hasil

12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelarut Aquadest 4.1.1 Hasil Percobaan untuk Sampel Asam Oksalat (C 2 H 2 O 4 ) Tabel 4.1 Tabel hasil percobaan untuk sampel Asam Oksalat (C 2 H 2 O 4 ) dalam pelarut aqudest (H 2 O) Sampel Berat zat terlarut (gr) Volume pelarut (ml) Temperatur Jernih ( o C) Keruh ( o C) Asam Oksalat (C 2 H 2 O 4 ) 1,2 2,4 64 45 4,8 60 33 7,2 61 30 2,3 2,4 72 48 4,8 70 46 7,2 67 34 9,6 63 33 12,0 47 30 2,9 2,4 67 36 4,8 70 34 7,2 69 33 9,6 61 33 12,0 62 30

Upload: agus-kurniawan

Post on 31-Oct-2014

121 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

pembahasan

TRANSCRIPT

Page 1: hasil

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelarut Aquadest

4.1.1 Hasil Percobaan untuk Sampel Asam Oksalat (C2H2O4)

Tabel 4.1 Tabel hasil percobaan untuk sampel Asam Oksalat (C2H2O4) dalam

pelarut aqudest (H2O)

Sampel

Berat zat

terlarut

(gr)

Volume

pelarut (ml)

Temperatur

Jernih (o C) Keruh (o C)

Asam

Oksalat

(C2H2O4)

1,2

2,4 64 45

4,8 60 33

7,2 61 30

2,3

2,4 72 48

4,8 70 46

7,2 67 34

9,6 63 33

12,0 47 30

2,9

2,4 67 36

4,8 70 34

7,2 69 33

9,6 61 33

12,0 62 30

Tabel 4.2 Tabel hasil percobaan untuk sampel Asam Oksalat (C2H2O4) dalam

pelarut Ades

Page 2: hasil

Sampel

Berat zat

terlarut

(gr)

Volume

pelarut (ml)

Temperatur

Jernih (o C) Keruh (o C)

Asam

Oksalat

(C2H2O4)

2,3

2,4 72 48

4,8 70 47

7,2 72 48

9,6 75 46

12,0 81 30

4.1.2 Pembahasan

4.1.2.1 Hubungan Temperatur Jernih Terhadap Volume Larutan

2 4 6 8 10 12 14 160

10

20

30

40

50

60

70

80

Asam oksalat 1,2 gramAsam oksalat 2,3 gramAsam oksalat 2,9 gramRegresi asam oksalat 1,2 gramRegresi asam oksalat 2,3 gramRegresi asam oksalat 2,9 gram

Volume Larutan (ml)

Tem

pera

tur (

oC)

Gambar 4.1 Hubungan Temperatur Jernih Terhadap Volume Larutan

Gambar 4.1 menunjukkan hubungan temperatur jernih terhadap volume larutan

yang diperoleh dari hasil percobaan. Untuk asam oksalat 1,2 gram, diperoleh

temperatur jernih 64, 60, dan 61 °C pada saat volume larutan 3,03; 5,43; dan 7,83

ml. Sedangkan temperatur regresi jernihnya pada saat volume tersebut adalah 63,64;

61,20; dan 60,16 °C. Grafik yang diperoleh fluktuatif tetapi cenderung mengalami

penurunan. Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak volume pelarut yang

ditambahkan pada sampel, maka temperatur jernih akan menurun.

Page 3: hasil

Menurut teori, volume yang besar menyebabkan kelarutan semakin rendah.

Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak larut ke dalam suatu cairan, bila

temperatur dinaikkan (Keenan, 1980).

Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh hasil yang sesuai dengan teori walaupun

terjadi penyimpangan pada grafik tersebut.

4.1.2.2 Hubungan Temperatur Keruh Terhadap Volume Larutan

2 4 6 8 10 12 14 160

10

20

30

40

50

60

Asam oksalat 1,2 gramAsam oksalat 2,3 gramAsam oksalat 2,9 gramRegresi asam oksalat 1,2 gramRegresi asam oksalat 2,3 gramRegresi asam oksalat 2,9 gram

Volume Larutan (ml)

Tem

pera

tur (

oC)

Gambar 4.2 Hubungan Temperatur Keruh Terhadap Volume Larutan

Gambar 4.2 menunjukkan hubungan temperatur keruh terhadap volume larutan

yang diperoleh dari hasil percobaan. Untuk asam oksalat 1,2 gram, diperoleh

temperatur keruh 45, 33, dan 30 °C pada saat volume larutan 3,03; 5,43; dan 7,83

ml. Sedangkan temperatur regresi keruhnya pada saat volume tersebut adalah 44,72;

33,95; 29,34 °C. Grafik yang diperoleh fluktuatif namun cenderung mengalami

penurunan. Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak volume pelarut yang

ditambahkan pada sampel, maka temperatur keruh akan menurun.

