hasil dan pembahasan hasil penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... ·...

46
42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data penelitian yang terjaring menggunakan seluruh instrumen penelitian dikelompokkan menjadi lima data utama berdasarkan pertanyaan penelitian. Bagian pertama menjelaskan pengembangan perangkat penilaian asesmen kesulitan belajar siswa. Bagian kedua, menjelaskan penerapan asesmen kesulitan belajar siswa. Bagian ketiga dikemukakan kelebihan dan kendala yang muncul dari penerapan asesmen kesulitan belajar siswa. Bagian keempat dikemukakan kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan asesmen kesulitan belajar siswa. Pada bagian terakhir, menjelaskan tanggapan guru tentang penerapan asesmen kesulitan belajar siswa. 1. Pengembangan Perangkat Penilaian Asesmen Kesulitan Belajar Siswa Pengembangan perangkat penilaian asesmen kesulitan belajar terdiri dari dua bagian. Bagian pertama tentang pengembangan perangkat penilaian tes dan bagian kedua tentang pengembangan perangkat penilaian nontes. a. Pengembangan Perangkat Penilaian Tes 1) Pengembangan Soal Essay Studi kurikulum yang dilakukan dengan menganalisis berbagai SK dan KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester genap dan dianggap sulit oleh siswa, maka ditentukanlah sebuah SK yaitu

Upload: buikhanh

Post on 02-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data penelitian yang terjaring menggunakan seluruh instrumen penelitian

dikelompokkan menjadi lima data utama berdasarkan pertanyaan penelitian.

Bagian pertama menjelaskan pengembangan perangkat penilaian asesmen

kesulitan belajar siswa. Bagian kedua, menjelaskan penerapan asesmen kesulitan

belajar siswa. Bagian ketiga dikemukakan kelebihan dan kendala yang muncul

dari penerapan asesmen kesulitan belajar siswa. Bagian keempat dikemukakan

kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan asesmen kesulitan belajar

siswa. Pada bagian terakhir, menjelaskan tanggapan guru tentang penerapan

asesmen kesulitan belajar siswa.

1. Pengembangan Perangkat Penilaian Asesmen Kesulitan Belajar Siswa

Pengembangan perangkat penilaian asesmen kesulitan belajar terdiri dari

dua bagian. Bagian pertama tentang pengembangan perangkat penilaian tes dan

bagian kedua tentang pengembangan perangkat penilaian nontes.

a. Pengembangan Perangkat Penilaian Tes

1) Pengembangan Soal Essay

Studi kurikulum yang dilakukan dengan menganalisis berbagai SK dan

KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

genap dan dianggap sulit oleh siswa, maka ditentukanlah sebuah SK yaitu

Page 2: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

43

memahami keanekaragaman makhluk hidup, dengan KD yaitu mengklasifikasikan

makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki.

Berdasarkan hasil studi kurikulum, kemudian dipilih subkonsep yang

merupakan bagian dari konsep keanekaragaman makhluk hidup, yaitu tentang

keanekaragaman tumbuhan. Berdasarkan subkonsep keanekaragaman tumbuhan

kemudian diuraikan submateri dan analisis materinya yang kemungkinan besar

dianggap sulit oleh siswa. Submateri-submateri tersebut meliputi dasar klasifikasi

makhluk hidup, Kingdom Plantae, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan

tumbuhan berbiji. Adapun rincian submateri dan analisis materi tersebut

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A.1.

Submateri-submateri yang telah dianalisis kemudian diuraikan ke dalam

indikator-indikator yang memang banyak dianggap sulit oleh siswa. Indikator

yang diuraikan sebanyak 20 macam indikator. Rincian lengkapnya seperti dalam

Lampiran A.2, dengan proporsi sebagai berikut: empat indikator pada dasar

klasifikasi makhluk hidup, dua indikator pada Kingdom Plantae, empat indikator

pada tumbuhan lumut, lima indikator pada tumbuhan paku, dan lima indikator

pada tumbuhan berbiji.

Berdasarkan indikator-indikator yang telah dirumuskan, kemudian dibuat

kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal ini sangat penting agar proporsi soal yang dibuat

mencakup semua materi dan sesuai dengan tingkat kognitif berdasarkan

Taksonomi Bloom revisi. Tingkat kognitif soal yang digunakan terdiri dari C1

(mengingat) dan C2 (mengerti), karena sesuai dengan tuntutan KD minimal bagi

Page 3: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

44

siswa dalam pencapaian KKM di sekolah. Kisi-kisi soal tersebut dimuat dalam

Tabel 4.1:

Tabel 4.1 Kisi-kisi Soal Essay Subkonsep Klasifikasi Tumbuhan

No Submateri C1 C2 Jumlah 1 Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup 2 2 4 2 Kingdom Plantae 0 2 2 3 Tumbuhan Lumut 0 4 4 4 Tumbuhan Paku 0 5 5 5 Tumbuhan Berbiji 0 5 5

Jumlah 2 18 20 Berdasarkan Tabel 4.1, jumlah soal yang dibuat yaitu berjumlah 20 butir,

dengan proporsi jumlah soal untuk setiap submateri yaitu dasar klasifikasi

makhluk hidup empat butir (20%), Kingdom Plantae dua butir (10%), tumbuhan

lumut empat butir (20%), tumbuhan paku lima butir (25%), dan tumbuhan berbiji

lima butir (25%). Tingkat kognitif soal terdiri dari C1 (mengingat) sebanyak dua

butir (10%) dan C2 (mengerti) sebanyak 18 butir (90%).

Berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat, kemudian disusun satu buah

soal essay untuk setiap indikator. Penyusunan soal agar memudahkan maka

dibuatlah tabel spesifikasi soal, seperti pada Lampiran A.3. Soal yang dibuat

berjumlah 20 butir soal essay. Rincian soal essay beserta indikator dan jenjang

kognitifnya selengkapnya terdapat dalam Lampiran A.4.

Soal essay yang telah dibuat kemudian divalidasi atau di-judgement oleh

dosen ahli sebelum diujicobakan ke siswa. Ketika kegiatan validasi soal, terdapat

beberapa kesalahan atau kekurangan yang terdapat pada soal yang telah dibuat

dan harus diperbaiki, seperti yang dirangkum pada Tabel 4.2:

Page 4: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

45

Tabel 4.2 Kesalahan yang terdapat pada Soal Essay Ketika Divalidasi

No Kesalahan atau Kekurangan Rekomendasi Perbaikan 1 Ketidaksesuaian antara indikator yang terdapat pada

soal dengan jenjang kognitifnya, seperti soal yang sebenarnya berupa hafalan (C1) tetapi jenjang kognitifnya mengerti (C2).

Indikator soal yang berupa hafalan jenjang kognitif yang seharusnya adalah C1 (mengingat)

2 Tidak ada soal yang menanyakan karakteristik pergiliran keturunan tumbuhan lumut dan paku, namun yang ada adalah menggambarkan bagan pergiliran keturunan tumbuhan lumut dan paku.

Menggantinya dengan soal yang menanyakan tentang karakteristik pergiliran keturunan tumbuhan lumut dan paku

3 Kurangnya soal yang memuat gambar tumbuhan, seperti soal yang menanyakan perbedaan antara tumbuhan paku dengan tumbuhan berbiji.

Menampilkan gambar tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji agar siswa dapat membedakannya dengan melihat langsung gambar.

4 Soal yang ditanyakan tidak setara, ada yang ditingkat kingdom, ada pula yang ditingkat ordo dan familia.

Soal yang ditanyakan harus setara, sebaiknya hanya pada tingkat kingdom, divisi, dan kelas saja.

Kesalahan atau kekurangan yang terdapat pada soal kemudian diperbaiki,

setelah selesai diperbaiki lalu divalidasi kembali oleh dosen ahli. Soal yang telah

divalidasi dan dinyatakan baik, yang keseluruhannya berjumlah 20 butir soal,

sebelum diujicobakan terlebih dahulu dikelompokkan menjadi dua, masing-

masing berjumlah 10 butir soal dan indikator untuk setiap soal berbeda, seperti

dalam Lampiran A.5. Pembagian soal ini dimaksudkan agar siswa tidak merasa

jenuh dalam mengerjakan soal yang terlalu banyak. Kedua kelompok soal tersebut

kemudian diujicobakan kepada siswa kelas VII H.

2) Pelaksanaan Uji Coba Soal Essay

Pelaksanaan uji coba soal essay dilakukan di Kelas VII H yang jumlah

seluruh siswanya pada kelas tersebut sebanyak 40 orang, pada pengujicobaan soal

ini satu kelas dibagi menjadi dua, 20 orang mengerjakan soal bagian A dan

Page 5: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

46

sisanya mengerjakan soal bagian B. Waktu mengerjakan soal ini selama satu jam

yang dilaksanakan setelah jam pelajaran di sekolah berakhir. Ketika

pelaksanaannya terdapat beberapa catatan penting yang dirangkum dalam Tabel

4.3:

Tabel 4.3 Catatan Penting Pelaksanaan Uji Coba Soal Essay

No Aspek Identifikasi Masalah 1 Waktu Waktu pelaksanaan setelah jam pelajaran di sekolah berakhir, hal

ini membuat siswa kurang dapat berkonsentrasi dengan baik dalam mengerjakan soal, karena mereka sudah ingin cepat pulang sehingga terkesan terburu-buru dalam menjawab soal.

2 Setting Kelas

Siswa duduk berdua dalam satu meja, sehingga mendorong peluang untuk saling menyontek. Hal ini terlihat dari banyaknya jawaban soal yang sama antara siswa yang satu dengan yang lainnya.

3 Pengawasan Peneliti kurang tegas dalam mengawasi siswa sehingga membuka peluang yang lebih besar kepada siswa untuk dapat menyontek kepada temannya.

4 Soal Soal essay yang diujicobakan menurut siswa sulit, sehingga mereka menjawabnya kurang tepat karena menebak jawaban, dan terdapat beberapa soal yang tidak dijawab (kosong).

5 Siswa Tidak semua siswa mengerjakan soal yang diberikan, pada soal bagian A hanya dikerjakan oleh empat orang siswa dan soal bagian B dikerjakan oleh 13 orang siswa.

Berdasarkan Tabel 4.3, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan uji

coba soal essay terdapat beberapa kendala, seperti masalah waktu yang kurang

efektif, setting kelas yang kurang baik, pengawasan yang kurang tegas, siswa

menjawab soal dengan menebak karena soalnya sulit, dan tidak semua siswa

mengerjakan soal yang diberikan.

3) Hasil Analisis Butir Soal Essay

Hasil jawaban siswa kemudian dihitung skornya dan dianalisis reliabilitas,

validitas, dan tingkat kesukarannya menggunakan program komputer Anatest.

Page 6: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

47

Hasil perolehan skor siswa dan analisis kuantitatifnya untuk soal essay bagian A

selengkapnya disajikan pada Lampiran B.1 dan B.2.

Skor tertinggi yang diperoleh siswa setelah mengerjakan soal essay bagian

A adalah 50 dan skor terendah 34. Adapun skor rata-ratanya yaitu 42,25. Hasil ini

menandakan bahwa seluruh siswa yang mengerjakan soal essay bagian A tidak

ada yang memperoleh nilai diatas KKM yang batas minimalnya adalah 70. Oleh

karena itu, hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar

dalam memahami konsep klasifikasi tumbuhan.

Kesulitan siswa terlihat dari rendahnya perolehan skor pada soal nomor 5,

6, 8, dan 9. Soal nomor 5 berhubungan dengan indikator menjelaskan ciri khas

pergiliran keturunan tumbuhan lumut, nomor 6 dengan indikator membedakan

daun fertil dan daun steril pada tumbuhan paku, nomor 8 indikatornya ialah

menjelaskan dasar pengelompokan divisi tumbuhan lumut, dan soal nomor 9 yang

indikatornya adalah mengelompokan tumbuhan berdasarkan ciri-ciri yang

dimiliki. Jadi, keempat indikator tersebut adalah indikator yang termasuk sulit

dipahami oleh siswa.

Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas untuk

soal essay bagian A yaitu 0,21 (tergolong rendah) dan validitas soal adalah 0,12

(tergolong sangat rendah). Proporsi tingkat kesukaran soal adalah soal mudah

berjumlah dua butir (20%), soal sedang dua butir (20%), dan soal sukar enam

butir (60%).

Pada soal essay bagian B, hasil perolehan skor siswa dan analisis

kuantitatifnya untuk soal essay bagian B selengkapnya disajikan pada Lampiran

Page 7: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

48

B.3 dan B.4. Hasil perolehan skor siswa setelah mengerjakan soal essay bagian B

yaitu nilai terbesar dan nilai rata-ratanya lebih besar bila dibandingkan dengan

perolehan skor pada soal essay bagian A. Nilai tertinggi pada soal bagian ini

adalah 77 dan nilai terendahnya 32, sedangkan nilai rata-ratanya adalah 46,31.

Hasil ini menunjukkan bahwa siswa yang mengerjakan soal bagian B sebagian

besar mengalami kesulitan belajar dalam memahami konsep klasifikasi tumbuhan.

Kesulitan siswa dapat terlihat dari adanya soal yang kosong (tidak

dikerjakan), yaitu soal nomor 1, 4, 7, 8, 9, dan 10. Indikator-indikator yang sulit

dipahami oleh siswa pada soal tersebut secara berurutan yaitu menjelaskan dasar

pengelompokan makhluk hidup, membedakan alat perkembangbiakan pada

tumbuhan lumut, menjelaskan karakteristik pergiliran keturunan tumbuhan paku,

menjelaskan pengertian tumbuhan biji, mengidentifikasi perbedaan tumbuhan biji

terbuka dan biji tertutup, dan menjelaskan ciri tumbuhan monokotil.

Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas dan

validitas untuk soal essay bagian B jauh lebih besar bila dibandingkan dengan

tingkat reliabilitas dan validitas pada soal essay bagian A. Tingkat reliabilitas

untuk soal bagian ini yaitu sebesar 0,98 (tergolong sangat tinggi), sedangkan nilai

validitas untuk soal bagian ini yaitu sebesar 0,95 (tergolong sangat tinggi).

Proporsi tingkat kesukaran soal bagian B lebih merata bila dibandingkan dengan

soal bagian A. Soal dengan kategori mudah berjumlah tiga butir (30%), soal

sedang empat butir (40%), dan soal dengan kategori sukar berjumlah tiga butir

(30%).

Page 8: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

49

4) Pengembangan Soal Pilihan Ganda

Kisi-kisi soal dan indikator yang digunakan dalam penyusunan soal

pilihan ganda mengacu pada kisi-kisi soal dan indikator yang digunakan dalam

penyusunan soal essay. Distraktor/pengecoh jawaban yang digunakan sebagian

disusun dari hasil jawaban siswa hasil pengerjaan soal essay, dengan dimaknai

terlebih dahulu, karena banyak jawaban siswa yang tidak sesuai dengan yang

diharapkan atau diluar konteks, dan sebagian lagi diambil dari buku mata

pelajaran yang biasa digunakan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Penyusunan soal pilihan ganda agar memudahkan menggunakan tabel spesifikasi

soal, seperti pada Lampiran B.5.

Soal pilihan ganda yang telah selesai disusun, sebelum diujicobakan

kepada siswa soal tersebut di-judgement terlebih dahulu kepada dosen ahli. Hasil

judgement menunjukkan bahwa soal-soal tersebut masih terdapat kesalahan atau

kekurangan, seperti yang dirangkum dalam Tabel 4.4:

Tabel 4.4 Kesalahan yang terdapat pada Soal Pilihan Ganda Ketika Divalidasi

No Kesalahan atau kekurangan Rekomendasi Perbaikan

1 Ketidaksesuaian antara indikator yang terdapat pada soal dengan jenjang kognitifnya, seperti soal yang sebenarnya berupa hafalan (C1) tetapi jenjang kognitifnya mengerti (C2).

Indikator soal yang berupa hafalan jenjang kognitif yang seharusnya adalah C1 (mengingat)

2 Pilihan jawaban yang tidak homogen, seperti ada yang memuat nama spesies, genus, dan divisi. Disamping itu ada pilihan jawaban yang panjangnya tidak sama.

Pilihan jawaban harus homogen, bila nama divisi semuanya harus nama divisi, dan panjangnya harus sama.

3 Gambar tumbuhan yang ditampilkan tidak memperlihatkan habitusnya secara utuh.

Gambar tumbuhan yang ditampilkan habitusnya harus utuh, terlihat bagian akar, batang, daun, dan bunganya.

Page 9: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

50

No Kesalahan atau kekurangan Rekomendasi Perbaikan

4 Ada soal yang memuat tentang struktur tumbuhan, bukan tentang klasifikasi tumbuhan.

Fokus pada soal yang berkaitan dengan klasifikasi tumbuhan.

5 Jumlah titik diakhir soal yang tidak konsisten, ada yang empat atau lima.

Jumlah titik diakhir soal harus konsisten, jika empat maka semuanya harus empat pula.

Semua kekurangan tersebut diperbaiki dan setelah divalidasi kembali serta

dinyatakan baik, soal pilihan ganda yang berjumlah 19 butir selengkapnya

terdapat pada lampiran A.6, diujicobakan kepada siswa kelas VII I.

5) Pelaksanaan Uji Coba Soal Pilihan Ganda

Pelaksanaan uji coba soal pilihan ganda ini dilakukan pada waktu jam

pelajaran IPA. Ketika pelaksanaannya terdapat beberapa catatan penting yang

dirangkum dalam Tabel 4.5:

Tabel 4.5 Catatan Penting Pelaksanaan Uji Coba Soal Pilihan Ganda

No Aspek Identifikasi Masalah 1 Waktu Waktu pelaksanaan ketika jam pelajaran IPA dan siswa tidak

terburu-buru dalam menjawab soal. 2 Setting Kelas Siswa duduk berdua dalam satu meja dan mendorong peluang

untuk saling menyontek. Hal ini terlihat dari banyaknya jawaban soal yang sama antara siswa yang satu dengan yang lainnya.

3 Pengawasan Kurang tegasnya peneliti dalam mengawasi siswa sehingga membuka peluang yang lebih besar kepada siswa untuk dapat menyontek kepada temannya.

4 Soal Soal pilihan ganda yang diujicobakan menurut siswa sulit, sehingga mereka menjawabnya kurang tepat karena menebak jawaban, dan terdapat beberapa soal yang tidak dijawab (kosong).

5 Siswa Beberapa siswa ada yang mengobrol dan membuat kegaduhan sehingga membuat siswa lain terganggu konsentrasinya.

Berdasarkan Tabel 4.5, ada beberapa kejadian penting yang muncul dalam

pelaksanaan uji coba soal pilihan ganda ini. Kejadian-kejadian penting tersebut

Page 10: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

51

diantaranya adalah waktu pelaksanaan uji coba yang lebih efektif dan efisien bila

dibandingkan dengan pelaksanaan uji coba soal essay. Namun, masih terjadi

kegiatan saling kerja sama karena posisi duduk siswa yang berdua dalam satu

meja, hal ini diperparah dengan masih kurang tegasnya pengawasan. Soal yang

sulit menurut mereka masih menjadi kendala dan mendorong siswa menjawab

soal dengan menebak dan bahkan ada soal yang tidak dijawab. Hambatan lain

juga muncul dengan kondisi kelas yang gaduh karena ada siswa yang mengobrol

dan mengganggu siswa lain yang serius mengerjakan soal.

6) Hasil Analisis Butir Soal Uji Coba Pilihan Ganda

Hasil jawaban siswa kemudian dihitung skornya dan dianalisis reliabilitas,

validitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya menggunakan program

komputer Anatest. Hasil perolehan skor siswa dan analisis kuantitatifnya untuk

hasil uji coba soal pilihan ganda selengkapnya disajikan pada Lampiran B.6 dan

B.7.

Pada perolehan skor hasil uji coba soal pilihan ganda, jumlah jawaban

benar terbesar yang diperoleh siswa adalah 12 (skor 63,16) dan jumlah jawaban

benar terendahnya adalah 4 (skor 21,05) dari 19 butir soal. Skor rata-ratanya

adalah 7,64 (skor 40,21). Hasil tersebut menunjukkan bahwa uji coba soal ini

dapat mendeteksi kesulitan belajar siswa, dengan rendahnya perolehan skor siswa,

karena semua siswa yang mengikuti kegiatan uji coba tidak ada yang memperoleh

nilai diatas KKM.

Kesulitan yang dialami siswa terlihat dengan adanya soal yang memiliki

perolehan skor benar terendah, seperti soal nomor 9, 12, dan 17. Hal ini

Page 11: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

52

menandakan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami indikator yang

terkandung dalam soal tersebut. Indikator-indikator tersebut secara berurutan yaitu

menjelaskan ciri khas pergiliran keturunan tumbuhan lumut, membedakan daun

fertil dan daun steril pada tumbuhan paku, dan mengidentifikasi perbedaan ciri

tumbuhan biji terbuka dan biji tertutup.

Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas soal

pilihan ganda hasil uji coba yaitu 0,74 (tergolong tinggi), sedangkan untuk

validitas soal adalah 0,59 (tergolong cukup). Daya pembeda soal adalah yang

tergolong jelek 36,84%, cukup 10,53%, baik 42,11%, dan baik sekali 10,53%.

Proporsi tingkat kesukaran pada soal tersebut adalah soal mudah 5,26%, sedang

63,18%, dan sukar 31,58%.

b. Pengembangan Perangkat Penilaian Nontes

1) Pengembangan Angket Terbuka

Selain menyusun perangkat penilaian tes, disusun pula perangkat penilaian

nontes, yaitu berupa angket. Pada penyusunan angket, terlebih dahulu dibuat

angket terbuka, kisi-kisi angket terbuka terdiri dari enam aspek yang mengungkap

faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar siswa, selengkapnya

disajikan pada Lampiran A.7. Setiap aspek-aspek tersebut kemudian dirumuskan

dua hingga empat indikator, dan berdasarkan indikator tersebut dibuat satu buah

pertanyaan yang semuanya berjumlah 21 butir. Format pertanyaan angket terbuka

selengkapnya terdapat pada Lampiran A.8.

Angket terbuka yang telah dibuat kemudian divalidasi oleh dosen ahli.

Hasil validasi menunjukkan terdapat kesalahan atau kekurangan yang terdapat

Page 12: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

53

pada pertanyaan angket terbuka. Kesalahan atau kekurangan tersebut dirangkum

pada Tabel 4.6:

Tabel 4.6 Kesalahan atau Kekurangan yang terdapat pada Pertanyaan Angket Terbuka Hasil Validasi Dosen

No Kesalahan atau kekurangan Rekomendasi Perbaikan 1 Tidak menanyakan media apa yang

digunakan guru. Menanyakan media apa yang digunakan guru.

2 Tidak menanyakan apakah guru menggunakan media spesimen tumbuhan asli

Menanyakan apakah guru menggunakan media spesimen tumbuhan asli

3 Tidak menanyakan apakah ada tugas yang diberikan guru

Menanyakan apakah ada tugas yang diberikan guru

4 Tidak menanyakan apakah pembelajaran klasifikasi tumbuhan menggunakan kunci determinasi

Menanyakan apakah pembelajaran klasifikasi tumbuhan menggunakan kunci determinasi

Kesalahan atau kekurangan yang muncul ketika kegiatan validasi

kemudian diperbaiki. Setelah diperbaiki, dilakukan validasi kembali dan setelah

dinyatakan baik, angket terbuka lalu diujicobakan kepada siswa kelas VII H.

