herpes zoster

45
LAPORAN KASUS HERPES ZOSTER

Upload: tia

Post on 05-Feb-2016

63 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Kasus Herpes Zoster

TRANSCRIPT

Page 1: Herpes Zoster

LAPORAN KASUS HERPES ZOSTER

Page 2: Herpes Zoster

Identitas Pasien

• Nama : An.M R • Umur : 7 tahun • Jenis Kelamin : Laki-

laki • Agama : Islam• Pekerjaan : Pelajar

Page 3: Herpes Zoster

ANAMNESIS

Keluhan Utama:Muncul bruntus berisi cairan yang terasa nyeri dan panas di daerah perut sebelah kiri

Page 4: Herpes Zoster

Riwayat penyakit sekarang

• Pasien mengeluh muncul bruntus berisi cairan di daerah perut sebelah kiri sejak 6 hari yang lalu.. ± 6 hari SMRS pasien mengeluhkan terdapat bruntus berisi cairan seperti gelembung sebanyak 2 buah. Timbul gelembung – gelembung, awalnya bagian perut depan sebelah kiri, lalu menjalar ke perut belakang kiri. Gelembung – gelembung tersebut berbentuk kecil yang semakin lama semakin besar dan terlihat seperti ada cairan di dalamnya. Selain keluhan tersebut, pasien juga mengeluhkan rasa nyeri dan panas pada bagian tersebut.

• ± 2 hari SMRS pasien mengeluhkan demam. demam dirasakan pasien terutama saat sore hingga malam hari dan keluhan diatas belum juga membaik.

Page 5: Herpes Zoster

Riwayat Penyakit Dahulu: •Pasien mempunyai riwayat penyakit cacar pada saat pasien berusia sekitar 4 tahun. •Belum pernah mengeluh keluhan seperti ini sebelumnyaRiwayat Penyakit Keluarga: •Anggota keluarga yang tinggal serumah tidak ada yang menderita keluhan seperti ini. Riwayat Pengobatan:•Pasien belum pernah berobat ke dokterRiwayat Alergi:• Alergi terhadap makan-makanan laut disangkal. Alergi obat disangkal. Riwayat Psikososial•Pasien merupakan seorang pelajar. Disekitar lingkungan rumah dan sekolah tidak ada yang mempunyai keluhan seperti ini.

Page 6: Herpes Zoster

PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan umum : tampak sakit ringan

• Kesadaran : composmentis • Tanda-tanda vital :

Nadi : 84 x/m

RR : 20 x/m

Suhu : 36,6 C

Page 7: Herpes Zoster

Status Generalis

• Kepala– Rambut: alopesia (-), distribusi merata– Mata: conjunctiva anemis -/-, sklera ikterik -/-– Hidung : sekret (-)– Telinga : sekret (-)– Mulut : hiperemis (-)– Gigi: karies (-), luka (-)– THT: tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis

• Leher– KGB: tidak teraba membesar, massa (-)

Page 8: Herpes Zoster

• ThoraksParu-paru– Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris – Palpasi : fokal fremitus +/+– Perkusi : sonor kedua lapang paru– Auskultasi: vesikuler (+) wheezing (-), rhonchi (-)

Jantung– Inspeksi : iktus kordis tak terlihat– Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V

midclavicula sinistra– Perkusi : batas jantung kanan: linia

parasternal kanan ICS IV Batas jantung kiri :linia midcalvikula ICS

V– Auskultasi : BJ I dan II murni reguler, murmur (-),

gallop (-)

Page 9: Herpes Zoster

• Abdomen– Inspeksi : datar – Palpasi : supel, hepatomegali dan

splenomegali (-)– Perkusi : tympani – Auskultasi: BU (+) Normal– Kulit : lihat di status dermatologikus

• Ekstremitas– Deformitas (-), udem (-), RCT < 2 dtk

Page 10: Herpes Zoster

Status Dermatologikus

Distribusi Lokalisata, unilateral, segmental setinggi persarafan torakalis 8-9 sinistra

A/R abdomen

Lesi multipel, herpetiformis, berbentuk bulat, diameter terkecil 0,1 cm, dan terbesar 0,2 cm, berbatas tegas, menimbul dengan berisi cairan.

