hubungan antara impulsivitas dan ketergantungan hp...

138
HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP PADA MAHASISWA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: Evita Oktavia NIM : 139114090 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: duongkhanh

Post on 28-Jun-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP

PADA MAHASISWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Evita Oktavia

NIM : 139114090

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

ii PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

iii

Nama Lengkap

1. Penguji 1 : P. Henrietta P.D.A.D.S., S. Psi., M.A.

2. Penguji 2 : Prof. A. Supratiknya, Ph.D.

Tanda Tangan

..........................

..........................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

iv

HALAMAN MOTTO

“ Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau,

Janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;

Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;

Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang

membawa kemenangan. “

Yesaya 41: 10 TB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tuhan Yesusku yang kepada-Nya ku dapat

bergantung, sekarang dan selamanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

vii

HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP

PADA MAHASISWA

Evita Oktavia

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara impulsivitas

dan ketergantungan HP pada mahasiswa. Hipotesis penelitian ini adalah adanya

hubungan yang signifikan dan positif antara impulsivitas dengan ketergantungan

HP pada mahasiswa. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 100 orang mahasiswa

berusia 18 hingga 23 tahun dan pengguna aktif HP atau smartphone. Alat

pengumpulan data yang digunakan adalah skala impulsivitas dan skala

ketergantungan HP. Skala impulsivitas terdiri dari 26 item dengan koefisien

reliabilitas 𝛼 = 0, 833 dan skala ketergantungan HP terdiri dari 42 item dengan

koefisien reliabilitas 𝛼 = 0, 930. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji

korelasi Spearman. Penelitian ini menghasilkan nilai korelasi r = 0, 274 dan nilai

signifikansi p = 0,003 < 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya

hubungan yang positif dan signifikan. Hal ini memiliki arti semakin tinggi

impulsivitas maka semakin tinggi pula ketergantungan HP. Sebaliknya, semakin

rendah impulsivitas, semakin rendah pula ketergantungan HP. Faktor usia, jenis

kelamin, jenis HP yang digunakan, waktu penggunaan dalam sehari, serta

berbagai fitur aplikasi pada HP yang digunakan oleh subjek cenderung

mendukung terjadinya hubungan yang searah antara impulsivitas dan

ketergantungan HP.

Kata kunci : impulsivitas, ketergantungan, HP, mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

viii

THE CORRELATION BETWEEN IMPULSIVITY AND DEPENDENCE ON

MOBILE PHONE AMONG COLLEGE STUDENTS

Evita Oktavia

ABSTRACT

This research is aimed to investigate correlation between impulsivity and

dependence on mobile phone among college students. The hypothesis was that

there was significant and positive relationship between impulsivity and

dependence on mobile phone among college students. Subjects were 100 college

students, aged 18 to 23 years old, and active users of smartphone. Data were

collected using impulsivity and dependence on mobile phone scales. The

reliability coeffient of impulsivity scale that consist of 26 items was 𝛼 = 0, 833

and the reliability coeffient of dependence on mobile phone scale that consist of

42 items was 𝛼 = 0, 930. Data were analyzed using Spearman correlation test.

This research showed that the value of Spearman correlation test was r = 0, 274

and significance level p = 0,003 < 0,05. The results indicated a positive and

significant correlation between impulsivity and dependence on mobile phone. It

means that the higher level of impulsivity, the higher level of dependence on

mobile phone in college students. Age, gender, type of mobile phone use, average

minutes per day spent using technology, and activities on mobile phones tend to

support the occurrence of a unidirectional relationship between impulsivity and

dependence on mobile phone.

Keywords: impulsivity, dependence, mobile phone, college student.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

ix

HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa, Tuhan Yesus dan Roh

Kudus atas kasih dan karunia-Nya dalam menuntun peneliti hingga dapat

menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Semoga penelitian ini bisa menjadi

terang dan alat untuk kemuliaan nama Tuhan.

Terima kasih kepada mama yang selalu mendukung dan berdoa bagi peneliti,

baik di saat dalam keadaan baik maupun di saat sulit sekalipun. Terima kasih

kepada kakak Irene dan kakak Hendra yang telah banyak memberikan semangat

dan motivasi dalam setiap proses penulisan skripsi ini. Terima kasih kepada

nenek, tante Yeni, om nyong, mama tua, tante Ime, om Andi, om Pito, tante Ani,

om David, tante Nina, om Erik, dan tante Eni yang telah mendukung masa studi

peneliti sejak awal mulai menjadi mahasiswa hingga sekarang. Terima kasih

kepada saudara-saudara sepupu terbaik peneliti; kakak Ica, kakak Ge, kakak Feby,

adik Teril, adik Keren, adik Agung, adik Edward, dan adik Cika yang telah

menghibur peneliti di kala peneliti merasa kesulitan menjalani setiap proses

penulisan skripsi. Terima kasih kepada Agung Satrio, pribadi yang telah

memberikan doa, dukungan, penghiburan, waktu, nasihat, pandangan baru selama

proses penulisan skripsi ini. Terima kasih kepada Beatrix Maharani, Rizkya

Elvina, Heidy Miranti, Florencia Tandirerung, Claudia Ponomban, Abriany Arista

untuk tawa dan canda, serta kerendahan hati telah menerima kekurangan peneliti

selama menjalin pertemanan di masa studi ini, semoga tetap terjaga sampai

seterusnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

xi

Peneliti menyadari bahwa keberhasilan peneliti dalam menjalani proses

penyelesaian studi tidak lepas dari berbagai pihak berikut ini, sehingga peneliti

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M. Psi., Psi. selaku Dekan tahun 2018 Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih telah membina setiap

kami bu.

2. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan periode tahun 2013 –

2017 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih atas

keramahannya saat menghadapi setiap kami pak.

3. Ibu Monica Eviandaru M., M. Psych., Ph. D., selaku Ketua Program Studi

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih atas

keramahannya saat menghadapi setiap kami bu.

4. Bapak Edward Theodorus M. App. Psy., yang telah mendampingi dan

membimbing saya dengan sangat sabar dalam proses penulisan skripsi ini.

Terima kasih banyak pak! Mohon maaf apabila saya banyak kesalahan.

5. Bapak Timotius Maria Raditya Hemawa M.Psi., selaku Dosen

Pembimbing Akademik tahun 2013 – 2017. Terima kasih atas nasihat dan

telah membimbing selama proses studi ini pak.

6. Bapak Prof. A. Supratiknya, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Akademik

tahun 2017 – 2018. Terima kasih atas perhatiannya dan dukungannya

dalam studi saya pak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

xii

7. Ibu Dr. M. Laksmi Anantasari, M.Si. yang telah memberikan masukan dan

bimbingan selama proses ujian serta memberikan kesempatan berharga

untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Tuhan memberkati ibu.

8. Seluruh karyawan dan staff di Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma. Terima kasih untuk kebaikan dan keramahannya.

9. Rizky Randy, Ray Fandi, Rizkya Elvina, Beatrix Maharani, Alfonsa

Cindy, Hans Kornelius, dan Kevin Irwanto. Terima kasih telah bersedia

memberikan waktu dan berbagi ilmu pengetahuan untuk membantu dalam

proses penulisan skripsi. Terbaik!

10. Psikologi A angkatan 2013: Anette, Anti, bunda Vivi, Cindy, Citra, Clara,

Dea, Dhani, Dita, Doni, Erdian, Etha, Evelyn, Gabby, Hans, Ignatia,

Isabella, kakak Sonya, Keke, koko Edwin, Leviana, Lia, Lias, mbakdi,

Paskal, Praba, Rani, Rista, Sefa, SSSS, Tata, Tom, Vena, Vero, Vionny,

Yayak, Yesi, Yessica, dan Yoyo. Terima kasih untuk kebersamaannya

selama proses belajar di masa kuliah. Keep in touch ya.

11. Angela Yonara Maha Dewi, Yoga Prihantara, Patrick Ganang, Hilarius

Deonaldi Wiranatha, Paskalin Tri, Ida Ayu Gayatri Praba, Alvonsa Cindy,

Philosophia Wisung, Rini Bayu, Rizkya Elvina, Claudia Ponomban,

Elizabeth Erma Nurani, Deo Gracia, Jesysca Exderya, Gabriella Taneira,

dan Ratih Envira. Terima kasih telah membantu dalam proses peer-rating

item skala dalam penelitian ini.

12. Teman bimbingan skripsi : Cendy, Yayak, Ratih, Gabby, Vio, Ciyus, Putri,

Age, Anette, Rini, Rista, Andre, Mbakdia, Visky, Monik, Keke, Chocho,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

xiii

mbak Vivin, kak Dedi, Yesa, dan mbak Rini. Terima kasih untuk semangat

kalian yang sangat memotivasiku dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Tetap semangat!

13. Teman kos Diva : kak Melan, kak Ella, kak Angga, kak Liana, Inge,

Grace, kak Shinta, ce Putri, ka Irest, Heidy, Dita, Ria, Intan, dan Lori.

Terima kasih telah memberikan dukungan semangat.

14. Teman Jogja International Batik Bienalle 2018 : Upik, Syahdane, Stella,

mba Diyah, mba Dewi, mas Apip, mas Adit, Jordy, Kyla, Hendra, Fira,

Dhatu, Cori, dan Ano. Terima kasih telah memberikan semangat!

15. Kos Jongkang : pak Amri, pak Iswan dan bu Iswan, Sukma, Shafira, Lulu,

Inung, Erlinda, Dinda, dan Dama. Terima kasih atas semangat yang selalu

diberikan.

16. Tim pelayanan star 3 Gereja Keluarga Allah dan komsel Rafael, ka Innya,

serta Inneke Dwiyani Putri. Terima kasih telah mendukung dalam doa

untuk penyelesaian skripsi ini.

17. Gereja Keluarga Allah Yogyakarta. Terima kasih atas pengajaran Firman

Tuhan yang diberikan, sungguh membangkitkan iman!

18. Bala Keselamatan Korps 1 Kulawi. Terima kasih atas dukungan doanya.

19. Bapak dan Ibu Mayor Mariono. Terima kasih selalu memberikan

dukungan doa.

20. Ikatan Alumni Pelajar Kristen SMAN 2 Palu. Terima kasih atas

dukungannya selama masa studi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

xiv

21. Seluruh teman di Fakultas Psikologi USD, khususnya Psikologi angkatan

2013. Terima kasih untuk dinamika yang ada selama masa studi!

22. Seluruh subjek dalam penelitian ini dan yang membantu penyebaran skala

penelitian ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu. Terima

kasih telah menyempatkan waktu untuk mengisi dan menyebar luaskan

skala penelitian ini. God bless you all.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ........................................................................................................... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xx

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xxi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1

B. Rumusan Permasalahan ....................................................................................... 12

C. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................... 12

D. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

xvi

E. Pertanyaan Penelitian ........................................................................................... 13

F. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 13

1. Bagi mahasiswa ............................................................................... 13

2. Bagi orang tua .................................................................................. 13

3. Organisasi kesehatan mental ............................................................ 13

4. Bagi ilmuwan dan praktisi psikologi ............................................... 13

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 14

A. Pengantar .................................................................................................................. 14

B. Dinamika Psikologis Mahasiswa ...................................................................... 14

1. Perspektif perkembangan ................................................................. 15

2. Perspektif sosial ............................................................................... 18

C. Problematic Use Of Mobile Phone ................................................................... 21

1. Definisi problematic use of mobile phone ....................................... 21

2. Dimensi problematic use of mobile phone ...................................... 24

3. Aspek ketergantungan HP ............................................................... 26

4. Faktor ketergantungan HP ............................................................... 30

5. Proses dan dampak ketergantungan HP ........................................... 33

D. Ketergantungan HP pada Mahasiswa .............................................................. 35

E. Impulsivitas ............................................................................................................. 37

1. Definisi impulsivitas ........................................................................ 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

xvii

2. Dimensi impulsivitas ....................................................................... 38

3. Proses dan dampak impulsivitas ...................................................... 40

F. Impulsivitas pada Mahasiswa ............................................................................ 43

G. Dinamika Hubungan ............................................................................................. 44

H. Kerangka Konseptual ........................................................................................... 47

I. Hipotesis ................................................................................................................... 47

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 48

A. Pengantar .................................................................................................................. 48

B. Rancangan Penelitian ........................................................................................... 48

C. Subjek ........................................................................................................................ 49

D. Identifikasi Variabel Penelitian ......................................................................... 50

Variabel independen ........................................................................ 50 1.

Variabel dependen ........................................................................... 50 2.

E. Definisi Operasional ............................................................................................. 50

Impulsivitas ...................................................................................... 51 1.

Ketergantungan HP .......................................................................... 51 2.

F. Prosedur Pelaksanaan ........................................................................................... 52

G. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................................ 53

Impulsivitas ...................................................................................... 53 1.

Ketergantungan HP .......................................................................... 55 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

xviii

Validitas ........................................................................................... 57 3.

Seleksi item ...................................................................................... 58 4.

Reliabilitas ....................................................................................... 60 5.

H. Analisis Data ........................................................................................................... 61

I. Pertimbangan Etis .................................................................................................. 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 65

A. Pengantar .................................................................................................................. 65

B. Hasil Penelitian....................................................................................................... 65

C. Pembahasan ............................................................................................................. 72

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 77

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 77

B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................................ 77

C. Saran .......................................................................................................................... 78

D. Komentar Penutup ................................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 81

LAMPIRAN .......................................................................................................... 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pemberian nilai skor Skala Impulsivitas ............................................. 53

Tabel 2. Blueprint Skala Impulsivitas ............................................................... 54

Tabel 3. Skala Impulsivitas untuk Try Out ....................................................... 55

Tabel 4. Pemberian nilai skor Skala Ketergantungan HP ................................. 55

Tabel 5. Blueprint Skala Ketergantungan HP ................................................... 56

Tabel 6. Skala Ketergantungan untuk try out ................................................... 57

Tabel 7. Seleksi Item Skala Impulsivitas .......................................................... 59

Tabel 8. Seleksi Item Skala Ketergantungan .................................................... 60

Tabel 9. Penggunaan HP dalam 1 tahun terakhir .............................................. 66

Tabel 10. Data teoretis dan empiris .................................................................... 67

Tabel 11. Data empiris skala impulsivitas .......................................................... 67

Tabel 12. Data empiris skala ketergantungan ..................................................... 68

Tabel 13. Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 69

Tabel 14. Hasil Uji Linearitas ............................................................................. 70

Tabel 15. Hasil uji perbedaan ketergantungan berdasarkan jenis kelamin ......... 71

Tabel 16. Hasil uji hipotesis................................................................................ 72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konseptual .......................................................................... 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian .................................................................... 90

LAMPIRAN 2. Reliabilitas Skala Impulsivitas dan Ketergantungan HP .......... 104

LAMPIRAN 3. Hasil Uji Deskriptif Jenis Kelamin ........................................... 110

LAMPIRAN 4. Hasil Uji Deskriptif Usia ........................................................... 112

LAMPIRAN 5. Hasil Uji Deskriptif Waktu Penggunaan HP dalam Sehari ....... 114

LAMPIRAN 6. Surat Izin Penelitian .................................................................. 114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian ini adalah tentang perilaku penggunaan handphone (HP)

pada mahasiswa. Fenomena ini menarik bagi peneliti karena setidaknya tiga

alasan, yakni peneliti merasa prihatin melihat beberapa dari mahasiswa saat ini

yang menggunakan HP sesuka hati, di mana pun dan kapan pun. Kedua,

peneliti mencemaskan perilaku penggunaan HP peneliti yang kurang bijak,

sehingga sering menyalahkan diri sendiri. Ketiga, topik ini merupakan bagian

dari usaha peneliti untuk meningkatkan kesadaran teman-teman peneliti terkait

penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

diuraikan sebagai berikut.

Pertama, peneliti sering bertemu dengan mahasiswa yang sedang

menggunakan HP yang dimiliki sekalipun saat sedang belajar di kelas,

perpustakaan, berjalan kaki, ibadah di gereja, atau dalam suatu perkumpulan.

Hal ini kemudian menimbulkan rasa prihatin peneliti karena HP berpotensi

menimbulkan gangguan kesehatan atau mengganggu aktivitas mahasiswa.

Misalnya, ketika mahasiswa menggunakan HP di kelas khususnya saat

pelajaran sedang berlangsung, mahasiswa mungkin tidak dapat menangkap

pelajaran yang disampaikan dengan baik. Tentu saja hal ini tidak diharapkan

terjadi. Harapannya, setiap mahasiswa dapat menerima materi pelajaran yang

disampaikan guna memiliki performa akademik yang baik. Begitu juga saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

2

sedang ibadah atau sedang dalam suatu perkumpulan, belajar, dan berjalan

kaki. Pada dasarnya HP merupakan alat yang bermanfaat karena dapat menjadi

alat bantu untuk memudahkan pekerjaan individu. Sehingga, tidak heran jika

individu merasa ingin terus menggunakan HP. Namun, peneliti setuju dengan

Billieux (2012) yang mengatakan bahwa salah satu masalah terpenting dari

penggunaan HP adalah jika hal itu menjadi berlebihan atau tidak terkendali

yang mana hal ini berpotensi menimbulkan konsekuensi dalam kehidupan

sehari-hari.

Kedua, peneliti merasa cemas karena beberapa kali terlibat dalam

penggunaan HP lebih dari batas waktu yang peneliti targetkan. Dalam situasi di

mana seharusnya peneliti menyelesaikan tugas atau mengerjakan suatu

pekerjaan, hal ini seringkali menjadi tidak produktif. Akibatnya, tugas-tugas

yang perlu dikerjakan menjadi tertunda atau membutuhkan waktu lebih untuk

menyelesaikannya. Situasi tersebut juga sering membuat peneliti merasa

menyesal dan terus menyalahkan diri sendiri karena keasyikan dalam

menggunakan HP, meski begitu perilaku tersebut tetap saja berulang di hari

berikutnya. Melalui topik penelitian ini, menarik bagi peneliti untuk menambah

pengetahuan mengenai proses atau faktor-faktor yang memengaruhi perilaku

penggunaan HP dan menemukan solusi agar peneliti dapat menggunakan HP

dengan bijak.

Ketiga, peneliti tertarik untuk menyoroti fakta melalui penelitian ini

bahwa terlepas dari efek positif yang diberikan, penggunaan HP juga terkait

dengan perilaku disfungsional yang bisa merugikan atau berbahaya. Misalnya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

3

rekan peneliti mengaku bahwa HP seringkali menjadi pengganggu untuk

menyelesaikan kegiatannya, seperti mengerjakan skripsi, mandi, makan, atau

membersihkan kamar. Pengakuan dari beberapa teman peneliti tersebut

menimbulkan rasa empati peneliti. Sehingga, peneliti berharap topik penelitian

ini dapat membantu meningkatkan kesadaran teman-teman peneliti mengenai

perilaku penggunaan HP yang mungkin merugikan atau berbahaya bagi diri

sendiri serta menemukan solusi untuk penggunaan HP yang lebih bijak.

Saat ini HP telah menjadi sebuah alat yang keberadaannya makin

dibutuhkan masyarakat (Tarigan dan Simbolon, 2017). Berdasarkan Dream

Incubator Marketing (Kaonang, 2016) yang telah melakukan survei terdahulu

mengenai perilaku penggunaan HP pada individu dari semua kelompok usia

ditemukan bahwa mengakses media sosial dan chatting merupakan aktivitas

yang paling digemari oleh semua kelompok usia. Selanjutnya diikuti dengan

mendengarkan musik, menonton video, mengecek email, panggilan telepon,

bermain, mengambil foto, membaca berita, melihat informasi suatu produk,

melihat peta atau sistem navigasi, mengedit foto, berbelanja, dan mengakses e-

banking. Hal ini menunjukkan bahwa individu sering menggunakan HP.

Berdasarkan hal tersebut, akhir-akhir ini peneliti melihat adanya

fenomena terkait dengan penggunaan HP yang terjadi di masyarakat. Pertama,

mahasiswa menggunakan HP di kelas. Kedua, mahasiswa asyik menggunakan

HP hingga cenderung mengabaikan orang sekitar. Ketiga, mahasiswa

menggunakan HP lebih dari yang seharusnya sebagai suatu pengalihan.

