hospital bylaw tentang sdm.doc

58
78 BAB XIII HUBUNGAN KERJA Pasal 1 HAK DAN KEWAJIBAN 1. Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo maupun karyawan dan atau pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan adanya Peraturan ini, baik isi maupun maknanya, berkewajiban untuk memenuhi dan mentaati semua ketentuan yang telah ditetapkan ini beserta ketentuan pelaksanaannya di setiap unit usaha. 2. Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo dan karyawan berkewajiban memelihara dan menjaga tegaknya tata tertib unit usahat Rumah Sakit dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas demi menjaga tingkat kualitas, produktivfitas dan pelayanan optimal. 3. Kepala Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo mempunyai hak untuk memimpin dan melaksanakan kebijakan sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Karyawan mempunyai hak untuk menerima imbalan jasa sesuai dengan pekerjaannya, dan berkewajiban untuk melaksanakan tugas/pekerja bertanggung jawab yang dibebankan Rumah Sakit kepadanya dengan baik, penuh rasa kesadaran dan tanggung jawab. 5. Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo maupun Karyawan dan/atau pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan adanya ByLaw atau Peraturan ini, berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan/mendapat penjelasan baik tentang isi, makna, penafsiran maupun pengertian dari ketentuan-ketentuan yang tertera dalam peraturan ini, agar mengerti dan mematuhi, di samping memberikan penjelasan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan peraturan. Pasal 2 WEWENANG PIMPINAN Penerimaan, Pengangkatan, Mutasi, Rotasi, Demosi, Penugasan, Penilaian Prestasi Kerja, Penghargaan kerja dan kenaikan/Penurunan/Pencabutan jabatan dan/atau golongan, penetuan gaji dan atau pendapatan Karyawan adalah wewenang penuh Karumkit. Pasal 3 PENERIMAAN DAN PENGADAAN TENAGA KERJA BARU SERTA MASA PERCOBAAN

Upload: ronychanya

Post on 06-Nov-2015

67 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

78

BAB XIII HUBUNGAN KERJA

Pasal 1HAK DAN KEWAJIBAN

1. Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo maupun karyawan dan atau pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan adanya Peraturan ini, baik isi maupun maknanya, berkewajiban untuk memenuhi dan mentaati semua ketentuan yang telah ditetapkan ini beserta ketentuan pelaksanaannya di setiap unit usaha.

2. Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo dan karyawan berkewajiban memelihara dan menjaga tegaknya tata tertib unit usahat Rumah Sakit dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas demi menjaga tingkat kualitas, produktivfitas dan pelayanan optimal.

3. Kepala Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo mempunyai hak untuk memimpin dan melaksanakan kebijakan sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.4. Karyawan mempunyai hak untuk menerima imbalan jasa sesuai dengan pekerjaannya, dan berkewajiban untuk melaksanakan tugas/pekerja bertanggung jawab yang dibebankan Rumah Sakit kepadanya dengan baik, penuh rasa kesadaran dan tanggung jawab.

5. Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo maupun Karyawan dan/atau pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan adanya ByLaw atau Peraturan ini, berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan/mendapat penjelasan baik tentang isi, makna, penafsiran maupun pengertian dari ketentuan-ketentuan yang tertera dalam peraturan ini, agar mengerti dan mematuhi, di samping memberikan penjelasan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan peraturan.Pasal 2WEWENANG PIMPINAN Penerimaan, Pengangkatan, Mutasi, Rotasi, Demosi, Penugasan, Penilaian Prestasi Kerja, Penghargaan kerja dan kenaikan/Penurunan/Pencabutan jabatan dan/atau golongan, penetuan gaji dan atau pendapatan Karyawan adalah wewenang penuh Karumkit.Pasal 3PENERIMAAN DAN PENGADAAN TENAGA KERJA BARU

SERTA MASA PERCOBAAN1. Dasar penerimaan tenaga kerja baru adalah atas kebutuhan Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo dan untuk dapat ditererima menjadi Karyawan, calon harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit2. Penerimaan tenaga kerja baru, hanya dipertimbangkan bila dimajukan oleh bidang terkait sesuai kebutuhan dan perencanaan yang sudah digariskan oleh Pimpinan Rumah Sakit berdasarkan anggaran Tahunan.3. Penambahan jumlah tenaga kerja hanya dimajukan pada rapat personalia dengan memperhitungkan kebutuhan nyata dan melihat prospek bobot atau jumlah pekerjaan yang menetap untuk jangka waktu tertentu bersamaan waktu pengajuan anggaran tahunan, atau karena kebutuhan mendesak.4. Permintaan dan penambahan tenaga kerja baru dapat pula dimajukan, diluar jadwal diatas bila alasannya mencari pengganti karyawan yang keluar atau berhenti.5. Permintaan tenaga kerja baru diluar perencanaan, hanya bila diperlukan untuk pembentukan Unit Kerja/kegiatan baru, yang telah ditelitit atau alasan lain hanya atas pertimbangan dan persetujuan Kepala Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo.6. Pengadaan tenaga kerja untuk Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo dapat dilakukan dari lamaran, setelah diumukan/diiklankan pada Media Elektronik dan/atau Media Cetak, dan/atau jalan lainnya yang dipandang layak sesuai urgensinya.7. Penerimaan tenaga kerja di Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo dilakukan untuk dan atas nama Direksi, dalam hal ini Direktur Sumber Daya Manusia, dilakukan secara bersama oleh Kepala Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo sebagai pengguna calon tenaga kerja baru dan/atau dapat bekerja sama dengan pihak Konsultan.8. Tenaga Kesehatan atau Karyawan baru dalam masas percobaan (masa orientasi, pengenalan atau probisi) akan dilakukan penilaian kinerja dan dilakukan evaluasi yang hasilnya disampaikan kepada yang bersangkutan.9. Dalam masa percobaan atau masa probisi,Rumah Sakit maupun Karyawan berhak melakukan pemutusan hubungan kerja tanpa syarat apapun, dan perusahaan tidak wajib membayar pesangon atau pembayaran lainnya dalam bentuk apapun, selain dari gaji yang dibayar sampai saat pemutusan hubungan kerja tersebut. Masa percobaan dihitung sejak hari pertama karyawan mulai bekerja di Rumah Sakit secara resmi.10. Tenaga Kesehatan yang telah lewat masa percobaan dianggap sesuai dengan kualifikasi dan/atau persyaratan yang diperlukan dapat diangkat sebagai tenaga Kesehatan tetap atau Karyawan tetap, baik dengan status karyawan tetap (perjanjian Kerja Waktu Tidak tertentu) atau tetap sebagai karyawan dengan perjanjian kerja (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu).11. Dalam keadaan tertentu Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo dapat menerima Tenaga Kerja Kesehatan Warga Negara Asing untuk bekerja di lingkungan Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo sebagai tenaga ahli atau konsultan, serta sebelumnya harus memenuhi persyaratan yang ditentukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 4PERSYARATAN UMUM PENERIMAAN KARYAWAN1. Persyaratan Umum Karyawan atau Tenaga Kerja yang dapat dipertimbangkan untuk diterima bekerja di Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo adalah :a. Berkelakuan baik dan tidak pernah dinyatakan bersalah dalam suatu perkara kriminalb. Memiliki Tanda Pengenal Identitas Diri, Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau tanda pengenal lainnya.

c. Pada saat penerimaan berusia minimum 18 tahun dan maksimum 30 tahun, kecuali untuk jabatan pimpinan atau profesi dokter batas maksimum umur tertentu, sesuai kebijakan.

d. Memiliki pendidikan sekolah atau pengalaman kerja yang diperlukan untuk pekerjaan atau jabatan yang akan diberikan dengan menunjukan tanda lulus atau surat keterangan kerja.e. Memenuhi tuntutan persyaratan pekerjaan atau jabatan pada saat penerimaan, Lulus seleksi atau test penerimaan karyawan yang dianggap perlu oleh Rumah Sakit Sesuai pekerjaan atau jabatan yang akan diisinya.

f. Berbadan dan berjiwa sehat melalui uji kesehatan oleh dokter Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo. Tidak membawa cacat tubuh dan tabiat-tabiat/budaya yang dapat menghambat melakukan tugas pelayanan kesehatan bersyarat tinggi.g. Bersedia mentaati peraturan tata tertib dan disiplin yang berlaku di Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo.

h. Tidak terkait dalam hubungan kerja baik secara langsung maupun tidak langsung dengan pihak/sibjek hukum lain, terkeculai untuk Profesi Dokter Tamu yang akan bergabung berpraktek di Rumah Sakit.

i. Tidak mempunyai pertalian darah dan/atau ikatan perwakilan dengan karyawan yang bekerja di Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo. Peneilitian latar belakang calon, bila dianggap perlu dengan pihak-pihak ketiga yang memberikan referensi termasuk dari tempat kerja sebelumnya.

j. Tidak terlibat dalam kegiatan/keanggotaan dari partai/organisasi yang dilarang oleh Pemerintah serta berkelakuan baik sesuai dengan surat keterangan yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.k. Bagi karyawan wanita, bersedia tidak hamil pada 1 (satu) tahun petama masa bekerja.l. Besedia ditempatkan dibagian mana saja.

2. Memenuhi ketentuan yang bersifat Prosedur Administrasi tentang penerimaan dan pengangkatan Karyawan, diatau dan dirancang tersendiri dalam surat keputusan Karumkit dengan mengindah Peraturan Rumah Sakit ini dan Pereturan Perundang-undang yang belaku.Pasal 5SURAT PERJANJIAN KERJA SAMADANHUBUNGAN KERJA UNTUK JANGKA WAKTU TERTENTU1. Sebelumnya diterima bekerja, rumah sakit dan setiap calon karyawan atau karyawan yang diterima bekerja di Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo, harus mempersiapkan bersama dan menandatangani Surat Perjanjian Kerja bermaterai cukup, yang antara lain menyatakan masing-masing telah mengetahui dan menyetujui syarat ketentuan kerja di Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo.Perjanjian apapun bentuknya dalam kedudukan yang besepakat adalah kebebasan dengan syarat-syarat lain, tanpa suatu tekanan apapun bentuknya.2. Sebelumnya menandatangani Surat Perjanjian Kerja, setiap Calon Karyawan harus diberi kesempatan untuk membaca isi atau bersedia dijelaskan dengan isi perjanjian kerja dan Peraturan rumah sakit yang berlaku.3. Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo bekerjasama dengan Tenaga Kerja Kesehatan antara lain Profesi dokter dan tenaga kerja kesehatan lainnya baik untuk jangka waktu tertentu yang dinpada suatu pekerjaan tertentu, dengan syarat-syarat kerja dan ketentuan yang dinyatakan secara khusus dalam Perjanjian kerja yang diadakan antara Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo dengan Tenaga Kerja Kesehatan yang bersangkuat dan sesuai dengan perundang-undang yang berlaku. Terhadap Tenaga Kerja Kesehatan dengan hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu (PKWT) tidak harus menjalani masa percobaan, trainee.4. Setelah habis masa perjanjian kerja 2 tahun di Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo maupun karyawan tenaga Kesehatan berhak melakukan pemutusan hubungan kerja tanpa syarat apapun, dan Rumah Sakit tidak wajib membayar pesangon atau pembayaran lainnya dalam bentuk apapun. Pasal 6STATUS TENAGA KERJABerdasarkan pada macam, sifat dan jangka waktu ikatan kerja yang ada, tenaga kesehatan khususnya dilingkungan Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo terbagi atas beberapa status ketenagaan, yaitu :1. Tenaga Kesehatan TetapAdalah Tenaga Kesehatan atau Karyawan,militer,perwira,bintara,tamtama dan PNS Hankam yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh pimpinan komando atas dimana statusnya disesuaikan dengan peraturan yang berlaku Undang-undang TNI dan Undang-undang kepegawaian.

Tenaga kesehatan atau karyawan tidak tetap, terdiri atas;2.1 Tenaga Kerja Perjanjian Kerja jangka waktu tertentu.

