hubung singkat

Upload: retno-septia-ningsih

Post on 09-Jul-2015

162 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Sabtu, 27 Februari 2010 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang semakin meningkat di daerah Propinsi Riau, PT. PLN (Persero) membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air Kota Panjang yang memanfaatkan potensi tenaga air dari aliran Sungai Kampar dan Sungai Mahat dengan membangun sebuah Dam dari kontruksi beton setinggi 58,0 m dan telah selesai seluruhnya pada bulan Desember 1997. Daya maupun tenaga listrik di Propinsi Riau pada bulan maret 1993 sekitar 93,1 MW dengan sumber utama berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Saat ini permintaan tenaga listrik sudah diatas kapasitas terpasang, dimana daftar tunggu (waiting consumer) PT. PLN telah mencapai 74,3 MW listrik pada tahun 1993, sementara itu pembangkit listrik non PT. PLN di Propinsi Riau mencapai 579,5 MW (Industri, Pertamina, Caltex). Energi listrik yang dihasilkan PLTA Kota Panjang akan disalurkan melalui Jaringan Interkoneksi 150 kV yang menghubungkan pembangkit-pembangkit di Sumatera Barat dan Riau, sehingga keandalan listrik di daerah tersebut akan tinggi. Pembangkit-pembangkit yang akan di Interkoneksikan adalah PLTA Maninjau (68 MW), PLTA Singkarak (175 MW), PLTU Ombilin (200 MW) dan PLTG Padang (60 MW). 1.2 Tujuan Penulisan Laporan Kerja Praktek ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang Generator PLTA Kota Panjang. Adapun tujuan dari Kerja Praktek yang dilakukan penulis diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Mengimplementasikan pengetahuan yang didapat pada bangku perkuliahan terhadap Dunia Usaha / Industri. 2. Menciptakan tenaga kerja yang berjiwa besar dan berbudi luhur dalam menyesuaikan diri terhadap kemajuan IPTEK. 3. Memberikan keahlian pada Praktikan yang dapat dihandalkan sebagai bekal untuk membuat dirinya menjadi produktif, maupun dapat meningkatkan taraf hidup dan menjadikan bekal keahlian professional dalam usaha meningkatkan martabat dirinya. 4. Memberikan bekal dasar pada praktikan untuk berdiri dalam mengembangkan diri secara berkelanjutan. Dengan adanya Kerja Praktek ini, agar dapat meningkatkan

kemampuan penalaran untuk menghadapi terobosan era globalisasi dimasa yang akan datang 5. Memahami lebih dalam tentang Generator, yang dipelajari selama teori dalam perkuliahan. 1.3 Batasan Masalah Dalam Kerja Praktek ini penulis membatasi permasalahan pada GENERATOR PLTA Kota Panjang. 1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ini dilaksanakan pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pekanbaru, Unit PLTA Kota Panjang, selama 30 hari terhitung dari tanggal 28 Juli 2008 sampai dengan tanggal 28 Agustus 2008. 1.5 Metode Pengumpulan Data Kerja Praktek yang dilakukan penulis dilaksanakan dengan beberapa metode, dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan yang berhubungan dengan keadaan dilapangan kerja dari sistem yang berlangsung ditempat pelaksanaan Kerja Praktek. Adapun beberapa metode tersebut adalah: 1. Melakukan pengamatan dan mempelajari langsung kelapangan tentang Generator Pembangkit Listrik Tenaga Air Kota Panjang. 2. Melakukan pengamatan dan mempelajari secara langsung berbagai peralatan yang menunjang proses pembangkitan energi listrik dan generator yang ada pada PLTA Kota Panjang. 3. Melakukan pengamatan dan mempelajari peralatan serta fungsinya dan prinsip kerja kemudian cara pengoperasiannya. 4. Melakukan class room dan tanya jawab dengan pembimbing serta pengawasan secara langsung yang berhubungan dengan masalah diatas. 5. Melakukan study literature diperpustakaan PLTA Kota Panjang. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penulisan ini, penulis membuat sistematika penulisan untuk mempermudah penulisan dalam melakukan penyusunan. Dimana sistematika penulisan laporan tersebut adalah: BAB I PENDAHULUAN Berisikan tentang latar belakang perusahaan, tujuan penulisan, batasan masalah, tempat dan wakyu pelaksanaan, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan. BAB II PENGETAHUAN UMUM PLTA KOTA PANJANG Berisikan tentang sejarah singkat, struktur organisasi, serta manajemen PT. PLN (Persero) Unit Pembangkitan PLTA Kota Panjang.

BAB III GENERATOR Berisikan pengetahuan tentang Generator penerapannya pada sistem pembangkit. BAB IV PENUTUP Berisikan tentang kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA. LAMPIRAN.

dan

fungsi

Generator

serta

BAB II PENGETAHUAN UMUM PLTA KOTA PANJANG 2.1 Sejarah Singkat PLTA Kota Panjang

Proyek PLTA Kota Panjang berlokasi di Desa Rantau Berangin, Kabupaten Kampar Provinsi Riau, sekitar 20 km dari Bangkinang atau 87 km dari Pekanbaru. Gambar 2.1.1. Peta Lokasi Proyek PLTA Kota Panjang Proyek PLTA Kota Panjang dapat membangkitkan tenaga listrik sebesar 114 MW atau 542 GWh pertahun dengan membuat bendungan beton setinggi 58 m pada aliran sungai Kampar. Luas daerah tangkapan air (catchment area) PLTA Kota Panjang sekitar 3.337 km2 dengan debit air tahunan rata-rata 184.4 m3/s. Biaya pembangunan proyek PLTA Kota Panjang berasal dari pemerintah Indonesia melalui dana APBN dan Non APBN (APLN) dan dana pinjaman luar negeri dari Oversease Economic Cooperation Funds (OECF), Jepang. Biaya pembangunan proyek PLTA Kota Panjang sekitar 700 Milyar Rupiah. Adapun kondisi alam di lokasi proyek PLTA Kota Panjang sebagai berikut: 1. Temperatur udara rata-rata 20oC

2. Kelembaban udara rata-rata 84 3. Curah hujan 2700 mm/hujan Proyek PLTA Kota Panjang memanfaatkan arus sungai Kampar Kanan yang akan diharapkan dapat menghasilkan daya listrik sebesar 114 MW dan membangkitkan tenaga listrik dengan produksi energi sebesar 542 GWh/tahun. Energi listrik yang dibangkitkan akan digunakan untuk memenuhi tenaga listrik untuk wilayah Sumbar dan Riau khususnya untuk kota Pekanbaru sebagai pusat pemerintahan Provinsi Riau. Proyek PLTA Kota Panjang diinterkoneksikan dengan PLTU Ombilin berkapasitas 200 MW yang mencakup Gardu Induk Salak, Gardu Induk Solok, Gardu Induk Indarung, Gardu Induk Teluk Bayur, Gardu Induk Kandis, Gardu Induk Padang Luar, Gardu Induk Payakumbuh, PLTD Simpang Haru, PLTD/ PLTG Pauh Limo, PLTA Batang Agam melalui switchyard yang ada pada PLTA Kota Panjang dan selanjutnya akan dihubungkan pula dengan PLTD/G dan Gardu Induk sekitar Pekanbaru. Sarana dan prasarana yang terdapat pada lokasi proyek PLTA Kota Panjang sebagai faktor penunjang dari kegiatan proyek adalah: 1. Base Camp sebagai kantor pusat dari proyek PLTA Kota Panjang Sumbar dan Riau yang terletak di jalan raya km 15 Rantau Berangin. 2. Rumah dinas yang disediakan untuk karyawan PLTA Kota Panjang, yang berdekatan dengan kantor pusat. 3. Mess-mess yang disediakan oleh kontraktor sebagai tempat tinggal para pekerja yang terletak langsung dalam proyek PLTA Kota Panjang. Sarana transportasi berupa mobil atau motor yang disediakan bagi karyawan yang terlibat langsung dalam proyek PLTA Kota Panjang digunakan untuk mempermudah peninjauan dan pengamatan tentang perkembangan proyek, dimana letaknya kurang lebih 3 km dari Base Camp. 2.2 Deskripsi Proyek Proyek PLTA Kota Panjang terletak di Rantau Berangin, Kecamatan Bangkinang. Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, sekitar 20 km dari Bangkinang atau 87 km dari Pekanbaru yang dapat membangkitkan tenaga listrik sebesar 114 MW atau 542 GWh pertahun dengan membuat bendungan beton setinggi 58 m pada aliran Sungai Kampar.

2.3 Jadwal PembangunanPembebasan Tanah Pekerjaan Utama Maret 1987 - Februari 1997 Oktober 1992 - Desember 1997 Pekerjaan Prasarana Kontruksi Penggenangan (Impounding) Maret 1987 - Desember 1993 Maret 1997 - Agustus 1997

Relokasi Jalan Nasional dan Provinsi Pemantauan Program Febuari 1993 - Maret 1997 Kependudukan dan Lingkungan Hidup Juli 1990 - Maret 2003

2.4 Sumber DanaBiaya pembangunan proyek PLTA Kota Panjang berasal dari Pemerintah Indonesia melalui dana APBN dan Non APBN (APLN) dan dana pinjaman luar negeri dari Overseas Economic Cooperation Funds (OECF) Jepang. Jumlah biaya pembangunan proyek PLTA Kota Panjang sekitar 700 milyar Rupiah.

2.5 Lingkup PekerjaanSecara garis besar ruang lingkup pekerjaan pembangunan PLTA Kota Panjang adalah sebagai berikut: a. Pekerjaan Prasarana, Erection Transmisi dan Gardu Induk LOT 1 Jalan sementara L = 1,4 km LOT 2 Sebagian relokasi jalan nasional L = 3,8 km LOT 3 Base camp dan kantor untuk PLN dan Konsultan LOT 4 Jalan masuk ke dam site L = 1,2 km LOT 5 Pondasi Tower dan Erection Jaringan Transmisi 150 kV LOT 6 Pekerjaan Sipil Gardu Induk dan Erection Trafo LOT 7 Pondasi Tower dan Erection Jaringan 'Transmisi 150 kV b. Pekerjaan umum (Kontraktor Internasional) LOT 1 Pekerjaan Sipil Utama (Dam, Power house, Diversion Tunnel) LOT 2 Pekerjaan Metal (Pintu Air, Saringan dan Pipa Pesat) LOT 3A Turbin 3 Unit, Governor 3 Unit dan Overhead Travelling Crane LOT 3B Generator 3 Unit (45.000 kVA), 3 Unit Trafo Utama (45.000 kVA) LOT 3C1 Peralatan Serandang Hubung, Trafo 10 MVA LOT 3C2 Supply material Gardu Induk Pekanbaru dan Bangkinang LOT 4 Supply material tower, kabel 150 kV dan isolator LOT 5 Flood forecasting dan warning system dan telemetering system LOT A' Relokasi jalan nasional (41 km), jembatan Gulamo (288 m) dan jembatan Kampar (293 m) LOT B' Relokasi jalan provinsi (22,2 km) 2.6 Tahap Pelaksanaan Pembangunan PLTA Kota Panjang 1. Survei Pendahuluan (Reconnissance Survey) Dilaksanakan pada tahun 1979 oleh TEPSCO (Tokyo Electric Power Services Co. Ltd).

2. Pra Study Kelayakan (Pre Peasibility Study) Dilaksanakan pada tahun 1980 oleh TEPSCO (Tokyo Electric Power Seryices Co. Ltd). 3. Study Kelayakan (Peasibility Study) Dilaksanakan pada tahun 1982 - 1984 oleh JICA (Japan International Cooperation Agency). 4. Perencanaan Detil (Detail Engineering Design) Dilaksanakan pada tahun 1987 - 1988 oleh TEPSO bekerja sama dengan konsultan nasional PT. Yodya Karya, Jakarta. 5. Pra Kontruksi (Pre Construction Engineering) Dilaksanakan pada tahun 1989 oleh TEPSO bekerja sama dengan konsultan nasional PT. Yodya Karya.Jakarta. 6. Tahap Pembangunan (Construction Stage) Disain-disain pekerjaan prasarana kontruksi dilaksanakan oleh PLN Pikitring Sumbar dan Riau, bekerja sama dengan konsultan-konsultan lokal. Supervisi pelaksanaan pekerjaan umum dilaksanakan oleh konsultan dari Jepang yaitu TEPSCO (Tokyo Electric Power Services Co. Ltd) bekerja sama dengan konsultan nasional yaitu PT. Yodya Karya dan PT. Trimitra Nusa Engineering. Kontraktor yang melaksanakan pekerjaan pembangunan PLTA Kota Panjang adalah sebagai berikut: LOT 1 Civil Works HAZAMA BRANTAS ABIPRAYA LOT 2 Metal Works SUMITOMO CORP. LOT 3A Turbines KVAERNER BOVING LOT 3B Generators ELIN - AUSTRODWIPA LOT 3CI Switchyard SIEMENS AG LOT 3C2 Material Substation HIUNDAI CORP. LOT 4 Material T / L 150 kV NICHIMEN CORP. LOT 5 Flood Forecasting dan - - Warning System dan Telemetering System LOT 5A' Relokasi Jalan Nasional CITRA SARANA BAHARI LOT 5B' Relokasi Jalan Provinsi BERINGIN MAS JAYA LOT 5 Erection T / L 150 kV ELMEC CITRA TECHNICA LOT 6 Erection Gardu induk IDEE MURNI PRATAMA LOT 7 Erection T / L 150 kV WIJAYAKARYA PEMBANGUNAN PERUMAHAN.

