ho pelaksanaan jembatan plus

277
PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN JEMBATAN

Upload: ocubro

Post on 27-Dec-2015

147 views

Category:

Documents


51 download

DESCRIPTION

HO

TRANSCRIPT

Page 1: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PENGAWASAN PELAKSANAAN

PEKERJAAN JEMBATAN

Page 2: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

BAGIAN-BAGIAN JEMBATAN

JEMBATAN

JALAN PENDEKATBANGUNAN ATAS

EXPANSION JOINTLANDASAN

PONDASI

KEPALA JEMBATANPILAR

PERLENGKAPANJEMBATAN

BANGUNAN PENGAMAN

Page 3: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Lingkup pekerjaan pelaksanaan

jembatan

Pematokan Pekerjaan pondasi Pekerjaan beton Pemasangan bangunan atas Jalan pendekat Bangunan pelengkap

Page 4: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Pematokan1. PEMATOKAN DAN PENGUKURAN

-

Penentuanelemen-elemenstruktur

Letak elemen utama (kepala jembatan, pilar dan bangunan atas) ditentukan secara pasti.Penempatan dan pematokan letak elemen-elemen utama harus diperiksa.Penentuan dan pematokan posisi pondasi merupakan yang paling kritis.

Page 5: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Tata Cara Pengukuran

Page 6: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PENGUKURAN

Elevasi perletakan dan jarak antar perletakan tidak sesuai

Jembatan tidak dapat dipasang

Untuk menyamakan elevasi landasan, dilakukan pening-gian atau pembobokan bagian atas abutment atau pilar

Apabila jarak antar perletakan tidak sesuai dilakukan perbaik-an dimensi abutment atau pilar, juga mungkin akan beraikbat pada pondasi sehingga harus menambah sumuran atau tiang pancang

Page 7: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PERANCAH BANGUNANPERANCAH BANGUNAN

Batas lendutan max 1/300 bentang.Mempunyai sistem pengaturan untuk penyesuaian.Perancah buatan pabrik (paten) : mempunyai beberapa keuntungan aman, desain sederhana, mudah dipasang / dibongkar.

Checklist pemeriksaan perancah scaffolding :

Landasan / Pondasi kuat, kering / ada drainase.Periksa sekrup-sekrup penyesuaian.Toleransi maksimum tegak 1 : 300.Semua kerangka harus saling berhubungan.Harus diperoleh copy gambar layout perancah.

Batas lendutan max 1/300 bentang.Mempunyai sistem pengaturan untuk penyesuaian.Perancah buatan pabrik (paten) : mempunyai beberapa keuntungan aman, desain sederhana, mudah dipasang / dibongkar.

Checklist pemeriksaan perancah scaffolding :

Landasan / Pondasi kuat, kering / ada drainase.Periksa sekrup-sekrup penyesuaian.Toleransi maksimum tegak 1 : 300.Semua kerangka harus saling berhubungan.Harus diperoleh copy gambar layout perancah.

Page 8: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PONDASI

PONDASI

Dangkal

Dalam

Langsung

sumuran

Tiang pancang(beton, baja)

Caisson

Page 9: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

UraianPondasi

langsungSumuran

Tiang Pancang

BajaTiang H

Tiang pipabaja

T.P.BetonPracetak

T.P.BetonPratekan

Diameter nominalmm atau cm

- 300 cm *)100X100 to

400X400300-600 30-60 cm 40-60 cm

Kedalamanmaksimum (m)

3 8tidak

dibatasitidak

dibatasi30 60

Kedalaman Optimum (m)

0,3 - 3 4 - 8 8 - 40 8 - 40 12 - 15 18 - 30

DIMENSI PONDASI - DIMENSI PONDASI - TIPIKALTIPIKAL

Page 10: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PONDASI LANGSUNG

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Termasuk pondasi dangkal Dipergunakan bila tanah pondasi :

* Cukup keras dan padat* Daya dukung izin tanah > 2,0 kg/cm2* Kedalaman > 3 m dari dasar sungai / tanah dasar setempat* Bebas dari pengaruh gerusan vertikal

Perlu diperhatikan terhadap scouring horizontal Bentangan jembatan sedemikian sehingga tidak

mengurangi profil basah sungai Perlu diperhatikan pada bagian kepala jembatan,

mungkin perlu diberi pengamanan (proteksi)

Page 11: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PONDASI LANGSUNG

PERSYARATAN :

*Cukup kuat daya dukung ada < daya dukung izin* Aman terhadap geser n > 1,5* Aman terhadap guling n > 1,5* D > kedalaman gerusan maksimum* h < tinggi kritis timbunan

h tanah timbunan

tanah asliD

Page 12: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PONDASI SUMURAN

Termasuk pondasi dalam Dipergunakan bila tanah pondasi :

* Cukup keras* Daya dukung tanah > 3 kg/cm2* Kedalaman > 4 m dari dasar sungai / tanah

dasar setempat* Bebas dari pengaruh gerusan vertikal

Perlu diperhatikan adanya pengaruh scouring horizontal

Bentang jembatan ditetapkan sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi profil basah sungai

Kemungkinan diperlukan pengamanan (proteksi) pada bagian kepala jembatan

Page 13: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PONDASI SUMURAN

h

dD’

D

PERSYARATAN:

•Cukup kuat - •daya dukung terjadi < Daya dukung izin•d > 3 meter•h < h izin timbunan•D > kedalaman scouring Max scouring (s)•Bila D < s < D’, maka perlu proteksi

Page 14: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PONDASI SUMURAN

Bila tanah pondasi mengandung pasir (berpasir), hati-hati dalam penggalian tanah jangan sampai terbawa airnya. Hal ini untuk menghindari kelongsoran / masuknya tanah dari luar sumuran ke dalam sumuran

Agar dipergunakan pondasi sumuran dengan diameter 3 m untuk lebih menjamin kemudahan pengambilan tanah dari dalam sumuran dan lebih mudah penanganannya bila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan penurunan sumuran

Pelaksanaan penurunan sumuran tidak boleh dengan cara penggalian terbuka (seperti pelaksanaan pondasi langsung) karena merusak struktur tanah di sekitar sumuran

Page 15: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

TIANG PANCANG

TIANG PANCANG

Tumpu

Geser

Tiang ujiPanjang tiangalat pancangKalendering

Material tiang pancangdaya dukung tanah

Penyambungan tiang

Panjang tiangDaya dukung tanah

KalenderingAlat pancang

Material tiang pancangPenyambungan tiang

Loading test

Page 16: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

1 2

43

Page 17: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 18: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

TIANG PANCANG BETON COR DITEMPAT

KEUNTUNGAN

tingkat kebisingan dapat dikurangi

tidak diperlukan casing Getaran yang terjadi sedikit

selama pelaksanaan Dapat dipasang pad area yang

terbatas Dapat dilaksanakan pada

daerah dengan ruang bebas yang sempit

Gangguan terhadap pergerakan sedikit

Jarak antar tiang dapat diperkecil

KERUGIAN

Penempatan beton perlu lebih hati hati

Kondisi tanah dan air bawah tanah akan sangat berpengaruh pada pelaksanaan

Untuk penyesuaian baik vertikal maupun horisontal dapat mengakibatkan kerusakan tiang

Kurangnya data perilaku tiang terhadap beban gempa

Karena teknik pelaksanaan, tidak ada korelasi antara tahanan penetrasi terhadap daya dukung tiang

Adanya uplift yag harus diperhitungkan

Page 19: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Keuntungan dan kerugian tiang pancang jenis beton

prategang

Keuntungan

Tahan terhadap kondisi kimia dan organis

Daya dukung tiang yang lebih besar

Untuk jenis tiang bundar berlubang, pemancangan dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas jetting

Kerugian

Sulit dalam mengurangi panjang tiang

Untuk dimensi yang besar diperlukan alat berat dan juga alat pancang yang besar

Pengadaan tidak dapat secara mendadak

Kemungkinan dapat terjadinya tiang yang pecah pada waktu pemancangan

Page 20: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM

PEMANCANGAN TIANG PANCANG PRATEGANG

Bahan bantalan antara topi dan kepala tiang harus baik, pada umumnya digunakan kayu dengan tebal 10-20 cm tergantung pada panjang tiang dan karakteristik tanah.

