatan atau bentuk dua arah hubungan antara dua variabel atau lebih, dalam

hal ini hubungan antara kematangan psikososial dengan strategi akulturasi

integrasi pada mahasiswa perantau (Siregar, 2013). Uji statistik yang akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

63

digunakan sendiri ada 2 macam: Uji Korelasi Pearson yang digunakan saat

data terdistribusi secara normal, dan Uji Korelasi Spearman saat data yang

hendak diolah tidak terdistribusi secara normal.

H. Pertimbangan Etis

Penelitian ini mungkin saja membuat partisipan merasa tidak nyaman atau

menimbulkan perasaan negatif lainnya. Ketidaknyamanan mungkin muncul di

mana total item yang harus diisi oleh peserta mencapai 120 item. Pertanyaan

dalam skala akan menggali informasi yang berkaitan tentang pengalaman

partisipan selama di perantauan. Skala lainnya juga akan menggali tentang relasi

interpersonal, tujuan hidup, masa lalu partisipan, dan berbagai hal lain yang

mungkin dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam diri partisipan.

Untuk menggulangi ketidaknyamanan tersebut, peneliti menggunakan

informed consent dalam pengambilan data. Informed consent tersebut

menjelaskan mengenai tujuan dari penelitian ini, jangka waktu, dan juga

menginformasikan bahwa partisipan berhak untuk mengundurkan diri dari

penelitian kapan saja tanpa adanya konsekuensi apa pun. Pengsisian skala

dilanjutkan hanya setelah partisipan menandai bagian yang menyatakan

kesetujuan. Informed consent ini mengacu pada Kode Etik Psikologi Indonesia

Pasal 49 (HIMPSI, 2010). Seluruh data yang didapat dari penelitian ini juga hanya

akan digunakan untuk keperluan penelitian saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

64

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengantar

Pada bab ini akan dituliskan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dan

juga pembahasan mengenai hasil yang didapat. Dari hasil yang didaptkan akan

dideskripsikan jenis kelamin, usia, dan daerah asal dari partisipan dalam

penelitian ini. Selain itu, hasil dari uji statistik yang dilakukan juga akan

dijabarkan di bab ini. Hasil-hasil tersebut adalah hasil uji normalitas, dan uji

hipotesis. Setelah itu, makna dari perhitungan statiska yang sudah didapat akan

dibahas.

B. Hasil

1. Deskripsi Data Partisipan

Deskripsi mengenai data partisipan dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut.

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Partisipan

Jenis Kelamin Jumlah

Partisipan Persentase

Laki-laki 46 20,1%

Perempuan 183 79,9%

Total 229 100%

Berdasarkan deskripsi tersebut, diketahui bahwa mayoritas partisipan

dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan. Jumlah partisipan

perempuan sebanyak 183 partisipan atau 79,9% dari jumlah parisipan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

65

Sedangkan partisipan laki-laki perjumlah 46 partisipan atau 20,1% dari jumlah

partisipan. Keseluruhan partisipan dalam penelitian ini ada 229 partisipan.

Tabel 4.2

Usia Partisipan

Usia Jumlah Persentase

18 5 2,2%

19 24 10,5%

20 41 17,9%

21 51 22,3%

22 73 31,9%

23 22 9,6%

24 8 3,5%

25 5 2,2%

Total 229 100%

Partisipan dalam penelitian ini merupakan mahasiswa rantau yang

berasal dari luar Daerah Istimewa Yogyakarta dengan rentang usia 18-25

tahun. Partisipan yang terlbat dalam penelitian ini mewakili seluruh usia

dalam rentang tersebut, meskipun jumlahnya tidak selalu sama. Jumlah

partisipan dari usia 18-22 terus meningkat, kemudian terus menurun di usia

22-25.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

66

Tabel 4.3

Daerah Asal Partisipan

Daerah

Asal Jumlah Persentase

Jawa 115 50,2%

Kalimantan 27 11,8%

Sumatera 38 16,6%

Bali 18 7,9%

Papua 6 2,6%

Sulawesi 10 4,4%

Lain-lain* 15 6,6%

Total 229 100%

*NTT, Kupang, Kefamenanu, Labuan Bajo, Sumbawa Besar,

Waikabubak, Tual, Ende, Flores

Lebih dari separuh partispan dalam penelitian ini berasal dari Jawa (115)

dengan persentase sebesar 50,2 persen. Partispan dari Sumatera dan

Kalimantan merupakan partisipan kedua dan ketiga terbanyak. Jumlahnya

masing-masing 38 dan 27 partisipan. Partispan dari Bali, Papua, dan Sulawesi

masing-masing berjumlah 18, 6, dan 10 partisipan. Selain keenam daerah yang

sudah disebutkan, ada juga partisipan dari daerah lain seperti Sumbawa Besar,

Flores, dan Kupang.

2. Deskripsi Data Penelitian

Bagian ini akan menjelaskan deskripsi data penelitian yang telah

didapatkan. Peneliti akan melihat juga mean empiris dan mean teoretis dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

67

skala penggunaan strategi akulturasi integrasi. Hal ini dapat memberikan

gambaran tentang kecenderungan penggunaan strategi akulturasi integrasi

pada partisipan.

Tabel 4.4

Hasil Pengukuran Deskripsi Variabel

Skala Jumlah Rentang Minimum Maksimun Mean Standar

Deviasi

Strategi

Akulturasi

Integrasi

229 21 47 68 57,99 4,07

MEPSI

229 1,10 2,7 3,80 3,2 0,23

Tabel 4.5

Hasil Pengukuran Deskripsi Variabel Penggunaan Strategi Akulturasi Integrasi dan

Uji Beda Mean Empiris dengan Mean Teoretis

Min Maks Mean

Empiris

Mean

Teoretis

47 68 57,5 57,99

Test Value = 57.5

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differen

ce

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

1.824 228 .069 .49127 -.0395 1.0220

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

68

Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

antara mean teoretis dengan mean empiris pada penggunaan strategi akulturasi

integrasi mahasiswa perantau (p>0,5). Dengan demikian, penggunaan strategi

akulturasi integrasi pada partisipan tidak bisa dibilang tinggi.

Tabel 4.6

Mean Skor Skala Penggunaan Strategi Akulturasi Integrasi

Berdasarkan Daerah Asal

Asal

Daerah N Mean

Jawa 115 58.15

Kalimantan 27 57.14

Sumatera 38 57.7

Bali 18 58.11

Papua 6 56.5

Sulawesi 10 59.00

Lain-lain 15 58.73

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa partisipan dari Sulawesi

memiliki mean tertinggi untuk skor penggunaan strategi akulturasi integrasi.

