hasil dan pembahasan gambaran umum lokasi penelitian · isi berita radar bogor ... yang juga...

26
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Cilebut Barat adalah desa di Kecamatan Sukaraja, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Desa Cilebut Barat terbentuk dari pemekaran Desa Cilebut yang pada tahun 1982 dimekarkan menjadi 2 (dua) desa yang terdiri atas Desa Cilebut Barat dan Desa Cilebut Timur yang pada saat itu desa Cilebut Barat masih kecamatan Semplak Kabupaten Bogor dan pada tahun 1996 berubah menjadi kecamatan Sukaraja kabupaten Bogor. Desa Cilebut Barat semula beralamat di Jalan Raya Jambu Dipa RT. 001 RW. 006 dan pada tahun 2005 sampai dengan sekarang pindah ke alamat di Jalan Pendidikan RT.001 RW. 007. Desa Cilebut Barat adalah salah satu desa di Kecamatan Sukaraja yang mempunyai luas wilayah ± 134,684 km dengan batas-batas administratif pemerintah sebagai berikut: Sebelah utara: Desa Waringin Jaya, Kecamatan Bojong Gede. Sebelah timur: Desa Cilebut Timur, Kecamatan Sukaraja. Sebelah selatan: Desa Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal. Sebelah barat: Desa Kencana, Kecamatan Tanah Sereal. Dilihat dari topografi dan kultur tanah Desa Cilebut Barat secara umum berupa tanah darat dan persawahan yang berada pada ketinggian antar 1.800 m s.d. 1.900 m di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata antara 34 - 36°C. Orbitasi dan waktu tempuh dari ibukota kecamatan berjarak 7 km dengan waktu tempuh 30 menit. Dari ibukota kabupaten berjarak 12 km dengan waktu tempuh 45 menit. Dari ibukota provinsi berjarak 150 km dengan waktu tempuh 210 menit, dan dari ibukota negara berjarak 50 km dengan waktu tempuh 120 menit. Saat ini di Cilebut Barat, terdapat perumahan pesona Cilebut I dan II, dan perumahan kencana asri. Di desa ini juga terdapat sebuah stasiun kereta api, yang melayani rute Cilebut - Bogor, dan Cilebut - Jakarta. Adanya perumahan yang kebanyakan dibangun di atas tanah-tanah bekas lahan pertanian, khususnya ladang jambu biji merah, membuat jumlah kepala keluarga yang menetap semakin meningkat setiap tahunnya, sehingga jumlah rukun warga (RW) dan rukun tetangga (RT) juga mengalami pemekaran. Saat ini RW di desa Cilebut Barat berjumlah 16 (enam belas) dengan 99 (Sembilan puluh sembilan) RT. Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi dalam Media Massa di Wilayah Bogor Media massa baik cetak maupun elektronik di Wilayah Bogor, hampir setiap harinya memuat atau menayangkan informasi-informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang meliputi: Kapasitas sarana dan prasarana transportasi, kecelakaan dari pengoperasian transportasi, kelancaran dan kecepatan transportasi, ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan transportasi, keteraturan jadwal keberangkatan dan kedatangan transportasi,

Upload: phungcong

Post on 06-Mar-2019

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Cilebut Barat adalah desa di Kecamatan Sukaraja, Bogor, Jawa Barat,Indonesia. Desa Cilebut Barat terbentuk dari pemekaran Desa Cilebut yang padatahun 1982 dimekarkan menjadi 2 (dua) desa yang terdiri atas Desa Cilebut Baratdan Desa Cilebut Timur yang pada saat itu desa Cilebut Barat masih kecamatanSemplak Kabupaten Bogor dan pada tahun 1996 berubah menjadi kecamatanSukaraja kabupaten Bogor. Desa Cilebut Barat semula beralamat di Jalan RayaJambu Dipa RT. 001 RW. 006 dan pada tahun 2005 sampai dengan sekarangpindah ke alamat di Jalan Pendidikan RT.001 RW. 007.

Desa Cilebut Barat adalah salah satu desa di Kecamatan Sukaraja yangmempunyai luas wilayah ± 134,684 km dengan batas-batas administratifpemerintah sebagai berikut: Sebelah utara: Desa Waringin Jaya, KecamatanBojong Gede. Sebelah timur: Desa Cilebut Timur, Kecamatan Sukaraja. Sebelahselatan: Desa Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal. Sebelah barat: Desa Kencana,Kecamatan Tanah Sereal.

Dilihat dari topografi dan kultur tanah Desa Cilebut Barat secara umumberupa tanah darat dan persawahan yang berada pada ketinggian antar 1.800 ms.d. 1.900 m di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata antara 34 - 36°C.Orbitasi dan waktu tempuh dari ibukota kecamatan berjarak 7 km dengan waktutempuh 30 menit. Dari ibukota kabupaten berjarak 12 km dengan waktu tempuh45 menit. Dari ibukota provinsi berjarak 150 km dengan waktu tempuh 210 menit,dan dari ibukota negara berjarak 50 km dengan waktu tempuh 120 menit. Saat inidi Cilebut Barat, terdapat perumahan pesona Cilebut I dan II, dan perumahankencana asri. Di desa ini juga terdapat sebuah stasiun kereta api, yang melayanirute Cilebut - Bogor, dan Cilebut - Jakarta.

Adanya perumahan yang kebanyakan dibangun di atas tanah-tanah bekaslahan pertanian, khususnya ladang jambu biji merah, membuat jumlah kepalakeluarga yang menetap semakin meningkat setiap tahunnya, sehingga jumlahrukun warga (RW) dan rukun tetangga (RT) juga mengalami pemekaran. Saat iniRW di desa Cilebut Barat berjumlah 16 (enam belas) dengan 99 (Sembilan puluhsembilan) RT.

Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasidalam Media Massa di Wilayah Bogor

Media massa baik cetak maupun elektronik di Wilayah Bogor, hampirsetiap harinya memuat atau menayangkan informasi-informasi mengenaipelayanan sarana dan prasarana transportasi yang meliputi: Kapasitas sarana danprasarana transportasi, kecelakaan dari pengoperasian transportasi, kelancaran dankecepatan transportasi, ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangantransportasi, keteraturan jadwal keberangkatan dan kedatangan transportasi,

keterjangkauan daya beli tarif (ongkos), ketersediaan pelayanan sarana danprasarana transportasi, ketertiban dan keamanan transportasi, keberadaan lokasiterminal, dan tujuan yang akan dicapai (trayek).

Media massa yang hadir di Wilayah Bogor meliputi media cetak danelektronik yang memuat atau menyiarkan informasi pelayanan sarana danprasarana transportasi, seperti surat kabar Radar Bogor, Pakuan Raya, dan JurnalBogor, Radio Elfas, Kisi, Radio Republik Indonesia (RRI), Megaswara, RadioPemerintah Daerah Bogor, serta televisi juga media online melalui situswww.kotabogor.co.id. megaswara. Media massa tersebut banyak digunakan olehwarga Desa Cilebut Barat untuk mengakses informasi mengenai pelayanan saranadan prasarana transportasi, namun yang dipaparkan berikut ini hanya media RadioRepublik Indonesia (RRI) Wilayah Regional II Bogor dan surat kabar RadarBogor sebagai sampel media massa yang sering menginformasikan tentangpelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor.

Surat Kabar Radar BogorHarian pagi Radar Bogor didirikan pada 7 Oktober 1998 atas prakarsa

Alfian Mujani bersama dengan Wahyudi Diani, Dahlan Iskan dan H. Margiono.Munculnya ide untuk mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidangjurnalistik ini, karena adanya peluang yang besar dan belum tersedianya informasikhususnya di wilayah Bogor dan sekitarnya. Saat itu belum ada satupun mediamassa yang menitik beratkan pada pemberitaan lokal secara khusus yang terjadi diBogor.

Edisi perdana Harian pagi Radar Bogor terbit tanggal 2 Nopember 1998sebanyak 12 halaman dengan panjang 540 cm dan lebar 340 cm Selama 3 bulanterjual 3.000 - 5.000 eksemplar, bulan keempat mencapai 7.000 - 10.000eksemplar, kemudian Radar Bogor menambah jumlah halaman dari 12 menjadi 6halaman dan terus berkembang menjadi 20 halaman, dan saat ini oplah penjualansudah mencapai 60.000 eksemplar dengan jaringan distribusi di wilayah Depok,Sukabumi, dan Cianjur.

Isi berita Radar Bogor terbagi dalam berita internasional sebanyak 5%,berita nasional 20%, dan 75% untuk berita lokal. Informasi pelayanan sarana danprasarana transportasi di wilayah Bogor termasuk dalam berita lokal, di manapada Radar Bogor informasi-informasi tersebut dimuat pada halaman khususmetropolis dan umumnya ada juga pada halaman-halaman 1, 7, 9, 12 dan 16Selama satu bulan, yaitu mulai tanggal 22 September sampai 22 Oktober 2012,pemuatan informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogoryang diasumsikan juga disiarkan oleh media massa lainnya dapat dilihat padaLampiran 4, informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang tidakdiberitakan pada surat kabar Radar Bogor ini kemungkinan disiarkan oleh mediamassa lainnya.

