hematologi 1 (fisiologi hewan 1)

25
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Darah merupakan jaringan pengikat yang terdiri atas cairan (plasma darah) dan berbagai unsur yang dibawa dalam plasma yaitu sel-sel darah Plasma darah adalah adalah cairan yang komplek yang berada dalam keadaan keseimbangan dinamik dengan cairan tubuh lain. Plasma terdiri atas 90% air, 7-8% protein yang dapat larut, 1% elektrolit, dan sisanya 1-2% berbagai zat yang lain Hewan vertebrata memiliki komposisi darah yang hampir sama. Darah terdiri dari cairan plasma kurang lebih 55% dan komponen seluler (sel darah) yang berada dalam plasma kurang lebih 45% (Villee, et al., 1988). Darah terdiri atas sel-sel dan fragmen-fragmen sel yang terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat cair yang disebut plasma darah. Sel-sel dari fragmen sel merupakan unsur darah yang disebut unsur jadi. Sel ini berukuran cukup besar sehingga dapat diamati dengan mikroskop biasa. Plasma darah merupakan bagian yang cair dari darah yang terdiri dari 99 % air dan 8-9 % protein (Kimball, 1987). Darah sangat penting bagi organisme, jika kekurangan atau kelebihan sel darah mengakibatkan tidak normalnya proses fisiologis suatu organisme sehingga menimbulkan suatu penyakit (Pearce, 1989).

Upload: iisislamiyah

Post on 18-Nov-2015

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangDarah merupakan jaringan pengikat yang terdiri atas cairan (plasma darah) dan berbagai unsur yang dibawa dalam plasma yaitu sel-sel darah Plasma darah adalah adalah cairan yang komplek yang berada dalam keadaan keseimbangan dinamik dengan cairan tubuh lain. Plasma terdiri atas 90% air, 7-8% protein yang dapat larut, 1% elektrolit, dan sisanya 1-2% berbagai zat yang lain Hewan vertebrata memiliki komposisi darah yang hampir sama. Darah terdiri dari cairan plasma kurang lebih 55% dan komponen seluler (sel darah) yang berada dalam plasma kurang lebih 45% (Villee, et al., 1988).Darah terdiri atas sel-sel dan fragmen-fragmen sel yang terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat cair yang disebut plasma darah. Sel-sel dari fragmen sel merupakan unsur darah yang disebut unsur jadi. Sel ini berukuran cukup besar sehingga dapat diamati dengan mikroskop biasa. Plasma darah merupakan bagian yang cair dari darah yang terdiri dari 99 % air dan 8-9 % protein (Kimball, 1987). Darah sangat penting bagi organisme, jika kekurangan atau kelebihan sel darah mengakibatkan tidak normalnya proses fisiologis suatu organisme sehingga menimbulkan suatu penyakit (Pearce, 1989).Sel-sel darah terdiri atas eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (Yuwono, 2001). Eritrosit atau sel darah merah, yaitu sel yang mengangkut oksigen, leukosit atau sel darah putih yaitu sel yang berperan dalam kekebalan dan pertahanan tubuh dan trombosit yaitu sel yang berperan dalam homeostasis (Frandson, 1986). Eritrosit mempunyai peran sebagai media transport. Sedangkan leukosit berfungsi sebagai alat pertahanan tubuh sehingga memiliki sifat menembus jaringan tanpa merusak jaringan tersebut (Pearce, 1989). Transport oksigen dalam darah tergantung pada komponen besi dalam pigmen respirasi biasanya haemoglobin. Haemoglobin merupakan bagian dari sel darah merah yang mengikat oksigen.Leukosit merupakan jenis sel yang aktif di dalam sistem pertahanan tubuh. Leukosit memiliki ciri-ciri tidak berwarna. Eritrosit berfungsi sebagai pengangkut oksigen. Eritrosit pada darah ikan dapat dikategorikan menjadi lima yaitu berdasarkan struktur, distribusi, dan kuantitas basofilik dalam selnya. Eritosit yang sudah masak mengandung banyak hemoglobin.ikan yang hidup di air payau memiliki sel darah merah lebih kecil daripada ikan di air tawar. Ikan yang aktif eritrositnya lebih lebih kecil daripada ikan yang tidak aktif. Eritrosit ikan dapat berbentuk bulat, elips, atau oval dan berinti. Eritrosit mamamlia dapat hidup selama 100 hari. Sel darah merah mamalia tidak mempunyai inti dan tidak mempunyai organel. Ukuran eritrosit mamalia adalah kecil Eritrosit pada aves berbentuk lonjong dan mempunyai inti. Organ pembentuk sel darah merah pada bangsa unggas adalah sumsum tulang belakang, disamping lien juga menghasilkan sel darah merah dalam jumlah sedikit. Warna merah pada eritrosit berasal dari hemoglobin dimana kandungan Hb pada unggas sekitar 15-18 gm/100 ml darah dan pada ikan sekitar 6-11 gm/100 ml darah (Yuwono, 2001).1.2 TujuanTujuan dari praktikum ini adalah untuk memberikan keterampilan kepada mahasiswa tentang cara pengambilan darah hewan, mengetahui perbedaan bentuk sel darah pada berbagai hewan, serta cara melakukan perhitungan sel darah merah dan putih dan hemoglobin darah hewan.

II. MATERI DAN CARA KERJA2.1 MateriAlat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah haemometer, haemositometer, mikrosentrifuse haemotokrit, pipet sahli, mikroskop, pipet thoma, haemotokrit reader, spuit, hand counter, cawan dan cover glass.Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah mencit (Mus musculus), ikan nilem (Osteochilus haselti), dan ayam (Gallus gallus), larutan Hayem dan larutan Turk, larutan EDTA serta HCl 0,1N, dan akuades.2.2. Cara KerjaCara kerja untuk praktikum kali ini terdiri sebaga berikut :2.2.1 Pengambilan darah pada masing- masing hewan:a) spuit disiapkan dengan memasukan EDTA terlebih dahulu.b) Pengambilan darah pada masing masing hewan berbeda letak pengambilannya. Darah ikan diambil melalui vena caudal dengan menggunakan spuit, pengambilan darah pada tikus diambil dengan cara memotong ekornya lalu diambil menggunakan spuit, sedangkan pengambilan darah pada ayam diambil melalui vena yang terletak disayap yang diambil menggunakan spuit.c) Darah yang sudah terambil langsung dimasukan ke gelas ukur namun sebelumnya diberi EDTA terlebih dahulu. 2.2.2 Menghitung jumlah eritrosit (pengenceran 100x)a) Darah ikan, mencit dan ayam yang sudah di gelas ukur diisap dengan pipet thoma eritrosit sampai pengenceran menunjukan angka 1, kemudian ujungnya dibersihkan dengan kertas isap.b) Isap larutan Hayem yang telah dituangkan terlebih dahulu dalam tabung raksi, sampai angka 101.c) Pipa karet (yang dipakai untuk mengisap) dari pipet, kemudian pipet dipegang pada kedua ujungnya dengan ibu jari telunjuk dan kocoklah selama dua menit.d) Beberapa tetes (1-2 tetes) dibuang, kemudian tetes berikutnya digunakan untuk perhitungan.e) Bilik hitung disiapkan, cairan diteteskan dalam pipet sehingga cairan dapat masuk dengan sendirinya ke dalam bilik hitung.f) Amati di bawah mikroskop, mula-mula dengan perbesaran lemah kemudian dengan perbesaran kuat.g) Semua eritrosit yang terdapat dalam bujur sangkar bagian pojok dihitung dengan sisi masing-masing = 1/20 atau dengan volume masing-masing 1/4000 mm3.h) Hitung dengan rumus eritrosit, E = 5000 E2.2.3 Menghitung jumlah leukosit (pengenceran 10x)a) Darah ikan, mencit dan ayam yang sudah di ambil menggunakan spuit injeksi dan di letakkan digelas ukur diisap dengan pipet thoma leukosit sampai pengenceran menunjukan angka 1, kemudian ujungnya dibersihkan dengan kertas isap.b) Isap larutan Turk yang telah dituangkan terlebih dahulu dalam tabung raksi, sampai angka 11.c) Pipa karet (yang dipakai untuk mengisap) dari pipet, kemudian pipet dipegang pada kedua ujungnya dengan ibu jari telunjuk dan kocoklah selama dua menit.d) Beberapa tetes (1-2 tetes) dibuang, kemudian tetes berikutnya digunakan untuk perhitungan.e) Bilik hitung disiapkan, cairan diteteskan dalam pipet sehingga cairan dapat masuk dengan sendirinya ke dalam bilik hitung.f) Amati di bawah mikroskop, mula-mula dengan perbesaran lemah kemudian dengan perbesaran kuat.g) Semua leukosit yang terdapat dalam bujur sangkar bagian pojok dihitung. Jumlah bujur sangkar yang dihitung menjadi 4x16 = 64 bujur sangkar dengan sisi masing-masing = mm.h) Hitung dengan rumus leukosit = 25 L2.2.4 Menghitung kadar hemoglobina) Tabung Sahli berskala ke dalamnya diteteskan 0,1 larutan HCL hingga batas 10.b) Darah ikan, mencit, dan ayam yang ke luar diisap dengan pipet isap hingga skala 20l (diisap dengan tepat).c) Darah yang tersisa di ujung pipet dibersihkan dengan kapas, kemudian darah diteteskan ke tabung Sahli yang berisi HCL.d) Pipet dibilas beberapa kali dengan larutan HCL tersebut.e) Larutan HCL dan darah diaduk dengan batang pengaduk gelas yang tersedia. Pencampuran ini menghasilkan senyawa hernatin asam yang berwarna coklat pekat.f) Tabung pencampuran larutan diletakkan pada komparator yang memiliki warna pembanding.g) Setelah 1 menit dari pencampuran dengan HCL, akuades ditambahkan tetes demi tetes pada campuran darah sambil mengaduk dan membandingkan warna larutan dengan warna pembanding.h) Jika warna telah sesuai, penetesan dihentikan. Tabung dicabut dari komparator dan meniscus larutan Hb diperhatikan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN3.1 HasilTabel pengamatan pengukuran eritrosit, leukosit dan kadar Hb.KelompokHewan ujikadar Hb(g %) leukosit eritrosit

