hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil...

12
37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkalan menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar matematika di kelas VI SD menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yaitu antara guru kelas V (observer), kepala sekolah dan peneliti sebagai berikut : Awal pra siklus siswa kelas VI, skor rata – rata hasil ulangan harian pelajaran matematika rendah. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran siswa diberikan pemahaman melalui metode ceramah, belum memanfaatkan model dan media pembelajaran sehingga anak hanya berangan-angan belaka dalam memahami materi . Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika pada pra siklus No Interval frekuensi % KKM 1 85 - 94 1 0,6 75 2 75 - 84 3 16,7 3 65 - 74 4 22,2 4 55 - 64 5 27,8 5 45 - 54 5 27,8 Tuntas 4 22,2 Tidak tuntas 14 77,8 Jumlah 18 100 Dari data tersebut terlihat baru 4 siswa atau 22,2% yang tuntas, sedangkan sisanya 14 siswa atau 77,8% belum tuntas. Gambar 4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Matematika pada Pra Siklus 22% 78% Tuntas Belum tuntas

Upload: vandan

Post on 21-Apr-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3734/5/T1_262012011_BAB IV.pdfpenilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban,

37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus

Gambaran yang dijadikan pangkalan menentukan permasalahan upaya peningkatan

hasil belajar matematika di kelas VI SD menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah yaitu antara guru kelas V (observer), kepala sekolah dan peneliti sebagai berikut :

Awal pra siklus siswa kelas VI, skor rata – rata hasil ulangan harian pelajaran

matematika rendah. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran siswa diberikan

pemahaman melalui metode ceramah, belum memanfaatkan model dan media

pembelajaran sehingga anak hanya berangan-angan belaka dalam memahami materi .

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar Matematika pada pra siklus

No Interval frekuensi % KKM

1 85 - 94 1 0,6 75

2 75 - 84 3 16,7

3 65 - 74 4 22,2

4 55 - 64 5 27,8

5 45 - 54 5 27,8

Tuntas 4 22,2

Tidak tuntas 14 77,8

Jumlah 18 100

Dari data tersebut terlihat baru 4 siswa atau 22,2% yang tuntas, sedangkan sisanya

14 siswa atau 77,8% belum tuntas.

Gambar 4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Matematika pada Pra Siklus

22%

78%

Tuntas Belum tuntas

Page 2: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3734/5/T1_262012011_BAB IV.pdfpenilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban,

38

4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan siklus 1

Dalam perencanaan tindakan pembelajaran mengacu pada hasil observasi kondisi pra

siklus, sehingga pada siklus 1 ini diupayakan memperbaiki pembelajaran yang ada untuk

mencapai kompetensi dasar matematika kelas VI semester I, yaitu tentang satuan debit.

Setelah menemukan masalah, selanjutnya dilakukan diskusi dan mengidentifikasi faktor

penyebab masalah untuk dicarikan jalan keluarnya. Kelemahan yang ada di lapangan

yang menghambat dalam meningkatkan hasil belajar siswa adalah minat belajar siswa

masih kurang, keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran kurang, perhatian dan

kemandirian siswa kurang dan adanya perbedaan kemampuan masing-masing individu.

Hasil kerja kolaboratif bersama guru kelas V sebagai observer dan kepala sekolah

disepakati bahwa penyebab masalah tersebut diatas dapat ditinjau dari dua sisi yaitu :

1. Siswa yang menganggap matematika suatu pelajaran yang sulit untuk dipahami,

kesulitan memahami materi ajar, kurangnya minat belajar dan keaktifan, perhatian

terhadap pelajaran kurang.

2. Guru kurang mendorong siswa untuk aktif, kurang memperhatikan dan memahami

karakteristik setiap individu siswa, penyampaian materi cenderung monoton

(kurang bervariasi), penyampaian tugas kurang terperinci, kurang dapat

memanfaatkan waktu, penyampaian materi ajar terlalu singkat, pemamanfaatn

media kurang optimal, dan tidak ada bimbingan.

