holocaust

Upload: leyla-amelia-pangemanan

Post on 19-Oct-2015

84 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Holocaust, tugas ISBD

TRANSCRIPT

HOLOCAUST

HOLOCAUST2011Amelia Leyla Pangemanan NIM : 11300589FISIKA GEOTHERMAL1/1/2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasihnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini berisi mengenai masalah sosial yang terjadi secara Internasional yaitu kejahatan Genosida (pembantaian secara besar-besaran terhadap suatu suku atau kelompok dengan maksud untuk memusnahkan) yang terjadi di Jerman dan sekitarnya yang dilakukan oleh Rezim Nazi bersama para kolaboratornya. Pembantaian dan persekusi terhadap hampir sekitar 6 juta orang Yahudi inih dikenal dengan peristiwa HOLOCAUST. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tondano, Desember 2011

Penyusun

iDAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. iDAFTAR ISI............................................................................................. iiBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang............................................................... 1B. Rumusan Masalah............................................................... 1C. Tujuan............................................................... 1BAB IIPEMBAHASAN1. Holocaust............................................................... 22. Kamp Nazi............................................................... 53. Regu Pembunuh Keliling.................................................... 74. Mars Kematian............................................................... 95. Solusi Akhir............................................................... 126. Penyelamatan dan Perlawanan......................................... 147. Pembebasan............................................................... 158. Persidangan Nuremberg.................................................... 189. Korban yang Selamat.................................................... 2010. Anne Frank............................................................... 22BAB IIIPENUTUP............................................................. 25DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. iii

iiBAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangMakalah ini dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan kondisi serta keadaaan dalam kehidupan yang terjadi pada sekitar awal tahun 1933 yang cukup menggemparkan dunia Internasional. Genosida atau genosid adalah sebuah pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap satu suku bangsa atau kelompok dengan maksud memusnahkan (membuat punah) bangsa tersebut. Genosida merupakan satu dari empat pelanggaran HAM berat yang berada dalam yurisdiksi International Criminal Court. Pelanggaran HAM berat lainnya ialah kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang, dan kejahatan Agresi.Holocaust adalah salah satu dari kejahatan Genosida yang merupakan persekusi dan pembantaian sekitar enam juta orang Yahudi yang dilakukan secara sistematis, birokratis dan disponsori oleh rezim Nazi beserta para kolaboratornya. "Holocaust" berasal dari bahasa Yunani yang artinya "berkorban dengan api." Nazi, yang mulai berkuasa di Jerman pada bulan Januari 1933, meyakini bahwa bangsa Jerman adalah ras unggul sedangkan kaum Yahudi dianggap inferior, yaitu ancaman luar terhadap apa yang disebut dengan masyarakat rasial Jerman.Dalam makalah ini penulis mencoba mengulas kembali masalah yang terjadi pada masa lalu yang merupakan kejahatan kemanusiaan besar yang pernah terjadi dan menjadikan masalah ini sebagai pembelajaran untuk kedepannya.

B. Rumusan Masalah Apakah Holocaust itu ? Apa yang terjadi selama Holocaust ? Bagaimana pandangan dunia mengenai perstiwa Holocaust ?

C. Tujuan Untuk mengetahui peristiwa kejahatan kemanusiaan yang terjadi hampir sekitar 1 abad yang lalu yang cukup menggemparkan dunia Internasional. Bagaimana peristiwa itu terjadi, siapa saja para pelaku dan korban dari peristiwa ini,bagaimana peristiwa ini berakhir dan apa pandangan dunia dengan terjadinya peristiwa ini.1BAB IIPEMBAHASAN

1.HOLOCAUST

Dua keluarga Yahudi Jerman dalam suatu acara pertemuan sebelum perang. Hanya dua orang dari kelompok ini yang selamat dari Holocaust. Jerman, 1928.Holocaust merupakan persekusi dan pembantaian sekitar enam juta orang Yahudi yang dilakukan secara sistematis, birokratis dan disponsori oleh rezim Nazi beserta para kolaboratornya. "Holocaust" berasal dari bahasa Yunani yang artinya "berkorban dengan api." Nazi, yang mulai berkuasa di Jerman pada bulan Januari 1933, meyakini bahwa bangsa Jerman adalah ras unggul sedangkan kaum Yahudi dianggap inferior, yaitu ancaman luar terhadap apa yang disebut dengan masyarakat rasial Jerman. Selama masa Holocaust berlangsung, pemerintah Jerman juga menjadikan kelompok-kelompok lain sebagai target karena mereka dianggap memiliki ras inferior: Orang Roma (Gipsi), penyandang cacat, dan sebagian bangsa Slavia (Polandia, Rusia, dan yang lainnya). Kelompok lainnya dipersekusi karena alasan politis, ideologis, dan perilaku, di antaranya kaum Komunis, Sosialis, Kesaksian Yehova, serta kaum homoseksual. Pada tahun 1933, populasi Yahudi di Eropa berjumlah lebih dari sembilan juta orang. Kebanyakan kaum Yahudi Eropa tinggal di negara-negara yang akan diduduki atau dipengaruhi oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia II.

2Hingga tahun 1945, Jerman dan para kolaboratornya telah membantai hampir dua dari setiap tiga orang Yahudi Eropa sebagai bagian dari kebijakan Nazi "Solusi Akhir," untuk membantai kaum Yahudi Eropa. Meskipun kaum Yahudi, yang oleh Nazi dianggap paling membahayakan Jerman, adalah target utama rasisme Nazi, korban lainnya juga termasuk sejumlah 200.000 orang Roma (Gipsi). Sedikitnya 200.000 pasien sakit mental dan cacat fisik, terutama orang-orang Jerman yang tinggal dalam yayasan penampungan, dibantai dalam apa yang dinamakan Program Eutanasia. Seiring meluasnya tirani Nazi ke seluruh Eropa, Jerman dan para kolaboratornya memersekusi dan membantai jutaan orang lainnya. Antara dua hingga tiga juta tawanan perang Soviet dibantai atau mati karena kelaparan, penyakit, pengabaian, atau penganiayaan. Jerman menjadikan kaum cendekiawan Polandia non-Yahudi sebagai target pembantaian, dan mendeportasi jutaan warga sipil Polandia dan Soviet untuk kerja paksa di Jerman atau di wilayah Polandia yang diduduki, di mana mereka bekerja dan kebanyakan tewas karena kondisi yang menyedihkan. Di tahun-tahun awal rezim Nazi berkuasa, pemerintah Jerman memersekusi kaum homoseksual dan mereka yang perilakunya menyimpang dari norma sosial yang sudah ditetapkan. Ribuan lawan politik (seperti kaum Komunis, Sosialis dan anggota serikat buruh), serta para disiden religi (seperti Kesaksian Yehova) menjadi target polisi Jerman. Banyak dari mereka yang mati akibat penahanan dan penganiayaan. FOTOUnited States Holocaust Memorial Museum

Pada tahun-tahun awal rezim Nazi berkuasa, pemerintah Sosialis Nasional membangun kamp konsentrasi untuk menahan para lawan politik maupun ideologis yang sesungguhnya ataupun yang dicurigai. Pada tahun-tahun menjelang pecahnya perang, pejabat SS dan polisi semakin banyak menahan kaum Yahudi, orang Roma, serta korban kebencian etnis dan ras lainnya di dalam kamp ini. Untuk mengumpulkan dan mengawasi penduduk Yahudi serta agar nantinya lebih mudah mendeportasi kaum Yahudi, Jerman dan para kolaboratornya membuat banyak ghetto, kamp transit, dan kamp pekerja paksa untuk kaum Yahudi selama tahun-tahun perang. Pemerintah Jerman juga mendirikan banyak kamp kerja paksa, baik di tempat yang disebut Reich Jerman Raya maupun di wilayah yang diduduki Jerman, untuk pekerja paksa non-Yahudi yang akan mereka eksploitasi.

