hematologi 2

29
MAKALAH HEMATOLOGI - 2 Kimia 1- Kelompok 2 Anggota kelompok 2 : 1.Bayu Sugiarto (04) 2.Chaerul Fidia L (06) 3.Devi Novita (07) 4.Nia Hervina (18) 5.Shinta Khalistyawati (26) i i

Upload: hannacinta

Post on 23-Jun-2015

1.184 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: hematologi 2

MAKALAH HEMATOLOGI

- 2 Kimia 1-Kelompok 2

Anggota kelompok 2 :

1.Bayu Sugiarto (04)

2.Chaerul Fidia L (06)

3.Devi Novita (07)

4.Nia Hervina (18)

5.Shinta Khalistyawati (26)

6.Tri Widi Astuti (29)

SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KIMIA

i

i

Page 2: hematologi 2

Jl. Kadar Maron Kotak Pos 104, Telp. (0293) 4901639 Temanggung 56221

Tahun Ajaran 2009/2010

ii

ii

Page 3: hematologi 2

DAFTAR ISI

Halaman

Judul………………………………………………………………………………

….. i

Daftar

Isi…………………………………………………………………………………

……… ii

Isi…………………………………………………………………………………

………………… 1

Darah Pada

Manusia…………………………………………………………………………1

Korpuskuler………………………………………………………………………

…………….. 1

A. Eritrosit………………………………………………………………

……………. 1

- Eritrosit Mamalia………………….

………………………………….. 2

- Eritrosit pada

Manusia……………………………………………… 3

- Daur

Hidup…………………………………………………………

…… 4

- Penyakit………………………………………………………

…………. 5

B. Leukosit………………………………………………………………

…………… 5

- Sel Pemberantas Bakteri…………….

……………………………. 6

iii

iii

Page 4: hematologi 2

- Penyakit

…………………………………………………………………

7

- Jenis

Leukosit………………………………………………………

…. 7

C. Trombosit………………………………….

…………………………………… 10

- Pembekuan Darah……………………….

………………………… 10

- Penyakit

……………………………………………………………….

10

- Skema Proses Pembekuan

Darah…………………………….. 11

Plasma

Darah………………………………………………………………………………

… 11

Leukimia…………………………………………………………………………

…………….. 13

- Latar belakang…………………………………………..

………….. 14

- Isi………………………………………………………………

………… 14

- Kompilikasi yang Terlibat dalam Leukimia

Kronik………. 15

- Gejala…………………………………………………………

………… 16

- Pencegahan…………………………………………………

………… 16

iv

iv

Page 5: hematologi 2

- Pengobatan…………………………………………………

………… 16

Lampiran…………………………………………………………………………

……………. 18

Daftar

Pustaka……………………………………………………………………………

….. 19

v

v

Page 6: hematologi 2

ISI

DARAH PADA MANUSIA

Darah manusia terdiri atas plasma darah, globulus lemak,

substansi kimia (karbohidrat, protein dan hormon), dan gas

(oksigen, nitrogen dan karbon dioksida), serta mengandung sari

makanan DAN endapan kotoran selain sel-sel darah.

Sel darah terdiri dari:

a) KORPUSKULER (unsur padat darah)

1. Sel darah merah (eritrosit).

2. Sel darah putih (leukosit).

3. Platelet / keping-keping darah (trombosit).

b) PLASMA DARAH (cairan darah)

Fungsi darah:

a. Mengedarkan O2 ke seluruh tubuh,

b. Mengedarkan zat-zat makanan/ nutrisi ke seluruh tubuh,

c. Mengangkut zat-zat sisa metabolisme dari tubuh ke sistem

ekskresi,

d. Mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit,

e. Menjaga suhu tubuh (37oC),

f. Menjaga keseimbangan asam-basa cairan tubuh (pH=6,8 -

7,4),

g. Mengedarkan hormone dari kelenjar ke seluruh jaringan tubuh,

h. Mengedarkan H2O.

KORPUSKULER

A. Eritrosit

Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit

berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan

kytos yang berarti selubung/sel).

