hemorrhoid case report

34
STATUS KEDOKTERAN KELUARGA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA STATUS PASIEN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN : Puskesmas Kecamatan Duren Sawit NOMOR REKAM MEDIS : 14.6952 DATA ADMINISTRASI Tanggal 19 Agustus 2014 Diisi oleh : I Nyoman Yesaya NIM : 10-031 PASIEN KETERANGAN Nama Y Umur 53 tahun Alamat Kampung Sumur Rumah kontrakan Jenis Kelamin Laki-laki Agama Islam Pendidikan SLTA Pekerjaan Supir Ojek Status Perkawinan Menikah 2 Anak Kedatangan yang ke – 1 Pasien datang sendiri Telah diobati sebelumnya Tidak 1

Upload: lukas-i-nyoman-yesaya-cavin

Post on 28-Sep-2015

47 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Hemorrhoid Case Report

TRANSCRIPT

STATUS KEDOKTERAN KELUARGA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

STATUS PASIENFASILITAS PELAYANAN KESEHATAN: Puskesmas Kecamatan Duren SawitNOMOR REKAM MEDIS: 14.6952DATA ADMINISTRASITanggal 19 Agustus 2014Diisi oleh : I Nyoman Yesaya NIM : 10-031PASIENKETERANGAN

NamaY

Umur53 tahun

AlamatKampung Sumur Rumah kontrakan

Jenis KelaminLaki-laki

AgamaIslam

PendidikanSLTA

PekerjaanSupir Ojek

Status PerkawinanMenikah 2 Anak

Kedatangan yang ke 1Pasien datang sendiri

Telah diobati sebelumnyaTidak

Alergi obatTidak

Sistem pembayaranBPJS

Data pelayananAnamnesis (dilakukan secara autoanamnesis)A. Alasan Kedatangan / Keluhan UtamaNyeri saat buang air besar

B. Keluhan Lain/ TambahanTidak ada / Disangkal

C. Riwayat Perjalanan Penyakit SekarangPasien datang ke balai pengobatan puskesmas kecamatan Duren Sawit dengan keluhan nyeri saat buang air besar, sejak kurang lebih 2 hari yang lalu, Keluhan nyeri saat buang air besar ini muncul akibat pasien makan makanan yang sangat pedas. Saat pasien sedang bekerja juga terasa nyeri karena adanya getaran getaran saat mengemudikan sepeda motornya. Sejak muncul keluhan nyeri di bagian anusnya terutama saat pasien bekerja dan buang air besar, pasien merasa terganggu aktivitasnya. Pasien sudah meminum obat ambeven yang pasien beli di apotek terdekat untuk mengurangi keluhan pasien. Sebelumnya pasien belum pernah mengeluhkan keluhan yang sama.

D. Riwayat Penyakit KeluargaDi dalam keluarga pasien yang tinggal serumah,tidak ada yang mempunyai keluhan yang sama dan baik Istri, dan anak anaknya.

Keterangan : Pasien Pria Perempuan

E. Riwayat Penyakit DahuluPasien tidak memiliki riwayat alergi baik makanan, obat, udara maupun debu. Pasien baru pertama kali mempunyai keluhan seperti ini. Tidak ada riwayat rawat inap karena sakit berat ataupun kecelakaan.

F. Riwayat Perilaku dan Kebiasaan PribadiPasien memiliki kebiasaan makan makanan pedas dan bersantan. G. Riwayat Sosial EkonomiPasien tinggal dengan istri dan kedua anaknya. Istri pasien dan kedua anaknya. Istri pasien 49 tahun, anak pasien 31 tahun dan adik pasien 28 tahun. Pasien merupakan kepala keluarga. Pasien seorang supir ojek motor dan istri pasien adalah pedagang makanan jadi. Pasien tinggal dirumah kontrakan di gang dengan pencahayaan sinar matahari cukup dan ventilasi udara yang kurang, terdapat ruang tamu yang digunakan untuk menjadi ruang keuarga. Luas rumah pasien sekitar 24m2. Pasien memiliki 1 ruang tidur dan ruang tamu yang dijadikan ruang keluarga, terdapat dapur dan 1 kamar mandi. Pasien memiliki teras yang kecil yang digunakan untuk menjemur baju dan tempat duduk kayu. Lantai rumah pasien terbuat dari ubin, atap rumah terbuat dari genteng, langit-langit dalam rumah pasien nampak kurang terawat. Sumber air yang digunakan adalah air PAM. Setiap hari sampah rumah tangga dikumpulkan dalam tempat yang tertutup dan kemudian diambil oleh petugas kebersihan. Pendapatan pasien sebulan sekitar Rp 2.000.000,- per bulan dan pendapatan istri pasien sebulan sekita Rp. 1.000.000,- per bulan. Pasien menghabiskan kira-kira Rp 2.400.000,- untuk memenuhi kebutuhan harian keluarga selama sebulan. Ada sebuah motor yang diparkir di teras untuk pekerjaan pasien dan pasien memiliki tv dan kulkas.

