hhhh
DESCRIPTION
bnnnTRANSCRIPT
PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS INKUIRI
TERBIMBING MELALUI MODEL DESAIN SISTEM
PEMBELAJARAN
Implementation, and Evaluation
BASA SISWA KELAS XI. IPA
Diajukan Untu
guna Me
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS INKUIRI
TERBIMBING MELALUI MODEL DESAIN SISTEM
PEMBELAJARAN ADDIE (Analysis, Design, Development,
Implementation, and Evaluation) MATERI POKOK ASAM DAN
BASA SISWA KELAS XI. IPA SMA NU 01 AL- HIDAYAH KENDAL
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat
mperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah
Jurusan Tadris Kimia
Disusun Oleh:
RAINAH
NIM: 073711007
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS INKUIRI
TERBIMBING MELALUI MODEL DESAIN SISTEM
n, Development,
) MATERI POKOK ASAM DAN
HIDAYAH KENDAL
dalam Ilmu Tarbiyah
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
MOTTO
�انما يتذكر اولواااللباب 3قل هل يستوى الذين يعلمون والذين لا يعلمون …
…. Katakanlah “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang-orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran.
(Q.S.: Az-Zumar: 9)1
1 Abdullah Sukarno, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung, Diponegoro, 2005), hlm.
367.
PERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHAN
Karya kecil ini kupersembahkan kepada:Karya kecil ini kupersembahkan kepada:Karya kecil ini kupersembahkan kepada:Karya kecil ini kupersembahkan kepada: 1111.... Ayahanda (Ayahanda (Ayahanda (Ayahanda (TarmanTarmanTarmanTarman) dan Ibunda () dan Ibunda () dan Ibunda () dan Ibunda (KarwitiKarwitiKarwitiKarwiti) dengan ) dengan ) dengan ) dengan benang kasih dan do’a benang kasih dan do’a benang kasih dan do’a benang kasih dan do’a yang tak terhentiyang tak terhentiyang tak terhentiyang tak terhenti sehingga anakmu ini bisa menyelesaikan kuliah ini.sehingga anakmu ini bisa menyelesaikan kuliah ini.sehingga anakmu ini bisa menyelesaikan kuliah ini.sehingga anakmu ini bisa menyelesaikan kuliah ini.
2222.... Bapak Amin Syukur dan Ibu Fatimah Usman yang selalu menasehati dan Bapak Amin Syukur dan Ibu Fatimah Usman yang selalu menasehati dan Bapak Amin Syukur dan Ibu Fatimah Usman yang selalu menasehati dan Bapak Amin Syukur dan Ibu Fatimah Usman yang selalu menasehati dan membimbing saya menjadi lebih sabar.membimbing saya menjadi lebih sabar.membimbing saya menjadi lebih sabar.membimbing saya menjadi lebih sabar.
3333.... Bapak M.Zahri Bapak M.Zahri Bapak M.Zahri Bapak M.Zahri JJJJohan dan Ibu Ratih ohan dan Ibu Ratih ohan dan Ibu Ratih ohan dan Ibu Ratih RRRRizki izki izki izki NNNNirwana yang telah irwana yang telah irwana yang telah irwana yang telah membantu, membantu, membantu, membantu, membimbing, dan memotivasi saya sehingga saya bisa suksesmembimbing, dan memotivasi saya sehingga saya bisa suksesmembimbing, dan memotivasi saya sehingga saya bisa suksesmembimbing, dan memotivasi saya sehingga saya bisa sukses
4444.... Kakakku dengan segala cinta dan untaian do’a panjangnyaKakakku dengan segala cinta dan untaian do’a panjangnyaKakakku dengan segala cinta dan untaian do’a panjangnyaKakakku dengan segala cinta dan untaian do’a panjangnya, yang tak , yang tak , yang tak , yang tak pernah mengenal putus asa dan banyak mengajarkan makna cintaNya.pernah mengenal putus asa dan banyak mengajarkan makna cintaNya.pernah mengenal putus asa dan banyak mengajarkan makna cintaNya.pernah mengenal putus asa dan banyak mengajarkan makna cintaNya.
5555.... Adiku tercinta Nur najmi laela yang telah memberi semangAdiku tercinta Nur najmi laela yang telah memberi semangAdiku tercinta Nur najmi laela yang telah memberi semangAdiku tercinta Nur najmi laela yang telah memberi semangat.at.at.at. 6666.... Mb.Muya dan mb.asiq yang telah membuat hariMb.Muya dan mb.asiq yang telah membuat hariMb.Muya dan mb.asiq yang telah membuat hariMb.Muya dan mb.asiq yang telah membuat hari----hari saya menjadi lebih hari saya menjadi lebih hari saya menjadi lebih hari saya menjadi lebih bahagia.bahagia.bahagia.bahagia.
7777.... Mz Arif fadholi yang telah memberi motivasi, semangat dan do”anya yang Mz Arif fadholi yang telah memberi motivasi, semangat dan do”anya yang Mz Arif fadholi yang telah memberi motivasi, semangat dan do”anya yang Mz Arif fadholi yang telah memberi motivasi, semangat dan do”anya yang mampu mengubah masalah menjadi anugerahmampu mengubah masalah menjadi anugerahmampu mengubah masalah menjadi anugerahmampu mengubah masalah menjadi anugerah
8888.... SahabatSahabatSahabatSahabat----sahabatku di TKsahabatku di TKsahabatku di TKsahabatku di TK----07070707 (Ziyad,Kirom, Umi, Emy, Lulu, Dewi,(Ziyad,Kirom, Umi, Emy, Lulu, Dewi,(Ziyad,Kirom, Umi, Emy, Lulu, Dewi,(Ziyad,Kirom, Umi, Emy, Lulu, Dewi, Kholis & Zuli)Kholis & Zuli)Kholis & Zuli)Kholis & Zuli). Do’a dan semangat kalian, menjadi motivasi bagiku untuk . Do’a dan semangat kalian, menjadi motivasi bagiku untuk . Do’a dan semangat kalian, menjadi motivasi bagiku untuk . Do’a dan semangat kalian, menjadi motivasi bagiku untuk selalu menjadi yang terbaik.selalu menjadi yang terbaik.selalu menjadi yang terbaik.selalu menjadi yang terbaik.
9. Kerabat PPL di SMA N 7 Semarang dan KKN di Desa Kerabat PPL di SMA N 7 Semarang dan KKN di Desa Kerabat PPL di SMA N 7 Semarang dan KKN di Desa Kerabat PPL di SMA N 7 Semarang dan KKN di Desa Sumberahayu, yang selalu menjadi inspirasi.Sumberahayu, yang selalu menjadi inspirasi.Sumberahayu, yang selalu menjadi inspirasi.Sumberahayu, yang selalu menjadi inspirasi.
10101010.... Para pecinta Ilmu.Para pecinta Ilmu.Para pecinta Ilmu.Para pecinta Ilmu.
ABSTRAK Rainah, 073711007, 2011, "Pengembangan Modul Kimia Berbasis Inkuiri
Terbimbing melalui Model Desain Sistem Pembelajaran ADDIE (Analysis,
Design, Development, Implementation, and Evaluation) Pada Materi Pokok
Asam Basa Siswa Kelas XI. IPA di SMA NU 01 Al - Hidayah Kendal Tahun
Ajaran 2010/2011".
Modul merupakan salah satu komponen yang memegang peranan penting
dalam proses pembelajaran. Di SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal, dalam
pembelajaran kimia, guru belum memiliki modul untuk melengkapi pembelajaran
kimia, khususya kelas XI.IPA. Hal ini diduga sebagai salah satu faktor penyebab
masih berlakunya model pembelajaran ceramah dan mencatat bahan sekaligus
menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya efisiensi dan efektivitas mata
pelajaran kimia kelas XI.IPA. Kurang efektifnya pembelajaran bermuara pada
kurang optimalnya pencapaian sasaran belajar mata pelajaran kimia. Berkaitan
dengan permasalahan tersebut, sangat dipandang perlu melakukan Pengembangan
Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing, khususnya kelas XI.IPA.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul kimia berbasis
sinkuiri terbimbing dan untuk mengetahui efektivitas modul kimia berbasis
inkuiri terbimbing. Penelitian ini dilakukan menggunakan model desain sistem
pembelajran ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and
Evaluation), meliputi Tahap Analysis merupakan menganalisis kebutuhan siswa
terhadap materi pembelajaran, Tahap Design merupakan membuat rancangan
modul kimia berbasis inkuiri terbimbing, Tahap Development merupakan uji coba
produk kelas kecil, Implementation merupakan uji coba kelas besar, and
Evaluation merupakan untuk memberikan nilai terhadap modul tersebut dan
evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas.
Produk dalam penelitian ini adalah Modul kimia berbasis inkuiri
terbimbing yang tervalidasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil ranah
kognitif rata-rata nilai postest kelas kecil adalah 65,78 sedangkan rata-rata nilai
postest kelas besar adalah 73,31, hasil ranah psikomotorik kelas kecil sebesar
82,89%, kelas besar sebesar 81,92%, hasil ranah afektif kelas kecil sebesar
78,31%, kelas besar sebesar 78,58%, hasil tanggapan siswa terhadap modul kimia
berbasis inkuiri terbimbing pada kelas kecil sebesar 76,04% , kelas besar sebesar
75,33% dan angket keterbacaan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing pada
kelas kecil sebesar 80,00%, kelas besar sebesar 83,80%. Skor total efektivitas
modul kimia berbasis inkuiri terbimbing pada kelas kecil sebesar 11 dengan
kategori efektif, sedangkan pada kelas besar skor totalnya adalah 11 dengan
kategori efektif. Berdasarkan hasil keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa
“Pengembangan Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing melalui Model Desain
Sistem Pembelajaran ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation,
and Evaluation) pada Materi Pokok Asam dan basa Kelas XI IPA di SMA NU 01
Al - Hidayah Kendal pada kelas kecil maupun kelas besar adalah efektif.”
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Rabb
al-Izzati, Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua
hamba-Nya.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw,
Nabi akhir zaman dan pembawa rahmat bagi makhluk seluruh alam.
Tidak ada kata yang pantas penulis ungkapkan kepada pihak-pihak yang
membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Drs.Suja’i, M.Ag.
2. Dosen pembimbing, Atik Rahmawati, M. Si, dan Syamsul Ma’arif, M. Ag,
yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan
skripsi.
3. Kepala Sekolah SMA NU 01 AL-Hidayah Kendal , Dra. Hj. Mujayanah,
M.Pd., yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan
penelitian di SMA NU 01 AL-Hidayah Kendal.
4. Guru pengampu bidang studi Kimia SMA NU 01 AL-Hidayah Kendal, Adhi
Kurniawan,S.Pd, yang memberikan banyak arahan dan informasi selama
proses penelitian.
5. Bapak Suwahono, M.Pd. dan Ibu Ratih Rizki Nirwana, M.Si. atas segala
arahan dan motivasi.
6. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan
kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.
7. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai perpustakaan IAIN, pegawai
perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan pegawai perpustakaan TPM yang telah
memberikan layanan yang baik bagi penulis.
8. Bapak, Ibu serta saudara-saudara penulis yang tidak henti-hentinya
memberikan dorongan baik moril maupun materiil dan tidak pernah bosan
mendoakan penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita,
9. Teman-teman penulis yang ikut memberikan motivasi selama menempuh
studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan
balasan yang lebih dari yang mereka berikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi materi, metodologi dan analisisnya. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
skripsi ini.
Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga apa yang tertulis
dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca
pada umumnya. Amin.
Semarang, 22 Juni 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................................... ii
PENGESAHAN .......................................................................................................... iii
NOTA PEMBIMBING ................................................................................................ iv
MOTTO ....................................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................................ vii
ABSTRAK .................................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ....................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ......................................................................................... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori ................................................................................................. 8
1. Modul ........................................................................................................ 8
a. Definisi Modul................. ................................................................... 8
b. Karakteristik Modul ............................................................................ 10
c. Tujuan Pembuatan Modul ................................................................... 13
d. Komponen-komponen Modul ............................................................. 13
2. Inkuiri Terbimbing....................... .............................................................. 15
3. Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing ................................................ 17
4. Model Desain Sistem Pembelajaran ........................................................... 18
5. ADDIE (Analysis, Desain, Development,Implementation, and
Evaluation) ................................................................................................. 19
a. Analisis (Analysis) ....................................................................................... 20
b. Desain (Design) ................................................................................... 20
c. Pengembangan (Development) ........................................................... 21
d. Implementasi (Implementation) .......................................................... 21
e. Evaluasi (Evaluation)................................................. ......................... 22
6. Materi Pokok Asam Basa ..................................................................................... 22
a. Teori Asam dan Basa....................... ............................................................. 23
b. Identifikasi Asam dan Basa ................................................................. 25
c. Kekuatan Asam dan Basa .................................................................... 28
d. Derajat Keasaman (pH) ....................................................................... 31
e. Reaksi Asam dan Basa................................................. ....................... 32
B. Hasil Belajar .................................................................................................... 36
C. Kajian Penelitian yang Relevan ....................................................................... 40
D. Pengajuan Hipotesis................................................................. ........................ 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 44
B. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................. ........................ 44
C. Variabel Penelitian ........................................................................................... 44
D. Metode Penelitian............................................................................................. 45
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........................................ 49
F. Tehnik Pengumpulan Data .............................................................................. 48
G. Tehnik Analisis Data ....................................................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ......................................................................... 69
B. Kondisi Sebelum Penelitian ..................................................................... 69
C. Perancangan Modul ................................................................................. 70
D. Implementasi ........................................................................................... 72
E. Implementasi kelas kecil .......................................................................... 72
F. Implementasi kelas besar ......................................................................... 75
G. Hasil Penelitian ........................................................................................ 75
H. Analisis Data Awal (Data Pretest)................................ ........................... 75
I. Analisis Data Akhir (Data Posttest) ......................................................... 78
J. Analisis Deskriptif Data Observasi ......................................................... 81
K. Analisis Deskriptif Kefektifan Modul ..................................................... 82
L. Analisis Data Angket Modul Kimia Berbasis Inkuiri
M. Terbimbing................................................................... ............................ 83
N. Analisis Data Angket Keterbacaan Modul Kimia Berbasis
O. InkuiriTerbimbing......................................................... ........................... 85
P. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 86
Q. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 91
B. Saran-saran ............................................................................................... 92
C. Penutup .................................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Perbedaan Sifat Semyawa Asam dan Basa, ..................................................... 25
Tabel 2.2. Larutan Indikator Asam dan Basa . .................................................................. 27
Tabel 2.3. Kelarutan Beberapa Senyawa Ion . .................................................................. 35
Tabel 3.1. Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal. ........................................................... 53
Tabel 3.2. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal ................................................. 54
Tabel 3.3. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal ............................................. 56
Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Realibilitas Butir Soal ........................................................ 58
Tabel 3.5. Tingkat Penguasaan Analisis Nilai .................................................................. 65
Tabel 3.6. Tingkat Penguasaan Analisis Nilai .................................................................. 65
Tabel 3.7. Tingkat Penguasaan Analisis Nilai .................................................................. 66
Tabel 3.8. Tingkat Penguasaan Analisis Nilai .................................................................. 67
Tabel 3.9. Indikator Keberhasilan Penelitian .................................................................... 67
Tabel 4.1. Hasil Belajar siswa sebelum perlakuan (Pre-test) ........................................... 76
Tabel 4.2. Chi Kuadrat hasil Uji Normalitas (Pre-test) ..................................................... 76
Tabel 4.3. Uji Homogenitas (Pre-test) ............................................................................. 77
Tabel 4.4. Ringkasan Analisis Uji t-test (Pre-test), 73. ..................................................... 78
Tabel 4.5. Hasil Belajar Siswa setelah Perlakuan (Post-test)............................................ 79
Tabel 4.6. Chi Kuadrat hasil Uji Normalitas (Post-test) ................................................... 79
Tabel 4.7. Uji Homogenitas (Post-test) ............................................................................. 80
Tabel 4.8. Hasil Perhitungan t-test (Post-test) .................................................................. 81
Tabel 4.9 Rata-rata Presentase Observasi Aktivitas Siswa Ranah Afektif ....................... 81
Tabel 4.10 Rata-rata Presentase Observasi Aktivitas Siswa Ranah Psikomotorik ........... 82
Tabel 4.11. Ringkasan Analisa Keefektifan Modul Kimia Berbasis Inkuiri
Terbimbing Kelas Kecil .................................................................................................... 82
Tabel 4.12 Ringkasan Analisa Keefektifan Modul Kimia Berbasis Inkuiri
Terbimbing Kelas Besar .................................................................................................... 83
Tabel 4.13. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Kelas Besar ..................................... 84
Tabel 4.14 Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Kelas Kecil ....................................... 84
Tabel 4.15Rekapitulasi Angket Keterbacaan Modul Kimia Berbasis Inkuiri
Terbimbing kelas kecil............................................................ .......................................... 85
Tabel 4.16 Rekapitulasi Angket Keterbacaan Modul Kimia Berbasis Inkuiri
Terbimbing kelas kecil ...................................................................................................... 86
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.Dua Jenis Kertas Lakmus Biru dan Merah................................................... 26
Gambar 2.2.Lakmus untuk membedakan Asam dan Basa ............................................... 26
Gambar 2.3.Kol Merah Sebagai Indikator Alami ............................................................ 28
Gambar 2.4.Susunan Alat Titrasi Sederhana ................................................................... 33
Gambar 3.1. Model ADDIE .............................................................................................. 46
Gamber 3.2Aktivitas Siswa ............................................................................................... 59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Soal Uji Coba
Lampiran 2 Soal Uji Coba
Lampiran 3 Kunci Jawaban Uji Coba
Lampiran 4 Perhitungan Validitas Soal
Lampiran 5 Perhitungan Daya Pembeda Soal
Lampiran 6 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
Lampiran 7 Perhitungan Realibilitas Test
Lampiran 8 Analisis Uji Coba Soal
Lampiran 9 Silabus SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal
Lampiran 10 RPP SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal
Lampiran 11 Kisi-kisi Soal Pre-test
Lampiran 12 Soal Pre-test
Lampiran 13 Uji Normalitas Kelas Kecil (Pre-test)
Lampiran 14 Uji Normalitas Kelas Besar (Pre-test)
Lampiran 15 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Kelas Kecil dan Kelas Besar (Pre-
test)
Lampiran 16 Modul Kimia Berbasis inkuiri terbimbing
Lampiran 17 Kisi-kisi Soal Post-test
Lampiran 18 Soal Post-test
Lampiran 19 Kunci Jawaban Pre-test dan Post-test
Lampiran 20 Uji Normalitas Kelas Kecil (Post-test)
Lampiran 21 Uji Normalitas Kelas Besar (Post-test)
Lampiran 22 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Kelas Kecil dan Kelas Besar (Post-
test)
Lampiran 23 Data Nilai Pre-test dan Post-test Kelas Kecil dan kelas Besar
Lampiran 24 Kriteria Penilaian Ranah Afektif Kelas Kecil
Lampiran 25 Hasil Rekapitulasi Ranah Afektif Kelas Kecil
Lampiran 26 Kriteria Penilaian Ranah Afektif Kelas Besar
Lampiran 27 Hasil Rekapitulasi Ranah Afektif Kelas Besar
Lampiran 28 Kriteria Penilaian Ranah Psikomotorik Hasil Rekapitulasi
Lampiran 29 Ranah Kognitif Kelas Kecil Dan Kelas Besar
Lampiran 45 Pengujian SPSS
Lampiran 46 Surat Izin Riset
Lampiran 47 Surat Keterangan Telah Melakukan Riset Dari Sekolah
Lampiran 48 Piagam-Piagam
Lampiran 49 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 50 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.1
Kegiatan belajar mengajar ini dimaksudkan sebagai sarana pendidikan
untuk mencerdaskan kehidupan putra-putri bangsa dalam menghadapi masa
depan. Dalam kegiatan belajar mengajar yang baik dibutuhkan kerjasama dari
kedua belah pihak supaya ada kesinambungan diantara keduanya dan hasilnya
bisa maksimal. Namun dalam dewasa ini, kegiatan belajar mengajar saat ini
kurang efektif yakni belum ada kerjasama yang baik antara seorang guru
dengan muridnya. Ada guru yang hanya mengajarkan dengan pemahaman
sendiri tetapi murid-muridnya kurang bisa memahaminya begitu juga
sebaliknya, sehingga hasil dari pembelajaran seperti ini kurang maksimal.
Pembelajaran merupakan proses yang sengaja dirancang untuk
menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu. Dengan kata lain,
pembelajaran merupakan sesuatu hal yang bersifat eksternal dan sengaja
dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar internal dalam diri
individu.2 Secara prinsip tujuan pembelajaran adalah agar peserta didik
berhasil menguasai bahan pelajaran sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan. Karena dalam setiap kelas terdapat peserta didik dengan
kemampuan yang berbeda-beda, maka perlu diadakan pengorganisasian
1 Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),,
hlm.70.2 Pribani Benny A, Model Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Dian Rakyat, 2009),,
hlm.10-11.
2
materi, sehingga semua peserta didik dapat mencapai dan menguasai materi
pelajaran sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam waktu yang telah
disediakan.3
Pengembangan, dalam pengertian sangat umum, berarti pertumbuhan,
perubahan secara perlahan (evolusi), dan perubahan secara bertahap.4 Tujuan
penelitian pengembangan adalah ingin menilai perubahan – perubahan yang
terjadi dalam kurun waktu tertentu.5 Pengembangan berbeda dengan penelitian
pendidikan karena tujuan penelitian pengembangan adalah menghasilkan
produk berdasarkan temuan-temuan uji lapangan kemudian revisi dan
seterusnya. Penelitian pendidikan tidak dimaksudkan untuk menghasilkan
produk, melainkan menemukan pengetahuan baru melalui penelitian dasar
atau untuk menjawab permasalahan-permasalahan praktis dilapangan melalui
penelitian terapan (Borg & Gall,1983).6
Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung selama 8 jam/hari sangat
disayangkan jika hasilnya kurang maksimal. Proses pembelajaran yang
berlangsung secara maksimal diperlukan adanya strategi pembelajaran dan
perangkat (modul) yang memadai. Modul adalah suatu cara pengorganisasian
materi pelajaran yang memperhatikan fungsi pendidikan. Strategi
pengorganisasian materi pelajaran mengandung squencing yang mengacu pada
pembuatan urutan penyajian materi pelajaran, dan synthesizing yang mengacu
pada upaya untuk menunjukkan kepada pembelajar keterkaitan antara fakta,
konsep, prosedur dan prinsip yang terkandung dalam materi pembelajaran.7
Teori Vygotsky mengatakan bahwa peserta didik belajar konsep paling
baik apabila konsep tersebut berada dalam daerah perkembangan terdekat atau
zone of proximal development peserta didik. Daerah perkembangan terdekat
3 Wayan Santyasa,” Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul”,
dalam http:// maskursmkn.files.wordpress.com/2009/07/teori_modul.pdf , 2 februari 2011.4 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan (Jakarta:Prenada
Media Group, 2010), Cet. 1, hlm. 197.5 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, hlm. 196.6 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, hlm. 199.7 Wayan Santyasa,” Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan
Modul”,hlm. 9.s
3
adalah tingkat perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan seseorang
saat ini. Tingkat perkembangan seseorang saat ini adalah tingkat pengetahuan
awal atau pengetahuan prasyarat yang telah dikuasai, maka kemungkinan
sekali akan terjadi pembelajaran bermakna.8
Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap
peserta didik dalam waktu terbatas menjadikan ilmu kimia merupakan materi
yang sulit bagi kebanyakan peserta didik, sehingga banyak peserta didik yang
gagal dalam belajar kimia. Pada umumnya peserta didik cenderung belajar
dengan hafalan dari pada secara aktif mencari untuk membangun pemahaman
mereka sendiri terhadap konsep kimia. Ada juga sebagian peserta didik yang
sangat paham pada konsep-konsep kimia, namun tidak mampu
mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari9. Untuk
menjadikan materi kimia lebih menarik maka guru harus bisa mengambil
kebijakan yaitu dengan perbaikan perangkat (modul) berbasis inkuiri
terbimbing melalui model desain sistem pembelajaran ADDIE.
Fakta di lapangan banyak kendala diantaranya kurangnya partisipasi
guru dalam merancang dan menerapkan berbagai perangkat yang relevan,
yaitu kurangnya variasi dalam pengajaran serta perangkat yang digunakan
kurang memperjelas peserta didik tentang materi asam basa dan tidak
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kendala tersebut
menimbulkan motivasi yang rendah dalam diri peserta didik. Pembelajaran
yang tidak melibatkan peran peserta didik menjadi salah satu penyebab
menurunnya nilai akademik peserta didik di SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal.
Pada bahan kajian pelajaran kimia kelas XI semester 2 materi asam
dan basa banyak terdapat perhitungan-perhitungan yang memerlukan
penalaran logis. Siswa tentu akan merasa bosan jika pembelajarannya bersifat
monoton, sehingga siswa tidak termotivasi untuk aktif mencari informasi
sendiri. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pembelajaran, tidak cukup
dengan menggunakan metode ceramah, tetapi harus juga dikembangkan
8 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovativ Berorientasi Kontruktivistik ( Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 107.
9Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, hlm. 42.
4
perangkat pembelajaran yang membantu siswa untuk lebih menemukan dan
memahami konsep-konsep sulit jika mereka saling mendiskusikan dengan
temannya.
Pada materi asam dan basa sepatutnya menggunakan perangkat
pembelajaran yang menekankan pada konsep, tidak hanya pada hafalan saja
sehingga menumbuhkan motivasi peserta didik di SMA NU 01 Al - Hidayah
Kendal. Namun, metode yang digunakan pada pembelajaran tersebut masih
menggunakan hafalan sehingga peserta didik menjadi bosan belajar kimia,
yang akan berdampak pada menurunnya nilai akademik peserta didik di SMA
NU 01 Al-Hidayah Kendal.
Mengingat besarnya pengaruh perangkat pembelajaran terhadap
perolehan konsep dan ketrampilan siswa dalam memahami ilmu kimia, maka
di perlukan suatu perangkat penyampaian materi yang memudahkan siswa
dalam memahami konsep-konsep kimia. Salah satu perangkat yang dirasakan
cocok untuk mempelajari kimia adalah dengan modul kimia berbasis inkuiri
terbimbing melalui model ADDIE.
Dari uraian di atas, maka judul penelitian ini adalah
“PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS INKUIRI
TERBIMBING MELALUI MODEL DESAIN SISTEM
PEMBELAJARAN ADDIE (Analysis, Design, Development,
Implementation dan Evaluation) PADA MATERI POKOK ASAM DAN
BASA KELAS XI SMA NU 01 AL- HIDAYAH KENDAL.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan
penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Inovasi dalam pengembangan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing di
SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal menjadi sangat penting sebagai upaya
peningkatan kualitas pendidikan kimia.
5
2. Input peserta didik di SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal memiliki latar
belakang yang variatif sehingga memerlukan proses transformasi ilmu
yang efektif dan efisien untuk meningkatkan hasil belajar.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini berada dalam ruang lingkup pengembangan modul kimia
SMA. Pengembangan modul kimia ini dibatasi dalam beberapa lingkup,
antara lain:
1. Sasaran penelitian terbatas pada peserta didik SMA NU 01 Al-Hidayah
Kendal kelas XI IPA tahun ajaran 2010/2011, sebanyak 9 peserta didik
sebagai kelompok kecil dan 26 peserta didik sebagai kelompok besar.
2. Modul kimia yang dikembangkan adalah Berbasis Inkuiri Terbimbing.
3. Pembelajaran kimia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Materi
Pokok Asam dan Basa.
4. Efektivitas modul kimia diukur dari persentase beberapa aspek berikut:
terselesaikannya materi pembelajaran, peserta didik yang mengalami
ketuntasan belajar ranah kongnitif, peserta didik yang aktif dilihat dari
ranah afektif dan psikomotorik dan peserta didik yang memberikan respon
positif (baik) pada Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing.
5. Hasil belajar ranah kongnitif diukur dari nilai pretest dan posttest, serta
nilai tes formatif yang dikerjakan peserta didik dalam modul tersebut
dalam proses pembelajaran.
6. Hasil belajar ranah afektif diukur dengan menggunakan observasi terhadap
aspek-aspek yang telah ditentukan (terlampir) selama aktivitas
pembelajaran.
7. Hasil belajar ranah psikomotorik diukur dengan menggunakan observasi
terhadap aspek-aspek yang telah ditentukan (terlampir) selama aktivitas
praktikum.
6
D. Perumusan Masalah
1. Bagaimana skenario pengembangan modul kimia berbasis inkuiri
terbimbing melalui model desain sistem pembelajaran ADDIE pada materi
pokok Asam dan Basa kelas XI SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal?
2. Seberapa besar keefektifan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
melalui model desain sistem pembelajaran ADDIE yang dikembangkan
terhadap hasil belajar?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
a. Untuk membuat modul kimia berbasis inkuiri terbimbing melalui
model desain sistem pembelajaran ADDIE pada materi pokok asam
dan basa.
b. Untuk mengetahui efektivitas modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
melalui model desain sistem pembelajaran ADDIE pada materi pokok
asam dan basa terhadap hasil belajar
2. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran.
b. Bagi Peserta didik
1) Dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
kimia.
2) Dapat meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi
yang diajarkan
3) Dapat meningkatkan motivasi peserta didik dengan diterapkannya
modul kimia berbasis inkuiri terbimbing melalui model desain
sistem pembelajaran ADDIE
7
c. Bagi Sekolah
1) Dapat memberikan perangkat pembelajaran dalam rangka
perbaikan mutu pembelajaran.
2) Dapat meningkatkan SDM baru demi kemajuan pendidikan
terutama dalam pembelajaran kimia.
d. Bagi Peneliti
1) Mengetahui perkembangan pembelajaran yang dilakukan guru
terutama pembelajaran kimia.
2) Dapat menambah pengalaman langsung dengan pengembangan
modul kimia berbasis inkuiri terbimbing melalui model desain
sistem pembelajaran ADDIE.
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Modul
a. Pengertian Modul
Ada beberapa pengertian Modul yang dikemukakan para pakar,
diantaranya sebagai berikut:
1) Dalam buku Teknologi Pengajaran yang dikutip oleh Nana
Sudjana, dkk, Menurut BP3K Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, modul didefinisikan sebagai satu unit program
belajar-mengajar terkecil yang secara rinci menggariskan:
a) Tujuan instruksional yang akan dicapai
b) Topik yang akan dijadikan dasar proses belajar-mengajar
c) Pokok-pokok materi yang dipelajari
d) Kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang
lebih luas
e) Peranan guru dalam proses belajar-mengajar
f) Alat-alat dan sumber yang akan dipergunakan
g) Kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan dan dihayati
murid secara berurutan
h) Lembaran kerja yang harus diisi oleh siswa
i) Program evaluasi yang akan dilaksanakan1
2) Dalam makalah Metode Penelitian Pengembangan dan Teori
Pengembangan Modul yang ditulis oleh Wayan Santyasa Modul
adalah suatu cara perorganisasian materi pelajaran yang
memperhatikan fungsi pendidikan.2
1 Nana Sudjana, Teknologi Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004), Cet.
4,hlm.132-133.2 Wayan Santyasa,” Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul”,
hlm .9.
9
a) Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta
didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan
guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen
dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelumnya.3
b) Dalam buku Metodologi Pembelajaran Agama Islam, yang dikutip
oleh Basyiruddin, Modul dirumuskan sebagai salah satu unit yang
lengkap yang berdiri sendiri, terdiri dari rangkaian kegiatan belajar
yang disusun untuk membantu para siswa dalam mencapai
sejumlah tujuan belajar yang telah dirumuskan secara spesifik dan
operasional.4
c) Dalam buku Kontruksi Pengembangan Pembelajaran,yang dikutip
oleh Sofwan Amri, Modul adalah suatu satuan bahasan tertentu
yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk
digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman
penggunaannya untuk para guru.5
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Modul adalah
alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi yang bertujuan agar
peserta didik dapat belajar mandiri atau dengan bimbingan guru dalam
kegiatan belajar mengajar dan cara untuk mengevaluasi yang
dirancang secara sistematis, dan menarik untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Strategi pengorganisasian materi pelajaran yang mengandung
squenching yang mengacu pada pembuatan urutan penyajian materi
pelajaran, dan synthesizing yang mengacu pada upaya untuk
menunjukkan kepada pembelajar keterkaitan antara fakta, konsep,
prosedur dan prinsip yang terkandung dalam materi pembelajaran.
Untuk merancang materi pembelajaran, terdapat lima kategori
3 Daryanto, Media Visual untuk Pengajaran Teknik (Bandung: Tarsito, 1993), hlm.4 Usman Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), Cet.1, hlm. 63.5 Sofwan Amri, et.al., Kontruksi Pengembangan Pembelajaran (Jakarta: Prestasi Pustaka,
2010), Cet. 1, hlm.197-198.
10
kapabilitas yang dapat dipelajari oleh pembelajar, yaitu informasi
verbal, keterampilan intelektual, strategi kongnitif, sikap, dan
ketrampilan motorik. Strategi pengorganisasian materi pembelajaran
terdiri dari tiga tahapan proses berpikir, yaitu pembentukan konsep,
interpretasi konsep, dan aplikasi prinsip. Strategi-strategi tersebut
memegang peranan sangat penting dalam desain pembelajaran.
Kegunaannya dapat membuat peserta didik lebih tertarik dalam belajar,
peserta didik otomatis belajar bertolak dari prerequisites, dan dapat
meningkatkan hasil belajar.
Secara prinsip tujuan pembelajaran adalah agar peserta didik
berhasil menguasai bahan pelajaran sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan. Karena dalam setiap kelas berkumpul peserta didik dengan
kemampuan yang berbeda-beda (kecerdasan, bakat, dan kecepatan
belajar) perlu diadakan pengorganisasian materi, sehingga semua
peserta didik dapat mencapai dan menguasai materi pelajaran sesuai
dengan yang telah ditetapkan dalam waktu yang telah disediakan.6
Sistem belajar dengan fasilitas modul telah dikembangkan baik
di luar maupun di dalam negeri, yang dikenal dengan Sistem Belajar
Bermodul (SBB). SBB telah dikembangkan dalam berbagai bentuk
dengan berbagai nama pula, seperti Individualized Study Sistem, Self-
passed study course, dan Keller plan (Tjipto Utomo dan Kees
Ruijter,1990). Masing-masing bentuk tersebut menggunakan
perencanaan kegiatan pembelajaran yang berbeda, yang pada
pokoknya mempunyai tujuan yang sama.7
b. Karakteristik Modul
Modul mempunyai beberapa karakteristik tertentu, misalnya
berbentuk unit pengajaran terkecil dan lengkap, berisi rangkaian
kegiatan belajar yang dirancang secara sistematis, berisi tujuan belajar
6 Wayan Santyasa,” Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul”
, hlm . 97 Wayan Santyasa, “Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul”
,, hlm 10
11
yang dirumuskan secara jelas dan khusus, memungkinkan siswa
belajar mandiri, dan merupakan realisasi perbedaan individual. Sebuah
modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik
sebagai berikut.
1) Self Instructional; yaitu melalui modul tersebut seseorang atau
peserta belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak
tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self
instructional, maka dalam modul harus;
a) Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas.
b) Berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit
kecil spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas.
c) Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan
pemaparan materi pembelajaran.
d) Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang
memungkinkan pengguna memberikan respon dan mengukur
tingkat penguasaannya.
e) Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan
suasana atau konteks tugas dan lingkungan penggunanya.
f) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif.
g) Terdapat rangkuman materi pembelajaran.
h) Terdapat instrumen penilaian/assessment, yang memungkinkan
penggunaan diklat melakukan self assessment.
i) Terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya
mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi.
j) Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya
mengetahui tingkat penguasaan materi.
k) Tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang
mendukung materi pembelajaran dimaksud.
2) Self Contained; yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit
kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam
satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan
12
kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran yang
tuntas, karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh.
Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu
unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan
memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.
3) Stand Alone (berdiri sendiri); yaitu modul yang dikembangkan
tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan
bersama-sama dengan media pembelajaran lain. Dengan
menggunakan modul, pebelajar tidak tergantung dan harus
menggunakan media yang lain untuk mempelajari dan atau
mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika masih menggunakan
dan bergantung pada media lain selain modul yang digunakan,
maka media tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang
berdiri sendiri.
4) Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi
terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika
modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta fleksibel digunakan. Dengan memperhatikan
percepatan perkembangan ilmu dan teknologi pengembangan
modul multimedia hendaknya tetap “up to date”. Modul yang
adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai
dengan kurun waktu tertentu.
5) User Friendly; modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya.
Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat
membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk
kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan
keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti
serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah
satu bentuk user friendly.8
8 Direktorat Tenaga Kependidikan, Penulisan Modul ,http://
www.dostoc.com,docs/5649648/ penulisan- modul- kimia, 4 februari 2011s
13
c. Tujuan Pembuatan Modul
Penggunaan modul dalam kegiatan belajar-mengajar bertujuan
agar tujuan pendidikan bisa dicapai secara efektif dan efisien. Para
siswa dapat mengikuti program pengajaran sesuai dengan kecepatan
dan kemampuan sendiri, lebih banyak belajar mandiri, dapat
mengetahui hasil belajar sendiri, menekankan penguasaan.9 Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pembuatan modul bertujuan agar
peserta didik:
1) Dapat belajar dengan kesanggupan dan menurut lamanya waktu
yang digunakan mereka masing-masing.
2) Dapat belajar sesuai dengan cara dan teknik mereka masing-
masing.
3) Memberikan peluang yang luas untuk memperbaiki kesalahan dan
remedial dan banyaknya ulangan
4) Dapat belajar sesuai dengan topik yang diminati.
d. Komponen-komponen Modul
Aspek-aspek yang dikembangkan dalam penyusunan modul
terdiri dari empat komponen utama, yakni:10
1) Petunjuk guru
Guru harus benar-benar mengetahui dan menguasai bahan
yang akan disajikan dan prinsip-prinsip penyampaiannya. Dalam
hal ini ada dua hal pokok yang harus dikembangkan yaitu:
a) Uraian umum tentang kedudukan dan keadaan modul tertentu
dalam rangka program pendidikan yang lebih besar.
b) Uraian khusus tentang topik modul, untuk kelas berapa modul
tersebut digunakan, berapa waktu (jam) waktu lamanya, apa
tujuan instruksionalnya, pokok-pokok materi yang dipelajari
siswa, prosedur belajar mengajar, baik kegiatan guru maupun
alat-alat dan sumber yang akan digunakan.
9 Nana Sudjana, Teknologi Pengajaran, hlm. 133.10Usman Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, hlm. 66-69.
14
2) Program Kegiatan Siswa
Dalam komponen ini terdapat beberapa hal, yakni; tentang
identifikasi modul yang tampak dalam sampul atau jilid yang
berkenaan dengan nama, nomor modul, kelas, dan waktu yang
disediakan.
