herpes zoster opththalmicus

Upload: indra-rukmana

Post on 04-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Herpes Zoster Opththalmicus

    1/7

    Herpes zoster opththalmicus

    Definisi infeksi akut dari ganglion gaserian N.V oleh varicela zoster virus. Kurang lebih 10%

    dari kasus herpes zoster virus

    Etio: varicella zoster virus. Merupakan DNA virus yang mema memproduksi asidofilik intra

    nuclear inclusion bodies. Sifat pada alam adalah neurotropik.

    Mode infeksi. Pada anak yang terinfeksi chicken pox maka virus tetap dorman pada

    gangliaon N.V sensoris. Lalu pada usia tua (terjadi penurunan system imun seluler) maka

    akan reaktivasi replikasi dan berjalan k N.V1.

    Sign and symptom

    Nerves frontalis lebih sering terkena daripada nerves lakrimalis dan nasociliaris. Kurang lebih 50% kasus ini terjadi komplikasi okuler. Sering tampak adanya vesikel pada samping atau ujung dari hidung Lesi ini tebatas pada satu sisi pada garis tengah kepalaFase :

    Akut dapat sembuh total Kronik berlangsung tahunan Relaps dimana lesi akut atau kronik muncul kembali beberapa tahun kemudian

    A. General featureOnset mendadak dengan demam malaise dan nyeri neuralgik hebat disepanjang

    nerves yang terkena

    B. Cutaneous lesionLesi kutaneus tampak 3-4 hari dari onset penyakit sepanjang nerves yang terkena.

    Dumulai dari kulit kelopak mata dan area lain yang terkena menjadi merah dan edema

    (mimicking erysipelas), dan diikuti dengan pembentukan vesikel. Kemudian berubah

    menjadi pustule dan selanjutnya membentuk ulkus kusta. Bila krusta mengelupas akan

    menyisakan jaringan scar yang permanent. Fase aktif erupsi berlangsung selama 3

    minggu. Gejala utamanya nyeri nueralgik hebat yang semakin berkurang dengan

  • 7/29/2019 Herpes Zoster Opththalmicus

    2/7

    berjalannya fase. Tapi kadang-kadang dapat bertahan beberapa tahun dengan

    pengurangan intensitas. Mati rasa pada bagian yang terkena disebut anasthesia

    dolorosa.

    Gambar 1 Cutaneous lession

  • 7/29/2019 Herpes Zoster Opththalmicus

    3/7

    C. Ocular lesionLesi okuli muncul setelah erupsi kulit berkurang. Dan tampak 2 atau lebih gejala

    berikut:

    1. konjungtivitasadalah komplikasi tersering pada herpes zoster. Ini dapatmuncul sebagai

    mukopurulent konjunctivitis dengan perdarahn petekiae atau akiut volikular

    konjunctivitis dengan regional lymohadenphaty. Kadang-kadang tampak severe

    necrotizing membranous inflammation.

    2. Zoster keratitisTerjadi pada 40% pasien dan kadang didahului neuralgia atau lesi kulit. Bisa

    muncul dalam beberpa bentuk:

    Keratitis epithelial puncatata halus atau kasar Mikrodendritik epithelial ulcer. Ini tidak seperti ulcus denritik pada herpes

    simplex dimana biasanya bersifat perifer dan stellate, namun pada herpes zster

    seperti bentuk dendritic sendiri dan ujungnya tidak membentuk bulatan.

    Nummular keratitis. Tampak pada 1/3 total kasus. Tampak deposit granulartipis yang dikelilingi bentukan halo dari stroma yang kabur.

    Disciform keratitis. Terjadi 50% kasus dan biasanya didahukui keratitisnumularis.

    Ulcus neuroparalitik terjadi lanjutan dari infeksi akut dan destruksi ganglionGaserian .

    Keratitis eksposure. Biasanya terjadi setelah adanya facial palsy. Mucous plaque keratitis. Terjadi 5% kasusu antara bulan ke3-5 yang ditandai

    dengan berkembang mendadak mucous plaque yang elevasi yang tampak jelas

    pada perwarnaan rose Bengal.

  • 7/29/2019 Herpes Zoster Opththalmicus

    4/7

    3. Episleritis dan skleritisTerjadi satu setengah kasus. Biasanya tampak pada saat onset rash tapi

    biasanya tersembunyi tertutup oleh kenjunctivitis.

    4. Iridocyclitis biasanya terjadi dapat dengan atau tanpa keratitis. biasanya dapatmuncul hypopion dan hyphema (acute hemorraghic uveitis).

    5. Acute retinal necrosis.. biasanya terjadi pada beberpapa kasus.6. Anterior segment necrosis dan phthisis bulbi. Biasanya hasil dari vaskulitis zoster

    dan iskemia.

    7. Secondary glaucoma. Biasanya terjadi karena trabekulitis pada fase awal dan synekiadengan sudut tertutup pada fase akhir.

    D. Komplikasi yang berhubungan dengan saraf.1. Palsy nervus motoris. Biasanya pada N.3,4,6,7.2. Opthic neuritis 1% kasus3. Encephalitis sangat jarang dengan infeksi berat.

    TREATMENT

    1. Terapi sistemika. Obat antivirus oral

    Obat ini secara signifikan dapat mengurangi rasa sakit, menurangi timbulnyavesicle, menghentikan perkembangan virus, mengurangi kejadian serta

  • 7/29/2019 Herpes Zoster Opththalmicus

    5/7

    komplikasi lebih lanjut dari keratitis dan iritis. Agar efektif, pengobatan harus

    dimulai segera setelah timbulnya ruam, namun hal ini tidak berpengaruh pada

    post hepetic neuralgia. Pengobatan dapat diberikan acyclovir dengan dosis 800

    mg 5 x sehari selama 10 hari atau valacyclovir dengan dosis 500 mg.

    b. AnalgesicRasa nyeri terasa sangat parah pada 2 minggu pertama dari serangan. Sehingga

    harus diberikan pengobatan analgesic seperti kombinasi dari mefenamic acid

    dengan paracetamol / pentazocin / pethidin ( ketika sangat berat)

    c. Steroid systemicDiugnakan dengan dosis tinggi untuk menghambat perkembangan penyakit pada

    post herpetic neuralgia. Namun steroid dosis tinggi pada lansia harus

    dipertimbangkan. Steroid pada umumnya digunakan untuk menangani komplikasi

    dari kasus neurologis seperti kelumpuhan nervus occulomotorius, dan neuritis

    optik

    d. SimetidinDapat diberikan dengan dosis 300 mg, 4 x sehari, selama 2- 3minggu, dimulai 48

    72 jam dari serangan. Pengobatan ini ditujukan untuk mengurangi rasa sakit dan

    gatal gatal, dengan cara memblokade histamin.

    e. AmitriptilinPengobatan ini dapat digunakan untuk mengurangi depresi pada fase akut.

    2. Terapi untuk lesi pada kulit.a. Antibiotik kortikosteroid

    Dapat berupa salep maupun lotion, diberikan 3 x sehari sampai lesi pada kulit

    sembuh.

    b. Jangan memberikan calamine lotion pada lesi, karena akan memicu terbentuknyakrusta

    3. Terapi local untuk mataa. Untuk keratitis zooster, iridocystitis, dan skleritis

    - Tetep mata steroid 4 x ssehari- Obat tetes mata yang mengandung siklopegik seperti cyclopentolate / salep

    mata atropin sulfat

  • 7/29/2019 Herpes Zoster Opththalmicus

    6/7

    - Salep mata acyclovir 3 %, diberikan 5 x sehari selama 2 minggub. Untuk mencegah adanya onfeksi sekunder, dapat diberikan AB topikalc. Untuk Glaukoma sekunder

    - Obat tetes mata timolol 0,5 % / betaxololl 0,5 %- Acetozolamide oral 250 mg diberikan 4 x sehari

    d. Untuk ulkus kornea neuroparalisis yang disebabkan oleh herpes zoster dilakukantarsorrhapy lateral

    e. Kerusakan epitel yang menetap, digunakan :- Tetes airmata buatan- Soft contact lens bandage

    f. KeratoplastyTindakan ini diperlukan untuk rehabilitasi penglihatan pasien herpes zoster

    dengan jaringan parut yang tebal, namun hal ini beresiko tinggi.

    PROGNOSIS

    Pada hzo, prognosis pada umunya baik tergantung pada tindakan perawatan. Tingkat

    kesemuhan penyakit ini umunya tinggi pada dewasa dan anak2 dengan perawtan secara

    dini. Prognosa penyakit menjadi baik karena pemberian acyclovir yang dapat mencegah

    komplikasi ke mata sampai ke arah penurunan visus dan pencegahan terjadinya paralisis

    motoroik. Selain itu, bengkak dan merah pada mata dapat hilang, Namun pada kulit dapat

    menimbulkan macula hiperpigmentasi atau sikatrik.

    Pada pasien yang menderita hzo, pertimbangkan untuk terkaitnya persarafan dermatom

    yang multipple, kondisi imunocompromised, dan superinfeksi bakteri yang signifikan pada

    wajah. Pengobatan antiviral IV seharusnya di administrasi seperti yang sudah disebutkan di

    atas. Pasien yang dirawat jalan, sehaarusnya memiliki tindak lanjut yang adekuat untuk

    penanganan pada hzo. Pemeriksaan ulang setelah maksimum 1 minggu haruslah di

    jadwalkan pada stadium awal. Pengobatan dengan menggunakan anti viral, haruslah

    dilakukan seperti di atas.

  • 7/29/2019 Herpes Zoster Opththalmicus

    7/7

    HSK HZO

    Usia Primary 5 tahun

    Kekambuhan usia pertengahan

    Usia tua

    Immunosupresi

    Maneftasi pada mata

    Nyeri Ringan Berat

    Dendritic keratitis Sentral Disekitar lokasi

    Besar Kecil

    Well defined dendrit Berbentuk bintang

    Ulkus sentral Plaque yang meninggi

    Spektrum 1.Blepharoconjunctivitis

    - folicular

    -sikatrik

    Herpes zoster akut.

    1.Skleritis

    2.conjuctivitis

    3.Keratitis

    - Punctate epitelial keratitis

    -microdendrit

    -keratitis numular

    -keratitis disciform

    4.uveitis anterior

    5.acute retinal necrosis

    Herpes zoster kronik

    1.conjunctivitis

    2.keratitis

    -keratitis numularis

    -keratitis disciform

    -neurotropik keratitis

    -Mucosa plaque keratitis

    2. Kelainan epitel

    - ulkus dendrit

    3.Keratitis stroma

    -keratitis necrosis

    -keratitis non necrosis

    (Disciform dan interstitial)

    4.Komplikasi pada kornea

    -Stromal vascularisasi,

    conjucntivitis, scar

    -Keratitis tropik

    -Keratopaty lipid

    5.Uveitis akut

    6.skleritis

    7.acute retinal necrosis

    Terapi 1.debridement

    2.terapi denngan obat antiviral

    3.bedah

    4.pengendalian mekanisme

    pemicu yang mereaktivasi

    infeksi hsv

    1.obat antiviral oral

    2.analgesic

    3.steroid systemic dan topikal

    4.AB topikal

    5.Terapi bedah