hidrocephalus
DESCRIPTION
HidrocephalusTRANSCRIPT
HIDROSEFALUSOleh: Abdul Kadir Ahmad
I. Pengertian
Hidrocephalus adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh produksi yang tidak
seimbang dan penyerapan dari cairan cerebrospinal (CSF) di dalam sistem
ventricular. Ketika produksi CSF lebih besar dari penyerapan, cairan cerebrospinal
terakumulasi di dalam sistem ventricular.
II. Penyebab
Penyebab dari hidrosefalus adalah :
Kelainan bawaan (konginetal)
Infeksi
Neoplasma
Perdarahan.
III. Jenis Hidrosefalus
Hidrosefalus Non Komunikan (tipe tak berhubungan ):
Terjadinya obstruksi pada aliran cairan serebrospinal.
Hidrosefalus Komunikan (tipe berhubungan ) :
Kegagalan absorbsi cairan serebro spinal.
IV. Patofisiologi
Produksi CSS ↑ Absorbsi ↓
- Post infeksi: Meningitis
- Tumor space occupying
Penumpukan cairan (CSS)dalam ventrikel otak secara aktif
(Hidrosefalus )
Penatalaksanan Obstruksi aliran pada shunt diventrikel otak
Pemasangan VP Shunt Peningkatan Volume CSS
Immobilisasi Resiko Infeksi TIK ↑
Gangguan integritas kulit
Keterangan:
Penyumbatan aliran CCS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam
rongga subaracnoid → dilatasi ruangan CSS di atasnya (foramen Monroe,
foramen Luschka dan Magendie, sisterna magna dan sisterna basalis) →
Hidrosefalus
Pembentukan CSS yang berlebihan dengan kecepatan absorbsi yang normal
→ Hidrosefalus.
V. Pengkajian.
A. Anamnesa.
1. Insiden hidrosefalus: 5,8 per 10.000 kelahiran hidup
Hidrosefalus dengan spinabifida
terdapat kira-kira 3-4 per 1000 kelahiran hidup
Type hidrosefalus obstruksi
terdapat 99 % kasus pada anak-anak.
2. Riwayat kesehatan masa lalu:
Terutama adanya riwayat
luka/trauma kepala atau infeksi serebral
3. Riwayat kehamilan dan persalinan :
Kelahiran yang prematur
Neonatal meningitis
Perdarahan subaracnoid
Infeksi intra uterin
Perdarahan perinatal,
trauma/cidera persalinan.
B. Pemeriksaan Fisik
Biasanya adanya
myelomeningocele, pengukuran lingkar kepala (Occipitifrontal)
Pada hidrosefalus didapatkan :
Tanda-tanda awal:
o Mata juling
o Sakit kepala
o Lekas marah
o Lesu
o Menangis jika digendong dan diam bila berbaring
o Mual dan muntah yang proyektil
2
o Melihat kembar
o Ataksia
o Perkembangan yang berlangsung lambat
o Pupil edema
o Respon pupil terhadap cahaya lambat dan tidak sama
o Biasanya diikuti: perubahan tingkat kesadaran, opistotonus
dan spastik pada ekstremitas bawah
o Kesulitan dalam pemberian makanan dan menelan
o Gangguan cardio pulmoner
Tanda-tanda selanjutnya:
o Nyeri kepala diikuti dengan muntah-muntah
o Pupil edema
o Strabismus
o Peningkatan tekanan darah
o Denyut nadi lambat
o Gangguan respirasi
o Kejang
o Letargi
o Muntah
o Tanda-tanda ekstrapiramidal/ataksia
o Lekas marah
o Lesu
o Apatis
o Kebingungan
o Sering kali inkoheren
o Kebutaaan
C. Pemeriksaan Penunjang
Skan temografi komputer (CT-Scan) mempertegas adanya dilatasi
ventrikel dan membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan
penyebabnya (neoplasma, kista, malformasi konginetal atau
perdarahan intra kranial)
Pungsi ventrikel kadang digunakan untuk mengukur tekanan intra
kranial, mengambil cairan serebrospinal untuk kultur (aturan
ditentukan untuk pengulangan pengaliran).