Petunjuk untuk siswa yang berupa penjelasan topik yang
diberikan, pengarahan tentang langkah-langkah yang dilakukan,
dalam waktu yang disediakan untuk menyelesaikan suatu modul.
Tujuan pelajaran yang hendak dicapai oleh siswa, pokok-
pokok materi yang harus dipelajari, alat peraga yang akan
dipergunakan, dan petunjuk tentang kegiatan belajar baik untuk
membaca, mengerjakan tugas-tugas maupun cara-cara mengisi
lembaran-lembaran lainnya.
3) Lembaran Kerja
Lembaran kerja ini merupakan lembaran yang
memungkinkan para siswa belajar sendiri, baik dalam bentuk
pedoman observasi maupun tempat tugas-tugas. Dalam lembaran
kerja nampak topik-topik berupa persoalan yang harus diselesaikan
atau dikerjakan dalam format-format tertentu.
4) Alat Evaluasi
Alat evaluasi dalam modul bisa berupa lembar observasi
atau tes. Tes ini berisikan pedoman penggunaan lembaran tes,
lembaran jawaban, dan kunci jawaban. Tes tersebut dapat
dilakukan pada pretes dan post-tes. Dengan demikian dapat dilihat
dari kemajuan anak antara sebelum dan sesudah mempelajari
modul tertentu.
a) Secara garis besar langkah-langkah dalam menyusun dan
mengembangkan modul yaitu: merumuskan sejumlah tujuan
intruksional secara spesifik dan dalam tingkah laku yang
operasional yang dapat diamati dan dapat diukur.
15
b) Urutan tujuan- tujuan tersebut menentukan langkah-langkah
yang diikuti modul tersebut.
c) Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa,
pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya sebagai
prasyarat untuk mempelajari modul.
d) Menyusun alasan atau rasional akan pentingnya modul tersebut
dipelajari siswa.
e) Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan
membimbing siswa agar mencapai kompetensi dalam
belajarnya.
f) Menyusun post-test untuk mengukur hasil belajar siswa, hingga
seberapa jauh mereka dapat menguasai tujuan-tujuan
instruksional yang termuat dalam modul tersebut.
g) Sumber belajar: berisi tentang sumber-sumber belajarbyang
dapat ditelusuri dan digunakan oleh peserta didik. (S. Nasution,
1983: 218).
2. Inkuiri Terbimbing
Inkuiri berasal dari bahasa inggris “inquiry”, yang dapat diartikan
sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan
ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat
mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan.
Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan
mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen
untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah dengan bertanya dan
mencari tahu.11
Asas inkuiri merupakan proses pembelajaran berdasarkan pada
pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.
Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari proses menemukan
sendiri. Tidakan guru bukanlah untuk menghafalkan sejumlah materi akan
tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan
11 Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, hlm. 43.
16
sendiri materi yang harus dipahaminya. Belajar merupakan proses mental
seseorang yang terjadi secara mekanis, akan tetapi perkembangan
diarahkan pada intelektual, mental emosional dan kemampuan individu
yang utuh.12
Carin dan Sund (1975) yang dikutip oleh E. Mulyasa
mengemukakan bahwa inkuiri adalah the process of investigating a
problem. Adapun Piaget mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan
metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan
eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin
melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari
jawabanya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan
penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan
yang ditemukan peserta didik lain.
Pengajaran inkuiri dibentuk atas dasar diskoveri, sebab seorang
siswa harus menggunakan kemampuannya berdiskoveri dan kemampuan
lainnya. Dalam inkuiri, seseorang bertindak sebagai seorang ilmuwan
(scientist), melakukan eksperimen, dan mampu malakukan proses mental
berinkuiri, adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tetang gejala alami.
b. Merumuskan masalah-masalah.
c. Merumuskan hipotesis-hipotesis.
d. Merancang pendekatan investigative yang meliputi eksperimen.
e. Melaksanakan eksperimen.
f. Mensintesiskan pengetahuan.
g. Memiliki sikap ilmiah, antara lain objektif, ingin tahu, keterbukaan,
mengiginkan dan menghormati model-model teoritis, serta
bertanggung jawab.13
Sund and Trowbridge (1973), (E.Mulyasa,2005) mengemukakan
tiga macam inkuiri sebagai berikut:
12 Udin Saefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 1, hlm. 169.13 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), Cet. 9.
hlm. 219-220.
17
a. Inkuiri terbimbing (guide inquiriy); peserta didik memperoleh
pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut
biasannya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.14
Pelaksanaan pengajaran dimulai dari sebuah pertanyaan inti (Seperti
mengapa air yang mendidih mengeluarkan gelembung udara?). Dari
jawaban yang dikemukakan siswa, guru mengajukan berbagai
pertanyaan melacak, dengan tujuan mengarahkan siswa kesuatu titik
kesimpulan yang diharapkan.15
b. Inkuiri bebas (free inquiry); pada inkuiri bebas peserta didik
melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Pada
pengajaran ini peserta didik harus dapat mengidentifikasi dan
merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki.
c. Inkuiri bebas yang dimodivikasi (modified free inquiry); pada inkuiri
ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta
didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui
pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.16
3. Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing
Modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi
yang bertujuan agar peserta didik dapat belajar mandiri atau dengan
bimbingan guru dalam kegiatan belajar mengajar dan cara untuk
mengevaluasi yang dirancang secara sistematis, dan menarik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Inkuiri adalah menemukan sendiri melalui eksperimen sedangkan
terbimbing adalah guru mengarahkan dan membuat langkah- langkah
percobaan untuk peserta didik yang berupa pertanyaan, jadi inkuiri
terbimbing adalah peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran tentang
14 E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenagkan ( Bandung,:PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 109.15 Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2004), Cet. 12, hlm. 87.16 E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenagkan , hlm. 109
18
konsep atau suatu gejala melalui pengamatan, pengukuran, pengumpulan
data untuk ditarik kesimpulan. Pada inkuiri terbimbing, guru tidak lagi
berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi,
tetapi guru membuat rencana pembelajaran atau langkah-langkah
percobaan.
Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing adalah alat atau sarana
pembelajaran yang berisi materi yang bertujuan agar peserta didik dapat
belajar mandiri atau dengan bimbingan guru dalam kegiatan belajar
mengajar dan cara untuk mengevaluasi yang dirancang secara sistematis,
dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dan
didalamnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan modul kimia berbasis
inkuiri terbimbing yang bertujuan agar peserta didik berhasil menguasai
bahan pelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Karena
dalam setiap kelas berkumpul peserta didik dengan kemampuan yang
berbeda-beda (kecerdasan, bakat dan kecepatan belajar) maka perlu
diadakan pengorganisasian materi, sehingga semua peserta didik dapat
mencapai dan menguasai materi pelajaran sesuai dengan yang telah
ditetapkan dalam waktu yang telah disediakan.
4. Model Desain Sistem Pembelajaran
Model adalah sesuatu yang menggambarkan adanya pola berpikir.
Sebuah model biasanya menggambarkan keseluruhan konsep yang saling
berkaitan. Model juga dapat dipandang sebagai upaya yang
mengkonkretkan sebuah teori sekaligus juga merupakan sebuah analogi
dan respresentasi dari variabel-variabel yang terdapat didalam teori
tersebut.17
Istilah desain bermakna adannya keseluruhan, struktur, kerangka
atau outline, dan urutan atau sistematika kegiatan (Gagnon dan Collay,
2010), (Pribani Benny,2009). Selain itu kata desain juga dapat diartikan
17 Pribani Benny A, Model Desain Sistem Pembelajaran, hlm. 86.
19
sebagai proses perencanaan yang sistematik yang dilakukan sebelum
tindakan pengembangan atau pelaksanaan sebuah kegiatan (Smith dan
Ragan,1993), (Pribani Benny,2009). Upaya untuk mendesain proses
pembelajaran agar menjadi sebuah kegiatan yang efektif, efisien, dan
menarik disebut dengan istilah desain sistem pembelajaran atau
instructional sistem design (ISD). Lebih lanjut, (Bringgs dalam Ritchey,
1986) mendefinisikan desain sistem pembelajaran sebagai suatu
keseluruhan proses ini yang telah dilakukan untuk menganalisis kebutuhan
dan tujuan pembelajaran serta pengembangan sistem penyampaian materi
pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut.
Definisi yang lain tentang desain sistem pembelajaran
dikemukakan oleh Smith dan Ragan (1993), dalam (Pribani Benny,2009)
yaitu: “….proses sistematik yang dilakukan untuk menerjemahkan prinsip-
prinsip belajar dan pembelajaran menjadi rancangan yang dapat
diimplementasikan dalam bahan dan aktivitas pembelajaran”.
Desain sistem pembelajaran lazimnya dimulai dari kegiatan
analisis yang digunakan untuk menggambarkan masalah pembelajaran
sesungguhnya yang perlu dicari solusinya. Setelah dapat menentukkan
masalah yang sesungguhnya maka langkah selanjutnya adalah menentukan
alternatif solusi yang akan digunakan untuk mengatasi masalah
pembelajaran.18
5. ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation)
Salah satu model desain sitem pembelajaran yang memperlihatkan
tahapan-tahapan dasar desain sistem pembelajaran yang sederhana dan
mudah dipelajari adalah model ADDIE. Model ini sesuai dengan namanya,
terdiri dari lima fase atau tahap utama, yaitu (A)nalysis, (D)esign,
(D)evelopment, (I)mplementatiosn, dan (E)valuation. Kelima fase atau
tahap dalam model ADDIE perlu dilakukan secara sistematik. Model
18 Pribani Benny A, Model Desain Sistem Pembelajaran ,hlm. 59.
20
desain sistem pembelajaran ADDIE dengan komponen-komponennya
diantaranya sebagai berikut:19
a. Analisis (Analysis)
Langkah analisis terdiri atas dua tahap, yaitu analisis kinerja
atau performance analysis dan analisis kebutuhan atau need analysis.
Tahap pertama, yaitu analisis dilakukan untuk mengetahui dan
mengklarifikasi apakah masalah yang dihadapi memerlukan solusi
berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan
menajemen.
Pada tahap kedua, yaitu analisis kebutuhan, merupakan langkah
yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau
kompetensi yang perlu dipelajari oleh peserta didik untuk
meningkatkan prestasi belajar. Hal ini dapat dilakukan apabila program
pembelajaran dianggap sebagai solusi yang sedang dihadapi.
b. Desain (Design)
Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem
pembelajaran ADDIE. Pada langkah ini diperlukan adanya klarifikasi
program pembelajaran yang didesain sehingga program tersebut dapat
mencapai tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan.
Pada langkah desain, pusat perhatian perlu difokuskan pada
upaya untuk menyelidiki masalah pembelajaran yang sedang dihadapi.
Hal ini merupakan inti dari langkah analisis, yaitu mempelajari
masalah dan menemukan alternatif solusi yang akan diitempuh untuk
dapat mengatasi masalah pembelajaran yang berhasil diidentifikasi
melaui langkah analisis kebutuhan.
Langkah penting yang perlu dilakukan dalam desain adalah
menentukan pengalaman belajar atau learning experience yang perlu
dimiliki peserta didik selama mengikuti aktivitas pembelajaran.
Langkah desain harus mampu menjawab pertanyaan apakah program
pembelajaran yang didesain dapat digunakan untuk mengatasi masalah
19 Pribani Benny A, Model Desain Sistem Pembelajaran, hlm.125.
21
kesenjangan perform (performance gap) yang terjadi pada diri peserta
didik.
Kesenjangan kemampuan yang dimaksud dalam hal ini adalah
perbedaan yang dapat diamati (observable) antara kemampuan yang
telah dimiliki dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh
peserta didik. Dengan kata lain, kesenjangan menggambarkan
perbedaan antara kemampuan yang dimiliki dengan kemampuan yang
ideal.20
c. Pengembangan (Development)
Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam
mengimplementasikan model desain sistem pembelajaran ADDIE.
Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan
memodifikasi bahan ajar atau learning materials untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Pengadaan bahan ajar perlu disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran spesifik atau learning outcomes yang telah oleh
perancang program pembelajaran dalam langkah desain. Langkah
pengembangan, dengan kata lain mencakup kegiatan memilih dan
menentukan metode, media, serta strategi pembelajaran yang sesuai
untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau subtansi program
pembelajaran.
d. Implementasi (Implementation)
Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran
merupakan langkah keempat dari model desain sistem pembelajaran
ADDIE. Langkah implementasi sering diasosiasikan dengan
penyelenggaraan program pembelajaran itu sendiri. Langkah ini
memang mempunyai makna adanya penyampaian materi pembelajaran
dari guru atau instruktur dari peserta didik.
e. Evaluasi (Evaluation)
20 Pribani Benny A, Model Desain Sistem Pembelajaran, hlm. 128-131.
22
Langkah terakhir atau kelima dari model desain sistem
pembelajaran ADDIE adalah evaluasi. Evaluasi dapat didefinisikan
sebagai sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai
terhadap program pembelajaran. Pada dasarnya, evaluasi dapat
dilakukan sepanjang pelaksanaan kelima langkah dalam model
ADDIE. Pada langkah analisis misalnya, proses evaluasi dilaksanakan
dengan cara melakukan klarifikasi terhadap kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah
mengikuti program pembelajaran. Evaluasi seperti ini dikenal dengan
istilah evaluasi formatif. Disamping itu, evaluasi juga dapat dilakukan
dengan cara membandingkan antara hasil pembelajaran yang telah
dicapai oleh peserta didik dengan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan sebelumnya.21
6. Materi Pokok Asam dan Basa
Makanan yang dikonsumsi tiap hari, obat-obatan yang diminum
jika sakit, pupuk pertanian yang digunakan petani, maupun produk
perawatan tubuh dan pembersih rumah tangga ternyata mengandung asam
dan basa. Kita mengenal suatu zat yang bersifat asam karena rasanya yang
masam, sedangkan kita tahu suatu zat termasuk basa karena rasanya yang
pahit dan licin.
Dalam kehidupan sehari-hari, asam ditemukan dalam buah-buahan,
diantaranya asam sitrat yang berfungsi memberi rasa lemon yang tajam
pada jeruk, asam asetat pada cuka makan dan buah kalengan, asam
askorbat pada tablet vitamin C, maupun asam sulfat pada aki kendaraan
bermotor. Sedangkan basa adalah kebalikan dari asam. Basa sering terasa
licin, kita dapat mengetahui basa dari pembersih lantai yang mengandung
ammonia, sabun mandi dan detergen yang mengandung NaOH/KOH, obat
maag yang mengandung Mg(OH)2, deodorant yang mengandung Al(OH)3
dan sebagainya.
21 Pribani Benny A, Model Desain Sistem Pembelajaran, hlm. 135-136.
23
Berdasarkan contoh di atas, tentu kita berpikir bahwa untuk
menggolongkan suatu zat termasuk asam atau basa tidak semua dapat
dirasakan. Ada cara lain yang dapat digunakan untuk membedakan asam
dan basa tersebut, yaitu dengan menggunakan indikator asam basa.
Indikator artinya “petunjuk”. Biasanya indikator asam basa berupa zat
kimia yang mempunyai warna yang berbeda-beda apabila ditambahkan
kedalam larutan asam dan basa.22
Dalam penelitian ini akan dibahas tentang asam dan basa
diantaranya sebagai berikut:
a. Teori Asam dan Basa23
Terdapat beberapa teori asam basa, tiga diantaranya adalah
konsep asam basa menurut Arrhenius, menurut Bronsted-Lowry dan
menurut Lewis.
1) Teori asam basa menurut Arrhenius
Pada tahun 1884, ilmuwan Swedia bernama Svante
Arrhenius mengemukakan pengertian asam basa berdasarkan
reaksi ionisasi. Menurut Arrhenius, asam adalah suatu zat yang jika
dilarutkan dalam air, akan melepaskan ion H+ (ion Hidrogen)
sedangkan basa adalah suatu zat yang jika dilarutkan dalam air,
akan melepaskan ion OH- (ion Hidroksida).
Keadaan sebenarnya dalam larutan air, ion Hidrogen tidak
dapat berdiri bebas. Dalam air, ion Hidrogen (H+) akan berikatan
secara koordinasi dengan molekul air (H2O) menjadi ion hidronium
(H3O+)
H+ (aq) + H2O(aq) H3O+ (aq)
Dengan demikian reaksi ionisasi untuk larutan asam dalam
air dapat dituliskan sebagai berikut:
HA (aq) + H2O (aq) H3O+ (aq) + A- (aq)
22 Salirawati Das, Belajar Kimia Secara Menarik untuk SMA/MA Kelas XI (Jakarta:
Grasindo, 2007), hlm. 194.23 Crys Fajar Partana, et.al., Kimia Dasar 2 (Yogyakarta, UNY, 2003), hlm. 10-14.
24
Kelemahan dari teori asam basa Arrhenius adalah hanya
terbatas untuk senyawa asam basa dalam pelarut air karena reaksi
yang menghasilkan ion H+ dan OH- hanya terjadi dalam pelarut air.
Bagaimana jika senyawa tersebut tidak larut dalam air? Hal ini
Arrhenius tidak dapat menjelaskan.
2) Teori asam dan basa menurut Bronsted Lowry
Pada tahun 1923, Johanes Bronsted (ahli kimia Denmark)
dan Thomas Martin Lowry (ahli kimia Inggris) secara terpisah
mendefinisikan asam dan basa sebagai berikut:
a) Asam adalah zat yang dapat memberikan proton (H+) pada zat
lain (donor proton).
Asam Basa konjugasi + H+
b) Basa didefinisikan sebagai zat yang dapat menerima proton
(H+) dari zat lain (akseptor proton).
Basa + H+ Asam konjugasi
Dalam suatu persamaaan reaksi, asam basa berdasarkan
teori Bronsted-Lowry masing-masing mempunyai pasangan.
Pasangan asam disebut basa konjugasi, sedangkan pasangan basa
disebut asam konjugasi.
3) Teori asam dan basa menurut Lewis
Teori asam dan basa yang lebih bersifat umum
dikemukakan oleh Gilbert Newton Lewis seorang Ilmuwan
Amerika Serikat pada tahun 1923. Teori ini timbul dari kenyataan
bahwa teori Bronsted Lowry kurang luas jangkauannya. Meskipun
teori asam basa Bronsted Lowry sudah cukup luas, dapat berlaku
pada semua pelarut, namun dalam kenyatannya ada beberapa yang
25
tidak melibatkan proton. Jadi Lewis mengusulkan pengertian asam
basa berdasarkan reaksi serah terima elektron.
a) Asam adalah jika dapat menerima pasangan elektron
b) Basa adalah jika dapat memberi pasangan elektron
Reaksi asam basa Lewis menghasilkan ikatan kovalen
koordinasi. Contohnya pada reaksi antara BF dan NH3.
NH3 = memberikan sepasang elektron (basa)
BF3 = menerima sepasang elektron (asam)
NH3 memberikan sepasang elektron pada molekul BF3
untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi.
b. Identifikasi Asam dan Basa24
Senyawa asam dan senyawa basa dapat dibedakan berdasarkan
sifat-sifat yang dimilikinya, diantaranya:
Tabel 1.2 Sifat Senyawa Asam dan Senyawa Basa
Sifat Asam Sifat Basa
1. Senyawa asam bersifat korosif
2. Sebagian reaksi dengan logam
menghasilkan H2
3. Dapat mengubah warna yang
dimiliki dengan adanya zat lain
(dapat digunakan sebagai
indikator asam basa)
4. Menghasilkan ion H+ dalam air.
1. Senyawa basa bersifat
merusak kulit (kaustik)
2. Terasa licin di tangan
seperti sabun
3. Dapat mengubah warna zat
lain (warna yang dihasilkan
berbeda dengan asam)
4. Menghasilkan ion OH-
dalam air
24 Drs. M Dhodiq Ibnu, dkk, Kimia analitik 1, (Malang, UNM, 2004), hlm. 112
B
F
F F
+ N
H
H
H: N
H
H
HBF
F
F
26
Senyawa asam basa dapat didentifikasi secara aman dengan
menggunakan indikator. Indikator yang biasa digunakan adalah kertas
lakmus, larutan indikator asam-basa dan indikator alami.
1) Kertas Lakmus engan Kertas
Senyawa asam dan basa dapat diidentifikasi menggunakan
kertas lakmus, dengan cara mengamati perubahan Warna kertas
lakmus ketika bereaksi dengan larutan. Ada dua jenis kertas
lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru.
Gambar 1.5.
Dua jenis kertas lakmus, lakmus biru (B) dan lakmus merah (A)
Apabila lakmus dicelupkan ke dalam suatu larutan, maka
warna lakmus akan berubah sesuai dengan sifat larutan tersebut.
Bila senyawa tersebut bersifat asam, maka akan mengubah warna
lakmus biru menjadi merah. Dan sebaliknya apabila suatu larutan
bersifat basa, maka larutan tersebut akan mengubah warna lakmus
merah menjadi biru.
Gambar 1.6. Lakmus untuk membedakan asam dengan basa
lakmus merah
lakmus berubahmenjadi biru
ASAMBASA
lakmus berubahmenjadi merah
lakmus biru
27
Penggunaan lakmus sebagai indikator asam basa telah
bertahan selama lebih dari 300 tahun. Hal ini karena lakmus,
memiliki beberapa kelebihan yaitu:
a) Lakmus dapat berubah warna dengan cepat saat bereaksi
dengan asam ataupun basa.
b) Lakmus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara bebas,
sehingga dapat bertahan lama.
c) Lakmus mudah diserap oleh kertas, sehingga banyak digunakan
dalam bentuk lakmus kertas.
2) Identifikasi dengan Indikator Asam dan Basa
Indikator asam-basa sebagai zat penunjuk derajat keasaman
larutan adalah senyawa organik dengan struktur rumit yang
berubah warnanya bila pH larutan berubah. Ada beberapa jenis
indikator asam-basa. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Tabel 1.3. Beberapa Larutan Indikator Asam-Basa
Indikator Asam-BasaWarna yang dihasilkan dalam
Larutan Asam Larutan Basa
Fenolftalin Bening Merah muda
Metil oranye Merah Kuning
Bromotimol Biru Kuning Biru
Metil Ungu Ungu Hijau
Bromokresol Ungu Kuning Ungu
Fenol Merah Kuning Merah
Timolftalin Bening Biru
3) Identifikasi dengan Indikator Alami
Selain menggunakan indikator dari buatan yang harganya
relatif mahal, ternyata kita dapat memanfaatkan bahan-bahan di
sekitar kita seperti sayuran, buah-buahan bahkan bumbu dapur.
Namun agar dapat dimanfaatkan, bahan-bahan tersebut
harus terlebih dahulu diekstrak dalam bentuk larutan. Kemudian
28
untuk penggunaannya, cukup dilakukan pencampuran indikator
alami tersebut dengan larutan asam-basa. Perubahan warna pada
setiap indikator akan berbeda, hal ini dipengaruhi oleh jenis larutan
dan nilai pH larutan yang diuji.
Gambar 1.8. Kol merah sebagai indikator pH alami,
c. Kekuatan Asam Basa25
Senyawa asam basa dapat dikelompokkan berdasarkan
kekuatan keasaman atau kebasaannya menjadi 4 (empat) jenis, yaitu:
asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah diantaranya:
1) Asam kuat
Asam kuat adalah suatu larutan yang dapat melepaskan
semua ion H+nya ke dalam larutan, dan mengalami ionisasi
sempurna dengan nilai = 1.
Contoh dari asam kuat adalah H2SO4 (Asam Sulfat)
Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi berkesudahan,
sehingga seluruh molekulnya berubah menjadi ion-ion. Dengan
demikian, persamaan reaksi H2SO4 tersebut adalah:
H2SO4 2H+ + SO4-
Bila [H2SO4-] adalah 1M, maka terbentuk ion H+ sebesar 2 M,
sehingga berlaku:
[H+] = a Masam
25 G. Svehla, VOGEL 1: Buku Teks Analisis Anorganik Kulaitatif Makro Dan Mikro,
(Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka, 1990), hlm. 30-37.
29
Dimana:
a = jumlah ion H+
Masam = konsentrasi larutan asam kuat
2) Asam Lemah
Asam lemah adalah suatu larutan yang dapat melepaskan
sebagian kecil ion H+nya. Asam lemah digolongkan sebagai
elektrolit lemah dengan nilai < 1.
Contoh Asam Lemah: CH3COOH
Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan.
Contoh : CH3COOH CH3COO- + H+
Dengan demikian,
= [ ][ ][ ]
Karena [CH COO ] dan [H ] dianggap sama sehingga
[CH COO ] = [H ]= [H ][H ][CH COOH]
[H ] = ∙ [CH COOH][H ] = ∙[H ] = ∙
Atau
=3) Basa Kuat
Basa kuat adalah suatu larutan yang dapat melepaskan
semua ion OH- nya ke dalam larutan, dan mengalami ionisasi
sempurna ( = 1).
Contoh Basa Kuat adalah Ba (OH)2 (Barium Dihidroksida)
Reaksi oksidasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan,
sehingga sebagaimana asam kuat, semua molekul senyawaannya
berubah menjadi ion-ion.
30
Contoh : Ba(OH)2(aq) Ba(aq) + 2OH-(aq)
Bila konsentrasi Ba(OH)2 adalah 1M, maka ion OH- yang
terbentuk adalah sebesar 2M. Sehingga berlaku:
[OH-] = b Mbasa
Dimana:
b = jumlah ion OH-
Mbasa = konsentrasi larutan basa
4) Basa Lemah
Basa lemah merupakan suatu larutan basa yang melepaskan
sebagian ion OH-nya. Basa lemah adalah elektrolit lemah dengan
nilai derajat ionisasinya () < 1.
Contoh Basa Lemah Adalah NH4OH (Ammonium Hidroksida)
Sebagaimana reaksi pada asam lemah, reaksi ionisasi pada
basa lemah juga merupakan reaksi kesetimbangan. Sebagaimana
dicontohkan pada reaksi NH4OH; NH4OH NH4+(aq) + OH-(aq)
Dengan demikian, berlaku:
= [NH ][OH ][NH OH]Karena [NH ] dan [OH ] dianggap sama sehingga [NH ] =[OH ][OH ] = . [NH OH][OH ] = ∙ atau
[OH ] = ∙=
31
d. Derajat Keasaman (pH)26
Derajat keasaman atau pH digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau ke- basaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Yang
dimaksudkan “keasaman” di sini adalah konsentrasi ion hidrogen(H+)
dalam pelarut air. Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14. Suatu larutan
dikatakan netral apabila memiliki nilai pH=7. Nilai pH>7
menunjukkan larutan memiliki sifat basa, sedangkan nilai pH<7
menunjukan keasaman. Maka perlu adanya pengukuran untuk
menyatakan nilai pH tersebut. Oleh Sorensen, diusulkan bahwa konsep
pH merupakan fungsi logaritma negatif dari konsentrasi ion H+ dalam
larutan. Dinyatakan,
pH = -log [H+]
pH Larutan Basa
Untuk menetukan pH larutan basa, kita dapat menganalogikan
dengan cara yang sama ketika kita menghitung pH larutan asam. Yaitu
dengan menggunakan rumus:
pOH = -log [OH-]
Pada kesetimbangan air : H2O (aq) H+(aq) + OH-(aq)
Kw = [H+] [OH-]
-log Kw = -log [H+] [OH-]
-log Kw = -log [H+] + {-log [OH-]}
pKw = pH + pOH
pH = pKw – pOH
Oleh karena pada suhu 25oC, harga Kw = 10-14. Maka,
pKw = -log 10-14
pKw = 14
Sehingga,
pH = 14 –pOH
26 Crys Fajar Partana, et.al. VOGEL 1, hlm. 39-41.
32
e. Reaksi Asam Basa 27
1) Reaksi Penetralan
Reaksi asam basa disebut juga reaksi penetralan, dimana
reaksi tersebut kebanyakan melibatkan asam dan basa
menghasilkan air. Reaksi penetralan ini dapat berupa:
a) Reaksi Molekular, sebagaimana reaksi antara HCl dan NaOH.
HCl(aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
b) Reaksi Ionik, seperti dicontohkan pada reaksi berikut:
H+(aq)+ Cl-(aq) + Na+(aq) + OH-(aq) Na+(aq) + Cl-(aq) +
H2O(l)
Sehingga dirumuskan,
Asam + Basa Garam + Air
Reaksi ini digunakan untuk menentukan kadar larutan asam
dan basa, dimana 1 mol asam akan tepat bereaksi dengan 1 mol
basa.
Salah satu aplikasi reaksi penetralan ini adalah titrasi asam
basa (titrasi asidi-alkalimetri). Titrasi asam basa adalah suatu
prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu larutan asam atau
basa berdasarkan reaksi asam basa. Untuk menentukan kadar asam
atau basa suatu larutan kita harus terlebih dahulu mengetahui
kadar salah satu dari asam atau basa tersebut. Titrasi dengan
menyandarkan pada jumlah volume larutan dikenal dengan istilah
volumetrik. Pengu kuran volume diusahakan setepat mungkin
denga menggunakan alat-alat standar misalnya buret dan pipet
volumetrik.
27 Sandri Justiana, Chemistry For Senior High School Year XI ( Jakarta: KDT,2009) hlm
258-263.
33
Gambar 2.1. Susunan alat Titrasi Sederhana
1. Buret2. Statif3. Erlenmeyer
Data percobaan hasil titrasi dalam penentuan kadar larutan
asam dan larutan basa dapat kita hitung berdasarkan reaksi asam
basa yang dinyatakan dengan rumus sebagi berikut:
V1 x aM1 = V2 x bM2
Keterangan
V1 = volume larutan penitrasi (mL)
V2 = volume larutan yang dititrasi (mL)
M1 = konsentrasi larutan penitrasi (M)
M2 = konsentrasi larutan yang dititrasi (M)
a = valensi larutan penitrasi
b = valensi larutan yang dititrasi
Setelah titrasi selesai, kita memperoleh data tambahan
berupa volume larutan penitrasi. Sebelumnya, kita telah
mengetahui konsentrasi penitrasi dan volume larutan yang
dititrasi. Dengan demikian, kita dapat menghitung konsentrasi
larutan yang dititrasi.
Contoh :
Sebanyak 20 mL larutan H2SO4 yang belum diketahui
konsentrasinya dititrasi larutan NaOH 0,1 M dengan menggunakan
1
2
3
34
indikator fenolftalein (PP). warna indikator PP mulai berubah saat
volume NaOH tepat 30,2 mL. Tentukan konsentrasi H2SO4
tersebut!
Penyelesaian Penyelesaian
a) Diketahui,
V H2SO4 = 20 mL = 0,02 L
V NaOH = 30,2 mL = 0,0302 L
Persamaan Reaksinya:
H2SO4(aq) + 2NaOH(aq) Na2SO4(aq) + 2H2O(aq)
b) Cara 1:
NaOH yang terpakai pada titrasi = 0,1 × 0,0302
= 0,00302 mol
Dari persamaan reaksi didapat; 1 mol H2SO4 = mol NaOH
Jadi,H2SO4 yang dititrasi = × 0,00302= 0.0015 mol
Konsentrasi H2SO4 = 0,0015 mol / 0.02 L
= 0,075 mol L-1
= 0,075 Molar
c) Cara 2:
1 mol H2SO4 = mol NaOH
n H2SO4 = n NaOH
V1M1 = V2M2
20 M1 = (30,2)(0,1)
M1 = ,
M1 = 0,075 Molm
33333bentukan End
apan
35
2) Reaksi pengendapan
Reaksi pengendapan (menghasilkan endapan)
dimungkinkan terjadi apabila dua ion yang menghasilkan senyawa
sukar larut bertemu, dan senyawa tersebut akan mengendap.
Sebagaimana dicontohkan pada persamaan reaksi berikut:
BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) → BaSO4 (s) + 2NaCl (aq)
Berikut adalah tabel kelarutan beberapa senyawa ion
terhadap air dan pelarut lain.
Tabel 1.5. Kelarutan Beberapa Senyawa Ion
Senyawa Kelarutan Keterangan
Nitrat (NO3-) Semua larut
Asetat
(CH3COO-)
Semua larut Kecuali Ag+, Hg22+, Bi3+
Klorida (Cl-) Semua larut Kecuali Ag+, Hg22+, Pb2+, Cu+
Bromida (Br-) Semua larut Kecuali Ag+,Hg22+,Pb2+
Iodida (I-) Semua larut Kecuali Ag+, Hg22+, Pb2+, Bi3+
Sulfat (SO42-) Semua larut Kecuali Pb2+, Ba2+, Sr2+, Ca2+
Sulfida (S2-) Semua tidak
larut
Kecuali Na+, K+, NH4+
Fosfat (PO43-) Semua tidak
larut
Kecuali Na+, K+, NH4+
Karbonat
(CO32-)
Semua tidak
larut
Kecuali Na+, K+, NH4+
Oksalat
(C2O42-)
Semua tidak
larut
Kecuali Na+, K+, NH4+
Oksida (O2-) Semua tidak
larut
Kecuali Na+, K+, Ba2+, Sr2+,
Ca2+
Hidroksida
(OH-)
Semua tidak
larut
Kecuali Na+, K+,Ba2+, Sr2+,
Ca2+, NH4+
36
3) Reaksi Pembentukan Gas28
Reaksi pembentukan gas dapat disebabkan oleh reaksi yang
memang menghasilkan gas atau dapat pula terbentuknya gas
tersebut karena terurainya suatu zat lain menjadi gas. Misalnya:
H2CO3(aq) → H2O(l) + CO2(g)
NH4OH(aq) → H2O(l) + NH3 (g)
Beberapa reaksi yang menghasilkan gas antara lain:
a) Reaksi karbonat padat dengan asam menghasilkan gas CO2
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Na2CO3(s) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + H2O(l) + CO2(g)
b) Reaksi senyawa ammonium padat dengan basa kuat
menghasilkan gas NH3
NH4Cl(s) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) + NH3(g)
(NH4)2SO4(s) + 2KOH(aq) → K2SO4(aq) + 2H2O(l) + 2NH3(g)
c) Reaksi antara sulfida padat denga asam menghasilkan gas H2S
FeS(s) + 2HCl(aq) → FeCl2(aq) + H2S(g)
CuS(s) + H2SO4(aq) → CuSO4(aq) + H2S(g)
B. Hasil Belajar
Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi
dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dan perilakunya. Belajar
adalah aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
keterampilan dan sikap (Winkel,1999:53). Perubahan itu diperoleh melalui
usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama
dan merupakan hasil pengalaman.
Proses belajar dapat melibatkan aspek kongnitif, afektif dan
psikomotorik. Pada proses belajar kongnitif, prosesnya mengakibatkan
perubahan dalam aspek kemampuan berpikir (congnitive), pada belajar afektif
mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan merasakan (affective),
28 James E. Brady. Kimia Universitas, jilid 1, (Jakarta: Binarupa Aksara, 2003), hlm. 178-188.
37
sedang belajar psikomotorik memberikan hasil belajar berupa keterampilan
(psychomotoric).
Proses belajar merupakan proses yang unik dan kompleks. Keunikan
itu disebabkan karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar,
tidak pada orang lain, dan setiap individu menampilkan perilaku belajar yang
berbeda. Perbedaan penampila itu disebabkan karena setiap individu
mempunyai karakteristik individualnya yang khas, seperti minat intelegensi,
perhatian, bakat dan sebagainya. Setiaps manusia mempunyai cara yang khas
untuk mengusahakan proses belajar terjadi pada dirinya. Individu yang
berbeda dapat melakukan proses belajar dengan kemampuan yang berbeda
dalam aspek kongnitif, afektif dan psikomotorik.
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui
seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk
mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran
berupa alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat.
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)
menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau
proses yang mengakibatkan berubahnya inputsecara fungsional. Hasil
produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah
bahan (rawmaterials) mejadi barang jadi (finished goods). Dalam siklus input-
proses-hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh
proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami
belajar siswa berubah perilakunyadibanding sebelumnya.
Dengan memperhatikan berbagai teori diatas dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah perubhan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan
perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan
yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas
38
tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan
dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.29
a. Aspek-Aspek Hasil Belajar
Menurut Benjamin Bloom secara garis besar hasil belajar dibagi
menjadi 3 (tiga) ranah, yaitu:
1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari 6 aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek, yaitu
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi.
3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil ketrampilan dan
kemampuan bertindak. Ada 6 aspek ranah psikomotorik, yaitu gerakan
refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan
gerakan ekspresif serta interpretatif.30
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan
menjadi tiga golongan, yaitu:
1) Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam atau
ada pada diri individu yang belajar, yang meliputi:
a) Aspek fisiologis (jasmaniah), yaitu faktor jasmaniah yang bersifat
bawaan maupun yang diperoleh dari luar. Termasuk kesehatan dan
cacat tubuh.
b) Aspek psikologis yang mempengaruhi belajar adalah faktor yang
bersifat bawaan ataupun yang diperoleh, terdiri atas faktor
intelektif, yaitu kecerdasan, bakat, minat, serta prestasi yang
29 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet.II, hlm.
38-4630 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 50
39
dimiliki. Dan faktor non intelektif, yaitu kebiasaan, minat,
motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.
c) Faktor kelelahan, yaitu faktor yang berhubungan dengan kelelahan
fisik dan psikis.31
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
individu yang belajar, yang meliputi:
a) Aspek lingkungan sosial antara lain: lingkungan belajar subyek
belajar, seperti: guru, asisten, staf administrasi, teman sekelas,
keluarga subyek belajar, tetangga, dan masyarakat.
b) Aspek non lingkungan sosial antara lain: sarana prasarana belajar,
kurikulum, administrasi, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang
digunakan oleh subyek belajar.32
3) Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau
strategi yang digunakan subyek belajar dalam menunjang efektivitas
dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.33
Menurut Syekh Ibrahim dan Syekh Zarruji bahwa faktor yang
mempengaruhi hasil belajar ada 6, seperti terdapat dalam kitab Ta’lim
Muta’lim yaitu:
ةإال بست لمال العنا ۞اال ال تهعومجم نع كبيأنس انيبب
ةلغبار وبتاصص ورحذكاء و ۞ انمل زطوو اذتأس ادشإر34و
“Ingatlah sesungguhnya engkau tidak akan memperoleh ilmu kecuali memenuhi syarat enam perkara yang akan aku terangkan secara singkat, yaitu cerdas, rajin, sabar, mempunyai bekal, petunjuk guru dan waktu yang panjang (lama)”.
31 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1995), Cet. 3, hlm. 54.32 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000), hlm. 137-138.33 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm. 13934 Syekh Ibrahim, Syekh Zarnuji, Syarah Ta’lim Muta’lim, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993),
hlm. 55.
40
C. Kajian Penelitian Yang Relevan
Pustaka yang mencantumkan pengembangan modul memang banyak
sekali, akan tetapi peneliti lebih memfokuskan pada pengembangan modul
kimia berbasis inkuiri terbimbing melalui model desain sistem pembelajaran
ADDIE sebagai perangkat pembelajaran dalam kelas.
