hdtv
DESCRIPTION
HDTVTRANSCRIPT
Konsep Penerima Broadcast HDTV
Penerimaan siaran broadcast HDTV pada dasarnya sama saja dengan
TV analog, hanya saja piranti yang di pakai dan cara pemerosesan
sinalnya yang berbeda. Sama seperti TV analog , stasiun TV digital
memancarkan gelombang elektromagnetik termodulasi dengan
frekuensi tertentu sesuai dengan frekuensi yang dipakai oleh chanel
tersebut. Kemudian sinyal diterima oleh piranti penerima sinyal, lalu
diolah oleh receiver, dan akhirnya ditampilkan pada layar televise dan
speaker. Gelombang elektromagnetik yang di pancarkan pada TV
Digital berbeda dengan TV analog. Pada TV digital menggunakan
modulasi digital, dimana gelombang informasi merupakan data-data
digital berupa bit-bit biner.
Komponen system HDTV pada transmisi satelit:
1. HDTV Monitor
2. HD satellite receiver
3. Standard satellite dish(didalamnya terdapat booster, demodulator,
dan decoder)
4. HDMI cable, DVI-D and audio cables, or audio and component video
cables
Berikut ini skema sederhana TV Digital HDTV:
Proses yang terjadi pada system HDTV:
1. Sinyal diterima oleh antenna atau parabola(bisa juga dengan kabel)
2. Oleh penguat sinyal dikuatkan
3. Di pisahkan sinyal informasi dan sinyal pembawa oleh demodulator
4. Data digital yang terkode di-decode oleh decoder
5. Ditampilkan oleh layar TV dan speaker
Piranti Penguat dan Penerima Sinyal
Definisi Penguat dan Penerima Sinyal HDTV
Menurut Wikipedia, HDTV (High Definition Television) atau Televisi
Definisi Tinggi adalah sejenis sistem penyiaran televisi yang memiliki
resolusi yang jauh lebih tinggi dibandingkan format-format resolusi
biasa, yaitu NTSC, SECAM, dan PAL.
Jadi, definisi penguat dan penerima sinyal HDTV adalah alat yang
digunakan untuk memperkuat dan menerima tanda (isyarat) yang
digunakan pada sistem penyiaran televisi yang memiliki resolusi yang
jauh lebih tinggi dibandingkan format-format resolusi biasa.
1. Piranti Penguat dan Penerima Sinyal HDTV
Alat/piranti yang digunakan untuk memperkuat dan menerima sinyal
HDTV yang digunakan saat ini adalah antena, kabel, dan satelit.
2. Antena
Untuk mendapatkan sinyal tanpa mempermasalahkan jarak antara
lokasi stasiun pemancar dengan rumah (melalui udara), dibutuhkan
antena yang akan menangkap sinyal pancaran. Antena tersebut dapat
merupakan antena yang diletakkan di atap rumah atau di loteng. Jenis
antena yang baik untuk digunakan adalah antena untuk sinyal digital,
namun antena UHF/VHF dapat pula digunakan.
3. Kabel
Kabel yang digunakan untuk menangkap sinyal digital untuk HDTV
adalah kabel serat optik. Kabel serat optik terbuat dari kaca yang
dapat mentransmisikan sinar cahaya dari suatu tempat dan ke tempat
lain dan mengubahnya menjadi energi listrik.
Proses transmisi yang dilakukan dalam sistem serat optik ternyata
memiliki kelebihan-kelebihan yaitu karena menggunakan cahaya
maka kapasitas informasi yang dapat dibawa sangat besar
dibandingkan sistem komunikasi lainnya, ukuran kabelnya yang kecil
dan ringan memudahkan pengangkutan pemasangan di lokasi yang
diinginkan. Ketidak adanya interfensi atau kebalnya kabel serat optik
ini terhadap gelombang lain akan memungkinkan kabel dipasang
pada tegangan tinggi. Selain itu, penjagaan data yang ketat
menyebabkan sulitnya informasi untuk dibajak kecuali timbulnya
kerusakan pada fisik kabel, dan redaman transmisi yang kecil
membuat sistem ini menggunakan repeater yang sedikit.
