hhhh

255
PENGEMBA TERBIMB PEMBELAJ Implementation BASA SISWA KE Diaj guna Me INSTITUT ANGAN MODUL KIMIA BERBASIS I BING MELALUI MODEL DESAIN SIS JARAN ADDIE (Analysis, Design, Devel n, and Evaluation) MATERI POKOK A ELAS XI. IPA SMA NU 01 AL- HIDAY SKRIPSI jukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat mperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Tarb Jurusan Tadris Kimia Disusun Oleh: RAINAH NIM: 073711007 FAKULTAS TARBIYAH T AGAMA ISLAM NEGERI WALIS SEMARANG 2011 INKUIRI STEM lopment, ASAM DAN YAH KENDAL biyah SONGO

Upload: yudhi-pramana

Post on 23-Oct-2015

61 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bnnn

TRANSCRIPT

Page 1: hhhh

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS INKUIRI

TERBIMBING MELALUI MODEL DESAIN SISTEM

PEMBELAJARAN

Implementation, and Evaluation

BASA SISWA KELAS XI. IPA

Diajukan Untu

guna Me

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS INKUIRI

TERBIMBING MELALUI MODEL DESAIN SISTEM

PEMBELAJARAN ADDIE (Analysis, Design, Development,

Implementation, and Evaluation) MATERI POKOK ASAM DAN

BASA SISWA KELAS XI. IPA SMA NU 01 AL- HIDAYAH KENDAL

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat

mperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah

Jurusan Tadris Kimia

Disusun Oleh:

RAINAH

NIM: 073711007

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS INKUIRI

TERBIMBING MELALUI MODEL DESAIN SISTEM

n, Development,

) MATERI POKOK ASAM DAN

HIDAYAH KENDAL

dalam Ilmu Tarbiyah

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

Page 2: hhhh
Page 3: hhhh
Page 4: hhhh
Page 5: hhhh
Page 6: hhhh

MOTTO

�انما يتذكر اولواااللباب 3قل هل يستوى الذين يعلمون والذين لا يعلمون …

…. Katakanlah “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang-orang yang

berakallah yang dapat menerima pelajaran.

(Q.S.: Az-Zumar: 9)1

1 Abdullah Sukarno, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung, Diponegoro, 2005), hlm.

367.

Page 7: hhhh

PERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan kepada:Karya kecil ini kupersembahkan kepada:Karya kecil ini kupersembahkan kepada:Karya kecil ini kupersembahkan kepada: 1111.... Ayahanda (Ayahanda (Ayahanda (Ayahanda (TarmanTarmanTarmanTarman) dan Ibunda () dan Ibunda () dan Ibunda () dan Ibunda (KarwitiKarwitiKarwitiKarwiti) dengan ) dengan ) dengan ) dengan benang kasih dan do’a benang kasih dan do’a benang kasih dan do’a benang kasih dan do’a yang tak terhentiyang tak terhentiyang tak terhentiyang tak terhenti sehingga anakmu ini bisa menyelesaikan kuliah ini.sehingga anakmu ini bisa menyelesaikan kuliah ini.sehingga anakmu ini bisa menyelesaikan kuliah ini.sehingga anakmu ini bisa menyelesaikan kuliah ini.

2222.... Bapak Amin Syukur dan Ibu Fatimah Usman yang selalu menasehati dan Bapak Amin Syukur dan Ibu Fatimah Usman yang selalu menasehati dan Bapak Amin Syukur dan Ibu Fatimah Usman yang selalu menasehati dan Bapak Amin Syukur dan Ibu Fatimah Usman yang selalu menasehati dan membimbing saya menjadi lebih sabar.membimbing saya menjadi lebih sabar.membimbing saya menjadi lebih sabar.membimbing saya menjadi lebih sabar.

3333.... Bapak M.Zahri Bapak M.Zahri Bapak M.Zahri Bapak M.Zahri JJJJohan dan Ibu Ratih ohan dan Ibu Ratih ohan dan Ibu Ratih ohan dan Ibu Ratih RRRRizki izki izki izki NNNNirwana yang telah irwana yang telah irwana yang telah irwana yang telah membantu, membantu, membantu, membantu, membimbing, dan memotivasi saya sehingga saya bisa suksesmembimbing, dan memotivasi saya sehingga saya bisa suksesmembimbing, dan memotivasi saya sehingga saya bisa suksesmembimbing, dan memotivasi saya sehingga saya bisa sukses

4444.... Kakakku dengan segala cinta dan untaian do’a panjangnyaKakakku dengan segala cinta dan untaian do’a panjangnyaKakakku dengan segala cinta dan untaian do’a panjangnyaKakakku dengan segala cinta dan untaian do’a panjangnya, yang tak , yang tak , yang tak , yang tak pernah mengenal putus asa dan banyak mengajarkan makna cintaNya.pernah mengenal putus asa dan banyak mengajarkan makna cintaNya.pernah mengenal putus asa dan banyak mengajarkan makna cintaNya.pernah mengenal putus asa dan banyak mengajarkan makna cintaNya.

5555.... Adiku tercinta Nur najmi laela yang telah memberi semangAdiku tercinta Nur najmi laela yang telah memberi semangAdiku tercinta Nur najmi laela yang telah memberi semangAdiku tercinta Nur najmi laela yang telah memberi semangat.at.at.at. 6666.... Mb.Muya dan mb.asiq yang telah membuat hariMb.Muya dan mb.asiq yang telah membuat hariMb.Muya dan mb.asiq yang telah membuat hariMb.Muya dan mb.asiq yang telah membuat hari----hari saya menjadi lebih hari saya menjadi lebih hari saya menjadi lebih hari saya menjadi lebih bahagia.bahagia.bahagia.bahagia.

7777.... Mz Arif fadholi yang telah memberi motivasi, semangat dan do”anya yang Mz Arif fadholi yang telah memberi motivasi, semangat dan do”anya yang Mz Arif fadholi yang telah memberi motivasi, semangat dan do”anya yang Mz Arif fadholi yang telah memberi motivasi, semangat dan do”anya yang mampu mengubah masalah menjadi anugerahmampu mengubah masalah menjadi anugerahmampu mengubah masalah menjadi anugerahmampu mengubah masalah menjadi anugerah

8888.... SahabatSahabatSahabatSahabat----sahabatku di TKsahabatku di TKsahabatku di TKsahabatku di TK----07070707 (Ziyad,Kirom, Umi, Emy, Lulu, Dewi,(Ziyad,Kirom, Umi, Emy, Lulu, Dewi,(Ziyad,Kirom, Umi, Emy, Lulu, Dewi,(Ziyad,Kirom, Umi, Emy, Lulu, Dewi, Kholis & Zuli)Kholis & Zuli)Kholis & Zuli)Kholis & Zuli). Do’a dan semangat kalian, menjadi motivasi bagiku untuk . Do’a dan semangat kalian, menjadi motivasi bagiku untuk . Do’a dan semangat kalian, menjadi motivasi bagiku untuk . Do’a dan semangat kalian, menjadi motivasi bagiku untuk selalu menjadi yang terbaik.selalu menjadi yang terbaik.selalu menjadi yang terbaik.selalu menjadi yang terbaik.

9. Kerabat PPL di SMA N 7 Semarang dan KKN di Desa Kerabat PPL di SMA N 7 Semarang dan KKN di Desa Kerabat PPL di SMA N 7 Semarang dan KKN di Desa Kerabat PPL di SMA N 7 Semarang dan KKN di Desa Sumberahayu, yang selalu menjadi inspirasi.Sumberahayu, yang selalu menjadi inspirasi.Sumberahayu, yang selalu menjadi inspirasi.Sumberahayu, yang selalu menjadi inspirasi.

10101010.... Para pecinta Ilmu.Para pecinta Ilmu.Para pecinta Ilmu.Para pecinta Ilmu.

Page 8: hhhh

ABSTRAK Rainah, 073711007, 2011, "Pengembangan Modul Kimia Berbasis Inkuiri

Terbimbing melalui Model Desain Sistem Pembelajaran ADDIE (Analysis,

Design, Development, Implementation, and Evaluation) Pada Materi Pokok

Asam Basa Siswa Kelas XI. IPA di SMA NU 01 Al - Hidayah Kendal Tahun

Ajaran 2010/2011".

Modul merupakan salah satu komponen yang memegang peranan penting

dalam proses pembelajaran. Di SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal, dalam

pembelajaran kimia, guru belum memiliki modul untuk melengkapi pembelajaran

kimia, khususya kelas XI.IPA. Hal ini diduga sebagai salah satu faktor penyebab

masih berlakunya model pembelajaran ceramah dan mencatat bahan sekaligus

menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya efisiensi dan efektivitas mata

pelajaran kimia kelas XI.IPA. Kurang efektifnya pembelajaran bermuara pada

kurang optimalnya pencapaian sasaran belajar mata pelajaran kimia. Berkaitan

dengan permasalahan tersebut, sangat dipandang perlu melakukan Pengembangan

Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing, khususnya kelas XI.IPA.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul kimia berbasis

sinkuiri terbimbing dan untuk mengetahui efektivitas modul kimia berbasis

inkuiri terbimbing. Penelitian ini dilakukan menggunakan model desain sistem

pembelajran ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and

Evaluation), meliputi Tahap Analysis merupakan menganalisis kebutuhan siswa

terhadap materi pembelajaran, Tahap Design merupakan membuat rancangan

modul kimia berbasis inkuiri terbimbing, Tahap Development merupakan uji coba

produk kelas kecil, Implementation merupakan uji coba kelas besar, and

Evaluation merupakan untuk memberikan nilai terhadap modul tersebut dan

evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas.

Produk dalam penelitian ini adalah Modul kimia berbasis inkuiri

terbimbing yang tervalidasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil ranah

kognitif rata-rata nilai postest kelas kecil adalah 65,78 sedangkan rata-rata nilai

postest kelas besar adalah 73,31, hasil ranah psikomotorik kelas kecil sebesar

82,89%, kelas besar sebesar 81,92%, hasil ranah afektif kelas kecil sebesar

78,31%, kelas besar sebesar 78,58%, hasil tanggapan siswa terhadap modul kimia

berbasis inkuiri terbimbing pada kelas kecil sebesar 76,04% , kelas besar sebesar

75,33% dan angket keterbacaan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing pada

kelas kecil sebesar 80,00%, kelas besar sebesar 83,80%. Skor total efektivitas

modul kimia berbasis inkuiri terbimbing pada kelas kecil sebesar 11 dengan

kategori efektif, sedangkan pada kelas besar skor totalnya adalah 11 dengan

kategori efektif. Berdasarkan hasil keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa

“Pengembangan Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing melalui Model Desain

Sistem Pembelajaran ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation,

and Evaluation) pada Materi Pokok Asam dan basa Kelas XI IPA di SMA NU 01

Al - Hidayah Kendal pada kelas kecil maupun kelas besar adalah efektif.”

Page 9: hhhh

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Rabb

al-Izzati, Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua

hamba-Nya.

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw,

Nabi akhir zaman dan pembawa rahmat bagi makhluk seluruh alam.

Tidak ada kata yang pantas penulis ungkapkan kepada pihak-pihak yang

membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Drs.Suja’i, M.Ag.

2. Dosen pembimbing, Atik Rahmawati, M. Si, dan Syamsul Ma’arif, M. Ag,

yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan

skripsi.

3. Kepala Sekolah SMA NU 01 AL-Hidayah Kendal , Dra. Hj. Mujayanah,

M.Pd., yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan

penelitian di SMA NU 01 AL-Hidayah Kendal.

4. Guru pengampu bidang studi Kimia SMA NU 01 AL-Hidayah Kendal, Adhi

Kurniawan,S.Pd, yang memberikan banyak arahan dan informasi selama

proses penelitian.

5. Bapak Suwahono, M.Pd. dan Ibu Ratih Rizki Nirwana, M.Si. atas segala

arahan dan motivasi.

6. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan

kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.

7. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai perpustakaan IAIN, pegawai

perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan pegawai perpustakaan TPM yang telah

memberikan layanan yang baik bagi penulis.

8. Bapak, Ibu serta saudara-saudara penulis yang tidak henti-hentinya

memberikan dorongan baik moril maupun materiil dan tidak pernah bosan

mendoakan penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita,

Page 10: hhhh

9. Teman-teman penulis yang ikut memberikan motivasi selama menempuh

studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis

sebutkan satu-persatu.

Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan

balasan yang lebih dari yang mereka berikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, baik dari segi materi, metodologi dan analisisnya. Oleh karena itu

kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan

skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga apa yang tertulis

dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca

pada umumnya. Amin.

Semarang, 22 Juni 2011

Penulis

Page 11: hhhh

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................................... ii

PENGESAHAN .......................................................................................................... iii

NOTA PEMBIMBING ................................................................................................ iv

MOTTO ....................................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................................ vii

ABSTRAK .................................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ....................................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ......................................................................................... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori ................................................................................................. 8

1. Modul ........................................................................................................ 8

a. Definisi Modul................. ................................................................... 8

b. Karakteristik Modul ............................................................................ 10

c. Tujuan Pembuatan Modul ................................................................... 13

d. Komponen-komponen Modul ............................................................. 13

2. Inkuiri Terbimbing....................... .............................................................. 15

Page 12: hhhh

3. Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing ................................................ 17

4. Model Desain Sistem Pembelajaran ........................................................... 18

5. ADDIE (Analysis, Desain, Development,Implementation, and

Evaluation) ................................................................................................. 19

a. Analisis (Analysis) ....................................................................................... 20

b. Desain (Design) ................................................................................... 20

c. Pengembangan (Development) ........................................................... 21

d. Implementasi (Implementation) .......................................................... 21

e. Evaluasi (Evaluation)................................................. ......................... 22

6. Materi Pokok Asam Basa ..................................................................................... 22

a. Teori Asam dan Basa....................... ............................................................. 23

b. Identifikasi Asam dan Basa ................................................................. 25

c. Kekuatan Asam dan Basa .................................................................... 28

d. Derajat Keasaman (pH) ....................................................................... 31

e. Reaksi Asam dan Basa................................................. ....................... 32

B. Hasil Belajar .................................................................................................... 36

C. Kajian Penelitian yang Relevan ....................................................................... 40

D. Pengajuan Hipotesis................................................................. ........................ 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 44

B. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................. ........................ 44

C. Variabel Penelitian ........................................................................................... 44

D. Metode Penelitian............................................................................................. 45

E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........................................ 49

F. Tehnik Pengumpulan Data .............................................................................. 48

G. Tehnik Analisis Data ....................................................................................... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ......................................................................... 69

B. Kondisi Sebelum Penelitian ..................................................................... 69

Page 13: hhhh

C. Perancangan Modul ................................................................................. 70

D. Implementasi ........................................................................................... 72

E. Implementasi kelas kecil .......................................................................... 72

F. Implementasi kelas besar ......................................................................... 75

G. Hasil Penelitian ........................................................................................ 75

H. Analisis Data Awal (Data Pretest)................................ ........................... 75

I. Analisis Data Akhir (Data Posttest) ......................................................... 78

J. Analisis Deskriptif Data Observasi ......................................................... 81

K. Analisis Deskriptif Kefektifan Modul ..................................................... 82

L. Analisis Data Angket Modul Kimia Berbasis Inkuiri

M. Terbimbing................................................................... ............................ 83

N. Analisis Data Angket Keterbacaan Modul Kimia Berbasis

O. InkuiriTerbimbing......................................................... ........................... 85

P. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 86

Q. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 89

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 91

B. Saran-saran ............................................................................................... 92

C. Penutup .................................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: hhhh

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan Sifat Semyawa Asam dan Basa, ..................................................... 25

Tabel 2.2. Larutan Indikator Asam dan Basa . .................................................................. 27

Tabel 2.3. Kelarutan Beberapa Senyawa Ion . .................................................................. 35

Tabel 3.1. Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal. ........................................................... 53

Tabel 3.2. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal ................................................. 54

Tabel 3.3. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal ............................................. 56

Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Realibilitas Butir Soal ........................................................ 58

Tabel 3.5. Tingkat Penguasaan Analisis Nilai .................................................................. 65

Tabel 3.6. Tingkat Penguasaan Analisis Nilai .................................................................. 65

Tabel 3.7. Tingkat Penguasaan Analisis Nilai .................................................................. 66

Tabel 3.8. Tingkat Penguasaan Analisis Nilai .................................................................. 67

Tabel 3.9. Indikator Keberhasilan Penelitian .................................................................... 67

Tabel 4.1. Hasil Belajar siswa sebelum perlakuan (Pre-test) ........................................... 76

Tabel 4.2. Chi Kuadrat hasil Uji Normalitas (Pre-test) ..................................................... 76

Tabel 4.3. Uji Homogenitas (Pre-test) ............................................................................. 77

Tabel 4.4. Ringkasan Analisis Uji t-test (Pre-test), 73. ..................................................... 78

Tabel 4.5. Hasil Belajar Siswa setelah Perlakuan (Post-test)............................................ 79

Tabel 4.6. Chi Kuadrat hasil Uji Normalitas (Post-test) ................................................... 79

Tabel 4.7. Uji Homogenitas (Post-test) ............................................................................. 80

Tabel 4.8. Hasil Perhitungan t-test (Post-test) .................................................................. 81

Tabel 4.9 Rata-rata Presentase Observasi Aktivitas Siswa Ranah Afektif ....................... 81

Tabel 4.10 Rata-rata Presentase Observasi Aktivitas Siswa Ranah Psikomotorik ........... 82

Tabel 4.11. Ringkasan Analisa Keefektifan Modul Kimia Berbasis Inkuiri

Terbimbing Kelas Kecil .................................................................................................... 82

Tabel 4.12 Ringkasan Analisa Keefektifan Modul Kimia Berbasis Inkuiri

Terbimbing Kelas Besar .................................................................................................... 83

Tabel 4.13. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Kelas Besar ..................................... 84

Tabel 4.14 Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Kelas Kecil ....................................... 84

Page 15: hhhh

Tabel 4.15Rekapitulasi Angket Keterbacaan Modul Kimia Berbasis Inkuiri

Terbimbing kelas kecil............................................................ .......................................... 85

Tabel 4.16 Rekapitulasi Angket Keterbacaan Modul Kimia Berbasis Inkuiri

Terbimbing kelas kecil ...................................................................................................... 86

Page 16: hhhh

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.Dua Jenis Kertas Lakmus Biru dan Merah................................................... 26

Gambar 2.2.Lakmus untuk membedakan Asam dan Basa ............................................... 26

Gambar 2.3.Kol Merah Sebagai Indikator Alami ............................................................ 28

Gambar 2.4.Susunan Alat Titrasi Sederhana ................................................................... 33

Gambar 3.1. Model ADDIE .............................................................................................. 46

Gamber 3.2Aktivitas Siswa ............................................................................................... 59

Page 17: hhhh

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Soal Uji Coba

Lampiran 2 Soal Uji Coba

Lampiran 3 Kunci Jawaban Uji Coba

Lampiran 4 Perhitungan Validitas Soal

Lampiran 5 Perhitungan Daya Pembeda Soal

Lampiran 6 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

Lampiran 7 Perhitungan Realibilitas Test

Lampiran 8 Analisis Uji Coba Soal

Lampiran 9 Silabus SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal

Lampiran 10 RPP SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal

Lampiran 11 Kisi-kisi Soal Pre-test

Lampiran 12 Soal Pre-test

Lampiran 13 Uji Normalitas Kelas Kecil (Pre-test)

Lampiran 14 Uji Normalitas Kelas Besar (Pre-test)

Lampiran 15 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Kelas Kecil dan Kelas Besar (Pre-

test)

Lampiran 16 Modul Kimia Berbasis inkuiri terbimbing

Lampiran 17 Kisi-kisi Soal Post-test

Lampiran 18 Soal Post-test

Lampiran 19 Kunci Jawaban Pre-test dan Post-test

Lampiran 20 Uji Normalitas Kelas Kecil (Post-test)

Lampiran 21 Uji Normalitas Kelas Besar (Post-test)

Lampiran 22 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Kelas Kecil dan Kelas Besar (Post-

test)

Lampiran 23 Data Nilai Pre-test dan Post-test Kelas Kecil dan kelas Besar

Lampiran 24 Kriteria Penilaian Ranah Afektif Kelas Kecil

Lampiran 25 Hasil Rekapitulasi Ranah Afektif Kelas Kecil

Lampiran 26 Kriteria Penilaian Ranah Afektif Kelas Besar

Page 18: hhhh

Lampiran 27 Hasil Rekapitulasi Ranah Afektif Kelas Besar

Lampiran 28 Kriteria Penilaian Ranah Psikomotorik Hasil Rekapitulasi

Lampiran 29 Ranah Kognitif Kelas Kecil Dan Kelas Besar

Lampiran 45 Pengujian SPSS

Lampiran 46 Surat Izin Riset

Lampiran 47 Surat Keterangan Telah Melakukan Riset Dari Sekolah

Lampiran 48 Piagam-Piagam

Lampiran 49 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 50 Daftar Riwayat Hidup

Page 19: hhhh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.1

Kegiatan belajar mengajar ini dimaksudkan sebagai sarana pendidikan

untuk mencerdaskan kehidupan putra-putri bangsa dalam menghadapi masa

depan. Dalam kegiatan belajar mengajar yang baik dibutuhkan kerjasama dari

kedua belah pihak supaya ada kesinambungan diantara keduanya dan hasilnya

bisa maksimal. Namun dalam dewasa ini, kegiatan belajar mengajar saat ini

kurang efektif yakni belum ada kerjasama yang baik antara seorang guru

dengan muridnya. Ada guru yang hanya mengajarkan dengan pemahaman

sendiri tetapi murid-muridnya kurang bisa memahaminya begitu juga

sebaliknya, sehingga hasil dari pembelajaran seperti ini kurang maksimal.

Pembelajaran merupakan proses yang sengaja dirancang untuk

menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu. Dengan kata lain,

pembelajaran merupakan sesuatu hal yang bersifat eksternal dan sengaja

dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar internal dalam diri

individu.2 Secara prinsip tujuan pembelajaran adalah agar peserta didik

berhasil menguasai bahan pelajaran sesuai dengan indikator yang telah

ditetapkan. Karena dalam setiap kelas terdapat peserta didik dengan

kemampuan yang berbeda-beda, maka perlu diadakan pengorganisasian

1 Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),,

hlm.70.2 Pribani Benny A, Model Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Dian Rakyat, 2009),,

hlm.10-11.

Page 20: hhhh

2

materi, sehingga semua peserta didik dapat mencapai dan menguasai materi

pelajaran sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam waktu yang telah

disediakan.3

Pengembangan, dalam pengertian sangat umum, berarti pertumbuhan,

perubahan secara perlahan (evolusi), dan perubahan secara bertahap.4 Tujuan

penelitian pengembangan adalah ingin menilai perubahan – perubahan yang

terjadi dalam kurun waktu tertentu.5 Pengembangan berbeda dengan penelitian

pendidikan karena tujuan penelitian pengembangan adalah menghasilkan

produk berdasarkan temuan-temuan uji lapangan kemudian revisi dan

seterusnya. Penelitian pendidikan tidak dimaksudkan untuk menghasilkan

produk, melainkan menemukan pengetahuan baru melalui penelitian dasar

atau untuk menjawab permasalahan-permasalahan praktis dilapangan melalui

penelitian terapan (Borg & Gall,1983).6

Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung selama 8 jam/hari sangat

disayangkan jika hasilnya kurang maksimal. Proses pembelajaran yang

berlangsung secara maksimal diperlukan adanya strategi pembelajaran dan

perangkat (modul) yang memadai. Modul adalah suatu cara pengorganisasian

materi pelajaran yang memperhatikan fungsi pendidikan. Strategi

pengorganisasian materi pelajaran mengandung squencing yang mengacu pada

pembuatan urutan penyajian materi pelajaran, dan synthesizing yang mengacu

pada upaya untuk menunjukkan kepada pembelajar keterkaitan antara fakta,

konsep, prosedur dan prinsip yang terkandung dalam materi pembelajaran.7

Teori Vygotsky mengatakan bahwa peserta didik belajar konsep paling

baik apabila konsep tersebut berada dalam daerah perkembangan terdekat atau

zone of proximal development peserta didik. Daerah perkembangan terdekat

3 Wayan Santyasa,” Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul”,

dalam http:// maskursmkn.files.wordpress.com/2009/07/teori_modul.pdf , 2 februari 2011.4 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan (Jakarta:Prenada

Media Group, 2010), Cet. 1, hlm. 197.5 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, hlm. 196.6 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, hlm. 199.7 Wayan Santyasa,” Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan

Modul”,hlm. 9.s

Page 21: hhhh

3

adalah tingkat perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan seseorang

saat ini. Tingkat perkembangan seseorang saat ini adalah tingkat pengetahuan

awal atau pengetahuan prasyarat yang telah dikuasai, maka kemungkinan

sekali akan terjadi pembelajaran bermakna.8

Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap

peserta didik dalam waktu terbatas menjadikan ilmu kimia merupakan materi

yang sulit bagi kebanyakan peserta didik, sehingga banyak peserta didik yang

gagal dalam belajar kimia. Pada umumnya peserta didik cenderung belajar

dengan hafalan dari pada secara aktif mencari untuk membangun pemahaman

mereka sendiri terhadap konsep kimia. Ada juga sebagian peserta didik yang

sangat paham pada konsep-konsep kimia, namun tidak mampu

mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari9. Untuk

menjadikan materi kimia lebih menarik maka guru harus bisa mengambil

kebijakan yaitu dengan perbaikan perangkat (modul) berbasis inkuiri

terbimbing melalui model desain sistem pembelajaran ADDIE.

Fakta di lapangan banyak kendala diantaranya kurangnya partisipasi

guru dalam merancang dan menerapkan berbagai perangkat yang relevan,

yaitu kurangnya variasi dalam pengajaran serta perangkat yang digunakan

kurang memperjelas peserta didik tentang materi asam basa dan tidak

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kendala tersebut

menimbulkan motivasi yang rendah dalam diri peserta didik. Pembelajaran

yang tidak melibatkan peran peserta didik menjadi salah satu penyebab

menurunnya nilai akademik peserta didik di SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal.

Pada bahan kajian pelajaran kimia kelas XI semester 2 materi asam

dan basa banyak terdapat perhitungan-perhitungan yang memerlukan

penalaran logis. Siswa tentu akan merasa bosan jika pembelajarannya bersifat

monoton, sehingga siswa tidak termotivasi untuk aktif mencari informasi

sendiri. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pembelajaran, tidak cukup

dengan menggunakan metode ceramah, tetapi harus juga dikembangkan

8 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovativ Berorientasi Kontruktivistik ( Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 107.

9Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, hlm. 42.

Page 22: hhhh

4

perangkat pembelajaran yang membantu siswa untuk lebih menemukan dan

memahami konsep-konsep sulit jika mereka saling mendiskusikan dengan

temannya.

Pada materi asam dan basa sepatutnya menggunakan perangkat

pembelajaran yang menekankan pada konsep, tidak hanya pada hafalan saja

sehingga menumbuhkan motivasi peserta didik di SMA NU 01 Al - Hidayah

Kendal. Namun, metode yang digunakan pada pembelajaran tersebut masih

menggunakan hafalan sehingga peserta didik menjadi bosan belajar kimia,

yang akan berdampak pada menurunnya nilai akademik peserta didik di SMA

NU 01 Al-Hidayah Kendal.

Mengingat besarnya pengaruh perangkat pembelajaran terhadap

perolehan konsep dan ketrampilan siswa dalam memahami ilmu kimia, maka

di perlukan suatu perangkat penyampaian materi yang memudahkan siswa

dalam memahami konsep-konsep kimia. Salah satu perangkat yang dirasakan

cocok untuk mempelajari kimia adalah dengan modul kimia berbasis inkuiri

terbimbing melalui model ADDIE.

Dari uraian di atas, maka judul penelitian ini adalah

“PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS INKUIRI

TERBIMBING MELALUI MODEL DESAIN SISTEM

PEMBELAJARAN ADDIE (Analysis, Design, Development,

Implementation dan Evaluation) PADA MATERI POKOK ASAM DAN

BASA KELAS XI SMA NU 01 AL- HIDAYAH KENDAL.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan

penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Inovasi dalam pengembangan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing di

SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal menjadi sangat penting sebagai upaya

peningkatan kualitas pendidikan kimia.

Page 23: hhhh

5

2. Input peserta didik di SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal memiliki latar

belakang yang variatif sehingga memerlukan proses transformasi ilmu

yang efektif dan efisien untuk meningkatkan hasil belajar.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini berada dalam ruang lingkup pengembangan modul kimia

SMA. Pengembangan modul kimia ini dibatasi dalam beberapa lingkup,

antara lain:

1. Sasaran penelitian terbatas pada peserta didik SMA NU 01 Al-Hidayah

Kendal kelas XI IPA tahun ajaran 2010/2011, sebanyak 9 peserta didik

sebagai kelompok kecil dan 26 peserta didik sebagai kelompok besar.

2. Modul kimia yang dikembangkan adalah Berbasis Inkuiri Terbimbing.

3. Pembelajaran kimia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Materi

Pokok Asam dan Basa.

4. Efektivitas modul kimia diukur dari persentase beberapa aspek berikut:

terselesaikannya materi pembelajaran, peserta didik yang mengalami

ketuntasan belajar ranah kongnitif, peserta didik yang aktif dilihat dari

ranah afektif dan psikomotorik dan peserta didik yang memberikan respon

positif (baik) pada Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing.

5. Hasil belajar ranah kongnitif diukur dari nilai pretest dan posttest, serta

nilai tes formatif yang dikerjakan peserta didik dalam modul tersebut

dalam proses pembelajaran.

6. Hasil belajar ranah afektif diukur dengan menggunakan observasi terhadap

aspek-aspek yang telah ditentukan (terlampir) selama aktivitas

pembelajaran.

7. Hasil belajar ranah psikomotorik diukur dengan menggunakan observasi

terhadap aspek-aspek yang telah ditentukan (terlampir) selama aktivitas

praktikum.

Page 24: hhhh

6

D. Perumusan Masalah

1. Bagaimana skenario pengembangan modul kimia berbasis inkuiri

terbimbing melalui model desain sistem pembelajaran ADDIE pada materi

pokok Asam dan Basa kelas XI SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal?

2. Seberapa besar keefektifan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

melalui model desain sistem pembelajaran ADDIE yang dikembangkan

terhadap hasil belajar?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

a. Untuk membuat modul kimia berbasis inkuiri terbimbing melalui

model desain sistem pembelajaran ADDIE pada materi pokok asam

dan basa.

b. Untuk mengetahui efektivitas modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

melalui model desain sistem pembelajaran ADDIE pada materi pokok

asam dan basa terhadap hasil belajar

2. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan perangkat

pembelajaran.

b. Bagi Peserta didik

1) Dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran

kimia.

2) Dapat meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi

yang diajarkan

3) Dapat meningkatkan motivasi peserta didik dengan diterapkannya

modul kimia berbasis inkuiri terbimbing melalui model desain

sistem pembelajaran ADDIE

Page 25: hhhh

7

c. Bagi Sekolah

1) Dapat memberikan perangkat pembelajaran dalam rangka

perbaikan mutu pembelajaran.

2) Dapat meningkatkan SDM baru demi kemajuan pendidikan

terutama dalam pembelajaran kimia.

d. Bagi Peneliti

1) Mengetahui perkembangan pembelajaran yang dilakukan guru

terutama pembelajaran kimia.

2) Dapat menambah pengalaman langsung dengan pengembangan

modul kimia berbasis inkuiri terbimbing melalui model desain

sistem pembelajaran ADDIE.

Page 26: hhhh

8

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

1. Modul

a. Pengertian Modul

Ada beberapa pengertian Modul yang dikemukakan para pakar,

diantaranya sebagai berikut:

1) Dalam buku Teknologi Pengajaran yang dikutip oleh Nana

Sudjana, dkk, Menurut BP3K Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, modul didefinisikan sebagai satu unit program

belajar-mengajar terkecil yang secara rinci menggariskan:

a) Tujuan instruksional yang akan dicapai

b) Topik yang akan dijadikan dasar proses belajar-mengajar

c) Pokok-pokok materi yang dipelajari

d) Kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang

lebih luas

e) Peranan guru dalam proses belajar-mengajar

f) Alat-alat dan sumber yang akan dipergunakan

g) Kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan dan dihayati

murid secara berurutan

h) Lembaran kerja yang harus diisi oleh siswa

i) Program evaluasi yang akan dilaksanakan1

2) Dalam makalah Metode Penelitian Pengembangan dan Teori

Pengembangan Modul yang ditulis oleh Wayan Santyasa Modul

adalah suatu cara perorganisasian materi pelajaran yang

memperhatikan fungsi pendidikan.2

1 Nana Sudjana, Teknologi Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004), Cet.

4,hlm.132-133.2 Wayan Santyasa,” Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul”,

hlm .9.

Page 27: hhhh

9

a) Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta

didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan

guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen

dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelumnya.3

b) Dalam buku Metodologi Pembelajaran Agama Islam, yang dikutip

oleh Basyiruddin, Modul dirumuskan sebagai salah satu unit yang

lengkap yang berdiri sendiri, terdiri dari rangkaian kegiatan belajar

yang disusun untuk membantu para siswa dalam mencapai

sejumlah tujuan belajar yang telah dirumuskan secara spesifik dan

operasional.4

c) Dalam buku Kontruksi Pengembangan Pembelajaran,yang dikutip

oleh Sofwan Amri, Modul adalah suatu satuan bahasan tertentu

yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk

digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman

penggunaannya untuk para guru.5

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Modul adalah

alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi yang bertujuan agar

peserta didik dapat belajar mandiri atau dengan bimbingan guru dalam

kegiatan belajar mengajar dan cara untuk mengevaluasi yang

dirancang secara sistematis, dan menarik untuk mencapai kompetensi

yang diharapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Strategi pengorganisasian materi pelajaran yang mengandung

squenching yang mengacu pada pembuatan urutan penyajian materi

pelajaran, dan synthesizing yang mengacu pada upaya untuk

menunjukkan kepada pembelajar keterkaitan antara fakta, konsep,

prosedur dan prinsip yang terkandung dalam materi pembelajaran.

Untuk merancang materi pembelajaran, terdapat lima kategori

3 Daryanto, Media Visual untuk Pengajaran Teknik (Bandung: Tarsito, 1993), hlm.4 Usman Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Pers,

2002), Cet.1, hlm. 63.5 Sofwan Amri, et.al., Kontruksi Pengembangan Pembelajaran (Jakarta: Prestasi Pustaka,

2010), Cet. 1, hlm.197-198.

Page 28: hhhh

10

kapabilitas yang dapat dipelajari oleh pembelajar, yaitu informasi

verbal, keterampilan intelektual, strategi kongnitif, sikap, dan

ketrampilan motorik. Strategi pengorganisasian materi pembelajaran

terdiri dari tiga tahapan proses berpikir, yaitu pembentukan konsep,

interpretasi konsep, dan aplikasi prinsip. Strategi-strategi tersebut

memegang peranan sangat penting dalam desain pembelajaran.

Kegunaannya dapat membuat peserta didik lebih tertarik dalam belajar,

peserta didik otomatis belajar bertolak dari prerequisites, dan dapat

meningkatkan hasil belajar.

Secara prinsip tujuan pembelajaran adalah agar peserta didik

berhasil menguasai bahan pelajaran sesuai dengan indikator yang telah

ditetapkan. Karena dalam setiap kelas berkumpul peserta didik dengan

kemampuan yang berbeda-beda (kecerdasan, bakat, dan kecepatan

belajar) perlu diadakan pengorganisasian materi, sehingga semua

peserta didik dapat mencapai dan menguasai materi pelajaran sesuai

dengan yang telah ditetapkan dalam waktu yang telah disediakan.6

Sistem belajar dengan fasilitas modul telah dikembangkan baik

di luar maupun di dalam negeri, yang dikenal dengan Sistem Belajar

Bermodul (SBB). SBB telah dikembangkan dalam berbagai bentuk

dengan berbagai nama pula, seperti Individualized Study Sistem, Self-

passed study course, dan Keller plan (Tjipto Utomo dan Kees

Ruijter,1990). Masing-masing bentuk tersebut menggunakan

perencanaan kegiatan pembelajaran yang berbeda, yang pada

pokoknya mempunyai tujuan yang sama.7

b. Karakteristik Modul

Modul mempunyai beberapa karakteristik tertentu, misalnya

berbentuk unit pengajaran terkecil dan lengkap, berisi rangkaian

kegiatan belajar yang dirancang secara sistematis, berisi tujuan belajar

6 Wayan Santyasa,” Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul”

, hlm . 97 Wayan Santyasa, “Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul”

,, hlm 10

Page 29: hhhh

11

yang dirumuskan secara jelas dan khusus, memungkinkan siswa

belajar mandiri, dan merupakan realisasi perbedaan individual. Sebuah

modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik

sebagai berikut.

1) Self Instructional; yaitu melalui modul tersebut seseorang atau

peserta belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak

tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self

instructional, maka dalam modul harus;

a) Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas.

b) Berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit

kecil spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas.

c) Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan

pemaparan materi pembelajaran.

d) Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang

memungkinkan pengguna memberikan respon dan mengukur

tingkat penguasaannya.

e) Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan

suasana atau konteks tugas dan lingkungan penggunanya.

f) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif.

g) Terdapat rangkuman materi pembelajaran.

h) Terdapat instrumen penilaian/assessment, yang memungkinkan

penggunaan diklat melakukan self assessment.

i) Terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya

mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi.

j) Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya

mengetahui tingkat penguasaan materi.

k) Tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang

mendukung materi pembelajaran dimaksud.

2) Self Contained; yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit

kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam

satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan

Page 30: hhhh

12

kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran yang

tuntas, karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh.

Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu

unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan

memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.

3) Stand Alone (berdiri sendiri); yaitu modul yang dikembangkan

tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan

bersama-sama dengan media pembelajaran lain. Dengan

menggunakan modul, pebelajar tidak tergantung dan harus

menggunakan media yang lain untuk mempelajari dan atau

mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika masih menggunakan

dan bergantung pada media lain selain modul yang digunakan,

maka media tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang

berdiri sendiri.

4) Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi

terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika

modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, serta fleksibel digunakan. Dengan memperhatikan

percepatan perkembangan ilmu dan teknologi pengembangan

modul multimedia hendaknya tetap “up to date”. Modul yang

adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai

dengan kurun waktu tertentu.

5) User Friendly; modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya.

Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat

membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk

kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan

keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti

serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah

satu bentuk user friendly.8

8 Direktorat Tenaga Kependidikan, Penulisan Modul ,http://

www.dostoc.com,docs/5649648/ penulisan- modul- kimia, 4 februari 2011s

Page 31: hhhh

13

c. Tujuan Pembuatan Modul

Penggunaan modul dalam kegiatan belajar-mengajar bertujuan

agar tujuan pendidikan bisa dicapai secara efektif dan efisien. Para

siswa dapat mengikuti program pengajaran sesuai dengan kecepatan

dan kemampuan sendiri, lebih banyak belajar mandiri, dapat

mengetahui hasil belajar sendiri, menekankan penguasaan.9 Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa pembuatan modul bertujuan agar

peserta didik:

1) Dapat belajar dengan kesanggupan dan menurut lamanya waktu

yang digunakan mereka masing-masing.

2) Dapat belajar sesuai dengan cara dan teknik mereka masing-

masing.

3) Memberikan peluang yang luas untuk memperbaiki kesalahan dan

remedial dan banyaknya ulangan

4) Dapat belajar sesuai dengan topik yang diminati.

d. Komponen-komponen Modul

Aspek-aspek yang dikembangkan dalam penyusunan modul

terdiri dari empat komponen utama, yakni:10

1) Petunjuk guru

Guru harus benar-benar mengetahui dan menguasai bahan

yang akan disajikan dan prinsip-prinsip penyampaiannya. Dalam

hal ini ada dua hal pokok yang harus dikembangkan yaitu:

a) Uraian umum tentang kedudukan dan keadaan modul tertentu

dalam rangka program pendidikan yang lebih besar.

b) Uraian khusus tentang topik modul, untuk kelas berapa modul

tersebut digunakan, berapa waktu (jam) waktu lamanya, apa

tujuan instruksionalnya, pokok-pokok materi yang dipelajari

siswa, prosedur belajar mengajar, baik kegiatan guru maupun

alat-alat dan sumber yang akan digunakan.

