hipertensi yg bener

69
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 60 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Lanjut usia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari dari usia manusia sebagai makhluk hidup yang terbatas oleh suatu putaran alam dengan batas usia 60 tahun / lebih. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terdapat pada usia pertengahan atau lebih, yang ditandai dengan tekanan darah lebih dari normal. Hipertensi menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang mengakibatkan makin meningkatnya tekanan darah. Dari banyak penelitian epidemiologi didapatkan bahwa dengan meningkatnya umur hipertensi menjadi masalah pada lansia karena sering ditemukan pada lansia. Pada lansia hipertensi menjadi faktor utama payah jantung dan penyakit jantung koroner. Lebih dari separuh kematian di atas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan serebrovaskular. Secara nyata kematian akibat stroke dan morbiditas penyakit kardiovaskuler menurun dengan pengobatan hipertensi 1

Upload: ngurah-aditya

Post on 21-Dec-2015

50 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

hipertensi

TRANSCRIPT

Page 1: hipertensi yg bener

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang

bersangkutan mencapai umur 60 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah

sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Lanjut

usia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari dari usia manusia sebagai

makhluk hidup yang terbatas oleh suatu putaran alam dengan batas usia 60 tahun / lebih.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran

darah yang sering terdapat pada usia pertengahan atau lebih, yang ditandai dengan tekanan

darah lebih dari normal. Hipertensi menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang

mengakibatkan makin meningkatnya tekanan darah.

Dari banyak penelitian epidemiologi didapatkan bahwa dengan meningkatnya umur

hipertensi menjadi masalah pada lansia karena sering ditemukan pada lansia. Pada lansia

hipertensi menjadi faktor utama payah jantung dan penyakit jantung koroner. Lebih dari

separuh kematian di atas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan

serebrovaskular. Secara nyata kematian akibat stroke dan morbiditas penyakit

kardiovaskuler menurun dengan pengobatan hipertensi

2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana definisi dari hipertensi pada lansia?

2. Apa penyebab terjadinya hipertensi pada lansia?

3. Bagaimana patofisiologi hipertensi pada lansia?

4. Bagaimana askep lansia dengan hipertensi?

3. TUJUAN

1. Mengetahui definisi dari hipertensi pada lansia

2. Dapat menjelaskan penyebab terjadinya hipertensi pada lansia.

3. Mampu menjelaskan patofisiologi hipertensi pada lansia

4. Mengetahui askep lansia dengan hipertensi

1

Page 2: hipertensi yg bener

4. MANFAAT

1. Memahami  definisi dari hipertensi pada lansia

2. Memahami  penyebab terjadinya hipertensi pada lansia.

3. Memahami  patofisiologi hipertensi pada lansia

4. Memahami askep lansia dengan hipertensi

2

Page 3: hipertensi yg bener

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. DEFINISI HIPERTENSI

Hipertensi atau tekanan darah tingi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan

darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode. Hal ini

terjadi bila arteriole-arteriole konstriksi. Kontriksi arteriole membuat darah sulit mengalir

dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah bebah kerja

jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh

darah.

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,

hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90

mmHg. (Smeltzer,2001). Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas

160 / 95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.

2. KLASIFIKASI HIPERTENSI

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2

golongan besar yaitu :

Hipertensi essensial (hipertensi primer)

Yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Merupakan 90% dari seluruh

kasus hipertensi. Beberapa faktor diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi

esensial seperti berikut.

a. Genetik: individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, berisiko

tinggi untuk mendapatkan penyakit.

b. Jenis kelamin dan usia : laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca-

menopause berisiko tinggi untuk mengalami hipertensi.

c. Diet : konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan

dengan berkembangnya hipertensi.

3

Page 4: hipertensi yg bener

d. Berat badan : obesitas (>25% di atas BB ideal) dikaitkan dengan berkembangnya

hipertensi.

e. Gaya hidup : merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah,

bila gaya hidup menetap.

Hipertensi sekunder

Yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain, merupakan 10 % dari seluruh

kasus hipertensi yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah karena suatu

kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid. Faktor

pencetus munculnya hipertensi sekunder antara lain : penggunaan kontrasepsi oral,

coarctation aorta, neurogenik (tumor otak, ensefalitis, gangguan psikiatris), kehamilan,

peningkatan volume intravaskular, luka bakar dan stres.

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas : (Darmojo, 1999)

·      Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau

tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.

·     Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan

tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

3. ETIOLOGI

Hipertensi pada lansia dapat disebabkan oleh interaksi bermacam-macam faktor, antara lain:

·      Kelelahan

·      Proses penuaan

·      Keturunan                     

·      Diet yang tidak seimbang

·      Stress                           

·      Sosial budaya

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan–perubahan

pada :

·      Elastisitas dinding aorta menurun

·      Katub jantung menebal dan menjadi kaku

4

Page 5: hipertensi yg bener

·     Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20

tahun. Kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya

kontraksi dan volumenya.

·     Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas

pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.

·      Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian

telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor

tersebut adalah sebagai berikut :

·      Faktor keturunan

Menurut data dari statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih

besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi

·      Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:

a.    Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)

b.    Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)

c.    Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)

·      Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :

a.    Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)

b.    Kegemukan atau makan berlebihan

c.    Stress

d.   Merokok

e.    Minum alcohol

f.     Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :

a. Glomerulonefritis

b. Pielonefritis

c. Nekrosis tubular akut

d. Tumor

e. Vascular

5

Page 6: hipertensi yg bener

f. Aterosklerosis

g. Hiperplasia

h. Trombosis

i. Aneurisma

j. Emboli kolestrol

k. Vaskulitis

l. Kelainan endokrin

m. DM

n. Hipertiroidisme

o. Hipotiroidisme

p. Saraf

q. Stroke

r. Ensepalitis

s. SGB

t. Obat–obatan

u. Kontrasepsi oral

v. Kortikosteroid

4. FAKTOR PREDISPOSISI

Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti

umur, jenis kelamin, dan keturunan. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita

kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini

menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.

Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang

olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga

berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan

Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja

pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak

beraktivitas.

Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara

intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan

darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di

6

Page 7: hipertensi yg bener

masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat

dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di

kota.

Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi

dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi

dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi

esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume

darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang

mempunyai berat badan normal.

5. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala hipertensi pada lansia secara umum adalah :

a. Sakit kepala                          

b. Perdarahan hidung

c. Vertigo                                   

d. Mual muntah

e. Perubahan penglihatan            

f. Kesemutan pada kaki dan tangan

g. Sesak nafas                   

h. Kejang atau koma

i. Nyeri dada

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :

a. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan

darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti

hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

b. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri

kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang

mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

7

Page 8: hipertensi yg bener

Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita

hipertensi yaitu : mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah,

mual muntah, epistaksis, kesadaran menurun.

6. PATOFISIOLOGI

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak

dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf

simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla

spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan

dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia

simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang

serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya

noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti

kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang

vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun

tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah

sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan

tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang

menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang

dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin

merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,

suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh

korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,

menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan

keadaan hipertensi.

Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan

fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah

yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya

elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang

pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.

8

Page 9: hipertensi yg bener

Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi

volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan

curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).

Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”

disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff

sphygmomanometer (Darmojo, 1999).

9

Page 10: hipertensi yg bener

7. PATHWAY

10

Page 11: hipertensi yg bener

8. KOMPLIKASI

Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi menurut TIM

POKJA RS Harapan Kita (2003:64) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) adalah

diantaranya :

a. Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, transient ischemic

attack (TIA).

b. Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut

(IMA).

c. Penyakit ginjal seperti gagal ginjal.

d. Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, oedema pupil.

e. Kelumpuhan.

9. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Urinalisis dapat memperlihatkan protein, sel darah merah, atau sel darah putih, yang

menunjukkan adanya penyakit ginjal, atau glukosa, yang menunjukkan diabetes

melitus.

b. Urografi ekskretorik dapat memperlihatkan atrofi ginjal, yang menandakan penyakit

ginjal kronis. Satu ginjal yang lebih pendek 1,5 cm dari ginjal yang lainnya

menunjukkan penyakit ginjal unilateral.

c. Pemeriksaan darah yang menunjukkan kadar kalium serum di bawah 3,5 mEq/L

dapat menandakan adanya disfungsi adrenal (khusus hiperaldosteronisme). Kadar

nitrogen urea darah yang normal atau meningkat sampai lebih 20 g/dl dan kadar

kreatinin serum yang normal atau meningkat sampai lebih dari 1,5 mg/dl

menunjukkan adanya penyakit ginjal.

d. Elektrokardiografi dapat menunjukkan adanya hipertrofi ventrikular kiri atau

iskemia.

e. Sinar-X dada dapat memperlihatkan kardiomegali.

f. Oftalmoskopi memperlihatkan penorehan arteriovenosa dan pada edema enselopati

hipertensif.

g. Orak captopril challenge dapat dilakukan untuk memerikasa hipertensi

renovaskular. Pemeriksaan fungsional yang bersifat diagnostik ini bergantung pada

hambatan tiba-tiba pada sirkulasi angiotensin II oleh inhibitor enzim mengubah

angiotensin, yang memindahkan sokongan mayor untuk perfusi melalui ginjal yang

11

Page 12: hipertensi yg bener

mengalami stenosis. Ginjal yang iskemik secara tiba-tiba melepaskan renin dan

memperlihatkan penurunan nyata pada laju filtrasi glomerulus dan aliran darah

ginjal.

h. Arteriografi ginjal dapat menunjukkan stenosis arteri ginjal.

10. PENATALAKSANAAN

Pencegahan Primer

Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya hipertensi pada

anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan

dianjurkan untuk:

a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi

hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.

b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.

c. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.

d. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.  

Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi berupa:

a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan

tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.

b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan

stabil mungkin.

c. Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.

d. Batasi aktivitas.

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat

komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan

darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

Terapi tanpa Obat

Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai

tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :

12

Page 13: hipertensi yg bener

a. Diet

Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

1) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr

2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

3) Penurunan berat badan

4) Penurunan asupan etanol

5) Menghentikan merokok

b. Latihan Fisik

Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah dianjurkan untuk

penderita hipertensi. Macam olah raganya yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,

jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain.

Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 %

dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20

– 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan

paling baik 5 x perminggu.

c. Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

1). Tehnik Biofeedback

Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek

tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak

normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik

seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan

dan ketegangan.

2). Tehnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi

ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar

membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.

13

Page 14: hipertensi yg bener

d. Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan)

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien

tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan

hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi

juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat

bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.

Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (JOINT

NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF

HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta,

antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan

memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.

Pengobatannya meliputi :

Step 1

Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor.

Step 2

Alternatif yang bisa diberikan :

a. Dosis obat pertama dinaikkan.

b. Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama.

c. Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca

antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator.

Step 3 :

Alternatif yang bisa ditempuh :

a. Obat ke-2 diganti.

b. Ditambah obat ke-3 jenis lain.