Informasi-informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yangdisajikan pada Surat Kabar Radar Bogor ini selama dilakukan penelitian lebihbanyak menginformasikan tentang kelancaran dan kecepatan transportasi, yaitumengenai kemacetan yang disebabkan banjir, perlintasan pintu kereta, kurangtanggapnya petugas lalu lintas terhadap semerawutnya lalu lintas, serta perbaikan

jalan. Selain itu, Radar Bogor juga memuat tentang kecelakaan yang terjadi diwilayah Bogor, ketersediaan pelayanan sarana dan prasarana transportasi, sepertiadanya pelebaran jalan atau pembuatan jalan tol, serta perbaikan/pembuatan jalan.Hal lain yang diberitakan Radar Bogor adalah tentang ketertiban dan keamanantransportasi, dimana banyak terjadi pungutan liar (pungli) di jalan raya, parkiryang sembarangan, serta pedagang kaki lima yang menghambat lalu lintas.

Proses pemuatan informasi di surat kabar Radar Bogor dimulai dariadanya peristiwa yang diliput oleh wartawan atau koresponden yang kemudiandiserahkan ke bagian redaksi untuk diagendakan menjadi bahan rapat dewanredaksi yang menentukan berita atau informasi-informasi yang layak atau tidaklayak untuk dimuat. Informasi-informasi yang diputuskan rapat layak untukdimuat, selanjutnya diedit untuk kemudian ditata oleh bagian lay out yangakhirnya dikirim ke percetakan. Alur proses pemuatan informasi pelayanan saranadan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada surat kabar harian pagi RadarBogor terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Proses Pemuatan Informasi di Surat Kabar Radar BogorSumber: Radar Bogor, 2012

Peristiwa

Wartawan/Responden

Redaksi

Rapat Redaksi

Tidaklayak

Layak

Editing

Lay out

Percetakan

Radio Republik Indonesia (RRI) Wilayah Regional II BogorInformasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di

Wilayah Bogor pada Radio Republik Indonesia (RRI) Wilayah Regional II BogorPro 1 FM 93.75 Mhz khusus diinformasikan pada program Kiwari (dalam BahasaSunda yang artinya Bogor hari ini) dan BBC (Bogor Bandung Cirebon). Waktusiaran informasi tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yang tiap bagiannyaterbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu: (1) Waktu siaran pagi, yaitu antara pukul06.00 - 09.00 WIB dan antara pukul 09.00 - 12.00 WIB, (2) Waktu siaran siang,yaitu antara pukul 12.00 - 14.00 WIB dan antara pukul 14.00 - 16.00 WIB, dan (3)waktu siaran petang dan malam, yaitu antara pukul 16.00 -18.00 WIB dan antarapukul 18.00 - 20.00 WIB.

Penyajian informasi tersebut dapat disiarkan pada program berita ataupuninformasi sela yang diinformasikan oleh penyiar pada saat suatu acara on air,selain itu informasi ini dapat disajikan secara live (langsung) dari lokasi peristiwaterjadi melalui hubungan telepon yang berupa laporan pandangan mata darireporter atau koresponden atau dapat juga laporan tersebut berupa rekaman yangkemudian disiarkan.

Radio yang menyiarkan informasi tentang pelayanan sarana dan prasaranatransportasi, yang memiliki acara khusus hanya Radio Republik Indonesia (RRI)Bogor dengan tajuk pemberitaannya yaitu Bogor Kiwari dan Bogor, BandungCirebon (BBC). Pada acara ini diinformasikan tentang berbagai hal tentangpelayanan sarana dan prasarana transportasi seperti, kecelakaan di jalan raya,ketersediaan pelayanan sarana dan prasarana transportasi, kelancaran dankecepatan transportasi, serta ketertiban dan keamanan transportasi. Informasi yangdisajikan berupa informasi langsung dan tidak langsung. Informasi langsung dapatdiinformasikan oleh wartawan atau koresponden RRI yang berada di lapanganyang biasanya menginformasikan tentang kemacetanyang disebabkan oleh banjir,para pedagang kaki lima, kecelakaan, dan juga adanya perbaikan jalan. Selain itu,informasi langsung ini juga dilakukan dengan meminta informasi melalui layanantelepon dari para pendengar yang sedang berada di perjalanan dengankendaraannya.

Radio siaran swasta di wilayah Bogor yang banyak menginformasikanmengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi adalah Radio Megaswarayang tiap siarannya selalu menginformasikan tentang masalah transportasiwalaupun tidak memiliki acara khusus mengenai informasi tersebut. Radio lainyang juga menginformasikan tentang transportasi adalah Radio Elfas, dan KisiFM.

Proses pembuatan informasi di radio pada umumnya, dimulai dari liputandari reporter kemudian dibuat narasinya setelah itu diserahkan ke bagianpemberitaan untuk dilakukan pengeditan, namun sebelum diserahkan ke bagiansiaran, naskah tersebut bersama dengan informasi-informasi lain dibahas padarapat naskah siaran bagian pemberitaan, jika naskah-naskah itu layak untukdisiarkan maka naskah tersebut diserahkan ke bagian siaran yang kemudiandipercayakan kepada penyiar untuk diinformasikan pada program siarannya. Alurproses penyiaran informasi tersebut terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Proses Penyiaran Informasi di RRI Wilayah Regional II BogorSumber: Bagian Pemberitaan RRI Bogor, 2012

Peristiwa

Siaranlangsung

Siarantidak

langsung

Penyiar/ReporterOn air

KonfirmasiBagian

Pemberitaan

Reporter/Koresponden

Tidaklayak

Layak

Editing

Rapat BagianPemberitaan

Bagian Siaran

Penyiar On air

Karakteristik Warga Desa Cilebut Barat

Karakteristik adalah ciri-ciri atau sifat pribadi yang dimiliki setiapindividu. karakteristik warga Desa Cilebut Barat yang mengakses informasipelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor melalui mediamassa sebagai responden yang diamati adalah (1) jenis kelamin, (2) usia, (3)pekerjaan. Mengenai karakteristik warga Desa Cilebut Barat tersebut tersaji padaTabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Karakteristik RespondenKarakteristik Jumlah

(Orang)Persentase

(%)Jenis kelamin

Laki-lakiPerempuan

3220

62,038,0

Usia17 – 36 tahun37 – 65 tahun

2032

38,062,0

PekerjaanIbu Rumah TanggaMahasiswaPedagangPegawai NegeriPegawai SwastaPetani

6268

244

12,05,4

12,016,046,6

8,0

Jenis KelaminWarga Desa Cilebut Barat yang memperoleh informasi pelayanan sarana

dan prasarana informasi di Wilayah Bogor melalui media massa berdasarkankategori jenis kelaminnya lebih dari separuh responden adalah laki-laki denganjumlah persentase 62%. Hal ini dikarenakan responden dalam penelitian iniadalah kepala keluarga yang berdasarkan data tahunan potensi Desa Cilebut Baratbahwa kepala keluarga laki-laki (3.673 KK) lebih banyak dibanding jumlah,kepala keluarga perempuan (2.203 KK) (BPMPD Kabupaten Bogor, 2012).

UsiaRata-rata usia responden adalah 38,5 tahun, dan diklasifikasikan ke dalam

dua kelompok. Kelompok pertama di bawah atau sama dengan 36 tahun (17 - 36tahun) dan kedua antara 37 - 63 tahun. Berdasarkan kategori tersebut, usiaresponden tergolong produktif yaitu antara 37 - 65 tahun sebanyak 62%sedangkan usia responden yang juga tergolong produktif yang berada di bawahatau sama dengan 36 tahun sebanyak 38%. Batasan usia produktif berdasarkankelompok umur yang biasa dikelompokkan dalam demografi berkisar antara 15sampai 65 tahun (BPS, 2006). Semua responden (100%) berada pada usiaproduktif.

PekerjaanHampir separuh (46,6%) responden yang memperoleh informasi

pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor melalui mediamassa adalah pegawai swasta. Pegawai swasta di sini meliputi buruh/pegawaipabrik, pegawai instansi swasta, dokter swasta, bidan swasta, dan pegawai toko,yang berdasarkan data tahunan Desa Cilebut Barat, bahwa jumlah pegawai swastalebih banyak dibanding pegawai negeri.

Profil Responden Berdasarkan Pemilihan Media Massadan Informasi yang Diperoleh

Profil merupakan gambaran secara spesifik mengenai sesuatu. Profil yangdipaparkan di sini merupakan profil dari warga Desa Cilebut Barat yang memilihmedia massa dalam memperoleh informasi mengenai sarana dan prasaranatransportasi di Wilayah Bogor. Profil tersebut meliputi: (1) informasi pelayanansarandan prasarana transportasi yang diperoleh, (2) jenis media massa yangdigunakan, (3) nama media massa yang digunakan, dan (4) waktu memperolehinformasi.

Informasi yang DiperolehInformasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diperoleh oleh

warga Desa Cilebut Barat sebagai responden merupakan informasi yang dicariatau diperoleh untuk memenuhi kebutuhan akan informasi mengenai pelayanansarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor. Berdasarkan hasil penelitianinformasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor yangdiperoleh melalui media massa oleh responden adalah informasi mengenaikelancaran dan kecepatan transportasi sebanyak 34,6%. Informasi tersebutmenjadi sangat dibutuhkan mengingat responden lebih banyak pegawai swastayang masuk jam kerjanya sangat ketat yang umumnya dimulai pukul 08.00 WIBsampai 17.00 WIB, dan transportasi yang digunakan kebanyakan respondenadalah transportasi umum seperti kereta dan angkutan umum lainnya (angkot, busdan ojek) yang sering mengalami gangguan perjalanan seperti pembatalan jadwalkereta serta keadaan jalan yang macet. Selain itu, saat ini di Wilayah Bogorsedang banyak melakukan pembangunan fisik seperti pembuatan jalan tol lingkardalam, perbaikan jalan, serta perbaikan sarana dan prasarana stasiun kereta apiyang semuanya itu dapat menghambat kelancaran dan kecepatan transportasi.