Gaya pancang akan lebih kecil apabila digunakan hammer dengan ram dan kecepatan rendah atau pukulan yang besar. Gaya pukulan harus proposional dengan kecepatan pukulan ram.

Perlu perhatian khusus apabila pemancangan melalui lapisan tanah dengan tahanan kecil, untuk itu perlu mengurangi kecepatan ram atau pukulam hammer untuk mengurangi gaya pada tiang.

Pada tiang pipa, usahakan tanah tidak masuk ke dalam pipa yang dapat mengakibatkan perbedaan gaya antara di dalam dan luar.

Topi pancang tiang harus pas dan cocok dengan ukuran tiang sehingga tiang dapat dengan mudah bergerak tanpa terikat pada kepala alat pancang, Hal ini untuk menghindari terjadinya gaya torsi.

Ujung tiang harus tegak lurus pada as memanjang untuk menghindari terjadinya eksentrisitas yang menambah gaya pada tiang

Pada bagian ujung strand prategang atau penulangan harus didesain cukup sehingga tidak terjadi kontak langsung pada waktu pemancangan, dan enersi pemancangan harus dapat tersalur dengan baik

Page 21: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 22: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 23: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 24: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 25: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 26: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 27: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

BERAT TIANG PANCANG BETON PRATEGANG

Panjang (m) Diameter tiang / tebal tiang (mm)

400/75 500/80 600/100

1 191 290 393

12 2.297 2.478 4.712

18 3.446 5.217 7.069

24 4.595 6.955 9.425

30 5.743 8.694 11.781

36 6.892 10.433 14.137

42 8.041 12.172 16.493

Page 28: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

BERAT TIANG PANCANG PIPA BAJA

Panjang (m) Diameter pipa / tebal (mm)

400/12 500/12 600/12 1000/16

1 118 148 177 394

12 1.420 1.775 2.130 4.733

18 2.130 2.662 3.195 7.099

24 2.840 3.549 4.259 9.465

30 3.549 4.437 5.324 11.832

36 4.259 5.324 6.389 14.198

42 4.469 6.212 7.454 16.564

Page 29: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Harus diingat bahwa sekali konstruksi pondasi terjadi kegagalan, perbaikan atau perkuatan pondasi sulit dilaksanakan.

Kesalahan yang harus dihindari :

Pemancangan friction piles pada kedalaman kurang. Pemancangan tiang berlebihan pada batuan. Penggunaan tenaga pemancangan berlebihan. Karatnya tiang baja. Karat pada tulangan. Ketidak stabilan pada pilar atau kepala jembatan. Terdapat bagian beton yang lemah. Penggeseran pondasi akibat pergerakan tanah. Penurunan pondasi langsung karena daya dukung. Tekanan negatif (down-drag).

PONDASIPONDASI

Page 30: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Pemilihan Diesel Hammer

Berat TP s/d 7,5 ton = 2/3 x Berat TP 7,5 s/d 12 ton =

ft(1/2 x berat tiang +500kg) Energi Hammer: H x Wr H = 2 x 1,55 m (Mesin Kobe &

Mitsubishi) TP Beton s/d 7,5 ton, Energi

dibatasi agar tidak overstress < 50 kNm

Baja < 100 MPa & Beton < 15 MPa

Page 31: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

DIESEL HAMMERS

SILINDER

TOPI PANCANG

DIESEL HAMMER ( UJUNG TERBUKA )RAM

SaluranUdara

MaterialI Penahan

Dudukan

Tangki BahanBakar

INJEKSI BAHAN BAKAR

PEMAMPATAN BENTURAN

PELEDAKAN PUNCAK PUKULAN

H

KEPALA

TIANG PANCANG

Page 32: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 33: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

DIESEL HAMMER

Page 34: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 35: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PRINSIP DASAR PEMANCANGAN TIANG

Fungsi alat pancang atau pile hammer atau dikenal sebagai driver adalah untuk memenuhi kebutuhan enersi yang diperlukan tiang untuk dapat masuk

ke dalam tanah. Awal dari rumus pemancangan adalah:

Wh = Rs

Dimana:W = berat hammer dalam kilogram

H = Tinggi jatuh hammer untuk massa W dalam meterR = Tahanan tanah dalam kilogram

s = penetrasi tiang pancang dalam meter

Page 36: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

JENIS ALAT PANCANG

Drop hammer Single acting steam or compressed air Double acting steam or compressed air

Differential acting steam or compressed air Diesel

Hydraulic Vibratory drivers

Page 37: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

DROP HAMMERS Suatu bahan logam yang berat yang diangkat dengan host

line, dan kemudian dijatuhkan ke atas tiang pancang

Karena gaya dinamis yang cukup besar, diletakkan kepala tiang antara hammer dan ujung atas tiang

Kepala tiang kemudian mendistribusikan hempasan ujung tiang dan berfungsi sebagai “shock absorber”

Kepala tiang terdiri atas cushion block yang pada umumnya terbuat dari kayu

Page 38: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

DROP HAMMER

KEUNTUNGAN Investasi alat yang murah Pengoperasian yangs ederhana Enersi yang ada bervariasi tergantung pada tinggi jatuh

KERUGIAN Lambat Merusak tiang apabila tinggi jatuh terlalu tinggi Vibrasi yang cukup besar dan mengganggu Tidak dapat digunakan untuk pemancangan di air

Page 39: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

DAYA DUKUNG TIANG PANCANG DENGAN MENGGUNAKAN DROP

HAMMER

0.1

2

S

WHR

R = Beban yang aman pada tiang dalam poundW = Berat massa yang jatuh dalam poundsH = Tinggi jatuh massa W dalam feetE = Total enersi ram pada bagian bawah atau pukulan

ke bawah dalam foot-poundsS = Penetrasi rata-rata setiap pukulan untuk 5 sampai

10 pukulan terakhir dalam inches

Page 40: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

1.0

2

S

WHR

DAYA DUKUNG TIANG PANCANG UNTUK JENIS

SINGLE ACTING HAMMER

1.0

2

S

ER

DAYA DUKUNG TIANG PANCANG UNTUK JENIS

DOUBLE ACTING HAMMER

Page 41: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

SINGLE ACTING STEAM/AIR HAMMERS

Mempunyai berat jatuh yang bebas (ram) yang diangkat dengan uap atau tekanan udara, yang menekan piston di bawahnya yang terhubung dengan ram melalui batang piston

Bila piston mencapai ke bagian atas, uap atau tekanan udara akan terlepas dan ram akan jatuh bebas memukul tiang

Enersi yang dihasilkan pada jenis ini adalah suatu pukulan yang berat yang besar dengan kecepatan rendah karena jarak yang rendah, biasanya sekitar 3 feet, tetapi tinggi jatuh ini bisa bervariasi dari 1 s/d 5 ft

Drop hammer dapat memukul sekitar 4 – 8 pukulan per menit, single acting dapat meukul sekitar 40-60 pukulam per menit dengan besaran enersi yang sama per pukulan

Page 42: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

SINGLE ACTING STEAM/AIR HAMMERS

KEUNTUNGAN jumlah pukulan yang besar

per menit sehingga pemancangan cepat

Frekuensi yang tinggi per pukulam meningkatkan skin friction antar pukulan

Berat jatuh ram dengan kecepatan rendah mentransfer enersi yang besar pada pemancangan

Pengurangan kecepatan ran mengurangi bahaya pada tiang selama pemancangan

Tipe tertutup dapat digunakan untuk pemancangan di air

KERUGIAN Investasi alat yang besar-

mahal Lebih rumit, dengan biaya

pemeliharaan yang cukup besar

Memerlukan waktu yang cukup untuk menset alat

Memerlukan petugas yang lebih banyak untuk pengoperasian alat

Memerlukan crane yang cukup besar dengan kapasitas yang besar pula

Page 43: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

DOUBLE ACTING STEAM/AIR HAMMER

Sama dengan single acting, hanya dengan enersi yang berlipat

Jumlah pukulan per menit dapat dua kali lipat Pada umumnya dapat melakukan pemukulan sekitar 95 –