3Menyusul invasi ke Uni Soviet pada bulan Juni 1941, Einsatzgruppen (unit pembunuh keliling) dan, kemudian batalion militer dari petugas kepolisian, bergerak ke belakang garis tempur Jerman untuk melaksanakan operasi pembantaian massal terhadap kaum Yahudi, orang Roma, pejabat Partai Komunis dan pejabat negara Soviet. Unit polisi dan SS Jerman, didukung oleh Wehrmacht dan SS Waffen, membantai lebih dari satu juta orang Yahudi laki-laki, wanita, dan anak-anak, serta ratusan ribu orang lainnya. Antara tahun 1941 dan 1944, pemerintah Nazi Jerman mendeportasi jutaan orang Yahudi dari Jerman, dari wilayah pendudukan, dan dari banyak negara Poros sekutunya ke ghetto dan pusat pembantaian, sering disebut kamp pembantaian, di mana mereka dibantai dalam fasilitas gas yang dibuat secara khusus. Pada bulan-bulan menjelang berakhirnya perang, para petugas SS memindahkan para tahanan dengan kereta api atau dipaksa berjalan kaki, sering kali disebut evakuasi maut, sebagai upaya untuk mencegah pihak Sekutu membebaskan tahanan dalam jumlah besar. Saat tentara Sekutu bergerak memasuki Eropa dalam sejumlah ofensif terhadap Jerman, mereka mulai menemukan dan membebaskan para tahanan kamp konsentrasi, serta para tahanan yang tengah berjalan kaki secara paksa dari satu kamp ke kamp lain. Perjalanan ini terus berlanjut hingga tanggal 7 Mei 1945, hari di mana angkatan bersenjata Jerman menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Bagi Sekutu yang bergerak di bagian barat, Perang Dunia II secara resmi berakhir di Eropa pada hari berikutnya, tanggal 8 Mei (V-E Day atau Hari Kemenangan di Eropa), sementara Soviet mengumumkan Hari Kemenangannya pada tanggal 9 Mei 1945. Setelah Holocaust berakhir, banyak korban yang masih hidup berteduh dalam kamp orang terlantar yang dikelola oleh tentara Sekutu. Antara tahun 1948 dan 1951, hampir 700.000 orang Yahudi beremigrasi ke Israel, termasuk 136.000 orang Yahudi terlantar dari Eropa. Orang Yahudi terlantar lainnya beremigrasi ke Amerika Serikat dan negara lainnya. Kamp orang terlantar terakhir ditutup pada tahun 1957. Kejahatan yang dilakukan selama Holocaust menghancurkan sebagian besar komunitas Yahudi Eropa dan memusnahkan ratusan komunitas Yahudi dari seluruh wilayah Eropa timur yang diduduki.

42.KAMP NAZI

Gerbang utama ke kamp pembantaian Auschwitz-Birkenau,Polandia.Antara tahun 1933 dan 1945, Nazi Jerman membangun sekitar 20.000 kamp untuk memenjarakan jutaan korban. Kamp-kamp ini digunakan untuk berbagai keperluan seperti kamp kerja paksa, kamp transit yang berfungsi sebagai stasiun kereta api sementara, dan kamp pemusnahan yang secara eksklusif dan utamanya dibangun untuk pembantaian massal. Sejak berkuasa tahun 1933, rezim Nazi membangun sejumlah fasilitas penjara untuk menahan dan menghabisi apa yang disebut musuh negara. Kebanyakan tahanan yang dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi awal adalah kaum Komunis Jerman, Sosialis, Sosial Demokrat, orang Roma (Gipsi), penganut aliran Saksi Yehova, kaum homoseksual, dan orang-orang yang dituduh "asosial" atau yang menyimpang perilakunya secara sosial. Semua fasilitas ini disebut kamp konsentrasi karena mereka yang dikurung di kamp tersebut secara fisik dikonsentrasikan dalam satu lokasi. Setelah Jerman menganeksasi Austria pada bulan Maret 1938, Nazi menangkap kaum Yahudi Jerman dan Austria dan mengurung mereka di kamp konsentrasi Dachau, Buchenwald, dan Sachsenhausen yang semuanya berlokasi di Jerman. Setelah peristiwa kekerasan pogrom Kristallnacht ("Malam Kaca Pecah") pada bulan November 1938, Nazi melakukan penangkapan massal terhadap laki-laki dewasa Yahudi dan mengurung mereka dalam kamp untuk periode waktu yang tak terlalu lama. Menyusul invasi Jerman ke Polandia pada bulan September 1939, Nazi membuka kamp-kamp kerja paksa di mana ribuan tahanan mati karena kelelahan, kelaparan, dan pajanan cuaca. Kamp-kamp ini dijaga oleh unit-unit SS. Selama Perang Dunia II, sistem kamp Nazi berkembang dengan sangat cepat. Di beberapa kamp, para dokter Nazi melakukan eksperimen terhadap para tahanan.

5 Beit Lohamei Haghettaot

Selepas invasi Jerman ke Uni Soviet pada bulan Juni 1941, Nazi menambah jumlah kamp tahanan perang (POW). Sebagian kamp baru dibangun di dalam kompleks kamp konsentrasi yang sudah ada (seperti Auschwitz) di wilayah Polandia yang diduduki. Kamp di kota Lublin, yang kemudian dikenal dengan nama Majdanek, dibangun pada musim gugur tahun 1941 sebagai kamp tahanan perang dan menjadi kamp konsentrasi pada tahun 1943. Ribuan tahanan perang Soviet ditembak dan dibunuh dengan gas di tempat ini. Untuk memfasilitasi "Solusi Akhir" (genosida atau pembantaian massal kaum Yahudi), Nazi membangun kamp pemusnahan di Polandia, negara dengan populasi Yahudi paling besar. Kamp-kamp pemusnahan ini dirancang agar efisien untuk pembantaian massal. Chelmno, kamp pemusnahan yang pertama, dibuka pada bulan Desember 1941. Di sini, kaum Yahudi dan orang Roma dibantai menggunakan mobil gas. Pada tahun 1942, Nazi membuka kamp pemusnahan Belzec, Sobibor, dan Treblinka untuk secara sistematis membantai kaum Yahudi dari Generalgouvernement (teritori dalam wilayah pendudukan di Polandia). Nazi membangun kamar gas (ruang yang diisi gas beracun untuk membunuh orang yang ada di dalamnya) agar pembunuhan lebih efisien dan si pembantainya tidak akan merasa iba. Di kompleks kamp Auschwitz, kamp pemusnahan Birkenau memiliki empat kamar gas. Saat deportasi ke kamp ini mencapai puncaknya, orang Yahudi yang dibantai dengan gas setiap harinya di sini mencapai 6.000 orang. Dalam perjalanan menuju pusat -pusat pembantaian di daerah pendudukan di Polandia, kaum Yahudi yang berada di wilayah-wilayah yang diduduki Nazi awalnya sering dideportasi ke kamp-kamp transit seperti Westerbork di Belanda, atau Drancy di Prancis. Kamp transit tersebut biasanya merupakan pemberhentian terakhir sebelum dideportasi ke kamp pemusnahan. Jutaan orang dikurung dan mengalami berbagai bentuk pelecehan dalam kamp-kamp Nazi. Di bawah pengawasan SS, Jerman dan para kolaboratornya, lebih dari tiga juta orang Yahudi dibantai di kamp pemusnahan saja. Hanya sebagian kecil dari mereka yang ditahan di kamp Nazi yang bertahan hidup.