Menurut teori, volume yang besar menyebabkan kelarutan semakin rendah.

Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak larut ke dalam suatu cairan, bila

temperatur dinaikkan (Keenan, 1980).

Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh hasil yang sesuai dengan teori meskipun

terjadi penyimpangan pada saat volume larutan 7,83 ml. Hal ini mungkin disebabkan

oleh beberapa faktor antara lain :

Page 4: hasil

1. Kesalahan praktikan dalam menentukan keadaan saat larutan mulai keruh.

2. Kesalahan praktikan dalam mengukur volume pelarut yang ditambahkan.

4.1.2.3 Hubungan Temperatur Jernih Terhadap Persen Berat Sampel

10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 600

10

20

30

40

50

60

70

80

Asam oksalat 1,2 gramAsam oksalat 2,3 gramAsam oksalat 2,9 gramRegresi asam oksalat 1,2 gramRegresi asam oksalat 2,3 gramRegresi asam oksalat 2,9 gram

Berat Sampel (%)

Tem

pera

tur (

oC)

Gambar 4.3 Hubungan Temperatur Jernih Terhadap Persen Berat Sampel

Gambar 4.3 menunjukkan hubungan temperatur jernih terhadap persen berat

sampel yang diperoleh dari hasil percobaan. Untuk asam oksalat 1,2 gram, diperoleh

temperatur jernih 64, 60, dan 61 °C pada saat persen berat sampel 33,333; 20; 14,286

%. Sedangkan temperatur regresi jernihnya pada saat persen berat tersebut adalah

63,64; 61,20; dan 60,16 °C. Grafik yang diperoleh fluktuatif tetapi cenderung

mengalami peningkatan. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar persen berat dari

sampel, semakin besar temperatur jernihnya.

Menurut teori, kelarutan suatu zat (yaitu jumlah suatu zat yang dapat terlarut

dalam pelarut tertentu) sebanding terhadap suhu. Konsentrasi umumnya dinyatakan

dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau

dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut (Martjianto, 2010).

Jadi, semakin besar persen berat sampel, akan semakin tinggi temperatur.

Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh hasil yang sesuai dengan teori walaupun

terjadi penyimpangan pada grafik tersebut.

4.1.2.4 Hubungan Temperatur Keruh Terhadap Persen Berat Sampel

Page 5: hasil

10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 600

10

20

30

40

50

60

Asam oksalat 1,2 gramAsam oksalat 2,3 gramAsam oksalat 2,9 gramRegresi asam oksalat 1,2 gramRegresi asam oksalat 2,3 gramRegresi asam oksalat 2,9 gram

Berat Sampel (%)

Tem

pera

tur (

oC)

Gambar 4.4 Hubungan Temperatur Keruh Terhadap Persen Berat Sampel

Gambar 4.4 menunjukkan hubungan temperatur keruh terhadap persen berat

sampel yang diperoleh dari hasil percobaan. Untuk asam oksalat 1,2 gram, diperoleh

temperatur keruh 45, 33, dan 30 °C pada saat persen berat sampel 33,333; 20; 14,286

%. Sedangkan temperatur regresi keruhnya pada saat persen berat tersebut adalah

44,72; 33,95; 29,34 °C. Grafik yang diperoleh fluktuatif tetapi cenderung mengalami

peningkatan. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar persen berat dari sampel,

semakin tinggi temperatur keruhnya.

Menurut teori, kelarutan suatu zat (yaitu jumlah suatu zat yang dapat terlarut

dalam pelarut tertentu) sebanding terhadap suhu. Konsentrasi umumnya dinyatakan

dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau

dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut (Martjianto, 2010).

Jadi, semakin besar persen berat sampel, akan semakin tinggi temperatur.

Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh hasil yang sesuai dengan teori dan tidak

terjadi penyimpangan pada grafik tersebut.

