hepatitis virus
TRANSCRIPT
HEPATITIS VIRUSOleh : Kurniawati Hesli Pratiwi
HEPATITIS ASinonim : hepatitis infeksiosa Etiologi : Golongan picornavirus RNA single strain Mempunyai viral protein genomik pada salah satu ujung rantai Cara penularan : fecal-oral, makanan, air, hub.seksual, darah. Masa inkubasi : 15-45 hari, rata-rata 30 hari Usia : anak-anak, dewasa muda
HEPATITIS A
gejala klinis : Preikterik 2-7 hari Ikterik 10-14 hari Kuning, urin berwarna gelap, lelah atau lemas, hilang nafsu makan, nyeri dan rasa tidak enak diperut, tinja berwarna pucat, mual dan muntah, demam kadang menggigil, sakit kepala, arthralgia, myalgia, diare, serta rasa tidak enak pada tenggorokan.
HEPATITIS A
patogenesisSitoplasma hati Manifestasi klinis
Antigen HA
Feses spt dempul
IgM antiHAV
ikterus
Nekrosis hati
Sel hati rusak
Aktivasi sel T limfosit sitolitik
HEPATITIS AResiko penularan : sanitasi buruk, daerah padat spt poliklinik, RSJ, pekerja layanan kesehatan, wisatawan internasional, pengguna obat, hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi, dan pergi ke daerah endemis. Keadaan kronis karier : tidak Penyakit kronis : tidak
HEPATITIS APemeriksaan Lab : IgM anti HAV : infeksi akut IgG anti HAV : infeksi lama, imun terhadap HAV HAV RNA : mendeteksi infektivitas Profilaksis : Vaksin HAV Vaksin hepatitis IG diberikan sebelum atau setelah terpajan
HEPATITIS BSinonim : hepatitis serum Etiologi : virus DNA berselubung ganda Cara penularan : parenteral, hub. Seksual, perinatal, darah Masa inkubasi : 50-180 hari, rata-rata 60-90 hari Usia : setiap usia Gejala klinis semua hepatitis virus rata-rata sama
HEPATITIS B
Patogenesis
hepatosit
Kode genetik VHB
Inti sel hati
Memerintah sel hati
HEPATITIS BResiko penularan : aktivitas homoseksual, pasangan seksual multipel, pengguna obat melalui suntikan intravena, hemodialisis kronis, pekerja layanan kesehatan, transfusi darah, bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi Keadaan kronis karier : ya Penyakit kronis : ya
HEPATITIS B
Pemeriksaan laboratorium HBsAg : pada awitan dan infeksi akut; karier HBV HBeAg : berhubungan dengan daya infeksi yang tinggi anti-HBs memberikan imunitas terhadap HBV HBcAg dalam hepatosit, tidak mudah dideteksi dalam serum IgM anti-HBc timbul pada infeksi yang baru terjadi hingga 6 bulan IgG anti-HBc timbul pada skrining infeksi setelah 6 bulan anti-HBe timbul segera setelah resolusi infeksi akut DNA HBV mendeteksi infektivitas.
HEPATITIS BProfilaksis vaksin HBIG vaksin menggunakan HBsAg noninfeksiosa Prognosis lebih baik daripada hepatitis B. HBV kronik < HBC kronik
HEPATITIS CSinonim : dulunya NANBH Etiologi : virus RNA single strain Cara penularan : darah, hubungan seksual, dan perinatal Masa inkubasi : 15-160 hari, rata-rata 50 hari Usia : setiap usia Gejala klinis semua hepatitis virus rata-rata sama
HEPATITIS C
Resiko penularan : pengguna obat suntik, pasien hemodialisis, pekerja layanan kesehatan, hubungan seksual dengan orang terinfeksi, resipien transfusi sebelum juni 1992, risipien faktor pembekuan sebelum tahun 1987, bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi
HEPATITIS CKeadaan kronis karier : ya Penyakit kronis : ya Pemeriksaan Lab : RNA HCV : terdeteksi dalam serum dari 1-3 minggu peningkatan transaminase anti-HCV dan RNA-HCV : mendeteksi infektivitas EIA dan RIBA mendeteksi anti-HCV yang positif, skrining donor darah, organ, atau jaringan penting.
HEPATITIS CProfilaksis tidak ada vaksin yang diketahui Prognosis lebih berat daripada HBV, karena paling besar infeksi kronisnya.
HEPATITIS DSinonim : agen delta Etiologi : virus RNA single strain Cara penularan : darah, hubungan seksual, dan parenteral Masa inkubasi : 30-60 hari, 21-140 hari, rata-rata 35 hari Usia : setiap usia Gambaran klinis semua hepatitis virus rata-rata sama
HEPATITIS D
Patogenesis replikasi genom VHD butuh enzim dari sel inang HDAg-S dan HDAg-L atur kecepatan HDAg-S meningkat kerusakan hepatosit
HEPATITIS DResiko penularan : pengguna obat IV, penderita hemofilia, resipien konsentrat faktor pembekuan Keadaan karier kronik : tidak Penyakit kronis : ya
HEPATITIS D
Pemeriksaan lab : IgM anti-HDV : batu terpajan HDV antibodi IgG anti-HDV : (antibodi IgG) dideteksi melalui pemeriksaan radioimun kompetitif PCR reverse transciption : deteksi genom virus dalam serum HDAg : HDV terdeteksi dalam spesimen biopsi hati (metode terpilih) deteksi IgM terhadap HDAg dan HBcAg : menandakan ko-infeksi akut HDV dan HBV IgM anti-HDV : menetap pada infeksi kronis HBsAg: hepatitis kronis yang timbul dari superinfeksi HDV
HEPATITIS D
Profilaksis ko-infeksi HDV-HBV dapat dicegah dengan pajan sebelum atau setelah profilaksis untuk HBV (tidak ada karier untuk HBV)
HEPATITIS EEtiologi : virus RNA single strain tidak berkapsul Cara penularan : fecal-oral, air Masa inkubasi : 15-60 hari, rata-rata 40 hari Usia : dewasa muda hingga pertengahan Gambaran klinis semua hepatitis virus rata-rata sama
HEPATITIS E
Patogenesis iinfiltrasi sel PMN nekrosis hati hiperplasia sel-sel kupffer kerusakan sel hati
HEPATITIS EResiko penularan : air minum terkontaminasi, wisatawan (terutama ke daerah endemis tinggiHEV) angka kematian tinggi (hingga 20%) pada wanita hamil Keadaan kronis karier : tidak Penyakit kronik : tidak
HEPATITIS E
Pemeriksaan Lab : PCR reverse transciption : deteksi RNA HEV dan HEV pada spesimen tinja dan hati dengan baru mendapat pajanan HEV IgM anti-HEV: titer yang meningkat bersifat simultan dengan peningkatan serum transaminase titer IgG anti-HEV: meningkat setelah resolusi gejala
HEPATITIS E
Profilaksis penelitian dilakukan, tetapi belum diketahui vaksin yang efektif
KOMPLIKASIHepatitis fulminan Nekrosis hati masif Hepatitis kronis persisten Sirosis hati Karsinoma hepatoseluler
PENGOBATANTirah bating Diet makanan tinggi protein dan karbohidrat, rendah lemak untuk anoreksia dan nausea Paracetamol Interferon Lamivudine Adefovir dipivoxil Entecavir
PENGOBATAN Pegylated interferon -2a Telbivudine Ribavirin
ABSES HATI PIOGENIK
Etiologi Kuman gram negatif Terbanyak E. Coli Ada juga S. Faecalis, P. Vulgaris, Salmonella typhi, dll.
