hasil dan data analisis.docx

32
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA PRODUK ALAM PERCOBAAN III JALUR SIKIMAT Disusun oleh : Kelas : A Golongan/Kelompok : IV / A Nama NIM Tanda Tangan 1.Aida Udhiyati (FA/09597) 2. Mayang Kirana Candra (FA/09597) 3. Rosyidatun Nafingah (FA/09599) Nama DosenJaga : Andayana Puspitasari , M.Si, Apt. Nama AsistenJaga : Anis dan Tuti Laboratorium Kimia ProdukAlam Fakultas Farmasi UGM

Upload: aidaudh

Post on 20-Sep-2015

234 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA PRODUK ALAMPERCOBAAN IIIJALUR SIKIMAT

Disusun oleh :Kelas : AGolongan/Kelompok : IV / ANama NIMTanda Tangan1.Aida Udhiyati(FA/09597)2. Mayang Kirana Candra(FA/09597)3. Rosyidatun Nafingah(FA/09599)

Nama DosenJaga: Andayana Puspitasari , M.Si, Apt.Nama AsistenJaga: Anis dan Tuti

Laboratorium Kimia ProdukAlamFakultas Farmasi UGM2015

PERCOBAAN IIIIDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER JALUR SIKIMAT DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)I. TUJUAN1. Mampu memisahkan senyawa-senyawa metabolit sekunder jalur sikimat dalam ekstrak tumbuhan yang dianalisis.2. Mampu mengidentifikasi golongan senyawa metabolit sekunder jalur sikimat dengan teknik kromatografi lapis tipis (KLT).3. Mampu memahami prinsip pemisahan dan identifikasi golongan senyawa metabolit sekunder jalur sikimat dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT).II. ALAT DAN BAHAN1. Alat: Pipa kapiler Kompor listrik Spektofotometer UV Chamber pengelusi Penggaris Pinset2. Bahan: Ekstrak cinnamomum cortex, mengkudu, temulawak, ketela pohon Baku pembanding: quersetin, rutin, kumarin, sinamaldehid, kurkumin, flavonoid Fase gerak: Toluen-etil asetat (93:7), mengkudu:eter:toluene:asam asetat 10 % (55:45:0,8), kloroform : metanol (98:2), asam asetat 30% Fase diam: Silica gel F254 dan kertas KLT Toyo no 51III. SKEMA KERJA1. IDENTIFIKASI FLAVONOIDDisiapkan sampel ketela pohon, baku pembanding quersetin dan rutin yang akan ditotolkan

Pada kertas KLT Toyo no 51 yang telah disiapkan, dibuat garis batas elusi sepanjang 8 cm dari tempat sampel ditotolkan nanti. Lalu diberi tiga titik samar dengan jarak masing-masing 1 cm antar titik dan dari tepi kanan kiri. Titik A=Quersetin, B=sampel, C=Rutin

Ditotolkan sampel dan baku pembanding dengan jarak 1 cm dari dasar / tepi bawah kertas KLT Toyo no 51pada titik-titik yang telah dibuat. Penotolan dilakukan secara tegak lurus kertas KLT Toyo no 51 dan sebanyak 2-3 kali

Setiap selesai penotolan dibiarkan mengering

Diamati dibawah UV 366 nm dengan spektrofotometer UV, dipastikan setiap totolan terlihat di bawah UV 366 nm

Disiapkan chamber berisi fase gerak, dibuka tutup chamber, diambil kertas saring yang ada dalam chamber menggunakan pinset

Disandarkan kertas KLT Toyo no 51pada dinding chamber yang sudah dijenuhi fase gerak asam asetat 30% dengan hati-hati

Dipastikan totolan tidak tercelup pada fase gerak

Segera chamber ditutup dan jangan dipindah-pindah

Dibiarkan fase gerak bergerak ke atas kertas KLT Toyo no 51 secara bersama-sama hingga mencapai 0,5 cm di bawah batas jarak elusi (8cm)

Dikeluarkan kertas KLT Toyo no 51, dikeringkan di udara terbuka, dapat digunakan hair dryer agar cepat kering tapi jangan terlalu dekat dengan lempeng

Setelah kering diamati bercak pada sinar tampak, sinar UV 254 nm serta sinar UV 366nm dan diukur jarak elusi setiap bercak

