hasil dan pembahasan trasnkrip data wawancara dan...

18
40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan dengan tujuan untuk menggali pengalaman kecemasan pada saat anak di rumah sakit. Data penelitian yang didapat berupa trasnkrip data wawancara dan catatan lapangan pada saat wawancara mendalam dengan para partisipan. Di bagi menjadi empat bagian yaitu setting penelitian, hasil penelitian dan pembahasan serta keterbatasan penelitian. 4.1. Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 15 April 2013 sampai 22 Mei 2013. Penelitian dimulai dengan melakukan observasi, pendekatan dengan para partisipan dan setelah itu baru dilakukan wawancara. Sebelum penelitian dimulai terlebih dahulu dilakukan uji coba atau yang disebut juga pilot project selama 1 minggu. Dengan karakterisik partisipannya adalah orangtua dengan anak usia sekolah yang pernah dirawat dirumah sakit dengan penyakit akut. Selanjutnya penelitian dimulai 11 Mei 2013 sampai dengan 22 Mei 2013 di ruang anggrek, RSUD kota Salatiga, Jawa tengah. Penelitian ini menggunakan 7 partisipan setelah mendapat data jenuh.

Upload: trankhue

Post on 27-Apr-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HASIL DAN PEMBAHASAN trasnkrip data wawancara dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6732/4/T1_462009043_BAB IV.pdf · 44 Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3 tahunkan

40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah

dilakukan dengan tujuan untuk menggali pengalaman kecemasan

pada saat anak di rumah sakit. Data penelitian yang didapat berupa

trasnkrip data wawancara dan catatan lapangan pada saat

wawancara mendalam dengan para partisipan. Di bagi menjadi

empat bagian yaitu setting penelitian, hasil penelitian dan

pembahasan serta keterbatasan penelitian.

4.1. Setting penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 15 April 2013

sampai 22 Mei 2013. Penelitian dimulai dengan melakukan

observasi, pendekatan dengan para partisipan dan setelah itu

baru dilakukan wawancara. Sebelum penelitian dimulai terlebih

dahulu dilakukan uji coba atau yang disebut juga pilot project

selama 1 minggu. Dengan karakterisik partisipannya adalah

orangtua dengan anak usia sekolah yang pernah dirawat

dirumah sakit dengan penyakit akut. Selanjutnya penelitian

dimulai 11 Mei 2013 sampai dengan 22 Mei 2013 di ruang

anggrek, RSUD kota Salatiga, Jawa tengah. Penelitian ini

menggunakan 7 partisipan setelah mendapat data jenuh.

Page 2: HASIL DAN PEMBAHASAN trasnkrip data wawancara dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6732/4/T1_462009043_BAB IV.pdf · 44 Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3 tahunkan

41

Dengan karakteristik partisipan yaitu mempunyai anak

dengan usia bermain sampai usia sekolah (1-12 tahun) yang

pernah dirawat inap di rumah sakit untuk pertama kalinya

dengan penyakit akut seperti diare, typoid dan demam.

Dibawah ini adalah gambaran tujuh partisipan yang

berpartisipasi pada penelitian ini.

Partisipan 1 (P1):

Tn. H, berusia 35 tahun. P1 adalah ayah kandung dari anaknya

berusia 3 tahun yang dirawat inap dengan diagnosa medis

typoid. Wawancara dilakukan pada hari ke-4 di rumah sakit. P1

bekerja sebagai wiraswasta dengan pendidikan terakhir SMA.

Partisipan 2 (P2):

Ny. W.D, berusia 30 tahun. P2 adalah ibu kandung dari

anaknya berusia 1 tahun yang dirawat inap dengan diagnosa

medis diare. Wawancara dilakukan pada hari ke-4 di rumah

sakit. P2 bekerja sebagai perawat di salah satu rumah sakit

swasta dengan pendidikan terakhir D3 keperawatan.

Partisipan 3 (P3):

Ny. Ni, berusia 42 tahun. P3 adalah ibu kandung dari anaknya

berusia 8 tahun yang dirawat inap dengan diagnosa medis

demam. Wawancara dilakukan hari pertama di rumah sakit.