9 Nana Sudjana, Teknologi Pengajaran, hlm. 133.10Usman Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, hlm. 66-69.

Page 32: hhhh

14

2) Program Kegiatan Siswa

Dalam komponen ini terdapat beberapa hal, yakni; tentang

identifikasi modul yang tampak dalam sampul atau jilid yang

berkenaan dengan nama, nomor modul, kelas, dan waktu yang

disediakan.

Petunjuk untuk siswa yang berupa penjelasan topik yang

diberikan, pengarahan tentang langkah-langkah yang dilakukan,

dalam waktu yang disediakan untuk menyelesaikan suatu modul.

Tujuan pelajaran yang hendak dicapai oleh siswa, pokok-

pokok materi yang harus dipelajari, alat peraga yang akan

dipergunakan, dan petunjuk tentang kegiatan belajar baik untuk

membaca, mengerjakan tugas-tugas maupun cara-cara mengisi

lembaran-lembaran lainnya.

3) Lembaran Kerja

Lembaran kerja ini merupakan lembaran yang

memungkinkan para siswa belajar sendiri, baik dalam bentuk

pedoman observasi maupun tempat tugas-tugas. Dalam lembaran

kerja nampak topik-topik berupa persoalan yang harus diselesaikan

atau dikerjakan dalam format-format tertentu.

4) Alat Evaluasi

Alat evaluasi dalam modul bisa berupa lembar observasi

atau tes. Tes ini berisikan pedoman penggunaan lembaran tes,

lembaran jawaban, dan kunci jawaban. Tes tersebut dapat

dilakukan pada pretes dan post-tes. Dengan demikian dapat dilihat

dari kemajuan anak antara sebelum dan sesudah mempelajari

modul tertentu.

a) Secara garis besar langkah-langkah dalam menyusun dan

mengembangkan modul yaitu: merumuskan sejumlah tujuan

intruksional secara spesifik dan dalam tingkah laku yang

operasional yang dapat diamati dan dapat diukur.

Page 33: hhhh

15

b) Urutan tujuan- tujuan tersebut menentukan langkah-langkah

yang diikuti modul tersebut.

c) Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa,

pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya sebagai

prasyarat untuk mempelajari modul.

d) Menyusun alasan atau rasional akan pentingnya modul tersebut

dipelajari siswa.

e) Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan

membimbing siswa agar mencapai kompetensi dalam

belajarnya.

f) Menyusun post-test untuk mengukur hasil belajar siswa, hingga

seberapa jauh mereka dapat menguasai tujuan-tujuan

instruksional yang termuat dalam modul tersebut.

g) Sumber belajar: berisi tentang sumber-sumber belajarbyang

dapat ditelusuri dan digunakan oleh peserta didik. (S. Nasution,

1983: 218).

2. Inkuiri Terbimbing

Inkuiri berasal dari bahasa inggris “inquiry”, yang dapat diartikan

sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan

ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat

mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan.

Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan

mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen

untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah dengan bertanya dan

mencari tahu.11

Asas inkuiri merupakan proses pembelajaran berdasarkan pada

pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.

Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari proses menemukan

sendiri. Tidakan guru bukanlah untuk menghafalkan sejumlah materi akan

tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan

11 Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, hlm. 43.

Page 34: hhhh

16

sendiri materi yang harus dipahaminya. Belajar merupakan proses mental

seseorang yang terjadi secara mekanis, akan tetapi perkembangan

diarahkan pada intelektual, mental emosional dan kemampuan individu

yang utuh.12

Carin dan Sund (1975) yang dikutip oleh E. Mulyasa

mengemukakan bahwa inkuiri adalah the process of investigating a

problem. Adapun Piaget mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan

metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan

eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin

melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari

jawabanya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan

penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan

yang ditemukan peserta didik lain.

Pengajaran inkuiri dibentuk atas dasar diskoveri, sebab seorang

siswa harus menggunakan kemampuannya berdiskoveri dan kemampuan

lainnya. Dalam inkuiri, seseorang bertindak sebagai seorang ilmuwan

(scientist), melakukan eksperimen, dan mampu malakukan proses mental

berinkuiri, adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tetang gejala alami.

b. Merumuskan masalah-masalah.

c. Merumuskan hipotesis-hipotesis.

d. Merancang pendekatan investigative yang meliputi eksperimen.

e. Melaksanakan eksperimen.

f. Mensintesiskan pengetahuan.

g. Memiliki sikap ilmiah, antara lain objektif, ingin tahu, keterbukaan,

mengiginkan dan menghormati model-model teoritis, serta

bertanggung jawab.13

Sund and Trowbridge (1973), (E.Mulyasa,2005) mengemukakan

tiga macam inkuiri sebagai berikut:

12 Udin Saefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 1, hlm. 169.13 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), Cet. 9.

hlm. 219-220.

Page 35: hhhh

17

a. Inkuiri terbimbing (guide inquiriy); peserta didik memperoleh

pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut

biasannya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.14

Pelaksanaan pengajaran dimulai dari sebuah pertanyaan inti (Seperti

mengapa air yang mendidih mengeluarkan gelembung udara?). Dari

jawaban yang dikemukakan siswa, guru mengajukan berbagai

pertanyaan melacak, dengan tujuan mengarahkan siswa kesuatu titik

kesimpulan yang diharapkan.15

b. Inkuiri bebas (free inquiry); pada inkuiri bebas peserta didik

melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Pada

pengajaran ini peserta didik harus dapat mengidentifikasi dan

merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki.

c. Inkuiri bebas yang dimodivikasi (modified free inquiry); pada inkuiri

ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta

didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui

pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.16

3. Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing

Modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi

yang bertujuan agar peserta didik dapat belajar mandiri atau dengan

bimbingan guru dalam kegiatan belajar mengajar dan cara untuk

mengevaluasi yang dirancang secara sistematis, dan menarik untuk

mencapai kompetensi yang diharapkan untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Inkuiri adalah menemukan sendiri melalui eksperimen sedangkan

terbimbing adalah guru mengarahkan dan membuat langkah- langkah

percobaan untuk peserta didik yang berupa pertanyaan, jadi inkuiri

terbimbing adalah peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran tentang

14 E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenagkan ( Bandung,:PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 109.15 Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2004), Cet. 12, hlm. 87.16 E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenagkan , hlm. 109

Page 36: hhhh

18

konsep atau suatu gejala melalui pengamatan, pengukuran, pengumpulan

data untuk ditarik kesimpulan. Pada inkuiri terbimbing, guru tidak lagi

berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi,

tetapi guru membuat rencana pembelajaran atau langkah-langkah

percobaan.

Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing adalah alat atau sarana

pembelajaran yang berisi materi yang bertujuan agar peserta didik dapat

belajar mandiri atau dengan bimbingan guru dalam kegiatan belajar

mengajar dan cara untuk mengevaluasi yang dirancang secara sistematis,

dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dan

didalamnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan modul kimia berbasis

inkuiri terbimbing yang bertujuan agar peserta didik berhasil menguasai

bahan pelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Karena

dalam setiap kelas berkumpul peserta didik dengan kemampuan yang

berbeda-beda (kecerdasan, bakat dan kecepatan belajar) maka perlu

diadakan pengorganisasian materi, sehingga semua peserta didik dapat

mencapai dan menguasai materi pelajaran sesuai dengan yang telah

ditetapkan dalam waktu yang telah disediakan.

4. Model Desain Sistem Pembelajaran

Model adalah sesuatu yang menggambarkan adanya pola berpikir.

Sebuah model biasanya menggambarkan keseluruhan konsep yang saling

berkaitan. Model juga dapat dipandang sebagai upaya yang

mengkonkretkan sebuah teori sekaligus juga merupakan sebuah analogi

dan respresentasi dari variabel-variabel yang terdapat didalam teori

tersebut.17

Istilah desain bermakna adannya keseluruhan, struktur, kerangka

atau outline, dan urutan atau sistematika kegiatan (Gagnon dan Collay,

2010), (Pribani Benny,2009). Selain itu kata desain juga dapat diartikan

17 Pribani Benny A, Model Desain Sistem Pembelajaran, hlm. 86.

Page 37: hhhh

19

sebagai proses perencanaan yang sistematik yang dilakukan sebelum

tindakan pengembangan atau pelaksanaan sebuah kegiatan (Smith dan

Ragan,1993), (Pribani Benny,2009). Upaya untuk mendesain proses

pembelajaran agar menjadi sebuah kegiatan yang efektif, efisien, dan

menarik disebut dengan istilah desain sistem pembelajaran atau

instructional sistem design (ISD). Lebih lanjut, (Bringgs dalam Ritchey,

1986) mendefinisikan desain sistem pembelajaran sebagai suatu

keseluruhan proses ini yang telah dilakukan untuk menganalisis kebutuhan

dan tujuan pembelajaran serta pengembangan sistem penyampaian materi

pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut.

Definisi yang lain tentang desain sistem pembelajaran

dikemukakan oleh Smith dan Ragan (1993), dalam (Pribani Benny,2009)

yaitu: “….proses sistematik yang dilakukan untuk menerjemahkan prinsip-

prinsip belajar dan pembelajaran menjadi rancangan yang dapat

diimplementasikan dalam bahan dan aktivitas pembelajaran”.

Desain sistem pembelajaran lazimnya dimulai dari kegiatan

analisis yang digunakan untuk menggambarkan masalah pembelajaran

sesungguhnya yang perlu dicari solusinya. Setelah dapat menentukkan

masalah yang sesungguhnya maka langkah selanjutnya adalah menentukan

alternatif solusi yang akan digunakan untuk mengatasi masalah

pembelajaran.18

5. ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation)

Salah satu model desain sitem pembelajaran yang memperlihatkan

tahapan-tahapan dasar desain sistem pembelajaran yang sederhana dan

mudah dipelajari adalah model ADDIE. Model ini sesuai dengan namanya,

terdiri dari lima fase atau tahap utama, yaitu (A)nalysis, (D)esign,

(D)evelopment, (I)mplementatiosn, dan (E)valuation. Kelima fase atau

tahap dalam model ADDIE perlu dilakukan secara sistematik. Model

18 Pribani Benny A, Model Desain Sistem Pembelajaran ,hlm. 59.

Page 38: hhhh

20

desain sistem pembelajaran ADDIE dengan komponen-komponennya

diantaranya sebagai berikut:19

a. Analisis (Analysis)

Langkah analisis terdiri atas dua tahap, yaitu analisis kinerja

atau performance analysis dan analisis kebutuhan atau need analysis.

Tahap pertama, yaitu analisis dilakukan untuk mengetahui dan

mengklarifikasi apakah masalah yang dihadapi memerlukan solusi

berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan

menajemen.

Pada tahap kedua, yaitu analisis kebutuhan, merupakan langkah

yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau

kompetensi yang perlu dipelajari oleh peserta didik untuk

meningkatkan prestasi belajar. Hal ini dapat dilakukan apabila program

pembelajaran dianggap sebagai solusi yang sedang dihadapi.

b. Desain (Design)

Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem

pembelajaran ADDIE. Pada langkah ini diperlukan adanya klarifikasi

program pembelajaran yang didesain sehingga program tersebut dapat

mencapai tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan.

Pada langkah desain, pusat perhatian perlu difokuskan pada

upaya untuk menyelidiki masalah pembelajaran yang sedang dihadapi.

Hal ini merupakan inti dari langkah analisis, yaitu mempelajari

masalah dan menemukan alternatif solusi yang akan diitempuh untuk

dapat mengatasi masalah pembelajaran yang berhasil diidentifikasi

melaui langkah analisis kebutuhan.

Langkah penting yang perlu dilakukan dalam desain adalah

menentukan pengalaman belajar atau learning experience yang perlu

dimiliki peserta didik selama mengikuti aktivitas pembelajaran.

Langkah desain harus mampu menjawab pertanyaan apakah program

pembelajaran yang didesain dapat digunakan untuk mengatasi masalah

19 Pribani Benny A, Model Desain Sistem Pembelajaran, hlm.125.

Page 39: hhhh

21

kesenjangan perform (performance gap) yang terjadi pada diri peserta

didik.

Kesenjangan kemampuan yang dimaksud dalam hal ini adalah

perbedaan yang dapat diamati (observable) antara kemampuan yang

telah dimiliki dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh

peserta didik. Dengan kata lain, kesenjangan menggambarkan

perbedaan antara kemampuan yang dimiliki dengan kemampuan yang

ideal.20

c. Pengembangan (Development)

Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam

mengimplementasikan model desain sistem pembelajaran ADDIE.

Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan

memodifikasi bahan ajar atau learning materials untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Pengadaan bahan ajar perlu disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran spesifik atau learning outcomes yang telah oleh

perancang program pembelajaran dalam langkah desain. Langkah

pengembangan, dengan kata lain mencakup kegiatan memilih dan

menentukan metode, media, serta strategi pembelajaran yang sesuai

untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau subtansi program

pembelajaran.

d. Implementasi (Implementation)

Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran

merupakan langkah keempat dari model desain sistem pembelajaran

ADDIE. Langkah implementasi sering diasosiasikan dengan

penyelenggaraan program pembelajaran itu sendiri. Langkah ini

memang mempunyai makna adanya penyampaian materi pembelajaran

dari guru atau instruktur dari peserta didik.

e. Evaluasi (Evaluation)

20 Pribani Benny A, Model Desain Sistem Pembelajaran, hlm. 128-131.

Page 40: hhhh

22

Langkah terakhir atau kelima dari model desain sistem

pembelajaran ADDIE adalah evaluasi. Evaluasi dapat didefinisikan

sebagai sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai

terhadap program pembelajaran. Pada dasarnya, evaluasi dapat

dilakukan sepanjang pelaksanaan kelima langkah dalam model

ADDIE. Pada langkah analisis misalnya, proses evaluasi dilaksanakan

dengan cara melakukan klarifikasi terhadap kompetensi pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah

mengikuti program pembelajaran. Evaluasi seperti ini dikenal dengan

istilah evaluasi formatif. Disamping itu, evaluasi juga dapat dilakukan

dengan cara membandingkan antara hasil pembelajaran yang telah

dicapai oleh peserta didik dengan tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan sebelumnya.21

6. Materi Pokok Asam dan Basa

Makanan yang dikonsumsi tiap hari, obat-obatan yang diminum

jika sakit, pupuk pertanian yang digunakan petani, maupun produk

perawatan tubuh dan pembersih rumah tangga ternyata mengandung asam

dan basa. Kita mengenal suatu zat yang bersifat asam karena rasanya yang

masam, sedangkan kita tahu suatu zat termasuk basa karena rasanya yang

pahit dan licin.

Dalam kehidupan sehari-hari, asam ditemukan dalam buah-buahan,

diantaranya asam sitrat yang berfungsi memberi rasa lemon yang tajam

pada jeruk, asam asetat pada cuka makan dan buah kalengan, asam

askorbat pada tablet vitamin C, maupun asam sulfat pada aki kendaraan

bermotor. Sedangkan basa adalah kebalikan dari asam. Basa sering terasa

licin, kita dapat mengetahui basa dari pembersih lantai yang mengandung

ammonia, sabun mandi dan detergen yang mengandung NaOH/KOH, obat

maag yang mengandung Mg(OH)2, deodorant yang mengandung Al(OH)3

dan sebagainya.

21 Pribani Benny A, Model Desain Sistem Pembelajaran, hlm. 135-136.

Page 41: hhhh

23

Berdasarkan contoh di atas, tentu kita berpikir bahwa untuk

menggolongkan suatu zat termasuk asam atau basa tidak semua dapat

dirasakan. Ada cara lain yang dapat digunakan untuk membedakan asam

dan basa tersebut, yaitu dengan menggunakan indikator asam basa.

Indikator artinya “petunjuk”. Biasanya indikator asam basa berupa zat

kimia yang mempunyai warna yang berbeda-beda apabila ditambahkan

kedalam larutan asam dan basa.22

Dalam penelitian ini akan dibahas tentang asam dan basa

diantaranya sebagai berikut:

a. Teori Asam dan Basa23

Terdapat beberapa teori asam basa, tiga diantaranya adalah

konsep asam basa menurut Arrhenius, menurut Bronsted-Lowry dan

menurut Lewis.

1) Teori asam basa menurut Arrhenius

Pada tahun 1884, ilmuwan Swedia bernama Svante

Arrhenius mengemukakan pengertian asam basa berdasarkan

reaksi ionisasi. Menurut Arrhenius, asam adalah suatu zat yang jika

dilarutkan dalam air, akan melepaskan ion H+ (ion Hidrogen)

sedangkan basa adalah suatu zat yang jika dilarutkan dalam air,

akan melepaskan ion OH- (ion Hidroksida).

Keadaan sebenarnya dalam larutan air, ion Hidrogen tidak

dapat berdiri bebas. Dalam air, ion Hidrogen (H+) akan berikatan

secara koordinasi dengan molekul air (H2O) menjadi ion hidronium

(H3O+)

H+ (aq) + H2O(aq) H3O+ (aq)

Dengan demikian reaksi ionisasi untuk larutan asam dalam

air dapat dituliskan sebagai berikut:

HA (aq) + H2O (aq) H3O+ (aq) + A- (aq)

22 Salirawati Das, Belajar Kimia Secara Menarik untuk SMA/MA Kelas XI (Jakarta:

Grasindo, 2007), hlm. 194.23 Crys Fajar Partana, et.al., Kimia Dasar 2 (Yogyakarta, UNY, 2003), hlm. 10-14.

Page 42: hhhh

24

Kelemahan dari teori asam basa Arrhenius adalah hanya

terbatas untuk senyawa asam basa dalam pelarut air karena reaksi

yang menghasilkan ion H+ dan OH- hanya terjadi dalam pelarut air.

Bagaimana jika senyawa tersebut tidak larut dalam air? Hal ini

Arrhenius tidak dapat menjelaskan.

2) Teori asam dan basa menurut Bronsted Lowry

Pada tahun 1923, Johanes Bronsted (ahli kimia Denmark)

dan Thomas Martin Lowry (ahli kimia Inggris) secara terpisah

mendefinisikan asam dan basa sebagai berikut:

a) Asam adalah zat yang dapat memberikan proton (H+) pada zat

lain (donor proton).

Asam Basa konjugasi + H+

b) Basa didefinisikan sebagai zat yang dapat menerima proton

(H+) dari zat lain (akseptor proton).

Basa + H+ Asam konjugasi

Dalam suatu persamaaan reaksi, asam basa berdasarkan

teori Bronsted-Lowry masing-masing mempunyai pasangan.

Pasangan asam disebut basa konjugasi, sedangkan pasangan basa

disebut asam konjugasi.

3) Teori asam dan basa menurut Lewis

Teori asam dan basa yang lebih bersifat umum

dikemukakan oleh Gilbert Newton Lewis seorang Ilmuwan

Amerika Serikat pada tahun 1923. Teori ini timbul dari kenyataan

bahwa teori Bronsted Lowry kurang luas jangkauannya. Meskipun

teori asam basa Bronsted Lowry sudah cukup luas, dapat berlaku

pada semua pelarut, namun dalam kenyatannya ada beberapa yang

Page 43: hhhh

25

tidak melibatkan proton. Jadi Lewis mengusulkan pengertian asam

basa berdasarkan reaksi serah terima elektron.

a) Asam adalah jika dapat menerima pasangan elektron

b) Basa adalah jika dapat memberi pasangan elektron

Reaksi asam basa Lewis menghasilkan ikatan kovalen

koordinasi. Contohnya pada reaksi antara BF dan NH3.

NH3 = memberikan sepasang elektron (basa)

BF3 = menerima sepasang elektron (asam)

NH3 memberikan sepasang elektron pada molekul BF3

untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi.

b. Identifikasi Asam dan Basa24

Senyawa asam dan senyawa basa dapat dibedakan berdasarkan

sifat-sifat yang dimilikinya, diantaranya:

Tabel 1.2 Sifat Senyawa Asam dan Senyawa Basa

Sifat Asam Sifat Basa

1. Senyawa asam bersifat korosif

2. Sebagian reaksi dengan logam

menghasilkan H2

3. Dapat mengubah warna yang

dimiliki dengan adanya zat lain

(dapat digunakan sebagai

indikator asam basa)

4. Menghasilkan ion H+ dalam air.

1. Senyawa basa bersifat

merusak kulit (kaustik)

2. Terasa licin di tangan

seperti sabun

3. Dapat mengubah warna zat

lain (warna yang dihasilkan

berbeda dengan asam)

4. Menghasilkan ion OH-

dalam air

24 Drs. M Dhodiq Ibnu, dkk, Kimia analitik 1, (Malang, UNM, 2004), hlm. 112

B

F

F F

+ N

H

H

H: N

H

H

HBF

F

F

Page 44: hhhh

26

Senyawa asam basa dapat didentifikasi secara aman dengan

menggunakan indikator. Indikator yang biasa digunakan adalah kertas

lakmus, larutan indikator asam-basa dan indikator alami.

1) Kertas Lakmus engan Kertas

Senyawa asam dan basa dapat diidentifikasi menggunakan

kertas lakmus, dengan cara mengamati perubahan Warna kertas

lakmus ketika bereaksi dengan larutan. Ada dua jenis kertas

lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru.

Gambar 1.5.

Dua jenis kertas lakmus, lakmus biru (B) dan lakmus merah (A)

Apabila lakmus dicelupkan ke dalam suatu larutan, maka

warna lakmus akan berubah sesuai dengan sifat larutan tersebut.

Bila senyawa tersebut bersifat asam, maka akan mengubah warna

lakmus biru menjadi merah. Dan sebaliknya apabila suatu larutan

bersifat basa, maka larutan tersebut akan mengubah warna lakmus

merah menjadi biru.

Gambar 1.6. Lakmus untuk membedakan asam dengan basa

lakmus merah

lakmus berubahmenjadi biru

ASAMBASA

lakmus berubahmenjadi merah

lakmus biru

Page 45: hhhh

27

Penggunaan lakmus sebagai indikator asam basa telah

bertahan selama lebih dari 300 tahun. Hal ini karena lakmus,

memiliki beberapa kelebihan yaitu:

a) Lakmus dapat berubah warna dengan cepat saat bereaksi

dengan asam ataupun basa.

b) Lakmus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara bebas,

sehingga dapat bertahan lama.

c) Lakmus mudah diserap oleh kertas, sehingga banyak digunakan

dalam bentuk lakmus kertas.

2) Identifikasi dengan Indikator Asam dan Basa

Indikator asam-basa sebagai zat penunjuk derajat keasaman

larutan adalah senyawa organik dengan struktur rumit yang

berubah warnanya bila pH larutan berubah. Ada beberapa jenis

indikator asam-basa. Diantaranya adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3. Beberapa Larutan Indikator Asam-Basa

Indikator Asam-BasaWarna yang dihasilkan dalam

Larutan Asam Larutan Basa

Fenolftalin Bening Merah muda

Metil oranye Merah Kuning

Bromotimol Biru Kuning Biru

Metil Ungu Ungu Hijau

Bromokresol Ungu Kuning Ungu

Fenol Merah Kuning Merah

Timolftalin Bening Biru

3) Identifikasi dengan Indikator Alami

Selain menggunakan indikator dari buatan yang harganya

relatif mahal, ternyata kita dapat memanfaatkan bahan-bahan di

sekitar kita seperti sayuran, buah-buahan bahkan bumbu dapur.

Namun agar dapat dimanfaatkan, bahan-bahan tersebut

harus terlebih dahulu diekstrak dalam bentuk larutan. Kemudian

Page 46: hhhh

28

untuk penggunaannya, cukup dilakukan pencampuran indikator

alami tersebut dengan larutan asam-basa. Perubahan warna pada

setiap indikator akan berbeda, hal ini dipengaruhi oleh jenis larutan

dan nilai pH larutan yang diuji.

Gambar 1.8. Kol merah sebagai indikator pH alami,

c. Kekuatan Asam Basa25

Senyawa asam basa dapat dikelompokkan berdasarkan

kekuatan keasaman atau kebasaannya menjadi 4 (empat) jenis, yaitu:

asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah diantaranya:

1) Asam kuat

Asam kuat adalah suatu larutan yang dapat melepaskan

semua ion H+nya ke dalam larutan, dan mengalami ionisasi

sempurna dengan nilai = 1.

Contoh dari asam kuat adalah H2SO4 (Asam Sulfat)

Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi berkesudahan,

sehingga seluruh molekulnya berubah menjadi ion-ion. Dengan

demikian, persamaan reaksi H2SO4 tersebut adalah:

H2SO4 2H+ + SO4-

Bila [H2SO4-] adalah 1M, maka terbentuk ion H+ sebesar 2 M,

sehingga berlaku:

[H+] = a Masam

25 G. Svehla, VOGEL 1: Buku Teks Analisis Anorganik Kulaitatif Makro Dan Mikro,

(Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka, 1990), hlm. 30-37.

Page 47: hhhh

29

Dimana:

a = jumlah ion H+

Masam = konsentrasi larutan asam kuat

2) Asam Lemah

Asam lemah adalah suatu larutan yang dapat melepaskan

sebagian kecil ion H+nya. Asam lemah digolongkan sebagai

elektrolit lemah dengan nilai < 1.

Contoh Asam Lemah: CH3COOH

Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan.

Contoh : CH3COOH CH3COO- + H+

Dengan demikian,

= [ ][ ][ ]

Karena [CH COO ] dan [H ] dianggap sama sehingga

[CH COO ] = [H ]= [H ][H ][CH COOH]

[H ] = ∙ [CH COOH][H ] = ∙[H ] = ∙

Atau

=3) Basa Kuat

Basa kuat adalah suatu larutan yang dapat melepaskan

semua ion OH- nya ke dalam larutan, dan mengalami ionisasi

sempurna ( = 1).

Contoh Basa Kuat adalah Ba (OH)2 (Barium Dihidroksida)

Reaksi oksidasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan,

sehingga sebagaimana asam kuat, semua molekul senyawaannya

berubah menjadi ion-ion.

Page 48: hhhh

30

Contoh : Ba(OH)2(aq) Ba(aq) + 2OH-(aq)

Bila konsentrasi Ba(OH)2 adalah 1M, maka ion OH- yang

terbentuk adalah sebesar 2M. Sehingga berlaku:

[OH-] = b Mbasa

Dimana:

b = jumlah ion OH-

Mbasa = konsentrasi larutan basa

4) Basa Lemah

Basa lemah merupakan suatu larutan basa yang melepaskan

sebagian ion OH-nya. Basa lemah adalah elektrolit lemah dengan

nilai derajat ionisasinya () < 1.

Contoh Basa Lemah Adalah NH4OH (Ammonium Hidroksida)

Sebagaimana reaksi pada asam lemah, reaksi ionisasi pada

basa lemah juga merupakan reaksi kesetimbangan. Sebagaimana

dicontohkan pada reaksi NH4OH; NH4OH NH4+(aq) + OH-(aq)

Dengan demikian, berlaku:

= [NH ][OH ][NH OH]Karena [NH ] dan [OH ] dianggap sama sehingga [NH ] =[OH ][OH ] = . [NH OH][OH ] = ∙ atau

[OH ] = ∙=

Page 49: hhhh

31

d. Derajat Keasaman (pH)26

Derajat keasaman atau pH digunakan untuk menyatakan tingkat

keasaman atau ke- basaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Yang

dimaksudkan “keasaman” di sini adalah konsentrasi ion hidrogen(H+)

dalam pelarut air. Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14. Suatu larutan

dikatakan netral apabila memiliki nilai pH=7. Nilai pH>7

menunjukkan larutan memiliki sifat basa, sedangkan nilai pH<7

menunjukan keasaman. Maka perlu adanya pengukuran untuk

menyatakan nilai pH tersebut. Oleh Sorensen, diusulkan bahwa konsep

pH merupakan fungsi logaritma negatif dari konsentrasi ion H+ dalam

larutan. Dinyatakan,

pH = -log [H+]

pH Larutan Basa

Untuk menetukan pH larutan basa, kita dapat menganalogikan

dengan cara yang sama ketika kita menghitung pH larutan asam. Yaitu

dengan menggunakan rumus:

pOH = -log [OH-]

Pada kesetimbangan air : H2O (aq) H+(aq) + OH-(aq)

Kw = [H+] [OH-]

-log Kw = -log [H+] [OH-]

-log Kw = -log [H+] + {-log [OH-]}

pKw = pH + pOH

pH = pKw – pOH

Oleh karena pada suhu 25oC, harga Kw = 10-14. Maka,

pKw = -log 10-14

pKw = 14

Sehingga,

pH = 14 –pOH

26 Crys Fajar Partana, et.al. VOGEL 1, hlm. 39-41.

Page 50: hhhh

32

e. Reaksi Asam Basa 27

1) Reaksi Penetralan

Reaksi asam basa disebut juga reaksi penetralan, dimana

reaksi tersebut kebanyakan melibatkan asam dan basa

menghasilkan air. Reaksi penetralan ini dapat berupa:

a) Reaksi Molekular, sebagaimana reaksi antara HCl dan NaOH.

HCl(aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)

b) Reaksi Ionik, seperti dicontohkan pada reaksi berikut:

H+(aq)+ Cl-(aq) + Na+(aq) + OH-(aq) Na+(aq) + Cl-(aq) +

H2O(l)

Sehingga dirumuskan,

Asam + Basa Garam + Air

Reaksi ini digunakan untuk menentukan kadar larutan asam

dan basa, dimana 1 mol asam akan tepat bereaksi dengan 1 mol

basa.

Salah satu aplikasi reaksi penetralan ini adalah titrasi asam

basa (titrasi asidi-alkalimetri). Titrasi asam basa adalah suatu

prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu larutan asam atau

basa berdasarkan reaksi asam basa. Untuk menentukan kadar asam

atau basa suatu larutan kita harus terlebih dahulu mengetahui

kadar salah satu dari asam atau basa tersebut. Titrasi dengan

menyandarkan pada jumlah volume larutan dikenal dengan istilah

volumetrik. Pengu kuran volume diusahakan setepat mungkin

denga menggunakan alat-alat standar misalnya buret dan pipet

volumetrik.

27 Sandri Justiana, Chemistry For Senior High School Year XI ( Jakarta: KDT,2009) hlm

258-263.

Page 51: hhhh

33

Gambar 2.1. Susunan alat Titrasi Sederhana

1. Buret2. Statif3. Erlenmeyer

Data percobaan hasil titrasi dalam penentuan kadar larutan

asam dan larutan basa dapat kita hitung berdasarkan reaksi asam

basa yang dinyatakan dengan rumus sebagi berikut:

V1 x aM1 = V2 x bM2

Keterangan

V1 = volume larutan penitrasi (mL)

V2 = volume larutan yang dititrasi (mL)

M1 = konsentrasi larutan penitrasi (M)

M2 = konsentrasi larutan yang dititrasi (M)

a = valensi larutan penitrasi

b = valensi larutan yang dititrasi

Setelah titrasi selesai, kita memperoleh data tambahan

berupa volume larutan penitrasi. Sebelumnya, kita telah

mengetahui konsentrasi penitrasi dan volume larutan yang

dititrasi. Dengan demikian, kita dapat menghitung konsentrasi

larutan yang dititrasi.

Contoh :

Sebanyak 20 mL larutan H2SO4 yang belum diketahui

konsentrasinya dititrasi larutan NaOH 0,1 M dengan menggunakan

1

2

3

Page 52: hhhh

34

indikator fenolftalein (PP). warna indikator PP mulai berubah saat

volume NaOH tepat 30,2 mL. Tentukan konsentrasi H2SO4

tersebut!

Penyelesaian Penyelesaian

a) Diketahui,

V H2SO4 = 20 mL = 0,02 L

V NaOH = 30,2 mL = 0,0302 L

Persamaan Reaksinya:

H2SO4(aq) + 2NaOH(aq) Na2SO4(aq) + 2H2O(aq)

b) Cara 1:

NaOH yang terpakai pada titrasi = 0,1 × 0,0302

= 0,00302 mol

Dari persamaan reaksi didapat; 1 mol H2SO4 = mol NaOH

Jadi,H2SO4 yang dititrasi = × 0,00302= 0.0015 mol

Konsentrasi H2SO4 = 0,0015 mol / 0.02 L

= 0,075 mol L-1

= 0,075 Molar

c) Cara 2:

1 mol H2SO4 = mol NaOH

n H2SO4 = n NaOH

V1M1 = V2M2

20 M1 = (30,2)(0,1)

M1 = ,

M1 = 0,075 Molm

33333bentukan End

apan

Page 53: hhhh

35

2) Reaksi pengendapan

Reaksi pengendapan (menghasilkan endapan)

dimungkinkan terjadi apabila dua ion yang menghasilkan senyawa

sukar larut bertemu, dan senyawa tersebut akan mengendap.

Sebagaimana dicontohkan pada persamaan reaksi berikut:

BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) → BaSO4 (s) + 2NaCl (aq)

Berikut adalah tabel kelarutan beberapa senyawa ion

terhadap air dan pelarut lain.

Tabel 1.5. Kelarutan Beberapa Senyawa Ion

Senyawa Kelarutan Keterangan

Nitrat (NO3-) Semua larut

Asetat

(CH3COO-)

Semua larut Kecuali Ag+, Hg22+, Bi3+

Klorida (Cl-) Semua larut Kecuali Ag+, Hg22+, Pb2+, Cu+

Bromida (Br-) Semua larut Kecuali Ag+,Hg22+,Pb2+

Iodida (I-) Semua larut Kecuali Ag+, Hg22+, Pb2+, Bi3+

Sulfat (SO42-) Semua larut Kecuali Pb2+, Ba2+, Sr2+, Ca2+

Sulfida (S2-) Semua tidak

larut

Kecuali Na+, K+, NH4+

Fosfat (PO43-) Semua tidak

larut

Kecuali Na+, K+, NH4+

Karbonat

(CO32-)

Semua tidak

larut

Kecuali Na+, K+, NH4+

Oksalat

(C2O42-)

Semua tidak

larut

Kecuali Na+, K+, NH4+

Oksida (O2-) Semua tidak

larut

Kecuali Na+, K+, Ba2+, Sr2+,

Ca2+

Hidroksida

(OH-)

Semua tidak

larut

Kecuali Na+, K+,Ba2+, Sr2+,

Ca2+, NH4+

Page 54: hhhh

36

3) Reaksi Pembentukan Gas28

Reaksi pembentukan gas dapat disebabkan oleh reaksi yang

memang menghasilkan gas atau dapat pula terbentuknya gas

tersebut karena terurainya suatu zat lain menjadi gas. Misalnya:

H2CO3(aq) → H2O(l) + CO2(g)

NH4OH(aq) → H2O(l) + NH3 (g)

Beberapa reaksi yang menghasilkan gas antara lain:

a) Reaksi karbonat padat dengan asam menghasilkan gas CO2

CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)

Na2CO3(s) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + H2O(l) + CO2(g)

b) Reaksi senyawa ammonium padat dengan basa kuat

menghasilkan gas NH3

NH4Cl(s) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) + NH3(g)

(NH4)2SO4(s) + 2KOH(aq) → K2SO4(aq) + 2H2O(l) + 2NH3(g)

c) Reaksi antara sulfida padat denga asam menghasilkan gas H2S

FeS(s) + 2HCl(aq) → FeCl2(aq) + H2S(g)

CuS(s) + H2SO4(aq) → CuSO4(aq) + H2S(g)

B. Hasil Belajar

Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi

dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dan perilakunya. Belajar

adalah aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

keterampilan dan sikap (Winkel,1999:53). Perubahan itu diperoleh melalui

usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama

dan merupakan hasil pengalaman.

Proses belajar dapat melibatkan aspek kongnitif, afektif dan

psikomotorik. Pada proses belajar kongnitif, prosesnya mengakibatkan

perubahan dalam aspek kemampuan berpikir (congnitive), pada belajar afektif

mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan merasakan (affective),

28 James E. Brady. Kimia Universitas, jilid 1, (Jakarta: Binarupa Aksara, 2003), hlm. 178-188.

Page 55: hhhh

37

sedang belajar psikomotorik memberikan hasil belajar berupa keterampilan

(psychomotoric).

Proses belajar merupakan proses yang unik dan kompleks. Keunikan

itu disebabkan karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar,

tidak pada orang lain, dan setiap individu menampilkan perilaku belajar yang

berbeda. Perbedaan penampila itu disebabkan karena setiap individu

mempunyai karakteristik individualnya yang khas, seperti minat intelegensi,

perhatian, bakat dan sebagainya. Setiaps manusia mempunyai cara yang khas

untuk mengusahakan proses belajar terjadi pada dirinya. Individu yang

berbeda dapat melakukan proses belajar dengan kemampuan yang berbeda

dalam aspek kongnitif, afektif dan psikomotorik.

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui

seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk

mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran

berupa alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat.

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)

menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau

proses yang mengakibatkan berubahnya inputsecara fungsional. Hasil

produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah

bahan (rawmaterials) mejadi barang jadi (finished goods). Dalam siklus input-

proses-hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh

proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami

belajar siswa berubah perilakunyadibanding sebelumnya.

Dengan memperhatikan berbagai teori diatas dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah perubhan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan

perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan

yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas

Page 56: hhhh

38

tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan

dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.29

a. Aspek-Aspek Hasil Belajar

Menurut Benjamin Bloom secara garis besar hasil belajar dibagi

menjadi 3 (tiga) ranah, yaitu:

1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari 6 aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi.

2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek, yaitu

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan

internalisasi.

3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil ketrampilan dan

kemampuan bertindak. Ada 6 aspek ranah psikomotorik, yaitu gerakan

refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,

keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan

gerakan ekspresif serta interpretatif.30

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan

menjadi tiga golongan, yaitu:

1) Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam atau

ada pada diri individu yang belajar, yang meliputi:

a) Aspek fisiologis (jasmaniah), yaitu faktor jasmaniah yang bersifat

bawaan maupun yang diperoleh dari luar. Termasuk kesehatan dan

cacat tubuh.

b) Aspek psikologis yang mempengaruhi belajar adalah faktor yang

bersifat bawaan ataupun yang diperoleh, terdiri atas faktor

intelektif, yaitu kecerdasan, bakat, minat, serta prestasi yang

29 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet.II, hlm.

38-4630 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 50

Page 57: hhhh

39

dimiliki. Dan faktor non intelektif, yaitu kebiasaan, minat,

motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.

c) Faktor kelelahan, yaitu faktor yang berhubungan dengan kelelahan

fisik dan psikis.31

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar

individu yang belajar, yang meliputi:

a) Aspek lingkungan sosial antara lain: lingkungan belajar subyek

belajar, seperti: guru, asisten, staf administrasi, teman sekelas,

keluarga subyek belajar, tetangga, dan masyarakat.

b) Aspek non lingkungan sosial antara lain: sarana prasarana belajar,

kurikulum, administrasi, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang

digunakan oleh subyek belajar.32

3) Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau

strategi yang digunakan subyek belajar dalam menunjang efektivitas

dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.33

Menurut Syekh Ibrahim dan Syekh Zarruji bahwa faktor yang

mempengaruhi hasil belajar ada 6, seperti terdapat dalam kitab Ta’lim

Muta’lim yaitu:

ةإال بست لمال العنا ۞اال ال تهعومجم نع كبيأنس انيبب

ةلغبار وبتاصص ورحذكاء و ۞ انمل زطوو اذتأس ادشإر34و

“Ingatlah sesungguhnya engkau tidak akan memperoleh ilmu kecuali memenuhi syarat enam perkara yang akan aku terangkan secara singkat, yaitu cerdas, rajin, sabar, mempunyai bekal, petunjuk guru dan waktu yang panjang (lama)”.

31 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 1995), Cet. 3, hlm. 54.32 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000), hlm. 137-138.33 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm. 13934 Syekh Ibrahim, Syekh Zarnuji, Syarah Ta’lim Muta’lim, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993),

hlm. 55.