Didalam Tesis “Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia dengan
Pendekatan Inkuiri Terbimbing Pada Materi Termokimia untuk Siswa SMA
Kelas XI IPA yang diteliti oleh Arwita Dinar Sari Lase, Program Sarjana UM
tahun 2010, meneliti bahwa modul termokimia yang dikembangkan dengan
pendekatan inkuiri terbimbing dapat mengoptimalkan cara pemikiran mereka
dalam memahami konsep selama proses pembelajaran.
Didalam buku Konstruksi Pengembangan Pembelajaran yang ditulis
oleh Sofan Amri, S.Pd, dkk., penerbitnya Prestasi Pustaka Jakarta tahun 2010
mengatakan bahwa Pembelajaran dengan Modul adalah suatu proses
pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara
sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai
dengan penggunaanya untuk para guru.
Didalam makalah Metode Penelitian Pengembangan dan Teori
Pengembangan Modul yang ditulis oleh Wayan Santyasa Guru Besar Tetap
Bidang Pendidikan Fisika, penerbitnya Universitas Pendidikan Ganesha
Bandung tahun 2009 mengatakan bahwa Modul adalah Suatu cara
perorganisasian materi pelajaran yang memperhatikan fungsi pendidikan.
Didalam Tesis “Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Inkuiri
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Matematis
Siswa Sekolah Menengah Pertama” yang diteliti oleh Sri Lindawati, meneliti
bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan inkuiri terbimbing dapat
menelaah perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis dan
komunikasi matematis yang signifikan antara siswa yang mendapatkan
pembelajaran matematika dengan pendekatan inkuiri terbimbing dan siswa
yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
41
Didalam buku Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Kontruktivistik yang ditulis oleh Trianto, M.Pd, penerbitnya Prestasi Pustaka,
Jakarta tahun 2007: 135 mengatakan bahwa Inkuiri merupakan suatu
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistemattis, kritis, logis, analitis,
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri.
Didalam skripsi “Efektifitas Penggunaan Strategi Belajar Mengajar
Inkuiri Berbasis Eksperimen Terhadap Prestasi Belajar Kimia Peserta didik
SMA kelas XI Semester I Pokok Bahasan Laju Reaksi “ yang ditulis oleh
Novita Fardhilah (4314000044) Jurusan Kimia, Fakultas Ilmu Pendidikan
Alam dan Matematika, UNNES tahun 2005, meneliti bahwa Strategi Belajar
Mengajar Inkuiri yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
peserta didik untuk mencari dan secara sistematis, kritis, logis, analitis dengan
cara, sehingga peserta didik dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan
penuh percaya diri.
Didalam buku Guru dalam Proses Belajar Mengajar yang ditulis oleh
Drs.H.Muhammad Ali, Penerbitnya Sinar Baru Algensindo, Bandung tahun
2004: 87 mengatakan bahwa Inkuiri Terpimpin atau Inkuiri Terbimbing
adalah pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh siswa berdasarkan petunjuk
guru. Petunjuk diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan membimbing.
Didalam buku Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenamgkan, yang ditulis oleh Dr.E.Mulyasa, M.Pd,
Penerbitnya PT Remaja Rosdakarya, Bandung 2005, menurut Sund and
Trowbidge (1973) mengatakan bahwa Inkuiri Terpimpin (Guide Inkuiry) atau
Inkuiri Terbimbing adalah Peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan
yang dibutuhkan. Pedoman- pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-
pertanyaan yang membimbing.
Didalam Tesis “Pengembangan Paket Pembelajaran Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Bermedia Interaktif dengan Model ADDIE yang diteliti oleh
Baharudin, Program Sarjana UM tahun 2010, meneliti bahwa pengembangan
42
paket pembelajaran mata pelajaran bahasa inggris bermedia interaktif dengan
model ADDIE dapat memotivasi dan terangkat minatnya untuk menggali
pengetahuan lebih dalam melalui bahan ajar yang ada.
Didalam buku Model Desain Sistem Pembelajaran yang ditulis oleh
Benny A. Pribadi mengatakan bahwa Salah satu model desain sistem
pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan dasar desain sistem
pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah Model ADDIE .
Model ini sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase atau tahap utama,
yaitu (A)nalisis, (D)esign,(D)evelopment, (I)mplementation, dan (E)valuation.
Didalam penelitian ini dibandingkan penelitian di atas adalah lebih
menekankan pada pengembangan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
melalui model desain sistem pembelajaran ADDIE. Dari penelitian ini akan
menghasilkan produk berupa modul kimia berbasis inkuiri terbimbing, dan
analisis penelitiannya dengan Research and Development ( R & D) melalui
tahap-tahap model ADDIE yaitu (A)nalisis, (D)esign, (D)evelopment,
(I)mplementation, dan (E)valuation.
D. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu dugaan yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti kebenarannya melalui data
yang terkumpul. Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mengandung
pernyataan-pernyataan ilmiah, tetapi masih memerlukan pengujian. Oleh
karena itu, hipotesis disusun berdasarkan hasil penelitian masa lalu atau lebih
lanjut yang tujuannya menguji kembali hipotesis tersebut.35
Berdasarkan paparan di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing melalui model desain sistem
pembelajaran ADDIE pada materi pokok asam dan basa efektif digunakan
bagi peserta didik SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal dan pengembangan
modul kimia berbasis inkuiri terbimbing melalui model desain sistem
35 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hlm. 145
43
pembelajaran ADDIE pada materi pokok asam dan basa efektif dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal.
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul
kimia berbasis inkuiri terbimbing melalui model desain sistem pembelajaran
ADDIE pada materi pokok asam dan basa kelas XI.IPA SMA NU 01 Al-
Hidayah Kendal serta untuk mengetahui efektivitas modul kimia berbasis
inkuiri terbimbing melalui model desain sistem pembelajaran ADDIE pada
materi pokok asam dan basa terhadap hasil belajar.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 3 Januari s.d 31 Januari 2011
2. Tempat Pelaksanaan
Penelitian ini berlokasi di SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal
C. Variabel Penelitian
Untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang menjadi fokus
penelitian kuantitatif, pusat studi hampir sepenuhnya pada variabel. Studi
tentang variabel tersebut dilakukan secara individual (terisolasi dari variabel
lain) atau secara stimulan (dikaitkan dengan variabel lain) untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih luas. Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel input
Variabel input dalam penelitian ini adalah pengembangan modul
kimia berbasis inkuiri terbimbing melalui model desain system
pembelajaran ADDIE. Pengembangan modul tersebut akan diterapkan di
dalam kelas kecil terlebih dahulu yang kemudian akan dikembangkan di
dalam kelas besar.
2. Variabel output
Variabel output dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada
materi pokok asam dan basa, dengan pengembangan modul kimia berbasis
45
inkuiri terbimbing yang diterapkan pada materi pokok asam basa. Setelah
modul kimia berbasis inkuiri terbimbing di terapkan pada materi asam
basa, kemudian dapat dihitung efektivitas modul kimia berbasis inkuiri
terbimbing tersebut.
D. Metode Penelitian
Menurut Prof. Dr. Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan
tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan
tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.1 Penelitian ini merupakan
penelitian pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and
Development (R & D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Kelebihan dari penelitian pengembangan ini adalah memberikan
petunjuk yang berguna dalam pemecahan masalah-masalah atau rancangan
dan desain dalam pembelajaran. Tujuan penelitian pengembangan adalah ingin
menilai perubahan-perubahan yang terjadi dalam waktu kurun waktu tertentu.
Penelitian ini dititikberatkan pada pengembangan modul kimia
berbasis inkuiri terbimbing melalui model desain sistem pembelajaran ADDIE.
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan melalui model ADDIE
diantaranya adalah sebagai berikut:
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 5, hlm. 6.
46
Gambar 1.1. Gambar Model ADDIE2
1. Analisis (Analysis)
Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang
akan dipelajari oleh peserta didik. Maka untuk mengetahui atau
menentukan apa yang harus dipelajari, kita harus melakukan beberapa
kegiatan, diantaranya adalah :
a. Melakukan analisis needs assessment (analisis kebutuhan)
b. Melakukan analisis task analysis (analisis tugas).
Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa
karakteristik atau profil calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan,
identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas
kebutuhan.
2. Desain (Design).
Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan. Pertama
kita merumuskan sebuah rancangan diantaranya:
a. Menentukan tujuan pembelajaran.
b. Menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan
pembelajaran yag telah dirumuskan.
c. Menentukan strategi pembelajaran yang tepat dengan menggunakan
metode diskusi untuk mencapai tujuan tersebut.
2 Fakultas Luar Kampus, Mengembangak System Pembelajaran Dengan Model-Addie, (
Jakarta: FLK, 2008)
47
d. Kombinasi metode diskusi dan perangkat pembelajarannya adalah
modul kimia berbasis inkuiri terbimbing.
3. Pengembangan (Development)
Pengembangan adalah proses mewujudkan desain tadi menjadi
kenyataan maka modul kimia tersebut perlu dikembangkan. Satu langkah
penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum
diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari
salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi
formatif, karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki sistem
pembelajaran yang sedang kita kembangkan.
4. Implementasi (Implementation)
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem
pembelajaran yang sedang kita buat. Pada tahap ini modul kimia yang
telah dikembangkan diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau
fungsinya agar bisa diimplementasikan sesuai desain awal.
5. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah modul kimia yang
sedang dikembangkan berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak.
Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas disebut evaluasi
formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Misal, pada tahap
rancangan, mungkin kita memerlukan salah satu bentuk evaluasi formatif
misalnya revisi ahli untuk memberikan input terhadap rancangan yang
sedang kita buat. Pada tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari
produk yang kita kembangkan atau mungkin perlu evaluasi kelompok
kecil dan lain-lain. Disamping itu, dalam tahap inipun kita memerlukan
evaluasi sumatif untuk melihat dampak atau hasil dari sistem pembelajaran
yang telah kita laksanakan.3
3 Ibid., hlm. 128-130
48
E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.4 Dalam penelitian
ini populasinya adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA NU 01 Al-
Hidayah Kendal.
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.5
Penelitian pengembangan pembelajaran ini menggunakan sampel kelas
XI IPA SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal sebanyak 35 siswa, dengan 9
siswa dipilih sebagai kelas ujicoba pertama (kelas kecil), dan sisanya
sebanyak 26 responden sebagai (kelas besar) atau kelas ujicoba kedua.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode,
sebagai berikut :
a. Observasi
Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun
bahan-bahan keterangan (data), yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.6 Lembar
pengamatan (observasi) selama proses belajar di dalam kelas (diskusi)
yang digunakan untuk mengamati keaktifan siswa untuk memperoleh
ranah afektif dan selama proses belajar dilaboratorium (praktikum)
yang digunakan untuk memperoleh ranah psikomotorik.
4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hlm. 130.5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, , hlm. 131.6 Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : RajaGrafindo Persada,
2008), hlm. 76.
49
b. Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka
pengukuran dan penilaian. Fungsi tes secara umum, ada dua macam
fungsi yaitu :
1) Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini
tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang
telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses
belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
2) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab
melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh
program pengajaran yang telah diteentukan, telah dapat dicapai.7
Metode tes digunakan untuk mengetahui aspek kognitif siswa.
Dengan adanya tes akan membantu sejauh mana tingkat pemahaman
siswa terhadap materi asam basa. Tes awal (pre-test) adalah tes yang
dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik.
Tes ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmanakah
materi asam basa yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para
peserta didik.
Tes akhir (post-test) adalah tes yang dilaksanakan sesudah
bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Tes ini dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang
tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh
para peserta didik. Bahan tes yang digunakan pada posttest ini, sama
dengan bahan yang diberikan pada saat pretest.8
c. Angket
Angket (questionnaire) juga dapat digunakan sebagai alat bantu
dalam rangka penilaian hasil belajar.9Jenis angket ada dua yaitu (1)
tertutup dan (2) terbuka. Jenis angket ini tertutup mempunyai bentuk-
7 Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, , hlm 678 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), Cet.
2, hlm. 1529 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, hlm. 8.
50
bentuk pertanyaan: (ya-tidak, pilihan ganda, skala penilaian, dan daftar
cek). Sedangkan jenis angket terbuka mempunyai bentuk pertanyaan:
jawaban singkat atau uraian singkat (bentuk isian)10. Dalam penelitian
ini jenis angket yang digunakan berupa jenis angket tertutup yang
berupa skala penilaian yang berupa skala likert digunakan untuk
memperoleh tanggapan siswa terhadap modul kimia berbasis inkuiri
terbimbing.
2. Instrumen Penelitian
a. Tahap persiapan
1) Tahap persiapan, yaitu tahap pembuatan tes.
Bentuk tes pada penelitian ini adalah tes obyektif pilihan
ganda dengan lima pilihan jawaban dan satu jawaban yang benar.
Langkah-langkah penyusunan tes obyektif menurut Suharsimi
Arikunto adalah sebagai berikut.
a) Menentukan tujuan mengadakan tes
b) Mengadakan pembatasan terhadap materi yang akan diujikan11.
Mengenai materi yang diajarkan dalam penelitian ini yaitu
Asam dan Basa
c) Menentukan jumlah waktu yang untuk mengerjakan tes. Dalam
penelitian ini waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal
adalah 90 menit.
d) Menentukan jumlah butir soal. Butir soal disusun sesuai dengan
kisi-kisi. Soal yang dibuat sebanyak 50 butir.
e) Menentukan tipe tes. Dalam penelitian ini tipe soal yang
digunakan adalah obyektif dengan 5 pilihan jawaban Pemilihan
soal obyektif ini dengan pertimbangan sebagai berikut:
(1) Dapat mewakili isi dan keluasan materi.
(2) Dapat dinilai secara obyektif oleh siapapun.
10 Amirul,Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Bandung: CV Pustaka Setia, 1998),
Cet.10, hlm.101,11 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
ed. 6, hlm. 153-154.
51
(3) Kunci jawaban telah tersedia secara pasti sehingga mudah
dikoreksi.
Adapun kelemahan-kelemahannya antara lain:12
(1) persiapan penyusunannya jauh lebih sulit karena soalnya
banyak dan harus teliti;
(2) soal – soalnya cenderung untuk mengungkap kan ingatan
dan daya pengenalan serta sukar untuk mengukur proses
mental yang tinggi;
(3) banyak kesempatan untuk main untung-untungan;
(4) kerja sama antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes
lebih terbuka.
f) Menentukan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal.
Kisi-kisi soal disusun berdasarkan kurikulum tingkat
satuan pendidikan sesuai dengan standar kompetensi, yang
meliputi jenjang ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan
(C3), aplikasi (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6)
b. Tahap uji coba
Setelah perangkat disusun, langkah selanjutnya adalah menguji
cobakan pada siswa di luar sampel. Pada penelitian ini uji coba
dilakukan pada siswa kelas XII. IPA 2, sebanyak 38 siswa dengan
alasan bahwa kelas ini telah mendapatkan materi asam dan basa.
perangkat tes yang diuji cobakan sebanyak 50 soal. Hasil uji coba
dianalisis untuk mengetahui apakah instrumen layak digunakan
sebagai alat pengambilan data atau tidak.
1) Analisis perangkat tes
Langkah penting dalam kegiatan pengumpulan data adalah
melakukan pengujian terhadap instrumen yang akan digunakan.
Instrumen dalam penelitian ini adalah perangkat tes dari mata
pelajaran yang disajikan. Perangkat tes ini digunakan untuk
mengungkapkan hasil belajar yang dicapai siswa.
12 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 165.
52
Setelah perangkat tes diuji cobakan di kelas lain, langkah
selanjutnya adalah menganalisis perangkat tes tersebut. Peneliti
mengambil 25 soal sebagai alat pengambil data. Analisis perangkat
tes ini meliputi validitas, tingkat kesukaran soal, daya pembeda
soal, dan reliabilitas.
a) Analisis Validitas
Dalam bahasa Indonesia “valid” disebut dengan istilah
“shahih”. Teknik yang digunakan untuk mengetahui
kesejajaran pada soal yang diuji adalah teknik korelasi product
moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson
yaitu:
2222
YYNXXN
YXXYNrxy
Dimana,
rxy = koefisien korelasi antara variebl X dan variabel Y,
dua variable yang dikorelasikan.
N = jumlah seluruh peserta didik yang mengikuti tes
∑X = jumlah skor benar pada pada item X
∑Y = jumlah skor total
∑XY = jumlah hasil kali antara X dan Y
Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk item biasa
diberikan dengan 1 (bagi item yang dijawab benar) dan 0 (item
yang dijawab salah), sedangkan skor total selanjutnya
merupakan jumlah dari skor untuk semua item yang
membangun item tersebut. Rtabel ditentukan dari banyaknya
peserta didik yang mengikuti dikurangi satu (n-1) dengan
interval 95%.
Kriteria validnya soal ditentukan dari banyaknya
validitas masing-masing soal. Apabila jumlah rxy > rtabel maka
53
dikatakan “valid” tetapi apabila rxy < rtabel maka dikatakan
“tidak valid”.13
b) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan untuk
membedakan peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi)
dengan peserta didik yang kurang pandai (berkemampuan
rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda
disebut indeks diskriminasi. Dalam penelitian ini untuk
mencari daya pembeda dengan menggunakan metode split half,
yaitu dengan membagi kelompok yang di tes menjadi dua
bagian, kelompok pandai atau kelompok atas dan kelompok
kurang pandai atau kelompok bawah. Rumus yang digunakan
adalah:14
D :BA
-BB
JA JB
Keterangan:
D = daya pembeda soal
BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = jumlah peserta kelompok atas
JB = jumlah peserta kelompok bawah
Klasifikasi indeks daya pembeda soal adalah sebagai berikut:15
D = 0, 00 – 0,20 : daya beda jelek
D = 0, 20 – 0,40 : daya beda cukup
D = 0, 40 – 0,70 : daya beda baik
D = 0, 70 – 1,00 : daya beda baik sekali
D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal
yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang
saja.
13 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.,hlm 7214 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan., hlm. 213.15 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 211.
54
c) Indeks Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya
sesuatu soal adalah indeks kesukaran ( difficulty index ).
Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00.
Indeks ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Dengan rumus
sebagai berikut:
JS
BP
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Untuk mengetahui sukar mudahnya suatu soal, dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
P = 1,00 – 0,30 = soal kategori sukar
P = 0,30 – 070 = soal kategori sedang
P = 0,70 – 1,00 = soal kategori mudah16
d) Realiabilitas
Sebuah tes dikatakan realiabel apabila tes tersebut dapat
memberikan hasil tetap dan ajeg, artinya jika digunakan pada
sejumlah subjek yang sama pada lain waktu maka hasilnya
akan relatif tetap. Untuk menentukan reliabilitas pada
penelitian ini menggunakan K – R.20, adapun langkahnya
adalah :
a) Membuat tabel analisis butir tanpa harus dikelompokkan
nomor ganjil dan genap.
b) Menghitung proporsi yang menjawab benar dan proporsi
yang menjawab salah pada masing-masing butir dalam
tabel analisis butir.
16 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Rosda
Karya,), cet. 13, hlm. 137.
55
c) Mengalikan proporsi yang menjawab benar dan proporsi
yang menjawab salah.
d) Mencari varians (standar deviasi kuadrat) dari skor total.
e) Menghitung reliabilitas tes dengan rumus K – R.20.
Dengan rumus varians sebagai berikut:
Keterangan :
r11 = reliabilitas tes
k = banyaknya butir pertanyaan (soal)
p = proporsi subjek yang menjawab betul dalam tiap
butir
q = proporsi subjek yang menjawab salah dalam tiap
item
∑pq = jumlah total p dan q pada masing-masing butir
yang sudah dikalikan (p x q)
S = standar deviasi dari tes
N = Banyaknya subjek pengikut tes.17
Untuk menentukan reabilitas suatu soal maka, apabila
r11 > rtabel dikatakan reabilitas atau soal tersebut dapat
digunakan (dipakai). Namun jika sebaliknya, maka soal
tersebut tidak dapat digunakan (dibuang).
3. Teknik Analisa Data
Analisis data mempunyai tujuan untuk menguji hipotesis
penelitian, sehingga akan didapat suatu kesimpulan tentang keadaan yang
17 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hlm 86 - 113
= ∑ (∑ )
2
2
11 S
pqS
1-k
kr
56
sebenarnya dari objek yang diteliti. Pada penelitian ini untuk menganalisis
data peneliti menggunakan teknik uji t-test pada hasil belajar peserta didik.
Namun, sebelum menganalisis data dengan teknik tersebut maka sampel
harus diuji dengan analisis deskriptif, analisis normalitas data,uji t-test
dan efektivitas modul kimia
a. Analisis Deskriptif
Peningkatan hasil perkembangan siswa yang menggambarkan
proses perkembangan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing diukur
melalui lembar pengamatan dan laporan akhir pada penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif dituangkan
dalam bentuk grafik yang menggambarkan aktivitas siswa selama
penelitian berlangsung (Levinson,1994)
Gambar 1.2. Aktivitas siswa
b. Analisis Normalitas Data
Analisis normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
yang diperoleh berdistribusi normal ataukah tidak. Uji ini digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan proporsi subjek, objek,
kejadian, dan lain - lain. Pengujiannya menggunakan rumus Chi
kuadrat (2). Rumus yang dipakai adalah:18
k
i
k
i i
ii
fe
fefo
e
eo
1
2
1
22
18 Sanbas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur
Dalam Penelitian, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007), hlm.76.
Per
form
a
Kegiatan
57
Keterangan:
(2) = Chi Kuadrat
oi = fo = Frekuensi observasi
ei = fe = Frekuensi harapan
Teknik Chi-square atau Chi-kuadrat ini digunakan untuk
menguji signifikasi perbedaan frekuensi. Dalam Chi-Kuadrat ada dua
hal yang dibandingkan, yakni frekuensi pengamatan dan frekuensi
teoritik atau yang diharapkan. Pengujian normalitas data dengan
menggunakan rumus Chi-Kuadrat dengan prosedur sebagai berikut:
1) Menentukan rentang nilai (R),yaitu data terbesar dikurangi data
terkecil.
2) Menentukan banyak kelas interval (k) dengan rumus Sturges:19
k = 1+(3,3) log n
3) Menentukan panjang interval (P), dengan rumus:20
4) Membuat tabel distribusi frekuensi
5) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval
6) Menghitung rata-rata ×, yaitu dengan rumus:21
i
ii
f
xfX
)(
fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda Xi
xi = tanda kelas interval
7) Menghitung variansi, dengan rumus: 22
19 Sanbas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur
Dalam Penelitian, hlm. 35. 20 Tulus Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, (Malang:
UMM Press, 2007), cet. 4, hlm. 23.21 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D)
., hlm. 54.22 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), Cet. 6, hlm. 95.
P = Rentang Nilai (R)
Banyak Kelas
58
)1(
22
2
nn
xfxfns iiii
8) Menghitung nilai Z, dengan rumus:23
s
xBkZ
Bk = Batas kelas
x = Rata-rata
s = Standar deviasi
9) Menentukan luas daerah tiap kelas interval
10) Menghitung frekuensi eksipotori (fh), dengan rumus:
fh = n x ld
Keterangan :
n = jumlah sampel
ld = luas daerah
11) Membuat daftar frekuensi observasi (fo), dengan frekuensi
ekspositori sebagai berikut:
Kelas Bk Z L Fh fo (fo-fh)2/fh
12) Memenghitung nilai Chi Kuadrat (2 ), dengan rumus:24
k
i
k
i i
ii
fh
fhfo
e
eo
1
2
1
22
13) Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini, data
disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas k buah
kelas interval sehingga untuk menentukan kriteria pengujian
digunakan rumus: dk= k – 1, dimana k adalah banyaknya kelas
interval, dan taraf nyata α = 0,05
14) Menentukan harga 2tabel
23 Tulus Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan , hlm. 63.24 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D), hlm .107.
59
15) Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian yaitu
ketika 2 hitung 2 tabel dengan derajat kebebasan dk = k-1
dengan taraf signifikasi 5% berdistribusi normal.25
c. Uji Homogenitas Data Pretes
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
tersebut homogen ataukah tidak. Prosedur yang digunakan untuk
menguji homogenitas varian dalam kelompok adalah dengan jalan
menemukan harga Fmax. Penafsirannya bilamana harga F terbukti
signifikan artinya terdapat perbedaan. Dan sebaliknya jika tidak
signifikan ini berarti tidak ada perbedaan.
Rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas varian
adalah:26
TerendahVar
TertinggiVarF
.
.max
Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai
berikut.
1) Menghitung rata-rata )(X
2) Menghitung varians (S2) dengan rumus:
1)(
2
2
2
NN
XX
SDVarian
3) Menghitung F dengan rumus:
TerendahVar
TertinggiVarF
.
.max
4) Membandingakan Fhitung dimana 1/2α (nb-1) (nk-1). Apabila Fhitung
< Ftabel maka data berdistribusi homogen.
25 Sudjana, Metoda Statistika., hlm. 273.26 Tulus Winarsunu , Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, hlm. 100.
60
d. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata ini bertujuan untuk mengetahui
apakah nilai pretes kelas besar dan kelas kecil mempunyai rata-rata
nilai yang tidak berbeda pada tahap awal ini. Jika rata-rata kedua kelas
tersebut tidak berbeda berarti kelas itu mempunyai kondisi yang sama.
Hipotesis yang akan diujikan adalah:
Ho : µ1= µ 2
Hi : µ 1 > µ 2
Keterangan:
µ 1 : rata-rata data kelas besar
µ 2 : rata-rata data kelas kecil
Uji beda dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus t-test
untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah mean yang berasal dari
dua buah distribusi.27 Bentuk rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:28
21
21
11nn
S
XXt
dengan
2
)1()1(
21
222
211
nn
SnSnS
Keterangan:
1X = rata-rata data kelas besar
2X = rata-rata data kelas kecil
n1 = banyaknya peserta didik kelas besar
n2 = Banyaknya peserta didik kelas kecil
S = Simpangan baku gabungan
S1 = Simpangan baku kelas besar
S2 = Simpangan baku kelas kecil
27 Tulus Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan., hlm. 81.28 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Sinar Baru
Algesindo, 1995), Cet. 3, hlm. 239.
61
Kriteria pengujian adalah terima Ho jika thitung < ttabel. Dengan
derajat kebebasan dk (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 – 1/2α), tolak Ho
untuk harga thitung > ttabel.
e. Efektifitas Modul Kimia
Efektifitas modul kimia berbasis inkuiri terbimbing pada
penelitian ini dilihat dari 4 aspek yaitu kongnitif, afektif, psikomotorik,
dan tanggapan terhadap modul kimia berbasis inkuiri terbimbing.
1) Aspek Kongnitif
Penilaian pada aspek kongnitif peserta didik di sekolah
dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik tersebut. Keberhasilan
yang ingin dilihat yaitu seberapa besar pemahaman peserta didik
terhadap materi. Untuk lebih jelasnya dapat menggunakan rumus
berikut ini:
Keterangan :
B = butir soal yang dijawab benar
S = butir soal yang dijawab salah
P = banyaknya pilihan jawaban pada setiap soal
N = banyaknya butir soal29
Pada penelitian ini target pada aspek kognitif adalah 75%
berdasarkan nilai KKM yang ditetapkan di SMA NU 01 Al-
Hidayah Kendal. Maka modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
dapat dikatakan efektif terhadap hasil belajar siswa berdasarkan
kategori berikut ini :
29 Mimin Haryanti, Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta
: Gaung Persada Press, 2007), hlm 87
Skor = ( ) / × 100
62
2) Aspek Afektif
Penilaian afektif peserta didik menggunakan analisis rata-
rata dan analisis nilai. Analisis nilai dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Keterangan :
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap30
Hasil perhitungan di atas kemudian ditafsirkan dengan
rentang kualitatif yaitu:
Tingkat
PenguasaanNilai Huruf Bobot Predikat
86-100% A 4 Sangat baik
76-85% B 3 Baik
60-75% C 2 Cukup
55-59% D 1 Kurang
≤ 54% TL 0 Kurang sekali
Penelitian ini dapat dikatakan berhasil, jika tingkat
penguasaan minimal yang harus dicapai adalah 75%.
3) Aspek Psikomotorik
Aspek psikomotorik peserta didik dianalisis dengan rumus
sebagai berikut:
30 Ngalim Purwanto,Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran,(Bandung: Remaja
Rosdakarya,2002), hlm 102
NP = × 100
NP = × 100
63
Keterangan :
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap31
Tingkat
Penguasaan
Nilai
HurufBobot Predikat
86-100% A 4 Sagat baik
76-85% B 3 Baik
60-75% C 2 Cukup
55-59% D 1 Kurang
≤ 54% TL 0 Kurang sekali
Seperti yang telah dijelaskan pada aspek afektif, pada aspek
psikomotorik ketuntasan belajar minimal yang diharapkan adalah
75%.
4) Tanggapan Terhadap Modul kimia
Untuk mengetahui tanggapan peserta didik terhadap modul
kimia berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan pada materi
asam dan basa dapat menggunakan rumus berikut:
Keterangan :
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap32
31 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, hlm 10232 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, hlm 102
NP = × 100
64
Tingkat
PenguasaanNilai Huruf Bobot Predikat
86-100% A 4 Sangat baik
76-85% B 3 Baik
60-75% C 2 Cukup
55-59% D 1 Kurang
≤ 54% TL 0 Kurang sekali
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, dapat diringkas
indikator keberhasilan penelitian pada Tabel 3 berikut :
Tabel.3 Indikator Keberhasilan Penelitian
No IndikatorKelas
Kecil
Kelas
Besar
1 Jumlah peserta didik yang
menguasai materi pembelajaran
pada aspek kongnitif.
7 peserta
didik dari
9
20 peserta
didik dari
26
2 Jumlah peserta didik yang
memiliki rentang nilai minimal
75% pada aspek afektif
7 Peserta
didik dari
9
20 peserta
didik dari
26
3 Jumlah peserta didik yang
memiliki rentang nilai minimal
75% pada aspek psikomotorik
7 Peserta
didik dari
9
20 peserta
didik dari
26
4 Tanggapan terhadap modul
kimia berbasis inkuiri
terbimbing
75% 75%
69
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Kondisi Sebelum Penelitian
Modul merupakan salah satu komponen yang memegang peranan
penting dalam proses pembelajaran. Di SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal,
dalam pembelajaran kimia, guru belum memiliki modul untuk melengkapi
pembelajaran kimia, khususya kelas XI.IPA. Hal ini diduga sebagai salah
satu faktor penyebab masih berlakunya model pembelajaran ceramah dan
mencatat bahan sekaligus menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya
efisiensi dan efektivitas mata pelajaran kimia kelas XI.IPA. Kurang
efektifnya pembelajaran bermuara pada kurang optimalnya pencapaian
sasaran belajar mata pelajaran kimia. Berkaitan dengan permasalahan
tersebut, sangat dipandang perlu melakukan Pengembangan Modul Kimia
Berbasis Inkuiri Terbimbing, khususnya kelas XI.IPA.
SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal merupakan salah satu Sekolah
Menengah Atas Swasta di Kendal. Kegiatan pra-penelitian diawali secara
teoritis kebutuhan siswa, yaitu dengan menganalisa adakah
ketidakcocokan kondisi saat ini dengan kebutuhan siswa, dan menentukan
tujuan pembelajaran. Langkah yang dilakukan adalah melakukan
wawancara kebeberapa guru untuk mengetahui gambaran umum
pembelajaran kimia di SMA NU 01 Al-Hidayah.
Menurut beberapa guru, selama ini nilai pada mata pelajaran kimia
sangat memprihatinkan ini dilihat dari hasil belajar siswa masih banyak
yang dibawah KKM. Selain kepada guru, wawancara dilakukan pada
beberapa siswa. Menurut mereka, pelajaran kimia termasuk pelajaran yang
sulit, sehingga mereka kurang menyukainya. Selain itu, mereka juga
merasa apa yang mereka pelajari sangat sulit untuk masuk kedalam
ingatan.
70
Berbagai kebijakan telah dibuat oleh pemerintah untuk mengatasi
permasalahan pendidikan, salah satunya dengan memberlakukan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Begitu juga di SMA NU 01 Al-
Hidayah Kendal, KTSP sudah diberlakukan tetapi pembelajaran yang
berlangsung masih berorientasi guru sedangkan pembelajaran yang
berorientasi siswa belum maksimal. Padahal dalam kurikulum KTSP
proses belajar mengajar dituntut tidak hanya guru yang aktif tetapi siswa
juga aktif dalam proses belajar mengajar tersebut.
Mencermati masalah di atas, siswa membutuhkan suatu
pembelajaran yang dianggap cocok dengan materi asam basa dan
perangkat pembelajaran yang sesuai yang berupa modul. Pembelajaran
yang dapat membantu siswa untuk memahami konsep dengan cara belajar
yang mereka masing-masing. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila
siswa menemukan sendiri dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan kondisi siswa sebelum penelitian maka penulis
tertarik untuk mencoba menerapkan Modul Kimia berbasis Inkuiri
Terbimbing, yang dapat membantu para siswa untuk belajar mandiri dan
memahami konsep asam basa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Prinsip-prinsip dasar pengembangan perangkat pembelajaran ini
adalah sebagai berikut (1) membantu siswa menyiapkan belajar mandiri,
(2) memiliki rencana pembelajaran yang dapat direspon secara maksimal,
(3) memuat isi pembelajaran yang lengkap dan mampu memberikan
kesempatan belajar siswa, (4) dapat memonitor kegiatan belajar siswa, dan
(5) dapat memberikan saran dan petunjuk serta informasi balikan tingkat
kemajuan belajar siswa.
2. Konsep Awal Perancangan Modul
Tahap perancangan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang
dimaksud adalah langkah kedua dari model desain sistem pembelajaran
ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and
Evaluation), yaitu tahapan pertama menentukan tujuan pembelajaran
peserta didik dalam ranah kongnitif, ranah psikomotorik dan ranah afektif
71
dan tujuan akhirnya yaitu untuk meningkatkan hasil belajar, tahapan kedua
Menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan
pembelajaran yaitu dengan menggunakan tes formatif disetiap akhir
kegiatan pembelajaran dan tes akhirnya dengan menggunakan multiple-
choice (pilihan ganda) yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, tahapan
ketiga menentukan strategi pembelajaran yang tepat dengan menggunakan
metode diskusi untuk mencapai tujuan tersebut, dalam langkah diskusi ini
siswa bisa berpendapat dengan bebas mengenai asam dan basa, tahapan
ke-empat yaitu membuat rancangan modul, modul yang dikembangkan
yaitu modul kimia berbasis inkuiri terbimbing meliputi cover modul, kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan isi materi pelajaran
kimia yang didalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan yang membimbing
dan disertai konsep asam dan basa, glossarium dan daftar pustaka ini
didesain sedemikian rupa sehingga siswa tertarik untuk belajar kimia.
Desain awal yang direncanakan peneliti dalam pengembangan
modul kimia berbasis inkuiri terbimbing mengikuti tahapan-tahapan
sebagai berikut,
1. Tujuan dan penggunaan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
melalui model desain sistem pembelajaran ADDIE (Analysis, Design,
Development, Implementation, and Evaluation)
2. Target siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran kimia materi pokok
asam dan basa
3. Diskusi yang dilakukan untuk mempelajari materi pokok asam dan
basa dengan strategi diskusi.
4. Refleksi: Dapat dilihat dari nilai kongniitif, afektif , psikomotorik,
angket tanggapan modul dan angket keterbacaan modul.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berupa modul kimia
berbasis inkuiri terbimbing melalui tahap validasi oleh pakar. Tahap
validasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian perangkat
pembelajaran dengan materi. Para pakar yang bertindak sebagai validator
akan memberikan pendapat apakah perangkat pembelajaran yang berupa
72
modul tersebut dapat digunakan tanpa perbaikan atau masih memerlukan
perbaikan. Para pakar yang dimaksud adalah Atik Rahmawati, M.Si dan
Adhi Kurniawan, S.Pd selaku pakar bidang pendidikan kimia. Para pakar
yang bertindak sebagai validator akan memberikan pendapat apakah
perangkat pembelajaran yang berupa modul tersebut dapat digunakan
tanpa perbaikan atau masih memerlukan perbaikan. Dari pakar Atik
Rahmawati, M.Si adanya masukan gaya bahasa diperbaiki, penulisan kata-
kata diperbaiki dan dari Adhi Kurniawan, S.Pd adanya masukan
gambarnya perlu ditambah, kata-katanya jangan terlalu banyak sehingga
peneliti merevisi masukan dari para pakar.
Dalam proses belajar mengajar dengan Modul Kimia berbasis
Inkuiri Terbimbing model desain sistem pembelajran ADDIE (Analysis,
Design, Development, Implementation, and Evaluation) siswa diberi
kesempatan untuk menemukan sendiri menganalisis, membuktikan dan
menarik kesimpulan sendiri tentang suatu materi dengan cara belajar
mereka sendiri dan bisa belajar mandiri.
3. Implementasi
Pengembangan Modul Kimia berbasis Inkuiri Terbimbing melalui
model desain sistem pembelajaran ADDIE (Analysis, Design,
Development, Implementation, and Evaluation) pada kelas XI. IPA materi
pokok asam dan basa di SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal semester genap
tahun ajaran 2010/2011. penelitian ini dilaksanakan melalui dua kali
ujicoba yang telah dilaksanakan dengan tahapan analisis masalah,
perencanaan desain, membuat modul, validasi desain, perbaikan desain,
serta ujicoba. Pengujian pertama dilakukan pada kelas kecil yang terdiri
dari 9 siswa. Adapun rangkuman pembelajaran yang dilakukan pada
materi pokok Asam Basa adalah sebagai berikut.
a. Implementasi Kelas Kecil
Sebelum masuk ke materi teori-teori asam dan basa , dilakukan
pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah itu siswa
diperkenalkan dengan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing.
73
Setelah itu, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok heterogen yang
terdiri dari 3 orang. Kelompok-kelompok kecil ini akan menjadi tim
diskusi dalam pembelajaran pada materi teori-teori asam dan basa.
Pada pertemuan pertama, setelah siswa dibagi menjadi kelompok-
kelompok kecil siswa diminta berdiskusi mengenai teori-teori asam
basa dan untuk menemukan sendiri tentang konsep teori-teori asam
basa. Pada akhir pembelajaran mereka diberi latihan tes formatif 1
untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa terhadap materi
tersebut.
Pertemuan kedua, sebelum pembelajaran berlangsung siswa
diberi gambaran tentang identifikasi asam basa dan memberikan
penjelasan tentang manfaat identifikasi asam basa dalam kehidupan
sehari-hari. Setelah itu siswa diajak berdiskusi tentang identifikasi
asam basa dan untuk menemukan sendiri tentang konsep identifikasi
asam basa. Setelah berdiskusi siswa diajak ke laboratorium untuk
melakukan percobaan tentang mengidentifikasi asam dan basa. Pada
akhir pembelajaran siswa diberi latihan tes formatif 2 untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman siswa terhadap materi tersebut
dan mecatat hasil percobaan identifikasi asam basa.
