hasil koordinasi evaluasi raperda kabupaten lombok … · 2020. 9. 15. · (direktorat metrologi,...

16
LAMPIRAN Surat Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Nomor : Tanggal : 1 HASIL KOORDINASI EVALUASI RAPERDA KABUPATEN LOMBOK UTARA Tentang Retribusi Pelayanan Tera / Tera Ulang Kode Daerah: 2310 No. Materi Raperda Rumusan Raperda Rekomendasi Keterangan 1. Nama Pasal 2 Dengan nama Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang, dipungut Retribusi atas setiap jasa pelayanan Tera, Tera Ulang dan/atau pengujian BDKT atau UTTP yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. - Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009. 2. Objek Pasal 3 Objek Retribusi adalah pelayanan Tera, Tera Ulang dan/atau dan pengujian yang meliputi: a. pelayanan tera/tera ulang terhadap UTTP yang terdiri atas: 1. alat ukur panjang; 2. takaran; 3. alat ukur dari gelas; 4. anak timbangan; 5. timbangan; 6. alat ukur cairan dinamis; 7. alat ukur gas; 8. meter air dan meter cairan minuman yang lain; 9. alat ukur energi listrik (Meter kWh); 10. tangki ukur; 11. bejana ukur; 12. meter taksi; 13. meter kadar air; 14. alat ukur tinggi; 15. alat ukur gaya dan tekanan; dan 16. perlengkapan UTTP. b. pengujian BDKT atau UTTP. - Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009. 3. Subjek Pasal 4 Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh jasa pelayanan Tera/Tera Ulang UTTP serta pengujian BDKT atau UTTP. - Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009. 4. Golongan Retribusi Pasal 6 Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang termasuk Golongan Retribusi Jasa Umum. - Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009.

Upload: others

Post on 31-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HASIL KOORDINASI EVALUASI RAPERDA KABUPATEN LOMBOK … · 2020. 9. 15. · (Direktorat Metrologi, Kemendag), sesuai dengan Permendag No. 74/M-DAG/PER/ 12/2012 tentang Alat-alat Ukur,

LAMPIRAN

Surat Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan

Nomor :

Tanggal :

1

HASIL KOORDINASI EVALUASI RAPERDA KABUPATEN LOMBOK UTARA Tentang Retribusi Pelayanan Tera / Tera Ulang

Kode Daerah: 2310

No. Materi Raperda Rumusan Raperda Rekomendasi Keterangan

1. Nama Pasal 2 Dengan nama Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang, dipungut Retribusi atas setiap jasa pelayanan Tera, Tera Ulang dan/atau pengujian BDKT atau UTTP yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.

- Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009.

2. Objek Pasal 3 Objek Retribusi adalah pelayanan Tera, Tera Ulang dan/atau dan pengujian yang meliputi: a. pelayanan tera/tera ulang terhadap UTTP yang terdiri atas:

1. alat ukur panjang; 2. takaran; 3. alat ukur dari gelas; 4. anak timbangan; 5. timbangan; 6. alat ukur cairan dinamis; 7. alat ukur gas; 8. meter air dan meter cairan minuman yang lain; 9. alat ukur energi listrik (Meter kWh); 10. tangki ukur; 11. bejana ukur; 12. meter taksi; 13. meter kadar air; 14. alat ukur tinggi; 15. alat ukur gaya dan tekanan; dan 16. perlengkapan UTTP.

b. pengujian BDKT atau UTTP.

- Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009.

3. Subjek Pasal 4 Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh jasa pelayanan Tera/Tera Ulang UTTP serta pengujian BDKT atau UTTP.

- Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009.

4. Golongan Retribusi Pasal 6 Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang termasuk Golongan Retribusi Jasa Umum.

- Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009.

Lenovo
Typewritten text
27 Juli 2020
Lenovo
Typewritten text
S-303/PK/2020
Page 2: HASIL KOORDINASI EVALUASI RAPERDA KABUPATEN LOMBOK … · 2020. 9. 15. · (Direktorat Metrologi, Kemendag), sesuai dengan Permendag No. 74/M-DAG/PER/ 12/2012 tentang Alat-alat Ukur,

2

No. Materi Raperda Rumusan Raperda Rekomendasi Keterangan

5. Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 7 Tingkat penggunaan jasa pelayanan Tera/Tera Ulang UTTP serta pengujian BDKT atau UTTP dihitung berdasarkan tingkat kesulitan, karakteristik, jenis, kapasitas dan peralatan pengujian yang digunakan.

- Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009.