Jenis Media Massa yang DigunakanJenis media massa yang digunakan oleh warga Desa Cilebut Barat dalam

memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di WilayahBogor adalah media massa modern baik cetak (seperti surat kabar dan majalah)maupun elektronik (seperti radio, televisi dan film) juga media sosial (sepertihandphone dan smartphone). Berdasarkan hal tersebut, hasil penelitianmenunjukkan bahwa media massa yang paling banyak digunakan adalah mediasurat kabar dengan jumlah persentase sebanyak 42,5%. Salah satu alasan

penggunaan media massa jenis surat kabar ini karena media tersebut memilikikeunggulan dari segi fisik yang mudah dibawa-bawa, dapat dibaca di manapunberada serta harga yang terjangkau, namun ada juga kelemahannya di mana orangmembaca surat kabar terkadang tidak sempat membaca semua isi beritanya karenaberagamnya berita yang dimuat serta jumlah halamannya yang terlalu banyak(Hoeta Soehoet, 2006).

Nama Media Massa yang DigunakanMedia Massa modern cetak dan elektronik serta media sosial yang hadir di

wilayah Bogor sangat variatif, seperti Surat Kabar Radar Bogor, Surat KabarJurnal Bogor, Surat Kabar Pakuan Raya, Majalah Trend Bogor, TelevisiMegaswara, Radio Megaswara, Radio Republik Indonesia Bogor, danwww.bogor.co.id serta banyak lagi yang lainnya. Media massa tersebut hadir baikdi wilayah kabupaten maupun Kota Bogor bahkan di wilayah sekitar Bogorseperti Tangerang, Depok, Sukabumi, Cianjur dan Jakarta. Surat kabar yangbanyak digunakan oleh responden dalam mengakses informasi sarana danprasarana transportasi adalah Radar Bogor (45,5%). Media Radar Bogor ini yangsekali cetak beroplah sekitar 60.000-an juga didistribusikan ke seluruh WilayahBogor (baik kabupaten maupun kota), selain itu juga surat kabar tersebut mudahdi dapat seperti di stasiun kereta, terminal, dan pedagang pinggir jalan denganharga yang terjangkau.

Waktu Memperoleh InformasiWaktu memperoleh informasi yang dimaksud adalah saat kapan responden

melakukan aktifitas membaca/melihat/mendengar informasi pelayanan sarana danprasarana transportasi di Wilayah Bogor melalui media massa yang digunakan.Dengan demikian waktu memperoleh informasi yang dimaksud di sini adalahpada saat responden mengisi kuesioner, yaitu awal Oktober 2012. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa responden memperoleh informasi pelayanan tersebut 1-3hari yang lalu yang lalu (dari saat pengisian kuesioner) dengan jumlah persentasesebesar 45,6%. Waktu ini juga berhubungan dengan pemuatan informasipelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor yang tidak setiaphari hadir sehingga pada saat penelitian mungkin saja responden tidakmemperoleh informasi yang dibutuhkannya.

Profil responden berdasarkan pemilihan media massa dan informasi yangdiperoleh terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Profil Responden Berdasarkan Pemilihan Media Massa dan Informasiyang Diperoleh

Keterangan Jumlah(Orang)

Persentase(%)

Informasi yang diperoleh Kelancaran dan kecepatan transportasi Ketertiban dan keamanan transportasi Kapasitas sarana dan prasarana transportasi Kecelakaan dari pengoperasian transportasi Ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan

transportasi Ketersediaan pelayanan sarana dan prasarana

transportasi Keberadaan lokasi terminal Keterjangkauan daya beli tarif (ongkos) Keteraturan jadwal keberangkatan dan kedatangan

transportasi Tujuan yang akan dicapai (trayek)Jenis media massa yang digunakan

RadioSurat KabarTelevisi

Nama media massa yang digunakanJurnal BogorMegaswara TVRadar BogorRadio MegaswaraRRI Bogor

Waktu Memperoleh Informasi1 – 3 hari yang lalu4 – 7 hari yang laluHari iniLebih dari seminggu yang lalu

188374

5

222

1

102220

31821

56

34,615,5

5,813,5

7,7

9,6

3,83,83,8

1,9

24,842,532,7

6,825,645,5

9,612,5

1891

12

45,628,3

1,924,2

Kebutuhan Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yangDiperoleh melalui Media Massa bagi Warga Desa Cilebut Barat

Kebutuhan (need) merupakan keadaan yang timbul di dalam diriseseorang, bilamana seseorang itu kekurangan sesuatu yang penting untukkehidupannya atau perbaikan menurut psikologinya maka akan bergerak mencarisesuatu untuk memenuhinya. Kebutuhan yang akan dipenuhi di sini adalahkebutuhan akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasiyang diperoleh melalui media massa di Wilayah Bogor yang meliputi kebutuhan

kognitif, afektif, identitas pribadi, hubungan sosial, dan hiburan. Rataan skorkebutuhan responden 2,90 termasuk pada kategori tinggi, artinya bahwaresponden membutuhkan informasi mengenai informasi sarana dan prasaranatransportasi yang diperoleh melalui media massa di Wilayah Bogor. Hasilmengenai rataan skor kebutuhan tersebut terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan Skor Kebutuhan Warga Desa Cilebut Barat akan InformasiPelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang Diperoleh MelaluiMedia Massa di Wilayah Bogor

Kebutuhan Akan Informasi Rataan Skor *KognitifAfektifIdentitas diriHubungan sosialHiburan

3,133,112,912,832.51

Rataan Skor Kebutuhan 2,90Keterangan: *Interval Skor 1,00 – 1,75=Sangat Rendah; 1,76 – 2,51=Rendah; 2,52 -

3,27=Tinggi; 3,28 – 4,00=Sangat Tinggi.

KognitifKebutuhan kognitif merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan

pengetahuan manusia tentang suatu obyek. Rataan skor dari hasil penelitianmengenai kebutuhan kognitif ini adalah 3,13 termasuk dalam kategori tinggi,artinya warga membutuhkan informasi pelayanan sarana dan prasaranatransportasi yang diperolehnya dari media massa adalah untuk menambahpengetahuan tentang pelayanan transportasi tersebut (3,12), untuk mengambilkeputusan dalam hal bertaransportasi (3,12), dan untuk mendapatkan pelajaransebagai pendidikan diri mengenai hal bertransportasi (3,23). Hal ini seperti yangdikemukakan Rakhmat (2002) bahwa banyak orang memperoleh pengetahuanyang mendalam tentang bidang yang diminatinya dari berita dan pandangan yangditampilkan dalam media massa.

AfektifPerilaku yang termasuk dalam kebutuhan afektif yang akan diperoleh

warga setelah memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasiadalah merasa senang, nyaman, yakin, percaya, dan aman karena mendapatkaninformasi-informasi tentang masalah pelayanan transportasi yang menjadikebutuhannya, seperti warga membutuhkan informasi tersebut bukan untukmemperoleh rasa senang dalam hal bertransportasi (3,00), untuk memperoleh rasaaman dalam halbertransportasi (2,90), untuk memperoleh rasa tenang dalamhalbertransportasi (3,44), untuk memperoleh rasa percaya dalam hal bertransportasi(3,29), dan bukan untuk memperoleh rasa yakin dalam hal bertransportasi (2,90).Hasil penelitian mengenai kebutuhan afektif ini menunjukkan rataan skor 3,11yang termasuk dalam kategori tinggi, artinya setelah warga memperoleh informasimengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi akan menjadi merasa

senang, aman, tenang, percaya, dan yakin akan sarana dan prasarana yangdigunakannya sehari-hari.

Sikap warga terhadap transportasi tersebut bersumber pada informasi danpengetahuan yang dimilikinya, seperti dijelaskan oleh Asch (dalam Rakhmat,2002) bahwa semua sikap bersumber pada organisasi kognitif - pada informasidan pengetahuan yang kita miliki. Sikap diarahkan pada obyek, kelompok, atauorang. Hubungan kita dengan mereka pasti didasarkan pada informasi yang kitaperoleh tentang sifat-sifat mereka; atau sikap pada seseorang atau sesuatubergantung pada citra kita tentang orang atau obyek tersebut.

Identitas DiriHasil penelitian menunjukkan bahwa rataan skor kebutuhan identitas diri

2,91 termasuk dalam kategori tinggi, artinya warga membutuhkan informasitentang pelayanan sarana dan prasarana transportasi untuk memperoleh kekuatandalam diri pribadi tentang norma/nilai/cara/aturan dari pelayanan sarana danprasarana transportasi yang diberikan (2,87), untuk menemukan model/carabertindak/berperilaku yang ada hubungannya dengan pelayanan transportasitersebut (3,00), untuk mendapatkan gambaran mengenai orang lain yangdiberitakan media berkaitan dengan hal pelayanan tranportasi tersebut (2,96), danbukan untuk mendapatkan wawasan pribadi mengenai hal pelayanan transportasitersebut (2,83).

