hidung

17
MAKALAH FISIOLOGI MANUSIA I SISTEM SARAF YANG BERPENGARUH PADA HIDUNG Disusun oleh : Seffy Yane Suhanda 1143050107 Sandi Kartika 1243050015 Sariah marzini 12430500 Caecylia leni 12430500 Darnawati ginting 1243050077 Fachri Muhammad FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JL. SUNTER PERMAI RAYA, SUNTER AGUNG PODOMORO JAKARTA UTARA 14356

Upload: seffy-yane-suhanda

Post on 06-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hidung

TRANSCRIPT

MAKALAH FISIOLOGI MANUSIA ISISTEM SARAF YANG BERPENGARUH PADA HIDUNG

Disusun oleh :Seffy Yane Suhanda 1143050107Sandi Kartika1243050015Sariah marzini 12430500Caecylia leni 12430500Darnawati ginting1243050077Fachri Muhammad

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945JL. SUNTER PERMAI RAYA, SUNTER AGUNG PODOMOROJAKARTA UTARA 14356BAB IPENDAHULUAN

Sistem saraf somatis disebut juga dengan sistem saraf sadar. Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang ( spinal ) Kedua belas pasang saraf otak akan menuju ke organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit. Saraf sumsum tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang belakang dan berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki, tangan, dan otot lurik. Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit, sistem saraf pusat, dan otot-otot rangka.

Contoh dari sistem saraf somatis adalah sebagai berikut.Ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga akan sampai ke otak. Otak menterjemahkan pesan tersebut dan mengirimkan isyarat ke kaki untuk berjalan mendekati pintu dan mengisyaratkan ke tangan untuk membukakan pintu.Ketika kita merasakan udara di sekitar kita panas, kulit akan menyampaikan informasi tersebut ke otak. Kemudian otak mengisyaratkan pada tangan untuk menghidupkan kipas angin.Ketika kita melihat kamar berantakan, mata akan menyampaikan informasi tersebut ke otak, otak akan menterjemahkan informasi tersebut dan mengisyaratkan tangan dan kaki untuk bergerak membersihkan kamar.Pada makalah ini kami akan menjelaskan tentang sistem saraf yang berpengaruh pada hidung.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Hidung adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung. Secara anatomi, hidung (latin = nasale) adalah penonjolan pada vertebrata yang mengandung nostril, yang menyaring udara untuk pernapasan, menghangatkan udara pernapasan, juga berperan dalam resonansi suara. Hidung juga berfungsi sebagai indera pembau dan sebagai jalan pernafasan.

Bagian-bagian hidung yang sangat sensitif terhadap bau terdapat pada bagian atas rongga hidung. Hidung juga merupakan pintu masuk udara pernafasan ke dalam didalam tubuh. Di dalam rongga tubuh terdapat rambut halus dan selaput lendir yang berguna untuk menyaring udara yang dihirup. Pada saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita. Zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir, kemudian akan meransang rambut-rambut halus pada sel pembau. Sel pembau akan meneruskan rangsangan ini ke otak dan akan diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut. Gangguan pada hidung biasanya disebabkan oleh radang atau sakit pilek yang menghasilkan lendir atau ingus sehingga menghalangi bau mencapai ujung saraf pembau.

Fungsi Rongga Hidung :1. Pernafasan Udara yang diinspirasi melalui rongga hidung menjalani 3 proses : a. Penyaringan (filtrasi) : Oleh membran mukosa pada rongga hidung yang sangat kaya akan pembuluh darah dan glandula serosa yang mensekresikan mukus cair untuk membersihkan udara sebelum masuk ke Oropharynx.b. Penghangatan : oleh jaringan pembuluh darah yang sangat kaya pada ephitel nasal dan menutupi area yang sangat luas dari rongga hidung.c. Pelembaban : oleh concha, yaitu suatu area penonjolan tulang yang dilapisi oleh mukosa.2. Epithellium olfactory pada bagian rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan sensasi bau.3. Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukkan suara fenotik dimana berfungsi sebagai ruang resonansi.

Alat pencium terdapat dalam rongga hidung dari ujung saraf otak nervus olfaktorius. Serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung yaitu area olfaktoria. Nervus olfaktorius dilapisi oleh sel-sel yang sangat khusus mengeluarkan fibril-fibril yang halus yang terjalin dengan serabut-serabut dari bulbus olfaktorius.Bulbus olfaktorius merupakan lanjutan dari bagian otak yang ujung akhirnya menembus lempeng kribiformis dasar tulang otak (os ethmoidalis) yg berlubang-lubang. Nervus olfaktorius terletak pada os ethmoidalis.