6. Prinsip Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 8 Prinsip dalam penetapan struktur dan besaran tarif Retribusi dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa pelayanan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan dan efektivitas pengendalian atas pelayanan Tera/Tera Ulang UTTP serta pengujian BDKT atau UTTP.

- Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009.

7. Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 9 (1) Besaran tarif retribusi dihitung berdasarkan perkalian antara jumlah

satuan dengan tarif per pelayanan. (2) Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

NO URAIAN SATUAN

PENGUJIAN

TARIF TERA (Rp)

TARIF TERA

ULANG (Rp)

1 2 3 4 5

A. BIAYA PENGUJIAN

1. Ukuran Panjang

a. Sampai dengan 2 m buah 3.000

b. Lebih dari 2 m sampai dengan 10 m

buah 5.000

c. Lebih panjang dari 10 m

buah 10.000

2. Takaran (basah/kering)

a. Sampai dengan 2 Lt buah 2.000

b. Lebih dari 2 Lt sampai dengan 25 Lt

buah 3.000

c. Lebih dari 25 Lt. buah 10.000

3. Anak Timbangan

Pasal 9 (1) Besaran tarif retribusi dihitung berdasarkan perkalian antara jumlah

satuan dengan tarif per pelayanan. (2) Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

NO URAIAN SATUAN

PENGUJIAN

TARIF TERA (Rp)

TARIF TERA

ULANG (Rp)

1 2 3 4 5

A. BIAYA PENGUJIAN

1. Ukuran Panjang

a. Sampai dengan 2 m buah 3.000

b. Lebih dari 2 m sampai dengan 10 m

buah 5.000

c. Lebih panjang dari 10 m

buah 10.000

2. Takaran (basah/kering)

a. Sampai dengan 2 Lt buah 2.000

b. Lebih dari 2 Lt sampai dengan 25 Lt

buah 3.000

c. Lebih dari 25 Lt. buah 10.000

3. Anak Timbangan

Tarif Retribusi Tera/Tera Ulang diubah dengan: 1. Menghapus tarif retribusi

pada biaya penelitian dalam rangka ijin type dan ijin tanda pabrik dengan pertimbangan: - Biaya Penelitian untuk

memberikan izin tipe dan izin tanda pabrik bukan merupakan objek retribusi tera.

- Penerbitan izin tipe serta Surat Keterangan Hasil Pengujian dan SNI sebagai persyarat-an penerbitan izin tipe merupakan kewenang-an Pemerintah Pusat (Direktorat Metrologi, Kemendag), sesuai dengan Permendag No. 74/M-DAG/PER/ 12/2012 tentang Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perleng-kapannya Asal Impor.

Page 3: HASIL KOORDINASI EVALUASI RAPERDA KABUPATEN LOMBOK … · 2020. 9. 15. · (Direktorat Metrologi, Kemendag), sesuai dengan Permendag No. 74/M-DAG/PER/ 12/2012 tentang Alat-alat Ukur,

3

No. Materi Raperda Rumusan Raperda Rekomendasi Keterangan

a. Ketelitian Biasa dan Sedang (Kelas M2 dan M3)

1. Sampai dengan 1 kg

buah 200 100

2. Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg

buah 400 200

3. Lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg

buah 1.000 500

b. Ketelitian Halus (Kelas F2 dan M1)

1. Sampai dengan 1 kg

buah 500 250

2. Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg

buah 1.000 500

3. Lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg

buah 2.000 1.000

4. Timbangan (Sampai dengan 3.000 kg)

a. Ketelitian sedang dan biasa (Kelas III dan IV)

1. Sampai dengan 20 kg

buah 5.000 1.000

2. Lebih dari 20 kg sampai dengan 100 kg

buah 6.000 1.000

3. Lebih dari 100 kg sampai dengan 500 kg

buah 7.500 1.500

4. Lebih dari 500 kg sampai dengan 1.000 kg

buah 10.000 2.500

a. Ketelitian Biasa dan Sedang (Kelas M2 dan M3)

1. Sampai dengan 1 kg

buah 200 100

2. Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg

buah 400 200

3. Lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg

buah 1.000 500

b. Ketelitian Halus (Kelas F2 dan M1)

1. Sampai dengan 1 kg

buah 500 250

2. Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg

buah 1.000 500

3. Lebih dari 5 kg sampai dengan 50 kg

buah 2.000 1.000

4. Timbangan (Sampai dengan 3.000 kg)

a. Ketelitian sedang dan biasa (Kelas III dan IV)

1. Sampai dengan 20 kg

buah 5.000 1.000

2. Lebih dari 20 kg sampai dengan 100 kg

buah 6.000 1.000

3. Lebih dari 100 kg sampai dengan 500 kg

buah 7.500 1.500

4. Lebih dari 500 kg sampai dengan 1.000 kg

buah 10.000 2.500

- Penerbitan izin tanda pabrik serta Surat Kete-rangan Hasil Pengujian dan SNI sebagai per-syaratan penerbitan izin tanda pabrik meru-pakan kewenangan Pemerintah Pusat (Direktorat Metrologi, Kemendag), sesuai dengan Permendag No. 53/M-DAG/PER/7/ 2016 tentang Izin Pembuatan Alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya Produksi Dalam Nege-ri.

