hawaian (steel gitar) di desa belakang soya ambon maluku (tinjauan musikologis)

31
1 HAWAIAN (STEEL GITAR) DI DESA BELAKANG SOYA AMBON MALUKU (TINJAUAN MUSIKOLOGIS) Ridolof Ganesa Wattimena Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya Abstrak Hawaian (steel gitar) merupakan instrumen musik asal Hawai, instrumen tersebut masuk ke Ambon sekitar tahun 1930.Pada masa sekarang musik tersebut kurang dikenali oleh masyarakat Ambon disebabkan belum ada pengkajian ilmiah tentang musik ini.Untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan tentang instrumen steel gitar (tinjauan musikologis), yang mengacu pada metode kualitatif.objek penelitian bertempat didesa Belakang Soya Ambon. Dari hasil penelitian diperoleh data-data yang positif, yang dianalisa yaitu; Organologi steel gitar, Teknik permainan, dan Bentuk lagu royal hawaian hula yang dimainkan dengan instrumen steel gitar. Dari hasil pembahasan disimpulkan bahwa : Organologi steel gitar memiliki bentuk serta unsur yang tergolong pada jenis instrumen petik elektrik, Teknik permainan terdiri dari dua bagian, yaitu teknik pencet (menggunakan gleiber), dan teknik petik (menggunakan kuku baja), bentuk lagu yang dimainkan oleh instrumen steel gitar (royal hawaian hula) merupakan bentuk lagu tiga bagian yang terdiri dari bagian A, B, dan C. Dari hasil pembahasan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengkaji bentuk musik lainnya, serta menambah wawasan tentang seni musik. Kata kunci : Hawaian (Steel Gitar,) Musikologis.

Upload: alim-sumarno

Post on 01-Dec-2015

82 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : RIDOLOF GANESA WATTIMENA, http://ejournal.unesa.ac.id

TRANSCRIPT

1

HAWAIAN (STEEL GITAR) DI DESA BELAKANG SOYA AMBON MALUKU(TINJAUAN MUSIKOLOGIS)

Ridolof Ganesa WattimenaFakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya

Abstrak

Hawaian (steel gitar) merupakan instrumen musik asal Hawai, instrumen tersebut masuk ke Ambon sekitar tahun 1930.Pada masa sekarang musik tersebut kurang dikenali oleh masyarakat Ambon disebabkan belum ada pengkajian ilmiah tentang musik ini.Untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan tentang instrumen steel gitar (tinjauan musikologis), yang mengacu pada metode kualitatif.objek penelitian bertempat didesa Belakang Soya Ambon. Dari hasil penelitian diperoleh data-data yang positif, yang dianalisa yaitu; Organologi steel gitar, Teknik permainan, dan Bentuk lagu royal hawaian hula yang dimainkan dengan instrumen steel gitar. Dari hasil pembahasan disimpulkan bahwa : Organologi steel gitar memiliki bentuk serta unsur yang tergolong pada jenis instrumen petik elektrik, Teknik permainan terdiri dari dua bagian, yaitu teknik pencet (menggunakan gleiber), dan teknik petik (menggunakan kuku baja), bentuk lagu yang dimainkan oleh instrumen steel gitar (royal hawaian hula) merupakan bentuk lagu tiga bagian yang terdiri dari bagian A, B, dan C. Dari hasil pembahasan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengkaji bentuk musik lainnya, serta menambah wawasan tentang seni musik.

Kata kunci : Hawaian (Steel Gitar,) Musikologis.

2

PENDAHULUAN

Indonesia adalah salah satu Negara yang mempunyai keanekaragaman kekayaan alam,

ras atau suku, adat-istiadat dan kebudayaan serta kesenian. Kesenian hadir, berkembang dan

dibakukan melalui tradisi-tradisi suatu masyarakat yang kemudian dikenal dengan istilah seni

tradisional (Rohidi, 2009: 1). Demikian juga dengan tradisi- tradisi masyarakat Ambon, terdapat

beberapa kesenian yang tumbuh dan dikembangkan oleh masyarakat tersebut hingga sekarang

ini, baik seni tari, drama, dan juga seni musik. Hawaian (steel gitar) merupakan musik pantai,

atau musik “irama pantai” yang berasal dari kepulauan Hawai. Musik pantai diciptakan sekitar

tahun 1889 oleh Yusuf Kekuku yang berasal dari O’ahu Hawai, Kemudian masuk ke Ambon

sekitar tahun 1930 dan dipopulerkan oleh Rudi Waerata dan George Defretes yang kemudian

berkembang atau mentradisi di Ambon.

Seni musik adalah salah satu bagian dari unsur seni, bersama dengan unsur seni lainnya

yang saling berkaitan, yaitu seni tari, seni rupa, seni teater atau drama dan lain sebagainya.