DATA ANGGOTA KONTAK SERUMAHNo.NamaUmur (tahun)StatusJenis KelaminPekerjaanRiwayat Penyakit

1.Yusrizal53Kepala Keluarga (Pasien)Laki-lakiSupir Ojek MotorSehat

2.Siti Nuromach49IstriPerempuanPedagang MakananSehat

3.Agung31AnakLaki-lakiPegawai SwastaSehat

4.Alifa28AnakPerempuanPedagang MakananSehat

PEMERIKSAAN FISIKA. Keadaan Umum dan Tanda-tanda vital termasuk status giziKesadaran: KomposmentisKeadaan Umum: Tampak sakit ringanTinggi badan: 166 cmBerat Badan: 64 KgStatus Gizi: LebihIMT 23.22Kesan Gizi: Atletikus = Kriteria:Kurang: < 18,5Normal: 18,5-22,9Lebih: >23Pra obes: 23-24,9Obese kelas I: 25-29,9Obese kelas II: >30

Tanda Vital:Tekanan Darah: 160/90 mmHgNadi: 88 x / menitPernafasan: 20 x / menitSuhu: 36,3 C

B. Status GeneralisKepala: Normocephali, rambut hitam, distribusi merata.

Mata: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, reflex cahaya langsung +/+, reflex cahaya tidak langsung +/+, ukuran pupil 3 mm/3 mm, isokor, lensa jernih/jernih.

Telinga: Liang telinga lapang/ lapang, serumen +/+, sekret -/-.

Hidung: Tidak ada deformitas, cavum nasi lapang/ lapang, konka eutrofi, tidak hiperemis, sekret -/-, krusta +/+

Tenggorokan: Uvula ditengah, arkus faring simetris, arkus faring tidak hiperemis, tonsil tidak hiperemis, T1-T1.

Gigi dan mulut: bibir tidak sianosis, angular chelitis -, lidah ditengah, leukoplakia -, gusi tampak kehitaman, gigi ada karies. Oral higienis kesan kurang.

Leher: JVP 5 2 cm, trakea ditengah, kelenjar tiroid dalam batas normal.KGB: Suprasternal: Kanan dan kiri tidak teraba membesar Colli anterior: Kanan dan kiri tidak teraba membesar Colli posterior: Kanan dan kiri tidak teraba membesar

ParuInspeksi : Gerakan dinding dada simetris kiri dan kanan.Palpasi: Vokal fremitus teraba simetris noirmal kiri dan kanan.Perkusi: Paru kiri dan kanan sonorAuskultasi: Vesikuler kanan dan kiri, Rh -/-, Wh -/-

JantungInspeksi: Iktus kordis tidak terlihatPalpasi: Iktus kordis tidak terabaPerkusi: Batas Paru hati: ICS 6 garis mid clavikula dextra Batas Paru Lambung: ICS 5 garis axilaris anterior sinistra Batas Jantung kanan: ICS 5 garis parasternal dextra Batas Jantung kiri: ICS 6 garis 2 jari medial mid clavicularis dextra Kesan : Tidak ada pembesaran jantungAuskultasi: BJ I II Normal Reguler, gallop (-), murmur (-)