14

Page 15: hipertensi yg bener

Step 4  

Alternatif pemberian obatnya :

a. Ditambah obat ke-3 dan ke-4

b. Re-evaluasi dan konsultasi

c. Follow Up untuk mempertahankan terapi

d. Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan

komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (perawat,

dokter) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.

15

Page 16: hipertensi yg bener

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Aktifitas/ istirahat

Gejala    :  Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton

Tanda    : Frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea

b. Sirkulasi

Gejala    : Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner aterosklerosis.

Tanda    : Kenaikan tekanan darah, tachycardi, disrythmia, denyutan nadi jelas, bunyi

jantung  murmur, distensi vena jugularis

c. Integritas Ego

Gejala    : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor

stress multiple (hubungan, keuangan, pekerjaan)

Tanda    : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan yang

meledak, otot muka tegang (khususnya sekitar mata), peningkatan pola

bicara

d. Eliminasi

Gejala    : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat penyakit

ginjal ), obstruksi.

Tanda : BB normal atau obesitas, edema, kongesti vena, peningakatan JVP,

glikosuria.

e. Makanan/ cairan

Gejala    : Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol), mual,

muntah, perubahan berat badan (naik/ turun), riwayat penggunaan diuretik.

Tanda    : Berat badan normal atau obesitas, adanya oedem.

f. Neurosensori

Gejala    :  Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipital, gangguan penglihatan.

Tanda    :  Status mental: orientasi, isi bicara, proses berpikir,memori, perubahan retina

optik. Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman tangan.

g. Nyeri/ ketidaknyamanan

Gejala    : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri abdomen/ masssa.

16

Page 17: hipertensi yg bener

h. Pernafasan

Gejala    : Dyspnea yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja, tacyhpnea, batuk dengan/

tanpa sputum, riwayat merokok.

Tanda    :  Bunyi nafas tambahan, cyanosis, distress respirasi/ penggunaan alat bantu

pernafasan.

i. Keamanan

Gejala    : Gangguan koordinasi, cara berjalan.

Tanda : Episode parestesia unilateral transien.

j. Pembelajaran / Penyuluhan

Gejala :

- Faktor resiko keluarga, hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM, penyakit

serebrovaskuler, ginjal.

- Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain, penggunaan

obat/alkohol.

Studi Diagnostik

1) Hitung darah lengkap (Complete Blood cells Count) meliputi pemeriksaan

hemoglobin, hematokrit untuk menilai viskositas dan indikator faktor resiko sepeti

hiperkoagulabilitas, anemia.

2) Kimia darah.

a. BUN, kreatinin: peningkatan kadar menandakan penurunan perfusi atau faal

renal.

b. Serum glukosa: hiperglisemia (diabetes melitus adalah presipitator hipertensi)

akibat dari peningkatan kadar katekolamin.

c. Kadar kolesterol atau trigliserida: peningkatan kadar mengindikasikan

predisposisi pembentukkan plaque antheromatus.

d. Kadar serum aldosteron: menilai adanya aldosteronisme primer.

e.Studi tiroid (T3 dan T4): menilai adanya hipertiroidisme yang berkontribusi

terhadap vasokontriksi dan hipertensi.

f. Asam urat: hiperuricemia merupakan implikasi faktor risiko hipertensi.

17

Page 18: hipertensi yg bener

3) Elektrolit

a. Serum potasium atau kalium (hipokalemia mengindikasikan adanya

aldosteronisme atau efek samping terapi diuretik).

b. Serum kalsium bila meningkat berkontribusi terhadap hipertensi.

4) Urine

a. Analisis urine adanya darah, protein, glukosa dalam urine mengindikasikan

disfungsi renal dan diabetes.

b. Urine VMA (catecholamine metabolite): peningktan kadar mengindikasikan

adanya pheochromacytoma.

c. Steroid urine: peningkatan kadar mengindikasikan hiperadrenalisme,

pheochromacytoma, atau disfungsi pituitary, Sindrom Cushing’s, kadar renin

juga meningkat.

5) Radiologi

a. Intra venous Pyelografi (IVP): mengindentifikasi penyebab hipertensi seperti

renal pharenchymal disease, urolithiasis, benign prostate hyperplasia (BHP).

b. Rontgen toraks: menilai adanya klasifikasi obstruktif katup jantung, deposit

kalsium pada aorta, dan pembesaran jantung.

6) EKG: menilai adanya hipertrofi miokard, pola strain, gangguan konduksi atau

disritmia.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Gangguan perfusi serebral berhubungan dengan penurunan suplai oksigen otak

b. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral dan iskemia

miokard

c. Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan

berlebih sehubungan dengan kebutuhan metabolik.

d. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema, peningkatan cairan

intravaskular

e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan umum dan ketidakseimbangan

antara suplai dan kebutuhan oksigen

f. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan Krisis situasional

18

Page 19: hipertensi yg bener

g. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan berhubungan

dengan Misinterpretasi informasi

h. Ansietas berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan

i. Risiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan Peningkatan afterload,

vasokontriksi pembuluh darah.

j. Risiko injuri/cedera berhubungan dengan penglihatan ganda ( diplopia )

19

Page 20: hipertensi yg bener

3. RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSATUJUAN DAN KRITERIA

HASILINTERVENSI RASIONAL

1 Gangguan perfusi

serebral

berhubungan

dengan penurunan

suplai oksigen otak

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan perfusi

serebral efektif dengan kriteria

hasil :

Pasien dapat

mendemonstrasikan tanda-tanda

vital stabil.

Pusing berkurang

Kesadaran : composmetis

1. Pantau TD, catat

adanya hipertensi

sistolik secara terus

menerus dan tekanan

nadi yang semakin

berat.

