hipertensi dalam kehamilan

17
Hipertensi dalam kehamilan Penyakit hipertensi dalm kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. Golongan penyakit ini ditandai dengan hipertensi dan kadang-kadang disertai proteinuria, oedema, konvulsi, koma atau gejala-gejala lain. Penyakit ini cukup sering dijumpai dan masih merupakan salah satu sebab dari kematian ibu. Di USA misalnya sepertiga dari kematian ibu disebabkan penyakit ini. Hipertensi dalam kehamilan menjadi juga penyebab yang penting dari kelahiran mati dan kematian neonatal. Kematian bayi ini terutama disebabkan partus praematurus yang merupakan akibat dari penyakit hipertensi. Klasifikasi menurut American Committee dan Maternal Welfare. 1. Hipertensi yang hanya terjadi dalam kehamilan dan khas untuk kehamilan ialah preeklampsi dan eklampsi. Diagnosa dibuat atas dasar hipertensi dengan proteinuria atau oedema atau kedua-duanya pada wanita hamil setelah minggu ke-20. 2. Hipertensi yang kronis (apapun sebabnya). Diagnosa dibuat atas adanya hipertensi sebelum kehamilan atau penemuan hipertensi sebelum minggu ke-20 dari kehamilan dan hipertensi ini tetap setelah kehamilan berakhir. 3. Preeklampsi dan eklampsi yang terjadi atas dasar hipertensi yang kronis. Pasien dengan hipertensi yang kronis sering memberat penyakitnya dalam kehamilan, dengan gejala-gejala hipertensi naik, proteinuria, oedema dan kelainan retina. 4. Transient hypertension. Diagnosa dibuat kalau timbul hipertensi dalam kehamilan atau dalam 24 jam pertama dari nifas pada wanita yang tadinya non motensip dan yang hilang dalam 10 hari postpartum.

Upload: risma-pertiwi

Post on 02-Oct-2015

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hipertensi dalam kehamilan

TRANSCRIPT

Hipertensi dalam kehamilanPenyakit hipertensi dalm kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. Golongan penyakit ini ditandai dengan hipertensi dan kadang-kadang disertai proteinuria, oedema, konvulsi, koma atau gejala-gejala lain.Penyakit ini cukup sering dijumpai dan masih merupakan salah satu sebab dari kematian ibu. Di USA misalnya sepertiga dari kematian ibu disebabkan penyakit ini. Hipertensi dalam kehamilan menjadi juga penyebab yang penting dari kelahiran mati dan kematian neonatal.Kematian bayi ini terutama disebabkan partus praematurus yang merupakan akibat dari penyakit hipertensi.Klasifikasi menurut American Committee dan Maternal Welfare.1. Hipertensi yang hanya terjadi dalam kehamilan dan khas untuk kehamilan ialah preeklampsi dan eklampsi.Diagnosa dibuat atas dasar hipertensi dengan proteinuria atau oedema atau kedua-duanya pada wanita hamil setelah minggu ke-20.2. Hipertensi yang kronis (apapun sebabnya). Diagnosa dibuat atas adanya hipertensi sebelum kehamilan atau penemuan hipertensi sebelum minggu ke-20 dari kehamilan dan hipertensi ini tetap setelah kehamilan berakhir.3. Preeklampsi dan eklampsi yang terjadi atas dasar hipertensi yang kronis. Pasien dengan hipertensi yang kronis sering memberat penyakitnya dalam kehamilan, dengan gejala-gejala hipertensi naik, proteinuria, oedema dan kelainan retina.4. Transient hypertension.Diagnosa dibuat kalau timbul hipertensi dalam kehamilan atau dalam 24 jam pertama dari nifas pada wanita yang tadinya non motensip dan yang hilang dalam 10 hari postpartum. Preeklampsi ringan dan preeklampsi beratPenyakit hipertensi yang has untuk kehamilan merupakan penyakit hipertensi yang akut pada wanita hamil dan wanita dalam nifas. Pada tingkat tanpa kejang disebut preeklampsi dan pada tingkat dengan kejang disebut eklampsi.Preeklampsi memperlihatkan gejalaa hipertensi oedema dan proteinuria, kadang-kadang hanya hipertensi dengan proteinuria atau hipertensi dengan oedema. Eklampsi sama gejala-gejalanya dengan preeklampsi ditambah dengan kejang atau koma. Jadi preeklampsi dan eklampsi merupaka satu penyakit hanya tingkatnya yang berlainan.Preeklampsi diketahui dengan timbulnya hipertensi, proteinuria dan oedema pada seorang gravida yang tadinya normal. Penyakit ini timbul sesudah minggu ke 20 dan paling sering terjadi pada primigravida yang muda. Kalau tidak di obati atau tidak terputus oleh persalinan dapat menjadi eklampsi.Praeklampsi adalah penyakit primigravida dan kalau timbul pada seorang multigravida biasanya ada faktor predisposisi seperti hipertensi, diabetes atau kehamilan gandaPada umumnya praeklampsi dan eklampsi baru timbul sesudah minggu ke 20 dan makin tua kehamilan makin besar kemungkinan timbulnya penyakit tersebut. Pada mola hidatidosa penyakit ini dapat menjelma sebelum minggu ke 20 setelah persalinan, gejala-gejalanya berangsur hilang sendiri. Untuk diagnosa praeklampsi, pada wanita yang hamil 20 minggu atau lebih harus ditemukan hipertensi dengan proteinuria dan oedema atau sekurang-kurangnya hipertensi dan proteinuria. Yaitu :1. Tekanan systolis 140 mmHg atau lebih atau kenaikan 30 mmHg diatas tekanan biasa. Tekanan diastolis 90 mmHg atau lebih atau kenaikan 15 mmHg diatas tekanan yang biasa. Tekanan darah yang meninggi ini sekurangnya diukur 2 x antara 6 jam 2. Proteinuria ialah protein lebih dari 0,3 g/l dalam urin 24 jam atau lebih dari 1 g/l pada urin yang sembarangan. Urin yang diambil untuk pemeriksaan harus urin yang bersih atau urin yang diperoleh dari penyadapan. Proteinuria ini harus ada pada 2 hari berturut-turut atau lebih.3. Oedema yang tetap pada jari tangan dan mataPreeklampsi disebut berat kalau:1. Tekanan darah systolis 160 atau lebih atau diastolis 110 atau lebih, diukur 2 x antara 6 jam dan pasien dalam istirahat2. Proteinuria 5 gram atau lebih dalam 24 jam3. Oliguri 400 cc atau kurang dalam 24 jam4. Gangguan cerebral atau gangguan penglihatan5. Oedema paru-paru atau cyanosis

