herpes zoster opththalmicus
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Herpes Zoster Opththalmicus
1/7
Herpes zoster opththalmicus
Definisi infeksi akut dari ganglion gaserian N.V oleh varicela zoster virus. Kurang lebih 10%
dari kasus herpes zoster virus
Etio: varicella zoster virus. Merupakan DNA virus yang mema memproduksi asidofilik intra
nuclear inclusion bodies. Sifat pada alam adalah neurotropik.
Mode infeksi. Pada anak yang terinfeksi chicken pox maka virus tetap dorman pada
gangliaon N.V sensoris. Lalu pada usia tua (terjadi penurunan system imun seluler) maka
akan reaktivasi replikasi dan berjalan k N.V1.
Sign and symptom
Nerves frontalis lebih sering terkena daripada nerves lakrimalis dan nasociliaris. Kurang lebih 50% kasus ini terjadi komplikasi okuler. Sering tampak adanya vesikel pada samping atau ujung dari hidung Lesi ini tebatas pada satu sisi pada garis tengah kepalaFase :
Akut dapat sembuh total Kronik berlangsung tahunan Relaps dimana lesi akut atau kronik muncul kembali beberapa tahun kemudian
A. General featureOnset mendadak dengan demam malaise dan nyeri neuralgik hebat disepanjang
nerves yang terkena
B. Cutaneous lesionLesi kutaneus tampak 3-4 hari dari onset penyakit sepanjang nerves yang terkena.
Dumulai dari kulit kelopak mata dan area lain yang terkena menjadi merah dan edema
(mimicking erysipelas), dan diikuti dengan pembentukan vesikel. Kemudian berubah
menjadi pustule dan selanjutnya membentuk ulkus kusta. Bila krusta mengelupas akan
menyisakan jaringan scar yang permanent. Fase aktif erupsi berlangsung selama 3
minggu. Gejala utamanya nyeri nueralgik hebat yang semakin berkurang dengan
-
7/29/2019 Herpes Zoster Opththalmicus
2/7
berjalannya fase. Tapi kadang-kadang dapat bertahan beberapa tahun dengan
pengurangan intensitas. Mati rasa pada bagian yang terkena disebut anasthesia
dolorosa.
Gambar 1 Cutaneous lession
-
7/29/2019 Herpes Zoster Opththalmicus
3/7
C. Ocular lesionLesi okuli muncul setelah erupsi kulit berkurang. Dan tampak 2 atau lebih gejala
berikut:
1. konjungtivitasadalah komplikasi tersering pada herpes zoster. Ini dapatmuncul sebagai
mukopurulent konjunctivitis dengan perdarahn petekiae atau akiut volikular
konjunctivitis dengan regional lymohadenphaty. Kadang-kadang tampak severe
necrotizing membranous inflammation.
2. Zoster keratitisTerjadi pada 40% pasien dan kadang didahului neuralgia atau lesi kulit. Bisa
muncul dalam beberpa bentuk:
Keratitis epithelial puncatata halus atau kasar Mikrodendritik epithelial ulcer. Ini tidak seperti ulcus denritik pada herpes
simplex dimana biasanya bersifat perifer dan stellate, namun pada herpes zster
seperti bentuk dendritic sendiri dan ujungnya tidak membentuk bulatan.
Nummular keratitis. Tampak pada 1/3 total kasus. Tampak deposit granulartipis yang dikelilingi bentukan halo dari stroma yang kabur.
Disciform keratitis. Terjadi 50% kasus dan biasanya didahukui keratitisnumularis.
Ulcus neuroparalitik terjadi lanjutan dari infeksi akut dan destruksi ganglionGaserian .
Keratitis eksposure. Biasanya terjadi setelah adanya facial palsy. Mucous plaque keratitis. Terjadi 5% kasusu antara bulan ke3-5 yang ditandai
dengan berkembang mendadak mucous plaque yang elevasi yang tampak jelas
pada perwarnaan rose Bengal.
-
7/29/2019 Herpes Zoster Opththalmicus
4/7
3. Episleritis dan skleritisTerjadi satu setengah kasus. Biasanya tampak pada saat onset rash tapi
biasanya tersembunyi tertutup oleh kenjunctivitis.
4. Iridocyclitis biasanya terjadi dapat dengan atau tanpa keratitis. biasanya dapatmuncul hypopion dan hyphema (acute hemorraghic uveitis).
5. Acute retinal necrosis.. biasanya terjadi pada beberpapa kasus.6. Anterior segment necrosis dan phthisis bulbi. Biasanya hasil dari vaskulitis zoster
dan iskemia.
7. Secondary glaucoma. Biasanya terjadi karena trabekulitis pada fase awal dan synekiadengan sudut tertutup pada fase akhir.
D. Komplikasi yang berhubungan dengan saraf.1. Palsy nervus motoris. Biasanya pada N.3,4,6,7.2. Opthic neuritis 1% kasus3. Encephalitis sangat jarang dengan infeksi berat.