2. Pantau frekuensi

jantung, catat adanya

Bradikardi,

Tacikardia atau

bentuk Disritmia

lainnya.

3. Pantau pernapasan

Normalnya autoregulasi

mempertahankan aliran

darah otak yang konstan

pada saat ada fluktuasi TD

sistemik. Kehilangan

autoregulasi dapat

mengikuti kerusakan

kerusakan vaskularisasi

serebral lokal/menyebar.

Perubahan pada ritme

(paling sering Bradikardi)

dan Disritmia dapat timbul

yang mencerminkan adanya

depresi/trauma pada batang

otak pada pasien yang tidak

memiliki kelainan jantung

sebelumnya.

Napas yang tidak teratur

20

Page 21: hipertensi yg bener

meliputi pola dan

iramanya.

4. Catat status

neurologis dengan

teratur dan

bandingkan dengan

keadaan normalnya

5. Berikan obat anti

hipertensif misal

diazoksida (hiperstat)

dan hidralazin

(apresolin)

dapat menunjukkan lokasi

adanya gangguan serebral

dan memerlukan intervensi

yang lebih lanjut.

Pengkajian kecenderungan

adanya perubahan tingkat

kesadaran adalah sangat

berguna dalam menentukan

lokasi penyebaran/luasnya

dan perkembangan dari

kerusakan serebral.

Efektif dalam menurunkan

tekanan darah untuk

mencegah krisis hipertensif

yang dapat dihubungkan

dengan intoksifikasi PCP.

2 Nyeri berhubungan

dengan peningkatan

tekanan vascular

serebral dan

iskemia miokard

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan pasien

Nyeri terkontrol dengan kriteria

hasil :

Melaporkan nyeri, ke-

1. Kaji nyeri secara

komperenhesif

(PQRST)

Mengetahui derajat nyeri

yang dirasakan pasien dan

mempermudah intervensi

selanjutnya

21

Page 22: hipertensi yg bener

tidaknyaman hilang/terkontrol

Mengikuti regimen farmakologi

yang diresepkan

Skala nyeri 0-1

Wajah pasien tidak meringis.

N: 80-100x/mnt

RR : normal 20x/mnt

TD: normal (130/90 mmHg-

140/90 mmHg)

S : 36oC

2. Pertahankan tirah

baring selama fase

akut

3. Berikan tindakan

nonfarmakologi

untuk menghilangkan

sakit kepala atau

nyeri dada misal,

kompres dingin pada

dahi, pijat punggung

dan leher, teknik

relaksasi(panduan

imajinasi, distraksi )

dan aktivitas waktu

senggang.

4. Minimalkan aktivitas

vasokontriksi yang

dapat meningkatkan

sakit kepala

misalnya, mengejan

saat BAB, batuk

Meminimalkan

stimulasi/meningkatkan

relaksasi

Tindakan yang menurunkan

tekanan vaskular serebral

dan yang memperlambat/

memblok respon simpatis

efektif dalam

menghilangkan sakit kepala

dan komplikasinya.

Aktivitas yang

meningkatkan vasokontriksi

menyebabkan sakit kepala

pada adanya penigkatan

tekanan vaskular serebral.

22

Page 23: hipertensi yg bener

panjang,

membungkuk.

5. Kaji tanda-tanda vital

6. Berikan cairan,

makanan lunak,

perawatan mulut

yang teratur bila

terjadi perdarah

hidung/kompres

hidung telah

dilakukan untuk

menghentikan

perdarahan

7. Kolaborasi :

- Analgesik

Mengetahui keadaan umum

pasien. Peningkatan tanda-

tanda vital mengindikasikan

nyeri belum dapat

terkontrol.

Meningkatkan kenyaman

umum. Kompres hidung

dapat mengganggu

menelan/membutuhkan

nafas dengan mulut,

menimbulkan stagnasi

sekresi oral dan

mengeringkan membran

mukosa.

Menurunkan/mengontrol

nyeri dan menurunkan

rangsang sistem saraf

23

Page 24: hipertensi yg bener

- Antiansietas mis,

lorazepam (Ativan),

diazepam (valium)

simpatis.

Dapat mengurangi tegangan

dan ketidaknyamanan yang

diperberat oleh stres.

3 Perubahan nutrisi :

lebih dari

kebutuhan tubuh

berhubungan

dengan masukan

berlebih

sehubungan dengan

kebutuhan

metabolik.

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan nutrisi

pasien stabil dengan kriteria hasil :

Pasien menunjukkan perubahan

pola makan

Mempertahankan berat badan

dengan pemeliharaan kesehatan

optimal

Melakukan/mempertahankan

program olahraga yang tepat

secara individual

1. Kaji pemahaman

pasien tentang

hubungan langsung

antara hipertensi dan

kegemukan

2. Bicarakan pentingnya

menurunkan masuka

kalori dan batasi

batasan lemak, garam

dan gula

Kegemukan adalah risiko

tambahan terhadap tekanan

darah tinggi karena

disproporsi antara kapasitas

aorta dan peningkatan curah

jantungberkaitan dengan

peningkatan masa tubuh

Kesalahan kebiasaan makan

menunjang terjadinya

aterosklerosis dan

kegemukan, yang

merupakan predisposisi

hipertensi. Kelebiah

masukan garam

memperbanyak volume

cairan intravaskuler dan

dapat merusak ginjal yang

24

Page 25: hipertensi yg bener

3. Tetapkan keinginan

pasien untuk

menurunkan berat

badan

4. Kaji ulang masukan

kalori harian dan

pilihan diet.

