hipokalemia
DESCRIPTION
pblTRANSCRIPT
Hipokalemia Et Causa Diare Akut
102010215 Kevinara Putra L
102012267 Angie
102013024 Brian Yeremia L
102013085 Juniati Marina
102013177 Puteri Nabella
102013252 Giovanni Abraham M
102013343 Lydia Gloriani L
102013453 Stevia Artha N P
102013517 Mohamed Ikmal Bin A Wahab
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510. Telp. (021) 5694-2061
Kelompok PBL F-4
Pendahuluan
Kalium merupakan kation yang memiliki jumlah yang sangat besar dalam tubuh dan
terbanyak berada di intrasel.Kalium berfungsi dalam sintesis protein , kontraksi otot , konduksi
saraf , pengeluaran hormone, transport cairan , perkembangan janin.Untuk menjaga kestabilan
kalium di intrasel diperlukan keseimbangan elektrokimia yaitu keseimbangan antara kemampuan
muatan negatif dalam sel untuk mengikat kalium dan kemampuan kekuatan kimiawi yang
mendorong kalium keluar dari sel.1
Keseimbangan ini menghasilkan suatu kadar kalium yang kaku dalam plasma antara 3,5 -
5 meq/L.Kadar kalium plasma kurang dari 3,5 meq/L disebut sebagai hipokalemia.Hanya 2 %
dari K+ tubuh yang berada dalam ECF , sehingga kadar K+ serum tidak selalu mencerminkan K+
tubuh total , pH darah memengaruhi kadar K+ serum.Untuk setiap penurunan pH sebanyak 0,1
unit , K+ serum meningkat sebanyak 0,5meq/L , tiap peningkatan pH 0,1 unit , K+ serum
menurun sebanyak 0,5 meq/L .1
Kadar K+ lebih dari 5 meq/L disebut sebagai hiperkalemia.Kedua keadaan ini dapat
menyebabkan kelainan fatal listrik jantung yaitu disebut aritmia.1
Anamnesis
Anamesis merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien / keluarganya
/orang yang mempunyai hubungan dekat dengan pasien dengan memperhatikan
petunjuk- petunjuk verbal dan non verbal mengenai riwayat penyakit pasien, meliputi :
Data anamnesis terdiri atas beberapa kelompok data penting1
1. Identitas pasien
Nama,tempat tanggal lahir, usia, jenis kelamin,alamat dan sebagainya
2. Keluhan utama pasien
3. Riwayat penyakit dahulu
Kronologi penyakit, ada tidaknya riwayat sakit dahulu yang pernah di derita
4. Riwayat kesehatan
Berupa riwayat kehamilan, riwayat kelahiran, riwayat pertumbuhan ( berat badantinggi
badan), riwayat makanan
5. Riwayat keluarga dan lingkungan, sosial-ekonomi-budaya.
Dalam diagnosa kasus ini anamnesis yang dipertanyakan adalah
Hal utama yang membawa pasien datang ke dokter
Hal utama yang dialami yaitu adanya keluhan kelemahan pada kedua tungkai. Kedua
tungkai yang melemah, disertai adanya nyeri otot, badan terasa lemas.Sejak 3 hari yang
lalu.2
Adanya pemicu dan keluhan penyerta, dan sebagai riwayat penyakit sekarang.
Adakah hal yang menyebabkan keluhan kedua tungkai, dapat diperhatikan ada nya faktor
pemicu seperti diare, kekurangan elektrolit, kekurangan asupan gizi, atau faktor
kecelakaan.Dimana hal tersebut sebagai sumber yang menyebabkan timbulnya keluhan
utama.Dan adanya keluhan yang disertai Diare maka perlu ditanyakan sebagai berikut.
Waktu dan frekuensi diare
Diare pada malam hari sepanjang hari selalu menunjukan penyakit organic.Perasaan
ingin buang air besar yang tidak bisa ditahan merupakan kunci penting bagi petunjuk
kearah penyakit inflamasi.Diare yang timbul akut terus berlanjut menjadi kronik dengan
riwayat berpergian mengingatkan pada diare pada turistraveler diarea atau sprue tropis.
Diare dengan frekuensi 3-4 kali sehari dan terjadi pagi hari menunjukan sindrom usus iriatif.2
Bentuk tinja
Bau, ada darah, mukus, atau pus.Bila terdapat minyak dalam tinja menunjukan
insufisiensi pancreas. Tinja pucat(steatorea) menandakan kelainan di proksimal ileosekal.