EEG: untuk mengetahui kelainan genetik atau metabolik
3
Transluminasi: untuk mengetahui adanya kelainan dalam kepala
MRI (Magnetik Resonance Imaging): memberi informasi mengenai
struktur otak tanpa kena radiasi
D. Penatalaksanaan Medis.
Pasang pirau untuk mengeluarkan kelebihan CSS dari ventrikel lateral
kebagian ekstrakranial (biasanya peritonium untuk bayi dan anak-anak
atau atrium pada remaja ) dimana hal tersebut dapat direabsorbsi
VI. Diagnosa keperawatan, Intervensi dan Rasional.
NoDiagnosa
KeperawatanTujuan &
Kriteria HasilIntervensi Rasional
1. Risiko perubahan
integritas kulit ke-
pala b/d ketidak-
mampuan bayi da-
lam mengerakan
kepala akibat pe-
ningkatan ukuran
dan berat kepala
Tidak terjadi
gangguan in-
tegritas kulit.
Kriteria:
Kulit utuh, ber-
sih dan kering.
Kaji kulit kepala
setiap 2 jam dan
monitor terhadap
area yang terte-
kan
Ubah posisi tiap
2 jam dapat di-
pertimbangkan
untuk mengubah
poisisi kepala se-
tiap jam.
Hindari tidak
adanya linen pa-
da tempat tidur
Baringkan kepa-
la pada bantal
karet busa atau
menggunakan
tempat tidur air
jika mungkin.
Berikan nutrisi se-
suai kebutuhan.
Untuk memantau
keadaan integumen
kulit secara dini.
Untuk meningkat-
kan sirkulasi kulit.
Linen dapat menye-
rap keringat sehing-
ga kulit tetap kering
Untuk mengurangi
tekanan yang me-
nyebabkan stres me-
kanik.
Jaringan mudah
nekrosis bila kalori
dan protein kurang.
4
2.
3.
Perubahan fungsi
keluarga b/d
situasi krisis (anak
dalam catat fisik)
Resiko tinggi
terjadi cidera b/d
peningkatan
tekanan intra
kranial
Keluarga mene-
rima keadaan
anaknya, mam-
pu menjelas-
kan keadaan
penderita.
Kriteria:
- Keluarga ber-
partisipasi da-
lam merawat
anaknya
- Secara verbal
keluarga da-
pat mengerti
tentang penya-
kit anaknya.
Tidak terjadi pe-
ningkatan TIK
Kriteria:
Tanda vital da-
lam batas nor-
mal, pola nafas
efektif, reflek
cahaya positif,
tidak tejadi
gangguan kesa-
daran, tidak
muntah dan ti-
dak kejang.
Jelaskan secara
rinci tentang kon-
disi klien, prose-
dur terapi dan
prognosanya.
Ulangi penjelas-
an tersebut bila
perlu dengan
contoh bila
keluarga belum
mengerti
Klarifikasi kesa-
lahan asumsi dan
misinterpretasi
Berikan kesem-
patan keluarga
untuk bertanya.
Observasi ketat
tanda-tanda pe-
ningkatan TIK
Tentukan skala
coma
Hindari pema-
sangan infus di
kepala
Hindari sedasi
Jangan sekali-
kali memijat atau
memompa shunt
untuk memeriksa
fungsinya
Pengetahuan dapat
mempersiapkan
keluarga dalam
merawat penderita.
Keluarga dapat
menerima seluruh
informasi agar tidak
menimbulkan salah
persepsi
Untuk menghindari
salah persepsi
Keluarga dapat
mengemukakan pe-
rasaannya
Untuk mengetahui
secara dini pe-
ningkatan TIK
Penurunan kesadar-
an menandakakan
adanya peningkatan
TIK
Mencegah terjadi
infeksi sistemik
Tingkat kesadaran
merupakan indika-
tor peningkatan TIK
Dapat mengakibat-
kan sumbatan sehing-
ga terjadi pening-
katan CSS atau
obtruksi pada ujung
kateter di peritonial.
5
Ajari keluarga
mengenai tanda-
tanda pening-
katan TIK
Keluarga dapat ber-
patisipasi dalam pe-
rawatan klien anak
hidrosefalus.