2. Mengubah satuan untuk biaya pengujian BDKT menjadi per sampel dengan pertimbangan sesuai dengan Permen-dag No. 26/M-DAG/PER/ 5/2017 tentang Penga-wasan Metrologi Legal, pengawasan BDKT di-lakukan dengan cara mengambil sampel BDKT di tempat usaha dan di lokasi produksi atau pengemasan. Pengambilan sampel BDKT di tempat usaha dilakukan secara acak berdasarkan prinsip statistik

Page 4: HASIL KOORDINASI EVALUASI RAPERDA KABUPATEN LOMBOK … · 2020. 9. 15. · (Direktorat Metrologi, Kemendag), sesuai dengan Permendag No. 74/M-DAG/PER/ 12/2012 tentang Alat-alat Ukur,

4

No. Materi Raperda Rumusan Raperda Rekomendasi Keterangan

5. Lebih dari 1.000 kg sampai dengan 3.000 kg

buah 15.000 5.000

b. Ketelitian Halus (Kelas II)

1. Sampai dengan 1 kg

buah 15.000 5.000

2. Lebih dari 1 kg sampai dengan 25 kg

buah 45.000 6.000

3. Lebih dari 25 kg sampai dengan 100kg

buah 50.000 7.000

4. Lebih dari 100 kg sampai dengan 1.000 kg

buah 50.000 8.000

5. Lebih dari 1.000 kg sampai dengan 3.000 kg

buah 55.000 10.000

5. Alat Ukur Minyak

a. Meter bahan bakar minyak

1. Pompa ukur (untuk setiap badan ukur)

buah 100.000 50.000

2. Meter kerja (untuk setiap media uji)

a) Sampai dengan 15 m³/h

buah 50.000 25.000

b) Lebih dari 15 m³/h dihitung sebagai berikut:

1) 15 m³/h pertama

buah 50.000 25.000

2) Selebihnya dari

buah 3.000

5. Lebih dari 1.000 kg sampai dengan 3.000 kg

buah 15.000 5.000

b. Ketelitian Halus (Kelas II)

1. Sampai dengan 1 kg

buah 15.000 5.000

2. Lebih dari 1 kg sampai dengan 25 kg

buah 45.000 6.000

3. Lebih dari 25 kg sampai dengan 100kg

buah 50.000 7.000

4. Lebih dari 100 kg sampai dengan 1.000 kg

buah 50.000 8.000

5. Lebih dari 1.000 kg sampai dengan 3.000 kg

buah 55.000 10.000

5. Alat Ukur Minyak

a. Meter bahan bakar minyak

1. Pompa ukur (untuk setiap badan ukur)

buah 100.000 50.000

2. Meter kerja (untuk setiap media uji)

a) Sampai dengan 15 m³/h

buah 50.000 25.000

b) Lebih dari 15 m³/h dihitung sebagai berikut:

1) 15 m³/h pertama

buah 50.000 25.000

2) Selebihnya dari

buah 3.000

Page 5: HASIL KOORDINASI EVALUASI RAPERDA KABUPATEN LOMBOK … · 2020. 9. 15. · (Direktorat Metrologi, Kemendag), sesuai dengan Permendag No. 74/M-DAG/PER/ 12/2012 tentang Alat-alat Ukur,

5

No. Materi Raperda Rumusan Raperda Rekomendasi Keterangan

15m³/h sampai dengan 100 m³/h setiap m³/h

3) Selebihnya dari 100 m³/h sampai dengan 500 m³/h setiap m³/h

buah 1.000

4) Selebihnya dari 500 m³/h setiap m³/h

buah 500

c) Meter induk (untuk setiap media uji)

d) Sampai dengan 25 m³/h

buah 100.000 50.000

e) Lebih dari 25 m³/h dihitung sebagai berikut:

a. 25 m ³/h pertama

buah 100.000 50.000

b. Selebihnya dari 25 m³/h sampai dengan 100 m³/h setiap m³ /h

buah 5.000

c. Selebihnya dari 100 m³/h

buah 2.000

15m³/h sampai dengan 100 m³/h setiap m³/h

3) Selebihnya dari 100 m³/h sampai dengan 500 m³/h setiap m³/h

buah 1.000

4) Selebihnya dari 500 m³/h setiap m³/h

buah 500

c) Meter induk (untuk setiap media uji)