Disemprot kertas KLT Toyo no 51 dengan pereaksi sitroborat

Dipanaskan di atas kompor listrik sampai bercak terlihat lebih berwarna dan jangan sampai bercak terlalu coklat dan kalau sudah tidak ada warna yang muncul, kertas diangkat

Diamati kertas KLT Toyo no 51 dibawah sinar UV 366nm dan diukur jarak elusi setiap bercak

Dihitung harga Rf

2. IDENTIFIKASI SINAMALDEHIDDisiapkan sampel ekstrak Cinnamomum cortex, baku pembanding sinamaldehid yang akan ditotolkan

Pada lempeng KLT silica gel F254 yang telah disiapkan, dibuat garis batas elusi sepanjang 5 cm dari tempat sampel ditotolkan nanti. Lalu diberi dua titik samar dengan jarak masing-masing 1 cm antar titik dan 0,5 cm dari tepi kanan kiri.

Ditotolkan sampel dan baku pembanding dengan jarak 1 cm dari dasar / tepi bawah lempeng KLT silica gel F254 pada titik-titik yang telah dibuat. Penotolan dilakukan secara tegak lurus lempeng KLT silica gel F254 dan sebanyak 2-3 kali

Setiap selesai penotolan dibiarkan mengering

Diamati dibawah UV 254 nm dengan spektrofotometer UV, dipastikan setiap totolan terlihat di bawah UV 254 nm

Disiapkan chamber berisi fase gerak, dibuka tutup chamber, diambil kertas saring yang ada dalam chamber menggunakan pinset

Disandarkan lempeng KLT silica gel F254 pada dinding chamber yang sudah dijenuhi fase gerak toluene:etil asetat (93:7) dengan hati-hati

Dipastikan totolan tidak tercelup pada fase gerak

Segera chamber ditutup dan jangan dipindah-pindah

Dibiarkan fase gerak bergerak ke atas lempeng KLT silica gel F254 secara bersama-sama hingga mencapai batas jarak elusi

Dikeluarkan lempeng KLT silica gel F254, dikeringkan di udara terbuka

Setelah kering diamati bercak pada sinar tampak, sinar UV 254 nm serta sinar UV 366nm dan diukur jarak elusi setiap bercak

Disemprot lempeng KLT silica gel F254 dengan pereaksi vanillin-asam sulfat dan dipanaskan 110C selama 5 menit dan akan berwarna abu-abu kebiruan

Diamati lempeng KLT silica gel F254 dibawah sinar UV 366nm dan diukur jarak elusi setiap bercak

Dihitung harga Rf3. IDENTIFIKASI KUMARINDisiapkan sampel ekstrak Mengkudu, baku pembanding kumarin yang akan ditotolkan

Pada lempeng KLT silica gel F254 yang telah disiapkan, dibuat garis batas elusi sepanjang 5 cm dari tempat sampel ditotolkan nanti. Lalu diberi dua titik samar dengan jarak masing-masing1 cm antar titik dan 0,5 cm dari tepi kanan kiri.

Ditotolkan sampel dan baku pembanding dengan jarak 1 cm dari dasar / tepi bawah lempeng KLT silica gel F254 pada titik-titik yang telah dibuat. Penotolan dilakukan secara tegak lurus lempeng KLT silica gel F254 dan sebanyak 2-3 kali

Setiap selesai penotolan dibiarkan mengering

Diamati dibawah UV 254 nm dengan spektrofotometer UV, dipastikan setiap totolan terlihat di bawah UV 254 nm

Disiapkan chamber berisi fase gerak, dibuka tutup chamber, diambil kertas saring yang ada dalam chamber menggunakan pinset

Disandarkan lempeng KLT silica gel F254 pada dinding chamber yang sudah dijenuhi fase gerak mengkudu:eter:toluene:asam asetat 10 % (55:45:0,8) dengan hati-hati

Dipastikan totolan tidak tercelup pada fase gerak

Segera chamber ditutup dan jangan dipindah-pindah

Dibiarkan fase gerak bergerak ke atas lempeng KLT silica gel F254 secara bersama-sama hingga mencapai batas jarak elusi

Dikeluarkan lempeng KLT silica gel F254, dikeringkan di udara terbuka

Setelah kering diamati bercak pada sinar tampak, sinar UV 254 nm serta sinar UV 366nm dan diukur jarak elusi setiap bercak

Disemprot lempeng KLT silica gel F254 dengan pereaksi KOH 5% etanolik, biru muda atau sawo matang