Mereka adalah Tenaga Kerja yang terkait pada hubungan kerja secara terbatas dengan Rumah Sakit sebagaimana tersebut dalam kontrak perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu (PKWT) yaitu :

2.1.1Profesi Dokter (medik), sebagai karyawan dibedakan dengan Profesi Dokter Umum atau Spesialis dan Gigi sebagai mitraPekerjaan selaku profesi dokter dalam kaitan hari dan jam kerja, banyak pula ditentukan oleh peraturan/undang-undang tentang kesehatan, etika berpraktek kedokteran dan pertanggung jawaban medicolegal. Dalam pasal-pasal sebelum ini dan setelahnya yang menyangkut dokter gigi diperlakukan sama dengan dokter Umum dan Spesialis.Hubungan Dokter dengan Pihak Pengelola Rumah Sakit ditentukan dan dituangkan dengan kesepakatan tertulis, berupa perjanjian kerja dengan menekankan masalah hak dan tanggung jawab perdata (liabilitas) praktek profesi yang mandiri, baik sebagai dokter tamu (visiting/guest physician/specialist) atau dokter tetap (employee physician / specialist), merujuk pada hukum buruh majikan (Dokter/Umum-spesialis dapat bukan karyawan, berkedudukan sebagai mitra kerjasama yang saling menguntungakan. Dokter sebagai pemilik dalam bentuk apapun a.I pendiri, pemegang saham atau keluarganya) tetap diwajibkan tunduk pada ketentuan-ketentuan yang umum terkait dengan perjanjian kerja yang berlaku di Rumah Sakit).2.1.2 Profesi Lain Adalah tenaga Medis lain selain Dokter. Apoteker, Psikologi dan profesi lain yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan tenaga kontrak perjanjian waktu tertentu (PKWT) yang terkait hubungan kerja untuk waktu tertentu yang waktu kerjanya ditentukan atas kesepakatan kedua belah pihak.2.1.3 Karyawan Asing :Adalah karyawan yang bukan warga Negara Indonesia yang terkait hubungan kerja secara terbatas berdasarkan perjanjian kerja dengan Rumah Sakit, atas dasar keahlian yang belum atau kurang dikuasai oleh Warga Negara Indonesia dengan masa kerja sesuai dengan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undang yang berlaku.3. Bukan karyawan

Adalah semua orang yang secara formal tidak terkait dalam hubungan kerja secara lansung dengan Rumah Sakit, yang bersangkutan berstatus dipekerjakan di Rumah Sakit karena adanya hubungan kerjasama antar Rumah Sakit dengan pekerja yang bersangkutan sesuai kesepakatan kerjasama dan peraturan bidang ketenagakerjaan yang berlaku.4. Seorang karyawan dapat merubah status karyawan dengan mencabut perjanjian kerja sebelumnya atas kesepakatan bersama antara kedua belah pihak.Pasal 7TANGGUNG JAWAB DAN SANKSI ADMINISTRASI1. Tanggung jawab adalah suatu konsekwensi sanksi administrasi kesalahan seorang karyawan baik karena disengaja atau tidak disengaja.2. Sangsi administrasi adalah konsekwensi keputusan administrasi dari Rumah Sakit pada seorang karyawan seperti diahli tugaskan atau mutilasi, (lihat juga pasal 11), diturunkan dari jabatan (demosi), dirumahkan atau dibebastugaskan untuk batas waktu tertentu, mendapat surat peringatan ringan s/d peringatan keras dll untuk tujuan pembelajaran dan menjerakan.3. Sanksi administrasi berat dapat diberikan bila kehadiran karyawan dapat merugikan Rumah Sakit secara langsung atau tidak langsung. Sangsi administrasi berat adalah memberhentikan hubungan kerja secara sepihak oleh Rumah Sakit menurut dan sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.4. Sangsi administrasi diusulkan oleh atasan langsung atau tidak langsung diatasnya bersama Kepala rumah sakit.Pasal 8HUBUNGAN KELUARGA ANTARA KARYAWAN1. Karyawan yang mempunyai hubungan keluarga langsung sebagai family dalam lingkungan Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo.

2. Ketentuan yang bersifat procedural dan administrasi tentang hubungan istimewa dalam Rumah Sakit ini diatur tersendiri dalam surat Keputusan Direksi dengan mengindahkan Peraturan ini dan peraturan prungdang-undangan yang berlaku.

3. Penyimpangan dan ketentuan dalam pasal ini hanya dapat diambil untuk kepentingan Rumah Sakit, dapat diambil berdasarkan pertimbangan dan persetujuan tertulis oleh Pimpinan.

BAB XIV. PENEMPATAN, MUTASI, PROMOSI, DEMOSI DAN PENILAIAN PRESTASI KERJAPasal 9MUTASI 1. Rumah Sakit mempunyai wewenang penuh untuk menempatan atau memutasikan karyawan dengan berbagai alasan untuk kepentingan Rumah Sakit.2. Menempatkan atau memutuskan sebagai pejabat atau memindahkan karyawan untuk suatu pekerjaan atau jabatan dalam lingkungan Rumah Sakit dalam rangka pendayagunaan tenaga kerja, kelancaran kegiatan dan tercapainya tujuan Rumah Sakit, ditetapkan melalui Keputusan Karumkit, Dinyatakan dalam Surat Laporan Kepegawaian.3. Penempatan dan mutasi pekerja tidak boleh dilaksanakan atas dasar diskriminasi pada suku, agama, ras dan antara golongan.4. Jenis dan bentuk mutasi meliputi :

a. Mutasi sementara adalah perpindahan Karyawan atau Pejabat Pimpinan dari satu lokasi kerja satu ke lokasi kerja lain dalam lingkungan rumah sakit

.b. Mutasi tetap adalah perpindahan Karyawan secara tetap dari satu lokasi kerja ke lokasi kerja lain yang bukan dalam rangka tugas pekerjaaan ataupun penugasan khusus.c. Mutasi dalam Rumah Sakit didasarkan sesuai dengan kebutuhan organisasi bidang fungsi organik.5. Mutasi atau penempatan atau pemindahan bila bukan merupakan tindakan sanksi dan pelaksanaanya tidak akan mengurangi gaji karyawan dan kesempatan untuk promosi atau kenaikan gaji, adalah hal yang wajar dilaksanakan seperti yang diatur dalam Peraturan Rumah Sakit.6. Penolakan terhadap mutasi yang dilakukan sesuai dengan prosedur mutasi sebagaiman yang diatur dalam Peraturan rumah sakit maka dikategorikan sebagai penolakan untuk mentaati perintah atasan/pimpinanan Rumah sakit adalah pelanggaran kedisiplinan berat, terkecuali yang bersangkutan dapat membuktikan untuk tidak mampu melaksanakan tugas.Pasal 10PROMOSI

1. Promosi adalah kedudukan atau jabatan seorang Karyawan disampaikan dengan Surat Keputusan Karumkit atau Komando Atas.2. Rumah Sakit akan memberikan prioritas kepada karyawan yang memenuhi persyaratan untuk pengisian jabatan lebih tinggi, promosi, karena : Kebutuhan karyawan Potensi karyawan Kompetensi karyawan Prestasi kerja karyawan dalam jangka waktu tertentu Konduite, integritas , profesi dan loyalitas.

Pasal 11DEMOSIDemosi adalah sebaliknya dari promosi sebagai sanksi administrasi pada seorang karyawan dengan segala kensekuensinya.Pasal 12PENILAIAN PRESTASI KERJA

1. Penilaian prestasi kerja Karyawan akan dilakukan oleh atasan langsung/pimpinan kerja secara berkala, transparan dan objektif berdasarkan kriteria dan persyaratan yang ditentukan Rumah Sakit, serta merupakan salah satu dasar pertimbangan Rumah Sakit untuk melakukan promosi, demosi, mutasi, penyesuaian gaji, pemberian insentif/bonus, pemberian/kesepakatan sekolah, kursus dan pelatihan sampai dengan pemutusan hubungan kerja atau meninjau perjanjian kerja yang lebih menguntungkan bagi kedua belah pihak.2. Ketentuan yang bersifat prosedural dan administrasi mengenai penilaian prestasi kerja karyawan ini diatur tersendiri dengan Surat Keputusan Karumkit dengan memperhatikan Peraturan Rumah Sakit ini serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.Pasal 13PENGEMBANGAN KARIR1. Tenaga Kerja/Karyawan diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan karir dalam organisasi Rumah Sakit sesuai potensi dan prestasinya serta kebutuhan Rumah Sakit yang dilaksanakan dengan transparan, obyektif dan terukur (melalui proses penilaian, kemampuan, kemauan, psikotest dan lain-lain bila diperlukan).2. Atasan lansung bertanggung jawab penuh menilai dengan jujur objektif sesuai kriteria yang dibuat oleh atasan langsung untuk kepentingan Rumah Sakit.

Pasal 14PENDIDIKAN DAN PELATIHAN1. Untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental karyawan tenaga Kesehatan Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo memberikan Program pendidikan dan Pelatihan.

a. Pendidikan lebih bercirikan berbentuk teori dan diselenggarakan dalam bentuk sekolah, kursus atau sejenisnya berbentuk klas, class from.b. Pelatihan lebih bercirikan bekerja praktek nyata, fieldwork berketerusan sampai seorang mampu bekerja dengan kemampuan prima.c. Pelatihan PPGD, BCTLS, ATLS pagi klinis, lokakarya dan seminar.2. Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo merencanakan dan melaksakan program pendidikan dan pelatihan yang efektif kepada tenaga kesehatan dengan tujuan :

a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap mental dan profesionalisme karyawan kesehatan sehingga dapat mendukung peningkatan produktivitas dan daya saing perusahaan.b. Mengembangkan pkompetensi, kemampuan karyawan kesehatan agar sesuai dengan tuntutan kompetensi pada jabatan dan pekerjaan dengan mengukuti perkembangan teknologi dibidang pekerjaan dimaksud.

c. Meningkatkan kompetensi agar sesuai dengan persyaratan pekerjaan dan jabatan yang direncakan untuk pekerjaan kesehatan.3. Setiap karyawan tenaga kesehatan mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan dan pelatihan sesuai kebutuhan Rumah Sakit pelaksanaannya dikaitkan dengan Pedoman Pola Karir yang ada dan kemauan dan kemampuannya (willing and able).4. Karyawan yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan/atau Pelatihan, yang dalam hal ini Rumah Sakit telah mengeluarkan sejumlah biaya, kepada karyawan/tenaga kesehatan yang bersangkutan diwajibkan untuk menandatangani Perjanjian Ikatan Dinas.5. Apabila Karyawan/tenaga kesehatan yang mengikuti pendidikan dan pelatihan atas biaya Rumah Sakit sebagaimana tersebut pada ayat diatas, kemudian mengundurkan diri sebelum menyelesaikan masa ikatan dinasnya yang bersangkutan wajib mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.6. Ketentuan yang bersifat procedural dan administrasi mengenai pendidikan dan Pelatihan sebagaimana dimaksud ayat (4) dan (5) pasal ini termasuk biaya yang diperlukan Karyawan ini diatur tersendiri dengan Surat Keputusan Karumkit dengan memperhatikan Peraturan di Rumah Sakit.

Pasal 15PEMBINAAN1. Dalam rangka lebih meningkatakan efesiensi dan efektifitas kerja demi tercapainya tingkat kualitas, produktivitas dan pelayanan yang optimal, maka Karyawan dan Rumah Sakit secara bersama-sama bekerja dengan penuh semangat (sprit) kerja untuk ini ia bertanggung jawab agar : Memelihara etika moral Meningkatkan kinerja dan etos kerja

Meningkatkan disiplin kerja Menanamkan rasa tanggung jawab Mengembangkan kemampuan, keterampilan dan kreativitas kerja.

2. Pimpinan dengan bekerjasama dengan semua Anggota mengupayakan pendekatan pada seluruh karyawan/tenaga kesehatan rumah sakit dalam memberikan upaya pembinaan spirit kerja.

Pasal 16PENGHARGAAN1. Sebagai salah satu langkah dalam pembinaan karyawan tenaga kesehatan, maka kepada yang telah menunjukan kesetiaan atau prestasi yang luar biasa, diberikan penghargaan.2. Kepada Karyawan yang mempunyai konduite baik dan sesudah bekerja berturut-turut pada Rumah Sakit dengan mempunyai masa kerja paling sedikit 5 (lima) tahun secara terus menerus dipertimbangkan akan diberikan penghargaan berupa Predikat terbaik atau Karya Bakti karena Dedikasi, Loyalitasnya dan Tingkat Keterampilan Kerjanya melalui proses pemilihan karyawan.3. Ketentuan yang bersifat prosedural dan administrasi mengenai Pemberian penghargaan kepada karyawan yang berprestasi dimaksud ayat (1) pasal ini, dan termasuk biaya yang perlu diatur tersendiri dengan Surat Keputusan Karumkit .BAB XVPENGATURAN KERJA DAN LEMBURPasal 17UMUM

1. Berdasarkan jenis dan sifat pekerjaan dilingkungan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit, waktu kerja diatur dan tetapkan oleh Rumah Sakit sesuai jam normal (non Shift) dan kerja gilir (shift) secara berkelompok.2. Dengan memperhatikan ketentuan dan perundang-undang yang berlaku, hari kerja di Rumah Sakit adalah 6 (enam) hari atau 5 (lima) hari kerja dalam seminggu.3. Dalam rangka pengaturan kerja shift dipergunakan ketentuan-ketentuan serta kebiasaan-kebiasaan yang lazim berlaku di lingkungan rumah sakit di Indonesia pada umumnya sebagai patokan, sesuai ciri pelayanan kemanusiaan/profesi kedokteran dan keperawatan atau sejenisnya tidak mungkin adanya pembatasan jam kerja.Pasal 18JAM KERJA DAN ISTIRAHAT

1. JAM KERJA SHIFT Pagi:Jam 07.00 wib s/d 14.00

Siang:Jam 14.00 wib s/d 21.00

Malam:Jam 20.00 wib s/d 07.00

Penetapan waktu, jumlah jam kerja dan waktu istirahat standar diatas dapat disesuaikan lokasi unit bagian dan kegiatan masing-masing, dengan mempertimbangkan waktu tiba dan pulang khususnya untuk wanita berdinas malam dan jarak tempat tinggal serta fasilitas transportasi umum yang ada.Ketentuan :

a) Dalam jam kerja diberikan waktu istirahat berdasarkan kewajaran pelayanan yang adakalanya pekerjaan tidak dapat dibatasi waktu yang pasti namun waktu istirahat untuk minum the/kopi atau/dan makan sesuai dengan kondisi bobot pekerjaan sesaat yang bercirikan pelayanan kemanusiaan / tugas kedokteran dan keperawatan.b) Penggantiaan jam kerja shift dan istirahat mingguan dan harian besar dapat dijatuhkan di sembarangan hari, diatur secara bergiliran sekurang-kurangnya 1 (satu) minggu sekali. Pengaturannya berupa kewenangan atasan masing-masing

c) Waktu dinas malam diberikan istirahat cukup, namun tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan pasien secara berimbang.