Gejala-gejala1. Hipertensi Gejala yang paling dulu timbul ialah hipertensi yang terjadi tiba-tiba, sebagai batas diambil tekanan darah 140 mmHg systolis dan 90 mmHg diastolis tapi juga kenaikan systolis 30 mmHg atau diastolis 15 mmHg diatas tekanan yang biasa. Tekanan darah dapat mencapai 180 mmHg systolis dan 110 mmHg diastolis tapi jarang mencapai 200 mmHg 2. OedemaTimbulnya oedema didahului oleh tambah berat badan yang berlebihan. Penambahan berat kg pada seorang yang hamil dianggap normal, tapi kalau mencapai 1 kg seminggu atau 3 kg dalam sebulan preeklampsi harus dicurigai. Penambahan berat badan yang tiba-tiba ini disebabkan retensi air dalam jaringan dan kemudian tampak oedema. Oedema ini tidak hilang dengan istirahat.3. Proteinuria Proteinuria sering diketemukan pada preeklampsi, karena vasospasme pembuluh-pembuluh darah ginjal dan biasanya timbul lebih lambat dari hipertensi dan penambahan berat badan4. Gejala-gejala subjektif diantaranya:a. Sakit kepala yang keras karena vasospasme atau oedema otakb. Sakit di uluh hatu karena regangan selaput hati oleh haemorrahagia atau oedema atau sakit karena perubahan pada lambungc. Gangguan penglihatan; penglihatan menjadi kabur malahan kadang-kadang menjadi buta. Gangguan ini ndisebabkan vasospasme, oedema, atau ablatio retinaeEtiologi Sebab praeklamsi belum diketahui tapi pada penderita yang meninggal karena eklampsi terdapat perubahan yang khas pada berbagai alat, tapi kelainan yang menyertai penyakit ini ialah spasmus arteriole, retensi Na, dan air dan koagulasi intravaskuler. Walaupun vasospasme mungkin bukan merupakan sebab primer akan tetapi vasospasme ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai.

Diagnosa Jika pada seorang yang hamil dan yang sebelum minggu ke 20 sehat timbul hipertensi, proteinuria atau oedema maka diagnosa preeklampsi dibuat. Yang harus dikesampingkan ialah penyakit ginjal misalnya glomerulonefritis acuta dan hipertensi essensialis. Membedakannya dari hipertensi essensialis yaitu dengan gejala-gejala yang menunjuk kearah hipertensi essensialis seperti:1. Tekanan darah diatas 2002. Pembesaran jantung3. Multiparitas terutama kalau pasien diatas 30 tahun 4. Pernah menderita toxaemia pada kehamilan yang lalu5. Tidak ada oedema dan proteinuria6. Perdarahan dalam retina