Keempat, siswa terlibat kecanduan HP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

4

Pertama, sebuah survei yang dilakukan oleh Satriani (2013) ditemukan

bahwa saat ini mahasiswa suka menggunakan HP di dalam kelas. Saat di mana

seharusnya mahasiswa mendengarkan penjelasan dosen mereka justru

melakukan pengiriman teks, mengecek email, mengakses media sosial, atau

bermain game dan hal ini dilakukan rata-rata 11 kali dalam satu hari. Seakan-

akan beraktivitas dengan HP di dalam kelas telah menjadi hal yang wajar untuk

dilakukan. Padahal jika terus-menerus dilakukan hal ini dapat mengganggu

konsentrasi mahasiswa di kelas. Seperti pengakuan beberapa mahasiswa yang

telah disebutkan oleh Satriani (2013) bahwa penggunaan HP di dalam kelas

mengakibatkan mereka kurang berkonsentrasi atau kurang memperhatikan

pelajaran dan kehilangan informasi. Bahkan yang lebih bahaya adalah

mengalami penurunan nilai akibat perilaku tersebut (Satriani, 2013). Survei ini

sejalan dengan Lepp, Barkley, dan Karpinski (2014) yang mengatakan bahwa

semakin mahasiswa menggunakan HP mereka akan cenderung mengalami

penurunan nilai akademik dan hal ini justru meningkatkan kecemasan, serta

kepuasan terhadap hidupnya menjadi berkurang karena waktu mereka hanya

dihabiskan untuk menggunakan HP. Kepuasan hidup mahasiswa juga dapat

mengalami penurunan karena bagi mahasiswa salah satu indikator kepuasan

hidup adalah prestasi akademik (Lepp et al., 2014).

Kedua, mahasiswa asyik menggunakan HP hingga cenderung

mengabaikan orang sekitar. Dalam observasi yang dilakukan oleh Ningrum,

Aziwarti, dan Rahmadani (2016) ditemukan bahwa mahasiswa sering

menghabiskan waktunya dengan HP dan tampak selalu sibuk dengan HP yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

5

dimiliki hingga cenderung mengabaikan orang di sekitarnya. Hal ini didukung

oleh fakta dari seorang mahasiswa yang mengungkapkan keluhannya mengenai

perilaku teman-temannya yang ketika berkumpul justru asyik dengan HP

masing-masing (Tarigan dan Simbolon, 2017). Padahal, sebelum ada HP

individu dapat dengan mudah untuk saling menyapa dan berinteraksi ketika

bersama. Perilaku penggunaan HP saat ini menjadi fenomena yang dikaitkan

dengan penurunan kualitas hubungan antar manusia (Billieux, Linden,

Acremont, Ceschi, dan Zermatten, 2007) di mana, individu terus-menerus

sibuk menggunakan HP hingga cenderung mengabaikan orang yang ada di

sekitarnya (Plant, 2001). Hal ini menunjukkan relasi yang kurang sehat.

Ketiga, mahasiswa menggunakan HP lebih dari yang seharusnya

sebagai pengalihan. Hasil wawancara awal peneliti menemukan bahwa seorang

rekan peneliti mengaku sering terlibat dalam penggunaan HP dengan jangka

waktu lebih lama dari yang ditargetkan, yang kemudian menunda untuk

mengerjakan tugas.

Aku sering banget itu kalo lagi ngerjain tugas yang sulit aku

lariinnya ke HP, trus aku ngecek-ngecek HP bisa sampe sejam

sendiri dan ngerjain tugas hanya sepuluh sampe lima belasan menit

kayaknya, padahal ya tadinya mau sekedar ngecek aja di HP tapi

malah sampe ke bablasan akhirnya ketunda deh selesainya

(wawancara dengan R, 5 Januari 2018)

Hal ini menunjukkan bahwa individu melakukan penangan emosi

negatif yang bersifat sementara. Carver dan Connor-Smith (2010) mengatakan

penggunaan HP sebagai cara menangani emosi negatif cenderung menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

6

kurang efektif, karena hanya bersifat sementara waktu dan tidak memengaruhi

tekanan yang dihadapi sehingga tekanan akan tetap ada. Bahkan, semakin lama

individu menghindar justru akan semakin sulit menanganinya dan semakin

sedikit waktu yang tersedia untuk menanganinya.

Keempat, baru-baru ini dua pelajar di Bondowoso, Jawa Timur

didiagnosa mengalami gangguan jiwa akibat kecanduan HP (Widarsha, 2018).

Seperti yang dikatakan oleh Widarsha, dua pelajar tersebut menunjukkan

perilaku tidak mau ke sekolah karena tidak diizinkan menggunakan HP,

bahkan salah seorang pelajar tersebut sampai membentur-benturkan kepalanya

ke tembok jika tidak diberi HP. Lebih parahnya lagi, hasil psikotest salah

seorang pelajar tersebut menunjukkan bahwa figur yang paling dibenci adalah

orang tuanya sendiri. Hal ini karena orang tuanya dianggap menjadi

penghalang untuk menggunakan HP. Hal ini menunjukkan adanya masalah

kesehatan mental.

Berdasarkan empat poin fenomena di atas, dapat disimpulkan bahwa

masyarakat saat ini telah menunjukkan perilaku bermasalah terkait dengan

penggunaan HP. Bentuk perilaku tersebut dapat dikategorikan sebagai perilaku

ketergantungan HP (Billieux, 2012).

Pada dasarnya HP memang merupakan alat yang bermanfaat dan

memudahkan individu dalam beraktivitas (Billieux, 2012). Namun pada

kenyataannya, saat ini penggunaan HP telah dikaitkan dengan ketergantungan

HP (Billieux, 2012). Hal ini didukung oleh Bianchi dan Phillips (2005), Liao,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

7

He, dan Billieux (2016), Toda, Monden, Kubo, dan Morimoto (2004), Yen et

al., (2009) yang sebelumnya telah meneliti mengenai ketergantungan HP.

Ketergantungan HP penting untuk diteliti mengingat bahwa

ketergantungan dapat berdampak negatif bagi penggunanya (Billieux, 2012).

Seperti yang diungkapkan oleh penelitian sebelumnya, ketergantungan

berpotensi mengganggu kualitas tidur individu menjadi semakin buruk (Putri,

2018). Selain itu, berpotensi terhadap penurunan nilai akademik (Gi, Park,

Kyung, dan Park, 2016), berpotensi terhadap penurunan kesehatan seperti sakit

kepala, telinga, demam, kelelahan dan terkait muskuloskeletal (Goswami dan

Singh, 2016).

Ketergantungan HP merupakan salah satu dari empat dimensi

problematic use of mobile phone yang dikemukakan oleh Billieux (2012).

Menurut Kuss et al., (2018), refleksi teoretis tidak lagi mengusulkan financial

problems sebagai dimensi dari problematic use of mobile phone karena

perkembangan HP yang telah memberikan banyak manfaat, seperti fitur

WhatsApp dan Skype yang dapat memfasilitasi komunikasi dengan sedikit

biaya bagi pengguna. Selain itu, perkembangan HP saat ini juga telah

menyediakan fitur navigasi berkualitas tinggi dan permainan berbasis lokasi

yang nyata (misalnya, Pokémon-GO) sehingga cenderung mengubah

kemungkinan risiko terkait dengan dimensi dangerouse use dan prohibited use.

Sehingga, dalam penelitian ini peneliti hanya akan berfokus pada dimensi

ketergantungan HP karena dimensi ketergantungan juga masih perlu untuk

ditindak lanjuti melalui penelitian, mengingat banyak individu yang merasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

8

mengalami ketergantungan HP (Kuss et al., 2018). Dimensi ketergantungan HP

ini mengacu pada kriteria ketergantungan zat dalam DSM-IV-TR.

APA (2000) mendefinisikan ketergantungan sebagai suatu kondisi

individu dengan gejala kognitif, perilaku, dan fisiologis di mana individu terus

menggunakan HP terlepas dari berbagai masalah yang disebabkan oleh

penggunaan HP tersebut. Hal ini berarti, terdapat berbagai masalah dalam

penggunaan HP individu. Ketergantungan dapat terjadi dalam tujuh

karakteristik yang dialami dalam masa satu tahun sebelumnya yakni tolerance,

withdrawal, use more frequent or for longer than intended, relapse, overuse,

reduce activities, dan continues use (American Psychiatric Association, 2000).

Individu dengan ketergantungan cenderung tidak pernah pergi tanpa

membawa HP bahkan ketika ia lupa, ia akan mengambilnya (Kuss, Harkin,

Kanjo, dan Billieux, 2018). Individu juga ditandai dengan penggunaan HP

yang lebih sering serta durasi penggunaan yang lebih lama dari waktu yang

ditentukan.

Fenomena dan penelitian tentang ketergantungan HP di atas

memperlihatkan bahwa individu dengan ketergantungan pada HP tampaknya

memiliki kesulitan dalam berkonsentrasi pada tugas yang sulit serta kurang

mampu mempertimbangkan konsekuensi dari tindakannya. Kedua asumsi ini

merupakan bagian dari impulsivitas. Sehingga peneliti menduga ada hubungan

antara impulsivitas dan ketergantungan pada HP.

Hal ini didukung oleh Billieux Linden, D’Acremont, Ceschi, dan

Zermatten (2007) serta Billieux, Linden, dan Rochat (2008) yang menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

9

bahwa meningkatnya impulsivitas cenderung membuat individu mengalami

masalah dalam menunda penggunaan HP yang dimiliki yang mengarah pada

ketergantungan, terutama dalam kondisi negatif.

Beberapa penelitian sebelumnya telah mengaitkan ketergantungan

dengan regulasi diri (Deursen, Bolle, Hegner, dan Kommers, 2015), ekstraversi

dan neurotisme (Bianchi dan Phillips, 2005), loneliness dan shyness (Bian dan

Leung, 2014), serta impulsivitas (Billieux et al., 2007; 2008). Penelitian ini

akan berfokus pada impulsivitas. Hal ini karena beberapa penelitian telah

sering menunjukkan bahwa impulsivitas terlibat dalam berbagai keadaan

psikologis terkait dengan ketergantungan seperti penggunaan alkohol

(Whiteside dan Lynam, 2003) dan gangguan makan (Billieux et al., 2007).

Secara umum, impulsivitas merupakan tindakan cepat yang tidak

direncanakan yang mengarah pada perilaku tanpa berpikir dan kecenderungan

untuk bertindak tanpa rencana (Sediyama et al., 2017). Impulsivitas terdiri dari

empat dimensi yang menunjukkan impulsivitas memiliki kecederungan tinggi

atau rendah, yakni urgency, premeditation, perseverance, dan sensation

seeking (Whiteside dan Lynam, 2001, 2003; Whiteside, Lynam, Miller, dan

Reynolds, 2005).

Penelitian mengenai impulsivitas dan ketergantungan HP telah

dilakukan di Indonesia. Namun, peneliti belum menemukan kajian yang secara

persis meneliti tentang keduanya. Berkenaan dengan impulsivitas, penelitian

yang sering dilakukan adalah terkait perilaku pembelian (Danti, 2016; Elga,

2017; Henrietta, 2012; Lestari, 2017; Renanita, 2017) di mana perilakunya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

10

dilakukan tanpa pertimbangan dan disertai respon emosi yang kuat. Sedangkan,

penelitian mengenai ketergantungan HP ada yang dikaitkan dengan stres

akademik (Karuniawan dan Cahyanti, 2013), kualitas tidur (Hidayat dan

Mustikasari, 2014; Putri, 2018), kecemasan (Palupi, Sarjana, dan Hadiati,

2018), serta produktivitas kerja (Riani, 2016). Sementara itu, penelitian yang

secara persis mengulas terkait impulsivitas dan ketergantungan pada HP telah

dilakukan di luar Indonesia (Billieux et al., 2007, 2008). Berdasarkan

penjelasan yang telah dijabarkan, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai

impulsivitas dan ketergantungan HP pada mahasiswa di Indonesia.

Perilaku penggunaan HP pada mahasiswa tidak lepas dari peran orang

tua, organisasi kesehatan mental, serta ilmuwan dan praktisi psikologi.

Pertama, terkait dengan peran orang tua, Arnett (2015) telah mengatakan

bahwa mahasiswa bertumbuh dengan berkembangnya teknologi, terutama HP

atau yang disebut sebagai digital natives. Dengan kata lain HP telah ada sejak

mahasiswa masih bayi. Orang tua yang berperan memberikan kebebasan pada

anak tanpa pendampingan untuk menjelaskan mengenai kegunaan HP,

mengarahkan penggunaan HP sebagai media belajar, serta memberikan

informasi dampak positif dan negatif menggunakan HP berpotensi membuat

anak menjadi ketergantungan (Zulfitria, 2017). Sehingga, tambahan

pengetahuan mengenai topik ini penting bagi orang tua karena dapat

memberikan gambaran mengenai perilaku ketergantungan pada anak guna

memberikan pendampingan lebih dini terhadap anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

11

Kedua, terkait dengan peran organisasi kesehatan mental, seperti

Indonesia Mental Health Care Foundation. Rarung (2015) telah mengatakan

bahwa umumnya organisasi kesehatan memiliki tujuan untuk menyusun dan

melaksanakan suatu program atau kebijakan guna meningkatkan derajat

kesehatan di masyarakat. Hal ini berarti, organisasi kesehatan mental memiliki

peran untuk andil dalam memberikan suatu kebijakan terkait dengan kesehatan

mahasiswa. Kebijakan ini penting bagi perilaku ketergantungan HP pada

mahasiswa. Sehingga, tambahan pengetahuan ini penting bagi organisasi

kesehatan mental guna memahami ketergantungan HP pada mahasiswa. Akan

sangat baik jika pihak organisasi kesehatan mental di Indonesia dapat

memberikan arah dan kebijakan dalam penanganan ketergantungan terkait

dengan kesehatan mahasiswa, tidak bergantungnya mahasiswa terhadap HP

memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terhindar dari berbagai

konsekuensi yang merugikan atau senantiasa hidup bahagia.

Terakhir, ilmuwan dan praktisi psikologi di Indonesia berperan dalam

kesejahteraan individu salah satunya dengan memberikan penanganan terkait

kesehatan mental secara individual (Idham, Mubarok, dan Pratiwi, 2016). Hal

ini bertujuan untuk mengatasi masalah yang dialami individu. Ilmuwan dan

praktisi psikologi dapat terjun membaur dengan individu untuk secara langsung

mengetahui betul permasalahan yang terjadi. Pengetahuan tersebut penting

untuk pemahaman akan perilaku penggunaan HP pada mahasiswa. Sehingga,

tambahan pengetahuan mengenai topik ini penting untuk melengkapi topik

penelitian mengenai faktor-faktor psikologis ketergantungan pada HP di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

12

Indonesia yang masih terbatas. Penelitian yang sudah dilakukan misalnya

terkait stres akademik dan ketergantungan HP (Karuniawan dan Cahyanti,

2013), serta harga diri dan ketergantungan HP (Mulyana dan Afriani, 2017).

Dengan demikian, topik ini dapat memberikan kontribusi teoretis mengenai

impulsivitas dan ketergantungan HP, khususnya pada mahasiswa.

B. Rumusan Permasalahan

Saat ini, HP telah memberikan banyak manfaat bagi penggunanya,

secara khusus mahasiswa. Misalnya, dapat memberikan kemudahan bagi

mahasiswa untuk berkomunikasi dengan orang yang dikasihi tanpa dibatasi

oleh jarak (Billieux et al., 2007). Namun, seperti yang sudah dibahas

sebelumnya, pada kenyataannya penggunaan HP telah terkait dengan perilaku

yang bermasalah yaitu ketergantungan, yang memiliki konsekuensi negatif

bagi mahasiswa (Billieux, 2012). Pembahasan sebelumnya telah menunjukkan

bahwa mahasiswa mungkin terlibat dalam berbagai perilaku ketergantungan

HP.

C. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini sebatas mencari tahu korelasi antara impulsivitas dan

ketergantungan HP pada mahasiswa di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Artinya, penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan sampel mahasiswa

yang aktif menggunakan HP di Universitas Sanata Dharma Yogayakarta.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

impulsivitas dan ketergantungan HP pada mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

13

E. Pertanyaan Penelitian

Apakah ada hubungan antara impulsivitas dan ketergantungan HP pada

mahasiswa?

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi mahasiswa

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi

mahasiswa terkait impulsivitas dan ketergantungan pada HP. Pengetahuan

yang ada dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai pengguna aktif HP untuk

lebih bijak dalam menggunakan HP.

2. Bagi orang tua

Bagi orang tua penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya

wawasan ilmu pengetahuan mengenai impulsivitas dan ketergantungan pada

HP. Pengetahuan ini dapat digunakan untuk mencegah lebih dini akan

penggunaan HP yang berlebih dengan memberi pengawasan saat anak

menggunakan HP.

3. Organisasi kesehatan mental

Bagi organisasi kesehatan mental penelitian ini penting untuk

memperkaya bahan informasi sebagai materi untuk memberikan arah dan

kebijakan dalam penanganan ketergantungan pada HP.

4. Bagi ilmuwan dan praktisi psikologi

Bagi ilmuwan dan praktisi psikologi, penelitian ini bermanfaat untuk

melengkapi kontribusi teoretis yang masih terbatas mengenai impulsivitas

dan ketergantungan HP pada mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengantar

Bab ini akan memaparkan definisi dan konsep dari teori serta

penelitian-penelitian terkait mengenai impulsivitas dan ketergantungan HP

pada mahasiswa. Pertama, akan dibahas mengenai dinamika psikologis

mahasiswa. Kedua, mengenai problematic use of mobile phone yang terdiri

dari definisi serta empat dimensinya. Dalam hal ini, peneliti hanya akan

memilih salah satu dimensi dari problematic use of mobile phone, yaitu

ketergantungan. Ketiga, akan membahas ketergantungan yang terdiri dari

definisi, aspek-aspek, faktor-faktor, proses dan dampak, serta kaitannya dengan

mahasiswa.

Keempat, peneliti juga akan membahas mengenai impulsivitas yang

terdiri dari definisi, dimensi, faktor-faktor, proses dan dampak, serta kaitannya

dengan mahasiswa. Kelima, pembahasan mengenai dinamika hubungan antar

variabel dan mahasiswa. Keenam, akan ada kerangka konseptual. Terakhir,

akan dicantumkan hipotesis yang diuji dalam penelitian ini.

B. Dinamika Psikologis Mahasiswa

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, berikut adalah dinamika

psikologis mahasiswa berdasarkan persepektif psikologi perkembangan dan

sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

15

1. Perspektif perkembangan

Dalam perspektif perkembangan terdapat dua kajian di dalamnya,

yakni (1) emerging adulthood dan (2) mahasiswa. Kajian mengenai

emerging adulthood akan ditilik dari Newman dan Newman (2012). Seperti

yang diuraikan dalam Newman, emerging adulthood memiliki tugas

perkembangan yang disebut autonomy from parents yakni, kemampuan

untuk mengatur diri sendiri dalam mengambil keputusan tanpa bergantung

kepada orang tua. Selain itu emerging adulthood juga memiliki tugas

perkembangan sebagai gender identity yakni, adanya keyakinan, sikap, dan

nilai-nilai tentang diri sendiri sebagai individu dalam kehidupan sosial baik

itu hubungan romantis, keluarga, pekerjaan, komunitas, dan kelompok. Ada

juga tugas perkembangan sebagai internalized morality di mana individu

akan mulai memandang diri mereka sebagai makhluk bermoral yang

tindakannya berimplikasi pada kesejahteraan orang lain. Serta, tugas

perkembangan dalam career choice yakni, memilih pekerjaan tetap sebagai

sumber dari uang pribadi individu.

Pada tahap ini juga emerging adulthood mengalami yang namanya

intimacy vs isolation sebagai konflik mendasar yang dialami oleh emerging

adulthood. Individu dengan intimacy mengalami keterbukaan untuk

mengkomunikasikan perasaan terhadap orang yang dekat dengannya dan

dihargai serta dipercaya oleh orang lain. Sebaliknya, beberapa emerging

adulthood kurang dapat terlibat dalam hubungan saling percaya, terbuka

atau responsif karena mereka mengalami penolakan, dikucilkan, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

16

kemudian membuat individu mengalami isolation (Newman dan Newman,

2012).

Kajian mengenai mahasiswa ditilik dari salah seorang psikolog

perkembangan Jeffrey Jansen Arnett yang mengatakan bahwa kebanyakan

dari mahasiswa memiliki usia 18 hingga 23 tahun (Arnett, 1994). Usia ini

menunjukkan jika mahasiswa merupakan bagian dari masa emerging

adulthood, yang mana mahasiswa tidak lagi remaja tetapi juga belum

menetap menjalankan peran sebagai orang dewasa (Arnett, 1994, 2000).

Secara khusus Arnett (1994) mengungkapkan mahasiswa masih dalam

proses mempersiapkan diri untuk memiliki peran tersebut.

Mahasiswa yang merupakan bagian dari emerging adulthood

digambarkan sebagai individu yang sedang berproses untuk mengeksplorasi

berbagai kemungkinan dalam pendidikan (Arnett, 2015). Pendidikan sendiri

memiliki arti baru bagi mahasiswa, di mana mereka harus memikirkan

bagaimana pendidikan setelah masa sekolah dapat mendorong mereka ke

jalur karir (Arnett, 2015). Hal ini karena pendidikan tinggi telah menjadi

syarat untuk mendapatkan pekerjaan terbaik. Sehingga, mereka perlu

mencari perguruan tinggi yang sesuai, mencoba kejuruan yang sesuai, serta

mencari kegiatan yang sesuai dengan kemampuan dan minat mereka. Dalam

hal ini, demografis mereka seringkali tidak stabil. Mahasiswa mengalami

perubahan tempat tinggal dari rumah orang tua ke tempat lain untuk

mengikuti perguruan tinggi. Ada yang pindah dari kota asal ke kota lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

17

serta ada yang pindah ke negara lain, dan sebagian yang lain menetap di

rumah (Arnett, 2015).