Pertemuan ketiga, sebelum pembelajaran berlangsung siswa
diberi gambaran tentang kekuatan asam basa dan diberi penjelasan
tentang manfaat me,mpelajari tentang kekuatan asam basa ini. Setelah
itu siswa diajak berdiskusi tentang kekuatan asam basa dan siswa bisa
menemukan sendiri konsep tentang kekuatan asam basa serta bisa
membedakan antara asam kuat, asam lemah dan basa kuat, basa
lemah. Pada akhir pembelajaran siswa diberi tes formatif 3 untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman siswa terhadap materi tersebut.
Pertemuan keempat, sebelum pembelajaran berlangsung siswa
diberi gambaran tentang derajat keasamann (pH) dan diberi penjelasan
tetang manfaat mempelajari tentang derajat keasaman (pH) ini. Setelah
itu siswa diajak berdiskusi tentang derajat keasaman (pH) dan bisa
74
menemukan sendiri konsep derajat keasaman (pH) serta siswa bisa
menghitung derajat keasaman (pH). Pada akhir pembelajaran siswa
diberi tes formatif 4 untuk mengetahui seberapa besar pemahaman
siswa terhadap materi tersebut..
Pertemuan kelima, Sebelum pembelajaran berlangsung siswa
diberi gambaran tentang stoikiometri larutan dan diberi penjelasan
tentang manfaat mempelajari tentang stoikiometri larutan ini. Setelah
itu siswa diajak berdiskusi tentang stoikiometri larutan dan bisa
menemukan sendiri konsep stoikiometri larutan serta bisa
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada akhir
pembelajaran siswa diberi tes formatif 5 untuk mengetahui seberapa
besar pemahaman siswa terhadap materi tersebut dan melakukan post-
test untuk mengetahui kondisi awal dengan kondisi akhir apakah ada
perbedaan, selanjutnya diberi angket respons siswa terhadap modul
tersebut dan angket keterbacaan modul untuk keefektifan modul
tersebut.
Untuk menutup pembelajaran pada materi pokok asam dan
basa dilakukan post-test pada pertemuan ke-enam. Post-test ini
bertujuan untuk mengukur sejauh mana materi asam dan basa ini telah
di kuasai dengan menggunakan modul kimia berbasis inkuiri
terbimbing melalui model desain sistem pembelajaran ADDIE
(Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation).
Pada tahap akhir pembelajaran adalah evaluasi ini bertujuan
apakah modul kimia berbasis inkuiri terbimbing berhasil atau tidak, ini
dilihat dari hasil belajar siswa dan angket keterbacaan modul.
Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas disebut evaluasi
formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Pada tahap
rancangan memerlukan revisi ahli untuk memberikan masukan
terhadap rancangan modul yang kita buat dan isi dari modul tersebut
dan pada tahap pengembangan perlunya evaluasi kelompok kecil. Pada
tahap evaluasi dilihat dari nilai ranah kongnitif rata-rata nilai postest
75
kelas kecil adalah 65,78 ini belum memenuhi KKM, dan dari angket
keterbacaan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing pada indikator 4
penampilan modul kurang menarik sehingga diperlukan adanya
pengembangan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing ke kelas yang
lebih besar.
b. Implementasi Kelas Besar
Implementasi perangkat pembelajaran ke-2 dilakukan pada
kelas XI.IPA sebanyak 26 siswa (kelas besar). Pada prinsipnya,
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas besar ini sama dengan
kegiatan belajar mengajar dikelas kecil, hanya saja yang menjadi
subyek penelitian berbeda, disertai penyempurnaan pada bagian-bagian
yang diperlukan. Penyempurnaan ini yang dimaksudkan adalah
berdasarkan masukan-masukan selama implementasi dikelas kecil.
Beberapa penyempurnaan yang dilakukan adalah
penyempurnaan pada modul meliputi cover modul, isi dari modul,
diperbanyak gambar-gambar mengenai materi asam basa, dan
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, dengan harapan modul
semakin menarik dan mudah dipahami. Penyempurnaan lain yang
dilakukan adalah lembar observasi psikomotorik dan afektif pada
materi asam basa.
4. Hasil Penelitian
Analisis data berperan penting dalam suatu penelitian, dalam
penelitian ini analisis data meliputi:
a. Analisis Data Awal
Analisis tahap awal dilakukan sebelum pelaksanaan perlakuan
kepada kelas kecil dan kelas besar. Analisis ini bertujuan untuk
mengetahui adanya kondisi awal populasi, sehingga dapat disimpulkan
bahwa kedua kelas sampel yaitu kelas kecil dan kelas besar berawal
dari titik tolak yang sama. Data yang digunakan pada analisis tahap
awal adalah nilai pre test. Pada analisis tahap awal dilakukan uji
normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata populasi.
76
Hasil belajar awal siswa sebelum perlakuan dari kedua kelas
terangkum pada Lampiran 25. Sedangkan analisis hasil belajar awal
siswa sebelum diberi perlakuan dari kedua kelas yaitu kelas kecil dan
kelas besar terangkum pada Tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil belajar siswa sebelum perlakuan (pre-test)
No Sumber variasi Kelas kecil Kelas besar
1. N 9 26
2. Rata-rata hasil belajar 30,4 30,5
3. Varian 113,000 66,658
4. Standar deviasi 10,67 8,16
5. Nilai terbesar 44 46
6. Nilai terkecil 16 16
Perhitungan selengkapnya ada pada lampiran 6.
Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut, dari 9 siswa kelas kecil rata-
rata hasil belajar siswa sebelum perlakuan (pre test) baru 30,4 dan dari
26 siswa kelas besar hanya mencapai 30,5.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan
data sebelum perlakuan dan setelah perlakuan dan untuk
menentukan uji hasil penelitian selanjutnya. Rumus yang
digunakan adalah Chi Kuadrat. Dengan kriteria pengujian adalah
tolak Ho jika 2hitung ≥ 2
tabel untuk taraf nyata α =0,05 dan dk = k -
1 dan terima Ho jika 2hitung < 2
tabel. Hasil uji normalitas data
pretest kelas kecil dan kelas besar dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Chi Kuadrat hasil uji Normalitas
Kelas 2hitung 2
tabel Kriteria
Kecil 1,5463 7,81 Normal
Besar 4,4693 11,07 Normal
77
Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 13 dan 14.
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa kedua
kelompok yaitu kelas kecil dan kelas besar berdistribusi normal.
Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 13 dan 14.
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas
sampel dari kedua kelas yaitu kelas kecil dan kelas besar. Dengan
kriteria pengujian apabila Fhitung < Ftabel untuk taraf nyata α = 0,05
dan dk = k-1 maka data berdistribusi homogen. Hasil analisis data
uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Uji Homogenitas
Data K. Kecil K. Besar Kriteria
N 9 26
HomogenRata-rata 30,4 30,5
Varians (s2) 113,000 66,658
Standar deviasi
(s)
10,67 8,16
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15 dan 23.
Berdasarkan rumus:
terkecilians
terbesariansFhitung
var
var
Diperoleh F = 1,707
Berdasarkan analisis data di atas, diperoleh Fhitung kurang
dari Ftabel (taraf signifikan 5%), maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima yang berarti varians dari populasi tidak berbeda satu
dengan yang lain (homogen) yaitu antara kelas kecil dan kelas
besar.
3) Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Uji Perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui
apakah kelas besar dan kelas kecil mempunyai rata-rata yang tidak
78
jauh berbeda pada tahap awal ini. Rata-rata kedua kelas dikatakan
tidak berbeda apabila -ttabel < thitung < ttabel. Ringkasan analisis uji t-
test dapat dilihat pada Tabel 4.4. berikut.
Tabel 4.4. Ringkasan Analisis Uji t-test
Sumber variasi Kelas kecil Kelas besar
Jumlah 274 792
N 9 26
X 30,4 30,5
Varians (S2) 113,778 66,658
Standart deviasi (S) 10,67 8,16
Dari perhitungan diperoleh thitung = 0,005 dan ttabel = ttabel
(0.975) (85) = 2,03 dengan taraf signifikansi α = 5%, dengan dk = n1 +
n2 – 2 = 33, peluang = 1 – 1/2 α = 1 – 0,025 = 0,975, maka
dikatakan bahwa rata-rata pre test kedua kelas tidak berbeda.
Artinya kelas besar dan kelas kecil yang dipilih, mempunyai
kondisi yang sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 22.
b. Analisis Tahap Akhir
Analisis tahap akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis
penelitian yang telah dikemukakan. Data yang digunakan pada analisis
tahap akhir ini adalah data nilai post test siswa kelas kecil dan kelas
besar yang dapat dilihat pada Lampiran 25. Analisis tahap akhir
meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji perbedaan dua
rata-rata hasil belajar.
Analisis hasil belajar akhir siswa setelah diberi perlakuan dari
kedua kelas (kelas kecil dan kelas besar) terangkum pada Tabel 4.5
sebagai berikut:
79
Tabel 4.5 Hasil belajar siswa setelah perlakuan (post-test)
No Sumber Variasi Kelas kecil Kelas besar
1 N 9 26
2 Rata-rata 65,78 73,31
3 Varians 93,444 52,781
4 Standar deviasi 9,67 7,27
5 Nilai terbesar 76 88
6 Nilai terkecil 50 60
Perhitungan selengkapnya ada pada Lampiran 12.
Berdasarkan Tabel 4.5 tersebut, dari 9 siswa kelas kecil rata-
rata hasil belajar setelah perlakuan (post test) mencapai 65,78 dan dari
26 siswa kelas besar mencapai 73,31.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan
data apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak.
Rumus yang digunakan adalah Chi Kuadrat. Dengan kriteria
pengujian adalah tolak Ho jika 2hitung ≥ 2
tabel untuk taraf nyata α
=0,05 dan dk = k - 1 dan terima Ho jika 2hitung < 2
tabel. Hasil uji
normalitas data post test kelas kecil dan kelas besar dapat dilihat
pada Tabel 4.5. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran
22. Berdasarkan Tabel 4.6 di bawah dapat dilihat bahwa kedua
kelompok yaitu kelas kecil dan kelas besar berdistribusi normal.
Tabel 4.6. Chi Kuadrat hasil uji Normalitas
Kelas 2hitung 2
tabel Kriteria
Kecil 5,1768 7,81 Normal
Besar 1,8210 11,07 Normal
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22.
80
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas
kedua sampel yaitu kelas besar dan kelas kecil. Dengan kriteria
pengujian apabila Fhitung < Ftabel untuk taraf nyata α = 0,05 dan dk
= k-1 maka data berdistribusi homogen. Hasil analisis data uji
homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Uji Homogenitas
Data K. Kecil K. Besar Kriteria
N 9 26
HomogenRata-rata 65,78 73,31
Varians (s2) 93,444 52,781
Standar deviasi (s) 9,67 7,27
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23.
Berdasarkan rumus:terkecilians
terbesariansFhitung
var
var
Diperoleh F = 1,770
Berdasarkan analisis data di atas, diperoleh Fhitung lebih
kecil dari pada Ftabel (taraf signifikan 5%), maka dapat disimpulkan
bahwa Ho diterima yang berarti varians data hasil belajar kelas
kecil tidak berbeda dengan kelas besar (homogen).
3) Pengujian Hipotesis (Data Post-test)
Uji hipotesis menggunakan uji perbedaan dua rata-rata yang
bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa kelas
besar lebih baik daripada hasil belajar kimia kelas kecil. Untuk
mengetahui terjadi tidaknya perbedaan perlakuan maka digunakan
rumus t-test dalam pengujian hipotesis. Rata-rata yang digunakan
adalah rata-rata nilai hasil post-test. Hasil rekapitulasi t-test pada
Tabel 4.8. berikut.
81
Tabel 4.8. Hasil Perhitungan t-test
Kelas N Mean VariansStandar
Deviasithitung ttabel
Besar 26 73,31 52,781 7,27 2,460 2,03
Kecil 9 65,78 93,444 9,67
Berdasarkan perhitungan hasil penelitian diperoleh dengan
taraf signifikasi α = 5%, dk = n1 + n2 – 2 = 33, peluang = 1- α
kriteria pengujian Ho diterima jika thitung < ttabel . Karena pada
penelitian ini thitung= 2,460 dan ttabel= 2,03, dan ini berarti thitung ≥
ttabel, maka Ha diterima. Artinya kelas besar berbeda dengan kelas
kecil. Untuk lebih jelasnya perhitungan t-test dapat dilihat pada
Lampiran 24.
4) Analisis Deskriptif Observasi
Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk
mengetahui aktivitas siswa yang merupakan hasil belajar siswa
ranah afektif dan ranah psikomotorik siswa. Observasi ranah
afektif diambil dari proses pembelajaran dengan modul kimia
berbasis inkuiri terbimbing, sedang observasi ranah psikomotorik
diambil dari pembelajaran praktikum. Analisis yang digunakan
adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui apakah
aktivitas siswa berupa hasil belajar ranah afektif dan ranah
psikomotorik pada kelas kecil maupun kelas besar berkriteria
efektif atau tidak. Hasil analisis deskriptif observasi siswa kelas
kecil dan kelas besar dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan Tabel 4.10.
Tabel 4.9 Rata-rata Persentase Observasi Aktivitas Siswa
Ranah Afektif
Kelas Persentase Skor/nilai Kriteria
Kecil 78,31% Baik
Besar 78,58% Baik
82
Tabel 4.10 Rata-rata Persentase Observasi Aktivitas Ranah
Psikomotorik
Kelas Persentase Skor/nilai Kriteria
Kecil 82,89% Baik
Besar 81,92% Baik
Perhitungan prosentase aktifitas observasi ini dapat dilihat
pada Lampiran 27, 29, 31 dan 33. Dari data tersebut dapat di ambil
kesimpulan bahwa rata-rata prosentase observasi ranah afektif
kelas kecil dan kelas besar sebesar 78,44%, ranah psikomotorik
kelas kecil dan kelas besar adalah 82,40% dengan kriteria baik.
5) Analisis Deskriptif Keefektifan Modul
Analisis keefektivan bertujuan untuk mengetahui apakah
Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing ini cukup efektif. Hasil
analisis keefektivan modul kimia dapat dilihat dari hasil belajar
siswa yang berupa akumulasi dari hasil belajar ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotorik yang berupa presentasi rata-
rata dari ketiganya (hasil belajar ranah kognitif, ranah afektif dan
ranah psikomotorik). Analisis keefektifan modul kimia berbasis
inkuiri terbimbing pada kelas kecil dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Sedangkan analisis keefektifan pembelajaran berbasis MI pada
kelas basar dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.11 Perhitungan Analisa Keefektifan Modul Kimia
Berbasis Inkuiri Terbimbing
Aspek Banyaknya siswa
Dengan nilai >70Kriteria Skor
Kognitif 8 Efektif 3
Afektif 8 Sangat Efektif 4
Psikomotorik 9 Sangat Efektif 4
Skor total - - 11
83
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut didapatkan skor
total berjumlah 11, hal tersebut dapat disimpulan bahwa modul
kimia dengan pendekatan inkuiri terbimbing terhadap hasil
kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa pada kelas kecil adalah
sangat efektif.
Tabel 4.12 Perhitungan Analisa Keefektifan Modul Kimia
Berbasis Inkuiri Terbimbing
Aspek Banyaknya siswa
Dengan nilai >70Kriteria Skor
Kognitif 21 Efektif 3
Afektif 24 Sangat Efektif 4
Psikomotorik 26 Sangat Efektif 4
Skor total - - 11
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut didapatkan skor
total 11, kesimpulannya bahwa pengembangan modul dengan
pendekatan inkuiri terhadap hasil kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa pada kelas besar adalah efektif.
6) Data Angket Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
Dalam penelitian ini angket digunakan untuk
mengungkapkan pendapat siswa mengenai modul kimia berbasis
inkuiri terbimbing. Rekapitulasi Perhitungan Angket Tanggapan
Siswa Tanggapan siswa terhadap Modul Kimia Berbasis Inkuiri
Terbimbing dapat dilihat pada Tabel 4..
84
Tabel 4.12. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Kelas Besar
NilaiJumlah
Respon Siswa
Jumlah
Perhitungan
Angket
Prosentase (%)
Perhitungan
Angket
5 133 665
76,04%
4 191 764
3 156 468
2 40 80
1 0 0
Jumlah 520 1977
Berdasarkan hasil prosentase di atas angket tanggapan
terhadap Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing didapatkan,
bahwa rata-rata kelas terhadap hasil angket siswa menunjukkan
nilai sebesar 76,04 % dan termasuk dalam kategori Baik.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 26.
Tabel 4.12. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Kelas Kecil
Nilai Jumlah
Respon Siswa
Jumlah
Perhitungan
Angket
Prosentase (%)
Perhitungan
Angket
5 16 80
75,33%
4 109 436
3 52 156
2 3 6
1 0 0
Jumlah 180 678
Berdasarkan hasil prosentase di atas angket tanggapan
terhadap Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing didapatkan,
bahwa rata-rata kelas terhadap hasil angket siswa menunjukkan
nilai sebesar 75,33 % dan termasuk dalam kategori Baik.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 26
85
7) Data Angket Keterbacaan Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
Dalam penelitian ini angket keterbacaan digunakan untuk
mengungkapkan pendapat siswa mengenai modul kimia berbasis
inkuiri terbimbing. Rekapitulasi Perhitungan Angket Keterbacaan
terhadap Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing dapat dilihat
pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13. Rekapitulasi Angket Keterbacaan Siswa Kelas
Kecil
No IndikatorJumlah
Respon
Siswa
Prosentase (%)
Perhitungan
Angket
Keterbacaan
1 Kejelasan tulisan dimodul 9
80,00%
2
Perlunya gambar
melengkapi modul 9
3
Modul dapat memahami
pembelajaran 9
4
Penampilan modul
menarik 2
5
Bahasa dalam modul
mudah dipahami 7
Jumlah 45 36
Berdasarkan hasil prosentase di atas angket keterbacaan
Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing didapatkan, bahwa rata-
rata kelas terhadap hasil angket keterbacaan modul kimia sebesar
83,80 % dan termasuk dalam kategori Baik. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 41.
86
Tabel 4.14. Rekapitulasi Angket Keterbacaan Siswa Kelas
Besar
No IndikatorJumlah
Respon
Siswa
Prosentase (%)
Perhitungan
Angket
Keterbacaan
1 Kejelasan tulisan dimodul 26
83,80%
2
Perlunya gambar
melengkapi modul 18
3
Modul dapat memahami
pembelajaran 26
4
Penampilan modul
menarik 14
5
Bahasa dalam modul
mudah dipahami 25
Jumlah 130 109
Berdasarkan hasil prosentase di atas angket keterbacaan
Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing didapatkan, bahwa rata-
rata kelas terhadap hasil angket keterbacaan siswa modul kimia
sebesar 83,80 % dan termasuk dalam kategori Baik. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 42.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan identifikasi awal (pra-penelitian) telah diketahui bahwa
siswa-siswa kelas XI.IPA di SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal bahwa
pembelajaran yang berlangsung masih berorientasi guru sehingga siswa
kurang aktif dalam pembelajaran. Padahal dalam kurikulum KTSP proses
belajar mengajar dituntut tidak hanya guru yang aktif tetapi siswa juga aktif
dalam proses belajar mengajar.
87
Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan uraian diatas, yang
diperlukan siswa adalah pembelajaran yang tidak hanya mengajarkan materi
pelajaran saja. Mereka membutuhkan pembelajaran yang bisa menemukan
sendiri konsep materi asam dan basa sehingga siswa bisa ikut serta dalam
proses belajar aktif.
Mereka juga membutuhkan suatu perangkat pembelajaran yang sesuai
dengan materi asam basa yang berupa modul. Modul ini yang dapat membantu
siswa untuk memahami konsep dengan cara belajar mereka masing-masing.
Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa menemukan sendiri dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan kebutuhan siswa tersebut, peneliti mengembangkan
Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing melalui model desain sistem
pembelajran ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and
Evaluation). Pada penelitian ini penekanan pada hasil belajar ranah kongnitif,
Afektif, Psikomotorik dan keefektifan modul tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode Research and development
(R&D), yakni menguji desain ke dalam dua kelas yang dibedakan menjadi
kategori kelas kecil dan kelas besar. Produk dalam penelitian ini adalah Modul
Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing melalui model desain sistem pembelajran
ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation),
meliputi Tahap Analysis merupakan menganalisis kebutuhan siswa terhadap
materi pembelajaran, Tahap Design merupakan membuat rancangan modul
kimia berbasis inkuiri terbimbing, Tahap Development merupakan uji coba
produk kelas kecil, Implementation merupakan uji coba kelas besar, and
Evaluation merupakan untuk memberikan nilai terhadap modul tersebut dan
evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas.
Pada kelas kecil maupun kelas besar di berikan modul kimia berbasis
inkuiri terbimbing pada materi yang sama. Sebelum pembelajaran, terlebih
dahulu diadakan pre -test pada siswa kelas XI IPA untuk mengetahui kondisi
awal siswa sebelum memperoleh pembelajaran.
88
Berdasarkan perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas data hasil
kemampuan awal (pre test) dari kedua kelas adalah berdistribusi normal dan
homogen. Hal ini dapat dikatakan bahwa kondisi kemampuan awal siswa
kelas kecil dan kelas besar sebelum dikenai pembelajaran adalah setara atau
sama.
Proses pembelajaran selanjutnya kelas kecil mendapat modul kimia
berbasis inkuiri terbimbing terlebih dahulu sebagai kelas uji coba pertama
sebanyak 9 responden dari kelas XI IPA yang diambil secara random. Setelah
diketahui efektivitas dan keberhasilan penelitian uji coba pertama selanjutnya
dilakukan revisi perangkat pembelajaran yang berupa modul. Di dalam
pelaksanaan pembelajaran pada kelas kecil tidak terdapat kendala yang berarti
namun ada sedikit revisi yang peneliti lakukan pada perangkat pembelajaran
berupa modul tersebut. Revisi dilakukan sebagai penyempurnaan perangkat
untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal pada ketiga ranah penilaian
yang dilakukan. Perangkat yang telah direvisi selanjutnya dapat diuji
cobakan pada kelas yang lebih besar yaitu pada kelas besar yang berjumlah 26
siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan kemampuan ranah kognitif kelas kecil
dengan Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing melalui model desain
sistem pembelajran ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation,
and Evaluation) diperoleh rata-rata nilai pos-test kelas kecil adalah 65,78
sedangkan kelas besar diperoleh rata-rata nilai postest adalah 73,31. Pada hasil
belajar ranah kognitif ini masih diperlukan pengembangan lebih lanjut karena
pada hasil ranah kognitif masih kurang maksimal karena kelas kecil belum
memenuhi KKM.
Dalam penelitian ini di samping menggunakan metode test juga
menggunakan metode observasi. Metode ini digunakan untuk mengetahui
aktivitas siswa yang merupakan hasil belajar siswa ranah afektif dan ranah
psikomotorik siswa. Observasi ranah afektif diambil dari proses pembelajaran
pada materi asam basa Sedangkan observasi ranah psikomotorik diambil dari
praktikum siswa.
89
Berdasarkan hasil ranah psikomotorik kelas kecil sebesar 82,89%,
kelas besar sebesar 81,92%, hasil ranah afektif kelas kecil sebesar 78,31%,
kelas besar sebesar 78,58%, hasil tanggapan siswa terhadap modul kimia
berbasis inkuiri terbimbing pada kelas kecil sebesar 76,04% , kelas besar
sebesar 75,33% dan angket keterbacaan modul kimia berbasis inkuiri
terbimbing pada kelas kecil sebesar 80,00%, kelas besar sebesar 83,80%.
Skor total efektivitas modul kimia berbasis inkuiri terbimbing pada kelas
kecil sebesar 11 dengan kategori efektif, sedangkan pada kelas besar skor
totalnya adalah 11 dengan kategori efektif. Berdasarkan hasil keseluruhan,
dapat disimpulkan bahwa “Pengembangan Modul Kimia Berbasis Inkuiri
Terbimbing melalui Model Desain Sistem Pembelajaran ADDIE (Analysis,
Design, Development, Implementation, and Evaluation) pada Materi Pokok
Asam dan basa Kelas XI IPA di SMA NU 01 Al - Hidayah Kendal pada kelas
kecil maupun kelas besar adalah efektif.”
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwasanya dalam penelitian ini pasti terjadi
banyak kendala dan hambatan. Hal ini bukan karena faktor kesengajaan, akan
tetapi karena adanya keterbatasan dalam melakukan penelitian.
Meskipun penelitian ini sudah dikatakan seoptimal mungkin, akan
tetapi peneliti menyadari bahwa peneliti ini tidak terlepas adanya kesalahan
dan kekurangan, hal itu karena keterbatasan-keterbatasan di bawah ini:
1. Keterbatasan Lokasi
Penelitian ini hanya dilakukan di SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal
dan yang menjadi populasi dalam penelitian kali ini adalah kelas XI IPA
SMA NU 01 Al-Hidayah. Oleh karena itu, hanya berlaku bagi siswa kelas
XI IPA SMA NU 01 Al-Hidayah saja dan tidak berlaku bagi siswa di
sekolah lain.
90
2. Keterbatasan Materi dan Tempat Penelitian
Penelitian ini terbatas pada materi Asam Basa kelas XI semester II
SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal . Apabila dilakukan pada materi dan
tempat berbeda kemungkinan hasilnya tidak sama.
3. Keterbatasan Instrumen
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini bukan satu-
satunya yang mampu mengungkapkan keseluruhan aspek yang diteliti.
Oleh karena itu, instrument angket (kuorsioner) yang digunakan untuk
mengungkapkan data tentang respon siswa terhadap Modul Kimia
Berbasis Inkuiri Terbimbing tidaklah cukup, namun perlu juga dicari taraf
kesukaran butir dan juga efektifitas distraktor.
4. Keterbatasan Kemampuan
Penelitian tidak bisa lepas dari teori, oleh karena itu penulis
menyadari keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah dan
dalam metodologi pembelajaran masih banyak kekurangannya. Tetapi
penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan
penelitian sesuai dengan kemampuan keilmuan, kemampuan serta
bimbingan dari dosen pembimbing.
5. Keterbatasan waktu
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terpancang oleh waktu,
karena waktu yang digunakan sangat terbatas. Maka peneliti hanya
memiliki waktu sesuai kemampuan yang berhubungan dengan penelitian
saja. Walaupun waktu yang peneliti gunakan cukup singkat akan tetapi
bisa memenuhi syarat-syarat dalam penelitian ilmiah.
63
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan melihat hasil penelitian yang telah dibahas mengenai
"Pengembangan Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing melalaui
Model Desain Sistem Pembelajaran ADDIE (Analysis, Design,
Development, Implementation, and Evaluation) Pada Materi Pokok Asam
Basa Kelas XI.IPA di SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal tahun ajaran
2010/2011”, maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian ini
sebagai berikut.
1. Pengembangan Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing dilakukan
sebanyak dua kali ujicoba, yaitu pada kelas kecil dan kelas besar. Kedua
kelas uji coba tersebut mendapat perlakuan yang sama karena kedua kelas
tersebut dipilih berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, uji
homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata data pada kemampuan awal
(pre test) dari kedua kelompok adalah berdistribusi normal, dan tidak ada
perbedaan. Hal ini dapat dikatakan bahwa kondisi kemampuan awal siswa
kelas kecil dan kelas besar sebelum dikenai modul adalah setara atau
sama. Produk penelitian ini adalah berupa Modul Kimia Berbasis Inkuiri
Terbimbing melalui model desain sistem pembelajran ADDIE (Analysis,
Design, Development, Implementation, and Evaluation), meliputi Tahap
Analysis merupakan menganalisis kebutuhan siswa terhadap materi
pembelajaran, Tahap Design merupakan membuat rancangan modul kimia
berbasis inkuiri terbimbing, Tahap Development merupakan uji coba
produk kelas kecil, Implementation merupakan uji coba kelas besar, and
Evaluation merupakan untuk memberikan nilai terhadap modul tersebut
dan evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas.
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil ranah kognitif rata-rata nilai
postest kelas kecil adalah 65,78 sedangkan rata-rata nilai postest kelas
besar adalah 73,31, hasil ranah psikomotorik kelas kecil sebesar 82,89%,
64
kelas besar sebesar 81,92%, hasil ranah afektif kelas kecil sebesar
78,31%, kelas besar sebesar 78,58%, hasil tanggapan siswa terhadap
modul kimia berbasis inkuiri terbimbing pada kelas kecil sebesar
76,04% , kelas besar sebesar 75,33% dan angket keterbacaan modul
kimia berbasis inkuiri terbimbing pada kelas kecil sebesar 80,00%,
kelas besar sebesar 83,80%. Skor total efektivitas modul kimia berbasis
inkuiri terbimbing pada kelas kecil sebesar 11 dengan kategori efektif,
sedangkan pada kelas besar skor totalnya adalah 11 dengan kategori
efektif. Berdasarkan hasil keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa
“Pengembangan Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing melalui
Model Desain Sistem Pembelajaran ADDIE (Analysis, Design,
Development, Implementation, and Evaluation) pada Materi Pokok
Asam dan basa Kelas XI IPA di SMA NU 01 Al - Hidayah Kendal
pada kelas kecil maupun kelas besar adalah efektif.”
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disajikan maka
selanjutnya peneliti menyampaikan saran-saran yang kiranya dapat
memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait atas hasil penelitian ini.
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi para pendidik, khususnya bidang studi ilmu kimia hendaknya mampu
memilih perangkat pembelajaran yang tepat dalam menyajikan materi
pelajaran kimia melalui kegiatan belajar mengajar, mengingat sangat
kompleknya materi bidang studi kimia. Dengan demikian hasil belajar
siswa dapat dicapai secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2. Pihak Sekolah dapat menyediakan sarana prasarana yang mendukung agar
proses belajar mengajar dapat berjalan efektif dan kondusif.
3. Perlu adanya pengembangan penelitian lebih lanjut untuk menguji
keefektifan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing pada mata pelajaran
yang lainnya atau materi yang beragam.
65
C. Penutup
Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala nikmat,
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Peneliti menyadari adanya kekurangan-kekurangan
serta berbagai kelemahan yang ada dalam skripsi ini. Oleh karena itu,
saran dan kritik dari berbagai pihak tetap peneliti harapkan, guna
perbaikan-perbaikan penelitian mendatang. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Akhirnya tak lupa peneliti sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sepenuhnya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Jazakumullohu khirol jaza’.
DAFTAR PUSTAKA
A, Pribani Benny, Model Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Dian Rakyat, 2009.
Ali, Muhammad, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004, Cet. 12.
Amri, Sofwan, et.al., Kontruksi Pengembangan Pembelajaran, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010, Cet. 1.
Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2008.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, ed. 6.
__________, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Basyiruddin, Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, Cet.1.
Brady, James E.. Kimia Universitas, jilid 1, Jakarta: Binarupa Aksara, 2003.
Daryanto, Media Visual untuk Pengajaran Teknik, Bandung: Tarsito, 1993.
Das, Salirawati, Belajar Kimia Secara Menarik untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta: Grasindo, 2007.
Direktorat Tenaga Kependidikan, Penulisan Modul ,http://www.dostoc.com,docs/5649648/ penulisan- modul- kimia, 4 februari 2011s
Fakultas Luar Kampus, Mengembangak System Pembelajaran Dengan Model-Addie, Jakarta: FLK, 2008.
Hadi, Amirul, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, 1998, Cet.10.
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009, Cet. 9.
Haryanti, Mimin, Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta : Gaung Persada Press, 2007.
Ibnu, M. Dhodiq, et.al., Kimia analitik 1, Malang, UNM, 2004.
Ibrahim, Syekh, Syekh Zarnuji, Syarah Ta’lim Muta’lim, Jakarta: Rineka Cipta, 1993.
Justiana, Sandri, Chemistry For Senior High School Year XI, Jakarta: KDT,2009.
Muhidin, Sanbas Ali dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur Dalam Penelitian, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2007.
Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenagkan, Bandung,:PT Remaja Rosdakarya, 2005.
Partana, Crys Fajar, et.al., Kimia Dasar 2, Yogyakarta, UNY, 2003.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, Cet.II.
Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya,2002.
Sa’ud, Udin Saefudin, Inovasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2008, Cet. 1.
Saebani, Beni Ahmad, Metode Penelitian, Bandung : Pustaka Setia, 2008.
Santyasa, Wayan,” Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul”, dalam http:// maskursmkn.files.wordpress.com/2009/07/teori_modul.pdf , 2 februari 2011.
Setyosari, Punaji, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan,Jakarta:Prenada Media Group, 2010, Cet. 1.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995, Cet. 3.
Sudjana, Nana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2002, Cet. 6.
__________, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo, 1995, Cet. 3.
__________, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Rosda Karya, cet. 13.
__________, Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004, Cet. 4.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Bandung: Alfabeta, 2008, Cet. 5.
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta, 2009, Cet. 2.
Suyanti, Retno Dwi, Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
Svehla, G., VOGEL 1: Buku Teks Analisis Anorganik Kulaitatif Makro Dan Mikro, Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka, 1990.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovativ Berorientasi Kontruktivistik,Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.
Tulus Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, Malang: UMM Press, 2007, cet. 4.
KRITERIA PENILAIAN AFEKTIF PESERTA DIDIK
No Aspek Penilaian Skor Kriteria Penskoran1 Membaca 1 Tidak membaca sama sekali
2 Membaca modul saja
3 Membaca modul, LKS yang dimiliki siswa
4 Membaca modul, LKS dan 1 jenis buku
kimia
5 Membaca modul, LKS dan 1 jenis buku
kimia, dan sumber lainnya yang relevan
dengan materi.
2 Memperhatikan 1 Membuat keramaian pada saat kegiatan
pembelajaran.
2 Tidak membuat keramaian pada saat
kegiatan pembelajaran tetapi melakukan
kegiatan yang tidak ada hubungannya
dengan kegiatan pembelajaran.
3 Mendengarkan penjelasan guru tetapi
melakukan kegiatan yang tidak ada
hubungannya dengan kegiatan
4 Mendengarkan penjelasan guru dengan
serius
5 Mendengarkan penjelasan guru dengan
serius , berani bertanya serta menjawab
pertanyaan guru.
3 Tanggung jawab 1 Membuat suasana menjadi gaduh dan tidak
mengerjakan tugas
2 Tidak membuat suasana menjadi gaduh
dan tidak mengerjakan tugas
3 Mengerjakan tugas.
4 Aktif dalam bertanya kepada teman
tentang hal-hal yang kurang dipahami.
5 Aktif dalam bertanya, mencari jawaban
dan memecahkan masalah
4 Kerjasama dalam kelompok 1 Tidak ada yang melaksanakan tugas.
2 Melaksanakan tugas sendiri
3 Berdiskusi dengan satu teman dalam
kelompok.
4 Berdiskusi kurang kompak, hanya
beberapa orang saja
5 Berdiskusi dengan kompak dengan saling
membantu teman satu kelompok
5 Kedisiplinan 1 Tidak mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan baik.
2 Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
tertib tetapi tidak mengumpulkan tugas
3 Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
tertib.
4 Mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
5 Melaksanakan tugas dengan baik, tepat
waktu dan tertib.
Kriteria Penilaian
Rata-rata dari masing-masing observer kemudian dikonformasikan kenilai berskala 0-100,
dengan rumus:
NP = × 100
Keterangan :
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap
Rata-rata skor ≤ 54 % = kurang sekali (TL)
55-59 % = kurang (D)
60-75 % = cukup (C)
76-85 % = baik (B)
86- 100 % = sangat baik (A)
LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF PESERTA DIIDIK MATERI POKOK ASAM
BASA
Kelompok Nama Siswa Aspek yang dinilai Rata-rata Kriteria1 2 3 4 5
I
II
III
IV
V
Semarang, Januari 2011
Observer
KRITERIA PENILAIAN AFEKTIF PESERTA DIDIK
No Aspek Penilaian Skor Kriteria Penskoran1 Membaca 1 Tidak membaca sama sekali
2 Membaca modul saja
3 Membaca modul, LKS yang dimiliki siswa
4 Membaca modul, LKS dan 1 jenis buku
kimia
5 Membaca modul, LKS dan 1 jenis buku
kimia, dan sumber lainnya yang relevan
dengan materi.
2 Memperhatikan 1 Membuat keramaian pada saat kegiatan
pembelajaran.
2 Tidak membuat keramaian pada saat
kegiatan pembelajaran tetapi melakukan
kegiatan yang tidak ada hubungannya
dengan kegiatan pembelajaran.
3 Mendengarkan penjelasan guru tetapi
melakukan kegiatan yang tidak ada
hubungannya dengan kegiatan
4 Mendengarkan penjelasan guru dengan
serius
5 Mendengarkan penjelasan guru dengan
serius , berani bertanya serta menjawab
pertanyaan guru.
3 Tanggung jawab 1 Membuat suasana menjadi gaduh dan tidak
mengerjakan tugas
2 Tidak membuat suasana menjadi gaduh dan
tidak mengerjakan tugas
3 Mengerjakan tugas.
4 Aktif dalam bertanya kepada teman tentang
hal-hal yang kurang dipahami.
5 Aktif dalam bertanya, mencari jawaban dan
memecahkan masalah
4 Kerjasama dalam kelompok 1 Tidak ada yang melaksanakan tugas.
2 Melaksanakan tugas sendiri
3 Berdiskusi dengan satu teman dalam
kelompok.
4 Berdiskusi kurang kompak, hanya beberapa
orang saja
5 Berdiskusi dengan kompak dengan saling
membantu teman satu kelompok
5 Kedisiplinan 1 Tidak mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan baik.
2 Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
tertib tetapi tidak mengumpulkan tugas
3 Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
tertib.
4 Mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
5 Melaksanakan tugas dengan baik, tepat
waktu dan tertib.
Kriteria Penilaian
Rata-rata dari masing-masing observer kemudian dikonformasikan kenilai berskala 0-100,
dengan rumus:
NP = × 100
Keterangan :
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap
Rata-rata skor ≤ 54 % = kurang sekali (TL)
55-59 % = kurang (D)
60-75 % = cukup (C)
76-85 % = baik (B)
86- 100 % = sangat baik (A)
LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF PESERTA DIIDIK MATERI POKOK ASAM
BASA
Kelompok Nama SiswaAspek yang dinilai
Rata-rata Kriteria1 2 3 4 5
I
II
III
Semarang, Januari 2011
Observer
ANGKET KETERBACAAN MODUL KIMIA
BERBASIS INKUIRI TERBIMBING
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Petunjuk:
1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya sesuai dengan apa yang
Anda ketahui!