Page 58: hhhh

40

C. Kajian Penelitian Yang Relevan

Pustaka yang mencantumkan pengembangan modul memang banyak

sekali, akan tetapi peneliti lebih memfokuskan pada pengembangan modul

kimia berbasis inkuiri terbimbing melalui model desain sistem pembelajaran

ADDIE sebagai perangkat pembelajaran dalam kelas.

Didalam Tesis “Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia dengan

Pendekatan Inkuiri Terbimbing Pada Materi Termokimia untuk Siswa SMA

Kelas XI IPA yang diteliti oleh Arwita Dinar Sari Lase, Program Sarjana UM

tahun 2010, meneliti bahwa modul termokimia yang dikembangkan dengan

pendekatan inkuiri terbimbing dapat mengoptimalkan cara pemikiran mereka

dalam memahami konsep selama proses pembelajaran.

Didalam buku Konstruksi Pengembangan Pembelajaran yang ditulis

oleh Sofan Amri, S.Pd, dkk., penerbitnya Prestasi Pustaka Jakarta tahun 2010

mengatakan bahwa Pembelajaran dengan Modul adalah suatu proses

pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara

sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai

dengan penggunaanya untuk para guru.

Didalam makalah Metode Penelitian Pengembangan dan Teori

Pengembangan Modul yang ditulis oleh Wayan Santyasa Guru Besar Tetap

Bidang Pendidikan Fisika, penerbitnya Universitas Pendidikan Ganesha

Bandung tahun 2009 mengatakan bahwa Modul adalah Suatu cara

perorganisasian materi pelajaran yang memperhatikan fungsi pendidikan.

Didalam Tesis “Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Inkuiri

Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Matematis

Siswa Sekolah Menengah Pertama” yang diteliti oleh Sri Lindawati, meneliti

bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan inkuiri terbimbing dapat

menelaah perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis dan

komunikasi matematis yang signifikan antara siswa yang mendapatkan

pembelajaran matematika dengan pendekatan inkuiri terbimbing dan siswa

yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional.

Page 59: hhhh

41

Didalam buku Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Kontruktivistik yang ditulis oleh Trianto, M.Pd, penerbitnya Prestasi Pustaka,

Jakarta tahun 2007: 135 mengatakan bahwa Inkuiri merupakan suatu

rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal kemampuan

siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistemattis, kritis, logis, analitis,

sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh

percaya diri.

Didalam skripsi “Efektifitas Penggunaan Strategi Belajar Mengajar

Inkuiri Berbasis Eksperimen Terhadap Prestasi Belajar Kimia Peserta didik

SMA kelas XI Semester I Pokok Bahasan Laju Reaksi “ yang ditulis oleh

Novita Fardhilah (4314000044) Jurusan Kimia, Fakultas Ilmu Pendidikan

Alam dan Matematika, UNNES tahun 2005, meneliti bahwa Strategi Belajar

Mengajar Inkuiri yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan

peserta didik untuk mencari dan secara sistematis, kritis, logis, analitis dengan

cara, sehingga peserta didik dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan

penuh percaya diri.

Didalam buku Guru dalam Proses Belajar Mengajar yang ditulis oleh

Drs.H.Muhammad Ali, Penerbitnya Sinar Baru Algensindo, Bandung tahun

2004: 87 mengatakan bahwa Inkuiri Terpimpin atau Inkuiri Terbimbing

adalah pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh siswa berdasarkan petunjuk

guru. Petunjuk diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan membimbing.

Didalam buku Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran

Kreatif dan Menyenamgkan, yang ditulis oleh Dr.E.Mulyasa, M.Pd,

Penerbitnya PT Remaja Rosdakarya, Bandung 2005, menurut Sund and

Trowbidge (1973) mengatakan bahwa Inkuiri Terpimpin (Guide Inkuiry) atau

Inkuiri Terbimbing adalah Peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan

yang dibutuhkan. Pedoman- pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-

pertanyaan yang membimbing.

Didalam Tesis “Pengembangan Paket Pembelajaran Mata Pelajaran

Bahasa Inggris Bermedia Interaktif dengan Model ADDIE yang diteliti oleh

Baharudin, Program Sarjana UM tahun 2010, meneliti bahwa pengembangan

Page 60: hhhh

42

paket pembelajaran mata pelajaran bahasa inggris bermedia interaktif dengan

model ADDIE dapat memotivasi dan terangkat minatnya untuk menggali

pengetahuan lebih dalam melalui bahan ajar yang ada.

Didalam buku Model Desain Sistem Pembelajaran yang ditulis oleh

Benny A. Pribadi mengatakan bahwa Salah satu model desain sistem

pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan dasar desain sistem

pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah Model ADDIE .

Model ini sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase atau tahap utama,

yaitu (A)nalisis, (D)esign,(D)evelopment, (I)mplementation, dan (E)valuation.

Didalam penelitian ini dibandingkan penelitian di atas adalah lebih

menekankan pada pengembangan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

melalui model desain sistem pembelajaran ADDIE. Dari penelitian ini akan

menghasilkan produk berupa modul kimia berbasis inkuiri terbimbing, dan

analisis penelitiannya dengan Research and Development ( R & D) melalui

tahap-tahap model ADDIE yaitu (A)nalisis, (D)esign, (D)evelopment,

(I)mplementation, dan (E)valuation.

D. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu dugaan yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti kebenarannya melalui data

yang terkumpul. Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mengandung

pernyataan-pernyataan ilmiah, tetapi masih memerlukan pengujian. Oleh

karena itu, hipotesis disusun berdasarkan hasil penelitian masa lalu atau lebih

lanjut yang tujuannya menguji kembali hipotesis tersebut.35

Berdasarkan paparan di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing melalui model desain sistem

pembelajaran ADDIE pada materi pokok asam dan basa efektif digunakan

bagi peserta didik SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal dan pengembangan

modul kimia berbasis inkuiri terbimbing melalui model desain sistem

35 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hlm. 145

Page 61: hhhh

43

pembelajaran ADDIE pada materi pokok asam dan basa efektif dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal.

Page 62: hhhh

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul

kimia berbasis inkuiri terbimbing melalui model desain sistem pembelajaran

ADDIE pada materi pokok asam dan basa kelas XI.IPA SMA NU 01 Al-

Hidayah Kendal serta untuk mengetahui efektivitas modul kimia berbasis

inkuiri terbimbing melalui model desain sistem pembelajaran ADDIE pada

materi pokok asam dan basa terhadap hasil belajar.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 3 Januari s.d 31 Januari 2011

2. Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini berlokasi di SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal

C. Variabel Penelitian

Untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang menjadi fokus

penelitian kuantitatif, pusat studi hampir sepenuhnya pada variabel. Studi

tentang variabel tersebut dilakukan secara individual (terisolasi dari variabel

lain) atau secara stimulan (dikaitkan dengan variabel lain) untuk mendapatkan

pemahaman yang lebih luas. Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel input

Variabel input dalam penelitian ini adalah pengembangan modul

kimia berbasis inkuiri terbimbing melalui model desain system

pembelajaran ADDIE. Pengembangan modul tersebut akan diterapkan di

dalam kelas kecil terlebih dahulu yang kemudian akan dikembangkan di

dalam kelas besar.

2. Variabel output

Variabel output dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada

materi pokok asam dan basa, dengan pengembangan modul kimia berbasis

Page 63: hhhh

45

inkuiri terbimbing yang diterapkan pada materi pokok asam basa. Setelah

modul kimia berbasis inkuiri terbimbing di terapkan pada materi asam

basa, kemudian dapat dihitung efektivitas modul kimia berbasis inkuiri

terbimbing tersebut.

D. Metode Penelitian

Menurut Prof. Dr. Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat

diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan

tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan

tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan

mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.1 Penelitian ini merupakan

penelitian pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and

Development (R & D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk, dan menguji keefektifan produk tersebut.

Kelebihan dari penelitian pengembangan ini adalah memberikan

petunjuk yang berguna dalam pemecahan masalah-masalah atau rancangan

dan desain dalam pembelajaran. Tujuan penelitian pengembangan adalah ingin

menilai perubahan-perubahan yang terjadi dalam waktu kurun waktu tertentu.

Penelitian ini dititikberatkan pada pengembangan modul kimia

berbasis inkuiri terbimbing melalui model desain sistem pembelajaran ADDIE.

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan melalui model ADDIE

diantaranya adalah sebagai berikut:

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),

(Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 5, hlm. 6.

Page 64: hhhh

46

Gambar 1.1. Gambar Model ADDIE2

1. Analisis (Analysis)

Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang

akan dipelajari oleh peserta didik. Maka untuk mengetahui atau

menentukan apa yang harus dipelajari, kita harus melakukan beberapa

kegiatan, diantaranya adalah :

a. Melakukan analisis needs assessment (analisis kebutuhan)

b. Melakukan analisis task analysis (analisis tugas).

Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa

karakteristik atau profil calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan,

identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas

kebutuhan.

2. Desain (Design).

Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan. Pertama

kita merumuskan sebuah rancangan diantaranya:

a. Menentukan tujuan pembelajaran.

b. Menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan

pembelajaran yag telah dirumuskan.

c. Menentukan strategi pembelajaran yang tepat dengan menggunakan

metode diskusi untuk mencapai tujuan tersebut.

2 Fakultas Luar Kampus, Mengembangak System Pembelajaran Dengan Model-Addie, (

Jakarta: FLK, 2008)

Page 65: hhhh

47

d. Kombinasi metode diskusi dan perangkat pembelajarannya adalah

modul kimia berbasis inkuiri terbimbing.

3. Pengembangan (Development)

Pengembangan adalah proses mewujudkan desain tadi menjadi

kenyataan maka modul kimia tersebut perlu dikembangkan. Satu langkah

penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum

diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari

salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi

formatif, karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki sistem

pembelajaran yang sedang kita kembangkan.

4. Implementasi (Implementation)

Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem

pembelajaran yang sedang kita buat. Pada tahap ini modul kimia yang

telah dikembangkan diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau

fungsinya agar bisa diimplementasikan sesuai desain awal.

5. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah modul kimia yang

sedang dikembangkan berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak.

Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas disebut evaluasi

formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Misal, pada tahap

rancangan, mungkin kita memerlukan salah satu bentuk evaluasi formatif

misalnya revisi ahli untuk memberikan input terhadap rancangan yang

sedang kita buat. Pada tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari

produk yang kita kembangkan atau mungkin perlu evaluasi kelompok

kecil dan lain-lain. Disamping itu, dalam tahap inipun kita memerlukan

evaluasi sumatif untuk melihat dampak atau hasil dari sistem pembelajaran

yang telah kita laksanakan.3

3 Ibid., hlm. 128-130

Page 66: hhhh

48

E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.4 Dalam penelitian

ini populasinya adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA NU 01 Al-

Hidayah Kendal.

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.5

Penelitian pengembangan pembelajaran ini menggunakan sampel kelas

XI IPA SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal sebanyak 35 siswa, dengan 9

siswa dipilih sebagai kelas ujicoba pertama (kelas kecil), dan sisanya

sebanyak 26 responden sebagai (kelas besar) atau kelas ujicoba kedua.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode,

sebagai berikut :

a. Observasi

Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun

bahan-bahan keterangan (data), yang dilakukan dengan mengadakan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-

fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.6 Lembar

pengamatan (observasi) selama proses belajar di dalam kelas (diskusi)

yang digunakan untuk mengamati keaktifan siswa untuk memperoleh

ranah afektif dan selama proses belajar dilaboratorium (praktikum)

yang digunakan untuk memperoleh ranah psikomotorik.

4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

2002), hlm. 130.5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, , hlm. 131.6 Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : RajaGrafindo Persada,

2008), hlm. 76.

Page 67: hhhh

49

b. Tes

Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka

pengukuran dan penilaian. Fungsi tes secara umum, ada dua macam

fungsi yaitu :

1) Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini

tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang

telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses

belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.

2) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab

melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh

program pengajaran yang telah diteentukan, telah dapat dicapai.7

Metode tes digunakan untuk mengetahui aspek kognitif siswa.

Dengan adanya tes akan membantu sejauh mana tingkat pemahaman

siswa terhadap materi asam basa. Tes awal (pre-test) adalah tes yang

dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik.

Tes ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmanakah

materi asam basa yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para

peserta didik.

Tes akhir (post-test) adalah tes yang dilaksanakan sesudah

bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Tes ini dilaksanakan

dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang

tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh

para peserta didik. Bahan tes yang digunakan pada posttest ini, sama

dengan bahan yang diberikan pada saat pretest.8

c. Angket

Angket (questionnaire) juga dapat digunakan sebagai alat bantu

dalam rangka penilaian hasil belajar.9Jenis angket ada dua yaitu (1)

tertutup dan (2) terbuka. Jenis angket ini tertutup mempunyai bentuk-

7 Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, , hlm 678 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), Cet.

2, hlm. 1529 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, hlm. 8.

Page 68: hhhh

50

bentuk pertanyaan: (ya-tidak, pilihan ganda, skala penilaian, dan daftar

cek). Sedangkan jenis angket terbuka mempunyai bentuk pertanyaan:

jawaban singkat atau uraian singkat (bentuk isian)10. Dalam penelitian

ini jenis angket yang digunakan berupa jenis angket tertutup yang

berupa skala penilaian yang berupa skala likert digunakan untuk

memperoleh tanggapan siswa terhadap modul kimia berbasis inkuiri

terbimbing.

2. Instrumen Penelitian

a. Tahap persiapan

1) Tahap persiapan, yaitu tahap pembuatan tes.

Bentuk tes pada penelitian ini adalah tes obyektif pilihan

ganda dengan lima pilihan jawaban dan satu jawaban yang benar.

Langkah-langkah penyusunan tes obyektif menurut Suharsimi

Arikunto adalah sebagai berikut.

a) Menentukan tujuan mengadakan tes

b) Mengadakan pembatasan terhadap materi yang akan diujikan11.

Mengenai materi yang diajarkan dalam penelitian ini yaitu

Asam dan Basa

c) Menentukan jumlah waktu yang untuk mengerjakan tes. Dalam

penelitian ini waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal

adalah 90 menit.

d) Menentukan jumlah butir soal. Butir soal disusun sesuai dengan

kisi-kisi. Soal yang dibuat sebanyak 50 butir.

e) Menentukan tipe tes. Dalam penelitian ini tipe soal yang

digunakan adalah obyektif dengan 5 pilihan jawaban Pemilihan

soal obyektif ini dengan pertimbangan sebagai berikut:

(1) Dapat mewakili isi dan keluasan materi.

(2) Dapat dinilai secara obyektif oleh siapapun.

10 Amirul,Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Bandung: CV Pustaka Setia, 1998),

Cet.10, hlm.101,11 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),

ed. 6, hlm. 153-154.

Page 69: hhhh

51

(3) Kunci jawaban telah tersedia secara pasti sehingga mudah

dikoreksi.

Adapun kelemahan-kelemahannya antara lain:12

(1) persiapan penyusunannya jauh lebih sulit karena soalnya

banyak dan harus teliti;

(2) soal – soalnya cenderung untuk mengungkap kan ingatan

dan daya pengenalan serta sukar untuk mengukur proses

mental yang tinggi;

(3) banyak kesempatan untuk main untung-untungan;

(4) kerja sama antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes

lebih terbuka.

f) Menentukan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal.

Kisi-kisi soal disusun berdasarkan kurikulum tingkat

satuan pendidikan sesuai dengan standar kompetensi, yang

meliputi jenjang ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan

(C3), aplikasi (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6)

b. Tahap uji coba

Setelah perangkat disusun, langkah selanjutnya adalah menguji

cobakan pada siswa di luar sampel. Pada penelitian ini uji coba

dilakukan pada siswa kelas XII. IPA 2, sebanyak 38 siswa dengan

alasan bahwa kelas ini telah mendapatkan materi asam dan basa.

perangkat tes yang diuji cobakan sebanyak 50 soal. Hasil uji coba

dianalisis untuk mengetahui apakah instrumen layak digunakan

sebagai alat pengambilan data atau tidak.

1) Analisis perangkat tes

Langkah penting dalam kegiatan pengumpulan data adalah

melakukan pengujian terhadap instrumen yang akan digunakan.

Instrumen dalam penelitian ini adalah perangkat tes dari mata

pelajaran yang disajikan. Perangkat tes ini digunakan untuk

mengungkapkan hasil belajar yang dicapai siswa.

12 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 165.

Page 70: hhhh

52

Setelah perangkat tes diuji cobakan di kelas lain, langkah

selanjutnya adalah menganalisis perangkat tes tersebut. Peneliti

mengambil 25 soal sebagai alat pengambil data. Analisis perangkat

tes ini meliputi validitas, tingkat kesukaran soal, daya pembeda

soal, dan reliabilitas.

a) Analisis Validitas

Dalam bahasa Indonesia “valid” disebut dengan istilah

“shahih”. Teknik yang digunakan untuk mengetahui

kesejajaran pada soal yang diuji adalah teknik korelasi product

moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson

yaitu:

2222

YYNXXN

YXXYNrxy

Dimana,

rxy = koefisien korelasi antara variebl X dan variabel Y,

dua variable yang dikorelasikan.

N = jumlah seluruh peserta didik yang mengikuti tes

∑X = jumlah skor benar pada pada item X

∑Y = jumlah skor total

∑XY = jumlah hasil kali antara X dan Y

Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk item biasa

diberikan dengan 1 (bagi item yang dijawab benar) dan 0 (item

yang dijawab salah), sedangkan skor total selanjutnya

merupakan jumlah dari skor untuk semua item yang

membangun item tersebut. Rtabel ditentukan dari banyaknya

peserta didik yang mengikuti dikurangi satu (n-1) dengan

interval 95%.

Kriteria validnya soal ditentukan dari banyaknya

validitas masing-masing soal. Apabila jumlah rxy > rtabel maka

Page 71: hhhh

53

dikatakan “valid” tetapi apabila rxy < rtabel maka dikatakan

“tidak valid”.13

b) Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan untuk

membedakan peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi)

dengan peserta didik yang kurang pandai (berkemampuan

rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda

disebut indeks diskriminasi. Dalam penelitian ini untuk

mencari daya pembeda dengan menggunakan metode split half,

yaitu dengan membagi kelompok yang di tes menjadi dua

bagian, kelompok pandai atau kelompok atas dan kelompok

kurang pandai atau kelompok bawah. Rumus yang digunakan

adalah:14

D :BA

-BB

JA JB

Keterangan:

D = daya pembeda soal

BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA = jumlah peserta kelompok atas

JB = jumlah peserta kelompok bawah

Klasifikasi indeks daya pembeda soal adalah sebagai berikut:15

D = 0, 00 – 0,20 : daya beda jelek

D = 0, 20 – 0,40 : daya beda cukup

D = 0, 40 – 0,70 : daya beda baik

D = 0, 70 – 1,00 : daya beda baik sekali

D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal

yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang

saja.

13 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.,hlm 7214 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan., hlm. 213.15 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 211.

Page 72: hhhh

54

c) Indeks Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya

sesuatu soal adalah indeks kesukaran ( difficulty index ).

Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00.

Indeks ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Dengan rumus

sebagai berikut:

JS

BP

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk mengetahui sukar mudahnya suatu soal, dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

P = 1,00 – 0,30 = soal kategori sukar

P = 0,30 – 070 = soal kategori sedang

P = 0,70 – 1,00 = soal kategori mudah16

d) Realiabilitas

Sebuah tes dikatakan realiabel apabila tes tersebut dapat

memberikan hasil tetap dan ajeg, artinya jika digunakan pada

sejumlah subjek yang sama pada lain waktu maka hasilnya

akan relatif tetap. Untuk menentukan reliabilitas pada

penelitian ini menggunakan K – R.20, adapun langkahnya

adalah :

a) Membuat tabel analisis butir tanpa harus dikelompokkan

nomor ganjil dan genap.

b) Menghitung proporsi yang menjawab benar dan proporsi

yang menjawab salah pada masing-masing butir dalam

tabel analisis butir.

16 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Rosda

Karya,), cet. 13, hlm. 137.

Page 73: hhhh

55

c) Mengalikan proporsi yang menjawab benar dan proporsi

yang menjawab salah.

d) Mencari varians (standar deviasi kuadrat) dari skor total.

e) Menghitung reliabilitas tes dengan rumus K – R.20.

Dengan rumus varians sebagai berikut:

Keterangan :

r11 = reliabilitas tes

k = banyaknya butir pertanyaan (soal)

p = proporsi subjek yang menjawab betul dalam tiap

butir

q = proporsi subjek yang menjawab salah dalam tiap

item

∑pq = jumlah total p dan q pada masing-masing butir

yang sudah dikalikan (p x q)

S = standar deviasi dari tes

N = Banyaknya subjek pengikut tes.17

Untuk menentukan reabilitas suatu soal maka, apabila

r11 > rtabel dikatakan reabilitas atau soal tersebut dapat

digunakan (dipakai). Namun jika sebaliknya, maka soal

tersebut tidak dapat digunakan (dibuang).

3. Teknik Analisa Data

Analisis data mempunyai tujuan untuk menguji hipotesis

penelitian, sehingga akan didapat suatu kesimpulan tentang keadaan yang

17 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hlm 86 - 113

= ∑ (∑ )

2

2

11 S

pqS

1-k

kr

Page 74: hhhh

56

sebenarnya dari objek yang diteliti. Pada penelitian ini untuk menganalisis

data peneliti menggunakan teknik uji t-test pada hasil belajar peserta didik.

Namun, sebelum menganalisis data dengan teknik tersebut maka sampel

harus diuji dengan analisis deskriptif, analisis normalitas data,uji t-test

dan efektivitas modul kimia

a. Analisis Deskriptif

Peningkatan hasil perkembangan siswa yang menggambarkan

proses perkembangan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing diukur

melalui lembar pengamatan dan laporan akhir pada penelitian ini

menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif dituangkan

dalam bentuk grafik yang menggambarkan aktivitas siswa selama

penelitian berlangsung (Levinson,1994)

Gambar 1.2. Aktivitas siswa

b. Analisis Normalitas Data

Analisis normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

yang diperoleh berdistribusi normal ataukah tidak. Uji ini digunakan

untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan proporsi subjek, objek,

kejadian, dan lain - lain. Pengujiannya menggunakan rumus Chi

kuadrat (2). Rumus yang dipakai adalah:18

k

i

k

i i

ii

fe

fefo

e

eo

1

2

1

22

18 Sanbas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur

Dalam Penelitian, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007), hlm.76.

Per

form

a

Kegiatan

Page 75: hhhh

57

Keterangan:

(2) = Chi Kuadrat

oi = fo = Frekuensi observasi

ei = fe = Frekuensi harapan

Teknik Chi-square atau Chi-kuadrat ini digunakan untuk

menguji signifikasi perbedaan frekuensi. Dalam Chi-Kuadrat ada dua

hal yang dibandingkan, yakni frekuensi pengamatan dan frekuensi

teoritik atau yang diharapkan. Pengujian normalitas data dengan

menggunakan rumus Chi-Kuadrat dengan prosedur sebagai berikut:

1) Menentukan rentang nilai (R),yaitu data terbesar dikurangi data

terkecil.

2) Menentukan banyak kelas interval (k) dengan rumus Sturges:19

k = 1+(3,3) log n

3) Menentukan panjang interval (P), dengan rumus:20

4) Membuat tabel distribusi frekuensi

5) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval

6) Menghitung rata-rata ×, yaitu dengan rumus:21

i

ii

f

xfX

)(

fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda Xi

xi = tanda kelas interval

7) Menghitung variansi, dengan rumus: 22

19 Sanbas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur

Dalam Penelitian, hlm. 35. 20 Tulus Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, (Malang:

UMM Press, 2007), cet. 4, hlm. 23.21 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D)

., hlm. 54.22 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), Cet. 6, hlm. 95.

P = Rentang Nilai (R)

Banyak Kelas

Page 76: hhhh

58

)1(

22

2

nn

xfxfns iiii

8) Menghitung nilai Z, dengan rumus:23

s

xBkZ

Bk = Batas kelas

x = Rata-rata

s = Standar deviasi

9) Menentukan luas daerah tiap kelas interval

10) Menghitung frekuensi eksipotori (fh), dengan rumus:

fh = n x ld

Keterangan :

n = jumlah sampel

ld = luas daerah

11) Membuat daftar frekuensi observasi (fo), dengan frekuensi

ekspositori sebagai berikut:

Kelas Bk Z L Fh fo (fo-fh)2/fh

12) Memenghitung nilai Chi Kuadrat (2 ), dengan rumus:24

k

i

k

i i

ii

fh

fhfo

e

eo

1

2

1

22

13) Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini, data

disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas k buah

kelas interval sehingga untuk menentukan kriteria pengujian

digunakan rumus: dk= k – 1, dimana k adalah banyaknya kelas

interval, dan taraf nyata α = 0,05

14) Menentukan harga 2tabel

23 Tulus Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan , hlm. 63.24 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D), hlm .107.

Page 77: hhhh

59

15) Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian yaitu

ketika 2 hitung 2 tabel dengan derajat kebebasan dk = k-1

dengan taraf signifikasi 5% berdistribusi normal.25

c. Uji Homogenitas Data Pretes

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

tersebut homogen ataukah tidak. Prosedur yang digunakan untuk

menguji homogenitas varian dalam kelompok adalah dengan jalan

menemukan harga Fmax. Penafsirannya bilamana harga F terbukti

signifikan artinya terdapat perbedaan. Dan sebaliknya jika tidak

signifikan ini berarti tidak ada perbedaan.

Rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas varian

adalah:26

TerendahVar

TertinggiVarF

.

.max

Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai

berikut.

1) Menghitung rata-rata )(X

2) Menghitung varians (S2) dengan rumus:

1)(

2

2

2

NN

XX

SDVarian

3) Menghitung F dengan rumus:

TerendahVar

TertinggiVarF

.

.max

4) Membandingakan Fhitung dimana 1/2α (nb-1) (nk-1). Apabila Fhitung

< Ftabel maka data berdistribusi homogen.

25 Sudjana, Metoda Statistika., hlm. 273.26 Tulus Winarsunu , Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, hlm. 100.

Page 78: hhhh

60

d. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata ini bertujuan untuk mengetahui

apakah nilai pretes kelas besar dan kelas kecil mempunyai rata-rata

nilai yang tidak berbeda pada tahap awal ini. Jika rata-rata kedua kelas

tersebut tidak berbeda berarti kelas itu mempunyai kondisi yang sama.

Hipotesis yang akan diujikan adalah:

Ho : µ1= µ 2

Hi : µ 1 > µ 2

Keterangan:

µ 1 : rata-rata data kelas besar

µ 2 : rata-rata data kelas kecil

Uji beda dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus t-test

untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah mean yang berasal dari

dua buah distribusi.27 Bentuk rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut:28

21

21

11nn

S

XXt

dengan

2

)1()1(

21

222

211

nn

SnSnS

Keterangan:

1X = rata-rata data kelas besar

2X = rata-rata data kelas kecil

n1 = banyaknya peserta didik kelas besar

n2 = Banyaknya peserta didik kelas kecil

S = Simpangan baku gabungan

S1 = Simpangan baku kelas besar

S2 = Simpangan baku kelas kecil

27 Tulus Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan., hlm. 81.28 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Sinar Baru

Algesindo, 1995), Cet. 3, hlm. 239.

Page 79: hhhh

61

Kriteria pengujian adalah terima Ho jika thitung < ttabel. Dengan

derajat kebebasan dk (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 – 1/2α), tolak Ho

untuk harga thitung > ttabel.

e. Efektifitas Modul Kimia

Efektifitas modul kimia berbasis inkuiri terbimbing pada

penelitian ini dilihat dari 4 aspek yaitu kongnitif, afektif, psikomotorik,

dan tanggapan terhadap modul kimia berbasis inkuiri terbimbing.

1) Aspek Kongnitif

Penilaian pada aspek kongnitif peserta didik di sekolah

dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik tersebut. Keberhasilan

yang ingin dilihat yaitu seberapa besar pemahaman peserta didik

terhadap materi. Untuk lebih jelasnya dapat menggunakan rumus

berikut ini:

Keterangan :

B = butir soal yang dijawab benar

S = butir soal yang dijawab salah

P = banyaknya pilihan jawaban pada setiap soal

N = banyaknya butir soal29

Pada penelitian ini target pada aspek kognitif adalah 75%

berdasarkan nilai KKM yang ditetapkan di SMA NU 01 Al-

Hidayah Kendal. Maka modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

dapat dikatakan efektif terhadap hasil belajar siswa berdasarkan

kategori berikut ini :

29 Mimin Haryanti, Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta

: Gaung Persada Press, 2007), hlm 87

Skor = ( ) / × 100

Page 80: hhhh

62

2) Aspek Afektif

Penilaian afektif peserta didik menggunakan analisis rata-

rata dan analisis nilai. Analisis nilai dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Keterangan :

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan

100 = bilangan tetap30

Hasil perhitungan di atas kemudian ditafsirkan dengan

rentang kualitatif yaitu:

Tingkat

PenguasaanNilai Huruf Bobot Predikat

86-100% A 4 Sangat baik

76-85% B 3 Baik

60-75% C 2 Cukup

55-59% D 1 Kurang

≤ 54% TL 0 Kurang sekali

Penelitian ini dapat dikatakan berhasil, jika tingkat

penguasaan minimal yang harus dicapai adalah 75%.

3) Aspek Psikomotorik

Aspek psikomotorik peserta didik dianalisis dengan rumus

sebagai berikut:

30 Ngalim Purwanto,Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran,(Bandung: Remaja

Rosdakarya,2002), hlm 102

NP = × 100

NP = × 100

Page 81: hhhh

63

Keterangan :

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan

100 = bilangan tetap31

Tingkat

Penguasaan

Nilai

HurufBobot Predikat

86-100% A 4 Sagat baik

76-85% B 3 Baik

60-75% C 2 Cukup

55-59% D 1 Kurang

≤ 54% TL 0 Kurang sekali

Seperti yang telah dijelaskan pada aspek afektif, pada aspek

psikomotorik ketuntasan belajar minimal yang diharapkan adalah

75%.

4) Tanggapan Terhadap Modul kimia

Untuk mengetahui tanggapan peserta didik terhadap modul

kimia berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan pada materi

asam dan basa dapat menggunakan rumus berikut:

Keterangan :

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan

100 = bilangan tetap32

31 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, hlm 10232 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, hlm 102

NP = × 100

Page 82: hhhh

64

Tingkat

PenguasaanNilai Huruf Bobot Predikat

86-100% A 4 Sangat baik

76-85% B 3 Baik

60-75% C 2 Cukup

55-59% D 1 Kurang

≤ 54% TL 0 Kurang sekali

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, dapat diringkas

indikator keberhasilan penelitian pada Tabel 3 berikut :

Tabel.3 Indikator Keberhasilan Penelitian

No IndikatorKelas

Kecil

Kelas

Besar

1 Jumlah peserta didik yang

menguasai materi pembelajaran

pada aspek kongnitif.

7 peserta

didik dari

9

20 peserta

didik dari

26

2 Jumlah peserta didik yang

memiliki rentang nilai minimal

75% pada aspek afektif

7 Peserta

didik dari

9

20 peserta

didik dari

26

3 Jumlah peserta didik yang

memiliki rentang nilai minimal

75% pada aspek psikomotorik

7 Peserta

didik dari

9

20 peserta

didik dari

26

4 Tanggapan terhadap modul

kimia berbasis inkuiri

terbimbing

75% 75%

Page 83: hhhh

69

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Kondisi Sebelum Penelitian

Modul merupakan salah satu komponen yang memegang peranan

penting dalam proses pembelajaran. Di SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal,

dalam pembelajaran kimia, guru belum memiliki modul untuk melengkapi

pembelajaran kimia, khususya kelas XI.IPA. Hal ini diduga sebagai salah

satu faktor penyebab masih berlakunya model pembelajaran ceramah dan

mencatat bahan sekaligus menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya

efisiensi dan efektivitas mata pelajaran kimia kelas XI.IPA. Kurang

efektifnya pembelajaran bermuara pada kurang optimalnya pencapaian

sasaran belajar mata pelajaran kimia. Berkaitan dengan permasalahan

tersebut, sangat dipandang perlu melakukan Pengembangan Modul Kimia

Berbasis Inkuiri Terbimbing, khususnya kelas XI.IPA.

SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal merupakan salah satu Sekolah

Menengah Atas Swasta di Kendal. Kegiatan pra-penelitian diawali secara

teoritis kebutuhan siswa, yaitu dengan menganalisa adakah

ketidakcocokan kondisi saat ini dengan kebutuhan siswa, dan menentukan

tujuan pembelajaran. Langkah yang dilakukan adalah melakukan

wawancara kebeberapa guru untuk mengetahui gambaran umum

pembelajaran kimia di SMA NU 01 Al-Hidayah.

Menurut beberapa guru, selama ini nilai pada mata pelajaran kimia

sangat memprihatinkan ini dilihat dari hasil belajar siswa masih banyak

yang dibawah KKM. Selain kepada guru, wawancara dilakukan pada

beberapa siswa. Menurut mereka, pelajaran kimia termasuk pelajaran yang

sulit, sehingga mereka kurang menyukainya. Selain itu, mereka juga

merasa apa yang mereka pelajari sangat sulit untuk masuk kedalam

ingatan.

Page 84: hhhh

70

Berbagai kebijakan telah dibuat oleh pemerintah untuk mengatasi

permasalahan pendidikan, salah satunya dengan memberlakukan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Begitu juga di SMA NU 01 Al-

Hidayah Kendal, KTSP sudah diberlakukan tetapi pembelajaran yang

berlangsung masih berorientasi guru sedangkan pembelajaran yang

berorientasi siswa belum maksimal. Padahal dalam kurikulum KTSP

proses belajar mengajar dituntut tidak hanya guru yang aktif tetapi siswa

juga aktif dalam proses belajar mengajar tersebut.

Mencermati masalah di atas, siswa membutuhkan suatu

pembelajaran yang dianggap cocok dengan materi asam basa dan

perangkat pembelajaran yang sesuai yang berupa modul. Pembelajaran

yang dapat membantu siswa untuk memahami konsep dengan cara belajar

yang mereka masing-masing. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila

siswa menemukan sendiri dan mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari. Berdasarkan kondisi siswa sebelum penelitian maka penulis

tertarik untuk mencoba menerapkan Modul Kimia berbasis Inkuiri

Terbimbing, yang dapat membantu para siswa untuk belajar mandiri dan

memahami konsep asam basa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Prinsip-prinsip dasar pengembangan perangkat pembelajaran ini

adalah sebagai berikut (1) membantu siswa menyiapkan belajar mandiri,

(2) memiliki rencana pembelajaran yang dapat direspon secara maksimal,

(3) memuat isi pembelajaran yang lengkap dan mampu memberikan

kesempatan belajar siswa, (4) dapat memonitor kegiatan belajar siswa, dan

(5) dapat memberikan saran dan petunjuk serta informasi balikan tingkat

kemajuan belajar siswa.

2. Konsep Awal Perancangan Modul

Tahap perancangan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang

dimaksud adalah langkah kedua dari model desain sistem pembelajaran

ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and

Evaluation), yaitu tahapan pertama menentukan tujuan pembelajaran

peserta didik dalam ranah kongnitif, ranah psikomotorik dan ranah afektif

Page 85: hhhh

71

dan tujuan akhirnya yaitu untuk meningkatkan hasil belajar, tahapan kedua

Menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan

pembelajaran yaitu dengan menggunakan tes formatif disetiap akhir

kegiatan pembelajaran dan tes akhirnya dengan menggunakan multiple-

choice (pilihan ganda) yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, tahapan

ketiga menentukan strategi pembelajaran yang tepat dengan menggunakan

metode diskusi untuk mencapai tujuan tersebut, dalam langkah diskusi ini

siswa bisa berpendapat dengan bebas mengenai asam dan basa, tahapan

ke-empat yaitu membuat rancangan modul, modul yang dikembangkan

yaitu modul kimia berbasis inkuiri terbimbing meliputi cover modul, kata

pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan isi materi pelajaran

kimia yang didalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan yang membimbing

dan disertai konsep asam dan basa, glossarium dan daftar pustaka ini

didesain sedemikian rupa sehingga siswa tertarik untuk belajar kimia.

Desain awal yang direncanakan peneliti dalam pengembangan

modul kimia berbasis inkuiri terbimbing mengikuti tahapan-tahapan

sebagai berikut,

1. Tujuan dan penggunaan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

melalui model desain sistem pembelajaran ADDIE (Analysis, Design,

Development, Implementation, and Evaluation)

2. Target siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran kimia materi pokok

asam dan basa

3. Diskusi yang dilakukan untuk mempelajari materi pokok asam dan

basa dengan strategi diskusi.

4. Refleksi: Dapat dilihat dari nilai kongniitif, afektif , psikomotorik,

angket tanggapan modul dan angket keterbacaan modul.

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berupa modul kimia

berbasis inkuiri terbimbing melalui tahap validasi oleh pakar. Tahap

validasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian perangkat

pembelajaran dengan materi. Para pakar yang bertindak sebagai validator

akan memberikan pendapat apakah perangkat pembelajaran yang berupa

Page 86: hhhh

72

modul tersebut dapat digunakan tanpa perbaikan atau masih memerlukan

perbaikan. Para pakar yang dimaksud adalah Atik Rahmawati, M.Si dan

Adhi Kurniawan, S.Pd selaku pakar bidang pendidikan kimia. Para pakar

yang bertindak sebagai validator akan memberikan pendapat apakah

perangkat pembelajaran yang berupa modul tersebut dapat digunakan

tanpa perbaikan atau masih memerlukan perbaikan. Dari pakar Atik

Rahmawati, M.Si adanya masukan gaya bahasa diperbaiki, penulisan kata-

kata diperbaiki dan dari Adhi Kurniawan, S.Pd adanya masukan

gambarnya perlu ditambah, kata-katanya jangan terlalu banyak sehingga

peneliti merevisi masukan dari para pakar.

Dalam proses belajar mengajar dengan Modul Kimia berbasis

Inkuiri Terbimbing model desain sistem pembelajran ADDIE (Analysis,

Design, Development, Implementation, and Evaluation) siswa diberi

kesempatan untuk menemukan sendiri menganalisis, membuktikan dan

menarik kesimpulan sendiri tentang suatu materi dengan cara belajar

mereka sendiri dan bisa belajar mandiri.

3. Implementasi

Pengembangan Modul Kimia berbasis Inkuiri Terbimbing melalui

model desain sistem pembelajaran ADDIE (Analysis, Design,

Development, Implementation, and Evaluation) pada kelas XI. IPA materi

pokok asam dan basa di SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal semester genap

tahun ajaran 2010/2011. penelitian ini dilaksanakan melalui dua kali

ujicoba yang telah dilaksanakan dengan tahapan analisis masalah,

perencanaan desain, membuat modul, validasi desain, perbaikan desain,

serta ujicoba. Pengujian pertama dilakukan pada kelas kecil yang terdiri

dari 9 siswa. Adapun rangkuman pembelajaran yang dilakukan pada

materi pokok Asam Basa adalah sebagai berikut.

a. Implementasi Kelas Kecil

Sebelum masuk ke materi teori-teori asam dan basa , dilakukan

pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah itu siswa

diperkenalkan dengan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing.

Page 87: hhhh

73

Setelah itu, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok heterogen yang

terdiri dari 3 orang. Kelompok-kelompok kecil ini akan menjadi tim

diskusi dalam pembelajaran pada materi teori-teori asam dan basa.

Pada pertemuan pertama, setelah siswa dibagi menjadi kelompok-

kelompok kecil siswa diminta berdiskusi mengenai teori-teori asam

basa dan untuk menemukan sendiri tentang konsep teori-teori asam

basa. Pada akhir pembelajaran mereka diberi latihan tes formatif 1

untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa terhadap materi

tersebut.

