hidung

39
HIDUNG AYU DW RATNA SARI INBAR SURYA SERU PEMBIMBING : dr. Soehartono, Sp.THT.KL Laboratorium ilmu kesehatan THT Fakultas kedokteran universitas mulawarman Samarinda 2015

Upload: inbar-surya-seru

Post on 07-Feb-2016

98 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

anatomi hidung

TRANSCRIPT

Page 1: HIDUNG

HIDUNGAYU DW RATNA SARI

INBAR SURYA SERU

PEMBIMBING : dr. Soehartono, Sp.THT.KL

Laboratorium ilmu kesehatan THTFakultas kedokteran universitas mulawarman

Samarinda 2015

Page 2: HIDUNG

ANATOMI

Page 3: HIDUNG

HIDUNG LUAR (Nasus Eksternus):

• dorsum nasi • apeks nasi • radiks nasi • ala nasi

Page 4: HIDUNG

4

Kerangka Hidung• Tulang Hidung(TH)• Tulang Rawan Hidung:

– Kartilago lateral hidung (KLH)

– Kartilago alaris mayor (KAM), kaki medial (x) & lateral(y)

– Kartilago alaris minor(KAMn)

TH

KLH

KAMx

y

Page 5: HIDUNG
Page 6: HIDUNG
Page 7: HIDUNG

7

FAAL HIDUNG Fungsi pernapasan :

Mengatur udara, menyiapkan udara, membersihkan udara

Fungsi olfaktoris (penghidu, penciuman) Fungsi resonasi suara Fungsi ventilasi dan drainase

Page 8: HIDUNG

8

FUNGSI PERNAPASAN1. Menyiapkan udara :

Menyaring: (vibrise, selimut lendir)Membasahi: (dengan penguapan sekret hidung) kelembaban udra kl 80%Memanasi: Trasfer panas dari darah ke udara di dalam rongga hidung (konka), udara dingin berubah 36-370

Page 9: HIDUNG

9

FUNGSI PERNAPASAN2. Desinfeksi:

• Kuman ditangkap oleh lendir• Dibunuh dengan enzim lisozim• Suasana asam mematikan kuman• Selimut lendir didorong ke belakang oleh silia

epitel mukosa ke nasofaring, ditelan• Fagosit, limfosit, histiosit di jar submukosa

Page 10: HIDUNG

10

FUNGSI PENGHIDU Udara inspirasi masuk ke rongga hidung ke

atap bersentuhan dengan daerah pembauan (regio olfaktoria).

Merangsang reseptor di ujung syaraf, n. olfaktorius, pusat penghidu.

Bila terjadi buntu hidung (udim, polip, tumor hiposmia/anosmia

Page 11: HIDUNG

11

FUNGSI LAIN Fungsi resonansi suara :

Getaran yang dihasilkan pita suara menimbulkan resonansi pada rongga sinus suara merdu. Bila buntu hidung bindeng

Fungsi drainase dan ventilasi sinus :Gangguan fungsi sinusitis

Page 12: HIDUNG

Peta Konsep Penyakit Pada Hidung

Page 13: HIDUNG

HIDUNG BUNTU

AlergiRadang akutTrauma hidung

Tumor Kelainan anatomi

Page 14: HIDUNG

RHINORHOE

Bau Rhinitis AlergiRhinitis Akut

Tumor/ polip Rhinitis vasomotor

Sinus maksilaris

Rhinitis hiperemika

Page 15: HIDUNG

HIDUNG BAU

Ca NasofaringOzaena Sinusitis maksilaris

Corpus Alienum

Page 16: HIDUNG

EPISTAKSIS

Bau Hipertensi

Radang akutDHFRhinitis AkutDifteri

Tumor jinakInverted papilloma

Sinus maksilaris

Sinusitis maksilaris Tumor ganas

Kelainan darah

Page 17: HIDUNG

Bersin-bersin

Rhinorhoe Buntu

Bau Epistaksis

Polip

Rhinitis akut, rhinitis hiperemis, rhinitis virus, rhinitis alergi

Sinusitis maksilaris

OzaenaBenda asing

Tumor

Kelainan darahTraumaDHF

Page 18: HIDUNG

BENDA ASING/ CORPUS ALIENUM Tersering pada anak - anak Keluhan bersifat unilateral Keluhan hidung berbau dan biasanya bercampur