Diare seperti air biasa terjadi akibat kelainan pada semua tingkat dari system pencernaan
terutama usus halus.Adanya makanan yang tidak tercerna adalah manifestasi dari
kontak yang terlalu cepat antara tinja dan dinding usus.Bau asam menunjukan
penyerapan karbohidrat yang tidak sempurna. Harus dibedakan anatara perdarahan yang
disertai diare dengan perdrahan yang menyertai tinja normal. Pada kolitis infeksidan
kolitis ulserosa perdarahan disertai dengan diare, sedangkan perdarahan yang menyertai
tinja normal terdapar pada keganasan, polip, hemoroid, dan fissura ani.2
Nyeri abdomen dan keluhan lainyang menyertai diare
Nyeri abdomen ini merupakan kelainan tak khas, karena dapat terjadi padakelainan
organik maupun non organik.Pada penyakit organik, lokasi rasa sakit menetap sedangkan
pada diare psikogenik nyerinya dapat berubah ubah baik tempat maupun penyebarannya.
Nyeri abdomen yang disebabkan kelainan ususkecil berlokasi disekitar pusat, dan kolik
yang di akibatkan kelaian usus besar,letaknya suprapubik. Nyeri terus menerus
menandakan ulserasi yang berat padausus atau adanya komplikasi abses.Demam sering
menyertai infeksi atau keganasan.Mual dan muntah dapat juga menunjukan infeksi.2
Obat
Banyak macam obat mengakibatkan diare, seperti laksan, antasida, diuretik, bahkan
neomisin.Penghentian obat beberapa hari dapat dicoba untuk membantumenegakan
diagnosis.Bila diare berhenti dengan dihentikannya obat, makakemungkinan besar diare
disebabkan oleh obat tersebut.2
Makanan
Diare dan mual yang menyertai minum susu menunjukkan dugaan kuat
terhadapintoleransi lactose dan sindrom usus iriatif. Pada pada pasien dengan riwayat
diareterhadap makanan tertentu biasanya mempunyai riwayat alergi dalam
keluarganyaatau manifestasi alergi lain seperti asma. 2
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan pemeriksaan tanda – tanda vital , inspeksi ,
palpasi , perkusi dan auskultasi.2
a. Keadaan Umum dan Kesadaran : Tampak sakit ringan –berat dan compos mentis
b. Tanda-tanda Vital : Tekanan darah 120/90 mmhg, nadi 80x/menit, respirasi 20x/menit,
suhu afebris
c. Inspeksi
d. Palpasi
Pada hipokalemia biasanya ditemukan pergerakan motorik ekstremitas bawah sedikit
menurun.Dapat juga dilakukan palpasi abdomen karena pasien telah mengalami
diare.Periksa kedua tungkai dengan menilai ketiga sistem sementara pasien sedang
berbaring terlentang, masing-masing dari ketiga sistem terebut dinilai lebih lanjut pasien
berdiri.
e. Perkusi
Melakukan perkusi pada bagian abdomen terkait dengan diare. melihat adanya perubahan
patologis atau normal.
