hasll dan pembahasan di berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi...

24
HASlL DAN PEMBAHASAN Situasi Buah Segar lrnpor di Indonesia. Berdasarkan data impor buah segar dari tujuh pintu pemasukan yang ditunjuk diperoleh bahwa jenis buah segar yang diimpor pada tahun 2006 dan 2007 adalah apel, jeruk, pir, anggur, durian, kelengkeng, buah naga, longan, leci, mangga, kiwi, almond, stroberi, nanas, melon, tamarind, lawang, arbei, aprikot, jambu air, ceri, dan mentimun. Dari ke-22 jenis buah impor diatas, terdapat 3 jenis buah mempunyai frekuensi impor tertinggi yaitu apel, jeruk dan pir masing- masing dengan persentase frekuensi impor sebesar 29%, 19%, dan 18% dari sebanyak 12.598 kali impor pada tahun 2006 (Gambar 2A) dan sebesar 32%, 20%, dan 20% dari sebanyak 15.198 kali impor pada tahun 2007 (Gambar 28). Buah segar lain 7% Lonsan Buah segar lain Loman 4% - Durian 6% Anggur 9% 20% (B) Gambar 2 Distribusi persentase frekuensi impor buah segar tahun 2006 (A, N= 12.598) dan tahun 2007 (B, N= 15.198)

Upload: buinhan

Post on 28-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

HASlL DAN PEMBAHASAN

Situasi Buah Segar lrnpor di Indonesia.

Berdasarkan data impor buah segar dari tujuh pintu pemasukan yang

ditunjuk diperoleh bahwa jenis buah segar yang diimpor pada tahun 2006 dan

2007 adalah apel, jeruk, pir, anggur, durian, kelengkeng, buah naga, longan, leci,

mangga, kiwi, almond, stroberi, nanas, melon, tamarind, lawang, arbei, aprikot,

jambu air, ceri, dan mentimun. Dari ke-22 jenis buah impor diatas, terdapat 3

jenis buah mempunyai frekuensi impor tertinggi yaitu apel, jeruk dan pir masing-

masing dengan persentase frekuensi impor sebesar 29%, 19%, dan 18% dari

sebanyak 12.598 kali impor pada tahun 2006 (Gambar 2A) dan sebesar 32%,

20%, dan 20% dari sebanyak 15.198 kali impor pada tahun 2007 (Gambar 28).

Buah segar lain 7%

Lonsan

Buah segar lain

Loman 4% - Durian 6%

Anggur 9%

20%

(B)

Gambar 2 Distribusi persentase frekuensi impor buah segar tahun 2006 (A, N= 12.598) dan tahun 2007 (B, N= 15.198)

Page 2: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

Serupa dengan frekuensi impor, jenis buah dengan volume impor

tertinggi juga adalah apel, jeruk dan pir baik pada tahun 2006 (Gambar 3A)

maupun tahun 2007 (Gambar 3B). Volume impor ape1 mencapai 34%, jeruk

26%, dan pir 21% dari total volume impor buah segar sebesar 308.784,2 ton

pada tahun 2006, sedangkan pada tahun 2007, volume impor ape1 mencapai

37%, jeruk 22%, dan pir 20% dari total volume sebesar 420.387,7 ton.

Dunan Buah r q a r lain

Buah segar lain Longan

Durian -". 3%

Gambar 3 Distribusi persentase volume impor buah segar pada tahun 2006 (A, N=308.784,2 ton) dan 2007 (B, N=420.387,7 ton)

Buah ape1 yang masuk ke wilayah Indonesia kebanyakan berasal dari

negara: Cina, Amerika Serikat, Cili, Selandia Baru, Perancis, Afrika Selatan,

Malaysia, Australia, Jepang, Brazil, Singapura, Kolombia, Korea Selatan dan

Togo. Negara utama pengekspor ape1 ke wilayah Indonesia adalah Cina yaitu

frekuensi tertinggi mencapai 52% dan posisi kedua terbesar ditempati Amerika

Serikat dengan persentase frekuensi impor sebesar 34% (Gambar 4A).

Berdasarkan SK Mentan No. 38 Tahun 2006, USA merupakan negara yang tidak

bebas dari beberapa jenis OPTK lalat buah khususnya buah apel. Oleh karena

itu pemeriksaan kesehatan maupun persyaratan teknis bagi buah ape1 yang

diimpor dari USA sebaiknya lebih ketat. Pada buah jeruk, impor berasal dari

negara: Cina, Pakistan, Australia, Tailand, Amerika Serikat, Argentina, Afrika

Page 3: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

Selatan, Mesir, Brazil, Malaysia, Uruguay, Korea selatan, Afrika, Yunani, Turki

dan Singapura. Sama dengan buah ape1 Cina juga merupakan negara

pengekspor buah jeruk tertinggi dengan persentase frekuensi sebesar 51%.