63.REGU PEMBUNUH KELILING

Setelah angkatan darat Jerman menginvasi Uni Soviet pada tanggal 22 Juni 1941, maka dimulailah sebuah tahap baru dalam Holocaust. Dengan dalih perang dan keyakinan akan jaya, pihak Jerman beralih dari melakukan emigrasi paksa dan penahanan terhadap orang Yahudi menjadi pembunuhan massal. Regu-regu tindak khusus, atau Einsatzgruppen, yang terdiri dari satuan-satuan Nazi (SS) dan kepolisian, bergerak cepat di belakang angkatan darat Jerman yang terus bergerak maju. Mereka bertugas membunuh setiap orang Yahudi yang mereka temukan di wilayah kependudukan Soviet. Sejumlah warga di daerah-daerah yang diduduki, yang mayoritasnya adalah orang Ukraina, Latvia, dan Lituania, membantu regu-regu pembunuh keliling Jerman tersebut dengan bertugas selaku polisi pembantu.Satuan-satuan pembunuh keliling bertindak cepat dengan melakukan penyergapan terhadap penduduk Yahudi. Para pembunuh memasuki sebuah kota dan mengumpulkan semua laki-laki, perempuan, dan anak-anak Yahudi. Mereka juga menangkap sejumlah besar pemimpin partai Komunis dan orang Roma (Gipsi). Para korban dipaksa menyerahkan semua barang berharga dan melepaskan pakaian, yang kemudian dikirim untuk digunakan di Jerman atau dibagi-bagikan kepada para kolaborator setempat. Kemudian, para anggota regu pembunuh tersebut menggiring korban ke lapangan terbuka, hutan, dan jurang di pinggir kota yang telah mereka taklukkan. Di sana mereka ditembaki atau dibunuh dengan gas oleh anggota regu pembunuh keliling dan mayatnya dibuang ke dalam kuburan massal.Pada tanggal 21 September 1941, di malam Tahun Baru Yahudi, satu regu pembunuh keliling memasuki Ejszyszki, sebuah kota kecil di wilayah yang sekarang adalah Lituania. Para anggota regu pembunuh tersebut menggiring 4.000 orang Yahudi dari kota tersebut dan dari daerah sekitarnya ke tiga sinagoge, tempat mereka ditahan selama dua hari tanpa makanan dan minuman. Kemudian, dalam dua hari pembantaian, laki-laki, perempuan, dan anak-anak Yahudi dibawa ke pemakaman-pemakaman, dibariskan di depan lubang-lubang terbuka, dan ditembak mati. Hari ini tak satu pun orang Yahudi di Ejszyszki, salah satu dari ratusan kota dan perkampungan Yahudi (shtetl) di mana masyarakat Yahudi dibunuh selama Holocaust. Budaya yang kaya dari sebagian besar komunitas Yahudi ini telah hilang untuk selamanya.

7Regu-regu pembunuh keliling membantai lebih dari satu juta orang Yahudi dan puluhan ribu orang tidak berdosa lainnya. Di Babi Yar, dekat Kiev, sekitar 34.000 orang Yahudi dibantai dalam penembakan selama dua hari. Hanya segelintir orang dari masyarakat umum yang membantu tetangga Yahudi mereka melarikan diri. Kebanyakan orang takut bahwa mereka juga akan dibunuh.Pembantaian besar-besaran terhadap laki-laki, perempuan, dan anak-anak tidak berdosa di Babi Yar dan kota lainnya bukan tindak kejahatan preman atau orang gila. Para eksekutornya adalah laki-laki "biasa" yang menuruti perintah atasan. Banyak di antara pembunuh tersebut mempunyai anak dan istri di Jerman. Propaganda dan pelatihan telah mengajarkan banyak dari anggota regu pembunuh keliling itu untuk memandang para korbannya sebagai musuh Jerman. Beberapa pembunuh menenggak banyak minuman keras guna memajalkan pikiran dan perasaan mereka. Selain itu, ketika mereka menggambarkan tindakan mereka, mereka memakai kata-kata sandi seperti "perlakuan khusus" atau "tindakan khusus" alih-alih "pembantaian" atau "pembunuhan" guna menjaga jarak dengan tindak kejahatan mengerikan yang mereka lakukan.

Tanggal-tanggal Penting22 JUNI 1941REGU PEMBUNUH DIKERAHKAN MENGHADAPI YAHUDIRegu pembunuh keliling Jerman, yang dinamakan satuan tugas khusus (Einsatzgruppen), ditugaskan membantai orang Yahudi saat invasi ke Uni Soviet. Regu-regu ini mengikuti angkatan darat Jerman yang menusuk jauh ke dalam wilayah Soviet, dan melakukan operasi-operasi pembantaian massal. Pada awalnya, regu pembunuh keliling terutama menembaki kaum laki-laki Yahudi. Tak lama kemudian, ke mana pun regu pembunuh keliling ini pergi, mereka menembaki setiap laki-laki, perempuan, dan anak-anak Yahudi, tanpa memandang umur atau gender. Pada musim semi tahun 1943, regu-regu pembunuh keliling telah membunuh lebih dari satu juta orang Yahudi dan puluhan ribu partisan, orang Roma (Gipsi), dan pejabat politik Soviet. 29-30 SEPTEMBER 1941SEKITAR 34.000 ORANG YAHUDI DIBANTAI DI BABI YARJerman memerintahkan warga Yahudi kota Kiev berkumpul di Jalan Melnik untuk dipindahkan keluar kota. Pada kenyataannya, mereka yang melapor digiring sepanjang Jalan Melnik ke tempat pemakaman Yahudi dan sebuah jurang yang disebut Babi Yar. Orang Yahudi dipaksa menyerahkan barang-barang berharga mereka, menanggalkan pakaian, dan bergerak ke dalam jurang dalam kelompok-kelompok kecil. Regu-regu pembunuh Jerman dan satuan-satuan pembantu Ukraina menembaki mereka. Pembantaian besar-besaran tersebut berlangsung selama dua hari. Sekitar 34.000 orang Yahudi--laki-laki, perempuan, dan anak-anak--tewas dibunuh dalam operasi ini. Pada bulan-bulan berikutnya, ribuan orang Yahudi lainnya ditembak mati di Babi Yar. Banyak orang non-Yahudi, termasuk orang Roma (Gipsi) dan tahanan perang Soviet, yang juga tewas dibunuh di dalam jurang tersebut.

8

1 DESEMBER 1941KOMANDAN REGU PEMBUNUH MELAPORKAN 137.346 ORANG DIBUNUHDi dalam sebuah dokumen yang disebut "Laporan Jaeger," Kolonel SS Karl Jaeger melaporkan aksi pembantaian yang dilancarkan satuannya di Lituania antara tanggal 2 Juli dan 1 Desember 1941. Dia melaporkan bahwa regunya telah membantai 137.346 laki-laki, perempuan, dan anak-anak Yahudi. Masyarakat Yahudi di kota Kovno, Ukmerge, dan Vilna dibunuh dalam serangkaian pembantaian besar-besaran yang berlangsung sepanjang musim panas tahun 1941. Hampir semua orang Yahudi yang tinggal di kota kecil dan desa di Lituania tewas dibunuh. Jaeger melaporkan bahwa hanya sekitar 35.000 orang Yahudi yang masih hidup, yang sebagian besar menjadi buruh kerja paksa di pemukiman ghetto Kovno, Vilna, dan Siauliai.

4. MARS KEMATIAN

9Melarikan diri dari AD Soviet yang kian mendekat, Jerman secara paksa mengevakuasi para tahanan ini ke arah barat dengan tongkang dari kamp konsentrasi Stutthof. Di dekat Danzig, Januari 1945.Menjelang akhir perang, saat kekuatan militer Jerman mulai kolaps, pasukan angkatan darat Sekutu mulai mendekati kamp-kamp konsentrasi Nazi. Soviet mendekat dari arah timur, sedangkan Inggris, Prancis, dan Amerika dari barat. Jerman dengan kalut mulai memindahkan para tahanan keluar dari kamp-kamp di dekat garis depan dan memanfaatkan tenaga mereka sebagai buruh kerja paksa di kamp-kamp di Jerman. Para tahanan pertama diangkut keluar dengan kereta api, tapi kemudian dengan berjalan kaki dalam apa yang dikenal dengan "mars kematian." Para tahanan dipaksa berjalan kaki menempuh jarak yang panjang dalam cuaca yang dingin membeku, tanpa atau hanya dengan sedikit makanan, air, atau istirahat. Mereka yang tidak sanggup bertahan ditembak mati. Mars kematian terbesar berlangsung pada musim dingin tahun 1944-1945, saat angkatan darat Soviet memulai pembebasan Polandia. Sembilan hari sebelum tentara Soviet tiba di Auschwitz, Jerman memerintahkan puluhan ribu tahanan melakukan mars keluar kamp menuju Wodzislaw, sebuah kota yang berjarak 35 mil jauhnya, tempat mereka dinaikkan ke kereta api barang untuk diangkut ke kamp-kamp lain. Sekitar satu di antara tiap empat orang tewas dalam perjalanan. Kerap kali Nazi membunuh sekelompok besar tahanan sebelum, pada saat, dan setelah mars. Pada salah satu mars, 7.000 tahanan Yahudi, 6.000 di antaranya perempuan, dipindahkan dari kamp-kamp di daerah Danzig yang di sisi utara berbatasan dengan Laut Baltik. Selama mars yang berlangsung sepuluh hari itu, 700 orang dibunuh. Mereka yang masih hidup saat mars mencapai pesisir laut digiring ke dalam air dan ditembak.