(sel/mm3)(sel/mm3)

1Ayam5,881.7251.350.000

2Mencit 4,920.950760.000

3Ikan 613.400205.000

4Ikan 877.300100.000

5Ayam 771.0503.660.000

Menghitung Eritrosit pada ikanDiketahui : E1 = 4 E2 = 2 E3 = 10 E4 = 1 E5 = 3a. Eritrosit Ikantotal = 20Jumlah eritrosit ikan per mm3 = 5000.E= 5000.20=1000.000Menghitung Leukosit pada ikan Diketahui :L1 = 315L2 = 228L3 = 1104L4 = 1445a. Leukosit Ikantotal = 3092Jumlah leukosit ikan per mm3= 25. L= 25. 3092=77.300

3.2 PembahasanHematologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari system transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan bagian korpuskuli (Aulia, 1998).Darah adalah matrik cairan dan merupakan jaringan pengikat terspesialisasi yang dibentuk dari sel-sel bebas (Bryon and Doroth, 1973). Darah terdiri dari komponen cair yang disebut plasma dan berbagai unsur yang dibawa dalam plasma yaitu sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit atau sel darah merah, yaitu sel yang mengangkut oksigen, leukosit atau sel darah putih yaitu sel yang berperan dalam kekebalan dan pertahanan tubuh dan trombosit yaitu sel yang berperan dalam homeostasis (Frandson, 1986).Darah bagi organisme sangat penting, apabila terjadi kekurangan atau kelebihan sel darah maka mengakibatkan tidak normalnya proses fisiologis suatu organisme sehingga menimbulkan suatu penyakit (Pearce, 1989). Fungsi dari sel-sel darah menurut Yuwono (2001) antara lain :1. Pengangkutan nutrien dari saluran pencernaan ke jaringan, ke dan dari organ-organ penyimpan (misalnya asam laktat dari otot ke hati), memungkinkan spesialisasi metabolik.2. Pengangkutan produk ekskretori dari jaringan ke organ ekskretori, dari organ tempat sintesis (misalnya urea dalam hati) ke ginjal.3. Pengangkutan gas (oksigen dan karbondioksida) antara organ respiratori dan jaringan; penyimpanan oksigen.4.Pengangkutan hormon (misalnya adrenalin [respon cepat], hormon pertumbuhan [respon lambat]).5. Pengangkutan sel fungsi nonrespiratori (contohnya leukosit vertebrata); darah serangga tidak memiliki fungsi respiratori, tetapi membawa sejumlah tipe sel-sel darah.6. Pengangkutan panas dari organ-organ yang dibagian dalam ke permukaan untuk menghilangkan panas tersebut (esensil bagi hewan besar yang kecepatan metaboliknya tinggi).7. Transmisi gaya tekanan (contohnya untuk lokomosi pada cacing tanah; untuk memecah cangkang pada waktu ganti kulit pada Crustaceae; untuk pergerakan organ seperti penis; sifon pada Bivalvia; penjuluran kaki pada laba-laba; untuk ultrafiltrasi dalam kapiler ginjal).8. Kekebalan dan pertahanan tubuh dari serangan organisme penyebab penyakit dilakukan oleh leukosit.9. Koagulasi, karakteristik inherent pada berbagai darah dan cairan hemolymph; berfungsi untuk proteksi terhadap kehilangan darah.10.Pemeliharaan milieu interiur sesuai untuk sel-sel dalam kaitannya dengan pH, ion-ion, nutrien.Menurut Pearce (1989), beberapa kelainan pada darah diantaranya:1. AnemiaAnemia (kurang darah) dikarenakan kurangnya kadar Hb dalam darah dan jumlah eritrosit berkurang dari ukuran normal (4,2 juta/cc).2. Hemofili / Hemofilia / Penyakit Darah Sulit BekuYaitu kelainan darah sukar membeku karena faktor hereditas/ menurun.3. Leukemia (kanker darah)Yaitu bertambahnya leukosit secara tak terkendaliakibat kanker jaringan penghasil sel-sel darah putih.4. Erythroblastosis faetalisYaitu rusaknya eritrosit pada bayidi dalam kandungan karena ibuaglutinasi dari antibodi ibu, bila ibu bergolongan darah Rh- dan embrio Rh+, terjadi pada kandungan kedua, kandungan pertama Rh+.Ditandai dengan penyakit kuning pada bayi yang baru lahir yaitu seluruh tubuhnya berwarna kuning.5. ThalasemiaMerupakan anemia akibat rusaknya gen pembentuk Hemoglobin yang bersifat menurun. (faktor genetik)Penyakit ini ditandai dengan bentuk sel darah merah yang tidak beraturan, akibatnya daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida kurang.6. Anemia Sel Bulan Sabit (Sick Cell Anemia).Penyakit ini kelainan sel darah merah yang berbentuk seperti bulan sabit, akibatnya daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida berkurang.Atau karena eritrosit berbentuk bulan sabit sehingga dapat merusak membrane sel sehingga menjadi rapuh.7. Anemia pernisiosa( anemia addison )Penyakit di mana tubuh tidak mampu menyerap vitamin B - 12.8. ElefantiasisPenyakit kaki gajah disebabkan karena larva cacing filaria. Larva cacing filaria ini masuk ke dalam darah melalui gigitan nyamuk Culex sp. Larva ini kemudian terbawa dalam peredaran darah. Di dalam pembuluh getah bening (limfa) larva akan menetas menjadi cacing. Cacing-cacing tersebut akan menyumbat saluran limfa dan menyebabkan pecahnya saluran limfa. Cairan limfa yang keluar dari saluran inilah yang akan mengisi jaringan di bagian kaki sehingga kaki menjadi bengkak.9. Hipertensi / Penyakit Darah TinggiTekanan darah tinggi, yaitu nilai ambang tekanan sistole sekitar 140 -200 mmHg atau lebih, dan nilai ambang tekanan diastole sekitar 90 -110 mmHg atau lebih.10. Hipotensi / Penyakit Darah RendahTekanan darah rendah, bila tekanan sistole di bawah 100 mmHg.11. AIDS (acquired immuno defisiency syndrome)Penyakit ini disebabkan oleh virus HIV AIDS, biasanya terjadi pada orang yang memiliki gaya hidup berganti pasangan serta pengguna jarum suntik untuk obat-obatan terlarang. Sekitar 60% pengguna jarum suntik obat-obatan terlarang terinfeksi virus ini. AIDS dapat menyebabkan seseorang tidak memiliki system imun. Akibatnya, orang tersebut sangat rentan terhadap serangan penyakit lain.12. Polistemia SekunderMemiliki kelainan disebabkan karena eritrosit memiliki jumlah lebih dari normal sehingga memiliki darah yang kental.13. TrombositopeniaKelainan yang kekurangan trombosit (