Proses eksplorasi berbagai kemungkinan dalam pendidikan tersebut

memiliki tujuan untuk mengembangkan identitas mahasiswa yang lebih

pasti, termasuk mengenai pemahaman siapa mereka, apa kemampuan dan

keterbatasan mereka, apa keyakinan dan nilai mereka, serta bagaimana

mereka terjun ke masyarakat sekitar (Arnett, 1994).

Selain itu, selama mengikuti kuliah, mahasiswa diketahui mengalami

perkembangan kognitif. Hal ini karena, perguruan tinggi memberikan

kesempatan untuk mengasah kemampuan mereka, mempertanyakan asumsi,

dan mencoba cara baru memandang dunia (Papalia, 2014). William G. Perry

Jr., adalah salah seorang psikolog pendidikan yang mempelajari

perkembangan kognitif mahasiswa selama masa kuliah. Menurut Perry

(1968, dalam Papalia, 2014), banyak mahasiswa masuk ke perguruan tinggi

dengan ide-ide yang kaku tentang kebenaran, mereka memandang dunia

dalam dualisme polaritas mendasar, seperti benar atau salah dan baik atau

buruk, mereka tidak dapat mengerti atau menggambarkan apa pun selain

kebenaran tersebut. Selama masa kuliah, mahasiswa mulai menjumpai ide-

ide yang beragam dan sudut pandang yang luas. Mereka belajar untuk

melihat semua pengetahuan dan nilai-nilai yang saling berhubungan. Hal ini

kemudian cenderung mengubah pandangan dualistik mereka. Pada akhirnya,

mereka memperoleh komitmen dalam relativitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

18

Pada titik ini dalam perkembangan mereka, mahasiswa juga

mengalami apa yang dinamakan perkembangan psikososial selama mereka

kuliah. Hal ini berkontribusi pada pembentukan identitas mereka (Evans,

Forney, Guido, Patton, dan Renn, 2010). Peneliti akan menilik hal ini dari

teori yang diusulkan oleh Chickering (1993, dalam Evans et al., 2010).

2. Perspektif sosial

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Chickering (1993, dalam

Evans et al., 2010) mengusulkan 7 vektor perkembangan psikososial

mahasiswa. Adapun tujuh vektor ini tidak berurutan dan tidak dimaksudkan

sebagai tahap melainkan dapat berinteraksi satu sama lain serta saling

membangun.

a. Developing competence

Chickering dan Reisser (1993, dalam Evans et al., 2010)

mengumpamakan hal ini sebagai “tiga gigi garpu”. Gigi garpu yang

pertama disebut kompetensi intelektual, kedua disebut keterampilan fisik

dan manual, dan yang ketiga disebut kompetensi interpersonal.

Kompetensi intelektual melibatkan perolehan akan pengetahuan dan

keterampilan yang berkaitan dengan materi kuliah tertentu. Selain itu,

juga terkait dengan peningkatan keterampilan dalam pemikiran kritis dan

penalaran. Sedangkan, keterampilan fisik dan manual melibatkan

aktivitas fisik dan rekreasi, adanya perhatian terhadap kesehatan dan

keterlibatan dalam kreativitas. Sementara itu, kompetensi interpersonal

melibatkan keterampilan dalam komunikasi, kepemimpinan, dan bekerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

19

secara efektif dengan orang lain. Sebagai contoh, individu yang

menyatakan bahwa ia belum merasa nyaman dengan keterampilan belajar

cenderung memiliki masalah dalam kompetensi intelektual, dan seorang

perempuan yang kurang bisa berbicara dengan laki-laki mengalami

masalah kompetensi interpersonal.

b. Managing emotions

Dalam vektor ini, mahasiswa mengembangkan kemampuan untuk

mengenali dan menerima emosi, serta mengekspresikan dan

mengendalikannya secara tepat. Selain itu, belajar untuk bertindak atas

perasaan dengan cara yang bertanggung jawab. Perasaan yang dimaksud

termasuk agresi, hasrat seksual, kecemasan, depresi, marah, rasa malu,

dan rasa bersalah, serta emosi positif seperti kepedulian, optimisme, dan

inspirasi. Sebagai contoh, seorang individu yang kesal terhadap orang

tuanya yang menginginkan agar ia segera mencari informasi tentang

pekerjaan dan mulai berkarir, cenderung mengalami kesulitan dalam

mengekspresikan dan mengendalikan emosinya secara tepat.

c. Moving through autonomy toward interdependence

Hal ini memiliki arti bahwa mahasiswa mengalami peningkatan

untuk bebas menjadi diri sendiri; bebas mengarahkan diri, memecahkan

masalah, dan mobilitas. Sebagai contoh, individu yang mengalami

kesulitan memperbaiki hubungan dengan orang tua diduga mengalami

masalah dalam hal ini karena individu ingin dilihat sebagai orang dewasa

yang mampu membuat keputusan sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

20

d. Developing mature interpersonal relationship

Vektor ini termasuk pengembangan toleransi antar budaya dan

pribadi, mengapresiasi perbedaan, serta menghargai persamaan. Sebagai

contoh, pengembangan hubungan interpersonal yang matang adalah

individu yang tertarik untuk belajar menghargai perbedaan.

e. Establishing identity

Vektor ini mengacu pada pengakuan akan perbedaan berdasarkan

jenis kelamin, latar belakang budaya, serta orientasi seksual. Selain itu,

memiliki rasa nyaman dengan kondisi tubuh, penampilan, serta gaya

hidup. Individu yang menolak identitas yang diberikan orang lain

kepadanya dan mencari gaya hidup serta peran yang berarti bagi dirinya

sendiri merupakan contoh dari pengembangan vektor ini.

f. Developing purpose

Vektor ini mengacu pada pengembangan untuk membuat tujuan

yang jelas dan komitmen yang berarti pada hal-hal penting atau kegiatan

pribadi mahasiswa. Dengan ini, mahasiswa dapat mempertahankan

keputusannya saat menghadapi pertentangan.

g. Developing integrity

Hal ini mencakup pengembangan bahwa mahasiswa akhirnya

memiliki nilai-nilai atau tindakan-tindakan yang konsisten. Tidak lagi

hanya mengikuti apa yang orang lain katakan. Namun, di sisi lain, tetap

mengakui dan menghormati apa yang menjadi keyakinan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

21

Tujuh vektor tersebut berperan sebagai jalan untuk menuju individuasi.

Dengan demikian, penjabaran di atas menunjukkan bahwa mahasiswa

merupakan bagian dari populasi emerging adulthood yang mengikuti

perguruan tinggi dan memiliki empat tugas perkembangan, adanya masalah

perkembangan, serta mengalami perkembangan kognitif maupun psikososial di

masa kuliah.

Setelah membahas dinamika psikologi dari perspektif perkembangan

dan sosial. Selanjutnya akan dibahas mengenai ketergantungan HP.

Ketergantungan HP ini sebenarnya merupakan dimensi dari problematic use of

mobile phone. Oleh karena itu peneliti akan membahas mengenai problematic

use of mobile phone terlebih dulu lalu secara khusus membahas ketergantungan

HP.

C. Problematic Use Of Mobile Phone

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, berikut akan dibahas

mengenai problematic use of mobile phone dan dimensi-dimensinya.

1. Definisi problematic use of mobile phone

Definisi dari problematic use of mobile phone akan dibahas

berdasarkan latar belakangnya. Joél Billieux adalah salah satu profesor di

bidang psikologi klinis saat ini (2018). Bidang penelitian utamanya adalah

berbagai faktor psikologis (kognitif, afektif, motivasi, interpersonal) yang

terlibat dalam etiologi perilaku adiktif, dengan berfokus pada proses yang

terkait regulasi diri. Sejak tahun 2014, ia menjadi seorang ahli dalam

organisasi WHO di bidang implikasi kesehatan masyarakat terkait perilaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

22

kecanduan penggunaan alat teknologi. Pada tahun 2017 ia berfokus

menangani klien dengan masalah terkait kecanduan teknologi. Salah satu

yang menjadi fokus penelitiannya adalah penggunaan HP yang dirumuskan

ke dalam teori problematic use of mobile phone. Problematic use of mobile

phone didefinisikan berdasarkan ide bahwa zaman ini penggunaan HP tidak

lagi hanya terkait dengan peran positifnya melainkan sudah semakin sering

dikaitkan dengan perilaku bermasalah atau yang berpotensi mengganggu

(Billieux, 2012; Billieux et al., 2008). Studi pertama yang berfokus pada

problematic use of mobile phone ditujukan untuk menentukan dampaknya

terhadap kemampuan mengemudi. Secara keseluruhan, penelitian yang ada

menekankan bahwa menggunakan HP saat mengemudi mengurangi

kapasitas perhatian, bahkan dalam kasus hands-free (Billieux, 2012). Selain

itu, analisis mengenai karakteristik kecelakaan telah menunjukkan bahwa

individu yang menggunakan HP saat mengemudi lebih sering terlibat dalam

kecelakaan fatal dibandingkan dengan individu yang tidak menggunakan

HP saat mengemudi (Billieux, 2012). Kemudian, Billieux et al., (2008) juga

mengatakan bahwa semakin banyak negara memberlakukan UU yang

melarang penggunaan HP saat mengemudi.

HP saat ini juga dapat berubah dari alat yang mendukung interaksi

sosial menjadi alat yang mengganggu interaksi sosial (Billieux et al., 2008).

Hal ini didukung Billieux (2012) yang mengatakan bahwa sebagian besar

individu setuju pernah merasa HP mengganggu aktivitas sosial mereka.

Sebagai akibatnya, sejumlah tempat cenderung melarang penggunaan HP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

23

sama halnya seperti merokok (misalnya perpustakaan, angkutan umum)

(Nickerson et al., 2008, dalam Billieux, 2012). Terakhir, Billieux et al.,

(2007) dan Toda, Monden, Kubo, dan Morimoto (2004) telah menunjukkan

bahwa penggunaan HP dapat menjadi ketergantungan.

Dengan demikian, Billieux (2012) kemudian mendefinisikan

problematic use of mobile phone sebagai ketidakmampuan individu untuk

mengelola penggunaan HP-nya yang kemudian melibatkan konsekuensi

negatif dalam kehidupan sehari-hari. Konsekuensi tersebut dapat berupa

masalah keuangan (Billieux et al., 2008), ketergantungan (Bianchi dan

Phillips, 2005; Billieux et al., 2007), gangguan tidur (karena menelepon dan

atau pemantauan SMS di malam hari) (Thomée, Härenstam, dan Hagberg,

2011), penggunaan yang berbahaya (seperti, menelepon saat mengemudi)

(White, Eiser, dan Harris, 2004), penggunaan yang dilarang (menelepon di

tempat terlarang seperti perpustakaan dan angkutan umum) (Nickerson,

Isaac, dan Mak, 2008), cyberbullying (Nicol dan Fleming, 2010), sexting

(Dir, Cyders, dan Coskunpinar, 2013), atau dihantui perasaan nada dering

HP yang berbunyi (Kruger dan Djerf, 2015).

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa

problematic use of mobile phone mengacu pada ketidakmampuan individu

untuk mengelola penggunaan HP yang dimiliki. Penggunaannya cenderung

melibatkan berbagai konsekuensi negatif dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam hal ini, Billieux (2012) merumuskan empat dimensi problematic use

of mobile phone yang akan dibahas di poin selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

24

2. Dimensi problematic use of mobile phone

Pada sub bab sebelumnya telah dipaparkan mengenai definisi

problematic use of mobile phone, berikut adalah tentang empat dimensi dari

problematic use of mobile phone. Definisi dari setiap dimensi didukung oleh

penelitian lain yang sejalan dengan Billieux (2012).

a. Dangerouse use

Dimensi ini didefinisikan sebagai kecenderungan untuk

menggunakan HP pada saat mengemudi (Billieux, 2012). Brace, Young,

dan Regan (2007) mengatakan, penggunaan HP saat mengemudi

cenderung dapat mengalihkan perhatian pengemudi secara visual, fisik,

serta kognitif. Artinya, hal tersebut dapat mendorong pengemudi untuk

mengalihkan perhatian (gangguan visual), pikiran dari jalanan (gangguan

kognisi), dan tangan dari setir (gangguan fisik). Hal ini kemudian

dianggap berbahaya karena berpotensi menurunkan performa berkendara

dan meningkatkan risiko kecelakaan. Lebih lanjut dikatakan oleh Brace

et al., (2007) panggilan telepon, bercakap-cakap, mengirim pesan, jenis

HP, waktu yang dihabiskan, kerumitan kata sandi HP, dan tuntutan tugas

mengemudi merupakan faktor penggunaan HP yang dapat memengaruhi

performa saat mengemudi.

b. Prohibited use

Dimensi ini didefinisikan sebagai kecenderungan untuk

menggunakan HP di tempat terlarang seperti restoran, angkutan umum,

perpustakaan, atau pesawat (Billieux, 2012). Alasan penggunaan HP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

25

menjadi dilarang karena ada dugaan bahwa penggunaannya cenderung

mengakibatkan terganggunya aktivitas sosial (Nickerson et al., 2008).

Hal ini didukung Plant (2001), menurut Plant, individu memiliki tiga

jenis sikap dalam menerima panggilan saat sedang dalam situasi sosial.

Pertama, individu segera menjauh dari situasi sosial (flight). Kedua, tetap

di tempat tetapi menghentikan aktivitas sosial selama menerima

panggilan (suspension). Terakhir, tetap terlibat secara sosial yaitu sebisa

mungkin melakukan apapun yang dilakukan sebelum akhirnya menerima

panggilan telepon (persistence). Tiga respon tersebut berisiko membuat

orang lain akan merasa ditinggalkan (Plant, 2001).

c. Financial problems

Billieux (2012) mengatakan financial problems dapat dianggap

sebagai ukuran dari hasil negatif penggunaan HP dalam kehidupan

sehari-hari. Banyaknya pengeluaran untuk HP mencerminkan sejauh

mana penggunaan HP berpotensi menjadi bermasalah. Billieux et al.,

(2008) memperkirakan bahwa financial problems terkait dengan

ketidakmampuan untuk mencegah diri menggunakan HP dalam situasi

tertentu misalnya, saat mengalami pengaruh negatif atau mengalami

pikiran yang mengganggu. Pada situasi tersebut, individu diduga menjadi

boros dalam keuangan untuk membayar tagihan telepon atau SMS.

d. Dependence

Sejak kemunculannya dalam literatur psikiatrik dan psikologi

klinis, dependence telah dikonseptualisasikan berdasarkan kriteria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

26

perilaku adiktif (Bianchi dan Phillips, 2005; Billieux, 2012; Billieux,

Philippot, Schmid, Maurage, dan Mol, 2014; Choliz, 2010; Griffiths,

1996; Kwon et al., 2013; Merlo, Stone, dan Bibbey, 2013; Yen et al.,

2009). Konsep umum kriteria perilaku adiktif dapat ditemukan dalam

kriteria ketergantungan zat pada Diagnostik dan Statistik Manual

Gangguan Mental (DSM-IV-TR) (American Psychiatric Association,

2000). Kriteria ini dulunya terbatas pada obat-obatan atau alkohol,

namun berdasarkan pengembangannya, saat ini telah diterapkan untuk

perjudian, internet, game, penggunaan HP, serta perilaku kecanduan

lainnya (Bianchi dan Phillips, 2005; Kwon et al., 2013).

Mengacu pada DSM-IV-TR (American Psychiatric Association,

2000), ketergantungan didefinisikan sebagai suatu kondisi yang dialami

individu dalam masa satu tahun sebelumnya di mana individu

menggunakan HP lebih banyak dari yang dimaksudkan, mencoba untuk

berhenti menggunakan HP namun tidak berhasil, memiliki berbagai

masalah fisik atau psikologis yang semakin parah karena penggunaan

HP, serta mengalami masalah dalam pekerjaan atau dengan teman-teman

APA (2000).

3. Aspek ketergantungan HP

Berdasarkan fokus penelitian ini, yaitu ketergantungan, selanjutnya

peneliti akan membahas tujuh kriteria ketergantungan yang dirumuskan

berdasarkan APA (2000). Akan dibahas juga mengenai penelitian-penelitian

terkait dengan masing-masing aspek. Selanjutnya, tujuh kriteria yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

27

akan digunakan dalam penyusunan alat ukur ketergantungan pada penelitian

ini. Adapun tujuh kriteria tersebut terdiri dari tolerance, withdrawal, use

more frequent or longer than intended, relapse, overuse, reduce activities,

dan continues use.

Tolerance a.

Tolerance mengacu pada proses di mana meningkatnya jumlah

dari sebuah aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai suatu efek yang

diinginkan (American Psychiatric Association, 2000). Efek yang

diinginkan tersebut bersifat berlebihan. Hal ini karena, individu tidak lagi

merasakan efek yang sama seperti awal ketika menggunakan HP

meskipun dalam jumlah aktivitas yang sama. Oleh karena itu, individu

memiliki kebutuhan untuk meningkatkan jumlah aktivitasnya dalam

menggunakan HP. Billieux et al., (2014) mengatakan, ketika individu

mengalami tolerance mereka cenderung menggunakan HP lebih sering,

di mana individu dapat terlibat dalam panggilan telepon dengan durasi

yang lebih lama. Selain itu, individu dapat terlibat dalam panggilan

telepon yang lebih banyak, misalnya 10 kali dalam satu hari atau

mengirim pesan yang banyak misalnya 5 – 10 pesan dalam satu hari,

bahkan bisa lebih dari itu, khususnya ketika mengalami kecemasan atau

konflik dalam diri. Choliz (2010, dalam Billieux et al., 2014)

menambahkan, pada beberapa individu, tolerance mendorong mereka

untuk mengganti HP yang dimiliki dengan model baru yang sedang

beredar di pasar. Yen et al., (2009) juga menemukan bahwa tolerance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

28

menjadi aspek penting untuk membedakan individu yang mengalami

ketergantungan pada HP dari individu yang tidak mengalaminya.

Meningkatnya tolerance terjadi setelah individu mengalami

ketergantungan HP setelah beberapa tahun (Davison, Neale, dan Kring,

2006).

Withdrawal b.

Seperti yang dikemukakan oleh APA (2000), withdrawal

mengacu pada efek negatif fisik dan psikologis yang terjadi ketika

penggunaan HP diberhentikan atau tiba-tiba dikurangi pada individu

yang biasanya menggunakan HP. Misalnya, ketika individu tidak dapat

menggunakan HP yang dimiliki oleh karena sedang berada di tempat

yang dilarang atau berada di tempat yang tidak memiliki sinyal, atau lupa

membawa HP, beberapa individu akan mengalami perubahan emosional

mungkin berupa perasaan cemas, marah, resah, atau pikiran-pikiran yang

mengganggu (Billieux et al., 2014).

Use more frequent or for longer than intended c.

Mengacu pada APA (2000) aspek ini melibatkan penggunaan HP

dalam jangka waktu lebih lama dari yang awalnya dimaksudkan.

Misalnya, terus menggunakan HP sampai keasyikan meski telah

menetapkan batas hanya 5 menit. Artinya, individu kesulitan dalam

mengendalikan penggunaannya sesuai dengan waktu yang ditargetkan.

Hal ini melibatkan kesadaran individu bahwa ia telah menghabiskan

waktu banyak dalam menggunakan HP (Merlo et al., 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

29

Relapse d.

Aspek ini mengacu pada kecenderungan untuk berulang kembali

ke penggunaan HP setelah berusaha mengurangi atau mengentikan

penggunaannya (American Psychiatric Association, 2000). Individu ini

digambarkan memiliki keinginan yang kuat untuk selalu menggunakan

HP serta kurang mampu untuk menghentikan atau membatasi waktu

penggunaan HP meskipun pada waktu tertentu dalam sehari (Davison et

al., 2006). Adapun, upaya tersebut dapat dipengaruhi oleh orang-orang

sekitar yang memberitahu bahwa individu telah menggunakan HP secara

berlebihan (Kwon et al., 2013).

Overuse e.

Overuse mengacu pada adanya dorongan untuk melakukan

banyak hal supaya tetap dapat menggunakan HP (American Psychiatric

Association, 2000). Ketika individu mengalami overuse, mereka

cenderung lebih memilih untuk mencari bantuan menggunakan HP dan

cenderung selalu menyiapkan alat pengisi daya (cas) (Kwon et al., 2013).

Reduce activities f.