Berdasarkan pada penyebab permasalahan tersebut, maka tindakan yang akan

dilakukan sebagai solusi masalah dalam pembelajaran matematika adalah :

1. Dalam pembelajaran menggunakan media power point bertujuan memperjelas

konsep materi, menarik perhatian dan dapat menyamakan persepsi.

2. Model pembelajaran di kelas menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah (PBL), dengan pertimbangan guru masih memiliki kesempatan untuk

menjelaskan konsep kepada sejumlah kelompok siswa dan menguji ketrampilan

siswa melalui latihan-latihan dibawah arahan dan bimbingan guru.

3. Pembelajaran berbasis masalah secara khusus melibatkan pebelajar bekerja

pada masalah dalam kelompok kecil yang terdiri dari lima orang dengan bantuan

asisten sebagai tutor. Masalah disiapkan sebagai konteks pembelajaran baru.

Page 3: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3734/5/T1_262012011_BAB IV.pdfpenilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban,

39

Analisis dan penyelesaian terhadap masalah itu menghasilkan perolehan

pengetahuan dan keterampilan pemecahan masalah.Dalam hal ini guru bertindak

sebagai fasilitator, pembimbing dan pengendali ketertiban kerja kelompok.

Pelaksanaan tindakan siklus 1 terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan 1, dan

2, yang dilaksanakan senin dan rabu sesuai jadwal pelajaran matematika kelas VI tanggal

19 dan 21 Agustus 2013. Tiap pertemuan 3 jam pelajaran durasi 3 x 35 menit. Pertemuan

1 kegiatan pembelajaran dan pertemuan ke -2 untuk evaluasi pembelajaran. Hal-hal yang

dilakukan dalam kegiatan ini adalah menyusun RPP matematika beserta instrumen

penilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban, kriteria penilaian, LKS, lembar

observasi kegiatan pembelajaran, media pembelajaran berupa media power point tentang

satuan volume dan debit.

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 2 September

2013. Pada kegiatan inti, guru menyampaiakan materi pembelajaran secara klasikal,

materi dikemas dalam bentuk power point.

Pembelajaran kelompok dengan membentuk 4 kelompok masing-masing 4-5 siswa.

Masing-masing kelompok mengerjakan tugas pada LKS. Pada saat pembentukan

kelompok siswa berbuat gaduh dan ramai, siswa cenderung memilih kelompok dari teman

yang disukai. Guru melakukan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan.

Ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompok belajarnya. Ada 1-2 siswa pada

masing-masing kelompok yang kurang peduli terhadap kegiatan yang dikerjakan oleh

teman yang lain. Hasil pekerjaan kelompok dipresentasikan dan kelompok lain

menanggapi.

Kegiatan penutup, siswa membuat kesimpulan secara berkelompok.

Pertemuan kedua dilaksanakn pada hari rabu, 4 september 2013 dengan alokasi

waktu 3 x 35 menit. Kegiatan inti dimulai dengan guru mengadakan tanya jawab tentang

materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, dilanjutkan dengan

mengadakan evaluasi pembelajaran melalui tes tertulis berbentuk uraian dengan 5 nomor

soal untuk dikerjakan siswa.

Page 4: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3734/5/T1_262012011_BAB IV.pdfpenilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban,

40

Kegiatan penutup, membahas secara klasikal soal evaluasi yang telah dikerjakan siswa,

dilanjutkan dengan memberikan tugas PR yang diambil dari soal latihan dari buku ajar

siswa.

Refleksi siklus 1

Setelah mengiplementasikan RPP matematika pada siklus 1, selanjutnya

diadakan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau

temuan dari observer dan hasil belajar matematika. Hasil pengamatan tindakan ini

didiskusikan , dianalisis, dan disimpulkan. Dari kesimpulan inilah, kemudian dipergunakan

sebagai bahan perbaikan pada pelaksanaan siklus 2. Pada saat refleksi juga dilakukan

wawancara kepada 3 siswa yang masing-masing memiliki hasil penilaian pos tes belum

tuntas sejak pra siklus sampai siklus 1, siswa yang belum tuntas belajar pada pra siklus

tetapi tuntas pada siklus 1, dan siswa yang tuntas sejak pra siklus sampai siklus 1.