Pekerjaan sipil utama yaitu LOT 1 dimulai sejak tanggal 16 Oktober 1992 dan selesai pada tanggal 15 Desember 1997. Unit I dengan kapasitas 38 MW beroperasi untuk membangkitkan tenaga listrik pada bulan Agustus 1997, selanjutnya Unit 2 bulan Oktober 1997 dan Unit 3 bulan September 1997.

2.7 Data - Data Teknis PLTA Kota Panjang Gambar 2.1.2 Layout Bendungan PLTA Kota Panjang 1. Kapasitas Pembangkit Daya Maksimum 114 MW ( 3 38 MW ) Daya Maksimum Operasi 348 m3 / sec Produksi energi rata-rata pertahun 542 GWh 2 Daerah Genangan Kapasitas genangan 545 Juta m3 Ketinggian muka air maksimum 85,0 m Ketinggian muka air minimum 73,5 m Luas area genangan 124 km2 Rata-rata debit masuk pertahun 184,4 m3/det 3. Dam Type Dam Concrete Gravity Tinggi 58,0 m Panjang puncak 257,5 m Volume Dam 330,000 m3 4. Bangunan Pelimpah Type Gate over flowing Kapasitas 8.000 m3/det 5. Terowongan Pengelak Jumlah unit 2 unit Diameter dalam 10 m Total kapasitas rencana 1.300 m3/det

6. Pipa Pesat Panjang 86,9 m Jumlah unit 3 Unit Garis tengah 5,0 m 7. Gedung Pembangkit Panjang 803 m Lebar 35,6 m. Tinggi 44,0 m 8. Turbin Type Vertical Shaft, Kaplan Kapasitas terpasang 39,400 Kw 3 unit Tinggi efektif 38,1 m 9. Generator Type 3 phase AC Kapasitas 45.000 kVA 3 unit Voltage 11 kV 10. Transformator Utama Type 3 phase ONAF out door Kapasitas 45.000 kVA 3 unit Voltage 11 / 150 kV 11. Jaringan Transmisi Panjang 153 km Tegangan 150 kV Banyak sirkuit Ganda Konduktor ACSR 435 / 55 mm2 < ACSR 300 Banyak tower 459 buah 12. Gardu Induk Lokasi Pekanbaru, Bangkinang, Payakumbuh Type 3 phase Kapasitas 18/30 MVA 2 unit Tegangan 150 / 20 kV 13. Peralatan Penerus Arus Type 3 phase out door Kapasitas 10 MVA 1 unit Tegangan 150 / 20 kV 14. Relokasi Jalan

Jalan Nasional LOT 5A 41 km Jembatan Kampar P = 293 m Jembatan Gulamo P = 288 m Jalan Provinsi 22,2 km

2.8 Masalah LingkunganSesuai dengan UU No. 4/1982 tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan serta Peraturan Pemerintah No. 29/1996, telah dilaksanakan serangkaian kegiatan studi AMDAL (ANDAL, RKL dan RPL) serta kegiatan fisik dilapangan yang merupakan tidak lanjut dari rekomendasi studi. 2.8.1 Dampak Negatif Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada dampak negatif penting yang mengkhawatirkan bagi pembangunan PLTA Kota Panjang terhadap daerah Riau dan Sumatera Barat maupun terhadap pembangunan sektor lainnya, mengingat bahwa pemerintah sudah mempersiapkan dengan matang program pemantauan dan penanggulangan dampak negatif tersebut. 2.8.2 Dampak Positif 1. Pengadaan tenaga listrik sejumlah 114 MW akan memberikan andil yang besar dalam memacu pertumbuhan pembangunan dan ekonomi di Provinsi Riau (daratan) di bidang: a. Pembangunan industri hilir seperti pabrik pengolahan sawit, kayu lapis, karet dan lainnya. b. Pengembangan industri kecil dan industri rumah tangga. c. Perdagangan, dll. 2. Memacu pertumbuhan ekonomi di daerah sekitar waduk, dengan pengembangan potensi perikanan air tawar dan pariwisata sekaligus membuka lapangan usaha baru. 3. Pengembangan wilayah baru melalui pembangunan pemukiman baru dan pembangunan relokasi jalan dan jembatan. 4. Pembangunan dan penghunian lokasi pemukiman baru dengan terkonsentrasinya penduduk pada lokasi tersebut akan mempermudah pemerintah membangun sarana umum yang diperlukan seperti listrik, air bersih, sekolah lanjutan dan lainnya. 5. Program yang direncanakan di lokasi pemukiman baru (pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, industri kecil dan lainnya) akan dapat meningkatkan pendapatan rata-rata tahunan penduduk dibandingkan dengan pendapatan di desa asal.

6. Pembangunan jalan nasional baru dengan kondisi yang lebih lebar, tikungan, tanjakan dan turunan yang lebih sedikit akan mempengaruhi faktor keamanan lalu lintas dan mempercepat waktu tempuh. 7. Terbukanya kesempatan kerja dan meningkatnya keterampilan kerja penduduk setempat selama tahap kontruksi proyek maupun tahap operasi. 8. Terbukanya lapangan usaha disektor jasa dan perdagangan selama tahap perencanaan dan pembangunan / kontruksi. 9. Sebagai pengendali banjir, akan dapat meningkatkan produksi pertanian di daerah hilir yang selama ini terganggu dengan adanya banjir musiman. 10. Proyek pembangunan PLTA Kota Panjang akan memberikan pengalaman yang lebih luas bagi pemerintah daerah dan masyarakat dalam menghadapi kegiatan sejenis pemanfaatan potensi sumber daya air yang sangat berlimpah di Provinsi Riau. 11. Penyelamatan satwa liar terutama gajah ketempat yang lebih aman dan layak (suaka margasatwa Giam Siak Kecil), dimana sebelumnya bermukim di daerah genangan dan sekitarnya dengan habitat yang makin berkurang akibat kegiatan pengembangan wilayah. 2.9 Program Penanganan Masalah Kependudukan Dan Lingkungan Hidup 1 Penyuluhan Pemindahan dan Pemukiman Kembali Penduduk dari Daerah Genang, dengan materi antara lain: a. Rencana pembangunan proyek b. Rencana pemindahan dan pemukiman kembali penduduk beserta fasilitas-fasilitas yang disediakan dan kegiatan-kegiatan yang dipersiapkan di lokasi pemukiman baru (pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, perdagangan, industri kecil dan lainnya). c. Sistem dan mekanisme pembebasan tanah dan pembayaran ganti rugi. 2. Pembangunan Terpadu Lokasi Pemukiman Baru Sembilan lokasi pemukiman baru dipersiapkan untuk pemukiman penduduk sejumlah 4.888 KK dari daerah genangan, dengan perincian 8 (delapan) desa dari kabupaten Kampar (Provinsi Riau) dan 2 (dua) desa dari Kabupaten 50 kota (Provinsi Sumatera Barat ), sebagai berikut: a. Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Koto Ranah, untuk penduduk Desa Pulau Gadang (592 KK). Selatan Muara Takus, untuk penduduk Desa Muara Takus (244 KK) dan Desa Koto Tuo (599 KK ). PIR Bangkinang B1ok X / G untuk penduduk Desa Gunung Bungsu (241 KK) dan Desa Pongkai (200KK).

Selatan Batu Bersurat, untuk penduduk Desa Batu Bersurat Pasar (700 KK). Ranah Sungkai, untuk penduduk Desa Batu Bersurat Seberang (557 KK). Ranah Kota Talago, untuk penduduk Desa Tanjung Alai (313 KK). PIR Sungai Pagar, untuk penduduk Desa Pongkai (259 KK). b. Kabupaten 50 Kota, Provinsi Sumatera Barat. Rimbo Data, untuk penduduk Desa Tanjung Balit (421 KK) dan Desa Tanjung Pauh (313 KK). Penyiapan kesembilan pemukiman baru tersebut (kecuali PIR Sungai Pagar dan PIR Bangkinang Blok X / G) menggunakan pola yang sama yaitu pola UPP (Unit Pelaksanaan Proyek) yang merupakan kombinasi antara Pola Transmigrasi Umum dan Pola Transmigrasi PIR (Perkebunan Inti Rakyat). Pemindahan penduduk dimulai pada tahun 1992 (Kota Ranah, Agustus 1992 dilanjutkan dengan Selatan Siberuang, Maret 1993) dan selesai pada bulan Februari 1996. 3. Penanggulangan satwa liar di daerah Genangan, dengan perincian kegiatan sebagai berikut: a. Pemidahan Gajah (36 ekor) dari daerah genangan dan sekitarnya ke Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis. b. Pemantauan satwa liar yang dilindungi didaerah genangan setiap 3 bulan, mulai bulan Desember 1992 s/d Mei 1997 dan dilanjutkan dengan pemantauan tahunan hingga tahun 2003. 4. Pemantauan pelaksanaan kegiatan kependudukan dan lingkungan hidup dan tahap pra-kontruksi sampai tahap operasi PLTA. 2.10 Institusi Pengelola Dan Pelaksanaan Kegiatan Kependudukan & Lingkungan Hidup Mengingat daerah kerja proyek PLTA Kota Panjang mencakup 2 (dua) provinsi, maka untuk mengelola kegiatan kependudukan dan lingkungan hidup sejak tahun 1990 telah dibentuk institusi sebagai berikut: 1. Tim Koordinasi Pemantauan dan Penanggulangan Masalah Kependudukan dan lingkungan hidup Proyek PLTA Kota Panjang a. Di Provinsi Riau diketahui oleh Wakil Gubernur Provinsi Riau dan beranggotakan seluruh instansi pemerintah terkait di tingkat Provinsi. b. Di Provinsi Sumatera Barat diketahui oleh Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Barat dan beranggotakan seluruh instansi pemerintah terkait di tingkat Provinsi. Ketua Tim Koordinasi ini berfungsi sebagai perumus kebijakan dan bertemu secara rutin setiap bulan dalam suatu wadah Forum Komunikasi. 2. Satuan Koordinasi Pelaksana (SATKORLAK)

Di Kabupaten Kampar Provinsi Riau, diketahui oleh Bupati KDH Tk. II. Kampar dan beranggotakan seluruh instansi terkait ditingkat Kabupaten. Di Kabupaten 50 Kota Provinsi Sumatera Barat, diketahui oleh Bupati KDH Tk. II 50 Kota dan beranggotakan seluruh instansi terkait di tingkat Kabupaten. 2.11 Penanganan Masalah Candi Muara Takus Daerah genangan Proyek PLTA Kota Panjang berada pada ketinggian maksimum 85.00 m diatas permukaan laut (DPL), sedangkan pondasi komplek Candi Muara Takus yang terletak di luar Desa Muara Takus berada pada ketinggian 86.75 m (DPL). Dengan demikian komplek Candi Muara Takus aman dan bebas dari pengaruh genangan dan untuk mempertinggi faktor keamanan komplek Candi tersebut, disekeliling situs Candi sudah dibangun sistem pembangunan air, sumur observasi dan jalan akses.