Berikutnya ada partisipan dari Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Papua.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji

normalitas Kolmogorov-Smirnov. Data yang didapat dikatakan memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

69

distribusi yang normal jika koefisien signifikansi lebih dari 0,05 (p > 0,05)

(Mayers, 2013). Hasil dari uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Data Penelitian

Kolmogorov-Smirnov

Skala Statistik df Sig.

Strategi

Akulturasi

Integrasi

0,068 229 0,013

MEPSI

0,096 229 0,000

Tabel di atas menunjukkan bahwa kedua skala memiliki nilai signifikansi

di bawah 0,05. Melalui nilai signifikansi tersebut dapat diketahui bahwa kedua

skala memiliki persebaran yang tidak normal. Hal ini berdampak pada uji

hipotesis yang dilakukan.

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat hubungan antara dua variabel,

yaitu kematangan psikososial dan strategi akulturasi integrasi. Uji normalitas

telah menunjukkan bahwa sebaran data pada kedua skala tidak normal.

Dengan demikian, uji hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

70

hipotesis Spearman (Mayers, 2013). Kedua variabel dikatakan memiliki

korelasi yang signifikan saat koefisien korelasi dari uji Spearman ini

menunjukkan angka kurang dari 0,05 (p < 0,05) (Mayers, 2013).

Tabel 4.8

Hasil Uji Hipotesis

Strategi

Akulturasi

Integrasi

MEPSI

Spearman’s

rho

Strategi

Akulturasi

Integrasi

Koefisien

Korelasi 1,000 0,236**

Sig. (2-tailed) , 0,000

N 229 229

MEPSI

Koefisien

Korelasi 0,236** 1,000

Sig. (2-tailed) 0,000 ,

N 229 229

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi menunjukkan

0,000 (p < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara kematangan psikososial dan strategi akulturasi integrasi. Melalui

koefisien korelasi dari tabel di atas (0,236) juga dapat diketahui bahwa

hubungan antara kedua variabel bersifat positif.

C. Pembahasan

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat hubungan

antara kematangan psikososial dengan penggunaan strategi akulturasi pada

mahasiswa perantau di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

71

Yogyakarta. Berdasarkan perhitungan statistika yang telah dilakukan, diperoleh

nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) dan koefisien korelasi sebesar 0,236.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa di antara kematangan psikososial dan strategi

akulturasi integrasi terdapat hubungan yang signifikan dan bersifat positif. Hal ini

berarti semakin tinggi kematangan psikososial pada mahasiswa perantau yang

menjadi partisipan dalam penelitian ini, semakin tinggi pula penggunaan strategi

akulturasi mahasiswa tersebut. Hasil ini tidak dapat digeneralisikan ke seluruh

populasi karena penggunaan sampling yang tidak memungkinkan seluruh populasi

mendapat kesempatan yang sama untuk terlibat dalam penelitian ini (Neuman,

2014).

Hasil dari penelitian menunjukkan ada hubungan antara kematangan

psikososial dengan orientasi yang dimiliki oleh partisipan terkait mempertahankan

budaya asli. Hal ini dapat dilihat dari salah satu aspek yang dikembangan dalam

kematangan psikososial, yaitu identitas (Alwisol, 2009; Feist & Feist, 2008;

Newman & Newman, 2012). Partisipan dengan kematangan psikososial tinggi

akan dapat mencapai kejelasan identitas, yang akan membawa partisipan pada

pemahaman yang utuh tentang siapa dirinya, tujuan hidup, dan lain sebagainya

(Gfellner & Cordoba, 2011; Markstrom & Marshall, 2007). Adanya pemahaman

identitas ini, membawa partisipan untuk memiliki orientasi terhadap budaya

aslinya yang dibutuhkan dalam pengambilan strategi akulturasi integrasi.

Orientasi untuk mempertahankan budaya asli di perantauan ditandai dengan

partisipan yang tetap menjalin relasi dengan teman-teman dari daerah aslanya.

Adanya relasi yang berkelanjutan ini memungkinkan partisipan untuk lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

72

mudah dalam mendapatkan dukungan ketika menghadapi kesulitan (Sullivan &

Kashubeck-West, 2015). Dukungan ini menjauhkan partisipan dari perasaan

terisolasi, sehingga partisipan tidak mengalami stres yang disebabkan karena

perbedaan budaya dan akulturasi (Phillimore, 2011)

Strategi akulturasi integrasi juga dibentuk dari orientasi individu untuk

terbuka terhadap budaya lain (Berry, 2007). Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa strategi akulturasi integrasi berhubungan dengan kematangan psikososial.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, semakin tinggi kematangan psikososial

pada partisipan, semakin banyak pula unsur sistonik yang dikembangkan

(Darling-Fisher & Leidy, 1988; Olczak & Goldman, 1975). Saat partisipan

mengembangkan unsur-unsur sistonik, seperti pandangan yang positif terhadap

lingkungan, kepercayaan diri, inisiatif, dan lain sebagainya. Kemampuan tersebut

dapat membantu partisipan dalam menjalin relasi dengan lingkungan di

sekitarnya. Hasil ini juga didukung oleh Jones et al., (2004) yang mengungkapkan

bahwa aspek-aspek kematangan psikososial seperti trust, autonomy, dan initiative

mampu menurunkan konflik dalam pertemanan. Selain itu, mahasiswa perantau

yang mengembangkan kematangan psikososial memiliki rasa empati yang tinggi

pula (Jones et al., 2004). Dengan demikian dapat dilihat pula bahwa partisipan

dengan kematangan psikososial yang tinggi, memiliki penggunaan strategi

aulturasi integrasi yang tinggi pula. Dengan menggunakan strategi akulturasi

integrasi yang tinggi, partisipan dapat terhindar dari diskriminasi dan memiliki

kepuasan hidup yang lebih tinggi pula di perantauan (Berry & Hou, 2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

73

Berdasarkan data yang didapat, mahasiswa perantau yang mendapat skor

penggunaan strategi akulturasi integrasi dari yang tertinggi adalah partisipan dari

Sulawesi (n=10, mean=59,00). Mahasiswa perantau dari Pulau Jawa, tempat di

mana partisipan berkuliah berada di urutan kedua (n=115, mean=58,15).

Kemudian ada Bali (n=18, mean=58,11), Sumatera (n=38, mean=57,71), dan

Kalimatan (n=27, mean=57,14). Skor penggunaan strategi akulturasi integrasi

terendah didapatkan oleh partisipan yang berasal dari Papua (N=6, n=56,50).

Hasil ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendukung dan menghambat

pengambilan strategi akulturasi integrasi.