Contoh-contoh dari berbagai unsur seni misalnya warna, garis, dan perspektif dalam seni lukis,

volume, relief (gambar timbul), dan perimbangan dalam seni pahat, serta irama, keselarasan, dan

tempo dalam seni musik (Gie, 1996: 97). Dalam kamus musik, arti kata “Musik” adalah seni

pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni,

dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan, sifat, dan warna bunyi. Unsur musikal yaitu hal

– hal yang mendasari dalam pengetahuan tentang seni musik. Bunyi merupakan unsur dasar

dalam seni musik. Dalam unsur bunyi terdapat elemen – elemen yang merupakan sifat dari

bunyi, yaitu pitch, durasi, intensitas, timbre, melodi, ritmik, dan harmoni (Pekerti, 2008: 2.12-

2.30). Demikian dengan hawaian (steel gitar) yang merupakan salah satu bentuk seni musik

dengan menonjolkan salah satu instrumen didalamnya, yaitu instrumen steel gitar atau biasa

disebut dengan Lap steel. Prier (1996: 2) mengatakan bentuk musik/lagu adalah suatu gagasan/

ide yang nampak dalam pengolahan/susunan semua unsur musik dalam sebuah komposisi

(melodi, irama, harmoni, dan dinamika).

Dalam “Kamus Bbesar Bahasa Indonesia” mengatakan bahwa instrumen adalah alat-alat

musik, peralatan kerja, orang yang dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan, sedangkan dalam

kamus musik mengatakan musik adalah seni pengungkapan gagasan/ide melalui bunyi, maka

jika digabungkan Instrumen musik berarti alat yang digunakan untuk mengungkapkan

3

gagasan/ide oleh manusia dengan cara – cara tertentu. Dalam buku “Buku Pintar Musik” oleh

(Soekarno, 2001: 36 – 47), bahwa instrumen musik digolongkan dalam lima bagian besar, yaitu

Instrumen berdawai, Instrumen tiup kayu, Instrumen tiup tembaga, Instrumen pukul (perkusi),

dan Instrumen papan nada. Hawaian (Steel gitar) merupakan jenis instrumen berdawai yang

dimainkan dengan cara dipetik, menggunakan kuku baja sebagai pengganti kuku jari tangan dan

batu steel (slide) sebagai alat pencet (Kristianto, 2005: 59). Selain itu instrumen tersebut

dimainkan dengan posisi dipangku atau menggunakan “stan” seperti pada instrumen keyboard.

Hawaian (steel gitar) mempunyai cirri khas yang cocok dengan kebudayaan masyarakat

Ambon bagian pesisir, sehingga musik tersebut dijuluki dengan nama musik “lautan teduh”.

Namun pada masa sekarang ini musik tersebut kurang dikenali dengan baik (lebih mendalam)

terutama oleh masyarakat Ambon sendiri. Hal ini disebabkan belum ada pengkajian secara

ilmiah tentang musik ini. Kajian musikologi tentang musik Hawaian (steel gitar) merupakan

salah satu upaya dalam memenuhi kebutuhan pengetahuan serta menjaga eksistensi musik

tersebut.

Organologi Instrumen Steel gitar di Ambon.

Instrumen musik Hawaian didesa Belakang Soya Ambon memiliki bentuk standar serta

unsur – unsur/bagian yang didesain oleh pabrik steel gitar bermerek fender (U.S.A).Instrument

Steel guitar di desa Belakang SoyaAmbon (Maluku) memiliki bentuk tubuh yang polos, dengan

sedikit ukiran lekukan dengan karakteristik warna kuning muda.Instrument tersebut merupakan

produk Amerika dengan merek fender tipe PAT.2838974(lihat Lampiran 1).Unsur-unsur dari

instrumen tersebutdirincikan sebagai berikut;Tuners/tuning machine/pegs merupakan salah satu

alat/unsur yang terpasang pada bagian Head atau kepala yang berfungsi sebagai penggulung

senar, dan juga sebagai penyetem senar pada gitar (Hakim,2004;10). Tuner post/capstain

merupakan bagian atau salah satu unsur dari gitar yang terletak pada kepala gitar (head) dengan

fungsi untuk melilitkan senar (kristianto, 2005;15).Head/head stock terdiri dari beberapa unsur

didalamnya yaitu; tuning machine/pegs, tuner post/capstain, dan nut (Kritianto, 2005;44) dan

(Hakim, 2004;10).Finger board atau papan jari merupakan bagian pada neck/leher gitar tempat

kedudukan frets, yang berfungsi sebagai tempat penjarian untuk menentukan nada – nada

(Kristianto, 2005;26) dan (Hakim, 2004;10). Frets merupakan unsur yang terbuat dari bilah

logam tipis yang terdapat pada finger board/papan jari instrumen gitar yang berfungsi sebagai

4

alat pembatas posisi atau wilayah nada yang berjarak satu semi- tone (Kristianto, 2005;30, 95),

Bilah kecil yang terbuat dari besi yang berfungsi sebagai tempat untuk sandaran senar yang

terletak diantara bagian head/kepala dan necksteel gitar. Ketebalan nut menentukan jarak senar

dari permukaan fretboard/fingerboard (Kristianto, 2005;72). Neck merupakan unsur/bagian leher

dari instrumen steel gitar yang berfungsi sebagai tempat kedudukan dari finger board dengan

ukuran panjang yaitu 46 cm. Bodimerupakan bagian dari steel gitar yang berfungsi sebagai

penempatan atau kedudukan beberapa unsur dari instrumen tersebut yaitu; Scratch plate, pickup,

volume control dan tone control, bridge, tail piece, dan output cable. Panjang bodi pada

instrumen ini yaitu 21 cm, dan secara keseluruan memiliki panjang 79 cm, serta tebal bodi 4,5

cm.Volume controlmerupakan bagian unsur elektornik yang dinamakan dengan Potensiometer

