hubungan anemia dalam kehamilan dan …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/kti yuliana patanduk...

100
HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d 2017 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IIIKebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH YULIANA PATANDUK P00324015107 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN KENDARI 2018

Upload: truongthu

Post on 15-Jul-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN KEKURANGAN ENERGIKRONIK DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWESELATAN TAHUN 2016 s/d 2017

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan PendidikanProgram Studi Diploma IIIKebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH

YULIANA PATANDUKP00324015107

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANANKENDARI

2018

Page 2: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN KEKURANGAN ENERGIKRONIK DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWESELATAN TAHUN 2016 s/d 2017

Diajukan Oleh:

YULIANA PATANDUKP00324015107

Telah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian karya tulis ilmiah

dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan

Kendari Jurusan Kebidanan.

Kendari, 01 Agustus 2018

ii

Page 3: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN KEKURANGAN ENERGIKRONIK DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWESELATAN TAHUN 2016 s/d 2017

Disusun dan Diajukan Oleh:

YULIANA PATANDUKP00324015107

Karya Tulis ini telah diperiksa dan disahkan oleh tim penguji Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Kendari Prodi D III Jurusan

Kebidanan yang dilaksanakan tanggal 01 Agustus 2018

iii

Page 4: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yuliana Patanduk

NIM : P00324015107

Program Studi : Diploma III Kebidanan

Judul KTI : Hubungan anemia dalam kehamilan dan kurang energi

kronik dengan kejadian bayi berat lahir rendah di

Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatan

tahun 2016 s/d 2017

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri bukan merupakan pengambil alihan

tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran

saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir

ini adalah hasil jiblakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut.

Kendari, 1 Agustus 2018Yang membuat pernyataan

Yuliana PatandukNIM. P00324015107

iv

Page 5: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Penulis

Nama : Yuliana Patanduk

Tempat/Tanggal Lahir : Tondon, 05 Maret 1974

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Suku/Bangsa : Toraja/Indonesia

Alamat : Desa Lambandia Kec. Lalembuu

Kab. Konawe Selatan

B. Pendidikan

1. SDN Inpres No. 210 Kollo, Tamat Tahun 1986

2. SMPN 02 Kendari, Tamat Tahun 1989

3. SPK PPNI Kendari, Tamat Tahun 1994

4. D-1 Kebidanan PPB Depkes Kendari, Tamat Tahun 1996

5. Poltekes Kemenkes Kendari Masuk Tahun 2015 s/d Tahun 2018

v

Page 6: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini penelitian yang berjudul

“Hubungan anemia dalam kehamilan dan kurang energi kronik dengan

kejadian bayi berat lahir rendah di Puskesmas Atari Jaya Kabupaten

Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017”.

Dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini ada banyak pihak

yang membantu, oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan

segala kerendahan dan keikhlasan hati mengucapkan banyak terima

kasih sebesar-besarnya terutama kepada Ibu Dr. Kartini, S.Si.T, M.Kes

selaku Pembimbing I dan Ibu Melania Asi, S.Si.T, M.Kes selaku

Pembimbing II yang telah banyak membimbing sehingga karya tulis ilmiah

ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes sebagai Direktur Poltekkes Kendari.

2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes sebagai Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kendari.

3. Bapak H. Lasada selaku Kepala Puskesmas Atari Jaya Kabupaten

Konawe Selatan.

4. Ibu Dr. Nurmiaty, S.Si.T, MPH selaku penguji 1, Ibu Aswita, S.Si.T,

MPH selaku penguji 2, Ibu Wahida S, S.Si.T, M.Keb selaku penguji 3

dalam karya tulis ilmiah.

vi

Page 7: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kendari

Jurusan Kebidanan yang telah mengarahkan dan memberikan ilmu

pengetahuan selama mengikuti pendidikan yang telah memberikan

arahan dan bimbingan.

6. Seluruh teman-teman D-III Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kendari, yang senantiasa memberikan bimbingan, dorongan,

pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas

selama penulis menempuh pendidikan.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan dalam penyempurnaan karya tulis ilmiah ini serta

sebagai bahan pembelajaran dalam penyusunan karya tulis ilmiah

selanjutnya.

Kendari, 01 Agustus 2018

Penulis

vii

Page 8: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

ABSTRAK

HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN KEKURANGAN ENERGIKRONIK DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DIPUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN

TAHUN 2016 s/d 2017

Yuliana Patanduk1Kartini2 Melania Asi2

Latar belakang: Prevalensi BBLR di dunia diperkirakan sebesar 15% dimana38% terutama terjadi di negara-negara berkembang. Data riskesdas 2013menunjukkan bahwa persentase BBLR sebesar 10,2% menurun dari tahun 2010yaitu 11,1%.Tujuan penelitian: untuk mengetahui hubungan anemia dalam kehamilan dankurang energi kronik dengan kejadian bayi berat lahir rendah di Puskesmas AtariJaya Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017.Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik denganrancangan Case Control Study. Sampel penelitian adalah bayi BBLR dan tidakBBLR yang berjumlah 96 bayi. Instrumen pengumpulan data menggunakanlembar checklist tentang kejadian BBLR, anemia dalam kehamilan, KEK. Datadianalisis dengan uji Odds Ratio (OR).Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan Kejadian anemia dalamkehamilan di Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d2017 sebesar 41,7%.Kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Atari JayaKabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017 sebesar 50,0%. Kejadian bayiberat lahir rendah di Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatan tahun2016 s/d 2017 sebesar 18,7%. Ada hubungan anemia dalam kehamilan dengankejadian bayi berat lahir rendah di Puskesmas Atari Jaya Kabupaten KonaweSelatan tahun 2016 s/d 2017. Ibu yang mengalami anemia berisiko melahirkanbayi BBLR sebesar 0,195. Ada hubungan KEK pada ibu hamil dengan kejadianbayi berat lahir rendah di Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatantahun 2016 s/d 2017. Ibu yang mengalami KEK berisiko melahirkan bayi BBLRsebesar 0,138.

Kata kunci : BBLR, anemia dalam kehamilan1 Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan Poltekkes Kendari2 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari

Page 9: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

ABSTRACK

RELATIONSHIP BETWEEN ANEMIA IN PREGNANCY AND CHRONICENERGY LACK AND THE EVENT OF LOW BIRTH WEIGHT IN ATARI JAYA

HEALTH CENTER, KONAWE SELATAN DISTRICTYEAR 2016 to 2017

Yuliana Patanduk1Kartini2 Melania Asi2

Background: The prevalence of LBW in the world is estimated at 15% where38% mainly occurs in developing countries. 2013 riskesdas data shows that thepercentage of LBW is 10.2%, down from 2010, which is 11.1%.Research objective: to determine the relationship of anemia in pregnancy andchronic lack of energy with the incidence of low birth weight babies at Atari JayaHealth Center South Konawe Regency in 2016 to 2017.Research Methods: The type of research used is analytic with the Case ControlStudy design. The study sample was LBW infants and not LBW who numbered96 babies. Data collection instruments used a checklist about the incidence ofLBW, anemia in pregnancy, KEK. Data were analyzed by Odds Ratio (OR) test.Results: The results showed that anemia in pregnancy at Atari Jaya HealthCenter in South Konawe Regency in 2016 until 2017 was 41.7%. KEK events inpregnant women at Atari Jaya Public Health Center in South Konawe Regency in2016 to 2017 were 50, 0%. The incidence of low birth weight babies at Atari JayaHealth Center in South Konawe Regency in 2016 until 2017 was 18.7%. There isan association of anemia in pregnancy with the incidence of low birth weightbabies at Atari Jaya Public Health Center in South Konawe Regency in 2016 to2017. Mothers who experience anemia are at risk of delivering LBW babies by0.195. There is a relationship between KEK in pregnant women with theincidence of low birth weight babies at Atari Jaya Health Center in South KonaweRegency in 2016 to 2017. Mothers who experience KEK are at risk of deliveringLBW babies by 0.138.

Keywords: LBW, anemia in pregnancy

1 Student of D-III Midwifery Study Program in Poltekkes Kendari2 Lecturers of the Department of Midwifery, Poltekkes Kendari

ix

Page 10: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ………………….. iv

RIWAYAT HIDUP ............................................................................. v

KATA PENGANTAR.......................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................... viii

ABSTRACK ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………... xii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xiii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….... xiv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah.................................................................. 5

C.Tujuan Penelitian.................................................................... 5

D.Manfaat Penelitian.................................................................. 6

E. Keaslian Penelitian................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 9

A. Telaah Pustaka....................................................................... 9

B. Landasan Teori....................................................................... 37

C.Kerangka Teori....................................................................... 39

D.Kerangka Konsep................................................................... 39

E. Hipotesis Penelitian................................................................ 40

BAB III METODE PENELITIAN......................................................... 41

A. Jenis Penelitian...................................................................... 41

B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................ 41

C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................. 42

D. Variabel Penelitian.................................................................. 42

E. Definisi Operasional............................................................... 42

x

Page 11: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian......................................... 43

G. Instrumen Penelitian............................................................... 43

H. Alur Penelitian........................................................................ 44

I. Pengolahan dan Analisis Data............................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 48

A. Hasil Penelitian ...................................................................... 48

B. Pembahasan ......................................................................... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 67

A. Kesimpulan ............................................................................ 67

B. Saran ..................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi

Page 12: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka teori penelitian …………………………………... 38

Gambar 2. Kerangka konsep penelitian …………………………… 39

Gambar 3. Skema rancangan penelitian ………………………………. 40

Gambar 4. Alur penelitian ……………………………………………….. 43

xii

Page 13: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kadar Hb Sebagai Indikator Anemia ……………………... 24

Tabel 2 Tabel Kontegensi 2 x 2 Odds Ratio Pada PenelitianCase Control Study ………………………………………… 46

Tabel 3 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di WilayahPuskesmas Atari Jaya Tahun 2017 ………………………. 50

Tabel 4 Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Sasaran DiWilayah Puskesmas Atari Jaya Tahun 2017 ……………. 51

Tabel 5 Distribusi Jumlah Sarana Pendidikan Dan JumlahPenduduk Usia Sekolah Menurut Tingkatannya ………... 52

Tabel 6 Karakteristik Responden…………………………………… 53

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia Dalam Kehamilandi Wilayah Kerja Puskesmas Atari Jaya KabupatenKonawe Selatan tahun 2016 s/d 2017……………….. 54

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Kejadian Kekurangan Energi Kronik(KEK) di Wilayah Kerja Puskesmas Atari JayaKabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017…. 55

Tabel 9 Distribusi Frekuensi Kejadian BBLRdi Wilayah KerjaPuskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatantahun 2016 s/d 2017……………………………………. 56

Tabel 10 Hubungan Kejadian Anemia Dalam Kehamilan denganKejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Atari JayaKabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017….. 57

Tabel 11 Hubungan Kejadian KEK dengan Kejadian BBLR diWilayah Kerja Puskesmas Atari Jaya KabupatenKonawe Selatan tahun 2016 s/d 2017 ………………. 57

xiii

Page 14: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Pengambilan Data Awal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari Balitbang

Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 5. Surat Keterangan Bebas Pustaka

Lampiran 6. Master Tabel Penelitian

Lampiran 7. Hasil SPSS

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian

xiv

Page 15: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan janin dalam kandungan merupakan salah satu

indikator yang menentukan kesejahteraan janin. Pertumbuhan janin yang

sesuai dengan usia kehamilan menandai kesejahteraan janin yang

optimal. Pemeriksaan kesejahteraan janin penting dilakukan selama masa

kehamilan untuk mendapatkan bayi yang sehat tanpa mengalami

komplikasi hingga seribu hari pertama kehidupannya. Periode ini disebut

periode emas (golden period) atau disebut juga sebagai waktu yang kritis,

yang jika tidak dimanfaatkan dengan baik akan terjadi kerusakan yang

bersifat permanen (window of opportunity) (Kemenkes RI, 2015).

Bayi berat lahir rendah merupakan salah satu penyebab utama

kematian, morbiditas dan kecacatan pada neonatus dan bayi serta

memiliki dampak jangka panjang pada hasil kesehatan dalam kehidupan

dewasa, sehingga merupakan masalah multifaset pada kesehatan

masyarakat. Prevalensi BBLR didunia diperkirakan sebesar 15% dimana

38% terjadi terutama dinegara-negara berkembang. Data riskesdas 2013

menunjukkan bahwa persentase BBLR sebesar 10,2% menurun dari

tahun 2010 yaitu 11,1%. Proporsi kejadian BBLR paling tinggi terjadi di

Sulawesi Tengah (16,2%) dan terendah di Sumatera Utara (8,2%),

sedangkan di Sulawesi Tenggara presentasi BBLR sebesar 10%. Bayi

1

Page 16: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

yang lahir dengan berat lahir rendah berisiko mengalami gizi buruk jika

tidak ditangani dengan tepat sehingga berisiko terjadinya stunting.

Bayi dengan berat badan lahir rendah berisiko kematian 35 kali

lebih tinggi dibandingkan dengan bayi dengan berat lahir normal. Di

negara berkembang diperkirakan setiap 10 detik terjadi satu kematian bayi

akibat penyakit atau infeksi yang berhubungan dengan bayi berat lahir

rendah. Bayi berat lahir rendah dapat mengakibatkan terjadinya

insidensepsis umbilikalis, gangguan pada mata (ophtalmology), gangguan

pendengaran, diare, ikterus neonatorum, infeksi traktus respiratorius, dan

yang paling sering ditemukan berupa asfiksia neonatorum. Akibat jangka

panjang berat badan lahir rendah antara lain terhadap tumbuh kembang

anak, risiko penyakit jantung di masa yang akan datang dan penurunan

kecerdasan. Berat badan lahir rendah merupakan faktor penting dalam

morbiditas dan mortalitas perinatal di negara berkembang (Manuaba IBG,

2015).