Diamati lempeng KLT silica gel F254 dibawah sinar tampak dan UV 366nm lalu diukur jarak elusi setiap bercak

Dihitung harga Rf

4. IDENTIFIKASI KURKUMINDisiapkan sampel ekstrak Temulawak, baku pembanding Kurkuminoid yang akan ditotolkan

Pada lempeng KLT silica gel F254 yang telah disiapkan, dibuat garis batas elusi sepanjang 5 cm dari tempat sampel ditotolkan nanti. Lalu diberi dua titik samar dengan jarak masing-masing 1 cm antar titik dan 0,5 cm dari tepi kanan kiri

Ditotolkan sampel dan baku pembanding dengan jarak 1 cm dari dasar / tepi bawah lempeng KLT silica gel F254 pada titik-titik yang telah dibuat. Penotolan dilakukan secara tegak lurus lempeng KLT silica gel F254 dan sebanyak 2-3 kali

Setiap selesai penotolan dibiarkan mengering

Diamati dibawah UV 254 nm dengan spektrofotometer UV, dipastikan setiap totolan terlihat di bawah UV 254 nm

Disiapkan chamber berisi fase gerak, dibuka tutup chamber, diambil kertas saring yang ada dalam chamber menggunakan pinset

Disandarkan lempeng KLT silica gel F254 pada dinding chamber yang sudah dijenuhi fase gerak kloroform : metanol (98:2 v/v) dengan hati-hati

Dipastikan totolan tidak tercelup pada fase gerak

Segera chamber ditutup dan jangan dipindah-pindah

Dibiarkan fase gerak bergerak ke atas lempeng KLT silica gel F254 secara bersama-sama hingga mencapai batas jarak elusi

Dikeluarkan lempeng KLT silica gel F254, dikeringkan di udara terbuka

Setelah kering diamati bercak pada sinar tampak, sinar UV 254 nm serta sinar UV

Dihitung harga Rf`IV. HASIL DAN DATA ANALISISA. Data RFRf = 1. MengkuduJarak tempuh fase gerak = 5 cmSebelum disemprotSesudah disemprot