Reduce activities mengacu pada individu dengan ketergantungan

yang mengurangi kegiatan sosial, pekerjaan, dan rekreasi karena

penggunaan HP (American Psychiatric Association, 2000). Artinya,

individu cenderung mengabaikan untuk menikmati kesenangan atau

minat lain karena penggunaan HP. Bianchi dan Phillips (2005) juga

menggambarkan bahwa hal ini adalah saat-saat di mana individu lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

30

suka menggunakan HP daripada berurusan dengan kegiatan lain. Hal ini

terkait dengan pentingnya HP bagi kehidupan penggunanya. Ketika

individu mengalami reduce activities, individu mungkin terlibat konflik

dengan orang-orang di sekitar (Griffiths, 1996), serta mengalami

kurangnya konsentrasi pada saat di kelas atau saat bekerja (Davison et

al., 2006).

Continues use g.

Aspek ini mengacu pada perilaku di mana pengguna tetap saja

menggunakan HP meskipun mengetahui adanya masalah fisik atau

psikologis yang disebabkan atau diperburuk oleh penggunaan HP

(American Psychiatric Association, 2000). Individu ini memiliki

kecenderungan untuk mengalami pusing atau penglihatan kabur, merasa

pegal pada pergelangan tangan atau belakang leher dan meskipun

mengalami masalah ini, individu akan tetap menggunakan HP (Kwon et

al., 2013). Dengan kata lain, individu menyadari bahwa ia mengalami

kehilangan kendali atas penggunaannya yang sering mengakibatkan

masalah, namun demikian ia tetap saja menggunakan HP (Billieux et al.,

2014).

4. Faktor ketergantungan HP

Berikut ini, peneliti akan membahas mengenai faktor-faktor yang

menyebabkan, mendukung, dan memperkuat ketergantungan pada HP

antara lain: sosio-demographic yang terdiri dari jenis kelamin dan usia

(Billieux, 2012). Kemudian personalitiy trait yang terdiri dari neurotisme

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

31

dan ekstraversi, serta self-esteem (Billieux, 2012). Terakhir, patterns of

mobile phone use yang terdiri dari statius terhubung dengan internet, jenis

HP, waktu pemakaian dalam satu hari, durasi penggunaan HP dalam satu

minggu, status apakah menggunakan HP setiap hari, tagihan pengeluaran

telepon setiap bulan, dan fitur penggunaan HP yang digunakan dalam satu

tahun terakhir (Lopez-fernandez et al., 2017). Dalam hal ini peneliti hanya

akan menggunakan sosio-demographic dan patterns of mobile phone use.

Sosio demografis. a.

Berkenaan dengan sosio demografis Bianchi dan Phillips (2005)

mengatakan bahwa jenis kelamin dapat memprediksi jenis penggunaan

HP. Artinya, laki-laki dan perempuan berpotensi memiliki jenis

penggunaan HP yang berbeda. Misalnya, sebagian besar penelitian

terdahulu menemukan pengguna HP dengan jenis kelamin perempuan

cenderung lebih tinggi dalam menggunakan HP (khususnya, SMS)

daripada laki-laki (Billieux et al., 2008). Sebagian penelitian lain juga

menemukan pengguna dengan jenis kelamin perempuan cenderung lebih

rentan mengalami ketergantungan (Billieux et al., 2008). Sedangkan,

pengguna dengan jenis kelamin laki-laki cenderung menggunakan HP

saat mengemudi (Billieux et al., 2008). Namun, penelitian yang

dilakukan oleh Mei, Chai, Wang, Ng, dan Ungvari, (2018) menemukan

bahwa tidak ada perbedaan jenis kelamin terhadap ketergantungan HP.

Selain itu, Bianchi dan Phillips (2005) mengatakan bahwa usia

memiliki peran terhadap waktu yang dihabiskan untuk HP dan skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

32

tinggi dari ketergantungan. Misalnya, Billieux et al., (2008) mengatakan

bahwa individu dengan usia muda memprediksi penggunaan HP yang

lebih sering dan lebih lama di mana hal ini cenderung mendapat skor

tinggi pada ketergantungan. Menurut, Bianchi dan Phillips (2005) hal ini

karena orang yang lebih muda cenderung lebih tertarik untuk

menggunakan teknologi yang baru atau up-to-date terhadap teknologi

dibandingkan dengan orang yang lebih tua. Mungkin karena orang yang

lebih tua telah memiliki keterbatasan fisik dan di masa sekolah orang tua

juga kurang akrab dengan teknologi berbeda dengan usia yang lebih

muda. Orang tua cenderung menggunakan HP untuk tujuan bisnis

(Bianchi dan Phillips, 2005).

Pola penggunaan HP b.

Selain sosio demografis, pola penggunaan HP oleh individu juga

dapat berperan dalam ketergantungan pada HP. Kuss et al., (2018)

mengungkapkan bahwa fungsi HP berkembang dari yang hanya terbatas

pada panggilan dan pesan pendek (SMS) menjadi aktivitas online seperti

pencarian di internet, pengelolaan email, video game, berjudi, atau

terlibat dalam jejaring sosial seperti Facebook atau Twitter. Berbagai

kegiatan tersebut dapat dilakukan di mana saja. Banyaknya manfaat pada

HP diduga cenderung menjadikan individu merasa sulit untuk

mengurangi waktu yang mereka habiskan dalam menggunakan HP

karena dianggap sangat nyaman dan fungsional. Hal tersebut kemudian

dapat berkontribusi pada meningkatnya ketergantungan yang dirasakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

33

individu. Dalam hal ini pola penggunaan HP termasuk jenis HP yang

digunakan, waktu yang dihabiskan untuk menggunakan HP setiap

harinya, serta fitur aplikasi yang digunakan dalam 1 tahun terakhir

(Lopez-fernandez et al., 2017).

5. Proses dan dampak ketergantungan HP

Sub bab ini, akan menjelaskan mengenai tujuh aspek yang dapat

menunjukkan tingkat tinggi atau rendah dari ketergantungan pada HP,

tingkat yang tinggi cenderung menunjukkan ketergantungan yang lebih

serius (Kwon et al., 2013).

Mengacu pada APA (2000) individu yang cenderung mengalami

ketergantungan HP tinggi diduga akan mengalami perubahan perilaku,

fisiologis, dan kognitif ketika tidak dapat menggunakan HP yang dimiliki.

Misalnya, individu yang tidak pernah pergi tanpa membawa HP dan ketika

ia lupa, ia akan kembali untuk mengambilnya. Bagi dirinya, menghabiskan

hari tanpa HP adalah hal yang membuatnya merasa cemas (Kuss et al.,

2018). Selain itu, individu yang cenderung mengalami ketergantungan HP

tinggi diduga akan ditandai dengan frekuensi penggunaan HP yang lebih

sering dan durasi yang lebih lama untuk mendapatkan kepuasan yang

diinginkan (American Psychiatric Association, 2000). Individu juga

cenderung menggunakan HP dalam jangka waktu yang lebih lama dari yang

dimaksudkan dan individu cenderung akan berusaha supaya tetap dapat

menggunakan HP (American Psychiatric Association, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

34

Sebaliknya, individu dengan ketergantungan HP rendah cenderung

menunjukkan perilaku yang berlawanan, di mana individu memiliki

kecenderungan untuk menggunakan HP dengan lebih terkendali, cenderung

tetap dapat mengerjakan tugas yang telah direncanakan, cenderung tetap

memiliki hubungan pertemanan yang intim dengan teman di dunia nyata,

serta cenderung tidak merasa jengkel saat penggunaan HP-nya terganggu.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa individu dengan

ketergantungan rendah cenderung lebih memanfaatkan penggunaan HP

dengan bijak.

Berdasarkan hal di atas, ketergantungan HP yang tinggi menjadi

penting karena berdampak negatif pada kehidupan penggunanya. Billieux

(2012) menyebutkan beberapa dampak negatif dari ketergantungan HP yaitu

adanya financial problems, mengalami distres, atau mengalami masalah

sosial dengan keluarga maupun teman. Kwon et al., (2013) menambahkan

adanya dampak negatif terkait akademik atau pekerjaan akibat

ketergantungan pada HP yang tinggi. Hal ini sejalan dengan Lepp, Barkley,

Lepp, Barkley, dan Karpinski, (2014) yang menyatakan bahwa individu

dengan ketergantungan cenderung memiliki IPK lebih rendah. Diduga

karena individu lebih fokus menggunakan HP daripada mengikuti kegiatan

akademik seperti, mengikuti kelas atau belajar. Berbagai dampak negatif

tersebut kemudian berpotensi menghasilkan lingkaran setan (Billieux,

2012). Selain itu, ketergantungan HP telah dikaitkan dengan berbagai jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

35

nyeri skeletomuskular, memperburuk kecemasan atau depresi, dan

mengurangi kualitas tidur (Jo, Na, dan Kim, 2017).

Dari berbagai penjabaran di atas, ditunjukkan bahwa dampak

ketergantungan pada HP tidak saja hanya pada kesehatan jasmani, fungsi

mental, kehidupan emosi dan sosial individu itu sendiri, tetapi juga

merugikan keluarga dan orang-orang terdekat lainnya. Penelitian

sebelumnya mengatakan bahwa mahasiswa merupakan kelompok usia yang

menunjukkan penggunaan HP dan gejala ketergantungan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih tua (Bianchi dan Phillips,

2005). Oleh karena itu dalam penelitian ini juga akan dibahas mengenai

ketergantungan HP pada mahasiswa. Berikut ini dikemukakan

pembahasannya.

D. Ketergantungan HP pada Mahasiswa

Sebagaimana yang diketahui di awal bahwa HP memiliki peran yang

besar dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa. HP bukanlah hal baru untuk

mahasiswa, mereka dapat mempelajarinya bahkan sejak masih usia dini, HP

menjadi alat yang selalu menemani mereka (Arnett, 2015). Bahkan ketika

mahasiswa terlibat perkumpulan, mereka akan berhenti sesekali untuk melihat

pesan teks yang baru muncul dan juga dengan cepat membalas pesan teks

tersebut (Arnett, 2015).

Arnett (2015) menyebut mahasiswa dengan istilah “digital natives”

yaitu mahasiswa dianggap sebagai penghuni pertama dari HP karena HP telah

ada sejak mahasiswa masih bayi. Haverila (2013, dalam Liao, He, dan Billieux,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

36

2016) menambahkan, mahasiswa sebagai digital natives telah

mengintegrasikan HP menjadi bagian dari kehidupannya.

Di samping itu, Arnett (2000, dalam Lopez-fernandez et al., 2017)

berpendapat bahwa mahasiswa memiliki risiko lebih tinggi untuk

mengembangkan perilaku tidak sehat atau berisiko seperti perilaku

ketergantungan. Misalnya, penggunaan obat atau terlibat dalam ketergantungan

video game (Lopez-fernandez et al., 2017). Oleh karena itu ketergantungan

pada HP merupakan hal yang dapat dialami dan ditingkatkan oleh mahasiswa

(Arnett, 2015). Penelitian sebelumnya telah banyak mengaitkan mahasiswa

dengan ketergantungan HP (Bianchi dan Phillips, 2005). Bianchi dan Phillips

mengatakan mahasiswa lebih banyak memiliki masalah terkait dengan

penggunaan HP. Sejalan dengan Arnett (2015) yang mengatakan bahwa HP

telah menjadi hal utama dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa, dan

kebanyakan dari mereka tidak dapat membayangkan kehidupan tanpa HP.

Ketergantungan HP pada mahasiswa dapat dipengaruhi banyak faktor,

seperti sosio demografis serta pola penggunaan. Mahasiswa sendiri pun diduga

dapat dipengaruhi oleh impulsivitas. Hal ini karena impulsivitas merupakan

aspek psikologis yang sering dikaitkan dengan perilaku ketergantungan,

misalnya ketergantungan internet (H. W. Lee et al., 2012), perjudian (Moeller

et al., 2001, dalam Lee et al., 2012) dan obat-obatan (Sediyama et al., 2017).

Oleh sebab itu, pada sub bab selanjutnya akan dijelaskan mengenai

impulsivitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

37

E. Impulsivitas

Di bawah ini adalah penjelasan mengenai impulsivitas yang terdiri dari

definisi, aspek, serta proses dan dampak dari impulsivitas yang ditilik dari

(Whiteside dan Lynam, 2001, 2003; Whiteside, Lynam, Miller, dan Reynolds,

2005) serta penelitian-penelitian yang sejalan dengannya. Berikut adalah

penejelasannya.

1. Definisi impulsivitas

Impulsivitas telah didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli.

Hinslie dan Shatzky (1940, dalam Moeller et al., 2001) mendefinisikan

impulsivitas sebagai tindakan cepat tanpa memikirkan tindakan tersebut

sebelumnya atau tanpa adanya penilaian sadar. Stahl et al., (2014)

mendefinisikan impulsivitas sebagai perilaku spontan yang disebabkan oleh

stimulus internal maupun eksternal atau kecenderungan memberi respon

tanpa pemikiran yang matang. Misalnya, ketika individu sedang mengemudi

dan HP yang dimilikinya berdering, individu dengan spontan akan

mengangkat panggilan tersebut. Hal ini tentu berpotensi mengurangi

kemampuan individu untuk mengemudi dengan aman. Moeller et al., (2001,

dalam Sediyama et al., (2017) mendefinisikan impulsivitas sebagai suatu

tindakan cepat yang tidak direncanakan yang mengarah pada perilaku tanpa

berpikir dan kecenderungan untuk bertindak tanpa rencana. Sementara itu,

Whiteside dan Lynam (2003) mengatakan bahwa impulsivitas merupakan

tindakan tanpa memikirkan konsekuensinya dan mungkin terlibat dalam

perilaku berisiko.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

38

Berdasarkan hal di atas, dapat disimpulkan bahwa impulsivitas

merupakan tindakan spontan yang dilakukan tanpa perencanaan yang

matang. Tindakannya cepat dan mengarah pada bertindak tanpa memikirkan

perilakunya terlebih dahulu. Artinya, individu bertindak tanpa memikirkan

konsekuensi yang mungkin terjadi.

2. Dimensi impulsivitas

Seperti yang telah disebutkan di atas, tindakan tanpa perencanaan

yang matang diartikan sebagai impulsivitas. Untuk itu, untuk memahami

perilaku impulsivitas, berikut akan dibahas mengenai empat dimensi dari

impulsivitas, yaitu urgency, (lack of) premeditation, (lack of) perseverance,

dan sensation seeking yang ditilik dari (Whiteside dan Lynam, 2001, 2003;

Whiteside et al., 2005).

a. Urgency

Dimensi ini mengacu pada suatu kondisi di mana individu

mengalami kesulitan dalam mengendalikan dorongan untuk bertindak

sebagai respons terhadap emosi negatif (Whiteside et al., 2005).

Misalnya, sulit mengendalikan hasrat dan godaan terhadap makanan atau

rokok dalam kondisi emosi yang tidak menyenangkan (Whiteside dan

Lynam, 2001; Whiteside et al., 2005). Oleh karena itu, ketika individu

mengalami urgency, individu cenderung akan bertindak dengan terburu-

buru atau gegabah (Whiteside dan Lynam, 2001). Dengan kata lain,

individu bertindak sesuai dengan kehendak hatinya. Selain itu, ketika

mengalami urgency, individu akan melakukan hal-hal yang kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

39

disesali untuk membuat dirinya merasa lebih baik. Individu juga

cenderung sulit menghentikan aktivitas yang dilakukannya meskipun hal

tersebut membuat keadaan individu menjadi lebih buruk. Hal ini berarti,

individu dengan urgency memiiki kecenderungan untuk bertindak

terburu-buru dalam suasana hati yang buruk. Whiteside dan Lynam

(2003) mengatakan bahwa tindakan tersebut bertujuan untuk

meringankan emosi negatif. Untuk itu, Cynders dan Smith (2008, dalam

Neto dan True, 2011) menyebutkan urgency adalah prediktor kuat untuk

masalah dalam kesehatan, pekerjaan, mengkonsumsi alkohol atau

narkoba, keluarga, sosial, hukum, dan ketergantungan obat-obatan.

b. (lack of) Premeditation

Premeditation mengacu pada suatu kondisi di mana individu

mampu berpikir dan memahami konsekuensi dari suatu tindakan sebelum

melakukannya (Whiteside dan Lynam, 2001). Dengan demikian, ketika

individu mengalami premeditation individu akan mempertimbangkan

kelebihan dan kekurangan suatu tindakan sebelum melakukannya,

merencanakan tindakannya dengan matang, atau bertindak dengan hati-

hati (Whiteside dan Lynam, 2001). Selain itu, individu akan berpikir

secara jelas dan memiliki tujuan sebelum bertindak. Hal ini biasanya

ditandai dengan kesadaran dari orang-orang sekitar yang mengatakannya

kepada individu itu sendiri. Individu juga akan merefleksikan

tindakannya sebelum mengambil keputusan dan individu akan bertindak

setelah ia mengetahui cara melakukannya (Whiteside dan Lynam, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

40

c. (lack of) Perseverance

Dimensi ini mengacu pada kemampuan individu untuk tetap

fokus pada suatu tugas yang mungkin membosankan atau sulit (Lepp et

al., 2014). Hal ini menunjukkan bahwa individu dengan perseverance

mampu mengabaikan hal-hal yang dapat mengganggu pengerjaannya dan

mampu menyelesaikan tugas tepat waktu. Selain itu, individu akan terus

berusaha menyelesaikan tugasnya sampai selesai karena ia kurang suka

mengabaikan tugas-tugas yang didapatnya. Tidak hanya itu saja, individu

dengan perseverance juga akan disiplin dalam mengerjakan tugas, ia

mudah berkonsentrasi, dan produktif (Whiteside dan Lynam, 2001).

d. Sensation seeking

Whiteside dan Lynam (2001) mendefinisikan sensation seeking

sebagai kecenderungan untuk menikmati dan mengejar kegiatan yang

menarik serta terbuka dengan pengalaman baru, entah itu berbahaya

maupun tidak. Hal ini menunjukkan bahwa individu dengan sensation

seeking akan bertindak mencari pengalaman baru untuk mendapat

kesenangan dan kepuasan, ia bersedia untuk mencoba apapun demi

mendapat kesenangan.

3. Proses dan dampak impulsivitas

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, empat aspek impulsivitas

di atas dapat menunjukkan nilai tinggi dan nilai rendah. Whiteside dan

Lynam (2001) dalam penelitiannya menguraikan individu yang

menunjukkan nilai tinggi pada urgency cenderung terlibat dalam tindakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

41

yang gegabah atau terburu-buru untuk meringankan emosi negatif mereka

meskipun terdapat konsekuensi jangka panjang berbahaya dari tindakan ini.

Misalnya, seseorang yang terlibat pertengkaran akan mengatakan hal-hal

yang tidak menyenangkan untuk meluapkan kekesalannya namun kemudian

ia menyesalinya. Selanjutnya, untuk individu dengan premeditation tinggi,

individu cenderung menjadi bijaksana dan penuh pertimbangan misalnya,

individu tidak suka memulai suatu pekerjaan sampai ia paham betul

bagaimana cara melakukannya. Sedangkan, individu dengan premeditation

rendah cenderung bertindak secara mendadak dan tanpa memperhatikan

konsekuensi dari tindakannya. Untuk individu dengan perseverance yang

tinggi, Whiteside dan Lynam (2001) mengatakan bahwa individu cenderung

dapat menyelesaikan pekerjaan dan cenderung mampu bekerja di bawah

kondisi yang memerlukan ketahanan terhadap situasi mengganggu.

Sebaliknya, individu yang rendah dalam perseverance cenderung tidak

mampu untuk tetap fokus terhadap tugas yang sulit atau membosankan

sekalipun sudah dipaksakan. Misalnya, individu menjadi mudah menyerah.

Terakhir, untuk individu dengan sensation seeking tinggi, individu

cenderung menikmati risiko dan terlibat dalam aktivitas berbahaya,

sedangkan individu dengan sensation seeking rendah cenderung

menghindari risiko dan bahaya. Misalnya, individu dengan sensation

seeking tinggi cenderung terlibat dalam situasi mengemudi dengan

kecepatan tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

42

Urgency dan sensation seeking yang tinggi serta kurangnya

premeditation dan perseverance menunjukkan tingkat impulsivitas yang

tinggi di mana hal ini umumnya bersifat maladaptif yang dapat

menghasilkan konsekuensi merugikan pada individu itu sendiri (Mitchell

dan Potenza, 2014). Secara khusus, urgency tinggi terkait dengan

kepribadian borderline di mana perilaku menyakiti diri sendiri yang

biasanya ditunjukkan oleh individu dengan gangguan kepribadian

borderline diduga didorong oleh impuls yang kuat dan merupakan upaya

dalam mengatasi emosi negatif mereka (Whiteside et al., 2005). Selain itu,

Whiteside dan Lynam (2001) mengatakan lack of premeditation cenderung

terkait dengan gangguan kepribadian psikopat. Perilaku tersebut dilakukan

karena kurang mampu mengantisipasi konsekuensi dari perilaku tersebut

dan lack of perseverance sangat terkait dengan bentuk psikopatologi yang

diperiksa dalam sebuah studi meta-analisis (Berg et al., 2015, dalam Sperry,

Lynam, Walsh, Horton, dan Kwapil, 2016) yaitu, perilaku bunuh diri,

kecemasan, agresi, ciri kepribadian borderline, gangguan makan, depresi,

dan penggunaan zat. Lack of premeditation terkait dengan penggunaan zat,

ciri kepribadian borderline, dan depresi (Berg et al., 2015, dalam Sperry et

al., 2016), serta kepribadian hiperaktif dan antisosial (Miller et al., 2003,

dalam Sperry et al., 2016). Selain itu, Brooner et al., (1994, dalam McCrae

dan Costa, 2003) mengatakan individu yang memiliki impulsivitas tinggi

cenderung makan berlebihan, mengeluarkan uang secara berlebihan, minum

dan merokok, berjudi, atau mungkin menggunakan narkoba. Hal ini diduga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

43

karena individu kurang memiliki kendali untuk mengontrol keinginannya

atau memiliki dorongan yang sangat kuat untuk memenuhi keinginannya.