Untuk impor buah pir, negara pengekspornya adalah Cina, Afrika Selatan, Korea

Selatan, Australia, Amerika Serikat, Cili, Argentina, Malaysia, Tailand, Singapura

dan Hongkong. Persentase frekuensi pemasukan buah pir paling tinggi berasal

dari negara Cina yaitu mencapai 92%

(C) Gambar 4 Persentase Frekuensi pemasukan buah ape1 (A), jeruk (B), dan

Pir (C) berdasarkan negara pengekspor

Page 4: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

Buah segar impor masuk ke wilayah Indonesia melalui 5 pelabuhan iaut

(PL) yaitu Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan, Batu Ampar, dan Makassar

dan 2 bandar udara (BU) yaitu Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai. Diantara

ketujuh pintu pemasukan tersebut, pintu pemasukan yang sering dilalui impor

buah segar adalah Pelabuhan Tanjung Priok. Persentase frekuensi impor buah

yang masuk melalui pelabuhan ini pada tahun 2006 adalah berkisar 82%-90%

untuk ketiga jenis buah impor utama (Gambar 5A) dan pada tahun 2007

mencapai 66% - 80% (Gambar 5B) dari total frekuensi buah yang masuk di tujuh

pintu pemasukan buah. Pada Gambar 5 juga dapat dilihat bahwa impor ketiga

buah utama tersebut tidak pernah masuk melalui pelabuhan Makassar

pintu pemasukan buah

m Apel

e Jeruk

o Pir U

Pintu pemasukan buah

(B)

Gambar5 Distribusi frekuensi impor buah segar berdasarkan pintu pemasukan tahun 2006 (A) dan 2007 (B)

Page 5: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

Prosedur Pemeriksaan Kesehatan Buah Segar lmpor

Buah segar yang diimpor ke Indonesia sebagian besar melalui pelabuhan

laut. Kiriman buah segar yang masuk melalui pelabuhan laut tersebut biasanya

dimasukkan ke dalam kontainer berukuran 40 feet (Gambar 6), yang dapat

menampung buah maksimal sebanyak 22.000 kg. Jenis buah dalam satu

kontainer biasanya seragarn. Kontainer yang digunakan untuk impor buah

segar dilengkapi dengan alat pendingin (refrigerator) untuk memberi perlakuan

pendinginan pada buah selama dalam perjalanan dengan suhu bewariasi

tergantung dari OPTK sasaran khususnya lalat buah.

(A) (B) Gambar 6 Kontainer 40 feet yang digunakan untuk impor buah segar (A) dan

kontainer 20 feet

Buah segar yang diimpor biasanya menggunakan kemasan kotak karton,

namun beberapa jenis buah lain tidak menggunakan kotak karton. Buah yang

tidak rnenggunakan kemasan kotak karton tersebut adalah buah anggur dikemas

menggunakan stereoform dan buah kelengkeng dikemas menggunakan

keranjang plastik. Kotak buah disusun secara berurutan didalam kontainer.

Susunan kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang

dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan.

Berdasarkan suwei di pelabuhan Tanjung Priok diketahui bahwa dalam

satu kontainer dapat menampung buah ape1 sebanyak 1127 kotak (Gambar 7A),

untuk buah jeruk berkisar 1300 sampai 2160, dan untuk buah pir dapat

menampung kotak buah sebanyak 1260 kotak (Gambar 7B). Namun jumlah

kotak dalam tiap kiriman buah tidak selalu sama tetapi tergantung dari ukuran

kotak yang digunakan.

Page 6: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

(A) (B) Gambar 7 Susunan kotak buah ape1 (A) dan buah pir (B) di dalam Kontainer

Berdasarkan survei diperoleh bahwa prosedur pemeriksaan buah segar

di Pelabuhan Tanjung Priok telah sesuai dengan Undang-undang yang berlaku.

Undang-undang tersebut adalah UU No. 16 tahun 1992 dan PP No. 14 tahun

2002. Persyaratan umum untuk pemasukan buah segar sesuai dengan UU No.

16 tahun 1992 (pasal 5) dan PP No. 14 tahun 2002 (pasal 2) adalah (1)

dilengkapi Sertifikat Kesehatan (Phytosanifary Certificate) dari negara asal dan

negara transit, (2) melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan, dan

(3) dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina turnbuhan di tempat-

tempat pemasukan.

Persyaratan khusus buah segar juga telah diterapkan untuk impor buah

segar sesuai dengan Permentan No. 37/KptslHK.060/1/2006 tentang

persyaratan teknis dan tindakan karantina tumbuhan untuk pemasukan buah

segar ke dalam wilayah negara Republik Indonesia. Buah segar yang masuk di

pelabuhan akan dikenakan beberapa tindakan pemeriksaan, diantaranya adalah

pemeriksaan dokumen untuk melihat kesesuaian dokumen dengan persyaratan

yang telah ditentukan. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik oleh petugas

karantina bersama-sama dengan petugas bea cukai dan pemilik barang.

Pengambilan sampel buah segar dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan

fisik. Pemeriksaan kesehatan selanjutnya dilakukan di laboratorium UPT

setempat. Hasil pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan tindakan karantina

selanjutnya. Tindakan tersebut dapat berupa pembebasan apabila hasil

pemeriksaan menunjukkan bahwa pada buah segar yang dikirim bebas dari

Page 7: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

OPTK. Tindakan perlakuan dilakukan apabila hasil pemeriksaan kesehatan

menunjukkan bahwa buah segar yang dikirim ditemukan OPT atau OPTK

golongan II yaitu OPT yang dapat dibebaskan dari media pembawanya dengan

cara perlakuan. Tindakan penolakan atau pemusnahan dilakukan apabila hasil

pemeriksaan kesehatan menemukan OPTK golongan I yaitu OPT yang tidak

dapat dibebaskan dari media pembawanya dengan cara perlakuan.

Pengambilan contoh yang dilakukan terhadap buah segar dipilih secara

acak. Ukuran sampel yang digunakan adalah 1 hingga 2 kotak setiap kontainer.