Salah satu faktor yang menyebabkan berat badan bayi lahir

diantaranya adalah kekurangan kadar hemoglobin pada ibu hamil dan

kekurangan nergi kronik.Kekurangan kadar hemoglobin (Hb) yang kurang

dari 11g/dl mengindikasikan ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu

hamil meningkatkan risiko mendapatkan bayi berat lahir rendah, risiko

perdarahan sebelum dan saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan

kematian ibu dan bayinya jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat.

2

Page 17: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Hal ini tentunya dapat memberikan sumbangan besar terhadap angka

kematian inuersalin, maupun angka kematian bayi (Kusuma, 2015).

Anemia pada ibu hamil sangat terkait dengan mortalitas dan

morbiditas pada ibu dan bayi, termasuk risiko keguguran, lahir mati,

prematuritas dan berat bayi lahir rendah (World Health Organization,

2015). Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan terkait

dengan insidennya yang tinggi dan komplikasi yang dapat timbul baik

pada ibu maupun pada janin. Ibu hamil dengan anemia cenderung

mengalami kelahiran prematur, mudah jatuh sakit akibat daya tahan tubuh

yang lemah, melahirkan bayi dengan barat badan rendah, mengalami

pendarahan pasca persalinan dan angka kematian yang tinggi (Kemenkes

RI, 2016).

Pada ibu hamil dengan anemia terjadi gangguan penyaluran

oksigen dan zat makanan dari ibu ke plasenta dan janin, yang

mempengaruhi fungsi plasenta. Fungsi plasenta yang menurun dapat

mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin. Anemia pada ibu hamil

dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin, abortus, partus

lama, sepsis puerperalis, kematian ibu dan janin, meningkatkan risiko

berat badan lahir rendah, asfiksia neonatorum, prematuritas (Karasahin,

dkk, 2012).

Kekurangan energi kronik merupakan kondisi yang disebabkan

karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan protein,

sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Prevalensi KEK di

3

Page 18: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

negara-negara berkembang seperti Banglades, India, Indonesia,

Myanmar, Nepal, Srilanka dan Thailand adalah 15-47% yaitu dengan BMI

<18,5. Adapun negara yang mengalami prevalensi yang tertinggi adalah

Banglades yaitu 47%, sedangkan Indonesia menjadi urutan keempat

terbesar setelah India dengan prevalensi 35,5% dan yang paling rendah

adalah Thailand dengan prevalensi 15-25%. Prevalensi KEK pada wanita

hamil di Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 sebesar

24,2% dan di Sulawesi Tenggara sebesar 22,6%. Ibu hamil yang

menderita KEK mempunyai risiko kematian mendadak pada masa

perinatal atau risiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah

(Kemenkes RI, 2016).

Hasil studi awal di Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe

Selatan diperoleh data tentang jumlah kejadian BBLR pada tahun 2015,

2016 dan 2017. Terjadi peningkatan jumlah kejadian yaitu pada tahun

2015 tercatat sebanyak 17 kasus, pada tahun 2016 sebanyak 23 kasus

dan tahun 2017 sebanyak 25 kasus,peningkatan tersebut terjadi antara

tahun 2015 hingga tahun 2017. Jumlah kejadian anemia dalam

kehamilan juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 tercatat

sebanyak 19 kasus, tahun 2016 sebanyak 23 kasus dan tahun 2017

sebanyak 24 kasus. Jumlah kejadian KEK pada ibu hamil juga mengalami

peningkatan. Pada tahun 2015 tercatat sebanyak 16 kasus, tahun

2016sebanyak 19 kasus dan tahun 2017 sebanyak 21 kasus.Dari uraian

latar belakang maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian

4

Page 19: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

tentang hubungan anemia dalam kehamilan dan KEK dengan kejadian

bayi berat lahir rendah di Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe

Selatan tahun 2016 s/d 2017.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah ada hubungan anemia dalam kehamilan dan

KEK dengan kejadian bayi berat lahir rendah di Puskesmas Atari Jaya

Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan anemia

dalam kehamilan dan KEK dengan kejadian bayi berat lahir rendah

di Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016

s/d 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kejadian anemia dalam kehamilan di

Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatantahun 2016

s/d 2017.

b. Untuk mengetahui kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas

Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017.

5

Page 20: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

c. Untuk mengetahui kejadian bayi berat lahir rendah di

Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016

s/d 2017.

d. Untuk menganalisis hubungan anemia dalam kehamilan

dengan kejadian bayi berat lahir rendah di Puskesmas Atari

Jaya Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017.

e. Untuk menganalisis hubungan KEK pada ibu hamil dengan

kejadian bayi berat lahir rendah di Puskesmas Atari Jaya

Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan informasi

tentang bayi berat lahir rendah anemia dalam kehamilan dan

kejadian KEK.

2. Manfaat praktis

Sebagai sumber informasi bagi penentu kebijakan dalam

upayameningkatkan program pelayanan dan penanganan bayi

berat lahir rendah dan kejadian anemia dalam kehamilan.

E. Keaslian Penelitian

1. Hillary Meita Audrey & Aryu Candra (2016) dengan judul Hubungan

Antara Status Anemia Ibu Hamil Trimester III Dengan Kejadian Bayi

Berat Lahir Rendah Di Wilayah Kerja Puskesmas Halmahera

6

Page 21: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Semarang. Perbedaan penenilitian ini dengan penelitian Hillary

Meita Audrey & Aryu Candra (2016) adalah pada jenis penelitian

dan lokasi penelitian. Jenis penelitian ini adalah case control dan

berlokasi di Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatan.

Sedangkan penelitian Hillary Meita Audrey & Aryu Candra

menggunakan metode penelitian observasional analitik dengan

rancangan penelitian cohort dan bertempat di wilayah kerja

Puskesmas Halmahera Semarang. Hasil penelitian Hillary Meita

Audrey & Aryu Candra (2016) menunjukkan bahwa ada hubungan

bermakna antara status anemia ibu hamil trimester III dengan

kejadian berat bayi lahir rendah. Nilai ρ dianggap bermakna apabila

<0,05. Yang berarti bahwa dengan kadar Hb di bawah normal

(anemia) memiliki resiko melahirkan bayi dengan berat dibawah

normal 2,364 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu dengan

kadar Hb normal.

2. Andria (2017) dengan judul Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil

Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di Rumah

Sakit Umum Daerah Rokan Hulu.Tahun 2016. Perbedaan

penenilitian ini dengan penelitian Andria (2017) adalah pada jenis

penelitian dan lokasi penelitian. Jenis penelitian ini adalah case

control dan berlokasi di Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe

Selatan. Sedangkan penelitian Andria (2017) menggunakan

metode deskriptif dengan desain cross sectional. Hasil analisis chi

7

Page 22: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

square pada penelitian Andria (2017) menunjukkan adanya

hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian BBLR dengan

nilai ρ-value = 0,000 atau < 0,05. Kesimpulannya bahwa ada

hubungan antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR) Di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan

Hulu Tahun 2016.

3. Sumiaty & Sri Restu (2015) dengan judul Hubungan Kurang Energi

KroniK (KEK) Pada Ibu Hamil Dengan Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Kamonji Tahun 2015.

Perbedaan dengan penelitian ini berada pada jenis penelitian dan

rancangan penelitian. Penelitian Sumiaty & Sri Restu (2015)

menggunakan metode penelitian analitik deskriptif dengan

rancangan kohor retrospectif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat hubungan bermakna antara KEK pada ibu hamil dengan

BBLR dengan nilai ρ=0,000. KEK merupakan faktor risiko terjadinya

BBLR dengan nilai rr = 4,215 (rr>1).

8

Page 23: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Berat Badan Lahir Rendah .

Berat badan lahir adalah berat bayi sesaat setelah dilahirkan yang

secara normal berkisar 3000 gram dengan usia kehamilan yang cukup.

BBLR adalah bayi yang dilahirkan dengan berat kurang dari 2500 gram

(Manuaba, 2015). BBLR dibagi menjadi dua golongan, yaitu prematur dan

dismatur. Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan dengan usia

kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai

dengan berat badan untuk masa kehamilan, sedangkan bayi dismatur

adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya

untuk masa kehamilan dan merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan

(Jumiarni dan Mulyani, 2012). BBLR yaitu bayi yang lahir kurang dari 2500

gram. Bayi berat lahir sangat rendah (VLBW= very low birth weight) yaitu

lahir dengan berat kurang dari 1500 gram, dan bayi berat lahir sangat

rendah sekali (ELBW= extremely low birth weight) yaitu bayi yang lahir

kurang dari 1000 gram (Moore, 2012).

Menurut Soetjiningsih (2015) berat badan lahir bayi juga

dipengaruhi oleh faktor- faktor yang lain selama kehamilan, misalnya sakit

berat, komplikasi kehamilan, kurang gizi, keadaan stress pada ibu hamil

dapat mempengaruhi pertumbuhan janin melalui efek buruk yang

menimpa ibunya, atau pertumbuhan plasenta dan transport zat-zat gizi ke

9

Page 24: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

janin. Faktor gizi pada ibu juga dijelaskan oleh Kusharisupeni (2012),

bahwa gizi ibu hamil mempengaruhi pertumbuhan janin. Perubahan

fisiologis pada ibu mempunyai dampak besar terhadap diet ibu dan

kebutuhan nutrient, karena selama kehamilan, ibu harus memenuhi

kebutuhan pertumbuhan janin yang sangat pesat, dan agar keluaran

kehamilannya berhasil dengan baik dan sempurna.

Kehamilan normal selalu disertai dengan perubahan anatomi dan

fisiologi yang berdampak pada hampir seluruh fungsi tubuh. Perubahan-

perubahan ini umumnya terjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan.

Ini berarti ada suatu sistem integral antara ibu dan janin untuk membentuk

lingkungan yang paling nyaman bagi janin. Perubahan itu berguna untuk

mengatur metabolisme ibu, mendukung pertumbuhan janin, persiapan ibu

untuk melahirkan, kelahiran dan menyusui (Kusharisupeni, 2012).

Perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu hamil dan mempunyai

implikasi gizi adalah perubahan kardiovarkuler, pada volume darah, pada

tekanan darah selama hamil, penyesuaian pada sistem pernafasan,

perubahan fungsi ginjal, perubahan pada fungsi gastrointestinal,

perubahan hormon terutama hormon yang diproduksi oleh plasenta yang

mengatur perubahan-perubahan perkembangan ibu hamil dan merupakan

satu-satunya jalan bagi janin untuk pertukaran nutrisi, oksigen dan sisa

produk. Pembentukan plasenta dimulai dari masa sel yang kecil sekali

pada minggu-minggu pertama kehamilan, yang kemudian menjadi suatu

jalinan jaringan dan pembuluh darah yang kompleks dengan berat lebih

10

Page 25: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

kurang 650 gram pada akhir kehamilan. Fungsi vital dari plasenta adalah

merupakan penghubung antara ibu dan janin melalui dua permukaan

penting plasenta yaitu satu pada uterus dan satu pada janin. Mekanisme

transportasi pertukaran nutrient, oksigen dan sisa produk dengan jalan

difusi pasif, difusi dengan fasilitasi, dan transportasi aktif serta mekanisme

bolak-balik melalui membran, hanya untuk ion dan air (Kusharisupeni,

2012).

Dasar dari pertambahan energi yang dibutuhkan oleh ibu hamil

adalah jenis energi dan harga metabolik yang berhubungan dengan

jaringan maternal danfetus yang terbentuk selama kehamilan.

Diperkirakan energi yang dibutuhkan selama kehamilan adalah sebesar

330 Mega joule atau sebesar 1200 kilo joule per hari. Dari beberapa

penelitian jelas disebutkan bahwa tidak mungkin untuk memprediksi

kebutuhan energi selama kehamilan setiap individu ibu hamil dan

karenanya tidak benar apabila ditetapkan satu nilai untuk energi tambahan

yang dibutuhkan ibu selama hamil (Kusharisupeni, 2012).

Penentuan ibu hamil melahirkan keluaran yang buruk, yang pada

umumnya bayi lahir rendah terutama dengan kehamilan dengan genap

bulan di negara berkembang adalah gizi kurang selama kehamilan yang

dapat diukur dari hal-hal berikut:

1) Kenaikan berat badan yang rendah

2) Indeks masa tubuh yang rendah

3) Tinggi badan ibu yang pendek

11

Page 26: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

4) Defisiensi nutrient mikro

Beberapa penentu lain adalah:

1) Ibu hamil dengan umur muda

2) Menderita penyakit malaria selama hamil

3) Menderita penyakit infeksi selama hamil

4) Merokok (Kusharisupeni, 2012).

Sementara menurut Soekirman (2012), masalah anemia

merupakan masalah gizi mikro terbesar dan tersulit di seluruh dunia.

Sebagian besar hasil penelitian membuktikan bahwa anemia pada ibu

hamil meningkatkan resiko melahirkan bayi dengan BBLR. Zat besi

diperlukan untuk pembentukan energi, pengangkutan oksigen darah serta

penyusunan neurotransmitter dan DNA. Bayi yang lahir dari ibu yang

anemia akan mengalami defisiensi besi dengan akibat disfungsi otak dan

gangguan perbanyakan jumlah sel otak. Anemia gizi besi pada ibu hamil

berakibat luas, antara lain resiko berat bayi yang dilahirkan rendah,

pendarahan ibu, infeksi setelah lahir dan partus lama (IPB, 2013).

Manifestasi dari masalah gizi makro pada ibu hamil KEK adalah bayi

BBLR.

Masalah gizi makro adalah masalah yang utamanya disebabkan

kekurangan atau ketidak seimbangan asupan energi protein. Ibu hamil

yang menderita KEK mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada

masa perinatal atau resiko melahirkan bayi BBLR. Berat badan lahir juga

sangat ditentukan oleh kondisi ibu. Penyakit yang diderita seorang ibu

12

Page 27: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

hamil, misalnya infeksi paru-paru, bisa mempengaruhi kondisi janin. Darah

di ibu akan tersuplai ke tubuh janin sehingga bayi menderita penyakit atau

kelainan organ tubuh yang menyebabkan bayi menjadi kurus. Penyebab

lainnya adalah kurangnya asupan nutrisi yang dikonsumsi ibu saat hamil.

Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin

tersebut akan mengalami kurang gizi dan lahir dengan berat badan

rendah yang mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam

kehidupan berikutnya.

Kusharisupeni (2012) juga menyebutkan bahwa gizi kurang yang

terjadi pada anak-anak, remaja, dan saat kehamilan mempunyai dampak

buruk terhadap berat lahir bayi. Berat lahir rendah (< 2500 gram) dengan

genap bulan (intra uterine growth retardation) mempunyai resiko kematian

yang lebih besar daripada bayi dengan berat normal (> atau = 2500 gram)

pada masa neonatal maupun pada masa bayi selanjutnya.

Konsekuensi lahir dengan gizi kurang berlanjut ke tahap dewasa.

Beberapa temuan menunjukkan bahwa baik di negara berkembang

maupun di negara maju ada kaitan antara bayi berat lahir rendah dengan

penyakit kronis pada masa dewasa. Barker menyebutkan bahwa penyakit

jantung koroner yang menyebabkan kematian dapat menyerang orang-

orang tertentu meskipun mereka mempunyai karakteristik resiko rendah

terhadap penyakit itu, misalnya orang kurus, tidak merokok, dan

mempunyai kadar kolesterol yang rendah. Barker berspekulasi bahwa

janin yang menderita gizi kurang pada trisemester pertama kehamilan

13

Page 28: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

berpeluang untuk mendapat hemorrhagic stroke, dan janin dengan gizi

kurang pada fase-fase akhir kehamilan berpeluang terhadap penyakit

jantung koroner dan peningkatan resiko resistensi insulin atau bayi

dengan ukuran panjang tubuh yang pendek berpeluang mendapatkan

jantung koroner dan thrombotic stroke (Kusharisupeni, 2012).

Sementara itu menurut Husaini (2013) Bayi dengan berat lahir yang

normal terbukti mempunyai kualitas fisik, intelegensia maupun mental

yang lebih baik dibanding bayi dengan berat lahir kurang, sebaliknya bayi

dengan berat lahir rendah (kurang dari 2500 gr) akan mengalami

hambatan perkembangan dan kemunduran pada fungsi intelektualnya.

Hal ini karena bayi BBLR memiliki berat otak yang lebih rendah

menunjukkan defisit sel-sel otak sebanyak 8-14 % dari normal, yang

merupakan pertanda anak kurang cerdas dari seharusnya.

2. Anemia dalam kehamilan

a. Pengertian

Menurut Arisman (2014), anemia merupakan keadaan menurunnya

kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah di bawah nilai

normal yang dipatok untuk perorangan. Anemia adalah keadaan dimana

kadar hemoglobin, hematokrit, dan sel darah merah lebih rendah dari nilai

normal, sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau beberapa unsur

makanan yang esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi

tersebut. Anemia adalah suatu keadaan terjadinya kekurangan baik

14

Page 29: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

jumlah maupun ukuran eritrosit atau banyaknya hemoglobin sehingga

pertukaran oksigen dan karbondioksida antara darah dan sel jaringan

terbatasi. Anemia defisiensi besi adalah suatu keadaan/kondisi sebagai

akibat ketidakmampuan sistem eritropoiesis dalam mempertahankan

kadar Hb normal, sebagai akibat kekurangan konsumsi satu atau lebih zat

gizi (Sulistyani, 2012).

Anemia menurut Fatmah (2012) didefinisikan sebagai keadaan

dimana level Hb rendah karena keadaan patologis. Defisiensi Fe

merupakan salah satu penyebab anemia, tetapi bukan satu-satunya

penyebab anemia. Penyebab lainnya adalah infeksi kronik, khususnya

malaria dan defisiensi asam folat. Sementara defisiensi Fe diartikan

sebagai keadaan biokimia Fe yangabnormal disertai atau tanpa

keberadaan anemia. Biasanya defisiensi Fe merupakan akibat dari

rendahnya bioavabilitas intake Fe, peningkatan kebutuhan Fe selama

periode kehamilan dan menyusui, dan peningkatan kehilangan darah

karena penyakit cacingan atau schistosomiasis (Fatmah, 2012). Anemia

defisiensi Fe terjadi pada tahap anemia tingkat berat (severe) yang

berakibat pada rendahnya kemampuan tubuh memelihara suhu, bahkan

dapat mengancam jiwa penderita (Fatmah, 2012).

Menurut Proverawati dan Asfuah (2013) Anemia dalam kehamilan

didefinisikan sebagai penurunan kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl

selama masa kehamilan pada trisemester 1 dan 3 dan kurang dari 10 g/dl

selama masa post partum dan trisemester 2. Darah akan bertambah

15

Page 30: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia.

Akan tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan

bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan

tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18%, dan

hemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai

sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan

antara 32 dan 36 minggu.

Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang

membahayakan bagi ibu dan janin. Anemia pada ibu hamil dapat

meningkatkan resiko terjadinya pendarahan post partum. Bila anemia

terjadi sejak awal kehamilan dapat menyebabkan terjadinya persalinan

prematur (Proverawati dan Asfuah, 2013). Secara umum anemia dapat

diklasifikasikan menjadi:

1) Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat

kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya adalah pemberian

tablet besi yaitu keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan

dalam laktasi yang dianjurkan. Untuk menegakkan diagnosis anemia

defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa

didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang

dan keluhan mual dan muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan

pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan metode sahli,

16

Page 31: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trisemester I dan III. Hasil

pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut:

a) Hb 11 g% : tidak anemia

b) Hb 9-10 g% : anemia ringan

c) Hb 7-8 g% : anemia sedang

d) Hb < 7 g% : anemia berat

2) Anemia megaloblastik

Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat (ptery glutamic

acid) dan defisiensi vitamin B12 (cyanocobalamin) walaupun jarang.

3) Anemia hipoplastik dan aplastik

Anemia disebabkan karena sumsum tulang belakang kurang

mampu membuat sel-sel darah baru.

4) Anemia hemilitik

Disebabkanoleh karena penghancuran sel darah merah

berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Menurut penelitian, ibu

hamil dengan anemia paling banyak disebabkan oleh kekurangan zat besi

(Fe) serta asam folat dan vitamin B12. Pemberian makanan atau diet pada

ibu hamil dengan anemia pada dasarnya ialah memberikan makanan

yang banyak mengandung protein, zat besi (Fe), asam folat, dan vitamin

B12 (Proverawati dan Asfuah, 2013).

b. Penyebab Anemia Defisiensi Besi

17

Page 32: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Penyebab utama anemia pada wanita adalah kurang memadainya

asupan makanan sumber Fe, meningkatnya kebutuhan Fe saat hamil dan

menyusui (perubahan fisiologi), dan kehilangan banyak darah. Anemia

disebabkan oleh ketiga faktor itu terjadi secara cepat saat cadangan Fe

tidak mencukupi peningkatan kebutuhan Fe. WUS adalah salah satu

kelompok resiko tinggi terpapar anemia karena mereka tidak memiliki

asupan atau cadangan Fe yang cukup terhadap kebutuhan dan

kehilangan Fe (Fatmah, 2012). Berikut ini merupakan faktor-faktor

penyebab anemia:

1) Asupan Fe yang tidak memadai

Hanya sekitar 25% WUS memenuhi kebutuhan Fe sesuai AKG (26

μg/hari). Secara rata-rata, wanita mengkonsumsi 6,5 μg Fe perhari melalui

diet makanan. Ketidakcukupan Fe tidak hanya dipenuhi dari konsumsi

makanan sumber Fe (daging sapi, ayam, ikan, telur, dan lain-lain), tetapi

dipengaruhi oleh variasi penyerapan Fe. Variasi ini disebabkan oleh

perubahan fisiologis tubuh seperti ibu hamil dan menyusui sehingga

meningkatkan kebutuhan Fe bagi tubuh, tipe Fe yang dikonsumsi, dan

faktor diet yang mempercepat (enhancer) dan menghambat (inhibitor)

penyerapan Fe, jenis yang dimakan. Heme iron dari Hb dan mioglobin

hewan lebih mudah dicerna dan tidak dipengaruhi oleh inhibitor Fe. Non-

heme iron yang membentuk 90% Fe dari makanan non-daging (termasuk

biji-bijian, sayuran, buah, telur) tidak mudah diserap oleh tubuh (Fatmah,

2012). Bioavabilitas non-heme iron dipengaruhi oleh beberapa faktor

18

Page 33: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

inhibitor dan enhancer. Inhibitor utama penyerapan Fe adalah fitat dan

polifenol. Fitat terutama ditemukan pada biji-bijian sereal, kacang dan

beberapa sayuran seperti bayam. Polifenol dijumpai dalam minuman kopi,

teh, sayuran dan kacang-kacangan. Enhancer penyerapan Fe antara lain

asam askorbat atau vitamin C dan protein hewani dalam daging sapi,

ayam, ikan karena mengandung asam amino pengikat Fe untuk

meningkatkan absorpsi Fe. Alkohol dan asam laktat kurang mampu

meningkatkan penyerapan Fe (Fatmah, 2012).

2) Peningkatan kebutuhan fisiologi

Kebutuhan Fe meningkat selama kehamilan untuk memenuhi

kebutuhan Fe akibat peningkatan volume darah, untuk menyediakan Fe

bagi janin dan plasenta, dan untuk menggantikan kehilangan darah saat

persalinan. Peningkatan absorpsi Fe selama trisemester II kehamilan

membantu peningkatan kebutuhan. Beberapa studi menggambarkan

pengaruh antara suplementasi Fe selama kehamilan dan peningkatan

konsentrasi Hb pada trisemester III kehamilan dapat meningkatkan berat

lahir bayi dan usia kehamilan (Fatmah, 2012).

3) Malabsorpsi

Episode diare yang berulang akibat kebiasaan yang tidak higienis

dapat mengakibatkan malabsorpsi. Insiden diare yang cukup tinggi, terjadi

terutama pada kebanyakan negara berkembang.Infestasi cacing,

khusunya cacing tambang dan askaris menyebabkan kehilangan besi dan

malabsorpsi besi. Di daerah endemik malaria, serangan malaria yang

19

Page 34: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

berulang dapat menimbulkan anemia karena defisiensi zat besi (Gibney,

M.J.,dkk. 2012).

4) Simpanan Zat Besi yang buruk

Simpanan zat besi dalam tubuh orang-orang Asia memiliki jumlah

yang tidak besar, terbukti dari rendahnya hemosiderin dalam sumsum

tulang dan rendahnya simpanan zat besi di dalam hati. Jika bayi dilahirkan

dengan simpanan zat besi yang buruk, maka defisiensi ini akan semakin

parah pada bayi yang hanya mendapatkan ASI saja dalam periode waktu

yang lama (Gibney, M.J.,dkk. 2012).

5) Kehilangan banyak darah

Kehilangan darah terjadi melalui operasi, penyakit dan donor darah.

Pada wanita, kehilangan darah terjadi melalui menstruasi. Wanita hamil

juga mengalami pendarahan saat dan setelah melahirkan. Efek samping

atau akibat kehilangan darah ini tergantung pada jumlah darah yang

keluar dan cadangan Fe dalam tubuh (Fatmah, 2012).

Rata-rata seorang wanita mengeluarkan darah 27 ml setiap siklus

menstruasi 28 hari. Diduga 10% wanita kehilangan darah lebih dari 80 ml

per bulan. Banyaknya darah yang keluar berperan pada kejadian anemia

karena wanita tidak mempunyai persedian Fe yang cukup dan absorpsi Fe

ke dalam tubuh tidak dapat menggantikan hilangnya Fe saat menstruasi.

Jumlah Fe yang hilang/keluar saat menstruasi juga bervariasi dengan tipe

alat KB yang dipakai. IUD atau spiral dapat meningkatkan pengeluaran

20

Page 35: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

darah 2 kali saat menstruasi dan pil mengurangi kehilangan darah

sebesar 1,5 kali ketika menstruasi berlangsung (Fatmah, 2012).

Komplikasi kehamilan yang mengarah pada pendarahan saat dan

pasca persalinan dihubungkan juga dengan peningkatan resiko anemia.

Plasenta previa dan plasenta abrupsi beresiko terhadap timbulnya anemia

setelah melahirkan. Dalam persalinan normal seorang wanita hamil akan

mengeluarkan darah rata-rata 500 ml atau setara dengan 200 mg Fe.

Pendarahan juga meningkat saat proses melahirkan secara

caesar/operasi (Fatmah, 2012).

6) Ketidak cukupan gizi

Penyebab utama anemia karena defisiensi zat besi, khususnya

negara berkembang, adalah konsumsi gizi yang tidak memadai. Banyak

orang bergantung hanya pada makanan nabati yang memiliki absorpsi zat

besi yang buruk dan terdapat beberapa zat dalam makanan tersebut yang

mempengaruhi absorpsi besi (Gibney, M.J.,dkk. 2012).

7) Hemoglobinopati

Pembentukan hemoglobin yang abnormal, seperti pada thalasemia

dan anemia sel sabit merupakan faktor non gizi yang penting (Gibney,

M.J.,dkk. 2012).

8) Obat dan faktor lainnya

Diantara orang-orang dewasa, anemia defisiensi besi berkaitan

dengan keadaan inflamasi yang kronis seperti arthritis, kehilangan darah

21

Page 36: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

melalui saluran pencernaan akibat pemakaian obat, seperti aspirin, dalam

jangka waktu lama, dan tumor (Gibney, M.J.,dkk. 2012).

Anemia terjadi jika produksi hemoglobin sangat berkurang sehingga

kadarnya di dalam darah menurun. World Health Organization(WHO)

merekomendasikan sejumlah nilai cut off untuk menentukan anemia

karena defisiensi zat besi pada berbagai kelompok usia, jenis kelamin,

dan kelompok fisiologis. Meskipun sebagian besar anemia disebabkan

oleh defisiensi zat besi, namun peranan penyebab lainnya (seperti anemia

karena defisiensi folat serta vitamin B12 atau anemia pada penyakit

kronis) harus dibedakan.