Dari bulbus olfaktorius, penciuman dihantarkan melalui traktus olfaktorius menuju pusat olfaktoria pada otak bagian lobus temporalis, tempat penciuman ditafsirkan

Bau yg masuk ke rongga hidung akan merangsang nervus olfaktorius di bulbus olfaktorius Indera bau bergerak lewat traktus olfaktorius dengan perantaraan stasiun penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dlm pusat olfaktorius pd lobus temporalis di otak besar tempat penafsiran bau tersebut. Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang masuk dan akan mudah hilang pada bau yang sama dalam waktu lamaRangsangan reseptor hanya berespon terhadap senyawa-senyawa yang kontak dengan epitel olfaktorius dan dilarutkan dlm lapisan tipis mukus yang menutupinyaMolekul penghasil bau mengandung 3-20 atom karbon yg memiliki bau yg berbeda

Otak dapat membedakan berbagai macam bau. Secara umum ada lima macam bau yang dapat dihayati oleh daya penciuman manusia. Kelima macam bau tersebut adalah sebagai berikut: Bau bunga,misalnya bunga melati dan bunga mawar Bau agak asam,misalnya kopi tembakau Bau busuk,misalnya bau sampah dan telur busuk. Bau sumpek atau membius, misalnya alkohol dan kamper.Hidung terdiri atas bagian luar atau ekternal dan bagian dalam atau internal. Bagian hidung yang terlihat dibentuk oleh adanya dua buah tulang nasal dan tulang rawan. Kedua tulang tersebut dibungkus dan dilapisi oleh kulit.Selanjutnya dibagian dalam hidung terdapat rambut rambut halus yang membantu mencegah benda benda asing masuk kedalam hidung. Yang dimaksud benda asing adalah debu debu dan benda lainnya yang mampu mengancam pernapasan, umumnya berukuran cukup besar, untuk benda yang sangat mikroskopis seperti berukuran nanometer, rambut rambut hidung tak akan mampu menapisnya.Pada bagian dalam hidung (gambar hidung dibawah) terdapat kavum nasalis yang merupakan lubang besar yang dipisahkan oleh septum. Bagian yang terbuka dari hidung ini disebut nares anterior. Sedangkan bagian hidung yang terbuka setelah itu disebut nares posterior yang akan terbuka hingga ke bagian faring.

Langit langit hidungdibentuk olehtulang ethmoidalispada bagian dasar tengkorak dan lantai keras serta palatum lunak pada bagian langit langit mulut. Dinding lateral rongga dibentuk oleh maksila, konka nasalis tengah dan sebelah luar tulang ethmoidalis yang tegak lurus dan vomer, sementara bagian anteriro dibentuk oleh tulang rawan.Dibagian dalam hidung, ketigakonka nasalisyang disebutkan tadi diproyeksikan ke dalam rongga nasal pada setiap sisi sehingga memperbesar luas permukaan bagian dalam hidung. Rongga hidung dilapisi oleh membran mukosa bersilia yang memiliki banyak pembuluh darah dan udara dihangatkan setelah melewati epitelium, yang mengandung banyak kapiler.Mukus membasahi udara dan menangkap banyak debu dan silia menggerakkan/memindahkan mukus belakang ke dalam faring untuk menelan dan meludah. Ujung-ujung saraf indera penciuman pada hidung terletak pada bagian tertinggi di rongga hidung, berada disekitar lembaran"cribriform"tulang ethmoidalis.Pada beberapa tulang hidung pada rongga nasal memiliki lubang lubang yang disebut sinus paranasalis. Lubang lubang pada tulang dalam rongga nasal hidung ini berfungsi untuk memperlunak tulang dan sebagai ruang bunyi suara, membuat suara beresonansi.Terdapat beberapa bagian sinus tergantung letak lubang tersebut sepertisinus maksilarisyang terletak pada tulang maksilaris,sinus frontalisyang terletak di tulang frontalis dansinus sfenoidalisberada di tulang sfenoidalis.Sinus maksilaris terletak dibawah orbit dan terbuka melalui dinding lateral hidung. Sinus frontalis terletak diatas orbit ke arah garis tengah tulang frontalis. Sinus frontalis cukup banyak dan merupakan bagian tulang ethmoidalis yang memisahkan lingkaran hidung. Selanjutnya, sinus sfenoidalis berada di dalam tulang sfenoidalis.Semua sinus paranasalis dilapisi oleh membran bermukosa dan semua terbuka ke dalam rongga nasal, di mana mereka dapat terinfeksi.