Ciri-ciri:

1

1

Page 7: hematologi 2

a. Bentuknya piringan pipih yang menyerupai donat/bikonkaf,

tanpa inti sel.

b. 45% darah tersusun atas sel darah merah yang dihasilkan di

sumsum tulang.

c. Merupakan bagian utama dari sel darah, sekitar 99% dari

komponensel darah.

d. Dalam setiap 1 cm3 darah terdapat 5,5 juta sel.

e. Jumlah sel darah merah yang diproduksi setiap hari mencapai

200.000 biliun. Dibentuk di sumsum tulang merah, tulang pipih

dan pada bati di dalam hati.

f. Rata-rata umurnya hanya 120 hari. Semakin tua semakin

rapuh, kehilangan bentuk, dan ukurannya menyusut menjadi

sepertiga ukuran mula-mula.

g. Persediaan sel darah merah di dalam tubuh diperbarui setiap

empat bulan sekali dalam limpa dan hati.

h. Berwarna kekuningan, dengan warna merah yang berasal dari

Hb (Hemoglobin) yang mengandung protein hemin/heme

(bentuk minerak Fe/zat besi dalam darah) dan globin. Hb

digunakan untuk warna biru empedu yang

disebut bilirubin.

Sel darah merah atau eritrosit adalah jenis

sel darah yang paling banyak dan berfungsi

membawa oksigen ke jaringan-jaringan

tubuh lewat darah dalam hewan bertulang

belakang (vertebrata).

Eritrosit Mamalia

Pada awal pembentukannya, eritrosit mamalia memiliki

nuklei, tapi nuklei tersebut akan perlahan-lahan menghilang

karena tekanan saat eritrosit menjadi dewasa untuk memberikan

ruangan kepada hemoglobin. Eritrosit mamalia juga kehilangan

2

2

Page 8: hematologi 2

organel sel lainnya seperti mitokondria. Maka, eritrosit tidak

pernah memakai oksigen yang mereka antarkan, tetapi

cenderung menghasilkan pembawa energi ATP lewat proses

fermentasi yang diadakan dengan proses glikolisis pada glukosa

yang diikuti pembuatan asam laktat. Lebih lanjut lagi bahwa

eritrosit tidak memiliki reseptor insulin dan pengambilan glukosa

pada eritrosit tidak dikontrol oleh insulin. Karena tidak adanya

nuklei dan organel lainnya, eritrosit dewasa tidak mengandung

DNA dan tidak dapat mensintesa RNA, dan hal ini membuat

eritrosit tidak bisa membelah atau memperbaiki diri mereka

sendiri.

Eritrosit mamalia berbentuk kepingan bikonkaf yang diratakan

dan diberikan tekanan di bagian tengahnya, dengan bentuk

seperti "barbel" jika dilihat secara melintang. Bentuk ini (setelah

nuklei dan organelnya dihilangkan) akan mengoptimisasi sel

dalam proses pertukaran oksigen dengan jaringan tubuh di

sekitarnya. Bentuk sel sangat fleksibel sehingga muat ketika

masuk ke dalam pembuluh kapiler yang kecil. Eritrosit biasanya

berbentuk bundar, kecuali pada eritrosit di keluarga Camelidae

(unta), yang berbentuk oval.

Pada jaringan darah yang besar, eritrosit terkadang muncul

dalam tumpukan, tersusun bersampingan. Formasi ini biasa

disebut roleaux formation, dan akan muncul lebih banyak ketika

tingkat serum protein dinaikkan, seperti contoh ketika

peradangan terjadi.

Limpa berperan sebagai waduk eritrosit, tapi hal ini dibatasi

dalam tubuh manusia. Di beberapa hewan mamalia, seperti

anjing dan kuda, limpa mengurangi eritrosit dalam jumlah besar,

yang akan dibuang pada keadaan bertekanan, dimana proses ini

akan menghasilkan kapasitas transpor oksigen yang tinggi.

3

3

Page 9: hematologi 2

Eritrosit pada Manusia

Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm

dan ketebalan 2 μm, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang

terdapat pada tubuh manusia. [11] Eritrosit normal memiliki

volume sekitar 9 fL (9 femtoliter) Sekitar sepertiga dari volume

diisi oleh hemoglobin, total dari 270 juta molekul hemoglobin,

dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme.

Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu

(wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria

memiliki 5-6 juta. Sedangkan orang yang tinggal di dataran

tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung

untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak). Eritrosit

terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan

dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih

yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan

platelet yang hanya memiliki 150000-400000 di setiap mikroliter

dalam darah manusia.

Sel darah merah mengandung hemoglobin yang kaya akan

zat besi. Warnanya yang merah cerah disebabkan oleh oksigen

yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir ke

seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan

mengikat karbon dioksida.

Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah

mempunyai peran untuk mengantarkan lebih dari 98% oksigen

ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam plasma

darah.

Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram

besi, mewakili sekitar 65% kandungan besi di dalam tubuh

manusia.

Daur Hidup

4

4

Page 10: hematologi 2

Proses dimana eritrosit diproduksi dinamakan eritropoiesis.

Secara terus-menerus, eritrosit diproduksi di sumsum tulang

merah, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik

(Pada embrio, hati berperan sebagai pusat produksi eritrosit

utama). Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritropoietin

(EPO) yang disintesa oleh ginjal. Hormon ini sering digunakan

dalam aktivitas olahraga sebagai doping. Saat sebelum dan

sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang

berkembang ini dinamai retikulosit dan jumlahnya sekitar 1%

dari seluruh darah yang beredar.

Eritrosit dikembangkan dari sel punca melalui retikulosit

untuk mendewasakan eritrosit dalam waktu sekitar 7 hari dan

eritrosit dewasa akan hidup selama 100-120 hari (+4 bulan).

Sel darah merah yang tua akhirnya akan pecah menjadi

partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel

yang tua dihancurkan oleh limpa dan yang lolos dihancurkan

oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin

yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum tulang untuk

membentuk sel darah merah yang baru.

Penyakit

Bila kekurangan Hb akan menderita Anemia. Penyakit ini

ditandai dengan berkurang mineral Fe dalam Hb. Atau dapat pula

akibat eritrosit yang dimakan oleh kuman penyakit.

Bila darah kekurangan O2 maka darah akan berwarna biru

yang disebut dengan Sianosis.

Bila eritrosit tidak mampu berfungsi kurang dari 120 hari

maka akan menderita Thallaasemia yaitu penyakit yang

disebabkan oleh berkurangnya daya ikat eritrosit terhadap O2

dan kegagalan pembentukan Hb dalam eritrosit.

B. Leukosit

5

5

Page 11: hematologi 2

Sel darah putih jauh lebih besar daripada sel darah merah.

Jumlahnya dalam setiap 1 cm kubik darah adalah 4.000 sampai

10.000 sel. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih

memiliki inti (nukleus). Jumlahnya lebih sedikit, dengan

perbandingan sekitar 1 sel darah putih untuk setiap 660 sel

darah merah. Sebagian besar sel darah putih bisa bergerak di

dalam aliran darah, membuatnya dapat melaksanakan tugas

sebagai sistem ketahanan tubuh.

Ciri-ciri:

a. Bentuknya tidak beraturan, memiliki inti 1-3

buah yang bentuknya bulat/cekung.

b. Berjumlah 0,2% dari sel darah yaitu sekitar

8.000 – 9.000 butir/mm3.

c. Bergerak secara amoeboid dan dapat

menembus dinding kapiler, sehingga disebut

Diapedesis.

d. Bersifat fagositosis yang dapat memakan kuman/bibit

penyakit.

e. Dibentuk di sumsum tulang merah, jaringan reikulo-endotel

bagi leukosit granulosit. Sedangkan bagi leukosit agranulosit

dibentuk di kelenjar limfa.

Sel Pemberantas Bakteri

Luka yang kita peroleh akibat kulit tergores benda tajam atau

tenggorokan yang tergores duri ikan merupakan media yang

paling tepat bagi masuk dan berkembangnya bakteri di dalam

tubuh. Karenanya, bagian tubuh yang terluka merupakan tempat

berkumpulnya sel darah putih. Sel darah putih akan mengepung

dan memakan bakteri yang menempel pada luka tersebut hingga

tuntas. Seringkali juga pada bagian tubuh yang luka tampak

merah membengkak dan merasa panas sebagai akibat

6

6

Page 12: hematologi 2

berkobarnya pertempuran sengit antara sel darah putih melawan

bakteri. Bagian yang memerah dan membengkak itu adalah

medan pertempuran, sedangkan nanah yang terdapat di sana

tak lain adalah mayat sel darah putih dan bakteri yang gugur.

Bila pertempuran itu dimenangkan oleh sel darah putih, maka

bengkak merah tadi akan segera menghilang dan luka juga akan

segera membaik. Akan tetapi, jika sel darah putih mendapatkan

perlawanan yang sangat gigih dari bakteri sehingga tidak

mampu mengalahkannya dengan cepat, maka bakteri itupun

akan berkembang biak dan kita akan menjadi sakit. Pada saat

seperti inilah kita membutuhkan bantuan dari luar, terutama

obat-obatan agar segera dapat membasmi bakteri tersebut.

Ada kalanya bakteri tidak masuk ke dalam pembuluh darah,

namun hidup menumpang di selaput bagian dalam lambung,

paru-paru, usus, ataupun organ tubuh lainnya. Dalam keadaan

seperti itu, sel darah putih dapat berubah menjadi sangat lembut

dan merembes ke luar dari pembuluh darah untuk mengepung

bakteri dan membasminya hingga tuntas.

Fungsi sel darah yang demikian inilah yang menyebabkan para

ahli kedokteran menjulukinya sebagai “Sel Pemberantas

Bakteri”. Atau dengan kata lain tubuh mengatur banyaknya sel

darah putih yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan. Jika kita

kehilangan darah, tubuh akan segera membentuk sel-sel darah

untuk menggantinya. Jika kita mengalami infeksi, maka tubuh

akan membentuk lebih banyak sel darah putih untuk

memeranginya.

Penyakit

Bila jumlahnya kurang dari standar makam akan

menyebabkan penyakit lekopeni.

7

7

Page 13: hematologi 2

Bila jumlahnya melebihi dari jumlah normal maka akan

meneyebabkan penyakit lekotosis. Ex : Leukemia, yaitu

penyakit kelebihan leukosit hampir mencapai 200.000

butir/mm3. Hal ini karena pembentukan leukosit yang tidak

terkendali.

Jenis Leukosit

Terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih yang bekerja sama

untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam melawan

infeksi, termasuk menghasilkan antibodi.

Tipe Gambar Diagram% dalam tubuh manusia

Keterangan

Neutrofil

65%

Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.

Eosinofil

4%

Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.

Basofil

<1%

Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.

Limfosit

25% Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit:

Sel B : Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu

8

8

Page 14: hematologi 2

menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.)

Sel T : CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.

Sel natural killer : Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.

Monosit 6%

Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.

9

9

Page 15: hematologi 2

Makrofag

(lihat di atas)

Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam jaringan.

10

10

Page 16: hematologi 2

C. Trombosit

Merupakan partikel yang menyerupai sel, dengan ukuran lebih

kecil daripada sel darah merah atau sel darah putih.

Ciri-ciri:

a. Bentuk selnya kecil, tidak beraturan dan mempunyai inti.

b. Berjumlah sekita 0,6 – 1,0% dari sel darah.

c. Sekitar 200.000 – 400.000 butir/mm3

d. Dibentuk disumsum tulang, yang merupakan fragmentasi dari

megakariosit (sel pembentuk trombosit).

e. Umurnya ± 8 hari.

f. Berfungsi dalam proses pembekuan darah.

Pembekuan Darah

Sebagai bagian dari mekanisme

perlindungan darah untuk

menghentikan perdarahan,

trombosit berkumpul pada daerah

yang mengalami perdarahan dan

mengalami pengaktifan. Setelah

mengalami pengaktifan, trombosit

akan melekat satu sama lain dan

menggumpal untuk membentuk

sumbatan yang membantu

menutup pembuluh darah dan

menghentikan perdarahan. Pada

saat yang sama, trombosit

melepaskan bahan yang membantu mempermudah pembekuan.

Penyakit

Bila enzim trombokinase tidak dapat dihasilkan dengan

baik/kurang dari normal karena jumlah trombosit yang kurang

11

11

Page 17: hematologi 2

atau rusaknya trombosit maka akan menyebabkan darah sukar

berhenti apabila terjadi luka. Penyakit darah sukar berhenti pada

saat terjadi luka disebut dengan Hemofilia. Penyakit ini

merupakan penyakit genetis/bawaan dari orangtua.

Skema Proses Pembekuan Darah

Terjadi luka ------→ trombosit pecah ---------------- → enzim tromboplastin/trombokinase | FAH |

| ion Ca2+↓

Protrombin ----------------------→ thrombin Vitamin K | | ↓ Fibrinogen ------------------→ fibrin │ ↓ Luka tertutup

PLASMA DARAH

Darah terdiri dari sel darah terdiri dari sel darah (eritrosit), sel

darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit), yang

tersuspensi dalam plasma. Plasma merupakan komponen cairan

dari darah yang mengandung fibrinogen terlarut. Setelah aktivasi

oleh enzim plasmin, terbentuklah gumpalan fibrin. Sesudah

gumpalan ini disingkirkan, sisa yang tertinggal disebut serum.

Plasma terdiri untuk sebagian besar dari air dengan terlarut

dalam zat-zat elektrolit dan beberapa protein, yakni globulin

(alfa-, beta-, gamma-), albumin dan faktor pembekuan darah.

Plasma darah merupakan bagian cair darah. Cairan ini didapat

dengan membuat darah tidak beku dan sel darah tersentrifugasi.

Karena dinding kapiler permiabel bagi air dan elektrolit maka

plasma darah selalu ada dalam pertukaran zat dengan cairan

interstisial. Dalam waktu 1 menit sekitar 70% cairan plasma

bertukaran dengan cairan interstisial. Serum darah adalah cairan

12

12

Page 18: hematologi 2

bening yang memisah setelah darah dibekukan. Plasma darah

berbeda dengan serum darah terutama pada serum tidak

terdapat faktor pembentukan fibrinogen.

Protein darah yang terdiri dari :

a. Albumin, berperanan dalam tekanan oemosis darah.

b. Globulin, berperanan dalam pembentukan zat anti, terutama

gamma globulin.

c. Fibrinogen, berperanan dalam proses pembekuan darah.

Ciri-ciri:

a. Plasma terdiri dari 90% air, 7-8% protein

b. Terkandung pula beberapa komponen lain seperti garam-

garam, karbohidrat, lipid, dan asam amino.

c. Serum yaitu cairan yang berwarna bening bila darah

diendapkan.

d. Berwarna jernih putih kekukingan

e. Mengandung antiibodi

f. Mengandung berbagai macam sari makanan.

Macam antibody :

a. Presipitin, berperanan dalam menggumpalka antigen.

b. Lisin, berperanan dalam menguraikan kuman.

c. Antitoksin, berperanan dalam menawarkan racun.

Sari-sari makanan

a. Yang terlarut berupa: - Glukosa

- Asam amino

- Asam lemak

- Gliserin

b. Garam mineral :

Kation : Na+ , K+ , Ca2+ , Mg2+

Anion : CL- , HCO3- , PO4

13

13

Page 19: hematologi 2

Protein dalam plasma memiliki konsentrasi sekitar 1 mmol/L.

Dengan bantuan elektroforesis, protein plasma dapat dipisahkan

menjadi fraksi albumin serta fraksi α1, α2, β, dan γ-globulin.

Sekitar 56% protein plasma merupakan fraksi albumin, 4%

adalah α1-globulin, α2-globulin sebanyak 10%, β-globulin 12%,

dan 18% dari jumlah protein plasma merupakan γ-globulin.

Globulin diperlukan untuk berbagai fungsi biologik. Sejumlah

α- globulin dan β-globulin mempunyai fungsi transpor khusus.

Kelompok α1- globulin yaitu transkobalamin yang mengangkut

vitamin B12 dan transkortin yang mengangkut kortisol. β-

globulin bertanggung jawab untuk transpor besi bervalensi tiga

dalam plasma. Sementara itu, γ-globulin merupakan glikoprotein

yang pada pemisahan elektroforesis bergerak paling lambat.