2. Pilihlah jawaban Anda dengan memberikan tanda silang (X)!
Pertanyaan
1. Apakah tulisan dimodul kimia berbasis inkuiri terbimbing dapat dibaca dengan
jelas?
a. Dapat b. Tidak
2. Apakah modul kimia berbasis inkuiri terbimbing perlu dilengkapi gambar?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah dimodul kimia berbasis inkuiri terbimbing membantu Anda
memahami materi pembelajaran?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah tampilan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing sudah menarik?
a. Sudah b. Belum
5. Apakah bahasa ynag digunakan dalam modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
mudah dipahami?
a. Mudah b. Susah
Komentar : ........................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP MODUL KIMIA
BERBASIS INKUIRI TERBIMBING
NAMA :
KELAS / NO. ABSEN :
Petunjuk pengisian
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya
2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar saudara
3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sebelum
anda mengisi
4. pilih satu kreteria yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat dengan cara
memberi (√) “cek” pada salah satu kreteria sekor
5. tanyakanlah jika ada kesulitan
Keterangan :
STS : sangat tidak setuju
TS : tidak setuju
N : netral
S : setuju
SS : sangat setuju
No Pertanyaan STS TS N S SSS
1.Saya sangat menyukai modul kimia berbasis
inkuiri terbimbing yang diterapkan
menyenangkan.
2.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
yang digunakan membosankan.
3Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
yang diterapkan kurang menarik.
4.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
yang digunakan dapat membantu dalam
memahami materi.
5.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
yang digunakan sulit dipahami.
6.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
yang diterapkan sesuai dengan materi.
7.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
yang digunakan efektif dalam menjelaskan
materi dalam proses pembelajaran
8.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
tidak disertai contoh dan penjelasan.
9.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
disertai contoh dan penjelasannya.
10.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
yang digunakan tidak efektif dalam
menjelaskan materi dalam proses
pembelajaran
11.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
yang digunakan berpengaruh besar pada
hasil belajar saya.
12.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
yang digunakan tidak berpengaruh pada
hasil belajar saya.
13.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
yang digunakan menarik
14.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
yang digunakan tidak menarik .
15.Saya sangat senang belajar kimia dengan
menggunakan modul kimia berbasis inkuiri
terbimbing.
16.Saya tidak suka belajar kimia dengan
menggunakan modul kimia berbasis inkuiri
terbimbing
17.Saya kurang suka belajar kimia dengan
modul kimia berbasis inkuiri terbimbing.
18. Saya senang belajar kimia dengan
menggunakan modul kimia berbasis inkuiri
terbimbing.
19.Saya semakin giat belajar kimia dengan
menggunakan modul kimia berbasis inkuiri
terbimbing.
20.Saya semakin malas belajar kimia dengan
menggunakan modul kimia berbasis inkuiri
terbimbing
ASPEK PENILAIAN PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK
No Aspek Penilaian Skor Kriteria Penskoran1 Menyiapkan alat dan bahan 1 Tidak menyiapkan alat dan bahan
2 Melihat saja tetapi tidak dapat menyiapkan
3 Menyiapkan alat dan bahan dengan bantuan
guru
4 Menyiapkan alat dan bahan sendiri, tanpa
bantuan siapapun
5 Menyiapkan alat dan bahan bersama teman
satu kelompok.
2 Melakukan percobaan 1 Tidak melakukan percobaan
2 Melihat saja tetapi tidak dapat melakukan
percobaan.
3 Melakukan percobaan dengan bantuan guru
4 Melakukan percoabaan, tanpa bantuan
siapapun
5 Melakukan percobaan bersama teman satu
kelompok
3 Kerjasama dan kekompakan 1 Membuat suasana praktikum menjadi gaduh
2 Tidak membuat suasana praktikum menjadi
gaduh tetapi tidak ikut serta dalam diskusi.
3 Melakukan praktikum dengan baik
4 Melakukan praktikum dengan baik dan ikut
serta dalam memecahkan masalah
5 Melakukan praktikum dengan baik dan ikut
serta dalam memecahkan masalah dan ikut
berdiskusi dalam pembuatan laporan
kelompok
4 Merapikan alat dan bahan 1 Tidak merapikan alat dan bahan
2 Melihat saja tetapi tidak merapikan alat dan
bahan
3 Merapikan alat dan bahan dengan bantuan
guru
4 Merapikan alat dan bahan sendiri, tanpa
bantuan siapapun.
5 Merapikan alat dan bahan bersama teman
satu kelompok.
5 Mengkomunikasikan data percobaan
1 Tidak megkomunikasikan data percobaan
2 Melihat saja tetapi tidak mengkomuni-
kasikan data percobaan
3 Mengkomunikasikan data percobaan
kebeberapa teman saja
4 Mengkomunikasikan data percobaan
keteman satu kelompok
5 Mengkomunikasikan data percobaan
keteman dan guru dalam bentuk laporan
sementara hasil percobaan.
Kriteria Penilaian
Rata-rata dari masing-masing observer kemudian dikonformasikan kenilai berskala 0-100,
dengan rumus:
NP = × 100
Keterangan :
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap
Rata-rata skor ≤ 54 % = kurang sekali
55-59 % = kurang
60-75 % = cukup
76-85 % = baik
86- 100 % = sangat baik
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK
(PRAKTIKUM)
Kelompok Nama Siswa Aspek yang dinilai Rata-rata Kriteria1 2 3 4 5
I
II
III
IV
V
Semarang, Januari 2011
Observer
ASPEK PENILAIAN PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK
No Aspek Penilaian Skor Kriteria Penskoran1 Menyiapkan alat dan bahan 1 Tidak menyiapkan alat dan bahan
2 Melihat saja tetapi tidak dapat menyiapkan
3 Menyiapkan alat dan bahan dengan
bantuan guru
4 Menyiapkan alat dan bahan sendiri, tanpa
bantuan siapapun
5 Menyiapkan alat dan bahan bersama teman
satu kelompok.
2 Melakukan percobaan 1 Tidak melakukan percobaan
2 Melihat saja tetapi tidak dapat melakukan
percobaan.
3 Melakukan percobaan dengan bantuan
guru
4 Melakukan percoabaan, tanpa bantuan
siapapun
5 Melakukan percobaan bersama teman satu
kelompok
3 Kerjasama dan kekompakan 1 Membuat suasana praktikum menjadi
gaduh
2 Tidak membuat suasana praktikum
menjadi gaduh tetapi tidak ikut serta dalam
diskusi.
3 Melakukan praktikum dengan baik
4 Melakukan praktikum dengan baik dan
ikut serta dalam memecahkan masalah
5 Melakukan praktikum dengan baik dan
ikut serta dalam memecahkan masalah dan
ikut berdiskusi dalam pembuatan laporan
kelompok
4 Merapikan alat dan bahan 1 Tidak merapikan alat dan bahan
2 Melihat saja tetapi tidak merapikan alat
dan bahan
3 Merapikan alat dan bahan dengan bantuan
guru
4 Merapikan alat dan bahan sendiri, tanpa
bantuan siapapun.
5 Merapikan alat dan bahan bersama teman
satu kelompok.
5 Mengkomunikasikan data percobaan
1 Tidak megkomunikasikan data percobaan
2 Melihat saja tetapi tidak mengkomuni-
kasikan data percobaan
3 Mengkomunikasikan data percobaan
kebeberapa teman saja
4 Mengkomunikasikan data percobaan
keteman satu kelompok
5 Mengkomunikasikan data percobaan
keteman dan guru dalam bentuk laporan
sementara hasil percobaan.
Kriteria Penilaian
Rata-rata dari masing-masing observer kemudian dikonformasikan kenilai berskala 0-100,
dengan rumus:
NP = × 100
Keterangan :
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap
Rata-rata skor ≤ 54 % = kurang sekali
55-59 % = kurang
60-75 % = cukup
76-85 % = baik
86- 100 % = sangat baik
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK
(PRAKTIKUM)
Kelompok Nama Siswa Aspek yang dinilai Rata-rata Kriteria1 2 3 4 5
I
II
III
Semarang, Januari 2011
Observer
RAINAH
TADRIS KIMIA 2007 IAIN WALISONGO
SEMARANG
MODUL ASAM BASA
2011
MODUL ASAM BASA PETUNJUK PENGGUNAAN
HALAMAN COVER_________________________________ i
KATA PENGANTAR ________________________________ ii
DAFTAR ISI _____________________________________ iii
GLOSSARIUM____________________________________ v
PENDAHULUAN __________________________________ viii
Deskripsi __________________________________ viii
Prasyarat __________________________________ ix
Petunjuk Penggunaan Modul ___________________ ix
Tujuan Akhir________________________________ xi
KEGIATAN BELAJAR 01 : TEORI ASAM BASA ____________ 1
Asam Basa Menurut Arrhenius __________________ 1
Teori Asam Basa Bronsted-Lowry________________ 3
Asam Basa Lewis ____________________________ 4
Tes Formatif 1 ______________________________ 5
KEGIATAN BELAJAR 02 : IDENTIFIKASI ASAM BASA______ 6
Identifikasi Dengan Kertas Lakmus ______________ 6
Identifikasi Dengan Indikator Asam-Basa _________ 8
Identifikasi Dengan Indikator Alami______________ 9
Tes Formatif 2 ______________________________ 10
LEMBAR KERJA 1 : PERCOBAAN 1 ____________________ 11
DAFTAR ISI
MODUL ASAM BASA PETUNJUK PENGGUNAAN
KEGIATAN BELAJAR 03 : KEKUATAN ASAM BASA_________ 12
Asam Kuat _________________________________ 12
Asam Lemah________________________________ 13
Basa Kuat __________________________________ 14
Basa Lemah ________________________________ 15
Tes Formatif 3 ______________________________ 16
KEGIATAN BELAJAR 04 : DERAJAT KEASAMAN (pH) ______ 17
pH Larutan Asam ____________________________ 17
pH Larutan Basa _____________________________ 18
Tes Formatif 4 ______________________________ 19
KEGIATAN BELAJAR 05 : REAKSI ASAM BASA ___________ 20
Reaksi Penetralan____________________________ 20
Aplikasi Reaksi Penetralan _____________________ 21
KEGIATAN BELAJAR 06 : STOIKIOMETRI LARUTAN _______ 23
Reaksi Pembentukan Endapan __________________ 23
Raksi Pembentukan Gas _______________________ 24
Tes Formatif 6 ______________________________ 25
DAFTAR PUSTAKA ________________________________ 26
26
MODUL ASAM BASA
Vani Sugiyono, dkk, Jurus Sakti Menaklukkan Kimia Sma 1, 2, dan 3, Surabya: Linguakata, 2010
Das Salirawati, dkk, belajar kimia secara menarik untuk SMA/MA kelas XI, Jakarta: Grasindo, 2007
Michael Purba, Kimia Untuk SMA Kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2007
Forum Tentor, Rumus Hafalan Luar Kepala Kimia SMA, Yogyakarta: Pustaka Widyatama,2009
Yayan Sunarya, 2000, Kimia Dasar 2, Bandung : Alkemi Grafisindo Press,
Muchtaridi, Kimia SMA/MA Kelas XI, Jakarta: Yudhistira
James E. Brady, Kimia Universitas: Asas dan Struktur, Jakarta: Bina Rupa Aksara, 1999
Nahadi, Intisari Kimia Untuk SMA, Bandung: Pustaka Setia, 2007
Ngastiyani, dkk, Kimia, Bandung: Luhur Agung, 2002
Crys Fajar Pratomo, dkk, Kimia Dasar 1, Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Sabdry Justiana, dkk, Chemistry for Senior High School, Bandung: Yudhistira, 2009
DAFTAR PUSTAKA
PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN KELOMPOK BESAR
PRESENTASI KELOMPOK 1
KELOMPOK 3 BERTANYA
DOKUMENTASI PENELITIANPROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN KELOMPOK BESAR
PRESENTASI KELOMPOK 1 KEGIATAN DISKUSI KELOMPOK 2
KELOMPOK 3 BERTANYA
PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN KELOMPOK BESAR
KEGIATAN DISKUSI KELOMPOK 2-5
PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN KELOMPOK KECIL
PRESENTASI KELOMPOK 1
KELOMPOK 2 BERTANYA
KEGIATAN PRAKTIKUM
DOKUMENTASI PENELITIANPROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN KELOMPOK KECIL
PRESENTASI KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 DAN 3
KELOMPOK 2 BERTANYA KELOMPOK 2 MENCATAT
PRAKTIKUM KEGIATAN PRAKTIKUM
PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN KELOMPOK KECIL
KELOMPOK 2 DAN 3
KELOMPOK 2 MENCATAT
KEGIATAN PRAKTIKUM
MODUL ASAM BASA PETUNJUK PENGGUNAAN
Akseptor protonZat penerima proton, H+ disebut juga basa Bronsted-Lowry
AmfiprotikSpesi (molekul/ion) yang dapat melepas atau menerima proton
AnionIon negatif (misalnya Cl-, OH-, ... )
AsamZat yang mempunyai rasa asamZat yang memerahkan kertas lakmus biruZat yang menghasilkan ion H+ dalam air (konsep Arrhenius)Zat pelepas proton, H+ (konsep Bronsted-Lowry)
Asam diprotikAsam yang mengandung dua atom hidrogen yang dapat terionisasi per molekulnyaAsam yang terionisasi dua tahap
Asam konjugatZat yang terbentuk ketika basa menerima ion hidrogenAsam yang dapat melepas ion hidrogen dan berubah menjadi basa
Asam kuatAsam yang terionisasi sempurna (100%) menghasilkan H+
dalam air
Asam lemahAsam yang terionisasi tidak sempurna (hanya 10%) menghasilkan H+ dalam air
GLOSSARIUM
MODUL ASAM BASA PETUNJUK PENGGUNAAN
Asam monoprotikAsam yang mengandung satu atom hidrogen yang dapat terionisasi per molekulnyaAsam yang terionisasi satu tahap
Asam poliprotikAsam yang mengandung dua atau lebih (beberapa) atom hidrogen yang dapat terionisasi per molekulnyaAsam yang terionisasi beberapa tahap
Asam triprotikAsam yang mengandung tiga atom hidrogen yang dapat terionisasi per molekulnyaAsam yang terionisasi tiga tahap
BasaZat yang mempunyai rasa pahitZat yang dapat membirukan kertas lakmus merahZat yang menghasilkan ion OH- dalam air (konsep Arrhenius)Zat penerima proton, H+ (konsep Bronsted-Lowry
Basa konjugatZat yang terbentuk ketika asam melepas ion hidrogenBasa yang dapat menerima ion hidrogen dan berubah menjadi asam
Basa kuatBasa yang terionisasi sempurna (100%) menghasilkan OH-
dalam air
Basa lemahBasa yang terionisasi tidak sempurna (hanya 10%) menghasilkan OH- dalam air
MODUL ASAM BASA PETUNJUK PENGGUNAAN
Bilangan oksidasiBilangan yang menunjukkan jumlah elektron atau diterima suatu atom ketika berada dalam senyawa
Derajat ionisasiJumlah zat yang mengurai menjadi ion-ion per jumlah zat mula-mula
Donor protonZat pelepas proton, H+ (asam Bronsted-Lowry)
ElektrolitZat yang menghantarkan listrik (asam, basa, dan garam) dalam airZat yang dalam keadaan lelehan atau larutan yang menghasilkan ion-ion
Hukum pengenceran OstwaldHukum dalam ilmu kimia yang menyatakan bahwa derajat ionisasi elektrolit lemah dalam air akan makin besar jika konsentrasi elektrolit lemah diperkecil
IndikatorZat penunjuk asam atau basa (lakmus, fenolftalein, ...)
Indikator universalIndikator yang dapat menunjukkan nilai pH suatu zat
KationIon positif (misalnya H+, Na+, ...)
Persamaan ionisasiPersamaan reaksi yang menyatakan penguraian suatu zat menjadi ion-ionnya
MODUL ASAM BASA PETUNJUK PENGGUNAAN
pHLogaritma negatif ion hidrogen dalam larutan (-log [H+])
pH meterInstrumen/alat pengukur nilai pH suatu zat
Reaksi disosiasiReaksi penguraian suatu zat menjadi spesi yang lebih kecilReaksi penguraian suatu zat menjadi molekul / ion-ion
Reaksi ionisasiReaksi penguraian suatu zat menjadi ion-ionnya
Tetapan ionisasi airTetapan kesetimbangan dari ionisasiair (Kw=10-14 pada
25OC)
Tetapan keasamanTetapan kesetimbangan dari ionisasi asam lemah (Ka, pada 25 OC dan konsentrasi 1M)
Tetapan kebasaanTetapan kesetimbangan dari ionisasi basa lemah (Kb, pada 25OC dan konsentrasi 1M)
Titik ekuivalenKeadaan jumlah asam sama dengan jumlah dan basa pada proses titrasi
Trayek pHRentang atau daerah pH suatu indikator asam basa dapat berubah warna (Misalnya untuk fenolftalein 8,2 – 10,0)
MODUL ASAM BASA PETUNJUK PENGGUNAAN
DESKRIPSI
Modul ini berjudul Asam Basa. Materi pelajaran meliputi, teori-teori asam basa (Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis). Indentifikasi kekuatan asam basa, ionisasi air dan derajat keasaman (pH), dan indikator asam basa.Beberapa kemampuan (competencies) yang harus dicapai setelah anda mempelajari modul ini adalah sebagai berikut :
Aspek Kongnitif Aspek Psikomotorik Aspek Afektif
Menjelaskan konsepasam basa Arrhenius, Brosted-Lowry dan Lewis
- Berpartisipasi aktif dalam diskusi.
Mengenali asam dan basa
Mengidentifkasi asam dan basa denganindikator
Berpartisipasi aktif dalam mengidentifikasi larutan asam dan basa
Menentukan Kekuatan asam basa dan derajat keasaman (pH) larutan
- Berpartisipasi aktif dalam diskusi.
Menghitung derajat keasaman (pH)
- Berpartisipasi aktif dalam diskusi.
Reaksi asam basa dan stoikiometri larutan
- Berpartisipasi aktif dalam diskusi.
PENDAHULUAN
MODUL ASAM BASA PETUNJUK PENGGUNAAN
PRASYARAT
Untuk menguasai secara optimal kemampuan peserta didik maka harus menguasai materi-materi sebelumnya pada semester 1 (satu). Kemampuan yang harus dimiliki setiap siswa adalah memahami konsep asam basa dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Modul ini dirancang sebagai bahan untuk melangsungkan pembelajaran mandiri.
Untuk meningkatkan proses dan hasil belajar, maka pada bagian ini diberikan
panduan belajar bagi siswa dan panduan mengajar bagi guru.
1. Panduan Belajar Bagi Peserta Didik
a. Bacalah dengan tepat keseluruhan modul ini.b. Buatlah diagram alir yang berisikan materi utama dalam modul
ini berikut aktifitas yang diminta. Buat kotak segi empat untuk setiap materi/konsep utama yang dibicarakan. Tiap kotak diberi nomor urut untuk memudahkan penelusuran isi konsepnya.
c. Siapkan kertas kosong HVS berukuran 10 x 10 cm (lebih baik lagi kertas lipat berwarna yang banyak dijual di toko buku). Tuliskan nomor dan makna atau isi konsep sesuai yang tercantum dalam diagram.
d. Pahami isi masing-masing konsep yang tertera pada diagram.e. Diskusikan dengan guru dan teman-teman tentang konsep-konsep
yang belum anda pahami hingga mendapat kejelasan.f. Buatlah power point dari setiap sub bab materi asam basa dalam
setiap kelompok sesuai yang telah dibagikan untuk dipresentasikan setiap kelompok
g. Jawablah semua soal-soal yang menguji penguasaan konsep, Pelajari kembali apabila penguasaan kurang dari 75%.
h. Ikuti praktikum dengan benar, cermat dan teliti.
MODUL ASAM BASA PETUNJUK PENGGUNAAN
2. Peran Guru
a. Sebelum pembelajaran dengan modul ini dilangsungkan, terlebih dahulu dipersiapkan yang memuat struktur materi utama dalam bentuk diagram. Transparansikan konsep-konsep penting asam basa, asam-basa, dan tabel kekuatan asam basa.
b. Tugaskan peserta didik untuk mempelajari modul ini.c. Diskusikan tentang konsep asam-basa yang belum dikuasai pesrta
didik. Penjelasan hanya diberikan terhadap konsep yang tidak dipahami peserta didik.
d. Tugaskan pada kelompok peserta didik mempraktekkan konsep asam-basa. Organisir agar siswa mempersiapkan alat dan bahan sesuai panduan yang ada dalam modul.
e. Diskusikan kesulitan peserta didik dalam melakukan percobaan asam basa
f. Tugaskan pada peserta didik untuk menguji penguasaan konsep dengan cara mengerjakan soal-soal yang telah ada dalam modul. Bagi peserta didik yang belum mencapai penguasaan minimal 75% minta untuk mempelajari kembali secara mandiri di rumahnya.
g. Evaluasi kemampuan peserta didik sesuai sasaran yang tercantum dalam modul ini baik dalam aspek pengetahuan, ketrampilan maupun sikap. Penilaian aspek pengetahuan dapat menggunakan soal yang tercantum dalam modul. Penilaian keterampilan dan sikap dengan menggunakan lembar pengamatan seperti dicontohkan pula dalam modul ini. Penilaian sikap dan keterampilan sebaiknya dilakukan sejak proses pembelajaran berlangsung.
MODUL ASAM BASA PETUNJUK PENGGUNAAN
TUJUAN AKHIR
Tujuan akhir yang harus dicapai setelah menyelesaikan modul ini tertuang pada tabel sebagai berikut:
Kemampuan Yang Diharapkan
Kriteria KeberhasilanKondisi/Variabel Yang Diberikan
Terampil (P) dan aktifberpartisipasi (A) dalam
mengidentifikasi larutanasam dan larutan basa (K)
Dapat menjelaskan teori-teori asam basa Arrhenius , Bronsted-Lowry dan Lewis dikuasai minimal 75 %.
Praktikum denganbahan-bahan yang ada di sekitar sekolah dan di laboratorium
Terampil (P) dan aktifberpartisipasi (A) dalammenentukan asam basa (K)
Dapat mengenalidikuasai minimal 75 %.
Diberi soal teori-teori asam basa menurut Arhenius, Bronsted Lowry dan Lewis
Terampil (P) dan aktifberpartisipasi (A) dalammenentukan kekuatan asam basa (K)
Dapat menghitungkekuatan asam basadikuasai minimal 75 %
Diberi soal-soal kekuatan asam basa
Terampil (P) dan aktifberpartisipasi (A) dalammenghitung derajat keasaman (pH) (K)
Menghitung derajat keasaman (pH)
Diberi soal-soal derajat keasaman (pH)
Terampil (P) dan aktifberpartisipasi (A) dalam menentukan reaksi asam basa dan menghitung stoikiometri larutan (K)
Dapat menentukan reaksi asam basa dan menghitung stoikiometri larutan melalui titrasi asam basa dikuasai minimal 75%
Diberikan soal -soal reaksi asam basa dan titrasi asam basa
Lampiran
Kunci Jawaban Soal Pre-test
Materi Pokok : Asam Basa
1. A 11. C 21. E
2. C 12. E 22. C
3. C 13. D 23. A
4. B 14. A 24. C
5. D 15. A 25. A
6. B 16. E
7. E 17. A
8. B 18. C
9. C 19. A
10. B 20. A
Lampiran
Kunci Jawaban Soal Post-test
Materi Pokok : Asam Basa
1. B 11. C 21. B
2. C 12. C 22. D
3. B 13. A 23. A
4. C 14. C 24. E
5. A 15. A 25. D
6. C 16. A
7. C 17. A
8. A 18. E
9. E 19. B
10. A 20. E
Lampiran
Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba
Materi Pokok : Asam Basa
1. A 11. C 21. C 31. A 41. A
2. B 12. C 22. C 32. E 42. D
3. A 13. A 23. D 33. A 43. C
4. A 14. B 24. A 34. E 44. C
5. C 15. B 25. A 35. B 45. B
6. C 16. C 26. B 36. A 46. B
7. E 17. D 27. D 37. B 47. D
8. E 18. C 28. A 38. E 48. E
9. A 19. D 29. A 39. A 49. C
10. B 20. A 30. C 40. C 50. A
i
MODUL ASAM BASA
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWt yang telah melimpahkan karuniaNya dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyusun modul kimia berbasis inkuiri terbimbing ini untuk SMA NU Al hidayah kendal pada mata pelajaran kimia materi pokok asam dan basa. Modul ini disusun menggunakan pendekatan pembelajaran berdasarkan kompetensi, sebagai konsekuensi logis dari Kurikulum KTSP 2006.
Modul ini disusun melalui beberapa tahapan proses, yakni mulai dari penyiapan materi modul, penyususnan naskah tertulis, kemudian setting dan desain layout, serta validasi dan ujicoba empirik secara terbatas.Validasi dilakukan dengan teknik telaah ahli (expert-judgement), sementara ujicoba empirik dilakukan pada beberapa peserta didik.
Dalam penyusunan modul ini pastinya ada kekurangan sehingga kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, baik para pembaca maupun para pakar kimia. Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat untuk peserta didik SMA NU Al Hidayah kendal khususnya Kelas XI pada mata pelajaran kimia.
Semarang, 23 Desember 2011
Rainah
KATA PENGANTAR
1 T E O R I A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 01
Terdapat beberapa teori asam basa, tiga diantaranya
adalah konsep asam basa menurut Arrhenius,
menurut Bronsted-Lowry dan menurut Lewis.
Asam Basa Menurut Arrhenius
Pada tahun 1884, ilmuwan Swedia bernama Svante Arrhenius mengemuka-kan pengertian asam basa berdasarkan reaksi ionisasi. Menurut Arrhenius, asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan dalam air, akan melepaskan ion H+ (ion Hidrogen) sedangkan basa adalah suatu zat yang jika dilarutkan dalam air, akan melepaskan ion OH- (ion Hidroksida).
Keadaan sebenarnya dalam larutan air, ion Hidrogen tidak dapat
berdiri bebas. Dalam air, ion Hidrogen (H+) akan berikatan secara
koordinasi dengan molekul air (H2O) menjadi ion hidronium (H3O+)
H+ (aq) + H2O(aq) H3O+ (aq)
Tabel 1.1
Contoh Senyawa Asam Basa Menurut Arrhenius dan Reaksi
Ionisasinya
Senyawa Contoh Reaksi ionisasi
Asam
HCl
CH3COOH
H2SO4
H2CO3
HCl (aq) H+(aq) +Cl- (aq)
CH3COOH (aq) H+(aq) +CH3COO- (aq)
H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO4 2- (aq)
H2CO3(aq) 2H+(aq) + CO32- (aq)
Basa
NaOH
KOH
Al(OH)2
NaOH (aq) Na+(aq) + OH-(aq)
KOH (aq) K+(aq) + OH-(aq)
Al(OH)2(aq) Al3+(aq) + 3OH-(aq)
TEORI ASAM BASAMau Tahu Nggak, Apa Tujuan Dari Kegiatan Belajar 01 Ini?
TUJUANNYA :
supaya temen-temen semua bisa
menjelaskan konsep asam basa
menurut Arrhenius,
Bronsted-Lowry Ganbar 1.1.ArrheniusSeorang ahli kimia berkebangsaan Swedia
2 T E O R I A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 01
Dengan demikian reaksi ionisasi untuk larutan asam dalam air dapat dituliskan sebagai berikut:
HA (aq) + H2O (aq) H3O+ (aq) + A- (aq)
Contoh:
HCl(aq) + H2O(aq) H3O+ (aq) + Cl- (aq)
Berdasarkan jumlah atom H yang diikat, senyawa asam
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Asam monoprotik, yaitu asam yang setiap molekulnya
hanya dapat menghasilkan satu ion H+. contoh HF, HI,
HCl dan CH3COOH
2. Asam diprotik, yaitu asam yang setiap satu molekulnya
dapat menghasilkan dua ion H+. contoh: H2CO3 ,H2SO4,
H2C2O4 dan H2S
3. Asam tripotik. Yaitu asam yang setiap satu molekulnya
dapat memberikan/menghasilkan tiga ion H+. contoh:
H3PO4
Berdasarksan jumlah gugus OH- yang diikat, senyawa
basa dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1. Basa monohidroksida, yaitu senyawa basa yang
memiliki satu gugus OH-.Contoh: NaOH, KOH, NH4OH.
2. Basa dihidroksida, yaitu senyawa yang memiliki dua
gugus OH-.Contoh: Mg(OH) ,Ca(OH) ,Sr(OH) ,Ba(OH).
3. Basa trihidoksida, yaitu senyawa basa yang memiliki
tiga gugus OH- . Contoh: Al(OH)3 , Fe(OH)3.
INGAT!!!!Senyawa asam, menurut jumlah
atom H dikelompokkan menjadi 3:
Asam MonoprotikAsam DiprotikAsam Tripotik
senyawa basa berdasarkan jumlah gugus OH-
dibedakan menjadi 3
Basa MonohidroksidaBasa DihidroksidaBasa Trihidoksida
INGAT!!!
3 T E O R I A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 01
Gambar 1.2.Johanes N. Bronsted
Gambar 1.3.Thomas M. Lowry
Teori Asam Basa Bronsted-Lowry
Pada tahun 1923, Johanes Bronsted (ahli kimia Denmark) dan Thomas
Martin Lowry (ahli kimia Inggris) secara terpisah mendefinisikan asam
dan basa sebagai berikut:
1. Asam adalah zat yang dapat memberikan proton (H+) pada zat
lain(donor proton).
Asam Basa konjugasi + H+
2. Basa didefinisikan sebagai zat yang dapat menerima proton (H+)
dari zat lain (akseptor proton).
Basa + H+ Asam konjugasi
Konsep asam basa Bronsted-Lowry tidak menentang
konsep asam basa Arrhenius, tetapi dapat dikatakan
sebagai perluasan dari konsep tersebut.
Dalam suatu persamaaan reaksi, asam basa berdasarkan
teori Bronsted-Lowry masing-masing mempunyai
pasangan. Pasangan asam disebut basa konjugasi,
sedangkan pasangan basa disebut asam konjugasi.
Contoh:
Asam Basa Asam Konjugasi
Basa Konjugasi
ingat!!!
TEORI ASAM-BASA BRONSTED-LOWRY
Asam : donor proton pada basa
Basa : akseptor proton dari asam
Pasangan Asam Basa Konjugasi
4 T E O R I A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 01
Gambar 1.4.Gilbert N. Lewis
Asam basa Lewis
Pada tahun 1938, Gilbert Newton Lewis seorang Ilmuwan Amerika
Serikat mengusulkan pengetian asam basa berdasarkan reaksi serah
terima elektron.
1. Asam adalah jika dapat menerima pasangan elektron
2. Basa adalah jika dapat memberi pasangan elektron
Reaksi asam basa Lewis menghasilkan ikatan kovalen koordinasi.
Contohnya pada reaksi antara BF dan NH3.
NH3 = memberikan sepasang elektron (basa)
BF3 = menerima sepasang elektron (asam)
NH3 memberikan sepasang elektron pada molekul BF3 untuk
membentuk ikatan kovalen koordinasi.
B
F
F F
+ N
H
H
H
: N
H
H
HBF
F
F
INGAT!!!Teori asam-basa Lewis
ASAMakseptor pasangan
elektron
BASAdonor pasangan elektron
5 T E O R I A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 01
Tes formatif
1. Jelaskanlah berdasarkan teori asam basa Bronsted-Lowry pada
reaksi berikut yang mana asam dan basanya?
HCl(aq) + H2O(l) H3O+(aq) + Cl-(aq)
2. Berdasarkan persamaan reaksi di no.1, manakah yang merupakan
pasangan asam basa kojugasi ? Jelaskan !
3. Jelaskan yang mana asam dan basa dari reaksi di bawah ini
berdasarkan teori asam basa Lewis!
H+ + NH3 NH4+
4. Identifikasi asam-asam berikut ke dalam asam monoprotik,
diprotik, dan triprotik
a. Asam Asetat CH3COOH
b. Asam Klorida HCl
c. Asam Oksalat H2C2O4
d. Asam Fosfat H3PO4
e. Asam Bromida HBr
6 I D E N T I F K A S I A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 02
Mau Tahu Nggak, Apa Tujuan Dari Kegiatan Belajar 02 Ini?
TUJUANNYA :
supaya temen-temen semua bisa
Mengidenti-fikasi
larutan asam dan larutan
basa dengan indikator
Senyawa asam dan senyawa basa dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifat yang dimilikinya, diantaranya:
Senyawa asam basa dapat didentifikasi secara aman dengan menggunakan indikator. Indikator yang biasa digunakan adalah kertas lakmus, larutan indikator asam-basa dan indikator alami.
Identifikasi Dengan Kertas Lakmus
Senyawa asam dan basa dapat diidentifikasi menggunakan kertas lakmus, dengan cara mengamati perubahan Warna kertas lakum ketika bereaksi dengan larutan. Ada dua jenis kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru.
Apabila lakmus dicelupkan ke dalam suatu larutan, maka warna
lakmus akan berubah sesuai dengan sifat larutan tersebut. Bila
senyawa tersebut bersifat asam, maka akan mengubah warna lakmus
Tabel 1.2 Sifat Senyawa Asam dan Senyawa Basa
Sifat Asam Sifat Basa
1. Senyawa asam bersifat korosif
2. Sebagian reaksi dengan logam
menghasilkan H2
3. Senyawa asam memiliki rasa
masam
4. Dapat mengubah warna yang
dimiliki dengan adanya zat lain
(dapat digunakan sebagai indikator
asam basa)
5. Menghasilkan ion H+ dalam air.
1. Senyawa basa bersifat
merusak kulit (kaustik)
2. Terasa licin di tangan seperti
sabun
3. Senyawa basa memiliki rasa
pahit
4. Dapat mengubah warna zat
lain (warna yang dihasilkan
berbeda dengan asam)
5. Menghasilkan ion OH- dalam
air
IDENTIFIKASI ASAM BASA
KAMU TAHU NGGAK???
Bagaimanakah cara yang aman untuk membedakan senyawa asam dan basa?
Gambar 1.5.Dua jenis kertas lakmus, lakmus biru (B) dan lakmus merah (A)
A BA
7 I D E N T I F K A S I A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 02
biru menjadi merah. Dan sebaliknya apabila suatu larutan bersifat
basa, maka larutan tersebut akan mengubah warna lakmus merah
menjadi biru.
Penggunaan lakmus sebagai indikator asam basa telah
bertahan selama lebih dari 300 tahun. Hal ini karena
lakmus, memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1. Lakmus dapat berubah warna dengan cepat saat
bereaksi dengan asam ataupun basa.
2. lakmus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara
bebas, sehingga dapat bertahan lama.
3. lakmus mudah diserap oleh kertas, sehingga banyak
digunakan dalam bentuk lakmus kertas.
KAMU TAHU NGGAK???
Mengapa lakmus digunakan sebagai
indikator asam basa?
Apa saja kelebihannya?
Gambar 1.6. Lakmus telah digunakan lebih dari 300 tahun untuk membedakan asam dengan basa
lakmus merah
lakmus berubahmenjadi biru
ASAMBASA
lakmus berubahmenjadi merah
lakmus biru
8 I D E N T I F K A S I A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 02
Identifikasi Dengan Indikator Asam-Basa
Larutan indikator asam-basa adalah larutan zat kimia yang mempunyai
warna berbeda bila bereaksi dengan larutan asam dan basa. Ada
beberapa jenis indicator asam-basa. Diantaranya adalah sebagai
berikut:
Tabel 1.3. Beberapa Larutan Indikator Asam-Basa
Indikator Asam-BasaWarna yang dihasilkan dalam
Larutan Asam Larutan Basa
Fenolftalin Bening Merah muda
Metil oranye Merah Kuning
Bromotimol Biru Kuning Biru
Metil Ungu Ungu Hijau
Bromokresol Ungu Kuning Ungu
Fenol Merah Kuning Merah
Timolftalin Bening Biru
BA
C
Gambar 1.7.
Perubahan warna beberapa indicator
asam-basa, Fenolftalin (A),
Metil Oranye (B), Lakmus (C).
9 I D E N T I F K A S I A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 02
Gambar 1.8.
Kol merah yang digunakan sebagai indikator pH alami, warna yang terbentuk sesuai dengan range pH, dari kiri pH 1, 4, 7, 10
Identifikasi Dengan Indikator Alami
Selain mengguunakan indikator dari buatan yang harganya
relative mahal, ternyata kita dapat memanfaatkan bahan-
bahan di sekitar kita seperti sayuran, buah-buahan bahkan
bumbu dapur.
Namun agar dapat dimanfaatkan, bahan-bahan tersebut
harus terlebih dahulu diekstrak dalam bentuk larutan.
Kemudian untuk penggunaannya, cukup dilakukan
pencampuran indicator alami tersebut dengan larutan
asam-basa. Perubahan warna pada setiap indikator akan
berbeda, hal ini dipengaruhi oleh jenis larutan dan nilai pH
larutan yang diuji.
.
KAMU TAHU NGGAK???
Dapatkah kamu menyebutkan
beberapa contoh indikator alami
yang ada di sekitar
rumahmu?Sebutkan
minimal 3 (tiga)?
10 I D E N T I F K A S I A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 02
Tes Formatif 2
1. Zat-zat apa saja yang ada di lingkunganmu yang dapat ditentukan
sifat asam-basa dengan indera pengecap?
2. Apa keuntungan mengidentifikasi asam-basa dengan menggunakan
kertas lakmus ?
3. Apa saja bahan alam yang ada di sekitarmu yang dapat digunakan
sebagai pengganti kertas lakmus ?
11 I D E N T I F K A S I A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 02
Lembar Kerja 1
Percobaan 1
Tujuan : Menentukan keasaman dan kebasaan larutan
Cara kerja
1. Ambillah kertas lakmus merah dan lakmus biru
2. Teteskan larutan yang diuji ke dalam lakmus tersebut
3. Amati dan lengkapilah tabel pengamatan
4. Tentukan sifat larutan
5. Kelompokkan data yang memberikan efek sama terhadap lakmus!
6. Rumuskan kesimpulan dari percobaan!
LEMBAR PENGAMATAN
Larutan Yang
Diuji
Perubahan Warna LakmusSifat Larutan
Lakmus Merah Lakmus Biru
NaOH
CH3COOH
H2SO4
HCl
Air Kapur
Air Sabun
Air Hujan
Air Jeruk
Air Soda
12 K E K U A T A N A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 03
Mau Tahu Nggak, Apa Tujuan Dari Kegiatan Belajar 03Ini?
TUJUANNYA :
supaya temen-temen semua bisa Menentukan kekuatan asam dan
basa
Senyawa asam basa dapat dikelompokkan berdasarkan kekuatan keasaman atau kebasaannya menjadi 4 (empat) jenis, yaitu: asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah. Kekuatan asam basa juga dinyatakan dalam bentuk angka. Berikut adalah contoh tetapan beberapa jenis asam lemah dan basa lemah.
Asam Kuat
asam kuat adalah suatu larutan yang dapat melepaskan semua ion H+nya ke dalam larutan, dan mengalami ionisasi sempurna dengan nilai = 1.
