hubungan antara dukungan sosial keluarga …psychologyforum.umm.ac.id/files/file/prosiding...
TRANSCRIPT
Naskah Prosiding Temilnas XI IPPI (Malang, 20-21 September 2019)
ISBN : 978-60274420-7-8
66
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA
DENGAN MOTIVASI MENIKAH DINI DI KECAMATAN
KWANYAR MADURA
Anhar Septiawan Arifin, Dwi Sarwindah S., Rahma Kusumandari
Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
A B S T R A K
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial keluarga terhadap motivasi
menikah dini pada remaja putri yang sudah melakukan pernikahan dini di kecamatan Kwanyar Madura.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan positif antara dukungan sosial keluarga dengan motivasi menikah dini pada remaja putri. Subyek penelitian ini adalah remaja putri yang menikah dini
yang diambil secara purposive sampling dengan jumlah remaja putri yang melangsungkan pernikahan dini
di Kecamatan Kwanyar Madura sebanyak 40 orang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan
dua skala yaitu skala dukungan sosial keluarga untuk mengukur seberapa tinggi dukungan sosial keluarga yang di berikan untuk terjadinya pernikahan dini pada remaja dan skala motivasi untuk mengukur
seberapa besar keinginan remaja untuk melangsungkan pernikahan dini. Metode analisa data yang
digunakan adalah Pearson correlation. Hasil menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara dukungan
sosial keluarga dengan motivasi menikah dini dengan koefisien korelasi rxy = 0.770 dan taraf signifikansi
sebesar 0.000 (p <0,05);. Dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan motivasi menikah dini pada remaja, maka semakin tinggi dukungan sosial yang
diberikan maka semakin tinggi motivasi menikah dini pada remaja.
Kata kunci: dukungan sosial keluarga, motivasi menikah dini, orangtua
LATAR BELAKANG
Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra
Surapaty, usia ideal menikah menurut kampanye program Generasi Berencana BKKBN adalah di atas
21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi lelaki. Jika ditinjau dari sudut pandang psikologi, pernikahan dini pada masa remaja akhir, emosi remaja masih belum stabil jadi pada usia tersebut masih cenderung
mencari jati diri, remaja masih senang berpetualang dan kurang bisa memahami peran yang harus
dilakukan, yang nantinya dapat memicu konflik di dalam rumah tangganya. Untuk kestabilan emosi
umumnya terjadi ketika individu mencapai usia 24 tahun, karena pada usia tersebut individu memasuki
tahapan dewasa.
Pandangan umum warga Madura masih patrialkal, yanga artinya warga etnis Madura masih menempatkan
kaum perempuan sebagai mahluk kedua setelah laki-laki, sehingga kaum perempuan cukup lulus SD, lalu
kawin. Hal inilah yang menyebabkan fenomena untuk menikah dini semakin tinggi, hal ini didasari oleh
para orangtua yang menudukung adanya fenomena tersebut, dukungan inilah yang disebut sebagai
dukungan sosial keluarga.
Motivasi adalah dorongan dari dalam diri individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dalam hal ini
motivasi yang di maksud adalah motivasi remaja untuk menikah dini, motivasi remaja ini depengaruhi
oleh dukungan sosial keluarga yang di terima, jika dukungan sosial keluarga yang di terima lebih
mendukung anaknya untuk melakukan pernikahan dini maka motivasi remaja untuk menikah dini akan semakin tinggi, dan begitu pula sebaliknya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai hubungan antara dukungan sosial
keluarga dengan motivasi pernikahan dini di Kecamatan Kwanyar Madura.
Naskah Prosiding Temilnas XI IPPI (Malang, 20-21 September 2019)
ISBN : 978-60274420-7-8
67
METODE PENELITIAN
Penelitian ini terdiri dari dua variable, yaitu Dukungan sosial keluarga sebagai variable bebas dan Motivasi menikah dini sebagai variable terikat.
Dukungan keluarga adalah suatu pemberian dan penerimaan bantuan berupa sikap atau tindakan dari
keluarga terhadap remaja yang bertujuan untuk membawa perubahan sosial yang positif melalui berbagai macam bentuk dukungan. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu
siap memberikan bantuan dan pertolongan jika diperlukan, yang diukur melalui adanya dukungan
emosional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan informatif.Motivasi adalah suatu
dorongan ataupun keinginan yang dimiliki oleh individu, sehingga individu tersebut menampilkan suatu
perilaku tertentu untuk mencapai tujuannya. Motivasi itu sendiri terdiri dari 2 yakni motivasi intrinsik yang meliputi harapan, kebutuhan, dan minat. lalu ada motivasi ekstrinsik yang meliputi keluarga,
lingkungan, dan imbalan.