5. Rujuk ke ahli gizi

sesuai indikasi

lebih memperburuk kondisi

Motivasi

untuk.menurunkan berat

badan adalah internal.

Individu harus berkeinginan

untuk menurunkan berat

badan bila tidak maka

program tidak akan berhasil

Mengidentifikasi

kekuatan/kelemahan dalam

program diet terakhir.

membantu dalam

menentukan individu untuk

penyesuaian/penyuluhan

Memberikan konseling dan

bantuan dengan memenuhi

kebutuhan diet individual

4 Kelebihan volume

cairan berhubungan

dengan edema

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan pasien

menunjukkan keseimbangan

masukan dan haluaran dengan

kriteria hasil :

1. Awasi denyut

jantung, TD, CVP

Tacikardi dan hipertensi

terjadi karena 1. Kegagalan

ginjal untuk mengeluarkan

urine, 2. Pembatasan cairan

berlebih selama mengobati

25

Page 26: hipertensi yg bener

Menyatakan pemahaman diet

individu/pembatasan cairan.

Mendemonstrasikan volume

cairan stabil dengan

kesimbangan

masukan/haluaran ,BB stabil,

tanda vital dalam rentang

normal dan tak ada oedema.

Menyatakan hilangnya mual

dan tak adanya muntah.

2. Catat pemasukan dan

pengeluaran secara

akurat.

3. Awasi berat jenis

urine

4. Timbang tiap hari

dengan alat dan

pakaian yang sama

5. Kaji kulit, wajah area

tergantung untuk

edema

hipovolemia/hipotensi atau

perubahan fase oliguri gagal

ginjal dan 3. Perubahan

pada renin-angiotensin.

Perlu untuk menentukan

fungsi gnjal, kebutuhan

penggantian cairan

Mengukur kemampuan

ginjal untuk

mengkonsentrasikan urine

Penimbangan berat badan

harian adalah pengawasan

status cairan terbaru.

Peningkatan berat badan

lebih dari 0,5 kg per hari

diduga ada retensi cairan.

Edema terjadi terutama pada

jaringan yang tergantung

pada tubuh contoh : tangan,

kaki, area lumbosakral

Membantu dalam

26

Page 27: hipertensi yg bener

6. Berikan obat sesuai

indikasi (diuretik)

pengeluaran cairan

5 Intoleransi aktivitas

berhubungan

dengan Kelemahan

umum dan ketidak-

seimbangan antara

suplai & kebutuhan

oksigen.

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan pasien

dapat berpartisipasi dalam

aktivitas yang

diinginkan/diperukan dengan

kriteria hasil :

Melaporkan peningkatan dalam

toleransi aktivitas yang dapat

diukur

Menunjukkan penurunan dalam

tanda-tanda intoleransi fisiologi

1. Kaji respon pasien

terhadap aktivitas,

perhatikan frekuensi

nadi lebih dari 20 kali

per menit di atas

frekuensi istirahat,

peningkatan tekanan

darah yang nyata

selama /sesudah

aktivitas, dpsnea atau

nyeri dada, keletihan

dan kelemahan yang

berlebihan,

diaforesis, pusing

atau pingsan.

2. Instruksikan pasien

tentang teknik

penghematan energi ,

misalnya

Menyebutkan parameter

membantu dalam mengkaji

respons fisiologi terhadap

stres aktivitas dan bila ada,

merupakan indikator dari

kelebihan kerja yang

berkaitan dengan tingkat

aktivitas

Teknik menghemat energi

mengurangi pengguanan

energi, juga membantu

keseimbangan antara suplai

27

Page 28: hipertensi yg bener

menggunakan kursi

saat mandi, duduk

saat menyisir rambut

atau menggosok gigi,

melakukan aktivitas

dengan perlahan

3. Kaji sejauh mana

aktivitas yang dapat

ditoleransi

4. Berikan dorongan

untuk melakukan

aktivitas/perawatan

diri bertahap jika

dapat ditoleransi

dan kebutuhan oksigen

Mengidentifikasi sejauh

mana kemampuan pasien

dalam melakukan aktivitas

dan perawatan diri.

Kemajuan aktivitas bertahap

mencegah peningkatan kerja

jantung tiba-tiba.

Memberikan bantuan hanya

sebatas kebutuhan hanya

akan mendorong

kemandirian dalam

melakukan aktivitas.

6 Koping individu

tidak efektif

berhubungan

dengan Krisis

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan pasien

mampu mengidentifikasi perilaku

koping efektif dengan kriteria

1. Kaji keefektifan

strategi koping

dengan

mengobservasi

Mekanisme adaptif perlu

untuk mengubah pola hidup

seseorang, mengatasi

hipertensi kronik dan

28

Page 29: hipertensi yg bener

situasional hasil :

Menyatakan kesadaran

kemampuan koping/kekuatan

pribadi

Mengidentifikasi potensial

situasi stres dan mengambil

langkah untuk menghindari atau

mengubahnya.

Mendemonstrasikan

pengguanaan keterampilan atau

metode koping efektif

perilaku misal,

kemampuan

menyatakan perasaan

dan perhatian,

keinginan dalam

partisipasi dalam

rencana pengobatan.

2. Catat laporan gg.

tidur, keletihan,

kerusakan

konsentrasi, peka

rangsang, toleransi

sakit kepala, ketidak

mampuan untuk

mengatasi/menyelesa

ikan masalah.

3. Bantu pasien untuk

mengidentifikasi

stresor spesifik dan

kemungkinan strategi

untuk mengatasinya.

mengintegrasikan terapi

yang diharuskan ke dalam

kehidupan sehari-hari.