6
Asuhan Keperawatan Anak J E dengan Hidrosephalus
Di IRD Lt. I RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Tanggal 9 April 2002
I. Pengkajian.
A. Identitas. Penanggung jawab
Nama : Anak J E Nama : J H
Umur : 4 tahun Umur : 40 th
Suku bangsa : Jawa / Indonesia Suku bangsa : sda
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Genangan Bandungan Surabaya sda
B. Riwayat Penyakit.
Riwayat penyakit sebelumnya:
Menurut pengakuan orang tua sejak 4 bulan yang lalu anaknya pernah
panas kemudian disertai mual dan kejang-kejang serta terlihat kepala anaknya
mulai membesar kemudian oleh keluarga anaknya diantar ke wat di RSUD
Madiun kemudian dirawat selama 7 hari dan pulang paksa dalam keadaan
tidak sadar.
C. Riwayat penyakit sekarang.
Pasien datang diantar oleh orang tuanya ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya
tanggal 9 April 2002 Jam 09.00 WIB dalam keadaan tidak sadar
( apatis ) ,muntah tidak proyektil, suhu tubuh meningkat dari normal ( 38 C ),
keadaan umum lemah, paralisa.
D. Pemeriksaan fisik per sistem tubuh.
1. Sistem Pernafasan.
Pada pengkajian sistem pernafasan tidak ditemukan adanya kelainan baik
saat inspirasi maupun ekspirsi.
2. Sistem kardiovaskuler
Tidak ditemukan adanya kelainan
3. Sistem persarafan.
1) Diagnosa keperawatan :
Resiko tinggi injuri berhubungan dengan peningkatan tekanan intra
kranial
o Data obyektif : Tidak sadar, panas( 38 C), muntah tanpa proyektil,
strabismus. serta gelisah,paralisa.
o Data Subyektif : Orangnya mengatakan anaknya tidak sadar ,muntah
tubuhnya panas.
2) Rencana tindakan.
Tujuan :
Tidak terjadi peningkatan tekanan intra kranial dengan kriteria :
Tidak menunjukkan adanya tanda-tanda peningkatan tekanan intra
kranial ( mual, muntah, kejang, gelisah ).
3) Tindakan keperawatan :
Observasi ketat tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial.
Rasional :
Untuk mengetahui secara dini peningkatan TIK
Tentukan skala tingkat kesadaran
Rasional :
Menurunnya kesadaran menunjukkan adanya tanda-tanda adanya
peningkatan TIK.
Ajari keluarga mengenai tanda-tanda peningkatan tekanan intra
kranial
Rasional :
Keluarga dapat berpartisipasi dalam perawatan anaknya.
Kolaborasi
Rasional :
Dapat mencegah atau mempercepat proses penyebuhan penyakit.
4) Evaluasi
S : Orang tua mengatakan anaknya belum sadar
O : kesadaran apatis, tidak ada mual dan muntah,tidak gelisah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan sesuai rencana
Diagnosa keperawatan no.2
Resiko terhadap perubahan pertumbuhan dan perkembangan
berhubungan dengan kerusakan kemampuan untuk mencapai tugas
perkembangan
Data obyektif: Peningkatan ukuran lingkar kepala yang
abnormal,paralisa,bedres total.
2
Data subyektif: Orang tua mengatakan anaknya tidak dapat
melakukan aktivitas seperti anak normal lainnya.
Tujuan :
Tidak terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
Tindakan keperawatan:
Observasi tanda dan gejala gangguan perkembangan secara dini
Rasional :
Akan mengetahui secara dini kelainan atau penyimpangan dari
keadaan normal.
Kolaborasi untuk tindakan pembedahan
Membantu mempercepatan proses penyembuhan.
Evaluasi :
S : Orang mengatakan anaknya tidak dapat beraktifitas seperti biasa
O : Anak dalam keadaan bedres total, kepala membesar.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan sesuai rencana( persiapan tindakan operasi )
4. Sistem Perkemihan.
Tidak ditemukan adanya masalah atau kelainan,namun dalam keadaan
sekarang pasien dalam keadaan apatis sehingga kebiasaan BAK dan
BAB tidak dapat terkontrol.
Diagnosa keperawatan :
Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan kerusakan
neuromuskular
Data obyektif : Pasien BAB dan BAK diatas tempat tidur, Paralisa
Data Subyektif: Orang mengatakan anaknya tidak dapat bangun dari
tempat tidurnya.
Tujuan :
Perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.
Tindakan keperawatan :
Kaji kemampuan dan tingkat kekurangan untuk melakukan kebutuhan
sehari-hari
Rasional
Membantu dalam mengantisipasi atau merencanakan pemenuhan
kebutuhan secara individual.