darah Mukosa hiperemis, mukopus, bila keadaan lama ->

terjadi granulasi, nekrosis mukosa dan nekrosis tulang rawan

Tindakan : ekstraksi

Page 19: HIDUNG

RHINITIS AKUTMerupakan radang akut mukosa cavum nasi yang ditandai dengan gejala obstruksi nasi, bersin, dan suhu tubuh naik.

Etiologi : virus dan bakteri (haemophylus influenza, streptokokus, monokokus)

Page 20: HIDUNG

Predisposisi : Faktor luar : ventilasi ruangan kurang, debu,

dingin Faktor dalam : imun menurun, daya tahan

lokal cavum nasi Peny. Excanthemata : rhinitis yang

merupakan gejala prodormal (morbili, variola, scarler fever)

Page 21: HIDUNG

Manifestasi : St. prodormal (H-1)

rasa panas dan kering pada cavum nasi, pilek, hidung buntu. Pemriksaan: cavum nasi sempit, sekret serous, konka inferior udem dan hiperemis

St. Akut (H-2 sampai 4)bersin berkurang, obstruksi nasal akibat sekret yang mukopurulen. Pemriksaan: cavum nasi lebih sempit, sekret mukopurulent, mukosa lebih udem hiperemis

Page 22: HIDUNG

St. Resolusi (H-5 sampai 7)Gejala berkurang, obstruksi dan sekret berkurang.

Terapi : Simtomatik

Komplikasi : OMA, Sinusitis, Laryago-tracho bronchitis.

Page 23: HIDUNG

RHINITIS ALERGIKA

Spesifik, sensitif terhadap suatu alergen

Gejala utama : bersin dan pilek (rhinorea)

Pada Rhinoskopi : tampak mukosa yang pucat kebiruan dan edema

Terapi : Hindari alergen Antihistamin

Page 24: HIDUNG

RHINITIS MEDIKAMENTOSA/HIPEREMIKA Rhinitis yang berulang dan riwayat penggunaan obat

dekongestan jangka panjang. Gejala : obstruksi nasi yang mulanya terjadi pada

saat pasien berbaring Rhinoskopi Anterior : tampak mukosa udem

hiperemis dan konka nasi hipertrofi Terapi :

Hindari pencetus Melonggarkan cavum nasi dengan conchotomi

Page 25: HIDUNG

RHINITIS VASOMOTOR Inflamasi hidung akibat ketidkseimbangan

vasomotor Sensitif terhadap perubahan hawa dingin dan

kelembapan udara yang tinggi Klinis : gejala akan terjadi pada bangun tidur pada

pagi hari, pilek encer dan akhirnya hidung terasa buntu.

Page 26: HIDUNG

SINUSITIS MAKSILARIS Radang mukosa sinus yang disertai perubahan

histologi pada mukosa yaitu oedem, fibrosis, atau metaplasia mukosa.

Dianosis Pilek berbau, kental, unilateral, hidung buntu,

tenggorok berlendir, batuk, sefalgia. Mukosa oedem, sekret pada metus medius. Transiluminasi gelap pada sisi yang sakit.

Page 27: HIDUNG

DD Ozaena Korpus alienum

Penunjang Ro waters

Penatalaksanaan Irigasi 1 x seminggu Bila 5x irigasi tdk membaik dilakukan operasi Cadwell-Luc. Antibiotik amoxicillin 3-4 x 500mg PO selama 10-15hari atau

Doksisiklin 2 x 100mg selama 5 hari Perawatan gigi Tetes hidung bila perlu.