(resistor variable) yang bisa diubah-ubah resistansinya, berfungsi untuk mengatur volume.Tone

controlsama dengan Volume control dengan kapasitor (unsur elektronik) sebagai

tambahan.Outputcable (female jack) pada instrumen steel gitar berjumlah satu buah, dengan

fungsi sebagai tempat/wadah untuk menempatkan cable/kabel jek sebagai penghubung

instrumen dengan ‘spiker’ (pengeras suara).Scratch plateberjumlah satu buah, berupa lempengan

besi yang dibentuk sesuai dengan bagian bodi sintrumen.Pickup merupakan unsur/bagian

instrumen yang berfungsi untuk menyerap getaran suara yang berasal dari senar/string untuk di

keluarkan ke spiker.Pada instrumen ini menggunakan dua buah pickup magnetik (jenis single

coil) yang dipasang terpisah.Senar/string merupakan unsur yang berfungsi sebagai penghasil

getaran suara, pada instrumen ini menggunakan senar/string baja (merek

de’adario).Bridge/saddle merupakanunsur yang berbentuk batang, terbuat dari bahan steel/baja

yangberfungsi sebagai tempat sandaran dari senar.Bridge/saddlemerupakan alat yang berperan

penting sebagai penyalur energi getaran senar keseluruh permukaan tubuh steel gitar untuk

menghasilkan suara/nada.Tail piece merupaka bagian yang berfungsi sebagai tempat untuk

mengaitkan bagian pangkal senar string.Gleiber(batu steel)merupakan alat bantu dalam

melakukan teknik fingering/penjarian dengan tangan kiri. Alat tersebut terbuat dari bahan stenlis

steel, berbentuk pipih dengan spesifikasi panjang 8 cm, lebar 3,5 cm, dan tebal 0,5 cm.

gleiber/batu steel ini dibuat berdasarkan selera/kecocokan dari pemain.Krabeers (Kuku baja)

merupakan alat bantu yang berbentuk kuku digunakan untuk memetik senar, alat ini terbuat dari

bahan plastik dan juga pelat besi dengan jumlah 3 buah.Stan,sebagai penyangga yang berjumlah

5

buah, terbuat dari bahan besi dengan bentuk bulat panjang menyerupai pipa besi, dengan ukuran

panjang 66 cm dan diameter 3,5 cm.

Pada instrumen musik Hawaian (steel gitar) di desa Belakang Soya Ambon mempunyai

teknik dalam permainan yang dibagi dalam empat bagian yaitu;posisi/sikap bermain,

tuning/penyetelan senar, finger, serta cara menggunakan alat bantu (gleiber dan

krabeers).Bentuk tuning pada instrumensteel gitardi Ambon (Desa Belakang Soya)

menggunakan bentuk tuning terbuka(open tuning) atau tuning “in”, yaitu bentuk tuning “in” D

(Kristianto, 2005:73).Tuning ini terdiri dari beberapa buah nada dari tangga nada D mayor

(DM/Dmaj) yaitu; mi, do, la, sol, mi, do (Fis, D2, B, A, Fis, dan D1) dihitung mulai dari senar

pertama dan berakhir pada senar ke-enam.

Dari tangga nada tersebut membentuk dua akord pengembangan yaitu Dmaj6 danBm+5,

hal ini terjadi karena terdapat unsur nada la/6 (B) dalam akord Dmaj yang terdiri dari D, Fis, dan

A (1, 3, 5).

Gambar 2

Fis/mi 1

D/do 2

B/la 3

A/sol 4

Fis/mi 5

D/do 6

Struktur open tunig “in” D.

Keterangan :

1 – 6 adalah posisi senar.

Fis/mi, D/do, B/la, A/sol, Fis/mi, D/do ( 3, 1, 6, 5, 3, 1) adalah nada.

Dalam permainan Steel gitar memiliki beberapa teknik yang digunakan dan secara

umum dapat dibedakan menjadi empat bagian yaitu; teknik finger/penjarian, petik, effek, dan

posisi/sikap, yang dirincikan sebagai berikut;teknik fingering merupakan suatu proses untuk

mengatur tinggi rendahnya nada (Kristianto, 2005;26). Teknik finger tersebut damainkan dengan

menggunakan dua tangan yaitu tangan kanan (petik) dan tangan kiri (pencet), teknik tersebut

6

terdiri dari beberapa bagian yaitu;Trillen/trillyang merupakan bentuk pengulangan bunyi dengan

not yang lebih tinggi secara berkali – kali dengan tempo cepat (Kristianto, 2005;118) dan

(Riwayanto, 2007:21).Dalam teknik ini jumlah petikan yang dihasilkan sebanyak dua sampai

tiga kali.acciacatura merupakan bentuk teknik yang menggunakan nada hias (grace not) dan

dibunyikan sebulum nada utama dengan tempo cepat (Kristianto, 2005;1).Teknik acciacatura

dimainkan menggunakan pasangan dua jari petik yaitu ibu jari dan jari tengah atau ibu jari dan

jari telunjuk. Selain itu terdapat juga teknik effek yang terbagi menjadi empat bagian yaitu clock

speel, zoemen, slide, dan vibrasi/vibrato, yang dirincikan sebagai berikut;