Berdasarkan hasil laporan intersepsi OPTK dari tujuh pintu pemasukan buah

pada tahun 2006 dan 2007 menunjukkan bahwa OPTK sasaran pada buah

impor, yaitu lalat buah tidak pernah ditemukan terbawa dalam buah yang

dikirim.

Kajian Teknik Pengambilan Contoh dalam Pemeriksaan Kesehatan Buah Segar lmpor

Simulasi pengambilan contoh untuk setiap ukuran contoh (n= 1,3,5, ... 39),

dilakukan pada 3 macam populasi buah impor utama, yaitu buah apel, jeruk dan

pir. Asumsi ukuran populasi dari ketiga jenis buah tersebut adalah 1127 kotak

buah pada apel, 2160 kotak buah pada jeruk dan 1260 kotak pada pir.

Secara umum hasil simulasi pada asumsi populasi kotak berlalat buah

0,25% pada ketiga jenis buah tersebut menunjukkan bahwa rata-rata kotak

berlalat buah yang terdeteksi semakin meningkat dengan semakin besarnya

ukuran contoh (Gambar 8A-C). Akan tetapi sampai dengan ukuran sampel 39,

rata-rata kotak berlalat buah tertinggi yang ditemukan ini masih jauh dari jumlah

kotak berlalat buah yang sesungguhnya. Hasil tersebut terlihat pada rata-rata

kotak berlalat buah tertinggi pada ape1 yaitu adalah 0,11 kotak dibandingkan

jumlah kotak sesungguhnya adalah 3 kotak (Gambar 8A), pada jeruk rata-rata

kotak berlalat b~lah yang ditemukan tertinggi adalah 0,l kotak dibandingkan

jumlah kotak berlalat buah sesungguhnya adalah 5 kotak (Gambar 8B), dan pada

pir rata-rata kotak berlalat buah tertinggi adalah 0,l kotak dibandingkan jumlah

kotak berlalat buah sesungguhnya adalah 3 kotak (Gambar 8C). Hal ini

mengindikasikan bahwa untuk dapat menduga kepadatan OPTK yang lebih

akurat diperlukan ukuran contoh yang besar (lebih besar dari 39 kotak).

Berdasarkan analisis uji Z terhadap hasil dugaan kepadatan kotak

berlalat buah dari ke-20 ukuran contoh diperoleh angka signifikansi (P-Value)

Page 8: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

sebesar 0.000. Angka ini menunjukkan bahwa pada taraf kepercayaan 99%

hasil dugaan kepadatan kotak berlalat buah dari pengambilan contoh dengan n=

1 sampai 39 kotak berbeda nyata dengan jumlah kotak berlalat buah

sesungguhnya. Hal ini berarti bahwa pengambilan contoh dengan n<39

memberikan hasil yang berbias.

Grafik selang kepercayaan pada Gambar 8 A-C menunjukkan perbedaan

rata-rata kotak berlalat buah antar ukuran contoh. Garis selang yang

berpotongan berarti tidak terdapat beda nyata antar ukuran contoh, sedangkan

garis selang yang tidak berpotongan menunjukkan beda nyata antar ukuran

contoh. Selang kepercayaan hasil simulasi pada buah ape1 dengan populasi

kotak berlalat buah 0,25% menunjukkan bahwa ukuran contoh 1 sampai 21 tidak

berbeda nyata namun pada ukuran contoh yang lebih tinggi ukuran contoh

tersebut berbeda nyata. Pada jeruk diperoleh hasil yang sama bahwa

perbedaan rata-rata yang ditemukan antar ukuran contoh tidak berbeda nyata.

Beda nyata ditemukan setelah ukuran sampel tersebut mencapai 23. Sedangkan

pada pir juga diperoleh hasil yang sama yaitu ukuran sampel 1 sampai 25 tidak

berbeda nyata, namun setelah ukuran sampel tersebut yaitu mulai 27 keatas

rata-rata kotak berlalat buah yang terdeteksi berbeda nyata dengan ukuran

contoh 1 sampai 23.

Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan contoh

dengan maksimum ukuran contoh sebanyak 39 kotak pada populasi kotak

berlalat buah 0,25% pada buah apel, jeruk dan pir memberikan hasil pendugaan

kepadatan OPTK yang bias. Hal ini mengindikasikan diperlukan ukuran contoh

yang lebih besar dari 39 kotak untuk dapat mendeteksi dengan akurat apabila

dalam kontainer buah impor tersebut terdapat lalat buah.

Page 9: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

I I I 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39

Wran mntoh

I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 3.3 35 37 39

w a n mntoh

Gambar 8 Selang kepercayaan 95% bagi rata-rata ditemukan kotak berlalat buah pada populasi kotak berlalat buah 0,25% pada ape1 (A), jeruk (B) dan pir (C)

Page 10: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

Pada populasi kotak berlalat buah 0,5% pada buah apel, jeruk dan pir

rnenunjukkan bahwa berdasarkan hasil simulasi rata-rata kotak berlalat buah

yang ditemukan rneningkat dengan semakin besarnya ukuran contoh (Gambar 9

A-C). Narnun rata-rata kotak berlalat buah yang diternukan sarnpai dengan

ukuran contoh 39 rnasih berbeda jauh dengan jurnlah kotak berlalat buah yang

sesungguhnya baik pada buah apel, jeruk dan pir. Hasil tersebut adalah pada

buah ape1 rata-rata tertinggi 0,26 dibandingkan jumlah kotak berlalat buah

sesungguhnya 6 kotak (Garnbar 9A), pada jeruk rata-rata tertingginya adalah

0,26 dibandingkan kotak berlalat buah sesungguhnya 11 kotak (Garnbar 9B), dan

pada pir rata-rata tertingginya adalah 0,21 dibandingkan jumlah kotak berlalat

buah sesungguhnya adalah 6 kotak (Garnbar 9C). Pengambilan contoh dengan

teknik sarnpel acak sederhana dengan ukuran contoh 1 sarnpai 39 rnasih

rnernperoleh hasil yang bias, artinya tidak dapat rnenemukan kotak berlalat buah

sesuai dengan jurnlah kotak berlalat buah sesungguhnya didalam kontainer.