2) Pelaksanaan Uji Coba Angket Terbuka

Kegiatan uji coba angket terbuka dilakukan setelah pelaksanaan uji coba

soal essay. Ketika pelaksanaan uji coba angket terdapat beberapa kejadian penting

seperti yang dirangkum dalam Tabel 4.7:

Tabel 4.7 Catatan Penting Pelaksanaan Uji Coba Angket Terbuka

No Aspek Identifikasi Masalah 1 Waktu Waktu pelaksanaan setelah uji coba soal essay membuat siswa

terburu-buru dalam mengisi angket terbuka karena ingin cepat pulang.

2 Pertanyaan angket

Ada beberapa pertanyaan angket terbuka yang tidak dimengerti oleh siswa sehingga ada jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan, bahkan ada beberapa yang dibiarkan kosong.

3 Siswa Dari 40 orang siswa hanya 18 orang saja yang mengisi angket terbuka, karena mereka sudah banyak yang pulang setelah mengerjakan uji coba soal essay.

Page 13: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

54

Berdasarkan Tabel 4.7, ada beberapa kejadian penting yang terjadi selama

kegiatan uji coba angket terbuka. Kejadian penting tersebut diantaranya yaitu

waktu pelaksanaan yang dilakukan setelah pengerjaan uji coba soal essay, hal ini

dirasa kurang efektif dan efisien karena siswa sudah ingin pulang sehingga

mereka mengerjakannya dengan terburu-buru. Pertanyaan yang terdapat pada

angket terbuka ada yang kurang dimengerti maksudnya sehingga ada jawaban

yang tidak sesuai dengan yang diminta, bahkan ada beberapa soal yang kosong.

Siswa yang mengerjakan uji coba angket terbuka hanya 18 orang dari total 40

orang siswa, hal ini karena sebagian besar dari mereka sudah tidak sabar ingin

cepat pulang setelah mengerjakan uji coba soal essay.

3) Analisis Hasil Uji Coba Angket Terbuka

Hasil jawaban angket terbuka cukup mengungkap faktor-faktor yang

mempengaruhi siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep klasifikasi

tumbuhan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.8. Hasil angket

diantaranya dapat mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan juga

kendala-kendala yang dihadapi. Pada umumnya siswa menyatakan bahwa

kegiatan pembelajaran klasifikasi tumbuhan dilakukan melalui kegiatan

praktikum. Beberapa kendala yang dialami siswa selama kegiatan praktikum dan

menyebabkan mereka kesulitan dalam mempelajari konsep klasifikasi tumbuhan

disajikan dalam grafik pada Gambar 4.1:

Page 14: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

55

11.11% 11.11%

5.56%

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

Sulit

membawa

tumbuhan

yang

ditugaskan

Guru

menerangkan

materi terlalu

cepat

Banyak siswa

yang

mengobrol

Gambar 4.1 Grafik Kendala yang Dialami Siswa selama Kegiatan Praktikum Klasifikasi Tumbuhan.

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.1, kendala yang dialami siswa selama

kegiatan praktikum klasifikasi tumbuhan yaitu sebagian kecil karena sulit

membawa tumbuhan yang ditugaskan guru (11,11%), guru menerangkan materi

terlalu cepat (11,11%), dan banyak siswa yang mengobrol (5,56%). Hal ini tentu

saja membuat siswa kurang dapat mengikuti kegiatan pembelajaran praktikum

klasifikasi tumbuhan dengan baik, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam

mempelajarinya.

4) Pengembangan Angket Tertutup

Setelah menganalisis hasil jawaban angket terbuka, kemudian disusun

angket tertutup berdasarkan kisi-kisi angket terbuka dan ditambah dua aspek

(minat siswa terhadap konsep klasifikasi tumbuhan dan klasifikasi tumbuhan

termasuk konsep sulit), sehingga kisi-kisi angket tertutup semuanya terdiri dari

delapan aspek yang selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A.9. Pertanyaan

pada angket tertutup menggunakan pilihan jawaban yang berasal dari jawaban

Page 15: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

56

hasil uji coba angket terbuka yang telah dimaknai terlebih dahulu. Agar

memudahkan maka dalam penyusunannya dibuat tabel spesifikasi penyusunan

angket tertutup seperti yang disajikan pada Lampiran B.9. Format pertanyaan

angket tertutup selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A.10.

Pertanyaan pada angket tertutup setelah disusun dan sebelum diujicobakan

divalidasi terlebih dahulu kepada dosen ahli. Setelah divalidasi terdapat beberapa

kesalahan atau kekurangan seperti yang dirangkum pada Tabel 4.8:

Tabel 4.8 Kesalahan atau Kekurangan yang terdapat pada Pertanyaan Angket Tertutup Hasil Validasi Dosen

No Kesalahan atau kekurangan Rekomendasi Perbaikan 1 Tidak menanyakan media apa

yang digunakan guru. Menanyakan media apa yang digunakan guru.

2 Pilihan jawaban yang digunakan tidak setara.

Pilihan jawaban yang digunakan harus setara.

3 Menggunakan kata-kata yang kurang baku.

Menggunakan kata-kata yang baku.

4 Tidak menanyakan siapa yang membuat dasar pengelompokan pada kunci determinasi.

Menanyakan siapa yang membuat dasar pengelompokan pada kunci determinasi, apakah siswa atau guru.

Kesalahan atau kekurangan yang muncul ketika kegiatan validasi

kemudian diperbaiki. Setelah diperbaiki, dilakukan validasi kembali dan setelah

dinyatakan baik, angket tertutup lalu diujicobakan kepada siswa kelas VII I.

5) Pelaksanaan Uji Coba Angket Tertutup

Kegiatan uji coba angket tertutup dilakukan setelah pelaksanaan uji coba

soal pilihan ganda. Ketika pelaksanaan uji coba angket tertutup terdapat beberapa

kejadian penting seperti yang dirangkum dalam Tabel 4.9:

Page 16: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

57

Tabel 4.9 Catatan Penting Pelaksanaan Uji Coba Angket Tertutup

No Aspek Identifikasi Masalah 1 Waktu Waktu pelaksanaan setelah uji coba soal pilihan ganda dan waktu

jam pelajaran IPA masih tersedia sehingga siswa tidak terburu-buru dalam mengerjakannya.

2 Pertanyaan angket

Pertanyaan angket tertutup cukup dimengerti oleh siswa karena disertai dengan pilihan jawaban sehingga jawaban yang diberikan sesuai dengan pertanyaan.

3 Siswa Dari 40 orang siswa semuanya mengisi angket tertutup, dan terlihat cukup antusias dalam menjawab pertanyaan yang terdapat dalam angket tersebut.

Berdasarkan Tabel 4.9, pelaksanaan uji coba angket tertutup di Kelas VII I

secara umum berlangsung dengan tertib dan lancar. Hal ini terlihat dari

antusiasnya siswa dalam mengerjakan angket tersebut, karena semua siswa yang

berjumlah 40 orang turut serta dalam menjawab setiap pertanyaan. Waktu

pelaksanaan pun cukup efisien dan efektif, karena kegiatan uji coba yang

dilaksanakan setelah uji coba soal pilihan ganda dan jam pelajaran IPA masih

berlangsung. Pertanyaan pada angket pun direspon dengan cukup baik karena

siswa sudah mengerti maksud dari setiap pertanyaan yang dilengkapi dengan

pilihan jawaban.

6) Analisis Hasil Uji Coba Angket Tertutup

Hasil jawaban uji coba angket tertutup dapat mengungkap faktor-faktor

yang menyebabkan siswa kesulitan dalam mempelajari konsep klasifikasi

tumbuhan secara lebih lengkap bila dibandingkan dengan hasil angket terbuka.

Hal ini karena dalam angket tertutup terdapat indikator tambahan yang

menanyakan apakah siswa menyukai konsep klasifikasi tumbuhan atau

menganggap sulit konsep klasifikasi tumbuhan, serta indikator-indikator dalam

konsep tersebut yang dianggap sulit oleh siswa. Hasil selengkapnya dapat dilihat

Page 17: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

pada Lampiran B.10. Beberapa hasil jawaban angket siswa dituangkan dalam

grafik pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3:

Gambar 4.2 Grafik Tanggapan Siswa yang Menyukai Konsep Klasifikasi Tumbuhan dan Menganggap Sulit Konsep Klasifikasi Tumbuhan.

Berdasarkan Grafik pada Gambar 4.2, tanggapan siswa mengenai apakah

mereka menyukai konsep klasifikasi tumbuhan atau tidak, yaitu

siswa (51,22%) kurang menyukai, hampir setengahnya (39,02%) menyukai, dan

sebagian kecil (9,76%) saja yang tidak menyukai konsep tersebut.

siswa mengenai sulitnya konsep klasifikasi tumbuhan, yaitu sebagian besar

(65,85%) menganggap cukup sulit, sebagian kecil (17,07%) menganggap sulit,

dan sebagian kecil (14,63%) yang lain menganggap bahwa konsep klasifikasi

tumbuhan sangat sulit.

pada Lampiran B.10. Beberapa hasil jawaban angket siswa dituangkan dalam

grafik pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3:

Gambar 4.2 Grafik Tanggapan Siswa yang Menyukai Konsep Klasifikasi Tumbuhan dan Menganggap Sulit Konsep Klasifikasi Tumbuhan.

Berdasarkan Grafik pada Gambar 4.2, tanggapan siswa mengenai apakah

mereka menyukai konsep klasifikasi tumbuhan atau tidak, yaitu

siswa (51,22%) kurang menyukai, hampir setengahnya (39,02%) menyukai, dan

sebagian kecil (9,76%) saja yang tidak menyukai konsep tersebut.

siswa mengenai sulitnya konsep klasifikasi tumbuhan, yaitu sebagian besar

ap cukup sulit, sebagian kecil (17,07%) menganggap sulit,

dan sebagian kecil (14,63%) yang lain menganggap bahwa konsep klasifikasi

tumbuhan sangat sulit.

58

pada Lampiran B.10. Beberapa hasil jawaban angket siswa dituangkan dalam

Gambar 4.2 Grafik Tanggapan Siswa yang Menyukai Konsep Klasifikasi Tumbuhan dan Menganggap Sulit Konsep Klasifikasi Tumbuhan.

Berdasarkan Grafik pada Gambar 4.2, tanggapan siswa mengenai apakah

mereka menyukai konsep klasifikasi tumbuhan atau tidak, yaitu sebagian besar

siswa (51,22%) kurang menyukai, hampir setengahnya (39,02%) menyukai, dan

sebagian kecil (9,76%) saja yang tidak menyukai konsep tersebut. Tanggapan

siswa mengenai sulitnya konsep klasifikasi tumbuhan, yaitu sebagian besar

ap cukup sulit, sebagian kecil (17,07%) menganggap sulit,

dan sebagian kecil (14,63%) yang lain menganggap bahwa konsep klasifikasi

Page 18: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

Gambar 4.3 Grafik Tanggapan Siswa Tentang Indikator pada Konsep Klasifikasi Tumbuhan yang dianggap sulit.

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.3, ada lima indikator yang dianggap

paling sulit untuk dapat dipahami siswa. Kelima indikator tersebut

atau hampir setengahnya indikator dalam menjelaskan karakteristik pergiliran

keturunan tumbuhan paku, 29,27% atau hampir setengahnya indikator dalam

menjelaskan dasar-dasar pengelompokan Kingdom Plantae, 29,27% atau hampir

setengahnya indikator dalam menjelaskan ciri khas pergiliran keturunan tumbuhan

lumut, 41,46% atau hampir setengahnya indikator dalam mendeskripsikan ciri

Kingdom Plantae, dan 43,90% atau hampir setengahnya indikator dalam

menjelaskan dasar pengelompokan

26.83%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

40.00%

45.00%

50.00%

Menjelaskan ciri

pergiliran keturunan

paku

Gambar 4.3 Grafik Tanggapan Siswa Tentang Indikator pada Konsep Klasifikasi Tumbuhan yang dianggap sulit.