Terakhir, bahwa impulslvitas juga memiliki dampak terhadap sejumlah

aspek kehidupan misalnya prestasi akademik (Mosti et al., 2014, dalam

Babaeian dan Jamshidzadeh, 2015) yang hasilnya menunjukkan bahwa ada

korelasi negatif yang signifikan antara impulsivitas dengan prestasi

akademik, juga dengan gangguan pikiran, perasaan negatif terhadap diri

sendiri, menurunnya kemampuan untuk menikmati dan menyelesaikan suatu

kegiatan, meningkatkan perilaku yang bermasalah, serta kesulitan

berkonsentrasi (Sperry et al., 2016).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa impulsivitas memiliki sifat

maladaptif yang dapat menghasilkan berbagai konsekuensi negatif bagi

kehidupan individu. Tidak hanya itu saja, impulsivitas telah dikaitkan

dengan mahasiswa. Hal ini karena mahasiswa merupakan kelompok usia

yang rentan dengan perilaku berisiko, misalnya penyalahgunaan alkohol

(Arnett, 2015). Arnett mengatakan bahwa hal ini didorong oleh sensation

seeking yang merupakan aspek dari impulsivitas. Hal ini akan diuraikan

pada poin selanjutnya.

F. Impulsivitas pada Mahasiswa

Seperti yang telah disebutkan di poin sebelumnya sub bab ini adalah

mengenai impulsivitas pada mahasiswa. Dalam menjalani kehidupan sebagai

mahasiswa (Arnett, 2015) mengatakan prosesnya ditandai dengan berbagai

perilaku eksplorasi tentang kehidupan. Secara umum, mahasiswa menjalani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

44

hari mereka dengan perasaan bersemangat dan gembira. Namun, Arnett (2015)

menjelaskan bahwa kegembiraan dan masalah dalam masa dewasa ini hidup

berdampingan, sehingga perjalanan hidup sebagai mahasiswa menjadi tahap

kehidupan yang sangat kompleks. Berbagai perilaku bermasalah dan gangguan

psikologis juga dialami mahasiswa. Misalnya, mengemudi mobil. Arnett

(2015) mengatakan para pengemudi di dewasa ini terlibat dalam banyak

kesalahan mengemudi, di mana sensation seeking adalah salah satu faktor yang

memengaruhi. Secara khusus Arnett (2015) mengatakan mahasiswa didorong

oleh impuls sensation seeking dengan tujuan mencoba atau menambah

pengalaman baru. Penggunaan obat terlarang atau tindakan kriminal pada

mahasiswa juga dapat didorong oleh sensation seeking. Untuk itu, mahasiswa

dengan sensation seeking tinggi cenderung terlibat dalam berbagai perilaku

berisiko (Arnett, 2015). Sejalan dengan hal ini, Whiteside dan Lynam (2001)

mengatakan sensation seeking adalah bagian dari perilaku impulsif yaitu

individu bertindak tanpa berpikir atau tanpa rencana.

Hal ini menunjukkan bahwa berbagai perilaku berisiko pada mahasiswa

didukung oleh aspek dari impulsivitas. Selain daripada itu, sub bab berikut

merupakan dinamika dari hubungan antar variabel dengan mahasiswa.

G. Hubungan Antara Impulsivitas dan Ketergantungan HP pada Mahasiswa

Selanjutnya, telah sampai pada dinamika dari antar variabel pada

mahasiswa. Arnett (2015) mengatakan mahasiswa merupakan kelompok usia

yang rentan untuk terlibat dalam perilaku berisiko. Misalnya, kecanduan

alkohol. Kecenderungan perilaku berisiko ini telah dikaitkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

45

impulsivitas (Whiteside dan Lynam, 2003). Perilaku berisiko itu sendiri ada

kaitannya dengan eksplorasi identitas sebagai karakteristik utama dari

mahasiswa (Arnett, 2000). Berkenaan dengan hal tersebut, saat ini penggunaan

HP telah dikaitkan dengan perilaku berisiko, karena penggunaannya dapat

menjadi ketergantungan yang kemudian melibatkan masalah dalam kehidupan

sehari-hari (Billieux et al., 2007). Billieux et al., (2007; 2008), Mitchell dan

Potenza, (2014), Jo et al., (2017), serta Mei et al., (2018) mengatakan bahwa

tingkat impulsivitas tinggi terkait erat dengan ketergantungan pada HP.

Menurut Mitchell dan Potenza (2014, dalam Mei et al., 2018), individu dengan

tingkat impulsivitas tinggi lebih suka menggunakan HP untuk bersenang-

senang tanpa memikirkan konsekuensi dari tindakannya. Secara khusus,

Billieux et al., (2007) menjelaskan hal ini berdasarkan dari empat dimensi

impulsivitas. Pertama, bahwa dorongan kuat yang timbul untuk menggunakan

HP tanpa adanya pertimbangan berpotensi menimbulkan ketergantungan.

Individu cenderung mengalami kesulitan dalam melawan dorongan kuat

tersebut, terutama dalam kondisi negatif. Dengan kata lain, mahasiswa dengan

urgency tinggi cenderung menggunakan HP lebih sering dan memiliki

ketergantungan yang lebih besar karena mereka merasa harus segera memenuhi

kebutuhannya. Kedua, kesulitan dalam menghadapi tugas yang sulit atau

membosankan juga berpotensi menimbulkan ketergantungan. Hal ini diduga

karena lack of perseverance berkaitan dengan ingatan-ingatan yang tidak

diinginkan, misalnya pertengkaran dengan seorang rekan. Sehingga,

mahasiswa menganggap bahwa penggunaan HP dapat membantu mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

46

melepaskan diri dari pemikiran yang tidak diinginkan tersebut dan kemudian

cenderung menimbulkan durasi panggilan yang lebih lama dan penggunaan

yang lebih sering sebagai aspek dari ketergantungan HP. Ketiga, lack of

premeditation berpotensi menjadikan individu menggunakan HP berlebihan

karena kurang dapat memperhitungkan konsekuensi yang mungkin terjadi.

Keempat, tingginya sensation seeking cenderung menjadikan individu terus

menggunakan HP dengan penggunaan HP yang lebih sering terlepas dari setiap

risiko yang ada. Berbagai hal ini kemudian cenderung berakibat negatif pada

individu itu sendiri misalnya terhadap akademik (Kwon et al., 2013), masalah

keuangan atau sosial (Billieux, 2012), kesehatan (Kim et al., 2016), serta

kecemasan atau depresi, dan kualitas tidur (Demirci, Akgonul, dan Akpinar,

2015). Dengan demikian, dua variabel tersebut kemungkinan memiliki

hubungan yang signifikan dan positif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

47

H. Kerangka Konseptual

Gambar 1.

Skema hubungan antara impulsivitas dan ketergantungan HP pada

mahasiswa

I. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang

signifikan dan positif antara impulsivitas dengan ketergantungan HP pada

mahasiswa.

Mahasiswa

Perilaku berisiko

Maladaptif

Kurang mampu mengendalikan

perilaku

Ketergantungan tinggi

- Withdrawal

- Tolerance

- Use more frequent or for longer than intended

- Overuse

- Reduce activities

- Relapse

- Continues use

Impulsivitas tinggi

- Urgency

- Lack of premeditation

- Lack of perseverance

- Sensation seeking

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pengantar

Setelah pada bab sebelumnya dibahas mengenai teori-teori dan

penelitian terkait kedua variabel berikut uraian mengenai metode dalam

penelitian ini. Pembahasan dalam bab III ini dimulai secara berurutan dari

topik (1) rancangan penelitian yaitu mengenai jenis dan bentuk penelitian, serta

metode yang digunakan untuk mengumpulkan data; (2) subjek penelitian yaitu

individu yang akan menjadi sasaran dalam penyebaran skala; (3) identifikasi

variabel yaitu penjabaran singkat mengenai variabel penelitian yang terdiri dari

variabel bebas dan variabel terikat; (4) definisi operasional; (5) prosedur

pelaksanaan yang membahas langkah dalam penyebaran skala; (6) instrumen

pengumpulan data yang berisi blueprint dari kedua variabel penelitian; (7)

validitas; (8) seleksi item; (9) reliabilitas; (10) analisis data; (11) terakhir,

pertimbangan etis yang perlu dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian.

B. Rancangan Penelitian

Sehubungan dengan judul penelitian ini tentang hubungan antara

impulsivitas dan ketergantungan HP pada mahasiswa, maka jenis penelitian

yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang berbentuk korelasional.

Penelitian korelasional bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi suatu

faktor berkaitan dengan faktor lainnya berdasarkan pada koefisien korelasi

(Suryabrata, 2008). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

49

penyebaran skala. Kemudian, metode penskalaan yang digunakan yaitu skala

Likert. Skala Likert merupakan metode penskalaan yang cukup sederhana

dengan adanya pernyataan-pernyataan favorable dan unfavorable. Subjek

diminta untuk menyatakan kesetujuan-ketidaksetujuannya terhadap setiap

pertanyaan atau item dalam sebuah kontinum yang terdiri atas lima respon

yaitu: sangat setuju, setuju, tidak tahu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju

(Supratiknya, 2014). Dalam pengembangannya terdapat modifikasi terhadap

opsi jawaban skala Likert yaitu penggunaan jumlah genap, guna tidak memberi

kesempatan kepada subjek memberikan jawaban netral (Supratiknya, 2014).

Penelitian ini menggunakan opsi jawaban dalam jumlah genap untuk

menghilangkan central tendency effect yaitu kecenderungan untuk memilih

jawaban netral sebagai jawaban aman. Selain itu, terdapat dua jenis skala

sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu skala impulsivitas dan

skala ketergantungan HP.

C. Subjek

Setelah membahas mengenai rancangan penelitian, berikut adalah

kriteria mengenai subjek dan cara pengambilan sampel dalam penelitian ini.

Pertama, subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa berusia 18 – 23 tahun

dan merupakan pengguna aktif telepon genggam (HP). Bianchi dan Phillips

(2005) mengatakan bahwa mahasiswa lebih rentan terhadap problematic use of

mobile phone. Kedua, pengambilan sampel dilakukan tanpa menerapkan

prinsip probabilitas (nonprobability) yaitu tidak ada jaminan bahwa setiap

anggota populasi memiliki kesempatan sama untuk terpilih menjadi anggota

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

50

sampel. Cara ini menghasilkan jenis sampel yang disebut sample of

convenience, lazimnya berupa kelompok-kelompok testi yang kebetulan bisa

diakses oleh penyusun tes (Supratiknya, 2014).

D. Identifikasi Variabel Penelitian

Berikut adalah variabel dalam penelitian ini yang terdiri dari dua

variabel, yaitu :

Variabel independen 1.

Cresswell (dalam Supratiknya, 2015) mengatakan variabel

independen adalah variabel yang kemungkinan menyebabkan, memengaruhi

atau berdampak pada hasil tertentu. Variabel independen dalam penelitian

ini adalah impulsivitas.

Variabel dependen 2.

Cresswell (dalam Supratiknya, 2015) mengatakan variabel dependen

adalah variabel yang tergantung pada variabel independen, dalam arti

variabel yang diasumsikan merupakan hasil atau akibat pengaruh dari

variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

ketergantungan HP.

E. Definisi Operasional

Berbeda dengan identifikasi variabel penelitian, berikut adalah definisi

operasional dari variabel independen dan dependen dalam penelitian ini.

Definisi operasional adalah definisi dari variabel yang ditulis pada tingkat

operasional dan praktis serta dapat diterapkan dengan bahasa yang spesifik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

51

untuk memahami hubungan antar variabel (Creswell, 2014). Dua variabel yang

diteliti dalam penelitian ini adalah impulsivitas dan ketergantungan HP.

Impulsivitas 1.

Impulsivitas merupakan tindakan spontan yang dilakukan tanpa

perencanaan yang matang. Tindakannya cepat dan mengarah pada bertindak

tanpa memikirkan perilakunya terlebih dahulu. Artinya, individu bertindak

tanpa memikirkan konsekuensi yang mungkin terjadi. Impulsivitas memiliki

4 aspek yakni, urgensi, kurangnya ketekunan, kurangnya premeditasi, serta

pencarian sensasi (Whiteside dan Lynam, 2001, 2003; Whiteside et al.,

2005). Impulsivitas akan diukur dengan skala impulsivitas yang disusun

berdasarkan teori Whiteside dan Lynam (2001,2003) serta Whiteside et al.,

(2005). Semakin tinggi skor yang diperoleh mahasiswa pada skala

impulsivitas, maka semakin tinggi impulsivitas mahasiswa. Sebalikya,

semakin rendah skor yang diperoleh mahasiswa pada skala impulsivitas,

maka semakin rendah impulsivitas mahasiswa.

Ketergantungan HP 2.

Ketergantungan adalah suatu keadaan yang dialami individu di mana

individu cenderung menggunakan HP lebih banyak dari yang dimaksudkan,

mencoba untuk berhenti menggunakan HP namun tidak berhasil, memiliki

berbagai masalah fisik atau psikologis yang semakin parah karena

penggunaan HP, serta mengalami masalah dalam pekerjaan atau dengan

teman-teman. Ketergantungan pada HP akan diukur menggunakan skala

ketergantungan yang disusun berdasarkan teori APA (2000). Semakin tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

52

skor pada skala ketergantungan yang diperoleh mahasiswa, maka

menunjukkan semakin tinggi ketergantungan HP pada mahasiswa.

Sebaliknya, semakin rendah skor pada skala ketergantungan HP yang

diperoleh mahasiswa, maka menunjukkn semakin rendah ketergantungan

HP pada mahasiswa.

F. Prosedur Pelaksanaan

Dalam sub bab ini, peneliti hanya akan menekankan mengenai prosedur

pelaksanaan yang dimulai dengan mempersiapkan dua skala penelitian yang

akan digunakan, yaitu skala impulsivitas yang disusun peneliti berdasarkan

teori impulsivitas oleh Whiteside dan Lynam (2001; 2003) serta Whiteside et

al., (2005) dan skala ketergantungan HP yang disusun berdasarkan teori

ketergantungan oleh APA (2000).

Berkenaan dengan skala impulsivitas, peneliti terlebih dahunnlu

membuat item-item berdasarkan empat dimensi impulsivitas yang telah

dijabarkan pada bab sebelumnya. Pada tahap berikutnya peneliti meminta

bantuan kepada rekan peneliti untuk menilai apakah item yang ditulis sudah

sesuai dengan indikator perilaku yang hendak diungkap. Selain itu, juga

melihat apakah item yang ditulis masih mengandung social desirability yang

tinggi. Kemudian, peneliti meminta bantuan kepada dosen pembimbing untuk

melakukan validasi isi (profesional judgement). Hal yang sama dilakukan

untuk skala ketergantungan HP.

Setelah melakukan persiapan baru kemudian skala diuji coba pada

kelompok subjek yang karakteristiknya setara dengan subjek yang hendak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

53

dikenai skala tersebut nantinya. Skala dilakukan dengan google form yang

kemudian disebar melalui media sosial seperti Line, WhatsApp dan Instagram.

G. Instrumen Pengumpulan Data

Berikut adalah dua skala dari variabel impulsivitas dan ketergantungan

HP yang digunakan dalam penelitian ini.

Impulsivitas 1.

Skala impulsivitas akan disusun berdasarkan empat dimensi dari

impulsivitas yang diungkapkan oleh Whiteside dan Lynam (2001; 2003)

serta Whiteside et al., (2005) yaitu, urgency, (lack of) premeditation , (lack

of) perseverance, dan sensation seeking. Item pada skala ini terdiri dari item

favorable dan unfavorable. Jawaban yang tersedia dan pemberian skor

untuk item favorable adalah sangat setuju = 4, setuju = 3, tidak setuju = 2,

sangat tidak setuju = 1. Pada item unfavorable, pemberian skor adalah

sangat setuju = 1, setuju = 2, tidak setuju = 3, sangat tidak setuju = 4. Skor

tinggi pada item favorable menunjukkan impulsivitas yang tinggi dan skor

tinggi pada item unfavorable menunjukkan impulsivitas yang rendah.

Tabel 1.

Pemberian nilai skor Skala Impulsivitas

Skor item Sangat Setuju

(SS) Setuju (S)

Tidak

Setuju (TS)

Sangat Tidak

Setuju (STS)

Favorable

Unfavorable

4

1

3

2

2

3

1

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

54

Tabel 2.

Blueprint Skala Impulsivitas

Dimensi Indikator Total

Item

Urgency

Bertindak terburu-buru atau gegabah dalam

suasana hati yang buruk, bertindak menurut

kehendak hati, melakukan hal-hal yang

kemudian disesali untuk membuat diri merasa

lebih baik, sulit menghentikan aktivitas yang

dilakukan meskipun hal tersebut membuat

keadaan menjadi lebih buruk.

7

Lack of

premeditation

Bertindak tanpa mempertimbangkan

konsekuensi, bertindak tanpa merencanakan

tindakannya, bertindak secara mendadak,

bertindak tanpa berpikir kelebihan dan

kekurangan dari tindakannya sebelum

dilakukan, bertindak tanpa tujuan yang jelas.

8

Lack of

perseverance

Mudah menyerah dan sulit berkonsentrasi

terhadap tugas yang sulit atau membosankan,

kurang disiplin, kesulitan dalam menyelesaikan

pekerjaan di bawah tekanan atau ada hal yang

mengganggu, cenderung mengabaikan atau

berhenti di tengah jalan ketika menghadapi

tugas yang sulit dan membosankan, kurang

mampu menyelesaikan tugas tepat waktu.

Bertindak untuk mendapatkan kesenangan,

7

Sensation

seeking

menikmati pengalaman yang menyenangkan,

bersedia mencoba kegiatan apapun demi

pengalaman baru yang menyenangkan.

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

55

Tabel 3.

Skala Impulsivitas untuk Try Out

Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah

Urgency

Lack of premeditation

Lack of perseverance

Sensation seeking

1, 9, 17, 25

5, 13, 21, 27

3, 11, 19, 26

7, 15, 23, 29

2, 10, 18

6, 14, 22, 28

4, 12, 20

8, 16, 27

7

8

7

7

Total 16 13 29

Ketergantungan HP 2.

Skala ketergantungan HP disusun berdasarkan teori ketergantungan

oleh APA (2000). Skala ini terdiri dari tujuh aspek yang meliputi

withdrawal, tolerance, use more frequent or for longer than intended,

overuse, reduce activities, relapse, dan continues use. Setiap pernyataan

diberi skor antara 1 – 4. Skor 1 diartikan sebagai sangat tidak setuju dan 4

diartikan sangat setuju. Semakin besar skor yang diberikan menunjukkan

semakin tingginya ketergantungan HP.

Tabel 4.

Pemberian nilai skor Skala Ketergantungan HP

Skor item Sangat Setuju

(SS) Setuju (S)

Tidak Setuju

(TS)

Sangat Tidak

Setuju (STS)

Favorable

Unfavorable

4

1

3

2

2

3

1

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

56

Tabel 5.

Blueprint Skala Ketergantungan HP

Aspek Indikator Total

Item

Withdrawal

Menjadi cemas, marah, resah, atau mengalami

efek negatif fisik dan psikologis lainnya

ketika penggunaan HP diberhentikan atau

tiba-tiba dikurangi.

7

Tolerance

Menggunakan HP lebih sering dari biasanya,

terlibat dalam panggilan telepon dengan

durasi yang lebih lama dan lebih banyak,

mengirim pesan yang banyak dalam satu hari,

terdorong untuk mengganti HP yang dimiliki

dengan model baru yang sedang beredar di

pasar.

7

Use more

frequent or for

longer than

intended

Kesulitan dalam mengendalikan

penggunaannya sesuai dengan waktu yang

ditargetkan, sadar bahwa individu telah

menghabiskan waktu banyak dalam

menggunakan HP.

7

Overuse

Lebih memilih untuk mencari bantuan

menggunakan HP dan cenderung selalu

menyiapkan alat pengisi daya (cas).