Page 3: HASIL DAN PEMBAHASAN trasnkrip data wawancara dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6732/4/T1_462009043_BAB IV.pdf · 44 Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3 tahunkan

42

P3 bekerja sebagai karyawan swasta dengan pendidikan

terakhir SMEA.

Partisipan 4 (P4):

Ny. Y berusia 43 tahun adalah ibu kandung dari anaknya

berusia 9 tahun, dirawat inap diagnosa medis demam.

Wawancara dilakukan hari pertama dirumah sakit. P4 seorang

ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SMP.

Partisipan 5 (P5):

Ny S.S berusia 21 tahun. P5 adalah ibu kandung dari anaknya

yang berusia 13 bulan dirawat inap dengan diagnosa medis

demam. Wawancara dilakukan setelah hari ke-2 di rumah

sakit. P5 bekerja sebagai karyawan swasta dengan pendidikan

terkahir SMP.

Partisipan 6 (P6):

Tn. A berusia 42 tahun. P7 adalah ayah kandung dari anaknya

yang berusia 6 tahun dirawat inap dengan diagnosa medis

typoid. Wawancara dilakukan setelah hari ke-2 di rumah sakit.

P6 bekerja sebagai buruh swasta dengan pendidikan terakhir

SMEA.

Page 4: HASIL DAN PEMBAHASAN trasnkrip data wawancara dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6732/4/T1_462009043_BAB IV.pdf · 44 Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3 tahunkan

43

Partisipan 7 (P7):

Ny. N.D berusia 34 tahun. P7 adalah ibu kandung dari anaknya

yang berusia 4 tahun 2 bulan dirawat inap dengan diagnosa

medis diare. Wawancara dilakukan setelah hari ke-2 di rumah

sakit. P7 bekerja sebagai karyawan dengan pendidikan terakhir

D2.

4.2. Hasil Penelitian

Dari hasil analisa data yang telah dilakukan pengalaman

kecemasan orangtua dapat terlihat dari tiga tema dihasilkan

yaitu: (1). Berpikir mengenai hal yang buruk akan terjadi (2)

Berharap dokter segera hadir (3) Beban biaya rumah sakit.

Berikut ini adalah tema-tema pengalaman kecemasan orangtua

yang merupakan hasil dari penelitian

(1) Berpikir mengenai hal yang buruk akan terjadi

Pengalaman kecemasan orangtua yang muncul dalam

penelitian ini adalah partisipan takut akan terjadi sesuatu

pada anak mereka yang masih kecil. Pengalaman

kecemasan partisipan adalah partisipan takut kalau

anaknya yang masih kecil mengalami keadaan yang buruk

lebih parah dari sebelumunya. Partisipan merasa bingung

terhadap kondisi yang terjadi pada anaknya. Partisipan

takut bila anaknya mengalami sakit yang lebih parah.

Page 5: HASIL DAN PEMBAHASAN trasnkrip data wawancara dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6732/4/T1_462009043_BAB IV.pdf · 44 Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3 tahunkan

44

Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3

tahunkan agak kritis apalagi masih anak-anak badan udah

pucat, wajahnya pucat inikan cuaca juga gak mendukung

seperti cuaca yang sekarang ini. Yang saya cemaskan

kalau ada penyakit apa-apakan kita ga tau ya. (P1)

Tapi pas dibawa ke perawatan disini kok malah panasnya

tambah tinggi lagi tadi kan 38 sekarang 39. Tapi ya nanti

mbe yo saya berharap gak pa apa. Takutnya nanti ada DB

atau gimana. (P2)

Ya itu kalau dia nangis panasnya tambah tinggi nanti gak

turun-turun.Mending itu panasnya turun dulu, normal dulu,

gak turun-turunkan takutnya nanti mbe nopo-nopo.(P3)

Kecemasan saya ya takutnya anak masih dibawah umur,

takutnya kenapa-kenapa. Takutnya nanti sampai,

gimana?(P4)

Ya kecemasanya terus terang gini mas kalau tidak ada

penanganan takutnya tidak tertolong, kecemasanya

itu.(P6)

(2) Berharap dokter segera hadir

Yang menjadi pengalaman kecemasan partisipan adalah

mengenai kehadiran dokter. Menunggu kehadiran dokter

menyebabkan para partisipan merasa cemas dan takut.

