hasil penelitian gelombang otak dengan eeg

Upload: riau82

Post on 13-Oct-2015

39 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

OK

TRANSCRIPT

HASIL PENELITIAN GELOMBANG OTAK DENGAN EEG:Penelitian Sammler, Grigutsch, Fritz dan Koelsch (2007) menunjukan peningkatan gelombang theta di frontal midline (Fm) yang dihubungkan dengan musik menyenangkan (kontras dengan musik yang tidak menyenangkan). Respon menyenangkan dan tidak menyenangkan distimuli melalui musik konsonan dan disonan. Efek dari peningkatan gelombang theta pada Fm mencerminkan proses emosi yang terkait erat dengan fungsi perhatian/kesadaran.1

Theta (4-8Hz)Ritme gelombang theta pada orang dewasa terdapat (sedikitnya) dua manifestasi (Schacter, 1997): Pertama, Bentuk penyebaran yang luas di seluruh bagian otak menandakan seseorang dalam kondisi ngantuk (misal, karena kurang tidur) dan tingkat kewaspadaan yang rendah sehingga kurang efisien dipergunakan dalam pengolahan informasi. Kedua, bentuk ini sering disebut sebagai frontal midline theta karena menggambarkan topografi kulit kepala yang khas. Fm theta telah diteliti dalam banyak aktivitas seperti, proses mental, pekerjaan memori dan belajar, pemrosesan kesalahan, meditasi dan terapi. Oleh karena itu Fm theta sering diinterpretasikan dengan aktivitas yang dihubungkan dengan keadaan upaya mental yang tinggi dan perhatian kontinyu selama mengalami kegiatan.Aftanas dan Golocheikine (2001) menyatakan terjadinya peningkatan gelombang Fm theta selama kondisi penuh kegembiraan positif yang diperoleh selama meditasi. Gelombang Fm theta berkorelasi positif dengan penilaian perhatian yang telah diinternalisasi dan penilaian subyektif terhadap pengalaman emosi menyenangkan. Lebih lanjut, dua penelitian terhadap hubungan Fm theta dan kecemasan secara konsisten disebutkan memiliki korelasi negatif. Namun memiliki korelasi positif dalam pelatihan mental (Mizuki et al., 1992; Suetsugi et al., 2000). Berdasarkan penemuan di atas, kami menghipotesiskan bahwa mendengarkan musik konsonan (contoh, menyenangkan) akan menimbulkan peingkatan daya theta.

Alpha (8-12 Hz)Penelitian mengenai aktivitas gelombang alpha pada EEG telah membedakan tiga jenis gelombang alpha berdasarkan topografi dan fungsi (Hari & Salmelin, 1997; Hari, Salmelin, Makela, Salenius, & Helle, 1997; Klimesch, 1999). Pertama, ritme alpha bersumber dari korteks parieto-oksipitalis sangat terkait pada aspek-aspek perhatian dan kewaspadaan subyek. Kedua, ritme Rolandic mu, terutama, didominasi oleh elektroda sentral dan diperkirakan berasal dari korteks somatosensori umumnya berhubungan dengan gerakan dan persiapan gerakan (Crone et al., 1998; Hari et al., 1997; Pfurtscheller & Lopes da Silva, 1999). Ketiga, ritme tau dihasilkan dalam korteks pendengaran dan dipengaruhi oleh stimulasi (Hari & Salmelin, 1997; Salmelin & Hari, 1994; Tiihonen et al., 1991). Mempertimbangkan hal di atas, secara umum gelombang alpha dan aktivitas otak berbanding terbalik (yaitu, penurunan daya alpha menunjukan peningkatan aktivitas otak). Selain fungsi tersebut, ritme alpha secara luas terkait dengan proses persepsi dan tugas memori (e.g., BaSar, 1999; Klimesch, 1999; Klimesch et al., 2005; Ward, 2003), dan sebagian besar terlibat dalam pengolahan emosi (Aftanas,Koshkarov, Pokrovskaja, Lotova, & Mordvintsev, 1996; Davidson, 1995; Schmidt & Trainor, 2001; Tsang, Trainor, Santesso, Tasker,& Schmidt, 2001).Sebuah badan penelitian berfokus pada hubungan proses emosi dan gelombang asimetri alpha di region frontal yang berkutat pada pengembangan hipotesis valensi pada hemisfer (Davidson, 1995; Heilman, 1997). Hipotesis yang dibangun antara lain emosi approach-positif diproses di frontalis kiri. Sedangkan emosi withdrawal-negatif melibatkan bagian frontalis kanan. Dalam EEG, hal ini tercermin oleh penurunan gelombang asimetris alpha berdasarkan emosi yang dirasakan, di mana terjadi penurunan gelombang alpha di frontalis kiri selama emosi positif, dan penurunan gelombang alpha di frontalis kanan selama emosi negatif. Schmidt and Trainor (2001) and Tsang et al (2001) menstimulus subyek dengan musik bernuansa sedih dan gembira dan menemukan penurunan daya alpha pada elektroda frontal kiri saat mendengarkan musik gembira, sedangkan musik sedih dihubungkan dengan banyak penurunan gelombang alpha pada frontalis kanan. Dari hasil penelitian di atas penulis mengasumsikan penurunan daya alpha di frontalis kiri dan selama mendengarkan musik konsonan dan penurunan gelombang alpha di frontalis kanan selama mendengarkan musik disonanBeta (13-30 Hz)Penyebaran dari aktivitas gelombang beta yang luas di otak diduga berkaitan dengan peningkatan kewaspadaan dan proses kognitif (Steriade, 1999). Hal ini ditunjukan dengan penurunan gelombang beta selama siklus menutup mata (non-RapiEyeMovement) sebelum tidur sehingga terjadi peningkatan pada gelombang delta. Hanya sedikit penelitian yang menginvestigasi hubungan antara gelombang beta dan proses emosi (e.g., Aftanas, Reva, Savotina, & Makhnev, 2006; Sebastiani, Simoni, Gemignani, Ghelarducci, & Santarcangelo, 2003). Banyak penelitian lebih fokus terhadap peningkatan gelombang beta yang diikuti dengan peningkatan respon afektif.

Daftar Pustaka1. Sammler, D., Grigutsch, M., Fritz,T., dan Koelsch, S. (2007). Music And Emotion: Electrophysiological Correlates Of The Processing Of Pleasant And Unpleasant Music. Journal for Society for Psychophysiological Research, 44, 293-304.2.