Hubungan SosialHubungan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proses yang asosiatif

dan disosiatif. Hubungan sosial asosiatif merupakan hubungan yang bersifatpositif, artinya hubungan ini dapat memperat atau memperkuat jalinan atausolidaritas kelompok. Adapun hubungan sosial disosiatif merupakan hubunganyang bersifat negatif, artinya hubungan ini dapat merenggangkan ataumenggoyahkan jalinan atau solidaritas kelompok yang telah terbangun (Fattah,2009).

Kebutuhan hubungan sosial yang dibutuhkan oleh warga Desa CilebutBarat dalam memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasiadalah kebutuhan hubungan sosial asosiatif. Hasil penelitian mengenai kebutuhanhubungan sosial ini termasuk tinggi dengan rataan skor 2,83, artinya warga DesaCilebut Barat membutuhkan hubungan sosial yang positif setelah memperolehinformasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di media massa, sepertimendapatkan wawasan tentang keadaan orang lain akibat pelayanan transportasi(2,95), menumbuhkan perasaan sama dengan apa yag dirasakan orang lain akibatpelayanan transportasi (2,77) seperti merasakan penderitaan korban jembatanambruk dan jalan longsor. Menumbuhkan rasa memiliki pada sarana danprasarana transportasi (2,85), sebagai bahan percakapan dengan keluarga(2,92),dan bukan untuk sebagai dasar bahan percakapan dengan teman (2,73).

HiburanKebutuhan hiburan warga Desa Cilebut Barat yang diinginkan setelah

memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di media

massa termasuk dalam kategori rendah dengan rataan skor 2,51, artinya wargakurang membutuhkan informasi-informasi yang diperolehnya itu sebagaipengantipasi keadaan yang terjadi (2,72), sebagai pengisi waktu luang(2,92),penghilang kejenuhan (rataan skor 2,42), bukan untuk membantu memecahkanmasalah (2,15), pelepas ketegangan dalam dirinya (2,33), dan sebagai saranauntuk bersantai (2,31) tetapi informasi tersebut merupakan informasi yang pentingdan serius bagi warga Desa Cilebut Barat karena menyangkut masalah pekerjaandan kelangsungan hidup perekonomian mereka.

Pemilihan Media Massa oleh Warga Desa Cilebut Barat untuk MemperolehInformasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor

Rubin (1993) (dalam Fernando, 2012) mengemukakan bahwa ada 2 tipeorientasi berbeda dari khalayak dalam menggunakan media, yaitu media sebagai"ritualized" penggunaan media berdasarkan kebiasaan (habit) dari "instrument"yaitu penggunaan media yang dilakukan berdasarkan pemilihan secara selektif.Jadi, pemilihan yang dimaksud di sini adalah pemilihan media massa oleh wargaDesa Cilebut Barat secara selektif untuk memperoleh informasi pelayanan saranadan prasarana transportasi berdasarkan selera, penerimaan akan media, nilaifungsional, nilai informasi, dan nilai ekonomi dengan rataan skor 2,77 termasukdalam kategori tinggi atau baik, artinya warga desa selektif dalam memilih mediamassa untuk memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasiberdasarkan selera, penerimaan, nilai fungsional, nilai informasi, dan nilaiekonomi dari media yang dipilihnya. Mengenai rataan skor pemilihan mediamassa tersaji pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan Skor Pemilihan Media Massa oleh Warga Desa Cilebut Baratdalam Memperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan PrasaranaTransportasi di Wilayah BogorPemilihan Media Massa Rataan Skor *

Penerimaan akan mediaNilai FungsionalNilai InformasiNilai Ekonomi

2,782,942,982,72

Rataan Skor Pemilihan 2,79Keterangan:* Interval Skor 1,00 – 1,75=Sangat Buruk; 1,76 – 2,51=Buruk; 2,52 – 3,27=Baik; 3,28 –

4,00=Sangat Baik

Penerimaan akan MediaHasil penelitian menunjukkan bahwa rataan skor untuk pemilihan

indikator penerimaan akan media adalah 2,79 termasuk dalam kategori baik,artinya warga desa memilih media massa untuk memperoleh informasi pelayanansarana dan prasarana transportasi bukan sebagai pengganti media yang lama yangsudah tidak digunakan (2,52), tertarik dengan tampilan fisik (2,67), teknologiyang canggih (2,81), serta fitur yang ada mudah untuk dipahami (2,95). Media

yang banyak dipilih oleh warga adalah surat kabar sehingga dengan keunggulanyang dimiliki oleh surat kabar itu menjadi alasan warga menerima surat kabarsebagai media yang dipilihnya, seperti headline yang menarik dan mencolokmata, mudah dibawa kemana-mana, serta halaman-halaman yang mudah untukdibuka dan dibaca.

Namun menurut Vanri (2007) media yang perlu dikembangkan saat iniadalah media-media lokal. Bila media lokal sudah menemukan point of interestdan kebutuhan informasi tertentu di suatu daerah, maka kemungkinan penerimaanoleh masyarakat cukup besar.

Nilai FungsionalNilai fungsional media massa menyangkut fungsi dari media massa

tersebut, yaitu menyebarkan informasi, memotivasi, pengawasan terhadapperistiwa yang terjadi, pengawasan bagi sumber beritanya, dan hiburan. Rataanskor untuk pemilihan dari indikator nilai fungsional adalah 2,94 termasuk dalamkategori baik, artinya warga desa dalam memilih media massa berdasarkanfungsinya, yang memilih surat kabar karena nilai informasinya dalam memuatinformasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi (2,71), sehingga dapatmemotivasi warga untuk bertransportasi dengan baik dan benar (2,83), selain itusurat kabar sangat jelas menuliskan siapa yang menjadi narasumber dari peristiwayang diberitakannya itu (3,20), informasinya dapat dijadikan sebagai pengawasanbagi warga mengenai sumber beritanya (3,00), dan warga memilih media tersebutbukan karena informasinya yang dapat menghibur (2,73).

Hal ini sejalan dengan apa yang dijabarkan oleh Wright (2006) bahwafungsi media adalah: (a) Menginformasikan, media massa menyebarluaskaninformasi kepada masyarakat, misalnya berita atau pengumuman, (b) Mengawasi,media massa menyampaikan informasi yang mengawasi masyarakat, yang bisadinamakan fungsi kontrol, misalnya menyiarkan informasi yang menunjukkankekeliruan atau kesalahan yang terjadi di tengah masyarakat, (c) Mendidik, mediamassa menyampaikan materi pendidikan kepada masyarakat, misalnya mendidikmasyarakat cara berlalu lintas yang berdisiplin, (d) Menghibur, media massamenyampaikan isi atau pesan yang menghibur pada masyarakat, misalnyasinetron, kartun, music dan lain-lain. Peristiwa yang dilaporkannya memang lucudan unik sehingga menghibur khalayaknya, (e) Mempengaruhi, media massamenyampaikan isi atau pesan yang mempengaruhi masyarakat. Orang-orang yangsudah terbiasa menganggap media sebagian dari hidupnya, terkadang melupakanbahwa banyak pelajaran yang mereka peroleh dari media.

Nilai InformasiWarga desa memilih media massa untuk mengakses informasi pelayanan

sarana dan prasarana transportasi karena media tersebut informasinya luas (2,68),walaupun media tersebut media lokal tetapi beritanya mencakup berita-beritanasional dan kadang juga internasional. Berita yang disajikan memuat informasiyang lengkap tentang apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimanaperistiwa tersebut terjadi (2,95). Kebenaran dari berita tersebut juga terjamin,informasinya jelas, dan peristiwa yang disiarkan itu baru terjadi, artinya batas

waktu dari peristiwa terjadi dengan penyiarannya belum lewat dari 24 jam (2,96),tidak saja baru terjadi tapi dapat dibuktikan kebenarannya (2,83), dengan menulispara tersangka dalam peristiwa (kecelakaan, kriminalitas, atau pelanggaran dijalan raya) tersebut menggunakan inisial sebagai asas praduga tak bersalah (2,68),yang informasinya didapat dari sumber yang dapat dipercaya (2,68), selain ituinformasi yang disajikan bermanfaat untuk segera memutuskan bertindak yangmenyangkut masalah-masalah transportasi (2,90), sehingga bagi warga desainformasi-informasi yang demikian merupakan informasi yang sesuai atau cocokdengan kebutuhannya (3,37).

Dari hasil penelitian di dapat rataan skor pemilihan indikator nilaiinformasi sebesar 2,86 termasuk dalam kategori baik, artinya warga desa selektifdalam memilih media massa dengan melihat keluasan, kelengkapan, keakuratan,kecocokan, dan keaktualan dari informasi mengenai pelayanan sarana danprasarana transportasi. Menurut Sutabri (2005) sifat atau karakteristik yang dapatmenentukan nilai informasi dari sebuah berita dapat dijabarkan sebagai berikut:mudah diperoleh, luas dan lengkap, ketelitian, kecocokan, ketepatan waktu,kejelasan, fleksibel, dapat dibuktikan, tidak ada prasangka, dan dapat diukur.