Efluroesensi

vesikel berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema

Page 11: Herpes Zoster
Page 12: Herpes Zoster

RESUME

Pasien laki-laki usia 7 tahun datang ke poli kulit dengan keluhan muncul bruntus berisi cairan di daerah perut sebelah kiri sejak 6 hari yang lalu.. ± 6 hari SMRS pasien mengeluhkan terdapat bruntus berisi cairan seperti gelembung sebanyak 2 buah. Timbul gelembung – gelembung, awalnya bagian perut depan sebelah kiri, lalu menjalar ke perut belakang kiri. Gelembung – gelembung tersebut berbentuk kecil yang semakin lama semakin besar dan terlihat seperti ada cairan di dalamnya. Selain keluhan tersebut, pasien juga mengeluhkan rasa nyeri dan panas pada bagian tersebut. ± 2 hari SMRS pasien mengeluhkan demam. Pasien mempunyai riwayat penyakit cacar pada saat pasien berusia sekitar 4 tahun.

Page 13: Herpes Zoster

• Status generalisata tidak ditemukan adanya kelainan. Status dermatologikus: distribusi lokalisata, unilateral, segmental setinggi persarafan thorakalis 8-9 sinistra dengan karakteristik lesi multipel, herpetiformis, berbentuk bulat, dengan diameter terkecil 0,1 cm, dan terbesar 0,2 cm, berbatas tegas, menimbul dengan berisi cairan. Efluroesensi vesikel berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema.

Page 14: Herpes Zoster

ANALISA KASUS

Page 15: Herpes Zoster

• Pada anamnesa didapatkan pasien mengeluh terdapat bruntus berisi cairan di daerah perut sejak ± 6 hari SMRS dan semakin bertambah besar dan banyak. Pada daerah yang terdapat gelembung, terasa panas, dan nyeri. ± 2 hari SMRS pasien mengeluhkan demam.

Berdasarkan anamnesa, faktor-faktor yang mendukung timbulnya herpes zoster ini yaitu :

•-Awalnya terjadi nyeri di daerah predileksi dan demam. Demam dan nyeri lokal pada dermatom saraf mendahului atau bersamaan dengan timbulnya lesi. Nyeri bisa ringan, sampai berat, bersifat tajam, membakar,atau tumpul.

•Timbul suatu gelembung – gelembung ( vesikel ) dengan disertai rasa nyeri dan panas.

Page 16: Herpes Zoster

• Pada pasien didapatkan riwayat cacar air pada saat pasein berusia 4 tahun. Hal ini sesuai dengan etiologi herpes zoster yaitu Herpes zoster disebabkan oleh reaktivasi virus varicella zoster yang laten di dalam ganglion posterior atau ganglion intrakranial.

Page 17: Herpes Zoster

• Status dermatologikus pasien didapatkan, efluroesensi vesikel berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema distribusi lokalisata, unilateral, segmental setinggi persarafan thorakalis 8-9 sinistra dengan karakteristik lesi multipel, herpetiformis, berbentuk bulat, dengan diameter terkecil 0,1 cm, dan terbesar 0,2 cm, berbatas tegas, menimbul dengan berisi cairan.

• Pada gambaran klinis herpes zoster dapat ditemukan vesikel bergerombol monomorfik dengan dasar eritem dan edem sesuai distribusi dermatomal berisi cairan jernih, kemudian mengeruh dapat menjadi pustula dan krustosa dengan lokalisasi unilateral, paling sering mengenai saraf torakal, lumbal, sacral, dan oftalmik. Bisa terdapat limfadenopati lokal.

Page 18: Herpes Zoster

Adapun diagnosis banding pada kasus ini adalah sebagai berikut:

1. Herpes Simpleks

• Gejala Efloresensi pada Herpes Zoster sama dengan Efloresensi pada Herpes simpleks ditandai dengan erupsi berupa vesikel yang bergerombol, di atas dasar kulit yang kemerahan. Sebelum timbul vesikel, biasanya didahului oleh rasa gatal atau seperti terbakar yang terlokalisasi, dan kemerahan pada daerah kulit. Herpes simpleks terdiri atas 2, yaitu tipe 1 dan 2. Namun, yang membedakannya dengan herpes simpleks yaitu Lesi yang disebabkan herpes simpleks tipe 1 biasanya ditemukan pada bibir, rongga mulut, tenggorokan, dan jari tangan. Lokalisasi penyakit yang disebabkan oleh herpes simpleks tipe 2 umumnya adalah di bawah pusat, terutama di sekitar alat genitalia eksterna. Sedangkan Herpes Zoster bisa di semua tempat, paling sering pada Servikal IV dan Lumbal II

Page 19: Herpes Zoster

2. Varisela • Gejala klinis berupa papul eritematosa yang

dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini seperti tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan kemudian menjadi krusta. Lesi menyebar secara sentrifugal dari badan ke muka dan ekstremitas

Page 20: Herpes Zoster

DIAGNOSIS BANDING• Herpes zoster • Herpes simpleks• Varisela

DIAGNOSIS KERJA• Herpes zoster thorakalis 8-9 sinistra

Page 21: Herpes Zoster

PENATALAKSANAAN

Umum :• Selama fase akut, pasien dianjurkan tidak

keluar rumah, karena dapat menularkan kepada orang lain yang belum pernah terinfeksi varisela dan orang dengan defisiensi imun. Usahakan agar vesikel tidak pecah, misalnya jangan digaruk dan pakai baju yang longgar. Untuk mencegah infeksi sekunder jaga kebersihan badan.

Page 22: Herpes Zoster

Khusus :

Topikal• Jika masih stadium vesikel diberikan bedak

dengan tujuan protektif untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder. Bila erosif diberikan kompres terbuka. Bila terjadi ulserasi dapat diberikan salep antibiotik (2)

• Sesuai dengan teori, maka pada kasus ini juga diberikan obat topical berupa bedak Salisil 2% untuk tujuan protektif .

Page 23: Herpes Zoster

Sistemik

1.Obat antivirus• Antivirus terbukti menurunkan durasi lesi herpes

zoster (HZ) dan keparahan nyeri herpes akut , terlebih bila diberikan sebelum 72 jam awitan lesi. Dari 3 antiviral oral yang disetujui oleh Food and Drug Administration(FDA) untuk terapi HZ, famsiklovir dan valasiklovir hidroklorida lebih efektif daripada asiklovir. Antivirus famsiklovir 3 x 500 mg atau valasiklovir 3 x 1000 mg atau asiklovir 5 x 800 mg diberikan sebelum 72 jam awitan lesi selama 7 hari.

• Maka pada kasus ini tidak diberikan obat antivirus karena, antivirus diberikan sebelum 72 jam awitan lesi selama 7 hari. Pada pasien ini sudah timbul lesi ± 6 hari.

Page 24: Herpes Zoster

Analgetik• Pasien dengan nyeri herpes akut ringan

menunjukkan respons yang baik dengan AINS (asetosal, piroksikam, ibuprofen, diklofenak) atau analgetik non opioid (asetaminofen, tramadol, asam mefenamik)

• Maka pada pasien ini diberikan analgetik untuk mngurangi neuralgia berupa golongan acetaminophen : paracetamol dengan dosis 2 x 500 mg, yang dapat digunakan ketika demam atau terasa nyeri saja.

Page 25: Herpes Zoster

PROGNOSIS

• Terhadap penyakitnya pada dewasa dan anak-anak umumnya baik, tetapi usia tua risiko terjadinya komplikasi semakin tinggi, dan secara kosmetika dapat menimbulkan makula hiperpigmentasi atau sikatrik. Dengan memperhatikan higiene & perawatan yang teliti akan memberikan prognosis yang baik & jaringan parut yang timbul akan menjadi sedikit.

Page 26: Herpes Zoster

TINJAUAN PUSTAKA

Page 27: Herpes Zoster

Definisi

• Herpes zoster adalah penyakit neurokutan dengan manifestasi erupsi vesikular berkelompok dengan dasar eritematosa ditandai adanya rasa nyeri radikuler unilateral serta timbulnya lesi vesikuler yang terbatas pada dermatom yang dipersarafi serabut spinal maupun ganglion serabut saraf sensorik dari nervus kranialis. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus varisela zoster dari infeksi endogen yang menetap dalam bentuk laten setelah infeksi primer oleh virus

Page 28: Herpes Zoster

EPIDEMIOLOGI

• Herpes zoster terjadi secara sporadis sepanjang tahun tanpa prevalensi musiman. Terjadinya herpes zoster tidak tergantung pada prevalensi varisela, dan tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa herpes zoster dapat diperoleh oleh kontak dengan orang lain dengan varisela atau herpes. Sebaliknya, kejadian herpes zoster ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan host-virus (2). Salah satu faktor risiko yang kuat adalah usia lebih tua

Page 29: Herpes Zoster

ETIOLOGI• Herpes zoster disebabkan oleh

reaktivasi virus varicella zoster yang laten di dalam ganglion posterior atau ganglion intrakranial. Virus dibawa melalui sternus sensory ke tepi ganglia spinal atau ganglia trigeminal kemudian menjadi laten. Varicella zoster, yaitu suatu virus rantai ganda DNA anggota famili virus herpes yang tergolong virus neuropatik atau neuroder-matotropik.

Page 30: Herpes Zoster

• Reaktivasi virus varicella zoster dipicu oleh berbagai macam rangsangan seperti pembedahan, penyinaran, penderita lanjut usia, dan keadaan tubuh yang lemah meliputi malnutrisi, seorang yang sedang dalam pengobatan imunosupresan jangka panjang, atau menderita penyakit sistemik. Apabila terdapat rangsangan tersebut, virus varicella zoster aktif kembali dan terjadi ganglionitis.Virus tersebut bergerak melewati saraf sensorik menuju ujung-ujung saraf pada kulit atau mukosa mulut dan mengadakan replikasi setempat dengan membentuk sekumpulan vesikel.

Page 31: Herpes Zoster

31

Gejala klinik

• Umur lebih sering pada usia dewasa.

• Gejala prodromal sistemik :

– Demam, pusing, malese.• Lesi baru berlanjut muncul untuk beberapa hari• sensasi lokal kulit lain (seperti terbakar, dan gatal)• Kelainan kulit hanya setempat dan hanya mengenai sebelah

bagian tubuh saja,• terbatas hanya pada daerah kulit yang dipersyarafi oleh satu

syaraf sensorik

Page 32: Herpes Zoster

32

Herpes zoster oftalmikus

• Infeksi cabang pertama nervus trigeminus.

• Sehingga menimbulkan kelainan pada mata.

• Cabang ke 2 dan ke 3 menimbulkan kelainan

kulit pada daerah persyarafannya.

Page 33: Herpes Zoster

33

Sindrom ramsay hunt

• Diakibatkan oleh gangguan nervus fasialis dan

optikus

• Gejalanya paralisis otot muka (bell’s palsy)

• Kelainan kulit yang sesuai dengan persyarafan.

• Tinitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus,

nausea, gangguan pengecapan.

Page 34: Herpes Zoster
Page 35: Herpes Zoster

35

Herves zoster abortif

Penyakit ini berlangsung dalam waktu yang singkat kelainan

kulitnya berupa vesikel dan eritem.

Herves zoster generalisata

• Kelainan kulitnya unilateral dan segmental.