Berdasarkan analisis uji Z diperoleh angka signifikansi (P-Value) sebesar

0.000, pada ukuran sarnpel 1 sampai 39. Angka tersebut menunjukkan bahwa

pada taraf kepercayaan 99% berbeda secara nyata. Grafik selang kepercayaan

pada Gambar 9 A pada apel menunjukkan bahwa rata-rata kotak berlalat buah

yang ditemukan berbeda nyata pada pada ukuran sarnpel 1, 7, dan 35.

Sedangkan ukuran contoh antara 1 sarnpai 5, 7 sampai 33, dan antara 35

sarnpai 39 tidak berbeda nyata. Pada jeruk ukuran sarnpel yang berbeda nyata

terdapat pada ukuran contoh 1,5 dan 31, sedangkan ukuran contoh yang tidak

berbeda nyata terdapat pada ukuran contoh 1 sarnpai 3, 5 sampai 29, dan 31

sampai 39. Pada pir ukuran contoh I 1 sampai 9, 11 sampai 21, 23 sampai 39

tidak berbeda nyata, sedangkan ukuran contoh yang berbeda nyata terdapat

pada ukuran sarnpel9 sampai 21.

Page 11: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

Gambar 9 Selang kepercayaan 95% bagi rata-rata ditemukan kotak berlalat buah pada populasi kotak berlalat buah 0,5% pada ape1 (A), jeruk (B) dan pir (C)

Page 12: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

Hasil yang sama juga ditunjukkan pada populasi kotak berlalat buah yang

lebih tinggi yaitu 1%. Kecenderungan rata-rata kotak berlalat buah yang

ditemukan meningkat dengan adanya peningkatan ukuran contoh yang

digunakan (Gambar 10 A-C). Nilai rata-rata tersebut meningkat secara teratur

terutama pada buah apel. Hasil simulasi pada ketiga jenis buah yaitu apel, jeruk

dan pir, semuanya menunjukkan hasil yang bias yaitu bahwa rata-rata kotak

berlalat buah yang ditemukan tidak sesuai dengan jumlah kotak berlalat buah

yang sesungguhnya. Perbedaan tersebut cukup jauh dimana rata-rata yang

ditemukan paling tinggi hanya dapat menemukan sebanyak 4% dari populasi

kotak berlalat buah yang sesungguhnya. Hasil tersebut terlihat pada buah ape1

dimana rata-rata kotak berlalat buah tertinggi yang ditemukan adalah 0,44 kotak

dan jumlah kotak berlalat buah sesungguhnya 11 kotak, sedangkan pada buah

lain yaitu jeruk dan pir hanya mampu mendeteksi paling banyak sebesar 2% dari

populasi kotak berlalat buah sesungguhnya. Pada jeruk 0,47 kotak dibandingkan

dengan 22 kotak dan pada pir 0,45 kotak dibandingkan jumlah kotak 12.

Berdasarkan analisis uji Z juga diperoleh hasil yang bias pada ketiga jenis

buah. Grafik selang kepercayaan diperoleh bahwa beda nyata antar ukuran

sampel lebih jelas. Pada ape1 ukuran contoh yang berbeda nyata terdapat pada

ukuran contoh antara 1,3,7,13, 27 dan 35, sedangkan ukuran contoh yang tidak

menunjukkan beda nyata terdapat pada ukuran contoh antara 3 sampai 5, 7

sampai 15, 17 sampai 27, dan 29 sampai 39. Pada jeruk ukuran contohl yang

berbeda nyata terdapat pada 1,5, dan 17. Sedangkan ukuran contoh yang tidak

berbeda nyata terdapat pada 1 sampai 3, 5 sampai 13, 15 sampai 17, dan 19

sarnpai 39. sedangkan pada pir ukuran contoh yang tidak berbeda nyata adalah

1 sampai 3, 5 sampai 11, 13 sampai 15, 17 sampai 19, 21 sampai 31, dan 35

sampai 79. Sedangkan ukuran contoh yang menunjukkan beda nyata adalah

pada ukuran contoh 1, 5, 13, 15,21, dan 33.

Page 13: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

Gambar 10 Selang kepercayaan 95% bagi rata-rata ditemukan kotak berlalat buah pada populasi kotak berlalat buah 1% pada ape1 (A), jeruk (B) dan pir (C)

Page 14: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

Hasil simulasi buah apel, jeruk, dan pir pada populasi kotak berlalat buah

yang lebih tinggi yaitu 2,5% hasilnya tetap sama dengan rata-rata kotak berlalat

buah pada populasi < 2,5%. Rata-rata ditemukan kotak berlalat buah meningkat

dengan adanya peningkatan ukuran contoh yang digunakan. Peningkatan rata-

rata tersebut terlihat lebih teratur daripada pada populasi < 2,5%. Hasil rata-rata

ditemukan kotak berlalat buah pada ketiga jenis buah juga bias. Masing-masing

hanya mampu rnendeteksi kotak berlalat buah ~ 5 % populasi yang

sesungguhnya. Yaitu pada buah apel rata-rata ditemukan kotak berlalat buah

tertinggi 1,21 kotak dibandingkan dengan jumlah kotak sesungguhnya 28 kotak

(Garnbar I IA) , jeruk 0,93 kotak dibandingkan 54 kotak (Gambar l l B ) dan pir

0,89 kotak dibandingkan jumlah kotak sesungguhnya 31 (Gambar 1 IC).