FOTO Instytut Pamieci Narodowej

10Tanggal-tanggal Penting18 JANUARI 1945MARS KEMATIAN DARI SISTEM KAMP AUSCHWITZ DIMULAISS mulai mengevakuasi Auschwitz beserta kamp-kamp satelitnya. Hampir 60.000 tahanan dipaksa melakukan mars kematian dari sistem kamp Auschwitz. Ribuan tahanan dibantai pada hari-hari menjelang mars kematian. Puluhan ribu tahanan, yang sebagian besar merupakan orang Yahudi, dipaksa melakukan mars ke kota Wodzislaw yang berlokasi di wilayah barat Upper Silesia. Pengawal SS menembaki siapa saja yang tertinggal di belakang atau tidak sanggup berjalan lagi. Lebih dari 15.000 tahanan tewas dalam mars kematian dari Auschwitz. Di Wodzislaw, tahanan dinaikkan ke kereta api barang yang tidak memiliki pemanas dan dideportasi ke kamp-kamp konsentrasi di Jerman, terutama ke Flossenbuerg, Sachsenhausen, Gross-Rosen, Buchenwald, Dachau, dan Mauthausen. Pada tanggal 27 Januari 1945, AD Soviet memasuki Auschwitz dan membebaskan segelintir tahanan yang tersisa. 25 JANUARI 1945EVAKUASI DAN MARS KEMATIAN DARI KAMP KONSENTRASI STUTTHOFEvakuasi terhadap hampir 50.000 tahanan, yang mayoritas adalah orang Yahudi, dimulai dari sistem kamp Stutthof di utara Polandia. Sekitar 5.000 tahanan dari subkamp Stutthof digiring ke pesisir Laut Baltik, dipaksa memasuki air, dan diberondong senapan mesin. Tahanan lainnya dipaksa melakukan mars kematian ke Lauenburg di timur Jerman, di mana mereka dihadang oleh pasukan Soviet yang bergerak maju. Jerman memaksa para tahanan berjalan kembali ke Stutthof. Ribuan tahanan tewas dalam mars kematian ini karena cuaca musim dingin yang ganas dan perlakuan keji para pengawal SS. Pada akhir bulan April 1945, para tahanan yang tersisa dipindahkan dari Stutthof lewat laut dikarenakan Stutthof telah sepenuhnya dikepung oleh pasukan Soviet. Lagi-lagi, ratusan tahanan dipaksa masuk ke dalam laut dan ditembaki. Lebih dari 25.000 tahanan, yaitu satu di antara dua tahanan, tewas selama evakuasi dari Stutthof. Pasukan Soviet memasuki Stutthof pada tanggal 9 Mei 1945. 7 APRIL 1945MARS KEMATIAN DARI KAMP KONSENTRASI BUCHENWALDSeiring dengan mendekatnya pasukan Amerika, Nazi mulai melakukan evakuasi massal terhadap para tahanan dari kamp konsentrasi Buchenwald dan subkampnya. Hampir 30.000 tahanan dipaksa melakukan mars kematian menjauhi pasukan Amerika yang mendekat. Sekitar sepertiga dari mereka tewas dalam mars tersebut. Pada tanggal 11 April 1945, para tahanan yang masih bertahan hidup mengambil alih kamp, tidak lama sebelum pasukan Amerika memasuki lokasi tersebut pada hari yang sama. 26 APRIL 1945MARS KEMATIAN DARI KAMP KONSENTRASI DACHAUHanya tiga hari menjelang pembebasan kamp Dachau, SS memaksa sekitar 7.000 tahanan melakukan mars kematian dari selatan Dachau ke Tegernsee. Pada mars kematian selama enam hari tersebut, siapa saja yang tidak bisa bertahan atau melanjutkan perjalanan ditembaki. Banyak lainnya yang tewas karena pajanan cuaca, kelaparan, atau kelelahan. Pasukan Amerika membebaskan kamp konsentrasi Dachau pada tangal 29 April 1945. Pada awal bulan Mei 1945, pasukan Amerika membebaskan tahanan yang selamat dari mars kematian ke Tegernsee tersebut.115. SOLUSI AKHIR

Dua orang yang selamat di salah satu lubang abu pembakaran manusia di kamp konsentrasi Dora-Mittelbau, terletak dekat Nordhausen. Jerman, April-Mei 1945.

Para anggota Nazi sering menggunakan bahasa yang halus untuk menutupi kejahatan mereka yang sebenarnya. Mereka menggunakan istilah Final Solution (Solusi Akhir) untuk rencana mereka memusnahkan kaum Yahudi. Tak diketahui pasti kapan para pemimpin Nazi Jerman memutuskan untuk melaksanakan Solusi Akhir. Genosida atau pemusnahan massal kaum Yahudi merupakan puncak dari tindakan-tindakan diskriminasi yang terus menghebat selama satu dasawarsa. Di bawah pemerintahan Adolf Hitler, persekusi dan segregasi terhadap kaum Yahudi diterapkan secara bertahap. Setelah partai Nazi berkuasa di Jerman pada tahun 1933, kebijakan rasialismenya yang didukung negara menghasilkan legislasi anti-Yahudi, pemboikotan ekonomi, dan kekerasan pogrom Kristallnacht ("Malam Kaca Pecah"). Semua kebijakan tersebut ditujukan untuk mengisolasi kaum Yahudi dari masyarakat secara sistematis dan mengusir mereka keluar dari negara tersebut.

12

FOTO United States Holocaust Memorial Museum

Setelah invasi Jerman ke Polandia pada bulan September 1939 (awal pecahnya Perang Dunia II), kebijakan anti-Yahudi semakin meningkat menjadi penangkapan dan akhirnya bahkan pembantaian terhadap kaum Yahudi Eropa. Nazi mulanya mendirikan ghetto-ghetto (daerah tertutup yang dibuat untuk mengisolasi dan mengontrol kaum Yahudi) di Generalgouvernement (sebuah wilayah di timur dan tengah Polandia yang berada di bawah pemerintahan sipil Jerman) dan Warthegau (sebuah wilayah di barat Polandia yang dicaplok Jerman). Kaum Yahudi Polandia dan Eropa Barat dideportasi ke ghetto-ghetto ini di mana mereka hidup dalam kondisi berdesak-desakan dan kotor serta kekurangan makanan. Setelah invasi Jerman ke Uni Soviet pada bulan Juni 1941, SS dan unit-unit polisi (bertindak sebagai unit pembunuh keliling) mulai menjalankan operasi-operasi pembantaian massal yang ditujukan terhadap seluruh masyarakat Yahudi. Hingga musim gugur tahun 1941, SS dan polisi mulai menggunakan mobil gas. Truk-truk bak tertutup ini dilengkapi pipa gas buang yang dirancang khusus untuk memompa gas karbon monoksida beracun ke ruang-ruang tertutup, guna membunuh orang-orang yang terkunci di dalamnya. Mobil-mobil ini melengkapi operasi-operasi penembakan yang tengah berlangsung. Empat pekan setelah invasi ke Uni Soviet, pada tanggal 17 Juli 1941, Hitler menyerahkan tanggung jawab semua urusan keamanan di wilayah Uni Soviet yang diduduki kepada kepala SS Heinrich Himmler. Hitler memberi kekuasaan yang besar kepada Himmler untuk secara fisik menghabisi semua yang dianggap sebagai ancaman terhadap pemerintahan Jerman. Dua pekan kemudian, pada tanggal 31 Juli 1941, pemimpin Nazi Hermann Goering memberi kewenangan kepada Jenderal SS Reinhard Heydrich untuk membuat persiapan pelaksanaan "solusi menyeluruh bagi persoalan kaum Yahudi." Pada musim gugur tahun 1941, kepala SS Heinrich Himmler menugaskan Jenderal Jerman Odilo Globocnik (pimpinan polisi dan SS di Distrik Lublin) untuk melaksanakan rencana pembantaian secara sistematis terhadap kaum Yahudi Generalgouvernement. Rencana ini akhirnya diberi nama sandi Operasi Reinhard, diambil setelah nama Heydrich (yang dibunuh oleh partisan Ceska pada bulan Mei 1942). Tiga pusat pembantaian, yang tujuannya tiada lain hanyalah untuk pembantaian massal, dibangun di Polandia sebagai bagian dari Operasi Reinhard -- yaitu Belzec, Sobibor, dan Treblinka. 13Kamp Majdanek dari waktu ke waktu difungsikan sebagai lokasi pembantaian terhadap kaum Yahudi yang tinggal di Generalgouvernement. Kamp ini dilengkapi beberapa kamar gas, di mana SS membantai puluhan ribu orang Yahudi, terutama para pekerja paksa yang terlalu lemah untuk bekerja. SS dan polisi sedikitnya membantai 152.000 orang, kebanyakan orang Yahudi, termasuk ribuan orang Roma (Gipsi) di dalam mobil-mobil gas di pusat pembantaian Chelmno, sekitar tiga puluh mil sebelah barat laut Lodz. Pada musim semi tahun 1942, Himmler memperuntukkan Auschwitz II (Auschwitz-Birkenau) sebagai fasilitas pembantaian. Di Auschwitz-Birkenau ini, penguasa SS membantai sekitar satu juta orang Yahudi yang didatangkan dari berbagai negara Eropa. SS dan polisi Jerman membantai hampir 2.700.000 orang Yahudi di pusat-pusat pembantaian dengan menggunakan gas beracun atau dengan ditembak. Intinya, Final Solution atau solusi akhir merupakan pembantaian terhadap kaum Yahudi Eropa dengan gas, penembakan, dan cara lainnya. Sekitar enam juta orang Yahudi pria, wanita, maupun anak-anak dibantai selama Holocaust -- dua per tiga dari kaum Yahudi yang tinggal di Eropa sebelum Perang Dunia II.