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.3, ada lima indikator yang dianggap

paling sulit untuk dapat dipahami siswa. Kelima indikator tersebut

atau hampir setengahnya indikator dalam menjelaskan karakteristik pergiliran

keturunan tumbuhan paku, 29,27% atau hampir setengahnya indikator dalam

dasar pengelompokan Kingdom Plantae, 29,27% atau hampir

or dalam menjelaskan ciri khas pergiliran keturunan tumbuhan

lumut, 41,46% atau hampir setengahnya indikator dalam mendeskripsikan ciri

Kingdom Plantae, dan 43,90% atau hampir setengahnya indikator dalam

dasar pengelompokan divisi tumbuhan lumut.

29.27% 29.27%

41.46%

Menjelaskan ciri

pergiliran keturunan

Menjelaskan dasar

pengelompokan

Kingdom Plantae

Menjelaskan ciri

pergiliran keturunan

lumut

Mendeskripsikan ciri

Kingdom Plantae

59

Gambar 4.3 Grafik Tanggapan Siswa Tentang Indikator pada Konsep

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.3, ada lima indikator yang dianggap

paling sulit untuk dapat dipahami siswa. Kelima indikator tersebut yaitu 26,83%

atau hampir setengahnya indikator dalam menjelaskan karakteristik pergiliran

keturunan tumbuhan paku, 29,27% atau hampir setengahnya indikator dalam

dasar pengelompokan Kingdom Plantae, 29,27% atau hampir

or dalam menjelaskan ciri khas pergiliran keturunan tumbuhan

lumut, 41,46% atau hampir setengahnya indikator dalam mendeskripsikan ciri-ciri

Kingdom Plantae, dan 43,90% atau hampir setengahnya indikator dalam

43.90%

Mendeskripsikan ciri Menjelaskan dasar

pengelompokan

divisi tumbuhan

lumut

Page 19: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

60

7) Pengembangan Pedoman Wawancara Guru

Pedoman wawancara yang disusun untuk mengetahui tanggapan guru

mengenai pelaksanaan asesmen kesulitan belajar siswa, terdiri dari lima indikator,

indikator tersebut yaitu pendapat guru mengenai sulitnya konsep klasifikasi

tumbuhan, pengetahuan guru tentang asesmen kesulitan belajar, pengetahuan guru

tentang langkah-langkah penerapan asesmen kesulitan belajar, kelebihan

penerapan asesmen kesulitan belajar, dan kekurangan penerapan asesmen

kesulitan belajar

Pertanyaan wawancara yang disusun sebanyak dua buah untuk setiap

indikator yang telah dibuat. Format pedoman wawancara guru selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran A.13. Pedoman wawancara guru yang telah disusun

kemudian divalidasi atau di-judgement kepada dosen ahli. Kesalahan-kesalahan

yang terdapat pada pertanyaan wawancara setelah kegiatan validasi kemudian

diperbaiki sebelum digunakan.

2. Penerapan Asesmen Kesulitan Belajar Siswa

Perangkat penilaian yang telah dikembangkan kemudian diterapkan untuk

menilai kesulitan belajar siswa dalam mempelajari konsep klasifikasi tumbuhan.

Penerapan perangkat penilaian asesmen kesulitan belajar terdiri dari dua bagian.

Bagian pertama tentang penerapan perangkat penilaian tes dan bagian kedua

tentang penerapan perangkat penilaian nontes.

Page 20: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

61

a. Penerapan Perangkat Penilaian Tes

1) Instrumen Penilaian Tes

Perangkat penilaian tes berupa soal pilihan ganda yang telah

dikembangkan dan diujicobakan, selanjutnya diterapkan di Kelas VII C untuk

menilai kesulitan belajar siswa dalam mempelajari konsep klasifikasi tumbuhan.

Soal pilihan ganda hasil uji coba sebelum diterapkan terlebih dahulu diperbaiki

kekurangannya yang muncul setelah dianalisis secara kuantitaif, seperti

memperbaiki pengecoh yang kurang berfungsi dengan baik. Soal pilihan ganda

yang digunakan pada pelaksanaan penerapan asesmen kesulitan belajar dapat

dilihat pada Lampiran A.11.

Setelah selesai diperbaiki kemudian soal tersebut di-judgement kembali

dan setelah dinyatakan baik, soal tersebut kemudian dipakai untuk menerapkan

asesmen kesulitan belajar siswa. Penerapan soal ini dilakukan untuk menilai

kesulitan belajar yang dialami siswa dalam mempelajari konsep klasifikasi

tumbuhan.

2) Pelaksanaan Penerapan Perangkat Penilaian Tes

Pelaksanaan penerapan perangkat penilaian tes berupa soal pilihan ganda

dilakukan di Kelas VII C. Ketika pelaksanaannya terdapat beberapa kejadian

penting yang tercatat oleh peneliti. Kejadian-kejadian penting tersebut dirangkum

dalam Tabel 4.10:

Page 21: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

62

Tabel 4.10 Catatan Penting Pelaksanaan Penerapan Soal Pilihan Ganda

No Aspek Identifikasi Masalah 1 Waktu Pelaksanaan yang dilakukan setelah Ulangan Kenaikan Kelas

(UKK) membuat siswa kurang bersemangat dalam mengerjakan soal, karena mereka merasa sudah bebas.

2 Setting Kelas Posisi duduk siswa yang duduk berdua dalam satu meja membuat mereka saling bekerja sama dalam mengerjakan soal pilihan ganda.

3 Pengawasan Kurang tegasnya peneliti dalam mengawasi siswa yang mengerjakan soal membuat siswa semakin merasa bebas dalam melakukan perbuatan saling menyontek jawaban dalam mengisi soal yang diberikan.

4 Soal Soal yang diberikan menurut siswa sulit, sehingga mereka cenderung menebak jawaban dan bahkan ada soal yang dibiarkan kosong (tidak dijawab).

5 Siswa Konsentrasi siswa sedikit terganggu karena di lapangan sekolah waktu itu sedang ada perlombaan olahraga antar kelas dan situasinya sangat ribut, hal ini membuat siswa kurang dapat berkonsentrasi dengan baik dalam mengerjakan soal.

Berdasarkan Tabel 4.10, terjadi beberapa kejadian penting selama

pelaksanaan penerapan perangkat penilaian tes. Kejadian penting tersebut

diantaranya adalah waktu pelaksanaan yang kurang efektif, karena dilaksanakan

setelah UKK dan membuat siswa kurang bersemangat dalam mengerjakan soal.

Konsentrasi mereka juga terganggu karena situasi di luar kelas yang ribut. Setting

kelas yang kurang baik juga membuat siswa saling menyontek jawaban. Hal ini

didukung dengan lemahnya pengawasan yang dilakukan peneliti. Soal yang

menurut siswa dianggap sulit membuat mereka menebak jawaban dan bahkan ada

beberapa soal yang tidak dikerjakan.

3) Analisis Butir Soal Hasil Pelaksanaan Penerapan Perangkat Penilaian Tes

Hasil jawaban siswa kemudian dihitung perolehan skornya. Hasil

perolehan skor selengkapnya disajikan pada Lampiran B.11. Dari 19 butir soal,

jumlah jawaban yang benar terbesar adalah 12 (skor 63,16) dan yang terkecil

Page 22: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

63

adalah 5 (skor 26,32), sedangkan untuk rata-ratanya adalah 8,85 (skor 46,58).

Hasil ini menunjukkan bahwa soal tersebut mampu mengukur kesulitan belajar

yang dialami siswa dalam memahami konsep klasifikasi tumbuhan. Hal ini

terlihat dari rendahnya perolehan skor siswa, dimana tidak ada seorang pun siswa

yang mencapai nilai KKM yang disyaratkan kurikulum (nilai KKM 70). Ini

berarti seluruh siswa pada kelas tersebut mengalami kesulitan belajar.

Kesulitan tersebut terdeteksi dengan adanya indikator-indikator yang

dianggap sulit oleh siswa, hal ini dapat dilihat dari adanya soal yang tidak dapat

dijawab dengan benar oleh satu siswa pun, seperti soal nomor 12, 13, 15, dan 17.

Indikator yang terkandung dalam soal tersebut secara berurutan yaitu

membedakan daun fertil dan daun steril pada tumbuhan paku, menjelaskan

karakteristik pergiliran keturunan tumbuhan paku, menjelaskan pengertian

tumbuhan biji, dan mengidentifikasi perbedaan ciri tumbuhan biji terbuka dan biji

tertutup. Sementara itu masih ada soal yang tidak dijawab atau dibiarkan kosong,

yaitu soal nomor 9 dan 10. Indikator dari kedua soal tersebut yaitu menjelaskan

ciri khas pergiliran keturunan tumbuhan lumut dan menjelaskan dasar

pengelompokan divisi tumbuhan lumut. Indikator-indikator tersebut merupakan

indikator yang sulit dipahami oleh siswa.

Hasil analisis kuantitatif terhadap soal pilihan ganda yang telah diterapkan

menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas soal yaitu 0,65 (tergolong tinggi),

sedangkan untuk validitas soal adalah 0,49 (tergolong cukup). Proporsi daya

pembeda pada soal tersebut yaitu kategori jelek 47,37%, cukup 26,32%, baik

5,26%, dan baik sekali 21,05%. Proporsi tingkat kesukaran soal yaitu kategori

Page 23: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

64

mudah 26,32%, sedang 36,84%, dan sukar 36,84%. Hasil analisis kuantitatif

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.12.

4) Uji Kecocokkan Kesulitan Belajar Siswa

Uji Kecocokkan atau validasi kesulitan belajar bertujuan untuk melihat

apakah kesulitan belajar siswa yang terungkap dengan perangkat asesmen sama

dengan kondisi sebenarnya. Validasi kesulitan belajar siswa dilakukan dengan

membandingkan jawaban siswa hasil penerapan soal pilihan ganda dengan

jawaban soal essay yang ditanyakan secara lisan. Uji cuplik ini dilakukan kepada

seorang siswa yang memperoleh skor terendah pada penerapan soal pilihan ganda.