Clock spell/natural harmonikmerupakan teknik membagi getaran senar dalam dua bagian atau

lebih sehingga menghasilkan pitch tertentu yang biasanya berada pada register oktaf lebih tinggi

(Riwayanto, 2007;26). Teknik ini dilakukan dengan cara menutup senar dengan telapak tengan

sebelah kiri apabila pada pemilihan nada menggunakan teknik open string. Kemudian teknik

effek Zoemenyaitu teknik yang menggunaan volume control sebagai pemberi effek dan teknik

lain sebagai pendukung yaitu finger (petik dan pencet). Berikut yaitu teknik

Vibrasi/vibrat,yaituperubahan naik/turun nada yang amat tipis secara kontinupada sebuah nada

sehingga menimbulkan effek bergelombang atau bergetar pada nada yang dimainkan (Kristianto,

2005;121) dan (Riwayanto, 2007;17). Dan yang terakhir yaitu effek Slide/sluryang merupakan

teknik membunyikan dua nada atau lebih secara tersambung atau tidak terputus (legato), dalam

pada satu senar atau lebih dengan cara mengeser gleiber (batu steel) sehingga menghasilkan

bunyi meluncur, teknik ini terdiri dari dua bagian yaitu ascending slide (gerak maju), dan

descending slide (gerak mundur) (Kristianto,2005;99).Dalam permainan instrumen steel gitar

ada dua hal penting yang perlu diperhatikan yaitu posisi pada saat permainan(posisi duduk dan

berdiri), sertapenggunakan alat bantupenjarian yaitu penggunaan gleiber (batu steel) yaitu

dipegang pada tangan kiri sebagai pengganti jari dalam teknik finger (pencet), dan penggunaan

krabers (kuku) yaitu dipasangkan pada beberapa jari tangan kanan seperti cincin.Cara

penggunaan (gliber dab krabers) ditunjukan pada gambar 3.

7

Gambar 3 :

8

(Menggunakan gliber) (menggunakankrabers)

Pada permainan instrumen steel gitar di desa Belakang Soya terdapat satu komposisi/lagu

yang sering digunakan pada saat permainan yaitu lagu Royal Hawaian Hula. Dalam komposisi

ini terdapat unsur-unsur musikal serta bagian-bagian dalam bentuk lagu yang dianalisa dan

dirincikan sebagai berikut: Bunyi/nada, pada instrumen steel gitar terdiri dari beberapa bagian

yaitu; Pitch yaitu suara/nada tertinggi (section) terdapat pada nada la/A’’’ (6) pada senar

pertama fret terakhir pada posisi clous string (senar tertutup), dan suara/nada terendah terdapat

pada nada do/D’(1) disenar ke-enam pada posisi open string. Durasi (panjang pendek suara/nada

yang dihasilkan) dapat mencapai kurang lebih hingga 40 detik dalam sekali petik tanpa

menggunakan alat penyalur bunyi (spiker) (Pekerti, 2008:2.17). Intensitas (keras lemah

suara/nada) sering ditemukan pada penggunaan teknik ‘zoemen’ (Pekerti, 2008: 2.17).

Timbre(perbedaan warna/sifat/kualitas bunyi yang dihasilkan)Pada instrumen musik steel gitar

sama dengan instrumen gitar elektrik. Hal ini dinilai tidak berdasarkan persamaan frekuensi

secara manual dari intensitas bunyi serta tingkatan nada yang digunakan (Kristianto, 2005:115).

Melodi pada komposisi instrumen musik steel gitar di desa Belakang Soya memiliki ciri melodi

yang kompleks serta bervariasi.Yang terbagi menjadi empat bagian dan dirincikan sebagai

berikut; Gerak majumelodi terdiri dari interval naik dan interval turun yang bervariasi, dari

prime hingga oktaf dan sebaliknya yang menyebabkan melodi terus berjalan hingga mencapai

titik akhir (satu motif) (Pekerti, 2008:2.23).Wilayah nadayang digunakan mulai dari nada ‘e3’

(E oktaf ke-3) paling tinggi, dan ‘g’ (oktaf pertama).Ukuran merupakan panjang-pendeknya

melodi yang dibunyikan atau dimainkan (durasi) (Pekerti, 2008:2.23).Durasi (panjang-

pendeknya nada yang dimainkan) paling panjang yaitu nilai empat ketuk atau mengisi satu ruang

birama, dan paling pendek yaitu 1/64 ketuk (nada hias/acciaccatura).Tempo dan ritmik

dikhususkan pada penggunaan dalam sebuah pergerakan melodi berupa penggalan (satu motif),

jenis tempo yang digunakan (dalam satu buah lagu) berjalan secara permanen dari awal hingga

akhir permainan (tidak mengalami perubahan/tempo rubato), yaitu pada lagu ‘Royal Hawaian

Hula’ dengan tempo sedang (Moderato = 100 mm).Akan tetapi pola ritme yang digunakan

berubah-ubah pada tiap bagian atau penggalan kecil (motif), yaitu pada lagu Love Letter in The

Sand, Ayo Mama’.Harmoni yang sering digunakan yaitu bentuk harmoni dua suara, harmoni

9

tiga suara (akord dasar) dan harmoni enam suara.Bentuk harmoni terbagi menjadi dua bagian

yaitu; Tangga nada, yang digunakan yaitu jenis tangga nada diatonik yang dimainkan pada

penjarian tangga nada Gmaj, posisi do (G) pada bar/kolom ke-lima dan posisi do (G) pada

bar/kolom ke-sepuluh. Bentuk serta posisi tangga nada dapat dilihat pada gambar 4 dan 5.