Hasil wawancara refleksi setelh tindakan siklus 1 menyatakan bahwa pelaksanaan

perbaikan pembelajaran telah berhasil. Siswa yang tidak tuntas hingga siklus 1 tersebut

setelah diruntut riwayat belajarnya adalah siswa yang pernah 3 kali tidak naik kelas atau

mengulang di kelas I, III, IV. Siswa ini termasuk siswa yang lambat dalam belajar dan

membutuhkan perhatian lebih dari teman-temannya. Siswa yang tuntas belajar setelah

perbaiakan, berdasarkan wawancara mengatakan bahwa ia senang mengikuti pelajaran.

Adanya media power point menjadikan lebih mudah dimengerti dari pada hanya membaca

buku ajar. Hasil observasi teman sejawat mentatat bahwa siswa antusias mengikuti

pembelajaran karena merasa senang adanya multimedia.

Data kualitatif yang terdiri dari aktivitas mengajar guru dalam mengimplementasikan

RPP matematika dengan menggunakan media power point dan model pembelajaran

berbasis masalah dan aktivitas kegiatan siswa, dianalisis menggunakan analisis deskriptif

kualitatif. Adapun hasil observasi implementasi RPP matematika guru pada siklus 1,

disajikan seperti tabel 4.2 berikut ini

Berdasarkan temuan pada lembar observasi pada pertemuan 1 oleh observer,

ditemukan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran sebagian siswa belum muncul rasa

percaya diri sehingga dalam kegiatan kelompok lebih banyak diam kurang kerjasama

Page 5: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3734/5/T1_262012011_BAB IV.pdfpenilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban,

41

dengan teman satu kelompok. Sebagian besar siswa belum berani bertanya kepada guru

tentang materi yang belum dipahami.

Tabel 4.2 Hasil Implementasi RPP Matematika siklus 1

NO. Aspek / Indikator yang diamati

Hasil Pengamatan

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Ya Tidak Ya Tidak

I Cara Guru melaksanakan KBM

1. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran

V - V -

2. Melaksanakan KBM dalam urutan logis V - V -

3. Mengelola waktu pembelajaran secara efisien V - V -

4. Memotivasi peserta didik berani mengajukan pertanyaan materi yang belum jelas

- V V -

5. Menanggapi pertanyaan dan respon peserta didik V - V -

6. Menumbuhkan kepercayaan diri sendiri - V V -

7. Melaksanakan bimbingan pembelajaran secara individu

V - V -

II Sarana / Persyaratan dalam KBM

1. Kesesuaian media pembelajaran dan alat yang akan digunakan dengan materi dalam KBM

V - V -

2. Ketrampilan mendemontrasikan/mengoperasikan media/alat dalam pembelajaran

V - V -

3. Membimbing peserta didik dalam pelaksanaan diskusi/tugas kelompok

V - V -

4. Mengembangkan pemahaman konsep V - V -

III Perilaku Peserta didik dalam KBM

1. Semangat dalam pelajaran V - V -

2. Antusias dalam mengikuti kegiatan demonstrasi dari media

V - V -

3. Perhatian dalam proses demonstrasi dari media pembelajaran

V - V -

Skor Hasil Belajar matematika Siklus 1

Skor hasil belajar yang diperolehdari siklus 1 ditunjukkan melalui tabel 4.3 berikut ini.

Berdasarkan tabel tersebut, menunjukkan distribusi ketuntasan belajar matematika 72,2%

dari seluruh siswa yang ada telah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM .> 75,

Page 6: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3734/5/T1_262012011_BAB IV.pdfpenilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban,

42

sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 5 siswa atau 22,7%

dari seluruh siswa yang ada. Persentase peningkatan ketuntasan belajar siswa dari pra

siklus ke siklus 1 meningkat sebesar 50%.

Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Belajar matematika pada siklus 1

No Interval frekuensi % KKM

1 85 - 94 4 22,2 75

2 75 - 84 9 50

3 65 - 74 3 16,7

4 55 - 64 2 11,1

Tuntas 13 72,2

Tidak tuntas 5 27,8

Jumlah 18 100

Presentase ketuntasan belajar matematika pada siklus 1, juga ditunjukkan pada

gambar 4.2 berikut

Gambar 4.2 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar matematika siklus 1

Persentase ketuntasan belajar matematika pada pra siklus dan siklus 1 yang telah

diberi tindakan, mengalami peningkatan dari 22,2% menjadi 72,2% meningkat 50%. Ini

berarti telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam KTSP SDN Kemligi

yaitu 75% siswa secara klasikal.

4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2

Pelaksanaan tindakan siklus 2 ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan dan

pemantapan pada siklus 1, dilaksanakan pada hari senin 26 Agustus 2013 dan 28 Agustus

2013. Pelaksanaan siklus 2 terdiri dari 2 kali pertemuan.

72%

28%

Tuntas Belum tuntas

Page 7: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3734/5/T1_262012011_BAB IV.pdfpenilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban,

43

Pertemuan pertama, setelah guru menyajikan materi, pembelajaran kelompok dengan

membentuk 4 kelompok masing-masing 4-5 siswa. Masing-masing kelompok mengerjakan

tugas pada LKS. Pembentukan kelompok secara heterogen. Guru melakukan bimbingan

kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Siswa mulai terlihat aktif dalam

kelompoknya. Hasil pekerjaan kelompok dipresentasikan dan kelompok lain menanggapi.

Kegiatan penutup, siswa membuat kesimpulan secara berkelompok.

Pertemuan kedua dilaksanakn pada hari rabu, 28 Agustus 2013 dengan alokasi waktu

3 x 35 menit. Kegiatan inti dimulai dengan guru mengadakan tanya jawab tentang materi

pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, dilanjutkan dengan

mengadakan evaluasi pembelajaran melalui tes tertulis berbentuk uraian dengan 5 nomor

soal untuk dikerjakan siswa.

Kegiatan penutup, membahas secara klasikal soal evaluasi yang telah dikerjakan

siswa, dilanjutkan dengan memberikan tugas PR yang diambil dari soal latihan dari buku

ajar siswa.

Refleksi siklus 2

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2, selanjutnya diadakan

refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan yang

diperoleh dari observer. Kesimpulan yang diperoleh bersifat pemantapan dari tindakan

yang diberikan. Pada saat refleksi juga dilakukan wawancara kepada 3 siswa yang

memiliki hasil penilaian pos tes belum tuntas sampai pertemuan terakhir. Hasil observasi

teman sejawat mencatat bahwa siswa antusias mengikuti pembelajaran karena merasa

senang dengan adanya multimedia.

Data kualitatif mengajar guru dan aktiitas kegiatan siswa dianalisis menggunakan

analisis deskrptif kualitatif. Observasi terhadap implementasi RPP matematika untuk guru

pada siklus 2, disajikan secara rinci seperti dalam tabel 4.4 berikut ini

Page 8: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3734/5/T1_262012011_BAB IV.pdfpenilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban,