f. Auskultasi
Auskultasi dapat dilakukan di abdomen unuk mendengarkan bising usus
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan kadar kalium serum biasanya terjadi penurunan yaitukurang dari 3,5 mEq/L,
Selain itu dilakukan pemeriksaan klorida serum, biasanya didapati penurunan yaitu kurang dari
98 mEq/L, pemeriksaan glukosa serum yang biasanya agak tinggi, pemeriksaan kadar bikarbonat
plasma yang meningkat, lebih besar dari 29 mEq/L, selain itu kadar osmolaritas urine yang
menurun, dan yang terakhir yaitu kadar gas darah arteri yaitu pH dan bikarbonat meningkat atau
terjadi alkalosis metabolic. Selain itu juga dapat dilihat dari perubahan – perubahan pada EKG
seperti gelombang T yang lebar dan mendatar progresif ( kadang – kadang terbalik ) , depresi
segmen ST , gelombang U yang menonjol.3
Diagnosis Banding
Hipokalemia Periodik Paralilis
Serangan berat dimulai pada pagi hari, sering dengan latihan yang berat atau makan
tinggi karbohidrat pada hari sebelumnya.Pasien bangun dengan kelemahan simetris berat,
sering dengan keterlibatan batang tubuh.Serangan ringan bisa sering dan hanya melibatkan
suatu kelompok otot pentig, dan bisa unilateral, parsial, atau monomelic.Hal ini bisa
mempengaruhi kaki secara predominan; kadang – kadang, otot ektensor dipengaruhi lebih
dari fleksor.Durasi bervariasi dari beberapa jam sampai hampir 8 hari tetapi jarang lebih dari
72 jam. Serangannya intermiten dan infrekuen pada awalnya tetapi bisa meningkat
frekuensinya sampai serangan terjadi hampir setiap hari. Frekuensi mulai berkurang oleh usia
30 tahun;hal ini jarang terjadi setelah umur 50 tahun.4
Bartter Sindrom atau Gitelman Sindrom
Ekresi kalium dalam urin tinggi di di sertai alkalosis metabolik dan tekanan darah yang
rendah yang merupakan ciri khas dari petanda sindrom ini.4
Hipokalsemia
Kebas dengan kesemutan jari dan region sirkumoral, refleks hiperaktif, kram otot dan
kejang.Hipokalsemia kronis dapat terjadi fraktur tulang karena osteoporosis tulang. Kadar
Kalsium Serum Total kurang dari 8,5 mg/dl dan perlu diawasi dengan albumin serum,
Kalsium Serum Terionisasi kurang dari 4,5 mg/dl, hormon paratiroid meningkat (normal
150-350 pg/ml, dan kadar magnesium dan fosfor diperiksa untuk mengidentifikasi penyebab
potensial hipokalsemia.Pada EKG terjadi Torsades de pointes (Takikardi karena ketidak
seimbangan Ca-K-Mg) - Interval QT memanjang dan elongasi segmen ST.4
Working Diagnosis
Hipokalemia
Kalium merupakan kation yang memiliki jumlah yang sangat besar di dalam tubuh dan
terbanyak di dalam intrasel. Kalium berperan dalam sintesis protein, kontraksi otot, konduksi
saraf, pengeluaran hormone, transport cairan dan perkembangan janin. Kadar kalium plasma
kurang dari 3,5 meq/L di sebut hipokalemia dan kadar lebih dari 5 meq/L disebut hiperkalemia.3
Penyebab hipokalemia dapat di sebakan oleh asupan kalium yang kurang, pengeluaran
kalium yang berlebihan melalui saluran cerna, keringat dan ginjal, kalium masuk ke dalam sel.
Pengeluaran kalium yang berlebihan dari saluran cerna antara lain muntah, selang nasogastrik,
diare atau pemakaian pencahar. Gejala klinis pada hipokalemia adalah kelemahan otot, perasaan
lelah, nyeri otot, retless legs syndrome merupakan gejala pada otot yang timbul akibat kadar
kalium yang kurang dari 3 meq/L, penurunan yang berat akan menyebabkan
kelumpuhan.Aritmia berupa timbulnya fibrilasi atrium, takikardi ventrikuler merupakan efek dari
hipokalemia pada jantung. Hipokalemia juga akan meningkatkan produksi NH4 dan produksi
bikarbonat di tubulus proksimal yang akan menimbulkan alkalosis metabolic. Meningkatnya
NH4 (ammonia) dapat mencetuskan koma pada pasien dengan gangguan fungsi hati.5
Diagnosa pada hipokalemia
Pada keadaan normal hipokalemia akan menyebabkan ekskresi kalium melalui ginjal
turun hingga kurang dari 25 meq/L per hari sedang ekskresi kalium dalam urin lebih 40 meq/L
per hari menandakan adanya pembuangan kalium berlebihan melalui ginjal. Ekskresi kalium
yang rendah melalui ginjal dengan disertai asidosis metabolic merupakan petanda adanya
pembuangan kalium berlebihan melalui saluran cerna seperti diare akibat infeksi atau
penggunaan pencahar. Ekskresi kalium yang berlebihan melalui ginjal dengan disertai asidosis
metabolic merupakan petanda adanya ketoasidosis diabetic atau adanya RTA ( renal tubular
acidosis) baik yang distal atau proksimal. Ekskresi kalium dalam urin rendah disertai alkalosis
metabolic, petanda dari muntah kronik atau pemberian diuretic lama.5
Etiologi
Penyebab hipokalemia dapat dibagi sebagai berikut3,4
a. Asupan kalium yang kurang
Pasien sakit berat yang tidak dapat makan dan minum melalui mulut selama beberapa
hari tanpa penambahan suplemen K+ dalam cairan infusnya. Juga karena kelaparan ,
hanya makan roti panggang dan teh serta alkoholisme.