Analisis uji Z juga menunjukkan hasil yang bias. Selang kepercayaan

pada populasi kotak berlalat buah 2,5% pada buah ape1 menunjukkan bahwa

ukuran contoh yang menunjukkan tidak berbeda nyata adalah pada 3 sampai

I I, 13 sampai 21, 23 sampai 25, 25 sampai 35 dan 37 sampai 39. Sedangkan

ukuran contoh berbeda nyata terdapat pada ukuran sampel 1, 3,13,23, 27 dan

39. Pada jeruk ukuran contoh yang tidak berbeda nyata terdapat pada ukuran

contoh 3 sampai 5, 7 sampai 11, 13 sampai 21, 23 sampai 33, dan 35 sampai

39. sedangkan ukuran contoh yang berbeda nyata adalah 1,3,7,13, 23 dan 35.

Pada pir ukuran contoh antara 5 sampai 9, 13 sampai 17, 23 sarnpai 31, dan 33

sampai 39 tidak berbeda nyata, sedangkan ukuran contoh 1,3,5, 11, 19 dan 33

berbeda nyata.

Pada populasi kotak berlalat buah 2,5% diperoleh bahwa perbedaan

masing-masing ukuran sampel hampir nyata. Hal ini berarti semakin tinggi

populasi kotak berlalat buah dalam kontainer maka perbedaan rata-rata kotak

berlalat buah yang ditemukan semakin nyata.

Page 15: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

Gambar 11 Selang kepercayaan 95% bagi rata-rata ditemukan kotak berlalat buah pada populasi kotak berlalat buah 2,5% pada buah ape1 (A), jeruk (B) dan pir (C)

Page 16: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

Hasil simulasi pada populasi yang tertinggi yaitu 5% menunjukkan rata-

rata kotak berlalat buah yang ditemukan sama dengan pada populasi <5%.

Rata-rata kotak berlalat buah yang ditemukan atau terdeteksi meningkat dengan

adanya peningkatan ukuran contoh yang digunakan. Pada ketiga jenis buah

diperoleh hasil yang bias. Dengan ukuran contoh 1 sampai 39 maksimal hanya

mampu mendeteksi kotak berlalat buah sebanyak 36% dari populasi kotak

berlalat buah sesungguhnya ha1 ini terlihat pada Gambar IN. Pada buah ape1

rata-rata kotak berlalat buah yang ditemukan paling tinggi adalah 2,05

dibandingkan kotak berlalat buah sesungguhnya adalah 56 kotak (Gambar I N ) ,

pada jeruk rata-rata ditemukan kotak berlalat buah tertinggi 2, 28 kotak dengan

jumlah kotak berlalat buah sesungguhnya 108 kotak (Gambar 12B), dan pada pir

rata-rata ditemukan kotak berlalat buah tertinggi 2,14 kotak dengan jumlah kotak

berlalat buah sesungguhnya adalah 60 kotak (Gambar 12C). Pada populasi ini

peningkatan rata-ratanya lebih teratur. Analisis uji Z juga menunjukkan hasil

yang bias.

Selang kepercayaan pada populasi kotak berlalat buah 5% menunjukkan

bahwa hampir semua ukuran contoh menunjukkan beda nyata. Pada ape1

ukuran sampel yang tidak berbeda nyata adalah 17 sampai 27, dan 33 sampai

37 sedangkan ukuran contoh yang berbeda nyata adalah 1,3, 5, 7, 9, 11, 13, 29,

dan 39. Selang kepercayaan pada jeruk juga menunjukkan hasil yang sama.

Hasil tersebut adalah bahwa setiap peningkatan ukuran contoh maka rata-rata

yang diperoleh berbeda nyata. Ukuran sampel yang tidak berbeda nyata hanya

terdapat pada ukuran contoh 23 sampai 31. Demikian pula pada buah pir setiap

peningkatan ukuran contoh menunjukkan beda nyata namun pada beberapa

ukuran sampel rata-rata yang diperoleh tidak berbeda nyata. Hal ini dapat dilihat

pada ukuran sampel 11 sampai 21, dan 35 sampai 37.

Grafik selang kepercayaan menunjukkan bahwa semakin tinggi populasi

kotak beralat buah dalam kontainer maka rata-rata kotak belalat buah yang

ditemukan setiap ukuran sampel menunjukkan hasil yang berbeda. Pengambilan

contoh pada populasi kotak berlalat buah yang semakin rendah maka perbedaan

ukuran yang digunakan tidak akan berpengaruh terhadap rata-rata ditemukan

kotak berlalat buah.