Menurut Gibney (2012), deplesi zat besi dapat dipilah menjadi tiga

tahap dengan derajat keparahan yang berbeda dan berkisar dari ringan

hingga berat.

a) Tahap pertama meliputi berkurangnya simpanan zat besi yang ditandai

berdasarkan penurunan feritis serum. Meskipun tidak disertai

konsekuensi fisiologis yang buruk, namun keadaan ini menggambarkan

adanya peningkatan kerentanan dan keseimbangan besi yang marginal

untuk jangka waktu lama sehingga dapat terjadi defisiensi zat besi

yang berat.

b) Tahap kedua ditandai oleh perubahan biokimia yang mencerminkan

kurangnya zat besi bagi produksi hemoglobin yang normal. Pada

keadaan ini terjadi penurunan kejenuhan transferin atau peningkatan

22

Page 37: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

protoporfirin eritrosit, dan peningkatan jumlah reseptor transferin

serum.

c) Tahap ketiga defisiensi zat besi berupa anemia. Pada anemia defisiensi

zat besi yang berat, kadar hemoglobinnya kurang dari 7 g/dl.

c. Penentuan Status Besi

Pendiagnosaan kasus anemia defisiensi besi yang baik adalah

dengan menghitung konsentrasi hemoglobin dalam sirkulasi darah yang

disertai dengan pemeriksaan hematokrit (pocked volume of red cells).

Indikator lain adalah kadar zat besi dalam serum, iron binding capacity,

kadar ferritin dalam serum, free erythrocyte protoporphyrin (FEP), serta

mean corpuscular volume (MCV). Pemeriksaan dengan metode ini mahal

biayanya dan rumit metode pemeriksaannya, sehingga menyebabkan

pemeriksaan dengan berbagai indikator tersebut menjadi sulit

dilaksanakan di masyarakat luas, kecuali pemeriksaan hemoglobin.

Pemeriksaanterhadapparameter-parameter tersebut merupakan

parameter yang paling mudah digunakan dalam menentukan status

anemia pada skala yang luas. Sampel darah yang digunakan biasanya

sampel darah tepi, seperti dari jari tangan, dapat pula dari jari kaki dan

dari jari telingga. Agar diperoleh hasil yang akurat dianjurkan

menggunakan sampel darah vena (Sulistiani, 2013).

Kriteria yang digunakan untuk menentukan keadaan anemia

seseorang atau kelompok masyarakat yang berbeda-beda berdasarkan

kelompok umur dan jenis kelamin serta keadaan fisiologis seseorang.

23

Page 38: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Tabel 2.1 menunjukkan nilai ambang batas yang digunakan untuk

menentukan status anemia pada sekelompok masyarakat. Anemia

dianggap sebagai masalah kesehatan di masyarakat apabila

prevalensinya > 15%. Derajat anemia dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1

Kadar Hb Sebagai Indikator Anemia

Kelompok Umur Batas Kadar Hb (gr/L)

Anak umur 6 bulan-5 tahun

Anak umur 6-11 tahun

Anak umur 12-14 tahun

Laki-laki dewasa

Wanita dewasa tidak hamil

Wanita dewasa hamil

<110

<115

<120

<130

<120

<110

Sumber: World Health Organization dalam Arisman: 2004

3. Kekurangan Energi Kronis

a. Pengertian

KEK merupakan salah satu keadaan malnutrisi. Malnutrisi adalah

keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relative atau

absolut satu atau lebih zat gizi (Supariasa, N., Bakri, B., Fajar, I.,, 2014).

KEK adalah keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan gizi

(kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Dengan

ditandai berat badan kurang dari 40kg atau tampak kurus dan dengan

LILA-nya kurang`dari 23,5cm (Kemenkes RI, 2015).

24

Page 39: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

b. Penyebab

Penyebab utama terjadinya KEK pada ibu hamil yaitu sejak

sebelum hamil ibu sudah mengalami kekurangan energi, karena

kebutuhan orang hamil lebih tinggi dari ibu yang tidak dalam keadaan

hamil. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi,

karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama hamil.

Menurut Sediaoetama (2014), penyebab dari KEK dapat dibagi menjadi

dua,yaitu

1) Penyebab Langsung,

Penyebab langsung terdiri dari asupan makanan atau pola konsumsi

dan infeksi.

2) Penyebab Tidak Langsung

a) Hambatan utilitas zat-zat gizi. Hambatan utilitas zat-zat gizi ialah

hambatan penggunaan zat-zat gizi karena susunan asam amino di

dalam tubuh tidak seimbang yang dapat menyababkan penurunan

nafsu makan dan penurunan konsumsi makan.

b) Hambatan absorbsi karena penyakit infeksi atau infeksi cacing.

c) Ekonomi yang kurang.

d) pengetahuan

e) Pendidikan umum dan pendidikan gizi kurang.

f) Produksi pangan yang kurang mencukupi kubutuhan.

g) Kondisi hygiene yang kurang baik.

h) Jumlah anak yang terlalu banyak.

25

Page 40: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

i) Usia ibu yang tua

j) Penghasilan rendah.

k) Perdagangan dan distribusi yang tidak lancar dan tidak merata.

Penyebab tidak langsung dari KEK banyak, maka penyakitini

disebut penyakit dengan causa multifactorial dan antara hubungan

menggambarkan interaksi antara faktor dan menuju titik pusat

kekurangan energi kronis.

c. Penilaian KEK

Menurut Kemenkes RI (2015) pengukuran LILA pada kelompok

wanita usia subur (WUS) adalah salah satu deteksi dini yang mudah dan

dapat dilaksanakan masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok

berisiko KEK. Wanita usia subur adalah wanita usia 15-45 tahun. LILA

adalah suatu cara untuk mengetahui risiko KEK..

Tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah WUS baik

pada ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas

lintas sektoral. Adapun tujuan tersebut adalah

1) Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk

menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir

rendah.

2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih

berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.

3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan

meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak.

26

Page 41: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang

menderita KEK.

5) Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita

KEK.

Ambang batas LILA pada WUS dengan risiko KEK di Indonesia

adalah 23,5 cm, apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian

merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan

diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah. BBLR mempunyai

risiko kematian, kurang gizi, gangguan pertumbuhan dan gangguan

perkembangan anak. Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan–urutan

yang telah ditetapkan. Ada 7 urutan pengukuran LILA yaitu tetapkan posisi

bahu dan siku, letakkan pita antara bahu dan siku, tentukan titik tengah

lengan, lingkarkan pita LILA pada tengah lengan, pita jangan terlalu dekat,

pita jangan terlalu longgar (Supariasa, N., Bakri, B., Fajar, I.,, 2014).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah

pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri

(kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan). Lengan harus posisi bebas,

lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang

dan alat ukur dalam keadaan baik.

d. Dampak KEK

Kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan sangat dipengaruhi oleh

keadaan gizi ibu selama hamil. KEK pada ibu hamil perlu diwaspadai

kemungkinan ibu melahirkan bayi berat lahir rendah, pertumbuhan dan

27

Page 42: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

perkembangan otak janin terhambat sehingga mempengaruhi kecerdasan

anak dikemudian hari dan kemungkinan premature (Kemenkes RI, 2015).

Ibu hamil yang berisiko KEK adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran

LILA kurang dari 23,5 cm.

Menurut Moehji (2013) menyatakan bahwa gizi buruk karena

kesalahan dalam pengaturan makanan membawa dampak yang tidak

menguntungkan bukan hanya bagi ibu tetapi juga bagi bayi yang akan

lahir. Dampak gizi buruk terhadap ibu dapat berupa hyperemesis,

keracunan kehamilan (eklampsi), kesulitan saat kelahiran, perdarahan,

bahkan dapat membawa kematian. Bagi bayi yang ada dalam kandungan,

gizi ibu yang buruk dapat menyebabkan terjadinya keguguran (abortus),

bayi lahir sebelum waktunya (premature), BBLR, kematian neonatus dan

kematian dibawah satu tahun.

Selain itu adanya masalah gizi timbul karena perilaku gizi yang

salah. Perilaku gizi yang salah adalah ketidakseimbangan antara

konsumsi zat gizi dan kecukupan gizi. Jika seseorang mengkonsumsi zat

gizi kurang dari kebutuhan gizinya,maka orang itu akan menderita gizi

kurang. Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamilakan

menimbulkan masalah baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan

berikut ini

28

Page 43: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

1) Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan

komplikasi pada ibu antara lain :anemia, perdarahan, berat badan ibu

tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.

2) Persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat

mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya

(premature), perdarahan pasca persalinan,serta persalinan dengan

operasi cenderung meningkat.

3) Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses

pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran (abortus),

kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra

partum (mati dalam kandungan), lahir dengan BBLR. (Almatsier, 2014)

Menurut Soetjiningsih (2015) adanya kekuragan energi protein

akan mengakibatkan ukuran plasenta kecil dan kurangnya suplai zat-zat

makanan ke janin. Bayi BBLR mempunyai risiko kematian lebih tinggi

daripada bayi cukup bulan. Kekurangan gizi pada ibu yang lama dan

berkelanjutan selama masa kehamilan akan berakibat lebih buruk pada

janin dari pada malnutrisi akut.

29

Page 44: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

e. Pencegahan KEK

Menurut Chinue (2015), ada beberapa cara untuk mencegah

terjadinya KEK,antara lain:

1) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi yaitu :

a) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan

makanan hewani (daging,ikan, ayam, hati, telur) dan bahan

makanan nabati (sayur berwarna hijau tua,kacang-kacangan,

tempe).

b) Makan sayur-sayuran dan buah-buahanyang banyak mengandung

vitamin C (seperti daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat,

jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan

penyerapan zat besi dalam usus.

c) Menambah pemasukan zat besi dalam tubuh dengan meminum

tablet penambah darah. Guna mencegah terjadinya risiko KEK pada

ibu hamil sebelum kehamilan (WUS) sudah harus mempunyai gizi

yang baik, misalnya dengan LILA tidak kurang dari 23.5 cm.

Beberapa kriteria ibu KEK adalah berat badan ibu sebelum hamil <42

kg, tinggi badan ibu <145 cm, berat badan ibu pada kehamilan

trimester III <45 kg, Indeks Masa Tubuh sebelum hamil < 17,00 dan

ibu menderita anemia(Hb <11gr%).

30

Page 45: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

f. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian KEK

1) Faktor langsung

a) Asupan makanan

Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada

kebutuhan wanita yang tidak hamil. Upaya mencapai gizi masyarakat

yang baik atau optimal dimulai dengan penyedian pangan yang cukup.

Penyediaan pangan dalam negeri yaitu upaya pertanian dalam

menghasilkan bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-

buahan. Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk

mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini

dapat berguna untuk mengukur gizi dan menemukan faktor diet yang

menyebabkan malnutrisi.

b) Penyakit infeksi

Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi dan juga

infeksi akan mempermudah status gizi dan mempercepat malnutrisi,

mekanismenya yaitu:

1) Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya

absorbsi dan kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit

2) Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare,mual,

muntah dan perdarahan yang terus menerus

3) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat

sakit atau parasit yang terdapat pada tubuh.

31

Page 46: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

c) Pola konsumsi makanan

Pola makan yang baik bagi ibu hamil harus memenuhi sumber

karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.Untuk pengganti nasi

dapat digunakan jagung, ubijalar dan roti. Untuk pengganti protein

hewani dapat digunakan daging,ayamdan telur. Makanan ibu hamil

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan zat gizi agar ibu dan janin

dalam keadaan sehat. Demi suksesnya kehamilan, keadaan gizi ibu

pada waktu konsepsi harus dalam keadaaan baik dan selama

kehamilan harus mendapatkan tambahan protein, mineral, vitamin dan

energi. Pola konsumsi ibu hamil berdasarkan frekuensi makan dan jenis

makan,yaitu mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok dengan

frekuens i1-3x/hari, mie dikonsumsi dengan frekuensi 1-3x/minggu, ubi

dengan frekuensi 1-3x/minggu, roti dan biskuit jarang dikonsumsi,

konsumsi daging dan telur dengan frekuensi1-3x/minggu, sedangkan

kebutuhan konsumsi sayur ikan sebagai lauk-pauk 1-3x/hari, konsumsi

sayur-sayuran misalnya bayam, buncis,daun ubi,sayur jipang dan

kangkung dengan frekuensi1-3x/minggu,dan konsumsi buah-

buahan,seperti konsumsi buah jeruk1-3x/ hari, papaya dan semangka

1-3x/minggu. Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan pangan, status

kesehatan dan pengetahuan gizi (Huliana, 2015).

Jenis bahan makanan pokok yang sering dikonsumsi ibu hamil

trimester I adalah nasi dengan frekuensi 1 x/hari, mie dengan frekuensi

sering (55,5%),roti dan umbi-umbian lebih banyak dikonsumsi dengan

32

Page 47: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

frekuensi 1-5x/minggu (72,2% dan 83,3%). Konsumsi lauk-pauk

diketahui mengkonsumsi ikan kering dan tempe dengan frekuensi

1x/hari,telur dan tahu 1-5x/minggu, frekuensi konsumsi ikan

basah,ayam dan daging 2x/bulan. Sedangkan mengkonsumsi makanan

sayur-sayuran sebagian besar ibu hamil trimester I, mengkonsumsi

daun ubi, kacang panjang dan sawi dengan frekuensi 1x/hari,

konsumsi bayam 1-5x/minggu. Dan ibu hamil trimester I mengkonsumsi

buah-buahan 1-5x/minggu. Pola makan ibu hamil trimester I

dipengaruhi oleh pengetahuan tentang gizi, ketersediaan pangan

dan kemampuan membeli pangan (Almatsier, 2014).