Gambar 2.1.3 Lokasi Candi Muara Takus 2.12 Struktur Organisasi PT. PLN ( Persero ) Unit Pembangkitan Kota Panjang Dalam struktur keorganisasian, PLTA Kota Panjang dipimpin oleh seorang Kepala Unit. Untuk menjalankan segala kewajibannya seorang pemimpin PLTA dibantu oleh kepala seksi, disamping itu juga teknisi teknisi dibidang kelistrikan, mesin mesin, sipil dan tata usaha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan struktur keorganisasian PLTA Kota Panjang sebagai berikut: 2.12.1 Seksi Operasi Seksi Operasi mempunyai tugas : 1. Mengkoordinasikan, memberikan petunjuk dan mengarahkan kepada operator dan petugas operasi bidang pembangkit dan pemeliharaan dalam menjaga keandalan sistem dalam pengoperasian pembangkit serta kontiniutas penyaluran tenaga listrik. 2. Untuk melaksanakan tugas tugas pokok sebagaimana tersebut diatas, seksi operasi mempunyai fungsi sebagai berikut : a) Persiapan pengoperasian instalasi pembangkit tenaga listrik

b) Pengoperasian instalasi pusat listrik tenaga air sesuai dengan pedoman serta petunjuk yang ditetapkan c) Pelaporan pengoperasian, ganguan, kerusakan peralatan dan keamanan dari pusat tenaga air d) Pengaturan pengoperasian unit Operator pembangkit mempunyai tugas pokok mengoperasikan unit pembangkit sesuai dengan jadwal Sistem Operasi Pembangkit ( SOP ), guna untuk memenuhi kebutuhan daya serta mencatat angka angka usaha unit secar periodik untuk menjaga keandalan dan kontiniutas pembangkit tenaga listrik. Juru tata usaha operasi dan kendaraan mempunyai tugas pokok melaksanakan pemantauan dan evaluasi laporan harian unit pembangkit dan kendaraan yang meliputi KWh yang dibangkitkan, KWh yang disalurkan, Losses, beban puncak, ganguan mesin dan ganguan penyalur, inflow, outfloe, elevasi waduk, curah hujan, pengaturan penggunaan unit, bahan bakar, dan pengoperasian serta pemliharaan dinas. Operator kontrol room mempunyai tugas pokok yaitu menghimpun angka angka data perusahaan pada panel kontrol untuk mengetahui kondisi unit yang sedang dioperasikan agar unit dalam keadaan normal. 2.12.2 Seksi pemeliharaan Seksi pemeliharaan mempunyai beberapa tugas pokok seperti melaksanakan pemeliharaan pembangkit tenaga listrik seuai degan pedoman dan petunjuk yang ditetapkan. Untuk melaksanakan tugas tugas pokok di atas, seksi pemeliharaan mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) Menyediakan rencana pemeliharaan instalasi tenaga air 2) Melaksanakan pemeliharaan instalasi tenaga air sesuai dengan pedoman dan petunjuk yang telah ditetapkan 3) Melaporkan pelaksanaan pemeliharaan instalasi pusat tenaga air 4) Melaksanakan pekerjaan bengkel PLTA Kota Panjang Teknisi pemeliharaan mesin mempunyai tugas pokok melaksanakan pemeliharaan mesin mesin pembangkit serta alat bantunya, sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan termasuk mengawasi ganguan yang terjadi tiba- tiba, yang meliputi bagian turbin dan alat alat bantu mekanik atau hidrolik seperti stoplock, governor, valve, kompresor, peralatan intake gate dan lain lain. Teknisi pemeliharaan listrik mempunyai tugas pokok melaksanakan pemeliharaan sistem proteksi sesuai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan , termasuk mengatasi ganguan yang terjadi secara tiba tiba. Ruang lingkup pekerjaan teknisi listrik meliputi

generator, transformator, motor motor listrik, proteksi, sistem listrik intake, sistem pengontrolan dan sistem telekomunikasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan . 2.12.3 Seksi Tata Usaha Seksi tata usaha mempunyai beberapa tugas pokok seperti mengkoordinasikan, memberikan petunjuk dan mengarahkan petugas di lingkungan tata usaha dalam hal pembukuan, pegawai, tata usaha gudang, keamanan, keselamatan kerja serta rumah tangga. Untuk melaksanakan tugas- tugas pokok sebagaimana di atas, seksi tata usaha mempinyai fungsi - fungsi sebagai berikut : 1) Melaksanakan tata usaha kepegawaian 2) Melaksanakan kesekretariatan 3) Melaksanakan tata usah gudang 4) Melksanakn keselamatan dan keamanan kerja Juru tata usaha kepegawaian dan umum mempunyai beberapa tugas pokok sebagai berikut : 1) Melaksanakan urusan surat menyurat yang meliputi surat masuk, surat keluar, yang berhubungan dengan masalah tata usaha serta melaksanakan tata laksana kearsipan. 2) Melaksanakan tata usaha kepegawaian yang meliputi pembuatan absensi, pembayaran gaji, tunjangan listrik, tunjangan perumahan, tunjangan transportasi, premi piket, konsumsi operator dan kesejahteraan pegawai dan lainnya. Juru tata usaha gudang mempunyai beberapa tugas pokok, yaitu sebagai berikut : 1) Juru tata usaha gudang mengajukan data mutasi barang untuk mengetahui jumlah persediaan barang dan jenis barang yang digunakan sebagai bahan penyusunan daftar kebutuhan barang 2) Mengerjakan penerimaan dan pengeluaran barang ke dalam kartu persediaan barang 3) Melayani penerimaan dan pengeluaran barang dari gudang dengan penyimpanan Juru keamanan dan keselamatan kerja mempunyai beberapa tugas pokok yaitu sebagai berikut : 1) Melaksanakan pengawasan terhadap lingkungan intalasi pembangkit 2) Melaksanakan pengawasan terhadap keselamatan kerja yang meliputi keamanan gudang sentral, intake, dan komplek rumah dinas 3) Pengawasan terhadap pengunaan alat keselamatan kerja BAB III GENERATOR

3.1 PRINSIP DASAR GENERATOR Generator adalah suatu alat yang dapat merubah energi mekanik menjadi energi listrik yang perubahannya dipengaruhi oleh elektromagnetik . Dalam prinsip kerja suatu generator terdapat 3 hal pokok yang harus dipahami yaitu: 1.Adanya fluks magnet yang dihasilkan oleh kutup magnet 2.Adanya kawat penghantar listrik tempat terbentuknya GGL 3.Adanya gerak relative antara fluks magnet dengan kawat penghantar tersebut. Generator yang bergerak adalah kumparannya sedangkan yang tetap adalah magnet. Arah ggl induksi medan dan gerak dapat dilihat dengan kaidah tangan kanan. Apabila ibu jari diarahkan kearah gerakkan maka jari telunjuk kearah medan dan jari tengah menunjukkan arah Gaya Gerak Listrik (GGL). Istilah generator umum dipakai di industri kelistrikan bila dibandingkan dengan istilah alternator untuk menyatakan sumber pembangkitan tenaga listrik arus bolak balik, sedangkan alternator sering dipakai untuk menyatakan dinamo sebagai sumber pembangkit arus searah dan ini sebenarnya hanya pengertian istilah secara prinsip ilmu kelistrikan tidak berbeda sama sekali basic teori nya. Suatu system pembangkitan tenaga listrik atau generator mulai saat ini dipakai untuk pembahasan didalam materi pelajaran ini karena pembangkit jenis ini yang sangat signifikan dipergunakan di pusat pusat pembangkitan tenaga listrik. Bentuk sederhana jaringan dari suatu pembangkit tenaga listrik dapat digambarkan seperti berikut ini :

Gambar 3.1.1 Jaringan Pembangkit Tenaga Listrik Arus eksitasi berasal dari service bus yang berupa tegangan AC yang disearahkan menjadi DC (service bus disuplay dari trafo daya). Arus eksitasi menyuplay ke generator untuk penyalaan pertama pada Generator, lalu Generator menghasilkan tegangan sebesar 11 kV dan langsung dinaikkan oleh trafo daya sebesar 150 kV yang langsung di transmisikan ke jaringan transmisi menuju beban.

Bentuk diagram diatas dapat disederhanakan lagi menjadi gambar rangkaian listrik yang umum dipelajari sebagai mata pelajaran teori listrik. Pada rangkaian ekivalen diatas menjelaskan bahwa tegangan sumber menyuplai beban, baik yang bersifat resistif, kapasitif, maupun induktif. Pada prinsipnya ada suatu pergerakan relative terhadap yang lain ( medan listrik maupun medan magnit ) kadangkala dari pergerakan tadi muncul istilah mesin serempak ( synchronous machines ) dan mesin tak serempak ( asynchronous machines ) baik itu pada generator maupun pada motor.

Pada umumnya generator di pasaran senantiasa mesin sinkron sedangkan untuk motor umumnya mesin asinkron tetapi bukan tidak berarti jenis asinkron pada generator ataupun sinkron pada motor tidak ada tetapi sekali lagi kebanyakan di jumpai di industri adalah jenis jenis tersebut. Generator kadang kala menghasilkan energi listrik yang berbentuk arus searah ( generator DC ) dan ada juga yang menghasilkan arus bolak balik ( generator AC ) tetapi secara prinsip bentuk listrik yang dihasilkan oleh prinsip adanya pergerakan relative dari medan listrik terhadap medan magnit adalah arus bolak balik dengan bentuk sinusoidal.

Jadi pada suatu generator untuk menghasilkan energi listrik diperoleh dari sumber eksitasi sebagai penguatan awal pada Generator, sehingga akan berlaku hukum kekekalan energi pada system generator disamping adanya energi lain yaitu energi kinetic berupa unsur gerak dari medan listrik / medan magnit tadi yang bergerak relative. Suatu energi mekanik yang diberikan pada suatu poros generator oleh penggerak utamanya akan dirubah menjadi pergerakan rotor dari generator dan apabila pada rotor generator tersebut dipasangkan suatu kumparan yang di alirkan arus listrik maka pada rotor tersebut akan muncul arus medan magnit akibat timbulnya medan listrik dari kumparan tersebut, arus medan magnit tadi ( fluksi magnit ) akan memotong penghantar pada kumparan lainnya yang ditempatkan pada bagian yang bergerak relatif terhadap rotor tadi yang disebut stator maka pada kumparan stator tadi akan menjadi medan listrik yang selanjutnya timbul arus listrik yang mengalir pada kumparan stator tadi apabila kumparan stator tadi membentuk loop tertutup ( closed loop ).

Apabila di ilustrasikan dengan bagan alir akan membentuk gambar berikut ini :

Gambar 3.1.2 Bagan System Pembangkit Listrik Bila mencermati bagan alir ini pada suatu system pembangkit listrik akan terdiri dari unsur sumber energi mekanik yang disebut sebagi penggerak mula ( prime mover ) yang di industri kelistrikan sudah disinggung dengan bagian yang disebut turbin yaitu suatu system mekanik yang dapat membentuk suatu energi kinetik dari suatu sumber energi lain ( panas, head / potensial dst ) dan generator yang terdiri atas bagian yang berputar ( disebut rotor ) dan bagian yang tetap ( disebut stator ), sehingga pada generator ada bagian lain yang harus terbentuk adalah celah udara ( air gap ) antara rotor dan stator sehingga celah udara ini merupakan elemen terpenting pula dalam pembentukan transfer energi listrik dari generator dan bagaimana permindahan energi dari rotor ke stator, maka peran fluksi maknit pada celah udara tersebutlah yang sangat menentukan.

Saat generator bekerja akan terjadi perpotongan fluks magnet antara stator dan rotor dalam media loop tertutup, perpotongan fluks ini mengakibatkan timbulnya GGL pada sisi terminal output yang langsung terhubung ke beban. Jadi besar kecilnya perpindahan energi tersebut akan dijembatani oleh hubungan arus magnit yang membentuk lingkaran tertutup ( closed loop ) dari rotor celah udara stator celah udara rotor, perbedaan media medan maknit ini sangat menentukan kerapatan fluksi ( jumlah fluksi ) yang bisa disampaikan dari rotor ke stator, semakin banyak semakin baik, tetapi hal tersebut tidak mungkin terjadi karena adanya perbedaan media ( inti besi dari rotor dan stator dengan udara pada celah udara ). 3.1.1. Gaya Gerak Listrik Apabila sebuah konduktor digerakkan memotong suatumedan magnet dengan kerapatan fluks B, maka perubahan fluks pada konduktor dengan luas penampang A dari konduktor ialah: Dari hukum Faraday diketahui gaya gerak listrik (ggl) adalah:

Besarnya gaya gerak listrik (ggl) yang dihasilkan adalah perubahan fluks terhadap perubahan waktu. 3.1.2. Induksi Generator bekerja berdasarkan induksi magnetic. Pengaruh magnet terhadap kumparan dalam circuit tertutup akan menimbulkan arus, arus ini disebut arus induksi Pengaruh tersebut dapat dilakukan dengan: Menggerakkan magnet tetap terhadap kumparan. Menggerakkan kumparan terhadap magnet tetap. Selama gerakkan magnet membangkitkan arus induksi dalam kumparan, kumparan tersebut disebut kumparan induksi magnet batang (induktor). Apabila ada perubahan medan magnet maka akan terjadi induksi.