Identifikasikasi kebiasaan BAB dan BAK sebelumnya
Rasional :
3
Mengkaji perkembangan program latihan.
Libatkan keluarga dalam perawatan
Rasional :
Keluarga memahami tentang pentingnya pemenuhan BAB dan Bak
dalam perawatan.
Evaluasi :
S : Orang mengatakan anaknya BAK dan BAB selalu dibantu
O : Pasien dalam keadaan bedres total
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan sesuai rencana.
5) Sistem Pencernaan.
Diagnosa keperawatan
Resiko terhadap kekurangan volume cairan yang berhubungan muntah
sekunder akibat peningkatan TIK
Data Obyektif: Pasien muntah, kesadaran apatis,terpasang infus RL 16
x/menit, bibir tampak kering.
Data subyektif: Orang mengatakan anaknya tidak mau minum sejak 2hari
yang lalu.
Tujuan :
Tidak terjadi kekurangan volume cairan dalam tubuh dengan kriteria :
Pasien tidak haus, mau minum, bibir tidak kering.
Tindakan keperawatan:
Observasi
ketat intake
dan output
Rasional :
Menentukan data dasar dari pada cairan tubuh.
Kolaborasi
dalam
pemeriksaa
n
laboratoriu
m
Rasional :
Mengkaji hidrasi dan keefektifan / kebutuhan intervensi
Berikan cairan infus sesuai pesanan
Rasional
4
Mempertahan volume sirkulasi cairan dalam tubuh
Evaluasi
S : Orang mengatakan anaknya muntah-muntah sejak jam 05.00
tanggal 9-4-2002
O : Pasien terpasang infus RL 16 x/menit makro, panas ( 38 C),
bibir tampak kering
A : Masalah teratasi
P : Dilanjutkan sesuai rencana
5
DAFTAR PUSTAKA
Whaley and Wong ( 1995 ), Nursing Care of infants and children, St.Louis :
Mosby year Book
Doenges M.E, ( 1999), Rencana Asuhan keperawtan : pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, EGC, Jakarta
Lynda Juall Carpenito, ( 2000) Buku Saku : Diagnosa Keperawatan, Ed.8, EGC,
Jakarta
Soetomenggolo,T.S . Imael .S , ( 1999 ), Neorologi anak, Ikatan Dokter Indonesia,
Jakarta
Halminto,MP, ( 1995 ), Dasar- dasar keperawatan maternitas, Ed. VI, EGC, Jakarta
Patofisiologi
Penting untuk memahami perkembangan cairan cerebrospinal (CSF) dari
berbagai hubungan yang membentuk Ventricular dan ruang Subarachcoid.
Ventrikel Sirkulasi Cairan mengalir dari cabang sampai ke bilik jantung,
melalui Foramen Monro menuju bilik jantung ketiga, tempat dimana bergabung
dengan cairan yang keluar pada bilik jantung ketiga tersebut. Dari cairan itu mengalir
melalui saluran Sylvius menuju bilik jantung keempat tempat banyak cairan
dibentuk, kemudian meninggalkan bilik jantung keempat menuju cabang samping
foramen luschka dan garis tengah foramen Magendie ke dalam Cisterna Magna. Dari
situ akan mengalir ke bagian otak dan diserap oleh beberapa mekanisme yang
menghisap antara lain arachnoid villi, sinuses (lubang yang menghubungkan rongga
hidung dengan dasar kepala, urat darah halus, otak).
Mekanisme Ketidakseimbangan Cairan
Penyebab Hidrocephalus ada bermacam-macam, diakibat oleh dua :
1) Rusaknya cairan cerebrospinal
2) Bendungan cairan cerebrospinal menuju sistem ventricular.
Jarang terjadi sebuah tumor choroid plexus menyebabkan perkembangan
pengeluaran cairan cerebrospinal dalam kamar jantung, yang menjadi membesar dan
memadat pada inti otak kaku dan kecil, ketika ini terjadi yakni sebelum penyatuan
jahitan bedah, menghasilkan tengkorak yang membesar seperti kamar jantung yang
membesar.
Hidrocephalus yang tidak dapat disembuhkan adalah rusaknya penghisapan
cairan cerebrospinal, sedangkan adanya hubungan cairan cerebrospinal menuju
sistem ventricular digolongkan pada Hidrocephalus yang dapat disembuhkan.