Bahkan mereka sering bertanya-tanya kapan dokter akan

Page 6: HASIL DAN PEMBAHASAN trasnkrip data wawancara dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6732/4/T1_462009043_BAB IV.pdf · 44 Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3 tahunkan

45

segera datang untuk mendengar dan melihat kondisi dari

anak mereka.

Anak saya dirawat disana semenjak itu minta rujukan

lansung saya bawa kesini . Jadi langsung keruang anak

sana ke IGD. Terus minta eh, anu apa itu nunggu dokter

sampai anu itu sampai jam berapa sampai maghrib dari

jam 7 sampai jam 11 baru dokternya datang nah seperti

itu. (P1)

Kunjungan dokter semalam eh tadi pagi. Dari kemarin

masuk ndak ada kunjungan dokter baru tadi pagi jam

enam itu dokter cowok ga tau dokter siapa. Setengah

sembilanan tadi jam tujuh, jam tujuh dokter A. (P2)

Dokternya biar cepat datang aja biar cepat panasnya

turun. Ia, ehehehe biar cepat diperiksa biarkan bisa tau.

Dia makan mau, BAB lancar, tapi kok masih panas. (P3)

Ya tadi ya itu, yang saya rasakan penanganan dokternya

kok tidak langsung. Bilangnyakan cuma perawat-

perawatnya itu yang pasang selang, yang disini-sinikan

sampai ini belum dipegang dokter. gitu. Cumakan

disinikan dah tenang udah dapat ya pertolongan pertama,

gitu ya udah tenang. Cuma inikan positifnya apa?

sebenarnyakan, harusnya kan dari dokterkan lebih tenang

tenang lagi. (P4)

Page 7: HASIL DAN PEMBAHASAN trasnkrip data wawancara dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6732/4/T1_462009043_BAB IV.pdf · 44 Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3 tahunkan

46

Kecemasan yang selanjutnya dokternya kok sampai

sekarang belum datang juga? gitu. Biasa jam berapa

mas? (P7)

(3) Beban biaya rumah sakit

Beban biaya rumah sakit menjadi kecemasan orangtua

selanjutnya. Berdasarkan cerita dari pengalaman partisipan

mereka sangat mengkuatirkan biaya rumah sakit.

Partisipan cemas karena kalau-kalau penghasilan mereka

tidak cukup untuk membayar biaya rumah sakit. Semakin

lama anak dirawat maka semakin besar pula biaya rumah

sakit yang akan mereka keluarkan.

Ya kalau keuangan ya kuatir lah namanya sudah dari hari

selasa disini. Namanya juga karyawan buruh saya juga

agak cemas ini! Karena ini belum tahu biayanya berapa

habis berapa? saya belum tahu? (P1)

Ya masalah biaya mungkin cemas juga (P5)

Soalnya kan apa ya? Iya kan istilah kita dari desa gitu,

kita nggak punya Askes nggak punya apa? keringinan

biaya gitu. Kita nggak ada. (P5)

Cemas. Takutnya gini mas kalau nanti biayanya

membengkak bisa terus terang karena saya juga cuman

buruh, buruh swasta bayarannya juga nggak seberapa to

mas, ketakutannya juga ada. Karena kalau disini, kalau

Page 8: HASIL DAN PEMBAHASAN trasnkrip data wawancara dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6732/4/T1_462009043_BAB IV.pdf · 44 Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3 tahunkan

47

tidak pake jakesmas atau mungkin jamkesda atau

mungkin askes atau mungkin yang lain. (P6)

Partisipan takut kalau sendainya hal yang buruk itu terjadi

pada anak mereka sehingga harus dioperasi karena

mereka akan mengalami kebingungan untuk membiayai

biaya operasi yang tidak murah.