Hasil validasi tersebut disajikan pada Tabel 4.11:

Tabel 4.11 Uji Kecocokkan Kesulitan Belajar Siswa

No Indikator

Kesulitan Siswa Keterangan

(Cocok/Tidak Cocok)

Hasil Tes Pilihan Ganda

Wawancara Soal Essay

1 Menjelaskan dasar pengelompokan makhluk hidup

BENAR Tidak tahu Tidak Cocok

2 Menyebutkan manfaat penggunaan kunci determinasi

SALAH Tidak tahu Cocok

3 Menyebutkan fungsi klasifikasi makhluk hidup

BENAR Tidak tahu Tidak Cocok

4 Menjelaskan aturan penamaan ilmiah Sistem Binomial Nomenklatur

SALAH Tidak tahu Cocok

5 Mendeskripsikan ciri-ciri Kingdom Plantae

BENAR BENAR Cocok

6 Menjelaskan dasar-dasar pengelompokan Kingdom Plantae

SALAH Tidak tahu Cocok

7 Mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan lumut

SALAH SALAH Cocok

8 Membedakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan lumut

BENAR Tidak tahu Tidak Cocok

9 Menjelaskan ciri khas pergiliran keturunan tumbuhan lumut

BENAR Tidak tahu Tidak Cocok

Page 24: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

65

No Indikator

Kesulitan Siswa Cocok/Tidak

Cocok Hasil Tes Pilihan Ganda

Wawancara Soal Essay

10 Menjelaskan dasar pengelompokan divisi tumbuhan lumut

SALAH Tidak tahu Cocok

11 Mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan paku

SALAH SALAH Cocok

12 Membedakan daun fertil dan daun steril pada tumbuhan paku

SALAH Tidak tahu Cocok

13 Menjelaskan karakteristik pergiliran keturunan tumbuhan paku

SALAH Tidak tahu Cocok

14 Membedakan ciri pergiliran keturunan antara tumbuhan lumut dan tumbuhan paku

SALAH Tidak tahu Cocok

15 Menjelaskan pengertian tumbuhan biji

SALAH Tidak tahu Cocok

16 Mengelompokan tumbuhan paku berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki

SALAH Tidak tahu Cocok

17 Mengidentifikasi perbedaan ciri tumbuhan biji terbuka dan biji tertutup

SALAH

SALAH

Cocok

18 Mengelompokan tumbuhan berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki

SALAH SALAH Cocok

19 Membedakan ciri tumbuhan dikotil dan monokotil

SALAH SALAH Cocok

Berdasarkan Tabel 4.11, hasil uji kecocokkan menunjukkan bahwa

kesulitan belajar yang dialami siswa yang terungkap dengan perangkat asesmen

pada umumnya sama dengan kondisi sebenarnya. Hal ini dapat dilihat dari total 14

atau 73,68% indikator yang memperlihatkan kecocokkan kesulitan belajar yang

dialami siswa tersebut. Hanya sebagian kecil yaitu satu indikator saja

(mendeskripsikan ciri-ciri Kingdom Plantae) yang membuktikan siswa tidak

mengalami kesulitan, hasil ini terbukti dari hasil tes dan juga wawancara.

Page 25: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

66

b. Penerapan Perangkat Penilaian Nontes

1) Instrumen Angket Tertutup

Perangkat penilaian nontes yang digunakan untuk mengungkap faktor-

faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar siswa dalam pelaksanaan

penerapan asesmen kesulitan belajar, berasal dari hasil perbaikan angket tertutup

hasil uji coba, dengan menambah satu pertanyaan tentang penyebab sulitnya

konsep klasifikasi tumbuhan, sehingga jumlah semua pertanyaan menjadi 27

butir. Angket tertutup yang digunakan dalam penerapan asesmen ini selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran A.12.

2) Pelaksanaan Penerapan Angket Tertutup

Kegiatan penerapan angket tertutup dilakukan di Kelas VII C setelah

pelaksanaan penerapan soal pilihan ganda. Selama pelaksanaan terdapat beberapa

kejadian penting seperti yang dirangkum dalam Tabel 4.12:

Tabel 4.12 Catatan Penting Pelaksanaan Penerapan Angket Tertutup

No Aspek Deskripsi 1 Waktu Waktu pelaksanaan setelah penerapan soal pilihan ganda dan ada

siswa yang akan ikut perlombaan olahraga sehingga mereka mengerjakannya terburu-buru.

2 Pertanyaan angket

Pertanyaan angket tertutup cukup dimengerti oleh siswa karena disertai dengan pilihan jawaban sehingga jawaban yang diberikan sesuai dengan pertanyaan.

3 Siswa Dari 40 orang siswa semuanya mengisi angket tertutup, dan terlihat cukup antusias dalam menjawab pertanyaan yang terdapat dalam angket tersebut.

Berdasarkan Tabel 4.12, dapat dilihat bahwa waktu pelaksanaan penerapan

angket yang dilakukan setelah siswa mengerjakan soal pilihan ganda, membuat

mereka mengerjakannya dengan terburu-buru. Hal ini terjadi karena ada sejumlah

siswa yang akan mengikuti perlombaan olahraga. Pertanyaan pada angket tersebut

Page 26: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

dikerjakan oleh seluruh siswa, dan cukup dimengerti oleh siswa dengan tidak

adanya siswa yang menanyakan tentang maksud dari suatu pertanyaan, dan

sesuainya jawaban siswa dengan pertanyaan yang ditanyakan.

3) Hasil Analisis Jawaban Penerapan Angket Tertutup

Hasil penerapan angket tertutup dapat mengungkap faktor

menyebabkan siswa merasa

tumbuhan, serta dapat mengungkap indikator apa saja yang dianggap sulit oleh

siswa. Hasil penerapan angket tertutup selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

B.13. Berikut ditampilkan beberapa hasil penerapan a

penyebab sulitnya konsep klasifikasi tumbuhan (pada grafik Gambar 4.4) dan

indikator yang dianggap sulit yang terdapat dalam konsep klasifikasi tumbuhan

(pada grafik Gambar 4.5):

Gambar 4.4 Graf

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.4, penyebab sulitnya konsep klasifikasi

tumbuhan menurut siswa pada umumnya (77,78%) yaitu karena banyak terdapat

dikerjakan oleh seluruh siswa, dan cukup dimengerti oleh siswa dengan tidak

adanya siswa yang menanyakan tentang maksud dari suatu pertanyaan, dan

nya jawaban siswa dengan pertanyaan yang ditanyakan.

3) Hasil Analisis Jawaban Penerapan Angket Tertutup

Hasil penerapan angket tertutup dapat mengungkap faktor

menyebabkan siswa merasa kesulitan dalam mempelajari konsep klasifikasi

tumbuhan, serta dapat mengungkap indikator apa saja yang dianggap sulit oleh

siswa. Hasil penerapan angket tertutup selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

B.13. Berikut ditampilkan beberapa hasil penerapan angket yang mengungkap

penyebab sulitnya konsep klasifikasi tumbuhan (pada grafik Gambar 4.4) dan

indikator yang dianggap sulit yang terdapat dalam konsep klasifikasi tumbuhan

(pada grafik Gambar 4.5):

Gambar 4.4 Grafik Tanggapan Siswa Tentang Penyebab Sulitnya Konsep Klasifikasi Tumbuhan

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.4, penyebab sulitnya konsep klasifikasi

tumbuhan menurut siswa pada umumnya (77,78%) yaitu karena banyak terdapat

67

dikerjakan oleh seluruh siswa, dan cukup dimengerti oleh siswa dengan tidak

adanya siswa yang menanyakan tentang maksud dari suatu pertanyaan, dan

Hasil penerapan angket tertutup dapat mengungkap faktor-faktor yang

kesulitan dalam mempelajari konsep klasifikasi

tumbuhan, serta dapat mengungkap indikator apa saja yang dianggap sulit oleh

siswa. Hasil penerapan angket tertutup selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

ngket yang mengungkap

penyebab sulitnya konsep klasifikasi tumbuhan (pada grafik Gambar 4.4) dan

indikator yang dianggap sulit yang terdapat dalam konsep klasifikasi tumbuhan

ik Tanggapan Siswa Tentang Penyebab Sulitnya Konsep

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.4, penyebab sulitnya konsep klasifikasi

tumbuhan menurut siswa pada umumnya (77,78%) yaitu karena banyak terdapat

Page 27: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

istilah Latin. Sementara itu

yang cukup banyak (27,78%) serta sulit dalam memahami dan menghafal istilah

Latin (41,67%).

Gambar 4.5 Grafik Tanggapan Siswa Tentang Indikator Sulit yang Terdapat

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.5, ada lima indikator yang dianggap

sulit oleh hampir setengah jumlah siswa. Indikator tersulit adalah membedakan

ciri pergiliran keturunan antara tumbuhan lumut dan tumbuhan paku dengan

persentase 44,44%. Kemudian diikuti dengan membedakan

dan monokotil (36,11%), mendeskripsikan ciri

mendeskripsikan ciri

ciri tumbuhan paku (30,56%).

Hasil angket pada siswa yang memperoleh skor terendah pada hasil tes

yaitu ia menyukai materi klasifikasi tumbuhan, namun menurutnya materi tersebut

tidak menarik untuk dipelajari.

36.11%

44.44%

Sementara itu hampir setengahnya disebabkan oleh cakupan materi

yang cukup banyak (27,78%) serta sulit dalam memahami dan menghafal istilah

Gambar 4.5 Grafik Tanggapan Siswa Tentang Indikator Sulit yang Terdapat Dalam Materi Klasifikasi Tumbuhan

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.5, ada lima indikator yang dianggap

sulit oleh hampir setengah jumlah siswa. Indikator tersulit adalah membedakan

iri pergiliran keturunan antara tumbuhan lumut dan tumbuhan paku dengan

persentase 44,44%. Kemudian diikuti dengan membedakan ciri tumbuhan dikotil

dan monokotil (36,11%), mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan lumut (36,11%),

mendeskripsikan ciri-ciri Kingdom Plantae (33,33%), dan mendeskripsikan ciri

ciri tumbuhan paku (30,56%).

Hasil angket pada siswa yang memperoleh skor terendah pada hasil tes

yaitu ia menyukai materi klasifikasi tumbuhan, namun menurutnya materi tersebut

tidak menarik untuk dipelajari. Hal ini karena ia menganggap materinya sangat

30.56%

33.33%

36.11%

Mendeskripsikan ciri

tumbuhan paku

Mendeskripsikan ciri

Kingdom Plantae

Membedakan ciri tumbuhan

dikotil dan monokotil

Mendeskripsikan ciri

tumbuhan lumut

Membedakan ciri pergiliran

keturunan tumbuhan lumut

dan paku

68

r setengahnya disebabkan oleh cakupan materi

yang cukup banyak (27,78%) serta sulit dalam memahami dan menghafal istilah

Gambar 4.5 Grafik Tanggapan Siswa Tentang Indikator Sulit yang Terdapat

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.5, ada lima indikator yang dianggap

sulit oleh hampir setengah jumlah siswa. Indikator tersulit adalah membedakan

iri pergiliran keturunan antara tumbuhan lumut dan tumbuhan paku dengan

tumbuhan dikotil

ciri tumbuhan lumut (36,11%),

Plantae (33,33%), dan mendeskripsikan ciri-

Hasil angket pada siswa yang memperoleh skor terendah pada hasil tes

yaitu ia menyukai materi klasifikasi tumbuhan, namun menurutnya materi tersebut

Hal ini karena ia menganggap materinya sangat

Mendeskripsikan ciri

tumbuhan paku

Mendeskripsikan ciri

Kingdom Plantae

Membedakan ciri tumbuhan

dikotil dan monokotil

Mendeskripsikan ciri

tumbuhan lumut

Membedakan ciri pergiliran

keturunan tumbuhan lumut

Page 28: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

69

sulit yang disebabkan oleh banyaknya istilah Latin dalam konsep tersebut.

Indikator yang ia anggap sulit diantaranya yaitu mendeksripsikan ciri-ciri

tumbuhan lumut, membedakan daun fertil dan daun steril pada tumbuhan paku,

menjelaskan pengertian tumbuhan biji, serta membedakan ciri tumbuhan dikotil

dan monokotil.

3. Kelebihan dan Kelemahan yang dimiliki oleh Perangkat Penilaian

Perangkat penilaian yang telah dikembangkan untuk menilai kesulitan

belajar siswa memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan tersebut diantaranya

yaitu: 1) berdasarkan hasil pengembangan dan penerapan soal essay maupun

pilihan ganda, perangkat penilaian tersebut dapat mengukur subkonsep yang

dianggap sulit oleh siswa; 2) hasil angket terbuka maupun tertutup yang telah

dikembangkan dan diterapkan, menunjukkan bahwa penerapan angket tersebut

bisa mengungkap penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Kelebihan

asesmen ini yang didapat dari hasil wawancara guru mengatakan bahwa “asesmen

kesulitan belajar memiliki beberapa kelebihan, seperti dapat melihat keberhasilan

guru dalam mengajar, mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau

belum, dan sebagai feedback terhadap kemampuan siswa...”.