Pertemuan kedua, sebelum pembelajaran berlangsung siswa

diberi gambaran tentang identifikasi asam basa dan memberikan

penjelasan tentang manfaat identifikasi asam basa dalam kehidupan

sehari-hari. Setelah itu siswa diajak berdiskusi tentang identifikasi

asam basa dan untuk menemukan sendiri tentang konsep identifikasi

asam basa. Setelah berdiskusi siswa diajak ke laboratorium untuk

melakukan percobaan tentang mengidentifikasi asam dan basa. Pada

akhir pembelajaran siswa diberi latihan tes formatif 2 untuk

mengetahui seberapa besar pemahaman siswa terhadap materi tersebut

dan mecatat hasil percobaan identifikasi asam basa.

Pertemuan ketiga, sebelum pembelajaran berlangsung siswa

diberi gambaran tentang kekuatan asam basa dan diberi penjelasan

tentang manfaat me,mpelajari tentang kekuatan asam basa ini. Setelah

itu siswa diajak berdiskusi tentang kekuatan asam basa dan siswa bisa

menemukan sendiri konsep tentang kekuatan asam basa serta bisa

membedakan antara asam kuat, asam lemah dan basa kuat, basa

lemah. Pada akhir pembelajaran siswa diberi tes formatif 3 untuk

mengetahui seberapa besar pemahaman siswa terhadap materi tersebut.

Pertemuan keempat, sebelum pembelajaran berlangsung siswa

diberi gambaran tentang derajat keasamann (pH) dan diberi penjelasan

tetang manfaat mempelajari tentang derajat keasaman (pH) ini. Setelah

itu siswa diajak berdiskusi tentang derajat keasaman (pH) dan bisa

Page 88: hhhh

74

menemukan sendiri konsep derajat keasaman (pH) serta siswa bisa

menghitung derajat keasaman (pH). Pada akhir pembelajaran siswa

diberi tes formatif 4 untuk mengetahui seberapa besar pemahaman

siswa terhadap materi tersebut..

Pertemuan kelima, Sebelum pembelajaran berlangsung siswa

diberi gambaran tentang stoikiometri larutan dan diberi penjelasan

tentang manfaat mempelajari tentang stoikiometri larutan ini. Setelah

itu siswa diajak berdiskusi tentang stoikiometri larutan dan bisa

menemukan sendiri konsep stoikiometri larutan serta bisa

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada akhir

pembelajaran siswa diberi tes formatif 5 untuk mengetahui seberapa

besar pemahaman siswa terhadap materi tersebut dan melakukan post-

test untuk mengetahui kondisi awal dengan kondisi akhir apakah ada

perbedaan, selanjutnya diberi angket respons siswa terhadap modul

tersebut dan angket keterbacaan modul untuk keefektifan modul

tersebut.

Untuk menutup pembelajaran pada materi pokok asam dan

basa dilakukan post-test pada pertemuan ke-enam. Post-test ini

bertujuan untuk mengukur sejauh mana materi asam dan basa ini telah

di kuasai dengan menggunakan modul kimia berbasis inkuiri

terbimbing melalui model desain sistem pembelajaran ADDIE

(Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation).

Pada tahap akhir pembelajaran adalah evaluasi ini bertujuan

apakah modul kimia berbasis inkuiri terbimbing berhasil atau tidak, ini

dilihat dari hasil belajar siswa dan angket keterbacaan modul.

Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas disebut evaluasi

formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Pada tahap

rancangan memerlukan revisi ahli untuk memberikan masukan

terhadap rancangan modul yang kita buat dan isi dari modul tersebut

dan pada tahap pengembangan perlunya evaluasi kelompok kecil. Pada

tahap evaluasi dilihat dari nilai ranah kongnitif rata-rata nilai postest

Page 89: hhhh

75

kelas kecil adalah 65,78 ini belum memenuhi KKM, dan dari angket

keterbacaan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing pada indikator 4

penampilan modul kurang menarik sehingga diperlukan adanya

pengembangan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing ke kelas yang

lebih besar.

b. Implementasi Kelas Besar

Implementasi perangkat pembelajaran ke-2 dilakukan pada

kelas XI.IPA sebanyak 26 siswa (kelas besar). Pada prinsipnya,

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas besar ini sama dengan

kegiatan belajar mengajar dikelas kecil, hanya saja yang menjadi

subyek penelitian berbeda, disertai penyempurnaan pada bagian-bagian

yang diperlukan. Penyempurnaan ini yang dimaksudkan adalah

berdasarkan masukan-masukan selama implementasi dikelas kecil.

Beberapa penyempurnaan yang dilakukan adalah

penyempurnaan pada modul meliputi cover modul, isi dari modul,

diperbanyak gambar-gambar mengenai materi asam basa, dan

aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, dengan harapan modul

semakin menarik dan mudah dipahami. Penyempurnaan lain yang

dilakukan adalah lembar observasi psikomotorik dan afektif pada

materi asam basa.

4. Hasil Penelitian

Analisis data berperan penting dalam suatu penelitian, dalam

penelitian ini analisis data meliputi:

a. Analisis Data Awal

Analisis tahap awal dilakukan sebelum pelaksanaan perlakuan

kepada kelas kecil dan kelas besar. Analisis ini bertujuan untuk

mengetahui adanya kondisi awal populasi, sehingga dapat disimpulkan

bahwa kedua kelas sampel yaitu kelas kecil dan kelas besar berawal

dari titik tolak yang sama. Data yang digunakan pada analisis tahap

awal adalah nilai pre test. Pada analisis tahap awal dilakukan uji

normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata populasi.

Page 90: hhhh

76

Hasil belajar awal siswa sebelum perlakuan dari kedua kelas

terangkum pada Lampiran 25. Sedangkan analisis hasil belajar awal

siswa sebelum diberi perlakuan dari kedua kelas yaitu kelas kecil dan

kelas besar terangkum pada Tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil belajar siswa sebelum perlakuan (pre-test)

No Sumber variasi Kelas kecil Kelas besar

1. N 9 26

2. Rata-rata hasil belajar 30,4 30,5

3. Varian 113,000 66,658

4. Standar deviasi 10,67 8,16

5. Nilai terbesar 44 46

6. Nilai terkecil 16 16

Perhitungan selengkapnya ada pada lampiran 6.

Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut, dari 9 siswa kelas kecil rata-

rata hasil belajar siswa sebelum perlakuan (pre test) baru 30,4 dan dari

26 siswa kelas besar hanya mencapai 30,5.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan

data sebelum perlakuan dan setelah perlakuan dan untuk

menentukan uji hasil penelitian selanjutnya. Rumus yang

digunakan adalah Chi Kuadrat. Dengan kriteria pengujian adalah

tolak Ho jika 2hitung ≥ 2

tabel untuk taraf nyata α =0,05 dan dk = k -

1 dan terima Ho jika 2hitung < 2

tabel. Hasil uji normalitas data

pretest kelas kecil dan kelas besar dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Chi Kuadrat hasil uji Normalitas

Kelas 2hitung 2

tabel Kriteria

Kecil 1,5463 7,81 Normal

Besar 4,4693 11,07 Normal

Page 91: hhhh

77

Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 13 dan 14.

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa kedua

kelompok yaitu kelas kecil dan kelas besar berdistribusi normal.

Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 13 dan 14.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas

sampel dari kedua kelas yaitu kelas kecil dan kelas besar. Dengan

kriteria pengujian apabila Fhitung < Ftabel untuk taraf nyata α = 0,05

dan dk = k-1 maka data berdistribusi homogen. Hasil analisis data

uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Uji Homogenitas

Data K. Kecil K. Besar Kriteria

N 9 26

HomogenRata-rata 30,4 30,5

Varians (s2) 113,000 66,658

Standar deviasi

(s)

10,67 8,16

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15 dan 23.

Berdasarkan rumus:

terkecilians

terbesariansFhitung

var

var

Diperoleh F = 1,707

Berdasarkan analisis data di atas, diperoleh Fhitung kurang

dari Ftabel (taraf signifikan 5%), maka dapat disimpulkan bahwa Ho

diterima yang berarti varians dari populasi tidak berbeda satu

dengan yang lain (homogen) yaitu antara kelas kecil dan kelas

besar.

3) Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Uji Perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui

apakah kelas besar dan kelas kecil mempunyai rata-rata yang tidak

Page 92: hhhh

78

jauh berbeda pada tahap awal ini. Rata-rata kedua kelas dikatakan

tidak berbeda apabila -ttabel < thitung < ttabel. Ringkasan analisis uji t-

test dapat dilihat pada Tabel 4.4. berikut.

Tabel 4.4. Ringkasan Analisis Uji t-test

Sumber variasi Kelas kecil Kelas besar

Jumlah 274 792

N 9 26

X 30,4 30,5

Varians (S2) 113,778 66,658

Standart deviasi (S) 10,67 8,16

Dari perhitungan diperoleh thitung = 0,005 dan ttabel = ttabel

(0.975) (85) = 2,03 dengan taraf signifikansi α = 5%, dengan dk = n1 +

n2 – 2 = 33, peluang = 1 – 1/2 α = 1 – 0,025 = 0,975, maka

dikatakan bahwa rata-rata pre test kedua kelas tidak berbeda.

Artinya kelas besar dan kelas kecil yang dipilih, mempunyai

kondisi yang sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 22.

b. Analisis Tahap Akhir

Analisis tahap akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis

penelitian yang telah dikemukakan. Data yang digunakan pada analisis

tahap akhir ini adalah data nilai post test siswa kelas kecil dan kelas

besar yang dapat dilihat pada Lampiran 25. Analisis tahap akhir

meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji perbedaan dua

rata-rata hasil belajar.

Analisis hasil belajar akhir siswa setelah diberi perlakuan dari

kedua kelas (kelas kecil dan kelas besar) terangkum pada Tabel 4.5

sebagai berikut:

Page 93: hhhh

79

Tabel 4.5 Hasil belajar siswa setelah perlakuan (post-test)

No Sumber Variasi Kelas kecil Kelas besar

1 N 9 26

2 Rata-rata 65,78 73,31

3 Varians 93,444 52,781

4 Standar deviasi 9,67 7,27

5 Nilai terbesar 76 88

6 Nilai terkecil 50 60

Perhitungan selengkapnya ada pada Lampiran 12.

Berdasarkan Tabel 4.5 tersebut, dari 9 siswa kelas kecil rata-

rata hasil belajar setelah perlakuan (post test) mencapai 65,78 dan dari

26 siswa kelas besar mencapai 73,31.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan

data apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak.

Rumus yang digunakan adalah Chi Kuadrat. Dengan kriteria

pengujian adalah tolak Ho jika 2hitung ≥ 2

tabel untuk taraf nyata α

=0,05 dan dk = k - 1 dan terima Ho jika 2hitung < 2

tabel. Hasil uji

normalitas data post test kelas kecil dan kelas besar dapat dilihat

pada Tabel 4.5. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran

22. Berdasarkan Tabel 4.6 di bawah dapat dilihat bahwa kedua

kelompok yaitu kelas kecil dan kelas besar berdistribusi normal.

Tabel 4.6. Chi Kuadrat hasil uji Normalitas

Kelas 2hitung 2

tabel Kriteria

Kecil 5,1768 7,81 Normal

Besar 1,8210 11,07 Normal

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22.

Page 94: hhhh

80

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas

kedua sampel yaitu kelas besar dan kelas kecil. Dengan kriteria

pengujian apabila Fhitung < Ftabel untuk taraf nyata α = 0,05 dan dk

= k-1 maka data berdistribusi homogen. Hasil analisis data uji

homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Uji Homogenitas

Data K. Kecil K. Besar Kriteria

N 9 26

HomogenRata-rata 65,78 73,31

Varians (s2) 93,444 52,781

Standar deviasi (s) 9,67 7,27

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23.

Berdasarkan rumus:terkecilians

terbesariansFhitung

var

var

Diperoleh F = 1,770

Berdasarkan analisis data di atas, diperoleh Fhitung lebih

kecil dari pada Ftabel (taraf signifikan 5%), maka dapat disimpulkan

bahwa Ho diterima yang berarti varians data hasil belajar kelas

kecil tidak berbeda dengan kelas besar (homogen).

3) Pengujian Hipotesis (Data Post-test)

Uji hipotesis menggunakan uji perbedaan dua rata-rata yang

bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa kelas

besar lebih baik daripada hasil belajar kimia kelas kecil. Untuk

mengetahui terjadi tidaknya perbedaan perlakuan maka digunakan

rumus t-test dalam pengujian hipotesis. Rata-rata yang digunakan

adalah rata-rata nilai hasil post-test. Hasil rekapitulasi t-test pada

Tabel 4.8. berikut.

Page 95: hhhh

81

Tabel 4.8. Hasil Perhitungan t-test

Kelas N Mean VariansStandar

Deviasithitung ttabel

Besar 26 73,31 52,781 7,27 2,460 2,03

Kecil 9 65,78 93,444 9,67

Berdasarkan perhitungan hasil penelitian diperoleh dengan

taraf signifikasi α = 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 33, peluang = 1- α

kriteria pengujian Ho diterima jika thitung < ttabel . Karena pada

penelitian ini thitung= 2,460 dan ttabel= 2,03, dan ini berarti thitung ≥

ttabel, maka Ha diterima. Artinya kelas besar berbeda dengan kelas

kecil. Untuk lebih jelasnya perhitungan t-test dapat dilihat pada

Lampiran 24.

4) Analisis Deskriptif Observasi

Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk

mengetahui aktivitas siswa yang merupakan hasil belajar siswa

ranah afektif dan ranah psikomotorik siswa. Observasi ranah

afektif diambil dari proses pembelajaran dengan modul kimia

berbasis inkuiri terbimbing, sedang observasi ranah psikomotorik

diambil dari pembelajaran praktikum. Analisis yang digunakan

adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui apakah

aktivitas siswa berupa hasil belajar ranah afektif dan ranah

psikomotorik pada kelas kecil maupun kelas besar berkriteria

efektif atau tidak. Hasil analisis deskriptif observasi siswa kelas

kecil dan kelas besar dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan Tabel 4.10.

Tabel 4.9 Rata-rata Persentase Observasi Aktivitas Siswa

Ranah Afektif

Kelas Persentase Skor/nilai Kriteria

Kecil 78,31% Baik

Besar 78,58% Baik

Page 96: hhhh

82

Tabel 4.10 Rata-rata Persentase Observasi Aktivitas Ranah

Psikomotorik

Kelas Persentase Skor/nilai Kriteria

Kecil 82,89% Baik

Besar 81,92% Baik

Perhitungan prosentase aktifitas observasi ini dapat dilihat

pada Lampiran 27, 29, 31 dan 33. Dari data tersebut dapat di ambil

kesimpulan bahwa rata-rata prosentase observasi ranah afektif

kelas kecil dan kelas besar sebesar 78,44%, ranah psikomotorik

kelas kecil dan kelas besar adalah 82,40% dengan kriteria baik.

5) Analisis Deskriptif Keefektifan Modul

Analisis keefektivan bertujuan untuk mengetahui apakah

Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing ini cukup efektif. Hasil

analisis keefektivan modul kimia dapat dilihat dari hasil belajar

siswa yang berupa akumulasi dari hasil belajar ranah kognitif,

ranah afektif dan ranah psikomotorik yang berupa presentasi rata-

rata dari ketiganya (hasil belajar ranah kognitif, ranah afektif dan

ranah psikomotorik). Analisis keefektifan modul kimia berbasis

inkuiri terbimbing pada kelas kecil dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Sedangkan analisis keefektifan pembelajaran berbasis MI pada

kelas basar dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.11 Perhitungan Analisa Keefektifan Modul Kimia

Berbasis Inkuiri Terbimbing

Aspek Banyaknya siswa

Dengan nilai >70Kriteria Skor

Kognitif 8 Efektif 3

Afektif 8 Sangat Efektif 4

Psikomotorik 9 Sangat Efektif 4

Skor total - - 11

Page 97: hhhh

83

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut didapatkan skor

total berjumlah 11, hal tersebut dapat disimpulan bahwa modul

kimia dengan pendekatan inkuiri terbimbing terhadap hasil

kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa pada kelas kecil adalah

sangat efektif.

Tabel 4.12 Perhitungan Analisa Keefektifan Modul Kimia

Berbasis Inkuiri Terbimbing

Aspek Banyaknya siswa

Dengan nilai >70Kriteria Skor

Kognitif 21 Efektif 3

Afektif 24 Sangat Efektif 4

Psikomotorik 26 Sangat Efektif 4

Skor total - - 11

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut didapatkan skor

total 11, kesimpulannya bahwa pengembangan modul dengan

pendekatan inkuiri terhadap hasil kognitif, afektif, dan

psikomotorik siswa pada kelas besar adalah efektif.

6) Data Angket Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

Dalam penelitian ini angket digunakan untuk

mengungkapkan pendapat siswa mengenai modul kimia berbasis

inkuiri terbimbing. Rekapitulasi Perhitungan Angket Tanggapan

Siswa Tanggapan siswa terhadap Modul Kimia Berbasis Inkuiri

Terbimbing dapat dilihat pada Tabel 4..

Page 98: hhhh

84

Tabel 4.12. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Kelas Besar

NilaiJumlah

Respon Siswa

Jumlah

Perhitungan

Angket

Prosentase (%)

Perhitungan

Angket

5 133 665

76,04%

4 191 764

3 156 468

2 40 80

1 0 0

Jumlah 520 1977

Berdasarkan hasil prosentase di atas angket tanggapan

terhadap Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing didapatkan,

bahwa rata-rata kelas terhadap hasil angket siswa menunjukkan

nilai sebesar 76,04 % dan termasuk dalam kategori Baik.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 26.

Tabel 4.12. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Kelas Kecil

Nilai Jumlah

Respon Siswa

Jumlah

Perhitungan

Angket

Prosentase (%)

Perhitungan

Angket

5 16 80

75,33%

4 109 436

3 52 156

2 3 6

1 0 0

Jumlah 180 678

Berdasarkan hasil prosentase di atas angket tanggapan

terhadap Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing didapatkan,

bahwa rata-rata kelas terhadap hasil angket siswa menunjukkan

nilai sebesar 75,33 % dan termasuk dalam kategori Baik.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 26

Page 99: hhhh

85

7) Data Angket Keterbacaan Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

Dalam penelitian ini angket keterbacaan digunakan untuk

mengungkapkan pendapat siswa mengenai modul kimia berbasis

inkuiri terbimbing. Rekapitulasi Perhitungan Angket Keterbacaan

terhadap Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing dapat dilihat

pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13. Rekapitulasi Angket Keterbacaan Siswa Kelas

Kecil

No IndikatorJumlah

Respon

Siswa

Prosentase (%)

Perhitungan

Angket

Keterbacaan

1 Kejelasan tulisan dimodul 9

80,00%

2

Perlunya gambar

melengkapi modul 9

3

Modul dapat memahami

pembelajaran 9

4

Penampilan modul

menarik 2

5

Bahasa dalam modul

mudah dipahami 7

Jumlah 45 36

Berdasarkan hasil prosentase di atas angket keterbacaan

Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing didapatkan, bahwa rata-

rata kelas terhadap hasil angket keterbacaan modul kimia sebesar

83,80 % dan termasuk dalam kategori Baik. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 41.

Page 100: hhhh

86

Tabel 4.14. Rekapitulasi Angket Keterbacaan Siswa Kelas

Besar

No IndikatorJumlah

Respon

Siswa

Prosentase (%)

Perhitungan

Angket

Keterbacaan

1 Kejelasan tulisan dimodul 26

83,80%

2

Perlunya gambar

melengkapi modul 18

3

Modul dapat memahami

pembelajaran 26

4

Penampilan modul

menarik 14

5

Bahasa dalam modul

mudah dipahami 25

Jumlah 130 109

Berdasarkan hasil prosentase di atas angket keterbacaan

Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing didapatkan, bahwa rata-

rata kelas terhadap hasil angket keterbacaan siswa modul kimia

sebesar 83,80 % dan termasuk dalam kategori Baik. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 42.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan identifikasi awal (pra-penelitian) telah diketahui bahwa

siswa-siswa kelas XI.IPA di SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal bahwa

pembelajaran yang berlangsung masih berorientasi guru sehingga siswa

kurang aktif dalam pembelajaran. Padahal dalam kurikulum KTSP proses

belajar mengajar dituntut tidak hanya guru yang aktif tetapi siswa juga aktif

dalam proses belajar mengajar.

Page 101: hhhh

87

Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan uraian diatas, yang

diperlukan siswa adalah pembelajaran yang tidak hanya mengajarkan materi

pelajaran saja. Mereka membutuhkan pembelajaran yang bisa menemukan

sendiri konsep materi asam dan basa sehingga siswa bisa ikut serta dalam

proses belajar aktif.

Mereka juga membutuhkan suatu perangkat pembelajaran yang sesuai

dengan materi asam basa yang berupa modul. Modul ini yang dapat membantu

siswa untuk memahami konsep dengan cara belajar mereka masing-masing.

Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa menemukan sendiri dan

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan kebutuhan siswa tersebut, peneliti mengembangkan

Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing melalui model desain sistem

pembelajran ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and

Evaluation). Pada penelitian ini penekanan pada hasil belajar ranah kongnitif,

Afektif, Psikomotorik dan keefektifan modul tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode Research and development

(R&D), yakni menguji desain ke dalam dua kelas yang dibedakan menjadi

kategori kelas kecil dan kelas besar. Produk dalam penelitian ini adalah Modul

Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing melalui model desain sistem pembelajran

ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation),

meliputi Tahap Analysis merupakan menganalisis kebutuhan siswa terhadap

materi pembelajaran, Tahap Design merupakan membuat rancangan modul

kimia berbasis inkuiri terbimbing, Tahap Development merupakan uji coba

produk kelas kecil, Implementation merupakan uji coba kelas besar, and

Evaluation merupakan untuk memberikan nilai terhadap modul tersebut dan

evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas.

Pada kelas kecil maupun kelas besar di berikan modul kimia berbasis

inkuiri terbimbing pada materi yang sama. Sebelum pembelajaran, terlebih

dahulu diadakan pre -test pada siswa kelas XI IPA untuk mengetahui kondisi

awal siswa sebelum memperoleh pembelajaran.

Page 102: hhhh

88

Berdasarkan perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas data hasil

kemampuan awal (pre test) dari kedua kelas adalah berdistribusi normal dan

homogen. Hal ini dapat dikatakan bahwa kondisi kemampuan awal siswa

kelas kecil dan kelas besar sebelum dikenai pembelajaran adalah setara atau

sama.

Proses pembelajaran selanjutnya kelas kecil mendapat modul kimia

berbasis inkuiri terbimbing terlebih dahulu sebagai kelas uji coba pertama

sebanyak 9 responden dari kelas XI IPA yang diambil secara random. Setelah

diketahui efektivitas dan keberhasilan penelitian uji coba pertama selanjutnya

dilakukan revisi perangkat pembelajaran yang berupa modul. Di dalam

pelaksanaan pembelajaran pada kelas kecil tidak terdapat kendala yang berarti

namun ada sedikit revisi yang peneliti lakukan pada perangkat pembelajaran

berupa modul tersebut. Revisi dilakukan sebagai penyempurnaan perangkat

untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal pada ketiga ranah penilaian

yang dilakukan. Perangkat yang telah direvisi selanjutnya dapat diuji

cobakan pada kelas yang lebih besar yaitu pada kelas besar yang berjumlah 26

siswa.

Berdasarkan hasil perhitungan kemampuan ranah kognitif kelas kecil

dengan Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing melalui model desain

sistem pembelajran ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation,

and Evaluation) diperoleh rata-rata nilai pos-test kelas kecil adalah 65,78

sedangkan kelas besar diperoleh rata-rata nilai postest adalah 73,31. Pada hasil

belajar ranah kognitif ini masih diperlukan pengembangan lebih lanjut karena

pada hasil ranah kognitif masih kurang maksimal karena kelas kecil belum

memenuhi KKM.

Dalam penelitian ini di samping menggunakan metode test juga

menggunakan metode observasi. Metode ini digunakan untuk mengetahui

aktivitas siswa yang merupakan hasil belajar siswa ranah afektif dan ranah

psikomotorik siswa. Observasi ranah afektif diambil dari proses pembelajaran

pada materi asam basa Sedangkan observasi ranah psikomotorik diambil dari

praktikum siswa.

Page 103: hhhh

89

Berdasarkan hasil ranah psikomotorik kelas kecil sebesar 82,89%,

kelas besar sebesar 81,92%, hasil ranah afektif kelas kecil sebesar 78,31%,

kelas besar sebesar 78,58%, hasil tanggapan siswa terhadap modul kimia

berbasis inkuiri terbimbing pada kelas kecil sebesar 76,04% , kelas besar

sebesar 75,33% dan angket keterbacaan modul kimia berbasis inkuiri

terbimbing pada kelas kecil sebesar 80,00%, kelas besar sebesar 83,80%.

Skor total efektivitas modul kimia berbasis inkuiri terbimbing pada kelas

kecil sebesar 11 dengan kategori efektif, sedangkan pada kelas besar skor

totalnya adalah 11 dengan kategori efektif. Berdasarkan hasil keseluruhan,

dapat disimpulkan bahwa “Pengembangan Modul Kimia Berbasis Inkuiri

Terbimbing melalui Model Desain Sistem Pembelajaran ADDIE (Analysis,

Design, Development, Implementation, and Evaluation) pada Materi Pokok

Asam dan basa Kelas XI IPA di SMA NU 01 Al - Hidayah Kendal pada kelas

kecil maupun kelas besar adalah efektif.”

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwasanya dalam penelitian ini pasti terjadi

banyak kendala dan hambatan. Hal ini bukan karena faktor kesengajaan, akan

tetapi karena adanya keterbatasan dalam melakukan penelitian.

Meskipun penelitian ini sudah dikatakan seoptimal mungkin, akan

tetapi peneliti menyadari bahwa peneliti ini tidak terlepas adanya kesalahan

dan kekurangan, hal itu karena keterbatasan-keterbatasan di bawah ini:

1. Keterbatasan Lokasi

Penelitian ini hanya dilakukan di SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal

dan yang menjadi populasi dalam penelitian kali ini adalah kelas XI IPA

SMA NU 01 Al-Hidayah. Oleh karena itu, hanya berlaku bagi siswa kelas

XI IPA SMA NU 01 Al-Hidayah saja dan tidak berlaku bagi siswa di

sekolah lain.

Page 104: hhhh

90

2. Keterbatasan Materi dan Tempat Penelitian

Penelitian ini terbatas pada materi Asam Basa kelas XI semester II

SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal . Apabila dilakukan pada materi dan

tempat berbeda kemungkinan hasilnya tidak sama.

3. Keterbatasan Instrumen

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini bukan satu-

satunya yang mampu mengungkapkan keseluruhan aspek yang diteliti.

Oleh karena itu, instrument angket (kuorsioner) yang digunakan untuk

mengungkapkan data tentang respon siswa terhadap Modul Kimia

Berbasis Inkuiri Terbimbing tidaklah cukup, namun perlu juga dicari taraf

kesukaran butir dan juga efektifitas distraktor.

4. Keterbatasan Kemampuan

Penelitian tidak bisa lepas dari teori, oleh karena itu penulis

menyadari keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah dan

dalam metodologi pembelajaran masih banyak kekurangannya. Tetapi

penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan

penelitian sesuai dengan kemampuan keilmuan, kemampuan serta

bimbingan dari dosen pembimbing.

5. Keterbatasan waktu

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terpancang oleh waktu,

karena waktu yang digunakan sangat terbatas. Maka peneliti hanya

memiliki waktu sesuai kemampuan yang berhubungan dengan penelitian

saja. Walaupun waktu yang peneliti gunakan cukup singkat akan tetapi

bisa memenuhi syarat-syarat dalam penelitian ilmiah.

Page 105: hhhh

63

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan melihat hasil penelitian yang telah dibahas mengenai

"Pengembangan Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing melalaui

Model Desain Sistem Pembelajaran ADDIE (Analysis, Design,

Development, Implementation, and Evaluation) Pada Materi Pokok Asam

Basa Kelas XI.IPA di SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal tahun ajaran

2010/2011”, maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian ini

sebagai berikut.

1. Pengembangan Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing dilakukan

sebanyak dua kali ujicoba, yaitu pada kelas kecil dan kelas besar. Kedua

kelas uji coba tersebut mendapat perlakuan yang sama karena kedua kelas

tersebut dipilih berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, uji

homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata data pada kemampuan awal

(pre test) dari kedua kelompok adalah berdistribusi normal, dan tidak ada

perbedaan. Hal ini dapat dikatakan bahwa kondisi kemampuan awal siswa

kelas kecil dan kelas besar sebelum dikenai modul adalah setara atau

sama. Produk penelitian ini adalah berupa Modul Kimia Berbasis Inkuiri

Terbimbing melalui model desain sistem pembelajran ADDIE (Analysis,

Design, Development, Implementation, and Evaluation), meliputi Tahap

Analysis merupakan menganalisis kebutuhan siswa terhadap materi

pembelajaran, Tahap Design merupakan membuat rancangan modul kimia

berbasis inkuiri terbimbing, Tahap Development merupakan uji coba

produk kelas kecil, Implementation merupakan uji coba kelas besar, and

Evaluation merupakan untuk memberikan nilai terhadap modul tersebut

dan evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas.

2. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil ranah kognitif rata-rata nilai

postest kelas kecil adalah 65,78 sedangkan rata-rata nilai postest kelas

besar adalah 73,31, hasil ranah psikomotorik kelas kecil sebesar 82,89%,

Page 106: hhhh

64

kelas besar sebesar 81,92%, hasil ranah afektif kelas kecil sebesar

78,31%, kelas besar sebesar 78,58%, hasil tanggapan siswa terhadap

modul kimia berbasis inkuiri terbimbing pada kelas kecil sebesar

76,04% , kelas besar sebesar 75,33% dan angket keterbacaan modul

kimia berbasis inkuiri terbimbing pada kelas kecil sebesar 80,00%,

kelas besar sebesar 83,80%. Skor total efektivitas modul kimia berbasis

inkuiri terbimbing pada kelas kecil sebesar 11 dengan kategori efektif,

sedangkan pada kelas besar skor totalnya adalah 11 dengan kategori

efektif. Berdasarkan hasil keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa

“Pengembangan Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing melalui

Model Desain Sistem Pembelajaran ADDIE (Analysis, Design,

Development, Implementation, and Evaluation) pada Materi Pokok

Asam dan basa Kelas XI IPA di SMA NU 01 Al - Hidayah Kendal

pada kelas kecil maupun kelas besar adalah efektif.”

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disajikan maka

selanjutnya peneliti menyampaikan saran-saran yang kiranya dapat

memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait atas hasil penelitian ini.

Adapun saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi para pendidik, khususnya bidang studi ilmu kimia hendaknya mampu

memilih perangkat pembelajaran yang tepat dalam menyajikan materi

pelajaran kimia melalui kegiatan belajar mengajar, mengingat sangat

kompleknya materi bidang studi kimia. Dengan demikian hasil belajar

siswa dapat dicapai secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.

2. Pihak Sekolah dapat menyediakan sarana prasarana yang mendukung agar

proses belajar mengajar dapat berjalan efektif dan kondusif.

3. Perlu adanya pengembangan penelitian lebih lanjut untuk menguji

keefektifan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing pada mata pelajaran

yang lainnya atau materi yang beragam.

Page 107: hhhh

65

C. Penutup

Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala nikmat,

rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Peneliti menyadari adanya kekurangan-kekurangan

serta berbagai kelemahan yang ada dalam skripsi ini. Oleh karena itu,

saran dan kritik dari berbagai pihak tetap peneliti harapkan, guna

perbaikan-perbaikan penelitian mendatang. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada

umumnya.

Akhirnya tak lupa peneliti sampaikan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu sepenuhnya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Jazakumullohu khirol jaza’.

Page 108: hhhh

DAFTAR PUSTAKA

A, Pribani Benny, Model Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Dian Rakyat, 2009.

Ali, Muhammad, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004, Cet. 12.

Amri, Sofwan, et.al., Kontruksi Pengembangan Pembelajaran, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010, Cet. 1.

Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2008.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, ed. 6.

__________, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Basyiruddin, Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, Cet.1.

Brady, James E.. Kimia Universitas, jilid 1, Jakarta: Binarupa Aksara, 2003.

Daryanto, Media Visual untuk Pengajaran Teknik, Bandung: Tarsito, 1993.

Das, Salirawati, Belajar Kimia Secara Menarik untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta: Grasindo, 2007.

Direktorat Tenaga Kependidikan, Penulisan Modul ,http://www.dostoc.com,docs/5649648/ penulisan- modul- kimia, 4 februari 2011s

Fakultas Luar Kampus, Mengembangak System Pembelajaran Dengan Model-Addie, Jakarta: FLK, 2008.

Hadi, Amirul, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, 1998, Cet.10.

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009, Cet. 9.

Haryanti, Mimin, Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta : Gaung Persada Press, 2007.

Ibnu, M. Dhodiq, et.al., Kimia analitik 1, Malang, UNM, 2004.

Page 109: hhhh

Ibrahim, Syekh, Syekh Zarnuji, Syarah Ta’lim Muta’lim, Jakarta: Rineka Cipta, 1993.

Justiana, Sandri, Chemistry For Senior High School Year XI, Jakarta: KDT,2009.

Muhidin, Sanbas Ali dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur Dalam Penelitian, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007.

Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenagkan, Bandung,:PT Remaja Rosdakarya, 2005.

Partana, Crys Fajar, et.al., Kimia Dasar 2, Yogyakarta, UNY, 2003.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, Cet.II.

Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya,2002.

Sa’ud, Udin Saefudin, Inovasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2008, Cet. 1.

Saebani, Beni Ahmad, Metode Penelitian, Bandung : Pustaka Setia, 2008.

Santyasa, Wayan,” Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul”, dalam http:// maskursmkn.files.wordpress.com/2009/07/teori_modul.pdf , 2 februari 2011.

Setyosari, Punaji, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan,Jakarta:Prenada Media Group, 2010, Cet. 1.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995, Cet. 3.

Sudjana, Nana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2002, Cet. 6.

__________, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo, 1995, Cet. 3.

__________, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Rosda Karya, cet. 13.

__________, Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004, Cet. 4.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Bandung: Alfabeta, 2008, Cet. 5.

Page 110: hhhh

Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta, 2009, Cet. 2.

Suyanti, Retno Dwi, Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

Svehla, G., VOGEL 1: Buku Teks Analisis Anorganik Kulaitatif Makro Dan Mikro, Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka, 1990.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovativ Berorientasi Kontruktivistik,Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.

Tulus Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, Malang: UMM Press, 2007, cet. 4.

Page 111: hhhh

KRITERIA PENILAIAN AFEKTIF PESERTA DIDIK

No Aspek Penilaian Skor Kriteria Penskoran1 Membaca 1 Tidak membaca sama sekali

2 Membaca modul saja

3 Membaca modul, LKS yang dimiliki siswa

4 Membaca modul, LKS dan 1 jenis buku

kimia

5 Membaca modul, LKS dan 1 jenis buku

kimia, dan sumber lainnya yang relevan

dengan materi.

2 Memperhatikan 1 Membuat keramaian pada saat kegiatan

pembelajaran.

2 Tidak membuat keramaian pada saat

kegiatan pembelajaran tetapi melakukan

kegiatan yang tidak ada hubungannya

dengan kegiatan pembelajaran.

3 Mendengarkan penjelasan guru tetapi

melakukan kegiatan yang tidak ada

hubungannya dengan kegiatan

4 Mendengarkan penjelasan guru dengan

serius

5 Mendengarkan penjelasan guru dengan

serius , berani bertanya serta menjawab

pertanyaan guru.

3 Tanggung jawab 1 Membuat suasana menjadi gaduh dan tidak

mengerjakan tugas

2 Tidak membuat suasana menjadi gaduh

dan tidak mengerjakan tugas

3 Mengerjakan tugas.

4 Aktif dalam bertanya kepada teman

tentang hal-hal yang kurang dipahami.

Page 112: hhhh

5 Aktif dalam bertanya, mencari jawaban

dan memecahkan masalah

4 Kerjasama dalam kelompok 1 Tidak ada yang melaksanakan tugas.

2 Melaksanakan tugas sendiri

3 Berdiskusi dengan satu teman dalam

kelompok.

4 Berdiskusi kurang kompak, hanya

beberapa orang saja

5 Berdiskusi dengan kompak dengan saling

membantu teman satu kelompok

5 Kedisiplinan 1 Tidak mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan baik.

2 Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

tertib tetapi tidak mengumpulkan tugas

3 Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

tertib.

4 Mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan.

5 Melaksanakan tugas dengan baik, tepat

waktu dan tertib.

Kriteria Penilaian

Rata-rata dari masing-masing observer kemudian dikonformasikan kenilai berskala 0-100,

dengan rumus:

NP = × 100

Keterangan :

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan

100 = bilangan tetap

Page 113: hhhh

Rata-rata skor ≤ 54 % = kurang sekali (TL)

55-59 % = kurang (D)

60-75 % = cukup (C)

76-85 % = baik (B)

86- 100 % = sangat baik (A)

LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF PESERTA DIIDIK MATERI POKOK ASAM

BASA

Kelompok Nama Siswa Aspek yang dinilai Rata-rata Kriteria1 2 3 4 5

I

II

III

IV

V

Semarang, Januari 2011

Observer

Page 114: hhhh

KRITERIA PENILAIAN AFEKTIF PESERTA DIDIK

No Aspek Penilaian Skor Kriteria Penskoran1 Membaca 1 Tidak membaca sama sekali

2 Membaca modul saja

3 Membaca modul, LKS yang dimiliki siswa

4 Membaca modul, LKS dan 1 jenis buku

kimia

5 Membaca modul, LKS dan 1 jenis buku

kimia, dan sumber lainnya yang relevan

dengan materi.

2 Memperhatikan 1 Membuat keramaian pada saat kegiatan

pembelajaran.

2 Tidak membuat keramaian pada saat

kegiatan pembelajaran tetapi melakukan

kegiatan yang tidak ada hubungannya

dengan kegiatan pembelajaran.

3 Mendengarkan penjelasan guru tetapi

melakukan kegiatan yang tidak ada

hubungannya dengan kegiatan

4 Mendengarkan penjelasan guru dengan

serius

5 Mendengarkan penjelasan guru dengan

serius , berani bertanya serta menjawab

pertanyaan guru.

3 Tanggung jawab 1 Membuat suasana menjadi gaduh dan tidak

mengerjakan tugas

2 Tidak membuat suasana menjadi gaduh dan

tidak mengerjakan tugas

3 Mengerjakan tugas.

4 Aktif dalam bertanya kepada teman tentang

hal-hal yang kurang dipahami.

Page 115: hhhh

5 Aktif dalam bertanya, mencari jawaban dan

memecahkan masalah

4 Kerjasama dalam kelompok 1 Tidak ada yang melaksanakan tugas.

2 Melaksanakan tugas sendiri

3 Berdiskusi dengan satu teman dalam

kelompok.

4 Berdiskusi kurang kompak, hanya beberapa

orang saja

5 Berdiskusi dengan kompak dengan saling

membantu teman satu kelompok

5 Kedisiplinan 1 Tidak mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan baik.

2 Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

tertib tetapi tidak mengumpulkan tugas

3 Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

tertib.

4 Mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan.

5 Melaksanakan tugas dengan baik, tepat

waktu dan tertib.

Kriteria Penilaian

Rata-rata dari masing-masing observer kemudian dikonformasikan kenilai berskala 0-100,

dengan rumus:

NP = × 100

Keterangan :

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan

100 = bilangan tetap

Page 116: hhhh

Rata-rata skor ≤ 54 % = kurang sekali (TL)

55-59 % = kurang (D)

60-75 % = cukup (C)

76-85 % = baik (B)

86- 100 % = sangat baik (A)

LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF PESERTA DIIDIK MATERI POKOK ASAM

BASA

Kelompok Nama SiswaAspek yang dinilai

Rata-rata Kriteria1 2 3 4 5

I

II

III

Semarang, Januari 2011

Observer

Page 117: hhhh

ANGKET KETERBACAAN MODUL KIMIA

BERBASIS INKUIRI TERBIMBING

Nama :

Kelas :

No. Absen :

Petunjuk:

1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya sesuai dengan apa yang

Anda ketahui!