44

Tabel 4.4

Hasil Implementasi RPP Matematika siklus 2

NO. Aspek / Indikator yang diamati

Hasil Pengamatan

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Ya Tidak Ya Tidak

I Cara Guru melaksanakan KBM

1. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran

V - V -

2. Melaksanakan KBM dalam urutan logis V - V -

3. Mengelola waktu pembelajaran secara efisien V - V -

4. Memotivasi peserta didik berani mengajukan pertanyaan materi yang belum jelas

V - V -

5. Menanggapi pertanyaan dan respon peserta didik V - V -

6. Menumbuhkan kepercayaan diri sendiri V - V -

7. Melaksanakan bimbingan pembelajaran secara individu

V - V -

II Sarana / Persyaratan dalam KBM

1. Kesesuaian media pembelajaran dan alat yang akan digunakan dengan materi dalam KBM

V - V -

2. Ketrampilan mendemontrasikan/mengoperasikan media/alat dalam pembelajaran

V - V -

3. Membimbing peserta didik dalam pelaksanaan diskusi/tugas kelompok

V - V -

4. Mengembangkan pemahaman konsep V - V -

III Perilaku Peserta didik dalam KBM

1. Semangat dalam pelajaran V - V -

2. Antusias dalam mengikuti kegiatan demonstrasi dari media

V - V -

3. Perhatian dalam proses demonstrasi dari media pembelajaran

V - V -

Temuan observer berdasarkan catatan menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan

implementasi RPP dengan memotivasi siswa untuk berani bertanya tentang materi ajar

yang belum dipahami.

Skor Hasil Belajar matematika siklus 2

Hasil belajar matematika yang diperoleh dalam siklus 2 ditunjukkan oleh adanya

perbandingan ketuntasan belajar siswa yang mencapai KKM > 75 sebesar 88,9% dari

Page 9: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3734/5/T1_262012011_BAB IV.pdfpenilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban,

45

seluruh siswa yang ada, sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan sebesar

11,1% dari seluruh siswa yang ada. Adapun distribusi ketuntasan belajar matematika pada

siklus 2 ini disajikan dalam bentuk tabel 4.5 berikut ini

Tabel 4.5 Distribusi Ketuntasan Belajar matematika pada siklus 2

No Interval frekuensi % KKM

1 91 - 100 1 5,5 75

2 81 - 90 5 27,8

3 71 - 80 10 55,5

4 61 - 70 1 5,6

5 51 - 60 1 5,6

Tuntas 16 88,9

Tidak tuntas 2 11,1

Jumlah 18 100

Ketuntasan belajar siswa siklus 2 yang mencapai ketuntasan ditunjukkan dengan KKM

> 75 sebanyak 16 siswa atau 88,9% sedangkan yang belum mencapai KKM sebanyak 2

siswa atau 11,1%. Presentase ketuntasan belajar siklus 1 ke siklus 2 meningkat 16,7%.

Persentase ketuntasan belajar siklus 2 juga disajikan melalui gambar 4.3 berikut

Gambar 4.3 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar matematika siklus 2

Persentase ketuntasan belajar siklus 1 setelah tindakan siklus 2, mengalami

peningkatan 16,7% menjadi 88,9%. Hal ini berarti telah memenuhi indikator keberhasilan

yang telah ditetapkan dalam KTSP SDN Kemligi yaitu 75% siswa secara klasikal.

89%

11%

Tuntas Belum tuntas

Page 10: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3734/5/T1_262012011_BAB IV.pdfpenilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban,

46

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Proses pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan bahwa siswa masih pasif,

karena tidak diberi respon yang menantang. Siswa masih sering belajar secara individual,

tidak tampak kreativitas siswa maupun gagasan yang muncul. Siswa terlihat jenuh dan

bosan tanpa gairah, karena pembelajaran selalu monoton sehingga skor rata-rata

pelajaran matematika dibawah KKM.

Guru belum memenafaatkan media pembelajaran yang relevan dengan kompetensi

dasar yang dicapai, sehingga menghambat pencapaian tujuan pembelajaran.

Pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Aktivitas siswa

Pada siklus 1 terjadi peningkatan aktivitas siswa. Oleh karena itu, ketika

pembelajaran berlangsung, siswa diberi bimbingan dan motivasi agar tumbuh rasa

percaya diri yang tinggi, sehingga pada akhirnya siswa berani bertanya, bertindak,

kerjasama dengan teman kelompoknya.

2. Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan, dan diadakan tanya jawab.

Hal ini diharapkan dapat melatih dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya

dan berpendapat dengan teman sebaya di kelas

3. Dalam diskusi kelompok, ada beberapa kelompok yang anggotanya terlalu pasif.

Guru membimbing dan mengarahkan agar dapat bekerjasama dengan kelompok.