Gambar 3.1.1.Cara Kerja Generator

Pada gambar diatas dilihat bahwa tegangan yang dihasilkan generator berbeda terhadap tegangan output VTdisebabkan adanya jatuh tegangan pada tahanan ( R ) dan induktansi ( L ). GGL (E) ini sama dengan jumlah vector dari: o Tegangan (VT) pada terminal alat pemakai o Kehilangan tegangan pada tahanan resistif (R.I)o

Kehilangan tegangan induktif (L

)

GGL (E) = V + RI + L Pada kerja generator dipengaruhi oleh: 1. Derajat Listrik Generator sinkron yang mempunyai 4 kutup, Setiap satu kali putaran mesin, tegangan yang dihasilkan sudah menyelesaikan 2 cycle putaran penuh. Atau dapat dikatakan 3600 perputaran mekanik sama dengan 7200 perputaran listrik dan dapat ditulis: Qe = Qe = Sudut Listrik Qm= Sudut Mekanik P = Jumlah Kutup 2. Frekuensi Dari persamaan Qe = Untuk setiap satu kali siklus tegangan yang dihasilkan, mesin telah menyelesaikan putaran, maka diperoleh f = dimana: f = Frekuensi n = Rotasi per detik kecepatan sinkron untuk generator bolak-balik di nyatakan dengan: ns = 3. Tegangan Hubungan-hubungan yang menentukan tingkat tegangan pada suatu Generator sangatlah kompleks, dan pada dasarnya tegangan keluar (V) bergantung pada: kali

a. Kecepatan putaran (N) b. Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluks (Z) c. Banyaknya fluks magnet yang dibangkitkan oleh medan magnet ( ) 3.1.3. Jenis-Jenis Generator A. Generator Arus Searah (DC) Generator arus searah adalah suatu mesin listrik yang bisa merubah tenaga mekanik menjadi listrik berupa listrik arus searah. Generator arus searah banyak digunakan dibengkel pengisian akumulator dan lainnya. Pada saat pembangkit listrik generator arus searah dipakai untuk sumber penguat magnet (exiter). Prinsip dari generator arus searah dapat diambil dari percobaan Faraday, dengan hukum yang berbunyi :Apabila sebatang kawat penghantar digerakkan dalam medan magnet maka pada penghantar tersebut akan terdapat gaya gerak listrik induksi dan sebaliknya. Jenis-jenis generator arus searah : Berdasarkan sumber arus kemagnetan (arus penguat) bagi kutub magnet buatan generator arus searah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : Generator dengan penguatan terpisah Yaitu bila arus kemagnetan diperoleh dari sumber tenaga listrik arus searah dari luar generator tersebut. Pada generator dengan penguatan terpisah ini besar kecilnya arus kemagnetan dipengaruhi oleh nilai arus atau tegangan generator. Generator dengan penguatan sendiri Yaitu bila arus kemagnetan bagi kutub-kutub magnet berasal dari generator itu sendiri. Generator ini dapat dibagi menjadi 3 yaitu : Generator shunt / parallel Generator seri Generator compound B. Generator Arus Bolak-Balik (AC) Generator DC apabila dibandingkan dengan generator AC, maka generator DC lebih cocok untuk membangkitkan tenaga listrik yang berkapasitas besar, hal ini dapat disimpulkan berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan antara lain : a. Timbulnya komutasi pada generator DC b. Timbulnya persoalan dalam hal ini akan menimbulkan persoalan untuk hantaran dalam pengiriman tenaga listrik (transmisi dan distribusi) c. Listrik AC lebih mudah dirubah menjadi listrik DC d. Masalah efisiensi mesin dan lainnya. Bagian-bagian terpenting dari generator AC adalah :

1. Rangka Stator : terbuat dari besi tuang, rangka stator merupakan rumah dari bagian-bagian generator lain. 2. Stator : bagian ini tersusun dari plat (seperti yang digunakan pada jangkar atau mesin arus searah). Stator yang mempunyai daerah terjadinya GGL induksi. 3. Rotor : merupakan bagian yang berputar, pada rotor terdapat kutub magnet dengan lilitannya dialiri oleh arus searah dan melewati cincin geser dan sikat-sikat. 4. Slip Ring atau cincin geser : terbuat dari kuningan atau tembaga yang dipasang pada poros dengan memakai bahan isolasi.Slip ini berputar bersamaan dengan rotor dan poros. Jumlah slip ring ada 2 buah yang bagian masing-masing sikat positif dan negative. 5. Generator penguat : yaitu suatu generator arus searah yang dipakai sebagai sumber arus yang sering dipakai oleh dinamo shunt. Jenis-jenis Generator AC : a. Generator sinkron : yaitu besarnya frekuensi listrik yang dihasilkan sebanding dengan putaran dan jumlah kutub generator. b. Generator Asinkron : besarnya frekuensi listrik yang dihasilkan tidak sebanding dengan jumlah kutup dan putaran generator. 3.1.4. KARAKTERISTIK GENERATOR A. Karakteristik Generator tanpa beban (beban nol)

Gambar 3.1.2. Karakteristik Generator Tanpa Beban - E = tegangan eksitasi - It = Arus penguatan - Bila arus exitasi = OH, maka tegangan stator = OD

- Bila arus exitasi = OL, maka tegangan stator = OA - Titik b = voltage maximum Dari kurva diatas terlihat bahwa bila arus eksitasi naik maka tegangan eksitasi akan naik pula, kenaikan arus dan tegangan ini mempunyai batas maksimumnya bila terjadi kenaikan lagi (Arus dan Tegangan) maka mesin akan mengalami saturasi, jadi hubungan antara arus eksitasi dengan tegangan berbannding lurus. B. Karakteristik Generator berbeban Macam-macam beban: 1. Beban Resistif ( Tahanan Murni ) Contoh dari jenis beban Resistif ini ialah: lampu pijar, alat pemanas Simbolnya adalah : R

2. Beban Induktif ( Kumparan ) Contoh dari jenis beban Induktif ini ialah: gulungan/kumparan, motor-motor listrik, lampu TL. Simbolnya adalah :L

3. Beban Kapasitif ( Kondensator ) Contoh dari jenis beban Kapasitif ini ialah: kondensator Simbolnya adalah : C C . Macam-macam Beban Sesuai dengan Jenis Bebannya : 1. Beban Resistif, beban tersebut hanya mengandung beban Resistor (Tahanan murni ) saja. 2. Beban Induktif, beban dimana jumlah beban inductor lebih besar ( > ) dari pada beban kapasitor. 3. Beban Kapasitif, beban yang mana jumlah beban kapasitor lebih besar ( >) dari beban inductor. D. Kerja Paralel Generator Generator dapat bekerja secara sendiri atau bekerja secara parallel dengan ketentuan jika beban bertambah.

Generator dikatakan bekerja secara parallel jika : 1. Tegangan sama 2. Frekuensi sama 3. Fhasa sama 4. Urutan Fhasa sama E. Metode Pengiriman Daya Pengiriman daya reaktif (pengaruh arus eksitasi) Sekali generator paralel dengan jaringan PLN, maka akan terjadi beberapa konsekwensi: frekuensi tegangan dan tegangan terminal generator akan di paksa sama dengan yang dimiliki oleh sistem jaringan PLN. Jika tegangan terminal adalah V dan tegangan induksi yang dibangkitkan generator adalah E maka ketika generator baru disinkron dengan jaringan PLN, tidak ada arus yang mengalir karena tegangan pada reaktansi sinkron adalah nol. Meskipun generator terhubung dengan sistem, namun tidak mengirim daya. Kondisi ini disebut sebagai kondisi mengambang (floating) terhadap jaringan. Jika arus eksitasi kemudian dinaikkan, tegangan E akan naik dan reaktansi sinkron akan dialiri arus sebesar Ex/Xs = (E-V)/Xs. Arus bersirkulasi dalam rangkaian dan karena rangkaian bersifat induktif murni maka arus akan tertinggal dari tegangan Ex sebesar sudut 90 derajat. Begitu juga terhadap V. Dalam keadaan seperti ini generator mencatu daya reaktif induktif kepada jaringan. Semakin tinggi arus eksitasi yang diberikan maka semakin tinggi pula daya reaktif yang dikirim ke sistem. Jika arus eksitasi diturunkan dari kondisi mengambangnya, maka E akan lebih rendah dari V, arus generator akan mengalir dan mendahului tegangan sistem sehingga generator bersifat sebagai induktor yang menyerap daya induktif dari sistem jaringan. Pengiriman daya aktif Kita kembali pada kondisi mengambang, dimana E dan V adalah sama dan sefase. Apa yang terjadi jika kita buka katup masukan uap lebih lebar untuk menambah uap ke turbin, maka akan menaikkan daya mekanik pada poros turbin. Karena tegangan terminal dan frekuensi dijaga tetap oleh sistem maka E akan tetap namun fasanya bergeser mendahului dari V. Pergeseran ini akan menimbulkan adanya beda potensial Ex antara E dan V. Arus akan mengalir dan berbeda fasa dengan Ex sebesar 90 derajat dan generator mengirim daya aktif ke sistem. Jadi, untuk mengirim daya reaktif cukup dilakukan dengan menambahkan arus eksitasi dan untuk dapat mengirim daya aktif harus dilakukan melalui penambahan daya mekanik pada poros generator. 3.2. SISTEM PENGUAT GENERATOR ( EXCITER )

Ada beberapa jenis sistim eksitasi, yang terpenting untuk diketahui adalah: Sistim eksitasi statis dengan sikat dan sistim eksitasi tanpa sikat ( Brushless ). Untuk sistim eksitasi statis generator PLTA Kota Panjang adalah jenis sikat. Sistim eksitasi di unit PLTA Kota Panjang termasuk jenis eksitasi statis dengan menggunakan Tyristor. Kelebihan sistim eksitasi ini adalah sebagai berikut : 1. Mempunyai respon yang cepat seiring kemampuan Governor turbin. 2. Memiliki batasan arus eksitasi yang tinggi. 3. Sumber tegangan eksitasi diambil langsung dari generator Fungsi eksitasi pada generator adalah untuk : Membangkitkan tegangan pada stator generator dengan mensupply arus DC pada rotor generator . Tegangan yang keluar dari generator pada saat beban nol ( tanpa beban ) dihasilkan dari kekuatan medan magnet yang konstan, yang dihasilkan dari magnet permanen. Pada waktu keadaan generator berbeban berarti generator harus mensuplai arus listrik berbeban sehingga akan menyebabkan tegangan output generator akan turun, karena medan magnet tetap, tidak dapat meningkatkan kekuatan medan magnetnya. Agar tidak terjadi keadaan yang seperti diatas maka harus adanya peningkatan besarnya arus penguatan medan magnet sesuai / sebanding dengan besarnya beban, supaya tegangan yang keluar dari generator tetap dalam keadaan normal. Tujuan dari penguatan (Exciter ) pada generator adalah : 1. Untuk pengendalian tegangan dan untuk pengoperasian didaerah yang stabil. 2. Untuk pengendalian tegangan pada keadan terjadinya gangguan dalam sistem. 3. Untuk pengaturan pembagian data reaktif diantara generator yang beroperasi dalam paralel. BAB IV GENERATOR PLTA KOTA PANJANG 4.1 Generator pada PLTA Kota Panjang PLTA Kota Panjang terletak di Rantau Berangin, Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Generator yang tersedia di PLTA Kota Panjang adalah 3 unit yang masing-masing unit berkapasitas 38 MW dan jumlah seluruhnya adalah 114 MW.

Gambar 4.1 Proses konversi energi potensial menjadi energi kinetik Gambar diatas memperlihatkan proses yang dialami air sejak dari bendungan sampai diubah menjadi energi kinetik rotasi oleh turbin. Air dari bendungan dialirkan melalui Penstock untuk memutar turbin pada generator. Saat terjadi putaran pada generator maka akan terjadi perpotongan fluks magnet antara rotor dan stator yang menghasilkan listrik pada generator. Turbin adalah komponen energi kinetik air translasi menjadi energi kinetik rotasi. Kemudian energi ini diubah menjadi energi listrik oleh turbin. Penampang sistem turbin/generator ditunjukkan pada gambar 4.2. Jenis turbin yang dipakai pada sistem ini adalah jenis kaplan

Gambar 4.2 Penampang sistem turbine/generator Adapun type dari generator PLTA Kota Panjang adalahtiga fhasa generator sinkron, Vertikal Shaft, Semi Umbrella Type, dengan sistem pendingin udara bersih. Data-data tentang generator PLTA Kota Panjang : - Type : Semi Payung - Daya / Rated out put : 45 MVA - Tegangan / Voltage output : 11 KV ( 5 % ) - Jumlah Kutub : 30 (15 pasang) - Type Rotor : Rotor kutub menonjol - Putaran Rotor : 200 putaran / menit - Berat Rotor ; 120 ton - Berat Stator : 65 ton - Tegangan Excitasi : 216 V - Arus Excitasi : 876 A -Factor Daya :0,85 lagging -Frekuensi : 50.00 Hz 4.1.1 Bagian-bagian Generator PLTA Kota Panjang Pada generator PLTA Kota Panjang menggunakan type payung, dan mempunyai bagianbagian penting yaitu : 1. Slip Ring Cover 2. Slip Ring

3. Bem for Cover 4. Upper Guide Bearing 5. Upper Bracket 6. Upper Shaft 7. Fan non Dryven end 8. Fan Dryven end 9. Rotor 10. Rotor Shim 11. Pole 12. Cooler 13. Stator Frame 14. Stator Core 15. Stator Winding 16. Stator Terminal 17. Brake Jack 18. Lower Bracket 19. Thurst Bearing Support 20. Lower Guide Bearing 21. Thurst Bearing Pad 22. Oil Pot 23. Lower Shaft 4.2. Sistem Pengoperasian Pembangkit PLTA Kota Panjang Dalam mengoperasikan generator secara paralel maka generator harus diatur menjadi sinkron dengan jaringan, maka harus dipenuhi dahulu syarat-syarat dibawah ini : - Tegangan generator sama dengan tegangan pada jaringan - Phasa tegangan generator sama dengan phasa pada jaringan - Frekuensi generator sama dengan frekuensi pada jaringan Semua indikasi diatas bisa terpenuhi dengan menggunakan suatu alat yaitu Syncrouscop. Sebelum menstart turbin dan generator, ijin operasi harus diberikan untuk memastikan bahwa peralatan benar-benar siap operasi. Starting unit diberikan dari Back-Up desk atau dari remote control (Computer Scada). Sebelum unit distart harus diperiksa keadaan seperti dibawah ini : 1) 11 kv Circuit Breaker Ready 2) Excitation Ready 3) Main Transformer Energized 4) 11 kv Switch Gear isolated closed