PengobatanPreeklampsi ringan1. Rawat inap. Istirahat (tirah baring/ tidur miring ke kiri). Rawat jalan dilakukan apabila pasien menolak rawat inap. Dilakukan pemantauan tekanan darah dan protein urin setiap hari.2. Pantau tekanan darah 2 x sehari, dan protein urin setiap hari3. Dapat dipertimbangkan pemberian suplementasi obat-obatan antioksidan atau anti agregasi trombosit4. Roboransia5. Diberikan kortikosteroid pada kehamilan 24-34 minggu6. Diberikan methyil dopa 3 x 250 mg apabila tekanan diastol diantara 100-110 mmHg 7. Dilakukan pemantauan kesejahteraan janin dengan pemeriksaan USG dan KTG 8. Jika tekanan diastol turun sampai normal, pasien dipulangkan dengan nasihat untuk istirahat dan diberi penjelasan mengenai tanda-tanda preeklampsi berat. Kontrol 2 x seminggu. Bila tekanan diastol naik lagi pasien dirawat kembali9. Jika tekanan diastol naik dan disertai tanda-tanda preeklampsi berat, pasien dikelola sebagai preeklampsi berat10. Bila umur kehamilan 37 minggu, terminasi kehamilan11. Persalinan dapat dilakukan secara spontanPreeklampsi berat Rawat bersama dengan bagian yang terkait (penyakit dalam, penyakit syaraf, mata, anestesi, dll)A. Perawatan aktifa. IndikasiBila didapatkan 1 atau lebih keadaan di bawah ini:1. Ibu: Kehamilan 37 minggu Adanya gejala impending eklapmsi2. Janin: Adanya tanda-tanda gawat janin Adanya tanda-tanda PJT yang disertai hipoksia3. Labolatorik: adanya HELLP syndromeb. Pengobatan medisinal1. Infus larutan RL 2. Pemberian MgSO4 Cara pemberian MgSO4 Pemberian melalui IV secara kontinyu (dengan menggunakan infusion pump)a. Dosis awal4 gr (20 cc MgSO4 20%) dilarutkan kedalam 100cc RL, diberikan selama 15-20 menitb. Dosis pemeliharaan10 gr (50 cc MgSO4 20%) dilarutkan dalam 500cc RL, diberikan dengan kecepatan 1-2 gr/jam (20-30 tetes/menit) Pemberian melalui IM secara berkalaa. Dosis awal4 gr MgSO4 (20 cc MgSO4 20%) diberikan secara IV dengan kecepatan 1 gr/menitb. Dosis pemeliharaanSelanjutnya diberikan MgSO4 4 gr (10 cc MgSO4 40%) IM setiap 4 jam. Tambahkan 1 cc lidokain 2% pada setiap pemberian IM untuk mengurangi perasaan nyeri dan panasSyarat-syarat pemberian MgSO4 1. Harus tersedia antidotum MgSO4 yaitu Ca Glukonas 10% (1 gr dalam 10 cc) diberikan IV dalam waktu 3-5 menit2. Refleks patella positif kuat3. Frekuensi pernafasan 16x/menit4. Produksi urine 30 cc dalam 1 jam sebelumnya (0,5 cc/kg BB/jam) Diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada:a. Oedema parub. Payah jantung kongestic. Oedema anasarka Antihipertensi diberikan bila:a. Tekanan darah: Sistolik 180 mmHg Diastolik 110 mmHgb. Obat-obat antihipertensi yang diberikan: Obat pilihan adalah Hidralazin, yang diberikan 5 mg IV pelan-pelan selama 5 menit. Dosis dapat diulang dalam waktu 15-20 menit sampai tercapai tekanan darah yang diinginkan. Apabila hidralazin tidak tersedia, dapat diberikan: 1. Nifedipin: 10 mg dan dapat diulangi setiap 30 menit (maksimal 120 mg/24 jam) sampai terjadi penurunan tekanan darah2. Labetalol 10 mg IV apabila belum terjadi penurunan tekanan darah maka dapat diulangi pemberian 20 mg setelah 10 menit, 40 mg pada 10 menit berikutnya, diulangi 40 mg setelah 10 menit kemudian, dan sampai 80 mg pada 10 menit berikutnya3. Bila tidak tersedia, maka dapat diberikan: 1 amp dilarutkan dalam 10 cc larutan garam faal atau air untuk suntikan disuntikan mula-mula 5cc IV perlahan-lahan selama 5 menit kemudian tekanan darah diukur, bila belum ada penurunan maka diberikan lagi sisanya 5cc IV selama 5 menit KardiotonikaIndikasi pemberian kardiotonika ialah, bila ada: tanda-tanda payah jantung. Jenis kardiotonika yang diberikan: Cedilanid-DPerawatan dilakukan bersama dengan sub bagian penyakit jantung

Lain-lain1. Obat-obat antipiretikDiberikan bila suhu rektal > 38,50C Dapat dibantu dengan pemberian kompres dingin atau alkohol2. Antibiotika Diberikan atas indikasi 3. Antinyeri Bila pasien gelisah karena kontraksi rahim dapat diberikan petidin HCl 50-75 mg sekali sajaB. Perawatan Konservatifa. IndikasiKehamilan preterm (