Page 17: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

Gambar 12 Selang kepercayaan 95% bagi rata-rata diternukan kotak berlalat buah pada populasi kotak berlalat buah 5% pada buah ape1 (A), jeruk (B) dan pir (C)

Page 18: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

Peluang ditemukan kotak berlalat buah pada Gambar 13A terlihat bahwa

pada populasi kotak berlalat buah paling rendah yaitu 0,25% pada buah apel,

jeruk, dan pir terlihat bahwa pengambilan contoh sebanyak 1 kotak diperoleh

peluang kotak berlalat buah terdeteksi adalah I%, sedangkan pada pengambilan

contoh dengan ukuran contoh 39 hanya mampu mendeteksi lalat buah dalam

kontainer dengan peluang tertinggi sekitar 11% (Gambar 10A). Hal ini berarti

peluang untuk menemukan kotak berlalat buah lebih kecil dari pada peluang

kotak berlalat buah tersebut 1010s. Peluang kotak berlalat buah tersebut 1010s

dari pemeriksaan hampir 8 kali lebih tinggi daripada peluang kotak berlalat buah

terdeteksi, bila ukuran contoh maksimumnya sebesar 39 kotak.

Pada populasi kotak berlalat buah yang lebih tinggi yaitu jumlah kotak

berlalat buah 0,5%, masih diperoleh bahwa peluang kotak berlalat buah 1010s

lebih tinggi daripada peluang ditemukan kotak berlalat buah. Pada pengambilan

contoh 1 kotak buah peluang kotak berlalat buah 1010s hampir empat kali lebih

tinggi daripada peluang kotak berlalat buah terdeteksi pada ukuran contoh 39

kotak. Peluang kotak berlalat buah ditemukan tersebut adalah 20% sedangkan

peluang lolosnya adalah 80% (Gambar 138).

Populasi kotak berlalat buah yang lebih tinggi yaitu 1% masih diperoleh

bahwa peluang kotak berlalat buah terdeteksi lebih kecil daripada peluang kotak

berlalat buah lolos. Peluang ditemukan kotak berlalat buah tertinggi tersebut

adalah 36% sedangkan peluang kotak berlalat buah tersebut 1010s adalah 64%.

Peluang ditemukan kotak berlalat buah pada populasi yang lebih tinggi

yaitu 2,5% baru diperoleh hasil bahwa peluang kotak berlalat buah terdeteksi

lebih tinggi daripada peluang kotak berlalat buah tersebut 1010s dari pemeriksaan.

Peluang kotak berlalat buah terdeteksi mencapai 68% sedangkan peluang kotak

berlalat buah tersebut 1010s hanya 32% (Gambar 13D).

Hasil yang sama juga diperoleh pada populasi kotak berlalat buah 5%.

Peluang kotak berlalat buah terdeteksi adalah 89% sedangkan peluang kotak

berlalat buah 1010s adalah 11% (Gambar 13E). Hasil tersebut menunjukkan

bahwa semakin tinggi populasi kotak berlalat buah dalam kontainer maka

peluang kotak berlalat buah terdeteksi pada pengambilan contoh sebanyak 39

semakin tinggi.

Page 19: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

0.111 - 0.1, 0.x

0.12 0 2 - o., .E .. Eo..

aP4

om ~ ~ D I

8 3 4 11 35 I7 I0 11 21 13 21 a 3, U 15 17 9 I 1 5 1 O < 3 1 3 ' 5 ? 1 I P N z I J Z 8 3 1 B s 1 1 s "Lu." r m h Ulun*-

(E) Gambar 13 Peluang ditemukan kotak berlalat buah pada apel, jeruk dan pir

pada populasi kotak berlalat buah 0,25% (A), 0,5% (B), 1% (C), 2,5% (D) dan 5% (E)

Penghitungan ukuran contoh optimum yang dapat mendeteksi

keberadaan OPTK lebih tepat pada tingkat kepercayaan 95% dan tingkat

kesalahan maksimum sebesar 10% dapat dilihat pada Tabel 1. Pada proporsi

populasi kotak berlalat buah paling rendah yaitu 0.0025 diperoleh bahwa dengan

tingkat kesalahan paling kecil yaitu 1% atau sangat teliti ukuran contoh yang

diperlukan adalah 96. Akan tetapi apabila tingkat kesalahan yang diinginkan

semakin tinggi maka ukuran contoh yang diperlukan akan semakin kecil. Ukuran

contoh optimum dengan tingkat kesalahan 10% hanya diperlukan 1 kotak. Hal

ini berarti bahwa pengambilan contoh sebanyak 1 kotak dapat dilakukan namun

hasil yang diperoleh akan mempunyai tingkat kesalahan 10%.

Semakin tinggi populasi kotak berlalat buah didalam kontainer maka

semakin tinggi pula ukuran contoh yang diperlukan agar diperoleh hasil yang

Page 20: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

akurat. Semakin kecil tingkat kesalahan yang diinginkan maka ukuran sampel

yang diperlukan semakin tinggi

Tabel I Ukuran contoh optimum berdasarkan pendugaan proporsi atau persentase p pada tingkat kepercayaan 95%

Ukuran contoh yang diperlukan

Proporsi (persentase) Tingkat kesalahan

kotak berlalat buah

10% 5% 3% 1%

0.0025 1 4 11 96

0.005 2 8 21 191

0.01 4 15 42 380

0.025 9 37 104 936

0.05 18 73 202 1824

Pembahasan

Buah segar yang diimpor ke dalam wilayah negara lndonesia kebanyakan

mempunyai jenis yang sama dengan jenis buah segar lokal yang telah ada di

Indonesia. Buah tersebut mempunyai jenis yang sama namun varietasnya

berbeda. Kesamaan jenis tersebut terdapat pada buah yang mempunyai volume

dan frekuensi impor tertinggi yaitu ape1 dan jeruk. Buah ape1 dan jeruk lokal

dapat ditemukan di berbagai wiiayah di Indonesia, sehingga untuk meminimalkan

risiko masuknya OPTK sebaiknya dilakukan pengurangan frekuensi maupun

volume impor buah ape1 dan jeruk. Pengurangan impor sebaiknya juga diikuti

dengan peningkatan produksi dan kualitas buah ape1 serta jeruk lokal sehingga

buah tersebut tidak kalah bersaing dengan jenis buah impor.