Gambar 4 :Posisi I (Tangga nada Gmaj)

3 1

1 6 7 1 2

6 5 3

5 3 4 4

3 2 5

1 1 6

Bar 2

Gambar 5 :Posisi II (Tangga nada Gmaj)

3 6 7 1 1

1 5 2

6 3 4 3

5 2 4

3 1 5

1 6

Bar 10

Akord dapat dibuat dalam bentuk minor (posisi gleiber memotong diagonal) dan mayor. Pada

umunya akord menggunakan senar/string 1, 2, 3, dan 4. Dominan permainan menggunakan

senar/string 1, 2, 3, dan 4.Senar 5 dan 6 digunakan sebagai improvisasi.

Bentuk lagu pada komposisi instrumen musik steel gitar “Royal Hawaian Hula”

merupakan komposisi yang termasuk bentuk lagu tiga bagian. Pada bentuk ini memiliki bagian

induk (A, B, dan C) dan bagian pengulangan (A’, B’, dan C’) yang terdiri dari sepuluh ruang

birama/bar (lihat tabel 2 danlampiran 2).

Pada bagian ini menggunakan jenis variasi melodi dan irama yaitu; variasi yang terfokus

pada melodi dan irama dengan banyak perubahan, tanpa ada perubahan pada bentuk harmoni

10

atau akor pengiring. Hal ini sesuai dengan bentuk variasi 3 dan 7dari analisis tentang variasi

Mozart ( “Ah vous dirai-je, Maman” KV 256), yaitu bentuk variasi yang terdapat pada melodi

dan irama dengan harmoni yang tetap (Prier, 1996:38-41).Kalimat, pada komposisi ini terdapat

tiga anak kalimat pada masing-masing bagian laguyaitu satu kalimat pertanyaan, dan dua bagian

kalimat jawabanatau disebut dengan pengulangan, yangditandai dengan sejumlah kode serta

ruang birama pada masing-masing anak kalimatyang berbeda-beda pada tiap bagiannya (simetri

tiga bagian)(lihat Simetri dan contoh 1).Selain itu terdapat pengulangan anak kalimat (kalimat

jawaban) hingga tiga kali pengulangan/reepet (:) disertai variasi, yaitu pada lagu bagian (C*),

yang ditandai dengan kode (z’ jawaban II), (z’ jawaban III), dan (z’ jawaban IV) yang

merupakan ending atau coda pada lagu. (lihat contoh 2).

Contoh 1 :

Contoh 2 :

Motif 1 Motif 2

Motif 1 Motif 2

Motif 1

question

answere I

A

Motif 2

Answere II

C* c Pertanyaan

11

Motif pada komposisi ini mengisi tiap anak kalimat dengan bentuk yang berbeda-beda

dan ditandai dengan kode yang berbeda-beda pada tiap motif.Dalam pemberian kode

menggunakan beberapa jenis huruf (huruf kecil) yaitu ‘m’,’n’,’o’,’p’,’q’,’r’,’s’,’t’,’u’ dan ‘v’

yang diikuti dengan angka sebagai tanda terjadinya pengulangan motif dengan sedikit perubahan

atau variasi yang dirincikan sebagai berikut: Pengulangan harafiah (pengulangan tanpa

perubahan/variasi), yang terjadi secara tidak langsung pada bagian lain dalam komposisi ini

(Prier, 1996:27). Dalam komposisi ini pengulangan harafiah terjadi pada dua jenis motif

yaitumotif ‘r2’dan ‘q4’ (lihat tabel 2).

Catatan : untuk keterangan dari bentuk motif dapat dilihat pada tabel 2.

Pengecilan nilai nada (diminuation of the value) artinya nada-nada melodi tetap sama,

namun iramanya berubah; nilai nada dibagi dua sehingga temponya dipercepat, sedangkan

hitungan / ketukannya tetap sama (Prier, 1996:33).Hal ini terjadi pada motif ‘p4’ dan motif

‘m’(lihat contoh 3).

z Jawaban I

z’ Jawaban I

z’ Jawaban I

z’ Jawaban II

Motif I Motif II

Motif I Motif II

Motif I Motif II

Motif IIMotif I

Motif I Motif II

12

Contoh 3 :

Motif ‘n’ diulangi pada ruang birama kedua dari awal motif hingga akhir motif yang

ditandai dengan kode ‘n1’.Dalam motif ini juga terdapat unsur pengulangan dengan jenis

‘kadens bebas’ (lihat contoh 5).Pengulangan bebas,terjadi pada Motif ‘m’ yang diulang

sebanyak tiga kali dengan kode masing-masing ‘yaitu; ‘m1’ merupakan pengulangan dengan

bentuk diminuation of the value, ‘m2’ dan m3 merupakan pengulangan bebas dengan interval

naik sebanyak lima laras (kuint) dengan perpaduan nada harmonis dan alur melodi berubah serta

sebagian nilai nada dari rangkaian melodi diperkecil (lihat contoh 5).