Nilai EkonomiMengenai nilai ekonomi, Heller (2001) membagi nilai ekonomis terdiri

dari 4 jenis nilai yaitu nilai guna (use value), nilai kebanggaan (esteem value),nilai biaya (cost value), dan nilai tukar (exchange value). Rataan skor hasilpenelitian mengenai nilai ekonomi ini adalah 2,72 termasuk dalam kategori baik,artinya warga desa memilih media massa untuk memperoleh informasi pelayanansarana dan prasarana transportasi melihat dari kegunaan media tersebut (2,90),bukan karena merasa bangga dengan media tersebut (2,92), dengan melihat darisifat-sifat khusus dan kualitas dari media tersebut, seperti surat kabar yang dapatdibaca di mana saja dan dapat dibawa kemana-mana, selain itu surat kabar jugadapat mendorong warga untuk memilikinya bukan karena faktor emosi (istilahwarga desa: terburu nafsu) tetapi lebih melihat faktor ekonomisnya sebagai faktordominan, seperti harga yang terjangkau (2,74), biaya penggunaannya terjangkau(2,85), dan biaya perawatannya terjangkau (2,63), serta bukan karena nilai jualkembali yang tinggi dari media tersebut (2,40).

Penggunaan Media Massa oleh Warga Desa Cilebut Barat dalamMemperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana

Transportasi di Wilayah Bogor

Penggunaan media adalah perilaku warga Desa Cilebut Barat untuk aktifmenggunakan media massa dari terpaan/keterdedahan terhadap informasipelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor. Penggunaan mediadimotivasi oleh kebutuhan dan tujuan warga desa sebagai pencari informasi yangbermanfaat untuk memenuhi kebutuhannya, yang meliputi jenis situasi terpaan,frekuensi, tujuan, dan pelayanan, seperti apa yang dikemukakan oleh Katz et al.,(1973) bahwa penggunaan media massa meliputi: (1) Isi media, misalnya berita,

opera sabun, drama kriminal tv, dan lain-lain; (2) Jenis media, contohnya mediacetak, radio, televisi; (3) Jenis situasi terpaan, misalnya di rumah, di luar rumah,sendiri atau dengan orang lain. Hasil rataan skornya sebesar 2,61 termasuk dalamkategori tinggi atau baik, artinya penggunaan media massa oleh warga desa padasituasi terpaan yang baik, frekuensi yang tinggi, tujuan yang tercapai, danpelayanan yang baik seperti diinginkan warga. Hasilnya dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rataan Skor Penggunaan Media Massa oleh Warga Desa Cilebut Baratdalam Memperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan PrasaranaTransportasi di Wilayah BogorPenggunaan Media Massa Rataan Skor *

Jenis situasi terpaanFrekuensiTujuan

2,622,712,62

Rataan Skor Penggunaan 2,65Keterangan:*Interval Skor 1,00 – l,75=Sangat Rendah;1,.76 – 2,51=Rendah; 2,52 – 3,27=Tinggi; 3,28 –

4,00=Sangat Tinggi

Jenis Situasi TerpaanJenis situasi terpaan adalah keadaan di mana warga desa memperoleh

informasi melalui media massa seorang diri, bersama keluarga atau teman dirumah atau di luar rumah. Rataan skor menunjukkan 2,62, artinya penggunaan|media massa oleh warga desa, tinggi berdasarkan orientasi jenis situasiterpaannya, di mana warga desa menggunakan media massa pada waktu pagi harisendiri di rumah sebelum memulai aktivitasnya (2,40), bagi ibu rumah tanggamenonton televisi sambil merapikan anaknya yang akan berangkat sekolah atausebelum berangkat ke pasar. Bagi suami, membaca surat kabar sambil minumkopi sendiri di rumah sebelum berangkat bekerja, Bagi mahasiswa sambil sarapanmenonton televisi sebelum berangkat ke kampus. Ada juga yang memperolehinformasi tersebut sendiri diluar rumah (2,62). Namun ada juga aktivitaspenggunaan media massa pada situasi yang sama tetapi pada waktu sore ataumalam hari setelah beraktivitas. Ditemukan juga aktivitas penggunaan media padasituasi tidak bersama keluarga di rumah (2,73), ada juga pada situasi bersamakeluarga di luar rumah (2,75), atau pada saat istirahat kerja di kantor bersamateman membahas surat kabar lokal yang dibawa ke kantor (2,67), serta situasibersama-sama menonton televisi dengan keluargadan tean di rumah (2,63), jugatidak pada situasi bersama keluarga danteman di luar rumah (2,73).

Berdasarkan beberapa penelitian yang dihimpun CPU (2006), sepertipenelitian Mandelsohn (1973) mengenai kursus pelatihan mengemudi, Maccobydan Ferquhar (1975) mengenai kampanye untuk mengurangi penyakit jantung,dan Ball Rokeach, Rokeach, dan Grube (1984) mengenai perubahan nilai padaaudience sebuah program televisi, memperlihatkan dampak yang kuat terhadapaudience karena adanya pesan media massa, akan tetapi dampak yang kuat initidak terjadi secara universal atau dengan mudah tetapi hanya apabila digunakanteknik-teknik komunikasi yang tepat sesuai dengan keadaan-keadaan yang tepat.

FrekuensiKata "frekuensi" yang dalam Bahasa Inggrisnya adalah frequency berarti:

kekerapan, keseimbangan, keseringan, atau jarang-kerap (Moeliono, 1995).Frekuensi yang dimaksud di sini adalah kekerapan warga Desa Cilebut Baratdalam menggunakan media massa dalam memperoleh informasi pelayanan saranadan prasarana transportasi di Wilayah Bogor, yang meliputi sangat sering, sering,dan kadang-kadang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mediamassa oleh warga untuk indikator frekuensi memiliki rataan skor 2,71 termasukdalam kategori tinggi, artinya warga desa sering menggunakan media massa untukmemperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi (2,73), batasansering di sini hampir rata-rata warga desa itu memperoleh informasi tersebut dimedia massa setiap hari atau paling tidak 4 kali dalam seminggu (2 hari sekali).

TujuanTujuan warga desa menggunakan media massa dalam memperoleh

informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi adalah bukan untukmengambil tindakan sehubungan dengan masalah yang terjadi mengenaitransportasi (2,67), seperti adanya gangguan perjalanan kereta api atau pengalihanrule kendaraan/angkot, selain itu juga informasi yang diperoleh dapat dijadikanbahan dalam berkomunikasi dengan masyarakat luas (2,67), serta turutberpartisipasi secara nyata dalam pembangunan pelayanan sarana dan prasaranatransportasi dalam bentuk mengikuti aturan yang telah ditentukan oleh pemerintahmengenai regulasi transportasi (2,85), salah satunya bagi pemilik mobil di atas1.300 cc menggunakan bahan bakar pertamax. Tujuan lain bagi sebagian wargamemperoleh informasi tersebut adalah hanya untuk mengisi waktu luang (2,73)tetapi bukan untuk menghindari rutinitas (2,51) dan untuk menghindari kejenuhan(2,45).

Rataan skor penggunaan berdasarkan orientasi tujuan ini mencapai 2,62termasuk kategori tinggi, artinya tercapainya tujuan warga desa menggunakanmedia massa dalam memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasaranatransportasi di wilayah Bogor untuk mengambil tindakan, sebagai bahanberkomunikasi, dan berpartisipasi nyata dalam pembangunan pelayanan saranadan prasarana transportasi di wilayah Bogor. Menurut Wright (2006) tujuan orangmenggunakan media massa adalah untuk mengetahui informasi yang disajikanagar dapat dipelajari (social learning), juga untuk dapat mengetahui perubahan-perubahan budaya agar dapat diteruskan dalam masyarakat, Tujuan ini sesuaidengan fungsi yang dikedepankan oleh media massa.

Kepuasan Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yangDiperoleh Melalui Media Massa bagi Warga Desa Cilebut Barat

Kepuasan adalah efek/perubahan perilaku warga Desa Cilebut Baratsetelah memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi dimedia massa di wilayah Bogor. Efek media atau kepuasan warga desa merupakanevaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan sebagai dependensi

media atau pada isi informasi dari media mana khalayak bergantung. Efek mediaatau kepuasan warga setelah mengakses informasi di media massa, meliputikategori kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), identitas diri, hubungan sosial,dan hiburan. Rataan skor warga Desa Cilebut Barat berdasarkan efek media ataukepuasan yang diperoleh 2,70 termasuk dalam kategori puas, artinya warga desamerasa puas dengan informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yangdiperolehnya melalui media massa, Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rataan Skor Kepuasan akan Informasi Warga Desa Cilebut Barat tentangPelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Media Massa

Kepuasan Akan Informasi Rataan Skor *KognitifAfektifIdentitas diriHubungan sosialHiburan

2,812,712,632,622,83

Rataan Skor Kepuasan 2,70Keterangan: *Interval Skor 1,00 -1,.75=Sangat Tidak Puas; 1,76 – 2,51=Tidak Puas; 2,52 -

3,27=Puas; 3,28 – 4,00=Sangat Puas.

KognitifHasil penelitian menunjukkan perilaku aspek kognitif diperoleh warga

desa setelah memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasimelalui media massa di wilayah Bogor, memiliki rataan skor 2,81 termasuk dalamkategori puas, artinya warga desa merasa puas dengan informasi tersebut,sehingga warga desa menjadi tahu dan memahami masalah-masalah yang munculmengenai transportasi (2,75), misalnya tentang pembangunan jalan tol disepanjang jalan Soleh Iskandar, selain mengetahui dan memahami warga desajuga menemukan pendapat tentang hal-hal praktis mengenai hal transportasisebagai dasar untuk mengambil keputusan dalam bertransportasi (2,85), sertamendapatkan pembelajaran untuk diri sendiri mengenai hal tersebut (2,83)sehingga dengan pengetahuan tersebut dapat mengambil keputusan yang tepat,seperti menghindari jalan tersebut.