300 pukulan per menit Tidak memerlukan cushion block Ram akan mengenai landasan alloy steel yang terletak

diatas kepala tiang

Page 44: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

DOUBLE ACTING STEAM/AIR HAMMER

KEUNTUNGAN Jumlah pukulan yang

besar per menit, mengurangi waktu pemancangan

Jumlah pukulan yang besar per menit mengurangi hambatan skin friction antar pukulan

Tiang akan lebih mudah dipancang atnpa penuntun

KERUGIAN Berat relatif ringan dan

kecepatan ram yang tinggi sering kurang cocok untuk jenis tiang yang berat dengan gaya friction yang besar

Hammer rumit

Page 45: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

DIESEL HAMMER Tidak memerlukan tenaga luar seperti steam boiler atau

air compressor

Lebih sederhana dan mudah dipindah dibanding steam hammer

Unit sudah komplit terdiri atas silinder vertikal, piston atau ram, landasan, tanki bahan bakar dan pelumas, pompa bahan bakar, injektor dan mesin pelumasan

Diesel hammer dengan ujung terbuka dapat memukul sekitar 40-55 pukulan per menit

Pada jenis tertutup sekitar 75-85 pukulan per menit

Page 46: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

KEUNTUNGAN DIESEL HAMMER

Tidak memerlukan enersi luar sebagai sumber. Jadi lebih mobile dan memerlukan waktu yang singkat untuk men set up dan start operasi

Ekonomis dalam pengoperasiannya Dapat dioperasikan pada daerah yang remote, jauh Alat lebih ringan dibanding steam hammer Pemeliharaan lebih sederhana dengan tingkat pelayanan

yang cepat Enersi per pukulan dapat ditingkatkan Kecepatan rendah sehingga mudah pemancangan

Page 47: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

KERUGIAN DIESEL HAMMER

Sulit dalam menentukan enersi per pukulan karena tinggi piston ram akan naik sejalan dengan ledakan bahan bakar

Kurang akurat dalam penggunaan rumus dinamis tiang pancang

Hammer tidak dapat dioperasikan pada kondisi tanah lunak Jumlah pukulan per menit lebih kecil dibanding steam

hammer terutama pada diesel hammer yang terbuka ujung bawah atau atasnya

Panjang disel hammer agak lebih panjang dibanding steam hammer

Page 48: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

ENERSI DIESEL HAMMERJenis Hammer Berat Ram

(kg)Stroke (m) Enersi (kNm) Blow

rate/menit

(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5)

K-150 15.000 2,59 382 45-60

K-45 4.500 2,80 124 39-60

K-42 4.200 2,59 107 45-60

K-32 3.200 2 59 81 45-60

K-25 2.500 2,80 69 39-60

K-13 1.300 2,59 33 45-60

MB70 7.000 2,59 178 38-60

M43 4.300 2,59 109 40-60

M33 3.300 2,59 84 40-60

M23 2.300 2,59 58 42-60

M14 1.400 2,59 36 42-60

Page 49: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 50: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PDA

PDA (Pile Driving Analyzer) diperlukan untuk mendapatkan informasi: Kapasitas ultimit daya dukung tiang Enersi hammer pada pemancangan Keutuhan tiang pancang

Page 51: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 52: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 53: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

HUBUNGAN JENIS TIANG DAN DAYA DUKUNG TIPIKAL

Jenis tiang Kapasitas tipikal(ton)

Panjang tipikal(meter)

Kayu 15 - 60 3 – 15

Beton pracetak 60 - 120 10 – 18

Pipa baja 60 - 150 10 – 30

Page 54: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PERKIRAAN GESEKAN PADA PERMUKAAN TIANG

PANCANG

Jenis tanah Nilai gesekan (kg/m2)

Perkiraan kedalaman

6 m 18 m 30 m

Tanah lunak dan sampah padat(Soft soil and dense muck)

244 - 488 244 - 586 273 – 738

Lempung (basah tetapi padat)(Silt (wet but confined))

488 - 976 610 – 1.220 738 – 1.476

Tanah liat lembek(Soft clay)

976 – 1.464 1.220 – 1.710 1.476 – 1.952

Tanah liat teguh(Stiff clay)

1.464 – 2.440 1.710 – 2.685 1.952 – 2.928

Tanah liat campur dengan pasir(Clay and sand mixed)

1.464 – 2.440 1.952 – 2.928 2.440 – 3.416

Pasir halus (basah tetapi padat)(Fine sand (wet but confined))

1.464 – 1.952 1.710 – 2.440 1.952 – 2.928

Pasir sedang dengan kerikil kecil(Medium sand and small gravel)

2.440 – 3.416 2.928 – 3.904 2.928 – 3.904

Page 55: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Supervisi Pemancangan

Periksa alat pancang – hammer, pemandu dan crane Periksa operator pengelasan, prosedur dan sertifikat

pengelas Pastikan sertifikat bahan untuk pengelasan Audit data kalendering Yakinkan masalah K3 mulai dari pemasangan caps

sementara pada pemancangan tiang pancang pipa baja diameter besar

Siapkan gambar kerja untuk pencatatan kalendering yang tipikal

Page 56: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

KAPASITAS ALAT PANCANG TIDAK SESUAI DENGAN KEBUTUHAN

KECIL Tiang pancang tidak dapat

sampai pada kedalaman sesuai desain

BESAR Tiang dapat retak atau

hancur

Gunakan alat pancang sesuai dengan kebutuhan

Perencana menyarankan kapasitas alat pancang sesuai dengan jenis tiang

Tiang pancang yang rusak diganti

Pada pemancangan di tanah lunak, hati-hati dalam menentukan kapasitas alat pancang

Page 57: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PEMANCANGAN TIDAK MENCAPAI KEDALAMAN YANG DIRENCANAKAN

Daya dukung tiang pancang tidak tercapai

Jembatan akan amblas

Jumlah tiang pancang ditambah, setelah dilakukan perhitungan ulang

Untuk tiang pancang jenis tumpu, perlu ditinjau kembali kapasitas alat pancangnya

Dilakukan penambahan tiang pancang dengan dimensi yang sesuai dengan kapasitas alat pancang

Page 58: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PENGHENTIAN PEMANCANGAN

Pemancangan dihentikan lebih dari 24 jam

Terjadi jepitan Pemancangan tidak dapat

dilanjutkan, dan apabila dipaksa maka kepala tiang dapat hancur

Dicoba diteruskan pemancangannya apabila mungkin

Menambah jumlah tiang pancang

Tiang yang rusak diganti dengan menambah tiang pancang

Page 59: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PENGUJIAN BEBAN(LOADING TEST)

Dilakukan setelah pemancangan pada kondisi tanah masih terganggu

Hasil loading test tidak menunjukkan hasil yang sebenarnya

Loading test dilakukan beberapa minggu setelah pemancangan

Test beban DLT umumnya dilakukan setelah 2 minggu

Page 60: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PEMANCANGAN DI ATAS TANAH TIMBUNAN JALAN PENDEKAT

Dilakukan sebelum penimbunan tanah jalan pendekat

Terjadi negatif skin friction Daya dukung tiang

berkurang

Apabila daya dukung tiang berkurang, tambah tiang, setelah dilakukan perhitungan

Sebaiknya lakukan penimbunan terlebih dulu, kenudian baru dilakukan pemancangan

Page 61: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

HUBUNGAN TIANG DENGAN POER

Hubungan kurang kaku

Poer dapat berotasi mengikuti gerak muai susut jembatan

Hubungan menjadi lemah dan berakibat putusnya tiang

Penambahan pengaku pada bagian hubungan poer dan tiang dengan menambah baja pengaku

Memperdalam masuknya tiang ke dalam poer.