2. Pilihlah jawaban Anda dengan memberikan tanda silang (X)!

Pertanyaan

1. Apakah tulisan dimodul kimia berbasis inkuiri terbimbing dapat dibaca dengan

jelas?

a. Dapat b. Tidak

2. Apakah modul kimia berbasis inkuiri terbimbing perlu dilengkapi gambar?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah dimodul kimia berbasis inkuiri terbimbing membantu Anda

memahami materi pembelajaran?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah tampilan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing sudah menarik?

a. Sudah b. Belum

5. Apakah bahasa ynag digunakan dalam modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

mudah dipahami?

a. Mudah b. Susah

Komentar : ........................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

Page 118: hhhh

ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP MODUL KIMIA

BERBASIS INKUIRI TERBIMBING

NAMA :

KELAS / NO. ABSEN :

Petunjuk pengisian

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya

2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar saudara

3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sebelum

anda mengisi

4. pilih satu kreteria yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat dengan cara

memberi (√) “cek” pada salah satu kreteria sekor

5. tanyakanlah jika ada kesulitan

Keterangan :

STS : sangat tidak setuju

TS : tidak setuju

N : netral

S : setuju

SS : sangat setuju

No Pertanyaan STS TS N S SSS

1.Saya sangat menyukai modul kimia berbasis

inkuiri terbimbing yang diterapkan

menyenangkan.

2.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

yang digunakan membosankan.

3Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

yang diterapkan kurang menarik.

4.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

yang digunakan dapat membantu dalam

memahami materi.

5.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

yang digunakan sulit dipahami.

Page 119: hhhh

6.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

yang diterapkan sesuai dengan materi.

7.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

yang digunakan efektif dalam menjelaskan

materi dalam proses pembelajaran

8.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

tidak disertai contoh dan penjelasan.

9.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

disertai contoh dan penjelasannya.

10.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

yang digunakan tidak efektif dalam

menjelaskan materi dalam proses

pembelajaran

11.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

yang digunakan berpengaruh besar pada

hasil belajar saya.

12.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

yang digunakan tidak berpengaruh pada

hasil belajar saya.

13.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

yang digunakan menarik

14.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

yang digunakan tidak menarik .

15.Saya sangat senang belajar kimia dengan

menggunakan modul kimia berbasis inkuiri

terbimbing.

16.Saya tidak suka belajar kimia dengan

menggunakan modul kimia berbasis inkuiri

terbimbing

17.Saya kurang suka belajar kimia dengan

modul kimia berbasis inkuiri terbimbing.

Page 120: hhhh

18. Saya senang belajar kimia dengan

menggunakan modul kimia berbasis inkuiri

terbimbing.

19.Saya semakin giat belajar kimia dengan

menggunakan modul kimia berbasis inkuiri

terbimbing.

20.Saya semakin malas belajar kimia dengan

menggunakan modul kimia berbasis inkuiri

terbimbing

Page 121: hhhh

ASPEK PENILAIAN PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK

No Aspek Penilaian Skor Kriteria Penskoran1 Menyiapkan alat dan bahan 1 Tidak menyiapkan alat dan bahan

2 Melihat saja tetapi tidak dapat menyiapkan

3 Menyiapkan alat dan bahan dengan bantuan

guru

4 Menyiapkan alat dan bahan sendiri, tanpa

bantuan siapapun

5 Menyiapkan alat dan bahan bersama teman

satu kelompok.

2 Melakukan percobaan 1 Tidak melakukan percobaan

2 Melihat saja tetapi tidak dapat melakukan

percobaan.

3 Melakukan percobaan dengan bantuan guru

4 Melakukan percoabaan, tanpa bantuan

siapapun

5 Melakukan percobaan bersama teman satu

kelompok

3 Kerjasama dan kekompakan 1 Membuat suasana praktikum menjadi gaduh

2 Tidak membuat suasana praktikum menjadi

gaduh tetapi tidak ikut serta dalam diskusi.

3 Melakukan praktikum dengan baik

4 Melakukan praktikum dengan baik dan ikut

serta dalam memecahkan masalah

5 Melakukan praktikum dengan baik dan ikut

serta dalam memecahkan masalah dan ikut

berdiskusi dalam pembuatan laporan

kelompok

4 Merapikan alat dan bahan 1 Tidak merapikan alat dan bahan

Page 122: hhhh

2 Melihat saja tetapi tidak merapikan alat dan

bahan

3 Merapikan alat dan bahan dengan bantuan

guru

4 Merapikan alat dan bahan sendiri, tanpa

bantuan siapapun.

5 Merapikan alat dan bahan bersama teman

satu kelompok.

5 Mengkomunikasikan data percobaan

1 Tidak megkomunikasikan data percobaan

2 Melihat saja tetapi tidak mengkomuni-

kasikan data percobaan

3 Mengkomunikasikan data percobaan

kebeberapa teman saja

4 Mengkomunikasikan data percobaan

keteman satu kelompok

5 Mengkomunikasikan data percobaan

keteman dan guru dalam bentuk laporan

sementara hasil percobaan.

Kriteria Penilaian

Rata-rata dari masing-masing observer kemudian dikonformasikan kenilai berskala 0-100,

dengan rumus:

NP = × 100

Keterangan :

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan

100 = bilangan tetap

Page 123: hhhh

Rata-rata skor ≤ 54 % = kurang sekali

55-59 % = kurang

60-75 % = cukup

76-85 % = baik

86- 100 % = sangat baik

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK

(PRAKTIKUM)

Kelompok Nama Siswa Aspek yang dinilai Rata-rata Kriteria1 2 3 4 5

I

II

III

IV

V

Semarang, Januari 2011

Observer

Page 124: hhhh

ASPEK PENILAIAN PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK

No Aspek Penilaian Skor Kriteria Penskoran1 Menyiapkan alat dan bahan 1 Tidak menyiapkan alat dan bahan

2 Melihat saja tetapi tidak dapat menyiapkan

3 Menyiapkan alat dan bahan dengan

bantuan guru

4 Menyiapkan alat dan bahan sendiri, tanpa

bantuan siapapun

5 Menyiapkan alat dan bahan bersama teman

satu kelompok.

2 Melakukan percobaan 1 Tidak melakukan percobaan

2 Melihat saja tetapi tidak dapat melakukan

percobaan.

3 Melakukan percobaan dengan bantuan

guru

4 Melakukan percoabaan, tanpa bantuan

siapapun

5 Melakukan percobaan bersama teman satu

kelompok

3 Kerjasama dan kekompakan 1 Membuat suasana praktikum menjadi

gaduh

2 Tidak membuat suasana praktikum

menjadi gaduh tetapi tidak ikut serta dalam

diskusi.

3 Melakukan praktikum dengan baik

4 Melakukan praktikum dengan baik dan

ikut serta dalam memecahkan masalah

5 Melakukan praktikum dengan baik dan

ikut serta dalam memecahkan masalah dan

ikut berdiskusi dalam pembuatan laporan

kelompok

Page 125: hhhh

4 Merapikan alat dan bahan 1 Tidak merapikan alat dan bahan

2 Melihat saja tetapi tidak merapikan alat

dan bahan

3 Merapikan alat dan bahan dengan bantuan

guru

4 Merapikan alat dan bahan sendiri, tanpa

bantuan siapapun.

5 Merapikan alat dan bahan bersama teman

satu kelompok.

5 Mengkomunikasikan data percobaan

1 Tidak megkomunikasikan data percobaan

2 Melihat saja tetapi tidak mengkomuni-

kasikan data percobaan

3 Mengkomunikasikan data percobaan

kebeberapa teman saja

4 Mengkomunikasikan data percobaan

keteman satu kelompok

5 Mengkomunikasikan data percobaan

keteman dan guru dalam bentuk laporan

sementara hasil percobaan.

Kriteria Penilaian

Rata-rata dari masing-masing observer kemudian dikonformasikan kenilai berskala 0-100,

dengan rumus:

NP = × 100

Keterangan :

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan

100 = bilangan tetap

Page 126: hhhh

Rata-rata skor ≤ 54 % = kurang sekali

55-59 % = kurang

60-75 % = cukup

76-85 % = baik

86- 100 % = sangat baik

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK

(PRAKTIKUM)

Kelompok Nama Siswa Aspek yang dinilai Rata-rata Kriteria1 2 3 4 5

I

II

III

Semarang, Januari 2011

Observer

Page 127: hhhh

RAINAH

TADRIS KIMIA 2007 IAIN WALISONGO

SEMARANG

MODUL ASAM BASA

2011

Page 128: hhhh

MODUL ASAM BASA PETUNJUK PENGGUNAAN

HALAMAN COVER_________________________________ i

KATA PENGANTAR ________________________________ ii

DAFTAR ISI _____________________________________ iii

GLOSSARIUM____________________________________ v

PENDAHULUAN __________________________________ viii

Deskripsi __________________________________ viii

Prasyarat __________________________________ ix

Petunjuk Penggunaan Modul ___________________ ix

Tujuan Akhir________________________________ xi

KEGIATAN BELAJAR 01 : TEORI ASAM BASA ____________ 1

Asam Basa Menurut Arrhenius __________________ 1

Teori Asam Basa Bronsted-Lowry________________ 3

Asam Basa Lewis ____________________________ 4

Tes Formatif 1 ______________________________ 5

KEGIATAN BELAJAR 02 : IDENTIFIKASI ASAM BASA______ 6

Identifikasi Dengan Kertas Lakmus ______________ 6

Identifikasi Dengan Indikator Asam-Basa _________ 8

Identifikasi Dengan Indikator Alami______________ 9

Tes Formatif 2 ______________________________ 10

LEMBAR KERJA 1 : PERCOBAAN 1 ____________________ 11

DAFTAR ISI

Page 129: hhhh

MODUL ASAM BASA PETUNJUK PENGGUNAAN

KEGIATAN BELAJAR 03 : KEKUATAN ASAM BASA_________ 12

Asam Kuat _________________________________ 12

Asam Lemah________________________________ 13

Basa Kuat __________________________________ 14

Basa Lemah ________________________________ 15

Tes Formatif 3 ______________________________ 16

KEGIATAN BELAJAR 04 : DERAJAT KEASAMAN (pH) ______ 17

pH Larutan Asam ____________________________ 17

pH Larutan Basa _____________________________ 18

Tes Formatif 4 ______________________________ 19

KEGIATAN BELAJAR 05 : REAKSI ASAM BASA ___________ 20

Reaksi Penetralan____________________________ 20

Aplikasi Reaksi Penetralan _____________________ 21

KEGIATAN BELAJAR 06 : STOIKIOMETRI LARUTAN _______ 23

Reaksi Pembentukan Endapan __________________ 23

Raksi Pembentukan Gas _______________________ 24

Tes Formatif 6 ______________________________ 25

DAFTAR PUSTAKA ________________________________ 26

Page 130: hhhh

26

MODUL ASAM BASA

Vani Sugiyono, dkk, Jurus Sakti Menaklukkan Kimia Sma 1, 2, dan 3, Surabya: Linguakata, 2010

Das Salirawati, dkk, belajar kimia secara menarik untuk SMA/MA kelas XI, Jakarta: Grasindo, 2007

Michael Purba, Kimia Untuk SMA Kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2007

Forum Tentor, Rumus Hafalan Luar Kepala Kimia SMA, Yogyakarta: Pustaka Widyatama,2009

Yayan Sunarya, 2000, Kimia Dasar 2, Bandung : Alkemi Grafisindo Press,

Muchtaridi, Kimia SMA/MA Kelas XI, Jakarta: Yudhistira

James E. Brady, Kimia Universitas: Asas dan Struktur, Jakarta: Bina Rupa Aksara, 1999

Nahadi, Intisari Kimia Untuk SMA, Bandung: Pustaka Setia, 2007

Ngastiyani, dkk, Kimia, Bandung: Luhur Agung, 2002

Crys Fajar Pratomo, dkk, Kimia Dasar 1, Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Sabdry Justiana, dkk, Chemistry for Senior High School, Bandung: Yudhistira, 2009

DAFTAR PUSTAKA

Page 131: hhhh

PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN KELOMPOK BESAR

PRESENTASI KELOMPOK 1

KELOMPOK 3 BERTANYA

DOKUMENTASI PENELITIANPROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN KELOMPOK BESAR

PRESENTASI KELOMPOK 1 KEGIATAN DISKUSI KELOMPOK 2

KELOMPOK 3 BERTANYA

PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN KELOMPOK BESAR

KEGIATAN DISKUSI KELOMPOK 2-5

Page 132: hhhh

PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN KELOMPOK KECIL

PRESENTASI KELOMPOK 1

KELOMPOK 2 BERTANYA

KEGIATAN PRAKTIKUM

DOKUMENTASI PENELITIANPROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN KELOMPOK KECIL

PRESENTASI KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 DAN 3

KELOMPOK 2 BERTANYA KELOMPOK 2 MENCATAT

PRAKTIKUM KEGIATAN PRAKTIKUM

PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN KELOMPOK KECIL

KELOMPOK 2 DAN 3

KELOMPOK 2 MENCATAT

KEGIATAN PRAKTIKUM

Page 133: hhhh

MODUL ASAM BASA PETUNJUK PENGGUNAAN

Akseptor protonZat penerima proton, H+ disebut juga basa Bronsted-Lowry

AmfiprotikSpesi (molekul/ion) yang dapat melepas atau menerima proton

AnionIon negatif (misalnya Cl-, OH-, ... )

AsamZat yang mempunyai rasa asamZat yang memerahkan kertas lakmus biruZat yang menghasilkan ion H+ dalam air (konsep Arrhenius)Zat pelepas proton, H+ (konsep Bronsted-Lowry)

Asam diprotikAsam yang mengandung dua atom hidrogen yang dapat terionisasi per molekulnyaAsam yang terionisasi dua tahap

Asam konjugatZat yang terbentuk ketika basa menerima ion hidrogenAsam yang dapat melepas ion hidrogen dan berubah menjadi basa

Asam kuatAsam yang terionisasi sempurna (100%) menghasilkan H+

dalam air

Asam lemahAsam yang terionisasi tidak sempurna (hanya 10%) menghasilkan H+ dalam air

GLOSSARIUM

Page 134: hhhh

MODUL ASAM BASA PETUNJUK PENGGUNAAN

Asam monoprotikAsam yang mengandung satu atom hidrogen yang dapat terionisasi per molekulnyaAsam yang terionisasi satu tahap

Asam poliprotikAsam yang mengandung dua atau lebih (beberapa) atom hidrogen yang dapat terionisasi per molekulnyaAsam yang terionisasi beberapa tahap

Asam triprotikAsam yang mengandung tiga atom hidrogen yang dapat terionisasi per molekulnyaAsam yang terionisasi tiga tahap

BasaZat yang mempunyai rasa pahitZat yang dapat membirukan kertas lakmus merahZat yang menghasilkan ion OH- dalam air (konsep Arrhenius)Zat penerima proton, H+ (konsep Bronsted-Lowry

Basa konjugatZat yang terbentuk ketika asam melepas ion hidrogenBasa yang dapat menerima ion hidrogen dan berubah menjadi asam

Basa kuatBasa yang terionisasi sempurna (100%) menghasilkan OH-

dalam air

Basa lemahBasa yang terionisasi tidak sempurna (hanya 10%) menghasilkan OH- dalam air

Page 135: hhhh

MODUL ASAM BASA PETUNJUK PENGGUNAAN

Bilangan oksidasiBilangan yang menunjukkan jumlah elektron atau diterima suatu atom ketika berada dalam senyawa

Derajat ionisasiJumlah zat yang mengurai menjadi ion-ion per jumlah zat mula-mula

Donor protonZat pelepas proton, H+ (asam Bronsted-Lowry)

ElektrolitZat yang menghantarkan listrik (asam, basa, dan garam) dalam airZat yang dalam keadaan lelehan atau larutan yang menghasilkan ion-ion

Hukum pengenceran OstwaldHukum dalam ilmu kimia yang menyatakan bahwa derajat ionisasi elektrolit lemah dalam air akan makin besar jika konsentrasi elektrolit lemah diperkecil

IndikatorZat penunjuk asam atau basa (lakmus, fenolftalein, ...)

Indikator universalIndikator yang dapat menunjukkan nilai pH suatu zat

KationIon positif (misalnya H+, Na+, ...)

Persamaan ionisasiPersamaan reaksi yang menyatakan penguraian suatu zat menjadi ion-ionnya

Page 136: hhhh

MODUL ASAM BASA PETUNJUK PENGGUNAAN

pHLogaritma negatif ion hidrogen dalam larutan (-log [H+])

pH meterInstrumen/alat pengukur nilai pH suatu zat

Reaksi disosiasiReaksi penguraian suatu zat menjadi spesi yang lebih kecilReaksi penguraian suatu zat menjadi molekul / ion-ion

Reaksi ionisasiReaksi penguraian suatu zat menjadi ion-ionnya

Tetapan ionisasi airTetapan kesetimbangan dari ionisasiair (Kw=10-14 pada

25OC)

Tetapan keasamanTetapan kesetimbangan dari ionisasi asam lemah (Ka, pada 25 OC dan konsentrasi 1M)

Tetapan kebasaanTetapan kesetimbangan dari ionisasi basa lemah (Kb, pada 25OC dan konsentrasi 1M)

Titik ekuivalenKeadaan jumlah asam sama dengan jumlah dan basa pada proses titrasi

Trayek pHRentang atau daerah pH suatu indikator asam basa dapat berubah warna (Misalnya untuk fenolftalein 8,2 – 10,0)

Page 137: hhhh

MODUL ASAM BASA PETUNJUK PENGGUNAAN

DESKRIPSI

Modul ini berjudul Asam Basa. Materi pelajaran meliputi, teori-teori asam basa (Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis). Indentifikasi kekuatan asam basa, ionisasi air dan derajat keasaman (pH), dan indikator asam basa.Beberapa kemampuan (competencies) yang harus dicapai setelah anda mempelajari modul ini adalah sebagai berikut :

Aspek Kongnitif Aspek Psikomotorik Aspek Afektif

Menjelaskan konsepasam basa Arrhenius, Brosted-Lowry dan Lewis

- Berpartisipasi aktif dalam diskusi.

Mengenali asam dan basa

Mengidentifkasi asam dan basa denganindikator

Berpartisipasi aktif dalam mengidentifikasi larutan asam dan basa

Menentukan Kekuatan asam basa dan derajat keasaman (pH) larutan

- Berpartisipasi aktif dalam diskusi.

Menghitung derajat keasaman (pH)

- Berpartisipasi aktif dalam diskusi.

Reaksi asam basa dan stoikiometri larutan

- Berpartisipasi aktif dalam diskusi.

PENDAHULUAN

Page 138: hhhh

MODUL ASAM BASA PETUNJUK PENGGUNAAN

PRASYARAT

Untuk menguasai secara optimal kemampuan peserta didik maka harus menguasai materi-materi sebelumnya pada semester 1 (satu). Kemampuan yang harus dimiliki setiap siswa adalah memahami konsep asam basa dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Modul ini dirancang sebagai bahan untuk melangsungkan pembelajaran mandiri.

Untuk meningkatkan proses dan hasil belajar, maka pada bagian ini diberikan

panduan belajar bagi siswa dan panduan mengajar bagi guru.

1. Panduan Belajar Bagi Peserta Didik

a. Bacalah dengan tepat keseluruhan modul ini.b. Buatlah diagram alir yang berisikan materi utama dalam modul

ini berikut aktifitas yang diminta. Buat kotak segi empat untuk setiap materi/konsep utama yang dibicarakan. Tiap kotak diberi nomor urut untuk memudahkan penelusuran isi konsepnya.

c. Siapkan kertas kosong HVS berukuran 10 x 10 cm (lebih baik lagi kertas lipat berwarna yang banyak dijual di toko buku). Tuliskan nomor dan makna atau isi konsep sesuai yang tercantum dalam diagram.

d. Pahami isi masing-masing konsep yang tertera pada diagram.e. Diskusikan dengan guru dan teman-teman tentang konsep-konsep

yang belum anda pahami hingga mendapat kejelasan.f. Buatlah power point dari setiap sub bab materi asam basa dalam

setiap kelompok sesuai yang telah dibagikan untuk dipresentasikan setiap kelompok

g. Jawablah semua soal-soal yang menguji penguasaan konsep, Pelajari kembali apabila penguasaan kurang dari 75%.

h. Ikuti praktikum dengan benar, cermat dan teliti.

Page 139: hhhh

MODUL ASAM BASA PETUNJUK PENGGUNAAN

2. Peran Guru

a. Sebelum pembelajaran dengan modul ini dilangsungkan, terlebih dahulu dipersiapkan yang memuat struktur materi utama dalam bentuk diagram. Transparansikan konsep-konsep penting asam basa, asam-basa, dan tabel kekuatan asam basa.

b. Tugaskan peserta didik untuk mempelajari modul ini.c. Diskusikan tentang konsep asam-basa yang belum dikuasai pesrta

didik. Penjelasan hanya diberikan terhadap konsep yang tidak dipahami peserta didik.

d. Tugaskan pada kelompok peserta didik mempraktekkan konsep asam-basa. Organisir agar siswa mempersiapkan alat dan bahan sesuai panduan yang ada dalam modul.

e. Diskusikan kesulitan peserta didik dalam melakukan percobaan asam basa

f. Tugaskan pada peserta didik untuk menguji penguasaan konsep dengan cara mengerjakan soal-soal yang telah ada dalam modul. Bagi peserta didik yang belum mencapai penguasaan minimal 75% minta untuk mempelajari kembali secara mandiri di rumahnya.

g. Evaluasi kemampuan peserta didik sesuai sasaran yang tercantum dalam modul ini baik dalam aspek pengetahuan, ketrampilan maupun sikap. Penilaian aspek pengetahuan dapat menggunakan soal yang tercantum dalam modul. Penilaian keterampilan dan sikap dengan menggunakan lembar pengamatan seperti dicontohkan pula dalam modul ini. Penilaian sikap dan keterampilan sebaiknya dilakukan sejak proses pembelajaran berlangsung.

Page 140: hhhh

MODUL ASAM BASA PETUNJUK PENGGUNAAN

TUJUAN AKHIR

Tujuan akhir yang harus dicapai setelah menyelesaikan modul ini tertuang pada tabel sebagai berikut:

Kemampuan Yang Diharapkan

Kriteria KeberhasilanKondisi/Variabel Yang Diberikan

Terampil (P) dan aktifberpartisipasi (A) dalam

mengidentifikasi larutanasam dan larutan basa (K)

Dapat menjelaskan teori-teori asam basa Arrhenius , Bronsted-Lowry dan Lewis dikuasai minimal 75 %.

Praktikum denganbahan-bahan yang ada di sekitar sekolah dan di laboratorium

Terampil (P) dan aktifberpartisipasi (A) dalammenentukan asam basa (K)

Dapat mengenalidikuasai minimal 75 %.

Diberi soal teori-teori asam basa menurut Arhenius, Bronsted Lowry dan Lewis

Terampil (P) dan aktifberpartisipasi (A) dalammenentukan kekuatan asam basa (K)

Dapat menghitungkekuatan asam basadikuasai minimal 75 %

Diberi soal-soal kekuatan asam basa

Terampil (P) dan aktifberpartisipasi (A) dalammenghitung derajat keasaman (pH) (K)

Menghitung derajat keasaman (pH)

Diberi soal-soal derajat keasaman (pH)

Terampil (P) dan aktifberpartisipasi (A) dalam menentukan reaksi asam basa dan menghitung stoikiometri larutan (K)

Dapat menentukan reaksi asam basa dan menghitung stoikiometri larutan melalui titrasi asam basa dikuasai minimal 75%

Diberikan soal -soal reaksi asam basa dan titrasi asam basa

Page 141: hhhh

Lampiran

Kunci Jawaban Soal Pre-test

Materi Pokok : Asam Basa

1. A 11. C 21. E

2. C 12. E 22. C

3. C 13. D 23. A

4. B 14. A 24. C

5. D 15. A 25. A

6. B 16. E

7. E 17. A

8. B 18. C

9. C 19. A

10. B 20. A

Lampiran

Kunci Jawaban Soal Post-test

Materi Pokok : Asam Basa

1. B 11. C 21. B

2. C 12. C 22. D

3. B 13. A 23. A

4. C 14. C 24. E

5. A 15. A 25. D

6. C 16. A

7. C 17. A

8. A 18. E

9. E 19. B

10. A 20. E

Page 142: hhhh

Lampiran

Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba

Materi Pokok : Asam Basa

1. A 11. C 21. C 31. A 41. A

2. B 12. C 22. C 32. E 42. D

3. A 13. A 23. D 33. A 43. C

4. A 14. B 24. A 34. E 44. C

5. C 15. B 25. A 35. B 45. B

6. C 16. C 26. B 36. A 46. B

7. E 17. D 27. D 37. B 47. D

8. E 18. C 28. A 38. E 48. E

9. A 19. D 29. A 39. A 49. C

10. B 20. A 30. C 40. C 50. A

Page 143: hhhh

i

MODUL ASAM BASA

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWt yang telah melimpahkan karuniaNya dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyusun modul kimia berbasis inkuiri terbimbing ini untuk SMA NU Al hidayah kendal pada mata pelajaran kimia materi pokok asam dan basa. Modul ini disusun menggunakan pendekatan pembelajaran berdasarkan kompetensi, sebagai konsekuensi logis dari Kurikulum KTSP 2006.

Modul ini disusun melalui beberapa tahapan proses, yakni mulai dari penyiapan materi modul, penyususnan naskah tertulis, kemudian setting dan desain layout, serta validasi dan ujicoba empirik secara terbatas.Validasi dilakukan dengan teknik telaah ahli (expert-judgement), sementara ujicoba empirik dilakukan pada beberapa peserta didik.

Dalam penyusunan modul ini pastinya ada kekurangan sehingga kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, baik para pembaca maupun para pakar kimia. Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat untuk peserta didik SMA NU Al Hidayah kendal khususnya Kelas XI pada mata pelajaran kimia.

Semarang, 23 Desember 2011

Rainah

KATA PENGANTAR

Page 144: hhhh

1 T E O R I A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 01

Terdapat beberapa teori asam basa, tiga diantaranya

adalah konsep asam basa menurut Arrhenius,

menurut Bronsted-Lowry dan menurut Lewis.

Asam Basa Menurut Arrhenius

Pada tahun 1884, ilmuwan Swedia bernama Svante Arrhenius mengemuka-kan pengertian asam basa berdasarkan reaksi ionisasi. Menurut Arrhenius, asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan dalam air, akan melepaskan ion H+ (ion Hidrogen) sedangkan basa adalah suatu zat yang jika dilarutkan dalam air, akan melepaskan ion OH- (ion Hidroksida).

Keadaan sebenarnya dalam larutan air, ion Hidrogen tidak dapat

berdiri bebas. Dalam air, ion Hidrogen (H+) akan berikatan secara

koordinasi dengan molekul air (H2O) menjadi ion hidronium (H3O+)

H+ (aq) + H2O(aq) H3O+ (aq)

Tabel 1.1

Contoh Senyawa Asam Basa Menurut Arrhenius dan Reaksi

Ionisasinya

Senyawa Contoh Reaksi ionisasi

Asam

HCl

CH3COOH

H2SO4

H2CO3

HCl (aq) H+(aq) +Cl- (aq)

CH3COOH (aq) H+(aq) +CH3COO- (aq)

H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO4 2- (aq)

H2CO3(aq) 2H+(aq) + CO32- (aq)

Basa

NaOH

KOH

Al(OH)2

NaOH (aq) Na+(aq) + OH-(aq)

KOH (aq) K+(aq) + OH-(aq)

Al(OH)2(aq) Al3+(aq) + 3OH-(aq)

TEORI ASAM BASAMau Tahu Nggak, Apa Tujuan Dari Kegiatan Belajar 01 Ini?

TUJUANNYA :

supaya temen-temen semua bisa

menjelaskan konsep asam basa

menurut Arrhenius,

Bronsted-Lowry Ganbar 1.1.ArrheniusSeorang ahli kimia berkebangsaan Swedia

Page 145: hhhh

2 T E O R I A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 01

Dengan demikian reaksi ionisasi untuk larutan asam dalam air dapat dituliskan sebagai berikut:

HA (aq) + H2O (aq) H3O+ (aq) + A- (aq)

Contoh:

HCl(aq) + H2O(aq) H3O+ (aq) + Cl- (aq)

Berdasarkan jumlah atom H yang diikat, senyawa asam

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Asam monoprotik, yaitu asam yang setiap molekulnya

hanya dapat menghasilkan satu ion H+. contoh HF, HI,

HCl dan CH3COOH

2. Asam diprotik, yaitu asam yang setiap satu molekulnya

dapat menghasilkan dua ion H+. contoh: H2CO3 ,H2SO4,

H2C2O4 dan H2S

3. Asam tripotik. Yaitu asam yang setiap satu molekulnya

dapat memberikan/menghasilkan tiga ion H+. contoh:

H3PO4

Berdasarksan jumlah gugus OH- yang diikat, senyawa

basa dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

1. Basa monohidroksida, yaitu senyawa basa yang

memiliki satu gugus OH-.Contoh: NaOH, KOH, NH4OH.

2. Basa dihidroksida, yaitu senyawa yang memiliki dua

gugus OH-.Contoh: Mg(OH) ,Ca(OH) ,Sr(OH) ,Ba(OH).

3. Basa trihidoksida, yaitu senyawa basa yang memiliki

tiga gugus OH- . Contoh: Al(OH)3 , Fe(OH)3.

INGAT!!!!Senyawa asam, menurut jumlah

atom H dikelompokkan menjadi 3:

Asam MonoprotikAsam DiprotikAsam Tripotik

senyawa basa berdasarkan jumlah gugus OH-

dibedakan menjadi 3

Basa MonohidroksidaBasa DihidroksidaBasa Trihidoksida

INGAT!!!

Page 146: hhhh

3 T E O R I A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 01

Gambar 1.2.Johanes N. Bronsted

Gambar 1.3.Thomas M. Lowry

Teori Asam Basa Bronsted-Lowry

Pada tahun 1923, Johanes Bronsted (ahli kimia Denmark) dan Thomas

Martin Lowry (ahli kimia Inggris) secara terpisah mendefinisikan asam

dan basa sebagai berikut:

1. Asam adalah zat yang dapat memberikan proton (H+) pada zat

lain(donor proton).

Asam Basa konjugasi + H+

2. Basa didefinisikan sebagai zat yang dapat menerima proton (H+)

dari zat lain (akseptor proton).

Basa + H+ Asam konjugasi

Konsep asam basa Bronsted-Lowry tidak menentang

konsep asam basa Arrhenius, tetapi dapat dikatakan

sebagai perluasan dari konsep tersebut.

Dalam suatu persamaaan reaksi, asam basa berdasarkan

teori Bronsted-Lowry masing-masing mempunyai

pasangan. Pasangan asam disebut basa konjugasi,

sedangkan pasangan basa disebut asam konjugasi.

Contoh:

Asam Basa Asam Konjugasi

Basa Konjugasi

ingat!!!

TEORI ASAM-BASA BRONSTED-LOWRY

Asam : donor proton pada basa

Basa : akseptor proton dari asam

Pasangan Asam Basa Konjugasi

Page 147: hhhh

4 T E O R I A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 01

Gambar 1.4.Gilbert N. Lewis

Asam basa Lewis

Pada tahun 1938, Gilbert Newton Lewis seorang Ilmuwan Amerika

Serikat mengusulkan pengetian asam basa berdasarkan reaksi serah

terima elektron.

1. Asam adalah jika dapat menerima pasangan elektron

2. Basa adalah jika dapat memberi pasangan elektron

Reaksi asam basa Lewis menghasilkan ikatan kovalen koordinasi.

Contohnya pada reaksi antara BF dan NH3.

NH3 = memberikan sepasang elektron (basa)

BF3 = menerima sepasang elektron (asam)

NH3 memberikan sepasang elektron pada molekul BF3 untuk

membentuk ikatan kovalen koordinasi.

B

F

F F

+ N

H

H

H

: N

H

H

HBF

F

F

INGAT!!!Teori asam-basa Lewis

ASAMakseptor pasangan

elektron

BASAdonor pasangan elektron

Page 148: hhhh

5 T E O R I A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 01

Tes formatif

1. Jelaskanlah berdasarkan teori asam basa Bronsted-Lowry pada

reaksi berikut yang mana asam dan basanya?

HCl(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + Cl-(aq)

2. Berdasarkan persamaan reaksi di no.1, manakah yang merupakan

pasangan asam basa kojugasi ? Jelaskan !

3. Jelaskan yang mana asam dan basa dari reaksi di bawah ini

berdasarkan teori asam basa Lewis!

H+ + NH3 NH4+

4. Identifikasi asam-asam berikut ke dalam asam monoprotik,

diprotik, dan triprotik

a. Asam Asetat CH3COOH

b. Asam Klorida HCl

c. Asam Oksalat H2C2O4

d. Asam Fosfat H3PO4

e. Asam Bromida HBr

Page 149: hhhh

6 I D E N T I F K A S I A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 02

Mau Tahu Nggak, Apa Tujuan Dari Kegiatan Belajar 02 Ini?

TUJUANNYA :

supaya temen-temen semua bisa

Mengidenti-fikasi

larutan asam dan larutan

basa dengan indikator

Senyawa asam dan senyawa basa dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifat yang dimilikinya, diantaranya:

Senyawa asam basa dapat didentifikasi secara aman dengan menggunakan indikator. Indikator yang biasa digunakan adalah kertas lakmus, larutan indikator asam-basa dan indikator alami.

Identifikasi Dengan Kertas Lakmus

Senyawa asam dan basa dapat diidentifikasi menggunakan kertas lakmus, dengan cara mengamati perubahan Warna kertas lakum ketika bereaksi dengan larutan. Ada dua jenis kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru.

Apabila lakmus dicelupkan ke dalam suatu larutan, maka warna

lakmus akan berubah sesuai dengan sifat larutan tersebut. Bila

senyawa tersebut bersifat asam, maka akan mengubah warna lakmus

Tabel 1.2 Sifat Senyawa Asam dan Senyawa Basa

Sifat Asam Sifat Basa

1. Senyawa asam bersifat korosif

2. Sebagian reaksi dengan logam

menghasilkan H2

3. Senyawa asam memiliki rasa

masam

4. Dapat mengubah warna yang

dimiliki dengan adanya zat lain

(dapat digunakan sebagai indikator

asam basa)

5. Menghasilkan ion H+ dalam air.

1. Senyawa basa bersifat

merusak kulit (kaustik)

2. Terasa licin di tangan seperti

sabun

3. Senyawa basa memiliki rasa

pahit

4. Dapat mengubah warna zat

lain (warna yang dihasilkan

berbeda dengan asam)

5. Menghasilkan ion OH- dalam

air

IDENTIFIKASI ASAM BASA

KAMU TAHU NGGAK???

Bagaimanakah cara yang aman untuk membedakan senyawa asam dan basa?

Gambar 1.5.Dua jenis kertas lakmus, lakmus biru (B) dan lakmus merah (A)

A BA

Page 150: hhhh

7 I D E N T I F K A S I A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 02

biru menjadi merah. Dan sebaliknya apabila suatu larutan bersifat

basa, maka larutan tersebut akan mengubah warna lakmus merah

menjadi biru.

Penggunaan lakmus sebagai indikator asam basa telah

bertahan selama lebih dari 300 tahun. Hal ini karena

lakmus, memiliki beberapa kelebihan yaitu:

1. Lakmus dapat berubah warna dengan cepat saat

bereaksi dengan asam ataupun basa.

2. lakmus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara

bebas, sehingga dapat bertahan lama.

3. lakmus mudah diserap oleh kertas, sehingga banyak

digunakan dalam bentuk lakmus kertas.

KAMU TAHU NGGAK???

Mengapa lakmus digunakan sebagai

indikator asam basa?

Apa saja kelebihannya?

Gambar 1.6. Lakmus telah digunakan lebih dari 300 tahun untuk membedakan asam dengan basa

lakmus merah

lakmus berubahmenjadi biru

ASAMBASA

lakmus berubahmenjadi merah

lakmus biru

Page 151: hhhh

8 I D E N T I F K A S I A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 02

Identifikasi Dengan Indikator Asam-Basa

Larutan indikator asam-basa adalah larutan zat kimia yang mempunyai

warna berbeda bila bereaksi dengan larutan asam dan basa. Ada

beberapa jenis indicator asam-basa. Diantaranya adalah sebagai

berikut:

Tabel 1.3. Beberapa Larutan Indikator Asam-Basa

Indikator Asam-BasaWarna yang dihasilkan dalam

Larutan Asam Larutan Basa

Fenolftalin Bening Merah muda

Metil oranye Merah Kuning

Bromotimol Biru Kuning Biru

Metil Ungu Ungu Hijau

Bromokresol Ungu Kuning Ungu

Fenol Merah Kuning Merah

Timolftalin Bening Biru

BA

C

Gambar 1.7.

Perubahan warna beberapa indicator

asam-basa, Fenolftalin (A),

Metil Oranye (B), Lakmus (C).

Page 152: hhhh

9 I D E N T I F K A S I A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 02

Gambar 1.8.

Kol merah yang digunakan sebagai indikator pH alami, warna yang terbentuk sesuai dengan range pH, dari kiri pH 1, 4, 7, 10

Identifikasi Dengan Indikator Alami

Selain mengguunakan indikator dari buatan yang harganya

relative mahal, ternyata kita dapat memanfaatkan bahan-

bahan di sekitar kita seperti sayuran, buah-buahan bahkan

bumbu dapur.

Namun agar dapat dimanfaatkan, bahan-bahan tersebut

harus terlebih dahulu diekstrak dalam bentuk larutan.

Kemudian untuk penggunaannya, cukup dilakukan

pencampuran indicator alami tersebut dengan larutan

asam-basa. Perubahan warna pada setiap indikator akan

berbeda, hal ini dipengaruhi oleh jenis larutan dan nilai pH

larutan yang diuji.

.

KAMU TAHU NGGAK???

Dapatkah kamu menyebutkan

beberapa contoh indikator alami

yang ada di sekitar

rumahmu?Sebutkan

minimal 3 (tiga)?

Page 153: hhhh

10 I D E N T I F K A S I A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 02

Tes Formatif 2

1. Zat-zat apa saja yang ada di lingkunganmu yang dapat ditentukan

sifat asam-basa dengan indera pengecap?

2. Apa keuntungan mengidentifikasi asam-basa dengan menggunakan

kertas lakmus ?

3. Apa saja bahan alam yang ada di sekitarmu yang dapat digunakan

sebagai pengganti kertas lakmus ?

Page 154: hhhh

11 I D E N T I F K A S I A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 02

Lembar Kerja 1

Percobaan 1

Tujuan : Menentukan keasaman dan kebasaan larutan

Cara kerja

1. Ambillah kertas lakmus merah dan lakmus biru

2. Teteskan larutan yang diuji ke dalam lakmus tersebut

3. Amati dan lengkapilah tabel pengamatan

4. Tentukan sifat larutan

5. Kelompokkan data yang memberikan efek sama terhadap lakmus!

6. Rumuskan kesimpulan dari percobaan!

LEMBAR PENGAMATAN

Larutan Yang

Diuji

Perubahan Warna LakmusSifat Larutan

Lakmus Merah Lakmus Biru

NaOH

CH3COOH

H2SO4

HCl

Air Kapur

Air Sabun

Air Hujan

Air Jeruk

Air Soda

Page 155: hhhh

12 K E K U A T A N A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 03

Mau Tahu Nggak, Apa Tujuan Dari Kegiatan Belajar 03Ini?

TUJUANNYA :

supaya temen-temen semua bisa Menentukan kekuatan asam dan

basa

Senyawa asam basa dapat dikelompokkan berdasarkan kekuatan keasaman atau kebasaannya menjadi 4 (empat) jenis, yaitu: asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah. Kekuatan asam basa juga dinyatakan dalam bentuk angka. Berikut adalah contoh tetapan beberapa jenis asam lemah dan basa lemah.