AfektifPerilaku sebagai aspek afektif diperoleh warga desa setelah memperoleh

informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor melaluimedia massa, adalah merasa tidak puas karena merasa tidak senang mendapatkaninformasi-informasi tentang masalah transportasi yang menjadi kebutuhannya(2,77), merasa puas dengan keamanan angkot atau kereta api yang digunakansetiap harinya (2,73), merasa puas karena muncul ketenangan dalam dirinya(2,94), yang melahirkan kepercayaan untuk menggunakan transportasi tersebut(2,87), merasa tidak puas karena muncul ketidakyakinan kalau sarana danprasarana transportasi yang rutin digunakannya itu mengalami keterlambatan,kemacetan atau gangguan transportasi lainnya (2,38).

Hasil penelitian mengenai kepuasan afektif ini menunjukkan rataan skor2,71 termasuk dalam kategori puas, artinya warga setelah memperoleh informasipelayanan sarana dan prasarana transportasi melalui media massa merasa senang,aman, tenang, percaya, dan yakin akan sarana dan prasarana transportasi yangdigunakannya sehari-hari.

Identitas DiriHasil penelitian menunjukkan bahwa rataan skor kepuasan identitas diri

2,63 termasuk dalam kategori puas, artinya warga desa merasa puas setelahmemperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi melalui mediamassa di wilayah Bogor karena mendapatkan support atau dorongan (motivasi)dalam diri sendiri untuk melaksanakan norma/nilai dari pelayanan sarana danprasarana transportasi yang diberikan (2,40), selain itu warga juga merasa puaskarena menemukan model atau cara berperilaku yang baik yang ada hubungannyadengan pelayanan sarana dan prasarana transportasi (2,75), merasa puas karenamengetahui gambaran tentang orang karena pelayanan sarana dan prasaranatransportasi (2,73), seperti mengetahui nasib korban akibat kecelakaan sehinggadapat memberikan gambaran bagaimana sebaiknya warga menggunakantransportasi, selain itu warga merasa tidakpuas puas karena tidak mendapatkanwawasan pribadi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi (2,42).

Hubungan SosialKepuasan hubungan sosial yang diperoleh warga Desa Cilebut Barat

setelah memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi dimedia massa di Wilayah Bogor adalah kepuasan hubungan sosial asosiatif. Wargadesa merasa puas dengan bentuk hubungan sosial yang diperoleh, yaitu merekamendapatkan wawasan tentang keadaan orang lain yang diakibatkan oleh masalahpelayanan transportasi (2,52), merasakan perasaan yang sama (empati) denganapa yang dirasakan warga lain yang mengalami kecelakaan (2,66), mereka jugamerasa memiliki (sense of belonging) terhadap transportasi atau tranportasi umumyang mereka gunakan sehari-hari (2,62), seperti membeli tiket kereta api ataumembayar ongkos angkot sesuai tarif berlaku, yang menurut mereka itu semuadilakukan salah satunya untuk pembiayaan perawatan transportasi tersebut,namun mereka merasa tidak puas karena tidak mendapatkan dasar sebagai bahanpercakapan dengan keluarga mengenai hal pelayanan transportasi (2,75), namunmereka merasa puas karena informasi-informasi tersebut dapat dijadikan sebagaibahan percakapan dengan teman (2,62).

Hasil penelitian mengenai kepuasan hubungan sosial ini termasuk puasdengan rataan skor 2,62 artinya warga Desa Cilebut Barat merasa puas denganterciptanya hubungan sosial yang positif dengan sesama warga baik di lingkungansendiri maupun di luar lingkungan, setelah memperoleh informasi tersebut dimedia massa.

HiburanKepuasan hiburan warga Desa Cilebut Barat setelah memperoleh

informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di media massa di Wilayah

Bogor, termasuk dalam kategori puas dengan rataan skor 2,83 artinya warga desamerasa puas setelah memperoleh informasi tersebut melalui media massa karenamerasa terhibur oleh informasi yang diperolehnya tersebut yang dapatmengantisipasi persoalan-persoalan transportasi yang dihadapinya (2,83),misalnya dengan adanya jadwal kereta yang berubah, warga dapat segeramengantisipasi menggunakan transportasi lain seperti angkot. Selain itu jugainformasi tersebut diperoleh sebagai pengisi waktu luang (2,87), namun tidakmerasa puas karena tidak dapat menghilangkan kejenuhan (2,54), merasa puaskarenadapat membantu memecahkan permasalahan mengenai pelayanantransportasi (2,73), dan merasa puas sebagai pelepasan ketegangan dalam diri(2,83) sehingga timbul rasa santai (2,73).

Hubungan Kebutuhan Informasi dengan Penggunaan Media Massa dalamMemperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di

Wilayah Bogor

Kebutuhan informasi merupakan sesuatu hal yang diinginkan ataudiharapkan seseorang untuk dipenuhinya, dalam hal ini sesuatu tersebut itu adalahinformasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diperolehmelalui media massa di Wilayah Bogor. Kebutuhan yang diukur meliputikebutuhan kognitif, afektif, identitas pribadi, hubungan sosial dan hiburan,sedangkan indikator penggunaan terdiri dari jenis situasi terpaan, frekuensi, tujuandan pelayanan yang diberikan media massa yang uji hubungannya menggunakananalisis rank Spearman, output penghitungannya dapat dilihat pada Lampiran 5.Hasil selengkapnya hubungan kebutuhan informasi dengan penggunaan mediamassa dapat terlihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hubungan Kebutuhan Informasi dengan Penggunaan Media Massa dalamMemperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi diWilayah Bogor

KebutuhanInformasi

Penggunaan Media Massa (rs)Jenis Situasi Terpaan Frekuensi Tujuan

KognitifAfektifIdentitas diriHubungan sosialHiburan

0,337*0,0790,329*0,442**0.281*

0,637**0,343*0,315*0,284*

- 0,139

0,370**0,406**0,076

-0,0680,121

Keterangan: **Korelasi pada taraf sangat nyata 0,01 rs : Koefisien korelasi rank Spearman*Korelasi pada taraf nyata 0,05

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diuraikan bahwa kebutuhankognitif memiliki hubungan positif dengan keseluruhan indikator daripenggunaan, berhubungan sangat nyata (p < 0,01) dengan frekuensi dan tujuan,serta berhubungan nyata (p < 0,05) dengan jenis situasi terpaan, artinya semakintinggi kebutuhan warga yang berorientasi pada kognitif maka semakin tinggi

penggunaan media berdasarkan orientasi jenis situasi terpaan, frekuensi, dantujuan.

Kebutuhan kognitif, seperti kebutuhan memperoleh informasi di mediamassa untuk menambah pengetahuan agar dapat mengambil keputusan tentangtransportasi, pemenuhannya dilakukan oleh warga Desa Cilebut Barat dengan caramembaca surat kabar atau menonton televisi di pagi hari sebelum beraktivitas,juga petang atau malam hari setelah beraktivitas di rumah, selain itu jugadilakukan bersama teman di kantor agar dapat bersama-sama dalam mengambilkeputusannya. Ingin bertambahnya, pengetahuan, mengambil keputusan, danmelakukan pendidikan diri melalui informasi yang diperoleh di media massamemerlukan suatu situasi yang tepat sesuai dengan media yang diperolehnya,misalnya media yang diperoleh tersebut televisi, maka situasi yang digambarkanThamrin (2008) bahwa siaran-siaran televisi akan memanjakan orang-orang padasaat-saat luang seperti saat liburan, setelah bekerja bahkan dalam suasana sedangbekerjapun orang-orang masih menyempatkan diri untuk menonton televisi.Suguhan acara yang variatif dan menarik membuat orang bertambahpengetahuannya dan tersanjung untuk meluangkan waktunya duduk di depantelevisi, bahkan suguhan program-program acara yang variatif dan menarik telahmenjadikan televisi sebagai salah satu sahabat terdekat bagi keluarga terutamaanak.

Tingginya kebutuhan kognitif, seperti kebutuhan akan pengetahuan dariinformasi yang diperoleh di media massa oleh warga Desa Cilebut Barat yangharus dipenuhi, menyebabkan warga desa tersebut kerap menggunakan mediamassa, dalam hal ini media massa yang banyak digunakan adalah surat kabar.Untuk memenuhi kebutuhan kognitif ini, warga desa cukup sekali membacainformasi di surat kabar, namun penggunaannya rutin setiap harinya, bahkan adawarga yang mengkliping informasi tersebut sebagai sumber informasi dan arsippribadi. Hal tersebut diperkuat Herudin (2009) yang menyatakan bahwa istilahkognitif meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman,pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dankeyakinan. Terpaan media televisi adalah penggunaan media televisi dilihat darifrekuensi dan durasi penggunaan televisi. Oleh karena itu belajar kognitif dapatdiartikan sebagai proses untuk mengetahui atau mengelolah dan penggunaanpengetahuan.