Manifetasi mekanisme

koping maladaftif mungkin

merupakan indikator marah

yang ditekan dan diketahui

telah menjadi penentu

utama TD diastolik.

Manifestasi mekanisme

koping maladaptif mungkin

merupakan indikator marah

yang ditekan dan diketahui

telah menjadi penentu

29

Page 30: hipertensi yg bener

4. Libatkan pasien

dalam perencanaan

perawatan dan beri

dorongan partisipasi

maksimum dalam

rencana pengobatan.

5. Dorong pasien untuk

mengevaluasi

prioritas/tujuan

hidup. Tanyakan ”

apakah yang anda

lakukan merupakan

apa yang anda

inginkan?”

6. Bantu pasien untuk

mengidentifikasi dan

mulai merencanakan

perubahan hidup

yang perlu. Bantu

utama TD diastolik

Keterlibatan memberikan

pasien perasan kontrol diri

yang berkelanjutan,

memperbaiki keterampilan

koping, dan dapat

meningkatkan kerja sama

dalam regimen terapeutik

Fokus perhatian pasien

terhadap realitas situasi

yang ada relatif terhadap

pandangan pasien tentang

apa yang diinginkan.

Perubahan yang perlu harus

diprioritaskan secara

realistik untuk menghindari

rasa tidak menentu dan

tidak berdaya.

30

Page 31: hipertensi yg bener

untuk menyesuaikan

daripada

membatalkan tujuan

diri/keluarga

7 Kurang

pengetahuan

mengenai kondisi

dan rencana

pengobatan

Hipertensi

berhubungan

dengan

Misinterpretasi

informasi

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan pasien

menyatakan pemahaman tentang

proses penyakit dan regimen

pengobatan dengan kriteria hasil :

Mengidentifikasi efek samping

obat dan kemungkinan

komplikasi yang perlu

diperhatikan

Mempertahankan TD dalam

parameter normal

1. Kaji kesiapan dan

hambatan dalam

belajar. Termasuk

orang terdekat

2. Tetapkan dan

nyatakan batas TD

normal. Jelaskan

tentang hipertensi

Kesalahan konsep dan

menyangkal diagnosakarena

perasaan sejahtera yang

sudah lama dinikmati

mempengaruhi minat

pasien/orang terdekat untuk

mempelajari penyakit,

kemajuan dan prognosis.

Bila pasien tidak menerima

realitas bahwa

membutuhkan pengobatan

kontinu, maka perubahan

perilaku tidak akan

dipertahankan.

Pemahaman bahwa tekanan

darah tinggi dapat terjadi

tanpa gejala adalah untuk

memungkinkan pasien

31

Page 32: hipertensi yg bener

efeknya pada

jantung, pembuluh

darah, ginjal dan

otak.

3. Hindari mengatakan

TD ” normal ” dan

gunakan istilah ”

terkontrol dengan

baik ” saat

menggambarkan TD

pasien dalam batas

yang diinginkan.

4. Bantu pasien dalam

mengidentifikasi

faktor-faktor risiko

kardiovaskuler yang

dapa diubah misal,

obesitas, diet tinggi

lemak jenuh dan

kolesterol, pola hidup

monoton,merokok,

melanjutkan pengobatan

meskipun ketika merasa

sehat.

Karena pengobatan untuk

hipertensi adalah sepanjang

kehidupan, maka dengan

penyampaian ide ”terkotrol”

akan membantu pasien

untuk memahami kebutuhan

untuk melanjutkan

pengobatan/medikasi.

Faktor-faktor risiko ini telah

menunjukkan hubungan

dalam menunjang hipertensi

dan penyakit kardiovaskular

serta ginjal.

32

Page 33: hipertensi yg bener

minum alkohol, pola

hidup penuh stres.

5. Atasi masalah dengan

pasien untuk

mengidentifikasi cara

dimana perubahan

gaya hidup yang

tepat dapat dibuat

untuk mengurangi

faktor-faktor

penyebab Hipertensi

6. Bahas pentingnya

menghentikan

merokok dan bantu

pasien dalam

membuat rencana

untuk berhenti

merokok.

7. Beri penguatan

pentingnya kerja

sama dalam regimen

Dengan mengubah pola

perilaku yang

”biasa/memberikan rasa

aman”akan sangat

menyusahkan. Dukungan,

petunjuk dan empati dapat

meningkatkan keberhasilan

pasien dalam menyelesaikan

tugas.

Nikotin meningkatkan

pelepasan ketokolamin,

mengakibatkan peningkatan

frekuensi jantung, TD, dan

vasokontriksi, mengurangi

oksigenasi jaringan, dan

meningkatkan beban kerja

miokardium.

Kurangnya kerja sama

adalah alasan umum

33

Page 34: hipertensi yg bener

pengobatan dan

mempertahankan

perjanjian tindak

lanjut.

8. Jelaskan tentang obat

yang diresep

bersamaan dengan

rasional, dosis, efek

samping yang

diperkirakan serta

efek yang merugikan,

dan idiosinkrasi.

9. Dorong pasien untuk

membuat olahraga

sendiri.

10. Berikan informasi

tentang sumber-

sumber di masyarakat

dan dukungan pasien

dalam membuat

perubahan pola

hidup. Lakukan

kegagalan terapi

antihipertensif, maka

evaluasi itu sangat penting

untuk keberhasilan

pengobatan.

Informasi yang adekuat dan

pemahaman bahwa efek

samping adalah umum dan

sering menghilang dengan

berjalnnya waktu.

Selain menurunkan TD juga

dapat menguatkan sistem

kardiovaskular.