Page 62: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PONDASI SUMURAN

Penggalian sumuran dilakukan secara terbuka

Sumuran berfungsi sebagai pondasi langsung

Pada waktu penggalian pada jenis tanah yang non kohesif air tanah terbawa

Perbedaan tinggi muka air tanah dalam dan luar sumuran, dan pondasi sumuran dapat menjadi miring

Pondasi dihitung kembali sebagai pondasi langsung

Dilakukan perbaikan posisi sumuran

Page 63: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

BANGUNAN BAWAH

BangunanBawah

Kepala Jembatan(Abutment)

Pilar

Jenis CapDinding penuh

CapDinding penuh

Satu kolomDua kolom

Tiga kolom atau lebih

Beton, Pasangan BatuBaja Tulangan

Page 64: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

ABUTMENT

PASANGAN BATU

Page 65: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 66: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 67: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 68: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 69: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 70: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 71: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 72: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 73: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 74: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 75: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Pasta/Perekat

SIFAT BAHAN

SemenSebagai Bahan

Pengikat

AirMedia

pencampur

Agregat

Halus Kasar

Bahan Pengisi

Bahan Pengaku & stabilitas

Bahan Tambahan

Bahan pengubah

Beton bersifat plastis pada awalnya dan kemudian berubah menjadi keras

Page 76: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

BETON

Air ± 10%

Semen ± 15%

Agregat halus, ± 35 %

Agregat kasar, ± 40%

Page 77: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PENGARUH SIFAT BAHAN

SEMEN Kualitas dan kecepatan pengerasan

AGREGAT HALUS Gradasi, mempengaruhi kemudahan pengerjaan Kadar air, mempengaruhi perbandingan air semen Lumpur, mempengaruhi kekuatan Kebersihan, mempengaruhi kekuatan dan sifat awet beton

AGREGAT KASAR Gradasi, mempengaruhi kekuatan Kadar air, mempengaruhi perbandingan air-semen Kebersihan, mempengaruhi kekuatan dan keawetan

AIR Kuantitas mempengaruhi hampr semua sifat, Kualitas mempengaruhi pengerasan, kekuatan, sifat awet

Page 78: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

AGREGAT

Agregat alam Terjadi dari proses pelapukan dan abrasi Pemecahan massa batuan induk yang lebih besar

Sifat tergantung pada sifat batuan induk Komposisi kimia dan mineral Berat jenis Kekerasan (hardness), kekuatan, stabilitas fisik dan kimia Struktur pori, warna absorpsi permukaan, tekstur

Berat agregat menentukan berat beton yang dihasilkan Beton ringan 1360 – 1840 kg/m3 Beton normal 2160 – 2560 kg/m3 Beton berat 2800 – 6400 kg/m3

Page 79: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

MEKANISME LEKATAN ANTARA AGREGAT DAN PASTA SEMEN

Ikatan fisik Diperlukan permukaan yang kasar yang meningkatkan ikatan yang baik

Ikatan kimia Silika untuk mengikat pasta semen secara kimiawi Besarnya ikatan tergantung pada nilai w/c dan derajat hidrasi beton

Kekuatan Diperlukan kekuatan agregat perlu lebih tinggi daripada kekuatan beton

Toughness daya tahan agregat terhadap kehancuran akibat beban impact

Hardness daya tahan keausan agregat dan merupakan sifat yang penting untuk

permukaan lantai yang harus memikul lalu lintas Los Angeles test

korelasi keausan aktual agregat beton dan juga terhadap tekan dan lentur agregat tersebut

Gradasi mempengaruhi proporsi agregat dalam campuran, kebutuhan air, jumlah semen,

biaya produksi, sifat susut dan durabilitas

Page 80: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

BANGUNAN ATAS JEMBATAN

BANGUNAN ATAS

Pelat

Gelagar

Rangka

Khusus

Pelat beton bertulang, Flat slab, voided slab

Gelagar beton bertulangGelagar beton pratekan

Gelagar beton pelengkungGelagar baja

Gelagar baja komposit

Rangka bajaRangka baja pelengkung

Rangka baja khusus

Jembatan cable stayedJembatan gantung

Pelengkung

BETON

BAJA

Page 81: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Flyover Janti, Yogyakarta.

Page 82: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Flyover Lingkar Utara Semarang.

Page 83: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Jembatan Gempolsari, Semarang

Page 84: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Jembatan Sei Kahayan.

Page 85: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Underpass Ciputat, Jakarta.

Page 86: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Flyover Cirebon.

Page 87: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Jembatan Rangka Baja

Page 88: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

OVERPASS DI TOL BELMERA

Page 89: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Pondasi TiangPembangunan Jembatan Tol Pondok Aren - Ulujami

Page 90: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Fender

Page 91: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

CABLE STAYED BRIDGE GRAND WISATA PADA TOL CIKAMPEK, 2007

Page 92: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

RENCANA JEMBATAN PULAU BALANG BALIKPAPAN, 2005RENCANA JEMBATAN PULAU BALANG BALIKPAPAN, 2005

Page 93: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

JEMBATAN MAHAKAM ULU SAMARINDA, 2006

Page 94: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Sistem Gelagar

Page 95: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

FRAME

Page 96: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

RANGKA

Page 97: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

JEMBATAN GANTUNG

Page 98: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

JEMBATAN BALOK PELENGKUNG

Page 99: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

JEMBATAN KABEL (CABLE STAYED)

Page 100: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Desain Potongan Memanjang Jembatan Rangka Baja, Sulawesi Utara

Page 101: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

RENCANA JEMBATAN S. KUNING KALIMANTAN TIMUR, 2003

Page 102: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

RAILLING DAN LAMPU MALIOBORO

Page 103: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PARAPET / FRONTAGE BRIDGE JEMBATAN WADUK MANGGAR KALIMANTAN TIMUR

Page 104: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Empat Lilin

Page 105: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Ada 4 lilin yang menyala,Sedikit demi sedikit habis

meleleh.

Page 106: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.

Page 107: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Yang pertama berkata:

“Aku adalah Damai

Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku

mematikan diriku saja!”

Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.

Page 108: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Yang kedua berkata:

“ Aku adalah Iman

Sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau mengenalku,

Utnuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.”

Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Page 109: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:

“ Aku adalah Cinta

Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.

Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.

Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya,

membenci keluarganya.”

Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.

Page 110: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Tanpa terduga...

Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata:

“ Ekh apa yang terjadi?! Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”

Lalu ia mengangis tersedu-sedu.

Page 111: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:

“Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:

Akulah

HARAPAN”

Page 112: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu

menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.

Page 113: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Apa yang tidak pernah mati hanyalah

HARAPAN yang ada dalam hati kita....

Page 114: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

...dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun

mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!!!

Page 115: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Jembatan Beton Bertulang

Unit Pra-cetak Dibuat di luar lokasi dan kuantitasnya cukup banyak

Cor in-situ Umumnya menggunakan perancah

Pembentukan rongga Pelat lantai

Acuan Penulangan Urutan pengecoran Pengecoran

Page 116: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Pelat lantai Acuan

Cukup kuat, tidak bocor Mudah dilepaskan

Penulangan Tulangan sesuai dengan gambar rencana (diameter,

jarak) Selimut beton (dudukan tulangan, jarak) Kebersihan tulangan

Urutan pengecoran melintang memanjang

Page 117: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 118: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Pengecoran lantai Periksa kebersihan acuan dan tulangan terhadap

benda asing yang tidak boleh ada disana Perancah kuat dan stabil Cuaca, Letak sambungan konstruksi Jumlah material beton yang akan digunakan,

sudah sesuai dengan kebutuhan Lubang yang seharusnya tertanam Peralatan pengecoran, pemadatan dan SDM

sudah memenuhi kebutuhan

Page 119: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

AKIBAT KESALAHAN PADA PELAKSANAAN

BETON

SEGREGASIBLEEDING

RETAKKEROPOS

Page 120: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Karat tulangan

Retak buaya (crazy crack)