2. JAM KERJA NON SHIFT 6 (enam) Hari Kerja

Senin s/d Jumat: Jam 08.00 wib s/d 16.00Sabtu

: Jam 08.00 wib s/d 12.00

5 (lima) Hari Kerja

Senin s/d Jumat: Jam 08.00 wib s/d 17.00 Kentuan :

a) Jam atau waktu istirahat diberikan selama satu jam kecuali hari Sabtu jam 12.00

b) Enam atau lima hari kerja adalah alternatif disesuaikan dengan kegiatan unit kerja.

3. Untuk jenis kerja tertentu dan/atau giliran kerja (shift) ditetapkan waktu kerja dan istirahat dengan Surat Keputusan Karumkit dengan mengindahkan peraturan atau perundangan yang berlaku dan kewajaran dalam pekerjaan pelayanan kesehatan.4. Karyawan masuk kerja pada hari dan/atau diluar jam kerja apabila diperlukan oleh Rumah Sakit adalah suatu kewajiban seorang Karyawan Kesehatan terkait moral kemanusiaan, untuk kepentingan yang mendesak.

Pasal 19KERJA LEMBUR

1. Untuk menyelesaikan pekerjaan karena alasan mendesak terutama dalam keadaan kedaruratan pasien,Rumah Sakit dapat memerintahkan karyawan untuk kerja lembur. Seorang dapat bekerja lebih dari jam kerja atas kemampuan sendiri tanpa memperhitungkan sebagai lembur kerena alasan moral seseorang profesi dan/atau paraprofesi di rumah sakit.2. Kerja lembur adalah kerja di luar jam baik hari kerja biasa maupun hari libur resmi. Apabila rumah sakit memerlukan dan berdasarkan perintah atasannya maka karyawan wajib bersedia menerima kerja lembur.3. Apabila Rumah Sakit memerlukan, karyawan dapat meminta untuk bekerja lembur dan karyawan wajib mentaatinya dengan mengindahkan persyaratan-persyaratan berkenaan dengan hal kerja lembur yang ditetapkan oleh peraturan perundangan yang berlaku.4. Apabila karena sesuatu hal seseorang karyawan tidak dapat bekerja lembur, maka karyawan yang bersangkutan harus melapor kepada atasan terlebih dahulu.5. Seorang yang akan melakukan lembur hanya sah untuk diperhitungkan uang lemburnya bila terlebih dahulu diketahui dan dilaporkan pada atasan lansung memberi perintah lembur yang seterusnya dilaporkan pada bagian personalia pada hari kerja berikut, dengan menyebutkan alasannya, serta ketentuan dan persyaratan lain yang ditetapkan oleh rumah sakit.6. Untuk bekerja lembur, karyawan mendapat pembayaran uang lembur. Sesuai dengan jenis dan sifat pekerjaan, pelaksanaan dan perhitungan upah kerja lembur diatur sebagaimana ketentuan yang ditetapkan tersendiri diluar Peraturan Rumah Sakit.7. Para Pejabat pimpinan atau karena ciri tanggung jawab yang khusus sifatnya tidak mendapatkan imbalan jam kerja lembur.8. Ketentuan yang bersifat procedural dan adminstrasi tentang kerja lembur ini diatur tersendiri, dalam Surat Keputusan Karumkit dengan mengindahkan peraturan atau perundangan yang berlaku.9. Dinas on call adalah dinas yang tidak mengharuskan seseorang masuk diluar jam kerja namun siap dipanggil sewaktu waktu. Ketentuan tentang hal ini dibuat oleh Kepala Unit Rumah Sakit dengan terlebih dahulu dikonsultasikan pada Pimpinan.

Pasal 20DINAS ON CALL1. Dinas on call adalah dinas yang tidak termasuk dalam daftar dinas resmi, tetapi sewaktu-waktu karyawan tenaga kesehatan dipanggil untuk dinas dengan ketentuan sebagai berikut.2. Perhitungan jam kerja berdasarkan on call seperti diatas berlaku untuk dokter jaga on-call, bila padanya berlaku kompensasi berupaya salah salah satu bentuk imbalan yang telah disepakati bersama.3. Kehadiran karyawan Onn Call, wajib melaksanakan absensi Finger Print, Time-Card:atau cara lain yang wajib ditaati oleh setiap karyawan.4. Keterlambatan datang atau pelanggaran penggunaan jam kerja yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku dianggap sebagai ketidak disiplinan dan merupakan pelanggaran tata tertib jam kerja.5. Setiap masuk dan keluar jam kerja absensi harus dilakukan oleh karyawan itu sendiri.6. Setiap masuk kerja diluar daftar dinas yang telah dibuat oleh masing-masing kepala bagian atau hari kerja menurut kalender untuk tata usaha, maka yang bersangkutan harus mengisi formulir laporan kepegawaian.7. Ketentuan yang bersifat procedural dan adminstratif tentang dinas Onn Call ini akan diatur tersendiri dalam Surat Keputusan Karumkit dengan mengindahkan peraturan atau perundang yang berlaku.Pasal 21DINAS DALAM1. Dinas dalam, berlaku bagi seorang karyawan karena sesuatu hal dimana pada saat tersebut dibutuhkan tenaga karyawan tambahan.2. Dinas dalam, berlaku bagi seorang karyawan karena sesuatu hal dimana pada saat tersebut dibutuhkan tenaga karyawan tambahan untuk menyelesaikan pekerjaan. Kegiatan ini dapat dilaksanakan apabila ada perintah Atasan Langsung atau PIKET (Lap.Kepegawaian)3. Untuk memberikan kesempatan istirahat kapada karyawan yang melaksanakan Dinas Nerus satu shift, harus mendapatkan libur satu hari sehingga jumlah hari kerjanya tetap sesuai dengan jadwal dinas semula, terutama nerus SORE -- > MALAM4. Apabila Dinas Dalam terjadi karena seseorang karyawan berhalangan hadir, maka karyawan yang bersangkutanharus mengganti hari dinasnya dan apabila tidak sanggup mengganti Hari dinasnya akan dikenakan sanksi.5. Untuk itu penanggung jawab Unit kerja wajib segera membuat atau merubah jadwal dinas baru yang berlaku pada bulan tersebut.6. Perhitungan yang diakui sebagai Waktu Dinas dalam adalah berdasar pada waktu selesai-nya suatu pekerjaan, bukan waktu yang tertera pada Absen Pulang (Finger Print). Untuk itu PIKET / penanggung jawab Unit kerja wajib mengetahuinya (Tanda Tangan), pada lembur Laporan Kepegawaian.7. Ketentuan yang bersifat prosedural dan administrativ tentang dinas dalam ini akan diatur tersendiri dalam Surat keputusan Karumkit dengan mengindahkan peraturan atau perundangan yang berlaku.Pasal 22KEADAAN DARURAT1. Untuk dapat mengatasi berbagai masalah yang mungkin timbul diluar jam kerja atau dalam keadaan mendesak dalam rangka kebutuhan Rumah Sakit dapat memberlakukan tugas jaga on call yang akan di atur kemudian.2. Dalam keadaan darurat dan untuk menjaga kelanggengan hidup Rumah Sakit dapat memberlakukan jam kerja yang diatur secara khusus.3. Karyawan harus bersedia melakukan pekerjaan yang ditentukan menurut jadwal kerja khusus tersebut sepanjang dalam batas yang di izinkan oleh perundang undangan yang berlaku.4. Dalam keadaan darurat karena kekurangan karyawan karena alasan apapun karyawan dapat meneruskan dinas satu hari penuh, dikenal dengan dinas dalam dan untuk ini yang berkepentingan diperhitungkan masuk satu hari penuh dan diberikan gaji satu hari penuh.5. Ketentuan kompensasi dinas lembur dan istirahat waktu dinas malam karyawan rumah sakit di atur Kepala Ruangan masing-masing berdasarkan kewajaran yang berlaku dan kebebasan dalam dinas pelayanan kesehatan pada umumnya. BAB XVI. PENGHASILAN, TUNJANGAN DAN KONSUMSI KARYAWANPasal 23PENETAPAN GAJI

1. Penetapan Gaji Karyawan dinilai dari tingkat uraian pekerjaan/jabatan dalam hubungan dengan jabatan jabatan lain dalam Rumah Sakit disesuaikan dengan angka angka yang terdapat pada SKALA GAJI atau penggajian untuk setiap bagian yang tentunya tergantung kondisi keuangan Rumah Sakit dan biaya yang dapat saja berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. 2. Penetapan gaji dan penyesuaian atas gaji sepenuhnya menjadi wewenang Karumkit yang ditetapkan dengan surat Keputusan Direksi tersendiri disesuaikan kondisi dan kemampuan Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo memperhatikan tanggung jawab pekerjaan Karyawan yang bersangkutan, serta tidak akan lebih rendah dari upah minimum Provinsi (UMP) bagi karyawan buruh yang ditetapkan pemerintah.3. Gaji atau pendapatan karyawan merupakan objek pajak penghasilan karyawan. Pajak penghasilan tersebut ditanggung dan dibayarkan oleh Rumah Sakit atau dengan cara yang disepakati bersama.4. Rumah Sakit melaksanakan perhitungan, penyetoran dan melaporkan pajak penghasilan seluruh karyawan, termasuk mitra spesialis sebagaimana yang dimaksud dan diatur oleh peraturan dan perundangan yang berlaku.5. Pembayaran gaji termasuk tunjangan tunjangan atau Allowance (kalau ada) dan upah lembur karyawan dilakukan bersamaan dengan penerimaan gaji setiap bulan. Yaitu pada tanggal 30 (tiga puluh) pada bulan tersebut dan selambatnya pada minggu pertama bulan berjalan berikutnya.6. Apabila tanggal tersebut jatuh pada hari libur pembayaran dilakukan pada hari kerja berikutnya. Karumkit dapat mengubah waktu pembayaran gaji ini dan dituangkan dalam surat Keputusan Direksi tersendiri.7. Sanksi administratif atas ketidakhadiran karyawan sesuai jam dan hari dinas tanpa pemberitahuan dan atau memberikan alasan yang dapat diterima, dapat diberikan berupa konsekuensi pada pendapatan gaji karyawan.8. Kenaikan gaji berkala setiap tahunnya akan diberikan pada karyawan dengan memperhitungkan kondisi dana Rumah Sakit yang dialokasikan untuk itu, terkecuali bila ia tidak menunjukan prestasi kerja yang lebih baik dari tahun sebelumnya.9. Ketentuan yang bersifat prosedural dan administrasi mengenai penggajian dan pembayaran gaji serta kenaikan gaji berkala ini diatur tersendiri dalam surat Keputusan Direksi dengan mengindahkan peraturan atau perundangan yang berlaku.Pasal 24LEMBUR1. Ketentuan Imbalan Lembur Ditentukan Oleh Rumah Sakit dengan memperhitungkan jenis cara bekerja di lingkungan pelayanan kesehatan.2. Lembur tidak berlaku bagi karyawan dengan jabatan pimpinan atau setingkat Kepala Unit kerja ke atas, sebagai kompensasi telah/dapat diberikan Allowance sesuai biaya kepantasan akibat tambahan pekerjaan dan jabatannya masing-masing.Pasal 25HAK KARYAWAN SAKIT

1. Apabila karyawan sakit yang cukup lama dan/ atau berkepanjangan dan/atau terus menerus dan/atau tidak mampu bekerja dengan baik sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya dan/atau kondisi penyakitnya dapat membahayakan lingkungan kerja maupun dirinya sendiri dan hal-hal semua tersebut harus berdasarkan surat keterangan yang sah dari dokter yang merawat atau dokter yang ditunjuk oleh Rumah Sakit, maka penggajian karyawan tersebut dilakukan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.2. Kepada mereka diberlakukan ketentuan penggajian diatur sebagai berikut:

a. Untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% dari gaji

b. Untuk 4 (empat)bulan kedua, dibayar 75% dari gaji

c. Untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% dari gaji

d. Untuk bulan selanjutnya sampai adanya pemutusan hubungan kerja dibayr sebesar 25% dari gaji.