6. PENYELAMATAN DAN PERLAWANAN

Sekelompok partisan Yahudi. Sumsk, Polandia.Sejumlah orang Yahudi berhasil selamat dari "Solusi Akhir," rencana Nazi untuk membantai kaum Yahudi di Eropa, dengan cara bersembunyi atau melarikan diri dari wilayah Eropa yang dikuasai Jerman. Sebagian besar orang non-Yahudi tidak membantu atau pun menghalang-halangi "Solusi Akhir" ini. Relatif hanya sedikit yang membantu orang Yahudi melarikan diri. Mereka yang membantu orang Yahudi ini digerakkan oleh penentangan terhadap kebijakan rasialisme Nazi, oleh rasa belas kasihan, atau oleh prinsip keagamaan dan moral. Dalam beberapa kasus langka, seluruh masyarakat di beberapa komunitas maupun perorangan membantu menyelamatkan orang Yahudi. Hal ini mereka lakukan dengan risiko yang besar. Di banyak tempat, memberikan tempat bernaung bagi orang Yahudi diancam dengan hukuman mati.

14Penduduk Le Chambon-sur-Lignon, sebuah desa Kristen Protestan di selatan Prancis, membantu ribuan pengungsi, kebanyakan di antaranya orang Yahudi, melarikan diri dari penindasan Nazi antara tahun 1940 dan 1944. Meskipun sadar akan bahaya yang dihadapi, mereka berketetapan hati, dan digerakkan oleh keyakinan keagamaan dan kewajiban moral. Para pengungsi, banyak di antaranya masih anak-anak, disembunyikan di dalam rumah-rumah pribadi dan juga di biara wanita dan biara Katolik di wilayah sekitar. Penduduk Le Chambon-sur-Lignon juga membantu menyelundupkan para pengungsi ke dalam wilayah Swiss yang netral. Banyak orang Yahudi di seluruh wilayah kependudukan Eropa yang berusaha melakukan perlawanan bersenjata. Secara perorangan dan dalam kelompok, orang Yahudi melancarkan perlawanan terencana maupun spontan terhadap Jerman. Satuan-satuan partisan Yahudi beroperasi di Prancis dan Belgia. Mereka terutama aktif di timur, tempat mereka berjuang melawan Jerman dari basis-basis di dalam hutan rimba dan di dalam ghetto. Karena mewabahnya antisemitisme, mereka hanya memperoleh sedikit dukungan dari penduduk sekitar. Namun begitu, sebanyak 20.000 hingga 30.000 orang Yahudi berjuang melawan Jerman di hutan-hutan sebelah timur Eropa. Perlawanan bersenjata yang terorganisasi merupakan bentuk perlawanan paling langsung yang dilakukan kaum Yahudi. Di banyak wilayah di Eropa, perlawanan orang Yahudi justru menitikberatkan pada bantuan, penyelamatan, dan perlawanan spiritual. Pelestarian lembaga-lembaga kebudayaan Yahudi dan pelanjutan peribadatan keagamaan merupakan aksi perlawanan spiritual terhadap kebijakan genosida Nazi.

7. PEMBEBASAN

Serdadu Amerika tengah memasuki kamp konsentrasi Buchenwald menyusul pembebasan kamp tersebut. Buchenwald, Jerman, setelah 11 April 1945.

15Serdadu Soviet merupakan pihak yang pertama kali membebaskan para tahanan kamp konsentrasi pada tahap akhir perang. Pada tanggal 23 Juli 1944, mereka memasuki kamp Majdanek di Polandia, dan setelah itu menyerbu sejumlah pusat pembantaian lainnya. Pada tanggal 27 Januari 1945, mereka memasuki Auschwitz dan di sana mendapati ratusan tahanan yang tengah mengalami sakit dan kelelahan. Jerman terpaksa meninggalkan para tahanan tersebut saat meninggalkan kamp secara tergesa-gesa. Jerman juga meninggalkan barang-barang milik korban: 348.820 setelan baju laki-laki, 836.255 jas perempuan, dan puluhan ribu pasang sepatu. Pasukan Inggris, Kanada, Amerika, dan Prancis juga membebaskan tahanan dari kamp-kamp. Pasukan Amerika membebaskan Buchenwald dan Dachau, sementara pasukan Inggris memasuki Bergen-Belsen. Meskipun Jerman telah berusaha mengosongkan kamp-kamp dari tahanan yang masih bertahan hidup dan menyembunyikan semua bukti kejahatan mereka, para serdadu Sekutu mendapati ribuan mayat yang, menurut seorang serdadu Amerika, "ditumpuk seperti kayu bakar." Tahanan yang masih hidup lebih mirip kerangka hidup. Bill Barrett, seorang jurnalis angkatan darat Amerika, menggambarkan apa yang disaksikannya di Dachau: "Di dalam gerbong barang ada sekitar selusin mayat, laki-laki dan perempuan. Mereka telah hidup tanpa makanan dalam waktu yang sangat lama sampai-sampai pergelangan tangan mereka menjadi ibarat gagang sapu bercakar. Mereka merupakan korban dari suatu pola makan yang sengaja dirancang untuk menimbulkan kelaparan..." Pasukan Sekutu, dokter, dan para pekerja sosial berusaha memberikan asupan gizi bagi tahanan yang selamat, tapi banyak di antaranya yang terlalu lemah untuk mencerna makanan dan tidak dapat diselamatkan. Meskipun para pembebas telah berusaha, banyak korban kamp selamat yang akhirnya meninggal. Setengah dari tahanan yang ditemukan masih hidup di Auschwitz menemui ajal beberapa hari setelah dibebaskan. Para korban selamat menyambut kebebasan baru mereka dengan perasaan campur aduk. Meskipun beberapa menantikan saat mereka dipersatukan kembali dengan sanak saudaranya yang lain, ada juga yang merasa bersalah karena berhasil selamat di saat begitu banyak kerabat dan kawan mereka yang tewas. Beberapa orang diliputi perasaan yang membuncah, seperti diuraikan oleh seorang korban yang selamat, Viktor Frankl, seorang psikiater: "Dengan takut-takut kami memandang ke sekeliling dan saling melempar pandang dengan raut bertanya. Kemudian, kami memberanikan diri berjalan beberapa langkah keluar dari kamp. Kali ini tidak ada yang meneriakkan perintah-perintah kepada kami, kami juga tidak perlu buru-buru merunduk untuk menghindari pukulan atau tendangan. 'Bebas,' kami berucap berulang kali kepada diri kami sendiri, meski masih belum benar-benar bisa memahaminya."