Pikiran sayakan sampai kemana-mana seandainya

sampai anak saya di operasi gak bisa pake itukan ya

pikirannya apalah? cari dimana?(P4)

Seadainya, ya seadainya berandai-andai misalnya ada

kejadian begitukan kita kan tetap mikir mau cari dimana?

padahal operasi itu tetap uang banyak. (P4)

4.2.1. Deskripsi fenomena

Tiga tema dalam temuan diatas yang telah di

deskripsikan kemudian disimpulkan kedalam essensial

structure sebagai fokus pengalaman kecemasan

orangtua pada saat anak dirawat di rumah sakit yaitu,

seperti yang ada dibawah ini.

Selama berada diruang rawat inap orangtua

merasakan kekuatiran, kecemasan, kegelisahan dan

ketakutan. Perasaan-perasaan itu didapatkan orangtua

ketika melihat anaknya sakit, muka pucat, lemas dan

diare yang masih berlanjut. Orangtua takut terjadi hal

Page 9: HASIL DAN PEMBAHASAN trasnkrip data wawancara dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6732/4/T1_462009043_BAB IV.pdf · 44 Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3 tahunkan

48

yang buruk pada anaknya yang masih kecil. Perasaan

cemas kembali dialami oleh orangtua ketika mereka

menuggu dokter. Sehingga orangtua berharap akan

kehadiran dokter. Hal ini membuat orangtuapun sering

bertanya-tanya kapan dokter akan segera hadir.

Orangtua mengharapkan kehadiran dokter agar dokter

cepat menangani dan menyembuhkan anaknya. Keadaan

ini menyebabkan adanya kondisi ketidakpastian kapan

sebenarnya dokter akan datang. Dokter diharapkan untuk

menjelaskan kondisi terkini dari anaknya. Apakah anak

mereka sudah membaik, boleh pulang, harus dioperasi

dan bagaimana hasil pemeriksaan laboratorium. Semua

itu tidak ada kepastian, apalagi dihubungkan dengan

biaya yang nanti dikeluarkan oleh orangtua setelah anak

pulang atau ada tindkan selanjutnya. Masalah biaya

membuat orangtua cemas dan takut. Semua pengalaman

itu membuat orangtua merasakan suatu perasaan

ketidakpastian.

Tiga tema diatas telah didapatkan satu struktur

penting yaitu ketidakpastian, sehingga ketidakpastian

wujud dari pengalaman kecemasan orangtua selama

anak di hospitalisasi. Di luar dari ketiga tema tersebut ada

beberapa makna yang bisa ditemukan lagi karena

Page 10: HASIL DAN PEMBAHASAN trasnkrip data wawancara dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6732/4/T1_462009043_BAB IV.pdf · 44 Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3 tahunkan

49

mengingat makna tersebut tidak banyak dialami oleh

semua partisipan maka peneliti akan memunculkannya

secara lebih rinci serta menangkap fenomena yang dapat

dilihat.. Makna yang dapat dilihat selain tiga tema yang

telah adalah harapan orangtua terhadap pendidikan

anaknya, pengalaman hospitalisasi pertama yang

dirasakan orangtua dan rasa kasihan/iba melihat kondisi

anaknya. Makna-makna di ataslah yang tidak dapat

digenaralisasikan untuk menjadi sebuah tema sehingga

tidak dimasukan kedalam pembahasan. Berikut ini adalah

maknan-makna lain di luar dari tiga tema yang telah ada

Tentang harapan orangtua kepada anaknya yang

dirumah karena aktivitas bersekolahnya terbengkalai

akibat ikut merawat adiknya yang sakit, sehingga

orangtua merasa cemas.

Kalau saudara di rumah enggak. Anak yang nomor

satu kadangkan sekolah e kacau kan kalau begini ya.

Sekolah anak-anak juga terlantar ini kan mau tes juga.

Anaknya ini sekarang pulang kerumah dulu, sekolah

sekarang kelas empat SD. Kemarin gak masuk, saya

suruh masuk sekolah karena kan mau tes ini. (P1).