b. Pengeluaran kalium yang berlebihan melalui saluran cerna
Muntah yang berkepanjangan dan penyedotan nasogastrik , diare , penyalahgunaan
laksatif kronis , ileostomi , fistula , adenoma vilosa kolon.
c. Pengeluaran kalium melalui ginjal
Obat – obat diuretik ( tiazid , furosemid ) , beberapa penyakit ginjal ( fase penyembuhan
dieresis dari gagal ginjal akut , asidosis tubulus ginjal / RTA ) , asidosis diabetik yang
menyebabkan dieresis osmotik , tahap penyembuhan dari luka bakar berat , efek
mineralokortikoid yang berlebihan ( hiperaldosteronisme primer atau sekunder , defisit
volume ECF , sindroma Cushing , pengobatan kortikosteroid , ingesti licorice yang
memiliki aktivitas mirip aldosteron , menelan tembakau kunyah karena mengandung
licorice dalam jumlah besar ) , antibiotika , deplesi magnesium
d. Pengeluaran kalium melalui keringat
e. Kalium masuk ke dalam sel
Alkalosis metabolik , penanganan ketoasidosis diabetik dengan insulin dan
glukosa.Pengeluaran kalium yang berlebihan dari saluran cerna antara lain muntah ,
selang nasogastrik , diare atau pemakaian pencahar.
Epidemiologi
Hipokalemia pada Anak
Hipokalemia pada anak juga merupakan gangguan elektrolit yang lazim dijumpai dan
memiliki manifestasi beragam serta serius, seperti kelumpuhan otot, ileus paralitik, kelumpuhan
otot pernapasan, aritmia jantung, dan bahkan henti jantung.4
Dari suatu kajian prospektif terhadap 1350 anak yang dirawat-inap, diagnosis
hipokalemia dipikirkan pada setiap anak dengan diare akut dan kronik dengan gambaran klinik
leherterkulai.4
Sebanyak 38 anak didiagnosis sebagai hipokalemia, dengan gejala bervariasi sebagai berikut;
Sebanyak 85% dari anak yang hipokalemia tersebut mengidap malnutrisi dan 50% di
antaranya dikategorikan malnutrisi berat.Berbagai etiologi hipokalemia mencakup gastroenteritis
akut dan kronik, renal tubular asidosis, bronkopneumonia, serta penggunaan diuretik.Pemberian
kalium oral (20 mEq/L) pada kasus ringan dan infus intravena 40 mEq/L pada kasus berat,
diketahui aman dan efektif mengatasi hipokalemia. 4
Hipokalemia pada Pasien Bedah
Hipokalemia lazim dijumpai pada pasien bedah. K+ < 2,5 mmol/L berbahaya dan perlu
tatalaksana segera sebelum pembiusan serta pembedahan. Defisit 200—400 mmol perlu untuk
menurunkan K+ dari 4 ke 3 mmol/L. Demikian juga defisit serupa menurunkan K+ dari 3 ke 2
mmol/L.4
Gejala Klinis
Gejala awal tak jelas: lelah; tidak enak badan, kelemahan pada otot generalisata, perasaan
lelah , nyeri otot , restless legs syndrome merupakan gejala pada otot yang timbul pada kadar
kalium kurang dari 3 meq/ L. Penurunan yang lebih berat dapat menimbulkan kelumpuhan atau
rabdomiolisis. Disfungsi otot polos saluran cerna mengakibatkan berkurangnya motilitas usus
besar yang akan berlanjut menjadi ileus paralitik dan distensi abdomen ( kembung ). Parestesia
dan hilangnya refleks tendon dalam adalah tanda – tanda lainnya.1,3
Aritmia berupa timbulnya fibrilasi atrium , takikardia ventricular merupakan efek hipokalemia
pada jantung. Hal ini terjadi akibat perlambatan repolarisasi ventrikel pada keadaan hipokalemi
yang menimbulkanpeningkatan arus re – entry.Tekanan darah dapat meningkat pada keadaan
hipokalemia dengan mekanisme yang tak jelas. Hipokalemia dapat menimbulkan gangguan
toleransi glukosa dan gangguan metabolisme protein.1,3
Efek hipokalemia pada ginjal berupa timbulnya vakuolisasi pada tubulus proksimal dan
distal.Juga terjadi gangguan pemekatan urin sehingga menimbulkan poliuria dan polidipsia.
