hpp
DESCRIPTION
harga pokok penjualanTRANSCRIPT
A. Latar Belakang Masalah
Penentuan atau perhitungan harga pokok produksi atau proyek merupakan
salah satu hal yang penting untuk diperhatikan oleh perusahaan dalam setiap
proses produksinya, karena harga poko produksinya, karena harga pokok produksi
atau proyek sangat berperan dalam menentukan harga jual produk yang dihasilkan
perusahaan. Apabila terdapat kesalahan dalam penentuan harga pokok produksi
proyek, maka akan mempengaruhi harga jual produk bersangkutan dan akhirnya
akan mempengaruhi tingkat penjualan produk laba yang dihasilkan oleh
perusahaan. Tujuan pendirian dari setiap perusahaan selalu memperhatikan laba
atau rugi dalam memproduksi suatu produk. Untuk itu perusahaan harus
memperhitungkan dengan benar biaya0biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan produk.
Harga jual untuk produk yang dihasilkan oleh sector property biasanya tidak
ditentukan oleh hukum pasar yaitu harga yang disepakati antara pihak penawar
dengan permintaan tapi didasarkan pada besarnya harga pokok bangunan yang
ditambah dengban sesuatu persentase laba tertentu yang diinginkan perusahaan.
Oleh karena itu, salaah satu alat yang digunakan perusahaan dalam menganalisa
laba adalah penentuan harga pokok produksi.
Harga pokok produksi secara umum adalah jumlah biaya-biaya yang terjadi
dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi
dan barang tersebut siap untuk dipasarkan. Maka harga pokok produksi sangat
berperan penting adalam menentukan harga jual produk yang dihasilkan oleh
perusahaan. Kesalahan pengklasifikasian dapat mengakibatkan terjadi kesalahan
dalam penghitungan biaya produksi yang terjadi dalam perusahaan.
Biaya bahan baku merupakan harga perolehan dari bahan yang dipakai
dalam pengelohan proses produks. Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh
bahan baku dan menempatkannya dalam keadaaan siap untuk diolah merupakan
harga pokok bahan yang dibeli, tidak hanya berupa harga yang tercantum dalam
faktur saja, tetapi juga biaya-biaya pembelian lainya seperti biaya pengangkutan.
Dalam biaya bahan langsung tidak termasuk biaya bahan penolong dan biaya
bahan bakar, kedua biaya ini diperlukan sebagai biaya overhead pabrik.
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang jasanya dapat diindetifikasi
atau diikuti jejak atau mafaatnya pada produk tertentu, sedangkan biaya tenaga
kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga
kerja langsung yang pembayarannya didasarkan pada prestasi kerja.
Penggolongan biaya tenaga kerja harus sesuai dengan fungsi pokok dalam
perusahaan, supaya dapat dibedakan biaya tenaga kerja yang merupakan unsur
harga pokok produksi dengan biaya tenaga kerja yang merupakan unsur dari
biaya operasi perusahaan.
Biaya pabrik tidak langsung (overhead pabrik) meliputi biaya-biaya yang
secara tidak langsung digunakan dalam proses produksi. Biaya pabrik tidak
langsung terdiri dari bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan biaya
pabrik lainya. Kesulitan dalam pembebanan biaya overhead pabrik ke dalam
proses produksi disebabkan oleh sulitnya mengindentifikasikan secara langsung
dengan barang yang dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh jenis biaya yang beragam
dan jumlahnya relative besar, seperti : biaya bahan penolong, biaya reparasi dan
pemeliharaan.
Penentuan harga poko produksi didasarkan pada cara produksi suatu produk,
yaitu secara pesanan atau secara proses. Perusahaan yang berproduksi
berdasarkan pesanan melaksanakan proses produksinya menggunakan metode
haraga poko pesanan (job order cost method), dimana semua biaya produksi
dikumpulkan untuk pesanan tertentu dengan harga pokok persatuan produksi yang
dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara membagi total
biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam
pesanan.
Perusahann yang berproduksi berdasarkan produksi massal, menghitung
harga pokok produksinya menggunakan metode harga poko proses (process cost
method). Di dalam metod ini, biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu
dan harga pokok persatuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut
dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan
jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam perode yang bersangkutan.
Menurut PSAK No.44 tahun 2009 aktifitas pengembangan real estate adalah
kegiatan perolehan tanah untuk kemudian dibangun perumahan dan/atau banguan
komersial dan/atau bangunan industry. Bangunan tersebut dimkasudkan untuk
dijual atau disewakan, sebagai satu kesatuan atau secara eceran (retail). Aktifitas
pengembanagan real estate juga mencakup perolehan kavling tanah untuk dijual