4.1.2.5 Hubungan Temperatur Jernih Terhadap Kelarutan

Page 6: hasil

1 2 3 4 5 6 7 8 90

10

20

30

40

50

60

70

80

Asam oksalat 1,2 gramAsam oksalat 2,3 gramAsam oksalat 2,9 gramRegresi asam oksalat 1,2 gramRegresi asam oksalat 2,3 gramRegresi asam oksalat 2,9 gram

Kelarutan

Tem

pera

tur (

oC)

Gambar 4.5 Hubungan Temperatur Jernih Terhadap Kelarutan

Gambar 4.5 menunjukkan hubungan temperatur jernih terhadap kelarutan yang

diperoleh dari hasil percobaan. Untuk asam oksalat 1,2 gram, diperoleh temperatur

jernih 64, 60, dan 61 °C pada saat kelarutan 4,396; 2,453; dan 1,701 M.. Sedangkan

temperatur regresi jernihnya pada saat kelarutan tersebut adalah 63,64; 61,20; dan

60,16 °C. Grafik mengalami peningkatan. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar

kelarutan, semakin tinggi temperatur jernihnya.

Menurut teori, kelarutan gas dalam suatu cairan biasanya menurun dengan

naiknya temperatur. Kebanyakan zat padat lebih banyak larut ke dalam suatu cairan,

bila temperature dinaikkan (Keenan, 1980).

Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh hasil yang sesuai dengan teori dan tidak

terjadi penyimpangan pada grafik tersebut.

4.1.2.6 Hubungan Temperatur Keruh Terhadap Kelarutan

Page 7: hasil

1 2 3 4 5 6 7 8 90

10

20

30

40

50

60

Asam oksalat 1,2 gramAsam oksalat 2,3 gramAsam oksalat 2,9 gramRegresi asam oksalat 1,2 gramRegresi asam oksalat 2,3 gramRegresi asam oksalat 2,9 gram

Kelarutan

Tem

pera

tur (

oC)

Gambar 4.6 Hubungan Temperatur Keruh Terhadap Kelarutan

Gambar 4.6 menunjukkan hubungan temperatur keruh terhadap kelarutan yang

diperoleh dari hasil percobaan. Untuk asam oksalat 1,2 gram, diperoleh temperatur

keruh 45, 33, dan 30 °C pada saat kelarutan 4,396; 2,453; dan 1,701 M. Sedangkan

temperatur regresi keruhnya pada saat kelarutan tersebut adalah 44,72; 33,95; 29,34

°C. Grafik yang diperoleh mengalami peningkatan. Dapat disimpulkan bahwa

semakin besar kelarutan, semakin tinggi temperatur keruhnya.

Menurut teori, kelarutan gas dalam suatu cairan biasanya menurun dengan

naiknya temperatur. Kebanyakan zat padat lebih banyak larut ke dalam suatu cairan,

bila temperatur dinaikkan (Keenan, 1980).

Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh hasil yang sesuai dengan teori dan tidak

terjadi penyimpangan pada grafik tersebut.

4.2 Hubungan Temperatur Jernih Aquadest Terhadap Temperatur Jernih Ades

Page 8: hasil

68 70 72 74 76 78 80 8258

59

60

61

62

63

64

Asam oksalat 1,2 gram

Regresi asam oksalat 1,2 gram

Temperatur Ades (oC)

Tem

pera

tur A

quad

est (

oC)

Gambar 4.7 Hubungan Temperatur Jernih Aquadest Terhadap Temperatur

Jernih Ades

Gambar 4.7 menunjukkan hubungan temperatur jernih aquadest terhadap

temperatur jernih Ades yang diperoleh dari hasil percobaan. Untuk asam oksalat 1,2

gram + aquadest, diperoleh temperatur jernih 64, 60, 61, °C dengan temperatur

regresi jernihnya 63,64; 61,20; dan 60,16 °C. Sedangkan untuk asam oksalat 1,2

gram + Ades, diperoleh temperatur jernih 72, 70, 72, 75, dan 81 °C dengan

temperatur regresi jernihnya 69,82; 73,35; 74,87: 75,71 dan 76,25 °C. Grafik yang

diperoleh fluktuatif tetapi cenderung mengalami peningkatan namun terjadi

penyimpangan pada saat temperatur asam oksalat + Ades 71 oC.