Sinar tampak UV 254UV 366Sinar tampak UV 366

PSPSPSPSPS

0,1

0,12

0,180,2

0,32

0,340,340,340,340,340,34

0,480,48

0,760,76

0,84

0,940,94

0,98

KeteranganP(Pembanding) KumarinS(Sampel) Mengkudu

2. TemulawakJarak tempuh fase gerak = 5 cmSinar TampakUV 254UV 366

PSPSPS

0,1

0,160,16

0,18

0,260,260,26

0,3

0,32

0,340,34

0,44

0,48

0,640,640,640,64

0,70,7

0,82

0,9

0,94

0,960,96

KeteranganP(Pembanding) KurkuminS(Sampel) Temulawak

3. CinnamomumJarak tempuh fase gerak = 5 cmSebelum disemprotSesudah disemprot

Sinar tampakUV 254UV 366Sinar TampakUV 366

PSPSPSPSPS

0,04

0,1

0,12

0,14

0,2

0,3

0,34

0,44

0,480,48

0,54

0,58

0,60,6

0,64

0,78

0,8

KeteranganP(Pembanding) SinamaldehidS(Sampel) Cinnamomum

4. Ketela PohonJarak tempuh fase gerak = 8 cmSebelum disemprotSesudah disemprot

Sinar tampakUV 254UV 366Sinar TampakUV 366

P1P2SP1P2SP1P2SP1P2SP1P2S

0,0940,094

0,25

0,690,69

0,70,7

0,75

KeteranganP1(Pembanding 1) KuersetinP2(Pembanding 2)RutinS(Sampel) Ketela pohon

B. Skema Elusi1. Cinnamomum Sebelum disemprot

Ungu gelap

Sesudah disemprotAbu-abu biruUnguUngu coklat

berpendar

2. TemulawakKuning

Kuning

3. Mengkudu Sebelum disemprot

Sesudah disemprotbiru

Biru mudaBiru pudarKuning kehijauan

4. Ketela Pohon Sebelum disemprot

Sesudah disemprotKuningHijau

C. Foto Lempeng KLTI. Cinnamomum Sebelum disemprot

Sinar tampakUV 254

UV 366 Sesudah disemprot

Sinar tampakII. Temulawak

Sinar tampakUV 254

UV 366

III. Mengkudu Sebelum disemprot

Sinar tampakUV 254 Sesudah disemprot

Sinar tampakUV 366IV. Ketela Pohon Sebelum disemprot UV 366 Sesudah disemprot Sinar tampakUV 366V. PEMBAHASANPada pemeriksaan kandungan sinamaldehid, kumarin, kurkumin maupun flavonoid digunakan beberapa sampel dengan klasifikasi sebagai berikut:1. Kayu manis (Cinnamomum burmanii)Kingdom: Plantae (Tumbuhan)Subkingdom: Tracheobinta (Tumbuhan berpembuluh)Super Divisi: Spermatophyta Divisi: MagnoliophytaKelas: MagnoliopsidaSub Kelas: MagnoliidaeOrdo: LauralesFamili: LauraceaeGenus: CinnamomumSpesies: Cinnamomum burmannii(Anonim, 2012)2. MengkuduKingdom: Plantae (Tumbuhan)Subkingdom: Tracheobinta (Tumbuhan berpembuluh)Super Divisi: Spermatophyta Divisi: MagnoliophytaKelas: MagnoliopsidaSub Kelas: AsteridaeOrdo: RubialesFamili: RubiaceaeGenus: MorindaSpesies: Morinda citrifolia L.(Anonim, 2012)3. TemulawakDivisi : SpermatophytaSub divisi : AngiospermaeKelas : MonocotyledonaeOrdo : ZingiberalesKeluarga : ZingiberaceaeGenus : Curcuma Spesies :Curcuma xanthorrhiza ROXB(Anonim, 2015)

