home visit tanjung pinang
TRANSCRIPT
LAPORAN HOME VISITE
1. Identitas Pasien/klien:
Nama : Despi Irana Syandi
Umur : 18 tahun
TB/BB : 156/51
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Staus dalam keluarga : Istri
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Rt 2, Kelurahan Sijenjang
Agama : Islam
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
2. Anamnesis
Keluhan Utama:
Sakit perut, pusing-pusing, pegal-pegal pada malam hari, dan kaki bengkak.
Riwayat penyakit sekarang:
- Pasien merasakan sering pusing-pusing
- Pusing dirasakan tiba-tiba
- Saat pusing pasien mengobatinya dengan mencium minyak kayu putih
- Pada malam hari pasien merasakan pegal-pegal di seluruh tubuhnya
- Saat ini usia kehamilan pasien 8 bulan, kehamilan pertama (G1P0A0)
- Beberapa hari terakhir perutnya terasa sakit
- Malas makan, merasa sudah kenyang
- Berat badan pasien sebelum kehamilan 45 kg
- Pada kedua punggung kaki bengkak
- Pernah berobat ke bidan terdekat dan diberikan obat vitamin.
- Juga pernah berobat ke dokter dan diberikan obat vitamin dan mineral.
- Setelah berkunjung kerumah disarankan ke puskesmas, pasien cek Hb 8gr/dl
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien tidak pernah menderita penyakit sebelumnya seperti ini ataupun penyakit
lain yang berat. Pusing sering dirasakan oleh pasien semenjak awal kehamilan.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Di dalam keluarga pasien tidak pernah menderita penyakit yang sama ataupun
penyakit lain yang berat.
Riwayat Sosial Ekonomi:
- Saat ini pasien tinggal bersama suami
- Suami pasien bekerja sebagai wiraswasta (ikut membantu orang bekerja di
pasar inpres Tanjung Pinang)
- Pasien tinggal dirumah kontrakan bedeng, dengan lantai keramik, beratap seng.
- Pasien menikah sejak tahun 2012
Riwayat Kebiasaan:
Saat ini pasien sering merasakan pusing yang tiba-tiba. Saat istirahat pun kadang
masih merasa pusing. Pasien juga malas untuk makan, pasien akan makan ketika
benar-benar lapar. Tetapi pasien tidak mengurangi konsumsi sayuran. Ia tetap
mengkonsumsi sayuran lebih dari sebelum ia hamil. Pasien juga mengkonsumsi
susu untuk ibu hamil semenjak awal kehamilannya.
Dirumah pasien tidak bekerja terlalu berat, ia mengerjakan tugas ibu rumah
tangga seperti biasa seperti memasak, mencuci baju, menggosok, membersihkan
rumah dan lain-lain.
Data Anggota Keluarga:
Nama Suami : Abdul Aziz
Umur Suami : 24 tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
3. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum : Tampak Lemas
- Kesadaran : Composmentis
- Gizi : cukup
- BB/TB : 51/156
- Tanda vital :
T : 140/100 mmhg,
N: 22x/m,
R: 18x/m,
S: 36o C
- Kepala :
Mata :
Konjungtiva : anemis (-)
Sklera : Ikterik (-)
- Leher : Pembesaran KGB (-)
- Dada : Simetris kiri dan kanan
- Paru-paru : DBN
- Abdomen : DBN
- Anggota gerak : DBN
4. Diagnosis :
Pasien menderita preeklamsia dan anemia ringan
5. Terapi:
Non Farmakologis :
Istirahat, konsumsi makanan bergizi, perbanyak makan (sedikit tapi sering), diet
rendah garam, mengkonsumsi suplemen kalsium dan suplemen magnesium.
Farmakologis :
Enfavit (multi vitamin dan mineral), kalk, PCT dan Gestiamin. Obat-obatan ini
adalah obat yang dikonsumsi pasien yang diberikan dokter dan bidan. Obat yang
dikonsumsi sekarang Vit.C, Fe dan Kalk. Obat tersebut diberikan oleh puskesmas saat
pasien berobat tanggal 26 Januari 2014 kemarin.
6. Prognosis:
Preeklamsia didasarkan atas adanya 2 dari trias tanda utama hipertensi, edema,
protenuria. Ditambah usia ibu hamil masih dibawah 20 tahun, jika tidak cepat ditangani
pada pasien maka prognosis bagi ibu maupun janin menjadi lebih buruk.