5) Guide Vanes closed 6) Intake gate fully open 7) Governor turbin in auto 8) Governor turbin ready 9) No trip or alarm active 10) MCC ready 11) Syncronizer in auto 12) Braking lifting in position Sistem pengoperasian pembangkit PLTA Kota Panjang dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu : Supervisory Control danData Acquisition (SCADA). Control Back-Up disk, dan Lokal.Fungsi dari ketiga cara pengoperasian ini adalah untuk mengantisipasi bila salah satu system pengoperasian mengalami gangguan, maka system yang lain dapat menggantikan system yang sedang mengalami gangguan. Adapun ketiga pengoperasian tersebut adalah sebagai berikut : 4.2.1. Sistem Pengoperasian Tingkat 1 dari Supervisory Control dan Data Acquisition (SCADA) Dalam usahanya untuk menjaga kehandalan system tenaga listrik. PLTA Kota Panjang menggunakan suatu system control yang disebut dengan supervisor control dan Data Acqusition (SCADA). System SCADA ini dapat memantau dan mengendalikan komponen listrik dari jarak jauh. System SCADA adalah suatu system pengawasan jaringan listrik pada Remote Area. Dengan system SCADA pengambilan data-data parameter jaringan terpusat ,hal ini berguna untuk memudahkan system control. System ini diperlukan, agar kinerja system dapat dipantau dari jarak jauh dan dapat mengisolir terjadinya gangguan . Dengan menggunakan system SCADA ini, maka pengopersian dilakukan melalui remote area. Ada tiga macam data masukan didalam SCADA diantaranya : 1. Digital input, menyajikan data status dari alat-alat yang sedang terpasang, apakah dalam keadaan siap atau tidak untuk dioperasikan 2. Analog Input, berupa besaran listrik seperti arus, tegangan, frekuensi, daya dan lainnya 3. Accumulator, yaitu akumulasi dari besaran listrik per satuan waktu ataupun jumlah dari status suatu peralatan listrik. Pengoperasian system SCADA ini banyak membawa keuntungan pada system. Salah satu keuntungannya adalah dapat mempermudah kinerja system sehingga dapat mengontrol peralatan yang sedang beroperasi. Disamping itu, system ini juga dapat mengetehui gangguan pada system dari jarak jauh

. 4.2.2.Sistem Pengoperasian Tingkat 2 dari Control Back-Up Disk Pengoperasian pada system Control Back-Up Disk, dilakukan dari suatu ruangan control room. Pada ruangan control room terdapat meja pengontrol dari tiga buah generator yang ada. Dari meja pengontrol dapat dilakukan pengendalaian parameter-parameter yang diperlukan pada system. Untuk tingkat ini, masing-masing generator mempunyai pengontrol yang sama. 4.2.3.Sistem Pengoperasian Tingkat 3 dari Lokal Pada system Local ini, pengoperasian dilakukan pada peralatan secara langsung. Hal ini bertujuan untuk melakukan pengopersian pada masing-masing unit. Hal yang sama juga dilakukan pada alat yang akan dioperasikan. Pada system ini dapat diketahui langsung, apakah peralatan sudah siap atau belum untuk dioperasikan, dan hal ini dilakukan secara manual. 4.3. Tahapan dalam Melakukan Pengoperasian Setelah semua indikasi tahap pengoperasian terpenuhi pada back-up panel muncul indikasi ready dan pada computer SCADA akan muncul indikasi ready load operasi dan unit siap untuk dioperasikan. Jika start dari back-up maka kita harus menekan Realese dan Start dan jika start dari computer scada maka harus click Load Operasi padaMimic Sequence Start Urutan Start (Start Sequence) adalah sebagai berikut : Step 1 Turbine Auxiliaries (peralatan bantu) ON Step 2 Generator Brake(rem) OFF Step 3 Turbine Start Step 4 Exitation (eksitasi) ON Step 5 Generator Breaker (CB) Closed Step 1 Pada saat unit di start , maka computer SCADA akan memberi sinyal untuk : a. Switch OFF generator heater b. Start duty governor oil pump c. Start raw water pump d. Start cooling water pump e. Start shaft seal pump f. Start high pressure oil pump g. Start oil head bearing oil feed Setelah kondisi diatas selesai, maka computer mengkonfirmasikan kondisi diatas sebagai berikut :

a. Generator heater Off b. Governor oil pressure Normal c. Governor oil pump running d. Raw water pump running e. Turbine guide bearing water flow normal f. Turbine shaft seal cooling water flow normal g. Bearing oil pressure and runner hub normal h. High pressure oil pump on pressure normal Step 2 Setelah tahap pertama selesai, computer memberikan sinyal untuk memerintahkan dan mengkonfirmasikan bahwagenerator brake off. Dengan lepasnya brake pada generator maka turbin dan generator dapat berputar dengan normal. Step 3 Setelah tahap kedua selesai, computer memberikan sinyal untuk menjalankan turbin. Adapun bagian-bagian yang beroperasi pada saat turbin dijalankan, adalah sebagai berikut: 1. Runner blade ke posisi start (-90) 2. Guide vanes ke posisi start 1 (20 %) 3. Saat putaran turbin mencapai lebih dari 30% (60 rpm), maka runner blade ke posisi service (-160) 4. Saat putaran lebih dari 90% (180 rpm). Maka guide vanes ke posisi 8% yang berarti kembali mengulanginya. Step 4 Saat tahap keempat, pada saat putaran turbin mencapai 90%, maka akan terjadi eksitasi lalu computer SCADA memberikan sinyal yang menerangkan antara lain : 1. Oil vapour exhaust ON 2. Exitasi auto 3. High pressure oil pump OFF Kemudian computer SCADA mengkonfirmasikan bahwa oil vapour ON ,exitation operation (ON) dan tegangan generator normal. 4.4. Generator Diagram PLTA Kota Panjang Sabtu, 27 Februari 2010 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan

Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang semakin meningkat di daerah Propinsi Riau, PT. PLN (Persero) membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air Kota Panjang yang memanfaatkan potensi tenaga air dari aliran Sungai Kampar dan Sungai Mahat dengan membangun sebuah Dam dari kontruksi beton setinggi 58,0 m dan telah selesai seluruhnya pada bulan Desember 1997. Daya maupun tenaga listrik di Propinsi Riau pada bulan maret 1993 sekitar 93,1 MW dengan sumber utama berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Saat ini permintaan tenaga listrik sudah diatas kapasitas terpasang, dimana daftar tunggu (waiting consumer) PT. PLN telah mencapai 74,3 MW listrik pada tahun 1993, sementara itu pembangkit listrik non PT. PLN di Propinsi Riau mencapai 579,5 MW (Industri, Pertamina, Caltex). Energi listrik yang dihasilkan PLTA Kota Panjang akan disalurkan melalui Jaringan Interkoneksi 150 kV yang menghubungkan pembangkit-pembangkit di Sumatera Barat dan Riau, sehingga keandalan listrik di daerah tersebut akan tinggi. Pembangkit-pembangkit yang akan di Interkoneksikan adalah PLTA Maninjau (68 MW), PLTA Singkarak (175 MW), PLTU Ombilin (200 MW) dan PLTG Padang (60 MW). 1.2 Tujuan Penulisan Laporan Kerja Praktek ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang Generator PLTA Kota Panjang. Adapun tujuan dari Kerja Praktek yang dilakukan penulis diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Mengimplementasikan pengetahuan yang didapat pada bangku perkuliahan terhadap Dunia Usaha / Industri. 2. Menciptakan tenaga kerja yang berjiwa besar dan berbudi luhur dalam menyesuaikan diri terhadap kemajuan IPTEK. 3. Memberikan keahlian pada Praktikan yang dapat dihandalkan sebagai bekal untuk membuat dirinya menjadi produktif, maupun dapat meningkatkan taraf hidup dan menjadikan bekal keahlian professional dalam usaha meningkatkan martabat dirinya. 4. Memberikan bekal dasar pada praktikan untuk berdiri dalam mengembangkan diri secara berkelanjutan. Dengan adanya Kerja Praktek ini, agar dapat meningkatkan kemampuan penalaran untuk menghadapi terobosan era globalisasi dimasa yang akan datang

5. Memahami lebih dalam tentang Generator, yang dipelajari selama teori dalam perkuliahan. 1.3 Batasan Masalah Dalam Kerja Praktek ini penulis membatasi permasalahan pada GENERATOR PLTA Kota Panjang. 1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ini dilaksanakan pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pekanbaru, Unit PLTA Kota Panjang, selama 30 hari terhitung dari tanggal 28 Juli 2008 sampai dengan tanggal 28 Agustus 2008. 1.5 Metode Pengumpulan Data Kerja Praktek yang dilakukan penulis dilaksanakan dengan beberapa metode, dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan yang berhubungan dengan keadaan dilapangan kerja dari sistem yang berlangsung ditempat pelaksanaan Kerja Praktek. Adapun beberapa metode tersebut adalah: 1. Melakukan pengamatan dan mempelajari langsung kelapangan tentang Generator Pembangkit Listrik Tenaga Air Kota Panjang. 2. Melakukan pengamatan dan mempelajari secara langsung berbagai peralatan yang menunjang proses pembangkitan energi listrik dan generator yang ada pada PLTA Kota Panjang. 3. Melakukan pengamatan dan mempelajari peralatan serta fungsinya dan prinsip kerja kemudian cara pengoperasiannya. 4. Melakukan class room dan tanya jawab dengan pembimbing serta pengawasan secara langsung yang berhubungan dengan masalah diatas. 5. Melakukan study literature diperpustakaan PLTA Kota Panjang. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penulisan ini, penulis membuat sistematika penulisan untuk mempermudah penulisan dalam melakukan penyusunan. Dimana sistematika penulisan laporan tersebut adalah: BAB I PENDAHULUAN Berisikan tentang latar belakang perusahaan, tujuan penulisan, batasan masalah, tempat dan wakyu pelaksanaan, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan. BAB II PENGETAHUAN UMUM PLTA KOTA PANJANG

Berisikan tentang sejarah singkat, struktur organisasi, serta manajemen PT. PLN (Persero) Unit Pembangkitan PLTA Kota Panjang. BAB III GENERATOR Berisikan BAB IV PENUTUP Berisikan tentang kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA. LAMPIRAN. BAB II PENGETAHUAN UMUM PLTA KOTA PANJANG 2.1 Sejarah Singkat PLTA Kota Panjang pengetahuan tentang Generator dan fungsi Generator serta penerapannya pada sistem pembangkit.

Proyek PLTA Kota Panjang berlokasi di Desa Rantau Berangin, Kabupaten Kampar Provinsi Riau, sekitar 20 km dari Bangkinang atau 87 km dari Pekanbaru. Gambar 2.1.1. Peta Lokasi Proyek PLTA Kota Panjang Proyek PLTA Kota Panjang dapat membangkitkan tenaga listrik sebesar 114 MW atau 542 GWh pertahun dengan membuat bendungan beton setinggi 58 m pada aliran sungai Kampar. Luas daerah tangkapan air (catchment area) PLTA Kota Panjang sekitar 3.337 km 2 dengan debit air tahunan rata-rata 184.4 m3/s. Biaya pembangunan proyek PLTA Kota Panjang berasal dari pemerintah Indonesia melalui dana APBN dan Non APBN (APLN) dan dana pinjaman luar

negeri dari Oversease Economic Cooperation Funds (OECF), Jepang. Biaya pembangunan proyek PLTA Kota Panjang sekitar 700 Milyar Rupiah. Adapun kondisi alam di lokasi proyek PLTA Kota Panjang sebagai berikut: 1. Temperatur udara rata-rata 20oC 2. Kelembaban udara rata-rata 84 3. Curah hujan 2700 mm/hujan Proyek PLTA Kota Panjang memanfaatkan arus sungai Kampar Kanan yang akan diharapkan dapat menghasilkan daya listrik sebesar 114 MW dan membangkitkan tenaga listrik dengan produksi energi sebesar 542 GWh/tahun. Energi listrik yang dibangkitkan akan digunakan untuk memenuhi tenaga listrik untuk wilayah Sumbar dan Riau khususnya untuk kota Pekanbaru sebagai pusat pemerintahan Provinsi Riau. Proyek PLTA Kota Panjang diinterkoneksikan dengan PLTU Ombilin berkapasitas 200 MW yang mencakup Gardu Induk Salak, Gardu Induk Solok, Gardu Induk Indarung, Gardu Induk Teluk Bayur, Gardu Induk Kandis, Gardu Induk Padang Luar, Gardu Induk Payakumbuh, PLTD Simpang Haru, PLTD/ PLTG Pauh Limo, PLTA Batang Agam melalui switchyard yang ada pada PLTA Kota Panjang dan selanjutnya akan dihubungkan pula dengan PLTD/G dan Gardu Induk sekitar Pekanbaru. Sarana dan prasarana yang terdapat pada lokasi proyek PLTA Kota Panjang sebagai faktor penunjang dari kegiatan proyek adalah: 1. Base Camp sebagai kantor pusat dari proyek PLTA Kota Panjang Sumbar dan Riau yang terletak di jalan raya km 15 Rantau Berangin. 2. Rumah dinas yang disediakan untuk karyawan PLTA Kota Panjang, yang berdekatan dengan kantor pusat. 3. Mess-mess yang disediakan oleh kontraktor sebagai tempat tinggal para pekerja yang terletak langsung dalam proyek PLTA Kota Panjang. Sarana transportasi berupa mobil atau motor yang disediakan bagi karyawan yang terlibat langsung dalam proyek PLTA Kota Panjang digunakan untuk mempermudah peninjauan dan pengamatan tentang perkembangan proyek, dimana letaknya kurang lebih 3 km dari Base Camp. 2.2 Deskripsi Proyek Proyek PLTA Kota Panjang terletak di Rantau Berangin, Kecamatan Bangkinang. Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, sekitar 20 km dari Bangkinang atau 87 km dari Pekanbaru

yang dapat membangkitkan tenaga listrik sebesar 114 MW atau 542 GWh pertahun dengan membuat bendungan beton setinggi 58 m pada aliran Sungai Kampar.