Karena gambar dan suara dapat ditransmisikan dengan baik dengan
menggunakan kabel serat optik ini, maka kualitas gambar dan suara
yang dapat ditampilkan pada layar televisi pun menjadi lebih baik
sehingga kabel serat optik turut pula berpengaruh pada
perkembangan HDTV
4. Satelit
Cara untuk mendapatkan sinyal digital untuk HDTV adalah dengan
menggunakan satelit. Namun untuk menggunakan satelit untuk
menangkap sinyal digital diperlukan berlangganan pada program TV
berlangganan. Cara kerjanya adalah:
1. Receiver menerima pancaran data digital dalam format MPEG-2
terenkripsi
2. Data masuk ke conditional access module, yang berisi algoritma
pembuka enkripsi
3. Conditional access module memeriksa smart card yang berisi
otorisasi pelanggan
4. Bila otorisasi diterima, conditional access module membuka data.
Jika kode ditolak data tetap teracak/terenkripsi
5. Receiver melakukan decoding data dan menampilkannya.
Gambar:
Satu set penerima, penguat, demodulator, dan decoder
5. Penguat
Gelombang yang diterima oleh penerima sinyal merupakan gelombng
elektromagnetik yang lemah. Oleh karena itu, sebelum bisa diolah
untuk proses selanjutnya perlu dikuatka terlebih dahulu. Gelombang
yang diterima diperkuat oleh amplifier menjadi gelombang yang lebih
kuat, gelombang hasil penguatan akan memiliki amplitude dan arus
yang jauh lebih besar dari gelombang asal.
Perbandingan HDTV dengan SDTV
Perbandingan visual resolusi layar televisi
Resolusi gambar pada HDTV
Resolusi gambar pada SDTV
Kelebihan HDTV
1. Tidak ada kecacatan pada skrin TV akibat isyarat lemah atau sinyal
lemah
2. Warna pada layar TV lebih terlihat realistis karena lebar jalur yang
lebih besar
Kelemahan HDTV
1. Biaya yang di keluarkan lebih besar dari SDTV
2. Pengguna HDTV terbatas karena faktor kecanggihan teknologi.
Contoh TV yang menggunakan HDTV : Panasonic Viera Line Expands.
Piranti penguat dan penerima sinyal pada HDTV adalah antena, kabel,
parabola, dan amplifier.
Ketiga piranti ini tidak digunakan berhubungan satu dengan yang lain
karena masing-masing piranti memiliki cara kerja masing-masing.
Apabila menggunakan piranti berupa antena maka sinyal dapat
diperoleh secara gratis sedangkan apabila memilih piranti berupa
kabel atau satelit biasanya harus berlangganan pada suatu privider
tertentu untuk mendapatkan mutu sinyal yang bagus dan akhirnya
dapat di tampilkan pada layar HDTV.
Demodulator HDTV
Hight Definition Television atau HDTV menggunakan modulasi digital
QPSK dalam transmisi pengiriman gambarnya. QPSK atau quaternary
atau quadriphase PSK atau 4-PSK, merupakan salah satu bentuk dari
modulasi PSK(phase shift-keying), yang sering digunakan. PSK sendiri
adalah salah satu jenis dari sinyal modulasi yang menyampaikan data
dengan melihat perubahan fase (phase) dari gelombang yang ada.
PSK mempunyai dua cara fundamental dalam mengiterpretasikan
data yang ada, yaitu :
Dengan melihat phase dari sinyal itu sendiri. Cara ini mengharuskan
demodulator mempunyai referensi dari carrier yang digunakan, untuk
dapat mengcompare sinyal yang masuk, sehingga bisa mendapatkan
sinyal aslinya
Dengan melihat perubahan (changes) – Differential PSK (DPSK)- Cara
ini mempunyai tingkat kesalahan yang lebih rendah dibandingkan
dengan cara pertama
QPSK menggunakan 4 fase dalam penerapannya, yaitu, 0, π/2, π, 3π/2.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar :
Selain itu, QPSK menggunakan gray coding, dalam system
pengcodeannya. Hal ini jika dilihat pada gamabr di atas, maka dua
symbol yang berdampinyang di bedakan oleh satu bit. Sehingga
mempunyai tingkat kesalahan yang lebih rendah ketimbang PSK yang
berbentuk simple -Binary PSK (BPSK)-, yang hanya menggunakan dua
fase.