Kemudian Hb 8 gr/dl tergolong anemia, jika tidak ditangani dengan cara pemberian zat
besi maka Hb akan semakin rendah dan berakibat anemia berat. Namun jika kondisi Hb
yang menurun dapat di perbaiki maka prognosis akan baik.
7. Pengamatan Rumah:
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, rumah yang ditempati pasien saat ini sudah
memenuhi standar kriteria rumah sehat dan pasien tinggal dirumah kontrakan dengan
kondisi:
1. Lantai
Lantai rumah pasien dari keramik
2. Atap
Atap rumah pasien dari seng
3. Ventilasi dan jendela
- Terdapat 2 jendela dan 2 ventilasi tertutup plastik di bagian atas
- Bagian atas rumah di beri dek, tidak terdapat celah untuk masuknya udara
- 1 Pintu depan dan 1 belakang
- Kamar pasien tidak ada jendela dan ventilasi karena rumah atau bedeng pasien
terletak di tengah-tengah
4. Cahaya
- Di ruang tamu cukup cahaya
- Kamar kurang pencahayaan karena tidak terdapat jendela dan ventilasi
- Dapur cukup pencahayaan karena terdapat pintu dan ventilasi
5. Luas bangunan rumah
Luas bangunan rumah pasien sekitar 4x8 m, dan tinggi bangunan rumah <2,5m. Luas
lantai bangunan cukup sebanding dengan jumlah penghuni di dalam rumah, yang
memiliki: 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur dan 1 kamar mandi yang sekaligus
menjadi tempat cuci baju, terdapat sumur yang terletak di dalam kamar mandi.
6. Fasilitas didalam rumah
Penyediaan air bersih yang cukup
Sumber air di rumah pasien adalah air sumur yang digunakan untuk mandi dan
mencuci, kamar mandi dan tempat mencuci piring serta baju dalam satu tempat.
Air minumnya berasal dari air sumur tersebut yang dimasak.
Pembuangan tinja
Terdapat WC dibelakang rumah pasien
Bagian belakang rumah
Belakang rumah pasien terdapat sebuah akuarium yang cukup besar berisi air
sedikit kotor. Biasanya menjadi tempat ikan tangkapan suaminya. Di sisi belakang
berlantai papan, dan terlihat air sungai di bawah lantai papan tersebut yang
hampir memasuki bagian belakang rumah pasien.
Fasilitas dapur
Kondisi dapur rumah pasien cukup luas serta hanya terdapat pintu yang mengarah
kebelakang yang menjadi sumber masuknya cahaya ke dapur. Di bagian dapur
tersebut terdapat 2 meja yang diatasnya terdapat kompor dan peralatan masak dan
makan lainnya.
Ruang berkumpul keluarga
Tidak terdapat ruang kumpul keluarga. Ruang kumpul keluarga pasien bergabung
dengan ruang tamu pasien. Ruangan tersebut terdapat 1 meja dan 2 kursi tamu.
Pekarangan/serambi
Pekarangan pasien banyak rerumputan yang belum di bersihkan dan masih tinggi-
tinggi.
8. Pengamatan Lingkungan:
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, lingkungan tempat tinggal belum memenuhi
standar lingkungan yang sehat, dengan kondisi sebagai berikut:
Rumah sehat
Kondisi rumah di sekitar tempat tinggal pasien cukup bersih. Namun rumah bedeng
bukan merupakan jenis rumah yang sehat rumah yang ditempati pasien kurang
ventilasi udara dan cahaya matahari yang sulit masuk ke dalam rumah membuat
rumah kurang terang dan lembab. Hal ini dapat mengganggu kondisi fisik dan
psikologis dari ibu hamil
Sarana sanitasi dasar
Penggunaan kamar mandi yang kecil dan sempit sebagai tempat mandi, BAK, cuci
piring dan cuci baju yang terbuka tanpa atap beralaskan papan. serta terdapat 2 ember
yang berfungsi untuk menampung air dan disekitar lingkungan tidak memiliki
selokan.
Tempat umum
Disekitar lingkungan tempat tinggal pasien terdapat pabrik karet. Jalan didepan
rumah pasien merupakan akses untuk mobil-mobil besar dan sebagian jalan ada yang
hanya tanah tanpa di aspal, jadi saat cuaca panas debu-debu bertebangan akibat lalu
lalang mobil-mobil besar yang melewati rumah pasien.