7

Reduce

activities

Mengurangi kegiatan sosial, pekerjaan, dan

rekreasi karena penggunaan HP, lebih suka

menggunakan HP daripada berurusan dengan

kegiatan lain, merasa HP begitu penting bagi

kehidupan, terlibat konflik dengan orang-

orang di sekitar, sulit berkonsentrasi pada saat

di kelas atau saat bekerja.

7

Relapse

Berusaha untuk berhenti atau mengurangi

penggunaan HP, namun selalu gagal.

Memiliki keinginan yang kuat untuk selalu

menggunakan HP, kurang mampu

menghentikan atau membatasi waktu

penggunaan HP meskipun pada waktu

tertentu dalam sehari. Ingin mengurangi

penggunaan HP karena dipengaruhi oleh

orang lain.

7

Continues use Tetap saja menggunakan HP meskipun

mengetahui adanya masalah fisik atau

psikologis yang disebabkan atau diperburuk

oleh penggunaan HP.

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

57

Tabel 6.

Skala Ketergantungan untuk try out

Aspek Favorable Unfavorable Jumlah

Withdrawal 1, 15, 29, 43 2, 16, 30 7

Tolerance 3, 17, 31, 44

4, 18, 32

7

Use more frequent or for

longer than intended

5, 19, 33, 45

6, 20, 34 7

Overuse 7, 21, 35, 46

8, 22, 36

7

Reduce activities 9, 23, 37, 47 10, 24, 38

7

Relape 11, 25, 39, 48 12, 26, 40

7

Continues use 13, 27, 41, 49

14, 28, 42

7

Total 28 21 49

Validitas 3.

Setelah mengetahui instrumen pengumpulan data, perlu juga

diketahui mengenai validitas instrumen pengumpulan datanya. Untuk

mengetahui apakah skala mampu menghasilkan data yang akurat sesuai

dengan tujuannya, diperlukan suatu proses pengujian validitas (Azwar,

2009). Validitas adalah kualitas esensial yang menunjukkan sejauh mana

suatu tes sungguh-sungguh mengukur atribut psikologis yang hendak

diukurnya (Supratiknya, 2014). Uji validitas pada penelitian ini

menggunakan validitas isi yang mengacu pada kesesuaian antara isi tes dan

konstruk yang diukurnya. Uji validitas isi dilakukan dengan meminta

penilaian pakar atau ahli terhadap seberapa memadai isi tes mewakili ranah

isi serta seberapa relevan ranah isi tersebut sesuai dengan interpretasi skor

tes yang dimaksudkan. Isi tes mengacu pada tema-tema, pilihan kata, serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

58

format atau bentuk item, tugas, atau pertanyaan yang digunakan dalam tes

(Supratiknya, 2014). Adapun, pakar atau ahli yang menilai pada penilaian

ini merupakan dosen pembimbing skripsi.

Seleksi item 4.

Selanjutnya, akan dibahas mengenai seleksi item dalam penelitian

ini yang dilakukan dengan uji coba pada kedua skala penelitian kemudian

menghitung korelasi skor antar item terhadap skor total skala menggunakan

Pearson’s product moment correlation dalam SPSS for Windows versi 23.

Besarnya koefisien korelasi antara skor item dengan skor total bergerak dari

0 sampai dengan 1,00 dengan tanda positif atau negatif (Azwar, 2009).

Semakin baik itemnya maka koefisien korelasinya semakin mendekati

angka 1,00. Koefisien yang mendekati angka 0 atau yang memiliki tanda

negatif mengindikasikan item yang tidak baik (Azwar, 2009). Kriteria

seleksi item berdasarkan korelasi item-total biasanya menggunakan batasan

rit ≥ 0, 30 (Azwar, 2009). Namun, kriteria seleksi item berdasarkan korelasi

item-total juga dapat menggunakan batasan rit ≥ 0, 20 dengan mengusahakan

jumlah total item sebagai kesatuan skala mencapai minimal 20 – 30 item

(Supratiknya, 2014). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan seleksi item

dengan melihat korelasi item-total rit ≥ 0, 20. Hal ini karena item dengan

korelasi item-total tersebut layak untuk dipertahankan (Supratiknya, 2014).

Uji coba dilaksanakan pada 27 September 2018 sampai 10 Oktober 2018

dengan subjek sejumlah 200 orang mahasiswa. Berikut ini merupakan hasil

seleksi item pada kedua variabel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

59

a. Skala impulsivitas

Pada skala ini, awalnya memiliki 29 item. Kemudian, setelah

melakukan uji coba peneliti melakukan seleksi item berdasarkan rit ≥ 0,

20 dan menghasilkan 3 item gugur karena memiliki rit ≤ 0, 20. Proses ini

menghasilkan 26 item yang lolos seleksi.

Tabel 7.

Seleksi Item Skala Impulsivitas

** : item yang gugur

b. Skala ketergantungan

Pada skala ketergantungan, terdapat 39 item yang memiliki rit ≥ 0,

30. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi item tinggi. Artinya,

item dikategorikan sebagai item yang baik (Azwar, 2009). Selain itu,

terdapat 5 item yang memiliki rit ≥ 0, 20 hal ini juga dapat dipandang

sebagai item yang baik (Supratiknya, 2014). Kemudian, terdapat 5 item

gugur karena memiliki rit ≤ 0, 20. Proses ini menghasilkan 44 item yang

lolos seleksi dan 5 item yang tidak lolos seleksi. Namun, adanya item

yang gugur membuat jumlah item pada masing-masing aspek menjadi

tidak seimbang sehingga peneliti melakukan penyesuaian jumlah item

Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah

Urgency 1, 9, 17, 25 2, 10, 18 7

Lack of premeditation 5, 13, 21, 27 6, 14, 22*, 28 7

Lack of perseverance 3*, 11, 19, 26 4, 12, 20 6

Sensation seeking 7, 15, 23, 29*

8, 16, 24 6

Total 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

60

pada aspek use more frequent or for longer than intended dan aspek

overuse. Berikut adalah hasilnya.

Tabel 8.

Seleksi Item Skala Ketergantungan

*

* : item yang gugur

( ) : item yang sengaja digugurkan

Reliabilitas 5.

Pengertian reliabilitas mengacu kepada kepercayaan atau konsistensi

hasil ukur, yang mengandung makna seberapa tinggi kecermatan

pengukuran (Azwar, 2009). Reliabilitas pada penelitian ini diukur dengan

menggunakan uji reliabilitas Alpha’s Cronbach untuk menghasilkan

estimasi konsistensi internal. Batas minimum koefisien korelasi yang

dipandang cukup memuaskan adalah 0.70 sedangkan, koefisien minimum

yang kurang dari 0.70 dipandang kurang memadai sebab hal tersebut

Aspek Favorable Unfavorable Jumlah

Withdrawal 1*, 15, 29, 43 2, 16, 30 6

Tolerance 3, 17, 31, 44 4, 18*, 32 6

Use more frequent or for

longer than intended

(5), 19, 33,

45 6, 20, 34 6

Overuse 7, 21, (35),

46 8, 22, 36 6

Reduce activities 9, 23, 37, 47 10*, 24, 38 6

Relape 11, 25, 39, 48 12*, 26, 40 6

Continues use 13, 27, 41, 49 14*, 28, 42 6

Total 27 15 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

61

menunjukkan bahwa kesalahan baku skor tampak sedemikian besar

sehingga interpretasi skor menjadi meragukan (Supratiknya, 2014).

a. Skala impulsivitas

Koefisien Alpha’s Cronbach pada skala impulsivitas setelah uji

coba menghasilkan 𝛼 = 0, 833 dan n = 200. Nilai koefisien tersebut

menunjukkan bahwa reliabilitas skala impulsivitas tinggi dan

memuaskan.

b. Skala ketergantungan

Koefisien Alpha’s Cronbach pada skala ketergantungan setelah

melakukan uji coba adalah 𝛼 = 0, 930 dan n = 200. Nilai koefisien

tersebut menunjukkan bahwa reliabilitas skala ketergantungan tinggi dan

sangat memuaskan.

H. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji asumsi dan uji

hipotesis. Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Berikut

pembahasannya.

1. Uji asumsi

a. Uji Normalitas

Salah satu kriteria penting dalam pemilihan metode statistik yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melihat distribusi

data yang didapatkan, apakah populasi data berdistribusi normal atau

tidak (Santoso, 2016). Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk

mengecek apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

62

normal (Santoso, 2010). Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan

Kolmogorov-Smirnov Test melalui program khusus komputer statistik

yaitu Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 23 for

Windows. Distribusi data penelitian dikatakan normal jika nilai

signifikansinya lebih besar dari 0.05 (p > 0.05). Sebaliknya, distribusi

data penelitian dikatakan tidak normal jika nilai signifikansinya lebih

kecil dari 0.05 (p < 0.05) (Santoso, 2010).

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah antar variabel

yang akan dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak, sehingga

peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel diikuti secara liniar

oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya (Santoso,

2010). Uji linearitas pada penelitian ini menggunakan test for linearity

melalui program khusus komputer statistik yaitu Statistical Product and

Service Solution (SPSS) versi 23 for Windows. Linearitas terpenuhi jika

nilai signifikansi kurang dari 0.05 (p < 0.05), yang berarti terdapat

hubungan yang linear antar variabel. Sebaliknya, jika nilai signifikansi

lebih dari 0.05 (p > 0.05) hal ini berarti terdapat hubungan yang tidak

linear antar variabel (Santoso, 2010).

2. Uji Hipotesis

Salah satu kegiatan uji statistik dalam penelitian ini adalah menguji

sebuah hipotesis. Uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang signifikan antara dua variabel (Santoso, 2010) yaitu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

63

variabel impulsivitas dan ketergantungan HP pada mahasiswa. Uji hipotesis

dalam penelitian ini akan menggunakan analisa korelasi Pearson’s Product

Moment, jika uji asumsi normalitas terpenuhi. Sedangkan jika uji asumsi

normalitas tidak terpenuhi akan digunakan analisa korelasi Spearman-rho.

I. Pertimbangan Etis

Dalam pelaksanaan penelitian psikologi, peneliti perlu

mempertimbangkan etis sebelum memulai sebuah proyek penelitian

(Shaughnessy, Zechmeister, dan Zechmeister, 2012). Hal ini bertujuan untuk

menjamin agar tidak ada seorang pun yang dirugikan atau mendapat dampak

negatif dari kegiatan penelitian (Darmawan, 2013). Secara etis peneliti wajib

mendeskripsikan tentang prosedur penelitian dengan jelas, mengidentifikasi

semua risiko potensial yang mungkin memengaruhi kesediaan individu untuk

berpartisipasi, dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh subjek

tentang penelitian tersebut (Shaughnessy et al., 2012). Oleh karena itu,

berdasarkan Kode Etik Psikologi Bab IX Pasal 49 (HIMPSI, 2010) terkait

penelitian dan publikasi, pada halaman awal di skala penelitian, peneliti akan

mendeskripsikan tujuan dan proses yang akan dijalani sehingga calon/subjek

memiliki pemahaman yang jelas tentang riset yang akan dilakukan. Selain itu,

dalam pendeskripsian tersebut juga peneliti menjelaskan kepada subjek bahwa

data yang diperoleh hanya akan digunakan dalam penelitian ini dan akan

mengizinkan para calon/subjek untuk menarik diri dari persetujuan mereka

setiap saat tanpa dikenakan penalti. Penelitian ini melibatkan individu secara

anonim atau dengan kata lain subjek diperkenankan untuk mengisi kolom nama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

64

dengan nama inisial sehingga informed consent tidak diperlukan (HIMPSI,

2010). Peneliti akan memastikan bahwa peneliti mendapat persetujuan dari

calon/subjek. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti akan menguraikan

prosedur pengerjaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

65

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengantar

Setelah pada bab sebelumnya dibahas tentang berbagai metode

penelitian, sekarang pembahasan beralih pada hasil penelitian, yakni deksripsi

dari data subjek dan data penelitian. Kemudian, hasil uji normalitas, uji

linearitas, uji hipotesis, dan uji perbedaan variabel ketergantungan berdasarkan

jenis kelamin. Terakhir, pembahasan dari hasil penelitian.

B. Hasil Penelitian

Seperti telah dijelaskan di atas, berikut deskripsi dari data yang

diperoleh menggunakan skala impulsivitas dan ketergantungan.

1. Deskripsi data subjek

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan pada 23 Oktober

sampai 25 Oktober 2018 dan mendapatkan subjek berjumlah 100 orang

mahasiswa. Diketahui bahwa, 51 % subjek berjenis kelamin perempuan dan

49 % subjek berjenis kelamin laki-laki, dengan mean sebesar 1,5, standar

deviasi 0,5, dan range sebesar 1. Hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam

penelitian ini tidak memiliki jumlah yang jauh berbeda. Rentang usia subjek

pada penelitian ini adalah 18 hingga 23 tahun dengan mayoritas usia 18

tahun (23 %), mean sebesar 20,41, standar deviasi sebesar 1,7, serta range

sebesar 5. Selain itu, dari data yang diperoleh juga diketahui mayoritas jenis

HP yang digunakan oleh subjek adalah telepon pintar (smartphone) (100 %)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

66

dengan mayoritas waktu yang dihabiskan untuk penggunaan HP dalam

sehari yaitu lebih dari 3 jam (80 %, mean = 4,64, standar deviasi = 0,86,

range = 4) dan mayoritas fitur aplikasi yang digunakan subjek adalah media

sosial (17,5 %). Adapun deskripsi subjek dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 9.

Penggunaan HP dalam 1 tahun terakhir

2. Deskripsi data penelitian

Pada deskripsi penelitian ini, peneliti akan membandingkan nilai

mean empiris dan teoretis. Hal ini dilakukan untuk mengetahui informasi

mengenai keadaan subjek pada variabel impulsivitas dan ketergantungan

Aktivitas penggunaan HP dalam 1 tahun terakhir Jumlah

Media sosial 91 orang

Mengunduh / mendengarkan musik 78 orang

Info akademik 73 orang

Mengunduh / menonton video 73 orang

Telepon 65 orang

Mengakses email 63 orang

Game 47 orang

Bisnis 25 orang

Mencari informasi kesehatan 1 orang

Foto 1 orang

Komunikasi dan mencari info yang di perlukan

untuk mendukung minat bakat 1 orang

SMS 1 orang

Edit foto 1 orang

Mencari jawaban tugas 1 orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

67

(Azwar, 2009). Adapun nilai mean teoretis dapat diperoleh melalui

perhitungan manual yaitu : 𝑀𝑖𝑛+𝑀𝑎𝑥

2 dan mean empiris dapat diperoleh

menggunakan bantuan program komputer Statistical Product and Service

Solution (SPSS) versi 23 for Window. Selain itu, peneliti juga melakukan uji

one-sample test yang dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan yang signifikan antara mean empiris dan teoretis.

Tabel 10.

Data teoretis dan empiris

Tabel 11.

Data empiris skala impulsivitas

Variabel Mean Teoretis Mean Empiris

Min Max Mean Min Max Mean

Impulsivitas 26 104 65 44 104 65,41

Ketergantungan 42 168 105 50 168 107,7

One-Sample Test

Test Value = 0

T Df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Impulsivitas 41,130 99 ,000 65,410 62,25 68,57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

68

Tabel 12.

Data empiris skala ketergantungan

Dari analisis tabel di atas, diperoleh nilai mean teoretis sebesar 65

dan 65,41 dengan nilai signifikansi 0,00 (p < 0,05). Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoretis

dan mean empiris pada skala impulsivitas. Perbedaan ini menunjukkan

mean empiris secara signifikansi lebih tinggi dari mean teoretis. Artinya,

subjek dalam penelitian ini memiliki skor impulsivitas yang cenderung

tinggi.

Di samping itu untuk skala ketergantungan juga diperoleh nilai mean

teoretis sebesar 105 dan nilai mean empiris sebesar 107,70 dengan nilai

signifikansi 0,00 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan antara mean teoretis dan mean empiris pada skala

ketergantungan. Artinya, subjek dalam penelitian ini memiliki

ketergantungan yang cenderung tinggi dan signifikan.

Demikian diperoleh keadaan subjek pada kedua variabel dalam

penelitian ini. Berikutnya peneliti menguraikan hasil uji normalitas.

One-Sample Test

Test Value = 0

T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Ketergantungan 38,948 99 ,000 107,700 102,21 113,19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

69

3. Uji normalitas

Setelah membahas mengenai deskipsi data subjek dan data

penelitian. Sekarang peneliti akan membahas mengenai uji normalitas. Pada

bab sebelumnya telah disebutkan bahwa uji normalitas dalam penelitian ini

menggunakan Kolmogorov-Smirnov denganbantuan program komputer

Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 23 for Window. Data

terdistribusi normal apabila memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p >

0,05) (Santoso, 2010). Sebaliknya, data dikatakan tidak terdistribusi normal

apabila memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05). Hasil

pengujian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 13.

Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov

a

Statistic Df Sig.

Impulsivitas ,275 100 ,000

Ketergantungan ,218 100 ,000

Hasil ini menjelaskan hasil uji bahwa baik untuk variabel

impulsivitas ataupun ketergantungan memiliki tingkat signifikansi atau nilai

probabilitas kurang dari 0,05 (0,00 dan 0,00 < 0,05), maka bisa dikatakan

distribusi kedua data tidak normal.

4. Uji linearitas

Selanjutnya, dalam penelitian ini peneliti melakukan uji linearitas

untuk melihat apakah terdapat hubungan yang linear antara variabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

70

impulsivitas dan ketergantungan. Linearitas terpenuhi apabila memiliki nilai

signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05) dan tidak terpenuhi apabila memiliki

nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p > 0,05) (Santoso, 2010). Uji linearitas

dilakukan menggunakan test for linearity dalam program komputer

Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 23 for Window. Hasil

uji linearitas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 14.

Hasil Uji Linearitas

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

Between

Groups

(Combined) 24689,058 28 881,752 1,227 ,242

Linearity 7387,441 1 7387,441 10,282 ,002

Deviation

from

Linearity

17301,617 27 640,801 ,892 ,620

Within Groups 51011,942 71 718,478

Total 75701,000 99

Tabel di atas ini menunjukkan terdapat hubungan yang linear antara

variabel impulsivitas dan ketergantungan (p = 0,002).

5. Analisis data berdasarkan perbedaan jenis kelamin

Seperti telah jelaskan pada bab sebelumnya, salah satu faktor yang

memperkuat ketergantungan adalah jenis kelamin. Sehingga, peneliti

melakukan analisis data berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Uji

perbedaan jenis kelamin dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara ketergantungan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

71

mahasiswa laki-laki dan perempuan. Uji ini dilakukan dengan uji non-

parametrik Mann-Whitney dalam program komputer Statistical Product and

Service Solution (SPSS) versi 23 for Windows karena data yang diperoleh

sebelumnya tidak berdistribusi normal. Dikatakan memiliki perbedaan jika p

< 0,05 dan dikatakan tidak memiliki perbedaan jika p > 0,05 (Santoso,

2012).

Tabel 15.

Ketergantungan berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin N Mean Rank Sig. (2-tailed)

Ketergantungan Laki-laki 49 46,23 ,149

Perempuan 51 54,60

Total 100

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar

0,149 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan antara ketergantungan pada perempuan dan laki-laki.

6. Uji hipotesis

Seperti telah dijelaskan di bab sebelumnya terdapat dua pembagian

uji hipotesis yakni analisa korelasi Pearson’s Product Moment dan

Spearman-rho. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisa

korelasi Spearman-rho dalam program komputer Statistical Product and

Service Solution (SPSS) versi 23 for Window karena data sampel pada skala

impulsivitas dan ketergantungan tidak berdistribusi normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

72

Tabel 16.

Hasil uji hipotesis

Impulsivitas Ketergantungan

Spearman'

s rho

Impulsivitas Correlation

Coefficient 1,000 ,274

**

Sig. (1-tailed) . ,003

N 100 100

Ketergantungan Correlation

Coefficient ,274

** 1,000

Sig. (1-tailed) ,003 .

N 100 100

Tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi yang diperoleh adalah

0,00 (p < 0,05). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa impulsivitas

berkorelasi positif dan signifikan dengan ketergantungan (n = 100, r =

0,274, p = 0,003).

C. Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

impulsivitas dan ketergantungan HP pada mahasiswa menggunakan skala

impulsivitas yang disusun berdasarkan teori dari Whiteside dan Lynam (2001,

2003), Whiteside et al., (2005) serta skala ketergantungan yang disusun

berdasarkan teori dari APA (2000). Hasil penelitian menggunakan uji korelasi

Spearman’s Rho menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan

signifikan antara impulsivitas dan ketergantungan dengan nilai koefisien

korelasi sebesar 0,274 dan nilai signifikansi sebesar 0,003. Hal ini memiliki arti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

73

bahwa terjadi hubungan yang searah, semakin tinggi impulsivitas maka

semakin tinggi pula ketergantungan. Sebaliknya, semakin rendah impulsivitas,

maka semakin rendah pula ketergantungan. Hasil ini mendukung penelitian

terdahulu (Billieux et al., 2007; Billieux et al., 2008; Jo et al., 2017; Mei et al.,

2018; Mitchell dan Potenza, 2014) yang menemukan bahwa impulsivitas

terkait dengan ketergantungan pada HP. Billieux et al., (2007) mengatakan, hal

ini diduga karena individu cenderung sulit mengendalikan dorongan impuls

yang dirasakan untuk menggunakan HP. Selain impulsivitas, kepribadian dan

self-esteem juga telah dikaitkan dengan ketergantungan HP (Billieux, 2012).