d) Sampai dengan 25 m³/h

buah 100.000 50.000

e) Lebih dari 25 m³/h dihitung sebagai berikut:

a. 25 m ³/h pertama

buah 100.000 50.000

b. Selebihnya dari 25 m³/h sampai dengan 100 m³/h setiap m³ /h

buah 5.000

c. Selebihnya dari 100 m³/h

buah 2.000

Page 6: HASIL KOORDINASI EVALUASI RAPERDA KABUPATEN LOMBOK … · 2020. 9. 15. · (Direktorat Metrologi, Kemendag), sesuai dengan Permendag No. 74/M-DAG/PER/ 12/2012 tentang Alat-alat Ukur,

6

No. Materi Raperda Rumusan Raperda Rekomendasi Keterangan

sampai dengan 500 m³/h setiap m³/h

d. Selebihnya dari 500 m³/h setiap m³/h

buah 1.000

6. Meter Listrik (kwh Meter)

a. Kelas 0,2 atau kurang

1) 3 (tiga) phasa buah 40.000 15.000

2) 1 (satu) phasa buah 12.000 5.000

b. Kelas 0,5 atau kelas 1 (satu)

1) 3 (tiga) phasa buah 5.000 2.000

2) 1 (satu) phasa buah 1.500 600

c. Kelas 2 (dua)

1) 3 (tiga) phasa buah 5.000 1.200

2) 1 (satu) phasa buah 3.000 400

7. Meter Air

a. Meter Induk

1) Sampai dengan 15 m³/h

buah 20.000 10.000

2) Lebih dari 15 m³/h sampai dengan 100 m³/h

buah 40.000 20.000

3) Lebih dari 100 m³/h buah 50.000 25.000

b. Meter Induk

1) Sampai dengan 10m³/h

buah 5.000 500

2) Lebih dari 10 m³/h sampai dengan 100 m³/h

buah 10.000 2.000

3) Lebih dari 100 m³/h

buah 15.000 5.000

8. Tangki Ukur Tetap

a. Bentuk Silinder Tegak

sampai dengan 500 m³/h setiap m³/h

d. Selebihnya dari 500 m³/h setiap m³/h

buah 1.000

6. Meter Listrik (kwh Meter)

a. Kelas 0,2 atau kurang

1) 3 (tiga) phasa buah 40.000 15.000

2) 1 (satu) phasa buah 12.000 5.000

b. Kelas 0,5 atau kelas 1 (satu)

1) 3 (tiga) phasa buah 5.000 2.000

2) 1 (satu) phasa buah 1.500 600

c. Kelas 2 (dua)

1) 3 (tiga) phasa buah 5.000 1.200

2) 1 (satu) phasa buah 3.000 400

7. Meter Air

a. Meter Induk

1) Sampai dengan 15 m³/h

buah 20.000 10.000

2) Lebih dari 15 m³/h sampai dengan 100 m³/h

buah 40.000 20.000

3) Lebih dari 100 m³/h buah 50.000 25.000

b. Meter Induk

1) Sampai dengan 10m³/h

buah 5.000 500

2) Lebih dari 10 m³/h sampai dengan 100 m³/h

buah 10.000 2.000

3) Lebih dari 100 m³/h

buah 15.000 5.000

8. Tangki Ukur Tetap

a. Bentuk Silinder Tegak

Page 7: HASIL KOORDINASI EVALUASI RAPERDA KABUPATEN LOMBOK … · 2020. 9. 15. · (Direktorat Metrologi, Kemendag), sesuai dengan Permendag No. 74/M-DAG/PER/ 12/2012 tentang Alat-alat Ukur,