Populasi dari penelitian ini adalah Individu yang melakukan pernikahan dini pada usia 15-17 tahun di Kabupaten Bangkalan Kecamatan Kwanyar Madura berjumlah 80 orang. Pengambilan data dilakukan
dengan menggunakan dua skala yaitu skala Dukungan Sosial keluarga untuk mengukur dukungan sosial
yang telah diberikan kepada remaja dan motivasi remaja untuk menikah. Metode analisa data yang
digunakan adalah pearson correlation.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Test of Normalitas Kolmogorov Smirnov pada program
Statistic Package for Social Science for Windows (SPSS) versi 20. Adapun kaidah yang digunakan adalah
apabila taraf signifikansi lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka sebaran atau distribusi dinyatakan
normal, namun apabila taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p <0,05) maka sebaran atau distribusi dinyatakan tidak normal (Hadi, 2000).
Berdasarkan hasil perhitungan uji asumsi normalitas sebaran variabel motivasi menikah dini diperoleh
hasil z adalah 0,739 dengan p sebesar 0,647; dan variabel dukungan sosial keluarga diperoleh hasil z
adalah 0,753 dengan p sebesar 0,622;. Dengan demikian, uji asumsi sebaran kedua variabel tersebut dinyatakan normal.
Variabel Z p Keterangan
Motivasi menikah dini 0,739 0,647 Distribusi Normal
Dukungan sosial keluarga 0,753 0,622 Distribusi Normal
Kaidah uji linearitas hubungan menggunakan besaran F dan p, apabila taraf signifikansi atau probabilitas
lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka hubungannya linear, sedangkan apabila taraf signifikansi atau
probabilitas lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka hubungannya tidak linear.
Skala F Sig. Keterangan
Motivasi menikah dini
*dukungan sosial keluarga 2.195 0.065 Linier
Variabel Dukungan sosial keluarga dapat dikatakan mengikuti garis lurus atau linier dengan koefisien
Sig. Deviation from Linearity memiliki nilai F sebesar 2.195 dan taraf signifikansi sebesar 0.065 yang
artinya taraf signifikansi ini lebih besar dari 0,05 (p > 0,05).
Naskah Prosiding Temilnas XI IPPI (Malang, 20-21 September 2019)
ISBN : 978-60274420-7-8
68
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program Statistic Package for Social
Science for Windows (SPSS) versi 20 dengan teknik statistik parametrik yaitu menggunakan korelasi analisis regresi linier berganda dan analisa jalur (path analysis).
Adapun kaidah yang digunakan dalam penelitian ini adalah apabila nilai taraf signifikansi lebih kecil dari
0,05 (p < 0,05) maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dinyatakan sangat signifikan,
namun apabila nilai taraf signifikansi lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dinyatakan tidak signifikan (Hadi, 2012).
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh hasil yakni terdapat korelasi antara dukungan sosial keluarga
dengan motivasi menikah dini dengan koefisien korelasi rxy = 0.770 dan taraf signifikansi sebesar 0.000
(p < 0,05).
Pembahasan
Ada hubungan positif antara dukungan sosial keluarga dengan motivasi menikah dini. Hal ini ditunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada remaja maka motivasi menikah dini
pada remaja akan semakin tinggi. Sebaliknya semakin rendah dukungan sosial keluarga yang diterima
oleh remaja maka Motivasi menikah dini pada remaja akan semakin rendah.
Dalam penelitian Endah Purwaningsih, Ria Tri Setyaningsih (2014) dengan judul "Hubungan Pola Asuh
Orang Tua Dengan Kejadian Pernikahan Usia Dini Di Desa Jambu Kidul, Ceper, Klaten." Mengungkapkan bahwa terdapat hubungan positif antara Pola Asuh Orang Tua, memiliki hubungan yang
signifikan dengan Kejadian Pernikahan Usia Dini Di Desa Jambu Kidul, Ceper, Klaten.
Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Irne W. Desiyanti (2015) dengan judul Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Pernikahan Dini Pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado.
mengungkapkan bahwa terdapat hubungan positif antara peran orang tua sebagai komponen dalam system komunikasi dengan kejadian pernikahan dini pada anaknya. Maka semakin tinggi peran orang tua,
semakin tinggi pula kejadian pernikahan dini begitu pun sebaliknya.
Orang tua adalah seseorang yang menjadi obyek lekat dari anaknya sehingga akan menjadi figure utama
dari sang anak untuk melalui proses belajar dan tumbuh kembang. Peran orang tua sangat menentukan remaja untuk menentukan sebuah keputusan dalam menjalani pernikahan di usia muda. Hal tersebut
dikarenakan keputusan yang dibuat oleh remaja tidak luput dari proses belajar yang dialami oleh sang
anak dari orang tuanya. Begitupun jika orang tua yang memiliki keterbatasan pemahaman mengenai
sebab dan akibat dari pernikahan dini, seperti : kesehatan reproduksi, kematangan emosi dan mental.