Adapun kelemahan dari perangkat penilaian tersebut diantaranya yaitu: 1)

soal tes menurut siswa terlalu sulit, karena ada beberapa soal yang dibiarkan

kosong; 2) soal tes sulit dimengerti karena ada istilah Latin yang tidak diketahui

siswa; 3) soal tes pilihan ganda yang diterapkan membuka peluang bagi siswa

Page 29: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

70

untuk menebak jawaban; dan 4) angket kurang dapat mengungkap semua

penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa.

4. Kendala yang dihadapi dalam Menerapkan Perangkat Penilaian

Perangkat penilaian yang digunakan untuk mengukur kesulitan belajar

siswa yang telah dikembangkan dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran

sehari-hari, namun berdasarkan catatan peneliti terdapat beberapa kendala yang

dihadapi dalam penerapan asesmen kesulitan belajar siswa ini diantaranya yaitu:

1) kurang efektifnya waktu dalam pelaksanaan penerapan asesmen kesulitan

belajar siswa; 2) setting kelas yang masih kurang maksimal; dan 3) adanya soal

yang kosong (tidak terisi oleh siswa) ketika pelaksanaan asesmen kesulitan

belajar. Berdasarkan hasil wawancara, guru mengungkapkan bahwa “kendala

dalam pelaksanaan asesmen kesulitan belajar yaitu guru merasa lelah dalam

memeriksa dan menganalisis soalnya karena harus meluangkan waktu yang lebih

dan siswa merasa jenuh karena terlalu sering mengerjakan soal...”.

5. Tanggapan Guru terhadap Penerapan Perangkat Penilaian

Pengembangan dan penerapan asesmen kesulitan belajar siswa yang masih

tergolong baru ini menimbulkan rasa ingin tahu peneliti untuk mengungkap

tanggapan dari guru terhadap pelaksanaan asesmen kesulitan belajar siswa untuk

menilai kesulitan siswa dalam mempelajari konsep klasifikasi tumbuhan.

Tanggapan ini dijaring dengan melakukan wawancara terhadap guru. Hasil

wawancara guru selengkapnya disajikan dalam Lampiran B.14. Berikut beberapa

Page 30: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

71

tanggapan guru mengenai pelaksanaan asesmen kesulitan belajar siswa disajikan

dalam Tabel 4.13:

Tabel 4.13 Tanggapan Guru Terhadap Penerapan Asesmen Kesulitan Belajar Siswa untuk Menilai Kesulitan Siswa dalam Mempelajari Konsep Klasifikasi

Tumbuhan

No Indikator Tanggapan Guru 1 Pendapat guru

mengenai sulitnya konsep klasifikasi tumbuhan

Guru mengatakan bahwa konsep keanekaragaman tumbuhan adalah salah satu konsep yang terbilang sulit, hal ini disebabkan karena terlalu banyak materinya, banyak istilah Latin, dan siswa kurang terampil dalam mengklasifikasikan tumbuhan.

2 Pengetahuan guru tentang asesmen kesulitan belajar

Guru berpendapat bahwa asesmen kesulitan belajar adalah asesmen yang diberikan kepada siswa yang belum mencapai KKM.

3 Pengetahuan guru tentang langkah-langkah penerapan asesmen kesulitan belajar

Guru mengungkapkan bahwa langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan asesmen kesulitan belajar yaitu melihat nilai siswa yang rendah atau tidak mencapai KKM, menganalisis KD dan indikator yang lemah atau dianggap sulit, memberikan soal yang sama dengan soal tes formatif, dan menurunkan tingkat kesukaran soal bila siswa belum mampu mencapai KKM.

4 Kelebihan pelaksanaan asesmen kesulitan belajar

Guru berpendapat bahwa asesmen kesulitan belajar memiliki beberapa kelebihan, seperti dapat melihat keberhasilan guru dalam mengajar, mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum, dan sebagai feedback terhadap kemampuan siswa.

5 Kelemahan pelaksanaan asesmen kesulitan belajar

Guru berpendapat bahwa asesmen kesulitan belajar memiliki beberapa kelemahan, seperti membuat siswa merasa jenuh karena terus-menerus mengerjakan soal dan guru merasa lelah dalam memeriksa dan menganalisis soalnya karena harus meluangkan waktu yang lebih.

B. Pembahasan

1. Pengembangan Perangkat Penilaian Asesmen Kesulitan Belajar Siswa

Perangkat penilaian yang telah dikembangkan dalam menilai asesmen

kesulitan belajar siswa, baik perangkat penilaian tes (soal essay dan pilihan ganda)

maupun nontes (angket dan wawancara), secara umum dapat menilai kesulitan

belajar yang dialami siswa dalam mempelajari konsep klasifikasi tumbuhan.

Page 31: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

72

Selain itu pula dapat ditelusuri indikator dari subkonsep yang dianggap sulit oleh

siswa serta dapat mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya

kesulitan belajar siswa.

Pada pengembangan perangkat penilaian tes, yang terdiri dari soal essay

dan pilihan ganda, menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam

mempelajari konsep klasifikasi tumbuhan. Hal ini dapat terlihat dari rendahnya

skor rata-rata yang diperoleh siswa, skor rata-rata untuk hasil uji coba essay

adalah 42,25 (essay bagian A) dan 46,31 (essay bagian B). Sementara itu skor

rata-rata untuk hasil uji coba pilihan ganda adalah 40,21. Berdasarkan standar

KKM yang ditetapkan oleh sekolah tempat dilakukannya penelitian, yaitu 70,

maka skor rata-rata siswa hasil uji coba ini tidak memenuhi KKM. Oleh karena

itu, pada umumnya siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep

klasifikasi tumbuhan karena rendahnya nilai rata-rata yang diperoleh. Hal ini

senada dengan yang dinyatakan oleh Ashlock (Wulan et al., 2010) bahwa siswa

yang selalu memperoleh hasil belajar yang rendah disebut sebagai siswa yang

mengalami kesulitan belajar.

Ketika pengujicobaan soal essay, seperti pada soal essay bagian A ada

beberapa soal yang tidak dijawab oleh siswa, seperti soal nomor 6 dengan

indikator membedakan daun fertil dan daun steril pada tumbuhan paku. Hal ini

menandakan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar dalam memahami

indikator tersebut, seperti yang diungkapkan oleh Wulan dan Nurlaelah (2011)

bahwa siswa yang tidak mengisi/tidak merespon soal-soal uraian adalah siswa

Page 32: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

73

yang berkesulitan belajar. Penyebabnya kemungkinan besar karena siswa tidak

memahami konsep tersebut.

Selain soal yang kosong, ada pula soal yang perolehan skornya rendah

karena tidak ada siswa yang mampu menjawabnya dengan benar. Seperti soal

essay bagian A nomor 5 dengan indikator menjelaskan ciri khas pergiliran

keturunan tumbuhan lumut, kebanyakan jawaban siswa menjawabnya dengan

menggambarkan bagan pergiliran keturunan tumbuhan lumut, bukan menjelaskan

bagaimana karakteristik pergiliran keturunan lumut. Hal ini menunjukkan bahwa

siswa mengalami kesulitan belajar pada indikator tersebut yang disebabkan karena

mempertukarkan konsep yang ditanyakan dengan konsep lainnya yang mirip. Hal

ini seperti yang diungkapkan oleh Wulan dan Nurlaelah (2011) bahwa salah satu

kemungkinan kesulitan belajar yang dialami siswa berdasarkan pola jawaban tes

uraian adalah siswa mempertukarkan konsep yang ditanyakan dengan konsep

lainnya yang mirip.

Hasil analisis soal essay secara kuantitatif, yang meliputi reliabilitas,

validitas, dan tingkat kesukaran, menunjukkan bahwa kedua soal essay bagian A

dan B memiliki kualitas yang berbeda. Hal ini terlihat dari nilai reliabilitas dan

validitas yang berbeda, dimana soal A memiliki nilai reliabilitas yang rendah

(0,21) dan nilai validitas sangat rendah (0,12), serta proporsi tingkat kesukaran

soal yaitu soal mudah dan sedang 20% sedangkan sukar 60%.

Reliabilitas soal essay A yang rendah ini disebabkan oleh terlalu sulitnya

soal, hal ini terlihat dari dominannya soal kategori sukar yaitu sebanyak 60%.

Fakta ini sesuai dengan pernyataan Sudjana (1989) yang menyatakan bahwa tes

Page 33: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

74

yang terlalu mudah atau terlalu sulit untuk siswa, cenderung menghasilkan skor

reliabilitas rendah. Nilai validitas yang sangat rendah dikarenakan banyaknya soal

kategori sulit, waktu pengerjaan yang kurang efektif karena setelah jam pelajaran

berakhir, situasi kelas yang ribut, dan ada siswa yang melakukan kecurangan

dengan saling bertukar jawaban. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Sukardi

(2010) bahwa nilai validitas dipengaruhi oleh tingkat kesulitan item tes tidak tepat

dengan materi pembelajaran yang diterima siswa, waktu pengerjaan tidak cukup

sehingga siswa dalam memberikan jawaban dalam situasi yang tergesa-gesa,

adanya kecurangan dalam tes sehingga tidak bisa membedakan antara siswa yang

belajar dengan yang melakukan kecurangan, serta ruangan terlalu ramai atau

gaduh sehingga para siswa tidak dapat konsentrasi dengan baik.

Hasil analisis kuantitatif ini menunjukkan bahwa soal tersebut kualitasnya

kurang baik, karena soal yang baik harus memiliki nilai reliabilitas dan validitas

yang tinggi serta proporsi tingkat kesukaran soalnya yaitu 30% mudah, 40%

sedang, dan 30% sukar (Sudjana, 1989). Namun, walaupun begitu soal tersebut

masih bisa mengukur kesulitan belajar yang dialami siswa, hal ini terlihat dari

rendahnya perolehan skor siswa.

Soal essay bagian B memiliki kualitas yang jauh lebih baik daripada soal

A, karena memiliki nilai reliabilitas (0,98) dan validitas (0,95) yang sangat tinggi

serta proporsi tingkat kesukaran soalnya lebih merata yaitu 30% mudah, 40%

sedang, dan 30% sukar. Hal tersebut sesuai dengan syarat kualitas soal yang baik

menurut Sudjana (1989), bahwa soal yang baik harus memiliki nilai reliabilitas

Page 34: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

75

dan validitas yang tinggi serta proporsi tingkat kesukaran soalnya yaitu 30%

mudah, 40% sedang, dan 30% sukar.

Pada hasil uji coba soal pilihan ganda, menunjukkan bahwa masih ada

beberapa soal yang tidak direspon oleh beberapa siswa dan perolehan skornya

rendah, seperti soal nomor 9 dan 12. Soal nomor 9 dengan indikator menjelaskan

ciri khas pergiliran keturunan tumbuhan lumut, hanya mampu dijawab benar oleh

tiga orang siswa. Sementara itu soal nomor 12 dengan indikator membedakan

daun fertil dan daun steril pada tumbuhan paku, hanya seorang siswa yang mampu

menjawab benar soal ini. Hal ini menandakan bahwa siswa mengalami kesulitan

dalam memahami kedua indikator tersebut. Indikator pada soal nomor 9

merupakan salah satu yang dianggap sulit oleh siswa, hal tersebut didukung oleh

hasil angket yang menyatakan bahwa hampir setengah siswa atau 29,27%

menganggap bahwa indikator tersebut sulit dipahami.

Kualitas soal pilihan ganda hasil uji coba tergolong cukup baik, karena

memiliki nilai reliabilitas yang tinggi (0,74), nilai validitas cukup (0,59), daya

pembeda soal dominan yang baik 42,11% serta proporsi jumlah soal dengan

tingkat kesukaran sedang paling dominan sebesar 63,18%.