Pada mean kelompok partisipan yang berada di urutan atas bisa jadi

didukung oleh adanya persamaan bahasa, norma, dan budaya antara daerah

asalnya dengan budaya yang ditemui di Yogyakarta, atau bisa juga karena faktor

personal dari mahasiswa tersebut (de Anda, 1984; LaFromboise et al., 1993).

Mahasiswa dari Sulawesi yang memiliki penggunaan strategi akulturasi tertinggi

ini didukung dengan penelitian yang mengungkapkan bahwa mahasiswa Sulawesi

banyak menggunakan strategi coping problem focused, di mana strategi ini dapat

membantu adaptasi mahasiswa di perantauan (Parks, 1999). Selanjutnya

mahasiswa dari Jawa berada di urutan kedua juga didukung oleh faktor banyak

kesamaan budaya yang ditemui mahasiswa di daerah asalya dengan budaya yang

ada di Yogyakarta. Mahasiswa dari Jawa juga menjunjung tinggi sopan santun

dalam keseharian (Endrayanty, 2012). Sopan santun ini digunakan baik dalam

relasi dengan teman, maupun orang yang lebih tua. Hal ini membuat mahasiswa

dari Jawa lebih mudah untuk diterima di masyrakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

74

Lain halnya dengan mahasiswa dari Sumatra, penelitian yang sudah ada

mengindikasikan bahwa mahasiswa dari Sumatra yang berkuliah di Yogyakarta

cenderung mampu untuk menyesuaikan diri dengan budaya Jawa (Marpaung,

2007). Penysuaian diri dengan budaya sekitar ini merupakan salah satu aspek

pendukung dari penggunaan dari strategi akulturasi integrasi, akan tetapi

penelitian ini menunjukkan bahwamahasiswa dari Sumatera hanya menempati

urutan keempat dari tujuh daerah yang dilihat dari penelitian ini. Hal ini

menunjukkan bahwa masih banyak hal-hal yang perlu dikembangkan oleh

mahasiswa perantau dari Sumatra terkait dengan pengambilan strategi akulturasi

integrasi.

Sebaliknya, kelompok partisipan yang berada di peringkat bawah bisa saja

mengalami hambatan seperti perbedaan budaya yang besar, perbedaan

karakteristik fisik, dan lain sebagainya (de Anda, 1984). Hal lain yang perlu

menjadi perhatian pada hasil penelitian ini adalah peran masyarakat sekitar dalam

pengambilan strategi akulturasi integrasi pada mahasiswa perantau. Sikap terbuka

dari orang-orang di lingkungan sekitar akan mendukung perantau untuk

berinteraksi dan memahami lingkungan (Bakker et al., 2006; Berry & Sam, 2010).

Penelitian ini tidak mengukur sikap masyrakat sekitar terhadap pendatang,

sehingga tidak dapat melihat dampak dari faktor tersebut dalam penelitian ini.

Namun, dari hasil penelitian sebelumnya didapati bahwa banyak stereotip yang

ditujukan pada mahasiswa Papua, seperti suka melanggar aturan, kasar, dan suka

mabuk yang membawa mahasiswa Papua mendapat diskriminasi dari masyarakat

Yogyakarta (Masyitoh, 2017; Nugraha, 2015). Hal ini menjadi salah satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

75

penghambat bagi mahasiswa Papua untuk menggunakan strategi akulturasi

integrasi. Selain itu, terdapat perbedaan jumlah pada masing-masing kelompok

partisipan, misalnya antara partisipan dari Jawa (n=115) dengan partisipan dari

Papua (n=6) dan Sulawesi (n=10). Hal-hal tersebut membuka peluang bagi

peneliti lain untuk mengembangkan hasil penelitian ini dalam penelitian

selanjutnya.

Peneliti juga berusaha mendapat gambaran mengenai penggunaan strategi

akulturasi integrasi pada partisipan. Dari analisis data yang telah dilakukan,

diketahui bahwa mean empiris yang didapat oleh partisipan dalam penelitian ini

(mean=57,99) lebih tinggi dari mean teoretis penggunaan strategi akulturasi

(mean=57,50). Setelah data tersebut diuji secara statistik, didapati bahwa tidak

adanya perbedaan yang signifikan mean teoretis dengan mean empiris pada skor

kematangan psikososial pada partisipan menunjukkan. Hal ini menunjukkan

bahwa pengunaan strategi akulturasi integrasi pada partisipan dalam penelitian ini

tidak dapat dibilang tinggi, meskipun mean empiris yang didapat lebih tinggi dari

mean teoretis penggunaan strategi akulturasi integrasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

76

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan terdapat hubungan yang

signifikan dan bersifat positif di antara kematangan psikososial dengan

penggunaan strategi akulturasi integrasi pada mahasiswa perantau. Hal ini berarti

semakin tinggi kematangan psikososial mahasiswa perantau, semakin tinggi pula

penggunaan strategi akulturasi individu tersebut. Berbagai kemampuan yang

dikembangkan dalam kematangan psikososial, seperti identitas, pandangan positif,

dan kepercayaan diri dapat mendudukung partisipan untuk mencapai kejelasan

identitas, dan juga menjalin relasi yang baik dengan lingkungan. Hal-hal tersebut

merupakan hal yang dibutuhkan dalam pengambilan strategi akulturasi.

Dalam hal penggunaan strategi akulturasi integrasi, partisipan dari berbagai

daerah memiliki rata-rata yang berbeda. Perbedaan ini perlu menjadi perhatian

karena perbedaan antara budaya di tempat asal artisipan dengan budaya di

perantauan, dan faktor-faktor lain dapat mempengaruhi penggunaan strategi

akulturasi pada partisipan. Dari penelitian ini didapati juga bahwa penggunaan

strategi akulturasi integrasi pada mahasiswa perantau yang menjadi partisipan

dalam penelitian berada di atas rata-rata, akan tetapi perbedaannya tidak

signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan strategi akulturasi integrasi

pada partisipan masih dapat ditingkatkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

77

B. Keterbatasan

Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan. Dalam penyusunan skala strategi

akulturasi integrasi, peneliti hanya menggunakan beberapa domain seperti relasi

sosial, penggunaan bahasa, dan lain sebagainya. Semakin banyak domain yang

digambarkan dalam skala tentunya juga akan meningkatkan kualitas alat ukur itu

sendiri. Meski dengan keterbatasan ini peneliti sudah mendapatkan skala dengan

validitas dan reliabilitas yang baik, akan tetapi kualitas skala tersebut masih bisa

ditingkatkan lagi.