4. Ketela PohonKingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta Super Divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub Kelas: RosidaeOrdo: EuphorbialesFamili:EuphorbiaceaeGenus:ManihotSpesies:Manihot esculentaCrantz (Anonim, 2012)Kayu Manis (C. burmanii) mengandung sinamaldehid, eugenol, dan senyawa lain,seperti flavonoid, tannin, tri-terpenoid, dan saponin. Senyawa tersebut memiliki sifat antioksidan. Daun kayu manis juga memiliki komponen yang dapat bersifat sebagai antioksidan. Menurut Lee (2002), senyawa sinamaldehid dan sinamil alkohol memiliki aktifitas antioksidan. Wang et al. (2009)mengatakan bahwa komponen komponen mayor minyak atsiri yang terkandung di dalam kayu manis adalah trans-sinamaldehid (60,72%), eugenol (17,62%), dan kumarin (13,39%). Ekstrak kulit batang kayu manis (Cinnamomumburmanii Ness ex Blume) dengan kandungan kadar trans-sinamaldehid yang cukup tinggi (68,65%) berpotensi menjadi sumber senyawa antioksidan.Buah mengkudu telah diteliti memiliki efek antiagregasi platelet sehingga meningkatkan waktu perdarahan dan koagulasi (Yulinah dkk., 2008). Kandungan kimia mengkudu adalah kumarin, alizarin, morindin, morindon, prokseronin, rubidin, skopoletin, asam oktanoat, kalium, vitamin C, vitamin A, terpenoid, asperulosid, asam kaprilat, asam kaproat, dan rutin (Saludes, 2002; Wang dkk., 2002; Gunawan, 2001). Daging buah (rimpang) temulawak mempunyai beberapa kandungan senyawa kimia antara lain berupa fellandrean dan turmerol atau yang sering disebut minyak menguap. Kemudian minyak atsiri, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol. Dan kurkumin yang terdapat pada rimpang tumbuhan ini bermanfaat sebagai acnevulgaris, disamping sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu). Di Indonesia satu-satunya bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang temu lawak untuk dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59,64 % zat tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak atsiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi. Senyawa penyusun temulawak antara lain protein, karbohidrat, dan minyak atsiri yang terdiri atas kamfer, glukosida, fellandrean, tumerol (sering disebut minyak menguap), foluymetik karbinol, serat alami, xanthorrhizol, germakron dan kurkumin. Kurkumin bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu). Temu lawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri pada sendi. (Anonim, 2014)Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari daun ketela pohon diperoleh rutin atau kuersetin.( Suwijiyo Pramono, 2001)Disiapkan plat KLT dari silica gel F254, dibuat 2 titik untuk penotolan sampel dan ditetapkan jarak elusi sepanjang 5 cm. Satu titik sebelah kiri digunakan untuk penotolan pembanding dan satu titik di sebelah kanannya digunakan untuk penotolan sampel. Penotolan sampel dan pembanding dilakukan sebanyak tiga totolan, setiap penotolan ditunggu kering kemudian dilanjutkan dengan penotolan berikutnya. Perlakuan tersebut berlaku untuk semua sampel, kecuali sampel ketela pohon, pada sampel ketela pohon plat yang digunakan adalah plat kertas toyo no. 51, dengan penotolan sebanyak 3 totolan untuk pembanding dan sampel. Pembanding yang ditotolkan berbeda untuk masing-masing sampel, pembanding yang digunakan antara lain:1. Sampel cinnamomum sinamaldehid2. Sampel mengkudu kumarin3. Sampel temulawak kurkumin4. Sampel ketela pohon quersetin dan rutinCinnamic aldehyde atau sinamaldehid merupakan senyawa yang terdapat dalam kayu manis dan diperoleh dengan cara mengisolasi minyak kayu manis. Kandungan sinamaldehid dalam minyak kayu manis sekitar 74% (Clark,1991). Sinamaldehid dari kayu manis tidak hanya memiliki nilai fungsional sebagai komponen antioksidan, namun sinamaldehid juga dapat berfungsi sebagai komponen antimikroba, memperkuat cita rasa dan aroma apabila ditambahkan kr dalam makanan, serta dapat meningkatkanproses metabolism glukosa (Rismunandar, 1995). Sinamaldehid dapat mengahambat pertumbuhan fungi, yeast, dan bakteri yang terdapat dalam makanan dengan tingkat kelembababan tinggi (Gupta et al. ,2008).Kumarin merupakan senyawa lakton dari O- hidroxy cinnamic acid dengan rangka C6C3 siklik . Kumarin banyak ditemukan pada famili Rubiaceae. Kumarin memiliki aktivitas farmakologi sebagai antikoagulan, antimicrobial, fungisidal, antispasmodik, dan antifertilitas. Kumarin dapat larut dalam alkohol. Warfarin merupakan derivat dari dikumarol yang digunakan sebagai antikoagulan (Pengelly, 2005).Kunyit atau yang dikenal dengan istilah curcumin biasanya digunakan untuk bumbu pelengkap pada makanan sehari-hari. Kunyit memiliki rasa yang hangat, pahit dan sering digunakan untuk rasa atau warna bubuk kari, mustard, mentega, dan keju. Tapi akar kunyit juga digunakan secara luas untuk membuat obat. Di beberapa negara, kunyit bahkan digunakan untuk mengobati berbagai kondisi kesehatan, karena kunyit dipercaya memiliki anti inflamasi, antioksidan, dan lainnya. Kunyit digunakan untuk penyakit artritis, nyeri ulu hati (dispepsia), sakit perut, diare, gas usus, kehilangan nafsu makan, sakit kuning, gangguan hati dan gangguan kantong empedu, dan lainnya. Terkadang, kunyit juga digunakan untuk sakit kepala, bronkitis, pilek, infeksi paru-paru, fibromyalgia, lepra, demam, masalah menstruasi, dan kanker. Kegunaan lain juga dimanfaatkan untuk terapi mengatasi depresi, penyakit Alzheimer, retensi air, cacing, dan masalah ginjal. Beberapa orang menerapkan kunyit pada kulit untuk menghilangkan nyeri, kurap, memar, mengobati gigitan lintah, infeksi mata, kondisi kulit inflamasi, nyeri dalam mulut, dan luka yang terinfeksi. Sedangkan dalam makanan dan manufaktur, minyak atsiri kunyit digunakan untuk parfum, dan resin yang digunakan sebagai komponen rasa dan warna makanan.(Cahyadi, 2013)Flavonoid sebagai salah satu kelompok senyawa fenolik yang banyak terdapat pada jaringan tanaman dapat berperan sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidatif flavonoid bersumber pada kemampuan mendonasikan atom hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat logam. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa flavonoid mempunyai aktivitas antioksidan yang beragam pada berbagai jenis sereal, sayuran dan buahbuahan. Penelitian-penelitian mengenai peranan flavonoid pada tingkat sel, secara in vitro maupun in vivo, membuktikan pula adanya korelasi negatif antara asupan flavonoid dengan resiko munculnya penyakit kronis tertentu, salah satunya diduga karena flavonoid memiliki efek kardioprotektif dan aktivitas antiproliferatif. (Redha, 2010)Setelah dilakukan penotolan sampel dan pembanding, totolan ditunggu kering terlebih dahulu. Setelah totolan kering kemudian totolan tersebut dicek di bawah sinar UV 254 untuk mengetahui bercak yang ditotolkan sudah cukup terdeteksi atau belum. Plat kemudian dielusi dengan fase gerak, fase gerak untuk masing-masing sampel antara lain: 1. Sampel cinnamomum toluene : etil asetat (93 : 70)2. Sampel mengkudu toluene : etil asetat (70:30)3. Sampel temulawak kloroform : etanol (98 : 2)4. Sampel ketela pohon asam asetat 30 %