7

No. Materi Raperda Rumusan Raperda Rekomendasi Keterangan

1) Sampai dengan 500 kl

buah 500.000

2) Lebih dari 500 kl

a. 500 kl pertama buah 500.000

b. Selebihnya dari 500 kl sampai dengan 1.000 kl, Setiap 10 kl

buah 3.000

c. Selebihnya dari 1.000 kl sampai dengan 2.000 kl Setiap 10 kl

buah 2.500

d. Selebihnya dari 2.000 kl sampai dengan 10.000 kl Setiap 10 kl

buah

2.000

e. Selebihnya dari 10.000 kl sampai dengan 20.000 kl Setiap 10 kl

buah 500

f. Selebihnya dari 20.000kl, setiap 10 kl

buah 300

b. Bentuk Silinder Datar

1) Sampai dengan 10 kl

buah 200.000

2) Lebih dari 10 kl

a. 10 kl pertama buah 200.000

b. Selebihnya dari 10 kl sampai dengan 50 kl, Setiap 10 kl

buah 2.000

1) Sampai dengan 500 kl

buah 500.000

2) Lebih dari 500 kl

g. 500 kl pertama buah 500.000

a. Selebihnya dari 500 kl sampai dengan 1.000 kl, Setiap 10 kl

buah 3.000

b. Selebihnya dari 1.000 kl sampai dengan 2.000 kl Setiap 10 kl

buah 2.500

c. Selebihnya dari 2.000 kl sampai dengan 10.000 kl Setiap 10 kl

buah

2.000

d. Selebihnya dari 10.000 kl sampai dengan 20.000 kl Setiap 10 kl

buah 500

e. Selebihnya dari 20.000kl, setiap 10 kl

buah 300

b. Bentuk Silinder Datar

1) Sampai dengan 10 kl

buah 200.000

2) Lebih dari 10 kl

a. 10 kl pertama buah 200.000

b. Selebihnya dari 10 kl sampai dengan 50 kl, Setiap 10 kl

buah 2.000

Page 8: HASIL KOORDINASI EVALUASI RAPERDA KABUPATEN LOMBOK … · 2020. 9. 15. · (Direktorat Metrologi, Kemendag), sesuai dengan Permendag No. 74/M-DAG/PER/ 12/2012 tentang Alat-alat Ukur,

8

No. Materi Raperda Rumusan Raperda Rekomendasi Keterangan

c. Selebihnya dari 50 kl, setiap 1 kl

buah 1.000

9. Tangki Ukur Gerak

a. Tangki Ukur Mobil dan Tangki Ukur Wagon

1) Kapasitas sampai dengan 5 kl

buah 100.000

2) Lebih dari 5 kl, dihitung sebagai berikut :

a) 5 kl pertama buah 100.000

b) Selebihnya dari 5 kl, setiap bagian 1 kl

buah 20.000

10. Bejana Ukur

a. Sampai dengan 50 Lt buah 10.000

b. Lebih dari 50 Lt sampai dengan 200 Lt

buah 20.000

c. Lebih dari 200 Lt sampai dengan 500 Lt

buah 30.000

d. Lebih dari 500 Lt sampai dengan 1.000 Lt

buah 40.000

e. Lebih dari 1.000 Lt, biaya pada huruf d angka ini ditambah tiap kenaikan 1.000 Lt

buah 10.000

11. Meter Taksi buah 15.000

12. Selain UTTP tersebut pada angka 1 sampai dengan angka 11 dihitung berdasarkan lamanya pengujian dengan minimum 2 jam setiap jam

buah 5.000

c. Selebihnya dari 50 kl, setiap 1 kl

buah 1.000

9. Tangki Ukur Gerak

a. Tangki Ukur Mobil dan Tangki Ukur Wagon

1) Kapasitas sampai dengan 5 kl

buah 100.000

2) Lebih dari 5 kl, dihitung sebagai berikut :

a) 5 kl pertama buah 100.000

b) Selebihnya dari 5 kl, setiap bagian 1 kl

buah 20.000

10. Bejana Ukur

a. Sampai dengan 50 Lt buah 10.000

b. Lebih dari 50 Lt sampai dengan 200 Lt

buah 20.000

c. Lebih dari 200 Lt sampai dengan 500 Lt

buah 30.000

d. Lebih dari 500 Lt sampai dengan 1.000 Lt

buah 40.000

e. Lebih dari 1.000 Lt, biaya pada huruf d angka ini ditambah tiap kenaikan 1.000 Lt

buah 10.000

11. Meter Taksi buah 15.000

12. Selain UTTP tersebut pada angka 1 sampai dengan angka 11 dihitung berdasarkan lamanya pengujian dengan minimum 2 jam setiap jam

buah 5.000

Page 9: HASIL KOORDINASI EVALUASI RAPERDA KABUPATEN LOMBOK … · 2020. 9. 15. · (Direktorat Metrologi, Kemendag), sesuai dengan Permendag No. 74/M-DAG/PER/ 12/2012 tentang Alat-alat Ukur,