Kebutuhan kognitif yang paling banyak ingin dipenuhi oleh warga DesaCilebut Barat dengan memperoleh informasi mengenai sarana dan prasaranatransportasi di media massa adalah menambah pengetahuan tentang transportasisehingga tujuan warga tersebut tercapai dalam menggunakan media massa, sepertimenjadikan informasi tersebut sebagai bahan berkomunikasi dengan keluargamaupun warga di lingkungan sekitar dan di luar lingkungan.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positifsangat nyata (p < 0,01) antara kebutuhan afektif dengan tujuan, dan berhubunganpositif nyata (p < 0,05) dengan frekuensi, artinya semakin tinggi kebutuhan wargadengan orientasi afektif maka semakin tinggi penggunaan media berdasarkanorientasi frekuensi dan tujuan.

Terpenuhinya kebutuhan akan perasaan, seperti kesenangan, keamanan,ketenangan, kepercayaan, dan keyakinan dalam hal bertransportasi yang diperolehmelalui media massa membuat warga desa Cilebut barat kerap menggunakanmedia massa karena di media massa tersebut menyajikan informasi-informasimengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi, seperti informasikecelakaan, kemacetan, dan pelanggaran-pelanggaran lalu lintas lainnya yangmembuat warga menjadi senang, aman, tenang, dan percaya kepada transportasi.Semakin senang, suka, atau yakin warga desa dengan informasi yang ada di mediamassa maka semakin sering warga desa itu menggunakan media massa tersebut.Kesenangan warga desa membaca, melihat, atau mendengar informasi melaluimedia massa yang sudah menjadi kebutuhannya, maka untuk memenuhikebutuhan rasa senangnya itu, warga desa tersebut akan sering menggunakanmedia tersebut, sehingga muncul perasaan ada sesuatu yang kurang atau hilangbila kebutuhan tersebut belum terpenuhi.

Kebutuhan afektif yang diharapkan warga desa dengan memperolehinformasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi adalah tumbuhnya perasaansenang, aman, tenang, percaya diri, dan yakin dalam diri warga sehingga denganperasaan yang demikian dapat mencapai tujuan warga dalam menggunakan mediamassa untuk menggunakan informasi yang didapat sebagai bahan berkomunikasidengan warga yang lain, digunakan pula sebagai acuan untuk berpartisipasi dalampembangunan transportasi. Keadaan tersebut di atas juga terjadi pada keinginanwarga untuk memenuhi kebutuhan afektif, seperti membutuhkan tumbuhnyaperasaan aman dalam bertransportasi.

Kebutuhan identitas pribadi berhubungan nyata (p < 0,05) dengan jenissituasi terpaan dan frekuensi, artinya semakin tinggi kebutuhan warga denganorientasi pada identitas pribadi maka semakin tinggi penggunaan mediaberdasarkan orientasi jenis situasi terpaan dan frekuensi.

Kebutuhan untuk memotivasi diri sebagai pengguna jasa transportasi yangbaik dari informasi-informasi tentang kecelakaan atau kemacetan, dapatmeningkatkan penggunaan media berdasarkan orientasi jenis situasi terpaankarena semakin ingin meningkatkan motivasi diri sebagai pengguna transportasiyang baikmaka semakin serius menyimak informasi-informasi tentangtransportasi dengan menyimak media padawaktu dan tempat yang sudah terbiasaatau rutin dilakukan, sertasemakin sering memperoleh informasi tersebut darisuratkabar langganannya yaitu Radar Bogor.

Terdapat hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) antara kebutuhanhubungan sosial dengan indikator jenis situasi terpaan, dan berhubungan positifnyata (p < 0,05) dengan frekuensi, namun dengan tujuan berkorelasi negatif tapitidak berhubungan nyata (p > 0,05), artinya semakin tinggi kebutuhan warga yangberorientasi pada hubungan sosial maka semakin tinggi penggunaan mediaberdasarkan orientasi jenis situasi terpaan dan tujuan, namun semakin rendahpenggunaan media berdasarkan tujuannya.

Kebutuhan individu untuk bersosialisasi dengan sekelilingnya sepertidengan keluarga, teman, dan lingkungan sekitar, menentukan situasi dalammemperoleh informasi di media massa. Situasi hubungan sosial pada warga DesaCilebut barat hampir sama dengan kehidupan desa-desa tradisional lainnya

khususnya di Jawa Barat yang tingkat kekerabatannya masih tinggi, sehinggadalam menggunakan media massapun masih terlihat kebersamaannya, sepertinonton bola di televisi bersamaan atau pinjam meminjamkan surat kabar masihdapat dijumpai pada warga tersebut.

Kebutuhan hubungan sosial berhubungan positif nyata (p < 0,05) denganfrekuensi. Hal ini diduga semakin sering warga desa berhubungan dengankeluarga, teman, masyarakat sekitar atau masyarakat di luar lingkungannya makafrekuensi menggunakan media massa semakin tinggi, karena warga desa banyakmelakukan hubungan atau interaksi sosial yang menyebabkan warga desa dituntutuntuk tahu banyak tentang informasi mengenai transportasi dari media massa.

Hubungan sosial yang dibutuhkan warga dalam memperoleh informasipelayanan sarana dan prasarana transportasi melalui suratkabar salah satunyaadalah menjadikan informasi tersebut sebagai bahan percakapan dengan keluarga,teman, juga orang lain sehingga tujuan menggunakan media massa sebagai alatuntuk berkomunikasi dengan masyarakat luaspun tidak tercapai karena informasiyang dibutuhkan sudah banyak didapat dari hasil interaksi bukan dari suratkabarRadar Bogor.

Terdapat hubungan positif nyata (p < 0,05) antara kebutuhan hiburandengan jenis situasi terpaan, dan berkorelasi negatif tetapi tidak berhubungannyata (p > 0,05) dengan frekuensi. Hal ini berarti semakin tinggi kebutuhanberdasarkan orientasi hiburan maka semakin tinggi penggunaan mediaberdasarkan orientasi jenis situasi terpaan, namun semakin rendah frekuensipenggunaan media.

Kebutuhan akan hiburan yang ingin dipenuhi oleh warga Desa CilebutBarat dengan memperoleh informasi di media massa, meliputi antisipasi keadaan,mengisi waktu luang, menghilangkan kejenuhan, melepaskan ketegangan, danbersantai, karena sifatnya menghibur maka situasi terpaan media yang terjadi,dapat secara spontan, seperti orang tua yang bekerja tanpa ketentuan waktu,menonton televisi bersama keluarga jika ada waktunya, atau situasi itu dapattercipta karena rutinitas atau kebiasaan, seperti membaca suratkabar bersama dipagi hari saat minum teh atau kopi, atau menonton televisi berkumpul bersamakeluarga di rumah.

Warga Desa Cilebut Barat merasa membutuhkan hiburan dalammemperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi sebagaiinformasi yang dapat mengantisipasi keadaan yang terjadi pada transportasi, danjuga sebagai pengisi waktu luang sehingga dengan hal tersebut warga desa tidakperlu berulang-ulang membaca informasi tersebut yang sudah didapat melaluisuratkabar tidakperlu lagi mencarinya melalui media televisi ataupun radio karenaakan mendatangkan kejenuhan.

Secara umum hipotesis 1 yang menyatakan terdapat hubungan nyataantara kebutuhan akan informasi dengan penggunaan media massa diterima,kecuali pada indikator afektif dengan jenis situasi terpaan, identitas pribadidengan tujuan, hubungan sosial dengan tujuan, dan hiburan dengan frekuensi dantujuan.

Hubungan Pemilihan dengan Penggunaan Media Massa oleh Warga DesaCilebut Barat dalam Memperoleh Informasi Pelayanan Sarana dan

Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor

Dalam teori uses and gratifications dinyatakan bahwa khalayak aktifmemilih untuk menggunakan media massa dalam memperoleh informasi.Pemilihan merupakan tingkat selektivitas pengguna media massa, artinya sebelumpengguna menggunakan media, maka sebagai proses awalnya adalah pemilihanmedia tersebut. Hasil dari hubungan pemilihan dengan penggunaan media massaterlihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Hubungan Pemilihan dengan Penggunaan Media Massa oleh WargaDesa Cilebut Barat dalam Memperoleh Informasi Pelayanan Saranadan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor

Pemilihan MediaMassa

Penggunaan Media Massa (rs)Jenis Situasi Terpaan Frekuensi Tujuan

Penerimaan mediaNilai fungsionalNilai informasiNilai ekonomi

0,473**0,387**0,426**0,422**

0,296*0,430**0,466**0,546**

-0,0160,329*0,2440,427**

Keterangan: **Korelasi pada taraf sangat nyata 0.01 rs : Koefisien korelasi rank Spearman*Korelasi pada taraf nyata 0.05

Berdasarkan analisis yang telah diuji hubungannya dengan menggunakananalisis rank Spearman (output penghitungannya dapat dilihat pada Lampiran 6)dapat diuraikan bahwa peubah pemilihan pada indikator penerimaan akan mediamemiliki hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) dengan jenis situasi terpaan danhubungan positif nyata (p < 0,05) dengan frekuensi, namun berkorelasi negatiftapi tidak berhubungan nyata (p > 0,05) dengan tujuan, artinya semakin baikpemilihan media oleh warga dengan orientasi penerimaan akan media, makasemakin tinggi penggunaan media oleh warga berdasarkan orientasi jenis situasiterpaan dan frekuensi, namun semakin rendah penggunaan media oleh wargaberdasarkan orientasi tujuan.