Hipokalemia juga akan meningkatkan produksi NH4 dan produksi bikarbonat di tubulus
proksimal yang akan menimbulkan alkalosis metabolik. Meningkatnya NH4
( ammonia ) dapat mencetuskan koma pada pasien dengan gangguan fungsi hati.1,3
Patofisiologi
a. Perpindahan Trans-selular
Hipokalemia bisa terjadi tanpa perubahan cadangan kalium sel. Ini disebabkan faktor-
faktor yang merangsang berpindahnya kalium dari intravaskular ke intraseluler, antara lain beban
glukosa, insulin, obat adrenergik, bikarbonat, dsb. Insulin dan obat katekolamin simpatomimetik
diketahui merangsang influks kalium ke dalam sel otot. Sedangkan aldosteron merangsang
pompa Na+/K+ ATP ase yang berfungsi sebagai antiport di tubulus ginjal. Efek perangsangan ini
adalah retensi natrium dan sekresi kalium.5
Pasien asma yang dinebulisasi dengan albuterol akan mengalami penurunan kadar K serum
sebesar 0,2—0,4 mmol/L2,3, sedangkan dosis kedua yang diberikan dalam waktu satu jam akan
mengurangi sampai 1 mmol/L3. Ritodrin dan terbutalin, yakni obat penghambat kontraksi uterus
bisa menurunkan kalium serum sampai serendah 2,5 mmol per liter setelah pemberian intravena
selama 6 jam. 5
Teofilin dan kafein bukan merupakan obat simpatomimetik, tetapi bisa merangsang
pelepasan amina simpatomimetik serta meningkatkan aktivitas Na+/K+ ATP ase. Hipokalemia
berat hampir selalu merupakan gambaran khas dari keracunan akut teofilin. Kafein dalam
beberapa cangkir kopi bisa menurunkan kalium serum sebesar 0,4 mmol/L. Karena insulin
mendorong kalium ke dalam sel, pemberian hormon ini selalu menyebabkan penurunan
sementara dari kalium serum. Namun, ini jarang merupakan masalah klinik, kecuali pada kasus
overdosis insulin atau selama penatalaksanaan ketoasidosis diabetes. 5
b. Deplesi Kalium
Hipokalemia juga bisa merupakan manifestasi dari deplesi cadangan kalium tubuh.
Dalam keadaan normal, kalium total tubuh diperkirakan 50 mEq/kgBB dan kalium plasma 3,5--5
mEq/L. Asupan K+ yang sangat kurang dalam diet menghasilkan deplesi cadangan kalium
tubuh. Walaupun ginjal memberi tanggapan yang sesuai dengan mengurangi ekskresi K+,
melalui mekanisme regulasi ini hanya cukup untuk mencegah terjadinya deplesi kalium
berat.Pada umumnya, jika asupan kalium yang berkurang, derajat deplesi kalium bersifat
moderat.Berkurangnya asupan sampai <10 mEq/hari menghasilkan defisit kumulatif sebesar 250
s.d. 300 mEq (kira-kira 7-8% kalium total tubuh) dalam 7—10 hari4.Setelah periode tersebut,
kehilangan lebih lanjut dari ginjal minimal.Orang dewasa muda bisa mengkonsumsi sampai 85
mmol kalium per hari, sedangkan lansia yang tinggal sendirian atau lemah mungkin tidak
mendapat cukup kalium dalam diet mereka. 5
c. Kehilangan K+ Melalui Jalur Ekstra-renal
Kehilangan melalui feses (diare) dan keringat bisa terjadi bermakna.Pencahar dapat
menyebabkan kehilangan kalium berlebihan dari tinja.Ini perlu dicurigai pada pasien-pasien
yang ingin menurunkan berat badan. Beberapa keadaan lain yang bisa mengakibatkan deplesi
kalium adalah drainase lambung (suction), muntah-muntah, fistula, dan transfusi eritrosit.5
d. Kehilangan K+ Melalui Ginjal
Diuretik boros kalium dan aldosteron merupakan dua faktor yang bisa menguras cadangan
kalium tubuh. Tiazid dan furosemid adalah dua diuretik yang terbanyak dilaporkan menyebabkan
hipokalemi.5
Manifestasi Klinis
Asupan berkurang: asupan K+ normal adalah 40—120 mmol/hari. Umumnya ini
berkurang pada pasien bedah yang sudah anoreksia dan tidak sehat.Meningkatnya influks K+ ke
dalam sel: alkalosis, kelebihan insulin, -agonis, stress, dan hipotermia. Semuanya menyebabkan
pergeseran K+ ke dalam sel. Tidak akan ada deplesi K+ sejati jika ini adalah satu-satunya
penyebab.Kehilangan berlebihan dari saluran cerna: muntah-muntah, diare, dan drainase adalah
gambaran khas seorang pasien sebelum dan setelah pembedahan abdomen. Penyalahgunaan
pencahar pada usia lanjut biasa dilaporkan dan bisa menyebabkan hipokalemia pra-bedah.6
Kehilangan berlebihan dari urin: hilangnya sekresi lambung, diuretik, asidosis metabolik,
Mg++ rendah, dan kelebihan mineralokortikoid menyebabkan pemborosan K+ ke urin.