AbdomenInspeksi: tampak mendatar, umbilikus tidak menonjol, distensi vena (-), gerakan hiperperistaltik (-), jejas (-), kelainan kulit (-).Auskultasi: Bising usus (+), normal 5x/menitPalpasi:Hepar, limpa tidak teraba membesar, nyeri tekan (-), defence muscular (-), balotement -/-.Perkusi: Timpani diseluruh lapang abdomenEkstremitas: Atas: Turgor baik,akral hangat, capilarry refill time < 2 detik, edema (-).Bawah: Turgor baik, akral hangat,capilarry refill time < 2 detik, edema (-).Status Neurologis:Biseps: ++/++Triseps: ++/++Hoffman-Tronmer: -/-KPR: ++/++APR: ++/++Sensibilitas:Atas: Suhu +/+, nyeri +/+, raba +/+Bawah: Suhu +/+, nyeri +/+, raba +/+Motorik:Atas: normotonus, 5555/5555Bawah: normotonus, 5555/5555Anus dan rektum (Status Lokalis):Inspeksi: Benjolan di arah jam 2 Diameter benjolan >0.5cmPalpasi: Tonus sfingter ani menjepit baik Ampula rekti tidak kolaps Nyeri tekan + Feses pada sarung tangan + Darah pada sarung tangan + Konsistensi Lunak Mukosa LicinGenitalia: Tidak dilakukan pemeriksaan

PERUMUSAN MASALAH KESEHATAN PASIENDIAGNOSTIK HOLISTIKA. ASPEK PERSONAL Keluhan utama : nyeri saat buang air besar Kekhawatiran : pasien khawatir keluhan yang dirasakan akan semakin berat dan dapat mengganggu pekerjaan sehari hari Harapan : pasien berharap agar keluhan segera hilang dan dapat beraktivitas kembali seperti biasa.

B. ASPEK KLINIS Diagnosa kerja : Hemorrhoid Internal Grade 1. Diagnosa banding : Prolapsus Ani, Proctitis, Kondiloma Akuminata

C. ASPEK RESIKO INTERNAL Pasien suka mengedan saat buang air besar Pasien kurang makan makanan berserat Pasien suka makan makanan pedas Kurangnya pengetahuan pasien

D. ASPEK PSIKOSOSIAL KELUARGA DAN LINGKUNGAN Pasien tidak ada masalah psikososial, keluarga dan lingkungan. Pasien hidup rukun bersama istri dan anak anaknya.

E. DERAJAT FUNGSIONAL Derajat satu : pasien tidak memiliki keterbatasan beraktifitas dan masih dapat melakukan pekerjaan sendiri.

RENCANA PENATALAKSANAAN PASIENNoKegiatanRencana intervensiSasaranWaktuSasaran yang diharapkan

1Aspek PersonalEvaluasi :-Keluhan, kekhawatiran serta harapan pasien.

Edukasi :-Memberikan informasi mengenai penyakit yang dialami pasien, penyebab, gejala klinis, serta pencegahannya.

Pasiendan Keluarga Pasien1 hari Keluhan pasien Kekhawatiran pasien Pasien dan keluarga dapat mengerti tentang penyakit dan pencegahan atas penyakit yang dialami pasien.

2Aspek KlinisHemoroidEvaluasi : Melakukan pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik umum.

Terapi Farmakologis Anti Hemoroid 3x1 Vitamin K 3x1 Vitamin C 50mg 3x1 Antalgin 3x1 Amoxcillin 500mg 3x1

Non-Farmakologis Kompres air hangat

Edukasi : Menginformasikan cara menggunakan obat Menginformasikan untuk tidak mengkonsumsi makanan pedas, gas, daging, tinggi lemak. Makan makanan berserat, Tidak mengedan saat buang air besar Tidak angkat beratPasien2 hari Pasien minum obat dengan teratur. Pasien dapat sembuh sempurna. Pasien dapat mengerti cara cara pencegahan hemoroid

3Aspek Resiko Internal:Intervensi : Menjelaskan bagaimana gejala awal seperti nyeri pada anus, dan munculnya benjolan benjolan di anus. Menjelaskan fakto factor penyebab hemoroid Minum obat teratur, makan makanan berserat.Pasien dan keluarga