Warga desa menggunakan media berdasarkan penerimaannya, sepertiberlangganan surat kabar, di mana menurut mereka surat kabar mudah di dapatdan dibawa kemana-mana, serta mudah dibaca sehingga dalam menggunakanmedia tersebut dapat dilakukan dengan situasi yang disesuaikan, karena suratkabar itu mudah di bawa-bawa dan dapat dibaca di mana saja maka surat kabartersebut dapat di baca di rumah atau di kantor, sehingga wargapun menjadi seringmembaca suratkabar terbukti mereka berlangganan surat kabar yang dalam hal iniadalah surat kabar Radar Bogor.

Indikator penerimaan akan media berkorelasi negatif tapi tidakberhubungan nyata dengan tujuan, ini diduga disebabkan warga desa menerimamedia massa yang dipilihnya seperti televisi, misalnya hanya sebagai penggantimedia lama yang menurut mereka sudah tidak canggih atau tidak menarik lagitampilannya sehingga dalam mengakses informasi pelayanan sarana dan prasarana

transportasi tidak lagi menitik beratkan pada informasi yang diperoleh tetapi lebihkepada memperhatikan televisi sebagai medianya, seperti mempelajari fitur-fituryang ada pada pesawat televisi tersebut sehingga tujuan menggunakan televisiuntuk memperoleh informasi menjadi tidak tercapai, karena informasi yangdisampaikan menjadi terabaikan.

Nilai fungsional memiliki hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) denganjenis situasi terpaan dan frekuensi, dan berhubungan positif nyata (p < 0,05)dengan tujuan, artinya semakin baik pemilihan media oleh warga yangberorientasi pada nilai fungsional, maka semakin tinggi penggunaan media olehwarga berdasarkan orientasi jenis situasi terpaan, frekuensi dan tujuan.

Pemilihan media oleh warga warga atas dasar nilai fungsionalnya, sepertisurat kabar yang salah satu fungsinya adalah sebagai penyebar informasi yangpenting untuk diketahui maka warga dapat menentukan situasi yang tepat untukmemperoleh informasi tersebut, seperti dalam keadaan sendiri di rumah ataubersama teman di kantor, sehingga semakin sering warga menggunakan suratkabar dapat pula mencapai tujuan dalam menggunakan surat kabar, seperti dapatmerespon atau melakukan tindakan segera dari apa yang diinformasikan oleh suratkabar tersebut.

Nilai informasi memiliki hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) denganjenis situasi terpaan dan frekuensi, artinya semakin baik pemilihan media olehwarga berdasarkan orientasi nilai informasi, maka semakin tinggi penggunaanmedia oleh warga berdasarkan orientasi jenis situasi terpaan dan frekuensi.

Pilihan warga terhadap media, seperti surat kabar berdasarkan orientasinilai informasinya yang memiliki nilai aktualitas, menyebabkan warga setelahmenerima di pagi hari, segera membaca surat kabar tersebut, sendiri sambilminum kopi sebelum beraktifitas, dan menurut warga karena seringnya merekamelakukan hal tersebut yang sudah menjadi rutinitas maka kehadiran surat kabardi pagi atau sore hari tersebut merupakan hal yang terbiasa atau rutin, sehinggakalau belum membaca surat kabar pada hari itu terasa ada sesuatu yang hilangdari kegiatan rutinitasnya.

Nilai ekonomi memiliki hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) dengan jenissituasi terpaan, frekuensi, dan tujuan, artinya semakin baik pemilihan warga terhadapmedia berdasarkan orientasi nilai ekonomi, maka semakin tinggi penggunaan mediaoleh warga berdasarkan jenis situasi terpaan, frekuensi dan tujuan.

Harga yang terjangkau serta mudahnya memperoleh surat kabarmenyebabkan warga dapat memiliki dan membaca surat kabar tersebut kapan dandi mana saja sesuai dengan pola atau kebiasaan dari warga tersebut, sehinggatujuan membaca surat kabar tersebut untuk mendapatkan informasi, menambahwawasan pribadi mengenai informasi yang diterima itupun tercapai. Pemilihanwarga pada media yang dilandaskan pada nilai kegunaan media tersebut jugamenyebabkan warga desa sering menggunakan media tersebut untuk memperolehinformasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi.

Secara umum hipotesis 2 yang menyatakan terdapat hubungan nyataantara pemilihan dengan penggunaan media massa diterima, kecuali padaindikator penerimaan akan media dengan tujuan, dan nilai informasi dengantujuan.

Hubungan Penggunaan Media Massa dengan Kepuasan akan InformasiPelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor

bagi Warga Desa Cilebut Barat

Penggunaan media sebagai perilaku warga Desa Cilebut Barat untuk aktifdan selektif memilih dan menggunakan media massa di dalam memperolehinformasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogordalam memenuhi kepuasannya akan informasi transportasi tersebut meliputikognitif, afektif, identitas pribadi, hubungan sosial, dan hiburan.

Hasil analisis korelasi rank Spearman (output penghitungannya dapatdilihat pada Lampiran 7) seperti pada Tabel 11 memperlihatkan hubungan antarapenggunaan media dengan kepuasan warga desa dalam memperoleh informasipelayanan sarana dan prasarana transportasi melalui media massa di wilayahBogor. Terdapat hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) antara indikator jenissituasi terpaan dengan keseluruhan indikator dari kepuasan, kecuali indikatoridentitas pribadi, artinya semakin tinggi penggunaan media oleh wargaberdasarkan jenis situasi terpaan media maka semakin puas warga denganinformasi yang diperoleh karena terpenuhi kepuasan kognitif, afektif, hubungansosial, dan hiburan.

Tabel 11. Hubungan Penggunaan Media Massa dengan Kepuasan akan InformasiPelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi di Wilayah Bogor BagiWarga Desa Cilebut Barat

PenggunaanMedia Massa

Kepuasan akan informasi (rs)

Kognitif Afektif IdentitasPribadi

HubunganSosial

Hiburan

Jenis situasiterpaanFrekuensiTujuan

0,744**

0,385**0,370**

0,566**

0,1850,242

0,230

0,1090,068

0,472**

0,0880,324*

0,680**

0,2000,404**

Keterangan: **Korelasi pada taraf sangat nyata 0.01 rs : Koefisien korelasi rank Spearman*Korelasi pada taraf nyata 0.05

Situasi dalam menggunakan media massa bagi warga dalam memperolehinformasi dalam keadaan sendiri atau bersama orang lain di rumah atau di luarrumah, pagi, siang atau malam hari, yang sudah terpola atau menjadi rutinitas dariwarga dapat memuaskan kebutuhan kognitif dari informasi yang diperoleh karenadengan situasi yang sudah terbiasa tersebut warga menjadi konsentrasi dalammenyerap informasi yang disajikan media sehingga dapat menjadi tahu dan pahamakan informasi tersebut.

Bagi warga membaca surat kabar atau menonton televisi dalammemperoleh informasi pada situasi bersama-sama dengan keluarga atau teman dirumah atau di luar rumah dapat menimbulkan kepuasan dengan tumbuhnyaperasaan senang dalam diri warga akan informasi yang diperolehnya, karena pada

saat itu selain dapat bersama-sama juga dapat berbagi pengalaman kesenangandalam menggunakan transportasi.

Situasi di mana warga memperoleh informasi melalui media secarabersama-sama dengan keluarga atau teman, baik di rumah maupun di luar rumah,seperti nonton televisi bersama di rumah saat pulang kerja akan memberikankepuasan hubungan sosial, karena terjalinnya komunikasi antara anggota keluargadengan bahan pembicaraannya dari informasi yang diperolehnya.

Saat warga memperoleh informasi dengan membaca surat kabar ataumenonton televisi, baik itu sendiri atau bersama-sama di rumah atau di luarrumah, dapat menghilangkan rasa jenuh, dan juga dapat bersantai.

Frekuensi berhubungan positif sangat nyata (p < 0,01) dengan kognitif,artinya semakin sering warga menggunakan media, semakin puas warga akaninformasi yang berorientasi pada kepuasan kognitif.

Frekuensi penggunaan media massa yang sering oleh warga dalammemperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasiakan menambah pengetahuan warga tentang hal tersebut, misalnya tentangkemacetan atau kecelakaan, serta regulasi pemerintah tentang masalahtransportasi.

Terdapat hubungan positif sangat nyata (p < 0,01) antara indikator tujuandengan kognitif dan hiburan, serta berhubungan positif nyata (p < 0,05) denganindikator hubungan sosial. Hal ini berarti semakin tinggi penggunaan media olehwarga berdasarkan orientasi tujuan menggunakan media maka semakin puaswarga akan informasi yang berorientasi pada kognitif, hubungan sosial, danhiburan.

Tujuan warga desa menggunakan media surat kabar dalam memperolehinformasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi adalah untuk mendapatkanpengetahuan mengenai informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasiyang kemudian dapat dijadikan sebagai bahan dalam berkomunikasi denganmasyarakat luas, seperti warga di luar lingkungan atau teman di kantor mengenaipembangunan di bidang pelayanan sarana dan prasarana transportasi, sehinggadengan tercapainya tujuan tersebut, maka hubungan sosial yang terjalin padawarga yang memperoleh informasi tersebut menjadi terpuaskan, begitu jugaketika tujuan menggunakan media massa warga itu untuk mengisi waktu luang,dan menghindari kejenuhan, tercapai, maka warga merasa terpuaskan denganinformasi tersebut berdasarkan orientasi hiburan.

Secara umum hipotesis 3 yang menyatakan terdapat hubungan nyataantara penggunaan media massa dengan kepuasan akan informasi diterima.