9. Hasil wawancara /p engamatan Keluarga /hubungan keluarga:
- Hubungan pasien – anggota keluarga
Hubungan pasien terhadap anggota keluarganya baik, pasien bercerita orang
tuanya tinggal di Jakarta, pasien merantau ke Jambi dan bertemu dengan suami
dan menikah. Mertua tinggal di kelurahan Sijenjang juga tapi di RT 3 dan
jaraknya sedikit jauh. Mertuanya merupakan Ketua RT 3 tersebut. Terkadang
mertuanya juga datang kerumah pasien untuk melihat keadaan pasien, dan
menemani pasien menggantikan suaminya yang sedang bekerja. Pasien cukup
koperatif untuk menceritakan apa yang ditanyakan.
- Hubungan pasien – tetangga dan sekitarnya
Hubungan pasien dengan tetangga dan lingkungan sekitar juga baik. Dari hasil
pengamatan pasien lebih banyak didalam rumah tidak banyak beraktifitas diluar
rumah.
10. Hasil wawancara /p engamatan perilaku kesehatan:
Ny. Despi hamil 8 (delapan) bulan dan sering mengalami pusing tiba-tiba. Pasien
sering memeriksa kehamilannya ke bidan atau dokter di dekat rumahnya. Pasien berkata
pada pemeriksaan ke bidan tekanan darahnya tinggi 140/100 mg/dl, dan sebaiknya
diperiksakan ke dokter. Pasien juga sering mengeluh perutnya sakit. Saat ditanya apakah
pasien makan teratur? Pasien menjawab selama kehamilan 7 bulan sering malas makan,
karena sudah merasa kenyang. Pasien mau makan jika benar-benar sudah lapar. Obat
yang diberikan bidan dan dokter selalu pasien konsumsi tapi pusingnya tetap saja timbul.
Pasien juga mengeluhkan kedua punggung kakinya bengkak. Disarankan bidan jika
berbaring sedikit meninggikan bagian kakinya atau diganjal dengan bantal, tapi bengkak
juga tidak hilang.
11. Analisis pasien secara holistik
a. Hubungan anamnesis, diagnosis dengan keadaan rumah
Pasien didiagnosis preeklamsia dan anemia ringan. Dikatakan preeklamsi karena
pasien mempunyai 2 dari trias tanda utama yaitu hipertensi dan edema. Namun
sebaiknya dilakukan pemeriksaan penunjang dengan memeriksa proteinuria. Pasien
juga mengalami anemia ringan, dikarenakan sirkulasi yang lebih lambat saat
kehamilan, ditambah lagi asupan makanan yang kurang dari pasien. Kebanyakan
anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan
tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Kebutuhan ibu selama hamil ialah 800 mg
besi, diantaranya 300 mg untuk janin dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu.
Dengan demikian ibu membutuhkan tambahan sekitar 2-3 mg besi/hari. Dari
anamnesis juga diketahui bahwa pasien malas makan pada saat hamil, sebelumnya
pasien rajin makan. Kurangnya asupan makanan pasien dapat menyebabkan
kurangnya produksi sel darah merah. Selain itu selama kehamilan seharusnya pasien
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat gizi terutama zat besi, asam
folat, vitamin B12, protein, vitamin C dan zat gizi penting lainnnya. Selain itu juga,
diketahui bahwa berat badan pasien hanya naik 6 kg selama kehamilan. Seharusnya
selama kehamilan berat badan harus naik sekitar 10-12 kg.
Keadaan rumah pasien cukup rapi, tidak ada hubungan antara yang dialami pasien
dengan lingkungan rumahnya.
Usia pasien yang masih dibawah 20 tahun membuat faktor resiko terjadinya
preeklamsi pada pasien. Pasien juga sering merasa pusing-pusing, ini merupakan tanda
dan gejala tekanan darah yang tinggi dan anemia. Karena kurangnya zat besi
disebabkan karena selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah terhadap
plasenta dan pertumbuhan payudara yang akan meningkatkan kebutuhan besi atau zat
besi. Kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah
merah dan membentuk sel darah janin dan plasenta.
b) Hubungan diagnosis dengan lingkungan sekitar
Lingkungan hidup merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan
seseorang. Lingkungan berpengaruh pada terjadinya penyakit penyakit terjadi akibat
adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Dari diagnosis
diketahui bahwa pasien menderita preeklamsia dan anemia. Tidak ada hubungan
diagnosis pasien dengan lingkungan sekitar. Preeklamsia diakibatkan karena usia ibu
hamil dibawah 20 tahun, sedangkan anemia akibat dari konsumsi makanan pada
pasien kurang sehingga nutrisi tidak ada.
c) Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga
Hubungan pasien dengan keluarga cukup baik. Karena orang tua pasien tinggal di
Jakarta hubungan yang dibina hanya jarak jauh. Sedangkan hubungan pasien dengan
mertua juga baik, terlihat dari hasil wawancara mertua pasien sering berkunjung untuk
melihat dan memantau kondisi pasien. Hubungan pasien dengan suami juga baik.