Hasil uji coba angket diantaranya dapat mengungkap kendala yang dialami

siswa selama kegiatan praktikum klasifikasi tumbuhan. Kendala-kendala yang

dialami yaitu sulit membawa tumbuhan yang ditugaskan guru, hal ini membuat

siswa tidak dapat mengikuti kegiatan praktikum dengan baik karena ia tidak

memiliki tumbuhan yang akan diamati; guru menerangkan materi terlalu cepat,

akibatnya siswa tidak mengetahui konsep awal yang mendasari kegiatan

Page 35: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

76

praktikum yang akan dilakukan; dan banyak siswa yang mengobrol, keadaan ini

membuat suasana kelas menjadi gaduh dan mengganggu konsentrasi siswa lain

yang mengikuti kegiatan praktikum dengan sungguh-sungguh.

Kendala-kendala tersebut membuat siswa kesulitan dalam mempelajari

konsep klasifikasi tumbuhan. Kendala guru menerangkan materi terlalu cepat

termasuk faktor eksternal yang merupakan faktor instrumental penyebab kesulitan

belajar siswa, sedangkan banyak siswa yang mengobrol merupakan faktor

lingkungan. Seperti yang dinyatakan Burton (Abin, 2002: 325-326; Kuntjojo,

2009) bahwa penyebab kesulitan belajar yang berupa faktor instrumental

diantaranya yaitu kemampuan profesional dan kepribadian guru yang tidak

memadai dan faktor lingkungan antara lain lingkungan sosial sekolah yang tidak

kondusif.

2. Penerapan Asesmen Kesulitan Belajar Siswa

Hasil perolehan skor pada penerapan perangkat penilaian asesmen

kesulitan belajar soal pilihan ganda menunjukkan bahwa skor rata-rata siswa

adalah 46,58. Skor ini berada dibawah nilai KKM yaitu 70 dan tidak ada satupun

siswa yang memperoleh nilai diatas KKM, karena skor tertinggi adalah 63,16.

Hasil perolehan skor yang rendah ini menunjukkan bahwa seluruh siswa pada

kelas tersebut mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep klasifikasi

tumbuhan, seperti yang dinyatakan oleh Ashlock (Wulan, et al., 2010) bahwa

siswa yang selalu memperoleh hasil belajar yang rendah disebut sebagai siswa

yang mengalami kesulitan belajar.

Page 36: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

77

Pada hasil jawaban siswa masih terdapat soal yang tidak dapat dijawab

dengan benar oleh satu siswa pun, seperti soal nomor 12, 13, 15, dan 17. Soal

nomor 12 dengan indikator membedakan daun fertil dan daun steril pada

tumbuhan paku, soal nomor 13 dengan indikator menjelaskan karakteristik

pergiliran keturunan tumbuhan paku, soal nomor 15 dengan indikator menjelaskan

pengertian tumbuhan biji, dan soal nomor 17 dengan indikator mengidentifikasi

perbedaan ciri tumbuhan biji terbuka dan biji tertutup. Hasil ini menunjukkan

bahwa siswa sangat kesulitan dalam memahami indikator-indikator tersebut.

Terutama indikator pada soal nomor 13, dengan indikator menjelaskan

karakteristik pergiliran keturunan tumbuhan paku. Karena berdasarkan hasil

angket, indikator ini ditanggapi oleh hampir setengah jumlah siswa sebagai salah

satu indikator yang sulit untuk dipahami.

Hasil analisis kuantitatif soal pilihan ganda menunjukkan bahwa soal ini

tergolong cukup baik, dengan reliabilitas 0,65 (tergolong tinggi) dan validitas 0,49

(tergolong cukup). Walaupun proporsi daya pembeda pada soal tersebut

didominasi oleh kategori jelek sebanyak 47,37% dan proporsi tingkat kesukaran

kategori sedang dan sukar sama yaitu 36,84%.

Berdasarkan hasil penerapan soal pilihan ganda, secara keseluruhan

konsep klasifikasi tumbuhan memang termasuk konsep yang sulit untuk

dipelajari, hal ini karena skor rata-rata yang rendah hasil pengerjaan soal pilhan

ganda dan diperkuat oleh hasil angket. Hasil angket menunjukkan bahwa

penyebab sulitnya konsep klasifikasi tumbuhan menurut siswa pada umumnya

karena banyak terdapat istilah Latin, hampir setengahnya karena cakupan materi

Page 37: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

78

cukup banyak serta sulit memahami dan menghafal istilah Latin. Hasil wawancara

guru juga memberikan hasil yang hampir sama, guru mengatakan bahwa “konsep

keanekaragaman tumbuhan adalah salah satu konsep yang terbilang sulit, hal ini

disebabkan karena terlalu banyak materinya, banyak istilah dalam bahasa

Latin...”.

Uji kecocokkan yang dilakukan dapat membuktikan kesulitan belajar yang

dialami siswa, dalam hal ini yang memperoleh skor terendah, yang terungkap

dengan hasil tes sama dengan kondisi sebenarnya. Siswa tersebut mengalami

kesulitan dalam mempelajari 73,68% indikator yang terdapat dalam konsep

klasifikasi tumbuhan. Hasil ini didukung dengan hasil angket yang menurutnya ia

merasa kesulitan dalam memahami beberapa indikator, seperti mendeksripsikan

ciri-ciri tumbuhan lumut, membedakan daun fertil dan daun steril pada tumbuhan

paku, menjelaskan pengertian tumbuhan biji, serta membedakan ciri tumbuhan

dikotil dan monokotil. Ia hanya dapat memahami satu indikator saja yaitu

mendeskripsikan ciri-ciri Kingdom Plantae.

Penyebab kesulitan yang dialami siswa tersebut dalam mempelajari

konsep klasifikasi tumbuhan berdasarkan hasil angket, yaitu menurutnya konsep

tersebut tidak menarik untuk dipelajari. Kecenderungan ini membuat minat dan

motivasi belajar siswa rendah sehingga terjadilah kesulitan belajar. Hal ini sesuai

dengan pendapat Burton (Abin, 2002: 325-326; Kuntjojo, 2009) bahwa faktor

internal yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar dintaranya yaitu minat

terhadap mata pelajaran kurang dan motivasi belajar rendah.

Page 38: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

79

3. Kelebihan dan Kelemahan yang dimiliki oleh Perangkat Penilaian

Kelebihan yang dimiliki oleh perangkat penilaian tes yang telah

dikembangkan yaitu dapat mengukur subkonsep yang dianggap sulit oleh siswa.

Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa indikator pada subkonsep yang terdapat

pada konsep klasifikasi tumbuhan yang ternyata sulit untuk dipahami oleh siswa.

Berdasarkan hasil penerapan soal pilihan ganda tidak ada seorang siswa pun yang

dapat menjawab dengan benar soal yang berhubungan dengan indikator tersebut.

Indikator-indikator tersebut yaitu membedakan daun fertil dan daun steril pada

tumbuhan paku, menjelaskan karakteristik pergiliran keturunan tumbuhan paku,

menjelaskan pengertian tumbuhan biji, serta mengidentifikasi perbedaan ciri

tumbuhan biji terbuka dan biji tertutup.

Kelebihan yang muncul dari perangkat penilaian nontes yaitu angket

tertutup hasil uji coba atau ketika penerapan dapat mengungkap penyebab

kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dalam mempelajari konsep klasifikasi

tumbuhan. Hasil angket tertutup hasil uji coba menunjukkan bahwa sebagian

besar siswa kurang menyukai konsep klasifikasi tumbuhan dan menganggapnya

sebagai konsep yang cukup sulit. Sementara itu hasil angket tertutup pada

penerapan menunjukkan bahwa pada umumnya siswa menganggap sulit konsep

klasifikasi tumbuhan karena banyak terdapat istilah Latin, sedangkan hampir

setengah dari seluruh siswa menganggap bahwa sulitnya konsep tersebut

disebabkan oleh cakupan materi yang cukup banyak serta sulit memahami dan

menghafal istilah Latin.

Page 39: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

80

Adapun kelemahan dari perangkat penilaian tersebut diantaranya yaitu

soal tes menurut siswa terlalu sulit, sehingga ada beberapa soal yang dibiarkan

kosong. Hal ini terjadi karena sebelumnya tidak dilakukan telaah kedalaman

materi klasifikasi tumbuhan pada jenjang SMP dan SMA secara lebih mendalam,

sehingga ada soal yang memuat materi yang seharusnya ada pada jenjang SMA

dan sulit dijawab oleh siswa karena mereka belum mempelajari sebelumnya.

Temuan ini terlihat dari proporsi tingkat kesukaran pada soal pilihan ganda yang

diterapkan kurang memenuhi syarat kualitas soal yang baik, dimana soal kategori

mudah 26,32%, soal kategori sedang dan sukar 36,84%. Menurut Sudjana (1989)

kualitas soal yang baik, disamping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah

adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut, sesuai karakteristik

siswa khususnya dalam perkembangan intelektual.. Keseimbangan yang

dimaksudkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar

secara proporsional. Perbandingan antara soal mudah-sedang-sukar bisa dibuat 3-

4-3, artinya 30% soal mudah, 40% soal sedang, dan 30% soal sukar; atau

perbandingan lain 3-5-2, 30% soal mudah, 50% soal sedang, dan 20% soal sukar.

Kelemahan lain yang muncul adalah soal tes pilihan ganda yang

diterapkan membuka peluang bagi siswa untuk menebak jawaban. Soal pilihan

ganda yang tergolong tes objektif menurut Sudijono (2007) terbuka kemungkinan

bagi testee untuk bermain spekulasi, tebak terka, adu untung dalam memberikan

jawaban soal. Ini dapat terjadi, sebab bagi testee yang sekalipun sebenarnya tidak

tahu jawabannya, namun karena pada setiap butir soal sudah dipasang

kemungkinan-kemungkinan jawabannya, maka tidak ada kesulitan sama sekali

Page 40: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

81

bagi testee untuk menebak salah satu diantara kemungkinan jawaban yang telah

tersedia.

4. Kendala yang dihadapi dalam Menerapkan Perangkat Penilaian

Kendala yang dihadapi pada penerapan perangkat penilaian kesulitan

belajar yaitu kurang efektifnya waktu dalam pelaksanaan penerapan asesmen

kesulitan belajar siswa, hal ini terlihat dari catatan peneliti yang menunjukkan

bahwa ketika pelaksanaan penilaian yang diselenggarakan setelah UKK (karena

ada perlombaan olahraga) membuat siswa kurang bisa berkonsentrasi dengan baik

dalam mengerjakan soal, karena mereka terganggu oleh situasi lingkungan

sekolah yang ramai dan sangat ribut. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan yang

dinyatakan oleh Sudijono (2007), yang menyatakan bahwa dalam mengerjakan

soal tes para peserta tes seharusnya mendapat ketenangan. Seyogyanya ruang

tempat berlangsungnya tes dipilihkan yang jauh dari keramaian, kebisingan, suara

hiruk pikuk dan lalu lalangnya orang.

Setting kelas yang masih kurang maksimal merupakan kendala lain yang

muncul dalam penerapan asesmen kesulitan belajar ini. Berdasarkan catatan

peneliti, menunjukkan bahwa ketika pelaksanaan asesmen kesulitan belajar posisi

duduk siswa yaitu berdua dalam satu meja, hal ini memberi peluang kepada siswa

untuk dapat saling bekerja sama. Oleh karena itu terdapat pola jawaban yang sama

antara siswa yang satu dengan lainnya. Masalah ini dapat mengganggu kegiatan

analisis kesulitan belajar, karena kurang dapat menilai kesulitan belajar yang

Page 41: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

82

dialami siswa secara mendetail disebabkan oleh pola jawaban yang sama akibat

dari kerja sama tersebut.

Kendala lain yang terungkap yaitu guru merasa lelah dalam melakukan

asesmen kesulitan belajar dan siswa merasa jenuh. Hal ini berdasarkan hasil

wawancara guru yang mengungkapkan bahwa kendala dalam pelaksanaan

asesmen kesulitan belajar yaitu guru merasa lelah dalam memeriksa dan

menganalisis soalnya karena harus meluangkan waktu yang lebih dan siswa

merasa jenuh karena terlalu sering mengerjakan soal.