Banyak masalah dalam kaitan dengan Hidrocephalus yang tak dapat disembuhkan
adalah akibat dari cacat. Meskipun cacat itu biasanya nampak pada masa kecil yang
lebih awal, itu bisa menjadi bukti bahwa ia telah ada sebelum lahir bagi anak-anak
yang lahir terlambat maupun orang dewasa yang lahir lebih awal. Sebab lain
mencakupi neoplasma, infkesi dan trauma. Halangan bagi cairan normal dapat terjadi
pada jalan kecil dicairan cerebrospinal yang menghasilkan tekanan dan pembesaran
pada jalan kecil yang terdekat di tempat halangan.
Tabel 11-2 memberi gambaran tentang tempat yang paling banyak halangan dan
akibatnya.
TABEL 11-2 TEMPAT DAN JENIS HIDROCEPHALUS
TEMPAT DAN JENIS SEBAB DAN KOMENTAR
* Hidrocephalus yang tak dapat
disembuhkan
Tempat : Saluran Sylvius
Jenis : Stenosis/Atresia
Gliosis
Obstructive
Tempat : Kamar jantung
keempat dan
foramen magna
Tipe : Cacat Chiori
Cacat Arnold
Chiari
Kemacetan ruang
jantung
Berjumlah 20% Hidrocephalus
Berjumlah 50% dari semua
Hidrocephalus
* Hidrocephalus dapat
dikomunikasikan
Tempat : Arachnoid Villi
dan cisterna
magna
Jenis : Meningitis
Arachnoid yang tebal
Bakteri
Contoh perkembangan cacat atau kerusakan : cacat Arnold Chiari, saluran Stenosis,
saluran Gliosis dan Atresin foramina lushcka, berasal dari hal-hal kepala busng dari
kelahiran umur dua tahun kepala busung sangat dibantu oleh myelomeningocele,,
yang harus sudah diperiksa ketika masih bayi demi perkembangannya. Ada masalah-
masalah tetap yakni infkesi intra uterine dan bakteri-bakteri sebelum dan saat
kelahiran (prenatal hemorrhage, neonatal meningoencephalistis) kepala busung bagi
anak yang lebih besar, lebih diakibatkan oleh infeksi dan banyaknya intracranial.
2
Cacat Arnol Chieri adalah kerusakan atau yang meliputi isi prosterior fossa. Pada
masa bayi kepala bertumbuh secara tak normal meskipun tanda pertama tanpa
pembesaran atau tambahan (gbr. 11.5). bagian depan kepala biasanya keras. Urat
darah halus bagian kepala akan membesar ketika bayi menangis. Semakin keras bayi
itu menangis, tulang tengkorak menjadi tipis dan jahitan bedah menjadi jelas terpisah
dan menghasilkan bunyi-bunyi aneh sebagai ketukan terhadap tengkorak.
Pembesaran pada garis depan membuat mata murung.
Menjadi lekas marah dan lesu bayi itu dan mengalami perubahan dalam
kesadaran. Bayi akan menagis bila digendong dan menjadi diam bila dibiarkan
sendirian.
Masa Anak-anak
Tanda-tanda dan gejala dari anak-anak yang mengalami perkembangan
terlambat berasal dari Neoplasma Posterios Fossa dan saluran Stenosis dan
manifestasi klinikal. Ini semua mengakibatkan sakit kepala dan beberapa hal terjadi
pada diri anak antara lain lekas marah, lesu, bingung dan hilangnya kontak dengan
sesama. Pada salah satu alat bantu untuk membantu orang cacat berjalan, manifestasi
mejadi tampak banyak dan membuat bayi takut.
Manifestasi cacat bagi bayi berumur tiga tahun ke atas lebih berhubungan
dengan syaraf tulang belakang ketimbang berkaitan dengan penempaan yang
biasanya terpancar lewat kemarahan.
Evaluasi Diagnosa
Diagnosa yang dilakukan pada masa kecil dari kepala busung sudah mendasar
dan melingkar pada kepala, mengaliri satu atasu lebih banyak jalur pada peta selam
satu peirode dari dua sampai empat minggu dan asosiasi neorologi berpendapat
bahwa memang itu ada dan berkembang. Dengan kata lain diagnosa dipelajari untuk
kebutuhan, lokalisasi bagi ikuran halangan, kebanyakan ukuran rontgen pada kepala
telah membawa ketidakdewasaan dengan terdapatnya infeksi nyelomeningocele dan
tulang bagian dalam.