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan

ke seluruh populasi, mengingat bahwa prinsip pengambilan sampel yang

digunakan adalah tanpa menerapkan probabilitas yakni convenience sampling.

Menurut Neuman (2006) convenience sampling tidak dapat menghasilkan

sampel yang efektif atau representatif. Hal ini karena metode ini lazimnya

mendapatkan subjek yang mudah diakses oleh peneliti sehingga kemungkinan

besar tidak dapat menggambarkan populasi. Sehingga hasil penelitian ini hanya

dapat digeneralisasikan ke dalam sampel penelitian ini saja. Berdasarkan hasil

yang didapatkan dalam penelitian ini terdapat hubungan yang searah antara

impulsivitas dan ketergantungan. Hal ini dapat berarti bahwa mahasiswa

Universitas Sanata Dharma cenderung menggunakan HP dengan jumlah yang

lebih sering dan menggambarkan ketergantungan yang lebih besar (Billieux et

al., 2007). Selain itu, cenderung mengalami peningkatan durasi penggunaan

HP menjadi lebih lama, dan keinginan untuk terus-menerus menggunakan HP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

74

bahkan ketika berbagai risiko mungkin terjadi akibat penggunaannya. Billieux

(2012) mengatakan bahwa, ketika individu mengalami ketergantungan hal ini

dapat berdampak negatif bagi individu itu sendiri. Berbagai konsekuensi

negatif dapat menjadi lingkaran setan bagi individu, seperti mengalami

penurunan nilai akademik, masalah keuangan, mengalami stres negatif, bahkan

adanya masalah sosial dengan keluarga maupun teman (Billieux, 2012).

Mengingat pentingnya menjadi bijak dalam penggunaan HP, sehingga

intervensi terkait impulsivitas dapat membantu mahasiswa Universitas Sanata

Dharma untuk menangani ketergantungan HP.

Hasil penelitian ini menunjukkan usia muda cenderung tertarik dengan

teknologi baru dan cenderung menggunakan HP dengan durasi yang lama.

Dapat dilihat dari hasil deskripsi data penelitian bahwa keseluruhan subjek

lebih menggunakan smartphone (100%) daripada HP konvensional. Lalu,

sebanyak 80% subjek dalam penelitian ini menggunakan HP lebih dari tiga jam

(> 3 jam). Hal ini mendukung Bianchi dan Phillips (2005) serta Billieux et al.,

(2008) yang mengatakan bahwa usia muda memang lebih up to date terhadap

teknologi baru yang ada dibanding dengan usia yang lebih tua. Sehingga tidak

heran jika usia muda lebih rentan terhadap ketergantungan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa satu tahun terakhir subjek

menggunakan HP untuk mengakses media sosial, mengunduh atau

mendengarkan musik, mencari info akademik, mengunduh atau menonton

video, melakukan panggilan telepon, mengakses email, gaming, bisnis,

mengambil foto, mengirim pesan teks, mengedit foto, mencari informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

75

kesehatan, mencari info yang diperlukan untuk minat dan bakat, serta mencari

jawaban untuk tugas yang dimiliki. Hal ini menunjukkan subjek dalam

penelitian ini merasa nyaman dengan HP yang dimiliki. Adanya perasaan

nyaman dalam menggunakan HP tentu dapat menjadikan individu mengalami

ketergantungan (Lopez-fernandez et al., 2017). Sehingga, individu perlu bijak

dalam menggunakan HP. Dengan demikian individu dapat terhindar dari

konsekuensi negatif akibat perilaku ketergantungan.

Berdasarkan data demografi jenis kelamin, ditemukan bahwa nilai

signifikansi 0,149 (p > 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan tingkat ketergantungan pada mahasiswa laki-laki maupun

perempuan. Hasil ini bertolak belakang dengan Billieux et al., (2008) yang

mengatakan bahwa perempuan lebih rentan terkait dengan ketergantungan

dibanding dengan laki-laki. Namun, hal ini sesuai dengan Mei et al., (2018)

bahwa, tidak ada perbedaan jenis kelamin yang signifikan dalam

ketergantungan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa laki-laki maupun

perempuan dalam penelitian ini memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat

dalam ketergantungan. Perempuan cenderung mengembangkan ketergantungan

karena lebih menggunakan HP untuk memuaskan kebutuhan sosial mereka

(Lee, Chang, Lin, dan Cheng, 2014). Sementara, laki-laki cenderung

mengembangkan ketergantungan HP karena memiliki dorongan yang kuat

menggunakan HP untuk bisnis atau jaringan profesional (Lee et al., 2014).

Sehingga, konsekuensi negatif yang mungkin terjadi akibat ketergantungan

perlu diberi perhatian khusus oleh perempuan maupun laki-laki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

76

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan nilai mean empiris lebih tinggi

dibandingkan dengan mean teoretis pada skala impulsivitas (65, 41 > 65) dan

skala ketergantungan (107, 70 > 105) dengan nilai signifikansi kedua skala

sebesar 0,00. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara

mean empiris dan mean teoretis pada kedua skala yang berarti subjek dalam

penelitian ini memiliki impulsivitas dan ketergantungan yang tinggi secara

signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa, mahasiswa yang memiliki

impulsivitas tinggi cenderung akan mengalami peningkatan dalam jumlah

panggilan telepon, durasi, dan jumlah pesan teks yang dikirim (Billieux et al.,

2007; Billieux et al., 2008) di mana hal ini cenderung menjadi kurang

terkendali. Dengan demikian, individu cenderung akan menghabiskan banyak

waktu untuk menggunakan HP dan hal ini berpotensi menjadikan individu

terlibat dalam ketergantungan HP (Billieux et al., 2007). Sementara itu,

individu dengan ketergantungan yang tinggi cenderung akan mengalami

perubahan perilaku, fisiologis, dan kognitif jika dirinya tidak dapat

menggunakan HP-nya. Hal ini karena, individu ingin terus menggunakan HP.

Ketergantungan yang tinggi pada individu juga cenderung ditandai dengan

peningkatan jumlah dan durasi dari penggunaan, bahkan cenderung dapat

menggunakan dengan waktu yang lebih lama dari yang ditargetkan, serta usaha

individu agar tetap dapat menggunakan HP (American Psychiatric Association,

2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapatkan dalam penelitian ini, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif

antara impulsivitas dan ketergantungan HP pada mahasiswa. Hal ini berarti,

hipotesis diterima. Semakin tinggi impulsivitas, semakin tinggi pula

ketergantungan HP pada mahasiswa. Demikian sebaliknya, semakin rendah

impulsivitas, semakin rendah pula ketergantungan HP pada mahasiswa. Hal ini

cenderung didukung oleh usia, jenis kelamin, jenis HP yang digunakan, waktu

penggunaan dalam sehari, dan berbagai fitur aplikasi pada HP yang digunakan

oleh subjek. Berbagai hal tersebut cenderung mendukung tingkat

ketergantungan HP pada mahasiswa.

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan.

Pertama, APA (2000) mendefinisikan ketergantungan dapat terjadi ketika

memiliki tiga atau lebih karakteristik yang dialami dalam masa satu tahun

sebelumnya. Pada penelitian ini, peneliti tidak mempertimbangkan adanya

rentang waktu ketergantungan yang dialami subjek. Sehingga, hasil penelitian

ini dapat dikatakan belum optimal dan kurang dapat merepresentasikan

keadaan sesungguhnya. Namun demikian penelitian ini telah cukup baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

78

menunjukkan bahwa subjek cenderung mengalami ketergantungan dengan

memiliki mean empiris yang lebih besar dari mean teoretis.

Kedua, penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel tanpa

menerapkan probabilitas, hal ini mengakibatkan hasil yang didapatkan tidak

dapat digeneralisasikan ke dalam populasi. Namun demikian peneliti tetap

mendapatkan hasil yang baik dalam uji linearitas dan uji hipotesis dalam

penelitian ini.

C. Saran

Proses penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan oleh peneliti

menghasilkan beberapa saran untuk mahasiswa pengguna aktif HP, orang tua,

organisasi kesehatan, serta ilmuwan dan praktisi psikologi, khususnya yang

tertarik dengan topik ini. Berikut beberapa saran tersebut :

1. Bagi mahasiswa

Mahasiswa dapat lebih menyadari mengenai perilaku penggunaan

HP yang mungkin merugikan atau berbahaya bagi diri sendiri. Hal ini dapat

dilakukan dengan lebih bijak dalam menggunakan HP yang akan

mengurangi risiko ketergantungan pada mahasiswa.

2. Bagi orang tua dan organisasi kesehatan

Orang tua dari mahasiswa diharapkan untuk melakukan

pendampingan kepada anak sejak dini terkait dengan penggunaan HP,

seperti memberikan penjelasan mengenai kegunaan HP dan HP sebagai

media untuk belajar, serta memberikan informasi terkait dampak positif dan

negatif dari HP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

79

Selain itu, organisasi kesehatan perlu memberikan arah dan

kebijakan dalam penggunaan HP. Hal ini dapat berupa pemberian materi

terkait penggunaan HP yang ideal bagi mahasiswa.

3. Bagi ilmuwan dan praktisi psikologi

Ilmuwan dan praktisi psikologi perlu melakukan penelitian-

penelitian yang lebih banyak terkait impulsivitas dan ketergantungan HP

pada mahasiswa. Banyaknya penelitian yang dilakukan diharapkan dapat

memberikan teori yang lebih lengkap guna meningkatkan penggunaan HP

yang lebih bijak. Selain itu, diharapkan komunitas ilmuwan psikologi yang

tertarik dengan topik penelitian ini untuk memperluas subjek yang terlibat

sehingga dapat mewakili populasi dan memiliki data yang berdistribusi

normal, serta perlu ada rentang waktu ketergantungan yang dialami subjek.

D. Komentar Penutup

Di awal penulisan bab I peneliti telah mengemukakan tiga alasan

peneliti akan topik perilaku penggunaan HP ini. Dari proses penulisan yang

telah peneliti lakukan, peneliti merasa lega karena teori-teori yang ada banyak

memberikan wawasan yang lebih luas kepada peneliti terkait ketiga alasan

peneliti tersebut, bahwa benar saat ini terlepas dari manfaat yang diberikan

oleh HP, penggunaannya cenderung dapat membuat individu menjadi tidak

terkendali yang lebih jauh lagi dapat terlibat dalam ketergantungan HP. Peneliti

juga menjadi sadar akan perlunya memiliki pikiran yang matang sebelum

bertindak. Selain itu, tambahan terhadap wawasan ini sangat membantu

peneliti untuk menjadi lebih bijak dalam menggunakan HP. Peneliti berharap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

80

hal ini secara konsisten dapat menjadi pedoman peneliti pada saat hendak

melakukan sesuatu khususnya terkait dengan penggunaan HP. Peneliti juga

berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas, secara khusus

bagi teman-teman peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

81

DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association. (2000). Diagnostic and statistical manual of

mental disorders (IV-TR). Washington, DC: American Psychiatric

Association.

Arnett, J. J. (1994). Are college students adults? Their conceptions of the

transition to adulthood. Journal of Adult Development, 1(4), 213–224.

Arnett, J. J. (2000). Emerging adulthood: A theory of development from the late

teens through the twenties. American Psychologist, 55(5), 469–480.

doi:10.1037/0003-066X.55.5.469

Arnett, J. J. (2015). Emerging adulthood: The winding road from the late teens

through the twenties (2nd ed.). Oxford University Press.

Azwar, S. (2009). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Babaeian, K., & Jamshidzadeh, F. (2015). The relationship between student’s

impulsiveness and timidity with their educational achievement. Biological

Forum An International Journal, 7(I), 91–93.

Bian, M., & Leung, L. (2014). Linking loneliness, shyness, smartphone addiction

symptoms, and patterns of smartphone use to social capital, 1–19.

doi:10.1177/0894439314528779

Bianchi, A., & Phillips, J. G. (2005). Psychological predictors of problem mobile

phone use. Cyberpsychology & Behavior, 8(1), 39–51.

Billieux, J. (2012). Problematic use of the mobile phone: A literature review and a

pathways model. Current Psychiatry Reviews, 8(4), 299–307.

Billieux, J., Linden, M., & Rochat, L. (2008). The role of impulsivity in actual

and problematic use of the mobile phone. Applied Cognitive Psychology, 22,

1195–1210. doi:10.1002/acp

Billieux, J., Linden, M. Vander, D’Acremont, Ceschi, & Zermatten, A. (2007).

Does impulsivity relate to perceived dependence on and actual use of the

mobile phone? Applied Cognitive Psychology, 21, 527–537. doi:10.1002/acp

Billieux, J., Philippot, P., Schmid, C., Maurage, P., Mol, J. De, & Linden, M.

(2014). Is dysfunctional use of the mobile phone a behavioural addiction?

Confronting symptom- based versus process-based approaches. Clinical

Psychology and Psychotheraphy. doi:10.1002/cpp.1910

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

82

Brace, Young, K., & Regan. (2007). Analysis of the literature: The use of mobile

phones while driving. Victoria.

Carver, C. S., & Connor-Smith, J. (2010). Personality and coping.

doi:10.1146/annurev.psych.093008.100352

Choliz, M. (2010). Mobile phone addiction: a point of issue. Society for the Study

of Addiction, 373–374.

Creswell, J. W. (2014). Research design : Qualitative, quantitative, and mixed

methods approaches. California: SAGE Publications.

Danti, L. (2016). Hubungan konsep diri dengan kecenderungan perilaku

pembelian impulsif produk fashion pada karyawati. Kristen Satya Wacana.

Darmawan, D. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Davison, Neale, & Kring. (2006). Psikologi abnormal. (N. Fajar, Ed.) (9th ed.).

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Demirci, Akgonul, & Akpinar. (2015). Relationship of smartphone use severity

with sleep quality , depression , and anxiety in university students.

Behavioral Addictions, 4(2), 85–92. doi:10.1556/2006.4.2015.010

Deursen, A. J. A. M. Van, Bolle, C. L., Hegner, S. M., & Kommers, P. A. M.

(2015). Computers in human behavior modeling habitual and addictive

smartphone behavior: The role of smartphone usage types , emotional

intelligence , social stress , self-regulation , age , and gender. Computers in

Human Behavior, 45, 411–420. doi:10.1016/j.chb.2014.12.039

Dir, A. L., Cyders, M. A., & Coskunpinar, A. (2013). From the bar to the bed via

mobile phone : A first test of the role of problematic alcohol use , sexting ,

and impulsivity-related traits in sexual hookups. Computers in Human

Behavior, 29, 1664–1670. doi:10.1016/j.chb.2013.01.039

Elga, I. (2017). Hubungan kerentanan konsumen terhadap kecenderungan

impulsive buying pada pembelian kosmetik di kalangan mahasiswi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sanata Dharma.

Evans, Forney, Guido, Patton, & Renn. (2010). Student development in college

(second, Vol. 39). San Francisco: Jossey-Bass.

Gi, D., Park, Y., Kyung, M., & Park, J. (2016). Computers in human behavior

mobile phone dependency and its impacts on adolescents’ social and

academic behaviors. Computers in Human Behavior, 63, 282–292.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

83

doi:10.1016/j.chb.2016.05.026

Goswami, V., & Singh, D. R. (2016). Impact of mobile phone addiction on

adolescent ’ s life : A literature review. International Journal of Home

Science, 2(1), 69–74.

Griffiths, M. (1996). Behavioural addiction: An issue for everybody? The Journal

of Workplace Learning, 8(3).

Henrietta. (2012). Impulsive buying pada dewasa awal di yogyakarta.

Hidayat, S., & Mustikasari. (2014). Kecanduan unaan smartphone dan kualitas

tidur pada mahasiswa RIK UI. Depok.

HIMPSI. (2010). Kode etik psikologi indonesia. Jakarta: Pengurus dan

Penanggung Jawab.

Idham, A., Mubarok, A., & Pratiwi, I. (2016). Peran psikologi komunitas dalam

mendukung kebijakan kesehatan mental. Surabaya.

Jo, H. sic, Na, E., & Kim, D. J. (2017). The relationship between smartphone

addiction predisposition and impulsivity among Korean smartphone users.

Addiction Research and Theory, 26(1), 77–84.

doi:10.1080/16066359.2017.1312356

Kaonang, G. (2016, July 20). Memahami tren penggunaan smartphone di

Indonesia berdasarkan usia. Dailysocial.Id. Retrieved from

https://dailysocial.id/post/memahami-tren-penggunaan-smartphone-di-

indonesia-berdasarkan-usia

Karuniawan, A., & Cahyanti. (2013). Addiction pada mahasiswa pengguna

smartphone. Psikologi Klinis Dan Kesehatan Mental, 2(1), 16–21.

Kim, Y., Jeong, J. E., Cho, H., Jung, D. J., Kwak, M., Rho, M. J., … Choi, I. Y.

(2016). Personality factors predicting smartphone addiction predisposition:

Behavioral inhibition and activation systems, impulsivity, and self-control.

PLoS ONE, 11(8), 1–15. doi:10.1371/journal.pone.0159788

Kruger, D. J., & Djerf, J. M. (2015). High ringxiety: Attachment anxiety predicts

experiences of phantom cell phone ringing. Cyberpsychology, Behavior, and

Social Networking, 19(1), 56–59. doi:10.1089/cyber.2015.0406

Kuss, D., Harkin, L. J., Kanjo, E., & Billieux, J. (2018). Problematic smartphone

use: Investigating contemporary experiences using a convergent design

problematic smartphone use : Investigating contemporary experiences using.

International Journal of Environmental Research and Public Health,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

84

15(142), 1–16. doi:10.3390/ijerph15010142

Kwon, M., Lee, J., Won, W., Park, J., Min, J., Hahn, C., … Kim, D. (2013).

Development and validation of a smartphone addiction scale ( SAS ), 8(2).

doi:10.1371/journal.pone.0056936

Lee, H. W., Choi, J.-S., Shin, Y.-C., Lee, J.-Y., Jung, H. Y., & Kwon, J. S. (2012).

Impulsivity in internet addiction: A comparison with pathological gambling.

Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 15(7), 373–377.

doi:10.1089/cyber.2012.0063

Lee, Y., Chang, C., Lin, Y., & Cheng, Z. (2014). The dark side of smartphone

usage : Psychological traits , compulsive behavior and technostress.

Computers in Human Behavior, 31, 373–383. doi:10.1016/j.chb.2013.10.047

Lepp, A., Barkley, J. E., & Karpinski, A. C. (2014). The relationship between cell

phone use , academic performance , anxiety , and satisfaction with Life in

college students. Computers in Human Behavior, 31, 343–350.

doi:10.1016/j.chb.2013.10.049

Lestari, M. (2017). Hubungan antara harga diri dengan impulsive buying pada

pegawai wanita di kantor dinas perhubungan kota Surakarta.

Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Liao, Y., He, H., & Billieux, J. (2016). Prevalence and correlates of problematic

smartphone use in a large random sample of Chinese undergraduates. BMC

Psychiatry, 1–12. doi:10.1186/s12888-016-1083-3

Lopez-fernandez, O., Kuss, D. J., Romo, L., Morvan, Y., & Kern, L. (2017). Self-

reported dependence on mobile phones in young adults : A European cross-

cultural empirical survey. Journal of Behavioral Addictions, 6(2), 168–177.

doi:10.1556/2006.6.2017.020

McCrae, R., & Costa, P. (2003). Personality in adulthood: A five-factor theory

perspective. Experimental Aging Research (2nd ed., Vol. 12). New York

London. doi:10.1080/03610738608259434

Mei, S., Chai, J., Wang, S., Ng, C. H., & Ungvari, G. S. (2018). Mobile phone

dependence, social support and impulsivity in Chinese university students.

Environmental Research and Public Health, 15(504).

doi:10.3390/ijerph15030504

Merlo, L. J., Stone, A. M., & Bibbey, A. (2013). Measuring problematic mobile

phone use : Development and preliminary psychometric properties of the

PUMP scale. Journal of Addiction.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

85

Mitchell, M. R., & Potenza, M. N. (2014). Addictions and personality traits:

Impulsivity and related constructs. Curr Behav Neurosci Rep., 1(1), 1–12.

doi:10.1007/s40473-013-0001-y.Addictions

Moeller, F. G., Barratt, E. S., Dougherty, D., Schmitz, J. M., & Swann, A. C.

(2001). Psychiatric aspects of impulsivity. Am J Psychhiatry, 158(11), 1783–

1793.