9

No. Materi Raperda Rumusan Raperda Rekomendasi Keterangan

bagian dari jam dihitung 1 jam

13. Biaya penelitian dalam rangka ijin type dan ijin tanda pabrik atau pengukuran atau penimbangan lainnya yang jenisnya tercantum pada point minimal 4 jam, maksimal 200 jam

buah 5.000

14. Biaya Tambahan

1. UTTP yang memiliki konstruksi tertentu

a. Timbangan milisimal, sentisimal, desimal, bobot, Ingsut dan timbangan pegas yang kapasitasnya sama dengan atau lebih dari 25 kg

buah 5.000

b. Timbangan cepat, pengisi (curah) dan timbangan Pencampuran untuk semua kapasitas

buah 10.000

c. Timbangan elektronik untuk semua kapasitas.

buah 20.000

2. UTTP yang memerlukan pengujian tertentu, disamping pengujian yang biasa dilakukan terhadap UTTP tersebut

buah 5.000

3. UTTP yag ditanam buah 5.000

bagian dari jam dihitung 1 jam

13. Dihapus penelitian dalam rangka ijin type dan ijin tanda pabrik atau pengukuran atau penimbangan lainnya yang jenisnya tercantum pada point minimal 4 jam, maksimal 200 jam

14. Biaya Tambahan

1. UTTP yang memiliki konstruksi tertentu

a. Timbangan milisimal, sentisimal, desimal, bobot, Ingsut dan timbangan pegas yang kapasitasnya sama dengan atau lebih dari 25 kg

buah 5.000

b. Timbangan cepat, pengisi (curah) dan timbangan Pencampuran untuk semua kapasitas

buah 10.000

c. Timbangan elektronik untuk semua kapasitas.

buah 20.000

2. UTTP yang memerlukan pengujian tertentu, disamping pengujian yang biasa dilakukan terhadap UTTP tersebut

buah 5.000

3. UTTP yag ditanam buah 5.000

Page 10: HASIL KOORDINASI EVALUASI RAPERDA KABUPATEN LOMBOK … · 2020. 9. 15. · (Direktorat Metrologi, Kemendag), sesuai dengan Permendag No. 74/M-DAG/PER/ 12/2012 tentang Alat-alat Ukur,

10

No. Materi Raperda Rumusan Raperda Rekomendasi Keterangan

4. UTTP yang mempunyai sifat atau konstruksi khusus

buah 1.000

5. UTTP termasuk anak timbang yang tidak ditanam tetapi berkumpul dalam satu tempat dengan jumlah Sekurang - kurangnya 5 alat

buah 1.000

6. UTTP termasuk anak timbang yang tidak ditanam terdapat ditempat UTTP yang ditanam atau terdapat ditempat UTTP yang mempunyai sifat dan/atau Konstruksi khusus

buah 1.000

15. Biaya Pengujian Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT)

1. Minuman air mineral dalam kemasan

a. Sampai dengan 500 ml

botol 5

b. Lebih dari 500 ml sampai dengan 1.000 ml

botol 10

c. Lebih dari 1 lt sampai dengan 20 lt

botol 10

d. Lebih dari 20 lt botol 15

2. Minuman buah dalam kaleng/ botol

kaleng/botol

5

3. Makanan dalam kemasan

bungkus/ kaleng

5

4. UTTP yang mempunyai sifat atau konstruksi khusus

buah 1.000

5. UTTP termasuk anak timbang yang tidak ditanam tetapi berkumpul dalam satu tempat dengan jumlah Sekurang - kurangnya 5 alat

buah 1.000

6. UTTP termasuk anak timbang yang tidak ditanam terdapat ditempat UTTP yang ditanam atau terdapat ditempat UTTP yang mempunyai sifat dan/atau Konstruksi khusus

buah 1.000

15. Biaya Pengujian Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT)

1. Minuman air mineral dalam kemasan

a. Sampai dengan 500 ml

sampel 5

b. Lebih dari 500 ml sampai dengan 1.000 ml

sampel 10

c. Lebih dari 1 lt sampai dengan 20 lt

sampel 10

d. Lebih dari 20 lt sampel 15

2. Minuman buah dalam kaleng/ botol

sampel 5

3. Makanan dalam kemasan

Sampel 5

Page 11: HASIL KOORDINASI EVALUASI RAPERDA KABUPATEN LOMBOK … · 2020. 9. 15. · (Direktorat Metrologi, Kemendag), sesuai dengan Permendag No. 74/M-DAG/PER/ 12/2012 tentang Alat-alat Ukur,