Pada suatu evaluasi tentang ketidakdewasaan yang dibawa sejak kecil dikutip
bahwa kebanyakan terdapat pada kepala. Semua dikonultasikan agar bila
membuktikan tentang ketidakwajaran pertumbuhan mulai dari cepat dan tidak
normal. Keutamaan diagnosa sendiri untuk digunakan pada pendeteksian
Hidrocephalus sejak anak sudah ada gambaran. Evaluasi diagnosa pada anak-anak
yang mempunyai gejala Hidrocephalus setelah bayi sangat sama bagi mereka yang
menghidap tumor.
3
Ukuran kepala bisa berasal dari karakter keluarga.
Manajemen Terapi
Pengobatan pada hidrocephalus langsung diberikan kepada :
1. Mengurangi hidrocephalus itu sendiri
2. Mengobati komplikasi
3. Mengatasi masalah yang berhubungan dengan efek pada gangguan
perkembangan psikomotor.
Pengobatan itu dilakukan dengan beberapa cara keucali operasi pembedahan.
Terapi medis sangat mengecewakan, banyak bayi yang lahir dengan
pendarahan terus-menerus yaitu sambungan syaraf mengalami kebocoran dan
pengobatan sudah banyak diterapkan namun tidak membawa hasil yang memuaskan.
Pada tindakan lumbal fungsi yang serial dan medication yang digunakan hasilnya
sangat bervariasi.
Pengobatan dengan acetazolamide dan isosorbide atau furosimida dapat menekan
produksi CSF pada setiap kasus.
Pengobatan dengan pembedahan (Operasi)
Penanganan bedah merupakan terapi pilihan pada sejumlah kasus
hidrocephalus.
Cara ini dengan secara langsung untuk mengeluarkan sumbatan-sumbatan sebagai
contoh receptio neoplasma, kiste, hematom, jarang terjadi pada produksi cairan yang
berlebihan, exterpasi plexus (plexectomy atau cuagulasi electric) namun banyak anak
membutuhkan prosedur shunt yang mengakibatkan pengaliran CSF dari ventrikel ke
bagian extracranial biasa peritonium.
Sistem shunt terdiri dari cateter ventrikel, flush pompa, katup aliran unidirectional
dan sebuah ujung cateter. Semuanya merupakan radiopag untuk pengamatan setelah
placemen. Semuanya dicoba ketepatannya sebelum incersi.
Sebuah recervoir ditambahkan untuk mengalirkan secara langsung ke dalam sistim
ventrikular untuk memberikan obat-obatan dan mengeluarkan cairan. Untuk semua
model katup dibentuk untuk membuka dan menutup. Membuka sebelum terjadi
tekanan pada intraventrikuler dan menutup ketika tekanan berada dibawah level yang
normal, semuanya untuk mencegah aliran kembali. Tekanan tinggi pada katup untuk
mencegah komplikasi dari decompretion pada ventrikel dan tekanan sedang pada
katup digunakan pada anak-anak khususnya pada long standing hidrocephalus
sedangkan tekanan rendah pada bayi kecil.
4
Komplikasi
Komplikasi terbesar pada VP Shunt adalah infeksi dan malfungsi. Malfungsi
lebih sering disebabkan oleh obstruksi mekanik di dalam ventrikel dari bahan-bahan
khusus (jaringan atau exudate) atau ujung distal dari trombosis atau displacement
sebagai akibat dari pertumbuhan. Anak dengan obstruksi shunt sering menunjukan
kegawatan dengan manifestasi klinik peningkatan ICP, yang lebih sering disertai
dengan status neorologis yang jelek.
Komplikasi yang sering terjadi adalah infkesi shunt yang dapat terjadi setiap saat
tetapi resiko terbesar terjadi pada 1-2 bulan mengikuti placement. Infeksi umumnya
akibat dari intercurent infection pada saat shunt placement. Infeksti itu meliputi
septik, endocarditis bacterial, infeksi luka, nefritis shunt, meningitis dan ventrikulitis.