1 hari Pasien memiliki kesadaran untuk tidak mengabaikan keluhannya, kesadaran untuk periksa ke dokter meminum obat secara teratur. Pasien dapat menjaga makanannya agar dapat mengurangi faktor risiko dari hemoroid

4Aspek psikososial, Keluarga dan LingkunganEdukasi: Tetap menjalin hubungan baik dengan anggota keluarga dan saling mendukung satu sama lain. Menjelaskan bahwa penyakit ini bisa dicegah

Pasiendan keluarga pasien2 hari Hubungan pasien dengan keluarga tetap terjalin baik dan harmonis. Keluarga tetap mendukung pasien untuk sembuh. Keluarga melakukan pencegahan agar tidak terkena penyakit yang sama. Menjaga kebersihan rumah

HOME VISITTINDAK LANJUT DAN HASIL INTERVENSITANGGALINTERVENSI, DIAGNOSTIK HOLISTIK, DAN RENCANA SELANJUTNYA

Pertemuan Pertama16 Agustus 2014

Pertemuan Kedua 19 Agustus 2014

Saat kedatangan yang pertama dilakukan beberapa hal yaitu1. Memperkenalkan diri dengan keluarga pasien.2. Menjalin hubungan baik dengan pasien dan keluarga.3. Menjelaskan maksud kedatangan dan meminta persetujuan pasien dengan inform concern.4. Menganamnesa pasien dan melakukan pemeriksaan fisik.5. Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan dan mempersiapkan alat yang akan dipergunakan.6. Memastikan pasien telah mengerti tujuan prosedur pemeriksaan.7. Meminta persetujuan pemeriksaan kepada pihak pasien.8. Membuat diagnostik holistik pada pasien.9. Mengevaluasi pemberian penatalaksanaan farmakologis.

Intervensi yang akan diberikan:1. Edukasi mengenai hemoroid (etiologi, faktor risiko, gejala klinis, penatalaksanaan, komplikasi, prognosis, pencegahan. Edukasi ini dapat dilakukan kepada pasien, keluarga, dan lingkungan (secara holistik).2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi penyakit pasien.3. Mengingatkan untuk melanjutkan terapi yang sudah diberikan.Hasil : Terlampir

1. Memeriksa kembali keadaan fisik pasien untuk mengetahui apakah sudah terjadi perubahan atau belum.2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi penyakit pasien.3. Mengingatkan untuk melanjutkan terapi dan edukasi yang sudah diberikan.Hasil : Terlampir

TANGGAL : NAMA LENGKAP: Dr. Tanda TanganPERSETUJUAN I(Dokter Penanggung Jawab Klinik)

KEGIATAN HOME VISIT 1 (16 Agustus 2014)Anggota keluargaUmur(tahun)PekerjaanRiwayatPenyakit

Yusrizal (Pasien / Kepala Keluarga)53Supir Ojek MotprHemoroid

Siti Nuromach (Istri)49Pedagang MakananSehat

Agung (Anak)31Pegawai Swastasehat

Alifa (Anak)28Pedagang MakananSehat

1. PROFIL KELUARGA

1. ANAMNESIS PASIEN DAN PJNama KUKTRPDRPKRKPPemeriksaan fisik

Yusrizal

--Belum pernah seperti ini sebelumnyaDikeluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang samaPasien suka jajan makan makanan pedas dan kurang berseratTD 130/80Nadi: 88x/menitNapas: 19x/menitSuhu 36,3c

1. PEMERIKSAAN FISIK (STATUS GENERALIS)Sistem/organKelainan

kepalaDalam batas normal

telingaDalam batas normal

mataDalam batas normal

hidungDalam batas normal

tenggorokDalam batas normal

Gigi dan mulutDalam batas normal

leherDalam batas normal

paruDalam batas normal

jantungDalam batas normal

abdomenDalam batas normal

1. STATUS NEUROLOGISpemeriksaankelainan

BisepDalam batas normal

TrisepDalam batas normal

Hoffman-tronmerNegatif

KPRDalam batas normal

APRDalam batas normal

Sensibilitas atas dan bawahDalam batas normal

Motorik atas dan bawahDalam batas normal

1. STATUS LOKALISInspeksiBenjolan di arah jam 2 Diameter >0.3cm

PalpasiTonus Sfingter Ani menjepit baik

Ampula Rekti tidak KolapsKonsistensi lunakMukosa licinNyeri tekan Feses +Darah -

1. EDUKASI- Harus minum obat teratur- Pasien memperbanyak makan sayur sayuran dan buah buahan yang mengandung serat. - Pasien harus mengurangi makan makanan yang pedas, berlemak dan bergas- Pasien disarankan untuk mengkonsumsi minimal 2 liter per hari.- pasien disarankan untuk tidak mengedan saat sedang buang air besar

1. SOSIALAspekYang di observasibaikcukupkurangTidak baikTidak bisa dinilaiKeterangan

sosialHubungan antar keluargaAnggota keluarga sering berkumpul bersama-sama

Hubungan dengan tetanggaPasien dan anggota keluarga mempunyai hubungan yang baik dengan tetangga.

1. SPIRITUALAspek Yang di observasiSelalu Jarang Tidak bisa di nilaiKeterangan

spiritualMelakukan ibadahSelalu melakukan sholat 5 waktu

Pergi ke tempat ibadah

1. EKONOMIAspek Yang di observasiYa TidakKeterangan

Ekonomi hanya kepala keluarga yang bekerja

Mempunyai kenadaraan pribadiMemiliki kendaraan sebuah sepeda motor untuk suaminya bekerja

Tinggal di rumah pribadiPasien tinggal di rumah kontrakan

Pendapatan perbulanSekitar Rp 3.000.000 perbulan

Anak bisa sekolahAkan melanjutkan ke madrasah,pelajar SMP dan pelajar SD

Mempunyai alat elektronik di rumahTV, rice cooker,mesin cuci

Mempunyai alat komunikasi Handphone

1. ASPEK RUMAHAspekKeterangan

RumahLuas rumah24m

Ventilasikurang

Jumlah ruangan1 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 kamar mandi

Pembuangan sampah15m dari rumah dan di angkut oleh truk sampah

Jamban Cukup

Atap Genteng

Septi tankPasien menggunakan air PAM

KEGIATAN HOME VISIT 2 (19 Agustus 2014)

Nama KUKTRPDRPKRKPPemeriksaan fisik

Yusrizal

--Belum pernah seperti ini sebelumnyaDikeluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang samaPasien suka jajan makan makanan pedas dan kurang berseratTD 130/80Nadi: 88x/menitNapas: 19x/menitSuhu 36,3c

1. ANAMNESIS PASIEN DAN PJ

1. PEMERIKSAAN FISIK (STATUS GENERALIS)Sistem/organKelainan

kepalaDalam batas normal

telingaDalam batas normal

mataDalam batas normal

hidungDalam batas normal

tenggorokDalam batas normal

Gigi dan mulutDalam batas normal

leherDalam batas normal

paruDalam batas normal

jantungDalam batas normal

abdomenDalam batas normal

1. STATUS NEUROLOGISpemeriksaankelainan

BisepDalam batas normal

TrisepDalam batas normal

Hoffman-tronmerNegatif

KPRDalam batas normal

APRDalam batas normal

Sensibilitas atas dan bawahDalam batas normal

Motorik atas dan bawahDalam batas normal

1. STATUS LOKALISInspeksiBenjolan -

PalpasiTonus Sfingter Ani menjepit baik

Ampula Rekti tidak KolapsKonsistensi lunakMukosa licinNyeri tekan Feses +Darah -

1. EDUKASI- Harus minum obat teratur- Pasien memperbanyak makan sayur sayuran dan buah buahan yang mengandung serat. - Pasien harus mengurangi makan makanan yang pedas, berlemak dan bergas- Pasien disarankan untuk mengkonsumsi minimal 2 liter per hari.- pasien disarankan untuk tidak mengedan saat sedang buang air besar

TANGGAL : NAMA LENGKAP: Dr. Tanda TanganPERSETUJUAN I(Dokter Penanggung Jawab Klinik)

TINJAUAN PUSTAKAHEMOROIDA. Pengertian HemoroidHemoroid adalah pelebaran atau varises satu segmen atau lebih dari vena-vena hemoroidalis. Hemoroid dibagi dalam dua jenis, yaitu hemoroid interna dan hemoroid eksterna. Hemoroid interna merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Sedangkan hemoroid eksterna merupakan varises vena hemoroidalis inferior. Sesuai istilah yang digunakan, maka hemoroid interna timbul di sebelah dalam otot sfingter ani dan hemoroid eksterna timbul di sebelah luar otot sfingter ani. Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik vena hemoroidalis.1

B. Epidemiologi HemoroidHemoroid interna dan externa sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35% penduduk, baik pria maupun wanita yang biasanya berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman. Gejala yang dirasakan, yaitu rasa gatal, terbakar, pendarahan, dan terasa sakit. Penyakit ini biasanya hanya memerlukan perawatan ringan dan perubahan gaya hidup.2Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah melahirkan.3 C. Etiologi Hemoroid1. Anatomik : vena daerah anorektal tidak mempunyai katup dan pleksus hemoroidalis kurang mendapat sokongan dari otot dan fascia sekitarnya.2. U m u r : pada umur tua terjadi degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter menjadi tipis dan atonis.3. Keturunan : dinding pembuluh darah lemah dan tipis.4. Pekerjaan : orang yang harus berdiri , duduk lama, atau harus mengangkat barang berat mempunyai predisposisi untuk hemoroid.5. Mekanis : semua keadaan yang menyebabkan meningkatnya tekanan intra abdomen, misalnya penderita hipertrofi prostat, konstipasi menahun dan sering mengejan pada waktu defekasi.6. Endokrin : pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas dan anus oleh karena ada sekresi hormone relaksin.7. Fisiologi : bendungan pada peredaran darah portal, misalnya pada penderita sirosis hepatis.5

D. Patofisiologi HemoroidKebiasaan mengedan lama dan berlangsung kronik merupakan salah satu risiko untuk terjadinya hemorrhoid. Peninggian tekanan saluran anus sewaktu beristirahat akan menurunkan venous return sehingga vena membesar dan merusak jar. ikat penunjang Kejadian hemorrhoid diduga berhubungan dengan faktor endokrin dan usia.Hubungan terjadinya hemorrhoid dengan seringnya seseorang mengalami konstipasi, feses yang keras, multipara, riwayat hipertensi dan kondisi yang menyebabkan vena-vena dilatasi hubungannya dengan kejadian hemmorhoid masih belum jelas hubungannya.E. Gejala Klinik HemoroidPasien sering mengeluh menderita hemoroid atau wasir tanpa ada hubungannya dengan gejala rektum atau anus yang khusus. Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada hemoroid eksterna yang mengalami trombosis.Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama dari hemoroid interna akibat trauma oleh faeces yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak tercampur dengan faeces, dapat hanya berupa garis pada faeces atau kertas pembersih sampai pada perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai air toilet menjadi merah. Hemoroid yang membesar secara perlahan-lahan akhirnya dapat menonjol keluar menyebabkan prolaps. Pada tahap awal, penonjolan ini hanya terjadi pada waktu defekasi dan disusul reduksi spontan setelah defekasi. Pada stadium yang lebih lanjut, hemoroid interna ini perlu didorong kembali setelah defekasi agar masuk kembali ke dalam anus.Pada akhirnya hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolaps menetap dan tidak bisa didorong masuk lagi. Keluarnya mukus dan terdapatnya faeces pada pakaian dalam merupkan ciri hemoroid yang mengalami prolaps menetap. Iritasi kulit perianal dapat menimbulkan rasa gatal yang dikenal sebagai pruritus anus dan ini disebabkan oleh kelembaban yang terus menerus dan rangsangan mukus. Nyeri hanya timbul apabila terdapat trombosis yang luas dengan udem dan radang. 4