Asam Kuat

asam kuat adalah suatu larutan yang dapat melepaskan semua ion H+nya ke dalam larutan, dan mengalami ionisasi sempurna dengan nilai = 1.

Contoh dari asam kuat adalah H2SO4 (Asam Sulfat)

Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi berkesudahan, sehingga seluruh molekulnya berubah menjadi ion-ion. Dengan demikian, persamaan reaksiH2SO4 tersebut adalah:

H2SO4 2H+ + SO4-

Bila [H2SO4-] adalah 1M, maka terbentuk ion H+ sebesar 2 M, sehingga

berlaku:

[H+] = a Masam

Larutan asam Ka

HNO3 sangat besarHClO4 1,0 X 1010

HI 1,0 X 1010

HBr 1,0 X 1010

H2SO4 1,0 X 109 (Ka1) 1,2 X 10-2 (Ka2)HCl 1,0 X 107

H2PO3 7,5 X 10-3 (Ka1) 6,2 X 10-8 (Ka2) 2,2 X 10-12 (Ka3)CH3COOH 1,8 X 10-3

H2CO3 4,3 X 10-2 (Ka1) 5,6 X 10-11 (Ka2)H2S 1,1 X 10-7 (Ka1) 1,0 X 10-14 (Ka2)

KEKUATAN ASAM BASA

KAMU TAHU NGGAK???

Bisakah kamu menyebutkan

contoh asam kuat?Coba sebutkan

3(tiga)?

Dimana:a = jumlah ion H+

Masam = konsentrasi larutan asam kuat

Page 156: hhhh

13 K E K U A T A N A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 03

Contoh Soal

Hitunglah Konsentrasi ion H+ dalam larutan berikut:

1. HCl (Asam Klorida) 0,1M

2. H2SO4 (Asam Sulfat) 0,4M

Penyelesaian

1. [H+] = a Masam

= 1 x 0,1 M

= 0,1 M

2. [H+] = d Masam

= 2 x 0,4

= 0,8 M

Asam Lemah

Asam lemah adalah suatu larutan yang dapat melepaskan sebagian

kecil ion H+nya. Asam kuat digolongkan sebagai elektrolit lemah

dengan nilai < 1.

Contoh Asam Lemah: CH3COOH

Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan.

Contoh : CH3COOH CH3COO- + H+

Dengan demikian,

= [ ][ ][ ]

= [ ] [ ][ ]=

[ ][ ] = ∙ [ ][ ] = ∙atau

[ ] = ∙

Gambar 1.9.Jeruk adalah salah

satu jenis buah-buahan yang mengandung sejenis asam.

Page 157: hhhh

13 K E K U A T A N A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 03

Contoh Soal

Hitunglah konsentrasi ion H+ dalam larutan CH3COOH (Asam asetat)

0,9M! (Ka CH3COOH = 10-3)t

Penyelesaian

[ ] = ∙= 10 ∙ 0,9= 9 ∙ 10= ∙

Basa Kuat

Basa kuat adalah suatu larutan yang dapat melepaskan

semua ion OH-nya ke dalam larutan, dan mengalami ionisasi sempurna

( = 1).

Contoh Basa Kuat adalah: Ba (OH)2 (Barium Dihidroksida)

Reaksi oksidasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan, sehingga

sebagaimana asam kuat, semua molekul senyawaannya berubah

menjadi ion-ion.

Contoh : Ba(OH)2(aq) Ba(aq) + 2OH-(aq)

Bila konsentrasi Ba(OH)2 adalah 1M, maka ion OH- yang terbentuk

adalah sebesar 2M. Sehingga berlaku:

[OH-] = b Mbasa

KAMU TAHU NGGAK???

Dapatkah kamu menyebutkan

beberapa jenis buah-buahan?

Mengandung apakah buah-buahan itu?

Asam ataukah basa?

Dimana:b = jumlah ion OH-

Mbasa = konsentrasi larutan basa kuat

Page 158: hhhh

14 K E K U A T A N A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 03

Identifikasi Dengan Indikator Asam-Basa

Contoh Soal

Hitunglah konsentrasi ion OH- dalam larutan NaOH (Natrium

Hidroksida) 0,5 M!

Penyelesaian

Persamaan reaksinya adalah NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)

[OH-] = b Mbasa

= 1. 0,5M

= 0,5M

Basa Lemah

Basa lemah merupakan suatu larutan basa yang melepaskan

sebagian ion OH-nya. Basa lemah adalah elektrolit lemah

dengan nilai < 1.

Contoh Basa Lemah Adalah NH4OH (Ammonium Hidroksida)

Sebagaimana reaksi pada asam lemah, reaksi ionisasi pada basa

lemah juga merupakan reaksi kesetimbangan. Sebagaimana

dicontohkan pada reaksi NH4OH; NH4OH NH4+(aq) + OH-(aq)

Dengan demikian, berlaku:

= [ ][ ] ∙ [ ]

[ ][ ] = [ ][ ] = ∙ atau

[ ] = ∙ atau

=

KAMU TAHU NGGAK???

Dapatkah kamu menyebutkan

beberapa contoh larutan basa yang ada di

sekitar rumahmu?Sebutkan

minimal 3 (tiga)?

Page 159: hhhh

13 K E K U A T A N A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 03

Tes Formatif 3

1. Hitunglah konsentrasi ion H+ larutan berikut!

a. HCl 0,1M

b. H2SO4 0,2M

c. CH3COOH 0,4M (Ka = 10-5)

2. Hitunglah konsentrasi ion OH- larutan berikut!

a. NaOH 0,2M

b. Ca(OH)2 0,5M

c. NH4OH 0,1M (Kb = 10-5)

3. Sebanyak 6,8 gram NH3 (Mr=17) dilarutkan ke dalam air sehingga

volume larutan menjadi 1.000 mL, (Kb NH3 = 10-5), hitunglah!

a. Konsentrasi OH- dalam larutan tersebut!

b. Prosentase NH3 yang telah terionisasi!

Page 160: hhhh

K E K U A T A N A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 03

Mau Tahu Nggak, Apa Tujuan Dari Kegiatan Belajar 03Ini?

TUJUANNYA :

supaya temen-temen semua bisa Menentukan kekuatan asam dan

basa

Kamu Harus Tahu!!!

Dalam Konsep Asam Basa Adalah Lambang untuk Derajat Ionisasi

Senyawa asam basa dapat dikelompokkan berdasarkan kekuatan keasaman atau kebasaannya menjadi 4 (empat) jenis, yaitu: asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah. Kekuatan asam basa juga dinyatakan dalam bentuk angka. Berikut adalah contoh tetapan beberapa jenis asam lemah dan basa lemah.

Asam Kuat

Asam kuat adalah suatu larutan yang dapat melepaskan semua ion H+nya ke dalam larutan, dan mengalami ionisasi sempurna dengan nilai = 1.

Contoh dari asam kuat adalah H2SO4 (Asam Sulfat)

Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi berkesudahan, sehingga seluruh molekulnya berubah menjadi ion-ion. Dengan demikian, persamaan reaksiH2SO4 tersebut adalah:

H2SO4 2H+ + SO4-

Bila [H2SO4-] adalah 1M, maka terbentuk ion H+ sebesar 2

M, sehingga berlaku:

[H+] = a Masam

Larutan asam Ka

HNO3 sangat besarHClO4 1,0 X 1010

HI 1,0 X 1010

HBr 1,0 X 1010

H2SO4 1,0 X 109 (Ka1) 1,2 X 10-2 (Ka2)HCl 1,0 X 107

H2PO3 7,5 X 10-3 (Ka1) 6,2 X 10-8 (Ka2) 2,2 X 10-12 (Ka3)CH3COOH 1,8 X 10-3

H2CO3 4,3 X 10-2 (Ka1) 5,6 X 10-11 (Ka2)H2S 1,1 X 10-7 (Ka1) 1,0 X 10-14 (Ka2)

KEKUATAN ASAM BASA

KAMU TAHU NGGAK???

Bisakah kamu menyebutkan

contoh asam kuat?Coba sebutkan

3(tiga)?Dimana:a = jumlah ion H+

Masam = konsentrasi larutan asam kuat

Page 161: hhhh

K E K U A T A N A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 03

Contoh Soal

Hitunglah Konsentrasi ion H+ dalam larutan berikut:

1. HCl (Asam Klorida) 0,1M

2. H2SO4 (Asam Sulfat) 0,4M

Penyelesaian

1. [H+] = a Masam

= 1 x 0,1 M

= 0,1 M

2. [H+] = d Masam

= 2 x 0,4

= 0,8 M

Asam Lemah

Asam lemah adalah suatu larutan yang dapat melepaskan sebagian

kecil ion H+nya. Asam kuat digolongkan sebagai elektrolit lemah

dengan nilai < 1.

Contoh Asam Lemah: CH3COOH

Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan.

Contoh : CH3COOH CH3COO- + H+

Dengan demikian,

= [ ][ ][ ]

= [ ] [ ][ ]=

[ ][ ] = ∙ [ ][ ] = ∙atau

[ ] = ∙

Gambar 1.9.Jeruk adalah salah

satu jenis buah-buahan yang mengandung sejenis asam.

Page 162: hhhh

K E K U A T A N A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 03

Contoh Soal

Hitunglah konsentrasi ion H+ dalam larutan CH3COOH (Asam asetat)

0,9M! (Ka CH3COOH = 10-3)t

Penyelesaian

[ ] = ∙= 10 ∙ 0,9= 9 ∙ 10= ∙

Basa Kuat

Basa kuat adalah suatu larutan yang dapat melepaskan

semua ion OH-nya ke dalam larutan, dan mengalami ionisasi sempurna

( = 1).

Contoh Basa Kuat adalah: Ba (OH)2 (Barium Dihidroksida)

Reaksi oksidasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan, sehingga

sebagaimana asam kuat, semua molekul senyawaannya berubah

menjadi ion-ion.

Contoh : Ba(OH)2(aq) Ba(aq) + 2OH-(aq)

Bila konsentrasi Ba(OH)2 adalah 1M, maka ion OH- yang terbentuk

adalah sebesar 2M. Sehingga berlaku:

[OH-] = b Mbasa

KAMU TAHU NGGAK???

Dapatkah kamu menyebutkan

beberapa jenis buah-buahan?

Mengandung apakah buah-buahan itu?

Asam ataukah basa?

Dimana:b = jumlah ion OH-

Mbasa = konsentrasi larutan basa kuat

Page 163: hhhh

K E K U A T A N A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 03

i Dengan Indikator Asam-Basa

Contoh Soal

Hitunglah konsentrasi ion OH- dalam larutan NaOH (Natrium

Hidroksida) 0,5 M!

Penyelesaian

Persamaan reaksinya adalah NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)

[OH-] = b Mbasa

= 1. 0,5M

= 0,5M

Basa Lemah

Basa lemah merupakan suatu larutan basa yang melepaskan

sebagian ion OH-nya. Basa lemah adalah elektrolit lemah

dengan nilai < 1.

Contoh Basa Lemah Adalah NH4OH (Ammonium Hidroksida)

Sebagaimana reaksi pada asam lemah, reaksi ionisasi pada basa

lemah juga merupakan reaksi kesetimbangan. Sebagaimana

dicontohkan pada reaksi NH4OH; NH4OH NH4+(aq) + OH-(aq)

Dengan demikian, berlaku:

= [ ][ ] ∙ [ ]

[ ][ ] = [ ][ ] = ∙ atau

[ ] = ∙ atau

=

KAMU TAHU NGGAK???

Dapatkah kamu menyebutkan

beberapa contoh larutan basa yang ada di

sekitar rumahmu?Sebutkan

minimal 3 (tiga)?

Page 164: hhhh

K E K U A T A N A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 03

Tes Formatif 3

1. Hitunglah konsentrasi ion H+ larutan berikut!

a. HCl 0,1M

b. H2SO4 0,2M

c. CH3COOH 0,4M (Ka = 10-5)

2. Hitunglah konsentrasi ion OH- larutan berikut!

a. NaOH 0,2M

b. Ca(OH)2 0,5M

c. NH4OH 0,1M (Kb = 10-5)

3. Sebanyak 6,8 gram NH3 (Mr=17) dilarutkan ke dalam air sehingga

volume larutan menjadi 1.000 mL, (Kb NH3 = 10-5), hitunglah!

a. Konsentrasi OH- dalam larutan tersebut!

b. Prosentase NH3 yang telah terionisasi!

Page 165: hhhh

D E R A J A T K E A S A M A N

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 04

Mau Tahu Nggak, Apa Tujuan Dari Kegiatan Belajar 04 Ini?

TUJUANNYA :

supaya temen-temen semua bisa Menghitung pH larutan asam dan

basa

Kita semua pasti pernah mendengar istilah pH kan? Di layar televisi, terutama iklan tentang pembersih, seringkali mencantumkan tentang pH. Apakah pH itu? Bagaimana pH bisa begitu pentingnya untuk iklan itu? Sebelum itu, kita perlu mempelajari mengenai dasar-dasar pengetahuan pH.

Teori yang dikemukakan Arrhenius, ternyata besar manfaatnya. Karena dari sinilah, konsep asam basa menurut Arrheniuslah yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung keasaman dan kebasaan suatu larutan. Dengan demikian, asam dinyatakan dengan H+ dan basa dinyatakan dengan OH-. Maka derajat keasaman disebut pH dan derajat kebasaan disebut pOH. Namun, unntuk menyebut, baik derajat keasaman maupun derajat kebasaan lebih lazim menggunakan istilah pH secara menyeluruh.

pH Larutan Asam

Derajat keasaman atau pH memiliki nilai interval dari 1 hingga 14, dan karena adanya rentang nilai tersebut. Maka perlu adanya pengukuran untuk menyatakan nilai pH tersebut. Oleh Sorensen, diusulkan bahwa konsep pH merupakan fungsi logaritma negatif dari konsentrasi ion OH- dalam larutan. Dinyatakan,

pH = -log [H-]

Contoh Soal

Hitunglah pH dari larutan H2SO4 0,02M!

Penyelesaian

[H+] = a Masam

= 2 x 0,02 M

= 0,04 M

pH = -log [H-]

pH = -log 0,04

pH = 2-log 4

DERAJAT KEASAMAN (pH)

KAMU TAHU NGGAK???

Huruf “p” dalam kata pH berasal dari bahasa Denmark “potenz”

yang berarti derajat.

Page 166: hhhh

D E R A J A T K E A S A M A N

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 04

A

B

pH Larutan Basa

Untuk menetukan pH larutan basa, kita dapat

menganalogikan dengan cara yang sama ketika kita

menghitung pH larutan asam. Yaitu dengan

menggunakan rumus:

pOH = -log [OH-]

Pada kesetimbangan air : H2O H+(aq) + OH-(aq)

Kw = [H+] [OH-]

-log Kw = -log [H+] [OH-]

-log Kw = -log [H+] + {-log [OH-]}

pKw = pH + pOH

pH = pKw – pOH

oleh karena pada suhu 25oC, harga Kw = 10-14. Maka,

pKw = -log 10-14

pKw = 14

Sehingga,

pH = 14 –pOH

Contoh Soal

Hitunglah pH dari larutan NaOH 0,1M!

Penyelesaian

[OH-] = b Mbasa

= 1 0,1M

= 0,1M

pOH = -log [OH-]

= -log 10-1

= 1

pH = 14 –pOH

= 14 – 1

= 13

KAMU TAHU NGGAK???

Dapatkah kamu menyebutkan

beberapa jenis bahan rumah

tangga?Mengandung apakah bahan-bahan itu?

Asam ataukah basa?

Gambar 2.0.

Selain menggunakan

perhitungan, nilai pH secara langsung dapat

diukur menggunakan

PH universal (A) dan pH meter (B)

Page 167: hhhh

D E R A J A T K E A S A M A N

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 04

Tes Formatif 4

1. Hitunglah pH larutan berikut!

a. H2SO4 0,4M

b. CH3COOH 0,1M (Ka = 10-5)

c. NaOh 0,2M

d. NH4OH 0,1M (Kb = 10-5)

2. Suatu larutan mempunyai pH 5. Tentukanlah konsentrasi larutan

tersebut! Jika,

a. Larutan merupakan asam kuat dengan a = 1.

b. Larutan merupakan basa kuat dengan b = 2.

c. Larutan merupakan asam lemah dengan Ka = 10-5.

d. Larutan merupakan basa lemah dengan Kb = 10-5.

Page 168: hhhh

Mau Tahu Nggak, Apa Tujuan Dari Kegiatan

Belajar 05 Ini?

TUJUANNYA :

supaya temen-temen semua bisa Menjelaskan konsep reaksi

asam dan basa. Menentukan stoikiometri

larutan melalui

titrasi asam basa

Pernah melihat kapur bergelembung dan berdesis ketika dicelupkan dalam air? Atau pernah makan bakso dicampur cuka? Ehm, tentunya tidak sengaja kalian telah melakukan pereaksian asa dengan basa? Mengapa demikian? Bagaimana bisa demikian?

Reaksi Penetralan

Reaksi asam basa disebut juga reaksi penetralan, dimana reaksi tersebut kebanyakan melibatkan sam dan basa menghasilkan air. Reaksi penetralan ini dapat berupa:

1. Reaksi Molekular, sebagaimana reaksi antara HCl dan NaOH.

HCl(aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)

2. Reaksi Ionik, seperti dicontohkan pada reaksi berikut:

H+(aq)+ Cl-(aq) + Na+(aq) + OH-(aq) Na+(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)

Sehingga dirumuskan,

Asam + Basa Garam + Air

Reaksi ini digunakan untuk menentukan kadar larutan asam dan basa, dimana 1 mol asam akan tepat bereaksi dengan 1 mol basa.

Penentuan pH campuran didasarkan pada kekuatan sam dan basanya.

Berikut adalah tetapan untuk menghitung pH berdasarkan kekuatan

asam dan basa.

Tabel 1.4. Tetapan Perhitungan Reaksi Sam Dan Basa Berdasarkan Jenis Larutan

Campuran Tepat habis bereaksi Sisa asam Sisa BasaAsam kuat + basa kuat

pH = 7 pH= -log [H+]sisapOH= -log [OH-]pH= 14-pOH

Asam kuat + basa lemah

pH = 1/2pKw - 1/2pKb -1/2 log [G]

pH= -log [ H+]sisapH =pKa- log [ ]

[ ]pH= 14-pOH

Asam lemah + basa kuat

pH = 1/2pKw - 1/2pKa -1/2log [G]

pH =pKa- log ][ ] pOH= -log [OH-]sisa

Asam lemah + basa lemah

pH = 1/2pKw + 1/2pKa -1/2pKb

Diukur dengan pH meter

REAKSI ASAM BASA

Page 169: hhhh

Aplikasi Reaksi Penetralan

Salah satu aplikasi reaksi penetralan ini adalah titrasi asam basa (titrasi asidi-alkalimetri). Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu larutan asam atau basa berdasarkan reaksi asam basa. Untuk menentukan kadar asam atau basa suatu larutan kita harus terlebih dahulu mengetahui kadar salah satu dari asam atau basa tersebut. Titrasi dengan menyandarkan pada jumlah volume larutan dikenal dengan istilah volumetrik. Pengukuran volume diusahakan setepat mungkin denga menggunakan alat-alat standar misalnya buret dan pipet volumetrik.Secara teknis, titrasi dilakukan dengan cara

mereaksikan sedikit demi sedikit bahkan tetes demi setetes larutan basa melalaui buret, kedalam larutan asam dengan volume tertentu di dalam labu erlenmeyer sampai keduanya tepat habis bereaksi yang ditandai denga berubahnya warna indikator. Pada saat tepat warna indikator berubah penambahan (titrasi) dihentikan dan volume akhir ini disebut volume titik akhir titrasi. Larutan basa yang dimasukkan dalam buret disebut dengan larutan penitrasi. Indikator yang digunakan adalah indikator dengan trayek pH sekitar 7. Sebab pada saat asam kuat dan basa kuat tepat habis bereaksi pH larutan sama dengan 7. Perubahan warna indikator yang menandai selesainya titrasi tidak selamanya tepat seperti perhitunga teoritis. Volume larutan penitrasi yang diperoleh melalui perhitungan secara teoritis disebut titik ekuivalen. Perbedaan volume titik akhir dengan titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan dengan pemilihan indikator. Jika indikatornya tepat, maka kesalahan titrasi akan menjadi kecil.

Gambar 2.1. Susunan alat

Titrasi Sederhana

1. Buret2. Statif

3. Erlenmeyer

1

2

3

TAHU NGGAK??

Mengapa Reaksi Antara HCl Dan

NaOH Disebut Reaksi Penetralan?

Tuliskan Persamaan Reaksinya!

Gambar 2.2.

HCl dan NaOH adalah contoh

larutan yang digunakan dalam

titrasi asidi-alkalimetri

Page 170: hhhh

Contoh Soal

Sebanyak 20 mL larutan H2SO4 yang belum diketahui konsentrasinya dititrasi larutan NaOH 0,1 M dengan menggunakan indicator fenolftalein (PP). warna indicator PP mulai berubah saat volume NaOH tepat 30,2 mL. tentukan konsentrasi H2SO4 tersebut?

Penyelesaian

Gambar 2.3.Perubahan warna larutan titrasi dari bening (1) menjadi merah

muda (4) menunjukkan titik akhir titrasi

Page 171: hhhh

R E A K S I D A N S T O I K I O M E T R I A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 05

Mau Tahu Nggak, Apa Tujuan Dari Kegiatan

Belajar 05 Ini?

TUJUANNYA :

supaya temen-temen semua bisa Menjelaskan konsep reaksi

asam dan basa. Menentukan stoikiometri

larutan melalui

titrasi asam basa

Pernah melihat kapur bergelembung dan berdesis ketika dicelupkan dalam air? Atau pernah makan bakso dicampur cuka? Ehm, tentunya tidak sengaja kalian telah melakukan pereaksian asa dengan basa? Mengapa demikian? Bagaimana bisa demikian?

Reaksi Penetralan

Reaksi asam basa disebut juga reaksi penetralan, dimana reaksi tersebut kebanyakan melibatkan sam dan basa menghasilkan air. Reaksi penetralan ini dapat berupa:

1. Reaksi Molekular, sebagaimana reaksi antara HCl dan NaOH.

HCl(aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)

2. Reaksi Ionik, seperti dicontohkan pada reaksi berikut:

H+(aq)+ Cl-(aq) + Na+(aq) + OH-(aq) Na+(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)

Sehingga dirumuskan,

Asam + Basa Garam + Air

Reaksi ini digunakan untuk menentukan kadar larutan asam dan basa, dimana 1 mol asam akan tepat bereaksi dengan 1 mol basa.

Penentuan pH campuran didasarkan pada kekuatan sam dan basanya.

Berikut adalah tetapan untuk menghitung pH berdasarkan kekuatan

asam dan basa.

Tabel 1.4. Tetapan Perhitungan Reaksi Sam Dan Basa Berdasarkan Jenis Larutan

Campuran Tepat habis bereaksi Sisa asam Sisa BasaAsam kuat + basa kuat

pH = 7 pH= -log [H+]sisapOH= -log [OH-]pH= 14-pOH

Asam kuat + basa lemah

pH = 1/2pKw - 1/2pKb -1/2 log [G]

pH= -log [ H+]sisapH =pKa- log [ ]

[ ]pH= 14-pOH

Asam lemah + basa kuat

pH = 1/2pKw - 1/2pKa -1/2log [G]

pH =pKa- log ][ ] pOH= -log [OH-]sisa

Asam lemah + basa lemah

pH = 1/2pKw + 1/2pKa -1/2pKb

Diukur dengan pH meter

REAKSI ASAM BASA

Page 172: hhhh

R E A K S I D A N S T O I K I O M E T R I A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 05

Aplikasi Reaksi Penetralan

Salah satu aplikasi reaksi penetralan ini adalah titrasi asam basa (titrasi asidi-alkalimetri). Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu larutan asam atau basa berdasarkan reaksi asam basa. Untuk menentukan kadar asam atau basa suatu larutan kita harus terlebih dahulu mengetahui kadar salah satu dari asam atau basa tersebut. Titrasi dengan menyandarkan pada jumlah volume larutan dikenal dengan istilah volumetrik. Pengukuran volume diusahakan setepat mungkin denga menggunakan alat-alat standar misalnya buret dan pipet volumetrik.Secara teknis, titrasi dilakukan dengan cara

mereaksikan sedikit demi sedikit bahkan tetes demi setetes larutan basa melalaui buret, kedalam larutan asam dengan volume tertentu di dalam labu erlenmeyer sampai keduanya tepat habis bereaksi yang ditandai denga berubahnya warna indikator. Pada saat tepat warna indikator berubah penambahan (titrasi) dihentikan dan volume akhir ini disebut volume titik akhir titrasi. Larutan basa yang dimasukkan dalam buret disebut dengan larutan penitrasi. Indikator yang digunakan adalah indikator dengan trayek pH sekitar 7. Sebab pada saat asam kuat dan basa kuat tepat habis bereaksi pH larutan sama dengan 7. Perubahan warna indikator yang menandai selesainya titrasi tidak selamanya tepat seperti perhitunga teoritis. Volume larutan penitrasi yang diperoleh melalui perhitungan secara teoritis disebut titik ekuivalen. Perbedaan volume titik akhir dengan titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan dengan pemilihan indikator. Jika indikatornya tepat, maka kesalahan titrasi akan menjadi kecil.

Gambar 2.1. Susunan alat

Titrasi Sederhana

1. Buret2. Statif

3. Erlenmeyer

1

2

3

TAHU NGGAK??

Mengapa Reaksi Antara HCl Dan

NaOH Disebut Reaksi

Penetralan?

Tuliskan Persamaan Reaksinya!

Gambar 2.2.

HCl dan NaOH adalah contoh

larutan yang digunakan dalam

titrasi asidi-alkalimetri

Gambar 2.3.

Perubahan warna larutan titrasi dari bening (1) menjadi merah muda (4) menunjukkan titik akhir titrasi

Page 173: hhhh

R E A K S I D A N S T O I K I O M E T R I A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 05

Contoh Soal

Sebanyak 20 mL larutan H2SO4 yang belum diketahui konsentrasinya dititrasi larutan NaOH 0,1 M dengan menggunakan indicator fenolftalein (PP). warna indicator PP mulai berubah saat volume NaOH tepat 30,2 mL. tentukan konsentrasi H2SO4 tersebut?

Penyelesaian

1. Diketahui, V H2SO4 = 20 mL = 0,02 LV NaOH = 30,2 mL = 0,0302 L

Persamaan Reaksinya:

H2SO4(aq) + 2NaOH(aq) Na2SO(aq) + 2H2O(aq)

2. Cara 1:

NaOH yang terpakai pada titrasi = 0,1 × 0,0302 = 0,00302 mol

Dari persamaan reaksi didapat; 1 mol H2SO4 = mol NaOH

Jadi,H2SO4 yang dititrasi = × 0,00302= 0.0015 mol

Konsentrasi H2SO4 = 0,0015 mol / 0.02 L = 0,075 mol L-1

= 0,075 Molar

3. Cara 2:

1 mol H2SO4 = mol NaOH

n H2SO4 = n NaOH

V1M1 = V2M2

20 M1 = (30,2)(0,1)

M1 = ,M1 = 0,075 Mol

GAMBAR 2.4.

Untuk beberapa reaksi, terkadang

memerlukan bantuan

pemanasan agar reaksi dapat

berjalan.

Page 174: hhhh

R E A K S I D A N S T O I K I O M E T R I A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 05

Pernahkah kalian membuat minuman dengan gula? Pernahkah kalian memperhatikan gula yang kalian pakai untuk membuat minuman itu? Adakah gula yang mengendap? Mengapa ada gula yang mengendap? Kenapa gula tersebut tidak larut seluruhnya?

Reaksi Pembentukan Endapan

Reaksi pengendapan (menghasilkan endapan) dimungkinkan terjadi apabila dua ion yang menghasilkan senyawa sukar larut bertemu, dan senyawa tersebut akan mengendap. Sebagaimana dicopntohkan pada persamaan reaksi berikut:

BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) → BaSO4 (s) + 2NaCl (aq)

Berikut adalah tabel kelarutan beberapa senyawa ion terhadap air dan pelarut lain.

Tabel 1.5. Kelarutan Beberapa Senyawa IonSenyawa Kelarutan KeteranganNitrat (NO3

-) Semua larutAsetat (CH3COO-) Semua larut Kecuali Ag+, Hg2

2+, Bi3+

Klorida (Cl-) Semua larut Kecuali Ag+, Hg22+, Pb2+, Cu+

Bromida (Br-) Semua larut Kecuali Ag+,Hg22+,Pb2+

Iodida (I-) Semua larut Kecuali Ag+, Hg22+, Pb2+, Bi3+

Sulfat (SO42-) Semua larut Kecuali Pb2+, Ba2+, Sr2+, Ca2+

Sulfida (S2-) Semua tidak larut Kecuali Na+, K+, NH4+

Fosfat (PO43-) Semua tidak larut Kecuali Na+, K+, NH4

+

Karbonat (CO32-) Semua tidak larut Kecuali Na+, K+, NH4

+

Oksalat (C2O42-) Semua tidak larut Kecuali Na+, K+, NH4

+

Oksida (O2-) Semua tidak larut Kecuali Na+, K+, Ba2+, Sr2+, Ca2+

Hidroksida (OH-) Semua tidak larut Kecuali Na+, K+,Ba2+, Sr2+, Ca2+, NH4+

STOIKIOMETRI LARUTAN

Gambar 2.5.

Reaksi pembentukan

endapan, tidak selalu ditandai

adanya endapan di bawah

larutan. Untuk reagen dengan

konsentrasi rendah biasanya ditandai dengan

perubahan warna dalam

larutan.

Page 175: hhhh

R E A K S I D A N S T O I K I O M E T R I A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 05

Reaksi Pembentukan Gas

Reaksi pembentukan gas dapat disebabkan oleh reaksi yang memang menghasilkan gas atau dapat pula terbentuknya gas tersebut karena terurainya suatu zat lain menjadi gas. Misalnya:

H2CO3(aq) → H2O(l) + CO2(g)NH4OH(aq) → H2O(l) + NH3 (g)

Beberapa reaksi yang menghasilkan gas antara lain:1. Reaksi karbonat padat dengan asam menghasilkan gas CO2

CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)Na2CO3(s) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + H2O(l) + CO2(g)

2. Reaksi senyawa ammonium padat dengan basa kuat menghasilkan gas NH3

NH4Cl(s) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) + NH3(g)(NH4)2SO4(s) + 2KOH(aq) → K2SO4(aq) + 2H2O(l) + 2NH3(g)

3. Reaksi antara sulfida padat denga asam menghasilkan gas H2S

FeS(s) + 2HCl(aq) → FeCl2(aq) + H2S(g)CuS(s) + H2SO4(aq) → CuSO4(aq) + H2S(g)

Page 176: hhhh

R E A K S I D A N S T O I K I O M E T R I A S A M B A S A

MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 05

Tes Formatif 5

1. Untuk menentukan kadar asam cuka (asam asetat), diambil 10 mL cuka kemudian diencerkan dengan aquades sampai volumenya 200 mL. dari larutan encer tersebut diambil 10 mL, kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M dengan indicator PP. Titik akhir titrasi tercapai pada saat volume NaOH 25,4 mL. Berapa persen kadar cuka tersebut, bila kadar cuka murni 17,4 M?

2. Campuran Kristal NaOH dan KOH yang massanya 4,8 gram dapat menetralkan 100 mL HCl 1M. Berapa gram massa NaOH dan KOH dalam campuran tersebut? (Ar Na=23, K=39, O=16 ,H=1)

3. Logam magnesium seberat 6 gram dilarutkan ke dalam asam klorida yang mempunyai konsentrasi 4 M. berapa mL volume larutan HCl yang diperlukan agar semua logam magnesium habis bereaksi dan berapa liter gas yang dihasilkan pada suhu 0oC dan tekanan 1 atm? (Ar. Mg = 24)

4. Larutan perak nitrat 0,1 M sebanyak 50 mL direaksikan dengan 100 mL larutan KI 0,1 M. berapa gram endapan yang dapat dihasilkan? (Ar.Ag=108; I=127)

5. Jelaskan grafik perubahan pH pada reaksi HCl 0,1 M dengan NaOH 0,1 M berikut!

Page 177: hhhh

Lampiran

KISI-KISI SOAL POST TEST

SATUAN PENDIDIKAN : SMAMATA PELAJARAN : KIMIAKELAS/ SEMESTER : XI/2TAHUN PELAJARAN : 2010/2011MATERI POKOK : ASAM BASASTANDAR KOMPETENSI : Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.

Kompetensi Dasar

IndikatorJenjang Soal dan Penyebarannya Jumlah

soalC1 C2 C3 C4 C5 C6Memahami teori-teori asam dan basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan

Menjelaskan konsep asam basa menurut Arrhenius, Bronsted Lowry, dan Lewis.

6 1,2 3,4,21 13 5 8

Mengidentifikasi larutan asam dan basa dengan indikator.

8 7,11 10, 9,14 6

Menghitung kekuatan asam dan basa.

18 23 17 3

Menghitung derajat keasaman (pH) larutan.

19 24,25 20 22 5

Menjelaskan konsep reaksi asam basa.

12 15 2

Menghitung stoikiometri larutan melalui titrasi asam basa

16 1

Jumlah 2 5 6 6 4 2 25Presentase 8% 20% 24% 24% 16% 8% 100%

Page 178: hhhh

Lampiran

KISI-KISI SOAL PRE TEST

SATUAN PENDIDIKAN : SMAMATA PELAJARAN : KIMIAKELAS/ SEMESTER : XI/2TAHUN PELAJARAN : 2010/2011MATERI POKOK : ASAM BASASTANDAR KOMPETENSI : Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.

Kompetensi Dasar

IndikatorJenjang Soal dan Penyebarannya Jumlah

soalC1 C2 C3 C4 C5 C6Memahami teori-teori asam dan basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan

Menjelaskan konsep asam basa menurut Arrhenius, Bronsted Lowry, dan Lewis.

24 2, 8,9, 10,11, 19 25 8

Mengidentifikasi larutan asam dan basa dengan indikator.

23 22 1,4 12,18 6

Menghitung kekuatan asam dan basa.

20 6 17 3

Menghitung derajat keasaman (pH) larutan.

21 5,16 7 13 5

Menjelaskan konsep reaksi asam basa.

3 15 2

Menghitung stoikiometri larutan melalui titrasi asam basa

14 1

Jumlah 2 5 6 6 4 2 25Presentase 8% 20% 24% 24% 16% 8% 100%

Page 179: hhhh

Lampiran

KISI-KISI SOAL UJI COBA

SATUAN PENDIDIKAN : SMAMATA PELAJARAN : KIMIAKELAS/ SEMESTER : XI/2TAHUN PELAJARAN : 2010/2011MATERI POKOK : ASAM BASASTANDAR KOMPETENSI : Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.

Kompetensi Dasar

IndikatorJenjang Soal dan Penyebarannya Jumlah

soalC1 C2 C3 C4 C5 C6Memahami teori-teori asam dan basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan

Menjelaskan konsep asam basa menurut Arrhenius, Bronsted Lowry, dan Lewis.

1 16,18,45 2,3,10 5,8,12 6,7,24 9,13 15

Mengidentifikasi larutan asam dan basa dengan indikator.

48 11,14 29 21,25 30 7

Menentukan kekuatan asam dan basa.

15 19 17 37 27 5

Menghitung derajat keasaman (pH) larutan.

23 26, 31,34, 38,

47

20,28,41,46,49

32 35, 13

Menjelaskan konsep reaksi asam basa.

4 43 39 40 22 5

Menghitung stoikiometri larutan melalui titrasi asam basa

50 42 36,44 33 5

Jumlah 3 9 12 14 7 5 50Presentase 6% 18% 24% 28% 14% 10% 100%

Page 180: hhhh

KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN MODUL KIMIA BERBASIS INQUIRI TERBIMBING

Variabel SubVariabel

INDIKATOR NO. SOAL JUMLAHSOALPositif Negatif

Hasil Belajar

A. Intrinsik

B. Ekstrinsik

1. Adanya hasrat dan keinginan belajar kimia.

2. Adanya kesesuaian moduldengan materi kimia.

3. Adanya penjelasan materi dalam pembelajaran kimia.

1. Adanya modulkimia yang digunakan lebih mudah dipahami.

2. Adanya modul kimia sehingga siswa tertarik belajar kimia.

3. Adanya pengaruh modul terhadap hasil belajar

1,15

6,17

7,9

4, 20

13

11,

2,16

18,19

8,10

5,

3,14

12

4

4

4

3

3

2

Jumlah 10 10 20

Page 181: hhhh

JAWABAN ANGKET BELAJAR KIMIA

Nomor soal positifKeterangan SS S N TS STSNilai 5 4 3 2 1

Nomor soal negatifKeterangan SS S N TS STSNilai 1 2 3 4 5

No SS S N TS STS No SS S N TS STS1 5 4 3 2 1 11 5 4 3 2 12 5 4 3 2 1 12 1 2 3 4 53 1 2 3 4 5 13 5 4 3 2 14 5 4 3 2 1 14 1 2 3 4 55 1 2 3 4 5 15 5 4 3 2 16 5 4 3 2 1 16 1 2 3 4 57 5 4 3 2 1 17 1 2 3 4 58 1 2 3 4 5 18 5 4 3 2 19 5 4 3 2 1 19 5 4 3 2 110 1 2 3 4 5 20 1 2 3 4 5

Page 182: hhhh

Hipotesis

Ho: Data berdistribusi normal

H1: Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis

Kriterian yang digunakan

diterima jika

Pengujian Hipotesis

Nilai maksimal = 44

Nilai minimal = 16

Rentang nilai (R) = 44-16 = 28

Banyaknya kelas (k) = 1 + 3,3 log 26 = 5,669 = 6 kelas

Panjang kelas (P) = 4,6667 = 5

Tabel distribusi nilai pre test kelas eksperimen

fi X i X i2 f i .X i f i .X i

2

16 – 20 3 18 324 54 972

21 – 25 4 23 529 92 2116

26 – 30 7 28 784 196 5488

– 35 3 33 1089 99 3267

Uji Normalitas Nilai Pre TestKelas Besar

Kelas

i

ii

E

EO 2

)1(

22

nn

ffn iiii

i

ii

f

f

k

i i

ii

E

EO

1

22 )(

oH tabelhitung22

hitung2

2X X

tabel2

tabelhitung22

31 – 35 3 33 1089 99 3267

36 – 40 7 38 1444 266 10108

41 – 45 2 43 1849 86 3698

26 793 25649

79326

26* 25649- (793)2

58,57,64853

Daftar nilai frekuensi observasi kelas eksperimen

15,50 -1,96 -0,47516 – 20 0,0706 1,8356 3 0,7386

20,50 -1,31 -0,40421 – 25 0,1611 4,1890 4 0,0085

25,50 -0,65 -0,24326 – 30 0,2434 6,3272 7 0,0715

30,50 0,00 0,00031 – 35 0,2434 6,3272 3 1,7496

35,50 0,65 0,24336 – 40 0,1611 4,1890 7 1,8863

40,50 1,31 0,40441 – 45 0,0706 1,8356 2 0,0147

45,50 1,96 0,475= 4,4693

Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh 11,07Karena , maka data tersebut berdistribusi normal

P(Zi)Luas

Daerah

S 2 =

26(26 - 1)S 2 =S =

Kelas Bk Zi Oi

Jumlah

Ei

= =30,5

i

ii

E

EO 2

)1(

22

nn

ffn iiii

i

ii

f

f

k

i i

ii

E

EO

1

22 )(

oH tabelhitung22

hitung2

2X X

tabel2

tabelhitung22

Page 183: hhhh

LEMBAR JAWABAN POST-TESTASAM-BASA

NAMA : _____________________

KELAS : _____________________

MATA PELAJARAN : _____________________

1. A B C D E

2. A B C D E

3. A B C D E

4. A B C D E

5. A B C D E

6. A B C D E

7. A B C D E

8. A B C D E

9. A B C D E

10. A B C D E

11. A B C D E

12. A B C D E

13. A B C D E

14. A B C D E

15. A B C D E

16. A B C D E

17. A B C D E

18. A B C D E

19. A B C D E

20. A B C D E

21. A B C D E

22. A B C D E

23. A B C D E

24. A B C D E

25. A B C D E

LEMBAR JAWABAN POST-TESTASAM-BASA

NAMA : _____________________

KELAS : _____________________

MATA PELAJARAN : _____________________

1. A B C D E

2. A B C D E

3. A B C D E

4. A B C D E

5. A B C D E

6. A B C D E

7. A B C D E

8. A B C D E

9. A B C D E

10. A B C D E

11. A B C D E

12. A B C D E

13. A B C D E

14. A B C D E

15. A B C D E

16. A B C D E

17. A B C D E

18. A B C D E

19. A B C D E

20. A B C D E

21. A B C D E

22. A B C D E

23. A B C D E

24. A B C D E

25. A B C D E

Page 184: hhhh

LEMBAR JAWABAN POST TESTASAM-BASA

NAMA : _____________________

KELAS : _____________________

MATA PELAJARAN : _____________________

1. …………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

2. …………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

3. …………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

4. …………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………....