Keterbatasan lain yang terdapat dalam penelitian ini adalah metode

sampling nonprobabilitas, di mana metode tersebut tidak dapat menggambarkan

seluruh populasi. Hal ini disebabkan karena populasi tidak memiliki kesempatan

yang sama untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Dengan digunakannya

metode sampling probabilitas, hasil penelitian dapat digeneralisir untuk populasi

yang lebih luas. Meskipun begitu, metode nonprobabilitas yang digunakan oleh

peneliti juga dapat memberi manfaat dalam hal menguji hipotesis dalam penelitian

ini.

C. Saran

Setelah mendapatkan kesimpulan dari penelitian ini, selanjutnya akan

disajikan saran tentang hal apa yang dapat dilakukan oleh target grup dan pihak-

lain terkait dengan hasil penelitian ini. Melalui saran ini, diharapkan pihak-pihak

tersebut dapat merasakan manfaat dari penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

78

1. Bagi mahasiswa perantau

Mahasiswa dapat lebih meningkatkan interaksi dengan lingkungan sosial

untuk dapat semakin memahami kebutuhan lingkungan, dan bagaimana

merespons lingkungan secara tepat. Hal ini dapat dilakukan untuk

meningkatkan kematangan psikososial, yang akan berdampak pada

penggunaan strategi akulturasi yang meningkat pula.

2. Bagi orangtua, dosen, dan pihak universitas

Pendekatan psikososial menekankan peran lingkungan sosial bagi

perkembangan diri individu. Maka dari itu, lingkungan diharpkan dapat

mendukung kehidupan mahasiswa perantau di perantauan. Orangtua dari

mahasiswa perantau perlu mempersiapkan mahasiswa sebelum dilepas ke

perantauan, seperti membiasakan anak untuk mandiri, dan mampu

menyelesaikan masalah dengan baik.

Selain itu, dosen, universitas, dan Kemenristekdikti juga perlu

memberikan dukungan bagi mahasiswa selama di perantauan. Dukungan yang

diberikan bisa dalam bentuk pelatihan yang dapat mengembangkan

kematangan psikososial mahasiswa perantau. Tujuannya, agar mahasiswa

mampu menanggapi lingkungan dengan cara yang adaptif, yaitu menggunakan

strategi akulturasi integrasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

79

3. Bagi masyarakat di lingkungan sekitar mahasiswa perantau

Masyarakat di sekitar mahasiswa perantau dapat meningkatkan interaksi

dengan mahasiswa perantau, misalnya dengan melibatkan mahasiswa perantau

dalam berbagai kegiatan kerja bakti, pertemuan lingkungan, dan lain

sebagainya. Hal ini dapat membantu mahasiswa perantau untuk lebih

mengenal lingkungan dan mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan

lingkungan.

4. Bagi komunitas ilmuwan psikologi

Ilmuwan psikologi perlu lebih banyak melakukan penelitian mengenai

strategi akulturasi integrasi di Indonesia. Dengan banyaknya penelitian

mengenai strategi akulturasi integrasi dan hal-hal lain yang mendukungnya

diharapkan dapat meningkatkan penggunaan strategi akulturasi integrasi ini di

masyarakat. Penelitian selanjutnya bisa dilakukan dengan pengambilan subjek

yang lebih besar, dan metode sampling yang mampu merepresentasikan

populasi dengan lebih luas.

D. Komentar Penutup

Peneliti merasa senang setelah melakukan penelitian ini. Perasaan tersebut

diladasi oleh 2 hal. Pertama, peneliti dapat memberikan kontribusi bagi

mahasiswa perantau sesuai dengan kapasitas peneliti sebagai mahasiswa

psikologi. Kedua, peneliti mendapat banyak hal baru untuk dipelajari selama

melakukan penelitian ini, khususnya tentang berbagai strategi dalam menghadapi

perantauan. Peneliti merasa bahwa tambahan ilmu ini tentu saja sangat bermanfaat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

80

dan dapat menjadi bekal bagi peneliti untuk dibawa dalam kehidupan, baik saat

bekerja, atau saat harus terjun ke masyarakat. Akhir kata, peneliti berharap

pembaca juga mendapat banyak manfaat dari penelitian ini. Semakin banyak yang

pembaca yang mendapat menfaat dari penelitian ini, tentu semakin banyak pula

perasaan senang yang dirasakaan oleh peneliti. Tuhan memberkati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

81

DAFTAR PUSTAKA

Ahani, S. (2016). The Impact of Acculturation and Biculturalism on the Second

Generations Living in Canada. City University of Seattle, Vancouver.

Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

APA Board of Educational Affairs Task Force on Psychology Major

Competencies. (2013). APA Guidelines for the Undergraduate Psychology

Major. American Psychological Association.

Araro, R. (2018, Oktober). Biaya Hidup Anak Kos, Kota Mana Termurah?

Tribunmanado.Co.Id. Retrieved from

http://manado.tribunnews.com/2018/10/29/biaya-hidup-anak-kos-kota-

mana-termurah?page=all

Arends-Tóth, J., & van de Vijver, F. J. R. (2006). Assessment of psychological

acculturation. In D. L. Sam & J. W. Berry (Eds.), The Cambridge

Handbook of Acculturation Psychology (pp. 142–160). Cambridge:

Cambridge University Press. doi : 10.1017/CBO9780511489891.013

Arends-Tóth, J., & Van de Vijver, F. J. R. (2007). Acculturation attitudes: A

comparison of measurement methods. Journal of Applied Social

Psychology, 37(7), 1462–1488. doi : 10.1111/j.1559-1816.2007.00222.x

Arnett, J. J. (2000). Emerging adulthood : A theory of development from the late

teens through the twenties. American Psychologist, 55(5), 469–480. doi :

10.1037//0003-066X.55.5.469

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

82

Arnett, J. J. (2005). The developmental context of substance use in emerging

adulthood. Journal of Drug Issues, 5(2), 235–254.

Arnett, J. J. (2015). Emerging Adulthood : The Winding Road From the Late

Teens Through the Twenties. Oxford University Press.

Aronson, E., Wilson, T. D., & Akert, R. M. (2005). Social Psychology (5th ed.).

New Jersey: Pearson Education, Inc.

Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bakker, W., Zee, K. van der, & Oudenhoven, J. P. van. (2006). Personality and

Dutch emigrants’ reactions to acculturation strategies. Journal of Applied

Social Psychology, 36(12), 2864–2891. doi : 10.1111/j.0021-

9029.2006.00132.x

Berry, J. W. (1997). Immigration, acculturation, and adaptation. Applied

Psychology, 46(1), 5–68. doi : 10.1080/026999497378458

Berry, J. W. (2006). Design of acculturation studies. In The Cambridge Handbook

of Acculturation Psychology (pp. 129–141). Cambridge: Cambridge

University Press.