5. Rekomendasi

Penelitian yang dilakukan dalam menilai kesulitan belajar siswa dalam

mempelajari konsep klasifikasi tumbuhan hanya melalui perangkat penilaian tes

dan nontes saja, tetapi tidak melakukan observasi selama kegiatan belajar

mengajar di kelas. Kegiatan menilai kesulitan belajar siswa sebaiknya didahului

dengan mengobservasi kegiatan pembelajaran yang biasa dilakukan di kelas

dalam mempelajari klasifikasi tumbuhan. Hal ini penting untuk mengetahui

kesulitan yang dialami siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Jadi

tidak hanya menilai kesulitan belajar melalui perangkat penilaian tes dan nontes

saja, tetapi dilakukan pula kegiatan observasi selama proses pembelajaran.

Penyusunan perangkat penilaian tes sebaiknya diawali dengan melakukan

telaah kedalaman materi pada jenjang SMP dan SMA secara lebih mendalam.

Kegiatan ini perlu dilakukan agar soal yang mencakup materi yang seharusnya

ada pada tingkat SMA, tidak muncul di soal jenjang SMP. Sehingga soal yang

Page 42: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

83

digunakan tidak terlalu sulit dan dapat dijawab oleh siswa serta kesulitan belajar

yang dihadapi siswa dapat terungkap.

Waktu pelaksanaan asesmen kesulitan belajar sebaiknya dilaksanakan

pada waktu yang tepat, agar kegiatan asesmen kesulitan belajar dapat berjalan

secara efektif dan efisien. Waktu yang dapat digunakan untuk melakukan asesmen

kesulitan belajar yaitu sebelum atau sesudah tes formatif. Sebelum pelaksanaan

tes formatif dimaksudkan agar kesulitan belajar yang dialami siswa terhadap

konsep tertentu selama kegiatan pembelajaran dapat terdeteksi secepat mungkin,

hal ini agar kesulitan belajar siswa dapat segera diatasi dan ketika menjalani tes

formatif maka kemungkinan besar ia dapat mencapai KKM yang disyaratkan oleh

kurikulum. Sementara itu waktu pelaksanaan asesmen kesulitan belajar setelah tes

formatif bertujuan agar sebelum mempelajari konsep selanjutnya, kesulitan belajar

yang dialami siswa dapat diatasi terlebih dahulu dengan melakukan tes diagnostik

kepada siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM.

Penentuan tempat berlangsungnya tes diagnostik sebaiknya berada di

tempat yang tenang dan jauh dari keramaian, agar siswa dapat mengerjakan soal

dengan penuh konsentrasi. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan oleh Sudijono

(2007), yang menyatakan bahwa dalam mengerjakan soal tes para peserta tes

seharusnya mendapat ketenangan. Seyogyanya ruang tempat berlangsungnya tes

dipilihkan yang jauh dari keramaian, kebisingan, suara hiruk pikuk dan lalu

lalangnya orang.

Sudijono (2007) menyarankan dalam pelaksanaan tes, khususnya tes

kesulitan belajar, tempat duduk sebaiknya diatur dengan jarak tertentu yang

Page 43: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

84

memungkinkan tercegahnya kerja sama yang tidak sehat diantara testee. Oleh

karena itu, kita harus memperhatikan setting kelas yang baik, karena akan

berpengaruh positif terhadap hasil analisis asesmen kesulitan belajar. Seperti

dalam pengaturan posisi duduk, sebaiknya siswa duduk sendiri-sendiri dalam satu

meja, hal ini sangat penting agar tidak terjadi saling tukar jawaban. Karena

kegiatan menyontek jawaban akan membuat hasil analisis kesulitan belajar kurang

berjalan optimal, hal ini disebabkan oleh kesulitan belajar yang dialami siswa

tidak terukur secara detail. Ketegasan pengawas juga sangat diperlukan ketika

pelaksanaan tes, agar tidak terjadi kegiatan saling kerja sama dalam mengerjakan

tes diagnostik.

Uji kecocokkan atau uji cuplik dalam melihat kesulitan belajar siswa yang

terungkap dengan hasil tes dan wawancara sebaiknya tidak hanya dilakukan

kepada siswa yang memperoleh skor terendah. Tetapi lebih baik dilakukan kepada

beberapa orang siswa dari setiap kelompok tinggi, sedang, dan rendah

berdasarkan perolehan skor hasil tes kesulitan belajar. Hal ini penting agar

indikator yang kemungkinan sulit dipelajari siswa dapat terdeteksi secara lebih

detail dan diperoleh siswa yang benar-benar mengalami kesulitan belajar. Waktu

pelaksanaan uji cuplik sebaiknya tidak terlalu lama dari selang waktu tes kesulitan

belajar, karena jika terlalu lama maka yang menjadi pengukuran adalah retensi

siswa terhadap konsep tertentu, bukan kesulitan belajar yang dialami siswa.

Bentuk soal yang digunakan dalam menilai kesulitan belajar siswa

sebaiknya bukan soal pilihan ganda biasa, tetapi lebih baik soal pilihan ganda

beralasan. Hal ini karena soal berbentuk pilihan ganda, agar analisis respon bebas

Page 44: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

85

dari faktor tebakan, salah satu caranya adalah siswa diminta menyertakan alasan

atau penjelasan ketika memilih alternatif jawaban (Depdiknas, 2007). Jika

menggunakan soal berbentuk uraian (essay) yang jumlahnya banyak, agar siswa

tidak merasa jenuh maka sebaiknya ketika pelaksanaan tes kesulitan belajar, soal

tersebut dibagi menjadi dua bagian.

Dalam melakukan penilaian kesulitan belajar, dapat dilakukan dengan

teknik penilaian tes maupun non tes. Penilaian tes dapat berupa soal essay atau

pilihan ganda, sedangkan penilaian nontes bisa dilakukan melalui pemberian

angket dan melakukan wawancara. Penilaian kesulitan belajar terdiri dari

beberapa tahapan, seperti yang disajikan dalam Tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14 Panduan Asesmen Kesulitan Belajar

Tahapan Langkah-langkah Sumber Informasi Rasional

Merancang Perangkat Penilaian

1. Mengindentifikasi Kompetensi Dasar yang Bermasalah

Bila suatu kompetensi dasar tidak tercapai, perlu didiagnosis indikator-indikator mana saja yang tidak dapat dimunculkan.

Hasil penelitian, Depdiknas, 2007. Panduan Penilaian Diagnostik Sekolah Menengah Pertama

Kompetensi bermasalah yaitu SK dan KD yang sulit dicapai oleh siswa.

2. Menentukan Kemungkinan Sumber Masalah

Kemungkinan sumber masalah, yaitu: 1) tidak terpenuhinya kemampuan prasyarat; 2) terjadinya miskonsepsi; dan 3) rendahnya kemampuan memecahkan masalah.

Masalah yang timbul karena siswa tidak memahami konsep dengan benar dan utuh.

3. Menentukan Bentuk dan Jumlah Soal yang Sesuai

Perlu dipilih alat diagnosis yang tepat berupa butir-butir tes diagnostik yang sesuai. Butir tes tersebut dapat berupa tes pilihan ganda, essay, maupun kinerja.

Teknik penilaian harus tepat sesuai dengan sumber masalah yang diduga.

Page 45: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

86

Tahapan Langkah-langkah Sumber Informasi Rasional

Merancang Perangkat Penilaian

4. Menyusun Kisi-kisi Soal Kisi-kisi setidaknya memuat: 1) kompetensi dasar beserta indikator bermasalah; 2) materi pokok; 3) dugaan sumber masalah; 4) bentuk dan jumlah soal; dan 5) indikator soal

Hasil penelitian, Depdiknas, 2007. Panduan Penilaian Diagnostik Sekolah Menengah Pertama

Agar soal yang digunakan dapat mengungkap kesulitan belajar yang dialami siswa secara tepat dan akurat.

5. Menulis Soal Harus diperhatikan jawaban atau respon yang diberikan siswa harus memberikan informasi yang cukup untuk menduga masalah atau kesulitan yang dialami siswa.

Soal diagnostik memiliki karakteristik berbeda dengan soal tes lain

6. Mereview Soal Sebaiknya soal yang telah ditulis guru divalidasi terlebih dahulu sebelum diteskan ke siswa, bisa divalidasi oleh dosen ahli atau guru-guru sejenis dalam MGMP.

Butir soal yang baik memiliki validitas isi, yaitu kejituan tes ditinjau dari isi tes tersebut

7. Menyusun Kriteria Penilaian Kriteria penilaian memuat rentang skor yang menggambarkan pada rentang berapa saja siswa didiagnosis sebagai mastery, yaitu sudah menguasai KD. Atau belum mastery, yaitu belum menguasai.

Untuk mengetahui siswa yang mengalami masalah dilihat dari skor yang diperolehnya.

Menguji Coba Perangkat Penilaian

1. Menguji Coba Soal yang telah ditulis

Soal yang telah ditulis diujicobakan ke sampel lain. Bila soal bentuk essay jumlahnya banyak, sebaiknya dibagi menjadi dua agar siswa tidak jenuh.

Untuk mengetahui kualitas soal apakah baik atau tidak.

2. Menganalisis hasil uji coba Analisis secara kuantitatif, meliputi reliabilitas, validitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.

Mengetahui kualitas soal secara kuantitatif.

Melaksanakan Perangkat Penilaian Kesulitan Belajar

1. Sebelum Tes Formatif Agar kesulitan belajar yang dialami siswa terhadap konsep tertentu selama kegiatan pembelajaran dapat terdeteksi secepat mungkin. Hal ini agar pada pelaksanaan tes formatif siswa dapat mencapai KKM.

Kesulitan belajar siswa dapat diatasi dan ketika menjalani tes formatif dapat mencapai KKM.

Page 46: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704379_chapter... · 2018-10-25 · KD yang terdapat pada kurikulum KTSP 2006 untuk SMP Kelas VII semester

87

Tahapan Langkah-langkah Sumber Informasi Rasional

Melaksanakan Perangkat Penilaian Kesulitan Belajar

2. Setelah Tes Formatif Agar sebelum mempelajari konsep selanjutnya, kesulitan belajar yang dialami siswa dapat diatasi terlebih dahulu.

Hasil penelitian, Depdiknas, 2007. Panduan Penilaian Diagnostik Sekolah Menengah Pertama

Dapat memahami konsep prasyarat untuk pembelajaran selanjutnya.

Identifikasi Sumber Masalah

1. Melakukan Penskoran Kegiatan penskoran harus mampu merekam type error yang ada dalam respon siswa.

Mengetahui siswa dengan skor terendah atau responnya paling minim.

2. Membuat kode spesifik untuk setiap type error

Membuat kode spesifik, seperti: A: terjadi miskonsepsi B: kesalahan mengubah satuan C: kesalahan menggunakan formula D: kesalahan perhitungan

Untuk memudahkan identifikasi

3. Menentukan batas pencapaian (passing score)

Bila tes diagnostik dibangun oleh sejumlah butir soal perlu dilakukan batas pencapaian untuk menentukan bahwa siswa tersebut bermasalah.

Untuk mengetahui siswa yang bermasalah.

Pemberian Umpan Balik

1. Kegiatan umpan balik dilakukan secara cermat berdasarkan hasil tes diagnostik

Umpan balik yang diberikan harus sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa.

Agar kesulitan yang dialami siswa bisa teratasi.

2. Kegiatan umpan balik diberikan secara bertahap dan berkelanjutan

Kegiatan umpan balik perlu diatur agar tidak terjadi tumpang tindih.

Supaya tidak memberatkan siswa maupun guru