Sebelum dilakukan elusi harus dipastikan bejana elusi dalam keadaan jenuh. Penjenuhan dilakukan dengan memasukkan kertas saring ke dalam bejana yang berisi fase gerak. Jika kertas saring telah terbasahi semua oleh fase gerak maka bejana elusi sudah mengalami penjenuhan. Plat kemudian dimasukkan ke dalam bejana, pengelusian dibiarkan sampai mencapai tanda yang telah dibuat. Setelah pengelusian selesai plat dikeluarkan dari bejana dan dibiarkan dalam udara terbuka agar cepat kering. Setelah kering plat diperiksa di bawah sinar UV 254. Berikut hasil pemisahan untuk masing-masing sampel:1. CinnamomunHasil pemeriksaan menunjukan adanya pemadaman bercak (warna ungu gelap) pada pembanding di posisi 3 cm dengan Rf 0,64. Sementara pada sam pel didapatkan pemadaman 4 bercak berwarna ungu gelap di posisi 0,7 cm; 1 cm; 1,7 cm; dan 3 cm dengan harga Rf sebesar 0,04; 0,12; 0,48; 0,54. Kemudian dilakukan deteksi dengan UV 366, pada pembanding tidak didapatkan bercak yang berpendar sedangkan pada sampel didapatkan 2 bercak berpendar pada poisisi 2,2 cm dan 4 cm dengan Rf masing-masing 0,44 dan 0,8. Kemudian plat KLT disemprot dengan pereaksi warna vanillin-asam sulfat dan dipanaskan di atas kompor listrik. Pemanasan dilakukan agar warna bercak terlihat lebih jelas. Setelah semua bercak muncul pemanasan dihentikan, kemudia plat dilihat pada sinar tampak dan UV 366. Dalam sinar tampak pada pembanding didapatkan satu bercak berwarna abu-abu biru di posisi 3,1 cm dengan Rf 0,6 sedangkan pada sampel terdapat 4 bercak berwarna ungu sampai ungu-kecoklatan dengan nilai Rf masing-masing 0,14; 0,2; 0,34; 0,6. Dalam sinar UV 366 pada pembanding didapatkan pendaran pada satu bercak di posisi 3,4 cm dengan Rf sebesar 0,64 sedangkan pada sampel terdapat 5 pendaran dengan harga Rf masing-masing 0,1; 0,3; 0,48; 0,58; 0,78. Dengan adanya persamaan harga Rf pada sinar tampak setelah diberi pereaksi warna maka dapat diasumsikan bahwa dalam Cinnamomum cortex terdapat kandungan senyawa yang memiliki kepolaran sama dengan pembanding (sinamaldehid). 2. MengkuduHasil pemeriksaan menunjukan adanya pemadaman bercak pada pembanding di posisi 1,7 cm dan 3,8 cm dengan Rf 0,34 dan 0,76. Sementara pada sam pel didapatkan pemadaman3 bercak di posisi 0,6 cm; 0,9 cm; dan 1,7 cm dengan harga Rf sebesar 0,12; 0,18; dan 0,34. Kemudian dilakukan deteksi dengan UV 366, pada pembanding 2 bercak yang berpendar di posisi 1,7 cm dan 4,7 cm dengan Rf 0,34 dan 0,94 sedangkan pada sampel didapatkan 4 bercak berpendar pada posisi 1,7 cm; 2,4 cm; 4,2 cm; dan 4,7 cm dengan Rf masing-masing 0,34; 0,48; 0,84; dan 0,94. Kemudian plat KLT disemprot dengan pereaksi warna KOH 5% etanolik, kemudian plat dilihat pada sinar tampak dan UV 366. Dalam sinar tampak pada sampel didapatkan 3 bercak di posisi 0,5 cm; 1 cm; dan 1,6 cm dengan Rf 0,1; 0,2; dan 0,32. Dalam sinar UV 366 pada pembanding didapatkan pendaran pada 2 bercak di posisi 1,7 (berwarna biru muda) cm dan 3,8 cm(berwarna kuning kehijauan) dengan Rf sebesar 0,34 dan 0,76 sedangkan pada sampel terdapat 3 pendaran dengan harga Rf masing-masing 0,34 (berwarna biru muda);0,48(berwarna biru pudar); dan 0,98 (berwarna biru). Dengan adanya persamaan harga Rf pada UV 366 setelah diberi pereaksi warna maka dapat diasumsikan bahwa dalam sampel mengkudu terdapat kandungan senyawa yang memiliki kepolaran sama dengan pembanding (kumarin). Sedangkan adanya persamaan warna pada UV 366 setelah diberi pereaksi warna maka dapat diasumsikan bahwa dalam sampel mengkudu memiliki gugus fungsi yang sama dengan pembanding (kumarin).