Pada saat di wawancara dengan pasien bahwa orang tua pasien, mertua maupun suami
tidak ada yang mengalami penyakit hipertensi ataupun anemia.
Setelah dilakukan kunjungan pertama ke rumah pasien, akhirnya pasien mau ke
puskesmas. Pasien kepuskesmas diantar dengan suaminya.
d) Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan sekitar
Pasien didiagnosis preeklamsia. Preeklamsia ini tidak ada hubungan dengan
prilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan sekitar. Hanya usia pasien saat hamil
yang masih muda yang mempengaruhi.
Pasien juga didiagnosis anemia. Perilaku kesehatan dalam keluarga dan
lingkungan sekitar yang mempengaruhi terjadinya anemia yaitu pentingnya pengetahuan
mengenai gizi yang seimbang. Selama kehamilan, zat besi dibutuhkan lebih banyak
daripada saat tidak hamil. Pada kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan
plasenta, kebutuhan zat besi pada setiap trimester berbeda. Terutama pada trimester
kedua dan ketiga wanita hamil memerlukan zat besi dalam jumlah banyak, oleh karena
itu pada trimester kedua dan ketiga harus mendapatkan tambahan zat besi. Oleh karena
itu pencegahan anemia sebaiknya wanita hamil diberi sulfas ferrossus atau glukonas
ferrosus, cukup 1 tablet sehari, selain itu wanita dinasihatkan pula untuk makan lebih
banyak protein dan sayur-sayuran yang banyak mengandung mineral serta vitamin.
Dalam Perilaku kesehatan keluarga pasien dan lingkungan pasien cukup baik. Hal ini
terbukti bahwa ibu pasien dan tetangga rajin menyuruh pasien untuk makan. Hanya saja
pasien yang tetap mals untuk makan.
e) Hubungan kausal antara beberapa masalah dengan diagnosis
Banyak factor yang menyebabkan preeclampsia adalah:
a) Teori genetic
Komplikasi hipertensi pada kehamilan dapat diturunkan pada anak perempuan
sehingga sering terjadi hipertensi sebagai kehamilannya sifat herediternya adalah
“ resesif ” sehingga tidak atau jarang terjadi pada menantunya.
b) Teori immunologi
Hasil konsepsi merupakan allegraf atau benda asing tidak murni karena sebagai
genetic berasal dari sel maternal, sehingga sebagian besar kehamilan berhasil
dengan baik sampai aterm
a. Terjadi adaptasi sempurna : janin bukan benda asing murni sehingga dapat
diterima dalam bentuk kehamilan sempurna, uterus tidak dipengaruhi oleh
system immunologis umum sehingga bersifat autonom dalam pengaturan
immunologisnya, terjadi modifikasi respon immunologis local uterus
sehingga janin dapat tumbuh kembang dengan sempurna.
b. Terjadi penolakan total terhadap hasil konsepsi : terjadi abortus habitualis
dengan sebab yang sulit diterangkan dengan baik mungkin perlu
dipertimbangkan terhadap antifosfolifit sebagai bentuk hasil konsepsi
tersebut.
c. Kegagalan invasi – migrasi sek trofobls : karena kegagalan invalasi –
migrasi sel trofoblas masuk jauh kedalam pembuluh darah arterioli yang
berada dalam miometrium, dapat menyebabkan arteorioli tdak dipengaruhi
oleh system hormonal plasenta untuk dapat mendukung tumbuh kembang
janin dalam rahim sehingga ada kemungkinan IUGR dan bila terjadi
iskemia region uteroplasenter, dapat menimbulkan hipertensi dalam
kehamilan
c) Teori diet
Peranan kalsium dalam hipertensi kehamilan sangat penting diperhatikan karena
kekurangan kalsium dalam diet dapat memicu terjadinya hipertensi. Ibu hamil
memerlukan sekitar 2 – 2,5 gram kalsium setiap hari yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan kalsium. Kalsium berfungsi untuk membantu pertumbuhan
tulang janin, mempertahankan konsentrasi dalam darah pada aktifitas kontraksi
otot. Kontraksi otot pembuluh darah sangat penting karena dapat mempertahankan
tekanan darah. Kekurangan kalsium berkepanjangan akan menyebabkan ditarik
kalsium dari tulang dan otot untuk dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin.