Berry, J. W. (2007). Acculturation. In J. E. Grusec & P. D. Hastings (Eds.),

Handbook of Socialization. New York: The Guilford Press.

Berry, J. W., & Hou, F. (2017). Acculturation, Discrimination and Wellbeing

Among Second Generation of Immigrants in Canada. IInternational

Journal of Intercultural Relations, 61, 29–39.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

83

Berry, J. W., Phinney, J. S., Sam, D. L., & Vedder, P. (2006). Immigrant Youth:

Acculturation, Identity, and Adaptation. Applied Psychology : An

International Review, 55(3), 303–332.

Berry, J. W., Poortinga, Y. H., Breugelmans, S. M., Chasiotis, A., & Sam, D. L.

(2012). Cross-cultural psychology : Research and application (3rd ed.).

Cambridge: University Press.

Berry, J. W., & Sam, D. L. (2010). Acculturation : When individuals and groups

of different cultural backgrounds meet. Perspective on Psychological

Science, 5(4), 472–481. doi : 10.1177/1745691610373075

Cahya Permata, D., & Listiyandini, R. A. (2015). Peranan Pola Asuh Orangtua

dalam Memprediksi Resiliensi Mahasiswa Tahun Pertama yang Merantau

di Jakarta. Prosiding PESAT, 6.

Church, A. T. (1982). Sojourner adjustment. Psychological Bulletin, 91(3), 540–

572. doi : 10.1037/0033-2909.91.3.540

Creswell, J. W. (2014). Research design : Qualitative, quantitavie, and mixed

methods approaches (4th ed.). London: Sage Publication.

Daftar Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Angkatan 2012-2017. (2018). Sekretariat Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Darling-Fisher, C., & Leidy, N. K. (1988). Measuring Eriksonian development in

the adult: The Modified Erikson Psychosocial Stage Inventory.

Psychological Report, 62, 747–754.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

84

Darmaningtyas. (2017, May 2). Tamansiswa, Ki Hadjar Dewantara, dan Sistem

Pendidikan Kolonial. Geotimes.Co. Retrieved from

https://geotimes.co.id/kolom/pendidikan/tamansiswa-ki-hadjar-dewantara-

dan-sistem-pendidikan-kolonial/

de Anda, D. (1984). Bicultural Socialization: Factors affecting the minority

experience. Social Work, 29(2), 101–107. doi : 10.1093/sw/29.2.101

Deci, E. L., & Ryan, R. M. (1991). A motivational approach to self: Integration in

personality. In Nebraska Symposium on Motivation, 1990: Perspectives

on motivation. (pp. 237–288). Lincoln, NE, US: University of Nebraska

Press.

Dona, G., & Berry, J. W. (1994). Acculturation Attitudes and Acculturative Stress

of Central American Refugess. International Journal of Psychology,

29(1), 57–70.

Endrayanty, W. (2012). Makna sopan santun pada remaja Jawa di yogyakarta.

Sanata Dharma Yogyakarta, Yogyakarta.

Fadhilla, I. (2017, June 25). Pergilah Merantau, Supaya Kamu Dapat Merasakan

12 Hal Ini. IDNtimes.Com. Retrieved from

https://www.idntimes.com/life/inspiration/dhilla/inilah-beberapa-manfaat-

menjadi-seorang-perantau/full

Feist, J., & Feist, G. J. (2008). Theories of Personality (7th ed.). New York:

McGraw-Hill.

Florence Sihombing Kini Jadi `Orang Paling Dicari di Jogja. (2014, August 24).

Liputan6.Com. Retrieved from

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

85

http://www.liputan6.com/citizen6/read/2097784/florence-sihombing-kini-

jadi-orang-paling-dicari-di-jogja

Gfellner, B. M., & Cordoba, A. I. (2011). Identity distress, psychosocial maturity,

and adaptive functioning among university students. Identity: An

Iternational Jornal of Theory and Research, 11(2), 136–154. doi :

10.1080/13676261.2015.1059925

Greenberger, E., & Sorensen, A. (1974). Toward a concept of psychosocial

maturity. Journal of Youth and Adolescence, 3(4), 329–358. doi :

10.1007/BF02214746

Gutierrez, I. A., & Park, C. L. (2015). Emerging adulthood, evolving worldviews:

How life events impact college students’ developing belief systems.

Journal of Emerging Adulthood, 3(2), 85–97. doi :

10.1177/2167696814544501

Hamamura, T., & Laird, P. G. (2014). The effect of perfectionism and

acculturative stress on levels of depression experienced by East Asian

international student. Journal of Multicultural Counseling and

Development, 42, 205–217. doi : 10.1002/j.2161-1912.2014.00055.x

Hanna, Y. (2017, May 2). Sejarah Berdirinya Organisasi Taman Siswa di

Yogyakarta. Bobo.Id. Retrieved from

http://bobo.grid.id/read/08674870/sejarah-berdirinya-organisasi-taman-

siswa-di-yogyakarta?page=all

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

86

Harijanto, J., & Setiawan, J. L. (2017). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan

Kebahagiaan Pada Mahasiswa Perantau Di Surabaya. Psychopreneur,

1(1).

HIMPSI. (2010). Kode etik psikologi Indonesia. Jakarta: Pengurus Pusat

Himpunan Psikologi Indonesia.

Ikeguchi, C. (2008). Cultural learning and adaptation : A closer look at the

realities. Intercultural Communication Studies, XVII(1).

Imamura, M., & Zhang, Y. B. (2014). Functions of the common ingroup identity

model and acculturation strategies in intercultural communication:

American host nationals’ communication with Chinese international

students. International Journal of Intercultural Relations, 43, 227–238.

doi : 10.1016/j.ijintrel.2014.08.018

Iwan, D. (n.d.). Sederhana, Merakyat, Demokratis, Berkharisma, dan Rela

Berkorban untuk Negara adalah Semangat dan Inspirasi dari Sri Sultan

Hamengku Buwono IX bagi Generasi Penerus Bangsa. Historia.Id.

Retrieved from https://belanegarari.com/2012/05/27/sederhana-merakyat-

demokratis-berkharisma-dan-rela-berkorban-untuk-negara-adalah-

semangat-dan-inspirasi-dari-sri-sultan-hamengku-buwono-ix-bagi-

generasi-penerus-bangsa/

Jamhur, M. E., Borualogo, I. S., & Hamdan, S. R. (2015). Studi deskriptif

mengenai strategi akulturasi integrasi pada mahasiswa perantau kelompok

etnik Minangkabau dan kelompok etnik Batak di Kota Bandung. Prosiding

Psikologi, 151–156.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

87

Jones, R. M., Vaterlaus, J. M., Jackson, M. A., & Morrill, T. B. (2004). Friendship

characteristics, psychosocial development, and adolescent identity

formation: Young adult friendships and psychological development.