11

No. Materi Raperda Rumusan Raperda Rekomendasi Keterangan

4. Garam dalam kemasan

bungkus 5

5. Beras dalam karung karung 10

6. Pupuk dalam kemasan

karung/ kaleng

5

7. Cat dalam kemasan

a. Sampai dengan 1 kg

kaleng 5

b. Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg

kaleng 10

c. Lebih dari 5 kg sampai dengan 25 kg

kaleng 10

d. Lebih dari 25 kg kaleng 25

8. Semen dalam kemasan

zak 25

9. Tabung gasel piji tabung 25

10. Pakan ternak dalam karung

Karung 10

11. Barang dalam keadaan terbungkus lainnya/botol, karung/kotak dan sebagainya.

5

4. Garam dalam kemasan

sampel 5

5. Beras dalam karung sampel 10

6. Pupuk dalam kemasan

sampel 5

7. Cat dalam kemasan sampel

a. Sampai dengan 1 kg

sampel 5

b. Lebih dari 1 kg sampai dengan 5 kg

sampel 10

c. Lebih dari 5 kg sampai dengan 25 kg

sampel 10

d. Lebih dari 25 kg sampel 25

8. Semen dalam kemasan

sampel 25

9. Tabung gasel piji sampel 25

10. Pakan ternak dalam karung

sampel 10

11. Barang dalam keadaan terbungkus lainnya/botol, karung/kotak dan sebagainya.

Sampel 5

8. Wilayah Pemungutan Pasal 11 Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah

- Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009.

9. Penentuan Pembayaran, Tempat Pembayaran, Angsuran, dan Penundaan Pembayaran

Pasal 12 Pembayaran Retribusi dilakukan di kas daerah atau di tempat lain yang ditunjuk Bupati sesuai waktu yang ditentukan.

Pasal 13 Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yang ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, maka hasil penerimaan Retribusi Daerah harus disetor ke kas Daerah paling lambat 1 x 24 jam atau dalam waktu yang

- -

Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009. Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009.

Page 12: HASIL KOORDINASI EVALUASI RAPERDA KABUPATEN LOMBOK … · 2020. 9. 15. · (Direktorat Metrologi, Kemendag), sesuai dengan Permendag No. 74/M-DAG/PER/ 12/2012 tentang Alat-alat Ukur,

12

No. Materi Raperda Rumusan Raperda Rekomendasi Keterangan

ditentukan oleh Bupati. Pasal 14 (1) Wajib Retribusi wajib melakukan pembayaran Retribusi. (2) Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

dilakukan secara tunai/lunas. (3) Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau

kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar.

Pasal 15 (1) Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14

diberikan tanda bukti pembayaran yang sah. (2) Setiap pembayaran dicatat di buku penerimaan pendapatan.

Pasal 16 (1) Bupati atau pejabat dapat memberi izin kepada Wajib Retribusi untuk

mengangsur Retribusi terutang dalam jangka waktu tertentu dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai angsuran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bupati.

Pasal 17 (1) Bupati atau pejabat dapat mengizinkan Wajib Retribusi untuk menunda

pembayaran Retribusi sampai batas waktu yang ditentukan dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penundaan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bupati.

- - - -

Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009. Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009. Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009. Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009.

10.

Sanksi: a. Administratif

b. Pidana

Pasal 30 (1) Wajib Retribusi yang tidak melakukan kewajibannya membayar

ketentuan Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) diancam dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah Retribusi terutang yang tidak atau kurang dibayar.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. (3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

-

Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009.

Page 13: HASIL KOORDINASI EVALUASI RAPERDA KABUPATEN LOMBOK … · 2020. 9. 15. · (Direktorat Metrologi, Kemendag), sesuai dengan Permendag No. 74/M-DAG/PER/ 12/2012 tentang Alat-alat Ukur,

13

No. Materi Raperda Rumusan Raperda Rekomendasi Keterangan

penerimaan negara.

11. Penagihan Pasal 18 (1) Retribusi yang tidak atau kurang dibayar, ditagih dengan

menggunakan STRD. (2) Penagihan Retribusi terutang didahului dengan surat teguran. (3) Penerbitan surat teguran sebagai awal tindakan pelaksanaan

penagihan retribusi dikeluarkan paling lama 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran.

(4) Dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak tanggal surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Wajib Retribusi harus melunasi Retribusi yang terutang.

(5) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikeluarkan oleh Pejabat.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penagihan dan penerbitan surat teguran diatur dengan Peraturan Bupati.

- Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009.

12. Penghapusan Piutang Retribusi yang Kedaluwarsa

Pasal 19 (1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah

melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi.

(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila: a. diterbitkan surat teguran, dan/atau b. ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik

langsung maupun tidak langsung. (3) Dalam hal diterbitkan surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya surat teguran tersebut.

(4) Pengakuan utang retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.

(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh Wajib Retribusi.

-

Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009.