Buah segar yang diimpor kebanyakan berasal dari negara Cina.

Berdasarkan SK Mentan NO. 38 tahun 2006 tentang jenis-jenis OPTK Kategori

A1 Golongan I dan II , dan Kategori A2 Golongan I dan II, buah apel, jeruk dan

pir dari Cina bebas dari OPTK laiat buah. Buah segar yang dimpor dari negara

Cina mempunyai risiko kecil sebagai media pembawa OPTK khususnya lalat

buah. Untuk mencegah masuknya OPT asing yang berpotensi menjadi OPTK

maka untuk buah segar yang berasal dari Cina sebaiknya tetap diiakukan

pengambilan contoh u n t ~ ~ k pemeriksaan kesehatan.

Page 21: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

Selain Cina beberapa jenis buah berasal dari negara Brazil. Buah

tersebut adalah ape1 dan jeruk. Negara Brazil merupakan salah satu negara

endemi penyakit SALB (South American Leaf Blight) atau penyakit hawar daun

karet Amerika Selatan. Selain lalat buah OPTK lain yang kemungkinan dapat

terbawa pada buah segar yang dikirim dari negara Brazil adalah cendawan

Microcyclus ulei penyebab penyakit SALB. Untuk meminimalkan risiko

masuknya penyakit SALB buah segar yang berasal dari Brazil harus diberi

perlakuan khusus. Perlakuan tersebut dilakukan terhadap alat angkut dan buah

segar yang diimpor. Perlakuan terhadap alat angkut dapat dilakukan dengan

desinfestasi, sedangkan perlakuan terhadap buah segarnya dapat dilakukan

dengan perlakuan sinar UV. Pengambilan sampel juga dilakukan setelah buah

segar tersebut diberi perlakuan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa buah

segar yang diimpor bebas dari OPTK khususnya lalat buah.

Frekuensi buah segar yang masuk ke Indonesia melalui pelabuhan

Tanjung Priok. Tingginya frekuensi pemasukan buah di PL. Tanjung Priok

tersebut juga meningkatkan risiko masuk OPTK lalat buah melalui pintu

pemasukan tersebut. Untuk meminimalkan risiko tersebut maka tindakan

pemeriksaan di pintu pemasukan tersebut harus dilaksanakan secara efektif.

Tindakan karantina untuk buah segar tersebut meiiputi pemeriksaan dokumen,

fisik, maupun pemeriksaan kesehatan. Pengambilan sampel untuk pemeriksaan

kesehatan sebaiknya dilakukan sesuai dengan syarat pengambilan sampel yang

tepat. Seperti yang dikemukakan oleh Usman (2006) syarat sampel yang baik

adalah akurasi atau ketepatan yaitu tingkat ketidakadaan bias (kekeliruan) dalam

sampel dan presisi yaitu semakin kecil perbedaan simpangan baku maka

semakin tinggi presisinya.

Data intersepsi tahun 2006 dan 2007 menunjukkan bahwa dari hasil

pemeriksaan kesehatan terhadap buah segar impor selama tahun tersebut tidak

pernah ditemukan OPTK khususnya lalat buah dalam buah segar yang dikirim.

Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa ha1 diantaranya (1) buah yang diimpor

berasal dari negara Cina, dimana buah apel, jeruk dan pir dari negara Cina

bebas dari OPTK lalat buah (2) Sebelum atau selama pengiriman buah telah

diberi perlakuan sesuai persyaratan yang berlaku sehingga kemungkinan buah,

tersebut telah bebas dari lalat buah, (3) teknik pengambilan contoh terhadap

buah segar dengan ukuran contoh 1 sampai 2 kotak tiap kontainer mungkin

Page 22: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

belum dapat mendeteksi keberadaan lalat buah dalam kiriman, apabila populasi

lalat buah dalam kiriman rendah.

Teknik pengambilan contoh buah segar di PL. Tanjung Priok dilakukan

secara acak, namun prosedur teknik pengambilan secara acak belum diterapkan

sepenuhnya. Seperti yang dikemukakan oleh Supranto (2001) Pengambilan

sampel acak pada populasi terbatas dapat dilakukan dengan undian atau lotere,

namun pengambilan sampel acak pada populasi yang tidak terbatas tidak dapat

dilakukan mengunakan undian atau lotere melainkan dengan menggunakan

tabel bilangan acak atau dapat juga menggunakan blind step mefhod artinya

pemilihan sampel dengan mata tertutup, atau menggunakan kalkulator dan

komputer. Pengambilan contoh dengan teknik acak sederhana dalam

pemeriksaan kesehatan buah segar impor sebaiknya dilakukan sesuai dengan

prosedur di atas. Hal ini agar dalam pengambilan contoh dapat diperoleh hasil

yang akurat. Pengambilan sampel yang dilakukan sebaiknya tidak berdasarkan

atas kepentingan tertentu misalnya alasan kemudahan dalam pengambilan

sampel, tetapi sebaiknya didasarkan pada pemilihan sampel yang sesuai.