3. TemulawakHasil pemeriksaan menunjukan adanya pemadaman 2 bercak berwarna kuning pada pembanding di posisi 3,2 cm dan 4,8 cm dengan Rf 0,64 dan 0,96. Sementara pada sampel didapatkan pemadaman 7 dengan harga Rf sebesar 0,16; 0,26; 0,32; 0,44; 0,64 (berwarna kuning); 0,82; dan 0,96 (berwarna kuning). Adapun pada sinar tampak didapatkan 1 bercak pada pembanding berwarna kuning di posisi 3,5 cm dengan Rf 0,7. Sementara pada sampel didapatkan pemadaman 2 bercak di posisi 1,7 cm; dan 3,5 cm dengan harga Rf sebesar 0,34; dan 0,7. Kemudian dilakukan deteksi dengan UV 366, pada pembanding 4 bercak yang berpendar dengan Rf 0,16; 0,26; 0,34; dan 0,64 sedangkan pada sampel didapatkan 8 bercak dengan Rf masing-masing 0,1; 0,18; 0,26; 0,3; 0,48; 0,64; 0,9; dan 0,94. Sampel temulawak tidak diberi pereaksi semprot karena sudah terlihat jelas dengan sinar tampak.Dengan adanya persamaan harga Rf pada sinar tampak, UV 254 maupun UV 366 maka dapat diasumsikan bahwa dalam sampel temulawak terdapat kandungan senyawa yang memiliki kepolaran sama dengan pembanding (kurkumin). Sedangkan adanya persamaan warna pada sinar tampak dan UV 254 maka dapat diasumsikan bahwa dalam sampel temulawak memiliki gugus fungsi yang sama dengan pembanding (kumarin).4. FlavonoidHasil pemeriksaan menunjukkan adanya fluoresensi pada UV 366nm. Tidak ada fluoresensi pada UV 254nm karena fase diam bukan silica gel F 254 sehingga tidak dapat berfluoresensi pada UV 254nm. Pada UV 254nm yang berfluoresensi adalah plat KLT dan senyawa mengalami pemasdaman sedangkan pada UV 366nm yang berfluoresesnsi adalah senyawannya. Dari pengamatan di bawah UV 366nm terlihat pembanding maupun sampel berfluoresensi dan terjadi tailing. Tailing ini dapat terjadi karena sampel yang belum kering dielusi atau penotolan sampel yang terlalu besar. Namun tetap diukur jarak elusi dan dihitung nilai Rf. Pengukuran dilakukan terhadap bercak pada bagian yang tailing yang mempunyai intensitas warna paling menonjol. Sebelum di semprot pada kertas KLT toyo, pada UV 366nm adanya fluoresensi bercak tailing pada pembanding ke-1 quarsetin dengan Rf 0,094 berwarna kuning dan pembanding ke-2 rutin Rfnya 0,7 berwarna ungu gelap. Sedangkan pada sampel warna tailing beragam dan mempunyai warna yang sama dengan warna pembanding pada posisi yang sama sehingga diasumsikan sampel mengandung gugus fungsi yang sama dengan quarsetin dan rutin. Kemudian kertas KLT Toyo no 51 disemprot dengan pereaksi sitoborat. Lalu dipanaskan sebentar di atas kompor listrik hingga muncul warna kuning pada kertas KLT Toyo no 51 pada daerah tailing sampel dan pembanding rutin yang lebih intens dari warna kuning sebelumnya. Diukur jarak elusinya dan dihitung nilai Rfnya. Nilai Rfnya sama yaitu 0,69. Diasumsikan sampel dengan pembandng rutin mempunyai kepolaran dan gugus fungsi yang sama. Lalu dilihat di UV 366 nm, daerah tailing sampel dan pembanding berfluoresensi dan pada daerah tailing pembanding quersetin, rutin dan sampel ketela pohon dengan warna yang berubah. Pada daerah tailing pembanding quersetin berwarna kuning dengan Rf 0,094, pembanding rutin berwarna hijau dengan Rf 0,7. Sampel berwarna kuning pada bagian bawah dengan Rf 0,25 dan berwarna kuning pada bagian atas tailing dengan Rf 0,75.Walaupun dapat diukur Rfnya namun harga Rf yang etrukur tidak begitu meyakinkan karena terjadinya tailing pada sampel maupun kedua pembanding. Tailing ini menunjukkan pemisahan yang tidak sempurna.