F. Diagnosis HemoroidAnamnesis:Anamnesis harus dikaitkan dengan faktor obstipasi, defekasi yang keras, yamg membutuhkan tekanan intra abdominal meninggi ( mengejan ), pasien sering duduk berjam-jam di WC, dan dapat disertai rasa nyeri bila terjadi peradangan. Pemeriksaan umum tidak boleh diabaikan karena keadaan ini dapat disebabkan oleh penyakit lain seperti sindrom hipertensi portal. Hemoroid eksterna dapat dilihat dengan inspeksi apalagi bila terjadi trombosis. Bila hemoroid interna mengalami prolaps, maka tonjolan yang ditutupi epitel penghasil musin akan dapat dilihat apabila penderita diminta mengejan. 4,5

Pemeriksaan Fisik :Pemeriksaan Colok DuburPada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum. 5 Pemeriksaan AnoskopiDengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan. 4,5 Pemeriksaan proktosigmoidoskopiProktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Faeces harus diperiksa terhadap adanya darah samar. 5

G. Penatalaksanaan HemoroidTerapi Obat Obatan / MedikamentosaKebanyakan penderita hemoroid derajat pertama dan derajat kedua dapat ditolong dengan tindakan lokal sederhana disertai nasehat tentang makan. Makanan sebaiknya terdiri atas makanan berserat tinggi seperti sayur dan buah-buahan. Makanan ini membuat gumpalan isi usus besar, namun lunak, sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan mengejan berlebihan.Supositoria dan salep anus diketahui tidak mempunyai efek yang bermakna kecuali efek anestetik dan astringen. Hemoroid interna yang mengalami prolaps oleh karena udem umumnya dapat dimasukkan kembali secara perlahan disusul dengan tirah baring dan kompres lokal untuk mengurangi pembengkakan. Rendam duduk dengan dengan cairan hangat juga dapat meringankan nyeri.5Terapi BedahTerapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan pada penderita hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah juga dapat dilakukan dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak dapat sembuh dengan cara terapi lainnya yang lebih sederhana. Penderita hemoroid derajat IV yang mengalami trombosis dan kesakitan hebat dapat ditolong segera dengan hemoroidektomi. Prinsip yang harus diperhatikan dalam hemoroidektomi adalah eksisi yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan. Eksisi sehemat mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit yang normal dengan tidak mengganggu sfingter anus. Eksisi jaringan ini harus digabung dengan rekonstruksi tunika mukosa karena telah terjadi deformitas kanalis analis akibat prolapsus mukosa. 4,6 Ada tiga tindakan bedah yang tersedia saat ini yaitu bedah konvensional ( menggunakan pisau dan gunting), bedah laser ( sinar laser sebagai alat pemotong) dan bedah stapler ( menggunakan alat dengan prinsip kerja stapler).

H. Komplikasi HemoroidPerdarahan akut pada umumnya jarang , hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah dapat sangat banyak.Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering tidak menimbulkan keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah karena adanya mekanisme adaptasi.Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk lagi (inkarserata/terjepit) akan mudah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan kematian. 3

DAFTAR PUSTAKA

1. Silvia A.P, Lorraine M.W, Hemoroid, 2005. Dalam: Konsep konsep Klinis Proses Penyakit, Edisi VI, Patofisiologi Vol.1. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal: 4672. Susan Galandiuk, MD, Louisville, KY, A Systematic Review of Stapled Hemorrhoidectomy Invited Critique, Jama and Archives, Vol. 137 No. 12, December, 2002, http://archsurg.ama.org/egi/content/extract. last update Desember 2009.3. Anonim, 2004, Hemorhoid, http://www.hemorjoid.net/hemoroid galery.html. Last update Desember 2009.4. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Hemoroid, 2004 Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed.2, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal: 672 6755. Werner Kahle ( Helmut Leonhardt,werner platzer ), dr Marjadi Hardjasudarma ( alih bahasa ), 1998, Berwarna dan teks anatomi Manusia Alat Alat Dalam,Hal: 2326. Mansjur A dkk ( editor ), 1999, Kapita selekta Kedokteran, Jilid II, Edisi III, FK UI, Jakarta,pemeriksaan penunjang: 321 324.7. Linchan W.M,1994,Sabiston Buku Ajar Bedah Jilid II,EGC, Jakarta,hal 56 598. Brown, John Stuart, Buku Ajar dan Atlas Bedah Minor, alih Bahasa, Devi H, Ronardy, Melfiawati, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2001.

24