Demodulator pada QPSK dapat digambarkan sebagai berikut :
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa sinyal QPSK yang masuk
kemudian dipisahkan menjadi 2 sinyal yang berbeda, yang masing-
masing mengiterpretasikan bit yang berbeda pula. Bit-bit ini biasa
disebut dengan even bit dan odd bit. Even-bit menempati bit pertama
pada sinyal asli.
Setelah sinyal QPSK diterima olehpenerima sinyal dan dikuatkan oleh
amplifier (penguat), demodulator kemudian memisahkan sinyal
tersebut menjadi dua seperti pada penjelasan sebelumnya. Lalu
setiap sinyal yang telah dipisahkan masuk kedalam decision device,
yang akan memutuskan sinyal tersebut sesunguhnya
mengiterpretasikan bit apa. Lalu hasil keluaran dari device-device
tersebut kemudian digabungkan oleh multiplexer.
Bentuk decision device disini adalah mengcompare sinyal yang
masuk dengan carriernya. Sehingga didapatkan gelombang sinyal
aslinya. Caranya adalah jika sinyal asli tersebut ternyata berkebalikan
dengan sinyal carriernya, maka sinyal tersebut mengalami pelemahan
yang diartikan sebagai bit 0. Sedangkan untuk gelombang sinyal yang
sama, maka akan mengalami penguatan, yang kemudian diartikan
sebagai nilai 1.
Cara diatas cukup simple namun mempunyai tingkat kesalahan yang
cukup tinggi. Oleh karena itu, digunakanlah system DPSK untuk
menanggunglanginya. DPSK (Differential phase shift-keying),
sebenarnya hanyalah salah satu dari bentuk code biasa. Namun
bentuk sinyal modulasinya bukanlah bentuk code biner biasa, tetapi
code yang mencatat perubahan dari code biner tersebut. Sehingga
pada demodulator menentukan perubahan dari fase sinyal yang
masuk.
Decoder
Setelah didapatkan bit stream dari proses demodulasi, proses
selanjutnya adalah decoding. Bit stream yang didapat merupakan data
biner dari file video digital. Grand Alliance HDTV standard
mengadopsi format video MPEG-2 standard sebagai format video
dalam broadcasting HDTV. Salah satu format video yang biasa dipakai
dalam HDTV adalah format video 1920×1088 pixel 30 frame per
detik. Dibandingkan dengan Standard Digital Television(SDTV),
Digital High Definition Television(HDTV) memiliki kualitas gambar
dan suara yang jauh lebih baik dari SDTV, akan tetapi keuntungan
yang didapat dari HDTV harus ditebus dengan kebutuhan bandwidth
yang lebih besar dan kinerja decoder yang lebih tinggi. Bit stream
dari sebuah HDTV per detiknya sekitar enam kali lipat dari pada
SDTV. Oleh karena itu, decoder biasa yang dipakai dalam SDTV.
Salah satu konsep decoder yang dipakai untuk memenuhi kebutuhuan
kinerja decoder sebuah HDTV adalah konsep parallel decode
processing. Pada decoder tipe ini digunakan lebih dari satu buah
baseline decoder untuk memproses bit stream dari sebuah sumber.
Konsepnya bisa dianalogikan dengan beberapa orang pekerja yang
bersama-sama menyelesaikan sebuah pekerjaan. Sehingga diharapkan
proses decoder akan berlangsung jauh lebih cepat dan dapat
memenuhi kinerja yang dituntut oleh HDTV.
Implementasi dari konsep parallel decoder processing yang banyak
dipakai adalah dual decoder architecture. Skema sebuah dual decoder
architecture HDTV dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Berikut penjelasan fungsi dan configurasi dari setiap unit pada skema
diatas:
1. Dua buah external memory digunakan untuk menyimpan anchor
picture yang dihasilkan saat proses decoding. Ada dua buah anchor
picture yang disimpan secara terpisah pada masing-masing modul
external memory. External memory juga digunakan untuk
menyimpan VBV(video buffer verified) selama proses. Synchronous
Dynamic Read Only Memory (SDRAM) dapat digunakan sebagai
external memory.