Keluarnya kalsium dari otot dapat menimbulkan kelemahan otot jantung yang
melemah stroke volume dan otot pembuluh darah yang menimbulkan
vasokontriksi sehingga terjadi hipertensi dalam kehamilan.
Secara umum penyebab anemia adalah :
- Kekurangan zat besi dalam makanan yang dikonsumsi. Faktor kemiskinan dan
perubahan pola makan, kebudayaan, ketimpangan gender menjadi penyebab
hal tersebut.
- Penyerapan zat besi yang tidak optimal. Misalnya karena diare, pembedahan
saluran pencernaan, sebagian zat besi di absorpsi di usus halus bagian pangkal
(duodenum ), penyerapan zat besi juga dipengaruhi oleh hormon intrinsik
faktor yang dihasilkan di lambung.
- Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan, menstruasi yang banyak,
perdarahan akibat luka, perdarahan karena penyakit tertentu, misalnya : kanker.
Namun, pada pasien ini adanya masalah dari pasien yang malas makan, sehingga
hal tersebut mengakibatkan asupan zat besi pada pasien itu berkurang dimana zat besi
digunakan untuk pembentukan sel darah merah yang pada akhirnya menyebabkan
anemia. Disamping itu dapat pula disebabkan oleh rendahnya konsumsi makanan yang
mendorong zat besi seperti vitamin C dan protein .
f) Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau etiologi penyakit
Menurut penelitian usia terlalu muda atau kurang dari 20 tahun dan usia terlalu tua
atau lebih dari 35 tahun merupakan faktor predisposisi terjadinya preeklampsia. Usia
pasien yang masih tergolong muda (kurang dari 20 tahun) merupakan resiko untuk
anemia. Selain itu asupan zat besi yang kurang merupakan faktor resiko dari anemia.
Semakin rendah usia ibu saat hamil, maka semakin rendah pula kadar hemoglobinnya.
Rendahnya pengetahuan pasien mengenai bahaya dan tanda anemia juga dapat
mengakibatkan pasien mengalami anemia. Hal ini terlihat dengan pasien yang tetap
tidak mau memaksakan dirinya untuk makan meskipun telah diingatkan oleh ibunya.
Rendahnya pengetahuan pasien mengenai gizi (pasien tidak mau makan sayur-
sayuran, buah-buahan). Pengetahuan gizi akan berpengaruh terhadap pola konsumsi
pangan. Semakin banyak pengetahuan tentang gizi, maka semakin beragam pula jenis
makanan yang dikonsumsi sehingga dapat memnuhi kecukupan gizinya dan
mempertahankan kesehatannya.
Usia kehamilan pasien yang semakin bertambah namun tanpa disertai oleh
pemasukan yang cukup. Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil terus meningkat sesuai
dengan bertambahnya usia kehamilan. Apabila terjadi peningkatan kebutuhan zat besi
tanpa disertai oleh pemasukan yang cukup, maka cadangan zat besi akan menurun dan
mengakibatkan anemia
g) Analisis untuk mengurangi paparan dengan faktor risiko atau etiologi
Pada umur kehamilan diatas 20 minggu, tirah baring dengan posisi miring menghilng
tekanan rahim pada vena kava inferior, sehingga meningkatkan aliran darah balik dan
akan menambah curah jantung. Hal ini berarti pula meningkatkan aliran darah
keorgan organ vital. Pada preeclampsia tidak perlu dilakukan restriksi garam
sepanjang fungsi ginjal masih normal. Pada ibu hamil yng umurnya muda, berarti
fungsi ginjal masih bagus, sehingga tidak perlu restriksi garam.
Untuk anemia:
- Memberikan pengetahuan kepada pasien pola makan yang baik dan rajin untuk
menkonsumsi zat besi serta zat bergizi lainnya yang penting untuk kesehatan
ibu dan janin, seperti zat besi, asam folat, vitamin B12, protein, vitamin C dan
zat gizi penting lainnnya.
- Memberitahu pasien untuk mengkonsumsi suplemen fe selama kehamilan
- Memberitahu pasien agar nantinya menjaga jarak kehamilannya. Salah satu
penyebab yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada wanita adalah jarak
kelahiran yang pendek.