Permukaan berdebu

Rusak akibat hujan

Page 121: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Blistering

Honeycomb

Spalling

Page 122: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

SEGREGASIAdalah pemisahan agregat kasar dari adukannya

Penyebab segregasi adalah: Pembatasan slump yang terlalu rendah Gradasi yang kurang memadai Berat jenis agregat kasar terlalu tinggi dibandingkan dengan

agregat halus Jumlah agregat halus terlalu sedikit Tinggi jatuh pengecoran terlalu tinggi Penggunaan alat penggetar yang terlampau lama Penggunaan bahan admixture yang salah

Page 123: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

BLEEDINGADALAH BENTUK LAIN DARI SEGREGASI, DIMANA PARTIKEL AGREGAT

KASAR TURUN KE BAWAH KARENA KETIDAK MAMPUAN MENGIKAT CAMPURAN AIR DARI ADUKAN MORTAR, SEHINGGA AIR KELUAR KE

ATAS PERMUKAAN BETON

SEBAB-SEBAB BLEEDING : Campuran beton terlalu basah Temperatur terlalu tinggi pada saat pengecoran Rancangan campuran beeton (design mix) kurang baik Adanya penambahan air pada saat pengecoran berlangsung

Page 124: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Penurunan mutu fisik Penurunan mutu kimiawi

Korosi baja tulangan

Retak Aus Kebakaran Sulfat Asam Air laut Reaksi alkali agregat

Bocor Karbonasi Klorida

Faktor yang mempengaruhi peningkatan keawetan beton

Binder alternatif

Semen Agregat Air Bahan tambahan

udara

Kelecakan yang baik

Pencampuran yang sempurna

Pengecoran yang baik

Pemadatan yang

baik

Acuan yang

sesuai

Temperatur

Kehilangan kelembaban

minimum

Unsur pokok material

Keseragaman beton

Permukaan akhir yang

baik

Curing yang cukup

Kuantitas komposisi bahan

beton

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAWETAN

BETON

Page 125: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 126: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 127: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 128: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Gompal pada gelagar beton akibat korosi pada tulangan

Page 129: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Kegagalan bangunan akibat beban berlebih

Kegagalan bangunan akibat kurang baiknya sistem drainase

Page 130: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Gompal pada gelagar beton akibat kebakaran

Gompal pada spun pile akibat kebakaran

Page 131: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Kegagalan bangunan akibat mutu beton yang rendah/ Over reinforced

Page 132: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Kegagalan bangunan akibat kurang baiknya pengecoran

Page 133: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Gelagar Beton Pratekan

Acuan Pastikan cukup kokoh dan

sudah ada lubang untuk penarikan melintang

Perlengkapan prategang Alat pengukuran tegangan

(sudah di kalibrasi?? ), jumlah alat minimal 2 buah

Perakitan prategang Kabel prategang bersih, tidak

berkarat, tidak bercacat

Page 134: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Selimut beton Sesuai gambar rencana, pengganjal tulangan

kokoh Pengecoran beton

Sesuai dengan spesifikasi Perawatan

Sesuai dengan syarat dalam spesifikasi

Gelagar Beton Pratekan

Page 135: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Metode Penegangan

Gelagar Pre-tensioned

Landasan pra-tegang Landasan cukup kuat pada saat dilaksanakan penegangan

Penempatan kabel Sesuai gambar rencana, kabel bersih

Gaya penegangan Periksa perbedaan gaya penegangan < 5% Pengecoran boleh dilaksanakan setelah 12 jam penarikan

kabel Prosedur penegangan

Bertahap dan merata

Pemindahan gaya prategang Persetujuan, ketentuan kekuatan beton, prosedur

Draw in kabel yang diijinkan

Page 136: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Metode peneganganGelagar Beton Post Tensioned

Persetujuan Penempatan jangkar (angker)

Tegak lurus terhadap gaya prategang Kontak langsung dengan pelat dan rata

Penempatan kabel Elevasi sesuai dengan gambar rencana

Mutu beton yang diperlukan

Gaya prategang yang diperlukan Prosedur penarikan kabel

Penarikan dengan 1 jack atau 2 jack

Lubang penyuntikan (grouting) Grouting dan penarikan akhir

Page 137: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Penanganan, pengangkutan dan penyimpanan Gelagar

Pemberian tanda unit beton pracetak Menggunakan cat yang tahan cuaca Memberikan kode tertentu sesuai dengan kebutuhan

Penanganan dan pengangkutan Tegak, pastikan letak dan posisi titik angkat

Penyimpanan Tidak kontak langsung dengan tanah Diletakkan diatas penyangga kayu yang cukup kuat dan

merata

Baja prategang Bebas karat dan cacat, bersih

Page 138: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Pelaksanaan Gelagar beton Segmental

Perakitan segmen pracetak Pemasangan unit-unit Penyambungan Penunjang pelaksanaan

Sambungan beton Bahan untuk sambungan Kekuatan

Pengecoran ceruk jangkar

Kerusakan unit-unit Jaminan perbaikan

Page 139: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Pemasangan unit beton pratekan

Penerimaan unit-unit Pelaporan setiap penerimaan unit

(kondisi, waktu)

Tumpuan untuk unit-unit Yang diletakkan di atas landasan karet Yang ditanam dalam adukan semen

Pangaturan posisi unit-unit

Page 140: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Type Gelagar Beton Pratekan

Page 141: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 142: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

BETON PRATEKAN

Page 143: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Fabrikasi Segmental-Prestressed Girder

Page 144: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 145: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 146: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 147: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 148: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PemasanganJembatan Baja Komposit

Terdiri atas 2 tahap Pemasangan gelagar Pengecoran lantai

Cara pemasangan Perancah atau launching

Pemeriksaan kesesuaian dengan desain Shear connector pada gelagar memanjang Shear connector dalam kondisi baik dan jumlah

cocok

Page 149: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PemasanganJembatan Baja Komposit

Page 150: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

1. BUKAKA

2. TRANS-BAKRIE

3. TRANSFIELD

4. CIGADING

5. AUSTRIA

6. WIKA

7. CENTUNION

8. CALENDER HAMILTON

9. HOLANDIA KLOOS

10. KARUNIA BERCA INDONESIA

11. GUNUNG GARUDA

12. ALIM AMPUH JAYA

STANDAR YANG ADA :STANDAR YANG ADA :

JEMBATAN RANGKA BAJAJEMBATAN RANGKA BAJA

Page 151: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Bentang(m) Bukaka Trans Bakrie Transfield Cigading WIKA Terberat Teringan Rata-rata

1 A40 40 84,5 61,5 61,5 75,1 62,8 84,5 61,5 69,1

2 A45 45 96,0 73,0 73,0 90,0 73,3 96,0 73,0 81,1

3 A50 50 108,0 93,5 93,5 116,9 91,9 116,9 91,9 100,8

4 A55 55 119,0 110,4 110,4 137,7 106,7 137,7 106,7 116,8

5 A60 60 130,0 125,8 125,8 147,1 125,7 147,1 125,7 130,9

6 B40 40 63,5 52,0 52,0 62,6 47,3 63,5 47,3 55,5

7 B45 45 72,5 65,3 65,3 75,0 60,9 75,0 60,9 67,8

8 B50 50 81,0 74,1 74,1 97,4 69,8 97,4 69,8 79,3

9 B55 55 90,5 90,4 90,4 114,7 82,9 114,7 82,9 93,8

10 B60 60 99,5 108,8 108,8 126,70 100,20 126,7 99,5 108,8

Berat standar (ton)No. Kelas

Kelas A : Lebar Badan Jalan 7,0 m – Trotoar 2 x 1,0 mKelas B : Lebar Badan Jalan 6,0 m – Trotoar 2 x 0,5 m