Pola makan ibu hamil berdasarkan jumlah asupan

energi,protein,lemak dan natrium yaitu rata-rata asupan energi yang

dikonsumsi ibu hamil adalah 2.572 kal dengan asupan energi minimum

yang dikonsumsi sebanyak 2.100 kal dan maksimum 3.100 kal. Asupan

rata-rata protein adalah 66,52 gram dengan asupan protein minimum

yang dikonsumsi sebanyak 42,00 gram dan maksimum 88,00 gram.

Asupan rata-rata lemak adalah 86,50 gram dengan jumlah lemak

minimum yang dikonsumsi sebanyak 60,00 gram dan maksimum

110,00 gram. Jumlah rata-rata Natrium adalah 2,54 mg dengan jumlah

natrium minimum yang dikonsumsi sebanyak 1,5 mg dan maksimum

2,9 mg (Poverawati dan Asfuah, 2013)

Sebagian besar ibu hamil mengkonsumsi energi, protein, asam

folat dan kalsium dibawah angka kecukupan yang dianjurkan. Makanan

33

Page 48: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

pokok yang sering dikonsumsi adalah nasi, telur sebagai lauk hewani,

tempe dan tahu sebagai lauk nabati. Sayur-sayuran yang banyak

dikonsumsi adalah bayam, sedangkan buah-buahan yang sering

dikonsumsi adalah pisang. Jajanan yang sering dikonsumsi adalah

gorengan sedangkan minuman yang sering dikonsumsi adalah susu

pada frekuensi ≥1 kali/hari (Chinue, 2009).

2) Faktor tidak langsung

a) Pekerjaan

Pekerjaan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan

kuantitas makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak

60-80% dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk membeli makanan.

Artinya pendapatan tersebut 70-80% energi dipenuhi oleh karbohidrat

(berasdan penggantinya) dan hanya 20 persen dipenuhi oleh sumber

energi lainnya seperti lemak dan protein. Pendapatan yang

meningkatakan menyebabkan semakin besarnya total pengeluaran

termasuk besarnya pengeluaran untuk pangan.

b) Pengetahuan

Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh

pengetahuan, sikap terhadap makanan dan praktek/perilaku pengetahuan

tentang nutrisi melandasi pemilihan makanan. Pendidikan formal dari ibu

rumah tangga seringkali mempunyai asosiasi yang positif dengan

pengembangan pola-pola konsumsi makanan dalam keluarga. Beberapa

studi menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat maka

34

Page 49: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

pengetahuan nutrisi dan praktek nutrisi bartambah baik. Usaha-usaha

untuk memilih makanan yang bernilai nutrisi semakin meningkat, ibu-ibu

rumah tangga yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih

makanan yang lebih bergizi daripada yang kurang bergizi.

c) Pekerjaan

Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan

gerak yang otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada

mereka yang hanya duduk diam saja. Setiap aktifitas memerlukan energi,

maka apabila semakin banyak aktifitas yang dilakukan, energi yang

dibutuhkan juga semakin banyak. Namun pada seorang ibu hamil

kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat gizi yang dikonsumsi selain

untuk aktifitas/kerja zat-zat gizi juga digunakan untuk perkembangan janin

yang ada dikandungan ibu hamil tersebut. Kebutuhan energi rata-rata

pada saat hamil dapat ditentukan sebesar 203 sampai 263 kkal/hari, yang

mengasumsikan pertambahan berat badan 10-12kg dan tidak ada

perubahan tingkat kegiatan.

d) Pendidikan

Pendidikan merupakan hal utama dalam peningkatan sumber daya

manusia. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kualitas dan kuantitas makanan,karena tingkat pendidikan

yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan dan informasi yang dimiliki

tentang gizi khususnya konsumsi makanan lebih baik. Dalam kepentingan

gizi keluarga, pendidikan amat diperlukan agar seseorang lebih tanggap

35

Page 50: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

terhadap adanya maslaah gizi didalam keluarga dan bisa mengambil

tindakan yang tepat. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering

sekali mempunyai asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola

konsumsi makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan bahwa

jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat makan pengetahuan nutrisi dan

praktik nutrisi bertambah baik.Usaha- usaha untuk memilih makanan yang

bernilai nutrisi makin meningkat, ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai

pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi daripada

yang kurang bergizi (Surasih, 2014).

e) Biologis

1) Usia

Ibu hamil dengan usia antara 20-35 tahun akan lebih siap baik

secara jasmani maupun rohaninya untuk terjadinya kehamilan. Karena

pada usia tersebut keadaan gizi seorang ibu lebih baik dibandingkan

pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun (Surasih, 2014).

Usia ibu hamil juga sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan

perkembangan janin maupun ibunya sendiri. Semakin muda dan

semakin tua usia ibu hamil juga berpengaruh pada pemenuhan

kebutuhan gizi yang diperlukan. Wanita muda (kurang dari 20 tahun)

perlu tambahan gizikarenaselain digunakan untuk pertumbuhan dan

perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang

sedang dikandungnya. Sementara umur yang lebih tua (lebih dari 35

tahun) perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang semakin

36

Page 51: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal, maka diperlukan

tambahan energiyang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang

berlangsung (Maryam., Yusrawati., Edward, 2016).

2) Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan yaitu kondisi

yang menggambarkan kelahiran sekelompok atau beberapa kelompok

wanita selama masareproduksi (BKKBN, 2011). Paritas merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Paritas

merupakan faktor yang sangat mempengaruhi terhadap hasil konsepsi.

Perlu diwaspadai karena ibu pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali

atau lebih, maka kemungkinan banyak ditemui2 keadaan ini yaitu

kesahatan terganggu seperti anemia dan kurang gizi serta kekendoran

pada dinding perut dan bagian rahim. Ibu dengan paritasyang terlalu

sering (lebih dari 3 kali) akan mempunyai status gizi kurang karena

cadangan gizi dalam tubuh ibu sudah terkuras. Untuk paritas yang

paling baik adalah 2 kali (Surasih, 2014).

B. Landasan Teori

Salah satu faktor yang menyebabkan berat badan bayi lahir

diantaranya adalah kekurangan kadar hemoglobin pada ibu hamil.

Kekurangan kadar hemoglobin (Hb) yang kurang dari 11g/dl

mengndikasikan ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu hamil

meningkatkan risiko mendapatkan bayi berat lahir rendah, risiko

perdarahan sebelum dan saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan

37

Page 52: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

kematian ibu dan bayinya jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat.

Hal ini tentunya dapat memberikan sumbangan besar terhadap angka

kematian ibu bersalin, maupun angka kematian bayi (Kusuma, 2015).

Anemia pada ibu hamil sangat terkait dengan mortalitas dan

morbiditas pada ibu dan bayi, termasuk risiko keguguran, lahir mati,

prematuritas dan berat bayi lahir rendah (World Health Organization,

2014). Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan terkait

dengan insidennya yang tinggi dan komplikasi yang dapat timbul baik

pada ibu maupun pada janin. Ibu hamil dengan anemia cenderung

mengalami kelahiran prematur, mudah jatuh sakit akibat daya tahan tubuh

yang lemah, melahirkan bayi dengan barat badan rendah, mengalami

pendarahan pasca persalinan dan angka kematian yang tinggi . Pada ibu

hamil dengan anemia terjadi gangguan penyaluran oksigen dan zat

makanan dari ibu ke plasenta dan janin, yang mempengaruhi fungsi

plasenta. Fungsi plasenta yang menurun dapat mengakibatkan gangguan

tumbuh kembang janin. Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan

gangguan tumbuh kembang janin, abortus, partus lama, sepsis

puerperalis, kematian ibu dan janin, meningkatkan risiko berat badan lahir

rendah, (Simanjuntak, 2013).

38

Page 53: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

C. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka teori penelitian dimodifikasi dari Manuaba (2015);Kusuma (2015); Kemenkes RI (2015); World Health Organization (2014);Cunningham et al. (2012); Wiknjosastro (2012); Karasahin et al (2012);Simanjuntak (2013).

D. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka konsep penelitian hubungan anemia dalamkehamilan dan KEK dengan kejadian bayi berat lahirrendah di Puskesmas Atari Jaya Kabupaten KonaweSelatan tahun 2016 s/d 2017

Keterangan:

Variabel terikat (dependent) : BBLR

Variabel bebas (Independent) : anemia dalam kehamilan, KEK

Anemia dalamkehamilan

BBLR

KEK dalamkehamilan

39

Page 54: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

E. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan anemia dalam kehamilan dengan kejadian bayi

berat lahir rendah di Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe

Selatan tahun 2016 s/d 2017.

2. Ada hubungan KEK dengan kejadian bayi berat lahir rendah di

Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d

2017.

40

Page 55: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan rancangan

Case Control Study. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

anemia dalam kehamilan dan kurang energi kronik dengan kejadian bayi

berat lahir rendah di Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatan

tahun 2016 s/d 2017 (Nursalam, 2013).

Gambar 3. Skema rancangan penelitian

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Atari Jaya

Kabupaten Konawe Selatan pada bulan April tahun 2018.

Populasi

256

orang

Sampel

BBLR danTidakBBLR(96oran

g)

Kasus

BBLR

(48orang)

Kontrol

Tidak BBLR

(48orang)

1. Anemia dalamkehamilan

2. KEK

1. Tidak Anemiadalamkehamilan

2. Tidak KEK

1. Anemia dalamkehamilan

2. KEK

1. Tidak Anemiadalamkehamilan

2. Tidak KEK

41

Page 56: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi yang lahir di

Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d

2017 berjumlah 256 bayi.

2. Sampel dalam penelitian adalah bayi dengan BBLR di Puskesmas

Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017

berjumlah 96 bayi. Perbandingan sampel kasus control 1:1 (48:48).

a. Kasus: BBLR pada tahun 2016 s/d 2017yang berjumlah 48

orang.Tehnik pengambilan sampel kasus secara total sampling,

dimana seluruh kasus BBLR diambil sebagai kasus.

b. Kontrol: tidak BBLR yang berjumlah 48 orang. Tehnik

pengambilan sampel control secara sistematik random sampling,

dimana seluruh bayi tidak BBLR diurut memakai nomor, lalu dari

2018 orang bayi yang tidak mengalami BBLR dibagi jumlah

kontrol yang diambil 208:48=4,3 sehingga sampel untuk control

adalah kelipatan 4.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel terikat (dependent) yaitu BBLR.

2. Variabel bebas (independent) yaitu anemia dalam kehamilan, KEK.

E. Definisi Operasional

1. BBLR adalah suatu kondisi dimana bayi lahir dengan berat badan

kurang dari 2500 gram sesuai dengan status bayi. Skala ukur

adalah nominal. Kriteria objektif:

42

Page 57: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

a. BBLR : jika BB lahir < 2500 gram

b. Tidak BBLR : jika BB lahir ≥ 2500 gram

2. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan II atau kadar

hemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester ke II sesuai

dengan status ibu. Skala ukur adalah nominal.

Kriteria objektif

a. Anemia dalam kehamilan : jika HB ibu < 11 gr%

b. Tidak anemia dalam kehamilan : jika HB ≥ 11 gr%

3. Kekurangan energi kronik adalah keadaan ibu hamil menderita

kekurangan makanan akibat ketidak seimbangan antara asupan

untuk pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran energi yang diukur

menggunakan pita LILA. Skala ukur adalah nominal.

Kriteria objektifa. KEK: jika LILA < 23,5 cm

b. Tidak KEK : jika LILA ≥ 23,5 cm

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data adalah data sekunder. Data yang dikumpulkan adalah

data tentang kejadian BBLR, anemia dalam kehamilan, KEK di

Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

checklist tentang kejadian BBLR, anemia dalam kehamilan dan KEK pada

43

Page 58: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

tahun 2016 s/d 2017 sesuai dengan yang tercatat pada buku register di

Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatan Propinsi Sulawesi

Tenggara.

H. Alur Penelitian

Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 4. Alur penelitian hubungan anemia dalam kehamilan dan KEK dengankejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di Puskesmas Atari JayaKabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017

I. Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpul, diolah dengan cara manual dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

Populasi

Bayi yang berjumlah 256 orang

Sampel

Bayi baru lahir yang berjumlah 96 orang yang terbagi menjadi 2 yaituBBLR sebanyak 48 orang dan tidak BBLR sebanyak 48 orang

Pengumpulan data

Analisis data

Pembahasan

Kesimpulan

44

Page 59: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

1. Editing

Dilakukan pemeriksaan/pengecekan kelengkapan data yang

telah terkumpul, bila terdapat kesalahan atau berkurang dalam

pengumpulan data tersebut diperiksa kembali.

2. Coding

Hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode angka sesuai

dengan petunjuk.

3. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta

pengambilan kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk

tabel distribusi.

b. Analisis data

1. Univariat

Data diolah dan disajikan kemudian dipresentasikan dan uraikan

dalam bentuk table dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

f : variabel yang diteliti

n : jumlah sampel penelitian

K: konstanta (100%)

X : Persentase hasil yang dicapai

Kxn

fX

45

Page 60: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

2. Bivariat

Untuk mendeskripsikan hubungan antara independent

variable dan dependent variable. Uji statistik yang digunakan

adalah Chi-Square. Adapun rumus yang digunakan untuk Chi-

Square adalah :

X2 =

fe

fefo 2

Keterangan :

Σ : Jumlah

X2 : Statistik Shi-Square hitung

fo : Nilai frekuensi yang diobservasi

fe : Nilai frekuensi yang diharapkan

Pengambilan kesimpulan dari pengujian hipotesa adalah

ada hubungan jika p value < 0,05 dan tidak ada hubungan jika

pvalue > 0,05 atau X2hitung≥ X2 tabel maka H0 ditolakdan H1

diterima yang berarti ada hubungan dan X2hitung< X2 tabel maka

H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak ada hubungan.