3. Ketentuan pembayaran gaji dengan bertahap berlaku bagi karyawan yang menderita sakit berkepanjangan. Yang dimaksud sakit berkepanjangan adalah terus menerus atau terputus-putus kemudian mampu bekerja kembali, tetapi dalamkurang dari 20 (dua puluh) hari kerja, sakit kembali.4. Biaya perawatan karyawan selama sakit diberikan oleh Rumah Sakit sebagai sumbangan dengan mengikuti ketentuan-ketentuan yang ditetapkan.5. Terhadap Karyawan yang sakit selama 12 (dua belas) bulan penuh secara terus-menerus, akan diputuskan hubungan kerjanya berdasarkan surat keterangan dokter yang merawat dari Rumah sakit dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pasal 26KONSUMSI

1. Dalam rangka meningkatkan produktifitas kerja karyawan, maka kepada karyawan yang hadir dan bekerja sesuai jam kerja terutama shift malam dapat diberikan makanan atau snack pada waktu, tempat dan jam yang sesuai. Konsumsi makanan ini tidak diperhitungan sebagai bagian dari gaji.2. Rumah Sakit tidak memberikan penggantian berupa uang makan dalam hal karyawan tidak menggunakan fasilitas atau bantuan konsumsi tersebut, dengan alasan menjalankan ibadah puasa, diet atas anjuran dokter atau dengan alasan-alasan lain.3. Pengaturan mengenai konsumsi karyawan beserta ketentuannya bersifat procedural dan administrasif akan diatur dalam surat Keputusan Karumkit.Pasal 27TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN1. Tunjangan Hari Raya Keagamaan sebagai bagian dari tambahan gaji yang dibayar menjelang Hari Raya Keagamaan sebagaiman yang lazim berlaku dinegeri ini.2. Tunjangan Hari Raya Keagamaan di berikan pada karyawan yang telah mempunyai masa kerja 3(tiga) bulan secara terus menerus atau lebih.3. Ketentuan pembayaran tunjangan ini sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan dibayarkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum hari raya.4. Ketentuan Pembayaran Tunjangan Hari Raya Keagamaan ini bagi karyawan di Rumah Sakit adalah sebagai berikut :a. Karyawan yang telah mempunyai masa kerja 12(dua belas) bulan secara terus menerus atau lebih, mendapat sebesar 1(satu) bulan gaji.b. Karyawan yang telah mempunyai masa kerja 3(tiga) bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12(dua belas) bulan diberikan secara proposional dengan masa kerja yakni dengan perhitungan : Masa kerja dibagi 12 x 1 (satu) bulan gaji.5. Karyawan yang putus hubungan kerjanya terhitung sejak waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum jatuh tempo hari raya keagamaan berhak atas tunjangan ini.6. Hal lain yang berhubungan dengan pemberian tunjangan hari raya keagamaan ini diatur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.7. Ketentuan ini berlaku bagi karyawan tetap dan karyawan tidak tetap diatur dalam perjanjian kerjanya masing masing dengan mengindahkan peraturan perundangan yang berlaku.Pasal 28PERJALANAN DINAS1. Karyawan berdinas apabila ia melakukan perjalanan dalam rangka melaksanakan tugas yang diperintahkan keluar lingkungan Rumah Sakit, termasuk rapat/ training/ seminar/ lokakarya di suatu tempat yang diatur dalam ketentuan ini.2. Berdasarkan jangkauan wilayahnya, perjalanan dinas dikategorikan sebagai berikut:a. Perjalanan dinas dalam negeri adalah perjalanan dinas yang dilakukan karyawan didalam wiliyah negara Republik Indonesia, yang di bedakan sebagai berikut :i. Untuk lokasi kerja diluar Jakarta, atau batas minimal dari route perjalanan dinas tersebut adalah radius kurang lebih 60 KM (enam puluh) dari lokasi tugas/tempat kerjanya sehari-hari, diberikan biaya perjalanan dinas.ii. Untuk Lokasi kerja di luar Jakarta, diberikan biaya perjalanan dinas dan biaya transportasi serta akomodasi.b. Perjalanan dinas luar negeri adalah perjalanan dinas yangdilakukan oleh karyawan keluar wilayah Negara Republik Indonesia.

3. Kepada karyawan yang melakukan perjalanan dinas diberikan penggantian biaya perjalanan dinas berupa allowance yang terdiri dari penggantian biaya transportasi, biaya penginapan, biaya makan dan uang saku.4. Kepada karyawan yang melakukan perjalanan dinas tetapi tidak menginap diberikan allowance untuk penggantian biaya yang meliputi penggantian biaya transportasi, uang makan dan uang saku.5. Bagi karyawan yang melakukan perjalanan dinas tidak berhak lagi atas uang lembur apabila bekerja melewati jam kerja normal.6. Penetapan besarnya biaya perjalanan dinas beserta ketentuan administrative adalah kewenangan berupa kebijaksanaan pemimpin Direksi bersama Komisaris.BAB XVII. JAMINAN SOSIAL DAN SUMBANGANPasal 29JAMINAN SOSIAL1. Sesuai dengan peraturan pemerintah, semua karyawan yang berusia di bawah 55 (lima puluh lima) tahun diikut sertakan dalam program jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) pada PT.JAMSOSTEK, meliputi :a. Jaminan kecelakaan kerjab. Jaminan Hari Tuac. Jaminan Kematian2. Besarnya iuran JAMSOSTEK yang diikuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.3. Pembayaran tunjangan JAMSOSTEK beserta ketentuan yang bersifat administrative serta ketentuan tentang besarnya iuran JAMSOSTEK yang lebih rinci, adalah kewenangan Direksi4. Penetapan Besarnya Biaya Tunjangan JAMSOSTEK beserta ketentuan administrative adalah kewenang berupa kebijaksanaan pinpinan Direksi.5. Jaminan pengobatan :

PENGOBATAN/PERAWATANYang diberikan oleh Rumah Sakit adalah fasilitas Pengobatan atau berobat terbatas maksimal sesuai fasilitas yang ada di Rumah Sakit , pengobatan lebih dari ini tidak menjadikan kewajiban tetapi menjadi kebijaksanaan berupa hak direksi untuk menetapkannya.1. Yang dapat menggunakan fasilitas secara Cuma-Cuma adalah :a. Karyawan yang bersangkutanb. Seorang istri yang terdaftar di bagian personalia.c. Anak dibawah umur 5(lima) tahun.Fasilitas tersebut diatas berlaku bagi karyawan tetap.

2. Kepada Karyawan tidak tetap dan karyawan harian lepas, dapat diberi fasilitas pengobatan atau berobat terbatas maksimal yang dapat diberikan oleh masing-masing Rumah Sakit dan berlaku hanya untuk yang bersangkutan.3. Prosedur dan tata cara penggunaan fasilitas perawatan atau berobat di Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo, termasuk biaya-biaya pengobatan dan perawatan diluar unit Usaha Rumah Sakit, diatur tersendiri dalam petunjuk pelaksanaan atau disampaikan dalam bentuk surat pemberitahuan di luar peraturan Rumah Sakit.Pasal 30SUMBANGAN SOSIAL1. Sumbangan adalah kerelaan pihak Rumah Sakit membayarkan berbentuk fasilitas , barang atau tunai dari Rumah Sakit pada karyawan yang dinilai sepihak olehnya. Tunjangan bukan kewajiban, adalah kewajiban moral bila kondisi Rumah Sakit memungkinkan dan nilai loyalitas serta nilai lain yang diperhitungkan oleh pimpinan secara kolektif.2. Iuran sosial anggota perbulan besar yang telah ditentukan untuk diberikan sumbangan kepada anggota atau karyawan dan keluarganya yang sakit.Pasal 31KESELAMATAN KESEHATAN KERJA1. Keselamatan kesehatan kerja merupakan hal yang sangat penting bagi seluruh karyawan. Untuk itu berbagai hal berikut ini perlu diperhatikan bahwa:2. Setiap karyawan wajib menjaga keselamatan & kesehatan dirinya dan karyawan lainnya serta segera melaporkan kepada atasannya apabila mengetahui adanya berbagai hal yang dapat membahayakan keselamatan/kesehatan Karyawan maupun barang milik Perusahaan.2.1 Karyawan wajib mentaati peraturan yang berlaku di Rumah Sakit tentang :

a. Keselamatan dan kesehatan kerja

b. Keamanan/pengamanan

c. Administrasi

2.2 Karyawan dilarang mengoperasikan mesin peralatan kedokteran lainnya tanpa izin dan pengawasan dari yang berwenang untuk itu.2.3 Karyawan wajib mentaati segala peraturan dari Rumah Sakit dalam mencegah timbulnya bahaya kebakaran. Pada waktu timbul kebakaran, setiap karyawan wajib mematuhi ketentuan yang diatur sesuai standar prosedur yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit.

2.4 Tanpa seizin pejabat yang berwenang, karyawan dilarang memindahkan alat-alat pemadam kebakaran dari tempat semula yang sudah ditentukan oleh Rumah Sakit.

2.5 Dilarang merokok di lingkungan Rumah Sakit sesuai ungkapan no smoking area dan peraturan pemerintah.3. Menjaga keselamatan atas barang milik pribadi dengan mempergunakan fasilitas lockers karyawan adalah kewajiban setiap karyawan. Ketentuan pemanfaatan lockers dibuat oleh Pimpinan Rumah Sakit.Pasal 32PERLENGKAPAN KERJA1. Bagi karyawan bagian/tugas tertentu dalam menjalankan tugas harus mengenakan perlengkapan kerja yang disediakan oleh Rumah Sakit dengan tanda-tanda pengenal dan perlengkapan yang diperlukan/ditentukan baginya.2. Perlengkapan kerja dibagikan kepada karyawan hanya dipakai untuk keperluan Rumah Sakit dan tetap merupakan milik dan inventaris Rumah Sakit.3. Karyawan diwajibkan menggunakan perlengkapan kerja setiap hari kerja dan memelihara kebersihan serta kerapihannya dan Rumah Sakit akan mengenakan sanksi ganti rugi kepada karyawan yang menghilangkan atau merusakan perlengkapan kerja karena sebab apapun. Kerusakan atau kehilangan perlengkapan kerja yang harus sesegera mungkin dilaporkan oleh karyawan yang mengetahui kepada atasannya.4. Untuk memperoleh penggantian alat perlengkapan kerja yang rusak atau karena suatu hal harus diganti, Karyawan harus mengajukan permohonan kepada pimpinan kerja.5. Karyawan tertentu yang mendapat perlengkapan kerja diatur dalam surat Keputusan Karumkit.Pasal 33HARI LIBUR 1. Pada hari libur resmi dan hari libur, karyawan tidak diwajibkan bekerja.2. Hari libur resmi adalah hari-hari yang dinyatakan sebagai hari lbur oleh Pemerintah Republik Indonesia.3. Hari libur Rumah Sakit adalah hari-hari libur yang dinyatakan oleh Karumkit sebagai hari libur.4. Ketentuan ini berlaku untuk semua karyawan.Pasal 34CUTI TAHUNAN1. Cuti tahunan adalah hari-hari istirahat Karyawan yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus.2. Lama Cuti tahunan ditetapkan 12 (dua belas) hari kerja Rumah Sakit dengan tetap mendapat gaji.3. Cuti tahunan harus diajukan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum cuti diambil kecuali apabila ada keperluan darurat yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.4. Perusahaan berhak mengatur hari-hari cuti tahunan karyawan dalam tahun takwin, untuk menjamin kelangsungan produktivitas kerja Rumah Sakit.5. Hari (hari-hari) Raya sebagaiman ditetapkan oleh Pemerintah yang kebetulan jatuh pada masa cuti tahunan tidak dianggap menjadi bagian dari cuti tahunan, melainkan ditambahkan kedalam cuti tahunan.6. Hak Cuti tahunan tidak dapat diuangkan.7. Hak cuti tahunan berlaku selama 15 bulan (lima belas) bulan sejak timbulnya dan selebihnya dinyatakan gugur atau hangus.8. Tidak masuk kerja karena mangkir, izin dan sakit tanpa surat keterangan dokter diperhitungkan dengan hak cuti tahunan, dan tetap tidak menghilangkan hak Rumah Sakit untuk melakukan tindakan disiplin sebagai mana ketentuan Rumah Sakit.9. Ketentuan yang bersifat procedural dan administrative tentang cuti tahunan diatur dalam Surat Keputusan Karumkit.10. Ketentuan ini berlaku bagi karyawan tetap dan karyawan Tidak Tetap.Pasal 35CUTI BESAR

1. Karyawan yang telah mempunyai masa kerja 6 (enam) tahun berturut-turut atau kelipatan 6 (enam) tahun masa kerja di rumah Sakit, memperoleh cuti besar 1 (satu) bulan secara keselurahannya berjumlah 22 (dua puluh dua) hari kerja bagi sistem 5 (lima) hari kerja dan 25 (dua puluh lima) hari kerja.2. Cuti besar diambil secara bertahap dengan memperhatikan kebutuhan Rumah Sakit, yang pelaksanaannya diatur melalui pimpinan kerja masing-masing dan tidak berhak atas cuti tahunan 2 (dua) tahun berjalan.3. Rumah Sakit berhak mengatur waktu cuti besar karyawan dalam tahun satu takwin, dengan mempertimbangkan produktifitas rumah sakit.4. Cuti Besar tidak dapat diuangkan.5. Hak Cuti Besar menjadi gugur dengan sendirinya apabila hak cuti berikutnya timbul.6. Pengajuan Cuti Besar ini tidak dapat dialakukan oleh karyawan menjelang atau pada saat dikeluarkannya Surat Keputusan atau penugasan mutasi/ rotasi/ promosi/ non aktif.7. Ketentuan yang bersifat procedural dan administrative tentang cuti besar diatur dalam Surat keputusan Rumah Sakit.Pasal 36CUTI MELAHIRKAN

1. Kepada karyawan Perempuan yang hamil diberikan hak cuti harus diambil 1(satu) bulan sebelum melahirkan dan 2(dua) bulan setelah melahirkan dengan melampirkan surat keterangan dokter.2. Hari-hari istirahat (cuti) melahirkan karena gugur kandungan hanya dapat diambil berdasarkan surat keterangan dokter kandungan atau bidan yang merawatnya.3. Cuti melahirkan ini dapat diperpanjang apabila dokter yang merawatnya memandang perlu bahwa karyawan Perempuan yang bersangkutan masih harus istirahat dan berlaku ketentuan tentang penggajian selama sakit.4. Penyimpanan waktu pengambilan hak cuti melahirkan harus dilaksanakan dengan pertanyaan tertulis dari karyawan Perempuan beserta suami karyawan yang bersangkutan.5. Ketentuan ini berlaku bagi karyawaan tetap perempuan dan bagi karyawan tidak tetap diatur dalam kontrak perjanjian kerjanya.

Pasal 37KEAGAMAAN

1. Sesuai ketentuan dalam bernegara,agama adalah hak seorang yang tidak dapat diperdebatkan, namun dalam menerapkan oleh masing-masing orang berlaku nilai kewajaranyang dijadikan standar ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo berdasarkan toleransi, terutama dalam berpakaian dan melakukan ritual ibadah.2. Cuti menjalankan perjalanan ibadah keagamaan diberikan bagi karyawan tetap yang telah memiliki masa kerja aktif sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara terus menerus dan tetap menerima gaji.3. Cuti menjalankan ibadah keagamaan diberikanselama tidak melebihi 40 (empat puluh) hari kalender dan hanya dilakukan satu kali dalam masa kerja Karyawaan serta untuk yang pertama kali.4. Cuti menjalankan ibadah pelaksanaannya dikaitan dengan perhitungan Cuti besar.Pasal 38TIDAK MASUK KERJA DENGAN MENDAPAT GAJI

1. Karyawan diberikan izin tidak masuk kerja dan tetap mendapat gaji dengan ketentuan :

a. Karyawan sendiri melangsungkan perkawinan3 HR

b. Anak Karyawan menikah

2 HR

c. Kematian kel. Karyawan,orang tua dan mertua2 HR

d. Khitanan/Pembabtisan anak Karyawan

2 HR

e. Istri melahirkan anak/keguguran

2 HR

f. Memenuhi panggilan pengadilan atau pihak yang berwajib dapat diberikan sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.2. Karyawan berhak mendapat izin tidak masuk kerja dengan tetap mendapat gaji pada hari ujian kesarjanaan atau wisuda yang mengambil waktu sedikitnya 9 (Sembilan) jam pada hari itu. Ujian atau wisuda yang mengambil waktu lebih dari 1 (satu) hari akan diperhitungkan dari hari cuti tahunan karyawan.3. Apabila hal tersebut diatas terjadi diluar kota, dengan radius lebih dari 60 (enam puluh) KM dihitung dari tempat bekrja, maka tiap keperluan tersebut mendapat izin tambahan sebanyak 2 (dua) hari dengan seizin atasannya.Pasal 39CUTI DILUAR TANGGUNGAN1. Karyawan yang telah menjalani dinas selama sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun terus-menerus pada Rumah sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo, dalam hal adanya kepentingan mendesak, dapat memperoleh izin khusus meninggalkan pekerjaan atau cuti diluar tanggungan tanpa mendapat gaji dengan persetujuan atau direksi.2. Cuti diluar tanggungan tanpa mendapat gaji atau cuti izin meninggalkan pekerjaan diberikan sebanyak maksimal 1 kali selama bekerja pada Rumah Sakit dan sekurang-kurangnya 5 hari setiap pengambilan dan tidak melebihi batas waktu 20 (dua puluh) hari kerja atau maximal 1 (satu) tahun untuk alasan pendidikan.3. Selama meninggalkan pekerjaan, kepada karyawan yang bersangkutan tidak dibayarkan gaji serta tunjangan-tunjangan lainnya yang berhubungan dengan pekerjaannya termasuk fasilitas yang diterimanya untuk masa izin tersebut.4. Cuti izin meninggalkan pekerjaan ini tidak berlaku bagi karyawan yang dimutasikan/dirotasikan/dipromosikan/didemosikan/dinonaktifkan dan yang akan mengundurkan diri/pensiun dipercepat.5. Permohonan ini harus diajukan secara tertulis terlebih dahulu dengan menyebutkan periode mulai izin dan tanggal masuk kembali karyawan yang bersangkutan,. Penilaian kerja & konduite karyawan yang bersangkutan selama bekerja pada Rumah Sakit akan dijadikan pertimbangan dalam persetujuan izin tersebut.6. Tidak masuk bekerja tanpa izin atasan atau dapat memberikan alasan yang jelas dan dapat diterima, diberikan sanksi pemotongan gaji. Ketentuan yang bersifat prosedural dan administratif tentang tidak masuk kerja, mangkir ini akan diatur dalam Surat Keputusan Direksi tersendiri.Pasal 40

TATA TERTIB KERJA DAN ATURAN KEDISIPLINAN

Tumbuhnya moral kerja ditentukan oleh kesadaran seluruh karyawan akan tegaknya disiplin kerja. Oleh karena itu setiap Karyawan wajib memahami dan dengan sungguh-sungguh, penuh kesadaran melaksanakan dan mentaati Tata tertib kerja, Aturan kedisiplinan serta segala ketentuan dalam Peraturan Rumah Sakit ini beserta peraturan Pelaksanaannya.Pasal 41KEWAJIBAN KARYAWAN

Karyawan wajib untuk :1. Melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan penuh rasa tanggung jawab, disiplin dan mengutamakan kepentingan Rumah Sakit dengan sebaik-baiknya.2. Memenuhi perintah, petunjuk dan bimbangan atasannya yang berhubungan dengan tugas pekerjaannya secara sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya.3. Bersikap serta berlaku sopan dan wajar terhadap atasannya dan kepada sesama Karyawan lainnya serta kepada semua pihak baik didalam maupun diluar Rumah Sakit.4. Mengetahui kewajibannya di Rumah Sakit dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya serta berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, berprilaku sopan, hemat dan cermat demi peningkatan produktivitas kerja dan pelayanan.5. Melayani mitra kerja dan pelanggan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan Kerja Rumah Sakit serta berlaku profesional, sopan dan wajar.6. Segera dan senantiasa melaporkan kepada atasannya yan memberikan penugasan maupun setelah tugas yang dibebankan kepadanya selesai.7. Segera melaporkan kepada atasannya yang memberikan tugas apabila karena satu dan lain hal tidak dapat menyelesaikan pekejaan yang ditugaskan kepadanya.8. Karyawan yang telah diperintahkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan, tidak dibenarkan menyerahkan atau mengalihkan tugasnya tersebut kepada orang atau karyawan lain yang bukan dalam rangka pendegelasian wewenang sesuai dengan Rumah Sakit tanpa memperoleh izin tertulis terlebih dahulu dari atasannya yang memberikan penugasan tersebut.9. Karyawan yang menjadi Pimpinan Kerja Wajib:a. Bersikap dan memperlakukan bawahannya sesuai dengan tugas yang telah ditentukan oleh Rumah Sakit secara wajar, jujur, adil dan sopan.b. Memberikan petunjuk dan bimbingan yang jelas kepada bawahannya mengenai pekerjaan yang harus dilakukan.c. Menegur bawahannya yang menyalahi peraturan.

10. Selama waktu dinas bekerja, wajib melakuan pekerjaan sesuai dengan tugas pekerjaanya. Karyawan tidak dibenarkan dan dilarang untuk bekerja atau melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang tidak terkait dengan kegiatan Rumah Sakit terlebih melakukan pekerjaan terkait organisasi lain untuk dirinya sendiri.11. Karyawan dalam waktu kerja diwajibkan tetap berada ditempat kerjanya, dilarang meninggalkan lingkungan kerja tanpa seizin terlebih dahulu dari Pimpinan kerjanya.12. Karyawan yang meninggalkan kantor/ lingkungan kerja dalam jam kerja baik utuk keperluan pribadi maupun dinas, wajib meminta izin terlebih dahulu kepada atasannya/Pimpinan kerjanya.13. Karyawan yang mengetahui atau melihat atau sedikitnya dapat memperkirakan suatu hal atau keadaa yang akan dapat membahayakan atau merugikan karyawan lain atau Rumah Sakit, diwajibkan memberitahukan kepada yang berkepentingan/ atasan/ Pimpinan kerja.14. Karyawan diwajibkan untuk segera melaporkan / memberitahukan kepada Pimpinan atau Atasan Langsung untuk kepentingan Data Personalia pada kesempatan pertama, dan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setiap ada perubahan yang berkenaan dengan :

i. Domisili/ tempat tinggalii. Status keluarga (perkawinan, perceraian, kelahiran, kematian, dll)iii. Ketidakhadiran dalam dinas dan keterlambatanDalam hal karyawan tidak memenuhi ketentuan ini, maka karyawan tersebut akan kehilangan fasilitas dan hak yang berkaitan dengan hal tersebut.15. Karyawan wajib memberitahukan berbagai ide penemuan dan pengembangan sehubungan dengan kegiatan Rumah Sakit yang dilakukan oleh karyawan selama masa hubungan kerjanya dan hasil tersebut merupakan milik Rumah Sakit, dan melaksanakan dokumentasi yang diperlukan untuk secara sah menjadi milik Rumah Sakit.16. Karyawan diwajibkan mematuhi segala rambu larangan tentang kedisiplanan dan tata tertib kerja yang dikeluarkan atau diumumkan, baik disampaikan secara tertulis maupu secara lisan demi menjaga nama baik Rumah Sakit.17. Karyawan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dilingkungan kerja baik bagi dirinya maupun rekan sekerja, serta bertanggung jawab atas dan wajib menjaga ketertiban dan keamanan tempat/ruangan/lingkungan kerja.18. Seluruh karyawan harus hadir ditempat kerja dan meningalkan tempat kerja tepat waktu sesuai degan ketentuan dan cara pelaporan yang telah ditentukan oleh Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo.19. Setiap karyawan harus mengikuti serta mematuhi ketentuan mengenai Absensi yang telah ditetapkan.20. Setiap ketidak hadiran karyawan harus mendapat izin dari atasannya langsungnya, dengan mengisi Formulir Laporan Kepegawaian dan disampaikan kepada Bagian Administrasi Personalia untuk disimpan pada arsip karyawan.21. Setiap karyawan harus mematuhi perintah atasan sepanjang berkaitan dengan tugas / pekerjaannya dan/atau yang erat kaitannya dengan fungsi dan tugasnya.22. Setiap karyawan harus berpakaian rapih, dengan standar berpakaian yang ditetapkan oleh Rumah Sakit.23. Setiap karyawan harus ikut aktif memilhara ketenangan suasana kerja dan/atau lingkungan kerja yang baik dan senantiasa mengutamakan pemberian service/pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pasien atau keluarganya dan pihak-pihak yang berhubugan dengan Pelayanan Rumah Sakit.24. Setiap karyawan harus menjaga serta memelihara keutuhan, kebaikan dan keamaan barang atau peralatan milik Rumah Sakit.25. Setiap karyawan harus melengkapi data-data pribadi dengan sebenarnya yang dianggap dan sewajarnya diketahui atau diberitahukan pada bagian personalia yang diperlukan baik diminta atau tidak, beserta perubahan-perubahannya yang wajib dilaporkan berkala.Pelanggaran atas ketentuan-ketentuan tersebut diatas akan berakibat dikenakan sanksi kepada yang bersangkutan.Pasal 42LARANGAN1. Setiap karyawan dilarang mempergunakan fasilitas rumah sakit untuk kepentingan pribadi atau untuk alasan lain baik dalam jam dinas maupun diluar jam dinas.Contoh:

Untuk keperluan pribadi menggunakan telepon, kop surat/amplop berlogo Rumah Sakit, mengadakan usaha dalam lingkungan dan terkait usaha rumah sakit tanpa izin, menggunakan fasilitas dan relasi Rumah Sakit adalah pelanggaran berat.

2. Setiap karyawan dilarang membawa, meminjam dan mempergunakan peralatan kantor atau barang-barang inventaris Rumah Sakit diluar jam dinas untuk kepentingan pribadi atau alasan apapun, kecuali telah mendapat izin dari atasannya.

3. Setiap karyawan dilarang merusak barang milik Rumah Sakit dan mengancam keselamatan milik Rumah Sakit atau keselamatan karyawan lainnya.4. Setiap karyawan dilarang memindahkan secara permanen barang-barang milik Rumah Sakit dari tempat/unit kerjanya tanpa adanya izin yang sah terlebih dahulu.

5. Setiap karyawan dilarang memberikan keterangan dan/atau data-data yang tidak benar, palsu atau dipalsukan, termasu data pribadi yang terkait kedinasannya.

6. Setiap karyawan dilarang membocorkan rahasia Rumah Sakit.7. Setiap karyawan dilarang memberikan keterangan kepada pihak lain yang bukan menjadi wewenangnya, menyangkut kegiatan Rumah Sakit.

8. Setiap karyawan dilarang melakukan agitasi atau mempengaruhi karyawan lain untuk melakukan hal-hal yang negatif dan merugikan Rumah Sakit.9. Setiap karyawan tidak boleh melakukan kegiatan yang menghambat atau memperlambat penyelesaian tugas dan tanggung jawab pekerjaannya.

10. Setiap karyawan tidak boleh berada ditempat kerja/unit kerja lain yang bukan tempat kerjanya, kecuali untuk urusan kedinasan.

11. Setiap karyawan tidak boleh menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan sehubungan dengan pekerjaannya di Rumah Sakit untuk kepentingan pribadi, misalnya dengan menerima keuntungan-keuntungan, menerima pemberian, menerima sogokan, memeras, punli atau pungutan-pungutan lain yang dapat disamakan dengan itu dari dan atau terhadap pasien dan keluarganya atau pihak-pihak yang berhubungan dengan Rumah Sakit.

12. Setiap karyawan tidak boleh melakukan pekerjaan lain yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya dengan atau tanpa bayaran, tanpa persetujuan rumah sakit terlebih dahulu.Contoh :

Melakukan kegiatan penawaran atau penjualan barang dan jasa untuk keuntungan pribadi dilingkungan Rumah Sakit.13. Setiap karyawan tidak boleh menolak instruksi, melawan atau mengabaikan instruksi atau peringatan-peringatan yang telah diberikan atasan secara sah. 14. Karyawan dilarang minum-minuman keras ditempat kerja, membawa / menyimpan atau menyalahgunakan berbagai obat terlarang / narkotik dan sejenisnya, melakukan berbagai bentuk perjudian, berkelahi, membawa senjata api / tajam, melakukan tindakan asusila didalam lingkungan Rumah Sakit.15. Setiap karyawan dilarang melanggar Undang-Undang Republik Indonesia dan Peraturan Pemerintah yang berlaku.Pasal 43PEMELIHARAAN PERALATAN DAN LINGKUNGAN KERJA1. Karyawan dilarang menyalahgunakan dan memindahkan perlengkapan/ peralatan kerja dan harta milik Rumah Sakit, dari tempat/lokasi yang telah ditentukan, kecuali dalam pemakaian yang dipergunakan berkenaan dengan tugas didalam lingkungan Rumah Sakit Tk.III 01.06.01 dr.Reksodiwiryo dan mendapat izin tertulis dari pejabat yang berwenang.

2. Karyawan tidak dibenarkan membawa atau meminjam barang milik Rumah Sakit keluar lingkungan kerja Rumah Sakit tanpa seizin tertulis dari pejabat Rumah Sakit yang berwenang atau petugas yang diberi wewenang. Tanpa diminta Karyawan wajib memperlihatkan surat izin beserta barang milik Rumah Sakit yang dibawanya kepada petugas keamanan Rumah Sakit sebelum meninggalkan pintu keluar bangunan atau lingkungan kerja .

3. Karyawan / mantan Karyawan dilarang atau tidak diperkenankan menggunakan ruangan / peralatan / perlengkapan kerja atau fasilitas lainnya milik Rumah Sakit, baik dilingkungan Rumah Sakit maupun diluar lingkungan Rumah Sakit untuk kegiatan yang tidak berhubungan langsung / tidak langsung dengan pekerjaannya.4. Karyawan wajib menjaga kebersihan dan kerapian tempat kerja serta lingkungan Rumah SakitPasal 44KERAHASIAAN1. Karyawan wajib menjaga kerahasiaan Rumah Sakit.2. Karyawan juga wajib memegang teguh rahasia Rumah Sakit mengenai produksi, peralatan cara kerja, berbagai penemuan baru, berbagai gambar, urusan dan informasi keuangan, data penggajian dan yang terkait dengan penggajian, transaksi dan lain-lain yang menuruti pertimbangan Kepala Rumah Sakit.PASAL 45SENJATA,NARKOBA DAN MINUMAN KERAS

1. Karyawan dilarang membawa senjata api, senjata tajam, petasan/mercon atau bahan peledak lainnya yang membahayakan keselamatan dan keamanan ke dalam lingkungan Rumah Sakit.2. Karyawan dilarang membawa, mengedarkan, menggunakan narkoba dan/ atau bahan obat terlarang lainnya didalam lingkungan Rumah Sakit.3. Karyawan dilarang membawa, mengedarkan, meminum minuman keras di lingkungan Rumah sakit.PASAL 46PAKAIAN SERAGAM

1. Pakain seragam adalah pakaian dinas yang standar , baik warna, bentuk dan model pakaian termasuk tanda nama / logo disesuaikan dengan keperluan dan fungsi yang ditetapkan oleh Rumah Sakit, sehingga setiap karyawan diwajibkan berpakaian seragam.2. Bagi Tenaga Medis dokter, diwajibkan menggunakan seragam Jas Dokter berlogo KESDAM BUKIT BARISAN dan papan nama tanda pengenal yang disediakan baginya, selama menjalankan tugas profesinya di lingkungan Rumah Sakit.3. Karyawan diwajibkan merawat sendiri hingga tetap rapi dan bersih. Kebersihan dan kerapian seragam kerja menjadi tanggung jawab karyawan yang bersangkutan.4. Bagi karyawan yang telah mendapatkan seragam, wajib mengenakannya selama jam dan hari kerja.PASAL 47TANDA PENGENAL1. Kepada setiap karyawan diberikan tanda pengenal sebagai Karyawan Rumah Sakit.2. Setiap karyawan diwajibkan mengenakan tanda pengenal yang dibuat oleh Rumah Sakit, selama bekerja dan berada dalam lingkungan Rumah Sakit, kecuali pada lokasi /tempat khusus yang ditentukan pihak Rumah Sakit.3. Tanda Pengenal wajib diperlihatkan kepada Petugas yang berwenang pada waktu masuk dan atau keluar lingkungan Rumah Sakit.4. Tanda Pengenal merupakan dan tetap milik Rumah Sakit dan pada waktu karyawan putus hubungan kerjanya/diberhentikan/berhenti, tanda pengenal tersebut harus dikembalikan pada Bagian Personalia.PASAL 48KEHADIRAN

1. Karyawan wajib mentaati jam kerja yang telah ditetapkan Rumah Sakit.2. Karyawan wajib melaksanakan sendiri pencatatan kehadirannya pada mesin pencatat waktu, atau mengisi daftar hadir pada setiap masuk dan pulang dari tempat unit kerja dan waktu lain yang ditentukan Rumah Sakit sebagai bukti kehadirannya. Khusus bagi karyawan yang melakukan dinas luar, maka pencatatan kartu hadirannya / bukti dinas luarnya ditulis langsung & ditandatangani atasannya, dengan mengisi formulir laporan kepegawaian.3. Dilarang mengabsen, mengisikan, menandatangani kartu/ daftar hadir orang lain, meminta atau membiarkan orang lain mengisikan, mengabsenkan,menandatangani daftar hadirnya.4. Bila ternyata terdapat coretan dan/atau penghapusan daftar hadir tanpa adanya pengesahan dari petugas berwenang, maka kehadiran karyawan dianggap tidak sah ( mangkir )5. Bagian personalia akan memeriksa data/catatan kehadiran karyawan. Dalam hal adanya kelainan/penyimpangan,maka personalia akan memberitahukan kepada Karumkit yang bersangkutan agar karyawan bersangkutan tersebut diberi peringatan sebagaimana mestinya dan kehadiran karyawan dianggap tidak sah ( mangkir )6. Keterlambatan masuk kerja dan/atau meninggalakan tempat kerja sebelum waktu kerja berakir atau ketidakhadiran sehari penuh dianggap sebagai pelanggaran tata tertib, kecuali dengan alasan-alasan yang dapat diterima dan telah mendapat izin dari Pimpinan Kerjanya.7. Pelanggaran atas ketentuan kerja ini dapat diberikan sanksi baik berupa teguran lisan maupun teguran tertulis.8. Ketentuan lebih lanjut mengenai hal ini akan diatur dalam Surat Keputusan Karumkit.

PASAL 49PEMBERITAHUAN KETIDAK HADIRAN

Ketidak hadiran tanpa izin terlabih dahulu wajib memenuhi ketentuan berikut :

1. Pada hari tidak masuk kerja, wajib memberitahukan atasan langsung tentang alasan tidak masuk (melalui surat, telpon, kurir, dll), selambatnya 2 jam sebelum dinas bekerja semestinya.2. Pada hari mulai masuk kerja kembali, karyawan wajib mempertanggung jawabkan alasan ketidakhadiran :

a. Bila sakit, menyerahkan surat keterangan istirahat kerja dari dokter dan dilampiri dengan salinan resep.

b. Bila memenuhi panggilan pihak berwajib, harus menyerahkan surat panggilan dimaksud.3. Karyawan tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan atau memberikan alasan yang tidak dapat diterima, dianggap mangkir.4. Karyawan yang tidak dapat mempertanggung jawabkan ketidakhadirannya selama jam dinas bekerja dianggap mangkir.5. Apabila karyawan tidak masuk kerja tanpa izin perusahaan atau mangkir selama 5 hari berturut turut dan telah dipanggil maksimal sebanyak 2 kali, maka karyawan tersebut diklasifasikan dan dianggap mengundurkan diri secara sepihak dan perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerjanya dengan berpedoman pada perundangan yang berlaku.

PASAL 50LOCKER KARYAWAN

1. Perusahaan menyediakan locker karyawan untuk keperluan menyimpan barang barang pribadi karyawan seperti pakaian, tas-dompet, dan sepatu/ sandal dan lain lain.2. Karyawan wajib mendaftarkan diri dengan mencatatkan namanya sebagai pengguna locker dan mendapatkan kunci locker yang menjadi tanggung jawab karyawan yang bersangkutan pada petugas satpam pengelola kamar ganti dam locker karyawan setiap saat akan menggunakan locker sesuai hari dan jam dinas bekerja.3. Locker wajib dikunci setiap hari dan kunci harus disimpan oleh karyawan masing masing selama dinas bekerja.4. Karyawan wajib mengembalikan kunci locker kepada petugas satpam setelah jam dinas karyawan berakhir.5. Apabila locker tidak dikembalikan sesuai tindak pelanggaran. Karyawan wajib segera melaporkan kepada petugas Rumah Sakit / pengelola kamar ganti dan locker karyawan.6. Pihak Rumah Sakit berhak untuk mengadakan pemeriksaan terhadap keadaan / isi locker sewaktu waktu didampingi petugas piket dan pimpinan Unit Kerja masing-masing.7. Apabila karyawan berhenti bekarja atau mengundurkan diri, diwajibkan untuk mengembalikan kunci locker yang dibawa.8. Tidak diperkenankan menyimpan barang-barang berharga di dalam locker, kehilangan atas barang tersebut menjadi tanggung jawab karyawan yang bersangkutan. Juga dilarang menyimpan barang berbahaya atau yang tergolong berbahaya dan barang milik perusahaan serta barang-barang terlarang menurut ketentuan perundangan yang berlaku.BAB XVIII. PEDOMAN PEMBERIAN SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB DAN ATURAN KEDISIPLINANPasal 51SANKSI TERHADAP PELANGGARAN TATA TERTIB

1. Rumah Sakit dan karyawan menyadari bahwa disiplin kerja perlu ditegakkan, maka pelanggaran terhadap tata tertib kerja dan aturan kedisiplinan dapat dikenakan sanksi. Dalam menentukan sanksi akan dipertimbangan berat ringannya kesalahan pelanggaran yang dilakukan serta hal-hal yang mempengaruhi terjadinya kesalahan/ pelanggaran tersebut.2. Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan perundangan yang berlaku, maka setiap karyawan yang melakukan pelanggaran disiplin kerja dikenakan hukuman disiplin.3. Sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh Karyawan dimaksudkan sebagai tindakan korektif dan pengarahan terhadap sikap dan tingkah laku karyawan.4. Sanksi didasarkan pada :

a. Macam pelanggaran

b. Frekuensi (keseringan/ pengulangan) pelanggaran

c. Besar kecilnya pelanggaran

d. Dampak terhadap perusahaan dan konsumen

e. Unsur kesengajaan5. Pihak Rumah Sakit dapat melakukan sanksi atas ketidakdisiplinan terhadap karyawan termasuk kepada Tenaga Kesehatan Profesi dokter dan apoteker yang melanggar Peraturan Rumah Sakit tentang Tata Tertib Kerja dan Aturan Kedisiplinan, tidak bekerja sebagaimana mestinya (SOP), melakukan pelanggaran hukum atau merugikan Perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk sebagai berikut :

a. Pelanggaran ringan diberikan sanksi teguran lisan/arahan

b. Pelanggaran sedang diberikan sanksi surat teguran lisan

c. Pelanggaran berat diberikan sanksi

i. Surat peringatan I,II,s/d III

ii. Skorsing

iii. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

6. Sanksi berupa surat teguran berlaku maksimal selam 6 bulan. Dalam hal masa berlaku habis, masih terjadi pelanggaran terhadap Tata Tertib Kerja dan Aturan Kedisiplinan serta Peraturan Rumah Sakit, maka masa berlaku sanksi yang baru dihitung sejak tanggal dikeluarkannya sanksi baru.PASAL 52TEGURAN DAN PERINGATAN

1. Teguran diberikan oleh atasan langsung / pimpinan kerja yang dicatat dalam personal data pegawai yang bersangkutan sesaat setelah diberi teguran.2. Ketentuan menjatuhkan sanksi dan teguran Tenaga Kesehatan Dokter, diatur dalam medical Staff ByLaw.3. Sanksi teguran lisan antara lain :

a. Mangkir 1 hari kerja.b. Terlambat masuk kerja sebanyak 2 kali dalam sebulan tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan dan/ atau tanpa izin atasan langsung.c. Meninggalkan tempat kerjanya ketempat lain dalam lingkungan Rumah Sakit untuk keperluan yang tidak ada hubungan dengan pekerjaannya, tanpa seizin Pimpinan kerjanya.d. Melalaikan kewajiban untuk memberitahukan dan menyerahkan surat keterangan tentang sakit dari dokter yang sah pada saat kesempatan pertama pada masuk kerja.e. Melalaikan kewajiban untuk memberitahukan dan menyerahkan surat keterangan tentang perubahan alamat(tempat tinggal) dan status keluarga (perkawinan, perceraian, kelahiran, kematian istri/suami, anak, dan data sosial yang kiranya pihak Rumah Sakit perlu tahu.f. Melakukan pelanggaran terhadaptata tertib kerja dan aturan kedisiplinan berupa teknis kegiatan ( modus operandi ) yang berakibat merugikan Rumah Sakit dengan sanksi yang telah disepakati bersama antara pimpinan/atasan unit kerja dengan karyawan dalam jajarannya masing masing.4. Sanksi surat teguran lisan antara lain :

a. Peningkatan sanksi pelanggaran dari teguran lisan.b. Terlambat masuk kerja sampai 5 kali dalam sebulan tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan/atau tanpa izin tertulis atasan langsung.

c. Mangkir 1 hari kerja dalam sebulan dan dilakukan setiap bulan.d. Tidak menggunakan Tanda Pengenal, menempatkan/memakai tanda pengenal bukan ditempat yang telah ditentukan dan/atau tidak menjaga keutuhannya.e. Tidak melaksanakan/mematuhi waktu dan jam kerja yang telah ditetapkan Rumah Sakit.

f. Pada waktu bekerja, tidak mengenakan pakaian kerja dan perlengkapan kerja lainnya yang ditentukan baginya.

g. Mengganggu ketenangan dan ketertiban dalam lingkungan kerja.h. Beristirahat tidak pada tempat-tempat dan/atau waktu yang telah ditentukan Rumah Sakit .

i. Masuk / keluar tidak melalui pintu yang telah ditetapkan Rumah Sakit.j. Menerima tamu yang berhubungan dengan urusan Rumah Sakit, maupun tamu pribadi bukan pada tempat yang telah ditentukan, tanpa seizin atasan.

k. Tidak mematuhi pengarahan atasannya tanpa lasan yang dapat diterima.

l. Tidak melaksanakan pencatatan kehadirannya sendiri (absensi) walaupun yang bersangkutan masuk kerja.

m. Tanpa seizin Pimpinan Rumah Sakit melakukan, menyodorkan daftar sokongan dan memasang poster yang tidak ada hubungannya dengan Rumah Sakit .n. Tidak mematuhi ketentuan-ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja.o. Atasan terlambat memberikan hasil hasil penilaian karya bawahannya.p. Melakukan pelanggaran terhadap tata tertib kerja dan aturan kedisiplinan berupa teknis kegiatan (modus operandi) yang berakibat merugikan Rumah Sakit dengan sanksi yang telah disepakati bersama antara Pimpinan / Atasan Unit kerja denagan karyawan dengan jajarannya masing-masing.5. Teguran lisan/ arahan dan surat teguran lisan, diselesaikan, dibuat,ditandatangani dan diberikan oleh atasan langsungnya dengan tembusan kepada bagian personalia.6. Pelanggaran yang dikenakan sanksi Surat Peringatan

a. Karyawan yang telah mendapat teguran/peringatan lisan tetapi kembali melakukan kesalahan yang sama dan/atau tidak mengubah tingkah lakunya, karyawan yang tidak bekerja sebagaimana mestinya, melakukan pelanggaran hukum atau merugikan Rumah Sakit dapat diberi peringatan tertulis.

b. Sanksi surat peringatan tertulis (SP) yang diberikan kepada karyawan dapat berupa :

i. Peringatan tertulis I (pertama), SP.I

ii. Peringatan tertulis II (dua), SP II

iii. Peringatan terulis III (tiga), SP IIIc. Peringatan tertulis tidak harus diberikan menurut urutannya, melainkan diberikan berdasarkan ringan beratnya pelanggaran atau kesalahan yang dilakukan berdasarkan penilaian Pimpinan Rumah Sakit .d. Masing-masing peringatan tertulis mempunyai masa berlakunya 3 sampai 6 bulan, dan apabila ternyata Karyawan yang bersangkutan masih melakukan pelanggaran,Rumah Sakit dapat melakukan pemutusan hubungan kerja berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.e. Surat Peringatan 1 (SP 1) dibuat, ditanda tangani dan diberikan oleh atasannya / pejabat yang berwenang kepada karyawan yang bersangkutan, tembusannya diberikan kepada SDM serta masa berlaku selama-lamanya untuk 6 bulan.f. Surat Peringatan (SP)- II dibuat, ditanda tangani dan diberikan oleh atasannya /pejabat yang berwenang kepada karyawan yang bersangkutan, tembusannya diberikan kepada SDM serta masa berlaku selama-lamanya untuk 6 bulan.g. Sanksi hukuman lain yang dapat dijatuhkan kepada pelanggar displin dan atau tindakan lainnya sehingga mendapat surat peringatan tingkat II (SP) II adalah berupa pemotongan penghasilan yang besarnya ditentukan sesuai dengan keputusan rapat direksi.h. Surat peringatan (SP)-III dibuat, ditanda tangani dan diberikan oleh atasannya / pejabat yang berwenagn kepada karyawan yang bersangkutan, tembusannya diberikan kepada SDM serta masa berlakunya 3 sampai 6 bulan.i. Karyawan yang mendapat SP-I, penilaian karyanya secara negatif.j. Karyawan yang memperoleh SP-II, penilaian karyanya dapat dipengaruhi dan dapat dikenakan penundaan kenaikan gaji/ jabatan.k. Karyawan yang memperoleh SP-III, penilaian karyanya dapat dipengaruhi secara negatif dan dapat dikenakan demosi atau penundaan kenaikan gaji/ jabatan.

7. Surat Peringatan (SP-I) antara lain :

a. Peningkatan sanksi pelanggaran dari surat teguran yang jenis dan atau berat pelanggarannya sama atau lebih rendah.

b. Lebih dari 5 kali datang terlambat tanpa alasan dan/atau dokumen pendukung yang sah dan dapat diterima dan / atau tanpa izin tertulis dari atasan langsung.

c. Meninggalkan pekerjaan tanpa izin tertulis.d. Bekerja tidak efesien/tidak bekerja sebagaimana mestinya.e. 2 kali mangkir/tidak masuk kerja dalam satu bulan tanpa alasan dokumen yang sah dan dapat diterima.f. Menolak pemeriksaan kesehatan sebagaimana dianggap perlu oleh Rumah Sakit .

g. Melakukan pelanggaran kedisplinan dan tata tertib kerja yang telah dibuat, disepakati dan diketahui oleh seluruh karyawan yang bekerja pada suatu Unit kerja dalam jajaran Rumah Sakit.h. Melakukan pelanggaran terhadap tata tertib kerja dan aturan kedisiplinan berupa teknis kegiatan berupa teknis kegiatan ( modus operasi) yang berakibat merugikan Rumah Sakit dengan sanksi yang telah disepakati bersama antara pimpinan/atasan Unit Kerja dengan karyawan dalam jajarannya masing-masing.8. Surat Peringatan (SP-II) antara lain :

a. Peningkatan sanksi pelanggaran dari SP-I yang jenis atau berat pelanggrannya sama atau lebih rendah.

b. Pelanggaran ulang terhadap hal yang tersebut dalam ayat di atas, baik dalam masa berlakunya surat peringatan pertama atau tidak.

c. Menolak dan/ atau tidak mentaati untuk melaksanakan perintah yang patut dari atasannya

d. Mencatat kehadiran karyawan lain atas perintah orang/karyawan lain atau atas inisiatif sendiri dan/atau menyuruh mencatatkan waktu hadirnya kepada orang lain,dan atau manipulasi daftar kehadiran kerja untuk kepentingannya sendiri atau orang lain.

e. 3 kali mangkir dalam 1 bulan tanpa alasan dan /atau dokumen pendukung yang sah dan dapat diterima

f. Tidur pada waktu jam kerja

g. Tidak memakai pakaian dan perlengkapan kerja sebagaimana yang telah ditetapkan kepadanyah. Tidak mematuhi aturan tentang kebersihan dan kerapian tempat kerja dan alat-alat/perlengkapan kerjanya serta lingkungan Rumah Sakit i. Menggunakan barang milik Rumah Sakit untuk kepentingan pribadi tanpa izin atasan langsung / pejabat berwenang

j. Melakukan pelanggaran kedisplinan dan tata tertib kerja yang telah dibuat, disepakati dan diketahui oleh seluruh karyawan yang bekerja pada suatu unit kerja dalam jajaran Rumah Sakit .

k. Melakukan pelanggaran terhadap tata tertib kerja dan aturan kedisiplinan berupa teknis kegiatan (modus operandi) yang berakibat Rumah Sakit dengan sanksi yang telah disepakati bersama antara Pimpinan/Atasan Unit Kerja dengan karyawan dalam jajarannya masing-masing.9. Surat Peringatan ketiga (SP-III) antar lain :

a. Peningkatan sanksi pelanggaran dari Sp-II yang jenis dan/atau berat pelanggarannya sama atau lebih rendah

b. Pelanggaran ulang terhadap hal tersebut dalam ayat tersebut diatas baik dalam masa berlakunya surat peringatan ke II atau tidak.

c. Dua kali menerima surat peringatan ke dua dalam waktu satu tahun, baik dengan kasus yang sama maupun tidak.d. Terlambat masuk kerja setiap hari kerja dalam sebulan, sebanyak (sepuluh) kali.

e. 4 kali mangkir dalam 1 bulan tanpa alasan dan / atau dokumen pendukung yang sah dan dapat diterima.

f. Bekerja tidak sesuai dengan tugas dan atau standar operasi yang ditentukan baginya termasuk standar pelayanan terhadap pelanggan Rumah Sakit , dan berdampak kerugian konsumen baik secara media dan non medis.g. Tidak melaporkan kepada atasannya atau pejabat yang berwenang tentang adanya gangguan keamanan yang diketahuinya dapat merugikan Rumah Sakit h. Kelalaian dalam pelaksanaan kerja yang menimbulkan kerugian Rumah Sakit dan konsumen, yang bersangkutan juga berhak membayar atas kelalaian dan kerugian tersebut.i. Mengancam,mengintimidasi secara mental atau fisik dan/atau menghina Pemilik, Pimpinan Atasan langsung dan tidak langsung, karyawan lain dan atau keluarganya.

j. Bekerja tanpa mentaati prosedur dan langkah-langkah keselamatan kerja yang telah ditentukan baginya, misalnya menggunakan mesin, peralatan, bahan lainnya milik Rumah Sakit secara tidak cermat dan atau kurang hati-hati sehingga dapt menimbulkan kerusakan atau pemborosan dan atau bahaya bagi dirinya atau orang lain atau Rumah Sakit .

k. Dalam melaksanakan tugas menolak menggunakan alat-alat /perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja sebagai mana mestinya.

l. Diluar kepentingan Rumah Sakit atau wewenangnya, membuka keterangan karyawawan lain, mengaku mengetahui gaji karyawan lain atau berusaha mengetahui gaji karyawan lain, memberitahukan gaji dirinya atau gaji karyawan kepada karyawan lain atau pihak lain yang tidak berhak mengetahuinya.

m. Tidak cakap melakukan pekerjaan walaupun sudah dicoba dibidang tugas yang ada dan dibidang lain yang setara.

n. Mengoperasikan peralatan medis dan non medis milik perusahaan baik didalam maupun diluar lingkungan Rumah Sakit tanpa wewenang untuk itu.

o. Memindahkan barang milik Rumah Sakit dari tempatnya dengan niat untuk kepentingan pribadi.

p. Didalam laci kerja atau lockernya terdapat menyimpan terdapat milik Rumah Sakit yang bukan merupakan perlengkapan/ alat kerja yang diperuntukkan kepadanya tanpa alasan yang sah.q. Didalam lingkungan Rumah Sakit menyelenggarakan, menghadiri rapat, pertemuan atau mengedarkan poster, plakat, surat selebaran, brosur atau sejenisnya yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan perusahaan dan dapat merugikan kepentingan perusahaan.

r. Melakukan pelanggaran terhadap tata tertib dan aturan kedisiplinan berupa teknis kegiatan (modus operandi) yang berakibat merugikan Rumah Sakit dengan sanksi yang telah disepakati bersama antar Pimpinan/Atasan Unit Kerja dengan karyawan dalam jajarannya masing-masing.10. Beberapa pelanggaran / kesalahan yang dapat mengakibatkan karyawan dikenakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), apabila karyawan :

a. Peningkatan sanksi pelanggaran dari SP-I yang jenis dan/ atau berat pelanggarannya sama atau lebih rendah.

b. Pelanggaran ulang terhadap hal yang sama dalam masa berlakunya surat peringatan pertama atau kedua.

c. Melakukan pelanggaran ulang dalam masa berlakunya SP.III

d. Melakukan penipuan, pencurian, pemalsuan atau penggelapan atau penyendaraan terhadap teman sekerja atau relasi atau atasan/pimpinan kerja, atau terhadap barang/ uang milik Rumah Sakit.e. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan Rumah Sakit atau negara, atau memalsukan dokumen atau surat,termasuk surat keterangan dokter, yang berhubungan dengan Rumah Sakit untuk kepentingan pribadi maupun orang lain.

f. Melakukan perbuatan yang dapat mengganggu ketertiban atau ketentraman kerja dan menimbulkan keonaran yang dapat merugikan Rumah Sakit.

g. Mabuk,minum-minuman keras yang memabukkan,madat,memakai, mengkomsumsi,menggunakan,mengedarkan,menyalahgunakan,memperdagangkan obat bius dan / atau narkoba, psikotropika, zat adiktif lainnya dan / atau obat terlarang, obat-obat terangsang lainnya yang dilarang oleh peraturan perundang-undang,baik di dalam maupun diluar lingkungan Rumah Sakit.h. Mengancam, menyerang,menganiaya, mengintimidasi,secara fisik atau mental, menghina , atau menipu direksi, relasi kerja, pimpinan, atasan, karyawan lain, berikut keluarganya.

i. Melakukan perbuatan asusila atau melakukan perjudian ditempat kerja.

j. Membujuk relasi Rumah Sakit, atau teman sekerja/ atasan/ pimpinan kerja/pimpinan rumah sakit untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau kesusilaan , serta perundang-undangan.

k. Dengan ceroboh atau sengaja merusak, merugikan, atau membiarkan dalam keadaan terancam rusak milik barang Rumah Sakit .

l. Dengan tidak sengaja atau sengaja membiarkan diri atau teman kerjanya dalam keadaan bahaya.

m. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan diri atau teman kerjanya dalam keadaan bahaya.

n. Membongkar, mengungkapkan, membocorkan, memberikan menjual atau meminjamkan rahasia atau informasi data Rumah Sakit, yang seharusnya dirahasiakan atau tidak boleh disampaikan baik secara lisan maupun tulisan, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pihak yang tidak berwenang atau mencemarkan nama baik Rumah Sakit atau Pimpinan atau beserta keluarganya.

o. Memberikan keterangan yang tidak benar dalam hubungan tugas dan jabatannya.

p. Memperdagangkan atau menyebarluaskan barang atau obat terlarang baik didalam maupun diluar lingkungan Rumah Sakit, tidak termasuk dalam kaitan tugas untuk pemakaian obat dan obat bius.q. Menyalahgunakan atau lalai dalam melaksanakan tugas atau kedudukan/jabatan, antara lain penyuapan, penerimaan komisi atau hadiah dalam bentuk uang, barang, jasa, untuk mencari keuntungan pribadi atau orang lain, sehingga secara langsung maupun tidak langsung Rumah Sakit dapat dirugikan.

r. Melakukan perkelahian atau pemukulan atau tindakan kekerasan di dalam lingkungan Rumah Sakit yang ditugaskan di Rumah Sakit atau relasi/pelanggan Rumah Sakit.

s. Tanpa wewenang membawa senjata tajam, senjata api, petasan/bahan peledak lainnya dalam kedalam wilayah atau lingkungan Rumah Sakit tanpa izin pikett. Menghasut melakukan sabotase yang mengakibatkan gejolak/keresahan diantara karyawan atau kerugian bagi Rumah Sakit

u. Melakukan perbuatan yang dapat menyebabkan kecelakaan fatal atau hilangnya nyawa orang lain atau kerugian Rumah Sakit.

v. Membawa barang-barang/alat-alat/bahan-bahan dalam bentuk apapun ke dalam Rumah Sakit atau lingkungan kerjanya yang dapat membahayakan keamanan atau keselamatan perusahaan dan karyawan lainnya.

w. Bekerja atau mengadakan ikatan kerja dengan pihak lain atau melakukan kegiatan komersial untuk Rumah Sakit lain atau dirinya sendiri atau mempunyai usaha sendiri yang dapat menggangu pelaksanaan tugasnya di Rumah Sakit , atau yang bersaing atau berkaitan dengan bisnis dan kepentingan bisnis Rumah Sakit.

x. Memberikan tampilan palsu atau tanpa persetujuan dari Rumah Sakit melakukan kegiatan di luar jam kerja dengan mendapat gaji yang dapat langsung maupun tidak langsung merugikan Rumah Sakit

y. Mengabaikan atau melakukan pelanggaran atau ketentuan dan/atau peraturan dan/atau kebijakan Rumah Sakit atau keputusan pimpinan/direksi yang wajar untuk kepentingan Rumah Sakit

z. Melakukan pelanggaran terhadap tata tertib kerja dan aturan kedisiplinan berupa teknis kegiatan (modus operandi) yang berakibat merupakan Rumah Sakit dengan sanksi yang telah disepakati bersama antara pimpinan/ atasan unit kerja dengan karyawan dalam jajarannya msing-masing.

11. Tindakan disiplin berupa skorsing juga dapat dikenakan oleh Rumah Sakit terhadap karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan Rumah Sakit tata tertib kerja atau tidak menjalankan kewajiban atau tanggung jawab sebagaimana mestinya, atau telah mendapat surat peringatan III atau tindakan yang merugikan Rumah Sakit.12. Surat peringatan, dibuat, ditandatangani dan diberikan oleh atasan langsungya dengan tembusan kepada bagian Personalia, untuk dimajukan dalam Rapat Direksi / Manajemen Rumah Sakit untuk mendapat keputusanPasal 53PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA1. Rumah Sakit berusaha maksimal mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja.2. Dalam keadaan memaksa sehingga terjadi pemutusan hubungan kerja, Rumah Sakit bertindak dengan mengindahkan perundang-undangan yang berlaku.3. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah tindakan yang dilakukan oleh Rumah Sakit atau karyawan untuk memutuskan atau mengakhiri hubungan kerja, baik putus karna hukum atau akibat pelanggaran peraturan-peraturan yang ditentukan dalam peraturan Rumah Sakit dan ketentuan pelaksanaannya dan dengan mengindahkan perundang-undangan yang berlaku.4. Putusnya hubungan kerja dapat terjadi berdasarkan pertimbangan dan keputusan direksi dan komisaris dengan menyebutkan alasan yang kuat dengan bukti-bukti yang cukup :

a. Dalam masa percobaan

b. Mengundurkan diri

c. Berakhirnya jangka waktu yang diperjanjikan

d. Sakit berkepanjangan

e. Tidak mampu bekerja karena alasan kesehatan

f. Meninggal dunia

g. Mencapai batas usia kerja

h. Pelanggaran tata tertib kerja

i. Melanggar peraturan/ ketentuan Rumah Sakit j. Melakukan perbuatan melawan hukum

k. Melakukan tindakan yang merugikan Rumah Sakit baik secara langsung maupun tidak langsung

l. Putusan pengadilan negeri

m. Tidak cakap bekerja

n. Rasionalisasi

o. Melakukan kesalahan berat

p. Pelanggaran Etika Bisnis dan Etika Kerja Rumah Sakit 5. Hak dan kewajiban karyawan dan Rumah Sakit sebagai akibat adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan Rumah Sakit yang berlaku6. Keputusan Pemutusan Kerja oleh Rumah Sakit dapat merupakan :

a. Pemutusan Hubungan Kerja dengan hormat

b. Pemutusan Hubungan Kerja dengan tidak hormat, diberikan kepada karyawan yang dikenakan sanksi atau karyawan yang termasuk mengundurkan diri secara tidak baik.7. Dalam pemutusan Hubungan Kerja dengan hormat, maka Rumah Sakit dapat memberikan surat keterangan Pengalaman Kerja kepada karyawan yang bersangkutan.

8. Pada saat putusnya hubungan kerja, karyawan wajib mematuhi prosedur dan ketentuan Rumah Sakit yang berlaku untuk menyelesaikan kewajiban-kewajiban kepada perusahaan, antara lain :

a. Melaksanakan tugas serah terima tugas dan tanggung jawab beserta lampiran pendukungnya;

b. Mengembalikan fasilitas bekerja yang dipinjamkan atau disediakan oleh perusahaan seperti mobil jabatan, fasilitas tempat tinggal (jika ada), peralatan/perlengkapan kerja, kartu pengenal dan kartu keanggotaan lainnya yang dikelola melalui perusahaan

c. Melunasi sisa hutang atau kewajiban karyawan yang bersangkutan kepada Rumah Sakit, koperasi karyawan atau organisasi karyawan atau pihak perbankan / institusi keuangan lainnya, pelunasan sisa hutang atau kewajiban ini dilakukan dengan kompensasi dengan pembayaran kewajiban Rumah Sakit (jika ada) kepada karyawan yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan Rumah Sakit.

9. Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit karena keinginan dan persetujuan dari karyawan, maka Rumah Sakit akan memberikan tali asih sesuai dengan kemampuan dan kondisi keuangan perusahaan.

Pasal 54MENGUNDURKAN DIRI1. Karyawan yang ingin mengundurkan diri harus memenuhi syarat :

a. Harus mengajukan permohonan mengundurkan diri kepada Rumah Sakit selambat-lambatnya 30 hari sebelum tanggal mulai pengunduran diri secara tertulis kepada atasan langsungnya dengan tembusan kepada bagian Personalia;

b. Melaksanakan tugas, tanggung jawab dan kewajibannya sampai tanggal pengunduran diri.

c. Tidak sedang terikat dengan ikatan dinas, dengan konsekuensi yang tertuang didalamnya.2. Dalam hal karyawan mengundurkan diri tidak mengikuti ketentuan dalam ayat (1) pasal ini, dianggap mengundurkan diri secara tidak baik.3. Bagi karyawan yang diketahui terikat hubungan kerja dengan pihak/Subyek hukum lain tanpa izin tertulis dari Rumah Sakit dinyatakan secara otomatis mengundurkan diri dari Rumah Sakit secara tidak baik.4. Kepada karyawan yang mengundurkan diri secara baik, Rumah Sakit akan memberi surat keterangan kerja serta hak lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.5. Karyawan yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih dan telah dipanggil oleh pihak Rumah Sakit sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali secara tertulis, dikualifikasikan mengundurkan diri secara tidak baik.Pasal 55BERAKHIR JANGKA WAKTU YANG DIPERJANJIKAN

Dalam hal hubungan kerja untuk jangka tertentu, hubungan kerja berakhir terhitung sejak tanggal berakhirnya jangka waktu yang diperjanjikan. Rumah Sakit tidak berkewajiban memberikan uang pesangon dan atau imbalan lainnya diluar yang telah diperjanjikan.

Pasal 56SAKIT BERKEPANJANGAN & MEDICALLY UNFIT

1. Dalam hal karyawan mengalami saki