4. Pada kegiatan pembelajaran siklus 2, sebagian besar siswa berani bertanya pada

guru dan temannya. Keberanian siswa semakin tumbuh, siswa dengan kesadaran

sendiri berani mengangkat jarinya untuk menjawab pertanyaan dan memberi

tanggapan terhadap kelompok lain.

5. Selama mengerjakan tes individu dan tes akhir, semua siswa mengerjakan soal

tes dengan tertib

6. Pada tes siklus 2, siswa mengerjakan tugas dengan baik dan mengalami

peningkatan hasil dibandingkan hasil tes-tes sebelumnya. Siswa mengerjakan tes

akhir dengan tenang dan tertib. Ketuntasan siswa mencapai 16 siswa dari jumlah

18 siswa kelas VI SD Negeri Kemligi.

Siklus 2 dapat dipandang cukup, karena ketuntasan belajar siswa telah mencapai

tolak ukur keberhasilan yaitu ketuntasan belajar mencapai > 85%

Page 11: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3734/5/T1_262012011_BAB IV.pdfpenilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban,

47

7. Aktivitas mengajar guru dalam proses pembelajaran juga mengalami peningkatan

dari siklus 1 ke siklus 2, guru telah melaksanakan tahapan pembelajaran dengan

menggunakan media power poin sesuai deskripsi pada lembar observasi

8. Siswa yang tidak tuntas hingga siklus 2 tersebut setelah diruntut riwayat

belajarnya adalah siswa yang pernah 3 kali tidak naik kelas atau mengulang di

kelas I, III, IV terlihat dari rapotnya. Siswa ini termasuk siswa yang lambat dalam

belajar dan membutuhkan perhatian lebih dari teman-temannya

9. Distribusi hasil belajar siswa antar siklus

Hasil belajar siswa dari ketuntasan belajar matematika dapat dibandingkan antara pra

siklus, siklus 1, siklus 2 seperti disajikan pada tabel 4.6 berikut ini

Tabel 4.6 Perbandingan Distribusi Ketuntasan Belajar matematika pada Pra siklus, siklus 1, siklus 2

Skor

Ketuntas

an

Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

Keterangan Banyak

siswa

Persentase

(%)

Banyak

siswa

Persentase

(%)

Banyak

siswa

Persentase

(%)

<75 14 77,8 5 27,7 2 11,1 Tidak tuntas

>75 4 22,2 13 72,2 16 88,9 Tuntas

Jumlah 18 100 18 100 18 100

Rata2 62,22 75,00 79,44

Peningkatan pemahaman belajar siswa didapatkan dari hasil perolehan skor pra siklus,

siklus 1, dan siklus 2, yaitu :

1. Ketuntasan belajar meningkat dari 22,2% pada pra siklus menjadi 72,2% siklus 1

dan 88,9% siklus 2

2. Skor rata-rata hasil belajar meningkat dari 62,22 pada pra siklus menjadi 75,00

pada siklus 1 dan 79,44 pada siklus 2

3. Siswa yang mengalami ketuntasan belajar dari 18 siswa, 4 siswa pada pra siklus

menjadi 13 pada siklus 1 dan 16 pada siklus 2

Perbandingan persentasi ketuntasan belajar dan skor rata-rata hasil belajar pada

pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat ditunjukkan pada gambar 4.4 berikut ini

Page 12: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3734/5/T1_262012011_BAB IV.pdfpenilaian terdiri kisi-kisi soal, butir soal, kunci jawaban,

48

Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan dan skor rata-rata Hasil Belajar matematika pada

Pra siklus, siklus 1, siklus 2

Berdasarkam perolehan skor yang didapat pada siklus 1 dan siklus 2, maka

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar “Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan satuan debit” kelas VI SD Negeri Kemligi.

22,2

72,2

88,9

62,22

75 79,44

0

20

40

60

80

100

Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

% ketuntasan rata-rata