DATA BERAT STANDAR JEMBATAN BAJA

Page 152: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

1. KELAS A

Lebar Lantai Kendaraan : 7,00 m

Trotoar : 2 x 1,00 m

Clearence Height : 5,10 m

KELAS B

Lebar Lantai Kendaraan : 6,00 m

Trotoar : 2 x 0,50 m

Clearence Height : 5,10 m

2. MUTU BAJA

Struktur Utama : SM 490 YB

Struktur Sekunder : SM 400 YB

Semua Baut Mutu Tinggi : Grade 8.8 (kecuali untuk sandaran)

STANDAR RANGKA BAJA BANGUNAN ATAS STANDAR RANGKA BAJA BANGUNAN ATAS JEMBATANJEMBATAN

Page 153: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Pemasangan jembatan rangka baja

Penerbitan detail pelaksanaan Kelengkapan manual, peralatan

Perbaikan terhadap komponen yang tidak memenuhi ketentuan Bengkok, galvanis yang cacat dll

Pemeliharaan komponen yang memenuhi ketentuan

Jadwal pekerjaan Urutan pemasangan dan rencana kerja

Pengendalian lalu lintas

Page 154: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Penyimpanan Bahan

Cara penumpukan dan penyimpanan material di lapangan

Page 155: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Perletakan dan penahan gempa

Page 156: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Metode Pemasangan

PeluncuranPerakitan bertahap

Semi kantileverkantilever

Page 157: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 158: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 159: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 160: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 161: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 162: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 163: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Pemasangan dengan perancah

Page 164: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Semi kantilever

Page 165: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Peluncuran (launching)

Page 166: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

ERECTION RANGKA BAJA SEBAGAI CONTERWEIGHT

ELEVASI AWAL BEARING DIATAS BACKWALL PILAR DGN

MENGGUNAKAN BANTALAN KAYU KERAS

ERECTION CONTERWEIGHT DILAKSANAKAN SATU

PERSATU SESUAI DENGAN URUTANNYA

KEKENCANGAN BAUT PADA ERECTION CONTERWEIGHT

CUKUP 50 %

Page 167: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

BEBERAPA CHORD DIFUNGSIKAN SEBAGAI LINK

SET

ANTARA CROSS GIRDER CONTERWEIGHT DENGAN 5

SEGMENT RANGKA DITAMBAH DENGAN PEMBERAT

Page 168: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

METODE ERECTION RANGKA BAJASTART

Erection Rangka Counterweight

Pasang Linkset

Erection ½ Bentang

Pancang Perancah

Bongkar Counterweight & Link Set

Erection ½ Bentang

BerikutnyaBongkar Perancah

Setting Akhir & Elastomer Bearing

LANSIR MATERIAL

BUAT PONTON

Page 169: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

ANTARA CROSS GIRDER CONTERWEGHT DAN YANG

TERPASANG DITAHAN DENGAN BALOK-BALOK KAYU KERAS UNTUK MENGURANGI

TEKANAN PADA GUSSET PLATE

ANTARA GUSSET PLATE CONTERWEIGHT YANG TERPASANG

DIHUBUNGKAN DENGAN PLATE BUATAN DAN DIGANJAL DENGAN

KAYU YANG KERAS

DIAFRAGMA DIPASANG DENGAN KUAT

Page 170: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

JIKA ADA SPLICE PLATE YANG LOBANG DAN JIKA ADA BAUT YANG

COCOK BISA DIPASANG UNTUK MENAMBAH KEKUATAN

SAMBUNGAN ANTARA KEDUA GUESSET PLATE

SPLICE PLATE DIPASANG UNTUK MENGHUBUNGKAN CHORD LINKSET

DENGAN GUSSET PLATE

SEMUA BAUT DIKENCANGKAN 100 %

Page 171: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

ERECTION CHORD GIRDER DAN STRNGER DILAKSANAKAN SATU

PERSATU DENGAN MENGGUNAKAN WINCH

MATERIAL DILANGSIR DARI SUNGAI DENGAN MENGGUNAKAN PONTON

MATERIAL DIANGKAT DENGAN WINCH YANG DILENGKAPI BOOM

DARI PIPA DIA 4’’

WINCH BERKEDUDUKAN PADA STRINGER

BOOM DAN WINCH DIPERKUAT KEDUDUKANNYA DENGAN SLINK YANG BERTUMPU PADA SIMPUL

YANG SUDAH TERPASANG

Page 172: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PADA SEGMENT 5 DIPASANG PERANCAH PIPA DIA. 400 MM

SEPANJANG 15 M

PANJANG PERANCAH DIPERHITUNGKAN TERHADAP KEDALAMAN DASAR SUNGAI,

KEDALAMAN PANCANG DAN ELEVASI BOTTOM CHORD YANG AKAN BERTUMPU

PADA PERANCAH

PADA BAGIAN BAWAH PIPA PANCANG YANG AKAN BERADA

PADA MUKA TANAH DASAR SUNGAI, DIPASANG LACI DARI BALOK KAYU

+ SLOOF DARI KAYU BULAT

PEMANCANGAN PIPA DENGAN MENGGUNAKAN HAMMER BUATAN

PIPA DIPANCANG SAMPAI LACI BERTUMPU PADA SLOOF KAYU

BULAT YANG BERPUNGSI SEBAGAI PENAHAN TERHADAP DASAR

SUNGAI

Page 173: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PERANCAH BERJUMLAH 8 TITIK. TIAP SIMPUL 4 TITIK DENGAN

KEMIRINGAN 1: 5

ANTAR TIANG PIPA PERANCAH DIBERI BRACING DENGAN BESI

BETON DAN PLAT

ERECTION DILAKSANAKAN UNTUK SEGMENT SELANJUTNYA

Page 174: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

BOTTOM CHORD DIPASANG 2 SEGMENT SEKALIGUS UNTUK MENYESUAIKAN TEMPAT DAN

ELEVASI DUDUKAN PILAR

PADA DUA SEGMENT TERAKHIR ERECTION CHORD DIDAHULUKAN

BARU KEMUDIAN ERECTION CROSS GIRDER DAN STRINGER

Page 175: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PEMBONGKARAN PERANCAH PIPA PANCANG

RANGKA BAJA DIDONGKRAK PADA SALAH SATU PILAR S/D PERANCAH

PIPA PANCANG DAPAT DILEPAS DARI BOTTOM CHORD

PERANCAH DITARIK SATU PERSATU SETELAH BRACING PERANCAH

DIPOTONG

PEMASANGAN CORRUGATED STEEL PLATE DISUSUL DENGAN

PEKERJAAN PEMBESIAN, BEKISTING DAN BETON PLAT LANTAI

Page 176: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

CARA PENIMBUNAN/PENYIMPANAN KOMPONEN B.A. RANGKA BAJA

Tidak disiapkan dengan baik

Komponen dapat menjadi cacat atau rusak

Pelaksanaan pemasangan terhambat karena terjadi kesulitan dalam pengambilan komponen sesuai dengan urutannya

Susun komponen sesuai urutan pemasangan

Komponen cacat diperbaiki dengan menggunakan cat yang mengandung zinc

Komponen yang bengkok diluruskan sesuai manual

Page 177: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PENIMBUNAN KOMPONEN

Penimbunan tidak baik Penimbunan tidak

memperhatikan sumbu kuat dan sumbu lemah

Komponen akan rusak dan pecah

Komponen mengalami tegangan awal

Komponen rusak diperbaiki, apabila masih mungkin

Komponen disusun kembali dengan baik

Balok beton pratekan apabila rusak harus diganti baru

Page 178: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

SISTEM PERAKITAN

Pemilihan sistem pemasangan/perakitan rangka baja tidak tepat

Pelaksanaan berbahaya Tidak ekonomis Terjadi kesulitan Perlu waktu yang lebih

lama

Sistem pemasangan diubah, apabila masih mungkin

Tambah pengamanan

Page 179: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PEMASANGAN BAUT

Pemasangan baut terbalik Pelaksanaan

pengancangan sulit

Pelat tidak dibersihkan dan dikasarkan

Fungsi friction tidak tercapai

Baut dilepas dan dipasang dengan betul

Apabila baut belum dikencangkan 100%, lepaskan dan bersihkan pelat serta dikasarkan dan pasang baut kembali