Page 28: HIDUNG

Penyulit Osteomielitis Trombosis sinus kavernosus

Prognosis baik

Page 29: HIDUNG

OZAENA Penyebabnya belum

diketahui Predisposisi :

Infeksi : Coccobacillus

ozaena, Klebsiella ozaena

Herediter Malnutrisi Def FE Gangguan hormonal

(wanita muda)

Page 30: HIDUNG

Klinis : foetor nasi yang dirasakan oleh orang disekitarnya dan penderita sendiri tidak dapat mencium, obstruksi nasi, Faring yang terasa kering

Pemr RA : atrosi mukosa cavum nasi (tampak luas), sekret kental, krusta kering warna kehijauan, berbau busuk

Terapi : INH 1 x 400 mg Vit A 150.000U Estradiol Preparat FE 1 x 1tab

Page 31: HIDUNG

DEVIASI SEPTUM NASIEtiologi :

- Trauma jalan lahir, hidung tertekan jalan lahir- Trauma kecelakaan - Kecepatan pertumbuhan bagian- bagian

septum nasi yang tidak sesuai dgn pertumbuhan kerangka hidung & palatum

Klinis :

-Obstriksi nasi (buntu hidung) pada satu sisi - Hipertropi pada konka inferior satu sisi yang lain - Cephalgia - Hiposmia

Page 32: HIDUNG

POLIP NASIPertumbuhan masa bertangkai pada hidung akibat inflamasi kronik, ketidakseimbangan vasomotor atau predisposisi genetik

Klinis : obstruksi nasi, rhinorea dengan sekret yang mukus, suara bindeng

Pemr. Rhinoskopi : masa bertangkai, sekret yang serousmukus dan berbeda dengan concha nasi

Page 33: HIDUNG

Terapi : Polipektoi Operasi Calwell Luc apabila polip berasal dari sinus

maksilaris FESS (functional endoscopy sinus surgery)

Page 34: HIDUNG

CA NASOFARING Tumor ganas yang berasal dari epitel mukosa

nasofaring atau kelenjar yang terdapat pada nasofaring.

Kriteria diagnosis Gejala lokal : pilek menahun, ingus campur darah,

hidung buntu, grebeg-rebeg. Gejala infiltrasi ke intrakranial Tumor leher Pemeriksaan PA menunjukkan hasil ganas

Page 35: HIDUNG

DD Limfoma maligna Tumor cavum nasi

Pemeriksaan penunjang Biopsi nasofaring FNAB tumor leher

Penatalaksanaan Radioterapi, simptomstik

Page 36: HIDUNG

ANGIOFIBROMA NASOFARING JUVENILIS

Tumor dari jaringan ikat fibrous dan jaringan vaskuler yang terdiri dari satu lapisan endotel tanpa komponen muskularis.

Secara histologis jinak, namun secara klinis ganas karena bersifat ekspansif dan progresif.

Dianosis Laki-laki remaja, sering epistaksis Gejala sesuai pertumbuhan tumor Bentuk wajah frog face mata menonjol RA: tumor warna merah kebiruan mudah berdarah RP : tumor di nasofaring berwarna kebiruan Gejala ekspansi tumor.

Page 37: HIDUNG

DD Polip koanal Fibroma nasofaring

Penunjang : Ro waters dan skull lateral

Penatalaksanaan Operasi

Prognosis bonam

Page 38: HIDUNG

FRAKTUR TULANG HIDUNG Diagnosis

Deformitas hidung, krepitasi, buntu hidung, oedem, nyeri, epistaksis.

RA : deviasi septum, mukosa robek, fraktur baru < 2 mg, fraktur lama> 2 mg.

Penunjang Skull AP/lateral

Penatalaksanaan Fraktur baru : reposisi Fraktur lama : operasi Analgesik Ampisilin 3-4 x 500mg selama 5 hari.

Page 39: HIDUNG

TERIMA KASIH