Mekanisme hipokalemia pada kehilangan cairan lambung bersifat kompleks.Bila cairan lambung
hilang berlebihan (muntah atau via pipa nasogastrik), NaHCO3 yang meningkat diangkut ke
tubulus ginjal.Na+ ditukar dengan K+ dengan akibat peningkatan ekskresi K+.Kehilangan K+
melalui ginjal sebagai respons terhadap muntah adalah faktor utama yang menyebabkan
hipokalemia.Ini disebabkan kandungan K+ dalam sekresi lambung sedikit.Asidosis metabolik
menghasilkan peningkatan transpor H+ ke tubulus. H+ bersama K+ bertukar dengan Na+ ,
sehingga ekskresi K+ meningkat 6
Penatalaksanaan
Sebelum merawat kehilangan kalium pada pasien atasi gejala diare dan dehidrasi pasien
dahulu kemudian diperbaiki gangguan elektrolit kaliumnya. Untuk boleh memperkirakan jumlah
kalium pengganti yang boleh diberikan, perlu disingkirkan dulu faktor-faktor selain deplesi
kalium yang boleh menyebabkan hipokalemia, misalnya insulin dan obat-obatan. Status asam-
basa mempengaruhi kadar kalium serum.7
a. Jumlah Kalium
Walaupun perhitungan jumlah kalium yang dibutuhkan untuk mengganti kehilangan tidak
rumit, tidak ada rumus baku untuk menghitung jumlah kalium yang dibutuhkan pasien. Namun,
40-100 mmol K+ suplemen biasa diberikan pada hipokalemia moderat dan berat.
Pada hipokalemia ringan (kalium 3,0-3,5 mEq/L) diberikan KCl oral 20 mmol per hari
dan pasien dianjurkan banyak makan makanan yang mengandung kalium. KCl oral kurang
ditoleransi pasien karena iritasi lambung. Makanan yang mengandung kalium cukup banyak
dan menyediakan 60 mmol kalium. 7
b. Kecepatan Pemberian Kalium Intravena
Kecepatan pemberian tidak boleh dikacaukan dengan dosis. Jika kadar serum lebih dari
2 mEq/L, maka kecepatan lazim pemberian kalium adalah 10 mEq/jam dan maksimal 20
mEq/jam untuk mencegah terjadinya hiperkalemia. Pada anak, 0,5-1,0 mEq/kg/dosis dalam 1
jam. Dosis tidak boleh melebihi dosis maksimum dewasa. 7
Pada kadar kurang dari 2 mEq/L, bisa diberikan kecepatan 40 mEq/jam melalui vena
sentral dan monitoring ketat di ICU. Untuk koreksi cepat ini, KCl tidak boleh dilarutkan
dalam larutan dekstrosa karena justru mencetuskan hipokalemia lebih berat. 7
c. Koreksi Hipokalemia Perioperatif7
KCl biasa digunakan untuk menggantikan defisiensi K+, karena juga biasa disertai
defisiensi Cl-.
Jika penyebabnya diare kronik, KHCO3 atau kalium sitrat mungkin lebih sesuai.
Terapi oral dengan garam kalium sesuai jika ada waktu untuk koreksi dan tidak ada
gejala klinik.
