hubungan antara agregat halus

9
Hubungan Antara Agregat Halus(Pasir) dan Agregat Kasar (Kerikil) Agregat merupakan komponen yang sangat penting dalam pembuatan beton.Agregat dalam fungsinya hanya sebagai pengisi akan tetapi hal ini justru penting karena agregat akan menentukan sifat motar suatu beton. Agregat biasanya dibedakanmenjadi dua agregat kasar contohnya kerikil dan agregat halus contohnya pasir. Agregat Halus. Agregat halus pada umumnya terdiri dari pasir atau partikel yang lewat saringan No. 4, sedangkan agregat kasar tertahan pada saringan tersebut. Ukuran maksimum agregat kasar dalam struktur beton diatur dalam peraturan untuk kepentingan berbagai komponen. Namun pada dasarnya bertujuan agar agregat-agregat dapat masuk atau lewat di antara sela-sela tulangan atau acuan. Pasir sebagai agregat halus dalam pembuatan beton jika ditinjau dari asalnya dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batuan. Agar diperoleh mutu beton yang baik, pasir yang akan digunakan harus memenuhi beberapa kriteria tertentu. Pasir harus terdiri dari butiran tajam, keras dan bersifat kekal. Selain itu pasir tidak boleh mengandung banyak lumpur dan bahan-bahan organik karena dapat mengurangi kekuatan beton.

Upload: arif-al-anshorie

Post on 27-Sep-2015

6 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

agregat halus

TRANSCRIPT

Hubungan Antara Agregat Halus(Pasir) dan Agregat Kasar (Kerikil)Agregat merupakan komponen yang sangat penting dalam pembuatan beton.Agregat dalam fungsinya hanya sebagai pengisi akan tetapi hal ini justru penting karena agregat akan menentukan sifat motar suatu beton. Agregat biasanya dibedakanmenjadi dua agregat kasar contohnya kerikil dan agregat halus contohnya pasir.Agregat Halus.Agregat halus pada umumnya terdiri dari pasir atau partikel yang lewat saringan No. 4,sedangkan agregat kasar tertahan pada saringan tersebut. Ukuran maksimum agregat kasar dalam struktur beton diatur dalam peraturan untuk kepentingan berbagai komponen. Namun pada dasarnya bertujuan agar agregat-agregat dapat masuk atau lewat di antara sela-sela tulangan atau acuan.Pasir sebagai agregat halus dalam pembuatan beton jika ditinjau dari asalnya dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batuan. Agar diperoleh mutu beton yang baik,pasir yang akan digunakan harus memenuhi beberapa kriteria tertentu. Pasir harus terdiri dari butiran tajam, keras dan bersifat kekal. Selain itu pasir tidak boleh mengandung banyak lumpur dan bahan-bahan organik karena dapat mengurangi kekuatan beton.Hal lain yang tidak kalah penting adalah keanekaragaman besar butiran agregat halus tersebut. Dengan diketahuinya gradasi (pembagian atau distribusi ukuran agregat),perencanaan adukan beton dapat dilakukan dengan tepat. Tujuan gradasi ini tidak lain adalah untuk mengurangi regangan seminimum mungkin.Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasil oleh alat-alat pemecah batu.MenurutPBI agregat halus harus memenuhi syarat sebagai berikut : Agregat halus harus terdiri dari butiran-butiran tajam, keras, dan bersifat kekal artinya tidak hancur oleh pengaruh cuaca dan tempratur. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ( ditentukan terhadap berat kering ). Bila berlebih 5% harus di cuci. Agregat harus tidak boleh mengandung bahan organis terlalu banyak dan harus dibuktikan dengan percobaan warna dariABRAMS-HARDERdengan larutan NaOH 3%. Angka kehalusan (fineness Modulus)antara 2-3,2 Agregat harus halus terdir dari butiran beranekaragam besarnya. Agregat Kasar.Agregat kasar terdiri dari batu pecah dan kerikil-kerikil. Batu pecah diperoleh dari pemecah batu, sedangkan kerikil merupakan disintegrasi dari batuan. Perbedaan mendasar antara kerikil (koral) dengan batu pecah (split) adalah dengan permukaan yang lebih kasar maka batu pecah lebih menjamin ikatan yang lebih kokoh dengan semen.Sama halnya dengan agregat halus,agregat kasar harus memenuhi beberapa syarat, yaitu terdiri dari butir yang keras dan tidak berpori. Agregat jenis ini juga tidak boleh banyak mengandung lumpur dan kekerasan juga merupakan salah satu syaratnya. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beranekaragam besarnya untuk memperoleh rongga-rongga seminimum mungkin. Pemakaian ukuran butiran ini juga tergantung dari dimensi penggunaan beton yang akan dibuat.Untuk memisahkan agregat kasar dengan agregat halus dipakai saringan No. 4. Material yang tertahan pada saringan tersebut merupakan agregat kasar. Ini dilakukan dengan menggunakan satu set saringan yang digerakkan oleh motor (Sieve Shaker). Setelah perhitungan dilakukan maka dapat dibuat kurva distribusi ukuran atau kurva gradasi agregat halus (pasir).Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintergrasi alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan besar butir lebih dari 5 mm. Kerikil, dalam penggunaannya harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut:1) Butir-butir keras yang tidak berpori serta bersifat kekal yang artinya tidak pecah karena pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan hujan.2) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%, apabila melebihi maka harus dicuci lebih dahulu sebelum menggunakannya.3) Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak batuan seperti zat zat yang reaktif terhadap alkali.4) Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila jumlahnya tidak melebihi 20% dari berat keseluruhan.Tabel 1.1Gradasi Agregat yang Disyaratkan

Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang dipakai.

Cara pengujian kekuatan agregatUntuk menguji kekuatan agregat dapat menggunakan bejana Rudelloffataupun Los Angeles Tes. Mesin Los Angeles Tes.Kekuatan AgregatFaktor yang mempengaruhi kekuatan agregatKekuatan agregat dapat bervariasi dalam batas yang besar. Misalnya,kekerasan atau kekuatan butirbutir agregat tergantung dari bahannya dan tidakdipengaruhi oleh lekatan antara butir satu dengan lainnya. Butiran yang lemah danlunak perlu dibatasi nilai minimumnya jika ketahanan terhadap abrasi yang kuat diperlukan.

Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat HalusSebuah bangunan akan tergolong kedalam kategori kualitas bagus dan awet jika menggunakan material berkualitas tinggi, contohnya pada bangunan yang menggunakan struktur beton bertulang akan menggunakan pasir atau disebut juga dengan agregat halus sebagai material utama. salah satu pedoman dalam memilih pasir bagus adalah bagaimana kandungan kadar lumpurnya, oleh karena itu dilakukan tes terlebih dahulu sebelum digunakan, Contohnya Percobaan ini bertujuan untuk menentukan prosentase kadar lumpur yang terkandung dalam agregat halus. Kandungan lumpur kurang dari 5% merupakan ketentuan dalam peraturan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton. berikut ini cara melakukan tes pemeriksaan kadar lumpur dalam agregat halusPERALATAN1. Gelas ukur terbuat dari tabung kaca yang disertai ukuran pada dinding bagian luarnya.2. Alat pengaduk seperti sendok atau bahan bangunan lainya yang dapat digunakan untuk mengaduk pasir dan air.3. Alat bantu tes kadar lumpur agregat halus.PROSEDUR PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR1. Contoh benda uji dimasukkan kedalam benda ukur.2. Tambahkan air pada gelas ukur guna melarutkan lumpur.3. Gelas dikocok untuk mencuci pasir dari lumpur, biarkan lumpur tetap berada didalam gelas karena nantinya akan mengendap pada bagian atas sehingga bisa diukur ketinggianya kemudian dihitung prosentasi kandungan kadar lumpur pada agregat halus4. Simpan gelas pada tempat yang datar dan biarkan lumpur mengendap setelah 24 jam.5. Ukur tinggi pasir (V1) dan tinggi lumpur (V3), rumus perhitungan kadar lumpur. BAHANBAHANContoh pasir biasa dalam kondisi lapangan dengan pelarut air biasa, pasir diambil secara acak agar dapat mewakili kondisi agragat halus secara kesluruhan sehingga dapat dijadikan sebagai patokan dalam melakukan pertimbangan apakah pasir tersebut layak dipakai atau tidak. Dengan melakukan tes kadar lumpur dengan benar maka akan diketahui apakah pasir tersebut layak untuk digunakan sebagai bahan bangunan, apabila terlalu banyak mengandung kadar lumpur maka dapat dikurangi prosentase lumpurnya terlebih dahulu dengan cara pencucian pasir maupun teknik lainya.