Contoh 5 :

Motif II

Motif II

Z’ jawaban II

Z”jawaban III

Motif I

Motif I

Motif II

Motif II

A

A*

Kadens bebas

C

C*

Motif I

Motif I

Motif II

Motif II

13

Motif ‘o’ diulang sebanyak tiga kali dengan kode masing – masing yaitu; ‘o1’ dengan

bentuk sekuens bebas’ dari motif ‘o’, yaitu pengulangan pada interval naik serta variasi pada

atau pengecilan nilai nada (Prier, 1996:28 dan 33). ‘o2’dan ‘o3’ dengan bentuk diminuation of

the value (pengecilan nilai nada) dengan alur melodi berubah (lihat contoh 6).

Contoh 6 :

Motif ‘p’ diulang sebanyak lima kali dengan kode masing-masing yaitu‘p1’, ‘p2’, dan

‘p3’ merupakan pengulangan bebas dengan perubahan alur melodi pada masing-masing

pengulangan , sedangkan ‘p5’ pengulangan dengan bentuk diminuation of the value.Motif ‘q’

diulang sebanyak lima kali dengan kode masing-masing ‘q1’, ‘q2’, ‘q3’, ‘q4’, dan ‘q5’. Pada

bentuk ini, pengulangan dibagi menjadi tiga bagian, yang dirincikan sebagai berikut; bagian I

merupakan pengulangan yang berawal dengan nada B’ (mi) dan berakhir pada nada Cis’ (fis)

yaitu motif ‘q1’, ‘q2’, dan ‘q3’ dengan unsurdiminuation of the value serta perubahan pada alur

melodi. Pada bagian II merupakan pengulangan yang berawal dengan nada A (re) dan berakhir

pada nada Cis (fis) yaitu pada motif ‘q4’dengan unsur ‘sekuens turun’ dan pengecilan nilai

nada.Pada bagian III merupakan pengulangan yang berawal dengan nada B’ (mi’) dan berakhir

pada nada G’ (do’),yaitu pada motif ‘q5’ dengan unsur pengecilan nilai nada.

Motif ‘r’ diulang sebanyak enam kali dengan kode masing-masing yaitu; ‘r1’ merupakan

pengulangan denganunsur‘pengecilan nilai nada’ (diminuation of the value) dan ‘pembesaran

interval’ (augmentation of the ambitus), ‘r2’ merupakan pengulangan dengan bentuk

‘pembesaran interval’, ‘r3’ merupakan bentuk ‘pembalikan bebas’ (inversion) dari motif ‘r1’,

‘r4’ merupakan bentuk pengulangan dengan bentuk ‘pengecilan nilai nada’pada ketukan ke-tiga

atau akhir motif dan ‘pembesaran interval’ pada ketukan pertama awal motif, ‘r5’ merupakan

pengulangan dari ‘r2’ dengan dua unsur variasi yaitu; ‘pengecilan nilai nada’ serta perubahan

Motif I

Motif I

Motif II

Motif II

14

pada nada melodi akhir motif yaitu; dari melodi dalam bentuk harmonis (nada D’ dan G’)

menjadi bentuk tunggal (G’). ‘Pembesaran interval’.pengecilan nilai nada terjadi pada ketukan

ke-empat atau akhir motif, dan ‘r6’ merupakan bentuk ‘pembesaran nilai nada’ dari motif ‘r4’,

yang terjadi pada ketukan ke-empat atau akhir motif. Motif ‘s’ merupakan bentuk pengulangan

bebas yang mengandung dua unsur variasi yaitu; ‘pengecilan nilai nada’ dan perubahan alur

melodi, motif ini diulang sebanyak satu kali dengan kode ‘s1’. Motif ‘t’merupakan pengulangan

bebas dengan dua unsur variasi didalamnya, yaitu; ‘pembesaran nilai nada’ dan perubahan

penggunaan melodi pada dua buah nadayaitu dari nada tunggal menjadi harmonis dengan jarak

interval ‘sekt’ (6th) : Mayor, dan ‘ters’ (3rd) Minor. Motif ‘u’merupakan bentuk pengulangan

bebas dengan bentuk ‘pengecilan nilai nada’ yang diulang satu kali dan ditandai dengan kode

‘u1’. Motif ‘v’ merupakan bentuk pengulangan bebas dengan bentuk ‘pembesaran nilai nada’

dan ‘pembesaran interval’, terjadi pada ketukan pertama awal motif dengan jarak interval ‘sekt’

(6th), diulangi satu kali dengan kode ‘v1’. Simetri merupakan bentuk keselarasan atau

keseimbangan pada tiap bagian lagu (sama panjang), walaupun terdapat juga lagu yang

menyimpang dari aturan (tidak simetris atau simetri tiga bagian) (Prier, 1996:3). Pada komposisi

Royal Hawaian Hula terdapat tiga bagian kalimat yang disebut juga dengan ‘simetri tiga bagian’

(Prier, 1996:21) (lihat contoh 8)

Contoh 8 :

a pertanyaan

x jawaban I

x’ jawaban II

15

Pada contoh 8 diperlihatkan bahwa pada jawaban I (x) telah diakhiri dengan akor tonika,

namun nada tersebut tidak jatuh pada hitungan berat atau dikatakan berakhir dengan tanda