TREATMENT
1. Terapi sistemika. Obat antivirus oral
Obat ini secara signifikan dapat mengurangi rasa sakit, menurangi timbulnyavesicle, menghentikan perkembangan virus, mengurangi kejadian serta
-
7/29/2019 Herpes Zoster Opththalmicus
5/7
komplikasi lebih lanjut dari keratitis dan iritis. Agar efektif, pengobatan harus
dimulai segera setelah timbulnya ruam, namun hal ini tidak berpengaruh pada
post hepetic neuralgia. Pengobatan dapat diberikan acyclovir dengan dosis 800
mg 5 x sehari selama 10 hari atau valacyclovir dengan dosis 500 mg.
b. AnalgesicRasa nyeri terasa sangat parah pada 2 minggu pertama dari serangan. Sehingga
harus diberikan pengobatan analgesic seperti kombinasi dari mefenamic acid
dengan paracetamol / pentazocin / pethidin ( ketika sangat berat)
c. Steroid systemicDiugnakan dengan dosis tinggi untuk menghambat perkembangan penyakit pada
post herpetic neuralgia. Namun steroid dosis tinggi pada lansia harus
dipertimbangkan. Steroid pada umumnya digunakan untuk menangani komplikasi
dari kasus neurologis seperti kelumpuhan nervus occulomotorius, dan neuritis
optik
d. SimetidinDapat diberikan dengan dosis 300 mg, 4 x sehari, selama 2- 3minggu, dimulai 48
72 jam dari serangan. Pengobatan ini ditujukan untuk mengurangi rasa sakit dan
gatal gatal, dengan cara memblokade histamin.
e. AmitriptilinPengobatan ini dapat digunakan untuk mengurangi depresi pada fase akut.
2. Terapi untuk lesi pada kulit.a. Antibiotik kortikosteroid
Dapat berupa salep maupun lotion, diberikan 3 x sehari sampai lesi pada kulit
sembuh.
b. Jangan memberikan calamine lotion pada lesi, karena akan memicu terbentuknyakrusta
3. Terapi local untuk mataa. Untuk keratitis zooster, iridocystitis, dan skleritis
- Tetep mata steroid 4 x ssehari- Obat tetes mata yang mengandung siklopegik seperti cyclopentolate / salep
mata atropin sulfat
-
7/29/2019 Herpes Zoster Opththalmicus
6/7
- Salep mata acyclovir 3 %, diberikan 5 x sehari selama 2 minggub. Untuk mencegah adanya onfeksi sekunder, dapat diberikan AB topikalc. Untuk Glaukoma sekunder
- Obat tetes mata timolol 0,5 % / betaxololl 0,5 %- Acetozolamide oral 250 mg diberikan 4 x sehari
d. Untuk ulkus kornea neuroparalisis yang disebabkan oleh herpes zoster dilakukantarsorrhapy lateral
e. Kerusakan epitel yang menetap, digunakan :- Tetes airmata buatan- Soft contact lens bandage
f. KeratoplastyTindakan ini diperlukan untuk rehabilitasi penglihatan pasien herpes zoster
dengan jaringan parut yang tebal, namun hal ini beresiko tinggi.
PROGNOSIS
Pada hzo, prognosis pada umunya baik tergantung pada tindakan perawatan. Tingkat
kesemuhan penyakit ini umunya tinggi pada dewasa dan anak2 dengan perawtan secara
dini. Prognosa penyakit menjadi baik karena pemberian acyclovir yang dapat mencegah
komplikasi ke mata sampai ke arah penurunan visus dan pencegahan terjadinya paralisis
motoroik. Selain itu, bengkak dan merah pada mata dapat hilang, Namun pada kulit dapat
menimbulkan macula hiperpigmentasi atau sikatrik.
Pada pasien yang menderita hzo, pertimbangkan untuk terkaitnya persarafan dermatom
yang multipple, kondisi imunocompromised, dan superinfeksi bakteri yang signifikan pada
wajah. Pengobatan antiviral IV seharusnya di administrasi seperti yang sudah disebutkan di
atas. Pasien yang dirawat jalan, sehaarusnya memiliki tindak lanjut yang adekuat untuk
penanganan pada hzo. Pemeriksaan ulang setelah maksimum 1 minggu haruslah di
jadwalkan pada stadium awal. Pengobatan dengan menggunakan anti viral, haruslah
dilakukan seperti di atas.
-
7/29/2019 Herpes Zoster Opththalmicus
7/7
HSK HZO
Usia Primary 5 tahun
Kekambuhan usia pertengahan
Usia tua
Immunosupresi
Maneftasi pada mata
Nyeri Ringan Berat
Dendritic keratitis Sentral Disekitar lokasi
Besar Kecil
Well defined dendrit Berbentuk bintang
Ulkus sentral Plaque yang meninggi
Spektrum 1.Blepharoconjunctivitis
- folicular
-sikatrik
Herpes zoster akut.
1.Skleritis
2.conjuctivitis
3.Keratitis
- Punctate epitelial keratitis
-microdendrit
-keratitis numular
-keratitis disciform
4.uveitis anterior
5.acute retinal necrosis
Herpes zoster kronik
1.conjunctivitis
2.keratitis
-keratitis numularis
-keratitis disciform
-neurotropik keratitis
-Mucosa plaque keratitis
2. Kelainan epitel
- ulkus dendrit
3.Keratitis stroma
-keratitis necrosis
-keratitis non necrosis
(Disciform dan interstitial)
4.Komplikasi pada kornea
-Stromal vascularisasi,
conjucntivitis, scar
-Keratitis tropik
-Keratopaty lipid
5.Uveitis akut
6.skleritis
7.acute retinal necrosis
Terapi 1.debridement
2.terapi denngan obat antiviral
3.bedah
4.pengendalian mekanisme
pemicu yang mereaktivasi
infeksi hsv
1.obat antiviral oral
2.analgesic
3.steroid systemic dan topikal
4.AB topikal
5.Terapi bedah