2. External Memory Interface (EMIF) digunakan untuk pengaturan
keluar masuk data dan akses ke atau keluar external memory.
Selain itu EMIF juga berperan dalam pembagian data yang akan
menuju madul memory pertama atau kedua.
3. Micro-controller berperan sebagai pengatur parameter decoding,
seperti type dan alamat macroblock(MB) yang sedang diproses,
atau mengkalkulasi actual motion vector. Tugas penting lainnya dari
micro-controller adalah untuk mensinkronisasi kerja kedua buah
baseline decoder dan untuk men-trigger proses IDCT(Inverse
Discrete cosine transform) pada tiap-tiap baseline decoder.
4. Variable-length decoder (VLD) berguna untuk mendecode variable-
length pada macroblock header dan mengkuantisasi DCT(discrete
cosine transform) koefisien.
5. Dua buah baseline decoder dimana setiap baseline terdiri dari tiga
unit fungsional, yaitu: IQ/IZZ(Inverse Quantization/Inverse Zigzag
ordering), IDCT(Inverse DCT operation), dan MC(Motion
Compensation).
Format MPEG-2 membagi data video kedalam macroblock, dimana
setiap macroblock berderet sesuai dengan urutannya. Proses yang
terjadi selama decoding meliputi: masuknya data pada bitstream
FIFO, lalu masuk ke VLD buffer, pembacaan header dan endblock
sign, serta proses decode header oleh VLD, IQ/IZZ, dan IDCT. Jika
motion compensation diperlukan, maka MC akan berkerja setelah MB
header selesai dibaca oleh VLD. Hasil dari IDCT dan MC akan
digabungkan menjadi satu decoded data untuk kemudian disalurkan
ke piranti display dan disimpan ke memory sebagai anchor picture
untuk proses berikutnya.
Setiap macroblock pada format MPEG-2 akan diakhiri dengan symbol
VLC EOB(end of block). Struktur ini digunakan oleh microcontroller
untuk mengatur pembagian tugas dua buah baseline decoder. Setiap
baseline akan men-decode data secara block per block. Dimana salah
satu baseline akan mendecode block bernomor urut ganjil, sementara
baseline lainnya mendecode data bernomor urut genap. Misalnya,
VLC akan mengontrol DEMUX untuk mengalirkan bitstream ke
baseline pertama hingga EOB terbaca. Bitstream selanjutnya setelah
EOB terbaca akan disalurkan ke baseline kedua. Setelah EOB kembali
terbaca oleh VLC bitstream akan kembali dialihkan ke baseline
pertama. Begitu seterusnya selama proses decoding. Sehingga pada
akhirnya akan membuat salah satu baseline memproses MB ganjil dan
yang lainnya memproses MB genap.
Pada masing-masing baseline akan memproses bitstream yang
diterimanya. VLD, IQ/IZZ, IDCT dan MC Unit adalah unit yang akan
melakukan proses decoding hingga akhirnya akan diperoleh data raw
video yang dimengerti oleh display engine yaitu berupa data
brightness dan warna (YCbCr) serta audio untuk speaker.
Berikut skema sederhana sebuah decoder MPEG-2:
Piranti penyajian Gambar
Setelah melalui sebuah receiver, tentunya sinyal yang sudah diolah
memerlukan piranti penyajian. Piranti penyajian yang dimaksud di sini
adalah televisi digital dalam hal ini HDTV.
HDTV dapat menampilkan gambar pada resolusi 480p, 720p, 1080i,
dan 1080p. Namun pada umumnya siaran High Definition TV
menggunakan resolusi 720 dan 1080. Transisi gambar pada HDTV
biasanya berkisar antara 24, 30, dan 60 fps (frame per second).