‘koma’.Pada sisi lain melodi dilanjutkan hingga ruang birama ke-9 pada ketukan ke-2 terdapat

modulasi dengan akor II (Amaj) dilanjutkan dengan akor dominan (V) pada ketukan ke-3 hingga

ketukan terakhir (1/8) dan masuk pada akor tonika dengan hitungan berat (1/2 ketuk).Dari hal ini

maka dapat disimpulkan bahwa jawaban I (x) hanya sebuah jembatan, dan jawaban II (x’)

merupakan pengalimatan dari kalimat jawaban.Koma merupakan sebuah tanda dalam sebuah

komposisi lagu maupun instrumental yang menunjukan perhentian ditengah kalimat pada akhir

pertanyaan, yang disertai dengan akor dominan, yang menunjukan atau terkesan belum

selesainya satu kalimat (Prier, 1996:4).padakomposisi “Royal Hawaian Hula” terdapat sejumlah

tanda koma pada masing-masing anak kalimat atau antara kalimat pertanyaan dan kalimat

jawaban. pada bagian ini nada ditahan pada akor tonika dan dilanjutkan ke akor dominan pada

kalimat jawaban (answere). Hal ini memang jarang ditemukan pada komposisi yang lain

terutama pada komposisi klasik.Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pada komposisi “Royal

Hawaian Hula” terdapat struktur makro (‘mengambil nafas panjang’) yang diperlihatkan pada

akhir kalimat pertanyaan bagian B (lihat contoh 9).

Contoh 9 :

Titik merupakan tanda perhentian diakhir kalimat atau pemberi kesan dalam sebuah

kalimat bahwa selesailah sesuatu (Prier,1996:3).padalagu “Royal Hawaian Hula” terbilang

B komab pertanyaan

y jawaban I

titik

titik

y’ jawaban II

16

menyimpang dari aturan karena adanya pengulangan setelah kalimat jawaban (akhir kalimat).Hal

ini terjadipada bagian A, B, dan C. Contohnya pada bagian B dalam kalimat jawaban (y) telah

diakhiri dengan nada yang jatuh pada akor tonika (G/do) pada awalbirama ke-28, dan kemudian

dilanjutkan lagi dengan ketukan berikut hingga birama ke-30 sebagai pengulangan dari kalimat

jawaban (y) yang terpaksa diberi tanda (y’) atau jawaban II(lihat contoh 4).Frasering/frase

merupakan usaha untuk memperlihatkan struktur kalimat (pengalimatan), berupa penggalan-

penggalan sesuai dengan kedudukannya, yang terdiri dari struktur makro dan struktur mikro

(Prier, 1996:4).pada komposisi“Royal Hawaian Hula”telah memperlihatkan struktur makro dan

struktur mikro pada masing-masingbagian atau kalimat lagu (lihat contoh 1).Pada komposisi ini

struktur makro terdapat pada akhir masing – masing anak kalimat/frase, yang ditandai dengan

koma dan titik.

KESIMPULAN

Dari hasil analisis disimpulkan bahwa bentuk instrumen musik steel gitar di desa

Belakang Soya Ambon termasuk jenis instrumen petik elektrik, karena pada instrumen ini

memiliki dua unsure pokok yang mewakili bentuk instrument petik elektrik yaitu; teknik

permainan denga cara dipetik dan salah satu unsur organ elektrik (pickup) sebagai penyalur

bunyi/suara.

Pada instrumen ini menggunakan bentuk tuning khusus atau tidak menggunakan teknik

tuning pada umumya, yaitu teknik tuning “in”, yang merupakan bentuk tuning alternatif atau

yang disebut “tala alternatif”, pada ke-enam senar lepas (open) hingga menghasilkan bunyi

sebuah akord mayor ataupun minor, contohnya E-G#-B-G#-B-E menghasilkan akord E mayor.

Fingering merupakan perencanaan atau pengaturan yang digunakan untuk memainkan

gitar maupun alat musik lain yang menggunakan jari untuk mengatur tinggi rendahnya not/nada,

dan prosesnya meliputi jari tangan kiri (pencet) dan kanan (petik). Pada teknik pencet, instrumen

steel gitar dimainkan menggunakan alat bantu gliber/batu steel sebagai alat untuk memencet

senar/string dalam menentukan nada. Pada teknik petik, instrumen steel gitar dipetik

menggunakan alat bantu krabeers/kuku baja yang dipasangkan pada jari tangan (jari petik) yaitu;

ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah.

17

Effek merupakan teknik yang digunakan untuk memperindah dalam permainan steel

gitar. Teknik ini terdiri dari empat bagian, yaitu : (1) Clock spell/natural harmonik, (2) Zoemen,

(3) Vibrasi/vibrato, dan (4) Slide/slur. Dari empat teknik tersebut digunakan secara tunggal

maupun bersamaan atau saling melengkapi.

Pada permainan instrumen steel gitar di Ambon menggunakan posisi sesuai dengan

kebiasaan atau kenyamanan dari masing – masing pemain.Posisi/sikap tersebut terdiri dari dua

bagian, yaitu; posisi berdiri dan duduk.

Pada permainan alat bantu menggunkan dua jenis alat bantu dalam permainan, yaitu;

gleiber (batu steel), dan krabers (kuku baja). Pada penggunaan alat bantu tersebut berdampak

pada timbre atau warna suara yang dihasilkan oleh instrumen tersebut.