Page 14: HASIL KOORDINASI EVALUASI RAPERDA KABUPATEN LOMBOK … · 2020. 9. 15. · (Direktorat Metrologi, Kemendag), sesuai dengan Permendag No. 74/M-DAG/PER/ 12/2012 tentang Alat-alat Ukur,

14

No. Materi Raperda Rumusan Raperda Rekomendasi Keterangan

Pasal 20 (1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk

melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan. (2) Bupati menetapkan keputusan penghapusan piutang Retribusi yang

sudah kadaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penghapusan piutang

Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dalam Peraturan Bupati.

-

Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009.

13. Tanggal Mulai Berlakunya. Pasal 31 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara.

- Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009.

14. Lain-lain Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Lombok Utara. 2. Bupati adalah Bupati Lombok Utara. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah sebagai

unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 4. Dinas adalah Dinas yang melaksanakan urusan pemerintahan di bidang

Koperasi dan Perdagangan. 5. Alat-alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya yang

selanjutnya disingkat UTTP adalah alat-alat sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal.

6. Barang Dalam Keadaan Terbungkus yang selanjutnya disingkat BDKT adalah barang atau komoditas tertentu yang dimasukkan ke dalam kemasan tertutup, dan untuk mempergunakannya harus merusak kemasan atau segel kemasan yang kuantitasnya telah ditentukan dan dinyatakan pada label sebelum diedarkan, dijual, ditawarkan, atau dipamerkan.

7. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang yang selanjutnya disingkat Retribusi adalah pungutan yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan yang menggunakan jasa pelayanan tera dan tera ulang UTTP, serta pengujian BDKT.

8. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas pelayanan yang

- Telah sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009.

Page 15: HASIL KOORDINASI EVALUASI RAPERDA KABUPATEN LOMBOK … · 2020. 9. 15. · (Direktorat Metrologi, Kemendag), sesuai dengan Permendag No. 74/M-DAG/PER/ 12/2012 tentang Alat-alat Ukur,

15

No. Materi Raperda Rumusan Raperda Rekomendasi Keterangan

disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.

9. Tera adalah hal menandai dengan tanda tera sah atau tanda tera batal yang berlaku, atau memberikan keterangan tertulis yang bertanda tera sah atau tanda tera batal yang berlaku, dilakukan oleh pegawai-pegawai yang berhak melakukannya berdasarkan pengujian yang dijalankan atas UTTP yang belum dipakai.

10. Tera Ulang adalah hal menandai secara berkala dengan tanda-tanda tera sah atau tanda tera batal yang berlaku atau memberikan keterangan- keterangan tertulis yang bertanda tera sah atau tanda tera batal yang berlaku, dilakukan oleh pegawai-pegawai yang berhak melakukannya berdasarkan pengujian yang dijalankan atas UTTP yang telah ditera.

11. Pengujian adalah keseluruhan tindakan teknis yang dilakukan oleh penera untuk membandingkan alat ukur dengan standar satuan ukuran yang sesuai guna menetapkan sifat/karakteristik UTTP (sifat metrologis), menentukan besaran, atau kesalahan pengukuran.

12. Pengujian Barang Dalam Keadaan Terbungkus yang selanjutnya disingkat pengujian BDKT adalah pengujian kuantitas barang yang ditempatkan dalam bungkusan atau kemasan tertutup yang untuk mempergunakannya harus merusak pembungkusnya atau segel pembungkusnya.

13. Surat Keterangan Pengujian/Sertifikat adalah surat yang berisi hasil pengujian yang telah dilakukan atas UTTP.

14. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang.

15. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDLB adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

16. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.

17. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan

Page 16: HASIL KOORDINASI EVALUASI RAPERDA KABUPATEN LOMBOK … · 2020. 9. 15. · (Direktorat Metrologi, Kemendag), sesuai dengan Permendag No. 74/M-DAG/PER/ 12/2012 tentang Alat-alat Ukur,

16

No. Materi Raperda Rumusan Raperda Rekomendasi Keterangan

mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

18. Penyidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

Catatan:

Dengan adanya perumusan kembali bab/bagian/pasal/ayat dan/atau penambahan bab/bagian/pasal/ayat dalam Raperda, maka urutan bab/bagian/pasal/ayat, penunjukan pasal/ayat, dan penjelasan bab/bagian/pasal/ayat dalam Raperda agar disesuaikan dengan perubahan dimaksud.

a.n. Direktur Jenderal, Direktur Kapasitas dan Pelaksanaan Transfer

Ditandatangani secara elektronik Bhimantara Widyajala

Lenovo
Typewritten text
Jakarta, 27 Juli 2020