Untuk mendeskripsikan risiko independent variable pada

dependent variable. Ujistatistik yang digunakan adalah

perhitungan Odds Ratio (OR). Mengetahui besarnya OR dapat

diestimasi factor risiko yang diteliti. Perhitungan OR

menggunakan tabel 2x2 sebagai berikut:

46

Page 61: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Tabel 2

Tabel Kontegensi 2 x 2 Odds Ratio Pada Penelitian Case Control Study

Faktor risikoKejadian BBLR

JumlahKasus Kontrol

Positif a b a+b

Negatif c d c+d

Keterangan :

a :jumlah kasus dengan risiko positif

b :jumlah control dengan risiko positif

c :jumlah kasus dengan risiko negatif

d :jumlah control dengan risiko negatif

Rumus Odds ratio:

Oddscase : a/(a+c) : c/(a+c) = a/c

Odds control : b/(b+d) : d/(b+d) = b/d

Odds ratio : a/c : b/d = ad/bc

Estimasi Confidence Interval ditetapkan pada tingkat kepercayaan 95%

dengan interpretasi:

Jika OR > 1 : faktor yang diteliti merupakan faktor risiko

Jika OR = 1 :faktor yang diteliti bukan merupakan faktor risiko (tidak ada

hubungan)

Jika OR < 1 : faktor yang diteliti merupakan faktor protektif

47

Page 62: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian hubungan anemia dalam kehamilan dan KEK dengan

kejadian bayi berat lahir rendah di Wilayah Kerja Puskesmas Atari Jaya

Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017. Sampel penelitian

adalah bayi BBLR dan tidak BBLR di Puskesmas Atari Jaya Kabupaten

Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017 berjumlah 96 bayi. Perbandingan

sampel kasus kontrol 1:1 (48:48). Data yang telah terkumpul diolah,

dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel yang disertai penjelasan. Hasil

penelitian terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, karakteristik

responden, kejadian BBLR, kejadian anemia dalam kehamilan dan

kejadian KEK dalam kehamilan. Hasil penelitian terdiri dari analisis

univariabel dan bivariabel.

1. Analisis Univariabel

Analisis univariabel adalah analisis setiap variabel

untukmemperoleh gambaran setiap variabel dalam bentuk distribusi

frekuensi. Variabel yang dianalisis pada analisis univariabel adalah

gambaran umum lokasi penelitian, karakteristik responden, kejadian

BBLR, kejadian anemia dalam kehamilan dan kejadian KEK dalam

kehamilan. Hasil analisis univariabel sebagai berikut

48

Page 63: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

a. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Atari Jaya merupakan satu-satunya puskesmas yang

ada di Kecamatan Lalembuu Kabupaten Konawe Selatan dan merupakan

pintu gerbang sisi sebelah Barat Daya berbatasan langsung dengan

Kabupaten Kolaka Timur. Lokasi Puskesmas Atari Jaya berada di

lingkungan pemukiman masyarakat di Jalan Poros Pasar Atari Jaya

Komplek Perkantoran Kecamatan Lalembuu dekat dengan jalan yang

menghubungkan antar kabupaten yang ada di propinsi Sulawesi

Tenggara. Transportasi antar wilayah dihubungkan dengan jalan darat.

Jalan utama yang menghubungkan satu desa ke desa lainnya belum

beraspal dan mudah dijangkau dengan sarana transportasi. Dan akses

jalan dalam satu desa masih banyak yang belum beraspal dan dapat

dijangkau oleh sarana transportasi darat. Musim kemarau jalanan berdebu

dan pada musim hujan terkadang berlumpur dan berlubang.

Luas wilayah kerja Puskesmas Atari Jaya sekitar 359.89 Km² atau

7.97 Persen dari luas wilayah Kabupaten Konawe Selatan. yang terdiri

dari 1 kelurahan dan 18 Desa dengan 71 dusun serta 04 RW dan 183

RT.Wilayah kerja dilalui oleh 4 buah sungai yaitu sungai Roraya melalui

Desa Puurema Subur, Desa Teteinea Jaya, Kel. Atari Indah, Desa Atari

Jaya, Desa Tombeleu, Desa Lalembuu Jaya. Sungai Lambandia melalui

Desa Lambandia, Desa Mokupa Jaya, Desa Potuho Jaya, Desa Lambodi

Jaya dan Desa Padaleu. Sungai Moreo melalui Desa Lelouesamba dan

Desa Moreo. Sungai Lalembuu melalui Desa Meronga Raya dan Desa

49

Page 64: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Lalembuu Jaya. Wilayah kerja Puskesmas Atari Jaya semua desanya

adalah dataran. Secara keseluruhan beriklim tropis. Jarak tempuh

Puskesmas Atari jaya ke desa terjauh ± 15 Km dengan waktu tempuh ± 45

menit.

Adapun batas-batas wilayah Kerja Puskesmas Atari jaya adalah

sebagai berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Basala dan Kecamatan

Andoolo Barat.

2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tinanggea.

3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bombana/Taman

Nasional Rawa Aopa Watumohai

4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kolaka Timur

Jumlah penduduk di wilayah Kerja Puskesmas Atari Jaya Tahun

2017 sebesar 16.695 jiwa dengan angka kepadatan penduduk rata-rata

1.10/km². Dimana jumlah penduduk wanita sebanyak 8.123 ( 48,85%)

jiwa dan penduduk laki-laki sebanyak 8.572 jiwa (51,14 %), yang terbagi

atas beberapa kelompok, yaitu:

1) Bayi : 310 orang

2) Balita : 1159 orang

3) WUS : 4478 orang

4) Bumil : 122 orang

5) PUS : 3352 orang

50

Page 65: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Rata-rata jumlah anggota rumah tangga dalam satu KK berjumlah 4

orang. Jumlah penduduk terbanyak adalah Desa Sumber Jaya dengan

jumlah 1.944 jiwa, sedangkan yang paling sedikit adalah Desa Lalembuu

Jaya yaitu sebesar 205 jiwa. Adapun distribusi penduduk menurut jenis

kelamin dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Wilayah Puskesmas Atari

Jaya Tahun 2017

JUMLAHRUMAH

TANGGA1 2 4 5 6 81 Atari Jaya 638 679 1317 3792 Atari Indah 919 788 1707 4553 Padaleu 288 297 585 594 Lambodi Jaya 746 697 1443 4235 Potuho Jaya 738 671 1409 4196 Mokupa Jaya 244 228 472 1227 Lambandia 442 395 837 2248 Sumber Jaya 971 973 1944 4959 Mondoke 285 242 527 15210 Moreo 232 237 469 16611 Puunangga 412 393 805 20112 Teteinea Jaya 345 307 652 17013 Kapuwila 554 561 1115 33514 Sukamukti 728 703 1431 42615 Puurema Subur 344 370 714 21116 Tombeleu 187 118 305 8717 Lalembuu Jaya 108 97 205 5718 Meronga Raya 183 196 379 8319 Laloesamba 208 171 379 89

JUMLAH 8572 8123 16695 4,553

JUMLAH PENDUDUKNO DESA/KEL LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL

PENDUDUK

51

Page 66: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Distribusi penduduk menurut kelompok sasaran dapat dilihat pada

Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Sasaran Di Wilayah Puskesmas

Atari Jaya Tahun 2017

Desa/KelKelompok Sasaran

JmlPenduduk Bayi Balita WUS BUMIL PUS

Atari Jaya 1267 17 71 306 12 237Atari Indah 1670 30 133 431 17 313Padaleu 626 9 44 189 4 114Lambodi Jaya 1424 26 82 342 9 252Potuho Jaya 1394 38 124 438 8 336Mokupa Jaya 658 8 50 196 6 128Sumber Jaya 1756 31 134 472 12 330Lambandia 837 26 82 193 7 163Mondoke 560 10 51 167 2 116Monapa Pers 285 5 24 85 2 78Puunangga 792 5 39 232 1 187Teteinea Jaya 663 8 44 180 3 131Kapuwila 1148 38 77 259 10 197Sukamukti 1588 33 88 376 14 289PuuremaSubur 749 7 42 229 4 172

Tombeleu 325 5 21 86 3 77LalembuuJaya 274 3 18 71 3 57

Meronga Raya 347 8 26 94 2 74Lalouesamba 353 3 18 132 3 101JUMLAH 16.695 310 1.159 4.478 122 3.352

Sumber : SP2TP Puskesmas Atari Jaya

Penduduk yang berada di wilayah kerja Puskesmas Atari Jaya

terdiri dari berbagai suku dan bahasa ada suku jawa, bugis, bali, dan suku

suku lainnya yang hidup berdampingan, sebagian besar penganut agama

Islam, selanjutnya ada yang beragama Kristen, Hindu dan penganut

kepercayaan lainnya. Sedangkan bahasa pengantar dalam pergaulan

sehari-hari adalah bahasa Indonesia.

52

Page 67: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Untuk memenuhi kebutuhan penduduk sehari-hari, sebagian besar

mata pencaharian penduduk adalah bertani dengan komoditi/produk

unggulan adalah Padi sawah, kelapa dan Kakao.Proporsi jumlah sarana

pendidikan terhadap jumlah penduduk usia sekolah menurut tingkatannya

menunjuk pada kesenjangan antara jumlah sarana pendidikan yang

tersedia dengan jumlah penduduk usia sekolah. Adapun distribusi jumlah

sarana pendidikan dan jumlah penduduk usia sekolah menurut

tingkatannya dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5Distribusi Jumlah Sarana Pendidikan Dan Jumlah Penduduk Usia Sekolah

Menurut Tingkatannya

Tingkat Pendidikan JumlahSarana

Jumlah Penduduk usiasekolah

TK / PAUDNI 16

1728SD dan sederajat 17SLTP dan sederajat 7SMA dan sederajat 3

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kec. Lalembuu

b. Karakteristik Responden

Karakteristik merupakan ciri atau tanda khas yang melekat pada diri

responden yang membedakan antara responden yang satu dengan yang

lainnya. Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari umur,

paritas. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 6.

53

Page 68: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Tabel 6Karakteristik Responden

Karakteristik Jumlahn %

UmurBerisiko

Tidak Berisiko3264

33,366,7

Paritas01234

2953842

30,255,28,34,22,1

Sumber: Data Primer

Setelah dilakukan analisis data, dapat dilihat bahwa karakteristik

terbanyak pada umur tidak berisiko (20-35 tahun) sebanyak 64 ibu

(66,7%), paritas 1 sebanyak 53 ibu (55,2%).

c. Identifikasi Kejadian Anemia Dalam Kehamilan di Wilayah KerjaPuskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d2017

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan II atau kadar

hemoglobin kurang dari 10,5gr% pada trimester ke II sesuai dengan status

ibu. Anemia dalam kehamilan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua

kategori yaitu anemia dalam kehamilan (jika HB ibu < 11 gr%) dan tidak

anemia dalam kehamilan (jika HB ≥ 11 gr%). Hasil penelitian anemia

dalam kehamilan dapat dilihat pada tabel 7.

54

Page 69: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Tabel 7Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia Dalam Kehamilan di Wilayah

Kerja Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatantahun 2016 s/d 2017

Anemia Dalam KehamilanJumlah

n %

Anemia 40 41,7

Tidak Anemia 56 58,3

Total 96 100

Hasil penelitian pada tabel 7 terlihat bahwa kejadian anemia pada

ibu terlihat bahwa sebagian besar responden mengalami tidak anemia

yaitu sebanyak 56 ibu (58,3%), sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu di

Wilayah Kerja Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatan banyak

mengalami anemia.

d. Identifikasi Kejadian Kekurangan Energi Kronik di Wilayah KerjaPuskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d2017

Kekurangan Energi Kronik adalah keadaan ibu hamil menderita

kekurangan makanan akibat ketidakseimbangan anatara asupan untuk

pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran energy yang diukur

menggunakan pita LILA. KEK dalam penelitian ini dikategorikan menjadi

dua yaitu KEK (jika LILA < 23,5 cm) dan Tidak KEK (jika LILA ≥ 23,5 cm).

Hasil penelitian pengetahuan ibu hamil tentang anemia dalam kehamilan

dapat dilihat pada tabel 8.

55

Page 70: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Tabel 8Distribusi Frekuensi Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) diWilayah Kerja Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatan

tahun 2016 s/d 2017

Kejadian KEKJumlah

n %

KEK 48 50,0

Tidak KEK 48 50,0

Total 96 100

Hasil penelitian pada table 8 terlihat bahwa kejadian KEK ibu

berbading sama antara yang KEK dan Tidak KEK sebanyak 48 orang

(50,0%).

e. Identifikasi Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Atari JayaKabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017

BBLR adalah suatu kondisi dimana bayi lahir dengan berat badan

kurang dari 2500 gram sesuai dengan status bayi. Kejadian BBLR pada

penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu BBLR (jika BB lahir < 2500 gram)

dan Tidak BBLR (jika BB lahir ≥ 2500 gram). Hasil penelitian anemia

dalam kehamilan dapat dilihat pada tabel 9.

56

Page 71: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Tabel 9Distribusi Frekuensi Kejadian BBLRdi Wilayah Kerja Puskesmas Atari

Jaya Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017

BBLRJumlah

n %

BBLR 48 18,7

Tidak BBLR 208 81,3

Total 256 100

Hasil penelitian pada table 9 terlihat bahwa kejadian BBLR pada

bayi sebanyak 48 bayi (18,7%).

d. Analisis Bivariabel

Analisis bivariabel adalah analisis yang dilakukan untuk

menganalisis hubungan dua variabel. Analisis bivariabel bertujuan

untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variable bebas dengan

variable terikat. Uji yang digunakan adalah Uji Kai Kuadrat atau Chi

Square. Analisis bivariabel pada penelitian ini yaitu analisis hubungan

anemia dalam kehamilan dengan kejadian BBLR dan hubungan KEK

dengan kejadian BBLR. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 10 dan

table 11.

57

Page 72: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Tabel 10Hubungan Kejadian Anemia Dalam Kehamilan dengan Kejadian BBLR

di Wilayah Kerja Puskesmas Atari Jaya KabupatenKonawe Selatan tahun 2016 s/d 2017

Kejadian Anemia

Dalam Kehamilan

Kejadian BBLRX2

(p-value)

OR

(CI95%)Ya Tidak

n % n %

Anemia

Tidak Anemia

29

19

60,4

39,6

11

37

22,9

77,1

13,88

(0,000)

0,195

(0,080-

0,473)Total 48 100 48 100

Sumber: Data Primerp<0,05, X2tabel: 3,84

Hasil penelitian pada tabel 10 menyatakan bahwa hasil analisis

menggunakan chi square dan nilai OR diperoleh nilai X2=13,88; p

value=0,000;OR=0,195;CI95%=0,080-0,473. Hal ini menyatakan bahwa

ada hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian BBLR.

Ibu yang mengalami anemia berisiko melahirkan bayi BBLR sebesar 0,195

kali dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami anemia.

Tabel 11Hubungan Kejadian KEK dengan Kejadian BBLR di Wilayah Kerja

Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatantahun 2016 s/d 2017

Kejadian KEK

Kejadian BBLRX2

(p-value)

OR

(CI95%)Ya Tidak

n % n %

KEKTidak KEK

3513

72,927,1

1335

27,172,9

20,17(0,000)

0,138(0,056-0,339)

Total 48 100 48 100

Sumber: Data Primerp<0,05, X2tabel: 3,84

58

Page 73: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Hasil penelitian pada tabel 11 menyatakan bahwa hasil analisis

menggunakan chi square dan nilai OR diperoleh nilai X2=20,167; p

value=0,000;OR=0,138;;CI95%=0,056-0,339. Hal ini menyatakan bahwa

ada hubungan antara KEK dengan kejadian BBLR. Ibu yang mengalami

KEK berisiko melahirkan bayi BBLR sebesar 0,138 kali dibandingkan

dengan ibu hamil yang tidak mengalami KEK.

B. Pembahasan

Penelitian hubungan anemia dalam kehamilan dan KEK dengan

kejadian bayi berat lahir rendah di Wilayah Kerja Puskesmas Atari Jaya

Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017. Hasil penelitian

menyatakan bahwa ada hubungan antara anemia dalam kehamilan

dengan kejadian BBLR. Ibu hamil yang mengalami anemia berisiko

melahirkan bayi BBLR sebesar 0,195 kali dibanding yang tidak anemi.

Dengan demikian ibu hamil yang anemia merupakan faktor risiko

terjadinya kelahiran bayi dengan BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Atari

Jaya Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017. Sedangkan

penelitian tentang hubungan antara kejadian KEK dalam kehamilan

dengan kejadian BBLR dapat dijelaskan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna secara statistic. Ibu yang mengalami KEK berisiko melahirkan

bayi BBLR sebesar 0,138 kali dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak

mengalami kurang energ kronik.

59

Page 74: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

1. Hubungan Kejadian Anemia Dalam Kehamilan dengan KejadianBBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Atari Jaya Kabupaten KonaweSelatan tahun 2016 s/d 2017

Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan antara anemia

dalam kehamilan dengan kejadian BBLR. Hasil penelitian ini sesuai

dengan hasil penelitian Hillary Meita Audrey & Aryu Candra (2016) yang

menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara status anemia ibu

hamil trimester III dengan kejadian berat bayi lahir rendah. Nilai ρ

dianggap bermakna apabila <0,05. Yang berarti bahwa dengan kadar Hb

di bawah normal (anemia) memiliki resiko melahirkan bayi dengan berat

dibawah normal 2,364 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu dengan

kadar Hb normal.

Ibu hamil dengan anemia memiliki resiko yang lebih besar untuk

melahirkan bayi dengan berat dibawah normal dikarenakan anemi dapat

mengurangi suplai oksigen pada metabolisme ibu sehingga dapat terjadi

proses kelahiran imatur (bayi prematur). Pengaruh metabolisme yang

tidak optimal juga terjadi pada bayi karena kekurangan kadar hemoglobin

untuk mengikat oksigen, sehingga kecukupan asupan gizi selama di

dalam kandungan kurang dan bayi lahir dengan berat di bawah normal.

Beberapa hal di atas juga dapat mengakibatkan efek fatal yaitu kematian

pada ibu saat proses persalinan atau kematian neonatal.

Berat badan lahir adalah berat bayi sesaat setelah dilahirkan yang

secara normal berkisar 3000 gram dengan usia kehamilan yang cukup.

BBLR adalah bayi yang dilahirkan dengan berat kurang dari 2500 gram.

60

Page 75: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

BBLR dibagi menjadi dua golongan, yaitu prematur dan dismatur. Bayi

prematur adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan kurang dari

37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan

untuk masa kehamilan, sedangkan bayi dismatur adalah bayi lahir dengan

berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan

dan merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan. BBLR yaitu bayi yang

lahir kurang dari 2500 gram. Bayi berat lahir sangat rendah (VLBW= very

low birth weight) yaitu lahir dengan berat kurang dari 1500 gram, dan bayi

berat lahir sangat rendah sekali (ELBW= extremely low birth weight) yaitu

bayi yang lahir kurang dari 1000 gram ((Manuaba, 2015)).

Menurut Soetjiningsih (2015) berat badan lahir bayi juga

dipengaruhi oleh faktor- faktor yang lain selama kehamilan, misalnya sakit

berat, komplikasi kehamilan, kurang gizi, keadaan stress pada ibu hamil

dapat mempengaruhi pertumbuhan janin melalui efek buruk yang

menimpa ibunya, atau pertumbuhan plasenta dan transport zat-zat gizi ke

janin. Faktor gizi pada ibu juga dijelaskan oleh Kusharisupeni (2012),

bahwa gizi ibu hamil mempengaruhi pertumbuhan janin. Perubahan

fisiologis pada ibu mempunyai dampak besar terhadap diet ibu dan

kebutuhan nutrient, karena selama kehamilan, ibu harus memenuhi

kebutuhan pertumbuhan janin yang sangat pesat, dan agar keluaran

kehamilannya berhasil dengan baik dan sempurna.

Salah satu faktor yang menyebabkan berat badan bayi lahir

diantaranya adalah kekurangan kadar hemoglobin pada ibu hamil.

61

Page 76: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Kekurangan kadar hemoglobin (Hb) yang kurang dari 11g/dl

mengindikasikan ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu hamil

meningkatkan risiko mendapatkan bayi berat lahir rendah ,risiko

perdarahan sebelum dan saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan

kematian ibu dan bayinya jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat.

Hal ini tentunya dapat memberikan sumbangan besar terhadap angka

kematian ibu bersalin, maupun angka kemaian bayi (Kusuma, 2015).

Anemia pada ibu hamil sangat terkait dengan mortalitas dan

morbiditas pada ibu dan bayi, termasuk risiko keguguran, lahir mati,

prematuritas dan berat bayi lahir rendah (World Health Organization,

2014). Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan terkait

dengan insidennya yang tinggi dan komplikasi yang dapat timbul baik

pada ibu maupun pada janin. Ibu hamil dengan anemia cenderung

mengalami kelahiran prematur, mudah jatuh sakit akibat daya tahan tubuh

yang lemah, melahirkan bayi dengan barat badan rendah, mengalami

pendarahan pasca persalinan dan angka kematian yang tinggi . Pada ibu

hamil dengan anemia terjadi gangguan penyaluran oksigen dan zat

makanan dari ibu ke plasenta dan janin, yang mempengaruhi fungsi

plasenta. Fungsi plasenta yang menurun dapat mengakibatkan gangguan

tumbuh kembang janin. Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan

gangguan tumbuh kembang janin, abortus, partus lama, sepsis

puerperalis, kematian ibu dan janin, meningkatkan risiko berat badan lahir

rendah (Cunningham et al., 2012).

62

Page 77: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan diseluruh dunia

terutama negara berkembang. Sebagian besar anemia pada kehamilan

disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang

keduanya saling berinteraksi. Anemia merupakan salah satu faktor risiko

penyebab kematian ibu. Angka kematian ibu hamil akibat anemia di

Indonesia adalah 70% atau 7 dari 10 ibu hamil. Tingginya anemia pada

bumil dapat mencerminkan ketidakmampuan sosial ekonomi keluarga

atau seluruh komponen bangsa karena nilai gizi tidak memenuhi syarat

kesehatan (Manuaba, 2015). Anemia dalam kehamilan dapat

mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi ibu dan janin. Anemia

pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko terjadinya pendarahan post

partum. Bila anemia terjadi sejak awal kehamilan dapat menyebabkan

terjadinya persalinan prematur (Proverawati dan Asfuah, 2013).

Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah

kekurangan zat besi. Hal ini penting dilakukan pemeriksaan anemia pada

kunjungan pertama kehamilan. Bahkan jika tidak mengalami anemia pada

saat kunjungan pertama, masih mungkin terjadi anemia pada kehamilan

lanjutannya. Ibu hamil memerlukan banyak zat gizi untuk memenuhi

kebutuhan tubuh pada diri dan janinnya. Kekurangan zat besi

mengakibatkan kekurangan hemoglobin, dimana zat besi sebagai salah

satu unsur pembentuknya. Hemoglobin berfungsi sebagai pangkat

oksigen yang sangat dibutuhkan untuk metabolisme sel. Faktor-faktor

yang mempengaruhi terjadinya anemia dalam kehamilan yaitu faktor

63

Page 78: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

langsung, tidak langsung dan faktor dasar. Faktor langsung terdiri dari

pola konsumsi zat besi, penyakit infeksi, perdarahan. Faktor tidak

langsung terdiri dari kunjungan Antenatal Care, sikap, paritas, umur.

Faktor dasar terdiri dari sosial ekonomi, pengetahuan, pendidikan, budaya

(Sulistyawati, 2011).

2. Hubungan Kejadian KEK dengan Kejadian BBLR di Wilayah KerjaPuskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d2017

Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan antara KEK

dengan kejadian BBLR. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian

Sumiaty & Sri Restu 2015 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan

bermakna antara KEK pada ibu hamil dengan BBLR dengan nilai ρ=0,000.

KEK merupakan faktor risiko terjadinya BBLR dengan nilai rr = 4,215

(rr>1).

Berat badan lahir adalah berat bayi sesaat setelah dilahirkan yang

secara normal berkisar 3000 gram dengan usia kehamilan yang cukup.

BBLR adalah bayi yang dilahirkan dengan berat kurang dari 2500 gram.

BBLR dibagi menjadi dua golongan, yaitu prematur dan dismatur. Bayi

prematur adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan kurang dari

37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan

untuk masa kehamilan, sedangkan bayi dismatur adalah bayi lahir dengan

berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan

dan merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan. BBLR yaitu bayi yang

lahir kurang dari 2500 gram. Bayi berat lahir sangat rendah (VLBW= very

64

Page 79: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

low birth weight) yaitu lahir dengan berat kurang dari 1500 gram, dan bayi

berat lahir sangat rendah sekali (ELBW= extremely low birth weight) yaitu

bayi yang lahir kurang dari 1000 gram (Manuaba, 2015).

Menurut Soetjiningsih (2012) berat badan lahir bayi juga

dipengaruhi oleh faktor- faktor yang lain selama kehamilan, misalnya sakit

berat, komplikasi kehamilan, kurang gizi, keadaan stress pada ibu hamil

dapat mempengaruhi pertumbuhan janin melalui efek buruk yang

menimpa ibunya, atau pertumbuhan plasenta dan transport zat-zat gizi ke

janin. Faktor gizi pada ibu juga dijelaskan oleh Kusharisupeni (2012),

bahwa gizi ibu hamil mempengaruhi pertumbuhan janin. Perubahan

fisiologis pada ibu mempunyai dampak besar terhadap diet ibu dan

kebutuhan nutrient, karena selama kehamilan, ibu harus memenuhi

kebutuhan pertumbuhan janin yang sangat pesat, dan agar keluaran

kehamilannya berhasil dengan baik dan sempurna.

KEK merupakan salah satu keadaan malnutrisi. Malnutrisi adalah

keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relative atau

absolut satu atau lebih zat gizi (Supariasa, N., Bakri, B., Fajar, I., 2014).

KEK adalah keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan gizi

(kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Dengan

ditandai berat badan kurang dari 40 kg atau tampak kurus dan dengan

LILA-nya kurang`dari 23,5 cm (Kemenkes, 2015). Penyebab utama

terjadinya KEK pada ibu hamil yaitu sejak sebelum hamil ibu sudah

mengalami kekurangan energi, karena kebutuhan orang hamil lebih tinggi

65

Page 80: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

dari ibu yang tidak dalam keadaan hamil. Kehamilan menyebabkan

meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat

gizi lainnya meningkat selama hamil. Menurut Sediaoetama (2014),

penyebab dari KEK dapat dibagi menjadi dua, yaitu penyebab langsung

dan tidak langsung. Peyebab langsung terdiri dari asupan makanan atau

pola konsumsi dan infeksi. Penyebab Tidak Langsung yaitu hambatan

utilitas zat-zat gizi. Hambatan utilitas zat-zat gizi ialah hambatan

penggunaan zat-zat gizi karena susunan asam amino didalam tubuh tidak

seimbang yang dapat menyababkan penurunan nafsu makan dan

penurunan konsumsi makan, hambatan absorbsi karena penyakit infeksi

atau infeksi cacing, ekonomi yang kurang, pengetahuan, pendidikan

umum dan pendidikan gizi kurang, produksi pangan yang kurang

mencukupi kubutuhan, kondisi hygiene yang kurang baik, jumlah anak

yang terlalu banyak, usia ibu yang tua, penghasilan rendah,

perdagangandan distribusi yang tidak lancar dan tidak merata. Penyebab

tidak langsung dari KEK banyak, maka penyakit ini disebut penyakit

dengan causa multifactorial dan antara hubungan menggambarkan

interaksi antara faktor dan menuju titik pusat kekurangan energi kronis.

66

Page 81: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kejadian anemia dalam kehamilan di Puskesmas Atari Jaya

Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017 sebesar 41,7%.

2. Kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Atari Jaya Kabupaten

Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017 sebesar 50,0%.

3. Kejadian bayi berat lahir rendah di Puskesmas Atari Jaya

Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016 s/d 2017 sebesar 18,7%.

4. Ada hubungan anemia dalam kehamilan dengan kejadian bayi

berat lahir rendah di Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe

Selatan tahun 2016 s/d 2017. Ibu yang mengalami anemia berisiko

melahirkan bayi BBLR sebesar 0,195.

5. Ada hubungan KEK pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat lahir

rendah di Puskesmas Atari Jaya Kabupaten Konawe Selatan tahun

2016 s/d 2017. Ibu yang mengalami KEK berisiko melahirkan bayi

BBLR sebesar 0,138.

B. Saran

1. Ibu hamil diharapkan untuk selalu menjaga kehamilannya terutama

asupan gizi selama kehamilan.

2. Petugas kesehatan diharapkan selalu memberikan pendidikan

kesehatan kepada masyarakat tentang BBLR dan faktor yang

67

Page 82: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

mempengaruhi kejadian BBLR terutama anemia dalam kehamilan

dan KEK.

3. Petugas kesehatan diharapkan melakukan pemantauan kehamilan

kepada ibu hamil yang mengalami anemia dalam kehamilan

terutama pemantauan asupan gizinya selama kehamilan sehingga

dapat mengurangi risiko terjadinya BBLR.

68

Page 83: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2014). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT GramediaPustaka Utama

Andria (2017) Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Berat BadanLahir Rendah (BBLR) Di Rumah Sakit Umum Daerah RokanHulu.Tahun 2016.

Arisman, 2014. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran: Jakarta

Badan Pusat Statistik, Kantor Menteri Negara Kependudukan/BadanKoordinasi Keluarga Berencana Nasional, Departemen Kesehatandan Macro Internasional Inc. (2013). Survei Demografi danKesehatan Indonesia 2012. Jakarta

Bobak (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC

Budwiningtjastuti dkk, 2012. Anemia Ibu Hamil Triwulan III danPengaruhnya Terhadap Kejadian Rendahnya Skor Apgar. Tesis.Pasca Sarjana UGM.

Chinue. 2009. Perhitungan Kebutuhan Gizi. Malang : Media Grup

Chunningham, F.G., Gant, N.F.,Leveno, K.J., Gilsrap, L.C.,Haunt, J.C.,Wentrom, K.D. (2012) Obstetric William. Edisi ke-21. Jakarta :EGC

Departemen Gizi dan Kesmas (2012). Profil kesehatan Indonesia. Website: http://www.kemkes.go.id

Fatmah (2012). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : DepartemenGizi FKM UI

Gibney, M.J.,dkk. 2012. Gizi Kesehatan Masyarakat. Buku KedokteranEGC : Jakarta

Hillary Meita Audrey & Aryu Candra, 2016. Hubungan Antara StatusAnemia Ibu Hamil Trimester III Dengan Kejadian Bayi Berat LahirRendah Di Wilayah Kerja Puskesmas Halmahera Semarang.Jurnal Kedokteran Diponegoro Vol 5 No. 4, Oktober 2016.Online:http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico. ISSNOnline:2540-8844.

Page 84: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Huliana, Mellyana. 2015. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta :Puspa Swara.Diktat, Asuhan Kebidanan 3

Husaini, 2013. Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Edisi IV.Jakarta Timur: Bumi Aksara

Indrawati, J (2015). Hubungan Status Gizi Ibu Hamil dengan KejadianBBLR Di Wilayah Puskesmas Minggir Kabupaten Sleman. NaskahPublikasi

IPB (2013). Kajian Indeks Masa Tubuh dan Pertambahan Berat Badan IbuHamil serta Hubungannya dengan Tumbuh Kembang Bayi Lahir.[SerialOnline]http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/8270/Bab%2011_aht.pdf?sequense=11

Juniarni, dkk. (2012). Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta : PenerbitBuku Kedokteran EGC.

Karasahin E, dkk, 2012. Maternal Anemia and Perinatal Out Come.Perinatal Journal Vol:15, Issue 3 Desember.

Kemenkes RI (2013). Pedoman Pelayanan Antenatal. Direktorat BinaPelayanan Medik Dasar. Jakarta.

______ (2015). Modul Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah untuk BidanDi Desa. Direktorat Jenderal Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak.Jakarta

_____ (2016). Profil kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta :Kemenkes RI

Kusharisupeni (2012). “Growth Faltering Pada Bayi Di KabupatenIndramayu Jawa Barat”. Jurusan Gizi, Fakultas KesehatanMasyarakat, Universitas Indonesia, Depok, 16424. MakalaKesehatan, Vol.1, Juni 2012.

_____. 2012. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Jakarta: Buku KedokteranEGC

Kusuma, S. 2015. Ilmu Kebidanan. Penyakit Kandungan untuk Kebidanan.Jakarta : Salemba Medika

_____ (2015). Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: SalembaMedika

Manuaba, IBG, (2015). Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan danKeluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Page 85: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Maryam.,Yusrawati.,Edward (2016). Hubungan Anemia dengan KejadianBBLR pada Kehamilan Aterm Di RSUD Achmad Darwis Suliki.Jurnal yang Di Publikasikan Sekolah Tinggi Ilmu KesehatanAisyiyah Yogyakarta.

Mayanda, (2017). Hubungan Status Gizi Ibu Hamil (KEK dan Anemia Gizi)dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Jurnal yang DiPublikasikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta.

Moehji, S. 2013. Ilmu Gizi, Jakarta: Penerbit Papas Sinar Sinanti

Moore, KL. 2012. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : Hipokrates

Nursalam. 2013. Pendekatan Praktek Metodologi Riset Keperawatan.Salemba Medika, Jakarta.

Pantiawati,I (2010). Asuhan Kebidanan pada Antenatal. Jakarta : EGC

Poverawati dan Asfuah. 2013. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan.Jogyakarta: Nuha Medika

Puskesmas Atarijaya Kabupaten Konawe Selatan (2018) LaporanTahunan Kejadian BBLR Tahun 2015-2017. Konawe : KabupatenKonawe Selatan.

Riskesdas (2013). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)Tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian PengembanganKesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Sediaoetama. 2014. Ilmu Gizi. Jakarta : Dian Rakyat

Simanjutak, 2013. Hubungan Anemia pada Ibu Hamil dengan KejadianBBLR Di BPRSU Rantauprapat (Thesis) Universitas SumateraUtara.Medan

Soekirman, 2012, Dampak Pembangunan Terhadap Keadaan Gizi, OrasiPenerimaan Jabatan Guru Besar Ilmu Gizi, Faperta, IPB, Bogor.

Soetjiningsih, 2015, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta, Penerbit EGC

Sulistiani, 2013. Practikal Population Indicator of Health and Nutrition. InNutrition and Preventive.

Sulistyawati, A. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta:Salemba Medika

Page 86: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Sumiaty dan Sri Restu, 2015. Hubungan Kurang Energi KroniK (KEK)pada ibu Hamil dengan bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) diWilayah Kerja Puskesmas Kamonji Tahun 2015. Jurnal HusadaMahakam Volume IV No.3 Nov 2016 hal 162-170.

Supariasa, N., Bakri, B., Fajar, I., 2014, Penilaian Status Gizi, Jakarta:Penerbit EGC.

Surasih, H. 2014. Riset Kesehatan Dasar, Direktorat Bina Gizi, BukuKedokteran EGC: Jakarta

Susanti, Lidya, S.,Rena,F.G, (2017). Hubungan Anemia pada Ibu Hamildengan Kejadian Bayi Lahir Rendah Di Wilayah Kerja PuskesmasTanta Kabupatern Tabalong tahun 2016. Naskah Publikasi.

Thompson, dkk, 2012. Crafing and executing strategy, United States:McGraw-Hill.

UNICEF, (2014). Bayi Berat Lahir. http://www.unicef.go.id

WHO, (2012). Kangaroo Mother Care :A Practical guide. Djelantik,I.G.G.dkk., Petunjuk Praktis Perawatan Metode Kanguru. Jakarta :Perinasia

WHO, (2015). Maternal Mortality. Diakses pada tanggal 02 Mei 2017 dariwww.who.int/who/matrenal_health/mortality/maternal_mortality_teks.2014

Winkjosastro, H. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Page 87: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

LAMPIRAN

Page 88: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Lampiran 1

Page 89: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Lampiran 2

Page 90: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Lampiran 3

Page 91: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Lampiran 4

Page 92: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

Lampiran 5

Page 93: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

MASTER TABEL PENELITIAN

No Nama Umur P ANEMIA KEK BBLR1 NY. “S” 20 I Ya Ya Ya2 NY. “L” 26 II Ya Ya Ya3 NY. “S” 32 III Tidak Ya Ya4 NY. “N” 34 II Ya Ya Ya5 NY. “K” 40 IV Tidak Tidak Ya6 NY. “B” 27 II Ya Ya Ya7 NY. “L” 22 I Ya Ya Ya8 NY. “T” 39 II Tidak Ya Ya9 NY. “T” 27 II Ya Ya Ya

10 NY. “W” 22 I Ya Ya Ya11 NY. “I” 25 II Ya Ya Ya12 NY. “Y” 40 II Ya Ya Ya13 NY. “I” 32 II Tidak Ya Ya14 NY. “A” 30 II Ya Ya Ya15 NY. “B” 18 I Ya Ya Ya16 NY. “K” 23 I Tidak Ya Ya17 NY. “S” 41 III Ya Ya Ya18 NY. “S” 40 V Ya Ya Ya19 NY. “D” 32 II Tidak Ya Ya20 NY. “M” 30 I Ya Ya Ya21 NY. “D” 30 II Ya Ya Ya22 NY. “L” 26 I Tidak Tidak Ya23 NY. “S” 24 I Ya Ya Ya24 NY. “M” 30 III Tidak Ya Ya25 NY. “A” 33 II Ya Ya Ya26 NY. “A” 45 II Tidak Tidak Ya27 NY. “W” 22 I Ya Ya Ya28 NY. “S” 25 II Tidak Tidak Ya29 NY. “B” 22 I Ya Ya Ya30 NY. “R” 33 II Tidak Tidak Ya31 NY. “D” 40 IV Ya Ya Ya32 NY. “T” 44 III Tidak Tidak Ya33 NY. “A” 36 III Ya Ya Ya34 NY. “S” 40 III Ya Ya Ya35 NY. “L” 22 II Ya Ya Ya

Lampiran 6

Page 94: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

36 NY. “A” 25 II Tidak Tidak Ya37 NY. “D” 30 I Ya Ya Ya38 NY. “B” 31 II Tidak Tidak Ya39 NY. “T” 25 I Tidak Tidak Ya40 NY. “M” 18 I Ya Ya Ya41 NY. “J” 36 II Tidak Tidak Ya42 NY. “B” 36 II Ya Ya Ya43 NY. “A” 22 I Tidak Tidak Ya44 NY. “S” 32 II Ya Ya Ya45 NY. “T” 19 I Tidak Tidak Ya46 NY. “N” 24 II Tidak Tidak Ya47 NY. “J” 36 II Ya Ya Ya48 NY. “K” 23 I Ya Ya Ya49 NY. “S” 20 I Tidak Tidak Tidak50 NY. “L” 26 II Tidak Tidak Tidak51 NY. “S” 32 III Ya Tidak Tidak52 NY. “N” 34 II Tidak Tidak Tidak53 NY. “K” 40 IV Tidak Tidak Tidak54 NY. “B” 27 II Tidak Tidak Tidak55 NY. “L” 22 I Ya Ya Tidak56 NY. “T” 39 II Tidak Tidak Tidak57 NY. “T” 27 II Tidak Tidak Tidak58 NY. “W” 22 I Tidak Tidak Tidak59 NY. “I” 25 II Ya Ya Tidak60 NY. “Y” 40 II Tidak Tidak Tidak61 NY. “I” 32 II Ya Tidak Tidak62 NY. “A” 30 II Tidak Tidak Tidak63 NY. “B” 18 I Tidak Tidak Tidak64 NY. “K” 23 I Tidak Tidak Tidak65 NY. “S” 41 III Ya Ya Tidak66 NY. “S” 40 V Tidak Tidak Tidak67 NY. “D” 32 II Tidak Tidak Tidak68 NY. “M” 30 I Tidak Tidak Tidak69 NY. “D” 30 II Tidak Tidak Tidak70 NY. “L” 26 I Tidak Tidak Tidak71 NY. “S” 24 I Ya Ya Tidak72 NY. “M” 30 III Tidak Tidak Tidak73 NY. “A” 33 II Ya Ya Tidak

Page 95: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

74 NY. “A” 45 II Tidak Tidak Tidak75 NY. “W” 22 I Tidak Tidak Tidak76 NY. “S” 25 II Ya Ya Tidak77 NY. “B” 22 I Tidak Tidak Tidak78 NY. “R” 33 II Tidak Tidak Tidak79 NY. “D” 40 IV Ya Ya Tidak80 NY. “T” 44 III Tidak Tidak Tidak81 NY. “A” 36 III Ya Ya Tidak82 NY. “S” 40 III Tidak Tidak Tidak83 NY. “L” 22 II Ya Ya Tidak84 NY. “A” 25 II Tidak Tidak Tidak85 NY. “D” 30 I Ya Ya Tidak86 NY. “B” 31 II Ya Ya Tidak87 NY. “T” 25 I Tidak Tidak Tidak88 NY. “M” 18 I Ya Ya Tidak89 NY. “J” 36 II Ya Ya Tidak90 NY. “B” 36 II Tidak Tidak Tidak91 NY. “A” 22 I Ya Ya Tidak92 NY. “S” 32 II Ya Ya Tidak93 NY. “T” 19 I Tidak Tidak Tidak94 NY. “N” 24 II Tidak Tidak Tidak95 NY. “Y” 40 II Ya Ya Tidak96 NY. “I” 32 II Ya Ya Tidak

Page 96: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

HASIL SPSS

Lampiran 7

Page 97: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d
Page 98: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d
Page 99: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d
Page 100: HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/624/1/KTI YULIANA PATANDUK POLTEKES 2018.pdf · DI PUSKESMAS ATARI JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016 s/d

DOKUMENTASI PENELITIAN

Lampiran 8