Pada mode interlaced, transisi frame terbagi menjadi 2 kelompok
garis-garis horizontal (field). TV dengan resolusi 1080i dan frame rate
60i berarti menggunakan mode transisi gambar interlaced, memiliki
1080 garis horizontal dan menghasilkan pergantian field sebanyak 60
kali tiap detiknya. Namun, setiap pergantian field hanya akan
merubah 540 horizontal pada layar, sehingga untuk memperoleh
pergantian gambar (frame) secara utuh memerlukan 2 kali pergantian
field. Kelemahan pada mode transisi gambar semacam ini adalah pada
saat menampilkan siaran yang berupa gambar-gambar yang cepat
(seperti balap mobil) yang akan menyebabkan terjadinya pergeseran
di antara kedua bagian tersebut yang mengakibatkan gambar akan
tampak pecah-pecah (kabur).
Pada mode progresive, transisi frame dilakukan secara keseluruhan.
TV dengan resolusi 1080p dan frame rate 60p berarti menggunakan
transisi gambar progressive, memiliki 1080 garis horizontal dan
menghasilkan pergantian frame sebanyak 60 kali tiap detiknya. Setiap
pergantian frame akan menghasilkan 1080 perubahan garis pada
layar, sehingga hanya memerlukan transisi frame satu kali untuk
transisi gambar secara utuh. Pada mode transisi gambar semacam ini
tidak akan ada masalah gambar terlihat kabur ketika gambar yang
ditayangkan adalah gambar-gambar yang memerlukan pergantian
frame secara cepat.
Ada 2 jenis televisi yang dikategorikan sebagai HDTV, yaitu LCD TV
dan Plasma TV
Ukuran layar pada LCD TV bervariasi dari 12” sampai 42”, sedangkan
ukuran layar pada plasma TV dari 32” sampai 61”.
Kekurangan pada LCD TV
Memiliki waktu tunda (delay) dalam menampilkan gambar,
khususnya ketika gambar bergerak cepat pada layar, akan muncul
bayangan pada gambar yang bergerak tersebut.
Panel pada LCD TV menggunakan sistem backlight yang berarti
mengirim kembali cahaya yang diterima ke dalam warna yang
dibutuhkan untuk gambar. Yang menjadi permasalahan layar LCD
tidak dapat menghasilkan warna hitam, yang dihasilkan hanyalah
warna abu-abu yang sangat gelap.
Kualitas gambar yang baik hanya diperoleh dalam sudut pandang
(viewing angle) 400 sampai 900.
LCD TV yang berukuran di atas 35” dan yang mendukung fitur
widescreen (aspect ratio 16:9) memilki harga yang mahal.
Karena fungsi aslinya yang digunakan untuk menampilkan gambar
yang tidak bergerak (monitor komputer) maka kualitas gambar yang
dihasilkan ketika digunakan untuk memutar video tidaklah
maksimal.
Keunggulan pada LCD TV
Baik dalam menampilkan gambar yang tidak bergerak seperti
sebagai monitor komputer.
Biaya operasional per jam yang murah.
Memilki masa pakai yang cukup lama (long life).
Kelemahan pada Plasma TV
Ketika layar dipakai untuk menampilkan gambar tidak bergerak
dalam waktu yang cukup lama, ketika terjadi perubahan (menjadi
gambar yang bergerak) akan ada bayangan gambar sebelumnya
yang tertinggal.
Saat ini Plasma TV hanya tersedia pada ukuran di atas 37”, karena
layar berukuran 32” sudah berhenti diproduksi.
Plasma TV keluaran terdahulu memiliki kontras yang kurang baik.
Keunggulan pada Plasma TV
Memiliki masa pakai yang lama
Memiliki sudut pandang yang bagus, mencapai 1600 tanpa
mengurangi kualitas gambar.
Memilki tingkat brightness yang sangat besar, sehingga akan
nyaman untuk dilihat.
Biaya operasional yang rendah
Tidak ada waktu tunda pada saat menampilkan gambar yang
bergerak cepat.
Semua plasma TV memiliki fitur widescreen (sesuai ukuran gambar
yang dihasilkan dari pembuatan film-film)
Perbandingan antara LCD dan Plasma TV
– Plasma TV memiliki sudut pandang yang lebih lebar daripada LCD
TV
– Plasma TV memiliki ukuran layar yang lebih besar daripada LCD TV