12. Rencana Promosi dan pendidikan kesehatan kepada pasien dan kepada keluarga:
- Memberikan pengetahuan dan bahaya tentang preklamsia dan anemia pada ibu
hamil
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tanda dan gejala preeklamsi dan
anemia
- Menjelaskan untuk sering makan
- Menjelaskan untuk mengurangi aktifitas yang berat
- Menjelaskan bahaya yang terjadi pada janin jika preeklamsia dan anemia tidak
teratasi
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga faktor resiko preeklamsia dan anemia
- Menjelaskan kepada pasien penyebab terjadinya preeklamsia dan anemia.
- Menjelaskan kepada pasien makanan yang dikonsumsi saat kehamilan.
- Menjelaskan kepada pasien untuk rajin memeriksakan kehamilannya
13. Rencana Edukasi penyakit kepada pasien dan kepad a keluarga:
- Menjelaskan bahwa faktor resiko terjadinya preeklamsia yaitu usia kehamilan
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, sebaiknya jika umur masih
dibawah 20 ditunda dahulu kehamilannya bisa menggunakan KB.
- Menjelaskan bahwa pemeriksaan untuk preeklamsia yaitu pemeriksaan
proteinuria dengan menggunakan alat sahli
- Menjelaskan bahwa anemia adalah penyakit akibat kurangnya kadar
hemoglobin dalam darah
- Menjelaskan kepada pasien agar menghindari mengkonsumsi bahan makanan
yang mengandung zat inhibitor saat bersamaan dengan makan nasi seperti teh
karena mengandung tannin yang akan mengurangi penyerapan zat besi.
“kami akan menjelaskan kepada pasien agar jangan makan makanan
bersamaan dengan minum teh, karena akan menghambat penyerapan zat besi
yang akan menyebabkan anemia”
- Menjelaskan kepada pasien agar makan makanan yang bergizi seimbang
“Kami akan mengedukasi pasien agar makan makanan yang bergizi seimbang
(nasi, lauk, sayur, buah dan minum susu). Makan yang cukup 3x sehari, porsi 2
kali lipat lebih banyak dari sebelum hamil”
- Menjelaskan bahwa pencegahan terjadinya anemia yaitu dengan
mengkonsumsi zat besi selama kehamilan, membantu penyerapan zat besi
dengan mengkonsumsi vitamin C, dan megurangi konsumsi teh
- Menjelaskan kepada pasien agar memeriksakan kehamilannya minimal 4
(empat) kali selama kehamilan.
“karena pasien sekarang sudah hamil 8 bulan, maka kami menjelaskan untuk
memriksakan kehamilannya minimal 2 kali. Selain itu, untuk kehamilan
berikutnya kami mengedukasi pasien agar rutin memeriksakan kehamilannya
minimal 4 kali selama hamil untuk mendapatkan tablet besi (Fe) dan vitamin
yang lainnya pada petugas kesehatan”
14. Anjuran-anjuran promosi kesehatan penting yang dapat memberi
semangat /mempercepat penyembuhan pada pasien:
Ibu dengan preeclampsia ringan dapat dirawat secara rawat jalan. Dianjurkan ibu
hamil banyka istirahat ( berbaring/ tidur miring), tetapi tidak harus mutlak selalu tirah
baring.
Kontrol 2 kali seminggu untuk memenatau tekanan darah, urine, dan keadaan janin.
Memberitahu pasien bagaimana bahaya anemia terhadap janin dan proses persalinan
nantinya. Kami memberitahu pasien akibat anemia:
- Saat persalinan menjadi sulit, misalnya cepat lelah saat ngejan, persalinan
dengan tindakan operasi.
- Mudah terjadi penyakit saat kehamilan
- Kematian pada ibu pasca melahirkan, misalnya karena perdarahan
- Bayi lahir prematur (kurang dari 37 minggu)
- Kelainan bawaan atau cacat pada janin
- Kematangan fungsi organ tubuh janin tidak sempurna
- Anemia pada bayi yang dilahirkan
- Bayi akan mengalami penurunan kecerdasan intelijensi setelah bayi dilahirkan
Jika pasien tetap malas makan kemuningkinan pasien bisa di transfusi
DOKUMENTASI
Karena keterbatasan waktu dan tuan rumah ingin melanjutkan aktivitasnya hanya demikian data
yang kami dapatkan