16FOTO United States Holocaust Memorial Museum

Tanggal-tanggal Penting23 JULI 1944PASUKAN SOVIET MEMBEBASKAN KAMP MAJDANEKPasukan Soviet merupakan pasukan pertama yang berhasil mendekat ke sebuah kamp besar Nazi ketika mencapai kamp Majdanek di dekat Lublin, Polandia. Dikejutkan oleh kedatangan Soviet yang begitu cepat, pihak Jerman berusaha menghancurkan kamp tersebut untuk menyembunyikan bukti pembantaian massal. Staf kamp membakar krematorium besar di Majdanek, akan tetapi karena evakuasi yang tergesa-gesa kamar-kamar gas tetap berdiri tegak. Pasukan Soviet kemudian membebaskan Auschwitz (Januari 1945), Gross-Rosen (Februari 1945), Sachsenhausen (April 1945), Ravensbrueck (April 1945), dan Stutthof (Mei 1945). 11 APRIL 1945PASUKAN AMERIKA MEMBEBASKAN KAMP BUCHENWALDPasukan AS membebaskan kamp konsentrasi Buchenwald di dekat Weimar, Jerman, pada bulan April 1945, beberapa hari setelah Nazi mulai mengevakuasi kamp tersebut. Pada hari pembebasan tersebut, sebuah organisasi perlawanan tahanan bawah tanah mengambil alih kendali atas Buchenwald untuk mencegah tindak kekejian oleh pengawal-pengawal kamp yang mundur. Pasukan Amerika membebaskan lebih dari 20.000 tahanan di Buchenwald. Pasukan Amerika juga membebaskan kamp-kamp utama Dora-Mittelbau (April 1945), Flossenbuerg (April 1945), Dachau (April 1945), dan Mauthausen (Mei 1945). 15 APRIL 1945PASUKAN INGGRIS MEMBEBASKAN KAMP BERGEN-BELSENPasukan Inggris memasuki kamp konsentrasi Bergen-Belsen, di dekat Celle, Jerman. Sekitar 60.000 tahanan, yang sebagian besar berada dalam kondisi kritis karena epidemi tifus, didapati dalam keadaan hidup. Lebih dari 10.000 orang meninggal akibat malagizi atau penyakit dalam tempo beberapa minggu. Pasukan Inggris membebaskan kamp-kamp lainnya di utara Jerman, termasuk Neuengamme (April 1945).

178. PERSIDANGAN NUREMBERG

Selama Persidangan Nuremberg, pengawal-pengawal Amerika senantiasa melakukan pengawasan terhadap penjahat besar perang Nazi di dalam penjara yang menempel dengan Gedung Peradilan. Nuremberg, Jerman, November 1945.Setelah perang, beberapa di antara mereka yang bertanggung jawab atas tindak kejahatan yang dilakukan selama Holocaust dihadapkan ke pengadilan. Nuremberg, Jerman, dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan persidangan yang berlangsung pada tahun 1945 dan 1946. Hakim-hakim dari negara-negara Sekutu -- Inggris Raya, Prancis, Uni Soviet, dan Amerika Serikat -- mengetuai sidang-sidang pengadilan atas dua puluh dua penjahat perang besar Nazi. Dua belas pejabat teras Nazi dihukum mati. Sebagian besar terdakwa mengakui kejahatan yang didakwakan kepada mereka, walaupun sebagian besar menyatakan bahwa mereka hanya mengikuti perintah atasan. Mereka yang terlibat langsung dalam pembantaian menerima hukuman yang paling berat. Orang lainnya yang memainkan peranan penting dalam Holocaust, termasuk pejabat-pejabat teras pemerintah, dan para eksekutif perusahaan yang memanfaatkan tahanan kamp konsentrasi sebagai buruh kerja paksa, menerima hukuman penjara yang lebih singkat atau tidak mendapat hukuman sama sekali.Penguasa tertinggi Nazi, orang yang paling bersalah atas Holocaust, tidak hadir di persidangan. Adolf Hitler melakukan bunuh diri pada hari-hari terakhir perang, seperti yang juga dilakukan oleh sejumlah ajudan terdekatnya. Masih banyak lagi penjahat lainnya yang tidak pernah disidang. Beberapa di antaranya melarikan diri dari Jerman dan tinggal di luar negeri, termasuk ratusan orang yang memasuki Amerika Serikat. Persidangan terhadap orang-orang Nazi terus dilangsungkan baik di Jerman maupun di banyak negara lainnya. Simon Wiesenthal, seorang pemburu Nazi, menemukan lokasi Adolf Eichmann di Argentina. Eichmann, yang membantu merencanakan dan melaksanakan pendeportasian jutaan orang Yahudi, diadili di Israel. Keterangan ratusan saksi, banyak di antaranya merupakan korban yang selamat, disiarkan ke seluruh dunia. Eichmann terbukti bersalah dan dieksekusi pada tahun 1962.

18FOTO National Archives and Records Administration, College Park, Md.

Tanggal-tanggal Penting8 AGUSTUS 1945PIAGAM PENGADILAN MILITER INTERNASIONAL (IMT) DIUMUMKAN DI KONFERENSI LONDONPengadilan Militer Internasional (IMT) terdiri dari hakim-hakim asal Amerika Serikat, Inggris Raya, Prancis, dan Uni Soviet. Pejabat teras Nazi akan didakwa dan disidang di Nuremberg, Jerman, berdasarkan Pasal 6 Piagam IMT untuk tindak pidana sebagai berikut: (1) Persekongkolan untuk melakukan dakwaan 2, 3, dan 4, yang disenaraikan di sini; (2) kejahatan terhadap perdamaian--diartikan sebagai keikutsertaan dalam merencanakan dan melancarkan perang agresi yang melanggar berbagai traktat internasional; (3) kejahatan perang--diartikan sebagai pelanggaran terhadap aturan-aturan perang yang disepakati secara internasional; dan (4) kejahatan terhadap kemanusiaan--"yaitu, pembunuhan, pembantaian, perbudakan, pendeportasian, serta tindakan-tindakan tidak berperikemanusiaan lainnya yang dilakukan terhadap setiap penduduk sipil, sebelum atau selama perang; atau penindasan atas dasar politik, ras, atau agama dalam rangka melaksanakan atau dalam kaitannya dengan setiap tindak pidana di dalam yurisdiksi Pengadilan, baik yang melanggar maupun yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan domestik dari negara di mana tindak pidana dilakukan."6 OKTOBER 1945PEJABAT TERAS NAZI DIDAKWA ATAS KEJAHATAN PERANGKeempat kepala penuntut di Pengadilan Militer Internasional (IMT)--Robert H. Jackson (Amerika Serikat), Francois de Menthon (Prancis), Roman A. Rudenko (Uni Soviet), dan Sir Hartley Shawcross (Inggris Raya)--menjatuhkan dakwaan kepada 24 pejabat teras Nazi. Mereka yang didakwa antara lain Hermann Goering (calon pengganti Hitler), Rudolf Hess (deputi pimpinan partai Nazi), Joachim von Ribbentrop (menteri luar negeri), Wilhelm Keitel (kepala angkatan bersenjata), Wilhelm Frick (menteri dalam negeri), Ernst Kaltenbrunner (kepala pasukan keamanan), Hans Frank (gubernur jenderal wilayah kependudukan Polandia), Konstantin von Neurath (gubernur Bohemia dan Moravia), Erich Raeder (kepala angkatan laut), Karl Doenitz (pengganti Raeder),