Karena peran sertanya pada reaksi imun, maka γ-globulin

disebut juga imunoglobin (IgG). Protein plasma juga mempunyai

peran yang penting dalam pengaturan distribusi air antara

plasma dan ruang interstisial, karena sebagai protein ia tidak

dapat melewati dinding kapiler. Dengan demikian, tekanan

osmotik koloidnya akan menahan air dalam sirkulasi darah.

Peran yang terbesar dilakukan albumin (±80%). Albumin juga

mempunyai arti yang besar untuk ikatan protein obat.

Tekanan osmosis plasma yaitu 7,3 atm dan dijaga dengan

pengaturan osmosis yang berfungsi dengan baik. Pada tekanan

ini, yang berperan sampai 96% elektrolit anorganik.

Perbandingan ion yang satu terhadap ion yang lain dan pH

plasma juga dijaga hampir tetap oleh proses pengaturan khusus.

Kation dengan konsentrasi plasma tertinggi adalah natrium

sedangkan anion plasma yang secara kuantitatif paling berarti

adalah klorida.

LEUKIMIA

14

14

Page 20: hematologi 2

Leukimia adalah suatu penyakit yang dikenal dengan adanya

proliferasi neoplasitik dari sel-sel organ hemopoietik, yang terjadi

sebagai akibat mutasi somatik sel bakal (stem cell) yang akan

membentuk suatu klon sel leukimia.

Penyakit kanker darah (leukimia) menduduki peringkat

tertinggi kanker pada anak. Namun, penanganan kanker pada

anak di Indonesia masih lambat. Itulah sebabnya lebih dari 60%

anak penderita kanker yang ditangani secara medis sudah

memasuki stadium lanjut.

Leukimia merupakan keganasan hemopoietik yang

mengakibatkan proliferasi klon yang abnormal dan sel bakal

mengalami transformasi leukimia, terjadi kelainan pada

diferensiasi dan pertumbuhan dari sel limfoid dan mieloid.

Diagnosa leukimia akut dapat ditegakkan dari pemeriksaan

hematologi Hb, leukosit, tulang, yaitu tipe leukimia akut

berdasarkan klasifikasi FAB.

Latar belakang

Leukimia adalah suatu penyakit yang dikenal dengan

adanya proliferasi neoplasitik dari sel-sel organ hemopoietik,

yang terjadi sebagai akibat mutasi somatik sel bakal (stem cell)

yang akan membentuk suatu klon sel leukimia.

Penyakit kanker darah (leukimia) menduduki peringkat

tertinggi kanker pada anak. Namun, penanganan kanker pada

anak di Indonesia masih lambat. Itulah sebabnya lebih dari 60%

anak penderita kanker yang ditangani secara medis sudah

memasuki stadium lanjut.

Leukimia merupakan keganasan hemopoietik yang

mengakibatkan proliferasi klon yang abnormal dan sel bakal

mengalami transformasi leukimia, terjadi kelainan pada

diferensiasi dan pertumbuhan dari sel limfoid dan mieloid.

15

15

Page 21: hematologi 2

Diagnosa leukimia akut dapat ditegakkan dari pemeriksaan

hematologi Hb, leukosit, tulang, yaitu tipe leukimia akut

berdasarkan klasifikasi FAB.

Isi

Pewarnaan sitokimia dapat menkonfirmasi asal leukimia

akut apakah dari limfoid atau mieloid. Dengan pemeriksaan

immunopheno-typing diagnosis leukimia akut dapat diketahui

apakah mieloid atau limfoid, bahkan LLA dapat didiferensiasi

lebih lanjut apakah dari sel T ataukah sel B. Pemeriksaan

sitogenik akan memberi petunjuk ada/tidaknya aberasi

kromosom.

Telah dilakukan penelitian pada delapan subyek Leukimia

akut, terdiri dari empat anak-anak, seorang remaja, dua dewasa

dan seorang Manula (tiga orang perempuan dan lima orang laki-

laki). Umur berkisar antara 4-82 tahun.

LMA terdapat pada empat subyek, anak tigabelas tahun

LMA-M3, dua dewasa LMA-M2 dan seorang Manula LMA-M2. LLA

sel T pada dua subyek, seorang anak dan seorang dewasa. LLA

sel B pada dua subyek, seorang anak dan seorang dewasa. LLA

sel T ditandai adanya CD3, CD5, dan CD7; LLA sel B ditandai

adanya CD10, CD 19, CD20, CD22 dan HLA-DR. lMA ditandai

adanya CD13 dan CD33.

Bila immunophenotyping (pada tujuh subyek) digunakan

sebagai gold-standard untuk diagnosis leukimia akut, maka

diagnosis berdasar pemeriksaan HB, leukosit, trombosit, hitung

jenis dan morfologi sediaan apus darah tepi dan atau sumsum

tulang sensitivitasnya adalah 71,4%. Pewarnaan sitokimia terdiri

dari MPO, SBB, PAS, esterase spesifik dan esterase non-spesifik

sensitivitas 100%.

16

16

Page 22: hematologi 2

Pemeriksaan sitogenetik pada enam subyek, semuanya

menunjukkan aberasi kromosom. Trisomi 21 terdapat pada tiga

subyek (50%), terdapat dua subyek dengan “abberrant

expression”, yaitu disertai ekspresi sel mieloid pada LLA sel B

dan ekspresi sel B pada LLA sel T.

Terdapat dua subyek dengan aberasi kromosom yang belum

ditemui dalam literatur, yaitu 21, t(6;11)(q27;q23) pada anak

LMA-M3 dan 17, 21, t(2;6)(q34;q26) pada remaja LLA sel B.

Kompilikasi yang Terlibat dalam Leukimia Kronik

a) Pembengkakan nodus limpa di leher, ketiak,perut,atau

kemaluan.

b) Rasa sakit yang teruk terutamanya di bawah sternum.

c) Rasa letihan dan lesuan

d) Kehilang berat tanpa sebab tertentu.

e) Demam

f) Menerima lebam dengan senang.

g) Rasa sakit pada tulang.

h) Kadar pernafasan rendah( shortness of breath).

i) Kehilangan daya untuk makan.(loss of diet).

j) Dalam kes-kes yang teruk akan menyebabkan kematian.

k) Petechiae(pembentukan bintik-bintik merah dan kadang

kala berbentuk tajam di bawah permukaan kulit yang

disebabkan oleh pendarahan)

Gejala

Gejala: sakit kepala, mual, muntah, kesadaran menurun dan

kejang. ”Gejala lainnya berupa pucat mendadak tanpa diketahui

sebabnya, panas, terjadi perdarahan, nyeri sendi sampai kepada

gagal ginjal. Hati mengalami pembengkakan demikian juga testis

mengalami pembesaran.”

Pencegahan

17

17

Page 23: hematologi 2

Melakukan deteksi dini kanker untuk pencegahan.

”Pencegahannya dengan mengonsumsi vitamin A dan C, buah

maupun sayuran yang kaya akan serat.”

Pengobatan

Pengobatan kanker darah akut (leukemia akut) menurut

Mediayarti bertujuan kuratif atau paliatif: Pengobatan kuratif

meliputi:

a) Siteroduksi dengan obat sitostatika mulai dari kombinasi

sitosttika yang ringan hingga yang agresif dengan

membutukan “rescue” sel iduh darh penderitah dari darah

perifer untuk penyelamat pada ablasi sumsum tulang.

b) Transplantasi sel induk darah allogeni atau autologus dari

sumsum tulang, darah perifer atau tali pusar.

c) Suportip

Melalui transfusi darah, pemberian vitamin B6 dan 12, zat

besi, gizi yang cukup, antibiotik dan anti jamur bila ada

indikasi. Sedangkan pengobatan leukemia kronik

tergantung pada jenis dan fase atau stadium mana

penderita ditemukan.

18

18

Page 24: hematologi 2

LAMPIRAN

Skema darah

Eritrosit , Trombosit, Limfosit

19

19

Page 25: hematologi 2

DAFTAR PUSTAKA

http://medicastore.com

http://jundul.wordpress.com

http://www.freewebs.com

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/

http://id.wikipdia.org/wiki/

http://otetatsuya.wordpress.com/

Buku Catatan Hematology

20

20