..........................................................................................................

LEMBAR JAWABAN POST TESTASAM-BASA

NAMA : _____________________

KELAS : _____________________

MATA PELAJARAN : _____________________

1. …………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

2. …………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

3. …………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

4. …………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………….

............................................................................................................

Page 185: hhhh

NAMA : ___________________

KELAS : ___________________

KELOMPOK : ___________________

NAMA : ___________________

KELAS : ___________________

KELOMPOK : ___________________

LEMBAR PENGAMATAN

Larutan Yang

Diuji

Perubahan Warna Lakmus Sifat

LarutanLakmus Merah Lakmus Biru

NaOH

CH3COOH

H2SO4

HCl

Air kapur

Air sabun

Air hujan

Air jeruk

Air soda

LEMBAR PENGAMATAN

Larutan Yang

Diuji

Perubahan Warna LakmusSifat Larutan

Lakmus Merah Lakmus Biru

NaOH

CH3COOH

H2SO4

HCl

Air kapur

Air sabun

Air hujan

Air jeruk

Air soda

Page 186: hhhh

No Responden 1 2 3 4 5 Ya Tidak

1 Agus Hermanto 1 1 1 0 1 4 12 Ahmad Setyo A 1 0 1 1 1 4 13 Ana Siska 1 1 1 1 1 5 04 Bima Sakti H 1 1 1 0 1 4 15 Danasy Ocsa T 1 1 1 0 1 4 16 Dedi Wamaulana 1 1 1 0 1 4 17 Elda Fitriana 1 1 1 1 1 5 08 Hermi Meilani 1 1 1 0 1 4 19 Irawati 1 1 1 0 1 4 110 Istiqomah 1 1 1 0 1 4 111 Istriokhah (A) 1 0 1 0 1 3 212 Istirokhah (B) 1 0 1 1 1 4 113 Laela Nurfiyani 1 1 1 1 1 5 014 M. Maylani 1 1 1 1 1 5 015 Ngatini 1 1 1 1 1 5 0

ANGKET KETERBACAAN MODUL KIMIA BERBASIS INQUIRI TERBIMBINGKELAS BESAR

No Soal Jumlah jawaban

15 Ngatini 1 1 1 1 1 5 016 Nuritati Puji L 1 0 1 0 1 3 217 Rahmad S 1 1 1 1 1 5 018 Ria Puji A 1 1 1 1 1 5 019 Romadhon R 1 0 1 1 1 4 120 S. Alimatul A 1 1 1 1 1 5 021 S. Barokah 1 0 1 1 1 4 122 Sri Susanti 1 1 1 0 1 4 123 Yogi Hermawan 1 1 1 1 1 5 024 Didik Hariyono 1 1 1 0 0 3 225 Sholihana 1 0 1 1 1 4 126 Fifin Indarsih 1 0 1 0 1 3 2

26 18 26 14 25 109 21

NP =

Kategori Rata - rataTingkat

Penguasaan Nilai Huruf Bobot

86 - 100% A 476 - 85 % B 360 - 75 % C 255 - 59 % D 1

≤ 54 % E 0

Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa tanggapan siswa 83,8 % terhadap

Sangat Baik

Rumus Prosentase Keterbacaan Modul Kimia Siswa:

NP = (109/ (26*5))*100% =

Predikat

Kurang Sekali

83,8%

Kurang

BaikCukup

Page 187: hhhh

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 Agus Hermanto 5 2 3 5 3 5 3 3 5 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 792 Ahmad Setyo A 4 3 3 4 2 4 4 4 3 5 3 4 3 3 4 3 3 4 5 4 723 Ana Siska 5 3 3 4 3 4 4 3 5 3 5 3 5 3 4 2 3 4 3 5 744 Bima Sakti H 5 5 4 4 3 4 3 4 5 5 5 3 5 4 5 3 3 5 3 4 825 Danasy Ocsa T 4 3 3 5 3 5 4 4 4 3 5 3 5 4 4 3 2 3 5 4 766 Dedi Wamaulana 5 5 3 5 2 4 4 3 5 5 4 3 5 4 3 4 4 2 3 5 787 Elda Fitriana 4 3 3 4 3 3 3 4 5 3 4 3 4 4 4 5 3 3 5 4 748 Hermi Meilani 4 3 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 5 4 789 Irawati 5 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 7610 Istiqomah 4 3 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 3 5 4 4 7911 Istriokhah (A) 5 4 3 5 4 5 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 5 5 7912 Istirokhah (B) 4 3 4 4 2 4 4 3 5 4 3 3 4 3 4 5 5 5 5 3 77

HASIL ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP MODUL KIMIA BERBASIS INQUIRI TERBIMBING KELAS BESAR dan KELAS KECIL

No RespondenNo Soal

Jumlah

12 Istirokhah (B) 4 3 4 4 2 4 4 3 5 4 3 3 4 3 4 5 5 5 5 3 7713 Laela Nurfiyani 4 4 3 4 3 4 3 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 7914 M. Maylani 5 3 4 5 3 4 4 3 3 5 5 4 3 4 3 3 3 4 5 4 7715 Ngatini 4 4 5 5 2 3 5 3 5 4 5 4 4 2 5 3 3 5 5 4 8016 Nuritati Puji L 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 2 3 4 3 4 4 3 3 4 7317 Rahmad S 5 4 5 5 2 4 3 3 5 4 5 2 3 4 3 3 2 4 5 3 7418 Ria Puji A 5 3 2 3 5 4 3 3 5 3 3 2 4 2 4 2 2 3 5 3 6619 Romadhon R 5 4 2 3 4 5 5 5 5 4 5 4 4 2 5 4 2 4 5 5 8220 S. Alimatul A 4 3 5 5 4 3 5 5 5 3 3 2 4 2 4 4 2 3 3 5 7421 S. Barokah 5 3 4 5 2 3 3 3 5 5 3 5 3 2 5 3 4 5 5 5 7822 Sri Susanti 4 5 2 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 5 3 4 5 2 5 5 7023 Yogi Hermawan 5 5 4 5 4 3 5 4 4 3 5 4 4 3 5 3 2 4 3 5 8024 Didik Hariyono 5 4 2 3 2 3 3 4 5 3 5 2 3 3 4 4 2 5 3 5 7025 Sholihana 5 3 4 5 4 5 3 4 5 4 5 4 3 3 3 4 2 3 5 3 7726 Fifin Indarsih 4 3 4 3 2 3 3 5 5 4 5 2 4 5 4 4 2 3 3 5 7327 Ahmad Anas 4 3 4 5 4 5 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 7728 Abdul Latif 4 3 4 4 2 4 4 4 3 5 3 4 3 3 4 3 4 4 5 4 7429 Bambang. S.P 5 3 3 4 4 4 4 3 5 3 5 3 5 3 4 4 4 4 3 5 7830 Cahya. W 5 5 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 5 4 3 3 3 5 3 4 7631 Guntur.P 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 7232 Khafidatu 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 7333 Kurniawati 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 7634 Muchtar 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 7135 Muayanah 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 81

Page 188: hhhh

Rekapitulasi Perhitungan Angket Tanggapan Modul Kimia

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 5 80 25 15 60 10 30 20 20 90 40 70 5 35 10 25 25 10 40 75 60 7452 4 76 36 64 68 48 76 68 56 52 52 56 56 76 68 84 48 48 64 32 72 12003 3 0 60 36 18 33 30 42 51 12 42 21 39 27 33 27 45 33 24 36 15 6244 2 0 2 8 0 20 0 0 0 0 0 0 14 0 10 0 6 20 6 0 0 865 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

156 123 123 146 111 136 130 127 154 134 147 114 138 121 136 124 111 134 143 147 2655

Rekapitulasi Perhitungan Angket Modul Masing-masing Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 5 16 5 3 12 2 6 4 4 18 8 14 1 7 2 5 5 2 8 15 12 1492 4 19 9 16 17 12 19 17 14 13 13 14 14 19 17 21 12 12 16 8 18 300

No Skor AngketNo Soal

Jumlah

No Skor AngketNo Soal

Jumlah

Jumlah

2 4 19 9 16 17 12 19 17 14 13 13 14 14 19 17 21 12 12 16 8 18 3003 3 0 20 12 6 11 10 14 17 4 14 7 13 9 11 9 15 11 8 12 5 2084 2 0 1 4 0 10 0 0 0 0 0 0 7 0 5 0 3 10 3 0 0 435 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 700

NP =

75,9%Kategori Rata - rata

Tingkat

Penguasaa

n

Nilai Huruf Bobot

86 - 100% A 4 Sangat Baik 76 - 85 % B 360 - 75 % C 255 - 59 % D 1

≤ 54 % E 0 Kurang Sekali

Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa tanggapan siswa 75,90 % terhadap modul kimia pada predikat cukup

Kurang

Jumlah

Rumus Persentase Jawaban Tanggapan Siswa:

NP = (2655/ (35*5*20))*100% =

Predikat

BaikCukup

Page 189: hhhh

MODUL ASAM BASA

PETA KEDUDUKAN MODUL

Page 190: hhhh

SOAL POST - TEST

Mata Pelajaran : Kimia

Pokok Bahasa : Asam Basa

Waktu : 30 Menit

Petunjuk megerjakan soal :1. Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yang telah

di sediakan 2. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soal pahami

dulu maknanya sebelum di jawab3. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah4. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, d atau e

yang anda anggap benar5. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban yang salah

dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benar Contoh : Pilihan semula : a b c d e Di betulkan : a b c d e

6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru

1. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang…

a. Molekulnya mengandung atom hydrogen d. Dapat bereaksi dengan ion H+

b. Dapat melepas ion H+ dalam air e. Dapat menghasilkan ion OH-

c. Dapat mengikat ion H+ dalam air

2. Menurut Arrhenius, basa adalah zat yang…

a. Molekulnya mengandung atom hydrogen d. Dapat bereaksi dengan ion H+

b. Dapat melepas ion H+ dalam air e. Dapat menghasilkan ion OH-

c. Dapat melepas ion OH- dalam air

3. Menurut Bronsted Lowry, basa adalah…

a. Zat yang akan mendonorkan proton (dinotasikan dengan H+) pada basa

b. Zat yang akan menerima atau akseptor proton (H+) dari asam

c. Zat yang bersifat netral

d. Zat yang akan mendonorkan proton (dinotasikan dengan OH-) pada basa

e. Zat yang akan menerima atau akseptor proton (OH-) dari asam

4. Dibawah ini senyawa yang merupakan asam menurut Arrhenius adalah…

a. Ca(OH)2 d. KOH

b. NH4OH e. NaOH

Page 191: hhhh

c. H3ClO4

5. Apa kelemahan asam basa menurut Arrhenius…….

a. Asam basa hanya pada pelarut air

b. Asam basa tidak haya pada pelarut air

c. Asam basa hanya pada pelarut non polar

d. Asam basa hanya pada semi polar

e. Asam basa hanya pada non polar dan semi polar

6. Zat berikut yang tergolong basa adalah…

a. CH3COOH d. H2SO4

b. HCOOH e. H3PO4

c. Ca(OH)2

7. Indikator yang sering digunakan dalam titrasi asam kuat dan basa kuat, karena lebih

tajam warnanya adalah…….

a. Metil merah d. Lakmus merah

b. Bromtimol biru e. Metil jingga

c. Fenolftalien

8. Dibawah ini indikator yang dapat digunakan untuk mengindentifikasi larutan asam adalah

a. Lakmus biru d. Bromtimol biru

b. Metil jingga e. Fenolftalien

c. Metil merah

9. Indikator yang dapat mengukur pH dari 0 - 14 adalah…

a. Lakmus merah d. Bromtimol biru

b. Lakmus biru e. Universal

c. Fenolftalein

10. Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan NaOH, kertas itu akan berubah

warna menjadi…

a. Biru d. Cokelat

b. Kuning e. Hijau

c. Merah

11. Rasa asam cuka berasal dari asam yang dikandungnnya yaitu …

a. Asam askorbat d. Asam sulfida

Page 192: hhhh

b. Asam klorida e. Asam sianida

c. Asam asetat

12. Contoh basa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah

a. Asam cuka d. Asam format

b. Asam sitrat e. Asam sianida

c. Amonium

13. Asam konjugasi dari HSO4- adalah……..

a. H2SO4 d. OH-

b. SO4- e. H3O

+

c. H2O

14. Perhatikan data berikut:

Larutan Perubahan warna

Lakmus merah Lakmus biru

1 Merah Biru

2. Biru Biru

3 Biru Biru

4 Merah Merah

5 Merah Merah

Larutan yang mengandung OH- adalah

a. 1 dan 2 d. 2 dan 4

b. 1 dan 5 e. 3 dan 4

c. 2 dan 3

15. Berikut ini hasil percobaan daya hantar listrik dari beberapa larutan.

Zat Lampu Pengamatan lain

1 Nyala terang Banyak gelembung

2 Nyala redup Banyak gelembung

3 Nyala redup Banyak gelembung

4 Tidak nyala Sedikit gelembung

5 Tidak Nyala Tidak ada gelembung

Dari data diatas, larutan yang kemungkinan termasuk asam kuat adalah……

Page 193: hhhh

a. 1 d. 4

b. 2 e. 5

c. 3

16. Jika 20 ml asam fosfat H3PO4 0,1 M dititrasi dengan larutan NaOH 0,2 M hingga tepat

berubah menjadi HPO42-, volume basa yang diperlukan adalah …

a. 10 mL d. 30 mL

b. 20 mL e. 50 mL

c. 25 mL

17. Asam kuat dan basa lemah dicampur menghasilkan garam. Ada sisa asam sebesar 10-2

molar.maka pH dari campuran tersebut adalah…

a. 2 d. 5

b. 3 e. 6

c. 4

18. Besar pH larutan 100 ml HCl 1x10-9 M adalah

a. 1 d. 7

b. 3 e. 9

c. 5

19. Derajat ionisasi larutan HCOOH 0,2 M adalah…..(Ka= 1,8.10-4)

a. 0,01 d. 0,04

b. 0,03 e. 0,05

c. 0,02

20. Sebanyak 8 gram NaOH dilarutkan dalam 20 liter air, maka larutan mempunyai pH..

(Mr NaOH= 40)

a. 2 d. 10

b. 4 e. 12

c. 6

21. Apabila kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan H2SO4, maka kertas lakmus itu

akan berubah warna menjadi….

a. Kuning d. Biru

b. Merah e. Orange

c. Hijau

Page 194: hhhh

22. Sebuah larutan asam lemah yang memiliki konstanta keasaman 2.10-3 dan molaritas

sebesar 0,05 molar, maka pOH dari asam tersebut adalah….

a. 8 d. 12

b. 10 e. 14

c. 11

23. Kedalam larutan asam lemah HA 0,1 M dicelupkan kertas indicator universal. Ternyata,

warnanya sama dengan indikator universal yang dicelupkan dalam larutan H2SO4 0,01 M.

Tetapan ionisasi asam lemah tersebut adalah…

a. 1 X 10-3 d. 4 X 10-2

b. 2 X 10-3 e. 4 X 10-1

c. 3 X 10-3

24. Larutan NaOH 0,1 M mempunyai pH sebesar….

a. 1 d. 12

b. 2 e. 13

c. 10

25. Sebuah larutan asam sempurna yang memiliki konsentrasi 10-2 molar. Maka pOH dari

larutan tersebut adalah……

a. 8 d. 12

b. 10 e. 14

c. 11

Page 195: hhhh

SOAL PRE- TEST

Mata Pelajaran : Kimia

Pokok Bahasa : Asam Basa

Waktu : 30 Menit

Petunjuk megerjakan soal :1. Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yang telah

di sediakan 2. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soal pahami

dulu maknanya sebelum di jawab3. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah4. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, d atau e

yang anda anggap benar5. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban yang salah

dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benar Contoh : Pilihan semula : a b c d e Di betulkan : a b c d e

6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru

1. Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan NaOH, kertas itu akan berubah

warna menjadi…

a. Biru d. Cokelat

b. Kuning e. Hijau

c. Merah

2. Rasa asam cuka berasal dari asam yang dikandungnnya yaitu …

a. Asam askorbat d. Asam sulfida

b. Asam klorida e. Asam sianida

c. Asam asetat

3. Contoh basa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah

a. Asam cuka d. Asam format

b. Asam sitrat e. Asam sianida

c. Amonium

4. Apabila kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan H2SO4, maka kertas lakmus itu

akan berubah warna menjadi…

a. Kuning d. Biru

b. Merah e. Orange

Page 196: hhhh

c. Hijau

5. Sebuah larutan asam sempurna yang memiliki konsentrasi 10-2 molar. Maka pOH dari

larutan tersebut adalah……

a. 8 d. 12

b. 10 e. 14

c. 11

6. Derajat ionisasi larutan HCOOH 0,2 M adalah…..(Ka= 1,8.10-4)

a. 0,01 d. 0,04

b. 0,03 e. 0,05

c. 0,02

7. Sebanyak 8 gram NaOH dilarutkan dalam 20 liter air, maka larutan mempunyai pH..

(Mr NaOH= 40)

a. 2 d. 10

b. 4 e. 12

c. 6

8. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang…

a. Molekulnya mengandung atom hydrogen d. Dapat bereaksi dengan ion H+

b. Dapat melepas ion H+ dalam air e. Dapat menghasilkan ion OH-

c. Dapat mengikat ion H+ dalam air

9. Menurut Arrhenius, basa adalah zat yang…

a. Molekulnya mengandung atom hydrogen d. Dapat bereaksi dengan ion H+

b. Dapat melepas ion H+ dalam air e. Dapat menghasilkan ion OH-

c. Dapat melepas ion OH- dalam air

10. Menurut Bronsted Lowry, basa adalah…

a. Zat yang akan mendonorkan proton (dinotasikan dengan H+) pada basa

b. Zat yang akan menerima atau akseptor proton (H+) dari asam

c. Zat yang bersifat netral

d. Zat yang akan mendonorkan proton (dinotasikan dengan OH-) pada basa

e. Zat yang akan menerima atau akseptor proton (OH-) dari asam

11. Dibawah ini senyawa yang merupakan asam menurut Arrhenius adalah…

a. Ca(OH)2 d. KOH

Page 197: hhhh

b. NH4OH e. NaOH

c. H3ClO4

12. Indikator yang dapat mengukur pH dari 0 - 14 adalah…

a. Lakmus merah d. Bromtimol biru

b. Lakmus biru e. Universal

c. Fenolftalein

13. Sebuah larutan asam lemah yang memiliki konstanta keasaman 2.10-3 dan molaritas

sebesar 0,05 molar, maka pOH dari asam tersebut adalah….

a. 8 d. 12

b. 10 e. 14

c. 11

14. Jika 20 ml asam fosfat H3PO4 0,1 M dititrasi dengan larutan NaOH 0,2 M hingga tepat

berubah menjadi HPO42-, volume basa yang diperlukan adalah …

a. 10 mL d. 30 mL

b. 20 mL e. 50 mL

c. 25 mL

15. Asam kuat dan basa lemah dicampur menghasilkan garam. Ada sisa asam sebesar 10-2

molar.maka pH dari campuran tersebut adalah…

a. 2 d. 5

b. 3 e. 6

c. 4

16. Larutan NaOH 0,1 M mempunyai pH sebesar….

a. 1 d. 12

b. 2 e. 13

c. 10

17. Kedalam larutan asam lemah HA 0,1 M dicelupkan kertas indicator universal. Ternyata,

warnanya sama dengan indikator universal yang dicelupkan dalam larutan H2SO4 0,01 M.

Tetapan ionisasi asam lemah tersebut adalah…

a. 1 X 10-3 d. 4 X 10-2

b. 2 X 10-3 e. 4 X 10-1

c. 3 X 10-3

Page 198: hhhh

18. Perhatikan data berikut:

Larutan Perubahan warna

Lakmus merah Lakmus biru

1 Merah Biru

2. Biru Biru

3 Biru Biru

4 Merah Merah

5 Merah Merah

Larutan yang mengandung OH- adalah

a. 1 dan 2 d. 2 dan 4

b. 1 dan 5 e. 3 dan 4

c. 2 dan 3

19. Asam konjugasi dari HSO4- adalah……..

a. H2SO4 d. OH-

b. SO4- e. H3O

+

c. H2O

20. Berikut ini hasil percobaan daya hantar listrik dari beberapa larutan.

Zat Lampu Pengamatan lain

1 Nyala terang Banyak gelembung

2 Nyala redup Banyak gelembung

3 Nyala redup Banyak gelembung

4 Tidak nyala Sedikit gelembung

5 Tidak Nyala Tidak ada gelembung

Dari data diatas, larutan yang kemungkinan termasuk asam kuat adalah……

a. 1 d. 4

b. 2 e. 5

c. 3

Page 199: hhhh

21. Besar pH larutan 100 ml HCl 1 x 10-9 M adalah…………..

a. 1 d. 7

b. 3 e. 9

c. 5

22. Indikator yang sering digunakan dalam titrasi asam kuat dan basa kuat, karena lebih

tajam warnanya adalah…….

a. Metil merah d. Lakmus merah

b. Bromtimol biru e. Metil jingga

c. Fenolftalien

23. Dibawah ini indikator yang dapat digunakan untuk mengindentifikasi larutan asam adalah

a. Lakmus biru d. Bromtimol biru

b. Metal jingga e. Fenolftalien

c. Metal merah

24. Zat berikut yang tergolong basa adalah…

a. CH3COOH d. H2SO4

b. HCOOH e. H3PO4

c. Ca(OH)2

25. Apa kelemahan asam basa menurut Arrhenius…

a. Asam basa hanya pada pelarut air

b. Asam basa tidak haya pada pelarut air

c. Asam basa hanya pada pelarut non polar

d. Asam basa hanya pada semi polar

e. Asam basa hanya pada non polar dan semi polar

Page 200: hhhh

1 2 3 4 51 Ahmad Anas 4 3 4 4 3 182 Abdul Latif 3 4 4 3 4 183 Bambang. S.P 4 5 4 4 4 214 Cahya. W 4 4 3 4 5 205 Guntur.P 4 4 5 4 4 216 Khafidatu 5 4 3 4 5 217 Kurniawati 3 3 4 4 4 188 Muchtar 3 3 4 3 4 179 Muayanah 5 5 4 5 5 24

35 35 35 35 38 17845 45 45 45 45 225

3,88889 3,88889 3,88889 3,88889 4,22222 19,7777777877,7778 77,7778 77,7778 77,7778 84,4444 79,11111111

1 2 3 4 51 Ahmad Anas 3 4 3 4 4 182 Abdul Latif 3 4 4 3 3 173 Bambang. S.P 5 4 5 4 4 224 Cahya. W 4 4 3 5 4 205 Guntur.P 4 4 5 4 4 216 Khafidatu 5 4 4 4 5 227 Kurniawati 4 3 4 5 4 208 Muchtar 3 4 4 3 4 189 Muayanah 4 5 4 4 5 22

35 36 36 36 37 18045 45 45 45 45 225

3,88889 4 4 4 4,11111 2077,7778 80 80 80 82,2222 80

1 2 3 4 51 Ahmad Anas 4 3 3 4 3 172 Abdul Latif 3 4 3 3 3 163 Bambang. S.P 4 5 4 4 4 214 Cahya. W 3 4 4 4 5 205 Guntur.P 4 4 5 4 4 216 Khafidatu 3 4 3 4 5 197 Kurniawati 3 4 4 4 4 198 Muchtar 3 3 4 3 4 179 Muayanah 4 4 4 5 5 22

31 35 34 35 37 17245 45 45 45 45 225

3,44444 3,88889 3,77778 3,88889 4,11111 19,1111111168,8889 77,7778 75,5556 77,7778 82,2222 76,44444444

No NamaAspek pengamatan siswa

Jumlah

Aspek pengamatan siswa

JumlahSkor maksimalSkor rata-rata

ProsentaseHASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS KECIL PERTEMUAN KE-5

JumlahSkor maksimalSkor rata-rata

Prosentase

HASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWAKELAS KECIL PERTEMUAN KE-4

HASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS KECIL PERTEMUAN KE-1

HASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS KECIL PERTEMUAN KE-2

No NamaAspek pengamatan siswa

Jumlah

Aspek pengamatan siswaNo Nama Jumlah

JumlahSkor maksimalSkor rata-rata

Prosentase

Page 201: hhhh

1 2 3 4 51 Ahmad Anas 4 3 4 4 4 192 Abdul Latif 4 4 3 4 3 183 Bambang. S.P 4 5 5 4 5 234 Cahya. W 4 4 4 4 5 215 Guntur.P 4 4 5 5 5 236 Khafidatu 4 4 4 4 5 217 Kurniawati 4 4 4 5 4 218 Muchtar 4 3 3 3 4 179 Muayanah 4 5 5 5 5 24

36 36 37 38 40 18745 45 45 45 45 2254 4 4,11111 4,22222 4,44444 20,77777778

80 80 82,2222 84,4444 88,8889 83,11111111

1 2 3 4 51 Ahmad Anas 3 4 3 3 3 162 Abdul Latif 3 4 3 3 4 173 Bambang. S.P 3 4 4 4 3 184 Cahya. W 3 4 4 3 5 195 Guntur.P 4 5 5 4 4 226 Khafidatu 4 4 3 4 5 207 Kurniawati 3 3 4 3 4 178 Muchtar 3 3 3 3 4 169 Muayanah 5 4 4 5 4 22

31 35 33 32 36 16745 45 45 45 45 225

3,44444 3,88889 3,66667 3,55556 4 18,5555555668,8889 77,7778 73,3333 71,1111 80 74,22222222

1 2 4 5 61 Ahmad Anas 18 18 17 19 16 88 70,4 C2 Abdul Latif 18 17 16 18 17 86 68,8 C3 Bambang. S.P 21 22 21 23 18 105 84 B4 Cahya. W 20 20 20 21 19 100 80 B5 Guntur.P 21 21 21 23 22 108 86,4 A6 Khafidatu 21 22 19 21 20 103 82,4 B7 Kurniawati 18 20 19 21 17 95 76 B8 Muchtar 17 18 17 17 16 85 68 C9 Muayanah 24 22 22 24 22 114 91,2 A

178 180 172 187 167 884 707,2225 225 225 225 225 1125

19,7778 20 19,1111 20,7778 18,5556 98,2222222279,1111 80 76,4444 83,1111 74,2222 78,57777778

Nilai Huruf

JumlahSkor maksimalSkor rata-rata

JumlahSkor maksimalSkor rata-rata

Prosentase

Nilai

Prosentase

REKAPITULASI HASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS KECIL

No NamaPertemuan ke-

Jumlah

Skor rata-rataProsentase

HASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS KECIL PERTEMUAN KE-6

No NamaAspek pengamatan siswa

Jumlah

Skor maksimal

No Nama Jumlah

Jumlah

Page 202: hhhh

1 Ahmad Anas 18 60 70 60 60 60 62 62 T2 Abdul Latif 16 75 80 75 70 70 50 70 Y3 Bambang. S.P 40 70 80 75 70 75 72 73,667 Y4 Cahya. W 42 85 85 75 70 70 70 75,833 Y5 Guntur.P 28 80 80 85 75 75 72 77,833 Y6 Khafidatu 34 90 75 70 70 70 70 74,167 Y7 Kurniawati 26 65 70 80 65 70 70 70 Y8 Muchtar 24 70 75 75 75 75 50 70 Y9 Muayanah 46 75 90 80 80 75 76 79,333 Y

Tes F5

Post-test

jumlah (Y= Tuntas, T= Tidak)

Rekap Nilai Kognitif kelas XI.IPAMateri Pokok Asam-Basa

Kelas Kecil

No Nama Pre-test

Tes F1

Tes F2

Tes F3

Tes F4

Page 203: hhhh

748088868884767694

0

20

40

60

80

100

1 2

PSIKOMOTORIK KELAS KECIL

Page 204: hhhh

3 4 5 6 7 8 9

PSIKOMOTORIK KELAS KECIL

Page 205: hhhh

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA NU 01 AL- HIDAYAH KENDAL

Mata Pelajaran : Kimia

Bahan Kajian : Asam dan Basa

Kelas/ Semester : XI.IPA/ II (Genap)

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

Pertemuan : 1 (Pertama)

I. Standar Kompetensi

Memahami sifat-sifat larutan asam dan basa, metode pengukuran dan terapannya.

II. Kompetensi Dasar

Memahami teori-teori asam dan basa dengan menentukan sifat larutan dan

menghitung pH larutan.

III. Indikator

Menjelaskan konsep asam dan basa menurut Arrhenius, Bronsted Lowry dan

Lewis.

IV. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menjelaskan konsep asam dan basa menurut Arrhenius, Bronsted

Lowry dan Lewis.

V. Analisis Materi Pelajaran

Teori-teori asam dan basa

VI. Model /Pendekatan/ Metode Pembelajaran

Didalam kelas :

Metode : Diskusi, Diskusi Information

Page 206: hhhh

VII. Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah Pembelajaran

No KegiatanAlokasi

waktuKeterangan

1 Kegiatan awal

- Mempersiapkan kondisi fisik dan psikis siswa

Sudah siapkah siswa belajar kimia tentang

teori-teori asam dan basa siang hari ini?

- Memberi motivasi

Apa manfaatnya belajar kimia tentang teori-

teori asam dan basa?

- Memberi acuan

Menginformasikan indikator pembelajaran

teori-teori asam dan basa.

- Apersepsi

Pernahkah kalian mengetahui teori-teori asam

dan basa dalam kehidupan sehari-hari?

- Prasyarat

Apa yang dimaksud dengan asam dan basa

menurut Arrhenius, Bronsted Lowry dan

Lewis ?

10

menit

2 Kegiatan Inti

Eksplorasi

- Siswa mendengarkan gambaran tentang teori-

teori asam dan basa

Elaborasi

- Siswa dibagi 5 kelompok untuk mendiskusikan

materi asam basa tiap kelompok diberi sub bab

kelompok 1 tentang teori-teori asam dan basa,

kelompok 2 tentang identifikasi asam dan basa,

kelompok 3 tentang kekuatan asam dan basa ,

kelompok 4 tentang derajat keasaman (pH)

kelompok 5 tentang reaksi asam dan basa

65

menit

Page 207: hhhh

- Kelompok satu memaparkan teori-teori asam

basa..

- Kelompok yang lain bertugas untuk bertanya,

mencatat dan menilai begitu seterunya.

Konfirmasi

- Siswa menyimpulkan hasil diskusi

3 Kegiatan akhir

1. Evaluasi/ Tanya jawab

2. Penenangan/Pendinginan

Penugasan terstruktur

Menjelaskan teori-teori asam dan basa

menurut Arrhenius, Bronsted Lowry dan

Lewis

KMTT:

Tidak ada KMTT

15

menit

VIII. Penilaian Hasil Belajar

Kongnitif : Tes formatif 1

Afektif : Lembar Observasi

Page 208: hhhh

IX. Sumber Belajar

Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing

Vani Sugiyono dkk, Jurus Sakti Menaklukkan Kimia SMA 1,2,dan 3, Surabya: Linguakata,2010

Das Salirawati dkk, Belajar Kimia secara Menarik untuk SMA/MA kelas XI,Jakarta: Grasindo, 2007

Michael Purba, Kimia untuk SMA kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2007

Forum Tentor, Rumus Hafalan Luar Kepala Kimia SMA, Yogyakarta: Pustaka Widyatama,2009

Mengetahui, Kendal, 19 Januari 2011

Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan

Adhi Kurniawan, S.Pd RainahNIP. - NIM. 073711007

Kepala SekolahSMA NU 01 Al- Hidayah Kendal

Dra. Hj. Muzayanah, M.PdNIP. -

Page 209: hhhh

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA NU 01 AL- HIDAYAH KENDAL

Mata Pelajaran : Kimia

Bahan Kajian : Asam dan Basa

Kelas/ Semester : XI.IPA/ II (Genap)

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

Pertemuan : 2 (Kedua)

I. Standar Kompetensi

Memahami sifat-sifat larutan asam dan basa, metode pengukuran dan terapannya.

II. Kompetensi Dasar

Memahami teori-teori asam dan basa dengan menentukan sifat larutan dan

menghitung pH larutan.

III. Indikator

Mengidentifikasi larutan asam dan basa dengan indikator

IV. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat mengidentifikasi larutan asam dan basa dengan indikator.

V. Analisis Materi Pelajaran

Identifikasi Asam dan Basa

VI. Model /Pendekatan/ Metode Pembelajaran: Praktikum

Diluar kelas (Laboratorium) percobaan larutan asam dan basa

Page 210: hhhh

VII. Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah Pembelajaran

No KegiatanAlokasi

waktuKeterangan

1 Kegiatan awal

- Mempersiapkan kondisi fisik dan psikis siswa

Sudah siapkah siswa belajar kimia tentang

asam dan basa siang hari ini?

- Memberi motivasi

Apa manfaatnya praktikum mengidentifikasi

larutan asam dan basa?

- Memberi acuan

Menginformasikan indikator pembelajaran

larutan asam dan basa.

- Apersepsi

Apa tujuan praktikum asam dan basa?

Apa saja alat dan bahan kegiatan praktikum?

Apakah semua sudah disiapkan?

Bagaimana cara kerja praktikum?

Data apa saja yang akan didapatkan dari

kegiatan praktikum?

- Prasyarat

Siswa sudah mempersiapkan kegiatan

praktikum (preparasi)

Siswa sudah mempersiapkan sampel yang

akan diteliti

10

menit

2 Kegiatan Inti

Eksplorasi

- Guru memerintahkan setiap kelompok

melakukan kegiatan praktikum berdasarkan

kelompok yang dibagi minggu sebelumnya.

Elaborasi

- Siswa melakukan kegiatan praktikum dengan

65

menit

Page 211: hhhh

baik dan benar.

Konfirmasi

- Guru memberi penjelasan jika ada kesalahan

prosedur.

3 Kegiatan akhir

- Siswa membuat laporan sementara

KMTT

-Tidak ada KMTT

15

menit

VIII. Penilaian Hasil Belajar

Psikomotorik

ASPEK PENILAIAN PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK

No Aspek Penilaian Skor Kriteria Penskoran1 Menyiapkan alat dan bahan 1 Tidak menyiapkan alat dan bahan

2 Melihat saja tetapi tidak dapat menyiapkan

3 Menyiapkan alat dan bahan dengan bantuan

guru

4 Menyiapkan alat dan bahan sendiri, tanpa

bantuan siapapun

5 Menyiapkan alat dan bahan bersama teman

satu kelompok.

2 Melakukan percobaan 1 Tidak melakukan percobaan

2 Melihat saja tetapi tidak dapat melakukan

percobaan.

3 Melakukan percobaan dengan bantuan guru

4 Melakukan percoabaan, tanpa bantuan

siapapun

5 Melakukan percobaan bersama teman satu

kelompok

3 Kerjasama dan kekompakan 1 Membuat suasana praktikum menjadi gaduh

2 Tidak membuat suasana praktikum menjadi

gaduh tetapi tidak ikut serta dalam diskusi.

3 Melakukan praktikum dengan baik

Page 212: hhhh

4 Melakukan praktikum dengan baik dan ikut

serta dalam memecahkan masalah

5 Melakukan praktikum dengan baik dan ikut

serta dalam memecahkan masalah dan ikut

berdiskusi dalam pembuatan laporan

kelompok

4 Merapikan alat dan bahan 1 Tidak merapikan alat dan bahan

2 Melihat saja tetapi tidak merapikan alat dan

bahan

3 Merapikan alat dan bahan dengan bantuan

guru

4 Merapikan alat dan bahan sendiri, tanpa

bantuan siapapun.

5 Merapikan alat dan bahan bersama teman

satu kelompok.

5 Mengkomunikasikan data percobaan

1 Tidak megkomunikasikan data percobaan

2 Melihat saja tetapi tidak mengkomuni-

kasikan data percobaan

3 Mengkomunikasikan data percobaan

kebeberapa teman saja

4 Mengkomunikasikan data percobaan

keteman satu kelompok

5 Mengkomunikasikan data percobaan

keteman dan guru dalam bentuk laporan

sementara hasil percobaan.

Kriteria Penilaian

Rata-rata dari masing-masing observer kemudian dikonformasikan kenilai berskala 0-100, dengan rumus:

NP = × 100

Keterangan :

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan

Page 213: hhhh

R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan

100 = bilangan tetap

Rata-rata skor ≤ 54 % = kurang sekali

55-59 % = kurang

60-75 % = cukup

76-85 % = baik

86- 100 % = sangat baik

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK (PRAKTIKUM)

Kelompok Nama Siswa Aspek yang dinilai Rata-rata Kriteria1 2 3 4 5

I

II

III

IV

V

Semarang, Januari 2011

Observer

Page 214: hhhh

IX. Sumber Belajar :

Vani Sugiyono dkk, Jurus Sakti Menaklukkan Kimia SMA 1,2,dan 3, Surabya: Linguakata,2010

Das Salirawati dkk, Belajar Kimia secara Menarik untuk SMA/MA kelas XI,Jakarta: Grasindo, 2007

Michael Purba, Kimia untuk SMA kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2007

Forum Tentor, Rumus Hafalan Luar Kepala Kimia SMA, Yogyakarta: Pustaka Widyatama,2009

Mengetahui, Kendal, 19 Januari 2011

Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan

Adhi Kurniawan, S.Pd RainahNIP. - NIM. 073711007

Kepala SekolahSMA NU 01 Al- Hidayah Kendal

Dra. Hj. Muzayanah, M.PdNIP. -

Page 215: hhhh

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA NU 01 AL- HIDAYAH KENDAL

Mata Pelajaran : Kimia

Bahan Kajian : Asam dan Basa

Kelas/ Semester : XI.IPA/ II (Genap)

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

Pertemuan : 3 (Ketiga)

I. Standar Kompetensi

Memahami sifat-sifat larutan asam dan basa, metode pengukuran dan terapannya.

II. Kompetensi Dasar

Memahami teori-teori asam dan basa dengan menentukan sifat larutan dan

menghitung pH larutan.

III. Indikator

Mengenali larutan asam dan basa

IV. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat mengenali larutan asam dan basa

V. Analisis Materi Pelajaran

Identifikasi asam dan basa

VI. Model /Pendekatan/ Metode Pembelajaran

Didalam kelas :

Metode : Diskusi, Diskusi Information

Page 216: hhhh

VII. Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah Pembelajaran

No KegiatanAlokasi

waktuKeterangan

1 Kegiatan awal

- Mempersiapkan kondisi fisik dan psikis siswa

Sudah siapkah siswa belajar kimia tentang

identifikasi asam dan basa siang hari ini?

- Memberi motivasi

Apa manfaatnya belajar kimia tentang

identifikasi asam dan basa?

- Memberi acuan

Menginformasikan indikator pembelajaran

identifikasi asam dan basa.

- Apersepsi

Pernakah kalian mengetahui identifikasi asam

dan basa dalam kehidupan sehari-hari?

- Prasyarat

Bagaimana mengidentifikasi larutan asam dan basa

10

menit

2 Kegiatan Inti

Eksplorasi

- Siswa mendengarkan gambaran tetang identifikasi

asam dan basa.