2.3 Jadwal PembangunanPembebasan Tanah Pekerjaan Utama Maret 1987 - Februari 1997 Oktober 1992 - Desember 1997 Pekerjaan Prasarana Kontruksi Penggenangan (Impounding) Maret 1987 - Desember 1993 Maret 1997 - Agustus 1997 Relokasi Jalan Nasional dan Provinsi Pemantauan Program Febuari 1993 - Maret 1997 Kependudukan dan Lingkungan Hidup Juli 1990 - Maret 2003

2.4 Sumber DanaBiaya pembangunan proyek PLTA Kota Panjang berasal dari Pemerintah Indonesia melalui dana APBN dan Non APBN (APLN) dan dana pinjaman luar negeri dari Overseas Economic Cooperation Funds (OECF) Jepang. Jumlah biaya pembangunan proyek PLTA Kota Panjang sekitar 700 milyar Rupiah.

2.5 Lingkup PekerjaanSecara garis besar ruang lingkup pekerjaan pembangunan PLTA Kota Panjang adalah sebagai berikut: a. Pekerjaan Prasarana, Erection Transmisi dan Gardu Induk LOT 1 Jalan sementara L = 1,4 km LOT 2 Sebagian relokasi jalan nasional L = 3,8 km LOT 3 Base camp dan kantor untuk PLN dan Konsultan LOT 4 Jalan masuk ke dam site L = 1,2 km LOT 5 Pondasi Tower dan Erection Jaringan Transmisi 150 kV LOT 6 Pekerjaan Sipil Gardu Induk dan Erection Trafo LOT 7 Pondasi Tower dan Erection Jaringan 'Transmisi 150 kV b. Pekerjaan umum (Kontraktor Internasional) LOT 1 Pekerjaan Sipil Utama (Dam, Power house, Diversion Tunnel) LOT 2 Pekerjaan Metal (Pintu Air, Saringan dan Pipa Pesat)

LOT 3A Turbin 3 Unit, Governor 3 Unit dan Overhead Travelling Crane LOT 3B Generator 3 Unit (45.000 kVA), 3 Unit Trafo Utama (45.000 kVA) LOT 3C1 Peralatan Serandang Hubung, Trafo 10 MVA LOT 3C2 Supply material Gardu Induk Pekanbaru dan Bangkinang LOT 4 Supply material tower, kabel 150 kV dan isolator LOT 5 Flood forecasting dan warning system dan telemetering system LOT A' Relokasi jalan nasional (41 km), jembatan Gulamo (288 m) dan jembatan Kampar (293 m) LOT B' Relokasi jalan provinsi (22,2 km)

2.6 Tahap Pelaksanaan Pembangunan PLTA Kota Panjang1. Survei Pendahuluan (Reconnissance Survey) Dilaksanakan pada tahun 1979 oleh TEPSCO (Tokyo Electric Power Services Co. Ltd). 2. Pra Study Kelayakan (Pre Peasibility Study) Dilaksanakan pada tahun 1980 oleh TEPSCO (Tokyo Electric Power Seryices Co. Ltd). 3. Study Kelayakan (Peasibility Study) Dilaksanakan pada tahun 1982 - 1984 oleh JICA (Japan International Cooperation Agency). 4. Perencanaan Detil (Detail Engineering Design) Dilaksanakan pada tahun 1987 - 1988 oleh TEPSO bekerja sama dengan konsultan nasional PT. Yodya Karya, Jakarta. 5. Pra Kontruksi (Pre Construction Engineering) Dilaksanakan pada tahun 1989 oleh TEPSO bekerja sama dengan konsultan nasional PT. Yodya Karya.Jakarta. 6. Tahap Pembangunan (Construction Stage) Disain-disain pekerjaan prasarana kontruksi dilaksanakan oleh PLN Pikitring Sumbar dan Riau, bekerja sama dengan konsultan-konsultan lokal. Supervisi pelaksanaan pekerjaan umum dilaksanakan oleh konsultan dari Jepang yaitu TEPSCO (Tokyo Electric Power Services Co. Ltd) bekerja sama dengan konsultan nasional yaitu PT. Yodya Karya dan PT. Trimitra Nusa Engineering. Kontraktor yang melaksanakan pekerjaan pembangunan PLTA Kota Panjang adalah sebagai berikut: LOT 1 Civil Works HAZAMA BRANTAS ABIPRAYA

LOT 2 Metal Works SUMITOMO CORP. LOT 3A Turbines KVAERNER BOVING LOT 3B Generators ELIN - AUSTRODWIPA LOT 3CI Switchyard SIEMENS AG LOT 3C2 Material Substation HIUNDAI CORP. LOT 4 Material T / L 150 kV NICHIMEN CORP. LOT 5 Flood Forecasting dan - - Warning System dan Telemetering System LOT 5A' Relokasi Jalan Nasional CITRA SARANA BAHARI LOT 5B' Relokasi Jalan Provinsi BERINGIN MAS JAYA LOT 5 Erection T / L 150 kV ELMEC CITRA TECHNICA LOT 6 Erection Gardu induk IDEE MURNI PRATAMA LOT 7 Erection T / L 150 kV WIJAYAKARYA PEMBANGUNAN PERUMAHAN. Pekerjaan sipil utama yaitu LOT 1 dimulai sejak tanggal 16 Oktober 1992 dan selesai pada tanggal 15 Desember 1997. Unit I dengan kapasitas 38 MW beroperasi untuk membangkitkan tenaga listrik pada bulan Agustus 1997, selanjutnya Unit 2 bulan Oktober 1997 dan Unit 3 bulan September 1997.

2.7 Data - Data Teknis PLTA Kota Panjang Gambar 2.1.2 Layout Bendungan PLTA Kota Panjang 1. Kapasitas Pembangkit Daya Maksimum 114 MW ( 3 38 MW ) Daya Maksimum Operasi 348 m3 / sec Produksi energi rata-rata pertahun 542 GWh

2 Daerah Genangan Kapasitas genangan 545 Juta m3 Ketinggian muka air maksimum 85,0 m Ketinggian muka air minimum 73,5 m Luas area genangan 124 km2 Rata-rata debit masuk pertahun 184,4 m3/det 3. Dam Type Dam Concrete Gravity Tinggi 58,0 m Panjang puncak 257,5 m Volume Dam 330,000 m3 4. Bangunan Pelimpah Type Gate over flowing Kapasitas 8.000 m3/det 5. Terowongan Pengelak Jumlah unit 2 unit Diameter dalam 10 m Total kapasitas rencana 1.300 m3/det 6. Pipa Pesat Panjang 86,9 m Jumlah unit 3 Unit Garis tengah 5,0 m 7. Gedung Pembangkit Panjang 803 m Lebar 35,6 m. Tinggi 44,0 m 8. Turbin Type Vertical Shaft, Kaplan Kapasitas terpasang 39,400 Kw 3 unit Tinggi efektif 38,1 m 9. Generator Type 3 phase AC

Kapasitas 45.000 kVA 3 unit Voltage 11 kV 10. Transformator Utama Type 3 phase ONAF out door Kapasitas 45.000 kVA 3 unit Voltage 11 / 150 kV 11. Jaringan Transmisi Panjang 153 km Tegangan 150 kV Banyak sirkuit Ganda Konduktor ACSR 435 / 55 mm2 < ACSR 300 Banyak tower 459 buah 12. Gardu Induk Lokasi Pekanbaru, Bangkinang, Payakumbuh Type 3 phase Kapasitas 18/30 MVA 2 unit Tegangan 150 / 20 kV 13. Peralatan Penerus Arus Type 3 phase out door Kapasitas 10 MVA 1 unit Tegangan 150 / 20 kV 14. Relokasi Jalan Jalan Nasional LOT 5A 41 km Jembatan Kampar P = 293 m Jembatan Gulamo P = 288 m Jalan Provinsi 22,2 km

2.8 Masalah LingkunganSesuai dengan UU No. 4/1982 tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan serta Peraturan Pemerintah No. 29/1996, telah dilaksanakan serangkaian kegiatan studi AMDAL (ANDAL, RKL dan RPL) serta kegiatan fisik dilapangan yang merupakan tidak lanjut dari rekomendasi studi.

2.8.1 Dampak Negatif Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada dampak negatif penting yang mengkhawatirkan bagi pembangunan PLTA Kota Panjang terhadap daerah Riau dan Sumatera Barat maupun terhadap pembangunan sektor lainnya, mengingat bahwa pemerintah sudah mempersiapkan dengan matang program pemantauan dan penanggulangan dampak negatif tersebut. 2.8.2 Dampak Positif 1. Pengadaan tenaga listrik sejumlah 114 MW akan memberikan andil yang besar dalam memacu pertumbuhan pembangunan dan ekonomi di Provinsi Riau (daratan) di bidang: a. Pembangunan industri hilir seperti pabrik pengolahan sawit, kayu lapis, karet dan lainnya. b. Pengembangan industri kecil dan industri rumah tangga. c. Perdagangan, dll. 2. Memacu pertumbuhan ekonomi di daerah sekitar waduk, dengan pengembangan potensi perikanan air tawar dan pariwisata sekaligus membuka lapangan usaha baru. 3. Pengembangan wilayah baru melalui pembangunan pemukiman baru dan pembangunan relokasi jalan dan jembatan. 4. Pembangunan dan penghunian lokasi pemukiman baru dengan terkonsentrasinya penduduk pada lokasi tersebut akan mempermudah pemerintah membangun sarana umum yang diperlukan seperti listrik, air bersih, sekolah lanjutan dan lainnya. 5. Program yang direncanakan di lokasi pemukiman baru (pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, industri kecil dan lainnya) akan dapat meningkatkan pendapatan rata-rata tahunan penduduk dibandingkan dengan pendapatan di desa asal. 6. Pembangunan jalan nasional baru dengan kondisi yang lebih lebar, tikungan, tanjakan dan turunan yang lebih sedikit akan mempengaruhi faktor keamanan lalu lintas dan mempercepat waktu tempuh. 7. Terbukanya kesempatan kerja dan meningkatnya keterampilan kerja penduduk setempat selama tahap kontruksi proyek maupun tahap operasi. 8. Terbukanya lapangan usaha disektor jasa dan perdagangan selama tahap perencanaan dan pembangunan / kontruksi. 9. Sebagai pengendali banjir, akan dapat meningkatkan produksi pertanian di daerah hilir yang selama ini terganggu dengan adanya banjir musiman.

10. Proyek pembangunan PLTA Kota Panjang akan memberikan pengalaman yang lebih luas bagi pemerintah daerah dan masyarakat dalam menghadapi kegiatan sejenis pemanfaatan potensi sumber daya air yang sangat berlimpah di Provinsi Riau. 11. Penyelamatan satwa liar terutama gajah ketempat yang lebih aman dan layak (suaka margasatwa Giam Siak Kecil), dimana sebelumnya bermukim di daerah genangan dan sekitarnya dengan habitat yang makin berkurang akibat kegiatan pengembangan wilayah. 2.9 Program Penanganan Masalah Kependudukan Dan Lingkungan Hidup 1 Penyuluhan Pemindahan dan Pemukiman Kembali Penduduk dari Daerah Genang, dengan materi antara lain: a. Rencana pembangunan proyek b. Rencana pemindahan dan pemukiman kembali penduduk beserta fasilitas-fasilitas yang disediakan dan kegiatan-kegiatan yang dipersiapkan di lokasi pemukiman baru (pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, perdagangan, industri kecil dan lainnya). c. Sistem dan mekanisme pembebasan tanah dan pembayaran ganti rugi. 2. Pembangunan Terpadu Lokasi Pemukiman Baru Sembilan lokasi pemukiman baru dipersiapkan untuk pemukiman penduduk sejumlah 4.888 KK dari daerah genangan, dengan perincian 8 (delapan) desa dari kabupaten Kampar (Provinsi Riau) dan 2 (dua) desa dari Kabupaten 50 kota (Provinsi Sumatera Barat ), sebagai berikut: a. Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Koto Ranah, untuk penduduk Desa Pulau Gadang (592 KK). Selatan Muara Takus, untuk penduduk Desa Muara Takus (244 KK) dan Desa Koto Tuo (599 KK ). PIR Bangkinang B1ok X / G untuk penduduk Desa Gunung Bungsu (241 KK) dan Desa Pongkai (200KK). Selatan Batu Bersurat, untuk penduduk Desa Batu Bersurat Pasar (700 KK). Ranah Sungkai, untuk penduduk Desa Batu Bersurat Seberang (557 KK). Ranah Kota Talago, untuk penduduk Desa Tanjung Alai (313 KK). PIR Sungai Pagar, untuk penduduk Desa Pongkai (259 KK). b. Kabupaten 50 Kota, Provinsi Sumatera Barat.

Rimbo Data, untuk penduduk Desa Tanjung Balit (421 KK) dan Desa Tanjung Pauh (313 KK). Penyiapan kesembilan pemukiman baru tersebut (kecuali PIR Sungai Pagar dan PIR Bangkinang Blok X / G) menggunakan pola yang sama yaitu pola UPP (Unit Pelaksanaan Proyek) yang merupakan kombinasi antara Pola Transmigrasi Umum dan Pola Transmigrasi PIR (Perkebunan Inti Rakyat). Pemindahan penduduk dimulai pada tahun 1992 (Kota Ranah, Agustus 1992 dilanjutkan dengan Selatan Siberuang, Maret 1993) dan selesai pada bulan Februari 1996. 3. Penanggulangan satwa liar di daerah Genangan, dengan perincian kegiatan sebagai berikut: a. Pemidahan Gajah (36 ekor) dari daerah genangan dan sekitarnya ke Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis. b. Pemantauan satwa liar yang dilindungi didaerah genangan setiap 3 bulan, mulai bulan Desember 1992 s/d Mei 1997 dan dilanjutkan dengan pemantauan tahunan hingga tahun 2003. 4. Pemantauan pelaksanaan kegiatan kependudukan dan lingkungan hidup dan tahap pra-kontruksi sampai tahap operasi PLTA. 2.10 Institusi Pengelola Dan Pelaksanaan Kegiatan Kependudukan & Lingkungan Hidup Mengingat daerah kerja proyek PLTA Kota Panjang mencakup 2 (dua) provinsi, maka untuk mengelola kegiatan kependudukan dan lingkungan hidup sejak tahun 1990 telah dibentuk institusi sebagai berikut: 1. Tim Koordinasi Pemantauan dan Penanggulangan Masalah Kependudukan dan lingkungan hidup Proyek PLTA Kota Panjang a. Di Provinsi Riau diketahui oleh Wakil Gubernur Provinsi Riau dan beranggotakan seluruh instansi pemerintah terkait di tingkat Provinsi. b. Di Provinsi Sumatera Barat diketahui oleh Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Barat dan beranggotakan seluruh instansi pemerintah terkait di tingkat Provinsi. Ketua Tim Koordinasi ini berfungsi sebagai perumus kebijakan dan bertemu secara rutin setiap bulan dalam suatu wadah Forum Komunikasi. 2. Satuan Koordinasi Pelaksana (SATKORLAK) Di Kabupaten Kampar Provinsi Riau, diketahui oleh Bupati KDH Tk. II. Kampar dan beranggotakan seluruh instansi terkait ditingkat Kabupaten. Di Kabupaten 50 Kota

Provinsi Sumatera Barat, diketahui oleh Bupati KDH Tk. II 50 Kota dan beranggotakan seluruh instansi terkait di tingkat Kabupaten. 2.11 Penanganan Masalah Candi Muara Takus Daerah genangan Proyek PLTA Kota Panjang berada pada ketinggian maksimum 85.00 m diatas permukaan laut (DPL), sedangkan pondasi komplek Candi Muara Takus yang terletak di luar Desa Muara Takus berada pada ketinggian 86.75 m (DPL). Dengan demikian komplek Candi Muara Takus aman dan bebas dari pengaruh genangan dan untuk mempertinggi faktor keamanan komplek Candi tersebut, disekeliling situs Candi sudah dibangun sistem pembangunan air, sumur observasi dan jalan akses.

Gambar 2.1.3 Lokasi Candi Muara Takus 2.12 Struktur Organisasi PT. PLN ( Persero ) Unit Pembangkitan Kota Panjang Dalam struktur keorganisasian, PLTA Kota Panjang dipimpin oleh seorang Kepala Unit. Untuk menjalankan segala kewajibannya seorang pemimpin PLTA dibantu oleh kepala seksi, disamping itu juga teknisi teknisi dibidang kelistrikan, mesin mesin, sipil dan tata usaha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan struktur keorganisasian PLTA Kota Panjang sebagai berikut: 2.12.1 Seksi Operasi Seksi Operasi mempunyai tugas : 1. Mengkoordinasikan, memberikan petunjuk dan mengarahkan kepada operator dan petugas operasi bidang pembangkit dan pemeliharaan dalam menjaga keandalan sistem dalam pengoperasian pembangkit serta kontiniutas penyaluran tenaga listrik. 2. Untuk melaksanakan tugas tugas pokok sebagaimana tersebut diatas, seksi operasi mempunyai fungsi sebagai berikut : a) Persiapan pengoperasian instalasi pembangkit tenaga listrik

b) Pengoperasian instalasi pusat listrik tenaga air sesuai dengan pedoman serta petunjuk yang ditetapkan c) Pelaporan pengoperasian, ganguan, kerusakan peralatan dan keamanan dari pusat tenaga air d) Pengaturan pengoperasian unit Operator pembangkit mempunyai tugas pokok mengoperasikan unit pembangkit sesuai dengan jadwal Sistem Operasi Pembangkit ( SOP ), guna untuk memenuhi kebutuhan daya serta mencatat angka angka usaha unit secar periodik untuk menjaga keandalan dan kontiniutas pembangkit tenaga listrik. Juru tata usaha operasi dan kendaraan mempunyai tugas pokok melaksanakan pemantauan dan evaluasi laporan harian unit pembangkit dan kendaraan yang meliputi KWh yang dibangkitkan, KWh yang disalurkan, Losses, beban puncak, ganguan mesin dan ganguan penyalur, inflow, outfloe, elevasi waduk, curah hujan, pengaturan penggunaan unit, bahan bakar, dan pengoperasian serta pemliharaan dinas. Operator kontrol room mempunyai tugas pokok yaitu menghimpun angka angka data perusahaan pada panel kontrol untuk mengetahui kondisi unit yang sedang dioperasikan agar unit dalam keadaan normal. 2.12.2 Seksi pemeliharaan Seksi pemeliharaan mempunyai beberapa tugas pokok seperti melaksanakan pemeliharaan pembangkit tenaga listrik seuai degan pedoman dan petunjuk yang ditetapkan. Untuk melaksanakan tugas tugas pokok di atas, seksi pemeliharaan mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) Menyediakan rencana pemeliharaan instalasi tenaga air 2) Melaksanakan pemeliharaan instalasi tenaga air sesuai dengan pedoman dan petunjuk yang telah ditetapkan 3) Melaporkan pelaksanaan pemeliharaan instalasi pusat tenaga air 4) Melaksanakan pekerjaan bengkel PLTA Kota Panjang Teknisi pemeliharaan mesin mempunyai tugas pokok melaksanakan pemeliharaan mesin mesin pembangkit serta alat bantunya, sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan termasuk mengawasi ganguan yang terjadi tiba- tiba, yang meliputi bagian turbin dan alat alat bantu mekanik atau hidrolik seperti stoplock, governor, valve, kompresor, peralatan intake gate dan lain lain.

Teknisi pemeliharaan listrik mempunyai tugas pokok melaksanakan pemeliharaan sistem proteksi sesuai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan , termasuk mengatasi ganguan yang terjadi secara tiba tiba. Ruang lingkup pekerjaan teknisi listrik meliputi generator, transformator, motor motor listrik, proteksi, sistem listrik intake, sistem pengontrolan dan sistem telekomunikasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan . 2.12.3 Seksi Tata Usaha Seksi tata usaha mempunyai beberapa tugas pokok seperti mengkoordinasikan, memberikan petunjuk dan mengarahkan petugas di lingkungan tata usaha dalam hal pembukuan, pegawai, tata usaha gudang, keamanan, keselamatan kerja serta rumah tangga. Untuk melaksanakan tugas- tugas pokok sebagaimana di atas, seksi tata usaha mempinyai fungsi - fungsi sebagai berikut : 1) Melaksanakan tata usaha kepegawaian 2) Melaksanakan kesekretariatan 3) Melaksanakan tata usah gudang 4) Melksanakn keselamatan dan keamanan kerja Juru tata usaha kepegawaian dan umum mempunyai beberapa tugas pokok sebagai berikut : 1) Melaksanakan urusan surat menyurat yang meliputi surat masuk, surat keluar, yang berhubungan dengan masalah tata usaha serta melaksanakan tata laksana kearsipan. 2) Melaksanakan tata usaha kepegawaian yang meliputi pembuatan absensi, pembayaran lainnya. Juru tata usaha gudang mempunyai beberapa tugas pokok, yaitu sebagai berikut : 1) Juru tata usaha gudang mengajukan data mutasi barang untuk mengetahui jumlah persediaan barang dan jenis barang yang digunakan sebagai bahan penyusunan daftar kebutuhan barang 2) Mengerjakan penerimaan dan pengeluaran barang ke dalam kartu persediaan barang 3) Melayani penerimaan dan pengeluaran barang dari gudang dengan penyimpanan gaji, tunjangan listrik, tunjangan perumahan, tunjangan transportasi, premi piket, konsumsi operator dan kesejahteraan pegawai dan

Juru keamanan dan keselamatan kerja mempunyai beberapa tugas pokok yaitu sebagai berikut : 1) Melaksanakan pengawasan terhadap lingkungan intalasi pembangkit 2) Melaksanakan pengawasan terhadap keselamatan kerja yang meliputi keamanan gudang sentral, intake, dan komplek rumah dinas 3) Pengawasan terhadap pengunaan alat keselamatan kerja BAB III GENERATOR 3.1 PRINSIP DASAR GENERATOR Generator adalah suatu alat yang dapat merubah energi mekanik menjadi energi listrik yang perubahannya dipengaruhi oleh elektromagnetik . Dalam prinsip kerja suatu generator terdapat 3 hal pokok yang harus dipahami yaitu: 1.Adanya fluks magnet yang dihasilkan oleh kutup magnet 2.Adanya kawat penghantar listrik tempat terbentuknya GGL 3.Adanya gerak relative antara fluks magnet dengan kawat penghantar tersebut. Generator yang bergerak adalah kumparannya sedangkan yang tetap adalah magnet. Arah ggl induksi medan dan gerak dapat dilihat dengan kaidah tangan kanan. Apabila ibu jari diarahkan kearah gerakkan maka jari telunjuk kearah medan dan jari tengah menunjukkan arah Gaya Gerak Listrik (GGL). Istilah generator umum dipakai di industri kelistrikan bila dibandingkan dengan istilah alternator untuk menyatakan sumber pembangkitan tenaga listrik arus bolak balik, sedangkan alternator sering dipakai untuk menyatakan dinamo sebagai sumber pembangkit arus searah dan ini sebenarnya hanya pengertian istilah secara prinsip ilmu kelistrikan tidak berbeda sama sekali basic teori nya. Suatu system pembangkitan tenaga listrik atau generator mulai saat ini dipakai untuk pembahasan didalam materi pelajaran ini karena pembangkit jenis ini yang sangat signifikan dipergunakan di pusat pusat pembangkitan tenaga listrik. Bentuk sederhana jaringan dari suatu pembangkit tenaga listrik dapat digambarkan seperti berikut ini :

Gambar 3.1.1 Jaringan Pembangkit Tenaga Listrik Arus eksitasi berasal dari service bus yang berupa tegangan AC yang disearahkan menjadi DC (service bus disuplay dari trafo daya). Arus eksitasi menyuplay ke generator untuk penyalaan pertama pada Generator, lalu Generator menghasilkan tegangan sebesar 11 kV dan langsung dinaikkan oleh trafo daya sebesar 150 kV yang langsung di transmisikan ke jaringan transmisi menuju beban.

Bentuk diagram diatas dapat disederhanakan lagi menjadi gambar rangkaian listrik yang umum dipelajari sebagai mata pelajaran teori listrik. Pada rangkaian ekivalen diatas menjelaskan bahwa tegangan sumber menyuplai beban, baik yang bersifat resistif, kapasitif, maupun induktif.

Pada prinsipnya ada suatu pergerakan relative terhadap yang lain ( medan listrik maupun medan magnit ) kadangkala dari pergerakan tadi muncul istilah mesin serempak ( synchronous machines ) dan mesin tak serempak ( asynchronous machines ) baik itu pada generator maupun pada motor.

Pada umumnya generator di pasaran senantiasa mesin sinkron sedangkan untuk motor umumnya mesin asinkron tetapi bukan tidak berarti jenis asinkron pada generator ataupun sinkron pada motor tidak ada tetapi sekali lagi kebanyakan di jumpai di industri adalah jenis jenis tersebut. Generator kadang kala menghasilkan energi listrik yang berbentuk arus searah ( generator DC ) dan ada juga yang menghasilkan arus bolak balik ( generator AC ) tetapi secara prinsip bentuk listrik yang dihasilkan oleh prinsip adanya pergerakan relative dari medan listrik terhadap medan magnit adalah arus bolak balik dengan bentuk sinusoidal.

Jadi pada suatu generator untuk menghasilkan energi listrik diperoleh dari sumber eksitasi sebagai penguatan awal pada Generator, sehingga akan berlaku hukum kekekalan energi pada system generator disamping adanya energi lain yaitu energi kinetic berupa unsur gerak dari medan listrik / medan magnit tadi yang bergerak relative. Suatu energi mekanik yang diberikan pada suatu poros generator oleh penggerak utamanya akan dirubah menjadi pergerakan rotor dari generator dan apabila pada rotor generator tersebut dipasangkan suatu kumparan yang di alirkan arus listrik maka pada rotor tersebut akan

muncul arus medan magnit akibat timbulnya medan listrik dari kumparan tersebut, arus medan magnit tadi ( fluksi magnit ) akan memotong penghantar pada kumparan lainnya yang ditempatkan pada bagian yang bergerak relatif terhadap rotor tadi yang disebut stator maka pada kumparan stator tadi akan menjadi medan listrik yang selanjutnya timbul arus listrik yang mengalir pada kumparan stator tadi apabila kumparan stator tadi membentuk loop tertutup ( closed loop ).

Apabila di ilustrasikan dengan bagan alir akan membentuk gambar berikut ini :

Gambar 3.1.2 Bagan System Pembangkit Listrik Bila mencermati bagan alir ini pada suatu system pembangkit listrik akan terdiri dari unsur sumber energi mekanik yang disebut sebagi penggerak mula ( prime mover ) yang di industri kelistrikan sudah disinggung dengan bagian yang disebut turbin yaitu suatu system mekanik yang dapat membentuk suatu energi kinetik dari suatu sumber energi lain ( panas, head / potensial dst ) dan generator yang terdiri atas bagian yang berputar ( disebut rotor ) dan bagian yang tetap ( disebut stator ), sehingga pada generator ada bagian lain yang harus terbentuk adalah

celah udara ( air gap ) antara rotor dan stator sehingga celah udara ini merupakan elemen terpenting pula dalam pembentukan transfer energi listrik dari generator dan bagaimana permindahan energi dari rotor ke stator, maka peran fluksi maknit pada celah udara tersebutlah yang sangat menentukan.

Saat generator bekerja akan terjadi perpotongan fluks magnet antara stator dan rotor dalam media loop tertutup, perpotongan fluks ini mengakibatkan timbulnya GGL pada sisi terminal output yang langsung terhubung ke beban. Jadi besar kecilnya perpindahan energi tersebut akan dijembatani oleh hubungan arus magnit yang membentuk lingkaran tertutup ( closed loop ) dari rotor celah udara stator celah udara rotor, perbedaan media medan maknit ini sangat menentukan kerapatan fluksi ( jumlah fluksi ) yang bisa disampaikan dari rotor ke stator, semakin banyak semakin baik, tetapi hal tersebut tidak mungkin terjadi karena adanya perbedaan media ( inti besi dari rotor dan stator dengan udara pada celah udara ). 3.1.1. Gaya Gerak Listrik Apabila sebuah konduktor digerakkan memotong suatumedan magnet dengan kerapatan fluks B, maka perubahan fluks pada konduktor dengan luas penampang A dari konduktor ialah: Dari hukum Faraday diketahui gaya gerak listrik (ggl) adalah:

Besarnya gaya gerak listrik (ggl) yang dihasilkan adalah perubahan fluks terhadap perubahan waktu. 3.1.2. Induksi Generator bekerja berdasarkan induksi magnetic. Pengaruh magnet terhadap kumparan dalam circuit tertutup akan menimbulkan arus, arus ini disebut arus induksi Pengaruh tersebut dapat dilakukan dengan: Menggerakkan magnet tetap terhadap kumparan. Menggerakkan kumparan terhadap magnet tetap. Selama gerakkan magnet membangkitkan arus induksi dalam kumparan, kumparan tersebut disebut kumparan induksi magnet batang (induktor). Apabila ada perubahan medan magnet maka akan terjadi induksi.

Gambar 3.1.1.Cara Kerja Generator Pada gambar diatas dilihat bahwa tegangan yang dihasilkan generator berbeda terhadap tegangan output VTdisebabkan adanya jatuh tegangan pada tahanan ( R ) dan induktansi ( L ). GGL (E) ini sama dengan jumlah vector dari:o o o

Tegangan (VT) pada terminal alat pemakai Kehilangan tegangan pada tahanan resistif (R.I) Kehilangan tegangan induktif (L )

GGL (E) = V + RI + L Pada kerja generator dipengaruhi oleh: 1. Derajat Listrik Generator sinkron yang mempunyai 4 kutup, Setiap satu kali putaran mesin, tegangan yang dihasilkan sudah menyelesaikan 2 cycle putaran penuh. Atau dapat dikatakan 3600 perputaran mekanik sama dengan 7200 perputaran listrik dan dapat ditulis:

Qe = Qe = Sudut Listrik Qm= Sudut Mekanik P = Jumlah Kutup 2. Frekuensi Dari persamaan Qe = Untuk setiap satu kali siklus tegangan yang dihasilkan, mesin telah menyelesaikan putaran, maka diperoleh f = dimana: f = Frekuensi n = Rotasi per detik kecepatan sinkron untuk generator bolak-balik di nyatakan dengan: ns = 3. Tegangan Hubungan-hubungan yang menentukan tingkat tegangan pada suatu Generator sangatlah kompleks, dan pada dasarnya tegangan keluar (V) bergantung pada: a. Kecepatan putaran (N) b. Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluks (Z) c. Banyaknya fluks magnet yang dibangkitkan oleh medan magnet ( ) 3.1.3. Jenis-Jenis Generator A. Generator Arus Searah (DC) Generator arus searah adalah suatu mesin listrik yang bisa merubah tenaga mekanik menjadi listrik berupa listrik arus searah. Generator arus searah banyak digunakan dibengkel pengisian akumulator dan lainnya. Pada saat pembangkit listrik generator arus searah dipakai untuk sumber penguat magnet (exiter). kali

Prinsip dari generator arus searah dapat diambil dari percobaan Faraday, dengan hukum yang berbunyi :Apabila sebatang kawat penghantar digerakkan dalam medan magnet maka pada penghantar tersebut akan terdapat gaya gerak listrik induksi dan sebaliknya. Jenis-jenis generator arus searah : Berdasarkan sumber arus kemagnetan (arus penguat) bagi kutub magnet buatan generator arus searah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : Generator dengan penguatan terpisah Yaitu bila arus kemagnetan diperoleh dari sumber tenaga listrik arus searah dari luar generator tersebut. Pada generator dengan penguatan terpisah ini besar kecilnya arus kemagnetan dipengaruhi oleh nilai arus atau tegangan generator. Generator dengan penguatan sendiri Yaitu bila arus kemagnetan bagi kutub-kutub magnet berasal dari generator itu sendiri. Generator ini dapat dibagi menjadi 3 yaitu : Generator shunt / parallel Generator seri Generator compound B. Generator Arus Bolak-Balik (AC) Generator DC apabila dibandingkan dengan generator AC, maka generator DC lebih cocok untuk membangkitkan tenaga listrik yang berkapasitas besar, hal ini dapat disimpulkan berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan antara lain : a. Timbulnya komutasi pada generator DC b. Timbulnya persoalan dalam hal ini akan menimbulkan persoalan untuk hantaran dalam pengiriman tenaga listrik (transmisi dan distribusi) c. Listrik AC lebih mudah dirubah menjadi listrik DC d. Masalah efisiensi mesin dan lainnya. Bagian-bagian terpenting dari generator AC adalah : 1. Rangka Stator : terbuat dari besi tuang, rangka stator merupakan rumah dari bagian-bagian generator lain. 2. Stator : bagian ini tersusun dari plat (seperti yang digunakan pada jangkar atau mesin arus searah). Stator yang mempunyai daerah terjadinya GGL induksi.

3. Rotor : merupakan bagian yang berputar, pada rotor terdapat kutub magnet dengan lilitannya dialiri oleh arus searah dan melewati cincin geser dan sikat-sikat. 4. Slip Ring atau cincin geser : terbuat dari kuningan atau tembaga yang dipasang pada poros dengan memakai bahan isolasi.Slip ini berputar bersamaan dengan rotor dan poros. Jumlah slip ring ada 2 buah yang bagian masing-masing sikat positif dan negative. 5. Generator penguat : yaitu suatu generator arus searah yang dipakai sebagai sumber arus yang sering dipakai oleh dinamo shunt. Jenis-jenis Generator AC : a. Generator sinkron : yaitu besarnya frekuensi listrik yang dihasilkan sebanding dengan putaran dan jumlah kutub generator. b. Generator Asinkron : besarnya frekuensi listrik yang dihasilkan tidak sebanding dengan jumlah kutup dan putaran generator. 3.1.4. KARAKTERISTIK GENERATOR A. Karakteristik Generator tanpa beban (beban nol)

Gambar 3.1.2. Karakteristik Generator Tanpa Beban - E = tegangan eksitasi - It = Arus penguatan - Bila arus exitasi = OH, maka tegangan stator = OD - Bila arus exitasi = OL, maka tegangan stator = OA - Titik b = voltage maximum

Dari kurva diatas terlihat bahwa bila arus eksitasi naik maka tegangan eksitasi akan naik pula, kenaikan arus dan tegangan ini mempunyai batas maksimumnya bila terjadi kenaikan lagi (Arus dan Tegangan) maka mesin akan mengalami saturasi, jadi hubungan antara arus eksitasi dengan tegangan berbannding lurus. B. Karakteristik Generator berbeban Macam-macam beban: 1. Beban Resistif ( Tahanan Murni ) Contoh dari jenis beban Resistif ini ialah: lampu pijar, alat pemanas Simbolnya adalah : R

2. Beban Induktif ( Kumparan ) Contoh dari jenis beban Induktif ini ialah: gulungan/kumparan, motor-motor listrik, lampu TL. Simbolnya adalah :L

3. Beban Kapasitif ( Kondensator ) Contoh dari jenis beban Kapasitif ini ialah: kondensator Simbolnya adalah : C C . Macam-macam Beban Sesuai dengan Jenis Bebannya : 1. Beban Resistif, beban tersebut hanya mengandung beban Resistor (Tahanan murni ) saja. 2. Beban Induktif, beban dimana jumlah beban inductor lebih besar ( > ) dari pada beban kapasitor. 3. Beban Kapasitif, beban yang mana jumlah beban kapasitor lebih besar ( >) dari beban inductor. D. Kerja Paralel Generator

Generator dapat bekerja secara sendiri atau bekerja secara parallel dengan ketentuan jika beban bertambah. Generator dikatakan bekerja secara parallel jika : 1. Tegangan sama 2. Frekuensi sama 3. Fhasa sama 4. Urutan Fhasa sama E. Metode Pengiriman Daya Pengiriman daya reaktif (pengaruh arus eksitasi) Sekali generator paralel dengan jaringan PLN, maka akan terjadi beberapa konsekwensi: frekuensi tegangan dan tegangan terminal generator akan di paksa sama dengan yang dimiliki oleh sistem jaringan PLN. Jika tegangan terminal adalah V dan tegangan induksi yang dibangkitkan generator adalah E maka ketika generator baru disinkron dengan jaringan PLN, tidak ada arus yang mengalir karena tegangan pada reaktansi sinkron adalah nol. Meskipun generator terhubung dengan sistem, namun tidak mengirim daya. Kondisi ini disebut sebagai kondisi mengambang (floating) terhadap jaringan. Jika arus eksitasi kemudian dinaikkan, tegangan E akan naik dan reaktansi sinkron akan dialiri arus sebesar Ex/Xs = (E-V)/Xs. Arus bersirkulasi dalam rangkaian dan karena rangkaian bersifat induktif murni maka arus akan tertinggal dari tegangan Ex sebesar sudut 90 derajat. Begitu juga terhadap V. Dalam keadaan seperti ini generator mencatu daya reaktif induktif kepada jaringan. Semakin tinggi arus eksitasi yang diberikan maka semakin tinggi pula daya reaktif yang dikirim ke sistem. Jika arus eksitasi diturunkan dari kondisi mengambangnya, maka E akan lebih rendah dari V, arus generator akan mengalir dan mendahului tegangan sistem sehingga generator bersifat sebagai induktor yang menyerap daya induktif dari sistem jaringan. Pengiriman daya aktif Kita kembali pada kondisi mengambang, dimana E dan V adalah sama dan sefase. Apa yang terjadi jika kita buka katup masukan uap lebih lebar untuk menambah uap ke turbin, maka akan menaikkan daya mekanik pada poros turbin. Karena tegangan terminal dan frekuensi dijaga tetap oleh sistem maka E akan tetap namun fasanya bergeser mendahului dari V. Pergeseran ini akan menimbulkan adanya beda potensial

Ex antara E dan V. Arus akan mengalir dan berbeda fasa dengan Ex sebesar 90 derajat dan generator mengirim daya aktif ke sistem. Jadi, untuk mengirim daya reaktif cukup dilakukan dengan menambahkan arus eksitasi dan untuk dapat mengirim daya aktif harus dilakukan melalui penambahan daya mekanik pada poros generator. 3.2. SISTEM PENGUAT GENERATOR ( EXCITER ) Ada beberapa jenis sistim eksitasi, yang terpenting untuk diketahui adalah: Sistim eksitasi statis dengan sikat dan sistim eksitas