Hasil simulasi pengambilan sampel acak sederhana pada buah apel,

jeruk dan pir menunjukkan bahwa ukuran sampel 1 sampai 39 belum dapat

mendeteksi kotak berlalat buah dalam kontainer secara akurat. Hasil tersebut

diperoleh pada kelima populasi kotak berlalat buah dalam kontainer yaitu dari

0,25%, 0,5%, I%, 2,5% dan 5%. Ukuran sampel optimum yang dapat digunakan

untuk mendeteksi kotak berlalat buah secara akurat adalah ukuran contoh

seperti tercantum dalam Tabel 1. Ukuran contoh tersebut adalah dengan tingkat

kesalahan paling kecil 1% pada populasi kotak berlalat 0,25% diperlukan

sebanyak 96, namun apabila tingkat kesalahan yang diinginkan lebih tinggi maka

ukuran sampel yang diperlukan juga lebih kecil dari 96. Ukuran contoh optimum

dengan tingkat kesalahan 5% hanya diperlukan 4 kotak. Besarnya ukuran

contoh yang kita gunakan akan sangat tergantung dari tingkat kesalahan yang

kita inginkan. Semakin tinggi tingkat kesalahan yang diinginkan maka ukuran

contohnya semakin rendah dan ketepatannya akan semakin kecil. Semakin kecil

tingkat kesalahannya atau semakin teliti hasil yang diinginkan maka ukuran

sampel yang diperlukan semakin banyak.

Ukuran contoh 1 sampai 2 kotak seperti yang telah diterapkan di

PLTanjung Priok dapat digunakan dalam pengambilan sampel buah segar,

namun hasil yang diperoleh akan mempunyai tingkat kesalahan 10% apabila

Page 23: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

populasi sesungguhnya kotak berlalat buah dalam kontainer adalah 0,25%.

Peluang kotak berlalat buah terdeteksi pada pengambilan contoh dengan ukuran

contoh 1 sampai 2 kotak adalah 1% sedangkan peluang kotak berlalat buah 1010s

dari pemeriksaan adalah 99%.

Usman (2006) menyatakan bahwa teknik pengambilan contoh dengan

teknik sampel acak sederhana mempunyai kebaikan yaitu prosedurnya mudah

dilaksanakan dan tidak memerlukan proses pengolahan data yang rumit. Namun

kelemahan teknik ini adalah kemungkinan muncul sampel error tinggi. Ukuran

contoh yang digunakan tergantung dari tingkat kesalahan yang kita inginkan.

Semakin teliti hasil pengambilan contoh tersebut maka semakin besar ukuran

contoh yang diperlukan.

Teknik sampel acak sederhana merupakan teknik pengambilan contoh

yang telah digunakan oleh beberapa negara untuk pengambilan sampel terhadap

buah segar impor. Salah satu negara tersebut adalah Amerika. Ukuran sampel

yang digunakan dalam pengambilan sampel untuk buah segar yang populasinya

lebih dari 886 kotak adalah 29 kotak. Pengambilan contoh di Australia untuk

produk tumbuhan yang mempunyai risiko rendah seperti bunga potong, dan

buah kering teknik yang digunakan adalah teknik sampel acak sederhana dan

ukuran sampel maksimal yang digunakan adalah 13 kotak.

Pengambilan contoh dengan ukuran contoh yang tepat dapat digunakan

sebagai salah satu strategi untuk meminimalkan risiko masuknya OPTK pada

buah segar yang dikirim. Tetapi strategi lain juga dapat diterapkan untuk

meminimalkan risiko masuknya OPTK tersebut. Strategi tersebut salah satunya

adalah dengan aplikasi perlakuan sesuai dengan Keputusan Kepala Badan

karantina Pertanian No. 53 tahun 2006 tentang perlakuan terhadap buah-buahan

dan atau sayuran buah segar. Perlakuan tersebut adalah pendinginan, vapour

heat treatment dan fumigasi. Saat ini perlakuan vapour heat treatment masih

terbatas di negara Jepang. Hal ini dikarenakan ketersediaan alat tersetut masih

langka. Sedangkan perlakuan fumigasi menggunakan bahan aktif Metil Bromide

juga mulai dihilangkan karena efek yang ditimbulkannya dapat merusak lapisan

ozon. Oleh karena itu perlakuan yang sangat efektif dapat mencegah masuknya

OPTK pada lalat buah adalah dengan pendinginan. Selain itu strategi lain yang

dapat digunakan untuk meminimalkan risiko masuknya OPTK dapat dilakukan

dengan pemeriksaan kesehatan di negara asal. Pemeriksaan ini lebih dikenal

dengan sebutan Pre Shipment Inspection (PSI) dimana pemeriksaan dilakukan

Page 24: HASlL DAN PEMBAHASAN di Berdasarkan data impor buah … kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan. ... buah

oleh petugas karantina, namun pelaksanaannya dilakukan di negara asal

sebelum buah segar dikirim ke Indonesia.

Rekomendasi yang dapat disampaikan adalah bahwa pengambilan

sampel dengan teknik sampel acak sederhana harus sesuai dengan persyaratan.

Ukuran contoh yang digunakan agar dapat diperoleh hasil yang akurat sebaiknya

lebih dari 1 sampai 2 kotak tiap kontainer. Dengan besaran ukuran contoh

tergantung dari tingkat kesalahan yang diinginkan.