Sedangkan untuk anak yang dengan usia sekolah tentu

saja orangtua harus memikirkan masa depan anaknya

disekolah agar anak dapat diberikan ijin dari pihak

sekolah.

Ia hari ini dia ijin sekolah dari hari jumat kemarin. (P3)

Page 11: HASIL DAN PEMBAHASAN trasnkrip data wawancara dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6732/4/T1_462009043_BAB IV.pdf · 44 Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3 tahunkan

50

Ketika anak mereka sakit untuk pertamakalinya tentu saja

orangtua merasa cemas dan takut karena hal itu tidak

pernah anak mereka alami sehingga ini merupakan

pengalaman yang baru buat orangtua.

Ya kalau kemarin, inikan baru pertama kali. Pertama

kali dia baru masuk rumah sakit. Walaupun kita orang

kesehatan juga tapikan tetap ada rasa cemas rasa

gimana? (P2)

Ehh…. cemas sih enggak…. gini ya. Ehm pertama kali

masuk ……..takutnya kan (partisipan menangis karena

terharu) dehidrasinya nanti dari ringan ke sedang nah

itu. (P7)

Orangtua mana yang tidak kasihan/iba melihat anaknya

terbaring sakit lemah, disuntik berkali-kali tentu saja

rasanya pasti sakit

Rasanya cemas sekali, sakit pokoknya lihat dipasang

selang nangis gitu ya, rasanya pokoknya gak karauan

lah mas. (P4)

Yang paling di cemaskan kalau disuntik itu pasti nangis

dan apa? susah untuk berhenti. Itu apa ya, lihat, lihat

(dengan terbata-bata) anaknya disuntik di ambil

darahnya rasanya itu miris gitu lho. (P5)

Orangtua semakin merasa kasihan melihat anaknya bila

anaknya tidak mau makan, orangtua akhirnya cemas

karena anak bisa saja mengalami dehidrasi.

Terus kecemasan yang kedua……….ndak mau

minum…..sama makan. (P7)

Page 12: HASIL DAN PEMBAHASAN trasnkrip data wawancara dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6732/4/T1_462009043_BAB IV.pdf · 44 Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3 tahunkan

51

4.3. Pembahasan

Tujuan dalam pembahasan ini untuk mendiskusikan

tentang interpretasi hasil yang didapatkan dari penelitian yang

berfokus pada pengalaman kecemasan orangtua pada saat

anak dirawat di rumah sakit.

Ketidakpastian begitulah yang terlihat pada orangtua

pada saat mengalami hospitalisasi. Hal ini membingungkan

orangtua ketika mereka mengalami kecemasan akan kondisi

anaknya yang belum membaik, kehadiran dokter yang mereka

tunggu dan biaya rumah sakit yang harus mereka penuhi.

Hal diatas juga dijelaskan oleh Wich dan Cristoph (1998)

mengungkapkan bahwa perasaan yang dialami oleh orangtua

terhadap hospitalisasi adalah hal yang berhubungan dengan

diagnosis anaknya, adanya pemisahan selama hospitalisasi,

ketidakpastian terhadap suatu kondisi serta ketakutan. Semua

itu menyebabkan orangtua merasa frustasi dan tidak berdaya

ketika melihat anakya menjalani sebuah prosedur. Orangtua

juga berkeluh tentang adanya konflik dengan beberapa staf,

hambatan dalam komunikasi, lingkungan rumah sakit yang

asing dan kebijakan yang tidak fleksibel. Ketidakpastian ini

menyebabkan orangtua merasa cemas dan ketakutan ketika

mereka berada diruang rawat inap menunggu perkembangan

Page 13: HASIL DAN PEMBAHASAN trasnkrip data wawancara dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6732/4/T1_462009043_BAB IV.pdf · 44 Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3 tahunkan

52

anaknya dan menunggu kehadiran dokter yang mereka tidak

tahu kapan akan datang.

Penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Finvold (2010), di

Norwegia yang bertujuan untuk melihar reaksi orangtua ketika

menuggu hasil diagnosis anaknya. menemukan bahwa

ketidakpastian yang diungkapkan oleh orangtua karena

mereka tidak mampu memahami gejala penyakit anak mereka

dan adanya kemampuan dokter yang terbatas dalam

menentukan diagnosa. Mereka menemukan kesulitan atas

jawaban tersebut, dalam keseharian orangtua tidak bisa

memprediksi apa yang terjadi dengan anaknya sehingga

orangtua merasakan ketidakpastian.

Menurut Meskhani & Bavarian (2005) ada beberapa faktor

seperti ketidakpastian tentang penyakit anak dan

kesembuhannya, kekuatiran tentang informasi yang diberikan

oleh pengasuh, rasa takut, dan rasa bersalah menganggu

peran orangtua dan memungkinkan orangtua dapat mengalami

penderitaan dan kecemasan, dan terkadang membuat

kesalahan. Ketidakastian berhubungan dengan diagnosis dan

informasi prognosis yang terbatas dapat menjadikan

pengalaman yang negatif. Orangtua merasakan ketidakpastian

Page 14: HASIL DAN PEMBAHASAN trasnkrip data wawancara dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6732/4/T1_462009043_BAB IV.pdf · 44 Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3 tahunkan

53

karena tidak memiliki kontrol terhadap situasi yang terjadi

(Lipinski, Lipinski, Biesecker & Biesecker, 2006).

Dalam penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh Ryan,

Rachelle, Fedelle, Wagner, Channey & Mullins (2011), di

rumah sakit pendidikan bagian barat daya Amerika Serikat

Mencari hubungan tentang kapasitas ayah mengasuh anak

rasa akan adanya ketidakpastian penyakit kaum muda dengan

penyakit kronis. Adanya hubungan stres pada ayah terhadap

kerentanan penyakit dan ketidakpastiaan penyakit. Ayah

menjadi stres karena adanya kenyataan yang berlawanan

dengan harapan, sementara overprotektif ayah tidak

berhubungan dengan ketidakpastian penyakit. Hal ini menjadi

sangat penting agar ayah dapat menyesuaikan diri dengan

penyakit kronis yang dialami oleh anaknya. Secara klinis ayah

tidak boleh diabaikan ketika kesehatan professional melakukan

penilaian psikosoisal berbasis bukti dan intervensi.

Kenyataanya intervensi yang berbasis pada keluarga

menunjukkan keberhasilan dalam mengurangi hasil yang tidak

diinginkan pada populasi anak yang menderita penyakit kronis.

Page 15: HASIL DAN PEMBAHASAN trasnkrip data wawancara dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6732/4/T1_462009043_BAB IV.pdf · 44 Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3 tahunkan

54

Terkait penyakit kronis pada penelitian di atas juga

didukung dengan penelitian di berbagai klinik yang ada barat

daya Amerika Serikat oleh Page, Fedelle, Pai, Anderson,

Wolfe-Christensen, Ryan & Mullins (2011). Untuk mengetahui

tentang adanya pengaruh gejala depresi pada anak yang

mencari hubungan ibu dan anak terhadap ketidakpastian

penyakit pada anak despressive simtomatologi. Mereka

menemukan bahwa ibu pertama kali mengalami ketidakpastian

yang berhubungan langsung dengan gejala ketidakpastian

anak.

Steele, Aylward, Jensen & Wu (2009) melakukan studi

kuantitafif di rumah sakit dengan anak-anak yang menerima

transplantasi di daerah Barat daya Amereka Serikat. Ingin

mengetahui orangtua dan remaja laporan ketidakpastian

penyakit: asosiasi pada distres dan fungsi psikososial antara

peneriman hati dan transplantasi ginjal Dengan hasil bahwa

remaja merasakan adanya ketidakpastian dan perasaan

cemas mengenai penerimaan hati dan trasnplantasi. Dimana

rasa ketidakpastian itu lebih tinggi dialami oleh remaja laki-laki

dibandingkan dengan remaja perempuan. Ketidakpastian

orangtua berkaitan dengan keseluruhan fungsi perilaku, fungsi

adaptif, dan masalah internalisasi, Mereka menyarankan

Page 16: HASIL DAN PEMBAHASAN trasnkrip data wawancara dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6732/4/T1_462009043_BAB IV.pdf · 44 Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3 tahunkan