Meningitis dan ventrikulitis adalah of greatest concern, selama ditemukan komplikasi
infeksi CNS. Infeksi dapat diobati dengan pengobatan pasive antibiotika yang
diberikan secara intravena. Sebagian infeksi membutuhkan removal of the shunt
sampai infeksi dapat dikontrol. External ventricular drainase digunakan sampai CSF
steril.
Sebuah komplikasi shunt yang serius adalah hematoma subdural yang disebabkan
oleh reduksi yang cepat pada ICP dan ukurannya. Komplikasi yang dapat terjadi
adalah peritonitis abses abdominal, perporasi organ-organ abdomen oleh catater atau
trokar (pada saat insersi), fistula hernia dan ilius.
Prognosis
Prognosis pada anak tergantung besarnya kecepatan perkembangan
hidrocephalus, durasi peningkatan ICP dan frekwensi komplikasi, dan penyebab
hidrocephalus. Sebagai contoh tumor-tumor ganas dapat menyebabkan mortalitas
yang tinggi berhubungan dengan faktor-faktor komplikasi yang lain.
Hidrocephalus tak terobati mempunyai 50-60% mortalitis rate akibat disorder atau
intercurent illneses. Secara spontan pada kasus hidrocephalus 40% dengan
intelegensi mendekati normal.
Akibat tindakan pembedahan 80% insident tertinggi mortalitas terjadi dalam tahun
pertama pengobatan.
Pada anak-anak dengan hidrocephalus juga beresiko terhadap masalah perkembangan
dan emosional seperti cemas, neorosis atau gangguan sikap anti sosial. Pada
umumnya hidrocephalus non infeksi menunjuk prognosis baik sedangkan
hidrocephalus biasanya disertai dengan cerebral defect.
5
Nursing Konsiderasi
Perawatan anak dengan hidrocephalus meliputi manajemen preoperasi dan post
operasi. Juga penting dalam mengkaji dengan teliti anak dengan myelomeninggocele
terhadap tanda-tanda meningkatnya ICP, timbulnya hidrocephalus biasa dihubungkan
dengan anomaly.
Pengkajian
Preoperasi pada infant yang telah didiagnosa atau pada hidrocephalus sedang
diobservasi secara teliti terhadap meningkatnya tanda-tanda ICP. Pada anak-anak
kepala diikur setiap hari untuk menentukan besaran kepala/CFC. Untuk mencegah
kemungkinan ketidaksesuaian yang besar dalam pengukuran untuk itu dipakai kertas
ukuran yang sudah ada dan diberi tanda dengan pulpen. Garis pontanela dan sutura
diukur secara hati-hati, dan tanda yang menonjol waktu dan pemisahan. Pada anak-
anak dengan Hidrocephalus dan normal ICP anak menampakan secara menonjol
keadaan yang nyata seperti ketegangan atau jeritan karena itu semua kelakuan yang
menyertai harus dicatat.
Iritabel, letargi, dan gangguan aktivitas, seperti pada tanda-tanda vital, kebiasaan
makan dapat diidentifikasi kemajuan yang pathologis. Untuk anak-anak yang telah
mendapat perawatan di rumah sakit untuk pelayanan shunt baik rutin maupun
emergency kebanyak nilai indikator pada kenaikan ICP lebih tinggi untuk tingkatan
anak dengan kesadaran kurang, dengan cara itu anak berinteraksi dengan lingkungan
perubahan diidentifikasi dengan observasi, dan dengan membandingkan dengan
keadaan sekarang dengan keadaan sebelumnya, pola tidur, perkembangan
kemampuan dan kebiasaan sehari-hari melalui riwayat rinci dan dasar pengkajian.
Infromasi dasar memberikan petunjuk untuk pengkajian dan evaluasi setelah operasi
pada shunt function
Diagnosa Perawatan
Setelah pengkajian keperawatan diikuti dengan diagnosa keperawatan agar
lebih jelas. Mungkin sebagian diagnosa adalah garis bersar dan dibahas dalam NCP
Perencanaan
Tujuan akhir perawatan anak dengan hidrocephalus adalah :
1. Pencegahan komplikasi pada hidrocephalus dan atau observasi pembedahan.
2. Penyaluran pendidikan emoasi serta dukungan dari keluarga.
6
Implementasi
Perawat perlu menyediakan makanan khusus bagi pasien. Sedikit makan secara
terus-menerus lebih baik ketimbang sekali makan dalam jumlah yang banyak.