Contoh dari asam kuat adalah H2SO4 (Asam Sulfat)
Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi berkesudahan, sehingga seluruh molekulnya berubah menjadi ion-ion. Dengan demikian, persamaan reaksiH2SO4 tersebut adalah:
H2SO4 2H+ + SO4-
Bila [H2SO4-] adalah 1M, maka terbentuk ion H+ sebesar 2 M, sehingga
berlaku:
[H+] = a Masam
Larutan asam Ka
HNO3 sangat besarHClO4 1,0 X 1010
HI 1,0 X 1010
HBr 1,0 X 1010
H2SO4 1,0 X 109 (Ka1) 1,2 X 10-2 (Ka2)HCl 1,0 X 107
H2PO3 7,5 X 10-3 (Ka1) 6,2 X 10-8 (Ka2) 2,2 X 10-12 (Ka3)CH3COOH 1,8 X 10-3
H2CO3 4,3 X 10-2 (Ka1) 5,6 X 10-11 (Ka2)H2S 1,1 X 10-7 (Ka1) 1,0 X 10-14 (Ka2)
KEKUATAN ASAM BASA
KAMU TAHU NGGAK???
Bisakah kamu menyebutkan
contoh asam kuat?Coba sebutkan
3(tiga)?
Dimana:a = jumlah ion H+
Masam = konsentrasi larutan asam kuat
13 K E K U A T A N A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 03
Contoh Soal
Hitunglah Konsentrasi ion H+ dalam larutan berikut:
1. HCl (Asam Klorida) 0,1M
2. H2SO4 (Asam Sulfat) 0,4M
Penyelesaian
1. [H+] = a Masam
= 1 x 0,1 M
= 0,1 M
2. [H+] = d Masam
= 2 x 0,4
= 0,8 M
Asam Lemah
Asam lemah adalah suatu larutan yang dapat melepaskan sebagian
kecil ion H+nya. Asam kuat digolongkan sebagai elektrolit lemah
dengan nilai < 1.
Contoh Asam Lemah: CH3COOH
Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan.
Contoh : CH3COOH CH3COO- + H+
Dengan demikian,
= [ ][ ][ ]
= [ ] [ ][ ]=
[ ][ ] = ∙ [ ][ ] = ∙atau
[ ] = ∙
Gambar 1.9.Jeruk adalah salah
satu jenis buah-buahan yang mengandung sejenis asam.
13 K E K U A T A N A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 03
Contoh Soal
Hitunglah konsentrasi ion H+ dalam larutan CH3COOH (Asam asetat)
0,9M! (Ka CH3COOH = 10-3)t
Penyelesaian
[ ] = ∙= 10 ∙ 0,9= 9 ∙ 10= ∙
Basa Kuat
Basa kuat adalah suatu larutan yang dapat melepaskan
semua ion OH-nya ke dalam larutan, dan mengalami ionisasi sempurna
( = 1).
Contoh Basa Kuat adalah: Ba (OH)2 (Barium Dihidroksida)
Reaksi oksidasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan, sehingga
sebagaimana asam kuat, semua molekul senyawaannya berubah
menjadi ion-ion.
Contoh : Ba(OH)2(aq) Ba(aq) + 2OH-(aq)
Bila konsentrasi Ba(OH)2 adalah 1M, maka ion OH- yang terbentuk
adalah sebesar 2M. Sehingga berlaku:
[OH-] = b Mbasa
KAMU TAHU NGGAK???
Dapatkah kamu menyebutkan
beberapa jenis buah-buahan?
Mengandung apakah buah-buahan itu?
Asam ataukah basa?
Dimana:b = jumlah ion OH-
Mbasa = konsentrasi larutan basa kuat
14 K E K U A T A N A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 03
Identifikasi Dengan Indikator Asam-Basa
Contoh Soal
Hitunglah konsentrasi ion OH- dalam larutan NaOH (Natrium
Hidroksida) 0,5 M!
Penyelesaian
Persamaan reaksinya adalah NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
[OH-] = b Mbasa
= 1. 0,5M
= 0,5M
Basa Lemah
Basa lemah merupakan suatu larutan basa yang melepaskan
sebagian ion OH-nya. Basa lemah adalah elektrolit lemah
dengan nilai < 1.
Contoh Basa Lemah Adalah NH4OH (Ammonium Hidroksida)
Sebagaimana reaksi pada asam lemah, reaksi ionisasi pada basa
lemah juga merupakan reaksi kesetimbangan. Sebagaimana
dicontohkan pada reaksi NH4OH; NH4OH NH4+(aq) + OH-(aq)
Dengan demikian, berlaku:
= [ ][ ] ∙ [ ]
[ ][ ] = [ ][ ] = ∙ atau
[ ] = ∙ atau
=
KAMU TAHU NGGAK???
Dapatkah kamu menyebutkan
beberapa contoh larutan basa yang ada di
sekitar rumahmu?Sebutkan
minimal 3 (tiga)?
13 K E K U A T A N A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 03
Tes Formatif 3
1. Hitunglah konsentrasi ion H+ larutan berikut!
a. HCl 0,1M
b. H2SO4 0,2M
c. CH3COOH 0,4M (Ka = 10-5)
2. Hitunglah konsentrasi ion OH- larutan berikut!
a. NaOH 0,2M
b. Ca(OH)2 0,5M
c. NH4OH 0,1M (Kb = 10-5)
3. Sebanyak 6,8 gram NH3 (Mr=17) dilarutkan ke dalam air sehingga
volume larutan menjadi 1.000 mL, (Kb NH3 = 10-5), hitunglah!
a. Konsentrasi OH- dalam larutan tersebut!
b. Prosentase NH3 yang telah terionisasi!
K E K U A T A N A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 03
Mau Tahu Nggak, Apa Tujuan Dari Kegiatan Belajar 03Ini?
TUJUANNYA :
supaya temen-temen semua bisa Menentukan kekuatan asam dan
basa
Kamu Harus Tahu!!!
Dalam Konsep Asam Basa Adalah Lambang untuk Derajat Ionisasi
Senyawa asam basa dapat dikelompokkan berdasarkan kekuatan keasaman atau kebasaannya menjadi 4 (empat) jenis, yaitu: asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah. Kekuatan asam basa juga dinyatakan dalam bentuk angka. Berikut adalah contoh tetapan beberapa jenis asam lemah dan basa lemah.
Asam Kuat
Asam kuat adalah suatu larutan yang dapat melepaskan semua ion H+nya ke dalam larutan, dan mengalami ionisasi sempurna dengan nilai = 1.
Contoh dari asam kuat adalah H2SO4 (Asam Sulfat)
Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi berkesudahan, sehingga seluruh molekulnya berubah menjadi ion-ion. Dengan demikian, persamaan reaksiH2SO4 tersebut adalah:
H2SO4 2H+ + SO4-
Bila [H2SO4-] adalah 1M, maka terbentuk ion H+ sebesar 2
M, sehingga berlaku:
[H+] = a Masam
Larutan asam Ka
HNO3 sangat besarHClO4 1,0 X 1010
HI 1,0 X 1010
HBr 1,0 X 1010
H2SO4 1,0 X 109 (Ka1) 1,2 X 10-2 (Ka2)HCl 1,0 X 107
H2PO3 7,5 X 10-3 (Ka1) 6,2 X 10-8 (Ka2) 2,2 X 10-12 (Ka3)CH3COOH 1,8 X 10-3
H2CO3 4,3 X 10-2 (Ka1) 5,6 X 10-11 (Ka2)H2S 1,1 X 10-7 (Ka1) 1,0 X 10-14 (Ka2)
KEKUATAN ASAM BASA
KAMU TAHU NGGAK???
Bisakah kamu menyebutkan
contoh asam kuat?Coba sebutkan
3(tiga)?Dimana:a = jumlah ion H+
Masam = konsentrasi larutan asam kuat
K E K U A T A N A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 03
Contoh Soal
Hitunglah Konsentrasi ion H+ dalam larutan berikut:
1. HCl (Asam Klorida) 0,1M
2. H2SO4 (Asam Sulfat) 0,4M
Penyelesaian
1. [H+] = a Masam
= 1 x 0,1 M
= 0,1 M
2. [H+] = d Masam
= 2 x 0,4
= 0,8 M
Asam Lemah
Asam lemah adalah suatu larutan yang dapat melepaskan sebagian
kecil ion H+nya. Asam kuat digolongkan sebagai elektrolit lemah
dengan nilai < 1.
Contoh Asam Lemah: CH3COOH
Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan.
Contoh : CH3COOH CH3COO- + H+
Dengan demikian,
= [ ][ ][ ]
= [ ] [ ][ ]=
[ ][ ] = ∙ [ ][ ] = ∙atau
[ ] = ∙
Gambar 1.9.Jeruk adalah salah
satu jenis buah-buahan yang mengandung sejenis asam.
K E K U A T A N A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 03
Contoh Soal
Hitunglah konsentrasi ion H+ dalam larutan CH3COOH (Asam asetat)
0,9M! (Ka CH3COOH = 10-3)t
Penyelesaian
[ ] = ∙= 10 ∙ 0,9= 9 ∙ 10= ∙
Basa Kuat
Basa kuat adalah suatu larutan yang dapat melepaskan
semua ion OH-nya ke dalam larutan, dan mengalami ionisasi sempurna
( = 1).
Contoh Basa Kuat adalah: Ba (OH)2 (Barium Dihidroksida)
Reaksi oksidasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan, sehingga
sebagaimana asam kuat, semua molekul senyawaannya berubah
menjadi ion-ion.
Contoh : Ba(OH)2(aq) Ba(aq) + 2OH-(aq)
Bila konsentrasi Ba(OH)2 adalah 1M, maka ion OH- yang terbentuk
adalah sebesar 2M. Sehingga berlaku:
[OH-] = b Mbasa
KAMU TAHU NGGAK???
Dapatkah kamu menyebutkan
beberapa jenis buah-buahan?
Mengandung apakah buah-buahan itu?
Asam ataukah basa?
Dimana:b = jumlah ion OH-
Mbasa = konsentrasi larutan basa kuat
K E K U A T A N A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 03
i Dengan Indikator Asam-Basa
Contoh Soal
Hitunglah konsentrasi ion OH- dalam larutan NaOH (Natrium
Hidroksida) 0,5 M!
Penyelesaian
Persamaan reaksinya adalah NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
[OH-] = b Mbasa
= 1. 0,5M
= 0,5M
Basa Lemah
Basa lemah merupakan suatu larutan basa yang melepaskan
sebagian ion OH-nya. Basa lemah adalah elektrolit lemah
dengan nilai < 1.
Contoh Basa Lemah Adalah NH4OH (Ammonium Hidroksida)
Sebagaimana reaksi pada asam lemah, reaksi ionisasi pada basa
lemah juga merupakan reaksi kesetimbangan. Sebagaimana
dicontohkan pada reaksi NH4OH; NH4OH NH4+(aq) + OH-(aq)
Dengan demikian, berlaku:
= [ ][ ] ∙ [ ]
[ ][ ] = [ ][ ] = ∙ atau
[ ] = ∙ atau
=
KAMU TAHU NGGAK???
Dapatkah kamu menyebutkan
beberapa contoh larutan basa yang ada di
sekitar rumahmu?Sebutkan
minimal 3 (tiga)?
K E K U A T A N A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 03
Tes Formatif 3
1. Hitunglah konsentrasi ion H+ larutan berikut!
a. HCl 0,1M
b. H2SO4 0,2M
c. CH3COOH 0,4M (Ka = 10-5)
2. Hitunglah konsentrasi ion OH- larutan berikut!
a. NaOH 0,2M
b. Ca(OH)2 0,5M
c. NH4OH 0,1M (Kb = 10-5)
3. Sebanyak 6,8 gram NH3 (Mr=17) dilarutkan ke dalam air sehingga
volume larutan menjadi 1.000 mL, (Kb NH3 = 10-5), hitunglah!
a. Konsentrasi OH- dalam larutan tersebut!
b. Prosentase NH3 yang telah terionisasi!
D E R A J A T K E A S A M A N
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 04
Mau Tahu Nggak, Apa Tujuan Dari Kegiatan Belajar 04 Ini?
TUJUANNYA :
supaya temen-temen semua bisa Menghitung pH larutan asam dan
basa
Kita semua pasti pernah mendengar istilah pH kan? Di layar televisi, terutama iklan tentang pembersih, seringkali mencantumkan tentang pH. Apakah pH itu? Bagaimana pH bisa begitu pentingnya untuk iklan itu? Sebelum itu, kita perlu mempelajari mengenai dasar-dasar pengetahuan pH.
Teori yang dikemukakan Arrhenius, ternyata besar manfaatnya. Karena dari sinilah, konsep asam basa menurut Arrheniuslah yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung keasaman dan kebasaan suatu larutan. Dengan demikian, asam dinyatakan dengan H+ dan basa dinyatakan dengan OH-. Maka derajat keasaman disebut pH dan derajat kebasaan disebut pOH. Namun, unntuk menyebut, baik derajat keasaman maupun derajat kebasaan lebih lazim menggunakan istilah pH secara menyeluruh.
pH Larutan Asam
Derajat keasaman atau pH memiliki nilai interval dari 1 hingga 14, dan karena adanya rentang nilai tersebut. Maka perlu adanya pengukuran untuk menyatakan nilai pH tersebut. Oleh Sorensen, diusulkan bahwa konsep pH merupakan fungsi logaritma negatif dari konsentrasi ion OH- dalam larutan. Dinyatakan,
pH = -log [H-]
Contoh Soal
Hitunglah pH dari larutan H2SO4 0,02M!
Penyelesaian
[H+] = a Masam
= 2 x 0,02 M
= 0,04 M
pH = -log [H-]
pH = -log 0,04
pH = 2-log 4
DERAJAT KEASAMAN (pH)
KAMU TAHU NGGAK???
Huruf “p” dalam kata pH berasal dari bahasa Denmark “potenz”
yang berarti derajat.
D E R A J A T K E A S A M A N
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 04
A
B
pH Larutan Basa
Untuk menetukan pH larutan basa, kita dapat
menganalogikan dengan cara yang sama ketika kita
menghitung pH larutan asam. Yaitu dengan
menggunakan rumus:
pOH = -log [OH-]
Pada kesetimbangan air : H2O H+(aq) + OH-(aq)
Kw = [H+] [OH-]
-log Kw = -log [H+] [OH-]
-log Kw = -log [H+] + {-log [OH-]}
pKw = pH + pOH
pH = pKw – pOH
oleh karena pada suhu 25oC, harga Kw = 10-14. Maka,
pKw = -log 10-14
pKw = 14
Sehingga,
pH = 14 –pOH
Contoh Soal
Hitunglah pH dari larutan NaOH 0,1M!
Penyelesaian
[OH-] = b Mbasa
= 1 0,1M
= 0,1M
pOH = -log [OH-]
= -log 10-1
= 1
pH = 14 –pOH
= 14 – 1
= 13
KAMU TAHU NGGAK???
Dapatkah kamu menyebutkan
beberapa jenis bahan rumah
tangga?Mengandung apakah bahan-bahan itu?
Asam ataukah basa?
Gambar 2.0.
Selain menggunakan
perhitungan, nilai pH secara langsung dapat
diukur menggunakan
PH universal (A) dan pH meter (B)
D E R A J A T K E A S A M A N
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 04
Tes Formatif 4
1. Hitunglah pH larutan berikut!
a. H2SO4 0,4M
b. CH3COOH 0,1M (Ka = 10-5)
c. NaOh 0,2M
d. NH4OH 0,1M (Kb = 10-5)
2. Suatu larutan mempunyai pH 5. Tentukanlah konsentrasi larutan
tersebut! Jika,
a. Larutan merupakan asam kuat dengan a = 1.
b. Larutan merupakan basa kuat dengan b = 2.
c. Larutan merupakan asam lemah dengan Ka = 10-5.
d. Larutan merupakan basa lemah dengan Kb = 10-5.
Mau Tahu Nggak, Apa Tujuan Dari Kegiatan
Belajar 05 Ini?
TUJUANNYA :
supaya temen-temen semua bisa Menjelaskan konsep reaksi
asam dan basa. Menentukan stoikiometri
larutan melalui
titrasi asam basa
Pernah melihat kapur bergelembung dan berdesis ketika dicelupkan dalam air? Atau pernah makan bakso dicampur cuka? Ehm, tentunya tidak sengaja kalian telah melakukan pereaksian asa dengan basa? Mengapa demikian? Bagaimana bisa demikian?
Reaksi Penetralan
Reaksi asam basa disebut juga reaksi penetralan, dimana reaksi tersebut kebanyakan melibatkan sam dan basa menghasilkan air. Reaksi penetralan ini dapat berupa:
1. Reaksi Molekular, sebagaimana reaksi antara HCl dan NaOH.
HCl(aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
2. Reaksi Ionik, seperti dicontohkan pada reaksi berikut:
H+(aq)+ Cl-(aq) + Na+(aq) + OH-(aq) Na+(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)
Sehingga dirumuskan,
Asam + Basa Garam + Air
Reaksi ini digunakan untuk menentukan kadar larutan asam dan basa, dimana 1 mol asam akan tepat bereaksi dengan 1 mol basa.
Penentuan pH campuran didasarkan pada kekuatan sam dan basanya.
Berikut adalah tetapan untuk menghitung pH berdasarkan kekuatan
asam dan basa.
Tabel 1.4. Tetapan Perhitungan Reaksi Sam Dan Basa Berdasarkan Jenis Larutan
Campuran Tepat habis bereaksi Sisa asam Sisa BasaAsam kuat + basa kuat
pH = 7 pH= -log [H+]sisapOH= -log [OH-]pH= 14-pOH
Asam kuat + basa lemah
pH = 1/2pKw - 1/2pKb -1/2 log [G]
pH= -log [ H+]sisapH =pKa- log [ ]
[ ]pH= 14-pOH
Asam lemah + basa kuat
pH = 1/2pKw - 1/2pKa -1/2log [G]
pH =pKa- log ][ ] pOH= -log [OH-]sisa
Asam lemah + basa lemah
pH = 1/2pKw + 1/2pKa -1/2pKb
Diukur dengan pH meter
REAKSI ASAM BASA
Aplikasi Reaksi Penetralan
Salah satu aplikasi reaksi penetralan ini adalah titrasi asam basa (titrasi asidi-alkalimetri). Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu larutan asam atau basa berdasarkan reaksi asam basa. Untuk menentukan kadar asam atau basa suatu larutan kita harus terlebih dahulu mengetahui kadar salah satu dari asam atau basa tersebut. Titrasi dengan menyandarkan pada jumlah volume larutan dikenal dengan istilah volumetrik. Pengukuran volume diusahakan setepat mungkin denga menggunakan alat-alat standar misalnya buret dan pipet volumetrik.Secara teknis, titrasi dilakukan dengan cara
mereaksikan sedikit demi sedikit bahkan tetes demi setetes larutan basa melalaui buret, kedalam larutan asam dengan volume tertentu di dalam labu erlenmeyer sampai keduanya tepat habis bereaksi yang ditandai denga berubahnya warna indikator. Pada saat tepat warna indikator berubah penambahan (titrasi) dihentikan dan volume akhir ini disebut volume titik akhir titrasi. Larutan basa yang dimasukkan dalam buret disebut dengan larutan penitrasi. Indikator yang digunakan adalah indikator dengan trayek pH sekitar 7. Sebab pada saat asam kuat dan basa kuat tepat habis bereaksi pH larutan sama dengan 7. Perubahan warna indikator yang menandai selesainya titrasi tidak selamanya tepat seperti perhitunga teoritis. Volume larutan penitrasi yang diperoleh melalui perhitungan secara teoritis disebut titik ekuivalen. Perbedaan volume titik akhir dengan titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan dengan pemilihan indikator. Jika indikatornya tepat, maka kesalahan titrasi akan menjadi kecil.
Gambar 2.1. Susunan alat
Titrasi Sederhana
1. Buret2. Statif
3. Erlenmeyer
1
2
3
TAHU NGGAK??
Mengapa Reaksi Antara HCl Dan
NaOH Disebut Reaksi Penetralan?
Tuliskan Persamaan Reaksinya!
Gambar 2.2.
HCl dan NaOH adalah contoh
larutan yang digunakan dalam
titrasi asidi-alkalimetri
Contoh Soal
Sebanyak 20 mL larutan H2SO4 yang belum diketahui konsentrasinya dititrasi larutan NaOH 0,1 M dengan menggunakan indicator fenolftalein (PP). warna indicator PP mulai berubah saat volume NaOH tepat 30,2 mL. tentukan konsentrasi H2SO4 tersebut?
Penyelesaian
Gambar 2.3.Perubahan warna larutan titrasi dari bening (1) menjadi merah
muda (4) menunjukkan titik akhir titrasi
R E A K S I D A N S T O I K I O M E T R I A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 05
Mau Tahu Nggak, Apa Tujuan Dari Kegiatan
Belajar 05 Ini?
TUJUANNYA :
supaya temen-temen semua bisa Menjelaskan konsep reaksi
asam dan basa. Menentukan stoikiometri
larutan melalui
titrasi asam basa
Pernah melihat kapur bergelembung dan berdesis ketika dicelupkan dalam air? Atau pernah makan bakso dicampur cuka? Ehm, tentunya tidak sengaja kalian telah melakukan pereaksian asa dengan basa? Mengapa demikian? Bagaimana bisa demikian?
Reaksi Penetralan
Reaksi asam basa disebut juga reaksi penetralan, dimana reaksi tersebut kebanyakan melibatkan sam dan basa menghasilkan air. Reaksi penetralan ini dapat berupa:
1. Reaksi Molekular, sebagaimana reaksi antara HCl dan NaOH.
HCl(aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
2. Reaksi Ionik, seperti dicontohkan pada reaksi berikut:
H+(aq)+ Cl-(aq) + Na+(aq) + OH-(aq) Na+(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)
Sehingga dirumuskan,
Asam + Basa Garam + Air
Reaksi ini digunakan untuk menentukan kadar larutan asam dan basa, dimana 1 mol asam akan tepat bereaksi dengan 1 mol basa.
Penentuan pH campuran didasarkan pada kekuatan sam dan basanya.
Berikut adalah tetapan untuk menghitung pH berdasarkan kekuatan
asam dan basa.
Tabel 1.4. Tetapan Perhitungan Reaksi Sam Dan Basa Berdasarkan Jenis Larutan
Campuran Tepat habis bereaksi Sisa asam Sisa BasaAsam kuat + basa kuat
pH = 7 pH= -log [H+]sisapOH= -log [OH-]pH= 14-pOH
Asam kuat + basa lemah
pH = 1/2pKw - 1/2pKb -1/2 log [G]
pH= -log [ H+]sisapH =pKa- log [ ]
[ ]pH= 14-pOH
Asam lemah + basa kuat
pH = 1/2pKw - 1/2pKa -1/2log [G]
pH =pKa- log ][ ] pOH= -log [OH-]sisa
Asam lemah + basa lemah
pH = 1/2pKw + 1/2pKa -1/2pKb
Diukur dengan pH meter
REAKSI ASAM BASA
R E A K S I D A N S T O I K I O M E T R I A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 05
Aplikasi Reaksi Penetralan
Salah satu aplikasi reaksi penetralan ini adalah titrasi asam basa (titrasi asidi-alkalimetri). Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu larutan asam atau basa berdasarkan reaksi asam basa. Untuk menentukan kadar asam atau basa suatu larutan kita harus terlebih dahulu mengetahui kadar salah satu dari asam atau basa tersebut. Titrasi dengan menyandarkan pada jumlah volume larutan dikenal dengan istilah volumetrik. Pengukuran volume diusahakan setepat mungkin denga menggunakan alat-alat standar misalnya buret dan pipet volumetrik.Secara teknis, titrasi dilakukan dengan cara
mereaksikan sedikit demi sedikit bahkan tetes demi setetes larutan basa melalaui buret, kedalam larutan asam dengan volume tertentu di dalam labu erlenmeyer sampai keduanya tepat habis bereaksi yang ditandai denga berubahnya warna indikator. Pada saat tepat warna indikator berubah penambahan (titrasi) dihentikan dan volume akhir ini disebut volume titik akhir titrasi. Larutan basa yang dimasukkan dalam buret disebut dengan larutan penitrasi. Indikator yang digunakan adalah indikator dengan trayek pH sekitar 7. Sebab pada saat asam kuat dan basa kuat tepat habis bereaksi pH larutan sama dengan 7. Perubahan warna indikator yang menandai selesainya titrasi tidak selamanya tepat seperti perhitunga teoritis. Volume larutan penitrasi yang diperoleh melalui perhitungan secara teoritis disebut titik ekuivalen. Perbedaan volume titik akhir dengan titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan dengan pemilihan indikator. Jika indikatornya tepat, maka kesalahan titrasi akan menjadi kecil.
Gambar 2.1. Susunan alat
Titrasi Sederhana
1. Buret2. Statif
3. Erlenmeyer
1
2
3
TAHU NGGAK??
Mengapa Reaksi Antara HCl Dan
NaOH Disebut Reaksi
Penetralan?
Tuliskan Persamaan Reaksinya!
Gambar 2.2.
HCl dan NaOH adalah contoh
larutan yang digunakan dalam
titrasi asidi-alkalimetri
Gambar 2.3.
Perubahan warna larutan titrasi dari bening (1) menjadi merah muda (4) menunjukkan titik akhir titrasi
R E A K S I D A N S T O I K I O M E T R I A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 05
Contoh Soal
Sebanyak 20 mL larutan H2SO4 yang belum diketahui konsentrasinya dititrasi larutan NaOH 0,1 M dengan menggunakan indicator fenolftalein (PP). warna indicator PP mulai berubah saat volume NaOH tepat 30,2 mL. tentukan konsentrasi H2SO4 tersebut?
Penyelesaian
1. Diketahui, V H2SO4 = 20 mL = 0,02 LV NaOH = 30,2 mL = 0,0302 L
Persamaan Reaksinya:
H2SO4(aq) + 2NaOH(aq) Na2SO(aq) + 2H2O(aq)
2. Cara 1:
NaOH yang terpakai pada titrasi = 0,1 × 0,0302 = 0,00302 mol
Dari persamaan reaksi didapat; 1 mol H2SO4 = mol NaOH
Jadi,H2SO4 yang dititrasi = × 0,00302= 0.0015 mol
Konsentrasi H2SO4 = 0,0015 mol / 0.02 L = 0,075 mol L-1
= 0,075 Molar
3. Cara 2:
1 mol H2SO4 = mol NaOH
n H2SO4 = n NaOH
V1M1 = V2M2
20 M1 = (30,2)(0,1)
M1 = ,M1 = 0,075 Mol
GAMBAR 2.4.
Untuk beberapa reaksi, terkadang
memerlukan bantuan
pemanasan agar reaksi dapat
berjalan.
R E A K S I D A N S T O I K I O M E T R I A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 05
Pernahkah kalian membuat minuman dengan gula? Pernahkah kalian memperhatikan gula yang kalian pakai untuk membuat minuman itu? Adakah gula yang mengendap? Mengapa ada gula yang mengendap? Kenapa gula tersebut tidak larut seluruhnya?
Reaksi Pembentukan Endapan
Reaksi pengendapan (menghasilkan endapan) dimungkinkan terjadi apabila dua ion yang menghasilkan senyawa sukar larut bertemu, dan senyawa tersebut akan mengendap. Sebagaimana dicopntohkan pada persamaan reaksi berikut:
BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) → BaSO4 (s) + 2NaCl (aq)
Berikut adalah tabel kelarutan beberapa senyawa ion terhadap air dan pelarut lain.
Tabel 1.5. Kelarutan Beberapa Senyawa IonSenyawa Kelarutan KeteranganNitrat (NO3
-) Semua larutAsetat (CH3COO-) Semua larut Kecuali Ag+, Hg2
2+, Bi3+
Klorida (Cl-) Semua larut Kecuali Ag+, Hg22+, Pb2+, Cu+
Bromida (Br-) Semua larut Kecuali Ag+,Hg22+,Pb2+
Iodida (I-) Semua larut Kecuali Ag+, Hg22+, Pb2+, Bi3+
Sulfat (SO42-) Semua larut Kecuali Pb2+, Ba2+, Sr2+, Ca2+
Sulfida (S2-) Semua tidak larut Kecuali Na+, K+, NH4+
Fosfat (PO43-) Semua tidak larut Kecuali Na+, K+, NH4
+
Karbonat (CO32-) Semua tidak larut Kecuali Na+, K+, NH4
+
Oksalat (C2O42-) Semua tidak larut Kecuali Na+, K+, NH4
+
Oksida (O2-) Semua tidak larut Kecuali Na+, K+, Ba2+, Sr2+, Ca2+
Hidroksida (OH-) Semua tidak larut Kecuali Na+, K+,Ba2+, Sr2+, Ca2+, NH4+
STOIKIOMETRI LARUTAN
Gambar 2.5.
Reaksi pembentukan
endapan, tidak selalu ditandai
adanya endapan di bawah
larutan. Untuk reagen dengan
konsentrasi rendah biasanya ditandai dengan
perubahan warna dalam
larutan.
R E A K S I D A N S T O I K I O M E T R I A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 05
Reaksi Pembentukan Gas
Reaksi pembentukan gas dapat disebabkan oleh reaksi yang memang menghasilkan gas atau dapat pula terbentuknya gas tersebut karena terurainya suatu zat lain menjadi gas. Misalnya:
H2CO3(aq) → H2O(l) + CO2(g)NH4OH(aq) → H2O(l) + NH3 (g)
Beberapa reaksi yang menghasilkan gas antara lain:1. Reaksi karbonat padat dengan asam menghasilkan gas CO2
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)Na2CO3(s) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + H2O(l) + CO2(g)
2. Reaksi senyawa ammonium padat dengan basa kuat menghasilkan gas NH3
NH4Cl(s) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) + NH3(g)(NH4)2SO4(s) + 2KOH(aq) → K2SO4(aq) + 2H2O(l) + 2NH3(g)
3. Reaksi antara sulfida padat denga asam menghasilkan gas H2S
FeS(s) + 2HCl(aq) → FeCl2(aq) + H2S(g)CuS(s) + H2SO4(aq) → CuSO4(aq) + H2S(g)
R E A K S I D A N S T O I K I O M E T R I A S A M B A S A
MODUL ASAM BASA KEGIATAN BELAJAR 05
Tes Formatif 5
1. Untuk menentukan kadar asam cuka (asam asetat), diambil 10 mL cuka kemudian diencerkan dengan aquades sampai volumenya 200 mL. dari larutan encer tersebut diambil 10 mL, kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M dengan indicator PP. Titik akhir titrasi tercapai pada saat volume NaOH 25,4 mL. Berapa persen kadar cuka tersebut, bila kadar cuka murni 17,4 M?
2. Campuran Kristal NaOH dan KOH yang massanya 4,8 gram dapat menetralkan 100 mL HCl 1M. Berapa gram massa NaOH dan KOH dalam campuran tersebut? (Ar Na=23, K=39, O=16 ,H=1)
3. Logam magnesium seberat 6 gram dilarutkan ke dalam asam klorida yang mempunyai konsentrasi 4 M. berapa mL volume larutan HCl yang diperlukan agar semua logam magnesium habis bereaksi dan berapa liter gas yang dihasilkan pada suhu 0oC dan tekanan 1 atm? (Ar. Mg = 24)
4. Larutan perak nitrat 0,1 M sebanyak 50 mL direaksikan dengan 100 mL larutan KI 0,1 M. berapa gram endapan yang dapat dihasilkan? (Ar.Ag=108; I=127)
5. Jelaskan grafik perubahan pH pada reaksi HCl 0,1 M dengan NaOH 0,1 M berikut!
Lampiran
KISI-KISI SOAL POST TEST
SATUAN PENDIDIKAN : SMAMATA PELAJARAN : KIMIAKELAS/ SEMESTER : XI/2TAHUN PELAJARAN : 2010/2011MATERI POKOK : ASAM BASASTANDAR KOMPETENSI : Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.
Kompetensi Dasar
IndikatorJenjang Soal dan Penyebarannya Jumlah
soalC1 C2 C3 C4 C5 C6Memahami teori-teori asam dan basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan
Menjelaskan konsep asam basa menurut Arrhenius, Bronsted Lowry, dan Lewis.
6 1,2 3,4,21 13 5 8
Mengidentifikasi larutan asam dan basa dengan indikator.
8 7,11 10, 9,14 6
Menghitung kekuatan asam dan basa.
18 23 17 3
Menghitung derajat keasaman (pH) larutan.
19 24,25 20 22 5
Menjelaskan konsep reaksi asam basa.
12 15 2
Menghitung stoikiometri larutan melalui titrasi asam basa
16 1
Jumlah 2 5 6 6 4 2 25Presentase 8% 20% 24% 24% 16% 8% 100%
Lampiran
KISI-KISI SOAL PRE TEST
SATUAN PENDIDIKAN : SMAMATA PELAJARAN : KIMIAKELAS/ SEMESTER : XI/2TAHUN PELAJARAN : 2010/2011MATERI POKOK : ASAM BASASTANDAR KOMPETENSI : Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.
Kompetensi Dasar
IndikatorJenjang Soal dan Penyebarannya Jumlah
soalC1 C2 C3 C4 C5 C6Memahami teori-teori asam dan basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan
Menjelaskan konsep asam basa menurut Arrhenius, Bronsted Lowry, dan Lewis.
24 2, 8,9, 10,11, 19 25 8
Mengidentifikasi larutan asam dan basa dengan indikator.
23 22 1,4 12,18 6
Menghitung kekuatan asam dan basa.
20 6 17 3
Menghitung derajat keasaman (pH) larutan.
21 5,16 7 13 5
Menjelaskan konsep reaksi asam basa.
3 15 2
Menghitung stoikiometri larutan melalui titrasi asam basa
14 1
Jumlah 2 5 6 6 4 2 25Presentase 8% 20% 24% 24% 16% 8% 100%
Lampiran
KISI-KISI SOAL UJI COBA
SATUAN PENDIDIKAN : SMAMATA PELAJARAN : KIMIAKELAS/ SEMESTER : XI/2TAHUN PELAJARAN : 2010/2011MATERI POKOK : ASAM BASASTANDAR KOMPETENSI : Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.
Kompetensi Dasar
IndikatorJenjang Soal dan Penyebarannya Jumlah
soalC1 C2 C3 C4 C5 C6Memahami teori-teori asam dan basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan
Menjelaskan konsep asam basa menurut Arrhenius, Bronsted Lowry, dan Lewis.
1 16,18,45 2,3,10 5,8,12 6,7,24 9,13 15
Mengidentifikasi larutan asam dan basa dengan indikator.
48 11,14 29 21,25 30 7
Menentukan kekuatan asam dan basa.
15 19 17 37 27 5
Menghitung derajat keasaman (pH) larutan.
23 26, 31,34, 38,
47
20,28,41,46,49
32 35, 13
Menjelaskan konsep reaksi asam basa.
4 43 39 40 22 5
Menghitung stoikiometri larutan melalui titrasi asam basa
50 42 36,44 33 5
Jumlah 3 9 12 14 7 5 50Presentase 6% 18% 24% 28% 14% 10% 100%
KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN MODUL KIMIA BERBASIS INQUIRI TERBIMBING
Variabel SubVariabel
INDIKATOR NO. SOAL JUMLAHSOALPositif Negatif
Hasil Belajar
A. Intrinsik
B. Ekstrinsik
1. Adanya hasrat dan keinginan belajar kimia.
2. Adanya kesesuaian moduldengan materi kimia.
3. Adanya penjelasan materi dalam pembelajaran kimia.
1. Adanya modulkimia yang digunakan lebih mudah dipahami.
2. Adanya modul kimia sehingga siswa tertarik belajar kimia.
3. Adanya pengaruh modul terhadap hasil belajar
1,15
6,17
7,9
4, 20
13
11,
2,16
18,19
8,10
5,
3,14
12
4
4
4
3
3
2
Jumlah 10 10 20
JAWABAN ANGKET BELAJAR KIMIA
Nomor soal positifKeterangan SS S N TS STSNilai 5 4 3 2 1
Nomor soal negatifKeterangan SS S N TS STSNilai 1 2 3 4 5
No SS S N TS STS No SS S N TS STS1 5 4 3 2 1 11 5 4 3 2 12 5 4 3 2 1 12 1 2 3 4 53 1 2 3 4 5 13 5 4 3 2 14 5 4 3 2 1 14 1 2 3 4 55 1 2 3 4 5 15 5 4 3 2 16 5 4 3 2 1 16 1 2 3 4 57 5 4 3 2 1 17 1 2 3 4 58 1 2 3 4 5 18 5 4 3 2 19 5 4 3 2 1 19 5 4 3 2 110 1 2 3 4 5 20 1 2 3 4 5
Hipotesis
Ho: Data berdistribusi normal
H1: Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis
Kriterian yang digunakan
diterima jika
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = 44
Nilai minimal = 16
Rentang nilai (R) = 44-16 = 28
Banyaknya kelas (k) = 1 + 3,3 log 26 = 5,669 = 6 kelas
Panjang kelas (P) = 4,6667 = 5
Tabel distribusi nilai pre test kelas eksperimen
fi X i X i2 f i .X i f i .X i
2
16 – 20 3 18 324 54 972
21 – 25 4 23 529 92 2116
26 – 30 7 28 784 196 5488
– 35 3 33 1089 99 3267
Uji Normalitas Nilai Pre TestKelas Besar
Kelas
i
ii
E
EO 2
)1(
22
nn
ffn iiii
i
ii
f
f
k
i i
ii
E
EO
1
22 )(
oH tabelhitung22
hitung2
2X X
tabel2
tabelhitung22
31 – 35 3 33 1089 99 3267
36 – 40 7 38 1444 266 10108
41 – 45 2 43 1849 86 3698
26 793 25649
79326
26* 25649- (793)2
58,57,64853
Daftar nilai frekuensi observasi kelas eksperimen
15,50 -1,96 -0,47516 – 20 0,0706 1,8356 3 0,7386
20,50 -1,31 -0,40421 – 25 0,1611 4,1890 4 0,0085
25,50 -0,65 -0,24326 – 30 0,2434 6,3272 7 0,0715
30,50 0,00 0,00031 – 35 0,2434 6,3272 3 1,7496
35,50 0,65 0,24336 – 40 0,1611 4,1890 7 1,8863
40,50 1,31 0,40441 – 45 0,0706 1,8356 2 0,0147
45,50 1,96 0,475= 4,4693
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh 11,07Karena , maka data tersebut berdistribusi normal
P(Zi)Luas
Daerah
S 2 =
26(26 - 1)S 2 =S =
Kelas Bk Zi Oi
Jumlah
Ei
= =30,5
i
ii
E
EO 2
)1(
22
nn
ffn iiii
i
ii
f
f
k
i i
ii
E
EO
1
22 )(
oH tabelhitung22
hitung2
2X X
tabel2
tabelhitung22
LEMBAR JAWABAN POST-TESTASAM-BASA
NAMA : _____________________
KELAS : _____________________
MATA PELAJARAN : _____________________
1. A B C D E
2. A B C D E
3. A B C D E
4. A B C D E
5. A B C D E
6. A B C D E
7. A B C D E
8. A B C D E
9. A B C D E
10. A B C D E
11. A B C D E
12. A B C D E
13. A B C D E
14. A B C D E
15. A B C D E
16. A B C D E
17. A B C D E
18. A B C D E
19. A B C D E
20. A B C D E
21. A B C D E
22. A B C D E
23. A B C D E
24. A B C D E
25. A B C D E
LEMBAR JAWABAN POST-TESTASAM-BASA
NAMA : _____________________
KELAS : _____________________
MATA PELAJARAN : _____________________
1. A B C D E
2. A B C D E
3. A B C D E
4. A B C D E
5. A B C D E
6. A B C D E
7. A B C D E
8. A B C D E
9. A B C D E
10. A B C D E
11. A B C D E
12. A B C D E
13. A B C D E
14. A B C D E
15. A B C D E
16. A B C D E
17. A B C D E
18. A B C D E
19. A B C D E
20. A B C D E
21. A B C D E
22. A B C D E
23. A B C D E
24. A B C D E
25. A B C D E
LEMBAR JAWABAN POST TESTASAM-BASA
NAMA : _____________________
KELAS : _____________________
MATA PELAJARAN : _____________________
1. …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………....
..........................................................................................................
LEMBAR JAWABAN POST TESTASAM-BASA
NAMA : _____________________
KELAS : _____________________
MATA PELAJARAN : _____________________
1. …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………….
............................................................................................................
NAMA : ___________________
KELAS : ___________________
KELOMPOK : ___________________
NAMA : ___________________
KELAS : ___________________
KELOMPOK : ___________________
LEMBAR PENGAMATAN
Larutan Yang
Diuji
Perubahan Warna Lakmus Sifat
LarutanLakmus Merah Lakmus Biru
NaOH
CH3COOH
H2SO4
HCl
Air kapur
Air sabun
Air hujan
Air jeruk
Air soda
LEMBAR PENGAMATAN
Larutan Yang
Diuji
Perubahan Warna LakmusSifat Larutan
Lakmus Merah Lakmus Biru
NaOH
CH3COOH
H2SO4
HCl
Air kapur
Air sabun
Air hujan
Air jeruk
Air soda
No Responden 1 2 3 4 5 Ya Tidak
1 Agus Hermanto 1 1 1 0 1 4 12 Ahmad Setyo A 1 0 1 1 1 4 13 Ana Siska 1 1 1 1 1 5 04 Bima Sakti H 1 1 1 0 1 4 15 Danasy Ocsa T 1 1 1 0 1 4 16 Dedi Wamaulana 1 1 1 0 1 4 17 Elda Fitriana 1 1 1 1 1 5 08 Hermi Meilani 1 1 1 0 1 4 19 Irawati 1 1 1 0 1 4 110 Istiqomah 1 1 1 0 1 4 111 Istriokhah (A) 1 0 1 0 1 3 212 Istirokhah (B) 1 0 1 1 1 4 113 Laela Nurfiyani 1 1 1 1 1 5 014 M. Maylani 1 1 1 1 1 5 015 Ngatini 1 1 1 1 1 5 0
ANGKET KETERBACAAN MODUL KIMIA BERBASIS INQUIRI TERBIMBINGKELAS BESAR
No Soal Jumlah jawaban
15 Ngatini 1 1 1 1 1 5 016 Nuritati Puji L 1 0 1 0 1 3 217 Rahmad S 1 1 1 1 1 5 018 Ria Puji A 1 1 1 1 1 5 019 Romadhon R 1 0 1 1 1 4 120 S. Alimatul A 1 1 1 1 1 5 021 S. Barokah 1 0 1 1 1 4 122 Sri Susanti 1 1 1 0 1 4 123 Yogi Hermawan 1 1 1 1 1 5 024 Didik Hariyono 1 1 1 0 0 3 225 Sholihana 1 0 1 1 1 4 126 Fifin Indarsih 1 0 1 0 1 3 2
26 18 26 14 25 109 21
NP =
Kategori Rata - rataTingkat
Penguasaan Nilai Huruf Bobot
86 - 100% A 476 - 85 % B 360 - 75 % C 255 - 59 % D 1
≤ 54 % E 0
Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa tanggapan siswa 83,8 % terhadap
Sangat Baik
Rumus Prosentase Keterbacaan Modul Kimia Siswa:
NP = (109/ (26*5))*100% =
Predikat
Kurang Sekali
83,8%
Kurang
BaikCukup
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 Agus Hermanto 5 2 3 5 3 5 3 3 5 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 792 Ahmad Setyo A 4 3 3 4 2 4 4 4 3 5 3 4 3 3 4 3 3 4 5 4 723 Ana Siska 5 3 3 4 3 4 4 3 5 3 5 3 5 3 4 2 3 4 3 5 744 Bima Sakti H 5 5 4 4 3 4 3 4 5 5 5 3 5 4 5 3 3 5 3 4 825 Danasy Ocsa T 4 3 3 5 3 5 4 4 4 3 5 3 5 4 4 3 2 3 5 4 766 Dedi Wamaulana 5 5 3 5 2 4 4 3 5 5 4 3 5 4 3 4 4 2 3 5 787 Elda Fitriana 4 3 3 4 3 3 3 4 5 3 4 3 4 4 4 5 3 3 5 4 748 Hermi Meilani 4 3 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 5 4 789 Irawati 5 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 7610 Istiqomah 4 3 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 3 5 4 4 7911 Istriokhah (A) 5 4 3 5 4 5 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 5 5 7912 Istirokhah (B) 4 3 4 4 2 4 4 3 5 4 3 3 4 3 4 5 5 5 5 3 77
HASIL ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP MODUL KIMIA BERBASIS INQUIRI TERBIMBING KELAS BESAR dan KELAS KECIL
No RespondenNo Soal
Jumlah
12 Istirokhah (B) 4 3 4 4 2 4 4 3 5 4 3 3 4 3 4 5 5 5 5 3 7713 Laela Nurfiyani 4 4 3 4 3 4 3 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 7914 M. Maylani 5 3 4 5 3 4 4 3 3 5 5 4 3 4 3 3 3 4 5 4 7715 Ngatini 4 4 5 5 2 3 5 3 5 4 5 4 4 2 5 3 3 5 5 4 8016 Nuritati Puji L 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 2 3 4 3 4 4 3 3 4 7317 Rahmad S 5 4 5 5 2 4 3 3 5 4 5 2 3 4 3 3 2 4 5 3 7418 Ria Puji A 5 3 2 3 5 4 3 3 5 3 3 2 4 2 4 2 2 3 5 3 6619 Romadhon R 5 4 2 3 4 5 5 5 5 4 5 4 4 2 5 4 2 4 5 5 8220 S. Alimatul A 4 3 5 5 4 3 5 5 5 3 3 2 4 2 4 4 2 3 3 5 7421 S. Barokah 5 3 4 5 2 3 3 3 5 5 3 5 3 2 5 3 4 5 5 5 7822 Sri Susanti 4 5 2 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 5 3 4 5 2 5 5 7023 Yogi Hermawan 5 5 4 5 4 3 5 4 4 3 5 4 4 3 5 3 2 4 3 5 8024 Didik Hariyono 5 4 2 3 2 3 3 4 5 3 5 2 3 3 4 4 2 5 3 5 7025 Sholihana 5 3 4 5 4 5 3 4 5 4 5 4 3 3 3 4 2 3 5 3 7726 Fifin Indarsih 4 3 4 3 2 3 3 5 5 4 5 2 4 5 4 4 2 3 3 5 7327 Ahmad Anas 4 3 4 5 4 5 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 7728 Abdul Latif 4 3 4 4 2 4 4 4 3 5 3 4 3 3 4 3 4 4 5 4 7429 Bambang. S.P 5 3 3 4 4 4 4 3 5 3 5 3 5 3 4 4 4 4 3 5 7830 Cahya. W 5 5 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 5 4 3 3 3 5 3 4 7631 Guntur.P 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 7232 Khafidatu 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 7333 Kurniawati 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 7634 Muchtar 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 7135 Muayanah 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 81
Rekapitulasi Perhitungan Angket Tanggapan Modul Kimia
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 5 80 25 15 60 10 30 20 20 90 40 70 5 35 10 25 25 10 40 75 60 7452 4 76 36 64 68 48 76 68 56 52 52 56 56 76 68 84 48 48 64 32 72 12003 3 0 60 36 18 33 30 42 51 12 42 21 39 27 33 27 45 33 24 36 15 6244 2 0 2 8 0 20 0 0 0 0 0 0 14 0 10 0 6 20 6 0 0 865 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
156 123 123 146 111 136 130 127 154 134 147 114 138 121 136 124 111 134 143 147 2655
Rekapitulasi Perhitungan Angket Modul Masing-masing Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 5 16 5 3 12 2 6 4 4 18 8 14 1 7 2 5 5 2 8 15 12 1492 4 19 9 16 17 12 19 17 14 13 13 14 14 19 17 21 12 12 16 8 18 300
No Skor AngketNo Soal
Jumlah
No Skor AngketNo Soal
Jumlah
Jumlah
2 4 19 9 16 17 12 19 17 14 13 13 14 14 19 17 21 12 12 16 8 18 3003 3 0 20 12 6 11 10 14 17 4 14 7 13 9 11 9 15 11 8 12 5 2084 2 0 1 4 0 10 0 0 0 0 0 0 7 0 5 0 3 10 3 0 0 435 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 700
NP =
75,9%Kategori Rata - rata
Tingkat
Penguasaa
n
Nilai Huruf Bobot
86 - 100% A 4 Sangat Baik 76 - 85 % B 360 - 75 % C 255 - 59 % D 1
≤ 54 % E 0 Kurang Sekali
Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa tanggapan siswa 75,90 % terhadap modul kimia pada predikat cukup
Kurang
Jumlah
Rumus Persentase Jawaban Tanggapan Siswa:
NP = (2655/ (35*5*20))*100% =
Predikat
BaikCukup
MODUL ASAM BASA
PETA KEDUDUKAN MODUL
SOAL POST - TEST
Mata Pelajaran : Kimia
Pokok Bahasa : Asam Basa
Waktu : 30 Menit
Petunjuk megerjakan soal :1. Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yang telah
di sediakan 2. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soal pahami
dulu maknanya sebelum di jawab3. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah4. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, d atau e
yang anda anggap benar5. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban yang salah
dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benar Contoh : Pilihan semula : a b c d e Di betulkan : a b c d e
6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru
1. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang…
a. Molekulnya mengandung atom hydrogen d. Dapat bereaksi dengan ion H+
b. Dapat melepas ion H+ dalam air e. Dapat menghasilkan ion OH-
c. Dapat mengikat ion H+ dalam air
2. Menurut Arrhenius, basa adalah zat yang…
a. Molekulnya mengandung atom hydrogen d. Dapat bereaksi dengan ion H+
b. Dapat melepas ion H+ dalam air e. Dapat menghasilkan ion OH-
c. Dapat melepas ion OH- dalam air
3. Menurut Bronsted Lowry, basa adalah…
a. Zat yang akan mendonorkan proton (dinotasikan dengan H+) pada basa
b. Zat yang akan menerima atau akseptor proton (H+) dari asam
c. Zat yang bersifat netral
d. Zat yang akan mendonorkan proton (dinotasikan dengan OH-) pada basa
e. Zat yang akan menerima atau akseptor proton (OH-) dari asam
4. Dibawah ini senyawa yang merupakan asam menurut Arrhenius adalah…
a. Ca(OH)2 d. KOH
b. NH4OH e. NaOH
c. H3ClO4
5. Apa kelemahan asam basa menurut Arrhenius…….
a. Asam basa hanya pada pelarut air
b. Asam basa tidak haya pada pelarut air
c. Asam basa hanya pada pelarut non polar
d. Asam basa hanya pada semi polar
e. Asam basa hanya pada non polar dan semi polar
6. Zat berikut yang tergolong basa adalah…
a. CH3COOH d. H2SO4
b. HCOOH e. H3PO4
c. Ca(OH)2
7. Indikator yang sering digunakan dalam titrasi asam kuat dan basa kuat, karena lebih
tajam warnanya adalah…….
a. Metil merah d. Lakmus merah
b. Bromtimol biru e. Metil jingga
c. Fenolftalien
8. Dibawah ini indikator yang dapat digunakan untuk mengindentifikasi larutan asam adalah
a. Lakmus biru d. Bromtimol biru
b. Metil jingga e. Fenolftalien
c. Metil merah
9. Indikator yang dapat mengukur pH dari 0 - 14 adalah…
a. Lakmus merah d. Bromtimol biru
b. Lakmus biru e. Universal
c. Fenolftalein
10. Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan NaOH, kertas itu akan berubah
warna menjadi…
a. Biru d. Cokelat
b. Kuning e. Hijau
c. Merah
11. Rasa asam cuka berasal dari asam yang dikandungnnya yaitu …
a. Asam askorbat d. Asam sulfida
b. Asam klorida e. Asam sianida
c. Asam asetat
12. Contoh basa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah
a. Asam cuka d. Asam format
b. Asam sitrat e. Asam sianida
c. Amonium
13. Asam konjugasi dari HSO4- adalah……..
a. H2SO4 d. OH-
b. SO4- e. H3O
+
c. H2O
14. Perhatikan data berikut:
Larutan Perubahan warna
Lakmus merah Lakmus biru
1 Merah Biru
2. Biru Biru
3 Biru Biru
4 Merah Merah
5 Merah Merah
Larutan yang mengandung OH- adalah
a. 1 dan 2 d. 2 dan 4
b. 1 dan 5 e. 3 dan 4
c. 2 dan 3
15. Berikut ini hasil percobaan daya hantar listrik dari beberapa larutan.
Zat Lampu Pengamatan lain
1 Nyala terang Banyak gelembung
2 Nyala redup Banyak gelembung
3 Nyala redup Banyak gelembung
4 Tidak nyala Sedikit gelembung
5 Tidak Nyala Tidak ada gelembung
Dari data diatas, larutan yang kemungkinan termasuk asam kuat adalah……
a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3
16. Jika 20 ml asam fosfat H3PO4 0,1 M dititrasi dengan larutan NaOH 0,2 M hingga tepat
berubah menjadi HPO42-, volume basa yang diperlukan adalah …
a. 10 mL d. 30 mL
b. 20 mL e. 50 mL
c. 25 mL
17. Asam kuat dan basa lemah dicampur menghasilkan garam. Ada sisa asam sebesar 10-2
molar.maka pH dari campuran tersebut adalah…
a. 2 d. 5
b. 3 e. 6
c. 4
18. Besar pH larutan 100 ml HCl 1x10-9 M adalah
a. 1 d. 7
b. 3 e. 9
c. 5
19. Derajat ionisasi larutan HCOOH 0,2 M adalah…..(Ka= 1,8.10-4)
a. 0,01 d. 0,04
b. 0,03 e. 0,05
c. 0,02
20. Sebanyak 8 gram NaOH dilarutkan dalam 20 liter air, maka larutan mempunyai pH..
(Mr NaOH= 40)
a. 2 d. 10
b. 4 e. 12
c. 6
21. Apabila kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan H2SO4, maka kertas lakmus itu
akan berubah warna menjadi….
a. Kuning d. Biru
b. Merah e. Orange
c. Hijau
22. Sebuah larutan asam lemah yang memiliki konstanta keasaman 2.10-3 dan molaritas
sebesar 0,05 molar, maka pOH dari asam tersebut adalah….
a. 8 d. 12
b. 10 e. 14
c. 11
23. Kedalam larutan asam lemah HA 0,1 M dicelupkan kertas indicator universal. Ternyata,
warnanya sama dengan indikator universal yang dicelupkan dalam larutan H2SO4 0,01 M.
Tetapan ionisasi asam lemah tersebut adalah…
a. 1 X 10-3 d. 4 X 10-2
b. 2 X 10-3 e. 4 X 10-1
c. 3 X 10-3
24. Larutan NaOH 0,1 M mempunyai pH sebesar….
a. 1 d. 12
b. 2 e. 13
c. 10
25. Sebuah larutan asam sempurna yang memiliki konsentrasi 10-2 molar. Maka pOH dari
larutan tersebut adalah……
a. 8 d. 12
b. 10 e. 14
c. 11
SOAL PRE- TEST
Mata Pelajaran : Kimia
Pokok Bahasa : Asam Basa
Waktu : 30 Menit
Petunjuk megerjakan soal :1. Tulislah terlebih dulu nama , kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yang telah
di sediakan 2. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soal pahami
dulu maknanya sebelum di jawab3. Dahulukan menjawab soal-soal yang anda anggap mudah4. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (X ) pada jawaban a, b, c, d atau e
yang anda anggap benar5. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban yang salah
dan di beri tanda silang pada jawaban yang anda anggap benar Contoh : Pilihan semula : a b c d e Di betulkan : a b c d e
6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru
1. Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan NaOH, kertas itu akan berubah
warna menjadi…
a. Biru d. Cokelat
b. Kuning e. Hijau
c. Merah
2. Rasa asam cuka berasal dari asam yang dikandungnnya yaitu …
a. Asam askorbat d. Asam sulfida
b. Asam klorida e. Asam sianida
c. Asam asetat
3. Contoh basa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah
a. Asam cuka d. Asam format
b. Asam sitrat e. Asam sianida
c. Amonium
4. Apabila kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan H2SO4, maka kertas lakmus itu
akan berubah warna menjadi…
a. Kuning d. Biru
b. Merah e. Orange
c. Hijau
5. Sebuah larutan asam sempurna yang memiliki konsentrasi 10-2 molar. Maka pOH dari
larutan tersebut adalah……
a. 8 d. 12
b. 10 e. 14
c. 11
6. Derajat ionisasi larutan HCOOH 0,2 M adalah…..(Ka= 1,8.10-4)
a. 0,01 d. 0,04
b. 0,03 e. 0,05
c. 0,02
7. Sebanyak 8 gram NaOH dilarutkan dalam 20 liter air, maka larutan mempunyai pH..
(Mr NaOH= 40)
a. 2 d. 10
b. 4 e. 12
c. 6
8. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang…
a. Molekulnya mengandung atom hydrogen d. Dapat bereaksi dengan ion H+
b. Dapat melepas ion H+ dalam air e. Dapat menghasilkan ion OH-
c. Dapat mengikat ion H+ dalam air
9. Menurut Arrhenius, basa adalah zat yang…
a. Molekulnya mengandung atom hydrogen d. Dapat bereaksi dengan ion H+
b. Dapat melepas ion H+ dalam air e. Dapat menghasilkan ion OH-
c. Dapat melepas ion OH- dalam air
10. Menurut Bronsted Lowry, basa adalah…
a. Zat yang akan mendonorkan proton (dinotasikan dengan H+) pada basa
b. Zat yang akan menerima atau akseptor proton (H+) dari asam
c. Zat yang bersifat netral
d. Zat yang akan mendonorkan proton (dinotasikan dengan OH-) pada basa
e. Zat yang akan menerima atau akseptor proton (OH-) dari asam
11. Dibawah ini senyawa yang merupakan asam menurut Arrhenius adalah…
a. Ca(OH)2 d. KOH
b. NH4OH e. NaOH
c. H3ClO4
12. Indikator yang dapat mengukur pH dari 0 - 14 adalah…
a. Lakmus merah d. Bromtimol biru
b. Lakmus biru e. Universal
c. Fenolftalein
13. Sebuah larutan asam lemah yang memiliki konstanta keasaman 2.10-3 dan molaritas
sebesar 0,05 molar, maka pOH dari asam tersebut adalah….
a. 8 d. 12
b. 10 e. 14
c. 11
14. Jika 20 ml asam fosfat H3PO4 0,1 M dititrasi dengan larutan NaOH 0,2 M hingga tepat
berubah menjadi HPO42-, volume basa yang diperlukan adalah …
a. 10 mL d. 30 mL
b. 20 mL e. 50 mL
c. 25 mL
15. Asam kuat dan basa lemah dicampur menghasilkan garam. Ada sisa asam sebesar 10-2
molar.maka pH dari campuran tersebut adalah…
a. 2 d. 5
b. 3 e. 6
c. 4
16. Larutan NaOH 0,1 M mempunyai pH sebesar….
a. 1 d. 12
b. 2 e. 13
c. 10
17. Kedalam larutan asam lemah HA 0,1 M dicelupkan kertas indicator universal. Ternyata,
warnanya sama dengan indikator universal yang dicelupkan dalam larutan H2SO4 0,01 M.
Tetapan ionisasi asam lemah tersebut adalah…
a. 1 X 10-3 d. 4 X 10-2
b. 2 X 10-3 e. 4 X 10-1
c. 3 X 10-3
18. Perhatikan data berikut:
Larutan Perubahan warna
Lakmus merah Lakmus biru
1 Merah Biru
2. Biru Biru
3 Biru Biru
4 Merah Merah
5 Merah Merah
Larutan yang mengandung OH- adalah
a. 1 dan 2 d. 2 dan 4
b. 1 dan 5 e. 3 dan 4
c. 2 dan 3
19. Asam konjugasi dari HSO4- adalah……..
a. H2SO4 d. OH-
b. SO4- e. H3O
+
c. H2O
20. Berikut ini hasil percobaan daya hantar listrik dari beberapa larutan.
Zat Lampu Pengamatan lain
1 Nyala terang Banyak gelembung
2 Nyala redup Banyak gelembung
3 Nyala redup Banyak gelembung
4 Tidak nyala Sedikit gelembung
5 Tidak Nyala Tidak ada gelembung
Dari data diatas, larutan yang kemungkinan termasuk asam kuat adalah……
a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3
21. Besar pH larutan 100 ml HCl 1 x 10-9 M adalah…………..
a. 1 d. 7
b. 3 e. 9
c. 5
22. Indikator yang sering digunakan dalam titrasi asam kuat dan basa kuat, karena lebih
tajam warnanya adalah…….
a. Metil merah d. Lakmus merah
b. Bromtimol biru e. Metil jingga
c. Fenolftalien
23. Dibawah ini indikator yang dapat digunakan untuk mengindentifikasi larutan asam adalah
a. Lakmus biru d. Bromtimol biru
b. Metal jingga e. Fenolftalien
c. Metal merah
24. Zat berikut yang tergolong basa adalah…
a. CH3COOH d. H2SO4
b. HCOOH e. H3PO4
c. Ca(OH)2
25. Apa kelemahan asam basa menurut Arrhenius…
a. Asam basa hanya pada pelarut air
b. Asam basa tidak haya pada pelarut air
c. Asam basa hanya pada pelarut non polar
d. Asam basa hanya pada semi polar
e. Asam basa hanya pada non polar dan semi polar
1 2 3 4 51 Ahmad Anas 4 3 4 4 3 182 Abdul Latif 3 4 4 3 4 183 Bambang. S.P 4 5 4 4 4 214 Cahya. W 4 4 3 4 5 205 Guntur.P 4 4 5 4 4 216 Khafidatu 5 4 3 4 5 217 Kurniawati 3 3 4 4 4 188 Muchtar 3 3 4 3 4 179 Muayanah 5 5 4 5 5 24
35 35 35 35 38 17845 45 45 45 45 225
3,88889 3,88889 3,88889 3,88889 4,22222 19,7777777877,7778 77,7778 77,7778 77,7778 84,4444 79,11111111
1 2 3 4 51 Ahmad Anas 3 4 3 4 4 182 Abdul Latif 3 4 4 3 3 173 Bambang. S.P 5 4 5 4 4 224 Cahya. W 4 4 3 5 4 205 Guntur.P 4 4 5 4 4 216 Khafidatu 5 4 4 4 5 227 Kurniawati 4 3 4 5 4 208 Muchtar 3 4 4 3 4 189 Muayanah 4 5 4 4 5 22
35 36 36 36 37 18045 45 45 45 45 225
3,88889 4 4 4 4,11111 2077,7778 80 80 80 82,2222 80
1 2 3 4 51 Ahmad Anas 4 3 3 4 3 172 Abdul Latif 3 4 3 3 3 163 Bambang. S.P 4 5 4 4 4 214 Cahya. W 3 4 4 4 5 205 Guntur.P 4 4 5 4 4 216 Khafidatu 3 4 3 4 5 197 Kurniawati 3 4 4 4 4 198 Muchtar 3 3 4 3 4 179 Muayanah 4 4 4 5 5 22
31 35 34 35 37 17245 45 45 45 45 225
3,44444 3,88889 3,77778 3,88889 4,11111 19,1111111168,8889 77,7778 75,5556 77,7778 82,2222 76,44444444
No NamaAspek pengamatan siswa
Jumlah
Aspek pengamatan siswa
JumlahSkor maksimalSkor rata-rata
ProsentaseHASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS KECIL PERTEMUAN KE-5
JumlahSkor maksimalSkor rata-rata
Prosentase
HASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWAKELAS KECIL PERTEMUAN KE-4
HASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS KECIL PERTEMUAN KE-1
HASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS KECIL PERTEMUAN KE-2
No NamaAspek pengamatan siswa
Jumlah
Aspek pengamatan siswaNo Nama Jumlah
JumlahSkor maksimalSkor rata-rata
Prosentase
1 2 3 4 51 Ahmad Anas 4 3 4 4 4 192 Abdul Latif 4 4 3 4 3 183 Bambang. S.P 4 5 5 4 5 234 Cahya. W 4 4 4 4 5 215 Guntur.P 4 4 5 5 5 236 Khafidatu 4 4 4 4 5 217 Kurniawati 4 4 4 5 4 218 Muchtar 4 3 3 3 4 179 Muayanah 4 5 5 5 5 24
36 36 37 38 40 18745 45 45 45 45 2254 4 4,11111 4,22222 4,44444 20,77777778
80 80 82,2222 84,4444 88,8889 83,11111111
1 2 3 4 51 Ahmad Anas 3 4 3 3 3 162 Abdul Latif 3 4 3 3 4 173 Bambang. S.P 3 4 4 4 3 184 Cahya. W 3 4 4 3 5 195 Guntur.P 4 5 5 4 4 226 Khafidatu 4 4 3 4 5 207 Kurniawati 3 3 4 3 4 178 Muchtar 3 3 3 3 4 169 Muayanah 5 4 4 5 4 22
31 35 33 32 36 16745 45 45 45 45 225
3,44444 3,88889 3,66667 3,55556 4 18,5555555668,8889 77,7778 73,3333 71,1111 80 74,22222222
1 2 4 5 61 Ahmad Anas 18 18 17 19 16 88 70,4 C2 Abdul Latif 18 17 16 18 17 86 68,8 C3 Bambang. S.P 21 22 21 23 18 105 84 B4 Cahya. W 20 20 20 21 19 100 80 B5 Guntur.P 21 21 21 23 22 108 86,4 A6 Khafidatu 21 22 19 21 20 103 82,4 B7 Kurniawati 18 20 19 21 17 95 76 B8 Muchtar 17 18 17 17 16 85 68 C9 Muayanah 24 22 22 24 22 114 91,2 A
178 180 172 187 167 884 707,2225 225 225 225 225 1125
19,7778 20 19,1111 20,7778 18,5556 98,2222222279,1111 80 76,4444 83,1111 74,2222 78,57777778
Nilai Huruf
JumlahSkor maksimalSkor rata-rata
JumlahSkor maksimalSkor rata-rata
Prosentase
Nilai
Prosentase
REKAPITULASI HASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS KECIL
No NamaPertemuan ke-
Jumlah
Skor rata-rataProsentase
HASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS KECIL PERTEMUAN KE-6
No NamaAspek pengamatan siswa
Jumlah
Skor maksimal
No Nama Jumlah
Jumlah
1 Ahmad Anas 18 60 70 60 60 60 62 62 T2 Abdul Latif 16 75 80 75 70 70 50 70 Y3 Bambang. S.P 40 70 80 75 70 75 72 73,667 Y4 Cahya. W 42 85 85 75 70 70 70 75,833 Y5 Guntur.P 28 80 80 85 75 75 72 77,833 Y6 Khafidatu 34 90 75 70 70 70 70 74,167 Y7 Kurniawati 26 65 70 80 65 70 70 70 Y8 Muchtar 24 70 75 75 75 75 50 70 Y9 Muayanah 46 75 90 80 80 75 76 79,333 Y
Tes F5
Post-test
jumlah (Y= Tuntas, T= Tidak)
Rekap Nilai Kognitif kelas XI.IPAMateri Pokok Asam-Basa
Kelas Kecil
No Nama Pre-test
Tes F1
Tes F2
Tes F3
Tes F4
748088868884767694
0
20
40
60
80
100
1 2
PSIKOMOTORIK KELAS KECIL
3 4 5 6 7 8 9
PSIKOMOTORIK KELAS KECIL
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA NU 01 AL- HIDAYAH KENDAL
Mata Pelajaran : Kimia
Bahan Kajian : Asam dan Basa
Kelas/ Semester : XI.IPA/ II (Genap)
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
Pertemuan : 1 (Pertama)
I. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat larutan asam dan basa, metode pengukuran dan terapannya.
II. Kompetensi Dasar
Memahami teori-teori asam dan basa dengan menentukan sifat larutan dan
menghitung pH larutan.
III. Indikator
Menjelaskan konsep asam dan basa menurut Arrhenius, Bronsted Lowry dan
Lewis.
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan konsep asam dan basa menurut Arrhenius, Bronsted
Lowry dan Lewis.
V. Analisis Materi Pelajaran
Teori-teori asam dan basa
VI. Model /Pendekatan/ Metode Pembelajaran
Didalam kelas :
Metode : Diskusi, Diskusi Information
VII. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
No KegiatanAlokasi
waktuKeterangan
1 Kegiatan awal
- Mempersiapkan kondisi fisik dan psikis siswa
Sudah siapkah siswa belajar kimia tentang
teori-teori asam dan basa siang hari ini?
- Memberi motivasi
Apa manfaatnya belajar kimia tentang teori-
teori asam dan basa?
- Memberi acuan
Menginformasikan indikator pembelajaran
teori-teori asam dan basa.
- Apersepsi
Pernahkah kalian mengetahui teori-teori asam
dan basa dalam kehidupan sehari-hari?
- Prasyarat
Apa yang dimaksud dengan asam dan basa
menurut Arrhenius, Bronsted Lowry dan
Lewis ?
10
menit
2 Kegiatan Inti
Eksplorasi
- Siswa mendengarkan gambaran tentang teori-
teori asam dan basa
Elaborasi
- Siswa dibagi 5 kelompok untuk mendiskusikan
materi asam basa tiap kelompok diberi sub bab
kelompok 1 tentang teori-teori asam dan basa,
kelompok 2 tentang identifikasi asam dan basa,
kelompok 3 tentang kekuatan asam dan basa ,
kelompok 4 tentang derajat keasaman (pH)
kelompok 5 tentang reaksi asam dan basa
65
menit
- Kelompok satu memaparkan teori-teori asam
basa..
- Kelompok yang lain bertugas untuk bertanya,
mencatat dan menilai begitu seterunya.
Konfirmasi
- Siswa menyimpulkan hasil diskusi
3 Kegiatan akhir
1. Evaluasi/ Tanya jawab
2. Penenangan/Pendinginan
Penugasan terstruktur
Menjelaskan teori-teori asam dan basa
menurut Arrhenius, Bronsted Lowry dan
Lewis
KMTT:
Tidak ada KMTT
15
menit
VIII. Penilaian Hasil Belajar
Kongnitif : Tes formatif 1
Afektif : Lembar Observasi
IX. Sumber Belajar
Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing
Vani Sugiyono dkk, Jurus Sakti Menaklukkan Kimia SMA 1,2,dan 3, Surabya: Linguakata,2010
Das Salirawati dkk, Belajar Kimia secara Menarik untuk SMA/MA kelas XI,Jakarta: Grasindo, 2007
Michael Purba, Kimia untuk SMA kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2007
Forum Tentor, Rumus Hafalan Luar Kepala Kimia SMA, Yogyakarta: Pustaka Widyatama,2009
Mengetahui, Kendal, 19 Januari 2011
Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan
Adhi Kurniawan, S.Pd RainahNIP. - NIM. 073711007
Kepala SekolahSMA NU 01 Al- Hidayah Kendal
Dra. Hj. Muzayanah, M.PdNIP. -
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA NU 01 AL- HIDAYAH KENDAL
Mata Pelajaran : Kimia
Bahan Kajian : Asam dan Basa
Kelas/ Semester : XI.IPA/ II (Genap)
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
Pertemuan : 2 (Kedua)
I. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat larutan asam dan basa, metode pengukuran dan terapannya.
II. Kompetensi Dasar
Memahami teori-teori asam dan basa dengan menentukan sifat larutan dan
menghitung pH larutan.
III. Indikator
Mengidentifikasi larutan asam dan basa dengan indikator
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengidentifikasi larutan asam dan basa dengan indikator.
V. Analisis Materi Pelajaran
Identifikasi Asam dan Basa
VI. Model /Pendekatan/ Metode Pembelajaran: Praktikum
Diluar kelas (Laboratorium) percobaan larutan asam dan basa
VII. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
No KegiatanAlokasi
waktuKeterangan
1 Kegiatan awal
- Mempersiapkan kondisi fisik dan psikis siswa
Sudah siapkah siswa belajar kimia tentang
asam dan basa siang hari ini?
- Memberi motivasi
Apa manfaatnya praktikum mengidentifikasi
larutan asam dan basa?
- Memberi acuan
Menginformasikan indikator pembelajaran
larutan asam dan basa.
- Apersepsi
Apa tujuan praktikum asam dan basa?
Apa saja alat dan bahan kegiatan praktikum?
Apakah semua sudah disiapkan?
Bagaimana cara kerja praktikum?
Data apa saja yang akan didapatkan dari
kegiatan praktikum?
- Prasyarat
Siswa sudah mempersiapkan kegiatan
praktikum (preparasi)
Siswa sudah mempersiapkan sampel yang
akan diteliti
10
menit
2 Kegiatan Inti
Eksplorasi
- Guru memerintahkan setiap kelompok
melakukan kegiatan praktikum berdasarkan
kelompok yang dibagi minggu sebelumnya.
Elaborasi
- Siswa melakukan kegiatan praktikum dengan
65
menit
baik dan benar.
Konfirmasi
- Guru memberi penjelasan jika ada kesalahan
prosedur.
3 Kegiatan akhir
- Siswa membuat laporan sementara
KMTT
-Tidak ada KMTT
15
menit
VIII. Penilaian Hasil Belajar
Psikomotorik
ASPEK PENILAIAN PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK
No Aspek Penilaian Skor Kriteria Penskoran1 Menyiapkan alat dan bahan 1 Tidak menyiapkan alat dan bahan
2 Melihat saja tetapi tidak dapat menyiapkan
3 Menyiapkan alat dan bahan dengan bantuan
guru
4 Menyiapkan alat dan bahan sendiri, tanpa
bantuan siapapun
5 Menyiapkan alat dan bahan bersama teman
satu kelompok.
2 Melakukan percobaan 1 Tidak melakukan percobaan
2 Melihat saja tetapi tidak dapat melakukan
percobaan.
3 Melakukan percobaan dengan bantuan guru
4 Melakukan percoabaan, tanpa bantuan
siapapun
5 Melakukan percobaan bersama teman satu
kelompok
3 Kerjasama dan kekompakan 1 Membuat suasana praktikum menjadi gaduh
2 Tidak membuat suasana praktikum menjadi
gaduh tetapi tidak ikut serta dalam diskusi.
3 Melakukan praktikum dengan baik
4 Melakukan praktikum dengan baik dan ikut
serta dalam memecahkan masalah
5 Melakukan praktikum dengan baik dan ikut
serta dalam memecahkan masalah dan ikut
berdiskusi dalam pembuatan laporan
kelompok
4 Merapikan alat dan bahan 1 Tidak merapikan alat dan bahan
2 Melihat saja tetapi tidak merapikan alat dan
bahan
3 Merapikan alat dan bahan dengan bantuan
guru
4 Merapikan alat dan bahan sendiri, tanpa
bantuan siapapun.
5 Merapikan alat dan bahan bersama teman
satu kelompok.
5 Mengkomunikasikan data percobaan
1 Tidak megkomunikasikan data percobaan
2 Melihat saja tetapi tidak mengkomuni-
kasikan data percobaan
3 Mengkomunikasikan data percobaan
kebeberapa teman saja
4 Mengkomunikasikan data percobaan
keteman satu kelompok
5 Mengkomunikasikan data percobaan
keteman dan guru dalam bentuk laporan
sementara hasil percobaan.
Kriteria Penilaian
Rata-rata dari masing-masing observer kemudian dikonformasikan kenilai berskala 0-100, dengan rumus:
NP = × 100
Keterangan :
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap
Rata-rata skor ≤ 54 % = kurang sekali
55-59 % = kurang
60-75 % = cukup
76-85 % = baik
86- 100 % = sangat baik
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PSIKOMOTORIK PESERTA DIDIK (PRAKTIKUM)
Kelompok Nama Siswa Aspek yang dinilai Rata-rata Kriteria1 2 3 4 5
I
II
III
IV
V
Semarang, Januari 2011
Observer
IX. Sumber Belajar :
Vani Sugiyono dkk, Jurus Sakti Menaklukkan Kimia SMA 1,2,dan 3, Surabya: Linguakata,2010
Das Salirawati dkk, Belajar Kimia secara Menarik untuk SMA/MA kelas XI,Jakarta: Grasindo, 2007
Michael Purba, Kimia untuk SMA kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2007
Forum Tentor, Rumus Hafalan Luar Kepala Kimia SMA, Yogyakarta: Pustaka Widyatama,2009
Mengetahui, Kendal, 19 Januari 2011
Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan
Adhi Kurniawan, S.Pd RainahNIP. - NIM. 073711007
Kepala SekolahSMA NU 01 Al- Hidayah Kendal
Dra. Hj. Muzayanah, M.PdNIP. -
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA NU 01 AL- HIDAYAH KENDAL
Mata Pelajaran : Kimia
Bahan Kajian : Asam dan Basa
Kelas/ Semester : XI.IPA/ II (Genap)
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
Pertemuan : 3 (Ketiga)
I. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat larutan asam dan basa, metode pengukuran dan terapannya.
II. Kompetensi Dasar
Memahami teori-teori asam dan basa dengan menentukan sifat larutan dan
menghitung pH larutan.
III. Indikator
Mengenali larutan asam dan basa
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengenali larutan asam dan basa
V. Analisis Materi Pelajaran
Identifikasi asam dan basa
VI. Model /Pendekatan/ Metode Pembelajaran
Didalam kelas :
Metode : Diskusi, Diskusi Information
VII. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
No KegiatanAlokasi
waktuKeterangan
1 Kegiatan awal
- Mempersiapkan kondisi fisik dan psikis siswa
Sudah siapkah siswa belajar kimia tentang
identifikasi asam dan basa siang hari ini?
- Memberi motivasi
Apa manfaatnya belajar kimia tentang
identifikasi asam dan basa?
- Memberi acuan
Menginformasikan indikator pembelajaran
identifikasi asam dan basa.
- Apersepsi
Pernakah kalian mengetahui identifikasi asam
dan basa dalam kehidupan sehari-hari?