ABSES HATI PIOGENIK
Patologi Dapat mengenai kedua lobus Peradangan perihepatitis atau perlengketan Peiflebitis vena porta dan cabangnya pus dan bekuan darah
ABSES HATI PIOGENIK
Patogenesisbakterimia
Luka penetrasi
Abses hati
Infeksi dari v. porta
Pileflebitis porta
ABSES HATI PIOGENIK
Gambaran klinis Demam, nyeri, menggigil, mual, muntah, BB menurun, anoreksia, malaise, hepatomegali, nyeri tekan perut kanan, ikterus, kelainan paru
ABSES HATI PIOGENIK
Pemeriksaan fisik dan penunjang Nyeri perut kanan atas Hepatomegali yang nyeri tekan Leukositosis Peninggian bilirubin Ultrasonografi Radionuclide scanning CT scan dan MRI : pemeriksaan paling tepat
ABSES HATI PIOGENIKPengobatan Antibiotik Drainase abses yang adekuat Prognosis sangat ditentukan dengan diagnosis dini, apabila ada komplikasi lanjut lebih kepada mortilitas.
ABSES HATI AMUBIASISEtiologi : E. Histolytica Gambaran klinis : Demam, nyeri perut kanan atas, anoreksia, nausea, vomitus, BB menurun, batuk, pembengkakkan perut kanan atas, ikterus, BAB berdarah
ABSES HATI AMUBIASIS
PatogenesisMenempel di mukosa Perusakan sawar intestinal Lisis sel epitel dan sel radang Supresi respon imun seluler
Ke usus lewat v. porta Nekrosis dan infiltrasi granulomastosa
Amoeba menyebar hati
ABSES HATI AMUBIASIS
Pemeriksaan Laboratorium : anemia ringan, leukositosis 15.000/mL3 Foto dada : peninggian kubah diafragma kanan, kurangnya pergerakan diafragma, efusi pleura, dan abses paru Foto polos abdomen : gambaran ileus, hepatomegali, udara bebas diatas hati. Gambaran USG : oval, ada gema dinding CT scan Uji serologi : contohnya ELISA Real time PCR : deteksi E. Histolytica pada feses dan pus abses hepar
ABSES HATI AMUBIASISKomplikasi tersering adalah ruptur abses. Pengobatan : Kemoterapi derivat nitroimidazol Emetin, jarang digunakan Dehidroemetin Aspirasi jarum Indikasi aspirasi jarum perkutan Drainase secara operasi
ABSES HATI AMUBIASIS
Prognosis Sejak digunakan obat seperti dehidroemetin atau emetin, metronidazol, dan kloroquin, mortalitas menurun tajam. Mortalitas di rumah sakit dengan fasilitas memadai sekitar 2 % dan pada fasilitas yang kurang memadai mortalitas sekitar 10 %. Pada kasus yang membutuhkan tindakan operasi mortalitas sekitar 12 %. Jika ada peritonitis amuba, mortalitas dapat mencapai 40-50 %. Kematian yang tinggi ini disebabkan keadaan umum yang jelek, malnutrisi, ikterus, dan renjatan. Sebab kematian biasanya sepsis atau sindrom hepatorenal.
KARSINOMA HATI
Etiologi VHB, VHC, faktor genetik, imunologi, makanan dan lingkungan. Manifestasi klinis lemah, malaise, nyeri perut atas, tidak nafsu makan, BB menurun Pemeriksaan fisik perbesaran hati, konsistensi padat, berbenjol dan tidak rata, pelebaran vena dan asites
KARSINOMA HATI
Patogenesis infeksi VHB kronis kerusakan kromosom pembelahan sel tidak teratur KHS Sel T hancurkan virus pengaruhi sel mieloid dan sel non hepatosist infeksi sel hepatosit Aflatoksin kontaminasi makanan masuk ke tubuh metabolisme melalui MPO detoksifikasi sifat karsinogen zat kimia
KARSINOMA HATI
Pengobatan : kemoterapi dan transplantasi hati