Sumber-sumber di

masyarakat seperti Yayasan

Jantung Indonesia,

“coronary club”, klinik

berhenti merokok, program

penurunan BB, kelas

34

Page 35: hipertensi yg bener

untuk rujukan biala

ada indikasi.

penanganan stress, &

pelayanan konseling dapat

membantu pasien dalam

upaya mengawali dan

mempertahankan perubahan

pola hidup.

8 Ansietas

berhubungan

dengan perubahan

kondisi kesehatan

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan pasien

tampak rileks

Kriteria hasil:

Melaporkan cemas berkurang

sampai hilang

Mampu mengidentifikasi cara

hidup yang sehat untuk

membagikan perasaannya

1. Observasi tingkah

laku yang

menunjukkan tingkat

ansietas

2. Tinggal bersama

pasien,

mempertahankan

sikap yang tenang.

Mengakui atau

menjawab

Ansietas ringan dapat

ditunjukkan dengan peka

rangsang dan insomnia.

Ansietas berat yang

berkembang kedalam

keadaan panik dapat

menimbulkan perasaan

terancam, ketidakmampuan

untuk berbicara dan

bergerak.

Menegaskan pada pasien

atau orang terdekat bahwa

walaupun perasaan pasien

diluar kontrol

lingkungannya tetap aman

35

Page 36: hipertensi yg bener

kekhawatirannya dan

mengizinkan perilaku

pasien yang umum.

3. Jelaskan prosedur,

lingkungan sekeliling

atau suara yang

mungkin didengar

oleh pasien

4. Bicara singkat

dengan kata

sederhana.

5. Kurangi stimulasi

dari luar : tempatkan

pada ruangan yang

tenang, kurangi

lampu yang terlalu

terang, kurangi orang

jumlah orang yang

berhubungan dengan

Memberikan informasi

yang akurat yang dapat

menurunkan kesalahan

interpretasi yang dapat

berperan pada reaksi

ansietas

Rentang perhatian mungkin

menjadi pendek,

konsentrasi berkurang yang

membatasi kemampuan

untuk menerima informasi.

Menciptakan lingkungan

yang terapiutik

36

Page 37: hipertensi yg bener

pasien.

9 Risiko tinggi

penurunan curah

jantung

berhubungan

dengan Peningkatan

afterload,

vasokontriksi

pembuluh darah.

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan pasien

mampu berpartisipasi dalam

aktivitas yang menurunkan

tekanan darah/ beban kerja

jantung dengan criteria hasil :

Mempertahankan tekanan darah

dalam rentang individu yang

dapat diterima

Memperlihatkan irama dan

frekuensi jantung yang stabil

dalam rentang normal pasien

1. Pantau TD. Ukur

pada kedua tangan/

paha untuk evaluasi

awal. Gunakan

ukuran manset yang

tepat dan teknik yang

akurat.

2. Catat keberadaan,

Perbandingan dari tekanan

memberikan gambaran yang

lebih lengkap tentang

keterlibatan/ bidang

masalah vaskular.

Hipertensi diklasifikasikan

pada orang dewasa sebagai

peningkatan tekanan

diastolik sampai 130, hasil

pengukuran diastolik di atas

130 dipertimbangkan

sebagai peningkatan

pertama, kemudian maligna.

Hipertensisistolik juga

merupakan faktor risiko

yang ditentukan untuk

penyakit serebrovaskular

dan penyakit iskemi jantung

bila tekanan diastolik 90-

115.

Denyutan

37

Page 38: hipertensi yg bener

kualitas denyutan

sentral dan perifer

3. Auskultasi tonus

jantung dan bunyi

nafas

4. Amati warnakulit,

kelembaban, suhu

dan masa pengisian

kapiler

karotis ,jugularis,radialis

dan femoralis mungkin

terpalpasi. Denyut pada

tungkai mungkin menurun,

mencerminkan efek dari

vasokontriksi ( peningkatan

SVR ) dan kongesti vena

S4 umum terdengar pada

pasien hipertensi berat

karena adanya hipertrofi

atrium. Adanya krakel,

mengi dapat

mengindikasikan kongesti

paru sekunder terhadap

terjadinya atau gagal

jantung kronik

Adanya pucat, dingin, kulit

lembab dan masa pengisian

kapiler lambat mungkin

berkaitan dengan

vasokontriksi atau

mencerminkan

38

Page 39: hipertensi yg bener

5. Pertahankan

pembatasan aktivitas

seperti istirahat di

tempat tidur/ kursi,

jadwal periode

istirahat tanpa

gangguan, bantu

pasien melakukan

aktivitas perawatan

diri sesuai kebutuhan

6. Berikan lingkungan

tenang, nyaman,

kurangi aktivitas /

keributan lingkungan.

Batasi jumlah

pengunjung dan

lamanya tinggal.

7. Kolaborasi :

- Berikan obat-obat

dekompensasi/penurunan

curah jantung.

Menurunkan stres dan

ketegangan yang

mempengaruhi tekanan

darah dan perjalanan

penyakit hipertensi

Membantu untuk

menurunkan rangsang

simpatis; meningkatkan

relaksasi.

Tiazide mungkin digunakan

sendiri atau dicampur

dengan obat lain untuk

39

Page 40: hipertensi yg bener

sesuai indikasi seperti

Diuretik tiazid dan

vasodilator.

- Berikan pembatasan

cairan dan diit

natrium sesuai

indikasi.

- Siapkan pembedahan

bila ada indikasi

menurunkan TD pada

pasien dengan fungsi ginjal

yang relatif normal.

Diuretik ini memperkuat

agen-agen antihipertensi

lain dengan membatasi

retensi cairan. Vasodilator

menurunkan aktivitas

kontriksi arteri dan vena

pada ujung saraf simpatik.