- Prasyarat
Bagaimana mengidentifikasi larutan asam dan basa
10
menit
2 Kegiatan Inti
Eksplorasi
- Siswa mendengarkan gambaran tetang identifikasi
asam dan basa.
Elaborasi
- Siswa dibagi 5 kelompok untuk mendiskusikan
materi asam basa tiap kelompok diberi sub bab
kelompok 1 tentang teori-teori asam dan basa,
kelompok 2 tentang identifikasi asam dan basa,
kelompok 3 tentang kekuatan asam dan basa ,
kelompok 4 tentang derajat keasaman (pH)
kelompok 5 tentang reaksi asam dan basa
- Kelompok dua memaparkan identifikasi asam
basa.
65
menit
- Kelompok yang lain bertugas untuk bertanya,
mencatat dan menilai begitu seterusnya.
Konfirmasi
- Siswa menyimpulkan hasil diskusi.
3 Kegiatan akhir
1. Evaluasi/ Tanya jawab
2. Penenangan/Pendinginan
KMTT:
- Tidak ada KMTT
15
menit
VIII. Penilaian Hasil Belajar
Kognitif : Tes Formatif 2
Afektif
KRITERIA PENILAIAN AFEKTIF PESERTA DIDIK
No Aspek Penilaian Skor Kriteria Penskoran1 Membaca 1 Tidak membaca sama sekali
2 Membaca modul saja
3 Membaca modul, LKS yang dimiliki siswa
4 Membaca modul, LKS dan 1 jenis buku
kimia
5 Membaca modul, LKS dan 1 jenis buku
kimia, dan sumber lainnya yang relevan
dengan materi.
2 Memperhatikan 1 Membuat keramaian pada saat kegiatan
pembelajaran.
2 Tidak membuat keramaian pada saat
kegiatan pembelajaran tetapi melakukan
kegiatan yang tidak ada hubungannya
dengan kegiatan pembelajaran.
3 Mendengarkan penjelasan guru tetapi
melakukan kegiatan yang tidak ada
hubungannya dengan kegiatan
4 Mendengarkan penjelasan guru dengan
serius
5 Mendengarkan penjelasan guru dengan
serius , berani bertanya serta menjawab
pertanyaan guru.
3 Tanggung jawab 1 Membuat suasana menjadi gaduh dan tidak
mengerjakan tugas
2 Tidak membuat suasana menjadi gaduh dan
tidak mengerjakan tugas
3 Mengerjakan tugas.
4 Aktif dalam bertanya kepada teman tentang
hal-hal yang kurang dipahami.
5 Aktif dalam bertanya, mencari jawaban dan
memecahkan masalah
4 Kerjasama dalam kelompok 1 Tidak ada yang melaksanakan tugas.
2 Melaksanakan tugas sendiri
3 Berdiskusi dengan satu teman dalam
kelompok.
4 Berdiskusi kurang kompak, hanya beberapa
orang saja
5 Berdiskusi dengan kompak dengan saling
membantu teman satu kelompok
5 Kedisiplinan 1 Tidak mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan baik.
2 Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
tertib tetapi tidak mengumpulkan tugas
3 Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
tertib.
4 Mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
5 Melaksanakan tugas dengan baik, tepat
waktu dan tertib.
Kriteria Penilaian
Rata-rata dari masing-masing observer kemudian dikonformasikan kenilai berskala 0-100, dengan rumus:
NP = × 100
Keterangan :
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap
Rata-rata skor ≤ 54 % = kurang sekali (TL)
55-59 % = kurang (D)
60-75 % = cukup (C)
76-85 % = baik (B)
86- 100 % = sangat baik (A)
LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF PESERTA DIIDIK MATERI POKOK ASAM BASA
Kelompok Nama Siswa Aspek yang dinilai Rata-rata Kriteria1 2 3 4 5
I
II
III
IV
V
Semarang, Januari 2011
Observer
IX. Sumber Belajar
Vani Sugiyono dkk, Jurus Sakti Menaklukkan Kimia SMA 1,2,dan 3, Surabya: Linguakata,2010
Das Salirawati dkk, Belajar Kimia secara Menarik untuk SMA/MA kelas XI,Jakarta: Grasindo, 2007
Michael Purba, Kimia untuk SMA kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2007
Forum Tentor, Rumus Hafalan Luar Kepala Kimia SMA, Yogyakarta: Pustaka Widyatama,2009
Mengetahui, Kendal, 19 Januari 2011
Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan
Adhi Kurniawan, S.Pd RainahNIP. - NIM. 073711007
Kepala SekolahSMA NU 01 Al- Hidayah Kendal
Dra. Hj. Muzayanah, M.PdNIP. -
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA NU 01 AL- HIDAYAH KENDAL
Mata Pelajaran : Kimia
Bahan Kajian : Asam dan Basa
Kelas/ Semester : XI.IPA/ II (Genap)
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
Pertemuan : 6 (Keenam)
I. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat larutan asam dan basa, metode pengukuran dan terapannya.
II. Kompetensi Dasar
Memahami teori-teori asam dan basa dengan menentukan sifat larutan dan
menghitung pH larutan.
III. Indikator
Menentukan reaksi asam dan basa
Menghitung stoikiometri larutan melalui titrasi asam basa
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menentukan reaksi asam dan basa.
Siswa dapat menghitung stoikiometri larutan melalui titrasi asam dan basa.
V. Analisis Materi Pelajaran
Reaksi asam dan basa
VI. Model /Pendekatan/ Metode Pembelajaran
Didalam kelas :
Metode : Diskusi, Diskusi Informasi
VII. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Alokasi
waktu
Keterangan
1 Kegiatan awal
- Mempersiapkan kondisi fisik dan psikis siswa
Sudah siapkah siswa belajar kimia tentang
reaksi asam dan basa siang hari ini?
- Memberi motivasi
Apa manfaatnya belajar kimia tentang reaksi
asam dan basa?
- Memberi acuan
Menginformasikan indikator pembelajaran
reaksi asam dan basa.
- Apersepsi
Pernahkah kalian mengetahui reaksi asam dan
basa ?
- Prasyarat
Apa konsep reaksi asam dan basa.
10
menit
2 Kegiatan Inti
Eksplorasi
- Siswa mendengarkan gambaran tetang reaksi
asam dan basa.
Elaborasi
- Siswa dibagi 5 kelompok untuk mendiskusikan
materi asam basa tiap kelompok diberi sub bab
kelompok 1 tentang teori-teori asam dan basa,
kelompok 2 tentang identifikasi asam dan basa,
kelompok 3 tentang kekuatan asam dan basa ,
kelompok 4 tentang derajat keasaman (pH)
kelompok 5 tentang reaksi asam dan basa
(Elaborasi)
- Kelompok kelima mempresentasikan reaksi asam
65
menit
dan basa.
- Kelompok yang lain bertugas untuk bertanya,
mencatat dan menilai begitu selanjutnya.
Konfirmasi
- Siswa menyimpulkan hasil diskusinya
3 Kegiatan akhir
1. Evaluasi/ Tanya jawab
2. Penenangan/Pendinginan
Penugasan terstruktur
Menjelaskan konsep reaksi asam dan basa.
KMTT:
- Tidak ada KMTT
15
menit
VIII. Penilaian Hasil Belajar
Kongnitif :
Tes Formatif 5
Post - test
Afektif : Lembar Observasi
ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP MODUL KIMIA
BERBASIS INKUIRI TERBIMBING
NAMA :
KELAS / NO. ABSEN :
Petunjuk pengisian
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya
2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar saudara
3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sebelum anda
mengisi
4. pilih satu kreteria yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat dengan cara memberi
(√) “cek” pada salah satu kreteria sekor
5. tanyakanlah jika ada kesulitan
Keterangan :
STS : sangat tidak setuju
TS : tidak setuju
N : netral
S : setuju
ST : sangat tidak setuju
No Pertanyaan STS TS N S ST
1.Saya sangat menyukai modul kimia berbasis
inkuiri terbimbing yang diterapkan
menyenangkan.
2.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang
digunakan membosankan.
3Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang
diterapkan kurang menarik.
4.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang
digunakan dapat membantu dalam memahami
materi.
5.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang
digunakan sulit dipahami.
6.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang
diterapkan sesuai dengan materi.
7.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang
digunakan efektif dalam menjelaskan materi
dalam proses pembelajaran
8.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing tidak
disertai contoh dan penjelasan.
9.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
disertai contoh dan penjelasannya.
10.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang
digunakan tidak efektif dalam menjelaskan
materi dalam proses pembelajaran
11.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang
digunakan berpengaruh besar pada hasil belajar
saya.
12.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang
digunakan tidak berpengaruh pada hasil belajar
saya.
13.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang
digunakan menarik
14.Modul kimia berbasis inkuiri terbimbing yang
digunakan tidak menarik .
15.Saya sangat senang belajar kimia dengan
menggunakan modul kimia berbasis inkuiri
terbimbing.
16.Saya tidak suka belajar kimia dengan
menggunakan modul kimia berbasis inkuiri
terbimbing
17.Saya kurang suka belajar kimia dengan modul
kimia berbasis inkuiri terbimbing.
18. Saya senang belajar kimia dengan
menggunakan modul kimia berbasis inkuiri
terbimbing.
19.Saya semakin giat belajar kimia dengan
menggunakan modul kimia berbasis inkuiri
terbimbing.
20.Saya semakin malas belajar kimia dengan
menggunakan modul kimia berbasis inkuiri
terbimbing
ANGKET KETERBACAAN MODUL KIMIA
BERBASIS INKUIRI TERBIMBING
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Petunjuk:
1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya sesuai dengan apa yang Anda
ketahui!
2. Pilihlah jawaban Anda dengan memberikan tanda silang (X)!
Pertanyaan
1. Apakah tulisan dimodul kimia berbasis inkuiri terbimbing dapat dibaca dengan
jelas?
a. Dapat b. Tidak
2. Apakah modul kimia berbasis inkuiri terbimbing perlu dilengkapi gambar?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah dimodul kimia berbasis inkuiri terbimbing membantu Anda memahami
materi pembelajaran?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah tampilan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing sudah menarik?
a. Sudah b. Belum
5. Apakah bahasa ynag digunakan dalam modul kimia berbasis inkuiri terbimbing
mudah dipahami?
a. Mudah b. Susah
Komentar:…………………………………………………………………………………………..……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
IX. Sumber Belajar
Vani Sugiyono dkk, Jurus Sakti Menaklukkan Kimia SMA 1,2,dan 3, Surabya: Linguakata,2010
Das Salirawati dkk, Belajar Kimia secara Menarik untuk SMA/MA kelas XI,Jakarta: Grasindo, 2007
Michael Purba, Kimia untuk SMA kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2007
Forum Tentor, Rumus Hafalan Luar Kepala Kimia SMA, Yogyakarta: Pustaka Widyatama,2009
Mengetahui, Kendal, 19 Januari 2011
Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan
Adhi Kurniawan, S.Pd RainahNIP. - NIM. 073711007
Kepala SekolahSMA NU 01 Al- Hidayah Kendal
Dra. Hj. Muzayanah, M.PdNIP. -
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA NU 01 AL- HIDAYAH KENDAL
Mata Pelajaran : Kimia
Bahan Kajian : Asam dan Basa
Kelas/ Semester : XI.IPA/ II (Genap)
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
Pertemuan : 5 (Kelima)
I. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat larutan asam dan basa, metode pengukuran dan terapannya.
II. Kompetensi Dasar
Memahami teori-teori asam dan basa dengan menentukan sifat larutan dan
menghitung pH larutan.
III. Indikator
Menghitung pH larutan asam basa
Menghitumg kesetimbangan asam basa
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menghitung pH larutan asam basa
Siswa dapat menghitung kesetimbangan asam basa
V. Analisis Materi Pelajaran
Derajat keasaman pH
VI. Model /Pendekatan/ Metode Pembelajaran
Didalam kelas :
Metode : Diskusi, Diskusi Informasi
VII. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Alokasi
waktu
Keterang
an
1 Kegiatan awal
- Mempersiapkan kondisi fisik dan psikis
siswa
Sudah siapkah siswa belajar kimia
tentang derajat keasaman (pH) siang
hari ini?
- Memberi motivasi
Apa manfaatnya belajar kimia
tentang derajat keasaman (pH)?
- Memberi acuan
Menginformasikan indikator
pembelajaran derajat keasaman
(pH).
- Apersepsi
Pernahkah kalian mengetahui derajat
keasaman (pH)?
- Prasyarat
Bagaimana menghitung derajat
keasaman (pH) .
10 menit
2 Kegiatan Inti
Eksplorasi
- Siswa mendengarkan gambaran tetang
derajat keasaman (pH).
Elaborasi
- Siswa dibagi 5 kelompok untuk
mendiskusikan materi asam basa tiap
kelompok diberi sub bab
kelompok 1 tentang teori-teori asam basa,
kelompok 2 identifikasi asam dan basa,
65 menit
kelompok 3 tentang kekuatan asam basa ,
kelompok 4 tentang derajat keasaman (pH)
kelompok 5 tentang reaksi asam dan basa
- Kelompok empat mempresentasikan Derajat
keasaman pH
- Kelompok yang lain bertugas untuk
bertanya, mencatat dan menilai begitu
seterusnya.
Konfirmasi
- Siswa menyimpulkan hasil diskusinya
3 Kegiatan akhir
1. Evaluasi/ Tanya jawab
2. Penenangan/Pendinginan
Penugasan terstruktur
Menghitung derajat keasaman pH.
KMTT:
- Tidak ada KMTT
15 menit
VIII. Penilaian Hasil Belajar
Kognitif : Tes Formatif 4
Afektif : Lembar Observasi
IX. Sumber Belajar
Vani Sugiyono dkk, Jurus Sakti Menaklukkan Kimia SMA 1,2,dan 3, Surabya: Linguakata,2010
Das Salirawati dkk, Belajar Kimia secara Menarik untuk SMA/MA kelas XI,Jakarta: Grasindo, 2007
Michael Purba, Kimia untuk SMA kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2007
Forum Tentor, Rumus Hafalan Luar Kepala Kimia SMA, Yogyakarta: Pustaka Widyatama,2009
Mengetahui, Kendal, 19 Januari 2011
Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan
Adhi Kurniawan, S.Pd RainahNIP. - NIM. 073711007
Kepala SekolahSMA NU 01 Al- Hidayah Kendal
Dra. Hj. Muzayanah, M.PdNIP. -
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA NU 01 AL- HIDAYAH KENDAL
Mata Pelajaran : Kimia
Bahan Kajian : Asam dan Basa
Kelas/ Semester : XI.IPA/ II (Genap)
Alokasi Waktu : 1 X 45 menit
Pertemuan : 4 (Kelima)
I. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat larutan asam dan basa, metode pengukuran dan terapannya.
II. Kompetensi Dasar
Memahami teori-teori asam dan basa dengan menentukan sifat larutan dan
menghitung pH larutan.
III. Indikator
Menghitung kekuatan asam dan basa
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menghitung kekuatan asam basa
V. Analisis Materi Pelajaran
Kekuatan asam dan basa
VI. Model /Pendekatan/ Metode Pembelajaran
Didalam kelas :
Metode : Diskusi, Diskusi Information
VII. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
No KegiatanAlokasi
waktuKeterangan
1 Kegiatan awal
- Mempersiapkan kondisi fisik dan psikis siswa
Sudah siapkah siswa belajar kimia
tentang kekuatan asam basa siang hari
ini?
- Memberi motivasi
Apa manfaatnya belajar kimia tentang
kekuatan asam basa?
- Memberi acuan
Menginformasikan indikator
pembelajaran kekuatan asam dan basa.
- Apersepsi
Pernakah kalian mengetahui kekuatan
asam dan basa?
- Prasyarat
Apakah yang dimaksud dengan
kekuatan asam dan basa ?
10 menit
2 Kegiatan Inti
Eksplorasi
- Siswa mendengarkan gambaran tetang
kekuatan asam dan basa.
Elaborasi
- Siswa dibagi 5 kelompok untuk
mendiskusikan materi asam basa tiap
kelompok diberi sub bab
kelompok 1 tentang teori-teori asam basa,
kelompok 2 identifikasi asam dan basa,
kelompok 3, tentang kekuatan asam basa,
kelompok 4 tentang derajat keasaman (pH)
65 menit
kelompok 5 tentang reaksi asam dan basa
(Elaborasi)
- Kelompok tiga mempresentasikan kekuatan
asam basa.
- Kelompok yang lain bertugas untuk
bertanya, mencatat dan menilai begitu
seterusnya.
(Konfirmasi)
- Siswa menyimpulkan hasil diskusinya
Kegiatan akhir
1. Evaluasi/ Tanya jawab
2. Penenangan/Pendinginan
Penugasan terstruktur
Menghitung kekuatan asam basa..
KMTT:
Tidak ada KMTT
15 menit
VIII. Penilaian Hasil Belajar
Kongnitif : Tes Formatif 3
Afektif : Lembar Observasi
IX. Sumber Belajar
Vani Sugiyono dkk, Jurus Sakti Menaklukkan Kimia SMA 1,2,dan 3, Surabya: Linguakata,2010
Das Salirawati dkk, Belajar Kimia secara Menarik untuk SMA/MA kelas XI,Jakarta: Grasindo, 2007
Michael Purba, Kimia untuk SMA kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2007
Forum Tentor, Rumus Hafalan Luar Kepala Kimia SMA, Yogyakarta: Pustaka Widyatama,2009
Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing
Mengetahui, Kendal, 19 Januari 2011
Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan
Adhi Kurniawan, S.Pd RainahNIP. - NIM. 073711007
Kepala SekolahSMA NU 01 Al- Hidayah Kendal
Dra. Hj. Muzayanah, M.PdNIP. -
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMA NU 01 AL-HIDAYAH KENDALKelas/Semester : XI. IPA/II( Genap)Mata Pelajaran : KimiaStandar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya
KompetensiDasar
Materi Pokok/Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu(menit)
Sumber belajar
Memahami teori-teori asam dan basa dengan menentukkan sifat larutan dan menghitung pH larutan.
Teori-teori asamdan basa
Eksplorasi Siswa mendengarkan
gambaran tetang teori-teori asam dan basa
ElaborasiSiswa dibagi 5 kelompok untuk mendiskusikan materi asam basa tiap kelompok diberi sub bab kelompok 1 tentang teori-teoriasam dan basa,kelompok 2 tentang identifikasiasam basa, kelompok 3 tentang kekuatan
Menjelaskan konsep asam basa Arrhenius, Brosted-Lowry dan Lewis
Tes Formatif 1
Lembar observasiAfektif
2 x 45 Modul Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing
Vani Sugiyono dkk, Jurus Sakti Menaklukkan Kimia SMA 1,2,dan 3
Das Salirawati dkk, Belajar Kimia secara Menarik untuk SMA/MA kelas XI,
KompetensiDasar
Materi Pokok/Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu(menit)
Sumber belajar
asam dan basa,kelompok 4 tentang derajat keasaman (pH)kelompok 5 tentang reaksi asam dan basa
Kelompok satu mempresentasikan teori-teori asam dan basa
Kelompok yang lain bertugas untuk bertanya, mencatat dan menilai secara bergantian..
KonfirmasiSiswa menyimpulkan hasil diskusi.
Identifikasi asam dan basa
Eksplorasi Siswa mendengarkan
tentang identifikasi asam dan basa
ElaborasiSiswa dibagi 5
Mengidentifikasi larutan asam dan larutan basa dengan indikator.
Mengenali larutan
-Tes Formatif 2
-LembarObservasiAfektif-Lembar Observasi Psikomotor
2 x 45 Michael Purba,
Kimia untuk SMA kelas XI,Jakarta: Erlangga
Forum Tentor,
KompetensiDasar
Materi Pokok/Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu(menit)
Sumber belajar
kelompok untuk mendiskusikan materi asam basa tiap kelompok diberi sub bab kelompok 1 tentang teori-teori asam dan basa,kelompok 2 tentang identifikasi asam basa, kelompok 3 tentang kekuatan asam dan basa,kelompok 4 tentang derajat keasaman (pH)kelompok 5 tentang reaksi asam dan basa
Kelompok dua mempresentasikanidentifikasi asam dan basa
Kelompok yang lain bertugas untuk bertanya, mencatat dan
asam dan basa ik. Rumus Hafalan Luar Kepala Kimia SMA,
KompetensiDasar
Materi Pokok/Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu(menit)
Sumber belajar
menilai secara bergantian..
KonfirmasiSiswa menyimpulkan hasil diskusi.Kegiatan IntiEksplorasi
- Guru memerintahkan setiap kelompok melakukan kegiatan praktikum berdasarkan kelompok yang dibagi minggu sebelumnya.
Elaborasi- Siswa melakukan
kegiatan praktikum dengan baik dan benar.
KonfirmasiGuru memberi penjelasan jika ada kesalahan prosedur.
KompetensiDasar
Materi Pokok/Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu(menit)
Sumber belajar
Kekuatan Asam dan Basa
Eksplorasi Siswa mendengarkan
gambaran tetang kekuatan asam dan basa.
ElaborasiSiswa dibagi 5 kelompok untuk mendiskusikan materi asam basa tiap kelompok diberi sub bab yang berbeda kelompok 1 tentang teori-teori asam dan basa,kelompok 2 tentang identifikasi asam dan basa, kelompok 3 tentang kekuatan asam dan basa, kelompok 4 tentang derajat keasaman (pH)kelompok 5 tentang reaksi
Menghitungkekuatan asam dan basa
Tes Formatif 3
Lembar Observasi Afektif
2 x 45
KompetensiDasar
Materi Pokok/Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu(menit)
Sumber belajar
asam dan basa Kelompok tiga
mempresentasikan kekuatan asam dan basa.
Kelompok yang lain bertugas untuk bertanya, mencatat dan menilai begitu seterusnya.
KonfirmasiSiswa menyimpulkan hasil diskusi
Derajat Keasaman (pH)
Eksplorasi Siswa mendengarkan
gambaran tetang derajat keasaman (pH)
ElaborasiSiswa dibagi 5 kelompok untuk mendiskusikan materi asam basa tiap kelompok diberi sub bab yang berbeda kelompok 1 tentang teori-teori
Menghitung derajat keasaman pH larutan asam dan basa.
·
Tes Formatif 4
Lembar Observasi Afektif
2 x 45
KompetensiDasar
Materi Pokok/Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu(menit)
Sumber belajar
asam dan basa,kelompok 2 identifikasi asam dan basa, kelompok 3 tentang kekuatan asam dan basa, kelompok 4 tentang derajat keasaman (pH)kelompok 5 tentang reaksi asam dan basa
Kelompok empat mempresentasikan derajat keasaman (pH).
Kelompok yang lain bertugas untuk bertanya, mencatat dan menilai begitu seterusnya
KonfirmasiSiswa menyimpulkan hasil diskusi
Reaksi asam dan basa
Eksplorasi Siswa mendengarkan
gambaran tentang
Menjelaskan konsep reaksi asam dan basa
Tes Formatif 5
-Lembar Observasi Afektif.
2x 45
KompetensiDasar
Materi Pokok/Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu(menit)
Sumber belajar
reaksi asam dan basa.Elaborasi Siswa dibagi 5
kelompok untuk mendiskusikan materi asam basa tiap kelompok diberi sub bab yang berbeda
kelompok 1 tentang teori-teori asam dan basa,kelompok 2 identifikasi asam dan basa, kelompok 3 tentang kekuatan asam dan basa, kelompok 4 tentang derajat keasaman (pH)kelompok 5 tentang reaksi asam dan basa
Kelompok lima mempresentasikan reaksi asam dan basa
.Kelompok yang lain
Menghitungstoikiometri larutan melalui titrasi asam basa
-Angket tanggapan terhadap modul-Angket keterbacaan modul.
KompetensiDasar
Materi Pokok/Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasi Waktu(menit)
Sumber belajar
bertugas untuk bertanya, mencatat dan menilai begitu seterusnya.
KonfirmasiSiswa menyimpulkan hasil diskusi
Mengetahui, Kendal, Januari 2011 Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan
Adhi Kurniawan, S.Pd RainahNIP. - NIM. 073711007
Kepala SekolahSMA NU 01 Al- Hidayah Kendal
Dra. Hj. Muzayanah, M.PdNIP. -
Lampiran
Soal Uji CobaMata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Asam BasaKelas/ Semester : XI/ 2
Waktu : 90 menitTahu Ajaran : 2011/2012
Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban. Jika akan mengganti jawaban, tambahkan tanda (=) pada jawaban awal dan silanglah (X) jawaban baru.
1. Apa yang dimaksud asam monoprotik adalah….a. Asam yang hanya mampu memberikan satu ion hydrogen permolekul.b. Asam yang hanya mampu memberikan dua ion hydrogen permolekul.c. Asam yang hanya mampu memberikan tiga ion hydrogen permolekul.d. Basa yang hanya mampu memberikan satu ion hydrogen permolekul.e. Basa yang hanya mampu memberikan satu ion karbondioksida permolekul.
2. Zat berikut yang tergolong asam, kecuali…a. HCl d. H2Sb. KOH e. CH3COOHc. HCN
3. Zat berikut yang tergolong basa, kecuali…a. CH3COOH d. NaOHb. Mg(OH) e. Fe(OH)3
c. Ca(OH)2
4. Asam askorbat (vitamin C) dibutuhkan oleh …a. Tubuh manusia d. Tubuh serigalab. Tubuh kucing e. Tubuh gajahc. Tubuh serangga
5. Berikut ini adalah beberapa senyawa yang termasuk asam, kecuali…a. Protein d. HFb. HCl e. H2SO4
c. NaOH
6. Dari reaksi-reaksi asam basa Bronsted Lowry berikut.RNH2 + H2 RNH3
+ + OH-
H2PO4+ H2O HPO42- + H3O
+
HCO3- + H2O H 2CO3 + OH-
H2O yang bersifat basa terdapat pada reaksi…a. 1 d. 1 dan 2b. 2 e. 1 dan 3c. 3
7. Berikut ini adalah beberapa hal yang termasuk dalam senyawa-senyawa asam dan basa, kecuali…a. MSG d. air aki b. Cuka e. rujak manggac. baking soda
8. Pada pelarutan NH3 terjadi reaksi kesetimbangan sebagai berikut:NH3 (aq) + H2O (l) NH4
+ ( aq) + OH- (aq)Berikut yang merupakan pasangan asam-basa konjugasi adalah…a. NH3 dan H2O d. NH2
- dan NH3
b. NH4+ dan OH- e. H2O dan OH-
c. NH3 dan OH-
9. Diantara pasangan di bawah ini yang termasuk pasangan konjugasi adalah…a. NH3 dengan NH4
+ d. PO43- dengan H2PO4
-
b. CH3COOH2+ dengan CH3COO- e. H2O dengan OH-
c. H+ dengan OH-
10. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang…a. Molekulnya mengandung atom hydrogen d. Dapat bereaksi dengan ion H+
b. Dapat melepas ion H+ dalam air. e. Dapat menghasilkan ion OH-
c. Dapat mengikat ion H+ dalam air.
11. Ada dua warna kertas lakmus yaitu……a. Merah dan kuning d. Kuning dan hijaub. Hijau dan biru e. Biru dan putihc. Merah dan biru
12. Menurut Arrhenius, basa adalah zat yang…a. Molekulnya mengandung atom hydrogen. d. Dapat bereaksi dengan ion H+
b. Dapat melepas ion H+ dalam air. e. Dapat menghasilkan ion OH-
c. Dapat melepas ion OH- dalam air.
13. Apa kelemahan asam basa menurut Arrhenius…a. Asam basa hanya pada pelarut air.b. Asam basa tidak haya pada pelarut air.c. Asam basa hanya pada pelarut non polar.d. Asam basa hanya pada semi polar.e. Asam basa hanya pada non polar dan semi polar.
14. Suatu indikator memberi warna biru dengan larutan kapur sirih. Indikator ini akan memberi warna biru juga dalam…a. Air jeruk d. larutan gulab. Air sabun e. larutan garam dapurc. Larutan cuka
15. Di antara kelompok asam berikut yang tergolong asam kuat adalah…….a. Asam klorida, asam sulfat, asam asetatb. Asam sulfat, asam nitrat, asam kloridac. Asam karbonat, asam asetat, asam fosfatd. Asam sulfida, asam fluorida, asam sianidae. Asam asetat, asam klorida, asam fosfat
16. Dibawah ini senyawa yang merupakan asam menurut Arrhenius adalah….a. Ca(OH)2 d. KOHb. NH4OH e. NaOHc. H3ClO4
17. Asam kuat mempunyai sifat sebagai berikut, kecuali…..a. Mempunyai nilai tetapan setimbang (Ka) yang besarb. Merupakan konduktor yang baikc. Mempunyai pH rendah d. Mempunyai lebih dari satu atom H dalam molekulnyae. Mempunyai derajat ionisasi =1
18. Zat berikut yang tergolong basa menurut Arrhenius adalah…a. CH3COOH d. H2SO4
b. HCOOH e. H3PO4
c. Ca(OH)2
19. Diantara kelompok asam berikut yang bervalensi dua adalaha. Asam nitrat, asam cuka, asam fosfatb. Asam sulfit, asam karbonat, asam asetatc. Asam nitrat, asam klorida, asam sulfatd. Asam sulfat, asam sulfide, asam karbonate. Asam sulfat, asam fosfat, asam nitrat
20. Perhatikan data berikut: No Asam Ka
1 HA 6,2 x 10-8
2 HB 1,2 x 10-2
3 HC 7,0 x 10-4
4 HD 6,7 x 10-5
5 HE 9,6 x 10-7
Diantara asam-asam berikut yang bersifat paling lemah adalah
a. HA d. HDb. HB e. HEc. HC
21. Rasa asam cuka berasal dari asam yang dikandungnnya yaitu …a. Asam askorbat d. Asam sulfidab. Asam klorida e. Asam sianidac. Asam asetat
22. Contoh basa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah…a. Asam cuka d. Asam sianidab. Asam sitrat e. Asam formatc. Amonium
23. Larutan asam asetat 0,4 M dengan nilai Ka= 10-5 mempunyai derajat ionisasi ( α ) sebesar….a. 0,1 d. 0,005b. 0,01 e. 0,008c. 0,04
24. Asam konjugasi dari HSO4- adalah…
a. H2SO4 d. OH-
b. SO4- e. H3O
+
c. H2O
25. Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan NaOH, kertas itu akan berubah warna menjadi…a. Biru d. Cokelatb. Kuning e. Hijauc. Merah
26. Apabila kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan H2SO4, maka kertas lakmus itu akan berubah warna menjadi …a. Kuning d. Birub. Merah e. Orangec. Hijau
27. Larutan basa lemah LOH 0,1 M dalam air terionisasi 1% harga Kb larutan tersebut adalah…a. 1. 10-2 d. 1.10-5
b. 1.10-3 e. 1.10-6
c. 1.10-4
28. pH larutan 500 ml Ca(OH)2 0,0005 M…a. 11 d. 4b. 10 e. 3c. 9
29. Dibawah ini indikator yang dapat digunakan untuk mengindentifikasi larutan asam adalaha. Lakmus biru d. Bromtimol birub. Metil jingga e. fenolftaleinc. Metil merah
30. Perhatikan data berikut: Larutan Perubahan warna
Lakmus merah Lakmus biru1 Merah Biru2. Biru Biru3 Biru Biru4 Merah Merah5 Merah Merah
Larutan yang mengandung OH- adalah
a. 1 dan 2 d. 2 dan 4b. 1 dan 5 e 3 dan 4c. 2 dan 3
31. Berikut ini hasil percobaan daya hantar listrik dari beberapa larutan.Zat Lampu Pengamatan lain1 Nyala terang Banyak gelembung2 Nyala redup Banyak gelembung3 Nyala redup Banyak gelembung4 Tidak nyala Sedikit gelembung5 Tidak Nyala Tidak ada gelembungDari data diatas, larutan yang kemungkinan termasuk asam kuat adalah…
a. 1 d. 4b. 2 e. 5c. 3
32. Besar pH larutan 100 ml HCl 1 x 10-9 M adalah…a. 1 d. 7b. 3 e. 9c. 5
33. Sebanyak 50 ml larutan asam klorida 0,1 M direaksikan dengan 20 ml larutan natrium hidroksida 0,1 M, maka pH larutan adalah…a. 1,0 d. 2,8 b. 1,4 e. 7,0c. 2,0
34. Larutan NaOH 0,1 M mempunyai pH sebesar……..a. 1 d. 12b. 2 e. 13c. 10
35. Jika konsetrasi H+ dalam larutan 0,002 M, dan log 2 = 0,3, maka pH larutan adalah……..a. 3,3 d. 1,7b. 2,7 e. 1,3c. 2,3
36. Jika 20 ml asam fosfat H3PO4 0,1 M dititrasi dengan larutan NaOH 0,2 M hingga tepat berubah menjadi HPO4
2-, volume basa yang diperlukan adalah …a. 10 mL d. 30 mLb. 20 mL e. 50 mLc. 25 mL
37. Sebuah larutan asam lemah yang memiliki konstanta keasaman 2.10-3 dan molaritas sebesar 0,05 molar, maka pOH dari asam tersebut adalah…….a. 8 d. 12b. 10 e. 14c. 11
38. Sebanyak 8 gram NaOH dilarutkan dalam 20 liter air, maka larutan mempunyai pH…(Mr NaOH= 40)a. 2 d. 10b. 4 e. 12c. 6
39. Asam kuat dan basa lemah dicampur menghasilkan garam. Ada sisa asam sebesar 10-2
molar.maka pH dari campuran tersebut adalah……..a. 2 d. 5b. 3 e. 6c. 4
40. Zat pencemar udara yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam adalah……a. Karbon monoksida d. Hidrokarbonb. Karbon dioksida e. Debuc. Oksida belerang
41. Kedalam larutan asam lemah HA 0,1 M dicelupkan kertas indikator universal. Ternyata, warnanya sama dengan indicator universal yang dicelupkan dalam larutan H2SO4 0,01 M. Tetapan ionisasi asam lemah tersebut adalah……a. 1 . 10-3 d. 4 . 10-2
b. 2 . 10-3 e. 4 . 10-1
c. 3 . 10-3
42. Dibawah ini yang merupakan titrasi asam dan basa adalah…a. Titrasi yang didasarkan pada konsentrasi larutan.b. Titrasi yang didasarkan pada larutan.c. Titrasi yang didasarkan pada reaksi ionisasid. Titrasi yang didasarkan pada reaksi asam dan basae. Titrasi yang didasarkan pada perubahan warna larutan asam dan basa.
43. Reaksi yang berkaitan dengan dengan ion H+ dan ion OH- adalaha. Reaksi substitusi d. Reaksi pendesakan logamb. Reaksi metatesis e. Reaksi perengkehanc. Reaksi penetralan
44. Indikator yang sering digunakan dalam titrasi asam kuat dan basa kuat, karena lebih tajam warnanya adalah…a. Metil merah d. Lakmus merahb. Bromtimol biru e. Metil jinggac. Fenolftalein
45. Menurut Bronsted Lowry, basa adalah…a. Zat yang akan mendonorkan proton (dinotasikan dengan H+) pada basab. Zat yang akan menerima atau akseptor proton (H+) dari asamc. Zat yang bersifat netrald. Zat yang akan mendonorkan proton (dinotasikan dengan OH-) pada basae. Zat yang akan menerima atau akseptor proton (OH-) dari asam
46. pH suatu larutan basa lemah MOH 0,1M adalah 10. Tetapan basa MOH adalah…a. 10-9 M d. 10-3 Mb. 10-7 M e. 10-2 Mc. 10-4 M
47. Sebuah larutan asam sempurna yang memiliki konsentrasi 10-2 molar. Maka pOH dari larutan tersebut adalah……a. 8 d. 12b. 10 e. 14c. 11
48. Indikator yang dapat mengukur pH dari 0 - 14 adalah…a. Lakmus merah d. Bromtimol birub. Lakmus biru e. pH Universalc. Fenolftalein
49. Derajat ionisasi larutan HCOOH 0,02 M adalah…..(Ka= 1,8.10-5)a. 0,01 d. 0,04b. 0,02 e. 0,05c. 0,03
50. Saat terjadi perubahan warna indikator pada titrasi disebut…a. Titik ekuivalen d. Titik asamb. Titik basa e. Titik awal titrasic. Titik akhir titrasi
Rumus:
Kriteria:Butir soal valid jika rXY > r tabel
Perhitungan Validitas Test
Berikut perhitungan validitas butir untuk no 24, untuk butir soal yang lain dihitung dengan carayang sama.
No Kode X Y X2 Y2 XY39
2 UC-12 1 38 1 1444 38
1 UC-15 1 39 1 1521
37
4 UC-06 1 37 1 1369 37
3 UC-03 1 37 1 1369
37
6 UC-16 0 36 0 1296 0
5 UC-05 1 37 1 1369
35
8 UC-23 1 34 1 1156 34
7 UC-07 1 35 1 1225
34
10 UC-10 1 34 1 1156 34
9 UC-11 1 34 1 1156
34
12 UC-21 1 33 1 1089 33
11 UC-13 1 34 1 1156
33
14 UC-14 0 32 0 1024 0
13 UC-01 1 33 1 1089
2222
XY
YYNXXN
YX-XYNr
3838 2 38 2
=Pada a = 5% dengan n = 38, diperoleh r tabel = 0.325Karena rXY > r tabel, maka soal no 24 valid
14 UC-14 0 32 0 1024 0
32
16 UC-20 1 32 1 1024 32
15 UC-09 1 32 1 1024
31
18 UC-18 1 30 1 900 30
17 UC-17 1 31 1 961
0
20 UC-38 1 28 1 784 28
19 UC-19 0 30 0 900
28
22 UC-04 1 27 1 729 27
21 UC-21 1 28 1 784
0
24 UC-24 1 26 1 676 26
23 UC-22 0 26 0 676
25
26 UC-33 1 25 1 625 25
25 UC-25 1 25 1 625
25
28 UC-02 0 24 0 576 0
27 UC-37 1 25 1 625
0
30 UC-30 0 23 0 529 0
29 UC-29 0 24 0 576
0
32 UC-32 0 21 0 441 0
31 UC-36 0 22 0 484
0
34 UC-34 0 19 0 361 0
33 UC-35 0 19 0 361
19
36 UC-27 0 19 0 361 0
35 UC-26 1 19 1 361
0
38 UC-28 1 18 1 324 18
37 UC-29 0 19 0 361
0,504
771
rxy =771 25 1085
25 25 32487 1085
S 25 1085 25 32487
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Rainah
Tempat / Tanggal Lahir : Brebes, 4 April 1989
Alamat Asal : Randusari RT 02 RW 03 Losari Brebes
Alamat Sekarang : Perum BPI Blok I 14 A Ngaliyan Semarang
Jenjang Pendidikan :
1. SD Negeri 01 Randusari Lulus Tahun 2001
2. SMP Islam Losari Brebes Lulus Tahun 2004
3. MAN 1 Pekalongan Lulus Tahun 2007
4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2007
Semarang, Juli 2011
Penulis,
Rainah
073711007