• Ditambah kelainan kulit yang menyebar secara generalisata

berupa vesikel yang soliter dan ada umbilikasi.

• Biasanya terdapat pada orang tua dan malignansi

Page 36: Herpes Zoster

Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan dengan teknik PCR• Tzanck smear

• Kultur virus dari dasar vesikel

Dengan membuat sediaan hapus yang diwarnai dengan Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapatkan sel datia berinti banyak.

Page 37: Herpes Zoster

DIAGNOSIS BANDING

• Herpes Zoster awal dapat didiagnosis banding dengan dermatitis venetata atau dermatitis kontak. Herpes zoster yang timbul di daerah genitalia mirip dengan herpes simpleks, sedangkan herpes zoster diseminata dapat mirip dengan varisela.

Page 38: Herpes Zoster

PENATALAKSANAAN• Topikal

1. Analgetik topikal

a.Kompres

Kompres terbuka dengan solusio Burowi dan losio Calamin (Caladryl) dapat digunakan pada lesi akut untuk mengurangi nyeri dan pruritus. Kompres dengan solusio Burowi (aluminium asetat 5%) dilakukan 4-6 kali/hari selama 30-60 menit.

b.Antiinflamasi nonsteroid (AINS)

Berbagai AINS topical seperti bubuk aspirin dalam kloroform atau etil eter, krim indometasin dan diklofenak banyak dipakai.

Page 39: Herpes Zoster

2.Anestesi lokal

Pemberian anestetik lokal pada berbagai lokasi sepanjang jaras saraf yang terlibat dalam Herpes Zoster telah banyak dilakukan untuk memperbaiki nyeri, misalnya infiltrasi lokal subkutan, blok saraf perifer, ruang paravertebral atau epidural, dan blok simpatis.

Page 40: Herpes Zoster

Sistemik

1. Obat antivirus• Antivirus terbukti menurunkan durasi lesi

herpes zoster (HZ) dan keparahan nyeri herpes akut , terlebih bila diberikan sebelum 72 jam awitan lesi. Dari 3 antiviral oral yang disetujui oleh Food and Drug Administration(FDA) untuk terapi HZ, famsiklovir dan valasiklovir hidroklorida lebih efektif daripada asiklovir. Antivirus famsiklovir 3 x 500 mg atau valasiklovir 3 x 1000 mg atau asiklovir 5 x 800 mg diberikan sebelum 72 jam awitan lesi selama 7 hari.

Page 41: Herpes Zoster

2.Analgetik• Pasien dengan nyeri herpes akut ringan

menunjukkan respons yang baik dengan AINS (asetosal, piroksikam, ibuprofen, diklofenak) atau analgetik non opioid (asetaminofen, tramadol, asam mefenamik)

Page 42: Herpes Zoster

42

Komplikasi

• Neuralgia pasca herpatik

• Nyeri yang timbul pada daerah pasca penyembuhan

lebih dari sebulan setelah penyakitnya sembuh.

• Nyeri dapat berlangsung sampai beberapa bulan

sampai beberapa tahun dengan gradasi nyeri yang

bervariasi.

• Biasanya pada orang yang mendapat herpes zoster

diatas 40 tahun.

Page 43: Herpes Zoster

PROGNOSIS

• Terhadap penyakitnya pada dewasa dan anak-anak umumnya baik, tetapi usia tua risiko terjadinya komplikasi semakin tinggi, dan secara kosmetika dapat menimbulkan makula hiperpigmentasi atau sikatrik. Dengan memperhatikan higiene & perawatan yang teliti akan memberikan prognosis yang baik & jaringan parut yang timbul akan menjadi sedikit.

Page 44: Herpes Zoster

DAFTAR PUSTAKA

1.Djuanda A. Dermatosis Eritroskuamosa . Dalam : Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, ed. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi ke-5. Jakarta : FK-UI. 2007. Hal. 189-196.

2.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16560/3/Chapter%20II.pdf.

Page 45: Herpes Zoster

TERIMA KASIH