Pembatasna ini dapat

menangani responn

hipertensif, dengan

demikian menurunkan

beban kerja jantung.

Bila hipertensi berhubungan

dengan adanya

feokkromositoma, maka

pengangkatan tumor akan

memperbaiki kondisi.

10 Risiko injuri/cedera

berhubungan

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan pasien

1. Jauhkan dari benda- Meminimalkan risiko

40

Page 41: hipertensi yg bener

dengan penglihatan

ganda ( diplopia )

tidak mengalami suatu injury

dalam perawatan di rumah sakit

maupun di rumah dengan kriteria

hasil :

- Pasien tidak mengalami cedera.

benda tajam

2. Berikan penerangan

yang cukup

3. Usahakan lantai tidak

licin dan basah

4. Pasang side rail.

5. Anjurkan pada

keluarga klien untuk

selalu menemani

klien dalam

beraktivitas

cedera

Meminimalkan terjadinya

benturan

Meminimalkan klien jatuh

Menghindari klien terjatuh

pada saat istirahat

Untuk meningkatkan

menjaga keamanan

4. IMPLEMENTASI

Implementasi sesuai dengan intervensi

41

Page 42: hipertensi yg bener

5. EVALUASI

N

O

DX

Keperawatan

EVALUASI TTD

1. DX. 1 - Pasien dapat mendemonstrasikan tanda-tanda

vital stabil.

- Pusing pada pasien berkurang/hilang

- Composmetis

2. DX 2 - Pasien dapat mengungkapkan metode yang

memberikan pengurangan rasa nyeri.

- Nyeri pasien berkurang/hilang

- Skala nyeri 0

- Wajah pasien tidak meringis

- TTV:

N: 80-100x/mnt

RR : normal 20x/mnt

TD: normal (130/90 mmHg- 140/90 mmHg)

S : 36oC

3. DX 3 - Pasien menunjukkan perubahan pola makan

- Mempertahankan berat badan dengan

pemeliharaan kesehatan optimal

- Melakukan/mempertahankan program

olahraga yang tepat secara individual

4. DX 4 - Pasien menunjukkan keseimbangan masukan

dan haluaran,BB stabil, tanda vital dalam

rentang normal dan tak ada oedema.

- Menyatakan pemahaman diet individu/

pembatasan cairan.

42

Page 43: hipertensi yg bener

- Pasien tidak mual dan muntah.

5. DX 5 - Pasien mampu melakukan aktivitas.

- Pasien menunjukkan penurunan tanda-tanda

intoleransi fisiologi

6. DX 6 - Menyatakan kesadaran kemampuan

koping/kekuatan pribadi

- Mengidentifikasi potensial situasi stres dan

mengambil langkah untuk menghindari atau

mengubahnya.

- Mendemonstrasikan pengguanaan keterampilan

atau metode koping efektif

7. DX 7 - Mengidentifikasi efek samping obat dan

kemungkinan komplikasi yang perlu

diperhatikan

- Mempertahankan TD dalam parameter normal

8. DX 8 - Pasien tampak rileks

- Melaporkan cemas berkurang sampai hilang

- Mampu mengidentifikasi cara hidup yang

sehat untuk membagikan perasaannya

9. DX 9 - Mempertahankan tekanan darah dalam rentang

individu yang dapat diterima

- Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung

yang stabil dalam rentang normal pasien

10. DX 10 - Pasien tidak mengalami cedera

43

Page 44: hipertensi yg bener

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan

tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001). Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama

dengan atau diatas 160 / 95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Hipertensi pada usia lanjut

dibedakan hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau

tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg dan hipertensi sistolik terisolasi

dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari

90 mmHg.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan–

perubahan pada elastisitas dinding aorta menurun, katub jantung menebal dan menjadi kaku,

kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun

kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan

volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh darah, meningkatnya resistensi pembuluh darah

perifer.

Tanda dan gejala hipertensi pada lansia secara umum adalah sakit kepala, perdarahan

hidung, vertigo, mual muntah, perubahan penglihatan, kesemutan pada kaki dan tangan,

sesak nafas, kejang atau koma, dan nyeri dada. Sementara itu diagnosa yang muncul pada

asuhan keperawatan hipertensi adalah : Gangguan perfusi serebral berhubungan dengan

penurunan suplai oksigen otak, Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular

serebral dan iskemia miokard, Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan masukan berlebih sehubungan dengan kebutuhan metabolik, Kelebihan volume cairan

berhubungan dengan edema, peningkatan cairan intravaskular, Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan Kelemahan umum dan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan

oksigen, Koping individu tidak efektif berhubungan dengan Krisis situasional, Kurang

pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan berhubungan dengan Misinterpretasi

informasi, Ansietas berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan, Risiko tinggi

penurunan curah jantung berhubungan dengan Peningkatan afterload, vasokontriksi

pembuluh darah, Risiko injuri/cedera berhubungan dengan penglihatan ganda ( diplopia ).

44

Page 45: hipertensi yg bener

DAFTAR PUSTAKA

Doenges,Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan

pendokumentasian perawatan pasien edisi 3. Jakarta :EGC

Gray H Huoh, dkk.2006. Lecture Notes Kardiologi edisi 4. Jakarta: Erlangga.

Juni Wajan.2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta:Salemba Medika.

Price, Sylvia A.2005. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit edisi 6 volume 1.

Jakarta ;EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2001.Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 volume 2. Jakarta :EGC

Stockslager,Schaeffer.2008.Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik edisi 2. Jakarta: EGC.

http://www.scrib.com, diakses pada tanggal 31 Maret 2012.

45