Indera penciuman : Akan melemah bila selaput lendir hidung sangat kering, terlalu basah, atau membengkak spt saat influenza Akan menghilang akibat cedera pd kepala Batas ambang meningkat seiring pertambahan usia

KELAINAN PADA PENCIUMAN (HIDUNG)

1. Salesma (Cold) dan Influenz (Flu)Salesma dan influenza merupakan kondisi alat pernapasan yang terinfeksi oleh virus. Umumnya menyebabkan batuk, pilek, sakit leher, terkadang panas atau sakit pada persendian. Pada anak kecil biasanya diiringi gejala mencret ringan.Hindari menggunakanpenicillin, tetracyclineatau antibiotika lainnya karena jenis obat ini tidak menyembuhkan Salesma dan Influenza, bahkan dapat menimbulkan bahaya. Penyakit ini hampir selalu sembuh sendiri tanpa obat.

2. Peradangan hidung akibat alergi (Rhintis Allergica)Rhintis Allergicabisa disebabkan reaksi alergi pada hidung karena masuknya substansi asing dalam saluran tenggorokan. Untuk terapinya bisa menggunakanantihistaminsepertichlorpheniramine, dimenhydrinate. Sebagai pencegahan, ketahuilah penyebab terjadinya alergi, apakah debu, bulu ayam, jamur, tepung sari bunga dan lainnya, lalu hindari benda-benda pemicu alergi tersebut.Gejalanya seperti bersin-bersin, keluarnya cairan dari hidung, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar denganallergen(zat yang menyebabkan alergi pada orang-orang tertentu).

3. Hidung Tersumbat dan PilekAlergi atau salesma bisa menjadi penyebab hidung tersumbat atau pilek. Pada anak-anak, banyaknya lendir dalam hidung bisa menyebabkan infeksi telinga. Sedangkan pada orang dewasa, lendir berlebihan bisa menimbulkan gangguan sinus atau peradangan gawat dan berlangsung lama di rongga tulang yang berhubungan dengan hidung.

4. Gangguan Sinus (Sinusitis)Sinusitis atau peradangan sinus yang terjadi pada rongga-rongga dalam tulang yang berhubungan dengan rongga hidung. Jika kondisi sudah memasuki tahap gawat biasanya terjadi dalam setahun.

Sinusitis memiliki tanda-tanda berikut : Terasa sakit di wajah, khususnya sekitar mata. Terlebih ketika Anda mengetuk tulang atau menundukkan kepala. Hidung sering tersumbat karena adanya nanah atau ingus yang kental. Terkadang disertai panas.5. Anosmia = tidak adanya indera penciuman 6. Hiposmia= pengurangan sensitivitas olfaktorius 7. Disosmia= indera penciuman berubah Kelainan dapat disebabkan oleh : Penyumbatan rongga hidung akibat pilek. Terdapat polip atau tumor di rongga hidung. Sel rambut rusak akibat infeksi kronis. Gangguan pada saraf olfaktori.

BAB IIIKESIMPULAN

Sistem saraf somatis disebut juga dengan sistem saraf sadar. Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang ( spinal ) Kedua belas pasang saraf otak akan menuju ke organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit.

Hidung adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau atau zat kimia yang berupa gas.

Fungsi Rongga Hidung :1. Pernafasan Udara yang diinspirasi melalui rongga hidung menjalani 3 proses : a. Penyaringan (filtrasi) : Oleh membran mukosa pada rongga hidung yang sangat kaya akanpembuluh darah dan glandula serosa yang mensekresikan mukus cair untuk membersihkan udara sebelum masuk ke Oropharynx.b.Penghangatan : oleh jaringan pembuluh darah yang sangat kaya pada ephitel nasal dan menutupi area yang sangat luas dari rongga hidung.c.Pelembaban : oleh concha, yaitu suatu area penonjolan tulang yang dilapisi oleh mukosa.2. Epithellium olfactory pada bagian rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan sensasi bau.3. Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukkan suara fenotik dimana berfungsi sebagai ruang resonansi.

Kelainan pada hidung terdiri dari : Salesma (Cold) dan Influenz (Flu) Peradangan hidung akibat alergi (Rhintis Allergica) Hidung Tersumbat dan Pilek Gangguan Sinus (Sinusitis) Anosmia = tidak adanya indera penciuman Hiposmia= pengurangan sensitivitas olfaktorius Disosmia= indera penciuman berubah