hipokalemia

5
HIPOKALEMIA Hipokalemia adalah suatu keadaan apabila kadar Kalium (K) dalam darah < 3,5 mEq/L 1,2 A. Epidemiologi 3 Ditemukan pada sekitar 20% pasien yang dirawat di rumah sakit dan pada sekitar 10-40% pasien yang mendapatkan terapi obat diuretik B. Manifestasi Klinis 3,4 Manifestasi klinisnya bervariasi, tergantung dari kadar kalium dalam darah. Pada kadar kalium 3-3,5 mEq/L gejalanya asimptomatik, kadar 2,5-3 mEq/L didapatkan adanya gejala nonspesifik (lemah, lesu, konstipasi), kadar 2-2,5 mEq/L bisa didapatkan adanya nekrosis pada otot dan kadar kalium dibawah 2 mEq/L bisa didapatkan adanya ascending paralysis yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi respirasi. Pada pasien yang tidak mempunyai kelainan jantung yang mendasari, biasanya kelainan konduksi jantung akibat hipokalemia jarang terjadi, walaupun kadar kalium dalam darah <3 mEq/L. Sebaliknya, pada pasien dengan kelainan jantung (iskemia, hipertrofi) keadaan hipokalemia yang ringan sampai sedang sudah dapat menyebabkan terjadinya aritmia. C. Diagnosis 1. Anamnesis 1-4 Riwayat pengggunaan obat-obatan (tabel 1) Adanya riwayat muntah, diare dan kehilangan keringat yang berlebihan Tabel 1. Penyebab kehilangan kalium dari ginjal 2 Obat-obatan Diuretik Thiazide Loop diuretik Osmotik diuretik Antibiotik

Upload: nuradi-irwan

Post on 25-Jul-2015

79 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: hipokalemia

HIPOKALEMIA

Hipokalemia adalah suatu keadaan apabila kadar Kalium (K) dalam darah < 3,5 mEq/L1,2

A. Epidemiologi3

Ditemukan pada sekitar 20% pasien yang dirawat di rumah sakit dan pada sekitar 10-40% pasien yang mendapatkan terapi obat diuretik

B. Manifestasi Klinis3,4

Manifestasi klinisnya bervariasi, tergantung dari kadar kalium dalam darah. Pada kadar kalium 3-3,5 mEq/L gejalanya asimptomatik, kadar 2,5-3 mEq/L didapatkan adanya gejala nonspesifik (lemah, lesu, konstipasi), kadar 2-2,5 mEq/L bisa didapatkan adanya nekrosis pada otot dan kadar kalium dibawah 2 mEq/L bisa didapatkan adanya ascending paralysis yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi respirasi.Pada pasien yang tidak mempunyai kelainan jantung yang mendasari, biasanya kelainan konduksi jantung akibat hipokalemia jarang terjadi, walaupun kadar kalium dalam darah <3 mEq/L. Sebaliknya, pada pasien dengan kelainan jantung (iskemia, hipertrofi) keadaan hipokalemia yang ringan sampai sedang sudah dapat menyebabkan terjadinya aritmia.

C. Diagnosis1. Anamnesis1-4

Riwayat pengggunaan obat-obatan (tabel 1)Adanya riwayat muntah, diare dan kehilangan keringat yang berlebihan

Tabel 1. Penyebab kehilangan kalium dari ginjal2

Obat-obatanDiuretik

ThiazideLoop diuretikOsmotik diuretik

AntibiotikPenisilin dan analognyaAmphotericin BAminoglycosides

HormonAldosteronGlukokortikoid

BikarbonaturiaAsidosis tubulus renalis distalPengobatan asidosis tubulus renalis proksimalFase koreksi pada asidosis metabolik

Defisiensi magnesium

Page 2: hipokalemia

Penyebab lain yang jarangCisplatinInhibitor karbonik anhidraseTolueneLeukemiaFase diuretik pada tubular nekrosis akut

Defek intrinsik pada transport di ginjalSindroma Bartter’sSindroma Gitelman’sSindroma Liddle’s

2. Pemeriksaan Fisis5,6

Terdapat kelemahan pada sistem otot skelet, serabut otot halus, dan otot jantung. Kelemahan otot ini dimulai pada otot ekstremitas bawah sebelum berlanjut pada otot leher dan otot pernafasan. Ileus paralitik dan refleks dilatasi gaster terjadi karena kelemahan serabut otot halus.Bila hipokalemia terjadi lama, bisa didapatkan gangguan ginjal yang hampir sama dengan gejala pielonefritis kronik.

3. Pemeriksaan Penunjang1,5-7

Kadar K darah < 3,5 mEq/LEKG: Depresi gelombang T atau T wave flattening, depresi segmen ST, gelombang U, pemanjangan PR atau QT interval

D. Klasifikasi3,4

1. Ringan : kadar kalium 3-3,5 mEq/L2. Sedang : kadar kalium 2,5-3 mEq/L3. Berat : kadar kalium <2,5 mEq/L

E. Terapi1,3,4,8

Pemberian Kalium (dengan dilakukan monitoring kadar kalium darah)1. Bila kadar K darah < 2,5 mEq/L dengan gejala, diberikan larutan KCl 7,46%

i.v. dengan dosis 0,5-1 mEq/kgBB dalam 1-2 jam (maksimal 40 mEq) dengan dilakukan “monitoring ritme jantung di ruang intensif”

2. Bila kadar K darah < 2,5 mEq/L tanpa gejala, diberikan larutan KCl 7,46% i.v. dengan dosis 0,5-1,2 mEq/kgBB/hari selama 1-3 hari (tergantung jumlah defisit) dengan dosis tidak boleh melebihi 40 mEq KCl/L

3. Apabila kadar K 2,5-3,5 mEq/L (dengan atau tanpa gejala) diberikan KCl p.o. dengan dosis 1-4 mEq/kgBB/hari dibagi 2-4 dosis (40 mEq K = 3 gram KCl)

F. Prognosis9

Baik apabila dilakukan kontrol yang adekuat terhadap kadar kalium darah serta mengobati penyakit yang mendasarinya.

Page 3: hipokalemia

DAFTAR PUSTAKA

1. Ingram TC, Olsson JM. In Brief : Hypokalemia. Pediatr Rev. 2008;29(9):e50-1.2. Wingo CS, Weiner ID. Hypokelemia-Consequences, Causes and Correction. J Am

Soc Nephrol. 1997;8(7):1179-87.3. Gennari FJ. Current Concepts Hypokalemia. N Engl J Med. 1998;339(7):452-58.4. Dickerson RN. Guidelines for the Intravenous Management of

Hypophosphatemia, Hypomagnesemia, Hypokalemia and Hypocalcemia. Hospital pharmacy. 2001;36:1201-08.

5. Brem AS. Disorders of potassium homeostasis. Fluid and electrolyte therapy. Ped Clin North Am. 1990;37:419-37.

6. Winters RW. Disorders of potassium metabolism. Principles of pediatric fluid therapy. Edisi ke-2. Boston: Little, Brown & Co; 1982.

Page 4: hipokalemia

7. Emergency Treatment of the Hypokalemic Paralytic Attack (diunduh 29 November 2011). Tersedia dari: www.hkpp.org/ER-hypokpp.com.

8. Custer JW, Rau RE. The Harriet Lane Handbook. Edisi ke-18. Philadelphia:Mosby-Elsevier;2009.

9. Hypokalemia (diunduh 29 November 2011). Tersedia dari: www.razianesth.freeservers.com/ Hypokalemia.htm.