Seorang perawat bertanggung jawab atas persiapan anak dalam mengikuti test
diagnosa yaitu tomografy dan bersedia membantu dokter. Sebelum mengadakan
operasi, ukuran kepala perlu diambil untuk mengetahui perkembangan kepala.
Perawatan Setelah Operasi
Setelah operasi, pasien boleh ditidurkan secara rata, dan perlu diperhatikan agar
tidak boleh ada tekanan terhadap daerah yang dioperasi. Upaya mengetahui tekanan
darah harus dilakukan terus menerus.
Dukungan Keluarga
Kebutuhan-kebutuhan khusus dari orang tua selama mas pengoatan
dihubungkan dengan alasan pengobatan anak (melangsir, ulang infeksi, diangosa)
dan penelitian serta aturan yaitu anak menjadi sasaran. Sering orang tua memiliki
sangat sedikit tentang ilmu pembedahan dan ilmu anatomi. Karena itu mereka
membutuhkan penjelasan, penguatan dan informasi banyak dari ahli psikis dan
neuron, sebanyak informasi yang mereka butuhkan. Perawat perlu melakukan banyak
untuk menghilangkan kegelisahan dengan penjelasan-penjelasan rasional dan jenis
perawatan yang beragam.
Sebagai persiapan untuk mengalai perubahan dan penjagaan anak, orang tua
melatih diri bagaimana mengenal tanda yang menunjukkan kegagalan pemakaian
atau tanda-tanda infeksi dan bagaimana menepa kuat, bila perlu. Anak-anak yang
aktif bisa mendapat musibah seperti pengguguran yang dapat menghancurkan.
Pengaturan kepala busung pada seorang anak adalan tuntutan bagi keluarga dan
profesionalisme kesehatan dan pertolongan kepala keluarga untuk anak-anak sebagai
obyek perawatan penting. Penting untuk ditekankan bahwa Hidrocephalus adalah
masalah hidup yang panjang dan bahwa anak membutuhkan evaluasi pada sebuah
aturan dasar. Tujuan pekerjaan ini adalah membangun sebuah tujuan nyatan dan
program pendidikan yang membantu anak dalam pencapaian kemampuan optimal.
Keluarga dapat menyerahkan dukungan kepada wakil komunitas dan pimpinan.
Penyediaan informasi mengenai keadaan keluarga, sangat membantu kelompok
yang tertarik untuk membangun organisasi lokal. Proses yang tersedia sangat
membantu dan sumber-sumber lain.
Antisipasi bimbingan akan menyiapkan orang tua bagi masalah-masalah yang
mungkin terjadi dan menolong mereka dari keterlaluan atau kelebihan melindungi
7
anak. Dibutuhkan tempat aktivitas anak-anak (sebagian besar berhubungan dengan
olahraga). Anak dibesarkan hati/diberanikan agar hidup seperti orang lain yang sama
umur dan kemampuan. Orang membutuhkan dorongan yang baik bagi anak-anak dan
persoalan-persoalan yang mungkin dialami, anak-anak yang umurnya sebaya dan
dengan orang lain. Reaksi dari anak-anak lain ketika anak itu kelihatan sedang
berpikir atau memutuhkan waktu untuk memperbaiki situasi merupakan stress anak
maupun orang tua.
Evaluasi
Penetapan tindakan perawatan yang efektif secara baik dan kontinu, serta
evaluasi perawatan berdasarkan observasi.
8
NURSING CARE PLANNING
1. Potensial injuri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
Tujuan : Menghindari peningkatan tekanan intrakranial
Intervensi : 1. Setelah operasi, rawat shunt sesuai ketentuan
2. Atur posisi untuk memudahkan aliran dari cairan
cerebrospinalis.
3. Observasi terhadap tanda-tanda awal meningkatnya ICP
seperti irritability, letargic, perubahan tingkat
kesadaran, sakit kepala, sutura-sutura terpisah, apatis,
bingung.
Hasil yang diharapkan : anak tidak menunjukan tingkatan tekanan intrakranial
yang nyata.
2. Potensial infeksi berhubungan dengan tekanan pada sistim drainase mekanik.
Tujuan : Menghindari infeksi
Intervensi : Lakukan perawatan luka sesuai standar
Hasil yang diharapkan : anak tidak menunjukan tanda-tanda infeksi yang nyata.
3. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan anak dengan deffect cronic
Tujuan : Dukungan keluarga
9