Journal of Personal Relationships, 21(1), 51–67. doi : 10.1111/pere.12017

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. (2016, November 30).

Jumlah perguruan tinggi kopertis wilayah V – Daerah Istimewa

Yogyakarta. Retrieved from

http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/index.php/2016/11/30/infografis-

kopertis-wilayah-v/

Kosic, A. (2004). Acculturation strategies, coping process and acculturative stress.

Scandinavian Journal of Psychology, 45(4), 269–278. doi :

10.1111/j.1467-9450.2004.00405.x

LaFromboise, T., Coleman, H. L., & Gerton, J. (1993). Psychological impact of

biculturalism: Evidence and theory. Psychological Bulletin, 114(3), 395–

412. doi : 10.1037/0033-2909.114.3.395

Larson, R. W., & Verma, S. (1999). How children and adolescents spend time

across the world: Work, play, and developmental opportunities.

Psychological Bulletin, 125(6), 701–736. doi : 10.1037/0033-

2909.125.6.701

Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress, appraisal, and coping. New York:

Springer Publication.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

88

Lesser, I. A., Gasevic, D., & Lear, S. A. (2014). The Association between

Acculturation and Dietary Patterns of South Asian Immigrants. PLoS

ONE, 9(2).

Lian, Y., & Tsang, K. (2010). The impacts of acculturation strategies and social

support on the cross-cultural adaptation of mainland Chinese students in

Hong Kong. Educational Research Journal, 25(1), 81–102. doi :

10.1007/s12564-013-9285-6

Markstrom, C. A., & Marshall, S. K. (2007). The psychosocial inventory of ego

strengths: Examination of theory and psychometric properties. Journal of

Adolescence, 30(1), 63–79. doi : 10.1016/j.adolescence.2005.11.003

Marpaung, W. (2007). Perbedaan tingkat asertivitas antara mahasiswa Batak

Toba yang ada di Yogyakarta dengan mahasiswa Batak Toba yang ada di

Medan. Sanata Dharma Yogyakarta, Yogyakarta.

Masyitoh, M. (2017). Adaptasi mahasiswa Papua di Yogyakarta (Master Thesis).

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Mayers, A. (2013). Introduction to statistics and SPSS in psychology. Harlow:

Pearson.

Neuman, W. L. (2014). Basics of social research: qualitative and quantitative

approaches (3rd ed.). Harlow: Pearson Education, Inc.

Newman, B. M., & Newman, P. R. (2012). Development Through Life : A

Psychosocial Approach. Belmont, Australia: Wadsworth.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

89

Nindra, R. (2017). 6 Manfaat yang Bisa Kamu Dapatkan Jika Merantau Saat

Kuliah. Hipwee.Com. Retrieved from https://www.hipwee.com/list/6-

manfaat-yang-bisa-kamu-dapatkan-jika-merantau-saat-kuliah/

Novenanty, W. M. (n.d.). Peran Universitas dalam Pengembangan Potensi

Mahasiswa. Retrieved October 23, 2018, from http://unpar.ac.id/peran-

universitas-dalam-pengembangan-potensi-mahasiswa/

Nugraha, W. A. (2015). Stereotip dan prasangka terhadap Suku Papua di

Yogyakarta. University Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Nuzulil, P. (2017, February 25). Suka duka kuliah di perantauan. Retrieved from

http://www.putrinuzulil.com/kuliah-di-perantauan/

Olczak, P. V., & Goldman, J. A. (1975). The relationship between self-

actualization and psychosocial maturity. Journal of Clinical Psychology,

31(3), 415–419. doi : 10.1002/1097-4679(197507)31:3<415::AID-

JCLP2270310307>3.0.CO;2-C

Parks, C. A. (1999). Bicultural Competence: A Mediating Factor Affecting

Alcohol Use Practices and Problems among Lesbian Social Drinkers.

Journal of Drug Issues, 29(1), 135–153. doi :

10.1177/002204269902900109

Pertahankan “Indonesia Mini” di Yogyakarta. (2013, August 4). Kompas.Com.

Retrieved from

https://nasional.kompas.com/read/2013/04/08/03164776/Pertahankan.Indo

nesia.Mini.di.Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

90

Pham, T. B., & Harris, R. J. (2001). Acculturation stretegies among Vietnamese-

Americans. International Journal of Intercultural Relations, 25(3), 279–

300. doi : 10.1016/S0147-1767(01)00004-9

Phillimore, J. (2011a). Refugees, acculturation strategies, stress, and integration.

Journal of Social Policy, 40(3), 575–593. doi :

10.1017/S0047279410000929

Ramos, M. R., Cassidy, C., Reicher, S., & Haslam, S. A. (2016). A Longitudinal

Study of the Effects of Discrimination on the Acculturation Strategies of

International Student. Journal of Cross-Cultural Psychology, 47(3), 401–

420.

Rania, N., Siri, A., Bagnasco, A., Aleo, G., & Sasso, L. (2014). Academic

climate, well-being and academic performance in a university degree

course. Journal of Nursing Management, 22(6), 751–760. doi :

10.1111/j.1365-2834.2012.01471.x

Raza, Q., Nicolaou, M., Snijder, M. B., Stronks, K., & Seidell, J. C. (2016).

Dietary Acculturation Among the South-Asia Surinamese Population in

the Netherlands: the HELIUS Study. Public Heath Nutrition, 1–10.

Risaharti, & Wang, C. (2018). An overview of acculturation strategies applied by

the Indonesian students living in Taiwan. Jurnal Serambi Ilmu, 31(1), 1–7.

doi : 10.32672/si.v30i1.528

Russell, J., Rosenthal, D., & Thomson, G. (2010). The international student

experience: three styles of adaptation. Journal of High Education, 60(2),

235–249. doi : 10.1007/s10734-009-9297-7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

91

Ryabichenko, T. A., & Lebedeva, N. M. (2016). Assimilation or integration :

Similarities and differences between acculturation attitudes of migrants

from Central Asia and Russians in Central Russia. Psychology in Russia :

State of the Art, 9(1), 98–111. doi : 10.11621/pir.2016.0107

Salisbury, M. H., An, B. P., & Pascarella, E. T. (2013). The Effect of Study

Abroad on Intercultural Competence Among Undergraduate College

Students. Journal of Student Affairs Research and Practice, 50(1), 1–20.

Sam, D. L., & Berry, J. W. (2006). The Cambridge handbook of acculturation

psychology. Cambridge, England: Cambridge University Press.