55

bahwa ketidakpastian penyakit perlu dilakukan intervensi

pendidikan untuk mengurangi ketidakpastian akan dapat

bermamfaat bagi keluarga. Secara keseluruhan temuan Steele,

dkk (2009) menyoroti pentingnya cara penyampaian informasi

kepada remaja dan keluarga, bukan hanya pada saat

transpalasi, tetapi selama perawataan juga. Pendidikan

ditingkatkan tentang pasca-transplantasi tindak lanjut

perawatan, mungkin termasuk informasi tentang pemulihan

pasca transplantasi,. serta sebagai stategi komunikasi yang

efektif dengan staf medis, yang dapat meningkatkan fungsi

psikososial anak dalam tahun-tahun setelah transpalasi.

Menekankan bahwa semua anggota keluarga perlu menerima

dukungan yang memadai (informasi) untuk mengidentifikasi

pasien agar menyesuaikan diri secara optimal.

Pembahasan di atas lebih menekankan perlu adanya

intervensi kepada keluarga yang terbukti berhasil dalam

meminimalkan perasaan ketidakpastian pada penyakit dan

kondisi anak. Adanya dukungan dalam bentuk informasi

menjadi sangat penting bagi orangtua dimana informasi

tersebut dapat memberikan ketenangan dan kepastian untuk

orangtua terhadap kondisi yang terjadi pada anaknya

Page 17: HASIL DAN PEMBAHASAN trasnkrip data wawancara dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6732/4/T1_462009043_BAB IV.pdf · 44 Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3 tahunkan

56

Yang dapat dilakukan oleh perawat dalam memberikan

informasi kepada orang tua adalah melalui pelaksanaan

perencanaan pulang/discharge planning. Selanjutnya

pelaksanaan discharge planning sebaiknya dipantau dan

dievaluasi secara teratur oleh kepala ruang. Bagi pendidikan

dapat melihat hal diatas bahwa orangtua sangat membutuhkan

informasi selama di ruang rawat inap dan dapat mengadakan

seminar mengenai penyampaian informasi kepada orangtua

menggunakan komunikasi terapuetik. Maka bagi pendidikan

perlu untuk meningkatkan komunikasi yang terapuetik sebagai

bekal ketika berada di klinik nantinya dalam menyampaikan

informasi dan mempersiapkan discharge planning pada

orangtua yang lebih baik pada masa yang akan datang. Bagi

peneliti yang akan datang dapat meneliti mengenai kecemasan

orangtua selama rawat inap dengan anak yang menderita

penyakit kronis. Bagi orangtua dapat mencari sumber

informasikan dan menceritakan perasaan kepada perawat

selama di rumah sakit serta menjalankan discharge planning

yang telah dijelaskan oleh perawat.

Page 18: HASIL DAN PEMBAHASAN trasnkrip data wawancara dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6732/4/T1_462009043_BAB IV.pdf · 44 Apa itu, anakan baru umur 3 tahun, kalau umur 3 tahunkan

57

4.4. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan hanya pada orangtua yang mempunyai

anak dengan penyakit akut. Mungkin juga perlu

dilakukan/diperluas penelitian tentang kecemasan orangtua

dengan anak yang mengalami penyakit kronis dan terminal.

Secara teknis hambatan lain pada penelitian ini adalah

kesulitan untuk mencari partisipan yang anaknya baru pertama

kali dirawat di rumah sakit dengan penyakit akut. Peneliti juga

membutuhkan waktu yang lama menunggu jawaban dari rumah

sakit untuk mendapatkan ijin penelitian. Kemudian kendala

bahasa menjadi hambatan ketika berkomunikasi karena peneliti

harus memilih partisipan yang mampu memahami dan

mengerti serta berbicara menggunakan bahasa Indonesia.