Penggantian 40-60 mmol K+ menghasilkan kenaikan 1,0-1,5 mmol/L dalam K+ serum,
tetapi ini sifatnya sementara karena K+ akan berpindah kembali ke dalam sel.
Pemantauan teratur dari K+ serum diperlukan untuk memastikan bahwa defisit
terkoreksi.
d. Kalium iv7
KCl sebaiknya diberikan iv jika pasien tidak bisa makan dan mengalami hipokalemia
berat.
Secara umum, jangan tambahkan KCl ke dalam botol infus. Gunakan sediaan siap-pakai
dari pabrik. Pada koreksi hipokalemia berat (kurang dari 2 mmol/L), sebaiknya gunakan
NaCl, bukan dekstrosa. Pemberian dekstrosa bisa menyebabkan penurunan sementara
K+ serum sebesar 0,2-1,4 mmol/L karena stimulasi pelepasan insulin oleh glukosa.
Infus yang mengandung KCl 0,3% dan NaCl 0,9% menyediakan 40 mmol K+ /L. Ini
harus menjadi standar dalam cairan pengganti K+.
Volume besar dari normal saline bisa menyebabkan kelebihan beban cairan. Jika ada
aritmia jantung, dibutuhkan larutan K+ yang lebih pekat diberikan melalui vena sentral
dengan pemantauan EKG. Pemantauan teratur sangat penting. Pikirkan masak-masak
sebelum memberikan lebih dari 20 mmol K+/jam.
Konsentrasi K+ lebih dari 60 mmol/L sebaiknya dihindari melalui vena perifer, karena
cenderung menyebabkan nyeri dan sklerosis vena.
e. Diet Kalium
Diet yang mengandung cukup kalium pada orang dewasa rata-rata 50-100 mEq/hari
(contoh makanan yang tinggi kalium termasuk kismis, pisang, aprikot, jeruk, advokat,
kacang-kacangan, dan kentang).7
Prognosis
Tidak banyak gangguan metabolisme cairan dan elektrolit sering ditemukan dalam klinik
atau dapat mengancam jiwa seperti halnya gangguan dalam keseimbangan kalium. Efek
pengaturan kritis kalium pada penghataran neuromuskular, terutama pada konduksi jantung
merupakan penyebab fatal atau hampir fatal yang menyertai hipokalemia atau hiperkalemia.4
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang mengandung kalium
secukupnya.6
Komplikasi
Dapat terjadi Infark Miokardium (IM) yaitu Aritmia (ekstrasistol atrial atau ventrikel) dapat
terjadi pada keadaan hipokalemia terutama bila mendapat obat digitalis, ileus paralitik,
kelemahan otot sampai kuadriplegia, hipotensi ortostatik ,paralisis, hiporefleksi, dan
rabdomiolisis.4
Kesimpulan
Pada kasus seorang wanita 30 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan kelemahan
kedua tungkai sejak 1 hari yang lalu. Keluhan di sertai dengan nyeri otot dan badan terasa
lemas.Sejak 3 hari yang lalu mengeluh diare 10x/hari, mengalami hipokalemia yang disebabkan
oleh diare.Diare yang terjadi mengakibatkan meningkatan motilitas menyebabkan banyak air dan
elektrolit keluar atau terbuang karena waktu yang tersedia untuk penyerapan zat-zat tersebut di
kolon berkurang.Sehingga terjadi gangguan keseimbangan air dan elektrolit didalam tubuh.
Daftar Pustaka
1. Gleadle J. Anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta. EMS. Cetakan pertama; 2007. h.
11-16.
2. Grace PA, Borley NR. At a Glance ilmu bedah. Jakarta. EMS. Edisi ketiga; 2006. h. 45
3. Hidayat AA. Ketrampilan dasar praktik klinik. Jakarta. Salemba Medika. Cetakan
Pertama; 2008 h. 120
4. Sacher RA, Mcpherson RA. Pemeriksaan laboratorium. Jakarta. EGC. Cetakan pertama;
2004. h. 326-7
5. Madjid A. Gangguan keseimbangan air dan elektrolit dan asam basa. Jakarta. Balai
penerbit FKUI. Edisi Kedua; 2008.h.84-108
6. Isselbacher, Braundwald E, Wilson JD, Martin JB, Fauci AS. Prinsip-prinsip ilmu
penyakit dalam. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2003 .h.272-303
7. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit
dalam. Edisi ke 5. Jakarta : Internapublishing ; 2009 .h.935