Santrock, J. W. (2014). Adolescence (Fifteenth). New York: McGraw Hill

Education.

Sari, G. R., & Subandi, M. A. (2015). Akulturasi psikologis para self-initiated

expatriate. Gadjah Mada Journal of Psychology, 1(1), 13–39.

Selmer, J., & Lauring, J. (2015). Host country language ability and expatriate

adjustment: the moderating effect of language difficulty. The International

Journal of Human Resource Management, 26(3), 401–420. doi :

10.1080/09585192.2011.561238

Sheldon, K. M., & Kasser, T. (2001). Getting older, getting better? Personal

strivings and psychological maturity across the life span. Developmental

Psychology, 37(4), 491–501. doi : 10.1037/0012-1649.37.4.491

Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif SPSS. Jakarta: Kencana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

92

Skreblin, L., & Sujoldzic, A. (2003). Acculturation Process and Its Effects on

Dietary Habits, Nutritional Behavior and Body-Image in Adolescents.

Coll. Antropol, 27(2), 459–477.

Subdit Statistika Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial. (2017). Potret Pendidikan

Indonesia (2017th ed.). Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Sulkhan, A. (2018, Agustus). Dengan Lima Ribu Bisa Makan Apa di Jogja?

Mojok.Co. Retrieved from https://mojok.co/aks/liputan/keluyuran/dengan-

lima-ribu-bisa-makan-apa-di-jogja/

Sullivan, C., & Kashubeck-West, S. (2015). The interplay of international

students’ acculturative stress, social support, and acculturation modes.

Journal of International Student, 5(1), 1–11.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Penerbit Universitas

Sanata Dharma.

Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif & kualitatif dalam

psikologi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Tarana, H. (2017, July 31). Kiat dan Manfaat Hidup Merantau. Kompasiana.Com.

Retrieved from

https://www.kompasiana.com/takayomi21/597efab9ed967e153617c112/ki

at-dan-manfaat-hidup-merantau?page=all

Tim VIVA. (2014, August 30). Kronologi Kasus Hinaan Florence Hingga

Berujung Bui. Retrieved from

https://www.viva.co.id/berita/nasional/533619-kronologi-kasus-hinaan-

florence-hingga-berujung-bui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

93

van Zalk, M., Kerr, M., van Zalk, N., & Stattin, H. (2013). Xenophobia and

Tolerance Toward Immigrants in Adolescence: Cross-Influence Processes

Within Friendship. Journal of Abnormal Children Psychology, 41, 627–

639.

Williams, T. (2005). Exploring the Impact of Study Abroad on Students’

Intercultural Communication Skills: Adaptability and Sensitivity. Journal

of Studies in International Education, 9(4), 356–371. doi :

10.1177/1028315305277681

Yanuar, H. (2015, March 13). Florence Sihombing Menangis Divonis 2 Bulan

Penjara. Www.Liputan6.Com. Retrieved from

http://news.liputan6.com/read/2201796/florence-sihombing-menangis-

divonis-2-bulan-penjara

Yu, W., & Wang, S. (2011). An investigation to the acculturation strategies of

Chinese students in Germany. Intercultural Communication Studies, 20(2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

94

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

95

Lampiran 1 : Uji Coba Skala Penggunaan Strategi Akulturasi Integrasi

Aspek Indikator No. Item

Sikap terhadap

budaya sendiri

Menjalin relasi dengan

orang dari daerah asal

1 28*. Teman dekat saya

berasal dari daerah/kota

yang sama dengan saya.

2 1. Saya tetap menjaga

komunikasi dengan

orang dari daerah asal

saya.

Menggunakan bahasa

daerah asal di perantauan

3 31*. Saya berbicara

menggunakan

bahasa/aksen daerah saya

saat bertemu dengan

teman dari daerah/kota

asal saya.

Mengetahui tentang

daerah asal

4 14. Saya mengikuti

perkembangan tentang

apa yang terjadi di

daerah asal saya

Merasa aman saat

bersama teman dari

daerah yang sama

5 15. Saya merasa nyaman

saat bersama teman dari

daerah asal saya.

6 10. Saya merasa tenang

saat menghadapi

kesulitan karena saya

memiliki teman dari

daerah asalsaya yang sia

membantu.

7 21*. Teman yang berasal

dari daerah yang sama

dengan saya lebih

mampu untuk memahami

saya

Merasa memiliki

tanggungjawab untuk

melakukan sesuatu yang

penting bagi orang

daerah yang sama

8 29. Saat ada teman yang

berasal dari daerah asal

saya mengalami saya

kesulitan, saya harus

membantunya.

Menjalin relasi dengan

orang dari daerah asal

1 32*. Teman dekat saya

berasal dari daerah/kota

yang berbeda dengan

saya.

2 12. Saya melepas kontak

dengan orang dari daerah

asal saya.

Menggunakan bahasa 3 5*. Saya berbicara

menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

96

daerah asal di perantauan bahasa/aksen Jogja saat

bertemu dengan teman

dari daerah/kota asal

saya.

Mengetahui tentang

daerah asal

4 26. Saya mengabaikan

perkembangan tentang

apa yang terjadi di

daerah asal saya

Merasa aman saat

bersama teman dari

daerah yang sama

5 22. Saya merasa

terancam saat bersama

teman dari daerah asal

saya.

6 18. Saya khawatir tidak

ada teman dari daerah

asal saya yang siap

membantu saya saat

menghadapi kesulitan

7 2*. Teman yang berasal

dari daerah yang sama

dengan saya tidak akan

mampu untuk memahami

saya

Merasa memiliki

tanggungjawab untuk

melakukan sesuatu yang

penting bagi orang

daerah yang sama

8 16. Saat ada teman yang

berasal daerah asal saya

mengalami kesulitan,

saya mengabaikannya.

Sikap terhadap

budaya lain.

Menjalin relasi dengan

orang dari budaya lain

1 3. Saya mau berbaur

dengan orang yang

berasal dari Jogja

2 19. Saya merasa nyaman

saat berada di sekitar

orang yang berasal dari

Jogja

3 17*. Saya merasa

nyaman untuk

mencurahkan isi hati

saya pada teman yang

berasal dari daerah lain

Memahami/mempelajari

budaya/bahasa daerah

setempat

4 8. Saya mempelajari

bahasa Jawa selama

berada di Jogja

5 23. Saat berbicara

dengan orang yang lebih

tua, saya menggunakan

bahasa krama

Menikmati elemen

eksplisit dari budaya baru

6 30. Saya ingin mencoba

makanan khas dari Jogja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

97

7 9*. Saya mendengarkan

musik berbahasa Jawa

Melibatkan diri dalam

lingkungan

8 25. Saya terlibat dalam

berbagai kepanitiaan di

kampus.