Dalam bentuk lagu royal hawaian hula yang dimainkan oleh instrumen steel gitar

merupakan bentuk lagu tiga bagian (A, B, dan C) dengan beberapa unsur musikal

didalamnya.Dari segi unsur (musikal), instrumen ini terdiri dari empat bagian besar yaitu; (1)

Bunyi/nada, (2) Melodi, (3) Ritmik, dan (4) Harmonik. Dari empat unsur tersebut terdapat ciri

khsus yang digunakan sesuai dengan bentuk lagu yang dimainkan.Bentuk lagu royal hawaian

hula yang dimainkan dengan intrumen steel gitar merupaka bentuk lagu tiga bagian denga unsur

– unsur sebagai berikut : (1) Bentuk lagu/instrumental, (2) Kalimat periode, (3) Motif, (4) Koma,

(5) Titik, dan, (6) Frasering. Dari enam unsur tersebut terdapat dua unsur pokok yang menyalahi

aturan sesuai dengan aturan yang digunakan komposisi secara umum, yaitu pada unsur kalimat,

titik, dan koma.Pada unsur kalimat pada lagu royal hawaian hula mempunyai bentuk kalimat

yang tidak simetris atau tidak sama panjang antara masing – masing kalimat yaitu; A, A’, B, B’,

C, dan C’. Sedangkan pada unsur titik dan koma tidak ditempatkan pada tempatnya atau

mengikuti aturan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

18

Hakim, Thursan. 2004. Mengolah Rasa dan Raga : Teknik Paling Praktis Belajar

Memainkan Biola & Gitar. Jakarta : Kawan Pustaka.

Kartika, D. S. 2007. Kritik Seni. Bandung : Rekayasa Sains

Kristianto, Jubing. 2005. Gitarpedia : Buku Pintar Gitaris. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama.

Liang Gie. 1996. Filsafat Seni : Sebuah Pengantar. Yogyakarta : Pusat Belajar Ilmu

Berguna.

Pekerti, Widia.Et All. 2008. Metode Pengembangan Seni. Bandung : Universitas

Terbuka.

Rohidi, T. R. Tanpa Tahun. Pengembangan Kesenian Tradisional Dalam Kebudayaan

Kontenporer.Makalah disajikan dalam seminar Nasional. Semarang 18

November 2009.

SJ, Prier. 1991. Sejarah Musik. Jilid Satu. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi.

SJ, Prier. 1996. Ilmu Bentuk Musik.Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi

Soekarno, Ari dan Jackson, M. M. Tanpa Tahun. Buku Pintar Musik. Jakarta : Inovasi

Soedarsono, R. M. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Edisi Ketiga.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Soeharto, M. 1992. Kamus Musik. Jakarta : Grasindo.

Wahyu, Y. I dan Silaban, Ostaria.2006. Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Edisi Pertama.

Batam : Karisma Publising Group.

19

Lampiran 1

20

Lampiran 2

A

21

B

A’

B’

C’

C

22

Tabel 3 (Kode kalimat dan jumlah birama)

No Bentuk

Anak Kalimat Bentuk

Pengulangan

(Variasi)

Jumlah/nilai nada

Qst Ans Induk Pengulangan

Qst Ans Qst Ans

1

2

3

A

B

C

a

b

c

x

y

z

A*/x’

B*/y’

C*/z’

4,1/8

4

4,1/2

5,21/

2

6

5, 1/2

4,1/4

4

4, 1/2

5,1/2

6

7,

1/2

Keterangan : - Qst = Kalimat pertanyaan/question

- Ans = Kalimat jawaban/answere

Tabel 4 (pemberian kode pada motif)

No Bagian Kalimat Motif Kode motif Bar

1. A pertanyaan

x jawaban I

I

II

I

II

m

n

o

p

1 – 3

3 – 5

5 – 6

6 – 8

23

x’ jawaban II I

II

q

r

8 – 9

9 – 10

2. A* pertanyaan

x jawaban I

x’ jawaban II

I

II

I

II

I

II

m1

n1

o1

p1

q1

r1

11 – 13

13 – 15

15 – 16

17 – 18

18 – 19

19 – 20

3. B pertanyaan

y jawaban I

y’ jawaban II

I

II

I

II

I

II

s

t

o2

p2

q2

r2

21 – 23

23 – 24

25 – 27

27 – 28

28 – 29

29 – 30

4. B* pertanyaan

y jawaban I

y’ jawaban II

I

II

I

II

I

II

s1

t1

o3

p3

q3

r2

31 – 33

33 – 34

35 – 37

37 – 38

38 – 39

39 – 40

5. C pertanyaan

z jawaban I

z’ jawaban II

I

II

I

II

I

II

m2

u

v

p4

q4

r3

41 – 43

43 – 45

45 – 46

46 – 48

48 – 49

49 – 50

6. C* pertanyaan

z jawaban I

z’ jawaban II

I

II

I

II

I

m3

u1

v1

p5

q5

51 – 52

52 – 55

55 – 56

56 – 58

58 – 59

24

z’ jawaban III

z” jawaban IV

II

I

II

I

II

r4

q5

r5

q4

r6

59 – 60

60 – 61

61 – 62

62 – 63

63 – 65