JAWABAN PERTANYAAN1. Gambar Struktur Kimia Pembanding dalam jalur metabolisme asetat-malonat Sinamaldehid

Kumarin

Kurkumin

Flavonoid

2. Nama Simplisia yang mengandung lignan dan fenilpropan sederhana beserta struktur senyawa kimianya:a. Lignan Phylantus buxifolius Piper betle

b. Fenilpropan sederhana Pluchea indica Hibiscus sabdariffa

VI. KESIMPULAN1. Sampel Cinnamomum cortex mempunyai kepolaran yang sama dengan pembanding (sinamaldehid) karena keduanya mempunyai Rf yang sama pada sinar tampak sesudah disemprot.2. Sampel mengkudu diasumsikan mengandung kumarin, karena bercak dari sampel mengkudu mempunyai Rf dan warna yang sama dengan bercak pembanding (kumarin) pada UV 254 sesudah disemprot.3. Sampel temulawak diasumsikan mengandung kurkumin karena bercak sampel temulawak mempunyai Rf dan warna yang sama dengan bercak pembanding (kurkumin) pada sinar tampak dan pada UV 254.4. Pada pemisahan flavonoid, hasil yang didapat kurang baik tetapi sampel ketela pohon memiliki kepolaran yang sama dengan pembanding (rutin), karena keduanya memiliki harga Rf yang sama.VII. DAFTAR PUSTAKAAnonim, 2012, www.plantamor.com, diakses tanggal 29 April 2015 pada pukul 12.00 WIBAnonim, 2015, www.petanihebat.com, diakses tanggal 29 April 2015 pada pukul 12.15 WIBAnonim, 2014, www.tanobat.com, diakses tanggal 29 April 2015 pukul 12. 15 WIBCahyadi, Yusar, 2013, www.yusarcahyadi.com, diakses tanggal 29 April pada Pukul 19.00 WIBPengelly, A. 2005, Constituents of Medicinal Plants, 2nd ed, Sun Flower Herbal, Australia, P. 11-12Redha, Abdi, 2010, Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif Dan Peranannya Dalam Sistem Biologis, Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Pontianak, PontianakSaludes, M.J.G., Franzblau, S.G., Aguinaldo, A.M, 2002, Antitubercular constituent from the Hexan Fraction of Morinda Citrifolia Linn (Rubiaceae), Phytotherapy Res : 16(7): 683-685

Suwijiyo Pramono, 2011, http://repository.ugm.ac.id/92688, , diakses tanggal 29 April 2015 pada pukul 12.15 WIBWagner, H. Dan Bladt., 1995, Plant Drug Analysis: A Thin Layer Chromathograpy Atlas, 2nd, SpringerWolf, J., 2008, Mikro-Duennschist Chromatographie, Govi VerlagYulinah, E., Sigit, J.I., dan Fitriyani, N, 2008, Efek Antiagregasi Platelet Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.), Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var Sunti Val) dan Kombinasinya Pada Mencit Jantan Galur Swiss Webster, JKM. Vol. 7. No.2 Februari: 130-143

Yogyakarta, 29 April 2015Asisten, Praktikan, Aida UdhiyatiFA/09597 Mayang Kirana C.FA/09598 Rosyidatun NafingahFA/09599