Elaborasi

- Siswa dibagi 5 kelompok untuk mendiskusikan

materi asam basa tiap kelompok diberi sub bab

kelompok 1 tentang teori-teori asam dan basa,

kelompok 2 tentang identifikasi asam dan basa,

kelompok 3 tentang kekuatan asam dan basa ,

kelompok 4 tentang derajat keasaman (pH)

kelompok 5 tentang reaksi asam dan basa

- Kelompok dua memaparkan identifikasi asam

basa.

65

menit

Page 217: hhhh

- Kelompok yang lain bertugas untuk bertanya,

mencatat dan menilai begitu seterusnya.

Konfirmasi

- Siswa menyimpulkan hasil diskusi.

3 Kegiatan akhir

1. Evaluasi/ Tanya jawab

2. Penenangan/Pendinginan

KMTT:

- Tidak ada KMTT

15

menit

VIII. Penilaian Hasil Belajar

Kognitif : Tes Formatif 2

Afektif

KRITERIA PENILAIAN AFEKTIF PESERTA DIDIK

No Aspek Penilaian Skor Kriteria Penskoran1 Membaca 1 Tidak membaca sama sekali

2 Membaca modul saja

3 Membaca modul, LKS yang dimiliki siswa

4 Membaca modul, LKS dan 1 jenis buku

kimia

5 Membaca modul, LKS dan 1 jenis buku

kimia, dan sumber lainnya yang relevan

dengan materi.

2 Memperhatikan 1 Membuat keramaian pada saat kegiatan

pembelajaran.

2 Tidak membuat keramaian pada saat

kegiatan pembelajaran tetapi melakukan

kegiatan yang tidak ada hubungannya

dengan kegiatan pembelajaran.

3 Mendengarkan penjelasan guru tetapi

melakukan kegiatan yang tidak ada

hubungannya dengan kegiatan

4 Mendengarkan penjelasan guru dengan

Page 218: hhhh

serius

5 Mendengarkan penjelasan guru dengan

serius , berani bertanya serta menjawab

pertanyaan guru.

3 Tanggung jawab 1 Membuat suasana menjadi gaduh dan tidak

mengerjakan tugas

2 Tidak membuat suasana menjadi gaduh dan

tidak mengerjakan tugas

3 Mengerjakan tugas.

4 Aktif dalam bertanya kepada teman tentang

hal-hal yang kurang dipahami.

5 Aktif dalam bertanya, mencari jawaban dan

memecahkan masalah

4 Kerjasama dalam kelompok 1 Tidak ada yang melaksanakan tugas.

2 Melaksanakan tugas sendiri

3 Berdiskusi dengan satu teman dalam

kelompok.

4 Berdiskusi kurang kompak, hanya beberapa

orang saja

5 Berdiskusi dengan kompak dengan saling

membantu teman satu kelompok

5 Kedisiplinan 1 Tidak mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan baik.

2 Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

tertib tetapi tidak mengumpulkan tugas

3 Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

tertib.

4 Mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan.

5 Melaksanakan tugas dengan baik, tepat

waktu dan tertib.

Page 219: hhhh

Kriteria Penilaian

Rata-rata dari masing-masing observer kemudian dikonformasikan kenilai berskala 0-100, dengan rumus:

NP = × 100

Keterangan :

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan

100 = bilangan tetap

Rata-rata skor ≤ 54 % = kurang sekali (TL)

55-59 % = kurang (D)

60-75 % = cukup (C)

76-85 % = baik (B)

86- 100 % = sangat baik (A)

LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF PESERTA DIIDIK MATERI POKOK ASAM BASA

Kelompok Nama Siswa Aspek yang dinilai Rata-rata Kriteria1 2 3 4 5

I

II

III

IV

Page 220: hhhh

V

Semarang, Januari 2011

Observer

IX. Sumber Belajar

Vani Sugiyono dkk, Jurus Sakti Menaklukkan Kimia SMA 1,2,dan 3, Surabya: Linguakata,2010

Das Salirawati dkk, Belajar Kimia secara Menarik untuk SMA/MA kelas XI,Jakarta: Grasindo, 2007

Michael Purba, Kimia untuk SMA kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2007

Forum Tentor, Rumus Hafalan Luar Kepala Kimia SMA, Yogyakarta: Pustaka Widyatama,2009

Mengetahui, Kendal, 19 Januari 2011

Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan

Adhi Kurniawan, S.Pd RainahNIP. - NIM. 073711007

Kepala SekolahSMA NU 01 Al- Hidayah Kendal

Dra. Hj. Muzayanah, M.PdNIP. -

Page 221: hhhh

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA NU 01 AL- HIDAYAH KENDAL

Mata Pelajaran : Kimia

Bahan Kajian : Asam dan Basa

Kelas/ Semester : XI.IPA/ II (Genap)

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

Pertemuan : 6 (Keenam)

I. Standar Kompetensi

Memahami sifat-sifat larutan asam dan basa, metode pengukuran dan terapannya.

II. Kompetensi Dasar

Memahami teori-teori asam dan basa dengan menentukan sifat larutan dan

menghitung pH larutan.

III. Indikator

Menentukan reaksi asam dan basa

Menghitung stoikiometri larutan melalui titrasi asam basa

IV. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menentukan reaksi asam dan basa.

Siswa dapat menghitung stoikiometri larutan melalui titrasi asam dan basa.

V. Analisis Materi Pelajaran

Reaksi asam dan basa

VI. Model /Pendekatan/ Metode Pembelajaran

Didalam kelas :

Metode : Diskusi, Diskusi Informasi

Page 222: hhhh

VII. Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Alokasi

waktu

Keterangan

1 Kegiatan awal

- Mempersiapkan kondisi fisik dan psikis siswa

Sudah siapkah siswa belajar kimia tentang

reaksi asam dan basa siang hari ini?

- Memberi motivasi

Apa manfaatnya belajar kimia tentang reaksi

asam dan basa?

- Memberi acuan

Menginformasikan indikator pembelajaran

reaksi asam dan basa.

- Apersepsi

Pernahkah kalian mengetahui reaksi asam dan

basa ?

- Prasyarat

Apa konsep reaksi asam dan basa.

10

menit

2 Kegiatan Inti

Eksplorasi

- Siswa mendengarkan gambaran tetang reaksi

asam dan basa.

Elaborasi

- Siswa dibagi 5 kelompok untuk mendiskusikan

materi asam basa tiap kelompok diberi sub bab

kelompok 1 tentang teori-teori asam dan basa,

kelompok 2 tentang identifikasi asam dan basa,

kelompok 3 tentang kekuatan asam dan basa ,

kelompok 4 tentang derajat keasaman (pH)

kelompok 5 tentang reaksi asam dan basa

(Elaborasi)

- Kelompok kelima mempresentasikan reaksi asam

65

menit

Page 223: hhhh

dan basa.

- Kelompok yang lain bertugas untuk bertanya,

mencatat dan menilai begitu selanjutnya.

Konfirmasi

- Siswa menyimpulkan hasil diskusinya

3 Kegiatan akhir

1. Evaluasi/ Tanya jawab

2. Penenangan/Pendinginan

Penugasan terstruktur

Menjelaskan konsep reaksi asam dan basa.

KMTT:

- Tidak ada KMTT

15

menit

VIII. Penilaian Hasil Belajar

Kongnitif :

Tes Formatif 5

Post - test

Afektif : Lembar Observasi

Page 224: hhhh

ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP MODUL KIMIA

BERBASIS INKUIRI TERBIMBING

NAMA :

KELAS / NO. ABSEN :

Petunjuk pengisian

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya

2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar saudara

3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sebelum anda

mengisi

4. pilih satu kreteria yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat dengan cara memberi

(√) “cek” pada salah satu kreteria sekor

5. tanyakanlah jika ada kesulitan

Keterangan :

STS : sangat tidak setuju

TS : tidak setuju

N : netral

S : setuju

ST : sangat tidak setuju

No Pertanyaan STS TS N S ST

1.Saya sangat menyukai modul kimia berbasis

inkuiri terbimbing yang diterapkan

menyenangkan.

2.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang

digunakan membosankan.

3Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang

diterapkan kurang menarik.

Page 225: hhhh

4.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang

digunakan dapat membantu dalam memahami

materi.

5.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang

digunakan sulit dipahami.

6.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang

diterapkan sesuai dengan materi.

7.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang

digunakan efektif dalam menjelaskan materi

dalam proses pembelajaran

8.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing tidak

disertai contoh dan penjelasan.

9.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

disertai contoh dan penjelasannya.

10.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang

digunakan tidak efektif dalam menjelaskan

materi dalam proses pembelajaran

11.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang

digunakan berpengaruh besar pada hasil belajar

saya.

12.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang

digunakan tidak berpengaruh pada hasil belajar

saya.

13.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang

digunakan menarik

14.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang

digunakan tidak menarik .

15.Saya sangat senang belajar kimia dengan

menggunakan modul kimia berbasis inkuiri

terbimbing.

16.Saya tidak suka belajar kimia dengan

menggunakan modul kimia berbasis inkuiri

terbimbing

Page 226: hhhh

17.Saya kurang suka belajar kimia dengan modul

kimia berbasis inkuiri terbimbing.

18. Saya senang belajar kimia dengan

menggunakan modul kimia berbasis inkuiri

terbimbing.

19.Saya semakin giat belajar kimia dengan

menggunakan modul kimia berbasis inkuiri

terbimbing.

20.Saya semakin malas belajar kimia dengan

menggunakan modul kimia berbasis inkuiri

terbimbing

Page 227: hhhh

ANGKET KETERBACAAN MODUL KIMIA

BERBASIS INKUIRI TERBIMBING

Nama :

Kelas :

No. Absen :

Petunjuk:

1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya sesuai dengan apa yang Anda

ketahui!

2. Pilihlah jawaban Anda dengan memberikan tanda silang (X)!

Pertanyaan

1. Apakah tulisan dimodul kimia berbasis inkuiri terbimbing dapat dibaca dengan

jelas?

a. Dapat b. Tidak

2. Apakah modul kimia berbasis inkuiri terbimbing perlu dilengkapi gambar?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah dimodul kimia berbasis inkuiri terbimbing membantu Anda memahami

materi pembelajaran?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah tampilan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing sudah menarik?

a. Sudah b. Belum

5. Apakah bahasa ynag digunakan dalam modul kimia berbasis inkuiri terbimbing

mudah dipahami?

a. Mudah b. Susah

Komentar:…………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 228: hhhh

IX. Sumber Belajar

Vani Sugiyono dkk, Jurus Sakti Menaklukkan Kimia SMA 1,2,dan 3, Surabya: Linguakata,2010

Das Salirawati dkk, Belajar Kimia secara Menarik untuk SMA/MA kelas XI,Jakarta: Grasindo, 2007

Michael Purba, Kimia untuk SMA kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2007

Forum Tentor, Rumus Hafalan Luar Kepala Kimia SMA, Yogyakarta: Pustaka Widyatama,2009

Mengetahui, Kendal, 19 Januari 2011

Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan

Adhi Kurniawan, S.Pd RainahNIP. - NIM. 073711007

Kepala SekolahSMA NU 01 Al- Hidayah Kendal

Dra. Hj. Muzayanah, M.PdNIP. -

Page 229: hhhh

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA NU 01 AL- HIDAYAH KENDAL

Mata Pelajaran : Kimia

Bahan Kajian : Asam dan Basa

Kelas/ Semester : XI.IPA/ II (Genap)

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

Pertemuan : 5 (Kelima)

I. Standar Kompetensi

Memahami sifat-sifat larutan asam dan basa, metode pengukuran dan terapannya.

II. Kompetensi Dasar

Memahami teori-teori asam dan basa dengan menentukan sifat larutan dan

menghitung pH larutan.

III. Indikator

Menghitung pH larutan asam basa

Menghitumg kesetimbangan asam basa

IV. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menghitung pH larutan asam basa

Siswa dapat menghitung kesetimbangan asam basa

V. Analisis Materi Pelajaran

Derajat keasaman pH

VI. Model /Pendekatan/ Metode Pembelajaran

Didalam kelas :

Metode : Diskusi, Diskusi Informasi

Page 230: hhhh

VII. Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah Pembelajaran

No Kegiatan Alokasi

waktu

Keterang

an

1 Kegiatan awal

- Mempersiapkan kondisi fisik dan psikis

siswa

Sudah siapkah siswa belajar kimia

tentang derajat keasaman (pH) siang

hari ini?

- Memberi motivasi

Apa manfaatnya belajar kimia

tentang derajat keasaman (pH)?

- Memberi acuan

Menginformasikan indikator

pembelajaran derajat keasaman

(pH).

- Apersepsi

Pernahkah kalian mengetahui derajat

keasaman (pH)?

- Prasyarat

Bagaimana menghitung derajat

keasaman (pH) .

10 menit

2 Kegiatan Inti

Eksplorasi

- Siswa mendengarkan gambaran tetang

derajat keasaman (pH).

Elaborasi

- Siswa dibagi 5 kelompok untuk

mendiskusikan materi asam basa tiap

kelompok diberi sub bab

kelompok 1 tentang teori-teori asam basa,

kelompok 2 identifikasi asam dan basa,

65 menit

Page 231: hhhh

kelompok 3 tentang kekuatan asam basa ,

kelompok 4 tentang derajat keasaman (pH)

kelompok 5 tentang reaksi asam dan basa

- Kelompok empat mempresentasikan Derajat

keasaman pH

- Kelompok yang lain bertugas untuk

bertanya, mencatat dan menilai begitu

seterusnya.

Konfirmasi

- Siswa menyimpulkan hasil diskusinya

3 Kegiatan akhir

1. Evaluasi/ Tanya jawab

2. Penenangan/Pendinginan

Penugasan terstruktur

Menghitung derajat keasaman pH.

KMTT:

- Tidak ada KMTT

15 menit

VIII. Penilaian Hasil Belajar

Kognitif : Tes Formatif 4

Afektif : Lembar Observasi

Page 232: hhhh

IX. Sumber Belajar

Vani Sugiyono dkk, Jurus Sakti Menaklukkan Kimia SMA 1,2,dan 3, Surabya: Linguakata,2010

Das Salirawati dkk, Belajar Kimia secara Menarik untuk SMA/MA kelas XI,Jakarta: Grasindo, 2007

Michael Purba, Kimia untuk SMA kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2007

Forum Tentor, Rumus Hafalan Luar Kepala Kimia SMA, Yogyakarta: Pustaka Widyatama,2009

Mengetahui, Kendal, 19 Januari 2011

Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan

Adhi Kurniawan, S.Pd RainahNIP. - NIM. 073711007

Kepala SekolahSMA NU 01 Al- Hidayah Kendal

Dra. Hj. Muzayanah, M.PdNIP. -

Page 233: hhhh

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA NU 01 AL- HIDAYAH KENDAL

Mata Pelajaran : Kimia

Bahan Kajian : Asam dan Basa

Kelas/ Semester : XI.IPA/ II (Genap)

Alokasi Waktu : 1 X 45 menit

Pertemuan : 4 (Kelima)

I. Standar Kompetensi

Memahami sifat-sifat larutan asam dan basa, metode pengukuran dan terapannya.

II. Kompetensi Dasar

Memahami teori-teori asam dan basa dengan menentukan sifat larutan dan

menghitung pH larutan.

III. Indikator

Menghitung kekuatan asam dan basa

IV. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menghitung kekuatan asam basa

V. Analisis Materi Pelajaran

Kekuatan asam dan basa

VI. Model /Pendekatan/ Metode Pembelajaran

Didalam kelas :

Metode : Diskusi, Diskusi Information

Page 234: hhhh

VII. Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah Pembelajaran

No KegiatanAlokasi

waktuKeterangan

1 Kegiatan awal

- Mempersiapkan kondisi fisik dan psikis siswa

Sudah siapkah siswa belajar kimia

tentang kekuatan asam basa siang hari

ini?

- Memberi motivasi

Apa manfaatnya belajar kimia tentang

kekuatan asam basa?

- Memberi acuan

Menginformasikan indikator

pembelajaran kekuatan asam dan basa.

- Apersepsi

Pernakah kalian mengetahui kekuatan

asam dan basa?

- Prasyarat

Apakah yang dimaksud dengan

kekuatan asam dan basa ?

10 menit

2 Kegiatan Inti

Eksplorasi

- Siswa mendengarkan gambaran tetang

kekuatan asam dan basa.

Elaborasi

- Siswa dibagi 5 kelompok untuk

mendiskusikan materi asam basa tiap

kelompok diberi sub bab

kelompok 1 tentang teori-teori asam basa,

kelompok 2 identifikasi asam dan basa,

kelompok 3, tentang kekuatan asam basa,

kelompok 4 tentang derajat keasaman (pH)

65 menit

Page 235: hhhh

kelompok 5 tentang reaksi asam dan basa

(Elaborasi)

- Kelompok tiga mempresentasikan kekuatan

asam basa.

- Kelompok yang lain bertugas untuk

bertanya, mencatat dan menilai begitu

seterusnya.

(Konfirmasi)

- Siswa menyimpulkan hasil diskusinya

Kegiatan akhir

1. Evaluasi/ Tanya jawab

2. Penenangan/Pendinginan

Penugasan terstruktur

Menghitung kekuatan asam basa..

KMTT:

Tidak ada KMTT

15 menit

VIII. Penilaian Hasil Belajar

Kongnitif : Tes Formatif 3

Afektif : Lembar Observasi

Page 236: hhhh

IX. Sumber Belajar

Vani Sugiyono dkk, Jurus Sakti Menaklukkan Kimia SMA 1,2,dan 3, Surabya: Linguakata,2010

Das Salirawati dkk, Belajar Kimia secara Menarik untuk SMA/MA kelas XI,Jakarta: Grasindo, 2007

Michael Purba, Kimia untuk SMA kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2007

Forum Tentor, Rumus Hafalan Luar Kepala Kimia SMA, Yogyakarta: Pustaka Widyatama,2009

Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing

Mengetahui, Kendal, 19 Januari 2011

Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan

Adhi Kurniawan, S.Pd RainahNIP. - NIM. 073711007

Kepala SekolahSMA NU 01 Al- Hidayah Kendal

Dra. Hj. Muzayanah, M.PdNIP. -

Page 237: hhhh

SILABUS

Satuan Pendidikan : SMA NU 01 AL-HIDAYAH KENDALKelas/Semester : XI. IPA/II( Genap)Mata Pelajaran : KimiaStandar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya

KompetensiDasar

Materi Pokok/Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu(menit)

Sumber belajar

Memahami teori-teori asam dan basa dengan menentukkan sifat larutan dan menghitung pH larutan.

Teori-teori asamdan basa

Eksplorasi Siswa mendengarkan

gambaran tetang teori-teori asam dan basa

ElaborasiSiswa dibagi 5 kelompok untuk mendiskusikan materi asam basa tiap kelompok diberi sub bab kelompok 1 tentang teori-teoriasam dan basa,kelompok 2 tentang identifikasiasam basa, kelompok 3 tentang kekuatan

Menjelaskan konsep asam basa Arrhenius, Brosted-Lowry dan Lewis

Tes Formatif 1

Lembar observasiAfektif

2 x 45 Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing

Vani Sugiyono dkk, Jurus Sakti Menaklukkan Kimia SMA 1,2,dan 3

Das Salirawati dkk, Belajar Kimia secara Menarik untuk SMA/MA kelas XI,

Page 238: hhhh

KompetensiDasar

Materi Pokok/Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu(menit)

Sumber belajar

asam dan basa,kelompok 4 tentang derajat keasaman (pH)kelompok 5 tentang reaksi asam dan basa

Kelompok satu mempresentasikan teori-teori asam dan basa

Kelompok yang lain bertugas untuk bertanya, mencatat dan menilai secara bergantian..

KonfirmasiSiswa menyimpulkan hasil diskusi.

Identifikasi asam dan basa

Eksplorasi Siswa mendengarkan

tentang identifikasi asam dan basa

ElaborasiSiswa dibagi 5

Mengidentifikasi larutan asam dan larutan basa dengan indikator.

Mengenali larutan

-Tes Formatif 2

-LembarObservasiAfektif-Lembar Observasi Psikomotor

2 x 45 Michael Purba,

Kimia untuk SMA kelas XI,Jakarta: Erlangga

Forum Tentor,

Page 239: hhhh

KompetensiDasar

Materi Pokok/Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu(menit)

Sumber belajar

kelompok untuk mendiskusikan materi asam basa tiap kelompok diberi sub bab kelompok 1 tentang teori-teori asam dan basa,kelompok 2 tentang identifikasi asam basa, kelompok 3 tentang kekuatan asam dan basa,kelompok 4 tentang derajat keasaman (pH)kelompok 5 tentang reaksi asam dan basa

Kelompok dua mempresentasikanidentifikasi asam dan basa

Kelompok yang lain bertugas untuk bertanya, mencatat dan

asam dan basa ik. Rumus Hafalan Luar Kepala Kimia SMA,

Page 240: hhhh

KompetensiDasar

Materi Pokok/Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu(menit)

Sumber belajar

menilai secara bergantian..

KonfirmasiSiswa menyimpulkan hasil diskusi.Kegiatan IntiEksplorasi

- Guru memerintahkan setiap kelompok melakukan kegiatan praktikum berdasarkan kelompok yang dibagi minggu sebelumnya.

Elaborasi- Siswa melakukan

kegiatan praktikum dengan baik dan benar.

KonfirmasiGuru memberi penjelasan jika ada kesalahan prosedur.

Page 241: hhhh

KompetensiDasar

Materi Pokok/Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu(menit)

Sumber belajar

Kekuatan Asam dan Basa

Eksplorasi Siswa mendengarkan

gambaran tetang kekuatan asam dan basa.

ElaborasiSiswa dibagi 5 kelompok untuk mendiskusikan materi asam basa tiap kelompok diberi sub bab yang berbeda kelompok 1 tentang teori-teori asam dan basa,kelompok 2 tentang identifikasi asam dan basa, kelompok 3 tentang kekuatan asam dan basa, kelompok 4 tentang derajat keasaman (pH)kelompok 5 tentang reaksi

Menghitungkekuatan asam dan basa

Tes Formatif 3

Lembar Observasi Afektif

2 x 45

Page 242: hhhh

KompetensiDasar

Materi Pokok/Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu(menit)

Sumber belajar

asam dan basa Kelompok tiga

mempresentasikan kekuatan asam dan basa.

Kelompok yang lain bertugas untuk bertanya, mencatat dan menilai begitu seterusnya.

KonfirmasiSiswa menyimpulkan hasil diskusi

Derajat Keasaman (pH)

Eksplorasi Siswa mendengarkan

gambaran tetang derajat keasaman (pH)

ElaborasiSiswa dibagi 5 kelompok untuk mendiskusikan materi asam basa tiap kelompok diberi sub bab yang berbeda kelompok 1 tentang teori-teori

Menghitung derajat keasaman pH larutan asam dan basa.

·

Tes Formatif 4

Lembar Observasi Afektif

2 x 45

Page 243: hhhh

KompetensiDasar

Materi Pokok/Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu(menit)

Sumber belajar

asam dan basa,kelompok 2 identifikasi asam dan basa, kelompok 3 tentang kekuatan asam dan basa, kelompok 4 tentang derajat keasaman (pH)kelompok 5 tentang reaksi asam dan basa

Kelompok empat mempresentasikan derajat keasaman (pH).

Kelompok yang lain bertugas untuk bertanya, mencatat dan menilai begitu seterusnya

KonfirmasiSiswa menyimpulkan hasil diskusi

Reaksi asam dan basa

Eksplorasi Siswa mendengarkan

gambaran tentang

Menjelaskan konsep reaksi asam dan basa

Tes Formatif 5

-Lembar Observasi Afektif.

2x 45

Page 244: hhhh

KompetensiDasar

Materi Pokok/Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu(menit)

Sumber belajar

reaksi asam dan basa.Elaborasi Siswa dibagi 5

kelompok untuk mendiskusikan materi asam basa tiap kelompok diberi sub bab yang berbeda

kelompok 1 tentang teori-teori asam dan basa,kelompok 2 identifikasi asam dan basa, kelompok 3 tentang kekuatan asam dan basa, kelompok 4 tentang derajat keasaman (pH)kelompok 5 tentang reaksi asam dan basa

Kelompok lima mempresentasikan reaksi asam dan basa

.Kelompok yang lain

Menghitungstoikiometri larutan melalui titrasi asam basa

-Angket tanggapan terhadap modul-Angket keterbacaan modul.

Page 245: hhhh

KompetensiDasar

Materi Pokok/Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu(menit)

Sumber belajar

bertugas untuk bertanya, mencatat dan menilai begitu seterusnya.

KonfirmasiSiswa menyimpulkan hasil diskusi

Mengetahui, Kendal, Januari 2011 Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan

Adhi Kurniawan, S.Pd RainahNIP. - NIM. 073711007

Kepala SekolahSMA NU 01 Al- Hidayah Kendal

Dra. Hj. Muzayanah, M.PdNIP. -

Page 246: hhhh

Lampiran

Soal Uji CobaMata Pelajaran : Kimia

Materi Pokok : Asam BasaKelas/ Semester : XI/ 2

Waktu : 90 menitTahu Ajaran : 2011/2012

Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban. Jika akan mengganti jawaban, tambahkan tanda (=) pada jawaban awal dan silanglah (X) jawaban baru.

1. Apa yang dimaksud asam monoprotik adalah….a. Asam yang hanya mampu memberikan satu ion hydrogen permolekul.b. Asam yang hanya mampu memberikan dua ion hydrogen permolekul.c. Asam yang hanya mampu memberikan tiga ion hydrogen permolekul.d. Basa yang hanya mampu memberikan satu ion hydrogen permolekul.e. Basa yang hanya mampu memberikan satu ion karbondioksida permolekul.

2. Zat berikut yang tergolong asam, kecuali…a. HCl d. H2Sb. KOH e. CH3COOHc. HCN

3. Zat berikut yang tergolong basa, kecuali…a. CH3COOH d. NaOHb. Mg(OH) e. Fe(OH)3

c. Ca(OH)2

4. Asam askorbat (vitamin C) dibutuhkan oleh …a. Tubuh manusia d. Tubuh serigalab. Tubuh kucing e. Tubuh gajahc. Tubuh serangga

5. Berikut ini adalah beberapa senyawa yang termasuk asam, kecuali…a. Protein d. HFb. HCl e. H2SO4

c. NaOH

6. Dari reaksi-reaksi asam basa Bronsted Lowry berikut.RNH2 + H2 RNH3

+ + OH-

H2PO4+ H2O HPO42- + H3O

+

HCO3- + H2O H 2CO3 + OH-

H2O yang bersifat basa terdapat pada reaksi…a. 1 d. 1 dan 2b. 2 e. 1 dan 3c. 3

Page 247: hhhh

7. Berikut ini adalah beberapa hal yang termasuk dalam senyawa-senyawa asam dan basa, kecuali…a. MSG d. air aki b. Cuka e. rujak manggac. baking soda

8. Pada pelarutan NH3 terjadi reaksi kesetimbangan sebagai berikut:NH3 (aq) + H2O (l) NH4

+ ( aq) + OH- (aq)Berikut yang merupakan pasangan asam-basa konjugasi adalah…a. NH3 dan H2O d. NH2

- dan NH3

b. NH4+ dan OH- e. H2O dan OH-

c. NH3 dan OH-

9. Diantara pasangan di bawah ini yang termasuk pasangan konjugasi adalah…a. NH3 dengan NH4

+ d. PO43- dengan H2PO4

-

b. CH3COOH2+ dengan CH3COO- e. H2O dengan OH-

c. H+ dengan OH-

10. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang…a. Molekulnya mengandung atom hydrogen d. Dapat bereaksi dengan ion H+

b. Dapat melepas ion H+ dalam air. e. Dapat menghasilkan ion OH-

c. Dapat mengikat ion H+ dalam air.

11. Ada dua warna kertas lakmus yaitu……a. Merah dan kuning d. Kuning dan hijaub. Hijau dan biru e. Biru dan putihc. Merah dan biru

12. Menurut Arrhenius, basa adalah zat yang…a. Molekulnya mengandung atom hydrogen. d. Dapat bereaksi dengan ion H+

b. Dapat melepas ion H+ dalam air. e. Dapat menghasilkan ion OH-

c. Dapat melepas ion OH- dalam air.

13. Apa kelemahan asam basa menurut Arrhenius…a. Asam basa hanya pada pelarut air.b. Asam basa tidak haya pada pelarut air.c. Asam basa hanya pada pelarut non polar.d. Asam basa hanya pada semi polar.e. Asam basa hanya pada non polar dan semi polar.

14. Suatu indikator memberi warna biru dengan larutan kapur sirih. Indikator ini akan memberi warna biru juga dalam…a. Air jeruk d. larutan gulab. Air sabun e. larutan garam dapurc. Larutan cuka

Page 248: hhhh

15. Di antara kelompok asam berikut yang tergolong asam kuat adalah…….a. Asam klorida, asam sulfat, asam asetatb. Asam sulfat, asam nitrat, asam kloridac. Asam karbonat, asam asetat, asam fosfatd. Asam sulfida, asam fluorida, asam sianidae. Asam asetat, asam klorida, asam fosfat

16. Dibawah ini senyawa yang merupakan asam menurut Arrhenius adalah….a. Ca(OH)2 d. KOHb. NH4OH e. NaOHc. H3ClO4

17. Asam kuat mempunyai sifat sebagai berikut, kecuali…..a. Mempunyai nilai tetapan setimbang (Ka) yang besarb. Merupakan konduktor yang baikc. Mempunyai pH rendah d. Mempunyai lebih dari satu atom H dalam molekulnyae. Mempunyai derajat ionisasi =1

18. Zat berikut yang tergolong basa menurut Arrhenius adalah…a. CH3COOH d. H2SO4

b. HCOOH e. H3PO4

c. Ca(OH)2

19. Diantara kelompok asam berikut yang bervalensi dua adalaha. Asam nitrat, asam cuka, asam fosfatb. Asam sulfit, asam karbonat, asam asetatc. Asam nitrat, asam klorida, asam sulfatd. Asam sulfat, asam sulfide, asam karbonate. Asam sulfat, asam fosfat, asam nitrat

20. Perhatikan data berikut: No Asam Ka

1 HA 6,2 x 10-8

2 HB 1,2 x 10-2

3 HC 7,0 x 10-4

4 HD 6,7 x 10-5

5 HE 9,6 x 10-7

Diantara asam-asam berikut yang bersifat paling lemah adalah

a. HA d. HDb. HB e. HEc. HC

Page 249: hhhh

21. Rasa asam cuka berasal dari asam yang dikandungnnya yaitu …a. Asam askorbat d. Asam sulfidab. Asam klorida e. Asam sianidac. Asam asetat

22. Contoh basa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah…a. Asam cuka d. Asam sianidab. Asam sitrat e. Asam formatc. Amonium

23. Larutan asam asetat 0,4 M dengan nilai Ka= 10-5 mempunyai derajat ionisasi ( α ) sebesar….a. 0,1 d. 0,005b. 0,01 e. 0,008c. 0,04

24. Asam konjugasi dari HSO4- adalah…

a. H2SO4 d. OH-

b. SO4- e. H3O

+

c. H2O

25. Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan NaOH, kertas itu akan berubah warna menjadi…a. Biru d. Cokelatb. Kuning e. Hijauc. Merah

26. Apabila kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan H2SO4, maka kertas lakmus itu akan berubah warna menjadi …a. Kuning d. Birub. Merah e. Orangec. Hijau

27. Larutan basa lemah LOH 0,1 M dalam air terionisasi 1% harga Kb larutan tersebut adalah…a. 1. 10-2 d. 1.10-5

b. 1.10-3 e. 1.10-6

c. 1.10-4

28. pH larutan 500 ml Ca(OH)2 0,0005 M…a. 11 d. 4b. 10 e. 3c. 9

Page 250: hhhh

29. Dibawah ini indikator yang dapat digunakan untuk mengindentifikasi larutan asam adalaha. Lakmus biru d. Bromtimol birub. Metil jingga e. fenolftaleinc. Metil merah

30. Perhatikan data berikut: Larutan Perubahan warna

Lakmus merah Lakmus biru1 Merah Biru2. Biru Biru3 Biru Biru4 Merah Merah5 Merah Merah

Larutan yang mengandung OH- adalah

a. 1 dan 2 d. 2 dan 4b. 1 dan 5 e 3 dan 4c. 2 dan 3

31. Berikut ini hasil percobaan daya hantar listrik dari beberapa larutan.Zat Lampu Pengamatan lain1 Nyala terang Banyak gelembung2 Nyala redup Banyak gelembung3 Nyala redup Banyak gelembung4 Tidak nyala Sedikit gelembung5 Tidak Nyala Tidak ada gelembungDari data diatas, larutan yang kemungkinan termasuk asam kuat adalah…

a. 1 d. 4b. 2 e. 5c. 3

32. Besar pH larutan 100 ml HCl 1 x 10-9 M adalah…a. 1 d. 7b. 3 e. 9c. 5

33. Sebanyak 50 ml larutan asam klorida 0,1 M direaksikan dengan 20 ml larutan natrium hidroksida 0,1 M, maka pH larutan adalah…a. 1,0 d. 2,8 b. 1,4 e. 7,0c. 2,0

Page 251: hhhh

34. Larutan NaOH 0,1 M mempunyai pH sebesar……..a. 1 d. 12b. 2 e. 13c. 10

35. Jika konsetrasi H+ dalam larutan 0,002 M, dan log 2 = 0,3, maka pH larutan adalah……..a. 3,3 d. 1,7b. 2,7 e. 1,3c. 2,3

36. Jika 20 ml asam fosfat H3PO4 0,1 M dititrasi dengan larutan NaOH 0,2 M hingga tepat berubah menjadi HPO4

2-, volume basa yang diperlukan adalah …a. 10 mL d. 30 mLb. 20 mL e. 50 mLc. 25 mL

37. Sebuah larutan asam lemah yang memiliki konstanta keasaman 2.10-3 dan molaritas sebesar 0,05 molar, maka pOH dari asam tersebut adalah…….a. 8 d. 12b. 10 e. 14c. 11

38. Sebanyak 8 gram NaOH dilarutkan dalam 20 liter air, maka larutan mempunyai pH…(Mr NaOH= 40)a. 2 d. 10b. 4 e. 12c. 6

39. Asam kuat dan basa lemah dicampur menghasilkan garam. Ada sisa asam sebesar 10-2

molar.maka pH dari campuran tersebut adalah……..a. 2 d. 5b. 3 e. 6c. 4

40. Zat pencemar udara yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam adalah……a. Karbon monoksida d. Hidrokarbonb. Karbon dioksida e. Debuc. Oksida belerang

Page 252: hhhh

41. Kedalam larutan asam lemah HA 0,1 M dicelupkan kertas indikator universal. Ternyata, warnanya sama dengan indicator universal yang dicelupkan dalam larutan H2SO4 0,01 M. Tetapan ionisasi asam lemah tersebut adalah……a. 1 . 10-3 d. 4 . 10-2

b. 2 . 10-3 e. 4 . 10-1

c. 3 . 10-3

42. Dibawah ini yang merupakan titrasi asam dan basa adalah…a. Titrasi yang didasarkan pada konsentrasi larutan.b. Titrasi yang didasarkan pada larutan.c. Titrasi yang didasarkan pada reaksi ionisasid. Titrasi yang didasarkan pada reaksi asam dan basae. Titrasi yang didasarkan pada perubahan warna larutan asam dan basa.

43. Reaksi yang berkaitan dengan dengan ion H+ dan ion OH- adalaha. Reaksi substitusi d. Reaksi pendesakan logamb. Reaksi metatesis e. Reaksi perengkehanc. Reaksi penetralan

44. Indikator yang sering digunakan dalam titrasi asam kuat dan basa kuat, karena lebih tajam warnanya adalah…a. Metil merah d. Lakmus merahb. Bromtimol biru e. Metil jinggac. Fenolftalein

45. Menurut Bronsted Lowry, basa adalah…a. Zat yang akan mendonorkan proton (dinotasikan dengan H+) pada basab. Zat yang akan menerima atau akseptor proton (H+) dari asamc. Zat yang bersifat netrald. Zat yang akan mendonorkan proton (dinotasikan dengan OH-) pada basae. Zat yang akan menerima atau akseptor proton (OH-) dari asam

46. pH suatu larutan basa lemah MOH 0,1M adalah 10. Tetapan basa MOH adalah…a. 10-9 M d. 10-3 Mb. 10-7 M e. 10-2 Mc. 10-4 M

47. Sebuah larutan asam sempurna yang memiliki konsentrasi 10-2 molar. Maka pOH dari larutan tersebut adalah……a. 8 d. 12b. 10 e. 14c. 11

Page 253: hhhh

48. Indikator yang dapat mengukur pH dari 0 - 14 adalah…a. Lakmus merah d. Bromtimol birub. Lakmus biru e. pH Universalc. Fenolftalein

49. Derajat ionisasi larutan HCOOH 0,02 M adalah…..(Ka= 1,8.10-5)a. 0,01 d. 0,04b. 0,02 e. 0,05c. 0,03

50. Saat terjadi perubahan warna indikator pada titrasi disebut…a. Titik ekuivalen d. Titik asamb. Titik basa e. Titik awal titrasic. Titik akhir titrasi

Page 254: hhhh

Rumus:

Kriteria:Butir soal valid jika rXY > r tabel

Perhitungan Validitas Test

Berikut perhitungan validitas butir untuk no 24, untuk butir soal yang lain dihitung dengan carayang sama.

No Kode X Y X2 Y2 XY39

2 UC-12 1 38 1 1444 38

1 UC-15 1 39 1 1521

37

4 UC-06 1 37 1 1369 37

3 UC-03 1 37 1 1369

37

6 UC-16 0 36 0 1296 0

5 UC-05 1 37 1 1369

35

8 UC-23 1 34 1 1156 34

7 UC-07 1 35 1 1225

34

10 UC-10 1 34 1 1156 34

9 UC-11 1 34 1 1156

34

12 UC-21 1 33 1 1089 33

11 UC-13 1 34 1 1156

33

14 UC-14 0 32 0 1024 0

13 UC-01 1 33 1 1089

2222

XY

YYNXXN

YX-XYNr

3838 2 38 2

=Pada a = 5% dengan n = 38, diperoleh r tabel = 0.325Karena rXY > r tabel, maka soal no 24 valid

14 UC-14 0 32 0 1024 0

32

16 UC-20 1 32 1 1024 32

15 UC-09 1 32 1 1024

31

18 UC-18 1 30 1 900 30

17 UC-17 1 31 1 961

0

20 UC-38 1 28 1 784 28

19 UC-19 0 30 0 900

28

22 UC-04 1 27 1 729 27

21 UC-21 1 28 1 784

0

24 UC-24 1 26 1 676 26

23 UC-22 0 26 0 676

25

26 UC-33 1 25 1 625 25

25 UC-25 1 25 1 625

25

28 UC-02 0 24 0 576 0

27 UC-37 1 25 1 625

0

30 UC-30 0 23 0 529 0

29 UC-29 0 24 0 576

0

32 UC-32 0 21 0 441 0

31 UC-36 0 22 0 484

0

34 UC-34 0 19 0 361 0

33 UC-35 0 19 0 361

19

36 UC-27 0 19 0 361 0

35 UC-26 1 19 1 361

0

38 UC-28 1 18 1 324 18

37 UC-29 0 19 0 361

0,504

771

rxy =771 25 1085

25 25 32487 1085

S 25 1085 25 32487

Page 255: hhhh

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rainah

Tempat / Tanggal Lahir : Brebes, 4 April 1989

Alamat Asal : Randusari RT 02 RW 03 Losari Brebes

Alamat Sekarang : Perum BPI Blok I 14 A Ngaliyan Semarang

Jenjang Pendidikan :

1. SD Negeri 01 Randusari Lulus Tahun 2001

2. SMP Islam Losari Brebes Lulus Tahun 2004

3. MAN 1 Pekalongan Lulus Tahun 2007

4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2007

Semarang, Juli 2011

Penulis,

Rainah

073711007