Menjalin relasi dengan

orang dari budaya lain

1 20. Saya menjaga jarak

diri dari orang yang

berasal dari Jogja

2 24. Saya merasa

terancam saat berada di

sekitar orang yang

berasal dari Jogja

3 7*. Saya merasa nyaman

untuk mencurahkan isi

hati saya pada teman,

asalkan teman itu berasal

dari daerah yang sama

dengan saya

Memahami/mempelajari

budaya/bahasa daerah

setempat

4 6. Saya kurang tertarik

untuk mempelajari

bahasa Jawa selama

berada di Jogja

5 13*. Saat berbicara

dengan orang yang lebih

tua, saya menggunakan

bahasa layaknya saya

berbicara dengan teman

Menikmati elemen

eksplisit dari budaya baru

6 11*. Saya tidak tertarik

untuk mencoba makanan

khas dari Jogja

7 27. Saya tidak ingin

mendengarkan musik

berbahasa Jawa

Melibatkan diri dalam

lingkungan

8 4*. Saya menarik diri

dari berbagai kepanitiaan

di kampus.

*item gugur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

98

Lampiran 2 : Informed Consent Penelitian

Salam sejahtera bagi kita semua,

izinkan saya memperkenalkan diri, nama saya Age Tiara Wimana mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sedang melakukan penelititan guna

memenuhi tugas akhir sebagai syarat kelulusan.

Penelitian ini membutuhkan :

1. Laki-laki atau perempuan berusia 18-25 tahun.

2. Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Merupakan mahasiswa perantau (berasal dari luar Daerah Istimewa

Yogyakarta).

4. Berdomisili di Yogyakarta.

Saat ini saya membutuhkan bantuan anda untuk mengisi skala yang berisi

sejumlah pertanyaan. Skala pertama merupakan skala mengenai pengalaman anda

selama menghadapi akulturasi, dan skala kedua merupakan skala tentang sikap

personal anda. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kedua kuesioner ini kurang lebih 15 hingga 20 menit.

Jawaban yang Anda berikan akan dirahasiakan, sehingga tidak akan ada yang

mengetahui identitas serta jawaban Anda. Saya sangat menghargai apabila Anda

bersedia mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya dan apa adanya.

Apabila Anda mersasakan adanya ketidaknyamanan dalam proses ini, Anda

berhak mengundurkan diri dari penelitian ini kapan pun dan tidak akan ada

konsekuensi apa pun dari penarikan diri tersebut.

Apabila anda menyetujui segala kondisi di atas, silahkan mengsi kolom kesediaan

di bawah ini untuk dapat melanjutkan ke bagian selanjutnya. Atas perhatian dan

kesediaan Anda, saya ucapkan terima kasih.

* Required

* Ya, saya memenuhi persyaratan di atas dan bersedia dengan sukarela

menjadi partisipan dalam penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

99

Lampiran 3 : Reliabilitas Skala Penggunaan Strategi Akulturasi Integrasi

A. Sebelum Seleksi Item

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 71 100.0

Excludeda 0 .0

Total 71 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.706 .737 32

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

SAI1 119.3662 83.150 .436 .640 .687

SAI2 119.6479 86.403 .189 .587 .701

SAI3 118.9859 88.357 .176 .582 .702

SAI4 119.1408 87.551 .149 .750 .703

SAI5 120.1972 88.932 -.004 .603 .718

SAI6 119.5493 85.565 .215 .765 .699

SAI7 119.8169 92.209 -.153 .579 .726

SAI8 119.8592 84.523 .266 .783 .696

SAI9 121.0282 85.571 .146 .646 .706

SAI10 120.5493 78.823 .480 .781 .677

SAI11 119.2958 87.383 .128 .657 .705

SAI12 119.0563 84.854 .440 .592 .690

SAI13 119.4930 87.082 .119 .654 .706

SAI14 120.0704 81.495 .410 .754 .685

SAI15 119.9577 83.555 .376 .748 .690

SAI16 119.3380 83.484 .506 .603 .686

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

100

SAI17 120.2394 86.842 .132 .544 .705

SAI18 119.8592 82.923 .311 .467 .692

SAI19 119.9155 86.507 .179 .704 .702

SAI20 118.9718 87.542 .223 .610 .700

SAI21 121.0423 85.441 .180 .760 .702

SAI22 119.0563 86.482 .269 .669 .697

SAI23 120.6761 81.536 .289 .614 .694

SAI24 119.0000 88.457 .151 .684 .703

SAI25 119.5070 86.596 .183 .732 .701

SAI26 119.4085 84.045 .360 .670 .691

SAI27 119.8028 81.161 .401 .713 .685

SAI28 120.9718 86.371 .095 .690 .711

SAI29 119.8169 82.837 .414 .508 .687

SAI30 119.4789 86.367 .212 .683 .700

SAI31 119.6479 86.374 .138 .598 .705

SAI32 121.6479 86.631 .116 .711 .707

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

101

B. Setelah Seleksi Item

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 71 100.0

Excludeda 0 .0

Total 71 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.771 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

SAI1 77.2535 51.821 .480 .753

SAI3 76.8732 55.312 .343 .764

SAI6 77.4366 52.621 .330 .762

SAI8 77.7465 52.363 .337 .762

SAI10 78.4366 50.707 .356 .761

SAI12 76.9437 53.511 .462 .757

SAI14 77.9577 50.527 .439 .754

SAI15 77.8451 53.904 .269 .766

SAI16 77.2254 52.634 .503 .754

SAI18 77.7465 51.935 .317 .764

SAI19 77.8028 54.418 .219 .770

SAI20 76.8592 54.723 .359 .762

SAI22 76.9437 54.997 .267 .766

SAI23 78.5634 52.307 .208 .778

SAI24 76.8873 55.501 .291 .766

SAI25 77.3944 53.814 .281 .765

SAI26 77.2958 52.183 .431 .756

SAI27 77.6901 50.588 .405 .757

SAI29 77.7042 52.583 .369 .760

SAI30 77.3662 53.921 .292 .765

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN …repository.usd.ac.id/33039/2/139114047_full.pdfHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI AKULTURASI INTEGRASI

102

Lampiran 4 : Uji Nomalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

MEPSI .055 242 .077 .979 242 .001

SAI .083 242 .000 .974 242 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Lampiran 5 : Uji Hipotesis

Correlations

SAI MEPSI

Spearman's rho SAI Correlation Coefficient 1.000 .267**

Sig. (2-tailed) . .000

N 242 242

MEPSI Correlation Coefficient .267** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 242 242

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI