hubungan aktivitas menyelam dengan kapasitas vital paru ... · keperawatan fakultas kedokteran...

20
v KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian berjudul Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Penyelam Di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten BulelengPenulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan proposal penelitian ini. Ucapan terima kasih penulis berikan kepada: 1. Prof.Dr.dr.Putu Astawa, Sp.OT(K),M.Kes, sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2. Prof.dr.Ketut Tirtayasa, M.S.,AIF, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 3. Ns. A.A. Istri Putra Kusumawati, S.Kep., M.Ng, sebagai pembimbing utama yang telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan proposal penelitian ini tepat waktu. 4. Ns. Ni Ketut Guruprapti, S.Kep., MNS, sebagai pembimbing pendamping yang telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan proposal penelitian ini tepat waktu. 5. Kepala Desa Les yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Desa Les. 6. Gede Partiana selaku kepala kelompok penyelam di Desa Les, Kecamatan Tejakula yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di kelompoknya

Upload: buihanh

Post on 02-May-2018

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru ... · Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas ... penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi

v

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian berjudul

“Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru Pada

Penyelam Di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng”

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

menyelesaikan proposal penelitian ini. Ucapan terima kasih penulis berikan

kepada:

1. Prof.Dr.dr.Putu Astawa, Sp.OT(K),M.Kes, sebagai Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana

2. Prof.dr.Ketut Tirtayasa, M.S.,AIF, sebagai Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

3. Ns. A.A. Istri Putra Kusumawati, S.Kep., M.Ng, sebagai pembimbing utama

yang telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan

proposal penelitian ini tepat waktu.

4. Ns. Ni Ketut Guruprapti, S.Kep., MNS, sebagai pembimbing pendamping

yang telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga dapat

menyelesaikan proposal penelitian ini tepat waktu.

5. Kepala Desa Les yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk

melakukan penelitian di Desa Les.

6. Gede Partiana selaku kepala kelompok penyelam di Desa Les, Kecamatan

Tejakula yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk

melakukan penelitian di kelompoknya

Page 2: Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru ... · Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas ... penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi

vi

7. Ni Made Senawati selaku pengurus kelompok penyelam yang selalu

mendampingi saya selama penelitian.

8. Kedua orang tua saya atas segala bantuan materi dan dukungan, baik moral

maupun spiritual.

9. Teman–teman PSIK A 2012 ETACOSTAVERA atas segala dukungan berupa

semangat dan doa.

10. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal penelitian

ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis membuka diri menerima segala saran dan masukan yang

membangun.

Denpasar, Juni 2016

Penulis

Page 3: Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru ... · Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas ... penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi

vii

ABSTRAK

Menyelam adalah salah satu aktivitas bawah air yang telah dinikmati sebagai

salah satu cabang olahraga. Apabila penyelam turun makin dalam ke dasar laut,

paru akan terpajan oleh peningkatan tekanan parsial oksigen yang menyebabkan

penurunan volume paru secara mekanis. Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut

terhadap paru, diperlukan adanya pencegahan berupa skrining kapasitas vital paru

menggunakan spirometri. Penelitian ini bertujuan menganalisa apakah ada

hubungan aktivitas menyelam berupa kedalaman dengan kapasitas vital paru pada

penyelam. Desain penelitian ini adalah non-experimental design berupa penelitian

korelasional. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

pendekatan cross-sectional, dimana observasi data variabel bebas dan terikat

dilakukan satu kali pada suatu saat. Dengan teknik purposive sampling peneliti

mendapatkan sampel sebanyak 35 orang. Setelah dilakukan pengukuran dan

penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi sedang

sebanyak 15 orang (42,86%), yang mengalami obstruksi ringan sebanyak 11

orang (31,43%), dengan persentase FEV1 normal sebanyak 9 orang (25,71%) dan

tidak ada yang mengalami obstruksi berat. Menyelam pada kedalaman <10 meter

sebanyak 22 orang (62,86%), pada kedalaman 10 – 30 meter sebanyak 5 orang

(14,29%) dan pada kedalaman >30 meter sebanyak 8 orang (22,86%).

Berdasarkan uji korelasi Spearman-Rank didapatkan hasil p=0,029 dengan

koefisen korelasi -0,368 artinya ada hubungan signifikan antara aktivitas

menyelam dengan kapasitas vital paru. Berdasarkan penelitian ini disarankan agar

penyelam selalu dengan rutin memeriksakan kesehatannya.

Kata kunci : aktivitas menyelam, kapasitas vital paru, penyelam

Refrensi (87:2005-2015)

Page 4: Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru ... · Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas ... penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi

viii

ABSTRACT

Diving is one of the underwater activities which are mostly enjoyed as one kind of

sports. If diver goes steeply downward, the lung will be exposed by the increase

of oxygen pressure. To prevent further lung damage, some preventions need to

be performed such as do measuring of lung vital capacity using the tool named

spirometry. This study aims to analyze relation between the depth of diving and

vital capacity of lungs among divers. This study used non-experimental design in

the form of correlational research. Cross-sectional approach was used to this study

by measurement or observation of independent data and dependent data was

performed once in a while. 35 divers were collected by purposive sampling. The

results of this study are 15 people (42,86%) got moderate obstruction, 11 people

(31,43%) got mild obstruction, either the percentage of normal FEV1 is 9 people

(25.71%) and no one sample have severe obstruction. Diving in the depth about <

10 metres was done by 22 people (62,86%), in the depth of 10 – 30 meters by 5

people (14.29%) and in the depth of > 30 meters by 8 people (22,86%). the results

was obtained by Rank Spearman correlation test result is p= 0,029 with

correlation coefficient is -0.368. This results means there are significant

correlation between diving activities with vital lung capacity. From this research

suggested for diver to always checking their health status routinely.

Keywords: diving activity, diver, lung vital capacity

Reference (86:2005-2015)

Page 5: Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru ... · Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas ... penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN. ................................. ...................ii

PERNYATAAN LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................... iii

PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN ...................................................... iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT .......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 6

1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................................ 6

1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................................................... 6

1.4 Manfaat ......................................................................................................... 6

1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................................................... 6

1.4.2 Manfaat Praktis ...................................................................................... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Menyelam ...................................................................................................... 8

2.1.1 Definisi ................................................................................................... 8

2.1.2 Tipe-Tipe Menyelam .............................................................................. 8

2.2 Sistem Pernapasan ....................................................................................... 10

2.2.1 Definisi ................................................................................................. 10

Page 6: Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru ... · Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas ... penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi

x

2.2.2 Mekanisme Pernapasan ........................................................................ 10

2.2.3 Pengaturan Fungsi Pernapasan ............................................................. 11

2.2.4 Hubungan Antara Tekanan Udara Atmosfer dengan Udara pada

Sistem Pernapasan ............................................................................... 13

2.2.5 Mekanisme Menahan Nafas ................................................................. 15

2.3 Ventilasi Paru .............................................................................................. 16

2.3.1 Definisi ................................................................................................. 16

2.3.2 Volume dan Kapasitas Paru ................................................................. 16

2.3.3 Forced Expiratory Volume (FEV) ....................................................... 18

2.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kapasitas Paru ............................ 18

2.3.5 Gangguan Fungsi Ventilasi .................................................................. 23

2.4 Gangguan Pada Penyelam ........................................................................... 24

2.4.1 Barotrauma .......................................................................................... 24

2.4.2 Penyakit Dekompresi ........................................................................... 25

2.5 Spirometri .................................................................................................... 26

2.5.1 Definisi ................................................................................................. 26

2.5.2 Mekanisme Kerja ................................................................................. 26

2.6 Hubungan Menyelam dengan Fungsi Pernapasan ...................................... 27

2.6.1 Hukum Boyle ....................................................................................... 27

2.6.2 Respon Tubuh Terhadap Keadaan Hiperbarik ..................................... 28

BAB 3 KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep ....................................................................................... 30

3.1.1 Penjelasan Kerangka Konsep .......................................................... 31

3.2 Variabel Penelitian ..................................................................................... 31

3.2.1 Variabel Terikat (Dependent) .......................................................... 32

3.2.1 Variabel Bebas (Independent) ......................................................... 32

3.3 Definisi Operasional................................................................................... 32

3.4 Hipotesis ..................................................................................................... 33

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 34

Page 7: Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru ... · Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas ... penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi

xi

4.2 Kerangka Kerja ........................................................................................... 34

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 35

4.3.1 Tempat.................................................................................................. 36

4.3.2 Waktu ................................................................................................... 36

4.4 Populasi, Teknik Sampling Penelitian dan Sample ..................................... 36

4.4.1 Populasi ................................................................................................ 36

4.4.2 Teknik Sampling .................................................................................. 36

4.4.3 Sampel .................................................................................................. 36

4.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data .............................................................. 37

4.5.1 Jenis Data yang Dikumpulkan ............................................................. 37

4.5.2 Cara Pengumpulan Data ....................................................................... 37

4.5.3 Instrument Pengumpulan Data ............................................................. 38

4.6 Pengolahan dan Analisa Data ...................................................................... 40

4.6.1 Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 40

4.6.2 Teknik Analisa Data ............................................................................. 41

4.7 Etika Penelitian ........................................................................................... 43

4.7.1 Prinsip Manfaat .................................................................................... 43

4.7.2 Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia (Respect Human Dignity) .. 43

4.7.3 Prinsip Keadilan .................................................................................. 44

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 45

5.1.1 Kondisi Lokasi Penelitian .................................................................... 45

5.1.2 Karakteristik Sampel Penelitian ........................................................... 47

5.1.3 Hasil Pengamatan terhadap Subyek Penelitian Sesuai Variabel

Penelitian .............................................................................................. 49

5.1.4 Hasil Analisa Data................................................................................ 53

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 53

5.2.1 Karakteritik Subyek Penelitian ............................................................ 53

5.2.2 Aktivitas Menyelam yaitu Kedalaman dan Metode Penyelaman

pada Penyelam di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng ...... 55

5.2.3 Kapasitas Vital Paru (FEV1) pada Penyelam di Desa Les,

Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng ......................................... 56

Page 8: Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru ... · Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas ... penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi

xii

5.2.4 Hubungan Aktivitas Menyelam dengan Kapasitas Vital Paru pada

Penyelam di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng ..... 57

5.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 60

BAB 6 PENUTUP

6.1 Simpulan ..................................................................................................... 61

6.2 Saran ............................................................................................................ 61

6.2.1 Bagi Desa Tempat Peneliti Melakukan Penelitian ............................... 62

6.2.2 Bagi Para Penyelam ........................................................................................ 62

6.2.3 Bagi Perawat ................................................................................................... 62

6.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya ................................................................................ 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru ... · Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas ... penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tekanan Parsial Gas Pernapasan ...................................................... 15

Tabel 2.2 Volume dan Kapasitas Vital Paru ..................................................... 17

Tabel 2.3 Kapasitas Vital Paru pada Berbagai Tingkatan Umur ...................... 19

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel .......................................................... 32

Tabel 4.1 Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi ............................................... 43

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia pada Nelayan di

Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng Januari

2016 ................................................................................................... 48

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Metode Penyelaman

pada Nelayan di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten

Buleleng Januari 2016 ....................................................................... 49

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Metode Penyelaman

pada Nelayan di Desa Les, Kecamatan Tejakula,

Kabupaten Buleleng Januari 2016...................................................... 50

Tabel 5.4 Kedalaman Penyelaman berdasarkan Usia pada Nelayan di Desa

Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng Januari 2016 ........... 50

Tabel 5.5 Kedalaman Penyelaman berdasarkan Metode Penyelaman

pada Nelayan di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten

Buleleng Januari 2016 ........................................................................ 50

Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan FEV1 pada Nelayan di

Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng

Januari 2016 ....................................................................................... 51

Tabel 5.7 Persentase FEV1 berdasarkan Usia pada Nelayan di

Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng

Januari 2016 ....................................................................................... 52

Page 10: Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru ... · Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas ... penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi

xiv

Tabel 5.8 Kedalaman Penyelaman berdasarkan Metode Penyelaman

pada Nelayan di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten

Buleleng Januari 2016 ........................................................................ 52

Page 11: Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru ... · Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas ... penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Proses Pengaturan Pernapasan ..................................................... 12

Gambar 2.2 Skema Tekanan Parsial Oksigen pada Sistem Pernapasan .......... 14

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Aktivitas Menyelam

Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru

Pada Penyelam Di Desa Les, Kecamatan Tejakula,

Kabupaten Buleleng ..................................................................... 30

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Aktivitas Menyelam

Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital

Paru Pada Penyelam Di Desa Les ................................................. 35

Page 12: Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru ... · Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas ... penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Penjelasan Penelitian

Lampiran 3 Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 Lembar Angket Aktivitas Menyelam

Lampiran 5 Prosedur Tes Kapasitas Vital Paru dan Penggunaan Spirometri

Lampiran 6 Realisasi Dana Penelitian

Lampiran 7 Lembar Konsultasi

Lampiran 8 Master Tabel

Lampiran 9 Hasil Analisa Data

Lampiran 10 Surat Ijin Melakukan Studi Pendahuluan

Lampiran 11 Surat Rekomendasi dari Badan Perizinan dan Penanaman Modal

Provinsi Bali

Lampiran 12 Surat Rekomendasi dari Badan Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten

Buleleng

Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 14 Surat Keterangan Lolos Kaji Etik (Ethical Clearance)

Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 16 Biodata Peneliti

Page 13: Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru ... · Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas ... penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi

xvii

DAFTAR SINGKATAN

AFP : American Family Physician

BMI : Body Mass Index

COPD : Chronic Obstructive Pulmonary Disease

FEV : Force Expiration Volume

FVC : Force Vital Capacity

IMT : Indeks Massa Tubuh

KESBANGPOLINMAS : Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan

Masyarakat

KI : Kapasitas Inspirasi

KV : Kapasitas Vital

KVP : Kapasitas Vital Paksa

PPOK : Penyakit Paru Obstruktif Kronik

SCUBA : Self-Contained Underwater Breathing Apparatus

VC : Vital Capacity

VCI : Volume Cadangan Inspirasi

WHO : World Health Organization

Page 14: Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru ... · Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas ... penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi

1

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal vital yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Kesehatan

merupakan suatu keadaan yang bukan sekadar ketiadaan suatu penyakit atau

kecacatan, tetapi merupakan suatu keadaan baik secara menyeluruh termasuk

kondisi fisik, mental dan sosialnya (World Health Organitation, 2010). Sedangkan

menurut Undang-Undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan, mendefinisikan

kesehatan sebagai suatu keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

ekonomis.

Salah satu cara menjaga kesehatan adalah dengan berolahraga. Olahraga adalah

segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta

mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial (Undang-Undang No. 3

Tahun 2005). Latihan fisik dengan pembebanan tertentu akan mengubah faal

tubuh yang selanjutnya akan mengubah tingkat kesegaran jasmani (Syatria,

2006). Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yunani,

Puspitasari, dan Sulistyawati (2013) yang menyimpulkan bahwa semakin sering

melakukan olahraga dalam hal ini olahraga renang, maka kapasitas vital paru akan

meningkat.

Menyelam adalah salah satu aktivitas bawah air yang saat ini telah banyak

dinikmati sebagai salah satu cabang olahraga. Sebelumnya penyelaman hanya

digunakan untuk kepentingan komersiil dan militer (Herman, Yunus, Harahap, &

Rasmin, 2011). Teknologi penyelaman saat ini sudah semakin berkembang

Seiring dengan kemajuan bidang hiperbarik. Tempat yang tidak mungkin dicapai

kini dapat dijelajah. Beberapa faktor dapat mempengaruhi penyelam sehingga

berpengaruh terhadap faal dan menyebabkan kerusakan paru dan jalan napas

disamping peningkatan kerja otot-otot pernapasan. Apabila penyelam turun makin

dalam ke dasar laut, paru akan terpajan oleh peningkatan tekanan PO2 di samping

Page 15: Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru ... · Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas ... penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi

2

penyakit lain yang berhubungan dengan penyelaman semakin sering seseorang

melakukan penyelaman akan semakin besar risiko kelainan faal paru yang

mungkin terjadi (Herman, dkk, 2011).

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penyelam selama

penyelaman seperti resiko tenggelam, turunnya suhu dan peningkatan tekanan

lingkungan. Hal-hal tersebut akan mempengaruhi perubahan hemodinamik.

Perubahan hemodinamik yang dimaksud berupa peningkatan aliran darah dari

perifer ke rongga dan juga meningkatkan volume darah intratoraks sekitar 700 ml

yang akan menurunkan volume paru secara mekanis sekitar 300 ml dari KV yang

mirip dengan pajanan suhu rendah (Herman, Yunus, Harahap, & Rasmin, 2011).

Salah satu gangguan paru yang sering terdeteksi adalah obstruksi dan retraksi

yang ditandai dengan penurunan kapasital vital paru.

Paru-paru merupakan bagian sistem respirasi manusia berupa sepasang organ

besar berbentuk kantong di rongga dada (thoracic cavity) (Finahari, 2008). Salah

satu indikator pemeriksaan fungsi paru adalah pemeriksaan kapasitas paru yang

diukur dengan spirometer. Jumlah udara gabungan dari volume cadangan

inspirasi, volume tidal, dan volume cadangan ekspirasi yang dapat dikeluarkan

maksimal setelah inspirasi maksimal disebut kapasitas vital atau vital capacity

(VC). Force Vital Capacity (FVC) sama dengan VC tetapi dilakukan secara cepat

dan paksa. Jumlah udara yang dapat dikeluarkan sebanyak-banyaknya dalam satu

detik pertama pada waktu ekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal adalah

Force Expiration Volume (FEV) satu second atau volume ekspirasi paksa detik

pertama selanjutnya disebut FEV1 (Nisa, Sidharti, & Adityo, 2015). Hasil

pengukuran FEV1 inilah yang bisa dijadikan salah satu parameter fungsi paru.

Beberapa orang yang memiliki hobi maupun tujuan lain membentuk suatu

komunitas menyelam sehingga mereka menyelam secara rutin. Menurut data

American Family Physician (AFP), 90 kematian akibat penyelaman terjadi setiap

tahun dan 1000 orang harus menerima terapi recompresi untuk mengatasi masalah

kesehatan setelah penyelaman. Di Indonesia, puskesmas daerah Ujung Tanah kota

Makasar mencatat, dari tahun 2000 hingga 2006 terdapat 13 orang penyelam

Page 16: Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru ... · Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas ... penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi

3

meninggal dunia (Paskarini, Tualeka, Ardianto, & Dwiyanti, 2013). Menurut hasil

penelitian yang dilakukan pada penyelam profesional di Manado, dari seluruh

sampel 39,2% diantaranya mengalami restriksi ringan, 3,6% mengalami restriksi

sedang dan 3,6% lainnya mengalami restriksi berat. Restriksi sendiri merupakan

salah satu gangguan paru berupa penurunan ekspansi paru (Numbery, Joseph,

Maramis, & Kawatu, 2012).

Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut terhadap paru, diperlukan adanya tindak

pencegahan. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan

deteksi dini atau skrining. Menurut Rajab (2009), skrining adalah suatu penerapan

uji atau tes terhadap orang yang tidak menunjukkan gejala dengan tujuan

mengelompokkan mereka ke dalam kelompok yang mungkin menderita penyakit

tertentu. Skrining merupakan deteksi dini penyakit bukan merupakan alat

diagnostik. Tujuan skrining atau deteksi dini sendiri adalah untuk menemukan

atau mendapakan penyakit dalam keadaan dini untuk memperbaiki prognosis

karena pengobatan dilakukan sebelum munculnya manifestasi klinis. Selain itu,

tindakan pencegahan dan terapi serta latihan untuk mencegah penyakit muncul

juga bisa dilakukan jika saat deteksi dini didapatkan individu beresiko untuk

mengalami penyakit tertentu. Salah satu uji deteksi dini untuk mengetahui fungsi

paru adalah pemeriksaan kapasitas vital paru dalam hal ini adalah volume

ekspirasi paksa atau force expiration volume untuk mengetahui adanya kelainan

paru berupa obstruksi atau restriksi. Penyakit paru obstruktif dan penyakit paru

restriktif adalah dua kategori penyakit utama dari penyakit saluran pernapasan

bawah. Penyakit obstruksi paru disebabkan krena obstruksi atau penyempitan

jalan nafas atau saluran nafas karena meningkatnya tahanan aliran udara ke

jaringan paru. Pada penyakit paru restriktif terjadi pengurangan kapasitas paru

total yang disebabkan oleh adanya akumulasi cairan atau hilangnya kelenturan

paru. Edema pulmonar, fibrosis pulmonar, pneumonitis, tumor paru, kelainan

vertebra toraks (skoliosis), dan gangguan yang menyerang otot dinding toraks

seperti miastenia grafis adalah tipe dan penyebab dari penyakit pulmonar restriktif

(Kee & Hayes, 2007). Menurut Davey (2005), gambaran klinis dari penyakit

obstruksi paru adalah adanya gejala batuk dan nafas pendek yang bersifat

Page 17: Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru ... · Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas ... penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi

4

progresif dan lambat. Beratnya penyakit ditentukan berdasarkan derajat obstruksi

saluran pernapasan (volume ekspirasi 1 detik atau FEV1).

Hasil penelitian juga membuktikan bahwa hasil dari hasil penelitian yang

dilakukan oleh Paskarini, Tualeka, Ardianto, & Dwiyanti (2013) dari hasil uji

FEV pada beberapa penyelam didapatkan 11 orang atau 39,2% diantaranya

mengalami restriksi ringan, 1 orang atau 3,6% mengalami restriksi sedang dan 1

orang atau 3,6% lainnya mengalami restriksi berat. Sehingga individu terkait bisa

diberikan saran untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Menurut WHO, penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu jenis

penyakit yang paling berbahaya. Obstruksi paru dan asma merupakan salah satu

dari empat penyakit tidak menular paling mematikan di dunia (RISKESDAS,

2013). Dari beberapa penelitian yang dilakukan di Indonesia menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (RISKESDAS) yang dilakukan oleh kementrian kesehatan

Republik Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan bahwa masalah penyakit tidak

menular masih merupakan salah satu penyakit yang pelu diperhitungkan di

Indonesia. Salah satu yang tertinggi adalah masalah pada paru meliputi asma,

kanker, dan obstruksi paru. Tercatat dari hasil peneltian, terdapat total 508.330

orang dari 1.027.763 sampel mengalami mengalami obstruksi paru. Sebagian

besar penderita berumur < 30 tahun. Sedangkan dari seluruh wilayah Indonesia,

angka prevalensi gangguan paru cukup merata di berbagai wilayah. Bali sendiri

merupakan salah satu wilayah yang penduduknya rentan mengalami gangguan

paru. Tercatat prevalensi kejadian PPOK di Bali mencapai 3,5 o/oo, asma 6,2

o/oo, dan persentase kanker 2,0 o/oo (Kementrian Kesehatan, 2013). Berdasarkan

data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2012, Buleleng menempati tiga

besar tingkat kematian penduduk yang mengalami gangguan paru.

Pada studi pendahuluan yang telah dilakukan kepada para penyelam desa Les dan

Penuktukan didapatkan data total anggota komunitas yang terdata sekitar 50 orang

yang rutin melakukan penyelaman dan seluruhnya merupakan laki-laki. Dari

wawancara yang dilakukan kepada 11 orang penyelam, tiga orang mengeluh nyeri

dada dan satu orang diantaranya masih mengeluhkannya hingga saat ini. Empat

Page 18: Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru ... · Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas ... penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi

5

orang mengatakan pernah mengeluh sesak dan satu orang pernah diopname di RS

Sanglah dengan keluhan sesak yang merupakan gambaran klinis dari. Hampir

seluruh penyelam pernah mengalami nyeri telinga serta pilek beberapa hari

setelah penyelaman. Metode penyelaman yang biasanya digunakan adalah

thetered diving, breath holding atau free diving, dan SCUBA (Self-Contained

Underwater Breathing Apparatus) diving dengan kedalaman berkisar 10 hingga

30 meter. Ketua komunitas penyelam mengatakan bahwa pernah terjadi insiden

meninggal karena gangguan paru akibat kesalahan saat menuju permukaan namun

hal tersebut belum pernah dipublikasikan atau dilaporkan secara resmi.

Sedangkan, para penyelam di Desa Les belum pernah dilakukan pemeriksaan

ataupun skrining untuk mengetahui apakah terdapat gangguan paru-paru secara

lebih dini.

Berdasarkan hasil uraian di atas, didapatkan bahwa menyelam merupakan salah

satu faktor resiko yang dapat menyebabkan gangguan paru. Kejadian gangguan

paru merupakan salah satu kejadian dengan tingkat kerentanan yang tinggi di Bali.

Prevalensi kejadian gangguan paru di Buleleng masuk ke urutan tiga besar. Oleh

karena itu, diperlukan adanya penelitian untuk mengetahui hubungan aktivitas

menyelam yaitu kedalaman serta metode yang digunakan dengan menggunakan

alat pengumpul data yang peneliti miliki. Mengingat pentingnya manfaat deteksi

dini dalam pencegahan penyakit khususnya penyakit paru penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Aktivitas Menyelam dengan

Kapasitas Vital Paru Pada Penyelam di Desa Les, Kecamatan Tejakula,

Kabupaten Buleleng”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian

sebagai berikut: “Adakah Hubungan Aktivitas Menyelam dengan Kapasitas Vital

Paru Pada Penyelam di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng?”

Page 19: Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru ... · Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas ... penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi

6

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisa apakah ada Hubungan

Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru Pada Penyelam Di Desa Les,

Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan:

a. Mengidentifikasi karakteristik penyelam di Desa Les

b. Mengidentifikasi aktivitas menyelam yaitu kedalaman dan metode

penyelaman pada penyelam di Desa Les

c. Mengidentifikasi kapasitas vital paru pada penyelam di desa Les

d. Menganalis hubungan aktivitas menyelam dengan kapasitas vital paru pada

penyelam.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan pengetahuan

dalam bidang keperawatan medikal bedah mengenai hubungan menyelam

dengan kapasitas vital paru sehingga dapat dijadikan acuan untuk menjaga

kesehatan paru-paru.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar atau acuan bagi peneliti

selanjutnya dalam mencari hubungan atau pengaruh penatalaksanaan terapi

lain terhadap kapasitas vital paru pada penyelam ataupun pada populasi yang

lain sehingga dapat menjamin tingkat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Page 20: Hubungan Aktivitas Menyelam Dengan Kapasitas Vital Paru ... · Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas ... penghitungan FEV1 dan pemberian angket didapatkan hasil obstruksi

7

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai deteksi dini atau skrining

penyakit paru-paru khusunya pada penyelam.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan upaya untuk menentukan

penatalaksanaan yang tepat untuk menjaga kesehatan paru-paru penyelam.

c. Bagi institusi pendidikan, penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk

pendidikan kesehatan paru-paru khususnya para penyelam baik pecinta

terumbu karang, nelayan, maupun penyelam rekreasi.