Hal-hal tersebut akan berdampak pada kecenderungan para orang tua menikahkan anaknya diusia yang tergolong cukup dini.
Hasil penelitian ini juga mengemukakan bahwa sumbangan efektif dukungan sosial keluarga terhadap
motivasi menikah dini sebesar 59 %. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan sosial keluarga sebagai salah
satu faktor yang mempengaruhi pernikahan dini. Adapun 41 % menunjukkan bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi variabel motivasi menikah dini, sebagaimana yang disimpulkan dalam teori bahwa faktor
– faktor yang mempengaruhi pernikahan dini adalah pendidikan, perceraian orangtua, hamil diluar nikah,
dan ekonomi dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial keluarga yang
diberikan kepada remaja untuk segera melangsungkan pernikahan maka semakin tinggi pula motivasi remaja untuk menikah. begitupula sebaliknya semakin rendah dukungan sosial keluarga yang didapatkan
Skala Signifikansi Correlation
Coefficient
Motivasi Pernikahan dini dengan
Dukungan Keluarga 0,000 0,770
Naskah Prosiding Temilnas XI IPPI (Malang, 20-21 September 2019)
ISBN : 978-60274420-7-8
69
maka semakin rendah pula motivasi menikah dini. Karena orang tua termasuk dalam salah satu faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi munculnya motivasi, dan dukungan sosial yang diberikan orang tua kepada anaknya dalam pengambilan keputusan ataupun dalam proses belajar dan tumbuh kembang akan
mempengaruhi terbentuknya motivasi anak saat remaja.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan motivasi menikah dini. Hal ini berarti hipotesis
dalam penelitian ini yang berbunyi “ada hubungan positif antara dukungan sosial keluarga dengan
motivasi menikah dini” diterima. Artinya semakin tinggi dukungan sosial keluarga yang diberikan
keluarga kepada remaja maka semakin tinggi motivasi pernikahan dini. Begitu pula sebaliknya jika
dukungan sosial keluarga rendah maka motivasi pernikahan dini semakin rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Risky Dwinanda, Anisa Catur Wijayanti, Kusuma Estu Werdani (2015) Hubungan Antara
Pendidikan Ibu Dan Pengetahuan Responden Dengan Pernikahan Usia Dini. Program Studi S-1
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.
Angka Pernikahan dini di Jawa Timur www.jatim.bps.go.id diakses tanggal 29 April 2019
Angka kawin muda di Madura www.nasional.kompas.com diakses tanggal 29 April 2019
Astuti,Y (2013) Faktor-faktor penyebab terjadinya perkawinan usia muda dikalangan remaja Di Desa
Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
Birri, M (2009) Otonomi Perempuan Madura dalam Perkawinan.
Endah Purwaningsih, Ria Tri Setyaningsih (2014) Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian
Pernikahan Usia Dini Di Desa Jambu Kidul, Ceper, Klaten. Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7
Fadlyana, E. dan Larasaty, S (2009) Pernikahan Usia Dini dan Permasalahannya. Jurnal Sari Pediatri. Vol.
11 (2): 136-140
Hakim, L (2010) “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pernikahan Usia Dini Perspektif Hukum Islam”.
Dipublikasikan. Skripsi.Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Hanggara, A.D., Ali A.M., Hendri D, &Fahrur R. (2010). Studi Kasus Pengaruh Budaya Terhadap
Maraknya Pernikahan Dini di Desa Gejugjati Pasuruan. Jakarta:Dikti.
Harnilawati (2013) Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Takalar: Pustaka As Salam.
Irne W. Desiyanti (2015) Faktor-Faktor yang Berhubungan Terhadap Pernikahan Dini Pada Pasangan
Usia Subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado. JIKMU, Vol. 5, No. 2
Malehah, S. (2010) Dampak Psikologis Pernikahan Dini DanSolusinya Dalam Perspektif Bimbingan
Konseling Islam. Dipublikasikan. Skripsi. Semarang: Fakultas DakwahInstitut Agama Islam Negeri
Walisongo.
Rochmah, EY. (2005) Psikologi Perkembangan. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press.
Santrock, J (2007). Remaja .Edisi 11 Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Sarafino, Edward P (2008) Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia
Naskah Prosiding Temilnas XI IPPI (Malang, 20-21 September 2019)
ISBN : 978-60274420-7-8
70
Waruwu, F. E. (2006) Belajar dan Motivasi: Bagaimana Mengembangkan Motivasi Internal. Jurnal Provitae.
Vol. 2 (2): 21-26. Jakarta: Universitas Tarumanegara.
Widodo (2010) Faktor-Faktor Yang MempengaruhiPengambilan Keputusan Untuk Menikah Dini.
Dipublikasikan. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Yusuf, S. 2012. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya