homebase accounting micro

39
HOMEBASE ACCOUNTING OF MICRO SECTOR : STRATEGI JITU MENINGKATKAN KUALITAS LAPORAN KEUANGAN UMKM DI INDONESIA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan dalam rangka mengikuti SELEKSI MAHASISWA BERPRESTASI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 Disusun oleh : Wahyuli Ambarwati W NIM. 7211410094 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG i

Upload: wahyuli-ambarwati-wulandari

Post on 01-Jan-2016

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Karya Ilmiah, UMKM

TRANSCRIPT

Page 1: Homebase Accounting Micro

HOMEBASE ACCOUNTING OF MICRO SECTOR : STRATEGI JITU MENINGKATKAN KUALITAS LAPORAN KEUANGAN UMKM DI

INDONESIA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan dalam rangka mengikuti SELEKSI MAHASISWA BERPRESTASI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

Disusun oleh :

Wahyuli Ambarwati W NIM. 7211410094

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

i

Page 2: Homebase Accounting Micro

LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis dengan judul :

HOMEBASE ACCOUNTING OF MICRO SECTOR : STRATEGI JITU MENINGKATKAN KUALITAS LAPORAN KEUANGAN UMKM DI

INDONESIA

Disusun oleh :

Wahyuli Ambarwati W NIM. 7211410094

Telah disetujui dan disahkan untuk diajukan dalam rangka mengikuti SELEKSI

MAHASISWA BERPRESTASI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013, pada :

Hari : Jumat

Tanggal : 05 April 2014

Menyetujui,

Ketua Jurusan Akuntansi

FE UNNES

Drs. Fachrurrozie, M.Si.

NIP 196206231989011001

Dosen Pembimbing,

Niswah Baroroh, S.E

NRP. 198901282010122014

Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan

Drs. Bambang Prishardoyo, M.Si

NIP. 1967020719920310

ii

Page 3: Homebase Accounting Micro

KATA PENGANTAR

Alhamduliilahhirabbil’alamin. Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena atas limpahan berkah, karunia, taufik, hidayah serta inyah-Nyalah karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan penegak risalah-Nya, semoga kita mendapat syafa’atnya di yaumul akhir nanti, aamiin.

Karya tulis dengan judul HOMEBASE ACCOUNTING OF MICRO SECTOR: STRATEGI JITU MENINGKATKAN KUALITAS LAPORAN KEUANGAN UMKM DI INDONESIA ini diajukan dalam rangka mengikuti SELEKSI MAHASISWA BERPRESTASI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013.

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. S.Martono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi UNNES.

2. Drs. Fachrurrozie, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi

3. Niswah Baroroh, S.E selaku dosen pembimbing dalam karya tulis ini.

4. Seluruh dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang yang memberikan motivasi, semangat dan saran kepada penulis.

5. Ayah dan Ibu beserta seluruh keluarga yang senantiasa tulus ikhlas

mendo’akan, memberikan dukungan dan semangat kepada penulis, serta

pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan Anda dengan kebaikan yang lebih banyak, aamiin. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, dan kekurangan milik penulis selaku manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu Penulis menantikan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca yang budiman demi perbaikan untuk penulisan yang akan datang.

Semarang, 5 April 2013

Penulis

iii

Page 4: Homebase Accounting Micro

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii

KATA PENGANTAR ...........................................................................................iii

DAFTAR ISI .........................................................................................................iv

DAFTAR GRAFIK DAN BAGAN.........................................................................v

RINGKASAN ........................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................4

C. Tujuan Penulisan ...........................................................................5

D. Manfaat Penulisan .........................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................7

A. Tinjauan tentang UMKM ..............................................................7

B. Tinjauan tentang Permodalan UMKM...........................................9

BAB III METODE PENULISAN .................................................................11

A. Jenis Penulisan dan Pendekatan Penulisan..................................11

B. Jenis Data dan Pengumpulan Data ..............................................12

C. Metode Analisis Data ..................................................................12

BAB IV PEMBAHASAN (ANALISIS DAN SINTESIS)..............................13

A.Sektor UMKM dan Tantangannya................................................14

B. implementasi HAMS pada UMKM.............................................17

BAB V PENUTUP ........................................................................................19

A. Simpulan ....................................................................................19

B. Rekomendasi .......................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................21

iv

Page 5: Homebase Accounting Micro

DAFTAR TABEL

TABEL 1.: Faktor kesulitan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)..........15

TABEL2 : Alasan UMKM tidak mengajukan kredit pada bank...........................14

v

Page 6: Homebase Accounting Micro

RINGKASAN

Wahyuli Ambarwati Wulandari. Homebase Accounting of Micro Sector: Strategi Jitu Meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan UMKM di Indonesia. Karya Tulis Ilmiah untuk mengikuti Seleksi Mahasiswa Berprestasi Universitas Negeri Semarang 2013. Pembimbing : Niswah baroroh, S.E. halaman.

Usaha mikro kecil dan menengah merupakan salah satu sektor usaha yang dapat menjadi tumpuan bagi perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan UMKM mampu bertahan dibandingkan dengan usaha besar lainnya yang cenderung mengalami keterpurukan. Hal tersebut seiring dengan bertambahnya jumlah UMKM setiap tahunnya.

Keunggulan-keunggulan yang dimiliki UMKM dibandingkan dengan usaha

besar yaitu: (1) Inovasi dalam teknologi yang telah dengan mudah terjadi dalam

pengembangan produk; (2) berbasis pada sumber daya lokal sehingga dapat

memanfaatkan potensi secara maksimal dan memperkuat kemandirian; (3)

kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapannya

terhada tenaga kerja; (4) fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap

kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan skla besar

pada umumnya birokratis; (5) terdapatnya dinamisme manajerial dan peranan

kewirausahaan; (6) dimiliki dan dilaksanakan oleh masyarakat lokal sehingga

mampu mengembangkan sumber daya manusia; (7) terrsebar dalam jumlah yang

banyak sehigggga merupakan alat pemerataan pembangunan yang efektif (Azrin;

2004).

Walaupun memiliki potensi yang sedemikian banyak, kenyataan

menunjukkan bahwa UMKM masih belum dapat mewujudkan kemampuan dan

peranannya secara maksimal dalam fungsi sosial dan ekonomi. Hal ini disebabkan

oleh kenyataan bahwa UMKM masih menghadapi berbagai hambatan dan

kendala, salah satunya adalah sulitnya pengajuan pembiayaan dan permodalan

pada UMKM. Salah satu penyebabnya UMKM mengalami kesulitan dalam

pengajuan pembiayaan adalam administarasi dan pengelolaan keuangan yang

dilakukan masih belum dilakukan dengan baik, dan laporan keuangan yang

disajikan belum relevan dan reliabel sehingga membuat bank dan lembaga

keuangan lain sulit untuk menyetujui pengajuan pembiayaan tersebut.

Masalah dirumuskan berdasarkan latar belakang masalah, yaitu : (1)

Bagaimanakah konsep dan metode SMP HAMS (Homebase Accounting of Micro

Sector) yang digunakan untuk menyiapkan oran keuangan UMKM yang

vi

Page 7: Homebase Accounting Micro

berkualitas? (2) Bagaimana proses implementasi proses penerapan HAMS

(Homebase Accounting of Micro Sector) dalam meningkatkan kualitas dan

menyiapkan laporan keuangan UMKM yang berkualitas?

Penulisan karya tulis ditujukan Mengkaji konsep dan metode HAMS

(Homebase Accounting of Micro Sector) yang digunakan untuk menyiapkan

laporan keuangan UMKM yang berkualitas. Metode penulisan yang digunakan

dalam karya tulis ini adalah perumusan masalah, pendekatan penulisan, metode

pengumpulan data, metode analisis data, penyusunan karya tulis, dan penarikan

kesimpulan dan rekomendasi.

Simpulan dari karya tulis ini adalah bahwa Homebase Accounting of Micro Sector strategi untuk mnyelesaikan permasalahan yang ada pada UMKM sekarang ini, yang salah satu masalahnya adalah sulitnya permodalan yang dihadapi oleh UMKM. Tentunya dengan metode dan konsep yang sesuai dengan yang dibutuhkan dalam sektor UMKM. Dengan adanya 4 tahapan proses yaitu identifikasi potensi, sosialisasi penyajian laporan keuangan yang relevan dan reliable, pelaksanaan program, serta monitorong dan evaluasi yang dilakukan secaraa kontinu, diharapkan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan UMKM dan membantu kendala UMKM mengenai pembiayaan dan permodalan di Indonesia

Kata kunci : UMKM, pembiayaan, Homebase Accounting of Micro Economy, Laporan keuangan

vii

Page 8: Homebase Accounting Micro

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hampir semua orang pernah mendengar istilah UMKM, namun hanya sedikit

orang yang paham maksdud kata tersebut dengans atu kesamaan pandangan.

Maklumlah, karena instansi-instansi pemerintah sendiri memiliki perbedaan cara

dalam pengklasifikasiannya. Usaha skala mikro, kecil dan menengah (UMKM) di

negara berkembang hampir selalu merupakan kegiatan ekonomi yang terbesar

dalam jumlah dan kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja. Begitu pula

dengan kondisi yang ada di Indonesia, meskipun dalam ukuran sumbangan

terhadap PDB belum cukup tinggi, sektor ini dapat tetap menjadi tumpuan bagi

stabilitas ekonomi nasional sehingga perannya diharapkan dapat menciptakan

kesejahteraan kepada masyarakat Indonesia.

Pada pasca krisis tahun 1997 di Indonesia, UMKM dapat membuktikan bahwa

sektor ini dapat menjadi tumpuan bagi perekonomian nasional. Hal ini

dikarenakan UMKM mampu bertahan dibandingkan dengan usaha besar lainnya

yang cenderung mengalami keterpurukan. Hal tersebut dengan semakin

bertambahnya jumlah UMKM setiap tahunnya (Maharani Tejasari:2008).

Keunggulan-keunggulan yang dimiliki UMKM dibandingkan dengan usaha

besar yaitu: (1) Inovasi dalam teknologi yang telah dengan mudah terjadi dalam

pengembangan produk; (2) berbasis pada sumber daya lokal sehingga dapat

memanfaatkan potensi secara maksimal dan memperkuat kemandirian; (3)

kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapannya

terhada tenaga kerja; (4) fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap

kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan skla besar

pada umumnya birokratis; (5) terdapatnya dinamisme manajerial dan peranan

kewirausahaan; (6) dimiliki dan dilaksanakan oleh masyarakat lokal sehingga

mampu mengembangkan sumber daya manusia; (7) terrsebar dalam jumlah yang

viii

Page 9: Homebase Accounting Micro

banyak sehigggga merupakan alat pemerataan pembangunan yang efektif (Azrin;

2004).

Walaupun mempunyai potensi yang sedemikian banyak, kenyataan

menunjukkan bahwa UMKM masih belum dapat mewujudkan kemampuan dan

peranannya secara maksimal dalam fungsi sosial dan ekonomi. Hal ini disebabkan

oleh kenyataan bahwa UMKM masih menghadapi berbagai hambatan dan

kendala, baik yang bersifat internal maupun eksternal., dalam bidang produksi dan

pengolahan, pemasaran, permodalan, sumberdaya manusia dan teknologi serta

iklim usaha yang belum mendukung bagi perkembangannya. Menurut Wijono

(2005) terdapat beberapa kendala atau permasalahan yang dihadapi oleh UMKM

yaitu:

1. Administrasi dan pengelolaan keuangan masih dilakukan secara manual

dan seringkali pengeluaran untuk keperluan rumah tangga sehari-hari

dimasukkan dalam pembukuan keuangan perusahaan

2. Dalam kaitannya dengan pengajuan pembiayaan ke lembaga keuangan,

mayoritas UMKM tidak dapat mempresentasikan laporan keuangan

dengan baik, sehingga tidak Bankbale dalam pemberian pembiayaan

3. Dalam kaitannya dengan pemgajuan pembiayaan ke lembaga keuangan,

UMKM sering tidak mampu menyediakan agunan, jikapun ada, legalitas

kepemilikan agunan tersebut belum memenuhi syarat yang memadai.

4. Karakteristik perusahaan berskala kecil mempunyai tingkat mobilitas yang

tinggi sehingga sering berpindah-pindahh tempat atau jenis usaha

5. Dari kondisi di atas, UMKM memerlukan monitoring yang ketat. Artinya

lembaga pembiayaan harus didirikan di sentra-sentra di mana usaha kecil

dan mikro berada, tetapi hal ini justru sulit dan membutuhkan biaya yang

besar apabila dilakukan oleh lembaga keuangan.

Dari beberapa kendala dan hambatan yang telah dipaparkan di atas adalah,

masalah yang berupa pembiayaan atau permodalan merupakan salah satu masalah

klasik yang dihadapi oleh UMKM. Salah satu yang menjadi syarat dalam

pengajuan pembiayaan di lembaga keuangan (misal bank), bank menjalankan

prinsip kehati-hatiannya yang berpatokan pada 5C’s principle yang menilai calon

ix

Page 10: Homebase Accounting Micro

debitur dari 5 aspek yang berbeda, yaitu character (karakter debitur), collateral

(jaminan), capacity (kapasitas usaha), capital (modal yang dimiliki), dan salah

satunya adalah condition of economy (kondisi ekonomi). Kondisi ekonomi

seorang debitur (UMKM) dapat diukur dengan keadaan laporan keuangan yang

dimiliki oleh UMKM tersebut. Apabila laporan keuangan yang disajikan relevan

dan reliable maka bisa dipastikan bahwa kondisi keuangan UMKM tersebut baik.

Dan sebaliknya, apabila UMKM tidak dapat menyajikan laporan keuangan yang

merupakan representasi dari kondisi keuangannya dengan baik, maka bankpun

akan ragu-ragu untuk menyetujui pembiayaan yang telah diajukan oleh UMKM

tersebut.

Sedangkan apabila ditinjau dari permasalahan dan kendala yang dialami oleh

UMKM menurut Wijono (2005) adalah administrasi dan pengelolaan keuangan

masih dilakukan secara manual dan seringkali pengeluaran untuk keperluan rumah

tangga sehari-hari dimasukkan dalam pembukuan keuangan perusahaan. Sistem

pembukuaan pada UMKM yang masih asal-asalan, belum sistematis dan sesuai

dengan ketetapan akuntansi yang berlaku.

Jika hal tersebut berkelanjutan maka kemungkinan besar akan mengurangi

perolehan pembiayaan atau permodalan UMKM dari lembaga keuangan yang

akan menyebabkan menghambat pertumbuhan dan perkembangan industri

UMKM yang ada di Indonesia. Padahal sektor UMKM yang ada menyumbang

sepersekian persen PDB Indonesia, dan sektor ini dapat tetap menjadi tumpuan

bagi stabilitas ekonomi nasional sehingga perannya diharapkan dapat menciptakan

kesejahteraan kepada masyarakat Indonesia.. Dengan demikian perlu diadakannya

perbaikan laproan keuangan UMKM yang masih belum sistematis dan handal

menuju laporan keuangan yang sistematis, relevan dan reliable, handal, dan

sesuai dengan standar keuangan dan sesuai prasyarat yang diajukan oleh Bank.

Oleh karena itu untuk melakukan pengembangan kualitas laporan

keuangan UMKM dibutuhkan strategi yang dapat mengintegrasikan kemampuan

intelektual dalam ekonomi dan kontinuitas dalam pendampingan serrta

pembelajaran mengenai sistem pelaporan keuangan UMKM. Pelatihan yang

terbilang singkat belum cukup untuk mencipatakan para sumber daya manusia

x

Page 11: Homebase Accounting Micro

yang handal dalam menyusun laporan keuangan. Diperlukan pembinaan yang

berkesinambungan diharapkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam

kepada tenaga kerja mengenai penyusunan laporan keuangan yang baik dan benar

serta sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi yang berlaku. Salah satu strategi

yang mampu mengembangkan kualitas laporan keuangan UMKM yang disusun

oleh tenaga kerja atau sember daya manusia adalah melalui kegiatan pembinaan

melalui Homebase Accounting of Micro Sector yakni merupakan suatu program

pembinaan yang terkontrol. Melalui HAMS, UMKM secara langsung dapat

mengembangkan kemampuan masing-masing tenaga kerja bagian keuangan

sekaligus sebagai bentuk kegiatan pembelajaran dibawah bimbingan dan arahan

orang lain, yang ahli dalam sebuah bakat atau keahlian tertentu.

Hal-hal yang diuraikan diatas adalah yang melatarbelakangi penulis

untuk mengkaji dan mengangkat solusi tentang peningkatan kualitas laporan

keuangan pada UMKM menjadi sebuah karya tulis dengan harapan bisa

berkontribusi terhadap upaya pertumbuhan dan perkembangan UMKM di

Indonesia. Karya tulis ini diberi judul: Homebase Accounting of micro Sector:

Strategi Jitu meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan UMKM di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah konsep dan metode SMP HAMS (Homebase Accounting of

Micro Sector) yang digunakan untuk menyiapkan laporan keuangan

UMKM yang berkualitas?

2. Bagaimana proses implementasi proses penerapan HAMS (Homebase

Accounting of Micro Sector) dalam meningkatkan kualitas dan

menyiapkan laporan keuangan UMKM yang berkualitas?

1.3 Tujuan Penulisan

Karya tulis ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:

xi

Page 12: Homebase Accounting Micro

1. Mengkaji konsep dan metode HAMS (Homebase Accounting of Micro

Sector) yang digunakan untuk menyiapkan laporan keuangan UMKM

yang berkualitas.

2. Mengetahui proses implementasi HAMS (Homebase Accounting of

Micro Sector) di lembaga pendidikan formal dan lembaga keuangan

syariah dalam menyiapkan laporan keuangan yang berkualitas.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan karya tulis ini terdiri dari manfaat teoretis dan manfaat

praktis. Manfaat teoretis dari karya tulis ini adalah dapat dijadikan sebagai

rujukan untuk pengembangan ilmu yang sesuai dengan bidang

peerekonomian, khususnya tentang ekonomi syariah, sedangkan manfaat

praktis dari karya tulis ini antara lain :

1. Bagi Penulis

Karya tulis ini diharapkan mampu menambah wawasan khazanah

keilmuan penulis tentang peranan Program HAMS (Homebase

Accounting of Micro Sector) untuk membentuk dan meningkatkan

laporan keuangan UMKM yang berkualitas

2. Bagi Lembaga Pendidikan

Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan sumbang saran bagi

pengembangan konsep pengajuan pembiayaan UMKM antara lain

memperdalam kajian-kajian, memberi ide bagi penelitian, menjadi

bagian acuan kurikulum.

3. Bagi Sektor UMKM

Karya Tulis ini diharapkan agar dapat memanfaatkan sarana program

HAMS (Homebase Accounting of Micro Sector) sebagai pembinaan dan

pelatihan bagi karyawan agar benar-benar dapat menjalankan tugas

dengan mepresentasikan laporan keuangan yang relevan dan reliable ke

depannya.

4. Masyarakat yaitu dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya

program HAMS (Homebase Accounting of Micro Sector) dalam

xii

Page 13: Homebase Accounting Micro

membentuk dan meningkatkan laporan keuangan yang berkualitas.

Menjadi inspirasi dalam memberikan gagasan yang lebih baik untuk

bersama meningkatkan dan mengembangkan kualitas UMKM di masa

depan.

5. Pemerintah yaitu sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan

kebijakan-kebijakan yang strategis maupun operasional dalam UMKM

dalam hal penyusunan laporan keuangan dan kebijakan pembiayaan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan tentang UMKM

Pengertian mengenai Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tidak

selalu sama, tergantung pada konsep yang digunakan. Dalam konsep tersebut

mencakup sedikitnya dua aspek, yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek

pengelompokan perusahaan ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap dalam

kelompok perusahaan tersebut. Usaha kecil dioperasikan dan dimiliki secara

xiii

Page 14: Homebase Accounting Micro

independent, tidak dominan dalam daerahnya dan tidak menggunakan praktek-

praktek inovatif. Tapi usaha yang bersifat kewirausahaan adalah usaha yang pada

awalnya bertujuan untuk tumbuh dan menguntungkan serta dapat

dikarakeristikkan dengan praktek-praktek inovasi strategis.

Pengertian usaha kecil dan menengah di Indonesia masih sangat beragam.

Sebelum dikeluarkannya UU no. 9 tahun 1995 dan UU no 20 tahun 2008 tentang

UMKM, setidaknya ada lima instansi yang merumuskan usaha kecil dengan

caranya masing-masing. Kelima instansi itu adalah Biro Pusat Statistik (BPS),

Departemen Perindustrian, Bank Indonesia, Departemen Perdagangan serta

Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Pada kelima instansi itu, kecuali BPS,

usaha kecil pada umumnya dirumuskan dengan menggunakan pendekatan

finansial.

Biro Pusat Statistik (BPS) Indonesia menggambarkan bahwa perusahaan

dengan jumlah tenaga kerja 1-4 orang digolongkan sebagai industri kerajinan dan

rumah tangga, prusahaan dengan tenaga kerja 5-19 orang sebagai industri kecil,

perusahaan dengan tenaga kerja 20-99 orang sebagai industri sedang atau

menengah, dan perusahaan dengan tenaga kerja lebih dari 100 orang sebagai

industri besar.

Mengacu Undang-Undang No. 20 tahun 208, keriteria usaha mikro dilihat

dari segi keuangan, kekayaan dan modal yang dimilikinya adalah: (1) memiliki

kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha), atau (2) memiliki hasil penjualan tahunan paling

banyak Rp 300.000.000. Sedangkan kriteria usaha kecil (1) memiliki kekayaan

bersih lebih dari Rp 50.000.000 sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000

(tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha), atau (2) memiliki hasil

penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000 sampai paling banyak Rp

2.500.000.000. untuk kriteria Usaha Menengah adalah (1) memiliki kekayaan

bersih lebih dari Rp 500.000.000 sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000

(tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha), atau 92) memiliki hasil

penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000 sampai dengan paling banyak Rp

50.000.000.000.

xiv

Page 15: Homebase Accounting Micro

Departemen Perindustrian melalui Surat Keputusan menteri Perindustrian

No. 286/M/SK/10/1989 dan Bank Indonesia, mendefinisikan usaha kecil

berdasarkan nilai asetnya. Menurut kedua instansi ini, yang dimaksud dengan

usaha kecil dan usaha yang asetnya (tidak termasuk tanah dan bangunannayP,

bernilai kurang dari 600 juta rupiah. Departemen Perdagangan membatasi usaha

kecil berdasarkan modal kerjanya.

Menurut Departemen Perdagangan, usaha kecil adalah usaha (dagang)

yang modal kerjanya bernilai kurang dari 25 juta rupia. Sedangkan Kamar

Dagang dan Industri (Kadin) terlebih dahulu membedakan usaha kecil menjadi

dua kelompok. Kelompok pertama adalah yang bergerak dalam bidang

perdagangan, pertanian dan industri. Kelompok kedua adalah bergerak dalam

bidang konstruksi. Menurut Kadin yang dimaksud dengan usaha kecil untuk

kelompok pertama adalah yang memiliki modal kerja kurang dari 600 juta

rupiah. Adapun untuk kelompok kedua yang dimaksud dengan usaha kecil adalah

yang memiiki modal kerja kurang dari 250 juta rupiah dan memiliki nilai usaha

kurang dari 1 Milyar Rupiah.

Selain itu, pengelompokan atau kategorisasi usaha-usaha di satu negara

mempunyai tujuan strategis, antara lain dikaitkan dengan standar kuantitatif

tertentu, serta seberapa jauh dapat dimasukkan ke dalam jenis-jenis usaha atau

bisnis. Tujuan pengelompokan usaha disebutkan beragam dan pada intinya

mencakup empat macam tujuan, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk keperluan analisis yang dikaitkan dengan ilmu pengetahuan

(teoritis)

2. Untuk keperluan penentuan kebijakan-kebijakan pemerintah

3. Untuk meyakinkan pemilik modal atau pengusaha tentang posisi

perusahaannya

4. Untuk pertimbangan badan tertentu berkaitan dengan antisipasi kinerja

perusahaan (Partomo dan Soedjono, 2004).

2.2 Aspek Permodalan UMKM

xv

Page 16: Homebase Accounting Micro

Salah satu hambatan bagi pengembangan kesempatan kerja disektor

UMKM adalah terrbatasnya modal yang dimiliki produsen pada sektor ini.

Modal adalah sumber-sumber ekonomi yang diciptakan manusia dalam bentuk

nilai uangg atau barang. Modal dalam bentuk uang dapat digunakan oleh sektor

produksi untuk membeli sektor produksi untuk membeli modal baru dalam

bentuk barang baru lagi (Cahyono, 1983). Salah satu bentuk permodalan bagi

suatu usaha yaitu dalam bentuk kredit.

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu yang berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam

anntara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu denagn pemberian bunga (BI,

2005).

Mengacu pada pengertian kredit menurut Ronohadiwirjo (1969), Mubyarto

(1989) dan Baker (1968) dalam Kuncoro (1996), bahwa kredit mempunyai

peranan sangat penting dalam memacu perkembangan usaha, terutama dalam

pembentukan modal (capital formation). Kredit juga sangat penting untuk

meningkatkan likuiditas usaha walaupun dapat menimbulkan resiko apabila

usaha itu gagal memberikan penerimaan lebih tinggi dari biaya yang

dikeluarkan.

Berdasarkan tujuannya penggunaannya, Bank Indonesia (1999) dalam

Maharani T. (2008) membedakan kredit menjadi:

1. Kredit konsumtif merupakan jenis kredit yang diberikan misalnya

untuk membeli kendaraan, peralatan, dan lain-lain yang sifatnya untuk

tujuan konsumtif. Kredit ini digunakan untuk konsumsi secara pribadi

dan dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang

dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh

seseorang atau badan usaha

2. Kredit modal kerja yaitu kredit yang digunakan untuk menambah

modal kerja untuk membiayai seperti pembelian bahan baku, biaya-

biaya produksi, biaya pemasaran dan lain-lain dalam jangka waktu

pendek biasanya satu tahun. Kredit ini digunakan untuk keperluan

meningkarkan produksi dalam operasionalnya.

xvi

Page 17: Homebase Accounting Micro

3. Kredit investasi merupakan kredit jangka menengah atau jangka

panjang untuk pembelian barang-barang modal beserta jasa yang

diperlukan untuk rehabilitasi, modernisasi, maupun ekspansi proek

yang sudah ada atau pendirian proyek baru

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Jenis Penulisan dan Pendekatan Penulisan

Karya tulis berfokus pada pembahasan upaya peningkatan kualitas

laporan keuangan UMKM dengan pembentukan HAMS (Homebase

Accounting of Micro Sector) sebagai upaya meningkatkan kualitas laporan

keuangan dan meningkatkan pembiayaan dan permodalan yang disetujui pada

UMKM di Indonesia. Sesuai dengan rumusan masalah, penulisan karya tulis

ini menggunakan penulisan deskriptif, sedangkan data yang digunakan

merupakan pendekatan kualitatif yaitu melalui penilaian secar sistematik atas

program HAMS (Homebase Accounting of Micro Sector) yang

diimplementasikan dalam pendidikan formal dan lembaga lembaga jasa

xvii

Page 18: Homebase Accounting Micro

UMKM dalam membentuk dan meningkatkan sumber daya UMKM yang

menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas di Indonesia.

Pendekatan kualitatif adalah prosedur yang menghasilkan data-data

deskriptif yang meliputi kata-kata tertulis atas lisan dari orang-orang yang

memahami objek penulisan yang sedang dilakukan dan didukung oleh studi

literature berdasarkan pengalaman kajian pustaka, baik berupa data penulisan

kata-kata maupun angka yang dapat dipahami dengan baik. Disamping itu,

pendekatan kualitatif lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan banyak

penajaman pengaruh bersama pola-pola nilai yang dihadapi di lapangan

(Moelong, 2002)

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam membahas status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran,

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penulisan

deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar

fenomena diselidiki. (Nazir, 2003)

3.2 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penulisan ini adalah sekunder, data

sekunder yaitu sumber data penulisan yang diperoleh secara tidak langsung

melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data

sekunder berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun

dalam arsip (data documenter), baik yang dipblikasikan maupun tidak

dipublikasikan (Indriantoro dan Soepomo, 2002).

Metode pengumpulan data yang digunakan didalam penulisan ini adalah

dengan metode:

1. Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan jalan membaca literature-

literatur yang berkaitan serta menunjang penulisan ini seperti informasi

mengenai laporan keuangan untuk UMKM, program pemberdayaan, dan

UMKM. Baik berupa pustaka cetak maupun elektronik (data-data internet)

xviii

Page 19: Homebase Accounting Micro

sehingga dengan cara inilah penulis dapat memperoleh sumber informasi

data sekunder.

2. Intuitif Subjektif

Menurut Simogaki dalam Ghofar (1999) intuitif subjektif merupakan

perlibatan pendapat penulis atas masalah yang sedang dibahas.

3.3 Metode Analis Data

Sehubungan dengan permasalahan yang tertulis pada rumusan

masalah dan pendekatan penulisan yang digunakan, penulis menganalisa data-

data yang diperoleh dengan metode analisa deskriptif kualitatif, yaitu data

yang diperoleh kemudian disusun sehingga mempermudah pembahasan

masalah-masalah yang ada. Karena titik fokus penulisan ini adalah penulisan

berbasis literatur (pustaka), maka data yang dikumpulkan merupakan data

kualitatif atau non angka

Proses analisa data yang dilakukan dalam penulisan ini terjadi

secara bolak-balik dan berinteraktif, yang terdiri dari:

1. Pengumpulan data (Data Collection)

Pada proses analisa dalam tahap pengumpulan data, penulis

mengumpulkan data-data baik dari pustaka, data internet, observasi,

wawancara dan diskusi kelompok mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

Program Pemberdayaan dalam membentuk dan meningkatkan kualitas

Laporan Keuangan UMKM yang berkualitas

2. Reduksi data (data reduction)

Selanjutnya dalam hasil pengumpulan data tersebut perlu untuk dilakuakan

reduksi data, yang dimaksud disini mencakup kegiatan mengikhtisarkan

hasil pengumpulan data selengkap mungkin, dan memilah-milahkannya

kedalam satuan konsep tertentu, kategori tertentu, atau tema tertentu

sehingga memudahkan penulis dalam penyusunan penulisan karya tulis

ini.

3. Penyajian data (data display)

Seperangkat hasil reduksi data juga perlu diorganisasikan ke dalam suatu

bentuk tertentu (display data) sehingga terlihat secara lebih utuh

xix

Page 20: Homebase Accounting Micro

4. Pemaparan dan penegasan kesimpulan (conclution drawing and

verification)

Selanjutnya dalam hasil display data ini, bisa berbentuk sketsa, synopsis,

matriks, atau bentuk-bentuk lain itu sangat diperlukan untuk memudahkan

upaya pemaparan dan penegasan kesimpulan sehingga memudahkan

penulis dalam penulisan karya tulis ini.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Sektor UMKM dan Tantangannya

Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mencatat

bahwa jumlah usaha kecil adalah sebanyak 44.6 juta unit atau 99,84% dari total

jumlah unit usaha pada tahun 2005. Dari sejumlah usaha tersebut, tenaga kerja

yang mampu diserap adalah sebanyak 71,2 juta atau sebesar 88,7% dari total

tenaga kerja. Namun demikian, Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang mampu

disumbangkan oleh usaha kecil tersebut baru sebesar Rp 1 triliun atau sebesar

42,8% dari total PDB.

Dari data tersebut tampak bahwa jumlah usaha kecil sangat dominan

dibandingkan engan kelompok skala usaha lainnya. Di samping itu, peran usaha

kecil dalam menyerap tenaga kerja relatif besar. Penyerapan tenaga kerja

xx

Page 21: Homebase Accounting Micro

tersebbut selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan

demikian, penumbuhan usaha kecil menjadi suatu kebijakan strategis dan efektif

dalam meningkatkan taraf fidup masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut Endang Sri Winarni (2006) dalam upaya penumbuhan usaha

kecil tersebut, perlu diketahui karakteristik serta permasalahan ada kendala yang

dihadapi oleh UKMK. Pada umumnya, UKMK mempunyai ciri antara lain

sebagai berikut:

1. Biasanya berbentuk usaha perseorangan dan belum berbadan hukum

perusahaan

2. Aspek legalitas usaha lemah

3. Struktur organisasi bersifat sederhana dengan pembagian kerja yang

tidak baku

4. Kebanyakan tidak mempunyai laporan keuangan dan tidak melakukan

pemisahan antara kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan

5. Kualitas manajemen rendah dan jarang yang memiliki rencana usaha

6. Sumber utama modal usaha adalah modal pribadi

7. Sumber Daya Manusia (SDM) terbatas

8. Pemilik memiliki ikatan batin yang kuat dengan perusahaan, sehingga

seluruh kewajiban perusahaan juga menjadi kewajiban pemilik.

Sehubungan dengan permasalahan secara umum yang dialami UMKM,

Badan Pusat Statistiik (2003) mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi

oleh UKM sebagai berikut:

1. Kurang permodalan

2. Kesulitan dalam pemasaran

3. Persaingan usaha ketat

4. Kesulitan bahan baku

5. Kurang teknis produksi dan keahlian

6. Keterampilan manajerial kurang

7. Kurang pengetahuan manajemen keuangan

8. Iklim usaha yang kurang kondusif (perijinan, aturan/perundang-

undangan)

xxi

Page 22: Homebase Accounting Micro

Hasil penelitian kerjasama Kementrian Negara KUKM dengan BPS (2003)

menginformasikan bahwa UKM yang mengalami kesulitan usaha 72,47%, sisanya

27,53% tidak ada masalah dari 72,47% yang mengalami kesulitan usaha tersebut,

teerutama meliputi kesulitan permodalan. Adapun faktor-faktor kesulitan secara

terperinci adalah sebagai berikut:

Tabel 1: faktor kesulitan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Faktor Kesulitan Persentase

Permodalan 51,09 %

Pemasaran 34.72%

Bahan Baku 8,59%

Ketenagakerjaan 1,09%

Distribusi Transportasi 0,22%

Lainnya 3,93%

Sumber: hasil penelitian Kementrian KUKM dengan BPS (2003) dalam Suhendar Sulaeman, Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam menghadapi Pasar Regional Global, Infokop No. 25 Tahun XX, 2004

Lebih lanjut disebutkan bahwa dalam mengatasi kesulitan permodalannya

diketahui sebanyak 17,50% UKM menambah modalnya dengan meminjam ke

bank, sisanya 82,50% tidak melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non

Bank seperti Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Perorangan, keluarga, modal

ventura, lainnya.

Alasan utama yang dikemukakan oleh UMKM kenapa mereka tidak

meminjam ke bank adalah sebagaimana tabel 2.

Tabel 2. Alasan UMKM tidak mengajukan kredit bank

Faktor Kesulitan Persentase

xxii

Page 23: Homebase Accounting Micro

HAMS(Homebase Accounting of Micro Sector)

Mahasiswa Akuntansi PT

UMKM

Bank atau Lembaga Keuangan

Prosedur sulit 30.30%

Tidak berminat 25.34%

Tidak punya agunan 19.28%

Tidak tahu prosedur 14,33%

Suku bunga tinggi 8,82%

Proposal ditolak 1,93%

Sumber: hasil penelitian Kementrian KUKM dengan BPS (2003) dalam Suhendar Sulaeman, Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam menghadapi Pasar Regional Global, Infokop No. 25 Tahun XX, 2004

4.2 Implementasi HAMS

Pada implementasi atau praktiknya, Homebase Accounting of Micro

Sector diperankan oleh aliansi mahasiswa akuntansi Perguruan Tinggi Negeri

maupun swasta yang berada di Indonesia. Para mahasiswa membuat homebase di

setiap wilayah di Indonesia yang memiliki tanggung jawab mengatur,

mengkoordinasi UMKM yang ada di wilayah naungannya. Misalnya adalah,

untuk wilayah Jawa Tengah, Homebase Accounting of Micro Sector dikoordinir

oleh seluruh universitas yang ada di Jawa Tengah, dengan mendirikan salah satu

xxiii

Page 24: Homebase Accounting Micro

homebase sebagai pusat. Misal Homebase utara di Semarang, homebase selatan di

Purwokerto, dan Homebase Timur di Solo.

Homebase tersebut memiliki fungsi antara lain adalah:

1. Sebagai sarana konsultan para pegiat UMKM dalam aspek penyajian

laporan keuangan

2. Sarana untuk memberikan pelatihan para pegiat, sumber daya manusia

UMKM mengenai cara memrepresentasikan laporan keuangan dengan

baik

3. Sebagai sarana untuk membimbing para pegiat UMKM dalam hal

peembuatan laporan keuangan dan pengajuan kredit pada bank

Homebase Accounting of Micro Sector memiliki tugas dengan langkah-

langkah:

1. Identifikasi potensi

2. Sosialisasi penyajian laporan keuangan yang relevan dan reliabel

3. Pelaksanaan program

4. Monitoring dan evaluasi

Identifikasi potensi, dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik

sumberdaya manusia (SDM) UMKM dan lingkungan internalnya baik lingkungan

sosial, ekonomi dan sumber daya alam (SDA) khususnya yang terkait dengan

usahanya, maupun lingkungan eksternal UMKM.

Sosialisasi penyajian laporan keuangan yang relevan dan reliable. Tahhap

ini dilakukan oleh perwakilan UMKM yang selanjutnya kegiatannya difasilitasi

oleh para mahasiswa yang ada di homebase accounting of micro sector untuk

mengadakan sosialisasi akan pentingnya pelaporan keuangan yang baik bagi

UMKM.

Pelaksanaan program, dalam tahapan pelaksanaan program adalah dalam

jangka waktu tertentu para pegiat UMKM diberikan pelatihan dan pembimbingan

dalam rangka penyajian pelaporan keuangan yang baik, sesuai dengan standar

akuntansi keuangan yang berlaku bagi UKMK. Dalam tahapan ini juga para

xxiv

Page 25: Homebase Accounting Micro

pegiat UMKM dibimbing dalam pembuatan laporan keuangan yang akan

digunakan untuk pengajuan pembiayaan pada bank dan lembaga keuangan lain.

Monitoring dan evaluasi, berfungsi tidak saja untuk mengetahui hasil

pelaksaan program kerja bersama apakah yang dikerjakan sudah sesuai dengan

program kerja yang telah ditetapkan bersama, namun juga untuk membuat

penyesuaian-penyesuaian jika diperlukan sesuai dengan perubahan kondisi

lingkungan.

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari uraian yang telah dikemukakan, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan diantaranya :

1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyumbang sebagian besar PDB di

Indonesia dan menyerap tenaga kerja di Indonesia dengan jumlah yang

cukup besar. Tetapi masih banyak hambatan dan kendala yang harus

dihadapi oleh UMKM ini.

2. Salah satu kendala dan hambatan yang dihadapi oleh UMKM adalah aspek

pembiayaan dan permodalan yang sulit oleh UMKM karena salah satu

penyebabnya adalah manajemen keuangan yang masih kurang baik dan

pelaporan keuangan yang belum baik serta belum memenuhi standar

keuangan yang berlaku.

3. Homebase Accounting of Micro Sector merupakan salah satu strategi

untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada UMKM terutama

mengenai peningkatan kualitas laporan keuangan yang selanjutnya akan

digunakan untuk pengajuan pembiayaan dan permodalan pada bank dan

lembaga keuangan lain. Proses homebase dilakukan melalui 4 tahap, yaitu

xxv

Page 26: Homebase Accounting Micro

(1) Identifikasi potensi; (2) Sosialisasi penyajian laporan keuangan yang

relevan dan reliabel; (3)Pelaksanaan program; (4) Monitoring dan evaluasi

5.2 Saran

1. Usaha mikro kecil dan menengah harus menerapkan praktik akuntansi

dengan baik dan benar sehingga laporan keuangan yang disajikan dapat

relevan dan reliable yang selanjutnya dapat berguna untuk pengajuan

pembiayaan dan permodalan di bank maupun di lembaga keuangan lain

2. Sosialisasi dan praktek dari Homebase Accounting of Sector Economy

harus terus dilakukan, dengan demikian masyarakat pada umumnya dan

sektor UMKM pada khususnya dapat memahami pentingnya sebuah

lembaga yang dapat mengembangkan UMKM di Indonesia.

xxvi

Page 27: Homebase Accounting Micro

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 1997-2007. Statistik Indonesia. BPS. JakartaBadan Pusat Statistik. 1997-2006. Profil Usaha Kecil Menengah tidak Berbadan

Hukum di Indonesia. BPS. Jakarta.Bank Indonesia. 1997-2007. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Bank

Indonesia. JakartaData KUKM, 2005, www.depkop.go.idHafsah, Dr. Ir. 2004. Mohammad Jafar. Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah. Infokop Nomor 25 tahun XXKantor Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (2005). Pengembangan Usaha Skala Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi, Jakarta.Karsidi, Ravik. 2005.Pemberdayaan Masyarakat Untuk Usaha Kecil dan Mikro (Pengalaman Empiris di Wilayah Surakarta, Jawa Tengah. Institut Pertanian Bogor.Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. 2004. Metodologi penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara.Subandi, Slamet. Potensi Pengembangan Permodalan UMKM DARI Pinjaman Perbankan.kasubid Perencanaan dan Peneliti Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMKSugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: AlfabetaTejasari, Maharani. 2008. Peranan Usaha Kecil dan Menengah dalam

Penyerapan Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia (skripsi). Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, bogor.

Winarni, Endang Sri. 2006. Strategi Pengembangan Usaha Kecil Melalui Peningkatan Aksesibilitas Kredit Perbankan. Infokop Nomor 29 tahun XXII

http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=487:bps-tambah-survei-ukm-mulai-2011&catid=50:bind-berita&Itemid=97

xxvii