19Alfred Jodl (panglima angkatan bersenjata), Alfred Rosenberg (menteri wilayah kependudukan timur), Baldur von Schirach (kepala Pemuda Hitler), Julius Streicher (penerbit antisemitisme radikal Nazi), Fritz Sauckel (kepala penempatan buruh kerja paksa), Albert Speer (menteri persenjataan), dan Arthur Seyss-Inquart (komisaris wilayah kependudukan Belanda). Martin Bormann (ajudan Hitler) diadili secara in absentia.1 OKTOBER 1946 PUTUSAN PENGADILAN DI NUREMBERGPengadilan Militer Internasional (IMT) mengumumkan putusannya. Pengadilan tersebut menjatuhkan hukuman mati kepada 12 terdakwa (Goering, Ribbentrop, Keitel, Kaltenbrunner, Rosenberg, Frank, Frick, Streicher, Sauckel, Jodl, SeyssInquart, dan Bormann). Tiga terdakwa dihukum penjara seumur hidup (Hess, menteri perekonomian Walther Funk, dan Raeder). Empat terdakwa menerima hukuman penjara yang berkisar antara 10 sampai 20 tahun (Doenitz, Schirach, Speer, dan Neurath). Pengadilan melepas tiga terdakwa: Hjalmar Schacht (menteri perekonomian), Franz von Papen (politikus Jerman yang berperan penting dalam penunjukan Hitler sebagai kanselir), dan Hans Fritzsche (kepala pers dan radio). Hukuman mati dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 1946, dengan dua pengecualian: Goering bunuh diri tidak lama sebelum jadwal eksekusinya, dan Bormann masih belum ditemukan. Kesepuluh terdakwa lainnya digantung, mayat mereka dikremasi, dan abu jenazah mereka dibuang ke Sungai Iser. Ketujuh penjahat perang besar yang dihukum penjara diserahkan ke Penjara Spandau di Berlin.

9. KORBAN YANG SELAMAT

Seorang anak perempuan di pusat anak-anak Kloster Indersdorf yang difoto untuk membantu mencari saudara-saudaranya yang masih selamat. Foto-foto tersebut baik dari anak-anak Yahudi maupun non-Yahudi diterbitkan di koran-koran untuk memfasilitasi penyatuan kembali keluarga. Jerman, Setelah Mei 1945.

20FOTO United States Holocaust Memorial Museum

Bagi para korban yang selamat, kembali menjalani kehidupan seperti sebelum Holocaust adalah sesuatu yang mustahil. Masyarakat Yahudi sudah tidak eksis di banyak wilayah Eropa. Ketika orang-orang berusaha kembali pulang ke rumahnya dari kamp atau tempat persembunyian, mereka mendapati bahwa, dalam banyak kasus, rumah-rumah mereka telah dijarah atau diambil alih orang lain.Selain itu, kembali pulang ke rumah adalah cukup berbahaya. Pascaperang, kerusuhan anti-Yahudi pecah di sejumlah kota di Polandia. Pogrom anti-Yahudi terbesar terjadi pada bulan Juli 1946 di Kielce, sebuah kota di tenggara Polandia. Ketika 150 orang Yahudi kembali ke kota tersebut, masyarakat yang tinggal di sana khawatir kalau ratusan lainnya akan kembali juga untuk menuntut kembali rumah dan harta kepemilikan mereka. Mitos-mitos antisemitisme yang telah ada sejak sangat lama, misalnya pembunuhan ritual orang Yahudi terhadap orang Kristen, muncul kembali. Setelah beredarnya desas-desus bahwa orang Yahudi telah membunuh seorang bocah Polandia guna dipakai darahnya untuk ritual keagamaan, segerombolan orang menyerang kelompok korban yang selamat tersebut. Para perusuh tersebut membunuh 41 orang dan melukai 50 orang. Kabar mengenai pogrom Kielce menyebar dengan sangat cepat, dan kaum Yahudi dengan demikian menyadari bahwa mereka tidak memiliki masa depan di Polandia. Sejumlah besar korban yang selamat berakhir di kamp-kamp pengungsi yang didirikan di wilayah barat Eropa di bawah kependudukan militer Sekutu di tempat-tempat yang tadinya merupakan kamp konsentrasi. Di sana mereka menunggu untuk diberi izin memasuki negara-negara seperti Amerika Serikat, Afrika Selatan, atau Palestina. Pada awalnya, banyak negara yang tetap memberlakukan kebijakan imigrasi mereka yang lama, yang begitu membatasi jumlah pengungsi yang dapat mereka terima. Pemerintah Inggris, yang mengendalikan Palestina, menolak memberi izin masuk kepada sejumlah besar orang Yahudi. Banyak orang Yahudi yang berusaha memasuki Palestina tanpa dokumen sah, dan ketika tertangkap beberapa di antara mereka ditahan di kamp-kamp di pulau Siprus, sementara yang lainnya dideportasi kembali ke Jerman.

21Perlakuan kontroversial Inggris Raya terhadap pengungsi Yahudi tersebut meningkatkan desakan internasional untuk memberikan tanah air bagi kaum Yahudi. Akhirnya, Perserikatan Bangsa-bangsa memutuskan melalui pemungutan suara untuk membagi wilayah Palestina menjadi negara Yahudi dan Arab. Pada awal tahun 1948, Inggris mulai melakukan penarikan dari Palestina. Pada tanggal 14 Mei 1948, salah seorang yang paling vokal menyerukan tanah air bagi kaum Yahudi, David Ben-Gurion, mengumumkan pembentukan Negara Israel. Setelah itu, kapal-kapal pengungsi Yahudi mendarat dengan bebas di pelabuhan-pelabuhan laut negara baru tersebut. Amerika Serikat juga mengubah kebijakan imigrasinya supaya dapat menerima lebih banyak orang Yahudi. Kendati banyak orang Yahudi yang selamat mampu membangun kehidupan baru di negara-negara yang menampung mereka, namun masih banyak korban kebijakan Nazi non-Yahudi yang terus dipersekusi di Jerman. Di beberapa bagian negara tersebut, peraturan perundang-undangan yang mendiskriminasi orang Roma (Gipsi) tetap berlaku sampai tahun 1970. Undang-undang yang digunakan di Jerman Nazi untuk memenjarakan kaum homoseksual tetap berlaku hingga tahun 1969.

10. ANNE FRANK

Diambil dari buku harian Anne Frank, 10 Oktober 1942: Ini merupakan sebuah potret diriku sebagaimana yang kuinginkan untuk selalu terlihat seperti ini. Saat itu mungkin aku masih punya kesempatan untuk memasuki Hollywood. Namun kini rasanya aku sudah terlihat begitu berbeda. Amsterdam, Belanda.