Mulyana, S., & Afriani. (2017). Hubungan antara self-esteem dengan smartphone

addiction pada remaja SMA di kota Banda Aceh. Psikogenesis, 5(2), 102–

114.

Neto, A., & True, M. (2011). The development and treatment of impulsivity.

PSICO, 42(1), 184–193.

Neuman, L. (2006). Basics of social research qualitative and quantitative

approaches. Animal Genetics (second, Vol. 39). Boston: Pearson.

Newman, B., & Newman, P. (2012). Development Through Life: A psychosocial

approach. USA: Cengage Learning.

Nickerson, R. C., Isaac, H., & Mak, B. (2008). A multi-national study of attitudes

about mobile phone use in social settings. International Journal Mobile

Communications, 6(5).

Nicol, A., & Fleming, M. J. (2010). “ i h8 u ”: The influence of normative beliefs

and hostile response selection in predicting adolescents ’ mobile phone

aggression — A pilot study, 212–231. doi:10.1080/15388220903585861

Ningrum, Aziwarti, & Rahmadani. (2016). Dampak penggunaan smartphone

sebagai gaya hidup pada mahasiswa program studi pendidikan sosiologi

STKIP PGRI Sumatera Barat.

Palupi, D. A., Sarjana, W., & Hadiati, T. (2018). Hubungan ketergantungan

smartphone terhadap kecemasan pada mahasiswa fakultas Diponegoro.

Jurnal Kedokteran Diponegoro, 7(1), 140–145.

Papalia. (2014). Menyelami perkembangan manusia (12–Buku 2 ed.). Salemba

Humanika.

Plant. (2001). The effects of mobile telephones on social and individual life.

Putri, A. Y. (2018). Hubungan antara kecanduan smartphone dengan kualitas

tidur pada remaja skripsi. Islam Negeri Sunan Ampel.

Rarung. (2015). Organisasi kesehatan: manajemen dan kesejahteraan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

86

Kompasiana.Com. Retrieved from

https://www.kompasiana.com/jamesallan.rarung/56197215789373c9068b45

67/organisasi-kesehatan-manajemen-dan-kesejahteraan?page=all

Renanita, T. (2017). Kecenderungan pembeliian impulsif online ditinjau dari

penjelajahan website yang bersifat hedonis dan jenis kelamin pada generasi

Y. Indigenous, 2(1), 1–6.

Riani, V. (2016). Gambaran ketergantungan smartphone terhadap produktivitas

kerja pada pekerja CV.Traveline Citra Nusantara Yogayakarta. Sanata

Dharma.

Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi: Dari blog menjadi buku.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Santoso, S. (2012). Aplikasi SPSS pada statistik non parametrik. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo.

Santoso, S. (2016). Panduan lengkap SPSS versi 23. Jakarta: Percetakan PT

Gramedia.

Satriani, A. (2013, November 5). Penelitian: Mahasiswa pakai gadget di ruang

kuliah. Tekno.Tempo.Co. Retrieved from

https://tekno.tempo.co/read/527132/penelitian-mahasiswa-pakai-gadget-di-

ruang-kuliah

Sediyama, C. Y. N., Moura, R., Garcia, M. S., Silva, A. G., Soraggi, C., Neves, F.

S., … Malloy-diniz, L. F. (2017). Factor analysis of the brazilian version of

UPPS impulsive behavior scale. Frontiers in Psychology, 8, 1–5.

doi:10.3389/fpsyg.2017.00622

Shaughnessy, J., Zechmeister, E., & Zechmeister, J. (2012). Metode penelitian

dalam psikologi. (E. Tjo, Ed.) (9th ed.). Jakarta Selatan: Penerbit Salemba

Humanika.

Sperry, S. H., Lynam, D. R., Walsh, M. A., Horton, L. E., & Kwapil, T. R. (2016).

Examining the multidimensional structure of impulsivity in daily life.

Personality and Individual Differences, 94, 153–158.

doi:10.1016/j.paid.2016.01.018

Stahl, C., Voss, A., Schmitz, F., Nuszbaum, M., Tüscher, O., Lieb, K., & Klauer,

K. C. (2014). Behavioral components of impulsivity. Experimental

Psychology: General, 143(2), 850–886. doi:10.1037/a0033981

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

87

Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif & kualitatif dalam

psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Suryabrata, S. (2008). Metodologi penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Tarigan, H., & Simbolon, R. (2017, March 12). Gadget di kalangan mahasiswa.

Medanbisnisdaily.Com. Retrieved from

http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2017/03/12/288040/gadget-di-

kalangan-mahasiswa/

Thomée, S., Härenstam, A., & Hagberg, M. (2011). Mobile phone use and stress,

sleep disturbances, and symptoms of depression among young adults - a

prospective cohort study. BMC Psychiatry, 12. doi:10.1186/1471-244X-12-

176

Toda, M., Monden, Kubo, & Morimoto, K. (2004). Cellular phone dependence

tendency of female university students, 383–386.

White, M. P., Eiser, J. R., & Harris, P. R. (2004). Risk perceptions of mobile

phone use while driving, 24(2).

Whiteside, S. P., & Lynam, D. R. (2001). The five factor model and impulsivity :

Using a structural model of personality to understand impulsivity.

Personality and Individual Differences, 30.

Whiteside, S. P., & Lynam, D. R. (2003). Understanding the role of impulsivity

and externalizing psychopathology in alcohol abuse : Application of the

UPPS impulsive behavior scale. Experimental and Clinical

Psychopharmacology, 11(3), 210–217. doi:10.1037/1064-1297.11.3.210

Whiteside, S. P., Lynam, D. R., Miller, J. D., & Reynolds, S. K. (2005).

Validation of the UPPS impulsive behaviour scale : A four-factor model of

impulsivity. European Journal of Personality, 574(March), 559–574.

Widarsha, C. (2018, January 20). 2 pelajar ini didiagnosa kecanduan smartphone,

ditangani ahli jiwa. Detiknews. Retrieved from

https://news.detik.com/jawatimur/3824306/2-pelajar-ini-didiagnosa-

kecanduan-smartphone-ditangani-ahli-jiwa

Yen, C. F., Tang, T. C., Yen, J. Y., Lin, H. C., Huang, C. F., Liu, S. C., & Ko, C.

H. (2009). Symptoms of problematic cellular phone use, functional

impairment and its association with depression among adolescents in

Southern Taiwan. Journal of Adolescence, 32(4), 863–873.

doi:10.1016/j.adolescence.2008.10.006

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

88

Zulfitria. (2017). Pola asuh orang tua dalam penggunaan smartphone pada anak

sekolah dasar. HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD, 1(2), 95–102.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

89

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

90

LAMPIRAN 1

Instrumen Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

91

Lampiran 1.1 Skala Impulsivitas Sebelum Try-Out

No. Item

1 Ketika saya diberi uang jajan, saya langsung memakainya tanpa

perencanaan yang matang.

2 Ketika berdebat, saya berusaha mendengarkan pendapat orang lain.

3 Saya mencari kegiatan lain ketika merasa bosan mengerjakan tugas

kuliah.

4 Saya mampu mengerjakan tugas kuliah tepat waktu.

5 Saya biasanya nongkrong sampai lupa waktu, sehingga saya menunda

pengerjaan tugas saya.

6 Saya memiliki banyak pertimbangan sebelum memutuskan untuk

menjalin hubungan romantis dengan seseorang.

7 Saya menikmati berkendara dengan kecepatan tinggi.

8 Ketika hari libur saya memilih untuk bersantai di rumah.

9 Saya menyesal makan berlebih untuk mengatasi stres saya.

10 Mudah bagi saya untuk tidak marah ketika ada orang lain menghina saya.

11 Saya terbiasa dengan pengerjaan tugas kuliah yang mengalir begitu saja

tanpa target waktu.

12 Saat mengerjakan tugas kuliah yang sulit, saya mampu mengabaikan hal-

hal yang mengganggu saya.

13 Saya mengirim pesan chat pada saat berkendara meski saya tahu itu

berbahaya.

14 Sebelum saya memutuskan untuk mengikuti kepanitiaan di kampus, saya

akan mempelajari dahulu dampak positif dan negatifnya.

15 Saya senang berbicara dengan orang yang baru saya kenal.

16 Saya memilih menghabiskan waktu di rumah untuk beristirahat daripada

menambah pengalaman dari kegiatan di kampus.

17 Saya cenderung kurang dapat menahan diri untuk marah ketika orang lain

menabrak kendaraan saya.

18 Saya mampu mencari barang kesayangan saya yang hilang dengan

tenang.

19 Saya cenderung mengabaikan tugas-tugas kuliah yang sulit.

20 Saya merasa terganggu dengan tugas-tugas kuliah yang belum selesai.

21 Bagi saya, lebih penting untuk menyelesaikan tugas kuliah secepat-

cepatnya daripada memahaminya lebih dalam.

22 Sebelum melakukan aktivitas saya biasanya merencanakannya dengan

matang terlebih dahulu.

23 Saya suka berlibur ke tempat yang baru saya kunjungi.

24 Saya menghindari kegiatan di kampus yang berisiko membahayakan

keselamatan diri saya.

25 Saya biasanya terburu-buru ke kampus karena kelas akan segera dimulai.

26 Sulit bagi saya untuk berkonsentrasi mengerjakan tugas ketika ada teman

yang mengajak pergi.

27 Saya biasanya belajar semalam sebelum ujian, meski saya tahu hal itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

92

kurang baik untuk kesehatan saya.

28 Saya biasanya menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan sebelum

berangkat kuliah agar tidak ada yang tertinggal.

29 Saya senang berkunjung ke tempat yang baru untuk foto-foto.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

93

Lampiran 1.2 Skala Ketergantungan Sebelum Try-Out

No. Item

1 Saya menjadi kesal ketika HP saya tidak mendapat koneksi jaringan di

kampus.

2 Mudah bagi saya untuk melakukan kegiatan tanpa menghiraukan HP.

3 Saya akan lebih sering menggunakan HP daripada biasanya saat

menghadapi tugas yang sulit.

4 Saya mampu mengendalikan keinginan saya untuk menggunakan HP

secukupnya dalam kondisi apapun.

5 Sulit bagi saya untuk menghentikan penggunaan HP ketika ada aktivitas

yang menarik di HP.

6 Mudah bagi saya untuk menghentikan penggunaan HP sesuai dengan

batas waktu yang saya targetkan.

7 Charger HP saya selalu tersedia setiap waktu.

8 Saya akan berusaha bertanya kepada orang sekitar saat mencari suatu

tempat yang baru bagi saya.

9 Ada saat-saat di mana saya lebih senang menggunakan HP daripada

berbincang dengan teman kelas saya.

10 Saya lebih suka memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengobrol

dengan teman kampus daripada menggunakan HP.

11 Saya pernah mencoba untuk membatasi waktu penggunaan HP saya,

namun selalu gagal.

12 Saya mampu membatasi penggunaan HP saya setiap hari.

13 Jika saya pusing akibat menggunakan HP terlalu lama, saya akan tetap

menggunakannya.

14 Jika saya pusing akibat menggunakan HP, saya akan menghentikannya.

15 Saya merasa gelisah apabila tidak membawa HP ke kampus.

16 Saya tetap fokus melakukan aktivitas tanpa memeriksa HP.

17 Ketika saya merasa kesepian saya akan lebih sering mengirim pesan chat

kepada teman.

18 Saya kurang tertarik untuk menghubungi teman-teman saya lewat HP

ketika merasa bosan.

19 Saya sadar bahwa saya telah menghabiskan lebih banyak waktu dari yang

seharusnya untuk menggunakan HP.

20 Saya berhasil mengendalikan penggunaan HP agar sesuai dengan waktu

yang saya targetkan.

21 Apabila saya merasa bingung dengan tugas kuliah, saya lebih memilih

bertanya kepada teman lewat HP daripada bertanya secara langsung.

22 Mudah bagi saya untuk mengabaikan HP saya yang lowbatt.

23 Saya mengalami konflik dengan teman saya karena saya lebih memilih

bermain HP ketika bertemu.

24 Saya lebih mengutamakan tugas saya daripada asyik menggunakan HP.

25 Aplikasi yang menarik pada HP saya merupakan alasan terkuat bagi saya

untuk selalu menggunakan HP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

94

26 Mudah bagi saya untuk mengabaikan penggunaan HP di kelas.

27 Apabila saya mengalami tekanan, saya tetap menggunakan HP meskipun

HP membuat saya semakin cemas.

28 Saya berusaha untuk tetap menggunakan HP sewajarnya, sehingga saya

terhindar dari keluhan pada pergelangan tangan.

29 Saya sulit berkonsentrasi saat belajar karena HP saya tertinggal di rumah.

30 Saya tetap tenang meskipun HP saya tidak mendapat koneksi jaringan di

kampus.

31 Saya membeli HP dengan model terbaru untuk memuaskan keinginan

saya.

32 Saya sudah merasa puas dengan model HP saya saat ini.

33 Saya tetap menggunakan HP secara terus-menerus meski sudah

menetapkan waktu penggunaan bagi diri saya.

34 Saya mampu menggunakan HP sesuai dengan waktu yang sudah saya

targetkan bagi diri saya sendiri.

35 Apabila saya tersesat dan aplikasi peta di HP saya bermasalah, saya lebih

berusaha menyelesaikan masalah aplikasi tersebut daripada bertanya

kepada orang sekitar.

36 Saya lebih memilih bertanya secara langsung kepada teman dibanding

bertanya lewat HP ketika bingung dengan tugas kuliah.

37 Saya sulit berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas kuliah karena selalu

memikirkan HP saya.

38 Bagi saya HP hanya sebuah alat komunikasi yang biasa-biasa saja, tidak

terlalu istimewa.

39 Teman-teman saya sudah mengingatkan saya untuk mengurangi waktu

penggunaan HP, namun saya tetap menggunakannya.

40 Saya berhasil menghentikan penggunaan HP ketika ada yang menegur

saya.

41 Saya tetap menggunakan HP meskipun saya merasa pegal pada

pergelangan tangan akibat penggunaan HP yang terlalu lama.

42 Apabila saya bosan menggunakan HP, saya melakukan aktivitas lain.

43 Saya menjadi deg-degan ketika menonaktifkan HP dalam jangka waktu

lama.

44 Saya mengecek HP lebih banyak dari biasanya ketika saya merasa cemas.

45 Saya menetapkan batas waktu untuk menggunakan HP sebelum

mengerjakan tugas, namun saya gagal memenuhinya.

46 Saya lebih memilih memesan makanan lewat HP daripada membeli

langsung ke tokonya.

47 HP telah menjadi bagian penting dalam pengembangan identitas saya.

48 Jika saya keasyikan bermain HP, saya sulit untuk berhenti.

49 Ketika ada berita di HP yang membuat saya kurang nyaman, saya tetap

menggunakan HP untuk mencari tahu lebih lanjut informasi terkait.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

95

Lampiran 1.3 Kuesioner Online

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

104

LAMPIRAN 2

Reliabilitas Skala Impulsivitas dan

Skala Ketergantungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

105

Lampiran 2.1 Reliabilitas Skala Impulsivitas

N %

Cases Valid 200 99,5

Excludeda 1 ,5

Total 201 100,0

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

,833 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

106

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

i1 78,1850 74,483 ,237 . ,832

i2 78,2400 70,927 ,509 . ,822

i3 76,9500 82,229 -,315 . ,850

i4 77,6300 73,068 ,391 . ,826

i5 77,7550 72,055 ,548 . ,822

i6 77,4950 71,719 ,428 . ,825

i7 77,5800 72,064 ,415 . ,825

i8 77,3600 73,257 ,351 . ,828

i9 77,3150 71,755 ,476 . ,823

i10 77,4050 74,574 ,284 . ,830

i11 77,4550 74,179 ,327 . ,829

i12 77,5100 71,718 ,568 . ,821

i13 77,6250 73,070 ,301 . ,830

i14 77,7650 72,181 ,454 . ,824

i15 77,2100 76,730 ,285 . ,831

i16 77,0450 76,576 ,212 . ,832

i17 77,5700 72,347 ,493 . ,823

i18 77,3850 70,931 ,675 . ,818

i19 77,6750 71,818 ,521 . ,822

i20 77,6300 70,707 ,492 . ,822

i21 77,5300 74,441 ,297 . ,830

i22 76,8950 78,547 -,027 . ,838

i23 77,0500 76,349 ,229 . ,831

i24 77,6000 71,528 ,486 . ,823

i25 77,5850 72,355 ,379 . ,827

i26 77,2500 75,595 ,204 . ,833

i27 77,2850 73,501 ,420 . ,826

i28 78,0350 72,938 ,364 . ,827

i29 77,4050 75,890 ,166 . ,834

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

107

Lampiran 2.2 Reliabilitas Skala Ketergantungan

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 200 99,5

Excluded

a 1 ,5

Total 201 100,0

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

,930 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

108

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

k1 135,9350 161,619 ,150 . ,930 k2 135,5450 156,531 ,508 . ,928 k3 135,7500 160,229 ,288 . ,929 k4 135,7400 157,349 ,403 . ,929 k5 136,2550 157,980 ,351 . ,929 k6 135,6450 158,994 ,342 . ,929 k7 136,1350 154,680 ,521 . ,928 k8 135,7900 160,026 ,208 . ,930 k9 136,1400 154,111 ,558 . ,927 k10 135,7350 160,990 ,157 . ,930 k11 136,0000 154,050 ,523 . ,928 k12 136,1400 162,463 ,002 . ,932 k13 136,3200 152,329 ,679 . ,926 k14 135,8450 162,584 ,096 . ,930 k15 136,0050 153,874 ,505 . ,928 k16 136,0900 159,047 ,309 . ,929 k17 136,1650 156,460 ,432 . ,928 k18 135,5750 162,688 -,012 . ,931 k19 135,9550 155,048 ,474 . ,928 k20 135,9050 158,468 ,319 . ,929 k21 136,0800 153,963 ,536 . ,928 k22 135,7600 160,103 ,274 . ,929 k23 136,3450 151,554 ,732 . ,926 k24 135,8850 157,338 ,369 . ,929 k25 135,9450 155,218 ,490 . ,928 k26 136,0200 156,603 ,379 . ,929 k27 136,2150 152,863 ,670 . ,926 k28 136,1100 157,968 ,330 . ,929 k29 136,1700 153,087 ,619 . ,927 k30 135,9450 157,580 ,395 . ,929 k31 136,5650 155,282 ,521 . ,928 k32 135,4650 158,662 ,307 . ,929 k33 136,0900 154,766 ,571 . ,927 k34 135,9550 158,254 ,359 . ,929 k35 136,2800 156,504 ,377 . ,929 k36 136,0650 155,237 ,494 . ,928 k37 136,3050 153,560 ,634 . ,927 k38 135,9650 158,547 ,272 . ,930 k39 136,3200 151,545 ,713 . ,926 k40 136,1600 157,231 ,346 . ,929 k41 136,2650 152,075 ,683 . ,926

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

109

k42 135,6450 159,808 ,273 . ,929 k43 136,2400 150,304 ,767 . ,925 k44 136,0550 155,439 ,455 . ,928 k45 136,0950 154,820 ,545 . ,928 k46 136,3350 152,063 ,677 . ,926 k47 135,9900 154,090 ,593 . ,927 k48 136,0100 154,201 ,515 . ,928 k49 135,8500 156,128 ,411 . ,929

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

110

LAMPIRAN 3

Hasil Uji Deskriptif Jenis Kelamin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

111

LAMPIRAN HASIL UJI DESKRIPTIF JENIS KELAMIN

Valid 100

Missing 0

Mean 1,5100

Std. Deviation ,50242

Range 1,00

Frequency Percent

Valid laki-laki 49 49,0

perempuan 51 51,0

Total 100 100,0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

112

LAMPIRAN 4

Hasil Uji Deskriptif usia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

113

LAMPIRAN HASIL UJI DESKRIPTIF USIA

N Valid 100

Missing 0

Mean 20,41

Std. Deviation 1,700

Range 5

Frequency Percent

Valid 18 23 23,0

19 8 8,0

20 17 17,0

21 20 20,0

22 21 21,0

23 11 11,0

Total 100 100,0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

114

LAMPIRAN 5

Hasil Uji Deskriptif Waktu Penggunaan

Dalam Sehari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

115

LAMPIRAN HASIL UJI DESKRIPTIF WAKTU PENGGUNAAN

DALAM SEHARI

N Valid 100

Missing 0

Mean 4,64

Std. Deviation ,859

Range 4

Frequency Percent

Valid <30 menit 2 2,0

30 menit - 1

jam

3 3,0

1 jam - 2 jam 4 4,0

2 jam - 3 jam 11 11,0

>3 jam 80 80,0

Total 100 100,0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

117

LAMPIRAN 6

Surat Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: HUBUNGAN ANTARA IMPULSIVITAS DAN KETERGANTUNGAN HP …repository.usd.ac.id/33095/2/139114090_full.pdf · penggunaan HP yang disfungsional. Adapun ketiga alasan peneliti di atas dapat

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI