he 1 i. - fakultas biologi | universitas jenderal...

16
KERAGATAN DAN PREVALENSI SERANGAN RAYAP TANAH {O:|SOPTER4 F: TERIIITIDAE} PADA POHON PELINDUNG DI JALAN PROTOKOL KOTA PURWOKERTO Hery Pratiknyo dan Tatabrata Suparjana Fakultas Biologi Unsoed, Punrokerto E mail katespndensr .' he ry. p nti kn yo 1 7 @gm ai I. com Pohon pelindung rnerupaka peneduh, ditanam di tepi jalan, bercirikan kokoh, tidak mudah tumbang, mampu hidup larna tanpa perawatan intensif, akar menancap kuat, tidak menjulang di atas tanah dan daun tidak mu&h rontok (Ditjen Bina Marga ,1996). Keberadaannya diharapkan mampu mempengaruhi iklim miko dan rnenye€p polutan. (Antari dan Sundra, 2007).Pohon pelindung mengandung selulosa yang merupakan makanan rayap, sehingga rayap banyak menyerangnya. Frekuensi turnbangnya pohon pelindung akibat diserang rayap mencapai sepuluh kasus dalam setahun ini, selain kerusakan langsung seperti rusaknya properti, kasus semacam juga mengakibatkan kemacetan lalulintas parah. Tujuan dari penelitian ini mengetahui jenis rayap, prevalensi dan tingkat serangannya pada pohon pelindung serta jenis ianaman pohon pelindung yang diserang nyap. Meiode yang digunakan yaitu survei dengan teknik umpan {biting} menggunakan pathok kayu Albasia, yang di tancapkan dalam lingkaran berjarak 1 m dari pohon pelindung, sampling rayap dikoleksi secara langsung. Data ragam rayap dan pohon pelindung diidentifikasi berdasarkan Ahmad (1959) dan Backer & Bakhuizen (1968), sedangkan untuk prevalensi dan tingkat serangan rayap dianalisis menggunakan rumus prevalensi dan kategori persentase kerusakan berdasarkan Remran (1993).. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di sepanjang jalan protokol Kota Purwokerto ditemukan empat jenis rayap yaitu Micrctermes insperatus Kemner, Macrctermes g/vus (Hagen), Adontotermes holmgreni Snyder&Emerson dan Adontotermes javanicus Holmgren. Prevalensi dan tingkat serangan rayap pada pohon lindung sangat rendah. Jenis tanaman pohon lindung yang terserang yaitu pohon Glodogan (Polyalthia longifolia), Tabebuia (Tabebuia aurea.) dan Bungur ((Lagerstremia speciosa Auct.). Kesimpulan akhir adalah rayap penyerang tanaman pelindung di Kota Punsokerto adalah 4 jenis rayap tanah dengan prevalensi dan tingkat serangan sangat rendah yang menyerang pada empat jenis pohon pelindung saja. Kata kunci : prcvalensi, rayap tanah, pohon pelindung, tingkat senngan. PENDAHULUAN Kota Punrokerto terletak di sebelah Selatan Lereng Gunung merupakan kota didataran tinggi, yaitu antara 265-350 m dpl. Kota Purwokerto mempunyai program peremajaan pohon pelindung sepanjang jalan protokol yaitu jalan yang dilewati bus antar kota yang membujur arah Timur - Barat, dan jalan protokol yang membujur Selatan - Utara menuju obyek wisata Baturaden. Program peremajaan pohon pelindung memerlukan pengetahuan tentang kriteria pohon lindung yang baik, terutama dalam skala di lapangan dengan mengevaluasi jenis pohon yang tumbuh dan daya tahan terhadap serangan serangga pemakan kayu yaitu rayap. Pada penelitian inijalan protokol di wakili jalan Jenderal Soedirman dan Jalan Baturaden yang meliputi jalan S.Parman , jalan Suprapto dan jalan HR Boenyamin. Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalan yang membujur arah Timur-Barat diawali dari Bagian Timur kota Purwokerto, membelah tengah kota dan berakhir di Bagian Barat Kota. Menurut Dinas Kehutanan Kabupaten Banyumas (2011), jenis tanaman pohon pelindung yang berada ditepi sepanjang Jalan Jenderal Soedirman meliputi ketapang (Terminalia catappa L.), glodogan {Polyalthia longifolia L.), kayu bio.unsoed.ac.id bio.unsoed.ac.id

Upload: ngodat

Post on 25-Mar-2018

226 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: he 1 I. - Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirmanbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Keragaman dan...Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalan yang membujur arah Timur-Barat

KERAGATAN DAN PREVALENSI SERANGAN RAYAP TANAH{O:|SOPTER4 F: TERIIITIDAE} PADA POHON PELINDUNG

DI JALAN PROTOKOL KOTA PURWOKERTO

Hery Pratiknyo dan Tatabrata SuparjanaFakultas Biologi Unsoed, Punrokerto

E mail katespndensr .' he ry. p nti kn yo 1 7 @gm ai I. com

Pohon pelindung rnerupaka peneduh, ditanam di tepi jalan, bercirikan kokoh, tidak mudahtumbang, mampu hidup larna tanpa perawatan intensif, akar menancap kuat, tidak menjulang di atastanah dan daun tidak mu&h rontok (Ditjen Bina Marga ,1996). Keberadaannya diharapkan mampumempengaruhi iklim miko dan rnenye€p polutan. (Antari dan Sundra, 2007).Pohon pelindungmengandung selulosa yang merupakan makanan rayap, sehingga rayap banyak menyerangnya.Frekuensi turnbangnya pohon pelindung akibat diserang rayap mencapai sepuluh kasus dalamsetahun ini, selain kerusakan langsung seperti rusaknya properti, kasus semacam juga mengakibatkankemacetan lalulintas parah. Tujuan dari penelitian ini mengetahui jenis rayap, prevalensi dan tingkatserangannya pada pohon pelindung serta jenis ianaman pohon pelindung yang diserang nyap.Meiode yang digunakan yaitu survei dengan teknik umpan {biting} menggunakan pathok kayuAlbasia, yang di tancapkan dalam lingkaran berjarak 1 m dari pohon pelindung, sampling rayapdikoleksi secara langsung. Data ragam rayap dan pohon pelindung diidentifikasi berdasarkan Ahmad(1959) dan Backer & Bakhuizen (1968), sedangkan untuk prevalensi dan tingkat serangan rayapdianalisis menggunakan rumus prevalensi dan kategori persentase kerusakan berdasarkan Remran(1993).. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di sepanjang jalan protokol Kota Purwokerto ditemukanempat jenis rayap yaitu Micrctermes insperatus Kemner, Macrctermes g/vus (Hagen), Adontotermesholmgreni Snyder&Emerson dan Adontotermes javanicus Holmgren. Prevalensi dan tingkat seranganrayap pada pohon lindung sangat rendah. Jenis tanaman pohon lindung yang terserang yaitu pohonGlodogan (Polyalthia longifolia), Tabebuia (Tabebuia aurea.) dan Bungur ((Lagerstremia speciosaAuct.). Kesimpulan akhir adalah rayap penyerang tanaman pelindung di Kota Punsokerto adalah 4jenis rayap tanah dengan prevalensi dan tingkat serangan sangat rendah yang menyerang pada empatjenis pohon pelindung saja.

Kata kunci : prcvalensi, rayap tanah, pohon pelindung, tingkat senngan.

PENDAHULUAN

Kota Punrokerto terletak di sebelah Selatan Lereng Gunung merupakan kota

didataran tinggi, yaitu antara 265-350 m dpl. Kota Purwokerto mempunyai program

peremajaan pohon pelindung sepanjang jalan protokol yaitu jalan yang dilewati bus

antar kota yang membujur arah Timur - Barat, dan jalan protokol yang membujur

Selatan - Utara menuju obyek wisata Baturaden. Program peremajaan pohon

pelindung memerlukan pengetahuan tentang kriteria pohon lindung yang baik,

terutama dalam skala di lapangan dengan mengevaluasi jenis pohon yang tumbuh

dan daya tahan terhadap serangan serangga pemakan kayu yaitu rayap. Pada

penelitian inijalan protokol di wakili jalan Jenderal Soedirman dan Jalan Baturaden

yang meliputi jalan S.Parman , jalan Suprapto dan jalan HR Boenyamin.

Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalan yang membujur arah Timur-Barat

diawali dari Bagian Timur kota Purwokerto, membelah tengah kota dan berakhir di

Bagian Barat Kota. Menurut Dinas Kehutanan Kabupaten Banyumas (2011), jenis

tanaman pohon pelindung yang berada ditepi sepanjang Jalan Jenderal Soedirman

meliputi ketapang (Terminalia catappa L.), glodogan {Polyalthia longifolia L.), kayu

bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id

Page 2: he 1 I. - Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirmanbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Keragaman dan...Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalan yang membujur arah Timur-Barat

, "2

manis(Crltnaffiomum burmannii), asam kranji (Dialium indicum L.), Tabebuia

(Tabebuia Aurelia), waru (Hibrscusteleaceus), palem raja (Roystonea regia), pucuk

merah (Syzgium oleina) dan beringin (Frcus benyamina). Berdasarkan data pra

survei yang telah dilakukan, terdapat 372 pohon glodogan, 222 pohon Tabebuia, 33

pohon kayu manis, 23 pohon palem, 18 pohon ketapang, 13 pohon asam kranji, 6

pohon beringin, 6 pohon pucuk merah, dan 5 pohon waru. Total 698 pohon.

Sebagian besar pohon pelindung berada ditengah bangunan beton trotoar kota

Jalan Baturaden merupakan jalan protokol yang melintang dari arah Selatan

ke Utara kota Purwokerto, dimulai dari jalan S. Parman, Jalan Suprapto, jalan HR

Bunyamin menuju arah Kota Baturaden. Di tepi sepanjang jalan utama ini terdapat

pohon pelindung Ketapang (Terminalia catappa L.), Mahoni (Sw'efenra mahagoni

L.), Glodogan (Palyalthia longifolia L.) Angsana Kembang (fterocarpus indicus

Willd.), Beringin (Frbus benjamina L.), Waru (Hrbtscus tiliaceus L.,Bunga kupu-kupu

(Bauhinia purpurea L.), Bungur (Lagerstroemia speciosa Auct.), dan Asam Kranji

(Dialium indicum L.), total 320 pohon. Sebagian pohon pelindung berada di tengah

bangunan beton trotoar kota dan sebagian besar tumbuh pada tanah normal tidak

dibeton.

Menurut Ditjen Bina Marga (1996) pohon pelindung atau tanaman peneduh

adalah kelompok tanaman yang berbentuk pohon dengan banyak atau tanpa

percabangan, tinggi lebih dari 2 meter dan dapat memberikan keteduhan atau

menahan cahaya matahari bagi pejalan kaki, mampu membuat lingkungan menjadi

sejuk dan menyerap karbon juga sebagai peredam suara baik secara kualitatif

maupun kuantitatif (Antari dan Sundra ,2007).

Kriteria tanaman pohon pelindung yaitu kokoh, tidak mudah tumbang, mampu

hidup dalam jangka waktu yang lama dan tidak perlu perawatan yang intensif,

akarnya ke bawah tidak menjulang di atas tanah dan daun tidak mudah rontok.

Secara umum pohon pelindung dipilih karena mempunyai unsur dominan

kayu. Kayu dapat dikelompokkan berdasarkan sifat keawetan ke dalam beberapa

kategori. Sifat keawetan alami kayu adalah daya tahan kayu terhadap organisme

perusak kayu sepertijamur dan rayap tanah (Nandika, 1990). Keawetan alami kayu

ditentukan oleh kadar zat ekstraktif (Sjosrom, 1982 dalam Yudianto, 2005) yang

sebagian besar terdiri atas senyawa-senyawa tunggal tipe lipofil maupun hidrofil

yang larut dalam pelarut-pelarut organik netral dan air. Zat ekstraktif merupakan

"natural productf' yang terdapat pada sel-sel tanaman dan bukan merupakan

penyusun utama dinding sel, dibentuk oleh hormon tumbuhan melalui proses

metabolisme sekunder tumbuhan, mudah diekstraksi dengan menggunakan bahan

pelarut netral seperti aseton, heksana, eter, methanol dan sebagainya (Rowe dan

bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id

Page 3: he 1 I. - Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirmanbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Keragaman dan...Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalan yang membujur arah Timur-Barat

aJ

Conner, 1978 dalam Mulyono, 2001). Sejumlah kayu mengandung senyawa-

senyawa yang dapat diekstraksi yang bersifat racun atau mencegah bakteri dan

jamur (Fengel dan Wegener, 1995)

Menurut Sjostrom (1995) komponen utama kayu kira-kira 4A45 % bahan

kering dalam kebanyakan kayu adalah selulosa, terutama terdapat dalam dinding

sel sekunder. Selulosa merupakan produk dari tumbuhan yang tersusun dari unit-

unit anhidroglukopiranosa yang bersambungan membentuk rantai molekul. Selulosa

merupakan polimer yang keberadaanya melimpah sekitar 26,5 x 1010. Selain

selulosa, kayu mengandung hemiselulosa yang termasuk dalam kelompok

polisakarida heterogen, dibentuk melalui jalan biosintesis yang berbeda dari

selulosa. Jumlah hemiselulosa dari berat kering kayu biasanya antara 20 dan 3Q o/a.

Komposisi dan struktur hemiselulosa dalam kayu lunak berbeda dari kayu keras.

Perlcedaan yang besar juga terdapat dalam kandungan dan komposisi hemiselulosa

antara batang, cabang-cabang, akar dan kulit kayu. Selain selulosa dan

hemiselulosa, kayu juga mengandung lignin. Lignin merupakan zat makromolekul

dengan kandungan karbon tinggi. Kayu lunak mengandung 2G324/o lignin,

sedangkan kayu keras kandungan lignin mencapai 35-40o/o.

Kayu telah dikenal dalam pertimbangan dipergunakan atau tidaknya jenis

pohon pelindung. Kenyataan ini dapat dipahami mengingat kayu memiliki

karakteristik khas yang tidak dijumpai pada bahan lainnya, namun kayu memiliki

kelemahan yaitu dapat dirusak oleh faktor biologis berupa organisme, faktor-faktor

fisik dan mekanis serta kimia (Nandika dan Tambunan, 1990).

Organisme perusak kayu diantaranya yaitu rayap. Jenis-jenis rayap yang telah

dideskripsikan dan diberi nama, di dunia ada sekitar 2000 spesies {sekitar 120

spesies merupakan hama), sedangkan di lndonesia terdapat kurang lebih 200

spesies yang dikenal, sekitar 20 spesies diketahui berperan sebagai hama perusak

kayu serta hama hutan atau pertanian flarumingkeng, 1971\.

Rayap tanah adalah rayap yang paling sering ditemui pada kerusakan kayu

dan membangun koloni di dalam tanah. Rayap ini bersarang dalam tanah terutama

dekat pada bahan organik yang mengandung selulosa seperti kayu, serasah, dan

humus. Makanan utama rayap adalah bahan yang mengandung selulosa seperti

daun, kertas, kain, dan kayu. Kemampuan rayap dalam mencerna selulosa

dikarenakan serangga ini mempunyaienzim selulase di dalam perut yang dihasilkan

oleh mikroorganisme kelompok protozoa (Krishna dan Weesner, 1969).

Rayap dalam koloninya selain memiliki kasta, memiliki juga sifat-sifat yang

sangat berbeda dibanding dengan serangga lainnya. Menurut Nandika (2003) dan

Tambunan et al. (1989) sifat rayap terdiri atas cryptobiotik yaitu sifat rayap yang

bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id

Page 4: he 1 I. - Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirmanbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Keragaman dan...Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalan yang membujur arah Timur-Barat

4

tidak tahan terhadap cahaya, kanibalistik merupakan perilaku rayap untuk memakan

individu lain yang sakit atau lemas, neuraphagy adalah perilaku rayap yang

memakan Bangkai dan thropalaxr's yaitu perilaku rayap yang saling menjilati dan

tukar menukar makanan antar sesama individu, Karakter yang terakhir ini sangat

bermanfaat untuk teknik pengendalian populasi rayap.

Rayap banyak ditemukan di bawah naungan karena pancaran matahari

secara langsung dapat menyebabkan tubuhnya mengalami dehidrasi. Kondisi

tersebut akan tampak berbeda sekali pada kasta reproduktif saat terbang kawin

yang umumnya menyenangi tempattempat terang (Kalshoven, 1981).

Roonwall (1979) menyatakan bahwa dari jenis rayap yang ada maka habitat

rayap dibagi menjadi dua yaitu rayap yang membangun sarang dalam kayu di atas

tanah yaitu rayap kayu basah dan rayap kayu kering. Rayap yang membangun

sarangnya di dalam tanah yaitu rayap tanah, rayap padang pasir dan rayap

pembentuk gundukan tanah. Dari jenis rayap di atas, rayap tanah yang paling

banyak menimbulkan kerugian di daerah tropika. Rayap tanah adalah golongan

rayap yang bersarang di dalam tanah dan membangun liang kembara (wondering

tunnels) serta menghubungkan sarang dengan benda yang diserang. Menurut

Dermoredjo {1977}, daya rusak golongan rayap tanah tersebut sangat tinggi dan

anggota koloninya sangat banyak dan perkembangannya sangat cepat.

Sejauh ini kasus kematian atau tumbangnya pohon pelindung karena keropos

diserang rayap di jalan jalan Kota Punrokerto banyak terjadi di area luar

permukiman, kerusakan terbesar terjadi pada property mobil yang diparkir, dalam

setahun tidak kurang 10 kasus terjadi namun banyak menghambat kelancaran

lalulintas. Namun sebagai langkah lanjut dari program peremajaan pohon pelindung,

evaluasi jenis rayap yang potensial mengganggu ketahanan pohon pelindung di

Kota Punrokerto perlu segera dilaksanakan.

Achirman (2000) dalam penelitiannya menggunakan cara pengumpanan

(biting) dengan kayu alba. Cara pengumpanan (biting) merupakan metode yang

digunakan dalam pengendalian serangan rayap tanah menggunakan anti rayap non

kimiawi yang ramah lingkungan (Nandika,2002). Menurut Martawijaya et al. (1981)

dalam Ratri (2007), kayu alba atau kayu sengon (Albizia falcataria (L).Fosberg)

termasuk kayu lunak yang mudah lapuk sehingga mudah terserang jamur dan

cendawan dan disukai rayap.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagaiberikut :

1. Jenis rayap apa saja yang menyerang pohon lindung di jalan protokol

Purwokerto.

bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id

Page 5: he 1 I. - Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirmanbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Keragaman dan...Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalan yang membujur arah Timur-Barat

5

Berapa prevalensidan tingkat serangan rayaptanah terhadap pohon lindung

di jalan protokol Purwokerto.

Jenis tanaman apa saja yang terserang oleh rayap di jalan protokol

Purwokerto.

Tujuan untuk mengetahui:

Jenis rayap tanah yang menyerang pohon

Soedirman Punruokerto,

Prevalensi dan tingkat serangan rayap tanah

jalan Jenderal Soedirman Purwokerto.

3. Jenis tanaman pohon lindung yang diserang

Purwokerto

METODOLOGI

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rayap tanah, alkohol TAoh dan

pathok kayu alba (20 cm x 2 cm x 2cm).Alat-alat yang digunakan dalam penelitian

ini adalah botol sarnpel, pinset, alat pencukil, mikroskop stereo, termohigrometer,

sorT fesfer, lux meter, kertas label, kertas strimin, alat tulis, dan kamera digital.

Metode yang digunakan yaitu metode survei dengan teknik pengumpanan

(biting) menggunakan kayu alba (Sumarni dan lsmanto, 1988) yang di tancapkan

dalam lingkaran diameter 1 m dari pohon pada seluruh pohon pelindung yang

ditanam di kedua jalan protokol kota Punarokerto.Variabel yang diamati dalam

penelitian ini adalah jenis rayap yang menyerang pohon lindung, prevalensi dan

tingkat serangannya dan jenis pohon pelindung yang diserang oleh rayap, faktor

pendukung temperatur udara, intensitas cahaya, kelembaban tanah dan pH tanah.

Pathok kayu alba ukuran 2 cm x 2 cm x 25 cm ditancapkan ke dalam tanah

di bawah pohon dekat perakaran sedalam 20 cm pada semua pohon lindung di

sepanjang dua Jalan protokol Kota Purwokerto.

Sampel rayap yang ditemukan pada tanah bagian bawah pohon lindung dan

pada pathok diambil dengan eendok dan dimasukkan ke dalam botol sampel yang

telah berisi alkohol 70a/o lalu diberi label. Selanjutnya dibawa ke Laboratorium

Entomologi- Parasitologi Faulktas Biologi Unsoed untuk di identifikasi.

Perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui besarnya persentase

prevalensi pohon lindung yang terserang rayap menggunakan rumus (Holmes et al.,

1982). :

Prevalensi =fumlah pohon lindung yang terserang rayap tanah

xlAA 0/o

lumlah total pohon lindung yang diamati

2.

3.

1.

2.

lindung di jalan Jenderal

terhadap pohon lindung di

oleh rayap di jalan protocol

Data tingkat serangan rayap tanah dinyatakan dalam persentase terhadap

bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id

Page 6: he 1 I. - Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirmanbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Keragaman dan...Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalan yang membujur arah Timur-Barat

6

total volume kayu (Remran, 1993). Pengukuran volume kayu yang rusak akibat

serangan rayap tanah yang dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan

plastisin yaitu menutup luka pohon yang dimakan rayap. Kemudian plastisin diambil

dan dimasukkan ke dalam gelas ukur yang berisi akuades. Perubahan volume

akuades setelah dimasukkan plastisin dicatat. Selisih volume kenaikan dengan

volume awal-akhir akuades merupakan volume kerusakan kayu.,

Temperatur udara, Kelembaban Tanah, lntensitas Cahaya, pH Tanah,

ldentifikasi dilakukan di Laboratorium Entomologi dan Parasitologi Fakultas

Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto menggunakan kunci identifikasi

rayap Ahmad (1959) .ldentifikasijenis pohon menggunakan Backer and Bakhuizen

(1e68).

Hasil penelitian prevalensi dengan statistik sederhana mengunakan rumus

prevalensi yang disebutkan di atas. Tingkat serangan rayap dianalisis

menggunakan kategori berdasarkan Remran (1993). Kategori tingkat serangan

rayap sebagaiberikut:

1. Serangan ringan, apabila persentase kerusakan kurang dari 5o/o

2. Serangan sedang, apabila persentase kerusakan antara 5'20 o/o

3. Serangan berat, apabila persentase kerusakan lebih dari 20%

HASIL DAN PEHBAHASAN

Berdasarkan identifikasi menggunakan kunci determinasi dari Ahmad (1959)

rayap tanah yang menyerang pohon lindung di sepanjang jalan Jenderal Soedirman

Kota Purwokerto terdiri atas empat jenis yaitu Microtermes insperatus Kemner

(Gambar 1.1\, Macrotermes gilvus (Hagen) (Gambar 1.2), Odontotermes holmgreni

Snyder & Emerson (Gambar 1.3), dan adantotermes javanicus Holmgren (Gambar

1.4). Sedangkan pada pohon lindung di sepanjang jalan Batunaden ditemukan

rayap tanah sebanyak dua spesies yaitu Microtermes insperatus dan Macrotermes

gilvus.

Jenis rayap yang ditemukan di sepanjang ke dua jalan protokol kota

Purwokerto merupakan rayap tanah yang sering dijumpai di sekitar Kota

Purwokerto. Hal ini sesuai Windariani (2006) yang menyatakan bahwa terdapat

enam spesies rayap tanah menyerang perumahan di desa Ledug Kecamatan

Kembaran, Banyumas,4 diantaranya yaitu M. gilvus, M. insperatus, A. javanicus, O.

holmgreni, Ataupun lnnawati (2005) menyatakan bahwa jenis rayap yang

menyerang bangunan rumah penduduk di Desa Kedunguter, Banyumas yaitu

Odontotermes javanicus (Holmgren), Macratemes grfuus (Hagen), dan Microteffnes

insperatus (Kemner).

bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id

Page 7: he 1 I. - Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirmanbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Keragaman dan...Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalan yang membujur arah Timur-Barat

7

Rayap M. insperafus Kemner kasta prajurit memiliki ukuran tubuh 2 - 2,5 mm

dan caput 1 - 2,5 mm. Mandibula yang dilengkapi dengan gigi mandibularis, caput

berbentuk membulat berwama kekuningan dengan rambut-rambut yang letaknya

tersebar, antenna terdiri atas 14 ruas, ruas kedua ukurannya relatif lebih panjang

dibandingkan dengan ruas ketiga, labrum berbentuk seperti lidah, gigi mandibularis

kiri letaknya agak di sebelah posterior dibandingan dengan letak gigi mandibularis

kanan, pronotum jelas, btaknya disebelah anterior (Arthadi, 1989). Menurut Ginuk

dan lsmanto (1988) datam lrmawati (2005), M. insperafus Kemner merupakan jenis

rayap tanah yang mempunyai ukuran tubuh paling kecil dibandingkan dengan jenis

rayap lain yang ada pada familia Termitidae.

M. rnsperafus Kemner menyerang di tiga lokasi pohon yaitu dua pohon

glodogan dan satu pohon Tabebuia di Jl Jend Sudirman, hal ini sesuai sifat M.

insperatus yang memiliki tempat penyebaran yang luas (kosmopolitan) dan

seringkali ditemukan saat menyerang kayu pada pohon. Disepanjang jl Baturraden

rayap tanah Microtermes rnsperafus dan Macrotermes gilvus di dalam liang

kembara terlihat bersama-sama dalam hal serangan. Hal ini sesuai pendapat

Tarumingkeng (1971) yang menyatakan bahwa Macrotermes dan Micratermes

memang kerapkali terdapat bersama-sama dan menyerang dalam satu sarang

bersama-sama pula karena keadaan rayap memiliki cara hidup yang hampir sama.

Kedua jenis rayap ini sering terlihat berasosiasi dalam berkebun jamur serta dalam

hal serangan. Macrotermes akan menempati bagian dasar dalam berkebun,

sedangkan Microtermes akan berada pada bagian atasnya.

Macrotermes gilvus (Hagen) ditemukan di Jl Jend Soedirman di dua lokasi

pohon lindung jenis pohon yang sama, yaitu pohon glodogan (Polyalthia longifolia).

Sedang di jalan Baturraden pada pohon Bungur. Ukuran tubuh rayap ini tergolong

besar mencapai mencapai 11 mm (Tarumingkeng, 1971). M. gilvus (Hagen)

ditemukan di lokasitersebut karena spesies inijuga merupakan spesies rayap tanah

yang kosmopolitan, selain itu kondisi tanahnya yang lembab akibat rimbunnya

vegetasi yang menghalangi panmran sinar matahari secara langsung sangat cocok

bagi kehidupan M. gilvus (Hagen) karena tanah yang kelembabannya tinggi

mendukung tumbuhnya jamur di dalam sarang, seperti pernyataan Natawiria (1979)

bahwa Macrotermes dapat hidup pada tanah yang lembab, basah dan keras pada

waktu kering dimana rayap spesies lain tidak dapat hidup.

Rayap tanah genus Microtermes dan Macrotermes menyukai habitat yang

sama yaitu tanah yang lembab, selain itu serangan rayap ini seringkali terlihat

bersama-sama dalam satu liang kembara. Microtermes dan Macrotermes selalu

berasosiasi di dalam berkebun jamur dan dalam hal serangan. Macrotermes dalam

bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id

Page 8: he 1 I. - Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirmanbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Keragaman dan...Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalan yang membujur arah Timur-Barat

8

berkebun jamur akan menempati bagian dasar, sedangkan Microtermes akan

menempati bagian atasnya. Microtermes merupakan rayap tanah yang membuka

jalan untuk melancarkan serangan yaitu dengan membangun saluran kembara

baru, kemudian diikuti spesies lainnya (lnoue et al., 1998 dalam lrmawati 2005).

Kasus initerjadi pada sampling dijalan Batunaden.

Pada pohon glodogan dijalan Jenderal Soedirman diperoleh rayap familia

Macrotermeidae lainnya yaitu yaitu Odontotermes holmgreni Snyder&Emerson dan

O. javanicus Holmgren. Rona lingkungan di sekitar lokasi pengambilan sampel

banyak serasah, demikian pula tanah yang digunakan menanam merupakan tanah

tambahan yang banyak sampah daun dan batang ranting yang telah lapuk. Diduga

hal inilah yang menjadi penyebab ditemukannya Odontotermes di lokasi-lokasi

tersebut. Dugaan ini didasarkan pendapat Hasan (1984) dalam Kadarsah (2005),

yang menyatakan bahwa Odontotermes adalah rayap pembersih sampah yang

sering memakan kayu yang sudah mati atau membusuk dan biasanya membuat

lubang-lubang di dalam batang Kedua jenis ini tidak ditemukan pada pohon

pelindung sepanjang jalan Batunaden.

Perbedaan utama diantara kedua spesies rayap tanah ini adalah pada

bagian labrurn, gigi mandibularis dan panjang caputnya. O. holmgreni labrumnya

meluas, pada bagian apical membulat seperti lidah. Panjang caput dengan

mandibula 3,19 mm dan tanpa mandibula 2,13 mm. O. javanicus mempunyai

labrum yang menyempit mencapai gigi mandibularis kiri yang berbentuk konvek

serta tajam. Panjang caput dengan mandibula 3,27-3,36 mm dan tanpa mandibula

2,19-2,44 mm (Windariani, 2006),

Menurut Sumarni dan lsmanto (1988) pada kondisi tanah agak kering

Odontotemes dapat melakukan pengembaraan dekat dengan permukaan tanah

untuk mencari sumber makanan, tetapi pada kondisi tanah yang lembab ini akan

melakukan pengembaraan yang jauh dari pennukaan tanah agar dapat bertahan

hidup.

Microtermes (familia Termtidae) Maerotermes dan Odontotermes ( familia

Macrotermitidae) merupakan jenis rayap dari komunitas rayap tanah. Ketiga genus

rayap ini diketahui sebagai perusak bangunan. Rayap familia Termitidae biasanya

bersarang di dalam tanah, terutama yang dekat dengan bahan yang banyak

mengandung selulosa seperti kayu, timbunan sampah organik, humus atau serasah

(Prasetiyo dan Yusuf, 2005).

Terkait dengan adanya perbedaan dari ragam jenis yaitu Jend Soediman

yang memiliki dua jenis lebih banyak yaitu jenis O. javanicus dan A. holmgreni di

duga terkait dengan faktor abiotik yang berbeda sangat mencolok. (tabel 1).

bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id

Page 9: he 1 I. - Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirmanbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Keragaman dan...Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalan yang membujur arah Timur-Barat

9

Perbedaan faktor abiotik ini diduga karena arah dan rona lingkungan. Jalan

Jend. Soedirman mengarah Timur-Barat dengan posisi kanopi pohon menutupi

sinar matahari yang datang pada lokasi sampling, dan ketinggian tempat yang sama

(256 m dpl), serta berada dalam kota sedang Jl Baturaden mengarah selatan -utara sehingga seluruh bagian lokasi sampling terpapar sinar sepanjang hari dan

ketinggian tempat bervariasi (256 m dpl sebelah selatan - 350 m dpl bagian utara),

bagian selatan ada dalam kota sedangkan sebelah utara menuju arah luar kota

(pegunurgan).

Gathome et al. (2012) menyatakan ketinggian tempat memberikan pengaruh

nyata terhadap ragam dan kelimpahan populasi rayap, sebab kenaikan 100 m rata-

rata akan menurunkan suhu udara 10 C dan kelembaban udara dalam persen

tertentu. Familia Macrotermiidae lebih dominan pada daerah yang lebih kering dan

suhu lebih tinggi ( lnoue et al.,2006).

Meskipun secara umum faktor abiotik masih memenuhi persyaratan bagi

kehidupan rayap namun tidak pada kondisi optimal. Habitat yang disukai rayap

adalah pada kisaran suhu antara 22,11 - 26,27oC dan kelembaban optimal antara

95 - 96 % flarumingkeng, 1985). Menurut Harris (1961), suhu optimum untuk rayap

adalah 250C- Suhu udara di lndonesia umumnya merata sepanjang tahun berkisar

antara 25,7 - 28,90C dengan kelembaban udara berkisar antara 84 * 98 %.

Dilihat dari prevalensinya, kehadiran dan serangan rayap tanah terhadap

pohon lindung ini sangat rendah. Dari seluruh pohon sebanyak 698 pohon di Jl.

Jend Soedirman, sampel yang terserang rayap tanah sebanyak 3 pohon, sehingga

prevalensinya 0,004o/o.bahkan lebih rendah lagi untuk jl Baturraden (0,003%).

Prevalensi dari jenis pohon lindung di sepanjang dua jalan protokol kota

Punrokerto diantaranya dapat dilihat pada table 2 berikut:

Tabel {. Daftar Faktor Abiotik Pendukung Penelitian

No Faktor abiotik Jl. Baturraden Jl. Jend.Soedirman

1. Suhu oC 20.5 "C 20'c2. pH tanah 7,4 6,48

3. Kelembaban tanah 86% 70,750/o

4. lntensitas cahaya 245 324.1

bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id

Page 10: he 1 I. - Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirmanbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Keragaman dan...Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalan yang membujur arah Timur-Barat

Tabel2. Prevalensiserangan Rayap diSepanjang Jalan Protokol Kota Purwokerto.

No. Lokasi f Pohon f pohon yang terserang Prevalensi

(Yo)

1. Jl. Jend Sudirman 698 3 0,004

2 Jl . Baturraden 320 1 0,003

10

Tirgkat serangan rayap pada pohon lindung pada ke dua jalan protokol

sr€at rendah (< 5olo) dari seluruh volume batang. Pada semua pohon yang

terserang rayap hanya menyerang pada bagian kulit saja dan belum masuk pada

bagian kayu. sesuai dengan kriteria Remran (1993) yang menyatakan tingkat

serangan rendah berkisar 5%. Tingkat serangan yang didapat jauh di bawah

standar dari Remran. Disebabkan kerusakan belum menyentuh kayu maka

pengukuran volume kerusakan kayu yang menggunakan plastisin tidak dilakukan.

Ada perlcedaan preferensi serangan rayap terhadap jenis pohon pelindung di

sepanjang jalan protokol" Pada Jalan Jenderal Soedirman Purwokerto, yaitu jenis

phon glodogan dan pohon Tabebuia, sedangkan serangan dijl Batunaden terjadi

pada pohon Bungur.

Sebagian besar pohon pelindung dikota Punarokerto tidak diserang rayap

diduga adanya pertahanan internal dari setiap pohon berupa kandungan zat

ekstraktif yang terdapat di pohon pelindung itu sendiri. Menurut Alfenas et al.,

(1982) dalam Febrianto, et al. (2Q00) zat ekstraktif beberapa jenis kayu memang

telah terbukti mengandung senyawa bio-aktif yang dapat menghambat pertumbuhan

jamur dan rayap. Tidak semua zat ekstraktif bersifat racun, tetapi secara umum

semakin tinggi kandungan zat ekstraktif dalam kayu maka semakin tinggi pula sifat

keawetan alamikayu.

Zat ekstral{if merupakan zat yang mudah larut dalam pelarut seperti eter,

alkohol, bensin dan air. Banyaknya rata-rata 3 - $a/o dari berat kayu kering, berupa

minyak, resin, lilin, lemak, tannin, gula, pati dan zat wama. Zat ekstraktif terdapat

dalam rongga sel tetapi bukan merupakan bagian dari struktur dinding sel. Zat

ekstraktif memiliki arti yang penting dalam kayu karena dapat mempengaruhi sifat

keawetan, warna, bau dan rasa sesuatu jenis kayu, dapat digunakan untuk

mengenal sesuatu jenis kayu (Antok, 2411).

Pohon glodogan merupakan tumbuhan yang paling banyak di sepanjang jalan

protokolkota Purwokerto mempunyai sistem perakaran tunggang, daunnya menyirip

dengan tulang daun menjala. Tumbuhan ini biasa ditemukan di berbagai tempat

dengan ketinggian kurang dari 1200 m dpl. Glodogan merupakan tanaman yang

tidak peka udara tetapi mampu menyerap Pb (Samsoedin, 2S8). Kandungan zat

bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id

Page 11: he 1 I. - Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirmanbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Keragaman dan...Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalan yang membujur arah Timur-Barat

11

ekstraksi pohon glodogan belum diketahui. Pada pohon usia lanjut cukup banyak

menarik rayap untuk mendatanginya. Ada dua pohon di jalan protokol Kota

P unrnokerto yang diserarg.

Pohon Tabebuia merupakan familia Bignoniaceae, dengan tinggi sampai 7

meter sudah berumur + 4 tahun. Penanaman dilakukan saat pohon berumur 1

tahun. Tabebuia memiliki daun berbentuk majemuk sebanyak 3'7 helai pertangkai.

Bunganya benrama kuning serempak, berbunga saat musim pancaroba-

Pertumbuhan Tabebuia lambat, tetapi batangnya kuat. Kandungan zat ekstraktif

pada pohon Tabebuia yaitu iridoid, monoterpenoid, alkaloid, asam elagik, dan

kalsium oksalat (anonymous, 201 1).

Pohon palem raja berderet di sebagian jalan memilikibiji yang mengandung

alkaloid, dan proantosianidin, yaitu suatu tannin terkondensasi yang termasuk

dalam golongan flavonoid. dan vasodilatasi (Fine 2000 dalam Maskromo dan

Miftahonochman, 2007). Leigh (2003) dalam Maskromo dan Miftahorrochman

(2007) menyatakan batang palem mengandung alkaloid, tanin, kanji, resin,

karbohidrat, dan arekolin yang berfungsi sebagai anti-feedant bagi rayap.

Pohon Waru merupakan tanaman yang paling sedikit dan hanya 5 pohon,

tanpa serangan rayap, diduga karena zat ekstraktif yang bersifat anti-feedant bagi

rayap. Kandungan kimia daun dan akar waru adalah saponin, flavonoid dan tanin

(Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991 dalam Anonymous, 2009).

Pohon beringin yang terdapat di sepanjang Jalan protokol tidak diserang

oleh rayap rayap diduga memiliki zat ekstraktif. Menurut Hutapea (1994) dalam

Farihah (2008) kandungan kimia daun, akar, dan kulit batang beringin mengandung

flavonoid, saponin, dan polifenol. Kandungan flavonoid dari kayu berpotensi

menghambat aktivitas makan rayap tanah (Chen et a\.2004\.

Pohon ketapang berada menyebar di sepanjang jalan protocol, Kayunya

mempunyai kualitas cukup baik meskipun rentan rayap (Alamendah, 2011).

Pohon kayu manis ditemukan 33 pohon, memiliki bau khas aromatik kayu

manis (Kristio, 2AA7). Kandungan kimia minyak esensial daun kayu manis memiliki

efektivitas anti rayap (Chang dan Cheng,2AAZ).

Pohon pucuk merah dapat mencapai tinggi 7 meter (Anonim, 2A11) danzat

ekstraktif yang belum diketahui.