Page 180: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

CARA MEMASANG BAUT

Dipaksa dengan menggunakan palu/ martil

Baut akan rusak Lubang baut menjadi

cacat

Ganti baut dan periksa kembali secara keseluruhan

Baut yang rusak diganti

Page 181: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

LUBANG BAUT TIDAK PAS

Membuat lubang sendiri dengan cara bor

Lubang baut menjadi terlalu besar

Terjadi overheated pada material, dan akan menurunkan kekuatan

Galvanis rusak

Komponen yang cacat diganti Galvanis diperbaiki dengan

memberikan cat dengan bahan dasar epoxy yang mengandung zinc

Page 182: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

BAUT DAN MUR

Baut dan mur kotor Baut dan mur tidak

mengandung pelumas MoS2

Sulit dalam pelaksanaan pengancangan

Kekencangan 100% tidak akan tercapai

Bersihkan baut dan mur sebelum digunakan

Periksa baut dan mur apakah mengandung pelumas MoS2

Jangan menggunakan pelumas sembarangan, karena dapat mempe-ngaruhi friction yang harus terjadi

Page 183: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

KEKENCANGAN BAUT

Baut belum dikencang-kan 100% sudah dimulai pekerjaan pengecoran

Camber tidak tercapai Pengencangan selanjut-

nya menjadi sulit Gaya friction tidak akan

tercapai

Sebelum dilakukan pembesian, periksa kekencangan baut dan kencangkan baut hingga 100%

Beton baru dicor setelah semua baut berada dalam kondisi kekencangan 100%

Page 184: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

KUNCI TORSI MOMEN

Penggunaan kunci torsi momen salah, gaya yang harus dicapai tidak sesuai

Alat kunci torsi momen tidak akurat

Kekencangan tidak ter-capai

Baut menjadi longgar atau patah karena gaya yang berlebih

Kunci torsi momen dikalibrasi Periksa alatpengukur sampai

menunjukkan angka sesuai dengan kekencangan yang dikehendaki

Baut yang patah/rusak diganti

Page 185: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PEMASANGAN KOMPONEN

Komponen tertukar Komponen tidak

sesuai

Jembatan tidak ber-fungsi dengan semestinya

Bongkar dan pasang kembali komponen pada posisi yang seharusnya

Sebelum pemasangan, pelaksana harus membaca manual pemasangan terlebih dulu

Page 186: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

MANUAL PEMASANGAN B.A.

Tidak dibaca dengan baik

Salah pemasangan komponen

Salah pengencangan baut

Jembatan tidak berfungsi dengan baik

Sebelum pemasangan, manual harus dibaca

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kekencangan baut, cam-ber yang harus terjadi, waktu pemasangan lan-dasan, waktu penge-coran beton

Page 187: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

CARA PEMASANGAN DENGAN PERANCAH

Perancah kurang kuat Perancah menghalangi

alur sungai

Pada waktu pemasangan dapat terjadi keruntuhan

Atau terjadi pada waktu pengecoran beton terjadi penurunan

Jembatan hanyut pada waktu banjir

Pembuatan perancah jangan menghalangi alur sungai

Hitung kekuatan perancah untuk beban yang harus dipikul

Perancah kurang kuat, bongkar dan pasang kembali

Page 188: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PEMASANGAN DENGAN SISTEM KANTILEVER

Baut tidak dikencangkan 100% pada waktu pemasangan komponen per panel

Camber tidak tercapai Elevasi ujung jembatan

tidak tercapai

Baut dikencangkan 100% pada waktu setiap panel selesai

Jika camber tidak tercapai dan elevasi ujung tidak tercapai, dongkrak jembatan dan tinggikan bagian linking steel

Elevasi landasan di seberang dipendekkan/ disesuaikan

Page 189: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PENULANGAN

Penyusunan tulangan salah (tulangan utama dan bagi terbalik)

Ukuran tulangan tidak sesuai rencana

Terjadi pengurangan kekuatan

Lantai retak/pecah

Beton dibongkar dan tulangan diperbaiki kemudian baru beton dicor

Kalau beton belum dicor, tulangan diperbaiki susunannya

Page 190: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PENGGANTIAN TULANGAN

Tulangan ulir diganti de-ngan tulangan polos tanpa dilakukan penyesuaian

Luas tulangan berkurang panjang penyaluran

berbeda Momen geser berkurang Beton dapat retak/ hancur

Ganti tulangan polos dengan ulir

Lakukan penyesuaian luas yang terpasang

Panjang penyaluran gaya disesuaikan (polos lebih panjang daripada ulir)

Beton terlanjur dicor, periksa desain dan apabila terjadi toleransi yang besar, beton dibongkar

Page 191: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

MUTU BETON LANTAI

Mutu beton untuk lantai jembatan kurang dari K-350 (fc’ 30 MPa)

Lantai dapat retak Umur rencana lantai

tidak tercapai

Perkuatan lantai dengan penambahan pelat baja dibagian bawah lantai

Mengurangi momen yang akan terjadi dengan menambah gelagar

Perbaikan retak dan pekuatan

Page 192: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PENGHENTIAN PENGECORAN

Penghentian pengecoran beton tidak pada daerah momen nol

Mungkin akan terjadi retak pada sambungan

Terlanjur dan parah, beton dibongkar dan cor ulang

Kondisi tidak parah, periksa tegangan yang terjadi

Gunakan lem beton pada sambungan beton untuk menyatukan beton

Page 193: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PENGECORAN BACKWALL

Backwall dicor sebelum dilakukan pemasangan rangka baja

sulit pemasangan rangka baja terutama dalam sistem kantilever

Sulit dalam penyelesaian akhir rangka baja

Bongkar bakwall Tulangan ditekuk atau

dipotong Setelah selesai pema-

sangan rangka baja dan pengecoran lantai, backwall dicor kembali

Page 194: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

CELAH EXPANSION JOINT

Celah expansion joint terlalu besar

Terjadi ketidak nyamanan pengguna jalan

Dapat terjadi kecelakaan

Celah expansion joint terlalu kecil

Terjadi tumbukan antara jembatan dengan backwall

Modifikasi celah expansion joint

Ganti expansion joint yang sesuai dengan lebar celah (mahal)

Usahakan jenis expansion joint yang tertutup agar kotoran tidak merusak bagian landasan

Page 195: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Bentuk APJ

Page 196: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Bentuk APJ

Page 197: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Penggunaan

Page 198: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Penggunaan

Page 199: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Thormajoint

Prismo UKwww.prismo.co.uk

Page 200: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Panduan Pemasangan

Page 201: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Panduan Pemasangan

Page 202: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 203: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Panduan Pemasangan

Page 204: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 205: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 206: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 207: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 208: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 209: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 210: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Model-model kerusakan pada APJ

Page 211: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Model-model kerusakan pada APJ

Page 212: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Model-model kerusakan pada APJ

Page 213: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Model-model kerusakan pada APJ

Page 214: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Model-model kerusakan pada APJ

Page 215: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Model-model kerusakan pada APJ

Page 216: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Model-model kerusakan pada APJ

Page 217: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Model-model kerusakan pada APJ

Page 218: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Model-model kerusakan pada APJ

Page 219: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Model-model kerusakan pada APJ

Page 220: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Model-model kerusakan pada APJ

Page 221: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Model-model kerusakan pada APJ

Page 222: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Model-model kerusakan pada APJ

Page 223: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Model-model kerusakan pada APJ

Page 224: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Model-model kerusakan pada APJ

Page 225: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

JEMBATAN KHUSUS

Jembatan cable stayed (kabel cancang)Jembatan gantung (suspension)

Page 226: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Jembatan cable stayed

Page 227: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Diagram struktur kabel

Page 228: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Alternatif Pemasangan Kabel

Page 229: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Pemasangan Kabel pada Pylon

Page 230: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Pemasangan Kabel pada Pylon

Page 231: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Pemasangan gelagar

Page 232: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 233: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Jembatan Gantung

Page 234: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Pemasangan Jembatan Gantung

Page 235: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 236: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 237: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 238: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 239: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

Keruntuhan Jembatan Tacoma Narrows di Amerika Serikat tahun 1940.