22

FOTO Anne Frank Stichting

Anne Frank merupakan salah satu dari sejuta lebih anak Yahudi yang meninggal dalam Holocaust. Ia dilahirkan bernama Annelies Marie Frank pada tanggal 12 Juni 1929 di Frankfurt, Jerman, dari pasangan suami-istri Otto dan Edith Frank. Selama lima tahun pertama dalam hidupnya, Anne hidup bersama orang tua dan kakak perempuannya, Margot, di sebuah apartemen di pinggiran kota Frankfurt. Setelah perebutan kekuasaan oleh Nazi pada tahun 1933, Otto Frank melarikan diri ke Amsterdam di Belanda, di mana ia memiliki kenalan bisnis. Otto kemudian disusuli oleh keluarga Frank lainnya, di mana Anne merupakan anggota keluarga terakhir yang tiba pada bulan Februari 1934 setelah sebelumnya tinggal bersama kakek-neneknya di Aachen. Jerman menduduki Amsterdam pada bulan Mei 1940. Pada bulan Juli 1942, pemerintah Jerman dan sekutu Belandanya mulai mengumpulkan orang-orang Yahudi yang ada di seluruh negeri Belanda di Westerbork, sebuah kamp persinggahan dekat kota Assen di Belanda, tidak jauh dari perbatasan dengan Jerman. Dari Westerbork, para pejabat Jerman mengusir orang-orang Yahudi ke pusat pembantaian Auschwitz-Birkenau dan Sobibor di Polandia yang tengah diduduki Jerman. Selama paruh pertama bulan Juli, Anne dan keluarganya bersembunyi di sebuah apartemen yang nantinya juga menyembunyikan empat orang Yahudi Belanda Hermann, Auguste, Peter van Pels, dan Fritz Pfeffer. Selama dua tahun, mereka tinggal di loteng rahasia apartemen di belakang kantor tempat usaha milik keluarga di Jalan 263 Prinsengracht, yang disebut Anne sebagai Ruang Rahasia (Secret Annex) dalam buku hariannya. Teman-teman dan kolega Otto Frank, Johannes Kleiman, Victor Kugler, Jan Gies serta Miep Gies sebelumnya telah membantu menyiapkan tempat persembunyian itu dan menyusupkan makanan dan pakaian ke keluarga Frank dengan risiko besar mempertaruhkan nyawa mereka sendiri. Pada tanggal 4 Agustus 1944, Gestapo (Polisi Rahasia Negara Jerman) menemukan tempat persembunyian tersebut setelah mendapat bocoran informasi dari seorang penelepon Belanda tanpa indentitas. 23Pada hari yang sama pula, pejabat SS Gestapo Sersan Karl Silberbauer dan dua polisi Belanda sekutunya menangkap keluarga Frank; Gestapo mengirim mereka ke Westerbork pada tanggal 8 Agustus. Sebulan kemudian, pada September 1944, SS dan aparat polisi menempatkan keluarga Frank, dan empat orang lainnya yang turut bersembunyi bersama mereka, di kereta api yang bergerak dari Westerbork menuju Auschwitz, sebuah kompleks kamp konsentrasi di Polandia yang tengah diduduki Jerman. Dipilih untuk menjadi buruh kasar karena usia mereka yang masih belia, Anne dan saudarinya, Margot, dipindahkan ke kamp konsentrasi Bergen-Belsen dekat Celle, di Jerman utara pada pengujung Oktober 1944. Kedua kakak-beradik itu meninggal karena tifus pada bulan Maret 1945, hanya selang beberapa minggu sebelum pasukan tentara Inggris membebaskan Bergen-Belsen pada tanggal 15 April 1945. Para pejabat SS juga memilih orang tua Anne menjadi buruh kasar. Ibu Anne, Edith, meninggal di Auschwitz pada awal Januari 1945. Hanya ayah Anne, Otto, yang selamat dari perang tersebut. Pasukan militer Soviet membebaskan Otto di Aushwitz pada tanggal 27 Januari 1945. Selama dalam persembunyiannya, Anne menyimpan sebuah buku harian di mana dicatatkannya ketakutan, harapan, dan pengalaman-pengalamannya. Ditemukan di apartemen rahasia setelah keluarga tersebut ditangkap, buku harian tersebut disimpan oleh Miep Gies untuk Anne, salah seorang yang telah menolong menyembunyikan keluarga Frank. Seusai perang buku harian itu diterbitkan dalam berbagai bahasa dan digunakan di ribuan kurikulum sekolah menengah dan sekolah lanjutan di Eropa dan Amerika. Anne Frank telah menjadi sebuah simbol untuk harapan yang hilang dari anak-anak yang tewas dalam Holocaust.

24BAB IIIPENUTUP

Genosida atau genosid adalah sebuah pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap satu suku bangsa atau kelompok dengan maksud memusnahkan (membuat punah) bangsa tersebut. Genosida merupakan satu dari empat pelanggaran HAM berat yang berada dalam yurisdiksi International Criminal Court. Pelanggaran HAM berat lainnya ialah kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang, dan kejahatan Agresi.Menurut Statuta Roma dan Undang-Undang no. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, genosida ialah Perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama dengan cara membunuh anggota kelompok; mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota kelompok; menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang menciptakan kemusnahan secara fisik sebagian atau seluruhnya; melakukan tindakan mencegah kelahiran dalam kelompok; memindahkan secara paksa anak-anak dalam kelompok ke kelompok lainSalah satu kejahatan Genosida, terjadi pada sekitar hampir 1 abad yang lalu di tahun 1933 yang dilakukan oleh Nazi. Holocaust (dari bahasa Yunani: holokauston yang berarti "persembahan pengorbanan yang terbakar sepenuhnya") adalah genosida sistematis yang dilakukan Jerman Nazi terhadap berbagai kelompok etnis, keagamaan, bangsa, dan sekuler pada masa Perang Dunia II.Bangsa Yahudi di Eropa merupakan korban-korban utama dalam Holocaust, yang disebut kaum Nazi sebagai "Penyelesaian Terakhir Terhadap Masalah Yahudi". Jumlah korban Yahudi umumnya dikatakan mencapai enam juta jiwa. Genosida ini yang diciptakan Adolf Hitler dilaksanakan, antara lain, dengan tembakan-tembakan, penyiksaan, dan gas racun, di kampung Yahudi dan Kamp konsentrasi. Selain kaum Yahudi, kelompok-kelompok lainnya yang dianggap kaum Nazi "tidak disukai" antara lain adalah bangsa Polandia, Rusia, suku Slavia lainnya, penganut agama Katolik Roma, orang-orang cacat, orang cacat mental, homoseksual, Saksi-Saksi Yehuwa (Jehovah's Witnesses), orang komunis, suku Gipsi (Orang Rom atau Sinti) dan lawan-lawan politik. Mereka juga ditangkap dan dibunuh. Jika turut menghitung kelompok-kelompok ini dan kaum Yahudi juga, maka jumlah korban Holocaust bisa mencapai 9-11 juta jiwa.Di zaman modern sekarang ini, masih juga terjadi masalah-masalah sosial seperti kejahatan, pembunuhan, dll. Walaupun kejahatan seperti Holocaust sudah tidak ada, tetapi pembunuhan dan penghilangan nyawa orang yang tidak bersalah masih juga terjadi di dunia Internasional dan juga di Indonesia. Peristiwa Holocaust adalah salah satu bagian pembelajaran bagi manusia di zaman sekarang ini. Dengan melihat masa lalu, kita bisa membuat masa depan yang lebih baik lagi dan tidak melakukan kesalahan yang pernah terjadi di masa lalu.

25DAFTAR PUSTAKA

1. The Destruction of the European Jews - Revised and Definite Edition 1985,Holmes and Meier Publishers, Inc. Table B-3, p. 1220 2. Sedarlah! 8 Maret 2005, h. 15-6, Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc. 3. Donald L. Niewyk, ed. The Holocaust: Problems and Perspectives of Interpretation, D.C. Heath and Company, 1992. 4. Gord McFee, "why 'Revisionism' isn't," The Holocaust History Project (accessed June 8, 2005). 5. Was Abu Mazen a Holocaust Denier? By Brynn Malone (History News Network) 6. Abu Mazen: A Political Profile. Zionism and Holocaust Denial by Yael Yehoshua (MEMRI) April 29, 2003 7. Iranian Leader Denies Holocaust BBC News 14 Desember 2005 8. Tom Smith, "The Polls--A Review: The Holocaust Denial Controversy." Public Opinion Quarterly 59 (Summer 1995): 269-295. 9. Stephanie Downing, "Benarkah NAZI membantai Yahudi? (2007)10. Dawidowicz, Lucy. The War Against the Jews, Bantam, 1986. 11. Berenbaum, Michael. The World Must Know, United States Holocaust Memorial Museum, 2006, p. 125.12. 1.81.9 million non-Jewish Polish citizens are estimated to have died as a result of the Nazi occupation and the war. Estimates are from Polish scholar, Franciszek Piper, the chief historian at Auschwitz. Poles: Victims of the Nazi Era at the United States Holocaust Memorial Museum. 13. "Sinti and Roma", United States Holocaust Memorial Museum (USHMM). The USHMM places the scholarly estimates at 220,000500,000. Michael Berenbaum in The World Must Know, also published by the USHMM, writes that "serious scholars estimate that between 90,000 and 220,000 were killed under German rule." (Berenbaum, Michael. The World Must Know," United States Holocaust Memorial Museum, 2006, p. 126. 14. Donna F. Ryan, John S. Schuchman, Deaf People in Hitler's Europe, Gallaudet University Press 2002, 62 15. Hodapp, Christopher. Freemasons for Dummies, For Dummies, 2005. 16. The Holocaust Chronicle, Publications International Ltd., p. 108. 17. Shulman, William L. A State of Terror: Germany 19331939. Bayside, New York: Holocaust Resource Center and Archives. 18. Harran, Marilyn (2000). The Holocaust Chronicles, A History in Words and Pictures. Louis Weber.

iii