Pohon asam kranji daun dan buah pohon asam kranji mengandung

senyawa saponin, flavonoida, dan polifenol. Senyawa polifenol mempunyaiefek anti

rayap, antijamur, dan anti bakteri (Sari dan Syafii, 2001)-

Pohon bunga kupu-kupu kulit kayunya mengandung jumlah besar asam-

tannic (tannic aad) dan glukosa (Hartono, 2011).

bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id

Page 12: he 1 I. - Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirmanbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Keragaman dan...Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalan yang membujur arah Timur-Barat

t2

Berdasarkan penjelasan mengenai kandungan zat ekstraktif pada pohon

pelindung di sepanjang jalan protokol Purwokerto, dapat diketahui bahwa hampir di

setiap pohon lindung memilikizat ekstraktif yang berfungsi sebagai perlindungan diri

terhadap serangan rayap tanah. Menurut Mitsunaga (2007) tanaman memproduksi

metabolit sekunder sebagai perlindungan teftadap serangan dari luar, yaitu

serangan rayap. Sehingga wajar dari 13 jenis pohon pelindung dijalan protocol Kota

Purwokero hanya 3 jenis saja yang terserang rayap, meskipun baru pada bagian

kulit pohon saja, (tabel 3).

Tabel 3. Jenis pohon dan jumlah yang terserang rayap

Terkait dengan pemilihan bahan kayu umpan (biting) untuk menarik dan

mengetahui keberadaan rayap tanah yang menyerang pohon lindung di sepanjang

jalan Jenderal Soedirman ini, metode pengumpanan (baiting) menggunakan

potongan kayu alba atau sengon (Albizia falcataria (L). Fosberg)- Menurut

Martawijaya et al. (1981), kayu kalba atau kayu sengon termasuk kayu lunak yang

mudah lapuk dan sangat disenangi rayap. Kayu alba berfungsi untuk memancing

rayap agar keluar ke atas dan memudahkan untuk mengambil sampel dan data

berupa foto. Menurut Sumami dan lsmanto (1988), metode umpan (biting) dapat

digunakan untuk mendeteksi keberadaan serta mengetahui spesies rayap tanah di

suatu area. Keunggulan teknik ini yaitu tidak mencemari tanah, sasarannya spesifik,

memudahkan cam pengambilan sampel penelitian (Frene,h, 199+).

No Nama lokal Jl. Baturraden Jl. JendSoed Terserang

1. Bungur 142 0 1

2. Glodogan 48 372 2

3. Waru 1 5 0

4. Bunga Kupu-kupu 29 0 0

5. Ketapang o 18 0

6. Angsana Kembang 122 0 0

7. Beringin 5 6 0

8. Mahoni 2 0 0

9. Asam Kranji 2 13 0

10 Tabebuia 0 222 1

11 Kayu manis 0 33 0

12 Palem raja 0 23 0

13 Pucuk merah 0 6 0

TOTAL 320 698 4

bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id

Page 13: he 1 I. - Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirmanbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Keragaman dan...Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalan yang membujur arah Timur-Barat

13

Pengumpanan berupa batang kayu alba dilakukan sekitar 2-3 hari sebelum

pengambilan sampel. Hal ini sesuai dengan cara kerja Nandika (2002) bila koloni

rayap dekat posisi kayu umpan maka dalam waktu 2-3 hari serbuk kayu umpan

akan dimakan, karena kemungkinan lokasi sarang rayap tanah jauh dengan lokasi

serangan (pengambilan sampel).

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat di ambil berdasarkan hasil dan pembahasan adalah

sebagai berikut:

1. Spesies rayap tanah yang ditemukan menyerang pohon lindung di sepanjang

jalan protokol Kota Purwokerto semuanya rayap tanah, yaitu Microfermes

insperatus Kemner, Macrotermes gilvus (Hagen), Odontotermes holmgreni

Snyder&Emerson, dan Odo ntate rm es j av an icu s {Holmgren).

2. Prevalensi dan tingkat serangan terhadap pohon lindung di sepanjang jalan

Jenderal Soedirman Kota Purwokerto tergolong sangat rendah.

3. Jenis tanaman pohon lindung yang terserang rayap tanah di sepanjang jalan

Jenderal Soedirman Kota Purwokerto ada tiga, yaitu pohon Glodogan,

Tabebuia dan Bungur

SARAN

Perlu adanya pembersihan sampah yang bertindak sebagai sumber selulosa

di sekitar pohon pelindung agar idak menjadi daya tarik rayap.

DAFTAR REFERENSI

Achirman, G. 2000. Studi Komunitas Rayap Tanah pada Tegakan Pinus dan Damar

di Hutan Wanawisata Baturraden KPH Banyumas timur. Skripsi (tidak

dipublikasikan). Fakultas Biologi UNSOED, Purwokerto.

Adriani, U. 2010. Rayap tanah perusak kayu. http://lwww.wikipedia.goml Ravap

Tanah Perusak Kqvu. Diakses tangal 13 Juni 2011.

Ahmad, M. 1959. Key To The lndomalayan Termites. Departement of Zoology.

University of The Punjabi, Lahore. Pakistan.

Alamendah . 2011. Pohon ketapang atau Terminalia catappa.

http:/lwww.alamendah's Bloq/ Pohon ketapanq atau Iernrnata cafappa.

Diakses tanggal 6 Januari 2Q12.

Anonymous. 2009. Waru (Hr'brscus tiliaceus). http://www.CCRCFarmasiUGM.com/

Berbagi dan Aplikasi Kemoprevensi. Diakses tanggal 6 Januari 2412.

bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id

Page 14: he 1 I. - Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirmanbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Keragaman dan...Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalan yang membujur arah Timur-Barat

t4

.2011- Merah hijau si pucuk merah. http://www.qoogle.com/Merah hijau

si pucuk merah. Diakses tanggal 9 Januari 2012.

Antari, R. K. A. dan Sundra L K. 2AA7. Kandungan Timah Putih (Plumbum) pada

Tanaman Peneduh Jalan di Kota Denpasar. Jumal Bumi Lestari, Vol. 7 No.l,

hal 31-38.

Antok. 2011. Sifat kimia kayu 2. http:i/www.sooqle.com/ SifatKimiaKavu2. Diakses

tanggal 21 Desember 2Q11.

Asaforestry. 2011. Bibit tabebuia kuning. http:/lasafor,estrv.indqnetwo{k.co.!d,/.

Diakses tanggal 17 Juli 2011.

Backer, C. A. andV. D. B. Bakhuizen. 1968. Flora of java (spermathophytes only).

Wafter Noordhoff N. V. Groningen, The Netherlands.

Dermoredjo, S. 1977. Percobaan Pencegahan Serangan Rayap Subteran Pada

Bangunan Perumahan. Skripsi (tidak dipublikasikan). Fakultas Kehutanan

lPB, Bogor.

DireKorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum. 1996. Tata Cara

Perencanaan Teknik Lansekap Jalan. No : 033/TIBM/1996.

Evizal, R. 2005. Rayap Agen Pengurai. Seri Biota BGBD 1:3.

Farihah, 2008. Uji Toksisitas Ekstrak Daun Ficus benjamina L Terhadap Artemia

sa/rna Leach Dan Profil Kromatografi Lapis Tipis. Skripsi (tidak

dipublikasikan). Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Fengel, D. dan Wegener. 1995. Kayu; Kimia, Ultrastruktur, Reaksi-reaksi. Gadjah

Mada University Press, Yogyakarta.

French, J. R. J. 1994. Physical Barrier and Bait Toxicant : The Romeo and Juliet of

Future Termite Control. Paper Prepared for The 25th Annual Meeting

lnternational Research Group on Wood Preseruation.

Ginuk, S. dan A. lsmanto. 1988. . Keanekaragaman Jenis dan lntensitas Serangan

Rayap Tanah di Tiga Tipe Tanah di Areal Bekas Kebun Karet. Jumal

Penelitian Hasit Hutan 5:144-117.

Harris, W. V. 1961. Termites Their Recognition And Control. Second Ed. Longmans

Green and Co. 4d, London.

Hathway, D. E. 1962. The Condensed Tannins. ln Wood Extractives (Hillis W. E).

Academic Press. New York.

Holmes, J. C. , G. W. Esch, A. M. Kuris and G. A Schad. 1982, The Use of

Ecological Term in Parasitology. Journal Parasitology. 1:131-133.

lnoue, T. T. Abe and P. Vijarson. 1998. Mount Structure of Fugus. Growing Termite

Macrotermes gilvus (Hagen) in Thailand. Journal of Tropical Ecolagy, 14:6

13.

bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id

Page 15: he 1 I. - Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirmanbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Keragaman dan...Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalan yang membujur arah Timur-Barat

15

lrnawati, N. 2005. lntensitas Serangan Rayap Tanah Terhadap Bahan Kayu

Bangunan Rumah Penduduk Desa Kedunguter Kecamatan Banyumas.

Skripsi (tidak dipublikasikan). Fakultas Biologi UNSOED, Purwokerto.

Kadarsah, A. 2005. Studi Keragaman Rayap Tanah Dengan Teknik Pengumpanan

Pada Tumpukan Jerami Padi Dan Ampas Tebu Di Perusahaan Jamur PT.

Zeta Agro Corporation Jawa Tengah, Jumal Bioscientiae Vol. 2, Na. 2, Hal

17-22.

Kalshoven, L. B. E. 1981. The post of crops in lndonesia. PT. lkhtisar Baru, Jakarta.

Krishna, K dan T. M. Weesner. 1969. Biology of termites. Vol. l. Academic Press,

New York and London.

Krishnayya dan Bedi. 1986. Glodogan tiang puna dian. http:illscribd.com/. Diakses

tgl 17 Juli 2011.

Kristio. 2AO7. Tanaman obat lndonesia, Cinnamomum burmannii.

http://www. multiply. com/ Tanaman Obat I ndon esia, Ci n n am om u m b u rm a n n i i.

Diakses tanggal 6 Januari 2012.

Lee, K.E. and T.G. Wood. 1971. Termite and Soil. Academic Press, New York.

Mulyono, A, 2001. Pengaruh Zat Ekstraktif Kayu Pterocarpus rndicus Wild Terhadap

Pertumbuhan Bakteri Patogen lkan Pseusomonas flourescens, Skripsi (tidak

dipublikasikan), Fakultas Biologi UNSOED, Purwokerto.

Nandika, D. dan B. Tambunan. 1989. Deteriorasi Kayu Oleh Faktor Biologis. PAU

Bioteknologi lPB, Bogor.

1990. Deteriorasi Kayu Oleh Faktor Biologis. PAU

Bioteknologi lPB, Bogor.

Nandika, D. 2002. Mengakali Rayap Basmi Anak Cucu Sendiri. PT. lntisari

Mediatama, Jakarta.

Nandika, D., R. Yudi. dan D. Farah. 2003. Rayap : Biologi dan Pengendaliannya.

Harun JP, Muhammadiyyah Univ Press. Surakarta.

Natawiria, Dj. 1979. Timbulnya Serangan Rayap Tanah Coptotermes fravrans Hav.

Dan C- curuignathus Holmgren pada Tanaman Kehutanan di lndonesia

Lembaga Penelitian Hutan, lndonesia.

Ratri, Y.G. 2A07. Komposisi Rayap Tanah dan Kelimpahannya di Bawah Naungan

Pohon Pinus dan Damar RPH Baturraden BKPH Gunung Slamet Barat KPH

Banyumas Timur. Skripsi (tidak dipublikasikan), Fakultas Biologi UNSOED,

Purwokerto.

Remran. 1993. Kerugian Ekonomi Akibat Serangan Rayap Pada Bangunan

Perumahan di Pulau Batam. Skripsi (tidak dipublikasikan), Jurusan Teknologi

Hasil Hutan. Fakultas Kehutanan lPB, Bogor.

bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id

Page 16: he 1 I. - Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirmanbio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Keragaman dan...Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalan yang membujur arah Timur-Barat

.9t6

Risnasari, l. 2002. Tanin. Skripsi (tidak dipublikasikan), Jurusan llmu Kehutanan.

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Rowe, J.W. and A.H. Conner. 1978. Extractive in Eastern Hardwood: a Review

Technical Report No 18. Forest Products Laboratory. US Department of

Agriculture.

Setyowati, D. L. dan S. M. R, Sedyawati. 2010. Sebaran Ruang Terbuka Hijau dan

peluang Perbaikan lklim Mikro di Semarang Barat. Jurnal Biosaintifika 2485-

191X,61-74.

Sjostrom, E. 1995. Kimia kayu. Dasar-Dasar dan Penggunaanya' Edisi Kedua.

Gadjah Mada UniversitY Press.

Strack, B. H. and T. G. Myles. 1997. Behavioral Responses of Eastern

Subtenanean Termite to Failing Temperatures (lsoptera: Rhinotermidae).

Faculty Foresty, University of Toronto, Canada'

Subekti, A. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Waru Landak

(Hrbrscus mutabitis L.) Terhadap Sfaphy/ococcus aureus Dan Escherichia coli

Serta Brine Shrimp Lathality Test. Skripsi (tidak dipublikasikan). Fakultas

Farmasi. Un iversitas Muham mad iyah Surakarta, Surakarta.

Tarumingkeng, R. C. 1971. Biologi Dan Pengenalan Rayap Perusak Kayu

lndonesia. Laporan Penelitian Hasil Hutan- No- 139-

. 1985. Catatan ringkas tentang biologi rayap berkaitan dengan

sistem pengendalian rayap hama bangunan di lndonesia. Makalah Diskusi

Pengendalian Rayap, Jakarta.

Wndariani, K. 2006. Kekayaan Spesies (Spesies Richness) Rayap Di Desa Ledug

Kecamatan Kembaran Banyumas. Skripsi (tidak dipublikasikan). Fakultas

Biologi UNSOED, Purwokerto.

bio.unsoed.ac.idbio.unsoed.ac.id