Page 240: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

JEMBATAN GREAT BELT EAST DI DENMARK

1624535 535

Page 241: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

             

       

  

Jembatan Ponte 25 de Abril di Portugal tahun 1966

1013483 4831013483 483

Page 242: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

                       

Jembatan Fatih Sultan Mehmet di Turki tahun 1988

1090210 210

Page 243: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 244: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PELAKSANAAN JALAN PENDEKAT

Tinggi tanah timbunan > tinggi izin

Tanah timbunan akan longsor

Penimbunan di atas tanah lunak, tanpa perbaikan tanah

Terjadi setlement, dan tekanan tanah dapat mendorong kepala jembatan

Lakukan pengamanan tebing, dengan cara pemasangan tiang pancang, sheet pile, tembok penahan tanah dsb.

Lakukan penimbunan tanah samping sebagai counter-weight (kalau mungkin)

Lakukan perbaikan tanah dengan cara pemancangan crucuk, geotextile dengan arah mulai dari abutment ke arah luar.

Page 245: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

JALAN PENDEKAT

Pemadatan jalan pendekat tidak sesuai dengan spesifikasi

Terjadi amblas (setlement)

Apabila keamblasan jalan pendekat sudah parah, bongkar dan lakukan pemadatan yang sesuai

Apabila kerusakan parah dan tidak mungkin dilakukan perbaikan, bentangan jembatan ditambah sesuai dengan kondisi yang diperlukan, perhitungkan abutment sebagai pilar

Page 246: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

PERLENGKAPAN JEMBATAN

PERLENGKAPANJEMBATAN

INFORMASI

KESELAMATAN

Papan nama jembatanTinggi ruang bebas

ParapetRambu Lalu Lintas

Beban / Kapasitas JbtMarka jalan

Lampu penerangan

Page 247: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

DEFINISIDEFINISI

RAMBU JALANRAMBU JALAN Papan informasi yang menunjukkan Papan informasi yang menunjukkan

arah dan jarak tertentu untuk suatu arah dan jarak tertentu untuk suatu kota yang akan dituju pada ruas kota yang akan dituju pada ruas

tertentu dan diletakkan pada lokasi tertentu dan diletakkan pada lokasi bahu jalan atau pada persimpangan bahu jalan atau pada persimpangan

jalan yang mudah dibaca oleh jalan yang mudah dibaca oleh pemakai jalanpemakai jalan

RAMBU LALU LINTASRAMBU LALU LINTAS Salah satu bangunan pelengkap jalan Salah satu bangunan pelengkap jalan

dalam bentuk tertentu yang memuat dalam bentuk tertentu yang memuat lambang, huruf, angka, kalimat lambang, huruf, angka, kalimat

dan/atau perpaduan di antaranya, dan/atau perpaduan di antaranya, yang digunakan untuk memberi yang digunakan untuk memberi

peringatan, larangan, perintah dan peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi pemakai jalanpetunjuk bagi pemakai jalan

Page 248: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

DEFINISDEFINISII

PATOK PENGARAHPATOK PENGARAH Patok berreflektor yang mengarahkan lalu Patok berreflektor yang mengarahkan lalu lintas dengan menunjukkan arah yang harus lintas dengan menunjukkan arah yang harus

ditempuh dan umumnya diletakkan pada ditempuh dan umumnya diletakkan pada bahu jalan atau pada daerah tikungan bahu jalan atau pada daerah tikungan

Page 249: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

DEFINISIDEFINISI Paku jalanPaku jalan

Salah satu bentuk lain dari marka Salah satu bentuk lain dari marka jalan yang berbentuk paku dengan jalan yang berbentuk paku dengan ukuran tertentu yang dipasangkan ukuran tertentu yang dipasangkan (dipakukan) ke dalam perkerasan (dipakukan) ke dalam perkerasan

jalan dengan bagian atas yang jalan dengan bagian atas yang menonjol dan memberikan pengaturan menonjol dan memberikan pengaturan

lajur atau jalur lalu lintaslajur atau jalur lalu lintas

Mata kucingMata kucing Bentuk lain dari marka jalan atau Bentuk lain dari marka jalan atau

paku jalan yang berreflektorpaku jalan yang berreflektor

Page 250: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

DEFINISIDEFINISI

Marka jalanMarka jalan Suatu tanda yang berada di permukaan atau di atas Suatu tanda yang berada di permukaan atau di atas

permukaan jalan yang meliputi peralatan atau permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong serta lambang lainnya melintang, garis serong serta lambang lainnya

yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan daerah kepentingan lalu lintasdan daerah kepentingan lalu lintas

Lampu pengatur lalu lintasLampu pengatur lalu lintas Peralatan yang berupa lampu 3 warna (merah, Peralatan yang berupa lampu 3 warna (merah,

hijau, kuning) atau hanya 1 warna (kuning) hijau, kuning) atau hanya 1 warna (kuning) berkedip yang merupakan pengatur ketertiban lalu berkedip yang merupakan pengatur ketertiban lalu

ilntas yang diletakkan pada persimpangan jalanilntas yang diletakkan pada persimpangan jalan

Page 251: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

DEFINISIDEFINISI

Pagar pengamanPagar pengaman Bangunan berupa pagar yang terbuat dari Bangunan berupa pagar yang terbuat dari

bahan baja dengan dimensi atau ukuran bahan baja dengan dimensi atau ukuran tertentu untuk melindungi pemakai jalantertentu untuk melindungi pemakai jalan

Patok pengamanPatok pengaman Patok yang diletakkan di bahu jalan pada Patok yang diletakkan di bahu jalan pada

bagian jalan tertentu seperti tikungan, bagian jalan tertentu seperti tikungan, sebelum dan sesudah jembatan atau gorong-sebelum dan sesudah jembatan atau gorong-

goronggorong

Page 252: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

DEFINISIDEFINISI Pulau lalu lintasPulau lalu lintas

Bagian jalan yang tidak dapat dilalui oleh Bagian jalan yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan, dapat berupa tanda permukaan jalan kendaraan, dapat berupa tanda permukaan jalan yang ditandai dengan marka atau bagian jalan yang ditandai dengan marka atau bagian jalan

yang ditinggikanyang ditinggikan

KerbKerb Struktur yang terbuat dari beton yang diletakkan Struktur yang terbuat dari beton yang diletakkan

pada sisi perkerasan jalan untuk menuntun pada sisi perkerasan jalan untuk menuntun kendaraan dan dapat berupa median jalan kendaraan dan dapat berupa median jalan

pemisah dan pulau jalanpemisah dan pulau jalan

Page 253: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

FUNGSI FUNGSI BANGUNAN PELENGKAP BANGUNAN PELENGKAP

JALANJALAN

Untuk keselamatan, keamanan Untuk keselamatan, keamanan dan kenyamanan pemakai jalandan kenyamanan pemakai jalan

Untuk melindungi pengguna Untuk melindungi pengguna jalan, baik yang berkendaraan jalan, baik yang berkendaraan

maupun pejalan kakimaupun pejalan kaki

Page 254: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

RAMBU LALU LINTAS

Page 255: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

RAMBU LALU LINTAS

Page 256: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

RAMBU LALU LINTAS

Page 257: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

LAMPU PENERANGAN

Page 258: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

¿How would you like to travel on your

vacations this year?

¿This way..??

Page 259: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 260: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 261: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 262: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 263: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 264: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 265: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 266: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 267: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

¿Or maybe this way?

Page 268: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 269: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 270: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 271: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 272: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 273: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 274: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 275: HO Pelaksanaan Jembatan Plus

I know is very hard to decide, but don‘t worry...!

Because after the increase on Gas, Water, Electricity, Fuel, Insurance and Taxes we can only afford this

type of vacations...

Page 276: HO Pelaksanaan Jembatan Plus
Page 277: HO Pelaksanaan Jembatan Plus